Anda di halaman 1dari 9

UPACARA ADAT LEWAK TAPO DI DESA SANDOSI, KECAMATAN

WITIHAMA, KABUPATEN FLORES TIMUR

Kristoreggi D.BW, Dra. Amanah Agustin, M.Pd.

Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora Pendidikan Sejarah dan Sosiologi


IKIP Budi Utomo Malang

Abstrak: Indonesia adalah sebuah negara yang bisa dikatakan sangat kaya negeri tercinta ini tidak
hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga kaya akan sumber daya adat-istiadat dan tradisi yang
bila dikelolah dengan benar akan menjadi daya tarik wisatawan dan tentu saja menjadi sumber
pendapatan bagi masyarakat yang memiliki wisata budaya. Maka sungguh miris dan sangat
disayangkan bila kekayaan budaya yang dimiliki, tidak menjadi perhatian pemerintah sebagai
pelaksana konsistusi yang diamanahi tanggung jawab untuk menyejahterakan rakyat yang menjadi
tanggung jawabnya. Meski demikian, tanggung jawab itu tidak mesti harus dilaksanakan oleh
pemerintah. Kita sebagai masyarakat hendaknya turut serta memiliki tanggung jawab sebagai anak
bangsa, untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya luhur para leluhur. Pada kesempatan ini, penulis
ingin berbagi pengetahuan kepada khalayak ramai bahwa betapa di Timur Negara Indonesia, ada
komunitas masyarakata Lamaholot khususnya di Desa Sandosi Kecamatan Witihama ini, memiliki
suatu tradisi yang sangat unik. Dimana tradisi ini merupakan penanda bahwa adat dan budaya lokal
tidak serta merta tergerus dan hilang oleh ganasnya gelombang modernisasi. Maka, peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul tentang upacara adat Lewak Tapo ( Membelah kelapa) di desa
Sandosi,kecamatan Witihama ini. Permasalahan yang ingin diteliti oleh peneliti adalah tentang
bagaimana proses dari upacara adat lewak tapo, dan apa makna dan pesan yang terkandung didalam
upacara adat lewok tapo.
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat-istiadat serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang
dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat (Tylor dalam Hartatik, 2007). Upacara adat adalah
tradisi turun temurun dari orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda dari suatu daerah dalam
melestarikan suatu kebudayaan. Lewak tapo merupakan suatu upacara adat lamaholot yang bertujuan
untuk mencari tahu sebab-sebab dari kematian seseorang sebelum masa tua. Sebab kematian yang
dimaksud seperti kematian karena kecelakaan, atau jatuh dan meninggal secara tiba-tiba atau secara
mendadak. Desa Sandosi merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Witihama, kabupaten
Flores Timur. Desa ini merupakan salah satu desa dari 13 desa yang ada di kecamatan Witihama. Desa
Sandosi memiliki jumlah penduduknya sebagian besar bersuku daerah Flores. Dan sebagian besar
penduduknya bermatapencaharian petani. Hasil pertanian utama di desa Sandosi adalah kemiri dan
kopi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif.. Dimana
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tradisi upacara adat Lewak Tapo sebagai kepercayaan
masyarakat Lamaholot, khususnya didesa Sandosi, Kecamatan Witihama, Kabupaten FloresTimur,
Nusa Tenggara Timur. Subjek dari penelitian ini adalah masyarakat Sandosi, khususnya yang
melaksanakan upacara adat Lewak Tapo ini. Teknik pengumpalan data dalam penelitian ini dengan
menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi serta teknik observasi. Sedangkan teknik analisis
data menggunakan cara-cara yang dikemukakan oleh Burhan Bungin (2003: 70) antara lain adalah
sebagai berikut: (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) dispay data, dan (4) verifikasi dan
penegasan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini diharapkan bahwa upacara adat Lewak Tapo merupakan warisan
nenek moyang yang harus dilestarikan oleh masyarakat setempat, dimana upacara ini bertujuan untuk
mencari tahu sebab-sebab kematian seseorang. Masyarakat setempat meyakini bahwa seseorang yang
meninggal sebelum usia tua, dalam hal ini meninggal karena kecelakaan, atau karena sakit, merupakan
sebuah hukuman karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan sendiri ataupun yang dilakukan oleh
leluhurnya. Upacara adat Lewak Tapo ini memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat lamaholot, khususnya di Desa Sandosi, kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur
sehingga makna persatuan dengan leluhur ini membangun nilai religius. Mereka meyakini bahwa
hubungan antara manusia dengan Sang pencipta ( Rera Wulan Tanah Ekan) diperantarai oleh leluhur.
Upacara adat Lewak Tapo juga mengandung makna melindungi generasi.
Kata kunci: Upacara Adat, Lewak Tapo

