Anda di halaman 1dari 28

BAB II

PERANAN GEREJA HKBP UNTUK MENINGKATKAN KEHADIRAN KAUM


BAPAK MENGIKUTI IBADAH DI GEREJA

2.1. Peranan Gereja

2.2.1. Pengertian Peranan

Dalam KBBI, Kata peranan memiliki arti yaitu tindakan yang dilakukan oleh
seseorang dalam suatu peristiwa. Sebagai Pelayan berarti tidak memerintah tetapi melayani,
karena didalam gereja tidak ada istilah pendetakrasi, penatuakrasi atau majeliskrasi
melainkan kristokrasi.Tugas yang diberikan adalah melayani dan melayani adalah kebalikan
dari memerintah (Mat.20:20-28; Mrk. 10:35-45). Pada waktu Yesus memerintah dibuat oleh
orang-orang Farisi, Ia menghendaki supaya murid-murid-Nya berbuat lain daripada yang
dibuat oleh orang-orang Farisi. Ia melarang mereka untuk menyebut seorang dari mereka
“guru”, karena mereka hanyamempunyai satu Rabbi saja dan mereka semua adalah saudara
(bnd. Mat. 23:8). Dengan demikian, sebagai pelayan ditengah-tengah gereja, kita harus
mampu memberikan suatu keputusan, tetapi bukan atas prinsip dan kemauan sendiri,
melainkan dengan kehendak Yesusyang sesuai dengan Firman Tuhan (wibawa pelayan itu) 1

Jadi, Peranan Gereja merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh gereja
itu sendiri dalam suatu peristiwa. Sehingga peran juga dikatakan sebagai dinamisme dari
status atau penggunaan hak-hak dan kewajiban, atau bisa juga disebut status subjektif.
Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,
maka dia akan menjalankan suatu peran. Karena peran tersebut adalah tingkah laku yang
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam sistem tersebut.2

1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat (Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama, 2014). 105.
2
Syamsir, Torang, Organisasi dan Menejemen, ( Perilaku sturuktur Budaya dan Perubahan Organisasi),
(Bandung: Alfabeta, 2014), 86.

1
2.2.2. Pengertian Gereja

Kata Gereja diterjemahkan dari kata Eklesia dari bahasa Yunani yang akar katanya
didapat dari kata "ek" dan "kaleo". Ek artinya keluar sedangakan kaleo artinya adalah
memanggil. Eklesia berarti kumpulan orang yang dipanggil keluar. Gereja dapat disimpulkan
sebagai persekutuan orang-orang yang dipanggil keluar untuk suatu tujuan dan tugas
panggilan, Maksud lain kata gereja adalah kumpulan orang-orang yang telah dipanggil keluar
dari kegelapan dunia dan masuk ke dalam terang Yesus Kristus. 3Rasul Paulus dengan gaya
yang khas menyebut arti kata gereja itu adalah: "tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat
yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitahukan perbuatan- perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu dari
kegelapan kepada terang Nya yang ajaib" (1 Ptr. 2:9) dan jelas menggambarkan pengertian
gereja itu tidak hanya dilihat dari kumpulan orang yang percaya saja tetapi juga menekankan
sebagai umat pilihan Allah yang diberi tugas khusus.

Ekklesia adalah tempat berkumpulnya warga yang dipanggil selama bertahun-tahun-


dan ekklesia dianggap hanya sebagai kumpulan orang percaya. Perlu dicatat bahwa elemen
yang dikumpulkan terletak pada dasar perkataan alkitabiah yang disebut gereja, Ajaran
Perjanjian Baru juga menyoroti bahwa gereja adalah yang dipanggil. Demikian juga dalam
Perjanjian Lama ada dua istilah Ibrani yang digunakan untuk merujuk kepada dewa-dewa
dalam Perjanjian Lama: edah dan qahal. Penerjemahan septuaginta menggunakan ekklesia.
Dalam PL penterjemahan gahal hampir seratus kali, tetapi tidak pernah menerjemahkan edah.
Untuk edah biasanya menggunakan istilah Yunani synagoge, yang hanya digunakan sekali
dalam Perjanjian Baru untuk merujuk pada gereja (Yakobus 2:2). edah dan qahal dapat
digunakan dalam berbagai pengertian (sekuler dan juga kepercayaan), perbedaan terpenting
tampaknya adalah bahwa qahal hanya mencakup mereka yang telah mendengar panggilan
dan mengikutinya. Edah, sebaliknya, adalah komunitas permanen tempat seseorang
dilahirkan. Orang- orang kristen mula-mula mengambil sebuah kata yang sudah digunakan
oleh orang-orang Yahudi yang bahasa Yunani untuk merujuk pada umat Tuhan dalam
perjanjian lama, dan dengan demikian membuat klaim untuk beberapa tingkat hubungan
historis dengan gereja terdiri dari mereka yang dipanggil atau dipanggil oleh Tuhan.4

3
John S. Hammet, Biblical foundations for Baptist Churchhes, (Amerika : Grand Rapids, 2005), 26.
4
Ibid., 26-27.
4

2
Dalam Perjanjian Baru istilah synagoge dihindari, yang kadang-kadang digunakan
untuk menerjemahkan gahal, mungkin karena pada era Perjanjian Baru, kata itu sangat terkait
dengan hukum dan kuil Yahudi, yang menjadikannya bermasalah untuk digunakan
pendakatan gereja dalam Perjanjian baru. Gereja adalah perwujudan ajaran Kristen, ajaran-
Nya bukan hanya untuk diperlihatkan secara nyata di dalam kehidupan masyarakat. Tetapi
Gereja juga organisasi individu yang percaya kepada Yesus. Jika Tuhan Yesus adalah Guru
dan Model, maka Dia jugalah sumber kehidupan. 5Pelayanan seorang hamba Tuhan yang
sungguh-sungguh adalah pelayanan yang dihidupi, kotbah yang dihidupi, dan pekerjaan yang
dihidupi. Seseorang hamba Tuhan yang mempunyai hidup kelimpahan akan berubah dan
berdiri tetap dalam situasi yang paling buruk.

Di dalam gereja diantaranya: seorang penatua adalah berkeperibadian yang baik,


itulah harapan dari warga jemaat, karena setiap orang mendengar kata "Penatua" asosiasinya
ialah memiliki kerohanian yang baik yang berbeda dengan warga jemaat yang lainnya.
Pemikiran itu membentuk opini bahwa seorang penatua adalah mempunyai kedudukan yang
istimewa dalam gereja. Istimewa dalam artian pribadinya (atitude), watak (character),
kepribadian (personality).

Gereja adalah tubuh Kristus yang saling melengkapi dan saling membangun untuk
mencapai suatu tujuan dan percaya kepada Yesus Kristus. Dalam gereja tidaklah terlepas dari
pengajaran, pendidikan dan bimbingan, baik kepada orangtua, penatua, pemuda, remaja
maupun anak-anak. Dalam hal gereja haruslah aktif dalam pengembangan spiritualitas bukan
hanya teoritis saja. Dalam sejarah gereja Batak, berangkat dari kebutuhan atau kepentingan
akan kehadiran orang-orang muncul istilah tohonan atau tahbisan untuk dapat melakukan
tugas-tugas pelayanan gereja itu sendiri, sebagaimana hal itu nyata dari kebutuhan praktis
dilapangan Injil. Setelah orang Batak semakin banyak yang menjadi Kristen mulai timbul
kebutuhan akan tenaga orang-orang yang dapat diberdayakan untuk memberitakan Injil.

Gereja memiliki tritugas panggilan gereja yaitu koinonia (bersekutu), marturis


(kesaksian), dan diakonia (melayani). Ketiga tugas panggilan gereja ini merupakan identitas
dan sifat gereja yang hidup. Apabila salah satu dari tritugas panggilan gereja ini tidak
dijalankan, maka itu pertanda dan bukti bahwa gereja tersebut tidak menjalankan tugas
panggilannya. Ketiga tugas panggilan itu harus dilakukan secara bersamaan. Apabila salah
satu dari ketiga itu tidak dilakukan, sebenarnya gereja itu belum menjadi gereja yang mandiri
5
Michael Griffiths, Gereja Dan Panggilannya Dewasa Ini, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1993), 2.

3
dan dewasa. Namun ada kalanya tidak semua gereja melaksanakan tritugas panggilan itu
secara konsisten. Ada gereja yang hanya mementingkan persekutuan, tetapi kurang
memperhatikan pelayanan.

Ada gereja yang hanya mementingkan kesaksian, tetapi kurang memperhatikan


persekutuan. Akibatnya, kekristenan yang dipahaminya sangat individualistis dan kurang
memperhatikan pentingnya hidup kekristenan secara kolektif dalam kehidupan komunitas
Kristen. Artinya tidak harus dilakukan secara bertahap, misalnya setelah melakukan
persekutuan baru melakukan kesaksian, setelah itu melakukan melakukan pelayanan. Gereja
tidak boleh hanya mementingkan salah satu dari tugas panggilan dan mengabaikan tugas
panggilan yang lain. Bersekutu, bersaksi dan melayani adalah tugas gereja yang paling
hakiki. Tugas panggilan ini adalah dari Yesus Kristus, Kepala Gereja (Yoh, 15:16). Pada
dasarnya setiap strategi misi mesti mencakup tiga unsur ini. Tiga unsur ini tidak bisa
dipisahkan. Ketiga tugas panggilan dan pengutusan ini merupakan tolok ukur apakah gereja
itu hidup, bertumbuh, berkembang, mandiri, dan dewasa.

