Anda di halaman 1dari 59

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita persembahkan bagi Tuhan Sang Kepala Gereja atas perkenaan-
Nya sehingga kita dapat berkumpul di jemaat Batam Centre dalam acara Konvensi
Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja tahun 2018. Panitia sungguh merasakan tuntunan
Tuhan dalam mempersiapkan kegiatan ini.
Panitia telah berupaya maksimal untuk menyusun dan menyajikan buku panduan
ini yang memuat rancangan acara, materi, liturgi & lagu-lagu pujian serta informasi
lainnya. Kehadiran buku panduan ini diharapkan menjadi penuntun kegiatan konvensi
dan dapat memberi arah sehingga kegiatan ini sungguh-sungguh mencapai hasil yang
diharapkan.
Panitia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
sehingga buku panduan ini dapat disusun dan diterbitkan.
Selamat berkonvensi dengan memedomani buku panduan ini.
Tuhan memberkati.

Batam Centre, 15 Agustus 2018

Panitia Pelaksana Konvensi Pendeta


Wilayah IV Gereja Toraja
Tahun 2018
Ketua

Pnt. Budi Mardiyanto


DAFTAR ISI:

 KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI ...........................................................................................
 Laporan Ketua Panitia Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja 1
 Kata Sambutan Pimpinan Majelis Jemaat Batam Centre .................... 3
 Daftar Nama Peserta Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja ... 4
 Jadwal Acara Konvensi Pendeta Gereja Toraja Wilayah IV .............. 7
 MATERI:
1. Panduan Pengembangan Kapasitas Pendeta Gereja Toraja .......... 11
 BAB I
 PENDAHULUAN ........................................................................ 12
 BAB II
 ACUAN TEOLOGIS DAN SOSIOLOGIS (TINJAUAN PUSTAKA) ... 13
 BAB III
 REALITAS MASALAH DAN ANALISIS ................................... 21
 BAB IV
ARAH DAN SASARAN POKOK-POKOK
PENGEMBANGAN KAPASITAS PENDETA................................... 27
2. KODE ETIK PENDETA GEREJA TORAJA................................. 31
 LITURGI:
o Ibadah Pembukaan 15 Agustus 2018 ................................................ 36
o Ibadah Penutupan 19 Agustus 2018 .................................................. 40
 Kumpulan Kidung Pujian ...................................................................... 45
 Susunan Panitia Konvensi ...................................................................... 51
 SK BPSW IV tentang Panitia Pelaksana Konvensi Pendeta
Wilayah IV Gereja Toraja Tahun 2018 ................................................. 52
 Selayang Pandang Tentang Gereja Toraja Jem. Batam Centre........... 55
 PENUTUP ............................................................................................... 56
LAPORAN KETUA PANITIA

