Anda di halaman 1dari 20

Teologi Armenian

A. PENDAHULUAN
Armenian merupakan istilah yang digunakan untuk menjabarkan teologi dari Jacob
Arminius serta gerakan yang mendukungnya. Penekanan teologis dari Armenian adalah
pemilihan yang bersyarat berdasarkan kemahatahuan, Allah Anugrah Allah dapat ditolak,
penebusan Kristus dapat ditolak, freewill dan dapat berkerja sama dengan Allah dalam
keselamatan. Gereja-gereja yang mendukung dan memakai teologi Armenian seperti
Methodist, hollines, wesleyanisme, dan banyak lagi.
B. Sejarah Pendiri Armenian
Jacob Armenius lahir di Belanda dan belajar di Marburg, Leiden Geneva, dan Bassal,
ia melayani sebagai pendeta di jemaat Amsterdam dan sebgai dosen di universitas Leiden
selama 6 tahun terakhir dari hidupnya. Armenian merupakan seorang yang dahulunya adalah
pendukung calvinis dan dia belajar dibawah menantu dari calvin yaitu Beza di Geneva, ia
mempertahankan calvin melawan koornheert pada waktu itu ia melihat bahwa
lawannya lebih bisa mempertahankan pandangannya, hal ini yang membuat ia
menolak Calvinisme.
Armenius sangat menentang pengajaran-pengajaran Calvinisme dan memodifikasi
pengajaran tersebut menjadi doktrin pandangannya seperti, manusia bekerja sama dengan
Allah perihal keselamatan, dan keselamatan itu bersyarat, armenius juga mengajarakan
bahwa penebusan tidak terbatas dari Kristus dan anugrah Allah dapat ditolak, serta orang
percaya dapat kehilangan keselamatan.
Pandangan Armenian ini menimbulkan banyak isu, oleh karna itu Armenian
mengajukan sidang kepada pemerintah Dort. Arminius meninggal sebelum ia bisa memenuhi
permintaan Jenderal Negara Belanda untuk 14-halaman penguraian pandangannya,
Remonstrans menjawab sebagai gantinya dengan Lima artikel Remonstrans sebelum sidang
dilaksanakan Armenius sudah meninggal. Sidang itu dilaksanakan dengan pemimpin sidang
adalah calvinisme dan golongan Ortodoks beserta para remonstran Armenian. Kelima artikel
ditolak dan para remonstran dianiaya sehingga mereka melarikan diri keluar negeri.
Pada tahun 1625 penganianyaan dilarang, dan para remonstran kembali ke Holland
dan mendirikan gereja-gereja dan sekolah-sekolah yang sesuai dengan ketetapan pada tahun
1630. Pengaruh Armenian di hollan semakin berkurang namun digereja-gereja besar seperti
di Geneva, jerman dan hollan sangat berhasil.
Ternyata Armenian telah di anut di inggris sebelum armenius, namun tidak terlalu
berdampak besar. Charles 2 meremehkan presbiterian, mendirikan doktrin Armenian di gereja
yang lain.
The remonstrance:
Seiring berjalannya perkembangan Armenian, Pengikut Arminius tidak ingin
mengadopsi nama pemimpin mereka dan menyebut diri mereka Remonstrants. Arminius
meninggal sebelum ia bisa memenuhi permintaan dari Gereja Belanda untuk menguraikan
pandangannya. Sebagai gantinya Remonstrants menjawab dengan Lima Point bantahan
terhadap ajaran Calvin.
Untuk menanggapi Lima Point Armenian tersebut, gereja Reformasi Belanda
mengadakan sidang sinode nasional di Dordrecht pada Tahun 1618-1619. Sidang ini juga
dihadiri utusan gereja-gereja reformasi dari negara lain. Sidang Sinode tersebut memutuskan
bahwa Kelima Point Armenian dinyatakan sebagai ajaran sesat sekaligus mengutuknya.
Sidang juga membantah kelima Point Armenianisme dengan Lima Point Calvinisme
Para Remonstrants tidak konsisten dengan pemikiran soteriologis dari Arminius.
Beberapa, seperti Philip von Limborch, bergerak ke arah yang terbaik yaitu semi-
Pelagianisme atau ke arah yang terburuk yaitu Socinianism atau rasionalisme.
Di Belanda para Armenian telah dicoret dari keanggotaan gereja Reformasi,
dipenjarakan, dibuang, dan bersumpah untuk tidak melanjutkan ajaran Armenius. Dua belas
tahun kemudian Belanda secara resmi memberikan perlindungan kepada Arminianisme
sebagai agama, meskipun permusuhan antara Arminians dan Calvinis terus berlanjut.
Lima Point penegasan dari Remonstrance:
1. Presdestinasi: Allah memilih mereka yang Ia ketahui berdasarkan kehendak bebasnya akan
percaya kepada kristus dan bertekun dalam iman.
2. Penebusan, secara kualitatif memadai untuk semua orang, hanya manjur untuk orang
beriman;
3. Tanpa bantuan oleh Roh Kudus, orang tak mampu menanggapi akan Allah;
4. anugerah pendahuluan: karya persiapan Roh Kudus memampukan orang percaya untuk
memberikan respon pada injil dan bekerja sama dengan Allah dalam keselamatan
5. Orang-orang percaya mampu melawan dosa tetapi tidak di luar kemungkinan jatuh dari kasih
karunia/ keselamatan.
C. Teologi Armenian
Arminianisme adalah teologi liberal yang berhaluan atau menyimpang. armenius
beranggapan manusia itu berdosa tidak dapat melakukan perbuatan baik dengan kekuatannya
sendiri. Hal ini salah karena kencenderungan manusia berbuat dosa sehingga
mengabaikan/tidak memerlukan lahir baru. Pemahaman dari golongan armenianisme juga
beranggapan keselamatan itu hanya bagi mereka yang percaya sehingga keselamatan
universal menjadi tidak berarti. Memang ini sepenuhnya tidak salah tetapi pemahaman
tentang keselamatan seharusnya menarik orang yang belum percaya dan sudah percaya untuk
mengerjakan keselamatannya. Anggapan terakhir tentang keselamatan konsep pemilihan
terhadap orang yang berada pada pengetahuan Allah adalah orang yang AKAN diselamatkan,
sementara yang lainnya BERLALU dari pengetahuan Allah.
Pernyataan teologis Inti dari Remonstrans Arminianisme terletak pada pernyataan
bahwa martabat manusia menuntut adanya kehendak bebas yang tidak terhalang, termasuk
menolak kasih karunia keselamatan dari Allah bahkan yang sebelumnya telah diterima. Ini
artinya seseorang yang telah beriman kepada Kristus bisa menjadi murtad.
D. Pilihan Dan Predestinasi
Doktrin predestinasi (Allah memilih orang-orang tertentu untuk keselamatan):
dihubungkan dengan kemahatahuan Allah. Gabungan antara armenianisme dan predestinasi
ini dapat di definisikan ketetapan itu berdasar pada kemahatauan Allah, dimana Ia
mengetahui sejak kekekalan, orang mana yang akan percaya dan bertobat dan yang akan
bertekun dalam anugrah itu dan juga siapa yang tidak akan percaya dan tidak akan bertekun.
E. Anugrah Pendahuluan
Anugrah yang datang sebelumnya. Hal ini adalah wujud kemurahan Allah
karenaketidak mampuan manusia dengan memberikan kuasa. Suatu manifestasi dari
pengaruh Ilahi yang menghasilkan kehidupan sepenuhnya telah diperbaharui oleh Roh
Kudus.
System Anugerah dari Armenian :
1. Ketidak mampuan manusia karena kerusakan total
2. Keadaan alami atau natural
3. Keberlangsungan dari anugrah
4. Anugrah bekerja sama dengan sinegrisme
5. Kuasa dari manusia yang akhirnya menolak anugerah Allah yang Cuma-Cuma diberikan
kepadanya.

