Anda di halaman 1dari 2

CARA PRAKTIS MEMPERSIAPKAN / MENYUSUN KHOTBAH

Siapakah Pengkhotbah yang baik ?


Khotbah yang baik itu bagaimana ?
Cara praktis menyusun khotbah !
A. Jati diri seorang Pengkhotbah : Seorang utusan Injil; Seorang Nabi; Seorang Gembala; Seorang Pengajar; Seorang Saksi
Kristus; Seorang yang terpercaya; Seorang yang jadi teladan hidup; Seorang Hamba Allah.
B. Persyaratan seorang Pengkhotbah :
1. Mempunyai hubungan yang baik dengan Allah : Hidup baru; Selalu bersandar pada Allah; Keyakinan yang kokoh dan
berani; Rindu dan rajin melayani.
2. Moralitas terpuji.
3. Kepribadian mantap.
4. Memiliki jiwa kepemimpinan.
5. Memiliki hubungan yang baik dengan Jemaat
C. Khotbah yang membosankan:
Tidak menjelaskan maksud Alkitab dengan baik.
Tema tidak sesuai dengan kebutuhan pendengar.
Tidak ada informasi baru.
Terlalu banyak pokok bahasan.
Terlalu banyak ayat.
Tidak ada ilustrasi/ contoh praktis.
Sikap pengkhotbah yang kaku.
Bahasa yang dipakai taputar dan berputar-putar.
D. D. Apa itu Khotbah ?
Khotbah adalah Pemberitaan Firman Allah kepada manusia pada suatu tempat dan masa supaya menjadi umat Allah yang
baik
1. Jembatan
Khotbah adalah jembatan di antara dunia Alkitab dan dunia jemaat masa kini.
Jembatan yang baik bersifat dua arah.
Sebuah jembatan harus sama kuat pada kedua kakinya
2. Kaca mata
Khotbah itu seperti kaca mata yang membantu kita melihat diri kita dan lingkungan hidup kita dengan lebih terang.
Khotbah memiliki fungsi untuk menjelaskan apa yang kabur
Alkitab adalah kaca mata yang Allah sediakan bagi kita.
Kaca mata itu untuk melihat, bukan untuk dilihat
3. Parang
Sebuah khotbah dapat membantu kita untuk mengambil keputusan-keputusan yang tepat dalam terang kehendak Allah.
4. Roti
Khotbah adalah sumber kekuatan bagi jemaat. Ketika dia mendengar khotbah, dia mendapat Khabar Baik (Injil) untuk
nanti dibawa pulang sebagai bekal dalam perjalanan hidupnya.
E. Unsur-Unsur Dalam Khotbah : Ada 3 Unsur penting dalam khotbah :
1. Penafsiran Alkitab yang baik dan benar.
2. Memahami konteks / keadaan Jemaat dengan baik dan benar.Kasihilah dengan Tulus para Pendengar
3. Secara baik (komunikatif) menyampaikan Pesan Alkitab kepada Jemaat
F. Khotbah yang mengubah Hati :
1. Peranan Roh Kudus.
2. Kehidupan pengkhotbah.
3. Khotbah yang berisi kebenaran Alkitab.
4. Khotbah yang berpusat pada kemuliaan Allah di dalam Yesus Kristus
G. Cara Praktis Mempersiapkan Khotbah Dan Renungan
I. Tahap Pertama : Pra Persiapan
1. Alat alat yang diperlukan
Alkitab, Buku Nyanyian, Alat Tulis (buku catatan, balpoin ), bahan - bahan pembantu seperti buku buku tafsiran
Alkitab.
2. Ketenangan hati, ketenangan pikiran serta lingkungan.
Manfaat dari ketenangan ini adalah agar kita dapat memusatkan segala pikiran dan perhatian kita pada khotbah atau
renungan yang kita siapkan. Adalah sangat sulit mempersiapkan khotbah dan renungan di tengah tengah kegaduhan
dan keramaian.
3. Berdoa, memohon kehadiran Roh Kudus untuk menerangi hati dan pikiran kita, serta membimbing kita agar dapat
mengerti makna atau arti dari bagian Alkitab yang hendak kita baca.
II. Tahap Kedua : Persi a pan.
a. Memilih Pembacaan Alkitab
Memilih Memilih nats adalah suatu hal yang penting, sebab dari nats itu, seseorang mulai membangun khotbah atau
renungan. Apapun pilihan kita, yang pasti adalah bahwa nats atau bacaan Alkitab yang dipilih harus menjawab kebutuhan
jemaat yang mendengarkan khotbah dan renungan itu nanti.
b. Membaca Alkitab dengan cermat, tekun dan teliti.
c. Menafsir.
Menafsir bukanlah berarti kita merobah nats / bacaan yang telah kita pilih lalu menyusunnya kembali menurut kehendak kita,
tetapi maksudnya adalah agar kita memperoleh penjelasan lebih lanjut dari nats / bacaan, mengenai latarbelakangnya, arti
yang terkandung di dalamnya, dan sebagainya. Yang menjadi sumber tafsiran kita adalah :
1. Nats / bacaan itu sendiri.
Dalam menafsir nats / bacaan, kita harus berusaha menemukan arti dan maksud yang terkandung dalam nats / bacaan
itu. Karena itu kita tidak boleh membacanya secara lari lari saja tetapi harus memperhatikan ayat demi ayat atau
bagian demi bagian, dan ungkapan ungkapan yang ada di dalamnya.
