PERPUSTAKAAN
INST!TUT THEOLOIIA ALETHEIA
JLN. A8GO?URO 23 - 32
LAWANG - JATIM
5
_ Pendahuluan
C>ARI MANAKAH ASAL
USUL PERTUMBUHAN
GEREJA?
11
LEMBAGA PERTUMBUHAN GEREJA
13
Salah satu sumbangan besar McGavran adalah serangannya selama tiga
puluh tahun terhadap sikap yang non-alkitabiah ini.
Karyanya yang terbesar, Understanding Church Growth (Eerd-
mans), diterbitkan tahun 1970 dan terbitan sesudah direvisi pada tahun
1980. Buku ini memegang peranan dalam mempersiapkan Amerika un-
tuk pertumbuhan gereja. Buku ini menyuguhkan pertumbuhan gereja
secara global, dengan hebat menyingkapkan kekeliruan pemikiran
defensif, dan menjelaskan prinsip-prinsip universal yang menjadi ciri-
ciri khasnya. McGavran pada mulanya memberikan ilustrasi tentang
prinsip-prinsip pertumbuhan hampir seluruhnya dari perluasan gereja-
gereja di luar negeri, tetapi dalam terbitan sesudah direvisi tahun 1980
ia telah memasukkan banyak penerapan di Amerika. Buku ini adalah
dan akan terus merupakan buku pegangan pokok yang sangat diperlu-
kan bagi Gerakan Pertumbuhan Gereja.
14
Membangkan Pertumbuhan Gereja di Amerika
mpaknya, waktunya sudah tiba. Beberapa tahun sebelumnya,
den segala kerusuhan sosial di Amerika, para pemimpin gereja
Anna belum begitu dapat menerima pengajaran pertumbuhan gere
ja. ah seorang penyokong ide ini adalah Wade Coggins dari the
Evelical Foreign Missions Association, yang menulis dalam United
Evelical Action terbitan bulan Maret 1967: “ Sampai saat ini, riset
darndidikan pertumbuhan gereja telah diarahkan kepada bidang
pekran Injil. Bagaimana dengan pendeta-pendeta di Amerika
Seit? Tidakkah seharusnya mereka juga tertarik dan membutuhkan
filst dan penekanan ini? . . . Suaitu cara harus ditemukan untuk
mempulkan fakta-fakta pertumbuhan yang berarti di negara ini dan
mebarkan informasi ini untuk mendorong gereja ke dalam pertum-
bu yang dinamis.”
:tapi nampaknya, hanya sedikit orang pada masa pergolakan di
talSO-an itu yang mampu mendengar apa yang dikatakan Wade
Cds di balik kerinduan sengketa tentang hak asasi, gerakan hippi,
daerang Vietnam.
ua penerbit Amerika terkemuka memberikan dorongan yang
beibagi pertumbuhan gereja di Amerika selama tahun 1972 yang
satpenting itu. Yang pertama adalah William Petersen dari ma-
jaEternity, yang mengirimi saya koleksi buku-buku dan guntingan-
gngan majalah yang ia kumpulkan dan meminta saya menulis suatu
kagan mengenai pokok tersebut. Saya ingin menulis karangan itu
telidak dapat melakukannya karena saya betul-betul tidak menge-
tztanyak tentang gereja Amerika dan bagaimana pertumbuhannya.
;aya membutuhkan waktu hampir dua tahun untuk memperoleh
paahuan yang cukup tentang gereja di negara asal saya agar saya
dinelaksanakan tugas itu, tetapi hasil dari riset itu diterima dengan
sjIt>aik. Karangan itu tidak hanya diterbitkan dalam majalah Eter-
riietapi juga dalam United Evangelical Action dan di tempat lain-
nJh e National Association o f Evangelicals mencetak ulang dengan
jl ‘ "American Church Growth” dan mengedarkan beribu-ribu
o n tersebut.
61leu ini berkembang sebagai perkembangan selanjutnya dari pro-
riiet yang sama. Pertumbuhan gereja Amerika sekarang telah men-
jtagian tetap dari perhatian ilmiah saya, dan saya telah menerbitkan
lajpa buku tambahan mengenai subjek itu.
Harrold Lindsell dari Christianity Today merupakan penerbit
11 "yang mendorong para teoretikus pertumbuhan gereja ke arah
15
Amerika. “ Jika ini adalah the Fuller School o f World Mission, ” per-
nah ia berkata dalam suatu rapat staf pengajar, “ saya ingin mengetahui
apakah Anda menganggap Amerika sebagai bagian dari duniaV
Setelah memperoleh jawaban ya, ia menantang staf pengajar
Sekolah Misi Dunia untuk menggunakan wawasan mereka bagi pe-
ngembangan program penginjilan nasional Key 73, dan ia menyediakan
seluruh terbitan majalah Christianity Today (tanggal 19 Januari 1973)
sebagai suatu arena untuk itu. Seluruh staf pengajar yang terdiri atas
enam anggota menerima tantangan itu dan menyumbangkan karangan-
karangan. Tetapi tanggapan yang diperolehnya kecil, dan usaha itu
nampaknya agak sedikit terlambat untuk dapat menyelamatkan Key 73
dari kelumpuhan evangelistis. Meskipun demikian, usaha tersebut
berhasil memberi tahu masyarakat Kristen bahwa Gerakan Pertum-
buhan Gereja telah kembali.
vmerika Serikat memiliki lebih kurang 330 ribu gereja. Dua puluh
,lagi terdapat di Kanada. Dari sekian banyak itu, berapa yang
:ig sakit? Berapa banyakkah yang dapat membalikkan pola-pola
icetan dan kemerosotan yang mengecilkan hati dan mulai bertum-
ikalau mereka baru saja memperoleh pertolongan untuk melaku-
ya?
dungkinkah ada 50 ribu? Kalau demikian, kita harus memper-
Ican kepada Allah untuk melipatgandakan para Win Arn, John
ber, dan Carl George, karena tidak ada satu orang pun yang
jliki semua jawaban bagi semua masalah gereja-gereja Amerika.
fidak ada satu pun obat mujarab yang dapat menyembuhkan
|a penyakit, baik untuk manusia ataupun untuk gereja. Dan per-
?uhan gereja itu sendiri adalah ilmu pengetahuan yang baru, jadi
[jangannya sampai saat ini masih terbatas. Kemajuan memerlukan
j keras serta pengabdian penuh, karena mengerti dan menganalisa
rnika pertumbuhan gereja merupakan persoalan yang rumit.
5aya melihat fajar baru menyingsing bagi gereja Amerika. Kekuat-
ianusia dan kekuatan rohani yang besar, yang sekarang terkurung
m pola-pola yang bersifat membatasi dan dalam metodologi-
jdologi yang ketinggalan zaman, akan segera dilepaskan bagi
,'ebaran Kerajaan Allah yang dipercepat di benua kami. Jikalau
jkian, semua orang yang mengasihi Tuhan dan yang ingin melayani
akan mengalami masa-masa yang menggairahkan!
C. Peter Wagner
Fuller Theological Seminary
Pasadena
Januari 1984
17
Pasal 1.
b er tu m b u h a ta u
riDAK BERTUMBUH?
20
BbBq rifibfidhsd jlulnu luqmu^hsd gnBib udh Bgil ilsd gniisZ jb
■igBq uggndri
Bi gnBy j(o)ioq nBqfibb niBigoiq iBynuqmsm nsmlbW Bbbn:
.OBilibibnaq ,i6ub>l nBUBjlgnBi ,jlizum ,Bbum muB>l ,Bob :hb}IbbI
iiBri nfiijjlBdail msigoiq nfib ,ioin3Z BiBgsnBgiBW .ibBdiiq nBli[iq
■U\/
.bnommfiH tigBq uggniM nsd-iiEd BbB*! -.bnommatt .hhcyrt to
nfiriBl-rifiriBhaq u [b(ti Bymsnsdsz BymBliibz }E)(EiByzBrn nfib ,b i I
riBlo>b2** :ollom nB^Bnsgnsm gnfiy uiid sniBwisd zid-zid nb
jfBbil BbnA bjIiI .ByngniqniBZ nsigsd ib "Binud ib iszsdisT uVl
rislcmqmsrn )BqBb BbnA Bisgsz .Bynsisisg dBbl BnBm ib iuriElm
nB>lB gnBy zid niqmimsq zuIbi Bubs>I h sb gnsiosz rifilfiz iifib >iuiq
nBiziloqaM nsmshBqsd iisb zuzurijf zsguJ nEgnsb izilo'I .iBqmujA
BbBq jVyurtO ttitapA t o r t nBgnu>lgnil sd nBdzBgulib uhsq bnoiH
gnBio udh Bmil iiBb riidsJ .zBinil uIbI lulEgnsm duinu igeq uggni;ri
rifiisBd .zsIyH >IdbI BbbnsS nBjhBgnsbnsm dulnu iuqmujhsd $b
-§nil ns^Equism ns^ud bnommsH 6lo>l ifimBi nsigsd ib 6i3i3g:>l
:b JojI JBzuq riBisBb isnsd-iEnsd dBlfibs uliz id .Blod nBiiggniq njl
nfib odol jlBynBfl .nblzim jlsgB dBissb nEJlsquism nsb Juwz
ib Bynjbbl Bjlii iqfibt .syngnubsg nB^gnozognsm rifibl nBBrijq
t o r t B[ai3g BdBm nE)Jgnozo>iib o>lo) riBudsz rtebbz Bisgsz ,E(3i3gb
.uggniM riBlojbz gnsui ibEjnsm Bynrifidugnsm nsb >iuzBm \G
JBqBb gney nBgnEui q sib z nBJiriuJudmsm to r t )6Bm'
nBjiriBDsmsm Eibiam dV6I nuriBJ mslBb uggnim ujb2 .risloisq bti
BmfibS .uggniM rifiiojbz gnujnugnsq udh 101 nBgnsb lBnoizemi
.uggnim qsiJ gnsio M)£.8I riBlsbE bIbi-eibi gnujnugnsq £861 jl
insyBbrn gnBy d ib lis) uggniM rffilcubz uiug zuIbi nsqBbb iifib J
.uggniM iiBri »z
Jb H neb iBubii lidom iBiEbnsgnsm BbnA \-to zw \rt\ \\\W \sq»t\
BbnA nsb .BigiosO tBlnBhA ,iu)B33d dblBZ Blod iulfibm bsoH i2
uiid BniBwisd iszsd BbnsJ riBudsZ .brill BbnA gnBy BqB nfidn g ]
uli iiBbfiynsm BbnA Bisgsz nfib ,BbnA nBiiBriisq diisnsm riiJub
ub Ib gnilibd liinignsq gnBiosz dfilnBiiud ini .Bisisg riBudsz be
-i3d gnBy lEdoi B(.3i3g risudsz iq sb l ,nBmi nsgnsb riudmsynsq §oz
iiBri BnBz ib sbBisd BbnA ubIb^JI .A'jivsAO -\stovr\»Y\ W'sVVh (\a O ,n
)(BZ3b-dBZ3bi3d gneio udh Bmil Isdibrn hejIb BbnA Bjism igBq u j /
-dfids^i ujbuz mBifib riBlIA nBBiiums)! iiumsm duJnu BbnsJ m^lsl
niiibsri Bisq lilu>[ BniBW .mB(. Bub iiBb riidsl gnuzgnB'hsd g a n i)
dBlfibB BynriuiBqsz Biiii-Biid— Bbnsi bhibw nBgnsb ByndiiEnsmiz
.mBliri Jiluil gnBio igBl BynriuiBqsz nsb riiluq lilujl o
I£
Yang memimpin kebaktian ini adalah pendiri gereja itu, yakni
Uskup Earl P. Paulk. Ia dan beberapa anggota keluarga merintis gereja
ini sebagai suatu misi pusat kota di Atlanta pada tahun 1960. Sejumlah
tiga puluh sembilan orang mengunjungi kebaktian pertama, 12 di an-
taranya adalah anggota keluarga. Mereka berpindah dari Atlanta ke
Decatur pada tahun 1971 dan membangun sebuah gedung ibadah di
atas tanah seluas 3 ha. Tempat ibadah mereka bukan saja tidak dapat
menampung mereka lagi sehingga harus pindah ke tenda, tetapi mereka
telah membeli tanah seluas 41 ha dan sedang membangun apa yang
mereka namakan “ Kota Perlindungan” , yang diperindah dengan
sebuah gedung ibadah berkapasitas empat ribu tempat duduk.
Pelayanan Chapel Hill dipusatkan pada kebutuhan-kebutuhan ang
gota secara perseorangan dan kebutuhan masyarakat sekitarnya. Pro
gram pelayanan sosial mereka yang luas menarik ratusan orang datang
ke tempat mereka dapat mendengarkan Injil Yesus Kristus. Sebagai
contoh, House o f New Life (Rumah Hidup Baru) mereka dibentuk un-
tuk menyediakan alternatif melahirkan bayi mereka bagi ibu-ibu tidak
kawin yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang memandang abor
tus sebagai satu-satunya penyelesaian bagi masalah mereka. In His Care
(Dalam Perlindungan-Nya) adalah suatu perwakilan berlisensi untuk
penempatan anak-anak, yang melayani seluruh masyarakat Kristen.
Program-program khusus ditujukan bagi kebutuhan para narapidana,
orang-orang yang bercerai, pecandu obat-obatan, kaum homoseks,
orang-orang yang mempunyai nafsu makan terlalu banyak, orang-orang
tua, orang-orang yang cacat jasmani dan mental, dan kelompok-
kelompok lain semacam itu.
Southern California: Gereja-gereja yang bertumbuh seperti ini,
yang dapat ditemukan di setiap wilayah Amerika Serikat, sangat
menarik untuk dikunjungi. Sungguh tergerak iman kristiani kita melihat
tangan Allah bekerja melalui umat-Nya di begitu banyak tempat yang
berbeda, dalam begitu banyak denominasi yang berbeda, dan dengan
begitu banyak cara yang berbeda. Salah satu pemusatan paling padat
dari gereja-gereja bertumbuh dapat ditemukan di California Selatan,
tempat saya tinggal dan bekerja. Ingin sekali saya membawa Anda
berkeliling ke beberapa gereja paling menggairahkan yang pernah saya
lihat, semuanya terletak relatif berdekatan satu dengan yang lain.
Saya ingin membawa Anda ke Crystal Cathedral, sebelumnya
dikenal sebagai Garden Grove Community Church. Anda akan hadir
di sana bersama delapan ribu orang lainnya beribadah di dalam suatu
ruang ibadah yang mempesonakan yang terbuat dari sepuluh ribu
lempengan kaca. Anda akan mendengar khotbah yang menekankan
22
“ cterpikir yang menganggap segalanya mungkin” oleh Pendeta
Rol Schuller. Schuller dan istrinya, Arvella, merintis gereja ini dari
peraan pada dua puluh sembilan tahun yang lalu, dengan berkhot-
balri atas atap beralaskan kertas ter pada Orange Drive-in Theater.
mudian kita akan pergi ke Melodyland Christian Center, dekat
Disland, tempat Pendeta Ralph Wilkerson melayani dengan kuasa
yaiesar, dan tempat beribu-ribu orang telah diselamatkan sepan-
janhun-tahun ini.
ta akan mengunjungi Calvary Chapel o f Costa Mesa yang di situ
kitirus berdiri antre selama dua puluh menit sebelum berlangsung
saliri tiga kebaktiannya untuk memperoleh satu dari tiga ribu tem-
paiduk di dalam gedung ibadah itu. Kita akan melihat Pendeta
Ch Smith, yang Allah pakai sebagai salah seorang pemrakarsa Jesus
Pe Movement (Gerakan Umat Yesus) dalam tahun enam puluhan,
dang pada waktu itu cukup kreatif untuk mengadakan kebaktian
da sebuah tenda dan membaptiskan orang-orang yang bertobat di
da Lautan Pasifik.
jmudian kita akan menyusur pantai menuju Saddleback Valley
Ctunity Church o f Laguna Hills, salah sebuah gereja Southern Bap-
tijng paling membawa pembaharuan di negara ini. Pendeta Rick
W i, yang merintis gereja ini sejak ia tamat dari seminari pada tahun
IStelah menetapkan sasaran pertumbuhan'tidak kurang dari dua
piribu anggota jemaat sampai tahun 2000 sedangkan pada saat yang
bffiaan merintis sebuah gereja baru setiap tahun. Pertumbuhannya
tepada waktunya.
ada hari Minggu sore saya akan membawa Anda ke Vineyard
Cion Fellowship di Anaheim, digembalakan oleh rekan saya John
tyer. Mereka beribadah dalam sebuah gedung bekas toko serba-
afhite Front. Mata Anda akan semakin melebar ketika memasuki
g<g dan melihat suatu bentangan luas tiga ribu kursi lipat, semuanya
pi, kebanyakan oleh kaum muda. Sebelum malam itu berakhir,
kagkinan ada seratus orang yang dijamah Allah untuk memperoleh
kibuhan jasmani, emosi, dan rohani.
ita dapat mampir di First Evangelical Free Church o f Fullerton
u mendengar beberapa penyelesaian Alkitab paling baik di Amerika
S»t oleh Pendeta Charles Swindoll. Pada saat jemaat pindah ke
gig ibadah mereka yang bertempat duduk dua ribu lima ratus, tiga
ti yang lalu, kedua kebaktian pagi penuh sesak sampai meluber.
1 begitu lama berkendaraan melalui jalan raya kita akan tiba di
C' Community Church o f the Valley di Panorama City tempat
sn g pemberi uraian Alkitab terkenal lainnya, John MacArthur,
23
sedang mengajarkan Firman Allah. Di sini kita akan bergabung dengan
delapan ribu orang lain dalam kebaktian ibadah.
Saya tidak ingin Anda melewatkan Calvary Community o f Thou
sand Oaks. Tujuh tahun yang lalu Pendeta Larry DeWitt memulai
persekutuan dengan sedikit orang di rumah makan Hungry Tiger.
Sekarang kebaktian berlangsung di sebuah gudang yang dikontrak
dengan dua ribu orang lebih beribadah. Mereka telah membeli empat
belas hektar tanah di sebuah persimpangan jalan raya utama dan sedang
menggambar rencana untuk sebuah gedung ibadah raksasa.
Untuk mengganti suasana, kita akan mengunjungi Bel Air
Presbyterian Church, suatu karya arsitektur spektakuler yang dibangun
di atas tepian karang yang terjal dengan pemandangan kota Los Angeles
di bawahnya. Di sana Pendeta Donn Moomaw melihat seratus sampai
dua ratus orang-orang “ terbuang” menyerahkan hidup mereka kepada
Yesus Kristus setiap tahun.
24
seirara dalam tahun yang sama the United Methodists, the Disciples
o f nst, the Episcopal Church, the Presbyterian, the American
Lutans, dan yang lainnya merosot.
imun pola itu pun tidak seragam. Banyak gereja Methodist,
Preterian, dan Lutheran sedang bertumbuh, dan banyak gereja
A lire, Nazarene, dan Southern Baptist sedang kehilangan
anganya.
idang-kadang gereja-gereja ini berdekatan satu dengan yang lain.
D al kasus demi kasus gereja-gereja yang sedang bergumul dan kecil
hati] ternyata letaknya hanya dua atau tiga blok dari gereja-gereja
cab; yang sedang berkembang. Ada hal yang biasa di Amerika bila
Pa r iggota gereja berkendaraan melewati beberapa gereja lain untuk
sarr| ke gereja pilihan mereka. Dan doktrin gereja mereka hampir
tida»erbeda dengan doktrin banyak gereja lain yang mereka lewati.
Main, meskipun Allah hadir dalam semua gereja ini, gereja mereka
roerrarkan sesuatu yang nampaknya tidak dimiliki oleh gereja-gereja
lainrsebut.
dak ada daerah tertentu di Amerika yang dapat dianggap sebagai
tan^jerjanjian bagi pertumbuhan. Saya pernah beranggapan bahwa
C a l m ia adalah tempat gereja-gereja bertumbuh seperti rumput ber-
b u n k u n in g di lapangan golf, sementara New England merupakan
ta n 5 tandus. Sekarang saya menyadari bahwa masalahnya lebih
k o rte k s daripada itu. Sebagai contoh, gereja-gereja Southern Bap
tist lang bertumbuh lebih pesat di New England daripada di Califor
nia .eskipun beberapa tahun yang lalu keadaannya adalah sebaliknya.
Bol«dikatakan California memiliki lebih banyak gereja yang semarak
d a n en arik perhatian, tetapi jika dinilai secara statistik, California
n i e r i k i persentase lebih tinggi dalam hal orang-orang yang belum ke
ger e daripada New England.
M e « ip a Demikian?
p a k a h ada suatu penjelasan untuk semua ini?
er/igapakah beberapa gereja bertumbuh sementara yang lainnya
tidcz-
iw a b a n bagi pertanyaan ini begitu sukar dipahami sehingga
b a n 3c pemimpin gereja yang bahkan ragu-ragu untuk mengemuka-
kan jgt. .
a<da tahun 60-an, seperti kebanyakan dari kita masih mengingat-
nya _^*.nyak orang bahkan mulai mempersoalkan apakah gereja seha-
<vsr-» "bertumbuh. Ada keragu-raguan di dalam pikiran beberapa orang
25
tentang apakah gereja dapat bermanfaat bagi masyarakat secara keselu-
ruhan. Di dalam lingkungan tertentu untuk beberapa saat lamanya
orang biasa memberitakan bahwa kita sekarang hidup dalam suatu
“ zaman sesudah-Kristen” . Lembaga gereja dianggap sudah ketinggalan
zaman.
Beberapa pengaruh dari tahun 60-an ini masih tertinggal seperti
suatu batuk kecil sesudah penyakit pilek yang berat. Tetapi pada umum-
nya, pertumbuhan gereja telah meningkat menuju puncak di dalam
gereja-gereja.
The Christian and Missionary Alliance pada tahun 1979 bercita-
cita melipatgandakan jumlah keanggotaan total mereka dalam tahun
1987, suatu pernyataan imaii secara umum yang menakjubkan. Ketika
buku ini sedang dalam proses penulisannya, pertumbuhan mereka
sudah tepat menc’apai sasaran.
Gereja-gereja The Evangelical Covenant (Perjanjian Injili) baru-
baru ini menjalankan suatu proyek bernama “ Memberi untuk Pertum
buhan” dengan tujuan menyumbangkan beberapa juta dolar melebihi
tanggung jawab gereja yang biasa. Mereka telah menciptakan sebuah
jabatan kegerejaan yang baru yaitu: Direktur Pertumbuhan Gereja.
Mereka secara pasti menghendaki supaya gereja-gereja Covenant ber-
tumbuh. Beberapa gereja Presbiterian dan Episkopal dan gereja-gereja
aliran utama lainnya sedang mengajukan permohonan untuk seminar-
seminar pertumbuhan gereja, karena merasa tidak puas dengan kea-
daan mereka sekarang.
Ya, hanya sedikit orang yang menganggap gereja sebagai lelucon
pada zaman ini. Kebanyakan orang Kristen yang saya kenal bersikap
serius sekali terhadap gereja mereka. Di mana gereja sedang bertum-
buh, orang-orang bergairah dan berkeinginan sekali untuk melakukan
bagian mereka supaya semuanya berlangsung terus bagi kemuliaan
nama Allah. Di mana gereja mengalami kemunduran, orang-orang
ingin mengetahui apa sebabnya dan apa yang dapat mereka lakukan
sehubungan dengan hal tersebut.
Menemukan jawaban atas pertanyaan mengapakah gereja-gereja
bertumbuh atau tidak bertumbuh adalah maksud dari Gerakan Per
tumbuhan Gereja. Tidak seorang pun yang memiliki jawaban yang
pasti, namun jawaban-jawaban yang baik mulai bermunculan dengan
frekuensi yang semakin meningkat.
Ada banyak cara yang berbeda untuk kita menemukan apa yang
Allah sedang lakukan di dalam dunia masa kini. Salah satu cara adalah
seperti yang sedang kami lakukan di sini, yaitu dengan memperhatikan
gereja-gereja di sekitar tanah air yang kelihatannya sedang melakukan
26
sesitu yang luar biasa dan yang sebagai akibatnya sedang memper-
tahakan suatu pola pertumbuhan yang tetap. Sementara kita mem-
perltikan gereja-gereja itu, kita kembali mengajukan pertanyaan per-
tamkita: Apakah yang menyebabkan gereja-gereja ini bertumbuh?
entu saja, dalam analisa akhir, Allahlah yang bekerja melalui Roh
Kudi-Nya- Tetapi jika kita menyelidiki gereja-gereja ini dan gereja-
gerejlain semacam itu dengan “ kaca mata pertumbuhan gereja” , kita
dapjhelajar lebih banyak tentang Allah dan cdra Dia bekerja.
jdi, jika saya perlu mempelajari tata cara penuaian, saya ingin
berit di tempat yang hasilnya adalah “ seratus kali lipat . . . enam
puhkali lipat . .„ tiga puluh kali lipat” , seperti dikatakan Alkitab
(Ma«s 13:8). Begitu pula, jika saya ingin mengetahui lebih banyak
meniP3 gereja bertumbuh, cara yang terbaik bagi saya adalah menye-
lidiUereja-gereja yang bertumbuh.
27
Di Fresno, California, G.L. Johnson, pendeta dari People’s
Church, mengadakan seminar musim gugur tentang Manajemen Gereja
dan Kepemimpinan Kristen.
W.A. Criswell, pendeta dari First Baptist, Dallas, Texas, memasuk-
kan setiap bidang pelayanan dalam Sekolah Para Nabinya yang diada-
kan setiap tahun.
Pendeta Larry DeWitt dari Calvary Community, Thousand Oaks
menyisihkan satu dari setiap bulan untuk membagikan metode-metode
yang telah Allah gunakan bagi pertumbuhan kepada para pendeta dan
pemimpin awam yang ingin hadir.
Ray Stedman mengajarkan prinsip-prinsip pelayanan antara sesama
anggota dari gereja Peninsula Bible, Palo Alto, California, dalam suatu
program latihan kerja selama dua minggu.
Pendeta William E. Yaeger dari First Baptist, Modesto, Califor
nia, mengadakan sidang bagi Institute o f Church Imperatives tiga kali
dalam setahun. Ia menekankan kepemimpinan dan cara-cara praktis
dalam pelayanan.
Biaya perkuliahan untuk kesempatan latihan nonakademis ini
berkisar antara gratis sampai $200. Dan meskipun latihan-latihan ini
tidak dapat menggantikan pendidikan di seminari, saya percaya semua
latihan itu seharusnya memperoleh lebih banyak tempat untuk menam-
bah pendidikan tentang pelayanan dibandingkan dengan yang sudah
diberikan sampai sekarang.
29
mengerti kehendak Allah yang dinyatakan untuk penginjilan dunia dan
bahwa mereka sudah terbiasa dengan apa yang Allah harapkan dapat
diselesaikan melalui mereka. Dengan demikian mereka tidak ragu-ragu
menetapkan sasaran-sasaran yang dapat dijangkau dan membiarkan
keberhasilan atau kegagalan mereka dievaluasi berdasarkan sasaran-
sasaran ini, meskipun cara ini mungkin kelihatan mengandung risiko
bagi mereka yang tidak mengenal sasaran-sasaran pertumbuhan gereja.
Sudah sejak lama mereka menolak penghitungan “ orang-orang
yang bertobat” atau orang-orang yang “ berdoa untuk menerima
Yesus” sebagai kriteria untuk mengevaluasi keberhasilan penginjilan.
Mereka hanya tertarik pada murid-murid, yang disahkan terutama
melalui penyerahan kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan kepada
keanggotaan yang bertanggung jawab di dalam suatu gereja Kristen.
3. Bersandar pada pengamatan yang tajam. Para pemimpin per
tumbuhan gereja menyadari apa maksud dari perkataan di dalam Amsal
18:13, “ Memutuskan sebelum mengetahui fakta-fakta sungguh
merupakan suatu kebodohan” (dari The Living Bible). Sudah terlalu
banyak pekerjaan kristiani yang dijalankan dengan bodoh karena fakta-
fakta mengenai keadaannya tidak diketahui dengan baik.
Metodologi riset sekarang ini memberikan banyak peluang bagi
kemajuan; meskipun demikian, kemajuan-kemajuan besar telahdibuat
dalam bidang itu. Semakin banyak hal yang diketahui tentang bagai-
mana merencanakan pertumbuhan gereja secara mudah dimengerti, dan
usaha-usaha penyelidikan sedang ditingkatkan.
4. Ketegasan dalam mengevaluasi hasil. Para pemimpin pertum
buhan gereja sering dikritik sebagai terlalu pragmatis. Mereka memang
pragmatis, tetapi mereka ingin menganggapnya sebagai pragmatisme
yang kudus.
Sebagai contoh, jika metode-metode yang belakangan ini diguna-
kan untuk usaha-usaha penginjilan tidak mencapai sasaran yang telah
ditetapkan, metode-metode ini harus diperbaiki atau dihapuskan. Harus
ada pergantian strategi yang dapat membuahkan hasil seperti yang
dikehendaki Allah.
