17212037
PAK 2017
Definisi
Homiletika berasal dari bahasa Yunani Homilia, yang berarti suatu percakapan atau
suatu ceramah. Yang dimaksud ilmu homiletika ialah suatu ilmu pengetahuan atau
keterampilan dalam hal homilia atau keduanya sekaligus; yaitu menguraikan hal
susunan khotbah-khotbah menurut ilmu pengetahuan, dan bagaimana cara
menyampaikannya dengan berhasil
Berkhotbah adalah kegiatan memberitakan kabar kesukaan, dilakukan oleh seorang
manusia dan ditujukan kepada sesamanya. Terdiri dari dua unsur: manusia dan berita
Pengkhotbah adalah orang yang dikhususkan oleh Allah untuk melakukan
pemberitaan Injil, ia adalah orang yang menerima kebenaran dari pada Allah dan
menyampaikan kebenaran itu kepada orang lain
1. Seorang pengkhotbah janganlah merasa seperti mesin atau otomat saja; ia
harus seorang yang penuh kesungguhan “harus orang baik, penuh dengan Roh
Kudus dan iman”
2. Kepribadian pengkhotbah banyak sekali sangkut-pautnya dengan berhasil-
tidaknya pemberitaan yang dilakukannya
3. Kepribadian adalah tergolong suatu unsur khotbah
Kepribadian Pengkhotbah
Berkhotbah memiliki dua unsur yang pokok: kebenaran dan kepribadian, oleh karena
itu seorang pengkhotbah harus memiliki kepribadian yang baik
1. Seorang Pengkhotbah janganlah menjadi peniru saja, jikalau orang meniru
cara dan adat kebiasaan para pengkhotbah yang telah beroleh sukses, maka
yang ditiru kebanyakan hanyalah kesalahannya saja, bukan kebaikannya;
lagipula meniru itu menjadi tertawaan orang. Pengkhotbah haruslah bertindak
menurut keadaan dirinya yang sesungguhnya, yang sebaik-baiknya, yang
setinggi-tingginya, yang telah dikuduskan. Dengan bertindak demikian ia
membuktikan kelurusan hatinya dan memuliakan Allahnya, serta menjadi alat
yang mendatangkan berkat besar bagi orang-orang yang dilayaninya
2. Seorang Pengkhotbah haruslah yang betul-betul berbakti, Dalam suratnya
kepada Timotius, Rasul Paulus berkali-kali menganjurkan supaya Timotius
menjalani kehidupan yang suci dan berbakti. Para Pengkhotbah haruslah suci
di dalam hidupnya, karena barang siapa berbuat dosa dengan sembunyi-
sembunyi, Allah akan memberi malu kepadanya dengan nyata-nyata.
Pengkhotbah juga harus selalu benar. Melebih-lebihi atau menambah-
nambahkan adalah dusta; membelokkan kebenaranpun adalah suatu yang
dusta pula; dan dusta yang diucapkan dari atas mimbar adalah suatu tindakan
yang lebih jahat dibandingkan berbohong di lain tempat. Tugas kita ialah
mengatakan kebenaran kepada Allah dan kepada manusia
3. Seorang Pengkhotbah harus penuh dengan kesungguhan, Seorang
Pengkhotbah harus ingat kepada siapa ia memperhambakan dirinya dan untuk
kerajaan manakah ia merupakan duta. Sehingga tindakannya benar-benar
mencermikan kerajaan dan Tuan yang dilayaninya
4. Seorang Pengkhotbah harus memelihara kesehatan badannya, biasanya
sebelum menjadi Pengkhotbah yang baik, ia haruslah menjadi seorang yang
baik terlebih dahulu. Seorang Pengkhotbah haruslah bisa mengatur pola hidup
nya sehingga bisa menjadi teladan bagi orang lain. Rasul Paulus pernah
berkata “senam bagi tubuh itu adalah berguna, oleh sebab itu berlatihlah”
Tema
Tema dari suatu khotbah harus dipilih dengan bijaksana dan diberi nama yang tepat; hal itu
tidak dapat dihasilkan dalam waktu yang singkat. Beberapa saran umum berikut dapat
dipakai untuk dijadikan pedoman di dalam hal mempersiapkan suatu tema khotbah:
1. Tema harus sudah dikenal dengan saksama, bukan berarti harus mengetahui segala
perkara yang berhubungan dengan pokok itu
2. Usahakanlah memilih tema yang mudah dipahami oleh orang yang mendengarnya.
Janganlah menyampaikan khotbah yang melampaui batas pengertian para pendengar
3. Janganlah memilih tema yang kurang berisi, suatu tema harus memiliki isi yang
dalam, berhubungan dengan permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi yang
menjawab kebutuhan
4. Usahakanlah supaya tema itu mempunyai titik tujuan yang tertentu
5. Janganlah memilih tema yang tidak sesuai dengan pengamatan pengkhotbah dan tidak
berkenan di hati pengkhotbah
6. Hendaklah tema itu sesuai dengan waktu, tempat dan keadaan. Hal ini sangat penting
agar tema yang dibawakan berhubungan dengan situasi dan kondisi saat seorang
pengkhotbah menyampaikan khotbah atau ceramah nya
Pembacaan Alkitab
Ada perbedaan antara pembacaan Alkitab dengan khotbah yang berdasarkan nats.
Pembacaan Alkitab terdiri dari sejumlah besar atau kecil ayat-ayat Alkitab yang
dibandingkan satu sama lain, sedangkan khotbah yang berasalkan nats umumnya
terdiridari pengutaraan sebuah nats saja
Keuntungan pembacaan Alkitab pada khotbah yang berdasarkan perikop, apabila
dibandingkan dengan khotbah yang berdasarkan nats:
1. Pembacaan Alkitab adalah lebih sederhana dan tidak mudah
2. Pembacaan Alkitab itu sendiri mencegah menyelewengnya pikiran
3. Pembacaan Alkitab itu menyebabkan pengkhotbah tetap bercorak Alkitabiah
4. Pembacaan Alkitab itu mencegah terjadinya pandangan berat-sebalah terhadap
kebenaran Tuhan
Keuntungannya bagi pendengar:
1. Dalam khotbah semacam ini, pendengar terus menerus diajar dalam kebenaran
Allah
2. Pembacaan Alkitab itu menyebabkan para pendengar selalu menaati dengan
bersemangat
Alat-alat yang berguna dalam menyusun pembacaan Alkitab
1. Sebuah buku konkordasi
2. Buku nats yang menyatakan pokok-pokok kebenaran
3. Daftar kata-kata
4. Sebuah Alkitab yang berpetunjuk atau bereferensi
Rencana dan cara menyusun pembacaan Alkitab
1. Carilah ajaran seluruh Alkitab mengenai pokok yang telah dipilih itu
2. Sediakanlah beberapa lembar kertas yang telah diberi kepala atau judul
3. Ambillah sebuah buku konkordansi, lalu bukalah laman tempat kata “iman”
Beberapa saran dan nasihat
1. Jangan terlalu banyak menggunakan nats
2. Susunlah nats-nats itu dengan hati-hati menurut ukuran yang logis
3. Berilah penjelasan yang teliti tentang setiap ayat atau kelompok ayat-ayat
4. Setiap hal haruslah diberi lukisan yang jelas
5. Pokok pembicaraan haruslah dibatasi luasnya