Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KELAYAKAN USAHA AYAM PETELUR DI PETERNAKAN

AYAM PETELUR CV ILWA FARM KABUPATEN BLITAR

Bernardus Bili Dendo1), Nonok Supartini, S.Pt, M.P, Erik Priyo Santoso, S.Pt,
M.P2). 1) Mahasiswa peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Tribuwana
Tunggadewi, 2) Dosen PS Peterakan, Fakultas Pertanian Universitas Tribuwana
Tunggadewi

ABSTRAK

Upaya memperoleh keuntungan yang besar dan berkelanjutan merupakan


sasaran utama bagi semua kegiatan usaha termasuk di dalamnya usaha peternakan
ayam petelur, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan bagi pelaku
usaha peternakan ayam petelur tersebut. Tujuan dalam penelitian ini adalah
menganalis keuntungan nilai B/C ( Benefit Cost Ratio), ROI (Return On
Investment) dan BEP (Break Event Poin) diperusahan ayam petelur Ilwa Farm
Kabupaten Blitar. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian
ini akan dilaksanakan pada perusahan ayam ras petelur yakni CV. Ilwa Farm di
kabupaten Blitar. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan
dokumentasi. Data yang dikumpulkan ditabulasi dan dianalisis dengan
menggunakan pendekatan model analisis deskriptif dan matematik. Pendekatan
model analisis matematik dimaksudkan untuk menganalisis alokasi biaya produksi
dan tingkat keuntungan (profit) pada perusahaan ayam ras petelur CV. Ilwa Farm
melalui model analisis keuntungan (profit), Return Of Invesment(ROI), B/C Ratio
dan BEP (Break Even Point). Laba peternakan Ilwa Blitar adalah Rp.
7.201.293.947 per periode. Sehingga rata-rata pendapatan peternakan Ilwa Farm
selama satu bulan adalah Rp.342.918.759. Hasil perhitungan B/C Ratio
didapatkan nilai sebesar 3,1 yang berarti nilai hitung B/C Ratio Ilwa farm Blitar
adalah > 1 berarti usaha tersebut layak untuk diusahakan. Nilai ROI adalah 2.1%
sedangkan tingkat suku bunga yang berlaku adalah 1.15% per tahun. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa usaha peternakan ayam Ilwa Farm layak diusahakan.
Nilai untuk BEP peternakan Ilwa Farm mencapai titik impas pada saat produksi
telur ke 195.004 kg. Dan harga telur di peternakan Ilwa Farm mencapai titik
impas pada harga Rp. 5.637.

Mahasiswa Peternakan 1
Universitas Tribuwana Tunggadewi Malang
BernardusBili87@Gmail.com
PENDAHULUAN kelayakan suatu usaha peternakan
ayam petelur.
Ayam petelur merupakan Studi Kelayakan Bisnis (SKB)
salah satu jenis ternak unggas yang merupakan kegiatan yang dapat
cukup berkembang di Jawa menjawab pertanyaan-pertanyaan
Timur.Usaha peternakan ayam tersebut pada Usaha Ternak petelur,
petelur merupakan usaha yang dapat karena Studi Kelayakan Bisnis
menghasilkan perputaran modal (SKB) adalah suatu kegiatan yang
yang cepat dan harga telurnya yang mempelajari secara mendalam
relatif murah sehingga mudah tentang suatu usaha atau bisnis yang
terjangkau oleh lapisan akan dijalankan, dalam rangka
masyarakat.Menurut data statistik menentukan layak atau tidak usaha
peternakan dan kesehatanhewan tersebut dijalankan.Berbagai elemen
(2011), bahwa konsumsi utama yang harus dimasukkan
peroteinhewani penduduk Indonesia dalam analisis kelayakan keuangan
yang berasal dari telur ayam telah meliputi kebutuhan modal awal,
meningkat dari 0,016 kg/kapita/hari perkiraan pendapatan, dan
pada tahun 2009 menjadi 0,0184 pengembalian atas investasi.
kg/kapita/hari pada tahun 2010. Berpijak dari keadaan di atas
Namun demikian usaha peternakan maka diperlukan suatu analisis
ayam petelur tersebut masih sangat kelayakan usaha ekonomi (benefit
fluktuatif harganya.Sehingga usaha cost ratio, return of margin,) pada
peternakan ayam petelur sangat Ilwa Farm untuk mengetahui
rentan dalam perkembangannya, seberapa besar tingkat keberhasilan
karena itu peluang untuk mendapat dari usaha peternakan ayam petelur
keuntungan ataupun kerugian juga tersebut.
sangat besar kemungkinannya dan
tidak sedikit usaha peternakan yang
mengalami kerugian tersebut dan METODE PENELITIAN
pada akhirnya menutup usahanya.
Upaya memperoleh Data yang dikumpulkan
keuntungan yang besar dan meliputi data primer yaitu data
berkelanjutan merupakan sasaran sekunder.Data primer diperoleh
utama bagi semua kegiatan usaha dengan wawancara langsung dengan
termasuk di dalamnya usaha peternak sebagai responden di lokasi
peternakan ayam petelur, yang pada peternakan yang berpedoman pada
akhirnya akan meningkatkan daftar pertanyaan.Data sekunder
kesejahteraan bagi pelaku usaha yaitu data yang diperoleh dari situs-
peternakan ayam petelur tersebut. situs internet, studi pustaka, laporan-
Untuk mencapai sasaran tersebut laporan dari instansi yang
perlu adanya langkah upaya, salah berhubungan dengan penelitian.
satu diantaranya dengan mengetahui Metode penentuan sampel dilakukan