PENDAHULUAN lingkungan serta pengalamannya dan


Setiap masyarakat baik itu yang yang menjadi pedoman tingkah
berada didaerah terpencil maupun di lakunya. Kebudayaan terdiri atas
daerah perkotaan memiliki warisan unsur-unsur universal, yaitu bahasa,
kebudayaan yang bervariatif dan teknologi, sistem ekonomi, organisasi
memiliki ciri berbeda antara wilayah sosial, sistem pengetahuan, religi, dan
yang satu dengan wilayah yang kesenian. Kebudayaan terbagi menjadi
lainnya. Warisan budaya tersebut ada tiga wujud, yakni ideal, aktivitas, dan
yang masih terlihat jelas sampai benda budaya.
sekarang, namun ada pula yang hanya Kebudayaaan dapat menujukan
tinggal benda atau artefak. Meskipun derajat dan tingkat peradaban manusia.
demikian, warisan tersebut ada Selain itu kebudyaan juga bisa
disebagian masyarakat di Indonesia menunjukan ciri kepribadian
masih lestari dan terawat dengan baik manusiaatau masyarakat penduduknya.
sampai sekarang. Kebudayaan yang merupakan ciri
Kebudayaan merupakan pribadi manusia didalamnya
keseluruhan yang kompleks yang mengandung norma-norma, tatanan
meliputi pengetahuan, seni, kesusilaan, nilai nilai yang perlu dimiliki dan
hukum, adat-istiadat, serta dihayati oleh manusia atau masyarakat
kesanggupan dan kebiasaan lainnya penduduknya. Penghayatan terhadap
yang dipelajari oleh manusia sebagai kebudayaan dapat dilakukan melalui
anggota masyarakat (Tylor dalam proses sosialisasi.
Hartatik, 2007). Linton (Hartatik,
2007) menguraikan bahwa kebudayaan Sebagai sebuah nilai yang
sebagai keseluruhan pengetahuan, dihayati, kebudayaan diwariskan
sikap, dan pola perilaku yang secara turun-temurun, dari satu
merupakan kebiasaan yang dimiliki generasi ke generasi berikutnya.
dan diwariskan oleh anggota suatu Proses pewarisan kebudayaan disebut
masyarakat. Koentjaraningrat (Iswari, sebagai proses enkulturasi, yang
2007) mengatakan bahwa kebudayaan berlangsung mulai dari kesatuan yang
sebagai keseluruhan pengetahuan terkecil, yakni keluarga, kerabat,
manusia sebagai makhluk sosial yang masyarakat, suku bangsa, hingga
digunakan untuk memahami kesatuan yang lebih besar lagi. Proses
enkulturasi ini berlangsung dari masa Dengan diadakannya penelitian yang
kanak-kanak hingga masa tua. Melalui menyangkut upacara adat, diharapkan
proses enkulturasi ini, maka dalam masyarakat akan mendapatkan
benak sebagian besar anggota informasi tentang kearifan budaya
masyarakat akan memiliki pandangan, lokal.
nilai yang sama tentang persoalan-
persoalan yang dianggap baik dan Realitas di atas menunjukan
dianggap buruk, mengenai apa yang bahwa upacara adat Lewak Tapo
harus dikerjakan dalam hidup bersama merupakan bentuk suatu aktifitas
dan mengenai apa yang tidak harus budaya yang keberadaannya sangat
dikerjakan. berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat setempat khususnya di
Demikian halnya dengan upacara Desa Sandosi Sandosi kecamatan
adat Lewak Tapo (Membelah Kelapa) Witihama kabupaten Flores Timur ini.
didesa Sandosi kecamatan Witihama- Berpijak pada hal tersebut, maka
Flores Timur ini. Upacara adat Lewak Penulis tertarik untuk melakukan
Tapo ini dimaksudkan untuk mencari penelitian terhadap makna dari upacara
tahu sebab-sebab kematian seseorang. adat Lewak Tapo di Desa Sandosi
Warga Desa Sandosi mempunyai Kecamatan Witihama Kabupaten
keyakinan bahwa seseorang yang Flores-Timur. Oleh karena itu, peneliti
meninggal sebelum usia tua, dalam hal menentukan judul yang sesuai dengan