F. Kehendak Bebas
Ada kaitan yang erat antara anugerah pendahuluan dan kehendak bebas. Tokoh Wiley
menghubungkan anugerah pendahuluan dan free will:
1. Anugerah pendahuluan dikerjakan dalam diri manusia.
2. Anugerah pendahuluan berkaitan dengan manusia sebagai agen yang bebas dan bertanggung
jawab.
3. Anugerah pendahuluan berkaitan dengan manusia yang diperbudak oleh dosa dan anugerah
pendahuluan berkaitan untuk membangkitkan jiwa pada kebenaran
4. Keberlangsungan kerja sama antara umat manusia dan anugerah yang berasal dari Roh
Kudus, menggabungkan anugerah pendahuluan langsung kedalam anugerah yang
menyelamatkan
G. Syarat-Syarat Keselamatan
Iman yang menyelamatkan meliputi 4 hal:
1. Kesadaran akan dosa
2. Berpaling kepada Allah melalui anugerah pendahuluan dari Roh Kudus, yang menyakinkan
dan memanggil
3. Pertobatan dan pengakuan dosa telah memisahkan dari anugerah Allah dan menahan kavenan
yang baru diberlakukan
4. Penerapan secara personal dari kelahiran baru dalam Yesus Kristus.
Tanggung jawab manusia dalam keselamatkan melibatkan pengetahuan akan dosa,
berpaling dari dosa, berpaling pada Allah, dan iman dalam Kristus. Pertobatan berarti
berubah. Wesley menyebutnya sebagai suatu perubahan hati dari semua dosa kepada semua
kekudusan. Bertobat berarti dosa harus di tinggalkan dan tidak lagi bergantung pada diri
sendiri melainkan harus sepenuhnya bergantung pada Kristus.
Wesley mendefinisikan iman yang menyelamatkan dengan 3 syarat:
1. Mempercayai kemurahan dan pengampunan Allah
2. Menerima jaminan dalam kehidupan orang percaya
3. Mengekspresiakan kebergantungan pada Kristus dan menyerahkan hidupnya kepada Kristus
sebagai Tuhan
Ketiga syarat tersebut dapat diekspresikan atau dilaksanakanatas dasar ketaatan.
H. Arti dari Penebusan
Kristus menderita untuk memuaskan keadilan atau pemerintahan dari Allah. Jadi
Kristus bukan mati untuk umat manusia, melainkan Kristus membuat tanda pembayaran
yang memuaskan pemerintahan Allah. Oleh karena itu, Allah mengesampingkan tuntutan
hukum dan mengampuni orang-orang berdosa atas dasar bahwa pemerintahanNya telah di
tinggikan dan dihormati.
I. Jangkauan Penebusan
Arminian mengajarkan bahwa penebusan Kristus adalah menyeluruh. Hal itu tidak
berarti bahwa semua umat manusia akan diselamatkan tanpa syarat, tetapi bahwa
pengorbanan Kristus memuaskan tuntutan dari hukum Allah dan membuat keselamatan. Jadi
memungkinkan bagi semua orang. Usaha dari Kristus dalam penebusanNya adalah untuk
setiap orang, hal itu cukup untuk menyelamatkan setiap orang. Oleh karena Kristus
memberikan usahaNya bagi semua orang, maka proklamasi injil adalah kepada semua orang

