Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PELAYANAN DIAKONIA TERHADAP PERTUMBUHAN

GEREJA TORAJA JEMAAT SUDIANG MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat dalam Menyelesaikan

Stratum Satu ( S1 ) Program Studi Pendidikan Teologi Kristen Pada

Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar

OLEH:

AGUSTINA ROMBE

NPM: 14012342

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY

MAKASSAR

2016

1
2
Rombe, Agustina. “Pengaruh Pelayanan Diakonia Terhadap Pertumbuhan Gereja
Toraja Jemaat Sudiang Makassar” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray, 2016.

Agustina Rombe. “Pengaruh Pelayanan Diakonia Terhadap Pertumbuhan Gereja


Toraja Jemaat Sudiang Makassar.” (Dibimbing oleh Pdt. Zeth Tuhumury, M.Th).

ABSTRAK

Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah: Pertama, pelayanan diakonia


merupakan salah satu pelayanan yang penting di gereja dan bukan hanya sekedar
sebagai pelayanan kelas dua. Kedua, pelayanan diakonia merupakan pelayanan
yang sama pentingnya dengan pelayanan berkhotbah. Oleh karena itu gereja-
gereja hendaknya memberikan tempat yang utama bagi pelayanan diakonia.
Ketiga, pelayanan diakonia menjadi salah satu pelayanan di gereja yang dapat
membawa pengaruh terhadap pertumbuhan gereja. Keempat, pertumbuhan gereja
merupakan kehendak Tuhan agar gereja-Nya dapat bertambah dan berkembang,
baik secara kuantitas maupun kualitas. Kelima, pertumbuhan gereja gerupakan
tugas dan tangung jawab gereja di bumi dalam rangka mengenapkan Amanat
Agung Tuhan Yesus Kristus. Keenam, Gereja hadir di muka bumi ini harus dapat
menjalankan fungsinya sebagai tempat persekutuan bagi orang-orang percaya.
Ketujuh, gereja yang bertumbuh adalah gereja yang dapat melayani dengan
sukcita. Kedelapan, gereja yang bertumbuh adalah gereja yang dapat menerapkan
pola pemuridan seperti yang terjadi di Jemaat mula-mula, Kisah Para Rasul. 11:
26. Kesembilan, gereja yang bertumbuh adalah gereja yang senantiasa
melaksanakan pola penginjilan.

Kata Kunci : Pengaruh, pelayanan, diakonia, pertumbuhan, gereja, Toraja,


Sudiang, Makassar
3
Rombe, Agustina. “Pengaruh Pelayanan Diakonia Terhadap Pertumbuhan Gereja
Toraja Jemaat Sudiang Makassar” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray, 2016.

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Gereja lahir dan bertumbuh untuk melayani sesama. Gereja dalam dirinya

menyadari akan adanya panggilannya ditengah-tengah dunia sepanjang zaman.1

Gereja diutus untuk melanjutkan misi Yesus Kristus di dunia ini. Allah sendirilah

yang bertindak kepada umat-Nya dan kepada dunia lewat keseluruhan karyaNya

dalam rangka menyelamatkan dunia dengan segala isinya. Hal ini terlihat ketika

kepedulian Allah terhadap dunia dan segala isinya dinyatakan dengan mengutus

Yesus Kristus.2

Misi Allah dinyatakan dalam Yesus Kristus itulah, yang kemudian

diterima oleh gereja. Misi sebagai total Allah yang mengutus gereja untuk

keselamatan dunia.”3 bertolak dari pendapat ini, kemudian Artanto lebih lanjut

mengatakan bahwa, “Misi Allah yang luas dari pada misi gereja, karena misi

Allah adalah aktifitas Allah yang melingkupi dunia dan gereja, yang di dalamnya

gereja memperoleh hak istimewah untuk ikut ambil bagian.”4

1
Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: BPk Gunung Mulia, 2001), 361.
2
Ibid., 362.
3
Widi Artanto, Menjadi Gereja yang Misioner (Jakarta: Kanisus dan BPK Gunung
Mulia, 1997), 66.
4
Ibid., 67.
4
Rombe, Agustina. “Pengaruh Pelayanan Diakonia Terhadap Pertumbuhan Gereja
Toraja Jemaat Sudiang Makassar” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray, 2016.

