Anda di halaman 1dari 16

Homelitika Lanjutan

Pengajar :
Dr Ara Siahaan M.Th

Belajar Berkhotbah Secara Ekspositori

Bagaimana Berkhotbah
Penjelasan Mengenai Khotbah Ekspositori

PENJELASAN MENGENAI KHOTBAH

EKSPOSITORI

1. Tugas utama orang Kristen

Alkitab menekankan bermacam-macam tugas bagi orang Kristen, tetapi tugas dasar
ialah “menyampaikan kebenaran.”
Semua orang Kristen wajib berbeban dan harus berusaha menyampaikan kebenaran
kepada mereka yang belum percaya dan kepada umat Kristen juga. Dengan “kebenaran”
kami maksudkan seluruh wahyu dan amanat Allah seperti yang terdapat dalam Alkitab,
terutama “Kristus,” yaitu “Kebenaran Allah.”

Bagaimana kita dapat menyampaikan kebenaran? Saudara bisa bersaksi secara lisan
pada tetangga atau membagikan literatur Kristen pada orang di pasar. Jika saudara suka
menyanyi, melalui nyanyian saudara dapat menyampaikan kebenaran Allah. Melalui
sebuah drama atau sandiwara kita dapat menjalankan tugas ini. Malahan tanpa berbuat
apa-apa kecuali dengan kesucian pribadi kita menyampaikan kebenaran, karena orang
lain akan melihat dan menilai kebenaran yang ada dalam diri kita.

Tetapi untuk menjadi ahli dalam hal menyampaikan kebenaran saudara harus
menguasai dua bidang: pertama, saudara harus menguasai kebenaran itu sendiri.
Yesus adalah sumber kebenaran dan Dia adalah kebenaran (Yohanes 14:6). Kebenaran
yang kita sampaikan terdapat dalam Alkitab (II Timotius 2:16).
Jadi, seseorang yang hendak menjadi ahli dalam “menyampaikan kebenaran” harus
mengerti dan menguasai Alkitab.
Kedua, di samping menguasai Alkitab, saudara harus menjadi ahli dalam komunikasi,
yaitu ilmu menyampaikan. Dengan kata lain saudara harus menjadi ahli dalam bidang
menyampaikan kebenaran yang terdapat dalam Alkitab.
Ilmu menyampaikan (komunikasi) ini meliputi lebih dari berbicara secara lisan. Kalau
saudara hendak berkomunikasi dengan orang lain, saudara akan memakai gerak tangan,
mengubah suara, menekankan kata-kata tertentu, serta memakai semua pancaindera
saudara.

Tulian ini adalah tulisan tentang homiletika, atau lebih jelas makala yang mengajarkan
cara berkhotbah.

Jadi, dalam makala ini kita akan berkonsentrasi pada bidang komunikasi atau ilmu
menyampaikan. Tetapi perlu diingat bahwa tak mungkin saudara menjadi pengkhotbah
yang berhasil kecuali saudara menguasai “kebenaran” (Alkitab) dan “ilmu
menyampaikan.”

2. Arti khotbah Ekspositori

Ada bermacam-macam pandangan mengenai bentuk khotbah, istilah-istilah untuk


menjelaskan bentuk-bentuk tertentu serta cara-cara menyiapkan khotbah.

Kami sudah mengambil manfaat dari semua jenis buku Homiletika (Ilmu Berkhotbah)
namun kami tidak ingin mengikatkan diri kami pada istilah-istilah serta faham-faham
yang terdapat dalam buku-buku itu.

Walaupun buku-buku Homiletika yang ada sering bertentangan, pada umumnya mereka
setuju bahwa ada 4 jenis khotbah Alkitabiah.

Marilah sepintas lalu kita memeriksa ke empat jenis khotbah tersebut:

1. Khotbah Topika

Khotbah ini didasarkan dan berkisar pada sebuah pokok yang diambil dari dalam

atau luar Alkitab, misalnya : mengenai dosa, sorga, musibah kelaparan, bahaya

ganja bagi remaja, dan lain-lain.

2. Khotbah doktrinal ( sama dengan hotbah topikal, perbedaannya hanya pkok


bahasannya, nyaitu hanya sekitar doktrin-doktrin kekeristenan )
3. Hotbah Tekstual
Khotbah ini didasarkan pada satu atau dua ayat saja. Temanya, kalimat-kuncinya

(proposition theses) dan pokok-pokok besar diambil dari nas pendek ini.

4. Khotbah Ekspositori

Khotbah ini didasarkan pada nas Alkitab yang biasanya lebih panjang dari dua ayat.