Tugas panggilan gereja adalah bekerja memberitakan Injil sambil terus berusaha
memelihara dan mengaktualisasikan imannya. Tugas panggilan untuk bekerja memberitakan
Injil tersebut mengandung arti lebih dari sekedar upaya menyampaikan berita Injil kepada
orang yang belum mengenal Injil, melainkan juga melakukan perbuatan yang
mengekspresikan tindakan penyelamatan serta pemeliharan Allah sehingga tanda-tanda
kehadiran Kerajaan Allah dapat dilihat dan dirasakan oleh lingkungan dan disekitarnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan tugas untuk memelihara dan mengaktualisasikan iman
adalah upaya gereja memampukan warga gereja untuk sendiri maupun bersama-sama
menjaga iman yang telah dianugerahkan Allah kepadanya, serta menjadikan iman itu terus
bertumbuh, berkembang, dan berbuah (mewujud dalam kehidupan) bagi kemuliaan Allah.

2.2.3. Peranan Gereja

Gereja adalah persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Karena
persekutuannya dengan Kristus, yang secara liturgis dan teologis diwujudnyatakan melalui
Baptisan dan perjamuan Kudus, gereja disebut juga persekutuan orang-orang kudus.
Disamping pemahaman gereja sebagai persekutuan orang-orang kudus, gereja juga
mempunyai panggilan untuk melayani dan bersaksi. Inilah panggilan tritugas gereja, yaitu

4
diutus kedunia untuk memberitakan, mewujudkan, dan merealisasikan Kerajaan Allah di
dunia ini (Yoh . 15:16). Hakikat dan sifat gereja terletak dalam tri tugas panggilannya, yaitu
bersaksia (marturia), bersekutu (koinonia), dan melayani (diakonia). Ketiga tugas panggilan
dan pengutusan ini merupakan tolok ukur apakah gereja itu hidup, bertumbuh, berkembang,
mandiri, dan dewasa. Ketiganya tidak dilakukan secara bertahap, tetapi secara serentak dan
sekaligus ketiganya merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisah satu dengan yang
lain.

Ketika orang percaya menjalankan tugas pelayanannya, di sana pula ia melakukan


kesaksian dan persekutuan, demikian pula sebaliknya, harus dilaksanakan secara seimbang
dan terpadu sehingga menjadi pelayanan gereja yang utuh pelayan yang sebenarnya ditengah-
tengah gereja. "Tri tugas panggilan gereja" tersebut, perlu terus-menerus melakukan
pendampingan dan pembinaan atau pendidikan kepada warga gerejanya, yang bertujuan agar
jemaat tetap hidup berakar dan dibangun di dalam hubungan historis dengan gereja terdiri
dari mereka yang dipanggil oleh Tuhan.6

Kesaksian (Marturia) adalah mengaku Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, yang
dinyatakan di dalam persekutuan dan ditengah-tengah dunia. Kesaksian itu datang dari
keyakinan pribadi secara kolektif, dan ternyata Yesus lebih menginginkan kesaksian pribadi
itu (Luk. 9:20). Kesaksian yang benar adalah ketika seseorang menjadi pelaku firman Tuhan
(Yak. 1:22) dan sebagai “suara Kristus” (2 Kor. 3:2-3). Dalam dunia yang serba materialistis
ini, dibutuhkan kesaksian yang lebih nyaring, yang harus “lebih takut kepada Allah daripada
kepada manusia” (Kis. 5:29), dan “yang selalu siap sedia memberitakan firman Tuhan, baik
atau tidak baik waktunya” (2 Tim.4:2).

Persekutuan (Koinonia) adalah ciri khas dan identitas orang percaya. Orang-orang
percaya adalah ekklesia, yang keluar dari dunia dan bersekutu, dan kemudian ditugaskan
untuk melayani dan bersaksi ditengah-tengah dunia (Yoh 15:19-27). Persekutuan yang
horizontal dengan sesama dipisahkan satu sama lain. Bersekutu dengan Tuhan harus
diwujudnyatakan dengan persekutuan sesama manusia. Sebaliknya, persekutuan sesama
manusia adalah buah dari persekutuan dengan Allah. Bersekutu dengan Yesus berarti ikut
serta didalam kematian dan kebangkitan Kristus, sebagaimana yang dialami melalui babtisan
( Rm. 6:3-5). Kemudian oleh pengorbananNya yang mati dan bangkit, gereja menjadi tubuh
Kristus (1 Kor. 12:27), yang menjadikan semua orang percaya menjadi satu tubuh (Rm 12:5).

6
Darwin Lumbantobing, Reposisi Pekabaran Injil, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019, 3-7.

5
Pelayanan (diakonia) adalah pemberian akan karya Kristus yang menghadirkan gereja
dan melayani gereja. Dengan tujuan untuk mengabarkan kabar baik, membebaskan orang-
orang yang tertindas, teraniaya, tertawan, tersingkirkan, terpinggirkan, dan lainnya (bnd.
Lukas 4:18-19). 7Pelayanan khusus ini disebut juga vocation yang artinya khusus bagi para
pelayan yang dipilih Ordinasi (tahbisan). 8

Panggilan yang diberikan oleh Allah kepada manusia adalah panggilan untuk
melayani. Panggilan untuk melayani adalah sebuah anugerah yang diberikan kepada manusia
untuk melayani Allah dan melayani sesama manusia. Panggilan untuk melayani Allah akan
menjadi nyata ketika manusia itu mampu melayani sesamanya manusia. Dalam hal yang
lebih khusus, yakni gereja, panggilan untuk melayani adalah panggilan untuk pelayanan
sosial, yang terbagi atas dua hal, yaitu pelayanan eksternal yang terarah kepada dunia sekitar
dan pelayanan internal yakni kepada jemaat itu sendiri. Anugerah berupa "panggilan untuk
melayani" yang diberikan kepada setiap manusia adalah sebuah wujud nyata keharmonisan
hubungan Allah dengan manusia, sebab panggilan untuk melayani adalah sebuah mandat
yang menyatakan bahwa manusia adalah rekan sekerja-Nya.

Sikap gereja terletak pada sikap Yesus Kristus sebagaimana telah ditanyakan dan
dilakukan di dalam pelayanan-Nya. “karena Anak Manusia datang bukan untuk dilayani
melainkan untuk melayani (Mrk. 10:45)”. Sebagaimana Kristus hidup demikian juga gereja
hidup. Ia hidup bukan untuk diri-Nya sendiri, tetapi juga untuk orang lain.

Dasar dan titik tolak untuk saling melayani adalah adanya kesadaran bahwa setiap
pribadi tidak ada yang sempurna di dalam kehidupan ini. Setiap orang menerima talenta atau
karunia pemberian Tuhan. Apa yang ada pada seseorang ternyata tidak ada pada orang lain.
demikian pula sebaliknya, apa yang ada pada orang lain ternyata tidak ada pada diri kita.
Oleh karena itu, kita perlu saling melayani, saling menolong, dan saling membantu.
Paulus mengatakan: ”Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu
memenuhi hukum Kristus” (Gal.6:2). Orang yang mau menolong orang lain adalah orang
yang memiliki kasih. Kasih itu bukan untuk diri sendiri. Kasih yang ada pada diri seseorang
diperuntukkan bagi orang lain diluar dirinya yang membutuhkan kasih itu. Hal itu sesuai
dengan pernyataan Yesus kepada para murid-Nya: “Aku memberikan perintah baru kepada
kamu: yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu
7
Darwin Lumbantobing, Tumbuh Lokal Berbuah Universal, Revitalisasi Program Pelayanan HKBP Pasca 100
Tahun Dr. Ingwer Ludwig Nomensen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018, 490-494.
8
Joe E. Trull E. James Carter , Etika Pelayanan Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1012), 20.

6
demikianlah kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa
kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi (Yoh.13:34-35).9

Fungsi dari pelayanan itu adalah gereja tidak dapat dilepaskan fungsinya sebagai
suatu organisasi. Penyebab dari kurang berfungsinya pelayanan sudah disebutkan karena
kurang pemberdayaan organisasi pelayanan tersebut. Dan salah satu penyebabnya dari
rusaknya kesatuan dan kerjasama di dalam gereja, termasuk karena organisasinya tidak
sejalan sehingga harapan jemaat semakin sulit dibendung dan tidak berjalan sebagai fungsi
pelayanan, yang akhirnya tampak adalah menjadi dilayani. Membantu para pelayanan dan
warga jemaat.10

2.2.4. Fungsi dan Tujuan Gereja

1. Fungsi Gereja

Gereja berfungsi sebagai alat Allah memberitakan kasih dan perbuatan-perbuatan


Allah yang besar (1 Ptr 2:9), sebab keberadaan gereja jelas, yaitu untuk memuliakan Allah
dalam mewujudkan tujuan penyelamatan Allah terhadap manusia dan dunia. Gereja
merupakan sarana Allah bagi orang-orang percaya, dan sebagai sarana Allah, gereja sekali-
kali tidak boleh diremehkan oleh manusia. 11

Adapun cara Gereja memelihara dan melindungi serta membina orangorang percaya
adalah melalui guru dan pelayan gereja yang ditetapkan Allah sesuai dengan FirmanNya.
Guru dan pelayan tersebut diberikan jabatan khusus yang karenanya memiliki tanggung
jawab sekaligus wewenang di dalam Gereja. 12
Gereja juga berfungsi sebagai sarana untuk
9
Ibid., Tumbuh Lokal dan berbuah, 24-27.
10
Midian, KH Sirait, Panggilan Melayani, (Jakarta: PT Surya Judika Ray, 2000), 29-31.
11
Andreas Untung Wiyono dan Sukardi, Manajemen Gereja: Dasar Teologis & Implementasi Praktisnya,
(Bandung:Bina media Informasi, 2010), 25.
10

11

12
Ibid., 26.
13
Yenni Anita Pattinama, Peranan Sekolah Minggu dalam Pertumbuhan Gereja, Scripta Teologi dan
pelayanan kontekstual, Vol, 4, No 02, (November 2019), 133.

