Anda di halaman 1dari 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah/Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1` TUAL


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti-2
Materi Pokok : Gereja yang Mewartakan (Kerygma)
Alokasi waktu : 3 JP

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.

B. Kompetensi Dasar
1.4 Beriman pada Yesus Kristus sebagai Pokok iman Gereja yang memberi peran kepada
setiap anggota gereja sesuai kedudukannya masing - masing

C. Pencapaian Indikator Kompetensi

1. Menjelaskan pesan pokok Injil Mat 28: 16-20 dalam kaitannya dengan Tugas
pewartaan Gereja.
2. Mendeskripsikan bentuk-bentuk pewartaan dalam Gereja Katolik.
3. Menjelaskan peranan Magisterium atau wewenang mengajar.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui penggalian pengalaman dan cerita kehidupan, peserta didik memahami makna
serta bentuk-bentuk kegiatan tugas Gereja yang mewartakan (kerygma)
2. Melalui menyimak dan mendiskusikan ajaran Kitab Suci dan Ajaran Gereja, peserta
didik memahami makna pewartaan
3. Melalui kegiatan refleksi, serta aksi kegiatan, peserta didik menghayati tugas pewartaan
dalam hidupnya.

E. Materi Pembelajaran
 Gereja yang Mewartakan
1. Fakta
- Artikel tentang tugas Gereja yang mewartakan
- Kisah hidup seorang pewarta/katekis di lingkungan/wilayah/paroki
2. Konsep
a. Ajaran Kitab Suci tentang Perutusan Murid-Murid Yesus

Perintah Untuk Memberitakan Injil


(Mat 28: 16-20)
16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan
Yesus kepada mereka. 17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi
beberapa orang ragu-ragu. 18 Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku
telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. 19 Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman.”

b. Ajaran Gereja tentang tugas Pewartaan

Tugas Mewartakan
 Dalam diri Yesus dari Nasaret, sabda Allah tampak secara konkret manusiawi.
Penampakan itu merupakan puncak seluruh sejarah pewahyuan sabda Allah. Tetapi
oleh karena sabda itu sudah menjelmakan diri dalam sejarah dan tidak dapat tinggal
dalam sejarah untuk selamanya, maka untuk mempertahankan hasilnya bagi semua
orang, sabda itu harus menciptakan bentuk-bentuk lain, yang di dalamnya sabda itu
dapat hadir dan berbicara.
 Ada tiga bentuk sabda Allah dalam Gereja, yaitu:
1. Sabda/pewartaan para rasul sebagai daya yang membangun Gereja.
2. Sabda Allah dalam Kitab Suci sebagai kesaksian normatif.
3. Sabda Allah dalam pewartaan aktual Gereja sepanjang zaman.
 Tiga bentuk pewartaan tersebut di atas saling berhubungan satu sama lain. Pewartaan
aktual Gereja masa kini berdasarkan dan merupakan kesinambungan dari pewartaan
para rasul dan pewartaan Kitab Suci yang diwariskan kepada kita.Ada perbedaan
antara sabda Allah dalam ajaran para rasul dan Alkitab dan sabda Allah dalam
pewartaan aktual Gereja. Oleh karena wahyu selesai dengan kematian para rasul,
maka dasar normatif juga sudah diletakkan. Segala pewartaan selanjutnya tergantung
pada norma itu. Tugas pewartaan tidak lain adalah mengaktualisasi apa yang
disampaikan Allah dalam Kristus sebagaimana diwartakan para rasul.Dengan
demikian, sabda Allah sungguh datang kepada manusia dan menyelamatkan mereka
yang mendengarkan dan melaksanakan pewartaan Gereja. Pewartaan sabda Allah
oleh Gereja bukan hanya sekedar informasi mengenai Allah dan Yesus Kristus,
melainkan sungguh-sungguh menghadirkan Kristus yang mulia. Di dalamnya Kristus
menyelamatkan, menyembuhkan hati dari setiap orang yang mendengar dan
membuka diri terhadap sabda yang disampaikan itu. Kristus membebaskan kita dari
dosa melalui sabda-Nya.

Dalam mewartakan sabda Allah, kita dapat mewartakannya secara verbal melalui ka-
ta-kata (kerygma), tetapi juga dengan tindakan (martyria). Pola pewartaan itu adalah

 Pewartaan verbal (kerygma)


