Menipu Diri Sendiri akan mengubah diri kita, hanya jika kita
menaatinya --Joanie Yoder
Nats : Hendaklah kamu menjadi pelaku PELAKU ATAU HANYA PENDENGAR? firman dan bukan hanya pendengar saja; Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri (Yakobus 1:22) 17 September 2011 - Bacaan : Yakobus 1:19-25 Baca: Yakobus 1:19-27 Seorang anak diberi tahu ibunya, "Bercerminlah, lalu cuci wajahmu." "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku Namun anak itu membantah, "Saya sudah firman dan bukan hanya pendengar saja; bercermin!" Ibunya kemudian menjawab, sebab jika tidak demikian kamu menipu diri "Kamu telah menipu dirimu sendiri!" sendiri." Yakobus 1:22 Wajahnya yang masih kotor menandakan bahwa jika ia memang sudah bercermin, maka tentulah ia mengabaikan apa yang Kita sering mendengar banyak orang yang telah dilihatnya di cermin. Ia pasti sudah berkata, "Kalau cuma ngomong sih semua melihat keadaan dirinya yang sebenarnya, orang pasti bisa. Coba disuruh melakukan, tetapi kotoran di wajahnya tidak Tidak mudah!" Adalah lebih mudah untuk dibersihkannya. mengoreksi, mengomentari atau menghakimi orang lain daripada memberikan teladan Rasul Yakobus mengajar bahwa siapa pun hidup yang baik. Kekristenan membutuhkan yang mendengar firman Allah tetapi tidak bukti nyata melalui perbuatan, bukan hanya menaatinya, berarti telah menipu diri sendiri. Ia seperti seseorang yang melihat teori, karena orang Kristen adalah garam wajahnya di cermin, lalu pergi dan lupa dunia dan terang dunia. Artinya kita harus bagaimana rupanya (Yakobus 1:22-24). Ia memiliki kehidupan yang berbeda dan mendengar dan membaca firman Allah, berdampak bagi dunia. tetapi mengabaikan dan tidak mengizinkan firman Allah mengubah hidupnya. Orang Satu perbuatan jauh lebih berharga dari yang bercermin pada firman Allah dan seribu kata-kata. Setiap orang percaya rindu untuk berubah, "bukan hanya dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah mendengar untuk melupakannya" (ayat 25). Ia rindu firman itu mengungkapkan karena dituntut untuk membuktikan firman hasrat hatinya yang sebenarnya, dan Tuhan dalam kehidupan nyata, bukan hanya menunjukkan kebenaran yang perlu ia sekedar fasih mengucapkan firman. Tuhan taati. Dan jika ia taat, maka secara Yesus menuntut kita untuk menjadi pelaku berangsur-angsur ia akan menyerupai firman, bukan hanya pendengar! Yakobus Yesus. Yakobus mengatakan bahwa orang berkata, "Jika iman itu tidak disertai yang demikian "akan berbahagia oleh perbuatan, maka iman itu hakekatnya adalah perbuatannya" (ayat 25). mati." (Yakobus 2:17). Jadi, iman itu "...bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan Jika kita benar-benar rindu untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus dalam dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman sikap, perbuatan, dan tanggapan kita, maka menjadi sempurna." (Yakobus 2:22). Itulah kita perlu mengaca pada cermin Allah iman yang diwujudkan melalui perbuatan secara teratur, yaitu Alkitab. Namun, nyata! janganlah menipu diri sendiri, karena melihat saja tidak cukup. Firman Allah Alkitab menasihatkan kita: "...hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk sebabnya banyak orang Kristen hidup berkata-kata," (Yakobus 1:19). Tetapi kita bersandiwara dalam menyikapi setiap memiliki kecenderungan untuk cepat peristiwa. Di satu sisi beribadah ke gereja berbicara tapi lamban dalam hal mendengar tetapi di sisi yang lain mengabaikan manfaatnya. Tahu bahwa mengampuni itu (mulut aktif, telinga pasif), padahal "...iman membuat akan membuat beban menjadi timbul dari pendengaran, dan pendengaran ringan tetapi mengesampingkannya. oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Banyak Orang-orang seperti ini lupa akan apa yang dari kita yang mungkin aktif menghadiri seharusnya dia miliki seperti seseorang kebaktian di gereja, acara KKR dan yang lupa bagaimana rupanya (ayat 23- sebagainya, tetapi mengapa kita tidak pernah 24). Tetapi orang