Mahasiswa Peternakan 2
Universitas Tribuwana Tunggadewi Malang
BernardusBili87@Gmail.com
dengan menggunakan pendekatan B/C Ratio < 1 berartiuasaha
studi kasus pada perusahaan tersebut tidak layak
peternakan ayam ras petelur CV. B/C Ratio = 1 berarti usaha
Ilwa Farm. tersebut impas
5. ROI (Return On Investment)
Variabel Penelitian ROI = ( Total Penjualan –
Adapun variabel yang diamati Investasi ) / Investasi x 100%
dalam penelitian ini adalah sebagai 6. Break Even Point ( BEP )
berikut : Break Even Point( BEP )
1. Total Biaya Produksi adalah kondisi dimana suatu
Total Biaya produksi atau total usaha dinyatakan tidak untung
pengeluranyaitu biaya-biaya dan tidak rugi yang di sebut
yang dikeluarkan untuk titik impas. BEP harga
menghasilkan suatu produk, produksi, dimana diperoleh
yang diperoleh dengan cara dari hasil pembagian total
menghitung : Biaya bibit, biaya produksi dengan berat
biaya pakan, biaya obat- ayam (Kg). Diperoleh
obatan,biaya sewa lahan,
biaya perbaikan dan peralatan Analisis Data
kandang. Dan biaya fumigasi Data yang dikumpulkan
2. Total Hasil Produksi ditabulasi dan dianalisis dengan
Total Hasil Produksi atau total menggunakan pendekatan model
penerimaan yaitu seluruh analisis deskriptif dan
produk yang dihasilkan dalam matematik.Pendekatan analisis
kegitan ekonomi yang deskriptif dimaksudkan untuk
diperoleh dengan cara menguraikan data kualitatif yang
menghitung harga jual ayam diformulasikan dalam bentuk
dan penjualan kotoran ayam tabelaris ataupun persentase.
3. Laba / rugi Pendekatan model analisis
Keuntungan ( laba ) suatu matematik dimaksudkan untuk
usaha dapat diperoleh menganalisis alokasi biaya produksi
dengan cara K = TR-TC, dan tingkat keuntungan (profit) pada
dimana K = Keuntungan, TR perusahaan ayam ras petelur CV.
= Total penerimaan, TC = Ilwa Farm melalui model analisis
Total pengeluran keuntungan (profit), Return Of
4. B/C Ratio Invesment(ROI), B/C Ratio dan BEP
(Break Even Point).
KEUNTUNGAN
B/C RATIO = 𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝐵𝐼𝐴𝑌𝐴
Keterangan
B/C Ratio > 1 berarti usaha
tersebut layak
Mahasiswa Peternakan 3
Universitas Tribuwana Tunggadewi Malang
BernardusBili87@Gmail.com
HASIL DAN PEMBAHASAN Fasilitas CV Ilwa Farm

