Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gereja mempunyai dua arti. Gereja ( huruf g kapital ) adalah himpunan orang
yang digerakkan untuk berkumpul oleh Firman Allah, yakni, berhimpun bersama
untuk membentuk Umat Allah dan yang diberi santapan dengan Tubuh Kristus,
menjadi Tubuh Kristus” ( KGK No. 777 ). Pengertian selanjutnya, gereja ( huruf g
kecil ) adalah bangunan tempat ibadah umat kristiani. Mengacu dari pengertian di
atas, Gereja Katolik mendefinisikan bahwa misinya adalah memberitakan Injil
Yesus Kristus, memberikan pelayanan sakramen - sakramen dan melakukan
karya amal. Prasetya, Warwanto & Adhi ( 2007. h. 23 ) menyatakan dalam
Gereja Katolik ada berbagai macam pelayanan, seperti katekese perkawinan,
katekese calon krisma, katekese calon baptis, pendampingan iman remaja, dan
pendampingan iman anak. Dengan banyaknya jenis pelayan tersebut, kita
sebagai mahasiswa / i Katolik dapat ikut serta dalam kehidupan menggereja
tersebut.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Pertumbuhan umat beriman di Indonesia tidak sebanding dengan jumlah imam


yang ada. Dengan keterbatasan jumlah imam, maka semakin banyak awam
dibutuhkan dalam hidup menggereja dan bermasyarakat. Maka dapat ditarik
suatu rumusan masalah : Bagaimana peran kita sebagai mahasiswa / i
Katolik dalam hidup menggereja ? Orang muda bisa apa ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk mengajak para orang muda, khususnya mahasiswa / i Katolik Universitas
Esa Unggul untuk terlibat aktif dalam hidup menggereja dan bermasyarakat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HIDUP MENGGEREJA VS. HIDUP DI GEREJA

Pada akhir misa, imam berkata: " Misa telah selesai; pergilah, kamu diutus ! “

Kita diutus ke mana ? Apa tugas kita sebagai " utusan " ?

Kata Yesus, pergilah ke segala penjuru dan wartakanlah Injil. Kita diutus untuk
menunjukkan apa yang kita pelajari dari Yesus. Kita menunjukkan ciri khas kita
sebagai murid-Nya. Kita mewartakan dengan perbuatan dan perkataan kita
bagaimana murid Kristus itu.

Dalam Injil Yesus bersabda: " Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku :
Tuhan, Tuhan ! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang
melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Surga. Pada hari terakhir banyak orang
akan berseru kepada-Ku : Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-
Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi
nama-Mu juga ? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka
dan berkata : Aku tidak pernah mengenal kamu ! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan ! " ( Mat 7: 21-23 ).

Ini merupakan teguran keras bagi kita, Yesus menilai kita belum cukup
melakukan kehendak Bapa di Surga. Karena dalam banyak hal kita terbawa
arus, tidak berani menunjukkan kebenaran. Terlebih sebagai orang muda, kita
takut, bersembunyi pada ketidakberdayaan. Orang muda ini siapa ? Orang
muda bisa apa ? Orang muda bisa ikut terlibat dalam hidup menggereja !

Perintah Tuhan yang utama adalah: Kasihilah Allah Tuhanmu dan kasihilah
sesamamu. Inilah juklak yang Yesus berikan: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari
saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

2
Santo Yakobus menulis: " Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian
jugalah iman tanpa perbuatan - perbuatan adalah mati. " Ungkapan cinta
diwujudkan dengan pemberian, yang disertai kasih.

Di sekitar kita, banyak sesama yang masih sangat membutuhan uluran tangan
kita. Uluran tangan yang berisikan barang - barang kebutuhan sehari - hari untuk
memerangi kemiskinan. Uluran tangan kita yang berisikan perhatian yang tulus.
Uluran tangan kita yang berisikan penghiburan dan pendampingan. Uluran
tangan dalam bentuk pelayanan kita.

Yesus juga berkata: " Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu
untuk menangkap ikan? " Karena itu, bertolaklah ketempat yang dalam dan di
sana hidup menggereja ( ikut serta terlibat dalam pelayanan dan bermasyarakat
) ; jangan hidup di gereja.

