PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
akibat peraan pemuda yang tidak berlaku sesuai dengan norma pada masyarakat.
Salah satu contoh adalah tawuran antar pemuda yang terjadi pada 02 Oktober
2017 di Jalan Danau Paniai Utara, Madyopuro. Tawuran terjadi sebab para
pemuda tersebut berada di bawah pengaruh minuman keras sehingga secara tidak
diri dan melakukan pendampingan secara tepat sesuai dengan kebutuhan. Dimana
kaum muda yang tidak memiliki kepribadian yang matang pastilah tidak akan
memberikan sumbangan yang cukup bagi kemajuan gereja. Karena tanpa adanya
pertumbuhan gereja, kaum muda kristiani tidak berbeda dari pemuda biasa, yang
pembinaan kaum muda ialah meliputi terciptanya kepribadian yang kuat, beriman
teguh dan tangguh, memiliki kepekaan dan kepedulian sosial, terhadap sesama
dalam mengarahkan kaum muda lainnya terhadap perubahan pola pikir yang
1
Gereja Katolik sebenarnya sudah memiliki ajaran sosial gereja yang
sosial dan kemasyarkatan, tetapi ajaran tersebut tidak begitu dikenal oleh umat.
Ajaran Sosial Gereja berisi tentang sikap politik gereja Katolik, gereja Katolik
sebagai institusi tidak boleh terlibat dalam satu partai akan tetapi boleh
OMK (Orang Muda Katolik) yang menganggap Politik adalah sesuatu yang
“jahat” dan tak boleh untuk di urusi menjadi penyebab tabunya dokumen-
gerak OMK hanya sebatas liturgi-liturgi yang eksklusif dan hanya sedikit yang
mau berkarya keluar gereja. Sebagai contoh kasus rencana perusakan Gua Maria
di Paroki Wedi Jogjakarta, satu jam setelah mendengar kabar rencana perusakan
sekelompok orang muda sudah berjaga-jaga di depan pintu masuk gua. Kelompok
orang muda tersebut ternyata adalah anggota Banser dari NU bukan pemuda
katolik itu sendiri.Sikap tidak peduli OMK menjadi sorotan dalam kongres OMK
KAS 2012 lalu, individualisme kaum muda yang semakin menjadi parasit ditubuh
lingkungan adalah anak dari sikap tidak peduli dan acuh OMK (Ristianang,
2012:1).
secara umum memiliki tanggung jawab dalam menjalankan agenda Gereja yan
2
telah menjadi tugas mereka. Orang Muda Katolik secara umum, dituntut secara
pemuda dalam organisasi kelompok sering terbentur dengan loyalitas dan totalitas
tersebut adalah pada pengelolaan waktu dan pencapaian peran sosial dalam
Naluri ini yang mendorongnya untuk selalu menyatkan hidupnya dengan orang
lain dalam kelompok. Naluri berkelompok ini juga yang mendorong manusia
untuk menyatukan dirinya dengan kelompok yang lebih besar dalam kehidupan
Organisasi Muda Katolik (OMK) juga menjadi ujung tombak bagi Gereja dan
negara. Perjuangan kaum muda katolik dari awal yang membangun suatu
Gereja Katolik Indonesia. Dengan sejarah Pemuda Katolik kita menjadi mengerti
bahwa kaum muda Katolik saat itu bersusah payah dan jatuh bangun memberikan
2017).
3
itu menciptakan pola perilaku yang dilakukan terus-menerus. Perilaku yang sdah
terpola-pola itu akan membentuk sikap setiap anggota kelompok. Kebiasaan yang
melembaga, perilaku dan sikap tersebut berjalan secara simultan diantara individu
Sebagai wadah untuk organisasi pemuda, OMK adalah lembaga yang dinamis
dan mengusung nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat. OMK harus
dapat memfasilitasi rasa ingin tahu anggotanya pada bidang keilmuan, rasa empati
kepada sesama dan kematangan spirital. Sebab, pemuda gereja adalah pemuda
Tuhan.
Pro Ecclesia Et Patria, yakni membela Gereja dan tanah air. Nilai-nilai yang
kemasyarakatan serta terikat dalam satu persekutuan dengan Gereja sebagai umat
Allah dalam aktualisasi iman, cinta kasih dan persaudaraan antar seluruh umat
manusia.
yaitu dengan membangun manusia seutuhnya. Salah satu peran tersebut adalah
membangun kepedulian pemuda gereja di paroki Ijen Kota Malang. Peran yang
membangun kepedulian tersebut sesuai dengan firman Tuhan dalam Kolose 3:14,
menyempurnakan.”
4
Penelitian tentang OMK telah beberapa kali dilaksanakan, salah satunya
Pemaknaan Orang Muda Katolik (OMK) yang aktif pada kegiatan Gereja (Sebuah
orang muda katolik yang aktif ketika berperan pada kegiatan gereja. Peneliti
tertarik terhadap fenomena ini karena adanya suatu dinamika kehidupan yang
proses pembentukan atau pencapaian diri. Jadi, proses pemnbentkan identitas diri
terkombinasi denan sosiohistoris yang unik dan khas dari keluara Kristiani dan
Gereja.
pada variabel penelitian yaitu pada penelitian terdahulu yang di kaji adalah
pada peran pemuda katolik dalam Gereja. Perbedaan lain adalah pada jumlah
subyek dan verifikasi data. Pada penelitian terdahulu, subyeknya adalah 3 orang
menggunakan verifikasi data berupa triangulasi data oleh Miles dan Hubberman.
5
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang berlangsung adalah pada subyek
Orang Muda Katolik dan pada metode penelitian kualitatif yang digunakan.
B. Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian ini adalah, “Bagaimana peran Organisasi Muda Katolik
Malang?”