Tema, kalimat-kunci, dan pokok-pokok besar serta pokok-pokok kecilnya diambil


dari nas ini.

Khotbah Ekspositori jarang didengar di gereja-gereja di Indonesia. Pada umumnya


pengkhotbah-pengkhotbah di Indonesia sering memakai khotbah Topikal.

Mungkin karena jauh lebih mudah menyiapkan khotbah Topikal daripada yang lain.
Misalnya, untuk menyiapkan khotbah Topikal, si pengkhotbah hanya perlu mencari
sebuah pokok (topik) dalam konkordansi dan memungut beberapa ayat dari
konkordansi itu serta membentuknya menjadi pokok-pokok besar, dan dengan begitu
khotbahnya sudah jadi.

Tulisan ini kita akan membicarakan satu jenis khotbah saja, yaitu Khotbah Ekspositori.
Kita akan belajar bagaimana menyiapkan khotbah ini serta membentuknya menjadi
khotbah yang kuat; juga kita akan menyelidiki sedikit mengenai penyajiannya. Kiranya
tulisan ini, atau lebih tepat “pelajaran” ini, akan menolong saudara menyiapkan khotbah
Ekspositori yang berhasil.

3. Corak-corak tertentu dari khotbah Ekspositori

Untuk lebih mengerti apa yang kami maksudkan dengan khotbah Ekspositori, marilah
kita menyelidiki beberapa corak tertentu dari khotbah ini.

Khotbah Ekspositori didasarkan pada nas Alkitab yang lebih panjang dari dua ayat.
Pokok-pokok besar dan pokok-pokok kecil semuanya didasarkan pada nas khotbah
ini.Khotbah ini menyatakan/menerangkan arti utama atau arti dasar dari nas-nya.
Menghubungkan arti nas dengan konteks (ayat-ayat sebelum dan sesudah nas).
Khotbah Ekspositori menggali Kebenaran – Kekal dari nas, (lihatlah sifat kedua dari
Kalimat – Kunci pada Pokok III makala ini, serta langkah ke 6 pada Pokok II).
Khotbah Ekspositori mengatur beberapa Kebenaran – Kekal ini sekeliling sebuah pokok.
Mempergunakan unsur-unsur penguraian ilustrasi, logika, argumentasi (perdebatan),
dan penerapan, untuk menolong para pendengar.

Berusaha menolong pendengar menaati kebenaran itu.

Demikianlah kita melihat bahwa khotbah Ekspositori bukan penguraian ayat demi ayat
begitu saja; khotbah ini sangat teratur dengan tema, kalimat – kunci, dan pokok-pokok
besar. Susunannya harus baik dan jelas, di samping harus ada kesatuan yang baik juga.
Ekspositori (expository) berarti menjelaskan, atau membuka sesuatu sehingga
dimengerti dengan jelas.
Khotbah Ekspositori akan mengupas nas (ayat-ayat yang diuraikan) sehingga nas itu
dimengerti dan dapat dipraktekkan oleh pendengar.

Cara memakai khotbah Ekspositori dengan baik adalah dengan memilih satu kitab
seperti misalnya: Injil Markus, dan setiap minggu menguraikan satu pasal secara
ekspositori.

Jikalau kita berkhotbah dua minggu sekali pada gereja kita, dan setiap kali menguraikan
satu pasal; kita akan menyelesaikan Injil Markus dala waktu 32 minggu. Kemudian kita
dapat memilih satu kitab lain, dan seterusnya.

4. Keuntungan-keuntungan berkhotbah Ekspositori.

Mungkin saudara berpikir, mengapa jenis khotbah ini ditekankan kalau ada jenis lain
yang lebih gampang dan mudah dikerjakan? Untuk menjawab pertanyaan ini kami ingin
mengemukakan beberapa keuntungan bila saudara memakai khotbah Ekspositori:

Kita akan berkhotbah tentang seluruh Alkitab dan bukan tentang beberapa ayat
terpisah.Kalau berkhotbah melalui sebuah buku dari Alkitab kita tidak akan pusing-
pusing mencari nas atau pokok.
Pasal berikutnya akan merupakan nas kita untuk khotbah berikutnya juga.
Para pendengar tidak akan bosan dengan bahan-bahan kita, karena setiap minggu akan
berubah.Kita akan dapat berkhotbah pada pokok-pokok yang mungkin menyinggung
(menempelak) tanpa mendatangkan prasangka pada diri kita.
Misalnya, mungkin ada seorang anggota yang masih mencuri, dan “kebetulan” pasal
dalam buku Alkitab yang sedang saudara uraikan secara ekspositori menempelak hal
mencuri.
Otomatis saudara dapat menekankan hal mencuri.
Dan hadirin tidak dapat mengatakan bahwa pasal dan nas itu dipilih khusus untuk
“memukul!” mereka.
Menolong saudara menjadi ahli dalam doktrin dan ajaran di seluruh Alkitab.
Memberi satu pengertian Alkitab yang luas sekali pada anggota sidang.
Mendirikan di dalam kita dan pendengar-pendengar kita suatu penghargaan besar
terhadap seluruh Alkitab.“Memaksa” kita menekankan pokok-pokok (topik) yang
mungkin akan dilalaikan di dalam metode khotbah lain.