Emanuel Gerrit Singgih mengatakan bahwa ada tiga aspek gereja yang

digambarkan dengan segitiga sama sisi, yang pada masing masing sudut

ditempatkan koinonia (institusional), Marturia (ritual) dan diakonia (etikal). Segi-

segi ini merupakan keseimbangan yang terus menerus harus dijaga karena ketika

gereja hanya menekankan segi kelembagaan dan ritual, maka gereja hanya ada

untuk diri sendiri, kalau pelayanan hanya dianggap sebagai aspek ritual atau alat

untuk membantu organissi sosial yang menjangkau masyarakat luas.5

Kemudian J. L. Ch. Abineno mengatakan bahwa diakonia menduduki

tempat yang sentral dalam Alkitab, tidak hanya dalam Perjanjian Baru, tetapi juga

dalam perjanjian Lama.6 Dasar yang paling penting dalam diakonia adalah Yesus

Kristus itu sendiri. Pelaksanaan diakonia gereja beranjak dari hal yang paling

ditekankan oleh Yesus yaitu: Kedatangan-Nya bertujuan untuk melayani (Markus.

10:45). Hal yang sama juga dikatakan oleh Paulus yaitu: “Yesus datang sebagai

Hamba dan menjadi sama seperti manusia” (Filipi 2:7). Dengan itu sifat dan sikap

dalam berdiakonia berdasar pada sifat dan sikap Yesus Kristus sebagaimana telah

dinyatakan dalam pelayanan-Nya.7

Pelayanan diakonia adalah tugas gereja untuk melakukan pelayanan kasih

(meja) kepada sesama yang berkekurangan dalam berbagai bentuk, agar mereka

5
E. G. Singgih, Reformasi dan Trasnformasi Gereja Menyosong Abad 21 (Yogyakarta:
Kanisius, 1997), 25.
6
J. L. Ch. Abineno, Sekitar Diakonia Gereja (BPK Gunung Mulia, 1982), 7.
7
Ibid., 8.
5
Rombe, Agustina. “Pengaruh Pelayanan Diakonia Terhadap Pertumbuhan Gereja
Toraja Jemaat Sudiang Makassar” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray, 2016.

dapat mandiri dan menjadi berkat bagi orang lain pula (Matius 25:35-40).

Kegiatan yang dapat dilakukan oleh gereja sehingga diakonia ini lebih nyata

dalam rangka terjadinya pertumbuhan gereja adalah dengan meningkatkan

kepedulian-kepedulian sosial, pelayanan masyarakat.8 Selanjuntnya J. L. Ch.

Abineno mengatakan bahwa “diakonia merupakan bagian dari pelayanan pastoral

sebagai pemberian bantuan. Akan tetapi dalam prakteknya di gereja-gereja bahwa

pelayanan diakonia pada paraktiknya lebih banyak dilakukan dalam bentuk verbal

kurang sekali dalam bentuk perbuatan diakonia.”9 selanjutnya J. L. Ch. Abineno

mengatakan bahwa pelayanan diakonia harus dijalankan dengan sebaik-baiknya

oleh gereja seperti pelayanan di kota-kota besar di mana penderitaan di segala

bidang, tidak cukup kalau gereja hanya berfungsi sebagai rumah rohani dari

anggota-angotanya. “Melainkan gereja harus benar-benar berfungsi sebagai

persekutuan-persekutuan pelayanan” bagi mereka yang lapar, mereka yang

dahaga, mereka yang telanjang, mereka yang sakit, dan lain-lain (Matius 25).10

Oleh karena itu pelayanan diakonia harus berfungsi sebagaimana mestinya di

gereja yaitu sebagai pelayanan kasih atau pelayanan meja.

