Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 2: Temano Telambanua Yolanda Sumerah Anita Lumingas Seska Sangian Pengarang : Christian A.

Schwarz Judul Buku : Pertumbuhan Gereja Yang Alamiah Halaman : 1-128 Penerbit : METANOIA BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pengritik gerakan pertumbuhan gereja sering menekankan perlunya jemaat yang berkualitas. Jangan berfokus pada pertumbuhan angka, berkualitas, setuju berkonsentrasilah pada pertumbuhan kualitatif. Christian Schwarz sepenuh hati! Melalui penelitian yang cermat, Christian Schwarz telah membuktikan hubungsn antara kesehatan dan pertumbuhan gereja. Sesudahj bekerja di antara gereja-gereja Jerman selama beberapa tahun, ia telah meluaskan kajiannya hingga mencakup gereja-gereja dari seluruh penjuru dunia. Hasil penelitian meneguhkan apa yang banyak pemimpin telah ketahui berdasarkan intuisi-bahwa gereja yang sehat adalah gereja yang bertumbuh, menghasilkan murid yang lebih baik dalam ketaatan penuh kasih kepada Kristus.

B. Tujuan Alamiah berarti belajar dari alam. Belajar dari alam berarti belajar dari penciptaan Allah. Dan belajar dari ciptaan Allah berarti belajar dari Sang penciptaan. Kebanyakan penulis tentang pertumbuhan akan meneguhkan manfaat belajar dari prinsip-prinsip ini. Akan tetapi, masalah dengan banyak konsep yang populer adalah mereka lalai untuk cukup mendalaminya. Mereka hanya menggarap permukaan. Jadi, mereka hanya mengabaikan realitas yang ada di bawah tanah yang mmengaruhi kehidupan-seperti komoposisi tanah, kerja sistem akar (yang sangat penting) perng cacing tanah. Penerapan pandangan alamiah dalam bidang teologi mengundang

perdebatan. Jenis penalaran teologis ini, yang di sebut teologi alamiah dapat menimbulkan masalah yang di terapkan pada bidang teologi, yaitu pengetahuan tentang Allah. Ini membantu berkembangnya kesalah pahaman bahwa kita sendiri dapat merasakan dan memahami Allah---tanpa Kristus, tanpa salib, tanpa wahyu. Namun, disini kita berurusan dengan prinsip pertumbuhan gereja, bukan dengan pertanyaan tentang sifat Allah. Ada tiga prinsip-prinsip pertumbuhan gereja yang alamiah dari tiga sumber yang berbeda : 1) Melalui penelitian yang dapat di buktikan didalam gereja yang bertumbuh dan gereja yang tidak bertumbuh. 2) Dengan mengamati alam, yaitu ciptaan Allah. 3) Dengan memelajari Alkitab. Pengamatan atas gereja-gereja atau alam tidak boleh mejadi dasar untuk menjadi standar mutlak. Jika suatu konsep pertentangan dengan kebenaran
2

Alkitabiah, orang Kristen harus menolaknya, wlaupun konsep itu kelihatannya telah di gunakan dengan berhasil. Tidak semua yang ada di alam merupakan prinsip alamiah yang harus digunakan dalam pertumbuhan gereja yang alamiah. Tugas kita adalah melihat apa yang masuk akal secara teologis dan apa yang tidak. Perbedaan utama antara konsep pertumbuhan gereja yang alamiah dan konsep pertumbuhan gereja yang lain dapat dijelaskan dengan tiga pokok utama: 1) Pertumbuhan gereja yang alamiah menolak pendekatan-pendekanyang hanya bersifat pragmatis dan a-teologis (tujuan mengahsilkan cara) dan menggantinya dengan titik tolak yang berorientasi pada prinsip. 2) Pertumbuhan gereja yang alamiah tidak memiliki pendekatan kuantatif (Bagaimana kita mendapatkan lebih banyak orang untuk menghadiri kebaktian yang di adakan?), tetapi melihat kepada kualitas kehidupan gereja sebagai kunci bagi pertumbuhan gereja. 3) Pertumbuhan gereja yang alamiah tidak berusaha membuat gereja bertumbuh tetapi menggunakan potensi pertumbuhan dengan sendirinya yang Allah sendiri gunakan untuk membangun gereNya. Pertumbuhan gereja yang alamiah berarti meninggalkan pola pikir yang mengandalakan metode yang dangkal, yang berpusatkan pada rumus sebabakibat yang terlalu menyederhanakan, yang terpaku pada kuantitas, pada metode pemasaran yang memerdaya, dan pada sikap pasti bisa yang patut di pertanyakan. Ada tiga perbedaan antara pendekatan pertumbuhan gereja yang alamiah dan pendekatan yang dominan, yaitu:

