I. Soal
1.Jelaskan apa misi gereja hadir di dunia
2.Bagaimana dalam membangun dan mewujudkan kehadiran dan kasih Kristus, Jelaskan
6.Jelaskan menurut pendapat saudara mengenai Gereja dan Masyarakat serta relevansi nya bagi
kehidupan masa kini.
9.Apa yang dimaksud dikotomi dan bagaimana dampak dikotomi dalam kehidupan Sosial.
II. Jawaban
1. Misi Gereja hadir di dunia
a. Memberitakan Injil keseluruh dunia dan menjadikan semua bangsa murid Tuhan
d. Menjadi wakil kerajaan Allah ditengah dunia dan mempengaruhi masyarkat di sekitar kita
dengan prinsip-prinsp/nilai-nilai Alkitab
2. Cara membangun dan mewujudkan kehadiran dan kasih Kristus, sbb :
b. Didalam lingkungan khusus /penyembahan dan pujian , kita dapat mengekspresikan kasih
kita kepada Kristus dan sesama (Markus 12; 30-31)
d. Saling berbagi, saling menolong, dan milik kebersamaan baik materi dan rohani serta
perjamuan kasih merupakan wujud Kasih Allah dn kasih kita kepada sesama
3. Tujuan amanat Agung adalah menjadikan semua bangsa murid Kristus, dengan cara
memberitakan injil dan membabts mereka dalam Nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus , supaya
merka/semua bangsa yang percaya beroleh selamat
4. Arti Martabat manusia adalah hak seseorang untuk dihargai dan dihormati dan
diperlakukan secara etis.merupakan konsep yang penting dalam bidang moralitas, etika,
hukum, dan politik, dan berakar dari konsep hak-hak yang melekat pada diri manusia dan
tidak dapat dicabut dari Abad Pencerahan. Istilah ini juga dapat digunakan untuk
mendeskripsikan tindakan pribadi, contohnya dalam istilah "perilaku bermartabat".
(Wikipedia)
a. Subjek martabat (siapa yang dianggap memiliki nilai yang harus diakui)
b. Sumber martabat (dari mana nilai tersebut berasal)
c. Status terhormat yang terkait dengan martabat tersebut
d. Jenis penghormatan yang harus diberikan
Gereja menunjuk kepada umat yang telah ditebus oleh Allah dalam karya penebusan Kristus
di atas kayu salib dan yang bangkit dari kematian. Gereja adalah persekutuan umat percaya
kepada Kristus dan yang berada dalam konteks masyarkat, negara dan bangsa. Gereja-gereja
di Indonesia adalah persekutuan-persekutuan umat percaya dalam iman kepada Kristus yang
ditempatkan Allah dalam konteks Indonesia dan Pancasila sebagai payung bersama di
tengah-tengah keberagaman. Karena gereja berada dalam masyarakat, maka masyarakat
merupakan habitat dan konteks hidup yang integral dengan kehidupan gereja. Gereja
dipanggil Allah berperan-serta secara kreatif dan konstruktif di dalam masyarakat dan pada
pihak lain masyarakat dengan nilai-nilai budaya, adat-istiadat, pandangan hidup dan
keunikannya akan mempengaruhi kehidupan gereja. Untuk itu gereja perlu membangun
teologi yang kontekstual dan konstruktif agar mampu berperan secara transformatif di
tengah masyarakat. Hubungan gereja dan masyarakat merupakan hubungan yang saling
tergantung dan membutuhkan (interdependensi) dan mutualistik dalam pengertian
dipanggil untuk saling membangun dan melengkapi. Dalam hubungan yang saling tergantung
dan mutualistik tersebut gereja tidak boleh kehilangan jati-dirinya sebagai umat yang
ditebus oleh Kristus. Sebab akar, pondasi dan jiwa dari gereja adalah Kristus. Keberadaan
gereja bukan berasal dari masyarakat/dunia, tetapi dari Kristus. Walau keberadaan gereja
bukan berasal dari masyarakat/dunia, tetapi gereja diutus oleh Kristus berada di dalam
dunia untuk menyatakan karya keselamatan Allah. Di Matius 5:13 Yesus berkata: “Kamu
adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada
lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Sebenarnya pernyataan “Kamu adalah garam
dunia” kurang tepat. Seharusnya diterjemahkan dengan: “Kamu adalah garam bumi” dari
pernyataan: “halas tes ges.” Dengan pernyataan “Kamu adalah garam bumi” maka kata
“bumi” (ges) menunjuk pada konteks riil yaitu habitat persekutuan umat percaya. Setiap
umat percaya dipanggil untuk menggarami orang-orang di sekitar seperti orang menggarami
suatu masakan yang dahulu hambar kini berubah menjadi sedap. Penggunaan “garam”
dalam konteks ini tidak boleh terlalu sedikit tetapi juga tidak boleh terlalu banyak. Demikian
pula peran umat percaya haruslah tepat dan proporsional seperti garam, yaitu sesuai kondisi
kehidupan masyarakat.
