J. Oswald Sanders
Pasal
I
1. PEMELIHARAAN ALLAH YANG MUTLAK ............................................................. 5
"Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan"
2. KEMULIAAN ALLAH .............................................................................................. 15
"Perlihatkanlah kiranya ke muliaan-Mu kepadaku"
3. KETEKUNAN ALLAH YANG TAK TERGOYAHKAN ............................................ 24
"Allah Yakub"
4. DISIPLIN ALLAH YANG DISKRIMINATIF ............................................................. 35
"Setiap harikah orang membajak, mencangkul, dan
menyisir tanahnya untuk menabur?"
5. KEKUATAN ALLAH YANG DISEMPURNAKAN ................................................... 44
Dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna"
6. KEBENCIAN BAGI ALLAH ................................................................................... 52
"Yang dibenci Tuhan . . . mata sombong"
7. KOMPENSASI ALLAH YANG MEMUASKAN ....................................................... 64
" Tetapi ada empat orang kulihat . . . dan yang
keempat itu rupanya seperti anak dewa"
II
8. PENGLIHATAN TERTINGGI TENTANG KRISTUS .............................................. 74
"Tampaklah kepadaku . . . seorang serupa Anak
Manusia"
9. KELAYAKAN KRISTUS YANG TIADA TARANYA ................................................ 84
" Anak Domba yang disembelih itu layak "
10. KARYA KRISTUS YANG BELUM SELESAI ......................................................... 96
" Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara
Mereka”
11. KARAKTER KRISTUS YANG IDEAL .................................................................. 105
" Berbahagialah.orang yang miskin di hadapan Allah”
12. SYARAT.SYARAT PEMURIDAN YANG DITUNTUT OLEH KRISTUS .............. 115
”Ia tidak dapat menjadi murid-Ku "
III
15. ROH KUDUS - NAFAS ALLAH ............................................................................. 143
"Turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan
angin keras"
16. KUASA ROH KUDUS YANG MENGUBAH ......................................................... 151
"Kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya “
17. API ROH KUDUS YANG MENYUCIKAN ............................................................. 159
"Lalu turunlah api Tuhan”
18. DINAMIKA ROH KUDUS YANG MAHAKUASA .................................................. 169
"Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan
kekuatan, melainkan dengon roh-Ku''"
19. SEMANGAT ROH KUDUS UNTUK PENGABARAN INJIL ................................. 177
"Berkatalah Roh Kudus, 'Khususkanlah Barnabas
dan Saulus bagi-Ku'”
20. ROH KUDUS DAN BERKATA-KATA DENGAN KARUNIA LIDAH (1) ................ 188
"Mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa
Lain”
21. ROH KUDUS DAN BERKATA-KATA DENGAN KARUNIA LIDAH (2) ................ 197
"Adakah mereka semua . . . berkata-kata dalam
bahasa roh?"
-----------------------------------------------------------------------------------------------
PEMELIHARAAN ALLAH YANG MUTLAK
1
-----------------------------------------------------------------------------------------------
"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam
segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah” - Rm 8:28.
Rencana Allah Mendatangkan Kebaikan. “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan-."
Persoalan utama yang kita hadapi dalam penerapan ayat ini kepada kehidupan
sehari-hari rerdapat di dalam cara kita menafsirkan kata-kata "untuk mendatangkan
kebaikan".Kebaikan" yang dijanjikan Allah dalam pandangan-Nya yang jauh
mungkin tidak selalu tampak baik bagi kita dan tidak selalu dapat kita terima.
Sesungguhnya, pemeliharaan-Nya kadang-kadang tampak membahayakan, apabila
ditinjau dari sudut kebendaan yang bersifat duniawi. Kebaikan yang dijanjikan Allah
bersifat rohani, bukan duniawi, dan mungkin diperlukan waktu sebelum kita dapat
melihat kebaikan yang sebenarnya.
