Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan
pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! (2 Timotius 4:5)
1. PENDAHULUAN
Sintua adalah sebutan untuk seseorang yang menjadi penatua disuatu dedominasi
gereja (Lutheran) seperti HKBP, HKI, GKPI, GKPS, khususnya di kalangan
masyarakat Batak untuk (Calvinis) gereja BATAK KARO (GBKP) Sintua disebut
Pertua. Sintua/Pertua diambil dari serapan kata Presbiteros (orang ang dituakan).
Sintua bersama-sama Diaken (Diakon) / Syamas melayani di gereja dengan sedikit
perbedaan tugas pelayanan sebagai penilik jemaat. Diaken dari serapan kata
Diakonos (Pelayan/Pelayan meja). Didalam Alkitab (bible) kata Pertua/Diaken
terdapat pada I Timotius 3 : 1-7. Seorang Sintua dalam gereja harus mampu
melayani anggota jemaat gereja dan menjadi panutan. Ia diberi hak untuk
memberitakan injil seperti seorang pendeta, akan tetapi dia harus berkumpul dan
bermusyawarah dengan sintua lain dalam suatu sesi yang disebut sermon, di mana
dibahas tentang apa yang akan dikhotbahkannya dalam suatu kebaktian di gereja.
Peranan dan kedudukan Sintua dalam satu organisasi gereja berbeda dengan yang
lain. Setelah diangkat, seorang Sintua dapat ditahbiskan jika tidak ada yang
berkeberatan. Rencana pentahbisan akan diumumkan kepada seluruh anggota
jemaat 2 pekan sebelumnya. Seorang Sintua yang telah diangkat selama minimal 2
tahun sudah dapat ditahbiskan jika dia bersedia. Jika tidak, maksimal 5 tahun
setelah pengangkatan dia sudah harus ditahbiskan. Suatu jemaat menentukan
jumlah Sintua yang ada menurut jumlah anggota jemaat yang dilayaninya.
Karenanya pemilihan Sintua umumnya dapat diadakan jika telah terjadi
pertumbuhan jumlah jemaat, restrukturisasi jemaat, atau karena berkurangnya
jumlah sintua.
Seorang Sintua yang belum ditahbiskan berhenti menjadi Sintua jika keluar dari
Gereja di mana ia terpilih. Pengecualian terjadi di saat anggota jemaat Gereja
tersebut masih menerima yang bersangkutan untuk melayani. Seorang
Atau :
1. Sintua adalah pelayan yang menerima tahbisan membantu (mangurupi) Pendeta
di dalam jemaat untuk mengamati anggota-anggota jemaat yang dipercayakan
kepada mereka dan meneliti perilakunya. Apabila Sintua mengetahui ada Warga
Jemaat perangainya kurang baik, maka mereka harus ditegur dan dibimbing agar
mereka kembali ke jalan yang benar.
2. Sintua mengajak anggota jemaat untuk datang beribadah dan meneliti alasan-
alasan mengapa mereka tidak datang mengikutinya. (artinya, seorang Sintua harus
aktif membuat penelitian terhadap kuantitas dan kualitas ibadah yang dilaksanakan
di dalam Gereja dan juga harus aktif meneliti masalah yang dihadapi Gereja dalam
menarik kehadiran jemaat dalam beribadah).
3. Sintua mengajak para anak untuk rajin datang mengikuti ibadah Sekolah Minggu.
(artinya, Sintua harus terlibat aktif dalam pelayanan kepada anak-anak Sekolah
Minggu, karena Sintua bukan hanya menjadi Sintua bagi orang dewasa saja).
4. Sintua mengunjungi orang sakit dan memberi bantuan sesuai dengan
kemampuannya, namun yang terpenting adalah mengingatkan mereka akan Firman
Allah dan mendoakannya.
5. Sintua menghiburan orang yang berdukacita, menolong orang yang susah dan
orang yang miskin (artinya, Sintua harus berperan aktif mengentaskan kemiskinan
warga jemaat melalui pendidikan, ketrampilan, dll. Sintua harus mampu menjadi
motivator bagi warga jemaat agar warga jemaat mampu keluar dari setiap
pergumulan kehidupan jasmani maupun rohaninya).
6. Sintua membimbing penyembah berhala, orang sesat, supaya turut serta
memperoleh hidup dalam Yesus Kristus. (artinya, Sintua memberitaan Firman Allah
kepada orang belum percaya dan mengenal Tuhan Yesus semisal: penyembah
berhala, orang sesat, supaya turut serta memperoleh hidup dalam Yesus Kristus).
7. Membantu pengumpulan dana (semisal : Persembahan Bulanan, dan dana-dana
lain yang ditetapkan oleh Gereja) dan tugas pelayanan Kerajaan Allah.
G. PRINSIP-PRINSIP PELAYANAN
Dalam mencapai dan menjalankan tugas-tugas hasintuaon di atas, maka para
Sintua HKBP dituntut untuk:
1. Menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya/tugasnya untuk kelancaran dan
kebahagiaan/sukacita orang yang kita layani.
2. Memberikan/mengorbankan: waktu, tenaga, kemampuan, keahlian-keterampilan
secara dinamis-kreatif, tulus, jujur-terpercaya/dipercaya (manegement waktu;
keluarga, pekerjaan kantor dan gereja). Sebagaimana yang diungkapkan Yesus
Anak manusia datang bukan untuk dilayani tetapi melayani (Mark 10:45).
3. Melayani sesuai dengan telenta kita masing-masing (I Pet 4:10). Jadi pelayanan
dalam konteks Gereja adalah untuk kemuliaan Allah dan setiap orang percaya
dipanggil/terpanggil untuk pelayan/melayani sebagai perpanjangan
tangan/kawan/mitra kerja Tuhan ( I Korint 3: 8-9, I Korintus 4:1).
4. Melayani dengan tulus-ikhlas, tanpa pamrih, bukan supaya dihormati, dihargai,
dipuji dan dibilang hebat. Melayani bukan dengan terpaksa/dipaksakan atau untuk
kepentingan/keuntungan diri kita tetapi yang dilayani (I Pet 2:21, I Pet 5:1-6).
Dipanggil untuk mengikuti jejak Allah memberi pelayanan untuk dan demi kehendak
Allah.
Mengingat ada tujuan yang penting yang harus dicapai dalam acara kunjungan
tersebut maka perlu diperhatikan bahwa kunjungan pun harus dipersiapkan dengan
baik, misalny: mencari tahu lebih dulu sehubungan dengan karakter keluarga yang
akan dikunjungi, membuat persiapan / perencanaan kunjungan sesuai dengan
karakter keluarga yang berhubungan dengan: penetapan waktu kunjungan yang
tepat, penetapan petugas kunjungan yang dapat diterima (sesuai dengan karakter
keluarga), menjaga penampilan yang sopan dan berkenan bagi keluarga yang
dikunjungi, mempersiapkan penggunaan bahasa komunikasi yang baik dsb.
Sudah saatnya kita para Sintua di HKBP kembali menghidupkan pelayanan ini jika
kita mau ada kemajuan dan perubahan dalam pelayanan kita di HKBP ini. Memang
sulit bagi kita, namun jika meminta dan memohon kekuatan kepada Kristus, maka
segalanya akan dapat kita jalani dengan baik.