DAFTAR PUSTAKA

Enns Paul, The Moody Handbook Of Theolgy 2, Literatur SAAT, Malang 2007
Drs. F.D Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, BPK
Gunung Mulia, Jakarta, 1993

Teologi Keselamatan Ditinjau Dari Sudut Pandang Calvinisme Dan


Arminian

Teologi Keselamatan Ditinjau Dari Sudut Pandang


Calvinisme Dan Arminian

By: Vesdi

Sejarah Calvinisme

Jhon Calvin lahir di Perancis pada tahun 1509. pada tahun 1534 dia

mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang protestanisme dan dipaksa untuk

meninggalkan Perancis. Calvin menuju ke kota Basel yang ada di Swiss untuk

menetap dan menyelesaikan tulisannya yang berjudul The Institutes of the


Christian Religion, suatu karya apologetik yang mempertahankan Protestanisme

di hadapan raja Perancis.1[1]

Ia memulai studi untuk menjadi imam di university of paris pada usia 14

tahun, tetapi padawaktu ia mengalami konflik dengan bishop, maka ia berubah

menjadi studi tentang hukum. Ia menjadi sangat fasih dalam berbahasa latin,

Yunani dan Ibrani. Pertobatannya terjadi melalui kontaknya dengan laum

protestan, kemungkinan besar terjadi pada tahun 1533 atau 1534, namun

informasi rincinya sangat kurang dalam hal ini. Pada waktu itu, Calvin menolak

supretisi kepausan. Ia dianiaya oleh karena imannya, dipenjarakan tetapi

kemudian dibebaskan. Ia mendapat perlindungan di Basel, Switzerland, dimana

ia mulai pelayanan menulisnya yang ekstensif. Pada tahun 1536, Calvin

menerbitkan edisi pertama dari Institutes (pada waktu ia berusia 26 tahun).

Institutes pada awalnya ditulis dalam bahasa latin, dan kemudian diterjemahkan

kedalam bahasa perancis oleh Calvin. Ia secara konstan merevisi tulisannya,

memperluas edisi pertama Institutes dari enam pasal menjadi delapan puluh

pasal dalam edisi keempat yang merupakan edisi terakhir pada tahun1559. 2[2]

Di Geneva-lah, Switzerland, dimana Calvin bertentangan dengan

Guillaume Farel(1489-1565), seorang pemimpin reformasi, yang kemudian

menyebabkan Calvin mengembangkan institutes dan juga menjadi seorang

pemimpin dalam reformasi. Di Geneva, ia dengan Farel mulai mulai

mengajarkan teologi reformasi, tetapi kemudian dihentikan. Calvin pergi ke

Starsboufr selama tiga tahun(1538-1541) sebagai seorang pendeta bagi pengusi

Perancis. Kesempatan untuk berkiprah dalam kanca politik pada tahun 1541

1[1] Paul Enns, The Moody Handbook of Theology, Volume 2, (Malang: Literatur SAAT,
2004), 103.

2[2] Ibid. 103-104.


memungkinkan ia untuk kembali ke Geneva dan bekerja dengan Farel. Calvin

melayani sebagai seorang pendeta demikian pula sebagai seorang pemimpin

masyarakat, tetapi juga mengembangkan perdagangan di Geneva, dan

menjadikannya suatu Negara yng makmur. Calvin juga seorang penulis yang

produktif, ia menulis tafsiran dari empat puluh Sembilan kitab Alkitab, demikian

pula Pamflet dan institutes yang cukup tebal. 3[3]

Penyebaran Calvinisme

Pengaruh John Calvin dirasakan diseluruh Eropa, pada saat pengajaran

doktrinalnya menyebar dengan cepat. Heidelberg Cathecism, yang ditulis pada

tahun 1563 oleh teman-teman Calvin, telah mempengaruhi gereja-gereja

Reformed di belanda, Jerman dan Amerika. Belgic confession, yang ditulis pada

tahun 1563 oleh teman-teman Calvin, telah mempengaruhi gereja-gereja

reformed di belanda, Jerman dan Amerika. Belgic Confession yang ditulis pada

tahun 1561, oleh Guy De Bray, menjadi patokan kepercayaan di gereja Duch

Reformed. Synod of Dort yang diselenggarakan pada tahun 1618-1619,

manegutuk Arminianisme dan Remonstrans, dan meneguhkan doktrin Calvinistik

sebagai Pengekspresian dari pengakuan-pengakuan Heideberg dan Belgic.

