Anda di halaman 1dari 166

"SEBAGAIMANA ORANG YANG SEHAT MAKA GEREJA YANG SEHAT

AKAN MEMPERLIHATKAN TANDA-TANDA VITAL TERTENTU.”


Reserved P. Sia
DAFTAR ISI

Lahuluan: Dari Manakah Asal Usui Pertumbuhan Gereja? 9


Bertumbuh atau Tidak Bertumbuh? 19
Apakah Pertumbuhan Gereja Itu? 33
Cukup Besarkah Iman Anda? 45
Gembala Sidang, Jangan Anda Takut Terhadap Ke uatan 57
Bebaskan Kaum Awam 71
Berapa Besarkah yang Dimaksud Dengan Cukup esar tu . 87
Ibadah Raya + Jemaat + Sel = Gereja 101
Lain Orang Lain Selera! Mengapa? 115
Autopsi Sebuah Gereja Mati 131
Keputusan atau Murid? 143
Sudah Teraturkah Prioritas Anda? 155
Allah Ingin Gerqja Anda Bertumbuh 171

PERPUSTAKAAN
INST!TUT THEOLOIIA ALETHEIA
JLN. A8GO?URO 23 - 32
LAWANG - JATIM

5
_ Pendahuluan
C>ARI MANAKAH ASAL
USUL PERTUMBUHAN
GEREJA?

‘ ‘Kaum injili dari setiap bagian gugusan kesatuan gerejani menga-


Ibahwa: Gerakan Pertumbuhan Gereja sedang hebat-hebatnya ,
jjebatan yang ditimbulkannya menjadi semakin panas dan kaum
5 di seluruh d u nia-b u k an hanya mereka yang di Amenka Senkat
iarus berurusan dengan hal tersebut.”
Dengan pernyataan ini, Robert Coote dari majalah Eternity menga-
,in suatu laporan khusus tentang apa yang ia anggap sebagai salah
£perkembangan yang sangat menggairahkan, namun diperdebatkan
'ialam gereja pada masa ini.”
Ini adalah sebuah buku mengenai gerakan yang sedang hebat-
atnya” itu. Ini adalah salah satu usaha awal yang sistematis untuk
lerapkan prinsip-prinsip ilmiah tentang pertumbuhan gereja, seba-
jiana yang dikembangkan oleh Donald McGavran, khususnya pada
daan di Amerika. Dalam beberapa hal buku ini sudah terlambat.
■etulnya pengaruh dari seluruh Gerakan Pertumbuhan Gereja di
erika sudah lama dinanti-nantikan.
Pada waktu buku ini pertama kali diterbitkan tahun 1976 Gerakan
kunibuhan Gereja baru saja berusia 20 tahun, tetapi gerakan ini baru
ihun atau dua tahun dikenal di kalangan pemimpin-pemimpin gereja
unerika. Karena kebanyakan dari kami orang-orang Amerika secara
ik etnosentris sudah terbiasa dengan melihat ide-ide hebat
angkitkan di Amerika Serikat dan kemudian diekspor ke luar negeri,
ka kebalikan dari hal ini merupakan suatu kejutan.
9
Akan merupakan suatu kesalahan bila menganggap bahwa hanya
kaum injili saja yang menaruh minat terhadap filsafat pertumbuhan
gereja sebagai suatu cara yang bermanfaat dan kreatif untuk menga-
nalisa agama di Amerika. Banyak gereja terkemuka juga sedang mena-
nyakan wawasan yang akurat tentang mengapa ada gereja-gereja yang
bertumbuh dan mengapa ada yang mengalami kemerosotan.
Merosotnya jumlah anggota di sebagian besar denominasi utama
di Amerika Serikat yang dimulai pada pertengahan tahun 60-an, telah
membuat para pemimpin mereka tersentak dan memberikan perhatian.
Sebagai contoh, selama dasawarsa 1971-1981, the Reformed Church
di Amerika merosot sebanyak 6 persen, the United Methodist Church
merosot sebanyak 10 persen, the United Church o f Christ merosot
sebanyak 11 persen, the Episcopal Church merosot sebanyak 15 persen,
the Disciples o f Christ merosot sebanyak 17 persen, dan the United
Presbyterian Church merosot sebanyak 21 persen. Beberapa denominasi
tersebut yang pada awal tahun 70-an bersikap agak angkuh mengenai
kemerosotan keanggotaannya, pada tahun 80-an mulai berbicara ten­
tang kelangsungan hidup mereka. Beberapa dari mereka dengan agak
berhati-hati sedang mendekati Gerakan Pertumbuhan Gereja untuk
meiihat apakah mereka dapat menemukan beberapa petunjuk untuk
melakukan tindakan yang positif.
Salah satu faktor yang telah mendorong mereka adalah suatu masa
pengujian yang telah dilalui oleh prinsip-prinsip pertumbuhan gereja.
Pada tahun 1976, “ tujuh tanda penting gereja yang sehat” , yang
dijelaskan dalam buku ini, masih sangat baru. Sejumlah besar dari
pengujian tersebut bersifat informal dan mengandung anekdot.
Tetapi paling tidak lima pengujian komputer yang bersifat akademis
telah dilakukan oleh para penyelidik, dan ketujuh tanda penting itu
dapat bertahan dengan baik. Salah satu pengujian itu, yang telah diter-
bitkan, diadakan di antara gereja-gereja British Baptist oleh Paul
Beasley-Murray dan Alan Wilkinson. Buku mereka adalah Turning the
Tide (British Bible Society, 1981). Di dalam buku itu mereka menun-
jukkan bahwa lima dari tujuh tanda itu jelas positif. Yang dua lagi
(gereja yang cukup besar dan prinsip unit serba sama) bagaimanapun
juga kekurangan data yang cukup untuk pengujian.

ASAL USUL PERTUMBUHAN GEREJA

Pertumbuhan gereja sebagai suatu gerakan memasuki Am erika


Utara dalam musim gugur tahun 1972. Gerakan itu berasal d a ri pi khan
10
dan pelayanan Donald McGavran selagi ia melayani sebagai utusan
gerejEvi generasi ketiga ke India selama lebih dari 30 tahun. Awal dari
usahaaya untuk memindahkan idenya ke dalam bentuk tulisasi terjadi
sejak lahun 1936.
Namun penyebarluasan gerakan itu dimulai dengari penerbitan
buku-buku The Bridges o f God (Friendship Press, 1955) dan How Chur­
ches Crow (Friendship Press, 1959). Buku-buku ini membawa pertum-
buhar gereja, istilah yang dipakai untuk penginjilan dunia, kepada
perhaiian nasional dan internasional. Buku-buku ini kemudian ditin-
ja u kembali secara luas dalam majalah-majalah utusan gerejawi di
keduabagian Laut Atlantik dan di seluruh dunia.
Baku How Churches Grow diusahakan untuk ditujukan bagi per-
tumbuhan gereja di Amerika. Salah sebuah pasalnya dicetak ulang
sebagai buku kecil dengan judul Do Churches Grow? Ribuan kopi telah
terjualdi antara para pemimpin gereja Amerika, namun gagal dalam
menimbulkan suatu pekerjaan besar. Waktunya belum tiba.

DEFINISI “PERTUMBUHAN GEREJA”

Istilah pertumbuhan gereja berasal dari McGavran. Pada mulanya


McGavran berusaha mengutarakan wawasan yang telah dikembangkan-
n y a dengan menggunakan bahasa yang lebih tradisional seperti “ pengin­
j i l a n ” atau “ misi” , tetapi ia segera mendapati bahwa istilah-istilah ini
h am pir tidak ada gunanya. Istilah-istilah tersebut telah terlalu banyak
didefinisikan dan didefinisikan ulang sehingga kehiiangan ketajaman-
n y a . Jika “ penginjilan” dan “ misi” diartikan sebagai segala tindakan
b a i k orang Kristen secara perseorangan maupun secara kolektif, maka
h ilan g lah makna sesungguhnya dari kata-kata itu.
Jadi, untuk melukiskan secara tepat apa yang ia ingin utarakan,
O o n a ld McGavran mengambil dua kata utnum dan menyatukan kedua-
n y a . Sekarang “ pertumbuhan gereja” sebagai ungkapan teknis, terlepas
d a r i kata “ gereja” dan “ pertumbuhan” sama seperti “ gula kacang”
te r le p a s dari kata “ gula” dan “ kacang” . Sesungguhnya “ pertumbuhan
g e r e j a ’ ’ berarti segala sesuatu yang mencakup soal membawa orang­
es r a n g ya n g tidak memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus ke
c ta la m persekutuan dengan Dia dan membawa mereka menjadi ang-
g o t a gereja yang bertanggung jawab.

11
LEMBAGA PERTUMBUHAN GEREJA

Setelah penerbitan buku The Bridges o f God dan How Churches


Grow, McGavran sering diminta sebagai pembicara dan pemimpin
seminar. Akan tetapi, segera ia menyadari bahwa pelayanan keliling
seperti itu hanya berpengaruh sedikit sekali atas dunia misi. Maka ia
memutuskan untuk mendirikan sebuah lembaga baru yang bertujuan
untuk mengumpulkan para utusan gerejawi aktif yang sedang cuti.
Mereka akan belajar dan menguasai prinsip-prinsip pertumbuhan gereja
dalam tingkat sarjana, menguji prinsip-prinsip itu di lapangan dan
meneruskan konsep-konsepini kepada orang lain. Mereka juga akan
mempelajari metodologi riset yang dibutuhkan untuk menemukan
prinsip-prinsip baru.
Lembaga Pertumbuhan Gereja lahir dari visi tersebut, dan North­
west Christian College di Eugene, Oregon, menawarkan baik beasiswa
maupun tempat menginap. Latar belakang McGavran sendiri di the
Christian Church membuat asosiasi itu .berhasil dan pelajaran dimulai
di sana pada tahun 1961.
Akan tetapi, tak lama kemudian lembaga itu berkembang lebih
besar daripada awal mulanya. Pada tahun 1965 lembaga itu pindah
ke Fuller Theological Seminary di Pasadena, California, dan di sana
lembaga tersebut menjadi Sekolah Misi Dunia dan Lembaga Pertum­
buhan Gereja.
Sekolah McGavran sekarang berumur kurang dari 20 tahun. Ia
menemukan sekolah ini pada waktu ia berusia 68 tahun; ia memim-
pinnya melalui tahap-tahap pembentukannya di tahun 60-an. Arthur
F. Glasser adalah dekan selama dekade 70-an dan Paul E. Pierson
adalah dekan saat ini. Staf pengajar penuh terdiri dari 10 orang, se-
muanya memiliki pengalaman penginjilan di luar negeri. Dua di antara
kami, Eddie Gibbs dan saya, berspesialisasi dalam bidang pertumbuhan
gereja. Sekolah Misi Dunia terus menyediakan suatu dasar kelembagaan
bagi Gerakan Pertumbuhan Gereja sedunia, sementara program Doktor
bidang Pelayanan di Fuller School o f Theology menyediakan suatu pro­
gram kesarjanaan terkemuka bagi pertumbuhan gereja di Amerika.

TUJUAN PERTUMBUHAN GEREJA

Beberapa orang tidak menyadari bahwa McGavran mengembang-


kan teori pertumbuhan gereja dan mendirikan lembaganya dengan
suatu tujuan yang ditetapkan secara tetap: yaitu untuk lebih mengefek-
12
tiltepenyebaran Injil dan melipatgandakan gereja-gereja di daerah
bana percaya bahwa pengeluaran sebesar 1 milyar dolar per tahun
darimerika Utara bagi misi luar negeri dapat menghasilkan lebih
bank kristenisasi. Sampai saat ini ia berencana untuk menyebarkan
sek<h pemikiran pertumbuhan gereja di antara para pelaksana misi,
utu* gerejawi aktif, dan pimpinan gereja nasional yang bekerja di
AsiAfnka, dan Amerika Latin.
entu saja McGavran menyadari bahwa prinsip-prinsip pertum-
buh gereja dapat diterapkan di seluruh dunia; tetapi ia memutuskan
unt memusatkan perhatian pada jumlah penduduk yang besar sekali
di lr negeri. la menjelaskan hampir seluruh prinsipnya dari misi dan
deiwnasi baru di luar negeri. Akibatnya para pekerja Kristen yang
meliki pelayanan di Kanada dan Amerika Serikat yang mengikuti
ke atau seminar atau membaca buku-bukunya, biasanya berpikir
ba'a pertumbuhan gereja bukan untuk diterapkan di Amerika.

Milai Pertumbuhan Gereja di Amerika


klenarik sekali bahwa ketika McGavran sedang mengajarkan ten-
tamisi di seminari-seminari the Christian Church pada akhir tahun
5(n, para mahasiswanya yang sedang mempersiapkan diri bagi pela-
y»n di Amerika sering kali berkata kepadanya, “ Prinsip-prinsip yang
A£ ajarkan dapat diterapkan di sini.”
la akan menjawab, “ Ya, memang benar, tetapi bagaimana pene-
rtnnya harus Anda usahakan sendiri.”
Maka sampai tahun 1972, pertumbuhan gereja nampaknya dapat
ckipkan terus terutama di negara-negara lain. Seorang pemimpin in-
jAmerika yang terkemuka pernah berkata kepada saya, “ Entah
laimana, aku tidak pernah tahu apa itu pertumbuhan gereja. Aku
di berpikir bahwa itu hanyalah sesuatu yang terjadi di ladang misi.”
Kedengarannya seolah-olah ia merasa telah sedikit tertipu. Mung-
I iuga memang demikian!
Namun harus diperhatikan bahwa kurangnya minat dalam pertum-
un gereja sebagian besar dipengaruhi oleh pemikiran defensif.
aikiran ini dalam banyak hal mempertahankan bahwa orang Kristen
ati tidak hanya tertarik pada jumlah.
Karena banyak gereja Amerika tidak bertumbuh, para pemimpin
tja dan guru besar seminari telah membangun suatu pertahanan yang
n untuk menentang pertumbuhan gereja, yang sebagian bersifat
>ogis. Sikap ini mengagungkan jumlah kecil dan “ kualitas” dan tetap
ipendapat bahwa pertumbuhan dalam jumlah itu agak tidak baik.

13
Salah satu sumbangan besar McGavran adalah serangannya selama tiga
puluh tahun terhadap sikap yang non-alkitabiah ini.
Karyanya yang terbesar, Understanding Church Growth (Eerd-
mans), diterbitkan tahun 1970 dan terbitan sesudah direvisi pada tahun
1980. Buku ini memegang peranan dalam mempersiapkan Amerika un-
tuk pertumbuhan gereja. Buku ini menyuguhkan pertumbuhan gereja
secara global, dengan hebat menyingkapkan kekeliruan pemikiran
defensif, dan menjelaskan prinsip-prinsip universal yang menjadi ciri-
ciri khasnya. McGavran pada mulanya memberikan ilustrasi tentang
prinsip-prinsip pertumbuhan hampir seluruhnya dari perluasan gereja-
gereja di luar negeri, tetapi dalam terbitan sesudah direvisi tahun 1980
ia telah memasukkan banyak penerapan di Amerika. Buku ini adalah
dan akan terus merupakan buku pegangan pokok yang sangat diperlu-
kan bagi Gerakan Pertumbuhan Gereja.

Menerapkan Pertumbuhan Gereja di Amerika


Usaha yang disengaja untuk menerapkan filsafat pertumbuhan
gereja bagi Amerika dibangkitkan pada musim gugur tahun 1972 oleh
Pendeta Chuck Miller, waktu itu seorang anggota staf Pasadena’s Lake
Avenue Congregational Church, tempat saya menjadi anggota. Atas
dorongan Miller, saya mengorganisasi dan mengundang Donald
McGavran untuk mengajar bersama saya pada suatu kursus penuntun
pertumbuhan gereja yang dirancang secara khusus bagi para pemim-
pin gereja Amerika.
Kami melakukannya hanya sebagai suatu eksperimen saja, tetapi
hasilnya luar biasa:
Salah seorang siswa, Win Arn, meninggalkan jabatannya di
Evangelical Covenant Church dan mendirikan Institut bagi Pertum­
buhan Gereja Amerika yang berpengaruh.
Chuck Miller sendiri meletakkan jabatannya pada Lake Avenue
Church dan mendaftarkan diri di Sekolah Misi Dunia untuk semakin
mendalami suatu lapangan pendidikan yang menarik baginya.
Phil Goble, seorang siswa lain, menggunakan wawasan yang
diterimanya di kelds untuk mengembangkan suatu pola kreatif bagi
penginjilan umat Yahudi yang secara lebih tepat ia sebut “ pertumbuhan
sinagoge . Sejak saat itu ia telah membantu mendirikan lima sinagoge
Mesianik di California, Florida, dan New York.

14
Membangkan Pertumbuhan Gereja di Amerika
mpaknya, waktunya sudah tiba. Beberapa tahun sebelumnya,
den segala kerusuhan sosial di Amerika, para pemimpin gereja
Anna belum begitu dapat menerima pengajaran pertumbuhan gere­
ja. ah seorang penyokong ide ini adalah Wade Coggins dari the
Evelical Foreign Missions Association, yang menulis dalam United
Evelical Action terbitan bulan Maret 1967: “ Sampai saat ini, riset
darndidikan pertumbuhan gereja telah diarahkan kepada bidang
pekran Injil. Bagaimana dengan pendeta-pendeta di Amerika
Seit? Tidakkah seharusnya mereka juga tertarik dan membutuhkan
filst dan penekanan ini? . . . Suaitu cara harus ditemukan untuk
mempulkan fakta-fakta pertumbuhan yang berarti di negara ini dan
mebarkan informasi ini untuk mendorong gereja ke dalam pertum-
bu yang dinamis.”
:tapi nampaknya, hanya sedikit orang pada masa pergolakan di
talSO-an itu yang mampu mendengar apa yang dikatakan Wade
Cds di balik kerinduan sengketa tentang hak asasi, gerakan hippi,
daerang Vietnam.
ua penerbit Amerika terkemuka memberikan dorongan yang
beibagi pertumbuhan gereja di Amerika selama tahun 1972 yang
satpenting itu. Yang pertama adalah William Petersen dari ma-
jaEternity, yang mengirimi saya koleksi buku-buku dan guntingan-
gngan majalah yang ia kumpulkan dan meminta saya menulis suatu
kagan mengenai pokok tersebut. Saya ingin menulis karangan itu
telidak dapat melakukannya karena saya betul-betul tidak menge-
tztanyak tentang gereja Amerika dan bagaimana pertumbuhannya.
;aya membutuhkan waktu hampir dua tahun untuk memperoleh
paahuan yang cukup tentang gereja di negara asal saya agar saya
dinelaksanakan tugas itu, tetapi hasil dari riset itu diterima dengan
sjIt>aik. Karangan itu tidak hanya diterbitkan dalam majalah Eter-
riietapi juga dalam United Evangelical Action dan di tempat lain-
nJh e National Association o f Evangelicals mencetak ulang dengan
jl ‘ "American Church Growth” dan mengedarkan beribu-ribu
o n tersebut.
61leu ini berkembang sebagai perkembangan selanjutnya dari pro-
riiet yang sama. Pertumbuhan gereja Amerika sekarang telah men-
jtagian tetap dari perhatian ilmiah saya, dan saya telah menerbitkan
lajpa buku tambahan mengenai subjek itu.
Harrold Lindsell dari Christianity Today merupakan penerbit
11 "yang mendorong para teoretikus pertumbuhan gereja ke arah

15
Amerika. “ Jika ini adalah the Fuller School o f World Mission, ” per-
nah ia berkata dalam suatu rapat staf pengajar, “ saya ingin mengetahui
apakah Anda menganggap Amerika sebagai bagian dari duniaV
Setelah memperoleh jawaban ya, ia menantang staf pengajar
Sekolah Misi Dunia untuk menggunakan wawasan mereka bagi pe-
ngembangan program penginjilan nasional Key 73, dan ia menyediakan
seluruh terbitan majalah Christianity Today (tanggal 19 Januari 1973)
sebagai suatu arena untuk itu. Seluruh staf pengajar yang terdiri atas
enam anggota menerima tantangan itu dan menyumbangkan karangan-
karangan. Tetapi tanggapan yang diperolehnya kecil, dan usaha itu
nampaknya agak sedikit terlambat untuk dapat menyelamatkan Key 73
dari kelumpuhan evangelistis. Meskipun demikian, usaha tersebut
berhasil memberi tahu masyarakat Kristen bahwa Gerakan Pertum-
buhan Gereja telah kembali.

KONSULTASI PROFESIONAL BAGI PERTUMBUHAN

Salah satu perkembangan yang paling menggairahkan dalam


bidang pertumbuhan gereja di Amerika yang sedang muncul adalah
terciptanya lapangan kerja Kristen jenis baru: penasihat pertumbuhan
gereja yang profesional. Penasihat-penasihat gereja sudah ada untuk
beberapa saat lamanya, tetapi ini adalah suatu jenis baru. Ini adalah
sejenis penasihat yang terlatih untuk melihat bagaimana seluruh bagian
kehidupan dan pelayanan gereja yang beraneka ragam itu dapat men-
jadi satu untuk merangsang pertumbuhan anggota gereja.
Perintis dalam bidang ini adalah Pendeta John Wimber yang
meletakkan jabatannya di Yorba Linda Friends Church pada tahun
1975 untuk menjabat sebagai direktur pendiri dari apa yang sekarang
disebut the Charles E. Fuller Institute o f Evangelism and Church
Growth yang terletak di Pasadena, California. Sebagai seorang usaha-
wan yang berhasil sebelum bertobat dan terpanggil dalam pelayanan,
Wimber membawa suatu mandat yang sangat penting bagi pertum­
buhan gereja: ia adalah seorang pendeta Amerika yang berhasil. Yorba
Linda Friends Church telah memiliki sebanyak 200 anggota pada saat
ia bergabung dengan majelisnya. Dalam waktu lima tahun jumlah itu
telah bertumbuh menjadi 900 anggota dan ia telah menolong merintis
lima gereja Friends baru di wilayah itu dalam kurun waktu yang sama.
Setelah membangun the Fuller Institute menjadi perwakilan pela­
yanan yang diakui secara nasional dalam waktu dua tahun, Wimber
menerima panggilan Allah untuk merintis suatu gereja baru, the
16
Ijrd Christian Fellowship di Anaheim. Dalam waktu 7 tahun gereja
j;-lcembang dari 17 anggota pertama menjadi lebih dari 5.000 ang-
gjebagai penggantinya ia melatih Carl F. George, seorang pendeta
j; dari Florida. Carl George sekarang telah menjadi ketua dari para
phat pertumbuhan gereja di Amerika dan memimpin satu-satunya
pjn pendidikan resmi nasional bagi mereka. Sebanyak 60 sampai
■jng siswanya sedang menolong gereja-gereja di seluruh Amerika
$t. Programnya yang disebut Diagnosis with Impact (Diagnosa
jBerpengaruh), adalah suatu pelayanan dari Charles E. Fuller
#te (Box 91990, Pasadena, CA 91109-1990).

MASA DEPAN PERTUMBUHAN GEREJA

vmerika Serikat memiliki lebih kurang 330 ribu gereja. Dua puluh
,lagi terdapat di Kanada. Dari sekian banyak itu, berapa yang
:ig sakit? Berapa banyakkah yang dapat membalikkan pola-pola
icetan dan kemerosotan yang mengecilkan hati dan mulai bertum-
ikalau mereka baru saja memperoleh pertolongan untuk melaku-
ya?
dungkinkah ada 50 ribu? Kalau demikian, kita harus memper-
Ican kepada Allah untuk melipatgandakan para Win Arn, John
ber, dan Carl George, karena tidak ada satu orang pun yang
jliki semua jawaban bagi semua masalah gereja-gereja Amerika.
fidak ada satu pun obat mujarab yang dapat menyembuhkan
|a penyakit, baik untuk manusia ataupun untuk gereja. Dan per-
?uhan gereja itu sendiri adalah ilmu pengetahuan yang baru, jadi
[jangannya sampai saat ini masih terbatas. Kemajuan memerlukan
j keras serta pengabdian penuh, karena mengerti dan menganalisa
rnika pertumbuhan gereja merupakan persoalan yang rumit.
5aya melihat fajar baru menyingsing bagi gereja Amerika. Kekuat-
ianusia dan kekuatan rohani yang besar, yang sekarang terkurung
m pola-pola yang bersifat membatasi dan dalam metodologi-
jdologi yang ketinggalan zaman, akan segera dilepaskan bagi
,'ebaran Kerajaan Allah yang dipercepat di benua kami. Jikalau
jkian, semua orang yang mengasihi Tuhan dan yang ingin melayani
akan mengalami masa-masa yang menggairahkan!
C. Peter Wagner
Fuller Theological Seminary
Pasadena
Januari 1984
17
Pasal 1.
b er tu m b u h a ta u
riDAK BERTUMBUH?

nal Ridge Presbyterian Church: Anda sedang dalam perjalanan


r»j Fort Lauderdale, Florida. Tak lama setelah Anda berkendaraan
dth Federal Highway, maka dari jauh akan tampak menara Gereja
CRidge Presbyterian yang berketinggian 100 meter. Pada saat Anda
atnya, maka Anda sedang menyaksikan gedung tertinggi yang
t'k di antara tempat peluncuran roket Cape Canaveral dan kota
N.
ingunan Coral Ridge seharga 6 juta dolar itu pada mulanya diran-
cntuk memuat 2.500 kursi supaya seluruh jemaat dapat beribadah
hna pada hari Minggu pukul 11.00 pagi. Namun, gereja itu telah
tnbang begitu pesat selama waktu antara penggambaran rencana-
n n pentahbisan gedungnya, sehingga sejak semula sudah harus
ctan dua kali kebaktian.
anyak faktor yang membantu pertumbuhan Coral Ridge Presby-
t. Paling tidak di antaranya adalah suatu kumpulan 400 pria dan
'a yang berdedikasi, berbakat, dan dilatih dengan baik, yang
t ak keluar dari gereja minggu lepas minggu untuk mencari orang-
< yang belum diselamatkan dan membawa mereka kepada Yesus
Is.
endeta James Kennedy telah sejak lama menyadari bahwa per-
Uhan dalam gerejanya terhambat karena jemaat memiliki sikap
ta pendeta yang harus melakukan semua kegiatan penginjilan. la
19
sekarang berkata, “ Menyuruh pendeta melakukan semuanya merupa-
kan bidat terbesar yang telah mewabahi gereja!”
Sebuah film yang menggambarkan apa yang sedang terjadi di Fort
Lauderdale berjudul Like a Mighty Army (Laksana Bala Tentara yang
Kuat). Tinggallah selama satu minggu di Fort Lauderdale, dan Anda
akan melihat bahwa bala tentara itu benar-benar ada.
Redwood Chapel: Mari kita sekarang mengunjungi Redwood
Chapel di Castro Valley, California, dekat San Francisco. Di Fort
Lauderdale Anda menjumpai suatu kebaktian ibadah yang megah
dengan para pendeta memakai tanda kebesaran akademis lengkap dan
para penyambut pengunjung semuanya berpakaian jas biru muda
dengan garis hiasan beludru hitam. Di Castro Valley orang-orang yang
berpakaian secara khusus hanyalah mereka yang tergabung di dalam
kelompok musik.
Kemungkinan hanya sedikit gereja di negeri ini yang telah mengem-
bangkan keanekaragaman kelompok kecil penyanyi yang berkualitas
profesional seperti yang Anda lihat dan dengar di Redwood Chapel.
Musiknya bagus sekali sehingga anggota jemaat mengundang para
tetangga mereka ke gereja tanpa syarat. Mereka mengetahui bahwa
kawan-kawan mereka akan menyukainya.
Gedung ibadah mereka yang menyediakan 650 tempat duduk
senantiasa penuh dalam setiap tiga kali kebaktian pada hari Minggu
pagi. Pada waktu jumlah jemaat menjadi terlalu besar, sekelompok
besar dari mereka memisahkan diri dan memulai gereja-gereja baru di
daerah itu. Gereja-gereja baru ini mengembangkan kelompok-kelom-
pok musik baru dan tetangga baru mereka menyukainya. Banyak dari
antara mereka diperkenalkan kepada Yesus Kristus, dan gereja-gereja
cabang itu bertumbuh seperti gereja induknya.
Denver First Nazarene: Setinggi satu mil di Denver, Colorado, gere­
ja Denver First Church o f the Nazarene telah bertumbuh dari 240 ang­
gota menjadi 1900 anggota dalam jangka waktu enam belas tahun.
Ketika Pendeta Don Wellman pergi ke Denver enam belas tahun yang
lalu, ia telah bercita-cita membangun sebuah gereja yang besar bagi
Allah. Ia mengetahui bahwa gereja dapat melibatkan diri dalam banyak
kegiatan yang baikj tetapi ia bersama jemaatnya mempunyai satu
pikiran. Ia berkata, “ Kami hanya menaruh perhatian pada satu hal —
memberitakan Injil kepada dunia.”
Dunia kelihatannya tertarik pada pernyataan Injil yang diberitakan
oleh gereja First Nazarene. Pada tahun 1974 mereka pindah dari gedung
lama mereka ke suatu gedung ibadah yang berkapasitas 3.800 tempat

20
BbBq rifibfidhsd jlulnu luqmu^hsd gnBib udh Bgil ilsd gniisZ jb
■igBq uggndri
Bi gnBy j(o)ioq nBqfibb niBigoiq iBynuqmsm nsmlbW Bbbn:
.OBilibibnaq ,i6ub>l nBUBjlgnBi ,jlizum ,Bbum muB>l ,Bob :hb}IbbI
iiBri nfiijjlBdail msigoiq nfib ,ioin3Z BiBgsnBgiBW .ibBdiiq nBli[iq
■U\/
.bnommfiH tigBq uggniM nsd-iiEd BbB*! -.bnommatt .hhcyrt to
nfiriBl-rifiriBhaq u [b(ti Bymsnsdsz BymBliibz }E)(EiByzBrn nfib ,b i I
riBlo>b2** :ollom nB^Bnsgnsm gnfiy uiid sniBwisd zid-zid nb
jfBbil BbnA bjIiI .ByngniqniBZ nsigsd ib "Binud ib iszsdisT uVl
rislcmqmsrn )BqBb BbnA Bisgsz .Bynsisisg dBbl BnBm ib iuriElm
nB>lB gnBy zid niqmimsq zuIbi Bubs>I h sb gnsiosz rifilfiz iifib >iuiq
nBiziloqaM nsmshBqsd iisb zuzurijf zsguJ nEgnsb izilo'I .iBqmujA
BbBq jVyurtO ttitapA t o r t nBgnu>lgnil sd nBdzBgulib uhsq bnoiH
gnBio udh Bmil iiBb riidsJ .zBinil uIbI lulEgnsm duinu igeq uggni;ri
rifiisBd .zsIyH >IdbI BbbnsS nBjhBgnsbnsm dulnu iuqmujhsd $b
-§nil ns^Equism ns^ud bnommsH 6lo>l ifimBi nsigsd ib 6i3i3g:>l
:b JojI JBzuq riBisBb isnsd-iEnsd dBlfibs uliz id .Blod nBiiggniq njl
nfib odol jlBynBfl .nblzim jlsgB dBissb nEJlsquism nsb Juwz
ib Bynjbbl Bjlii iqfibt .syngnubsg nB^gnozognsm rifibl nBBrijq
t o r t B[ai3g BdBm nE)Jgnozo>iib o>lo) riBudsz rtebbz Bisgsz ,E(3i3gb
.uggniM riBlojbz gnsui ibEjnsm Bynrifidugnsm nsb >iuzBm \G
JBqBb gney nBgnEui q sib z nBJiriuJudmsm to r t )6Bm'
nBjiriBDsmsm Eibiam dV6I nuriBJ mslBb uggnim ujb2 .risloisq bti
BmfibS .uggniM rifiiojbz gnujnugnsq udh 101 nBgnsb lBnoizemi
.uggnim qsiJ gnsio M)£.8I riBlsbE bIbi-eibi gnujnugnsq £861 jl
insyBbrn gnBy d ib lis) uggniM rffilcubz uiug zuIbi nsqBbb iifib J
.uggniM iiBri »z
Jb H neb iBubii lidom iBiEbnsgnsm BbnA \-to zw \rt\ \\\W \sq»t\
BbnA nsb .BigiosO tBlnBhA ,iu)B33d dblBZ Blod iulfibm bsoH i2
uiid BniBwisd iszsd BbnsJ riBudsZ .brill BbnA gnBy BqB nfidn g ]
uli iiBbfiynsm BbnA Bisgsz nfib ,BbnA nBiiBriisq diisnsm riiJub
ub Ib gnilibd liinignsq gnBiosz dfilnBiiud ini .Bisisg riBudsz be
-i3d gnBy lEdoi B(.3i3g risudsz iq sb l ,nBmi nsgnsb riudmsynsq §oz
iiBri BnBz ib sbBisd BbnA ubIb^JI .A'jivsAO -\stovr\»Y\ W'sVVh (\a O ,n
)(BZ3b-dBZ3bi3d gneio udh Bmil Isdibrn hejIb BbnA Bjism igBq u j /
-dfids^i ujbuz mBifib riBlIA nBBiiums)! iiumsm duJnu BbnsJ m^lsl
niiibsri Bisq lilu>[ BniBW .mB(. Bub iiBb riidsl gnuzgnB'hsd g a n i)
dBlfibB BynriuiBqsz Biiii-Biid— Bbnsi bhibw nBgnsb ByndiiEnsmiz
.mBliri Jiluil gnBio igBl BynriuiBqsz nsb riiluq lilujl o


Yang memimpin kebaktian ini adalah pendiri gereja itu, yakni
Uskup Earl P. Paulk. Ia dan beberapa anggota keluarga merintis gereja
ini sebagai suatu misi pusat kota di Atlanta pada tahun 1960. Sejumlah
tiga puluh sembilan orang mengunjungi kebaktian pertama, 12 di an-
taranya adalah anggota keluarga. Mereka berpindah dari Atlanta ke
Decatur pada tahun 1971 dan membangun sebuah gedung ibadah di
atas tanah seluas 3 ha. Tempat ibadah mereka bukan saja tidak dapat
menampung mereka lagi sehingga harus pindah ke tenda, tetapi mereka
telah membeli tanah seluas 41 ha dan sedang membangun apa yang
mereka namakan “ Kota Perlindungan” , yang diperindah dengan
sebuah gedung ibadah berkapasitas empat ribu tempat duduk.
Pelayanan Chapel Hill dipusatkan pada kebutuhan-kebutuhan ang­
gota secara perseorangan dan kebutuhan masyarakat sekitarnya. Pro­
gram pelayanan sosial mereka yang luas menarik ratusan orang datang
ke tempat mereka dapat mendengarkan Injil Yesus Kristus. Sebagai
contoh, House o f New Life (Rumah Hidup Baru) mereka dibentuk un-
tuk menyediakan alternatif melahirkan bayi mereka bagi ibu-ibu tidak
kawin yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang memandang abor­
tus sebagai satu-satunya penyelesaian bagi masalah mereka. In His Care
(Dalam Perlindungan-Nya) adalah suatu perwakilan berlisensi untuk
penempatan anak-anak, yang melayani seluruh masyarakat Kristen.
Program-program khusus ditujukan bagi kebutuhan para narapidana,
orang-orang yang bercerai, pecandu obat-obatan, kaum homoseks,
orang-orang yang mempunyai nafsu makan terlalu banyak, orang-orang
tua, orang-orang yang cacat jasmani dan mental, dan kelompok-
kelompok lain semacam itu.
Southern California: Gereja-gereja yang bertumbuh seperti ini,
yang dapat ditemukan di setiap wilayah Amerika Serikat, sangat
menarik untuk dikunjungi. Sungguh tergerak iman kristiani kita melihat
tangan Allah bekerja melalui umat-Nya di begitu banyak tempat yang
berbeda, dalam begitu banyak denominasi yang berbeda, dan dengan
begitu banyak cara yang berbeda. Salah satu pemusatan paling padat
dari gereja-gereja bertumbuh dapat ditemukan di California Selatan,
tempat saya tinggal dan bekerja. Ingin sekali saya membawa Anda
berkeliling ke beberapa gereja paling menggairahkan yang pernah saya
lihat, semuanya terletak relatif berdekatan satu dengan yang lain.
Saya ingin membawa Anda ke Crystal Cathedral, sebelumnya
dikenal sebagai Garden Grove Community Church. Anda akan hadir
di sana bersama delapan ribu orang lainnya beribadah di dalam suatu
ruang ibadah yang mempesonakan yang terbuat dari sepuluh ribu
lempengan kaca. Anda akan mendengar khotbah yang menekankan
22
“ cterpikir yang menganggap segalanya mungkin” oleh Pendeta
Rol Schuller. Schuller dan istrinya, Arvella, merintis gereja ini dari
peraan pada dua puluh sembilan tahun yang lalu, dengan berkhot-
balri atas atap beralaskan kertas ter pada Orange Drive-in Theater.
mudian kita akan pergi ke Melodyland Christian Center, dekat
Disland, tempat Pendeta Ralph Wilkerson melayani dengan kuasa
yaiesar, dan tempat beribu-ribu orang telah diselamatkan sepan-
janhun-tahun ini.
ta akan mengunjungi Calvary Chapel o f Costa Mesa yang di situ
kitirus berdiri antre selama dua puluh menit sebelum berlangsung
saliri tiga kebaktiannya untuk memperoleh satu dari tiga ribu tem-
paiduk di dalam gedung ibadah itu. Kita akan melihat Pendeta
Ch Smith, yang Allah pakai sebagai salah seorang pemrakarsa Jesus
Pe Movement (Gerakan Umat Yesus) dalam tahun enam puluhan,
dang pada waktu itu cukup kreatif untuk mengadakan kebaktian
da sebuah tenda dan membaptiskan orang-orang yang bertobat di
da Lautan Pasifik.
jmudian kita akan menyusur pantai menuju Saddleback Valley
Ctunity Church o f Laguna Hills, salah sebuah gereja Southern Bap-
tijng paling membawa pembaharuan di negara ini. Pendeta Rick
W i, yang merintis gereja ini sejak ia tamat dari seminari pada tahun
IStelah menetapkan sasaran pertumbuhan'tidak kurang dari dua
piribu anggota jemaat sampai tahun 2000 sedangkan pada saat yang
bffiaan merintis sebuah gereja baru setiap tahun. Pertumbuhannya
tepada waktunya.
ada hari Minggu sore saya akan membawa Anda ke Vineyard
Cion Fellowship di Anaheim, digembalakan oleh rekan saya John
tyer. Mereka beribadah dalam sebuah gedung bekas toko serba-
afhite Front. Mata Anda akan semakin melebar ketika memasuki
g<g dan melihat suatu bentangan luas tiga ribu kursi lipat, semuanya
pi, kebanyakan oleh kaum muda. Sebelum malam itu berakhir,
kagkinan ada seratus orang yang dijamah Allah untuk memperoleh
kibuhan jasmani, emosi, dan rohani.
ita dapat mampir di First Evangelical Free Church o f Fullerton
u mendengar beberapa penyelesaian Alkitab paling baik di Amerika
S»t oleh Pendeta Charles Swindoll. Pada saat jemaat pindah ke
gig ibadah mereka yang bertempat duduk dua ribu lima ratus, tiga
ti yang lalu, kedua kebaktian pagi penuh sesak sampai meluber.
1 begitu lama berkendaraan melalui jalan raya kita akan tiba di
C' Community Church o f the Valley di Panorama City tempat
sn g pemberi uraian Alkitab terkenal lainnya, John MacArthur,
23
sedang mengajarkan Firman Allah. Di sini kita akan bergabung dengan
delapan ribu orang lain dalam kebaktian ibadah.
Saya tidak ingin Anda melewatkan Calvary Community o f Thou­
sand Oaks. Tujuh tahun yang lalu Pendeta Larry DeWitt memulai
persekutuan dengan sedikit orang di rumah makan Hungry Tiger.
Sekarang kebaktian berlangsung di sebuah gudang yang dikontrak
dengan dua ribu orang lebih beribadah. Mereka telah membeli empat
belas hektar tanah di sebuah persimpangan jalan raya utama dan sedang
menggambar rencana untuk sebuah gedung ibadah raksasa.
Untuk mengganti suasana, kita akan mengunjungi Bel Air
Presbyterian Church, suatu karya arsitektur spektakuler yang dibangun
di atas tepian karang yang terjal dengan pemandangan kota Los Angeles
di bawahnya. Di sana Pendeta Donn Moomaw melihat seratus sampai
dua ratus orang-orang “ terbuang” menyerahkan hidup mereka kepada
Yesus Kristus setiap tahun.

ADA YANG BERTUMBUH dan ADA YANG TIDAK BERTUMBUH

Saya akan terus-menerus menyebutkan contoh-contoh gereja ber-


tumbuh lainnya. Tetapi yang saya sebut di sini sudah cukup untuk
menunjukkan bahwa beberapa gereja di Amerika Serikat benar-benar
sedang bertumbuh. Para pendeta dan jemaatnya bergairah sekali men-
jadi orang Kristen dan bekerja bagi Allah. Tiap-tiap hari Tuhan menam-
bah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan — sama seperti
yang la lakukan dalam jemaat mula-mula di Yerusalem yang dijelaskan
dalam kitab Kisah Para Rasul.
Sebenarnya, apakah yang membuat beberapa gereja bertumbuh?
Dan mengapa ada beberapa gereja lain yang mati sebelum waktu-
nya? Karena merupakan kenyataan bahwa banyak gereja yang m ati.
Gereja-gereja itu tidak bertumbuh selama bertahun-tahun. Untuk setiap
keluarga baru yang masuk, dua atau tiga keluarga keluar. D atang ke
gereja adalah suatu tugas—sesuatu yang selekas mungkin diselesaikan
sebelum dengan tenang menikmati kegiatan lain yang lebih menyenang-
kan seperti menonton pertandingan sepakbola profesional di televisi.
Statistik menunjukkan bahwa beberapa denominasi sedang ber­
tumbuh sementara denominasi lainnya merosot. Dari tahun ke ta h u n ,
sebagai contoh, the Christian and Missionary Alliance, the Church o f
God (Cleveland), the Church o f Nazarene, the Assemblies o f God, the
Southern Baptist, dan yang lainnya kelihatan bertumbuh dengan b a ik ,

24
seirara dalam tahun yang sama the United Methodists, the Disciples
o f nst, the Episcopal Church, the Presbyterian, the American
Lutans, dan yang lainnya merosot.
imun pola itu pun tidak seragam. Banyak gereja Methodist,
Preterian, dan Lutheran sedang bertumbuh, dan banyak gereja
A lire, Nazarene, dan Southern Baptist sedang kehilangan
anganya.
idang-kadang gereja-gereja ini berdekatan satu dengan yang lain.
D al kasus demi kasus gereja-gereja yang sedang bergumul dan kecil
hati] ternyata letaknya hanya dua atau tiga blok dari gereja-gereja
cab; yang sedang berkembang. Ada hal yang biasa di Amerika bila
Pa r iggota gereja berkendaraan melewati beberapa gereja lain untuk
sarr| ke gereja pilihan mereka. Dan doktrin gereja mereka hampir
tida»erbeda dengan doktrin banyak gereja lain yang mereka lewati.
Main, meskipun Allah hadir dalam semua gereja ini, gereja mereka
roerrarkan sesuatu yang nampaknya tidak dimiliki oleh gereja-gereja
lainrsebut.
dak ada daerah tertentu di Amerika yang dapat dianggap sebagai
tan^jerjanjian bagi pertumbuhan. Saya pernah beranggapan bahwa
C a l m ia adalah tempat gereja-gereja bertumbuh seperti rumput ber-
b u n k u n in g di lapangan golf, sementara New England merupakan
ta n 5 tandus. Sekarang saya menyadari bahwa masalahnya lebih
k o rte k s daripada itu. Sebagai contoh, gereja-gereja Southern Bap­
tist lang bertumbuh lebih pesat di New England daripada di Califor­
nia .eskipun beberapa tahun yang lalu keadaannya adalah sebaliknya.
Bol«dikatakan California memiliki lebih banyak gereja yang semarak
d a n en arik perhatian, tetapi jika dinilai secara statistik, California
n i e r i k i persentase lebih tinggi dalam hal orang-orang yang belum ke
ger e daripada New England.

M e « ip a Demikian?
p a k a h ada suatu penjelasan untuk semua ini?
er/igapakah beberapa gereja bertumbuh sementara yang lainnya
tidcz-
iw a b a n bagi pertanyaan ini begitu sukar dipahami sehingga
b a n 3c pemimpin gereja yang bahkan ragu-ragu untuk mengemuka-
kan jgt. .
a<da tahun 60-an, seperti kebanyakan dari kita masih mengingat-
nya _^*.nyak orang bahkan mulai mempersoalkan apakah gereja seha-
<vsr-» "bertumbuh. Ada keragu-raguan di dalam pikiran beberapa orang

25
tentang apakah gereja dapat bermanfaat bagi masyarakat secara keselu-
ruhan. Di dalam lingkungan tertentu untuk beberapa saat lamanya
orang biasa memberitakan bahwa kita sekarang hidup dalam suatu
“ zaman sesudah-Kristen” . Lembaga gereja dianggap sudah ketinggalan
zaman.
Beberapa pengaruh dari tahun 60-an ini masih tertinggal seperti
suatu batuk kecil sesudah penyakit pilek yang berat. Tetapi pada umum-
nya, pertumbuhan gereja telah meningkat menuju puncak di dalam
gereja-gereja.
The Christian and Missionary Alliance pada tahun 1979 bercita-
cita melipatgandakan jumlah keanggotaan total mereka dalam tahun
1987, suatu pernyataan imaii secara umum yang menakjubkan. Ketika
buku ini sedang dalam proses penulisannya, pertumbuhan mereka
sudah tepat menc’apai sasaran.
Gereja-gereja The Evangelical Covenant (Perjanjian Injili) baru-
baru ini menjalankan suatu proyek bernama “ Memberi untuk Pertum­
buhan” dengan tujuan menyumbangkan beberapa juta dolar melebihi
tanggung jawab gereja yang biasa. Mereka telah menciptakan sebuah
jabatan kegerejaan yang baru yaitu: Direktur Pertumbuhan Gereja.
Mereka secara pasti menghendaki supaya gereja-gereja Covenant ber-
tumbuh. Beberapa gereja Presbiterian dan Episkopal dan gereja-gereja
aliran utama lainnya sedang mengajukan permohonan untuk seminar-
seminar pertumbuhan gereja, karena merasa tidak puas dengan kea-
daan mereka sekarang.
Ya, hanya sedikit orang yang menganggap gereja sebagai lelucon
pada zaman ini. Kebanyakan orang Kristen yang saya kenal bersikap
serius sekali terhadap gereja mereka. Di mana gereja sedang bertum-
buh, orang-orang bergairah dan berkeinginan sekali untuk melakukan
bagian mereka supaya semuanya berlangsung terus bagi kemuliaan
nama Allah. Di mana gereja mengalami kemunduran, orang-orang
ingin mengetahui apa sebabnya dan apa yang dapat mereka lakukan
sehubungan dengan hal tersebut.
Menemukan jawaban atas pertanyaan mengapakah gereja-gereja
bertumbuh atau tidak bertumbuh adalah maksud dari Gerakan Per­
tumbuhan Gereja. Tidak seorang pun yang memiliki jawaban yang
pasti, namun jawaban-jawaban yang baik mulai bermunculan dengan
frekuensi yang semakin meningkat.
Ada banyak cara yang berbeda untuk kita menemukan apa yang
Allah sedang lakukan di dalam dunia masa kini. Salah satu cara adalah
seperti yang sedang kami lakukan di sini, yaitu dengan memperhatikan
gereja-gereja di sekitar tanah air yang kelihatannya sedang melakukan

26
sesitu yang luar biasa dan yang sebagai akibatnya sedang memper-
tahakan suatu pola pertumbuhan yang tetap. Sementara kita mem-
perltikan gereja-gereja itu, kita kembali mengajukan pertanyaan per-
tamkita: Apakah yang menyebabkan gereja-gereja ini bertumbuh?
entu saja, dalam analisa akhir, Allahlah yang bekerja melalui Roh
Kudi-Nya- Tetapi jika kita menyelidiki gereja-gereja ini dan gereja-
gerejlain semacam itu dengan “ kaca mata pertumbuhan gereja” , kita
dapjhelajar lebih banyak tentang Allah dan cdra Dia bekerja.
jdi, jika saya perlu mempelajari tata cara penuaian, saya ingin
berit di tempat yang hasilnya adalah “ seratus kali lipat . . . enam
puhkali lipat . .„ tiga puluh kali lipat” , seperti dikatakan Alkitab
(Ma«s 13:8). Begitu pula, jika saya ingin mengetahui lebih banyak
meniP3 gereja bertumbuh, cara yang terbaik bagi saya adalah menye-
lidiUereja-gereja yang bertumbuh.

Bagtiana Mereka Meiakukannya?


(ang lain juga percaya bahwa kami dapat belajar dari gereja-
gerej ni- Sebetulnya, banyak dari antara pendeta-pendeta gereja yang
bertibuh telah menerima begitu banyak seruan minta tolong sehingga
men[ telah mengadakan seminar-seminar yang menjelaskan bagai-
mar^ereka meiakukannya—yang diadakan satu sampai empat kali
setai di kampus-kampus gereja mereka. Sebagai contoh, setiap bulan
IVJatdJack Hyles dari gereja First Baptist di Hammond, membuka
suatiekolah Pendeta. Pada tahun 1974 sekolah ini menarik 2.311
pese; Pada tahun 1983 menarik 5.000 peserta.
pideta Robert Schuller dari Crystal Cathedral memimpin Institut
KepifttP'11311 Gereja yang Berhasil, yang secara pribadi saya dukung
kar©aya telah mengajar di situ selama bertahun-tahun. Presiden-
nyajrman Ridder, merencanakan tiga kursus dari institut ini setiap
tahu.
;^h satu kursus latihan terbaik tentang teknik-teknik penginjilan
pribiiyang ada di Amerika adalah klinik Ledakan Penginjilan yang
diadd di Gereja Coral Ridge Presbyterian. Klinik-klinik ini semakin
banvildi seluruh Amerika.
deta Jerry Falwell dari Gereja Thomas Road Baptist, Lynch-
burgi'gjaia- mengadakan ‘‘Konferensi Super” setiap tahun bagi para
pencidan pekerja Kristen. Biasanya jumlah yang hadir sekitar enam
ribufi ratus orang termasuk para pemimpin gereja, murid-murid
dari1,B a p t i s t College dan sekitar seribu lima ratus pendeta dari
gerejia-

27
Di Fresno, California, G.L. Johnson, pendeta dari People’s
Church, mengadakan seminar musim gugur tentang Manajemen Gereja
dan Kepemimpinan Kristen.
W.A. Criswell, pendeta dari First Baptist, Dallas, Texas, memasuk-
kan setiap bidang pelayanan dalam Sekolah Para Nabinya yang diada-
kan setiap tahun.
Pendeta Larry DeWitt dari Calvary Community, Thousand Oaks
menyisihkan satu dari setiap bulan untuk membagikan metode-metode
yang telah Allah gunakan bagi pertumbuhan kepada para pendeta dan
pemimpin awam yang ingin hadir.
Ray Stedman mengajarkan prinsip-prinsip pelayanan antara sesama
anggota dari gereja Peninsula Bible, Palo Alto, California, dalam suatu
program latihan kerja selama dua minggu.
Pendeta William E. Yaeger dari First Baptist, Modesto, Califor­
nia, mengadakan sidang bagi Institute o f Church Imperatives tiga kali
dalam setahun. Ia menekankan kepemimpinan dan cara-cara praktis
dalam pelayanan.
Biaya perkuliahan untuk kesempatan latihan nonakademis ini
berkisar antara gratis sampai $200. Dan meskipun latihan-latihan ini
tidak dapat menggantikan pendidikan di seminari, saya percaya semua
latihan itu seharusnya memperoleh lebih banyak tempat untuk menam-
bah pendidikan tentang pelayanan dibandingkan dengan yang sudah
diberikan sampai sekarang.

