Anda di halaman 1dari 31

Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan,

Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan


bagi kita dan anak-anak kita sampai selama-
lamanya.
(Ulangan 29:29)
L. Berkoff dalam Systematic Theology
mendefinisikan providensia sebagai tindakan
yang terus menerus berlangsung dari
kekuatan ilahi dimana sang Pencipta
melindungi semua makhluk-Nya, yang
bertindak dalam segala sesuatu yang terjadi
di dalam dunia, dan mengarahkan segala
sesuatu pada tujuan akhir yang telah
ditetapkan-Nya.
Providensia atau pemeliharaan menyatakan
bahwa Allah yang menyebabkan dunia ini
terjadi, senantiasa mempertahankan,
memperbaharui dan mengaturnya. Dia yang
memelihara, merawat, menopang ciptaan-
Nya serta memimpin dan mengendalikan
seluruh peristiwa untuk menggenapi tujuan
yang Ia kehendaki.
1. Deisme
2. Panteisme
3. Dualisme
4. Indeterminisme
5. Nasib atau takdir
1. DALAM HUBUNGAN DENGAN TATA TERTIB
ALAMIAH
2. DALAM HUBUNGANNYA DENGAN SEJARAH
DUNIA
3. DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
KEADAAN-KEADAAN PRIBADI
4. DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
KEBEBASAN MANUSIA
5. DALAM HUBUNGAN DENGAN DOSA
6. DALAM HUBUNGAN DENGAN DOA
◦ Allah memerintah kuasa alamiah (Mz
147:8 dst).
◦ Memelihara segala binatang (Ayub 38-39)
◦ Mengatur segala kejadian di dunia, yang
besar dan yang kecil , hujan angin rebut
dan petir (Ayub 37 ; Mzm 29), tulah-tulah
(Kej 7:3-11:10; Yl 2:25)
◦ Hingga matinya burung pipit (Mat 10:29)
atau jatuhnya undian (Ams 16:33).
 Hidup fisik, pada manusia dan binatang,
adalah milik-Nya. Dia yang memberikan dan
mengambilnya kembali (Kej 2:17; 1Sam
1:27;2Sam 12:22; Ayb 1:21; Mzm 102:24;
104:29-30; 127:3; Yeh 24:16; Dan 5:23, Yes
38:1-5).
 Tuhan memberikan kesehatan dan penyakit

(Ul 7:15; 28:27, 60), keuntungan dan


kemalangan (Am 3:6; bdn Yes 45:7).
 Karena tata tertib alamiah yang teratur ini
dipandang sebagai langsung tergantung
kepada kehendak ilahi, maka Alkitab tanpa
banyak masalah menerima gagasan tentang
mujuzat yang nampaknya aneh bagi
ketertiban yang ada. Allah melakukan apa
yang Ia kehendaki di dalam dunia, maka tiada
satu pun yang dapat menghalangi-Nya.
 Pemerintah Allah berdasarkan pemeliharaan-
Nya yang mantap atas tata tertib yang telah
dijadikan, memaklumkan hikmat, kuasa,
kemuliaan dan kebaikan-Nya (Mzm
8:1;19:1-6; Kis 14:17; Roma 1:19). Orang
yang dihadapkan dengan pernyataan ini, jika
ia tidak mau mengakui Allah, ia tidak dapat
berdalih.
 Sejarah dunia tidaklah menggelinding begitu saja dan
tanpa akhir. Allah mengendalikan sejarah dunia ini
dan atas ketentuan-Nya raja-raja dan pengusa
runtuh dan bangkit (Dan 2:21; 4:24,25; Ayub 12:33;
Mzm 47:9; 66:7).
 Alkitab mengajarkan bahwa sejarah tidak akan
berjalan dengan sendirinya begitu saja, tetapi ada
dalam control Allah. Setelah waktunya genap, Allah
akan mengakhiri sejarah dunia melalui kedatangan
Tuhan Yesus yang kedua kali. Dia sendiri, yaitu
Kristus akan memerintah selama-lamanya dan semua
penentang-penentang-Nya akan dihakimi dan
ditaklukkan di bawah kaki-Nya (Fil 2:10-11; Why 19)
 Mengapa Allah memperkenan orang jahat
beruntung, kendati ulah mereka menjadikan
orang benar korban? Mengapa bencana
justru sering menjadi bagian orang yang
berbakti kepada Tuhan? Padahal dalam PL
Allah menjanjikan kepada umat-Nya bahwa Ia
akan menjadikan mereka makmur jika
mereka setia, tapi akan mendatangkan
bencana atas mereka jika mereka berbuat
dosa (Im 26:14; Ul 28:15). Pertanyaan diatas
tentu harus mendapat jawaban.
Persoalan pertama senantiasa dijawab oleh Firman
Tuhan (PL) bahwa :
 Orang jahat hanya beruntung untuk sementara waktu

