Anda di halaman 1dari 111

Apakah Arminianisme itu?

Arminianisme adalah sebuah ajaran soteriologis (keselamatan) di dalam pemikiran Kristen


Protestan berdasarkan ide-ide teologis dari teolog Jacobus Arminius (1560-1609) dalam
sejarah Reformasi Belanda. Ajaran Jacobus Arminius muncul sebagai akibat dari
keyakinannya bahwa ajaran-ajaran Yohanes Calvin sehubungan dengan peran Allah dalam
keselamatan, adalah tidak benar. Meskipun dia sebelumnya pernah menjadi pendukung
Calvin dan menerima doktrin-doktrin Reformasi Belanda tentang kedaulatan mutlak Allah
dalam keselamatan, predestinasi dan foreordination, ia berubah pikiran dan mengajar
kepercayaan yang berbeda kepada para siswanya. Pandangan yang mendasari keyakinannya
adalah gagasan bahwa Allah memilih seseorang berdasarkan kehendak bebas orang tersebut.
Dia percaya bahwa manusia dipengaruhi oleh dosa asal dan tidak dapat memilih Allah dalam
kondisi itu, tetapi Allah memberikan kepada manusia itu suatu anugerah khusus yang
menghilangkan pengaruh dari kejatuhan manusia dan memungkinkan manusia untuk
membuat pilihan mereka berdasarkan kehendak bebasnya.

Teologi Arminian merupakan kelanjutan atau penyempurnaan dari Pelagianisme, ajaran dari
biarawan Katolik abad ke- 5. Jacobus Arminius menyangkal bahwa ia adalah pendukung
ajaran sesat Pelagian, karena dia tidak mengajar konsep dosa asal seperti yang dilakukan
Pelagius, tapi kenyataan tetap bahwa dua aliran kepercayaan yang sangat mirip dan akhirnya
mengarah pada tindakan yang sama oleh orang percaya. Kesalahan doktrinal dalam
Arminianisme adalah bahwa tindakan manusia mempunyai kewenangan yang lebih
besar dari kedaulatan Allah dan membuat Allah tunduk kepada tindakan manusia dan
bukannya manusia tunduk pada tindakan Allah. Banyak denominasi telah mengadopsi
teologi Arminian, termasuk John dan Charles Wesley yang mendirikan gereja Metodis,
Pentakosta dan kebanyakan gereja karismatik , Sidang Jemaat Allah, Gereja Nazarene,
Mennonite, Advent Hari Ketujuh, Bala Keselamatan, Christian & Missionary Alliance dan
banyak kelompok Baptis. Ini akan aman untuk mengatakan bahwa teologi Arminian
merupakan unsur dominan dalam kebanyakan gereja Kristen saat ini , dan pandangan
Calvinis telah ditolak atau diabaikan. Ada pertentangan yang intensif terjadi di dalam gereja
atas isu ini, khususnya tentang pusat dari kesalamatan manusia yaitu pada kedaulatan mutlak
Allah atau pada kehendak bebas manusia.

Sejarah

Jacobus Arminius adalah seorang pendeta Belanda dan teolog di awal abad 16 dan akhir
abad 17. Dia pernah berada di bawah didikan Theodore Beza pengganti dan orang
kepercayaan Jhon Calvin. Tetapi ia menolak beberapa teologi Calvin, salah satunya bahwa
Allah tanpa syarat memilih beberapa orang untuk diselamatkan. Sebaliknya Arminius
mengusulkan bahwa pemilihan Allah berdasarkan iman seseorang, sehingga pilihan Allah
tergantung pada iman. Pandangan Arminius ditentang oleh Calvinis Belanda,
khususnya Franciscus Gomarus, tetaapi Arminius meninggal sebelum sinode nasional untuk
membahas pandangannya tersebut terlaksana.

Pengikut Arminius tidak ingin mengadopsi nama pemimpin mereka dan menyebut diri
mereka Remonstrants. Arminius meninggal sebelum ia bisa memenuhi permintaan dari
Gereja Belanda untuk menguraikan pandangannya. Sebagai gantinya Remonstrants
menjawab dengan Lima Point bantahan terhadap ajaran Calvin.
Untuk menanggapi Lima Point Armenian tersebut, gereja Reformasi Belanda mengadakan
sidang sinode nasional di Dordrecht pada Tahun 1618-1619. Sidang ini juga dihadiri utusan
gereja-gereja reformasi dari negara lain. Sidang Sinode tersebut memutuskan bahwa
Kelima Point Armenian dinyatakan sebagai ajaran sesat sekaligus mengutuknya.
Sidang juga membantah kelima Point Armenianisme dengan Lima Point Calvinisme

Para Remonstrants tidak konsisten dengan pemikiran soteriologis dari Arminius. Beberapa,
seperti Philip von Limborch, bergerak ke arah yang terbaik yaitu semi-Pelagianisme atau ke
arah yang terburuk yaitu Socinianism atau rasionalisme.

Di Belanda para Armenian telah dicoret dari keanggotaan gereja Reformasi, dipenjarakan,
dibuang, dan bersumpah untuk tidak melanjutkan ajaran Armenius. Dua belas tahun
kemudian Belanda secara resmi memberikan perlindungan kepada Arminianisme sebagai
agama, meskipun permusuhan antara Arminians dan Calvinis terus berlanjut.

Ajaran

Armenianisme telah mengalami perkembangan sedemikian rupa sehingga bukan lagi murni
ajaran dari Armenius. Berikut ajaran Armenianisme yang paling umum berkembang di
gereja-gereja saat ini.

Kehendak Bebas atau kemampuan manusia.

Meskipun sifat manusia dipengaruhi serius oleh kejatuhan dalam dosa, rohani manusia tidak
ditinggalkan dalam keadaan tak berdaya secara total. Tuhan memberi kemungkinan setiap
orang berdosa untuk bertobat dan percaya tanpa mengganggu kebebasan manusia. Setiap
orang berdosa memiliki suatu kehendak bebas, dan tujuan kekal bergantung pada bagaimana
ia menggunakannya. Kebebasan Manusia mempunyai kemampuan untuk memilih kebaikan
atau kejahatan dan dalam hal-hal rohani; kehendak manusia tidak diperbudak oleh sifat
dosa. Orang berdosa memiliki kekuatan untuk bekerja sama dengan Roh Allah untuk
dilahirkan kembali atau menolak anugerah Allah dan binasa. Orang berdosa kehilangan
pertolongan Roh Kudus, tetapi ia tidak harus dilahirkan kembali oleh Roh sebelum ia dapat
percaya, iman adalah tindakan manusia dan mendahului kelahiran baru. Iman adalah
pemberian orang berdosa kepada Allah, dan kontribusi bagi keselamatan manusia.

Pemilihan Bersyarat.

Pilihan Allah untuk menyelamatkan individu-individu tertentu sebelum dunia dijadikan


didasarkan pada pengetahuan sebelum-Nya bahwa mereka akan menanggapi panggilan-
Nya. Dia memilih hanya orang-orang yang Dia tahu akan percaya Injil berdasarkan
kehendak bebas mereka. Oleh karena itu pemilihan ditentukan oleh atau disyaratkan pada apa
yang manusia akan lakukan. Iman yang akan Allah anugerahkan berdasarkan pilihan-Nya,
tidak diberikan kepada orang berdosa oleh Allah (bukan diciptakan oleh kekuatan regenerasi
Roh Kudus), tetapi semata-mata dari kehendak bebas manusia. Iman itu akan diserahkan
sepenuhnya kepada manusia yang akan percaya. Allah memilih orang-orang yang Dia tahu
akan memilih Kristus berdasarkan kehendak bebas mereka sendiri. Jadi penyebab utama
keselamatan bukan karena Allah memilih orang berdosa tetapi karena orang berdosa yang
memilih Kristus.

Penebusan Universal atau pendamaian umum.


Karya penebusan Kristus memungkinkan setiap orang untuk diselamatkan tetapi tidak benar-
benar menjamin keselamatan siapa pun. Meskipun Kristus mati untuk semua orang dan untuk
setiap orang, tetapi hanya mereka yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan. Kematian-
Nya memungkinkan Allah mengampuni orang berdosa dengan syarat bahwa mereka percaya,
tetapi tidak benar-benar menyingkirkan dosa-dosanya siapa pun. Penebusan Kristus menjadi
efektif hanya jika manusia memilih untuk menerimanya.

Roh Kudus dapat secara efektif ditolak.

Roh Kudus memanggil manusia untuk diselamatkan melalui undangan Injil. Dia melakukan
semua yang dapat membawa setiap orang berdosa untuk keselamatan. Tetapi karena manusia
itu bebas, ia dapat menolak panggilan Roh Kudus. Roh tidak dapat melahirbarukan orang
berdosa sampai ia percaya; iman (yang merupakan kontribusi manusia) mendahului dan
memungkinkan kelahiran baru. Dengan demikian, kehendak bebas manusia itu membatasi
Roh dalam penerapan karya Kristus yang menyelamatkan. Roh Kudus hanya dapat menarik
orang-orang kepada Kritus sebatas mereka yang mengijinkan Dia untuk bekerja di dalam
kehidupannua. Sampai orang berdosa merespon, Roh Kudus tidak bisa memberikan
kehidupan dan anugerah Allah. Oleh karena itu, pekerjaan Roh Kudus dapat dikalahkan,
bisa-dan sering ditolak dan digagalkan oleh manusia.

Jatuh dari kasih karunia.

Orang-orang yang beriman dan benar-benar diselamatkan dapat kehilangan keselamatan


mereka jika gagal menjaga iman mereka. Semua Arminian belum disepakati pada point ini,
beberapa menganggap bahwa orang percaya selalu aman di dalam Kristus, bahwa orang
berdosa yang sudah dilahirbarukan tidak pernah bisa hilang.

Menurut Arminianisme, keselamatan dicapai melalui usaha gabungan dari Allah (yang
mengambil inisiatif) dan manusia (yang harus merespons); respons manusia menjadi faktor
yang menentukan. Tuhan telah menyediakan keselamatan bagi semua orang, tapi ketentuan-
Nya menjadi efektif hanya bagi mereka yang dengan kehendak bebas mereka sendiri memilih
untuk bekerja sama dengan Dia dan menerima tawaran anugerah-Nya. Point pentingnya
adalah kehendak manusia memegang peranan yang menentukan, sehingga manusia,
bukan Tuhan, yang akan menentukan penerima anugerah keselamatan.

file:///E:/Apakah%20Arminianisme%20itu%20%20_%20Ruang
%20Penyelidikan.htm

Arminianisme
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Arminianisme adalah sebuah aliran pengajaran soteriologis dalam Kristen Protestan yang
berdasarkan pemahaman teologis dari teolog Reformasi Belanda Jacobus Arminius (1560-
1609)[1], dan para pengikutnya, Remonstrans.
Daftar isi

1 Sejarah

2 Lima poin Remonstrans

3 Perbandingan dengan aliran Protestan lainnya

4 Referensi

Sejarah

Jacobus Arminius adalah seorang pendeta dan teolog Belanda pada akhir abad 16 dan awal
17. Dia diajarkan oleh Theodore Beza, penerus Calvin yang dipilih, tapi dia menolak teologi
gurunya bahwa Allah yang tanpa syarat memilih sebagian untuk diselamatkan. Sebaliknya
Arminius mengusulkan bahwa pemilihan Allah adalah atas orang-orang yang percaya,
berdasarkan pada iman. Pandangan Arminius ditantang oleh Calvinis Belanda, khususnya
Franciscus Gomarus, namun Arminius meninggal sebelum sinode nasional dilaksanakan.

Pengikut Arminius tidak ingin mengadopsi nama pemimpin mereka, dan menyebut diri
mereka Remonstrans. Arminius meninggal sebelum ia bisa memenuhi permintaan Jenderal
Negara Belanda untuk 14-halaman penguraian pandangannya, Remonstrans menjawab
sebagai gantinya dengan Lima artikel Remonstrans.

Lima poin Remonstrans

Arminianisme awalnya diartikulasikan dalam Remonstrans (1610), pernyataan teologis yang


ditandatangani oleh 45 pendeta. Lima poin dari Remonstrans menegaskan bahwa:

1. Pemilihan (dan kutukan pada hari kiamat) tergantung pada iman rasional
atau ketidak percayaan manusia;

2. Penebusan, secara kualitatif memadai untuk semua orang, hanya manjur


untuk orang beriman;

3. Tanpa bantuan oleh Roh Kudus, orang tak mampu menanggapi akan Allah;

4. Kasih karunia dapat ditolak,

5. Orang-orang percaya mampu melawan dosa tetapi tidak di luar


kemungkinan jatuh dari kasih karunia. [2].

Inti dari Remonstrans Arminianisme terletak pada pernyataan bahwa martabat manusia
menuntut adanya kehendak bebas yang tidak terhalang, termasuk menolak kasih karunia
keselamatan dari Allah bahkan yang sebelumnya telah diterima. Ini artinya seseorang yang
telah beriman kepada Kristus bisa menjadi murtad.

Perbandingan dengan aliran Protestan lainnya


Berikut ini adalah perbandingan tiga pandangan dari aliran Protestan lainnya terhadap
soteriologi[3]

Luthera Calvinis
Topik Arminianisme
nisme me

Kerusaka Kerusaka
Kehendak n total n total Manusia memiliki
manusia/ tanpa tanpa kehendak bebas
Kehendak memiliki memiliki untuk memilih yang
bebas kehenda kehendak baik dan yang jahat
k bebas bebas

Pemilihan
tanpa
Pemiliha syarat Pemilihan dengan
n tanpa baik syarat didasarkan
Doktrin syarat untuk pada iman dan
pemilihan/ hanya keselama perbuatan baik
Predestinasi untuk tan manusia yang sudah
keselama maupun diketahui Allah
tan untuk sebelumnya.
penghuk
uman

Pembenaran
dimungkinkan untuk
Penebusa semua orang
n (penebusan
Penebus terbatas universal), namun
an untuk hanya hanya terjadi ketika
semua pada seseorang
orang umat memanfaatkannya/m
Pembenaran/P
telah pilihan enentukan pilihan
enebusan
selesai Allah, yang didasarkan oleh
ketika telah imannya. Semua
Kristus selesai umat manusia
mati. ketika mempunyai
Kristus kemungkinan untuk
mati. dapat ditebus sebagai
akibat dari pekerjaan
Kristus di kayu salib.

Pekerjaan Roh Melalui Tanpa Menyangkut anugerah


Kudus/ cara-cara melalui kehendak bebas dan
Anugerah menerim cara apa oleh karena itu dapat
a ditolak; pekerjaan Roh
anugerah pun, Kudus terbatas, sebab
Allah, keselama Ia memanggil
keselamatan keselama tan tidak manusia untuk bebas
tan dapat memilih bertobat dan
dapat ditolak manusia dapat
ditolak menolaknya.

Orang
Ketekuna
percaya
n orang- Orang percaya
dapat
orang dilindungi imannya
jatuh,
kudus, oleh Allah namun
namun
Perlindungan sekali memiliki
Allah
diselamat kemungkinan
memberi
kan, akan kehilangan anugerah
jaminan
tetap Allah tersebut.
preserva
selamat
si

Referensi

1. ^ Magnusson, Magnus (ed). Chambers Biographical Dictionary


(Chambers: Cambridge University Press, 1995) 62

2. ^ http://www.britannica.com/EBchecked/topic/35372/Arminianism

3. ^ Table drawn from, though not copied, from Lange, Lyle W. God So
Loved the Word: A Study of Christian Doctrine. Milwaukee: Northwestern
Publishing House, 2006. p. 448.

file:///E:/Arminianisme%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,
%20ensiklopedia%20bebas.htm.
By Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi)

Sejarah Singkat

Istilah ini muncul sebagai akibat dari


pertikaian pada awal abad ke 17 di Belanda tentang ajaran predestinasi. Jacobus Arminius
(1560-1609), seorang guru besar Leiden dan juga seorang gembala dari gereja Dutch
Reformed. Dia berjuang untuk memodifikasi ajaran Calvin terutama dia menentang ajaran
dari Gomarus, seorang teolog Belanda dan Theodore Beza, pengganti Calvin. Arminius
menolak ajaran tentang anugerah yang tidak dapat ditolak (irresistible grace), walaupun dia
juga sepakat bahwa tidak seorang pun dapat berbalik kepada Allah tanpa anugerah Allah.[1]
Pengikut-pengikut Arminus membela ajaran Arminius dalam suatu pernyataan atau
remonstrasi. Itu sebabnya mereka dinamakan kaum Remonstran.

Pernyataan ini memuat sanggahan ajaran tentang predestinasi yang dikembangkan oleh
teolog Calvinis. Karena perselisihan ini ada unsur politiknya maka menjadi berkepanjangan.
Pertikaian ini akhirnya diselesaikan dengan diadakannya Sinode di Dordrecht atau Dort tahun
1619. Keputusan sinode ini menolak ajaran kaum Remonstran yang menyebabkan gereja
Reformed Belanda terpecah. Remonstran kemudian membentuk gereja sendiri dengan nama
Persaudaraan Remnonstran (Remonstrantse Broederschap). Dan ini masih ada sampai
sekarang.[2]

Kaum Remonstran memproklamirkan 5 point (ini setelah setahun Arminius


meninggal): 1. Kristus mati untuk semua orang yaitu bahwa kematiannya adalah untuk
semua orang; 2. Pra pengetahuan Allah tentang siapa yang akan menerima kasih karunia
Kristus telah ada sebelum predestinasi dan pemilihanNya atas mereka; 3. Kasih karunia Allah
di dalam Kristus dapat ditolak manusia; 4. Manusia memerlukan kasih Allah, tetapi manusia
mempunyai kemampuan dan kebebasan untuk menyatakan sambutannya atas kasih karunia
itu; 5. Ada kemungkinan seseorang untuk murtad.[3]

Beberapa pengajaran pokok Arminiansime:

1. Teologi

Teologi Arminian sangat berbeban untuk memelihara keadilan Allah. Bagaimana


mungkin Allah yang adil minta tiap orang bertanggung jawab untuk perintah-perintah
yang mana mereka sendiri tidak dapat melaksanakannya. Teologi menekankan
pengetahuan Allah sebelumnya (divine foreknowledge), tanggung jawab umat manusia,
dan anugerah Allah secara universal.

2. Allah

Allah adalah berdaulat tetapi Ia memilih untuk memberikan kehendak bebas kepada
manusia.

3. Keselamatan:

Allah menetapkan untuk keselamatan kepada mereka yang Dia ketahui sebelumnya yang
akan bertobat dan percaya (conditional election). Kristus menderita atas dosa-dosa umat
manusia, karenanya penebusan Allah tidak terbatas. Keselamatan dapat hilang dalam
kehidupan orang percaya, jadi seseorang harus berjuang untuk tidak jatuh dan hilang.
Kristus tidak membayar hukuman atas dosa-dosa manusia. Tetapi Kriostus menderita
untuk dosa-dosa manusia sehingga Bapa dapat mengampuni mereka yang bertobat dan
percaya. Kematian Kristus adalah suatu contoh atau teladan atas hukuman dosa dan
harga dari sebuah pengampunan.

John Wesley, Wesleyan, dan Gereja Metodis


John Wesley (1703-) adalah seorang pengkhotbah yang hebat dan dikenal sebagai
seorang pemimpin gerakan Kebangunan Rohani di Inggris pada abad kedelapanbelas bersama
saudaranya Charles Wesley.[4] Di Universitas Oxford di mana dia kulia, dia sudah memulai
mengadakan kelompok pertemuan pada tiap Minggu petang, di mana mereka berkumpul
untuk berdoa, berpuasa dan mengadakan penyelidikan Alkitab dengan langsung belajar
bahasa Yunani. Karenanya kelompok ini dinamakan klub kudus atau karena banyaknya
metode yang dipakai maka mereka diberi nama sindiran metodis. Mereka suka pergi
melakukan kegiatan mengadakan kegiatan sosial, mengadakan perkunjungan ke penjara dan
rumah sakit.
Wesley yang telah melayani di gereja Anglikan suatu ketika pergi ke AS. Ternyata
kapal itu tertimpa badai yang hebat sehingga dia takut. Tetapi di dalam itu ada kelompok
orang Moravia yang tidak takut akan badai bahkan mereka memuji Tuhan. Dalam
percakapan dengan mereka, Wesley ditanya tentang hubungannya dengan Kristus yang
memeberikan kesan dalam dalam hidupnya yang kemudian mengubah hidupnya secara
radikal. Ia mengalami kegagalan dalam pelayanan di Amerika dan pada kembali balik ke
Inggris. Di sana dia bertobat mendengar pendeta Moravia yang berkhotbah. Dia mengalami
kelahiran kembali sebagai dialaminya di mana hatinya menjadi hangat ketika mendengar
pembacaan Pengantar Surat Roma karangan Martin Luther. Dari sinilah pelayanan barunya
dimulai. Dia keluar dari gereja Anglikan dan mulai berkhotbah secara independen. Dia
berhasil mengumpulkan banyak massa dan membentuk kelompok Metodisme.

Umumnya dikatakan bahwa John Wesley, Wesleyan, dan kaum Metodis dalam buku
pokok kepercayaannya mencerminkan ajaran Calvin.[5] Namun dalam hal teologi, John
Wesley mengikuti ajaran atau pandangan Jocobus Arminius. Karenanya dapat dikatakan
bahwa John Wesley, Wesleyan dan gereja-gereja Metodis adalah pengikut Arminianisme.[6]
Kemungkinan John Wesley mengikuti faham ini sebagai reaksi atas dominannya pengaruh
Calvinisme pada abad ke 17 lalu di Eropa.[7]

Ada beberapa ajaran pokok dari John Wesley dan kaum metodis. Bagian di bawah
merupakan penyajian dari Jan S. Aritonang yang mencoba memaparkan kekhasan dari ajaran
John Wesley.[8] Beberapa pokok yang disampaikan Aritonang adalah hal yang biasa dalam
dunia evangelikal. Namun penulis merasa perlu memaparkannya kembali untuk memberikan
dasar bagi setiap pembaca darimana pengajaran kaum evangelikal itu berasal. Karena jelas
bahwa kaum evangelikal berhutang banyak dari mereka. Untuk dipaparkan beberapa ajaran
pokok mereka:

1. Ajaran tentang kelahiran kembali atau lahir baru. Ini adalah karya Allah di dalam
kehidupan manusia sehingga dia perindah dari kehidupan maut kepada kehidupan yang
kekal. Proses kelahiran kembali adalah hal yang penting karena ini merupakan pengalaman
yang harus dilalui oleh setiap orang agar dapat menjadi Kristen yang sungguh. Dia harus
bertobat dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan juruselamatNya. Gereja tidak dapat
menyelamatkan. Hanyalah percaya kepada Kristus seseorang dapat diselamatkan. Yang
menjadi kunci dari ajaran ini adalah perlunya pengalaman akan kelahiran kembali.

2. Kesaksian Roh. Ini merupakan pengajaran bahwa keselamatan yang diberikan


oleh Allah adalah pasti.

3. Penebusan yang bersifat universal. Wesley mengikuti pengajaran Arminian


bahwa keselamatan dan penebusan telah disediakan oleh Allah bagi semua orang yang mau
menerimanya. Kristus telah mati untuk semua orang dan janji ini untuk setiap orang yang
mau percaya kepada Kristus.
4. Seseorang dapat jatuh dan bisa kehilangan kasih-karunia. Keselamatan yang telah
disediakan bagi semua orang harus dipelihara dengan pertolongan Tuhan dalam doa. Sebab
dapat terjadi seseorang jatuh dan kemudian murtad. Mereka tidak mengharapkan seseorang
untuk jatuh dan murtad, namun karena kelemahan manusia seseorang dapat saja sudah
percaya Kristus menjadi murtad.

5. Pentingnya kesucian dan kesempurnaan hidup Kristiani. Umumnya padangan


mereka saat ini lebih moderat. Pada waktu lalu mereka berpandangan bahwa orang yang
sudah lahir baru dan dengan penyerahan yang total maka seseorang bisa mencapai
kesempurnaan dan tidak berdosa lagi. Namun pandangan ini telah ditinggalkan. Saat ini
mereka percaya bahwa kesempurnaan adalah tujuan yang kiranya bisa dicapai dalam hidup
ini, tetapi harus diakui bahwa pengejaran ini merupakan tugas setiap orang percaya seumur
hidupnya. Kesempurnaan harus menjadi motivasi dan kerinduan yang terus menerus
dikejar. Ajaran inilah yang menarik minat orang-orang di Amerika pada abad ke 19 untuk
masuk gereja Metodis atau mengembangkan ajaran Wesley.

6. Pengutamaan penginjilan dan memiliki semangat Injili. John Wesleylah yang


mula-mula mengobarkan semangat penginjilan dan kebangunan rohani. Karenanya dia dan
pengikut-pengikutnya dipandang sebagai pelopor gerakan evangelikal. Kelebihan mereka
adalah mendorong seluruh jemaat untuk terlibat dalam penginjilan karena masih banyak
orang yang dalam kesesatan dan perlu diselamatkan. Metode penginjilan yang dipakai adalah
melalui khotbah kebangunan rohani (revival preaching) dan perkunjungan penginjilan
(visitation evangelism).

7. Orang Kristen diperboleh mengangkat sumpah yang sesuai dengan iman, kasih
dan kebenaran.

file:///E:/ARMINIANISME.htm

Rabu, 07 September 2011

ANALISIS KRITIS DARI LIMA POKOK UTAMA CALVINISME DAN


ARMENIANISME

Oleh : TRI ASTUTI

PENDAHULUAN

Membahas tentang Calvinisme maka itu berarti membahas tentang iman


Reformed.Istilah Reformed sendiri pada dasarnya bersinonim dengan Calvinisme
dan secara historis membedakan gereja gereja Calvinistik dari tradisi tradisi
anabaptis dan Lutheran.1[1] Teologi Calvinisme atau iman Reformed berakar
pada tulisan tulisan John Calvin. Khususnya yang diekspresikan dalam
Institutes of the Christian religion. Teologia Calvin berpusat pada kedaulatan
Allah.2[2]

Calvinisme tidak dingin dan intelektual sebagaimana dikira banyak orang.


Calvinisme adalah tentang mengenal Allah Alkitab dan hidup Coram Deo (di
hadapan wajah Allah). Calvinisme sesungguhnya merupakan sinonim untuk
Biblikalisme sistematis. Hanya Calvinisme yang memimpin kepada Kekristenan
Alkitabiah yang sejati. Allah yang berdaulat adalah sentral dalam teologia
Calvin.3[3]

Calvinisme merupakan Kekristenan konsisten dan Arminianisme adalah


Kekristenan inkonsisten,

Apakah tidak ada cacat dalam kubu Calvinisme ? jawabnya, memang ada,
namun sejarah menunjukkan bahwa cacat tersebut sering dimulai dengan
masuknya Arminianisme dan Pelagianisme yang merusak. Kiranya Tuhan
melindungi kita dari kejatuhan semacam itu.

Banyak di antara orang-orang Kristen, pernah bertemu dengan orang-


orang yang mampu membela Calvinisme dengan begitu logis dan fasih namun
secara jelas menunjukkan kesombongan dalam nada bicara mereka selagi
membabat lawan-lawan mereka. Jika memang ada kesombongan di situ, orang-
orang tersebut telah berkontradiksi, karena seorang Calvinis yang sombong
adalah suatu kontradiksi.

Pikiran Calvinisme memiliki kesimpulan, keselamatan manusia ini terdiri


dari 2 unsur yaitu kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia.

Seorang Calvinis sejati haruslah seorang yang paling rendah hati.

1[1] Paul Enns, The Moody handbook of Theology, ( Malang: Literatur SAAT,
2006), 103

2[2] Ibid, 108.

3[3] Jonge, Christian, Apa itu Calvinisme ?, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000),
47.
Kesimpulan tentang kesalahan dari Arminianisme dalam hal ini adalah:

Kesombongan / kebersandaran pada diri sendiri. Sedikit banyak mereka


beranggapan bahwa diri mereka sendiri mempunyai jasa dalam keselamatan
mereka, yaitu mereka mau percaya.4[4]

Teologi Calvinistik

Teologia Calvinistik dikembangkan oleh John Calvin (1509-1564) , lahir di


sebelah timur Paris, di Noyon, Picardy. Ia memulai study untuk menjadi imam di
University of Paris namun dalam perjalanannya ia mengalami konflik dengan
bishop sehingga ia pindah study tentang hukum. Pertobatannya terjadi setelah
kontak dengan kaum Protestan kira kira tahun 1533 atau 1534. Calvin melayani
sebagai pendeta dan juga sebagai seorang pemimpin masyarakat. Calvin
seorang penulis yang produktif.

Pengaruh John Calvin di rasakan di seluruh Eropa, pengajarannya tentang


Heidelberg Cathecism mempengaruhi banyak gereja gereja Reformed di
Belanda, Jerman dan Amerika. Calvinisme juga menggantikan Lutheranisme
sebagai kekuaatan yang berpengaruh. Menyebar hingga sampai ke Skotlandia
dalam bentuk Presbyterianisme. Hingga puncaknya mempengaruhi Puritanisme
di Inggris. Kaum Puritan menjadi kekuatan yang penting bagi Calvinisme di
Inggris.

Karena adanya konflik antara pengikut Armenius dan Calvinis maka


diadakan sidang di Dort Belanda pada tahun 1618 yang meneguhkan Pengakuan
Heidelberg dan Belgic.

Lima pokok Utama dari Calvinisme adalah : (TULIP)

1. Kerusakan Total (total depravity)

Sebagai akibat dari kejatuhan Adam seluruh umat manusia terpengaruh,


semua manusia mati dalam pelanggaran dan dosa.

Karena jatuh dalam dosa manusia mengalami kerusakan total. Kata total
memiliki arti bahwa keadaan mati yang dialami manusia itu lengkap,

4[4] Wendel Francois, Calvin (Surabaya: Momentum,2010), 81.


sepenuhnya mati secara rohani. Manusia rusak secara keseluruhan (total).
Pengertiannya menjadi gelap sehingga tidak lagi mengenal Allah. Manusia
tidak mampu untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Kata rusak ini berarti
kejatuhan di dalam dosa maka, tidak ada yang mampu dilakukan oleh
manusia untuk menghasilkan jasa yang membuat Allah berkenan
menyelamatkan mereka. Kata total mempunyai arti kerusakan yang sudah
meluas sampai pada semua aspek dari natur manusia, sampai pada
keseluruhan keberadaannya.5[5]

Orang berdosa diselamatkan di dalam Kristus oleh Allah, dan pada saat
diselamatkan yang dirasakan dan dialaminya adalah orang berdosa ini kini
menerima anugerah Allah, Jadi keselamatan adalah Anugerah. 6[6]
Keselamatan bukan sesuatu yang dapat dikejar manusia dengan segala
macam perbuatan, melainkan anugerah yang diberikan oleh Allah kepada
manusia yang menyerahkan diri sepenuhnya kepadaNya. 7[7]

2. Pemilihan tanpa syarat ( unconditional Election)

Allah telah menetapkan dan mengetahui segala sesuatu sebelumnya, hal


ini mencakup predestenasi. Pemilihan dan predestinasi adalah tanpa
syarat.

3. Penebusan terbatas (Limited Atonement)

Agar diselamatkan manusia memerluan Juru selamat. Manusia tidak dapat


mendapatkan keselamatan dengan mengorbankan binatang binatang.
Satu satu nya korban yang berkenan kepada Allah adalah korban yang
memenuhi tiga tuntutan yaitu : benar benar Allah, benar benar
manusia, benar benar manusia yang benar (tanpa dosa). 8[8] Dan itu
hanya Tuhan Yesus kristus , Allah yang menjadi manusia. Kristus harus
mati untuk orang pilihan.
5[5] Charles C. Ryrie, Depravity, Total, ( Grand Raphids: Guardians, 1972), 9-13

6[6] Baan G. J. Tulip (Surabaya: Momentum 2009), 7.

7[7] Jonge Christian, 47.

8[8] Baan G.J., 65.


4. Anugerah yang tidak dapat ditolak ( Irresistible Grace)

Mereka yang telah dipilih Allah dan Kristus telah mati bagi mereka, Allah
menarik mereka pada diriNya melalui anugerah yang tidak dapat ditolak.
Allah membuat manusia untuk datang ke pada Dia,. Pada waktu Allah
memanggil, manusia menanggapi.

