Anda di halaman 1dari 17

Tinjauan Implementasi Peran Gereja Sebagai Pelopor Aksi Kepedulian

Sosial Bagi Muda Mudi

Dosen Pengampu : Ance Marintan D. Sihotang, S.P., M.Div., M.Th

Disusun Oleh:
Kelompok 7

1. Anastasya Putri Br Ritonga (231501127)


2. Andreas S (230304143)
3. Elysia Monika T. Simanjuntak (230902098)
4. Grace Christine Aprillia Panggabean (230200111)
5. Ricky Marco (230901084)
6. Ruth Meysia Tobing (231000228)

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Universitas Sumatera Utara

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepedulian sosial adalah sikap atau perilaku yang mengekspresikan perhatian,
empati, dan tanggung jawab terhadap kesejahteraan dan kebutuhan orang lain serta
lingkungan sekitar. Ini melibatkan kesediaan untuk memahami dan merespons kondisi sulit
atau kebutuhan orang lain dengan tindakan yang positif. Kepedulian sosial mencakup
responsibilitas terhadap ketidaksetaraan, penderitaan, atau ketidakadilan sosial, dan
mendorong individu atau kelompok untuk berkontribusi dalam upaya perbaikan. Sikap ini
tidak hanya bersifat individual, tetapi juga dapat tercermin dalam perilaku kolektif dan
upaya bersama untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. Kepedulian sosial
melibatkan pemahaman bahwa setiap individu dan komunitas memiliki peran penting
dalam menciptakan lingkungan yang adil, harmonis, dan berkelanjutan.

Gereja, sebagai institusi agama, memiliki latar belakang yang kaya dalam
memainkan peran sebagai pelopor aksi kepedulian sosial bagi muda-mudi. Pertama, dasar
utama bagi aksi ini terletak pada ajaran agama yang dianut oleh gereja. Banyak ajaran
agama, termasuk agama Kristen, menekankan nilai-nilai kasih sayang, keadilan, dan
pelayanan kepada sesama. Oleh karena itu, gereja melihat kepedulian sosial sebagai
implementasi konkret dari ajaran-ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari.

Gereja mengakui bahwa mereka tidak hanya memiliki peran spiritual, tetapi juga
tanggung jawab untuk membantu mereka yang membutuhkan di masyarakat. Dengan
demikian, kepedulian sosial menjadi satu aspek integral dari misi gereja untuk membangun
komunitas yang berlandaskan keadilan, solidaritas, dan pelayanan. Pendidikan moral dan
pembinaan karakter yang diberikan oleh gereja bertujuan untuk membimbing muda-mudi
agar dapat merespons dengan tanggung jawab terhadap tantangan sosial di sekitar mereka.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa dampak langsung yang dihasilkan oleh aksi kepedulian sosial yang
dilakukan oleh gereja terhadap muda-mudi yang mereka layani?
1.2.2 Bagaimana pandangan Alkitab tentang peran gereja sebagai pelopor aksi
kepedulian sosial muda-mudi?
1.2.3 Bagaimana tinjauan teologis etis Kristen tentang aksi kepedulian sosial?

1.3 Tujuan
1.3.1 Agar pembaca dapat mengetahui dampak langsung yang dihasilkan oleh aksi
kepedulian sosial yang dilakukan oleh gereja terhadap muda-mudi

1.3.2 Agar pembaca dapat mengetahui nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terkandung
dalam ajaran Alkitab tentang peran gereja sebagai pelopor aksi kepedulian sosial
bagi muda-mudi
1.3.3 Agar pembaca mendapat wawasan yang lebih luas tentang teologi Kristen
mengenai aksi kepedulian sosial
BAB II
KLIPING BERITA ONLINE

2.1 Kliping Berita


1) Gereja Pentakosta Tabernakel Kristus Gembala Melaksanakan Kunjungan ke
Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kla I Kupang Untuk Mengajak Anak
Binaan Mengenal Kasih Tuhan
https://ntt.kemenkumham.go.id/berita-kanwil/berita-upt/12760-diajak-mengenal-
kasih-tuhan-anak-binaan-dikunjungi-pemuda-kristus-gembala

2) Gereja Kristen Indonesia (GKI) Gelar Aksi Donor Darah


https://tangerang.tribunnews.com/amp/2022/07/17/gereja-gki-bintaro-utama-gelar-
aksi-donor-darah-peserta-lintas-agama

3) Aksi Solidaritas Sosial Gereja-Gereja Ditengah Pandemi Covid 19.


https://pgi.or.id/aksi-solidaritas-sosial-gereja-gereja-ditengah-pandemi-covid-19/.