2. Hubungan Nats / Bacaan dengan Nats / Bacaan sebelum dan sesudahnya
3. Ayat ayat yang sejajar / paralel.
Kita dapat membaca juga ayat ayat yang sejajar / paralel dalam tulisan penginjil penginjil lain. Maksudnya adalah agar
kita memperoleh gambaran yang lengkap tentang nats / bacaan kita.
4. Konteks yang sedang dihadapi pembaca : Penderitaan ? Kedatangan ? Kematian ? Kelahiran ? dan lain-lain. Kemudian
lihat konteks kita masa kini. Dengan memahami konteks mula-mula/Alkitab kita dapat dengan mudah menarik
relevansinya dengan konteks kita
d. Langkah Ketiga : Menyusun Khotbah/ Renungan.
Dalam menyusun suatu khotbah atau renungan, paling kurang terdiri dari tiga hal penting, yaitu :
1. Pendahuluan.
Pendahuluan merupakan Pintu masuk kepada isi khotbah / renungan. Pendahuluan harus singkat tapi jelas, tidak boleh
panjang dan berbelit belit, harus mempunyai hubungan dengan isi / tubuh khotbah, menarik perhatian orang,
membangkitkan minat pendengar untuk mendengarkan lanjutan khotbah / renungan yang kita sampaikan.
2. Isi ( Tubuh khotbah / renungan )
Dalam menyusun isi / tubuh khotbah, ada empat pertanyaan yang perlu diperhatikan sebagai yang membimbing kita, yaitu :
a. Apakah ?
b. Mengapa / Apa sebabnya ?
c. Bagaimanakah ?
d. ( Lalu ) bagaimana dengan kita ?
3. Penutup / kesimpulan.
Kesimpulan merupakan inti sari khotbah dan renungan kita, jangan panjang, cukup 3-5 menit, pakailaha kata kata yang
tepat agar jemaat dapat memahami makna dan tujuan khotbah / renungan kita.
E. Cara Menyampaikan Khotbah
Secara umum, ada tiga cara di dalam menyampaikan sebuah khotbah yakni:
Membaca naskah yang sudah tertulis secara lengkap. Metode ini mengharuskan seorang pengkhotbah untuk
mempersiapkan khotbahnya dengan baik. Namun metode ini bisa tidak efektif apabila tidak adanya kontak antara
pengkhotbah dengan pendengar.
Menggunakan garis besar, dengan maksud pengkhotbah tidak melupakan pokok pikiran/ khotbah yang akan disampaikan
tetapi juga agar jangan hilang kontak dengan pendengar. Akan tetapi metode bisa menjadi tidak efektif apabila kurang
persiapan karena akan kehilangan kata-kata, apa lagi kalau pengkhotbah gugup dan takut.
Metode tanpa menggunakan catatan/improvisasi. Metode ini sangat baik karena langsung kontak dengan pendengar dan
tidak terganggu dengan teks khotbah. Namun kekurangannya apabila kurang persiapan akan terjadi berbagai pengulangan
kata-kata atau maksud sehingga membosankan pendengar.
Metode mana pun yang dipakai sangat tergantung kepada persiapan pengkhotbah. Dalam hubungan dengan penyampaian
khotbah baik metode 1, 2 maupun 3, seorang pengkhotbah harus memperhatikan hal-hal berikut:
Berbicaralah dengan menggunakan induk kalimat yang baik dan benar.
Milikilah skema yang jelas dalam pikiran (memiliki tujuan yang jelas) sehingga tidak melompat kesana kemari ketika
berkhotbah.
Suara harus disesuaikan dengan ruangan atau jumlah pendengar (usahakan supaya didengar oleh seluruh pendengar tapi
jangan berteriak).
Dalam menyampaikan khotbah, jangan putus kontak dengan pendengar (jangan hanya menunduk atau mengangkat muka
ke atas terus).
Tariklah perhatian pendengar dengan pengantar khotbah yang mengesankan terutama penampilan pengkhotbah yang
meyakinkan (tidak acak-acak dan semrawut dan hilangkan kesan bahwa kita kurang siap).
Janganlah membuat pendengar bosan karena terlalu lama berkhotbah atau mengecewakan pendengar karena terlalu
singkat berkhotbah. Secara ideal, sesuai dengan susunan dan bentuk khotbah, maka untuk kebaktian umum/minggu/hari
raya berkisar antara 15-30 menit. Sedangkan untuk ibadat rumah tangga atau syukur, antara 5- 15 menit.
Yang paling penting adalah, jadikanlah diri kita sebagai khotbah yang hidup dan yang paling tepat untuk dibaca dan dipelajari
oleh jemaat atau pendengar. Sebab sebagus dan semenarik apapun khotbah yang kita sampaikan tetapi jika kita tidak hidup
sesuai dengan apa yang kita sampaikan, maka khotbah kita akan mubazir.
Mintalah selalu hikmat dan pengertian dari Tuhan sehingga kita mampu menyaksikan dan menyampaikan firman Tuhan
secara terang dan jelas apa kehendakNya bagi kita.

Anda mungkin juga menyukai