5. Ketekunan orang orang kudus (Perseverance of the Saints)

Orang orang yang telah dipilih Allah dan ditarik kepadaNya melalui Roh
Kudus akan dipelihara dalam iman. Tidak ada satupun dari orang yang
sudah dipilih Allah akan terhilang, mereka pasti akan selamat secara
kekal.9[9] Doktrin ini untuk menunjukkan jaminan kekal yang
menekankan kepastian dari keselamatan orang pilihan. Effesus 1 : 3-6
juga menekankan akan hal kebenaran ini. Allah Bapa merencanakan
keselamatan ini bagi orang orang tertentu dan menandai mereka dengan
keselamatan. Allah Putra menjamin keselamatan mereka dengan menebus
mereka melalui darahNya( Effesus 1: 7-12). Allah memeteraikan mereka,
10
suatu tanda sebagai jaminan keselamatan yang kekal ( Ef 1; 13- 14) [10]

Teologi Armenian

Armenianisme merupakan suatu istilah yang digunakan untuk


menjelaskan pandangan teologis dari Jacobus Armenius ( 1560- 1609).
Lahir di Belanda dan melayani sebagai pendeta di jemaat di Amsterdam
dan menjadi dosen di Universitas laiden Belanda.

Armenius membantah doktrin doktrin Calvinisme tentang predestinasi


dan reprobasi dan berusaha untuk memodifikasi Calvinisme sehingga
Allah tidak dapat dianggap sebagai peraccang, juga manusia sebagai
robot ditangan Allah11[11]

9[9] Enns Paul, 109

10[10] Ibid, 117.

11[11] Ibid 122


Dari hasil persidangan di Dort maka Kaum Armenian ini mengetengahkan
pandangan :

1. Pemilihan yang bersyarat yang berdasarkan pada kemahatahuan Allah

Hal ini berhubungan dengan predestenasi dan Armenian


menghubungkan predestinasi dengan kemahatauan Allah akan
tindakan manusia. Allah mengetahui sebelumnya siapa yang akan
percaya, dan Ia memilih mereka. Pemilihan dan predestinasi
dikondisikan oleh iman.

2. Penebusan Kristus adalah universal

3. Manusia memiliki kehendak bebas manusia,

Armenian mengajarkan bahwa kejatuhan tidak menghancurkan


kehendak bebas

4. Anugerah Allah dapat ditolak

5. Kemungkinan orang kudus kehilangan anugerah Allah

Analisis lima pokok utama Calvenisme dan armenianisme:

1. Tentang TULIP Calvin, apakah semua disetujui kebenarannya?

Tentang TULIP sebelum saya mempertahankan inti dasar dari Calvinisme.

1. Total depravity (rusak total). Poin ini, sangat Alkitabiah, Alkitab banyak mencatat
tentang kejatuhan manusia mulai dari kitab Kejadian 3; Mazmur; Ayub; ketiga kitab
Salomo; dan kitab kitab Nabi senantiasa mengulang ulang akan hal dosa ini. Maka
diperlukan penebusan Kristus. Hal ini juga mengajarkan bahwa orang-orang yang
tidak bertobat adalah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosanya
(Efesus 2:1), bahwa orang-orang yang belum bertobat mati dalam dosa (Efesus
2:5), bahwa mereka memiliki pengertian yang gelap, jauh dari hidup persekutuan
dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati
mereka (Efesus 4:18). Ayat-ayat Alkitab tersebut, dan masih banyak yang lainnya,
menunjukkan bahwa manusia secara total telah rusak (total depravity), mati di dalam
dosa, dengan tidak ada apapun di dalam naturnya yang sudah rusak itu untuk dapat
meresponi Allah. Ketika para murid bertanya kepada Yesus, Jika demikian, siapakah
yang dapat diselamatkan? Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal
itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah
mungkin bagi Allah." (Markus 10:27). 12[12]Oleh sebab itu, saya setuju sepenuhnya
dengan poin pertama dari lima pokok Calvinisme ini yaitu kerusakan total (total
depravity). Saya percaya ini adalah kondisi yang sesungguhnya dari manusia seperti
yang dipresentasikan oleh Alkitab.

2. Unconditional election (pemilihan tak bersyarat). Doktrin dari Calvinisme ini tidak
saya percaya. Saya percaya bahwa pemilihan didasarkan pada kemampuan Allah
melihat masa depan (foreknowledge) terhadap orang yang akan bertobat. Benar atau
salah, saya percaya bahwa orang-orang berdosa dipilih, sesuai dengan rencana Allah,
Bapa kita [the foreknowledge of God the Father KJV] (1 Petrus 1:2). Saya percaya
bahwa Allah memilih sebelumnya (memilih untuk menyelamatkan) orang-orang yang
telah Dia ketahui sebelumnya bahwa nantinya orang itu akan berhenti untuk
menentang Injil, datang kepada Kristus, dan diselamatkan. Pandangan saya terhadap
poin kedua ini mungkin bisa menyababkan orang-orang Calvinis keras untuk
menyebut saya sebagai Armenian. Namun saya tidak setuju dengan pandangan
Armenian tentang kerusakan total (depravity). Manusia itu bukan sakit. Tetapi ia mati.
Saya tidak berpikir bahwa manusia memiliki pengharapan keselamatan di luar
anugerah Allah yang sebenarnya manusia tidak layak untuk menerimanya. Dia telah
menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi
karena rahmat-Nya (Titus 3:5). Jadi walaupun saya tidak mempertahan doktrin
pemilihan tak bersyarat (unconditional election), namun saya juga tidak menerima
pandangan Armenian, bahwa manusia dipilih berdasarkan kondisi ketaatan kepada
Kristus. Itu akan menjadi kesalahan synergisme. Fakta bahwa Allah sendiri adalah
agen aktif di dalam pertobatan dan manusia adalah pasif dan bisa atau menjadi
bertobat oleh karena Allah sendiri dikenal sebagai monergisme. Teori yang

12[12] Baan G. J. , hal 2.


mengatakan bahwa manusia berkontribusi [untuk keselamatan], walau sekecil apapun,
itu disebut synergisme. Meresponi Injil berarti berhenti untuk menentang anugerah
Allah, tetapi bukan berarti manambahkan ketaatan untuk anugerah itu. Manusia dapat
menolak, namun tidak dapat meresponi Injil dalam kondisinya yang telah rusak.
Bagaimana mungkin manusia dapat mentaati Kristus, atau melakukan sesuatu untuk
menambahkan keselamatan, sementara ia sudah mati karena pelanggaran-
pelanggaran dan dosa-dosanya (Efesus 2:1)?

3. Limited atonement (penebusan terbatas). Bagi saya ini adalah poin paling lemah
dari semua poin Calvinisme. Alkitab dengan jelas mengatakan, Dan Ia adalah
pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk
dosa seluruh dunia (1 Yohanes 2:2). Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
[bukan hanya orang pilihan] ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Tentu saja pengikut Calvisnis memiliki
jawaban untuk ayat-ayat ini dan ayat-ayat lain yang serupa, namun saya belum
diyakinkan oleh mereka. John Goodwin (1593-1665), seorang pengkhotbah dan
penulis Puritan Calvinistik, menulis sebuah buku yang menentang pengajaran
penebusan terbatas (limited atonement) yang berjudul, Redemption Redeemed: A
Puritan Defence of Unlimited Atonement (Wipf and Stock Publishers, 2004 reprint).
Ini adalah bacaan berharga yang merupakan penolakannya terhadap pengajaran
penebusan terbatas. Saya percaya bahwa Kristus, oleh kasih karunia Allah Ia
mengalami maut bagi semua manusia (Ibrani 2:9).

3. Irresistible grace (anugerah yang tidak dapat ditolak). Luther memiliki kepercayaan
yang kuat tentang perbudakan kehendak. Pada kenyataannya, bukunya yang paling
penting berjudul, The Bondage of the Will. Ia mempertahankan bahwa tidak seorang
pun dalam kondisinya yang tanpa pertobatan akan memiliki kemampuan untuk
memutuskan, menerima, atau meresponi anugerah yang menyelamatkan. Namun
Luther juga percaya bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menolak nya. Ini
poin utama perbedaan antara Luther dan Calvinisme. Saya pikir Luther benar, dan
Calvinisme salah dalam poin ini. Tolong jangan berpikir bahwa saya mengakui segala
sesuatu yang dikatakan oleh Luther! Tentu saja saya tidak demikian! Tetapi saya
berpikir bahwa ia benar berhubungan dengan ini. Untuk pertanyaan tentang mengapa
beberapa orang menerima anugerah sementara yang lain tidak, Luther dengan
sederhana berkata bahwa itu adalah misteri, tidak dinyatakan oleh Alkitab. Luther
harus berkata bahwa beberapa orang menolak Injil sementara yang lain menerimanya,
dan membiarkan itu berlalu tanpa penjelasan mengapa beberapa menerima dan yang
lain tidak. Saya cenderung setuju dengannya bahwa Alkitab tidak menjelaskan
mengapa bisa terjadi demikian. Oleh sebab itu saya tidak percaya dengan pengajaran
anugerah yang tidak dapat ditolak (irresistible grace). Anugerah dapat ditolak, namun
itu tidak dapat diterima dengan kehendak dari manusia yang belum dilahirbarukan,
karena keselamatan semata-mata hanya oleh karena anugerah Allah. Jika demikian,
siapakah yang dapat diselamatkan? (Markus 10:26). Bagi manusia hal itu tidak
mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin
bagi Allah. (Markus 10:27). Manusia dapat menolak keselamatan, namun hanya
Allah yang dapat memberikannya. Luther berkata, Orang-orang yang tidak percaya
menolak kehendak Allah. Alkitab berkata, kamu selalu menentang Roh Kudus
(Kisah Rasul 7:51). Oleh sebab itu, anugerah bukan tidak dapat ditolak.

5. Perseverance of the saints (pemeliharaan orang-orang kudus). Ini adalah poin


terakhir dari lima pokok Calvinisme. Saya percaya di dalamnya dengan segenap hati
saya, karena itu dengan jelas dikatakan di dalam Alkitab, Barangsiapa percaya
kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:36). Yesus berkata, Domba-
domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut
Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak
akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari
tangan-Ku (Yohanes 10:27-28). Sekali manusia memiliki hidup yang kekal, itu tidak
dapat direbut darinya, atau kehilangan keselamatannya. Sekali manusia benar-benar
bertobat, ia tidak dapat menjadi tidak bertobat. Oleh sebab itu, saya sepenuhnya
percaya di dalam doktrin Calvinistik tentang jaminan kekal dari orang-orang yang
benar-benar telah bertobat.

2. Semua orang Baptis sampai jaman Spurgeon adalah Calvinis. Ketika para
gembala yang rajin belajar membaca sejarah Baptis, dan buku-buku tua
tentang teologi Baptis, mereka menyadari bahwa, Mereka semua adalah
Calvinis!
3. Banyak pengkhotbah kita sedang mencari standard doctrinal, mulai menolak
decisionisme dari Finney, dan menemukan yang lebih dekat dengan semua
pemimpin Baptis di masa lalu yang adalah Calvinis.

4. Lagu Sangat Besar Anugerah-Nya oleh John Newton masih sangat popular di semua
buku nyanyian yang beredar di gereja-gereja Baptis. Siapakah yang tidak akan setuju
dengan bait pertama ini?

Sangat besar anugerah-Nya!


Yang menyelamatkan orang celaka seperti aku!
Dulu aku sesat, namun sekarang ditemukan
Dulu buta namun sekarang melihat.
(Amazing Grace, by John Newton, 1725-1807).

Namun, bait pertama itu memberikan jantung dari Calvinisme, bahwa manusia
tersesat, dalam kondisi rusak total, bahwa ia harus ditemukan oleh Allah, dan
bahwa kondisi kebutaan rohaninya hanya dapat dicelikkan oleh anugerah. Anugerah
itu sangatlah besar karena itu tidak semestinya diberikan, dan sebenarnya kita tidak
layak untuk menerimanya.

5. Jadi, dalam perdebatan Calvinisme vs Arminianisme, mana yang benar?


Adalah menarik untuk dicatat bahwa dalam keanekaragaman tubuh
Kristus ada berbagai perpaduan antara Calvinisme dan Arminianisme. Ada
orang-orang Calvinist lima poin dan Arminian lima poin, dan pada saat
yang sama ada orang-orang tiga poin Calvinis dan dua poin Arminian.
Banyak orang percaya yang percaya pada semacam perpaduan antara
kedua pandangan tsb. Pada akhirnya kami berpandangan bahwa kedua
sistim ini tidak mampu menjelaskan hal yang tidak pernah dapat
dijelaskan. Umat manusia tidak pernah dapat secara penuh memahami
konsep semacam ini. Benar, Allah berdaulat mutlak dan tahu segalanya.
Benar, umat manusia dipanggil untuk mengambil keputusan untuk secara
tulus percaya pada Kristus untuk mendapat keselamatan. Walau kedua hal
ini terkesan bertolak belakang bagi kita, dalam pikiran Tuhan, keduanya
masuk akal.

DAFTAR PUSTAKA
Baan G. J.

2009 Tulip (Surabaya: Momentum )

Charles C. Ryrie,

1972 Depravity, Total, ( Grand Raphids: Guardians)

Paul Enns,

2006 The Moody handbook of Theology, ( Malang: Literatur SAAT )

Jonge, Christian,

2000 Apa itu Calvinisme ?, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia )

Wendel Francois,

2010 Calvin (Surabaya: Momentum )

Diposkan oleh STT OI Sidikalang di 10.58

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan


ke Pinterest

4 komentar:

1.

Johan P15 Desember 2014 19.08

Lihat kesalahan kalvinis di golgothaministrywrong.blogspot.com

Balas

2.

Gunawan Prayitno5 Desember 2015 23.04


Apakah dampak Pemikiran Calvinisme di Benua Eropa di abad moderen ini ?
Harus di akui, bahwa pada setiap zaman Allah mengirim hamba-hamba-Nya untuk
menjadi juru bicara bagi kebenaran dan untuk membangun umat pilihan dalam
koridor kebenaran Injil/Alkitabiah yang jujur dan murni. Karena Allah yang begitu
Maha Agung dan kuasa dengan Integritas yang sempurna dan dinamis, bergerak
dalam sejarah jagat semesta termasuk sejarah manusia yang diciptakannya. Begitu
juga, baik Calvini atau Armenian merupakan orang-orang yang dipakai Tuhan secara
hebat pada zaman dan di tempatnya masing-masing. Namun demikian, betapa hebat
pemikiran kedua orang tokoh tersebut pada zamannya, haruslah kita terus mengkaji
dan mempersoalkan keabsahan dan kontekstualitas dari pendapat atau ide-ide teologis
keduanya atas nama kebenaran Injil sejati dan dinamisitasnya dalam sejarah
keselamatan manusia disepanjang segala abad dan tempat. Oleh karena itu, perlulah
kita bertanya ; apakah ide dan pemikiran baik Calvinisme ataupun Armenianisme
masih kontekstual dan tetap eksis dalam sejarah dunia hari ini khususnya di belahan
benua Eropa?? Tidaklah perlu memperdebatkan keduanya, karena yang patut dibela
bukanlah ide-ide mereka tetapi ide kebenaran Injil sejati yang dapat mengubah
kehidupan manusia deng kodrad dosa menjadi manusia berkodrad Illahi seperti
Kristus. Hal ini sering tidak disadari, baik oleh para pemikir Kristen lebih lagi kaum
awam. Untuk itu perlulah mengkaji ulang; apakah dampak-dampak pemikiran
calvinisme ataupun Armenian sungguh-sungguh mengubah kan hidup manusia Eropa
menjadi manusia berkodrad Illahi seperti yang Allah inginkan ataukah sebaliknya,
bahwa kita semua menyaksikan bagaimana masyarakat Eropa hari ini berperilaku
fasik, tidak lagi peduli dengan iman dan keberagamaan, banyak gedung gereja yang
kosong dan beralih fungsi, karena pemahaman mereka yang didasarkan pada sekali
selamat tetap selamat dan manusia tak perlu berjuang lagi karena keselamatan
merupakan anugerah yang tak dapat ditolak !!! Sejarah hidup Kekeristenan di benua
Eropa hari ini, harus menjadi kajian ulang terhadap semua pemikiran Kristen pada
abad-abad sebelumnya yang telah mendasari pemikiran dan perilaku masyarakat
Eropa hari ini. Jika kita jujur dan berpihak pada kebenaran Injil sejati yang diilhami
oleh kuasa Roh Kudus yang terus bergerak dinamis dalam sejarah manusia hingga
hari ini, maka patutlah kita menemukan pemikiran-pemikiran baru yang digali dari
kebenaran Injil dan juga pasti diilahami oleh Roh Kudus yang terus bergerak dalam
sejarah hidup kita. Pemikiran-pemikiran Kristen sehebat apapun tidak dapat
menggantikan kedudukan Injil dalam sejarah keselamatan manusia. Selamat
merenungkan. GOD BLESS

file:///E:/Artikel%20Teologi%20%20ANALISIS%20KRITIS%20DARI%20LIMA
%20POKOK%20UTAMA%20CALVINISME%20DAN%20ARMENIANISME.htm

Bab I Tentang Doktrin Dan Teologi


I. TENTANG DOKTRIN DAN TEOLOGI

1. Apakah yang dimaksud dengan doktrin "Presdestinasi"?


Apa perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme?
2. Apakah yang dimaksud dengan Teologi Pembebasan
(Liberation Theology)?

3. Apakah yang dimaksud dengan Allah Tritunggal?

4. Apakah yang dibicarakan dalam doktrin Eskatologi

5. Apakah arti nama-nama yang dipakai untuk menyatakan Allah


(misalnya: Elohim dan Jenovah)?

6. Apakah arti penebusan dosa melalui Kristus?

7. Apakah makna kebangkitan Tuhan Yesus dalam kepercayaan


orang Kristen?

8. Mengapa Tuhan memilih bangsa Israel sebagai kaum


pilihan-Nya?

9. Apakah yang dipelajari dalam ilmu purbakala?


Apakah arti penemuan EBLA dalam ilmu tersebut?

10.Apakah bidat itu?

T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

1. Apakah yang dimaksud dengan "Teori Predestinasi"? Apa perbedaan antara


Calvinisme dan Arminianisme?

Teori predestinasi merupakan salah satu doktrin agama Kristen yang sangat penting. Pada
tahun 1536, seorang ahli teologi bernama John Calvin, telah menerbitkan sebuah buku yang
berjudul Institutes of the Christian Religion. Di dalam buku ini, beliau memberikan definisi
tentang predestinasi sebagai berikut: "Predestinasi adalah titah Allah yang kekal, di mana
Allah sendiri yang menetapkan hal-hal yang akan terjadi atas diri manusia secara pribadi."
Dengan demikian, Calvin berpendapat bahwa keselamatan dan hidup kekal yang diperoleh
seseorang adalah ketetapan Allah. Dengan kata lain, hanya orang-orang yang dipilih oleh
Allah saja yang "sanggup" beriman kepada Tuhan Yesus dan diselamatkan.

Dasar-dasar Predestinasi di dalam Alkitab

1. ".... dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal,
menjadi percaya." (Kis 13:48*).

2. "Sebab semua orang yang dipilihnya dari semula, mereka juga


ditentukannya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-
Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak
saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga
dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga
dibenarkan-Nya, mereka itu juga dipermuliakan-Nya." (Rom 8:29-30*).

3. "Sebab di dalam Dia, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan,
supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia
menentukan kita dari semua oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-
anakNya.

4. "... kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai
dengan maksud Allah ..." (Ef 1:11*).

5. "Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi beroleh
keselamatan oleh Kristus Yesus, Tuhan kita." (1Tes 5:9*).

Berdasarkan ayat-ayat di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa keselamatan


ditetapkan oleh Allah bagi mereka yang terpilih, dan jaminan keselamatan ditetapkan oleh
Allah bagi mereka yang terpilih, dan jaminan keselamatan dapat dimiliki oleh kaum pilihan
Allah.

Dasar-dasar Ajaran Calvinisme

Ada lima dasar yang penting dalam ajaran Calvin pada umumnya dan teori predestinasi pada
khususnya, yaitu:

1. Kerusakan total. Dosa manusia mengakibatkan kerusakan total. Manusia


tak berdaya untuk berbuat kebajikan, tak berdaya untuk menyelamatkan
dirinya sendiri, bahkan tak berdaya untuk memilih jalan keselamatan.

2. Pilihan Tuhan yang tanpa syarat. Tuhan mengaruniakan keselamatan-Nya


kepada orang-orang yang terpilih tanpa syarat.

3. Penebusan yang terbatas. Khasiat penebusan Kristus memang cukup


untuk menyelamatkan seluruh isi dunia, tetapi hanya kaum pilihan Allah
yang menerimanya dan hanya merekalah yang diselamatkan.

4. Anugrah yang tak dapat ditolak. Orang-orang yang pada mulanya


ditetapkan Allah, mereka pasti akan menerima keselamatan Kristus. Tidak
seorang pun yang menolaknya.

5. Pemeliharaan kekal. Kaum pilihan Allah tidak mungkin kehilangan


keselamatan. Tuhan memberi jaminan dalam keselamatan: Satu kali
diselamatkan, tetap diselamatkan.

Perbedaan Arminisme dan Calvinisme

Jacob Arminius (1560-1609) telah mengutarakan pandangan teologinya yang sangat


bertentangan dengan pandangan John Calvin. Beliau berpendapat bahwa:
1. Walaupun manusia jatuh dalam dosa dan sudah rusak secara total, namun
manusia masih mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk memilih
Allah, dan karena beriman mereka pun dapat diselamatkan.

2. Tuhan mengetahui siapa yang akan menerima keselamatan-Nya dan siapa


yang akan menolak. Berdasarkan pengetahuan ini Tuhan memilih orang-
orang yang diselamatkan. Dengan demikian pilihan Tuhan itu bersyarat.

3. Penebusan Tuhan bersifat tidak terbatas. Barangsiapa yang menerimanya


pasti diselamatkan.

4. Manusia mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak anugerah


Tuhan.

5. Orang yang sudah diselamatkan masih ada kemungkinan jatuh ke dalam


dosa dan binasa.

Dari hal-hal tersebut di atas, kita mengetahui bahwa Arminius mementingkan kemauan bebas
manusia, sedangkan Calvin mengutamakan kedaulatan Allah yang tidak dapat diganggu
gugat. Ada beberapa ayat dalam Alkitab yang memberi penjelasan tentang otoritas Allah dan
kemauan bebas manusia. Misalnya: Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku, dan barangsiapa
yang datang kepada-Ku ia tidak akan Kubuang.." (Yoh 6:37*). "Semua yang diberikan Bapa
kepada-Ku, merupakan orang-orang yang dipilih Tuhan, sedangkan, "barangsiapa yang
datang kepada-Ku" merupakan kemauan bebas manusia. Memang kemauan bebas manusia
itu penting, namun kemauan bebas tersebut adalah pemberian Tuhan, maka otoritas Tuhan
pasti melebihi kemauan bebas manusia. Demikian kesaksian Paulus tentang bagaimana ia
diselamatkan, "Ia (Tuhan), yang telah memilih aku sejak dalam kandungan ibuku dan
memanggil aku oleh kasih karunia-Nya." Walaupun Paulus baru diselamatkan tatkala ia
berada dalam perjalanan menuju Damsyik, tetapi ia sudah dipilih oleh Tuhan sebelum ia
dilahirkan.

Banyak orang mengira bahwa doktrin predestinasi dapat melemahkan semangat pekabaran
Injil. Mereka mengatakan: "Orang-orang pilihan Allah pasti diselamatkan, walaupun kita
tidak mengabarkan Injil, toh Tuhan ada cara-Nya sendiri untuk menyelamatkan mereka.
Sebaliknya, orang-orang yang bukan pilihan Tuhan, walaupun sering mendengarkan Injil,
mereka tetap mengeraskan hati terhadap Tuhan." Pendapat ini salah! Di dalam Alkitab,
Paulus sering membicarakan predestinasi, tetapi Paulus juga seorang rasul yang paling
bersemangat mengabarkan Injil. Pada suatu hari tatkala Paulus mengabarkan Injil di kota
Korintus, Tuhan berkata kepadanya: "Jangan takut! Teruskan memberitakan firman dan
jangan diam! ... sebab banyak umat-Ku di kota ini." Justru di kota Korintus itu banyak umat
pilihan Allah, maka Paulus memberitakan Injil di sana, supaya umat pilihan Allah itu
mempunyai kesempatan mendengarkan Injil dan diselamatkan.

Kiranya doktrin predestinasi ini menguatkan iman kita, dan memberi jaminan hidup kekal
dalam Kristus, serta mengobarkan semangat kita dalam pekabaran Injil.

[Lanjutkan] [Sebelumnya]
T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

2. Apakah yang dimaksud dengan Teologi Pembebasan?

Teologi Pembebasan (Liberation Theology) merupakan suatu aliran teologi yang lahir di
Amerika Latin pada tahun 1960 an, yang kemudian juga mempengaruhi Amerika Utara dan
Asia. Ada beberapa bagian Alkitab yang sering dipakai oleh penganut Teologi Pembebasan
sebagai landasan pengajaran mereka yakni:

1. Kisah yang tercantum dalam Kitab Keluaran, tatkala bani Israel berada di
tanah Mesir, Tuhan telah mendengarkan jeritan mereka, dan
membebaskan mereka dari perbudakan dan penderitaan.

2. Nyanyian pujian Maria yang terdapat dalam Injil Lukas 1:46-55* ".... Ia
memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan
menceraiberaikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan
orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang
yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar
dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa ...."

3. Nubuat nabi Yesaya tentang pekerjaan Messias: "... untuk menyampaikan


kabar baik kepada orang-orang yang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan
penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang
yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
(Luk 4:18-19*).

4. Penghakiman terakhir yang terdapat dalam Injil Matius 25:31-46*, di mana


penghakiman Tuhan berdasarkan sikap seseorang terhadap orang-orang
yang menderita dan miskin.

Dari bagian-bagian Alkitab tersebut, mereka menarik kesimpulan bahwa Tuhan bersikap pilih
kasih kepada orang-orang miskin dan orang-orang yang tertindas (partiality of God). Gustavo
Gutierez adalah seorang ahli teologi yang paling terkenal di kalangan penganut Teologi
Pembebasan. Dengan bukunya yang berjudul "Liberation Theology", beliau merintis ajaran
Teologi Pembebasan. Beliau mengatakan bahwa agama Kristen tradisional hanya
memperhatikan orang-orang yang belum percaya (non-believers), tetapi telah mengabaikan
kebutuhan orang-orang yang kemanusiaannya tertindas (non-persons). Sebetulnya konsep ini
mulai terkandung dalam pemikirannya tatkala beliau mengunjungi orang-orang yang miskin,
menderita dan tertindas. Cukupkah kita hanya mengatakan kepada mereka: "Kamu adalah
anak Tuhan, nanti di surga kamu akan menikmati kemuliaan"; padahal kita sama sekali
mengabaikan penderitaan mereka pada masa kini.
Maka Gutierrez mengutarakan suatu istilah yaitu "Praxis." Beliau berpendapat bahwa pusat
pembicaraan teologi bukan keadaan manusia setelah mati (after death), melainkan keadaan
manusia setelah lahir di dunia (after birth). Dengan lain kata, inti pembicaraan teologi adalah
bagaimana manusia hidup sesuai dengan kemuliaan Tuhan.

John Sobrino, tokoh yang terkenal di kalangan Teologi Pembebasan, dalam bukunya yang
berjudul "The True Church and the poor" mengatakan bahwa pada zaman ini, orang-orang
miskin merupakan saluran dimana Roh Tuhan menyatakan diri-Nya. Selanjutnya Sobrino
mengatakan bahwa misi yang dikandung oleh Tuhan Yesus adalah suatu bentuk gereja,
dimana gereja itu bukan saja di sebut gereja untuk orang miskin, tetapi juga gereja orang-
orang miskin yang benar (a Chruch not only for the poor, but the true chruch of poor).

Teologi Pembebasan juga menentang developmentalisme yang terjadi di dunia ketiga pada
umumnya dan Amerika Latin pada khususnya. Mereka berpendapat bahwa penanaman modal
asing untuk "mengambangkan" dunia ketiga, mempunyai banyak unsur negatif. Apa yang
dibutuhkan oleh negara-negara tersebut bukan "perkembangan", tetapi perubahan sistem
kemasyarakatan merreka. Untuk memperoleh kemerdekaan dan pembebasan dari
penderitaan, bila perlu mereka boleh memakai kekerasan untuk menggulingkan penguasa
yang menindas mereka. Karena hal yang demikian itulah maka di Amerika Latin banyak
pemimpin Teologi Pembebasan telah berkorban dan mati terbunuh. Salah satu contoh terjadi
di Nicaragua, di mana banyak pemimpin Teologi pembebasan berpihak kepada rakyat yang
tertindas, telah terjun ke dalam usaha menggulingkan penguasa negara tersebut untuk
mendirikan pemerintahan demokrasi.

Pada umumnya penganut "Teologi Pembebasan masih tetap tinggal dalam gereja mereka
masing-masing tetapi di luar gereja mereka telah membentuk kelompok-kelompok kecil
untuk berhimpun bersama-sama berdoa, membaca Alkitab dan sharing.

Setelah membahas pandangan Teologi Pembebasan tentang orang-orang yang tertindas dan
miskin, kita boleh memberi komentar sebagai berikut:

1. Teologi Pembebasan mengatakan bahwa Tuhan "pilih kasih" kepada orang


miskin. Menurut pandangan kami, istilah yang lebih tepat adalah Tuhan
"membela" keadilan bagi orang yang miskin dan tertindas. Gereja harus
berbicara untuk keadilan dan perikemanusiaan. Jangan menghina atau
menindas orang miskin.

2. Teologi Pembebasan terlalu mengidealisasikan atau mendewa-dewakan


orang miskin, seolah-oleh hanya mereka yang akan mewarisi kerajaan
surga dan yang mengerti makna teologi. Kita mengakui bahwa tatkala
Kristus masih hidup dalam dunia, Ia selalu bergaul dengan rakyat jelata
dan memperhatikan kebutuhan orang miskin, tetapi Ia juga
menyelamatkan Zakheus pemungut cukai yang kaya. Unsur yang
menyebabkan seseorang diselamatkan, bukan situasi keungannya dan
atau miskin, tetapi tergantang apakan apakah Ia beiman kepada Tuhan
atau tidak.
3. Kalau dikatakan Injil Kristus ditujukan bagi orang-orang yang miskin, hal
ini mempunyai dua arti, yaitu miskin di dalam hal materi dan miskin di
dalam kerohaniannya. Kalau mereka merendahkan diri di hadapan Tuhan,
merekapun akan diselamatkan.

4. Sebaliknya Tuhan pun tidak pernah menjanjikan bahwa setiap orang


miskin, hal ini mempunyai dua arti, yaitu miskin di dalam hal materi dan
miskin di dalam kerohaniannya. Kalau mereka merendahkan diri untuk
menerima keselamatan-Nya. Bahkan Tuhan mengatakan jikalau hidup
keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang- orang Farisi,mereka tidak akan
masuk ke dalam kerajaan surga.

5. Banyak gereja telah dipengaruhi oleh Teologi Pembebasan. Di Amerika


Serikat misalnya, telah muncul Black Theology dan Feminist Theology. Kita
mengakui bahwa teologi yang benar harus disertai dengan kelakuan yang
benar. Teori harus diimbagi dengan praktek. "Praxis" orang Kristen adalah
cara pemikiran dan penghidupan yang sangat mempengaruhi teologi dan
hermeneutika gereja pada zaman ini.

Memang secara keseluruhan, Teologi Pembebasan mempunyai nilai yang tertentu dalam
perkembangan teologi masa kini. Namun kita harus mengetahui bahwa Teologi Pembebasan
yang berlaku di Amerika Latin, mempunyai kekhususan yang tentu sesuai dengan situasi di
sana. Gereja-gereja Indonesia, baik di Amerika Utara maupun di tanah air, menghadapi
situasi dan kebutuhan yang berbeda dengan gereja-gereja di Amerika Latin. Kita perlu
mempelajari teologi yang kontemporer dan relevan dengan keadaan kita masing-masing agar
kita dapat mengintegrasikan iman kita dalam doktrin yang benar.

[Lanjutkan] [Sebelumnya]

T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

3. Apakah yang dimaksud dengan Allah Tritunggal?

Doktrin tentang Allah Tritunggal merupakan salah satu doktrin yang unik dan sulit
dimengerti. Kita katakan unik, sebab perkataan "Tritunggal" tidak terdapat dalam Alkitab.
Kita katakan sulit dimengerti, sebab dasar konsep pluralitas dalam bentuk tunggal adalah
suatu hal yang melampaui kemampuan pikiran kita. Walaupun demikian, doktrin Tritunggal
ini terkandung dalam Alkitab. Secara singkat doktrin ini terdiri atas 4 pendukung:

1. Allah Bapa adalah Allah

2. Allah Putra (Yesus) adalah Allah


3. Roh Kudus adalah Allah

4. Ketiga oknum tersebut berbeda satu dengan yang lain, namun Allah hanya
satu.

Kalau salah satu di antara 4 pendukung ini tidak benar, maka runtuhlah doktrin Tritunggal ini,
dan bilamana doktrin Tritunggal ditiadakan, maka doktrin-doktrin yang lain, misalnya tentang
penebusan, juga akan runtuh.

