Puji syukur kita persembahkan bagi Tuhan Sang Kepala Gereja atas perkenaan-
Nya sehingga kita dapat berkumpul di jemaat Batam Centre dalam acara Konvensi
Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja tahun 2018. Panitia sungguh merasakan tuntunan
Tuhan dalam mempersiapkan kegiatan ini.
Panitia telah berupaya maksimal untuk menyusun dan menyajikan buku panduan
ini yang memuat rancangan acara, materi, liturgi & lagu-lagu pujian serta informasi
lainnya. Kehadiran buku panduan ini diharapkan menjadi penuntun kegiatan konvensi
dan dapat memberi arah sehingga kegiatan ini sungguh-sungguh mencapai hasil yang
diharapkan.
Panitia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
sehingga buku panduan ini dapat disusun dan diterbitkan.
Selamat berkonvensi dengan memedomani buku panduan ini.
Tuhan memberkati.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ...........................................................................................
Laporan Ketua Panitia Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja 1
Kata Sambutan Pimpinan Majelis Jemaat Batam Centre .................... 3
Daftar Nama Peserta Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja ... 4
Jadwal Acara Konvensi Pendeta Gereja Toraja Wilayah IV .............. 7
MATERI:
1. Panduan Pengembangan Kapasitas Pendeta Gereja Toraja .......... 11
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................ 12
BAB II
ACUAN TEOLOGIS DAN SOSIOLOGIS (TINJAUAN PUSTAKA) ... 13
BAB III
REALITAS MASALAH DAN ANALISIS ................................... 21
BAB IV
ARAH DAN SASARAN POKOK-POKOK
PENGEMBANGAN KAPASITAS PENDETA................................... 27
2. KODE ETIK PENDETA GEREJA TORAJA................................. 31
LITURGI:
o Ibadah Pembukaan 15 Agustus 2018 ................................................ 36
o Ibadah Penutupan 19 Agustus 2018 .................................................. 40
Kumpulan Kidung Pujian ...................................................................... 45
Susunan Panitia Konvensi ...................................................................... 51
SK BPSW IV tentang Panitia Pelaksana Konvensi Pendeta
Wilayah IV Gereja Toraja Tahun 2018 ................................................. 52
Selayang Pandang Tentang Gereja Toraja Jem. Batam Centre........... 55
PENUTUP ............................................................................................... 56
LAPORAN KETUA PANITIA
Ketua
Kepada BPSW IV yang telah memberikan kepercayaan kepada kami Jemaat Batam
Centre untuk menjadi pelaksana kegiatan ini, kami ucapkan terima kasih. Juga kepada Panitia
yang telah, dan sementara bekerja menyukseskan acara konvensi ini, kami ucapkan terima kasih.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada BPK Pulau Jawa yang terus mendorong dan
membantu kami dalam kegiatan ini. Dan kepada para peserta yang telah datang dalam konvensi
ini, kami ucapkan terima kasih atas kehadirannya
Akhirnya atas nama Pimpinan Majelis Gereja, pengurus OIG dan seluruh warga
jemaat Batam Centre kami ucapkan selamat datang di Batam dan selamat berkonvensi.
Tuhan memberkati.
2. Menyanyikan Lagu :
Panitia
Mars Gereja Toraja
Hamonangan Harahap,
S.Th.
4. Sangkapu’ Pangngan:
1. Ketua Tim Kerja
2. Ketua BPSW 4
3. Pemerintah Kota
Batam
19.30 –
Dinner Panitia Lokal
20.30
Penjelasan Acara Konvensi Ketua I BPSW 4
Pdt. Karia
09.00 – Realita Terkini Lembaga Alkitab
Tim LAI Sirenteng, STh,.
10.30 Indonesia
MM.
10.30 –
Coffee Break Panitia Lokal
11.00
Jumat, 17 Agustus 2018
PANDUAN
PENGEMBANGAN KAPASITAS
PENDETA GEREJA TORAJA
Visi:
MENJADI PENDETA GEREJA TORAJA YANG BERKOMITMEN
Misi:
1. Menumbuh-kembangkan nilai-nilai panggilan untuk dihidupi oleh
setiap pendeta
2. Membentuk karakter pendeta berbasis spiritualitas, integritas, dan
profesionalitas.
3. Membangun penguatan komitmen institusional
4. Memantapkan kompetensi teologi penalaran (academic formation)
pendeta
5. Memantapkan kompetensi pelayanan (practical formation)
pendeta
6. Mendampingi warga gereja dalam peran sosial, politik, hukum,
ekonomi, pluralitas, lingkungan hidup, dan ekumenis.