Pertumbuhan gereja merupakan filsafat seorang aktivis. Tidak
mengherankan jika orang-orang yang lebih suka bersikap pasif dan
“ menyerahkan hasilnya di tangan Allah” berpendapat bahwa gereja-
gereja yang menyusut kemungkinan merupakan gereja-gereja yang
paling setia, dan mereka menulis buku-buku seperti Church Growth
Is Not the Point oleh Robert Hudnut (Harper & Row). Tidak perlu
diragukan lagi bahwa thesis seperti itu tidak dapat diterima oleh kelom-
pok pertumbuhan gereja.
30
‘JSikap penuh optimisme dan iman. Para pemimpin pertumbuhan
gerejtidak merasa takut oleh tuduhan bahwa mereka adalah orang-
oranyang “ mengejar keberhasilan” . Mereka yakin bahwa Kristus
sedai mendirikan jemaat-Nya seperti yang pernah la katakan (Matius
16: li dan mereka yakin bahwa pintu gerbang neraka tidak akan
menjasai jemaat-Nya itu. Mereka bergairah untuk berpartisipasi
dalaipembangunan jemaat di seluruh dunia dan mereka bersukacita
jika reja-gereja bertumbuh dan bertambah banyak.
fereka berdoa agar banyak orang bertobat. Mereka berharap
supa Allah membuat orang-orang bergerak untuk Kristus. Pola
m ere dari Perjanjian Baru untuk penginjilan bukanlah orang muda
yangaya, tetapi hari Pentakosta yang saat itu tiga ribu orang datang
kepa Kristus dan “ mereka bertekun.dalam pengajaran rasul-rasul
dan lam persekutuan, dan mereka selalu berkumpul untuk memecah-
kan ti dan berdoa” (Kisah 2:24). Mereka percaya bahwa hal ini me-
nyengkan Allah karena merupakan suatu hasil iman.
31
tidak baik? Bagaimanakah sidang jemaat yang tidak baik dapat men-
ja d i sidang jemaat yang baik?
3. Ukuran gereja. Berapa besarkah seharusnya sebuah gereja itu
supaya sehat dan bertumbuh?
4. Struktur dan fungsi. Bagaimanakah sebuah gereja dapat disusun
sedemikian rupa sehingga seluruh fungsi-fungsi utamanya bekerja
dengan efisiensi tertinggi?
5. Kesatuanyang homogen. Apakah penting bahwa sebuah gereja
pada dasarnya terdiri atas satu jenis orang, atau haruskah terdiri atas
campuran aneka ragam pribadi—lebih banyak lebih baik?
6. Metode. Metode macam apakah yang telah terbukti merupakan
alat yang efektif bagi penginjilan di Amerika pada saat ini?
7. Prioritas. Bagaimanakah caranya memprioritaskan beberapa hal
baik yang harus dilakukan gereja sesuai dengan prinsip-prinsip alki-
tabiah dan keefektifan bagi pertumbuhan?
Tetapi sebelum kita memandang lebih dekat ketiga tanda-tanda
penting ini, terlebih dahulu kita perlu mengajukan satu pertanyaan lagi:
Apakah seluruh filsafat pertumbuhan gereja yang menyebabkan kita
mengajukan semua pertanyaan ini berkenan pada Allah?
Marilah kita menjawab pertanyaan terakhir ini dulu, maukah
Anda? *1
32
Pasal 2.
APAKAH
PERTUMBUHAN
GEREJA ITU?
pi suatu ketika sebelum saya berjumpa dengannya—sava
berptfpat bahwa Donald McGavran adalah seorang' yang benar
benaritmg. Apa yang telah saya baca di dalam Buletin Pertumbuhar,
GerejWS » terbitkan samasekali berbeda dengan apa yang telah sava
pelapebelumnya. Jadi, sungguh sulit bagi sayauntuk dapat meneerti
mengl almamater saya, Seminari Teologi Fuller, mengajar orane ini
untuHendinkan Sekolah Misi Dunia yang baru pada tahun 1965
lugapa? Saya tidak suka pada terminologi McGavran
lah-istilah seperti prinsip-prinsip ilmiah, filsafat baru pertane
gungfoban, para teoretikus, para pelaksana, para ahli di lapaneL
adal*osa kata yang tidak umum dipakai dalam kebanyakan diskus
tenta pekerjaan Tuhan. Dan kata-kata yang tidak umum dan
Gerak Pertumbuhan Gereja mi masih tetap menimbulkan pertanyaan
dalar’ikiran banyak orang Kristen yang berdedikasi.
akah pendekatan pertumbuhan gereja ini benar-benar bersifat
rohaatau mungkin bersifat duniawi?
akah sesuatu di dalam Firman Allah yang mengatakan kepada
kita »wa kita perlu bersikap “ilmiah” dalam membawa orang kepada
Kris:?
akah tidak terdapat bahaya bahwa sosiologi dan komputer danat
secaMus menggantikan kedudukan Roh Kudus?
igkatnya, apakah semua ini menyenangkan Allah?
/a mengetahui bahwa pertanyaan-pertanyaan ini nyata karena
sayandm mengajukannya waktu pertama kali saya datang, pada saat
33
cuti saya yang kedua dari Bolivia, untuk belajar di Fuller pimpinan
McGavran. Terus terang, saya memasuki program beliau pada tahun
1967 sebagai seorang yang skeptis. Tetapi saya keluar sebagai orang
yang memperoleh penerangan.
Saya telah mereguk dari mata air yang akhirnya menjadi aliran
pengaruh yang besar terhadap kekristenan di seluruh dunia. Lyle E.
Schaller mengatakan bahwa Gerakan Pertumbuhan Gereja adalah
“ perkembangan paling berpengaruh dari tahun 70-an” terhadap
suasana keagamaan di Amerika.
Jika saya tidak memperoleh keyakinan bahwa pendekatan pertum
buhan gereja itu sesuai dengan Firman Allah dan berkenan pada-Nya,
secara pribadi saya tidak akan ambil bagian di dalamnya..Tetapi pada
saat yang bersamaan saya menyadari bahwa ada orang-orang baik yang
telah mencobanya dan tidak menyukainya. Tak sesaat pun saya akan
mengatakan bahwa, karena mereka menolak pemikiran pertumbuhan
gereja, mereka dengan demikian tidak berkenan kepada Allah.
Saya dapat—dan sedang—menggunakan daya membujuk saya un
tuk “ memberikan penerangan” kepada mereka, tetapi sekaligus saya
menyadari di dalam hati bahwa Allah dapat saja memakai mereka
dengan lebih baik di luar kerangka falsafah pertumbuhan gereja. Dan
mereka diberkati! Saya sungguh-sungguh mempercayai kemerdekaan
Kristen—kebebasan maksimum bagi setiap orang Kristen untuk
menemukan pimpinan Roh Kudus bagi kehidupannya masing-masing
dan supaya melayani sesuai dengan pimpinan itu.
Tetapi bagaimanakah dengan kami yang telah memilih untuk
menganut kelompok pemikiran pertumbuhan gereja? Apakah kami sen-
diri berada di atas dasar alkitabiah yang kokoh?
34
gerakartjesar. Tetapi tidak demikian. Allah yang kita temukan di dalam
Alkitabadalah Allah yang mencari dan yang mendapatkan.
Segra setelah Adam dan Hawa memakan buah terlarang dan jatuh
dalam osa, Allah memanggil Adam di dalam taman, “ Di manakah
engkau” (Kejadian 3:9). Sejak saat itu, Allah dengan aktif terus men
cari orag-orang yang terpisah daripada-Nya oleh dosa. Ia begitu serius
mengerj hal itu sehingga akhirnya Ia mengutus “Anak-Nya yang tung-
gal, suaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).
Paediaan yang Allah telah adakan untuk membawa manusia
terhilag kepada diri-Nya sendiri adalah Injil. Inilah kabar baik yang
Yesusiruh beritakan kepada segala makhluk (Markus 16:15). Injil
inilah mg diberitakan Paulus dengan kekuatan kepada orang-orang
Tesaloka (I Tesalonika 1:5) dan yang membuat mereka berbalik “ dari
berhalberhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan
yang biar” (I Tesalonika 1:9). Perbedaan di antara orang-orang yang
binasalan orang-orang yang diselamatkan adalah tanggapan mereka
terhacb Injil. Jadi, penting sekali bahwa semua orang terhilang di
dunia endengarkan Injil dan mendengarkannya dengan cara sedemi-
kian ipa sehingga mereka akan bertobat dari dosa-dosanya serta
menan percaya dan mengabdi kepada Kristus sebagai Tuhan mereka.
Kena alasan-alasan yang tidak mungkin dimengerti sepenuhnya,
AllahJak memilih untuk memperkenalkan Injil sendiri. Tidak perlu
diragian bahwa jika Ia menghendaki maka Ia dapat melakukannya.
Tetapebaliknya Ia telah memilih untuk menggunakan orang-orang
KrisUuntuk melakukan tugas ini.
“:bab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan
diselaatkan,” kata Alkitab. Tetapi Alkitab menambahkan, “ Tetapi
bagaiana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak per
caya pada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika
mereltidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar
tenta Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?” (Roma
10:131).
labannya jelas. Tidak mungkin orang mendengar berita tentang
kasihllah tanpa seorang pengkhotbah. Ini menunjukkan bahwa kita
umatanusia mempunyai tanggung jawab yang luar biasa pentingnya
dalacelaksanaan rencana Allah bagi dunia. Kita mungkin berharap
bah\tita tidak harus memikul tanggung jawab demikian besar, tetapi
kita lak dapat mengelakkannya jika kita dengan serius menyebut
YestTuhan” .
35
Perjanjian Baru sering kali mengingatkan kita bahwa kita adalah
“ penatalayan Allah” . Pada zaman Alkitab, penatalayan adalah
seseorang yang diserahi tanggung jawab atas berbagai urusan tuannya.
Jika penatalayan itu malas, tuannya akan menderita kerugian, tetapi
penatalayan juga harus membayar harganya (Matius 25:26-29).
Alkitab dengan jelas mengatakan “ yang akhirnya dituntut dari
pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat
dipercayai” (1 Korintus 4:2). Penatalayanan yang setia meliputi peng-
gunaan semua harta kekayaan yang mungkin ada untuk melaksanakan
kehendak sang tuan. Jika ini dilakukan dengan berhasil, penatalayan
disebut sebagai baik dan setia (Matius 25:21).
Paulus menganggap dirinya seorang hamba “ yang kepadanya
dipercayakan rahasia Allah” (I Korintus 4:1). Kepadanya dipercayakan
Injil, sama seperti kita. Dan orang-orang Kristen yang pelayanannya
dipimpin oleh filsafat pertumbuhan gereja melakukan penatalayanan
ini dengan serius sekali.
Tuhan menghendaki agar pria dan wanita yang terhilang ditemukan
dan diselamatkan. Ia mengharapkan para penatalayan-Nya supaya
mencapai tujuan ini dan Ia memperlengkapi mereka dengan kekayaan
yang sangat penting untuk melakukannya, yaitu Roh Kudus. Murid-
murid Yesps disuruh tinggal di Yerusalem “ sampai kamu diperlengkapi
dengan kekuasaan dari tempat tinggi” (Lukas 24:49).
Murid-murid menanti dan berdoa. Tetapi setelah mereka
diperlengkapi, mereka tidak menanti lagi. Mereka mulai bertindak pada
hari Pentakosta, dan pertumbuhan gereja dimulai pada saat itu dan
di tempat itu juga. Jumlah mereka bertambah dari 120 menjadi 3.120
orang dalam satu hari, dan setiap hari sesudah itu jumlah mereka ber
tambah lagi (Kisah 2:47).
Penatalayan yang penuh Roh diharapkan supaya menggunakan
segala kekayaan yang tersedia untuk melayani Tuhan: waktu, uang,
dan tenaga. Dan Allah menghendaki agar semua itu digunakan bagi
kemuliaan-Nya. Namun, ironisnya, beberapa orang Kristen yang
bersungguh-sungguh yang merupakan para penatalayan setia dengan
waktu dan uang mereka merasa malu untuk menggunakan tenaga,
terutama tenaga pikiran.
Dengan kata lain, orang-orang Kristen ini cenderung berpikir
bahwa semakin banyak orang dipenuhi Roh Kudus semakin kurang
mereka harus menggunakan pikiran mereka. Jadi, bagi orang-orang
itu, kebalikan dari hal itu juga berlaku: yaitu semakin banyak orang
menggunakan pikirannya, mereka menjadi semakin kurang rohani.
36
Siay saja yang berpikiran seperti ini biasanya mempunyai kesulitan
dalai soal rnenerima pandangan pertumbuhan gereja.
dlah ingin menujukan mata-Nya pada kita. Jangan sampai kita
septi “ kuda atau bagal yang tidak berakal” (Mazmur 32:8-9). Perbe-
daa antara manusia dan hewan adalah bahwa Allah menciptakan
maisia menurut gambar-Nya dengan memiliki pikiran yang rasional.
Ituli sebabnya Yesus dapat menyuruh para pengikut-Nya supaya
meir;a mengasihi Tuhan dengan segenap akal budi mereka dan juga
den-n kemampuan mereka yang lain (Matius 22:37).
37
Cara pendekatan ini lebih sering melipatgandakan perasaan bersalah
yang sudah ada dan menghasilkan akibat-akibat yang membawa mala-
- petaka. Cara ini juga mempertinggi perasaan gagal sehingga si pekerja
pulang dengan putus asa atau hati nurani orang itu akan begitu
* mengeras sehingga ia tidak akan peduli lagi apakah usaha mereka
I berhasil atau tidak.
Prinsip-prinsip teologi bahk^n dikembangkan untuk menutup-
1 nutupi kegagalan. “ Serahkanlah hasilnya kepada Allah” adalah istilah
yang masih sering digunakan. Dengan slogan ini si pekerja dapat
mengakhiri suatu karier penginjilan yang sulit dan penuh pengorbanan
dengan sedikit sekali hasil dan tidak pernah peduli apakah suatu tugas
yang lebih baik seharusnya dapat dilakukan jika metode-metode yang
lebih tepat digunakan.
Saya sepenuhnya setuju dengan macam pertumbuhan rohani yang
berlangsung di Keswick atau dalam situasi apa pun yang di dalamnya
seseorang berjumpa Allah dengan cara yang khusus. Bertemu Allah
secara teratur adalah prioritas tertinggi di dalam kehidupan seorang
pekerja Kristen yang berhasil. Tetapi untuk membayangkan bahwa para
penuai pergi ke ladang yang menguning dan kembali dengan tangan
hampa pada sore hari kemungkinan besar berarti suatu ‘‘masalah
rohani,” menurut pendapat saya, adalah suatu cara pendekatan yang
agak terlalu meremehkan. Seperti mengharapkan bahwa sebuah mobil
akan terbang-jika Anda menggosoknya saja dan mengisi cukup gas
octan ke dalam tanki. Tidak, supaya sebuah mobil dapat terbang akan
diperlukan lebih banyak perubahan yang kompleks.
Aspek ilmiah pertumbuhan gereja amat menaruh perhatian pada
soal pengertian dan penguraian semua faktor yang ambil bagian dalam
kasus-kasus kegagalan dan keberhasilan di dalam usaha-usaha pengin
jilan. Salah satu faktor, tentu saja, adalah rohani, tetapi ada lebih
banyak lagi faktor yang juga memerlukan penjelasan.
38
denilaki-laki seperti ayah mereka, mengapa sebagian orang Afrika
deni sengaja menoreh wajah mereka, mengapa angka bunuh diri
nartk tinggi di antara sebagian kelompok dan rendah pada kelom-
pofcin, dan demikian pula kejadian-kejadian serupa.
imikian juga ilmu pengetahuan pertumbuhan gereja. Ilmu ini
beriha menjelaskan, dengan cara yang sistematis dan masuk akal,
meIpa ada gereja yang bertumbuh dan yang lainnya merosot,
meIpa sebagian orang Kristen sanggup membawa kawannya kepada
dan ke dalam persekutuan gereja sedangkan yang lainnya tidak,
atapakah yang merupakan gejala-gejala penyakit yang mematikan
dj (tin sebuah gereja.
nuwan-ilmuwan terbaik dalam setiap bidang segera mengakui
bah semua pengetahuan ilmiah bersifat sementara. Tidak satu pun
teoImiah yang sesungguhnya terjamin, teori-teori itu hanya men-
dapcePerca>'aan dan kegunaan selama teori-teori itu belum disang-
gah
ra sarjana senantiasa mencari cara-cara yang lebih baik untuk
meraskan gejala yang mereka selidiki. Sebagai contoh, selama
bepj-ratus tahun, teori Ptolomeus mengenai alam semesta merupa-
kannie*asan ilmiah terbaik yang tersedia perihal mengapa matahari
teryada pagi hari dan terbenam pada sore hari. Kemudian Koper-
nikiiemaj ukan teori yang lebih baik yang menyanggah teori Ptolo-
Hjgpan yang sejak itu dimanfaatkan.
ori kuman penyakit adalah teori yang sangat bermanfaat, tetapi
l^ppedikit orang yang percaya bahwa teori itu adalah merupakan
penjsan yang benar-benar memadai tentang mengapa sebagian orang
sakiin sebagian lagi tetap sehat. Teori Newton masih tetap menjelas
kan ty ^ gejala fisika, tetapi pada waktu zat dan energi dibuktikan
sebadapat dipertukartempatkan, makn teori itu tidak memadai lagi.
Ala .mengapa Einstein menjadi begitu terkenal adalah bahwa teori
reiatasnya mampu menjelaskan banyak gejala yang telah mem-
bing^an para sarjana selama berabad-abad.
ah satu kegunaan besar teori ilmiah adalah bahwa di samping
nlerfskan kejadian masa lalu teori itu juga berguna untuk meramal-
kan sa dePan. Teori iimiah membantu kita mengetahui kapan angin
topgkan muncul, apa yang akan terjadi pada hasil tanaman tertentu
jika,ur dan superfosfat ditambahkan ke tanah, apakah lubang yang
dala’ada suatu lokasi tertentu mungkin mengeluarkan minyak, dan
ban’ dal lainnya lagi.
39
Bagaimanapun, ilmu pengetahuan tidak dapat menjelaskan segala
sesuatu. Dunia masih menantikan penjelasan-penjelasan yang lebih
berguna atas peristiwa gempa bumi, atas asal-usul sel-sel kanker atau
atas persepsi ekstrasensori (ESP).
40
(l)gembangkan teknik-teknik ilmiah tentang riset diagnostik un-
tufcja-gereja yang sakit dan (2) merancang peralatan untuk diguna-
kaam jenis terapi yang akan memulihkan kesehatan gereja men-
ja<rmal.
jerti dalam obat-obatan, dibutuhkan latihan khusus dan profe-
siontuk menggunakan peralatan baru ini dengan baik: Kadangkala
sa;rut dapat disembuhkan di rumah. Tetapi jika Pepto—Bismol
daka-2 gagal, kebanyakan orang memutuskan untuk mencari
na dokter ahli. Tidaklah demikian halnya di dalam kebanyakan
gekita karena hanya sedikit orang-orang profesional yang ada.
Tcpara spesialis sekarang sedang dilatih dan diperlengkapi untuk
mrikan lebih daripada sekadar jawaban yang dangkal bagi per-
tai “ Mengapa gereja saya tidak bertumbuh?” Program latihan
pea bagi para konsultan pertumbuhan gereja adalah kursus Diag-
ncan Pengaruh yang diberikan oleh Carl F. George, direktur
Cs E. Fuller Institute o f Evangelism and Church Growth (Box
91 Pasadena, CA 91109-1990).
IMAN DIPERAGAKAN
y e dan Iman
;rkali-kali Yesus mengajar murid-murid-Nya tentang perlunya
meunakan iman. Matius mengisahkan cerita tentang seseorang yang
a n ya kerasukan setan. Murid-murid Yesus berusaha menyembuh-
kai, tetapi tidak berhasil. Kemudian Yesus mengusir setan itu keluar
d aiak itu segera sembuh.
;mudian, murid-murid bertanya mengapa la dapat melakukan-
nydangkan mereka tidak. “ Karena kamu kurang percaya,” kata
Yt “ Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji
se: saja, . . . takkan ada yang mustahil bagimu” (Matius 17:20).
ida kesempatan lain Petrus memutuskan bahwa jika Yesus dapat
bein di atas air, ia juga dapat. Ia mulai melakukannya dan berhasil!
kemudian ia menjadi takut dan mulai tenggelam. Apakah kata
te n Yesus? “ Hai orang yang kurang percaya” (Matius 14:31).
'aktu Yesus memandang kepada murid-murid-Nya masa kini,
kisnya orang-orang yang Ia serahkan tanggung jawab sebagai
p(ilayan atas kekayaan yang seharusnya digunakan bagi pertum-
bi gereja, Ia tentu sering kali berkata, “ Hai orang yang kurang
pt’a .”
47
bertumbuh. Dan jikagereja itu adalah gereja yang bertumbuh, berarti
gereja itu ingin bertumbuh. Ingin bertumbuh dan merencanakan per-
tumbuhan adalah benar-benar satu cara yang nyata untuk menerapkan
iman alkitabiah.
Merupakan satu kenyataan bahwa sebagian orang Kristen tidak
ingin gereja mereka bertumbuh. Mereka tidak terkesan oleh berbagai
penjelasan alkitabiah dan teologis tentang pertumbuhan gereja. Entah
bagaimana mereka telah belajar mencari-cari alas an untuk membenar-
kan kemalasan mereka memenangkan orang terhilang bagi Kristus,
meskipun dengan mulut mereka akan menyangkal bahwa mereka
malas.
Orang-orang percaya ini telah membentuk apa yang disebut Donald
McGavran sebagai “ teologi sisa” , dan mereka mendapat kepuasan
tertentu dengan menjadi minoritas yang dihina orang-orang percaya.
Mereka menganggap keadaan mereka yang kurang menarik sebagai
suatu kebajikan dan senang jika disebut sebagai “ terpisah dari dunia” .
Mereka menulis buku dengan judul-judul seperti Church Growth Is Not
the Point.
PENGGUNAAN IMAN
Pendeta
Penggunaan iman untuk pertumbuhan gereja harus datang dalam
dua tingkatan. Pertama, pendeta harus ingin gerejanya bertumbuh.
Penghalang paling berat bagi pertumbuhan yang saya ketahui adalah
seorang pendeta yang berpikir secara negatif dan yang pesimis mengenai
kesempatan bertumbuh di t?ngah masyarakat. Pendeta seperti itu
biasanya merasa bahwa tugas pokok gereja adalah memelihara domba-
domba yang sudah ada dalam himpunan dan bukan memusatkan perha-
tian untuk memenangkan domba yang hilang dan terus-menerus
menambahkan domba baru ke dalam himpunan.
Memang benar bahwa beberapa hamba Tuhan tidak diperlengkapi
secara psikologis untuk menangani sebuah gereja yang lebih besar
daripada yang dapat dijalankan oleh satu orang. Seorang hamba Tuhan
biasanya mampu menangani gereja dengan seratus atau dua ratus ang-
gota. Jika gereja ada di bawah tingkatan tadi, pendeta tersebut mungkin
bekerja keras untuk memperoleh pertumbuhan dan mungkin menca-
painya. Tetapi jika tidak ada perubahan, orang itu hampir secara
otomatis akan membatasi pertumbuhan. Namun, waktu gereja men-
48
casuatu titik tertentu dan beberapa orang mulai menyairankan bahwa
snungkin perlu ditambah, suatu ancaiman timbul dan pendeta akan
m—tanpa memberitahukan di dalam warta gereja—membuat ren-
caintuk menghentikan pertumbuhan. Dan sangat mungkin hal itu
diikan dengan tak sadar tanpa pendeta maupun pemimpin awam
bt-benar mengerti apa yang sedang terjadi dalam gereja mereka.
Nka bingung mengapa gereja mereka kelihatan tidak pernah melam-
p.jumlah 150 sampai 250 anggota.
rterupakan suatu kenyataan hidup bahwa sebagian pendeta lebih
sd untuk gereja kecil daripada untuk gereja besar. Saya ingin tahu
pi berharga yang dimainkan oleh gereja-gereja kecil dan pendeta-
peta gereja kecil dalam Kerajaan Allah. Delapan puluh persen dari
ga-gereja Amerika memiliki anggota jemaat dua ratus orang atau
kig dari itu dan biasanya masuk dalam kategori gereja kecil. Buku-
b seperti yang ditulis oleh Carl Dudley “Making the Small Church
Btive" (Abingdon) sangat berguna untuk situasi semacam itu.
Nm, buku ini mempunyai fokus yang berbeda. Buku ini ditujukan
kda para pendeta dan pemimpin awam yang merasa bahwa Allah
mhendaki mereka untuk menembus apa yang disebut “ rintangan
datus” dan menikmati pertumbuhan yang terus-menerus. Nasihat
s;yang pertama kepada mereka adalah agar mereka menggunakan
ir dan percaya bahwa Allah ingin gereja bertumbuh.
Kn Awam
Tingkatan kedua yang padanya iman harus digunakan bagi per-
tuuhan gereja adalah pada anggota jemaat. Para pemimpin awam
kusnya harus ingin gerejanya bertumbuh. Jikalau mereka tidak
ir,inginkannya, mereka dapat menghalangi pertumbuhan gereja
sia efektif dan tanpa kesukaran.
Jalah satu penyebab utama adanya sikap yang negatif di pihak
kt awam adalah bahwa jemaat telah menjadi hampir serupa dengan
sah keluarga besar. Mereka telah semakin mengenal dan mengasihi
ssama lain begitu rupa sehingga mereka merasa sangat tidak tenang
jada orang luar yang menembus ke dalam lingkungan mereka. Lagi
hni sering dilakukan dengan tak sadar, tetapi orang luar segera
n»etahui bahwa mereka tidak sepenuhnya diterima dan mereka tidak
a lama menetap di gereja tersebut dalam keadaan seperti itu.
\da juga penyebab-penyebab lain. Penekanan yang berlebih-
han tentang kesempumaan Kristen akan mengubah suatu jemaat
nadi pengawas-pengawas rohani yang begitu puas dengan hasil-hasil
49
y a n g mereka sendiri capai sehingga mereka kurang sabar terhadap
orang-orang Kristen baru yang tidak sesempurna mereka. Mereka
ag ak n y a seperti pasangan setengah tua yang merasa jijik terhadap
g ag asan menggantikan pokok dan segala sesuatu yang berhubungan
d en g an mempunyai anak sehingga mereka dengan cermat menjalankan
k elu arg a berencana untuk menghindari kemungkinan tadi.
Kembali, suatu jemaat yang penuh percekcokan dan fitnahan juga
m en jad i sangat egosentris. Begitu banyak tenaga dihabiskan untuk
b eru sah a mempertahankan kesatuan intern dan untuk bertahan hidup
sehingga sedikit saja perhatian yang diberikan untuk memenangkan jiwa
y a n g terhilang. Bahkan jika kemudian ada yang dimenangkan, di sana
orang-orang itu tidak akan mendapatkan suasana yang sehat untuk per-
tum buhan Kristen dan mereka kemungkinan akan mencari gereja tetap
y a n g lebih memuaskan. Lebih buruk lagi, kemungkinan mereka akhir-
n y a akan menjadi “ anak yatim rohani” .
50
in itu membutuhkan biaya. Benar, anggota baru akan menolong
mfiyar biaya itu, tetapi keputusan-keputusan kunci bagi pertum-
buharus diambil bahkan sebelum orang-orang baru masuk dalam
peingan, dan hal ini memerlukan kadar iman yang banyak.
dbat wajar yang praktis dari iman ini tidak boleh dilalaikan atau
di<can. Ini gampang terjadi. Orang mudah menganggap bahwa jika
m(i pengajaran Firman Allah jemaat dapat memiliki tingkatan
imkasih, pengharapan, doa, dan penyembahan yang baik, maka
peibuhan akan terjadi dengan sendirinya.
rtumbuhan secara spontan adalah impian yang indah. Kadang
ka' terjadi, tetapi tidak terlalu sering. Merencanakan pertumbuhan
da'tuju membayar harga bagi pertumbuhan adalah jauh lebih
re<s. Bahkan gereja-gereja berkembang yang mengakui pertum-
bu secara spontan, berdasarkan analisis, biasanya akan menunjuk-
ka^tu tingkat perencanaan yang berarti di bawah permukaannya.
maid Hamman, mantan Pendeta Gereja Baptis Medinah (Illinois)
suib menyadari dinamika pertumbuhan. Ia dan jemaatnya begitu
ingertumbuh sehingga mereka melukiskan gereja mereka sebagai
“ gi yang sedang bertumbuh.”
ilam suatu tantangan dramatis bagi pertumbuhan terhadap
geitya pada tahun 1970, Hamman—kedengaran mirip sekali dengan
IbiH:l —mengingatkan jemaatnya bahwa bergerak maju akan
meikan suatu “ perjalanan menuju hal yang tak diketahui.” Secara
re£ ia meramalkan banyak “ halangan dan kesalahan” pada waktu
me bergerak maju bersama, tetapi ia tidak takut menghadapi risiko.
