Anda di halaman 1dari 12

PENDAPATAN DAN USAHATANI SAPI INDUKAN

PADA KELOMPOK TANI ARTA SEDANA DESA


PEMPATAN KECAMATAN RENDANG
KABUPATEN KARANGASEM
TAGU BORE
NIM: 0152010015
Pendahu
luan
Peningkatan produksi ternak merupakan usaha yang terus diupayakan
oleh pemerintah untuk memenuhi permintaan akan kebutuhan protein hewani
yang cenderung meningkat sebagai akibat dari peningkatan pendapatan dan
pertambahan penduduk. Salah satu produksi ternak yang dapat
dikembangkan melalui usahatani tersebut adalah usahatani sapi indukan.
Pemkab Karangasem telah digelontor anggaran untuk pengembangbiakan
indukan sapi Bali sejak 2018. Ini dilakukan dengan harapan populasi Sapi
Bali di Karangasem tidak punah alias meningkat tiap tahun. Wilayah
Karangasem merupakan sentra peternakan sapi terbesar di Pulau Bali
(Bagiarta, Mudita, Rono, & Lindawati, 2017).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa pada
kelompok tani Arta Sedana kemampuan peternak dalam memproduksi ternak
khususnya untuk bibit masih sangat terbatas karena pada usaha sapi indukan
membutuhkan investasi yang cukup besar bila diukur oleh kemampuan
peternak kecil dalam menyediakan modal. Ternak sapi mempunyai posisi
strategis dalam pembangunan pertanian/peternakan serta kesejahteraan
masyarakat.
Rumusan Masalah dan
Tujuan Penelitian
Rumusan Masalah :
Bagaimana pendapatan dan usahatani sapi
indukan pada Kelompok Tani Arta Sedana Desa
Pempatan Kecamatan Rendang Kabupaten
Karangasem?

Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui pendapatan dan usahatani
sapi indukan pada Kelompok Tani Arta Sedana
Desa Pempatan Kecamatan Rendang
Kabupaten Karangasem.
TINJAUAN
PUSTAKA
Pendapatan: Dalam melakukan
analisis pendapatan usahatani Usahatani merupakan ilmu yang
diperlukan informasi mengenai mempelajari tentang cara petani
keadaan penerimaan dan mengelola input atau faktor-faktor
produksi (tanah, tenaga kerja, modal,
pengeluaran selama jangka waktu teknologi, pupuk, bibit) dengan efektif,
yang ditetapkan. Penerimaan efisien dan berkelanjutan untuk dapat
usahatani merupakan nilai menghasilkan produksi yang tinggi
produksi yang diperoleh dalam sehingga pendapatannya dapat meningkat.

jangka waktu tertentu

Biaya: Supriyono (2011:


12) menyatakan biaya
adalah harga perolehan
yang dikorbankan atau
digunakan dalam rangka
memperoleh penghasilan
(revenue) yang akan dipakai
sebagai pengurang
penghasilan.
Metode Penelitian
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian menurut Iskandar (2008:219) Populasi
adalah situasi dan kondisi lingkungan tempat yang
berkaitan dengan masalah penelitian. Penelitian ini Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
akan dilaksanakan di Desa Pempatan Kecamatan petani yang mengusahakan sapi indukan di
Rendang Kabupaten Karang Asem, lokasi dipilih Desa Pempatan Kecamatan Rendang
secara purposive sampling (sengaja). Alasan Kabupaten Karang Asem berjumlah 144 orang
pemilihan lokasi penelitian ini adalah: petani ternak. Penentuan sampel yang diambil
- Di wilayah ini memiliki kondisi yang cocok untuk dalam penelitian ini berjumlah 25 orang yang
usahatani sapi indukan ditentukan secara acak.
- Di Desa Pempatan Kecamatan Rendang Kabupaten
Karangasem merupakan sentra pengembang sapi
indukan
Teknik Pengumpulan
Data Teknik Wawancara
Metode wawancara adalah suatu cara
Teknik berkomunikasi yang sifatnya verbal dengan
mengadakan tatap muka secara langsung
Observasi
Metode observasi adalah suatu cara yang
antara si penanya dengan responden dalam
penelitian
dipergunakan untuk mengetahui sesuatu
dengan cara mengamati apa yang
menjadi objek penelitian,
Analisis
Data
Analisis kualitatif dilakukan untuk melihat gambaran kegiatan
usaha ternak sapi yang dilakukan kelompok tani Arta Sedana di
desa Pempatan Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem.
Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan data-
data dari hasil identifikasi kuisioner yaitu berupa nilai output
dan input yang digunakan selama kegiatan usahatani
berlangsung.
HASIL PENELITIAN Pendapatan
Usahatani
Pendapatan dari usahatani sapi indukan oleh
Kelompok Tani Arta Sedana mendapatkan
keuntungan dan juga beberapa kali merugi. Petani
merugi dikarenakan menjual anak sapi hasil
indukan yang belum cukup umur sehingga nilai
jualnya rendah. Pendapatan rata-rata anggota
kelompok tani Arta Sedana selama satu tahun
adalah Rp. 2.222.083,33, atau sekitar Rp.185.173,
61,- per bulannya
HASIL PENELITIAN Penerimaan
Usahatani
Penerimaan usahatani sapi indukan di Kelompok
Tani Arta Sedana didapatkan dari, (a) penjualan
pedet jantan, (b) penjualan pedet betina, (c)
penjualan pedet usia 3 bulan, (d) penjualan
kotoran sapi, dan (e) penjualan sapi induk afkir.
HASIL PENELITIAN
R/C Rasio
Berdasarkan perhitungan R/C dapat diketahui bahwa
usahatani sapi indukan oleh anggota Arta Sedana
mendapatkan keuntungan di Tahun 1, Tahun ke 2,
Tahun ke 3, Tahun ke 7, Tahun ke 9, Tahun ke 10,
Tahun ke 11 dan Tahun ke 12. Hal tersebut
dikarenakan hasil R/C hitung lebih besar dari 1. Yang
artinya pada Tahun 1 (R/C hitung 1,22 > 1), Tahun 2
(R/C hitung 1,18 > 1), Tahun ke-3(R/C hitung 1,22 > 1)
dan seterusnya usahatani sapi indukan adalah usaha
yang menguntungkan.
HASIL PENELITIAN
R/C Rasio
Pada tahun ke-4 nilai R/C hitung adalah 0,91 < 1, yang
menunjukkan usahatani sapi indukan mengalami
kerugian. Hal ini disebabkan petani menjual sapi pedet
yang masih berusia 3 bulan sehingga penerimaannya
sedikit. Kerugian juga di alami petani pada tahun ke 6
dengan nilai R/C hitung 0,85 < 1, dan tahun ke 8
dengan R/C hitung sebesar 0,91 < 1. Berdasarkan
hasil perhitungan nilai R/C dapat diketahui bahwa
usahatani sapi indukan dapat menerima keuntungan
jika sapi yang dijual telah cukup umur.
THAN
KS

Anda mungkin juga menyukai