4) Peranan Gereja Mempertahankan Generasi Milenial Agar Menjadi Pribadi yang


Beragama
https://www.kompasiana.com/feliciananatali/617941d506310e01ba503803/peranan-
gereja-mempertahankan-generasi-milenial-agar-menjadi-pribadi-yang-
beragama?page=all

5) Tak Ingin Kehilangan Generasi Muda, Wahana Visi Indonesia Gandeng Gereja Buat
Pembekalan
https://www.jawaban.com/read/article/id/2020/02/11%2008:15:00/91/200211085532
/tak_ingin_kehilangan_generasi_mudawahana_visi_indonesia_gandeng_gereja_buat
_pembekalan
6) 6.000 Orang Pemuda, Mahasiswa, Remaja Dan Anak-Anak Hamba Tuhan GEREJA
PANTEKOSTA di INDONESIA (GPdI) Papua hadiri “YOUTH CAMP SE-TANAH
PAPUA
6.000 Orang Pemuda, Mahasiswa, Remaja Dan Anak-Anak Hamba Tuhan GEREJA
PANTEKOSTA di INDONESIA (GPdI) Papua hadiri “YOUTH CAMP SE-TANAH
PAPUA” | Ditjen Bimas Kristen Kemenag RI

7) Potret Suasana Perkemahan Pemuda Remaja se Sulawesi Utara Yang Digelar GpdI
Potret Suasana Perkemahan Pemuda Remaja se Sulawesi Utara yang Digelar GPdI -
Tribunmanado.co.id (tribunnews.com)

8) Keterlibatan Gereja Dalam (Latihan) Kewirausahaan Pemuda


Keterlibatan Gereja dalam (Latihan) Kewirausahaan Pemuda - GKJW

9) Peran Gereja Sebagai Sarana Edukasi Untuk Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di


Kalangan Milenial
Peran Gereja Sebagai Sarana Edukasi Untuk Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di
Kalangan Melenial. Selasa ( 24/12/2019) – Website Resmi Pemerintah Kabupaten Kutai Barat
(kutaibaratkab.go.id)

10) Pengalaman Tak Terlupakan Selama Kegiatan Perkumpulan Remaja OSZA di Bogor
Pengalaman Tak Terlupakan Selama Kegiatan Perkumpulan Remaja OSZA di Bogor
- Jawa Barat (gerejayesuskristus.org)

2.2 Rangkuman
Kaum muda adalah individu yang sedang mencari jati diri dan mencari solusi untuk diri
mereka sendiri dalam berbagai hal seperti menentukan tujuan hidup mereka, memilih karier yang
tepat, berinteraksi dengan kaum muda lainnya, berpacaran, menikah, dan mengembangkan
hubungan dengan Tuhan. Kaum muda akan mencari jawaban sendiri jika mereka tidak menemukan
jawaban yang tepat di gereja. Di sisi lain, berkurangnya partisipasi di gereja terjadi setelah itu.
Akibatnya, ada risiko kecanduan narkoba, kehamilan di luar nikah, bunuh diri, dan akhirnya
mundur dan meninggalkan gereja di antara kaum muda yang terlibat dalam perilaku seks bebas.
Gereja perlu mempertimbangkan dengan seksama program pembinaan seperti apa yang akan
ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan kaum muda secara umum dengan memperhatikan isu-isu
dan kesulitan yang kini dihadapi kaum muda. Dalam Amsal 22:6 dikatakan, “Didiklah orang muda
menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari
pada jalan itu.” Membangun kerinduan di dalam hati kaum muda untuk hidup bagi Kristus dan
melayani Kristus adalah tanggung jawab gereja, khususnya para pemimpin kepemimpinan kaum
muda. Mengembangkan dan mempergunakan segala karunia dan potensi serta keterampilan kaum
muda yang Tuhan berikan untuk mencapai hal tersebut.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tinjauan Berita