PERTUMBUHAN GEREJA ITU RUMIT

Meskipun kami menggabungkan segala sesuatu yang diajarkan di


dalam seminar-seminar ini, kami menyadari bahwa masih banyak yang
harus dipelajari tentang mengapakah beberapa gereja bertumbuh dan
beberapa tidak. Dengan kata lain, pertumbuhan gereja itu rumit. Per­
tumbuhan gereja tidak dapat dijadikan suatu formula sederhana atau
suatu program yang dipadatkan.
W.A. Criswell, misalnya, mendapat pujian karena pertumbuhan
gereja First Baptist, Dallas, sebagian besar karena ia memberitakan Fir­
man secara jelas sekali. Tetapi Robert Schuller jarang menyampaikan
pemberitaan yang jelas. Robert Schuller pada pokoknya memberitakan
“ cara berpikir yang menganggap segalanya mungkin” kepada orang-
orang belum percaya yang tidak mengetahui apa-apa tentang Alkitab
dan yang tidak begitu peduli apakah mereka mengenal Alkitab atau
tidak.
28
mes Kennedy akan memilih perkunjungan dari rumah ke rumah
sebii cara paling efektif bagi pertumbuhan di Florida, tetapi Stephen
Olft mencoba cara itu di kota New York dan tidak berhasil. Untuk
memgkau orang-orang yang tinggal di bangunan-bangunan ber-
tingt ia lebih banyak bergantung kepada televisi.
chard Halverson menemukan bahwa memperkembangkan
kelcpok-kelompok persekutuan kecil adalah cara pendekatan yang
terbc di Washington D.C. Namun, Wendell Belew dari Dewan
Penrus Misi setempat gereja Southern Baptist pernah mengatakan
kepi saya tentang dua buah gereja yang “ mati karena persekutuan” !
ck Hyles berpendapat bahwa membangun sekolah Minggunya
melii penggunaan bis menolong seluruh gerejanya untuk bertumbuh,
tetagereja Paul Cedar menjual bis sekolah Minggunya yang terakhir
bebtpa tahun yang lalu dan gerejanya justru bertumbuh lebih cepat
seta itu.

Kutas Para Pemimpin Pertumbuhan Gereja


eskipun pola-pola pertumbuhan gereja di Amerikp dan di tern-
pat n mungkin rumit, tetapi tidak kacau-balau: Keahlian dalam kadar
yartinggi sekali sedang terhimpun di antara mereka yang telah
mesuki bidang pertumbuhan gereja secara profesional. Dan mereka
yarerlibat itu biasanya telah menggabungkan seperangkat kualitas
prili tertentu yang memberikan semacam identitas kepada para
pempin pertumbuhan gereja.
i bawah ini ada lima di antaranya. Dengan kata lain, jika Anda
bernpa dengan seorang pemimpin pertumbuhan gereja, Anda dapat
me:nal dia melalui:
Ketaatan yang teguh. Para pemimpin pertumbuhan gereja
meikui ketuhanan Yesus Kristus dengan sungguh-sungguh. Mereka
telanemperhitungkan, seperti yang dikatakan oleh Dietrich Bonhoef-
fer harga pemuridan” . Mereka rela membayar harganya untuk
meukan apa saja yang diperlukan untuk menaati dan memenuhi
Anat Agung Allah (Matius 28:19-20). Mereka sadar sepenuhnya
bah kesetiaan seorang penatalayan pada akhirnya akan dievaluasi
men hasil usahanya, dan mereka memiliki keinginan yang dalam
uni mendengar kata-kata yang dirindukan itu pada hari terakhir,
“ B sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia”
(Mis 25:21).
Sasaran-sasaran ditetapkan dengan jelas. Para pemimpin per-
tunhan gereja dimotivasi oleh keyakinan bahwa mereka telah

29
mengerti kehendak Allah yang dinyatakan untuk penginjilan dunia dan
bahwa mereka sudah terbiasa dengan apa yang Allah harapkan dapat
diselesaikan melalui mereka. Dengan demikian mereka tidak ragu-ragu
menetapkan sasaran-sasaran yang dapat dijangkau dan membiarkan
keberhasilan atau kegagalan mereka dievaluasi berdasarkan sasaran-
sasaran ini, meskipun cara ini mungkin kelihatan mengandung risiko
bagi mereka yang tidak mengenal sasaran-sasaran pertumbuhan gereja.
Sudah sejak lama mereka menolak penghitungan “ orang-orang
yang bertobat” atau orang-orang yang “ berdoa untuk menerima
Yesus” sebagai kriteria untuk mengevaluasi keberhasilan penginjilan.
Mereka hanya tertarik pada murid-murid, yang disahkan terutama
melalui penyerahan kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan kepada
keanggotaan yang bertanggung jawab di dalam suatu gereja Kristen.
3. Bersandar pada pengamatan yang tajam. Para pemimpin per­
tumbuhan gereja menyadari apa maksud dari perkataan di dalam Amsal
18:13, “ Memutuskan sebelum mengetahui fakta-fakta sungguh
merupakan suatu kebodohan” (dari The Living Bible). Sudah terlalu
banyak pekerjaan kristiani yang dijalankan dengan bodoh karena fakta-
fakta mengenai keadaannya tidak diketahui dengan baik.
Metodologi riset sekarang ini memberikan banyak peluang bagi
kemajuan; meskipun demikian, kemajuan-kemajuan besar telahdibuat
dalam bidang itu. Semakin banyak hal yang diketahui tentang bagai-
mana merencanakan pertumbuhan gereja secara mudah dimengerti, dan
usaha-usaha penyelidikan sedang ditingkatkan.
4. Ketegasan dalam mengevaluasi hasil. Para pemimpin pertum­
buhan gereja sering dikritik sebagai terlalu pragmatis. Mereka memang
pragmatis, tetapi mereka ingin menganggapnya sebagai pragmatisme
yang kudus.
Sebagai contoh, jika metode-metode yang belakangan ini diguna-
kan untuk usaha-usaha penginjilan tidak mencapai sasaran yang telah
ditetapkan, metode-metode ini harus diperbaiki atau dihapuskan. Harus
ada pergantian strategi yang dapat membuahkan hasil seperti yang
dikehendaki Allah.
Pertumbuhan gereja merupakan filsafat seorang aktivis. Tidak
mengherankan jika orang-orang yang lebih suka bersikap pasif dan
“ menyerahkan hasilnya di tangan Allah” berpendapat bahwa gereja-
gereja yang menyusut kemungkinan merupakan gereja-gereja yang
paling setia, dan mereka menulis buku-buku seperti Church Growth
Is Not the Point oleh Robert Hudnut (Harper & Row). Tidak perlu
diragukan lagi bahwa thesis seperti itu tidak dapat diterima oleh kelom-
pok pertumbuhan gereja.
30
‘JSikap penuh optimisme dan iman. Para pemimpin pertumbuhan
gerejtidak merasa takut oleh tuduhan bahwa mereka adalah orang-
oranyang “ mengejar keberhasilan” . Mereka yakin bahwa Kristus
sedai mendirikan jemaat-Nya seperti yang pernah la katakan (Matius
16: li dan mereka yakin bahwa pintu gerbang neraka tidak akan
menjasai jemaat-Nya itu. Mereka bergairah untuk berpartisipasi
dalaipembangunan jemaat di seluruh dunia dan mereka bersukacita
jika reja-gereja bertumbuh dan bertambah banyak.
fereka berdoa agar banyak orang bertobat. Mereka berharap
supa Allah membuat orang-orang bergerak untuk Kristus. Pola
m ere dari Perjanjian Baru untuk penginjilan bukanlah orang muda
yangaya, tetapi hari Pentakosta yang saat itu tiga ribu orang datang
kepa Kristus dan “ mereka bertekun.dalam pengajaran rasul-rasul
dan lam persekutuan, dan mereka selalu berkumpul untuk memecah-
kan ti dan berdoa” (Kisah 2:24). Mereka percaya bahwa hal ini me-
nyengkan Allah karena merupakan suatu hasil iman.

A pah yang Merupakan Tanda-Tanda Penting?


ca mentalitas yang dibangkitkan oleh sifat-sifat pribadi seperti
yan^aru saja diuraikan itu dipergunakan, beraneka ragam kejadian
menk akan terjadi. Salah satunya, gereja-gereja sakit menjadi gereja-
geresehat. Dan gereja-gereja sehat, sama seperti orang-orang sehat,
merrrlihatkan tanda-tanda penting tertentu. Jika gereja adalah tubuh
Kris;, maka suatu penelitian secara klinis untuk menganalisis kese-
hatasebuah gereja dapat dibenarkan secara alkitabiah.
inda-tanda penting manusia mencakup denyut nadi, pernapasan,
tekar darah, dan suhu badan. Jika suhu badan saya menunjukkan
36 dijat, saya tahu bahwa ini menandakan sehat. Dan saya mengeta-
hui 1 ini karena para penyelidik medis telah mengukur suhu badan
sejuah besar orang-orang sehat untuk menentukan “ suhu badan nor-
mal'Sejak saat itu telah cukup banyak data yang dikumpulkan oleh
ilmvedokteran sehingga diagnosa tentang kesehatan atau penyakit,
dala banyak hal agak bersifat rutin.
ilau begitu apakah yang merupakan tanda-tanda penting suatu
gereyang sehat? Di bawah ini terdapat tujuh petunjuk mengenai gere­
ja yg sehat:
Sang gembala. Peran apakah yang harus dimainkan oleh seorang
gemla sidang supaya gereja dapat bertumbuh?
Sidang jemaat. Mungkinkah sebuah gereja bertumbuh jika gereja
itu imiliki gembala sidang yang sempurna, tetapi sidang jemaat yang

31
tidak baik? Bagaimanakah sidang jemaat yang tidak baik dapat men-
ja d i sidang jemaat yang baik?
3. Ukuran gereja. Berapa besarkah seharusnya sebuah gereja itu
supaya sehat dan bertumbuh?
4. Struktur dan fungsi. Bagaimanakah sebuah gereja dapat disusun
sedemikian rupa sehingga seluruh fungsi-fungsi utamanya bekerja
dengan efisiensi tertinggi?
5. Kesatuanyang homogen. Apakah penting bahwa sebuah gereja
pada dasarnya terdiri atas satu jenis orang, atau haruskah terdiri atas
campuran aneka ragam pribadi—lebih banyak lebih baik?
6. Metode. Metode macam apakah yang telah terbukti merupakan
alat yang efektif bagi penginjilan di Amerika pada saat ini?
7. Prioritas. Bagaimanakah caranya memprioritaskan beberapa hal
baik yang harus dilakukan gereja sesuai dengan prinsip-prinsip alki-
tabiah dan keefektifan bagi pertumbuhan?
Tetapi sebelum kita memandang lebih dekat ketiga tanda-tanda
penting ini, terlebih dahulu kita perlu mengajukan satu pertanyaan lagi:
Apakah seluruh filsafat pertumbuhan gereja yang menyebabkan kita
mengajukan semua pertanyaan ini berkenan pada Allah?
Marilah kita menjawab pertanyaan terakhir ini dulu, maukah
Anda? *1

PERTANYAAN untuk PENDALAMAN

1. Apakah yang telah Anda pelajari dari contoh-contoh gereja yang


bertumbuh yang diberikan di dalam bacaan ini? Apakah Anda setuju
bahwa pertumbuhan gereja tidak dibatasi oleh satu metode dan satu
tempat saja? Metode apakah yang digunakan gereja Anda?
2. Bagaimana pendapat Anda mengenai rangkaian kualitas pribadi para
pemimpin pertumbuhan gereja yang diuraikan oleh penulis? Apakah
Anda merasa bahwa pendeta Anda memiliki kualitas-kualitas ini?
Jika demikian, kualitas-kualitas manakah yang paling berarti bagi
pertumbuhan gereja Anda?
3. Apakah tanda-tanda penting bagi pertumbuhan gereja menurut
penulis? Sekali lagi, apakah Anda merasa gereja Anda memiliki
tanda-tanda ini? Jika demikian, tanda-tanda manakah yang sedang
berfungsi bagi kepentingan gereja sepenuhnya?

32
Pasal 2.
APAKAH
PERTUMBUHAN
GEREJA ITU?
pi suatu ketika sebelum saya berjumpa dengannya—sava
berptfpat bahwa Donald McGavran adalah seorang' yang benar
benaritmg. Apa yang telah saya baca di dalam Buletin Pertumbuhar,
GerejWS » terbitkan samasekali berbeda dengan apa yang telah sava
pelapebelumnya. Jadi, sungguh sulit bagi sayauntuk dapat meneerti
mengl almamater saya, Seminari Teologi Fuller, mengajar orane ini
untuHendinkan Sekolah Misi Dunia yang baru pada tahun 1965
lugapa? Saya tidak suka pada terminologi McGavran
lah-istilah seperti prinsip-prinsip ilmiah, filsafat baru pertane
gungfoban, para teoretikus, para pelaksana, para ahli di lapaneL
adal*osa kata yang tidak umum dipakai dalam kebanyakan diskus
tenta pekerjaan Tuhan. Dan kata-kata yang tidak umum dan
Gerak Pertumbuhan Gereja mi masih tetap menimbulkan pertanyaan
dalar’ikiran banyak orang Kristen yang berdedikasi.
akah pendekatan pertumbuhan gereja ini benar-benar bersifat
rohaatau mungkin bersifat duniawi?
akah sesuatu di dalam Firman Allah yang mengatakan kepada
kita »wa kita perlu bersikap “ilmiah” dalam membawa orang kepada
Kris:?
akah tidak terdapat bahaya bahwa sosiologi dan komputer danat
secaMus menggantikan kedudukan Roh Kudus?
igkatnya, apakah semua ini menyenangkan Allah?
/a mengetahui bahwa pertanyaan-pertanyaan ini nyata karena
sayandm mengajukannya waktu pertama kali saya datang, pada saat

33
cuti saya yang kedua dari Bolivia, untuk belajar di Fuller pimpinan
McGavran. Terus terang, saya memasuki program beliau pada tahun
1967 sebagai seorang yang skeptis. Tetapi saya keluar sebagai orang
yang memperoleh penerangan.
Saya telah mereguk dari mata air yang akhirnya menjadi aliran
pengaruh yang besar terhadap kekristenan di seluruh dunia. Lyle E.
Schaller mengatakan bahwa Gerakan Pertumbuhan Gereja adalah
“ perkembangan paling berpengaruh dari tahun 70-an” terhadap
suasana keagamaan di Amerika.
Jika saya tidak memperoleh keyakinan bahwa pendekatan pertum­
buhan gereja itu sesuai dengan Firman Allah dan berkenan pada-Nya,
secara pribadi saya tidak akan ambil bagian di dalamnya..Tetapi pada
saat yang bersamaan saya menyadari bahwa ada orang-orang baik yang
telah mencobanya dan tidak menyukainya. Tak sesaat pun saya akan
mengatakan bahwa, karena mereka menolak pemikiran pertumbuhan
gereja, mereka dengan demikian tidak berkenan kepada Allah.
Saya dapat—dan sedang—menggunakan daya membujuk saya un­
tuk “ memberikan penerangan” kepada mereka, tetapi sekaligus saya
menyadari di dalam hati bahwa Allah dapat saja memakai mereka
dengan lebih baik di luar kerangka falsafah pertumbuhan gereja. Dan
mereka diberkati! Saya sungguh-sungguh mempercayai kemerdekaan
Kristen—kebebasan maksimum bagi setiap orang Kristen untuk
menemukan pimpinan Roh Kudus bagi kehidupannya masing-masing
dan supaya melayani sesuai dengan pimpinan itu.
Tetapi bagaimanakah dengan kami yang telah memilih untuk
menganut kelompok pemikiran pertumbuhan gereja? Apakah kami sen-
diri berada di atas dasar alkitabiah yang kokoh?

SUMBER ALKITABIAH PERTUMBUHAN GEREJA

Maksud keseluruhan Allah bagi orang dunia yang belum selamat


adalah dasar bagi kekristenan Perjanjian Baru dan juga bagi pertum­
buhan gereja. ‘Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang,” demikian dikatakan oleh Yesus sendiri
(Lukas 19:10). Tuhan itu panjang sabar, kata Petrus menambahkan,
karena la menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan
supaya semua orang berbalik dan bertobat” (II Petrus 3:9).
Jikalau kedua ayat ini hanya ayat bukti yang terisolasi, ayat-ayat
tersebut akan tidak cukup untuk menetapkan dasar pikiran bagi suatu

34
gerakartjesar. Tetapi tidak demikian. Allah yang kita temukan di dalam
Alkitabadalah Allah yang mencari dan yang mendapatkan.
Segra setelah Adam dan Hawa memakan buah terlarang dan jatuh
dalam osa, Allah memanggil Adam di dalam taman, “ Di manakah
engkau” (Kejadian 3:9). Sejak saat itu, Allah dengan aktif terus men­
cari orag-orang yang terpisah daripada-Nya oleh dosa. Ia begitu serius
mengerj hal itu sehingga akhirnya Ia mengutus “Anak-Nya yang tung-
gal, suaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).
Paediaan yang Allah telah adakan untuk membawa manusia
terhilag kepada diri-Nya sendiri adalah Injil. Inilah kabar baik yang
Yesusiruh beritakan kepada segala makhluk (Markus 16:15). Injil
inilah mg diberitakan Paulus dengan kekuatan kepada orang-orang
Tesaloka (I Tesalonika 1:5) dan yang membuat mereka berbalik “ dari
berhalberhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan
yang biar” (I Tesalonika 1:9). Perbedaan di antara orang-orang yang
binasalan orang-orang yang diselamatkan adalah tanggapan mereka
terhacb Injil. Jadi, penting sekali bahwa semua orang terhilang di
dunia endengarkan Injil dan mendengarkannya dengan cara sedemi-
kian ipa sehingga mereka akan bertobat dari dosa-dosanya serta
menan percaya dan mengabdi kepada Kristus sebagai Tuhan mereka.
Kena alasan-alasan yang tidak mungkin dimengerti sepenuhnya,
AllahJak memilih untuk memperkenalkan Injil sendiri. Tidak perlu
diragian bahwa jika Ia menghendaki maka Ia dapat melakukannya.
Tetapebaliknya Ia telah memilih untuk menggunakan orang-orang
KrisUuntuk melakukan tugas ini.
“:bab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan
diselaatkan,” kata Alkitab. Tetapi Alkitab menambahkan, “ Tetapi
bagaiana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak per­
caya pada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika
mereltidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar
tenta Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?” (Roma
10:131).
labannya jelas. Tidak mungkin orang mendengar berita tentang
kasihllah tanpa seorang pengkhotbah. Ini menunjukkan bahwa kita
umatanusia mempunyai tanggung jawab yang luar biasa pentingnya
dalacelaksanaan rencana Allah bagi dunia. Kita mungkin berharap
bah\tita tidak harus memikul tanggung jawab demikian besar, tetapi
kita lak dapat mengelakkannya jika kita dengan serius menyebut
YestTuhan” .

35
Perjanjian Baru sering kali mengingatkan kita bahwa kita adalah
“ penatalayan Allah” . Pada zaman Alkitab, penatalayan adalah
seseorang yang diserahi tanggung jawab atas berbagai urusan tuannya.
Jika penatalayan itu malas, tuannya akan menderita kerugian, tetapi
penatalayan juga harus membayar harganya (Matius 25:26-29).
Alkitab dengan jelas mengatakan “ yang akhirnya dituntut dari
pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat
dipercayai” (1 Korintus 4:2). Penatalayanan yang setia meliputi peng-
gunaan semua harta kekayaan yang mungkin ada untuk melaksanakan
kehendak sang tuan. Jika ini dilakukan dengan berhasil, penatalayan
disebut sebagai baik dan setia (Matius 25:21).
Paulus menganggap dirinya seorang hamba “ yang kepadanya
dipercayakan rahasia Allah” (I Korintus 4:1). Kepadanya dipercayakan
Injil, sama seperti kita. Dan orang-orang Kristen yang pelayanannya
dipimpin oleh filsafat pertumbuhan gereja melakukan penatalayanan
ini dengan serius sekali.
Tuhan menghendaki agar pria dan wanita yang terhilang ditemukan
dan diselamatkan. Ia mengharapkan para penatalayan-Nya supaya
mencapai tujuan ini dan Ia memperlengkapi mereka dengan kekayaan
yang sangat penting untuk melakukannya, yaitu Roh Kudus. Murid-
murid Yesps disuruh tinggal di Yerusalem “ sampai kamu diperlengkapi
dengan kekuasaan dari tempat tinggi” (Lukas 24:49).
Murid-murid menanti dan berdoa. Tetapi setelah mereka
diperlengkapi, mereka tidak menanti lagi. Mereka mulai bertindak pada
hari Pentakosta, dan pertumbuhan gereja dimulai pada saat itu dan
di tempat itu juga. Jumlah mereka bertambah dari 120 menjadi 3.120
orang dalam satu hari, dan setiap hari sesudah itu jumlah mereka ber­
tambah lagi (Kisah 2:47).
Penatalayan yang penuh Roh diharapkan supaya menggunakan
segala kekayaan yang tersedia untuk melayani Tuhan: waktu, uang,
dan tenaga. Dan Allah menghendaki agar semua itu digunakan bagi
kemuliaan-Nya. Namun, ironisnya, beberapa orang Kristen yang
bersungguh-sungguh yang merupakan para penatalayan setia dengan
waktu dan uang mereka merasa malu untuk menggunakan tenaga,
terutama tenaga pikiran.
Dengan kata lain, orang-orang Kristen ini cenderung berpikir
bahwa semakin banyak orang dipenuhi Roh Kudus semakin kurang
mereka harus menggunakan pikiran mereka. Jadi, bagi orang-orang
itu, kebalikan dari hal itu juga berlaku: yaitu semakin banyak orang
menggunakan pikirannya, mereka menjadi semakin kurang rohani.

36
Siay saja yang berpikiran seperti ini biasanya mempunyai kesulitan
dalai soal rnenerima pandangan pertumbuhan gereja.
dlah ingin menujukan mata-Nya pada kita. Jangan sampai kita
septi “ kuda atau bagal yang tidak berakal” (Mazmur 32:8-9). Perbe-
daa antara manusia dan hewan adalah bahwa Allah menciptakan
maisia menurut gambar-Nya dengan memiliki pikiran yang rasional.
Ituli sebabnya Yesus dapat menyuruh para pengikut-Nya supaya
meir;a mengasihi Tuhan dengan segenap akal budi mereka dan juga
den-n kemampuan mereka yang lain (Matius 22:37).

IVfU PENGETAHUAN DI DALAM PEKERJAAN TUHAN

lenggunakan pikiran dengan baik untuk mengerti, merencanakan,


dan*elaksanakan suatu tugas khusus berarti melibatkan ilmu penge-
taho- Kisah Para Rasul menceritakan kepada kita bahwa tugas yang
Alkpercayakan kepada kita sebagai penatalayan-Nya adalah mem-
bagan kabar baik Injil kepada setiap orang yang belum Kristen,
meperkenalkan orang itu kepada Yesus Kristus, dan membawanya
ke cam persekutuan aktif dengan orang Kristen lain di dalam gereja.
Hah ingin orang-orang Kristen bertambah dan la ingin gereja-
geri bertambah. Tugas ini besar sekali dan lebih rumit daripada ang-
gap beberapa orang. Kadang-kadang pekerjaan Tuhan dilakukan
denn baik, tetapi kadang-kadang dikerjakan dengan serampangan.
engapa ada perbedaan?
aru-baru ini saya mendengarkan seorang penginjil veteran men-
dislikan masalah ini. Ia menunjukkan-bahwa dahulu kala di Cina
bet»Pa penginjil melakukan tugas besar yaitu penginjilan dan perin-
tisaereja-gereja baru melintasi bukit-bukit dan dataran Cina. Tetapi
ora lain mencoba dan mencoba dan tidak berhasil. la mengatakan
bah bagi mereka jawaban untuk kegagalan selalu sama, “ Pergilah
ke jwick.”
;lah dianggap bahwa semua masalah pada akhirnya adalah
roh- Kalau saja para pekerja Kristen dapat lebih dekat kepada
Tul, jika mereka dapat memperdalam kehidupan doa mereka, jika
me? lebih giat mempelajari Firman Allah, jika mereka berserah
sephnya kepada Allah—maka Allah akan memberkati dan mereka
aktftenjadi perintis-perintis gereja yang berhasil.
tu-satunya yang tidak baik dari teori ini, kata penginjil tadi
me|utkan, adalah bahwa teori ini jarang berhasil di dalam praktek.

37
Cara pendekatan ini lebih sering melipatgandakan perasaan bersalah
yang sudah ada dan menghasilkan akibat-akibat yang membawa mala-
- petaka. Cara ini juga mempertinggi perasaan gagal sehingga si pekerja
pulang dengan putus asa atau hati nurani orang itu akan begitu
* mengeras sehingga ia tidak akan peduli lagi apakah usaha mereka
I berhasil atau tidak.
Prinsip-prinsip teologi bahk^n dikembangkan untuk menutup-
1 nutupi kegagalan. “ Serahkanlah hasilnya kepada Allah” adalah istilah
yang masih sering digunakan. Dengan slogan ini si pekerja dapat
mengakhiri suatu karier penginjilan yang sulit dan penuh pengorbanan
dengan sedikit sekali hasil dan tidak pernah peduli apakah suatu tugas
yang lebih baik seharusnya dapat dilakukan jika metode-metode yang
lebih tepat digunakan.
Saya sepenuhnya setuju dengan macam pertumbuhan rohani yang
berlangsung di Keswick atau dalam situasi apa pun yang di dalamnya
seseorang berjumpa Allah dengan cara yang khusus. Bertemu Allah
secara teratur adalah prioritas tertinggi di dalam kehidupan seorang
pekerja Kristen yang berhasil. Tetapi untuk membayangkan bahwa para
penuai pergi ke ladang yang menguning dan kembali dengan tangan
hampa pada sore hari kemungkinan besar berarti suatu ‘‘masalah
rohani,” menurut pendapat saya, adalah suatu cara pendekatan yang
agak terlalu meremehkan. Seperti mengharapkan bahwa sebuah mobil
akan terbang-jika Anda menggosoknya saja dan mengisi cukup gas
octan ke dalam tanki. Tidak, supaya sebuah mobil dapat terbang akan
diperlukan lebih banyak perubahan yang kompleks.
Aspek ilmiah pertumbuhan gereja amat menaruh perhatian pada
soal pengertian dan penguraian semua faktor yang ambil bagian dalam
kasus-kasus kegagalan dan keberhasilan di dalam usaha-usaha pengin­
jilan. Salah satu faktor, tentu saja, adalah rohani, tetapi ada lebih
banyak lagi faktor yang juga memerlukan penjelasan.

Apakah Dmu Pengetahuan Itu?


Banyak orang tidak mengerti secara tepat apa ilmu pengetahuan
itu. Ilmu pengetahuan adalah tidak lebih daripada suatu usaha untuk
menjelaskan kejadian-kejadian tertentu dengan cara yang sistematis dan
masuk akal. Sebagai contoh, ilmu pengetahuan alam berusaha men­
jelaskan komposisi orgariis dari fosil-fosil atau bagaimana sel telur d an
sperma menghasilkan janin, apa yang menyebabkan terjadinya gerhana
bulan dsb. Ilmu pengetahuan sosial berusaha menjelaskan kejadian-
kejadian seperti mengapa wanita dari kebudayaan kami menikah

38
denilaki-laki seperti ayah mereka, mengapa sebagian orang Afrika
deni sengaja menoreh wajah mereka, mengapa angka bunuh diri
nartk tinggi di antara sebagian kelompok dan rendah pada kelom-
pofcin, dan demikian pula kejadian-kejadian serupa.
imikian juga ilmu pengetahuan pertumbuhan gereja. Ilmu ini
beriha menjelaskan, dengan cara yang sistematis dan masuk akal,
meIpa ada gereja yang bertumbuh dan yang lainnya merosot,
meIpa sebagian orang Kristen sanggup membawa kawannya kepada
dan ke dalam persekutuan gereja sedangkan yang lainnya tidak,
atapakah yang merupakan gejala-gejala penyakit yang mematikan
dj (tin sebuah gereja.
nuwan-ilmuwan terbaik dalam setiap bidang segera mengakui
bah semua pengetahuan ilmiah bersifat sementara. Tidak satu pun
teoImiah yang sesungguhnya terjamin, teori-teori itu hanya men-
dapcePerca>'aan dan kegunaan selama teori-teori itu belum disang-
gah
ra sarjana senantiasa mencari cara-cara yang lebih baik untuk
meraskan gejala yang mereka selidiki. Sebagai contoh, selama
bepj-ratus tahun, teori Ptolomeus mengenai alam semesta merupa-
kannie*asan ilmiah terbaik yang tersedia perihal mengapa matahari
teryada pagi hari dan terbenam pada sore hari. Kemudian Koper-
nikiiemaj ukan teori yang lebih baik yang menyanggah teori Ptolo-
Hjgpan yang sejak itu dimanfaatkan.
ori kuman penyakit adalah teori yang sangat bermanfaat, tetapi
l^ppedikit orang yang percaya bahwa teori itu adalah merupakan
penjsan yang benar-benar memadai tentang mengapa sebagian orang
sakiin sebagian lagi tetap sehat. Teori Newton masih tetap menjelas­
kan ty ^ gejala fisika, tetapi pada waktu zat dan energi dibuktikan
sebadapat dipertukartempatkan, makn teori itu tidak memadai lagi.
Ala .mengapa Einstein menjadi begitu terkenal adalah bahwa teori
reiatasnya mampu menjelaskan banyak gejala yang telah mem-
bing^an para sarjana selama berabad-abad.
ah satu kegunaan besar teori ilmiah adalah bahwa di samping
nlerfskan kejadian masa lalu teori itu juga berguna untuk meramal-
kan sa dePan. Teori iimiah membantu kita mengetahui kapan angin
topgkan muncul, apa yang akan terjadi pada hasil tanaman tertentu
jika,ur dan superfosfat ditambahkan ke tanah, apakah lubang yang
dala’ada suatu lokasi tertentu mungkin mengeluarkan minyak, dan
ban’ dal lainnya lagi.

39
Bagaimanapun, ilmu pengetahuan tidak dapat menjelaskan segala
sesuatu. Dunia masih menantikan penjelasan-penjelasan yang lebih
berguna atas peristiwa gempa bumi, atas asal-usul sel-sel kanker atau
atas persepsi ekstrasensori (ESP).

Pertumbuhan Gereja Sebagai Suatu Ilmu Pengetahuan


Semua ilmu pengetahuan pada akhirnya bersumber pada Allah.
Teori-teori ilmiah hanya membantu kita untuk mengerti ciptaan Allah
dengan lebih baik. Namun karena satu atau lain alasan, suatu pende­
n t 311 ilmiah belum dipergunakan secara meluas di antara orang-orang
Kristen untuk mengerti pekerjaan Allah di dalam dunia dengan lebih
teliti. Tetapi pertumbuhan gereja justru bermaksud melakukan itu.
Sekadar untuk Anda ketahui, hanya satu dari sepuluh anggota staf
pengajar tetap Sekolah Misi Dunia Fuller—tempat teori pertumbuhan
gereja dibangkitkan sampai sekarang—memiliki gclar Doktor dalam
ilmu teologi. Anggota staf pengajar berasal dari bidang-bidang aka-
demis seperti teknik sipil, pendidikan, etika sosial, kimia, bahasa, per-
tanian, dan antropologi yang di situ metodologi ilmiah merupakan
bagian penting dari pendidikan. Tentu saja, masing-masing mereka
telah melakukan tugas dasar kesarjanaan dalam bidang teologi, tetapi
ini dikombinasikan dengan pendekatan ilmiah yang tidak biasa
diberikan baik pada seminari-seminari teologi atau pada perguruan
tinggi seni liberal. Hasilnya adalah suatu cara yang baru dan agaknya
berguna untuk melihat apa yang Allah sedang lakukan di dalam dunia.
Ilmu pengetahuan pertumbuhan gereja menyediakan suatu kerang-
ka acuan baru untuk menafsirkan gejala lama. Meskipun ia tidak
mengakui hukum-hukum” mutlak, teori-teori yang timbul m em buai
kita peka untuk melihat hal-hal yang mungkin tidak pernah kita lihat.
Ilmu pengetahuan pertumbuhan gereja menyediakan bahasa baru,
nama-nama baru, dan model-model baru untuk meningkatkan keefek-
tifan kita sebagai penatalayan Allah.
Pertumbuhan gereja sebagai ilmu pengetahuan menolong kita
memaksimumkan penggunaan tenaga dan kekayaan lainnya bati
kemuliaan Allah. Ia memampukan kita untuk menemukan k esalah ai
dan mengoreksinya sebelum terjadi terlalu ban yak kerugian.
Kekurangan pertumbuhan gereja adalah penyakit yang s e riu t
tetapi kebanyakan dapat disembuhkan. Meskipun demikian, pengc>
batannya sering kali tidak mudah. Acap kali diperlukan d ia g n o s a dai
terapi yang teliti seperti kanker pada rahim atau pem bengkakan jait
tung. Salah satu tugas utama sekolah pertumbuhan gereja ad alas

40
(l)gembangkan teknik-teknik ilmiah tentang riset diagnostik un-
tufcja-gereja yang sakit dan (2) merancang peralatan untuk diguna-
kaam jenis terapi yang akan memulihkan kesehatan gereja men-
ja<rmal.
jerti dalam obat-obatan, dibutuhkan latihan khusus dan profe-
siontuk menggunakan peralatan baru ini dengan baik: Kadangkala
sa;rut dapat disembuhkan di rumah. Tetapi jika Pepto—Bismol
daka-2 gagal, kebanyakan orang memutuskan untuk mencari
na dokter ahli. Tidaklah demikian halnya di dalam kebanyakan
gekita karena hanya sedikit orang-orang profesional yang ada.
Tcpara spesialis sekarang sedang dilatih dan diperlengkapi untuk
mrikan lebih daripada sekadar jawaban yang dangkal bagi per-
tai “ Mengapa gereja saya tidak bertumbuh?” Program latihan
pea bagi para konsultan pertumbuhan gereja adalah kursus Diag-
ncan Pengaruh yang diberikan oleh Carl F. George, direktur
Cs E. Fuller Institute o f Evangelism and Church Growth (Box
91 Pasadena, CA 91109-1990).

BAGAIMANA GEREJA DAPAT BERTUMBUH?

gaimana memperbaiki stagnasi dan kemunduran dalam gereja


teienjadi perhatian utama semua orang di Amerika pada tahun
86ering kali, saat saya bepergian ke luar negeri, saya mendengar
kawam, pendeta-pendeta dan para pemimpin denominasi yang
seprihatin mengajukan pertanyaan yang sama, “ Apa yang dapat
kakukan supaya gereja kami bertumbuh?”
lam proses mencari jawaban untuk pertanyaan itu, saya akan
mkan orang pertama yang mengaku bahwa saya bukan dan tidak
pimenjadi gembala sidang dari gereja yang sehat dan bertumbuh.
las pribaai saya adalah lebih sebagai seorang peneliti ilmiah yang
of. Sebagai seorang teoretikus saya memiliki beberapa kerugian,
ttuga beberapa keuntungan.
da mulanya mungkin belum nyata, tetapi adalah suatu fakta
b banyak pendeta dari gereja-gereja yang bertumbuh hanya
nki wawasan samar-samar tentang sebab-sebab mengapa gereja
nt sedang bertumbuh. Mereka mengalami kesulitan menemukan
jmnya dengan tepat. Sebagai contoh, kadangkala saya mengan-
jisuatu buku tertentu yang menjelaskan pertumbuhan salah satu
gyang sangat besar dan sangat terkenal di Amerika. Dalam buku
ittbala sidang gereja tersebut menulis sepuluh pasal, setiap pasal
41
menjelaskan apa yang ia rasa merupakan salah satu sebab utama
mengapa gerejanya bertumbuh. Tetapi waktu para mahasiswa saya—
yang adalah juga pendeta—menulis resensi tentang buku itu, sering
kali mereka menyatakan bahwa mereka belum mengetahui mengapa
gereja ini bertumbuh. Sebagian besar dari kesepuluh penyebab itu, kata
mereka, dapat juga digunakan untuk menjelaskan banyak gereja yang
merosot yang mereka ketahui.
McGavran, misalnya, bercerita bahwa waktu ia mewawancarai
seorang pendeta dari sebuah gereja yang sedang bertumbuh, pendeta
itu menyatakan bahwa sebab utama pertumbuhan gerejanya adalah,
‘ ‘ Kami memberitakan Alkitab sebagai Firman Allah dan setia melaku-
kannya.” Kemudian McGavran bertanya kepada pendeta dari gereja
yang letaknya di seberang gereja tadi mengapa menurut pendapatnya
gerejanya belum bertumbuh selama sepuluh tahun terakhir. Jawaban-
nya, “ Kami memberitakan Alkitab sebagai Firman Allah dan setia
melakukannya.”
Penerapannya sudah jelas.
Kadang-kadang kalau berbicara dengan pendeta-pendeta dari gere­
j a yang bertumbuh saya teringat waktu membaca cerita-cerita mengenai
orang yang hidup sampai 100 tahun. Terutama dalam sebuah kota kecil,
surat kabar lokal akan sering kali mewawancarai setiap warga kota yang
merayakan hari ulang tahunnya yang ke-100. Pasti salah satu per-
tanyaan adalah “ Apa yang saudara kerjakan untuk dapat hidup begitu
lam a?”
Seseorang akan berkata, “ Kehidupan saya bersih, tidak pernah
minum minuman keras ataupun merokok.” Tetapi di kota berikutnya
seorang yang umurnya seratus tahun atau lebih akan berkata, “Satu-
satunya alasan mengapa saya dapat hidup sekian lamanya adalah
setengah liter minuman keras setiap hari dan satu kotak cerutu setiap
minggu!”
Hanya sedikit orang berusia sekian yang mengetahui dengan tepat
mengapa mereka dapat hidup demikian lamanya karena mereka tidak
terlatih untuk berpikir secara ilmiah tentang panjang usia mereka.
Demikian juga sebagian besar pendeta tidak terlatih untuk berpikir
secara ilmiah. Tetapi ada pendeta-pendeta yang memiliki pemahaman
yang baik mengenai dinamika pertumbuhan gereja mereka dan mam-
p u menyampaikan hal itu kepada orang lain. Segera saya teringat
kawan-kawan saya Robert Schuller dan Richard Warren dalam hal ini.
Tidak banyak orang yang seperti mereka.
Namun tanda-tanda penting dari gereja yang sehat itu ada, dan
bagaimanapiin tanda-tanda ini perlu dijelaskan dengan cara-cara yang
42
pakatnya tepat dan berfaedah bagi orang lain. Orang yang
iTuti hal ini haruc menyelidiki banyak gereja secara merata,
buiya gereja tempat ia terlibat.
satu tanggung jawab profesi saya adalah untuk melakukan
peisemacam ini. Lebih dari sepuluh tahun terakhir, saya telah
mtfigi banyak gereja dan mewawancarai ratusan pendeta. Saya
jufnembaca banyak karangan dan buku dan memeriksa ratusan
ka> yang menganalisa pertumbuhan gereja-gereja.
1 menjelaskan ketujuh tanda penting dari gereja yang sehat
selna yang saya perhatikan, kesimpulan saya bukan kesimpulan
tei'ertumbuhan gereja masih merupakan ilmu pengetahuan baru
danbangan baru terjadi setiap saat. Namun sangat membesar-
kaituk mengetahui bahwa selama delapan tahun lebih itu ketu-
ju penting ini telah diuji, dan telah bertahan dengan baik.
Deberapa perkecualian, para pemimpin gereja menganggap
tala itu bermanfaat dalam menjawab pertanyaan: Mengapa
se'ereja bertumbuh dan sebagian lagi tidak?
ereja Anda tidak bertumbuh dan Anda ingip gereja Anda
btfi, akan diperlukan doa, belajar, kerja keras, dan— di atas
se—iman.
mari kita mulai dari permulaan—dengan iman!*1

pVAAN untuk PENDALAMAN


11 pendapat Anda mengenai pendirian alkitabiah penulis ten-
'tumbuhan gereja? Percayakah Anda bahwa memang meng-
<an bagi para sarjana kalau mereka mengusahakan pertum-
;ereja? Percayakah Anda bahwa Alkitab mengajarkan man-
tggunaan pikiran kita dan pengukuran apa yang Allah sedang
n di dalam dunia?
2ah Anda bahwa seorang pendeta dapat memiliki gereja yang
buh dan tetap tidak dapat menjelaskan mengapa gerejanya
buh tanpa semacam pengukuran ilmiah? Mengapa?
43
Pasal 3.
:UKUP BESARKAH
IMAN ANDA?
unsur pokok dalam semua karya kristiani adalah iman.
kata secara terus terang bahwa “ tanpa iman tidak mungkin
snan kepada Allah” (Ibrani 11:6).

IMAN DIPERAGAKAN

ertengahan tahun 70-an, Raymond Ortlund yang pada


nenjadi pendeta Gereja Lake Avenue Congregational,
alifornia mencantumkan pernyataan berani ini dalam warta

isekitar satu juta orang lebih yang tinggal dalam jarak


1 berkendaraan mobil dari Gereja Lake Avenue. Bila
va itu selesai, jumlah tersebut akan menjadi dua kali
:banyakan dari mereka tidak mengenal Kristus. Kita
at memikul sebagian tanggung jawab untuk meme-
mereka bagi Kristus. Sebagian dari mereka tidak akan
amasekali terhadap kita. Tetapi saya memperkirakan
(DO orang yang akan menanggapi kita dan gaya
n kita.
1 satu impian saya adalah bahwa pada 1990 sedikit-
orang akan beribadah kepada Allah di sini setiap
45
Minggu pagi. Ini berarti kita harus dengan penuh doa memper-
siapkan diri kita, pelayanan kita, sarana kita untuk orang-
orang berharga ini.
Saya juga berdoa supaya kita akan memulai beberapa
jemaat baru. Saya berdoa supaya kita dapat membantu gereja-
gereja dan misi-misi lain dengan apa yang telah Allah ajarkan
pada kita.
Betapa menyedihkan jika kita membiarkan uang atau
kaca, besi atau beton merintangi kita memenangkan orang-
orang terhilang ini bagi Kristus dan mengadakan pelayanan
yang luas bersama-sama bagi Dia.
Saya minta saudara memikirkan hal ini. Serahkanlah diri
saudara kepada Kristus dan kepada satu sama lain demi misi
mulia ini. Orang-orang yang baik, dan sopan tidak akan per-
nah melakukannya. Hanya mereka yang sepenuhnya mengabdi
kepada Kristus dan kepada Tubuh-Nya yang terdiri atas orang-
orang percayalah yang akan melakukan tugas di garis depan ini.
Penyerahan diri terus-menerus kepada Kristus adalah yang
terutama, tetapi sesudah itu kita saling mengasihi dan saling
memberikan dorongan demi pertumbuhan bersama. Maka
Allah, yang mengadakan tanda-tanda itu, akan memberi tahu
kita “ kapan” untuk setiap langkah maju.
Allah memberkati saudara. Mari kita maju bagi Allah!

Pernyataan Ortlund sangat berarti karena ia memandang ke depan


pada tahun 1990 dan melihat pengunjung gerejanya menjadi lima ribu
orang—lebih dari dua kali lipat pengunjung pada saat itu. Ia juga mem-
bayangkan pendirian gereja-gereja baru, seperti yang ia miliki di daerah
itu, dan pertumbuhan baru bagi gereja-gereja yang mandeg—semua
sebagai hasil dari pelayanannya.
Semua ini adalah suatu peragaan iman kepada umum secara luar
biasa. Sesuai dengan Ibrani 11:1, “ Iman adalah dasar dari segala
sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak
kita lihat.” Karena Pendeta Ortlund, melalui mata iman, dapat melihat
lima ribu orang memuji Tuhan di kampus Gereja Lake A venue, ia dapat
secara realistis menghadapi hal-hal seperti berapa banyak uang, kaca,
besi, dan beton yang akan dibutuhkan. Inilah sikap yang berkenan pada
Allah.
Dan Allah memberkati sikap itu. Salah satu petunjuk bahwa visi
Ray Ortlund berasal dari Allah adalah kenyataan bahwa penggantinya,
46
p e |ta Paul Cegar, mendapat visi serupa untuk gereja ini dan melan-
ju t penyediaan kepemimpinan yang kuat dan bermutu bagi per-
turhan.

y e dan Iman
;rkali-kali Yesus mengajar murid-murid-Nya tentang perlunya
meunakan iman. Matius mengisahkan cerita tentang seseorang yang
a n ya kerasukan setan. Murid-murid Yesus berusaha menyembuh-
kai, tetapi tidak berhasil. Kemudian Yesus mengusir setan itu keluar
d aiak itu segera sembuh.
;mudian, murid-murid bertanya mengapa la dapat melakukan-
nydangkan mereka tidak. “ Karena kamu kurang percaya,” kata
Yt “ Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji
se: saja, . . . takkan ada yang mustahil bagimu” (Matius 17:20).
ida kesempatan lain Petrus memutuskan bahwa jika Yesus dapat
bein di atas air, ia juga dapat. Ia mulai melakukannya dan berhasil!
kemudian ia menjadi takut dan mulai tenggelam. Apakah kata
te n Yesus? “ Hai orang yang kurang percaya” (Matius 14:31).
'aktu Yesus memandang kepada murid-murid-Nya masa kini,
kisnya orang-orang yang Ia serahkan tanggung jawab sebagai
p(ilayan atas kekayaan yang seharusnya digunakan bagi pertum-
bi gereja, Ia tentu sering kali berkata, “ Hai orang yang kurang
pt’a .”

St yang Sangat Dibutuhkan


anpa iman tidak mungkin orang berkenan pada Allah. Demikian
jpnpa iman akan sulit sekali bagi gereja-gereja untuk bertumbuh.
jjmat Kristen tidak memandang ke depan dan derigan iman melihat
g, mereka bertumbuh, gereja mereka kemungkinan besar tidak akan
bnbuh dengan baik.
nan berarti pula mempunyai cita-cita yang berkenaan dengan
s,sesuatu yang diharapkan dan segala sesuatu yang tidak kelihatan.
/iseperti yang dikatakan Edward Dayton, “ Setiap cita-cita adalah
spernyataan iman.” Jadi suatu cita-cita untuk memiliki lima ribu
j,t pada tahun 1990 adalah suatu penggunaan iman secara langsung
tiisengaja.
igat, syarat yang sangat dibutuhkan bagi gereja yang bertumbuh
ji bahwa gereja itu ingin bertumbuh. Tentu saja ini tidak berarti
p sebuah gereja akan bertumbuh hanya dengan menginginkan-
[Tetapi jika gereja tidak ingin bertumbuh, gereja itu tidak akan

47
bertumbuh. Dan jikagereja itu adalah gereja yang bertumbuh, berarti
gereja itu ingin bertumbuh. Ingin bertumbuh dan merencanakan per-
tumbuhan adalah benar-benar satu cara yang nyata untuk menerapkan
iman alkitabiah.
Merupakan satu kenyataan bahwa sebagian orang Kristen tidak
ingin gereja mereka bertumbuh. Mereka tidak terkesan oleh berbagai
penjelasan alkitabiah dan teologis tentang pertumbuhan gereja. Entah
bagaimana mereka telah belajar mencari-cari alas an untuk membenar-
kan kemalasan mereka memenangkan orang terhilang bagi Kristus,
meskipun dengan mulut mereka akan menyangkal bahwa mereka
malas.
Orang-orang percaya ini telah membentuk apa yang disebut Donald
McGavran sebagai “ teologi sisa” , dan mereka mendapat kepuasan
tertentu dengan menjadi minoritas yang dihina orang-orang percaya.
Mereka menganggap keadaan mereka yang kurang menarik sebagai
suatu kebajikan dan senang jika disebut sebagai “ terpisah dari dunia” .
Mereka menulis buku dengan judul-judul seperti Church Growth Is Not
the Point.

PENGGUNAAN IMAN

Pendeta
Penggunaan iman untuk pertumbuhan gereja harus datang dalam
dua tingkatan. Pertama, pendeta harus ingin gerejanya bertumbuh.
Penghalang paling berat bagi pertumbuhan yang saya ketahui adalah
seorang pendeta yang berpikir secara negatif dan yang pesimis mengenai
kesempatan bertumbuh di t?ngah masyarakat. Pendeta seperti itu
biasanya merasa bahwa tugas pokok gereja adalah memelihara domba-
domba yang sudah ada dalam himpunan dan bukan memusatkan perha-
tian untuk memenangkan domba yang hilang dan terus-menerus
menambahkan domba baru ke dalam himpunan.
Memang benar bahwa beberapa hamba Tuhan tidak diperlengkapi
secara psikologis untuk menangani sebuah gereja yang lebih besar
daripada yang dapat dijalankan oleh satu orang. Seorang hamba Tuhan
biasanya mampu menangani gereja dengan seratus atau dua ratus ang-
gota. Jika gereja ada di bawah tingkatan tadi, pendeta tersebut mungkin
bekerja keras untuk memperoleh pertumbuhan dan mungkin menca-
painya. Tetapi jika tidak ada perubahan, orang itu hampir secara
otomatis akan membatasi pertumbuhan. Namun, waktu gereja men-

48
casuatu titik tertentu dan beberapa orang mulai menyairankan bahwa
snungkin perlu ditambah, suatu ancaiman timbul dan pendeta akan
m—tanpa memberitahukan di dalam warta gereja—membuat ren-
caintuk menghentikan pertumbuhan. Dan sangat mungkin hal itu
diikan dengan tak sadar tanpa pendeta maupun pemimpin awam
bt-benar mengerti apa yang sedang terjadi dalam gereja mereka.
Nka bingung mengapa gereja mereka kelihatan tidak pernah melam-
p.jumlah 150 sampai 250 anggota.
rterupakan suatu kenyataan hidup bahwa sebagian pendeta lebih
sd untuk gereja kecil daripada untuk gereja besar. Saya ingin tahu
pi berharga yang dimainkan oleh gereja-gereja kecil dan pendeta-
peta gereja kecil dalam Kerajaan Allah. Delapan puluh persen dari
ga-gereja Amerika memiliki anggota jemaat dua ratus orang atau
kig dari itu dan biasanya masuk dalam kategori gereja kecil. Buku-
b seperti yang ditulis oleh Carl Dudley “Making the Small Church
Btive" (Abingdon) sangat berguna untuk situasi semacam itu.
Nm, buku ini mempunyai fokus yang berbeda. Buku ini ditujukan
kda para pendeta dan pemimpin awam yang merasa bahwa Allah
mhendaki mereka untuk menembus apa yang disebut “ rintangan
datus” dan menikmati pertumbuhan yang terus-menerus. Nasihat
s;yang pertama kepada mereka adalah agar mereka menggunakan
ir dan percaya bahwa Allah ingin gereja bertumbuh.

Kn Awam
Tingkatan kedua yang padanya iman harus digunakan bagi per-
tuuhan gereja adalah pada anggota jemaat. Para pemimpin awam
kusnya harus ingin gerejanya bertumbuh. Jikalau mereka tidak
ir,inginkannya, mereka dapat menghalangi pertumbuhan gereja
sia efektif dan tanpa kesukaran.
Jalah satu penyebab utama adanya sikap yang negatif di pihak
kt awam adalah bahwa jemaat telah menjadi hampir serupa dengan
sah keluarga besar. Mereka telah semakin mengenal dan mengasihi
ssama lain begitu rupa sehingga mereka merasa sangat tidak tenang
jada orang luar yang menembus ke dalam lingkungan mereka. Lagi
hni sering dilakukan dengan tak sadar, tetapi orang luar segera
n»etahui bahwa mereka tidak sepenuhnya diterima dan mereka tidak
a lama menetap di gereja tersebut dalam keadaan seperti itu.
\da juga penyebab-penyebab lain. Penekanan yang berlebih-
han tentang kesempumaan Kristen akan mengubah suatu jemaat
nadi pengawas-pengawas rohani yang begitu puas dengan hasil-hasil

49
y a n g mereka sendiri capai sehingga mereka kurang sabar terhadap
orang-orang Kristen baru yang tidak sesempurna mereka. Mereka
ag ak n y a seperti pasangan setengah tua yang merasa jijik terhadap
g ag asan menggantikan pokok dan segala sesuatu yang berhubungan
d en g an mempunyai anak sehingga mereka dengan cermat menjalankan
k elu arg a berencana untuk menghindari kemungkinan tadi.
Kembali, suatu jemaat yang penuh percekcokan dan fitnahan juga
m en jad i sangat egosentris. Begitu banyak tenaga dihabiskan untuk
b eru sah a mempertahankan kesatuan intern dan untuk bertahan hidup
sehingga sedikit saja perhatian yang diberikan untuk memenangkan jiwa
y a n g terhilang. Bahkan jika kemudian ada yang dimenangkan, di sana
orang-orang itu tidak akan mendapatkan suasana yang sehat untuk per-
tum buhan Kristen dan mereka kemungkinan akan mencari gereja tetap
y a n g lebih memuaskan. Lebih buruk lagi, kemungkinan mereka akhir-
n y a akan menjadi “ anak yatim rohani” .

