Anda di halaman 1dari 7

IMPLEMENTASI PEMURIDAN KONTEKSTUAL SEBAGAI KONSELING KEPADA

ANAK YANG BROKEN HOME

Oleh :

Junarti Angka

Mahasiswa Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Junartiangke99@gmail.com

ABSTRAK

Pertengkaran, kekerasan bahkan perceraian kini tidak asing lagi didengar.


keharmonisan yang seharusnya didambakan oleh sebuah keluarga kini tidak lagi terasa, kasih
sayang kini tidak ada lagi. dampaknya tentunya bukan hanya kepada ayah atau ibu tetapi juga
kepada sang anak. Anak merupakan korban utama dari masalah ini, Ia merasa tidak di
perdulikan lagi, selain itu sang anak akan kehilangan kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Dalam kondisi seperti ini dapat menyebabkan kondisi sikis bahkan kejiwaan seorang anak
akan terganggu yang akan berdampak pada pertumbuhan anak. Untuk meenghilangkan
berbagai macam masalah yang timbul dari kejadian tersebut maka dibutuhkan suatu model
pemuridan untuk menangani masalah tersebut. Pemuridan Kontekstual bisa menjadi salah
satu model pemuridan yang dapat dilakukan oleh konselor dalam memberikan konseling
kepada korban broken Home agar mereka bisa dipulihkan dan semakin mengenal Kristus.

PENDAHULUAN

Bagi orang percaya pernikahan merupakan suatu penggenapan kehendak Allah yang
telah Allah tetapkan sejak manusia diciptakan. Pernikahan merupakan perpaduan antara laki-
laki dan perempuan yang memiliki pribadi yang berbeda yang Allah ciptakan agar manusia
saling melengkapi membentuk satu keutuhan dan kelengkapan, demi menjalankan kehendak
Allah.Pernikahan adalah lembaga pertama yang ditetapkan dan dikehendaki Allah sendiri
dalam Kejadian 2:18-25 dengan tegas menyatakan bahwa Allah telah menetapkan lembaga
pernikahan sebelum dunia jatuh dalam dosa.1 Pernikahan Kristen mempunyai tujuan yang
agung yang telah ditetapkan Allah yaitu melahirkan anak-anak allah (Kejadian 1:28). Allah
menciptkan manusia dengan kemampuan untuk melahirkan keturunan dan membimbing serta

1
Sutjipto Subeno, Indahnya Pernikahan Kristen. (Surabaya : Momentum, 2014) hal 2
merawat sehingga bisa disebut sebagai anak-anak Allah. 2 Namun banyak di antara orang tua
yang kadang mengabaikan tugas pokoknya didalam sebuah rumah tangga dan berakibat fatal
bagi keluarganya.

Broken Home adalah sebuah Isitilah untuk menggambarkan sebuah keluarga yang
terpecah di akibatkan salah satu dari kepala keluarga itu meninggal dunia atau bercerai. 3
Broken Home juga digunakan untuk menggambarkan kondisi keluarga yang tidak harmonis
dan tidak berjalan layaknya keluarga seperti biasanya yang diakibatkan oleh orang tua yang
tidak peduli lagi dengan situasi dan anaknya dirumah.4 Dampak dari broken home itu sendiri
paling besar dirasakan oleh anak-anak dalam keluarga itu. Anak seperti menjadi korban
dalam masalah ini mereka tidak lagi merasakan kedamaian, ketentramman, dan mereka
kehilangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Pemberontakan, merasa terhina dan
berdampak pada kondisi mental dan psikologis seorang anak.

TUJUAN

Untuk mengetahui andil pemuridan Kontekstual sebagai konseling bagi anak broken home

MANFAAT

manfaat dari penelitian ini yaitu untuk memberikan pemahaman kepada setiap
pembaca bagaimana cara menghadapi dan memberikan pendampingan kepada anak berlatar
belakang broken home. dan menolong anak broken Home semakin dekat dengan kristus.