Struktur CV Ilwa Farm Ilwa farm didirikan di atas lahan


seluas 3,34 ha dengan tekstur tanah
rata yang terdiri dari 1 unit kantor
dan ruang obat-obatan, 24 flog
(kandang produksi), 4 unit gudang
telur dan peralatan, serta 1 unit
gudang untuk menyimpan dan
menyiapkan pakan ayam. Ilwa Farm
mempunyai 26.000 ekor ayam yang
tersebar di 5 kandang. Masing-
masing kandang terdiri dari 24 flog
dimana setiap flog berisi 1000 ekor
ayam.

Analisis Kelayakan Usaha


Peternakan Ilwa Farm

Laba/Rugi

Asnawi (2009), menyatakan


Manajemen yang diterapkan bahwa keuntungan atau
di CV Ilwa Farm menggunakan pendapatan pada usaha peternakan
struktur organisasi yang sederhana, ayam petelur merupakan selisih
pemilik sekaligus sebagai manajer antara penerimaan total dengan
yang dibantu oleh tiga orang biaya total produksi yang
karyawan sebagai pelaksana dikeluarkan. Jika selisih tersebut
operasional. Selain karyawan bernilai positif maka dapat
sebagai pelaksana operasional, dikatakan bahwa usaha peternakan
terdapat 5 pegawai untuk mengurus ayam petelur tersebut untung
kandang dan 8 pegawai untuk sedangkan jika diperoleh nilai
mengurus keperluan yang lain. yang negatif berarti usaha tersebut
Pemilik bertanggung jawab penuh mengalami kerugian.
terhadap kelangsungan usahatani Pada satu periode didapatkan hasil
ayam ras petelur di CV Ilwa Farm. perhitungan laba/rugi sebagai
Karyawan mendapat tugas yang berikut:
sama sebagai pelaksana operasional TR - TC = Rp. 10.516.378.000 –
di kandang dan gudang serta Rp. 3.315.084.053 = Rp.
melayani pelanggan. 7.201.293.947
Berdasarkan hasil
perhitungan maka dapat
diketahui bahwa laba peternakan
Mahasiswa Peternakan 4
Universitas Tribuwana Tunggadewi Malang
BernardusBili87@Gmail.com
Ilwa Blitar adalah Rp. Berdasarkan hasil
7.201.293.947 per periode. perhitungan B/C Ratio didapatkan
Sehingga rata-rata pendapatan nilai sebesar 3,0 yang berarti nilai
peternakan Ilwa Farm selama hitung B/C Ratio Ilwa farm Blitar
satu bulan adalah adalah > 1 berarti usaha tersebut
Rp.342.918.759. layak untuk diusahakan.

Benefit Cost Ratio (B/C) ROI (return on investment)


ROI juga dikenal sebagai
Benefit/Cost ratio adalah tingkat laba (rate of profit) atau
merupakan perbandingan antara hasil suatu investasi pada saat ini,
total penerimaan dengan total biaya. masa lampau atau prediksi di masa
Semakin besar B/C ratio maka akan mendatang.Atau bahasa
semakin besar pula keuntungan sederhananya ROI merupakan
yang diperoleh petani pengembalian keuntungan atas
mengalokasikan faktor produksi investasi. ROI bisa juga diartikan
dengan lebih efiisien (Soekartawi, sebagai rasio laba bersih terhadap
2003). biaya. Rumus menghitung ROI
Benefit Cost Ratio (B/C) adalah sebagai berikut :
merupakan perbandingan antara ROI = ( Total Penjualan – Investasi
tingkat keuntungan yang diperoleh ) / Investasi x 100%.
dengan total biaya yang dikeluarkan. = (Rp. 10.516.378.000 – Rp.
Secara lengkp perhitungan B/C 3.315.084.053) / 3.315.084.053 x
dapat dilihat dalam tabel berikut ini. 100%
= 2,1%
Tabel 4.18 Benefit Cost Ratio (B/C) ROI ini digunakan untuk menilai
Keterangan Jumlah kelayakan investasi usaha atau
Penerimaan satu proyek, sebuah usaha dikatakan layak
Rp. 10.516.378.000
periode dijalankan apabila ROI lebih besar
Biaya satu Periode Rp. 3.315.084.053 dari tingkat suku bunga bank yang
R/C satu periode 3,1 berlaku pada saat usaha tersebut
diusahakan. Nilai suku bunga yang
Keterangan berlaku di bank adalah 1.15% per
B/C Ratio > 1 berarti usaha tersebut tahun. Berdasarkan nilai ROI yaitu
layak 2,1 maka dapat disimpulkan bahwa
B/C Ratio < 1 berarti usaha tersebut usaha peternakan ayam petelur milik
tidak layak peternakan Ilwa Farm layak di
B/C Ratio = 1 berarti usaha tersebut jalankan.
impas