IMAN DITAMBAH PERBUATAN

Namun pada umumnya pendeta dan pemimpin awam semua ingin


g ereja bertumbuh. Telah disinggung sebelumnya bahwa ini saja belum
cu k u p untuk menjamin pertumbuhan. Mungkin iman sudah ada, tetapi
seperti yang dinyatakan dalam surat Yakobus, “ iman tanpa perbuatan
a d a la h iman yang kosong” (Yakobus 2:20). Maka dalam pengertian
in i, saya memperluas pernyataan saya yang terdahulu dengan mengata-
k a n bahwa syarat yang sangat dibutuhkan bagi gereja yang bertum-
truh adalah bahwa gereja itu ingin bertumbuh dan bersedia membayar
harga untuk pertumbuhan itu.
Robert Schuller memperingatkan, “ Jika saudara gagal untuk mem-
b u a t rencana maka saudara membuat rencana untuk gagal.” Pertum­
b u h a n terjadi hanya di dalam gereja-gereja yang merencanakan untuk
bertum buh. Dan suatu bagian penting dari perencanaan adalah mem-
perhitungkan harganya.
Pertumbuhan. gereja membutuhkan waktu. Gereja yang memiliki
j emaat dua ribu orarig jauh lebih banyak permintaannya daripada gereja
y an g memiliki jemaat dua ratus orang. Ini membutuhkan tenaga. Ini
d a p a t berarti dua atau.tiga kali khotbah pada hari Minggu pagidan
b u k an satu kali. Ini berarti ada rapat staf yang lebih banyak dan lebih
lam a. Ini berarti merencanakan sidang-sidang dan satuan tugas jangka
panjang.

50
in itu membutuhkan biaya. Benar, anggota baru akan menolong
mfiyar biaya itu, tetapi keputusan-keputusan kunci bagi pertum-
buharus diambil bahkan sebelum orang-orang baru masuk dalam
peingan, dan hal ini memerlukan kadar iman yang banyak.
dbat wajar yang praktis dari iman ini tidak boleh dilalaikan atau
di<can. Ini gampang terjadi. Orang mudah menganggap bahwa jika
m(i pengajaran Firman Allah jemaat dapat memiliki tingkatan
imkasih, pengharapan, doa, dan penyembahan yang baik, maka
peibuhan akan terjadi dengan sendirinya.
rtumbuhan secara spontan adalah impian yang indah. Kadang
ka' terjadi, tetapi tidak terlalu sering. Merencanakan pertumbuhan
da'tuju membayar harga bagi pertumbuhan adalah jauh lebih
re<s. Bahkan gereja-gereja berkembang yang mengakui pertum-
bu secara spontan, berdasarkan analisis, biasanya akan menunjuk-
ka^tu tingkat perencanaan yang berarti di bawah permukaannya.
maid Hamman, mantan Pendeta Gereja Baptis Medinah (Illinois)
suib menyadari dinamika pertumbuhan. Ia dan jemaatnya begitu
ingertumbuh sehingga mereka melukiskan gereja mereka sebagai
“ gi yang sedang bertumbuh.”
ilam suatu tantangan dramatis bagi pertumbuhan terhadap
geitya pada tahun 1970, Hamman—kedengaran mirip sekali dengan
IbiH:l —mengingatkan jemaatnya bahwa bergerak maju akan
meikan suatu “ perjalanan menuju hal yang tak diketahui.” Secara
re£ ia meramalkan banyak “ halangan dan kesalahan” pada waktu
me bergerak maju bersama, tetapi ia tidak takut menghadapi risiko.
Ia niliki iman kepada kuasa Allah yang menghantar mereka.
etapi kemajuan seperti itu tidak datang secara kebetulan,” kata
Ha&n- “Kemajuan itu datang bila orang mempunyai cita-cita utama
dapiudian membuat rencana dan program untuk mencapai cita-
citisebut.”
rtumbuhan yang direncanakan membawa keuntungan besar bagi
GeBaptis Medinah. Dalam jangka waktu sepuluh tahun sejak awal
tahl960-an sampai awal tahun 1970-an, saat banyak gereja di
Arfi sedang merosot, gereja ini bertumbuh dari delapan puluh lima
ordienjadi tiga ratus anggota dengan pengunjung Minggu pagi lebih
dafibu orang.
igka pertumbuhan di atas 250 persen dalam satu dekade adalah
bai^ali bagi setiap gereja. Banyak gereja akan merasa besar hati
jiktfeka dapat berkembang dengan setengah atau bahkan seperem-
pateka pertumbuhan tersebut.

51
Sasaran-Sasaran Pertumbuhan
Hamman akan sepakat dengan Edward Dayton bahwa “ setiap cita-
cita adalah suatu pernyataan iman.” Gereja yang sungguh-sungguh
ingin bertumbuh akan menetapkan sasaran-sasaran yang berani bagi
pertumbuhan.
Kenyataan bahwa secara relatif hanya sedikit gereja yang sungguh-
sungguh mempunyai cita-cita untuk bertumbuh merupakan tanda
bahwa mereka tidak sungguh-sungguh ingin bertumbuh sebagaimana
pengakuan mereka. Mereka mengingatkan saya pada beberapa kawan
saya yang kelebihan berat badan yang mereka benar-benar malu atas
ukuran mereka. Orang-orang ini senantiasa berbicara tentang lebih
banyak gerak badan dan terus menjalankan diet, tapi tahun demi tahun
mereka hampir tidak berubah. Dalam pengertian saya, tindakan mereka
membuktikan bahwa mereka tidak benar-benar ingin mengurangi berat,
seperti yang mereka katakan.
Demikian juga, banyak gereja injili mengatakan kepada semua
orang bahwa mereka ingin bertumbuh, tetapi mereka hampir tidak
berubah tahun demi tahun. Mengapa? Mereka gagal menetapkan
sasaran-sasaran yang berani dan melakukan apa pun yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut.

Ketakutan Menyebabkan Kegagalan


Penghalang utama bagi pimpinan gereja untuk menetapkan sasaran
yang kreatif dan berani adalah ketakutan. Tidak mempunyai sasaran
tentu merupakan situasi yang sangat menyenangkan karena tanpa
sasaran tak mungkin orang gagal.
Tidak ada orang yang ingin gagal, dan banyak orang telah meyakini
bahwa kegagalan dapat dielakkan dengan cara tidak membuat sasaran.
Hampir tidak terpikir oleh jiwa-jiwa penakut ini bahwa meskipun sistem
mereka tidak memungkinkan kegagalan, sistem tersebut juga tidak
memungkinkan keberhasilan.
Jadi beberapa orang yang ingin melaporkan keberhasilan, tetapi
takut mengambil risiko, telah mengembangkan suatu teknik pengganti
yang sangat efektif dalam hal berbicara mengenai sasaran-sasaran
mereka. Sasaran mereka adalah apa saja yang kebetulan sedang mereka
kerjakan pada saat itu.
Metode ini antigagal. Ini sama seperti menembakkan sebutir peluru
ke tembok, kemudian melukiskan sasaran di sekeliling lubang peluru
itu.

52
leskipun metode penetapan sasaran ini dapat dan memang menipu
sean orang, metode itu tidak dapat menipu Tuhan barang sekejap
piTuhan memandang orang-orang tersebut sebagai tambahan
jjti yang telah banyak dari kelompok “ hai kamu yang tidak
p?a-”
lengambil risiko adalah bagian yang hakiki dari penggunaan
,r Ini jelas dalam perumpamaan tentang talenta, atau sejumlah uang
nrut terjemahan Firman Allah yang Hidup. Perhatikan bahwa
uwan di dalam perumpamaan itu memberikan kepada karyawan-
ntalenta, 2 talenta, dan 1 talenta untuk diinvestasikan dengan baik
amemperoleh hasil yang besar.
edua “ hamba yang baik dan setia” menghasilkan keuntungan
>ersen dari investasi itu. Jelas keuntungan ini jauh di atas nilai
y bank saat itu, karena usahawan ini mengatakan kepada “ ham-
(jng jahat dan malas” bahwa paling tidak yang dapat ia lakukan
,jin uang itu adalah menyimpannya di bank (Matius 25:27 Firman
/yang Hidup). Tetapi, sebagaimana diketahui oleh setiap usaha-
vkeuntungan yang besar selalu meliputi risiko yang besar.
dlah ingin kita berani. la menghendaki supaya kita mengambil
r, demi Dia. Ia mengharapkan keuntungan yang tinggi dari para
j.alayan-Nya.
'enatalayan yang memendam uangnya tidak mempunyai cita-cita
s dari keinginan untuk menghindari kegagalan. Ia mengakui, “ Saya
t” (Matius 25:25, Firman Allah yang Hidup). Dan apa yang dia
teh dari rasa takutnya?
kegagalan!
iurang iman selalu dan pasti merusak diri sendiri.

CARA BERPIKIR SERBA MUNGKIN

Drang yang saya tahu paling fasih membeberkan soal kurang iman
I para pemimpin gereja adalah Pendeta Robert Schuller dari the
,td Cathedral. Iman baginya bukan sekadar teori. Ia telah men-
;an iman itu gaya hidupnya sendiri.
Slenurut pendapat saya suatu sikap iman yang kukuh telah
ipakan katalisator utama bagi angka pertumbuhan melebihi 500
;n per dekade yang telah dipertahankan Gereja Garden Grove Com­
ity selama dua puluh tahun pertama keberadaannya. Keanggotaan-
yang berjumlah sepuluh ribu orang adalah bukti yang cukup bahwa
uia ada beberapa “ hamba yang baik dan setia” sedang bekerja
s.
53
Pasal 4.
GEMBALA SIDANG,
ANGAN AN DA TAKUT
ERHADAP KEKUATAN

/ Amerika, faktor katalisator utama bagi pertumbuhan dalam


get lokal adalah gembala sidang. Dalam setiap gereja yang dinamis
darrtumbuh yang telah saya selidiki, saya jumpai satu pribadi kunci
yaiMlah pakai untuk mewujudkan hal itu.
nda dapat menyelidiki sendiri. Ambil saja sebuah buku seperti
GrChurches o f Today” atau karangan Elmer Towns, America’s
FaS Growing Churches” dan perhatikan contoh yang diberikan ten-
tarereja-gereja yang bertumbuh di Amerika Serikat saat ini. Ham-
piripa terkecuali, gereja-gereja yang disebutkan dalam buku-buku
ini h bertumbuh di bawah kepemimpinan satu pribadi terutama yang
kepnya Allah memberikan karunia-karunia khusus dan yang
merfaatkan karunia-karunia ini untuk menghantar gereja ke dalam
penbuhan.
ialah wajar bagi para gembala sidang gereja yang sedang ber-
tunh untuk menyangkal bahwa mereka adalah kunci utama pertum-
bul Di antaranya hal ini disebabkan karena kerendahan hati Kristen
yarulus. Para gembala sidang ini adalah umat Allah. Mereka sangat
sadikan bahaya kecongkakan dan keangkuhan. Mereka telah menga-
jarlkepada jemaat mereka bahwa “ kecongkakan adalah pangkal
kejaan” dan mereka tak ingin jatuh. Mereka ingin Allah yang diper-
muan dan Yesus yang ditinggikan. Mereka rela berkurang asalkan
Yesdapat bertambah.
57
Mereka juga sangat menghargai sesama rekan hamba Tuhan lain-
nya, yang banyak di antaranya samasekali tidak mengalami pertum-
buhan dalam gereja mereka. Adalah bertentangan dengan perasaan lem-
but hati mereka sebagai orang Kristen kalau mereka membiarkan diri
mereka ditempatkan pada suatu posisi yang dapat memberikan kesan
bahwa mereka bagaimanapun menganggap diri lebih unggul dari hamba
Tuhan lainnya dan dengan demikian menjadi terpisah dari hamba-
hamba Tuhan yang lain itu.
Lagi pula, para gembala sidang gereja yang bertumbuh mengetahui
bahwa mereka tidak bekerja sendiri, dan mereka ingin menjadi orang
pertama yang menjelaskan hal ini. Banyak dari antara mereka bekerja
dengan staf yang setia dan cakap, dan setiap orang menyadari sum-
bangan penting yang diberikan setiap anggota staf ke arah pertumbuhan
gereja. Tidak ada gembala sidang yang ingin mendapat penghargaan
untuk apa yang dilakukan rekan sekerjanya. Jadi gembala sidang akan
sering mengatakan, “ Jangan mengira saya yang bertanggung jawab atas
hal ini; saya hanya salah satu anggota dari kelompok yang fantastis.”
Dan lagi, seorang gembala sidang yang baik akan ingin memberikan
penghargaan yang layak kepada kaum awam. Kalau gembala sidang
adalah satu-satunya anggota staf dalam gereja-gereja kecil dan gereja
kecil ini adalah gereja yang bertumbuh, jemaat tanpa kecuali akan
mengerjakan apa yang merupakan bagian tugas mereka. Mereka beker­
j a keras. Dan tidak ada gereja, besar atau kecil, yang dapat bertum­
b uh dengan baik kecuali jika keadaan ini terjadi.
Maka sebagian besar gembala sidang akan berhati-hati untuk
memastikan bahwa jemaat cukup sadar akan ketergantungan mereka
kepada jemaat itu, dan mereka akan mengingatkan hal itu kepada
jem aat sesering mungkin. Supaya tidak membahayakan dinamika
rohani yang sudah bekerja di antara jemaat, para gembala sidang akan
sangat ragu-ragu untuk menerima penghargaan umum bagi pertum­
buhan gereja mereka.
Jadi memang benar, bahwa tidak ada pendeta yang dapat seorang
d iri membuat gereja bertumbuh, bagaimanapun hebatnya karunia yang
ia miliki. Tubuh Kristus tidak dibentuk untuk berfungsi dengan cara
itu . Dari sudut pandangan praktisnya saja, setiap orang segera dapat
menarik kesimpulan bahwa gembala sidang yang kemungkinan dapat
melakukan semua pekerjaan hanyalah gembala sidang dari gereja yang
sangat kecil. Namun jika gereja kecil itu bertumbuh, gereja itu segera
a k a n menjadi gereja yang terlalu besar bagi satu orang untuk dapat
melukan semua pekerjaan yang ada. Semakin besar suatu gereja ber-
tunuh semakin sedikit bagian dari seluruh beban kerja yang dapat
dipill gembala sidang.

kEPEMIMPINAN GEMBALA SIDANG yang DINAMIS

anda Penting Nomor Satu dari gereja yang sehat dan bertumbuh
adch seorang gembala sidang yang menganut cara berpikir serba
mukin dan yang kepemimpinan dinamisnya digunakan untuk mem-
penruhi seluruh gereja supaya bekerja bagi pertumbuhan. Cukup
medk bahwa yang pertama kali menyadari hal ini biasanya adalah
dn£ta jemaat sendiri.
lat saya mengunjungi satu demi satu gereja yang bertumbuh, saya
benha mengetahui perasaan rata-rata anggota yang hadir pada
keltian tentang pendirian mereka terhadap gembala sidang mereka.
Tan kecuali saya melihat kasih dan penghargaan yang tinggi terhadap
pernpin mereka. Sebetulnya, hal ini sering berlebih-lebihan sampai
adeadaan di mana banyak anggota sebuah gereja yang bertumbuh
akimenyatakan — dengan bersungguh-sungguh —bahwa pendeta
me:a adalah pendeta terbaik di seluruh dunia.
etapa senang saya mendengar itu! Kadang-kadang hanya untuk
mejji, saya memberi suatu kritik ringan tentang pendeta itu dan
meterhatikan anggota jemaatnya bangkit untuk membela. Jika ini
teri, saya mengetahui meskipun melaiui sikap itu saja maka saya
mejdari bahwa saya berada di dalam sebuah gereja yang sehat.
aya membandingkan perasaan seperti itu dengan yang terdapat
da! sebuah keluarga bahagia yang suami menganggap istrinya sebagai
yaterbaik di dunia dan yang anak-anak menganggap bahwa tidak
adrang yang seperti ayah mereka. Kita tersenyum bila mendengar
secig anak kecil menantang kawannya dengan mengatakan, “ Ayah-
kuih hebat dari ayahmu!” Saya juga tersenyum bila saya mendengar
secig Kristen dewasa yang sebetulnya juga mengatakan, “ Pendeta
sa;ebih hebat dari pendetamu!”
itiap pengamat dari luar mengetahui bahwa pemyataan demikian
tiddidasarkan pada fakta-fakta objektif. Tetapi ini tidak penting.
Y:penting dalam hal ini adalah perasaan orang yang terlibat di dalam
ge sebagai orang dalam. Pendeta-pendeta kuat dari gereja-gereja
kudah memperoleh kesetiaan luar biasa dari anggota jemaat mereka.
Doa-domba itu mengasihi gembala mereka.

INST: TUT THSOLO 3IA ALETHEIA 59


JLN. ARCOPURO 28 - 32
LAWANG - JAT1M
Sebuah kisah pribadi di sini mengenai saya dan istri saya, akan
melukiskan maksud saya tentang kesetiaan anggota jemaat. Suatu hari,
setelah saya menerima suatu tawaran kedudukan yang sangat menarik
di sebuah kota di bagian barat tengah, kami membuat rencana. Tentu
saja, pada saat ini, kami telah berdoa mengenai hal itu dan yakin bahwa
Allah menghendaki kami untuk tinggal di Pasadena, jadi pembicaraan
berlangsung dengan ringan.
Kami membicarakan sekolah anak-anak dan bagaimana suatu per-
pindahan akan mengganggu mereka, tetapi kami memutuskan bahwa
mereka telah sering kali berpindah dan kemungkinan dapat melakukan-
nya lagi. Kami memikirkan musim salju yang dingin dan musim panas
yang menyengat serta kebutuhan akan pakaian wol, minyak bakar, dan
zat antibeku, tetapi merasa bahwa jika kami telah menyesuaikan diri
dengan hutan-hutan dan gunung-gunung Bolivia kami dapat menyesuai­
kan diri lagi. Kami mencintai rumah gaya kolonial Spanyol kami, tetapi
sangat menyadari bahwa itu hanya suatu kekayaan materi yang tidak
pernah boleh menjadi penghalang dalam melakukan kehendak Allah.
Kami bergairah karena perbedaan suku dalam masyarakat kami yang
tanpa pembedaan warna kulit dan tidak menyukai perpindahan ke
sebuah kota kecil yang memiliki agama Protestan untuk orang kulit
putih yang omong kosong, tetapi jika keadaan memaksa, kami dapat
menyesuaikan diri.
Sampai, pada titik ini kami masih senang saja. Lalu tiba-tiba
ekspresi Doris menjadi serius dan matanya berkaca-kaca. Segera saya
tahu bahwa rencana telah berakhir.
“ Ada satu hal yang tidak akan kami miliki jika kami pindah ke
sana,” katanya dengan nada yang sungguh-sungguh. “ Pendeta kami
tidak akan ada di sana, dan saya samasekali tidak siap untuk melepas-
kan. Tak ada gereja di kota itu yang dapat dibandingkan dengan gereja
kami.”
Saya telah sering kali berpikir tentang kejadian tersebut karena hal
itu menunjukkan—dengan cara yang sangat saya kenal—salah satu
dinamika gereja yang bertumbuh. Gereja Lake Avenue Congregational
adalah gereja kedelapan yang di mana kami.menjadi anggota sejak per-
tobatan kami dua puluh lima tahun yang lalu. Dari kedelapan gereja
itu, gereja ini adalah gereja bertumbuh pertama yang kami masuki.
Kami memutuskan untuk bergabung dengan gereja ini beberapa
tahun yang lalu bukan karena gembala sidangnya, meskipun kami
mengenalnya secara sambil lalu dan mempunyai opini yang baik ten­
tang pelayanannya. Kami terutama masuk menjadi anggota karena
kami berpikir anak-anak kami akan menerima manfaat dari program
60
4

kaidanya. Apa yang k'ami alami setelah kami masuk menjadi


an^eharusnya dialami setiap orang Kristen.
i merasa disambut gembira dalam gereja itu, kami merasa
dilieh roh kasih dan perhatian yang ikhlas, kami merasakan suatu
kejn bertumbuh dan vitalitas, dan di tengah semuanya itu kami
secmi sedikit melihat bahwa Allah sedang memakai satu orang
meyang lainnya untuk mewujudkan pertumbuhan tersebut—
yaibala sidangnya. Namun, sebelum Doris dan saya membicara-
kana itu, saya belum menyadari betapa telah mendalamnya pera-
saai.

Ketan Gembala Sidang


kasih yang dimiliki jemaat dalam gereja yang bertumbuh
tergembala sidang mereka membawa beberapa implikasi yang
tidu dapat disadari pada permulaannya. Salah satunya adalah
balnbala sidang akhirnya memiliki wibawa yang besar. Ini bukan
wifemg dilimpahkan melalui pentahbisan, pengetahuan atau
uraas. Ini adalah wibawa pemberian Allah yang diperoleh gem-
balg melalui berbagai hubungan.
elah mengamati fakta kehidupan gereja ini dalam gereja-
gertis dan Nazarene, Presbiterian dan Pentakosta, dan gereja-
gerominasi lainnya. Saya telah melihatnya dalam gereja besar
daikecil, gereja orang kulit hitam dan gereja orang kulit putih.
Poirlaku di Florida, New England, Texas, dan Indiana. Gem-
balg gereja yang bertumbuh adalah khas suatu pribadi ber-
witat dan wibawa itu telah diperoleh melalui hubungan yang
hidjan anggota jemaat.
gat mirip dengan apa yang sering terjadi dalam suatu situasi
kelSeorang ayah yang mengasihi istrinya seperti Kristus
mejemaat (Efesus 5:25) dan yang mendidik anaknya di dalam
aja nasihat Tuhan (Efesus 6:4) sering kali ternyata memiliki
wihg besar. Istrinya mau taat dan memenuhi setiap keinginan-
nyaak-anaknya menghormatinya serta tunduk.
alkitabiah, seperti inilah seharusnya keadaan suatu keluarga,
daisekadar kebetulan bahwa situasi keluarga seperti itu adalah
praagi kepemimpinan gereja di dalam Surat-surat Penggem-
balrang penilik jemaat, menurut Rasul Paulus, harus mengatur
rutiganya sendiri dengan baik dan disegani oleh anak-anaknya,
“ Ji orang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagai-
m<u dapat mengurus jemaat Allah?” (I Timotius 3:5).

61
Jika seorang kepala keluarga memperoleh wibawa yang sedemi-
kian, sering kali ini mengherankan orang luar. “ Saya tidak mengerti
mengapa ia dapat luput dari akibat perbuatannya,” komentar beberapa
orang. Yang lain mungkin berkata, “ Wanita itu hanya menjadi
budak!” Atau bahkan lebih keras, “ Ia adalah seorang yang lalim!”
Mereka yang belum mengalaminya sulit mengerti hal itu.
Situasi serupa terdapat dalam gereja-gereja dengan pendeta yang
telah memperoleh wibawa yang kuat di dalam gereja. Gereja adalah —
atau seharusnya—seperti sebuah keluarga. Sering kali saya mendengar
orang luar, terutama dari gereja-gereja yang tidak bertumbuh, mengri-
tik gereja-gereja yang lebih besar dengan mengatakan sesuatu seperti
ini, “ Mereka tidak akan mungkin maju kalau bukan karena satu orang
itu.”
“ Apa yang akan mereka lakukan jika mereka tidak lagi memiliki
Jack Hyles?”
“ Apa yang akan terjadi dengan gereja itu jika Schuller sudah tidak
ada?”
“ Jika Jim Kennedy harus pergi, gereja itu akan roboh!”
Karena sering diulangi, pernyataan demikian tentu mempunyai arti
bagi mereka yang menggunakannya. Namun jemaat gereja-gereja yang
bertumbuh dengan para gembala sidang yang luar biasa itu sendiri tidak
berpikir demikian, sama seperti sebagian besar wanita yang memiliki
suami-suami yang luar biasa tidak berpikir bahwa keadaan mereka
sekarang buruk karena suami mereka meninggal, hidup tidak akan sama
lagi bagi mereka. Itu semua benar, tetapi itu tidak penting sekarang.
Memang menjadi kenyataan bila Hammond First Baptist memang
memiliki Jack Hyles, Crystal Cathedral memang memiliki Robert
Schuller, Coral Ridge Presbyterian memang memiliki James Kennedy,
dan di dalam gereja-gereja ini serta banyak gereja lain semacam itu
orang-orang yang belum selamat sedang dibawa kepada Kristus dan
ke dalam suatu keluarga Allah yang menggairahkan!
Tentu saja, generasi berikut harus diselamatkan juga, tetapi tidak-
lah sehat bagi sebuah gereja bila membuang terlalu banyak waktu untuk
kuatir tentang generasi berikut sama seperti tidak sehat juga bagi seo­
rang wanita untuk membuang terlalu banyak waktu dengan memikirkan
siapa yang akan ia kawini jika suaminya meninggal dan ia menjadi jan-
d a. Setiap gereja hanya bertanggung jawab untuk memenangkan
generasi yang ada saat ini. Tuaian sudah menguning saat ini dan tugas
paling penting yang dapat dilakukan gereja adalah apa yang sedang
dilakukannya sekarang.

62
Keengan Pendeta
h satu alasan mengapa gereja-gereja yang bertumbuh tidak
permbuang banyak waktu dengan kuatir tentang apa yang akan
terka gembala sidang mereka pergi adalah karena sejumlah besar
gersidang gereja yang bertumbuh telah menganggap gereja terten-
tu ia sebagai pekerjaan seumur hidupnya. Mereka tidak lagi men-
carpat yang lebih enak.
ibala sidang seperti itu bergairah tentang apa yang mereka
sederjakan dan mereka puas dalam pelayanan mereka. Mereka
meti jemaat sebagaimana jemaat mengasihi mereka. Mereka tidak
sersa bertanya kepada diri sendiri, “ Mungkinkah pelayananku
di erakhir?” Gembala sidang gereja yang bertumbuh biasanya
ditoleh kelanggengan dalam pelayanan.
sip kelanggengan ini tidak hanya berlaku bagi gembala sidang
senlam gereja yang banyak stafnya. Dalam situasi yang sehat prin-
sipga berlaku bagi staf. Tidak semua pendeta memiliki karunia
yarutuhkan untuk memimpin sebuah gereja ke dalam pertum-
buing berkesinambungan. Banyak pendeta yang pada dasarnya
lebiai untuk peran bawahan, dan mereka senang bekerja di bawah
seqtendeta senior yang cocok seumur hidup mereka. Staf yang
kuoentuk dengan orang-orang seperti ini.
ati-hatilah terhadap orang yang menerima posisi staf hanya
sebatu loncatan untuk status yang lebih tinggi atau gereja yang
lebar. Carilah seorang pendeta dengan pendidikan Kristen yang
bapendidikan Kristen adalah bidang spesialisasi seumur hidup.
Caieorang pendeta kaum muda yang mampu bekerja dengan
kanda pada usia empat puluh lima tahun dan tidak hanya pada
usipuluh lima tahun. Dapatkanlah seorang pendeta yang menga-
dalrkunjungan yang tidak akan menjadi gelisah jika ia sering kali
taldang untuk melayani di mimbar.
suatu staf dibangun atas dasar karunia-karunia rohani dan
pan untuk setiap posisi tertentu, staf ini akan merupakan staf
yait. Dalam keadaan seperti itu para anggota staf tidak akan
cerg untuk iri hati terhadap atau menolak kewibawaan pendeta
seralam banyak situasi sosial, termasuk gereja, biasanya hanya
adat bagi satu orang di pucuk pimpinan. Jika setiap orang yang
terienghargai kenyataan ini dan merasa puas dengan kedudukan
meang sekarang, kemajuan maksimum dapat dicapai.

63
Jadi kita memiliki patokan untuk mengerti bahwa angka pertum-
buhan 287 persen per dekade di Gereja Baptis Medinah adalah baik
sekali. Namun, sebelum melanjutkan, perhatikan bahwa jika mengana-
lisis pertumbuhan sebuah gereja, garis dasarnya harus dinyatakan dalam
angka pertumbuhan, bukan dalam jumlah mutlak. Metode ini akan
segera menurunkan statistik jumlah anggota yang melambung dan
menunjukkan setiap orang yang terlibat dengan sebenarnya serta tidak
ada “ permainan jumlah” . Metode ini juga menyediakan cara yang
seragam untuk membandingkan atau membedakan semua gereja.
Gereja Baptis Medinah bertumbuh sangat baik. Banyak hal yang
mendukung pertumbuhannya. Gereja ini memiliki lokasi baik di bagian
pinggiran kota Chicago, jumlah penduduk sedang bertambah, jemaat-
nya penuh pengabdian dan bekerja keras. Betapapun, kepemimpinan
Donald Hamman adalah faktor penentu. Seorang pengamat menggam-
barkannya sebagai ‘‘seorang pemimpin yang penuh kasih, tekun,
analitis, cerdas, bersifat rohani, dan cakap yang memiliki karunia
untuk menjadi penginjil, pendeta, dan pengajar.”

Membubarkan Panitia
Pada 8 Februari 1970, Hamman menggunakan wewenangnya un­
tuk mengadakan pertemuan khusus urusan gereja. Ia mengetahui secara
intuitif bahwa gereja telah mencapai suatu titik kritis bagi pertumbuhan­
nya, maka ia menyiapkan apa yang ia sebut sebagai “ Pesan Persim-
pangan Jalan” untuk jemaatnya. Di dalamnya, ia mempertaruhkan
m asa depannya sebagai pendeta gereja itu.
Dengan pengunjung Minggu pagi sebanyak 450 orang, ia merasa
bahwa gereja itu telah mulai merasa puas diri dan siap untuk duduk
sa ja dengan keadaan yang tetap. Keresahan ilahi Hamman tidak mau
menerima sikap itu. Dalam pesannya ia meminta agar gereja itu
berusaha maju menuju pertumbuhan baru dengan sasaran ‘‘menjadi
pusat penginjilan pemberitaan Injil yang tak diragukan lagi di seluruh
daerah Chicago metropolitan.”
Impian yang berukuran ilahi ini digabung dengan sentuhan realisme
yang patut ditiru. Haipman merasa bahwa, seperti kebanyakan gereja
yang ia ketahui, Baptis Medinah terprogram dan tersusun untuk men­
ja d i gereja yang sedang-sedang saja. ‘‘Panitia birokrasi kami kemung-
kinan menjadi penghalang yang besar untuk mengambil tindakan,”
katanya. Ia merasa bahwa kepanitiaan terlalu sering menjadi alasan
untuk menyibukkan diri dan bukan untuk membuat rencana yang
menentukan. Ia melukiskan pekerjaan panitia sebagai “ banyak pertim-

66
ban, amat menjengkelkan, membuat ketegangan yang tak perlu dan
sedjsckali tindakan!”
ika ia melanjutkan bermusyawarah dengan jemaat tentang
per-ya sebagai seorang pemimpin. Pertama, ia menanyakan mereka
apa mereka sungguh-sungguh mempercayainya. Apakah mereka
merrcayai kemurnian doktrinnya, integritas keuangannya, kejujuran
moiya, kasih persaudaraannya yang tulus, dan dedikasinya kepada
tugi
naat mengenalnya dengan baik, dan jawaban mereka atas semua
perfaan itu adalah positif. Ia telah memperoleh kasih dan rasa hor-
m aP ^ 3-
elah menetapkan ini, ia kemudian meminta mandat baru sebagai
penpin mereka. “ Jika saudara percaya Allah telah memanggil saya
unt^engSembalakan 8ereia im.” ia bertanya, “ apakah saudara akan
meiuti saya?”
menyamakan gereja keseluruhan seperti suatu bala tentara. Bala
tent ini hanya mempunyai satu Panglima Tertinggi, Yesus Kristus.
Qerlokal adalah seperti sebuah kompi dengan satu komandan kom-
pj( u gembala sidang, yang menerima perintah dari Panglima Ter-
tingkomandan kompi memiliki letnan-letnan dan sersan-sersan un-
tuk'sultasi dan pelaksanaan, tetapi tanggung jawab terakhir untuk
penibilan keputusan adalah pada komandan kompi, yang harus
meirikan jawaban kepada Panglima Tertinggi.
lenarnya, maksud perkataan Donald Hamman kepada jemaat-
nya adalah bahwa Baptis Medinah mempunyai kesempatan besar
unt!>ertumbuh, tetapi jika gereja ingin bertumbuh gereja harus
meirlancar proses-proses pembuatan keputusannya. la harus mem-
buatruktur kepanitiaan yang berat dan tidak prakjis. Gereja harus
meiang struktur panitia yang tidak praktis dan besar sekali itu. Gere­
ja b melaksanakan prinsip yang mendasari seluruh pasal ini: gem-
balianS mempunyai pengaruh dalam gereja yang bertumbuh.
aaat menerima rencana Hamman dan menjadikannya koman-
darttpi- Dengan melakukan itu, mereka membubarkan lima belas
pajtetap! Apa yang terjadi setelah itu?
-eja itu bertumbuh dengan baik waktu semua ini berlangsung
pac$70, tetapi ia bertumbuh lebih baik lagi setelah mengadakan
peninan kembali.
gka pertumbuhan selama lima tahun sebelum “ Pesan Persim-
par Jalan” adalah 253 persen (diperhitungkan dari angka per
dek* dan selama lima tahun sesudah itu naik menjadi 325 persen.

67
Ini berarti meningkatnya angka tahunan rata-rata dari 13,4 persen men-
jadi 15,6 persen.
Kemajuan yang baik!
Dua studi kasus singkat lainnya menguatkan pokok ini bahwa gem-
bala sidang mempunyai pengaruh dalam gereja yang bertumbuh. Per-
timbangkanlah lagi mengenai kedudukan gembala sidang dalam dua
gereja di California Selatan yang menarik jemaat banyak sekali pada
ibadah Minggu pagi: Melodyland Christian Center dari Anaheim
(10.000) dan Calvary Chapel dari Costa Mesa (12.500).
Anggaran dasar Melodyland menyatakan bahwa Pendeta Ralph
Wilkerson “ akan menjadi kepala pelaksana gereja dan presiden badan
tersebut . . . ia akan menjadi pengawas kerohanian gereja dan akan
mengarahkan setiap kegiatannya.” Menurut peneliti Henry Lord, kebi-
jaksanaan ini berhasil dalam prakteknya. Ia berkata bahwa Wilkerson
‘ ‘adalah tenaga pengendali dalam gereja ini . . . ia bekerja di bawah
pengendalian Roh Kudus dan dengan demikian memiliki kewibawaan-
nya dari Allah . . . Ia menggunakan diaken-diaken sebagai penasihat
dan untuk tujuan-tujuan resmi.”
Di Calvary Chapel, Pendeta Chuck Smith mengepalai gereja dan
menganggap dirinya bertanggung jawab langsung kepada Tuhan. Ang­
garan dasar gereja ini mengatakan, “ Gembala sidang akan menjadi
presiden dari badan ini dan menjadi pengawas umum dari seluruh pro­
gram dan akan menunaikan setiap tugas yang dibutuhkan sehubungan
dengan pengawasan itu.”

PERJALANAN BERAT MENUJU KEPEMIMPINAN

Sebagaimana yang telah kami tunjukkan sebelumnya, proses men-


dapatkan kasih dan kepercayaan jemaat samasekali tidak bersifat
otom atis. Sering kali pendeta yang memiliki visi untuk pertumbuhan
diperhadapkan dengan pengalaman krisis pribadi yang hebat. Saya telah
mendengarkan pendeta demi pendeta menceritakan situasi yang menya-
yat hati ketika kepemimpinan mereka ditantang dan ketika diperlukan
seluruh keberanian dan iman kepada Allah yang dapat mereka kerahkan
untuk bertahan dalam badai itu.
Secara umum saya telah mendengar W.A. Criswell dari First Bap­
tist Dallas menceritakan pengalaman krisisnya dengan dewan diaken.
Saya telah mendengar Robert Schuller menceritakan keinginannya agar
m ati saja karena serangan jantung supaya ia gagal dengan hormat ketika
majelis gerejanya yang keras kepala menghalangi visi yang Allah
68
berikspadanya untuk menuju pertumbuhan. Saya pernah mende-
ngar Irapa kisah serupa secara pribadi, bahkan sebagian terlalu
pribadtuk diceritakan.
E" Towns bercerita kepada saya mengenai seorang pendeta yang
mencfkan air mata waktu ia mengingat kembali pengalaman krisis
kepepinannya. Seminari-seminari teologi pada umumnya tidak
mem|apkan orang-orang muda untuk menghadapi krisis-krisis
seperi, dan saya kuatir bahwa terlalu banyak pelayan Tuhan yang
diperapkan dengan krisis-krisis itu keluar sebagai pihak yang kalah
dan tang sepanjang sisa pelayanan mereka, terluka, dan mandeg
padaidaan sedang-sedang saja.
Sbukan mengatakan bahwa pendeta yang senantiasa berselisih
dengflggotanya akan menjadi seorang pemimpin pertumbuhan gere-
ja. P/laman krisis yang saya bicarakan bukan merupakan pola tetap.
Biasshanya terjadi satu kali. Sebagai akibatnya, beberapa anggota
yang< akan meninggalkan gereja dengan perasaan tidak puas dan
pahiii disesalkan, tetapi itulah sebagian dari harga yang sering kali
haru?ayar.
timpin harus menjadi sang pemimpin. Seperti yang dikatakan
RobSchuller, “ Janganlah mengelakkan persoalan itu. Gembala
sidaApakah Anda mendengar saya? Anda harus menjadi businya.
Andirus menjadi komandan yang membangkitkan semangat,
menia pasukan mendaki bukit!”

Menara Kewibawaan Anda


nbala sidang dari gereja bertumbuh yang telah memperoleh
kew'aan mereka juga mengetahui bagaimana memeliharanya.
Mermemimpin. Mereka berjalan di depan. Tetapi tidak pernah
terUuih di depan. AnneOrtlund menyarankan dalam bukunya Up
Wiiorship bahwa kadang kala pengkhotbah perlu belajar lebih
ban lari para anggota daripada dari teologi. “ Dengarkanlah jemaat
Ancng kekasih,” ia memohon. “ Belajarlah mengenai mereka secara
merim, kebutuhan mereka, sukacita mereka . . . Penuhi kebutuhan
»>
mei
ia umumnya temyata memang seperti itu. Pendeta-pendeta gere­
ja y bertumbuh mungkin kelihatan bagi orang-orang luar seperti
dikf- Tetapi orang-orang di dalam gereja mengakui keputusan-
kepan mereka. Seolah-olah mereka memiliki indra keenam, mereka
meithui bagaimana memimpin gereja ke arah yang dituju anggota-
nyaa mereka juga mengetahui bagaimana melibatkan para anggota

69
sehingga mereka sendiri ikut serta dalam tugas total gereja dengan
bergairah dan dapat menyelesaikan tugas. Sebaliknya, jemaat memper-
cayai pendetanya.
Berikut mari kita perhatikan bagaimana semua ini terjadi!*1

PERTANYAAN untuk PENDALAMAN


1. Sebutkan beberapa sifat pribadi pendeta yang mempunyai gereja
yang bertumbuh’.
2. Bagaimanakah cara anggota gereja memandang pendeta seperti itu?
Apakah pandangan mereka terhadapnya berbeda dengan pandangan
Anda terhadap pendeta Anda?
3. Berapa cepatkah seharusnya sebuah gereja bertumbuh? Berapa
cepatkah gereja Anda bertumbuh?

70
Pasal 5.
BEBASKAN KAUM
AWAM
a tanda penting pertama dari gereja yang bertumbuh adalah
seor gembala sidang yang memanfaatkan karunia-karunia pembe-
rian'ah untuk memimpin gereja menuju pertumbuhan, tanda yang
kedidalah kaum awam yang dikerahkan dengan baik. Yang satu
tak at berfungsi terpisah dari yang lain sama seperti peredaran darah
dannapasan tak dapat berfungsi terpisah satu dari yang lain dalam
tubinanusia.
lam gereja yang lebih kecil dengan hampir dua ratus anggota,
pern dapat melakukan semua pekerjaan, dan memang banyak yang
demn. Tetapi gereja seperti itu tidak akan mampu bertumbuh
meld batas itu tanpa pelayanan kaum awam.
ideta dari gereja yang bertumbuh, entah besar atau kecil, tahu
bagana memotivasi kaum awam mereka, bagaimana menciptakan
strik yang mengizinkan mereka untuk aktif dan produktif, dan
bagana mengarahkan mereka ke dalam kesempatan pelayanan
Kri; yang berarti.
ngaktifkan kaum awam untuk pertumbuhan gereja telah men-
jadiih mudah pada saat ini dibandingkan saat-saat lain dalam se-
jarareja belakangan ini. Ini disebabkan oleh apa yang saya suka
seberakan “ pembebasan kaum awam.”

PEMUNCULAN PEMBEBASAN KAUM AWAM

nbebasan kaum awam dimulai pada akhir 1960-an bersamaan


denkesadaran umum di seluruh gereja-gereja di Amerika dari ham-
71
pir semua aliran terhadap pengajaran alkitabiah tentang karunia-
karunia rohani. Jika kita memandang ke belakang dari tempat kita
sekarang yang menguntungkan, banyak di antara kita heran bagaimana
mungkin bahwa selama sekian banyak tahun, dan bahkan abad, umat
Allah mempunyai tingkat pengertian dan tingkat pengalaman yang
begitu rendah dalam hal karunia-karunia rohani. Itu pasti menduka-
citakan Allah, seperti juga mendukacitakan Rasul Paulus waktu ia
menulis kepada jemaat di Korintus, “ Sekarang tentang karunia-karunia
Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenaran-
nya” (I Korintus 12:1).
Kita telah begitu bodoh, dan Allah telah begitu sabar!
Saya sendiri berpendapat bahwa gerakan Pentakosta telah me-
mainkan peran kunci dalam membangkitkan semangat pembebasan
kaum awam. Dua puluh tahun yang lalu saya belajar pada salah satu
seminari injili paling baik di Amerika, tetapi waktu saya tamat sekolah
sebenarnya saya belum diajarkan sesuatu yang berguna mengenai
karunia-karunia rohani. Saya ditahbiskan di sebuah gereja injili, tetapi
tak seorang pun menanyakan apa karunia rohani saya ketika saya diuji
oleh dewan pentahbisan. Saya bergabung dengan suatu badan misi injili
yang mengutus saya ke Amerika Selatan, tetapi baik dalam formulir
pendaftaran maupun dalam wawancara pribadi tidak pernah dising-
gung soal karunia rohani saya.
Saya akan menganggap hal ini hampir tak dapat dipercaya jika
saya tak mam'pu menjelaskan karunia rohani saya paling tidak untuk
kepuasan saya sendiri. Sekarang saya menyadari bahwa para guru besar
seminari saya, pendeta-pendeta yang menahbiskan saya dan para
pelaksana misi semua sebenarnya masih bergumul untuk mencapai
kesepakatan dengan gerakan Pentakosta pada awal dan pertengahan
tahun 1950-an yang lalu. Mereka masih tetap memperdebatkan apakah
orang-orang Pentakosta adalah orang-orang Kristen sejati. Saya ter-
ingat membaca sebuah buku tentang aliran-aliran sesat yang berisikan
pasal-pasal tentang Pengetahuan Kristen, Mormonisme, Pentakos-
talisme, Saksi Yehova, dsb.
Sebagian orang mengatakan bahwa berbicara dengan bahasa roh
itu diciptakan oleh Iblis. Banyak pemimpin Kristen nampaknya dihantui
oleh laporan-laporan tentang kesembuhan mukjizat dan nubuat. Jika
pertanyaan tentang hal itu muncul dalam kelas di seminari, kami
biasanya dianjurkan untuk membaca buku oleh Benyamin Warfield
yang berpendapat bahwa banyak karunia alkitabiah telah dihapuskan
setahap demi setahap setelah gereja terbentuk, dan bahwa kita tidak
usah mencarinya dalam gereja kita pada masa ini.
72
Jtapi waktu telah berub'ah. Sepanjang tahun 1960-an gerakan
kiatik mulai keluar dari lembaga Pentakosta dan memasuki banyak
dainasi yang sebelumnya menentangnya. Para pemimpin denomi-
n;entakosta yang besar seperti Sidang Jemaat Allah dan Church
ojFoursquare Gospel ir.engadakan hubungan dan kemudian perse-
kn dengan rekan mereka dari denominasi lain. Pentakostalisme
b^sur-angsur menjadi terhormat, dan salah satu dari banyak keun-
tu bagi orang-orang non-Pentakosta adalah sikap yang lebih san-
tahadap ajaran alkitabiah tentang karunia-karunia rohani.
ida pertengahan tahun 1960-an persoalan karunia rohani telah
irdi salah satu bidang yang sangat saya perhatikan. Saya sendiri,
mba menjelaskan persoalan-persoalan dalam sebuah buku tentang
Pna Korintus, tetapi saya percaya titik balik sesungguhnya adalah
p asi Body Life, yang ditulis oleh Pendeta Ray Stedman dari Gereja
Ab Peninsula di Palo Alto, California. Popularitas luar biasa dari
bini dalam tahun 1972 sebagian besar disebabkan karena suasana
menerima terhadap karunia-karunia rohani yang telah berlangsung
su lima tahun.
:mbebasan kaum awam telah dimulai dengan kuat!
)kok mengenai karunia-karunia rohani sejak saat itu telah men-
jalah satu pokok yang hangat dalam seminari-seminari teologi.
Pamatan seminari belakangan ini telah dilatih untuk menghindari
kdetaan masa lalu dan agar menganggap diri “ orang-orang yang
merlengkapi” dan bukan pendeta yang kuno. Banyak yang meng-
ap prioritas utama mereka adalah mengaktifkan kaum awam
d; kehidupan gereja mereka.
:ndeta Lloyd Ogilvie dari Gereja Presbiterian Hollywood menga-
ta“ Kami tidak membiarkan anggota jemaat menyebut kami yang
tong staf ‘pendeta’. Kami ingin setiap anggota menganggap dirinya
sei pelayan Tuhan.” Semua tanda ini menunjukkan bahwa lebih
d;da sebelumnya, kita hidup dalam suatu zaman di mana kaum
atmerupakan faktor penting dalam gereja di mana-mana.

“ ilisasi Total” Dapat Menjadi Sumbang


panjang yang menyangkut pertumbuhan gereja, pembebasan
kawam telah membuka kemungkinan-kemungkinan baru yang fan-
taJika kaum awam menjadi bergairah tentang apa yang dapat
ma lakukan bagi Allah dan bagi gereja mereka, maka apa saja
ddikerjakan. Tapi merupakan kenyataan hidup bahwa pening-
kaktivitas kaum awam dalam sebuah gereja tidak selalu menolong
g(itu untuk bertumbuh.
73
Penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa usaha raksasa yang
diorganisasi dengan baik dan dibiayai dengan kuat untuk mencapai
“ mobilisasi total” jemaat bagi penginjilan malah mpnghalangi dan
bukan menolong pertumbuhan gereja. Beberapa usaha ini telah meng-
ingatkan saya akan sebuah kapal bermotor besar tetapi dengan kemudi
yang rusak. Ia mempunyai banyak tenaga, tetapi gagal mencapai
tujuannya.
Mengapa ini terjadi sudah bukan merupakan rahasia lagi. Pertam-
bahan pengetahuan tentang karunia-karunia rohani telah menunjuk­
kan berbagai kekurangan dari usaha-usaha yang tak produktif dengan
“ mobilisasi total” . Selama tahun 1960-an, salah satu falsafah penun-
tun penginjilan yang disebut “ dalil Strachan” —menurut nama Ken­
neth Strachan dari misi Amerika Latin—mengatakan bahwa “ per-
luasan setiap gerakan selaiu berimbang dengan keberhasilannya dalam
memobilisasi seluruh anggotanya untuk terus-menerus mengembangkan
keyakinan-keyakinannya.” Dalam bangsa demi bangsa, denominasi
demi denominasi, gereja demi gereja, hal ini diusahakan selama sedikit-
nya satu dekade. Tetapi sebenarnya usaha ini tidak pernah berhasil men-
jadi (1) suatu mobilisasi total anggota gereja untuk tugas penginjilan,
(2) suatu mobilisasi yang terus-menerus dalam berbagai hal yang di
dalamnya semangat permulaan tinggi, atau, karenanya (3) suatu faktor
penyumbang untuk menolong gereja meningkatkan angka pertumbuhan
sebelumnya.
Mengapa usaha demikian gagal? Tentu saja bukan karena orang
menerapkan mobilisasi kaum awam sebagai faktor penting bagi per­
tumbuhan. Bukan, masalahnya timbul waktu setiap orang diharapkan
untuk ‘‘terus-menerus memenangkan jiwa.” Ini bertentangan dengan
salah satu ajaran utama Alkitab mengenai karunia rohani, yaitu, “ An-
daikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran?”
(I Korintus 12:17). Jika setiap orang dalam gereja diharapkan untuk
menjadi penginjil, di manakah mereka yang memiliki karunia-karunia
rohani lainnya yang dibutuhkan untuk menjadikan orang-orang yang
memiliki karunia sebagai penginjil itu lebih efektif?

Apakah Lima Kaki Lebih Baik daripada Dua Kaki?


Berpikirlah sekarang dari segi tubuh manusia. Andaikata sasaran
kita saat ini adalah untuk berjalan ke suatu tempat yang jauh dalam
jangka waktu sesingkat mungkin. Andaikata kita memiliki kuasa untuk
mengubah salah satu anggota tubuh kita menjadi suatu anggota yang
lain.

74
kalau kita mengatakan bahwa kita dapat berjalan
leD'ima kaki daripada dengan dua kaki, jadi kita akan
mcn, lidah kita, dan satu jantung menjadi kaki? Tentu
^Tanpa hati, seratus kaki tak akan mampu bekerja
SMdah membentuk tubuh jasmani kita dalam perban-
™nhia sehingga seluruh anggota bekerja dengan selaras
unl)antu agar berfungsi sebagaimana mestinya.
inilah yang menurut Alkitab telah Allah lakukan
ler^ubuh Kristus. Dalam setiap daftar utama mengenai
^ am Alkitab, Roma 12, I Korintus 12 dan Efesus 4,
sempatkan dalam konteks Tubuh Kristus. “ Tetapi Allah
,clakepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu
Ierai, seperti yang dikehendakinya” (I Korintus 12:18).
^*'ya telah dipasang dalam Tubuh Kristus sesuai dengan
P°l;dan telah diberikan satu atau lebih karunia rohani
un,tan fungsi itu dengan tepat.
i pun dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa ter-
scrjorang Kristen untuk memilih karunia rohani bagi diri
me:llah yang berhak memilih, dan tanggung jawab per-
,an,Kristen adalah menemukan karunia mana yang Allah
b*rya.
i dalam proses itu adalah wajar bahwa orang itu akan
JU*i karunia mana yang Allah tidak berikan. Kedua-
penting. Salah satu hal yang paling menyedihkan
^a'lah melihat seseorang berusaha menjalankan karunia
ro*1imilikinya. Biasanya hal itu berakhir dengan kekece-
wa‘seperti mencoba untuk menulis di papan tulis dengan
jari

EMUKAN KARUNIA ROHANI ANDA

ktrin tentang karunia-karunia rohani, mobilisasi ang-


80,i pertumbuhan gereja—atau setiap kegiatan rohani
la‘'dimulai dengan proses apa pun yang diperlukan supaya
seiigreja dapat menemukan karunia rohani mereka. Sesu-
llali itu harus diperkembangkan dan dimanfaatkan sepe-
nutaluran-saluran dan susunan-susunan yang tepat. Tetapi
Ia^dapat dilaksanakan jika orang-orang percaya tak mam-
110ng mengenai diri mereka seperti yang dinyatakan Roma

75
Bagaimana ini dapat dilaksanakan?
Barangkali bermanfaat untuk secara sederhana menuliskan kelima
langkah yang diperlukan untuk menemukan karunia rohani Anda:
1. Selidiki semua kemungkinan yang ada. Baca dan pelajari daftar
karunia dalam Perjanjian Baru. Ketahuilah pilihan-pilihan yang ada
dalam Firman Allah supaya Anda memperoleh sesuatu yang agak
nyata untuk dicari sementara Anda melangkah maju.
2. Lakukan percobaan dengan sebanyak mungkin pilihan. Jika Anda
tidak mencoba suatu karunia tertentu, Anda akan mengalami
kesulitan untuk mengetahui apakah Anda memilikinya atau tidak.
Tentu saja ada beberapa karunia dalam daftar yang sulit diketahui
bagaimana cara mencobanya. Sebagai contoh, tak seorang pun akan
meloncat dari bangunan tinggi untuk melihat apakah mereka
memiliki karunia untuk mengadakan mukjizat. Tetapi banyak di
antara karunia-karunia itu, termasuk karunia menjadi penginjil, ter-
buka untuk dicoba secara serius.
3. Periksa perasaan Anda. Jika Anda mencoba suatu karunia dan
menyukainya, itu adalah petunjuk positif. Sebaliknya jika Anda ter-
nyata tidak menyukai tugas yang melibatkan karunia itu, dengan
sendirinya itu merupakan tanda yang baik sekali bahwa Allah tidak
memberikan karunia itu kepada Anda.
4. Nilailah keefektifan Anda. Karunia rohani bersifat fungsional. Tiap
karunia digiptakan untuk mencapai suatu sasaran khusus. Jika Anda
berpikir bahwa Anda memiliki suatu karunia rohani tertentu, pasti-
kan bahwa Anda melihat hasil yang pantas ketika Anda mengguna-
kannya. Jika Anda tidak memperoleh hasil, kemungkinan Anda tak
memiliki karunia itu.
5. Harapkan sokongan dari Tubuh Kristus. Tak ada karunia yang dapat
ditemukan, dikembangkan, atau digunakan seorang diri. Mengapa?
Karena karunia-karunia itu merupakan anggota dari suatu organisme
total, yaitu Tubuh Kristus. Jika Anda memiliki suatu karunia rohani,
karunia itu akan cocok dengan karunia-karunia lainnya. Orang-
orang Kristen lainnya akan mengenal karunia Anda dan membenar-
kan bahwa Anda. memilikinya. Jika Anda berpikir bahwa Anda
memiliki suatu karunia tetapi tak ada orang lain yang sependapat
bahwa Anda memilikinya, hendaklah Anda mempertanyakan peni-
laian Anda dalam masalah ini.
Begitu kelima langkah ini diambil dan dibungkus dengan banyak
doa, Anda seharusnya dapat menjawab dengan jelas dan ringkas jika
ada yang bertanya, “ Apakah karunia rohani Anda?”