C. Tujuan Penelitian
Malang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
6
kepemudaan terutama melalui bidang dialok dan kerja sama dengan
2. Manfaat Praktis
E. Definisi Istilah
7
pelbagai persoalan sosial kemasyarakatan serta terikat dalam satu
2. Peran
3. Paroki
sebagai aspek yang tetap juga inheren padanya (Kitab Hukum Kanonik
Gereja Katolik, kanon 515 art. 1). Uskuplah yang berwenang mendirikan,
art 2). Pada umumnya Paroki bersifat teritorial, bukan personal, bukan
Gereja Ijen merupakan salah satu gereja Katolik yang terkenal dan berada
tetapi karena berada tepat di sudut jalan yang berdekatan dengan Jalan Ijen
8
sehingga banyak yang menyebutnya sebagai Gereja Ijen. Awalnya gereja ini
bernama Theresiakerk atau Gereja Santa Theresia. Baru pada tahun 1961,
gereja ini berganti nama menjadi Gereja Santa Perawan Maria dari Gunung
9
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian OMK
Untuk mengerti dan memahami kaum muda kita perlu mengetahui siapa
yang termasuk kaum muda dan apa batasan-batasannya, sehingga kita bisa
memberikan pembinaan itu sejak usia dini. Dari berbagai pendapat, yang
dimaksud kan dengan kaum muda adalah orang yang berada pada rentan umur 11-
25 tahun. Ada juga pendapat yang memberikan rentan waktu yang berbeda, antara
umur 13-30 tahun. Biasa juga disebutkan bahwa remaja adalah orang / anak yang
masih duduk antara bangku SMP sampai SMA / perguruan tinggi. Namun,
definisi ini terkadang terkendala dengan kenyataan bahwa ada pernikahan usia
dini, yaitu remaja yang telah menikah diusia muda mereka (antara 17-20 tahun)
karena dilatar belakangi oleh alasan tertentu. Maka, untuk itu perlu ditambahkan
juga bahwa rentan umur remaja adalah termasuk mereka yang belum menikah,
yang berusia 13 s.d. 35 tahun dan belum menikah, sambil tetap memperhatikan
remaja, taruna dan pemuda. Mudika, dikenal juga dengan nama OMK. singkatan
komunitas Katolik muda yang ada di suatu teritori tertentu, baik itu lingkungan,
10
Ada tiga ciri orang muda katolik : Jati Diri, Ketidakpastian, Hubungan-
Hubungan. Jati Diri: OMK dipanggil untuk menjadi dirinya sendiri, yaitu menjadi
diri sendiri seperti yang dikehendaki Tuhan. Hanya dengan mengetahui jati
dirinya sesuai yang dikehendaki Tuhan, maka OMK bisa membangun dunia dan
handal. Meminjam kata-kata Santa Katharina dari Siena (1347-1380), “Be who
God meant you to be and you will set the world on fire”.
Orang muda dalam hal ini merupakan orang muda yang termasuk dalam
remaja madya (middle adolescence) dan remaja akhir (late adolescence) yaitu
yang berusia 15-24 tahun. Orang muda ini memiliki karakter tersendiri dalam
(c) Mulai berusaha untuk bergaul dan mengenal lebih dekat lawan jenis
seusianya
masyarakat umum.
(e) Dalam interaksi sosial, mereka memiliki tujuan yang sama yaitu
11
mereka cenderung terbuka pada hal-hal baru dan masyarakat umum
nama Seksi Muda-mudi, atau Seksi Kepemudaan Paroki (SKP). Istilah Mudika
muncul sekitar tahun 1974 dan pertama kali dipakai di Keuskupan Bogor untuk
menamai gerakan Katolik muda yang berbasis teritori Gereja. Istilah ini menjadi
memunculkan istilah baru, OMK, Orang Muda Katolik. Nama ini kemudian
menjadi pengganti Mudika. Namun sampai dengan saat ini, kedua istilah masih
itu sendiri.
bahwa kaum muda masih membutuhkan akan hal tersebut. Belum banyak kaum
muda yang secara mandiri melibatkan diri dan membangun suatu tanggung jawab
pembinaan dan pendampingan yang berdaya guna diharapkan kaum muda mampu
adanya pembinaan kecil yang dilakukan oleh gereja, kemungkinan besar kaum
muda sulit untuk menemukan jati diri mereka yang seungguhnya. Yang pada
akhirnya akan menjadi landasan bagi dirinya untuk membangun masa depan
gereja. Tujuan pembinaan kaum muda ialah untuk mengembangkan diri mereka
12
agar berperan aktif, tanggap, bertanggung jawab serta mampu memahami kondisi
Artinya, seluruh aspek kehidupan dalam diri kaum muda, haruslah didasarkan atas
iman dan kematangan kepribadian sebagai suatu pribadi yang utuh dan
bertumbuh. Pembinaan ini merupakan suatu wadah bagi gereja sekaligus langkah
awal bagi pelayanan yang dilakukan oleh gereja dalam mengarahkan kaum muda
untuk terhindar dari pengaruh Era Globalisasi yang berlandaskan atas dasar Iman.
Berlandaskan Iman, berarti menempatkan iman sebagai pusat dan dasar, serta
sumber motivasi dan inspirasi dalam seluruh karya pelayanan pastoral terhadap
kaum muda. Selain itu, dapat dipahami pelayanan ini juga menyangkut seluruh
aspek kepribadian yang berarti menyentuh seluruh kematangan diri, yang meliputi
Sasaran yang akan dicapai melalui pembinaan kaum muda ialah meliputi
kepekaan dan kepedulian sosial, terhadap sesama dalam mengarahkan kaum muda
Globalisasi. Untuk itu, sangatlah perlu dipahami secara mendasar akan dampak
dan akibat apabila pewaris gereja dalam hal ini kaum muda belum mampu
diarahkan oleh gereja sesuai dengan komitmen yang ada dalam pandagan gereja.
Setelah melihat bagaimana pengaruh globalisasi dalam diri kaum muda, pada
bagian ini berikutnya sangatlah perlu dipahami bagaimana peran gereja dalam
membangun kaum muda dari segala realitas hidup yang mereka alami di tengah
13
iman terhadap umat manusia (kaum muda) haruslah di dipahami secara baik.
Dimana dalam hal ini gereja berperan untuk mengarahkan manusia (kaum muda)
dalam menghayati nilai-nilai iman akan ajaran Tuhan terlebih agar mereka
mampu memahami efek globalisasi dengan baik. Dengan kata lain, peran gereja
persatuan melalui firman yang disampaikan kepada umat terkhusus bagi kaum
muda agar mampu menghadapi pengaruh era globalisasi yang semakin jelas
terlihat.