Diperlukan waktu bertahun-tahun sebelum pemeliharaan Allah yang aneh dalam
kehidupan Ayub terbuktii kebaikannya. Penderitaan yang harus dialaminya disebabkan
oleh pikiran Iblis yang jahat, tetapi Ayub tidak menyalahkan nasib atau Iblis. Pandangan
hidupnya diutarakan dengan kata-kata yang muiia ini. "Tuhan yang memberi. Tuhan
yang mengambil terpujilah nama Tuhan!" Ketika ia dicela oleh istrinya. ia terap percaya
kepada Allah, "Apakah kita mau menerima yang baik dari Aliah, tetapi tidak mau
menerima yang buruk?” Sikap imannya banyak di benarkan oleh peristiwa-peristiwa
berikutnya. Ia keluar dari cobaan-cobaan itu sebagai orang yang telah menjadi lebih
kaya dan bukannya sebagai orang yang telah dijadikan miskin. Atas kerja sama dengan
Ayub, Allah menyebabkan tindakan-tindakan Iblis yang jahat itu mendatangkan
kebaikan, tetapi sama sekali tanpa merestui kejahatan itu.
"Kita cenderung untuk menafsirkan kebaikan dari sudut kesenangan jasmani,',
kata penulis Vemon Grounds.',Kalau kita bebas dari penyakit, kalau tubuh kita tidak
pernah diserang kesakitan, kalau kita selalu mempunyai uang dalam saku atau uang
simpanan di bank, kalau kita hidup dalam rumah modern dan menikmati barang-barang
mewah yang mutakhir, kalau kita dapat berpakaian bagus dan berlibur panjang di tepi
pantai . . .
Rencana Allah Bersifat Aktif. "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan."
Hati yang mengasihi Allah dapat melihat Dia sibuk bekerja bahkan dalam
peristiwa yang paling menghancurkan hati dan paling tidak diharapkan dalam hidup ini.
Segala sesuatu akan mendatangkan kebaikan karena Allah turut serta beke{a di
dalamnya, mengubah bencana menjadi berkat dan tragedi menjadi kemenangan. Kerja
Tuhan tidak selalu dapat dilihat dengan nyata. Sesungguhnya, sering sekali nampaknya
Ia tidak berbuat apa-apa. Pada waktu merenungkan teka-teki kehidupan, Carlyle dengan
sedih mengatakan, "Hal yang paling buruk mengenai Allah ialah bahwa Ia tidak berbuat
sesuatu." Tetapi sering Allah sangat aktif ketika segala sesuatu narnpak diam. Kerja
Tuhan di dalam alam tidak nampak, tetapi walaupun demikian sangat efeklif. Di bawah
pengawasan-Nya yang tidak dapat dilihat, bintang-bintang tetap berada pada jalan yang
telah ditetapkan sebelumnya, samudera yang bergelora tetap berada pada batas-batas
yang telah ditetapkan baginya. Janganlah sekali-kali kita merasa tidak sabar kalau
nampaknya tidak ada kegiatan di pihak Allah, lalu kita mengambil tindakan dan berusaha
menentukan nasib sendiri.
Kejadian-kejadian sehari-hari, baik yang menyedihkan maupun yang
menyenangkan. merupakan bahan baku yang dipakai Allah untuk menenun pola-pola
kehidupan. Kalau kita mengikutserta kan Allah di dalam peristiwa-peristiwa hidup ini.
maka yang berantakan akan menjadi beres. “Ia terlalu baik hati
Rencana Allah Mencakup Segala-galanya. "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
."
"Segala sesuatu" benar-benar berarti segala sesuatu. Segala sesuatu berada di
bawah kekuasaan Allah. Kenyataan bahwa pernyataan ini mencakup segala-galanya
adalah sesuatu yang sungguh-sungguh menakjubkan. Kematian dalam keluarga,
penyakit, kekecewaan, harapan yang tidak terpenuhi, gangguan syaraf, anak-anak yang
merisaukan, tidak adanya hasil dalam pelayanan walaupun segala syarat supaya
berhasil telah dipenuhi semua ini pasti bukan hal-hal yang turut bek€rja mendatalSkan
kebaikan. Dengan tenang Paulus menyatakan bahwa semua itu sesungguhnya
mendatangkan kebaikan. Kita mungkin mau mengakui bahwa kehidupan secara
keseluruhan berada di tangan Allah, tetapi kita ragu-ragu untuk percaya bahwa setiap
hal dalam kehidupan, betapapun kecilnya, tidak luput dari perhatian Allah yang penuh
kasih. Namun, Allah menyatakan bahwa memang demikianlah halnya. Bahkan burung
pipit pun tidak jatuh ke tanah tanpa setahu Allah Bapa yang di surga. Keadaan hidup
orang Kristen sudah ditetapkan oleh Allah. Di daiam hidupnya tidak ada yang disebut
kebetulan. Kasih tidak percaya bahwa Allah tidak menaruh perhatian terhadap setiap
bagian dalam kehidupan.Segala sesuatu diizinkan dan dlrencanakan oleh Dia untuk
tujuan-tujuan yang bijaksana. Satu detik pun Ia tidak akan menghentikan pengawasan-
Nya.