76
ya sendiri menemukan bahwa Allah telah memberi saya tiga
kaa: karunia untuk mengajar, karunia untuk berkata-kata dengan
peahuan, dan karunia untuk memberitakan Injil. Saya berusaha
begguh-sungguh menggunakan seluruh waktu dan tenaga yang saya
miuntuk mengembangkan dan menggunakan karunia-karunia ini.
Bapun, waktu saya tiba pada penghakiman terakhir, Allah akan
nnruh saya memberikan pertanggungjawaban atas cara saya meng-
gian karunia-karunia ini. Saya juga harus mengingat bahwa la tidak
akneminta pertanggungjawaban saya atas penggunaan karunia yang
tarnah la berikan kepada saya—dan pikiran seperti ini sungguh
miibur.

Kiia untuk Menjadi Penginjil


:las bahwa satu karunia yang paling dibutuhkan untuk pertum-
bi gereja adalah karunia untuk menjadi penginjil. Ini terdapat
dr Efesus 4:11, yang di situ juga dijelaskan kepada kita bahwa
mid seluruh karunia adalah pembangunan Tubuh Kristus (lihat
4: Karena beberapa alasan maka tidak terpikir oleh saya untuk
wi yang lama bahwa “ pembangunan” bukan hanya berarti mem-
ban iman orang percaya, yang tentu saja penting. Ini juga berarti
mnbahkan lebih banyak sel atau anggota kepada tubuh. Dengan
kain, pembangunan berarti pertumbuhan gereja baik dalam kualitas
mun kuantitas.
ertumbuhan gereja terjadi bila karunia untuk menjadi penginjil
dakan dengan efektif, tetapi itu pun tidak akan terjadi jika karunia-
kiia yang lain tidak bekerja secara serentak. Dalam tubuh manusia,
miya, rahim adalah organ yang diciptakan terutama untuk repro-
d( tetapi organ ini tidak berguna jika kelenjar di bawah otak dan
mecil dan setiap organ lain tidak bekerja dengan semestinya secara
sdak.
eharusnya sudah terbukti sendiri sekarang, seandainya apa yang
tdita katakan tentang karunia rohani itu benar, bahwa tidak semua
o\ Kristen adalah seorang penginjil. Penginjil adalah orang-orang
K:n yang kepada mereka Allah memberikan karunia rohani untuk
rradi seorang penginjil. Anggota-anggota lain dalam tubuh Kristus
itakan penginjil, dan mereka juga tak perlu berusaha untuk ber-
f«i sebagai penginjil. Inilah salah satu alasan utama mengapa
bapa usaha dengan “ mobilisasi total” berakhir dengan kekecewaan
diegagalan dan memberikan pengaruh negatif, bukannya positif,
ttdap pertumbuhan gereja.

77
Reran Seorang Saksi
Sekarang pikirkanlah sebuah konsepsi lain yang penting sekali:
Tidak semua orang Kristen adalah penginjil, sedangkan setiap orang
Kristen adalah pasti seorang saksi. Perbedaan teknis yang penting ini
mencegah orang-orang Kristen yang mempunyai karunia rohani lain
dari untuk menjadi penginjil supaya tidak melarikan diri dari tanggung
jawab mereka untuk memberitakan Kristus kepada orang lain.
Untuk dapat memahami hal ini lebih sungguh-sungguh, kita harus
jelas membedakan antara karunia rohani dan peranan orang Kristen.
Karunia adalah fungsi kejuruan khusus yang Allah harapkan untuk
dipergunakan setiap orang Kristen secara teratur, dan setiap orang
Kristen memiliki karunia yang berbeda. Sebaliknya, peranan adalah
fungsi wajar sehari-hari yang semua orang Kristen diharapkan untuk
menggunakannya dalam setiap kesempatan.
Dalam pengertian ini, peranan berkaitan dengan buah-buah Roh
seperti terdapat dalam Galatia 5:22. Kasih, sukacita, damai sejahtera,
dan kesabaran bukan karunia yang diberikan kepada orang-orang
Kristen tertentu, tetapi buah-buah yang Allah harapkan dalam kehidup-
an tiap orang Kristen tanpa memperhafikan karunia yang dimilikinya.
Ini adalah peranan. Sebetulnya jemaat Korintus mengetahui bahwa
meskipun kenyataannya mereka memiliki karunia rohani berlimpah-
limpah, mereka tidak berguna karena mereka tidak menggabungkan-
nya dengan huah-buah Roh. Pertama Korintus 13 ditulis untuk menun-
jukkan hal ini.
Banyak karunia rohani mempunyai peranan yang sesuai. Sebagai
contoh, salah satu karunia adalah membagi-bagikan sesuatu (Roma
12:8). Orang-orang yang mempunyai karunia itu memberikan kekayaan
materi mereka untuk pekerjaan Allah dalam jumlah besar dan melaku-
kannya dengan sukacita. Tetapi peranan yang sesuai dengan karunia
itu adalah bahwa tiap orang Kristen seharusnya memberikan secara
teratur bagi pekerjaan Tuhan (I Korintus 16:2), dan menurut saya,
mereka harus memberikan sesuatu di atas 10 persen dari pendapatan
kotornya.
Contoh yang lain adalah karunia iman—jenis iman yang dapat
memindahkan gunung (I Korintus 12:9; 13:2). Tidak semua orang
Kristen memiliki karunia ini, tetapi semua mempunyai peranan untuk
menjalani kehidupan yang bercirikan iman, karena “ tanpa iman tidak
mungkin orang berkenan kepada Allah” (Ibrani 11:6).
Jadi, untuk mengulangi, hanya sejumlah orang Kristen tertentu
yang memiliki karunia untuk menjadi penginjil, tetapi tiap orang

78
Kriai memiliki peranan seorang saksi. Kedua hal ini, seperti yang akan
kitahat, harus bergabung untuk memobilisasi kekuatan maksimum
bagtenginjilan dalam gereja Anda.

Hifesa 10 Persen
ika tidak semua orang Kristen memiliki karunia untuk menjadi
pemjil, berapa banyak yang memiliki? Saya mengajukan pertanyaan
ini:pada diri sendiri waktu saya pindah dari Bolivia ke Amerika
Seat dalam tahun 1971 karena saya telah melakukan cukup peneli-
tiaiada saat itu untuk mengetahui bahwa dalil Strachan adalah kurang
baiSaya memutuskan untuk mengadakan pendekatan empiris, jadi
satmengajukan pertanyaan: pernahkah ada gereja yang berhasil
mecukannya?
’ernahkah ada gereja, terutama karena caranya memobilisasi ang-
goiya untuk penginjilan, menunjukkan peningkatan yang besar
dan pertumbuhan gereja? Jawabannya datang dengan cepat: Gereja
Pniterian Coral Ridge di Fort Lauderdale, Florida, adalah contoh
yacemerlang dan terkemuka.
daka saya menyelidiki gereja itu. Saya membaca mengenainya,
samelihatnya dalam film, saya mengunjunginya, dan saya berbicara
dean para pemimpinnya. Gereja ini sedang mengalami kemerosotan
saiai tinggal tujuh belas anggota waktu Pendeta James Kennedy
mi memobilisasi anggotanya dengan program yang sekarang disebut
Likan Penginjilan. Dalam dua belas tahun gereja ini bertumbuh sam-
pdua ribu lima ratus anggota.
Cesan pertama yang saya peroleh tentang gereja ini adalah bahwa
se> orang terlibat dalam program Ledakan Penginjilan, tetapi kemu-
di saya mengetahui bahwa keadaannya tidak demikian. Berapa
b;ak orangkah yang terlibat dalam program itu? Hanya 250 orang,
allO persen dari jumlah anggota. Atas dasar ini saya mulai mengem-
bkan suatu hipotesa yang demikian: Di dalam rata-rata gereja injili,
soai jumlah 10 persen dari anggotanya telah diberi karunia untuk
tradi penginjil.
Selama beberapa tahun saya telah menguji hipotesa ini berulang
kMurid-murid saya yang telah tamat, yang menjadi pendeta-pendeta
dpenginjil-penginjil profesional, telah mengujinya juga. Sejauh ini,
htesa tersebut telah terbukti merupakan suatu petunjuk praktis yang
sat realistis dan dapat dilaksanakan, baik di Amerika Serikat
rpun di negara-negara Dunia Ketiga. Tentu saja, ada sedikit dasar
aabiah untuk keadaan ini, kendati tak dapat disangkal bahwa
Itesa 10 persen lebih lanjut empiris daripada injili.
79
Namun, waktu Yesus meninggalkan dunia ini, la meninggalkan
sebuah kelompok inti terdiri atas 120 orang percaya yang penuh pengab-
d ia n di Gereja Pertama di Yerusalem. Dari antara mereka, la telah
berhati-hati memilih dan melatih 10 persen—kedua belas murid— untuk
tu g as khusus menyebarkan Injil, sementara 108 orang lainnya mem-
punyai peranan sebagai saksi yang setia, dan mereka melakukannya.
Gereja bertumbuh dengan luar biasa!
Sebagian orang mungkin tidak setuju dengan angka 10 persen. Tak
la m a kemudian, saya sendiri mulai menduga bahwa angka itu sedikit
terlalu tinggi. Barangkali jangkauannya adalah 5 sampai 10 persen.
Tetapi 10 persen nampaknya realistis dan berguna.
Saya teringat waktu mendiskusikan perkara ini dengan Archie Par­
rish, ketika ia masih mengepalai program Ledakan Penginjilan di Gereja
Presbiterian Coral Ridge. la melaporkan bahwa dengan jumlah ang-
g o ta saat itu sebanyak 3.000, ada 450 orang yang aktif dalam program.
Y ang 10 persen telah menjadi 15 persen. Baik sekaii!
Namun, saya mempunyai firasat bahwa rekor ini agak mirip dengan
seorang pemain baseball yang memukul bola sekitar 350. Bertahun-
tahun pengalaman telah menunjukkan bahwa setiap orang yang dapat
mempertahankan angka rata-rata 280 atau 300 adalah seorang pemukul
terkemuka. Saya berpikir bahwa jika, selama bertahun-tahun, sebuah
gereja dapat mempertahankan 10 persen dari jumlah anggotanya un­
tu k penginjilan aktif, itu adalah gereja yang terkemuka. Pemain seperti
T y Cobb (.367 seumur hidup) dan gereja seperti Coral Ridge adalah
lu ar biasa. Kenyataannya beberapa tahun kemudian, setelah ia mening­
galkan Ledakan Penginjilan, Archie Parrish mengakui hal itu.
Sebenarnya, jika sebuah gereja memobilisasi 10 persen anggota
yang memiliki karunia sebagai penginjil, dan jika orang-orang ini hanya
memenangkan satu jiwa tiap-tahun—suatu pertunjukan buruk dari
seseorang yang memiliki karunia ini —dan membawa orang ini men­
ja d i anggota gereja, gereja akan berkembang tiga kali lipat tiap sepuluh
tahun. Atau, dalam istilah yang lebih tepat, gereja dapat merencanakan
angka pertumbuhan per dekade sebesar 200 persen. Ini bukan iman—
ini adalah sekadar matematika. Iman dapat membawa gereja jauh lebih
maju.

Problema Sembilan Koma Lima


Jika demikian, mengapa tidak lebih banyak gereja bertumbuh
dengan 200 persen per dekade? Menurut pendapat saya, salah satu rin-
tangan utama bagi pertumbuhan gereja saat ini adalah bahwa dari 10

80
pa orang-orang yang diberl karunia untuk memberitakan Injil oleh
A\ hanya sekitar setengah persen yang aktif menggunakannya. Yang
9^rsen lainnya memiliki karunia itu tetapi tidak menggunakannya.
Siian orang tidak mengetahui bahwa mereka memilikinya, dan
saan lagi bahkan tidak mengetahui apa karunia rohani itu. Juga,
acrang yang tnengira mereka memilikinya, tetapi tidak diberikan
kepatan baik atau dorongan yang pantas untuk menggunakannya
dtn baik.
asalah yang sangat serius timbul jika salah menimpakan kesa-
la Jenis “ mobilisasi total” menurut dalil Strachan cenderung
mdahkan 90 persen anggota yang tak pernah memiliki karunia un-
tmnjadi penginjil sejak semula. Ini mendatangkan hasil yang berten-
tai karena mengembangkan rasa bersalah yang tak perlu pada
sean besar anggota gereja. Sebagai akibatnya gereja dapat penuh
det orang-orang Kristen yang penuh kemurungan dan tertekan yang
(1 Jena sikap mereka timbul rasa tak senang pada orang-orang yang
baertobat yang sedang dimenangkan bagi Kristus, namun tak mau
mdi anggota gereja yang murung dan (2) berada dalam kondisi
psagis yang tidak sehat untuk dapat maju terus dan menemukan
kaa rohani yang mereka miliki. Kemungkinannya kecil bagi gereja
dakondisi ini untuk mengharapkan pertumbuhan.
ii, pusat perhatian untuk memobilisasi potensi penginjilan utama
geiiaruslah pada 9,5 persen anggota yang memiliki karunia untuk
mdi penginjil tapi tidak menggunakannya. Seharusnya mereka
me bersalah jika mereka tidak memberitakan Injil. Jika usaha
diaian ke sini, langkah pertama menuju mobilisasi karunia rohani
bajTtumbuhan telah diambil.

MOBILISASI YANG 90 PERSEN

ayak gereja mempunyai program-program penginjilan yang aktif


danduktif; tetapi mungkin sebuah gereja tertentu tidak bertum-
buhma bertahun-tahun. Orang-orang bertobat, baptisan acap kali
diatn, dan anggota-anggota baru berdatangan setiap saat. Tapi pada
saaig sama, ada anggota-anggota yang keluar. Pintu depan ter-
bubar, tetapi banyak orang yang memasukinya segera keluar dari
pi rdakang.
t yang menjadi masalah di sini?
■ih sering, masalahnya terletak pada yang 90 persen. Hanya
karerang-orang ini tidak memiliki karunia untuk menjadi pengin-
81
jil, jangan hendaknya membiarkan mereka lupa bahwa mereka memiliki
beberapa karunia rohani yang perlu digunakan. Pengasuhan orang-
orang yang baru bertobat dan proses mengumpulkan mereka ke dalam
Tubuh adalah sama pentingnya dengan pertobatan mereka sejauh me-
nyangkut pertumbuhan gereja. Di sinilah fungsi yang sangat penting
dari pelayanan mimbar dan sekolah Minggu.
Saya yakin bahwa menghadiri sekolah Minggu dewasa seharusnya
dibuat menyerupai persyaratan bagi keanggotaan gereja. Dan saya juga
yakin bahwa salah satu sasaran utama program pendidikan Kristen gere­
ja seharusnya adalah untuk memampukan setiap orang di gereja, dalam
waktu satu tahun sesudah pertobatan bagi orang dewasa atau beberapa
saat sebelum hari lahir kedua puluh lima bagi orang Kristen generasi
kedua, untuk mengenali karunia rohani masing-masing—untuk menge-
tahui dengan tepat apa karunia mereka dan menggunakannya dengan
efektif. Jika ini dilakukan, perasaan bersalah yang mungkin telah tim-
bul karena orang-orang tertentu tak memiliki karunia-karunia tertentu
akan hilang, dan seluruh Tubuh akan menjadi sehat dan siap untuk
pertumbuhan yang baik.
Seorang pendeta yang telah melakukan hal ini dengan berhasil
adalah David Libby dari Gereja Jemaat Trinitas, Bolton, Massachu­
setts. Ia menerima pekerjaan pendeta pada sebuah gereja pedesaan yang
sedang berkembang dalam 1968. Gerejanya adalah gudang yang telah
diubah bentuknya, dengan ruang kebaktian yang memuat delapan
puluh orang 'di depan dan sekolah Minggu di belakang.
Setelah suatu masa pelayanan penyembuhan dalam Tubuh itu,
Libby mulai merencanakan pertumbuhan. Ia mulai mengkhotbahkan
khotbah-khotbah yang jelas ayat demi ayat. Beberapa orang baru
masuk, dan pada awal 1974 jemaat yang berjumlah tiga puluh telah
bertumbuh menjadi lima puluh.
Kemudian secara tiba-tiba, sementara mempersiapkan. khotbah
suatu hari, ia merasa ada yang kurang. Ia sedang membaca I Petrus,
dan sedang bersiap-siap untuk berkhotbah tentang ayat: “ Layanilah
seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh
tiap-tiap orang” (I Petrus 4:10). Ia tak dapat berkhotbah tentang hal
itu!
Mengapa?
Dalam suatu penelitian atas jemaat pada Tahun Baru sebelumnya,
tak seorang pun anggota jemaat mampu menjawab pertanyaan “ Apa-
kah karunia rohani Anda?”
Ia mengubah daftar khotbahnya dengan segera. Ia beralih dari
pesan-pesan yang merupakan penjelasan kepada pesan-pesan yang me-
82
uatu pokok masalah dan memberikan dua puluh dua khot-
|ut-turut tentang karunia rohani! Pada Minggu yang kedua
j' baik David Libby maupun jemaatnya berada pada puncak
hani.
i kebaktian pagi ia mengedarkan suatu daftar pertanyaan
isil dengan maksud menolong jemaat menemukan karunia
Umnya tak pernah mereka ketahui bahwa mereka memiliki-
akhir 1974 penelitian atas jemaat menunjukkan bahwa setiap
^cuali satu orang telah mengetahui apa karunia rohani yang

it dimobilisasi, dan siap untuk maju!


pi waktu empat bulan mereka harus menjebol tembok gudang.
Minggu pertama mereka berkembang dari 80 tempat duduk
J&0, semua tempat duduk penuh. Memang, ketika itu Minggu
api jumlah kehadiran bertahan demikian dan gereja tetap
^ereka terpaksa merencanakan pembangunan gedung ibadah
as tanah peternakan seluas tiga seperempat hektar. Dan ini
rlangsung di pedesaan New England!
a setelah saya mendengar ini, saya menanyakan David Libby
antara kedua puluh lima anggota tetap yang mengisi daftar
in memiliki karunia untuk menjadi penginjil. la berkata ada
)a sendiri tidak termasuk di antaranya. Ini membuahkan suatu
Renting: Pendeta gereja yang bertumbuh tidak harus memiliki
htuk menjadi penginjil, meskipun ia harus sangat aktif meng-
peranan sebagai saksi.
fungsi utama pendeta, bukanlah menginjili, tetapi memim-
itnya untuk menemukan, mengembangkan dan menggunakan
ohani mereka yang Allah berikan. Menyadari hal ini, Institut
an dan Pertumbuhan Gereja Charles E. Fuller telah mengem-
suatu “Lokakarya Karunia Rohani” yang sangat efektif yang
ergunakan oleh setiap pendeta atau guru awam yang bertalenta
mibentuk kelompok! Ini termasuk Daftar Pertanyaan Houts
nodifikasi berisi 125 pertanyaan. Mereka juga membagikan
a “Your Spiritual Gifts Can Help Your Church Grow. ” Untuk
ii selanjutnya hubungi Box 91990, Pasadena, California
(90.

aatkan Peranan Saksi


dati telah diakui bahwa 90 persen anggota jemaat yang memiliki
lain daripada karunia untuk menjadi penginjil juga mempunyai
sebagai saksi, dalam beberapa orang potensi untuk meng-
83
gunakan peranan ini secara efektif bagi pertumbuhan gereja lebih besar
d a r i orang lain. Untuk menjelaskan hal ini, saya akan mengemukakan
Hipotesa lain yang kemungkinan pada mulanya kedengaran aneh:
K eefektifan peranan seorang Kristen sebagai saksi bagi pertumbuhan
g ereja berkurang dengan semakin dewasanya orang itu di dalam Kristus.
Biasanya kita beranggapan bahwa justru kebalikannya yang benar.
K ita merasa bahwa semakin lama seseorang menjadi Kristen, semakin
b a n yak mereka mengetahui tentang Firman Allah, semakin dalam
kehidupan doa mereka, semakin sedikit kebiasaan buruk yang mereka
m iliki dan, karenanya, sudah semakin baik mereka diperlengkapi untuk
penginjilan. Tetapi ini tidak selalu benar.
Ada dua alasan tepat untuk gejala yang kelihatan aneh ini. Yang
pertam a adalah bahwa orang yang sudah lebih lama menjadi Kristen
biasanya mempunyai lebih sedikit hubungan dengan orang non-Kristen.
W ak tu orang pertama kali menjadi Kristen mereka memulai hidup baru,
d a n dalam banyak hal kehidupan itu berpusat dalam suatu lembaga
so sial baru yang bernama gereja. Jika pertumbuhan Kristen yang sehat
berlangsung, orang yang baru bertobat itu makin lama makin terlibat
d a la m gereja.
Kebanyakan waktu senggang mereka sekarang dihabiskan dengan
o ra n g Kristen lain dalam ibadah, doa, sekolah Minggu, kepanitiaan,
d a n berbagai kegiatan sosial yang disponsori gereja. Mereka mempero-
l e h kawan-kawan baru, tetapi hampir semuanya adalah orang Kristen.
J i k a mereka adalah orang-orang percaya yang meyakinkan, dalam dua
a t a u tiga tahun semua kawan lama mereka mengetahui bahwa mereka
adalah orang Kristen. Mereka telah bersaksi kepada kawan-kawan lama
i t u , beberapa orang telah menerima Kristus, beberapa orang memutus-
k a n untuk tidak menjadi orang Kristen dan tinggal sedikit sekali
harapan baik untuk memberitakan Kristus dalam lingkaran sahabat dan
kenalan mereka.
Perhatikan bahwa prinsip yang sama berlaku untuk sebagian besar
o ra n g Kristen generasi kedua. Putra dan putri dari orang tua Kristen,
y a n g telah dibesarkan dalam gereja, telah membatasi lingkungan
sahabat-sahabat mereka hanya pada orang Kristen, jadi meskipun
m ereka sudah bertobat potensi mereka untuk penginjilan tak terlalu
tin g gi dibandingkan dengan orang baru bertobat yang berasal dari
d u n ia .
Alasan kedua mengapa orang Kristen lama mempunyai sedikit
sekali potensi untuk penginjilan adalah gejala yang disebut “ penebusan
d a n terangkat” . Kuasa kehidupan Kristen yang dibangkilkan di dalam
d i r i orang yang baru bertobat dapat segera mengangkatnya keluar dari
84
lingkigan lama mereka. Untuk banyak orang, ini berarti kemajuan
sosiaPn ekonomi. Bagi semua orang, ini seharusnya berarti perkem-
bang: suatu gaya hidup yang berbeda yang Alkitab namakan “ ter-
pjsabari dunia” . Tetapi ketika proses ini berkembang, suatu kesen-
|ang;di antara orang-orang Kristen dan kawan-kawan mereka yang
be!urdamat terbuka semakin lebar, hingga dalam beberapa hal sedikit
se|ta(rang dapat disampaikan kepada mereka pada tingkat pribadi

i tak berarti bahwa seorang Kristen dengan peranan saksi dapat


seml>no ketika kesempatan ada untuk memimpin orang lain kepada
Semua orang Kristen pada setiap waktu hendaknya siap
menadapi saat itu ketika Allah menghubungkan mereka dengan
seseing yang telah dipersiapkan Roh Kudus untuk menerima Kristus.
Dariereka harus mengetahui bagaimana memperkenalkan orang itu
l^gpa Kristus. Di sinilah suatu perlengkapan yang baik seperti Em-
patjkum Rohani merupakan alat yang tak ternilai, dan semakin baik
(jil^makin banyak orang Kristen yang mengetahui bagaimana meng-
gUfan alat seperti itu bersama dengan peranan mereka sebagai saksi.
laksud dari semuanya ini adalah agar Anda tidak membangun
sucStrategi total bagi penginjilan dan pertumbuhan gereja ber-
(jakan hubungan berkala semacam ini dengan mengandalkan orang
yUsudah lama Kristen. Potensi tertinggi bagi penginjilan melalui
peian saksi datang dari orang-orang yang baru bertobat yang masih
miliki hubungan alami dengan kawan-kawan dan sanak keluarga
yabelum selamat. Jika gereja Anda tidak memiliki orang-orang yang
babertobat, potensi penginjilannya akan menurun dengan tajam.

gnpulan
\pakah kesimpulan dari semua yang telah dikatakan? Sederhana
Sj Potensi terbesar bagi keefektifan penginjilan dalam sebuah gere-
jcrasal dari kombinasi 10 persen orang Kristen dewasa yang memiliki
l^nia untuk menjadi penginjil dengan orang-orang baru bertobat
y belum sampai dua tahun mengenal Tuhan dalam suatu program
y direncanakan dan dibentuk bagi pertumbuhan gereja. Gabungkan
jlengan yang 90 persen anggota jemaat yang mengetahui dan meng-
jikan karunia rohani mereka yang lain, dan Anda telah memperkem-
gkan jenis mobilisasi yang menghasilkan potensi pertumbuhan yang
gat tinggi.

85
I»ERT ANY AAN untuk PENDALAMAN
1 . Sebutkan beberapa kegiatan yang Anda lihat dilakukan oleh seorang
pendeta yang berwibawa.
2 . Tahukah Anda apa karunia rohani Anda? Sudahkah Anda mengam-
bil langkah-langkah yang dianjurkan penulis?
3 . Berapa banyak orang dalam gereja Anda yang memiliki karunia un­
tuk menjadi penginjil? Sebutkan mereka. Berapa persenkah jumlah
mereka dari seluruh anggota jemaat?
Pasal 6.
BERAPA BESARKAH ~
YANG DlMAKSUD
ENGAN CUKUP BESAR
ITU?
anda penting ketigayang menjadi ciri khas gereja-gereja yang ber-
nh di Amerika adalah bahwa gereja-gereja itu cukup besar.
In kata “ cukup besar” saya tidak hendak menunjukkan suatu
h anggota yang ajaib bagi ukuran maksimum, juga saya tak ingin
lerikan kesan bahwa saya adalah seorang pecandu gereja besar.
lersyukur pada Allah untuk beberapa gereja besar dan saya ber-
t pada Allah untuk beberapa gereja yang lebih kecil. Tetapi pada
ang sama, saya malu karena beberapa gereja besar, sama seperti
tialu karena beberapa gereja kecil.
:bagai contoh, beberapa tahun yang lalu, surat kabar Los Angeles
memuat satu artikel utama pada halaman muka dengan judul:
ja-Gereja Besar Dengan Radio dan TV Terjepit Soal Keuangan;
himpinan Pendeta yang Naif dan Kadangkala Salah Arah Diper-
:an.” Kita yang berada dalam keluarga Allah mengetahui betul
lorang-orang yang disebutkan namanya dalam artikel itu adalah
t-hamba Tuhan yang ramah dan penuh pengabdian yang tekun
ikai karunia rohani mereka secara maksimum untuk
nangkan orang-orang Amerika bagi Kristus demi kemuliaan
Mereka bukan bajingan atau serigala berbulu domba, meskipun
tienduga banyak orang non-Kristen yang membaca Los Angeles
akan mendapat kesan seperti itu. Itulah yang saya maksudkan
®beberapa gereja yang memalukan. Tak seorang pun di antara
mg suka pakaian kotor keluarga kita digantungkan di muka
t
87
Publisitas demikian dapat juga menyesatkan, yang bahkan lebih
berbahaya. Ketika sebagian orang Kristen mendengar bahwa gereja-
g ereja besar tertentu telah melakukan kesalahan besar kemungkinan
m ereka menyimpulkan bahwa semua gereja besar tidak baik. Ini
bukanlah penyamarataan yang masuk akal.
Di daerah kota tempat 74 persen orang Amerika hidup, gereja-
g ereja yang bertumbuh telah menjadi cukup besar untuk menyediakan
an ek a ragam dan kualitas kebaktian yang diharapkan oleh anggota
su atu gereja modem. Ini benar-benar merupakan suatu prinsip sosiologi
y a n g cukup sederhana. Dalam masyarakat Amerika, dengan
pengecualian lingkungan pedesaan tertentu dan di antara kelompok
su k u tertentu, gereja adalah sebuah perkumpulan sukarela.
Jika gereja memenuhi kebutuhan mereka, orang-orang akan men­
ja d i anggota. Bila gereja tidak lagi memenuhi kebutuhan mereka,
m ereka akan keluar samasekali atau berganti gereja. Bila suatu
masyarakat menjadi semakin sekular, tekanan sosial yang memaksa
m ereka untuk menjadi anggota gereja semakin kecil, bagaimana pun
keadaannya. Sebagaimana kita semua mengetahui, masyarakat
A m erika sangat sekular dan menjadi semakin demikian. Jika gereja
tid ak mengimbangi pengharapan orang-orang, gereja pasti tidak dapat
bertum buh. Seperti dikatakan oleh Robert Schuller, “ Rahasia
keberhasilan adalah menemukan suatu kebutuhan dan memenuhi
kebutuhan ity.”

GEREJA BESAR LAWAN GEREJA KECIL

Pertama-tama, saya ingin memisahkan diri dari perdebatan gere­


j a besar-gereja kecil. Alasannya adalah bahwa gereja kecil cukup besar
u n tuk memenuhi kebutuhan sebagian orang, tapi orang lain mem-
butuhkan gereja besar untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Beberapa orang akan selalu merasa lebih terjamin dalam sebuah
gereja kecil. Mereka perlu merasakan bahwa mereka adalah bagian yang
ak rab dari keseluruhan unit sosial. Mereka merasa tidak tenang ketika
memandang keliling dan melihat sejumlah besar wajah asing.
Mereka juga ingin merasakan bahwa mereka dibutuhkan, dan
dengan demikian tidak cocok memasuki kompetisi berat untuk men-
capai kepemimpinan yang terjadi dalam gereja besar. Mereka ingin
dirindukan jika mereka tidak datang dan mereka suka menganggap
bahw a gereja tidak akan sama tanpa keanggotaan mereka. Jelas, gere­
j a kecil paling baik memenuhi kebutuhan orang semacam ini.
88
tig lain mempunyai siFat yang berbeda sekali. ere a
man bahwa mereka berada di tengah-tengah kegiatan-
smelihat lalu lintas yang padat dan barisan panjang is se
Mdi sekitar gereja mereka pada hari Minggu pagi. os er
sp menggairahkan mereka. . _ „ tnn
erapa anggota dari gereja-gereja besar menghargai ese
mdak diketahui namanya ketika mereka pergi ke gereja.
tifenyukai ocehan yang dibuat mengenai mereka atau e a
m Mereka lebih suka berada di antara orang banya an
mkawan-kawan mereka sendiri daripada memiliki kawan a
ytpaksakan
k— kepada mereka. Orang seperti ini memang
bin gereja yang besar.
enanya, sebagaimana saya melihatnya, Amerika se a u
ban gereja-gereja besar maupun gereja-gereja keci Pa
d ang dapat diduga. Tetapi apakah sebuah gereja besar a >
Situ seharusnya sebuah gereja yang bertumbu . ,
s«nya menambah jumlah anggotanya “ tiap-tiap h a ri. • •
°ang diselamatkan” (Kisah 2:47). Selama masih a a
y:lum selamat dalam masyarakatnya, sebuah gereja ta
Bti dengan keadaan yang tetap. Gereja besar yang se at
j< yang sehat adalah gereja yang efektif dalam penginji
ndati demikian, perhatikan implikasi dari pertimbangan
1gereja-gereja kecil bertumbuh, pada akhirnya mere a a
gereja-gereja besar. Sebagaimana setiap sungai u uny
u aliran kecil air, setiap gereja besar dulunya adalah sebuah, g
ecil. Jika ini terjadi, gereja-gereja kecil baru a an se

2ira persentase, semakin besar suatu gereja semakin ° ^


g akan dimenangkannya bagi Kristus, asal angka Per u .
ng bertobat tetap sama—dan tak dapat disangka a w
ik mudah untuk dilakukan.

than-Kelebihan Gereja Besar


ada umumnya, pendeta-pendeta gereja besar merasa bahwa
•a dapat melakukan tugas penginjilan dan pembinaan ris e
tiaripada yang dapat dilakukan pendeta-pendeta Sereja _
iang hanya perlu mengikuti seminar keliling tentang epen
* besar dan mendengarkan kesaksian dari mereka yang me
krakannya.

89
Satu kelebihan nyata yang mereka miliki adalah—hampir tanpa
kecuali—pendeta gereja besar pada suatu saat pernah menjadi pendeta
gereja kecil. Mereka telah melihat kedua jenis gereja itu. Mereka mem-
punyai segi perbandingan pribadi.
Namun, kebalikannya, jarang ada—sedikit sekali pendeta gereja
kecil pernah menjadi pendeta gereja besar. Saya kira ini menolong men-
jelaskan mengapa orang-orang yang terlibat dalam pertumbuhan gereja
pada umumnya mendengarkan dengan baik jika pendeta gereja besar
menceritakan bagaimana mereka melakukannya.
Sampai batas tertentu, saya dapat merasakan ketidaksabaran
pendeta-pendeta gereja besar terhadap banyak kritik yang ditujukan
kepada mereka. Saya bukan pendeta, tetapi gereja saya Lake Avenue
Congregational memiliki tiga ribu lima ratus anggota dan termasuk
kategori gereja besar. Bila saya menyebut hal ini, acap kali saya
memperoleh jawaban, “ Oh, itu terlalu besar!”
Tetapi saya telah belajar untuk menjawab, “ Terlalu besar untuk
a p a ? ” Jawaban untuk pertanyaan ini sulit diperoleh.
Gereja kami tak terlalu besar untuk menyediakan pelayanan mim-
b a r kelas satu. Tidak terlalu besar untuk menyelenggarakan kebaktian
ibadah yang dilaksanakan secara profesional yang membawa orang-
o ran g percaya ke dalam hubungan yang menggugah jiwa dengan Allah
setiap Minggu pagi. Tidak terlalu besar untuk menyediakan program
penting bagi kaum muda yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus
tia p kelompok umur. Gereja kami tidak terlalu besar untuk menyedia­
k a n konseling pastoral yang ahli.
Gereja kami tak terlalu besar untuk memberikan kesempatan bagi
persahabatan yang erat, lebih banyak kenalan, keterlibatan bersama
y a n g penting, pengajaran alkitabiah yang baik, lowongan bagi segala
je n is pelayanan Kristen, program misioner yang membawa perbedaan
d a la m penginjilan dunia, musik gerejani yang paling indah, dan . . .
s a y a dapat terus melanjutkannya.
Alasan utama sebuah gereja besar dapat menyediakan semua pela­
y a n a n ini adalah karena gereja besar mampu menggaji staf yang terlatih
b a ik dan berpengalaman. Menjalankan sebuah gereja modern di
A m erik a adalah tugas profesional. Keberadaan seminari-seminari
te o lo g i membuktikan kenyataan ini. Seminari-seminari itu dirancang
je la s untuk latihan profesional seperti sekolah-sekolah kedokteran
d a la m bidangnya.
Perhatikan juga bahwa gereja-gereja besar bukan hanya dapat
m enggaji lebih banyak orang yang ahli dalam salah satu hidang, tetapi
gereja-gereja itu juga mampu menggaji orang-orang ini dengan cukup
90
uni mempertahankan mereka. Kelihatannya mungkin tidak rohani
tetjterdapat hubungan yang jelas antara skaJa gaji dan kelanggengan’
kejdetaan. Dan, adaJah kenyataan bahwa gereja yang mempertahan
kacndeta-pendeta lebih lama memiliki kemungkinan lebih besar un
tukrtumbuh. Pendeta-pendeta adalah juga manusia, dan jika mereka
berukupan kecil kemungkinannya mereka akan mencari tempat yang
lebnenyenangkan. °
ecuali bahwa gereja besar tidak memberikan suasana menye
naran bagi orang-orang yang merasa gelisah menghadapi keramaian
darang-orang asing, sebuah gereja besar dapat melakukan hampir
sen hal yang dapat dilakukan gereja kecil, tetapi sebaliknya gereja
keddak demikian. Sebuah gereja dapat terlalu kecil untuk banyak
haliya kira, sebagai contoh, gereja kami, dengan tiga ribu lima ratus
anga, mungkin terlalu kecil bagi pelayanan yang sangat efektif untuk
orabujangan. Saya mulai menduga hal ini ketika saya mendengar
Rot Schuller berkata bahwa program mereka untuk orang bujangan
berm pincang sampai gereja mereka memiliki jumlah anggota lebih
dam a ribu. Ketika total jumlah anggota mereka melampaui lima
ribinereka memiliki cukup banyak orang bujangan dewasa dalam
tiaplompok umur untuk mengatur program itu dengan baik—dan
kenian program itu membubung. Pendapat jitu Jim Smoke adalah
bahsejumlah 350 orang dewasa tertentu yang masih bujangan pada
saaidibutuhkan untuk mengadakan pelayanan orang bujangan kota
sec.dinamis.
rbicara mengenai Robert Schuller, pikirkan bagaimana ia mem
perlalkan masalah gereja besar lawan gereja kecil kepada orang
orabaru bertobat yang berpotensi. Gerejanya berlangganan pela
yanrelecredit yang memberinya data tercetak tentang semua pern
beli.'umah di wilayahnya. Stafnya mengirimkan dua puluh tujuh ribu
surdaran tiap tahun kepada keluarga-keluarga baru di Iingkungan
m et 8
da halaman pertama surat edaran itu, kelihatan sebuah sub
ju d r Gereja Terkecil dan Gereja Terbesar di Orange County ” Di
dalaya ia mengatakan, “ Sementara lebih dari 7.000 orang meng
hadima kali kebaktian setiap hari Minggu, kami telah menyusun
nyaemikian rupa sehingga orang-orang yang menyukai gereja kecil
dapaenghadiri Gereja di Udara yaitu gereja kecil di puncak Menara
yangi situ terlihat pegunungan Santa Ana sampai ke Pulau Catalina
yanjengapung di lautan melewati batas pantai.”
ilu setiap orang mengetahui bahwa ini adalah suatu penggairah
Propiini dirancang untuk menarik mereka pergi ke “ gereja kecil”
91
dan sekaligus mencoba “ gereja besar” juga. Ini adalah cara pendekatan
“ cobalah, Anda akan menyukainya.”
Kenyataannya adalah bahwa jika hanya 3 persen dari seluruh ang-
gota Crystal Cathedral menghadiri Gereja di Udara itu, maka setiap
hari Minggu semua tempat duduk akan penuh. Tempat duduknya
hanya dua ratus. Tapi banyak orang yang mencobanya menyukainya,
seperti yang telah ditunjukkan oleh angka pertumbuhan Crystal
Cathedral yang terus-menerus mencapai 500 persen per dekade.

Besar Sebagai Alat Penginjilan


Daya tarik suatu program gereja yang lengkap yang dirancang un-
tuk memenuhi segala jenis kebutuhan manusia dapat merupakan alat
penginjilan yang kuat. Hanya sedikit orang yang mengetahui bagaimana
memanfaatkan potensi ini sebaik yang dilakukan Robert Schuller.
Schuller melakukannya dengan besar-besaran setahun sekali—pada
hari Minggu Paskah. Berdasarkan teori bahwa orang yang belum
mengenal gereja lebih banyak yang mau mendengarkan pernyataan
Kristus pada hari Paskah dibandingkan pada hari lain, Crystal Church
mengerahkan seluruh dana dan tenaga mereka pada hari itu.
Saya teringat akan satu buletin Minggu Paskah yang jauh lebih
hebat dari bentuk buletin; rupanya seperti pertunjukan iklan yang hebat
berukuran tabloid dengan enam belas halaman. Apa yang diiklankan-
nya? Seluruh pelayanan yang disediakan Crystal Cathedral untuk
memenuhi aneka ragam kebutuhan masyarakat Orange County. Buletin
itu mereproduksi artikel-artikel tentang gereja itu dari majalah-majalah
Time, Christian Life, dan Los Angeles Times untuk memberi tahu
orang-orang bahwa mereka telah datang ke satu tempat yang di situ
suatu aksi khusus sedang berlangsung.
Buletin tersebut memberi tahu mereka tentang konseling pastoral
yang disusun menurut selera supaya orang tak akan mengariggap ang-
gota gereja hanya sebagai sebuah nomor komputer. Buletin itu mengi-
klankan sekolah Minggu dan program pengajaran Alkitab bagi anak-
anak, kaum muda, dan orang dewasa. Ada ditawarkan pelbagai pro­
gram untuk orang bujangan. Dan juga pemberitahuan tentang berbagai
kesempatan untuk darmawisata, berkemah, sport, berlayar, dan
kegiatan-kegiatan kaum muda lainnya.
Buletin itu selanjutnya menguraikan program musik dengan tidak
kurang dari enam belas paduan suara. Ada undangan bagi kaum wanita
untuk makan malam di bawah cahaya lilin dan makan siang bersama
Nyonya Jack LaLanne. Buletin juga memberi tahu mengenai pelayanan

92
terdiri atas gereja-gereja yang relatif kecil. Terbukti bahwa di antara
gereja-gereja kecil sekalipun, gereja yang agak besarlah yang nampak-
nya lebih cocok untuk penginjilan yang efektif.
Selama “ Operasi Penuaian” pada tahun 1972, ternyata gereja-
gereja C&MA yang memiliki keanggotaan mulai dari 150-200 anggota
menghasilkan persentase terbesar untuk jumlah orang-orang bertobat.
Gereja dengan ukuran itu adalah yang terbesar dalam Alliance, dan
hanya 4 persen dari semua gereja Alliance yang seukuran itu. Tetapi
yang 4 persen itu menghasilkan 31 persen penuh dari total pertumbuhan
denominasi itu!
Pandangan Braun dinyatakan dengan jelas, “ Sebenarnya kami
dapat mengalami pertumbuhan yang sama jika melalui semacam ren-
cana perdagangan Liga Nasional kami telah menukarnya 1.147 gereja
kami yang lain dengan 193 gereja lagi yang berukuran ini!”
Dengan lebih tepat Braun mempertanyakan nilai dari mengang-
garkan dana denominasi bagi gereja-gereja dalam kategori 1-125, kalau
investasi jumlah yang sama dalam gereja-gereja kategori 125-150 ang­
gota untuk menolong mereka naik ke tingkat 150-200 anggota, pasti
menghasilkan pertumbuhan gereja yang cepat untuk denominasi secara
keseluruhan. Jelaslah, bagi Alliance, 125 anggota dalam sebuah gereja
tidaklah cukup besar.
Braun tidak mengajukan pertanyaan ini, tapi saya ingin tahu
bagaimana setengah lusin gereja Alliance yang terdiri atas 500-600 ang­
gota jika dibandingkan dengan yang lainnya? Kemungkinan yang 4
persen teratas itu malah akan lebih baik jika mereka lebih besar.

FAKTOR PERTUMBUHAN MAKSIMUM

Ini membawa kita kepada pertanyaan berikutnya: Berapa besarkah


yang dimaksud dengan cukup besar itu? Andaikata Anda masuk ke
dalam suatu pola pertumbuhan —adakah suatu tingkat pertumbuhan
maksimum yang seharusnya Anda jadikan sasaran?
Faktor pertumbuhan maksimum bukanlah suatu topik yang sering
didiskusikan dalam tulisan para pendeta gereja besar. Seseorang tak
ak a n melihat Jerry Falwell atau W.A. Criswell atau James Kennedy
menetapkan batas pada pertumbuhan mereka. Ini dapat dimengerti
karena menjalankan kepemimpinan dalam gereja yang besar dan ber-
tiim buh adalah bagian hakiki dari gaya hidup para pendeta ini.

94
Robert Schuller mengatakan, “ Satu hal adalah pasti: sebuah gereja
tt boleh berhenti bertumbuh. Bila gereja berhenti bertumbuh, gereja
ai mulai mati.”
Tetapi saya merasa bisa ada bahaya di sini. Mendalilkan pertum-
bin yang meluas tanpa batas akhirnya dapat memperdayakan dan
rghasilkan yang berlawanan daripada yang direncanakan. Harus ada
bs bagi pertumbuhan suatu jemaat lokal.
Mamun, untuk mengatakan yang sebenarnya, gereja terbesar di
da adalah Yoido Full Gospel Church di Seoul, Korea, dengan 350
rianggota pada saat penulisan ini dan sasaran keanggotaan sebesar
sigah juta sebelum akhir 1984. Pendeta Paul Yonggi Cho berkhot-
bkepada lebih dari 100 ribu orang setiap hari Minggu dalam tujuh
kiktian. Ia sedang memperluas ruang ibadahnya yang memuat 10.000
toat duduk untuk dapat memuat antara 25 ribu dan 35 ribu. Dan
Oja Presbiterian Young Nak, juga di Seoul, sedang membangun apa
y; akan menjadi salah satu gedung ibadah lain yang terbesar di dunia
d>an 20 ribu tempat duduk. Jumlah anggotanya akhir-akhir ini 60
ri Pendeta Javier Vasquez dari Gereja Pentakosta Metodis Jotabeche
cantiago, Chile, mengizinkan anggotanya yang berjumlah 80 ribu
uk datang ke gedung ibadah utama hanya satu hari Minggu malam
tibulan karena gedung itu hanya memuat 16 ribu orang. Hari-hari
fggu lainnya mereka melayani dalam empat puluh gereja satelit di
sliding kota, yang di antaranya ada yang berukuran dua ribu ang-
g dan tiga ribu anggota.
Apakah akan pernah ada gereja dengan ukuran ini di Amerika?
Mgkin saja. Gereja terbesar adalah yang digembalakan oleh Jack
bs dari Gereja First Baptist di Hammond, Indiana, dengan keang-
gian total sebesar 74.500 dan kehadiran mingguan sebesar 18.500.
Oja Baptis Highland Park di Chattanooga, Tennessee memiliki ang-
gi sebesar 57.000 dan Gereja First Baptist Dallas lebih dari 22.000.
<a mengetahui empat gereja di Amerika Serikat yang dalam waktu
cat ini akan memiliki gedung ibadah yang memuat 10.000 tempat
cuk. Sementara gereja-gereja seperti ini bertumbuh, kita belajar lebih
tyak lagi tentang faktor pertumbuhan maksimum.
Oleh karena itu, dengan mengemukakan persoalan mengenai per-
tbuhan maksimum, saya tak ingin dipaksa untuk menetapkan
jlah tertentu sebagai batas. David Manis membicarakan soal. batas
urn bukunya Full Circle dan menetapkan 200 sebagai tingkat
nsimum bagi Circle Church, Chicago. Dan dalam majalah Chris-
iity Today, James Davey menunjukkan bahwa ukuran maksimum

95
ideal bagi suatu gereja di Amerika adalah yang memiliki 400-600 ang-
gota. Namun beberapa gereja besar mempunyai pandangan yang
berbeda.

Falsafah Pelayanan
Betapapun, daripada saya sendiri yang memberikan pandangan ten-
tang angka tertentu, saya ingin berusaha memberikan beberapa prin-
sip. Dan yang pertama adalah ini: Ukuran maksimum setiap gereja
bergantung terutama pada falsafah pelayanannya.
Gereja, sama seperti manusia, memiliki kepribadian yang berlainan
yang membedakan mereka satu dengan yang lain. Beberapa kepriba­
dian gereja-gereja itu ternyata agak kurang menarik, sehingga mereka
tidak menarik banyak anggota baru.
Tetapi gereja lainnya, khususnya gereja-gereja yang bertumbuh,
telah mengembangkan kepribadian yang sangat menaiik. Mereka
memiliki sifat khas yang untuk kadar tertentu memberi gereja tersebut
suatu identitas-diri yang menjadikannya unik.
Gereja Park Street di Boston, Gereja Grace Community o f the
Valley (Panorama City, California), Calvary Temple di Denver, dan
B e l Air Presbyterian dari Los Angeles, misalnya, adalah gereja yang
bagus sekali—tetapi sangat berbeda satu dari yang lainnya. Yang men-
dasari setiap kepribadian gereja adalah falsafah pelayanan yang
berbeda.
Sama seperti setiap orang Kristen memiliki suatu karunia rohani,
setiap gereja memiliki suatu falsafah pelayanan. Sebagian gereja
mengetahui apa falsafah pelayanan mereka dan dapat menjelaskannya;
sebagian gereja tak menyadari adanya hal seperti itu.
Namun, berbeda dengan karunia rohani, beberapa falsafah pela­
yanan memang baik dan sebagian tidak begitu baik. Tetapi hal per­
tam a yang perlu diketahui gereja sebelum ia dapat menyetujui faktor
pertumbuhan maksimumnya adalah falsafah pelayanannya.
Falsafah pelayanan Gereja Lake Avenue Congregational, misalnya,
didasarkan atas tiga prioritas khusus dan tujuh pengharapan. Falsafah
Circle Church dilukiskan mereka sebagai konsepsi “ gereja terbuka”
yang menitikberatkan pembauran orang-orang yang berbeda suku dan
la ta r belakangnya. Gereja Peninsula Bible di Palo Alto, California,
menyebut falsafah pelayanan mereka “ pelayanan sesama anggota.”
Gereja Sang Penebus di Houston telah membangun falsafah pelayanan
mereka di sekitar konsepsi masyarakat Kristen karismatik.

96
a banyak falsafah pelayanan yang baik dan tiap-tiap falsafah
akatnderung menentukan tingkatan pertumbuhan maksimum ter-
tent

Perlbuhan Maksimum Terendah


akah prinsip penuntun untuk menentukan tingkat pertumbuhan
mahum terendah? Sederhana saja—sebuah gereja belum cukup
besika gereja itu belum dapat memenuhi dua persyaratan: (1) Gereja
hariukup besar untuk memungkinkan falsafah pelayanannya ber-
fun^ecara efisien; (2) gereja harus cukup besar untuk menyediakan
dastang memadai bagi pertumbuhan peningkatan.
gian dari istilah teknis pertumbuhan gereja adalah klasifikasi
ranip empat tentang pertumbuhan intern, pertumbuhan perluasan,
perlbuhan peningkatan, dan pertumbuhan penjembatanan:
rtumbuhan intern mencakup segala sesuatu yang terjadi di dalam
Tul Kristus di antara orang-orang percaya. Ibadah, pembinaan
Krii, konseling, kebangunan rohani, atau apa pun yang menjadikan
oraorang Kristen hamba-hamba Allah yang lebih baik adalah per-
tunhan intern.
rtumbuhan perluasan terjadi jika orang-orang percaya bergerak
kel.ke dalam dunia, memenangkan orang bagi Kristus dan mem-
bavnereka ke dalam keanggotaan gereja dalam jemaat lokal mereka.
Ini nghasilkan pertumbuhan jumlah anggota jemaat lokal.
rtumbuhan peningkatan berarti memenangkan orang bagi
Kris, tetapi bukannya membawa mereka ke dalam gereja lokal yang
sanmereka dikumpulkan dalam gereja-gereja baru. Ini juga disebut
persan gereja, dan menghasilkan jemaat baru.
rtumbuhan penjembatanan juga berarti merintis gereja baru,
tettdi dalam kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan gereja in-
dukspek lintas-budaya menjadikannya suatu proses yang lebih rumit
darda pertumbuhan peningkatan.
di menurut istilah-istilah ini, jelas tidak ada batas pertumbuhan
manum untuk pertumbuhan peningkatan dan pertumbuhan pen-
jentanan selama terdapat manusia di dalam dunia yang belum men-
jadristen. Dengan 2,7 milyar manusia di Asia, Afrika, dan Amerika
Layang belum mendengar tentang Yesus Kristus, dan dengan lebih
darDO juta manusia yang belum masuk gereja di Amerika Serikat
iniprang Kristen yang berkepentingan samasekali tidak dapat ber-
bic mengenai pertumbuhan penjembatanan atau pertumbuhan pe­
ri iiatan yang maksimum.

