Anda di halaman 1dari 81

KRISTOLOGI SUMBANG

Dr. Hulman Sihombing, M.Th


Dr. Bernard Lubis, M.Th
KERUMITAN
KERUMITANTOPIK
TOPIKINI
INI
••KONSEKUENSI
KONSEKUENSImengakui
mengakui
Yesus sebagai Tuhan
Yesus sebagai Tuhan

••KONSEKUENSI
KONSEKUENSImengakui
mengakui
Yesussebagai
Yesus sebagaiManusia
Manusia
Kerumitan topik ini
•Kristus yang benar menurut
siapa ?
•Kristologi menurut Alkitab
atau Tokoh ?
Siapa Kristus ?

Sebutkan dengan beberapa


kalimat siapa Kristus
menurut anda ?
METODE PEMAHAMAN
KRISTOLOGI
I. METODE DARI BAWAH
• Metode yang ingin memahami Kristus dari proses manusia menjadi
Allah
II. METODE DARI ATAS
• Metode yang ingin memahami Kristus dari proses Allah
berinkarnasi menjadi manusia
III. METODE HISTORIS
• Metode yang ingin memahami Kristus hanya dari peristiwa sejarah
RINGKASAN
I. Bidat yang mempersoalkan ke-Allahan Kristus
• Ebionisme : Orang yang Malang dipilih jadi Mesias
• Arianisme : Ciptaan unggul yang kadang jadi Allah
• Socianisme : Manusia biasa meski dipenuhi ROh Kudus
II. Bidat yang mempersoalkan ke-Manusiaan Kristus
• Doketisme : Tubuh jasmani Kristus hanyalah khayalan saja
• Apollinarisme : Jiwa manusia Kristus tidak ada
III. Bidat yang mempersoalkan Hubungan kedua Sifat Kristus
• Nestorianisme : Hubungan kedua erat tetapi beda oknum,
menolak dua sifat Kristus
• Eutychianisme : Mengaburkan kedua kodrat Kristus, lalu
menjadikannya menjadi satu, oknum ketiga.
PENDAHULUAN
• Kristologi sumbang berarti ajaran tentang Yesus yang
bertentangan dengan ajaran yang sesungguhnya,
sebagaimana diajarkan Alkitab. Ajaran-ajaran miring
tersebut telah menantang gereja sejak abad I sampai abad
III.
• Bahkan hingga masa kini penyelewengan terhadap
doktrin ini ramai terjadi. Kecenderungan ajaran-ajaran
sumbang itu terfokus pada penolakan terhadap keutuhan
dan kesempurnaan Kristus sebagai yang ilahi dan insani.
EBIONISME (170M)
YESUS BUKAN TUHAN
• Sebuah paham yang dipengaruhi oleh Monotheisme Yahudi.
Berpendapat bahwa sifat ilahi Kristus tidak asli atau Kristus
tidak memiliki sifat Ketuhanan yang sejati. Riil tapi kurang
sejati. Hal ini dapat dilukiskan seperti suatu benda yang
dilihat dari kejauhan seperti bukit, namun ketika didekati
sebenarnya rumah. Yesus hanya mempunyai sifat
kemanusiaan tanpa keilahian. Kelahiran-Nya adalah sama
dengan manusia pada umumnya, namun ada hubungan
khusus dengan Allah. Intinya golongan ini menolak realitas
sifat ilahi. Sesuai dengan namanya “ebion” yang berarti
“dilihat hanya seakan-akan ada.”
EBIONISME (170M)
• Berasal dari bahasa Ibrani “evyonim” yang berarti
“orang malang”, yang menganggap bahwa Yesus
adalah seorang Yahudi yang dipilih sebagai Mesias
oleh Allah.

• Aliran ini mengajarkan bahwa Anak bukanlah Allah.


Anak adalah manusia belaka, tetapi oleh karena
pekerjaan-Nya maka Ia diangkat (Adopted)
menjadi Anak oleh Allah). Ichwei G. Indra, Allah-Manusia Sejati
(Semarang: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2001), 7
DOCETISME (70-170 M)
YESUS BUKAN MANUSIA
• Dipelopori oleh Marcion dan kaum Gnostik. Ajaran ini
adalah kebalikan dari Ebionisme. Kaum Docetis
berpendapat bahwa Yesus hanya mempunyai sifat keilahian
tanpa sifat kemanusiaan. Jadi paham ini menyatakan
bahwa tubuh Kristus tidaklah nyata, tetapi hanya kelihatan
saja.
• Berlawanan dengan ebionisme, kelompok ini mengatakan
bahwa Yesus hanya mempunyai sifat keilahian tanpa sifat
kemanusiaan. Jadi tubuh Yesus hanya sebagai anggapan
saja, mungkin sebagai hantu, tulang dan darahnya tidak
sama dalam kualitas dan unsur-unsur dengan manusia.
DOCETISME (70-170 M)
• Kristologi ini disebut “doketisme”, berasal dari
bahasa Yunani “dokein” yang berarti “kelihatannya”
Ichwei G. Indra, Allah-Manusia Sejati (Semarang: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2001),
8

 
• Menurut sistem-sistem gnostik, Kristus hanyalah
tubuh maya dalam dunia ini yang Ia tinggalkan
sebelum penyaliban-Nya. Jadi, yang mati itu bukan
Kristus, melainkan khayalan-khayalan-Nya saja.
Ichwei G. Indra, Allah-Manusia Sejati (Semarang: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2001),
8
ARIANISME (325 M)
YESUS PERNAH JADI TUHAN

• Golongan yang berpendapat bahwa sifat ilahi


Kristus tidak sempurna. Kristus merupakan manusia
biasa sampai pada pembaptisan-Nya. Sesudah itu
baru ada padaNya sifat ilahi sampai Ia disalibkan.
Menjelang penyaliban-Nya, jiwa ilahi meninggalkan
Dia. Kristus berkemungkinan untuk berubah dan
berdosa, tetapi oleh kebajikan pribadi-Nya, Dia
pada kenyataannya telah berhasil untuk tidak
berdosa (pada akhirnya berdosa).
ARIANISME (325 M)
• Arius (perintis ajaran ini) berpendapat bahwa
Kristus adalah perpaduan antara Firman (Logos)
dan manusia biasa. Dengan demikian Kristus itu
setengah Allah dan setengah manusia.

• Kristus adalah makhluk yang tertinggi di atas segala


ciptaan Allah yang mulia dan terhormat tetapi
bukan Allah melainkan kepala dari segala ciptaan
saja. Di dalam Tesis, saya telah menentukan sikap
terhadap ajaran ini.
ARIANISME (325 M)
• Doktrin Arius pada akhirnya
menyimpulkan bahwa Kristus adalah
buah ciptaan, jadi tidak kekal.
Ichwei G. Indra, Allah-Manusia Sejati (Semarang:
Pelayanan Mandiri Mikhael, 2001), 8
APPOLINARIANS (381 M)
YESUS PUNYA TUBUH TANPA ROH MANUSIA

• Paham ini berpendapat bahwa sifat manusia Yesus kurang


sempurna. Ia memiliki roh tubuh manusia tetapi tanpa roh
manusia. Menekankan tentang natur yang bercampur pada
Kristus. Firman menggantikan kedudukan roh manusia pada
diri Yesus. Ajaran ini dirintis oleh Apolinarius dan ditolak dalam
konsili Konstantinopel pada tahun 381.