1. Gereja Pentakosta Tabernakel Kristus Gembala Melaksanakan Kunjungan


ke Lembaga Pembinaan
Pada Sabtu (20/05/2023) telah terlaksana kunjungan ke Lembaga Pembinaan Khusus
Anak (LPKA) Klas I yang dilaksanakan oleh para pemuda Gereja Pantekosta
Tabernakel Kristus Gembala. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mengajak anak
binaan untuk lebih mengenal kasih Tuhan. Pdt. Yeremia Priyanto, MTh beserta Ibu
Erlin Priyanto memimpin kedatangan rombongan para pemuda ini dan diterima
langsung oleh Kornelis Keli selaku Kepala Seksi Pembinaan LPKA Kupang. Kornelis
sangat berterima kasih atas kesediaan para pemuda dari Gereja Pantekosta Tabernakel
Kristus Gembala karena sudah mau berbagi cinta dengan anak binaan di LPKA
Kupang. Kornelis juga menyampaikan bahwa anak binaan di LPKA Kupang sangat
membutuhkan pendampingan dari kelompok-kelompok orang muda agar dapat
memotivasi mereka terkait kehidupan. Kegiatan ini dimulai dengan ibadat bersama
dimana anak binaan secara bergantian dengan para pemuda gereja melantunkan pujian.
Dan setelahnya kegiatan dilanjutkan dengan bermain game bersama, santap siang
bersama, dan pembagian bingkisan.

2. Gereja Kristen Indonesia (GKI) Gelar Aksi Donor Darah


Pada Minggu (17/7/2022) telah terlaksana aksi donor darah yang digelar oleh Gereja
GKI Bintaro Utama. Sebelum donor darah, peserta harus mengisi formulir terlebih
dahulu dan dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh petugas
PMI Tangsel. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh jemaat gereja, warga dari luar jemaat
bahkan yang non-Kristen pun turut mengikuti kegiatan ini. Kegiatan aksi donor darah
ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan tiga bulan sekali di gereja. Drg. Rachel
Tiurma selaku komisi Pelayanan Kasih GKI Bintaro Utama menyampaikan bahwa
kegiatan kali ini spesial karena mereka bekerja sama dengan PMI Kota Tangerang
Selatan dalam menjalankan program mengumpulkan 7.700 kantong darah sebagai kado
untuk hari ulang tahun Republik Indonesia. Beliau pun menambahkan peserta donor
pun harus memiliki kondisi kesehatan tubuh yang bagus dan tidak pernah kontak
dengan pasien Covid-19. Salah satu pendonor darah dari luar jemaat, Raja Anjanamir
mengatakan bahwa dirinya ikut serta donor darah sebagai aksi sosial dan dengan tujuan
yang mulia.

3. Aksi Solidaritas Sosial Gereja-Gereja Ditengah Pandemi Covid 19.


Gereja GKI Wahid Hasyim, GKI Maulana Yusuf, serta beberapa gereja lainnya
melakukan aksi solidaritas sosial berupa pemberian makanan gratis, dan pemasangan
hand sanitizer di tempat terbuka. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka membantu
sesama yang terkena imbas dari kebijakan pemerintah terkait memutus rantai
penyebaran virus Corona yang mengharuskan warganya harus tinggal di rumah (stay
at home) dan melakukan pekerjaan dari rumah (work from home). Kegiatan ini
tentunya mendapatkan tanggapan yang positif dari mereka yang datang. Meskipun ada
beberapa yang tidak menerima bagian karena kehabisan, namun mereka dapat
memakluminya. Lewat himbauan Gereja peduli terhadap sesama pada masa pandemi
Covid 19, MPH-PGI mengajak untuk melakukan aksi solidaritas kemanusiaan. MPH-
PGI mengajak Gereja untuk mengembangkan "Diakonia Karitatif Antar Keluarga"
dengan mendorong warga jemaat yang berkelebihan secara finansial/materiil agar
menolong keluarga-keluarga yang berkekurangan dan mengalami dampak buruk
ekonomi dari situasi ini. MPH-PGI menegaskan salah satu dari Diakonia ini adalah
"Gerakan 3M" (Memberi Mereka Makan), yang dimana gerakan ini lahir dari perkataan
Yesus kepada para murid-Nya di tengah berbagai penolakan dan krisis yang terjadi
pada masa itu.