2.2 LIMA TUGAS GEREJA

Katekesmus Gereja Katolik merumuskan Gereja sebagai “ himpunan orang-


orang yang digerakkan untuk berkumpul oleh Firman Allah, yakni, berhimpun
bersama untuk membentuk Umat Allah dan yang diberi santapan dengan Tubuh
kristus, menjadi Tubuh Kristus” ( No 777 ). Eksistensi himpunan Umat Allah ini
diwujudkan ( secara lokal ) dalam hidup berparoki. Di dalam paroki inilah
himpunan Umat Allah mengambil bagian dan terlibat dalam menghidupkan tugas
Gereja yaitu peribadatan yang menguduskan ( Liturgia ), mengembangkan
pewartaan Kabar Gembira ( Kerygma ), menghadirkan dan membangun
persekutuan ( Koinonia ), memajukan karya cinta kasih / pelayanan (
Diakonia ) dan memberi kesaksian sebagai murid - murid Tuhan Yesus
Kristus ( Martyria ). Kelima jenis tugas Gereja ini disebut dengan “ Panca
Tugas Gereja “.

Kehidupan umat kristiani sesudah ditinggal Tuhan Yesus, merupakan buah


didikan Tuhan Yesus selama aktif di tengah masyarakat 3 tahun sebelum wafat
di kayu salib. Kehidupan menggereja jemaat perdana telah mengungkapkan
lima tugas Gereja ini. Kita bisa melihat dari Kisah Para Rasul 2:41-47 berikut:

3
“ Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada
hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun
dalam pengajaran rasul - rasul ( Kerygma ) dan dalam persekutuan. Dan
mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa ( Liturgia ).
Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak
mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap
bersatu ( Koinonia ) , dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan
bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi - bagikannya ( diakonia ) kepada semua orang sesuai dengan
keperluan masing - masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka
berkumpul tiap - tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah
masing - masing secara bergilir dan makan bersama - sama dengan gembira
dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang
( Martyria ). Dan tiap - tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang
yang diselamatkan ”.

2.2.1 Liturgi ( Liturgia )

Liturgi ( Liturgia ) berarti ikut serta


dalam perayaan ibadat resmi yang
dilakukan Yesus Kristus dalam
Gereja-Nya kepada Allah Bapa. Ini
berarti mengamalkan tiga tugas
pokok Kristus sebagai Imam, Guru
dan Raja. Dalam kehidupan
menjadi lektor

menggereja, peribadatan menjadi


sumber dan pusat hidup beriman.
Melalui bidang karya ini, setiap
anggota menemukan, mengakui dan
menyatakan identitas Kristiani
mereka dalam Gereja Katolik. Hal ini
dinyatakan dengan doa, simbol,
menjadi dirigen
lambang - lambang dan dalam
kebersamaan umat. Partisipasi aktif dalam bidang ini diwujudkan dalam

4
memimpin perayaan liturgis tertentu seperti : memimpin Ibadat Sabda / Doa
Bersama ; membagi komuni ; menjadi lektor, pemazmur, organis, misdinar,
paduan suara, penghias Altar dan Sakristi ; dan mengambil bagian secara aktif
dalam setiap perayaan dengan berdoa bersama, menjawab aklamasi, bernyanyi
dan sikap badan.

2.2.2 Pewartaan ( Kerygma )

Pewartaan ( Kerygma ) berarti ikut serta membawa Kabar Gembira bahwa Allah
telah menyelamatkan dan menebus manusia dari dosa melalui Yesus Kristus,
Putera-Nya. Melalui bidang karya ini, diharapkan dapat membantu Umat Allah
untuk mendalami kebenaran Firman Allah, menumbuhkan semangat untuk
menghayati hidup berdasarkan semangat Injili, dan mengusahakan pengenalan
yang semakin mendalam akan pokok iman Kristiani supaya tidak mudah goyah
dan tetap setia. Beberapa karya yang termasuk dalam bidang ini, misalnya :
pendalaman iman, katekese para calon baptis dan persiapan penerimaan
sakramen - sakramen lainnya. Termasuk dalam kerygma ini adalah pendalaman
iman lebih lanjut bagi orang yang sudah Katolik lewat kegiatan - kegiatan
katekese.