• Paham ini menolak bahwa Yesus mempunyai jiwa atau akal


manusia. Apolinarius berkata, “Jika saya adalah jiwa yang diam
dalam tubuh, maka Yesus adalah Firman yang berdiam dalam
satu tubuh.
NESTORIANSME (431 M)
YESUS TIDAK PUNYA 2 SIFAT
• Teori yang berpendapat bahwa Kristus tidak
mungkin mempunyai dua sifat, ilahi dan manusiawi.
Kristus adalah prosopon (penampilan) dari dua sifat
yang bersatu.

• Kemanusiaan memiliki bentuk Keallahan yang


dilimpahkan ke atas kemanusiaan-Nya, dan
Keilahian mengambil sendiri rupa atau bentuk
seorang hamba.
NESTORIANSME (431 M)
• Jadi dua sifat yang dipisahkan
sehingga menghasilkan dua pribadi.
Singkatnya begini,

• Jiwa Yesus = jiwa manusia dan Kristus


= Jiwa Allah dan melahirkan oknum
ketiga.
EUTICHIANS (451 M)
• Sebuah ajaran yang digagas oleh Eutikes. Suatu reaksi
untuk melawan Nestorians yang berpendapat bahwa ada
padanya dua sifat yang sejati dan komplit tapi sudah
dicampur sampai sudah mengurangi tiap-tiap sifat asli,
yaitu mutunya hilang dari keduanya atau salah satu.

• Paham ini mengajarkan bahwa hanya ada satu sifat dalam


Kristus. Ajaran ini dikenal dengan sebutan monofisitisme
yang berarti bahwa kedua sifat ilahi dan manusiawi Kristus
itu tidak terpisah melainkan melebur.
SOCIANISME
• Aliran ini menyangkal pra-eksistensi Anak. Para
pendukung aliran ini mengajarkan bahwa Kristus
adalah manusia biasa meskipun Ia dipenuhi Roh
Kudus, memiliki pengetahuan Allah, dan pada saat
kenaikanNya menerima kuasa segala sesuatu.
Ichwei G. Indra, Allah-Manusia Sejati (Semarang: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2001),
8
RINGKASAN
I. Bidat yang mempersoalkan ke-Allahan Kristus
• Ebionisme : Orang yang Malang dipilih jadi Mesias
• Arianisme : Ciptaan unggul yang kadang jadi Allah
• Socianisme : Manusia biasa meski dipenuhi ROh Kudus
II. Bidat yang mempersoalkan ke-Manusiaan Kristus
• Doketisme : Tubuh jasmani Kristus hanyalah khayalan saja
• Apollinarisme : Jiwa manusia Kristus tidak ada
III. Bidat yang mempersoalkan Hubungan kedua Sifat Kristus
• Nestorianisme : Hubungan kedua erat tetapi beda oknum,
menolak dua sifat Kristus
• Eutychianisme : Mengaburkan kedua kodrat Kristus, lalu
menjadikannya menjadi satu, oknum ketiga.
MENGAPA ADA AJARAN
SUMBANG ?

•Kesulitan memposisikan
Yesus Kristus. BAHKAN
BAGI MURID-MURID.
RESPON BAPA-BAPA GEREJA
• Respon Bapak-bapak gereja terhadap aneka kristologi sumbang
tersebut adalah tertuang dalam konsili Konstantinopel tahun
451 AD. Dalam Konsili ini ditetapkan bahwa Kristus mempunyai
dua sifat yakni; ilahi dan insane. Kedua sifat tersebut sempurna
dan tidak membentuk sifat ketiga.

• Pandangan ini disebut dengan Kristologi Ortodoks atau


orisinilisme. Ortodox berasal dari dua kata yaitu; orthos “benar
atau lurus” dan desis “ajaran”. Jadi ortodoks adalah ajaran yang
benar dan lurus. Kristologi ini menyebutkan bahwa Yesus Kristus
adalah satu pribadi dua sifat kedua sifat tersebut riil, keduanya
sempurna dan keduanya disatukan tetapi tidak melebur.
KRISTOLOGI MENURUT BAPA-
BAPA GEREJA
• Dalam sejarah Kanon Perjanjian Baru dan penetapan
naskahnya, pemakaian dan kutipan-kutipan dari buku
Alkitabiah serta tafsiran-tafsiran oleh Bapak-bapak Gereja
jelas tak dapat diabaikan. Penulis dalam catatan
Ensiklopedia mengatakan bahwa secara khusus tafsiran
yang berbahasa Yunani oleh Bapa-bapa Gereja harus
diperhitungkan dan mendapat perhatian. (Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1
(Jakarta: YKBK, 2008), 153
• 
KRISTOLOGI MENURUT BAPA-
BAPA GEREJA
• Noorsena mengatakan bahwa karya-karya Bapa-Bapa
Gereja ini sangat penting sebagai sumber utama, karena
merupakan “mata rantai” yang menghubungkan zaman
rasul-rasul Yesus dengan sejarah gereja kristiani di
kemudian hari. Hal ini benar mengingat Bapa-bapa Gereja
terkoneksi langsung dengan murid-murid Yesus sehingga
memungkinkan sekali untuk dapat menerima, menjaga dan
memelihara segala hal yang diajarkan oleh Kristus kepada
murid-murid-Nya. Dengan demikian, karya dan pemikiran
doktrin Kristologi oleh Bapa-bapa Gereja sangat mendapat
tempat dalam penulisan tesis ini. (Bambang Noorsena,
Keilahian dan Ketuhanan Sang Mesias (Malang: Paguyuban
Amin, 2007), 5
JUSTINUS MARTIR: KRISTUS
ADALAH FIRMAN YANG KEKAL
• Justinus lahir dalam keluarga Yunani di Palestina pada awal
abad ke-2. Justinus pada tahun-tahun terakhir dari
hidupnya mengajar di Roma. Pada tahun 160-an ia beserta
orang-orang lain ditangkap karena mereka orang kristen. Ia
menolak untuk melepaskan iman kristennya dan
menyembah ilah-ilah. Ia menghadapi maut tanpa goyah
dalam keyakinannya akan keselamatan dalam Kristus.
JUSTINUS MARTIR: KRISTUS
ADALAH FIRMAN YANG KEKAL
• Justinus mengatakan “Kami diajar bahwa Kristus adalah Anak Sulung dari
Allah dan kami telah mengatakan di atas bahwa Ia adalah Firman (atau akal)
yang semua orang mengambil bagian di dalamnya. Mereka yang hidup secara
akali (dengan Firman) adalah orang Kristen, walaupun mereka disebut ateis.
Dari orang Yunani Sokrates misalnya, atau Heraklitus, atau orang-orang lain
seperti mereka; diantara orang barbar (bukan Yunani), Abraham…. Dan
banyak lagi orang yang namanya serta kegiatannya tidak mau kami ceritakan
sekarang karena akan membosankan. Segala yang telah dikatakan dengan
benar oleh siapapun adalah milik kami orang Kristen. Karena, disamping Allah
kami memuja dan mengasihi Firman, yang adalah dari Allah, yang tidak
diciptakan dan yang kebesaranNya tak terhingga; karena Ia telah menjadi
manusia demi kita dan turut menderita bersama kita agar Ia dapat membawa
kesembuhan bagi kita. Sebab, semua penulis-penulis itu dapat menyingkap
tabir kenyataan melalui benih yang ditanam oleh Firman di dalam diri mereka.
• Tony Lane, Runtut Pijar; Sejarah Pemikiran Kristiani (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1996), 8-9. Mengutip tulisan Justinus Martir yang berjudul “II Apologia”,
13
TERTULLIANUS: KRISTUS
ADALAH ANAK ALLAH
• Quintus Septimus Florens Tertullianus dilahirkan sekitar
tahun 160 di Kartago. Tertullianus orang Kristen pertama
yang penting, yang telah menulis dalam bahasa Latin. Ia
adalah Bapa teologi Latin, Barat. Dalam doktrin Kristologi
pun ia sangat dikenal vokal terhadap ajaran-ajaran sesat.
• Tertullianus juga sangat mengkritik ajaran Filsafat Yunani
yang dianggapnya sebagai sumber ajaran sesat. Ia
menekankan sifat paradoksal dari iman dan kontras antara
agama Kristen dan filsafat. Tertullianus mengatakan bahwa
kematian dan kebangkitan Yesus Kristus adalah peristiwa
yang harus dipercayai. Tertullianus menulis:
TERTULLIANUS: KRISTUS
ADALAH ANAK ALLAH

