Anda di halaman 1dari 13

GOOD FARMING

PRACTICES
(GFP)
PENERAPAN BUDIDAYA
TERNAK SAPI POTONG
YANG BAIK
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Riau
BPTP RIAU

POSISI PERINGKAT DAYA SAING


INDONESIA DI ASEAN,
PERIODE 2012-2013 SD 2013-2014
Negara
Singapura
Malaysia
Brunei
Thailand
Indonesi
a
Filipina
Vietnam
Lao PDR
Kamboja
Myanmar

Sumber
:
2013/2014

20122013
2
25
28
38
50
65
75
n.a
85
n.a

WEF,

2013-2014
2
24
26
37
38
59
70
81
88
139

2012/2013

dan

Di tingkat ASEAN,
daya saing
Indonesia di
peringkat ke 5
setelah Singapura,
Malaysia, Brunei
Darussalam, dan
Thailand
Pada tingkat
global, daya
saing Indonesia
berada pada
urutan ke 38
Secara umum
peringkat daya
saing Indonesia 6
tahun terakhir

TAHAPAN PROSES UNTUK MENGHASILKAN


PRODUK PETERNAKAN YANG BAIK
Sarana
produksi

Produksi
peternakan
GFP
GFP
GHP
GMP
GDP
MOU
MRA

:
:
:
:
:
:

Penangan
an
GHP

Pengolah
an
GMP

Good farming practices


Good handling practices
Good manufacturing practices
Good distribution practices
Memorandum of understanding atau,
Mutual recognation arrangement

BPTP RIAU

Pendistribu
sian
GDP

Pasa
r
MOU

TUJUAN PENERAPAN GFP PADA BUDIDAYA TERNAK SAPI


POTONG
Meningkatkan populasi, produksi dan
produktivitas ternak
Meningkatkan mutu hasil ternak (kualias
dan kuantitas daging)
Menunjang ketersediaan pangan asal
ternak sebagai sumber protein
Menciptakan lapangan kerja
Meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan peternak
Mendorong ekspor komoditas ternak

BPTP RIAU

DUKUNGAN SARANA DALAM PENERAPAN GFP


UNTUK PENERAPAN GOOD FARMING PRACTICES AGAR DAPAT
BERJALAN DENGAN BAIK PERLU DISEDIAKAN
Lokasi dan lahan peternakan : sesuai peruntukannya,
posisi letak
sesuai syarat teknis dan tidak mencemari
lingkungan
Ketersediaan air dan alat penerang : air tersedia dan
sehat dan tersedia alat penerang setiap saat
Bangunan antara lain:
Kandang penggemukan dan pemeliharaan
Kandang isolasi
Gudang pakan dan peralatan
Unit penampungan dan pengolahan limbah
Konstruksi bangunan : bahan kuat, sesuai daya tampung
ternak, pertularan udara baik, lantai kuat dan tidak licin
BPTP RIAU

Tata Letak Bangunan


Kandang terpisah dari rumah atau bangunan lainnya
Jarak terdekat kandang dengan bangunan lainnya 25 m
Letak bangunan memudahkan untuk pengelolaan limbah
peternakan
Kandang isolasi terpisah dari kandang utama
Peralatan dan Mesin
Tempat pakan dan minum : semen, papan tebal atau seng
anti karat
Gerobak dorong untuk mengangkut pakan ataupun bahan
pakan
Timbangan pakan dan timbangan sapi
Mesin chopper, mesin giling butiran, mixer
BPTP RIAU

Bibit
Bibit atau bakalan sapi pengemukan dapat berasal dari sapi
lokal, persilangan ataupun impor. Sesuai kemampuan dan
keinginan peternak
Bakalan bebas dari penyakit menular seperti penyakit mulut
dan kuku, ngorok, brucelosis (keluron), antraks (radang
limpa)
Pakan
Tersedia pakan yang cukup baik hijauan maupun konsentrat
Bahan pakan bebas kontaminasi bakteri, bahan kimia dan
hormon yang melebihi ambang batas yang dipersyaratkan
Menggunakan bahan sumberdaya lokal yang memungkinkan
sebagai pakan ternak sapi
Obat-obatan
Obat-obatan, bahan kimia dan bahan biologik yang
digunakan adalah yang telah terdaftar, pengunaan sesuai
ketentuannya

PROSES PRODUKSI SESUAI GOOD FARMING


PRACTICES
Pemilihan Bakalan/Bibit
Persyaratan bakalan untuk penggemukan: bangsa sapi murni
ataupun persilangan, umur 1 2 tahun, berat sapi lokal
(bali) antara 100 150 kg dan sapi persilangan antara 250
350 kg

Kandang
Luas kandang sesuai jumlah populasi sapi
Kandang dibuat secara koloni dengan luas ruang 10
20 m2 untuk 5 10 ekor sapi
Siklus udara baik, drainase dan dilengkapi tempat
makan dan minum
Posisi kandang mendapatkan sinar matahari sepanjang
hari
BPTP RIAU

Pemberian Pakan
Pemberian pakan hijauan sebanyak 10% dari berat badan
dan pakan konsentrat 1 2% dari berat badan dan
diberikan 2 kali sehari. Sumber pakan dapat disesuaikan
dengan kondisi lokal seperti contoh pada lahan
perkebunan kelapa sawit dapat menggunakan pelepah
kelapa sawit
Dalam menyusun ransum sapi diperhatikan
keseimbangan zat-zat makanan yang dapat dicerna
dalam ransum. Ransum mempunyai susunan zat-zat
makanan seimbang atas protein, energi, lemak, mineral,
serat kasar dan vitamin
Pemberian pakan disesuaikan dengan tujuan
pemeliharaan yaitu perkembangbiakan dan penggemukan
BPTP RIAU

Kesehatan Hewan dan masyarakat veteriner


Lokasi penggemukan harus bebas dari kemungkinan
gejala klinis dari penyakit ternak menlar
Vaksinasi dan pencegahan : lakukan vaksinasi dan
pencegahan penyakit dengan melaporkan kondisi
ternak kepada petugas Poskeswan
Membakar dan mengubur ternak mati karena penyakit
menular
Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan kandang
Menjaga agar setiap ornag tidak secara bebas masuk
dan keluar kandang yang memungkinkan penularan
penyakit
Lakukan program vaksinasi secara teratur
BPTP RIAU

Penanganan Hasil
Lama pengemukan sapi antara 3 6 bulan sesuai
kondisi umur saat awal sapi digemukkan
Minimal 1 bulan sebelum dijual pemberian konsentrat
ditingkatkan dari yang biasa dan hijauan dikurangi
dan penghentian obat-obat dengan efek residu
tertentu
Menjaga kondisi sapi sedemikian rupa agar tidak ada
cacat saat dijual
Berat sapi potong untuk dijual minimal 250 kg jenis
lokal dan 350 kg jenis persilangan

BPTP RIAU

Dukungan lainnya dalan penerapan GFP


Pelestarian Lingkungan :
- Rencana penanggulangan pencemaran
lingkungan
- Upaya pencegahan pencemaran lingkungan
Pengawasan :
- Sistem pengawasan
- Sertifikasi
- Monitoring Evaluasi
- Pencatatan (Farm Record Keeping)
- Pelaporan
BPTP RIAU

Anda mungkin juga menyukai