2.2.3. Persekutuan ( Koinonia )

Persekutuan ( Koinonia ) berarti


ikut serta dalam persekutuan atau
persaudaraan sebagai anak - anak
Bapa dengan pengantaraan Kristus
dalam kuasa Roh KudusNya.
Ikut serta dalam kegiatan OMK di KAJ
Sebagai orang beriman, kita
dipanggil dalam persatuan erat
dengan Allah Bapa dan sesama
manusia melalui Yesus Kristus,
PuteraNya, dalam kuasa Roh
Kudus. Melalui bidang karya ini,
dapat menjadi sarana untuk
Ikut serta dalam kegiatan camping OMK se-
KAJ
5
membentuk jemaat yang berpusat dan menampakkan kehadiran Kristus. Hal ini
berhubungan dengan „cura anima‟ ( pemeliharaan jiwa – jiwa ) dan menyatukan
jemaat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Oleh karena itu diharapkan dapat
menciptakan kesatuan : antar umat, umat dengan paroki / keuskupan dan umat
dengan masyarakat. Paguyuban ini diwujudkan dalam menghayati hidup
menggereja baik secara territorial ( Keuskupan, Paroki, Stasi / Lingkungan,
keluarga ) maupun dalam kelompok - kelompok kategorial yang ada dalam
Gereja.

2.2.4. Pelayanan ( Diakonia )

Pelayanan ( Diakonia ) berarti ikut serta dalam melaksanakan karya karitatif /


cinta kasih melalui aneka kegiatan amal kasih Kristiani, khususnya kepada
mereka yang miskin, telantar dan tersingkir. Melalui bidang karya ini, umat
beriman menyadari akan tanggung jawab pribadi mereka akan kesejahteraan
sesamanya. Oleh karena itu dibutuhkan adanya kerjasama dalam kasih,
keterbukaan yang penuh empati, partisipasi dan keiklasan hati untuk berbagi
satu sama lain demi kepentingan seluruh jemaat ( bdk. Kis 4:32-35 ).

2.2.5. Kesaksian ( Martyria )

Kesaksian ( Martyria ) berarti ikut serta dalam menjadi saksi Kristus bagi dunia.
Hal ini dapat diwujudkan dalam menghayati hidup sehari - hari sebagai orang
beriman di tempat kerja maupun di tengah masyarakat, ketika menjalin relasi
dengan umat beriman lain, dan dalam relasi hidup bermasyarakat. Melalui
bidang karya ini, umat beriman diharapkan dapat menjadi ragi, garam dan
terang di tengah masyarakat sekitarnya. Sehingga mereka disukai semua orang
dan tiap - tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
diselamatkan.

6
2.3 TANTANGAN HIDUP MENGGEREJA

Kita setuju, bahwa penambahan gedung-gedung Gereja, renovasinya dan


segala usaha untuk melengkapi isi dan fasilitas gereja harus dibarengi dengan
perkembangan iman jemaatnya yang lebih matang. Kuantitas dan kualitas yang
sejalan.

Paus Yohanes Paulus ke II yang dinobatkan menjadi Santo 27 April 2014


pernah mengatakan bahwa tantangan yang dialami oleh Gereja sepanjang masa
ialah Ateisme, Hedonisme, dan konsumerisme. Ketiga hal ini mampu
mengakibatkan “erosi iman” (terkikisnya iman) bagi umat beriman.

2.3.1 Ateisme Praktis

Ateisme praktis adalah sikap hidup yang tidak menghiraukan hal-hal religious.
Ciri – ciri atheisme praktis adalah :

 Fokus pada ilmu pengetahuan, rasionalisme, kepintaran manusia, logika


 Menjalani hidupnya, seolah - olah Allah tidak ada
 Bagi mereka ada tidaknya Allah bukan persoalan. Sikap hidup demikian semakin
tampak manakala orang, dengan kata lain orang tidak peduli tentang adanya
Allah, karena orang mengambil sikap acuh tak acuh terhadap-Nya

7
2.3.2 Hedonisme

Inti dari Hedonisme adalah meraup kesenangan, menghindari penderitaan (


misal pengobanan, susah, kecewa, toleransi dll ), baik kesenangan itu bersifat
sementara atau kekal.

Salah satu ciri Hedonis adalah :

 Fokus bahwa kehidupan adalah kesempatan untuk mengumpulkan harta


 Sumber kebahagiaan dan masa depan adalah materi
 Surga itu ada di sini, di saat hidup, di dunia ini
 Masa depan ada di sini, bukan di dunia nanti
 Apatis – bersikap tak peduli akan apa yang terjadi di sekitarnya jika dirasa akan
menyusahkannya
 Tidak peduli kesenangan yang didapat dia tempuh dengan cara apa
 Menghaburkan uang atas dasar kesenangan, yang penting tampil “ wah ”, tidak
peduli jika hal ini menyusahkan orang lain
 manusia yang rapuh, mudah putus asa, cenderung tidak mau bersusah payah,
selalu ingin mengambil jalan pintas, tidak hidup prihatin, dan bekerja keras.

