Definisi Homiletik
Kata homiletik berasal dari kata homiletics (Bahasa Inggris), homilecticus (bahasa
Latin), ὁμιλητικος (baca: homilētikos, bahasa Yunani yang artinya ‘baik hati’, ‘sopan’),
ὁμιλητος (baca: homilētos) yang berhubungan dengan kata kerja ὁµ ι λ ε ι ν (baca:
homilein) yang berarti ‘berkawan’, ‘berbicara dengan’, ‘membuat pidato’. Dari
pemahaman tersebut homiletics berarti tekhnik membuat khotbah berdasarkan suatu
bagian Alkitab.
Pengertian yang lain dari homiletics menurut kamus Webter’s New Universal
Unbridged Dictionary adalah:
1. Ilmu yang mengajarkan prinsip-prinsip yang mengatur komunikasi dari mimbar
demi kebaikan rohani pendengar; studi khotbah
2. Seni menyiapkan khotbah dan menyampaikan khotbah
Berkhotbah adalah sebuah tugas mulia dan dilakukan oleh seseorang yang dipanggil
Tuhan dan dipercaya Tuhan untuk menyampaikan firman-Nya. Oleh sebab itu materi
khotbah mencakup:
1. Jati diri seorang pengkhotbah
2. Syarat dan persiapan menjadi seorang pengkhotbah
3. Penulisan naskah khotbah
4. Penyampaian khotbah secara lisan
Marvin McMickle berpendapat bahwa ada lima area yang harus diperhatikan seorang
pengkhotbah:
1. Panggilan yang diterima pengkhotbah: Mengapa anda ingin berkhotbah?
2. Watak pengkhotbah: Manusia tipe apa yang dipanggil Allah?
3. Isi khotbah: Apa yang anda harus sampaikan?
4. Konteks khotbah: Apakah khotbah harus disampaikan dari mibar gereja?
5. Konsekuensi khotbah: Apakah anda mengatakan apa yang mereka ingin dengan?
Definisi Khotbah
Dalam Perjanjian Baru banyak kata yang mempunyai arti “berkhotbah” dimana dalam
Perjanjian Baru diterjemahkan dengan kata “memberitakan”. Kata utama dalam bahasa
Yunani Perjanjian Baru adalah “κηρύσσω” (baca: kērussō) artinya memberitakan (Mrk.
1:14). Beberapa kata yang bersinonim dengan kata κηρύσσω adalah: ε ύα γ γ ε λ íζ ω
(baca: euangelizō) artinya memberitakan Injil (Kis. 5:42), ἀν α γ γ έλ λ ω (baca:
anangellō) artinya memberitakan (Kis. 20:27), π α ρ α γ γ έλ λ ω (baca: parangellō)
1
Homiletika 2010
Penyelidikan atas kata-kata ini tidak memberikan pengertian yang lengkap tentang
pelayanan berkhotbah. Oleh karena itu praktik berkhotbah perlu diperhatikan
bagaimana pelayanan berkhotbah dalam kebaktian orang Yahudi dalam sinagoge. Ada
kemiripan yang membuktikan hubungan erat antara kebaktian di sinagoge orang Yahudi
dan kebaktian orang Kristen. Tuhan Yesus juga memberikan nasihat di sinagoge (Baca
Luk. 4:16:30). Oleh karena itu penyelidikan harus dilakukan kepada isi khotbah yang
tercatat dalam Perjanjian Baru.
Khotbah-khotbah dalam gereja masa awal seperti Kisah Para Rasul 2:14-40, 3:12-26,
5:29-32, dan 10:34-43. Inti dari semua khotbah-khotbah ini adalah Allah yang telah
memenuhi nubuat-Nya di Perjanjian Lama dan mengaruniakan keselamatan kepada
umat-Nya. Ini terjadi melalui pelayanan, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus.
Isi khotbah pada zaman gereja mula-mula hampir semua berpusatkan pada Allah dan
Yesus Kristus. Konteks pemberitaan yang dicatat dalam Kisah Para Rasul jelas
berkaitan dengan upaya penginjilan kepada orang yang belum percaya. Dikemudian hari
khotbah baru disampaikan kepada orang yang sudah percaya. Pelayanan berkhotbah
bersumber dari tradisi nabi zaman PL, lalu diteruskan oleh para rasul, pemberita Injil,
gembala dan pengajar dalam gereja (Ef. 4:11; 1Kor. 12:28; 1Ptr. 4:11), dan selanjutnya
dikembangkan oleh tokoh-tokoh gereja pada abad pertama dan abad seterusnya.
Pada mas kini, khotbah bertuuan ganda yaitu menyampaikan Injil kepada orang yang
belum percaya dan juga kepada orang yang sudah percaya. Dengan demikian pelayanan
berkhotbah membutuhkan penafsiran Alkitab dan penyampaian yang menekankan
retorika.
Kelompok yang lain yang bertolak belakang dengan kelompok di atas adalah kelompok
yang bersifat konservatif yang berpegang teguh pada ajaran yang dipegang dari generasi
ke generasi. Pemahaman khotbah ,emurut kelompok ini dapat didefinisikan sbb.:
Berkhotbah merupakan penyampaian secara komunikatif pesan Allah melalui orang
yang dipilihnya, dengan pertolongan Roh Kudus dan berdasarkan penafsiran Alkitab,
untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia dan diharapkan kepada pendengar untuk
melakukannya.
Beberapa Perbandingan
2
Homiletika 2010
Untuk mengerti isi khotbah seperti apa, kita perlu melihat perbandingannya dengan
beberapa pembicaraan yang lain.