4. Peranan Gereja Mempertahankan Generasi Milenial Agar Menjadi Pribadi


yang Beragama
Indonesia merupakan negara yang sangat mengutamakan agama sebagai suatu elemen
terpenting dalam menjalankan sebuah kehidupan karena Indonesia menganut ideologi
Pancasila khususnya sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Di era generasi
milenial sekarang ini, agama cenderung mengalami penurunan khususnya di beberapa
negara bagian Barat. Pada umumnya, generasi milenial menganggap agama bukanlah
sesuatu yang penting dalam kehidupannya. Kebanyakan generasi milenial juga lebih
mendahulukan kepentingan pribadinya dibandingkan mendahulukan Tuhan. Ada
berbagai alasan generasi milenial meninggalkan gereja. Jika terus dibiarkan dan tidak
ditangani dengan baik maka akan sangat berdampak pada pertumbuhan gereja di masa
yang akan datang. Gereja sangat berperan penting dalam membuat generasi milenial
tertarik untuk memeluk agama, dimana gereja harus mampu mengikuti perkembangan
zaman supaya gereja tidak terlihat kuno bagi pemikiran generasi milenial. Salah satu
cara yang dapat dilakukan gereja adalah dengan melakukan pembuatan konten-konten
yang bersifat spritualitas dengan disertai animasi yang menarik agar para generasi
milenial tertarik untuk memeluk agama. Peran orang tua juga sangat penting dalam
mendidik dan memberikan arahan kepada generasi milenial untuk memeluk agama.
Maka peran gereja dengan orang tua harus sejalan apabila tidak sejalan maka akan sulit
untuk membuat generasi milenial tertarik dalam memeluk agama.

5. Tak Ingin Kehilangan Generasi Muda, Wahana Visi Indonesia Gandeng


Gereja Buat Pembekalan
Pada Senin (10/2/2020) Wahana Visi Indonesia (WVI) bersama para mitranya
mengadakan Church Leader Gathering bertema "Bringing Shalom Across Generations"
yang membahas mengenai tantangan serta peluang gereja dalam mempersiapkan
generasi muda menjadi pemimpin masa depan. Gereja memiliki peluang yang besar
dalam mendukung kesiapan generasi muda menghadapi tantangan zaman. Namun
berdasarkan survey Barna hanya sedikit generasi muda di Indonesia yang merasa gereja
menolong mereka dalam memahami kemiskinan dan keadilan sosial. Ditemukan juga
hanya sedikit generasi muda yang terinspirasi untuk menjadi pemimpin karena
keteladanan seseorang di gereja. Kinnaman selaku Presiden Barna Group
mengharapkan agar gereja memberi kesempatan yang konkrit bagi generasi muda agar
dapat berkembang. Mereka ingin gereja tidak hanya menjadi tempat untuk membangun
spiritualitas, melainkan mampu menjadi laboratorium kepemimpinan serta dapat
berkontribusi dalam menghadapi berbagai isu. Bambang Budijanto selaku Ketua
Dewan Pembina Bilangan Research Center mengatakan langkah yang perlu diambil
gereja untuk menolong generaai muda dalam memperdalam spiritualitas mereka antara
lain, membuat komunitas yang kuat, memiliki kepemimpinan melalui peneladanan,
pemberitahuan firman yang bebobot dan relevan, serta melibatkan generasi muda
dalam program yang inovatif.

6. 6.000 Orang Pemuda, Mahasiswa, Remaja Dan Anak-Anak Hamba Tuhan


GEREJA PANTEKOSTA di INDONESIA (GPdI) Papua hadiri “YOUTH
CAMP SE-TANAH PAPUA
Pada tanggal 27 Juni 2023, Pdt.Dr.Amsal Yowei, SE.M.Pd.K. memberikan sambutan
pada acara "YOUTH CAMP PEMUDA MAHASISWA REMAJA DAN ANAK
HAMBA TUHAN GEREJA PANTEKOSTA di INDONESIA, PROVINSI PAPUA," di
Kabupaten Keerom. Dalam sambutannya, Amsal mengajak para pemuda untuk
menjadikan peristiwa tersebut sebagai momentum kebangkitan Pemuda Gereja. Ia
menekankan pentingnya persatuan dan komitmen bersama untuk menjadi pilar
pembangunan Gereja dan Bangsa, baik di tingkat lokal maupun nasional. Amsal
menyebut pemuda sebagai tulang punggung Bangsa dan Gereja, bukan hanya sebagai
pelengkap, melainkan sebagai aktor utama dalam kemajuan bangsa dan gereja.
Generasi muda diharapkan mampu menjawab tantangan zaman dengan ide kreatif,
pemikiran inovatif, dan kritik konstruktif. Mereka juga diminta untuk membangun
landasan iman yang kokoh dan karakter moral yang kuat.