Gereja bukan hanya sebagai tempat untuk memuji dan mengagungkan Tuhan, melainkan
juga sebagai tempat untuk membangun persekutuan kasih diantara umat manusia. Gereja
juga harus bisa dijadikan sebagai tempat perlindungan bagi umat manusia.
a. Diakonia (Pelayanan)
Pada poin ini, kamu diharuskan untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang diselenggarakan
oleh Gereja yang tujuan utamanya adalah melayani. Agar kegiatan pelayanan dapat sukses,
kamu harus bekerja sama dengan tim untuk menwujudkannya. Contoh tindakan pelayanan,
antara lain:
b. Persekutuan (Koinonia)
Persekutuan berarti rela berbagi kepada sesama dalam suatu perkumpulan. Sebagai orang
beriman, kita senantiasa dipanggil untuk ikut dalam sebuah persekutuan untuk mempererat
tali persaudaraan. Di dalam persekutuan inilah kita bisa menampakkan kehadiran Yesus
Kristus. Tali persaudaraan antara kamu dengan umat yang lain bisa terjalin dengan
Pengantaraan Kristus dalam Kuasa Roh Kudus-Nya. Contoh kegiatan yang
mencerminkan persekutuan, antara lain:
c. Pewartaan (Kerygma)
Mewartakan berarti membawa kabar gembira bagi seluruh umat manusia. Lukas 22:27
“Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan atau yang melayani? Bukankah dia
yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.” Berikut peran
Gereja dalam pelayanannya sebagai perwataan dalam masyarakat :
d. Lyturgia (Liturgi)
Dalam hidup menggereja, ibadah adalah sumber dan pusat untuk beroleh iman dalam Yesus
Kristus. Kegiatan Liturgi sering kita lakukan pada Hari Minggu, ketika kita beribadah di
gereja. Sebagai umat Kristiani, kita bisa mendalami iman melalui kegiatan liturgi di gereja.
Doa, simbol, lambang, dan perayaan di gereja merupakan bagian dari liturgi. Contoh
kegiatan liturgi di gereja, antara lain:
e. Martyria (Penginjilan)
f. Perwujudan Iman
Iman adalah hubungan cinta kasih yang terjalin antara manusia dengan Tuhan. Untuk
mengungkapkan iman dan kepercayaan akan Yesus Kristus, kita bisa mewujudkan hal
tersebut dalam bentuk menyelenggarakan kegiatan sosial di Gereja. Disini, Gereja harus bisa
menunjukkan dan mempraktikkan bentuk pelayanan yang dilakukan Yesus selama Ia berada
di dunia. Berikut bentuk perwujudan iman dalam bentuk kesertaannya dalam peran Gereja:
- Tak hanya Gereja saja, kamu sebagai umat Tuhan juga dituntut untuk mewujudkan
imanmu sebagai bukti kalau kamu seorang Kristiani. Perwujudan iman ini bisa berupa
penyerahan total kepada Yesus Sang Juru S’lamat.
- Kamu harus selalu menyerahkan seluruh hidupmu kepada Tuhan, biarlah Ia yang selalu
berkuasa atas dirimu.
- Perwujudan iman juga haruslah disertai dengan hati yang tulus dan penghayatan akan
iman kepada Tuhan. Tanpa kedua hal tersebut, perwujudan iman sama saja kosong.
Perwujudan iman harus dibuktikan dalam tindakan nyata. Karena iman tanpa perbuatan
hasilnya nihil.
g. Pengungkapan Iman
Komunikasi adalah salah satu cara untuk mengungkapkan iman akan Kristus Yesus.