Yosia Abdi Saputra mengatakan kalau Pelayanan kasih atau pelayanan

diakonia dapat memberikan dampak besar bagi kemajuan pelayanan misi. Untuk

8
Johanes Marbun, Gnosis /Jurnal Teologi (Jakarta: Badan Pekerja Daerah GBI Jakarta,
2004), 34.
9
J. L. Ch. Abineno, Pedoman Praktis Untuk Pelayanan Pastoral (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1999), 46.
10
Ibid., 46.
6
Rombe, Agustina. “Pengaruh Pelayanan Diakonia Terhadap Pertumbuhan Gereja
Toraja Jemaat Sudiang Makassar” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray, 2016.

itu gereja tidak boleh mengabaikan hal ini.11 Gereja mula-mula membagikan kasih

secara nyata mewarnai kehidupan jemaat pada waktu itu. Dalam (Kisah Para

Rasul 6:1-7) diceritkan bagaimana rasul-rasul memilih tujuh orang yang

dikhususkan bagi pelayanan diakonia ini. Mereka adalah: Stefanus, Filipus,

Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus mereka ini semua,

mengkhususkan diri mereka dalam pelayanan untuk membantu kehidupan jemaat-

jemaat yang berkekurangan. Dan Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid

di Yerusalem makin bertambah banyak, sejumlah besar imam besar menyerahkan

diri dan percaya. Ini adalah dampak dari fungsi pelayanan diakonia yang

dijalankan oleh gereja maka terjadi pertumbuhan.12

Kesalahan dalam memahami diakonia berimplikasi pada pelaksanaan yang

tidak tepat. Persoalan yang muncul di Jemaat Sudiang yaitu ketidak seimbangan

konsep dan praktiknya. Indikasinya Jemaat Sudiang dalam pemberian diakonia

khusunya pada anggota yang sakit di rumah sakit atau diakonia kedukaan, dengan

memberikan perhatian dan dana diakonia yang sama, mengindikasikan bahwa

diakonia tidak lagi dipahami dan ditempatkan pada proporsi yang sebenarnya.

Dengan memperhatikan konseptual ideal dari diakonia, maka diakonia harus

menjadi pengaruh yang berdampak kepada pertumbuhan Gereja. Oleh karena itu,

11
Yosia Abdi Saputra, Gnosis/Jurnal Teologi (Jakarta: Badan Pekerja Daerah DKI
Jakarta, 2004), 37.
12
Ibid., 38.
7
Rombe, Agustina. “Pengaruh Pelayanan Diakonia Terhadap Pertumbuhan Gereja
Toraja Jemaat Sudiang Makassar” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray, 2016.

diperlukan semua komponen yang terlibat dalam pelaksanaan diakonia dapat

memahaminya, merumuskan dan meluruskan tentang diakonia. Karena kesan

yang selalu muncul dari diakonia selalu diukur dengan uang.

Pelayanan Diakonia tidak nampak sebagai pelayanan Kristus, sehingga

tidak dimaknai sebagai kasih karunia Allah. Diakonia yang dilaksanakan tidak

lagi memperdulikan kaum miskin, yang tidak mampu ekonominya, melainkan

seolah-olah membagi hak yang sama. Tata Gereja Toraja Pasal 23:1, telah

memberi arah dan pedoman: “Diakonia dilaksanakan untuk memelihara, dan

menolong sesama manusia yang lemah dan berkekurangan serta berusaha

membendung dan mencegah sebab-sebab kesengsaraan dan kemelaratan

manusia.”13

Sudah banyak literatur yang berbicara tentang diakonia, namun penulis

termotivasi untuk mengkaji dari segi Pertumbuhan Gereja dalam permasalahan

yang dihadapi Jemaat Sudiang. Agar kedapannya diakonia didudukan pada posisi

yang tepat yaitu untuk memuliakan Allah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk membahas

masalah ini lebih mendalam dalam sebuah karya ilmiah dengan judul:

PENGARUH PELAYANAN DIAKONIA TERHADAP PERTUMBUHAN

GEREJA DI JEMAAT GEREJA TORAJA SUDIANG MAKASSAR.