Ia niliki iman kepada kuasa Allah yang menghantar mereka.
etapi kemajuan seperti itu tidak datang secara kebetulan,” kata
Ha&n- “Kemajuan itu datang bila orang mempunyai cita-cita utama
dapiudian membuat rencana dan program untuk mencapai cita-
citisebut.”
rtumbuhan yang direncanakan membawa keuntungan besar bagi
GeBaptis Medinah. Dalam jangka waktu sepuluh tahun sejak awal
tahl960-an sampai awal tahun 1970-an, saat banyak gereja di
Arfi sedang merosot, gereja ini bertumbuh dari delapan puluh lima
ordienjadi tiga ratus anggota dengan pengunjung Minggu pagi lebih
dafibu orang.
igka pertumbuhan di atas 250 persen dalam satu dekade adalah
bai^ali bagi setiap gereja. Banyak gereja akan merasa besar hati
jiktfeka dapat berkembang dengan setengah atau bahkan seperem-
pateka pertumbuhan tersebut.
51
Sasaran-Sasaran Pertumbuhan
Hamman akan sepakat dengan Edward Dayton bahwa “ setiap cita-
cita adalah suatu pernyataan iman.” Gereja yang sungguh-sungguh
ingin bertumbuh akan menetapkan sasaran-sasaran yang berani bagi
pertumbuhan.
Kenyataan bahwa secara relatif hanya sedikit gereja yang sungguh-
sungguh mempunyai cita-cita untuk bertumbuh merupakan tanda
bahwa mereka tidak sungguh-sungguh ingin bertumbuh sebagaimana
pengakuan mereka. Mereka mengingatkan saya pada beberapa kawan
saya yang kelebihan berat badan yang mereka benar-benar malu atas
ukuran mereka. Orang-orang ini senantiasa berbicara tentang lebih
banyak gerak badan dan terus menjalankan diet, tapi tahun demi tahun
mereka hampir tidak berubah. Dalam pengertian saya, tindakan mereka
membuktikan bahwa mereka tidak benar-benar ingin mengurangi berat,
seperti yang mereka katakan.
Demikian juga, banyak gereja injili mengatakan kepada semua
orang bahwa mereka ingin bertumbuh, tetapi mereka hampir tidak
berubah tahun demi tahun. Mengapa? Mereka gagal menetapkan
sasaran-sasaran yang berani dan melakukan apa pun yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut.
52
leskipun metode penetapan sasaran ini dapat dan memang menipu
sean orang, metode itu tidak dapat menipu Tuhan barang sekejap
piTuhan memandang orang-orang tersebut sebagai tambahan
jjti yang telah banyak dari kelompok “ hai kamu yang tidak
p?a-”
lengambil risiko adalah bagian yang hakiki dari penggunaan
,r Ini jelas dalam perumpamaan tentang talenta, atau sejumlah uang
nrut terjemahan Firman Allah yang Hidup. Perhatikan bahwa
uwan di dalam perumpamaan itu memberikan kepada karyawan-
ntalenta, 2 talenta, dan 1 talenta untuk diinvestasikan dengan baik
amemperoleh hasil yang besar.
edua “ hamba yang baik dan setia” menghasilkan keuntungan
>ersen dari investasi itu. Jelas keuntungan ini jauh di atas nilai
y bank saat itu, karena usahawan ini mengatakan kepada “ ham-
(jng jahat dan malas” bahwa paling tidak yang dapat ia lakukan
,jin uang itu adalah menyimpannya di bank (Matius 25:27 Firman
/yang Hidup). Tetapi, sebagaimana diketahui oleh setiap usaha-
vkeuntungan yang besar selalu meliputi risiko yang besar.
dlah ingin kita berani. la menghendaki supaya kita mengambil
r, demi Dia. Ia mengharapkan keuntungan yang tinggi dari para
j.alayan-Nya.
'enatalayan yang memendam uangnya tidak mempunyai cita-cita
s dari keinginan untuk menghindari kegagalan. Ia mengakui, “ Saya
t” (Matius 25:25, Firman Allah yang Hidup). Dan apa yang dia
teh dari rasa takutnya?
kegagalan!
iurang iman selalu dan pasti merusak diri sendiri.
Drang yang saya tahu paling fasih membeberkan soal kurang iman
I para pemimpin gereja adalah Pendeta Robert Schuller dari the
,td Cathedral. Iman baginya bukan sekadar teori. Ia telah men-
;an iman itu gaya hidupnya sendiri.
Slenurut pendapat saya suatu sikap iman yang kukuh telah
ipakan katalisator utama bagi angka pertumbuhan melebihi 500
;n per dekade yang telah dipertahankan Gereja Garden Grove Com
ity selama dua puluh tahun pertama keberadaannya. Keanggotaan-
yang berjumlah sepuluh ribu orang adalah bukti yang cukup bahwa
uia ada beberapa “ hamba yang baik dan setia” sedang bekerja
s.
53
Pasal 4.
GEMBALA SIDANG,
ANGAN AN DA TAKUT
ERHADAP KEKUATAN
anda Penting Nomor Satu dari gereja yang sehat dan bertumbuh
adch seorang gembala sidang yang menganut cara berpikir serba
mukin dan yang kepemimpinan dinamisnya digunakan untuk mem-
penruhi seluruh gereja supaya bekerja bagi pertumbuhan. Cukup
medk bahwa yang pertama kali menyadari hal ini biasanya adalah
dn£ta jemaat sendiri.
lat saya mengunjungi satu demi satu gereja yang bertumbuh, saya
benha mengetahui perasaan rata-rata anggota yang hadir pada
keltian tentang pendirian mereka terhadap gembala sidang mereka.
Tan kecuali saya melihat kasih dan penghargaan yang tinggi terhadap
pernpin mereka. Sebetulnya, hal ini sering berlebih-lebihan sampai
adeadaan di mana banyak anggota sebuah gereja yang bertumbuh
akimenyatakan — dengan bersungguh-sungguh —bahwa pendeta
me:a adalah pendeta terbaik di seluruh dunia.
etapa senang saya mendengar itu! Kadang-kadang hanya untuk
mejji, saya memberi suatu kritik ringan tentang pendeta itu dan
meterhatikan anggota jemaatnya bangkit untuk membela. Jika ini
teri, saya mengetahui meskipun melaiui sikap itu saja maka saya
mejdari bahwa saya berada di dalam sebuah gereja yang sehat.
aya membandingkan perasaan seperti itu dengan yang terdapat
da! sebuah keluarga bahagia yang suami menganggap istrinya sebagai
yaterbaik di dunia dan yang anak-anak menganggap bahwa tidak
adrang yang seperti ayah mereka. Kita tersenyum bila mendengar
secig anak kecil menantang kawannya dengan mengatakan, “ Ayah-
kuih hebat dari ayahmu!” Saya juga tersenyum bila saya mendengar
secig Kristen dewasa yang sebetulnya juga mengatakan, “ Pendeta
sa;ebih hebat dari pendetamu!”
itiap pengamat dari luar mengetahui bahwa pemyataan demikian
tiddidasarkan pada fakta-fakta objektif. Tetapi ini tidak penting.
Y:penting dalam hal ini adalah perasaan orang yang terlibat di dalam
ge sebagai orang dalam. Pendeta-pendeta kuat dari gereja-gereja
kudah memperoleh kesetiaan luar biasa dari anggota jemaat mereka.
Doa-domba itu mengasihi gembala mereka.
61
Jika seorang kepala keluarga memperoleh wibawa yang sedemi-
kian, sering kali ini mengherankan orang luar. “ Saya tidak mengerti
mengapa ia dapat luput dari akibat perbuatannya,” komentar beberapa
orang. Yang lain mungkin berkata, “ Wanita itu hanya menjadi
budak!” Atau bahkan lebih keras, “ Ia adalah seorang yang lalim!”
Mereka yang belum mengalaminya sulit mengerti hal itu.
Situasi serupa terdapat dalam gereja-gereja dengan pendeta yang
telah memperoleh wibawa yang kuat di dalam gereja. Gereja adalah —
atau seharusnya—seperti sebuah keluarga. Sering kali saya mendengar
orang luar, terutama dari gereja-gereja yang tidak bertumbuh, mengri-
tik gereja-gereja yang lebih besar dengan mengatakan sesuatu seperti
ini, “ Mereka tidak akan mungkin maju kalau bukan karena satu orang
itu.”
“ Apa yang akan mereka lakukan jika mereka tidak lagi memiliki
Jack Hyles?”
“ Apa yang akan terjadi dengan gereja itu jika Schuller sudah tidak
ada?”
“ Jika Jim Kennedy harus pergi, gereja itu akan roboh!”
Karena sering diulangi, pernyataan demikian tentu mempunyai arti
bagi mereka yang menggunakannya. Namun jemaat gereja-gereja yang
bertumbuh dengan para gembala sidang yang luar biasa itu sendiri tidak
berpikir demikian, sama seperti sebagian besar wanita yang memiliki
suami-suami yang luar biasa tidak berpikir bahwa keadaan mereka
sekarang buruk karena suami mereka meninggal, hidup tidak akan sama
lagi bagi mereka. Itu semua benar, tetapi itu tidak penting sekarang.
Memang menjadi kenyataan bila Hammond First Baptist memang
memiliki Jack Hyles, Crystal Cathedral memang memiliki Robert
Schuller, Coral Ridge Presbyterian memang memiliki James Kennedy,
dan di dalam gereja-gereja ini serta banyak gereja lain semacam itu
orang-orang yang belum selamat sedang dibawa kepada Kristus dan
ke dalam suatu keluarga Allah yang menggairahkan!
Tentu saja, generasi berikut harus diselamatkan juga, tetapi tidak-
lah sehat bagi sebuah gereja bila membuang terlalu banyak waktu untuk
kuatir tentang generasi berikut sama seperti tidak sehat juga bagi seo
rang wanita untuk membuang terlalu banyak waktu dengan memikirkan
siapa yang akan ia kawini jika suaminya meninggal dan ia menjadi jan-
d a. Setiap gereja hanya bertanggung jawab untuk memenangkan
generasi yang ada saat ini. Tuaian sudah menguning saat ini dan tugas
paling penting yang dapat dilakukan gereja adalah apa yang sedang
dilakukannya sekarang.
62
Keengan Pendeta
h satu alasan mengapa gereja-gereja yang bertumbuh tidak
permbuang banyak waktu dengan kuatir tentang apa yang akan
terka gembala sidang mereka pergi adalah karena sejumlah besar
gersidang gereja yang bertumbuh telah menganggap gereja terten-
tu ia sebagai pekerjaan seumur hidupnya. Mereka tidak lagi men-
carpat yang lebih enak.
ibala sidang seperti itu bergairah tentang apa yang mereka
sederjakan dan mereka puas dalam pelayanan mereka. Mereka
meti jemaat sebagaimana jemaat mengasihi mereka. Mereka tidak
sersa bertanya kepada diri sendiri, “ Mungkinkah pelayananku
di erakhir?” Gembala sidang gereja yang bertumbuh biasanya
ditoleh kelanggengan dalam pelayanan.
sip kelanggengan ini tidak hanya berlaku bagi gembala sidang
senlam gereja yang banyak stafnya. Dalam situasi yang sehat prin-
sipga berlaku bagi staf. Tidak semua pendeta memiliki karunia
yarutuhkan untuk memimpin sebuah gereja ke dalam pertum-
buing berkesinambungan. Banyak pendeta yang pada dasarnya
lebiai untuk peran bawahan, dan mereka senang bekerja di bawah
seqtendeta senior yang cocok seumur hidup mereka. Staf yang
kuoentuk dengan orang-orang seperti ini.
ati-hatilah terhadap orang yang menerima posisi staf hanya
sebatu loncatan untuk status yang lebih tinggi atau gereja yang
lebar. Carilah seorang pendeta dengan pendidikan Kristen yang
bapendidikan Kristen adalah bidang spesialisasi seumur hidup.
Caieorang pendeta kaum muda yang mampu bekerja dengan
kanda pada usia empat puluh lima tahun dan tidak hanya pada
usipuluh lima tahun. Dapatkanlah seorang pendeta yang menga-
dalrkunjungan yang tidak akan menjadi gelisah jika ia sering kali
taldang untuk melayani di mimbar.
suatu staf dibangun atas dasar karunia-karunia rohani dan
pan untuk setiap posisi tertentu, staf ini akan merupakan staf
yait. Dalam keadaan seperti itu para anggota staf tidak akan
cerg untuk iri hati terhadap atau menolak kewibawaan pendeta
seralam banyak situasi sosial, termasuk gereja, biasanya hanya
adat bagi satu orang di pucuk pimpinan. Jika setiap orang yang
terienghargai kenyataan ini dan merasa puas dengan kedudukan
meang sekarang, kemajuan maksimum dapat dicapai.
63
Jadi kita memiliki patokan untuk mengerti bahwa angka pertum-
buhan 287 persen per dekade di Gereja Baptis Medinah adalah baik
sekali. Namun, sebelum melanjutkan, perhatikan bahwa jika mengana-
lisis pertumbuhan sebuah gereja, garis dasarnya harus dinyatakan dalam
angka pertumbuhan, bukan dalam jumlah mutlak. Metode ini akan
segera menurunkan statistik jumlah anggota yang melambung dan
menunjukkan setiap orang yang terlibat dengan sebenarnya serta tidak
ada “ permainan jumlah” . Metode ini juga menyediakan cara yang
seragam untuk membandingkan atau membedakan semua gereja.
Gereja Baptis Medinah bertumbuh sangat baik. Banyak hal yang
mendukung pertumbuhannya. Gereja ini memiliki lokasi baik di bagian
pinggiran kota Chicago, jumlah penduduk sedang bertambah, jemaat-
nya penuh pengabdian dan bekerja keras. Betapapun, kepemimpinan
Donald Hamman adalah faktor penentu. Seorang pengamat menggam-
barkannya sebagai ‘‘seorang pemimpin yang penuh kasih, tekun,
analitis, cerdas, bersifat rohani, dan cakap yang memiliki karunia
untuk menjadi penginjil, pendeta, dan pengajar.”
Membubarkan Panitia
Pada 8 Februari 1970, Hamman menggunakan wewenangnya un
tuk mengadakan pertemuan khusus urusan gereja. Ia mengetahui secara
intuitif bahwa gereja telah mencapai suatu titik kritis bagi pertumbuhan
nya, maka ia menyiapkan apa yang ia sebut sebagai “ Pesan Persim-
pangan Jalan” untuk jemaatnya. Di dalamnya, ia mempertaruhkan
m asa depannya sebagai pendeta gereja itu.
Dengan pengunjung Minggu pagi sebanyak 450 orang, ia merasa
bahwa gereja itu telah mulai merasa puas diri dan siap untuk duduk
sa ja dengan keadaan yang tetap. Keresahan ilahi Hamman tidak mau
menerima sikap itu. Dalam pesannya ia meminta agar gereja itu
berusaha maju menuju pertumbuhan baru dengan sasaran ‘‘menjadi
pusat penginjilan pemberitaan Injil yang tak diragukan lagi di seluruh
daerah Chicago metropolitan.”
Impian yang berukuran ilahi ini digabung dengan sentuhan realisme
yang patut ditiru. Haipman merasa bahwa, seperti kebanyakan gereja
yang ia ketahui, Baptis Medinah terprogram dan tersusun untuk men
ja d i gereja yang sedang-sedang saja. ‘‘Panitia birokrasi kami kemung-
kinan menjadi penghalang yang besar untuk mengambil tindakan,”
katanya. Ia merasa bahwa kepanitiaan terlalu sering menjadi alasan
untuk menyibukkan diri dan bukan untuk membuat rencana yang
menentukan. Ia melukiskan pekerjaan panitia sebagai “ banyak pertim-
66
ban, amat menjengkelkan, membuat ketegangan yang tak perlu dan
sedjsckali tindakan!”
ika ia melanjutkan bermusyawarah dengan jemaat tentang
per-ya sebagai seorang pemimpin. Pertama, ia menanyakan mereka
apa mereka sungguh-sungguh mempercayainya. Apakah mereka
merrcayai kemurnian doktrinnya, integritas keuangannya, kejujuran
moiya, kasih persaudaraannya yang tulus, dan dedikasinya kepada
tugi
naat mengenalnya dengan baik, dan jawaban mereka atas semua
perfaan itu adalah positif. Ia telah memperoleh kasih dan rasa hor-
m aP ^ 3-
elah menetapkan ini, ia kemudian meminta mandat baru sebagai
penpin mereka. “ Jika saudara percaya Allah telah memanggil saya
unt^engSembalakan 8ereia im.” ia bertanya, “ apakah saudara akan
meiuti saya?”
menyamakan gereja keseluruhan seperti suatu bala tentara. Bala
tent ini hanya mempunyai satu Panglima Tertinggi, Yesus Kristus.
Qerlokal adalah seperti sebuah kompi dengan satu komandan kom-
pj( u gembala sidang, yang menerima perintah dari Panglima Ter-
tingkomandan kompi memiliki letnan-letnan dan sersan-sersan un-
tuk'sultasi dan pelaksanaan, tetapi tanggung jawab terakhir untuk
penibilan keputusan adalah pada komandan kompi, yang harus
meirikan jawaban kepada Panglima Tertinggi.
lenarnya, maksud perkataan Donald Hamman kepada jemaat-
nya adalah bahwa Baptis Medinah mempunyai kesempatan besar
unt!>ertumbuh, tetapi jika gereja ingin bertumbuh gereja harus
meirlancar proses-proses pembuatan keputusannya. la harus mem-
buatruktur kepanitiaan yang berat dan tidak prakjis. Gereja harus
meiang struktur panitia yang tidak praktis dan besar sekali itu. Gere
ja b melaksanakan prinsip yang mendasari seluruh pasal ini: gem-
balianS mempunyai pengaruh dalam gereja yang bertumbuh.
aaat menerima rencana Hamman dan menjadikannya koman-
darttpi- Dengan melakukan itu, mereka membubarkan lima belas
pajtetap! Apa yang terjadi setelah itu?
-eja itu bertumbuh dengan baik waktu semua ini berlangsung
pac$70, tetapi ia bertumbuh lebih baik lagi setelah mengadakan
peninan kembali.
gka pertumbuhan selama lima tahun sebelum “ Pesan Persim-
par Jalan” adalah 253 persen (diperhitungkan dari angka per
dek* dan selama lima tahun sesudah itu naik menjadi 325 persen.
67
Ini berarti meningkatnya angka tahunan rata-rata dari 13,4 persen men-
jadi 15,6 persen.
Kemajuan yang baik!
Dua studi kasus singkat lainnya menguatkan pokok ini bahwa gem-
bala sidang mempunyai pengaruh dalam gereja yang bertumbuh. Per-
timbangkanlah lagi mengenai kedudukan gembala sidang dalam dua
gereja di California Selatan yang menarik jemaat banyak sekali pada
ibadah Minggu pagi: Melodyland Christian Center dari Anaheim
(10.000) dan Calvary Chapel dari Costa Mesa (12.500).
Anggaran dasar Melodyland menyatakan bahwa Pendeta Ralph
Wilkerson “ akan menjadi kepala pelaksana gereja dan presiden badan
tersebut . . . ia akan menjadi pengawas kerohanian gereja dan akan
mengarahkan setiap kegiatannya.” Menurut peneliti Henry Lord, kebi-
jaksanaan ini berhasil dalam prakteknya. Ia berkata bahwa Wilkerson
‘ ‘adalah tenaga pengendali dalam gereja ini . . . ia bekerja di bawah
pengendalian Roh Kudus dan dengan demikian memiliki kewibawaan-
nya dari Allah . . . Ia menggunakan diaken-diaken sebagai penasihat
dan untuk tujuan-tujuan resmi.”
Di Calvary Chapel, Pendeta Chuck Smith mengepalai gereja dan
menganggap dirinya bertanggung jawab langsung kepada Tuhan. Ang
garan dasar gereja ini mengatakan, “ Gembala sidang akan menjadi
presiden dari badan ini dan menjadi pengawas umum dari seluruh pro
gram dan akan menunaikan setiap tugas yang dibutuhkan sehubungan
dengan pengawasan itu.”
69
sehingga mereka sendiri ikut serta dalam tugas total gereja dengan
bergairah dan dapat menyelesaikan tugas. Sebaliknya, jemaat memper-
cayai pendetanya.
Berikut mari kita perhatikan bagaimana semua ini terjadi!*1
70
Pasal 5.
BEBASKAN KAUM
AWAM
a tanda penting pertama dari gereja yang bertumbuh adalah
seor gembala sidang yang memanfaatkan karunia-karunia pembe-
rian'ah untuk memimpin gereja menuju pertumbuhan, tanda yang
kedidalah kaum awam yang dikerahkan dengan baik. Yang satu
tak at berfungsi terpisah dari yang lain sama seperti peredaran darah
dannapasan tak dapat berfungsi terpisah satu dari yang lain dalam
tubinanusia.
lam gereja yang lebih kecil dengan hampir dua ratus anggota,
pern dapat melakukan semua pekerjaan, dan memang banyak yang
demn. Tetapi gereja seperti itu tidak akan mampu bertumbuh
meld batas itu tanpa pelayanan kaum awam.
ideta dari gereja yang bertumbuh, entah besar atau kecil, tahu
bagana memotivasi kaum awam mereka, bagaimana menciptakan
strik yang mengizinkan mereka untuk aktif dan produktif, dan
bagana mengarahkan mereka ke dalam kesempatan pelayanan
Kri; yang berarti.
ngaktifkan kaum awam untuk pertumbuhan gereja telah men-
jadiih mudah pada saat ini dibandingkan saat-saat lain dalam se-
jarareja belakangan ini. Ini disebabkan oleh apa yang saya suka
seberakan “ pembebasan kaum awam.”
74
kalau kita mengatakan bahwa kita dapat berjalan
leD'ima kaki daripada dengan dua kaki, jadi kita akan
mcn, lidah kita, dan satu jantung menjadi kaki? Tentu
^Tanpa hati, seratus kaki tak akan mampu bekerja
SMdah membentuk tubuh jasmani kita dalam perban-
™nhia sehingga seluruh anggota bekerja dengan selaras
unl)antu agar berfungsi sebagaimana mestinya.
inilah yang menurut Alkitab telah Allah lakukan
ler^ubuh Kristus. Dalam setiap daftar utama mengenai
^ am Alkitab, Roma 12, I Korintus 12 dan Efesus 4,
sempatkan dalam konteks Tubuh Kristus. “ Tetapi Allah
,clakepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu
Ierai, seperti yang dikehendakinya” (I Korintus 12:18).
^*'ya telah dipasang dalam Tubuh Kristus sesuai dengan
P°l;dan telah diberikan satu atau lebih karunia rohani
un,tan fungsi itu dengan tepat.
i pun dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa ter-
scrjorang Kristen untuk memilih karunia rohani bagi diri
me:llah yang berhak memilih, dan tanggung jawab per-
,an,Kristen adalah menemukan karunia mana yang Allah
b*rya.
i dalam proses itu adalah wajar bahwa orang itu akan
JU*i karunia mana yang Allah tidak berikan. Kedua-
penting. Salah satu hal yang paling menyedihkan
^a'lah melihat seseorang berusaha menjalankan karunia
ro*1imilikinya. Biasanya hal itu berakhir dengan kekece-
wa‘seperti mencoba untuk menulis di papan tulis dengan
jari
75
Bagaimana ini dapat dilaksanakan?
Barangkali bermanfaat untuk secara sederhana menuliskan kelima
langkah yang diperlukan untuk menemukan karunia rohani Anda:
1. Selidiki semua kemungkinan yang ada. Baca dan pelajari daftar
karunia dalam Perjanjian Baru. Ketahuilah pilihan-pilihan yang ada
dalam Firman Allah supaya Anda memperoleh sesuatu yang agak
nyata untuk dicari sementara Anda melangkah maju.
2. Lakukan percobaan dengan sebanyak mungkin pilihan. Jika Anda
tidak mencoba suatu karunia tertentu, Anda akan mengalami
kesulitan untuk mengetahui apakah Anda memilikinya atau tidak.
Tentu saja ada beberapa karunia dalam daftar yang sulit diketahui
bagaimana cara mencobanya. Sebagai contoh, tak seorang pun akan
meloncat dari bangunan tinggi untuk melihat apakah mereka
memiliki karunia untuk mengadakan mukjizat. Tetapi banyak di
antara karunia-karunia itu, termasuk karunia menjadi penginjil, ter-
buka untuk dicoba secara serius.
3. Periksa perasaan Anda. Jika Anda mencoba suatu karunia dan
menyukainya, itu adalah petunjuk positif. Sebaliknya jika Anda ter-
nyata tidak menyukai tugas yang melibatkan karunia itu, dengan
sendirinya itu merupakan tanda yang baik sekali bahwa Allah tidak
memberikan karunia itu kepada Anda.
4. Nilailah keefektifan Anda. Karunia rohani bersifat fungsional. Tiap
karunia digiptakan untuk mencapai suatu sasaran khusus. Jika Anda
berpikir bahwa Anda memiliki suatu karunia rohani tertentu, pasti-
kan bahwa Anda melihat hasil yang pantas ketika Anda mengguna-
kannya. Jika Anda tidak memperoleh hasil, kemungkinan Anda tak
memiliki karunia itu.
5. Harapkan sokongan dari Tubuh Kristus. Tak ada karunia yang dapat
ditemukan, dikembangkan, atau digunakan seorang diri. Mengapa?
Karena karunia-karunia itu merupakan anggota dari suatu organisme
total, yaitu Tubuh Kristus. Jika Anda memiliki suatu karunia rohani,
karunia itu akan cocok dengan karunia-karunia lainnya. Orang-
orang Kristen lainnya akan mengenal karunia Anda dan membenar-
kan bahwa Anda. memilikinya. Jika Anda berpikir bahwa Anda
memiliki suatu karunia tetapi tak ada orang lain yang sependapat
bahwa Anda memilikinya, hendaklah Anda mempertanyakan peni-
laian Anda dalam masalah ini.
Begitu kelima langkah ini diambil dan dibungkus dengan banyak
doa, Anda seharusnya dapat menjawab dengan jelas dan ringkas jika
ada yang bertanya, “ Apakah karunia rohani Anda?”
76
ya sendiri menemukan bahwa Allah telah memberi saya tiga
kaa: karunia untuk mengajar, karunia untuk berkata-kata dengan
peahuan, dan karunia untuk memberitakan Injil. Saya berusaha
begguh-sungguh menggunakan seluruh waktu dan tenaga yang saya
miuntuk mengembangkan dan menggunakan karunia-karunia ini.
Bapun, waktu saya tiba pada penghakiman terakhir, Allah akan
nnruh saya memberikan pertanggungjawaban atas cara saya meng-
gian karunia-karunia ini. Saya juga harus mengingat bahwa la tidak
akneminta pertanggungjawaban saya atas penggunaan karunia yang
tarnah la berikan kepada saya—dan pikiran seperti ini sungguh
miibur.
77
Reran Seorang Saksi
Sekarang pikirkanlah sebuah konsepsi lain yang penting sekali:
Tidak semua orang Kristen adalah penginjil, sedangkan setiap orang
Kristen adalah pasti seorang saksi. Perbedaan teknis yang penting ini
mencegah orang-orang Kristen yang mempunyai karunia rohani lain
dari untuk menjadi penginjil supaya tidak melarikan diri dari tanggung
jawab mereka untuk memberitakan Kristus kepada orang lain.
Untuk dapat memahami hal ini lebih sungguh-sungguh, kita harus
jelas membedakan antara karunia rohani dan peranan orang Kristen.
Karunia adalah fungsi kejuruan khusus yang Allah harapkan untuk
dipergunakan setiap orang Kristen secara teratur, dan setiap orang
Kristen memiliki karunia yang berbeda. Sebaliknya, peranan adalah
fungsi wajar sehari-hari yang semua orang Kristen diharapkan untuk
menggunakannya dalam setiap kesempatan.
Dalam pengertian ini, peranan berkaitan dengan buah-buah Roh
seperti terdapat dalam Galatia 5:22. Kasih, sukacita, damai sejahtera,
dan kesabaran bukan karunia yang diberikan kepada orang-orang
Kristen tertentu, tetapi buah-buah yang Allah harapkan dalam kehidup-
an tiap orang Kristen tanpa memperhafikan karunia yang dimilikinya.
Ini adalah peranan. Sebetulnya jemaat Korintus mengetahui bahwa
meskipun kenyataannya mereka memiliki karunia rohani berlimpah-
limpah, mereka tidak berguna karena mereka tidak menggabungkan-
nya dengan huah-buah Roh. Pertama Korintus 13 ditulis untuk menun-
jukkan hal ini.