97
Kebutuhan Akan Pertumbuhan Peningkatan
Sebetulnya, saya tidak mendengar cukup pembicaraan mengenai
pertumbuhan peningkatan di Amerika ini. Sangat sedikit dari gereja-
gereja yang sudah disebutkan sejauh ini yang telah memasukkan suatu
program perintisan gereja baru sebagai bagian khusus dari perenca-
naan dan anggaran belanja umum mereka.
Saya agak kecewa melihat tingkat perhatian yang begitu rendah
terhadap perintisan gereja di pihak pendeta-pendeta Amerika, tapi pada
saat yang sama saya berbesar hati melihat peningkatan minat yang jelas
pada permulaan dekade delapan puluhan. Beberapa seminari sekarang
mengajarkan berbagai pelajaran praktis tentang perintisan gereja. Saya
sendiri mengajarkan satu pelajaran di Seminari Fuller.
Adalah wajar saja jika sebuah gereja mulai menghasilkan cabang-
cabang maka cabang-cabang ini mengembangkan falsafah pelayanan
yang serupa dengan yang dimiliki gereja induk. Jadi, jumlah orang yang
dibutuhkan bagi pertumbuhan maksimum terendah akan berbeda sesuai
dengan falsafah pelayanan gereja induk.
Circle Church bersikap realistis waktu menetapkan angka dua ratus
sebagai tingkat pertumbuhan maksimum terendah mereka. Sebuah gere-
j a di Phoenix, Arizona, telah menetapkan suatu cita-cita untuk mem-
peroleh enam ratus anggota dan telah memulai beberapa jemaat baru
untuk dapat mempertahankan tingkat itu. Gereja lain dapat mengata-
kan bahwa mereka membutuhkan seribu dua ratus anggota.
Contoh yang baik sekali untuk penerapan praktis prinsip pertum­
buhan maksimum adalah Redwood Chapel dari Castro Valley, Califor­
nia. Falsafah pelayanan pendeta Sherman Williams meliputi penekanan
yang kuat pada pengembangan kelompok-kelompok musik kecil ber-
kualitas profesional dan pelayanan televisi. Bagian yang tak terpisahkan
dari program gereja mereka adalah juga perintisan sebuah gereja baru
setiap dua tahun melalui falsafah pelayanan mereka. Tingkat maksi­
mum terendah mereka adalah sekitar sembilan ratus.

Pertumbuhan Maksimum Tertinggi


Sarana selalu banyak hubungannya dengan penentuan tingkat per­
tumbuhan maksimum tertinggi. Gereja sedang bertumbuh yang telah
mencapai tingkat maksimum terendahnya akhirnya perlu menghadapi
keputusan mengenai perlukah sarana mereka diperluas, dan jikalau
demikian, berapa banyak. Dalam kebanyakan kasus, apa yang ingin
dicapai gereja Anda pada hari Minggu pagi akan memberikan suatu

98
pan yang pantas untuk perencanaan masa depan. Dan hal ini lagi-
lagmbali kepada falsafah pelayanan gereja itu.
ujuan utama Robert Schuller pada hari Minggu pagi adalah
mtengaruhi orang-orang yang belum masuk gereja di Orange Coun-
ty hidup di suatu daerah yang memiliki pusat perbelanjaan mewah,
Dvland, Knott’s Berry Farm, Stadion Anaheim, dan Balai Sidang
Amm. Orang yang belum masuk gereja di tempat itu senang pada
hal yang besar, yang spektakuler dan yang menggairahkan.
r. Schuller memperbesar ruang ibadah yang memuat seribu tu-
juLtus tempat duduk dan halaman parkir drive-in yang memuat
serilima ratus mobil beberapa tahun lalu. Ia setia terhadap falsafah
pelnannya ketika ia merencanakan Crystal Church yang memuat
tigbu tempat duduk, dirancang jelas untuk mempengaruhi orang-
ort yang belum masuk gereja. Namun, bangunan $20 juta itu
meapkan batas pertumbuhan bagi jemaat, dan jumlah anggota men-
caipuncak pada dua belas ribu orang. Gereja ini menjadi stabil
bekpa tahun lalu, tetapi telah berjasa merintis beberapa gereja baru
baii California maupun Florida.
ogram serupa tak akan cocok dengan falsafah pelayanan Gere­
j a Avenue Congregational. Tujuan Pendeta Paul Cedar pada
Min pagi bukan untuk mempengaruhi orang-orang yang belum
m a gereja tetapi lebih untuk mengembangkan pengalaman ibadah
yanembawa orang-orang Kristen ke dalam hadirat Allah. Ia dan
sejatnya, Dan Bird, telah menetapkan suatu teologi ibadah lengkap
yarengan kesepakatan umum merupakan salah satu faktor utama
yarnenyebabkan pertumbuhan gereja itu. Ibadah jenis ini dapat
dilanakan dengan baik dalam sebuah ruang ibadah yang memuat
sek dua ribu lima ratus orang. Jadi pertumbuhan maksimum ter-
tintbagi Gereja Lake Avenue agak kurang daripada bagi Crystal
C ha
tapi tak ada sesuatu pun yang ajaib tentang angka-angka ini.
Suajumlah maksimum yang lebih kecil sekitar 350 orang adalah
reals bagi Circle Church dan 900 orang dianggap baik terendah
mamtertinggi bagi Redwood Chapel. Karena ruang ibadah mereka
megkap sebagai studio televisi, kapasitas tempat duduk Redwood
C h e sebesar 650 dianggap ideal, dan Pendeta Williams bermaksud
untuetap menjalankan dua kebaktian ibadah Minggu pagi. Kelebihan
oradigunakan untuk merintis gereja-gereja baru.
simpulannya, sebuah gereja yang bertumbuh dapat mengang-
g a p inya cukup besar jika gereja itu secara efektif memenangkan
o r a m n g yang terhilang bagi Kristus, jika gereja itu menyediakan
99
jangkauan pelayanan yang memenuhi kebutuhan anggota-anggotanya,
danjika gereja itu memperbanyak dirinya dengan merintis gereja baru.*1

PERTANYAAN untuk PENDALAMAN

1. Sebutkan beberapa kelebihan gereja-gereja besar. Bagaimanakah


gereja Anda dalam kaitannya dengan ukuran? Apakah Anda merasa
perhatian yang diberikan oieh pendiri Crystal Cathedral, Robert
Schuller, pada hari Paskah merupakan suatu hal yang praktis bagi
Anda?
2. Apa pendapat Anda mengenai rekomendasi penulis tentang ukuran
maksimum sebuah gereja? Apakah falsafah pertumbuhan gereja An­
da? Sudahkah hal itu ditetapkan dengan jelas? Apakah Anda
mengikuti rencana kbusus untuk mencapai jumlah anggota dan/atau
jumlah rata-rata pengunjung yang sudah ditetapkan sebagai sasaran?
3. Pernahkah gereja Anda memiliki sebuah gereja “ anak” ? Apakah
gereja Anda sedang mengandung? Apakah Anda punya keinginan
agar gereja Anda mempunyai keturunan?
100
Pasal 7.
IBADAH R A Y A +
JEMAAT + SEL =
GEREJA
nda penting keempat dari gereja yang sehat dan bertumbuh
dadinyatakan secara paling baik dengan rumusan sederhana ini:
Ibiraya + Jemaat + Sel = Gereja.
rakah arti ungkapan matematis ini. Mari kita memisahkannya
damjabarkannya unsur demi unsur, dimulai dengan yang pertama:
ib; raya.

IBADAH RAYA

lah satu hal yang dapat dilakukan gereja besar dengan baik
admengadakan ibadah raya. Dengan “ ibadah raya” , secara kasar
yaaya maksudkan adalah apa yang kebanyakan orang artikan
seli'‘ibadah” , tetapi tidak seluruhnya. Seorang dapat beribadah
kea Allah di samping anak sungai yang mengalir di dalam hutan
a t; dalam mobilnya pada sebuah jalan raya atau bersama keluarga-
nyaekitar meja makan.
<an tetapi, tak satu pun situasi ini menghasilkan apa yang saya
m<dkan dengan ibadah raya. Kesempatan untuk itu dalam sebagian
beareja adalah pada hari Minggu pagi. Ketika banyak orang
benpul, rindu sekali berjumpa Allah, suatu macam pengalaman
i bayang istimewa dapat terjadi. Pengalaman itulah yang ingin saya
naan “ ibadah raya” .
101
Walaupun hubungannya bukan merupakan suatu proporsi lang-
sung, ukuran mempunyai pengaruh terhadap kualitas suatu ibadah
raya. Seperti diketahui oleh setiap penggemar olahraga, suasana pada
suatu pertandingan yang dimainkan di hadapan tujuh puluh lima ribu
penonton menjadikannya lebih meriah daripada pertandingan yang
sama yang dimainkan di hadapan seribu lima ratus penonton. Seperti
diketahui oleh setiap sarjana sosiologi, hukum-hukum tingkah laku
kolektif tertentu berbeda kerjanya dalam kelompok kecil daripada
dalam kelompok yang lebih besar. Seperti diketahui oleh setiap ahli
ilmu jiwa, psikologi massa memiliki pengaruh tertentu atas emosi
manusia dan atas reaksi mereka terhadap rangsangan, yang samasekali
tak akan terjadi jika orang itu berada sendirian atau dalam suatu kelom­
pok kecil.

Ibadah Sebagai Perayaan


Umat Allah telah mengenal ibadah raya sejak lama. Kenyataan
bahwa Bait Allah merupakan pusat penyembahan Yehova sangat
menolong untuk menyatukan kedua belas suku Israel dan masing-
masing kaum mereka sebagai umat Allah. Bait Allah dibentuk demikian
rupa supaya banyak orang akan berada di sana pada saat yang sama
untuk mencari Allah dan melihat orang lain melakukan hal yang sama.
Oleh penetapan ilahi tidak saja hari Sabat dirayakan setiap minggu,
tetapi juga perayaan tahunan yang besar seperti Paskah, Pentakosta,
H ari Pendamaian, Hari Raya Pondok Daun, dan kemudian Purim,
d an lain sebagainya. Sesuatu yang baik terjadi pada umat Allah selama
perayaan itu yang tak akan terjadi seandainya perayaan-perayaan itu
tidak ada.
Pesta dan perayaan Kristen telah merupakan tradisi yang sudah
lam a berlangsung di kalangan Kristen di Amerika juga, meskipun ben-
tu k dan namanya berbeda pada waktu yang berlainan. Pertemuan-
pertemuan ibadah besar dari abad yang lalu, kebangunan rohani Fin­
ney, kampanye penginjilan Billy Graham, konferensi Alkitab musim
panas, konvensi penginjilan Urbana—semuanya ini pada dasarnya ber-
ja la n sebagai perayaan. Kegiatan-kegiatan tersebut dulu dan sekarang
tetap merupakan pengganti fungsional dari perayaan-perayaan Yahudi.
Orang-orang Kristen senang pergi ke kebaktian-kebaktian seperti itu.
D i sana orang dapat menemukan suasana yang penuh kegembiraan.
Beberapa kebaktian ibadah Minggu pagi di gereja-gereja kita juga
menyenangkan. Tetapi sayang sekali, kebaktian ibadah Minggu pagi
di banyak gereja lebih menyerupai pemakaman daripada perayaan. Tak

102
at aatu pun yang tidak benar mengenai kebaktian ibadah semacam
itu-mg orang Kristen yang taat dan bersungguh-sungguh dapat
er gan engan Allah dalam keadaan seperti itu. Tetapi ini bukan
jemga aman yang membuat mereka bersemangat untuk mengun-
aman- awan mereka yang belum bertobat untuk ikut datang.
u > >3 ui. Kebaktian-kebaktian itu tidak menyenangkan!
ung man ini adalah satu alasan mengapa banyak gereja tetap
ecima ertahun-tahun. Kebanyakan dari gereja-gereja itu, teru-
,a"1' 3 a Pendeta baru yang datang, telah mencoba untuk mening-
a a nan ibadah mereka dari waktu ke waktu supaya menarik
agig uar. Tetapi, selain beberapa perkecualian khusus, tak ada
yanpasi. Mungkin masalahnya adalah karena gereja-gereja itu
er ai . adah raya yang baik membutuhkan banyak orang un­
it )uatnya menyenangkan dan menarik.
ia beberapa tahun pendeta saya adalah Raymond C. Ortlund.
eae ayanannya Saya belajar banyak tentang ibadah. Bagi
1 a ah adalah prioritas tertinggi. Segala sesuatu yang lain
tarusampingkan untuk melakukan hal ini yang Allah minta kita
3, ? .3 3 ac^a^a^ {u8as yang mulia—tetapi, kawan-kawan, kita
teiatikukannya dengan cara yang begitu buruk.”
mengetahui bahwa ibadah yang baik tidak terjadi begitu
uj.i.oi arus direncanakan dan diusahakan. Selama bertahun-
3 uienetapkan norma ibadah yang baik sekali sehingga ketika
oanH n penc*eta’ Sa*a^ satu Persyaratan utama bagi peng-
* a a emampuan untuk mempertahankan norma ini. Paul
e a me akukannya dengan baik sekali, dan di bawah kepemim-
inana a di Gereja Lake A venue Congregational tetap merupa-
ari utama bagi anggota dan nonanggota juga.
hia J Unt* m a .u p u n Cedar tidak menghiraukan usaha maupun
. , ’ , ?1^ncar‘. tenaga profesional terbaik untuk menolong
, ' a a Serej a - Ortlund bekerja sama dengan Bruce Leafblad,
, 3r: ° ; ang Pro ^esor di Southwestern Baptist Theological
. £nUI,e a[ *kantu Oan Bird yang memiliki apa yang dibutuhkan
hi ' i)3 arun^a r°han i untuk merancang resep yang mengga-
t nS uan suara dan Kitab Suci dan khotbah dan pengumuman
n nrgan dan persembahan dan doa dan nyanyian solo dan ber-
J"1. 1 U ^an keram aian dan keheningan sedemikian rupa
. JT c*ua ^ali setiap tahun tiga ribu orang pulang dari
a ari Minggu dengan perasaan bahwa mereka baru saja
. , n krj u|T1Paan penting dengan Allah yang mahakuasa dan oleh
• rcmere a m erasa bukap, l3$U>^apg1yan& sama.

102
INST T U T i Hi L>lOCIA a le th e ia
JLN. ARC:15 USO 29 - 32
“ Sikap Ibadah Seperti Bermain Gereja-Gerejaan”
Ibadah, tentu saja, tak dapat merupakan hubungan satu arah.
Dengan seluruh keahlian di mimbar, seorang warga jemaat yang duduk
di bangku gereja tak akan bertemu Allah jika ia sendiri tidak melakukan
bagiannya. Orang-orang Kristen harus didorong dan dilatih untuk
beribadah dengan baik, kalau tidak pada akhirnya mereka akan hadir
dalam kebaktian tetapi seolah-olah “ bermain gereja-gerejaan” saja.
Dalam gereja kami, dari mimbar kami diberi tahu agar menghindari
sikap ibadah seperti itu sama seperti harus menghindari perbuatan
menipu, mencuri, atau berzinah. Buku Anne Ortlund, Up With Wor­
ship, mengatakannya dengan jelas.
Ini samasekali bukan untuk mengatakan bahwa Gereja Lake
Avenue Congregational memiliki ibadah raya terbaik atau memiliki
satu-satunya jenis ibadah raya yang akan menolong sebuah gereja agar
bertumbuh. Kami mengetahui bahwa bentuk ibadah ini baik untuk
orang-orang dalam masyarakat kami pada saat tertentu ini, dan kami
tak akan menukarkannya dengan apa pun juga. Namun, saya telah
melihat lusinan pola ibadah raya lain yang sama efektifnya namun yang
begitu berbeda dengan pola gereja kami sehingga seseorang dari planit
Mars mungkin akan bertanya-tanya apakah ini agama yang sama.
Tetapi jika ibadah raya ini membawa orang kepada Allah dengan cara
demikian rupa sehingga mereka berkata kepada kawan-kawan mereka
yang belum ke gereja, “ Hei, mari ikut saya ke gereja—engkau akan
mengalami saat yang indah!” maka ibadah itu akan menolong gereja
bertumbuh.

JEMAAT

Saya tahu jika saya melihat sebuah gereja yang bertumbuh, saya
juga akan melihat sebuah ibadah raya yang diselenggarakan dengan
baik. Meskipun demikian, ibadah raya yang baik saja tak menjadikan
sebuah gereja sehat dan bertumbuh. Pada umumnya ibadah raya itu
akan ada, tetapi ibadah raya juga harus diimbangi secara baik oleh
kedua fungsi utama lainnya dari sebuah gereja Iokal: jemaat dan sel.
Ibadah raya + Jemaat + Sel = Gereja. Banyak gereja yang ber­
tumbuh menggabungkan ketiga unsur ini.
Perbedaan antara ibadah raya dan jemaat adalah penting sekali.
Ada gereja yang menghindari ibadah raya yang besar sebab mereka
merasa bahwa jika mereka mendorong terlalu banyak orang untuk

104
berpul bersama pada Minggu pagi, mereka akan kehilangan rasa
pertuan pribadi yang mereka nilai sangat tinggi. Mereka kuatir
baheorang Kristen dalam ibadah raya yang besar mungkin tidak
diki Bahkan mereka merasa bahwa persekutuan dan ibadah harus
bermgan begitu erat sehingga mereka merencanakan tempat duduk
ger<erbentuk lingkaran dan bukan berjejer ke belakang. Mereka
ing rtatap muka satu dengan yang lain dan bukan dengan orang
yanrada di atas panggung.
tp muka dan persekutuan memang perlu, tetapi di dalam jemaat
danbukan di dalam ibadah raya. Tidak dikenal dalam ibadah raya
sanali tidak buruk. Kenyataan bahwa saya tidak mengenal orang-
ora: depan saya atau di belakang saya di stadion, misalnya, tak
meigaruhi keterlibatan pribadi saya di dalam pertandingan yang
sedlimainkan.
lyang sama berlaku ketika saya pergi ke gereja untuk menyem-
balth pada hari Minggu pagi. Saya tidak pergi ke sana untuk
metuas kumpulan sahabat saya atau untuk berdiskusi dan ber-
cakkap. Tujuan saya adalah berjumpa dengan Allah, dan itu pada
akh hanya melibatkan Allah dan saya. Anne Ortlund demikian
yakan hal ini sehingga ia memberi judul salah satu pasal dalam
buk With Worship, “ Bersoraklah Tiga Kali untuk Barisan Bangku
Gerang Kaku!” Ungkapan yang tepat!
i tetapi, jika satu-satunya yang dapat diberikan gereja adalah
ibaqya, kemungkinan gereja itu tidak seimbang. Pertemuan
Mitpre setiap bulan oleh Kathryn Kuhlman di Shrine Auditorium
di Ugeles adalah ibadah raya yang meriah. Kebaktian-kebaktian
penin oleh Billy Graham adalah ibadah raya. Seminar-seminar
Billard menghasilkan ibadah raya jenis lain. Tetapi tak satu pun
dana.ini merupakan sebuah jemaat, justru karena para peserta-
nyai karena sifat perkumpulan ini — tetap tak dikenal.
lam jemaat tidak ada yang tidak dikenal. Jika orang-orang
pertjak menghadiri dua atau tiga ibadah raya berturut-turut, tak
adamengetahui. Tetapi jika mereka tidak menghadiri dua atau
tiganuan “ jem aat” , mereka dipikirkan, dihubungi, didoakan,
dani pengertian bahw a ada orang-orang yang mempedulikan
merauh di dalam hati, setiap orang ingin namanya dikenal dan
digu orang lain. Jem aat adalah tempat orang-orang saling menge-
tahta masing-masing.

105
Jemaat Sebagai Lingkungan Persekutuan
Saya rasa pertama kali saya terbiasa dengan istilah jemaat adalah
ketika saya membaca buku Larry Richards A New Facefor the Church.
Ia menggunakan kata jemaat dalam hubungannya dengan kata set, dan
saya menyukai istilah itu. Lyle Schaller, yang lebih berorientasi secara
sosiologis, menyebutnya lingkungan persekutuan, yang dibedakan
dengan gereja secara keseluruhan yang ia sebut lingkungan keanggo-
taan. Saya juga menyukai istilah ini, meskipun lingkungan perseku­
tuan Schaller meliputi dua hal yang Larry Richards dan saya sebut
jemaat dan sel. Dalam beberapa denominasi, seperti gereja Lutheran,
gereja secara keseluruhan pada umumnya disebut sebagai jemaat, jadi
lebih baik kelompok-kelompok persekutuan ini di sana disebut sub-
jemaat.
Ciri khas utama jemaat, sebagaimana saya melihatnya, adalah
bahwa setiap orang dalam jemaat seharusnya mengenal setiap orang
lainnya. Di sinilah persekutuan dimulai, meskipun tidak berakhir di
sini. Tentu saja, dalam gereja-gereja yang lebih kecil, kelompok
persekutuan dan kelompok keanggotaan kemungkinan adalah sama.
Dalam gereja yang beranggota seratus atau dua ratus orang, Anda
diharapkan untuk mengenali orang asing yang masuk pada hari Minggu
pagi, dan jika karena sesuatu alasan Anda tidak hadir Anda berharap
bahwa saudara seiman lainnya akan merasakan ketidakhadiran Anda.
Tetapi tjdak demikian dalam gereja yang lebih besar. Jemaat di
sana mempunyai bentuk yang lain daripada kelompok keanggotaan.
Tak disangsikan lagi bentuk yang paling umum dari jemaat di dalam
gereja yang lebih besar adalah kelas sekolah Minggu untuk orang
dewasa. Tetapi dalam bentuk lain pun bisa. Jemaat dapat disusun
sebagai kelompok persekutuan lingkungan yang bertemu secara teratur.
Ia dapat merupakan persekutuan doa karismatik. Atau kelompok yang
berorientasi pada tugas seperti paduan suara atau tim pengirijilan, atau
para pemimpin pelayanan bis, atau komisi kegiatan sosial. Jemaat dapat
berorientasi pada kegiatan seperti regu softball atau perkumpulan
perkemahan. Dalam banyak hal—kecuali untuk ibadah resmi—
beberapa jemaat dalam gereja yang lebih besar ini berfungsi persis
seperti yang diharapkan dari gereja pedesaan yang kecil.
Gereja dapat bertumbuh untuk sementara waktu dengan ibadah
raya besar saja. Tetapi. pertumbuhan seperti itu dapat menyesatkan.
Inilah satu alasan untuk menggunakan angka keanggotaan gabungan
jika memungkinkan. Angka ini mencocokkan jumlah pengunjung

106
Miu pagi dan daftar keanggotaan gereja dengan keterlibatan dalam
jerr, paling mudah kalau diukur dari jumlah pengunjung sekolah
Miu.

Neork Lawan Dallas


ndeta Harold Fickett secara keras memberlakukan prinsip
mesuaikan ibadah raya dengan jemaat waktu beliau memimpin
Ge California First Baptist, Van Nuys, dan jumlah anggota sebesar
tigju tujuh ratus orang menjadi dua belas ribu dalam masa peng-
geilaannya selama enam belas tahun suatu angka pertumbuhan
petade sebesar 109 persen. Ia mempelajarinya dari membandingkan
seji Gereja First Baptist, New York City, dengan Gereja First Bap-
/ wallas.
■reja First Baptist dari New York adalah salah satu pusat
keenan yang besar di Amerika pada sekitar peralihan abad ini.
Pea I.M. Haldemann adalah hamba Allah yang luar biasa dan
peiotbah yang begitu menggairahkan sehingga orang-orang akan
beis sepanjang beberapa blok hanya untuk mendapatkan tempat
dudalam salah satu kebaktiannya. Ibadah rayanya bagus, gereja-
nyrtumbuh, dan gereja itu masih tetap diingat dengan rasa kasih
sa' sebagai mercusuar yang kuat untuk Injil. Tetapi ketika Halde-
mpergi, kemunduran terjadi, dan sekarang Gereja First Baptist
hamerupakan bayangan dari keadaannya pada masa lalu.
da saat yang ham pir bersamaan, Pendeta George Truett me-
ngangkan sebuah jem aat yang sama berpengaruhnya di First Bap-
tiallas. Ia menandingi kemampuan berkhotbah Haldemann dan
mini gerejanya selam a empat puluh tahun. Banyak orang me-
nya bahwa bila T ruett pergi, gerejanya akan mundur. Tetapi ter-
nvdak. Gereja itu te tap kuat ketika ia menmggalkannya tiga puluh
tayang lalu, dan b ahk an telah menjadi semakin kuat di bawah
pea berikutnya, W .A . Criswell.
bagaimana dijelaskan Harold Fickett dalam bukunya, Hope for
YZhurch, perbedaan utama antara kedua gereja itu adalah pro-
grendidikan Kristen yang kuat yang dikembangkan di Dallas. Pada
wTruett pergi, stafn y a telah membangun sekolah Minggu terbesar
ditan. Dengan k a ta lain, kedua gereja memiliki ibadah raya yang
b; tetapi gereja y a n g pada akhirnya bertahan menggabungkan
i t raya dengan je m a a t.

107
Mendesentralisasi Gereja Besar
Meskipun benar bahwa hampir setiap gereja yang bertumbuh telah
mengembangkan jemaat atau kelompok persekutuan dalam seluruh
gereja, saya merasa bahwa dalam banyak hal jemaat dapat lebih
dikuatkan lagi melalui proses desentralisasi yang berhati-hati. Jika
didesentralisasi dengan tepat, jemaat dapat memberikan sumbangan
pada pertumbuhan gereja dengan cara yang lebih kuat. Desentralisasi
ini mempunyai dua bentuk: (1) Pelipatgandaan jemaat dan (2) tingkat
pemerintahan sendiri yang lebih besar.
Beberapa tahun yang lalu suatu percobaan yang sangat menarik
diadakan oleh Richard Myers, seorang sarjana sosiologi agama dari
Indiana. Ia melaporkan dalam Program Expansion: The Key to Church
Growth bagaimana ia membagi sejumlah pendeta menjadi dua kelom­
pok. Kelompok pertama setuju bahwa bilamana seorang guru sekolah
Minggu mengundurkan diri, mereka akan menggabungkan kelas itu
dengan kelas lain yang serupa. Kelompok kedua setuju bahwa dalam
setiap departemen akan ditambahkan seorang guru baru dan diberikan
suatu kelas baru yang dibentuk dari kelas-kelas yang sudah ada dalam
departemen itu. Dengan kata lain, kelompok pertama mengurangkan
jumlah total kelas dan kelompok kedua menambahkan jumlah total
kelas. Pada akhir tahun mereka harus melaporkan hasilnya.
Apakah yang terjadi?
Dalam kelompok pertama, setiap kelas gabungan telah berkurang
jumlah muridnya sehingga akhirnya tidak lebih besar daripada salah
satu dari kedua kelas yang telah digabungkan. Dalam kelompok kedua,
setiap kelas telah bertumbuh menjadi sama jumlah muridnya dengan
kelas-kelas lain sebelum dibagi.
Ini menolong membenarkan dugaan saya sejak lama: Jika sebuah
gereja melipatgandakan jemaat atau kelompok persekutuan sebagai
bagian tetap dari perencanaan pertumbuhannya, gereja itu akan me-
ningkatkan potensi pertumbuhannya.

Berapa Besarkah Suatu Jemaat?


Berapa ukuran maksimum suatu jemaat? Ini perlu dibicarakan,
kalau tidak beberapa pengelompokan dianggap sebagai jemaat padahal
samasekali bukan. Kelas sekolah Minggu terbesar yang pernah saya
hadiri adalah kelas Pendeta Jack Hyles yang mendahului kebaktian
ibadah pagi di Gereja First Baptist, Hammond, Indiana. Saya men-
duga ada sekitar seribu lima ratus orang dewasa dalam kelas ini yang
bertemu di dalam ruang kebaktian. Jelas kelompok ini terlalu besar

108
umianggap sebagai suatu jemaat atau kelompok persekutuan. Ten-
tuyereja First Baptist memiliki jemaat, tetapi ini hendaknya tidak
dipungkan sebagai salah satu jemaat.
na seperti dalam hal pertumbuhan maksimum gereja secara
kesihan, pertumbuhan maksimum terendah suatu jemaat pertama-
tantan ditentukan oleh tujuan sekundernya—dengan persekutuan
set tujuan utamanya. Regu Softball yang terdiri atas dua puluh
linang sudah cukup besar sekali. Tetapi dua puluh lima mungkin
terkecil untuk suatu kelompok persekutuan orang dewasa bu-
jar
"tumbuhan maksimum tertinggi suatu jemaat dibatasi oleh tu-
jutama persekutuannya. Dalam edisi pertama buku ini, saya
mtankan bahwa 250 orang dapat merupakan jumlah tertinggi un-
tultu kelompok persekutuan yang berarti. Penyelidikan yang telah
sasukan sejak itu telah menurunkan angka itu menjadi jauh lebih
keekarang saya pikir ukuran ideal suatu jemaat akan berkisar an-
ta*80 orang. Dengan beberapa dinamika khusus, terutama suatu
pean pelayanan yang kuat melalui karunia-karunia rohani, suatu
jc dapat melampaui 80 orang dan bertumbuh menjadi 100 atau
Dng. Tetapi biasanya ketika ia mencapai ukuran itu atau lebih
noengalaman persekutuan akan banyak berkurang.
,‘ngelola organisasi jemaat-jemaat baru yang berkesinambungan
seara gereja bertumbuh hendaknya merupakan perhatian pokok
s<g pendeta yang berorientasi pada pertumbuhan gereja. Jarang
sflkan muncul prakarsa untuk memulai suatu kelompok baru dari
je yang sudah ada. Pengarahan harus datang dari pendeta atau
aia staf yang ditunjuk jika ingin sistem ini berjalan lancar.
Kilan dalam melaksanakan hal ini sering merupakan penyebab
ketan, baik dalam gereja-gereja kecil yang ingin melampaui rin-
(i 200 anggota maupun dalam gereja-gereja besar. Satu-satunya
pualian yang saya jumpai adalah dalam beberapa gereja yang
bgotakan orang-orang yang sangat kaya, yang turut berkongsi
dkelompok-kelompok persekutuan seperti perkumpulan di luar
ktau perkumpulan kapal pesiar yang tak membutuhkan gereja
rt untuk memenuhi kebutuhan mereka akan persekutuan

fintahan Sendiri Dibutuhkan


dipatgandaan jemaat atau kelompok persekutuan adalah aspek
ria dari desentralisasi. Aspek kedua meliputi suatu tingkat
[intahan sendiri dalam jemaat.

109
Anjuran untuk pemerintahan sendiri bagi jemaat akan sulit
diterima oleh gereja-gereja dengan bentuk pemerintahan Episkopal atau
Presbiterian. Dan akan agak sulit diterima juga oleh banyak gereja
dengan bentuk pemerintahan yang dipegang oleh jemaat. Meskipun
demikian, tenaga terpendam bagi pertumbuhan di dalam gereja akan
dilepaskan jika setiap jemaat dewasa dalam gereja mencapai suatu
kadar penentuan nasib sendiri.
Saya sendiri menyadari hal ini ketika mempelajari angka pertum­
buhan dari mantan jemaat saya, Mariners Class di Gereja Lake A venue
Congregational. Sementara gereja kami secara keseluruhan sedang ber-
tumbuh dan sekolah Minggu kami sedang berkembang, kelas untuk
opa/oma muda kami telah menurun 43 persen selama lima tahun lebih.
Kelas itu mempunyai 125 anggota aktif.
Pengajaran Alkitabnya bagus sekali. Anggota-anggota kelasnya
hangat dan ramah dan bahagia. Sifat rohaninya tinggi. Lingkungan
alamnya ideal. Tapi ada sesuatu yang tidak beres sebab kalau tidak
maka tak akan berkurang dengan angka sebanyak itu.
Meskipun ukuran kami bisa saja merupakan masalah, kelihatan-
nya ada hal lain yang tidak beres. Firasat saya adalah bahwa beberapa
aspek dari susunan gereja kami tidak benar. Petunjuk pertama
mengenai ini muncul ketika saya mulai menyelidiki tentang siapa yang
bertanggung jawab langsung atas pertumbuhan atau kemunduran
Mariners Clqss. Karena dalam kasus ini yang terjadi adalah kemun­
duran dan bukan pertumbuhan, jawabannya agak sukar saya pahami.
Beberapa orang mengatakan staf kependetaan yang bertanggung
jawab, sebagian mengatakan panitia pendidikan Kristen dan sebagian
lagi mengatakan panitia pelaksana Mariners Class. Herannya, tak
seorang pun berpendapat bahwa mungkin jemaat sendiri yang bertang­
gung jawab. Mengapa? Karena pada waktu itu (dan sudah tak men-
jadi masalah lagi sekarang) jemaat disusun sedemikian rupa sehingga
para anggota tidak bertanggung jawab atas keputusan penting yang
meliputi segala kegiatannya sendiri. Seluruh keputusan penting yang
mempengaruhi jemaat disampaikan dari atas.
Ketika saya menyadari hal ini, saya harus bertanya: Apakah yang
terjadi dengan sistem pemerintahan jemaat zaman dulu? Gereja-gereja
dengan sistem pemerintahan jemaat seperti gereja kami didirikan di
New England kolonial berdasarkan prinsip bahwa setiap anggota
dewasa harus mempunyai suara aktif dalam urusan gerejanya. Prinsip
ini berhasil baik selama gereja belurn melampaui ukuran tertinggi
sebagai suatu jemaat yang sesungguhnya.

110
;tapi ketika anggota mencapai tiga ribu lima ratus seperti gereja
ka gereja sudah sejak lama berhenti menjadi jemaat. Ini pasti
moakan salah satu alasan mengapa kita mengalami kesulitan dalam
numpulkan korum untuk rapat urusan gereja. Setiap orang menge-
talbahwa mustahil suatu rapat besar dapat membuat keputusan-
keisan yang benar-benar penting, jadi mereka tinggal di rumah
ke suatu rapat diadakan.
ertanyaannya kemudian menjadi: Bagaimanakah gereja-gereja
den pemerintahan jemaat yang besar dapat mempertahankan
ke.an-kekuatan sistem pemerintahan jemaat? Jawabannya jelas dan
peg: Perbanyaklah jemaat dewasa dalam gereja dan biarkan masing-
mqjemaat itu menikmati bentuk pemerintahan jemaatnya sendiri.
ilam jemaat yang lebih kecil, para anggota merasa bahwa mereka
mtiki suatu bagian kepemilikan yang berarti. Kreativitas para ang-
goendaknya dibiarkan muncul ke permukaan, dan setiap jemaat
m<tukan susunannya, kepemimpinannya, dan falsafah pelayanan-
nyidiri. Banyak program pelayanan dan penjangkauan keluar dapat
diiii dalam jemaat. Karunia-karunia rohani dapat lebih banyak
diikan dan digunakan dalam lingkungan jemaat daripada dalam
ge yang lebih besar.
ya melihat kebenaran hal ini dalam sebuah kelas dewasa yang
rebaru yang saya bantu mendirikannya dan sekarang saya mengajar
keu, yang dinamakan “ Persekutuan 120” . Ini adalah sebuah kelas
de tingkat kesadaran tinggi mengenai karunia-karunia rohani. Apa
yaiya anggap sebagai suatu tingkatan yang luar biasa dari tindakan
sahtengasihi, saling membantu, dan saling memperhatikan telah
beibang di dalam kelas. Beberapa orang memiliki karunia rohani
seKpendeta, baik pria maupun wanita. Tujuan saya adalah untuk
mtt pekerjaan pelayanan dalam kelas itu berkembang kepada in-
teuyang sedemikian rupa sehingga tak seorang pun anggota kelas
yaerlu mendatangi staf kependetaan profesional gereja untuk
mtta pelayanan pribadi.
da saat yang bersamaan, kami menjaga supaya tidak terjadi gere­
ja lalam gereja. Staf kependetaan diberi tahu dan menyetujui
fah pelayanan kelas ini. Uang yang terkumpul dalam kelas ini un-
tubyeknya sendiri adalah pemberian yang melebihi persepuluhan
darsembahan yang dijanjikan bagi anggaran gereja secara keselu-
ruDalam acara-acara Minggu pagi kelas tidak mengadakan kebak-
tiaidah dan tidak melakukan nyanyian jemaat. Pusat ibadah adalah
ibaaya seluruh gereja, dan kelas tidak berkeinginan untuk bersaing

111
dalam pelayanan ini. Anggota-anggota kelas diajar untuk setia kepada
Gereja Lake Avenue Congregational dan kepada stafnya.
Saya begitu hebat merasakan kebutuhan untuk menggabungkan
kelompok keanggotaan dengan kelompok persekutuan sehingga saya
berpikir bahwa menjadi anggota suatu jemaat seharusnya menjadi per-
syaratan keanggotaan bagi seorang dewasa untuk menjadi anggota gere­
ja. Sebagai bagian dari kelas keanggotaan, para calon anggota dewasa
hendaknya diwajibkan untuk mengetahui berbagai jemaat lain di dalam
gereja, mengunjungi jemaat yang tepat dan, pada saat mereka diterima
sebagai anggota, mereka dapat memutuskan akan bergabung dengan
jemaat yang mana. Jika ini dilakukan maka gereja akan semakin
diperkuat seperti tiang baja menguatkan beton tuangan.

SEL

Bagian ketiga dari formula ini adalah sel. Saya sebelumnya me-
nyinggung bahwa jemaat hanyalah permulaan dari lingkungan perseku­
tuan. Adalah mungkin untuk bersekutu dengan delapan puluh orang
lain, tetapi tidaklah mungkin ikut serta dalam hubungan antarpribadi
yang lebih mendalam yang dibutuhkan untuk memenuhi bidang pen-
ting lainnya dari kebutuhan manusia. Sel, yang kadang kala disebut
kelompok kecil, adalah hubungan yang sangat istimewa. Sel begitu
mirip dengan situasi keluarga sehingga saya suka menyebutnya ling­
kungan kekeluargaan untuk membedakannya dengan lingkungan
keanggotaan dan lingkungan persekutuan.
Saya akan merasa kurang jujur dalam hal ini jika saya tidak
mengakui bahwa pada dasarnya saya bukan anggota kelompok kecil,
begitu pun istri saya. Meskipun demikian, saya mendengarkan pendeta
saya yang telah mengatakan pada saya lebih dari sekali, “ Kamu seorang
Kristen yang baik, tetapi kamu akan menjadi lebih baik jika kamu mem-
biarkan Allah menghubungi kamu dalam sebuah kelompok kecil.” Saya
pikir ia mungkin benar, dan saya senantiasa berusaha meskipun dengan
lemah.
Saya juga mendengarkan orang-orang seperti Larry Richards yang
sangat terlibat secara pribadi dalam meluaskan gerakan kelompok kecil
melalui gereja-gereja di Amerika. Inilah definisinya tentang sel:
“ Delapan atau dua belas orang beriman berkumpul untuk saling
melayani, untuk meningkatkan perasaan kasih dan persatuan mereka,
dan untuk mendorong satu sama lain supaya mengabdi penuh kepada
Kristus.”
112
:mentara kelompok sel kecil telah terbukti merupakan dinamika
P«g bagi pertumbuhan dalam sebagian besar gereja, penelitian telah
mijukkan bahwa kelompok sel bukan untuk semua orang. Bebe-
rarang di daerah luar kota yang keluarga besar mereka hidup sangat
btatan, misalnya, biasanya tidak ingin berpartisipasi dalam kelom-
pcreja kecil. Dalam masyarakat yang para anggota gerejanya sering
beiu satu sama lain di luar kegiatan gereja, kelompok kecil itu
kiJ dibutuhkan. Beberapa orang yang kurang pandai berbicara
mi sangat tidak tenang dalam kelompok sel yang di dalamnya
kcban rohani dan pertanggungjawaban dikembangkan. Pengecua-
liarus diadakan untuk orang-orang seperti itu, dan mereka hen-
da tidak dibiarkan memiliki perasaan bersalah jika mereka tidak
dsnenyesuaikan diri secara sosial ataupun secara psikologis dengan
k«pok kecil.
iniel Baumann, mantan pendeta Persekutuan Baptis Whittier
Aelah menggunakan dinamika kelompok kecil untuk pertumbuhan
gtsecara sama baiknya dengan orang lain. Gerejanya, cabang dari
se Gereja Baptis lain, mulai dengan 350 anggota dalam tahun 1971
dirtumbuh secara tetap menjadi 820 anggota dalam empat tahun.
Imunjukkan angka sebesar 740 persen per dekade, dan hal ini ter-
jaeskipun ada masalah fasilitas yang disebabkan karena mereka
rmgi gedung gereja dengan sebuah gereja dari denominasi lain.
lumann merasa bahwa salah satu kunci bagi pertumbuhan me-
rdalah apa yang ia sebut program “ Lingkaran Perhatian” . Tujuan
pirn ini adalah “ menolong kami menjangkau anggota lain dari
T Kristus, untuk menjamin bahwa tak seorang pun yang datang
ktja kami akan pergi dengan merasa sendirian atau tak diinginkan,
teikan terlibat dalam suatu hubungan yang berarti dengan orang
lang menunjukkan kasih dan perhatian pribadi.”
ip Lingkaran Perhatian dimulai dengan kira-kira empat pa­
ss. Anak-anak juga termasuk. Ukuran rata-rata adalah enam
k?a dalam setiap lingkaran. Mereka diwajibkan bertemu paling
tiatu kali sebulan dan juga terlibat dalam semacam pelayanan
k» masyarakat.
nyak keluarga sering bertemu baik untuk makan bersama atau
utegiatan-kegiatan sosial lainnya seperti perjalanan berkemah atau
pnan bola. Pada akhir tiap tahun lingkaran-lingkaran ini biasanya
dirkan dan dibentuk kembali dengan orang-orang baru. Penge-
ci diberikan jika karena beberapa alasan suatu lingkaran tertentu
imelanjutkan dengan anggota yang sama.

113
Pada tahun 1975 gereja ini memiliki 32 Lingkaran Perhatian yang
aktif. Ini berarti bahwa 192 keluarga telah mengembangkan tingkat
kegiatan dan pengabdian jauh melebihi tingkat rata-rata anggota gereja
di Amerika. Program ini membantu terciptanya suatu situasi pertum-
buhan yang dinamis di Persekutuan Baptis Whittier Area, dan program
serupa akan membantu pertumbuhan gereja di mana saja program itu
dijalankan.
Ingat: Ibadah raya + Jemaat + Sel = Gereja*1

PERTANYAAN untuk PENDALAMAN

1. Apakah kebaktian ibadah perayaan gereja Anda merupakan suatu


pesta ataukah suatu pemakaman? Apakah yang dapat dilakukan un­
tuk merangsang lebih banyak semangat di dalam kebaktian?
2. Apakah Anda mengenal setiap orang dalam jemaat Anda? Apakah
Anda anggota suatu jemaat? Apakah Anda memiliki beberapa
jemaat dalam gereja Anda?
3. Kegiatan macam apakah yang menandai sebuah sel? Apakah Anda
anggota sebuah sel? Jika demikian jelaskan kegiatannya kepada ang­
gota lain dalam kelompok.
114
Pasal 8.
LAIN ORANG LAIN
SELERA! MENGAPA?

Panda penling kelima dari sebuah gereja yang benumbuh dan seha,
;,h bahwa keanggotaannya pada dasannya terd,r, a,as golongan

U T a n T d a la m gereja pun. "rasam minyak ke minyak, rasam

**-• s'srsrsrs
? aUn'gTaapanPklaa“ knya terdapat dalam buku Donald McGavran
' r.mwth: “ Orang ingin menjadi orang Kristen
r Z ielim asl rin.angan rasial, bahasa a.au golongan."

«■
sanagap hom-
satu 7 "lain
sama „ seoagui
T C e™ C &
o“ ° j ^ e S
ilikfbanyak persamaan kepenhngan. Mereka menubk, kebudayaan
sama. Mereka bergaul dengan bebas. Kel.ka mereka berkumpul
. „QCO tcnane dan merasa seperti di rumah sendin.
ma mereka merasa tenang . ,
)a,i scmua hipotesa ilmiah yang .elah d,k mbangkan da am
,aka penumbuhan gereja. in, ada ah salah sa.u da, yang palmg
,k diperhatikan secara ,e,ap d. seluruh, duma, Peneht.an selama
iasawarsa yang menyangkn, banyak kebudayaan dalam senap
„ dunia menunjukkan bahwa gere,a-gere,a yang kemungkman
akan benumbuh adalah gereja yang mengumpulkan dalam
kutuan lokal orang-orang yang berasal dan sa,u urn, homogen.
115
PERDEBATAN TENTANG UNIT HOMOGEN

Saya telah meluangkan banyak waktu membicarakan dan mem-


bahas prinsip unit homogen dengan para pemimpin Kristen dari banyak
negara di dunia. Tak diragukan lagi, ini adalah prinsip pertumbuhan
gereja yang paling kontroversial dari semua prinsip yang ada. Majalah
Eternity, misalnya, menerbitkan sebuah karangan utama dengan judul
“ Di Mana Pertumbuhan Gereja Meninggalkan Injil” yang menyerang
prinsip unit homogen dengan sangat berapi-api. Buku saya mengenai
pokok ini, Our Kind o f People (John Knox), memancing munculnya
sebuah karangan tinjauan, yang ditulis dengan penuh kejengkelan, ber-
judul “ Penginjilan Tanpa Injil” .
Mengapa timbul persengketaan?
Sayang sekali, banyak orang Amerika sukar sekali menerima prin­
sip unit homogen. Orang Amerika, terutama mereka yang memiliki pen-
didikan perguruan tinggi, kelihatannya sangat keras menolak untuk
menyetujui gereja-gereja yang terdiri atas hanya satu golongan orang.
Namun para penginjil dan pemimpin Kristen dari negara-negara lain
pada umumnya menerima hal itu hampir sebagai hal yang sudah
selayaknya. Di Burundi, misalnya, orang-orang Kristen Tutsis agak sulit
mengerti mengapa orang Hutus lebih menyukai gereja lokal mereka
sendiri dengan kepemimpinan mereka sendiri. Orang-orang peranakan
Bolivia cender-ung memberikan kebebasan kepada orang-orang Aymaras
Bolivia untuk membentuk gereja mereka sendiri. Di Singapura, gereja
Malaysia dan gereja-gereja India dan gereja-gereja Cina saling mene­
rima dan saling berdampingan. Orang-orang Kristen Perancis kelihatan­
nya tidak mengalami kesulitan dengan berkumpulnya orang-orang
Gypsy di dalam gereja Gypsy.
Di Amerika, gereja-gereja unit homogen juga merupakan kela-
ziman. Itu hanya merupakan suatu fakta sosiologis dari kehidupan.
Bahkan seorang asing yang belum tahu dapat segera melihat bahwa
dalam satu kota ada gereja-gereja Spanyol, gereja-gereja Oriental,
gereja-gereja Anglo, gereja-gereja Eropa, dan gereja-gereja orang
berkulit hitam. Seorang pengamat yang lebih ahli akan mampu
menemukan perbedaan di antara orang Kuba dan orang Meksiko, orang
Jepang dan orang Korea, buruh dan eksekutif, orang Roma dan orang
Polandia, orang hitam Amerika dan orang hitam India Barat. Dan
bahkan bagian yang lebih halus akhirnya menjadi sangat penting
sebagai faktor-faktor bagi pertumbuhan gereja.
Tetapi, meskipun sebagian besar orang Amerika akan mengakui
bahwa gereja-gereja homogen itu ada, banyak orang tak mau mengata-
116
*<a,ereja-gereja itu seharusnya ada. Dengan kata lain ini
melasalah etis bagi mereka, yang bertumbuh sangat parah
se'akan hak-hak asasi pada tahun 60-an ketika pergumulan
rabutih nampaknya merobek-robek struktur masyarakat
Ar
it ketika kepekaan rasial semakin menipis, para cende-
mengembangkan teologia-teologia yang membawa
*(eipulan bahwa gereja-gereja lokal dengan unit homogen
cabih berkenan pada Allah daripada gereja yang hanya
m<i unit homogen. Orang-orang Amerika memarahi diri
m<ri karena “ hari Minggu pagi pukul sebelas adalah saat
ya;acau di Amerika.” Seluruh kejadian itu menimbulkan
Kipleks rasa bersalah yang hebat, yang setidak-tidaknya
m<?bagian penyebab mengapa beberapa orang begitu keras
^'ldut pandangan pertumbuhan gereja saat ini.
annya hebat, argumentasinya panjang, dan persoalannya
^rum terselesaikan. Banyak pertanyaan belum terjawab,
le!at saya tentang mengapa sebagian orang menolak prin-
Slfogen dengan begitu kukuh dapat disimpulkan sebagai
be

Terjadi Dengan Integrasi?


saan bersalah yang dihasilkan oleh noda karena rasisme
^ ila n sosial yang telah dan masih dilakukan oleh beberapa
° rAmerika terhadap penduduk minoritas menghalangi per-
'•bjektif mengenai integrasi itu. Hal itu juga menghalangi
Seng mengejar waktu. Meskipun integrasi dan asimilasi
l*'bagai prinsip penuntun bagi hubungan ras di awal tahun
itu tak lagi dianggap sebagai model yang dapat hidup
Ic. Pluralisme adalah model yang lebih dapat diterima.
nferensi Nasional tentang Ras dan Perdamaian yang
A tlanta dalam tahun 1975, misalnya, tak seorang pun dari
Pbin injili berkulit hitam yang menganjurkan integrasi
Scibang masa depan. Mereka menyadari bahwa integrasi
Slyaan minoritas ke dalam kebudayaan yang berpengaruh
bembawa juga asimilasi kebudayaan orang kulit hitam ke
lliyaan WASP (orang kulit putih) yang tidak mereka ingin-
kg setelah kulit hitam dianggap sebagai indah, para pemim-
b'itam ingin mempertahankan nilai-nilai kebudayaan kulit
*'Ukan mengorbankannya dalam proses asimilasi sosial.

117
Sayangnya, sebagian orang yang telah membentuk pendapat
teologis yang kuat perihal integrasi dua dasawarsa lalu belum siap un-
t uk membuangnya, dan ide-ide ini cenderung timbul apabila prinsip
unit homogen disebutkan.

Apakah yang Terjadi Dengan “ Impian Amerika” ?


Alasan kedua mengapa saya menduga sebagian orang Amerika
menolak prinsip unit homogen bersifat agak tidak kentara, namun sama
kuatnya. Mitos bahwa Amerika adalah sebuah wadah pelebur yang
besar telah mempunyai pengaruh yang dapat meresap atas mentalitas
orang Amerika. Dan sekarang beberapa orang merasa sulit menerima
kenyataan bahwa “ impian Amerika” tak pernah menjadi kenyataan.
Semua menyadari bahwa Amerika adalah sebuah bangsa yang ter-
diri atas para imigran, tetapi sebagian orang juga beranggapan bahwa
suatu ilmu kimia sosial yang disebut “ Amerikasinasi” mulai beroperasi
ketika para imigran melintasi perbatasan yang menetap di Amerika.
P ada waktunya, para imigran itu diharapkan menjadi seperti “kami
orang Amerika” , biasanya diartikan sebagai golongan Anglo Amerika
kelas menengah berkulit putih. Pengkhayal impian Amerika berharap
bahwa di dalam satu atau dua generasi semua orang di Amerika sudah
melupakan perbedaan-perbedaan lama dan menjadi seperti orang-orang
lain — semuanya “ orang Amerika” .
Adalah mengecewakan bagi orang-orang yang merasa bersalah ten-
tang sejarah rasisme orang-orang Amerika berkulit putih dan bagi
mereka yang masih mengkhayalkan impian Amerika ketika mereka
menemukan bahwa perbedaan sedang meningkat di Amerika. Bukan
menjadi lebih serupa, orang-orang Amerika secara bertahap menjadi
semakin berbeda. Pola imigrasi menunjukkan bahwa berlusin-lusin
kelompok etnis minor sedang membangkitkan kekuatan intern baru
d i sekitar kesukuan mereka.
Beberapa orang Indian Amerika, misalnya, telah meninggalkan
teknologi yang menuju keduniawian dan sekarang sedang bereksperi-
men untuk kembali kepada suatu gaya hidup yang lebih sederhana yang
lebih selaras dengan alam. Banyak orang dewasa berbahasa Inggris
sedang mempelajari logat kesukuan mereka sebagai bahasa kedua.
Wanita-wanita berkulit hitam yang biasanya membeli alat pelurus ram-
but dan bahan penerang warna kulit sekarang menggunakan macam
kosmetika lebih baru yang menekankan keindahan kulit hitam mereka.