Marilah kita melihat kutipan dari beberapa ahli khotbah. Harold J. Ockenga mengatakan,
“Seperti Zwingli (seorang pendiri reformasi dari Swiss) kita harus mulai dengan Matius
1:1 dan berkhotbah secara ekspositori menyusuri seluruh Perjanjian Baru.”

Menurut Bernard Ramm, “Khotbah Ekspositori menolong kita menghasilkan pelayanan


yang sempurna.” Dan akhirnya A. Saphir berpendapat, “Tidak ada sesuatu pun yang
lebih dibutuhkan pada masa kini, baik untuk gereja maupun untuk dunia, daripada
khotbah Ekspositori yang kuat.”

Berikut :
Langkah - langkah dalam menyusun khotbah ekspositori

Langkah I: Memilih Nas Khotbah


Sebelum persiapan membuat khotbah, yang sangat penting adalah menentukan nas
Alkitab yang akan dikhotbahkan. Memilih dan menentukan nas yang tepat akan menjadi
"menu" makanan rohani yang mudah dimasak dan lezat untuk dihidangkan.

Cara memilih nas Alkitab:


Dengan berdoa memohon pimpinan Roh Kudus.
Hubungan pengkhotbah dengan Tuhan akan menemukan kepekaan kehendak-Nya.

Dengan menyelidiki nas yang sudah memberkati.


Hubungan pengkhotbah dengan pengalaman akan menghidupkan pemberitaannya.

Dengan menyesuaikan kebutuhan pendengar.


Hubungan pengkhotbah dengan sesama akan menjadikan khotbah mem-"bumi".

Dengan mencari sesuai tema yang diminta.


Hubungan pengkhotbah dengan perkembangan zaman khotbahnya akan akurat.

Dengan mempertimbangkan kemampuan pengkhotbah.


Hubungan pengkhotbah dengan proses pembelajaran akan menjadi khotbah yang
relevan.
Dengan satu kesatuan nas yang logis dan praktis.

Khotbah adalah mengomunikasikan hubungan pengkhotbah dengan Alkitab.

Perhatikan nas dalam konteks dekat dan konteks jauh.

Perhatikan latar belakang sejarah kitab.

Gunakan metode penafsiran induktif bukan deduktif.

Hal yang perlu diwaspadai dalam memilih nas:


Jangan memilih hanya nas-nas yang sudah terkenal.

Jangan hanya biasa dengan kitab Perjanjian Baru atau Injil-injil, pelajarilah Perjanjian
Lama.

Jangan memilih karena ada "pesan sponsor" atau karena motif khusus.

Jangan memilih karena nas yang hanya menjadi kesukaan pribadi.

Jangan menentukan nas hanya karena pengalaman pribadi.

Contoh memilih nas khotbah


Nas Alasan memilih nas tersebut
Lukas 5:1-11 Karena nas ini sudah memberkati secara pribadi.
Yohanes 2:1-11 Karena sesuai kebutuhan pendengar.
Mazmur 90 Karena sesuai tema untuk khotbah akhir tahun.
Mazmur 133 Karena terpanggil untuk menyampaikan.
Nehemia 1 Karena tertark dengan biografi tokoh doa.
Latihan memilih nas khotbah
Pilihlah lima nas yang memiliki satu kesatuan logis (satu kesatuan pikiran) dan
praktis (bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari). Berilah alasan mengapa nas
tersebut dipilih.