ini meninggal karena kecelakaan atau peneitian ini yaitu : “Upacara Adat
karena sakit, merupakan hukuman Lewak Tapo Di Desa Sandosi,
karena kesalahan-kesalahan yang Kecamatan Witihama, Kabupaten
dilakukannya sendiri ataupun yang Flores Timur”.
dilakukan oleh leluhurnnya.
Sehubungan dengan itu, keluarga Rumusan Masalah
berkewajiban melakukan ritual Lewak Berdasarkan latar belakang penelitian,
Tapo (Membelah Kelapa) sebagai maka permasalahan yang ingin
salah satu upaya pemulihan agar ciri diajukan dalam penelitian ini adalah:
dan cara kematian yang sama tidak
terulang lagipada tahun atau generasi 1. Apa pengertian dan maksud dari
berikutnya. upacara Lewok Tapo?
2. Bagaimana proses pekaksanaan
Keterarikan penulis menganalisa upacara adat Lewak Tapo
tentang Lewak Tapo adalah untuk (Membelah Kelapa) di Desa
mendeskripsikan makna dan Sandosi Kecamatan Witihama
bagaimana proses upacara adat Lewak Kabupaten Flores-Timur?
Tapo dilaksanakan sebagai
perwujudan pelestarian budaya.
3. Apa makna atau pesan dari kebudayaan. Lewak tapo adalah suatu
upacara adat Lewak Tapo upacara adat lamaholot yang bertujuan
(Membelah Kelapa) di Desa untuk mencari tahu sebab-sebab
Sandosi Kecamatan Witihama kematian seseorang sebelum masa tua.
Kabupaten Flores Timur? Sebab kematian yang dimaksud seperti
Tujuan Penelitian kematian karena kecelakaan, atau jatuh
dan meninggal secara tiba-tiba atau
Berdasarkan latar belakang secara mendadak.
permasalahan diatas, maka tujuan Desa Sandosi merupakan salah
penelitian adalah sebagai berikut: satu desa yang ada di kecamatan
Witihama, kabupaten Flores Timur,
1. Untuk mengetahui proses
provinsi Nusa Tenggara Timur. Desa
pelaksanaan upacara adat Lewak
ini merupakan satu dari 13 desa yang
Tapo (membelah kelapa) di Desa
berada di kecamatan Witihama. Desa
Sandosi, Kecamatan Witihama,
ini memiliki jumlah penduduknya
Kabupaten Flores-Timur.
sebagian besar bersuku daerah Flores.
2. Untuk mengetahui makna atau
Sebagian besar penduduknya
pesan dari upacara adat Lewak
bermatapencaharian petani. Hasil
Tapo (Membelah Kelapa) di Desa
pertanian utama di desa ini adalah
Sandosi, Kecamatan Witihama,
kemiri dan kopi.
Kabupaten Flores Timur.
KAJIAN TEORI METODE PENELITIAN
Upacara adalah serangkaian
tindakan atau perbuatan yang terikat Ditinjau dari jenis datanya
pada aturan tertentu bedasarkan adat pendekatan penelitian yang digunakan
istiadat, agama, dan kepercayaan. Jenis dalam penelitian ini adalah pendekatan
upacara adat dalam masyarakat, antara metode kualitatif. Adapun yang
lain upacara penguburan, upacara dimaksud dengan penelitian kualitatif
perkawinan, upacara pengukuhan adalah penelitian yang bermaksud
kepala suku, dan salah satunya adalah untuk memahami fenomena tentang
upacara lewok tapo sendiri. Upacara apa yang dialami oleh subjek
adat adalah salah satu upacara yang penelitian secara holistik, dan dengan
dilakukan secara turun-temurun yang cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
berlaku disuatu daerah (Subianto, dan bahasa, pada suatu konteks khusus
2012). yang alami dan dengan memanfaatkan
Upacara adat adalah tradisi berbagai metode ilmiah (Moleong,
turun temurun dari orang yang lebih 2007: 6 ).
tua kepada orang yang lebih muda dari Subjek penelitian merupakan
suatu daerah dalam melestarikan suatu sumber data yang dimintai
informasinya sesuai dengan makalah
peneliti. Adapun yang dimaksud pelaksanaan dan makna yang
sumber data dalam penelitian adalah terkandung dalam proses