saja; Allah akan segera mendatanginya dan


memberinya pembalasan (Mzm 37; 50:16-21; 37:17
dst)
 Ia bersabar untuk memberikan kepada mereka

kesempatan untuk bertobat (Roma 2:4; 2Pet 3:9; Why


2:21)
 Hari pembalasan Allah akan menimpa mereka pada

penghakiman yang terakhir (Roma 2:3; 12:19; Yak


5:1-8).
Persoalan kedua dijawab oleh Firman Tuhan dengan
mengatakan bahwa :
 Orang benar akan dibenarkan pada datangnya hari
penghakiman atas orang jahat (Mzm 37; Mal 3:13-
4:3)
 Penderitaan berharga sebagai penertiban yang
diberikan Allah (Ams 3:11; Mzm 119:67,71)
 Penderitaan, jika tabah menghadapinya, dan
sekalipun tidak dimengerti, memuliakan Allah dan
pada akhirnya membawa berkat (Ayb 1-2’ 42)
 Persekutuan dengan Allah adalah yang terutama, dan
bagi mereka yang menikmati persekutuan dengan
Allah, maka kemiskinan lahiriah tidak lagi menjadi
momok yang menakutkan (Mzm 73:14, 23; Hab 3:17)
 Dalam PB kenyataan bahwa orang beriman
menderita sebagai akibat dari perlakuan jahat
dan keadaan-keadaan yang mendatangnya,
tidak lagi menjadi persoalan, karena diakui
bahwa persekutuan dalam penderitaan
Kristus mempunyai sifat azasi bagi panggilan
Kristen (Mat 10:24; Yoh 15:18; 16:33; Kis
9:16; 14:22; Fil 3:10; 1Petr 4:12-19).
 Pengakuan ini dalam kaitannya dengan
prinsip-prinsip PL yang disebut di atas,
secara sempurna menyelesaikan “persoalan
tentang penderitaan” bagi masyarakat Kristen
pertama. Karena mereka mengetahui harapan
mereka yang mulia (1Ptr 1:3) dan kuasa
Kristus yang mendukung dan menguatkan
mereka (2Kor 1:3; 12:9), maka mereka dapat
matang menghadapi segala situasi (Flp 4:11).
Apa yang sedang dilakukan Allah dalam situasi itu?
 Membina mereka dalam kekudusan (Ibr 12:5-11)
 Memperkembangkan tabiat Kristiani mereka (Yak 1:2
dst; 1Ptr 5:10; Roma 5:2)
 Menguji kenyataan iman mereka (1Ptr 1:7)
 Membuat mereka layak menerima kemuliaan (1Ptr
4:13)
 Dalam segala hal mendatangkan kebaikan bagi
umat-Nya (Roma 8:28)
 Ia memberikan kepada mereka keperluan bendawi,
yang mereka perlukan di sepanjang perjalanan di
dunia (Mat 6:25-33; Fil 4:19)
 Kebebasan manusia juga tidak luput dari
kendali Allah. Allah memerintah hati dan
perbuatan-perbuatan segenap manusia (Ams
21:1; Ezr 6:22; Est 6), sering untuk tujuan-
tujuan-Nya sendiri yang tidak diduga oleh
mereka (Kej 45:5-8; 50:20; Yes 10:5; 44:28-
