Anda di halaman 1dari 7

Homiletika 2010

Definisi Homiletik

Kata homiletik berasal dari kata homiletics (Bahasa Inggris), homilecticus (bahasa
Latin), ὁμιλητικος (baca: homilētikos, bahasa Yunani yang artinya ‘baik hati’, ‘sopan’),
ὁμιλητος (baca: homilētos) yang berhubungan dengan kata kerja ὁµ ι λ ε ι ν (baca:
homilein) yang berarti ‘berkawan’, ‘berbicara dengan’, ‘membuat pidato’. Dari
pemahaman tersebut homiletics berarti tekhnik membuat khotbah berdasarkan suatu
bagian Alkitab.

Pengertian yang lain dari homiletics menurut kamus Webter’s New Universal
Unbridged Dictionary adalah:
1. Ilmu yang mengajarkan prinsip-prinsip yang mengatur komunikasi dari mimbar
demi kebaikan rohani pendengar; studi khotbah
2. Seni menyiapkan khotbah dan menyampaikan khotbah

Homiletik berkaitan dengan penyelidikan, pembahasan, pengembangan ilmu, dan


praktik berkhotbah. Homiletik berhubungan dengan ilmu karena dalam sebuah khotbah
terdapat unsur teologi (penafsiran Alkitab). Homiletik juga berhubungan dengan seni
karena dalam penafsiran Alkitab juga berhubungan dengan seni. Homiletik
berhubungan dengan retorika. Retorika adalah seni berpidato.

Topik-topik dalam Homiletika

Berkhotbah adalah sebuah tugas mulia dan dilakukan oleh seseorang yang dipanggil
Tuhan dan dipercaya Tuhan untuk menyampaikan firman-Nya. Oleh sebab itu materi
khotbah mencakup:
1. Jati diri seorang pengkhotbah
2. Syarat dan persiapan menjadi seorang pengkhotbah
3. Penulisan naskah khotbah
4. Penyampaian khotbah secara lisan

Marvin McMickle berpendapat bahwa ada lima area yang harus diperhatikan seorang
pengkhotbah:
1. Panggilan yang diterima pengkhotbah: Mengapa anda ingin berkhotbah?
2. Watak pengkhotbah: Manusia tipe apa yang dipanggil Allah?
3. Isi khotbah: Apa yang anda harus sampaikan?
4. Konteks khotbah: Apakah khotbah harus disampaikan dari mibar gereja?
5. Konsekuensi khotbah: Apakah anda mengatakan apa yang mereka ingin dengan?

Definisi Khotbah

Dalam Perjanjian Baru banyak kata yang mempunyai arti “berkhotbah” dimana dalam
Perjanjian Baru diterjemahkan dengan kata “memberitakan”. Kata utama dalam bahasa
Yunani Perjanjian Baru adalah “κηρύσσω” (baca: kērussō) artinya memberitakan (Mrk.
1:14). Beberapa kata yang bersinonim dengan kata κηρύσσω adalah: ε ύα γ γ ε λ íζ ω
(baca: euangelizō) artinya memberitakan Injil (Kis. 5:42), ἀν α γ γ έλ λ ω (baca:
anangellō) artinya memberitakan (Kis. 20:27), π α ρ α γ γ έλ λ ω (baca: parangellō)

1
Homiletika 2010

artinya memberitakan (Kis. 17:30), δ ι α γ γ έλ λ ω (baca: diangellō) artinya beritakanlah


(Luk. 9:60).

Penyelidikan atas kata-kata ini tidak memberikan pengertian yang lengkap tentang
pelayanan berkhotbah. Oleh karena itu praktik berkhotbah perlu diperhatikan
bagaimana pelayanan berkhotbah dalam kebaktian orang Yahudi dalam sinagoge. Ada
kemiripan yang membuktikan hubungan erat antara kebaktian di sinagoge orang Yahudi
dan kebaktian orang Kristen. Tuhan Yesus juga memberikan nasihat di sinagoge (Baca
Luk. 4:16:30). Oleh karena itu penyelidikan harus dilakukan kepada isi khotbah yang
tercatat dalam Perjanjian Baru.