subjek dari mana data diperoleh pelaksanaan upacara adat lewak
(Suharsimi Arikunto, 2002: 107). tapo.
Untuk mendapat mendapat data yang 3. Metode Observasi (pengamatan)
tepat maka perlu ditentukan informasi Observasi adalah pengamatan yang
yang memiliki kompetensi dan sesuai dilakukan secara sengaja, sistematis
dengan kebutuhan data (purposive). mengenai fenomena sosial dengan
Untuk mendapat mendapat data yang gejala-gejala psikis untuk kemudian
tepat maka perlu ditentukan informasi dilakukan pencatatan. Teknik ini
yang memiliki kompetensi dan sesuai dilakukan untuk mengetahui proses
dengan kebutuhan data (purposive). pelaksanaan upacara adat lewak tapo
Penelitian ini bertujuan untuk di Desa Sandosi
mengetahui makna dan nilai yang
terkandung dalam upacara adat lewok HASIL PENELITIAN
tapo. Oleh karena itu, diperlukan
a. Makna dari upacara adat Lewak
subjek yang memenuhi parameter yang
Tapo
dapat mengungkap hal diatas sehingga
1) Makna Sosial
memungkinkan data dapat diperoleh.
Makna kebersamaan dalam
Metode pengumpulan data yang
dimensi sosial itu tampak pada
digunakan dalam penelitian ini
beberapa aktivitas, sebagai berikut;
meliputi :
petik kelapa, menyiapkan parang, dan
1. MetodeWawancara membelah kelapa. Dalam hal ini
Wawancara dilakukan secara diperlukan kerja sama; kelapa dipetik
mendalam kepada subjek penelitian oleh pria yang bukan dari anggota
dengan pedoman yang telah dibuat. keluarga penyelenggara ritual lewak
Teknik wawancara digunakan untuk tapo, parang disiapkan oleh laki-laki
mengungkapkan data tenttang sulung, dan belah kelapa dilakukan
proses pelaksanaan upacara adat oleh molan.
lewak tapo serta makna dan nilai Dalam jamuan adat ini makna
yang trekandung didalam upacara solidaritas atau kesetiakawanan,
adat lewak tapo. kekeluargaan, kebersamaan, keadilan,
2. Metode Dokumentasi dan gotong-royong adalah contoh
Teknik dokumentasi adalah cara ungkapan makna sosial yang
pengumpulan data melalui proses mengantar orang untuk memiliki
pengarsipan, baik berupa tulisa kepekaan sosial. Contoh yang dapat
nmaupun gambar, yang diambil adalah semua peserta pesta
berhubungan dengan proses berhal mendapat porsi daging yang
merata. Contoh yang lain adalah Ata suku wungu
gotong royong, yakni semua orang (Dari Marga)
bekerja sama sesuai dengan bagiannya. Koda aku na’an tupa turun
Pada saat santap bersama, semua orang (kesalahan sebagai penyebab)
menyantap dalam semangat Kirin aku na’an rasun rehin
persaudaraan, kebersamaan, dan ti na’a ro na matana nabe
kekeluargaan. Semua elemen (kematiannya dengan cara)
masyarakat setempat ikut mengambil
bagian. Makna tuturan ritual diatas
2) Kepercayaan mengandung makna interaksi dan
Dalam upacara Lewak Tapo relasi antara orang yang masih hidup
relasi antara Lera Wulan Tana Ekan dengan anggota keluarganya yang
sangat kuat. Dalam jamuan adat ini telah meninggal dunia. Ajakan untuk
terwujud dalam bau lolon dan sesaji menyatukan hati mengandung makna
yang dipersembahankan di ri’e hikun kuatnya relasi itu. dalam dimensi ini
lima wanan (tiang sudut rumah), di terdapat keyakinan orang Lamaholot
rumah adat, dan di nuba nara (batu bahwa kebersamaan dengan leluhur
yang disakralkan). Makna ini sebab-sebab kematian tidak wajar dari
menunjukkan pemahaman, sikap, dan anggota keluarga tidak akan
penghayatan iman yang benar kepada terungkap. Paparan ini menunjukkan
Lera Wulan Tana Ekani. Di dalamnya, bahwa tuturan ritual Lewak Tapo
Yang Mahatinggi disembah sebagai mengandung makna persatuan sebagai