Problema-problema di dalam Alkitab

1. Alkitab mengatakan bahwa Allah adalah tunggal (Ul 6:4*; Yes 44:6; Ef 4:5-
6; Yak 2:9*).

2. Tetapi Alkitab juga mengakui bahwa Allah Bapa adalah Allah (Yoh 6:27),
Tuhan Yesus adalah Allah (Tit 2:13*) dan juga Roh Kudus adalah Allah (Kis
5:4*).

3. Ketiga Oknum tersebut masing-masing berbeda satu dengan yang lain:

a. Allah Bapa berbeda dengan Allah Putra (Mat 3:17; 17;5; 26:39*; Luk
23:46; Yoh 5:36-38*).

b. Allah Bapa dan Allah Putra berbeda dengan Roh Kudus (Luk 3:21-22;
Yoh 14:16, 26; 16:7*).

c. Kebradaan mereka masing-masing selalu berbeda satu dengan


yang lain. (Kej 1:2; Yoh 1:1; 17:5*).

Jawaban atas problema

1. Walaupun ketiga Oknum tersebut berbeda, namun mereka tidak dapat


dipisahkan:

a. Bersama-sama bertindak di dalam penciptaan (Kej 1:1-2*; Kol


1:16*).

b. Bersama-sama bertindak, di dalam keselamatan (Tit 3:4-6*; 1Pet


1:2; 1Kor 12:2*).

c. Bersama-sama bertindak di dalam doa orang Kristen (Ibr 4:14-16;


Rom 8:26-27*).

d. Bersama-sama bertindak di dalam pemberian hidup (Kej 2:7*; Yoh


10:10; Yeh 37:14*).

2. Walaupun ketiga Oknum tersebut berbeda. Alkitab menganggap mereka


setara:

a. Allah Putra setara dengan Allah (Yoh 5:18-23; Filip 2:6*).


b. Roh Kudus setara dengan Allah (1Kor 3:16-17; 6:19*).

c. Di dalam formula pembaptisan, nama Allah Bapa, Allah Putra dan


Roh Kudus disebutkan dalam konotasi yang sederajat (Mat 28:19*).
Demikian pula dengan pemberkatan rasul Paulus (2Kor 13:14*).

3. Ketiga Oknum ini disebut sebagai Allah yang Esa (Yoh 14:10-11*; 1Kor
2:10-13; 2Kor 5:19; 1Yoh 5:17-18*).

4. Ketiga Oknum ini mempunyai sifat yang sama:

a. Kekal:

Allah Bapa itu kekal (Mazm 90:1-4*)

Allah Putra itu kekal (Ibr 13:8*)

Roh Kudus itu kekal (Ibr 9:14*)

b. Mahatahu:

Allah Bapa itu mahatahu (1Yoh 3:20*)

Allah Putra itu mahatahu (Yoh 21:17*)

Roh Kudus itu mahatahu (1Kor 2:10*)

c. Mahakuasa:

Allah Bapa itu mahakuasa (Kej 17:1*)

Allah Putra itu mahakuasa (Yoh 1:3*)

Roh Kudus itu mahakuasa (Luk 1:35*)

d. Mahaada:

Allah Bapa itu mahaada (Yer 23:23-24*)

Allah Putra itu mahaada (Mat 18:20*)

Roh Kudus itu mahaada (Mazm 139:7-10*)

e. Suci:

Allah Bapa itu suci (Im 11:44*)

Allah Putra itu suci (Kis 3:14*)

Roh Kudus itu suci (Luk 11:13*)


Dengan demikian kita mengetahui bahwa Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus berbeda
satu dengan yang lain, namun mereka setara. Keberadaan mereka masing-masing adalah
kekal, dari awal mula sampai selama-lamanya adalah Allah yang Esa. Mereka mempunyai
sifat-sifat yang sama sebagai Allah yang mahakuasa, mahaada, mahasuci, dan mahatahu.

Manusia berusaha memakai ilustrasi-ilustrasi untuk menerangkan doktrin yang berbeda: Es,
air dan uap. Dikatakan bahwa es, air dan uap masing-masing adalah H2O, namun es bukan
air, air bukan uap dan uap bukan es. Ilustrasi ini sangat menyimpang dengan keadaan Allah
yang Tritunggal: H2O tidak mungkin di dalam saat yang sama, sekaligus mempunyai tiga
bentuk yang berbeda sebagai es, air dan uap. Sedangkan keberadaan Allah Bapa, Tuhan Yesus
dan Roh Kudus adalah bersamaan dari kekal sampai kekal.

Memang tidak ada suatu ilustrasi yang sanggup menjelaskan doktrin Tritunggal dengan jelas
dan tepat. Kita hanya menerimanya dengan iman dan bersukacita di dalam Allah Bapa, Tuhan
Yesus dan Roh Kudus.

[Lanjutkan] [Sebelumnya]

T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

4. Apakah yang dibicarakan dalam doktrin Eskatologi?

Definisi

Istilah eskatologi berasal dari kata "eskatos" yang berarti hal-hal yang terakhir (the last
thing), maka eskatologi merupakan suatu bagian dari pelajaran teologi yang mempelajari
tentang akhir zaman.

Intisari eskatologi adalah proses kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali serta kerajaan-Nya.
Menurut Daniel 12:9*, hal-hal ini "akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir
zaman." Tetapi melalui Kitab Wahyu, misteri ini telah dinyatakan (apokalupsis), sebab
"waktunya sudah dekat" (Wahy 22:10*).

Tujuan

Dengan mempelajari eskatologi, kita akan mengetahui bahwa pada suatu hari kelak akan
terjadi kemenangan Tuhan yang sempurna atas dosa dan maut, serta akhir cerita yang mulia
bagi mereka yang percaya kepada Tuhan. Hal-hal ini sangat berfaedah bagi kehidupan orang
Kristen:
1. Meneguhkan iman kepercayaan kita

2. Meyakinkan pengharapan kita

3. Menggairahkan kasih dan pelayanan kita

Garis Besar

1. Tentang tanda-tanda akhir zaman Tanda-tanda itu mengenai:

a. Situasi dunia

kesengsaraan dan peperangan (Mat 24:4-8*)

b. Bangsa Israel

bangsa Israel kembali ke Palestina untuk mendirikan


negaranya (Mat 24:32; Yeh 37:1-28*)

c. Gereja

bermunculan bidat-bidat dan kemurtadan (2Tes 2:3*)

2. Tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali

a. Pengangkatan gereja (the rapture, the parousia or pressence) (1Tes


4:16-17; 1Kor 15:51-52*)

b. Masa kesengsaraan (tribulition)

munculnya Anti-Kristus (Wahy 13:2,13-14*)

peperangan di Harmagedon di mana negara-negara


bersekutu di bawah komando Anti-Kristus untuk menyerang
Israel dan melawan Tuhan (Wahy 16:12-16*).

c. Tuhan datang dengan orang-orang kudusnya (Yud 1:14*). Tuhan


menghancurkan kuasa Anti-Kristus, dan mendirikan kerajaan-Nya.

3. Tentang kerajaan 1000 tahun (Millenium)

a. Kristus sebagai raja (Wahy 13:2, 13-14*)

b. Tidak ada kematian dan sakit penyakit (Yes 65:20; 35:5-6*)

c. Indah dan harmonis (Yes 35:1-7; 11:6-8; 65:25*)

o Tentang pengadilan terakhir

a. Tuhan mendirikan takhta putih yangbesar (Wahy 20:11*)


b. Lautan api: Nama lain untuk neraka atau jahanam yaitu tempat
hukuman iblis dan pengikutnya, serta orang jahat atau orang-orang
yang tak beriman kepada Tuhan (Wahy 20:10,13-15*)

o Yerusalem baru Ibukota bagi ciptaan Allah yang baru; tempat abadi
bagi orang-orang yang beriman kepada Tuhan (Wahy 21:2*)

o Hidup yang kekal (Wahy 22:5; Yes 66:22*)

Kesimpulan

Dengan demikian, genaplah rencana Allah yang agung dan kekal untuk umat manusia dan
alam semesta ini. Sebagai ciptaan Tuhan yang sudah diselamatkan dan berpengharapan yang
kekal, kita hanya dapat mengatakan: "Oh, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan
pengetahuan Allah!" (Rom 11:33*).

[Lanjutkan] [Sebelumnya]

T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

5. Apakah arti nama-nama yang dipakai untuk menyatakan Allah (misalnya: ELOHIM
dan JEHOVAH)

Dalam Alkitab ada banyak nama yang dipakai untuk menyatakan Allah. Nama-nama itu
menunjukkan usaha para penulis, yang diberi nama ilham oleh Allah, untuk melukiskan kasih
dan kebesaran-Nya.

"Maha" merupakan awalan yang dipakai untuk menyatakan sesuatu yang paling unggul
sehingga tidak ada bandingnya lagi. Allah, seperti: Mahatinggi (Mazm 77:11), Mahakudus
(Yes 45:11*), Mahakuasa (Ayub 8:3), Mahakuat (Mazm 132:2), Mahatahu (Ayub 37:16),
Mahabesar (Tit 2:13), Mahaadil (Ayub 34:17*), Mahasuci (Yes 41:14), Mahamulia (Yes
57:15*), Mahabaik (Ezr 3:11), Mahabahagia (1Tim 1:11*) dan Mahapenyayang (Yak 5:11*).
Sifat-sifat keunggulan Allah yang lain lagi nyata di dalam Alkitab. Dalam bahasa Ibrani
terdapat dua nama yang paling sering dipakai untuk menyebut Allah, yaitu Elohim dan
Jehovah (atau Yahweh) dan nama-nama tersebut menyatakan sifat-sifat keilahian-Nya.

ELOHIM

Dalam bahasa Inggris "Elohim" diterjemahkan sebagai "God", yang bahasa Indonesianya
adalah "Allah." Di seluruh Kitab Perjanjian Lama, nama Elohim ini telah disebutkan 2500
kali. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang hal ini:
1. Dalam tata bahasa Ibrani, arti suatu kata benda ditentukan oleh arti kata
kerjanya. Untuk mengerti arti "Elohim", kita harus mencari kta kerjanya,
yaitu "Elah." Elah berarti "menyembah", "mengagumi" dan "memohon",
maka "Elohim" adalah Allah yang menjadi objek di mana manusia
menyembah, mengagumi, dan memohon.

Dalam Kitab Perjanjian Lama, nama Elohim ini dipakai untuk menyatakan Allah
sebagai pencipta alam semesta. Misalnya dalam Kitab Kejadian pasal yang pertama
nama Elohim di sebut sebanyak 31 kali: Elohim menciptakan (Kej 1:1,21*)
Elohim berfirman (Kej 1:3,6,11*)
Elohim melihat (Kej 1:12,18,21,25*)
Elohim menjadikan (Kej 1:7,16,21,25*)
Elohim memberkati (Kej 1:22,28*)

2. Dalam susunan tata bahasa Ibrani, "im" di dalam kata "Elohim"


merupakan suatu akhiran yang menyatakan bentuk jamak. Hal ini
menerangkan dua hal yaitu:

a. Allah adalah Tritunggal. Perhatikan Kejadian 1:26* dimana Allah


berfirman: "Baiklah kita ...", kata ganti "kita" menyatakan bentuk
jamak.

b. Allah adalah mahabesar dan tak terbatas. Bentuk jamak dalam


bahasa Ibrani juga dipakai untuk menyatakan sesuatu yang agung
dan unggul, misalnya langit sering ditulis dalam bentuk jamak
"Heavens."

Walaupun kedua pendapat ini masih menjadi bahan argumentasi di kalangan sarjana
Alkitab, namun dapat kita simpulkan bahwa bentuk jamak Elohim menyatakan tiada
suatu kata pun yang mampu mengungkapkan personalitas Allah yang tidak terbatas
Pemakaian bentuk jamak itu sesuai dengan doktrin tritunggal yang kita percayai.

3. Kata "Elohim" berasal dari kta "el" yang sering timbul dalam Kitab
Perjanjian Lama dengan bentuk kata majemuk, misalnya: El-Shaddai (Allah
yang mahakuasa - Kej 17:1-2*)
El-Elyon (Allah yang Mahatinggi - Kej 14:18-20*)
El-Bethel (Allah yang di Bethel - Kej 31:14*)
El-Elohe Israel (Allah Israel ialah Allah - Kej 33:20*)
El-Olam (Allah yang kekal - Kej 21:33*) dll.

Kalau kita mempelajari arti dan makna nama-nama tersebut, maka kita akan lebih mengenal
karakter dan kebesaran Allah, Tuhan kita.

YEHOVAH

Yehovah adalah nama Allah yang khususnya dipakai berkenaan dengan perjanjian yang
dibuat antara Dia dan bangsa Israel. Dalam Kitab Perjanjian Lama, nama ini hanya ditulis
dengan empat huruf konsonan YHVH. Oleh karena namanya itu dianggap suci untuk
diucapkan, maka kata "YHVH" sering diganti dengan sebuah kata dalam bahasa Ibrani
"Adonai" yang berarti "Tuhan." Setelah turun-temurun beberapa generasi, orang Israel tidak
lagi sanggup membaca YHVH. Sampai abad keenam dan ketujuh, para sarjana sepakat untuk
menambahkan huruf-huruf vokal e, o, a, ke dalam YHVH, sehingga nama ini dibaca sebagai
Yehovah (YHVH + eoa = Yehovah). Tapi kemudian ada juga para ahli yang berpendapat
bahwa nama tersebut seharusnya dibaca "Yahweh."

"Yehovah" atau "Yahweh" berasal dari kata kerja "hayah", yang berarti "adalah" (to be).
Maka nama ini berarti "Aku adalah Aku" (Kel 3:13-15*). Ada lima interpretasi tentang nama
ini yang dapat dinyatakan di dalam bahasa Inggris sebagai berikut: "I am the One who is" "I
am who I am" "I will be what I will be" "I cause to be what I cause to be" atau "I cause to be
what occurs" "I am present is what I am"

Dalam Kitab Perjanjian Lama, Yehovah atau Yahweh disebut 6800 kali. Adakalanya timbul
dalam bentuk kata majemuk, misalnya:

Yehovah-jireh (Tuhan menyediakan - Kej 22:13-14*) Yehovah-rophe (Tuhan yang


menyembuhkan engkau - Kel 15:26*) Yehovah-nissi (Tuhan panji-panjiku - Kel 17:8-15*)
Yehovah-M`Kaddesh (Tuhan yang menguduskan kamu - Im 20:7*) Yehobah-shalom (Tuhan
pemberi damai - Hak 6:24*) Yehovah-shamah (Tuhan hadir di situ - Yeh 48:35*)

Nama-nama tersebut sangat indah dan mempunyai analogi yang sangat berarti bagi orang
Kristen. Misalnya Yehovah Jireh, Tuhan yang menyediakan. Apa yang Ia sediakan? Domba.
Sebagaimana di gunung Moria, Allah menyediakan domba untuk dipersembahkan,
sedemikian pula di atas bukit Golgota, Ia menyediakan Kristus sebagai Anak Domba Allah
untuk mati di atas kayu salib (Yoh 1:29; 1Pet 1:18-19*).

Syukur kepada Tuhan bahwa ia mempunyai nama yang indah, nama di atas segala nama.
Filipi 2:10-11* mengatakan, "supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di
langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bmi, dan segala lidah mengaku:
Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah Bapa."

[Lanjutkan] [Sebelumnya]

T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

6. Apakah arti penebusan dosa melalui Kristus?

Istilah "penebus dosa" atau "penghapus dosa" merupakan salah satu topik yang utama di
dalam Alkitab. Istilah ini berasal dari bahasa Ibrani "kaphar", yang muncul di dalam
Perjanjian Lama sebanyak + 80 kali. Di dalam Alkitab bahasa Indonesia adakalnya ia
diterjemahkan sebagai "pendamaian." Hal ini sesuai dengan bahasa Yunaninya "katallage",
yang berarti "mendamaikan" (Rom 5:11*).

Maka pada hakekatnya, "menebus" berarti memberikan atau berbuat sesuatu untuk
membatalkan tuntutan atas seseorang. Khususnya Tuhan Yesus disebut sebagai Penebus bagi
semua orang yang percaya kepada-Nya. Ia memberikan hidup-Nya agar kita ditebus dari dosa
dan maut (Mr 10:14; 1Pet 1:18-19*), kemudian didamaikan dengan Allah.

Teori-teori Tentang Penebusan

Di sini kita sekedar memperbincangkan beberapa teori yang "salah" atau "kurang sempurna"
yang telah mempengaruhi gereja-gereja sepanjang zaman:

1. Teori Patristik

Teori yang dipegang oleh bapa gereja pada abad-abad permulaan, di mana kematian
Kristus dianggap sebagai tebusan yang dibayar oleh Allah kepada Iblis. Teori ini
seolah-olah membuktikan bahwa Allah tidak mampu melepaskan jiwa-jiwa manusia
yang dibelenggu oleh iblis, kecuali membayar suatu tebusan kepada iblis.

2. Teori Socinnian

Teori ini diajukan oleh Faustus Socinus pada abad ke-16 dan dipercayai oleh kaum
Unitarians. Mereka beranggapan bahwa kematian Kristus berupa kematian seorang
syahid untuk suatu kebenaran. Kematian ini akan memberikan ilham pengikut-
pengikut-Nya, untuk memperoleh kemenangan di dalam pergumulan moral. Teori ini
dengan jelas telah menyangkal kuasa Injil di dalam hal menyelamatkan manusia dan
mentransformasikan orang yang percaya.

3. Teori Pengaruh Moral

Teori ini disenangi oleh ahli teologi aliran baru (modernism, Liberalism). Mereka
beranggapan bahwa kematian Kristus tidak menggenapi sesuatu yang ilahi, melainkan
hanya suatu pengaruh agar manusia bertobat. Teori ini hanya mengutamakan kasih
Allah, tapi tidak menghiraukan keadilan Allah.

4. Teori Anselm

Teori ini merupakan dasar pengajaran teologi gereja Roma Katolik dan juga Teori
Grotius yang dikemukakan oleh Hugo Grotius. Kedua teori ini mengutamakan
keadilan dan kehormatan Tuhan, tetapi mengabaikan kebenaran dan kasih Tuhan.

Penebusan Melalui Kristus

1. Dasar Penebusan
Menurut Yohanes 3:16*, elemen yang menjadi dasar penebusan Kristus adalah kasih
Allah. Dosa manusia adalah pelanggaran terhadap keadilah dan kesucian Allah, dan
akibatnya ialah hancurnya hubungan antara Allah dan manusia. Kasih Allah adalah
kasih yang adil. Hal ini menyangkut dua hal: Yang pertama, manusia yang berdosa tak
mungkin mempunyai hubungan kasih dengan Tuhan. Yang kedua, Tuhan yang adil tak
mungkin mengabaikan dosa manusia. Kasih yang adil inilah yang mendorong Allah
untuk menyediakan penebusan melalui Kristus.

2. Resolusinya

Dosa manusia merupakan pelanggaran terhadap Allah, maka hanya Allah yang dapat
menyelesaikan persoalan dosa. Menurut Roma 3:26*, upah dosa itu maut. Hanya
kematian seorang yang tidak berdosa, yang dapat menyelesaikan persoalan dosa yang
dihadapi oleh manusia (Bil 28:3; 1Pet 1:19*). Satu-satunya jalan keluar untuk
penebusan adalah Allah yang menjadi manusia di dalam Kristus Yesus. Ia harus mati
di atas kayu salib untuk menggantikan hukuman dosa manusia (Yoh 1:14,29; Ibr
9:14*)

3. Kwalifikasi sebagai Penebus

Menurut Perjanjian Lama, dalam hal penebusan dosa dibutuhkan Imam dan korban
persembahan. Tuhan Yesus memenuhi kedua syarat ini: Ia adalah Imam Besar dan Ia
adalah Domba Allah yang dipersembahkan sebagai korban penebusan dosa (Ibr 9:10-
12*)

Akibat Penebusan

1. Kuasa dosa dihancurkan

Kristus yang tak berdosa menderita hukuman dan mati bagi dosa manusia. Dengan
demikian, kuasa dosa dan maut telah dihancurkan (1Kor 15:55-58*).

2. Pengampunan dosa

Pengampunan Tuhan diberikan kepada mereka yang percaya dalam keselamatan


Tuhan Yesus (Rom 8:1-2*)

3. Persekutuan antara Allah dan manusia dipulihkan

Orang berdosa yang berseteru dengan Allah didamaikan melalui darah Kristus (Kol
1:20-22*)

4. Hidup yang kekal


Barangsiapa yang percaya dan menerima penebus-Nya, akan beroleh hidup yang
kekal (Yoh 3:16*).

5. Penebusan yang sempurna

Tuhan menjanjikan penebusan yang sempurna, yaitu penebusan atas tubuh, jiwa dan
roh. Hal ini akan digenapi tatkala Yesus datang untuk kedua kalinya (1Tes 5:23*).

[Lanjutkan] [Sebelumnya]

T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

7. Apakah makna kebangkitan Kristus dalam kepercayaa orang Kristen?

"Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-
sialah juga kepercayaan kamu." (1Kor 15:14*).

Kuburan yang kosong adalah salah satu bukti bahwa Kristus telah bangkit. Kebangkitan
Kristus merupakan dasar kepercayaan orang Kristen. Gereja-gereja yang Injili dan
konservatif, selalu yakin bahwa kebangkitan Kristus tidak dapat disingkirkan dari pengakuan
iman kekristenan.

Fakta Kebangkitan Kristus

Bultmann, seorang ahli teologi aliran baru mengatakan, bahwa kebangkitan Kristus adalah
suatu dongeng. Memang, banyak penentang kebenaran telah menciptakan aneka macam teori
untuk menyangkal fakta kebangkitan. Pada hakekatnya, mereka adalah orang-orang yang
tidak mempercayai Alkitab sebagai Firman Tuhan yang mutlak benar. Di dalam surat Roma
10:9-10*, rasul Paulus mengatakan bahwa tidak mungkin seorang diselamatkan tanpa
mempercayai kebangkitan Kristus. Selanjutnya Paulus mengatakan bahwa kalau Kristus tidak
bangkit, sia-sialah kepercayaan dan pemberitaan kami.

Membahas tentang Kristologi, W. Pannenberg mengatakan, bahwa kebangkitan Kristus


merupakan suatu peristiwa sejarah yang unik dan kisah yang tercantum di dalam 1Korintus
15:1-7* merupan dokumen sejarah yang sah. Syukur kepada Kristus pernah dibarangkan itu
kosong, Kuasa maut tidak berdaya untuk membelenggu-Nya.

Intisari Injil
Injil adalah kabar baik tentang Yesus Kristus. Menurut Rasul Paulus, intisari Injil adalah
kematian dan kebangkitan Kristus merupakan dua tiang yang mendukung seluruh kebenaran
agama Kristen. Jikalau Kristus tidak dibangkitkan dari kematian, maka Injil yang kita
kabarkan bukanlah kabar baik, melainkan kabar buruk yang menyedihkan.

Setelah Yesus disalibkan dan mati, para murid dan pengikut Tuhan dinaungi oleh awan
ketakutan, kesedihan dan kecemasan. Mereka tidak tahu apa yang hendak mereka lakukan.
Kemudian tersebar berita di seluruh Yerusalem, bahwa jenazah Yesus tidak ditemukan dalam
kuburan-Nya. Hal ini sangat membingungkan para murid Tuhan. Karena takut serangan dari
orang Yahudi mereka berhimpun di suatu tempat dan mengunci pintu-pintu. Hal ini
membuktikan bahwa mereka tidak yakin kalau Yesus yang mati dan dikubur itu telah bangkit
kembali.

Namun setelah Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya kepada mereka, dan meyakinkan mereka
bahwa Ia telah bangkit dari kematian, maka percayalah murid-murid itu. Dengan penuh kuasa
dan berkobar-kobar, mereka memberitakan kabar kesukaan ini dari Yerusalem sampai ke
ujung bumi. "Yesus yang diserahkan karena pelanggaran kita dan bangkit karena pembenaran
kita" (Rom 4:25*). Inilah Injil yang diberitakan oleh rasul Paulus dan sampai pada hari ini,
tetap diberitakan oleh gereja-gereja di seluruh permukaan bumi.

Pengharapan yang meyakinkan

Kebangkitan Kristus juga merupakan pengharapan yang mengutarakan iman kekristenan.


Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Ia adalah Anak Allah yang kekal (Rom 1:3-4*), yang
berkuasa membangkitkan kita yang percaya kepada-Nya. Kebangkitan Kristus merupakan
"buah sulung" (1Kor 15:20-23*). Buah sulung merupakan bagian pertama hasil tuaian yang
dikorbankan pada hari raya sebagai tanda bahwa seluruh tuaian itu berasal dari Allah (Im
23:17-20*). Paulus memakai istilah ini untuk menghiaskan bahwa pada suatu hari, setiap
orang yang beriman kepada-Nya juga akan mengalami kebangkitan yang sama seperti
kebangkitan-Nya. Kita "akan dihidupkan kembali dalam persektuan dengan Kristus" (1Kor
15:22*). Inilah pengharapan kita. Tanpa pengharapan yang demikian, sia-sialah iman
kepercayaan kita.

Dalam Pengakuan Iman Rasuli yang sering kita baca bersama dikatakan: "Aku percaya
kepada Allah, ..... Dan kepada Yesus Kristus, ... Yang disalibkan, mati dan dikuburkan. Pada
hari ketiga bangkit pula dari antra orang mati." Dan selanjutnya dikatakan "Aku percaya ...
kebangkitan daging dan hidup yang kekal." Dengan demikian jelas bahwa kematian dan
kebangkitan Kristus merupakan dua elemen yang paling penting dalam kekristenan. Kiranya
kita lebih memahami makna kebangkitan Kristus sebagai fondasi dan pengharapan iman
kepercayaan kita.

[Lanjutkan] [Sebelumnya]
T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

8. Mengapa Tuhan memilih bangsa Israel sebagai kaum pilihan-Nya?

Menghadapi kegawatan Timur Tengah, negara-negara Islam seperti Iraq, Syria, Libia, Jordan
dan PLO terus berusaha menjatuhkan bangsa Israel. Memang sejak tahun 1945 Israel timbul
sebagai suatu negara di antara negara-negara yang selalu menjadi fokus perhatian dunia.
Persengketaan di Timur Tengah selalu berkaitan dengan Israel.

Kalau kita tinjau dari sudut kebenaran Alkitab, Israel mempunyai peranan yang penting
dalam pergolakan sejarah manusia, sebab mereka adalah kaum pilihan Allah. Semua
peristiwa penting yang terjadi dalam negara Israel telah dinubuatkan oleh para nabi, di
antaranya adalah Yehezkiel 36:24* yang berbunyi: "Aku akan menjemput kamu dari antara
bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu
kembali ke tanahmu."

Banyak orang bertanya: "Mengapa Tuhan memilih orang Yahudi atau Israel sebagai kaum
pilihan-Nya? Apakah kebaikan orang Yahudi sehingga Tuhan memilih mereka?" Karena hal-
hal inilah banyak iri hati dan kebencian telah dilontarkan kepada orang Yahudi, di antaranya
adalah anti Semitisme pada abad pertengahan dan juga gerekan Nazi di Jerman. Belakangan
ini anti Semitisme mulai bergolak lagi dengan tujuan untuk melenyapkan orang Yahudi yang
tersebar di selruh dunia.

Kembali pada pertanyaan tadi, mengapa Tuhan memilih bangsa Isral? Tuhan memilih mereka
bukan karena mereka lebih baik daripada bangsa lain, seperti apa yang telah dikatakan oleh
Musa: "Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun kiga, maka Tuhan
terpikat olehmu dan memilih kamu - bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala
bangsa?" (Ul 7:7*). Ada beberapa faktor yang menyebabkan Tuhan memilih umat-Nya:

1. Setelah manusia jatuh dalam dosa, manusia bermusuhan dengan Allah


dan upah dosa adalah maut.

2. Dalam peristiwa menara Babel, manusia telah bersatu untuk melawan


Tuhan. Akibatnya Tuhan turun ke atas bumi untuk mengacaubaluakan
bahasa manusia sehingga manusia tersebar dan terjadilah bangsa-bangsa
yang berbeda di atas permukaan bumi.

3. Karena Allah mengasihi umat manusia, maka Ia menyediakan suatu jalan


keselamatan, yaitu Putra-Nya yang tunggal. Yesus Kristus harus datang ke
dunia. Ia harus dilahirkan melalui suatu bangsa dan negara tertentu.
4. Bangsa dan negara tersebut harus dipersiapkan untuk menerima wahyu
Allah, sehingga kelahiran Juru Selamat menjadi suatu realitas dalam
sejarah dalam sejarah manusia.

5. Bangsa-bangsa yang merupakan akibat hukuman Allah di Babel, tidak


layak menggenapi tujuan Allah untuk penyelamatan dunia. Sebab itu Allah
demi rahmat-Nya telah memilih seorang yang bernama Abraham sebagai
saluran berkat-Nya. Dari Abraham akan timbul suatu bangsa dan oleh
Abraham semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat (Kej 12:3*)

Karena iman dan kesetiaan Abraham, Allah telah meyakinkan suatu perjanjian yang tidak
bersyarat (unconditional covenant) kepada Abraham bahwa Kristus akan dilahirkan oleh
keturunan Abraham (Gal 3:16*). Keturunan Abraham adalah bangsa Israel.

Bukan saja Allah berjanji tentang kelahiran Juru Selamat melalui keturunan Abraham, yaitu
bangsa Israel, Allah pun menjanjikan tanah perjanjian (the Promissed Land) sebagai pusaka
mereka untuk selama-lamanya. "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari
sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat" (Kej 15:18*). Perjanjian ini
diulang oleh Tuhan kepada Ishak, anak Abraham (Kej 26:3-5*). Allah juga mengutarakan lagi
kepada Yakub, cucu Abraham (Kej 28:13-15; 35:10-12*). Semuanya ini Allah janjikan
kepada umat Israel tanpa syarat.

Memang sejarah membuktikan bahwa karena kemurtadan bani Israel, mereka telah dihajar
dan dihukum oleh Tuhan, bahkan mereka harus meninggalkan tanah perjanjian dan
disebarkan ke seluruh muka bumi. Dosa terbesar yang pernah mereka lakukan adalah
menolak Kristus setelah menyalibkan-Nya. Untuk hal tersebut, Yesus menubuatkan hukuman
atas bangsa Israel: "Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka
atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa oleh bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu" (Luk 21:23-24*)

Walaupun demikian, Allah tidak melupakan janji-Nya yang tidak bersyarat kepada Abrahan
(Rom 11:1-2*). Dengan hikmat-Nya Allah telah mempergunakan kesempatan ini untuk
menyelamatkan bangsa-bangsa lain (Kis 15:14*). Sampai pada hari ini, bangsa Israel telah
menduduki sebagian besar dari tanah perjanjian dan makin banyak orang Yahudi yang
berpaling kepada Tuhan, menerima Yesus sebagai Messias mereka. Kami yakin pada hari
kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, bangsa Israel secara kolektif akan bertobat dan
beriman kepada Tuhan Yesus, seperti apa yang dikatakan oleh Paulus: "Dengan demikian
seluruh Israel akan diselamatkan" (Rom 11:26*).

Timur Tengah selalu dalam keadaan gawat. Kita tak tahu apa yang akan terjadi di sana. Kalau
peperangan timbul, pastilah Israel menjadi target penyerbuan Iraq beserta sekutu-sekutunya.
Memang pemerintah Israel sudah siap siaga dan berjanji akan membalas serangan musuh
dengan sepuluh lipat ganda.Namun kami mengetahui bahwa nasib bangsa Israel ada di tangan
Tuhan, janji yang tidak bersyarat kepada Abraham itu meyakinkan bahwa Israel tidak
mungkin dikalahkan dan diusir ke luar dari Palestina. Tuhan pasti memelihara umat pilihan-
Nya (Yer 31:37*). Baiklah kita "wait and see", mengamati bagaimana Tuhan bekerja di Timur
Tengah.

[Lanjutkan] [Sebelumnya]

T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

9. Apa yang dipelajari dalam ilmu purbakala? Apa arti penemuan EBLA dalam ilmu
tersebut?

Istilah "Archaelogy" terdiri atas dua buah kata yang berasal dari bahasa Yunani: "Archairos"
yang berarti "dahulu kala" dan "logos" yang berarti "perkataan, risalah atau pelajaran." Maka
secara harafiah, terjemahan kata Arkhaelogi adalah ilmu purbakala, yang pada dasarnya
mempelajari penemuan Silvias atau peradaban kuno.