Banyak karunia rohani mempunyai peranan yang sesuai. Sebagai
contoh, salah satu karunia adalah membagi-bagikan sesuatu (Roma
12:8). Orang-orang yang mempunyai karunia itu memberikan kekayaan
materi mereka untuk pekerjaan Allah dalam jumlah besar dan melaku-
kannya dengan sukacita. Tetapi peranan yang sesuai dengan karunia
itu adalah bahwa tiap orang Kristen seharusnya memberikan secara
teratur bagi pekerjaan Tuhan (I Korintus 16:2), dan menurut saya,
mereka harus memberikan sesuatu di atas 10 persen dari pendapatan
kotornya.
Contoh yang lain adalah karunia iman—jenis iman yang dapat
memindahkan gunung (I Korintus 12:9; 13:2). Tidak semua orang
Kristen memiliki karunia ini, tetapi semua mempunyai peranan untuk
menjalani kehidupan yang bercirikan iman, karena “ tanpa iman tidak
mungkin orang berkenan kepada Allah” (Ibrani 11:6).
Jadi, untuk mengulangi, hanya sejumlah orang Kristen tertentu
yang memiliki karunia untuk menjadi penginjil, tetapi tiap orang
78
Kriai memiliki peranan seorang saksi. Kedua hal ini, seperti yang akan
kitahat, harus bergabung untuk memobilisasi kekuatan maksimum
bagtenginjilan dalam gereja Anda.
Hifesa 10 Persen
ika tidak semua orang Kristen memiliki karunia untuk menjadi
pemjil, berapa banyak yang memiliki? Saya mengajukan pertanyaan
ini:pada diri sendiri waktu saya pindah dari Bolivia ke Amerika
Seat dalam tahun 1971 karena saya telah melakukan cukup peneli-
tiaiada saat itu untuk mengetahui bahwa dalil Strachan adalah kurang
baiSaya memutuskan untuk mengadakan pendekatan empiris, jadi
satmengajukan pertanyaan: pernahkah ada gereja yang berhasil
mecukannya?
’ernahkah ada gereja, terutama karena caranya memobilisasi ang-
goiya untuk penginjilan, menunjukkan peningkatan yang besar
dan pertumbuhan gereja? Jawabannya datang dengan cepat: Gereja
Pniterian Coral Ridge di Fort Lauderdale, Florida, adalah contoh
yacemerlang dan terkemuka.
daka saya menyelidiki gereja itu. Saya membaca mengenainya,
samelihatnya dalam film, saya mengunjunginya, dan saya berbicara
dean para pemimpinnya. Gereja ini sedang mengalami kemerosotan
saiai tinggal tujuh belas anggota waktu Pendeta James Kennedy
mi memobilisasi anggotanya dengan program yang sekarang disebut
Likan Penginjilan. Dalam dua belas tahun gereja ini bertumbuh sam-
pdua ribu lima ratus anggota.
Cesan pertama yang saya peroleh tentang gereja ini adalah bahwa
se> orang terlibat dalam program Ledakan Penginjilan, tetapi kemu-
di saya mengetahui bahwa keadaannya tidak demikian. Berapa
b;ak orangkah yang terlibat dalam program itu? Hanya 250 orang,
allO persen dari jumlah anggota. Atas dasar ini saya mulai mengem-
bkan suatu hipotesa yang demikian: Di dalam rata-rata gereja injili,
soai jumlah 10 persen dari anggotanya telah diberi karunia untuk
tradi penginjil.
Selama beberapa tahun saya telah menguji hipotesa ini berulang
kMurid-murid saya yang telah tamat, yang menjadi pendeta-pendeta
dpenginjil-penginjil profesional, telah mengujinya juga. Sejauh ini,
htesa tersebut telah terbukti merupakan suatu petunjuk praktis yang
sat realistis dan dapat dilaksanakan, baik di Amerika Serikat
rpun di negara-negara Dunia Ketiga. Tentu saja, ada sedikit dasar
aabiah untuk keadaan ini, kendati tak dapat disangkal bahwa
Itesa 10 persen lebih lanjut empiris daripada injili.
79
Namun, waktu Yesus meninggalkan dunia ini, la meninggalkan
sebuah kelompok inti terdiri atas 120 orang percaya yang penuh pengab-
d ia n di Gereja Pertama di Yerusalem. Dari antara mereka, la telah
berhati-hati memilih dan melatih 10 persen—kedua belas murid— untuk
tu g as khusus menyebarkan Injil, sementara 108 orang lainnya mem-
punyai peranan sebagai saksi yang setia, dan mereka melakukannya.
Gereja bertumbuh dengan luar biasa!
Sebagian orang mungkin tidak setuju dengan angka 10 persen. Tak
la m a kemudian, saya sendiri mulai menduga bahwa angka itu sedikit
terlalu tinggi. Barangkali jangkauannya adalah 5 sampai 10 persen.
Tetapi 10 persen nampaknya realistis dan berguna.
Saya teringat waktu mendiskusikan perkara ini dengan Archie Par
rish, ketika ia masih mengepalai program Ledakan Penginjilan di Gereja
Presbiterian Coral Ridge. la melaporkan bahwa dengan jumlah ang-
g o ta saat itu sebanyak 3.000, ada 450 orang yang aktif dalam program.
Y ang 10 persen telah menjadi 15 persen. Baik sekaii!
Namun, saya mempunyai firasat bahwa rekor ini agak mirip dengan
seorang pemain baseball yang memukul bola sekitar 350. Bertahun-
tahun pengalaman telah menunjukkan bahwa setiap orang yang dapat
mempertahankan angka rata-rata 280 atau 300 adalah seorang pemukul
terkemuka. Saya berpikir bahwa jika, selama bertahun-tahun, sebuah
gereja dapat mempertahankan 10 persen dari jumlah anggotanya un
tu k penginjilan aktif, itu adalah gereja yang terkemuka. Pemain seperti
T y Cobb (.367 seumur hidup) dan gereja seperti Coral Ridge adalah
lu ar biasa. Kenyataannya beberapa tahun kemudian, setelah ia mening
galkan Ledakan Penginjilan, Archie Parrish mengakui hal itu.
Sebenarnya, jika sebuah gereja memobilisasi 10 persen anggota
yang memiliki karunia sebagai penginjil, dan jika orang-orang ini hanya
memenangkan satu jiwa tiap-tahun—suatu pertunjukan buruk dari
seseorang yang memiliki karunia ini —dan membawa orang ini men
ja d i anggota gereja, gereja akan berkembang tiga kali lipat tiap sepuluh
tahun. Atau, dalam istilah yang lebih tepat, gereja dapat merencanakan
angka pertumbuhan per dekade sebesar 200 persen. Ini bukan iman—
ini adalah sekadar matematika. Iman dapat membawa gereja jauh lebih
maju.
80
pa orang-orang yang diberl karunia untuk memberitakan Injil oleh
A\ hanya sekitar setengah persen yang aktif menggunakannya. Yang
9^rsen lainnya memiliki karunia itu tetapi tidak menggunakannya.
Siian orang tidak mengetahui bahwa mereka memilikinya, dan
saan lagi bahkan tidak mengetahui apa karunia rohani itu. Juga,
acrang yang tnengira mereka memilikinya, tetapi tidak diberikan
kepatan baik atau dorongan yang pantas untuk menggunakannya
dtn baik.
asalah yang sangat serius timbul jika salah menimpakan kesa-
la Jenis “ mobilisasi total” menurut dalil Strachan cenderung
mdahkan 90 persen anggota yang tak pernah memiliki karunia un-
tmnjadi penginjil sejak semula. Ini mendatangkan hasil yang berten-
tai karena mengembangkan rasa bersalah yang tak perlu pada
sean besar anggota gereja. Sebagai akibatnya gereja dapat penuh
det orang-orang Kristen yang penuh kemurungan dan tertekan yang
(1 Jena sikap mereka timbul rasa tak senang pada orang-orang yang
baertobat yang sedang dimenangkan bagi Kristus, namun tak mau
mdi anggota gereja yang murung dan (2) berada dalam kondisi
psagis yang tidak sehat untuk dapat maju terus dan menemukan
kaa rohani yang mereka miliki. Kemungkinannya kecil bagi gereja
dakondisi ini untuk mengharapkan pertumbuhan.
ii, pusat perhatian untuk memobilisasi potensi penginjilan utama
geiiaruslah pada 9,5 persen anggota yang memiliki karunia untuk
mdi penginjil tapi tidak menggunakannya. Seharusnya mereka
me bersalah jika mereka tidak memberitakan Injil. Jika usaha
diaian ke sini, langkah pertama menuju mobilisasi karunia rohani
bajTtumbuhan telah diambil.
gnpulan
\pakah kesimpulan dari semua yang telah dikatakan? Sederhana
Sj Potensi terbesar bagi keefektifan penginjilan dalam sebuah gere-
jcrasal dari kombinasi 10 persen orang Kristen dewasa yang memiliki
l^nia untuk menjadi penginjil dengan orang-orang baru bertobat
y belum sampai dua tahun mengenal Tuhan dalam suatu program
y direncanakan dan dibentuk bagi pertumbuhan gereja. Gabungkan
jlengan yang 90 persen anggota jemaat yang mengetahui dan meng-
jikan karunia rohani mereka yang lain, dan Anda telah memperkem-
gkan jenis mobilisasi yang menghasilkan potensi pertumbuhan yang
gat tinggi.
85
I»ERT ANY AAN untuk PENDALAMAN
1 . Sebutkan beberapa kegiatan yang Anda lihat dilakukan oleh seorang
pendeta yang berwibawa.
2 . Tahukah Anda apa karunia rohani Anda? Sudahkah Anda mengam-
bil langkah-langkah yang dianjurkan penulis?
3 . Berapa banyak orang dalam gereja Anda yang memiliki karunia un
tuk menjadi penginjil? Sebutkan mereka. Berapa persenkah jumlah
mereka dari seluruh anggota jemaat?
Pasal 6.
BERAPA BESARKAH ~
YANG DlMAKSUD
ENGAN CUKUP BESAR
ITU?
anda penting ketigayang menjadi ciri khas gereja-gereja yang ber-
nh di Amerika adalah bahwa gereja-gereja itu cukup besar.
In kata “ cukup besar” saya tidak hendak menunjukkan suatu
h anggota yang ajaib bagi ukuran maksimum, juga saya tak ingin
lerikan kesan bahwa saya adalah seorang pecandu gereja besar.
lersyukur pada Allah untuk beberapa gereja besar dan saya ber-
t pada Allah untuk beberapa gereja yang lebih kecil. Tetapi pada
ang sama, saya malu karena beberapa gereja besar, sama seperti
tialu karena beberapa gereja kecil.
:bagai contoh, beberapa tahun yang lalu, surat kabar Los Angeles
memuat satu artikel utama pada halaman muka dengan judul:
ja-Gereja Besar Dengan Radio dan TV Terjepit Soal Keuangan;
himpinan Pendeta yang Naif dan Kadangkala Salah Arah Diper-
:an.” Kita yang berada dalam keluarga Allah mengetahui betul
lorang-orang yang disebutkan namanya dalam artikel itu adalah
t-hamba Tuhan yang ramah dan penuh pengabdian yang tekun
ikai karunia rohani mereka secara maksimum untuk
nangkan orang-orang Amerika bagi Kristus demi kemuliaan
Mereka bukan bajingan atau serigala berbulu domba, meskipun
tienduga banyak orang non-Kristen yang membaca Los Angeles
akan mendapat kesan seperti itu. Itulah yang saya maksudkan
®beberapa gereja yang memalukan. Tak seorang pun di antara
mg suka pakaian kotor keluarga kita digantungkan di muka
t
87
Publisitas demikian dapat juga menyesatkan, yang bahkan lebih
berbahaya. Ketika sebagian orang Kristen mendengar bahwa gereja-
g ereja besar tertentu telah melakukan kesalahan besar kemungkinan
m ereka menyimpulkan bahwa semua gereja besar tidak baik. Ini
bukanlah penyamarataan yang masuk akal.
Di daerah kota tempat 74 persen orang Amerika hidup, gereja-
g ereja yang bertumbuh telah menjadi cukup besar untuk menyediakan
an ek a ragam dan kualitas kebaktian yang diharapkan oleh anggota
su atu gereja modem. Ini benar-benar merupakan suatu prinsip sosiologi
y a n g cukup sederhana. Dalam masyarakat Amerika, dengan
pengecualian lingkungan pedesaan tertentu dan di antara kelompok
su k u tertentu, gereja adalah sebuah perkumpulan sukarela.
Jika gereja memenuhi kebutuhan mereka, orang-orang akan men
ja d i anggota. Bila gereja tidak lagi memenuhi kebutuhan mereka,
m ereka akan keluar samasekali atau berganti gereja. Bila suatu
masyarakat menjadi semakin sekular, tekanan sosial yang memaksa
m ereka untuk menjadi anggota gereja semakin kecil, bagaimana pun
keadaannya. Sebagaimana kita semua mengetahui, masyarakat
A m erika sangat sekular dan menjadi semakin demikian. Jika gereja
tid ak mengimbangi pengharapan orang-orang, gereja pasti tidak dapat
bertum buh. Seperti dikatakan oleh Robert Schuller, “ Rahasia
keberhasilan adalah menemukan suatu kebutuhan dan memenuhi
kebutuhan ity.”
89
Satu kelebihan nyata yang mereka miliki adalah—hampir tanpa
kecuali—pendeta gereja besar pada suatu saat pernah menjadi pendeta
gereja kecil. Mereka telah melihat kedua jenis gereja itu. Mereka mem-
punyai segi perbandingan pribadi.
Namun, kebalikannya, jarang ada—sedikit sekali pendeta gereja
kecil pernah menjadi pendeta gereja besar. Saya kira ini menolong men-
jelaskan mengapa orang-orang yang terlibat dalam pertumbuhan gereja
pada umumnya mendengarkan dengan baik jika pendeta gereja besar
menceritakan bagaimana mereka melakukannya.
Sampai batas tertentu, saya dapat merasakan ketidaksabaran
pendeta-pendeta gereja besar terhadap banyak kritik yang ditujukan
kepada mereka. Saya bukan pendeta, tetapi gereja saya Lake Avenue
Congregational memiliki tiga ribu lima ratus anggota dan termasuk
kategori gereja besar. Bila saya menyebut hal ini, acap kali saya
memperoleh jawaban, “ Oh, itu terlalu besar!”
Tetapi saya telah belajar untuk menjawab, “ Terlalu besar untuk
a p a ? ” Jawaban untuk pertanyaan ini sulit diperoleh.
Gereja kami tak terlalu besar untuk menyediakan pelayanan mim-
b a r kelas satu. Tidak terlalu besar untuk menyelenggarakan kebaktian
ibadah yang dilaksanakan secara profesional yang membawa orang-
o ran g percaya ke dalam hubungan yang menggugah jiwa dengan Allah
setiap Minggu pagi. Tidak terlalu besar untuk menyediakan program
penting bagi kaum muda yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus
tia p kelompok umur. Gereja kami tidak terlalu besar untuk menyedia
k a n konseling pastoral yang ahli.
Gereja kami tak terlalu besar untuk memberikan kesempatan bagi
persahabatan yang erat, lebih banyak kenalan, keterlibatan bersama
y a n g penting, pengajaran alkitabiah yang baik, lowongan bagi segala
je n is pelayanan Kristen, program misioner yang membawa perbedaan
d a la m penginjilan dunia, musik gerejani yang paling indah, dan . . .
s a y a dapat terus melanjutkannya.
Alasan utama sebuah gereja besar dapat menyediakan semua pela
y a n a n ini adalah karena gereja besar mampu menggaji staf yang terlatih
b a ik dan berpengalaman. Menjalankan sebuah gereja modern di
A m erik a adalah tugas profesional. Keberadaan seminari-seminari
te o lo g i membuktikan kenyataan ini. Seminari-seminari itu dirancang
je la s untuk latihan profesional seperti sekolah-sekolah kedokteran
d a la m bidangnya.
Perhatikan juga bahwa gereja-gereja besar bukan hanya dapat
m enggaji lebih banyak orang yang ahli dalam salah satu hidang, tetapi
gereja-gereja itu juga mampu menggaji orang-orang ini dengan cukup
90
uni mempertahankan mereka. Kelihatannya mungkin tidak rohani
tetjterdapat hubungan yang jelas antara skaJa gaji dan kelanggengan’
kejdetaan. Dan, adaJah kenyataan bahwa gereja yang mempertahan
kacndeta-pendeta lebih lama memiliki kemungkinan lebih besar un
tukrtumbuh. Pendeta-pendeta adalah juga manusia, dan jika mereka
berukupan kecil kemungkinannya mereka akan mencari tempat yang
lebnenyenangkan. °
ecuali bahwa gereja besar tidak memberikan suasana menye
naran bagi orang-orang yang merasa gelisah menghadapi keramaian
darang-orang asing, sebuah gereja besar dapat melakukan hampir
sen hal yang dapat dilakukan gereja kecil, tetapi sebaliknya gereja
keddak demikian. Sebuah gereja dapat terlalu kecil untuk banyak
haliya kira, sebagai contoh, gereja kami, dengan tiga ribu lima ratus
anga, mungkin terlalu kecil bagi pelayanan yang sangat efektif untuk
orabujangan. Saya mulai menduga hal ini ketika saya mendengar
Rot Schuller berkata bahwa program mereka untuk orang bujangan
berm pincang sampai gereja mereka memiliki jumlah anggota lebih
dam a ribu. Ketika total jumlah anggota mereka melampaui lima
ribinereka memiliki cukup banyak orang bujangan dewasa dalam
tiaplompok umur untuk mengatur program itu dengan baik—dan
kenian program itu membubung. Pendapat jitu Jim Smoke adalah
bahsejumlah 350 orang dewasa tertentu yang masih bujangan pada
saaidibutuhkan untuk mengadakan pelayanan orang bujangan kota
sec.dinamis.
rbicara mengenai Robert Schuller, pikirkan bagaimana ia mem
perlalkan masalah gereja besar lawan gereja kecil kepada orang
orabaru bertobat yang berpotensi. Gerejanya berlangganan pela
yanrelecredit yang memberinya data tercetak tentang semua pern
beli.'umah di wilayahnya. Stafnya mengirimkan dua puluh tujuh ribu
surdaran tiap tahun kepada keluarga-keluarga baru di Iingkungan
m et 8
da halaman pertama surat edaran itu, kelihatan sebuah sub
ju d r Gereja Terkecil dan Gereja Terbesar di Orange County ” Di
dalaya ia mengatakan, “ Sementara lebih dari 7.000 orang meng
hadima kali kebaktian setiap hari Minggu, kami telah menyusun
nyaemikian rupa sehingga orang-orang yang menyukai gereja kecil
dapaenghadiri Gereja di Udara yaitu gereja kecil di puncak Menara
yangi situ terlihat pegunungan Santa Ana sampai ke Pulau Catalina
yanjengapung di lautan melewati batas pantai.”
ilu setiap orang mengetahui bahwa ini adalah suatu penggairah
Propiini dirancang untuk menarik mereka pergi ke “ gereja kecil”
91
dan sekaligus mencoba “ gereja besar” juga. Ini adalah cara pendekatan
“ cobalah, Anda akan menyukainya.”
Kenyataannya adalah bahwa jika hanya 3 persen dari seluruh ang-
gota Crystal Cathedral menghadiri Gereja di Udara itu, maka setiap
hari Minggu semua tempat duduk akan penuh. Tempat duduknya
hanya dua ratus. Tapi banyak orang yang mencobanya menyukainya,
seperti yang telah ditunjukkan oleh angka pertumbuhan Crystal
Cathedral yang terus-menerus mencapai 500 persen per dekade.
92
terdiri atas gereja-gereja yang relatif kecil. Terbukti bahwa di antara
gereja-gereja kecil sekalipun, gereja yang agak besarlah yang nampak-
nya lebih cocok untuk penginjilan yang efektif.
Selama “ Operasi Penuaian” pada tahun 1972, ternyata gereja-
gereja C&MA yang memiliki keanggotaan mulai dari 150-200 anggota
menghasilkan persentase terbesar untuk jumlah orang-orang bertobat.
Gereja dengan ukuran itu adalah yang terbesar dalam Alliance, dan
hanya 4 persen dari semua gereja Alliance yang seukuran itu. Tetapi
yang 4 persen itu menghasilkan 31 persen penuh dari total pertumbuhan
denominasi itu!
Pandangan Braun dinyatakan dengan jelas, “ Sebenarnya kami
dapat mengalami pertumbuhan yang sama jika melalui semacam ren-
cana perdagangan Liga Nasional kami telah menukarnya 1.147 gereja
kami yang lain dengan 193 gereja lagi yang berukuran ini!”
Dengan lebih tepat Braun mempertanyakan nilai dari mengang-
garkan dana denominasi bagi gereja-gereja dalam kategori 1-125, kalau
investasi jumlah yang sama dalam gereja-gereja kategori 125-150 ang
gota untuk menolong mereka naik ke tingkat 150-200 anggota, pasti
menghasilkan pertumbuhan gereja yang cepat untuk denominasi secara
keseluruhan. Jelaslah, bagi Alliance, 125 anggota dalam sebuah gereja
tidaklah cukup besar.
Braun tidak mengajukan pertanyaan ini, tapi saya ingin tahu
bagaimana setengah lusin gereja Alliance yang terdiri atas 500-600 ang
gota jika dibandingkan dengan yang lainnya? Kemungkinan yang 4
persen teratas itu malah akan lebih baik jika mereka lebih besar.
94
Robert Schuller mengatakan, “ Satu hal adalah pasti: sebuah gereja
tt boleh berhenti bertumbuh. Bila gereja berhenti bertumbuh, gereja
ai mulai mati.”
Tetapi saya merasa bisa ada bahaya di sini. Mendalilkan pertum-
bin yang meluas tanpa batas akhirnya dapat memperdayakan dan
rghasilkan yang berlawanan daripada yang direncanakan. Harus ada
bs bagi pertumbuhan suatu jemaat lokal.
Mamun, untuk mengatakan yang sebenarnya, gereja terbesar di
da adalah Yoido Full Gospel Church di Seoul, Korea, dengan 350
rianggota pada saat penulisan ini dan sasaran keanggotaan sebesar
sigah juta sebelum akhir 1984. Pendeta Paul Yonggi Cho berkhot-
bkepada lebih dari 100 ribu orang setiap hari Minggu dalam tujuh
kiktian. Ia sedang memperluas ruang ibadahnya yang memuat 10.000
toat duduk untuk dapat memuat antara 25 ribu dan 35 ribu. Dan
Oja Presbiterian Young Nak, juga di Seoul, sedang membangun apa
y; akan menjadi salah satu gedung ibadah lain yang terbesar di dunia
d>an 20 ribu tempat duduk. Jumlah anggotanya akhir-akhir ini 60
ri Pendeta Javier Vasquez dari Gereja Pentakosta Metodis Jotabeche
cantiago, Chile, mengizinkan anggotanya yang berjumlah 80 ribu
uk datang ke gedung ibadah utama hanya satu hari Minggu malam
tibulan karena gedung itu hanya memuat 16 ribu orang. Hari-hari
fggu lainnya mereka melayani dalam empat puluh gereja satelit di
sliding kota, yang di antaranya ada yang berukuran dua ribu ang-
g dan tiga ribu anggota.
Apakah akan pernah ada gereja dengan ukuran ini di Amerika?
Mgkin saja. Gereja terbesar adalah yang digembalakan oleh Jack
bs dari Gereja First Baptist di Hammond, Indiana, dengan keang-
gian total sebesar 74.500 dan kehadiran mingguan sebesar 18.500.
Oja Baptis Highland Park di Chattanooga, Tennessee memiliki ang-
gi sebesar 57.000 dan Gereja First Baptist Dallas lebih dari 22.000.
<a mengetahui empat gereja di Amerika Serikat yang dalam waktu
cat ini akan memiliki gedung ibadah yang memuat 10.000 tempat
cuk. Sementara gereja-gereja seperti ini bertumbuh, kita belajar lebih
tyak lagi tentang faktor pertumbuhan maksimum.
Oleh karena itu, dengan mengemukakan persoalan mengenai per-
tbuhan maksimum, saya tak ingin dipaksa untuk menetapkan
jlah tertentu sebagai batas. David Manis membicarakan soal. batas
urn bukunya Full Circle dan menetapkan 200 sebagai tingkat
nsimum bagi Circle Church, Chicago. Dan dalam majalah Chris-
iity Today, James Davey menunjukkan bahwa ukuran maksimum
95
ideal bagi suatu gereja di Amerika adalah yang memiliki 400-600 ang-
gota. Namun beberapa gereja besar mempunyai pandangan yang
berbeda.
Falsafah Pelayanan
Betapapun, daripada saya sendiri yang memberikan pandangan ten-
tang angka tertentu, saya ingin berusaha memberikan beberapa prin-
sip. Dan yang pertama adalah ini: Ukuran maksimum setiap gereja
bergantung terutama pada falsafah pelayanannya.
Gereja, sama seperti manusia, memiliki kepribadian yang berlainan
yang membedakan mereka satu dengan yang lain. Beberapa kepriba
dian gereja-gereja itu ternyata agak kurang menarik, sehingga mereka
tidak menarik banyak anggota baru.
Tetapi gereja lainnya, khususnya gereja-gereja yang bertumbuh,
telah mengembangkan kepribadian yang sangat menaiik. Mereka
memiliki sifat khas yang untuk kadar tertentu memberi gereja tersebut
suatu identitas-diri yang menjadikannya unik.
Gereja Park Street di Boston, Gereja Grace Community o f the
Valley (Panorama City, California), Calvary Temple di Denver, dan
B e l Air Presbyterian dari Los Angeles, misalnya, adalah gereja yang
bagus sekali—tetapi sangat berbeda satu dari yang lainnya. Yang men-
dasari setiap kepribadian gereja adalah falsafah pelayanan yang
berbeda.
Sama seperti setiap orang Kristen memiliki suatu karunia rohani,
setiap gereja memiliki suatu falsafah pelayanan. Sebagian gereja
mengetahui apa falsafah pelayanan mereka dan dapat menjelaskannya;
sebagian gereja tak menyadari adanya hal seperti itu.
Namun, berbeda dengan karunia rohani, beberapa falsafah pela
yanan memang baik dan sebagian tidak begitu baik. Tetapi hal per
tam a yang perlu diketahui gereja sebelum ia dapat menyetujui faktor
pertumbuhan maksimumnya adalah falsafah pelayanannya.
Falsafah pelayanan Gereja Lake Avenue Congregational, misalnya,
didasarkan atas tiga prioritas khusus dan tujuh pengharapan. Falsafah
Circle Church dilukiskan mereka sebagai konsepsi “ gereja terbuka”
yang menitikberatkan pembauran orang-orang yang berbeda suku dan
la ta r belakangnya. Gereja Peninsula Bible di Palo Alto, California,
menyebut falsafah pelayanan mereka “ pelayanan sesama anggota.”
Gereja Sang Penebus di Houston telah membangun falsafah pelayanan
mereka di sekitar konsepsi masyarakat Kristen karismatik.
96
a banyak falsafah pelayanan yang baik dan tiap-tiap falsafah
akatnderung menentukan tingkatan pertumbuhan maksimum ter-
tent
97
Kebutuhan Akan Pertumbuhan Peningkatan
Sebetulnya, saya tidak mendengar cukup pembicaraan mengenai
pertumbuhan peningkatan di Amerika ini. Sangat sedikit dari gereja-
gereja yang sudah disebutkan sejauh ini yang telah memasukkan suatu
program perintisan gereja baru sebagai bagian khusus dari perenca-
naan dan anggaran belanja umum mereka.
Saya agak kecewa melihat tingkat perhatian yang begitu rendah
terhadap perintisan gereja di pihak pendeta-pendeta Amerika, tapi pada
saat yang sama saya berbesar hati melihat peningkatan minat yang jelas
pada permulaan dekade delapan puluhan. Beberapa seminari sekarang
mengajarkan berbagai pelajaran praktis tentang perintisan gereja. Saya
sendiri mengajarkan satu pelajaran di Seminari Fuller.
Adalah wajar saja jika sebuah gereja mulai menghasilkan cabang-
cabang maka cabang-cabang ini mengembangkan falsafah pelayanan
yang serupa dengan yang dimiliki gereja induk. Jadi, jumlah orang yang
dibutuhkan bagi pertumbuhan maksimum terendah akan berbeda sesuai
dengan falsafah pelayanan gereja induk.
Circle Church bersikap realistis waktu menetapkan angka dua ratus
sebagai tingkat pertumbuhan maksimum terendah mereka. Sebuah gere-
j a di Phoenix, Arizona, telah menetapkan suatu cita-cita untuk mem-
peroleh enam ratus anggota dan telah memulai beberapa jemaat baru
untuk dapat mempertahankan tingkat itu. Gereja lain dapat mengata-
kan bahwa mereka membutuhkan seribu dua ratus anggota.
Contoh yang baik sekali untuk penerapan praktis prinsip pertum
buhan maksimum adalah Redwood Chapel dari Castro Valley, Califor
nia. Falsafah pelayanan pendeta Sherman Williams meliputi penekanan
yang kuat pada pengembangan kelompok-kelompok musik kecil ber-
kualitas profesional dan pelayanan televisi. Bagian yang tak terpisahkan
dari program gereja mereka adalah juga perintisan sebuah gereja baru
setiap dua tahun melalui falsafah pelayanan mereka. Tingkat maksi
mum terendah mereka adalah sekitar sembilan ratus.