Oleh karena itu, dalam pendampingan terhadap kaum muda ada tiga hal
kaum muda bukan hanya sekadar menciptakan kaum muda yang mampu
berinteraksi dengan orang lain, tetapi yang paling terpenting ialah, kaum muda
Karena hanya dengan cara demikian, kaum muda akhirnya mampu secara
lebih pada pengembangan daya pikir, daya kreatif kaum muda itu sendiri”. Ketiga
“pendampingan bukan hanya sekadar sebagai suatu media untuk membantu kaum
muda dalam hal mengenal dan memahami, tetapi bagaimana kaum muda itu
sendiri sebagai harapan Gereja dan masyarakat menjadi orang yang mamp
globalisasi.
14
2. Ciri-Ciri OMK
Ada tiga ciri orang muda katolik : Jati Diri, Ketidakpastian, Hubungan-
Hubungan. Jati Diri: OMK dipanggil untuk menjadi dirinya sendiri – yaitu
menjadi diri sendiri seperti yang dikehendaki Tuhan. Hanya dengan mengetahui
jati dirinya sesuai yang dikehendaki Tuhan, maka OMK bisa membangun dunia
dan handal. Meminjam kata-kata Santa Katharina dari Siena (1347-1380), “Be
who God meant you to be and you will set the world on fire”.
Namun, orang muda masa kini, tak terkecuali di tempat kita, sedang
pendidikan dan pelatihan telah memperpanjang masa muda mereka, dan menunda
untuk merawat orang dewasa muda lebih lama lagi. Sementara itu perbaikan diet
dan kondisi lingkungan yang lebih baik telah mengakibatkan pubertas awal. Jadi,
anak-anak secara biologis siap untuk menikah lebih awal daripada di masa lalu,
namun kini mereka harus menunda pernikahan karena alasan psikososial. Ada
psikososial yang lebih lambat. Pengenalan Jati diri menjadi makin susah dalam
situasi ini.
gampang meraih apa yang mereka inginkan, dan separuh masih berjuang untuk
meningkatkan taraf kesejahteraan mereka. Bagi Orang Muda Katolik (OMK) dari
kalangan kaum beruntung, sering ada beberapa pilihan pekerjaan yang bermanfaat
15
bagi mereka. Bagi OMK yang dari kalangan kurang beruntung, hampir tidak ada
tidak sesuai dengan ilmu yang dipelajari) mengalami peningkatan jumlah. Bagi
Hubungan-Hubungan: Sementara OMK masih bergulat dengan jati diri yang tak
kunjung jelas, dan berjuang mendapatkan pekerjaan, maka OMK harus belajar
jodoh atau panggilan hidup (mau pacaran dan menikah, atau melajang, atau
selibat demi Kerajaan Allah?). Suatu relasi-relasi yang membelit mereka dan bisa
relasi yang bermakna, bukan hanya “just for fun” maupun main-main.
Menurut pastor Stabu, orang muda katolik (OMK) itu selalu ceria dan
Adi, ciri orang muda katolik adalah memiliki banyak teman atau bersahabat dan
a) Pembinaan Rohani-Spiritual
16
dapat berupa ibadat sabda, sharing Kitab Suci dan devosi-devosi
yang lain. Mereka merasa diterima dan dihargai oleh Gereja dan
Istilah “retret yang banyak dikenal oleh gereja diambil dari bahasa
17
membaktikan diri dalam perenungan religius, jauh dari rutinitas
sehingga terbuka dan tanggap terhadap karya cinta kasih Allah dan
potensi rohani secara optimal, mengenal diri secara lebih utuh dan
18
ingin dicapai dalam retret (terutama remaja), antara lain: Pertama,
disyukuri. Oleh karena itu, sikap doa, kontemplasi dan refleksi atas
Katolik.
19
(3) Kemah Rohani
bahwa cinta Tuhan tidak terbatas pada satu lingkungan hidup saja,
dan Gereja. Dewasa ini, ada gejala bahwa Orang Muda Katolik
20
daripada lagu-lagu yang bernada spiritual, yang bisa menghantar
lagu.
B. Peran
Dari hal diatas lebih lanjut kita lihat pendapat lain tentang peran yang telah
karena suatu jabatan tertentu, atau karena adanya suatu kantor yang mudah
21
untuk berinteraksi. Lingkungan itu luas dan beraneka macam, dan masing-masing
sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari orang yang
menduduki status tertentu. Sejumlah peran disebut sebagai perangkat peran (role-
hubungan berdasarkan peran yang dimiliki oleh orang karena menduduki status-
yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-
22
dilihat sebagai bagian dari struktur masyarakat sehingga struktur masyarakat
dan oleh karena itu dapat dikatakan bahwa peranan itu ditentukan oleh norma-
norma didalam masyarakat. Dalam peranan itu terdapat dua harapan yaitu harapan
yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang
tersebut dapat disimpulkan bahwa peran adalah prilaku yang ditunjukkan oleh
Menurut Rivai (2004: 148), peranan diartikan sebagai perilaku yang diatur
dan diharapkan seseorang dalam posisi tertentu. Selanjutnya menurut Ali (2000:
148) peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian yang memegang pimpinan yang
23
hukuman yang berat, akan tetapi hanya sekedar celaan dari individu
yang dihubunginya.
perbuatan tersebut.
anggotanya.
d. Adat istiadat (custom), merupakan tata kelakuan yang kekal serta kuat
2003:174).
2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai prilaku individu yang penting bagi
adalah suatu komplek penghargaan seseorang terhadap cara menentukan sikap dan
dalam peranan terdapat dua macam harapan, yaitu: pertama, harapan-harapan dari
peran, dan kedua harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap
24
menjalankan peranannya atau kewajiban-kewajibannya. Dalam pandangan David
sehingga struktur masyarakat dapat dilihat sebagai pola-pola peranan yang saling
berhubungan.
C. Kepedulian
sebagainya. Oleh karena itu kepedulian menyangkut tugas, peran, dan hubungan.