13
BPS Gereja Toraja, Tata Gereja dan Peraturan-peraturan Khusus Gereja Toraja
(Rantepao: PT. Sulo, 2013), 14.
8
Rombe, Agustina. “Pengaruh Pelayanan Diakonia Terhadap Pertumbuhan Gereja
Toraja Jemaat Sudiang Makassar” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray, 2016.

Pokok Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengangkat pokok

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

Apakah pelayanan diakonia berpengaruh terhadap pertumbuhan Gereja

Toraja Jemaat Sudiang Makassar?

Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak di capai dalam penulisan skripsi ini adalah untuk

mengetahui bagaimana penerapan pelayanan diakonia terhadap pertumbuhan

Gereja Toraja Jemaat Sudiang Makassar.

Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah:

Pertama, untuk menolong setiap jemaat agar melakukan pelayanan

diakonia sebagai salah satu pengaruh terhadap pertumbuhan gereja.

Kedua, untuk memberikan masukkan bagi pemimpin-pemipin gereja untuk

memperhatikan pelayanan diakonia sebagai pelayanan yang penting di gereja.

Ketiga, merupakan salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan

pendidikan strata satu di Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.


9
Rombe, Agustina. “Pengaruh Pelayanan Diakonia Terhadap Pertumbuhan Gereja
Toraja Jemaat Sudiang Makassar” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray, 2016.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan di dalam penyusunan skripsi ini

adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

Pertama, penulis menggunakan studi kepustakaan atau literatur, yaitu

penggalian data melalui penyelidikan terhadap buku-buku pribadi penulis,

maupun yang ada di perpustakaan Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar,

yang ada hubungannya dengan pembahasan penulisan yang dibahas.

Kedua, Angket (Kuesioner), penulis juga melakukan pengamatan langsung

dilapangan guna mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penulisan ini.

Dengan tehnik penyebaran angket kepada Jemaat Gereja Toraja Sudiang, Majelis,

Penatua dan Diaken serta wawancara dengan Pdt. Gereja Toraja di Jemaat

Sudiang, kemudian angket tersebut gunanya adalah untuk mengetahui pengaruh

pelayanan diakonia terhadap pertumbuhan Gereja Toraja di jemaat Sudiang

Makassar.

Batasan Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi hanya pada Pengaruh

Pelayanan Diakonia Terhadap Pertumbuhan Gereja Toraja di Jemaat Sudiang

Makassar.
10
Rombe, Agustina. “Pengaruh Pelayanan Diakonia Terhadap Pertumbuhan Gereja
Toraja Jemaat Sudiang Makassar” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray, 2016.

Sistematika Penulisan

Agar lebih memudahkan dalam memahami penulisan skripsi ini, maka

penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab Pertama, membahas tentang pendahuluan, latar belakang masalah,

pokok masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, batasan

penulisan dan sistimatika penulisan.

Bab Kedua, Tinjauan Pustaka yang terdiri atas: Defenisi Pelayanan

Diakonia, Yesus dan Diakonia, Dasar Pelayanan Diakonia: dalam Perjanjian

Lama dan Perjanjian Baru, Tujuan Diakonia, Bentuk-bentuk Pelayanan Diakonia:

Diakonia Karikatif, diakonia Reformatif/Pembangunan dan Diakonia

Transformatif, Defenisi Pertumbuhan Gereja, Hakikat Gereja, Fungsi Gereja,

Konsep Pertumbuhan Gereja, Dasar Pertumbuhan Gereja: di Perjanjian Lama dan

Perjanjian Baru, Dimensi Gereja dan Faktor-fakor Pertumbuhan Gereja.