Langkah II: Membuat Tema Khotbah


Setelah memilih nas, bacalah nas berulang-ulang kali, kemudian ringkaslah nas
tersebut menjadi satu kalimat. Kalimat hasil ringkasan nas ini disebut tema khotbah.
Satu nas bisa muncul menjadi beberapa tema, tetapi pilihlah salah satu tema yang
sangat dominan, di mana tema tersebut adalah hasil dari ringkasan nas, dan tema
tersebut akan menjelaskan nas.
Contoh membuat tema khotbah
Nas Kemungkinan tema khotbah yang bisa dipilih
Lukas 5:1-11 Mukjizat Itu Nyata
Berkat yang Melimpah-melimpah
Menjadi Orang yang Istimewa di Hadapan Tuhan
Yohanes 2:1-11 Menghadirkan Yesus dalam Keluarga
Keluarga yang Diberkati
Tuhan Memberi yang Terbaik
Mazmur 90 Memanfaatkan Waktu dengan Bijaksana
Mazmur 133 Rukun itu Indah
Nehemia 1 Doa yang Mengubah Keadaan
Latihan membuat tema khotbah
Pilihlah tiga nas Alkitab, masing-masing nas buatlah tiga tema khotbah. Kemudian
pilihlah satu tema saja, dan berilah alasan mengapa tema tersebut dipilih.

Langkah III: Membuat Kalimat Peralihan


Kalimat peralihan adalah sebuah kalimat yang akan menjembatani atau
menjabarkan tema khotbah ke dalam nas Alkitab. Dalam kalimat peralihan terdiri dari:
tema khotbah + kata bantu + kata kunci + kata tanya.

Memakai kalimat peralihan harus mempersiapkan jawabannya dari kata kunci


tersebut di dalam nas. Jika kata kunci syarat-syarat, pastikanlah Ialam nas berisi syarat-
syarat. Jika kata kunci langkah-langkah, pastikanlah bahwa dalam nas ada langkah-
langkah. Kemudian pakailah kata tanya. Dan, pastikanlah jawabannya ada di dalam nas.

Contoh membuat kalimat peralihan (1)

Contoh membuat kalimat peralihan (2)

Kata kunci selalu jamak, untuk diulang-ulang saat transisi dari pokok besar satu ke
pokok besar lainnya.

DAFTAR KATA KUNCI


Alasan-alasan Kebenaran-kebenaran Peraturan-peraturan
Bukti-bukti Keputusan-keputusan Prioritas-prioritas
Bahaya-bahaya Keuntungan-keuntungan Pelajaran-pelajaran
Berkat-berkat Kekurangan-kekurangan Peringatan-peringatan
Cara-cara Kesan-kesan Perintah-perintah
Ciri-ciri Kebutuhan-kebutuhan Syarat-syarat
Dosa-dosa Kesalahan-kesalahan Sikap-sikap
Faedah-faedah Langkah-langkah Tugas-tugas
Faktor-faktor Masalah-masalah Teguran-teguran
Janji-janji Nasihat-nasihat Unsur-unsur
Daftar kata kunci bisa ditambahkan sesuai kebutuhan
Dalam membuat kata tanya, pastikanlah Anda sudah memikirkan jawabannya di
dalam nas yang akan dikhotbahkan. Ada enam kata tanya. Dan, dalam satu khotbah
hanya menggunakan satu kata tanya. Contoh penggunaan kata tanya, dan kaitannya
dengan kata kunci.

Kata tanya Jawaban


Apakah langkah-langkahnya? Langkah-langkahnya: 1,2,3, dst.
Bagaimana cara menerapkan prinsip-prinsip? Prinsip-prinsipnya: 1,2,3, dst.
Mengapa rukun itu indah? Karena berkat-berkat: 1,2,3, dst.
Siapakah yang bijaksana? Yang memiliki nilai-nilai: 1,2,3, dst.
Di mana Gembala menjaga domba-Nya? Tempat-tempat: 1,2,3, dst.
Kapan Tuhan mengatur kita? Dalam waktu-waktu: 1,2,3, dst.

Latihan membuat kalimat peralihan


Pilihlah tiga nas, misalnya dari Lukas 5:1-11, Yohanes 2:1-11, dan Mazmur 90.
Buatlah tema khotbah, dengan kalimat peralihan. Dan juga persiapkan kata tanyanya.

Langkah IV: Membuat Pokok Besar


Pokok besar adalah ide-ide dari bagian-bagian nas yang akan dibuat dalam bentuk
ringkasan yang disesuaikan dengan tema khotbah dan kata kunci (jamak). Pokok besar
ini juga menjadi jawaban dari kata tanya dalam langkah 3.

Pokok besar yang baik akan memperhatikan unsur-unsur:

Satu kata atau kalimat yang sejajar sesuai kata kunci. Jika kata kuncinya perintah, pokok
besarnya berisi perintah-perintah. Jika kata kuncinya langkah, pokok besarnya berisi
langkah-langkah.

Satu kata atau kalimat yang mudah dimengerti dan relevan.