98
pan yang pantas untuk perencanaan masa depan. Dan hal ini lagi-
lagmbali kepada falsafah pelayanan gereja itu.
ujuan utama Robert Schuller pada hari Minggu pagi adalah
mtengaruhi orang-orang yang belum masuk gereja di Orange Coun-
ty hidup di suatu daerah yang memiliki pusat perbelanjaan mewah,
Dvland, Knott’s Berry Farm, Stadion Anaheim, dan Balai Sidang
Amm. Orang yang belum masuk gereja di tempat itu senang pada
hal yang besar, yang spektakuler dan yang menggairahkan.
r. Schuller memperbesar ruang ibadah yang memuat seribu tu-
juLtus tempat duduk dan halaman parkir drive-in yang memuat
serilima ratus mobil beberapa tahun lalu. Ia setia terhadap falsafah
pelnannya ketika ia merencanakan Crystal Church yang memuat
tigbu tempat duduk, dirancang jelas untuk mempengaruhi orang-
ort yang belum masuk gereja. Namun, bangunan $20 juta itu
meapkan batas pertumbuhan bagi jemaat, dan jumlah anggota men-
caipuncak pada dua belas ribu orang. Gereja ini menjadi stabil
bekpa tahun lalu, tetapi telah berjasa merintis beberapa gereja baru
baii California maupun Florida.
ogram serupa tak akan cocok dengan falsafah pelayanan Gere
j a Avenue Congregational. Tujuan Pendeta Paul Cedar pada
Min pagi bukan untuk mempengaruhi orang-orang yang belum
m a gereja tetapi lebih untuk mengembangkan pengalaman ibadah
yanembawa orang-orang Kristen ke dalam hadirat Allah. Ia dan
sejatnya, Dan Bird, telah menetapkan suatu teologi ibadah lengkap
yarengan kesepakatan umum merupakan salah satu faktor utama
yarnenyebabkan pertumbuhan gereja itu. Ibadah jenis ini dapat
dilanakan dengan baik dalam sebuah ruang ibadah yang memuat
sek dua ribu lima ratus orang. Jadi pertumbuhan maksimum ter-
tintbagi Gereja Lake Avenue agak kurang daripada bagi Crystal
C ha
tapi tak ada sesuatu pun yang ajaib tentang angka-angka ini.
Suajumlah maksimum yang lebih kecil sekitar 350 orang adalah
reals bagi Circle Church dan 900 orang dianggap baik terendah
mamtertinggi bagi Redwood Chapel. Karena ruang ibadah mereka
megkap sebagai studio televisi, kapasitas tempat duduk Redwood
C h e sebesar 650 dianggap ideal, dan Pendeta Williams bermaksud
untuetap menjalankan dua kebaktian ibadah Minggu pagi. Kelebihan
oradigunakan untuk merintis gereja-gereja baru.
simpulannya, sebuah gereja yang bertumbuh dapat mengang-
g a p inya cukup besar jika gereja itu secara efektif memenangkan
o r a m n g yang terhilang bagi Kristus, jika gereja itu menyediakan
99
jangkauan pelayanan yang memenuhi kebutuhan anggota-anggotanya,
danjika gereja itu memperbanyak dirinya dengan merintis gereja baru.*1
IBADAH RAYA
lah satu hal yang dapat dilakukan gereja besar dengan baik
admengadakan ibadah raya. Dengan “ ibadah raya” , secara kasar
yaaya maksudkan adalah apa yang kebanyakan orang artikan
seli'‘ibadah” , tetapi tidak seluruhnya. Seorang dapat beribadah
kea Allah di samping anak sungai yang mengalir di dalam hutan
a t; dalam mobilnya pada sebuah jalan raya atau bersama keluarga-
nyaekitar meja makan.
<an tetapi, tak satu pun situasi ini menghasilkan apa yang saya
m<dkan dengan ibadah raya. Kesempatan untuk itu dalam sebagian
beareja adalah pada hari Minggu pagi. Ketika banyak orang
benpul, rindu sekali berjumpa Allah, suatu macam pengalaman
i bayang istimewa dapat terjadi. Pengalaman itulah yang ingin saya
naan “ ibadah raya” .
101
Walaupun hubungannya bukan merupakan suatu proporsi lang-
sung, ukuran mempunyai pengaruh terhadap kualitas suatu ibadah
raya. Seperti diketahui oleh setiap penggemar olahraga, suasana pada
suatu pertandingan yang dimainkan di hadapan tujuh puluh lima ribu
penonton menjadikannya lebih meriah daripada pertandingan yang
sama yang dimainkan di hadapan seribu lima ratus penonton. Seperti
diketahui oleh setiap sarjana sosiologi, hukum-hukum tingkah laku
kolektif tertentu berbeda kerjanya dalam kelompok kecil daripada
dalam kelompok yang lebih besar. Seperti diketahui oleh setiap ahli
ilmu jiwa, psikologi massa memiliki pengaruh tertentu atas emosi
manusia dan atas reaksi mereka terhadap rangsangan, yang samasekali
tak akan terjadi jika orang itu berada sendirian atau dalam suatu kelom
pok kecil.
102
at aatu pun yang tidak benar mengenai kebaktian ibadah semacam
itu-mg orang Kristen yang taat dan bersungguh-sungguh dapat
er gan engan Allah dalam keadaan seperti itu. Tetapi ini bukan
jemga aman yang membuat mereka bersemangat untuk mengun-
aman- awan mereka yang belum bertobat untuk ikut datang.
u > >3 ui. Kebaktian-kebaktian itu tidak menyenangkan!
ung man ini adalah satu alasan mengapa banyak gereja tetap
ecima ertahun-tahun. Kebanyakan dari gereja-gereja itu, teru-
,a"1' 3 a Pendeta baru yang datang, telah mencoba untuk mening-
a a nan ibadah mereka dari waktu ke waktu supaya menarik
agig uar. Tetapi, selain beberapa perkecualian khusus, tak ada
yanpasi. Mungkin masalahnya adalah karena gereja-gereja itu
er ai . adah raya yang baik membutuhkan banyak orang un
it )uatnya menyenangkan dan menarik.
ia beberapa tahun pendeta saya adalah Raymond C. Ortlund.
eae ayanannya Saya belajar banyak tentang ibadah. Bagi
1 a ah adalah prioritas tertinggi. Segala sesuatu yang lain
tarusampingkan untuk melakukan hal ini yang Allah minta kita
3, ? .3 3 ac^a^a^ {u8as yang mulia—tetapi, kawan-kawan, kita
teiatikukannya dengan cara yang begitu buruk.”
mengetahui bahwa ibadah yang baik tidak terjadi begitu
uj.i.oi arus direncanakan dan diusahakan. Selama bertahun-
3 uienetapkan norma ibadah yang baik sekali sehingga ketika
oanH n penc*eta’ Sa*a^ satu Persyaratan utama bagi peng-
* a a emampuan untuk mempertahankan norma ini. Paul
e a me akukannya dengan baik sekali, dan di bawah kepemim-
inana a di Gereja Lake A venue Congregational tetap merupa-
ari utama bagi anggota dan nonanggota juga.
hia J Unt* m a .u p u n Cedar tidak menghiraukan usaha maupun
. , ’ , ?1^ncar‘. tenaga profesional terbaik untuk menolong
, ' a a Serej a - Ortlund bekerja sama dengan Bruce Leafblad,
, 3r: ° ; ang Pro ^esor di Southwestern Baptist Theological
. £nUI,e a[ *kantu Oan Bird yang memiliki apa yang dibutuhkan
hi ' i)3 arun^a r°han i untuk merancang resep yang mengga-
t nS uan suara dan Kitab Suci dan khotbah dan pengumuman
n nrgan dan persembahan dan doa dan nyanyian solo dan ber-
J"1. 1 U ^an keram aian dan keheningan sedemikian rupa
. JT c*ua ^ali setiap tahun tiga ribu orang pulang dari
a ari Minggu dengan perasaan bahwa mereka baru saja
. , n krj u|T1Paan penting dengan Allah yang mahakuasa dan oleh
• rcmere a m erasa bukap, l3$U>^apg1yan& sama.
102
INST T U T i Hi L>lOCIA a le th e ia
JLN. ARC:15 USO 29 - 32
“ Sikap Ibadah Seperti Bermain Gereja-Gerejaan”
Ibadah, tentu saja, tak dapat merupakan hubungan satu arah.
Dengan seluruh keahlian di mimbar, seorang warga jemaat yang duduk
di bangku gereja tak akan bertemu Allah jika ia sendiri tidak melakukan
bagiannya. Orang-orang Kristen harus didorong dan dilatih untuk
beribadah dengan baik, kalau tidak pada akhirnya mereka akan hadir
dalam kebaktian tetapi seolah-olah “ bermain gereja-gerejaan” saja.
Dalam gereja kami, dari mimbar kami diberi tahu agar menghindari
sikap ibadah seperti itu sama seperti harus menghindari perbuatan
menipu, mencuri, atau berzinah. Buku Anne Ortlund, Up With Wor
ship, mengatakannya dengan jelas.
Ini samasekali bukan untuk mengatakan bahwa Gereja Lake
Avenue Congregational memiliki ibadah raya terbaik atau memiliki
satu-satunya jenis ibadah raya yang akan menolong sebuah gereja agar
bertumbuh. Kami mengetahui bahwa bentuk ibadah ini baik untuk
orang-orang dalam masyarakat kami pada saat tertentu ini, dan kami
tak akan menukarkannya dengan apa pun juga. Namun, saya telah
melihat lusinan pola ibadah raya lain yang sama efektifnya namun yang
begitu berbeda dengan pola gereja kami sehingga seseorang dari planit
Mars mungkin akan bertanya-tanya apakah ini agama yang sama.
Tetapi jika ibadah raya ini membawa orang kepada Allah dengan cara
demikian rupa sehingga mereka berkata kepada kawan-kawan mereka
yang belum ke gereja, “ Hei, mari ikut saya ke gereja—engkau akan
mengalami saat yang indah!” maka ibadah itu akan menolong gereja
bertumbuh.
JEMAAT
Saya tahu jika saya melihat sebuah gereja yang bertumbuh, saya
juga akan melihat sebuah ibadah raya yang diselenggarakan dengan
baik. Meskipun demikian, ibadah raya yang baik saja tak menjadikan
sebuah gereja sehat dan bertumbuh. Pada umumnya ibadah raya itu
akan ada, tetapi ibadah raya juga harus diimbangi secara baik oleh
kedua fungsi utama lainnya dari sebuah gereja Iokal: jemaat dan sel.
Ibadah raya + Jemaat + Sel = Gereja. Banyak gereja yang ber
tumbuh menggabungkan ketiga unsur ini.
Perbedaan antara ibadah raya dan jemaat adalah penting sekali.
Ada gereja yang menghindari ibadah raya yang besar sebab mereka
merasa bahwa jika mereka mendorong terlalu banyak orang untuk
104
berpul bersama pada Minggu pagi, mereka akan kehilangan rasa
pertuan pribadi yang mereka nilai sangat tinggi. Mereka kuatir
baheorang Kristen dalam ibadah raya yang besar mungkin tidak
diki Bahkan mereka merasa bahwa persekutuan dan ibadah harus
bermgan begitu erat sehingga mereka merencanakan tempat duduk
ger<erbentuk lingkaran dan bukan berjejer ke belakang. Mereka
ing rtatap muka satu dengan yang lain dan bukan dengan orang
yanrada di atas panggung.
tp muka dan persekutuan memang perlu, tetapi di dalam jemaat
danbukan di dalam ibadah raya. Tidak dikenal dalam ibadah raya
sanali tidak buruk. Kenyataan bahwa saya tidak mengenal orang-
ora: depan saya atau di belakang saya di stadion, misalnya, tak
meigaruhi keterlibatan pribadi saya di dalam pertandingan yang
sedlimainkan.
lyang sama berlaku ketika saya pergi ke gereja untuk menyem-
balth pada hari Minggu pagi. Saya tidak pergi ke sana untuk
metuas kumpulan sahabat saya atau untuk berdiskusi dan ber-
cakkap. Tujuan saya adalah berjumpa dengan Allah, dan itu pada
akh hanya melibatkan Allah dan saya. Anne Ortlund demikian
yakan hal ini sehingga ia memberi judul salah satu pasal dalam
buk With Worship, “ Bersoraklah Tiga Kali untuk Barisan Bangku
Gerang Kaku!” Ungkapan yang tepat!
i tetapi, jika satu-satunya yang dapat diberikan gereja adalah
ibaqya, kemungkinan gereja itu tidak seimbang. Pertemuan
Mitpre setiap bulan oleh Kathryn Kuhlman di Shrine Auditorium
di Ugeles adalah ibadah raya yang meriah. Kebaktian-kebaktian
penin oleh Billy Graham adalah ibadah raya. Seminar-seminar
Billard menghasilkan ibadah raya jenis lain. Tetapi tak satu pun
dana.ini merupakan sebuah jemaat, justru karena para peserta-
nyai karena sifat perkumpulan ini — tetap tak dikenal.
lam jemaat tidak ada yang tidak dikenal. Jika orang-orang
pertjak menghadiri dua atau tiga ibadah raya berturut-turut, tak
adamengetahui. Tetapi jika mereka tidak menghadiri dua atau
tiganuan “ jem aat” , mereka dipikirkan, dihubungi, didoakan,
dani pengertian bahw a ada orang-orang yang mempedulikan
merauh di dalam hati, setiap orang ingin namanya dikenal dan
digu orang lain. Jem aat adalah tempat orang-orang saling menge-
tahta masing-masing.
105
Jemaat Sebagai Lingkungan Persekutuan
Saya rasa pertama kali saya terbiasa dengan istilah jemaat adalah
ketika saya membaca buku Larry Richards A New Facefor the Church.
Ia menggunakan kata jemaat dalam hubungannya dengan kata set, dan
saya menyukai istilah itu. Lyle Schaller, yang lebih berorientasi secara
sosiologis, menyebutnya lingkungan persekutuan, yang dibedakan
dengan gereja secara keseluruhan yang ia sebut lingkungan keanggo-
taan. Saya juga menyukai istilah ini, meskipun lingkungan perseku
tuan Schaller meliputi dua hal yang Larry Richards dan saya sebut
jemaat dan sel. Dalam beberapa denominasi, seperti gereja Lutheran,
gereja secara keseluruhan pada umumnya disebut sebagai jemaat, jadi
lebih baik kelompok-kelompok persekutuan ini di sana disebut sub-
jemaat.
Ciri khas utama jemaat, sebagaimana saya melihatnya, adalah
bahwa setiap orang dalam jemaat seharusnya mengenal setiap orang
lainnya. Di sinilah persekutuan dimulai, meskipun tidak berakhir di
sini. Tentu saja, dalam gereja-gereja yang lebih kecil, kelompok
persekutuan dan kelompok keanggotaan kemungkinan adalah sama.
Dalam gereja yang beranggota seratus atau dua ratus orang, Anda
diharapkan untuk mengenali orang asing yang masuk pada hari Minggu
pagi, dan jika karena sesuatu alasan Anda tidak hadir Anda berharap
bahwa saudara seiman lainnya akan merasakan ketidakhadiran Anda.
Tetapi tjdak demikian dalam gereja yang lebih besar. Jemaat di
sana mempunyai bentuk yang lain daripada kelompok keanggotaan.
Tak disangsikan lagi bentuk yang paling umum dari jemaat di dalam
gereja yang lebih besar adalah kelas sekolah Minggu untuk orang
dewasa. Tetapi dalam bentuk lain pun bisa. Jemaat dapat disusun
sebagai kelompok persekutuan lingkungan yang bertemu secara teratur.
Ia dapat merupakan persekutuan doa karismatik. Atau kelompok yang
berorientasi pada tugas seperti paduan suara atau tim pengirijilan, atau
para pemimpin pelayanan bis, atau komisi kegiatan sosial. Jemaat dapat
berorientasi pada kegiatan seperti regu softball atau perkumpulan
perkemahan. Dalam banyak hal—kecuali untuk ibadah resmi—
beberapa jemaat dalam gereja yang lebih besar ini berfungsi persis
seperti yang diharapkan dari gereja pedesaan yang kecil.
Gereja dapat bertumbuh untuk sementara waktu dengan ibadah
raya besar saja. Tetapi. pertumbuhan seperti itu dapat menyesatkan.
Inilah satu alasan untuk menggunakan angka keanggotaan gabungan
jika memungkinkan. Angka ini mencocokkan jumlah pengunjung
106
Miu pagi dan daftar keanggotaan gereja dengan keterlibatan dalam
jerr, paling mudah kalau diukur dari jumlah pengunjung sekolah
Miu.
107
Mendesentralisasi Gereja Besar
Meskipun benar bahwa hampir setiap gereja yang bertumbuh telah
mengembangkan jemaat atau kelompok persekutuan dalam seluruh
gereja, saya merasa bahwa dalam banyak hal jemaat dapat lebih
dikuatkan lagi melalui proses desentralisasi yang berhati-hati. Jika
didesentralisasi dengan tepat, jemaat dapat memberikan sumbangan
pada pertumbuhan gereja dengan cara yang lebih kuat. Desentralisasi
ini mempunyai dua bentuk: (1) Pelipatgandaan jemaat dan (2) tingkat
pemerintahan sendiri yang lebih besar.
Beberapa tahun yang lalu suatu percobaan yang sangat menarik
diadakan oleh Richard Myers, seorang sarjana sosiologi agama dari
Indiana. Ia melaporkan dalam Program Expansion: The Key to Church
Growth bagaimana ia membagi sejumlah pendeta menjadi dua kelom
pok. Kelompok pertama setuju bahwa bilamana seorang guru sekolah
Minggu mengundurkan diri, mereka akan menggabungkan kelas itu
dengan kelas lain yang serupa. Kelompok kedua setuju bahwa dalam
setiap departemen akan ditambahkan seorang guru baru dan diberikan
suatu kelas baru yang dibentuk dari kelas-kelas yang sudah ada dalam
departemen itu. Dengan kata lain, kelompok pertama mengurangkan
jumlah total kelas dan kelompok kedua menambahkan jumlah total
kelas. Pada akhir tahun mereka harus melaporkan hasilnya.
Apakah yang terjadi?
Dalam kelompok pertama, setiap kelas gabungan telah berkurang
jumlah muridnya sehingga akhirnya tidak lebih besar daripada salah
satu dari kedua kelas yang telah digabungkan. Dalam kelompok kedua,
setiap kelas telah bertumbuh menjadi sama jumlah muridnya dengan
kelas-kelas lain sebelum dibagi.
Ini menolong membenarkan dugaan saya sejak lama: Jika sebuah
gereja melipatgandakan jemaat atau kelompok persekutuan sebagai
bagian tetap dari perencanaan pertumbuhannya, gereja itu akan me-
ningkatkan potensi pertumbuhannya.
108
umianggap sebagai suatu jemaat atau kelompok persekutuan. Ten-
tuyereja First Baptist memiliki jemaat, tetapi ini hendaknya tidak
dipungkan sebagai salah satu jemaat.
na seperti dalam hal pertumbuhan maksimum gereja secara
kesihan, pertumbuhan maksimum terendah suatu jemaat pertama-
tantan ditentukan oleh tujuan sekundernya—dengan persekutuan
set tujuan utamanya. Regu Softball yang terdiri atas dua puluh
linang sudah cukup besar sekali. Tetapi dua puluh lima mungkin
terkecil untuk suatu kelompok persekutuan orang dewasa bu-
jar
"tumbuhan maksimum tertinggi suatu jemaat dibatasi oleh tu-
jutama persekutuannya. Dalam edisi pertama buku ini, saya
mtankan bahwa 250 orang dapat merupakan jumlah tertinggi un-
tultu kelompok persekutuan yang berarti. Penyelidikan yang telah
sasukan sejak itu telah menurunkan angka itu menjadi jauh lebih
keekarang saya pikir ukuran ideal suatu jemaat akan berkisar an-
ta*80 orang. Dengan beberapa dinamika khusus, terutama suatu
pean pelayanan yang kuat melalui karunia-karunia rohani, suatu
jc dapat melampaui 80 orang dan bertumbuh menjadi 100 atau
Dng. Tetapi biasanya ketika ia mencapai ukuran itu atau lebih
noengalaman persekutuan akan banyak berkurang.
,‘ngelola organisasi jemaat-jemaat baru yang berkesinambungan
seara gereja bertumbuh hendaknya merupakan perhatian pokok
s<g pendeta yang berorientasi pada pertumbuhan gereja. Jarang
sflkan muncul prakarsa untuk memulai suatu kelompok baru dari
je yang sudah ada. Pengarahan harus datang dari pendeta atau
aia staf yang ditunjuk jika ingin sistem ini berjalan lancar.
Kilan dalam melaksanakan hal ini sering merupakan penyebab
ketan, baik dalam gereja-gereja kecil yang ingin melampaui rin-
(i 200 anggota maupun dalam gereja-gereja besar. Satu-satunya
pualian yang saya jumpai adalah dalam beberapa gereja yang
bgotakan orang-orang yang sangat kaya, yang turut berkongsi
dkelompok-kelompok persekutuan seperti perkumpulan di luar
ktau perkumpulan kapal pesiar yang tak membutuhkan gereja
rt untuk memenuhi kebutuhan mereka akan persekutuan
109
Anjuran untuk pemerintahan sendiri bagi jemaat akan sulit
diterima oleh gereja-gereja dengan bentuk pemerintahan Episkopal atau
Presbiterian. Dan akan agak sulit diterima juga oleh banyak gereja
dengan bentuk pemerintahan yang dipegang oleh jemaat. Meskipun
demikian, tenaga terpendam bagi pertumbuhan di dalam gereja akan
dilepaskan jika setiap jemaat dewasa dalam gereja mencapai suatu
kadar penentuan nasib sendiri.
Saya sendiri menyadari hal ini ketika mempelajari angka pertum
buhan dari mantan jemaat saya, Mariners Class di Gereja Lake A venue
Congregational. Sementara gereja kami secara keseluruhan sedang ber-
tumbuh dan sekolah Minggu kami sedang berkembang, kelas untuk
opa/oma muda kami telah menurun 43 persen selama lima tahun lebih.
Kelas itu mempunyai 125 anggota aktif.
Pengajaran Alkitabnya bagus sekali. Anggota-anggota kelasnya
hangat dan ramah dan bahagia. Sifat rohaninya tinggi. Lingkungan
alamnya ideal. Tapi ada sesuatu yang tidak beres sebab kalau tidak
maka tak akan berkurang dengan angka sebanyak itu.
Meskipun ukuran kami bisa saja merupakan masalah, kelihatan-
nya ada hal lain yang tidak beres. Firasat saya adalah bahwa beberapa
aspek dari susunan gereja kami tidak benar. Petunjuk pertama
mengenai ini muncul ketika saya mulai menyelidiki tentang siapa yang
bertanggung jawab langsung atas pertumbuhan atau kemunduran
Mariners Clqss. Karena dalam kasus ini yang terjadi adalah kemun
duran dan bukan pertumbuhan, jawabannya agak sukar saya pahami.
Beberapa orang mengatakan staf kependetaan yang bertanggung
jawab, sebagian mengatakan panitia pendidikan Kristen dan sebagian
lagi mengatakan panitia pelaksana Mariners Class. Herannya, tak
seorang pun berpendapat bahwa mungkin jemaat sendiri yang bertang
gung jawab. Mengapa? Karena pada waktu itu (dan sudah tak men-
jadi masalah lagi sekarang) jemaat disusun sedemikian rupa sehingga
para anggota tidak bertanggung jawab atas keputusan penting yang
meliputi segala kegiatannya sendiri. Seluruh keputusan penting yang
mempengaruhi jemaat disampaikan dari atas.
Ketika saya menyadari hal ini, saya harus bertanya: Apakah yang
terjadi dengan sistem pemerintahan jemaat zaman dulu? Gereja-gereja
dengan sistem pemerintahan jemaat seperti gereja kami didirikan di
New England kolonial berdasarkan prinsip bahwa setiap anggota
dewasa harus mempunyai suara aktif dalam urusan gerejanya. Prinsip
ini berhasil baik selama gereja belurn melampaui ukuran tertinggi
sebagai suatu jemaat yang sesungguhnya.
110
;tapi ketika anggota mencapai tiga ribu lima ratus seperti gereja
ka gereja sudah sejak lama berhenti menjadi jemaat. Ini pasti
moakan salah satu alasan mengapa kita mengalami kesulitan dalam
numpulkan korum untuk rapat urusan gereja. Setiap orang menge-
talbahwa mustahil suatu rapat besar dapat membuat keputusan-
keisan yang benar-benar penting, jadi mereka tinggal di rumah
ke suatu rapat diadakan.
ertanyaannya kemudian menjadi: Bagaimanakah gereja-gereja
den pemerintahan jemaat yang besar dapat mempertahankan
ke.an-kekuatan sistem pemerintahan jemaat? Jawabannya jelas dan
peg: Perbanyaklah jemaat dewasa dalam gereja dan biarkan masing-
mqjemaat itu menikmati bentuk pemerintahan jemaatnya sendiri.
ilam jemaat yang lebih kecil, para anggota merasa bahwa mereka
mtiki suatu bagian kepemilikan yang berarti. Kreativitas para ang-
goendaknya dibiarkan muncul ke permukaan, dan setiap jemaat
m<tukan susunannya, kepemimpinannya, dan falsafah pelayanan-
nyidiri. Banyak program pelayanan dan penjangkauan keluar dapat
diiii dalam jemaat. Karunia-karunia rohani dapat lebih banyak
diikan dan digunakan dalam lingkungan jemaat daripada dalam
ge yang lebih besar.
ya melihat kebenaran hal ini dalam sebuah kelas dewasa yang
rebaru yang saya bantu mendirikannya dan sekarang saya mengajar
keu, yang dinamakan “ Persekutuan 120” . Ini adalah sebuah kelas
de tingkat kesadaran tinggi mengenai karunia-karunia rohani. Apa
yaiya anggap sebagai suatu tingkatan yang luar biasa dari tindakan
sahtengasihi, saling membantu, dan saling memperhatikan telah
beibang di dalam kelas. Beberapa orang memiliki karunia rohani
seKpendeta, baik pria maupun wanita. Tujuan saya adalah untuk
mtt pekerjaan pelayanan dalam kelas itu berkembang kepada in-
teuyang sedemikian rupa sehingga tak seorang pun anggota kelas
yaerlu mendatangi staf kependetaan profesional gereja untuk
mtta pelayanan pribadi.
da saat yang bersamaan, kami menjaga supaya tidak terjadi gere
ja lalam gereja. Staf kependetaan diberi tahu dan menyetujui
fah pelayanan kelas ini. Uang yang terkumpul dalam kelas ini un-
tubyeknya sendiri adalah pemberian yang melebihi persepuluhan
darsembahan yang dijanjikan bagi anggaran gereja secara keselu-
ruDalam acara-acara Minggu pagi kelas tidak mengadakan kebak-
tiaidah dan tidak melakukan nyanyian jemaat. Pusat ibadah adalah
ibaaya seluruh gereja, dan kelas tidak berkeinginan untuk bersaing
111
dalam pelayanan ini. Anggota-anggota kelas diajar untuk setia kepada
Gereja Lake Avenue Congregational dan kepada stafnya.
Saya begitu hebat merasakan kebutuhan untuk menggabungkan
kelompok keanggotaan dengan kelompok persekutuan sehingga saya
berpikir bahwa menjadi anggota suatu jemaat seharusnya menjadi per-
syaratan keanggotaan bagi seorang dewasa untuk menjadi anggota gere
ja. Sebagai bagian dari kelas keanggotaan, para calon anggota dewasa
hendaknya diwajibkan untuk mengetahui berbagai jemaat lain di dalam
gereja, mengunjungi jemaat yang tepat dan, pada saat mereka diterima
sebagai anggota, mereka dapat memutuskan akan bergabung dengan
jemaat yang mana. Jika ini dilakukan maka gereja akan semakin
diperkuat seperti tiang baja menguatkan beton tuangan.
SEL
Bagian ketiga dari formula ini adalah sel. Saya sebelumnya me-
nyinggung bahwa jemaat hanyalah permulaan dari lingkungan perseku
tuan. Adalah mungkin untuk bersekutu dengan delapan puluh orang
lain, tetapi tidaklah mungkin ikut serta dalam hubungan antarpribadi
yang lebih mendalam yang dibutuhkan untuk memenuhi bidang pen-
ting lainnya dari kebutuhan manusia. Sel, yang kadang kala disebut
kelompok kecil, adalah hubungan yang sangat istimewa. Sel begitu
mirip dengan situasi keluarga sehingga saya suka menyebutnya ling
kungan kekeluargaan untuk membedakannya dengan lingkungan
keanggotaan dan lingkungan persekutuan.