• Tertulianus menulis, “Anak Allah telah disalib.


Aku tidak malu karena tindakan itu
memalukan. Anak Allah mati. Ia dikuburkan
dan bangkit kembali. Hal ini pasti terjadi.
Karena iman kami, kami tidak lagi
menghendaki kepercayaan-kepercayaan lain.
Karena inilah keyakinan kami yang terutama;
tiada lagi yang perlu dipercaya di samping
iman kami”
EUSEBEUS: KRISTUS ADALAH
SUMBER SEGALA SESUATU
• Eusebeus dilahirkan di Palestina pada awal tahun 260-an. Ia
diingat sebagai sejarawan, sebagai bapa sejarah gereja. Ia
menulis semacam Kronik tentang sejarah dunia dan juga
suatu sejarah tentang Para Martir Palestina di zaman
Penganiayaan Besar (tahun 303-313). Tetapi karyanya yang
terbesar adalah Sejarah Gereja, yang menelusuri sejarah
perkembangan gereja dari zaman purba sampai tahun 324.
Walau menghormati kaisar sebagai wakil Allah di atas
bumi, dia tetap mengakui keilahian Kristus sebagai sumber
segala hikmat, pemberi kebijaksanaan terhadap kaisar.
ATHANASIUS: KRISTUS
ADALAH ALLAH
• Athanasius lahir pada akhir abad ke-3. Ia bergabung pada
rumah tangga Aleksander, uskup Aleksandria, dan selang
beberapa waktu menjadi diaken. Ia ikut uskup Aleksander
ke Konsili Nicaea. Ketika Aleksander meninggal pada tahun
328, Athanasius menggantikannya sebagai uskup
Aleksandria. Ia memangku jabatan ini selama 45 tahun dan
meninggal pada tahun 373. Hampir seluruh hidup
Athanasius diabdikan untuk melawan Arianisme yang telah
dikutuk pada waktu Konsili Nicaea dilaksanakan. Dalam
tulisannya yang dikutip oleh Tony Lane, Athanasius
mengemukakan:
ATHANASIUS: KRISTUS
ADALAH ALLAH
• Sekiranya Ia (Firman) hanya makhluk, orang tidak akan beribadah
kepada-Nya dan Ia tidak pula dibicarakan dalam Alkitab. Tetapi
kenyataannya adalah, bahwa Ia adalah turunan sejati dari hakekat Allah
yang disembah. Ia adalah Anak Allah menurut tabiat-Nya dan bukan
makhluk. Oleh sebab itu, Ia disembah dan diyakini sebagai Allah. Sinar
matahari benar bagian dari matahari, toh hakekat matahari tidak
terbagi atau dikurangi oleh karenanya. Hakikat matahari adalah lengkap
dan sinarnya sempurna dan lengkap. Sinar-sinar itu tidak mengurangi
hakikat terang, namun adalah turunannya yang sejati. Demikian pula
kita ketahui bahwa Anak diperanakkan bukan di luar Sang Bapa, tetapi
dari Allah Bapa sendiri. Allah Bapa tetap lengkap, sedangkan gambar
wujud-Nya adalah kekal serta menjaga persamaan-Nya dengan Allah
Bapa dan rupa-Nya yang tak berubah.
• Athanasius, 3 Orationes Contra Arianos/Pidato-Pidato Melawan Kaum
Arian 2:24, 33
CYRILLUS: KRISTUS ADALAH
ALLAH FIRMAN MENJADI MANUSIA

• Cyrillus menjadi uskup di Aleksandria pada


tahun 412, menggantikan pamannya
Theophilus. Ketenarannya terutama karena
konfliknya dengan Nestorius, uskup
Constantinopel. Cyrillus menentang Nestorius
karena perbedaan pendapat yang mendasar
mengenai pribadi Yesus Kristus.
CYRILLUS: KRISTUS ADALAH
ALLAH FIRMAN MENJADI MANUSIA

• Nestorius mengikuti pendekatan “Manusia-Firman”, artinya


ia melihat Kristus sebagai manusia Yesus yang didiami Allah
Firman. Hubungan antara Yesus yang manusia itu dengan
Allah Firman seerat mungkin dan mereka bersatu dalam
tujuan dan kehendak. Namun, walaupun Nestorius
berusaha mempersatukan mereka, pada akhirnya mereka
tetap dua oknum.

• Menurut dia, manusia Yesus yang lahir dari Maria bukan


Allah Firman. Doktrin Kristologi Nestorius ini yang
ditentang oleh Cyrillus.
CYRILLUS: KRISTUS ADALAH
ALLAH FIRMAN MENJADI MANUSIA