45:4; Yoh 11:49; Kis 13:27).
 Pengawasan Allah adalah mutlak, dalam arti bahwa
manusia hanya melakukan apa yang telah Dia atur
supaya mereka lakukan; namun mereka benar-benar
menjadi perantara yang bebas, dalam arti bahwa
keputusan-keputusan mereka adalah milik mereka
sendiri, dan secara moral mereka bertanggung jawab
atasnya (Ul 30:25-20). Tapi harus ada perbedaan
antara hal bahwa Allah membiarkan atau
menyerahkan orang-orang berdosa untuk melakukan
kejahatan yang lebih mereka sukai (Mzm 81:12; Kis
14:16; Roma 1:24-28), dan karya-Nya yang penuh
kasih karunia untuk mendesak umat-Nya supaya
menghendaki dan melakukan apa yang
diperintahkan-Nya (Flp 2:13).
 Dalam menjelaskan Ams 16:9 “ Hati manusia memikir-
mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah
langkahnya”, Calvin mengatakan bahwa putusan-putUsan
Allah yang kekal sekali-kali tidak mencegah kita melihat ke
depan bagi diri kita sendiri atau mengatur urusan-urusan
kita, kendati pun senantiasa tunduk pada kehendak-Nya.
Selanjutnya dia mengatakan, karena Dia telah menetapkan
batas-batas hidup kita, juga telah mempercayakan
pemeliharaan kehidupan itu kepada kita, dan telah memberi
sarana dan bantuan kepada kita, supaya kehidupan itu dapat
kita jaga, dan Ia juga telah menjadikan kita dapat melihat
datangnya bahaya. Dan supaya bahaya-bahaya itu tidak
menjadikan kita dapat menimpa kita secara mendadak, maka
disarankanNyalah bagi kita tindakan-tindakan dan sarana-
sarana pencegah
 Jika Allah mengendalikan segala sesuatu,
apakah Allah juga penyebab dosa? Jelas
TIDAK! Allah bukan penyebab dosa (Yak 1:14;
1Yoh 2:16). Dosa, kejahatan dan penderitaan
bukan bagian rencana asli Allah bagi
manusia, dan bukan pula bagian permanen
dari pengalamannya (Why 21:3-4).
Menurut Millard Erickson, tindakan
pemeliharaan Allah dalam hubungannya
dengan dosa ada beberapa hal :
1. Allah mencegah dosa
Abimelekh (Kej 20:6)
2. Allah mengizinkan dosa
Kis 2:23; Kis 14:1; Roma 1; 2Taw 32:31;
Mzm 81:12-13
3. Allah Mengedalikan dosa
◦ Peristiwa Yusuf dan saudara-saudaranya (Kej 50)
◦ Peristiwa penyaliban (Kis 2:36)
◦ Roma 11:13-15
4. Allah membatasi dosa
Ayub 1:12; 2:6; Mzm 124:1-5; 1Kor 10:13
Jika Allah mengendalikan segala sesuatu dan
memelihara kita dengan kuasa-Nya yang ajaib dan
rencana-Nya yang kekal, apakah masih perlu berdoa?
Apakah doa dapat mengubah kehendak Allah?