7
memberitakan injil Allah. Penginjilan yang dimaksud adalah menginjili seluruh makhluk,
sebab setiap individu membutuhkan injil Allah.

Hal ini membuktikkan bahwa gereja harus melaksanakan amanat agung yang
diperintahkan oleh Yesus (Mat 28:19-20). Semua orang harus dijangkau oleh injil Yesus
Kristus untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, termasuk anak-anak.
Penginjilan yang dimaksud dan diperintahkan Allah adalah penginjilan yang tidak
mengabaikan siapapun, sehingga semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan
akan kebenaran. Bahkan dalam pelayanan Yesus, Ia memperlihatkan kasihNya kepada anak-
anak, anak-anak menjadi bagian dari pelayanan agar anak-anak juga menerima keselamatan
dari Kristus. Seperti yang tertulis dalam Markus 10:14 mengatakan bahwa anak-anak
merupakan orang yang empunya kerajaan Allah, sehingga anak-anak juga harus dibiarkan
datang kepada Tuhan Yesus.13

2. Tujuan Gereja

Tujuan Gereja ada bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan untuk kepentingan
Kerajaan Allah, sebab itu gereja di penuhi oleh Kristus. Gereja yang dipenuhi oleh Kristus
adalah gereja yang bertumbuh ke dalam dan ke luar. Gereja yang bertumbuh ke dalam yaitu
gereja yang sampai kepada kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang anak Allah,
kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus (Ef 4:13-
14). Untuk mencapai pertumbuhan ke dalam perlu adanya pembangunan jemaat agar gereja
berakar benar-benar kepada Kristus, sehingga gereja menjadi kuat sentosa. Berakar kepada
Kristus berarti bahwa gereja harus menerima Kristus, serta hidup dan tetap berjalan di dalam
Kristus, yaitu dengan memegang teguh kepada injil yang diberikan kepadanya tanpa
dikurangi ataupun ditambah (1 Kor 15:1-2).

Gereja yang saling mengasihi satu sama lain berarti semuanya mengejar apa yang
mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. Sedangkan
gereja yang bertumbuh keluar, disertai dengan perantaraan pemashyuran injil. Pemashyuran
injil dilakukan dengan pelayanan firman dan pelayanan kasih, gereja dalam memberitakan
injil disertai dengan perbuatan, yaitu hadir di tengah-tengah penderitaan yang dihadapi oleh
Masyarakat. Hal ini harus dilakukan gereja, sebab Yesus Kristus juga melayani dengan

13

8
demikian. Yesus hadir bagi orang buta, orang tuli, orang lumpuh, orang kusta, dan orang
miskin, (Mat 11:4-5), tidak hanya itu pemashyuran injil juga disertai dengan perantaraan
firman kepada orang yang bukan Kristen. 14

2.3. Ibadah

2.3.1. Pengertian Ibadah

Kata "ibadat" atau "ibadah" berasal dari bahasa Ibrani abodah dan bahasa Yunani
iatreia, yang aslinya dipakai untuk menunjuk pada sikap pelayanan seorang budak atau
tuannya, yang dilakukan dengan membungkukkan badan atau bertelut sebagai tanda tunduk
dan hormat, penghormatan. Jadi ibadah dimengerti sebagai "sikap tunduk dan hormat"
kepada Dia yang diakui dan disembah sebagai Tuhan. 15Suatu "sikap" yang mengakui dan
menghargai seseorang (atau yang Ilahi) dapat juga dikatakan suatu penghormatan hidup
mencakup kesalehan. Yang implikasinya nampak dalam tingkah laku yang benar.16

Dalam Perjanjian Lama (PL) ibadah kepada Allah adalah shachah, yang berarti
"menundukkan diri". Sedangkan dalam Perjanjian Baru (PB) ibadah kepada Allah ialah
Prosuneo, yang berarti "menyembah atau mencium tangan kepada Allah". Jelas bahwa
"menyembah" dan "mencium tangan kepada" adalah pengungkapan. Ibadah adalah tanggapan
atau sesuatu yang dihasilkan. Jelas sesuatu yang dihasilkan ini adalah ungkapan yang muncul
dari masukan, kesadaran, perasaan dan keputusan. Ibadah merupakan satu bentuk kegiatan
meladeni, melayani, mendengar, melaksanakan, memelihara, memuja, menundukkan diri,
menyembah, seseorang atau oknum yang lebih tinggi yang dalam hal ini adalah Tuhan Allah.
Dengan kata lain, ibadah merupakan suatu respon manusia terhadap apa yang sudah Tuhan
lakukan baginya. Ibadah adalah suatu bentuk aktivitas yang membawa perbuatan, hati dan
menyenangkan hati Tuhan. Ibadah Kristen adalah penyataan diri Allah sendiri dalam Yesus
Kristus dan tanggapan manusia terhadap-Nya, atau suatu tindakan ganda yaitu tindakan Allah

14
Harun Hadiwijono ,Iman Kristen”, ( Jakarta:BPK Gunung-Mulia, 2013), 384-390.
15
Phil. H.M Nur Kholis Setiawan , Menanti Kelam Kerukunan (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 473.
16
Bibel Dictionary (Leicester :Inter Varsity Press, 1967), 126.

15

16

9
kepada jiwa manusia dalam Yesus Kristus dan dalam tindakan tanggapan manusia kepada
Allah melalui Yesus Kristus.

Ibadah ialah penyerahan segala pikiran dan perbuatan kita kepada Tuhan. Ibadah
berarti melayani Tuhan. Manusia layani, sebaiknya dilakukan de melayani Tuhan dengan
mempersembahkan tubuhnya secara total. Yaitu mempersembahkan pikirannya, kelakuannya,
kata dan perbuatannya . Itulah yang dimaksudkan dengan persembahan yang hidup. Kata
"hidup" lebih dititikberatkan dalam pengertian yaitu hidup karena keberpihakan kita kepada
yang kudus. Artinya hidup dimaksudkan karena kita adalah membenci dosa. Hanya dengan
demikianlah maka ibadah menjadi berkenan kepada Allah. Ibadah ialah berbalik dari
kematian, hal-hal dosa, kepada kehidupan, hal-hal suci. Agar ibadah kita berlangsung dengan
baik, tidak boleh tidak, kita harus menjauhi dosa dan bahkan membencinya.

Ibadah kita kepada Tuhan. Yaitu penyerahan diri secara to- tal dan keinginan untuk
menjauhkan kuasa dosa. Itu sebabnya kita yang beribadah kepadaNya ingin agar hidup kita
tidak menjadi serupa dengan dunia ini Mengapa? Karena ingin ibadah itu adalah adalah
pengabdian kepada kehendak Allah. Maka orang yang beribadah ingin menjadi abdi Allah,
ingin taat kepadaNya. Beribadah ialah pengabdian kepadaNya. Dengan pemahaman seperti
itu maka ibadah adalah berkeinginan agar hidupnya tidak serupa dengan dunia ini. Pola
hidupnya adalah meneladani Tuhan Yesus Kristus. Pola ibadah seperti itu, hidupnya tidak
ingin dikuasai oleh dunia ini. Dunia yang dimaksudkan ialah dosa dan kematian.

Ibadah berarti hidupnya terpaut dengan kehidupan yang ditawarkanNya ialah hidup
kekal dari ketidaksempurnaan, sehingga ketika kita beribadah maka hidup kita akan
dibaharui oleh Yesus Kristus. Hanya dengan demikianlah maka setiap orang yang beribadah
pasti tahu, mana yang dikehendaki Allah dan yang tidak dikehendakiNya. Itulah yang harus
dilakukan bagi mereka yang mau memenuhi tugas panggilannya. Yaitu agar hidupnya
senantiasa melihat ke depan yaitu hidup yang kekal.Untuk mengungkapkan ibadah tersebut
agar bisa dilaksanakan dengan baik, maka ibadah erat kaitannya dengan Liturgi peribadahan
kita tidak saja harus dilaksanakan pada hari Minggu dalam kebaktian tetapi lebih
dititikberatka dalam sikap hidup orang yang percaya di dunia ini yaitu melalui aksi
pelayanan, tindakan, tingkah laku, praksis hidup, cara berfikir, pola pikir. Kesimpulannya
bahwa ibadah ialah mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan Yesus. Ibadah tidak hanya
difahami sebatas upacara atau liturgi melainkan ibadah adalah sikap hidup kita.17
17
Midian KH Sirait, Panggilan Melayani (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), 15-17.
18
Huria Kristen Batak Protestan, Tata Dasar dan Tata Laksana HKBP 2002, 15.

10
2.3.2. Ibadah Menurut HKBP

Menurut Bab V Pasal 5 Aturan Peraturan HKBP tahun 2002, HKBP


menyelenggarakan setiap hari Minggu dan hari-hari besar gerejawi dan hari-hari khusus
lainnya, bertempat di gedung gereja, rumah, sekolah dan kantor serta tempat-tempat lain
sesuai kebutuhan. Ibadah diselenggarakan menggunakan liturgi sebagaimana diatur dalam
Agenda HKBP dan sesuai urutan minggu-minggu gerejawi yang diatur dalam Almanak
HKBP, menggunakan Buku Ende HKBP atau buku nyanyian yang sesuai dengan Konfessi
HKBP, serta menggunakan teks khotbah atau bacaan Alkitab yang diatur dalam Almanak
HKBP. Setiap pelayan yang melayani ibadah itu mengenakan pakaian tohonan/ parhabos
yang diterimanya. Ibadah dilayankan Pelayan-pelayan HKBP atau pelayan gereja lain yang
sejajaran/ sedogma dengan HKBP.