Kata peduli juga berhubungan dengan pribadi, emosi dan kebutuhan (Tronto
pencapaian terhadap sesuatu diluar dari dirinya sendiri. Peduli juga sering
2007:21).
untuk memelihara hubungan dengan orang lain, dimana orang lain merasakan
ketika kita peduli dengan orang lain, maka kita akan merespon positif apa yang
dengan orang lain dan apapun yang terjadi terhadap orang tersebut. Orang yang
sendiri adalah orang yang peduli. Orang yang peduli tidak akan menyakiti
perasaan orang lain. Mereka selalu berusaha untuk menghargai, berbuat baik, dan
25
membuat yang lain senang. Banyak nilai yang merupakan bagian dari kepedulian,
juga bukan merupakan hal yang dilakukan karena mengharapkan sesuatu sebagai
imbalan.
orang lain, terdapat hubungan pengabdian juga, bahkan mau menderita demi
dalam kepedulian. Kepedulian bermula dari perasaan, tetapi bukan berarti hanya
perasaan tersebut. Ketika sesuatu terjadi maka kita rela memberikan tenaga, agar
yang baik dan positiflah yang terjadi pada orang yang kita pedulikan. Kepedulian
kepedulian tersebut bukanlah tanpa pemikiran, tapi justru sebaliknya perasaan itu
dirinya sendiri, dengan kata lain jika kita tidak peduli, maka kita akan kehilangan
yang ditujukan kepada orang lain, dan itulah yang memotivasi dan memberikan
26
konstruktif dan positif, dengan meningkatkan kedekatan dan self actualization
satu sama lain. Leininger (1981) mengusulkan ada empat tahap dari kepedulian,
berfungsi atau terhambat, apabila satu atau lebih kebutuhan tidak tepenuhi.
nyata dari empati dan perhatian. Ketika kita bersikap terbuka kepada orang lain,
maka kita dapat menghadapi masa-masa sulit dengan kreativitas dan ketegaran.
Empati mendorong kita untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Empati akan
muncul ketika kita memulai rasa ingin tahu kita terhadap orang lain dan
bentuk tindakan. Kepedulian didasarkan pada hasrat secara penuh untuk membina
ikatan dengan orang lain dan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Namun
bagaimanapun cara terbaik untuk memahami apa itu kepedulian adalah dengan
merupakan cara memelihara hubungan dengan orang lain yang bemula dari
27
D. Penelitian yang Relevan
(2010) dengan judul penelitian, Pemaknaan Orang Muda Katolik (OMK) yang
untuk menetahui proses pemaknaan orang muda katolik yang aktif ketika berperan
pada kegiatan gereja. Peneliti tertarik terhadap fenomena ini karena adanya suatu
OMK adalah sebagai proses pembentukan atau pencapaian diri. Jadi, proses
pemnbentkan identitas diri OMK terjadi katena adanya kebutuhan, kesadaran dan
keinginan yang terkombinasi denan sosiohistoris yang unik dan khas dari keluara
pada variabel penelitian yaitu pada penelitian terdahulu yang di kaji adalah
pada peran pemuda katolik dalam Gereja. Perbedaan lain adalah pada jumlah
subyek dan verifikasi data. Pada penelitian terdahulu, subyeknya adalah 3 orang
28
pada penelitian yang dilaksanakan subyeknya adalah 6 orang dengan
menggunakan verifikasi data berupa triangulasi data oleh Miles dan Hubberman.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang berlangsung adalah pada subyek
Orang Muda Katolik dan pada metode penelitian kualitatif yang digunakan.
adalah untuk, 1)mampu memahami tentang arti sekolah katolik dan kepedulian
E. Kerangka Berpikir
secara umum memiliki tanggung jawab dalam menjalankan agenda Gereja yan
telah menjadi tugas mereka. Orang Muda Katolik secara umum, dituntut secara
29
sosial dalam kehidupan bermasyarakatnya. Sehingga, tugas dan perkembanan
itu menciptakan pola perilaku yang dilakukan terus-menerus. Perilaku yang sdah
terpola-pola itu akan membentuk sikap setiap anggota kelompok. Kebiasaan yang
melembaga, perilaku dan sikap tersebut berjalan secara simultan diantara individu
Karakter dasar dari orang muda adalah ada kemauan berkembang, keberanian
untuk bertindak sebagai pembaharu yang original, berbeda dari yang lainnya.
untuk tampil beda, kebutuhan akan pujian dan perhatian, kekuatan fisik yang
masih prima, dan semangat kejujuran serta kesetiaan terhadap sesuatu yang
mandiri, kuat, dan gesit. Sedangkan orang muda perempuan diidentikkan dengan
feminitas, cantik, ramah, bersih, dan lembut. Karakter orang muda terbentuk
muda yang berkarakter mau berbagi dengan mengikuti kegiatan yang ada di dalam
masyarakat. Oleh karena itu sangat penting adanya public space, public activity,
public relation yang dapat mendorong komunikasi berbagai lapisan generasi. Pada
prinsipnya, orang muda lebih menyukai hal-hal yang bersifat praktis, simple, dan
30
tidak berbelit-belit tetapi menantang. Sebab tantangan mampu membuat mereka
yaitu dengan membangun manusia seutuhnya. Salah satu peran tersebut adalah
Peran Kepedulian
KESIMPULAN
gereja di paroki Ijen Kota Malang peneliti menggunakan teori peran oleh
dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Dari hal diatas lebih
31
lanjut kita lihat pendapat lain tentang peran yang telah ditetapkan sebelumnya
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan
budaya, sebagai struktur makna dpat diungkapkan secara jelas (Ratna, 2010:45).
Penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah menganalisa tentang peran OMK
demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan
instrumen kunci.
B. Jenis Penelitian
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
33
Penelitian deskriptif digunakan sebab penelitian deskriptif menggambarkan
secara sistematis sebuah fakta dan karakteristik suatu objek atau subjek yang
C. Sumber Data
Data adalah unit tertentu yang dperoleh melalui suatu hasil pengamatan.