Khotbah-khotbah dalam gereja masa awal seperti Kisah Para Rasul 2:14-40, 3:12-26,
5:29-32, dan 10:34-43. Inti dari semua khotbah-khotbah ini adalah Allah yang telah
memenuhi nubuat-Nya di Perjanjian Lama dan mengaruniakan keselamatan kepada
umat-Nya. Ini terjadi melalui pelayanan, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus.
Isi khotbah pada zaman gereja mula-mula hampir semua berpusatkan pada Allah dan
Yesus Kristus. Konteks pemberitaan yang dicatat dalam Kisah Para Rasul jelas
berkaitan dengan upaya penginjilan kepada orang yang belum percaya. Dikemudian hari
khotbah baru disampaikan kepada orang yang sudah percaya. Pelayanan berkhotbah
bersumber dari tradisi nabi zaman PL, lalu diteruskan oleh para rasul, pemberita Injil,
gembala dan pengajar dalam gereja (Ef. 4:11; 1Kor. 12:28; 1Ptr. 4:11), dan selanjutnya
dikembangkan oleh tokoh-tokoh gereja pada abad pertama dan abad seterusnya.

Pada mas kini, khotbah bertuuan ganda yaitu menyampaikan Injil kepada orang yang
belum percaya dan juga kepada orang yang sudah percaya. Dengan demikian pelayanan
berkhotbah membutuhkan penafsiran Alkitab dan penyampaian yang menekankan
retorika.

Pemahaman tentang khotbah juga dipengaruhi oleh bagaimana seorang pengkhotbah


memandang Alkitab, karya Roh Kudus, doktrin keselamatan, dan sejumlah doktrin
Kristen lainnya. Pada masa kini ada dua kelompok yang mempunyai pandangan yang
bertolak belakang. Kelompok pertama adalah kelompok liberal. Mereka bersikap kritis
dan kurang percaya terhadap Alkitab. Peranan Roh Kudus kurang ditekankan.
Pemahaman mereka tentang keselamatan tidak berfokus pada keselamatan pribadi yang
berkaitan dengan pelepasan dari ikatan dan hukuman dosa. Jadi bagi mereka
pengkhotbah adalah seorang rihaniwan yang bertugas digereja. Khotbah adalah sebuah
pidato dan ceramah agama saja. Tidak heran dalam isi khotbah mereka tidak terlalu
banyak membahas hal-hal rohani.

Kelompok yang lain yang bertolak belakang dengan kelompok di atas adalah kelompok
yang bersifat konservatif yang berpegang teguh pada ajaran yang dipegang dari generasi
ke generasi. Pemahaman khotbah ,emurut kelompok ini dapat didefinisikan sbb.:
Berkhotbah merupakan penyampaian secara komunikatif pesan Allah melalui orang
yang dipilihnya, dengan pertolongan Roh Kudus dan berdasarkan penafsiran Alkitab,
untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia dan diharapkan kepada pendengar untuk
melakukannya.

Beberapa Perbandingan

2
Homiletika 2010

Untuk mengerti isi khotbah seperti apa, kita perlu melihat perbandingannya dengan
beberapa pembicaraan yang lain.

a. Perbandingan khotbah dengan mengajar


Berkhotbah dan mengajar adalah dua macam pelayanan yang mirip dalam gereja
namun tidak sama. Dikatakan mirip karena bertujuan mengajarkan firman Tuhan
kepada umat-Nya. Tetapi perbedaannya dapat dilihat dengan jelas. Berkhotbah
dilakukan dalam kebaktian, sedangkan mengajar dilakukan dalam suasana ajar
mengajar. Berkhotbah lebih dekat dengan berpidato yang berkobar-kobar,
sedangkan mengajar lebih dekat dengan berceramah yang tenang.

