Anda di halaman 1dari 5

EVALUASI TENTANG GEREJA DAN MASYARAKAT

FERNANDO PUTRA GURNING 100401036

TUGAS AKADEMIK PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


TAHUN AJARAN 2010/2011 FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN 2010

EVALUASI BAB VII


1. Arti kata gereja universal dan gereja lokal, serta hubungan dan perbedaaan antara keduanya. Gereja universal adalah persekutuan orang percaya yang tidak memiliki organisasi resmi atau ritual gerejawi khusus sehingga tidak terlihat secara fisik dan tidak dipisahkan oleh perbedaan suku, denominasi, bangsa , dan bahasa untuk keluar dari kegelapan dunia menuju terang Tuhan yang ajaib dan kekal serta anggotanya dikepalai oleh Yesus Kristus. Gereja lokal merupakan persukutuan orang percaya yang merupakan bagian dari gereja universal, yang memiliki organisasi resmi atau ritual gerejawi khusus sehingga terlihat secara fisik dan dipersatukan berdasarkan lokal atau daerah di mana persekutuan itu berada untuk keluar dari kegelapan dunia menuju terang Tuhan yang ajaib dan kekal serta anggotanya dikepalai oleh Yesus Kristus. Hubungan antara gereja universal dan lokal terutama terletak pada kesamaannya pada kepala gereja yaitu Yesus Kristus dan misi yang sama untuk membawa orang keluar dari kegelapan menuju terang Tuhan yang ajaib dan kekal. Perbedaan antara keduanya dapat dilihat pada ruang lingkup pelayanan. Gereja universal melingkupi seluruh dunia tanpa dibatasi lokal, bahasa, suku, bangsa tertentu, sedangkan gereja lokal melingkupi suatu lokal tertentu saja. Selain itu perbedaan juga terletak pada organisasi gerejawinya. Gereja universal tidak memiliki organisasi formal yuridis dan pelaksanaan sakramen baptisan kudus dan perjamuan kudus sehingga tidak terlihat secara fisik di tengah-tengah masyarakat. Akan tetapi, gereja lokal memiliki organisasi formal yuridis dan terdapat pelaksanaan sakramen baptisan kudus dan perjamuan kudus sehingga eksistensinya terlihat nyata di tengah masyarakat.

2. Pertumbuhan gereja mula-mula. Gereja pada mulanya bertumbuh dimulai dari Yerusalem, kemudian Antiokhia dan diikuti Epesus. Yerusalem yang menjadi pusat gereja mula-mula pada abad pertama terbentuk banyak gereja lokal, tetapi mereka harus keluar dari Yerusalem karena larangan dari Mahkamah Agama Yahudi. Orang percaya di Yerusalem mengutus Barnabas dan Paulus untuk melayani di Antiokhia. Di kota tersebutlah orang percaya dinamakan sebagai

Kristen (Kis. 11:26). Gereja ini bertumbuh secara signifikan baik dalam segi kuantitas maupun kualitas karena dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu konteks yang mendukung, peran Roh Kudus, partisipasi orang Kristen, penginjilan, kaderisasi, strategi, pembasmian politheisme, dan pemberitaan firman, serta pelayanan kasih dan kesaksian.

3. Kehidupan gereja. Gereja pada mula-mula yang memiliki perkembangan yang signifikan baik dari segi kuantitas maupun kualitas dapat juga terjadi pada gereja masa kini. Gereja masa kini dapat menggenapinya jika gereja dapat memenuhi dengan baik tugas dan panggilannya di tengah dunia ini. Pertama, gereja harus bersaksi (marturia). Gereja mempunyai tugas dan panggilan untuk memberitakan Firman Tuhan dimana pun dan kapan pun serta dapat dilakukan oleh siapapun. Pemberitaan Firman Tuhan itu dapat dilakukan baik melalui perkataan maupun kesaksian hidup yang nyata yang pernah dialami. Kedua, gereja wajib melayani (diakonia). Gereja tidak hanya melayani setiap orang dengan pelayanan dalam bentuk pemberitaan Firman Tuhan yang sifatnya gerejawi saja, tetapi dengan pelayanan kasih yang dapat diwujudnyatakan dalam kehidupan di tengah masyarakat sehingga kasih Yesus dapat tersalurkan ke seluruh umat manusia. Terakhir, gereja harus bersekutu (koinonia). Persukutuan sangat penting perannya dalam mendukung terlaksananya tugas bersaksi dan melayani. Karena tanpa persekutuan, tugas dan panggilan gereja tidak terlaksana dengan efektif. Gereja dapat melakukan persekutuan ini baik internal dalam satu gereja lokal maupun menyeluruh dalam gereja universal. Gereja tidak boleh dibatasi tugas dan panggilanya hanya oleh denominasi yang berbeda, tetapi gereja harus menjadikan perbedaan denominasi tersebut sebagai saran untuk saling mengisi dan menguatkan satu sama lain. 4. Hubungan antara pelayanan kampus sebagai salah satu kegiatan para church dengan gereja lokal serta implikasinya bagi mahasiswa Kristen. Para church adalah istilah yang dipakai untuk persukutuan orang percaya yang bukan bagian dari gereja lokal sehingga tidak ada pelaksaan sakramen baptisan kudus dan perjamuan kudus. Para church dalam kehidupan manusia terlaksana di dalam pelayanan kampus yang pada umumya sudah dikhususkan menjadi salah satu unit kegiatan mahasiswa di setiap universitas. Tugas dan panggilannya meliputi penginjilan, pembinaan, penelaahan Alkitab, dan pemecahan masalah internal mahasiswa di dalam menjalani perkuliahan. Pelayanan kampus sebagai salah satu bentuk kegiatan para church