118
Oj-orang Meksiko di California dan orang-orang Kuba di F lo r id a
<jen sukses menuntut supaya anak-anak mereka dididik di s e k o la h
fa bahasa Spanyol dengan bahasa Inggris hanya diajarkan seb ag ai
fai kedua.

PLURALISME TETAP BERTAHAN

[aksud dari semuanya ini ialah bahwa Amerika adalah s u a tu


jjjakat jamak dan mungkin akan tetap demikian. Pelajaran b e s a r
yclah dipelajari orang-orang Amerika dari pergolakan di ta h u n
^adalah bahwa mereka harus dapat menerima pluralisme. T id ak
s;inya kita bersikap bahwa orang yang berbeda dengan kita ak an
pdi lebih baik jika mereka lebih seperti kita—hal itu tepat k alau
jt “ sovinisme kebudayaan” . Sebaliknya sikap kita seharusnya
bahwa kita menerima perbedaan kebudayaan kita sementara
rtargai integritas budaya orang-orang Amerika yang berbeda dari
pan kita harus memperbaiki hukum-hukum yang akan men-
j—lebih baik dari hukum-hukum yang kita miliki sekarang— ke-
,kaan dan keadilan bagi semua orang, tidak hanya kemerdekaan
adilan bagi mereka yang paling mirip dengan “ kita” , atau yang
“ Amerika” menurut impian kita tentang bagaimana seharusnya
jg Amerika itu.
ang-orang Kristen yang merasa tidak senang terhadap pluralisme
li dan mereka yang tak memahami implikasi lengkapnya akan
,ienolak prinsip unit homogen. Biasanya mereka menyerangnya
I menganggapnya sebagai suatu penyangkalan terhadap doktrin
in Kristen dan sebagai suatu tindakan kembaji kepada rasisme
ikriminasi.

ie Adalah D osa
gaimanapun, seharusnya sudah jelas sekarang, bahwa prinsip
en justru lawan d a ri rasisme. Prinsip homogen didasarkan pada
igan budaya yang tinggi. Prinsip ini menyokong bahwa sepatut-
eja-gereja mengembangkan gaya hidup kristiani mereka dengan
ing sesuai d en g a n kebudayaan anggota-anggotanya.
nsip homogen m enentang apa yang beberapa orang namakan
budaya” yang t a k dapat dielakkan jika seseorang dari suatu
yaan dipaksa m e n ja d i orang Kristen dalam sebuah gereja dengan
yaan yang b e r b e d a . Prinsip homogen menguatkan prinsip Per-

119
janjian Baru bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi tidak perlu mening-
galkan kebudayaan mereka dan memakai kebudayaan Ibrani untuk
dapat diterima sebagai umat Allah. Prinsip homogen adalah penerapan
zaman modern dari keputusan Sidang Yerusalem yang dilaporkan
dalam Kisah Para Rasul 15.
Tentu saja harus diakui bahwa beberapa gereja membenci suku
bangsa lain. Beberapa gereja orang kulit putih di Amerika, misalnya,
tidak menerima orang-orang kulit hitam menjadi anggota. Bahkan ada
beberapa gereja yang melarang orang kulit hitam menghadiri kebak-
tian. Ini adalah rasisme, dan ini harus dikutuk atas dasar isi Alkitab.
Rasisme adalah dosa dan Allah membencinya. Demikian pula
seharusnya umat-Nya. Tak seorang pun pendukung pertumbuhan gere­
ja yang saya kenal akan menganjurkan rasisme dalam gereja dan
melarang orang lain masuk karena warna kulit mereka atau logat
asing mereka.
Sekarang setelah mengatakan hal ini, kita perlu menyadari bahwa
adalah sangat mungkin bagi sebuah gereja untuk berkembang terutama
dalam satu unit homogen tanpa membenci suku bangsa lain. Saya kira
gereja saya adalah salah satu contoh.
Pasadena adalah suatu masyarakat jamak. Sensus tahun 1980 men-
catat 46 persen orang kulit putih, 21 persen orang kulit hitam, 18 persen
orang Spanyol dan 15 persen suku lain. Banyak orang kulit putih adalah
non-Anglo seperti orang-orang Armenia, Italia, Yahudi, Jerman dan
sebagainya. Kami mempertahankan proporsi rasial di dalam semua
sekolah kami dengan mengangkut anak-anak dengan bis dari satu
bagian kota ke bagian lainnya.
Sekitar separuh tetangga saya adalah orang-orang kulit hitam. Hari
lepas hari, kami mengalami pluralisme sosial Amerika. Bukan berarti
bahwa kami telah mencapai suatu keadilan sosial yang ideal — perja-
lanan kami masih jauh — tetapi kami tetap berusaha dan kami mem-
buat kemajuan.
Ada banyak orang Kristen yang baik dalam masyarakat kita,
sebagian berkulit hitam, sebagian berkulit putih, dan sebagian dari
kelompok etnis yang lain. Untuk alasan-alasan yang mudah dimengerti
sesuai dengan prinsip unit homogen, meskipun orang-orang Kristen
berkulit hitam dan orang-orang Kristen berkulit putih di Pasadena
mengasihi satu sama lain di dalam Tuhan dan meskipun mereka
menganggap satu sama lain sederajat sebagai warga Kerajaan Allah,
kalau sudah mengenai menjadi anggota sebuah gereja lokal maka
kebanyakan orang berkulit hitam lebih suka ke gereja orang kulit hitam

120
ditebanyakan orang berkulit putih lebih suka ke gereja orang kulit
F«.
dengapa?
)rang-orang berkulit hitam mengatakan, “ Kami mempunyai
ji/'
)rang-orang kulit putih mengatakan, “ Kami mempertahankan
mabat.”
jereja Lake Avenue adalah satu di antara gereja-gereja orang kulit
pi yang bermanfaat ini. Tidak hanya unit homogen kami terdiri dari
ig-orang kulit putih, tetapi ini digambarkan dengan tepat oleh David
'Wward sebagai “ terutama orang kulit putih golongan menengah
cmenengah ke atas.” Meskipun demikian, gereja kami bukan gere-
lasisme.
ietiap orang Kristen tanpa terkecuali yang menyetujui falsafah
peanan kami dan yang merasa gaya ibadah kami menarik, bebas
tiadi anggota Gereja Lake Avenue dengan kedudukan penuh. Ada
ipuluh keluarga kulit hitam, dua puluh keluarga Spanyol, enam
ph orang Filipina, dan banyak orang Korea, Cina, Armenia, Italia,
dyang lainnya menjadi anggota gereja ini. Pernikahan antarsuku
bjsa diterima dengan tangan terbuka. Kelas sekolah Minggu saya
siri terdiri atas sebagian besar golongan di atas dalam suatu kelom-
ppersekutuan yang penuh kasih.
Tak ada yang menghitung, tapi ada juga sejumlah besar orang-
cg kulit putih dari tingkat sosial-ekonomi yang lebih rendah dan
scit dari golongan sosial yang lebih tinggi.
Meskipun demikian, unit homogennya jelas danseluruh gaya-hidup
ja kami diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar unit ini. Inilah
; alasan mengapa gereja ini bertumbuh.
Adakah perkecualian terhadap peraturan ini? Tentu saja. Prinsip
ihomogen, seperti setiap prinsip pertumbuhan gereja lainnya, mem-
yai perkecualian. Beberapa gereja dalam jumlah terbatas mampu
campurkan orang-orang dari latar belakang yang berbeda sekali
dapat bertumbuh dengan baik. Tetapi orang-orang di dalam gereja-
ia itu biasanya bukan golongan etnis inti, tetapi agaknya etnis ping-
a yang sedang dalam proses bergerak lepas dari kelompok etnis asli
eka atau yang sedang bergerak ke arah status ekonomi golongan
engah atau menengah ke atas. Ketika orang-orang seperti itu ber-
, sering kali terbentuklah unit homogen yang baru. Pada awal buku
saya memperkenalkan gereja Chapel Hill Harvester di Decatur,
■rgia, yang di situ orang kulit hitam dan kulit putih bercampur
gan bebas. Jika saya ingin melakukan penyelidikan mendalam ten-
121
tang gereja itu, saya akan mengajukan pertanyaan tentang apakah
mereka tidak melihat dalam gereja mereka dan dalam masyarakat
mereka terbentuknya suatu unit homogen baru.

Siapa Dapat Menjangkau Archie Bunker?


Waktu saya sedang menyelidiki dua buah gereja di daerah Chicago
beberapa tahun yang lalu, saya menemukan kontras yang menarik
dalam unit homogen. Yang pertama adalah Gereja First Baptist, Ham­
mond, Indiana, dan yang satunya Circle Church, Chicago. Tentu saja,
masing-masing gereja memiliki kekurangannya, tetapi kekuatan masing-
masing gereja itu jauh melebihi kekurangannya. Saya melihat kedua-
duanya sebagai teladan baik bagi gereja-gereja Amerika zaman seka-
rang.
Akan tetapi, saya tergugah waktu menemukan bahwa anggota
masing-masing gereja itu menilai satu sama lain sangat rendah.
Meskipun saya ragu apakah mereka benar-benar memaksudkan
demikian, beberapa orang dalam Gereja First Baptist mempertanyakan
apakah anggota Circle Church benar-benar sudah selamat. Dan satu
atau dua orang dalam Circle Church—tentu saja bukan mereka yang
menjabat sebagai pemimpin—cenderung menamakan Pendeta Jack
Hyles seorang bidat!
Menurut saya, sikap ini adalah salah satu kekurangan masing-
masing gereja. Saya pikir hal itu tak perlu terjadi andaikata masing-
masing menyadari dan menerima prinsip unit homogen. Saya tak suka
mengatakannya panjang Iebar, karena sahabat-sahabat saya dalam Cir­
cle Church akan menjadi jengkel jika saya melakukannya, tetapi kedua-
duanya jelas adalah gereja unit homogen.
Gereja First Baptist terletak di salah satu daerah yang paling penuh
industri di Amerika. Sebagian besar penduduk Hammond, Indiana,
terdiri atas para buruh beserta keluarga mereka. Ketika saya berjumpa
dan berbicara dengan anggota Gereja First Baptist, saya menemukan
bahwa sejumlah besar dari mereka adalah para pekerja yang bergan-
tian, yang bekerja pada pabrik-pabrik dan pelayanan-pelayanan serupa
di daerah itu.
Para anggota First Baptist telah terbiasa menerima perintah dan
bekerja keras untuk memperoleh nafkah. Mereka berpakaian rapi,
tetapi tangan mereka berkulit tebal, dan banyak yang kukunya kotor.
Rambut para pria terpangkas rapi, dan sebagian dipotong pendek
sekali.
Kebanyakan dari keanggotaan First Baptist membawa Alkitab versi
King James. Dan mereka menempelkan stiker yang patriotik pada mobil
122
meka. Mereka sungguh-sungguh tergolong dalam kelas menengah di
Arrika Serikat.
(etika saya menghirup udara First Baptist, terpikir oleh saya bahwa
inii jenis gereja yang dapat melayani Archie Bunker dengan baik
seli. Archie Bunker saat itu pembawa acara Televisi di Amerika pada
jaiyang paling banyak penontonnya. Sesungguhnya, jika Archie
Buer sampai bertobat, kemungkinannya besar sekali bahwa itu ter-
jacnelalui pemberitaan Injil sebuah gereja yang seperti ini. Betapa
Aiie dapat menjadi seorang pemimpin penginjilan dengan bis yang
lubiasa andaikata saja la mengenal Tuhan!
Tetapi saya sangat meragukan apakah Archie Bunker akan tertarik
pa gereja yang seperti gereja saya; terlalu banyak janggut dan terlalu
seat stiker yang patriotik. Di samping itu, Gereja Lake Avenue telah
inual bisnya yang terakhir beberapa tahun yang lalu.
Circle Church mempunyai kemungkinan lebih kecil daripada gereja
sauntuk mendapatkan Archie Bunker yang belum bertobat itu untuk
mpertimbangkan pernyataan-pernyataan Yesus Kristus. Hanya
dan melihat orang-orang kulit hitam, pakaian model aneh, kaum
elmku-buku liberal di meja buku, majalah Sojourners dan The Other
Siyang dijual di rak majalah, rambut panjang, dan laki-laki ber-
ja;ut, maka Archie akan mencari pintu keluar. Kemudian jika ia
mlengar paduan suara gaya soul, implikasi sosial yang berat dalam
kbah (yang kemungkinan akan ia tafsirkan sebagai “ haluan kiri” ),
tiat percakapan abstrak di sepanjang gang, dan bentuk ibadah yang
mrn, ia akan menghilang untuk selama-lamanya.
Circle Church sendiri adalah suatu studi kasus yang menarik karena
ga ini terdiri atas unit homogen yang agak luar biasa. Unit homogen
g« ini tidak ditentukan oleh perbedaan ras, bahasa, atau golongan—
yibila semua itu ada akan agak kelihatan—melainkan ditentukan
oraktor-faktor psikologis yang mungkin tak kelihatan oleh penga-
mang sambil lalu. Faktor utama yang menyatukan Circle Church
ah suatu pendirian politik liberal. Gaya hidupnya sangat berorien-
tada maksud. Anggota-anggotanya, yang kebanyakan terdidik di
pruan tinggi dan tingkat sarjana, sebagian besar berasal dari
ggan cendekiawan terkemuka. Tetapi, meskipun perekat ini cukup
u menopang gereja selama beberapa tahun, ternyata sifatnya agak
n. Akhirnya perbedaan-perbedaan kebudayaan yang mendasar
n muncul ke permukaan, dan pendeta kulit hitam bersama dengan
a»ta-anggota kulit hitam pergi untuk membentuk sebuah gereja kulit
hitam baru di wilayah Austin, Chicago. Pada saat perpecahan terjadi
mereka mengatakan antara lain bahwa anggota-anggota kulit putih
kurang memperhatikan keadilan sosial.

MENGAPA PRINSIP INI BERHASIL?

Sejauh ini kami telah menguraikan unit-unit homogen dan mem-


berikan beberapa contoh. Pertanyaan yang sekarang masih tinggal
adalah: Apakah yang menyebabkannya berhasil? Mengapakah gereja-
gereja yang terutama terdiri atas orang-orang golongan yang sama ber-
tumbuh lebih baik dari gereja-gereja yang mencampurkan golongan
orang yang berbeda-beda?
Penting untuk diingat bahwa fokusnya di sini adalah pada pengin-
jilan, bukan pengasuhan Kristen. Pada titik ini sebagian orang men-
jadi bingung dan salah menempatkan masalah. Mereka cenderung
melupakan bahwa pertanyaan pokoknya adalah, Bagaimana kita dapat
menetapkan suatu dasar yang efektif untuk memenangkan orang-orang
yang terhilang bagi Kristus? Malahan mereka menyimpang dan ber-
tanya, Bagaimanakah seharusnya orang-orang Kristen menunjukkan
kasih dan persekutuan mereka terhadap orang-orang Kristen lain yang
berbeda dengan mereka? Pertanyaan pertama berkaitan dengan pengin-
jilan, yang kedua dengan pengasuhan Kristen.
Jika sebuah gereja tertentu memutuskan untuk menetapkan suatu
falsafah pelayanan di sekitar prinsip untuk menjadi tontonan umum
dalam hal integrasi sosial-budaya, ini dapat terlaksana. Bagaimanapun
juga, orang-orang Kristen dipenuhi oleh Roh Kudus. Di dalam Kristus
tak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, an­
tara kulit hitam dan kulit putih. Membawa orang-orang Kristen dari
kebudayaan yang berbeda ke dalam sebuah persekutuan lokal bukan
merupakan tugas yang mudah, karena ini akan memerlukan suatu
tingkat sunat budaya dari kedua belah pihak, tapi dengan dedikasi,
usaha, dan pengorbanan yang cukup, ini dapat terjadi. Meskipun
demikian, ketika tugas itu selesai, gereja yang berhasil ini kemungkinan
besar akan menyadari bahwa keadaannya agak terbatas sebagai dasar
bagi penginjilan yang efektif di masa depan.
Beberapa gereja sebenarnya telah menemukan hal ini sebagai
masalahnya, dan kurangnya pertumbuhan mereka telah mereka kesam-
pingkan dengan cara berteologi. Mereka merasa bahwa mereka menun­
jukkan contoh yang benar tentang Kerajaan Allah. Mereka menyebut
pengalaman mereka “ pemuridan radikal” dan mereka puas bahwa
124
Altersenyum atas usaha mereka meskipun mereka mungkin tidak
ranangkan banyak orang bagi Kristus. Mungkin Allah memang
tiyum.
api sering kali gereja-gereja demikian menghina gereja-gereja lain
velah mengembangkan falsafah pelayanan yang berbeda, khusus-
r^reja yang terdiri atas unit homogen tunggal. Mereka cenderung
istakan bahwa gereja lain mungkin bertumbuh dalam jumlah,
ir dengan mengorbankan mutu ajaran alkitabiah. Sering kali
ca menuduh gereja lain membagikan “ anugerah murah”
ertanyaan utama yang diajukan oleh prinsip unit homogen
Inlah bagaimana orang-orang Kristen bereaksi satu terhadap yang
litapi bagaimana orang-orang yang belum percaya, yang tak
letahui apa-apa tentang Roh Kristus, memberikan tanggapan
ila pemberitaan Injil ketika mereka mendengarnya karena mereka
ri merasakannya. Pertumbuhan gereja percaya bahwa penginjilan
itsempurna dengan sekadar keputusan-keputusan, tetapi bahwa
i keputusan yang benar akan disahkan dengan menjadi anggota
a yang bertanggung jawab.
ak ada pengabdian yang benar kepada Kristus tanpa pengabdian
da Tubuh Kristus. Bagian yang hakiki dari pemberitaan Injil
;usnya adalah implikasi bahwa barangsiapa yang menerima pem-
itan itu juga menjadi anggota sebuah gereja lokal. Gereja jangan
>ai merupakan sesuatu yang ditulis dengan huruf halus atau
napkan belakangan ketika orang yang baru bertobat itu tidak
ada.
lika ini benar, orang-orang belum bertobat yang pandai, setelah
pertimbangkan pernyataan-pernyataan Kristus akan bertanya baik
ar maupun dalam batin, “ Jika saya melakukan ini, saya sebenar-
nasuk ke mana? Kelompok macam apakah yang akan saya ikuti
jai anggota?” Maka mereka akan memperhatikan gereja.
(ngat, mereka bukan orang-orang Kristen. Mereka tidak mengeta-
apa-apa tentang tembok pemisah, tentang Yahudi atau bukan
adi, tentang terikat atau merdeka. Sangatlah wajar jika mereka
mya, ‘‘Apakah mereka orang-orang semacam saya?”
Jika jawabannya adalah ya, mereka sekurang-kurangnya akan
gup mendengarkan Injil. Tapi jika jawabannya adalah tidak
unginan mereka bahkan tidak akan mendengar apa yang sedang
varkan. Dengan kata lain, Archie Bunker dapat diharapkan akan
dengar Injil dari Gereja First Baptist, tetapi dari Gereja Lake
nue kurang dapat diharapkan, dan dari Circle Church malah lebih

125
kurang lagi. Menerima Kristus harus tetap merupakan keputusan
agamawi, bukan suatu keputusan sosial atau kebudayaan.
Marilah kita berharap bahwa jika Archie Bunker sampai menjadi
o ran g Kristen maka kekerasannya dan kesombongannya dan sifat
mementingkan dirinya akan diubah oleh Roh Allah menjadi rasa hor-
m a t dan kerendahan hati dan kemurahan hati. Ia akan menjadi cip-
ta a n baru di dalam Kristus. Tetapi tidak ada persyaratan alkitabiah
y a n g saya ketahui yang akan memaksanya untuk melanggar baik
kepribadiannya maupun kebudayaannya. Ia akan tetap lebih suka ber-
s a tu dengan “ orang-orang semacam saya” — kini tentu saja “ orang-
o ran g Kristen” — dan menjadi anggota gereja tempat ia dapat
m erasakan seperti berada di rumah sendiri. Jika ia melakukan itu,
kemungkinan jauh lebih besar baginya untuk memenangkan banyak
kawannya bagi Kristus.

N'leyahudikan dan Mempertahankan Kebudayaan Bukan Yahudi


Orang-orang yang membuat perubahan kebudayaan sebagai per­
syaratan untuk menjadi orang Kristen disebut “ orang-orang Yahudi”
d i dalam Alkitab. Pada masa Perjanjian Baru, banyak orang mengira
b a h w a satu-satunya umat yang Allah akan terima sebagai anggota
keluarga-Nya adalah mereka yang telah disunat, yang memelihara
S a b a t, dan yang mengikuti Taurat Musa. Banyak bagian Perjanjian
B a r u ditulis di dalam konteks masalah ini karena Rasul Paulus melihat
d en gan lebih jelas daripada sebagian orang lain bahwa orang-orang
b u k a n Yahudi dapat menjadi orang Kristen dan tetap memelihara
kebudayaan non-Yahudi mereka.
Merupakan skandal bagi beberapa orang pada masa itu kalau ber-
p ik i r bahwa orang-orang Kristen dapat terus makan babi atau tetap
ti d a k disunat, sama halnya seperti bagi beberapa orang pada masa ini
k a la u berpikir bahwa orang-orang Kristen boleh minum anggur atau
m em akai janggut atau memilih Partai Republik. Karena itu orang-orang
Y a h u d i berusaha memberhentikannya, dan ke mana pun Paulus pergi
s a m b il memberitahukan orang bukan Yahudi bahwa mereka dapat
m em punyai gereja dengan gaya-hidup non-Yahudi mereka sendiri jika
m e re k a mau, orang:orang Yahudi ini mengikuti dari belakang dan
m em beri tahu orang bukan Yahudi bahwa lebih baik mereka memben-
t u k gereja-gereja bergaya Yahudi atau tahu sendiri akibatnya. Tentu
orang-orang Yahudi itu pada akhirnya disalahkan, baik dalam sidang
d i Yerusalem dan dalam surat-surat seperti surat Galatia dan Efesus.
Suatu kebalikan yang meharik dari kejadian ini telah muncul pada
z a m a n kita. Dalam beberapa tahun terakhir banyak di antara mereka
126
yanjjrlibat dalam penginjilan kepada orang-orang Yahudi telah mulai
metapkan prinsip unit homogen dengan amat berhasil. Secara tiba-
tibaereka menyadari bahwa filsafat dari apa yang disebut “ gerakan
Km Ibrani” sebenarnya adalah suatu bentuk halus dari tindakan
menertahankan kebudayaan non-Yahudi pada zaman modern ini.
engan berpendapat bahwa tindakan seorang Yahudi yang ber-
tobdan menjadi anggota sebuah gereja non-Yahudi adalah suatu hal
bia; mereka sedang menyuruh orang Yahudi mematikan adat istiadat-
nyandiri. Selama tahun-tahun ini ada sebagian orang Yahudi yang
meiukannya, tapi tidak ban yak. Perjuangan yang mereka hadapi
begi hebat sehingga beberapa keluarga Yahudi mengadakan pema-
kana bagi anggota keluarga mereka yang mereka anggap sebagai
penhianat adat istiadat.
eberapa tahun yang lalu, sejumlah pekerja yang sangat terlibat
dikm penginjilan Yahudi menjadi sangat terganggu oleh ketidak-
berisilan pekerjaan mereka di antara orang-orang Yahudi selama
benun-tahun. Secara sendiri-sendiri beberapa orang di antara mereka
tibnada kesimpulan yang serupa: Masalahnya mungkin lebih me-
ny£(kut budaya daripada teologi.
.pakah ada cara agar seorang Yahudi dapat percaya kepada Yesus
daietap memegang kebudayaan Yahudi?
lereka tahu dari pengalaman bahwa hal ini tak dapat dilakukan
deim baik di dalam gereja-gereja non-Yahudi, jadi mereka mengem-
basean apa yang sekarang disebut “ Yudaisme Mesianik” . Contoh
alkibiah untuk masyarakat Kristen mereka adalah Yerusalem dan
bub Antiokhia, jadi mereka bahkan tidak menyebut dirinya Kristen.
M(ka lebih suka dikenal sebagai “ para pengikut Jeshua Hamashiac’
Yei Sang Mesias.
dereka bertemu di dalam sinagoge-sinagoge mesianik pada hari
Juiit malarh dan bukan di dalam gereja-gereja Kristen pada hart
Miju. Mereka menyunat anak-anak mereka dan memelihara dapur
yaihalal. Mereka mengasihi orang-orang non-Yahudi dan setiap orang
Krien non-Yahudi yang mau dapat masuk sinagoge mereka tanpa
hasdisunat, tetapi mereka tidak keliru tentang itu—unit homogen
mcka adalah sepenuhnya Yahudi.
iudaisme Mesianik tak diragukan lagi akan merupakan pemba-
haan penginjilan yang kuat. Sinagoge-sinagoge yang menghormati
Yes sedang bermunculan di Los Angeles, San Fransisco, Florida, New
Yc dan di tempat-tempat lain. Satu refleksi dari kekuatan gerakan

127
baru yang sedang bertumbuh itu adalah perubahan nama dari Perseri-
katan Kristen Ibrani Amerika yang sudah berumur enam puluh tahun
menjadi Perserikatan Yahudi Mesianik pada tahun 1975.

Garis Pedoman Dasar


Apakah garis pedoman dasar yang muncul dari prinsip unit
homogen ini?
Inilah yang pertama: Komposisi bahasa, ekonomi, budaya, ras,
dan sosial dari jemaat lokal hendaknya sedekat mungkin menggam-
barkan pola perkawinan dan pola keluarga yang sesuai dengan yang
ada dalam masyarakat tempat jemaat itu berada jika jemaat ingin
memaksimalkan potensi penginjilannya. Dengan hal ini hubungan
kelompok yang primer dipertahankan.
Dan yang kedua: Dalam struktur-struktur yang dirancang pada
tingkat yang lebih tinggi dari jemaat lokal, orang-orang Kristen hen­
daknya menunjukkan cara-cara dan sarana-sarana yang praktis dalam
hal memperagakan kasih dan perhatian mereka terhadap orang-orang
dari unit homogen lain dengan cara yang umum. Dengan hal ini per-
campuran orang-orang dalam hubungan kelompok yang sekunder
ditingkatkan.
Apa artinya hal ini dalam praktek? Artinya adalah bahwa keba-
nyakan gereja ukuran kecil dan sedang, jika mereka ingin menikmati
keefektifan penginjilan maksimal, berhasil memusatkan pikiran pada
golongan hadirin yang potensial yang dengannya mereka dapat berko-
munikasi dengan paling baik. Tak satu pun gereja dapat menjangkau
semua orang, meskipun kami semua ingin dapat demikian. Karena itu,
sebaiknya jangkauan ditujukan kepada orang-orang yang tidak merasa
perlu melompati halangan budaya untuk menerima Kristus dan men­
jadi anggota gereja Anda. Ini bukan berarti memberikan izin kepada
setiap gereja untuk tidak memberikan kepada seseorang kasih, perseku-
tuan, bantuan atau keanggotaan atas dasar ras, warna kulit, status
sosial, bahasa, asal usul kebangsaan, atau kebudayaan. Prinsip unit
homogen bukan untuk ditafsirkan sebagai penolakan terhadap go­
longan lain. Sebaliknya, prinsip ini berusaha melihat bahwa jumlah
orang-orang sebesar mungkin dapat dimasukkan dalam Kerajaan Allah
dengan tidak mendirikan penghalang buatan bagi mereka yang hen-
dak bertobat.
Gereja-gereja besar dapat meneruskan suatu dinamika pertum-
buhan yang kuat, dan pada saat yang sama melibatkan spektrum unit
homogen yang lebih luas daripada yang dapat dilakukan oleh gereja-

128
gera kecil atau sedang. Biasanya ini dilakukan dengan menciptakan
didam gereja besar jemaat-jemaat yang beraneka ragam, seperti telah
di eskan dalam pasal sebelumnya. Di dalam jemaat-jemaat itu, dan
jugdi dalam kelompok sel, anggota gereja cenderung membentuk
hubigan kelompok primer dengan orang-orang dari unit homogen
merta sendiri. Pada saat yang sama mereka menikmati ibadah raya
danemua kegiatan gereja yang lain dengan saudara-saudara dalam
Kriss yang berbeda dengan mereka dalam banyak hal, tetapi yang
diik bersama dalam kasih dan saling memperhatikan.

Moil Jemaat Aneka Ragam


'alam beberapa masyarakat yang sangat beraneka ragam, seperti
di pat kota, mungkin ada cara yang baru dan lebih baik untuk meng-
hubigkan lingkungan keanggotaan dengan lingkungan persekutuan.
Sebh model yang kreatif telah muncul di bawah kepemimpinan
Pentta James Conklin dari Temple Church di Los Angeles. Gereja
ini. ng berkedudukan tepat di jantung kota, bekerja berdasarkan apa
yanlisebut “ model jemaat aneka ragam” . Di dalam gereja terdapat
bebtpa jemaat yang terpisah dan semi-otonom: Spanyol, Korea, kulit
puti Cina, dan kemungkinan yang lainnya.
onklin, seorang penginjil veteran dari Thailand, mengawasi semua
ini.maat-jemaat Spanyol, Korea, dan Cina masing-masing memiliki
penta dan pemimpin awam dan gaya-hidup jemaatnya sendiri.
Coiin menjabat sebagai pendeta jemaat kulit putih. Integritas budaya
mag-masing jemaat sepenuhnya dihargai oleh yang lain. Untuk
menindari adanya jemaat yang berperan sebagai bapak dan yang lain
sebai anak, masing-masing jemaat menyumbang kepada anggaran
gensesuai dengan besar ruangan yang digunakan tjap Minggu. Pada
mulya jemaat kulit putih menggunakan ruang ibadah utama, tetapi
ket jemaat Spanyol bertumbuh melebihinya, jemaat kulit putih harus
pinn dari ruang ibadah utama dan melangsungkan kebaktiannya
dal: sebuah ruangan persekutuan.
maat-jemaat biasanya beribadah secara terpisah, tetapi pada hari
Mitu pertama setiap triwulan sebuah ibadah raya khusus diseleng-
gann yang disebut “ Suara Surgawi” . Saya pernah menghadirinya
danerasa bahwa ibadah raya itu mengagumkan. Ibadah raya itu
meiakan suatu pesta musik, sukacita, baptisan, anggota-anggota
baikesaksian, dan doa yang menyangkut aneka ragam warna kulit
dameka ragam budaya. Nyanyian jemaat mencampurkan empat
ball atau lebih dengan lagu yang sama dan menciptakan suatu bunyi

129
hiruk-pikuk yang membangun yang mungkin memang merefleksikan
bagaimana sesungguhnya surga itu kelak.
Perhatikan bahwa cara Temple Church melakukan hal ini adalah
untuk menciptakan dua tingkat keanggotaan. Beberapa lingkungan
keanggotaan yang lebih kecil pada satu tingkatan menaati prinsip unit
homogen. Lingkungan keanggotaan total pada tingkat yang lebih tinggi
memperkembangkan suatu percampuran unit homogen yang lebih
beraneka ragam atas dasar kelompok sekunder. Percobaan ini berjalan
dengan baik sekali. Terlihat kemungkinan yang luar biasa bagi pela-
yanan yang efektif di daerah pusat kota.
Temple Church menggambarkan bagaimana prinsip unit homogen
dapat digunakan dengan positif dalam situasi seperti di pusat kota.
Tetapi marilah kita melihat pada situasi pusat kota lainnya yang
menolong kita mengetahui bagaimana pelanggaran terhadap prinsip
yang sama ini dapat menghasilkan akibat negatif dalam suasana kota
yang serupa.*1

PERTANYAAN untuk PENDALAMAN

1. Apakah yang dikatakan penulis mengenai unit homogen? Diskusikan


hal ini dalam sebuah kelompok.
2. Telah dikatakan bahwa Amerika adalah suatu wadah pelebur. Juga
telah dikatakan bahwa wadah ini tidak menerima panas yang cukup.
Bagaimana perasaan Anda tentang masyarakat jamak yang di dalam-
nya orang-orang tetap “ tak dapat melebur” ?
3. Mengapakah prinsip homogen berhasil dalam penginjilan? Mengapa
perlu prioritas penginjilan yang tinggi? Mengapakah perlu bagi
sebuah gereja untuk mengenai unit-unit homogennya?
130
Pasal 9.
AUTOPSI SEBUAH
GEREJA MATI

[kutilah saya ke dalam sebuah kamar mayat gereja. Di sini ter-


<jat sekumpulan mayat—gereja yang baru-baru ini mati. Mereka mati
l(^a penyakit yang berbeda-beda. Sebagian mungkin dapat disem-
^ an jika ditemukan tepat pada waktunya, sebagian tak akan per-
n3dapat disembuhkan. Dalam banyak kejadian ini kekasih-kekasih
pika tak pernah tahu apa yang terjadi pada mereka. Tak ada tabib
te)dia ketika gejala-gejalanya menjadi gawat. “ Patologi pertumbuhan
gja” , sebutan yang dapat diberikan kepada bidang ini, masih
^iipakan ilmu pengetahuan yang agak muda. Tetapi mereka yang
iei memulai memusatkan perhatian pada ilmu ini sedang belajar
seikin banyak tentang mendiagnosa penvakit-penyakit gereja dan
tfyembuhkannya dengan frekuensi yang lebih besar. Saya telah men-
jekan hal ini dengan sangat terinci dalam buku saya, Your Church
CBe Healthy (Abingdon).
Salah satu teknik yang telah lama digunakan oleh ilmu kedokteran,
t<>i tak begitu sering dipakai oleh para pemimpin gereja, adalah
aipsi. Dengan beberapa irisan dan pengujian yang dilakukan dengan
nir, satu mayat dapat memberikan banyak informasi berharga.
pikian juga, gereja-gereja mati dapat memberikan petunjuk yang
t menyelamatkan -kehidupan banyak gereja lain.
Salah satu masalah yang dihadapi patologi gereja adalah bahwa
lita kesehatan gereja mulai mundur, orang-orang yang paling dapat
131
mendeteksi apa yang sedang terjadi justru cenderung meninggalkan pa-
sie n itu. Pendeta-pendeta terkemuka tidak segera menerima panggilan
u n tuk menangani gereja-gereja yang hampir mati. Pimpinan denominasi
memberikan prioritas yang lebih tinggi kepada tempat yang kegiatan-
n y a sedang berkembang, bukan kepada tempat yang kegiatannya
sedang menurun. Penerbit-penerbit surat kabar dan majalah rohani
m encari cerita-cerita tentang gereja yang berhasil dan bukan contoh-
c o n to h gereja yang tidak maju-maju atau yang gagal.

SUKUISME: PENYAKIT BERAT

Jadi, ada banyak mayat dalam kamar mayat gereja ini, tetapi hanya
s e d ik it di antara mereka yang cukup membawa data tentang kematian
m e re k a untuk dapat menolong gereja lain. Salah satunya adalah Zion
Evangelical Free Church dari Chicago. Gereja ini mati pada 31 Agustus
1 9 6 9 karena sukuisme.
Bukan karena saya pernah mendengar tentang “ sukuisme” sebelum
m elakukan autopsi terhadap Gereja Zion, tetapi penyebab yang paling
j e l a s dari penyakit Ziop adalah masalah kesukuan. Mereka adalah kor-
b a n dari perpindahan kesukuan di metropolitan, atau dikenal sebagai
lingkungan yang berubah. Penyelidikan menunjukkan bahwa sukuisme
a d a la h pembunuh utama gereja-gereja di Amerika pada saat ini.
Sementara saya menulis ini saya sedang memperhatikan grafik
ie la p a n gereja Baptis di Birmingham, Alabama. Dalam tahun 1963
m e re k a mempunyai 2.405 orang dalam sekolah Minggu. Pada tahun
1 9 7 3 jumlah seluruhnya telah menurun menjadi 161 orang. Saat ini
cedelapan gereja itu mati —tujuh disebabkan oleh sukuisme.
Sukuisme disebabkan oleh apa yang dikenal sebagai faktor yang
nenyangkut konteks lokal. Itu berarti kondisi sosiologis dalam ling-
u n g a n itu tak dapat dikendalikan oleh gereja lokal. Ketika sebuah gere-
a d i suatu lingkungan melihat bahwa anggota-anggotanya pindah dari
n g kungan itu, ketika orang-orang dari unit homogen lain masuk ke
Limah-rurnah yang mereka tinggalkan, dan ketika gereja menjadi
e lo m p o k orang-or.ang yang pulang pergi dalam suatu lingkungan
ran g -o ran g yang tak mampu mereka layani, gereja mengalami
ak u ism e yang merupakan penyakit parah. Kecuali kalau Allah cam-
u r tangan secara ajaib, maka yang jelas gereja itu akan mati.
Dalam pasal sebelumnya, saya menyinggung tentang Circle Church
i C hicago. Terima kasih kepada David Mains, mantan pendeta, kami
em ilik i sejarah medis lengkap tentang Zion Church. Bukunya, Full
CfWord Books), mungkin tidak disusun sebagai buku teks
m<ai patologi gereja, tetapi informasi yang dimuat berguna sekali
uroenghimpun suatu pengertian tentang apa yang menyebabkan
Z i kuburan.
la akhir tahun enam puluhan dan awal tujuh puluhan Circle
CTitelah memperoleh penghargaan nasional dalam ukuran yang
bckali karena pendekatannya yang sangat luar biasa terhadap
b<a masalah sebuah gereja pusat kota. Ini terjadi sebagian besar
seakibat kepemimpinan kreatif dari dua anggota staf utama,
Dlains (seorang kulit putih) dan Clarence Hilliard (seorang kulit
hrang bersama-sama berusaha memperagakan suatu staf antar-
ri harmonis.
ns, pendiri Circle Church, tidak mau ditakut-lakuti oleh kon-
dit kota yang nampaknya begitu merugikan seperti masyarakat
yigat suka berpindah-pindah, perbedaan kebudayaan yang besar
dti kota yang ramai, lingkungan yang berubah-ubah, dan harga
t ilik yang menjadi penghalang. Ia membangun keanggotaan Cir-
dch dari antara orang-orang yang berpindah-pindah dan bukan
cng-orang yang menetap. Ucapan selamat jalan yang sering
<jn telah menjadi bagian normal dari kehidupan gereja sejak
s
u model yang disebut “ gereja terbuka” dikembangkan untuk
iung orang-orang beriman dari berbagai bangsa. Peraturan ten-
n berpakaian dibuat sebebas mungkin. Seorang berkulit hitam
Jamar untuk posisi staf, misalnya, membuat kesan yang me-
kan sebagian karena ia datang untuk wawancara dengan ber-
dashiki.
rikan pada tahun 1967, Circle Church bertumbuh dengan cepat
lah awal 28 orang menjadi 500 orang pada tahun 1970. Kemu-
nlah itu menurun sampai sekitar 350 orang dan tetap pada
iu untuk beberapa waktu. Kira-kira 120 orang di antara mereka
lggota-anggota yang aktif penuh dari tubuh gereja. Salah satu
;k a menyatakan pengabdian mereka adalah melalui partisipasi
•jumlah “ modul-modul” kecil, yang merupakan pengelom-
ia dan wanita berdasarkan tugas dan mereka menggabungkan
tarunia rohani mereka untuk mencapai suatu sasaran khusus.
tang Circle Church yang oleh karena buku David Mains, telah
ileh ribuan orang Kristen di seluruh Amerika, cukup banyak
ikakan pelajaran-pelajaran berharga bagi pertumbuhan gereja,
positif dan sebagian negatif.

133
Pelajaran positif pertama adalah suatu penguatan atas apa yang
telah kami katakan di sini mengenai tanda penting pertama: pendeta
memiliki wewenang. David Mains adalah seorang yang dipersiapkan
Allah secara sangat unik dengan suatu kombinasi karunia-karunia
rohani, keterbukaan pribadi, dan sebuah hati untuk berhubungan
dengan orang secara hangat dan mendukung. Di tengah-tengah tekanan
dan ketegangan yang merupakan bagian hakiki dari kehidupan pusat
kota zaman sekarang di Chicago, ia tak terganggu. Di samping itu,
ia bersifat kreatif dan suka mengadakan pembaharuan, tidak takut pada
risiko-risiko yang dapat timbul waktu mengusahakan perkara-perkara
baru bagi Allah. Hanya sedikit sekali orang yang saya tahu dapat meng-
gabungkan sifat-sifat yang dibutuhkan itu untuk merintis dan meme-
lihara sebuah gereja seperti Circle Church.
Suatu kelebihan yang kedua adalah pengadaan semacam perayaan
yang memenuhi kebutuhan sekelompok orang penting. Tahun 1960-an
merupakan masa dingin membeku bagi gereja di Amerika Serikat.
Sebagian orang mengatakan bahwa Allah sudah mati. Orang lain ingin
agar gereja yang melembaga itu juga mati saja. Banyak orang, terutama
generasi muda, tidak begitu mudah dapat menyukai kaca berwarna dan
organ pipa serta formalitas yang mereka temui di banyak gereja.
Tapi apa yang mereka lihat terjadi di Circle Church menggugah
mereka. Inilah sekelompok orang Kristen penuh gairah yang memuji
Allah dengan cara-cara yang baru dan dinamis. Tak ada dua kebak-
tian hari Minggu yang serupa. Pendeta nampaknya bercakap-cakap
dengan mereka dan bukan berkhotbah kepada mereka. Campuran
musik soul dan country dan rock, digabungkan dengan yang lebih tradi-
sional, menolong membumbui ibadah Kristen yang sangat menyenang-
kan mereka. Banyak orang Kristen, sebagian besar di bawah usia tiga
puluh tahun, merasa tertarik oleh gaya segar Circle Church.
Satu gerakan luar biasa lainnya dari pihak Circle Church menghin-
dari apa yang sebagian orang namakan “ kompleks bangunan besar” .
M ereka tak mampu membeli sebuah bangunan, jadi mereka menyewa
Ruang Serikat Pengemudi yang menyediakan fasilitas yang sangat baik
dengan harga minimal. Apa salahnya membersihkan sisa-sisa pesta bir
p^da Sabtu malam dan beribadah kepada Allah di tempat yang sama
p ad a Minggu pagi? Karena Circle Church menghemat biaya-biaya
untuk bangunan, mereka dapat menggunakan anggaran mereka lebih
banyak untuk mendapatkan staf yang bermutu, yang memang mereka
lakukan.
Perkembangan struktur modul dalam Circle Church juga
m erupakan sesuatu yang perlu diperhatikan oleh gereja-gereja di luar

134
r(gi. Dengan menolong anggota-anggota gereja untuk menemukan
^ i a rohani mereka dan kemudian menyediakan berbagai pengelom-
pjli berdasarkan tugas yang melaluinya mereka dapat melayani
Krits bersama-sama, Circle Church mampu mencapai sasaran-sasaran
yjrmungkin tak terjangkau bahkan oleh banyak gereja yang lebih
tit& Circle Church memperagakan suatu bentuk desentralisasi yang
s hdan juga suatu sarana yang bagus untuk memberikan kebebasan
kj^aum avvam. Sebagai contoh, Modul Kota sangat terlibat dalam
*.pyek Austin” , yang dirancang untuk menggerakkan para anggota
( j / Church ke dalam suatu daerah muram di Chicago, yang
k»Dyakan penduduknya berkulit hitam; untuk ikut merasakan
j^.gitan dan masalah-masalah masyarakat; untuk mengembangkan
p»l;inan Kristen yang utuh bagi kaum muda, orang tua, dan yang
laiitrta menyediakan konseling, bantuan hukum, bantuan kesehatan,
^lendidikan dengan mutu yang lebih tinggi.

iEBUTAAN MANUSIA: SUATU RINTANGAN BESAR

al ini dan banyak lagi pelajaran-pelajaran positif lainnya bagi


pejnbuhan gereja timbul dari kisah tentang Circle Church. Meskipun
^erian, alasan utama untuk juga mengemukakan Circle Church
pasal ini adalah untuk menunjukkan bagaimana hubungannya
^ern patologi gereja. Waktu memperkenalkan Gereja Zion, saya me-
r yj;ung penyakit yang disebut “ sukuisme” . Circle Church menderita
jerpenyakit kedua yang disebut ‘‘kebutaan manusia” .
tilah ‘‘kebutaan manusia dipopulerkan oleh Ralph Winter dalam
pjc> sidang paripurnanya pada Kongres International Penginjilan
pu yang diadakan di Lausanne, Switzerland, pada tahun 1974.
Keiaan manusia biasanya tidak mematikan, seperti sukuisme, tetapi
^ a k a n rintangan yang nyata. Kebutaan manusia mengaburkan
^ejhatan dan, pada tingkat yang berbeda, mengacaukan kenyataan.
ebutaan manusia berasal dari kegagalan untuk mengenali prin-
s jpit homogen dari pertumbuhan gereja. Dalam bentuknya yang
ljeIkebutaan manusia dapat menjadi sovinisme budaya. Dalam ben-
<u(i yang lebih halus kebutaan manusia hanya mengakibatkan pan-
yang rendah tentang integritas budaya. Kasus Circle Church,
s a yira, adalah bentuk yang halus, tetapi merupakan hal yang fatal
^epang menyangkut gereja Zion.
ida saat itu kepemimpinan Circle Church menolak untuk
^atkui dirinya sebagai unit homogen, dan mereka agak jengkel
135
ketika saya menunjukkan bahwa mereka adalah suatu unit homogen.
Tetapi mereka jujur dan terbuka mengenai perbedaan-perbedaan kami.
Saya mengunjungi Circle Church banyak kali, saya berbicara secara
pribadi dengan para pendeta dan anggota-anggotanya, saya menjum-
pai modul-modul, saya bahkan diundang untuk membahas pokok itu
bersama Pendeta Clarence Hilliard dari atas podium pada suatu hari
Minggu pagi.
Kepemimpinan Circle Church percaya bahwa apa yang mereka
sebut “ gereja terbuka” adalah model paling alkitabiah dari Kerajaan
Allah pada tingkatan gereja lokal. Mereka menafsirkan bagian-bagian
Perjanjian Baru tentang pokok itu dengan pengertian bahwa orang-
orang bukan Yahudi maupun orang-orang Yahudi seharusnya bertemu
di dalam gereja-gereja lokal yang bukan gereja Yahudi atau gereja non-
Yahudi, tetapi yang di dalamnya kebudayaan keduanya dihormati. Per-
nah saya mendengar Hilliard menafsirkan perkataan Rasul Paulus
sebagai, “ Gereja terbuka bukanlah asimilasi non-Yahudi atau kehi-
langan identitas karena penyerapan dalam kebudayaan Yahudi yang
tidak memadai, tetapi saling membagikan melalui salib Kristus antara
orang non-Yahudi dan orang Yahudi deiigan hak dan tanggung jawab
warga masyarakat baru Allah dalam suatu suasana yang di situ per­
bedaan-perbedaan diterima dan dihargai.” Saya tak dapat setuju
sepenuhnya dengan penafsiran ini, tapi saya kira ini adalah pernya-
taan yang tepat mengenai posisi kepemimpinan Circle Church.
Para pemimpin Circle Church merasa bahwa karena mereka telah
mengembangkan sebuah gereja dengan aneka ras mereka telah menun­
jukkan kelemahan prinsip unit homogen. Dalam suatu wawancara pada
majalah Eternity, Mains menyangkal bahwa Circle Church adalah suatu
unit homogen dengan kata-kata ini, “ Anggota kami berbeda ras,
ekonomi, seks, politik, kebudayaan, pendidikan, dan sebagainya. Bela-
ja r mengasihi satu sama lain memang menyakitkan dan prosesnya masih
ja u h dari selesai, tetapi kami berdiri di hadapan dunia kita dengan ber-
saksi bahwa kekuatan-kekuatan yang akan memisahkan kami tak
sekuat kekuatan yang menyatukan kami.”
Hampir seperti suatu bisikan, izinkanlah saya melakukan satu
pengamatan yang mungkin ada kaitannya. Jika Circle Church temyata
memang merupakan suatu percampuran berbagai unit homogen, ini
mungkin adalah satu alasar. mengapa gereja ini tidak bertumbuh dengan
baik. Prinsip unit homogen adalah tanda penting dari gereja yang ber­
tumbuh, bukan gereja yang stabil.
Tentu saja, ada kemungkinan bahwa di dalam struktur penilaian
kepemimpinan Circle Church, mencampurkan orang-orang yang
136
berba lebih penting daripada bertumbuh. Mungkin Circle Church
tida)ungguh-sungguh ingin bertumbuh. Mains memang pernah ber-
bica tentang “ falsafah gereja kecil” mereka. Dan gereja yang tidak
inauertumbuh tak perlu diharapkan untuk bertumbuh.
:tika saya menganalisa hal ini beberapa tahun yang lalu, bagi saya
jpastetap nampak bahwa Circle Church adalah sebuah unit homogen.
gayadah menggambarkan ciri-ciri luar unit ini sebelumnya ketika saya
j^enandingkannya dengan jenis orang-orang seperti Archie Bunker.
j eti kemudian saya mampu menamakan unit homogen Circle Church
seCalebih tepat, terima kasih kepada seorang tetangga Circle Church,
/^n ciw Greeley dari Universitas Chicago’s Center atas penyelidikan
tentg Pluralisme Amerika.
idul salah sebuah buku Greeley menjelaskan suatu sikap yang
biasya terdapat pada orang-orang yang menderita penyakit kebutaan
j^afia- Mengapa Mereka Tidak Dapat Menjadi Seperti Kami? Ini
sebii buku tentang kelompok etnis kulit putih Amerika yang menun-
j Uki bagaimana unit-unit homogen telah ditemukan di Amerika tan-
pa i-ciri khusus dari ras yang berbeda-beda. Salah satu pasalnya ber-
]{id “Kaum Cendekiawan Sebagai Suatu Kelompok Etnis”. Ketika
saynembacanya, saya menemukan bahwa ia telah mengenali dan
jaeiraikan unit homogen Circle Church. Saya akhirnya menyadari
bah Circle Church pada dasarnya adalah sebuah gereja kaum
cerkiawan dari berbagai warna kulit dan berbagai latar belakang
ketayaan.
tya teringat waktu mengadakan percakapan panjang dengan satu
pagan muda yang telah berpindah keanggotaan dari gereja saya Lake
A \ie Congregational ke Circle Church. Kami mendiskusikan banyak
petnaan dan perbedaan di antara kedua gereja ini.
ada suatu ketika si wanita mengatakan, “ Di gereja Lake orang-
0n sebaya kami akan membicarakan hal-hal biasa seperti resep-resep
badan bagaimana keadaan kami waktu membesarkan bayi-bayi
ka Tetapi tidak demikian di Circle Church. Hampir setiap pem-
bittan berhubungan dengan konsep-konsep abstrak, ide-ide baru,
daerbagai kategori yang menyangkut teologi dan filsafat.”
omentar ini cocok dengan penelitian Greeley bahwa kaum
ceikiawan adalah suatu kelompok tersendiri. Greeley berpendapat
baa untuk memahami hubungan kaum cendekiawan dengan sisa
ni;irakat lainnya adalah sangat bermanfaat “ jika kita merasa bahwa
ka cendekiawan itu sebenarnya adalah suatu kelompok etnis.”
ireeley menolong saya mengerti mengapa saya mendengar satu
atidua orang—bukan pemimpin—di Circle Church yang ingin
137
mengecap Jack Hyles sebagai “ seorang Bida’ah” . Tentu saja, Greeley
tidak menulis tentang kaum cendekiawan Kristen, tetapi apa yang ia
katakan cocok sekali. “ Kaum cendekiawan betul-betul mampu mem-
punyai rasa belas kasihan,” katanya, “ terutama terhadap orang-orang
miskin dan orang kuiit hitam, . . . tetapi mereka sangat selektif dalam
menunjukkan belas kasihan mereka dan dalam kesediaan mereka un-
tuk mengerti secara simpatik dan membela anggota-anggota kelompok
etnis lain. Mereka merasa sulit, atau malah merasa mustahil, untuk
mengalami rasa belas kasihan atau rasa simpati, atau bahkan penger-
tian, terhadap Amerika Serikat dan terutama terhadap warganegara
kelas menengah dan kelas buruh — khususnya jika umur mereka di atas
tiga puluh.”
Greeley menunjukkan bahwa kaum cendekiawan biasanya menye-
b ut orang Amerika kelas menengah —seperti anggota-anggota First
Baptist, Hammond —yang tidak mempunyai pandangan politik liberal
seperti mereka ialah “ orang-orang fasis” . “ Bida’ah” , saya kira
merupakan istilah yang lebih agamawi untuk perasaan yang sama. Dan
sebaliknya, orang-orang Amerika golongan menengah dalam dunia
sekular akan menyebut kaum cendekiawan sebagai “ berhaluan kiri,”
d an orang-orang Kristen mungkin akan menyamakannya dengan
“ orang yang belum diselamatkan.”
Jadi, jika kaum cendekiawan adalah suatu unit etnis, mereka
mudah menjadi etnosentris, sama seperti umat manusia lainnya.
Seharusnya kaum cendekiawan lebih mengetahui, tetapi mereka juga
dapat buta manusia, dimulai dengan tidak menyadari unit homogen
mereka sendiri. Saya mungkin salah, tetapi saya rasa ini adalah akar
d ari dua pembatasan penting yang berhubungan dengan jangkauan
keluar Circle Church.
Pembatasan pertama meriyangkut kelumpuhan penginjilan Circle
Church untuk menginjili secara efektif unit-unit homogen penting lain­
nya di sekitar mereka. Sebagai contoh, anggota-anggota Serikat
Pengemudi, yang ruangannya disewa Circle Church, kecil sekali
kemungkinannya akan memikirkan pernyataan-pernyataan Kristus
seperti yang disajikan kepada mereka oleh anggota-anggota Circle
Church. Orang-orang yang pulang-pergi ke Circle Church dari
W heaton — pernah terpilih sebagai “All American City”—merasa
sangat sulit untuk bersaksi kepada tetangga-tetangga mereka yang
belum selamat dan membujuk mereka untuk menjadi Kristen, jika itu
b erarti menjadi anggota sebuah gereja seperti Circle Church. Kecuali,
te n tu saja, jika tetangga-tetangga mereka kebetulan adalah kaum
cendekiawan liberal.
138
murut David Mains, salah salu keuntungan dari menyewa Ruang
,ludi adalah bahwa mereka akan membawa seorang saksi injili
P e 0 g kelompok-kelompok etnis yang hidup di lingkungan sekitar-
k e p a ang-orang kulit hitam ghetto, para gelandangan, orang Yunani,
no yr 3an' >uerto Rico dan orang Apallachi atau orang-orang kulit putih
oiiskin. . , , ,
y a r.skipun Circle Church dalam pengertian yang agak kabur
in merupakan “ saksi” , sangat dapat diramalkan berdasarkan
n l l" ’ unit homogen bahwa orang-orang yang baru bertobat dalam
P ’ " ’j yang lumayan tidak akan dimenangkan dari salah satu kelom-
3unJ sebut ke dalam persekutuan Circle Church. Kampus Circle dari
P ° kxsitas Illinois di dekat situ memberikan prospek yang samasekali
Ljn' . suatu masyarakat besar kaum cendekiawan golongan Circle
bCI
C huu Circle Church dapat dan memang memenangkan orang-orang
MO-

CIRCLE CHURCH dan KEMATIAN GEREJA ZION

mbatasan kedua yang berhubungan dengan jangkauan keluar


Church membawa kita kembali pada awal pasal ini. Penyakil
r , .hun manusia yang diderita Circle Church membuatnya menjadi
kL,„‘ab langsung dari kematian Gereja Zion.
P ya mengatakan “ penyebab langsung” karena Zion telah men-
jsukuisme sebelum Circle Church muncul. Circle Church mem-
t,C"iva mati, tetapi Zion pertama-tama sudah menderita penyakit
b a 'nenuju kematian. Mungkin, seperti yang terjadi, itu adalah
ya,'i seperti pembunuhan karena belas kasihan, Kematian yang lebih
f * mungkin malah lebih menyakitkan.
3 ierah Austin di Chicago pada suatu ketika adalah daerah orang
intih, lingkungan kelas menengah yang ke dalamnya orang-orang
^tdnavia yang cukup berasimilasi telah masuk untuk membentuk
Skbl Gereja Bebas Injili. Gereja itu telah menjadi lebih besar dari
sf ta gereja kota, sekitar 350 anggota, dan mereka menarik anggota-
ra la baru dari lingkungan sekitar yang waktu itu terdiri atas orang-
anfdari unit homogen yang sama. Tetapi pergolakan rasial tahun
teiah membawa perubahan sosial yang cepat bagi Austin. Suatu
1 m aliran orang kulit putih mulai masuk dan orang-orang kudus
S"’,bergerak dari Zion. Dalam tiga atau empat tahun, Gereja Zion
'IJnenurun dari 350 anggota menjadi 30!