Salam sejahtera bagi kita semua,


Segala puji dan syukur kita persembahkan bagi Tuhan atas pimpinan dan
perkenaanNYA sehingga konvensi pendeta wilayah IV Gereja Toraja boleh dimulai
pada hari ini.
Berdasarkan mandat yang kami terima dari BPSW IV Gereja Toraja lewat Surat
Keputusan nomor : 01/BPSW-4/2018 tanggal, 02 April 2018 tentang Susunan Panitia
Konvensi Wilayah IV Gereja Toraja dan pengutusan panitia dalam ibadah hari minggu
tanggal 15 April 2018 di Jemaat Batam Centre untuk mempersiapkan pelaksanaan
konvensi dimaksud, dan pada hari ini tanggal, 15 Agustus seluruh kegiatan akan
dimulai sampai tanggal 19 Agustus 2018.
Kegiatan Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja ini akan dilaksanakan
dibawah arahan tema “Berakar dalam Kristus berbuah banyak dalam dunia” (Kolose
2:7; Yohanes 15:8). Tema ini adalah tema Sidang Sinode Am XXIV Gereja Toraja di
Makale, yang dalam konteks konvensi kali ini menjadi dasar evaluasi diri dan
pelayanan serta perenungan untuk melangkah lebih jauh sebagai pelayan-pelayan
Gereja Toraja pada berbagai aras pelayanan kita.
Konvensi kali ini dihadiri + 112 orang yang berasal dari enam klasis dalam
wilayah IV baik itu dari pendeta jemaat, pendeta emeritus, pendeta tugas khusus dan
undangan. Ada beberapa rekan pendeta jemaat yang tidak berkesempatan hadir karena
kondisi-kondisi khusus dalam pelayanan jemaat.
Dalam mempersiapkan kegiatan konvensi ini, tentunya membutuhkan pendanaan
yang besar. Panitia dalam memenuhi kebutuhan dana dimaksud menerima dana dari
kontribusi peserta, partisipasi pendeta Emeritus, pundi khusus, donatur, lelang-lelang
dan usaha lainnya. Panitia membutuhkan dana sebesar Rp. 430.950.000,- (empat ratus
tiga puluh juta sembilan ratus ribu rupiah). Atas semua dukungan dana yang diberikan
ini, kami mengucapkan terima kasih.
Kami berharap bahwa kegiatan konvensi yang membutuhkan biaya besar ini
dapat mencapai tujuannya dengan keterlibatan aktif semua peserta untuk menggunakan
moment ini sebagai kesempatan terbaik untuk merenung, berefleksi, berdiskusi untuk
menetapkan komitmen bersama sebagai pegangan moral dan etik untuk berjalan
bersama ke depan mengangkat tugas panggilan sebagai pendeta Gereja Toraja di
Wilayah IV.
Dengan menyadari segala kekurangan kami sebagai panitia, kami tetap berusaha
untuk memberikan layanan terbaik pada konvensi ini. Juga dengan harapan konvensi
ini boleh berlangsung dengan baik dan sukses.
Untuk semua itu kami menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan atas
tanggungjawab ini dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 1


mendukung kami, baik dalam hal doa, moril, materil sehingga seluruh persiapan dan
pelaksanaan konvensi ini dapat terlaksana dengan baik. Dan mohon maaf atas segala
keterbatasan kami dalam menyambut bapak-ibu sekalian yang datang dalam konvensi
ini.
Akhir kata, kami menyampaikan doa dan keyakinan bahwa segala jerih-lelah kita
dalam konvensi ini biarlah untuk kemuliaan Tuhan. “SELAMAT MENGIKUTI
KONVENSI BAGI PARA HAMBA TUHAN, TUHAN MEMBERKATI”.

Batam Centre, 15 Agustus 2018

Panitia Pelaksana Konvensi Pendeta


Wilayah IV Gereja Toraja
Tahun 2018

Ketua

Pnt. Budi Mardianto

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 2


KATA SAMBUTAN
PIMPINAN MAJELIS
JEMAAT BATAM CENTRE
Para peserta Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja yang kekasih dalam Tuhan.
Hanya bagi Allah Tritunggal; Pencipta, Penyelamat dan Penuntun, segala pujian
dan sembah patut dinaikkan.
Jemaat Batam Centre yang diberi kepercayaan menjadi pelaksana Konvensi
pendeta wilayah IV Gereja Toraja dalam segala keterbatasan bersedia menyambut
panggilan pelayanan ini. Sungguh disadari, konvensi adalah kebutuhan sebagai momen
dan kairos untuk duduk bersama memikirkan secara mendalam keterpanggilan para
pendeta Gereja Toraja, khususnya Wilayah IV. Walaupun kita sudah mempunyai
pegangan seperti Tata Gereja Toraja, Keputusan-keputusan persidangan di semua
lingkup dan rapat kerja, namun tantangan pelayanan tetap menuntut para pendeta untuk
lebih mampu hadir menjawab kebutuhan pelayanan.
Melalui konvensi ini para pendeta duduk bersama dalam tuntunan Roh yang satu
untuk mengevaluasi diri, melihat sejauh mana tema “Berakar di dalam Kristus,
Berbuah Banyak di dalam Dunia” telah menjiwai pelayanan dalam panggilan dan
kapasitas masing-masing, untuk kemudian pergi melanjutkan amanah Kristus
bersekutu, melayani dan bersaksi tentang perbuatan-Nya yang besar bagi semua
makhluk melalui Gereja Toraja.