Pilihlah yang unik (contoh: kesamaan huruf, bunyi), mudah diingat, relevan.
Kreatif dan bersumber dari bagian-bagian nas.
Setiap pokok besar harus dicantumkan asal ide, atau kutipan ayat dari nas.
Ingat! Kata kunci harus jamak, harus diulang-ulang saat transisi dari pokok besar
satu ke pokok besar lainnya.

Contoh membuat pokok-pokok besar (1)


Nas Alkitab : Nehemia 1
Tema khotbah : Doa yang Mengubah Keadaan
Kalimat peralihan : Doa yang mengubah keadaan dengan mengikuti langkah-
langkah dalam Nehemia 1:1-11. Apa langkah-langkahnya?
Doa dengan terbeban
"Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa
hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit" (Nehemia 1:4).
Doa dengan merendahkan diri
"Duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan
berdoa" (Nehemia 1:4). Juga, "Dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel
telah lakukan" (Nehemia 1:6).
Doa dengan berusaha
"'Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-
Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan
mendapat belas kasihan dari orang ini.' Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia
1:11)
Contoh membuat pokok-pokok besar (2)

Nas Alkitab : Yohanes 2:1-11


Tema khotbah : Keluarga yang Diberkati Tuhan
Kalimat peralihan : Keluarga yang diberkati dengan mengikuti langkah-langkah
dalam Yohanes 2:1-11. Apa langkah-langkahnya?
Mengundang Yesus
"Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu" (Yohanes 2:2).
Menaati firman Tuhan
"Apa yang dikatakan kepadamu, lakukanlah [taatilah] itu" (Yohanes 2:5).
Memanfaatkan potensi
"Di situ ada enam tempayan ..." (Yohanes 2:6).
Melangkah dengan iman
"Kata Yesus kepada mereka, 'Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pernimpin pesta.'
Lalu mereka pun membawanya"
(Yohanes 2:8).
Latihan membuat pokok besar
Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Buatlah pokok-pokok
besar. Buatlah mulai dari langkah pertama sampai langkah keempat (tema, kalimat
peralihan, pokok besar).

Langkah V: Membuat Pokok Kecil


Maksud membuat pokok-pokok kecil adalah menjelaskan pokok-pokok besar
dengan dukungan nas dan uraian-uraian sesuai tema khotbah.

Pokok kecil biasanya terdiri empat bagian:


Menjelaskan
Pokok kecil menjelaskan pokok besar dengan ide-ide nas yang didapat dari "kata",
"frasa", atau "ayat". Jika ada kata yang memerlukan arti atau definisi, harus dijelaskan
menurut kamus atau Ensiklopedia.
Menguraikan
Pokok kecil menguraikan pokok besar dengan dukungan ayat terdekat, konteks
terdekat. Bisa dipakai Buku Tafsiran Alkitab.
Menggambarkan (ilustrasi)
Pokok kecil menggambarkan pokok besar dalam bentuk nyata, riil. Dalam hal ini bisa
dipakai ilustrasi (cara membuat ilustrasi akan dijelaskan lebih lanjut).
Menerapkan
Dalam pokok kecil harus diberi contoh penerapan yang bisa dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari. Penerapan hares bersifat spesifik, praktis, riil, relevan.

Cara membuat ilustrasi khotbah


Sumber ilustrasi: Kisah dari tokoh Alkitab, majalah, koran, tayangan televisi, alam
sekitar, benda-benda sekitar, biografi tokoh, kata-kata bijak, pengalaman riribadi,
pengamatan, data-data statistik, dramatisasi, riwayat lagu, karya sastra, karya seni, dan
lain-lain (ilustrasi khotbah sebaiknya bersifat ilmiah dengan mencantumkan data atau
sumbernya).

Cara mengoleksi ilustrasi: Membuat kliping dari potongan koran, majalah;


Mengumpulkan berdasarkan: abjad atau tema; Membuat filling card (memotong dalam
ukuran amplop dibuat seperti menyusun katalog); Mengumpulkan benda, alat peraga:
tali, lilin, roti, dan lain-lain.

Pedoman penggunaan ilustrasi:


Ilustrasi untuk menjelaskan kebenaran pokok besar atau tema, bukan sebaliknya.
Ilustrasi untuk sarana menjelaskan pokok atau tema khotbah, bukan tujuan khotbah.
Ilustrasi sebaiknya bersifat riil atau ilmiah, bukan dongeng, atau fiksi.
Jangan sering menggunakan ilustrasi dari pengalaman pribadi. cerita keluarga, untuk
menghindari "motif negatif dan ekses pendengar".
Ilustrasi bersifat membangun, bukan pelecehan, diskriminasi, kesombongan pribadi.