• Inti dari pandangan Cyrillus sangat sederhana. Yesus Kristus bukan


manusia yang didiami atau dipersatukan dengan Allah Firman;
melainkan Ia adalah Allah Firman yang telah menjadi manusia.
Doktrin yang diperjuangkan Cyrillus adalah semata-mata doktrin
inkarnasi (penjelmaan) Allah Firman, yang diperanakkan secara kekal
dari Allah Bapa, dilahirkan di dalam zaman dari anak dara Maria
sebagai manusia. Itulah sebabnya Maria adalah theotokos, karena
Yesus yang manusia, yang lahir daripadanya adalah Allah. Kristus
bukan gabungan dari Yesus manusia dan Allah Firman; tetapi “Firman
itu telah menjadi manusia” (Yoh. 1:14).
• Tony Lane, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani, 45
CYRILLUS: KRISTUS ADALAH
ALLAH FIRMAN MENJADI MANUSIA
• Cyrillus mengatakan, “Kami tidak mengatakan bahwa kodrat Firman berubah dan
menjadi daging. Begitu pula kami tidak mengatakan bahwa Firman diubah dan
menjadi manusia seutuhnya, yaitu bertubuh dan berjiwa. Yang kami katakan ialah
bahwa Firman, dengan cara yang tak terungkapkan dan diluar pengertian manusia,
secara hypostatis menyatukan diri-Nya dengan daging, dihidupkan dengan jiwa
yang akali dan menjadi manusia. Jadi, Ia yang telah ada sebelum segala zaman dan
dilahirkan dari Sang Bapa, dikatakan telah lahir menurut daging, dari seorang
wanita. Bukanlah maksudnya bahwa kodrat ilahi-Nya bermula dari Anak dara yang
kudus. Tetapi demi keselamatan kita Ia telah menyatukan diri secara hypostatis
dengan tubuh manusia dan lahir dari seorang wanita dan dikatakan lahir menurut
daging. Begitu pula tidak cukup bagi doktrin yang wajar hanya berpegang pada
penyatuan seperti yang dikemukakan sebagian orang. Sebab Alkitab tidak
mengatakan bahwa Firman mempersatukan diri dengan kepribadian seseorang,
akan tetapi bahwa Ia telah menjadi manusia. Ini artinya tak lain daripada: Ia telah
mengambil bentuk daging dan darah sama seperti kita. Ia menjadikan tubuh-Nya
sama seperti tubuh kita tanpa melepaskan keallahan-Nya.
• Cyrillus, Anathematismi Cyrilli; Formula Unionis (Inter S.Cyrillum ep. Alex. Et
episcopos Eccl), 271-273
THEODORETUS: KRISTUS ADALAH
PRIBADI DENGAN KODRAT ILAHI
• Theodoretus dilahirkan menjelang akhir abad ke 4 di
Antiokhia. Ia menjadi rahib dan pada tahun 423 ia didesak
untuk menjadi uskup Kirus, kira-kira 50 mil dari Antiokhia.
Ia seorang teolog dan gembala yang luar biasa. Sumbangan
Theodoretus dalam ilmu Kristologi adalah keyakinannya
akan dua kodrat yang dimiliki oleh Yesus Kristus. Pada
awalanya ia menyatakan bahwa Yesus Kristus mempunyai
dua kodrat dan dua hypostasis. Namun kemudian ia beralih
pada pandangan yang membedakan antara hypostasis atau
kepribadian-Nya yang satu dan kodrat atau hakikat-Nya
yang dua (yaitu keallahan-Nya dan kemanusiaan-Nya).
THEODORETUS: KRISTUS ADALAH
PRIBADI DENGAN KODRAT ILAHI

• Ia berusaha mengambil jalan tengah antara pada satu pihak


pandangan yang membagi Yesus Kristus menjadi dua
pribadi atau dua Anak (Anak Allah dan Anak manusia) dan
di pihak lain pandangan yang mengaburkan kedua kodrat
menjadi satu. Pada Konsili Chalcedon ia menolak
pandangan Nestorius. Kutipan ini diambil oleh Tony Lane
dari buku yang judul aslinya adalah “Historia Religiosa”.
THEODORETUS: KRISTUS ADALAH
PRIBADI DENGAN KODRAT ILAHI
• Theodoretus mengatakan, “Saya telah diajar untuk percaya kepada
Anak yang tunggal, Tuhan kita Yesus Kristus, Allah Firman yang
menjelma menjadi manusia. Tetapi saya tahu membedakan antara
manusia dan keallahan. Dan saya anggap mencemarkan kekudusan-
Nya kalau Tuhan kita Yesus Kristus yang satu itu dibagi menjadi dua
Anak; begitu pula kalau kita menyetujui yang berlawanan, yaitu
bahwa keallahan serta kemanusiaan guru Kristus adalah satu kodrat.
Kedua pandangan yang ekstrem itu bertentangan satu dengan yang
lain, sedangkan di antara kedua pandangan itu terdapat jalan ajaran-
ajaran Injil (Surat 109). Allah Firman menjadi manusia bukan untuk
menjadikan kodrat (ilahi) yang di atas penderitaan itu menjadi dapat
menderita, melainkan untuk menganugerahkan kepada kodrat yang
dapat menderita (yaitu kemanusiaan kita), melalui sengsara dan
kematian-Nya, anugerah kekebalan terhadap derita (Surat 145).
• Tony Lane, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani, 48 
LEO AGUNG: KRISTUS
ADALAH ILAHI YANG SUCI
• Leo menjadi uskup Roma dari tahun 440 sampai 461 dan
dianggap sebagai salah satu Paus yang terbesar. Ajarannya
tentang Kristologi khususnya terdapat dalam karyanya,
“Tomus” yang dia tulis untuk menolak penyesat Eutyches.
Eutychianisme adalah ajaran sesat keempat dan terakhir
dari zaman gereja purba tentang pribadi Yesus Kristus. Arius
menolak bahwa Ia adalah Allah sejati. Apollinaris tidak
menerima bahwa Ia sepenuhnya manusia.
LEO AGUNG: KRISTUS
ADALAH ILAHI YANG SUCI
• Nestorius dituduh membagi-Nya menjadi dua orang - Allah
Firman dan Yesus yang manusia. Eutcyches dituduh
mengaburkan kedua kodrat-Nya (keallahan dan
kemanusiaan) menjadi satu serta menciptakan suatu
campuran. Kalau cat kuning dicampur dengan cat biru
hasilnya adalah cat hijau, jadi tidak kuning dan tidak biru.
Demikianlah Eutyches dituduh membuat Yesus Kristus
menjadi semacam campuran dari keallahan dan
kemanusiaan, suatu tertium quid, “sesuatu yang ketiga”
yang bukan Allah atau manusia, tetapi semacam blasteran.
LEO AGUNG: KRISTUS
ADALAH ILAHI YANG SUCI
• Dalam Tomus, Leo menyimpulkan seluruh ajaran Barat tentang
kristologi hingga zamannya. Pemahamannya mengenai kristologi
berdasarkan pengertiannya mengenai penyelamatan oleh Kristus.
Untuk menyelamatkan manusia, Yesus Kristus perlu menjadi baik
Allah maupun manusia. Kemanusiaan-Nya harus “lengkap dalam arti
bahwa Ia harus sama seperti kita”, tetapi tanpa dosa. Dengan
demikian jelaslah bahwa Ia mempunyai dua kodrat: keallahan dan
kemanusiaan. Ketika melawan ajaran sesat, Leo menulis, “Masing-
masing kodrat mempertahankan sifat-sifatnya tanpa dikurangi
sedikitpun” Yesus memang kelaparan tetapi toh bisa memberi makan
kepada lima ribu orang. Dalam hal pertama Ia adalah manusiawi,
sedangkan dalam hal kedua Ia bertindak sebagai Allah. Sebagai
manusia Ia menangisi sahabat-Nya Lazarus, dan sebagai Allah Ia
membangkitkannya kembali dari antara orang mati. Ia adalah satu
oknum tetapi hal itu jangan ditafsirkan salah sehingga mengaburkan
masing-masing kodrat, sehingga tidak boleh ada tertium quid atau
LEO AGUNG: KRISTUS
ADALAH ILAHI YANG SUCI
• Anak kekal, satu-satunya yang diperanakkan dari Bapa yang
kekal, lahir dari Roh Kudus dan dari anak dara Maria. Kelahiran-
Nya dalam zaman ini tidak mengurangi ataupun menambahkan
pada kelahiran-Nya yang ilahi dan kekal. Kelahiran-Nya di
dalam zaman sepenuhnya berhubungan dengan karya
pemulihan manusia, yang telah dikelabui oleh Iblis, untuk
menang atas kematian; dan oleh kuasa-Nya sendiri
membinasakan Iblis yang memegang kekuasaan atas kematian.
Sebab kita tidak mungkin dapat mengalahkan pencipta dosa
dan kematian kalau Ia yang tidak bisa dicemarkan oleh dosa
atau dikalahkan oleh kematian, tidak mengambil kodrat insani
dan menjadi manusia.
• Leonis, Tomus Sermones. Denz: 290-295. Dikutip oleh Tony
Lane, Runtut Pijar
ULRICH ZWINGLI: KRISTUS ADALAH
JURUSELAMAT YANG SEJATI

• Ulrich Zwingli dilahirkan pada tanggal 1 Januari 1484 di Wildhaus (Swis).


