Anda di halaman 1dari 7

Toni Apriawan

041841169

Penghayatan iman Katolik dalam konteks hidup menggereja

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Generasi muda Katolik merupakan harapan Gereja, keluarga, bahkan bangsa Indonesia.
Generasi muda merupakan pelopor dari perubahan di masa mendatang, pemberi harapan
dan pembangun persatuan bagi antar masyarakat majemuk maupun Gereja. Terkait
potensi yang ada dalam diri generasi muda mampu menjadi pencetus perubahan dalam
masyarakat majemuk dan pencetus pembarusan bagi Gereja sendiri. Dewasa ini
kurangnya peran aktif dari generasi muda menjadi kendala akan hidup menggereja, hal ini
diakibatkan oleh perkembangan era modernisasi. Dampaknya Gereja menjadi kehilangan
generasi yang mampu di andalkan dalam merancang suatu kegiatan yang lebih
membangun serta menhidupkan Gereja.

Dari kenyataan ini, tidak bisa sepenuhnya menyalahkan generasi muda yang tidak atau
belum terlibat dalam kehidupan menggereja dikarenakan generasi muda saat ini dikenal
dengan generasi millenial yang dikenal hidup dengan budaya instan dan sangat
bergantung pada media teknologi. Sehingga kehidupannya sangat lekat dengan media
sosial dan mudah terpengaru dengan perkembangan teknologi, dan akibatnya generasi
millenial ini menjadi cuek dengan hidup menggereja karena mereka menggangap hidup
dengan menerapkan hidup menggereja bukanlah lifestyle di jaman ini. Saat ini generasi
muda lebih tertarik dengan pandangan politik dan sosial ekonomi, sehingga mereka
sangat reaktid terhadap update perubahan di sekililingnya. Dapat disimpulkan bahwa
generasi muda saat ini masih kurang aktif dalam kegiatan –kegiatan menggereja sebagai
bentuk penghayatan dalam hidup menggerejanya disisi lain mereka mempunyai potensi
dan kreativitas dalam menggembangkan hidup menggereja.
2. Rumusan Masalah

Bagaimana generasi muda Katolik menghayati hidup menggereja?

3. Tujuan Penulisan

Menggali pengahayatan hidup menggereja generasi muda katolik

BAB II

PEMBAHASAN

1. Siapakah Orang Muda Katolik


Orang muda Katolik bisa didifinisikan sebagai generasi muda Katolik, baik pria
maupun wanita, terutama mereka yang belum menikah, yang berada di stasi maupun
paroki setempat. Tujuan dibentuknya organisasi Orang Muda Katolik ialah untuk
membantu generasi muda Katolik agar lebih beriman. Melalui kegiatan – kegiatan
kerohanian, para anggota Orang Muda Katolik mampu memelihara uman dan
menjaga moral demi terciptanya manusia yang bermatabat.
2. Bentuk – bentuk Peningkatan Keaktifan Orang Muda Katolik dalam Menggereja
2.1 Pembinaan Rohani
- Doa Lingkungan
Doa lingkungan merupakan doa yang dilakukan oleh umat Katolik yang berada di
sebuah lingkungan Katolik, biasanya dilakukan di rumah umat secara bergiliran.
Doa ini dapat berupa ibadat sabda, sharing Kitab Suci, dan devosi kepada orang
Kudus, atau devosi kepada Bunda Maria dalam doa Rosario. Tujuan doa
lingkungan ini ialah bermanfaat sebagai wadah pertemuan antarumat, untuk
membentuk suatu persaudaraan kasih. Orang Muda Katolik sendiri diharapkan
aktif dalam doa lingkungan ini. Dengan doa lingkungan ini mereka dapat
merasakan suasana hidup persaudaraan Gereja, yang mengikat mereka dengan
kasih. Dengan demikian, Orang Muda Katolik merasa bahwa mereka memiliki
tanggung jawab dalam tugas dan panggilan yang sama dengan Umat Gereja yang
lainnya. Mereka merasa diterima dan dihargai oleh Gereja dan dengan demikian
mereka merasa diterima di lingkungan Gereja dan mereka terpanggil untuk aktif
dan terlibat dalam kegiatan menggereja.
- Retret
Retret sendiri bertujuan untuk mengembangkan kecakapan, kesalehan, dan
kemampuan rohani pribadi, agar lebih mengenal diri dan tujuannya, supaya lebih
mengenal Allah beserta cinta, karya dan panggila-Nya, serta untuk
mengembangkan kepekaan dan kemampuan menanggapi sapaan atau panggilan
Tuhan dalam hidup sehari – hari, sehingga mempunyai arah yang jelas, penuh
semangat dan keteguhan serta kegembiraan dalam menjalankan berbagai kegiatan
dalam menjalani kehidupan.
- Rekoleksi
Rekoleksi juga bertujuan kemampuan Orang Muda Katolik untuk mengenal,
menyadari kasih, karya dan panggilan serta sikap dan tanggapan pribadi mereka,
sehingga iman mereka semakin matang, serta dapat menghayati tugas panggilan
mereka secara penuh tanggung jawab, semangat, gembira, dan tangguh. Dengan
sarana rekoleksi, Orang Muda Katolik dibawa ke alam refleksi perihal kehidupan
pribadi. Dengan harapan mereka mampu mengolah diri dengan mengumpulkan
berbagai pengalaman harian baik yang menggembirakan maupun menyedihkan.
Oleh karena itu, penghayatan melaui sikap doa, kontemplasi dan refleksi atas
Sabda Allah mesti menjadi tindakan wajib bagi Orang Muda Katolik.
- Kemah Rohani
Melalui kemah rohani, Orang Muda Katolik dapat merasakan kasih Tuhan lewat
alam ciptaan. Mereka menyadari bahwa cinta Tuhan tidak terbatas pada satu
lingkungan hidup saja, melainkan dalam berbagai dimensi hidup manusia, yakni
alam semesta. Kesadaran bahwa manusia adalah “gambar Allah” atau “citra
Allah”, hendaknya juga menjadi kesadaran bagi Orang Muda Katolik dalam upaya
mereka untuk mencintai alam sekitar.
- Latihan Koor atau Latihan Lagu – lagu Rohani Gereja
Pengenalan lagu – lagu Rohani akan meningkatkan kecintaan terhadap lagu-lagu
rohani Gereja merupakan sebuah pertanda bahwa Orang Muda Katolik memiliki
kesadaran spiritual, berupa kemauan untuk senantiasa mencari kehendak Allah. Di
samping itu, latihan koor atau latihan lagu-lagu rohani Gereja juga bertujuan
untuk mengajarkan Orang Muda Katolik perihal bagaimana membaca not secara
lebih baik dan tepat. Kiranya melalui latihan ini, mereka tidak merasa asing
terhadap lagu-lagu rohani Gereja dan not-not yang terdapat dalam lagu.
- Misa Orang Muda Katolik
Melalui perayaan ekaristi, Orang Muda Katolik dapat semakin memahami misteri
ekaristi dan panggian Allah bagi mereka. Ekaristi menceritakan kemauan Allah
yang kuat bagi keselamatan manusia. Hal ini ditandai dengan kerelaanNya
menyerahkan Putera satu-satuNya, yang dikasihiNya untuk mendamaikan
manusia dengan Allah. Ekaristi sendiri merupakan rahmat cuma-cuma yang
menampakkan kasih Allah kepada dunia. Melalui ekaristi, Yesus
mempersembahkan diri secara sukarela demi keselamatan umat manusia.
Perayaan ekaristi juga bertujuan membangkitkan kesadaran Orang Muda Katolik,
bahwa mereka diselamatkan oleh kasih Kristus. Oleh karena itu, mereka
dimampukan untuk meneladani kesetiaan Kristus dalam hidup mereka. Dengan
demikian, mereka diajak supaya semakin beriman dan membuka hati untuk
menerima rahmatNya seraya dengan penuh syukur turut serta pada proyek
keselamatan Allah.
- Pertemuan antar-Orang Muda Katolik
Orang Muda Katolik, sebagai organisasi orang muda Gereja, juga memiliki
keinginan untuk senantiasa bertemu dengan teman-teman sebaya mereka.
Pertemuan ini merupakan saat yang tepat bagi Gereja (para katekis) untuk
menanamkan nilai-nilai spiritual kepada Orang Muda Katolik. Upaya ini
dilakukan melalui berbagai kegiatan rohani, seperti: Seminar perihal kehidupan
iman Orang Muda Katolik, moralitas Orang Muda Katolik, perlunya bacaan-
bacaan rohani serta pentingnya kesadaran Orang Muda Katolik untuk hidup
menggereja dalam dunia dewasa ini.

2.2 Pembinaan Fisik – Mental

- Narkoba
Upaya pemberantasan narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit
kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun
dewasa. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah
penyalahgunaan narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang
tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi
narkoba. sangat penting kerjasama antar-elemen masyarakat dan Gereja dalam
rangka melindungi Orang Muda Katolik dari bahaya narkoba dan konsekuensi
negatif yang akan mereka terima dengan memberikan alternatif aktivitas yang
bermanfaat kepada mereka. Orang Muda Katolik membutuhkan informasi, strategi
dan kemampuan untuk mencegah atau mengurangi dampak bahaya narkoba dari
lingkungan mereka. Salah satu upaya dalam penanggulangan bahaya narkoba
adalah dengan melakukan program anti narkoba. Ada tiga hal yang harus
diperhatikan oleh Gereja ketika melakukan program penyuluhan anti narkoba
kepada Orang Muda Katolik, antara lain:
Pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian
menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam
membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada anak-anak mereka. Strategi
untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk
memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan
lingkungan yang lebih baik di rumah, menjadi prioritas utama yang mesti
diperhatikan oleh setiap orang tua terhadap anak-anak mereka.
Pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian
menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam
membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada anak-anak mereka. Strategi
untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk
memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan
lingkungan yang lebih baik di rumah, menjadi prioritas utama yang mesti
diperhatikan oleh setiap orang tua terhadap anak-anak mereka.
Ketiga, Gereja mesti meningkatkan kepercayaan iman dan penanaman nilai-nilai
moral yang kuat kepada Orang Muda Katolik. Pendekatan ini mempromosikan
kesempatan yang lebih besar bagi interaksi personal antara Orang Muda Katolik
dengan Gereja, dengan demikian mendorong mereka menjadi model yang lebih
berpengaruh di lingkungan Gereja.
- HIV/AIDS
HIV/AIDS sejak lama telah menjadi isu bersama yang terus menyedot perhatian
berbagai kalangan, terutama sektor kesehatan. Namun sesungguhnya masih
banyak informasi dan pemahaman tentang permasalahan kesehatan ini yang masih
belum diketahui lebih jauh oleh masyarakat, terutama Orang Muda Katolik.
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran Orang Muda Katolik mengenai
penyakit menular ini melalui pendidikan, pengetahuan Agama (iman) dan
penyadaran akan nilai-nilai moral menjadi hal yang utama. Tujuannya adalah
untuk mencegah penyebaran epidemi ini lebih luas lagi. Kalau tidak, maka
pemahaman negatif, diskriminasi dan ketidaktahuan akan bahaya HIV/AIDS tetap
menjadi kendala bagi upaya penanggulangan lebih jauh. Program HIV/AIDS
bertujuan memberi pendidikan dan pencegahan bagi kaum muda dan masyarakat
umum melalui berbagai cara, misalnya melalui sekolah-sekolah, lembaga-lembaga
keagamaan, kelompok-kelompok LSM yang peduli HIV/AIDS dan kelompok
kepemudaan. Target utama pencegahan adalah perempuan dan pasangan mereka.
- Bakti Sosial
Bakti sosial berguna bagi Orang Muda Katolik dalam upaya mengungkapkan rasa