Saya akan merasa kurang jujur dalam hal ini jika saya tidak
mengakui bahwa pada dasarnya saya bukan anggota kelompok kecil,
begitu pun istri saya. Meskipun demikian, saya mendengarkan pendeta
saya yang telah mengatakan pada saya lebih dari sekali, “ Kamu seorang
Kristen yang baik, tetapi kamu akan menjadi lebih baik jika kamu mem-
biarkan Allah menghubungi kamu dalam sebuah kelompok kecil.” Saya
pikir ia mungkin benar, dan saya senantiasa berusaha meskipun dengan
lemah.
Saya juga mendengarkan orang-orang seperti Larry Richards yang
sangat terlibat secara pribadi dalam meluaskan gerakan kelompok kecil
melalui gereja-gereja di Amerika. Inilah definisinya tentang sel:
“ Delapan atau dua belas orang beriman berkumpul untuk saling
melayani, untuk meningkatkan perasaan kasih dan persatuan mereka,
dan untuk mendorong satu sama lain supaya mengabdi penuh kepada
Kristus.”
112
:mentara kelompok sel kecil telah terbukti merupakan dinamika
P«g bagi pertumbuhan dalam sebagian besar gereja, penelitian telah
mijukkan bahwa kelompok sel bukan untuk semua orang. Bebe-
rarang di daerah luar kota yang keluarga besar mereka hidup sangat
btatan, misalnya, biasanya tidak ingin berpartisipasi dalam kelom-
pcreja kecil. Dalam masyarakat yang para anggota gerejanya sering
beiu satu sama lain di luar kegiatan gereja, kelompok kecil itu
kiJ dibutuhkan. Beberapa orang yang kurang pandai berbicara
mi sangat tidak tenang dalam kelompok sel yang di dalamnya
kcban rohani dan pertanggungjawaban dikembangkan. Pengecua-
liarus diadakan untuk orang-orang seperti itu, dan mereka hen-
da tidak dibiarkan memiliki perasaan bersalah jika mereka tidak
dsnenyesuaikan diri secara sosial ataupun secara psikologis dengan
k«pok kecil.
iniel Baumann, mantan pendeta Persekutuan Baptis Whittier
Aelah menggunakan dinamika kelompok kecil untuk pertumbuhan
gtsecara sama baiknya dengan orang lain. Gerejanya, cabang dari
se Gereja Baptis lain, mulai dengan 350 anggota dalam tahun 1971
dirtumbuh secara tetap menjadi 820 anggota dalam empat tahun.
Imunjukkan angka sebesar 740 persen per dekade, dan hal ini ter-
jaeskipun ada masalah fasilitas yang disebabkan karena mereka
rmgi gedung gereja dengan sebuah gereja dari denominasi lain.
lumann merasa bahwa salah satu kunci bagi pertumbuhan me-
rdalah apa yang ia sebut program “ Lingkaran Perhatian” . Tujuan
pirn ini adalah “ menolong kami menjangkau anggota lain dari
T Kristus, untuk menjamin bahwa tak seorang pun yang datang
ktja kami akan pergi dengan merasa sendirian atau tak diinginkan,
teikan terlibat dalam suatu hubungan yang berarti dengan orang
lang menunjukkan kasih dan perhatian pribadi.”
ip Lingkaran Perhatian dimulai dengan kira-kira empat pa
ss. Anak-anak juga termasuk. Ukuran rata-rata adalah enam
k?a dalam setiap lingkaran. Mereka diwajibkan bertemu paling
tiatu kali sebulan dan juga terlibat dalam semacam pelayanan
k» masyarakat.
nyak keluarga sering bertemu baik untuk makan bersama atau
utegiatan-kegiatan sosial lainnya seperti perjalanan berkemah atau
pnan bola. Pada akhir tiap tahun lingkaran-lingkaran ini biasanya
dirkan dan dibentuk kembali dengan orang-orang baru. Penge-
ci diberikan jika karena beberapa alasan suatu lingkaran tertentu
imelanjutkan dengan anggota yang sama.
113
Pada tahun 1975 gereja ini memiliki 32 Lingkaran Perhatian yang
aktif. Ini berarti bahwa 192 keluarga telah mengembangkan tingkat
kegiatan dan pengabdian jauh melebihi tingkat rata-rata anggota gereja
di Amerika. Program ini membantu terciptanya suatu situasi pertum-
buhan yang dinamis di Persekutuan Baptis Whittier Area, dan program
serupa akan membantu pertumbuhan gereja di mana saja program itu
dijalankan.
Ingat: Ibadah raya + Jemaat + Sel = Gereja*1
Panda penling kelima dari sebuah gereja yang benumbuh dan seha,
;,h bahwa keanggotaannya pada dasannya terd,r, a,as golongan
**-• s'srsrsrs
? aUn'gTaapanPklaa“ knya terdapat dalam buku Donald McGavran
' r.mwth: “ Orang ingin menjadi orang Kristen
r Z ielim asl rin.angan rasial, bahasa a.au golongan."
«■
sanagap hom-
satu 7 "lain
sama „ seoagui
T C e™ C &
o“ ° j ^ e S
ilikfbanyak persamaan kepenhngan. Mereka menubk, kebudayaan
sama. Mereka bergaul dengan bebas. Kel.ka mereka berkumpul
. „QCO tcnane dan merasa seperti di rumah sendin.
ma mereka merasa tenang . ,
)a,i scmua hipotesa ilmiah yang .elah d,k mbangkan da am
,aka penumbuhan gereja. in, ada ah salah sa.u da, yang palmg
,k diperhatikan secara ,e,ap d. seluruh, duma, Peneht.an selama
iasawarsa yang menyangkn, banyak kebudayaan dalam senap
„ dunia menunjukkan bahwa gere,a-gere,a yang kemungkman
akan benumbuh adalah gereja yang mengumpulkan dalam
kutuan lokal orang-orang yang berasal dan sa,u urn, homogen.
115
PERDEBATAN TENTANG UNIT HOMOGEN
117
Sayangnya, sebagian orang yang telah membentuk pendapat
teologis yang kuat perihal integrasi dua dasawarsa lalu belum siap un-
t uk membuangnya, dan ide-ide ini cenderung timbul apabila prinsip
unit homogen disebutkan.
118
Oj-orang Meksiko di California dan orang-orang Kuba di F lo r id a
<jen sukses menuntut supaya anak-anak mereka dididik di s e k o la h
fa bahasa Spanyol dengan bahasa Inggris hanya diajarkan seb ag ai
fai kedua.
ie Adalah D osa
gaimanapun, seharusnya sudah jelas sekarang, bahwa prinsip
en justru lawan d a ri rasisme. Prinsip homogen didasarkan pada
igan budaya yang tinggi. Prinsip ini menyokong bahwa sepatut-
eja-gereja mengembangkan gaya hidup kristiani mereka dengan
ing sesuai d en g a n kebudayaan anggota-anggotanya.
nsip homogen m enentang apa yang beberapa orang namakan
budaya” yang t a k dapat dielakkan jika seseorang dari suatu
yaan dipaksa m e n ja d i orang Kristen dalam sebuah gereja dengan
yaan yang b e r b e d a . Prinsip homogen menguatkan prinsip Per-
119
janjian Baru bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi tidak perlu mening-
galkan kebudayaan mereka dan memakai kebudayaan Ibrani untuk
dapat diterima sebagai umat Allah. Prinsip homogen adalah penerapan
zaman modern dari keputusan Sidang Yerusalem yang dilaporkan
dalam Kisah Para Rasul 15.
Tentu saja harus diakui bahwa beberapa gereja membenci suku
bangsa lain. Beberapa gereja orang kulit putih di Amerika, misalnya,
tidak menerima orang-orang kulit hitam menjadi anggota. Bahkan ada
beberapa gereja yang melarang orang kulit hitam menghadiri kebak-
tian. Ini adalah rasisme, dan ini harus dikutuk atas dasar isi Alkitab.
Rasisme adalah dosa dan Allah membencinya. Demikian pula
seharusnya umat-Nya. Tak seorang pun pendukung pertumbuhan gere
ja yang saya kenal akan menganjurkan rasisme dalam gereja dan
melarang orang lain masuk karena warna kulit mereka atau logat
asing mereka.
Sekarang setelah mengatakan hal ini, kita perlu menyadari bahwa
adalah sangat mungkin bagi sebuah gereja untuk berkembang terutama
dalam satu unit homogen tanpa membenci suku bangsa lain. Saya kira
gereja saya adalah salah satu contoh.
Pasadena adalah suatu masyarakat jamak. Sensus tahun 1980 men-
catat 46 persen orang kulit putih, 21 persen orang kulit hitam, 18 persen
orang Spanyol dan 15 persen suku lain. Banyak orang kulit putih adalah
non-Anglo seperti orang-orang Armenia, Italia, Yahudi, Jerman dan
sebagainya. Kami mempertahankan proporsi rasial di dalam semua
sekolah kami dengan mengangkut anak-anak dengan bis dari satu
bagian kota ke bagian lainnya.
Sekitar separuh tetangga saya adalah orang-orang kulit hitam. Hari
lepas hari, kami mengalami pluralisme sosial Amerika. Bukan berarti
bahwa kami telah mencapai suatu keadilan sosial yang ideal — perja-
lanan kami masih jauh — tetapi kami tetap berusaha dan kami mem-
buat kemajuan.
Ada banyak orang Kristen yang baik dalam masyarakat kita,
sebagian berkulit hitam, sebagian berkulit putih, dan sebagian dari
kelompok etnis yang lain. Untuk alasan-alasan yang mudah dimengerti
sesuai dengan prinsip unit homogen, meskipun orang-orang Kristen
berkulit hitam dan orang-orang Kristen berkulit putih di Pasadena
mengasihi satu sama lain di dalam Tuhan dan meskipun mereka
menganggap satu sama lain sederajat sebagai warga Kerajaan Allah,
kalau sudah mengenai menjadi anggota sebuah gereja lokal maka
kebanyakan orang berkulit hitam lebih suka ke gereja orang kulit hitam
120
ditebanyakan orang berkulit putih lebih suka ke gereja orang kulit
F«.
dengapa?
)rang-orang berkulit hitam mengatakan, “ Kami mempunyai
ji/'
)rang-orang kulit putih mengatakan, “ Kami mempertahankan
mabat.”
jereja Lake Avenue adalah satu di antara gereja-gereja orang kulit
pi yang bermanfaat ini. Tidak hanya unit homogen kami terdiri dari
ig-orang kulit putih, tetapi ini digambarkan dengan tepat oleh David
'Wward sebagai “ terutama orang kulit putih golongan menengah
cmenengah ke atas.” Meskipun demikian, gereja kami bukan gere-
lasisme.
ietiap orang Kristen tanpa terkecuali yang menyetujui falsafah
peanan kami dan yang merasa gaya ibadah kami menarik, bebas
tiadi anggota Gereja Lake Avenue dengan kedudukan penuh. Ada
ipuluh keluarga kulit hitam, dua puluh keluarga Spanyol, enam
ph orang Filipina, dan banyak orang Korea, Cina, Armenia, Italia,
dyang lainnya menjadi anggota gereja ini. Pernikahan antarsuku
bjsa diterima dengan tangan terbuka. Kelas sekolah Minggu saya
siri terdiri atas sebagian besar golongan di atas dalam suatu kelom-
ppersekutuan yang penuh kasih.
Tak ada yang menghitung, tapi ada juga sejumlah besar orang-
cg kulit putih dari tingkat sosial-ekonomi yang lebih rendah dan
scit dari golongan sosial yang lebih tinggi.
Meskipun demikian, unit homogennya jelas danseluruh gaya-hidup
ja kami diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar unit ini. Inilah
; alasan mengapa gereja ini bertumbuh.
Adakah perkecualian terhadap peraturan ini? Tentu saja. Prinsip
ihomogen, seperti setiap prinsip pertumbuhan gereja lainnya, mem-
yai perkecualian. Beberapa gereja dalam jumlah terbatas mampu
campurkan orang-orang dari latar belakang yang berbeda sekali
dapat bertumbuh dengan baik. Tetapi orang-orang di dalam gereja-
ia itu biasanya bukan golongan etnis inti, tetapi agaknya etnis ping-
a yang sedang dalam proses bergerak lepas dari kelompok etnis asli
eka atau yang sedang bergerak ke arah status ekonomi golongan
engah atau menengah ke atas. Ketika orang-orang seperti itu ber-
, sering kali terbentuklah unit homogen yang baru. Pada awal buku
saya memperkenalkan gereja Chapel Hill Harvester di Decatur,
■rgia, yang di situ orang kulit hitam dan kulit putih bercampur
gan bebas. Jika saya ingin melakukan penyelidikan mendalam ten-
121
tang gereja itu, saya akan mengajukan pertanyaan tentang apakah
mereka tidak melihat dalam gereja mereka dan dalam masyarakat
mereka terbentuknya suatu unit homogen baru.
125
kurang lagi. Menerima Kristus harus tetap merupakan keputusan
agamawi, bukan suatu keputusan sosial atau kebudayaan.
Marilah kita berharap bahwa jika Archie Bunker sampai menjadi
o ran g Kristen maka kekerasannya dan kesombongannya dan sifat
mementingkan dirinya akan diubah oleh Roh Allah menjadi rasa hor-
m a t dan kerendahan hati dan kemurahan hati. Ia akan menjadi cip-
ta a n baru di dalam Kristus. Tetapi tidak ada persyaratan alkitabiah
y a n g saya ketahui yang akan memaksanya untuk melanggar baik
kepribadiannya maupun kebudayaannya. Ia akan tetap lebih suka ber-
s a tu dengan “ orang-orang semacam saya” — kini tentu saja “ orang-
o ran g Kristen” — dan menjadi anggota gereja tempat ia dapat
m erasakan seperti berada di rumah sendiri. Jika ia melakukan itu,
kemungkinan jauh lebih besar baginya untuk memenangkan banyak
kawannya bagi Kristus.
127
baru yang sedang bertumbuh itu adalah perubahan nama dari Perseri-
katan Kristen Ibrani Amerika yang sudah berumur enam puluh tahun
menjadi Perserikatan Yahudi Mesianik pada tahun 1975.
128
gera kecil atau sedang. Biasanya ini dilakukan dengan menciptakan
didam gereja besar jemaat-jemaat yang beraneka ragam, seperti telah
di eskan dalam pasal sebelumnya. Di dalam jemaat-jemaat itu, dan
jugdi dalam kelompok sel, anggota gereja cenderung membentuk
hubigan kelompok primer dengan orang-orang dari unit homogen
merta sendiri. Pada saat yang sama mereka menikmati ibadah raya
danemua kegiatan gereja yang lain dengan saudara-saudara dalam
Kriss yang berbeda dengan mereka dalam banyak hal, tetapi yang
diik bersama dalam kasih dan saling memperhatikan.
129
hiruk-pikuk yang membangun yang mungkin memang merefleksikan
bagaimana sesungguhnya surga itu kelak.
Perhatikan bahwa cara Temple Church melakukan hal ini adalah
untuk menciptakan dua tingkat keanggotaan. Beberapa lingkungan
keanggotaan yang lebih kecil pada satu tingkatan menaati prinsip unit
homogen. Lingkungan keanggotaan total pada tingkat yang lebih tinggi
memperkembangkan suatu percampuran unit homogen yang lebih
beraneka ragam atas dasar kelompok sekunder. Percobaan ini berjalan
dengan baik sekali. Terlihat kemungkinan yang luar biasa bagi pela-
yanan yang efektif di daerah pusat kota.
Temple Church menggambarkan bagaimana prinsip unit homogen
dapat digunakan dengan positif dalam situasi seperti di pusat kota.
Tetapi marilah kita melihat pada situasi pusat kota lainnya yang
menolong kita mengetahui bagaimana pelanggaran terhadap prinsip
yang sama ini dapat menghasilkan akibat negatif dalam suasana kota
yang serupa.*1
Jadi, ada banyak mayat dalam kamar mayat gereja ini, tetapi hanya
s e d ik it di antara mereka yang cukup membawa data tentang kematian
m e re k a untuk dapat menolong gereja lain. Salah satunya adalah Zion
Evangelical Free Church dari Chicago. Gereja ini mati pada 31 Agustus
1 9 6 9 karena sukuisme.
Bukan karena saya pernah mendengar tentang “ sukuisme” sebelum
m elakukan autopsi terhadap Gereja Zion, tetapi penyebab yang paling
j e l a s dari penyakit Ziop adalah masalah kesukuan. Mereka adalah kor-
b a n dari perpindahan kesukuan di metropolitan, atau dikenal sebagai
lingkungan yang berubah. Penyelidikan menunjukkan bahwa sukuisme
a d a la h pembunuh utama gereja-gereja di Amerika pada saat ini.
Sementara saya menulis ini saya sedang memperhatikan grafik
ie la p a n gereja Baptis di Birmingham, Alabama. Dalam tahun 1963
m e re k a mempunyai 2.405 orang dalam sekolah Minggu. Pada tahun
1 9 7 3 jumlah seluruhnya telah menurun menjadi 161 orang. Saat ini
cedelapan gereja itu mati —tujuh disebabkan oleh sukuisme.
Sukuisme disebabkan oleh apa yang dikenal sebagai faktor yang
nenyangkut konteks lokal. Itu berarti kondisi sosiologis dalam ling-
u n g a n itu tak dapat dikendalikan oleh gereja lokal. Ketika sebuah gere-
a d i suatu lingkungan melihat bahwa anggota-anggotanya pindah dari
n g kungan itu, ketika orang-orang dari unit homogen lain masuk ke
Limah-rurnah yang mereka tinggalkan, dan ketika gereja menjadi
e lo m p o k orang-or.ang yang pulang pergi dalam suatu lingkungan
ran g -o ran g yang tak mampu mereka layani, gereja mengalami
ak u ism e yang merupakan penyakit parah. Kecuali kalau Allah cam-
u r tangan secara ajaib, maka yang jelas gereja itu akan mati.
Dalam pasal sebelumnya, saya menyinggung tentang Circle Church
i C hicago. Terima kasih kepada David Mains, mantan pendeta, kami
em ilik i sejarah medis lengkap tentang Zion Church. Bukunya, Full
CfWord Books), mungkin tidak disusun sebagai buku teks
m<ai patologi gereja, tetapi informasi yang dimuat berguna sekali
uroenghimpun suatu pengertian tentang apa yang menyebabkan
Z i kuburan.
la akhir tahun enam puluhan dan awal tujuh puluhan Circle
CTitelah memperoleh penghargaan nasional dalam ukuran yang
bckali karena pendekatannya yang sangat luar biasa terhadap
b<a masalah sebuah gereja pusat kota. Ini terjadi sebagian besar
seakibat kepemimpinan kreatif dari dua anggota staf utama,
Dlains (seorang kulit putih) dan Clarence Hilliard (seorang kulit
hrang bersama-sama berusaha memperagakan suatu staf antar-
ri harmonis.
ns, pendiri Circle Church, tidak mau ditakut-lakuti oleh kon-
dit kota yang nampaknya begitu merugikan seperti masyarakat
yigat suka berpindah-pindah, perbedaan kebudayaan yang besar
dti kota yang ramai, lingkungan yang berubah-ubah, dan harga
t ilik yang menjadi penghalang. Ia membangun keanggotaan Cir-
dch dari antara orang-orang yang berpindah-pindah dan bukan
cng-orang yang menetap. Ucapan selamat jalan yang sering
<jn telah menjadi bagian normal dari kehidupan gereja sejak
s
u model yang disebut “ gereja terbuka” dikembangkan untuk
iung orang-orang beriman dari berbagai bangsa. Peraturan ten-
n berpakaian dibuat sebebas mungkin. Seorang berkulit hitam
Jamar untuk posisi staf, misalnya, membuat kesan yang me-
kan sebagian karena ia datang untuk wawancara dengan ber-
dashiki.
rikan pada tahun 1967, Circle Church bertumbuh dengan cepat
lah awal 28 orang menjadi 500 orang pada tahun 1970. Kemu-
nlah itu menurun sampai sekitar 350 orang dan tetap pada
iu untuk beberapa waktu. Kira-kira 120 orang di antara mereka
lggota-anggota yang aktif penuh dari tubuh gereja. Salah satu
;k a menyatakan pengabdian mereka adalah melalui partisipasi
•jumlah “ modul-modul” kecil, yang merupakan pengelom-
ia dan wanita berdasarkan tugas dan mereka menggabungkan
tarunia rohani mereka untuk mencapai suatu sasaran khusus.
tang Circle Church yang oleh karena buku David Mains, telah
ileh ribuan orang Kristen di seluruh Amerika, cukup banyak
ikakan pelajaran-pelajaran berharga bagi pertumbuhan gereja,
positif dan sebagian negatif.
133
Pelajaran positif pertama adalah suatu penguatan atas apa yang
telah kami katakan di sini mengenai tanda penting pertama: pendeta
memiliki wewenang. David Mains adalah seorang yang dipersiapkan
Allah secara sangat unik dengan suatu kombinasi karunia-karunia
rohani, keterbukaan pribadi, dan sebuah hati untuk berhubungan
dengan orang secara hangat dan mendukung. Di tengah-tengah tekanan
dan ketegangan yang merupakan bagian hakiki dari kehidupan pusat
kota zaman sekarang di Chicago, ia tak terganggu. Di samping itu,
ia bersifat kreatif dan suka mengadakan pembaharuan, tidak takut pada
risiko-risiko yang dapat timbul waktu mengusahakan perkara-perkara
baru bagi Allah. Hanya sedikit sekali orang yang saya tahu dapat meng-
gabungkan sifat-sifat yang dibutuhkan itu untuk merintis dan meme-
lihara sebuah gereja seperti Circle Church.
Suatu kelebihan yang kedua adalah pengadaan semacam perayaan
yang memenuhi kebutuhan sekelompok orang penting. Tahun 1960-an
merupakan masa dingin membeku bagi gereja di Amerika Serikat.
Sebagian orang mengatakan bahwa Allah sudah mati. Orang lain ingin
agar gereja yang melembaga itu juga mati saja. Banyak orang, terutama
generasi muda, tidak begitu mudah dapat menyukai kaca berwarna dan
organ pipa serta formalitas yang mereka temui di banyak gereja.
Tapi apa yang mereka lihat terjadi di Circle Church menggugah
mereka. Inilah sekelompok orang Kristen penuh gairah yang memuji
Allah dengan cara-cara yang baru dan dinamis. Tak ada dua kebak-
tian hari Minggu yang serupa. Pendeta nampaknya bercakap-cakap
dengan mereka dan bukan berkhotbah kepada mereka. Campuran
musik soul dan country dan rock, digabungkan dengan yang lebih tradi-
sional, menolong membumbui ibadah Kristen yang sangat menyenang-
kan mereka. Banyak orang Kristen, sebagian besar di bawah usia tiga
puluh tahun, merasa tertarik oleh gaya segar Circle Church.
Satu gerakan luar biasa lainnya dari pihak Circle Church menghin-
dari apa yang sebagian orang namakan “ kompleks bangunan besar” .
M ereka tak mampu membeli sebuah bangunan, jadi mereka menyewa
Ruang Serikat Pengemudi yang menyediakan fasilitas yang sangat baik
dengan harga minimal. Apa salahnya membersihkan sisa-sisa pesta bir
p^da Sabtu malam dan beribadah kepada Allah di tempat yang sama
p ad a Minggu pagi? Karena Circle Church menghemat biaya-biaya
untuk bangunan, mereka dapat menggunakan anggaran mereka lebih
banyak untuk mendapatkan staf yang bermutu, yang memang mereka
lakukan.
Perkembangan struktur modul dalam Circle Church juga
m erupakan sesuatu yang perlu diperhatikan oleh gereja-gereja di luar
134
r(gi. Dengan menolong anggota-anggota gereja untuk menemukan
^ i a rohani mereka dan kemudian menyediakan berbagai pengelom-
pjli berdasarkan tugas yang melaluinya mereka dapat melayani
Krits bersama-sama, Circle Church mampu mencapai sasaran-sasaran
yjrmungkin tak terjangkau bahkan oleh banyak gereja yang lebih
tit& Circle Church memperagakan suatu bentuk desentralisasi yang
s hdan juga suatu sarana yang bagus untuk memberikan kebebasan
kj^aum avvam. Sebagai contoh, Modul Kota sangat terlibat dalam
*.pyek Austin” , yang dirancang untuk menggerakkan para anggota
( j / Church ke dalam suatu daerah muram di Chicago, yang
k»Dyakan penduduknya berkulit hitam; untuk ikut merasakan
j^.gitan dan masalah-masalah masyarakat; untuk mengembangkan
p»l;inan Kristen yang utuh bagi kaum muda, orang tua, dan yang
laiitrta menyediakan konseling, bantuan hukum, bantuan kesehatan,
^lendidikan dengan mutu yang lebih tinggi.
139
Sukuisme yang menuju kematian!
Mereka yang tinggal adalah orang-orang kudus Allah yang sung-
guh hati. Mereka tak akan membiarkan gereja mereka jatuh tanpa suatu
pergumulan. Mereka sangat membutuhkan pertolongan dan siap sedia
menerima hampir apa saja yang ditawarkan.
Sementara itu, Circle Church telah melampaui jumlah maksimal
dua ratus anggota yang mereka rencanakan dan sedang bersiap untuk
merintis sebuah gereja baru atau menggunakan kelebihan keanggotaan
mereka untuk menolong beberapa gereja kota yang hampir mati supaya
dapat hidup kembali. Mereka memilih hal yang terakhir, menawarkan
bantuan mereka kepada Zion, dan tawaran mereka diterima. Sebuah
kontrak dibuat dan ditandatangani pada 1 September 1968, yang
mengikat kedua belah pihak untuk percobaan satu tahun.
Selama kira-kira satu bulan tanda-tanda kesehatan mulai kembali
di Zion, sama seperti yang sering dilakukan terhadap seorang pasien
dengan penyakit menuju kematian ketika satu alat bantu hidup lagi
dipasang pada tubuhnya. Tapi kemudian, seperti ditulis Mains, “ sinar
kenyataan yang keras dan dingin mulai muncul.” Si pasien mulai
melemah dengan cepat sekali.
Gejala-gejala per.campuran unit-unit homogen mulai timbul ham
pir tak terelakkan sama seperti seseorang dengan golongan darah A
yang menerima transfusi darah golongan B. Dermawan terbesar di gere
ja segera pergi setelah ia mendengar bahwa orang-orang kulit hitam
akan disambut. Suatu kehebohan timbul ketika beberapa gadis Circle
Church datang dengan mengenakan rok mini. Satu keluarga seluruhnya
meninggalkan gereja sebagai protes ketika seorang pemimpin pujian
menaiki podium dengan cambang panjang!
Tidak hanya anggota-anggota Zion menutup diri terhadap anggota-
anggota Circle Church, tetapi kebalikannya juga terjadi secara bersa-
maan. Banyak orang merasa bahwa Zion melambangkan jenis gereja
dari mana mereka dahulu dimerdekakan. Mereka tidak menyukai
bangunan gereja tradisional, legalisme moral, “ barisan bangku-bangku
gereja yang keras dan kaku” —seperti dikatakan oleh Anne Ortlund—
jendela kaca berwarna dan organ bernada sumbang. Satu atau dua kali
hadir sudah cukup untuk meyakinkan mereka bahwa mereka lebih suka
berada dengan “ Orang-orang sejenis kami.” Mereka merasa betah di
Circle, tetapi tidak bisa merasa betah di Zion.
Begitu kemerosotan akhir muncul, kematian tak dapat dihindarkan
lagi. Tetapi kontrak telah ditandatangani, dan mereka yang terlibat
dengan tabah bertahan sampai akhir yang pahit itu. Pada 31 Agustus
1969, kontraknya berakhir, dan demikian pula Zion Evangelical Free
140
Chur. Keesokan harinya mayat itu berada di dalam kamar mayat;
tak laa kemudian ia diperabukan. Gedung kosong itu terbakar habis.
141
pat mereka dapat merasa betah, dan yang akan menarik kawan-kawan
mereka kepada Tuhan.
Kalau kita dapat melaksanakan semua ini, kita akan meningkatkan
potensi usaha-usaha penginjilan kita, dan gereja-gereja kita akan mam-
pu bertumbuh dengan cara yang baru.*1
145
Kegiatan ini mulai menonjol melalui kampanye pekabaran Injil Billy
Graham di Los Angeles dalam tahun 1949. Persatuan Penginjilan Billy
Graham terbentuk dalam tahun 1950 dan, selama sekurang-kurangnya
satu dasawarsa, penyelenggaraan kampanye pekabaran Injil di kota
besar dianggap sebagai metode penginjilan paling efektif hampir di
seluruh dunia.
Kampanye ini meliputi pembentukan suatu panitia setempat yang
terdiri atas pemimpin Kristen lokal di kota tertentu, mendaftarkan kerja
sama sebanyak mungkin gereja, mendorong dukungan doa yang luas,
melatih paduan suara gabungan dan regu-regu konseling, menyewa sta-
dion atau tempat pertemuan umum lainnya, mengiklankan kampanye
itu seluas mungkin, dan kemudian mengundang si penginjil dan regunya
untuk beberapa hari tertentu. Ketika si penginjil selesai, tugas tindak-
lanjut kemudian dikerjakan oleh para pendeta gereja-gereja lokal yang
telah bekerja sama.