Dengan singkat, data adalah hasil penelitian, baik yang diperoleh melali
berikut:
1) Informan
34
No Informan Jabatan
1 Romo Stefanus Pastor Pembimbing
OMK Paroki Ijen Kota
Malang
2 Agustinus Beg’o Ketua OMK Paroki Ijen
3 Romo Yoseph Pastor di Paroki Gereja
Ijen
4 Yeremias Kulla Anggota OMK Paroki
Ijen
2) Dokumentasi
dan lain-lain.
3) Seting sosial
komunitas masyarakat. Dalam penelitian ini seting sosial yang akan diteliti
1. Observasi
35
Observasi dilaksanakan dengan cara peneliti turun langsung ke
lapangan yaitu Paroki Ijen untuk melihat peran OMK dalam lingkup
anggota OMK dan penanggung jawab OMK yaitu Pastor yang berwenang
di Paroki Ijen.
2. Wawancara
3. Pedoman Wawancara
adalah percakapan yang berupa tanya jawab yang dilakukan oleh narasumber dan
pewawancara yang terdiri dari dua orang bahkan lebih dalam waktu yang telah
36
3. Bagaimana peran anggota OMK bagi sesama
anggota gereja?
4 Bagaimana peran anggota OMK bagi
lingkungan sosial dan sesamanya?
5 Bagaimana peran OMK dalam kehidupan
sesama?
6 Bagaimana kegiatan bersama anggota OMK?
7 Bagaimana peran anggota OMK dalam
fenomena sosial politik?
8 Apakah ada kegiatan yang melatih anggota
OMK agar lebih peduli terhadap diri,
lingkungan dan sesamanya?
9 Apakah ada kegiatan yang menunjukkan
kepedulian yang dilaksanakan oleh anggota
OMK? Apa bentuknya?
10 Ada berapa kegiatan OMK di Paroki Ijen?
terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan analitis dan menulis catatan
1. Pengumpulan data
37
2. Penyajian Data
Alur penting yang kedua dan kegiatan analisis adalah penyajian data.
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari mulai dati alat pengukur bensin, surat
dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih
3. Reduksi data
Miles dan Huberman (2014: 16) reduksi data diartikan sebagai proses
sebelum data benar-benar terkimpul, antisipasi ákan adanya reduksi data sudah
38
berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap
tersusun
4. Kesimpulan
koritigurasi yang mungkin, alur sebab- akibat, dan proposisi. Miles dan
catatan di lapangan atau kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna yang muncul
Berikut adalah tahap analisis data dalam penelitian ini menurut Miles dan
Huberman (2014:20):
39
F. Pengecekan Keabsahan Data
1. Perpanjangan Kehadiran
data. Perpanjangan kehadiran peneliti tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu
yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari
arti perpanjangan kehadiran peneliti itu guna berorientasi dengan situasi, juga
guna memastikan apakah konteks itu dipahami dan dihayati (Miles dan
Hubberman, 2014:176).
lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan
dan bangunan tertentu. Yang jelas, tidak akan ada seorang pun peneliti yang
2. Triangulasi
memanfaatkan sesuatu yang lain( Miles dan Huberman, 2014: 330). Teknik
40
triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan.
Triangulasi dilakukan dengan menguji apakah proses wawancara dan hasil tes
yang digunakan sudah berjalan dengan baik. Tes dan wawancara saling
yang didapatkan dari hasil tes siswa belum bisa memenuhi keakuratan data,
maka akan digali lebih dalam pada saat wawancara. Sehingga akan tecapai suatu
perpaduan hasil tes dan wawancara yang selanjutnya akan dipakai untuk
menarik kesimpulan.
Jadi Triangulasi adalah suatu teknik yang bertujuan untuk menjaga keobjektifan
dan keabsahan data dengan cara membandingkan informasi data yang diperoleh
dari beberapa sumber sehingga data yang diperoleh merupakan data yang absah.
3. Pendapat Ahli
diperoleh dari beberapa sumber sehingga data yang diperoleh merupakan data
yang absah.
41
BAB IV
Gereja Ijen merupakan salah satu gereja Katolik yang terkenal dan berada
tetapi karena berada tepat di sudut jalan yang berdekatan dengan Jalan Ijen
dikenal sebagai:
Alamat : Jl. Buring No. 60, Malang 65112, Jawa Timur, Indonesia Telp : +62 341 – 362454
Baru pada tahun 1961, gereja ini berganti nama menjadi Gereja Santa
di Kota Malang. Gereja ini pernah direnovasi pada 27 Juli 2002. Di wilayah
42
Belanda (HIS) di Jalan Semeru, Sekolah Dasar ‘Ongko Loro’ (Inlandsche
Jalan Talang.
Keuskupan Malang
Dioecesis Malangensis
Jumlah paroki 29
Informasi
43
Sebelumnya Vikariat Apostolik Malang (15 Maret 1939)
pemuda gereja di Paroki Ijen Kota Malang. Peran adalah perangkat tingkah
gereja di paroki Ijen Kota Malang peneliti menggunakan teori peran oleh
peranan. Dari hal diatas lebih lanjut kita lihat pendapat lain tentang peran
44
yang telah ditetapkan sebelumnya disebut sebagai peranan normatif. Sebagai
45
Pengurus OMK
Ketua Agustinus Beg’o
Wakil Ketua Crysan Dwiputra
Sekertarus Silvester Tangke Sumbung
Bendahara Stella Nirmala Nampe
Sie 1. Astuti (Koordinator)
Liturgi 2. Yolan
3. Linda
4. Gita
Sie Dana 1. Grace (Koordinator)
2. Maykel
3. Welly
4. Irma
5. Sonda
6. Delfi
Sie Olahraga 1. Dandi (Koordinator)
2. Megi
3. Tandi
4. Agus
5. Kristo
6. Sepri
Sie Kesenian 1. Siska (Koordinator)
2. Erthy
3. Mitha
4. Ani
OMK harus dapat memfasilitasi rasa ingin tahu anggotanya pada bidang
46
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran objektif tentang
gereja di paroki Ijen Kota Malang peneliti menggunakan teori peran oleh
peranan. Dari hal diatas lebih lanjut kita lihat pendapat lain tentang peran
47
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Agustinus Beg’o
maka dapat diketahui bahwa tugas utama dari OMK adalah untuk melayani gereja
dalam bidang pelayanan liturgi dan sosial. Hasil wawancara dengan Agustinus
Beg’o ini sejalan dengan pendapat Berry (2003:105) yang menyatakan peranan
norma-norma sosial dan oleh karena itu dapat dikatakan bahwa peranan itu
dua harapan yaitu harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap
prilaku yang ditunjukkan oleh seseorang karena kewajibannya dari jabatan atau
pekerjaannya.