Ayahnya seorang petani bebas dari daerah pegunungan Toggenburg. Ia
juga bekerja sebagai pemimpin atau kepala pemerintahan di situ. Pada
tahun 1506 ia menjadi pastor Gereja Katolik Roma di Glarus. Sepuluh tahun
lamanya (1506-1516) ia bekerja dalam jemaat itu. Dalam pekerjaannya
disitu ia sebagai pemberita Firman tetapi pernah juga mengikuti dan
mengalami kekalahan tentara Swis dari tentara Perancis di Marignano pada
tahun 1513. Kemudian pada tahun 1516 ia pindah ke Einsiedeln. Disini dia
mulai mampu membaca Kitab Suci dalam bahasa aslinya dengan
memperdalam pengetahuannya dalam bahasa Yunani. Berikutnya pada
tahun 1518, ia ditempatkan di Zurich sebagai pastor atau rohaniawan, yang
pekerjaannya lebih banyak diarahkan kepada jemaat-jemaat biasa dan
disinilah letak keberhasilannya.
• Ch. Abineno, Ulrich Zwingli, Hidup, Pekerjaan, dan Ajarannya (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1993), 3
ULRICH ZWINGLI: KRISTUS ADALAH
JURUSELAMAT YANG SEJATI
• Zwingli menulis, “Inti berita Injil adalah, bahwa Yesus Kristus Tuhan kita,
adalah Anak Allah yang sejati, yang telah memberikan kehendak dari Bapa
sorgawi kita dan yang telah menyelamatkan kita oleh ketidak-kesalahanNya
serta mendamaikan kita dengan Allah. Karena itu Kristus adalah satu-
satunya jalan yang memimpin kepada keselamatan untuk semua orang
yang pernah ada, yang ada dan yang akan ada. Sebab Kristus dijanjikan dan
dikaruniakan sebagai Pemimpin dan Kepala dari seluruh umat manusia”
• Lebih lanjut salah satu tokoh Bapa Gereja yang sangat berpengaruh ini
menulis, “Kristus adalah satu-satunya Juruselamat dan pengantara antara
manusia dengan Allah, sehingga pengantara orang-orang Kudus tidak perlu.
Kristus adalah kepala Gereja yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.
Karenanya, sembahlah Kristus saja, bukan Maria atau orang Kudus lainnya”.
• Ch. Abineno, Ulrich Zwingli, Hidup, Pekerjaan, dan Ajarannya, 26
• Kasiatin Widianto, Diktat Kuliah Sejarah Gereja, 88
MARTIN LUTHER: KRISTUS
ADALAH TUHAN
• Martinus Luther lahir di Eisbelen, 10 November 1483
dilingkungan yang sangat setia kepada ajaran Gereja
Katolik Roma. Pada usia 21 tahun, setelah empat tahun
menjadi mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Erfurtr
sesuai dengan cita-cita ayahnya, ia menghentikan studi lalu
menjadi rahib di biara Santo Augustin.
MARTIN LUTHER: KRISTUS
ADALAH TUHAN
• Luther menjadi rahib yang sangat serius dan tekun,
didukung oleh kecakapan intelektual yang tinggi. Melihat
hal itu pemimpin biara menugaskannya belajar teologi. Dua
tahun kemudian, 1507, ia ditahbiskan menjadi imam.
Dengan cepat ia menjadi terkemuka di dalam ordonya.
Pada tahun 1510 ia diutus ordonya menghadap Paus di
Roma untuk mengurus masalah tertentu menyangkut
ordonya. Tentang ajaran Kristologi, Martin Luther dengan
tegas memproklamasikan bahwa ke-Allah-an Kristus tidak
dapat ditawar-tawar lagi.
• Jan Sihar Aritonang, Garis Besar Sejarah Reformasi
(Bandung: Jurnal Info Media, 2007), 17-18
MARTIN LUTHER: KRISTUS
ADALAH TUHAN
• Martin Luther begitu tegas mempercayai ajaran dan pribadi
Yesus Kristus. Dengan gigih dia memperkenalkan
kebenaran-kebenaran Alkitab dan karya Yesus yang besar
melalui penebusan sempurna yang Dia lakukan. Suatu
ketika Martin Luther menyatakan kecintaannya kepada
Tuhan dengan mengatakan kalimat, “Aku tidak akan mati,
tetapi hidup dan memberitakan karya-karya Tuhan” Tentunya
hal ini bukan tanpa dasar dan alasan.
• W.J. Kooiman, Martin Luther (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2001), 222
MARTIN LUTHER: KRISTUS
ADALAH TUHAN
• Luther mengenal betul pribadi Kristus dan apa yang telah
Yesus perbuat bagi manusia. Ucapan Martin Luther yang
tentang Kristologi yang singkat tetapi tepat terlihat ketika
dia mengatakan,“Jika Kristus bukan manusia sejati, maka
tidak mungkin Ia mati di kayu salib dan menebus umat
manusia. Dan hanya dalam kemanusiaan Kristus, kita dapat
mengenal siapa Allah itu”. Pernyataan Luther
mengidentifikasi pribadi Yesus yang sesungguhnya serta
memperlihatkan doktrin Kristologi yang diangkut dari
Alkitab.
• Kasiatin Widianto, Diktat Kuliah Sejarah Gereja, 88
KRISTOLOGI KONSILI
KONSILI-KONSILI
• Pentingnya pelaksanaan konsili pada zaman Bapa-bapa Gereja
tidak bisa dibantah lagi. Seluruh teolog setuju jika keputusan-
keputusan yang disepakati dalam setiap petemuan oikumene ini
sangat membantu gereja dan umat dalam memahami ajaran
Alkitab. Untuk mengerti mengapa keputusan-keputusan konsili-
konsili oikumenis begitu penting bagi gereja, perlu dijabarkan
terlebih dahulu defenisi “konsili oikumenis”. De Jonge menulis:
KONSILI-KONSILI
• Konsili (bahasa Latin “concilium”) berarti “rapat untuk
merundingkan sesuatu”. Kata yang juga dipakai adalah kata sinode
(bahasa Yunani synodos, bahasa Latin synodus), yang juga berarti
“rapat atau pertemuan”. Dalam gereja kuno istilah ini dipakai untuk
menunjuk rapat uskup-uskup untuk merundingkan perkara-
perkara kegerejaan. Konsili atau sinode semacam ini mulai
diadakan sejak paruhan kedua abad ke-2, khususnya untuk
membicarakan soal-soal yang mengancam keesaan. Kemudian
mengadakan sinode menjadi kebiasaan bagi uskup-uskup dalam
satu daerah atau propinsi kekaisaran Romawi.
KONSISTENSI KEPUTUSAN KONSILI:
MENOLAK KRISTOLOGI SESAT
• Keputusan-keputusan yang diambil dalam konsili oikumenis selalu
mengikat seluruh gereja dan biasanya sepakat untuk menolak
ajaran-ajaran sesat. Ada beberapa ajaran-ajaran sumbang yang
disanggah dan dilawan oleh keputusan konsili. Salah satunya
adalah doktrin Arius yang merupakan “Ayah kandung” dari ajaran
Saksi Yehuwa.
KONSISTENSI KEPUTUSAN KONSILI:
MENOLAK KRISTOLOGI SESAT
• Arius mengajarkan bahwa Anak atau Logos itu adalah makhluk
Tuhan yang sulung dan yang tertinggi derajatnya. Ia bukannya dari
kekal, melainkan diciptakan. Logos itu telah datang ke bumi ini
selaku Pengajar dan Teladan bagi segala makhluk yang lain,
dengan rela hati Kristus taat sepenuhnya pada Allah; oleh
karenanya Ia diberi kehormatan ilahi.
KONSISTENSI KEPUTUSAN KONSILI:
MENOLAK KRISTOLOGI SESAT
• Logos atau Anak, berasal dari Bapa dari kekekalan. Dikatakan,
bahwa peranakanNya (Yesus) itu tak dapat dibandingkan dengan
peranakan manusia. Bapa selaku Bapa, Anak selaku Anak;
hubungan antara keduanya digambarkan sebagai peranakan
(filiation). Anak merupakan “Allah yang kedua” yang dalam arti
tertentu adalah lebih rendah daripada Allah Bapa.
KONSISTENSI KEPUTUSAN KONSILI:
MENOLAK KRISTOLOGI SESAT
• Sedangkan Apollinaris berkata bahwa, “Kristus memiliki tubuh dan
jiwa manusia, namun rohNya bukanlah roh manusia tetapi Roh
Ilahi” Willem menambahkan bahwa Apollinaris memakai suatu
istilah teknis: Theos sark hophoros, artinya Allah yang memikul
daging.
KONSILI NICAEA: KRISTUS SEHAKEKAT
DENGAN BAPA
• Date 325 AD
• Accepted by: Assyrian Church of the East
• Eastern Orthodox, Oriental Orthodox, Roman Catholics
• Previous council Council of Jerusalem (though not
considered ecumenical)
• Next councilFirst Council of Constantinople
• Convoked by Emperor Constantine I
• Topics of discussionArianism, the nature of Christ,
celebration of Passover (Easter),ordination of eunuchs,
prohibition of kneeling on Sundays and from Easter to
Pentecost, validity ofbaptism by heretics, lapsed
Christians, sundry other matters.[2
Council of Jerusalem
• James the Just, whose judgment
was adopted in the Apostolic
Decree of Acts 15:19-29, c. 50 AD:
"...we should write to them
[Gentiles] to abstain only from
things polluted by idols and
from fornication and from whatever
has been strangled and
fromblood..." (NRSV)