Penginjilan melalui kebaktian pekabaran Injil dikritik oleh kaum
ekstrem kanan dan kaum ekstrem kiri karena alasan-alasan yang
berbeda, tetapi kaum injili gereja ortodoks menerimanya dengan cukup
baik sebagai metode penginjilan yang baik. Hanya mengherankan
bahwa sedikit sekali yang dilakukan sebagai usaha untuk mengevaluasi
metode itu terhadap hasilnya. Salah satu alasan untuk ini adalah bahwa
selama tahun 1950-an kaum injili dengan kesadaran sendiri berusaha
mengukirkan tempat yang lebih utama bagi diri mereka di dalam
kehidupan keagamaan Amerika dan satu orang injili yang telah
memperoleh status tertinggi sebagai seorang pemimpin agama di
Amerika kebetulan juga adalah penginjil Billy Graham. Sebagai akibat-
nya, hanya sedikit kaum injili di Amerika yang tertarik untuk menerap-
kan pragmatisme yang dahsyat terhadap penginjilan melalui kebaktian
pekabaran Injil pada tahun 1950-an.
Tetapi satu orang di luar Amerika tidak begitu takut. Ia adalah
Kenneth Strachan dari Misi Amerika Latin, yang ayahnya, Harry
Strachan, adalah penginjil kampanye pekabaran Injil paling terkenal
di Amerika Latin selama beberapa waktu. Ketika Strachan mengamati
secara mendalam penginjilan melalui kebaktian pekabaran Injil, ia
mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang sekarang
saya sebut “ kesenjangan tindak-lanjut” . Ini adalah perbedaan antara
jumlah orang yang mendaftarkan keputusan mereka dan jumlah orang
yang pada akhirnya dapat dianggap sebagai murid. Dengan kata lain,
Strachan memperhatikan bahwa dalam terlalu banyak kasus ada se-
jumlah besar semangat dan kegiatan penginjilan, tetapi sedikit pertum-
buhan gereja sebagai hasilnya.
146
pjilan yang Merata
rachan mulai memperbaiki metode ini. Menurut pendapatnya
lhan utama penginjilan melalui kebaktian pekabaran Injil terlalu
|k bergantung pada penginjil dari luar dan terlalu sedikit bergan-
lida orang-orang gereja setempat. Jalan keluarnya adalah pro-
jjtiobilisasi total yang telah dijelaskan sebelumnya.
achan tahu bahwa orang-orang tak dapat dimobilisasi tanpa
llahulu memobilisasi para pendeta, dan segera menjadi nyata
Idiperlukan lebih banyak waktu daripada yang diperlukan un-
inpanye pekabaran Injil yang khas. Ia mengembangkan suatu
pti nasional berjangka waktu satu tahun dan menamakannya
yilan Secara Mendalam” . Konsepsi ini segera menjadi menonjol
jingkungan injili, khususnya di luar Amerika Serikat. Sepan-
i:»0-an program ini dikenal sebagai “ penginjilan yang merata”
jrupakan metode yang diterima dengan sangat luas. Program
[iig ke Amerika pada tahun 1973 di bawah program Kunci 73.
ljelang akhir dasawarsa tersebut, beberapa peneliti mulai
ijkan mengenai Penginjilan Secara Mendalam yang Strachan—
>jt itu sudah bersama Tuhan—pernah tanyakan mengenai
>iin melalui kebaktian pekabaran Injil. Dengan seluruh tambah-
i i J , usaha, doa, dan uang yang diinvestasikan ke dalam metode
147
oleh dan untuk Tubuh Kristus bukanlah karena usaha ini menawarkan
suatu metode yang dapat menggantikan penginjilan melalui kebaktian
pekabaran Injil atau penginjilan yang merata, tetapi usaha ini mem-
bantu menjelaskan sasaran yang terhadapnya setiap metode harus
dievaluasi dengan keras. Sasarannya adalah pertumbuhan gereja, dan
para pelajar penginjilan oleh dan untuk Tubuh Kristus diajar bahwa
jika metode tertentu tidak membantu pertumbuhan gereja Kristus,
metode itu harus dibuang secepat mungkin.
Prinsip-prinsip penginjilan oleh dan untuk Tubuh Kristus diuji
dalam suatu eksperimen terkendali selama dua tahun di antara lebih
dari empat puluh gereja di Venezuela, yang di dalamnya saya mem-
peroleh kehormatan untuk berpartisipasi. Angka pertumbuhan per
dekade dari gereja-gereja itu meningkat dari 60 persen menjadi 250
persen selama dua tahun tersebut. Tentu saja, tidak ada jaminan yang
dibuat untuk peningkatan angka pertumbuhan gereja yang sedemikian
dramatis, tetapi ketika mentalitas penginjilan oleh dan untuk Tubuh
Kristus telah memikat para penginjil dan pendeta dan utusan gerejawi,
metode-metode lama mulai disangsikan jika metode itu tidak menolong
gereja bertumbuh. Suatu sikap pragmatisme yang dahsyat sedang
berkembang di seluruh dunia.
Pragmatisme jenis ini adalah juga pragmatisme yang disucikan.
Ini adalah suatu sikap alkitabiah. Antara lain, pragmatisme yang
disucikan mengukur metode penginjilan terhadap sasaran-sasaran
alkitabiah, yakni perintah Amanat Agung untuk menjadikan segala
bangsa menjadi murid (lihat Matius 28:19). Pragmatisme yang disucikan
juga secara serius menerima gagasan tentang mengebaskan debu dari
kaki jika dalam keadaan tertentu tidak ada hasil yang nampak (lihat
Matius 10:14).
Sikap ini satu dengan sikap si pemilik pohon ara yang tidak ber-
buah ketika ia menjumpai pohon ara yang seharusnya berbuah itu tidak
berbuah. “ Tebanglah pohon itu,” ia berkata. “ Untuk apa ia hidup
di tanah ini dengan percuma?” (Lukas 13:7). Pragmatisme yang
disucikan menghindari kebebalan yang dibicarakan dalam Amsal 13:19
ketika seseorang merasa senang karena perkembangan suatu rencana,
meskipun rencana itu salah.
AUTOPSI KUNCI 73
Telah diakui secara umum bahwa usaha besar Amerika dengan pro
gram penginjilan yang merata ke seluruh negara, yaitu Kunci 73, tidak
148
b,lan sesuai dengan harapan semula. Mungkin suatu autopsi lain
p( dilakukan.
/lengapakah metode penginjilan yang begitu memberi harapan ter-
n< gagal?
;aya telah membaca beberapa pemeriksaan mayat atas Kunci 73,
tak satu pun yang sungguh-sungguh memuaskan saya. Sebagian
l(menghindari pertanyaan yang menyinggung perasaan tentang apa
y;tidak beres lalu memperhatikan hanya apa yang benar. Diakui
Sli umum bahwa ada tiga hal yang terutama berjalan baik dengan
Ki 73:
I gian-bagian Kitab Suci diedarkan dalam jumlah yang belum per
il terjadi sebelumnya.
2lajaran Alkitab di rumah-rumah dan kelompok-kelompok doa un-
; orang Kristen menambah dan memperkuat iman orang banyak.
3igkatan kerja sama baru di antara orang-orang Kristen dapat
capai.
rogram Kunci 73 menyentuh di atas 100 ribu jemaat Amerika,
l( tanpa suatu perubahan nyata dalam pola pertumbuhan untuk
S(i. Saya kuatir tentang hal ini dan sebelumnya saj'a memohon
jcenalkannya alat-alat pengukur pertumbuhan gereja yang baik
s,a keefektifan penginjilan Kunci 73 dapat dinilai dengan tepat
<j tahun-tahun mendatang.
alam sebuah artikel Christianity Today saya mengatakan,
•ralukan sekali untuk ‘meluangkan waktu berjam-jam berdoa,
^dakan interaksi, studi dan membuat penelitian dalam usaha un-
();milih strategi, bahan-bahan, metode, dan saran-saran yang kita
rlapat digunakan dengan sangat efektif dalam suatu serangan
pijilan yang besar bagi bangsa kita,’ seperti dianjurkan Key 73
free Book, dan ketika semuanya sudah selesai, tidak mampu
reh ke belakang dan dengan tepat melaporkan apakah usahanya
pil atau gagal.” Dan hanya karena tidak ada mekanisme umpan-
(■ernacam itu yang dikembangkan, tidaklah mudah sekarang untuk
,jtahui dengan pasti apa yang tidak beres dengan Kunci 73.
eskipun demikian, ini bukan suatu misteri total. Saya telah
,ngkan cukup banyak waktu pada autopsi Kunci 73 dan telah
,mpulkan bahwa ada masalah rangkap dua:
ing pertama bertalian dengan konsep dasar penginjilan. Pengin-
j:lah ditafsirkan sebagai pemberitaan Injil dan bukan sebagai tin-
t membujuk orang untuk menjadi pengikut Yesus Kristus dan
ia-anggota yang bertanggung jawab dari gereja-gereja lokal.
149
Tetapi, masalah dasar yang kedua pada Kunci 73 lebih berhubung-
an secara langsung dengan tema pasal ini: metode-metode pengirtjilan.
Hiper-Kooperativisme
Jika, sebagai akibat autopsi terhadap Kunci 73, saya perlu menam-
bahkan suatu penyakit penghambat pertumbuhan yang ketiga selain
sukuisme dan kebutaan manusia, saya akan menyebutnya “ hiper-
kooperativisme” . Meskipun beberapa kerja sama mungkin baik sebagai
metode untuk mencapai sasaran-sasaran Kristen tertentu, jika dilakukan
berlebih-lebihan maka kerja sama dapat mematikan usaha-usaha
penginjilan seperti Kunci 73. Demikian pula, saya yakin, terlalu banyak
program kerja sama merupakan salah satu unsur pelemah Penginjilan
Secara Mendalam, dan penyelidikan selanjutnya cenderung menguatkan
pandangan saya yang terdahulu.
Pokok ini sebenarnya begitu kontroversial, sehingga seorang penin-
jau buku yang juga kawan saya percaya bahwa saya menulis dengan
menyindir ketika saya menunjukkan dalam sebuah buku terdahulu saya
bahwa Penginjilan Secara Mendalam sangat ekstrem dengan prinsip-
nya “ kesatuan nyata Tubuh Kristus.” Ayat, “ Supaya mereka semua
menjadi satu . . . supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku” (Yohanes 17:21), telah diartikan secara berlebih-lebihan
jika ayat itu digunakan sebagai garis pedoman untuk metode-metode
penginjilan zaman ini.
Bahayanya adalah bahwa tafsiran seperti itu dapat mengarah
kepada hipotesa yang tidak benar, yakni bahwa semakin banyak kerja
sama yang diperoleh orang Kristen, akan semakin efektif usaha-usaha
penginjilan mereka. Mereka yang menerima hipotesa ini sering kali
cenderung untuk mengacaukan prioritas. Kadang-kadang tanpa
diketahui, penginjilan merosot dari puncak daftar prioritas dan diganti
oleh kerja sama. Dengan demikian kerja sama itu sendiri menjadi suatu
tujuan dan bukan suatu alat untuk mencapai tujuan, yaitu penginjilan
yang efektif.
Dalam perkembangan seluruh ide Kunci 73, misalnya, pengaruh
pembangkitnya adalah sebuah tajuk rencana dalam Christianity To
day (9 Juni 1967), dengan judul “ Bagaimanapun Juga, Marilah Kita
Bersatu.” Teks itu menyinggung “ pengekangan oikumenisme sidang
yang sifatnya melemahkan” dan menyesali “ batas-batas kebebasan
yang terpecah-pecah,” dengan menganjurkan supaya kaum injili
mengambil jalan tengah dan memenuhi keinginan mereka akan “ dimen-
si baru yang dramatis dari persekutuan yang melintasi batas-batas
150
der.minasi.” Tujuan pokok dari tajuk rencana yang panjang dan
sand hebat diperdebatkan ini adalah kerja sama. Penginjilan dising-
gursebanyak dua atau tiga kali, tapi hanya sambil lalu.
'anggapan terhadap tajuk rencana itu sangat positif. Kaum injili
meiatakan dengan suara lantang bahwa mereka memang ingin bekerja
sarsatu sama lain. Tetapi bagaimana? Setelah beberapa perundingan,
mcfldi jelas bahwa salah satu bidang utama tempat kerja sama
keitngkinan besar dapat berhasil adalah penginjilan.
Lunci 73 kemudian diangkat menjadi program yang dapat melayani
sefeai suatu alat bagi kaum injili “ betapapun supaya dapat bersatu.”
Jaitanpa direncanakan samasekali, penginjilan digunakan sebagai
sara untuk mencapai kerja sama. Usaha itu disebut sebagai kerja
sat untuk penginjilan, tetapi jauh di baliknya usaha tersebut sebenar-
nyebih merupakan penginjilan untuk kerja sama.
tetapa keliru! Majalah liberal, Christian Century, melihatnya
dean jelas ketika memuat komentar pada awal 1974, “ Meskipun
Kii 73 dicap sebagai suatu usaha penginjilan, keunikannya terletak
pa sifat oikumenenya. ”
151
cabang beberapa tahun sebelumnya. Ketika ia mempelajari turun
naiknya angka pertumbuhan tahunan, ia memperhatikan bahwa ada
angka satu tahun yang berada jauh di atas tahun-tahun sebelum dan
sesudahnya. Setelah beberapa menit merenungkan kembali, matanya
bersinar-sinar. “ Itu adalah tahun satu-satunya,” serunya, “ yang kami
merriutuskan untuk tidak turut serta dengan gereja-gereja lain dalam
suatu program penginjilan kota, tetapi mengadakan program pengin-
jilan gereja lokal kami sendiri!”
Pokok yang ingin saya sampaikan bukanlah bahwa kerja sama
adalah hal yang buruk atau bahwa tidak baik bagi gereja-gereja untuk
bekerja sama. Tetapi jika jenis kerja sama yang telah kami anggap
sebagai bantuan bagi penginjilan selama beberapa tahun yang lalu ter-
nyata merupakan perintang, pragmatisme yang disucikan mengatakan
agar kita meninggalkan kerja sama itu dan mencoba sesuatu yang
sungguh-sungguh akan membawa orang kepada Kristus dan menjadi
anggota gereja yang bertanggung jawab. Mungkin kita perlu
menemukan cara-cara kerja sama lain yang akan menolong kita men-
jadikan penginjilan lebih efektif. Tetapi jika kita menyucikan bentuk-
bentuk yang lalu dan melindunginya dari kecaman, kita bahkan tak
akan mulai mencari bentuk-bentuk baru.
Salah satu organisasi penginjilan besar kita yang lain pernah men-
dekati saya secara tidak langsung dan meminta saran-saran tentang
bagaimana dampak penginjilan sebuah film Kristen baru yang baik
dapat dijadikan lebih efektif di kota-kota di seluruh tanah air. Mereka
telah menyusun suatu sistem agar orang-orang yang membuat kepu-
tusan untuk ikut Kristus dicatat dalam kartu-kartu. Bagaimanakah agar
orang-orang yang membuat keputusan ini lebih banyak yang akhirnya
menjadi murid?
Saya takut jawaban saya agak terlalu radikal bagi mereka, karena
saya menunjukkan bahwa mereka mungkin kurang membutuhkan,
bukan lebih membutuhkan, kerja sama dari gereja-gereja lokal. Teri-
ngat oleh saya bahwa dalam rata-rata kota terdapat banyak gereja yang
meskipun mereka menerima setumpuk kartu yang berisi keputusan dari
orang-orang yang telah dilahirkan kembali, mereka tidak akan mampu
untuk menarik orang-orang ini menjadi anggota gereja mereka. Mereka
adalah gereja-gereja yang statis dan yang memperlihatkan semua ciri
khas negatif dari suatu gereja yang mandeg. Bagi orang-orang percaya
yang masih baru, hanya dengan melihat suasana yang menjemukan,
sedikitnya orang yang hadir, kebaktian ibadah yang membosankan,
kemurungan pada wajah banyak anggota dan pikiran negatif yang
152
seg kali muncul, mereka akan memutuskan bahwa mereka ti a ingin
mjadi anggota gereja semacam itu.
\kan teiapi, biasanya ada gereja-gereja lain di dalam ota yang
sa, yang bahkan sebelum filmnya datang, sudah dipersiapkan engan
biuntuk menyerap orang-orang percaya yang masih baru. agaima
nih mereka dapat melihat perbedaannya?
Saya menganjurkan supaya mereka membatasi gereja-gereja yang
drbolehkan bekerja sama dengan mereka dan mempercayakan artu
kj keputusan kepada gereja yang dapat menunjukkan ang a per
tuuhan tahunan sebesar 5 persen atau lebih. Ini menunjuk an ang a
piekade sebesar 63 persen. Kebanyakan gereja pada ting at itu
bda dalam keadaan yang lebih baik untuk melayani orang or^ nS
piya yang masih baru daripada gereja-gereja yang bertum u
dan angka yang lebih rendah. Tindakan itu sendiri akan memper
k kesenjangan tindak-lanjut.
Cara lain untuk melakukan itu adalah dengan memperkem ang an
kpetisi sebaliknya daripada kerja sama. Saya ingin tahu apak yang
a terjadi sekiranya seluruh proses itu diadakan dan diumum an
sigga kopi tiap-tiap kartu keputusan diberikan kepada e erapa
ga sekaligus. Kemudian gereja-gereja itu dapat memburu orang-
og yang telah membuat keputusan. Semoga gereja yang ter ai
tang! Paling tidak, hal ini akan membuat orang-orang percaya
nsa bahwa mereka dibutuhkan, dan memberi mereka lebih an satu
pan tentang di mana mereka ingin melakukan pengabdian jang a
png.
Saya tidak tahu apakah usul di atas merupakan meto e
y dapat berhasil. Namun, apa yang saya ketahui adala a wa
nde-metode tersebut tidak lebih buruk daripada meto e meto e
ydigunakan sebelumnya dalam usaha-usaha penginjilan kota. aya
ha melukiskan dengan cara yang relevan jenis mentalitas yang
cuhkan bagi pertumbuhan gereja maksimum. Karena, apa pun
hnya, kita harus bersedia membuang metode-metode larna yang
1 berhasil dan memperkenalkan metode-metode baru yang ber asi
jkita bersungguh-sungguh dalam penginjilan dunia.
154
___ Pasal 11. ___
SUDAH TERATURKAH
PRIORITAS AN DA?
156
Sikap seperti ini samasekali dikutuk oleh banyak pendeta lain pada
ini, khususnya oleh mereka yang menerima pendidikan seminari
ma tahun 1960-an, zaman gemilang dari aktivisme sosial. Sejak itu
lyak di antara mereka telah mengubah sikap mereka supaya dapat
igikuti zaman, tetapi sebagian masih tetap lebih suka memimpin
;ja mereka untuk bersikap yang mereka anggap mempunyai keter-
an sosial, meskipun mereka sudah tahu sebelumnya bahwa gereja
eka dapat berkurang jumlahnya jika mereka melakukan demikian.
u-baru ini saya berada dalam sebuah gereja yang berorientasi pada
iatan sosial yang pendetanya begitu hebat menghargai hal berkhot-
tentang masalah-masalah sosial sehingga ia menyindir orang lain
igai mempromosikan “ gereja-gereja kampung halaman” yang di
“ tak pernah terdengar kata yang mengecilkan hati” !
Seperti diramalkan, gerejanya tidak' bertumbuh, tetapi ini kurang
erhatikan. Apa yang ia dan banyak orang seperti dia masih harus
ijari adalah justru kesimpulan utama dari penyelidikan Dean Kelley:
eja-gereja yang memusatkan perhatian pada pengembangan suatu
afah pelayanan di Sekitar kegiatan sosial, dalam jangka panjang
lerung untuk kehilangan kekuatan sosial. Ini Ironis, karena maksud
pendeta-pendeta yang berorientasi pada keadaan sosial adalah
ru kebalikannya: Mereka ingin sekali mengubah dunia. Tetapi
kat frustrasi dalam gereja-gereja seperti ini sering kali tinggi karena
anya hasil yang diperoleh bukan demikian. Dean Kelley sendiri
lyatakan bahwa ia akan merasa senang jika thesisnya dapat disang-
, tetapi “ akan diperlukan lebih dari sekadar usaha keras untuk dapat
ivanggahnya.” la mengatakan bahwa ia telah mencari selama dua
ih tahun untuk menemukan satu hal saja yang akan menyanggah
i itu, tetapi ia belum menemukannya.
Bagaimana dengan gereja-gereja liberal? Di dalam bukunya, Kelley
ijelaskan secara sosiologis mengapa gereja-gereja liberal tidak ber-
buh. Ia menunjukkan bahwa semua organisasi sosial menawarkan
yang dapat disamakan dengan suatu menu bagi rakyat umum. Di
mnya disajikan berbagai tawaran yang dimaksudkan untuk mena-
arang supaya bergabung dengan organisasi tertentu itu.
Banyak gereja liberal akan menawarkan apresiasi seni atau musik,
mjuk tentang gerakan pembebasan kaum wanita, garis pedoman
mg kasus-kasus politik mana yang harus didukung pada saat terten-
pembicaraan dengan para pemimpin masyarakat yang penting,
san pemrotes tenaga nuklir, dan kegiatan-kegiatan lain seperti itu!
ipi jika ini adalah menu yang ditawarkan gereja, hanya sedikit orang
i tertarik.
157
Mengapa? Karena kompetisi di bidang ini terlalu tajam. Masyara-
kat kita adalah masyarakat merdeka tempat orang dapat memilih ingin
menjadi anggota yang mana. Dan karena hampir tiap orang dapat
menemukan kesempatan yang sama atau yang lebih baik untuk terlibat
secara politik, sosial atau akademis dalam organisasi-organisasi sekular
daripada yang dapat diberikan oleh kebanyakan gereja-gereja liberal,
mereka menolak menu itu dan memilih untuk tidak menjadi anggota.
“ Sebaliknya, gereja-gereja konservatif,” kata Kelley melanjutkan,
“ menawarkan suatu pendorong (atau komoditi?) yang tidak tersedia
secara luas—yaitu keselamatan — dan menawarkannya secara terus-
menerus.”
Dan bagaimana dengan beberapa gereja konservatif lainnya? Tak
dapat disangkal juga bahwa tidak semua gereja konservatif bertum-
buh. Kelley, dan semua orang lain, mengetahui hal ini. Kita semua telah
melihat atau menjadi anggota gereja-gereja konservatif kaku yang
memperlihatkan semua tanda-tanda kecermatan dan yang terus-mene-
rus menawarkan keselamatan, tetapi yang mati sebelum waktunya.
Tetapi semuanya ini hanya mengingatkan kita bahwa pertumbuhan
gereja adalah persoalan yang rumit. Jika sebuah gereja menyatakan
bahwa menyelamatkan jiwa adalah prioritas utamanya, tetapi melang-
gar setengah lusin prinsip pertumbuhan gereja yang lain, gereja itu
jangan berharap untuk dapat bertumbuh. Jadi, judul yang lebih baik
untuk buku Kelley barangkali adalah Why Liberal Churches Are Not
Growing, karena ada sedikit contoh berharga dari gereja-gereja yang
melanggar prinsip pertumbuhan gereja yang khusus yaitu mengutama-
kan hal-hal yang utama dan mereka terus bertumbuh.
Dapatkah gereja-gereja yang bertumbuh melayani juga? Berten-
tangan dengan apa yang diduga sebagian orang—atau bahkan diha-
rapkan, kebaikan sosial yang nyata yang sedang dikerjakan oleh gereja-
gereja konservatif yang bertumbuh kemungkinan jauh melebihi apa
yang dikerjakan rekan-rekan liberal mereka. Karena gereja-gereja
liberal hampir secara tetap kehilangan kekuatan sosial, sumbangan
praktis mereka bagi perubahan sosial sering menjadi kurang berarti.
Memberikan suatu manifesto di sini, menyumbang suatu serikat buruh
di Sana, memberikan beberapa tanda tangan pada suatu surat per-
mohonan, menolong sebuah keluarga miskin untuk tegak kembati —
semuanya merupakan kegiatan yang patut dihargai—tetapi tahun demi
tahun hampir tidak ada yang benar-benar berpengaruh besar. Jika
jumlah anggota terus menurun, sumber-sumber dana juga akan menu-
run, dan bahkan dapat lebih menurun daripada sebelumnya.
158
ietapi bila sebuah gereja bertumbuh, dan bila sejumlah besar orang
beiirah untuk memberikan diri mereka dan milik mereka untuk
m/ani Allah dalam segala hal, maka banyak perkara dapat dilaku-
kjAmbillah sebagai contoh, Gereja First Baptist dari Hammond,
Inna, sebuah gereja yang memperlihatkan sebagian besar tanda-
iai penting sebuah gereja yang bertumbuh. Selama suatu periode
yjpanjang pertumbuhan pengunjung sekolah Minggu—satu statistik
yinampaknya paling penting bagi Pendeta Jack Hyles—tetap pada
;1ia per dekade melebihi 400 persen. Pengunjung rata-rata adalah
18 ribu orang, dan pada satu hari Minggu pengunjung sekolah
\|gu melebihi 101 ribu orang, suatu rekor nasional. Sejumlah 74
rjnama tercatat di dalam daftar anggota gereja.
'ak perlu disangsikan lagi tentang prioritas di First Baptist. Bahkan
s(ng pengunjung tidak tetap akan segera mengetahui bahwa gereja
jierasa tanggung jawab utamanya adalah memenangkan jiwa. Hyles
matakan, “ Gereja-gereja penganut kepercayaan ortodoks yang
n?nangkan jiwa adalah harapan satu-satunya bagi Amerika. Saya
jrmendirikan sebuah gereja Perjanjian Baru yang dapat diperba-
n di seluruh Amerika untuk menolong menyelamatkan negara
k. ”
eseorang dapat dengan mudah menyimpulkan, dan memang
htk orang menyimpulkan bahwa bahasa semacam ini mencermin-
kandangan yang terlalu sempit dari pribadi seutuhnya. Hyles telah
S{ kali dituduh memperlakukan orang seolah-olah mereka tidak
nliki kebutuhan sosial dan kebutuhan rohani. Ia telah sering kali
nengar hal itu, dan ini yang ia katakan, “ Sasaran utama kami
ah memenangkan jiwa; setiap kerja sosial yang kami lakukan
ai sekunder.” Kemudian ia melanjutkan, “ Gereja kami melakukan
l, banvak pekerjaan sosial secara sekunder daripada yang dilakukan
oebagian besar gereja-gereja liberal secara primer.”
[al ini semua telah dibenarkan melalui suatu riset yang diadakan
(13rganisasi Pendapat Umum. Mereka bermaksud untuk menen-
ii gereja-gereja mana yang paling banyak terlibat dalam kegiatan-
|,an pelayanan sosial. Empat puluh dua persen orang-orang Kristen
iiterlibat secara pribadi dibandingkan dengan hanya 26 persen
c-orang Kristen noninjili.
159
orang yang kurang beruntung di dalam masyarakat. Dengan menghu-
bungi orang-orang tuli, orang buta dan orang yang lambat menerima
pendidikan, mereka sedang berhubungan dengan orang-orang yang ter-
buang dari masyarakat Amerika dengan suatu cara yang mengingatkan
kita tentang bagaimana Yesus berhubungan dengan orang-orang yang
terbuang pada zaman-Nya.
Sebagai contoh, ada 14 juta orang tuli di Amerika Serikat saat ini.
Dunia mereka sunyi. Mereka merasa bahwa orang-orang yang dapat
mendengar biasanya salah mengerti, mengejek, mengasihani, dan
bahkan tidak mempedulikan mereka. Persekutuan mereka yang berarti
hanya terbatas dengan orang-orang tuli lain dengan siapa mereka dapat
berkomunikasi memakai bahasa isyarat. Kurang dari satu persen orang
tuli yang menikah dengan orang yang tidak tuli. Sedikit sekali gereja
yang telah mengembangkan keterampilan profesional, program yang
menarik, atau staf untuk memenuhi kebutuhan orang-orang itu dengan
suatu cara yang berarti.
Pada perhitungan terakhir yang saya miliki, 600 orang tuli terdaf-
ta r dalam program untuk orang tuli pada gereja First Baptist, dalam
tiga puluh satu kelas yang berbeda. Salah satu tantangan yang diper-
hadapkan kepada orang-orang gereja itu yang bisa mendengar adalah
untuk berpartisipasi di dalam pelayanan Kristen dengan menjadi
jurubahasa orang tuli yang terlatih. Inilah tantangannya sebagaimana
diungkapkan dalam sebuah buku pedoman gereja: “ Sebagai seorang
j urubahasa, saudara sudah pasti akan mengartikan bahasa mereka di
tem pat praktek dokter, kantor pengacara, ruangan pengadilan, dan
rum ah sakit; pada upacara pemakaman dan pernikahan; dalam men-
carikan pekerjaan untuk mereka, dsb. Ini dapat menjadi ramai sekali
tetapi tak pemah membosankan. Semoga Tuhan memberi saudara
hikm at sementara saudara bekerja bagi-Nya dengan orang-orang ‘yang
diabaikan’ di kota kediaman dan daerah saudara.”
