1. Dogmatika. Istilah ini pertama kali digunakan oleh L. Fr. Reinhart pada abad ke 17.
2. Iman Kristen/Ajaran Iman Kristen. Istilah ini digunakan oleh teolog Jerman S.J.
Baumgarten dan F.D.E. Schleiermacher pada abad ke 18. Calvin menamakan
Institutio,
Lengkapnya Institutio Religionis Christianae: Pengajaran Agama Kristen abad 16.
3. Teologi Sistematika, khususnya dipergunakan oleh para teolog yang berasal dari
Inggris, seperti Ch. Hodge, L Berkhof, A.H. Strong, dll.
1. Teologi Biblika (eksegetis), menyelidiki apa yang tertulis dalam Alkitab. Termasuk
dalam rumpun ini, misalnya: Pengantar PL/PB, bahasa Ibrani, hermeneutika, eksegese,
tafsiran, teologi PL/PB.
2. Teologi Historika, menyelidiki sejarah umat Allah dalam Alkitab dan gereja sejak
zaman Kristus. Termasuk di dalamnya: sejarah Alkitab, sejarah gereja, sejarah pekabaran
Injil, sejarah ajaran dan sejarah pengakuan iman.
- Pandangan/pendapat.
- Keputusan/ketetapan, perintah.
Di dalam Perjanjian Baru kita melihat penggunaan kata dogma dalam arti sebagai berikut:
- Keputusan yang diambil oleh sidang para rasul dan penatua di kota Yerusalem (Kis
16:4, 15:1-2, 19-20, keputusan yang diambil ialah hal-hal yang menyangkut moral dan
upacara keagamaan)
Selanjutnya, Dogma dipahami sebagai pengajaran yang telah diberikan oleh Tuhan Yesus
atau sebagai exposisi/penjelasan Injil/ ekxposisi dari kebenaran-kebenaran berita Injil. Hal itu
jelas sekali dari ungkapan-ungkapan yang sering muncul pada zaman itu seperti: “Dogma
Injil”, “Dogma Tuhan”. Di sini kata dogma akhirnya sampai pada pengertian yang kita kenal
sekarang ini sebagai “Rumusan kepercayaan gereja Kristen”. Jadi dogmatika ada sangkut
pautnya dengan isi pengakuan iman gereja.
- Hasil penyelidikan.
- Firman Tuhan sebagai dasar. Gereja Roma Katholik memandang “tradisi” (ajaran
para rasul atau bapa gereja yang tidak tertulis dalam Alkitab) juga sebagai dasar.
- Yang menentukan dogma adalah Gereja, bukan ahli teologia atau Teolog, dll.
Dogma tidak sama dengan Firman Tuhan. Firman Tuhan merupakan sumber dogma dan
karena itu maka dogma harus terus menerus dikontrol oleh Firman Tuhan sebab jika tak
sesuai dengan Firman Tuhan dogma itu perlu dikoreksi dan diubah. Jadi, dogma sifatnya
relatif, tidak mutlak. Kebenaran dogma tergantung kepada sesuai tidaknya dengan Firman
Allah.
Jadi, dogmatika adalah ilmu teologi yang menyelidiki dan merumuskan tentang hal-hal atau
tema-tema yang dinyatakan dalam Alkitab/Kitab Suci dan yang mencari kesatuan tema-tema
tersebut dari keseluruhan kitab.
TUGAS DOGMATIKA
- Menyelidiki dan membuktikan apakah dogma-dogma Gereja sesuai atau tidak dengan
Firman Tuhan.
PENTINGNYA DOGMATIKA
- Memberikan pegangan yang kokoh dan jelas kepada jemaat sehingga dia tidak mudah
tersesat ataupun disesatkan (1 Tim 4:1-16, 2 Ptr 3:17-18)
- Dengan berdogmatika maka gereja bersikap mawas diri terhadap apa yang
diberikannya agar supaya pemberitaannya tidak menyimpang.
- Dalam hal ini dogmatika perlu dibantu oleh disiplin ilmu teologia lainnya seperti ilmu
tafsir, teologia alkitabiah, sehingga penafsiran untuk perumusan dogmatika itu bersifat:
EXEGESE = membiarkan Alkitab dipakai untuk menunjang pendapat kita. Kita harus
menghindari BIBLISISME, yakni pandangan yang mengutip ayat-ayat Alkitab secara
sembarangan atau hanya melihat makna harafiah saja dalam Alkitab. Biblisisme ini biasanya
hanya memperhatikan apa yang tersurat tapi mengabaikan apa yang tersirat dalam Alkitab.,
walaupun memang ada ayat-ayat yang dapat dimengerti secara mudah dari apa yang tersurat.