139
Sukuisme yang menuju kematian!
Mereka yang tinggal adalah orang-orang kudus Allah yang sung-
guh hati. Mereka tak akan membiarkan gereja mereka jatuh tanpa suatu
pergumulan. Mereka sangat membutuhkan pertolongan dan siap sedia
menerima hampir apa saja yang ditawarkan.
Sementara itu, Circle Church telah melampaui jumlah maksimal
dua ratus anggota yang mereka rencanakan dan sedang bersiap untuk
merintis sebuah gereja baru atau menggunakan kelebihan keanggotaan
mereka untuk menolong beberapa gereja kota yang hampir mati supaya
dapat hidup kembali. Mereka memilih hal yang terakhir, menawarkan
bantuan mereka kepada Zion, dan tawaran mereka diterima. Sebuah
kontrak dibuat dan ditandatangani pada 1 September 1968, yang
mengikat kedua belah pihak untuk percobaan satu tahun.
Selama kira-kira satu bulan tanda-tanda kesehatan mulai kembali
di Zion, sama seperti yang sering dilakukan terhadap seorang pasien
dengan penyakit menuju kematian ketika satu alat bantu hidup lagi
dipasang pada tubuhnya. Tapi kemudian, seperti ditulis Mains, “ sinar
kenyataan yang keras dan dingin mulai muncul.” Si pasien mulai
melemah dengan cepat sekali.
Gejala-gejala per.campuran unit-unit homogen mulai timbul ham­
pir tak terelakkan sama seperti seseorang dengan golongan darah A
yang menerima transfusi darah golongan B. Dermawan terbesar di gere­
ja segera pergi setelah ia mendengar bahwa orang-orang kulit hitam
akan disambut. Suatu kehebohan timbul ketika beberapa gadis Circle
Church datang dengan mengenakan rok mini. Satu keluarga seluruhnya
meninggalkan gereja sebagai protes ketika seorang pemimpin pujian
menaiki podium dengan cambang panjang!
Tidak hanya anggota-anggota Zion menutup diri terhadap anggota-
anggota Circle Church, tetapi kebalikannya juga terjadi secara bersa-
maan. Banyak orang merasa bahwa Zion melambangkan jenis gereja
dari mana mereka dahulu dimerdekakan. Mereka tidak menyukai
bangunan gereja tradisional, legalisme moral, “ barisan bangku-bangku
gereja yang keras dan kaku” —seperti dikatakan oleh Anne Ortlund—
jendela kaca berwarna dan organ bernada sumbang. Satu atau dua kali
hadir sudah cukup untuk meyakinkan mereka bahwa mereka lebih suka
berada dengan “ Orang-orang sejenis kami.” Mereka merasa betah di
Circle, tetapi tidak bisa merasa betah di Zion.
Begitu kemerosotan akhir muncul, kematian tak dapat dihindarkan
lagi. Tetapi kontrak telah ditandatangani, dan mereka yang terlibat
dengan tabah bertahan sampai akhir yang pahit itu. Pada 31 Agustus
1969, kontraknya berakhir, dan demikian pula Zion Evangelical Free
140
Chur. Keesokan harinya mayat itu berada di dalam kamar mayat;
tak laa kemudian ia diperabukan. Gedung kosong itu terbakar habis.

PELAJARAN APAKAH INI?

'juan autopsi gereja adalah untuk mempelajari sesuatu yang


berga bagi pertumbuhan gereja pada masa depan. David Mains
menjakan bahwa pelajaran terbesar yang mereka pelajari dari
pengiman Zion adalah “bahwa kita tidak dapat mengharapkan setiap
tempmenjadi fotokopi Circle Church. ” Meskipun demikian, untuk
sayai kelihatannya hanyalah permulaan dari pelajaran total yang
perliipelajari.
tele Church dapat memperbanyak dirinya, jika ia mau, tetapi
hanyii dalam unit homogennya sendiri. Ada berlusin-lusin kelom-
pok idekiawan dari berbagai ras di kota-kota Amerika yang akan
gemh menyambut sebuah gereja dengan falsafah pelayanan Circle
Chui di tengah-tengah mereka. Lagi pula, meskipun unit homogen
ini fcanya tidak terdapat di antara orang-orang yang paling mau
menma Injil, mungkin ada ribuan orang tak beriman yang akan
memgarkan pernyataan Yesus Kristus jika mereka melihat diri
men disokong oleh suatu masyarakat Kristen seperti Circle. Di sini
terdit potensi injili yang luar biasa.
Ia menganggap sayang benar bahwa Circle Church akhirnya
terph karena perbedaan ras dengan Clarence Hilliard dan orang-
oraikulit hitam berpindah ke daerah kulit hitam Austin untuk
menu gereja baru. Rupanya warna kulit hitam menjadi faktor pemer-
saturig lebih kuat daripada paham liberal atau status cendekiawan.
Ini tolong untuk lebih memperkuat teori utama pasal ini.
a yang perlu kita pelajari dari kejadian ini adalah bahwa kebu-
taannusia merupakan penghalang bagi penginjilan efektif. Kita perlu
menrgai eratnya keterikatan manusia kepada nilai-nilai kebudayaan
sebibagian dari ciptaan Allah. Kita perlu melihat implikasi Kristen
tent perbedaan manusia dari sudut pandangan yang positif bukan
dardut pandangan yang negatif.
a perlu berhenti bertanya, “ Mengapakah mereka tidak dapat
septkami?” Kita perlu menyadari bahwa masyarakat Amerika
adakepingan-kepingan kebudayaan dan bagian-bagian budaya yang
sanimenarik, dan bahwa anggota tiap kepingan membutuhkan
kenekaan dalam Kristus untuk mengembangkan jenis gereja tern-

141
pat mereka dapat merasa betah, dan yang akan menarik kawan-kawan
mereka kepada Tuhan.
Kalau kita dapat melaksanakan semua ini, kita akan meningkatkan
potensi usaha-usaha penginjilan kita, dan gereja-gereja kita akan mam-
pu bertumbuh dengan cara yang baru.*1

PERTANYAAN untuk PENDALAMAN

1. Apakah ciri khas gereja dalam masyarakat yang mengauut sukuisme?


Apakah Anda mengetahui ada gereja seperti itu? Apakah yang dapat
dilakukan untuk mengobati penyakit gereja yang serius ini?
2. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai uraian penulis tentang Cir­
cle Church dan falsafahnya? Setujukah Anda dengan kritik-
kritiknya? Bagaimana pandangan Anda tentang pendapatnya
mengenai unit homogen?
3. Bagaimana pendapat Anda tentang kesimpulan penulis sehubungan
dengan kematian gereja Zion? Apakah menurut Anda ia telah mem-
buktikan maksudnya? Pelajaran apakah yang Anda kira perlu
dipelajari di sini?
142
Pasal 10.
KEPUTUSAN ATAU
MURID?

nda periling keenam dari gereja yang bertumbuh dan sehat


acbahwa gereja itu menggunakan suatu metode penginjilan yang
bdl-
telumnya saya menyebut “ kekasaran dalam mengevaluasi hasil”
sd salah satu ciri khas orang-orang pertumbuhan gereja. Jika
s;lmya jelas, jika kita telah sepakat bahwa penginjilan perlu dilu-
jijce arah menjadikan murid, bukan hanya sampai pada keputusan,
mtietode-metodenya sudah hampir dapat dipastikan.

piMATlSME yang DISUCIKAN: METODE yang BERHASIL

lelah saya mempelajari gereja-gereja yang bertumbuh di


A.<a, belum pernah saya menemukan satu metode yang berlaku
uiuntuk semua gereja, atau untuk sejumlah yang berarti sekalipun.
gjeberapa gereja, metode yang sangat efektif adalah pelayanan
dcibis. Sebagian bertumbuh dengan menggunakan perkunjungan
diimah ke rumah, dan banyak di antara gereja-gereja itu telah
inmbangkan metode mereka mirip model Ledakan Penginjilan
Kiy-
reja lain menemukan bahwa sekolah paroki Kristen merupakan
fapositif dalam penginjilan. Yang lainnya lagi menemukan bahwa
Gfudekatan terbaik adalah dengan gereja drive-in (dapat mengikuti
PERPUSTAKAAN ,43
INST fu T THEOLCTj IA a l e t h e ia
JLN> ARGOPURO 28 - 32
lie saya tidak mencapai sasaran, bagaimana mungkin saya
larkan untuk terus menggunakannya?
epat pada pokok ini beberapa metode penginjilan yang telah
iakan selama bertahun-tahun, bahkan selama puluhan tahun, perlu
(iuasi kembali. Saya kuatir bahwa banyan gereja telah jatuh ke
<iperangkap pengembangan program-program yang demikian luar
Idengan mesin-mesin yang demikian baik, dengan melibatkan
iasi waktu dan uang yang demikian besar, sehingga program itu
'i menjadi tujuannya. Hasil-hasilnya, jika dievaluasi juga, akan
<uasi dengan perasaan sangat segan.
ebuah peribahasa alkitabiah menyinggung masalah ini secara
ling: .“ Rencana yang terlaksana menyenangkan hati, itulah sebab-
rang-orang bebal enggan meninggalkannya meskipun rencana itu
>’(Amsal 13:19, dari The Living Bible). Bilamanakah rencana itu
ihui salah? Jelas, bila rencana tersebut tidak mencapai tujuan yang
itpkan.
ami tegaskan kembali bahwa tujuan yang kita harapkan di dalam
njilan dan pertumbuhan gereja, adalah untuk menjadikan murid,
lawa seseorang mencapai keputusan untuk menerima Kristus dan
lihati serta berdoa dengan orang itu adalah penting sebagai salah
ara ke arah menjadikan murid. Tetapi jika orang itu akhirnya
rnenyerahkan diri kepada Tubuh Kristus—biasanya disahkan
Hi baptisan dan keanggotaan gereja, kurang dapat diharapkan
l seorang murid telah dijadikan.
ka yang telah dilakukan oleh suatu metode penginjilan tertentu
[ah mendaftarkan keputusan-keputusan, sangat sulit memperta-
h kelar.jutannya. Mengapa? Karena hanya pencapaian tujuan_
menjadikan murid — yang dapat membenarkan cara.

TIGA ALIRAN PENGINJILAN

ya ingin membawa analisa ini ke dalam fokus zaman sekai ang


t pengamatan singkat atas sejarah penginjilan profesional akhir-
ni. Sebagaimana pengamatan saya, tiga aliran utama penginjilan
nenonjol selama tiga puluh tahun yang lalu, dengan timbulnya
iran baru setiap dasawarsa.

ijilan Melalui Kebaktian Pekabaran Injil


nginjilan melalui kebaktian pekabaran Injil adalah ciri khas
1950-an dan, tentu saja, berlangsung terus sampai sekarang.

145
Kegiatan ini mulai menonjol melalui kampanye pekabaran Injil Billy
Graham di Los Angeles dalam tahun 1949. Persatuan Penginjilan Billy
Graham terbentuk dalam tahun 1950 dan, selama sekurang-kurangnya
satu dasawarsa, penyelenggaraan kampanye pekabaran Injil di kota
besar dianggap sebagai metode penginjilan paling efektif hampir di
seluruh dunia.
Kampanye ini meliputi pembentukan suatu panitia setempat yang
terdiri atas pemimpin Kristen lokal di kota tertentu, mendaftarkan kerja
sama sebanyak mungkin gereja, mendorong dukungan doa yang luas,
melatih paduan suara gabungan dan regu-regu konseling, menyewa sta-
dion atau tempat pertemuan umum lainnya, mengiklankan kampanye
itu seluas mungkin, dan kemudian mengundang si penginjil dan regunya
untuk beberapa hari tertentu. Ketika si penginjil selesai, tugas tindak-
lanjut kemudian dikerjakan oleh para pendeta gereja-gereja lokal yang
telah bekerja sama.
Penginjilan melalui kebaktian pekabaran Injil dikritik oleh kaum
ekstrem kanan dan kaum ekstrem kiri karena alasan-alasan yang
berbeda, tetapi kaum injili gereja ortodoks menerimanya dengan cukup
baik sebagai metode penginjilan yang baik. Hanya mengherankan
bahwa sedikit sekali yang dilakukan sebagai usaha untuk mengevaluasi
metode itu terhadap hasilnya. Salah satu alasan untuk ini adalah bahwa
selama tahun 1950-an kaum injili dengan kesadaran sendiri berusaha
mengukirkan tempat yang lebih utama bagi diri mereka di dalam
kehidupan keagamaan Amerika dan satu orang injili yang telah
memperoleh status tertinggi sebagai seorang pemimpin agama di
Amerika kebetulan juga adalah penginjil Billy Graham. Sebagai akibat-
nya, hanya sedikit kaum injili di Amerika yang tertarik untuk menerap-
kan pragmatisme yang dahsyat terhadap penginjilan melalui kebaktian
pekabaran Injil pada tahun 1950-an.
Tetapi satu orang di luar Amerika tidak begitu takut. Ia adalah
Kenneth Strachan dari Misi Amerika Latin, yang ayahnya, Harry
Strachan, adalah penginjil kampanye pekabaran Injil paling terkenal
di Amerika Latin selama beberapa waktu. Ketika Strachan mengamati
secara mendalam penginjilan melalui kebaktian pekabaran Injil, ia
mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang sekarang
saya sebut “ kesenjangan tindak-lanjut” . Ini adalah perbedaan antara
jumlah orang yang mendaftarkan keputusan mereka dan jumlah orang
yang pada akhirnya dapat dianggap sebagai murid. Dengan kata lain,
Strachan memperhatikan bahwa dalam terlalu banyak kasus ada se-
jumlah besar semangat dan kegiatan penginjilan, tetapi sedikit pertum-
buhan gereja sebagai hasilnya.
146
pjilan yang Merata
rachan mulai memperbaiki metode ini. Menurut pendapatnya
lhan utama penginjilan melalui kebaktian pekabaran Injil terlalu
|k bergantung pada penginjil dari luar dan terlalu sedikit bergan-
lida orang-orang gereja setempat. Jalan keluarnya adalah pro-
jjtiobilisasi total yang telah dijelaskan sebelumnya.
achan tahu bahwa orang-orang tak dapat dimobilisasi tanpa
llahulu memobilisasi para pendeta, dan segera menjadi nyata
Idiperlukan lebih banyak waktu daripada yang diperlukan un-
inpanye pekabaran Injil yang khas. Ia mengembangkan suatu
pti nasional berjangka waktu satu tahun dan menamakannya
yilan Secara Mendalam” . Konsepsi ini segera menjadi menonjol
jingkungan injili, khususnya di luar Amerika Serikat. Sepan-
i:»0-an program ini dikenal sebagai “ penginjilan yang merata”
jrupakan metode yang diterima dengan sangat luas. Program
[iig ke Amerika pada tahun 1973 di bawah program Kunci 73.
ljelang akhir dasawarsa tersebut, beberapa peneliti mulai
ijkan mengenai Penginjilan Secara Mendalam yang Strachan—
>jt itu sudah bersama Tuhan—pernah tanyakan mengenai
>iin melalui kebaktian pekabaran Injil. Dengan seluruh tambah-
i i J , usaha, doa, dan uang yang diinvestasikan ke dalam metode

ixin ini, apakah masalah kesenjangan tindak-lanjut sudah benar-


kpecahkan?
■ahasil-hasil penyelidikan yang agak luas dikumpulkan setelah
I,tvaktu, diketemukan bahwa kesenjangan tindak-lanjut masih
riPenginjilan yang merata mempunyai banyak efek positif lain-
\dap orang-orang Kristen, tetapi ia tidak lulus dalam ujian
|f;me yang dahsyat sepanjang yang menyangkut penginjilan.

lid oleh dan untuk Tubuh Kris' j


usaha baru dimulai dalam tahun 1970-an untuk memecahkan
i,:senjangan tindak-lanjut yang mengganggu. Usaha ini ber-
mprakan pertumbuhan gereja dan prinsip-prinsip yang dipakai
aldasarkan falsafah pertumbuhan gereja. Selama hampir
.jiawarsa tahun 70-an penganjur utama sedunia bagi apa yang
dvenginjilan oleh dan untuk Tubuh Kristus” adalah Vergil
<:•Pelayanan Informasi Misi Injili. Dari basisnya di Wheaton,
lliber masuk ke lebih dari lima puluh negara untuk mengada-
liiya pertumbuhan gereja dan membagikan konsepsi pengin-
nikn untuk Tubuh Kristus. Pembaharuan utama penginjilan

147
oleh dan untuk Tubuh Kristus bukanlah karena usaha ini menawarkan
suatu metode yang dapat menggantikan penginjilan melalui kebaktian
pekabaran Injil atau penginjilan yang merata, tetapi usaha ini mem-
bantu menjelaskan sasaran yang terhadapnya setiap metode harus
dievaluasi dengan keras. Sasarannya adalah pertumbuhan gereja, dan
para pelajar penginjilan oleh dan untuk Tubuh Kristus diajar bahwa
jika metode tertentu tidak membantu pertumbuhan gereja Kristus,
metode itu harus dibuang secepat mungkin.
Prinsip-prinsip penginjilan oleh dan untuk Tubuh Kristus diuji
dalam suatu eksperimen terkendali selama dua tahun di antara lebih
dari empat puluh gereja di Venezuela, yang di dalamnya saya mem-
peroleh kehormatan untuk berpartisipasi. Angka pertumbuhan per
dekade dari gereja-gereja itu meningkat dari 60 persen menjadi 250
persen selama dua tahun tersebut. Tentu saja, tidak ada jaminan yang
dibuat untuk peningkatan angka pertumbuhan gereja yang sedemikian
dramatis, tetapi ketika mentalitas penginjilan oleh dan untuk Tubuh
Kristus telah memikat para penginjil dan pendeta dan utusan gerejawi,
metode-metode lama mulai disangsikan jika metode itu tidak menolong
gereja bertumbuh. Suatu sikap pragmatisme yang dahsyat sedang
berkembang di seluruh dunia.
Pragmatisme jenis ini adalah juga pragmatisme yang disucikan.
Ini adalah suatu sikap alkitabiah. Antara lain, pragmatisme yang
disucikan mengukur metode penginjilan terhadap sasaran-sasaran
alkitabiah, yakni perintah Amanat Agung untuk menjadikan segala
bangsa menjadi murid (lihat Matius 28:19). Pragmatisme yang disucikan
juga secara serius menerima gagasan tentang mengebaskan debu dari
kaki jika dalam keadaan tertentu tidak ada hasil yang nampak (lihat
Matius 10:14).
Sikap ini satu dengan sikap si pemilik pohon ara yang tidak ber-
buah ketika ia menjumpai pohon ara yang seharusnya berbuah itu tidak
berbuah. “ Tebanglah pohon itu,” ia berkata. “ Untuk apa ia hidup
di tanah ini dengan percuma?” (Lukas 13:7). Pragmatisme yang
disucikan menghindari kebebalan yang dibicarakan dalam Amsal 13:19
ketika seseorang merasa senang karena perkembangan suatu rencana,
meskipun rencana itu salah.

AUTOPSI KUNCI 73

Telah diakui secara umum bahwa usaha besar Amerika dengan pro­
gram penginjilan yang merata ke seluruh negara, yaitu Kunci 73, tidak
148
b,lan sesuai dengan harapan semula. Mungkin suatu autopsi lain
p( dilakukan.
/lengapakah metode penginjilan yang begitu memberi harapan ter-
n< gagal?
;aya telah membaca beberapa pemeriksaan mayat atas Kunci 73,
tak satu pun yang sungguh-sungguh memuaskan saya. Sebagian
l(menghindari pertanyaan yang menyinggung perasaan tentang apa
y;tidak beres lalu memperhatikan hanya apa yang benar. Diakui
Sli umum bahwa ada tiga hal yang terutama berjalan baik dengan
Ki 73:
I gian-bagian Kitab Suci diedarkan dalam jumlah yang belum per­
il terjadi sebelumnya.
2lajaran Alkitab di rumah-rumah dan kelompok-kelompok doa un-
; orang Kristen menambah dan memperkuat iman orang banyak.
3igkatan kerja sama baru di antara orang-orang Kristen dapat
capai.
rogram Kunci 73 menyentuh di atas 100 ribu jemaat Amerika,
l( tanpa suatu perubahan nyata dalam pola pertumbuhan untuk
S(i. Saya kuatir tentang hal ini dan sebelumnya saj'a memohon
jcenalkannya alat-alat pengukur pertumbuhan gereja yang baik
s,a keefektifan penginjilan Kunci 73 dapat dinilai dengan tepat
<j tahun-tahun mendatang.
alam sebuah artikel Christianity Today saya mengatakan,
•ralukan sekali untuk ‘meluangkan waktu berjam-jam berdoa,
^dakan interaksi, studi dan membuat penelitian dalam usaha un-
();milih strategi, bahan-bahan, metode, dan saran-saran yang kita
rlapat digunakan dengan sangat efektif dalam suatu serangan
pijilan yang besar bagi bangsa kita,’ seperti dianjurkan Key 73
free Book, dan ketika semuanya sudah selesai, tidak mampu
reh ke belakang dan dengan tepat melaporkan apakah usahanya
pil atau gagal.” Dan hanya karena tidak ada mekanisme umpan-
(■ernacam itu yang dikembangkan, tidaklah mudah sekarang untuk
,jtahui dengan pasti apa yang tidak beres dengan Kunci 73.
eskipun demikian, ini bukan suatu misteri total. Saya telah
,ngkan cukup banyak waktu pada autopsi Kunci 73 dan telah
,mpulkan bahwa ada masalah rangkap dua:
ing pertama bertalian dengan konsep dasar penginjilan. Pengin-
j:lah ditafsirkan sebagai pemberitaan Injil dan bukan sebagai tin-
t membujuk orang untuk menjadi pengikut Yesus Kristus dan
ia-anggota yang bertanggung jawab dari gereja-gereja lokal.

149
Tetapi, masalah dasar yang kedua pada Kunci 73 lebih berhubung-
an secara langsung dengan tema pasal ini: metode-metode pengirtjilan.

Hiper-Kooperativisme
Jika, sebagai akibat autopsi terhadap Kunci 73, saya perlu menam-
bahkan suatu penyakit penghambat pertumbuhan yang ketiga selain
sukuisme dan kebutaan manusia, saya akan menyebutnya “ hiper-
kooperativisme” . Meskipun beberapa kerja sama mungkin baik sebagai
metode untuk mencapai sasaran-sasaran Kristen tertentu, jika dilakukan
berlebih-lebihan maka kerja sama dapat mematikan usaha-usaha
penginjilan seperti Kunci 73. Demikian pula, saya yakin, terlalu banyak
program kerja sama merupakan salah satu unsur pelemah Penginjilan
Secara Mendalam, dan penyelidikan selanjutnya cenderung menguatkan
pandangan saya yang terdahulu.
Pokok ini sebenarnya begitu kontroversial, sehingga seorang penin-
jau buku yang juga kawan saya percaya bahwa saya menulis dengan
menyindir ketika saya menunjukkan dalam sebuah buku terdahulu saya
bahwa Penginjilan Secara Mendalam sangat ekstrem dengan prinsip-
nya “ kesatuan nyata Tubuh Kristus.” Ayat, “ Supaya mereka semua
menjadi satu . . . supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku” (Yohanes 17:21), telah diartikan secara berlebih-lebihan
jika ayat itu digunakan sebagai garis pedoman untuk metode-metode
penginjilan zaman ini.
Bahayanya adalah bahwa tafsiran seperti itu dapat mengarah
kepada hipotesa yang tidak benar, yakni bahwa semakin banyak kerja
sama yang diperoleh orang Kristen, akan semakin efektif usaha-usaha
penginjilan mereka. Mereka yang menerima hipotesa ini sering kali
cenderung untuk mengacaukan prioritas. Kadang-kadang tanpa
diketahui, penginjilan merosot dari puncak daftar prioritas dan diganti
oleh kerja sama. Dengan demikian kerja sama itu sendiri menjadi suatu
tujuan dan bukan suatu alat untuk mencapai tujuan, yaitu penginjilan
yang efektif.
Dalam perkembangan seluruh ide Kunci 73, misalnya, pengaruh
pembangkitnya adalah sebuah tajuk rencana dalam Christianity To­
day (9 Juni 1967), dengan judul “ Bagaimanapun Juga, Marilah Kita
Bersatu.” Teks itu menyinggung “ pengekangan oikumenisme sidang
yang sifatnya melemahkan” dan menyesali “ batas-batas kebebasan
yang terpecah-pecah,” dengan menganjurkan supaya kaum injili
mengambil jalan tengah dan memenuhi keinginan mereka akan “ dimen-
si baru yang dramatis dari persekutuan yang melintasi batas-batas

150
der.minasi.” Tujuan pokok dari tajuk rencana yang panjang dan
sand hebat diperdebatkan ini adalah kerja sama. Penginjilan dising-
gursebanyak dua atau tiga kali, tapi hanya sambil lalu.
'anggapan terhadap tajuk rencana itu sangat positif. Kaum injili
meiatakan dengan suara lantang bahwa mereka memang ingin bekerja
sarsatu sama lain. Tetapi bagaimana? Setelah beberapa perundingan,
mcfldi jelas bahwa salah satu bidang utama tempat kerja sama
keitngkinan besar dapat berhasil adalah penginjilan.
Lunci 73 kemudian diangkat menjadi program yang dapat melayani
sefeai suatu alat bagi kaum injili “ betapapun supaya dapat bersatu.”
Jaitanpa direncanakan samasekali, penginjilan digunakan sebagai
sara untuk mencapai kerja sama. Usaha itu disebut sebagai kerja
sat untuk penginjilan, tetapi jauh di baliknya usaha tersebut sebenar-
nyebih merupakan penginjilan untuk kerja sama.
tetapa keliru! Majalah liberal, Christian Century, melihatnya
dean jelas ketika memuat komentar pada awal 1974, “ Meskipun
Kii 73 dicap sebagai suatu usaha penginjilan, keunikannya terletak
pa sifat oikumenenya. ”

Mjaburkan Fokus Gereja Lokal


ialah satu masalah utama dari kerja sama sebagai metode pengin-
jiladalah bahwa kerja sama cenderung menggeser fokus utama dari
gci lokal. Jika penginjilan yang efektif terjadi ia harus dimulai dan
diiri pada gereja lokal, dan segala sesuatu yang terlibat di dalam
uji-usaha kerja sama yang besar dapat merupakan gangguan.
Vaktu saya memandang ke seluruh Amerika dan melihat gereja-
gd yang bertumbuh, yang semuanya telah mengembangkan salah
sanetode penginjilan yang berhasil, saya tidak mengetahui tentang
b:ik gereja yang mempertalikan kesuksesan penginjilan mereka
d«n kerja sama dengan gereja lokal lain. Masing-masing menyadari
b» tidak mungkin ada satu sistem penginjilan yang dapat memenuhi
sd- kebutuhan kecuali kalau ada obat paten yang akan menyem-
b*.n semua penyakit. Semakin banyak metode penginjilan dibuat
u; masing-masing gereja lokal, semakin besar kemungkinan metode-
nie itu akan menyumbang bagi pertumbuhan gereja lokal.
aya teringat bekerja bersama kawan baik saya Albert Runge, yang
ki itu sedang menggembalakan North Avenue Alliance Church o f
Rigton, Vermont, dalam suatu analisis tentang pertumbuhan gereja-
neberapa waktu yang lalu. Ketika itu gerejanya sedang bertum-
blengan 644 persen per dekade dan telah merintis sebuah gereja

151
cabang beberapa tahun sebelumnya. Ketika ia mempelajari turun
naiknya angka pertumbuhan tahunan, ia memperhatikan bahwa ada
angka satu tahun yang berada jauh di atas tahun-tahun sebelum dan
sesudahnya. Setelah beberapa menit merenungkan kembali, matanya
bersinar-sinar. “ Itu adalah tahun satu-satunya,” serunya, “ yang kami
merriutuskan untuk tidak turut serta dengan gereja-gereja lain dalam
suatu program penginjilan kota, tetapi mengadakan program pengin-
jilan gereja lokal kami sendiri!”
Pokok yang ingin saya sampaikan bukanlah bahwa kerja sama
adalah hal yang buruk atau bahwa tidak baik bagi gereja-gereja untuk
bekerja sama. Tetapi jika jenis kerja sama yang telah kami anggap
sebagai bantuan bagi penginjilan selama beberapa tahun yang lalu ter-
nyata merupakan perintang, pragmatisme yang disucikan mengatakan
agar kita meninggalkan kerja sama itu dan mencoba sesuatu yang
sungguh-sungguh akan membawa orang kepada Kristus dan menjadi
anggota gereja yang bertanggung jawab. Mungkin kita perlu
menemukan cara-cara kerja sama lain yang akan menolong kita men-
jadikan penginjilan lebih efektif. Tetapi jika kita menyucikan bentuk-
bentuk yang lalu dan melindunginya dari kecaman, kita bahkan tak
akan mulai mencari bentuk-bentuk baru.
Salah satu organisasi penginjilan besar kita yang lain pernah men-
dekati saya secara tidak langsung dan meminta saran-saran tentang
bagaimana dampak penginjilan sebuah film Kristen baru yang baik
dapat dijadikan lebih efektif di kota-kota di seluruh tanah air. Mereka
telah menyusun suatu sistem agar orang-orang yang membuat kepu-
tusan untuk ikut Kristus dicatat dalam kartu-kartu. Bagaimanakah agar
orang-orang yang membuat keputusan ini lebih banyak yang akhirnya
menjadi murid?
Saya takut jawaban saya agak terlalu radikal bagi mereka, karena
saya menunjukkan bahwa mereka mungkin kurang membutuhkan,
bukan lebih membutuhkan, kerja sama dari gereja-gereja lokal. Teri-
ngat oleh saya bahwa dalam rata-rata kota terdapat banyak gereja yang
meskipun mereka menerima setumpuk kartu yang berisi keputusan dari
orang-orang yang telah dilahirkan kembali, mereka tidak akan mampu
untuk menarik orang-orang ini menjadi anggota gereja mereka. Mereka
adalah gereja-gereja yang statis dan yang memperlihatkan semua ciri
khas negatif dari suatu gereja yang mandeg. Bagi orang-orang percaya
yang masih baru, hanya dengan melihat suasana yang menjemukan,
sedikitnya orang yang hadir, kebaktian ibadah yang membosankan,
kemurungan pada wajah banyak anggota dan pikiran negatif yang

152
seg kali muncul, mereka akan memutuskan bahwa mereka ti a ingin
mjadi anggota gereja semacam itu.
\kan teiapi, biasanya ada gereja-gereja lain di dalam ota yang
sa, yang bahkan sebelum filmnya datang, sudah dipersiapkan engan
biuntuk menyerap orang-orang percaya yang masih baru. agaima
nih mereka dapat melihat perbedaannya?
Saya menganjurkan supaya mereka membatasi gereja-gereja yang
drbolehkan bekerja sama dengan mereka dan mempercayakan artu
kj keputusan kepada gereja yang dapat menunjukkan ang a per
tuuhan tahunan sebesar 5 persen atau lebih. Ini menunjuk an ang a
piekade sebesar 63 persen. Kebanyakan gereja pada ting at itu
bda dalam keadaan yang lebih baik untuk melayani orang or^ nS
piya yang masih baru daripada gereja-gereja yang bertum u
dan angka yang lebih rendah. Tindakan itu sendiri akan memper
k kesenjangan tindak-lanjut.
Cara lain untuk melakukan itu adalah dengan memperkem ang an
kpetisi sebaliknya daripada kerja sama. Saya ingin tahu apak yang
a terjadi sekiranya seluruh proses itu diadakan dan diumum an
sigga kopi tiap-tiap kartu keputusan diberikan kepada e erapa
ga sekaligus. Kemudian gereja-gereja itu dapat memburu orang-
og yang telah membuat keputusan. Semoga gereja yang ter ai
tang! Paling tidak, hal ini akan membuat orang-orang percaya
nsa bahwa mereka dibutuhkan, dan memberi mereka lebih an satu
pan tentang di mana mereka ingin melakukan pengabdian jang a
png.
Saya tidak tahu apakah usul di atas merupakan meto e
y dapat berhasil. Namun, apa yang saya ketahui adala a wa
nde-metode tersebut tidak lebih buruk daripada meto e meto e
ydigunakan sebelumnya dalam usaha-usaha penginjilan kota. aya
ha melukiskan dengan cara yang relevan jenis mentalitas yang
cuhkan bagi pertumbuhan gereja maksimum. Karena, apa pun
hnya, kita harus bersedia membuang metode-metode larna yang
1 berhasil dan memperkenalkan metode-metode baru yang ber asi
jkita bersungguh-sungguh dalam penginjilan dunia.

ITANYAAN untuk PENDALAMAN

bakah yang akan Anda lakukan untuk menemukan metode pengin


an terbaik di tengah masyarakat Anda? Sebutkan beberapa cara
n bicar akan itu dengan kelompok.
153
2. Apakah reaksi Anda terhadap perbedaan antara penginjilan oleh dan
untuk Tubuh Kristus dan penginjilan melalui kebaktian pekabaran
Injil? Apakah Anda merasa bahwa gereja Anda dapat efektif dalam
penginjilan oleh dan untuk Tubuh Kristus? Jika demikian, di
manakah Anda akan mulai?

3. Apakah gereja Anda telah menetapkan sasaran untuk penginjilan


tahun ini? Apakah sasarannya? Jika tidak, mengapa tidak? Apakah
sasaran itu mementingkan pertobatan? Jika tidak, mengapa tidak?

154
___ Pasal 11. ___
SUDAH TERATURKAH
PRIORITAS AN DA?

Tanda periling ketujuh—dan terakhir—yang umunvbagi gereja


a yang bertumbuh dan sehat di Amerika adalah bahwa gereja
a itu mengatur prioritas mereka dengan baik. Gereja gereja
but telah menyadari, baik secara intuitif maupun secara a^a 1 ls’
k'a fungsi terpenting dari gereja mereka di tengah masyara a nya
ah suatu fungsi yang bersifat rohani.
Di sepanjang buku petunjuknya, Why Consecrated Churc es ^ re
t/ing, (Harper and Row), Dean M. Kelley menguraikan peri a
itas. Untuk apakah gereja-gereja itu? Apakah yang rata ra a
-apkan orang-orang dalam suatu masyarakat Amerika art se ua
a? .
Dean Kelley, seorang ahli sosiologi agama yang tidak bekerja untu
a-gereja konservatif tetapi untuk Konsili Gereja-Gereja asiona
ita New York, menerobos dengan keras dan jelas. Menurut pen
tnya, satu fungsi yang sangat diperlukan dari gereja i rnen a
ah untuk menjelaskan makna kehidupan kepada orang orang
an istilah yang paling tepat.

APA yang DIBUTUHKAN MANUSIA?

Vlanusia mendambakan ban yak hal. Mereka mendambakan


anan, pekerjaan, perumahan yang lebih layak, rekreasi, jaminan
155
keuangan, kesehatan yang baik, pernikahan yang lebih stabil, persa-
habatan, dan Allah. Gereja-gereja dapat, dan sedang, membantu
memenuhi semua kebutuhan itu sampai batas tertentu. Akan tetapi,
di dalam semuanya itu kecuali satu, mereka dibantu dan disokong oleh
lembaga-lembaga sosial lainnya, sebagian pemerintah dan sebagian
swasta.
Satu kebutuhan penting manusia yang hanya dapat dipenuhi oleh
gereja adalah keinginan untuk berhubungan dengan yang paling pokok,
yaitu mengenal Allah secara pribadi. Dalam bahasa alkitabiah yang
lebih sederhana, gereja adalah tempat orang dapat diselamatkan. Tak
ada lembaga sosial lain yang mempunyai hak untuk itu.
Gereja dapat memilih untuk mengutamakan fungsi yang lain
daripada membawa orang kepada Allah. Gereja dapat berkeinginan
untuk menjadi badan teladan bagi pembaharuan sosial, misalnya. Tentu
saja tak ada salahnya pembaharuan sosial menjadi kegiatan Kristen
yang sah. Tetapi kalau gereja membiarkan hal itu menjadi prioritas
utama di dalam kehidupan gereja, gereja akan menemukan bahwa
potensi pertumbuhan mereka berkurang.
Para pendeta dari gereja-gereja bertumbuh yang telah saya selidiki
mengetahui fakta kehidupan ini sebelum Dean Kelley menulis bukunya.
Prioritas utama mereka selalu adalah membawa pria dan wanita yang
terhilang, yang terpisah dari Allah oleh dosa, ke dalam pendamaian
dengan Allah melalui darah Yesus Kristus. Pemberitaan Injil adalah
hal terpenting yang mereka lakukan. Mereka bukannya bersikap acuh
tak acuh terhadap masalah sosial di sekitar mereka, tetapi kebanyakan
di antara mereka sudah sejak lama menyadari bahwa Allah tidak
memanggil mereka untuk menjadi aktivis politik atau insinyur sosial.
Allah memanggil mereka untuk menjadi pendeta, menjadi gembala
kawanan domba, dan mereka tidak dapat dipersalahkan karena
memberikan prioritas tertinggi kepada fungsi kependetaan mereka.
Khususnya, para pendeta gereja yang bertumbuh bahkan berusaha
tidak menyebutkan persoalan-persoalan sosial yang sedang hangat dari
belakang mimbar mereka. Di dalam salah satu ceramahnya, Robert
Schuller dengan terus terang menasihati para pendeta untuk tidak ber­
sikap kontroversial dari mimbar. Ia berkata, “ Dalam kontroversi
saudara dapat menghilangkan rasa frustrasi saudara, dan saudara pasti
akan memperoleh lawan yang cukup untuk membanggakan diri bahwa
saudara sedang ‘dianiaya karena kebenaran.’” Namun, ia memper-
ingatkan bahwa hampir dalam segala hal terlibat dalam kontroversi
akan menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan.

156
Sikap seperti ini samasekali dikutuk oleh banyak pendeta lain pada
ini, khususnya oleh mereka yang menerima pendidikan seminari
ma tahun 1960-an, zaman gemilang dari aktivisme sosial. Sejak itu
lyak di antara mereka telah mengubah sikap mereka supaya dapat
igikuti zaman, tetapi sebagian masih tetap lebih suka memimpin
;ja mereka untuk bersikap yang mereka anggap mempunyai keter-
an sosial, meskipun mereka sudah tahu sebelumnya bahwa gereja
eka dapat berkurang jumlahnya jika mereka melakukan demikian.
u-baru ini saya berada dalam sebuah gereja yang berorientasi pada
iatan sosial yang pendetanya begitu hebat menghargai hal berkhot-
tentang masalah-masalah sosial sehingga ia menyindir orang lain
igai mempromosikan “ gereja-gereja kampung halaman” yang di
“ tak pernah terdengar kata yang mengecilkan hati” !
Seperti diramalkan, gerejanya tidak' bertumbuh, tetapi ini kurang
erhatikan. Apa yang ia dan banyak orang seperti dia masih harus
ijari adalah justru kesimpulan utama dari penyelidikan Dean Kelley:
eja-gereja yang memusatkan perhatian pada pengembangan suatu
afah pelayanan di Sekitar kegiatan sosial, dalam jangka panjang
lerung untuk kehilangan kekuatan sosial. Ini Ironis, karena maksud
pendeta-pendeta yang berorientasi pada keadaan sosial adalah
ru kebalikannya: Mereka ingin sekali mengubah dunia. Tetapi
kat frustrasi dalam gereja-gereja seperti ini sering kali tinggi karena
anya hasil yang diperoleh bukan demikian. Dean Kelley sendiri
lyatakan bahwa ia akan merasa senang jika thesisnya dapat disang-
, tetapi “ akan diperlukan lebih dari sekadar usaha keras untuk dapat
ivanggahnya.” la mengatakan bahwa ia telah mencari selama dua
ih tahun untuk menemukan satu hal saja yang akan menyanggah
i itu, tetapi ia belum menemukannya.
Bagaimana dengan gereja-gereja liberal? Di dalam bukunya, Kelley
ijelaskan secara sosiologis mengapa gereja-gereja liberal tidak ber-
buh. Ia menunjukkan bahwa semua organisasi sosial menawarkan
yang dapat disamakan dengan suatu menu bagi rakyat umum. Di
mnya disajikan berbagai tawaran yang dimaksudkan untuk mena-
arang supaya bergabung dengan organisasi tertentu itu.
Banyak gereja liberal akan menawarkan apresiasi seni atau musik,
mjuk tentang gerakan pembebasan kaum wanita, garis pedoman
mg kasus-kasus politik mana yang harus didukung pada saat terten-
pembicaraan dengan para pemimpin masyarakat yang penting,
san pemrotes tenaga nuklir, dan kegiatan-kegiatan lain seperti itu!
ipi jika ini adalah menu yang ditawarkan gereja, hanya sedikit orang
i tertarik.
157
Mengapa? Karena kompetisi di bidang ini terlalu tajam. Masyara-
kat kita adalah masyarakat merdeka tempat orang dapat memilih ingin
menjadi anggota yang mana. Dan karena hampir tiap orang dapat
menemukan kesempatan yang sama atau yang lebih baik untuk terlibat
secara politik, sosial atau akademis dalam organisasi-organisasi sekular
daripada yang dapat diberikan oleh kebanyakan gereja-gereja liberal,
mereka menolak menu itu dan memilih untuk tidak menjadi anggota.
“ Sebaliknya, gereja-gereja konservatif,” kata Kelley melanjutkan,
“ menawarkan suatu pendorong (atau komoditi?) yang tidak tersedia
secara luas—yaitu keselamatan — dan menawarkannya secara terus-
menerus.”
Dan bagaimana dengan beberapa gereja konservatif lainnya? Tak
dapat disangkal juga bahwa tidak semua gereja konservatif bertum-
buh. Kelley, dan semua orang lain, mengetahui hal ini. Kita semua telah
melihat atau menjadi anggota gereja-gereja konservatif kaku yang
memperlihatkan semua tanda-tanda kecermatan dan yang terus-mene-
rus menawarkan keselamatan, tetapi yang mati sebelum waktunya.
Tetapi semuanya ini hanya mengingatkan kita bahwa pertumbuhan
gereja adalah persoalan yang rumit. Jika sebuah gereja menyatakan
bahwa menyelamatkan jiwa adalah prioritas utamanya, tetapi melang-
gar setengah lusin prinsip pertumbuhan gereja yang lain, gereja itu
jangan berharap untuk dapat bertumbuh. Jadi, judul yang lebih baik
untuk buku Kelley barangkali adalah Why Liberal Churches Are Not
Growing, karena ada sedikit contoh berharga dari gereja-gereja yang
melanggar prinsip pertumbuhan gereja yang khusus yaitu mengutama-
kan hal-hal yang utama dan mereka terus bertumbuh.
Dapatkah gereja-gereja yang bertumbuh melayani juga? Berten-
tangan dengan apa yang diduga sebagian orang—atau bahkan diha-
rapkan, kebaikan sosial yang nyata yang sedang dikerjakan oleh gereja-
gereja konservatif yang bertumbuh kemungkinan jauh melebihi apa
yang dikerjakan rekan-rekan liberal mereka. Karena gereja-gereja
liberal hampir secara tetap kehilangan kekuatan sosial, sumbangan
praktis mereka bagi perubahan sosial sering menjadi kurang berarti.
Memberikan suatu manifesto di sini, menyumbang suatu serikat buruh
di Sana, memberikan beberapa tanda tangan pada suatu surat per-
mohonan, menolong sebuah keluarga miskin untuk tegak kembati —
semuanya merupakan kegiatan yang patut dihargai—tetapi tahun demi
tahun hampir tidak ada yang benar-benar berpengaruh besar. Jika
jumlah anggota terus menurun, sumber-sumber dana juga akan menu-
run, dan bahkan dapat lebih menurun daripada sebelumnya.

158
ietapi bila sebuah gereja bertumbuh, dan bila sejumlah besar orang
beiirah untuk memberikan diri mereka dan milik mereka untuk
m/ani Allah dalam segala hal, maka banyak perkara dapat dilaku-
kjAmbillah sebagai contoh, Gereja First Baptist dari Hammond,
Inna, sebuah gereja yang memperlihatkan sebagian besar tanda-
iai penting sebuah gereja yang bertumbuh. Selama suatu periode
yjpanjang pertumbuhan pengunjung sekolah Minggu—satu statistik
yinampaknya paling penting bagi Pendeta Jack Hyles—tetap pada
;1ia per dekade melebihi 400 persen. Pengunjung rata-rata adalah
18 ribu orang, dan pada satu hari Minggu pengunjung sekolah
\|gu melebihi 101 ribu orang, suatu rekor nasional. Sejumlah 74
rjnama tercatat di dalam daftar anggota gereja.
'ak perlu disangsikan lagi tentang prioritas di First Baptist. Bahkan
s(ng pengunjung tidak tetap akan segera mengetahui bahwa gereja
jierasa tanggung jawab utamanya adalah memenangkan jiwa. Hyles
matakan, “ Gereja-gereja penganut kepercayaan ortodoks yang
n?nangkan jiwa adalah harapan satu-satunya bagi Amerika. Saya
jrmendirikan sebuah gereja Perjanjian Baru yang dapat diperba-
n di seluruh Amerika untuk menolong menyelamatkan negara
k. ”
eseorang dapat dengan mudah menyimpulkan, dan memang
htk orang menyimpulkan bahwa bahasa semacam ini mencermin-
kandangan yang terlalu sempit dari pribadi seutuhnya. Hyles telah
S{ kali dituduh memperlakukan orang seolah-olah mereka tidak
nliki kebutuhan sosial dan kebutuhan rohani. Ia telah sering kali
nengar hal itu, dan ini yang ia katakan, “ Sasaran utama kami
ah memenangkan jiwa; setiap kerja sosial yang kami lakukan
ai sekunder.” Kemudian ia melanjutkan, “ Gereja kami melakukan
l, banvak pekerjaan sosial secara sekunder daripada yang dilakukan
oebagian besar gereja-gereja liberal secara primer.”
[al ini semua telah dibenarkan melalui suatu riset yang diadakan
(13rganisasi Pendapat Umum. Mereka bermaksud untuk menen-
ii gereja-gereja mana yang paling banyak terlibat dalam kegiatan-
|,an pelayanan sosial. Empat puluh dua persen orang-orang Kristen
iiterlibat secara pribadi dibandingkan dengan hanya 26 persen
c-orang Kristen noninjili.

>long Orang-Orang Cacat


lencari dan melayani orang cacat adalah salah satu cara orang-
cFirst Baptist menunjukkan belas kasihan mereka kepada orang-

159
orang yang kurang beruntung di dalam masyarakat. Dengan menghu-
bungi orang-orang tuli, orang buta dan orang yang lambat menerima
pendidikan, mereka sedang berhubungan dengan orang-orang yang ter-
buang dari masyarakat Amerika dengan suatu cara yang mengingatkan
kita tentang bagaimana Yesus berhubungan dengan orang-orang yang
terbuang pada zaman-Nya.
Sebagai contoh, ada 14 juta orang tuli di Amerika Serikat saat ini.
Dunia mereka sunyi. Mereka merasa bahwa orang-orang yang dapat
mendengar biasanya salah mengerti, mengejek, mengasihani, dan
bahkan tidak mempedulikan mereka. Persekutuan mereka yang berarti
hanya terbatas dengan orang-orang tuli lain dengan siapa mereka dapat
berkomunikasi memakai bahasa isyarat. Kurang dari satu persen orang
tuli yang menikah dengan orang yang tidak tuli. Sedikit sekali gereja
yang telah mengembangkan keterampilan profesional, program yang
menarik, atau staf untuk memenuhi kebutuhan orang-orang itu dengan
suatu cara yang berarti.
Pada perhitungan terakhir yang saya miliki, 600 orang tuli terdaf-
ta r dalam program untuk orang tuli pada gereja First Baptist, dalam
tiga puluh satu kelas yang berbeda. Salah satu tantangan yang diper-
hadapkan kepada orang-orang gereja itu yang bisa mendengar adalah
untuk berpartisipasi di dalam pelayanan Kristen dengan menjadi
jurubahasa orang tuli yang terlatih. Inilah tantangannya sebagaimana
diungkapkan dalam sebuah buku pedoman gereja: “ Sebagai seorang
j urubahasa, saudara sudah pasti akan mengartikan bahasa mereka di
tem pat praktek dokter, kantor pengacara, ruangan pengadilan, dan
rum ah sakit; pada upacara pemakaman dan pernikahan; dalam men-
carikan pekerjaan untuk mereka, dsb. Ini dapat menjadi ramai sekali
tetapi tak pemah membosankan. Semoga Tuhan memberi saudara
hikm at sementara saudara bekerja bagi-Nya dengan orang-orang ‘yang
diabaikan’ di kota kediaman dan daerah saudara.”