Pandangan

Pandangan

Pandanga

Alkitab Pentingnya

Rohaniah lembaga, Pentingnya

Alamiah lembaga, Pendekatan teologis yang mendasari pertumbuhan

program, metode, dan

program, metode, dan

sebainya dihargai terlalu sebagainya berlebihan dihargai

kurang gereja yang alamiah

BAB II PEMBAHASAN I. Menghapus mitos tentang pertumbuhan gereja.

Belajar dari gereja yang bertumbuh tidak berarti menggunakan penjelasan yang sering di sajikan sebagai kunci sukses oleh para pemimpin gereja Belajar dari gereja- gereja yang bertumbuh berarti menganalis praktek mereka dalam menemukan hal-hal yang universal. Ini berarti lebih daripada sekadar penjelasan yang sering di sajikan sebagai kunci sukses oleh para pemimpin gereja.1 II. Pelayanan yang berorientasi pada karunia ketika orang Kristen melayani Berdasarkan karunia mereka, Umumnya mereka tidak melayani dalam Kekuatan mereka sendiri saja, Tetapi Dalam kuasa Roh Kudus Karakteristik kualitas pelayanan yang berorientasi pada karunia memerlihatkan dengan sangat baik apa yang di maksud dengan potensi
1

Christian A. Schwarz , Pertumbuhan Gereja Yang Alamiah, Metanoia(Jakarta: 1998)Hal 18

pertumbuhan dengan sendirinya yang bersumber dari Allah. Pendekatan Allah dengan kedaulatannya menentukan orang Kristen mana yang harus menerima pelayanan yang sesuai dengan karunianya. Peran pemimpin gereja adalah membantu para anggotanya untuk mengenali karunia mereka dan memadukan karunia tersebut kedalam pelayanan yang sesuai. Sifat dari karakteristik kulaitas ini menjadi jelas melalui pemeriksaan kehidupan doa orang-orang Kristen yang di survei. Walaupun jumlah waktu (kuantitas) yang di habiskanorangKriste dalam berdoa hanya memainkan peran kecil sehubungan dengan kualitas dan pertumbuhan suatu gereja, entah doa di pandang sebagai inspiransi atau tidak, ini memiliki hubunga yang signifikan dengan kuaitas dan kuantitas gereja bersangkutan. III. Pola pikir baru

Pertumbuhan gereja yang alamiah bukanlah sekadar satu metode pertumbuhan gereja di antara banyak metode. Ini adalah pola pikir teologis yang berbeda sepenuhnya. Pola pikir ini memerkenalkan cara berpikir yag berbeda bagi orang Kristen. IV. Dwikutub di dalam Alkitab Hubungan kreatif antarkutub adalah rahasia pengorganisasian diri yang alamiah. Pengkutuban atau polaritas adalah fenomena yang ada di mana-mana di dalam ciptaan Allah. Hukum pengkutuban menyatakan bahwa untuk setiap kekuatan pasti ada kekuatan berlawanan. Hubungan di antara kedua kutub menyebabkan aliran energi, yang secara langsung memengaruhi apa yang di uraikan sebagai prinsip pengorganisasian diri:

Kutub dinamik: Kutub statik: organik I Petrus 2:5 Efesus 2:21 Efesus 4:12 hidup... tubuh Kristus... I Korintus 3:9 ladang dan... Allah Bangunan Allah teknis Batu Dibangun

pertumbuhan... Bait Allah

Menggunakan pendekatan dwikutub menghapuskan kebutuhan akan jenis dialektika ini. Kita dapat merujuk pada pernyataan Paulus yang sepenuhnya tidak bertentangan asas. Dalam pernyataan ini Paulus menggambarkan hubungan antara keterlibatan ilahi dan manusia: Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan (I Kor. 3:6). Upaya dan tenaga harus di investasikan untuk memastikan bahwa kutub kelembagaan dalam kehidupan gereja selaras dengan prinsip-prinsip Allah, sehingga kutub organik dapat bertumbuh sehat tanpa hambatan. Ini menggambarka secara jelas sekali pendekatan strategi terhadap pertumbuhan gereja yang alamiah. V. Menetapkan tujuan kualitatif