James the Just


KONSILI NICAEA: KRISTUS
SEHAKEKAT DENGAN BAPA
• Full name: Flavius Valerius Aurelius
Constantinus Augustus
• Born27 February ca. 272
BirthplaceNaissus, Moesia Superior,
Present daySerbia

• Died: 22 May 337 (aged 65)

• Successor: Constantine II
“Constantine the Great”
Constantine I
KONSILI NICAEA: KRISTUS SEHAKEKAT
DENGAN BAPA
• Konsili Nicea yang digagas oleh kaisar Konstantinus turut memberi
sumbangsih upaya pengenalan akan pribadi Kristus yang benar.
Konsili ini diadakan pada tahun 325 dan dihadiri sekitar 250-318
uskup yang kebanyakan dari Timur (Gereja Ortodoks Timur). Salah
satu rumusan konsili ini menegaskan bahwa “Logos atau Anak,
sehakekat (Yunani: ‘homo-usios’) dengan Bapa. Berkhof
menambahkan, “Logos sama sekali sehakekat dengan Allah Bapa;
sungguhpun Logos dan Allah harus dibedakan, tetapi pada
hakekatnya mereka satu saja”
KONSILI NICAEA: KRISTUS SEHAKEKAT
DENGAN BAPA
• Konsili Nicea yang digagas oleh kaisar Konstantinus turut memberi
sumbangsih upaya pengenalan akan pribadi Kristus yang benar.
Konsili ini diadakan pada tahun 325 dan dihadiri sekitar 250-318
uskup yang kebanyakan dari Timur (Gereja Ortodoks Timur). Salah
satu rumusan konsili ini menegaskan bahwa “Logos atau Anak,
sehakekat (Yunani: ‘homo-usios’) dengan Bapa. Berkhof
menambahkan, “Logos sama sekali sehakekat dengan Allah Bapa;
sungguhpun Logos dan Allah harus dibedakan, tetapi pada
hakekatnya mereka satu saja”
KONSILI NICAEA: KRISTUS SEHAKEKAT
DENGAN BAPA
• Theodosius Agung yang naik takhta menjadi kaisar pada tahun 379 pun
menggelar konsili Konstantinopel pada tahun 381 untuk mempertegas
kesehakekatan Kristus dengan Bapa. Konsili ini memutuskan bahwa
Anak itu homo-usios dengan Bapa. Sehingga dengan demikian
keputusan konsili pertama (konsili Nicea 325) diteguhkan, tetapi
dengan pengertian yang lebih terang dan dalam.