Arkheologi merupakan suatu perkembangan yang baru di dalam ilmu pengetahuan, yang juga
mempunyai arti dan jasa-jasa yang penting dalam hal pengupasan Alkitab.

Di sini kita akan bersama-sama membahas suatu penemuan yang terbesar dan yang
mengagumkan di bidang ilmu purbakala, yaitu penemuan EBLA, suatu kota terpendam
dengan sivilas 45 abad yang lalu. Jasa penemuan ini hampir sama dengan penemuan "Dead
Sea Scrolls" pada tahun 1946.

Penemuan

1. Pada tahun 1974-1976, 16500 tablet dan fragmen lembaran tanah liat
telah ditemukan oleh ahli purbakala Italia yang bernama Paolo Matthiae.

2. Lokasi: Di kota kuno EBLA, yaitu di Tell Mardikh di Syria Utara.

3. Panggalian pertama dilakukan oleh Matthiae pada tahun 1965, tetapi ia


tak sanggup mengartikan tulisan-tulisan kuno yang terdapat di atas tabel-
tabel dan fragmen-fragmen. Kemudian seorang purbakala yang bernama
Giovanni Petinato yang berhasi mengartikannya.

Kota Ebla

1. Terletak di daratan Syria Utara

a. Dengan populasi + 250.000.


b. 30.000 penduduk tinggal di dalam kota Ebla dan yang lain tinggal di kota-
kota kecil dan dusun-dusun di sekitar Ebla.

c. Benteng Ebla setinggi 50 kaki, mempunyai banyak pintu gerbang yang


besar. Di tengah-tengah keramaian kota, terdapat kuil dan istana.

Raja-Raja Ebla

a. Para raja Ebla tidak turun-temurun, tetapi dengan cara pemilihan.

b. Mereka harus diurapi sebelum nai takhta. Mereka dipercaya oleh rakyat
sebgai pemimpin yang selalu mempersembahkan kebutuhan rakyatnya,
khususnya kebutuhan-kebutuhan para janda, yatim-piatu, dan orang-
orang miskin.

c. Menurut catatan yang ditemukan, raja Ebla yang pertama adalah EBRIUM,
yang bertakhta + 2300 BC.

d. Para ahli telah membuktikan bahwa Ebrium adalah Eber (Kej 10:25*), yaitu
keturunan Nuh yang ke-4 (atau: great-great grandson) dan adalah nenek
moyang Abraham (great-great grandfather).

Nama-nama yang tercantum

a. Ab-ra-mu (=Abraham)

b. E-sa-um (=Esau)

c. Da-u-dm (=Daud)

d. Sa-u-um (=Saul), dan lain-lain

Kota-kota yang terantum

Damascus, Assur, Ur, Haleb, Goza, Yerusalem, Berytus, Elisahah, Kish, Sodom, Kanish,
Byblos, Mari, Khmazi, dan lain-lain.

Perdagangan

Banyak fragmen yang menyatakan bahwa penduduk Ebla selalu melakukan perdagangan
barang-brang logam, kayu da liat.

Bahasa

Bahasa yang dipakai disebut Eblaite, yang merupakan bahasa tertua di Kanaan. Bahasa ini
mirip dengan Ibrani dan Urgarit. Diperikirakan bahwa orant Ebla juga mengerti bahasa Ibrani
dan ugrarit.

Kepercayaan
a. Menurut Pettinato, penduduk Ebla mengalami perkembangan dari
Politeisme menjadi Henoteisme.

b. Ilah yang mereka sembah adalah Dagon, sama dengan ilah orang Filistin
pada zaman Simson (Hak 16:23*).

c. Dalam bahasa Ebla, "Ya-el" berarti Tuhan." Hal ini mirip dengan bahasa
Ibrani: Yahweh (Yehovah) dan El (Allah).

Keruntuhan Ebla

Karena penggarongan bangsa Naram-Sin, Ebla telah menjadi kota mati (1800 BC). Walaupun
kemudian kota ini mulai bangun lagi, tetapi tak berselang lama, dan tidak dikenal di dalam
sejarah.

Kesimpulan

1. Di antara 8000 perkataan Ibrani yang terdapat dalam Perjanjian Lama,


terdapat 1700 perkataan yang hanya muncul satu kali dalam seluruh
Alkitab. Maka arti kata-kata itu sukar dimengerti. Dengan penemuan Ebla,
kita akan mengetahui latar belakang dan konteks kata-kata tersebut.
Dengan demikian, arti kata-kata itu akan lebih mudah dimengerti.

2. Setelah penemuan Ebla, kita memandang Alkitab bukan saja sebagai


Firman Tuhan yang kekal, tetapi juga sebagai dokumen sejarah yang
mempunyai latar belakang harfiah sebagai pendukungnya.

[Lanjutkan] [Sebelumnya]

T/J Kontemporer:

[Ke Atas]

10. Apakah bidat itu?

Bidat adalah ajaran atau aliran yang menyimpang dari ajaran Kristen yang benar. Banyak
bidat timbul karena ada sekelompok orang yang berhimpun bersama untuk mengikuti
seseorang yang salah menginterprestasikan Alkitab. Misalnya, Saksi-Saksi Yehovah, adalah
orang-orang yang mengikuti interpretasi Charles T. Russel dan J.F. Rutherford. Mormons
adalah orang-orang yang mempercayai interpretasi Joseph Smith dan Brigham Young.
Penganut Christian Science merupakan murid Mary Baker Eddy yang sangat mempercayai
interpretasi Alkitabnya.

Dewasa ini beraneka macam bidat telah timbul di kalangan gereja-gereja Kristen, dan mereka
mempunyai ciri-ciri yang hampir sama satu dengan yang lain:
1. Mereka mempercayai Auto-soterisme, yaitu manusia yang sanggup menyelamatkan
diri sendiri. Memang banyak di antara mereka yang mengatakan bahwa manusia
diselamatkan karena anugerah Tuhan, tetapi keselamatan itu masih diberi syarat-
syarat tertentu. Misalnya, Seventh Day Adventist mengira bahwa memegang hari
Sabat "membantu" seseorang untuk diselamatkan, padahal Alkitab mengajarkan "sola
gratia" (hanya oleh anugerah manusia diselamatkan ). Kita mempercayai teori
"Substitutuonary Atonement", yaitu hanya Tuhan Yesus yang mati bagi dosa manusia
yang sanggup menyelamatkan kita, Manusia diselamatkan bukan karena perbuatan,
tetapi karena iman dan anugerah (Ef 2:8-9*).

2. Menyangkal keilahian Kristus yang mutlak. Misalnya Saksi-Saksi Yehovah


menyangkal bahwa Kristus yang setara dengan Allah Bapa. Mereka tidak
mempercayai Allah Tritunggal, menganggap Kristus sebagai ciptaan Allah yang
"tertinggi", tetapi bukan anak Allah yang kekal.

3. Tidak memerlukan pertobatan yang total. Misalnya, Mormon beranggapan bahwa


melalui pembaptisan gereja Mormon, dosa seseorang dapat diampuni. Christian
Science bahkan menyangkal adanya dosa, mereka menganggap dosa hanyalah fantasi
manusia yang fana.

4. Menjadi anggota gereja mereka merupakan jalan menunju keselamatan. Orang


Mormon mengatakan bahwa menjadi anggota gereja Mormn berarti diselamatkan.

5. Di samping Alkitab mereka masih mempunyai buku-buku lain yang otoritasnya sama
atau melebihi Alkitab. Misalnya Christian Science menyamakan buku-buku karangan
Mary Baker Eddy dengan Alkitab. Begitu juga dengan saksi-saksi Yehovah yang
menganggap buku-buku karangan Charles T. Russel setara dengan Alkitab. Orang
Mormon mempunyai tiga macam buku yang berotoritas seperti Alkitab yaitu The
Book of Mormon, Doctines and Covenants dan Pearl or Great Price. Dalam hal ini
kita harus kembali pada semboyan para reformator "Sola Scriptura", yang berarti
bahwa hanya Alkitab yang menjadi pedoman dan dasar iman kepercayaan dan
kehidupan orang Kristen.

6. Di antara mereka ada yang memfitnah Yesus. Pemimpin Mormon yang bernama
Brigham Youm mengatakan bahwa Yesus adalah Polygamis. Ia mempunyai beberapa
istri, termasuk Maria Magdalena serta Marta dan Maria dari Betania. Ia juga
mengatakan bahwa pesta pernikahan di Kana (Yoh 2:1-11*), adalah salah satu pesta
pernikahan Tuhan Yesus.

7. Banyak bidat yang memakai alasan rohani untuk melampiaskan hawa nafsu mereka.
Misalnya aliran The Children of God menganjurkan umatnya mempergunakan
hubungan seks untuk "menyelamatkan jiwa" orang lain. Mereka juga menyetujui
bahwa kanak-kanak yang belum dewasa hendaknya mempunyai pengalaman seks.
8. Salah menginterprestasikan Alkitab. Misalnya, Alkitab mengatakan: "Upah dosa
adalah maut" (Rom 6:23*), Saksi-saksi Yehovah berpendapat bahwa "maut" yang
dimaksud di sini adalah "lenyap atau tidak ada lagi. Mereka menyangkal adanya
penghukuman orang berdosa pada akhir zaman, menyangkal adanya neraka, sebab
dianggap bahwa hal-hal tersebut bertentangan dengan kasih Allah.

9. Mereka mengira bahwa pemimpin-pemimpin mereka mendapat wahyu dan urapan


yang khusus. Misalnya gereja Roma Katolik di dalam konferensi di Vatican pada
tahun 1870 memutuskan suatu kaidah bahwa Paus Katolik itu tidak mungkin berbuat
salah. Mereka terlalu mengagungkan pemimpin mereka. Demikian juga dengan
Christian Science yang menganggap Mary Baker Eddy adalah "nabi." Bagi orang
Mormon, mereka percaya bahwa Joseph Smith telah menerima wahyu dari malaikat
untuk menulis buku Mormon.

10. Bidat-bidat yang berkaitan dengan modernisme atau Liberalisme pada umunya tidak
mempercayai segala mujizat dan hal-hal yang supranatural di dalam Alkitab.
Misalnya tidak mempercayai Tuhan Yesus dilahirkan melalui anak dara Maria, tidak
mempercayai kebangkitan tubuh, menyangkal kedatangan Yesus yang kedua kali, dan
lain-lain. Iblis mempergunakan bidat-bidat tersebut untuk mengelabui hati manusia,
sehingga Alkitab menasihati kita: ".... di waktu-waktu kemudian ada orang yang
murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan oleh tipu daya
pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka" (1Tim 4:1-2*). Tuhan
Yesus juga mengatakan: "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang
kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah
serigala yang buas" (Mat 7:15*). Marilah kita "Berjuang untuk mempertahankan iman
yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yud 1:3*).

[Lanjutkan] [Sebelumnya]

file:///E:/Bab%20I%20Tentang%20Doktrin%20Dan%20Teologi.htm

SOTERIOLOGI: DOKTRIN KESELAMATAN


Ev. David Kristanto

PENDAHULUAN

Sebelum bab ini, telah dibahas mengenai manusia, dimulai dari sejak
kemuliaan manusia sebagai satu-satunya ciptaan yang diberikan gambar dan diri
Allah, tetapi kemudian jatuh ke dalam dosa, mengalami kerusakan total,
sehingga memiliki ketidakmampuan total untuk berbuat baik. Hal tersebut
sungguh luar biasa mengerikan terjadi dalam diri manusia, tetapi masih ada hal
lain yang lebih mengerikan. Allah mengutuk tanah sehingga manusia harus
bersusah payah untuk mencari rezeki, susah payah mengandung dan melahirkan
bagi wanita, bahkan dikatakan kepada Adam bahwa ia akan mencari
makanannya dengan bersusah payah (Kej. 3:19). Sungguh suatu kutuk yang
mengerikan akibat dosa, yang juga masih dialami oleh manusia di zaman ini.
Tetapi itu pun belum cukup, masih ada yang paling mengerikan.

Yang saya maksud paling mengerikan adalah menjadi mati secara rohani,
atau terpisah dengan Allah. Dalam kitab Kejadian, hal tersebut dapat terlihat
melalui tindakan Tuhan Allah mengusir manusia dari taman Eden (Kej. 3:23).
Tindakan Allah mengutuk dan mengusir manusia dari taman Eden menyatakan
dengan tegas, bahwa manusia tidak lagi menjadi sekutu Allah seperti pertama
diciptakan, melainkan menjadi musuh Allah. Mungkin beberapa orang
mengatakan, Bukankah Allah mahakasih? Jawabannya tentu saja. Tetapi
kemudian kita harus mengingat bahwa Ia adalah Allah yang maha-adil! Tiada
satupun pelanggaran yang dilupakan dan tidak diadilinya. Bukankah manusia
diwakilkan oleh Adam dan Hawa telah memutuskan untuk melanggar perintah
Allah, mengikuti saran si Iblis dalam wujud ular, dan ingin menjadi seperti Allah?
Tidakkah Allah yang maha-adil akan menghukum tindakan yang sangat keji
seperti itu?

KEPASTIAN MASUK NERAKA

Jawaban dari pertanyaan diatas adalah YA! Mari kita renungkan sejenak
apa yang telah kita pelajari dalam bab sebelumnya, yaitu bahwa Allah telah
memahkotai manusia untuk menjadi raja atas semesta ciptaan-Nya, bukankah Ia
telah memberikan segala sesuatu yang diperlukan manusia untuk menyukakan
hati mereka? Tetapi manusia membalas kebaikan Tuhan dengan kedurhakaan
yang besar. Untuk hal itu mereka pasti dihukum.
1) Definisi Neraka

Iman Kristen mempercayai suatu tempat yang disebut neraka. Apakah


tempat itu merupakan tempat yang menyenangkan? Tentu saja tidak, setiap
orang Kristen pasti mengetahuinya. Tempat tersebut adalah tempat siksaan
kekal yang diciptakan oleh Tuhan Allah untuk menghukum dosa dalam
kekekalan. Tuhan Yesus mengatakan, Dan mereka ini akan masuk ke tempat
siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal." 13[1]
Mengenai tempat, Alkitab tidak menyatakan dengan jelas apakah tempat siksaan
bagi orang berdosa saat ini sama dengan lautan api setelah penghakiman takhta
putih atau penghakiman terakhir (Why. 20:15). Tetapi, Alkitab menyatakan
dengan jelas, bahwa ada suatu tempat untuk penghukuman Allah yang kekal,
dan itulah yang saat ini disebut dengan istilah neraka.

2) Siapakah Penghuni Neraka?

Ketika Ia mengajar di dunia, Tuhan Yesus pernah mengatakan, Dan Ia


akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari
hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal
yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. 14[2] Dari ayat tersebut,
kita dapat mengerti, bahwa neraka diciptakan untuk Iblis, dan juga untuk
manusia. Tetapi manusia yang seperti apa?
Rasul Paulus mengatakan, Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia
Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. 15[3] Maut yang
dimaksud Rasul Paulus adalah maut yang kekal, yaitu siksaan api neraka. Kita
dapat mengetahuinya karena ia membandingkan maut tersebut dengan hidup
yang kekal. Tidak mungkin ia membandingkan kematian tubuh yang sementara
dengan hidup yang kekal, karena jelas yang sementara tidak sepadan dengan

13[1]Mat. 25:46.

14 [2]Mat. 25:41.

15[3]Rm. 6:23.
yang kekal. Tetapi apa yang dia bandingkan adalah maut yang kekal dengan
hidup yang kekal. Yang pertama yaitu maut yang kekal dimiliki oleh yang
berdosa, sedangkan yang kedua yaitu hidup yang kekal dimiliki hanya melalui
karunia Allah.
Maka, melalui pengajaran rasul Paulus tersebut, kita mengerti, bahwa
setiap orang berdosa akan mengalami kematian yang kekal. Setiap orang yang
berdosa pasti akan dihukum Allah oleh karena Ia maha-adil! Ketika Tuhan Yesus
berbicara dengan Nikodemus, Ia mengucapkan kalimat yang jelas sekali
mengenai siapa yang akan menerima hukuman tersebut. Ia mengatakan,
Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak
percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama
Anak Tunggal Allah.16[4] Semua yang belum beriman kepada Kristus, atau
semua orang yang masih hidup di dalam dosa, telah berada dalam hukuman itu!
Mungkin suatu analogi akan mempermudah saudara untuk mengerti
ajaran kepastian hukuman neraka ini. Seandainya, hidup seorang bapak yang
bernama A. Bapak A adalah seorang yang sangat baik. Ia pintar, memiliki banyak
gelar dengan nilai Summa Cumlaude atau nyaris sempurna, dermawan, suka
menolong, disenangi oleh semua orang, dan memiliki seluruh sikap baik yang
pernah dimiliki manusia. Selama 50 tahun, bapak A telah mengabdi sebagai
dokter ditempat ia tinggal. Banyak sekali pasien yang telah tertolong,
disembuhkan, dan merasa sangat berterima kasih atas pelayanan kesehatan
yang diberikannya.
Kemudian, dalam satu hari yang membuatnya kurang beruntung, ia
terpaksa mengendarai mobil dengan cepat karena suatu keperluan. Ketika ia
mengendarai mobil dengan cepat, ia menabrak seorang gadis kecil yang sedang
menaiki sepeda untuk pulang dari sekolahnya. Dan gadis kecil itu tewas. Orang
tua gadis kecil tersebut tidak menerima perilaku dari bapak A tersebut, sehingga
menuntut dengan tuntutan nyetir ugal-ugalan atau perilaku mencelakakkan
orang lain. Setelah hakim menimbang-nimbang perkara tersebut, dan dengan
beberapa saksi yang melihat bahwa bapak A mengendarai mobil dengan
kecepatan yang tidak wajar, akhirnya hakim memutuskan bahwa bapak A harus
dipenjara. Adilkah keputusan hakim tersebut?
Tentu saja. Karena nyetir ugal-ugalan adalah tindakan yang melanggar
hukum dan mencelakakkan orang lain. Tetapi apakah saudara memperhatikan
alur cerita tadi, apakah saudara menyadari bahwa bapak A memiliki banyak

16[4]Yoh. 3:18.
kebaikan yang ia lakukan selama 50 tahun terakhir hidupnya, tetapi hanya
karena satu pelanggaran, maka ia dijebloskan kedalam penjara? Begitu pula
dengan anda, tidak perlu banyak dosa untuk membuat anda mendapatkan
penghukuman neraka, cukup dengan satu dosa! Pernahkah anda melakukan satu
dosa?

KESELAMATAN DARI ALLAH

Karena anda pasti pernah melakukan satu dosa, maka pastilah anda akan
binasa dalam penghukuman Tuhan. Si bapak A yang telah dipenjara, hanya
mengalami hukuman dari manusia yaitu pemerintah. Hal itu ia terima karena ia
melanggar hukum dari pemerintah setempat, tetapi seseorang yang melanggar
hukum Allah pastilah dihukum oleh Allah sendiri yang jauh lebih besar daripada
siapa pun, dan yang pemerintahan-Nya meliputi seluruh alam semesta ciptaan-
Nya. Jika demikian, masih adakah harapan bagi umat manusia yang telah jatuh
dalam dosa?

1) Janji Keselamatan

Dalam bab sebelumnya, saya telah menyatakan, bahwa Allah memberi


janji akan kedatangan Sang Juruselamat, tepat setelah manusia berdosa, dan
sebelum kutuk dosa diberikan kepada manusia. Janji tersebut merupakan janji
keselamatan pertama yang diberikan Allah kepada manusia, maka disebut proto-
evangelium (Injil yang pertama). Janji tersebut berbunyi, Aku akan mengadakan
permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan
keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan
meremukkan tumitnya.17[5] Melalui janji tersebut, kita dapat mengerti beberapa
hal.
Pertama, Allah yang memberikan janji tersebut kepada manusia.
Perhatikanlah, manusia tidak meminta janji tersebut, atau manusia tidak
mempengaruhi Allah sedikit pun untuk memberikan janji tersebut. Bahkan,
melalui ayat-ayat lain dalam Alkitab, kita bisa mengetahui, bahwa manusia
berdosa, tidak pernah bisa berpikir bahwa mereka memerlukan janji dan kuasa
Allah untuk bisa menang atas Iblis. Mereka selalu merasa diri mampu, sekalipun
kenyataannya mereka telah rusak total oleh kuasa dosa. Maka janji keselamatan
atau Injil yang pertama tersebut adalah pemberian Allah semata.

17[5]Kej. 3:15.
Kedua, Allah menjanjikan manusia akan menang terhadap si Iblis yang
dijelaskan dalam bentuk ular dalam kitab Kejadian tersebut. Kehidupan ini tidak
akan hanya sekedar berputar-putar, yin dan yang, yang jahat dan yang baik, lalu
kemudian yang mati lalu lahir, terjadi reinkarnasi, kemudian terjadi lagi yang
jahat dan yang baik. Hal tersebut bertentangan dengan fakta Alkitab dalam Kej.
3:15. Melainkan, Alkitab menyatakan dalam Injil yang pertama tersebut bahwa
keturunan Hawa akan meremukkan kepala si Iblis, dalam arti Iblis akan
dikalahkan nanti, itulah janji Tuhan. Maka kegelapan kejahatan manusia ditengah
dunia, tidak akan ada untuk selama-lamanya.
Ketiga, janji tersebut diberikan kepada seluruh umat manusia yang adalah
keturunan Adam dan Hawa. Alkitab mengajarkan bahwa seluruh manusia
dilahirkan dari Adam dan Hawa, maka jika Allah menjanjikan kemenangan atas
Iblis kepada keturunan Adam dan Hawa, itu artinya Allah menjanjikannya kepada
seluruh umat manusia, karena seluruh manusia adalah keturunan Adam dan
Hawa. Kejadian 3:20 menyatakan, Manusia itu memberi nama Hawa kepada
isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. 18[6] Mengenai
keuniversalan Kejadian 3:15, Prof. George W. Peters mengatakan:

Janji ini diberikan kepada seluruh umat manusia. Kejadian 3:15 yang adalah
bentuk protevangelium, yang menjadi bintang fajar di tengah malam yang paling
gelap dari umat manusia, adalah satu janji yang memiliki arti penting secara
universal. Di sini keuniversalan yang alkitabiah dilahirkan sebagaimana halnya
harapan yang diberitakan kepada semua manusia. Janji ini memberikan harapan
yang sama besarnya bagi orang-orang Cina, India, Negro, atau Indian Amerika
maupun bagi orang Israel atau orang Eropa masa kini. Lingkup rasanya tidak
boleh diabaikan, sebab hanya jika Kristus menjadi Juruselamat dari seluruh umat
manusia, maka Kejadian 3:15 benar-benar digenapi. 19[7]

Keempat, kemenangan yang dijanjikan Allah tersebut akan terlaksana


dengan penderitaan dari Sang Juruselamat keturunan Hawa. Ungkapan
meremukkan tumitnya menyatakan bahwa sekalipun Sang Juruselamat
18[6]Kej. 3:20.

19[7]George W. Peters, A Biblical Theology Of Missions (Malang: Gandum Mas,


2006), 101.
keturunan Hawa tersebut menang atas Iblis, tetapi tetap Ia akan menderita.
Memang dalam Kejadian 3:15 belum dinyatakan mengenai Tuhan Yesus, karena
berita Injil baru saja dimulai dalam Kejadian 3:15, tetapi belum secara penuh
dinyatakan dalam Kejadian 3:15.
Ayat-ayat Alkitab setelah dari Kejadian 3:15 akan memperjelas janji
tersebut beserta dengan penggenapannya yang akhirnya dilakukan oleh Sang
Juruselamat, yaitu Tuhan Yesus. Hal itu disebut dengan progressive revelation
(pewahyuan bertahap). Walter C. Kaiser, Jr., mengatakan, Janji itu secara
bersinambungan digenapi dalam Perjanjian Lama; namun menunggu
penggenapan puncaknya dalam hubungan dengan dua kedatangan Mesias-Sang
Hamba.20[8] Yang dimaksud dua kedatangan Mesias adalah kedatangan
pertama yang diikuti penderitaannya di kayu salib, dan kedatangan kedua yang
akan diikuti dengan penghakiman dan akhir zaman.
Kelima, meski memiliki rincian yang panjang dalam Alkitab, yaitu
Perjanjian Lama yang terus memperjelas janji itu dari zaman ke zaman dan
Perjanjian Baru yang menyatakan penggenapan dari janji tersebut, janji itu
sebenarnya hanya satu janji saja. Yaitu janji akan kedatangan Sang Mesias atau
Sang Juruselamat dunia, tetapi janji tersebut disampaikan melalui pewahyuan
yang bertahap. Walter C. Kaiser, Jr., menyatakan, Janji tunggal itu adalah suatu
rencana tunggal yang pasti dari Allah untuk menggunakan satu orang dan
melalui dia memberkati seluruh dunia. 21[9] Puncak dari janji tersebut akan
digenapi melalui kedatangan Tuhan Yesus yang kedua, yang akan lebih jelas
dipelajari dalam bagian eskatologi.

2) Apakah Semua Orang Menerima Janji Keselamatan?

Telah kita pelajari sebelumnya, bahwa janji keselamatan yang meliputi


kemenangan atas dosa dan Iblis adalah bersifat universal. Tetapi, apakah hal itu
berarti bahwa semua orang akan masuk surga? Apakah itu berarti bahwa setiap

20 [8]Walter C. Kaiser, Jr., Teologi Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas,


2013), 337.

21[9]Ibid., 336.
manusia akan mendapatkan kemenangan atas Iblis yang dijanjikan sejak
Kejadian 3:15?
Salah satu ajaran yang paling terkenal mengenai hal ini adalah
Universalisme. R. C. Sproul mengatakan, Universalism teaches that everyone is
saved and goes to heaven.22[10] (Universalisme mengajarkan bahwa setiap orang
diselamatkan dan pergi ke surga). Ajaran ini sangat menekankan pribadi Allah
yang mahakasih. Tetapi ajaran ini sudah jelas tidak masuk akal, karena dalam
bagian sebelumnya kita telah mempelajari, bahwa Allah tidak hanya mahakasih,
tetapi juga maha-adil. Apakah pengadilan yang membebaskan seseorang yang
bersalah dapat dikatakan adil? Tentu saja tidak, apalagi maha-adil. Apakah Allah
merupakan Allah yang maha-adil jika ia membebaskan manusia berdosa dan
tidak menghukum mereka? Tentu saja tidak adil!
Untuk mengerti mengenai kepada siapa Allah memberikan janji
keselamatan, kita harus melihat ajaran Tuhan Yesus sendiri. Saya akan
memaparkan ajaran-Nya yang sudah sangat terkenal, yaitu Yohanes 3:16-18.
Dalam bagian itu, Tuhan Yesus mengatakan kepada Nikodemus sebagai berikut:

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke
dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk
menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan
dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab
ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. 23[11]

Dikatakan bahwa keselamatan bersifat universal yaitu untuk seluruh dunia


melalui Anak-Nya yang tunggal, tetapi perhatikan, hanya setiap orang yang
percaya kepada-Nya yang akan memperoleh hidup yang kekal. Jelas sekali dalam
bagian ini, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa untuk bisa memperoleh hidup yang
kekal, manusia harus percaya kepada Anak Tunggal Allah yaitu Tuhan Yesus

22[10]R. C. Sproul, Can I Be Sure Im Saved? (Lake Mary, FL: Reformation Trust Publishing,
2010), 30.

23[11]Yoh. 3:16.
Kristus. Mengapa? Sebab Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan
orang-orang yang percaya kepada-Nya. Dalam Matius 1:21, malaikat
menyatakan kepada Yusuf, Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan
menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari
dosa mereka. Perhatikanlah kalimat menyelamatkan umat-Nya dari dosa
mereka. Apakah dikatakan Ia akan menyelematkan semua orang? Tidak, hanya
umat-Nya saja! Yaitu orang-orang yang percaya kepada-Nya dan menyembah
Dia!
Jika demikian, bagaimana dengan orang-orang yang tidak percaya? Tuhan
Yesus mengatakan dalam Yohanes 3:18, Barangsiapa tidak percaya, ia telah
berada di bawah hukuman. Hal ini bersesuaian dengan apa yang telah kita
pelajari sebelumnya, yaitu mengenai kepastian hukuman Allah. Kepastian neraka
bagi setiap orang berdosa, dan karena setiap orang berdosa, maka setiap orang
pasti masuk neraka. Allah memang menyediakan janji keselamatan, tetapi bukan
untuk orang yang tidak percaya, melainkan hanya untuk yang percaya kepada
Tuhan Yesus. Sehingga orang-orang yang tidak percaya, tetap berada di bawah
hukuman kekal Allah akibat dosa yang mencemari seluruh umat manusia.

3) Orang Yang Percaya

Apakah semua orang percaya kepada Sang Mesias? Tentu saja tidak.
Mengapa tidak? Mengapa ada orang yang percaya dan ada yang tidak? Percaya
yang bagaimanakah yang membuat manusia diselamatkan? Pertanyaan-
pertanyaan tersebut seringkali mengganggu kita dalam memahami ajaran
keselamatan yang Alkitabiah. Untuk menjawab beberapa pertanyaan penting
diatas, kita perlu melihat satu bagian Alkitab yang sangat terkenal, yaitu Efesus
2:8-9. Dikatakan disana, Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh
iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Kata karena kasih karunia, mengingatkan kita kepada pengajaran
mengenai Injil yang pertama, yaitu Kejadian 3:15. Janji mengenai kemenangan
atas Iblis dan kedatangan Sang Juruselamat tersebut tidak dimulai dari manusia,
tetapi dari Allah sendiri. Mungkin beberapa saudara tidak akrab dengan kata
karunia. Karunia secara sederhana berarti hadiah. Jadi, Allah oleh kasih-Nya yang
besar, memberikan hadiah keselamatan kepada manusia. Apakah seluruh
manusia diberikan hadiah tersebut? Tidak, hanya sebagian saja. Sebagian lagi
tidak. Bagaimana kita mengetahui orang-orang tersebut diberi hadiah
keselamatan atau tidak?
Jawabannya adalah melalui iman. Orang yang dihadiahi keselamatan akan
beriman kepada Tuhan Yesus. Iman tersebut berasal dari kata Yunani
(pistis) yang artinya secara sederhana adalah kepercayaan kepada Allah. Tetapi
dalam Perjanjian Baru, terutama dalam surat-surat Rasul Paulus, tidak semua
kepercayaan akan Allah dinilai sebagai kepercayaan yang benar.

Percaya atau iman yang benar adalah iman kepada Alkitab sebagai Firman
Allah, dan segala sesuatu yang tertulis di dalamnya. Iman yang diberikan kepada
orang-orang yang dihadiahi keselamatan oleh Allah bukanlah iman kepada
sesuatu diluar Alkitab. Tetapi karena begitu panjang, terperinci, dan kaya isi dari
Alkitab, maka Gereja merumuskan kepercayaan iman yang benar tersebut dalam
pengakuan iman Rasuli. Saudara harus mempercayai pengakuan iman tersebut
untuk diselamatkan, bahkan harus mengikrarkannya dalam segala segi
kehidupan saudara.

Kita kembali kepada pengajaran Efesus 2:8-9, selanjutnya dikatakan, itu


bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu:
jangan ada orang yang memegahkan diri. Apakah yang dimaksud bukan hasil
usahamu? Bukan hasil pekerjaanmu? Yang dimaksud adalah iman itu sendiri.
Iman tersebut tidak dihasilkan dari diri manusia yang berdosa. Sebelumnya kita
telah mempelajari bahwa kejatuhan manusia kedalam dosa membuat manusia
rusak secara total, dan tidak dapat berbuat sesuatu pun yang baik dimata Allah.
Termasuk iman, manusia tidak bisa mengusahakan dirinya yang berdosa untuk
beriman dan takluk kepada Allah.
Yohanes 16:13 menyatakan, Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh
Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran. Maka untuk
seseorang dapat mengerti dan mempercayai kebenaran Alkitab, harus dipimpin
oleh Roh Kudus. Dan hanya orang-orang yang telah dianugerahi pimpinan Roh
Kudus tersebut yang dapat beriman kepada Allah dengan benar dan
diselamatkan.

KEPASTIAN MASUK SURGA

Sama seperti orang berdosa pasti menerima kematian kekal yaitu neraka,
demikian pula orang yang benar pasti menerima hidup yang kekal yaitu surga.
Persoalannya, bagaimanakah menjadi orang benar? Lalu, apakah sebenarnya
yang dimaksud dengan istilah surga? Apakah kehidupan yang penuh dengan
kenikmatan seperti yang digambarkan oleh beberapa agama? Ataukah surga
tersebut berada di dunia ini, maka terdapat istilah surga di dunia?