Bab Ketiga, metodologi penelitian yang membahas tentang gambaran

umum lokasi penelitian, letak geografis, Visi dan Misi gereja Toraja Jemaat

Sudiang Makassar, Jenis Penelitian, populasi dan sampel , Jenis Penelitian,

Teknik Pengumpulan Data. Dan teknik Analisa Data.

Bab keempat, analisis hasil penelitian yang terdiri dari analisis data dan

kesimpulan analisis.
11
Rombe, Agustina. “Pengaruh Pelayanan Diakonia Terhadap Pertumbuhan Gereja
Toraja Jemaat Sudiang Makassar” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray, 2016.

Bab kelima, merupakan penutup skripsi yang mencakup kesimpulan dan

saran-saran
12
Rombe, Agustina. “Pengaruh Pelayanan Diakonia Terhadap Pertumbuhan Gereja
Toraja Jemaat Sudiang Makassar” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray, 2016.

KEPUSTAKAAN

Alkitab

Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2009

Kamus

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2009.

Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2009.

Buku-Buku

Abineno, J. L. Ch. Diaken, Diakonia dan diakonot Gereja. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1994.

Abineno, J. L. Ch. Jemaat. Jakarta: BPK Gunung Mulia,1965.

Abineno, J. L. Ch. Pedoman Praktis Pelayanan Pastoral. Jakarta: BPK Gunung


Mulia, 1999.

Abineno, J. L. Ch. Sekitar Diakonia Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia,1982.

Abdisaputra, Yosia. Gnosis/Jurnal Teologi. Jakarta: Badan Pekerja Daerah GBI


Jakarta, 2004.

Ali, Mohamad. Penelitian Kependudukan Prosedur dan Strategi. Bandung:


Angkasa, 1985.

Artanto, Widi. Menjadi Gereja yang Misioner. Yogyakarta: Kanisius, 1997.

Berkhof, Loius. Theologia Sistematika, Jakarta: LRII, 1997.

Collins, Gerald. O’ dan Edward G. Farrugia. Kamus Theologia Yogyakarta:


Kanisius, 1995.
13
Rombe, Agustina. “Pengaruh Pelayanan Diakonia Terhadap Pertumbuhan Gereja
Toraja Jemaat Sudiang Makassar” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray, 2016.

Douglas, J. D. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Volume 1 (Jakarta: Yayasan


Komunikasi Bina Kasih, 1995.

Engle, Paul dan Gary L. Mclntyosh, Evaluating the Church Growth Movent
Malang: Gandum Mas, 2006.

Gereja Toraja, BPS. Tata Gereja dan Peraturan-peraturan Khusus Gereja Toraja.
Rantepao: PT Solu, 2013.

Fances, Eddy Gereja yang Mulia dan Visioner, Visi dan Misi Gereja yang
Efektif di Abad 21 Jakarta: Yasinta, 2000.

Hadiwijono Harun. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997.

Hadi, Sutrisno. Statistik II. Yogyakarta: FIF IKIP 1975.

Hosea, Amos. Merajut Keragaman Berteologi di GBI. Jakarta: BPD GBI DKI
Jakarta, 2001.

Lasor, W. B, D. A. Hubbard, dan F. W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama.


Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.

Mangapul, Sagala. Pemimpin Pujian Kreatif. Jakarta: Perkantas, 1997

Marbun Yohanes, Gnosis/Jurnal Teologi. Jakarta: Badan Pekerja Daerah GBI


Jakarta, 2004.

Noordgraaf, A. Orientasi Diakonia Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.

Peters W, George. Teologi Pertumbuhan Gereja. Malang: Gandum Mas, 2002.

Riemer, G. Jemaat yang Diakonal. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.

Sitanggang, Serepina. Membangun Gereja yang Diakonal, Suatu Pengantar


Pemahaman Alkitab tentang Diakonia. Pematang Siantar: Percetakan
HKBP, 2004.
14
Rombe, Agustina. “Pengaruh Pelayanan Diakonia Terhadap Pertumbuhan Gereja
Toraja Jemaat Sudiang Makassar” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray, 2016.