yang memberi perhatian bertumbuh dan tetap saja tidak mengalami untuk melakukan firman akan menyadari perubahan? Karena kita hanya sebatas manfaat dari firman Tuhan bagi mendengarkan saja. Mendengarkan firman kehidupannya sehingga dia mampu menempatkan dirinya sesuai dengan Tuhan itu sangat penting, tapi harus disertai kebenaran firman Tuhan. dengan melakukan firman yang kita dengar itu. Mengapa masih banyak orang Kristen Supaya mendapatkan kebahagiaan yang gagal menaati firman Tuhan? Karena kita berpikir bahwa mendengarkan sama “Tetapi barangsiapa meneliti halnya dengan melakukan. Perhatikan! Kita hukum yang sempurna, yaitu hukum yang bukan hanya dengar, tapi juga harus dengar- memerdekakan orang, dan ia bertekun di dengaran (taat) kepada Firman. dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh- sungguh melakukannya, ia akan Mendengar janganlah hanya dengan telinga berbahagia oleh perbuatannya.” (ayat 25) yang kemudian diproses oleh otak, tetapi Ada sukacita yang akan kita temukan biarlah sampai masuk ke hati, renungkan dan disaat kita bergerak dalam melakukan kemudian wujudkan melalui tindakan firman. Sesuatu yang tidak akan mungkin (action). Inilah yang dikehendaki Tuhan! dijelaskan secara akal, tetapi nyata dalam hidup. Bagaimana mungkin bisa Bisa saja seseorang pintar secara teori menjelaskan secara akal bagaimana bisa tetapi belum tentu bisa menikmati kebahagiaan di tengah-tengah mempraktekkannya. Demikian juga bisa penderitaan hidup? (lih Yak. 1:2-28). saja seseorang memiliki penguasaan yang Kebahagiaan justru kita temukan bukan baik tentang Alkitab tetapi belum tentu pada materi yang bisa kita dapatkan tetapi menghidupinya. Itlah sebabnya nas kita dari usaha untuk melakukan firman Allah. hari ini mengingatkan kita agar kita tidak Memang tidak mudah, itulah sebabnya nas berhenti dalam mendengar frman tetapi di atas mengingatkan kita agar kita sampai menjadi pelaku firman juga. bertekun, suatu sikap yang tidak menyerah Mengapa kita harus melakukan firman? agar kebenaran firman Tuhan itu kita alami yaitu kebahagiaan. (MS/I/2015) Supaya kita tidak menipu diri sendiri Orang yang melakukan firman menyadari “Tetapi hendaklah kamu menjadi manfaat firman Tuhan bagi kehidupannya pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu Ada sebuah lelucon. Seorang penjual obat menipu diri sendiri.” (ayat 22) Sikap yang penumbuh rambut menawarkan mengabaikan firman Allah akan akan dagangannya. Sambil menunjukkan sebuah tertipu oleh perilakunya sendiri. Itulah botol ia berkata, “Saudara-saudara, ini obat penumbuh rambut yang paling mujarab. Tinggal digosokkan saja di bagian tubuh yang Anda sukai, rambut pasti tumbuh dalam tempo tiga hari. Saya jamin 100% berhasil. Kalau tidak, uang Anda kembali.” Orang mulai tertarik dan membeli obat itu, khususnya mereka yang kepalanya mengalami kebotakan. Tiba-tiba angin bertiup kencang dan meniup lepas topi si penjual obat. Sontak semua orang terbelalak, “Ha? Rupanya kepalanya juga botak! Dasar tukang tipu!” Mereka kecewa dan mencaci maki si penjual obat.
Alkitab menyatakan bahwa orang yang
menipu dirinya sendiri tidak memiliki keselarasan antara perkataan dan perbuatannya. Itulah sebabnya Yakobus memperingatkan supaya kita menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja. Dia menambahkan juga bahwa orang yang menipu diri sendiri mendengarkan firman, tetapi tidak melakukannya.
Tidak sedikit orang Kristen yang demikian
fasih mengajarkan firman, bahkan berhasil meyakinkan banyak pendengarnya. Sayangnya, tidak sedikit pula dari mereka ternyata tidak melakukan atau mengalami apa yang mereka ajarkan. Bagaimana dengan kita? Apakah perbuatan-perbuatan kita telah selaras dengan firman yang kita dengar atau kita ajarkan? Mari hidup dengan jujur di hadapan Tuhan. Mari hidup seperti yang dikehendaki-Nya, yakni menjadi pelaku firman-Nya.—SYS
HIDUP DALAM PENIPUAN
MENJAUHKAN KITA DARI KEBENARAN-NYA. HIDUP JUJUR MENUMBUHKAN KITA SELARAS DENGAN FIRMAN-NYA.