Pewartaan verbal pada dasarnya merupakan tugas hierarki, tetapi para awam
diharapkan untuk berpartisipasi dalam tugas ini, misalnya sebagai katekis, guru
agama, fasilitator pendalaman Kitab Suci, dsb. Bentuk-bentuk pewartaan masa kini,
antar lain:
- Kotbah atau Homili: Kotbah adalah pewartaan tematis. Homili adalah pewartaan
yang berdasarkan suatu perikope Kitab Suci. Kedua-duanya merupakan pewartaan
dari mimbar. Kotbah dan homili yang baik harus menyapa manusia. Walaupun secara
lahiriah terjadi komunikasi satu arah, tetapi kotbah yang baik harus dapat
menciptakan komunikasi dua arah secara batiniah.
- Pelajaran agama: Dalam pelajaran agama diharapkan para guru agama
mendampingi para siswa untuk menemukan makna hidupnya dalam terang Kitab
Suci dan ajaran Gereja. Pelajaran agama adalah proses pergumulan hidup nyata
dalam terang iman.
- Katekese Umat: Katekese umat adalah kegiatan suatu kelompok umat, dimana
mereka aktif berkomunikasi untuk menafsirkan hidup nyata dalam terang Injil, yang
diharapkan berkelanjutan dengan aksi nyata, sehingga dapat membawa perubahan
dalam masyarakat ke arah yang lebih baik
- Pendalaman Kitab Suci, dsb. Pendalaman Kitab Suci dapat dilakukan dalam
keluarga, kelompok, atau pada kesempatan-kesempatam khusus seperti pada masa
Prapaskah (APP), masa Adven, dan pada bulan Kitab Suci (September).
Tugas pewartaan mengaktualisasi sabda Tuhan yang disampaikan dalam Kristus
sebagaimana diwartakan oleh para rasul. Usaha mengaktualisasi sabda Tuhan itu
mengandaikan berbagai tuntutan yang harus dipenuhi. Ada dua tuntutan pewartaan ,
yaitu:

a. Mendalami dan menghayati sabda Tuhan


Pengenalan dan penghayatan yang diwartakan adalah sabda Allah. Orang tidak dapat
mewartakan sabda Allah dengan baik, jika ia sendiri tidak mengenal dan
menghayatinya. Oleh sebab itu, kita hendaknya cukup mengenal, mengetahui, dan
menghayati isi Kitab Suci, ajaran-ajaran resmi Gereja, dan keseluruhan tradisi
Gereja, baik Gereja universal maupun Gereja lokal. Kita hendaknya senantiasa
membekali diri dengan berbagai bacaan, penataran, dan macam-macam pembekalan
lainnya.

b. Mengenal umat/masyarakat konteksnya


Pengenalan latar belakang dari orang-orang yang kepadanya sabda Allah akan
disampaikan tentu sangat penting. Kita harus mengenal jiwa dan budaya mereka.
Dengan kata lain, pewartaan kita harus sungguh menyapa para pendengarnya, harus
inkulturatif. Karena itu, pengenalan dan kepekaan terhadap lingkup budaya seseorang
atau masyarakat sangat dibutuhkan. Pengenalan akan lingkup budaya dapat kita
timba dari berbagai bacaan dan keterlibatan kita yang utuh kepada manusia dan
budayanya. Kita hendaknya “menyatu dengan mereka yang kepadanya kita akan
mewartakan kabar gembira itu”.

3. Prinsip
a. Ajaran Kitab Suci tentang Perutusan Murid-murid
b. Ajaran Gereja tentang Tugas Gereja Mewartakan

4. Prosedur
a. Ajaran Kitab Suci tentang Perutusan Murid-murid
b. Ajaran Gereja tentang Tugas Gereja Mewartakan

F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning
3. Metode : Cerita, Dialog/Tanya Jawab, Diskusi, dan Penugasan
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media dan Alat
- Kitab Suci
- Buku Siswa kelas XI, pelajaran “Gereja yang Mewartakan”.

2. Sumber Pembelajaran

a. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996Iman Katolik. Kanisius-Yogyakarta/Obor-


Jakarta
b. Komisi Kateketik KWI. 1995 (Penterj) Petunjuk Umum Katekese. Dokpen KWI:
Jakarta
c. Dokumentasi dan Penerangan KWI (penterj) 2000. Evangelii Nuntiandi. Dokpen
KWI: Jakarta
d. Dokumentasi dan Penerangan KWI (penterj) 2000. Kitab Hukum Kanonik. Dokpen
KWI: Jakarta
e. Provinsi Gerejani Ende (penterj). 1997. Katekismus Gereja Katolik. Nusa Indah:
Ende

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
1. Peserta didik membuka pelajaran dengan doa yang sesuai.
2. Guru mengecek kehadiran siswa.
10
Pendahuluan 3. Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan,
menit
dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Inti Mengamati: 110


 Membaca tulisan tentang tugas Gereja yang mewartakan menit
(Kerygma)
 Menyimak kisah hidup seorang pewarta/ katekis, di lingkungan/
wilayah/ Paroki Gereja/ Keuskupan.