160
n minoritas kita yang lain. Mereka berjumlah enam juta orang,
jgga mereka merupakan golongan yang besar sekali dari penduduk
>rika.
Drang-orang yang lambat menerima pendidikan merupakan satu
kelompok kaum melarat dan tertindas yang telah dihubungi oleh
;a First Baptist dengan penuh belas kasihan. Di bawah pengawasan
ga yang terlatih baik, 450 orang yang lambat menerima pendidikan
riperoleh kasih, perhatian, dan persekutuan dari orang-orang yang
ryerahkan diri mereka di dalam roh Kristus, tanpa mengharapkan
ii apa pun kecuali dari Tuhan mereka. Sepuluh kelas sekolah
tgu yang digolong-golongkan secara teliti telah dirancang dan diberi
mntuk menolong memenuhi kebutuhan mereka.
Dan tnasih ada lagi! Begitu program untuk orang tuli dan orang
ebelakang mental mulai berjalan di First Baptist, suatu program
oa dimulai untuk orang buta. Mereka sekarang melayani dua puluh
Iorang buta dewasa dan remaja. Gereja ini juga mendistribusikan
l.ak makanan panas secara gratis kepada orang-orang miskin tiap
Igu, mengumpulkan dan membagi-bagikan pakaian, dan menyedia-
seranjang makanan dan uang bagi keluarga-keluarga yang mem-
ihkan.
Seorang anggota staf purna waktu ditugaskan melayani orang-
ig yang tidak dapat keluar rumah dan yang cacat. Gereja ini men-
kan Misi Penyelamat Hammond untuk melayani orang-orang
irat di kota itu. Rencana sudah dipersiapkan untuk sebuah
pleks perumahan bagi wargakota lanjut usia dan sebuah rumah
iti piatu.
Penjelasan tidak perlu diperbanyak untuk membenarkan lebih lan-
jakan pendirian bahwa karena gereja-gereja yang bertumbuh
igutamakan tanggung jawab rohani mereka, maka banyak di an-
mereka yang mampu menjalankan tanggung jawab material dan
jl mereka dengan cara yang sangat luas dan sangat relevan.
Prioritas Pertama
Raymond Ortlund menafsirkan Matius 6:33 secara harfiah:
‘ ‘Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya
itu akan ditambahkan kepadamu.” Tak ada suatu apa pun yang dapat
menggantikan hal berhubungan dengan Allah dan dengan Yesus Kristus
sebagai Tuhan sebagai langkah pertama dalam kehidupan orang
Kristen. Jika orang-orang belum menjadi ciptaan baru di dalam Kristus,
jik a mereka tidak berhubungan dengan Roh Kudus, jika gaya hidup
mereka bukan merupakan suatu perjalanan yang tetap bersama Allah,
m aka mereka belum siap melaksanakan Prioritas Kedua atau Prioritas
Ketiga. Orang Kristen harus hidup dari pusat ke luar, dan pusatnya
adalah Allah.
Prioritas Kedua
Prioritas kedua hanyalah kedua dalam urutan, bukan dalam soal
pentingnya. Ini bukanlah tiga pilihan yang daripadanya orang Kristen
d ap at memilih dengan sangat hati-hati. Kehidupan Kristen tidak akan
lengkap tanpa ketiga hal itu berjalan dengan harmonis. Namun, supaya
prioritas-prioritas ini mendatangkan perubahan dalam kehidupan Anda,
A nda perlu mengerti urutannya secara tepat. Tidak mungkin memulai
dengan Prioritas Kedua atau Prioritas Ketiga dan berjalan mundur.
Prioritas Pertama lebih dahulu, tetapi jika Prioritas Pertama tidak
menuntun secara meyakinkan kepada Prioritas Kedua dan Ketiga, maka
Prioritas Pertama itu dapat dan akan menjadi sesuatu yang dingin.
Prioritas Kedua dinyatakan sebagai berikut: “ Kita bertanggung
ja w a b satu kepada yang lain di dalam Kristus. Kita disebut Tubuh
162
Istus. Jadi kita berhubungan dan diciptakan supaya saling bergan-
]g satu sama lain di dalam Tubuh-Nya. Itu berarti kita harus saling
ngasihi dan saling memperhatikan.”
Orang-orang yang memakai falsafah pelayanan ini yakin bahwa
t sesuatu yang palsu dan tidak alkitabiah kalau orang mengatakan
mpunyai hubungan dengan Allah tetapi tidak menyerahkan hidup-
a cengan kasih kepada orang Kristen lainnya. Alkitab berbicara
iyik sekali tentang orang Kristen sebagai anggota satu Tubuh sukar
a nemberikan kepercayaan kepada orang yang mengatakan, “Gereja
;a ida di luar sana di tepi sebuah aliran air di atas lereng bukit.”
Kalau orang-orang Kristen tidak menggabungkan ketiga prioritas
dai memperagakan kasih, perhatian, kemurahan hati, dan pengor-
iai di antara mereka sendiri, mereka tidak akan benar-benar siap
lulberbagi dengan orang-orang yang belum menjadi Kristen. Fir-
inAllah memberi tahu kita bahwa jika kita memperoleh kesempatan,
lalendaknya berbuat baik kepada semua orang, tetapi “ terutama
baa kawan-kawan kita seiman” (Galatia 6:10). “ Dengan demikian
nu: orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku,” kata
sus “ yaitu jikalau kamu saling mengasihi” (Yohanes 13:35). Saling
:ngisihi, dimulai dengan keluarga inti dan menyebar kepada semua
iatAllah, adalah Prioritas Kedua.
iortas Ketiga
pioritas Ketiga adalah pekerjaan Kristus di dalam dunia. Alkitab
akaja memberi petunjuk kepada orang Kristen tentang bagaimana
;rela seharusnya berhubungan satu sama lain, tetapi Alkitab juga
;mferi orang Kristen beberapa perintah tentang bagaimana mereka
unsnya berhubungan dengan orang-orang yang belum menjadi
istfl-
Printah-perintah ini bertumpu di sekitar dua titik fokus utama
ngleh orang yang berbeda diberi nama yang berbeda. Jack Hyles
;naiiakannya “ memenangkan jiwa” dan “ pekerjaan sosial” . Para
li lologi menyebutnya dengan kata-kata Yunani, kerygma dan
ik c i a .
Fkan saya, Arthur Glasser, telah mempopulerkan istilah-istilah
unitpenginjilan dan mandat kebudayaan. Orang lain melukiskan-
a siagai dimensi vertikal dan dimensi horizontal, atau penebusan
mhnanisasi.
163
PENGINJILAN dan KETERLIBATAN SOSIAL
Pemrioritasan Penginjilan
Mengenai hal ini saya harus mengakui bahwa tidak ada kesepa-
katan umum di antara kaum injili—tanpa menyebut kaum liberal—
bahwa penginjilan seharusnya diberi prioritas lebih tinggi daripada
keterlibatan sosial. Sebenarnya, ini adalah salah satu soal yang paling
hangat diperdebatkan pada Kongres Internasional tentang Penginjilan
Dunia tahun 1974 di Lausanne, Switzerland, dan tetap merupakan
164
p<k perdebatan pada Komite Lausanne yang kebetulan saya adalah
se*rg anggota intinya Beberapa kaum injili mula-mula menolak
mpdatangani Ikrar Lausanne karena mereka tidak dapat menyetu-
ju * yang mereka namakan “ Pemrioritasan Penginjilan.”
ilah yang dikatakan Ikrar Lausanne tentang Prioritas Ketiga:
Knnengaku bahwa Kristus mengutus umat-Nya yang sudah ditebus-
N-g dalam dunia sebagaimana Bapa juga telah mengutus-Nya, dan
in fnuntut suatu pengorbanan yang besar bagi Gereja di dalam
mbuki dunia ini. Kami perlu keluar dari pengasingan gereja-gereja
kiaJi memasuki masyarakat umum. Di dalam tugas pelayanan Gere
ja \g memerlukan pengorbanan, pekabaran Injillah yang harus
dutiakan. (Artikel 6).
ya benar-benar setuju dengan bagian ini dari Ikrar tersebut dan
sj/jenandatanganinya tanpa syarat. Saya gembira bahwa perkum-
pilyang begitu bergengsi dari orang-orang Kristen dari seluruh dunia
mikui pemrioritasan penginjilan sebagai suatu prinsip pertumbuhan
gr< Belakangan hal itu disahkan kembali pada Konsultasi Tentang
ppjilan Dunia yang dilangsungkan di Pattaya, Thailand, dalam
tanl980. Tidak ada yang lebih penting bagi sebuah gereja yang ingin
brtbuh daripada menjadikan sebagai pokok utama pesannya
Icjpi orang-orang di luar: “ Kami adalah utusan-utusan Kristus,
sal-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam
n riKristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan
djii Allah” (II Korintus 5:20).
nginjilan tentu termasuk penginjilan lokal maupun misi sedunia.
Kec-duanya adalah unsur penting dari Prioritas Ketiga. Kedua-
d a adalah kewajiban mutlak orang Kristen.
165
Banyak orang Kristen keliru menganggap bahwa Prioritas Ketiga
akan terjadi secara spontan jikalau mereka cukup baik melakukan
Prioritas Pertama dan Kedua. Pengalaman menunjukkan bahwa
Prioritas Ketiga tidak akan terjadi dengan begitu saja. Penginjilan
efektif biasanya adalah akibat dari perencanaan dan juga doa.
Hanya karena sebuah gereja menginjili dengan baik bukan merupa-
kan jaminan bahwa gereja itu akan otomatis melakukan pelayanan
sosial yang baik. Saya tak dapat menyetujui pendapat yang terlalu
menganggap enteng yang mengatakan: “ Jiwa-jiwa yang selamat akan
mengubah masyarakat.” Terlalu banyak bukti yang menunjukkan
bahwa keadaannya tidak demikian.
Banyak gereja yang bertumbuh mempunyai sedikit saja pelayanan
sosial atau samasekali tidak ada dan patut disayangkan bahwa ini
menyebabkan sebagian orang menentang seluruh falsafah pertumbuhan
gereja. Saya merasa bahwa orang-orang tersebut bertindak berlebih-
lebihan, namun saya menghargai usaha mereka untuk mengguncangkan
gereja-gereja yang tidak terlibat secara sosial agar keluar dari kelesuan
mereka.
Beberapa gereja injili yang bertumbuh tidak lebih terlibat secara
sosial, karena mereka tidak tahu betul bagaimana menangani situasinya.
Di satu pihak, mereka ingin melakukan sesuatu, tetapi di pihak lain
mereka tidak ingin melakukan hal yang salah. Mereka mengetahui
peristiwa-peristiwa seperti sumbangan United Presbyterian Church bagi
pendanaan suatu pengadilan yang adil terhadap Angela Davis dan
akibat yang menghancurkan dari tindakan itu terhadap denominasi
tersebut sejak saat itu. Mereka takut melakukan kesalahan yang sama.
Kaum injili tidak mau jatuh ke dalam perangkap yang diper-
ingatkan Dean Kelley dengan begitu jelas. Mereka membaca buku-buku
seperti buku David Howard: Student Power and World Evangeliza
tion, dan mengetahui bahwa organisasi penginjilan yang kuat seperti
Gerakan Sukarelawan Mahasiswa jatuh bangkrut terutama karena
keterlibatan sosial akhirnya diberi prioritas lebih tinggi dari pengin
jilan, dan mereka tidak ingin hal yang sama terjadi kepada gereja
mereka.
166
Flayanan sosial dirancang untuk meringankan kebutuhan-
kebuihan manusia yang mendesak: menyembuhkan orang sakit,
memtri makan orang lapar, memberi pakaian kepada yang telanjang,
membrikan konseling kepada yang terganggu emosinya, mencarikan
pekeiaan bagi yang menganggur, dan seterusnya.
Asi sosial lain lagi. Aksi sosial membuat tuntutan yang lebih
radikl untuk mengubah struktur-struktur masyarakat agar orang-orang
yangiiskin dan tertindas akan menerima bagian tunjangan sosial yang
lebihidil. Aksi sosial biasanya mencakup semacam politik. Untuk itu
dipeukan keikutsertaan dalam pesta-pesta pembentukan golongan
berpigaruh, penandatanganan petisi, pembuatan pernyataan umum,
penc'ian pendukung, dan bahkan dalam beberapa kasus diperlukan
revolsi langsung.
igaimanakah seharusnya gereja-gereja, yang dibedakan dengan
oranorang Kristen secara pribadi atau dalam kelompok, berhubungan
dengi masalah-masalah sosial menurut penggolongan ini? Di sini saya
akamenyarankan suatu sub-sub prioritas di bawah keterlibatan sosial.
Jikali gereja-gereja ingin mengembangkan suatu pelayanan sosial (dan
sayaikir seharusnya demikian), mereka akan berhasil jikalau mereka
tetaperpegang pada pelayanan sosial dan menyerahkan aksi sosial
kep«a organisasi-organisasi lain, baik sekular maupun Kristen.
leskipun saya belum menemukan hubungan antara keterlibatan
sosiidengan pertumbuhan gereja, baiklah saya kemukakan di sini
suatprinsip yang bertalian: Sampai pada tingkat di mana gereja-gereja
yanjerlibat secara sosial ikut serta dalam aksi sosial, yang berbeda
denjn pelayanan sosial, mereka dapat mengharapkan pertumbuhan
gere akan berkurang.
nda akan mengetahui beberapa perkecualian dari kaidah ini.
Gera-gereja orang kulit hitam yang secara tradisional sangat terlibat
dalapersoalan-persoalan sosial dan politik merupakan contoh. Tetapi
kununtuk mengalami perkecualian itu adalah keselarasan di dalam
jemit- Jika suatu pendirian tetap mengenai persoalan politik tertentu
mei’babkan persengketaan di dalam jemaat lokal, itu akan mengham-
bat:rtumbuhan. Jika pendirian itu disepakati, misalnya pendirian
mefltang aborsi dalam sebuah gereja konservatif, hal itu tidak akan
meilialangi pertumbuhan. Saya telah mengupas persoalan penting ini
secs sangat rinci di dalam buku saya: Church Growth and the Whole
Goil (Harper and Row).
lengan ditetapkannya prinsip ini, kita sekarang dapat menguraikan
pridas-prioritas alkitabiah yang merupakan tanda penting ketujuh
darereja-gereja yang sehat dan bertumbuh.
167
Prioritas Pertama: Tanggung jawab kepada Kristus.
Prioritas Kedua: Tanggung jawab kepada Tubuh Kristus.
Prioritas Ketiga: Tanggung jawab kepada Pekerjaan Kristus di
dalam dunia.
Sub-prioritas Satu: Penginjilan
Sub-prioritas Dua: Keterlibatan Sosial
Sub-sub prioritas Satu: Pelayanan Sosial
Sub-sub prioritas Dua: Aksi Sosial
169
Pasal 12. _____
oX a h T n g in g e r e j a
a n d a b er tu m b u h
171
mengapa Allah lebih suka jika gereja-gereja kehilangan anggotanya
daripada mendapatkan mereka. Hudnut memperhatikan bahwa orang-
orang meninggalkan gereja dan ia mengatakan bahwa “ tak ada petun-
juk yang lebih baik daripada ini.” Dalam banyak hal “ berkurangnya
angka pertumbuhan telah berarti kenaikan pertumbuhan dalam soal
Injil.” Hudnut bersukacita bahwa gereja-gereja yang mundur mem-
buang “ orang yang tak berguna” dan bertahan dengan “ sisa yang
setia.” “ Pertumbuhan gereja bukan merupakan tujuan,” katanya
menekankan, “yang merupakan tujuan adalah kesetiaan kepada Tuhan
kita Yesus Kristus.”
Ini adalah tulisan yang meremehkan teologi. Perhatikan bahwa
Hudnut mencoba untuk mengadu domba pertumbuhan gereja dengan
Injil. Ia bahkan berusaha mengadu domba pertumbuhan gereja dengan
kesetiaan kepada Yesus Kristus! Mereka yang tahu tentang Perjanjian
Baru tidak membutuhkan jawaban panjang lebar terhadap jalan pikiran
yang tidak alkitabiah itu. Mereka tahu bahwa Yesus memerintahkan
pertumbuhan gereja, dan bahwa orang-orang Kristen yang setia kepada-
Nya sebagai Tuhan akan bekerja untuk menuju sasaran tersebut.
Injil harus diberitakan kepada semua bangsa, dan tanggapan yang
diharapkan adalah pertobatan dan iman kepada Kristus. Yesus menyu-
ruh kita membaptiskan orang-orang ini dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus (Matius 28:19), dan jika itu bukan berarti pertumbuhan
gereja, saya tidak tahu apa lagi maksudnya.
Seorang pendeta di California Selatan menulis sebuah artikel yang
mencoba mengadu domba pertumbuhan gereja dengan penginjilan. Ia
bingung karena “ penginjilan selalu dihubungkan dengan pertumbuhan
gereja.” Ia menganggap penginjilan sebagai suatu istilah yang lebih
luas daripada itu. “ Pasti penginjilan bukan sekadar mendapatkan ang-
gota baru ke dalam kehidupan gereja,” katanya.
“ Kita menghitung kepala,” kata pendeta ini. “ Allah menghitung
hati.” Ia menganjurkan agar kita meninggalkan angka-angka statistik
selama satu tahun supaya kita dapat memulai usaha penginjilan. Ia
merasa bahwa kemungkinan strategi Allah bukanlah untuk memperluas
Kerajaan Allah, tetapi lebih untuk memperkuatnya.
Dua ilustrasi alkitabiah diberikan untuk menunjang pandangan
yang agak luar biasa tentang apa yang mungkin dimaksudkan dengan
penginjilan ini. Yang pertama adalah Gideon yang mengurangi jumlah
sukarelawan yang semula tiga puluh dua ribu orang menjadi satu
pasukan yang terdiri atas tiga ratus orang untuk menyerang orang-orang
Midian. Yang kedua adalah Tuhan kita yang, meskipun banyak orang
172
terU oleh ajaran-Nya, menghendaki supaya murid-murid-Nya
meiitii salib, dan la akhirnya mati seorang diri.
jeon? Penginjilan? Tentu saja Gideon adalah seorang pahlawan.
Sirainya yang licin yang menghancurkan dan mengalahkan orang-
ora.'vlidian, semuanya adalah bagian dari rencana Allah bagi bangsa
Israaada zaman itu. Tetapi untuk menjadikan peristiwa masa perang
ini agai suatu pola untuk mengerti penginjilan Perjanjian Baru
saniah diragukan.
ituk setiap contoh taktik perang Gideon, Alkitab memiliki
lusii contoh mengenai gaya Yosua yang mengerahkan sebanyak-
bautnya prajurit ke medan pertempuran. Sepanjang sejarah biasanya
pepingan dimenangkan oleh bala tentara yang besar. Demikian juga
penjjilan dunia selalu paling berhasil jika, dengan memakai analogi
lainuhan yang empunya tuaian mengirimkan pekerja-pekerja dalam
junfl besar ke ladang tuaian. Kalau tidak mengapakah Yesus perlu
berla, “ Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian,
supt la mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Matius
9:31
176
sehinga hampir tak masuk akal untuk menghitung angka tahunan atau
angkper dekade atas dasar 120 menjadi 3.120 dalam satu hari.
ga ribu orang ini adalah benar-benar murid. Fakta tentang
jumli yang besar nampaknya tidak mengurangi kualitas. Mereka
“ berkun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan
merea selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa” (Kisah
2:42;
Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan
oranyang diselamatkan” (2:47).
mtakosta bukanlah kegiatan penuh gembar-gembor yang kemu-
dianjagal. Gereja Yerusalem tidak melakukan kesalahan dengan
memtakan, “ Kami sudah menyelesaikan penginjilan kami. Marilah
sekang kita memasuki periode konsolidasi.” Yesus telah mengajarkan
prin>prinsip pertumbuhan gereja dengan cukup baik sehingga mereka
merctahui bahwa mereka tidak boleh memisahkan penginjilan dari
tindi-lanjut. Sementara mengasuh orang-orang percaya yang masih
banian membangun iman mereka, gereja Yerusalem tetap melakukan
pennjilan. Sebagai hasilnya, orang-orang percaya baru bertambah
setii hari.
erapa banyak orang ditambahkan dengan cara ini? Lukas tidak
mentakannya kepada kita, tetapi apakah terlalu jauh kalau kita
meiapkan tiga ribu lagi? Jumlah totalnya menjadi enam ribu. Bagian
beriit ini memberikan perhitungan yang tepat.
Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang
metdi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu
ora laki-laki” (4:4).
egitu banyak yang terjadi sampai saat ini, sehingga para pejabat
peirintah menjadi kuatir. Petrus dan Yohanes dimasukkan dalam
pena karena khotbah penginjilan mereka yang berani, tetapi itu ter-
jadesudah mereka memenangkan lima ribu orang, laki-laki saja.
«rapa banyak wanita yang barangkali diselamatkan juga?
Midinkah sejumlah lima ribu juga? Dan dapatkah kita menghitung
saianak untuk setiap laki-laki dan perempuan? Jika demikian,
mukin kita memperoleh angka lebih dari lima belas ribu murid pada
baiini.
Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem
mo bertambah banyak” (6:7).
)i dalam dua dari ketiga ayat yang dikutip di atas, dipakai kata
“ tanbah” . Tetapi gereja terns bertumbuh begitu pesat sehingga kata
bembah sekarang menjadi makin bertambah. Barangkali angka per
177
dekade sebesar 215,343 persen yang kita perhitungkan sebelumnya
samasekali tidak terlalu jauh.
Gereja Yerusalem telah bertumbuh begitu cepat pada saat ini
sehingga mustahil diadakan perhitungan yang tepat. Tetapi nampak
cukup jelas bahwa pada saat Kisah Para Rasul 6 dan penganiayaan
itu berlangsung gereja telah bertumbuh dari jumlah awal 120 menjadi
25.000 lebih.
Amanat Agung sedang dilaksanakan. Para murid yang pertama,
yang mengenal Yesus secara pribadi, menafsirkan kesetiaan kepada
Yesus, setidak-tidaknya sebagian, sebagai menyebarkan Kabar Baik dan
merintis gereja-gereja baru secara aktif.
Suatu permulaan yang baik telah dilakukan di Yerusalem. Tetapi
Amanat mengatakan, “ Kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan
di seluruh Yudeadan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kisah 1:8).
Jadi, dari Yerusalem dan Yudea, mereka bergerak ke Samaria!
Dan kemudian Apakah yang terjadi?
“Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberita-
kan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan
mereka memberi diri mereka dibaptis baik laki-laki maupun perem-
puan” (Kisah 8:12).
Di sini kita berjumpa dengan Filipus si penginjil—yang
kemungkinan besar malah belum menjadi orang Kristen ketika Yesus
disalibkan—dihalau keluar Yerusalem oleh penganiayaan dan sekarang
sedang merintis gereja-gereja di Samaria. Ia pergt dari desa ke desa
dan gereja bertumbuh dengan bagus sekali di antara orang-orang yang
secara tradional begitu dipandang rendah oleh orang-orang Yahudi.
“ Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea, dan
Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup
dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh per-
tolongan dan penghiburan Roh Kudus” (9:31).
Pada saat ini Injil telah mencapai Galilea dan gereja-gereja telah
dirintis di sana. Hal yang menarik di sini adalah bahwa Lukas sebelum
nya telah berbicara mengenai orang-orang yang bertambah, kemudian
makin bertambah, tetapi sekarang gerakan ini menyebar dengan begitu
cepat sehingga ia berbicara tentang jemaat-jemaat yang makin
bertambah.
‘‘Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka ber-
balik kepada Tuhan” (9:35).
Sesuatu yang baru terjadi di sini. Melalui Petrus, seorang lumpuh
disembuhkan dan, sebagai akibatnya, dua buah desa seluruhnya sebagai
kelompok memutuskan untuk mengikut Kristus. Gejala gerakan masal
178
untuiatang kepada Kristus sejak saat itu telah menjadi bagian pen-
ting iri falsafah pertumbuhan gereja, meskipun gerakan masal di
Ame;a Serikat dan Canada masih agak jarang sekarang ini.
iskipun demikian, di bagian lain dunia ini, banyak orang yang
menjii Kristen melalui gerakan masal yang serupa dengan yang ter-
jadi Lida dan Saron.
fan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang
menfi percaya dan berbalik kepada Tuhan ” (11:21).
:at ini menandai permulaan pertumbuhan gereja di antara orang-
oraioukan Yahudi. Sebelumnya gereja-gereja bertambah banyak di
aniaorang-orang Yahudi dan Samaria, tetapi di sini di Antiokhia
oraiwang bukan Yahudi memulai waktu mereka untuk datang pada
Tuhi Situasi politik pada zaman itu sebenarnya mengakhiri perge-
raka<risten di antara orang Yahudi sebelum abad pertama berakhir,
tetappa yang telah dimulai di Antiokhia di antara orang-orang bukan
Yahi berjalan terus dengan kecepatan yang bertambah sejak saat itu.
eorang dari perempuan itu yang bemama Lidia turut mendengar-
kani seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah
kepi Allah. Tuhan membuka hatinya” (16:14).
gian mengenai gereja di Filipi ini sangat penting karena bagian
ini riandai permulaan perintisan gereja di Eropa. Pertumbuhan yang
barii diakibatkan oleh penyebaran Injil di antara orang-orang bukan
Yahi dari Antiokhia melalui kegiatan penginjilan Paulus, Barnabas,
danang-orang lain. Dan karena nenek moyang orang Amerika
kcb/akan adalah orang-orang Eropa, gereja di Filipi akan senan-
tiasaemperoleh tempat yang khusus dalam pengalaman mereka.
•lendengar itu mereka memuliakan Allah. Lalu mereka berkata
kept Paulus: ‘Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah men-
jadtrcaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat’”
( 21?.
ita yang diterjemahkan sebagai “ beribu-ribu” dalam ayat ini
beridari kata Yunani yang berarti “ puluhan ribu” . Dengan kata
laimenjelang akhir pelayanan Rasul Paulus — yang menghabiskan
seban b e sa r waktunya menginjili dan merintis gereja-gereja baru di
anliorang bukan Yahudi—jumlah orang Yahudi yang telah men-
jadngikut Yesus hanya dapat ditaksir dalam jumlah beribu-ribu atau
pulm rib u .
ungkinkah jumlah totalnya sekitar 100 ribu? Hanya sekadar ingin
lalnndaikata jumlahnya 100 ribu dan jangka waktu sejak Pentakosta
dipitungkan adalah tiga puluh tahun, maka gereja Yerusalem itu
yadimulai dengan 3.120 pada hari Pentakosta mempertahankan
179
angka pertumbuhan per dekade sebesar 222 persen, mengagumkan
dalam pandangan siapa pun juga. Ini belum lagi berbicara tentang hasil
pelayanan Paulus, Barnabas, dan orang-orang lain yang dipusatkan
pada orang-orang bukan Yahudi.
YESUS BERHASIL
Banyak orang tidak akan menjadi Kristen kecuali kalau gereja An
da dan ratusan gereja lain seperti gereja Anda menerima dengan serius
180
pCflfh Kristus supaya menjadikan segala bangsa murid-Nya. Anda
j anreja Anda dapat berpartisipasi dalam penuaian. Anda dapat
nieriangkan orang bagi Kristus dan membawa mereka menjadi ang-
j,otaPreJa yang bertanggung jawab.
tapi hal ini tak akan terjadi dengan hanya menginginkannya.
I^kasus mengenai penginjilan yang mudah dan spontan dapat di-
tetapi dunia tidak akan dimenangkan oleh orang-orang Kristen
ygjjienikmati kegembiraan bersama dan menunggu sampai hal itu
tcr|i Pemuridan itu mahal. Penginjilan yang efektif itu mahal.
^cj^n dari tugas Anda memikul salib adalah menjaga supaya apa
yaifnda lakukan menyebabkan orang lain untuk memikul salib
m e :*1 j u g a .
kerjaan Allah di dunia saat ini tidak akan diselesaikan oleh
oraprang yang takut dan pesimis yang mencari-cari alasan untuk
|]Kl:narkan kekalahan. Pekerjaan Allah hanya akan diselesaikan oleh
nKIj yang menyerahkan semuanya kepada Allah!
habat, Allah ingin Anda dan orang-orang Kristen di sekitar Anda
j,e,rapi bagi Dia. Salah satu hal yang untuknya Allah hendak
Ilic<ai A nda adalah menjangkau dengan kasih orang-orang yang
bel percaya di dalam masyarakat Anda dan membawa mereka
1^ Yesus. Ia ingin Anda dipenuhi oleh Roh. Ia ingin orang lain
|iunal d a n mengasihi-Nya. Ia ingin setiap hari menambah gereja
Andengan orang yang diselamatkan.
lah ingin gereja Anda bertumbuh, dan oleh karena itu, gereja
^ „iap at bertumbuh!
182