Sobrino Jon dan Juan Hernandes Pico, Teologi Solidaritas Yogyakarta: Kanisius,
1988.

Toraja, BPS Gereja. Tata Gereja dan Peraturan-peraturan Khusus Gereja Toraja
Rantepao: PT. Sulo, 2013

Tomatala,Yakub. Penginjilan Masa Kini. Malang: Gandum Mas, 1996.

Stott, Jhon. Satu Umat/ Menuntut Gereja menjadi Komunitas yang Melayan.
Malang: Seminarai Asia Tenggara, 1992.

Stott, Jhon. Isu-isu Global/Menantang Kepemimpinan Kristiani. Jakarta: Yayasan


komunikasi Bina Kasih, 2005.

Singgih, E. G. Reformasi dan Trasnformasi Gereja Menyosong Abad 21.


Yogyakarta: Kanisius, 1997.

Sitanggang, Serepina. Pengantar Kepada Pemahaman Alkitab Diakonia.


Pematang Siantar: HKBP, 2004.

Stevens, Jim. dan Jenson Ron. Dinamika Pertumbuhan Gereja. Malang: Gandum
Mas, 2000.

Wagner, C. Peter. Gereja Saudara Dapat Bertumbuh. Malang: Gandum Mas,


1997.

Wagner, C. Peter. Memimpin Gereja Anda Agar bertumbuh. Jakarta: Harvest


Publication House, 1995.

Wagner, C. Peter. Your Church Can Grow. Glendale: CA Regal Books, 1997.

Warren, Rick. Strategi Pertumbuhan Gereja. Malang: Gandum Mas, 1996.

Widyatmaja, P. Jossef. Yesus dan Wong Cilik. Jakarta: BPK Gunung Mulia,

2010.

Wongso, Peter. Tugas Gereja dan Misi Masa Kini. Malang: SAAT, 1996.

Oetavianus, P. Pertumbuhan Gereja. Yogyakarta: Yayasan Andi, 1994.


15
Rombe, Agustina. “Pengaruh Pelayanan Diakonia Terhadap Pertumbuhan Gereja
Toraja Jemaat Sudiang Makassar” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray, 2016.

Diktat

Djadi, Jermia. Diktat Pertumbuhan Gereja. Makassar: STT Jaffray, 2008.

Wawancara

Sarungallo, Albert. Wawancara oleh Penulis. Makassar, l 9 Mei 2016.

Arruan, Martina. Wawancara oleh Penulis. Makassar, 3 Mei 2016.

Balla, Dina. Wawancara oleh Penulis. Makassar, 7 Mei 2006.

Bolong, Halsey. Wawancara oleh Penulis. Makassar,1Mei 2016.

B, Ruben. Wawancara oleh Penulis. Makassar, 4 Mei 2016.

Elifata. Wawancara oleh Penulis. Makassar, 10 Mei 2016.

Lade, Yunus. Wawancara oleh Penulis. Makassar, 12 Mei 2016.

Mokuna, Paulina Anose. Wawancara oleh Penulis. Makassar, 5 Mei 2016.

Paembonan, Markus M. Wawancara oleh Penulis. Makassar, 5 Mei 2016.

Pasamba, Paulus. Wawancara oleh Penulis. Makassar, 7 Mei 2016.

Prawito. Wawancara oleh Penulis. Makassar, 5 Mei 2016.

Ruruk, Arthur. Wawancara oleh Penulis. Makassar, 3 Mei 2016.

Tandiongan Margaretha, Wawancara oleh Penulis. Makassar, 12 Mei 2016.

Tato, Simon. Wawancara oleh Penulis. Makassar, 5 Mei 2016.

Tiballa, Mathius Wawancara oleh Penulis. Makassar, 8 Mei 2016.

Anda mungkin juga menyukai