Setiap pengalaman pahit akan ada kebaikannya, apabila diterima dengan benar.
Kesakitan dan kelemahan jasmani menyebabkan kita menyadari kerapuhan kita.
Kebingungan menyatakan ketidakbijaksanaan kita. Kesulitan-kesulitan keuangan
menunjukkan bahwa sumber-sumber kekayaan kita sangat terbatas adanya. Kesalahan
dan kegagalan menurunkan kesombongan kita. Semua hal ini dapat digolongkan ke
dalam "kebaikan".
DOA Musa ini telah bergema dari abad ke abad. Dari angkatan ke angkatan,
umat Kristen telah berdoa ingin melihat Allah, sering tanpa menyadari kemungkinan-
kemungkinan yang akan timbul dari permohonan seperti itu. Tidak jarang pula mereka
tidak mengenali jawaban doa mereka ketika jawaban itu diberikan. John Newton,
seorang pedagang budak yang telah bertobat, sangat merindukan penglihatan yang
dapat mengubahkan itu, tetapi jawaban untuk doanya yang tekun itu datang dengan
cara yang mengejutkan dan hampir-hampir menenggelamkan dia.
Apabila kita berdoa ingin melihat Allah, apakah yang kita harapkan? Suatu
penglihatan yang terang cemerlang di langit? Sinar kemuliaan yang menyilaukan seperti
yang melanda Saulus dari Tarsus? Atau suatu kesadaran akan adanya peninggian
rohani yang mendebarkan hati dan menguasai? Kalau kita mempelajari Alkitab
mengenai peristiwa-peristiwa di mana Allah memperlihatkan diri, maka kita akan
mendapat gambaran yang sama sekali berbeda. Dalam Alkitab, tidak ada satu peristiwa
pun dimana penglihatan akan Allah menghasilkan suatu keriangan yang meluap-luap.
Penglihatan akan Allah selalu membuat orang yang melihatnya merasa sangat rendah.
Dalam setiap kesempatan, peristiwa itu ditandai dengan kegentaran, bukan keriangan.
Dan lebih kuat pengiihatan itu, lebih rendah lagi orang sujud dihadapan-Nya.
TIDAK ADA SEBUTAN ALLAH yang lebih mengejutkan dari pada sebutan "Allah
Yakub". Tidak ada pasangan yang lebih tidak serasi. Tetapi tidak ada pernyataan yang
dapat dengan lebih jelas menggambarkan ketekunan Allah yang tak tergoyahkan.
Asas ketekunan orang.orang kudus selalu merupakan unsur yang penting dalam
teologi aliran Calvin, tetapi kebenaran yang menyertainya tidak selalu mendapat tekanan
yang sama. Ketekunan orang-orang kudus hanya dimungkinkan oleh ketekunan Allah.
Seandainya tidak demikian halnya, tidak ada seorang pun di antara kita berada dalam
perlombaan Kristen sekarang. Paulus mempunyai keyakinan yang sangat teguh akan
ketekunan Allah. "Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan
yang baik ali antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus
Yesus" (Flp 1:6). Ia memalingkan pandangan kita dari kepicikan dan kekerdilan manusia
kepada kuasa dan kebesaran Allah. Ia mengangkat kita dari lingkungan yang
dipengaruhi keadaan ke dalam maksud dan tujuan Allah yang tak mungkin gagal.