Ibadah dilayankan kepada anak-anak, remaja, pemuda, dewasa dan Lansia. Ibadah
dilayankan dalam Bahasa Batak dan Bahasa Indonsia atau bahasa-bahasa lain yang dipahami
dan dihayati oleh warga jemaat. Ibadah diselenggarakan dengan tata ruang dan dekoraso
menurut Liturgi dan Agenda HKBP. Jemaat menyelenggarakan ibadah minggu dan ibadah
penghiburan bagi anggota jemaat yang berduka karena kematian atau bencana.18

2.3.3. Makna Ibadah

Makna ibadah yang pertama berbicara mengenai pengalaman perjumpaan dengan


Allah. Persekutuan pertemuan, perjumpaan secara sadar dengan Allah melalui AnakNya.
Yesus Kristus sangat menggetarkan hati, dan mampu mengubahkan seseorang dari dalam.
Mengalami kehadiran Allah dalam ibadah, memahami betapa besar kasih Allah, semakin
mengenal siapakah Allah, merupakan saat-saat yang sangat berarti. Ibadah bukan hanya
mendengarkan pengkhotbah atau menyanyikan lagu-lagu rohani, tetapi suatu pengalaman

18

11
perjumpaan dengan Kristus. Pengalaman perjumpaan dengan Kristus yang adalah pernyataan
kasih Allah, pembuat mujizat, perlu direktualisasikan dan ditekankan kembali dalam ibadah.

Makna ibadah kedua adalah mengembalikan kelayakan kepada Allah. Manusia


beribadah bukan sekedar karena kebutuhan manusia itu sendiri, melainkan karena Allah
pantas, menerima pemujaan dari manusia. Sepanjang sejarah umat Kristen, hanya ada satu
yang pantas dipuja dan disembah, namanya :Yesus. Orang-orang mempunyai kebutuhan
untuk memuja sesuatu, baik suku yang paling primitive maupun orang-orang kota yang
paling modern. Dalam dirinya ada sesuatu yang berbisik “Aku ingin tahu semua yang tak
kuketahui, pasti ada sesuatu yang lebih besar daripada diriku”. Ibadah adalah suatu dialog
merupakan makna ketiga dari ibadah. Sengler mengatakan bahwa didalam ibadah manusia
mengalami Allah dalam sebuah dialog yang sadar. Allah berinisiatif menyatakan Wahyu atau
Firman-Nya, dan manusia merespon melalui ibadah. Ibadah adalah menghadap Allah, ibadah
bukan hanya ritual rutin yang harus dilakukan, tetapi juga direspon yang keluar dari dalam
hati yaitu berbicara, mendengarkan, dan menanggapi Allah.19

2.4. Kaum Bapak

Bapak adalah orangtua laki-laki. Orang yang dipandang sebagai orangtua atau orang
yang dihormati. Panggilan kepada laki-laki yang lebih tua dari yang memanggil. 20
Peranan
seorang kaum bapak di dalam kehidupan keluarga sangat menentukan. Seorang bapak di
dalam keluarga bukan hanya sekedar pencari nafkah kehidupan. Bapak adalah seorang
pelindung, penjaga, pengayom, pendidik, dan pemberi nasihat kepada seluruh anggota
keluarga. Di dalam keluarga seorang Bapak memiliki peran yang sangat penting untuk
menciptakan kesejahteraan umum melalui bimbingan dan pendidikan anaknya secara
bertanggung jawab. Kaum bapak juga sangat berperan penting dalam membina suasana
keluarga yang diperlukan bagi perkembangan pribadi anak agar menjadi pribadi yang dewasa
dan harmonis dan sebagai teladan untuk ditiru dan peletak dasar hati nurani bagi anak.
21
Sehingga ada beberapa peran kaum bapak di dalam keluarga secara umum yaitu:

19
J. L. Ch, Abineno, Unsur-unsur Liturgika Yang Dipakai Gereja di Indonesia, hlm. 2
20
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Jakarta:Gramedia,
2014), 239
21
Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Anak (Jakarta :BPK Gunung Mulia), 2012, 11.
22
Ibid., 73.

12
1. Bapak berpartisipasi dalam pendidikan anak. Dalam hal pendidikan, peranan bapak
di keluarga sangat penting. Bapak menjadi model, teladan, pelindung bagi anak-
anaknya.

2. Bapak sebagai tokoh yang tegas, bijaksana, mengasihi keluarga. Bapak harus
melindungi keluarganya dari bahaya yang ada di luar, tidak hanya dalam bentuk fisik
namun juga non fisik. Seorang bapak juga harus dapat memberikan kenyamanan dan
keamanan emosional serta finansial. Dengan sikapnya yang tegas dan penuh wibawa
menanamkan pada anak sikap disiplin dan patuh. Bapak dalam memberikan tugas
kepada anak perlu melihat kemampuan anak untuk bisa menyelesaikan tugas itu.
Dengan kemampuan menyelesaikan tugasnya, anak mengetahui kemampuan dan
batas-batasnya. Bapak dengan sikap wibawanya sering menjadi wasit dalam
memelihara suasana keluarga, sering mencegah timbulnya keributan akibat
perselisihan dan pertengkaran dalam keluarga.22

3. Bapak sebagai pemimpin yang bijak. Bapak harus mampu membuat suatu keputusan
yang bijak dengan mempertimbangkan baik buruknya dampak pada rumah tangga.
Sebagai bapak yang bijak, ia harus mau dan mampu mendengar masukan dan
mempertimbangkan dari istri dan bahkan anak-anaknya.

4. Bapak sebagai teman diskusi. Sebagai seorang bapak yang bijak akan mau berdiskusi
dengan anak-anaknya. Bapak yang baik akan dengan senang hati berdiskusi dengan
anggota keluarga lainnya untuk menentukan sesuatu. Di lain pihak apabila anggota
keluarga lainnya butuh berdiskusi maka bapak harus bersedia dan memberikan saran
dan pandangannya. Itulah bapak yang mampu mengerti keluarga.23

5. Bapak sangat penting dalam membangun emosional anak. Seorang anak yang
dibimbing oleh bapk yang peduli, perhatian dan menjaga komunikasi akan cenderung
berkembang menjadi anak yang lebih mandiri, kuat, dan memiliki pengendalian
emosional yang lebih baik.

6. Bapak harus meluangkan waktu bagi keluarga. Peran bapak di atas tidak akan
berfungsi apabila bapak tidak hadir secara lahir dan batin di tengah-tengahkeluarga.
Maka, peran bapak yang terpenting adalah mampu menjadi seseorang yang mampu

22

23
Rezky , Be a Smart Parent (Yogyakarya: Publisher, 2010), 72

13
meluangkan waktunya untuk keluarga. Bapak harus menemani perkembangan anak-
anak dan rumah tangga.24

2.4.1. Kaum Bapak Menurut HKBP

Menurut Bab V Pasal 5 Aturan Peraturan HKBP tahun 2002, Seksi Bapak adalah
persekutuan semua warga jemaat laki-laki, yang menikah maupun yang tidak menikah, yang
tidak sesuai lagi sebagai anggota seksi pemuda, dan terdaftar sebagai warga HKBP.
Anggotanya adalah semua bapak. Kepengurusannya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara
dan anggota pengurus sesuai dengan kebutuhan, yang dipilih oleh Rapat Jemaat yang
dipimpin oleh Ketua Dewan Koinonia, dan dilaporkan kepada Pimpinan Jemaat. Dengan
demikian, yang dimaksud adalah seksi bapak adalah satu unit pelayanan yang ditujukan
untuk membangun, mengembangkan , dan mendewasakan peranan laki-laki didalam
kehdupan iman dengan melaksanakan kegiatan pelayanan terhadap kaum bapak tentang
penghayatan Firman Tuhan , membimbing kaum bapak supaya semakin dewasa dalam
pemahaman keagamaan dan kegerejaan terutama sekali tentang posisi dan kehidupan bapak
agar semakin dewasa dalam iman, membimbing kaum bapak sesuai dengan pedoman
Persekutuan Bapak yang telah ditetapkan oleh HKBP, Membuat evaluasi dan laporan berkala
yang akan disampaikan kepada ketua Dewan Koinonia dan Pimpinan Jemaat, sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Melalui seksi bapak ini akan diupayakan agar setiap bapak di
HKBP memahami dan menyadari tugas panggilannya sebagai bapak, sesuai dengan posisi,
talenta, keberadaan, dan peranan fungsionalnya ditengah-tengah keluarga, gereja dan
masyarakat.25

Kaum bapak di Gereja HKBP dalam aspek spiritual terlihat dari kurangnya
keterlibatan kaum bapak beribadah ke gereja pada hari Minggu. Pada hari Minggu orang
kristen harusnya berhimpun bersama untuk mendengar dan memperhatikan firman Allah, lalu
memuji Allah, bernyanyi, dan berdoa. Kaum bapak di HKBP diharapkan menjadi teladan
yang baik untuk memungkinkan anak-anaknya bertumbuh mencintai Tuhan dan Melayani-
Nya. Dengan kata lain, kaum bapak harus memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan baru
kemudian mengharapkan anaknya memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Tuhan

24
Ibid., 73.
25
Huria Kristen Batak Protestan, Tata Dasar dan Tata Laksana HKBP 2002 Setelah Amandemen Ketiga
(Aturan Dohot Peraturan HKBP Dung Amandemen Paduahon), (Pearaja: Kantor Pusat HKBP, 2015), 52-53.

14
menahbiskan rumah sebagai lembaga untuk melatih anak-anak bagaimana mereka seharusnya
bertindak.