cinta dan kesetiakawanan atau solidaritas kepada sesama dan masyarakat yang
membutuhkan. Orang Muda Katolik tidak boleh bersikap acuh-tak acuh terhadap
dunia dan masyarakat. Mereka dipanggil oleh Allah untuk ikut berusaha
membaharui dunia ini dalam Kristus. Iman akan Kristus mesti disampaikan
melalui kesaksian hidup dan kata-kata; sebab melalui sikap inilah Orang Muda
Katolik diberi pengertian dan kesadaran untuk hidup menggereja secara konkret
dan pengenalan nilai-nilai Kristiani secara kontekstual. Orang Muda Katolik
bukanlah sebuah organisasi yang tertutup terhadap dunia. Orang Muda Katolik
bukanlah sebuah benteng, dengan tembok-tembok yang tinggi dan kuat, yang
memisahkan diri dari masyarakat luar. Orang Muda Katolik adalah Umat Allah di
antara Gereja dan dunia masyarakat, yang laksana ragi dan garam diharapkan aktif
melibatkan diri dalam usaha membaharui segala-galanya dalam Kristus.
- Latihan Kepemimpinan
Melalui kegiatan ini, Orang Muda Katolik dilatih supaya memiliki mental yang
kuat serta mempunyai kemampuan untuk menjadi pemimpin, baik dalam
kelompok sebagai Organisasi maupun dalam masyarakat di mana mereka berada.
Dengan demikian, Orang Muda Katolik bukan lagi sebuah organisasi formal yang
hanya didirikan sebagai jawaban atas kebutuhan pastoral Gereja semata,
melainkan sebagai organisasi Gereja yang berdiri atas mental yang kuat, sehingga
tidak tergoyahkan oleh berbagai arus negatif dari globalisasi masa kini.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Gereja hakikatnya bersifat missioner dan karya evangelisasinya harus dipandang
sebagai tugas dasar dari semua Umat Allah, maka hendaknya semua orang
beriman kristiani, yang sadar akan tanggung jawabnya, mengambil bagian dalam
karya misi itu. Gereja dipanggil oleh Allah agar secara khusus memberikan diri
sepenuhnya bagi pelayanan pastoral Gereja. Akan tetapi agar proses pelayanan itu
dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan Gereja, terutama bagi
Orang Muda Katolik, maka Gereja perlu dibekali dengan pembinaan moral
kristiani dan pendidikan agama yang menjadi fondasi. Pewartaan iman ini
mendapat wujud konkret dalam berbagai kegiatan Orang Muda Katolik. Berbagai
kegiatan itu adalah suatu gerakan sosial kemanusiaan, yang dibangun atas dasar
kehidupan bersama dan kepedulian manusiawi bersama umat dan Orang Muda
Katolik dari berbagai stasi dan paroki, untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan
sosial, demi mencapai hidup yang lebih adil dan harmonis. Peranan Gereja dalam
peningkatan minat Orang Muda Katolik dalam kehidupan menggereja merupakan
kegiatan pastoral yang sangat penting dan berdimensi luas. Gereja diharapkan
mampu berperan sebagai pewarta Sabda Allah dan penyampai pesan kristiani
secara jelas kepada Orang Muda Katolik, demi mencapai sebuah kedewasaan
iman dan perasaan menggereja yang lebih mendalam. Oleh sebab itu, tentang
kehidupan menggereja kepada Orang Muda Katolik, Gereja mesti mampu
menempatkan diri pada posisi yang tepat.

Sumber Refrensi :
http://penyuluh-agama-katolik.blogspot.com/2014/02/meningkatkan-minat-orang-
muda-katolik.html
https://gerejagamping.org/sebaris-opini-meningkatkan-kesadaran-orang-muda-
katolik-dalam-hidup-menggereja/
https://repository.usd.ac.id/22509/2/011124051_Full.pdf
BMP MKWU4102 Pendidikan Agama Katolik

Anda mungkin juga menyukai