Mendidik Orang-Orang yang Lambat Menerima Pendidikan


Hanya sedikit penghuni daerah minoritas di pusat paling gelap dari
kota-kota di negara kami yang samasekali diasingkan oleh masyarakat
seperti orang-orang yang terkebelakang pertumbuhan mentalnya. Dan
h a n y a sedikit orang dari warna kulit apa pun yang telah ikut menang-
gulangi perkara mereka dengan penuh semangat. Karena mereka tak
m am pu menulis artikel atau berbaris di jalan-jalan atau membakar
gedung, maka mereka tidak sanggup melancarkan gerakan pembebasan
u n tu k diri mereka sendiri seperti yang telah dilakukan oleh banyak

160
n minoritas kita yang lain. Mereka berjumlah enam juta orang,
jgga mereka merupakan golongan yang besar sekali dari penduduk
>rika.
Drang-orang yang lambat menerima pendidikan merupakan satu
kelompok kaum melarat dan tertindas yang telah dihubungi oleh
;a First Baptist dengan penuh belas kasihan. Di bawah pengawasan
ga yang terlatih baik, 450 orang yang lambat menerima pendidikan
riperoleh kasih, perhatian, dan persekutuan dari orang-orang yang
ryerahkan diri mereka di dalam roh Kristus, tanpa mengharapkan
ii apa pun kecuali dari Tuhan mereka. Sepuluh kelas sekolah
tgu yang digolong-golongkan secara teliti telah dirancang dan diberi
mntuk menolong memenuhi kebutuhan mereka.
Dan tnasih ada lagi! Begitu program untuk orang tuli dan orang
ebelakang mental mulai berjalan di First Baptist, suatu program
oa dimulai untuk orang buta. Mereka sekarang melayani dua puluh
Iorang buta dewasa dan remaja. Gereja ini juga mendistribusikan
l.ak makanan panas secara gratis kepada orang-orang miskin tiap
Igu, mengumpulkan dan membagi-bagikan pakaian, dan menyedia-
seranjang makanan dan uang bagi keluarga-keluarga yang mem-
ihkan.
Seorang anggota staf purna waktu ditugaskan melayani orang-
ig yang tidak dapat keluar rumah dan yang cacat. Gereja ini men-
kan Misi Penyelamat Hammond untuk melayani orang-orang
irat di kota itu. Rencana sudah dipersiapkan untuk sebuah
pleks perumahan bagi wargakota lanjut usia dan sebuah rumah
iti piatu.
Penjelasan tidak perlu diperbanyak untuk membenarkan lebih lan-
jakan pendirian bahwa karena gereja-gereja yang bertumbuh
igutamakan tanggung jawab rohani mereka, maka banyak di an-
mereka yang mampu menjalankan tanggung jawab material dan
jl mereka dengan cara yang sangat luas dan sangat relevan.

TIGA PRIORITAS ALKITABIAH

Dari orang-orang yang saya kenal, tidak ada yang mengembangkan


lip-prinsip alkitabiah untuk penetapan prioritas secara lebih baik
pada Raymond Ortlund. Ketika ia menjadi pendeta Gereja Lake
m Congregational ia memastikan bahwa setiap anggota menger-
liga prioritas” : (1) tanggung jawab kepada Kristus; (2) tanggung
tb kepada Tubuh Kristus; (3) tanggung jawab kepada pekerjaan
161
Kristus di dalam dunia. Tiga prioritas itu begitu sering digunakan di
gereja sehingga menyebut “ Prioritas Pertama” atau “ Prioritas Kedua”
sudah biasa dan saling dimengerti sebagai “ latihan paduan suara” atau
“ panitia penginjilan.”
Brosur promosi yang diberikan kepada para pengunjung yang baru
pertama kali datang membuat mereka tahu bahwa prioritas-prioritas
ini sudah “ terpatri” . Dengan kata lain, sebelum memasuki kelas keang-
gotaan sekalipun, orang-orang sudah diberi tahu tentang seluruh seluk-
beluk gereja itu. Kemudian sebagai persyaratan untuk menjadi ang-
gota, mereka semua membaca buku Ortlund yang laku keras, Lord,
M ake My Life a Miracle (Regal), yang menjelaskan prioritas-prioritas
ini secara rinci. Jangan terkejut setelah segala sesuatu dilakukan!

Prioritas Pertama
Raymond Ortlund menafsirkan Matius 6:33 secara harfiah:
‘ ‘Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya
itu akan ditambahkan kepadamu.” Tak ada suatu apa pun yang dapat
menggantikan hal berhubungan dengan Allah dan dengan Yesus Kristus
sebagai Tuhan sebagai langkah pertama dalam kehidupan orang
Kristen. Jika orang-orang belum menjadi ciptaan baru di dalam Kristus,
jik a mereka tidak berhubungan dengan Roh Kudus, jika gaya hidup
mereka bukan merupakan suatu perjalanan yang tetap bersama Allah,
m aka mereka belum siap melaksanakan Prioritas Kedua atau Prioritas
Ketiga. Orang Kristen harus hidup dari pusat ke luar, dan pusatnya
adalah Allah.

Prioritas Kedua
Prioritas kedua hanyalah kedua dalam urutan, bukan dalam soal
pentingnya. Ini bukanlah tiga pilihan yang daripadanya orang Kristen
d ap at memilih dengan sangat hati-hati. Kehidupan Kristen tidak akan
lengkap tanpa ketiga hal itu berjalan dengan harmonis. Namun, supaya
prioritas-prioritas ini mendatangkan perubahan dalam kehidupan Anda,
A nda perlu mengerti urutannya secara tepat. Tidak mungkin memulai
dengan Prioritas Kedua atau Prioritas Ketiga dan berjalan mundur.
Prioritas Pertama lebih dahulu, tetapi jika Prioritas Pertama tidak
menuntun secara meyakinkan kepada Prioritas Kedua dan Ketiga, maka
Prioritas Pertama itu dapat dan akan menjadi sesuatu yang dingin.
Prioritas Kedua dinyatakan sebagai berikut: “ Kita bertanggung
ja w a b satu kepada yang lain di dalam Kristus. Kita disebut Tubuh

162
Istus. Jadi kita berhubungan dan diciptakan supaya saling bergan-
]g satu sama lain di dalam Tubuh-Nya. Itu berarti kita harus saling
ngasihi dan saling memperhatikan.”
Orang-orang yang memakai falsafah pelayanan ini yakin bahwa
t sesuatu yang palsu dan tidak alkitabiah kalau orang mengatakan
mpunyai hubungan dengan Allah tetapi tidak menyerahkan hidup-
a cengan kasih kepada orang Kristen lainnya. Alkitab berbicara
iyik sekali tentang orang Kristen sebagai anggota satu Tubuh sukar
a nemberikan kepercayaan kepada orang yang mengatakan, “Gereja
;a ida di luar sana di tepi sebuah aliran air di atas lereng bukit.”
Kalau orang-orang Kristen tidak menggabungkan ketiga prioritas
dai memperagakan kasih, perhatian, kemurahan hati, dan pengor-
iai di antara mereka sendiri, mereka tidak akan benar-benar siap
lulberbagi dengan orang-orang yang belum menjadi Kristen. Fir-
inAllah memberi tahu kita bahwa jika kita memperoleh kesempatan,
lalendaknya berbuat baik kepada semua orang, tetapi “ terutama
baa kawan-kawan kita seiman” (Galatia 6:10). “ Dengan demikian
nu: orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku,” kata
sus “ yaitu jikalau kamu saling mengasihi” (Yohanes 13:35). Saling
:ngisihi, dimulai dengan keluarga inti dan menyebar kepada semua
iatAllah, adalah Prioritas Kedua.

iortas Ketiga
pioritas Ketiga adalah pekerjaan Kristus di dalam dunia. Alkitab
akaja memberi petunjuk kepada orang Kristen tentang bagaimana
;rela seharusnya berhubungan satu sama lain, tetapi Alkitab juga
;mferi orang Kristen beberapa perintah tentang bagaimana mereka
unsnya berhubungan dengan orang-orang yang belum menjadi
istfl-
Printah-perintah ini bertumpu di sekitar dua titik fokus utama
ngleh orang yang berbeda diberi nama yang berbeda. Jack Hyles
;naiiakannya “ memenangkan jiwa” dan “ pekerjaan sosial” . Para
li lologi menyebutnya dengan kata-kata Yunani, kerygma dan
ik c i a .
Fkan saya, Arthur Glasser, telah mempopulerkan istilah-istilah
unitpenginjilan dan mandat kebudayaan. Orang lain melukiskan-
a siagai dimensi vertikal dan dimensi horizontal, atau penebusan
mhnanisasi.

163
PENGINJILAN dan KETERLIBATAN SOSIAL

Bukan karena kata-katanya banyak berarti, tetapi saya ingin


melukiskan dua hal pokok ini sebagai “ penginjilan” dan “ keterlibatan
sosial” . Keduanya adalah bagian dari Prioritas Ketiga. Keduanya perlu
dilaksanakan jika seorang Kristen ingin memperagakan tanggung jawab
atas pekerjaan Kristus di dalam dunia.
Sejauh yang dapat saya katakan, pemimpin setiap gereja yang ber-
tumbuh di Amerika akan menegaskan persetujuan mereka atas hal ini.
Tetapi mereka juga mengetahui lebih banyak daripada ini. Mereka tahu
bahwa dalam Prioritas Ketiga terdapat sederetan sub-prioritas. Mereka
senantiasa memberikan prioritas lebih besar kepada penginjilan
daripada keterlibatan sosial, meskipun mereka berusaha melakukan
kedua-duanya.
Kembali sebentar ke Gereja Lake Avenue Congregational, beginilah
Prioritas Ketiga dijelaskan: Kami bertanggung jawab atas pekerjaan
Kristus. Kami ingin dunia ini mengenal Juruselamat yang telah mati
bagi semua. Tak peduli apa warna kulitnya atau umurnya atau status
sosialnya atau negaranya.
“ Kami sangat berharap untuk dapat menceritakan kepada semua
orang bahwa ‘Allah begitu mengasihi dunia sehingga dikaruniakan-Nya
Anak-Nya yang tunggal!’ Allah menganggap semua manusia pantas
memperoleh kasih-Nya! Itulah kabar baik! Itulah Injil!”
Perhatikanldh bahwa penekanannya adalah pada penginjilan.
Tidak terlihat sesuatu pun mengenai keterlibatan sosial dalam konteks
ini. Jika apa yang telah ditemukan Dean Kelley itu benar, maka inilah
sebenarnya yang hendaknya ditekankan oleh brosur gereja yang diran-
cang bagi masyarakat umum.
Orang-orang mengharapkan gereja dapat mengatakan sesuatu yang
penting kepada mereka tentang arti utama dari kehidupan. Orang-orang
Kristen tahu bahwa ini mencakup hubungan dengan Allah melalui Yesus
Kristus, dan orang Kristen menyebutnya penginjilan.

Pemrioritasan Penginjilan
Mengenai hal ini saya harus mengakui bahwa tidak ada kesepa-
katan umum di antara kaum injili—tanpa menyebut kaum liberal—
bahwa penginjilan seharusnya diberi prioritas lebih tinggi daripada
keterlibatan sosial. Sebenarnya, ini adalah salah satu soal yang paling
hangat diperdebatkan pada Kongres Internasional tentang Penginjilan
Dunia tahun 1974 di Lausanne, Switzerland, dan tetap merupakan

164
p<k perdebatan pada Komite Lausanne yang kebetulan saya adalah
se*rg anggota intinya Beberapa kaum injili mula-mula menolak
mpdatangani Ikrar Lausanne karena mereka tidak dapat menyetu-
ju * yang mereka namakan “ Pemrioritasan Penginjilan.”
ilah yang dikatakan Ikrar Lausanne tentang Prioritas Ketiga:
Knnengaku bahwa Kristus mengutus umat-Nya yang sudah ditebus-
N-g dalam dunia sebagaimana Bapa juga telah mengutus-Nya, dan
in fnuntut suatu pengorbanan yang besar bagi Gereja di dalam
mbuki dunia ini. Kami perlu keluar dari pengasingan gereja-gereja
kiaJi memasuki masyarakat umum. Di dalam tugas pelayanan Gere­
ja \g memerlukan pengorbanan, pekabaran Injillah yang harus
dutiakan. (Artikel 6).
ya benar-benar setuju dengan bagian ini dari Ikrar tersebut dan
sj/jenandatanganinya tanpa syarat. Saya gembira bahwa perkum-
pilyang begitu bergengsi dari orang-orang Kristen dari seluruh dunia
mikui pemrioritasan penginjilan sebagai suatu prinsip pertumbuhan
gr< Belakangan hal itu disahkan kembali pada Konsultasi Tentang
ppjilan Dunia yang dilangsungkan di Pattaya, Thailand, dalam
tanl980. Tidak ada yang lebih penting bagi sebuah gereja yang ingin
brtbuh daripada menjadikan sebagai pokok utama pesannya
Icjpi orang-orang di luar: “ Kami adalah utusan-utusan Kristus,
sal-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam
n riKristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan
djii Allah” (II Korintus 5:20).
nginjilan tentu termasuk penginjilan lokal maupun misi sedunia.
Kec-duanya adalah unsur penting dari Prioritas Ketiga. Kedua-
d a adalah kewajiban mutlak orang Kristen.

fctbatan Sosial Memerlukan Perencanaan


b-prioritas kedua dalam melakukan pekerjaan Kristus di dalam
dnadalah keterlibatan sosial. Meskipun saya belum menemukan
hilgan yang erat antara tingkat keterlibatan sosial dan angka per-
hnhan gereja, berdasarkan prinsip alkitabiah saja saya sangat
neini hal itu.
sus memberikan contoh kepada kita. Ia menyembuhkan orang
sjka mentahirkan orang kusta. Ia makan bersama-sama pemungut
oldan orang-orang berdosa. Ia memberi makan orang lapar. Ia
nesir setan. Ia memihak orang miskin dan orang buangan semen-
tj-jda waktu yang bersamaan Ia mengasihi para penghulu laskar
R3vi dan para pemungut pajak pemerintah.

165
Banyak orang Kristen keliru menganggap bahwa Prioritas Ketiga
akan terjadi secara spontan jikalau mereka cukup baik melakukan
Prioritas Pertama dan Kedua. Pengalaman menunjukkan bahwa
Prioritas Ketiga tidak akan terjadi dengan begitu saja. Penginjilan
efektif biasanya adalah akibat dari perencanaan dan juga doa.
Hanya karena sebuah gereja menginjili dengan baik bukan merupa-
kan jaminan bahwa gereja itu akan otomatis melakukan pelayanan
sosial yang baik. Saya tak dapat menyetujui pendapat yang terlalu
menganggap enteng yang mengatakan: “ Jiwa-jiwa yang selamat akan
mengubah masyarakat.” Terlalu banyak bukti yang menunjukkan
bahwa keadaannya tidak demikian.
Banyak gereja yang bertumbuh mempunyai sedikit saja pelayanan
sosial atau samasekali tidak ada dan patut disayangkan bahwa ini
menyebabkan sebagian orang menentang seluruh falsafah pertumbuhan
gereja. Saya merasa bahwa orang-orang tersebut bertindak berlebih-
lebihan, namun saya menghargai usaha mereka untuk mengguncangkan
gereja-gereja yang tidak terlibat secara sosial agar keluar dari kelesuan
mereka.
Beberapa gereja injili yang bertumbuh tidak lebih terlibat secara
sosial, karena mereka tidak tahu betul bagaimana menangani situasinya.
Di satu pihak, mereka ingin melakukan sesuatu, tetapi di pihak lain
mereka tidak ingin melakukan hal yang salah. Mereka mengetahui
peristiwa-peristiwa seperti sumbangan United Presbyterian Church bagi
pendanaan suatu pengadilan yang adil terhadap Angela Davis dan
akibat yang menghancurkan dari tindakan itu terhadap denominasi
tersebut sejak saat itu. Mereka takut melakukan kesalahan yang sama.
Kaum injili tidak mau jatuh ke dalam perangkap yang diper-
ingatkan Dean Kelley dengan begitu jelas. Mereka membaca buku-buku
seperti buku David Howard: Student Power and World Evangeliza­
tion, dan mengetahui bahwa organisasi penginjilan yang kuat seperti
Gerakan Sukarelawan Mahasiswa jatuh bangkrut terutama karena
keterlibatan sosial akhirnya diberi prioritas lebih tinggi dari pengin­
jilan, dan mereka tidak ingin hal yang sama terjadi kepada gereja
mereka.

Pelayanan Sosial lawan Aksi Sosial


Satu petunjuk tentang dilema keterlibatan penginjilan sosial ter-
dapat di dalam perbedaan antara konsepsi-konsepsi pelayanan sosial
dan aksi sosial.

166
Flayanan sosial dirancang untuk meringankan kebutuhan-
kebuihan manusia yang mendesak: menyembuhkan orang sakit,
memtri makan orang lapar, memberi pakaian kepada yang telanjang,
membrikan konseling kepada yang terganggu emosinya, mencarikan
pekeiaan bagi yang menganggur, dan seterusnya.
Asi sosial lain lagi. Aksi sosial membuat tuntutan yang lebih
radikl untuk mengubah struktur-struktur masyarakat agar orang-orang
yangiiskin dan tertindas akan menerima bagian tunjangan sosial yang
lebihidil. Aksi sosial biasanya mencakup semacam politik. Untuk itu
dipeukan keikutsertaan dalam pesta-pesta pembentukan golongan
berpigaruh, penandatanganan petisi, pembuatan pernyataan umum,
penc'ian pendukung, dan bahkan dalam beberapa kasus diperlukan
revolsi langsung.
igaimanakah seharusnya gereja-gereja, yang dibedakan dengan
oranorang Kristen secara pribadi atau dalam kelompok, berhubungan
dengi masalah-masalah sosial menurut penggolongan ini? Di sini saya
akamenyarankan suatu sub-sub prioritas di bawah keterlibatan sosial.
Jikali gereja-gereja ingin mengembangkan suatu pelayanan sosial (dan
sayaikir seharusnya demikian), mereka akan berhasil jikalau mereka
tetaperpegang pada pelayanan sosial dan menyerahkan aksi sosial
kep«a organisasi-organisasi lain, baik sekular maupun Kristen.
leskipun saya belum menemukan hubungan antara keterlibatan
sosiidengan pertumbuhan gereja, baiklah saya kemukakan di sini
suatprinsip yang bertalian: Sampai pada tingkat di mana gereja-gereja
yanjerlibat secara sosial ikut serta dalam aksi sosial, yang berbeda
denjn pelayanan sosial, mereka dapat mengharapkan pertumbuhan
gere akan berkurang.
nda akan mengetahui beberapa perkecualian dari kaidah ini.
Gera-gereja orang kulit hitam yang secara tradisional sangat terlibat
dalapersoalan-persoalan sosial dan politik merupakan contoh. Tetapi
kununtuk mengalami perkecualian itu adalah keselarasan di dalam
jemit- Jika suatu pendirian tetap mengenai persoalan politik tertentu
mei’babkan persengketaan di dalam jemaat lokal, itu akan mengham-
bat:rtumbuhan. Jika pendirian itu disepakati, misalnya pendirian
mefltang aborsi dalam sebuah gereja konservatif, hal itu tidak akan
meilialangi pertumbuhan. Saya telah mengupas persoalan penting ini
secs sangat rinci di dalam buku saya: Church Growth and the Whole
Goil (Harper and Row).
lengan ditetapkannya prinsip ini, kita sekarang dapat menguraikan
pridas-prioritas alkitabiah yang merupakan tanda penting ketujuh
darereja-gereja yang sehat dan bertumbuh.
167
Prioritas Pertama: Tanggung jawab kepada Kristus.
Prioritas Kedua: Tanggung jawab kepada Tubuh Kristus.
Prioritas Ketiga: Tanggung jawab kepada Pekerjaan Kristus di
dalam dunia.
Sub-prioritas Satu: Penginjilan
Sub-prioritas Dua: Keterlibatan Sosial
Sub-sub prioritas Satu: Pelayanan Sosial
Sub-sub prioritas Dua: Aksi Sosial

KETUJUH TANDA PENT1NG


Tanda-tanda penting diperkenalkan oleh ilmu kedokteran untuk
menjelaskan apa yang terjadi di dalam seorang manusia yang sehat.
Tanda-tanda pepting.berguna juga untuk mendiagnosa kesehatan yang
buruk. Gereja-gereja juga memiliki tanda-tanda penting—ada tujuh.
Suatu pengenalan akan tanda-tanda ini dan implikasinya membuat kita
mengerti apa yang terjadi di dalam gereja-gereja yang sehat dan
bertumbuh.
Jikalau gereja Anda sedang bertumbuh, kemungkinan gereja itu
akan mendapat angka tinggi untuk sebagian besar dari ketujuh tanda
penting ini. Jikalau tidak, tempat yang baik untuk memulai diagnosa
adalah dengan mengukur gereja Anda dengan tanda-tanda ini dan
berusaha menemukan di manakah penyimpangan yang terbesar sedang
terjadi.
Jadi, sekali lagi inilah daftar dari ketujuh tanda penting:
1. Seorang pendeta yang merupakan seorang yang berpikiran ser-
ba mungkin dan yang kepemimpinan dinamisnya telah diguna-
kan untuk mengubah seluruh gereja agar bertindak demi per-
tumbuhan.
2. Kaum a warn yang dimobilisasi dengan baik yang telah menemu­
kan, dan mengembangkan, serta sedang menggunakan semua
karunia rohani untuk pertumbuhan.
3. Sebuah gereja yang cukup besar untuk menyediakan jangkauan
pelayanan yang memenuhi kebutuhan dan harapan para ang-
gotanya.
4. Keseimbangan yang tepat dari hubungan yang dinamis di an-
tara perayaan, jemaat, dan sel.
5. Keanggotaan yang diambil terutama dari satu unit homogen.
6. Metode-metode penginjilan yang telah diuji untuk menjadikan
murid.
7. Prioritas yang disusun menurut urutan alkitabiah.
168
pjANYAAN untuk PENDALAMAN

1 ikah prioritas gereja Anda? Apakah prioritas itu dinyatakan


gan jelas? Apa prioritas pribadi Anda sehubungan dengan
ginjilan dunia? Apakah yang Anda rasa perlu dilakukan gereja
jbungan dengan kebutuhan-kebutuhan sosial masyarakat? Sepen-
atkah Anda dengan penulis bahwa keselamatan dan arti utama
idupan adalah prioritas tertinggi gereja?
2 ijukah Anda dengan prioritas yang disebut Jack Hyles bahwa
ginjilan harus diutamakan dan kebutuhan sosial harus dipenuhi
igai hal sekunder? Bagaimanakah hubungan gereja Anda dengan
>ritas-prioritas ini? Apakah Anda memenuhi kebutuhan orang-
ng dengan menginjili dan memenuhi kebutuhan sosial mereka?
2 ;aimana pendapat Anda tentang kesimpulan penulis mengenai
tyanan sosial lawan aksi sosial? Apakah menurut Anda penulis
h menetapkan prioritas yang tepat? Jikalau demikian, bagaima-
ah seharusnya hal ini mempengaruhi gereja Anda dan prioritas-
jritasnya?

169
Pasal 12. _____
oX a h T n g in g e r e j a
a n d a b er tu m b u h

• _ kaii saya menjadi jengkel terhadap beberapa rekan saya di


oelayanan Saya tidak keberatan memperdebatkan prinsip-
da D^rtumbuhan gereja. Bilamana saya melakukannya saya bela-
pfih banyak lagi tentang mengapa ada gereja yang bertumbuh dan
a ada yang mundur. Saya tidak keberatan pendeta-pendeta dari
statis atau yang merosot secara jujur mencari sebab-sebab
gCMhal itu terjadi; bahkan saya meluangkan cukup banyak waktu
' ™tuk mendorong diagnosa pribadi semacam itu.
sa, Pi ketika para hamba Tuhan yang mempunyai hubungan
eereja-gereja yang mundur muncul dengan mencari-cari alasan
6 tkitabiah untuk kekurangan pertumbuhan mereka, saya mengaku
y3*aya menjadi dongkol. Secara alkitabiah dan secara teologi
ba nar tidak mungkin membuktikan bahwa Allah senang bila-
^tereja-gereja, tahun demi tahun dan generasi demi generasi,
™eigan anggota.

AfAH PERTUMBUHAN GEREJA MERUPAKAN TUJUAN?

ya kembali menunjuk kepada buku Robert Hudnut: Church


G}Is Not the Point (Harper and Row). Inilah sebuah buku yang
sef isinya mencoba untuk mengumpulkan alasan-alasan teologis

171
mengapa Allah lebih suka jika gereja-gereja kehilangan anggotanya
daripada mendapatkan mereka. Hudnut memperhatikan bahwa orang-
orang meninggalkan gereja dan ia mengatakan bahwa “ tak ada petun-
juk yang lebih baik daripada ini.” Dalam banyak hal “ berkurangnya
angka pertumbuhan telah berarti kenaikan pertumbuhan dalam soal
Injil.” Hudnut bersukacita bahwa gereja-gereja yang mundur mem-
buang “ orang yang tak berguna” dan bertahan dengan “ sisa yang
setia.” “ Pertumbuhan gereja bukan merupakan tujuan,” katanya
menekankan, “yang merupakan tujuan adalah kesetiaan kepada Tuhan
kita Yesus Kristus.”
Ini adalah tulisan yang meremehkan teologi. Perhatikan bahwa
Hudnut mencoba untuk mengadu domba pertumbuhan gereja dengan
Injil. Ia bahkan berusaha mengadu domba pertumbuhan gereja dengan
kesetiaan kepada Yesus Kristus! Mereka yang tahu tentang Perjanjian
Baru tidak membutuhkan jawaban panjang lebar terhadap jalan pikiran
yang tidak alkitabiah itu. Mereka tahu bahwa Yesus memerintahkan
pertumbuhan gereja, dan bahwa orang-orang Kristen yang setia kepada-
Nya sebagai Tuhan akan bekerja untuk menuju sasaran tersebut.
Injil harus diberitakan kepada semua bangsa, dan tanggapan yang
diharapkan adalah pertobatan dan iman kepada Kristus. Yesus menyu-
ruh kita membaptiskan orang-orang ini dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus (Matius 28:19), dan jika itu bukan berarti pertumbuhan
gereja, saya tidak tahu apa lagi maksudnya.
Seorang pendeta di California Selatan menulis sebuah artikel yang
mencoba mengadu domba pertumbuhan gereja dengan penginjilan. Ia
bingung karena “ penginjilan selalu dihubungkan dengan pertumbuhan
gereja.” Ia menganggap penginjilan sebagai suatu istilah yang lebih
luas daripada itu. “ Pasti penginjilan bukan sekadar mendapatkan ang-
gota baru ke dalam kehidupan gereja,” katanya.
“ Kita menghitung kepala,” kata pendeta ini. “ Allah menghitung
hati.” Ia menganjurkan agar kita meninggalkan angka-angka statistik
selama satu tahun supaya kita dapat memulai usaha penginjilan. Ia
merasa bahwa kemungkinan strategi Allah bukanlah untuk memperluas
Kerajaan Allah, tetapi lebih untuk memperkuatnya.
Dua ilustrasi alkitabiah diberikan untuk menunjang pandangan
yang agak luar biasa tentang apa yang mungkin dimaksudkan dengan
penginjilan ini. Yang pertama adalah Gideon yang mengurangi jumlah
sukarelawan yang semula tiga puluh dua ribu orang menjadi satu
pasukan yang terdiri atas tiga ratus orang untuk menyerang orang-orang
Midian. Yang kedua adalah Tuhan kita yang, meskipun banyak orang

172
terU oleh ajaran-Nya, menghendaki supaya murid-murid-Nya
meiitii salib, dan la akhirnya mati seorang diri.
jeon? Penginjilan? Tentu saja Gideon adalah seorang pahlawan.
Sirainya yang licin yang menghancurkan dan mengalahkan orang-
ora.'vlidian, semuanya adalah bagian dari rencana Allah bagi bangsa
Israaada zaman itu. Tetapi untuk menjadikan peristiwa masa perang
ini agai suatu pola untuk mengerti penginjilan Perjanjian Baru
saniah diragukan.
ituk setiap contoh taktik perang Gideon, Alkitab memiliki
lusii contoh mengenai gaya Yosua yang mengerahkan sebanyak-
bautnya prajurit ke medan pertempuran. Sepanjang sejarah biasanya
pepingan dimenangkan oleh bala tentara yang besar. Demikian juga
penjjilan dunia selalu paling berhasil jika, dengan memakai analogi
lainuhan yang empunya tuaian mengirimkan pekerja-pekerja dalam
junfl besar ke ladang tuaian. Kalau tidak mengapakah Yesus perlu
berla, “ Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian,
supt la mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Matius
9:31

YESUS dan PERTUMBUHAN GEREJA

enghubungkan Gideon dengan penginjilan dan pertumbuhan


gerimemerlukan senam mental yang tidak sanggup saya lakukan.
Tepmenghubungkan pribadi Yesus dengan penginjilan dan pertum-
butigereja adalah sesuatu yang lain. Bagaimanapun juga, Yesus
dat; ‘‘untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas
19:*.
tsus cukup percaya pada statistik untuk menunjukkan bahwa
gentla yang baik adalah yang mengenai dombanya dengan begitu baik
sehiga ia mengetahui bahwa ada satu domba yang hilang dari an-
tanratus domba. Dan ketika ada satu domba yang hilang, ide Yesus
tenig seorang gembala yang baik bukanlah yang mengatakan, ‘‘Oh,
itu nya seekor domba yang lemah: kawanan ini akan menjadi lebih
baianpa dia.” Tidak, gembala itu pergi dan mencari domba yang
hila sampai ia menemukannya dan membawanya pulang (Lukas
13*
isah domba yang hilang berhubungan langsung dengan pengin-
jilat'esus mengatakan bahwa orang-orang terhilang perlu dicari dan
ditiukan dan dibawa masuk ke dalam himpunan. Jika ini terjadi,
la tngatakan bahwa ada sukacita besar di Surga (Lukas 15:7).
173
Yesus juga mengatakan, “ Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan
alam maut tidak akan menguasainya” (Matius 16:18). la setuju sekali
dengan pertumbuhan gereja. Ketika la berbicara mengenai Kerajaan
Allah, la berbicara tentang biji sesawi yang kecil yang akhirnya akan
bertumbuh menjadi pohon yang besar (Matius 13:31-32). Lagi-lagi
pertumbuhan!
Yesus mengetahui akan ada lalang di antara gandum sementara
Kerajaan Allah bertumbuh, tetapi la memberi tahu para pengikut-Nya
agar tidak terlalu kuatir tentang lalangnya; Hudnut akan menyebut-
nya “ orang yang tak berguna” . “ Biarkanlah keduanya tumbuh ber-
sama,” kata Yesus, “ sampai waktu menuai” (Matius 13:30).
Saya mempunyai firasat bahwa banyak di antara orang-orang ini
yang oleh para pendeta dianggap sebagai “ orang yang tak berguna”
sebenarnya adalah orang-orang Kristen yang baik yang meninggalkan
gereja-gereja tertentu di Amerika karena (1) mereka atau keluarga
mereka sedang menderita dan membutuhkan perawatan pastoral yang
tidak dapat mereka jumpai dalam gereja-gereja tersebut, atau (2) me­
reka adalah orang-orang Kristen yang penuh semangat yang menemu-
kan sedikit kesempatan atau samasekali tidak ada kesempatan untuk
menggunakan karunia-karunia rohani mereka di dalam gereja-gereja
yang mundur dan membosankan.
Sayangnya, sebagian dari orang-orang ini mungkin meninggalkan
kepercayaan mereka. Akan tetapi, sejumlah besar dari mereka men-
cari gereja lain yang diperlengkapi dengan lebih memadai untuk
memenuhi kebutuhan rohani mereka.
Acap kali ketika perubahan ini terjadi dan ketika sejumlah orang
meninggalkan gereja A lalu bergabung dengan gereja B, gereja B
dituduh melakukan “ pencurian domba.” Namun, dalam banyak hal,
saya pikir gereja B lebih baik dianggap “ menemukan domba.” Jikalau
pendeta-pendeta seperti yang telah kita bicarakan itu mengatakan
“ selamat jalan kepada orang-orang yang tak berguna” ketika ada
orang-orang yang meninggalkan gereja mereka, orang-orang tersebut
baik laki-laki maupun wanita menjadi domba tanpa gembala. Dan
diberkatilah para gembala yang mau mencari mereka dan menemukan
mereka dan memasukkan mereka ke dalam jemaat yang penuh kasih.
Langkah berikutnya adalah supaya gereja A menunda pembuatan
statistik agar pada akhir tahun para pemimpin gereja itu samasekali
tidak mengetahui berapa banyak dari antara domba mereka yang
mungkin hilang. Ini dapat melindungi para gembala yang tidak begitu
peduli apakah serigala-serigala masuk dan menyerang kawanan domba-
nya karena tak mungkin mereka dapat dianggap bertanggung jawab
t^tatistik. Tetapi saya tidak melihat Yesus memuji prosedur
sean saya tidak berpikir bahwa kurangnya pertumbuhan gere-
jairgai dengan menghubungkannya dengan kehendak Allah.

AflESUS “BERORIENTAS1 PADA KEBERHASILAN” ?

ikalau kehendak Yesus adalah pertumbuhan gereja, bagai-


n melakukannya? Keberhasilan apa yang la peroleh? Apakah
hntasi pada keberhasilan” juga?
Dun, Yesus mati di kayu salib. Dan murid-murid-Nya telah
•hn-Nya atau memandang-Nya dari jauh. Apakah arti semua
iirakan Pertumbuhan Gereja?
kan bahwa salib itu sendiri tidak pernah merupakan tujuan.
Si alat untuk mencapai tujuan yang lain. Yesus mati sebagai
/ba Allah yang mengangkat dosa dunia. Ia dikorbankan un-
tyar harga dosa manusia, dan Ia sungguh berhasil melaku-
k
a mati, darah Yesus Kristus sudah cukup untbk menyucikan
Igala dosa (I Yohanes 1:7). Orang-orang yang bertobat dari
Ca dan percaya pada kuasa Yesus untuk mengampuni dosa
hn diselamatkan. Mereka menjadi ‘‘ciptaan baru di dalam
h Korintus 5:17), dan kemudian mereka disebut “ murid” .
Nd ditambahkan kepada gereja Yesus Kristus.
arena itu, dalam bahasa yang sederhana, satu cara untuk
iksud kematian Yesus di kayu salib adalah bahwa kematian-
Idiakan alat yang dengannya pertumbuhan gereja dapat ter-
iirang laki-laki dan perempuan diselamatkan, gereja-gereja
1.
i sekian segalanya berhasil. Tetapi apakah Yesus berhasil
‘ini? Apakah Ia memberi kita contoh mengenai penginjilan
•nbuhan gereja untuk kita ikuti?
pernah melihat beberapa orang meremas-remas tangan
in membuat alasan-alasan untuk Yesus mengenai hal ini.
idang mereka mengatakan, “ Ya, Yesus mungkin tidak ber-
lak, tetapi Ia menjanjikan kepada kita bahwa kita akan
\ perkara-perkara yang lebih besar.” Sebagian orang bahkan
ngkan Yesus secara tidak menguntungkan dengan pendeta-
tre ja besar di dunia pada zaman ini.
rut pendapat saya, Yesus tidak membutuhkan permintaan
tg a i penginjil Ia sangat berhasil. la adalah utusan Injil untuk
175
orang-orang yang tak terjangkau. Namun hanya tiga tahun jarak
antara permulaan dan akhir dari pelayanan-Nya yang aktif.
Yesus mulai dengan memenangkan dua belas orang bagi diri-Nya
sendiri. Ketika la mati, kedua belas orang ini telah menjadi suatu kelom-
pok yang berdedikasi di Yerusalem dengan tidak kurang dari 120 orang
murid, tetapi kemungkinan lebih dari 600 seperti ditunjukkan dalam
I Korintus 15:6. Bertumbuh dari dua belas menjadi 120 dalam tiga tahun
menunjukkan angka per dekade sebesar 215,343 persen atau angka per-
tumbuhan tahunan sebesar 115 persen! Ini cukup luar biasa besarnya
sekalipun tidak dihitung berdasarkan angka 600 melainkan 120!
Boleh jadi, angka-angka ini sendiri tidak terlalu berguna, karena
tiap orang mengetahui bahwa bila Anda mulai dengan jumlah yang
kecil seperti dua belas, angka pertumbuhan menjadi sangat besar.
Bukti yang nyata akan nampak apakah angka pertumbuhan yang
tinggi dapat diteruskan sesudah permulaan yang begitu baik.

PERTUMBUHAN DALAM KITAB KISAH PARA RASUL

Kira-kira apa yang terjadi menurut Anda atas gereja di Yerusalem


yang dirintis oleh Tuhan Yesus? Apakah para pemimpin berkata,
“ Marilah kita lihat sekarang apakah kita dapat melakukan apa yang
Gideon pernah lakukan dan mengurangi yang 120 menjadi 40 atau 50
sebelum kita memulai penginjilan?” Tidak, sebaliknya mereka menanti
dan berdoa sampai 120 murid itu semuanya dipenuhi dengan Roh
Kudus dan semuanya mulai memberitakan Injil dengan bersemangat.
Apa yang terjadi sesudah itu tercatat dalam kitab Kisah Para Rasul.
Cerita ini jauh lebih banyak saya pakai sebagai contoh tentang kehen-
dak Allah akan gereja yang sehat daripada cerita mengenai Gideon atau
mengenai saat-saat kegelapan di Kalvari.
Dan apakah sebetulnya yang terjadi pada gereja kecil yang diting-
gal pergi oleh Yesus ini menurut kitab Kisah Para Rasul?
“Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri
dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu
jiw a” (2:41).
Ini adalah hari Pentakosta. Petrus dan para rasul melakukan tugas
mereka sebagai penginjil-penginjil. Sisa lainnya dari 120 orang itu meng-
gunakan karunia-karunia rohani mereka dan mengasuh orang-orang
yang baru bertobat. Ketika orang-orang bertobat dan dibaptiskan, gere­
ja bertumbuh dengan cepat sekali. Pertumbuhan terjadi begitu cepat

176
sehinga hampir tak masuk akal untuk menghitung angka tahunan atau
angkper dekade atas dasar 120 menjadi 3.120 dalam satu hari.
ga ribu orang ini adalah benar-benar murid. Fakta tentang
jumli yang besar nampaknya tidak mengurangi kualitas. Mereka
“ berkun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan
merea selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa” (Kisah
2:42;
Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan
oranyang diselamatkan” (2:47).
mtakosta bukanlah kegiatan penuh gembar-gembor yang kemu-
dianjagal. Gereja Yerusalem tidak melakukan kesalahan dengan
memtakan, “ Kami sudah menyelesaikan penginjilan kami. Marilah
sekang kita memasuki periode konsolidasi.” Yesus telah mengajarkan
prin>prinsip pertumbuhan gereja dengan cukup baik sehingga mereka
merctahui bahwa mereka tidak boleh memisahkan penginjilan dari
tindi-lanjut. Sementara mengasuh orang-orang percaya yang masih
banian membangun iman mereka, gereja Yerusalem tetap melakukan
pennjilan. Sebagai hasilnya, orang-orang percaya baru bertambah
setii hari.
erapa banyak orang ditambahkan dengan cara ini? Lukas tidak
mentakannya kepada kita, tetapi apakah terlalu jauh kalau kita
meiapkan tiga ribu lagi? Jumlah totalnya menjadi enam ribu. Bagian
beriit ini memberikan perhitungan yang tepat.
Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang
metdi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu
ora laki-laki” (4:4).
egitu banyak yang terjadi sampai saat ini, sehingga para pejabat
peirintah menjadi kuatir. Petrus dan Yohanes dimasukkan dalam
pena karena khotbah penginjilan mereka yang berani, tetapi itu ter-
jadesudah mereka memenangkan lima ribu orang, laki-laki saja.
«rapa banyak wanita yang barangkali diselamatkan juga?
Midinkah sejumlah lima ribu juga? Dan dapatkah kita menghitung
saianak untuk setiap laki-laki dan perempuan? Jika demikian,
mukin kita memperoleh angka lebih dari lima belas ribu murid pada
baiini.
Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem
mo bertambah banyak” (6:7).
)i dalam dua dari ketiga ayat yang dikutip di atas, dipakai kata
“ tanbah” . Tetapi gereja terns bertumbuh begitu pesat sehingga kata
bembah sekarang menjadi makin bertambah. Barangkali angka per

177
dekade sebesar 215,343 persen yang kita perhitungkan sebelumnya
samasekali tidak terlalu jauh.
Gereja Yerusalem telah bertumbuh begitu cepat pada saat ini
sehingga mustahil diadakan perhitungan yang tepat. Tetapi nampak
cukup jelas bahwa pada saat Kisah Para Rasul 6 dan penganiayaan
itu berlangsung gereja telah bertumbuh dari jumlah awal 120 menjadi
25.000 lebih.
Amanat Agung sedang dilaksanakan. Para murid yang pertama,
yang mengenal Yesus secara pribadi, menafsirkan kesetiaan kepada
Yesus, setidak-tidaknya sebagian, sebagai menyebarkan Kabar Baik dan
merintis gereja-gereja baru secara aktif.
Suatu permulaan yang baik telah dilakukan di Yerusalem. Tetapi
Amanat mengatakan, “ Kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan
di seluruh Yudeadan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kisah 1:8).
Jadi, dari Yerusalem dan Yudea, mereka bergerak ke Samaria!
Dan kemudian Apakah yang terjadi?
“Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberita-
kan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan
mereka memberi diri mereka dibaptis baik laki-laki maupun perem-
puan” (Kisah 8:12).
Di sini kita berjumpa dengan Filipus si penginjil—yang
kemungkinan besar malah belum menjadi orang Kristen ketika Yesus
disalibkan—dihalau keluar Yerusalem oleh penganiayaan dan sekarang
sedang merintis gereja-gereja di Samaria. Ia pergt dari desa ke desa
dan gereja bertumbuh dengan bagus sekali di antara orang-orang yang
secara tradional begitu dipandang rendah oleh orang-orang Yahudi.
“ Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea, dan
Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup
dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh per-
tolongan dan penghiburan Roh Kudus” (9:31).
Pada saat ini Injil telah mencapai Galilea dan gereja-gereja telah
dirintis di sana. Hal yang menarik di sini adalah bahwa Lukas sebelum­
nya telah berbicara mengenai orang-orang yang bertambah, kemudian
makin bertambah, tetapi sekarang gerakan ini menyebar dengan begitu
cepat sehingga ia berbicara tentang jemaat-jemaat yang makin
bertambah.
‘‘Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka ber-
balik kepada Tuhan” (9:35).
Sesuatu yang baru terjadi di sini. Melalui Petrus, seorang lumpuh
disembuhkan dan, sebagai akibatnya, dua buah desa seluruhnya sebagai
kelompok memutuskan untuk mengikut Kristus. Gejala gerakan masal
178
untuiatang kepada Kristus sejak saat itu telah menjadi bagian pen-
ting iri falsafah pertumbuhan gereja, meskipun gerakan masal di
Ame;a Serikat dan Canada masih agak jarang sekarang ini.
iskipun demikian, di bagian lain dunia ini, banyak orang yang
menjii Kristen melalui gerakan masal yang serupa dengan yang ter-
jadi Lida dan Saron.
fan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang
menfi percaya dan berbalik kepada Tuhan ” (11:21).
:at ini menandai permulaan pertumbuhan gereja di antara orang-
oraioukan Yahudi. Sebelumnya gereja-gereja bertambah banyak di
aniaorang-orang Yahudi dan Samaria, tetapi di sini di Antiokhia
oraiwang bukan Yahudi memulai waktu mereka untuk datang pada
Tuhi Situasi politik pada zaman itu sebenarnya mengakhiri perge-
raka<risten di antara orang Yahudi sebelum abad pertama berakhir,
tetappa yang telah dimulai di Antiokhia di antara orang-orang bukan
Yahi berjalan terus dengan kecepatan yang bertambah sejak saat itu.
eorang dari perempuan itu yang bemama Lidia turut mendengar-
kani seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah
kepi Allah. Tuhan membuka hatinya” (16:14).
gian mengenai gereja di Filipi ini sangat penting karena bagian
ini riandai permulaan perintisan gereja di Eropa. Pertumbuhan yang
barii diakibatkan oleh penyebaran Injil di antara orang-orang bukan
Yahi dari Antiokhia melalui kegiatan penginjilan Paulus, Barnabas,
danang-orang lain. Dan karena nenek moyang orang Amerika
kcb/akan adalah orang-orang Eropa, gereja di Filipi akan senan-
tiasaemperoleh tempat yang khusus dalam pengalaman mereka.
•lendengar itu mereka memuliakan Allah. Lalu mereka berkata
kept Paulus: ‘Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah men-
jadtrcaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat’”
( 21?.
ita yang diterjemahkan sebagai “ beribu-ribu” dalam ayat ini
beridari kata Yunani yang berarti “ puluhan ribu” . Dengan kata
laimenjelang akhir pelayanan Rasul Paulus — yang menghabiskan
seban b e sa r waktunya menginjili dan merintis gereja-gereja baru di
anliorang bukan Yahudi—jumlah orang Yahudi yang telah men-
jadngikut Yesus hanya dapat ditaksir dalam jumlah beribu-ribu atau
pulm rib u .
ungkinkah jumlah totalnya sekitar 100 ribu? Hanya sekadar ingin
lalnndaikata jumlahnya 100 ribu dan jangka waktu sejak Pentakosta
dipitungkan adalah tiga puluh tahun, maka gereja Yerusalem itu
yadimulai dengan 3.120 pada hari Pentakosta mempertahankan
179
angka pertumbuhan per dekade sebesar 222 persen, mengagumkan
dalam pandangan siapa pun juga. Ini belum lagi berbicara tentang hasil
pelayanan Paulus, Barnabas, dan orang-orang lain yang dipusatkan
pada orang-orang bukan Yahudi.

YESUS BERHASIL

Jadi, entah seseorang ingin menganggap Yesus sebagai “ berorien-


tasi pada keberhasilan” atau tidak, sasaran yang la tetapkan untuk
menjadikan murid ternyata sangat berhasil dalam waktu paling sedikit
tiga puluh tahun setelah la merintis gereja yang pertama dan kembali
ke Surga. Setiap utusan gerejawi atau penginjil saya tahu akan berke-
inginan untuk dapat melaporkan keberhasilan yang serupa. Yesus tidak
hanya mati di kayu salib bagi pertumbuhan gereja dan memerintahkan
diusahakannya pertumbuhan gereja, namun la juga memberikan
teladan untuk pertumbuhan gereja melalui pelayanan-Nya. Seharusnya
hal ini membuat para pengikut Yesus masa kini sangat optimis. Kehen-
dak Allah sudah jelas. Roh Kudus yang sama yang memenuhi orang-
orang percaya dan yang menyebabkan orang-orang itu memberitakan
Injil pada hari Pentakosta ada di sini dan tersedia saat ini. Gerakan
Kekristenan telah menyebar ke seluruh dunia sehingga pada saat ini
tiap bangsa di dunia mempunyai kelompok orang-orang yang mengakui
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka.
Menurut taksiran secara berhati-hati, tujuh puluh delapan ribu
orang menjadi Kristen setiap hari. Paling tidak seribu enam ratus gereja
Kristen baru dirintis di seluruh dunia tiap minggu.
Tuaian ada di luar sana, dalam jumlah yang terlampau besar bagi
penuai-penuai yang ada. Di Amerika Serikat diperkirakan bahwa 100
juta orang belum menyerahkan hidup mereka kepada Yesus sebagai
Tuhan. Tidak semuanya mau menerima, namun ada puluhan juta orang
yang bersedia. Kemungkinan tidak jauh dari gereja Anda ada ribuan
orang yang memerlukan Tuhan dan yang akan menjadi murid-murid
yang setia jikalau mereka mendengar Injil dengan cara yang dapat
mereka mengerti dan dapat mereka hubungkan dengan hidup mereka.

ANDA JUGA DAPAT BERHASIL

Banyak orang tidak akan menjadi Kristen kecuali kalau gereja An­
da dan ratusan gereja lain seperti gereja Anda menerima dengan serius
180
pCflfh Kristus supaya menjadikan segala bangsa murid-Nya. Anda
j anreja Anda dapat berpartisipasi dalam penuaian. Anda dapat
nieriangkan orang bagi Kristus dan membawa mereka menjadi ang-
j,otaPreJa yang bertanggung jawab.
tapi hal ini tak akan terjadi dengan hanya menginginkannya.
I^kasus mengenai penginjilan yang mudah dan spontan dapat di-
tetapi dunia tidak akan dimenangkan oleh orang-orang Kristen
ygjjienikmati kegembiraan bersama dan menunggu sampai hal itu
tcr|i Pemuridan itu mahal. Penginjilan yang efektif itu mahal.
^cj^n dari tugas Anda memikul salib adalah menjaga supaya apa
yaifnda lakukan menyebabkan orang lain untuk memikul salib
m e :*1 j u g a .
kerjaan Allah di dunia saat ini tidak akan diselesaikan oleh
oraprang yang takut dan pesimis yang mencari-cari alasan untuk
|]Kl:narkan kekalahan. Pekerjaan Allah hanya akan diselesaikan oleh
nKIj yang menyerahkan semuanya kepada Allah!
habat, Allah ingin Anda dan orang-orang Kristen di sekitar Anda
j,e,rapi bagi Dia. Salah satu hal yang untuknya Allah hendak
Ilic<ai A nda adalah menjangkau dengan kasih orang-orang yang
bel percaya di dalam masyarakat Anda dan membawa mereka
1^ Yesus. Ia ingin Anda dipenuhi oleh Roh. Ia ingin orang lain
|iunal d a n mengasihi-Nya. Ia ingin setiap hari menambah gereja
Andengan orang yang diselamatkan.
lah ingin gereja Anda bertumbuh, dan oleh karena itu, gereja
^ „iap at bertumbuh!

pjVNYAAN untuk PENDALAMAN

I iau kembali dasar alkitabiah penulis untuk menyimpulkan bahwa


:j a h a m s bertumbuh. Setujukah Anda bahwa Yesus memang
n aksudkan supaya gereja bertumbuh dan bahwa proses ini
lu b u n g a n langsung dengan penginjilan kepada orang yang belum
m a t? Apakah arti dari kematian Yesus di kayu salib sehubungan
g an pertumbuhan gereja? p p p q ; ? J • |/ f A ?•!

INST'TUT TREOLO'j IA ALETHE1A181


JLN. AKG0?U?.O 23 - 32
2. Apakah Anda mengikuti pengajaran penulis dari kitab Kisah Para
Rasul mengenai pertumbuhan geuja? Apakah yang Anda lihat
berkenaan dengan pencatatan jumlah? Apakah Alkitab sesungguh-
nya menunjukkan orientasi pada keberhasilan dalam falsafah
penginjilannya? Kalau begitu apakah Amanat Agung dipenuhi hanya
dengan memenangkan orang baru bagi Kristus dan membawa
mereka ke dalam hubungan yang berarti di dalam gereja?
3. Bagaimana pendapat Anda tentang pernyataan bahwa “ tujuh puluh
delapan ribu orang menjadi Kristen setiap hari,”.dan “ sekurang-
kurangnya seribu tujuh ratus gereja Kristen baru setiap minggu”
dimulai? Bagaimanakah berita ini mempengaruhi pikiran Anda
sehubungan dengan pertumbuhan gereja dan dengan soal memiliki
gereja cabang,baru dari gereja Anda?

182

Anda mungkin juga menyukai