Selama periode yang telah disebutkan terdahulu, Calvinisme telah

menggantikan Lutheranisme sebagai kekuatan yang berpengaruh. Calvinisme

juga menyebar sampai ke Skotlandia dalam bentuk Presbyterianisme. Dari

Skotlandia, Calvinisme pada puncaknya memepengaruhi Puritanisme di Inggris.

John Knox (1505-1572), yang belajar di bawah Calvin di Geneva, merupakan

pemimpin Reformasi di Skotlandia. Ia kembali untuk memimpin Skotlandia pada

penolakan secara resmi pada otoritas Paus dan pengadopsian pengakuan iman

3[3] Dankbar, W. F., Calvin. Djalan Hidup dan Karjanja, (Djakarta: Badan Penerbit
Kristen, 1967), 40-50.
Calvinistik. Di inggris, Calvinisme juga berkembang, dimana sebagai akibatnya,

telah menghasilkan The Thirty Nine Articles (1563) dari Church Of England yang

dilatarbelakangi oleh teologi Calvinisme. Kaum puritan menjadi kekuatan yang

penting bagi Calvinisme di inggris. Berdasarkan pada karya-karya William

Tyndale dan John Knox, akum puritan berusaha memurnikan The Church of

England.

Kolonialisasi Amerika membawah Calvinism ke pantai Amerika utara.

Pengakuan iaman Westminister menjadi standar bagi gereja-gereja Presbiteryan.

Pada akhirnya, Calvinisme menghasilkan semacam sarjana-sarjana yang

terkemuka dan pemimpin-pemimpin Kristen baik di Eropa maupun di amerika. Di

Eropa, Abraham Kuyper menjadi Perdana mentri dan sarjana Calvinistik, James

orr menulis pembelaan untuk Calvinisme di Skothlandia, sementara Amerika

menghasilkan yang serupa seperti Charles dan A.A. Hodge, William G. T. Shedd, J.

Gresham Machen, Benjamin B. Warfield, Cornelius Van Til, dan banyak lainnya.

Lima Butir Calvinisme

Calvin tidak menuliskan apa yang disebut lima butir Calvinisme. Mereka

berasal dari Synod of Dort(1619) dan juga sebagai suatu hasil dari pengukuhan

keunikan dari Calvinisme secara berabad-abad. Allah yang berdaulat adalah

Allah yang sentral dalam teologi Calvin, dan direfleksikan dalam lima butir.

Kelima butir itu menekankan kedaulatan-Nya serta kekorupan manusia dan dosa.

Kelima butir itu ialah:


Kekorupan secara total: Sebagai akibat dari kejatuhan Adam, seluruh umat

manusia terpengaruh; semua manusia mati dalam pelanggaran dosa. Manusia

tidak mampu untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Pemilihan tanpa syarat: Oleh karena manusia mati dalam dosa, ia tidak mampu

berinisiatif untuk berespon kepada Allah, karena itu, dalam kekekaalan Allah

memilih orang tertentu untuk selamat. Pemelihan dan predestinasi adalah tanpa

siarat; semua itu tidak berdasar pada respon manusia.

Penebusan terbatas: Oleh karena Allah menentukan bahwa orang-orang

tertentu harus diselamatkan sebagai akibat dari pemilihan Allah yang tanpa

syarat, maka ia menetapkan bahwa Kristus harus mati untuk orang pilihan itu.

Semua yang telah dipilih Allah dan Kristus telah mati untuk mereka akan

diselamatkan.

Anugerah yang tidak dapat ditolak: Mereka yang telah dipiih oleh Allah dan

Kristus dan telah mati untuk mereka, Allah menarik mereka pada diri-Nya melalui

anugerah yang tidak dapat ditolak. Allah membuat manusia bersedia untuk

datang kepada Dia. Pada waktu Allah memanggil, manusia menaggapi.

Ketekunan orang kudus: Orang-orang yang telah dipilih Allah dan ditarik pada

diri-Nya melalui Roh Kudus akan dipelihara dalam iman. Tidak ada satupun dari

orang yang telah dipilih Allah akan terhilang; mereka pasti selamat secara kekal.

Doktrin Dari Teologi Calvinisme

Kedaulatan Allah

Dasar dari semua system Calvinisme adalah doktrin tentang kedaulatan Allah.