Satu ilustrasi sebaiknya dipakai untuk menjelaskan hanya satu kebenaran.

Waspadalah! Jangan menggunakan ilustrasi yang menarik perhatian, lucu, konyol,


sensasional, menyita waktu, yang pada akhirnya akan merusak alur logika atau struktur
khotbah. Dan, tidak membantu menjelaskan nas.

Contoh membuat pokok kecil


Nas Alkitab : Nehemia 1:1-11
Tema khotbah : Doa yang Mengubah Keadaan
Kalimat peralihan : Doa yang mengubah keadaan dengan mengikuti langkah-
langkah dalam Nehemia 1:1-11. Apa langkah-langkahnya?
Doa dengan terbeban
"Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa
hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit" (Nehemia 1:4).

Menjelaskan
Nehemia orang buangan yang terhormat menjadi juru minuman raja (1:11, 2:1). Ia
mendengar dari Hanani (seorang dari Yehuda yang terluput dari penawanan), bahwa
kondisi Yerusalem sangat menyedihkan. Orang-orang menderita, temboknya
terbongkar, pintu-pintunya terbakar (1:3). Mendengar ini Nehemia "menangis ...
berkabung..." (1:4). Nehemia sangat "terbeban" atas penderitaan bangsanya,
keruntuhan kota, bahkan rusaknya kota Yerusalem.

Menguraikan
Sebagai orang sukses, Nehemia bisa berpikir egois. Tetapi, Nehemia adalah orang yang
peduli terhadap penderitaan umat Allah. Ia memikirkan masalah bangsanya sangat
serius, sangat terbeban, sehingga kesedihannya terbaca dalam sikap dan raut mukanya
oleh Raja Artahsasta (2:2). Nehemia terpanggil membangun Yerusalem, karena
terbeban, karena terpanggil. Tanpa pamrih.

Nehemia mengungkapkan sikap terbeban dengan doa. Dan, pada saat ditanya oleh
sang raja, apa keinginannya, Nehemia tidak langsung menjawab atau meminta kepada
raja, tetapi kembali berdoa. "Lalu kata raja kepadaku: 'Jadi, apa yang kauinginkan?'
Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit" (Nehemia 2:4).
Menggambarkan atau ilustrasi
(Tidak perlu ilustrasi, karena kisah Nehemia yang terbeban sudah jelas.)

Menerapkan
Doa akan mengubah keadaan, jika kita memiliki sikap hati yang terbeban secara pribadi.
Tanpa rasa terbeban, tdak akan ada doa yang serius.

Doa dengan merendahkan diri


Memukul dada, menyiram abu di atas kepala, berjalan dengan kaki telanjang, menarik
dan menggunting rambut, menyakiti dada (Kejadian 37:29-34; 2 Samuel 13:19; Imamat
10:6.). Inilah cara merendahkan diri dengan berkabung.

Menguraikan
Doa permohonan Nehemia sungguh-sungguh digumuli dengan merendahkan diri di
hadapan Tuhan. Ia berdoa "siang dan malam" (1:6). Nehemia tidak hanya berdoa secara
pribadi. tetapi melibatkan orang-orang lain juga (1:11). Nehemia sebenarnya layak
sombong, karena di negeri orang lain, ia bisa berprestasi. Namun, semua prestasi dan
kejayaannya harus ditanggalkan tatkala ia berhadapan dengan Allah. Nehemia
merendahkan diri. Dalam doanya, ia memohon pengampunan atas dosa-dosa, baik dosa
secara pribadi maupun dosa bangsanya (1:6).

Menggambarkan atau ilustrasi


(Tidak perlu ilustrasi, karena kisah Nehemia dalam merendahkan diri sudah jelas.)

Menerapkan
Jauhkan kesombongan, tidak ada faedahnya menyalahkan siapa pun, tidak baik
menyesali kegagalan dan masalah di sekitar kita. Marilah saatnya kita berdoa dengan
merendahkan diri di hadapan Tuhan.

Doa dengan berusaha


"'Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-
Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan
mendapat belas kasihan dari orang ini.' Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia
1:11).

Menjelaskan
Nehemia mengharapkan satu hal: berhasil. Untuk berhasil, diperlukan doa dan usaha.
Dalam rangka berusaha, Nehemia menggunakan potensi dan strategi yang didukung
doa.