1) Definisi Surga

Surga di dalam Alkitab sulit untuk didefinisikan. Menurut saya, surga dapat
disimpulkan sebagai suatu tempat bersama dengan Tuhan atau hadirat Tuhan itu
sendiri. Persoalannya, Alkitab menyatakan beberapa tempat hadirat Allah
tersebut, singkatnya adalah tempat Allah bersemayam saat ini, Kerajaan Seribu
Tahun di dunia, dan langit dan bumi baru di dalamnya terdapat pula Yerusalem
baru, setelah dunia yang sekarang dilenyapkan (Why. 21:1).
Kemudian, apakah surga memiliki kenikmatan-kenikmatan dunia seperti
bidadari-bidadari cantik, kenikmatan seksual, kenikmatan tubuh, dll? Jelas sekali
tidak, karena di surga, kita tubuh orang-orang beriman tidak lagi fana dan
berdosa (lihat bagian total depravity dalam doktrin manusia), tetapi di sorga,
orang-orang beriman memiliki tubuh kebangkitan, yang penuh kemuliaan (1 Tes.
4:14-17; 1 Kor. 15:51-52). Karena itu, tidaklah mungkin manusia surgawi tersebut
menginginkan hal yang duniawi, karena hal-hal surgawi jauh lebih mulia dan
menyenangkan dibandingkan dengan dunia sekarang ini yang penuh dengan
penderitaan tubuh. Prof. Sung Wook Chung menyatakan keindahan langit dan
bumi baru demikian:

Yerusalem Baru tidak akan memiliki banyak hal yang pernah kita punyai dalam
dunia sekarang ini. Kita tidak akan bisa menemukan lautan, airmata, kematian,
dukacita, atau kesakitan di sana. Dan Yerusalem Baru tidak akan memiliki kuil-
kuil apapun. Ini dikarenakan Allah yang Kudus dan Anak Domba Allah akan
berdiam bersama kita. Dalam Yerusalem Baru, tidak akan membutuhkan terang
matahari atau terang bulan lagi, karena kemuliaan Allah akan menjadi terangnya
dan Anak Domba Allah menjadi lampunya. Dalam Yerusalem Baru tidak akan ada
malam, kenajisan, atau penipuan, dan juga tidak akan ada lagi kutukan atas
ciptaan. Pada sisi yang lain, Yerusalem Baru kita akan mendapati banyak hal
yang tidak ada di dalam dunia yang lama. Di sana akan ada sungai air
kehidupan, pohon kehidupan, dan buah kehidupan. Tahta Allah dan Anak Domba
Allah akan selalu ada selamanya di hadapan kita. Kedamaian dan ketenangan
akan diberikan kepada semua orang yang telah ditebus Allah. 24[12]

24[12]Sung Wook Chung, Belajar Teologi Sistematika Dengan Mudah (Bandung:


Visipress, 2011), 203-204.
2) Siapakah Yang Masuk Surga

Surga sungguh indah tiada tandingannya, tetapi orang berdosa tidak


mungkin masuk surga. Karena Allah tidak mungkin membiarkan dosa tanpa
hukuman, jika demikian Allah menjadi tidak maha-adil. Persoalan terbesarnya
adalah semua orang berdosa. Jika demikian masalahnya, apakah artinya semua
manusia tidak akan masuk surga? Tentu saja! Tetapi Allah, karena kasih karunia-
Nya yang besar telah memilih sebagian orang untuk menikmati surga dengan
cara menebus mereka oleh darah-Nya! Orang-orang yang dipilih tersebut, adalah
orang-orang yang saya jelaskan diatas sebagai orang-orang yang percaya
sehingga menerima janji keselamatan.
Yang perlu diperhatikan dalam bagian ini adalah penebusan dari Allah
tersebut. Mana mungkin Allah menebus dengan darah-Nya sedangkan Ia adalah
Roh? Akan tetapi, Alkitab mengatakan, Allah tidak hanya Roh, tetapi Dia juga
pernah berinkarnasi ke dalam dunia menjadi manusia (Yoh. 1:14). Allah yang
berinkarnasi adalah penggenapan janji keselamatan kepada Adam dan Hawa
(Kej. 3:15), Ia adalah Tuhan kita Yesus Sang Mesias (Dalam bahasa Yunani Mesias
disebut Kristus). I Timotius 2:5-6 mengatakan, Karena Allah itu esa dan esa pula
Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus
Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia:
itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
Kata semua tersebut, diaplikasikan kepada semua orang yang percaya.
Dengan cara yang sedemikian unik, Alkitab menyatakan Allah sebagai Allah yang
mahakasih dan juga maha-adil. Ia mengasihi, Ia mengampuni orang-orang
pilihan-Nya tetapi juga menghukum dosa-dosa mereka di dalam Kristus Yesus,
Sang Allah Anak. Maka Rasul Paulus dalam Efesus 2:8-9 dapat mengatakan
dibenarkan karena iman! Ketika saudara beriman kepada Tuhan Yesus, saudara
dibenarkan dalam Dia, sehingga saudara menjadi warga surga! Yesus Kristus
yang menebus, manusia yang beriman oleh jamahan Allah Roh Kudus, itulah
rahasia terbesar iman Kristen bagi keselamatan manusia.
Suatu ajaran yang disebut dengan arminianisme telah meresahkan
sukacita orang-orang percaya dalam hal keselamatan. Mereka mengatakan
bahwa keselamatan bisa hilang. Hari ini bisa saja percaya Tuhan Yesus, besok
belum tentu. Hal tersebut adalah omong kosong besar! Manusia dapat percaya
bukan karena kemampuan manusia semata, melainkan hanya karya Roh Kudus
semata. Bagaimana mungkin keselamatan dapat hilang, sedangkan Alkitab
mengatakan dipilih sebelum dunia dijadikan (Ef. 1:4), bahkan Allah memberikan
Roh Kudus pada orang-orang percaya untuk memateraikan setiap orang percaya,
sampai akhirnya memperoleh seluruh janji keselamatan melalui penebusan
Kristus (Ef. 1:13-14). Mengenai hal ini, saya berani mengatakan, bahwa tidak ada
satu pun ayat dalam Alkitab yang secara jelas menyatakan bahwa orang yang
sungguh-sungguh beriman dan didiami Roh Kudus dapat menjadi murtad di
zaman Gereja ini.

Oleh David Kristanto at 14.01

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan


ke Pinterest

Labels: Teologi Sistematika

Bisakah Orang Kristen Kehilangan Keselamatan?

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.

II) Keselamatan tidak bisa hilang.


Kalau ditanya: bisakah orang kristen kehilangan keselamatannya?, maka ajaran Reformed
/ Calvinisme dan Arminianisme bertentangan dalam menjawab pertanyaan ini. Ajaran
Reformed / Calvinisme mengatakan bahwa keselamatan tidak bisa hilang, sedangkan
Arminianisme mengatakan keselamatan bisa hilang.

Mengapa saya mempercayai ajaran Reformed / Calvinisme yang mengatakan


keselamatan tidak bisa hilang?

1) Ajaran Arminian bertentangan dengan SOLA FIDE dan SOLA GRATIA yang baru
saya ajarkan. Penyangkalan terhadap doktrin Perseverance of the Saints (= Ketekunan
orang-orang kudus) ini menyebabkan keselamatan akhir tergantung kepada usaha dan
kehendak manusia.

Pdt. Jusuf B. S.: Kepastian keselamatan kita tergantung dari Allah dan kita.
Allah 100 % menghendaki keselamatan kita. Ia tidak pernah berubah Ibr 13:8.
Sebab itu sekarang hanya tergantung dari kita. Kalau kita sungguh-sungguh, itu
berarti kita akan tumbuh, tidak tinggal kanak-kanak rohani, pasti naik, kita
juga pasti tetap selamat. Jadi kepastian keselamatan itu tergantung dari
kesungguhan kita dengan kata lain tergantung dari tingkat rohani kita -
Keselamatan tidak bisa hilang?, hal 67.
Pdt. Jusuf B. S.: Keselamatan itu bisa hilang tetapi orang beriman yang mau
tetap selamat, tidak akan kehilangan keselamatannya - Keselamatan tidak bisa
hilang?, hal 73.

Misalnya ada 2 orang beriman yang sejati, yaitu A dan B. A sungguh-sungguh


berusaha untuk tetap selamat dan karena itu tetap selamat, sedangkan B tidak / kurang
berusaha, sehingga akhirnya kehilangan keselamatannya.

Jadi apa yang membedakan A dan B? Apa yang akhirnya menyebabkan A masuk
surga sedangkan B masuk neraka? Kesungguhan A dalam memelihara
keselamatannya, bukan? Jelas bahwa kebaikan si A mempunyai andil dalam
keselamatannya. Dengan demikian itu bertentangan dengan dengan SOLA FIDE
dan SOLA GRATIA.

Kalau si A ditanya: mengapa kamu selamat, B tidak?.

Karena saya percaya kepada Kristus.

Si B juga percaya kepada Kristus, mengapa dia tidak selamat?

Karena dia tidak percaya sampai akhir.

Mengapa kamu bisa percaya sampai akhir, dan B tidak?.

Mungkin karena saya lebih banyak berdoa, lebih tidak duniawi, lebih cinta
Tuhan, lebih sungguh-sungguh dalam berusaha, lebih tekun, dsb.

Ini memang merupakan jawaban yang tak terhindarkan. Dengan kata lain: si A
selamat dan si B tidak, karena si A lebih baik dari pada si B.

Memang konsekwensi seperti ini tidak akan disetujui oleh orang Arminian.

Pdt. Jusuf B. S.: Kita menerima keselamatan dari Tuhan dengan cuma-cuma,
bukan karena jasa, kebaikan, usaha atau pekerjaan kita - Keselamatan tidak
bisa hilang?, hal 9. Dan ia lalu mengutip Ef 2:8 sebagai dasar.

Tetapi ketidak-setujuannya ini menyebabkan ia menjadi tidak konsisten dengan


ajarannya di atas, yang menunjukkan bahwa orang kristen yang bisa tetap selamat
adalah mereka yang mau bersungguh-sungguh dalam berusaha memelihara
keselamatan mereka.

Bandingkan dengan kata-kata Council of Trent yang mengutuk orang yang


mempercayai pembenaran oleh iman saja (justification by faith alone).

Council of Trent, Chapter XVI, Canon IX: If any one saith that by faith alone the
impious is justified in such wise as to mean, that nothing else is required to co-
operate in order to the obtaining of the grace of justification, and that it is not in
any way necessary, that he be prepared and disposed by the movement of his own
will: let him he anathema (= Jika seseorang berkata bahwa oleh iman saja orang
jahat dibenarkan, dan mengartikan bahwa tidak ada sesuatu apapun yang
dibutuhkan untuk bekerja sama supaya mendapatkan kasih karunia
pembenaran, dan bahwa tidak dibutuhkan dalam hal apapun bahwa ia
disiapkan dan diatur / dicondongkan oleh gerakan kehendaknya sendiri:
terkutuklah dia) - Louis Berkhof, Systematic Theology, hal 512.

Canon XXIV: If any one saith, that the justice received is not preserved and also
increased before God through good works; but that the said works are merely the
fruits and signs of justification obtained, but not a cause of the increase thereof: let
him he anathema (= Jika seseorang berkata bahwa pembenaran yang diterima
itu tidak dipelihara dan juga ditingkatkan di hadapan Allah melalui perbuatan
baik; tetapi bahwa perbuatan baik yang disebutkan tadi semata-mata
merupakan buah dan tanda / bukti dari pembenaran yang didapatkan, tetapi
bukan suatu penyebab dari peningkatan itu: terkutuklah dia) - Louis Berkhof,
Systematic Theology, hal 512.

Sekalipun ini sebetulnya lebih sesat dari pada kata-kata Pdt. Jusuf B. S. tadi, tetapi ini
lebih konsisten dengan pandangan bahwa keselamatan bisa hilang, yang juga dianut
oleh Roma Katolik.

Sekarang perhatikan beberapa kutipan dari para ahli theologia Reformed di bawah ini:

Herman Hoeksema: Hence, according to them, it is abundantly plain that


perseverance and the final salvation depend on man (= Karena itu, menurut
mereka, adalah sangat jelas bahwa ketekunan dan keselamatan akhir
tergantung kepada manusia) - Reformed Dogmatics, hal 551-552.

Louis Berkhof: The denial of the doctrine of perseverance virtually makes the
salvation of man dependent on the human will rather than on the grace of God.
This consideration will, of course, have no effect on those who share the Pelagian
conception of salvation as autosoteric - and their number are great - but certainly
ought to cause those to pause who glory in being saved by grace (= Penyangkalan
terhadap doktrin ketekunan sebenarnya membuat keselamatan manusia
tergantung pada kehendak manusia dan bukannya pada kasih karunia Allah.
Tentu saja pertimbangan ini tidak mempunyai pengaruh pada mereka yang
mempunyai konsep Pelagianisme tentang keselamatan sebagai penyelamatan
diri sendiri - dan jumlah mereka banyak - tetapi pasti pertimbangan ini harus
menyebabkan mereka, yang bermegah dalam keselamatan karena kasih
karunia, untuk berhenti sejenak) - Systematic Theology, hal 549.

Loraine Boettner: Arminianism denies this doctrine of Perseverance, because it is


a system, not of pure grace, but of grace and works; and in any such system the
person must prove himself at least partially worthy (= Arminianisme menyangkal
doktrin ketekunan ini, karena Arminian merupakan suatu sistim bukan hanya
dari kasih karunia murni, tetapi dari kasih karunia dan perbuatan baik; dan
dalam sistim seperti itu seseorang harus membuktikan bahwa dirinya sedikitnya
layak sebagian / mempunyai kelayakan sebagian) - The Reformed Doctrine of
Predestination, hal 187.

Dan kalau memang keselamatan akhir tergantung manusia itu sendiri, maka itu
menyebabkan orang kristen berada dalam posisi yang sangat genting / berbahaya.
Louis Berkhof: The idea is that, after man is brought to a state of grace by the
operation of the Holy Spirit alone, or by the joint operation of the Holy Spirit and
the will of man, it rests solely with man to continue in faith or to forsake the faith,
just as he sees fit. This renders the cause of man very precarious and makes it
impossible for him to attain to the blessed assurance of faith. Consequently, it is of
the utmost importance to maintain the doctrine of perseverance. In the words of
Hovey, It may be a source of great comfort and power, - an incentive to gratitude, a
motive to self-sacrifice, and a pillar of fire in the hour of danger. [= Gagasannya
(dari orang Arminian) adalah, setelah seorang manusia dibawa ke suatu
keadaan kasih karunia oleh pekerjaan Roh Kudus saja, atau oleh kerja sama
dari Roh Kudus dan kehendak manusia, sekarang semata-mata terserah kepada
orang itu untuk terus dalam iman atau untuk meninggalkan iman, seperti yang
ia anggap baik. Ini membuat perkara manusia ini sangat genting / berbahaya,
dan membuat mustahil baginya untuk mencapai keyakinan iman / keselamatan.
Karena itu, mempertahankan doktrin ketekunan merupakan sesuatu yang
terpenting. Dalam kata-kata dari Hovey: Doktrin itu bisa menjadi sumber dari
penghiburan dan kuasa, - suatu dorongan kepada rasa syukur, suatu motivasi
kepada pengorbanan diri sendiri, dan suatu tiang api pada saat bahaya.] -
Systematic Theology, hal 549.

Loraine Boettner mengutip kata-kata Luther:

we ourselves are so feeble, that if the matter were left in our hands, very few, or
rather none, would be saved; but Satan would overcome us all (= kita sendiri
adalah begitu lemah, sehingga seandainya persoalannya diletakkan dalam
tangan kita, sangat sedikit, atau sama sekali tidak ada, yang akan diselamatkan;
tetapi Setan akan mengalahkan kita semua) - The Reformed Doctrine of
Predestination, hal 187.

Bdk. Yes 1:9 - Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan pada kita
sedikit orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom, dan sama seperti
Gomora.

Mat 24:22 - Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang
hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan
waktu itu akan dipersingkat.

Loraine Boettner: If Arminianism were true, Christians would still be in very


dangerous positions, with their eternal destiny suspended upon the probability that
their weak, creaturely wills would continue to choose right. ... His assurance is
based largely on self-confidence. Others have failed, but he is confident that he will
not fail. But what a delusion is this when apllied to the spiritual realm! What a pity
that any one who is at all acquainted with his own tendency to sin should base his
assurance of salvation upon such grounds! His system places the cause of his
perseverance, not in the hands of an all-powerful, never-changing God, but in the
hands of weak sinful man (= Seandainya Arminianisme benar, orang-orang
Kristen tetap ada dalam posisi yang sangat berbahaya, dengan nasib / tujuan
kekal digantungkan pada kemungkinan dimana kehendak mereka yang lemah
dan bersifat makhluk ciptaan, akan terus memilih yang benar. ...
Keyakinanannya secara umum didasarkan pada keyakinan terhadap diri
sendiri. Orang-orang lain telah gagal, tetapi ia yakin bahwa ia tidak akan gagal.
Tetapi kalau ini diterapkan terhadap dunia rohani, itu betul-betul merupakan
khayalan / tipuan. Betul-betul menyedihkan bahwa ada orang yang mengenal
kecenderungannya sendiri ke dalam dosa, mendasarkan keyakinan
keselamatannya pada dasar seperti itu! Sistimnya meletakkan persoalan
ketekunannya, bukan dalam tangan Allah yang maha kuasa dan tak pernah
berubah, tetapi dalam tangan orang berdosa yang lemah) - The Reformed
Doctrine of Predestination, hal 193-194.

2) Kitab Suci berulangkali menjanjikan bahwa orang yang percaya kepada Yesus
mendapatkan hidup kekal (Yoh 3:16,36 Yoh 6:47 dsb).

Yang ingin saya tekankan di sini adalah kata kekal, yang berarti terus menerus tanpa
ada akhirnya. Kalau orang kristen yang sejati, yang sudah betul-betul diselamatkan
bisa jatuh dalam dosa sedemikian rupa sehingga tersesat, murtad dan akhirnya
terhilang, maka sebetulnya pada saat ia percaya kepada Yesus, ia bukannya diberi
hidup kekal, tetapi hidup bersyarat. Apa syaratnya? Syaratnya adalah jangan sesat /
murtad. Kalau memang ini keadaannya, maka keadaan orang kristen sejati itu sama
seperti keadaan Adam sebelum jatuh ke dalam dosa. Ia mempunyai hidup, tetapi
bukan hidup kekal, melainkan hidup bersyarat. Apa syaratnya: tidak makan buah
terlarang.

Tetapi tidak ada bagian Kitab Suci manapun yang mengatakan: percayalah kepada
Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan mendapat hidup bersyarat. Itu bukan ajaran
Kitab Suci, dan dengan demikian ajaran Arminian tidak sesuai dengan Kitab Suci.
Kitab Suci mengajarkan: yang percaya kepada Yesus mendapatkan hidup kekal.
Karena itu tidak ada apapun yang bisa membuat mereka kehilangan hidup tersebut.

Louis Berkhof: According to Scripture the believer is already in this life in


possession of salvation and eternal life, John 3:36; 5:24; 6:54. Can we proceed on
the assumption that eternal life will not be everlasting? (= Menurut Kitab Suci
orang percaya dalam hidup ini sudah mempunyai keselamatan dan hidup yang
kekal, Yoh 3:36; 5:24; 6:54. Bisakah kita meneruskan pada anggapan bahwa
hidup yang kekal tidak akan bersifat kekal?) - Systematic Theology, hal 548.

R. L. Dabney: The principle then implanted, is a never-dying principle. In every


believer an eternal spiritual life is begun. If all did not persevere in holiness, there
would be some in whom there was a true spiritual life, but not everlasting. The
promise would not be true (= Prinsip yang ditanamkan pada saat itu, adalah
prinsip yang tidak pernah mati. Dalam setiap orang percaya, suatu kehidupan
rohani yang kekal dimulai. Jika semua tidak bertekun dalam kekudusan, maka
ada sebagian dari mereka dalam siapa ada kehidupan rohani yang benar, tetapi
tidak kekal. Maka janji itu tidak benar) - Lectures in Systematic Theology, hal
692-693.

Keberatan:

1Yoh 3:15 - Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang


pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang
tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
Ayat ini menunjukkan bahwa orang bisa kehilangan hidup yang kekal, yang tadinya
telah ia miliki.

Jawaban saya:

Ayat ini berbicara dari sudut pandang manusia. Kalau kita melihat seseorang mengaku
percaya kepada Kristus, maka kita menganggap orang itu sudah mendapat hidup yang
kekal. Tetapi pada waktu kita melihat orang itu tidak mempunyai kasih, dan bahkan
membenci saudaranya, maka kita tahu bahwa ia bukan orang kristen yang sejati, dan
lalu dikatakan bahwa ia tidak tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
Tetapi fakta sebenarnya adalah: ia tidak pernah betul-betul percaya, dan tidak pernah
betul-betul mendapatkan hidup yang kekal.

3) Arminianisme merupakan penghinaan terhadap penebusan dan pembenaran kita.

Satu-satunya dasar mengapa kita bisa dibenarkan adalah penebusan oleh Yesus
Kristus dan kebenaranNya yang diberlakukan bagi kita. Kalau ada orang yang betul-
betul percaya kepada Yesus Kristus sehingga diampuni dan dibenarkan, tanpa peduli
bagaimana kejahatannya dahulu, dan lalu menjadi tidak benar lagi dan masuk ke
dalam penghukuman, maka hal itu pasti merupakan suatu penghinaan terhadap
penebusan maupun kehidupan yang benar dari Yesus Kristus.

R. L. Dabney: As all Christians agree, the sole ground of the acceptance of


believers is the justifying righteousness of Jesus Christ. ... this ground of
justification, this atonement for sin, this motive for the bestowal of divine love, is
perfect. Christians atonement surmounts the demerit of all possible sin or
ingratitude. His righteousness is a complete price to purchase the sinners pardon
and acceptance. See Heb. 9:12; 10:12 and 14; Jno. 5:24. ... Can one who has been
fully justified in Christ, whose sins have been all blotted out, irrespective of their
heinousness, by the perfect and efficacious price paid by Jesus Christ, become
again unjustified, and fall under condemnation without a dishonour done to
Christs righteousness? (= Sebagaimana disetujui oleh semua orang kristen,
satu-satunya dasar dari penerimaan orang-orang percaya adalag kebenaran
yang membenarkan dari Yesus Kristus. ... dasar dari pembenaran ini, penebusan
dosa ini, motivasi untuk pemberian kasih ilahi ini, adalah sempurna. Penebusan
orang-orang Kristen mengatasi kesalahan dari semua dosa atau rasa tidak tahu
terima kasih yang memungkinkan. KebenaranNya merupakan harga yang
lengkap / sempurna untuk membeli pengampunan dosa dan penerimaan orang-
orang berdosa. Lihat Ibr 9:12; 10:12 dan 14; Yoh 5:24. ... Bisakah seseorang
yang telah sepenuhnya dibenarkan dalam Kristus, yang dosa-dosanya telah
dihapuskan, terlepas dari kejahatan mereka, oleh harga yang sempurna dan
manjur yang dibayar oleh Yesus Kristus, lalu menjadi tidak benar lagi, dan
jatuh di bawah penghukuman, tanpa dilakukan suatu penghinaan terhadap
kebenaran Kristus?) - Lectures in Systematic Theology, hal 691.

Illustrasi: ada orang berhutang kepada saudara. Saya membayar hutang orang itu
seluruhnya, sehingga saudara lalu menganggap hutang itu lunas. Tahu-tahu, entah apa
yang dilakukan oleh orang itu, saudara kembali menganggapnya masih berhutang
kepada saudara. Dengan tindakan ini, saudara menghina pembayaran yang sudah saya
lakukan!
Dalam illustrasi ini, saudara bisa menjawab: belum tentu. Karena bagaimana kalau
orang itu berhutang lagi? Bukankah boleh ia dianggap kembali sebagai orang yang
berhutang? Memang ya. Tetapi dalam dunia rohani, tidak bisa diterapkan seperti itu,
karena pada saat Yesus Kristus membayar hutang kita, Ia membayar semuanya,
bahkan dosa-dosa yang akan datang. Dan karena itu kalau kita tahu-tahu dianggap
sebagai orang yang berhutang / tidak benar, itu merupakan penghinaan terhadap
penebusan yang Ia lakukan.

4) Arminianisme merupakan penghinaan terhadap pekerjaan Roh Kudus dalam diri / hati
kita.

Roh Kudus diberikan kepada setiap orang yang percaya, dan tujuan pemberian ini
adalah supaya Roh Kudus itu membimbing, menolong, menopang, menguatkan,
menghibur, menegur, dan sebagainya. Dengan kata lain, Roh Kudus menggantikan
peranan Yesus terhadap murid-muridNya selama Ia masih hidup di dunia ini. Kalau
kita ternyata bisa tersesat / murtad dan lalu kehilangan keselamatannya, maka itu
berarti Roh Kudus tidak becus dalam melakukan tugasNya.

Louis Berkhof mengutip kata-kata Dabney:

It is a low and unworthy estimate of the wisdom of the Holy Spirit and of His work
in the heart, to suppose that He will begin the work now, and presently desert it;
that the vital spark of heavenly birth is an ignis fatuus, burning for a short
season, and then expiring in utter darkness; that the spiritual life communicated in
the new birth, is a sort of spasmodic or galvanic vitality, giving the outward
appearance of life in the dead soul, and then dying (= Kita menilai hikmat dari
Roh Kudus dan dari pekerjaanNya dalam hati sebagai rendah dan tak berharga,
jika kita menganggap bahwa Ia mau mulai bekerja sekarang, dan dalam waktu
singkat meninggalkannya; sehingga percikan api yang vital dari kelahiran
surgawi adalah suatu ignis fatuus, menyala untuk waktu yang singkat, dan lalu
mati dalam kegelapan total; sehingga kehidupan rohani yang diberikan dalam
kelahiran baru, adalah suatu kehidupan yang bersifat sementara atau seperti
arus listrik dari batere, memberikan penampilan lahiriah dari kehidupan dalam
jiwa yang mati, dan lalu sekarat / mati) - Systematic Theology, hal 547.

5) Orang percaya tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.

Loraine Boettner: Paul teaches that believers are not under law, but under grace,
and that since they are not under the law they cannot be condemned for having
violated the law. Ye are not under law but under grace, Rom. 6:14. Further sin
cannot possibly cause their downfall, for they are under a system of grace and are
not treated according to their deserts. ... The one who attempts to earn even the
smallest part of his salvation by works becomes a debtor to do the whole law (that
is, to render perfect obedience in his own strength and thus earn his salvation),
Gal. 5:3. We are here dealing with two radically different systems of salvation, two
systems which, in fact, are diametrically opposed to each other [= Paulus
mengajar bahwa orang-orang percaya tidak berada di bawah hukum Taurat,
tetapi di bawah kasih karunia, dan karena mereka tidak berada di bawah
hukum Taurat mereka tidak bisa dihukum karena melanggar hukum Taurat.
kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia, Ro
6:14. Dosa-dosa selanjutnya tidak mungkin bisa menyebabkan kejatuhan
mereka, karena mereka ada di bawah sistim dari kasih karunia dan tidak
diperlakukan sesuai dengan yang mereka layak dapatkan. ... Seseorang yang
berusaha untuk mendapatkan bahkan bagian terkecil dari keselamatannya
menjadi seorang yang berhutang untuk melakukan seluruh hukum Taurat
(yaitu, memberikan ketaatan yang sempurna dengan kekuatannya sendiri dan
dengan demikian layak mendapatkan keselamatannya), Gal 5:3. Di sini kita
menangani 2 sistim keselamatan yang sangat berbeda, 2 sistim yang dalam
faktanya bertentangan satu sama lain] - The Reformed Doctrine of
Predestination, hal 184,185.

Bdk. Mat 11:28-30 - Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban
berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan
belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun
ringan.. Bdk. 1Yoh 5:4a - Perintah-perintahNya itu tidak berat.

Calvin mengatakan bahwa sebetulnya, yang diundang di sini bukanlah seadanya


orang yang letih lesu dan berbeban berat, tetapi orang yang letih lesu dan berbeban
berat karena dosa. Ia berusaha untuk hidup suci, membuang dosa, dsb, tetapi ia tidak
mampu. Ini menyebabkan ia tidak yakin akan keselamatannya dan ia takut terhadap
murka Allah, dan ini yang menyebabkan ia merasakan beban yang berat. Contoh yang
menyolok tentang orang seperti ini adalah Martin Luther sebelum pertobatannya.
Yesus mengundang orang seperti ini untuk datang kepadaNya. Dan Ia menjanjikan
kelegaan / ketenangan, kuk yang enak, dan beban yang ringan. Apakah kalau kita ikut
Kristus bebannya betul-betul ringan? Saya yakin tidak. Tetapi tetap disebut ringan
dalam perbandingan dengan orang di luar Kristus. Yang di dalam Kristus
mengusahakan ketaatan dengan keyakinan bahwa dirinya sudah selamat, yang di luar
Kristus mengusahakan ketaatan supaya selamat. Itu yang membedakan sehingga yang
pertama merasakan bebannya ringan, yang kedua merasakan bebannya berat.

Kalau kita menerima ajaran Arminian, bahwa orang kristen yang sejati bisa
kehilangan keselamatannya, maka janji Yesus ini harus dibuang. Beban orang kristen
sama beratnya dengan beban orang yang non kristen, karena sama-sama tidak yakin
nanti akan selamat atau tidak!

6) Arminianisme ini bertentangan dengan Ro 8:28 dan 1Kor 10:13.

Ro 8:28 - Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi
mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

1Kor 10:13 - Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-


pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan
karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.
Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar,
sehingga kamu dapat menanggungnya.

Dalam kedua janji di atas ini, yang saya yakin hanya berlaku untuk orang kristen yang
sejati, Allah berjanji untuk:
memberikan yang baik bagi orang percaya.

membatasi pencobaan sehingga tidak lebih dari kekuatan orang percaya.

Kalau memang ada orang kristen yang sejati yang sudah diselamatkan yang bisa
murtad dan lalu terhilang selama-lamanya, maka perlu dipertanyakan:

mengapa Allah tidak memanggil ia pulang pada waktu ia ada dalam keadaan
selamat? Bukankah itu lebih baik baginya dari pada dibiarkan hidup tetapi lalu
murtad dan binasa?

mengapa Allah tidak membatasi pencobaan yang dialami orang tersebut?

Apakah 1Kor 10:13, dan juga Ro 8:28, tidak berlaku bagi orang itu?

Pdt. Jusuf B. S.: Tentu Allah membatasi setan dalam usahanya ini, supaya
jangan manusia dicobai lebih dari kemampuannya (1Kor 10:13), kalau tidak,
semua manusia akan binasa - Keselamatan tidak bisa hilang?, hal 19.

Kelihatannya ia menganggap bahwa 1Kor 10:13 ini berlaku untuk semua orang. Allah
membatasi pencobaan (secara umum), karena kalau tidak, maka semua manusia akan
binasa. Dengan dibatasi, maka sebagian manusia saja yang binasa. Berarti pada orang-
orang itu pencobaan terlalu berat. Lalu mengapa ada yang dijaga sehingga
pencobaannya tidak terlalu berat dan ada yang dibiarkan dicobai secara terlalu berat?

Saya berpendapat bahwa baik Ro 8:28, maupun 1Kor 10:13, hanya berlaku untuk
orang kristen yang sejati, dan kedua ayat itu menjamin bahwa orang kristen sejati
tidak mungkin kehilangan keselamatannya!

7) Dasar dari keselamatan kita adalah kasih yang tidak berubah dari Allah.

Yer 31:3 - Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi
engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setiaKu
kepadamu.