membantu mahasiswa untuk lebih banyak bersekutu (koinonia) karena tidak mungkin untuk bersekutu setiap hari dalam gereja lokal, selain itu dapat lebih bersaksi (marturia) dan melayani (diakonia) juga. Pelayanan mahasiswa ini tidak dibatasi oleh denominasi gereja sehingga seluruh mahasiswa dapat berpartisipasi dan bersekutu. Implikasi adanya pelayanan mahasiswa dalam kehidupan mahasiswa di kampus dapat mendorong terbentuknya iman yang kokoh untuk menghadapi segala tantangan baik dari dalam maupun luar sehingga dapat menunjang kegiatan perkuliahan. Pelayanan mahasiswa pun dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena mahasiswa adalah bibit emas pemimpin dunia ini. Yang tidak kalah pentingnya, pelayanan kampus dapat menlayani daerah yang tak terjangkau oleh gereja lokal sehingga pelayanan kampus dapat meningkatkan pertumbuhan gereja di dunia ini.

5. Hubungan antara Injil dan pelayanan sosial. Terkadang pengkabaran Injil dan pelayanan sosial sulit untuk dilakukan bersamaan . Akan tetapi, Yesus merupakan Pribadi yang dapat menggenapi itu secara sempurna. Orang percaya seharusnya mampu juga untuk meniru keteladanan Kristus di tengahtengah dunia ini. Hal itu karena penginjilan bukan hanya pemberitaan keselamatan, tetapi implementasi juga diperlukan melalui pelayanan sosial bagi seluruh umat manusia. Jadi, Injil dan pelayanan sosial adalah dua aspek yang saling berhubungan satu sama lain dan keduanya harus dilakukan baik di segala tempat dan waktu sehingga banyak orang diselamatkan serta nama Tuhan dapat terus dipermuliakan.

6. Tanggung jawab orang Kristen dalam masyarakat dan implikasinya bagi mahasiswa Kristen. Setiap pengikut Kristus memiliki peran dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat baik internal maupun eksternal. Orang Kristen patut menjadi pemacu dalam mengembangkan pembangunan sosial di lingkungannya, bahkan di seluruh dunia. Kita dapat melakukannya dengan mendukung segala program pemerintah yang berdedikasi untuk kesejahteraan rakyat serta turut berpaeran aktif di dalamnya sehingga kesejahteraan di tengah masyarakat dapat tercapai. Pengawasan terhadap kinerja dan kebijakan pemerintah pun perlu untuk dilakukan guna menghindari penyalahgunaan tugas dan wewenang yang diemban oleh pemerintah. Implikasi bagi mahasiswa Kristen mengenai tanggung jawab Kristen di tengah-tengah masyarakat yaitu mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa ini hendaknya dapat

membangun bangsanya dan tetap memegang teguh ajaran dan teladan Kristus sehingga pada masa depan kelak tercipta pemimpin yang bertanggung jawab terhadap bangsanya dan tidak mementingkan kepentingan diri sendiri dan kelompok saja.

7. Peran gereja dewasa ini dalam pembangunan nasional. Masyarakat Indonesia terdiri dari beragam agama yang telah diakui oleh Indonesia. Meskipun Kristen termasuk agama yang minoritas dalam aspek kuantitas, tetapi hendaklah Kristen menjadi mayoritas dalam kualitas. Peran dan tanggung jawab Kristen dalam negara Indonesia ini tidaklah kecil karena penganutnya bukan termasuk mayoritas. Orang percaya memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam memajukan pembangunan nasional di negara ini. Gereja dapat mendukung pembangunan nasional dengan turut berperan aktif dan kooperatif baik antargereja maupun dengan pihak luar karena pembangunan nasional adalah tugas bersama seluruh bangsa Indonesia. Hal itu dapat dilakukan dengan berpartisipasi aktif dalam kegiatan politik, kegiatan-kegiatan sosial, dan segala bentuk pelayanan lainnya sehingga dapat memajukan pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Dengan tindakan nyata tersebut, orang Kristen dan seluruh bangsa Indonesia dapat memajukan Indonesia ini dengan lebih pesat dan efektif lagi.

Anda mungkin juga menyukai