Hedonisme menjadi tantangan bagi Gereja, misalnya :

 Tidak berhasil menemukan “ nilai lebih ” dalam Gereja


 Merasa Gereja hanya buang - buang waktu dan sia - sia, apalagi di saat doa
belum terkabul

Hedonisme dalam pandangan Gereja Katolik

 KGK 1718: Sabda bahagia sesuai dengan kerinduan kodrati akan kebahagiaan.
Kerinduan ini berasal dari Allah. Ia telah meletakkannya di dalam hati manusia,
supaya menarik mereka kepada diri-Nya, karena hanya Allah dapat
memenuhinya
 “ Pastilah kita semua hendak hidup bahagia, dan dalam umat manusia tidak ada
seorang pun yang tidak setuju dengan rumus ini, malahan sebelum ia selesai
diucapkan ”. (Agustinus, mor. eccl. 1,3,4).

8
 “Dengan cara mana aku mencari Engkau, ya Tuhan? Karena kalau aku mencari
Engkau, Allahku, aku mencari kehidupan bahagia. Aku hendak mencari Engkau,
supaya jiwaku hidup. Karena tubuhku hidup dalam jiwaku, dan jiwaku hidup
dalam Engkau” (Agustinus, conf. 10,29).
 “Allah sendiri memuaskan” / God alone satisfies. ( Thomas Aquinas, symb. 1 )

Maka prinsip hedonisme sesungguhnya tidak sesuai dengan ajaran iman


Katolik. Katekismus mengajarkan bahwa manusia diciptakan dengan kerinduan
untuk mencapai kebahagiaan, namun kebahagiaan yang dimaksud di sini adalah
kebahagiaan yang tidak terbatas oleh kesenangan duniawi, tetapi kebahagiaan
yang tak terukur yang hanya dapat dipenuhi oleh Tuhan..

2.3.3 Konsumerisme

Ciri – ciri konsumerisme adalah :

 Menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak


dapat atau susah untuk dihilangkan.
 Fokus pada kesanangan dan pemuasan diri sendiri
 Mengganggap gaya hidup mewah adalah tolak ukur kebahagiaan
 Tidak pernah puas dengan apa yang dikonsumsi – mengakibatkan terus
menerus mengkonsumsi, lebih dan lebih

Dampak konsumerisme:

 Tidak bisa memprioritaskan mana yang diperlukan dan mana yang diinginkan
 Persaingan tidak sehat, gengsi atau tidak tampil adanya.
 Malu menunjukkan diri sendiri

Tantangan konsumerisme bagi Gereja adalah ketika masyarakat belum siap


atau kaget dengan adanya perubahan - perubahan maka akan timbul
goncangan dalam kehidupan sosial dan budaya. Akibatnya, individu menjadi
tertinggal atau bisa frustasi. Selain itu, kondisi dapat menimbulkan suatu
keadaan dan menjadi tidak serasi dalam kehidupan masyarakat.

9
2.3.4 Idolatry

Ciri – ciri penyembahan berhala adalah :

 Tidak hanya terbatas pada benda atau dewa - dewa buatan manusia.
 Dalam Perjanjian Baru, penyembahan berhala lebih kepada keinginan hati kita
terhadap sesuatu lebih dari Allah.
 Suatu hal yang baik yang kita jadikan terutama dalam hidup kita, seperti uang,
karir, pasangan, penerimaan orang, keluarga, dsb.

Kita akan mengenal “berhala” kita ketika hal tersebut hilang dalam hidup kita.

Contoh:

 Jika kita kehilangan karir kita, kita akan khawatir, tetapi jika karir adalah
“berhala” kita, maka kita akan hancur.
 Jika pasangan kita menghianati kita, kita akan marah, tetapi jika pasangan kita
adalah “berhala” kita, maka kita akan pahit dan membencinya.
 Jika anak kita terkena narkoba, kita akan sedih, tetapi jika anak kita adalah
“berhala” kita, maka akan putus asa.