PEMBAHASAN

Pemuridan merupakan upaya dan proses yang dilakukan oleh seseorang untuk
membawah mereka yang jauh dari kristus menjdi dekat kembali dan bahkan menjadi serupa
dengan Kristus. Pemuridan bukan merupakan proses yang singkat tetapi proses yang panjang.
Pemuridan bukan hanya sebatas mengunjungi tetapi juga sebuah kesempatan untuk
memberikan konseling kepada orang tersebut.5 Pemuridan menjadi salah satu cara yang
dipakai Allah untuk menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Yesus sendiri melakukan
Pemuridan itu sendiri, kemanapun Ia pergi Disitu ada murid-muridnya. Yesus mentransferkan

2
Yakub Susabda, Pastoral Konseling Jilid 2. (Malang : Gunung Mas, 2008) hal 147
3
Prof.Dr.H.Sofyan S Willis. Konseling Keluarga. (Bandung : Alfabeta) hal 66
4
Bunda Resky.Be A Smart Parent. (Yogyakarta: Niaga Swadaya, 2010) 98
5
Ronald W Leigh, Melayani Dengan Efektif. (Jakarta : Gunung Mulia, 2007) hal 29
gaya hidupnya kepada murid-murid-Nya dan mereka dapat melihat langsung dan
meneladaniNya.6

Ada delapan langkah yang dilakukan Yesus dalam melaksanakan pemuridan yaitu :
pemilihan, persekutuan, pengabdian, pemberian diri, peragaan, pendelegasian, pengawasan
dan multiplikasi. 8 langkah yang dilakukan Yesus dalam Pemuridan haruslah diterapkan
orang-orang yang melaksanakan Pemuridan juga. Proses Rekrutmen kepada orang-orang
biasa untuk menjadikan mereka Murid Yesus adalah langkah awal yang di pilih Yesus dalam
memulai pelayannya. Proses Rekrutmen yang dilakukan oleh Yesus berlanjut pada proses
pemuridan yang dilakukannya. Proses Rekrutmen dan Pemuridan Yesus dapat dilihat dalam 2
perikop alkitab yaitu dalam lukas 5:1-11 dan Yohanes 21:1-23.7

Latar belakang dari para Murid Yesus beranekaragam ada yang berasal dari Nelayan
dan Pemungut cukai. Tetapi dalam proses Pemuridan yesus mengambil langkah konseling.
Langkah-langkah konseling yang dilakukan Yesus adalah : Pertama Penerimaan. Yesus
menerima murid-muridnya tanpa memandang status sosial mereka yang kedua Ialah
melakukan pendampingan. Hal ini terbukti ketika Peristiwa Keputusan dan kekecewaan
Murid-murid yang tidak mendapatkan Ikan (Lukas 5:1-11) Yesus hadir sebagai pemecah
masalah dan memberikan pedampingan kepada murid-muridnnya. Yang ketiga adalah
pengutusan. Sebagai respon dari Panggilan Yesus kepada murid-muridnya adalah mereka
siap untuk diutus kepada setiap orang yang telah kehilangan kemuliaan Allah.

Hal yang dilakukan Yesus kepada murid-muridnya dapat membantu para Pendeta,
Konselor dalam melakukan pendampingan/ konseling kepada anak Broken Home. Tinggal
dilingkungan yang harmonis adalah dambaan bagi semua orang apalagi bagi anak-anak.
Keharmonisan keluarga sangat berpengaruh besar pada pertumbuhan kepribadian bagi
seorang anak. Kenyamanan dan kehangatan sangat diperlukan untuk membentuk sikap-sikap
positif pada anak. Begitupun dengan Kasih sayang, sang anak akan merasa diperhatikan dan
memotivasi dirinya untuk menyayangi orang-orang yang ada di sekitarnya.

akibat dari perceraian (Broken Home) maka anak akan merasa : Pertama.Kesepian.
kesepian dirumuskan sebagai tanpa teman, terpencil dan sedih karena sendiri. Penyebab

6
Herdy N Hutabarat, Mentoring & Pemuridan. (Bandung : Yayasan Kalam Hidup) hal 77
7
Yuliati and Kezia Yemima, “MODEL PEMURIDAN KONSELING BAGI ALUMNUS
PERGURUAN TINGGI LULUSAN BARU (FRESH GRADUATE) YANG MENGINGKARI
PANGGILAN PELAYANAN” 1, no. 1 (2019): 26–40.
kesepian bisa disebabkan karena kehilangan orang yang dicintai.8 Kedua Akibat dari masalah
Broken Home anak akan memilih untuk menutup diri dari pergaulan(Anti Sosial) dan
melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya seperti merokok, Bolos dari sekolah, menggunakan
obat-obat terlarang. Tertutupnya interaksi dengan dunia sekitar dapat mengakibatkan
hilangnya kepercayaan untuk memulai interaksi terlebih dauhul. Ketiga. Akibat Broken
Home menyebabkan anak menjadi sters, tekanan dan menimbulkan perubahan fisik dan
mental terhadap anak. contohnya anak akan selalu bersifat agresif. Stras dapat mengakibatkan
Performa akademik sang anak menjadi kurang baik.