Mahasiswa Peternakan 5
Universitas Tribuwana Tunggadewi Malang
BernardusBili87@Gmail.com
BEP (Break Even Point) Kesimpulan
Break even point adalah titik pulang Berdasarkan hasil penelitian,
pokok, dimana total revenue =total maka dapat disusun kesimpulan
cost. Dilihat dari jangka waktu sebagai berikut:
pelaksanaan sebuah proyek,
terjadinya titik pulang pokok atau TR 1) Total biaya yang harus
= TC tergantung pada lama arus dikeluarkan oleh Ilwa farm dalam
penerimaan sebuah proyek dapat satu dalam satu periode produksi
menutupi segala biaya operasi dan ayam. biaya tetap peternakan
pemeliharaan beserta biaya modal Ilwa Farm dalam satu kali
lainya periode masa produksi adalah
Tabel 4.19 BEP harga telur Utuh Rp. 1.982.858.083. Biaya
dan BEP hasil Telur Utuh Ilwa Farm tersebut terdiri dari biaya bibit,
biaya kandang, gaji karyawan,
Keterangan Jumlah
listrik, bahan bakar, biaya
Biaya Produksi Rp perlengkapan kandang,
(Rp) 3.315.084.053 penyusutan nilai kandang dan
Hasil Produksi Rp. pajak.
per periode 10.516.378.000 2) Pendapatan Ilwa farm berasal
Rata-Rata Harga Rp. 17.000 dari beberapa sumber yaitu
Jual per Kg telur penjualan telur utuh, penjualan
Utuh telur retak, penjualan pupuk
Produksi Telur 588.000 kandang, dan penjualan ayam
Utuh (Kg) Kg/periode afkir. Pendapatan CV Ilwa Farm
BEP Harga Rp. 5.637 dalam satu periode adalah Rp.
BEP Hasil (Kg) 195.004 kg 10. 516.378.000. Jumlah tersebut
terdiri dari penjualan telur utuh
sebesar Rp. 9.996.000.000,
Break Even Point (BEP) penjualan telur retak Rp.
adalah kondisi dimana suatu usaha 58.800.000, penjualan pupuk
dinyatakan tidak untung dan tidak kandang Rp. 378.378.000 dan
rugi yang di sebut titik impas. BEP penjualan ayam afkir Rp.
harga produksi, dimana diperoleh 83.200.000.
dari hasil pembagian total biaya 3) Laba peternakan Ilwa Blitar
produksi dengan berat ayam (Kg). adalah Rp. 7.201.293.947 per
Nilai untuk BEP peternakan Ilwa periode. Sehingga rata-rata
Farm mencapai titik impas pada saat pendapatan peternakan Ilwa
produksi telur ke 195.004 kg. Dan Farm selama satu bulan adalah
harga telur di peternakan Ilwa Farm Rp.342.918.759.
mencapai titik impas pada harga Rp. 4) Hasil perhitungan B/C Ratio
5.637. didapatkan nilai sebesar 3,1 yang
berarti nilai hitung B/C Ratio
Mahasiswa Peternakan 6
Universitas Tribuwana Tunggadewi Malang
BernardusBili87@Gmail.com
Ilwa farm Blitar adalah > 1 tingkat konsumsi pakan yang
berarti usaha tersebut layak untuk ideal agar tidak mengalami
diusahakan. kerugian dimana biaya produksi
5) Nilai ROI adalah 2.1% (khususnya konsumsi pakan)
sedangkan tingkat suku bunga lebih besar dari tingkat produksi
yang berlaku adalah 1.15% per telur.
tahun. Sehingga dapat 2) perusahaan juga dapat
disimpulkan bahwa usaha meningkatkan keuntungan yang
peternakan ayam Ilwa Farm diperolehnya dengan cara
layak diusahakan. menambah jumlah ayam petelur
6) Nilai untuk BEP peternakan Ilwa pada periode waktu berikutnya,
Farm mencapai titik impas pada dimana pada awalnya ayam
saat produksi telur ke 195.004 hanya berjumlah 26.000 ekor
kg. Dan harga telur di peternakan menjadi lebih banyak, selain itu
Ilwa Farm mencapai titik impas sebaiknya juga membagi ayam ke
pada harga Rp. 5.637. dalam beberapa periode usia
7) Rata-rata produksi telur CV Ilwa ayam guna menjaga siklus usia
farm dalam satu hari adalah 827 ayam sehingga dapat
butir/hari. Standart strain untuk memperbaiki kualitas telur hasil
produksi telur perhari adalah 82- produksinya.
85%. Hasil produksi telur per 3) Untuk dapat menurunkan tingkat
hari CV Ilwa Farm mencapai jumlah BEP serta mempercepat
89,9% sehingga dapat dikatakan pencapaian titik BEP, sebaiknya
bahwa ayam dalam masa dapat dilakukan dengan cara
produktif sehingga dapat meningkatkan harga jual telur
meghasilkan telur yang melalui cara pendistribusian hasil
memenuhi standar minimum produksi langsung ke pasar tanpa
yaitu 21,4 kg/ayam per satu kali melalui perantara/tengkulak/
masa periode. pengepul/distributor karena harga
jualnya relatif lebih tinggi. Selain
Saran itu juga dapat dilakukan dengan
cara menurunkan total biaya
Saran yang dapat dikemukakan produksi, seperti pengurangan
pada penelitian ini antara lain konsumsi pakan setelah ayam
adalah: melewati masa titik puncak
1) Sebaiknya pihak perusahaan produksi telurnya.
dapat meningkatkan usahanya
yang memiliki kinerja baik dan
layak selama ini, jika dilihat dari
harga pakan yang cenderung naik
maka akan lebih baik menjaga