Allah kita tidak mengenal pekerjaan yang tak terselesaikan. Ia menyelesaikan
apa yaflg dimulai-Nya. Walaupun umat Israel menyeleweng dan menjegal Dia pada
setiap kesempatan, Ia bertekun dalam ketetapan-ketetapan-Nya sampai maksud-Nya
tercapai, dan di dalam bangsa Yahudi segala bangsa diberkati. Apabila satu macam
pendekatan tidak mendatangkan hasil, Ia meng-
Allah Yakub
Dalam Alkitab. tidak ada gambaran yang lebih menjelaskan kebenaran ini, yaitu
ketekunan Allah dalam menyatakan kasih-
Kedaulatan Pilihan-Nya
Seandainya kita sedang mencari orang untuk memimpin suatu bangsa supaya
dengan perantaraan orang itu tercapai suatu maksud yang mulia dan kudus dan di
dalam dia semua bangsa akan diberkati, maka pastilah kita tidak akan memilih Yakub.
Esau yang murah hati dan lapang dada tentu lebih memenuhi syarat untuk dipilih. Siapa
lagi selain Allah yang akan memilih orang yang patut dibenci seperti Yakub? Tidak ada
hal yang menarik di dalam diri orang yang serakah, yang mengingini milik orang lain.
dan yang licik itu - yang demikian jahatnya sehingga ia mengambil kesempatan dalam
kesempitan kakak kandungnya untuk bukan saja merampas warisannya di dunia, tetapi
juga wewenang .rohaninya. Karena Esaulah yang seharusnya menjadi pemimpin rohani
keluarganya setelah ayahnya wafat.
Untuk bersikap adil terhadap Yakub, hendaknya diingat bahwa orang tuanya pun
tidak menunjukkan kepribadian yang tinggi. "Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka
makan daging buruan" (Kej 25:28) - seorang ayah yang tidak berdisiplin, yang dikuasai
oleh selera perutnya. Ribka sayang kepada Yakub dengan kasih yang memanjakan dan
merusak. Ia mendorong dan membantu Yakub serta bersekongkol dengan dia dalam
penipuannya - seorang ibu yang tidak berbudi, yang dikuasai oleh ambisi-
Dikriminasi Disiplin-Nya
Walaupun Petani Sugawi membiarkan bajak dan garu kesedihan atau
penderitaan merobek-robek hidup anak-anak-Nya, bajak dan garu itu selalu dikendalikan
dan dikuasai oleh tangan yang benar-benar trampil. Ia selalu ingat akan tujuan-Nya yang
utama, yaitu menghasilkan panen. Tiga proses utama dalam pertanian dipakai oleh
Yesaya untuk menggambarkan kebijaksanaan yang dijalankan Allah dalam Ia melatih
watak dan membina roh manusia.
Kalau kita memandang kegiatan membajak, menabur, dan mengirik sebagai
perumpamaan untuk disiplin kehidupan, maka ada tiga kebenaran yang kita dapat
peroleh.
Allah memperhatikan lamanya disiplin itu berlangsung. "Setiap harikah orang
membajak, mencangkul dan menyisir tanahnya untuk menabur?" (ayaf 24J. Tentu saja
tidak. "Mengenai adat kebiasaan ia telah diajari, diberi petunjuk oleh Allahnya"
ADA PERBEDAAN YANG MENARIK antara pikiran Ailah dan pikiran manusia mengenai
kelemahan dan ketidakmampuan. Kita benderung untuk memandang ini sebagai dalih
yang dapat membenarkan kita untuk menghindari suatu tugas yang sukar. Allah
mengemukakan justru sifat-sifat ini sebagai alasan untuk mengatasinya. Kita
menyatakan bahwa kita terlalu lemah. Tetapi Allah justru menyatakan kelemahan ltu
sebagai alasan sebenarnya mengapa Ia memilih kita. Bukannya yang bijak dan
berkuasa dan mulia yang mengisi barisan terdepan dari bala tentara Allah, melainkan
yang bodoh, yang lemah, yang tak dipandang, yang tak berarti. Mengapa? Supaya tidak
ada manusia ying menyombongkan diri di hadapan Allah, dan supaya kekuatan-Nya
disempurnakan dalanm kelemahan kita. “Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana
keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang
yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.
Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipiliih Allah untuk memalukan orang-oran yang
berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang
kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa
yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti’ (l Kor 1:26-28).