3
Homiletika 2010
1. Penafsiran
2. Pesan
Pesan adalah petunjuk atau prinsip dasar yang harus disampaikan dalam suatu bagian
Alkitab. Lalu petunjuk atau prinsip dasar ini dijadikan sebuah khotbah. Jadi, pesan
adalah inti khotbah yang ingin disampaikan pengkhotbah kepada pendengarnya dengan
tujuan agar mereka memahaminya dengan baik, menerimanya dengan senang hati, dan
melakukannya dengan sungguh-sungguh. Tanpa pesan khotbah tidak bermakna. Yang
dibutuhkan dan dicari pendengar sesungguhnya adalah pesan bukan khotbah. Pesan
itulah yang memenuhi kebutuhan pendengar, bagaikan air yang menghilangkan rasa
haus seseorang. Tetapi khotbah itu tetap penting.
4
Homiletika 2010
Tanpa khotbah, pendengar tidak mempunyai wadah untuk menerima pesan itu. Jadi jika
dilihat dari “kuantitas” khotbah lebih panjang dari pada pesan. Sebab dalam khotbah
terdapat berbagai hal yang menjelaskan pesan, dan yang meyakinkan pendengar
menerima pesan. Tetapi kalau dinilai dari “kualitas”, pesan itu lebih penting daripada
khotbah, sama seperti yang dicari orang haus adalah air bukan gelas.
Dalam khotbah, pesan dan tujuan mempunyai hubungan yang erat, walaupun kedua hal
ini tidak sama. Pesan adalah inti khotbah, yang diperoleh pengkhotbah melalui
penafsiran Alkitab. Sedangkan tujuan menjabarkan pesan ke dalam aplikasi yang
konkret. Sebab itu, tujuan lebih berhubungan dengan perubahan yang diharapkan
pengkhotbah terjadi pada pendengar setelah mereka mendengar khotbah. Perubahan itu
mencakup tindakan, pikiran, pengetahuan, atau keterampilan yang terlihat dalam
kehidupan pendengar. Berkaitan dengan itu, pengkhotbah ketika menulis khotbah
(penafsiran) ia terus menanyai dirinya, apa yang iangi dicapai melui khotbahnya. Tetapi
perlu diperhatikan bahwa tujuan tidak dapat terlepas dari pesan. Pesan menentukan
tujuan yang ada dalam khotbah.
3. Komunikasi
Ada empat sasaran yang ingin dicapai oleh khotbah yang disampaikan secara lisan
yaitu:
1. Menjelaskan Alkitab kepada pendengar
2. Membuat pendengar teratrik, suka menerima, dan mengingat ajaran Alkitab
3. Meyakinkan pendengar bahwa ajaran Alkitab itu baik dan harus diterima
4. Mengajak pendengar melakukan Firman Tuhan
JENIS-JENIS KHOTBAH
Pada umumnya khotbah dibagi atas tiga jenis yaitu “khotbah topikal”, “khotbah
tekstual”, dan “khotbah ekspositori”. Seiring dengan perkembangan zaman maka jenis
5
Homiletika 2010
khotbah juga mengalami perkembangan sehingga muncul suatu jenis khotbah yang baru
yaitu “khotbah narasi”. Dalam hal ini kita hanya membahas ketiga jenis khotbah yang
sudah umum diketahui oleh orang. Definisi masing-masing khotbah ini juga berbeda-
beda dari para teolog dan pemikir Kristen. Demikian juga definisi khotbah yang satu
dengan yang lain, sering kali mengalami tumpang tindih. Akan tetapi kita masih dapat
melihat keunikan dari masing-masing jenis khotbah tersebut.
a. Khotbah Topikal
Khotbah topikal (subjek) adalah khotbah yang mendapat pembagian isi khotbah
dari topik (atau subjek) itu. Topik (atau subjek) itu dibagi dan didiskusikan sesuai
dengan sifatnya. Menurut James Braga, “Khotbah topik adalah khotbah yang bagian-
bagian utamanya diambil dari topik atau pokoknya, lepas dari teks.” Khotbah topikal
dimulai dengan topik atau tema, dan bagian-bagian utama khotbah itu terdiri atas ide-
ide yang terbit dari pokok pembicaraan itu.
Contoh: Berdasarkan pokok pikiran tentang alasan-alasan mengapa “doa tidak
dijawab”, kita dapat membuat garis besar sebuah khotbah topikal sebagai
berikut:
I. Salah meminta (Yak. 4:3)
II. Dosa dalam hati (Mzm. 66:18)
III. Meragukan firman Allah (Yak. 1:6-7)
IV. Pengulangan yang sia-sia (Mat. 6:7)
V. Ketidaktaatan kepada firman Tuhan (Ams. 28:9)
VI. Kelakuan yang tak bertenggang rasa dalam hubungan perkawinan (1Ptr. 3:7)
b. Khotbah Tekstual
c. Khotbah Ekspositori
6
Homiletika 2010
Bagian terbesar dari materi khotbah diambil langsung dari nas Alkitab tersebut dan
garis besarnya terdiri dari serangkaian ide yang maju secara bertahap berkisar pada ide
utama itu.
Kita dapat mengambil contoh berdasarkan Efesus 6:10-18 dengan garis besar sebagai
berikut:
Judul : Pertarungan Iman yang Baik
Pokok : Hal-hal yang berhubungan dengan peperangan rohani orang percaya
I. Semangat juang orang Kristen (ay. 10-14b)
1. Harus kuat (ay. 10)
2. Harus tabah (ay. 11-14b)
II. Perlengkapan orang Kristen (ay. 14:17)
1. Harus bersifat defensif (ay. 14-17a)
2. Harus bersifat ofensif (ay. 17b)
III. Kehidupan doa orang Kristen (ay. 18)
1. Harus dengan tekun (ay. 18a)
2. Harus merupakan doa syafaat (ay. 18b)