b. Perbandingan khotbah dengan tafsiran


Khotbah dengan tafsiran sama-sama membicarakan Alkitab. Dari sudut
komunikasi, kedua-duanya sama-sama memperhatikan prinsip dan metode
komunikasi. Perbedaan keduanya adalah sbb. Penafsiran adalah usaha untuk
mengerti apa yang disampaikan penulis kitab yang hidup pada zaman dulu
kepada pembaca yang hidup sezaman dengannya. Penafsir adalah orang ketiga.
Sedangkan berkhotbah adalah usaha menyampaikan ajaran kitab kepada
pendengar zaman sekarang dan berhadapan langsung dengan mereka. Dalam
proses berkhotbah ia berusaha menjelaskan ajaran Alkitab secara komunikatif.
Untuk itu seorang penafsir barupaya mengenal keadaan zaman di mana kitab itu
ditulis. Sedangkan dalam hal berkhotbah, pengkhotbah berusaha mengenal
keadaan pendengar yang hidup sezaman dengannya.

c. Perbandingan khotbah dengan penyelidikan Alkitab (PA)


Kedua-duanya bertujuan menjelaskan ajaran Alkitab kepada pendengarnya.
Perbedaannya adalah di mana khotbah disampaikan dalam kebaktian, sedangkan
PA biasanya dilakukan dalam keadaan berdiskusi dengan sejumlah perserta yang
tidak terlalu besar. Selama khotbah diberikan, biasanya jarang ada pertanyaan
yang disampaikan kepada pengkhotbah. Dalam PA dianjurkan interaksi yang
intensif.

d. Perbandingan khotbah dengan pekaaran Injil secara pribadi (PI)


Khotbah diberikan dalam kebaktian, sedangkan PI dapat dilakukan di mana saja
dan kapan saja. Khotbah disampaikan kepada pendengar dalam jumlah yang
besar dan beraneka ragam. PI pribadi, biasanya melayani satu orang atau
beberapa prang saja.

JATI DIRI, PERSYARATAN, DAN PERSIAPAN


SEORANG PENGKHOTBAH

A. Jati Diri Seorang Pengkhotbah


1. Seorang utusan Injil
2. Seorang nabi
3. Seorang gembala
4. Seorang pengajar
5. Seorang saksi

3
Homiletika 2010

B. Persyaratan Seorang Pengkhotbah


1. Hubungan yang dekat dengan Allah
a. Hidup baru
b. Sikap yang selalu bersandar kepada Tuhan
c. Keyakinan yang kokoh
d. Kerinduan melayani Tuhan
2. Moralitas
3. Kepribadian

C. Persiapan Seorang Pengkhotbah


1. Membaca Alkitab dengan teratur
2. Kehidupan berdoa
3. Giat melayani di ladang Tuhan
4. Mencari Pengalaman kehidupan
5. Pendidikan formal
6. Pendidikan informal
7. Mengembangkan kesanggupan berkomunikasi
8. Menjadi diri yang unik
9. Menjaga kesehatan jasmaniah
10. Menjaga sikap dan berpikiran positif

TIGA UNSUR DALAM KHOTBAH: PENAFSIRAN, PESAN,


DAN KOMUNIKASI

1. Penafsiran

Seseorang dikatakan menyampaikan khotbah dengan tepat apabila ia mempunyai


penafsiran yang tepat. Penafsiran yang mendalam lebih mungkin menghasilkan khotbah
yang mengungkapkan kekayaan Firman Allah.
Ada tiga kelalian yang sering dilakukan oleh pengkhotbah:
- Pengkhotbah membaca sebagian Alkitab, manun ia tidak menafsir bagian itu
dengan baik
- Pengkhotbah membaca bagian Alkitab, namun ia mengkhotbahkan bagian lain
- Pengkhotbah membaca sebagian Alkitab, namun khotbahnya sama sekali tidak
ada hubungannya dengan Alkitab