Mahasiswa Peternakan 7
Universitas Tribuwana Tunggadewi Malang
BernardusBili87@Gmail.com
DAFTAR PUSTAKA Kasmir dan jakfar, 2003.Studi
Abidin, Z, 2003. Meningkatkan Kelayakan Bisnis, Jakarta:
Produktivitas Ayam Ras Prenada Media.
Petelur. Cetakan ke -1. Kadarsan, H. W. 1995. Keuangan
Agromedia Pustaka, Jakarta. Pertanian dan Pembiayaan
Asnawi, A. 2009.Perbedaan PerusahaanAgribisnis.PT.
Tingkat Keuntungan Usaha Gramedia Pustaka Utama,
Peternakan Ayam Ras Jakarta.
Petelur Antara Sebelum dan Kadarsan, Halimah W. 2000.
Sesudah Memperoleh Kredit Keuangan Pertanian dan
PT. BRI di Kabupaten Pembiayaan Perusahaan.
Pinrang.Buletin Ilmu Penerbit Perpustakaan
Peternakan dan Perikanan, Nasional RI ISBN: 979 –
Vol. XIII(1), Januari 2009. 9316 – 23 - 5. Jakarta.
EdySularso, Budi Hartono Dan Kartasudjana, R. 2006.
Hari Dwi Utami. 2013. Manajemen Ternak Unggas.
Analisis Ekonomi Usaha FakultasPeternakan.
Peternakan Ayam Petelur di Universitas Padjajaran Press,
UD. HsIndra Jaya Desa Bandung.
Ponggok Kecamatan Kartasudjana, Ruhyat dan
Ponggok Kabupaten Blitar. Suprijatna Edjeng,
Jurnal FakultasPeternakan, 2006.Manajemen Ternak
Universitas Unggas,
BrawijayaMalang. Bandung.
Himawati, D. 2006. Analisis Kadriah. 1994. Teori Ekonomi
ResikoFinansial Usaha Mikro. Edisi Revisi.
Peternakan Ayam Pedaging Lembaga Penerbit. Fakultas
pada Peternakan Plasma Ekonomi Universitas
Kemitraan KUD “Sari Indonesia.
Bumi” di Kecamatan Karo- karo et al.1995. Tingkat
Bululawang Kabupaten Pendapatan Usaha Kereman
Malang.FakultasPeternakan Sapi Aceh (the level of
Universitas Brawijaya income from aceh cattle
Malang. fattening scheme). jppsvol 1
Jaerson, S. tati dan M. Fathorrozi. no. 5, januari 1995.
2003. Ekonomi Mikro Kotler, Philip. 2000. Manajemen
Dilengkapi Beberapa Bentuk Pemasaran. New York:
Fungsi Produksi. Penerbit McGraw Hill.
Salemba Empat. Jakarta. Rasyaf, M., 1994.Makanan Ayam
Broiler. Kanisius,
Yogyakarta.