Ketika hal itu sudah terjadi pada anak maka Peran Pendeta dan konselor sangat
diperlukan dalam kondisi seperti itu. Namun kadang kala Pemuridan Konseling tidak berjalan
dengan baik karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu terburu-buru dan tidak mengikuti
prosedur konseling yang bertanggung jawab, tidak menghargai konsele, kecenderungan untuk
menghakimi karena ketidakberhasilan menetukan sikap, berbuat terlalu banyak dalam satu
sesi konseling, memaksa konsele menjadi seperti apa yang konselor kehendaki dan bukan
memberikan kesadaran baru, melibatkan emosi dan perasaannya kepada konsele dan
kehilangan objektivitasnya, cenderung membela diri sendiri dan bukan berempati terhadap
pergumulan konselenya, tidak mengenal dan menghargai rahasia jabatan dan mencoba
menangani semua persoalan, termasuk kasus-kasus abnormalitas dan tidak menghargai
profesional lain.9

Pemuridan Kontekstual adalah salah satu dari sekian banyak model-model Pemuridan.
Pemuridan Kontekstual merupakan model pemuridan yang sangat aplikatif dan sangat tepat
bagi pertumbuhan sikap kristen. Pemuridan kontekstual merupakan suatu kelompok yang
mau berkomitmen untuk bertumbuh dan biasanya terdiri dari 3 sampai 6 orang. Pemuridan
Kontekstual biasanya dikenal dengan istilah Kelompok Tumbuh Bersama Kontekstual
(KTBK) dengan langkah pembelajaran yaitu, Firman Tuhan, Pujian dan Doa, Fellowship, dan
10
Missions. KTBK memiliki Visi dan Misi. Visi KTBK adalah menjadi serupa dengan
Kristus dan MISI dari KTBK yaitu Mendorong orang percaya bertumbuh ke arah kedewassan
penuh dalam kristus, memperlengkapi orang percaya dengan pemahaman aklitab kontestual,

8
Pangkalan Ide. Whole Brain Training For Social Intelligent. (Jakarta : PT Elax Media Komputindo. 2010)Hal
46
9
Yakub B.Susabda. Konseling Pastoral. (jakarta : BPK Gunung Mulia,2014)hal 65
10
Daniel Fajar Panuntun and Eunike Paramita, “HUBUNGAN PEMBELAJARAN ALKITAB TERHADAP
NILAI-NILAI ( KELOMPOK TUMBUH BERSAMA KONTEKSTUAL ),” Gamaliel : Teologi dan praktika 1,
no. 2 (2019): .107
mengontrol orang percaya dalam ketaatan terhadap Firman Tuhan dan Melipatgandakan
KTBK dengan mendelegasi setiap anggota menjadi pemimpin KTBK baru.

dalam melaksanakan Pemuridan Konsele dapat menggunakan Model Pemuridan


Kontestual namun Dalam melaksanakan konseling kepada Konsele, Konselor dapat memakai
beberapa pendekatan yaitu :

1. Pendekatan melalui hubungan-hubungan yang diarahkan (Konseling) untuk


mengatasi sesuatu masalah. Melalui hubungan atau percakapan yang terus
menerus, seseorang bisa diarahkan untuk berpikir atau bertingkahlaku seseuai
dengan yang diharapkan. Berbagai proses bisa terjadi pada pendekatan ini.
Misalnya proses peniruan, sugesti, suportif bahkan pelegaan melalui
pengungkapan dari keadaan efek seseorang.
2. Pendekatan melalui religi.Iman dan kepercayaan yang kuat merupakan sumber
kekuatan untuk mengatasi atau menghadapi hal-hal yang tidak baik. Agama juga
menjadi dasar dan patokan dari semua tingkah laku agar orang tidak kabur, ragu-
ragu dan mudah terpengaruh oleh rangsangan-ransangan yang datang dari luar.11

konselor mempunyai peran pentig dalam penanganan anak yang memiliki latar belakang
keluarga broken home. maka dari itu Tindakan yang harus dilakukan konselor untuk
memuridkan anak dari korban keretakan rumah tangga yaitu :