2. Pesan

Pesan adalah petunjuk atau prinsip dasar yang harus disampaikan dalam suatu bagian
Alkitab. Lalu petunjuk atau prinsip dasar ini dijadikan sebuah khotbah. Jadi, pesan
adalah inti khotbah yang ingin disampaikan pengkhotbah kepada pendengarnya dengan
tujuan agar mereka memahaminya dengan baik, menerimanya dengan senang hati, dan
melakukannya dengan sungguh-sungguh. Tanpa pesan khotbah tidak bermakna. Yang
dibutuhkan dan dicari pendengar sesungguhnya adalah pesan bukan khotbah. Pesan
itulah yang memenuhi kebutuhan pendengar, bagaikan air yang menghilangkan rasa
haus seseorang. Tetapi khotbah itu tetap penting.

4
Homiletika 2010

Tanpa khotbah, pendengar tidak mempunyai wadah untuk menerima pesan itu. Jadi jika
dilihat dari “kuantitas” khotbah lebih panjang dari pada pesan. Sebab dalam khotbah
terdapat berbagai hal yang menjelaskan pesan, dan yang meyakinkan pendengar
menerima pesan. Tetapi kalau dinilai dari “kualitas”, pesan itu lebih penting daripada
khotbah, sama seperti yang dicari orang haus adalah air bukan gelas.

Dalam khotbah, pesan dan tujuan mempunyai hubungan yang erat, walaupun kedua hal
ini tidak sama. Pesan adalah inti khotbah, yang diperoleh pengkhotbah melalui
penafsiran Alkitab. Sedangkan tujuan menjabarkan pesan ke dalam aplikasi yang
konkret. Sebab itu, tujuan lebih berhubungan dengan perubahan yang diharapkan
pengkhotbah terjadi pada pendengar setelah mereka mendengar khotbah. Perubahan itu
mencakup tindakan, pikiran, pengetahuan, atau keterampilan yang terlihat dalam
kehidupan pendengar. Berkaitan dengan itu, pengkhotbah ketika menulis khotbah
(penafsiran) ia terus menanyai dirinya, apa yang iangi dicapai melui khotbahnya. Tetapi
perlu diperhatikan bahwa tujuan tidak dapat terlepas dari pesan. Pesan menentukan
tujuan yang ada dalam khotbah.

3. Komunikasi

Untuk menyampaikan khotbah dengan jelas, diperlukan pengetahuan dan komunikasi


secara lisan. Pengkhotbah yang mahir dalam komunikasisudah tentu lebih mungkin
mendapat hasil yang diharapkan. Komunikasi lisan yang baik bercirikan jelas, menarik,
indah (menyenangkan), informatif, meyakinkan, merangsang pikiran, mengharukan,
memenuhi kebutuhan (misalnya memberikan solusi bagi maslah), dll.

Ada empat sasaran yang ingin dicapai oleh khotbah yang disampaikan secara lisan
yaitu:
1. Menjelaskan Alkitab kepada pendengar
2. Membuat pendengar teratrik, suka menerima, dan mengingat ajaran Alkitab
3. Meyakinkan pendengar bahwa ajaran Alkitab itu baik dan harus diterima
4. Mengajak pendengar melakukan Firman Tuhan

JENIS-JENIS KHOTBAH

Pada umumnya khotbah dibagi atas tiga jenis yaitu “khotbah topikal”, “khotbah
tekstual”, dan “khotbah ekspositori”. Seiring dengan perkembangan zaman maka jenis

5
Homiletika 2010

khotbah juga mengalami perkembangan sehingga muncul suatu jenis khotbah yang baru
yaitu “khotbah narasi”. Dalam hal ini kita hanya membahas ketiga jenis khotbah yang
sudah umum diketahui oleh orang. Definisi masing-masing khotbah ini juga berbeda-
beda dari para teolog dan pemikir Kristen. Demikian juga definisi khotbah yang satu
dengan yang lain, sering kali mengalami tumpang tindih. Akan tetapi kita masih dapat
melihat keunikan dari masing-masing jenis khotbah tersebut.