Calvinisme menyatakan bahwa kedaulatan Allah yang tertinggi; Ia memiliki

otoritas yang mutlak dan tidak dapat dibantah atas semua ciptaan-Nya, dan

tidak ada yang dipandang dan terjadi tanpa tunduk pada kedaulatan kehendak-
Nya. Ia bukan hanya Pencipta dan Penopang tetapi Ia yang mengizinkan

semuanya terjadi dari permulaan waktu sampai kesudahannya. Calvin

berpendapat bahwa kedaulatan Allah tidak menghilangkan tanggung jawab

manusia. Ia memberikan manusia penalaran dan kehendak, dan manusia

bertanggungjawab atas keputusan-keputusan mereka. Dipihak lain, tanggung

jawab manusia tidak menggeser kedaulatan Allah. Allah tidak hanya menunggu

untuk melihat apakah keputusan manusia sebelum Ia bertindak, melainkan Allah

berdaulat atas tindakan dan keputusan manusia untuk mencapai tujuan-Nya.

Dengan kata lain, Allah tidak memerintah peristiwa apa pun di luar diri-Nya,

tetapi hanya berdasarkan apa yang berkenan kepada-Nya. Dengan demikian

Allah menentukan hasil dari semua orang, peristiwa dan segalah sesuatu.

Hasil dari kedaulatan Allah adalah tujuan Allah akan tercapai. Tidak ada

yang dapat mengagalkan rencana-Nya; sejarah akan berjalan sesuai dengan

kehendak Allah yang telah ditentukan sebelumnya.

Predestinasi

Calvin menjabarkan predestinasi sebagai berikut: predestinasi disebut

ketetapan Allah yang kekal, yang melaluinya Ia telah menetapkan di dalam diri-

Nya apa yang akan terjadi dalam setiap individu umat manusia.. hidup kekal

ditetapkan sebelumnya bagi sebagian orang, dan penghukuman kekal bagi yang

lain. Setiap orang karena itu, diciptakan untuk salah satu dari tujuan ini, kita

sebut Ia memprdestinasikan baik untuk hidup maupun untuk mati.

Predestinasi memiliki aspek luas dan sempit. Dalam aspek yang luas, hal

itu meneankan bahwa Allah menetapkan sebelumnya apa saja yang akan terjdi,
berdasarkan pada Efesus 1:11. Dari kekekalanj Allah telah menetapkan

peristiwa-peristiwa dalam sejara. Aspek yang lebh sempit dari predestinasi ialah

personal, artinya dari sejak kekekaan Allah telah memilih sebagian orang untuk

keselamatan dan membiarkan sisanya berjalan menurut kehendaknya. Doktrin

mengenai yang terakhir ini bias disebut dengan reprobasi (Rom. 9:16-19).

Kerusakan Secara Total

Kata rusak berarti bahwa karena kekorupan dari dosa maka tidak ada

yang dapat dilakukan oleh manusia untuk melakukan jasa yang dapat membuat

Allah berkenan menyelamatkan mereka, sedangkan kata total berarti bahwa

kerusakan itu telah meluas sampai pada semua aspek dari natur manusia,

sampai pada keseluruhan keberadannya.

Kerusakan total mengindikasikan bahwa manusia sama sekali tidak

mampu untuk melakukan apa pun untuk menyelamatkan dirinya. Allah harus

mengambil inisiatif dalam prosesnya apabila manusia mau diselamatkan.

Pemlihan Tanpa Syarat

Calvinisme mengajarkan bahwa dari sejak kekekalan, Allah telah memilih

orang-orang tertentu untuk keselamatan tanpa syarat, artinya tanpa

memperhitungkan perbuatan atau jasa mereka. Tanpa syarat menekankan bahw

apemilihan itu tidak bergantung pada kemahatahuan Allah yang

mengetahuibahwa sebagian orang akan percaya pada Kristus. Pemilihan bukan

berdasarkan pada kemampuan manusia atau respon manusia. Tanpa syarat

menekankan pada bahwa Allah saja yang mengambil inisiatif dalam prosesnya.

Penebusan Terbatas
Pandangan ini juga menunjuk pada penebusan particular, yang meyatakan

bahwa Allah bertujuan dalam penebusan yang bertujuan hanya untuk

menyelamatkan orang-orang pilihan dan artinya hanya semua orang yang dipilih

yang diselamatkan. Apabila Allah telah memilih orang-orang tertentu untuk

keselamatan dari sejak kekekalan, maka hal yang secara logis berikutnya adalah

bahwa Ia juga akan menyediakan penebusan hanya bagi mereka yang telah Ia

pilih.

Anugerah Yang Tidak Dapat Ditolak

Anugerah merupakan kemurahan Allah yang tidak berdasarkan jasa

manusia. Calvinis menekankan keharusan dari anugerah Allah untuk

keselamatan. Apabila manusia tidak dapat melakukan apa pun juga untuk

menyelamatkan dirinya, maka Allahlah yang harus bertindak; Allah yang harus

menyediakan anugerah supaya manusia dapat diselamatkan. Ini merupakan

karya yang tidak dapat ditolak, yang juga menunjuk pada anugerah yang khusus

dan efektif (karena anugerah itu efektif).