Ada dua fakta Alkitab dinyatakan kepada kita :


1. Rencana Allah sifatnya final dan tetap, tidak akan
mengalami revisi.
2. Kita diperintahkan untuk berdoa (Yak 6:16-18);
Tuhan Yesus sendiri dalam Alkitab banyak sekali
berdoa dan meminta murid-murid-Nya berdoa.
Bagaimana hubungan keduanya?
 Anugerah Allah tersalurkan melalui iman. Doa adalah

salah satu bukti bahwa seseorang beriman dan


bergantung kepada Allah. Berdoa adalah sikap yang
dalam menanggapi kehendak Allah.
 Kuasa Allah bekerja bagi orang meminta dengan

sungguh-sungguh kepada Allah (Mat 14:22-33; Mat


8:5-13; Mat 9:18-22)
 Kita tidak memperoleh apa-apa karena kita tidak

berdoa (Yak4:2)
 Jawaban doa tergantung Allah sendiri, bukan pada

kehendak kita (2Kor 12:9-10)


1. Pemeliharaan Allah berarti bahwa Ia yang mengusai
seluruh hidup kita. Kita tidak terletak dalam tangan
kuasa-kuasa tak berpribadi yang sewenang-
wenang, melainkan sepanjang hidup kita
berhadapan dengan Allah sendiri : Sang Bapa, Anak
dan Roh kudus.
2. Kita menerima hidup ini sebagai pemberian
tangan-Nya dan kita jalani dengan tenang dan
penuh keyakinan untuk kemuliaan-Nya, sambil
percaya bahwa dalam segala hal kita berada dalam
tangan pengasihan-Nya.
3. Pemeliharaan Allah sangat menghibur pada
saat menghadapi kesulitan dan penderitaan
yang bukan akibat kebodohan atau kejahatan
kita melainkan Allah secara berdaulat
membiarkannya terjadi. Kita dapat hidup
dengan yakin meskipun menghadapi
kesulitan seperti itu, karena pasti bahwa
Allah Bapa dalam pemeliharaan-Nya
membiarkan hal itu terjadi untuk kebaikan
kita. Ia akan menompang dan menjaga kita
padawaktu menghadapinya
4. Kepercayaan akan pemeliharaan Allah dapat
membantu kita melihat masa-masa
kegembiraan dan kesuksesan dalam
perspektif yang tepat, yaitu sebagai
anugerh Allah dan bukan hasil kemampuan
dan kebijaksanaan kita belaka. Sikap ini
juga mempersiapkan kita untuk
kemungkinan bahwa itu semua ditarik,
seandainya Allah menganggap itu perlu
untuk kebaikan kita.
5. Pemeliharaan Allah memberi ketenteraman
di tengah-tengah dunia yang tidak tenteram
bahkan penuh kekerasan. Dia bertakhta di
atas kekuatan militer, politik, social,
ekonomi dalam zaman ini. Tidak ada yang
tidak terkendalikan oleh Allah. Karena itulah
kita hidup hari demi hari dalam
pengetahuan bahwa tangan yang berkuasa
atas kehidupan kita adalah tangan yang
mengendalikan segala sesuatu
6. Pemeliharaan Allah berarti kemenangan terakhir dari
rencana-Nya terjamin. Ada banyak kuasa yang
melawan Allah, seperti dosa, kejahatan, korupsi,
ketidakadilan, keserakahan dan ekspolotasi, dll.
semuanya dikuasai Allah dan hanya mempunyai arti
sementara saja.
Allah telah menetapkan satu hari ketika kemuliaan
pemerintahan-Nya akan nyata di seluruh alam
semesta dan segala sesuatu yang melawan Dia akan
dihakimi dan dienyahkan dari hadapan-Nya untuk
selama-lamanya.
7. Pengakuan akan pemeliharaan Allah tidak
membebaskan kita dari tanggung jawab atas
kehidupan pribadi kita. Kita harus tetap berkarya
dan berusaha. Pengakuan ini juga jangan samapai
menarik diri kita dari keterlibatan dalam masalah-
masalah yang dihadapi dunia dan masyarakat.
Justru tanggung jawab itu kita terima dengan
kepastian bahwa Allah sendiri menghendaki nilai-
nilai yang luhur, keadilan, kebaikan, kesejahteraan,
terjadi di tengah-tengah dunia.

Anda mungkin juga menyukai