• Disamping itu, konsili Nicaea diadakan sebagai reaksi atas ajaran-


ajaran Arius. Arius mengatakan bahwa Allah Bapa lebih besar dari Anak
Allah, yang pada gilirannya lebih besar daripada Roh Kudus, suatu
doktrin yang dikemudian hari dipelihara oleh Saksi Yehuwa.
KONSILI NICAEA: KRISTUS SEHAKEKAT
DENGAN BAPA
• Arius berpendapat bahwa melalui Putra-Nya Allah menciptakan
alam semesta, tetapi Putra itu hanya ciptaan dari yang tidak ada,
bukan Allah. Sebagai makhluk ia tidak kekal, tapi mempunyai awal.
Pernah ada waktu Ia belum ada. Dengan tepat sekali Arius
menunjuk pada kedua pokok ini sebagai pangkal pertikaian: “Kami
dianiaya karena mengatakan bahwa Anak Allah mempunyai
awal…. Begitu pula karena kami mengatakan bahwa Ia diciptakan
dari yang tidak ada. Ajaran Arius kini diteruskan oleh Saksi-saksi
Yehova
KONSILI NICAEA: KRISTUS SEHAKEKAT
DENGAN BAPA
• Arius akhirnya ditentang oleh uskupnya, Aleksander. Ia
memutuskan memanggil Konsili Nicaea, yang bersidang pada
bulan Juni tahun 325 sampai akhirnya Konsili mengutuk Arius dan
menyusun pengakuan iman anti-Arius, yaitu Pengakuan Iman
Nicaea
KONSILI NICAEA: KRISTUS SEHAKEKAT
DENGAN BAPA
• Pada akhir pengakuan Iman Nicaea ini
dicantumkan frasa-frasa yang menentang dan
mengutuk berbagai pernyataan Arianus yang
pada pokoknya berkisar pada ungkapannya
bahwa Anak Allah mempunyai awal dan
diciptakan dari yang tidak ada.
• KONSILI NICEA FOKUS MENENTANG AJARAN
ARIUS
KONSILI CONSTANTINOPEL: KRISTUS BAGIAN
TRITUNGGAL YANG ABADI
• Date 381
• Accepted byRoman Catholics, Old
Catholics,Easte Orthodox, Anglicans,Oriental
Orthodox, Assyrian Church of the East,
• Next council First Council of Ephesus
• Convoked byEmperor Theodosius I
• Presided byTimothy of Alexandria, Meletius of
Antioch, Gregory Nazianzus, andNectarius of
Constantinople
• Attendance150 (no representation of Western
Church)
• Topics of discussion
Arianism, Apollinarism,Sabellianism, Holy
Spirit
KONSILI CONSTANTINOPEL: KRISTUS BAGIAN
TRITUNGGAL YANG ABADI
Theodosius I • Born. 11 January 347
• BirthplaceCauca, or Italica,
modern Spain
• Died17 January 395 (aged 48)
• Place of
deathMediolanumBuriedConst
antinople, Modern DayIstanbul
KONSILI CONSTANTINOPEL: KRISTUS BAGIAN
TRITUNGGAL YANG ABADI
• Pada tahun 379 orang Barat bernama Theodosius menjadi kaisar kerajaan
timur. Ia adalah pendukung Konsili Nicaea yang teguh dan memutuskan untuk
menangani Arianisme secara tuntas. Ia memanggil konsili yang bersidang di
Constantinopel dari bulan Mei sampai Juli 381.
• Pengakuan Konsili ini tentang Kristologi adalah “Aku percaya kepada Tuhan,
Yesus Kristus, Anak Allah yang tunggal, yang lahir dari Sang Bapa sebelum ada
segala zaman, terang dari terang, Allah yang sejati dari Allah yang sejati,
diperanakkan bukan dibuat, sehakikat dengan Sang Bapa”
• 
KONSILI CONSTANTINOPEL: KRISTUS BAGIAN
TRITUNGGAL YANG ABADI
• Pengakuan ini mementahkan tiga ajaran sesat seperti Arianisme,
Macedonianisme, dan Apollinaris.
• Konsili ini menegaskan bahwa Sang Bapa, Sang Anak, dan Roh
Kudus adalah pribadi yang memiliki kemuliaan dan kebesaran yang
sama, ketiganya sempurna dan abadi. Selain masalah diatas,
perbedaan ajaran Nestorius dan Cyrillus menjadi salah satu
penyebab diadakannya konsili ini
KONSILI CONSTANTINOPEL: KRISTUS BAGIAN
TRITUNGGAL YANG ABADI
• Nestorius dilantik menjadi uskup pada tahun 428. Dalam masa
jabatannya, ia bermaksud untuk memperbaharui Gereja dan
mengusir ajaran bidat-bidat. Dalam kampanye untuk mengusir
para pengikut Apolinaris, dalam khotbahnya ia menyerang
penggunaan istilah theotokos (bunda Allah) bagi Maria.
Menurutnya, lebih baik kata itu diganti dengan kristotokos (bunda
Kristus). Pemahamannya tentang Kristus ialah bahwa hubungan
kedua tabiat Kristus itu tidak begitu erat, misalnya seperti minyak
dengan air dalam satu gelas. Zat-zat itu tidak bercampur, tetapi
masing-masing mempertahankan sifatnya sendiri.
KONSILI CONSTANTINOPEL: KRISTUS BAGIAN
TRITUNGGAL YANG ABADI
• Berbeda dengan Cyrillus yang menganggap hubungan kedua tabiat
Kristus itu sama seperti hubungan antara susu dengan air: sifat
khusus air tidak nampak lagi ketika dicampur dengan susu. Begitu
juga sifat-sifat khusus dari kemanusiaan Kristus menjadi hilang
ketika tabiat itu digabungkan dengan keilahian Kristus, sehingga
tubuh Kristus mengambil alih sifat-sifat ilahi. Pendek kata bahwa
Nestorius menekankan kemanusiaan Kristus, sedang Cyrillus
menekankan keilahian Kristus.
KONSILI CONSTANTINOPEL: KRISTUS BAGIAN
TRITUNGGAL YANG ABADI
• Eutyches mengajarkan bahwa sebenarnya Kristus hanya bertabiat
satu saja. Kemanusiaan Kristus dipengaruhi atau diisi oleh
keilahianNya, sehingga kemanusiaanNya cuma kelihatannya saja.
Jadi Yesus itu bertabiat saja, yakni Ia ilahi bukan manusia. Inilah
monophysit (mono = satu, physit = tabiat). Dengan kata lain,
Eutyches mengorbankan kemanusiaan Kristus dan menekankan
keilahian Kristus. Maka pada tahun 449, patriarch Alexandria,
Dioscurus membantu Eutyches lalu mengadakan “sidang
penyamun” di Efesus, bersama rahibnya yang bersenjata memaksa
supaya monophisitisme Eutyches diakui sebagai ajaran ortodoks.
Tetapi Leo I, uskup Roma tidak menyetujui putusan ini
KONSILI CONSTANTINOPEL: KRISTUS BAGIAN
TRITUNGGAL YANG ABADI
• Konsili Chalcedon menengahi perbedaan pendapat ini dengan
menyatakan, “Kristus bukan bertabiat satu (Alexandria) dan bukan
bertabiat dua (Antiokhia), melainkan bertabiat dua dalam satu
oknum. Kedua tabiat ini tidak bercampur dan tidak berubah
(melawan Eutyches), dan tidak terbagi dan tidak terpisah
(melawan Nestorius). Kristus adalah pribadi yang sangat unik dan
pribadi satu-satunya yang pernah ada dan hidup di bumi.
KONSILI CONSTANTINOPEL: KRISTUS BAGIAN
TRITUNGGAL YANG ABADI
• “Mengikuti contoh para Bapa yang kudus kita mengaku dengan suara bulat bahwa
Anak yang tunggal, Tuhan kita Yesus Kristus, adalah Allah sempurna dan manusia
sempurna, benar-benar Allah dan benar-benar manusia. Ia sehakekat (homoousios)
dengan Sang Bapa sebagai Allah, dan juga sehakekat dengan kita sebagai manusia. Ia
adalah sama seperti kita dalam segala hal kecuali dosa. Ia diperanakkan oleh Sang
Bapa sebelum segala zaman sebagai Allah; tetapi belakangan ini demi keselamatan