Anugerah yang tidak dapat ditolak tidak membuat seseorang berlawanan

dengan kehendaknya. Anugera yang tidak dapat ditolak membuat seseorang

menjadi relah dan berkeinginan untuk datang, sebagaimana defenisi yang

disampaikan oleh Berchof:dengan mengubah hati, maka hal itu membuat

manusia secara sempurnah berkehendak untuk menerima Yesus Kristus untuk

keselamatan dan bersedia untuk menaati kehendak Allah. Anugerah yang tidak

dapat ditolak merupakan karya superanatural dari Allah dimana karya-Nya dalam

jiwa seseorang, mengubah seluruh natur melalui pekerjaan Roh Kudus.

Ketekunan Orang-Orang Kudus


Doktrin ketekunan sering kali diekspresikan sekali selamat- selalu

selamat secara ringkas didefenisikan, ketekunan orang-orang kudus berarti

bahwa orang-orang percaya akan bertekun dalam kepercayaan mereka kepada

Kristus sebagai Juruselamat mereka. Jadi mereka akan selalu diselamatkan.

Berkhof mendefinisikan ketekunan sebagai pekerjaan Roh Kudus dsecara terus

menerus dalam diri orang percaya, dimana anugerah dari pekerjaan ilahi ini

dimulai didalam hati, diteruskan dan sampai pada pemenuhannya.

Doktrin ini kadang-kadang manunjuk pada jaminan kekal, yang

menekankan kepastian dari keselamatan orang pilihan itu. Namun demikian,

ketekunan itu juga memiliki penekanan yang penting, yaitu bahwa orang-orang

Kristen bertekun dalam kepercayaannya. Meskipun istila ketekunan kelihatannya

menyatakan bahwa kelangsungan dari iman bergantung pada orang,percaya, hal

itu bukanlah yang ditekankan dalam doktri ini. Kelangsungan didalam iman

bergantung pada Allah.

Teologi Armenian

Armenian merupakan suatu istila yang digunakan untuk menjabarkan

panjangan teologis dari Jacobus Arminius (1560-1609) dan gerakan yang

mengikuti pengajarannya.4[4] Posisis Arminian diekspresikan secara rinci oleh

para pengikut Arminius di The Remonstrance, sebuah dokumen yang dihasilkan

tahun1610,secara resmi memprotes Calvinisme yang ketat di Belanda.

Meskipun Armenian merupakan hasil dari suatu perbedaan teologis di antara

gereja Reformed, pandangan teologisnya dipegangn oleh kelompok-kelompok

4[4] Enns, 117.


yang beragam pada saat ini. Methodisme dan Wesleianisme adalah pengikut dari

adala pengikut dari teologi Armenian ini, demikian pula gerakan holiness, bayak

kaum kharismatik, dan yang lain seperti the Free Will Baptists.

Perkembangan sejarah dan Teologi Armenian

Jacobus Arminius

Jacobus Arminius lahir di Belanda dan belajar di Marburg, Leiden, Geneva,

dan Basel. Ia melayani sebagai pendeta jemaat Amsterdam (1588-1603) dan

dosen di universitas Leiden, Belanda selama enam tahun terakhir dari hidupnya.

Meskipun Arminius pada awalnya adalah seorang Calvinis yang ketat (ia

telah belajar di bawah Beza menantu dari Calvin) di Geneva, kemudian ia

mempertahankan Calvinisme melawan Kornheert, padawaktu itu ia percaya

bahwa lawannya lebih bisa mempertahankan pandangannya. Kekalahannya ini

telah memimpin Arminius untuk menolak Calvinisme.

Arminius membantah doktrin-doktrin Calvinisme tentang preedestinasidan

reprobasidan berusaha untuk memodifikasi Calvinisme sehingga Allah tidak

dapat diangap sebagai perancang dosa, juga manusia sebagai Robot di tangan

Allah. Arminius juga membantah supralapsrnianisme yaitu pandangan Calvin

yang menyatakan bahwa Allah menetapkan keselamatan dan reprobasi bagi

orang-orang tertentu sebelum kejatuhan. Ia percaya bahwa supralapsarianisme

membuat Allah menjadi perancang dosa.

Arminius juga mengajarkan pandangan penebusan tidak terbatas dari

Kristus, dimana Kristus menderita bagi setiap orang. Sebagai tambahan, ia

menekankan bahwa anugerah Allah dapat ditolak, Berdasarkan pada 1 Petrus

1:10, Arminius juga mengajarkan bahwa orang percaya dapat terhilang

selamanya.
Sidang di Dort

Pandangan Arminius memancing perdebatan yang cukup banyak di

Holand, bahkan diantara teman-teman sejawatnya. Oleh krena itu Arminius

mengajukan kepada pemerintah untuk mengadakan sidang dalam rangka

menyelesaika isu itu. Arminius meninggal pada tahun 1609, Sembilan tahun

sebelum sidang itu diadakan. Sidang di Dort diadakan oleh gubernur Negara

pada tanggal 13 November 1618 sampai 9 Mei 1619. Delapan puluh empat

anggota menghadirinya, lima puluh delapan orang Belanda. Dengan Presiden

dan sekertaris pertama yang adalah seorang calvinis, dan seluruh delegasi dari

Belanda pandangannya ortodoksi, nasib para Remonstran dimateraikan. Kelima

artikel Remonstran ditolak dan lima kanon dari Calvinisme diadopsi, bersamaan

dengan pengakuan Belgic dan Katekisme Heidelberg.