Menguraikan
Berusaha memanfaatkan potensi:
"Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia 1:11). Kedudukan, jabatan adalah
sebuah potensi yang bisa digunakan untuk akses hubungan yang lebih luas.
Berusaha menggunakan strategi:
Setelah raja memberi kesempatan kepada Nehemia, ia memakai strategi memohon
surat rekomendasi atau surat jalan agar bupati-bupati yang wilayahnya akan dilewati
memperlancar tujuannya (2:7,8).
Berusaha dengan kerja keras:
Nehemia menghadapi banyak tantangan. Dari Sanbalat yang menolak Yerusalem
dibangun kembali (2:10,19; 6:1-19). Nehemia mengandalkan doa (4:9). Dan, siap
berperang (4:1-23). Inilah berdoa dengan berusaha. Akhirnya, pekerjaan selesai (6:15),
dan seluruh cita-cita berhasil (7:1).

Menggambarkan atau ilustrasi

Lukisan "tangan berdoa". Perhatikanlah lukisan kedua tangan tersebut bukan tangan
yang lembut, melainkan tangan kasar yang berotot besar. Sebuah tangan yang berdoa,
tetapi juga sebuah tangan yang bekerja keras. Latar belakang historis lukisan tersebut
dimulai dari keinginan Albrecht untuk sekolah seni rupa. Namun, karena Albrecht
miskin, maka ia mencari kawan untuk bekerja sama. Akhirnya, disepakati Albrecht
sekolah dulu, sedangkan kawannya yang bekerja untuk membiayai. Kawan Albrecht
adalah seorang yang rajin berdoa dan bekerja keras sebagai buruh kasar. Beberapa
tahun kemudian Albrecht lulus, ia ingin kawannya bergantian sekolah. Saat ia
mengunjungi rumah kawannya, kawannya sedang berdoa, dengan tangan kasar yang
berotot besar, "Oh Tuhan, tanganku sudah menjadi kaku dan kasar. Sudah tidak bisa
untuk melukis lagi. Biarlah Albrecht saja yang menjadi pelukis." Seorang yang rela
berdoa dan bekerja keras bukan bagi dirinya sendiri, melainkan bagi orang lain ini telah
mengubah hidup Albrecht dan diabadikan dalam lukisan tangan berdoa karya Albrecht
Durer (1471-1528), yang mengilhami motto ora et labora.

Thomas Alva Edison (1847-1931), seorang pekerja keras, penemu terbesar dalam
sejarah dunia dengan tiga ribu penemuannya. Pada usia enam tahun, ia bereksperimen
mengerami telur ayam. Usia tujuh tahun, ia dikeluarkan dari sekolah karena dianggap
terlalu bodoh, maka Nancy Elliot, sang ibu, mengajarkannya membaca. Setelah bisa
membaca, ia membaca buku-buku ilmiah, buku sejarah, ensiklopedia. Dan, setiap kali
membaca, ia juga mencoba bereksperimen. Saat remaja pendengarannya rusak karena
ditampar kondektur. Ia mulai belajar telegraf, dan akhirnya memproduksi alat sendiri,
serta menekuni eksperimen listrik. Dan, menemukan: stasiun tenaga listrik, lampu listrik,
sistem pendistribusian listrik, dan lain-lain. Energi listrik yang membuat terang, yang
menjadi daya bagi seluruh komponen elektronik. Yang kita nikmati sekarang adalah hasil
penemuan keda kerasnya.

Menerapkan
Untuk mengubah keadaan diperlukan doa dan usaha. Tuhan adalah sumber mukjizat,
tetapi tidak berarti kita pasif. Kita harus berusaha sesuai dengan panggilan kita: usaha
bekerja lebih keras, melayani lebih baik, mengampuni dengan tulus, mengasihi tanpa
pamrih, dan lain sebagainya. Suatu tindakan keliru, bahkan mencobai Tuhan jika kita
hanya berdoa tanpa mau berusaha.

Latihan membuat pokok kecil


Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Buatlah pokok-pokok
kecil. Buatlah mulai dari langkah pertama sampai langkah kelima (tema, kalimat
peralihan, pokok besar, pokok kecil).

Langkah VI: Membuat Kesimpulan atau Penutup Khotbah


Kesimpulan atau penutup khotbah adalah rangkuman dari seluruh khotbah yang
telah disampaikan. Isi kesimpulan meliputi: tema, kata kunci, dan pokok-pokok besar.