sumber segala kehidupan. Dari sumber relasi antara manusia dengan leluhur.
inilah manusia menimba daya ilahi Sebuah simbolisasi juga
untuk didayagunakan dalam kehidupan terjadi pada ritual ini. Ata molan,
setiap hari. sambil memegang neak (wadah dari
Pada tahap inventaris sebab- tempurung) yang berisi tuak,
sebab kematian dalam ritual lewak menuangkan sedikit demi sedikit ke
tapo, yang disebut seba koda khirin tanah, sambil bertutur :
(s’ba koda khirin) “mencari kesalahan, Ama, nene(bapak, nenek)Mo pana
sebab-sebab kematian”, molan mata no tun puluh wulan ribu
menutur bahasa ritual sebagai berikut ; (kepergianmu sudah sekian
Ina ama koda kewokot lama)Mo plali duhlin pali turu,
(Leluhur) urut dekeno (Engkau belum
Pana pai taan one’tou kirin ehan mnempati rumah rumah
(Mari kita satukan hati) kediamanmu yang abadiRera
Tai dahan kaka ama ........ paino, apun papuko, mo lewo
(untuk menanyai) lango (sehingga masih diterpa
hujan)Gere wa’ ulin turun ata utu
marinem (disengat teriknya dialami oleh anggota keluarga,
matahari)Hala ti kame moi hala, sebagaimana kutipan berikut ini;
ne kame hode (bermandikan
embun di malam hari) Ama, nene nohlon, murine :
Herun gike plate, tun pai wulan Lango ...... herun susa taga pita
aka (hal ini kmi tidak uma lango
mengetahuinya menyebabkan Pana lodo gere buka pita
kami mengalami)Ne kame pana Nuru kame koda kirin
beto lodo gere dahan (penderitaan Leluhur,
selama ini)Ata muamolan, mo Keluarga ......... ditimpa musibah
lolokem ata hua pereta (kamu Datanglah dan berilah kami jalan
tahu bahwa kematianmu, lewat ata Tunjukkan kami sebab-sebab
molan belum diupacarakan secara (kematian)
adat)Rete ra’an wa’ u’linPi reron Permohonan utama dalam
ni kame ela boken mo’on (hari ini upacara adat lewak tapo ialah agar
kami meminta bantuan dari keluarga, dengan perantaraan molan,
kampung Wato Lolon untuk)Ata diberi petunjuk mengenai sebab-sebab
mua rera wulan weli lewo Wato kematian anggota keluarga secara
Lolon tanggal ........ra beto si pita tidak wajar ditentukan hasil membelah
uma lango ra tapum leta neten kelapa sebagai permohonan perantara.
maran doen ra’an lewo lango Jika kelapa tidak terbelah, adapun
gere lewak tapum (melaksanakan terbelah secara tidak sempurna, artinya
upacara ritual adat lewak- sebab kematian yang diujudkan molan
membelah kelapamu). belum tepat. Oleh karena itu,
kemampuan supranatural molan
Tuturan ritual diatas mengandung dimanfaatkan secara optimal untuk
nilai pewarisan. Prinsip yang dibangun menentukan (dengan “mengira-ngira”,
ialah bahwa segala sesuatu yang kemudian dibuktikan melalui
diwariskan harus berorientasi pada membelah kelapa) sebab kematian
kebaikan. Jika terjadi pengingkaran yang dimaksud.
terhadap kebaikan yang secara tidak Dalam kaitan dengan
segaja diwariskan, dilaksanakan ritual permohonan antara yang dimaksud,
pemulihan sebagaimana lewak tapo. molan menuturkan bahasa ritual
Khusus dalam upacara adat ritual sebagai berikut:
lewak tapo, tuturan ritualnya Esi mu go lewak tapo
berintikan permohonan kepada Tuhan Sebentar kelapa dibelah
dan leluhur agar melalui hasil Sebentar saya belah kelapa
membelah kelapa dapat diketahui Kesaeta gang eka no’on napu,
sebab kematia secara tidak wajar yang
Semoga, terbelah menembusi sabut keluarganya yang menyebabkan
Supaya makan dengan sabut meninggalkan dunia, dengan harapan
Ka’an ho’in ana cucu, wahan kae. tidak akan terulang kembali di
Untuk keselamatan anak cucu, cucu kemudian hari.
semuanya.

