Anda di halaman 1dari 5

SOAL NOMOR 1

Gereja Katolik hadir dalam setiap aneka budaya, suku, dan bahasa yang ada di tengah-tengah dunia.
Kehadirannya menjadi tanda dan sarana keselamatan sebab Gereja Katolik menjadi sakramen dalam
pengertian umum. Untuk itu, dalam setiap kehadirannya Gereja Katolik hadir, mendalami, meresapi
dan membaur dalam aneka budaya, suku, dan bahasa sebab keselamatan harus diwartakan sampai
ke ujung bumi. Oleh karena itu, setiap orang Katolik perlu mengetahui hal sebagai berikut

a. Uraikan konsep inkulturasi menurut beberapa dokumen Gereja


b. Berikan contoh tantangan inkulturasi
c. Jelaskan dua segi inkulturasi

Jawaban ditulis maksimal 5 halaman dengan disertai teks kitab suci dan referensi lain seperti
pendapat ahli/pakar dan ajaran Gereja Katolik.

Jawab :

a. Inkulturasi dalam Gereja Katolik sebagai sebuah proses perjumpaan antar budaya, dimana
mempertemukan nilai-nilai kekristenan yang ada bertemu dengan kebudayaan lokal setempat
dan melahirkan pola inkulturasi yang berbeda-beda. Inkulturasi sendiri merupakan perpaduan
dimana masuknya budaya asing seperti budaya Gereja yang kemudian bertemu mengalami
penyisipan dan penyesuaian pada suatu agam dengan suatu budaya setempat semisal di
Indonesia.
Beberapa landasan biblis inkulturasi antara lain Ketika kekristenan muncul yang dimana
berasal dari dalam lingkungan budaya Yahudi. Peristiwa Pentakosta (Kis 2:1-41) dipandang
sebagai hari lahir Gereja yang dimana para penganut pertama Kekristenan adalah orang-orang
Yahudi. Kemudian Kekristenan terus menyebar ke berbagai daerah dan ke berbagai bangsa
lain. Maka dari itu mulai muncul perdebatan dimana apakah orang bukan Yahudi yang menjadi
Kristen harus mengikuti adat-istiadat yang diwariskan oleh para Kristen Yahudi? Maka para
rasul di Yerusalem pada sekitar tahun 50 AD pada sebuah konsili memutuskan bahwa berbagai
peraturan Kristen Yahudi tidaklah diwajibkan bagi kalangan Kristen non-Yahudi.

b. Mengutip pengalaman yang dialami oleh Pater Drs Servatius Subagha SVD yang merupakan
rohaniawan Katolik yang juga imam Katolik pertama asal Bali bahwa agama dimana pun berada
harus menyapa budaya setempat yang ada. Yang menjadi salah satu tantangan terbesar beliau
adalah proses inkulturasi yang harus dilakukan, dimana di Bali agama Hindu sangat homogen
sedangkan umat Katolik di Bali itu sangat heterogen. Beliau selalu mengupayakan berbagai
dialog budaya antara ajaran Gereja Katolik dengan kebudayaan setempat. Hal ini tentu tidak
mudah tetapi beliau terus menjawab dan menghadapi tantangan yang dengan tak hentinya
melakukan berbagai upaya seperti mengadakan berbagai kegiatan perpaduan budaya Gereja
dengan budaya setempat.

c. Menurut Paus Yohanes Paulus II ada dua patokan pokok dalam proses inkulturasi yaitu
kesesuaian dengan injil dan persekutuan dengan Gereja semesta.
Patokan pertama mengenai kesesuaian dengan Injil jelas menetapkan bahwa inkulturasi harus
bergerak dalam Injil Yesus Kristus sebagaimana diwartakan dan diajarkan oleh Gereja.
Kesesuaian dengan Injil tentu berhubungan dengan isi wahyu-iman dari Gereja yang
bersumber dan memperoleh norma tertingginya pada Kitab Suci dan Tradisi Suci. Sedangkan
patokan kedua mengenai persekutuan dengan Gereja semesta menjelaskan bagaimana
inkulturasi harus selalu dalam ikatan dengan seluruh Gereja yang kudus. Berbagai perbedaan
ungkapan simbolik sebagai hasil proses inkulturasi tidak pernah boleh membuat Gereja
setempat dan liturginya terpisah dari Gereja universal dengan segala tradisi liturginya.
SOAL NOMOR 2

Dokumen konsili Vatikan II membedakan tugas perutusan Gereja dalam dua wilayah yang disebut
tata dunia dan tata ilahi. Tata ilahi merupakan tugas perutusan mereka yang tertahbis (para imam
dan diakon) di dalam altar. Sementara itu, tata dunia merupakan perutusan khas awam Katolik untuk
berkecimpung di ”luar altar” dalam rangka menyelamatkan dunia seturut kehendakNya. Oleh karena
itu, sebagai orang Katolik, Anda diharapkan:

a. mendeskripsikan karakteristik awam ditinjau dari martabatnya

b. mendeskripsikan karakteristik awam ditinjau dari tanggung jawabnya

c. mendeskripsikan karakteristik awam ditinjau dari keterlibatannya dalam tugas-tugas Gereja

d. mendeskripsikan karakteristik awam ditinjau dari tugas rajawi (kepemimpinan)

Jawaban ditulis maksimal 4 halaman dengan disertai teks kitab suci dan ajaran Gereja
Katolik/dokumen Konsili Vatikan II

Jawab:

a. Dalam konteks Gereja Katolik, Martabat awam mengacu pada nilai yang dimiliki setiap orang
sebagai anggota umat Gereja. Setiap awam dihargai dan diakui sebagai individu yang
memiliki peran penting dalam misi Gereja dan pembangunan Kerajaan Allah di dunia.
Martabat awam didasarkan pada hak dan tanggung jawab mereka sebagai anggota umat
yang dibaptis, dengan panggilan untuk hidup sebagai orang beriman dalam kehidupan
sehari-hari mereka.
Kitab Suci menekankan bahwa semua orang yang dibaptis memiliki panggilan universal untuk
mengikuti Kristus dan menjadi anggota Gereja. Rasul Petrus mengatakan bahwa, "Tapi kamu
adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah
sendiri, supaya kamu mengungkap perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah
memanggil kamu keluar dari ilusi kepada terang-Nya yang ajaib" (1 Petrus 2:9). Pasal ini
menyatakan bahwa semua orang yang dibaptis memiliki martabat yang tinggi sebagai umat
kepunyaan Allah.
Dokumen Konsili Vatikan II, khususnya dalam Konstitusi Dogmatis tentang Gereja (Lumen
Gentium), menggarisbawahi martabat awam dalam Gereja. Lumen Gentium menyatakan
bahwa umat awam adalah "umumnya orang-orang yang tidak menjadi anggota tatanan
klerus" (LG, 31), sehingga menekankan peran unik mereka dalam membangun Kerajaan
Allah.
b. Menjadi saksi iman: Sebagai anggota awam, tanggung jawab mereka adalah menjadi saksi
iman di tengah-tengah dunia. Mereka dipanggil untuk hidup sebagai orang Kristen yang
konsisten, memperlihatkan nilai-nilai injil dalam tindakan, sikap, dan perilaku sehari-hari.
Mengabarkan Injil, bahwa Awam memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan pesan Injil di
lingkungan mereka masing-masing. Mereka diharapkan untuk berbagi iman mereka dengan
orang lain melalui kata-kata dan tindakan yang mencerminkan kasih Allah. Terlibat dalam
kehidupan Gereja dan masyarakat, dimana sebagai anggota awam, tanggung jawab mereka
adalah terlibat aktif dalam kehidupan Gereja dan masyarakat. Membangun komunitas, awam
memiliki tanggung jawab untuk membangun komunitas Kristiani yang kuat dan berdaya. Ini
melibatkan berpartisipasi dalam kegiatan komunitas, seperti kelompok doa, kelompok
pembelajaran, atau kelompok pelayanan. Mereka juga diharapkan untuk menjalin hubungan
yang baik dengan sesama umat dan terlibat dalam saling melayani dan mendukung satu
sama lain. Serta membawa perspektif iman ke dalam dunia, yakni Tanggung jawab awam
mencakup membawa perspektif iman Kristiani ke dalam berbagai bidang kehidupan, seperti
keluarga, tempat kerja, politik, budaya, dan sosial.
Dalam dokumen Konsili Vatikan II, khususnya dalam Konstitusi tentang Gereja di Dunia
Modern (Gaudium et Spes), dinyatakan bahwa umat awam harus terlibat dalam kehidupan
sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Gaudium et Spes menyatakan, "Umat awam dipanggil
oleh Allah untuk mewujudkan sendiri misi Gereja di dalam dunia, sesuai dengan sifat yang
khas dan tanggung jawabnya masing-masing" (GS, 43). Dalam menjalankan tanggung jawab
ini, umat awam harus mempertimbangkan prinsip-prinsip moral dan etika yang diajarkan
oleh Gereja.
c. Keterlibatan dalam Liturgi dimana Awam berperan penting dalam upaya liturgis Gereja.
Mereka dapat terlibat sebagai pembaca, pengorganisir musik, penyanyi, atau anggota