Mahasiswa Peternakan 8
Universitas Tribuwana Tunggadewi Malang
BernardusBili87@Gmail.com
Mariyah, 2010.Analisis Finansial Soekartawi, 2003.Agribisnis
Budidaya Ayam Petelur di (Teori dan Aplikasinya).PT.
Kalimantan Raja Grafindo Persada.
Timur.Jurnal Agribisnis, Vol Jakarta.
.7No.2. (online)/agribisnisfp Soekartawi.1995. Analisis Usaha
umjurnal.files.wordpress.co Tani. Universitas Indonesia
m/2012/03/jurnal-vol-7-no- Press, Jakarta.
2-mariyah1.pdf. Diakses Soepranianondo, K., R. Sidik, D.S.
tanggal 1 Maret 2013 Nazar, S. Hidanah, Pratisto
dan S.H. Warsito. 2013.
Ningrum W.S. 2011. Istilah dalam Buku Ajar Kewirausahaan.
Peternakan. http://widyasury Pusat Penerbitan dan
aningrum.blogspot.com. Percetakan Unair. Surabaya.
Diakses 03 Desember 2014. Sudarmono, A.S. 2003.Pedoman
Rasyaf, M. 2000. Beternak Ayam Pemeliharaan Ayam Ras
Petelur. Penebar Swadaya. Petelur.Kanisius,
Jakarta. Yogyakarta.
Rasyaf. 2002. Beternak Ayam Sudarsono, Heri. 2003. Bank
Kampung. Penebar Swadaya, Lembaga Keuangan Syariah
Jakarta. : Deskripsi dan Ilustrasi,
Rahardidkk, 1993, Agribisnis Ekonisia, Yogyakarta.
Tanaman Sayur. Penebar Suharti, Joesron. 2003. Dasar -
Swadaya. Jakarta dasar Manajemen Koperasi.
Samuelson, A. Paul dan William Jakarta.
D. Nordhaus. 1996. Suprijatno E, Atmomarsono U,
Mikroekonomi. Edisi Kartasudjana R. 2005. Ilmu
Keempat Belas. Dasar Ternak Unggas.
PenrbitErlangga, Jakarta. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sodiq dan Abidin, Z. 2002.Biaya Triandaru, 2001.Ilmu Usaha Tani.
Usaha Tani. Agromedia PT .Penebar Swadaya.
Pustaka, Jakarta. Jakarta.
Soeharto, I. 2001. Studi Kelayakan
Proyek Industri. Penerbit
Erlangga. Jakarta

Mahasiswa Peternakan 9
Universitas Tribuwana Tunggadewi Malang
BernardusBili87@Gmail.com

Anda mungkin juga menyukai