Hakekat Kecongkakan
Kata "congkak" dalam Yakobus 4:6 sebenarnya menyatakan" orang yang
menganggap dirinya lebih tinggi daripada orang lain" dan ini merupakan pelanggaran
terhadap Allah maupun terhadap manusia. Orang-orang Yunani membencinya.
Theophylact menyebut kecongkakan "benteng dan puncak segala kejahatan“.
Kecongkakan adalah pendewaan diri sendiri. Ia menanggap dirinya lebih tinggi
daripada yang sepatutnya. Ia menangkat dirinya kepada kehormatan yang menjadi milik
Allah. Kecongkakanlah yang menyebabkan Rabi Simeon Ben Jochai berkata seolah-
olah dengan penuh kerendahan hati, “Jika ada dua orang yang benar di dunia ini, maka
kedua orang itu adalah saya dan putra saya. Jika hanya ada seorang, sayalah dia,
“Kecongkakan adalah dosa Nebukadnezar yang menyeret dia ke tingkat binatang.
Pelayan pria kaisar Jerman yang terakhir berkata, "Tidak dapat saya bantah bahwa tuan
saya adalah orang congkak. Ia harus menjadi tokoh utama dalam segala hal. Jika ia
menghadiri upacara pembaptisan bayi, ia ingin menjadi bayinya. Jika ia pergi ke pesta
perkawinan, ia ingin menjadi pengantin, perepuannya. Jika ia menghadiri upacara
penguburan, ia ingin menjadi mayatnya."
Kecongkakan bercirikan kebebasan dari Allah. Inilah yang menjadi sebab utama
dosa Adam. Bukannya bergantung pada Allah, malahan ia ingin menjadi sama seperti
Allah dan men-
Manifestasi Kecongkakan
Kecongkakan menyesuaikan diri dengair segala macam temperamen dan segala
macam keadaan. Sifat ini dapat rendah hati atau tinggi hati dengan sesukanya. Ada
suatu bentuk yang cocok untuk setiap tabiat manusia. Ada baiknya kita bertanya bentut-
bentuk kecongkakan yang mana yang ada pada kita. Kecongkakan atas rupa, karunia,
kedudukan atau bangsa? Atas kecerdasan, keberhasilan, atau kemahiran?
Ada kecongkakan intelek, karena "pengetahuan ... membuat orang menjadi
sombong". lnilah cobaan yang dihadapi orang-orang cerdas di Korintus yang
menyombongkan diri atas kecerdasan mereka. Ungkapan "menyombongkan diri”'
dipakai
Bukti Kecongkakan
Peliknya kecongkakan terlihat dalam kenyataan bahwa korban-korbannya
biasanya tidak menyadari belenggu yang mengikat mereka walaupun orang-orang di
sekitarnya dapat mendengar gemerincingnya belenggu itu. Pada suatu saat seseorang
berkata kepada temannya, "Walaupun saya mempunyai banyak kekurangan dan
kelemahan yang lain, saya bersyukur kepada Allah bahwa saya ini tidak congkak."
Temannya menjawab, "Itu mudah saya pahami karena tentu saja tidlak ada banyak pada
diri Anda yang dapat Anda banggakan." "Oh, begitu ya," jawab orang itu dengan marah.
"Yang dapat saya banggakan sama banyaknya seperti yang dapat Anda banggakan!"
Jika kita jujur dengan diri kita sendiri, maka tidaklah sukar untuk menyadari betapa
kuatnya kecongkakan menguasai hidup kita. Ada beberapa ujian yang kita dapat tempuh
yang pasti dapat menunjukkan adanya kecongkakan yang sangat dibenci itu.
Ujian pada waktu orang lain didahulukan. Bagainana reaksi kita apabila orang
lain dipilih untuk memegang jabatan yang kita inginkan? Apabila orang lain dinaikkan
tingkat, sedangkan kita diabaikan? Apabila orang lain dihormati, sedangkan kita
disepelakan? Apabila orang lain lebih gemilang daripada kita? Apakah hal itu
menimbulkan iri hati dan dengki atau dapatkah kita benar-benar bersukacita melihat
orang lain lebih maju atau lebih cakap daripada kita? Apakah seperti Diotrefes, kita juga.
menyukai tempat yang terutama? Memang sukar sekali bagi orang
Obat Kecongkakan
Kecongkakan harus ditindak secara drastis. William Law