a. Khotbah Topikal

Khotbah topikal (subjek) adalah khotbah yang mendapat pembagian isi khotbah
dari topik (atau subjek) itu. Topik (atau subjek) itu dibagi dan didiskusikan sesuai
dengan sifatnya. Menurut James Braga, “Khotbah topik adalah khotbah yang bagian-
bagian utamanya diambil dari topik atau pokoknya, lepas dari teks.” Khotbah topikal
dimulai dengan topik atau tema, dan bagian-bagian utama khotbah itu terdiri atas ide-
ide yang terbit dari pokok pembicaraan itu.
Contoh: Berdasarkan pokok pikiran tentang alasan-alasan mengapa “doa tidak
dijawab”, kita dapat membuat garis besar sebuah khotbah topikal sebagai
berikut:
I. Salah meminta (Yak. 4:3)
II. Dosa dalam hati (Mzm. 66:18)
III. Meragukan firman Allah (Yak. 1:6-7)
IV. Pengulangan yang sia-sia (Mat. 6:7)
V. Ketidaktaatan kepada firman Tuhan (Ams. 28:9)
VI. Kelakuan yang tak bertenggang rasa dalam hubungan perkawinan (1Ptr. 3:7)

b. Khotbah Tekstual

Khotbah tekstual adalah suatu khotbah yang bagian-bagian utamanya diperoleh


dari satu teks yang terdiri atas suatu bagian Alkitab yang pendek. Setiap bagian ini
dipakai sebagai auatu garis saran, dan teks memberikan tema khotbah itu. Definisi yang
jelas diungkapkan oleh James Braga, mengatakan bahwa “Khotbah tekstual adalah
suatu khotbah dengan pembagian utamanya berasal dari suatu bagian yang pendek dari
Alkitab. Kemudian pembagian dari bagian Alkitab ini memberikan gambaran tentang
hal yang akan dibicarakan tiap-tiap butir dalam khotbah itu, dan bagian Alkitab itu
sendirilah yang menunjukkan tema khotbah itu”.
Kita dapat mengambil contoh berdasarkan Ezra 7:10 dengan garis-garis besar sebagai
berikut:
I. Hatinya ditetapkan untuk mengetahui firman Tuhan
(“Ezra telah bertekat untuk meneliti Taurat Tuhan’)
II. Hatinya ditetapkan untuk taat kepada firman Tuhan
(“dan melakukannya”)
III. Hatinya ditetapkan untuk mengajarkan firman Tuhan
(“serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel”)

c. Khotbah Ekspositori

Khotbah ekspositori adalah suatu khotbah yang berdasarkan penafsiran suatu


bagian Alkitab yang agak panjang, yang berhubungan dengan suatu tema atau pokok.

6
Homiletika 2010

Bagian terbesar dari materi khotbah diambil langsung dari nas Alkitab tersebut dan
garis besarnya terdiri dari serangkaian ide yang maju secara bertahap berkisar pada ide
utama itu.
Kita dapat mengambil contoh berdasarkan Efesus 6:10-18 dengan garis besar sebagai
berikut:
Judul : Pertarungan Iman yang Baik
Pokok : Hal-hal yang berhubungan dengan peperangan rohani orang percaya
I. Semangat juang orang Kristen (ay. 10-14b)
1. Harus kuat (ay. 10)
2. Harus tabah (ay. 11-14b)
II. Perlengkapan orang Kristen (ay. 14:17)
1. Harus bersifat defensif (ay. 14-17a)
2. Harus bersifat ofensif (ay. 17b)
III. Kehidupan doa orang Kristen (ay. 18)
1. Harus dengan tekun (ay. 18a)
2. Harus merupakan doa syafaat (ay. 18b)

Penjelasan lebih mendetail tentang “KHOTBAH EKSPOSITORI” bacalah artikel


berikut ini.

Anda mungkin juga menyukai