Menanya:
 Apa artinya tugas Gereja yang mewartakan
 Siapa saja yang menjadi pewarta dalam Gereja Katolik

Pengumpulan data:
 Mencari informasi tentang tugas Gereja yang mewartakan di
internet resmi Gereja Katolik, atau di buku-buku tentang Gereja,
 Mewawancarai seorang katekis tentang tugas Gereja yang
mewartakan (Kerygma)
 Mencari informasi tetang pewartaan Gereja: Bentuk Sabda
Allah; Pola pewartaan; Magisterium/ Wewenang Mengajar; dan
Para Pewarta
 Mencari dan mendalami ajaran Gereja tentang tugas Gereja
yang mewartakan .
 Mencari dan mendalami ajaran Kitb Suci tentang tugas
pewartaan Gereja (misalnya, Injil Matius 28:16-20)

Mengasosiasi:
 Menganalisis informasi tentang tugas Gereja yang mewartakan
di internet resmi Gereja Katolik, atau di buku-buku tentang
Gereja,
 Menganalisis hasil wawancara dengan seorang katekis tentang
tugas Gereja yang mewartakan (Kerygma)
 Menganalisis informasi tentang pewartaan Gereja: Bentuk Sabda
Allah; Pola pewartaan; Magisterium/ Wewenang Mengajar; dan
Para Pewarta
 Menganalisis ajaran Gereja tentang tugas Gereja yang
mewartakan.
 Menghubungkan ajaran Kitab Suci tentang tugas pewartaan
Gereja (misalnya, Injil Matius 28:16-20)

Komunikasi:
 Menulis refleksi berdasarkan pesan Kitab Suci (Matius 28:16-
20)
 Mendoakan para pewarta/ Katekis
 Melibatkan diri dalam tugas pewartaan Gereja, misalnya: mejadi
lektor, pembina bina iman anak, dan sebagainya

1. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.


2. Peserta didik melakukan evaluasi pembelajaran.
20
Penutup 3. Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil evaluasi
menit
pembelajaran yang telah dicapai.
4. Peserta didik menutup pembelajaran dengan doa yang sesuai.

I. Penilaian Autentik
1. Penilaian Proses

Penilaian Sikap

Aspek yang Teknik Waktu Instrumen


No Indikator
dinilai Penilaian Penilaian Penilaian
 Membawa Kitab Suci di
kelas.
 Membaca Kitab Suci.
 Memulai pembelajaran
1 Religius Pengamatan Proses Jurnal Guru
dengan doa.
 Mengakhiri
pembelajaran dengan
doa.
 Mengerjakan evaluasi
pembelajaran secara
2 Jujur mandiri. Pengamatan Proses Jurnal Guru
 Memberikan informasi
yang benar
 Mengikuti pembelajaran
tepat pada waktunya.
 Memenuhi ketentuan
kehadiran ‘tatap muka’
3 Disiplin Pengamatan Proses Jurnal Guru
di kelas.
 Mengikuti pembelajaran
sampai akhir.

 Terlibat dalam diskusi


kelompok.
 Mengerjakan tugas yang
diberikan sesuai waktu
Lembar
Tanggung yang dtetapkan.
4 Pengamatan Proses Pengamata
Jawab  Mengumpulkan tugas-
n
tugas yang diberikan.
 Menjalankan peran yang
diberikan dalam
kelompok.
2. Penilaian Hasil
a. Penilaian Pengetahuan

N Indikator Pencapaian Teknik Bentuk


Instrumen
o Kompetensi Penilaian Penilaian

 Menulis
refleksi
 Uraian berdasarkan
Memahami tugas pokok Gereja
Perorangan pesan Kitab
sesuai dengan kedudukan dan
Suci (Mat
1 peranannya sebagai murid Yesus Tes tertulis
28:16-20)
Kristus
 Menyusun doa
untuk para
katekis/pewarta
sabda

b. Penilaian Keterampilan

Teknik Bentuk
No Indikator Pencapaian Kompetensi Instrumen
Penilaian Penilaian
 Melibatkan
diri dalam
Melibatkan diri tugas pokok
salah satu
Gereja sesuai dengan kedudukan Tugas
1 Penugasan tugas
dan peranannya sebagai murid kelompok
pewartaan
Yesus Kristus
Gereja

3. Pedoman Penskoran Penilaian


a. Sikap

No Petunjuk Penskoran Skor


.
1 Selalu (10-16 x tatap muka) A
Jarang (5-10 x tatap muka) B
Kadang-kadang (1-5 x tatap muka) C
Tidak pernah (0 pertemuan) D

2 Selalu (10-16 x tatap muka) A


Jarang (5-10 x tatap muka) B
Kadang-kadang (1-5 x tatap muka) C
Tidak pernah (0 pertemuan) D

3 Selalu (10-16 x tatap muka) A


Jarang (5-10 x tatap muka) B
Kadang-kadang (1-5 x tatap muka) C
Tidak pernah (0 pertemuan) D

4 Selalu (10-16 x tatap muka) A


Jarang (5-10 x tatap muka) B
Kadang-kadang (1-5 x tatap muka) C
Tidak pernah (0 pertemuan) D

b. Pengetahuan

No Petunjuk Penskoran Skor


.
1 Tepat A
Kurang tepat B
Tidak tepat C

c. Keterampilan

No Petunjuk Penskoran Skor


.
1 Tepat A
Kurang tepat B
Tidak tepat C
Keterangan
Nilai = (Perolehan Skor x 100) / Jumlah skor maksimal
A=4
B=3
C=2
D=1

Mengetahui, Tual, 2018


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

FATA TUKLOY, S.Pd. M.Pd, Si YULIANA RIFELELI.S.Ag


NIP. 19670507 199003 1 019 NIP. 19721209 200003 2 001

Anda mungkin juga menyukai