1. membangun hubungan yang baik dengan sang anak. hubungan yang baik dengan anak
akan mempermudah konselor dalam memasuki dunianya sehingga mempermudah
konselor dalam memahami masalah sang anak
2. masuk lebih dalam kepada diri anak untuk menyimak ke dalam proses cara berfikir
dan perasaan anak
3. melakukan pendampingan dengan tujuan untuk mencegah lahirnya anak yang
berkepribadian buruk. jangan menghakimi maupun mengucilkan tapi usahakan
berikan ruang kepadanya agar Ia lebih leluasa menceritakannya
4. mengajak sang anak melakukan hal-hal yang bermanfaat. dan memberikan
penghargaan atas apa yang telah dilakukan

selain itu Konselor juga dapat menggunakan langkah-langkah yang digunakan dalam
Kelompok Tumbuh Bersama yaitu :
Prof.Dr Singgih D Gunarsa. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. (Jakarta : BPK Gunung
11

Mulia,1991) hal 220


1. Belajar firman Allah. melalui tahap ini anak dapat mengenal Yesus melalui cerita
dalam Alkitab
2. Doa dan Penyembahan. hal ini dapat dilakukan dengan tujuan untuk membuat hati
sang anak menjadi lega, melalui doa sang anak dapat meluapkan seluruh apa yang ada
dalam hatinya. peran Konselor disini Ialah Turut bersama sang anak berdoa dan
mendoakan
3. Bersekutu. melalui persekutuan sang anak dapat berbagi pengalaman atas apa yang
dilakukan
4. Pengutusan. ketika sang anak benar-benar pulih dari rasa trauma (Bisa bersahabat
dengan masa lalunya) Sang Konselor bisa mengutusnya untuk menjadi Pelayan di
tengah-tengah masyarakat dan menjadikan masa lalu yang kelam menjadi motivasi

Pendampingan akan berhasil dilaksanakan Jika sang anak bisa menerima keadaan yang
terjadi dan tidak lagi melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya Ia lakukan.

KESIMPULAN DAN SARAN

perceraian orang tua dapat memberikan rasa trauma kepada sang anak. Anak akan
merasa bahwa Ia tidak di pedulikan lagi. untuk menghilangkan rasa trauma dalam diri anak
maka diperlukan pendampingan yang baik kepadanya. pendampingan yang di berikan kepada
anak memakai model Pemuridan Kontestual. Pemuridan Kontekstual merupakan salah satu
dari berbagai model pemuridan untuk membawah sang anak lebih dekat dengan Kristus.
Peranan konselor sangat penting untuk membawah anak bisa berdamai dengan dirinya
dengan lingkungannya terlebih lagi bisa berdamai dengan masalahnya dan menjadikan
masalah sebagai motivasi dalam dirinya.

semoga melalui tulisan ini setiap para pembaca dapat memahami masalah apa saja
yang ditimbulkan jika dalam sebuah keluarga mengalami keretakan. serta melalui tulisan ini
juga dapat memberi pemahaman cara memberi konseling kepada anak yang broken home.

DAFTAR PUSTAKA
Subeno, Sutjipto, Indahnya Pernikahan Kristen. Surabaya : Momentum. 2014

Susabda, Yakub. Pastoral Konseling Jilid 2. Malangg : Gunung Mas. 2008

Willis, Sofyan S. Konseling Keluarga. Bandung : Alfabeta

Resky Bunda. Be A Smart Parent. Yogyakarta : Niaga Swadaya. 2010

Leigh. Ronald W. Melayani Dengan Efektif. Jakarta : Gunung Mulia.2007

Hutabarat Herdy N. Mentoring & Pemuridan. Bandung : Yayasan Kalam Hidup.

Ide, Panggkalan. Whole Brain Training For Social Intelligent. Jakarta : PT Elax Media Komputindo.
2010

Susabda, Yakub B. Pastoral Konseling. Jakarta : BPK Gunung Mulia. 2014

Gunarsa, Singgih D. Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta : BPK Gunung
Mulia. 1991

Yuliati, and Kezia Yemima. “MODEL PEMURIDAN KONSELING BAGI ALUMNUS


PERGURUAN TINGGI LULUSAN BARU (FRESH GRADUATE) YANG
MENGINGKARI PANGGILAN PELAYANAN” 1, no. 1 (2019): 26–40.
Panuntun, Daniel Fajar, and Eunike Paramita. “HUBUNGAN PEMBELAJARAN ALKITAB
TERHADAP NILAI-NILAI ( KELOMPOK TUMBUH BERSAMA KONTEKSTUAL ).”
Gamaliel : Teologi dan praktika 1, no. 2 (2019): 104–115.

Anda mungkin juga menyukai