7. Potret Suasana Perkemahan Pemuda Remaja se Sulawesi Utara Yang Digelar


GpdI
Gereja Pentakosta di Indonesia atau GpdI menyelenggarakan perkemahan pemuda dan
remaja se-Sulawesi Utara. Perkemahan ini resmi dimulai pada tanggal 26 Juni 2023.
Kegiatan berlangsung di Balai Pantekosta Buha, Kecamatan Mapanget, Manado,
Sulawesi Utara. Ketua KD Pemuda GPdI Sulut, Romo Franky S Longkutoy SE MTh
mengatakan tujuan dilaksanakannya perkemahan ini adalah untuk mempererat
silaturahmi serta membekali para generasi muda dengan nilai-nilai kerajaan
surga."Sehingga mereja menjadi orang-orang muda yang kuat yang tak tergoyahkan
dalam menghadapi realita dunia akhir zaman. Dan berguna bagi keluarga, gereja dan
bangsa Indonesia," terang dia.

8. Keterlibatan Gereja Dalam (Latihan) Kewirausahaan Pemuda


Program kewirausahaan dalam konteks gereja adalah langkah yang inovatif dan
relevan, terutama di tengah perubahan dinamika masyarakat dan ekonomi. Gereja perlu
menggeser fokusnya dari peribadahan semata menuju keterlibatan aktif dalam dunia
kewirausahaan, dengan mempertimbangkan nilai-nilai Kristen. Manajemen risiko,
pendampingan intensif, pengawasan keuangan, penyisihan hasil untuk pengembangan,
dan pemasaran adalah elemen-elemen kunci yang perlu diperhatikan dalam
menjalankan program kewirausahaan gereja. Dengan pendekatan yang tepat dan
dukungan yang memadai, gereja dapat menjadi agen perubahan yang signifikan dalam
membekali pemuda dan anggota jemaatnya untuk menghadapi era global dan ekonomi
kreatif. Melalui program kewirausahaan, gereja dapat membantu menciptakan
lingkungan yang mendukung pertumbuhan rohani dan praktis bagi anggota jemaatnya,
menjembatani kesenjangan antara nilai-nilai keagamaan dan tantangan dunia modern.
Penting untuk terus mengadaptasi dan memperbarui program-program kewirausahaan
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat, sehingga gereja tetap relevan
dan efektif dalam membawa dampak positif bagi komunitasnya.

9. Peran Gereja Sebagai Sarana Edukasi Untuk Pencegahan Penyalahgunaan


Narkoba Di Kalangan Milenial
Bupati Kutai Barat, FX. Yapan, menghadiri ibadah misa malam Natal bersama ratusan
umat Katolik di Gereja Paroki St. Markus Melak-Sendawar pada Selasa, 24 Desember
2019. Ibadah misa yang mengusung tema "HIDUPLAH SEBAGAI SAHABAT BAGI
SEMUA ORANG" (Yohanes 15:14-15). Bupati Yapan menyampaikan pesan penting
mengenai peran gereja sebagai lembaga pendidikan nonformal untuk generasi muda.
Beliau menekankan perlunya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bidang
rohaniah sebagai langkah pencegahan terhadap pergaulan bebas dan penyalahgunaan
narkoba. Bupati mengungkapkan keprihatinannya terhadap banyaknya anak gereja
yang terjerat kasus narkoba, dan mengajak gereja serta elemen masyarakat lainnya
untuk memberikan pemahaman edukasi mengenai bahaya narkoba.