paduan suara. Dalam pelayanan dan Karya Sosial, Awam terlibat dalam berbagai pelayanan
dan karya sosial Gereja. Mereka dapat berperan sebagai pengurus dalam lembaga amal atau
yayasan Gereja, terlibat dalam program-program pemberdayaan masyarakat, atau bekerja di
lembaga pendidikan Katolik. Dalam pendidikan agama, Awam memiliki tanggung jawab
untuk terlibat dalam pendidikan agama dan pembentukan iman. Mereka dapat menjadi guru
agama di sekolah-sekolah Katolik, memberikan katekese kepada anak-anak dan remaja, atau
terlibat dalam program pembinaan spiritual. Dalam peran ini, awam membantu
menyampaikan ajaran Gereja, membimbing dalam pertumbuhan iman, dan membantu
generasi muda memahami dan menghayati iman Katolik. Menjadi anggota dalam Dewan-
Dewan Paroki, Awam dapat terlibat dalam Dewan Paroki yang memberikan dukungan dan
pembimbingan bagi pengelolaan dan pengembangan paroki. Mereka dapat berkontribusi
dalam hal perencanaan pastoral, administrasi keuangan, pengembangan sumber daya, atau
liturgi paroki. Serta dalam peran Misi dan Evangelisasi, dimana Awam memainkan peran
penting dalam misi dan evangelisasi Gereja. Mereka dipanggil untuk menjadi saksi iman di
lingkungan mereka masing-masing, menjalankan tugas mengabarkan Injil dan
memperkenalkan orang lain kepada iman Katolik. Dalam kehidupan sehari-hari mereka,
awam membangun hubungan dan melakukan dialog dengan orang lain, membagikan
pengalaman iman mereka, dan membantu mengajak orang lain mendekat kepada Allah.
d. Kepemimpinan Kolaboratif dimana Awam memiliki peran penting dalam kepemimpinan
kolaboratif dalam Gereja. Mereka berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan pengelolaan paroki, lembaga pendidikan Katolik, atau organisasi
keagamaan lainnya. Kegiatan pengembangan Bakat dan Pembinaan. Mereka dapat terlibat
dalam pelatihan, pembinaan, dan pengorganisiran kegiatan pembinaan rohani bagi anggota
komunitas. Dalam hal pengelolaan Sumber Daya, Awam berperan dalam pengelolaan
sumber daya materi, finansial, dan manusia dalam konteks Gereja. Mereka dapat memiliki
peran dalam administrasi keuangan paroki, pengelolaan fasilitas gerejawi, atau
pengorganisiran kegiatan dan acara. Awam juga berkontribusi dalam pengembangan sumber
daya manusia dengan membina dan melibatkan sukarelawan, mengorganisir pelatihan dan
program pembinaan, serta mengelola program-program sosial dan pelayanan.
Seperti pernah dikatakan oleh Paus Fransiskus dalam ensikliknya "Gaudete et Exsultate"
mendesak panggilan umat awam untuk menjadi "orang-orang kudus di dunia sejati" dan
mengarahkan mereka untuk mengambil peran aktif dalam memengaruhi masyarakat melalui
kehidupan yang kudus dan dedikasi dalam tugas-tugas mereka. Secara umum, umat awam di
Gereja Katolik memiliki martabat yang tinggi dan tanggung jawab penting. Mereka
diharapkan untuk terlibat dalam kehidupan Gereja dan dunia dengan mewujudkan nilai-nilai
Injil dalam tugas-tugas mereka, baik sebagai anggota masyarakat maupun sebagai pemimpin
yang bertanggung jawab. Martabat, tanggung jawab, keterlibatan, dan tugas-tugas rajawi
umat awam adalah bagian integral dari pengajaran Gereja Katolik dan ajaran Konsili Vatikan
II.

Sumber dan referensi :


-
https://repository.petra.ac.id/16300/1/Memahami_Arsitektur_Lokal_pada_Proses_Inkulturasi_pada
_Arsitektur_Gereja_di_Indonesia.pdf
-
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/view/6172#:~:text=Inkulturasi%20adalah
%20masuknya%20budaya%20asing,lokal%20yang%20menjadi%20inkulturasi%20budaya.
- https://id.wikipedia.org/wiki/Inkulturasi_(Katolik)
- http://www.imankatolik.or.id/memahami-dan-menjalankan-inkulturasi-secara-benar.html
- http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Inkulturasi-Katolik_195956_itkj_p2k-unkris.html
- https://www.baliberkarya.com/read/tantangan-inkulturasi-sangat-besar-romo-subhaga-svd-agama-
mesti-menyapa-budaya-setempat
- https://bali.antaranews.com/berita/154126/romo-subhaga-svd-agama-harus-menyapa-budaya
- https://repository.usd.ac.id/6461/1/Proses_Inkulturasi.pdf
- https://katekeseremaja.wordpress.com/2014/08/16/374/

Anda mungkin juga menyukai