Menurut Rivai (2004: 148), peranan diartikan sebagai perilaku yang diatur
(2000: 148) peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian yang memegang
pimpinan yang terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa. Dalam
peranan itu terdapat dua harapan yaitu harapan yang dimiliki oleh si
48
setiap saat diperlukan untuk berinteraksi. Lingkungan itu luas dan beraneka
muda memiliki banyak waktu dan tenaga untuk melaksanakan tujuan dari
49
mengingat pada usia-usia itu pola pikir mereka relatif sama; karena
perbedaan usianya pun tidak terlampau jauh berbeda. Akan tetapi
memasuki usia fase Orang Muda Katolik tentu jauh sangat berbeda. Jarak
usia antara 13 tahun sampai dengan 35 tahun jelas memiliki perbedaan
yang sangat beragam. Sangatlah tidak mudah menyatukan mereka antara
anak usia 13-17 tahun dengan anak usia 20-25 tahun dan apalagi usia 27-
35. Baik dari pola pikir, aktifitas maupun kebiasaannyapun sangat
berbeda.
lingkungannya.
hirarki. Konsili menegaskan bahwa paham seperti itu tidak cukup! Gereja
50
perlu berjejaring dan bergerak dalam misteri ini. Perlu dibatinkan oleh
Kristus dalam Roh Kudus. Mereka tak sekedar berkumpul karena sama-
Yesus yang memanggil mereka menjadi satu kawanan. Jika hal ini dibuat,
tentu keluhan bahwa OMK lari ke komunitas lain tak akan terjadi, atau
surat kedua di atas akan tertolong jika memiliki dan dimiliki oleh sebuah
Kristus.
Doa lingkungan adalah doa yang dilakukan oleh umat Katolik yang
sharing Kitab Suci dan devosi-devosi kepada orang kudus, terutama devosi
kepada Bunda Maria dalam doa rosario. Doa lingkungan juga dapat
diketahui dari hasil wawancara dengan ketua OMK Agustinus Beg’o pada
51
Orang Muda Katolik, sebagai anggota Gereja, diharapkan terlibat
aktif dalam doa lingkungan ini. Melalui doa lingkungan, mereka
dapat merasakan suasana hidup persaudaraan Gereja, yang
mengikat mereka dalam cinta. Dengan demikian, Orang Muda
Katolik merasa bahwa mereka juga memiliki tugas dan panggilan
yang sama dengan anggota Gereja yang lain. Mereka merasa
diterima dan dihargai oleh Gereja dan dengan demikian mereka
terpanggil untuk secara aktif terlibat dalam berbagai kegiatan
Gereja.
doa lingkungan maka suasana persaudaraan antara anggota lingkungan akan dapat
terjaga. Dengan rutin mengadakan doa lingkungan, jemaat akan merasa diayomi
dan diperhatikan oleh gereja. Hal ini akan membawa pengaruh positif yaitu
terbuka untuk variasi menurut situasi umat, peristiwa dan intensi keluarga, Masa
liturgis serta Mei dan Oktober. Memang dianjurkan agar struktur Doa hendaknya
mirip Liturgi Sabda dalam perayaan Ekaristi tetapi itu pun lebih dimaksudkan
untuk ”Ibadat Sabda Hari Minggu tanpa Imam” di stasi-stasi yang jauh. Oleh
karena itu sebagai ”pertemuan doa” kelompok kecil, doa lingkungan merupakan
bersama untuk berdoa, mendengarkan Sabda Tuhan dan pengajaran ”para rasul”,
program paroki.
52
Pemimpin Doa ialah awam baik laki-laki maupun perempuan; bukan
imam atau diakon. Tetapi kalau mereka hadir maka pembacaan Injil diserahkan
Sabda Tuhan dan pendalaman Kebenaran iman itu. Dari Sabda tuhan kita memuji,
mengungkapkan permohonan-permohonan.
lama telah menjadi isu bersama yang terus menyedot perhatian berbagai
belum diketahui lebih jauh oleh masyarakat, terutama Orang Muda Katolik.
resiko tertular anak muda pun semakin tinggi. Sementara itu penularan
untuk penduduk secara umum masih kurang. Kendala utamanya adalah cap
remaja putri dan satu perlima remaja putra usia antara 15-20 tahun ternyata
53
belum pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Situasi semakin parah karena
obat anti bodi untuk menangkal bahaya ini sangat minim. Kecenderungan
Peran OMK dalam penyuluhan tentang HIV/AIDS ini dapat diketahui dari
sebagai berikut.
narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari
pelacuran dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat
para orang tua, organisasi masyarakat dan pemerintah khawatir akan penyebaran
narkoba yang begitu merajalela. Upaya pemberantasan narkoba pun sudah sering
54
kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun
banyak yang terjerumus ke dalamnya. Hingga saat ini upaya yang paling efektif
keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk
sebagai berikut.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh Gereja ketika melakukan
program penyuluhan anti narkoba kepada Orang Muda Katolik, antara lain:
utama yang mesti diperhatikan oleh setiap orang tua terhadap anak-anak
mereka. Kelompok dukungan dari orangtua, dalam hal ini adalah dari
55
pihak Gereja, merupakan model intervensi yang mesti juga digunakan oleh
(2) Kedua, Gereja menekankan secara jelas kepada Orang Muda Katolik
nilai-nilai moral yang kuat kepada Orang Muda Katolik. Pendekatan ini
OMK. Hal ini dikarenakan Organisasi OMK merupakan salah satu wadah yang
sangat baik dan bisa mendidik kaum muda untuk menjadi pengikut Kristus yang
koor, camping rohani, Ziarah dan sebagainya, kaum muda bisa dilatih untuk bisa
mengeontrol diri ketika dihadapkan pada aneka tawaran dan tantangan dunia
56
pastoral hendaknya mendampingi OMK dengan baik, member pengarahan yang
berbobot dan significant agar orang muda bisa diselamatkan dari persoalan
Narkoba.