Dengan demikian, kaum bapak memainkan peranan penting ditengah Keluarga


Kristen, salah satunya kaum bapak bertanggung jawab atas perkembangan spiritual dari
anggota keluarganya. oleh karena itu, menjadi pemimpin kehidupan jasmani dan rohani
keluarga yang dimana didalam Agenda HKBP ketika baptisan anak-anak kaum bapak
sebagai orangtua bersama istrinya membawa anaknya untuk dibaptis sebagai pewaris
kerajaan Allah yang akan menuntun anaknya untuk beribadah seperti pengikraran janji
dimana bahwa dia berjanji akan membimbing anak-anaknya agar mereka mengetahui dan
melakukan firman Allah dan bersedia menyuruh anak-anaknya bergereja dan
membesarkannya dalam pengajaran Kristen Protestan agar mereka menjadi anggota jemat
yang hidup didalam kristus.26

Dengan demikian, seorang bapak didalam keluarga adalah pemegang tongkat kendali
kepemimpinan, penentu arah kehidupan bersama dan menjadi pemimpin didalam keluarga.
Peranan dan kedudukan strategis ini harus dibarengi dengan pola hidup, karakter dan perilaku
seorang kaum bapak. Kaum bapa juga disebut sebagai gereja karena Kaum bapa merupakan
orang yang sudah dibaptis kedalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ada beberapa
pelayanan terhadap kaum bapak ini menjadi strategis dan perlu ditingkatkan. Pertama,
pelayanan terhadap kaum bapak di HKBP masih selalu diperbincangkan karena belum dapat
dilaksanakan secara efektif, efisien, dan tepat guna. Akan tetapi, sudah waktunya pelayanan
kategorial yang dimaksud perlu ditingkatkan terutama dalam peribadahan. Persekutuan kaum
bapak atau punguan ama di dalam suatu jemaat harus mempunyai program pelayanan yang
dapat dikembangkan untuk membangun spiritualitas, kepribadian, karakter dan perilaku
kaum bapak di dalam kehidupan persekutuan jemaat. 27

2.4.2. Peran Bapak Dalam Alkitab

Bapak Kristen adalah setiap laki-laki yang peduli dengan keluarganya, yang
menyayangi keluarganya dan memberikan yang terbaik bagi setiap anggota keluarganya.

26
HKBP, “Agenda HKBP Bahasa Indonesia” (Percetakan HKBP, 2009), Pematangsiantar.11-12.

27
Ibid., Tumbuh Lokal Berbuah Universal, 481-482.

15
Dalam gereja kaum bapak merupakan contoh atau teladan terhadap orang lain dan
menunjukkan sikap dan sifat yang baik dalam perbuatan, dan tingkah laku dalam keaktifan
untuk mengikuti kebaktian Minggu di gereja. Kaum bapak bukanlah seorang yang
menunjukkan sifat dan sikap untuk perbuatan yang tidak benar, baik di tengah keluarga
maupun gereja.28 Figur seorang bapak didalam keluarga Kristen harus teap berpedoman
kepada peranan dan fungsi seorang bapak sebagaimana digambarkan di dalam Alkitab.

Dia harus seperti Yairus yang datang kepada Yesus untuk meminta keselamatan atas
kesehatan putrinya. Ia juga dapat seperti seorang letnan yang percaya kepada Yesus Kristus,
sehingga bermohon untuk kesehatan hambanya (Mat 8:5-10).29 Atau ia harus seperti Zakheus
yang sangat ingin bertemu dengan Yesus. Atas dorongan keinginannya yang sangat kuat itu,
ia berusaha mengatasi berbagai kendala yang sebenarnya menghalanginya untuk bertemu
dengan Yesus. Tubuhnya yang pendek diatasinya dengan memanjat pohon ara, hanya untuk
dapat melihat dan bertemu dengan Yesus. Berbagai keterbatasan dimilikinya, tetapi itu tidak
menjadi penghalang untuk mewujudkan keinginan dan kerinduannya melihat dan bertemu
dengan Yesus. Dan ternyata, Yesus tahu, lalu merespons kerinduannya itu.

Allah memanggil Abraham untuk menjadi berkat, dalam Kejadian 12:1-3, bagaimana
janji Allah kepada Abraham, dia menjadi berkat Dalam Perjanjian Lamis Abraham menjadi
Bapak leluhur orang Israel. Banyak pelajaran berharga yang dapat dilihat dari pribadi
Abraham yaitu kesabaran dan kesetiaan Abraham terhadap itrinya Sarai dan kepada Allah
dalam panggilan ini benar-benar menjadi teladan bagi orang percaya. Kesetiaan Abraham
kepada Allah untuk mempersembahkan anaknya Ishak kepada Tuhan juga sebagai hal yang
patut dimaknai (Kej. 22:1-14).30

Imannya dialaskan pada kepercayaan akan kekuasaan Tuhan, bila perlu untuk
membangkitkan anaknya dari antara orang mati (Kej, 22:12; Ibr. 11:19). Terhadap
keluarganya sendiri Abraham menunjukkan kasih yang tulus dan dalam. la diakui sebagai
seorang yang berhasil membina dan menuntun anak-anaknya dan keturunannya, supaya tetap
hidup. menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan menerapkan kebenaran dan keadilan
(Kej. 18:19).31 Dia disebut sebagai bapak orang percaya. Dalam bahasa Batak Toba disebut

28
Ibid., Tumbuh Lokal Berbuah Universal, 482.
29
Ibid., 283
3030
Alkitab (Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, 2010), 20.
31
IKAPI DKI, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid I (A-L), 6.

16
"Ompung ni angka naporsea". Abraham dipanggil Allah untuk keluar dari tempat tinggal
ayahnya ke tanah yang belum dia tahu tujuannya.

Ayub amat kaya dari kalangan atas, tapi kitab ini sangat menekankan kedudukannya
di tengah-tengah hikmat. Dengan izin Allah harta bendanya, kesepuluh anaknya, akhirnya
kesehatan dirampas dan dirusak oleh iblis. Keluarganya dan teman- temannya mengatakan
bahwa kesengsaraan yang sedang menimpanya sebagai hukuman Allah karena dosanya yang
besar, dan mereka menjauhi dia. Istrinya setuju dengan pendapat umum itu dan mendesak dia
supaya mempercepat kematian yang tidak terelak, dengan mengutuki Allah. Walaupun
teman-teman Ayub begitu kurang simpati sehingga menjerumuskan dia hampir ke dalam
keputus asaan, namun itu mendorong dia berpaling juga kepada Allah, dan mempersiapkan
dia untuk melihat penyataan kedaulatan Allah yang memberi damai sejahtera dalam hatinya.
Masyarakat akhirnya dipermalukan oleh kesembuhannya, kembalinya harta kekayaannya dua
kali lipat dan didapatinya lagi sepuluh orang anak. Sehingga Ayub adalah seorang bapak
yang sangat memiliki keteladanan di dalam keluarga karena memiliki iman yang sangat teguh
terhadap Tuhan.

Walaupun Ayub mendapatkan penderitaan atau cobaan yang begitu banyak di dalam
hidupnya namun dia tetap setia kepada Allah dan dia juga tetap menjaga hubungannya
dengan Allah melalui peribadahannya. Ayub tidak pernah meninggalkan Allah namun dia
tetap mengucap syukur dengan apa yang dimilikinya. Cerita tentang perumpamaan anak yang
hilang dalam (Luk. 15:11-31). Sekalipun dalam teks ini tidak menyebutkan siapa nama
seorang bapak yang dikatakan dalam adengan ini. Tetapi cerita ini menunjukkan bagaimana
seorang bapak tetap mengasihi dan setia kepada anaknya yang walaupun sudah hilang dan
pergi jauh meninggalkan keluarganya. Seorang bapak menyambut anaknya menjadi dengan
sukacita dan hati yang berbunga-bunga. Sang bapak berkata kepada hambanya, lekaslah bawa
kemari jubah yang terbaik pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan
sepatu pada kakinya (Luk. 15:24). Bahkan memberikan dia emas dan harta lainnya untuk
menyambut kehadirannya di tengah-tengah keluarga. Perumpamaan ini adalah
menggambarkan kasih Allah kepada kita. Maka gambaran seperti itu pula yang harus
dilakukan seorang bapak terhadap anaknya.32

2.5. Panggilan Gereja Untuk Mengikuti Ibadah


32
D. F. Walker, Konkordansi Alkitab (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2015), 174

17
Kaum Bapak disebut sebagai Gereja karena gereja bukanlah hanya gedungnya tetapi
gereja itu kaum bapak itu sendiri. Kaum Bapak merupakan suatu Pelayanan kategorial
didalam Gereja. Kaum Bapa merupakan Warga HKBP yang dimana orang yang sudah di
baptis kedalam nama Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Warga Jemaat itu terdiri dari empat
kategori berdasarkan usia, yaitu anak-anak, remaja, pemuda, dan orangtua. Kaum bapak
sebagai salah satu anggota tubuh Kristus dipanggil untuk ikut melayani dan memberikan
sumbangan pemikirannya ditengah-tengah gereja. Sebesar apapun sumbangan pemikiran
kaum bapak dalam pertumbuhan jemaat dan keluarga haruslah diapresiasi dengan baik. 33

Beribadah adalah keikutsertaan dalam pelayanan dan pekerjaan Kristus. Oleh karena
itu, kehidupan kita sehari-hari harus menjadi ibadah. Hubungan antara ibadah dan kehidupan
sehari-hari menjadi terlihat dalam kemuridan dan pengabdian, yaitu untuk mengikut Krstus
kemana pun Ia membimbing kita; ke kemiskinan, ke pengasingan oleh teman-teman, maupun
kematian. Dasar peribadahan dan pengabdian dalam dunia, yaitu penyerahan diri kepada
Tuhan supaya Ia dapat menjadikan kita alat-alat untuk pekerjaanNya.34

Panggilan orang Kristen beribadah yaitu beribadah secara bersama itu penting karena
melalui ibadah, kita bisa merasakan kebersamaan sebagai satu umat. Melalui pujian bersama,
kita mengumumkan secara tidak langsung bahwa kita adalah umat Allah. Bila kita tidak
beribadah dalam kebersamaan sebagai satu umat, identitas kita sebagai anggota umat Allah
tidak terlihat. 

Bila kita beribadah secara bersama, kebersamaan kita menjadi kesaksian bagi orang
lain yang menyaksikan kebersamaan itu. Memuji Tuhan itu penting karena melalui pujian,
kita menghargai karya Tuhan dalam hidup kita. Mendengarkan firman Tuhab juga sangat
penting karena melalui pemberitaan firman Tuhan, kita diingatkan akan kehendak Allah
dalam hidup kita. Bila kita bersedia mendengarkan firman Tuhan dengan rendah hati dan
dengan kesediaan untuk melakukannya, hidup kita akan berubah menjadi semakin sesuai
dengan kehendak Allah. 35

33
Ibid., 482.
34
Midian KH Sirait, Panggilan Melayani, (Jakarta: Pt. Surya Judika Ray, 2000) 15.
34

35
Wiilian J, Stanton, Prinsip Pelayanan, (Terjemahan Yohanes Lamarto), Edisi Ketujuh, (Jakarta : Erlangga,
1996), 44.
36
Debora Nugrahenny Chriytymoti, Teologi Ibadah Dan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah”, Lingua: Jurnal
Teologi Pendidikan Agama Kristen 15, No.1 (April 2019), 3.
37
Suleeman Ferdy, Penuntun: Jurnal Teologi Dan Gereja, (Jakarta: GKI Jabar, 2002)125.

18
Tujuan orang Kristen dalam Panggilan beribadah yaitu mengetahui makna ibadah
berbicara mengenai pengalaman perjumpaan dengan Allah. Persekutuan pertemuan,
perjumpaan secara sadar dengan Allah melalui AnakNya. Yesus Kristus sangat menggetarkan
hati, dan mampu mengubahkan seseorang dari dalam. Mengalami kehadiran Allah dalam
ibadah, memahami betapa besar kasih Allah, semakin mengenal siapakah Allah, merupakan
saat-saat yang sangat berarrti. Ibadah bukan hanya mendengarkan pengkhotbah atau
menyanyikan lagu-lagu rohani, tetapi suatu pengalaman perjmpaan dengan Kristus.36

Orang Kristen berperan dalam beribadah karena Ibadah dapat diartikan sebagai satu
karya manusia yang tujuannya memuliakan Allah dan menghargai sesama ciptaan. Hal ini
berarti bahwa panggilan memuliakan Allah meski dipantulkan dalam panggilan ke dimensi
horizontal (Luk. 10.25, Mat. 5.24, Yak. 1:27). Tanpa pijakan pikir seperti ini, ibadah-ibadah
yang terjadi hanyalah sebuah pejiarah tanpa tujuan pasti. Adapun yang berperan untuk
panggilan orang Kristen beribadah ialah setiap orang-orang yang percaya kepada Yesus
Kristus. 37

2.7. Peran Gereja HKBP Meningkatkan Kehadiran Kaum Bapa Mengikuti Ibadah Di
Gereja

HKBP adalah persekutuan orang-orang percaya kepada Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus
yang dipanggil dari dalam dunia, dihimpun dan dikuduskan menjadi gereja, serta diutus ke
dalam dunia memberitakan Injil Allah dalam Yesus Kristus dan menjadi berkat bagi dunia.
HKBP adalah umat Allah, Tubuh Kristus dan persekutuan Roh Kudus di dunia, bagian dari
gereja yang esa, kudus dan am. HKBP selalu mempersembahkan dirinya menjadi alat Allah
untuk melaksanakan misi Allah sebagaimana disaksikan oleh Alkitab berdasarkan iman,
kasih, dan pengharapan. HKBP dipanggil senantiasa menghayati teladan Tuhan Yesus
memberi, berbagi, dan berkorban. HKBP juga senantiasa memberikan dirinya dibarukan
sehingga mewujudnyatakan buah roh yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Adapun Tugas
HKBP menurut Aturan Peraturan 2002 pasal 9 ialah mengembangkan Kerajaan Allah melalui
kegiatan persekutuan, kesaksian, dan pelayanan .

36

37

19
Visi HKBP

HKBP menjadi berkat bagi dunia.

Misi HKBP

1. Beribadah kepada Allah Tri Tunggal Bapa, Anak dan Roh Kudus dan bersekutu
dengan saudara-saudara seiman.

2. Mendidik warga jemaat supaya sungguh-sungguh menjadi anak Allah dan


warganegara yang baik.

3. Mengabarkan Injil kepada yang belum mengenal Kristus dan yang sudah menjauh
dari gereja.

4. Mendoakan dan menyampaikan pesan kenabian kepada masyarakat dan Negara.

5. Menggarami dan menerangi budaya Batak, Indonesia dan Global dengan Budaya.

6. Memulihkan harkat dan martabat orang kecil dan tersisih melalui pendidikan,
kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,

7. Mengembangkan penatalayanan (pelayan, organisasi, administrasi, keuangan dan


asset) yang bersih, rapih, transparan, akuntabel dan melaksanakan pembangunan
gereja. 38

HKBP berkembang menjadi satu gereja yang menjadi berkat bagi dunia serta mampu dan
bertenaga mengembangkan kehidupan yang bermutu di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus
secara inklusif, terbuka, dan dialogis, bersama-sama dengan semua orang didalam
masyarakat global, terutama masyarakat Kristen, demi kemuliaan Allah Bapa yang
mahakuasa. HKBP berusaha meningkatkan mutu segenap warga masyarakat, terutama warga
HKBP melalui pelayanan-pelayanan gereja yang bermutu agar mampu melaksanakan amanat
Tuhan Yesus dalam segala perilaku kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, maupun
kehidupan bersama segenap masyarakat manusia di tingkat lokal regional dan global dalam
menghadapi tantangan abad ke-21. Untuk melaksanakan misi dan visi tersebut diatas, HKBP
berpegang teguh pada prinsip dibawah ini:
38
Huria Kristen Batak Protestan, Tata Dasar dan Tata Laksana HKBP 2002 Setelah Amandemen Ketiga
(Aturan Dohot Peraturan HKBP Dung Amandemen Paduahon), (Pearaja: Kantor Pusat HKBP, 2015), 7-8.

20
A. Melayani, bukan untuk dilayani (Mrk. 10:45)

B. Menjadi garam dan terang (Mat. 5:13-14)

C. Menegakkan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan (Mrk. 16:15;


Luk. 4:18-19)

Untuk menjalankan dan merealisasikan HKBP tersebut, maka setiap pihak di HKBP,
seperti warga atau pelayan (parhalado), harus menjabarkan visi dan misi dan
mengonkretkannya dalam bentuk persekutuan, pelayanan dan kesaksian yaitu yang dimana
untuk melaksanakan tugas kesaksian, persekutuan, dan pelayanan karena Kristus, diangkatlah
pelayan-pelayan yaitu orang-orang yang dipanggil Allah melalui gereja itu sendiri. Visi, misi
dan prinsip HKBP harus diimplementasikan dan diberlakukan secara konkret melalui
program, aksi, perbuatan, dan tindakan didalam setiap kategorial seperti kaum ama,
parompuan, naposobulung, remaja dan sekolah Minggu.

Dalam AP HKBP 2002, kegiatan pelayananan kaum bapak dimasukkan kedalam


koinonia. Istilah Ama yang selama ini dipakai telah diganti dengan baoa atau laki-laki. Sesuai
dengan AP tersebut, yang dimaksud dengan laki-laki adalah : Laki-laki yang sudah dewasa,
yang menikah maupun yang tidak menikah, yang tidak sesuai dengan anggota pemuda dan
terdaftar sebagai warga HKBP. Dengan demikian, yang dimaksud adalah seksi bapak adalah
satu unit pelayanan yang ditujukan untuk membangun, mengembangkan , dan mendewasakan
peranan laki-laki didalam kehdupan iman, kehidupan bergereja, dan kehidupan masyarakat.
Melalui seksi bapak ini akan diupayakan agar setiap bapak di HKBP memahami dan
menyadari tugas panggilannya sebagai bapak, sesuai dengan posisi, talenta, keberadaan, dan
peranan fungsionalnya ditengah-tengah keluarga, gereja dan masyarakat.39

Sesuai dengan tritugas panggilan gereja, bersekutu, melayani dan bersaksi. Ketiga
tugas panggilan itu harus dilakukan secara bersamaan. Artinya, tidak harus dilakukan secara
bertahap, misalnya setelah melakukan persekutuan baru melakukan pelayanan., setelah
melakukan pelayanan baru melakukan kesaksian, Gereja tidak boleh pula hanya mengabaikan
tugas panggilan yang lain. Misalnya, hanya bersekutu dengan memupuk kehidupan kolektif,
tetapi kurang memerhatikan pelayanan dan kesaksian, baik secara kolektif melalui
persekutuan maupun secara pribadi. Di dalam persekutuan itulah pelayanan dilakukan, dan

39
Ibid., Tumbuh Lokal Berbuah Universal, 473-475.

21
didalam persekutuan dan pelayanan itulah terjadi kesaksian. Hal itu dapat dilakukan baik
dengan sesama anggota persekutuan, maupun terhadap orang lain diluar persekutuan.

Bersekutu, melayani dan bersaksi adalah tugas gereja yang hakiki. Tugas panggilan
ini adalah dari Yesus Kristus, Kepala Gereja (Yoh 15:16). Yesus Kristus memanggil para
murid-Nya untuk bersekutu dengan diri-Nya. Panggilan itu sekaligus pengutusan untuk saling
melauyani dan menjadi saksi Kristus, Oleh karena itu, setiap orang yang percaya dipanggil
untuk turut mengambil bagian di dalam persekutuan, pelayanan dan kesaksian.

Keikutsertaan di dalam persekutuan, pelayanan dan kesaksian, adalah dengan


berperan bukan hanya sebagai pendengar firman Tuhan, tetapi turut serta menjadi pelaksana
Firman Tuhan (Yak 1:22), bukan hanya sebagai orang yang dilayani, tetapi juga sebagai
orang yang terpanggil untuk melayani (Mark 10:45; Kis 6:1-7); bukan hanya sebagai
pendengar kesaksian, tetapi juga sebagai orang yang turut serta menjadi saksi Kristus (Yoh
4:42). Oleh karena itu, semua warga jemaat yang dewasa didalam iman,termasuk kaum laki-
laki, bukan lagi hanya sebagai objek pelayanan saja, tetapi sudah harus menjadi subjek dan
pelaku persekutuan, pelayanan dan kesaksian. Gereja yang sudah dewasa juga demikian.
Warganya bukan hanya sebagai objek pelayanan, tetapi turut serta dalam subjek pelayanan.
HKBP seharusnya sudah memiliki warga jemaat yang demikian. Kaum Bapak HKBP sebagai
kelompok pelayanan kategorial yang sudah mengalami dan menerima pelayanan khusus
kaum bapak, berkembang dan dewasa didalam kehidupan bergereja sudah harus menjadi
warga yang partisipatif mengemban pelayanan tersebut. 40
Adapun Peran Gereja HKBP
dalam meningkatkan kehadiran kaum bapak dalam mengikuti ibadah di gereja adalah:

1. Pembinaan

Pembinaan adalah suatu tindakan dan kegiatan yang di lakukan dengan berpusat pada
Kristus dan berdasarkan Firman Allah, dan merupakan proses untuk menghubungkan
kehidupan warga jemaat dengan Firman Tuhan melalui membimbing dan mendewasakan
dalam Kristus melalui tuntunan Roh Kudus. Pembinaan warga gereja mesti dilihat dalam
rangka pembebasan yang Allah lakukan melalui dan di dalam Yesus Kristus. Dalam terang
pembebasan ini gereja pun harus dibebaskan dari pengertian yang keliru tentang pembinaan.
Apa bila gereja fungsinya untuk mewartakan segala kebaikan Allah, maka pandangan

40
Ibid, 471-472.

22
pandangan gereja tidak lagi akan mengarah dan berpusat pada kepada dirinya sendiri,
melaikan pada tugas-tugas pembinaannya yang tertuju kepada dunia ini.41

Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pelayanan terhadap bapak tentang


penghayatan firman Tuhan agar semakin berkembang menuju kedewasaan iman.
Membimbing kaum bapak supaya semakin dewasa dalam pemahaman keagaamaan dan
kegerejaan, terutama sekali tentang posisi dan kehidupan bapak agar semakin dewasa dalam
iman, sesuai dengan pedoman persekutuan bapak yang telah ditetapkan oleh HKBP. Juga
membuat evaluasi dan laporan berkala tentang pelayanan kaum bapak, yang akan
disampaikan kepada Ketua Dewan Koinonia dan pimpinan jemaat sesuai aturan yang telah
ditentukan.42

2. Pendampingan Pastoral

Pendampingan pastoral merupakan pertolongan yang bukan hanya untuk meringankan


penderitaan tetapi juga untuk menyembuhkan dan menumbuhkan. Dalam usaha menolong
berbagai upaya dapat dilakukan sehingga konseli dapat mengembangkan kemampuan untuk
mengatasi masalah-masalah atau krisis yang dihadapi. Pendampingan pastoral harusnya
menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Dapat dikatakan, bahwa gereja melalui pelayanan
pendampingan pastoral terpanggil untuk memberitakan Injil yang adalah kabar baik bagi
segala bangsa (Mrk. 16: 15). Dalam konteks HKBP, pendampingan pastoral harusnya
menyentuh seluruh lapisan jemaat, baik anak-anak, remaja, pemuda, kaum ibu dan kaum
bapak. Sebagaimana juga ditegaskan oleh Van Beek, bahwa semua orang Kristen adalah
domba Allah, maka pendampingan pastoral hendaknya menyentuh semua domba-domba
Allah, yakni semua orang Kristen. 43

Pendampingan pastoral merupakan pelayanan yang sangat penting dilakukan oleh HKBP,
sebab jemaat HKBP menghadapi berbagai macam krisis dalam kehidupannya. Jemaat HKBP,
41
Institut Oikumene Indonesia, Pembinaan Warga Gereja Memasuki Masa Depan (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1980, 16.
42
Huria Kristen Batak Protestan, Tata Dasar dan Tata Laksana HKBP 2002 Setelah Amandemen Ketiga
(Aturan Dohot Peraturan HKBP Dung Amandemen Paduahon), (Pearaja: Kantor Pusat HKBP, 2015), 18-20.
43
Aart Van Beek, Pendampingan Pastoral (Jakarta: Gunung Mulia, 2012).10.

23
khususnya kaum bapak yang selalu bersentuhan dengan berbagai krisis yang menggerogoti
kehidupannya. Seperti yang telah kita ketahui bersama, krisis ekonomi, kesehatan, moral,
spiritual dan lainnya menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari dan sering sekali
membelenggu kaum bapak. Selain itu, konflik yang terjadi di tengah keluarga atau pun
masyarakat menjadi penyebab banyak kaum bapak yang depresi sehingga memilih untuk
menutup diri, memilih untuk tidak terlibat dalam persekutuan di gereja, baik ibadah,
penelaahan Alkitab, kegiatan-kegiatan lainnya bagi kaum bapak di gereja.

Metode pendampingan pastoral juga menolong konselor untuk memberikan respons yang
benar atas informasi yang kompleks dari konseli. Metode yang digunakan konselor
mendampingi konselinya akan memungkinkan adanya pertumbuhan pada tujuan yang
diharapkan. Dengan demikian, metode pendampingan pastoral yang berdasar pada teori
merupakan sesuatu yang vital dalam pendampingan pastoral bagi kaum bapak yang
mengalami krisis dalam aspek spiritual, termasuk kaum bapak yang jarang beribadah ke
gereja pada hari Minggu. Pendampingan harus terbuka dalam metode-metodenya. Selain itu,
harus bersifat transkultural, terbuka terhadap cara-cara yang baru untuk orang miskin dan
lemah, golongan etnis minoritas, wanita dan orang-orang dari kebudayaan asing. Metode-
metode pendampingan bersifat terbuka, artinya berusaha untuk memahami perspektif orang
lain dalam mendampinginya. 44Krisis kaum bapak di HKBP dalam aspek spiritual terlihat dari
kurangnya keterlibatan kaum bapak beribadah ke gereja pada hari Minggu. Pada hari Minggu
orang Kristen harusnya berhimpun bersama untuk mendengar dan memperhatikan firman
Allah, lalu memuji Allah, bernyanyi, dan berdoa. 45

Dengan demikian, kaum bapak memainkan peranan penting di tengah keluarga Kristen,
salah satunya kaum bapak bertanggung jawab atas perkembangan spiritual dari anggota
keluarganya.46HKBP perlu melakukan pendampingan bagi kaum bapak, sebagai bagian dari
orangtua yang memiliki tanggung jawab besar dalam keluarga. Pendampingan pastoral bagi
kaum bapak di HKBP bukan hanya untuk menolong kaum bapak atas krisisnya dalam aspek
spiritual tetapi juga memperlengkapi kaum bapak untuk dapat menjalankan tanggung
jawabnya sebagai orangtua di tengah keluarga Kristen. John menekankan, jika keluarga ingin
menjalankan kegiatan rohaninya secara serius, diperlukan tekad menggantikan cara-cara lama
dan menciptakan cara baru untuk bertumbuh bersama dalam Iman47
44
Clinebal, Tipe-Tipe Dasar Pendampingan Dan Konseling Pastoral. 33-34.
45
Martin Luther, Katekismus Besar (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2012). 44.
46
HKBP, “Agenda HKBP Bahasa Indonesia” (Percetakan HKBP, 2009), Pematangsiantar.11-12.
47
Marjorie L Thompson, Keluarga Sebagai Pusat Pembentukan (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2012).21.

24
3. Koinonia (Bersekutu)

Allah adalah Tuhan atas seluruh kehidupan dan namaNya wajib dimuliakan dalam setiap
bagian kehidupan. Pemujaan Allah dan persekutuan denganNya adalah tujuan yang
terpenting dalam kehidupan Manusia; tetapi pemujaan dan persekutuan ini tidak terjadi hanya
dalam peribadahan, tetapi juga dalam setiap kegiatan kita. Seluruh kehidupan kita perlu
diserahkan kepada Allah. Rasul Paulus memberi nasihat “supaya kamu mempersembahkan
tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah,
itulah ibadahmu yang sejati” (Rm. 12:1). Seluruh kehidupan harus terbuka kepada Allah dan
berada di bawah pimpinanNya.
Tuhan juga bekerja dalam setiap kehidupan dunia dan menuntut peran serta kita dalam
pekerjaanNya. Dasar ibadah gereja ialah pekerjaan Kristus. Kita tidak dapat membangun
Kerajaan Allah dengan amal-amal kita, tetapi Kristus sedang membangun Kerajaan itu dan
kita dipanggil untuk memasuki pekerjaanNya. Pekerjaan itu terjadi dalam kehidupan sehari-
hari di luar gedung gereja dan pekerjaan itu terjadi juga di dalam ibadah gerejawi. Beribadah
merupakan salah satu perbuatan Tuhan untuk menyelamatkan dunia. Dalam ibadah kita dapat
memasuki perbuatan itu. Janganlah kita anggap bahwa pekerjaan dan pelayanan kita baru
mulai sesudah ibadah selesai. Beribadah adalah keikutsertaan dalam pelayanan dan
pekerjaan Kristus. Oleh karena itu kehidupan kita sehari-hari harus menjadi ibadah.
Hubungan antara ibadah dan kehidupan sehari-hari menjadi terlihat dalam kemuridan dan
pengabdian, yaitu kesediaan untuk mengikuti Kristus ke mana pun Ia membimbing kita; ke
kemiskinan, ke pengasingan oleh teman-teman, maupun kematian. Sikap yang mendasari
dan kehidupan Kristen sehari-hari ialah sikap yang dituntut Yesus sewaktu ia berkata:
“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan
mengikut Aku” (Mrk. 8:23). Dasar peribadahan dan pengabdian dalam dunia, yaitu
penyerahan diri kepada Tuhan supaya Ia dapat menjadikan kita alat-alat untuk pekerjaanNya.
Ibadah dan pengabdian sehari-hari keduanya menuntut kesediaan kita untuk berkorban dan
mematuhi perintah Allah untuk melayani sesama manusia.48
Pelayanan Koinonia untuk memantapkan persekutuan yang sehati, sepikir, dan seperasaan
yang mencakup seksi sekolah minggu, seksi remaja, seksi pemuda, seksi perempuan, seksi

48
Malcolm Brownlee, Tugas Manusia Dalam Dunia Milik Tuhan, 22-24.
49
Huria Kristen Batak Protestan, Tata Dasar dan Tata Laksana HKBP 2002, 20.
50
Ibid., Tumbuh Lokal Berbuah Universal, 475.

25
bapak dan seksi lansia. 49
Pelayanan Koinonia yang dapat meningkatkan kehadiran kaum
bapak dalam mengikuti ibadah digereja agar setiap pribadi ikut serta di dalam setiap
persekutuan, seperti Ibadah Minggu, dan persekutuan lainnya, berperan aktif mengarahkan,
menghimpun dan mengajak orang lain agar turut serta di dalam persekutuan. Turut terpanggil
untuk mengendalikan, menyumbangkan pemikiran dan memberikan sesuatu untuk
kelangsungan persekutuan, dan memelihara kesatuan dan keutuhan persekutuan dengan cara
mengutamakan kepentingan bersama di dalam persekutuan dan kepentingan pribadi selalu
diselaraskan dengan kepentingan bersama tersebut.50

4. Marturia (Bersaksi)

Dalam bidang marturia ini, gereja bertugas melakukan kesaksian iman, baik dengan
pengakuan iman maupun keikutsertaannya dalam kelompok koor dan nyanyian lainnya.
Melakukan kesaksian bukan hanya secara verbal melainkan melalui tindakan dan perbuatan
dalam kehidupan sehari-hari. Memberlakukan hidup sehari-hari sebagai bagian dari kesaksian
iman. Turut serta mendukung dalam doa dan melalui dana setiap usaha pekabaran Injil, baik
pekabaran Injil ke dalam maupun ke luar. Setiap orang dapat menjadi pemberia Injil secara
aktif, dalam arti turut serta melakukan pekabaran injil ke dalam persekutuan jemaat atau juga
dalam mengikuti ibadah.51

Oleh sebab itu, peran Pelayanan Marturia adalah pekerjaan memberitakan injil di
tengah-tengah jemaat dan masyarakat, yang mencakup seksi pekabaran injil dan seksi
musik.52 Pelayanan marturia yang dalam meningkatkan kehadiran kaum bapak untuk

49

50

51
Ibid., Tumbuh Lokal Berbuah Universal, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019), 476
52
Huria Kristen Batak Protestan, Tata Dasar dan Tata Laksana HKBP 2002 (Pematang Siantar:Percetakan
HKBP Pematang Siantar, 2015), 20.
53
Ibid., Tumbuh Lokal Berbuah Universal, 476.
54
J.L.Ch. Abineno, Jemaat Ujud, Peraturan, Susunan, Pelayanan dan Pelayanannya, (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1983), 50.
52

26
beribadah yaitu melakukan kesaksian iman, baik dengan pengakuan iman maupun dengan
keikutsertaannya dalam paduan suara, songleader, musik gereja dan yang lainnya. Melakukan
kesaksian bukan hanya secara verbal melainkan melalui tindakan dan perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari. Memberlakukan hidup sehari-hari sebagai bagian dari kesaksian iman.
53
Setiap pengikut Yesus mendapat amanat untuk mengabarkan Injil kepada yang belum
menerimanya. Semua orang percaya yang telah dipanggil oleh Allah harus menjalankan
tugasnya yaitu menjadi saksi-saksi-Nya, artinya orang-orang yang mendirikan dunia.
Sebagaimana menurut Abineno : Jemaat terpanggil bukan saja untuk mengaku, tetapi juga
untuk bersaksi, karena Tuhan menghendaki supaya semua orang beroleh keselamatan (1 Tim.
2:4). Untuk tugas itu Ia memberi kuasa (Mat. 10:1, Mark. 6:7, Luk. 9:7, Kol. 1:29, dan Roh-
Nya (Kis. 2:1, Kor. 12:3, 2 Tim. 1:14).54

5. Diakonia (Melayani)

Diakonia yang dilakukan oleh gereja suatu konsep pendekatan dengan jemaat.
Gereja haruslah memiliki kesadaran bahwa pelayanan Diakonia tidak terbatas pada suatu
pengertian yang sempit namun, pelayanan Diakonia merupakan bagian holistik dari kesaksian
gereja tentang karya pemulihan Allah bagi dunia. Diakonia adalah sebagai salah satu bagian
dari tugas dan panggilan gereja di tengah-tengah masyarakat. Diakonia merupakan satu sikap
tindakan yang menunjukkan kasih Tuhan dalam kehidupan berjemaat sebagai bentuk
kesaksian hidup yang saling memperhatikan satu dengan yang lainnya. Tugas gereja
55

diakonia ini melayani semua umat bangsa dan memperhatikan orang-orang yang tertindas.
Diakonia adalah pelayanan yang dilakukan kepada sesama di dalam maupun di luar
kehidupan gereja, karena kita tidak dapat menutup mata terhadap realitas di luar kehidupan
gereja. Diakonia dalam jemaat adalah melayani sesama manusia berdasarkan kehidupan
Yesus Kristus. Kehidupan Yesus Kristus menjadi model dalam pelayanan kita, dengan jemaat
sebagai perpanjangan tangan Yesus Kristus.

53

54

55
A.Noordegraaf, Orientas Diakonia Gereja (Terjemahan oleh D.Ch.Sahetapy – Engel), (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2004), 26
?
Rasid Rachman, Hari Raya Liturgi: Sejarah Dan Pesan Pastoral Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003),
66.

27
Singkatnya diakonia adalah injil yang dioperasikan. Tujuan pekerjaan diakonal
adalah membantu orang lain dan menempatkan pada posisi yang benar di hadapan Allah dan
sesama manusia serta memedulikan keberadaan umat manusia secara utuh, yaitu memenuhi
kebutuhan jasmani dan rohani dan kebutuhan sosial serta ekonomi. Pelayanan gereja
menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah yang sedang berada dan berkarya, sekaligus
menantikan kesempurnaan kehadiran-Nya kedua kali yang penuh dengan kebenaran dan
kemuliaan (Luk. 4:18-21; 2 Petrus 3:13). Untuk mengembangakan arti dan pelaksanaan
pelayanan tersebut dapat dilihat dalam beberapa yang penting, yaitu : Jemaat yang diakonal.
Salah satu tugas pokok panggilan gereja adalah diakonia. Tugas ini Berhubungan erat dengan
gereja sebagai persekutuan dan kesaksian. Diakionia merupakan kesaksian nyata tentang
kasih Tuhan Allah terhadap dunia ini, kesaksian gereja yang bersekutu sebagai tubuh
kristus.56

Tugas gereja diakonia ini melayani semua umat bangsa dan memperhatikan orang-
orang yang tertindas. Diakonia adalah pelayanan yang dilakukan kepada sesama di dalam
maupun di luar kehidupan gereja, karena kita tidak dapat menutup mata terhadap realitas di
luar kehidupan gereja.57 Diakonia dalam jemaat adalah melayani sesama manusia berdasarkan
kehidupan Yesus Kristus. Kehidupan Yesus Kristus menjadi model dalam pelayanan kita,
dengan jemaat sebagai perpanjangan tangan Yesus Kristus. Singkatnya diakonia adalah injil
yang dioperasikan. Tujuan pekerjaan diakonal adalah membantu orang lain dan
menempatkan pada posisi yang benar di hadapan Allah dan sesama manusia serta
memedulikan keberadaan umat manusia secara utuh, yaitu memenuhi kebutuhan jasmani dan
rohani dan kebutuhan sosial serta ekonomi.58

5657
.L.Ch. Abineno, Jemaat Ujud, Peraturan, Susunan, Pelayanan dan Pelayanannya, (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1983), 120.
58
Rasid Rachman, Hari Raya Liturgi: Sejarah Dan Pesan Pastoral Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003),
24.
57

58

28

Anda mungkin juga menyukai