R. L. Dabney: The sovereign and unmerited love is the cause of the believers
effectual calling, Jer. 31:3; Rom. 8:30. Now, as the cause is unchangeable, the
effect is unchangeable. ... When He first bestowed that grace, He knew that the
sinner on whom He bestowed it was totally depraved, and wholly and only hateful
in himself to the divine holiness; and therefore no new instance of ingratitude or
unfaithfulness, of which the sinner may become guilty after his conversion, can be
any provocation to God, to change His mind, and wholly withdraw His sustaining
grace. God knew all this ingratitude before. He will chastise it, by temporarily
withdrawing His Holy Spirit, or His providential mercies; but if He had not
intended from the first to bear with it, and to forgive it in Christ, He would not have
called the sinner by His grace at first (= Kasih yang berdaulat dan tidak layak
kita dapatkan, adalah penyebab dari panggilan effektif terhadap orang percaya,
Yer 31:3; Ro 8:30. Sekarang, karena penyebabnya tidak bisa berubah, maka
akibatnya juga tidak bisa berubah. ... Pada saat Ia pertama kalinya memberikan
kasih karunia itu, Ia sudah tahu bahwa orang berdosa, kepada siapa Ia
memberikan kasih karunia itu, adalah bejad secara total dan hanya
membangkitkan kebencian dalam dirinya terhadap kekudusan ilahi; dan karena
itu tidak ada contoh baru dari rasa tidak tahu terima kasih atau ketidak-setiaan,
tentang mana orang berdosa itu bisa menjadi bersalah setelah pertobatan, bisa
menjadi sesuatu yang membuat Allah menjadi marah, mengubah pikiranNya,
dan menarik kembali kasih karuniaNya sepenuhnya. Allah tahu tentang semua
rasa tidak tahu terima kasih ini sebelumnya. Ia akan menghajarnya, dengan
secara sementara menarik Roh KudusNya, atau belas kasihan providensiaNya;
tetapi seandainya Ia dari semula tidak bermaksud untuk menganggung semua
itu dengan sabar, dan mengampuninya dalam Kristus, maka Ia tidak akan
memanggil orang berdosa itu dengan kasih karuniaNya) - Lectures in Systematic
Theology, hal 690,691.

Kata-kata Dabney ini mungkin agak membingungkan bagi orang yang tidak terbiasa
dengan bahasa Theologia. Karena itu akan saya katakan dengan kata-kata saya sendiri
sebagai berikut: Yang menyebabkan Allah memanggil kita adalah kasih Allah. Kasih
Allah ini tidak bisa berubah. Karena itu pangilanNya juga tidak berubah. Pada saat
Allah mau menyelamatkan seseorang, Allah sudah tahu bahwa orang itu adalah orang
yang bejat secara total, sehingga yang bisa dilakukan orang itu selalu adalah hal-hal
yang menjengkelkan Dia, karena semua manusia memang seperti itu. Karena itu, pada
saat orang itu menjadi orang kristen, tidak ada dosa apapun yang mengejutkan Allah,
yang lalu menyebabkan Allah membatalkan keselamatan orang itu. Kalau dari semula
Ia memang tidak bermaksud untuk terus menanggung dengan sabar dosa-dosa orang
itu dan mengampuninya melalui darah Kristus, maka dari semula Ia juga tidak akan
memanggil / menyelamatkan orang itu.

8) Allah itu setia.

2Tim 2:12-13 - jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia;
jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita; jika kita tidak setia,
Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diriNya..

1Kor 1:8-9 - Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya,


sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Allah, yang
memanggil kamu kepada persekutuan dengan AnakNya Yesus Kristus, Tuhan
kita, adalah setia.

Ro 11:29 - Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilanNya.

Fil 1:6 - Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan
yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada
hari Kristus Yesus.

R. L. Dabney: the Apostle says, Phil. 1:6, that from the first day of their
conversion till now, his prayers for his Philippian converts had always been offered
in joy, because he was confident that the Redeemer, who had begun the blessed
work in them, by their regeneration, faith, and repentance, would continue that
work of sanctification, till it was perfected at the second coming of Jesus Christ, in
the resurrection of their bodies, and their complete glorification (= sang Rasul
berkata, Fil 1:6, bahwa dari hari pertama dari pertobatan mereka sampai
sekarang, doa-doanya untuk petobat-petobat Filipi selalu dinaikkan dengan
sukacita, karena ia yakin bahwa sang Penebus, yang telah memulai pekerjaan
yang baik di dalam mereka, oleh kelahiran baru, iman dan pertobatan mereka,
akan meneruskan pekerjaan pengudusan itu, sampai itu disempurnakan pada
kedatangan Yesus Kristus yang keduakalinya, dalam kebangkitan tubuh
mereka, dan pemuliaan mereka yang sempurna) - Lectures in Systematic
Theology, hal 688.

Dabney lalu menambahkan:

This work was begun in them by God, not by their own free choice, independent of
grace; for that choice always would have been, most freely and heartily, to choose
sin. It must have been begun by God from deliberate design; for God worketh all
things after the counsel of His own will. That design and purpose of mercy was not
founded on anything good in them, but on Gods unchangeable mercy; and
therefore it would not be changed by any of their faults, but the unchanging God
would carry it out to perfection (= Pekerjaan ini dimulai di dalam mereka oleh
Allah, bukan oleh pemilihan bebas mereka sendiri, tak tergantung dari kasih
karunia; karena pilihan itu, dengan sangat bebas dan sungguh-sungguh /
antusias, selalu akan memilih dosa. Itu harus dimulai oleh Allah dari
perencanaan yang disengaja; karena Allah mengerjakan segala hal sesuai
dengan rencana dari kehendakNya sendiri. Rencana belas kasihan tidak
didasarkan pada apapun yang baik dalam diri mereka, tetapi pada belas kasihan
Allah yang tidak berubah; dan karena itu, itu tidak akan diubah oleh kesalahan
apapun dari mereka, tetapi Allah yang tidak berubah itu akan melaksanakannya
sampai pada kesempurnaan) - Lectures in Systematic Theology, hal 688.

1Tes 5:24 - Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan


menggenapinya.

2Tes 3:3 - Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan
memelihara kamu terhadap yang jahat.

John Owen tentang Yer 32:40:

The security hereof depends not on anything in ourselves. All that is in us is to be


used as a means of the accomplishment of this promise; but the event or issue
depends absolutely on the faithfulness of God. And the whole certainty and stability
of the covenant depends on the efficacy of the grace administered in it to preserve
men from all such sins as would disannul it (= Kepastian / keamanan ini tidak
tergantung pada apapun dalam diri kita sendiri. Semua yang ada dalam kita
digunakan sebagai cara / jalan untuk mencapai janji ini; tetapi peristiwa atau
hasilnya tergantung secara mutlak pada kesetiaan Allah. Dan seluruh kepastian
dan kestabilan dari perjanjian tergantung pada kemujaraban dari kasih karunia
yang diberikan di dalamnya untuk menjaga manusia dari semua dosa-dosa yang
bisa membatalkannya) - The Works of John Owen, vol 6, hal 338.

9) Allah berkuasa menjaga anak-anakNya.


Yoh 10:27-29 - Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal
mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal
kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan
seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. BapaKu, yang
memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan
seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.

Mengapa dalam ayat ini Yesus menjamin bahwa mereka pasti tidak akan binasa
selama-lamanya? Karena orang percaya ada dalam tangan Yesus yang maha kuasa,
sehingga tidak ada yang bisa merebut dari tanganNya. Seakan-akan itu belum cukup,
Ia menambahkan lagu, tangan Bapa, pencipta langit dan bumi. Dengan dua tangan
yang maha kuasa seperti itu menggenggam kita, maka tidak seorangpun (termasuk
setan) bisa merebut kita dari tangan Mereka.

Selain itu, bagian ini ada dalam kontext yang menunjukkan Yesus sebagai Gembala
yang baik (Yoh 10:11). Kalau ada domba yang sampai hilang, maka yang salah adalah
gembalanya. Sama seperti kalau seorang penjaga anak kecil, kehilangan anak yang
dijaganya. Yang disalahkan tidak mungkin anak itu; yang disalahkan pasti
penjaganya. Demikian juga dalam hal domba. Domba memang bodoh dan tidak
mempunyai alat pembelaan diri. Dan karena itu ia membutuhkan gembala yang
menjaganya dengan gada dan tongkat (Maz 23:4) dan yang memimpinnya ke air yang
tenang dan padang yang berumput hijau (Maz 23:2). Kalau ada domba yang sangat
nakal, kadang-kadang gembala mematahkan satu kakinya, dan lalu membalutnya.
Selama kaki itu belum sembuh, domba itu akan selalu dekat dengan si gembala, dan
diberi makan dari tangan gembala. Nanti kalau kakinya sudah sembuh, ia akan
menjadi domba teladan. Karena itu kalau sampai seorang gembala kehilangan
domba, bukan dombanya yang salah, tetapi gembala itu yang salah. Kecuali saudara
berani mengatakan bahwa Yesus adalah Gembala yang bodoh / ceroboh, janganlah
percaya bahwa orang kristen sejati bisa murtad dan kehilangan keselamatannya!

10) Kristus berdoa syafaat untuk umatNya (Yoh 17:20,24 Ibr 7:25 Luk 22:31-32) dan
Bapa selalu mendengarkan doaNya (Yoh 11:42).

Yoh 17:20,24 - Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk
orang-orang, yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka; ... Ya Bapa,
Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama
dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepadaKu, agar mereka
memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab
Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.

Ibr 7:25 - Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua
orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk
menjadi Pengantara mereka.

Luk 22:31-32 - Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu
seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan
gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-
saudaramu..
Yoh 11:42 - Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh
karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku
mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku..

11) Adanya Roh Kudus sebagai meterai dan jaminan bagi kita.

2Kor 1:22 - memeteraikan tanda milikNya atas kita dan yang memberikan Roh
Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan
untuk kita.

2Kor 5:5 - Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan
yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang
telah disediakan bagi kita.

Ef 1:13-14 - Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman
kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu
percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu. Dan Roh
Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya,
yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji
kemuliaanNya.

Salah satu fungsi dari meterai adalah menjamin keamanan. Dan jaminan bisa
diartikan sebagai uang muka atau tanggungan. Kalau Roh Kudus menjadi meterai
dan jaminan, maka itu memastikan bahwa keselamatan kita tidak bisa hilang.

Catatan: kata penebusan biasanya berarti pembebasan dari kutuk / hukuman, dan
pemulihan diri kita sehingga kembali diperkenan oleh Allah. Tetapi kadang-kadang
kata penebusan ini menunjuk pada pembebasan total dari segala kejahatan, yang
terjadi pada kedatangan Kristus yang keduakalinya. Arti kedua ini digunakan
misalnya dalam:

Luk 21:28 - Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah
mukamu, sebab penyelamatanmu [NIV: redemption (= penebusan)] sudah
dekat..

Ro 8:23 - Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima
karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan
pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan [NIV: redemption (=
penebusan)] tubuh kita.

Ef 4:30 - Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah
memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan [NIV: redemption (=
penebusan)].

Dan Hodge mengatakan, bahwa dalam Ef 1:14, arti kedua inilah yang harus diambil.

Charles Hodge: The word redemption, in its Christian sense, sometimes means
that deliverance from the curse of the law and restoration to the favour of God, of
which believers are in this life the subjects. Sometimes it refers to that final
deliverance from all evil, which is to take a place at the second advent of Christ.
...There can be no doubt that it here refers to this final deliverance (= Kata
penebusan, dalam arti Kristen, kadang-kadang berarti pembebasan dari kutuk
dari hukum Taurat dan pemulihannya sehingga kembali diperkenan oleh Allah,
tentang mana orang-orang percaya dalam hidup ini adalah subyeknya. Kadang-
kadang kata itu menunjuk pada pembebasan terakhir dari segala kejahatan,
yang akan terjadi pada kedatangan Kristus yang keduakalinya. ... Tidak
diragukan bahwa di sini kata itu menunjuk pada pembebasan akhir ini) -
Ephesians, hal 5-6.

R. L. Dabney: The use of a seal is to ratify a covenant, and make the fulfilment of
it certain to both parties. An earnest (avrrabwn) is a small portion of the thing
covenanted, given in advance, as a pledge of the certain intention to bestow the
whole, at the promised time. ... Unless the final perseverance of believers is certain,
it could be no pledge nor seal [= Kegunaan dari suatu meterai adalah untuk
mengesahkan perjanjian, dan membuat penggenapannya pasti bagi kedua
pihak. Suatu jaminan / uang muka (avrrabwn) adalah sebagian kecil dari
hal yang dijanjikan, diberikan di muka, sebagai jaminan dari maksud tertentu
untuk memberikan seluruhnya, pada saat yang dijanjikan. ... Kecuali ketekunan
akhir dari orang-orang percaya merupakan sesuatu yang pasti, tidak bisa ada
jaminan atau meterai] - Lectures in Systematic Theology, hal 692.

Charles Hodge: The Holy Spirit is itself the earnest, i.e. at once the foretaste and
pledge of redemption. ... So certain, therefore, as the Spirit dwells in us, so certain
is our final salvation (= Roh Kudus sendiri adalah jaminan, yaitu sekaligus
merupakan cicipan dan jaminan / janji tentang penebusan. ... Karena itu, sepasti
seperti Roh Kudus tinggal di dalam kita, demikianlah pastinya keselamatan
akhir kita) - I & II Corinthians, hal 401.

12) Tuhan berjanji bahwa tidak ada apapun yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus
atau dari kasih Allah dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Ro 8:35-39 - (35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?
Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau
ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? (36) Seperti ada tertulis: Oleh karena
Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap
sebagai domba-domba sembelihan. (37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih
dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (38)
Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat,
maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan
datang, atau kuasa-kuasa, (39) baik yang di atas, maupun yang di bawah,
ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih
Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

a) Ay 35 mengatakan kasih Kristus bukan kasih Allah karena kasih Allah tidak
bisa dicari di luar Kristus. Kasih Kristus ini bukan menunjuk kepada kasih kita
kepada Kristus, tetapi menunjuk kepada kasih Kristus kepada kita.

b) Ay 35b berbicara tentang penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan,


ketelanjangan, bahaya, atau pedang. Ini merupakan contoh hal-hal yang sering
kita anggap sebagai bukti bahwa kita ditinggal / tidak dipedulikan oleh Allah.
Tetapi Paulus mengatakan bahwa hal-hal ini tidak akan memisahkan kita dari
kasih Kristus.

Kata memisahkan dalam ay 35 itu, dalam bahasa Yunaninya adalah


KHORISEI, yang sebetulnya berarti menceraikan, seperti dalam Mat 19:6
1Kor 7:10,11,15.

Dalam Perjanjian Lama, Allah menceraikan Israel karena perzinahan rohani /


penyembahan berhala yang mereka lakukan (Yer 3:8). Tetapi dalam Perjanjian
Baru, Allah tidak mungkin melakukan hal itu terhadap kita. Bandingkan dengan
2Tim 2:13 - jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat
menyangkal diriNya.

Dalam hidup suami - istri, hal-hal dalam ay 35b itu bisa menyebabkan perceraian;
seperti berita di koran beberapa waktu yang lalu yang menyatakan bahwa karena
krisis moneter, maka banyak pasangan muda yang bercerai. Tetapi ay 35 ini
menjamin bahwa Allah tidak akan menceraikan kita!

c) Ay 38-39: hal-hal lain yang juga tidak bisa memisahkan / menceraikan kita dari
Allah (Catatan: kata memisahkan dalam ay 39 menggunakan kata Yunani yang
sama dengan dalam ay 35):

1. Maut.

Ini menunjukkan bahwa kematian tidak bisa memisahkan kita dari Allah!

2. Hidup.

Kalau ajaran Arminian benar, bahwa orang bisa murtad sehingga kehilangan
keselamatannya, maka itu berarti bahwa hidup bisa memisahkan kita dari
Allah! Tetapi di sini Paulus mengatakan bahwa bukan hanya maut, tetapi
juga hidup, tidak bisa memisahkan kita dari Allah.

3. Malaikat-malaikat.

Ada yang menganggap bahwa ini menunjuk kepada malaikat yang baik, tetapi
ada yang berpendapat bahwa ini menunjuk kepada malaikat yang jahat / setan.
Kalau menunjuk pada malaikat yang baik, maka ini suatu hyperbole (= gaya
bahasa yang melebih-lebihkan), sama seperti dalam Gal 1:8, karena malaikat
yang baik tidak mungkin berusaha memisahkan kita dari Allah.

4. Pemerintah-pemerintah.

Ada yang menafsirkan bahwa ini menunjuk kepada setan, mungkin karena
dalam Ef 6:12 kata itu menunjuk kepada setan. Tetapi bisa juga ini menunjuk
kepada pemerintah manusia. Pemerintah bisa berubah sikap dari pro kristen /
netral menjadi anti kristen (seperti dalam Kel 1:8-dst). Tetapi inipun tidak bisa
memisahkan kita dari Allah.
5. Baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang.

Bagian ini salah terjemahan, dan kesalahan penterjemahan ini menyebabkan


bagian ini seolah-olah merupakan keterangan dari pemerintah-pemerintah,
padahal sebetulnya bukan.

NASB: nor things present, nor things to come (= tidak hal-hal sekarang,
tidak hal-hal yang akan datang).

Jadi, bagian ini sebetulnya berdiri sendiri (terpisah dari pemerintah-


pemerintah), dan menunjukkan bahwa waktu tidak bisa memisahkan kita
dari Allah. Dengan berlalunya waktu, maka godaan memang berubah, tetapi
semua ini tetap tidak bisa memisahkan kita dari Allah. Ini jelas menunjukkan
bahwa Kitab Suci meng-ajarkan adanya jaminan keselamatan (sekali selamat
pasti tetap selamat). Lagi-lagi terlihat, bahwa seandainya ajaran Arminian
benar, bahwa orang kristen bisa murtad dan kehilangan keselamatannya, maka
itu berarti bahwa hal-hal yang akan datang ini harus dibuang dari ay 38-39.

Calvin: The meaning then is, - that we ought not to fear, lest the
continuance of evils, however long, should obliterate the faith of adoption.
This declaration is clearly against the schoolmen, who idly talk and say, that
no one is certain of final perseverance, except through the gift of special
revelation, which they make to be very rare. By such a dogma the whole
faith is destroyed, which is certainly nothing, except it extends to death and
beyond death. But we, on the contrary, ought to feel confident, that he who
has begun in us a good work, will carry it on until the day of the Lord
Jesus (= Jadi artinya adalah, - bahwa kita tidak boleh takut, bahwa
dengan berlanjutnya kejahatan, betapapun lamanya, akan bisa
menghapuskan iman adopsi. Pernyataan ini jelas menentang para ahli
theologia, yang berbicara dan mengatakan tanpa dasar, bahwa tidak
seorangpun yang pasti akan ketekunan akhir, kecuali melalui karunia
wahyu khusus, yang mereka katakan sebagai jarang terjadi. Dengan
dogma seperti itu seluruh iman dihancurkan, dan memang iman itu
kosong kecuali iman itu diperluas sampai pada kematian dan bahkan
melampaui kematian. Tetapi sebaliknya kita harus merasa yakin bahwa
Ia yang memulai pekerjaan yang baik di dalam kita, akan
meneruskannya sampai hari Tuhan Yesus). Bdk. Fil 1:6.

6. Kuasa-kuasa.

Sama seperti pemerintah-pemerintah, kata ini bisa menunjuk pada kuasa


setan ataupun manusia.

7. Baik yang ada di atas, maupun yang ada di bawah.

Bagian ini juga salah terjemahan, dan menyebabkan bagian ini seolah-olah
menerangkan kuasa-kuasa, padahal seharusnya tidak.

NASB: nor height, nor depth (= tidak ketinggian, tidak kedalaman).


Macam-macam penafsiran:

height / ketinggian menunjuk pada keadaan yang enak / mulia;


sedangkan depth / kedalaman menunjuk pada keadaan hina / tidak enak.

Surga maupun neraka. Kalau diartikan seperti ini, mungkin ini merupakan
hyperbole (= gaya bahasa yang melebih-lebihkan), karena orang beriman
kepada Kristus tidak mungkin masuk neraka. Jadi artinya adalah:
seandainya orang beriman bisa masuk neraka, itu tetap tidak akan
memisahkan dia dari kasih Allah dalam Kristus Yesus Tuhan kita!

apapun yang ada di surga maupun di bumi.

8. Makhluk lain.

NASB: nor any other created thing (= tidak benda ciptaan lain yang
manapun juga).

NIV: nor anything else in all creation (= tidak suatu benda apapun dalam
seluruh ciptaan).

Lit: nor any other creature (= tidak makhluk ciptaan lain yang manapun
juga).

Semua ini memberikan ketidakmungkinan yang mutlak bagi seorang kristen untuk
terpisah dari Allah / kasih Allah dalam Kristus Yesus!

13) Dari adanya janji-janji Allah:

a) Dalam Perjanjian Lama:

1. 1Sam 12:22 - Sebab TUHAN tidak akan membuang umatNya, sebab


namaNya yang besar. Bukankah TUHAN telah berkenan untuk membuat
kamu menjadi umatNya?.

2. Maz 89:31-36 - Jika anak-anaknya meninggalkan TauratKu dan mereka


tidak hidup menurut hukumKu, jika ketetapanKu mereka langgar dan
tidak berpegang pada perintah-perintahKu, maka Aku akan membalas
pelanggaran mereka dengan gada, dan kesalahan mereka dengan
pukulan-pukulan. Tetapi kasih setiaKu tidak akan Kujauhkan dari
padanya dan Aku tidak akan berlaku curang dalam hal kesetiaanKu. Aku
tidak akan melanggar perjanjianKu, dan apa yang keluar dari bibirKu
tidak akan Kuubah. Sekali Aku bersumpah demi kekudusanKu, tentulah
Aku tidak akan berbohong kepada Daud: Anak cucunya akan ada untuk
selama-lamanya, dan takhtanya seperti matahari di depan mataKu,
seperti bulan yang ada selama-lamanya, suatu saksi yang setia di awan-
awan. Sela.
Catatan: kata-kata ini dijanjikan oleh Tuhan kepada Daud (Maz 89:21 bdk.
2Sam 7:12-16).

3. Yes 43:1-5 - Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang


menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel:
Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah
memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaanKu. Apabila
engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau
melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau
berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak
akan membakar engkau. Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang
Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu. Aku menebus engkau dengan
Mesir, dan memberikan Etiopia dan Syeba sebagai gantimu. Oleh karena
engkau berharga di mataKu dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,
maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa
sebagai ganti nyawamu. Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai
engkau, Aku akan mendatangkan anak cucumu dari timur, dan Aku akan
menghimpun engkau dari barat.

4. Yes 54:9-10 - Keadaan ini bagiKu seperti pada zaman Nuh: seperti Aku
telah bersumpah kepadanya bahwa air bah tidak akan meliputi bumi
lagi, demikianlah Aku telah bersumpah bahwa Aku tidak akan murka
terhadap engkau dan tidak akan menghardik engkau lagi. Sebab biarpun
gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih
setiaKu tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damaiKu tidak
akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau.

5. Yes 59:21 - Adapun Aku, inilah perjanjianKu dengan mereka, firman


TUHAN: RohKu yang menghinggapi engkau dan firmanKu yang
Kutaruh dalam mulutmu tidak akan meninggalkan mulutmu dan mulut
keturunanmu dan mulut keturunan mereka, dari sekarang sampai
selama-lamanya, firman TUHAN.

6. Yer 32:38-40 - Maka mereka akan menjadi umatKu dan Aku akan
menjadi Allah mereka. Aku akan memberi mereka satu hati dan satu
tingkah langkah, sehingga mereka takut kepadaKu sepanjang masa
untuk kebaikan mereka dan anak-anak mereka yang datang kemudian.
Aku akan mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku tidak
akan membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada
mereka; Aku akan menaruh takut kepadaKu ke dalam hati mereka,
supaya mereka jangan menjauh dari padaKu.

7. Yeh 36:25-27 - Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan
mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-
berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati
yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan
menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu
hati yang taat. RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku
akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap
berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya.
8. Dan 11:32 - Dan orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian
akan dibujuknya sampai murtad dengan kata-kata licin; tetapi umat
yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.

9. Hos 2:18-19 - Aku akan menjadikan engkau isteriKu untuk selama-


lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteriKu dalam keadilan dan
kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. Aku akan menjadikan
engkau isteriKu dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal
TUHAN.

b) Dalam Perjanjian Baru:

1. Mat 12:20 - Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskanNya, dan
sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkanNya, sampai Ia
menjadikan hukum itu menang.

Inilah sikap dari Tuhan Yesus terhadap anakNya yang mundur dari Dia atau
jatuh ke dalam dosa. Ia bukannya justru membuang mereka, tetapi menolong
mereka.

2. Mat 24:22-24 - Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari


segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena
orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat. Pada waktu itu jika
orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada
di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi
palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang
dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka
menyesatkan orang-orang pilihan juga.

Kata-kata sekiranya mungkin jelas menunjukkan bahwa penyesatan


terhadap orang pilihan itu tidak mungkin terjadi.

3. Yoh 4:13-14 - Jawab Yesus kepadanya: Barangsiapa minum air ini, ia


akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan
kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air
yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam
dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang
kekal..

4. Yoh 6:39-40 - (39) Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku,
yaitu supaya dari semua yang telah diberikanNya kepadaKu jangan ada
yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. (40) Sebab
inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak
dan yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku
membangkitkannya pada akhir zaman..

Mula-mula Yesus menyatakan doktrin ini secara negatif, dimana Ia


mengatakan bahwa Bapa menghendaki supaya orang yang sudah
diberikanNya kepada Yesus tidak ada yang hilang (ay 39). Lalu Yesus
menyatakan doktrin ini secara positif, dimana Ia mengatakan bahwa Bapa
menghendaki supaya setiap orang yang percaya kepada Yesus beroleh hidup
yang kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman (ay 40).

5. Yoh 11:25-26 - Jawab Yesus: Akulah kebangkitan dan hidup;


barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,
dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu, tidak akan
mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?.

6. Yoh 13:1 - Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah
tahu, bahwa saatNya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada
Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-muridNya
demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada
kesudahannya.

7. Yoh 14:16 - Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan
kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu
selama-lamanya.

Dalam jaman Perjanjian Baru, Roh Kudus diberikan kepada orang kristen
bukan untuk sementara waktu, tetapi untuk selama-lamanya. Ini menjamin
bahwa kita tidak akan kehilangan keselamatan kita.

8. Ro 5:8-10 - Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh


karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-
lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti
akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih
seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih
kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh
hidupNya!.

Loraine Boettner: Here the very point stressed is that our standing with God
is not based on our deserts. It was while we were enemies that we were
brought into spiritual life through sovereign grace; and if He has done the
greater, will He not do the lesser? (= Di sini hal yang ditekankan adalah
bahwa kedudukan kita dengan Allah tidaklah didasarkan pada
kelayakan kita. Adalah pada saat ketika kita masih seteru kita dibawa
ke dalam kehidupan rohani melalui kasih karunia yang berdaulat; dan
jika Ia telah melakukan yang lebih besar, tidakkah Ia akan melakukan
yang lebih kecil?) - The Reformed Doctrine of Predestination, hal 185.

9. Ro 8:29-30 - Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka


juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran
AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak
saudara. Dan mereka yang ditentukanNya dari semula, mereka itu juga
dipanggilNya. Dan mereka yang dipanggilNya, mereka itu juga
dibenarkanNya. Dan mereka yang dibenarkanNya, mereka itu juga
dimuliakanNya.

Text ini menunjukkan adanya suatu rantai yang tidak terputuskan. Semua
orang yang ditentukan untuk selamat, akan dipanggil oleh Allah, dan mereka
yang dipanggil ini akan dibenarkan, dan mereka yang dibenarkan ini akan
dimuliakan. Tidak ada yang kancrit / kehilangan keselamatannya!

10. Ro 14:4 - Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang


lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya
sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia
terus berdiri.

11. 2Kor 2:14a - Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu
membawa kami di jalan kemenanganNya.

Kalau orang kristen sejati bisa murtad, dan terhilang, maka kata selalu dalam
ayat di atas, harus diganti dengan kadang-kadang, atau sering, atau
biasanya.

12. 2Kor 4:8-9,14 - Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit;
kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak
ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. ...
Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus,
akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia
akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diriNya.

Dalam penderitaan bagaimanapun, Paulus tetap yakin akan keselamatannya.

13. 2Tim 1:12 - Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku
tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin
bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakanNya
kepadaku hingga pada hari Tuhan.

14. 2Tim 4:18 - Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang
jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam
KerajaanNya di sorga. BagiNyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.

15.Ibr 6:19-20 - Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa
kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus
telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan
Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.

16. Ibr 10:38-39 - Tetapi orangKu yang benar akan hidup oleh iman, dan
apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.
Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa,
tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.

17. Ibr 12:2 - Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada
Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita
itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun
memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang
duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Bagian yang digaris-bawahi itu salah terjemahan; bandingkan dengan
terjemahan KJV di bawah ini.

KJV: Looking unto Jesus the author and finisher of our faith (= Memandang
kepada Yesus, pencipta dan penyempurna dari iman kita).

Yesus disebut sebagai author / pencipta, dan finisher / penyempurna /


penyelesai dari iman kita. Mungkinkah Ia disebut demikian, kalau Ia
membiarkan iman kita berhenti di tengah jalan, sehingga kita murtad dan
binasa?

18. Ibr 12:9-10 - Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh
ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus
lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab
mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang
mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita,
supaya kita beroleh bagian dalam kekudusanNya.

Kalau kita berbuat dosa, maka Bapa akan menghajar kita demi kebaikan kita.
Tujuannya apa? Supaya kita beroleh bagian dalam kekudusanNya. Kalau
Allah tidak berhasil melakukan hal itu, Ia bukanlah seorang Bapa yang baik.

19. Ibr 13:5b - Karena Allah telah berfirman: Aku sekali-kali tidak akan
membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan
engkau..

Janji ini berlaku hanya untuk orang kristen yang sejati. Bagaimana janji ini
bisa tergenapi, kalau ada orang kristen sejati yang murtad dan lalu binasa?

20. 1Pet 1:5 - Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena
imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia
untuk dinyatakan pada zaman akhir.

21. 1Pet 5:10 - Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah
memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaanNya yang kekal, akan
melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah
kamu menderita seketika lamanya.

22. 1Yoh 3:9 - Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi;
sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa,
karena ia lahir dari Allah.

23. 1Yoh 5:18 - Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak
berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si
jahat tidak dapat menjamahnya.

24. 2Yoh 9 - Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi
yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa
tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.
25. Yudas 24 - Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu
tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh
kegembiraan di hadapan kemuliaanNya.

-AMIN-

e-mail us at golgotha_ministry@yahoo.com

Yohanes 3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang
tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

Konsep lahir baru atau dilahirkan kembali merupakan suatu ajaran sentral dalam doktrin
keselamatan kekristenan. Inilah doktrin utama yang diakui oleh semua orang Kristen. Semua
orang percaya mengakui bahwa ketika dia percaya, dia lahir baru. Lahir baru adalah ketika
anda percaya kepada Kristus. Akibatnya adalah anda akan diselamatkan. Meskipun demikian,
lahir baru merupakan konsep inti yang membedakan secara tersembunyi arah dan dasar
doktrin soteriologi antara Calvinisme dan Armenianisme.

Stephen Tong dalam kuliah Master Class yang membahas doktrin keselamatan Reformed
mengajukan suatu pertanyaan proses keselamatan mengenai dua pernyataan yang penting :

1. Saya bertobat sehingga saya diselamatkan


2. Karena saya diselamatkan, maka saya bisa bertobat

Manakah yang merupakan kebenaran? Apakah ketika saya percaya, maka saya diselamatkan?
Ataukah saya sudah diselamatkan, maka saya percaya? Hampir sebagian kita pasti akan
menjawab KEDUANYA adalah benar karena diajarkan di dalam Alkitab. Jawaban yang
demikian lumrah karena kita kesulitan menarik BATAS definisi dilahirkan kembali dengan
SAAT ketika kita percaya. Apakah ketika kita percaya, kita baru mengalami kelahiran
kembali atau ketika kita dilahirkan baru, kita menjadi percaya?

Dalam wilayah aliran doktrinal, Armenian akan memegang pandangan bahwa ketika kita
percaya, maka kita akan dilahirkan kembali. Lahir baru adalah suatu peristiwa yang SUDAH
terjadi dalam hidup seseorang KETIKA dia percaya. Lahir baru HARUS diteguhkan oleh
RESPON manusia dalam BENTUK iman kepercayaan. Untuk diselamatkan, seseorang harus
beriman. Ketika beriman, maka kelahiran kembali terjadi, sehingga kita akan diselamatkan.
Apakah dengan demikian maka percaya mendahului terjadinya lahir baru? Beberapa
setuju namun ada yang tidak sependapat.

Sedangkan di sisi lain, Calvinisme memegang pandangan bahwa kelahiran kembali


mendahului terjadinya moment percaya pada manusia. Momentum percaya manusia adalah
BUAH dari dilahirkan kembali. Iman manusia adalah HASIL dari dilahirkan kembali. Iman
manusia adalah AKIBAT dari dilahirkan kembali. Manusia bisa percaya karena telah
dilahirbarukan. Jadi lahir baru terjadi bukan karena manusia sudah percaya, namun lahir baru
menyebabkan manusia menjadi percaya.