Penganiayaan terjadi setelah keputusan sidang. Duaratus pendeta

Arminian kehilangan posisinya; negarawan John van Olden Barneveldt dipenggal

kepalanya, Hugo Grotius dikutuk dan dipenjarakan seumur hidup, tetapi ia

melarikan diri setelah dua tahun dipenjara. Banyak penganut Arminianisme

melarikan diri keluar negeri.

Pemimpin-Pemimpin Belanda

Setelah tahun 1626 penganiayaan dilarang, para remonstran kembali ke

Holand, mendirikan gereja-gereja dan sekolah sekolahyang diizinkan oleh

ketetapan-ketetapan pada tahun 1630. Sekolah teologi yang paling terkemuka

didirikan di Amsterdam dengan Simon Episcopus sebagai dosen teologimya.

Setelah penganiayaan, kaum Arminian kembali ke Holand, prinsip-prinsip

toleransi mereka telah berpengaruh di negeri itu, dimana setelah itu menjadi

negeri yang lebih memiliki toleransi religious. Namun, Arminian semakin

berkurang religious dan geografis, mempersiapkan jalan bagi Rasionalisme,


yang cukup berhasil di Gereja-gereja yang besar dan mapan di Holand, Geneva,

dan Jerman.

Inggris dan John Wesley

Doktrin Arminian telah dianut diingris sebelum Arminius. Artikel tentang

agama, contohnya, cukup membingungkan sehingga dapat ditafsirkan secara

Arminian atau Calvinistik. Universitas Cambridge, meskipun doktrinnya

Calvinistic, namun pengaruh Arminian dapat dirasakan.

Setelah perang sipil,Charles II yang meremehkan Presbyterian, mendirikan

kembali doktrin Armenian di gereja England. Doktrin ini yang dominan disana

selama 50 tahun. Namun perlu diperhatikan bahwa Armenian di Inggris berbeda

dengan Armenian di Holand. Armenian di Inggris mengabaikan doktrin anugerah

dan menekankan teori keteladanan sehubungan dengan penebusan Kristus.

Armenian di Inggris mengarak ke Pelagianisme, dan seperti John Wesley yang

berusaha membangkitkan pengajaran yang benar dari Arminius.

John Wesley (17-1791), anak dari Sembilan belas bersaudara, dididik oleh

Susan, ibunya yang sangat berbakti sejak usia dini. Wesley dididik di Oxford dan

mengalami pertobatan religious tahun 1725, dimana ia menulis studi metodikal

Alkitab yang disebut the Holy Club . Klub ini kemudian disebut Methodist

karena metodenya yang ketat dalam mempelajari Alkitab.

Ajaran

Armenianisme telah mengalami perkembangan sedemikian rupa sehingga

bukan lagi murni ajaran dari Armenius. Berikut ajaran Armenianisme yang paling

umum berkembang di gereja-gereja saat ini.

Kehendak Bebas atau Kemampuan Manusia.


Meskipun sifat manusia dipengaruhi serius oleh kejatuhan dalam dosa,

rohani manusia tidak ditinggalkan dalam keadaan tak berdaya secara total.

Tuhan memberi kemungkinan setiap orang berdosa untuk bertobat dan percaya

tanpa mengganggu kebebasan manusia. Setiap orang berdosa memiliki suatu

kehendak bebas, dan tujuan kekal bergantung pada bagaimana ia

menggunakannya. Kebebasan manusia mempunyai kemampuan untuk memilih

kebaikan atau kejahatan dan dalam hal-hal rohani; kehendak manusia tidak

diperbudak oleh sifat dosa. Orang berdosa memiliki kekuatan untuk bekerja

sama dengan Roh Allah untuk dilahirkan kembali atau menolak anugerah Allah

dan binasa. Orang berdosa kehilangan pertolongan Roh Kudus, tetapi ia tidak

harus dilahirkan kembali oleh Roh sebelum ia dapat percaya, iman adalah

tindakan manusia dan mendahului kelahiran baru. Iman adalah pemberian orang

berdosa kepada Allah, dan kontribusi bagi keselamatan manusia.