10. Pengalaman Tak Terlupakan Selama Kegiatan Perkumpulan Remaja OSZA


di Bogor - Jawa Barat
Para peserta remaja Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (OSZA)
yang berusia 12-18 tahun menyelenggarakan kegiatan perkumpulan remaja di tiga
wilayah berbeda pada akhir Juni lalu. Tema kegiatan ini diambil dari Ajaran dan
Perjanjian 19:23, yaitu "Belajarlah dari-Ku, dan dengarkanlah firman-Ku; berjalanlah
dalam kelembutan hati Roh-Ku, dan kamu akan merasakan kedamaian dalam Aku.”
Dalam wawancara, beberapa peserta remaja menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini
adalah mempererat hubungan pertemanan, membangun rasa percaya diri, dan
meningkatkan pengalaman rohani setiap remaja OSZA. Acara ini dipenuhi dengan
berbagai kegiatan yang membangun karakter positif anak-anak muda. Melalui kegiatan
ini, para remaja OSZA tidak hanya mempererat hubungan sosial dan membangun
karakter positif, tetapi juga memberikan teladan dalam memberikan kasih dan bantuan
kepada sesama. Keberanian mereka dalam melakukan tindakan sederhana namun
bermakna membuktikan bahwa membantu orang lain, meski dengan cara kecil, dapat
memiliki dampak besar baik bagi diri sendiri maupun orang di sekitar.

3.2 Tinjauan Menurut Alkitab

Alkitab mengajarkan bahwa gereja memiliki peran penting dalam hal kepedulian sosial.
Hal ini terlihat dari berbagai ayat Alkitab yang berbicara tentang pentingnya menolong sesama
yang membutuhkan.
Dalam Perjanjian Lama, kita dapat menemukan berbagai contoh bagaimana umat Israel
dituntut untuk menunjukkan kepedulian sosial mereka. Misalnya, dalam kitab Ulangan 15:7-11,
Allah memerintahkan umat Israel untuk membebaskan budak mereka pada tahun yang kelima
puluh. Hal ini menunjukkan bahwa Allah sangat peduli terhadap kaum lemah dan tertindas.

Dalam Perjanjian Baru, kita juga dapat menemukan berbagai ajaran tentang kepedulian
sosial. Misalnya, dalam Matius 25:31-46, Yesus Kristus mengajarkan bahwa orang-orang yang
menolong orang miskin, orang sakit, dan orang yang berada dalam penjara akan diakui sebagai
pengikut-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian sosial merupakan salah satu ciri khas
pengikut Kristus.

Berdasarkan ajaran-ajaran Alkitab tersebut, gereja memiliki peran penting sebagai


pelopor aksi kepedulian sosial bagi muda mudi. Gereja harus mengajarkan kepada muda mudi
tentang pentingnya nilai-nilai kepedulian sosial, seperti kasih, belas kasihan, dan keadilan.
Gereja harus menjadi garam dan pelita di tengah-tengah dunia. Generasi muda gereja yang
dewasa secara rohani bukan hanya bertumbuh lewat keikutsertaan mereka dalam pelayanan, tapi
juga menjadi agen penggerak pertumbuhan tubuh Kristus (gereja) secara keseluruhan.

Remaja atau pemuda sering diberi label sebagai Agent of Change (agen pembaharuan)
karena ciri-ciri yang melekat pada kemudaan mereka. Mereka memiliki sifat energik, kreatif,
dinamis, empati, kritis, dan berani mengambil risiko. Dalam konteks pelayanan kepada Tuhan,
pemuda pemudi merupakan pihak yang paling banyak terlibat dalam pelaksanaannya. Selain itu,
gereja juga harus menjadi teladan bagi muda mudi dalam hal kepedulian sosial. Gereja harus
menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap sesama yang membutuhkan.
Gereja juga dapat menjadi wadah bagi muda mudi untuk menyalurkan aspirasi dan
kreativitas mereka dalam melakukan aksi kepedulian sosial. Gereja dapat memfasilitasi kegiatan-
kegiatan sosial yang dilakukan oleh muda mudi.

Beberapa contoh aksi kepedulian sosial yang dapat dilakukan oleh gereja bagi muda
mudi:

 Bakti sosial

Gereja dapat mengadakan kegiatan bakti sosial untuk membantu orang-orang yang
membutuhkan, seperti orang miskin, orang sakit, orang cacat, dan korban bencana alam.
Kegiatan bakti sosial dapat berupa pembagian makanan, pakaian, bantuan medis, atau
tenaga kerja.

 Pendidikan dan pelatihan

Gereja dapat memberikan pendidikan dan pelatihan kepada muda mudi tentang pentingnya
kepedulian sosial. Pendidikan dan pelatihan ini dapat diberikan melalui berbagai cara,
seperti melalui khotbah, ceramah, seminar, atau pelatihan khusus. Pendidikan dan
pelatihan ini dapat membantu muda mudi untuk memahami apa itu kepedulian sosial dan
bagaimana cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

 Pembangunan komunitas

Gereja dapat membantu membangun komunitas yang peduli terhadap sesama. Hal ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti melalui kegiatan-kegiatan sosial yang melibatkan
masyarakat, seperti kerja bakti, gotong royong, atau penggalangan dana.