membantu kaum muda untuk dapat mempertegas indentitas kristiani dalam diri
kiranya mengarahkan kaum muda untuk hidup dalam persatuan dengan Kristus
dan GerejaNya. Kaum muda hendaknya sadar bahwa tujuan hidup mereka
sesungguhnya adalah untuk mencapai keserupan dengan Kristus sang Guru dan
teladan hidup yang baik. Tindakan kaum muda harus menunjukan diri sebagi
Murid Kristus yang sejati. Karena itu bertindak sesuai yang dikehendaki oleh
Kristus. Dan kita semua tahu bahwa Kristus selalu menghendaki agar umat
beriman harus melakukan sesuatu yang baik dan berkenan kepada Bapa, sesama
suatu tindakan pengingkaran diri sebagai murid Kristus. Suatu perbuatan yang
diciptakan murni oleh Allah. Merusak diri sendiri dan sesama manusia.
kaum muda. Berhadapan dengan kenyataan ini, Gereja atau para agen pastoral
yang konkrit. Tindakan harus mencegah dan memulihkan kaum muda yang
terperosok ke dalam Narkoba untuk kembali ke jalan yang “benar”. Para agen
diri kaum muda agar kaum muda tetap menyadari identitas mereka sebagai
57
pengikut Kristus. Segala kegiatan pembinaan selalu mengarahkan kaum muda
untuk bisa mengintrol diri untuk tidak menggunakan Narkoba. Para agen
pastoral harus pandai menggunakan strategi yang menarik perhatian kaum muda
harus tetap terarah pada keserupaan dengan Kristus sebagai sang penyelamat.
sesama dan masyarakat yang membutuhkan. Orang Muda Katolik tidak boleh
oleh Allah untuk ikut berusaha membaharui dunia ini dalam Kristus. Contoh
jalan, mengunjungi orang sakit atau orang yang mengalami kemalangan dan
lain sebagainya. Keterlibatan diri dalam realitas hidup orang lain yang
Orang Muda Katolik mampu menjadi wadah bagi tumpahan keluhan dan
iman akan Kristus. Beriman kepada Kristus berarti mengabdi Kristus dan
58
Peran OMK dalam baksi sosial ini dapat diketahui berdasarkan hasil
wawancara dengan ketua OMK Paroki Gereja Ijen Agustinus Beg’o pada
Anggota OMK memiliki tugas lain selain aktif dalam gereja yaitu kegiatan
sosial seperti kunjungan ke panti asuhan dan bakti sosial lingkungan.
Dengan begitu, OMK akan memberikan contoh dan teladan yang baik bagi
masyarakat sesuai dengan ajaran kristus yaitu cinta kasih.
aktif dalam kegiatan sosial. Karena, iman akan Kristus mesti disampaikan
melalui kesaksian hidup dan kata-kata; sebab melalui sikap inilah Orang
Muda Katolik diberi pengertian dan kesadaran untuk hidup menggereja secara
dan kuat, yang memisahkan diri dari masyarakat luar. Orang Muda Katolik
adalah Umat Allah di antara Gereja dan dunia masyarakat, yang laksana ragi
dan garam diharapkan aktif melibatkan diri dalam usaha membaharui segala-
(a) Retret
dengan potensi rohani secara optimal, mengenal diri secara lebih utuh dan
59
Berdasarkan hasil wawacara dengan Romo Paul Suparno, SJ yang
berikut.
Empat tujuan yang kebanyakan ingin dicapai dalam retret (terutama remaja),
antara lain: Pertama, merasakan dan menyadari kasih Tuhan dalam hidup
sehari-hari, kedua, mengenal diri sendiri secara lebih mendalam, ketiga,
merasakan kasih persaudaraan bersama dengan saudara-saudari se-iman dan
keempat, memperoleh kebahagiaan hidup yang lebih optimis sehingga berani
mengasihi orang lain. Retret juga bertujuan mengisi kehidupan dengan hal-
hal rohani agar lebih dibatinkan dan agar panggilan kita sebagai anak-anak
Allah lebih kentara dalam kehidupan nyata.
kemampuan rohani pribadi, agar lebih lebih mengenal diri dan panggilannya,
supaya lebih mengenal Allah beserta cinta, karya dan panggilanNya, serta untuk
Tuhan dalam hidup sehari-hari, sehingga mempunyai arah yang jelas, penuh
hidup sehari-hari.
Retret merupakan suatu praktek dan kebiasaan kristiani yang sama tuanya
dengan kesaksian dalam Injil-injil Yesus Kristus. Tradisi gereja meyakini bahwa
retret berakar dari apa yang ada dalam keasaksian Alkitab, antara lain : Matius: 1-
11; 14: 22-23; dan Lukas 5: 16. Dalam Alkitab ini bagaimana diceritakan tentang
Tuhan Yesus yang menyempatkan diri untuk retret, meski dalam kondisi apapun
retret pribadi. Selain retret pribadi, Tuhan Yesus juga melibatkan murid-murid-
60
(Markus 6: 31-32). Berdasarkan keteladanan dan pemahaman atas kesaksian
Alkitab ini, maka komunitas Kristen dalam gereja mula-mula juga mengadakan
retret sebagai media latihan spritualitas untuk membina relasi dengan Allah
(b) Rekoleksi
Peran OMK dalam kemah rohani ini dapat diketahui dari hasil wawancara
dengan ketua OMK Agustinus Beg’o pada tanggal 17 November 2017 sebagai
berikut
61
dalam keterarahannya kepada Allah, pencipta dan sumber segala yang
ada di dunia.