Pemilihan Bersyarat

Pilihan Allah untuk menyelamatkan individu-individu tertentu sebelum

dunia dijadikan didasarkan pada pengetahuan sebelum-Nya bahwa mereka akan

menanggapi panggilan-Nya. Dia memilih hanya orang-orang yang Dia tahu akan

percaya Injil berdasarkan kehendak bebas mereka. Oleh karena itu pemilihan

ditentukan oleh atau disyaratkan pada apa yang manusia akan lakukan. Iman

yang akan Allah anugerahkan berdasarkan pilihan-Nya, tidak diberikan kepada

orang berdosa oleh Allah (bukan diciptakan oleh kekuatan regenerasi Roh

Kudus), tetapi semata-mata dari kehendak bebas manusia. Iman itu akan

diserahkan sepenuhnya kepada manusia yang akan percaya. Allah memilih

orang-orang yang Dia tahu akan memilih Kristus berdasarkan kehendak bebas

mereka sendiri. Jadi penyebab utama keselamatan bukan karena Allah memilih

orang berdosa tetapi karena orang berdosa yang memilih Kristus.


Penebusan Universal atau pendamaian umum.

Karya penebusan Kristus memungkinkan setiap orang untuk diselamatkan tetapi

tidak benar-benar menjamin keselamatan siapa pun. Meskipun Kristus mati

untuk semua orang dan untuk setiap orang, tetapi hanya mereka yang percaya

kepada-Nya akan diselamatkan. Kematian-Nya memungkinkan Allah

mengampuni orang berdosa dengan syarat bahwa mereka percaya, tetapi tidak

benar-benar menyingkirkan dosa-dosanya siapa pun. Penebusan Kristus menjadi

efektif hanya jika manusia memilih untuk menerimanya.

Roh Kudus dapat secara efektif ditolak.

Roh Kudus memanggil manusia untuk diselamatkan melalui undangan

Injil. Dia melakukan semua yang dapat membawa setiap orang berdosa untuk

keselamatan. Tetapi karena manusia itu bebas, ia dapat menolak panggilan Roh

Kudus. Roh tidak dapat melahirbarukan orang berdosa sampai ia percaya; iman

(yang merupakan kontribusi manusia) mendahului dan memungkinkan kelahiran

baru. Dengan demikian, kehendak bebas manusia itu membatasi Roh dalam

penerapan karya Kristus yang menyelamatkan. Roh Kudus hanya dapat menarik

orang-orang kepada Kritus sebatas mereka yang mengijinkan Dia untuk bekerja

di dalam kehidupannua. Sampai orang berdosa merespon, Roh Kudus tidak bisa

memberikan kehidupan dan anugerah Allah. Oleh karena itu, pekerjaan Roh

Kudus dapat dikalahkan, bisa-dan sering ditolak dan digagalkan oleh manusia.

Jatuh dari kasih karunia.

Orang-orang yang beriman dan benar-benar diselamatkan dapat

kehilangan keselamatan mereka jika gagal menjaga iman mereka. Semua

Arminian belum disepakati pada point ini, beberapa menganggap bahwa orang
percaya selalu aman di dalam Kristus, bahwa orang berdosa yang sudah

dilahirbarukan tidak pernah bisa hilang.

Menurut Arminianisme, keselamatan dicapai melalui usaha gabungan dari

Allah (yang mengambil inisiatif) dan manusia (yang harus merespons); respons

manusia menjadi faktor yang menentukan. Tuhan telah menyediakan

keselamatan bagi semua orang, tapi ketentuan-Nya menjadi efektif hanya bagi

mereka yang dengan kehendak bebas mereka sendiri memilih untuk bekerja

sama dengan Dia dan menerima tawaran anugerah-Nya. Point pentingnya

adalah kehendak manusia memegang peranan yang menentukan, sehingga

manusia, bukan Tuhan, yang akan menentukan penerima anugerah keselamatan.

DAFTAR PUSTAKA

Baan, G. J.. Tulip, Lima Pokok Calvinisme. Surabaya: Momentum, 2009.

Berkhof, Louis. Teologi Sistematika 4, Doktrin Keselamatan. Jakarta: LEmbaga


Reformed Injili Indonesia, 1997.

Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology, Volume 2. Malang: Literatur SAAT,
2004.

Erickson, Millard J.. Teologi Kristen, Volume 3. Malang: Gandum Mas, 2004.
Greg Gibson. Calvinisme, Arminianisme, Apakah itu?. Artikel Online. Diambil dari
JesusSaidFollowMe.org. Diakses 20 April 2015.

Jonge, Christian De. Apa Itu Calvinisme. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1998.

Oscar B. Mink, Humanisme Dari Arminianisme. Artikel Online. Diambil dari


www.pbministries.org

Palmer, Edwin H.. Lima Pokok Calvinisme, diterjemahkan oleh Elsye. Jakarta: Lembaga
Reformed Injili Indonesia, 1996.

Rev Eric Kampen. Arminianisme Sebuah Injil Lain?. Artikel Online Diambil dari
www.mountainretreatorg.net. Diakses 20 April 2015

Steven Houck. Kristus dari Arminianisme(Freewillism). Artikel Online. Diambil


dari www.reformedspokane.org. Diakses 20 April 2015.

Thiessen, Hendry C.. Teologi Sistematika. Malang: Gandum Mas. 1992.

Anda mungkin juga menyukai