Dilahirkan dan diperanakkan

Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;

Yohanes 1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula
secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Yohanes 3:5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Yohanes 3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan
kembali

Untuk menjadi anak-anak Allah, seorang harus diperanakkan oleh Allah. Untuk masuk ke
Kerajaan Surga, seseorang harus dilahirkan kembali. Kita melihat bahwa dalam kitab
Yohanes, kejadian dilahirkan adalah TINDAKAN Allah. Allah tidak akan meminta izin dari
manusia untuk memperanakkan anak-anakNya. Kita menjadi anak Allah karena kita percaya.
Kita menjadi percaya karena kita dilahirbarukan. Kebenaran ini penting ditekankan karena
keselamatan kekristenan adalah keselamatan dari Allah. Tidak ada usaha manusia maupun
respon manusia yang MENDAHULUI semua tindakan Allah. Semua percaya manusia
adalah didahului oleh tindakan Allah. Itulah konsep anugerah.

Ketika anda percaya, dan meyakini itu adalah SYARAT anda untuk masuk surga, maka kita
harus mengingat bahwa Allah tidak memerlukan syarat DARI manusia supaya manusia bisa
menjadi anak-anak Allah. Syarat berarti mengasumsikan bahwa dengan MODAL percaya,
maka anda akan masuk surga. Siapakah yang berani menyatakan bahwa ketika kita percaya,
bahwa percaya kita adalah MODAL masuk ke surga? Siapakah kita sehingga kita mempunyai
modal untuk masuk ke surga? Bukankah Allah yang menyediakan semua modal dan syarat
bagi kita sehingga kita akhirnya dapat dibenarkan?

Ketika anda dilahirkan kembali, itu berarti anda tidak bisa memilih untuk dilahirkan. Ketika
anda dilahirkan kembali, itu berarti anda hanya bisa menerima bahwa anda sudah
dilahirbarukan. Jadi apakah kita WAJIB percaya? Bukankah banyak ayat dalam Alkitab yang
mengajarkan bahwa untuk diselamatkan kita harus percaya? Bukankah itu kewajiban orang
yang akan diselamatkan?

Mari kita kembali ke pertanyaan dasar, apakah ketika anda percaya, anda berhak menyatakan
supaya selamat, saya WAJIB percaya? Apakah ketika anda percaya, anda berhak menyatakan
bahwa : ITU SUDAH KEWAJIBAN saya? Itulah mengapa saya sangat menentang konsep
keselamatan dari para murid Budi Asali. Itulah mengapa saya menyebut doktrin reformed
mereka adalah reformed farisi. Karena hanya orang farisi yang MEWAJIBKAN seseorang
agar memenuhi SYARAT supaya bisa diselamatkan.

Mengajarkan bahwa keselamatan kekristenan ada DUA sisi adalah bertentangan dengan
konsep ajaran lahir baru. Mengajarkan hal itu namun mengaku reformed sejati adalah hal
yang paling memalukan dalam dunia teologi. Hal ini hanya dilakukan oleh Budi Asali dan
murid-muridnya. Bagaimana mungkin manusia dituntut Allah untuk percaya tetapi
mengajarkan bahwa keselamatan terjadi karena manusia dilahirkan kembali? Apakah ketika
manusia dilahirkan kembali oleh Allah, manusia masih HARUS percaya supaya kelahiran
kembali itu terjadi? Inilah doktrin reformed terbego yang dipegang oleh alumni RTS yang
mengaku reformed sejati. Kalau manusia selamat karena dilahirkan kembali, apakah percaya
adalah SYARAT atau AKIBAT?

Ketika anda percaya, anda harus menyadari, anda dilahirkan dari air dan Roh, bukan karena
anda BISA dan WAJIB percaya. Ketika anda percaya, anda harus menyadari, itulah anugerah
Allah dalam diri anda, bukan karena anda BISA MERESPON dengan PERCAYA. Ketika
anda percaya, anda harus menyadari, bahwa itulah karya Allah dalam menggenapi rencana
keselamatanNya, bukan karena anda LAYAK di hadapanNya.

Dilahirkan kembali adalah tindakan Allah yang mendahului tindakan percaya manusia.
Percaya bukan SYARAT dan bukan TUNTUTAN dari Allah supaya kita diselamatkan. Allah
menuntut manusia bertanggung jawab atas tindakan dosanya, tetapi Allah tidak menuntut
manusia supaya bisa bertanggung jawab untuk percaya, karena tidak ada satupun manusia
yang sanggup memenuhi tuntutan itu.

Kelahiran kembali adalah suatu doktrin yang menekankan bahwa Allah yang mengerjakan
semuanya dalam diri kita. Kita dipilih untuk diselamatkan, kemudian dilahirkan kembali, dan
buahnya adalah kepercayaan kita. Percaya adalah TANDA dari dilahirkan kembali.
Perbuatan adalah TANDA dari iman kita. Salah mengerti semua konsep ini, maka kita
akan terjatuh ke dalam kekacauan doktrin keselamatan Kristen.

I Yohanes 3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi
tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.

I Yohanes 3:10 Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak
berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi
saudaranya.

I Yohanes 5:1 Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan
setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir dari pada-
Nya.

I Yohanes 5:2 Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita
mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.
Dilahirkan kembali berarti menunjukkan bahwa semua orang telah gagal memenuhi tuntutan
dari Allah. Dilahirkan kembali berarti bahwa anugerah Allah tidak pernah gagal dalam
mengerjakan keselamatan dalam diri manusia. Dilahirkan kembali berarti bahwa penebusan
Allah hanya terjadi pada orang yang dipilihNya. Dilahirkan kembali menegaskan bahwa
Allah tidak melihat adanya syarat dalam diri manusia yang akan diperanakkan. Dilahirkan
kembali berarti kita sudah menjadi manusia baru yang tidak akan pernah kehilangan
keselamatan dalam memasuki kemuliaan kekal.

Kelahiran kembali berarti adalah JAMINAN bahwa karya keselamatan Allah adalah suatu
KEPASTIAN. Kelahiran kembali adalah peneguhan bahwa semua keselamatan dalam
kekristenan adalah tindakan Allah, mulai dari pemanggilan sampai kepada pemuliaan.
Dilahirkan kembali adalah tanda bahwa keselamatan adalah semata-mata anugerah Allah.

Biarlah buah keselamatan yang kita imani dalam Kristus, akan membuat kita semakin
menyadari bahwa semuanya adalah anugerah Allah. Karena anugerah, maka saya dilahirkan.
Karena anugerah, maka saya percaya. Karena anugerah, maka saya bertekun. Karena
anugerah, maka saya akan dimuliakan.

Karena anugerah, maka saya mengerti mengapa saya dilahirkan kembali. Karena saya
dilahirkan kembali, maka saya menjadi percaya. Karena saya percaya, maka saya
mengerti bahwa saya dilahirkan kembali. Karena saya dilahirkan kembali, maka saya
mengerti apa itu anugerah.

6 user menyukai ini

Vantillian's blog

7838 reads

@Vantillian
Submitted by M23 on Sat, 2010-03-20 06:32.

Dear Van,

Sistematis and gamblang (as usual)

Saya sadar bahwa saya hanya tanah liat dan Dia lah penjunannya. Allah Bapa yang
merencanakan, Roh Kudus yang memimpin agar taat kepada Kristus, dan Darah Kristus yang
membersihkan dari dosa dan pelanggaran saya. Keselamatan itu murni karya dari Allah
Tritunggal.
Inilah kesimpulan dan tanggapan saya atas "serial" blog keselamatan dari Vantillian. (moga-2
gak ada yg bilang saya "fatalis") hehehe...

Tuhan aku percaya; tolonglah aku yang tidak percaya ini.

Belum ada user yang menyukai

M23, Armenianisme dan Calvinisme


Submitted by Vantillian on Sun, 2010-03-21 19:42.

M23, thanks untuk apresiasinya...meskipun blog di atas saya tulis dengan pemahaman
reformed, namun saya sangat menghargai pemahaman dari Armenian, khususnya beberapa
teolognya yang sangat konsisten. Salah satu teolog yang terkenal dari Armenian yaitu Clark
H. Pinnock. Saya belajar banyak dari teologinya. Dua pandangan ini akan terus "bertarung"
pada aras yang lebih teknis. Mana yang lebih mendekati kebenaran Alkitab? Mungkin inilah
yang terus kita pelajari terus menerus.

Namun, saya mendapati, ada satu golongan yang juga mengaku reformed tetapi isinya
Armenian yang mencoba MENDAMAIKAN konsep tanggung jawab manusia dan
kedaulatan Allah. Bagi saya, its ok, semua pihak juga akan klaim begitu. Tetapi yang lucunya
adalah ternyata mereka Armenian berbulu Reformed. Menggunakan argumen Armenian
melawan fundamentalis yang notabene adalah Armenian. Sungguh dagelan yang lucu.
Menekankan keselamatan ada dua sisi, namun mengaku reformed..Inilah Armenian berbulu
Reformed ala Budi Asali... Blog ini ditulis agar muridnya bisa belajar, dan semoga bisa
menyarankan gurunya untuk kembali ke bangku kuliah di RTS mengambil kembali
Masternya ( mungkin, Diploma saja dulu)...

Belum ada user yang menyukai

back to school
Submitted by dennis santoso ... on Sat, 2010-03-20 08:52.


kuliah yang sangat bagus... yang layak untuk ditunggu2 :-)

Belum ada user yang menyukai

Nis...Thanks...
Submitted by Vantillian on Sun, 2010-03-21 19:23.

Nis, thanks untuk apresiasinya...Semoga menjadi berkat...

Belum ada user yang menyukai

Kembali Ke Kantor
Submitted by Ari_Thok on Sat, 2010-03-20 10:31.

Penjelasan yang mengingatkan tentang training di kantor yang dulu :) Mantap, mencerahkan.
Van, ada dua pertanyaan yang ingin saya tanyakan terkait dengan blog diatas. (siapa tahu ada
jawaban lain selain yang saya tahu, yang juga saya sertakan dalam pertanyaan)

1. Bagaimana kita tahu bahwa orang itu sudah diselamatkan/lahir baru? Bukankah hati
seseorang kita tidak tahu? Atau memang tidak ada orang yang tahu hanya Allah saja dan
orang itu yang tahu?

2. Jika semuanya adalah karya Allah, apa gunanya kita memberitakan Injil? Kesempatan kita
mendapatkan mahkota? Toh kita jg tidak tahu siapa-siapa yang akan dilahirkan baru dan
diselamatkan?

*yuk comment tapi jangan nyampah*

*yuk ngeblog tapi jangan nyampah*

__________________
*yuk komen jangan cuma ngeblog*

*yuk ngeblog jangan cuma komen*

Belum ada user yang menyukai

Ari, Penginjilan dan Iman


Submitted by Vantillian on Sun, 2010-03-21 20:21.

Ari, thanks untuk pujiannya...Mengenai pertanyaannya, ini termasuk susah-susah gampang,


gampang-gampang susah..Hehe...

Apakah orang yang lahir baru tidak bisa kita ketahui dengan pasti? Ada yang mengajukan
ajaran KESAKSIAN INTERNAL dan EKSTERNAL. Misalnya jika anda adalah orang yang
lahir baru, pasti ada semacam kesaksian Roh dalam diri kita yang meyakinkan kita adalah
anak-anak Allah. Internal harus diteguhkan oleh yang eksternal, misalnya perbuatan kita.
Inilah inti yang dibicarakan oleh Yohanes di I Yohanes yang ayatnya saya kutip. Kitab
Yakobus paling menekankan hal ini. Iman tanpa perbuatan adalah mati. Perbuatan adalah
TANDA iman. Iman adalah TANDA bahwa kita dipilih dan diselamatkan.

Perbedaan yang paling penting adalah memisahkan antara PENILAIAN kita dengan
REALITAS OBJEKTIF yang bukan termasuk bidang kita. Kita harus mengajarkan bahwa
ketika seseorang dilahirkan baru, maka perbuataannya akan nampak. Tetapi kita tidak bisa
MENILAI secara objektif ke dalam hati. Realitas lahir baru adalah mutlak tindakan Allah.
Orang yang dilahirkan kembali akan diselamatkan, namun kita tidak bisa mengetahui dengan
PASTI mengenai keselamatan seseorang pada akhirnya. Apa yang bisa kita lakukan? Yang
kita HARUS lakukan adalah mengabarkan REALITAS keselamatan secara objektif, yaitu
Yesus sebagai Juruselamat. Mengenai perbuatan juga sama, kita hanya bisa mengajarkan
doktrin perbuatan yang selaras dengan iman, TANPA menghakimi hati dan pikiran.

Kesimpulannya : kita hanya bisa MEMBACA tanda dengan tidak pasti. Lalu bagaimana jika
ada yang mengaku lahir baru namun perbuatannya jahat? Ataupun menjadi sesat namun
mengaku lahir baru? Yang wajib dilakukan oleh kita adalah mengajarkan dan memberitakan
kebenaran. Firman itulah yang menjadi hakim, bukan kita.
Karena itu, akan menjadi suatu hal yang berbahaya, jika saya dengan anda diskusi atau debat,
kemudian berbeda pendapat dalam paham Armenian dan Reformed, lalu saya menyimpulkan
anda BELUM LAHIR BARU. Ini menggelikan sekaligus menyesatkan karena kita sudah
menilai realitas rohani yang bukan menjadi hak kita.

Mengenai penginjilan dan tindakan Allah, saya sudah pernah membahasnya dalam satu blog.
Kita menginjili karena Allah sudah memilih. Allah bukan hanya memilih orang yang
diselamatkan namun juga orang yang akan mengabarkannya. Predestinasi adalah presuposisi
dari penginjilan. Kalau kita TIDAK AKAN TAHU siapa yang akan lahir baru, mengapa kita
harus menginjili? Ada dua alasan setidaknya menurut saya :

1. Penginjilan adalah tugas dari Tuan kita, yaitu Yesus. Ketika seseorang percaya,
hubungannya bukan hanya menjadi anak Allah, namun menjadi hamba kebenaran. Hamba
HANYA melakukan perintah Tuan. Hidup hamba hanya menyenangkan hati Tuan. Ketika
Yesus memberikan perintah amanat agung, perintah ini adalah MUTLAK bagi hamba.
( meskipun caranya bisa beragam).

2. Penginjilan AKAN dilakukan oleh Allah di dalam diri orang percaya. Kita sering lupa
bahwa meskipun penginjilan adalah tindakan manusia, namun Allah AKAN menggenapkan
rencanaNya dengan caraNya. Paulus DIPAKSA Allah supaya menjadi rasul bagi orang non-
Yahudi. Kita memang tidak akan tahu siapa yang lahir baru, namun Allah TAHU dan Allah
akan BERTINDAK melalui hambaNya. Kita melakukan penginjilan karena kita yakin bahwa
Allah TAHU siapa yang akan lahir baru dan Allah akan bertindak. KARENA kalau kita tidak
yakin akan KARYA Allah, maka kembali ke pertanyaan : Mengapa justru kita harus
menginjili? bukankah itu PASTI sia-sia?

Ada yang menghubungkan penginjilan dengan kasih. Kita harus menginjili karena Allah
mengasihi manusia. Kasih kepada manusia adalah tanda orang lahir baru, dan itu diwujudkan
dengan penginjilan. Ada yang lebih praktis misalnya adalah semua orang butuh Juruselamat
dsb.

Semoga bisa jadi masukan, Ri..Gbu..

Belum ada user yang menyukai

kembali ke laptop... tukul kaleee...


Submitted by lentin on Sat, 2010-03-20 11:26.

Saya masih belajar, disini saya mau nanya.


Kan kalo aku tangkep dari apa yang kamu tulis prosesnya kan lahir baru dulu maka bisa
percaya, kita tidak di tuntut HARUS percaya maka bisa lahir baru, Bisakah seseorang yang
tidak percaya lahir baru ?

RE : Dilahirkan kembali berarti kita sudah menjadi manusia baru yang tidak akan pernah
kehilangan keselamatan dalam memasuki kemuliaan kekal.

Bagaimana dengan ayat-ayat ini :

Roma 8:30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya.
Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang
dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Ibrani 10:38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia
mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."

Wahyu 17:14 Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan
mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja.
Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil,
yang telah dipilih dan yang setia."

Belum ada user yang menyukai

Lentin, lahir baru tidak pernah dua kali.


Submitted by Vantillian on Sun, 2010-03-21 20:41.

Lentin, ada yang menyatakan bahwa orang Kristen adalah orang yang mati satu kali, lahir dua
kali. Artinya satu lahir jasmani, satunya lahir baru. Apakah orang yang sudah dilahirbarukan
bisa murtad? Ada dua pendapat mengenai ini. Ayat dalam kitab Ibrani yang anda kutip seakan
mendukung orang benar bisa murtad. Di bagian lain mis Ibrani 6 juga membahasnya. Ada
yang berpendapat bahwa kejadian lahir baru adalah sekali dalam kehidupan orang percaya.
Setelah itu dia akan diselamatkan. Tidak bisa murtad. Saya berpendapat semua ayat tentang
murtad dan mengundurkan diri adalah AYAT PERINGATAN yang digunakan oleh Allah
untuk memelihara dan mendidik anak-anakNya di dunia. Ini bisa kita baca pada ayat terakhir
pasal 10 :

Ibrani 10:39 Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi
orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.
Setelah panjang lebar menjelaskan kemunduran dan murtad, penulis Ibrani menegaskan
bahwa kita bukanlah orang2 yang mengundurkan diri dan binasa...

Orang yang dipilih akan dipanggil, yang dipanggil akan percaya. Yang percaya akan setia.
Yang setia akan dimuliakan pada akhirnya. Tidak ada kontradiksi apapun dalam rangkaian
keselamatan ini...

Belum ada user yang menyukai

Vant : berhubungan amat erat tapi complicated


Submitted by smile on Sun, 2010-03-21 02:12.

VAntillian :
I Yohanes 3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi
tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.

berarti anda dan saya tidak lahir dari Allah? mungkin semua rekan di SS pun tidak,...benarkah
demikian? jika iya celaka lah kita semua,.....

I Yohanes 3:10
Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat
kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi
saudaranya.

JAdi saat kita berbuat kebenaran kita disebut anak anak ALLAH, dan jika tidak kita akan
menjadi anak iblis,...kemudian berbuat kebenaran lagi, menjadi anak Allah lagi,..apakah
demikian Vant?

I Yohanes 5:1 Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan
setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir dari pada-
Nya.

Saya percaya pada Kristus, berarti saya lahir dari Allah, tentunya anda juga,...tetapi kita tetap
berbuat dosa, dan disaat tidak melakukan kebenaran, kita yang percaya Kristus tidak beraal
dari Allah? apakah demikian?

I Yohanes 5:2 Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita
mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.
Jika kita mengasihi anak anak Allah, berarti kita bukan termasuk anak anak Allah tersbut?
bukankah demikian?

Vant, diluar semua komen saya,..sebenarnya saya menilai semua ayat yang anda tuliskan
diatas adalah ayat ayat luarbiasa yang saling berhubungan yang mempunyai makna sangat
dalam....dan sebenarnya semuanya itu sangat membingungkan dan complicated...

tetapi,..lebih baik :

Glitter Graphics

*Penakluk sejati adalah orang yang mampu menaklukkan dirinya sendiri*

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You
include me, but because you love me, so I also love them"

Belum ada user yang menyukai

Smile, ayat TB PB LAI


Submitted by Vantillian on Sun, 2010-03-21 20:54.

Smile, semua pertanyaan yang anda ajukan memang agak rumit, dikarenakan ayat TB 1974
agak susah dipahami. Nah, ini saya kutip dari TB revisi dari LAI supaya kita bisa mengerti :

I Yohanes 3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak terus-menerus berbuat dosa; sebab
benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat terus-menerus berbuat dosa, karena
ia lahir dari Allah.

Jika kita berbuat dosa atau melakukan hal yang tidak benar, apakah itu berarti kita BUKAN
anak Allah lagi, dan mesti dilahirkan kembali terus menerus? I yohanes tidak memberikan
adanya indikasi ajaran ke sana. Bahkan Yohanes memuat ayat tentang bahaya jika kita
mengaku TIDAK berbuat dosa, sekaligus juga memuat pengakuan dosa orang yang percaya :

I Yohanes 1:8 Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri
dan kebenaran tidak ada di dalam kita.

I Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

I Yohanes 1:10 Jika kita berkata bahwa kita tidak pernah berbuat dosa, maka kita membuat
Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

Jika kita mengaku PERNAH berbuat dosa, maka bukan berarti kita tidak menjadi anak Allah
lagi, tetapi itulah jalan sejati dari seorang anak. Ketika anda berdosa, mengaku. Ketika anda
melakukan hal yang jahat, bertobat. Namun ketika anda berdosa namun tidak mengakuinya,
berarti kita menipu diri dan kebenaran tidak ada dalam diri kita.

Belum ada user yang menyukai

ROTI TAWAR
Submitted by sandman on Sun, 2010-03-21 19:36.

Seperti biasa... gak ada rasa sama sekali... !!!

Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.

__________________

Belum ada user yang menyukai


Sand, haha
Submitted by Vantillian on Sun, 2010-03-21 19:49.

Sandman, haha....Padahal saya sudah berusaha keras menambah bumbu-bumbu dan


penyedap, tapi masih tawar ya? Hehe... Bahkan sudah konsul ama minmerry, tetapi katanya
ga bisa ditolong lagi... Mungkin saya cuma spesialis roti tawar saja...Kalau pengen JCO atau
Dunkin donut, mesti nyari masternya di SS, haha

Belum ada user yang menyukai

@Vantillian, Dua JENIS Dosa


Submitted by hai hai on Sun, 2010-03-21 23:27.

Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi
barangsiapa menghujat Roh Kudu, ia tidak akan diampuni. Lukas 12:10

Vantillian, Yesus mengajarkan tentang dua jenis dosa yaitu: Dosa yang akan diampuni dan
dosa yang tidak akan diampuni. Dosa menghujat Anak Manusia akan diampuni namun
menghujat Roh Kudus tanpa ampun. Ketika seorang manusia BELUM dilahirkan oleh Allah,
dia mustahil MENGHUJAT Roh Kudus. Itu sebabnya semua dosa anak manusia SUDAH
DIAMPUNI ketika Yesus mati di atas kayu salib dan bangkit pada hari ketiga.

Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut
anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal
kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.1 Yohanes 3:1

Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata
apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya,
kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang
sebenarnya. 1 Yohanes 3:2

Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia
yang adalah suci. 1 Yohanes 3:3
Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran
hukum Allah. 1 Yohanes 3:4

Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan
di dalam Dia tidak ada dosa. 1 Yohanes 3:5

Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang
yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia. 1 Yohanes 3:6

Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang


berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; 1 Yohanes 3:7

barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya.
Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-
perbuatan Iblis itu. 1 Yohanes 3:8

Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di
dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. 1 Yohanes 3:9

Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat
kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi
saudaranya. 1 Yohanes 3:10

Dosa adalah pelanggaran hukum Allah.

Hukum Allah = 10 Perintah Allah.

Apakah melakukan hal yang bertentangan dengan 10 Hukum Allah adalah DOSA? Belum
tentu. Nabi Elia membunuh raja Agak dengan sadis, dia mencincangnya. Bangsa Israel
menaati perintah TUHAN Allah dengan membantai bangsa Kanaan tanpa belas kasihan. Yang
melanggar perintah TUHAN Allah justru disebut berdosa.

Kenapa anak-anak Allah TIDAK dapat berbuat dosa? Karena Allah alias Roh Kudus ada di
dalam-Nya. Apabila anak-anak Allah BISA berbuat dosa, itu berarti dia MENGHUJAT Roh
Kudus. Anak-anak Allah yang BERKUASA untuk menghujat Roh Kudus adalah dia yang
DITETAPKAN untuk binasa.

Handai taulan sekalian, MEMBUNUH melanggar 10 Hukum Allah, mencincang sesama


manusia SADIS luar biasa. Namun yang dilakukan oleh Nabi Elia dan bangsa Isarel BUKAN
dosa? Kenapa demikian? Karena Allah yang MENETAPKAN suatu perbuatan itu dosa atau
BUKAN.

Lalu apa yang sesungguhnya terjadi dengan anak-anak Allah ketika mereka
MENDUKAKAN Roh Kudus dengan perbuatan-perbuatan mereka yang melanggar 10
Hukum Allah? Itulah yang diajarkan oleh Paulus di dalam Roma 7:18-23. Pelangaran-
pelanggaran anak-anak Allah tidak disebut DOSA karena Allah TIDAK memperhitungkannya
sebagai dosa. Ketika anak-anak Allah berbuat dosa, dia tidak MELAWAN Allah namun
TAKLUK pada keinginan dagingnya.

Menjadi anak Allah itu ibarat seorang anak kecil dan orang tuanya. Dia bertumbuh kembang
menjadi dewasa. Selama proses pertumbuhannya dia jatuh bangun namun tidak pernah
kehilangan statusnya sebagai anak orang tuanya. Ketika anaknya bersalah orang tua tidak
memperhitungkannya sebagai PELANGGARAN yang harus dihukum namun sebagai ketidak
dewasaan. Ketika orang tuanya menghukum itu adalah bagian dari pendidikan, bukan
pembalasan.

Itulah yang saya pahami saat ini. Menurut saya hal ini masih butuh banyak belajar untuk
mampu memahaminya secara gamblang.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

3 user menyukai ini

@ Pak Hai-Hai
Submitted by josia_sembiring on Mon, 2010-03-22 18:03.

Orang seperti anda adalah tipikal orang yang benar2 memahami tulisan Yohanes...

1 Yoh 3:9

3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di
dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.

Saya tidak menjilat anda ataupun menilai anda, tapi saya mengamini apa yang anda ketahui...

Sudah lama saya mencari orang seperti anda untuk menghancurkan belenggu pendakwa yang
selalu mendakwa Anak-Anak Allah dibalik jubah Pengkhotbah Alam Roh....

1 user menyukai ini


@JS, Rasul Yohanes
Submitted by hai hai on Mon, 2010-03-22 21:01.

Saudara Josia Sembiring, kitab pertama yang saya miliki adalah kitab Yohanes. Itu terjadi
ketika saya kelas dua SD. Guru-guru sekolah minggu saya sering sekali bilang bahwa kitab
Yohanes sangat berguna. Ketika saya menjadi Kristen saat kelas 3 SMP, kembali dianjurkan
untuk membaca kitab Yohanes. Ketika dibina oleh guru rohani saya dan ayah angkat saya
kembali mereka mengajarkan tentang kehebatan kitab Yohanes. Selama bertahun-tahun saya
membaca kitab yohanes. Namun, baru beberapa tahun terakhir ini mendapat pencerahan.
Bahkan untuk kitab Wahyu saya baru benar-benar mempelajarinya akhir tahun lalu dan
memahami sebagian darinya.

Hampir delapan tahun ini saya secara serius menyelidiki Teologi Alam Roh dan ajaran para
pengkotbah mantan dukun. Khususnya tentang okultisme. Apa yang mereka ajarkan benar-
benar ngawur. Itu sebabnya, menurut saya sudah saatnya kita membuka mata jemaat agar
mengetahui kesesatan ajaran Teologi Alam Roh.

Saya senang mendapat kawan untuk melakukan hal demikian. Terima kasih untuk pujiannya.
Mari kita tegakkan kebenaran bersama-sama.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Belum ada user yang menyukai

Ko HAi : say sangat bersukacita tapi tidak bebas dan lepas


Submitted by smile on Mon, 2010-03-22 13:21.

Lalu apa yang sesungguhnya terjadi dengan anak-anak Allah ketika mereka
MENDUKAKAN Roh Kudus dengan perbuatan-perbuatan mereka yang melanggar 10
Hukum Allah? Itulah yang diajarkan oleh Paulus di dalam Roma 7:18-23. Pelangaran-
pelanggaran anak-anak Allah tidak disebut DOSA karena Allah TIDAK memperhitungkannya
sebagai dosa. Ketika anak-anak Allah berbuat dosa, dia tidak MELAWAN Allah namun
TAKLUK pada keinginan dagingnya.
Semua yang saya baca ini benar menurut saya,...apakah benar menurut yang lain? jika ada
yang keberatan alangkah baiknya bisa berdiskusi disini, karena ini menyangkut kebenaran itu
sendiri,...jika benar benar "BENAR" alangkah leganya hidup saya,....

Ko Hai,..saya bukan tidak mau langsung saja mengatakan anda benar, saya hanya ingin
diyakinkan, karena ini banyak sekali terjadi dalam kehidupan saya, dan mungkin banysk
kehidupan orang lain juga,...kita takluk pada daging, tapi kita tak melawan AllaH? Melanggar
dan melawan?

Bisa lebih jelaskan lagi ko Hai?

Mungkin ilustrasi dibawah ini sangat tepat dan akurat,...tapi,..tetap saya masih sedikit
bingung

Menjadi anak Allah itu ibarat seorang anak kecil dan orang tuanya. Dia bertumbuh kembang
menjadi dewasa. Selama proses pertumbuhannya dia jatuh bangun namun tidak pernah
kehilangan statusnya sebagai anak orang tuanya. Ketika anaknya bersalah orang tua tidak
memperhitungkannya sebagai PELANGGARAN yang harus dihukum namun sebagai ketidak
dewasaan. Ketika orang tuanya menghukum itu adalah bagian dari pendidikan, bukan
pembalasan.

saya pernah memberi jawaban tentang pembunuhan yang terjadi dalam perang..pasukan yang
menjalankan misi dan harus membunuh?atau secret service yang membunuh sebelum
presiden yang dii\lindunginya terbunuh? bukankah pemerintah adalah perpanjangan Tangan
Tuhan?

terimaksih dan ditunggu diskusi dan jawabannya.

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You
include me, but because you love me, so I also love them"

Belum ada user yang menyukai

@Smile, Orgasme dan Birahi


Submitted by hai hai on Mon, 2010-03-22 14:53.

Smile, beberapa saat sebelum menjadi orang Kristen. Saya sampai pada pemahaman. Bila
Tuhan itu tidak ada, maka saya harus menjadi orang jahat agar bisa survive di dunia ini.
Namun bila Tuhan itu ada maka saya harus menjadi orang baik. Karena tidak menemukan
Tuhan maka saya pun hidup suka-suka saya.

Ketika menjadi orang Kristen, mereka berkata bahwa Roh Kudus akan mengubah saya
sehingga menjadi orang baik. Namun kenyataannya saya tidak menjadi baik. Ada keinginan
jadi orang baik namun yang ada adalah berbuat jahat. Ketika saya bertanya, mereka bilang,
mungkin saya belum punya Roh Kudus. Itu sebabnya saya pun lalu berkelana dari KKR ke
KKR dan tiap kali berdoa menerima Yesus. Namun janji-janji tetap janji-janji.

Ketika saya bertemu dengan ibu rohani saya, dia mengajarkan bahwa hidup Kristen adalah
perjuangan melawan daging. Hal yang sama juga diajarkan oleh Bapa angkat saya. Sejak
itulah saya hidup untuk MELAWAN kedagingan saya abis-abisan. Kadang menang kadang
kalah. Banyak kalahnya dari pada menangnya.

JANGAN begini HARUS begitu! TAATI ini dan TENTANGLAH itu!

Suatu saat saya memahami bahwa cara hidup seperti yang saya jalani itu adalah cara hidup
Perjanjian Lama. Bila Daud dan Salomo gagal, mustahil saya BERHASIL. Kemudian saya
mulai memikirkan cara baru untuk menjalani hidup Perjanjian Baru. Ini salah satu contoh:

Kenapa mastubasi? Karena birahi. Bukankah ada cara lain untuk melampiaskan birahi? Saya
tidak melakukannya dengan pacar karena itu namanya berzinah dan lagi belum tentu dia mau.
Saya tidak melakukannya dengan pelacur karena jijik, takut kena penyakit dan itu berzinah di
samping itu rugi dong perjaka gua ilang gara-gara pelacur.

Masturbasi menjadi pilihan karena: praktis dan resikonya rendah serta selalu tersedia.

Mengenal diri sendiri dan mengenal lawan maka seratus kali berperang seratus kali menang.

Kenapa mastubasi? Karena birahi. Benarkah? Ingin masturbasi dulu atau birahi dulu? Sering
birahi lalu mastubrasi. Sering pula ingin masturbasi lalu mencari cara untuk birahi.

Kenapa birahi? baca cerita, nonton, melihat paha mulus dan buah dada montok. Kenapa hal-
hal itu membuat birahi? Karena di dalam pikiran saya sudah tersimpan prosedur. Bila
berhadapan dengan hal-hal demikian, birahilah.

Saya lalu bergaul dengan banyak wanita. Tujuannya agar mengenal mereka dan melatih diri
bahwa buah dada artinya buah dada. Paha mulus artinya paha mulus. Biarlah ketika melihat
buah dada dan paha mulus. Berhenti di situ saja dan tidak mengasosiasikannya dengan SEX.