Cara kerja “berhala”:

 Ia sepertinya memberikan apa yang seharusnya kita dapatkan dari Allah, seperti
identitas, pengharapan, sukacita, dsb
 Tapi sebenarnya menuntut kita “ mati ” untuknya. Ia menuntut segalanya dalam
hidup kita. Misalnya :

 Mengejar karir dan uang dengan mengorbankan waktu, tenaga, bahkan


keluarga.
 Bekerja menjadi penyembahan kita dan laptop kita adalah altar tempat kita
mempersembahkan korban.
 Menginginkan penampilan, gym menjadi gereja kita
 Toko baju menjadi kotak persembahan kita.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Lewat pembahasan malakah ini telah terjawab pertanyaan dari perumusan masalah :
Bagaimana peran kita sebagai mahasiswa / i Katolik dalam hidup
menggereja ? Orang muda bisa apa ?
Ada banyak bentuk hidup menggereja & bermasyarakat yang bisa dilakukan oleh
mahasiswa / i Katolik dalam keseharian, di antaranya :
 Dalam tugas Liturgi ( Liturgia ) :
 memimpin Ibadat Sabda / doa bersama / doa rosario dalam kegiatan
lingkungan / wilayah / OMK / KKMK
 menjadi lektor, pemazmur, organis, misdinar, paduan suara, tim dekorasi
Altar dan Sakristi
 mengambil bagian secara aktif dalam setiap perayaan dengan berdoa
bersama, menjawab aklamasi, bernyanyi dan sikap badan.

 Dalam tugas Pewartaan ( Kerygma ) :

 Menjadi pengajar Bina Iman Anak ( BIA ) , Bina Iman Remaja ( BIR )

 Dalam tugas Persekutuan ( Koinonia ) :

 Rajin untuk ikut kegiatan hidup menggereja baik secara territorial (


Keuskupan, Paroki, Stasi / Lingkungan, keluarga ) maupun dalam
kelompok - kelompok kategorial yang ada dalam Gereja.

 Dalam tugas Pelayanan ( Diakonia ) :

 ikut serta dalam melaksanakan karya karitatif / cinta kasih melalui


aneka kegiatan amal kasih Kristiani, khususnya kepada mereka yang
miskin, telantar dan tersingkir ( terutama pada masa Pra Paskah saat
ini ).

11
 Dalam tugas Kesaksian ( Martyria ) :

 menjadi saksi Kristus bagi dunia. Hal ini dapat diwujudkan dalam
menghayati hidup sehari - hari sebagai orang beriman di tempat kerja
maupun di tengah masyarakat, ketika menjalin relasi dengan umat
beriman lain, dan dalam relasi hidup bermasyarakat.
 Misalnya :

 Tidak bergosip di tempat kerja


 Tidaka berkata kasar kepada orang tua / kakak / adik /
pasangan / anak di rumah
 Tidak mencontek saat UTS / UAS di kampus
 Parkir mobil / jemuran pakaian diletakkan di tempat yang
semestinya ( tidak mengganggu akses keluar masuk tetangga )
 Mau berbaur / tidak fanatik dengan tetangga yang berbeda iman
( ikut kumpul arisan RT, ikut kerja bakti bersama )

 Melalui bidang karya ini, umat beriman diharapkan dapat menjadi ragi,
garam dan terang di tengah masyarakat sekitarnya.

3.2 SARAN

Orang muda dapat menjalankan hidup menggereja, baik dalam pelayanan dan
bermasyarakat dengan baik, bila menghindari beberapa sikap di bawah ini :

 Atheisme praktis
 Hedonisme
 Konsumerisme
 Idolarity

Semoga Roh Kudus selalu menerangi, menuntun, dan menolong orang muda
untuk menjalankan tugas dalam hidup menggereja dan bermasyarakat. Amin. (

†)

12
DAFTAR PUSTAKA

 http://www.parokimbk.or.id/warta-minggu/renungan/06-03-
2011-hidup-menggereja-bukan-hidup-di-gereja/ , diakses 25
Maret 2019.

 https://santopauluspku.wordpress.com/2018/07/29/berbagai-
tantangan-hidup-menggereja-saat-ini/ , diakses 25 Maret 2019.

 https://penakatolik.com/2013/12/23/semakin-banyak-awam-
dibutuhkan-dalam-hidup-menggereja-dan-bermasyarakat/ ,
diakses 28 Maret 2019.

 https://www.facebook.com/notes/iman-katolik/panca-tugas-gereja-
liturgia-koinonia-kerygma-diakonia-martyria/10150456710675178/
, diakses 29 Maret 2019.

13

Anda mungkin juga menyukai