Salah satu ciri khas orang muda adalah memiliki keinginan untuk selalu
bakat dan kemampuan yang mereka miliki. Peran OMK dalam pertemuan
antar orang muda katolik ini dapat diketahui dari hasil wawancara dengan
berikut.
mereka. Pertemuan ini merupakan saat yang tepat bagi Gereja (para katekis)
D. Pembahasan
62
lingkungan sosial juga erhadap dirinya sendiri. Kepedulian yang ditanamkan pada
anggota OMK ini sejalan dengan Bender (2003:4) yang menyatakan kepedulian
adalah menjadikan diri kita terkait dengan orang lain dan apapun yang terjadi
orang lain daripada kepentingannya sendiri adalah orang yang peduli. Orang yang
peduli tidak akan menyakiti perasaan orang lain. Mereka selalu berusaha untuk
menghargai, berbuat baik, dan membuat yang lain senang. Banyak nilai yang
membantu, dan rasa kasihan. Kepedulian juga bukan merupakan hal yang
gereja tertuan di kota Malang. Gereja Ijen merupakan salah satu gereja
Katolik yang terkenal dan berada di pusat Kota Malang. Alamat resminya
berada di Jalan Guntur 2 Malang, tetapi karena berada tepat di sudut jalan
wilayah, walaupun sifat kewilayahan sebagai aspek yang tetap juga inheren
padanya (Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik, kanon 515 art. 1). Uskuplah
63
Hukum Kanonik kanon 515 art 2). Pada umumnya Paroki bersifat teritorial,
permasalahan hidup. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh kemajuan ilmu
satunya dapat berfungsi sebagai sarana pewartaan Injil dan komunikasi antar-
Orang Muda Katolik. Akan tetapi di lain pihak, perkembangan ilmu teknologi
hidup menggereja.
tersebut diperlukan agar anggota OMK menjadi pribadi yang kuat, penuh
64
merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang
ia menjalankan suatu peranan. Dari hal diatas lebih lanjut kita lihat
sebagai berikut:
diharapkan anak muda akan dapat lebih bertanggung jawab terhadap diri
dan lingkungannya.
Doa lingkungan adalah doa yang dilakukan oleh umat Katolik yang
65
rumah-rumah secara bergiliran. Anggota OMK menjadi mesin penggerak
dan diperhatikan oleh gereja. Hal ini akan membawa pengaruh positif
lama telah menjadi isu bersama yang terus menyedot perhatian berbagai
belum diketahui lebih jauh oleh masyarakat, terutama Orang Muda Katolik.
sesama dan masyarakat yang membutuhkan. Orang Muda Katolik tidak boleh
bersikap acuh-tak acuh terhadap dunia dan masyarakat. Orang Muda Katolik
adalah Umat Allah di antara Gereja dan dunia masyarakat, yang laksana ragi
dan garam diharapkan aktif melibatkan diri dalam usaha membaharui segala-
66
Bakti sosial yang dapat melatih anggota OMK agar tidak bersikap cuek
pada lingkungannya ini sejalan dengan teori peran yang disampaikan oleh
Thoha (2012:10) peranan adalah suatu rangkaian prilaku yang teratur, yang
ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu, atau karena adanya suatu kantor
yang berlainan. Tetapi peranan yang harus dimainkan pada hakekatnya tidak
ada perbedaan.
pada sesama anggota OMK. Setiap anggota OMK memiliki peran untuk
saling peduli diantara pada sesama anggotanya. Peran ini diperlukan untuk
yang menyangkut tugas dalam organisasi. Hal ini sejalan dengan pendapat
orang yang peduli, orang yang dipedulikan dan sebagainya. Oleh karena itu
67
(a) Retret
dengan potensi rohani secara optimal, mengenal diri secara lebih utuh dan
lebih lebih mengenal diri dan panggilannya, supaya lebih mengenal Allah
hidup sehari-hari, sehingga mempunyai arah yang jelas, penuh semangat dan
sehari-hari.
(b) Rekoleksi
mengenal, menyadari kasih, karya dan panggilan serta sikap dan tanggapan
68
(c) Kemah Rohani
Melalui kemah rohani, Orang Muda Katolik dapat merasakan kasih Tuhan
lewat alam ciptaan. Mereka menyadari bahwa cinta Tuhan tidak terbatas pada
Allah” atau “citra Allah”, hendaknya juga menjadi kesadaran bagi Orang
Muda Katolik dalam upaya mereka untuk mencintai alam sekitar. Kesadaran
ekologis ini membantu Orang Muda Katolik agar memiliki rasa tanggung
Pertemuan ini merupakan saat yang tepat bagi Gereja (para katekis) untuk
tidak terbatas hanya pada anggota-anggota OMK tersebut, tetapi juga pada
69
lingkungan sosialnya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Ristianang (2015: 3)
muda katolik secara umum memiliki tanggung jawab dalam menjalankan agenda
Gereja yan telah menjadi tugas mereka. Orang Muda Katolik secara umum,
loyalitas dan totalitas oran muda dalam keiatan kepemudaan Gereja. Alasan
itu menciptakan pola perilaku yang dilakukan terus-menerus. Perilaku yang sdah
terpola-pola itu akan membentuk sikap setiap anggota kelompok. Kebiasaan yang
melembaga, perilaku dan sikap tersebut berjalan secara simultan diantara individu
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut;
Spiritual. Salah satu bentuk peran OMK dalam membangun kepedulian adalah
dengan cara pembinaan rohani-spiritual. (b) Doa lingkungan adalah doa yang
dilakukan oleh umat Katolik yang berada di sebuah lingkungan Katolik, yang
Terlarang. (d) Bakti sosial berguna bagi Orang Muda Katolik dalam upaya
Peran OMK dalam Kepedulian Sesama Anggota (a) Retret. Tujuan retret
Muda Katolik untuk mengenal, menyadari kasih, karya dan panggilan serta sikap
dan tanggapan pribadi mereka, (c) Kemah Rohani. Melalui kemah rohani,
Orang Muda Katolik dapat merasakan kasih Tuhan lewat alam ciptaan, (d)
71
Pertemuan antar-Orang Muda Katolik. Melalui pertemuan, baik pribadi maupun
mereka miliki.
B. Saran
72
serta dalam lingkungan internal katolik juga menjadi prioritas Pemuda
73