Saran dalam memberi kesimpulan


Kesimpulan bisa diisi dengan kutipan ayat emas, ilustrasi singkat, tantangan, pujian.
Jika sudah berada dalam tal-yap kesimpulan atau penutup, jangan memasukkan ide
barn yang akan membuat antiklimaks.
Kalimat kesimpulan sebaiknya dikonsep sesingkat mungkin, untuk menghindari sikap
mengambang, seperti pesawat yang berputar-putar tidak mampu mendarat.
Contoh membuat kesimpulan khotbah (1)
Nas Alkitab : Nehemia 1
Tema khotbah : doa yang mengubah keadaan
Kesimpulan
Doa dapat mengubah keadaan, sudah terbukti dalam kesaksian Nehemia. Ia berdoa
dengan terbeban atas keadaan bangsanya, disertai sikap merendahkan diri di hadapan
Tuhan, dan berusaha menggunakan potensi serta strategi secara maksimal. Pada
akhirnya, segala cita-citanya berhasil. Doa kita juga dapat mengubah keadaan.
Contoh membuat kesimpulan khotbah (2)
Nas Alkitab : Yohanes 2:1-11
Tema khotbah : Keluarga yang diberkati Tuhan
Kesimpulan:
Tuhan memiliki perhatian khusus bagi keluarga. Tuhan merindukan adanya
pemulihan dalam keluarga. Keluarga kita akan dipulihkan dan diberkati Tuhan, jika kita
mengundang Tuhan dalam keluarga kita, jika kita menaati firman-Nya, jika kita
menyadari dan menggunakan potensi kita, dan jika kita melangkah dengan iman bahwa
kuasa-Nya lebih besar dari segala masalah kita!

Latihan membuat kesimpulan


Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Buatlah dari langkah
pertama sampai langkah kelima (tema, kalimat peralihan, pokok besar, pokok kecil).
Kemudian buatlah kesimpulan.

Langkah VII: Membuat Pendahuluan Khotbah


Pendahuluan adalah cara memperkenalkan apa yang akan dikhotbahkan. Sifat
pendahuluan seharusnya: singkat, menarik, memberi minat tuk mendengar, sederhana
(seperti iklan, seperti etalase toko, yang membuat orang tertarik).

Sekalipun pendahuluan dalam urutan kerangka khotbah adalah urutan pertama,


dalam langkah membuatnya adalah urutan terakhir, sebab pendahuluan menjadi sarana
memperkenalkan isi khotbah. Karena isi khotbah harus dibuat lebih dahulu.

Pendahuluan harus singkat, memiliki hubungan langsung dengan tema khotbah atau
nas. Dan, memiliki hubungan langsung dengan pendengar. Hindarilah sikap atau kesan
kurang siap, tidak percaya diri, kurang simpatik, kurang menguasai bahan. Atau,
hindarilah sikap yang berlebih-lebihan dengan banyak janji.

Contoh membuat pendahuluan khotbah (1):


Pendahuluan
Banyak masalah, yang ada di sekitar kita yang tidak mampu kita ubah baik melalui
strategi, metode, kemampuan, maupun potensi kita. Bahkan, keberhasilan dan
pengalaman masa lalu juga tidak bisa mengubah masalah masa kini, baik itu masalah
ekonomi, keamanan, kesehatan, keluarga, dan lain-lain. Apakah ada peluang kita
mengubah keadaan? Kita akan belajar dari firman Tuhan dengan tema khotbah: Doa
yang Mengubah Keadaan. Bagaimana langkah-langkahnya?

Nas Alkitab : Nehemia 1


Tema khotbah : Doa Yang Mengubah Keadaan
Contoh membuat pendahuluan khotbah (2):
Pendahuluan
Keluarga adalah lembaga Ilahi yang dibentuk oleh Allah. Kepedulian Yesus
menghadiri pernikahan di Kana dengan melakukan mukjizat pertama-Nya, memberikan
bukti bahwa Allah yang membentuk keluarga juga berkenan memberkati keluarga.
Keluarga kita juga akan diberkati oleh Allah. Langkah-langkah apa saja yang perlu kita
lakukan agar keluarga kita diberkati?

Nas Alkitab : Yohanes 2:1-11


Tema khotbah : Keluarga Yang Diberkati Tuhan
Latihan membuat pendahuluan khotbah:
Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Setelah menyelesaikan
langkah pertama sampai langkah keenam (tema, kalimat peralihan, pokok besar, pokok
kecil, penutup). Kemudian buatlah pendahuluan khotbah.

Latihan membuat khotbah ekspositori secara lengkap


Buatlah dua kerangka khotbah secara lengkap, satu dari Perjanjian Lama dan satu
dari Perjanjian Baru, dengan menerapkan tujuh langkah membuat khotbah ekspositori.
Setelah menyelesaikan ketujuh langkah membuat khobtah ekspositori, untuk
mempersiapkan teks khotbah, bisa ditulis dalam bentuk garis besar, juga sangat baik
ditulis dalam bentuk naskah lengkap siap baca.

Anda mungkin juga menyukai