A. Latar belakang
Panduan Konsep Pengembangan Kapasitas Pendeta ini dibuat berdasarkan
Keputusan Sidang Sinode Am 24 Gereja Toraja No. 16/KEP/SSA-XXIV/GT/VII/2016
tentang Bidang Penggalian Ajaran dan Pengembangan Kapasitas Pendeta. Khusus
dalam Pasal 17 disebutkan, “Menerima rancangan Garis-garis Besar Program
Pengembangan Gereja Toraja Bab III Program Induk Penggalian Ajaran dan
Pengembangan Kapasitas Pelayan menjadi GBPP GT tahun 2016-2021 setelah
diadakan perbaikan”.
Dalam Keputusan No. 19/KEP/SSA-XXIV/GT/VII/2016 tentang Tema, Visi dan
Pokok-pokok Tugas Panggilan Gereja Toraja 2016-2021 serta Visi Strategis 2047,
pada Bab III. B. Butir 1 dan 2. Untuk pelaksanaan keputusan ini Badan Pekerja Sinode
Gereja Toraja menugaskan ITGT untuk menyusun acuan dan arah pengembangan
kapasitas pelayan.
Panduan Pengembangan Kapasitas pendeta telah disahkan sebagai sebuah
dokumen resmi Gereja Toraja dalam Rapat Lengkap BPSGT tanggal 22 Februari 2018
di Tangmentoe.
1. Tinjauan Etimologis
Secara etimologi, istilah pendeta berasal dari bahasa Sansekerta, yakni kata
pandit atau pandita. Penggunaan istilah ini berakar dalam tradisi agama Hindu.
Seorang pandita adalah “Adi Guru, Loka” yakni guru utama dalam masyarakat karena
ia mengetahui dunia ini dan akhirat.
Makna Urapan
Syarat utama menjadi pendeta adalah “telah diurapi di tengah-tengah jemaat”
(TGT Bab IV Pasal 30 butir 2. K). Makna urapan pendeta terkandung dan bersumber
dari panggilan Allah atas dirinya. Panggilan Allah (vacatio interna) dinyatakan
melalui Gereja (vacatio eksterna), yang diwujudkan dalam pengurapan pendeta.
Urapan yang diterima oleh seorang pendeta membuat dia memiliki kewibawaan ilahi
atau otoritas dari Allah.
Dalam Perjanjian Lama, yang menerima urapan ilahi adalah imam, raja dan
nabi. Ketika seorang imam diurapi, maka kepadanya diberikan suatu tugas untuk
menjadi perantara umat dengan Allah. Ketika seorang raja diurapi, kepadanya diberi
wewenang untuk menentukan kehidupan dan keselamatan umat. Ketika seorang nabi
diurapi, maka kepadanya diberikan wewenang untuk mengatakan sesuatu sebagai
perkataan Allah sendiri. Urapan ilahi yang diterima itu secara khusus untuk kedudukan
dan fungsi masing-masing.
Makna dan fungsi urapan imam, raja dan nabi kemudian mendapat kepenuhan
di dalam Yesus Kristus, yang datang sebagai Raja, Nabi dan Imam, atau sebagai
Mesias, Yang Diurapi. Setelah Pentakosta, urapan Roh Kudus atas manusia
memungkinkan mereka menerima suatu tugas imamat, yang disebut imamat am orang
percaya. Urapan imamat am orang percaya, tidak meniadakan status yang diberikan
melalui pengurapan kepada orang-orang yang dipilih untuk menjadi pelayan khusus.
Dari kemesiasan Yesus sebagai Yang Diurapi, pengurapan pendeta bermakna
sebagai penugasan mesianik, yakni untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatan
Kristus kepada dunia ini. Pendeta adalah representasi Kristus sepanjang kata dan
perkataannya sesuai kehendak-Nya.
Karena urapan Ilahi yang diterimanya, seorang pendeta mengatakan dan
menyatakan kehendak Allah kepada manusia melalui hidup dan pelayanannya. Dalam
fungsi raja, pendeta harus memelihara dan melindungi umat Allah. Dalam fungsi
imam, dia harus memberi seluruh hidupnya untuk berkarya di bait suci. Dalam fungsi
nabi, dia harus mengatakan dan menyatakan kehendak Allah dalam konteks dimana dia
ditempatkan oleh Allah.
Nilai-nilai pengurapan pendeta dihidupkan dan dicerminkan dalam ibadah
(ritus) pengurapan. Karena itu kesakralan urapan ilahi dalam pengurapan pendeta
menjadi sangat penting dan menentukan.
3. Mengajar
Dalam jemaat mula-mula, ada tiga fungsi yakni sebagai rasul, nabi dan pengajar
(I Kor.12:28-29). Tugas mengajar merupakan bagian yang amat penting dalam
pelayanan Yesus. Yesus disebut Guru Agung, karena Ia mengajar dengan hikmat dan
kuasa Allah (Mat 7: 28-29).
Mengajar adalah salah satu tugas para rasul (Mat.28:20), yang diteruskan kepada
gereja. Gereja yang tidak mengajar, selain meninggalkan tugas rasuli, juga tidak akan
punya masa depan. Cakap mengajar merupakan sebuah kompetensi yang harus
dimiliki seorang pelayan (I Tim 3: 2; II Tim. 2: 24; Titus 2:3).
Pokok penting dari tugas ini ialah menanamkan ajaran Alkitab kepada warga
jemaat, agar kehidupan warga jemaat makin berakar dan tumbuh dalam Kristus, serta
berbuah di dalam dunia.
Katekisasi sidi pada hakikatnya mengajarkan pokok-pokok ajaran Kristen
sebagaimana diterangkan dalam PGT atau merupakan indoktrinasi inti ajaran Kristen
agar para katekisan kokoh dalam keyakinan kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamatnya (Efesus 4: 14,15).
Katekisasi nikah pada intinya penanaman ajaran tentang prinsip-prinsip atau
nilai-nilai Kristiani yang dihidupi oleh sebuah keluarga Kristen.
Katekisasi dalam rangka Baptisan Kudus anak, pada intinya membangun
pemahaman dan kesadaran orang tua tentang tugas, peran dan tanggung jawab orang
tua dalam menanamkan ajaran dan nilai-nilai iman untuk dihidupi oleh anaknya (II
Tim. 1: 5).
4. Menggembalakan Umat
Dalam formulir pengurapan pendeta, secara eksplisit pendeta disebut gembala.
Sebagai gembala umat, ia harus dengan sungguh-sungguh mengasihi Yesus. Implikasi
dari mengasihi Yesus adalah a) bahwa mengasihi Yesus merupakan motivasi utama
dalam menggembalakan warga jemaat, dan b) mengasihi Yesus diwujudkan dalam
menggembalakan warga jemaat sebagai domba-domba Kristus (Yoh.21:15-17).
Tugas penggembalaan ini bertujuan agar warga gereja sebagai domba Kristus
tetap terjaga dari berbagai hal yang merusak iman, hidup dalam kasih dan pengharapan
kepada Kristus. Umat sebagai domba mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam
segala kelimpahan (Yoh. 10: 10).
5. Memimpin Jemaat
Dalam perspektif pembangunan jemaat, dibedakan antara kedudukan dan fungsi
pejabat gereja (pendeta, penatua, dan diaken) dan anggota jemaat. Pejabat gereja
adalah pemimpin jemaat. Sedang anggota jemaat adalah subjek atau pelaku dalam
pembangunan jemaat.
Fungsi pejabat gereja sebagai pemimpin jemaat adalah :
1) sosok pemimpin spiritual
2) memberdayakan warga jemaat melalui karisma atau talenta yang dimiliki untuk
melakukan pelayanan bersama dalam jemaat
3) menciptakan dan mengembangkan ruang partisipasi bagi anggota jemaat
sebagai subjek pelayanan.
4) menciptakan hubungan yang baik dan harmonis antar sesama anggota jemaat
untuk mendukung partisipasi mereka dalam jemaat.
5) menggali dan mengomunikasikan makna-makna iman dari setiap kegiatan dan
partisipasi warga jemaat di dalamnya.
2. Relasionalitas (Kasiumpuran)
Pemulihan relasi manusia dengan Allah telah terjadi di dalam dan oleh karya
penebusan Yesus Kristus. Pemulihan itu membawa kita pada perjumpaan dalam kasih,
baik secara vertikal (dengan Allah) maupun secara horizontal (dengan sesama
manusia). Dengan berbagai tugas yang diembannya, membuat pendeta sering larut
dalam tugas rutinitasnya. Sibuk dan kadang serba terburu-buru. Hal ini dapat
mengakibatkan sempitnya waktu buat pendeta untuk sungguh-sungguh berdiam diri di
hadapan Allah serta berinteraksi dengan warga gereja.
Yesus mengajar dan menyembuhkan orang sakit adalah sebuah prioritas, namun
berelasi yang intim bersama Bapa adalah juga prioritas (Mat 4: 1-11; Luks 6: 12; Mat.
14: 13, 23; Mark 1: 35; Luk 6: 12). Dengan terus membangun keakraban dengan
Allah, pendeta akan tetap dipimpin oleh kuasa dan kehendak Allah (sumber
kompetensi utama), yakni kuasa Allah yang memberdayakan diri dan membuat
panggilannya menjadi selalu bermakna. Sebagai seorang gembala, ia harus mampu
membangun kedekatan hati dengan sesama pelayan dan dengan anggota jemaat.
3. Visioner
Dokumen tertua yang memuat dan mengajarkan tentang visi secara eksplisit
adalah Alkitab. Visi adalah konsep biblical yang berfungsi menunjukkan arah dan
pimpinan Allah kepada para hamba-hamba-Nya. (Mat 28 : 19 Kis 1: 8 Kis 2 : 17 Wah
4: 1 Amsal 29: 18).
Dalam konteks gerejawi, visi adalah gambaran masa depan yang Allah
komunikasikan kepada para pemimpin umat-Nya berdasarkan pengenalan yang dalam
tentang Allah, diri sendiri (umat), dan lingkungan.
Dengan visionernya, seorang pendeta memimpin jemaat untuk memahami
secara tepat tentang arah dan tujuan jemaat serta apa yang harus dilakukan dalam
jemaat dan bagaimana melakukannya untuk mencapai tujuan itu.
A. Umum
1. Pengembangan kapasitas pendeta sebaiknya dilihat dalam proses yang disebut
“dari hulu ke hilir”, yakni dari masa menempuh pendidikan teologi di perguruan
tinggi, masa penyiapan calon pendeta (pelatihan proponen) dan setelah diurapi
menjadi pendeta Gereja Toraja.
2. Dalam rangka pengembangan kapasitas pendeta, perlu perhatian khusus pada
masa-masa awal sebagai pendeta di jemaat (sejak 1 hingga 4 tahun setelah
diurapi), terutama pendalaman TGT dan keputusan persidangan lainnya,
pembentukan karakter pelayan dan pendalaman adat budaya Toraja
3. Dengan mengacu pada Panduan (Acuan dan Arah) Pengembangan Kapasitas
Pendeta, Gereja Toraja melalui Badan Pekerja Sinode akan membuat Kode Etik
Pendeta.
4. Perlunya diciptakan ruang komunikasi dari warga jemaat dalam mendukung
pendeta dan pelayanannya.
B. Khusus
Pada bagian ini akan dipaparkan arah dan sasaran secara khusus pada setiap
bidang pengembangan kapasitas pendeta, baik pengembangan diri maupun
pengembangan kompetensi.
1. Pembentukan karakter pendeta berbasis nilai-nilai panggilan, spiritualitas,
integritas dan profesionalitas
Dalam bagian ini, akan dilakukan :
a) Penggalian secara lebih mendalam nilai-nilai panggilan pendeta dengan
mengacu pada pemahaman tentang pendeta dan tugas panggilannya dalam
kerangka pemantapan penghayatan panggilan pendeta.
b) Peningkatan upaya pembentukan karakter pendeta yang meliputi nilai
panggilan, spiritualitas, integritas, moralitas dan profesionalitas nya.
2. Membangun komitmen institusional
Pada bagian ini, pengembangan kapasitas pendeta diarahkan pada penguatan
komitmen institusional pendeta melalui upaya :
a) Peningkatan pemahaman dan kesadaran pendeta selaku bagian dari sistem
dalam institusi Gereja Toraja.
b) Untuk mendukung ide atau gagasan di atas, diperlukan adanya kode etik
pendeta.
3. Pengembangan kompetensi teologi bidang penalaran (academic formation)
Pada bidang ini, arah pengembangan kapasitas pendeta adalah :
Sebagai hamba Yesus Kristus, yang sekaligus sebagai sahabat Yesus Kristus
dipanggil untuk melayani dalam jabatan pendeta Gereja Toraja, dengan rendah hati
dan penuh rasa syukur berusaha menghayati makna pengurapan saya. Untuk itu saya
akan selalu memelihara janji pengurapan saya di hadapan Tuhan dan Jemaat, melalui
komitmen yang dirumuskan sebagai kode etik pendeta Gereja Toraja. Sebagai pendeta
Gereja Toraja, saya akan menjadikan kode etik ini sebagai budaya hidup saya. Saya
berjanji dan bertanggungjawab untuk:
1. Menjaga kesehatan melalui saya dengan olahraga yang cukup dan kebiasaan
makan yang sehat.
2. Menjaga emosi dan spiritualitas saya melalui doa, renungan firman dengan hati
terbuka, meditasi dan pengucapan syukur.
3. Membangun intelektualitas melalui belajar pribadi, banyak membaca, dan
menghadiri seminar pembinaan.
4. Memperhatikan waktu yang seimbang antara pelayanan kepada jemaat,
perhatian kepada keluarga dan waktu istirahat.
5. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam keuangan saya, dengan membayar
semua hutang tepat waktu, tidak pernah mencari pemberian atau perlakuan yang
istimewa, memberi dengan murah hati untuk kepentingan yang utama, dan
menjaga pola hidup ugahari.
6. Berlaku benar dalam perkataan, tidak pernah membesar-besarkan fakta,
menyalahgunakan pengalaman pribadi, atau meneruskan gosip.
7. Tidak akan membeda-bedakan orang dalam pelayanan dengan menilai ras,
kelas sosial, kepercayaan agama, atau posisi yang berpengaruh baik di gereja
maupun masyarakat.
8. Saya akan berupaya menjadi pemimpin yang melayani dengan meniru gaya
pelayanan Yesus Kristus dan bukan sebagai pemimpin yang berkuasa.
9. Memahami peran unik dari pasangan saya, menyatakan bahwa tanggung jawab
utamanya adalah sebagai istri/suami, dan orang tua dari anak-anak, dan
selanjutnya untuk mendukung pekerjaan gerejawi sebagai istri/suami pendeta.
KONVENSI PENDETA
03. Votum
PF. Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi.
J. Amin
Salam :
PF. Salam dari semua orang kudus. Kasih karunia Tuhan menuntun dalam
ibadah ini.
J. Salam bagimu juga.
3 . 5 6 5 6 i 5 . 5 3 5 6 5 5
Su - ci – kan - lah ka – mi ya Tu - han
Berita Anugerah:
PF. TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah
kasih Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan
tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi
setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-
orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-
Nya dari pada kita pelanggaran kita. Amin. (Mazmur 103:8,10-12)
09. KHOTBAH
11. PERSEMBAHAN :
PL. Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam
lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaat. (Mazmur 111:1)
Terimalah berkatNya:
Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari
engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan
menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai
sejahtera.
J.
02. Votum
PF. Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan
bumi.
J. Amin
Salam :
PF. Salam dari semua orang kudus. Kasih karunia Tuhan menuntun dalam
ibadah ini.
J. Salam bagimu juga.
03. Bermazmur :
a. Mazmur 111 : 1-10 (duduk)
Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam
lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah.
Besar perbuatan-perbuatan TUHAN, layak diselidiki oleh semua orang yang
menyukainya.
Agung dan bersemarak pekerjaan-Nya, dan keadilan-Nya tetap untuk selamanya.
Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; TUHAN itu
pengasih dan penyayang.
Diberikan-Nya rezeki kepada orang-orang yang takut akan Dia. Ia ingat untuk
selama-lamanya akan perjanjian-Nya.
Kekuatan perbuatan-Nya diberitakan-Nya kepada umat-Nya, dengan
memberikan kepada mereka milik pusaka bangsa-bangsa.
Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh,
kokoh untuk seterusnya dan selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan
kejujuran.
Dikirim-Nya kebebasan kepada umat-Nya, diperintahkan-Nya supaya
perjanjian-Nya itu untuk selama-lamanya; nama-Nya kudus dan dahsyat.
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya
berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.
PF. TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah
kasih Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan
tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi
setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas
orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian
dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.setia. Amin. (Mazmur
103:8,10-12)
06. Persembahan :
a. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita
Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita. (Efesus 5:20)
c. Doa Persembahan
c. Bacaan 3 : Yohanes 6 : 51 – 58
08. KHOTBAH
RESPON JEMAAT
Ibadah selesai
KONVENSI PENDETA
4. JANGAN LELAH
Jangan lelah bekerja di ladangNya Tuhan
Roh Kudus yang b‟ri kekuatan yang mengajar dan menopang
Tiada lelah Bekerja bersamaMu Tuhan
Yang selalu mencukupkan Akan segalanya
Refr :
Ratakan tanah bergelombang, timbunlah tanah yang berlubang
Menjadi siap dibangun di atas dasar iman…
Refr :
siapakah aku ini Tuhan jadi biji mata-Mu
dengan apakah kubalas Tuhan s‟lain puji dan sembah Kau
Refr :
Kau kukagumi dalam hati KasihMu tiada duanya
Sampai kini kuakui KasihMu tiada duanya
9. ALLAH PEDULI
Banyak perkara yang tak dapat kumengerti
mengapakah harus terjadi di dalam kehidupan ini.
Satu perkara yang kusimpan dalam hati
tiada satu pun 'kan terjadi tanpa Allah peduli
Refr :
Allah mengerti, Allah peduli segala persoalan yang kita hadapi
tak akan pernah dibiarkannya kubergumul sendiri
s'bab Allah mengerti
Refr :
Bagai rajawali melintasi gunung tinggi
bagai rajawali melintasi badai hidup
di bawah kepak sayap-Mu, kau bawaku terbang tinggi
melintasi langit biru bagaikan rajawali.
Refr :
Besar anug'rah-muberlimpah kasih-mu
Semakin hari, s'makin bertambah besar anug'rah-Mu
Refr :
oh.. saudaraku dan saudariku Tuhan cinta dan mengasihimu
mari bersuka cita semua di dalam rumah Tuhan
Refr :
Dan gunung-gunung pun bersoraksorai memuji Dia
Dan pohon-pohon pun bertepuk tangan memuji Dia
S'kalian kita di sini berkumpul dan memuji Dia
Yesus Tuhan Raja, Dialah yang bertahtah di atas pujian
Refr :
Berseru memanggil namaNYA
Berdoa Diakan segra menghampiri dirimu
Percaya Dia tak jauh darimu
Dia hanya sejauh doa
Pembantu Umum:
Pdt. Semuel Lobo, STh.MM
Pnt. Yohanis Sampe Kendek
Cikal bakal jemaat Batam Centre dimulai ketika jemaat Batam membuka
tempat kebaktian hari minggu di sektor Batam Centre pada tanggal 04 April 2011
bertempat gedung gereja GBKP di depan Perumahan Bida Asri 2. Kemudian pada
tanggal 2 Juli 2012 tempat ibadah pindah ke gedung gereja GKOI Legenda sampai
bulan Maret 2017.
Pemekaran jemaat Batam menjadi 2 yaitu jemaat Batam dan jemaat Batam
Centre diputuskan dalam Sidang Klasis Pulau Jawa tanggal, 20-22 April 2012 nomor:
11/KEP/SKPJ-XIV/GT/IV/2012 pasal 8 pemekaran jemaat Batam menjadi dua jemaat,
yang pengesahannya dimandatkan kepada Rapat Kerja I atas nama Sidang Klasis XIV.
Dalam Rapat Kerja I di jemaat Warakas, tanggal 7 Desember 2012
ditetapkanlah bahwa Jemaat Batam Centre resmi berdiri sebagai jemaat dewasa dengan
keputusan nomor: 07/RK.I/KPJ-GT/XII/2012.
Keputusan itu ditindaklanjuti oleh BPS Gereja Toraja dengan mengeluarkan sertifikat
pendirian jemaat Batam Centre dengan nomor: 045/BPS-GT/P.1/XII/2012 tanggal, 16
Desember 2012 yang kemudian diperingati setiap tahun sebagai hari ulang tahun
Jemaat Batam Centre.
Tahun ini Jemaat Batam Centre baru akan merayakan ulang tahunnya yang ke 6.
Jemaat Batam Centre terbagi dalam 4 Sektor pelayanan dengan jumlah Kepala
Keluarga sebanyak 127 KK , 482 jiwa, yaitu :
1. Sektor Taman Raya – Punggur 46 Kepala Keluarga.
Pria : 122 Jiwa.
Wanita : 89 Jiwa.
2. Sektor Mediterania 28 Kepala Keluarga.
Pria : 45 Jiwa
Wanita : 39 Jiwa
3. Sektor Legenda 27 Kepala Keluarga
Pria : 56 Jiwa
Wanita : 39 Jiwa
4. Sektor Bengkong 25 Kepala Keluarga
Pria : 56 Jiwa
Wanita : 36 Jiwa
Salama’