Baik makna pemujaan KESIMPULAN


maupun makna permohonan Berdasarkan pembahasan yang
menyiratkan nilai kesadaran diri. telah diuraikan pada bab-bab
Manusia menyadari sebelumnya, berikut ini akan
ketidakberdayaannya sehingga dikemukakan beberapa kesimpulan
tercipta pranata berupa doa-doa yang sekaligus menjawab
tradisi yang disampaikan kepada permasalahan yang terjadi pokok
Rara Wulan Tana Ekan, seperti kajian penelitian ini. Dari uraian diatas
halnya doa-doa yang disampaikan dapat diambil kesimpulan sebagai
melalui perantara leluhur. berikut:

1. Upacara adat merupakan tradisi


b. Pesan dari Upacara Adat Lewak turun temurun dari orang yang
Tapo lebih tua kepada orang yang lebih
Pesan dari upacara adat lewak muda dari suatu daerah dalam
tapo ini memberikan pesan kepada melestarikan suatu kebudayaan.
generasi yang akan datang bahwa Sedangkan upacara lewak tapo
upacara adat lewak tapo ini patut untuk sendiri merupakan suatu upacara
dilestarikan oleh generasi berikutnya adat lamaholot yang bertujuan
agar kesalahan yang sama tidak untuk mencari tahu sebab-sebab
terulang lagi dan tidak adanya korban kematian seseorang sebelum masa
jiwa. tua. Sebab kematian yang
Ritual lewak tapo ini dilakukan dimaksud seperti kematian karena
untuk menjalin hubungan komunikasi kecelakaan, atau jatuh dan
harmonis antara manusia dengan Rera meninggal secara tiba-tiba atau
Wulan Tanah Ekan, dan ina ama koda secara mendadak.
kewokot, agar leluhur dan Tuhan 2. Makna upacara adat lewak tapo
merestui semua yang dijalankan dalam pada kelompok etnik Lamaholot
upacara lewak tapo ini berjalan dengan di Desa Sandosi, Kecamatan
baik dan sesuai dengan tujuannya yaitu Witihama, Kabupaten Flores
membersihkan bobot dosa yang Timur. Pertama, kematian secara
dilakukan orang yang meninggal tidak wajar menurut pandangan
secara tidak wajar tersebut ataupun orang Lamaholot sebagai akibat
disharmonisasi hubungan antara
manusia dengan Rera Wulan Tana Saran
Ekan (Sang Pencipta). Kedua, Berdasarkan kesimpulan, ada
disharmonisasi merupakan beberapa saran yang penulis ingin
pengingkaran terhadap kebenaran kemukakan:
(koda), baik yang dilakukan oleh 1. Makna dan pesan dari upacara
yang meninggal atau oleh orang adat Lewak Tapo merupakan
tuanya. Sebagai pemulihan, peninggalan budaya yang cukup
diadakan ritual lewak tapo. berharga dan perlu dipertahankan,
Ketiga, upacara adat lewak tapo agar generasi berikutnya
memanfaatkan sejumlah benda terlindungi.
simbolik, antara lain; kelapa 2. Masyarakat terutama pemerintah
sebagai simbol kepala manusia, saling bekerja sama dalam rangka
sirih pinang sebagai simbol menjaga kemurnian nilai tradisi
perempuan dan laki-laki, tuak yang cukup berharga, sehingga
sebagai simbol pelibatan leluhur, kelak generasi berikutnya tidak
sekaligus sebagai penguat salah dalam mengambil tindakan.
sumpah, dan gumpalan kapas 3. Peneliti menyarankan untuk
putih sebagai simbol permurnian. peneliti yang lain agar melakukan
Keempat, upacara ritual lewak penelitian tentang kebudayaan lain
tapo mengandung makna ditempat lain, guna melengkapi
kebersamaan. penelitian ini.
3. Pesan dari ritual adat LewakTapo
ini adalah nilai saling menghargai
dan pengakuan akan relativitas
peran. Dari sisi tuturannya, tersirat
makna dan pesan nilai
kebersamaan dengan leluhur dan
relasi vertikal dengan Sang
Pencipta yang menyiratkan nilai
religius, makna permohonan dan
pemujaan yang menyiratkan pesan
nilai kesadaran diri sebagai
makhluk yang tidak berdaya
dihadapan Sang Pencipta, dan
makna melindungi generasi dari
kematian yang tidak wajar yang
menyiratkan nilai pewarisan.

Anda mungkin juga menyukai