Kepada BPSW IV yang telah memberikan kepercayaan kepada kami Jemaat Batam
Centre untuk menjadi pelaksana kegiatan ini, kami ucapkan terima kasih. Juga kepada Panitia
yang telah, dan sementara bekerja menyukseskan acara konvensi ini, kami ucapkan terima kasih.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada BPK Pulau Jawa yang terus mendorong dan
membantu kami dalam kegiatan ini. Dan kepada para peserta yang telah datang dalam konvensi
ini, kami ucapkan terima kasih atas kehadirannya

Akhirnya atas nama Pimpinan Majelis Gereja, pengurus OIG dan seluruh warga
jemaat Batam Centre kami ucapkan selamat datang di Batam dan selamat berkonvensi.
Tuhan memberkati.

Batam Centre, 15 Agustus 2019.


Pimpinan Majelis Gereja
Jemaat Batam Centre

Pdt. Semuel Lobo, S.Th,.MM.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 3


DAFTAR NAMA PESERTA KONVENSI PENDETA
WILAYAH IV GEREJA TORAJA
No. Nama Klasis Jemaat L/P
1 Pdt. Eski Sitrov, S.Th. Bone Jem. Watampone L
2 Pdt. Yustin Eli Lambe', S.Th. Bone Jem. Botto Dongga P
3 Pdt. Adolfina Leppe Membala, S.Th. Makassar Jem. Tiatira Malengkeri P
4 Pdt. Albertin Lebang, M.Th. Makassar Jem. Maccini Raya P
5 Pdt. Aris Lute, S.Th., MM Makassar Jem. Bunturannu L
6 Pdt. Cory Siruru’, S.Th. Makassar Jem. Tanjung Marannu P
7 Pdt. Daud Sampe Biri', M.Th. Makassar Jem. Tamalate L
8 Pdt. Donata Sarangnga’, S.Th. Makassar Jem. Pakatto P
9 Pdt. Em. Daud P. Sumbung, S.Th. Makassar Emeritus L
10 Pdt. Esther Yetti Sulle, S.Th., MM. Makassar Jem. Labuang Baji P
11 Pdt. Joni Pune, M.Th Makassar Jem. Tallo L
12 Pdt. Khristina Manginte, M.Th Makassar Jem. Bontoala' P
13 Pdt. Lili Danga’, S.Th. Makassar Jem. Bawakaraeng P
14 Pdt. Selviana Patu, S.Th. Makassar Jem. Bulukumba P
15 Pdt. Simon Lamba' Patabang, S.Th. Makassar Jem. Dadi L
16 Pdt. Taruk Banni', M.Th., MM. Makassar Jem. Tamalate L
17 Pdt. Thomson Tolayuk, S.Th. Makassar Jem. Bantaeng L
18 Pdt. Yan Sampe Buntu, M.Th Makassar Jem. Lakipadada Sungguminasa L
19 Pdt. Yonathan Kila' Parura, M.Th. Makassar Jem. Bara-Baraya L
20 Pdt. Yosama Maraden Sagala, M.Th. Makassar Ketua klasis L
21 Pdt. Agustinus Paliba, M.Th. Makassar Tengah Jem. Siporannu L
22 Pdt. Anna Reguispin,S.Si Teol. Makassar Tengah Jem. Tello Batua P
23 Pdt. Antoni Sura, S.Th. Makassar Tengah Jem. Silo Campagaya L
24 Pdt. Benyamin Bairu, S.Th. Makassar Tengah Jem. Bangkala’ L
25 Pdt. Calfein Remsi, M.Th. Makassar Tengah Ketua BPK L
26 Pdt. Daud Samperuru,S.Th., M.Si. Makassar Tengah Jem. Pniel Perumnas L
27 Pdt. Elisabeth Bilang, MA,.M.Th. Makassar Tengah Jem. Rama P
28 Pdt. Em. Paulus Patandean, S.Th. Makassar Tengah Emeritus L
29 Pdt. Johan Tupa', MTh. Makassar Tengah Jem. Panakukang L
30 Pdt. Joni Delima, S.Th. Makassar Tengah Jem. Masale L
31 Pdt. Luther Lupi Barumbun, S.Th. Makassar Tengah Jem. Lahai Roi Tello Baru L
32 Pdt. Marthinus Tangketasik, S.Th. Makassar Tengah Jem. Efata Bilawaiyah L
33 Pdt. Octavina Lago, S.Th. Makassar Tengah Jem. Rama P
34 Pdt. Onecimus Dasi Kasi, M.Th. Makassar Tengah Jem. Tello Batua L
35 Pdt. Septin B. Turusaka, S.Th. Makassar Tengah Jem. Silo Campagaya P
36 Pdt. Yulia Tangalayuk, M.Th. Makassar Tengah Jem. Pniel Perumnas P