Pengungkapan iman bisa dinyatakan dalam bentuk yang khusus dan eksplisit, contohnya
dalam pewartaan, pelayanan, dan perayaan Ekaristi yang setiap kali diadakan di Gereja.
Berikut cara peran Gereja dalam mengungkapkan iman didalam masyarakat:
- Pengungkapan iman adalah bentuk dari penghayatan iman yang bisa kita dapatkan saat
kita berada di lingkungan masyarakat. Iman diungkapkan secara nyata, namun tidak
secara kentara alias memperlihatkan sikap dari iman.
- Rasa kepercayaan Gereja dalam memberitakan kesaksian dan kepastian tentang iman
Kristus kepada semua umat Kristiani dan seluruh masyarakat majemuk lainnya.
- Gereja akan serta aktif kepada masyarakat agar setiap masing-masing masyarakat bisa
saling memberikan rasa pengungkapan iman yang saling percaya dari hatinya untuk
Tuhan
Diakonia (melayani) merupakan segala bentuk pelayanan kepada semua orang yang
membutuhkan bantuan, contohnya dalam paroki terdapat poliklinik, dana solidaritas,
yayasan yatim piatu dan lain lain;
b. Kerygma (Pewartaan)
Kerygma (mewartakan) merupakan segala bentuk pewartaan, pengajaran iman, dan
komunikasi iman untuk saling meneguhkan, berbagi pengalaman iman dan saling
meluruskan pandangan iman, contohnya: pelajaran agama, pelajaran untuk calon baptis,
katekese umat, khotbah dan lain lain
c. Koinonia (Persekutuan)
d. Leitourgia (Liturgi)
Liturgia (menguduskan) merupakan segala bentuk kegiatan ibadat kepada Tuhan yang
dilakukan oleh umat, secara personal maupun sosial baik yang sakramen dan bukan
sakramen, contohnya Perayaan Ekaristi, ibadat, doa, dan lain-lain;
e. Martyria (Kesaksian)
Martyria (kesaksian hidup), kesaksian hidup dapat diwujudkan dengan cara hidup yang
benar (martir putih) dan juga kematian (martir merah). Contoh orang yang rela
mengorbankan diri dalam iman dan rela sampai mati disebut martir, misalnya Stevanus,
Rasul-Rasul dan lain-lain.
b.Perbedaan Dikotomi
- Dikotomi adalah suatu konsep teologis yang menyatakan bahwa diri manusia dapat
dibedakan dalam dua aspek, yakni jiwa yang bersifat rohani dan tubuh yang bersifat jasmani.
Pandangan seperti ini diklaim memiliki dasar dari Alkitab. Konsep dikotomi berbeda dengan
dualisme yang juga memisahkan antara tubuh dan jiwa manusia. Di dalam konsep dualisme,
tubuh dianggap lebih rendah dari jiwa, bahkan tubuh dipandang jahat. Sedangkan dalam
konsep dikotomi, tidak ada anggapan bahwa tubuh adalah jahat atau lebih rendah, kendati
tubuh tidaklah abadi seperti jiwa.
- Dalam biologi, dikotomi adalah pembagian organisme menjadi dua kelompok, biasanya
berdasarkan pada karakteristik yang ada pada satu kelompok dan tidak ada pada kelompok
lainnya. Dikotomi semacam itu digunakan sebagai bagian dari proses identifikasi spesies,
sebagai bagian dari kunci dikotom, yang mengajukan serangkaian pertanyaan dan masing-
masing pertanyaan itu mempersempit ruang kelompok dari organisme. Dikotomi yang
terkenal adalah pertanyaan “apakah ia memiliki tulang punggung?” digunakan untuk
membagi spesies menjadi vertebrata dan invertebrata.
- Dalam botani, dikotomi adalah mode percabangan dengan bifurkasi berulang, yang dengan
demikian terfokus pada percabangan dan bukan pada pembelahan.
- Dalam bidang antropologis dari ilmu teologi dan filsafat, dikotomi adalah kepercayaan
bahwa manusia terdiri dari jiwa dan tubuh (Lihat masalah budi-tubuh.) Ini berbeda dengan
trikotomi.
-dsb