Ketika birahi saya tidak menentangnya namun menganggap itu hal yang wajar. Bila
menentangnya, maka tubuh akan menunjukkan kesaktiannya. Dengan cara apa para lelaki
menentang nafsu birahi? Dengan Terus memikirkannya sambil berbisik dalam hati, dosa,
dosa, dosa. Orang-orang ngeroh melakukannya dengan memikirkannya sambil menengking
roh birahi.
Ketika birahi kita memikirkannya, itulah yang membuat birahi menjadi semakin menjadi-
jadi. Birahi bisa dikalahkan dengan KEKUATAN pikiran. Hanya ada DUA cara untuk
menaklukkan birahi.

1. Orgasme

2. melakukan kegiatan lain

Selama ini para lelaki MELAWAN birahi dengan KEKUATAN pikiran itu sebabnya
birahinya justru menjadi-jadi. Orgasme yang benar harus dilakukan bersama istri bila belum
punya istri, lakukanlah kegiatan.

Bila anda birahi, pergilah ngobrol dengan kawan atau melakukan kegiatan lain bersama
kawan.

Masturbasi itu DOSA karena masturbasi itu BERZINAH dengan diri sendiri.

Smile, ketika kita memandang masturbasi sebagai DOSA, maka kita BERUSAHA untuk
TIDAK melakukannya. Lawan kita adalah MASTUBARSI.

Ketika kita paham bahwa Masturbasi adalah TAKLUK kepada keinginan daging maka kita
akan belajar untuk memahaminya lalu mengendalikannya. Sebelum itu kita akan menjauhkan
diri dari godaan dan tidak membiarkan diri DICOBAI.

Ketika memikirkan MASTURBASI atau TIDAK? Saat itu kita sedang membiarkan diri kita
dicobai. Ketika birahi bangkit dan kita melakukan kegiatan dengan orang lain. Itu namanya
melepaskan diri dari yang jahat atau menjauhkan diri dari godaan.

Smile, ada perbedaan antara orang yang masturbasi sebagai DOSA dan orang yang
melakukan masturbasi karena takluk kepada keinginan daging. Yang pertama melakukan
masturbasi dengan kesadaran sepenuhnya bahwa itulah cara paling praktis dan murah serta
resiko rendah memuaskan nafsu birahi. Yang kedua melakukannya dengan penuh kesadaran
bahwa yang dia lakukan walaupun enak sekali namun SALAH. Dia tidak ingin
melakukannya lagi. Bila ada CARA atau dia MAMPU, dia tidak akan melakukannya lagi.

Yang pertama tidak ada KEBENARAN di dalamnya yang kedua ADA kebenaran di
dalamnya.

Smile, coba pelajari kehidupan Saul dan Daud. Ketika Saul ditegur oleh nabi, dia mencari
cara untuk membenarkan diri sendiri sambil menyalahkan orang lain. Saul TAHU dia salah
namun mencari kambing hitam untuk membenarkan diri.

Ketika Daud ditegur oleh nabi, dia bertanya, "Apa yang harus aku lakukan?" Dia tahu dia
salah dan MAU benar, itu sebabnya dia bertanya kepada Nabi yang bertindak atas nama Allah
sang Hakim.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

1 user menyukai ini

Ko Hai ;lain Hal


Submitted by smile on Mon, 2010-03-22 22:54.

Ko Hai,.....kenapa dijelaskan panjang lebarnya mengenai sex dan orgasme? hanya karena
saya belum menikah? hmm....suatu penjelasan yang amazing bagi saya,....hanya,..urusan
yang satu itu sudah saya tidak masalahkan lagi,...justru yang menjadi keingintahuan dan
kebimbangan saya, apakah yang tidak masuk dalam 10 perintah itu bukan hal yang disebut
dosa?

Demikian juga dengan Yesus, dengan 2 hukumnya,...

Banyak kesalahan yang saya lakukan tiap harinya,..yang saya anggapa dalah dosa,...tapi tidak
masuk dalam 10 perintah Allah,....seperti MARAH....

Glitter Graphics

*Penakluk sejati adalah orang yang mampu menaklukkan dirinya sendiri*

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You
include me, but because you love me, so I also love them"

Belum ada user yang menyukai


Ndrong koreksi
Submitted by sandman on Mon, 2010-03-22 21:10.

Apakah melakukan hal yang bertentangan dengan 10 Hukum Allah adalah DOSA?
Belum tentu. Nabi Elia membunuh raja Agak dengan sadis, dia mencincangnya. Bangsa
Israel menaati perintah TUHAN Allah dengan membantai bangsa Kanaan tanpa belas
kasihan. Yang melanggar perintah TUHAN Allah justru disebut berdosa.

Tetapi kata Samuel: "Seperti pedangmu membuat perempuan-perempuan kehilangan anak,


demikianlah ibumu akan kehilangan anak di antara perempuan-perempuan. Sesudah itu
Samuel mencincang Agag di hadapan TUHAN di Gilgal.

Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.

__________________

Belum ada user yang menyukai

@Sandman, Thanks Koreksinya


Submitted by hai hai on Mon, 2010-03-22 21:41.

Terima kasih untuk koreksinya Sandman. anda benar. Yang mencincang Agag adalah Samuel.
Nabi Elia membunuh 450 dukun Baal.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak


__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Belum ada user yang menyukai

birahi
Submitted by bintang seven on Tue, 2010-03-23 00:59.

Yesus adalah Allah yg menjadi manusia klo diurai kira2 begini:

kayaknya Allah yg memberi mandat pada manusia utk beranak cucu, ttp ia sendiri tidak mpy
kewajiban beranak cucu krn dia Allah 100%, mandat itu cm utk manusia....tp saat IA jadi
manusia bukankah IA mjd birahi juga?......apakah proses persalinan Yesus beda dg yohanes
pembaptis? apakah Yesus gak merasa letih, lapar dan haus spt manusia?

bukankah letih dan haus adalah ciri menjadi manusia? klo DIA gak membual dg mengatakan
Allah mjd manusia, mustahil ia tidak menjadi birahi. masakan Yesus memilih2 sifat2 manusia
utk dia rasakan...ia memilih utk bisa lapar, letih dan ngantuk tp tidak memilih utk jadi birahi?
segitu dlu.

orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka
tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.

__________________

orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka
tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.

....... APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN DOKTRIN TEORI PREDESTINASI?


APA PERBEDAAN ANTARA CALVINISME DAN ARMINIANISME?
TEORI PREDESTINASI merupakan salah satu doktrin agama Kristen yang sangat penting.
Pada tahun 1536, seorang ahli teologi bernama John Calvin, telah menerbitkan sebuah buku
yang berjudul Institutes of the Christian Religion. Di dalam buku ini, beliau memberikan
definisi tentang predestinasi sebagai berikut :

Predestinasi adalah titah Allah yang kekal, di mana Allah sendiri yang menetapkan hal-hal
yang akan terjadi atas diri manusia secara pribadi. Dengan demikian, Calvin berpendapat
bahwa keselamatan dan hidup kekal yang diperoleh seseorang adalah ketetapan Allah.
Dengan kata lain, hanya orang-orang yang dipilih oleh Allah saja yang sanggup beriman
kepada Tuhan Yesus dan diselamatkan.

DASAR-DASAR PREDESTINASI DI DALAM ALKITAB

1. . dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi
percaya. (Kis 13:48).

2. Sebab semua orang yang dipilihnya dari semula, mereka juga ditentukannya dari
semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu,
menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari
semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu
juga dibenarkan-Nya, mereka itu juga dipermuliakan-Nya. (Rom 8:29-30).

3. Sebab di dalam Dia, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita
kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia menentukan kita dari semua
oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya.

4. kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan
maksud Allah (Ef 1:11).

5. Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi beroleh
keselamatan oleh Kristus Yesus, Tuhan kita. (1Tes 5:9).

Berdasarkan ayat-ayat di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Keselamatan


ditetapkan oleh Allah bagi mereka yang terpilih, dan jaminan keselamatan ditetapkan oleh
Allah bagi mereka yang terpilih, dan jaminan keselamatan dapat dimiliki oleh kaum pilihan
Allah.
DASAR-DASAR AJARAN CALVINISME

Ada lima dasar yang penting dalam ajaran Calvin pada umumnya dan teori Predestinasi pada
khususnya, yaitu:

1. Kerusakan total. Dosa manusia mengakibatkan kerusakan total. Manusia tak berdaya
untuk berbuat kebajikan, tak berdaya untuk menyelamatkan dirinya sendiri, bahkan
tak berdaya untuk memilih jalan keselamatan.

2. Pilihan Tuhan yang tanpa syarat. Tuhan mengaruniakan keselamatan-Nya kepada


orang-orang yang terpilih tanpa syarat.

3. Penebusan yang terbatas. Khasiat penebusan Kristus memang cukup untuk


menyelamatkan seluruh isi dunia, tetapi hanya kaum pilihan Allah yang menerimanya
dan hanya merekalah yang diselamatkan.

4. Anugrah yang tak dapat ditolak. Orang-orang yang pada mulanya ditetapkan Allah,
mereka pasti akan menerima keselamatan Kristus. Tidak seorang pun yang
menolaknya.

5. Pemeliharaan kekal. Kaum pilihan Allah tidak mungkin kehilangan keselamatan.


Tuhan memberi jaminan dalam keselamatan: Satu kali diselamatkan, tetap
diselamatkan.

PERBEDAAN ARMINISME DAN CALVINISME

Jacob Arminius (1560-1609) telah mengutarakan pandangan teologinya yang sangat


bertentangan dengan pandangan John Calvin. Beliau berpendapat bahwa :

1. Walaupun manusia jatuh dalam dosa dan sudah rusak secara total, namun manusia
masih mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk memilih Allah, dan karena
beriman mereka pun dapat diselamatkan.

2. Tuhan mengetahui siapa yang akan menerima keselamatan-Nya dan siapa yang akan
menolak. Berdasarkan pengetahuan ini Tuhan memilih orang-orang yang
diselamatkan. Dengan demikian pilihan Tuhan itu bersyarat.

3. Penebusan Tuhan bersifat tidak terbatas. Barangsiapa yang menerimanya pasti


diselamatkan.

4. Manusia mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak anugerah Tuhan.

5. Orang yang sudah diselamatkan masih ada kemungkinan jatuh ke dalam dosa dan
binasa.

Dari hal-hal tersebut di atas, kita mengetahui bahwa Arminius mementingkan kemauan bebas
manusia, sedangkan Calvin mengutamakan kedaulatan Allah yang tidak dapat diganggu
gugat. Ada beberapa ayat dalam Alkitab yang memberi penjelasan tentang otoritas Allah dan
kemauan bebas manusia. Misalnya: Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku, dan barangsiapa
yang datang kepada-Ku ia tidak akan Kubuang.. (Yoh 6:37). Semua yang diberikan Bapa
kepada-Ku, merupakan orang-orang yang dipilih Tuhan, sedangkan, barangsiapa yang
datang kepada-Ku merupakan kemauan bebas manusia. Memang kemauan bebas manusia
itu penting, namun kemauan bebas tersebut adalah pemberian Tuhan, maka otoritas Tuhan
pasti melebihi kemauan bebas manusia. Demikian kesaksian Paulus tentang bagaimana ia
diselamatkan, Ia (Tuhan), yang telah memilih aku sejak dalam kandungan ibuku dan
memanggil aku oleh kasih karunia-Nya. Walaupun Paulus baru diselamatkan tatkala ia
berada dalam perjalanan menuju Damsyik, tetapi ia sudah dipilih oleh Tuhan sebelum ia
dilahirkan.

Banyak orang mengira bahwa DOKTRIN PREDESTINASI dapat melemahkan semangat


pekabaran Injil. Mereka mengatakan: Orang-orang pilihan Allah pasti diselamatkan,
walaupun kita tidak mengabarkan Injil, toh Tuhan ada cara-Nya sendiri untuk menyelamatkan
mereka. Sebaliknya, orang-orang yang bukan pilihan Tuhan, walaupun sering mendengarkan
Injil, mereka tetap mengeraskan hati terhadap Tuhan. Pendapat ini salah! Di dalam Alkitab,
Paulus sering membicarakan predestinasi, tetapi Paulus juga seorang rasul yang paling
bersemangat mengabarkan Injil. Pada suatu hari tatkala Paulus mengabarkan Injil di kota
Korintus, Tuhan berkata kepadanya: Jangan takut! Teruskan memberitakan firman dan
jangan diam! sebab banyak umat-Ku di kota ini. Justru di kota Korintus itu banyak umat
pilihan Allah, maka Paulus memberitakan Injil di sana, supaya umat pilihan Allah itu
mempunyai kesempatan mendengarkan Injil dan diselamatkan.

Kiranya doktrin predestinasi ini menguatkan iman kita, dan memberi jaminan hidup kekal
dalam Kristus, serta mengobarkan semangat kita dalam pekabaran Injil.

Semoga bermanfaat bagi Saudara. Tuhan Memberkati, Amin.

........................

Keselamatan (Kristen)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bagian dari seri


Keselamatan

Konsep umum

Keselamatan

Penghukuman Allah

o Penghakiman
terakhir
(eskatologi)

Soteriologi

Tempat

Neraka

Purgatori

Surga

Kotak ini:

lihat

bicara

sunting

Di dalam kekristenan, konsep keselamatan merupakan salah satu isu utama dan menempati
kedudukan yang sentral dalam teologi Kristen. Studi teologi untuk hal keselamatan disebut
soteriologi - yaitu tentang bagaimana keselamatan dapat dicapai dan apa saja yang
memengaruhi keselamatan, dan hasilnya. Keselamatan juga disebut sebagai "pelepasan" atau
"penebusan" dari dosa dan pengaruh dosa.

Menurut kepercayaan Kristen tidak ada orang yang dapat memperoleh keselamatan melalui
usaha mereka sendiri, baik itu dengan ritus-ritus, perbuatan baik, persembahan, meditasi atau
cara-cara lainnya. Keselamatan hanya bisa diterima karena telah diberikan secara cuma-cuma
oleh kematian Yesus di kayu salib. Untuk menerima keselamatan pertama-tama seseorang
harus mengakui keberadaannya yang berdosa terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan
penerimaan karya penebusan Kristus, yang disebut sebagai "pertobatan". Istilah "pertobatan"
memiliki makna lebih dari sekadar menyesali perbuatannya yang salah. Pertobatan harus
disertai dengan perubahan mentalitas.

Keselamatan berasal dari anugerah Allah. Perjanjian Lama menunjukkan bahwa manusia
pada dasarnya adalah berdosa, dan menceritakan tentang perjanjian yang diberikan Tuhan
kepada umat pilihan. Perjanjiannya termasuk Perjanjian kepada Abraham, yaitu bahwa
melalui Abraham semua bangsa di bumi akan diberkati. Tuhan menunjukkan karya
penyelamatannya di sepanjang sejarah Israel dan juga menjanjikan Mesias yang akan
menyelamatkan manusia dari kuasa dan hukuman dosa. Sosok Mesias tersebut dipenuhi oleh
Yesus yang akhirnya mengalahkan seluruh karya Iblis, termasuk penderitaan, penyakit, dan
kematian.[1]
Di dalam Perjanjian Baru dijelaskan bahwa "karena kasih karunia [kita] diselamatkan oleh
iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan
ada orang yang memegahkan diri." Efesus 2:8-9

Orang yang diselamatkan diampuni dosanya dan akan menerima hidup yang kekal. Mereka
disebut sebagai anak-anak Allah dan menerima Roh Kudus yang memampukan mereka untuk
lahir baru.

Daftar isi

1 Keselamatan universal

2 Konsep keselamatan dalam Perjanjian Lama

3 Konsep keselamatan dalam Perjanjian Baru

4 Perbandingan dalam Protestan

5 Referensi dan pranala luar

6 Lihat pula

Keselamatan universal

Kata Universal dapat diartikan sebagai menyeluruh, semesta, umum meliputi seluruh dunia.
Keselamatan universal dapat dikatakan keselamatan ke seluruh dunia, atau dengan kata lain,
perluasan keselamatan keluar dari batas-batas Israel. Wesley Ariarajah dalam bukunya
Alkitab dan Orang-orang berkepercayaan lain, menyatakan konsep keselamatan yang
universal melalui tafsirannya dari kitab Yunus mengenai kisah Niniwe.[2] Ia memaparkan
bagaimana keselamatan Allah itu dapat dihadirkan juga kepada orang di luar Israel dan juga
orang yang di luar penganut agama Yahudi.[2] Kitab Yunus melukiskan kedaulatan Allah yang
mutlak atas seluruh ciptaan. Dalam kisah Niniwe, Allah digambarkan sebagai Allah yang
rahami dan mengasihi lebih suka mengampuni daripada menghancurkan.[3] Hal yang ingin
ditekankan dalam kitab ini adalah rahmat Allah tidak terbatas kepada bangsa atau orang-
orang tertentu. Kota dan orang-orang asing ini sama-sama dipedulikan Allah seperti Israel
dan Yerusalem. Doa dan petobatan mereka sama-sama didengar seperti doa dan pertobatan
orang lain. Allah memberlakukan Niniwe dengan kasih belas kasih yang dalam.

Konsep keselamatan dalam Perjanjian Lama

Keselamatan dalam Perjanjian Lama ada berdasarkan pemenuhan Hukum Taurat.Selain itu,
ada juga berdasarkan iman dan anugerah Allah.[4] Sejarah umat Israel bisa dikatakan sebagai
sejarah anugerah di mana Allah memilih Israel serta setia menjaga perjanjian-Nya meskipun
Israel sering kali berlaku bejat di hadapan Allah.[3] Tema mengenai pengampunan (Maz 130:
3-4) dan iman sebagai respon ketika manusia menerima anugerah Allah juga terdapat di
dalam PL (Hab 2: 4).Dalam bahasa Ibrani kata percaya adalahmn. Kata ini bisa juga
diartikan sebagai percaya dengan mantap dan dapat diandalkan. Selain itu terdapat pula kata
yang cukup penting yaitu tsedaqa yang berarti kebenaran. Kata tersebut memiliki gagasan
dasar yaitu kesesuaian antara apa yang dilakukan manusia menurut penilaian Allah. Hal
tersebut berkaitan dengan cara hidup, bertindak dan bersikap benar di hadapan Allah.

Konsep keselamatan dalam Perjanjian Baru

Dalam Perjanjian Baru tema keselamatan merupakan salah satu yang menonjol terutama
dalam tulisan-tulisan Paulus. Yesus dalam pengajarannya mengecam bahwa seseorang bisa
membenarkan dirinya sendiri.[5] Misalnya saja dalam Lukas 18:9-14 mengenai orang farisi
dan pemungut cukai dan Lukas 16:15 mengenai orang farisi yang merasa diri benar akibat
perbuatannya.[5] Yesus sangat menginginkan agar manusia dapat mencari kebenaran namun
tidak dengan usaha sendiri.[5] Pembenaran itu dicapai melalui pertobatan di dalam kerendahan
hati.[6] Paulus pun sangat menentang pemahaman bahwa seseorang diselamatkan karena
perbuatannya.[6] Paulus menolak pemahaman bahwa seseorang bisa diselamatkan melalui
Hukum Taurat dan tradisi-tradisinya (sunat, kurban, dan sebagainya.Dalam bahasa Ibrani kata
kebenaran adalah sedaqa, dapat pula berarti kelepasan.Terjemahan kebenaran dalam konsep
Ibrani ke dalam PB yaitu dikaiosune. Dari sisi manusia dikaiousune ialah tindakan manusia
yang sesuai dengan kehendak Allah sedangkan dari sisi Allah ialah tindakan Allah yang
membenarkan manusia. Menurut Paulus kebenaran Allah merupakan cara Allah untuk
menilai manusia. Kebenaran itu seharusnya merupakan status pribadi. Bangsa-bangsa non
Yahudi memperoleh kebenaran walaupun mereka tidak mengejarnya sedangkan bangsa Israel
tidak. Hal ini terjadi karena bangsa Israel mengejar kebenaran itu melalui perbuatan bukan
melalui iman.

Perbandingan dalam Protestan

Teologi keselamatan da klam Arminianisme (dari Jacobus Arminius, penentang Calvin) yang
terkenal dengan nama doktrin Arminian. Kelima pokok ajaran Calvinisme yang terkenal
dengan singkatannya dalam bahasa Inggris "T U L I P" merupakan tanggapan terhadap
doktrin Arminian yang mana, menurut mereka, tidak sesuai dengan Alkitab.

Tabel berikut ini merangkum tiga pandangan klasik terhadap keselamatan.[7]

Luthera Calvinis
Topik Arminianisme
nisme me

Kerusaka Kerusaka
Kehendak n total n total Manusia memiliki
manusia/ tanpa tanpa kehendak bebas
Kehendak memiliki memiliki untuk memilih yang
bebas kehenda kehendak baik dan yang jahat
k bebas bebas

Doktrin Pemiliha Pemilihan Pemilihan dengan


pemilihan/ n tanpa tanpa syarat didasarkan
syarat
baik
syarat untuk pada iman dan
hanya keselama perbuatan baik
Predestinasi untuk tan manusia yang sudah
keselama maupun diketahui Allah
tan untuk sebelumnya.
penghuk
uman

Pembenaran
dimungkinkan untuk
Penebusa semua orang
n (penebusan
Penebus terbatas universal), namun
an untuk hanya hanya terjadi ketika
semua pada seseorang
orang umat memanfaatkannya/m
Pembenaran/P
telah pilihan enentukan pilihan
enebusan
selesai Allah, yang didasarkan oleh
ketika telah imannya. Semua
Kristus selesai umat manusia
mati. ketika mempunyai
Kristus kemungkinan untuk
mati. dapat ditebus sebagai
akibat dari pekerjaan
Kristus di kayu salib.

Melalui Menyangkut anugerah


cara-cara Tanpa kehendak bebas dan
menerim melalui oleh karena itu dapat
Pekerjaan Roh a cara apa ditolak; pekerjaan Roh
Kudus/ anugerah pun, Kudus terbatas, sebab
Anugerah Allah, keselama Ia memanggil
keselamatan keselama tan tidak manusia untuk bebas
tan dapat memilih bertobat dan
dapat ditolak manusia dapat
ditolak menolaknya.

Perlindungan Orang Ketekuna Orang percaya


percaya n orang- dilindungi imannya
dapat orang oleh Allah namun
jatuh, kudus, memiliki
namun sekali kemungkinan
Allah diselamat kehilangan anugerah
memberi kan, akan Allah tersebut.
jaminan tetap
preserva
si selamat

Referensi dan pranala luar

1. ^ "Salvation." Macmillan Dictionary of the Bible. London: Collins,


2002. Credo Reference. 19 July 2009. ISBN 0-333-64805-6

2. ^ a b (Indonesia) Ariarajah Wesley. Alkitab orang-orang yang


berkepercayaan lain . 2009 . . Jakarta: BPK Gunung Mulia..

3. ^ a b (Inggris)EA Martins. Plot and purpose in the old testament .


1981. . USA: Varsity press.

4. ^ (Indonesia)Yonky Karman. Bunga rampai teologi perjanjian


lama . 2009. Jakarta: BPK Gunung Mulia

5. ^ a b c (Indonesia)Bambang Subandrijo. Menyingkap pesan-pesan


perjanjian baru 1. 2010.. Bandung: Bina Media Informasi.

6. ^ a b (Indonesia)Donald Guthrie. Teologi perjanjian baru 2:


Keselamatan dan hidup baru . 1992. Jakarta: BPK Gunung Mulia

7. ^ Table drawn from, though not copied, from Lange, Lyle W. God So
Loved the Word: A Study of Christian Doctrine. Milwaukee: Northwestern
Publishing House, 2006. p. 448.

...............

Konsultasi Theologi

Bagaimana Sesungguhnya Keselamatan Itu?


Author : Pdt Bigman Sirait | Tue, 30 July 2013 - 09:58 | View : 3970
Pdt. Bigman Sirait

Follow @BigmanSirait

Shalom Bapak Pengasuh!


Salah satu perbedaan mencolok antara Calvinis dan Armenian adalah soal keselamatan.
Calvinis mengatakan bahwa keselamatan tidak bisa hilang dan siapa saja yang akan
diselamatkan sudah ditentukan dari semula. Sementara Armenian
mengatakan bahwa keselamatan bisa hilang atau pemilihan bersyarat bagi orang yang akan
diselamatkan.
Masing-masing aliran mempunyai dasar-dasar ayat Alkitab. Bagaimana sebenarnya Allah
berperan dalam keselamatan? Sejauh mana seharusnya manusia memahami tentang
keselamatan tersebut berkaitan dengan kedua pandangan tersebut? Dari kedua pandangan
tersebut, mana yang lebih benar? Mohon penjelasannya Pak, supaya saya tidak bingung
untuk menentukan gereja mana yang akan menjadi tempat saya beribadah. Terima kasih
Pak!

Ratna Krawang

Ratna di Karawang yang baik!


Bagus sekali sikap kamu yang belajar kritis dalam memahami kebenaran. Soal Calvinis atau
Arminian memang menarik untuk dibahas, namun saya juga tidak akan mengajak kamu
terjebak di perdebatan panjang yang ada. Kita akan menelusuri apa kata Alkitab, dan
memeriksa sudut pandang yang ada.
Pertama yang sangat perlu, perdebatan Calvinis (Tahun 1509-1564 ) dan Arminius
(Tahun 1560-1609), bukan di antara mereka, karena memang beda generasi. Bahkan Jacobus
Arminius adalah lulusan dari Jenewa, di bawah bimbingan Theodorus Beza, pengganti
Calvin. Perdebatan panjang terjadi setelah meninggalnya Arminius.
Kedua, bahwa perbedaan pandang ini adalah soal memahami proses keselamatan, bukan
tentang keselamatan itu sendiri. Artinya, kedua belah pihak sepakat bahwa keselamatan
hanya ada di dalam Yesus Kristus Tuhan. Bahwa keselamatan itu kasih karunia Allah. Namun
bagaimana cara bekerjanya, inilah yang jadi perbedaan. Karena itu saya katakan di atas agar
kita tidak terjebak.
Mari kita mulai dari kesaksian Alkitab tentang kejatuhan ke dalam dosa. Jelas dalam
Kejadian 2:17, ada ketetapan Allah agar manusia tidak memakan buah yang dilarang. Apabila
dilanggar, maka konsekwensinya adalah kematian. Mati, artinya terpisah dari Allah sumber
hidup. Yesaya 59:2, menggambarkan keterpisahan karena dosa umat. Manusia dipisahkan
dari pohon kehidupan yang kemudian dijaga dengan pedang yang menyala-nyala, artinya
tidak terhampiri (Kejadian 3:24). Mazmur 14:1-3, Roma 3:9-18, dan berbagai bagian Alkitab
lainnya, menggambarkan, betapa akibat dosa manusia menjadi bejat, tidak ada yang benar,
tidak ada yang berakal budi, bahkan dengan jelas dikatakan, tidak ada yang mencari Allah.
Kematian karena dosa, adalah ketidakmampuan memahami Allah, dan melawan Nya. Inilah
akibat jatuh ke dalam dosa, manusia tidak mencari Allah. Sementara usaha pencarian Allah
digambarkan dalam peristiwa menara Babel yang berakhir dengan kekacauan total (Kej 11:1-
9). Ini menjadi gambaran kegagalan usaha agama manusia.
Nah, sekarang soal kesadaran akan dosa, bagaimana bisa terjadi? Dalam Mazmur 19, Daud
menyadari betul bahwa untuk mengetahui kesesatan dan bebas darinya, hanyalah pertolongan
Tuhan. Demikian juga dalam Mazmur 119, Firmanlah pemimpin jalan yang benar, usaha
sendiri akan tersesat. Yohanes 16:8, mengatakan: Roh Kudus yang akan menginsafkan
manusia dari dosa! Jadi sangat jelas dalam semangat PL dan PB, kesadaran akan
keberdosaan adalah anugerah Allah, murni inisiatif-Nya. Manusia tidak mampu. Lalu
bagaimana memahami bagian lain Alkitab yang mengatakan bahwa kita harus sadar,
bertobat? Sederhana saja, Allah memberi kita kemampuan untuk merespon kasih karunia-
Nya. Kita bertanggungjawab sepenuhnya, atas kasih karuania-Nya. Jelas Allah yang memulai
kesadaran keberdosaan, dan kemampuan mentaati-Nya, sama seperti DIA memulai
penciptaan.
Kita diselamatkan oleh kasih karunia-Nya, lewat kematian Yesus Kristus di atas kayu salib
(bdk. Yoh 14:6, Kis 4:12, Ef 2:8-9). Tapi tak hanya menerima begitu saja, melainkan
bertanggung jawab mengerjakan keselamatan yang sudah diberikan dengan hidup benar,
sangkal diri, pikul salib (Mat 16:24, Fil 2:12). Maka orang yang diselamatkan itu bukan
sekedar menjadi Kristen, melainkan orang yang nyata buah kehidupannya. Seperti kata
Alkitab, pohon dikenal dari buahnya, yaitu buah Roh (Mat 7:17, Gal 5:22-23). Nah, soal
untuk siapa saja keselamatan itu, dikatakan untuk umat-Nya (Mat 1:21), yaitu umat yang
diperkenan-Nya (Luk 2:14). Jadi, jelas terbatas, tapi kita tidak tahu siapa saja, dan ini bukan
soal agama Kristen, karena pertobatan tiap orang adalah sebuah proses yang berjalan. Artinya
yang hari ini anti Kristen, bisa jadi pengikut Kristus, seperti Paulus atau penyamun yang
disalibkan bersama Yesus.
Yoh 3:16, mengindikasikan keselamatan bagi dunia yang mau percaya (terbuka untuk
semua). Namun dalam Yoh 17:9, dengan tegas Yesus berkata: Bukan untuk dunia Aku berdoa,
tapi untuk murid! Maka jelas sekali bagi Yohanes ada dua pengertian dunia, yaitu secara
umum: Semua orang, dan secara khusus: Terbatas yang diselamatkan. Sementara 2 Petrus
23:9, berkata: Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua
berbalik dan bertobat. Namun di II Petrus 2:9, juga dicatat: Tuhan tahu menyelamatkan
orang saleh dan menghukum orang jahat. Di atas sudah kita lihat, kesadaran dari keberdosaan
adalah kasih karunia. Dan bagaimanapun, pilihan terbatas itu nyata. Tapi soal siapa, kita tidak
tahu. Ini bukan soal bagaimana berteologi, melainkan melakukan kehendak Bapa.
Kembali ke Yoh 17:12: Orang pilihan Tuhan tidak akan ada yang binasa (hilang), kecuali
mereka yang memang sejak semula tidak dipilih, seperti Yudas. Hanya saja, sekali lagi, soal
pilihan adalah misteri Allah yang tidak bisa kita pahami. Karena itu keselamatan bukanlah
perdebatan, melainkan tanggung jawab mewujudkan kehendak Allah di dunia ini. Jelas
keselamatan dari Allah, atas manusia yang tidak mencari Allah. Dan jelas, pesan Yesus tidak
akan ada yang hilang. Ingat pohon dikenal dari buahnya, dan disinilah masalahnya, karena
kita menyaksikan fenomena hidup yang penuh pertanyaan. Ada orang yang tampaknya
pilihan, ternyata bukan, seperti Yudas. Sebaliknya orang yang tampaknya binasa, malah
selamat, seperti penyamun di samping Yesus. Calvinis menyebutnya pilihan berdaulat,
sementara Arminian, pilihan karena Allah telah mengetahui sebelum-Nya tentang manusia.
Konsekwensi pandangan Calvinis, Allah berdaulat penuh atas keselamatan. Jadi tidak
tergantung pada manusia yang memang tidak mampu, sehingga keselamatan tidak bisa hilang
(bdk. doa Yesus di Yohanes 17). Sementara Arminius kasih karunia diberikan, tapi manusia
menentukan menerima atau tidak, sehingga keselamatan bisa hilang. Jika Alkitab mengatakan
keselamat bukan usaha manusia, tetapi pemberian Allah, dekat ke Calvinis. Sementara dari
perspektif Arminius, jelas pilihan Allah karena mengetahui sejak awal bahwa sesorang akan
baik (ada usaha untuk baik, sehingga dimasukkan dalam pilihan sejak kekal).
Nah, Ratna yang dikasihi Tuhan, tampaknya pandangan Calvin lebih mendekati Alkitab.
Namun ingat Calvin bukan tanpa salah, karena Alkitablah yang tanpa salah. Sementara
Arminius bukan sesat. Pemahaman teologi harus dinamis, berproses, karena Alkitab yang
final, bukan teologi kita. Jadi jawaban ini belum bisa tuntas di sini, karena menuntut kamu
belajar lebih lagi. Karena mungkin akan muncul pertanyaan lanjutan.
Selamat menggumuli.

file:///E:/Reformata%20Online%20-%20Konsultasi%20Theologi.htm

Anda mungkin juga menyukai