kita, Ia lahir dari anak dara Maria. Kristus yang adalah Anak, Tuhan dan satu-satunya
yang diperanakkan, diperkenalkan kepada kita dalam dua kodrat tanpa peradukan,
tanpa perubahan, tanpa pembagian, tanpa perceraian. Keutuhan kedua kodrat tidak
hilang dengan adanya kesatuan, malahan sebaliknya: sifat-sifat yang jelas dari kedua
kodrat itu tetap terpelihara. Kodrat itu tak tercerai atau terbagi menjadi dua oknum,
tetapi kedua-duanya adalah satu Anak, satu-satunya yang diperanakkan, yaitu Allah,
Firman dan Tuhan Yesus Kristus, tepat seperti yang selalu disebutkan oleh para nabi
mengenai Dia dan diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus sendiri”
KONSILI CONSTANTINOPEL: KRISTUS BAGIAN
TRITUNGGAL YANG ABADI
• Konsili Constantinopel membenarkan bahwa Yesus Kristus adalah Allah
sepenuhnya (ini melawan Arianisme) dan manusia sepenuhnya (ini
melawan Apollinaris). Tetapi bagaimana Ia bisa menjadi Allah
sepenuhnya dan sekaligus manusia sepenuhnya? Dua jawaban yang
salah muncul atas pertanyaan ini. Dari kelompok Antiokhia majulah
Nestorius, yang membagi-bagikan Yesus Kristus menjadi Allah yang
Firman dan Yesus yang menjadi manusia. Ia ditentang oleh Cyrillus dan
dinyatakan salah oleh Konsili Efesus pada tahun 431. Sesudah Nestorius
muncullah Eutyches dari aliran Aleksandria. Ia berusaha
mempertahankan keutuhan Yesus Kristus dengan jalan mengaburkan
kemanusiaan-Nya. Ia ditentang oleh Leo dan dinyatakan salah pada
Konsili Chalcedon pada tahun 451.
KONSILI EFESUS: KRISTUS ADALAH ALLAH DAN
MANUSIA SEJATI
• Kaisar Theodosius II memanggil Konsili Efesus untuk mencari
penyelesaian atas konflik antara Cyrillus dan Nestorius. Kelompok
uskup-uskup Antiokhia yang menyokong Nestorius terlambat tiba
di Efesus. Cyrillus yang sudah mendapat dukungan dari Roma,
menunggu selama 15 hari lalu mulai dengan Konsili, Nestorius
dipecat. Empat hari kemudian kelompok Antiokhia tiba. Mereka
menolak konsili dari Cyrillus dan mengadakan konsili sendiri
dimana Cyrillus dikutuk. Tetapi hanya ada sekitar 30 uskup
kelompok Antiokhia dibanding dengan 200 uskup yang hadir pada
konsili Cyrillus. Akhirnya dua minggu kemudian delegasi dari Barat
tiba dan mensahkan konsili Cyrillus.
KONSILI EFESUS: KRISTUS ADALAH ALLAH DAN
MANUSIA SEJATI
• Oleh karenanya kami mengaku bahwa Tuhan kita Yesus Kristus, Anak
tunggal Allah, adalah Allah sempurna dan manusia sempurna, terdiri
dari jiwa akali dan tubuh. Ia diperanakkan dari Sang Bapa sebelum
segala zaman, sebagai Allah, dan belakangan ini, demi kita dan
keselamatan kita, Ia dilahirkan dari anak dara Maria sebagai
manusia. Sebab ada kesatuan dua kodrat dan oleh karena itu kami
mengaku satu Kristus, satu Anak, satu Tuhan. Menurut pengertian
bahwa kesatuan ini tidak mencampur-adukkan, kami mengaku
bahwa anak dara kudus adalah theotokos (Bunda Allah), karena
Allah Firman menjelma menjadi manusia dan sejak pembuahan-Nya
menyatukan pada diri-Nya bait yang diambil daripadanya (Maria).
KONSILI CHALCEDON: KRISTUS ADALAH ALLAH
YANG KEKAL
• Konsili Chalcedon dipanggil oleh Kaisar Marcianus untuk
menyelesaikan persoalan Eutyches yang telah dikutuk oleh Leo. Konsili
bertemu di Chalcedon pada bulan Oktober 451. Konsili ini kemudian
dianggap sebagai konsili am atau oikumenis yang keempat. Rumusan
Chalcedon mengutip Pengakuan Nicaea dan Constantinopel.
Sebenarnya ini sudah cukup untuk mengukuhkan ortodoksi, tetapi
dengan adanya ajaran Nestorius dan Eutyches perlu ada batasan yang
lebih jelas. Dua dari surat-surat Cyrillus diterima sebagai penolakan
terhadap Nestorianisme; dan Tomus dari Leo diterima sebagai penawar
bagi ajaran Eutyches. Kelantangan putusan konsili ini terhadap ajaran-
ajaran yang lain terlihat dalam tulisan berikut.
KONSILI CHALCEDON: KRISTUS ADALAH ALLAH
YANG KEKAL
• Oleh karenanya kami mengaku bahwa Tuhan kita Yesus Kristus,
Anak tunggal Allah, adalah Allah sempurna dan manusia sempurna,
terdiri dari jiwa akali dan tubuh. Ia diperanakkan dari Sang Bapa
sebelum segala zaman, sebagai Allah, dan belakangan ini, demi kita
dan keselamatan kita, Ia dilahirkan dari anak dara Maria sebagai
manusia. Sebab ada kesatuan dua kodrat dan oleh karena itu kami
mengaku satu Kristus, satu Anak, satu Tuhan. Menurut pengertian
bahwa kesatuan ini tidak mencampur-adukkan, kami mengaku
bahwa anak dara kudus adalah theotokos (Bunda Allah), karena
Allah Firman menjelma menjadi manusia dan sejak pembuahan-Nya
menyatukan pada diri-Nya bait yang diambil daripadanya (Maria).
KONSILI CHALCEDON: KRISTUS ADALAH ALLAH
YANG KEKAL
• Sinode menentang mereka yang mau mengoyak-ngoyakkan
rahasia inkarnasi menjadi dua Anak (ini dituduhkan kepada
Nestorius); dan akan memecat sebagai Imam mereka yang berani
mengatakan bahwa keallahan Anak Allah yang tunggal dapat
menderita (Arius dan Eutyches); menentang mereka yang mengira
bahwa ada suatu campuran atau larutan dari kedua kodrat Kristus
(Eutyches); mengusir mereka yang mengira bahwa “rupa seorang
hamba” (kemanusiaan) yang diambilnya dari kita adalah semacam
hakikat sorgawi atau hakikat lain (yaitu bukan insani) dan
mengutuk mereka yang percaya bahwa Tuhan mempunyai dua
kodrat sebelum disatukan tetapi hanya satu sesudahnya (Eutchyes).
KONSILI CHALCEDON: KRISTUS ADALAH ALLAH
YANG KEKAL
• Pengakuan Konsili Chalcedon menegaskan bahwa pribadi Yesus Kristus
adalah Allah sejati dan manusia sejati. Rumusan ini terlihat mengambil
bahan dari berbagai tradisi: tradisi Aleksandria (Cyrillus), tradisi Antiokhia
(rumusan penyatuan kembali), tradisi Constantinopel (Flavianus) dan dari
tradisi Barat (Tertullianus dan Leo). Rumusan ini juga terlihat secara
positif adalah penjelasan dari kredo Nicaea dan Constantinopel, namun
tujuan sebenarnya adalah untuk menghantam dan meniadakan berbagai
ajaran sesat. Jika disimak, isi ajarannya pun pada akhirnya dapat
digunakan untuk menangkis doktrin Saksi Yehuwa yang mengatakan
bahwa Kristus itu diciptakan dan memiliki asal mula. Konsili ini
menolaknya dan kembali kepada keyakinan awal bahwa Kristus adalah
Allah yang kekal, Sang Alfa dan Omega.
KESIMPULAN
•Dari sejak awal, Kristologi Sumbang
telah ditanggapi oleh Bapa-Bapa
Gereja dan dianggap sebagai Kristologi
sesat

Anda mungkin juga menyukai