Contoh cerita kepedulian sosial dari gereja bagi muda mudi yang ada di dalam Alkitab:

Kisah tentang pelayanan Yesus Kristus kepada orang-orang miskin, orang sakit, dan orang
yang tertindas. Yesus Kristus sering menghabiskan waktu-Nya untuk melayani orang-orang yang
membutuhkan. Ia menyembuhkan orang sakit, memberi makan orang yang lapar, dan membela
orang yang tertindas.

Salah satu contoh pelayanan Yesus Kristus kepada orang-orang miskin adalah ketika Ia
menyembuhkan seorang kusta. Orang kusta tersebut adalah orang yang dikucilkan oleh
masyarakat karena penyakitnya. Yesus Kristus menyembuhkan orang kusta tersebut dan
mengembalikannya ke tengah-tengah masyarakat.

Contoh lain adalah ketika Yesus Kristus memberi makan lima ribu orang dengan lima roti
dan dua ikan. Yesus Kristus melakukan mukjizat ini untuk memberi makan orang-orang yang lapar.
Yesus Kristus juga membela orang-orang yang tertindas, seperti ketika Ia mengusir para pedagang
dari Bait Allah. Yesus Kristus melakukan hal ini untuk membela orang-orang miskin yang tidak
mampu membeli barang-barang di Bait Allah.

Kisah tentang pelayanan rasul-rasul, setelah kenaikan Yesus Kristus ke surga, para rasul
melanjutkan pelayanan Yesus Kristus kepada orang-orang yang membutuhkan. Mereka sering
melakukan perjalanan ke berbagai tempat untuk mengajarkan Injil dan menolong orang-orang
yang membutuhkan.

Salah satu contoh pelayanan para rasul adalah ketika mereka memberitakan Injil kepada
orang-orang di Samaria. Orang-orang Samaria adalah orang-orang yang dikucilkan oleh orang
Yahudi. Namun, para rasul tetap memberitakan Injil kepada mereka.

Contoh lain adalah ketika para rasul membantu orang-orang yang kelaparan di Yerusalem.
Para rasul mengumpulkan uang untuk membeli makanan dan membagikannya kepada orang-orang
yang lapar.

Dari kedua kisah tersebut, kita dapat melihat bahwa gereja memiliki peran penting dalam hal
kepedulian sosial. Gereja harus menjadi teladan bagi muda mudi dalam hal kepedulian sosial.
Gereja juga harus mengajarkan kepada muda mudi tentang pentingnya nilai-nilai kepedulian
sosial, seperti kasih, belas kasihan, dan keadilan.
Dengan berperan sebagai pelopor aksi kepedulian sosial bagi muda mudi, gereja dapat ikut serta
dalam mewujudkan masyarakat yang lebih baik.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Pentingnya peran gereja dalam membentuk generasi muda yang sadar sosial melalui
pendekatan holistik. Dalam penilaian implementasinya, gereja dapat berperan sebagai katalisator
untuk inisiatif kesadaran sosial, pengajaran moral, dan keterlibatan kaum muda dalam misi
kemanusiaan. Dengan demikian, gereja dapat memainkan peran strategis dalam membentuk
karakter dan memberdayakan kaum muda untuk berkontribusi pada perbaikan sosial dan
kemanusiaan.

4.2 Saran

Saat ini pelatihan bagi remaja sangat perlu ditingkatkan. Gereja merupakan tempat yang
baik untuk pertumbuhan dan perkembangan iman bahkan moral remaja. Peran gereja sangat
dibutuhkan dalam pembinaan generasi muda agar tidak mudah terpengaruh lingkungan sekitar
yang berdampak negatif bagi perkembangan dan masa remaja masa depan, karena kondisi
lingkungan mempunyai pengaruh terhadap kepribadian remaja yaitu kemampuan menyesuaikan
diri dengan orang lain, kondisi emosional yang baik, disiplin, sopan santun dan rasa tanggung
jawab.

Adanya pelatihan bagi remaja yang dilakukan gereja dapat membantu dan memberikan
solusi agar remaja tetap berada di jalan yang benar dan tidak kehilangan tujuan hidup.

Anda mungkin juga menyukai