Yang disebut tujuan kualitatif secara sederhaa, kualitatif tidak ada yang kabur tentangnya. Tujuan kualitatif adalah tuuan yang dapat di ukur, tepat, terikat waktu, dan dapat di uji berhubungan dengan kenaikan kualitas di dalam gereja.
6

Ketika kita menetapkan tujuan, kita perlu melakukannya di dalam bidang yang benar-benar dapat kita pengaruhi. Ini adalah alasan utama mengapa tujuan yang ditunjukan untuk menaikkan angka kehadiran dalam dalam ibadah sering tidak produktif. Bidang pelayanan Contoh-cotoh tujuan kualitatif Pada akhir tahun, gembala kita akan di bebaskan dari 20 persen tanggung Kepemimpinan jawab regulernya agar dapat

mencurahkan waktunya pada peltihan pekerja awam. Pada akhir bulan sembilan, 80 persen dari orang yang hadir dalam ibadah Pelayanan menemukan karunia rohani mereka dan 50 persen akan aktif dalam suatu pelayanan yang sesuai dengan karunia mereka Pada tanggal 1 Februari, kita akan memutuskan mana dari ketiga pekerja Kerohanian awam yang di pertimbangkan akan menjadi kordinator untuk pelayanan doa Pada akhir bulan Desember tahun ini, kita akan menentukan orang untuk Struktur masing-masing dari kesembilan bidang pelayanan yang sudah di dirikan oleh gereja kita Sejak awal tahun depan, kita akan mengadakan ibadah tiap kuartual yang
7

Ibadah

secara

khusus

di

rancang

untuk

menjangkau orang bukan Kristen Dalam enam bulan mendatang, kita Kelompok kecil akan membagi studi kelompok kecil di rumah sehingga wakil ketua kelompok mulai memimpin kelompok baru Pada akhir bulan April, pemimpin gereja akan menentukan 10 persen Penginjilan orang Kristen yang Allah telah berkati dengan karunia penginjilan dan akan mengadakan dengan percakapan pribadi orang itu

masing-masing

sehubungan dengan karunia ini Sesudah memelajari Proses Belajar Mengasihi selama tiga bulan, setiap peserta studi Alkitab di rumah akan Hubungan setuju senang dengan pernyataan: bagian lebih Saya dari dari

menjadi ini

persekutuan sebelumnya.

VI.

Menggunakan kekuatan gereja

Ada empat cara menyusun dalam menggunakan kekuatan gereja adalah sebagai berikut: Karakteristik kualitas gereja yang terkuat (faktor maksimum). Budaya gereja Faktor kontekstual Karunia rohani
8

Penutup

Pertumbuhan Gereja Dalam Kuasa Roh Kudus Pertumbuhan gereja dalam kuasa Roh Kudus tidak berarti mengabaikan prinsip-prinsip Allah.

Ini berarti menginjinkan prinsip-prinsip itu bekerja di gereja-gereja kita sebanyak mungkin, bahkan ketika kelihatannya tidak biasa, sulit di ikuti, bertentangan dengan tradisi kita, atau bahkan menyakitkan. Pertumbuhan gereja yang alamiah adalah musuh nyata dari upaya apa pun untuk membangun gereja Yesus Kristus dengan kekuatan sendiri. Setiap kali kita mengabaikan prinsip-prinsip pertumbuhan gereja yang mendasar yang kita pelajari dari Alkitab dan yang di buktikan oleh pengalaman kita; setiap kali kita mengabaikan potensi pertumbuhan dengan sendirinya yang Allah sendiri gunakan untuk membangun gerejaNya; dan setiap kali kita berusahaentah melalui ketidaktahuan atau melalui keangkuhan rohanimenggunakan metode yang tidak efektif dan metode yang melahap sumber daya, saat itulah kita bertindak dengan kekuatan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai