Pedoman Praktis
Mempersiapkan & Menyusun Khotbah
Ketika saya dimintai kesediaanya untuk menyampaikan materi tentang ”Care Membuat
Khotbah”, saya bertanya mengapa saya. Karena saya sadar betul bahwa saya bukan ali
berkhotbah. Namun bila saya meneirma permintaan itu dan ada disini saat ini, itu berarti saya
bersedia membagi pengalaman dan pengetahuan saya. Pengalaman dan pengetahuan saya
selaku pendeta (baca : pelayan Firman Allah) yang dari minggu ke minggu harus berkhotbah.
Yang perlu diingat bahwa berkhotbah adalah menyampaikan Firman Allah, memberitakan Injil.
Dan kalau saya harus berkhotbah, inilah yang saya lakukan.
Mempersiapkan Khotbah
Yang saya maksud dengan ’mempersiapkan khotbah’ meliputi pekerjaan sebagai berikut :
(1) Mempersiapkan bagian / perikop Alkitab
Bagian / perikop Alkitab adalah dasar dan pedoman arah bagi khotbah itu sendiri.
(2) Membaca bagian / perikop Alkitab
Membaca bagian / perikop Alkitab itu harus dilakukan beberapa kali, jangan hanya sekali
saja.
(3) Memahami dan merenungkan bagian / perikop Alkitab
Untuk memahami ayat-ayat Alkitab tentu dibutuhkan ’alat bantu’, seperti peta, kamus,
berkordansi, tafsiran/komentar Alkitab, dll. Disini kita dapat mengajukan pertanyaan-
pertanyaan untuk membantu kita memahami bagian / perikop itu : apa / siapa, mengapa,
bagaimana, untuk / kepada siapa.
Tetapi perlu diingat bahwa tujuan kita bukan semata-mata memperoleh segala
pengetahuan mengenai perikop itu. Tujuan utama kita ialah merenungkan bagian /
perikop itu, untuk mendengarkan suara Tuhan (band. Yoh.10:3-5). Dalam hal ini kita dapat
dibantu dengan pertanyaan : apa yang hendak dikatakan Tuhan melalui bagian / perikop
ini. Disini yang dibutuhkan adalah keheningan, supaya kita mendengarkan Allah dan
bukan mendenarkan suara-suara lain termasuk suara hati kita sendiri...”diamkanlah
suara-suara yang lain, agar kami mendengarkan suara-Mu, ya Tuhan.
(Untuk tahap ini saya mengusulkan untuk menggunakan cara PPA. Catatlah gagasan-
gagasan yang muncul dalam renungan. Lalu rumuskanlah pesan khotbah yang sesuai
dengan situasi / kenyataan hidup sehari-hari pendengar. Situasi / kenyataan hidup apa
atau yang mana yang mau disapa).
MENYUSUN KHOTBAH
Kini kita membutuhkan waktu untuk menyusun semua yang kita peroleh dalam persiapan di
atas ke dalam suatu (tulisan) khorbah. Secara umum susunan khotbah terdiri dari bagian :
pembukaan, isi, dan penutup.
(1) Susunan Khotbah
1. Bagian pembukaan
Dalam bagian ini diungkapkan secara umum apa yang akan menjadi inti khotbah.
2. Bagian Isi
Inilah bagian yang menjadi inti khotbah. Bagian ini dapat juga dibagi menjadi :
a. Pengantar
b. Uraian
c. Inti
3. Bagian Penutup
Bagian penutup tidak berarti akhir dari khotbah. Penutup justru merupakan momen
untuk menantang atau meyakinkan atau mendorong pendengar untuk melaksanakan
Firman Allah dalam kehidupan sehari-hari. Disini pengkhotbah berusaha menolong
pendengar melihat “kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus” (2 Kor, 4:6).
(2) Pembukaan dan Penutup
Aristoteles mengatakan bahwa bila kita ”menguasai awal dari khotbah kita, kita sudah
menguasai lebih dari separuhnya.”
Pembukaan khotbah memainkan peranan penting. Ia menjadi jembatan antara
pengkhotbah dan pendengar. Disini saya mencatat tiga kemungkinan dalam menyusun
pembukaan khotbah, sebagaimana yang biasa saya lakukan.
1. Bertolak dari teks / nas Alkitab
2. Bertolak dari suatu masalah atau situasi kita
3. Bertolak dari ilustrasi
Sedangkan penutup khotbah berperan sebagai rangkuman singkat yang mengarahkan
pendengar menjadi pelaku Firman Allah. Rangkuman disini tidaklah berarti pengulangan
hampa, tetapi suatu pendalaman / pemadatan dari isi khotbah. Jangan menyampaikan
pikiran / pernyataan baru dalam penutup !
Dan jangan bertele-tele, seolah bingung mau mengakhiri khotbah!
SATU
MEMBACA & MENAFSIRKAN ALKITAB
MEMBACA
Beberapa cara membaca dan merenungkan bagian-bagian Alkitab, bagi kebutuhan pribadi
maupun persekutuan.
1. Metode Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA)
Baca bagian Alkitab (yang dipilih/ditentukan perlahan-lahan)
Renungkanlah, dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
- Apa ini bagian Alkitab ini ?
- Apa yang dikatakan bagian ini tentang Allah ?
- Apa yang dikatakan Allah kepada saya pribadi melalui bagian ini ?
2. Metode Komunitas Taise
Saat hening. Pilih waktu dan tempat tertentu. Baca bagian Alkitab (yang
dipilih/ditentukan), lalu berdiam diri, membiarkan Firman Allah menyentuh kedalam hati
kita.
3. Metode Kontemplasi
Meditasi (renungan) yang dipusatkan pada tokoh-tokoh, perkataan Yesus, peristiwa dalam
hidup Yesus, dll.
4. Metode Tiga Tahap : Teks – Amanat – Tanggapan (TAT)
Tahap pertama : pusatkan perhatian pada teks. Baca : bagian Alkitab itu dengan suara
keras. Hening : selama tiga menit, sambil meneliti bagian itu dan memilih kata, ungkapan
kalimat atau ayat yang paling menarik perhatian atau menyentuh.
Bagian : Kata, ungkapan, kalimat, ayat yang menyentuh tadi, tanpa komentar lebih lanjut.
Ulangi langkah-langkah ini dengan pusat perhatian pada Amanat Tuhan.
Lalu ulangi sekali lagi langkah-langkah yang sama, dan pada tahap ketiga ini pusatkan
perhatian pada Tanggapan terhadap Amanat Tuhan.
MENAFSIR ALKITAB
DUA
MEMPERSIAPKAN & MENYUSUN
KHOTBAH
LANGKAH-LANGKAH KERJA
MERENCANAKAN KHOTBAH
Mempersiapkan khotbah tidak hanya berarti mempersiapkan isi, tetapi juga bagaimana isi dan
pesan itu harus diberitakan/disampaikan. Ini berarti kita harus tahu urutan pembicaraannya,
dan karena itu urutan ini harus direncanakan.
Urutan pembicaraan menghasilkan makna. Atau, dengan kata lain, maka bergantung pada
urutan pembicaraan. Pembicaraan yang teratur berarti pembicaraan yang mempunyai tujuan
atau maksud. Pertanyaan-pertanyaan berikut haruslah dijawab dengan jelas :
Kesadaran apa yang mau dibangkitkan pada jemaat dengan khotbah.
Apa yang mau saya perlihatkan dengan membicarakan pesan ini ?
Apa yang dinantikan oleh jemaat ? Mereka harus berbuat apa ?
Catatan :
Perhatikan, jemaat juga punya kesadaran sendiri tentang tema itu ! Mereka punya cara sendiri
untuk mengerti dunianya. Jemaat harus dibantu untuk melihat dan mengerti kesadarannya
sendiri.
Khotbah harus direncanakan dengan baik, dan perencanan ini menyangkut tiga tahap :
(1) menentukan struktur (susunan) dasar,
(2) mengembangkan struktur dasar,
(3) menulis khotbah.
Struktur Khotbah
1. Bagaimana Pengantar (kepala)
Pada bagian ini dikemukakan secara umum apa yang akan menjadi isi khotbah.
2. Bagian badan
Ini merupakan pokok khotbah. Untuk memudahkan, bagian ini dapat dibagi :
- bagian pembuka, yang mengungkapkan secara singkat pesan/inti khotbah.
- Uraian, yang menguraikan apa yang menjadi pokok dengan contoh kehidupan sehari-
hari (ilustrasi)
- Inti, yaitu bagian di mana penjengar / jemaat dapat menangkap dan tersentuh oleh
khotbah ini.
3. Ringkasan
Biasanya digunakan untuk menutup , sekaligus mengingatkan apa yang menjadi inti
khotbah tadi.
2. Penutupan Khotbah
Penutup bukan berarti akhir dari khotbah. Justru penutup menjadi saat bagaimana
pengkhorbah meyakinkan pendengar /jemaat untuk mengungkapkan dan mengamalkan
Firmal Allah yang tadi didengarnya. Pengkhotbah harus membantu pendengar/jemaat
’melihat kemuliaan Allah dalamd iri Yesus Kristus’ (2Kor 4:6).
Penutup juga memiliki dua aspek penting, yakni aspek isi dan relasi.
a. Aspek isi
Fungsi penutup adalah rangkuman singkat yang mengarah ke dalam praktik hidup
pendengar/jemaat. Rangkuman ini bukan hanya pengukangan kosong, tetapi suatu
pendalam/pemadatan dari apa yang tadi dikhot bahkan. Maka isi pikiran pembuka
dapat diulang, dikatakan dengan lebih menarik. Hindarkan dalam penutup khotbah,
menawarkan pikiran baru kepada pendengar / jemaat.
b. Aspek relasi
Relasi ini akan membekas (positif) apabila pengkhotbah membesarkan hati,
memberikan/menunjukan harapan, memberikan dorongan kepada pendengar/jemaat
untuk berebuat baik dan/atau berubah.
Hindarkan bentuk-bentuk seperti berikut :
- pengkhotbah menghilang tiba-tiba, yaitu mengemukakan pikiran/pertanyaan baru,
lalu langsung berhenti, sehingga pendengar merasa kaget dan bingung;
- penutup yang bertele-tele, di mana ada kesan pengkhotbah tidak tahu bagaimana
menutup khotbahnya, sehingga seluruh proses yang telah dibanguna kan hancur.
Pembukaan dan penutup khotbah adalah bagian yang sulit bagi pengkhotbah. Karena
itu persiapan yang tepat dan benar akan menghasilkan khorbah yang baik.
MENULIS KHOTBAH
Bagi para pemula, khotbah seharusnya ditulis secara lengkap. Kenalilah dirimu sendiri dan
belajarlah rendah hati. Berbicaralah kepada Tuhan dan identifikasilah dirimu dengan anggota
jemaat yang paling sederhana dan yang paling banyak mendapat tantangan untuk menghayati
pesan khotbah itu. Gunakan kata-kata yang jelas. Bahasa khotbah adalah bahasa untuk
didengar dan harus membuat orang merasa terlibat. Bahasa khorbah harus dapat
menggerakan dan membuka wawasan baru bagi manusia (pendengar/jemaat).
Bila kita sudah mulai biasa berkhotbah, hendaknya khotbah ditulis dalam garis besarnya atau
kerangka isinya saja. Biarkanlah ruang kosong untuk karya Roh yang akan memberikan daging
dan darah kepada khotbah kita pada saatnya. Endapkan apa yang telah ditulis dalam suatu
pandangan yang menyeluruh dan penuh iman. Mintalah selalu bantuan Roh Kudus.
Seluruh khotbah terdiri atas tiga bagian pokok, yaitu pembukaan, tubuh, dan penutup. Ketiga
bagian ini merupakan satu kesatuan. Bagian pertama yang harus ditulis adalah tubuh khotbah,
baru kemudian penutup. Pembukaan khotbah harus ditulis paling akhir !