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 4


No. Nama Klasis Jemaat L/P
37 Pdt.Yusuf S. Maliku, S.Th. Makassar Tengah Jem. Rama L
38 Pdt. Abigael W. Pongrekun, S.Th. Makassar Timur Jem. Sudiang P
39 Pdt. Adriana Masni Pabilang, S.Th. Makassar Timur Jem. Biringkanaya L
40 Pdt. Agustinus Pali', S.Th. Makassar Timur Jem. Satria kasih L
41 Pdt. Ayub Pamewa, M.Th. Makassar Timur Jem. Sudiang P
42 Pdt. Diana Bonggatasik S.Th. Makassar Timur Jem. Sudiang L
43 Pdt. Em. D.Y. Saranga, STh Makassar Timur Emeritus L
44 Pdt. Em. J. Nimpa, STh Makassar Timur Emeritus L
45 Pdt. Em. M. Tandiboyong, S.Th. Makassar Timur Emeritus L
46 Pdt. Essy Patulungan, S.Th. Makassar Timur Jem. Baji Ma'rumpa P
47 Pdt. Ezra Sampe, S.Th. Makassar Timur Jem. Bukit Tamalanrea L
48 Pdt. Habel Pasae S.Th. Makassar Timur Jem. Biring Romang L
49 Pdt. Ida Theresia Toban, S.Th.MM Makassar Timur Jem. Tamalanrea P
50 Pdt. Lukas Dayung, M.Th Makassar Timur Ketua Klasis L
51 Pdt. Meryanti Dampa, S.Th. Makassar Timur Jem. Tamalanrea P
52 Pdt. Micha Pakan, M.Th. Makassar Timur Jem. Lanraki' Biringkanaya L
53 Pdt. Mieke R. Tapparan, M.Th Makassar Timur Jem. Satria Kasih P
54 Pdt. Musa Sikombong, M.Th. Makassar Timur Ketua Wilayah IV L
55 Pdt. Paulus. M. Tangke, M.Th., MH Makassar Timur Jem. Tamalanrea L
56 Pdt. Rita Indrawati, S.Th., MM Makassar Timur Jem. Lanraki' Biringkanaya P
57 Pdt. Sampe Sima'.S.Th. Makassar Timur Jem. Biringkanaya L
58 Pdt. Tema Yunus La'de, S.Th. Makassar Timur Jem. Sudiang L
59 Pdt. Agustinus L. Pabontong,S.Th., MM Pare-Pare Jem. Parepare L
60 Pdt. Benyamin Ramu, STh. Pare-Pare Jemaat Landokadawang L
61 Pdt. David Lili Pali, M.Th. Pare-Pare Jem. Elim Parepare L
62 Pdt. Desi Kombong Bangapadang, S.Th. Pare-Pare Jem. Imanuel Pinrang P
63 Pdt. Dr. Yohana R. Tangirerung, M.Th. Pare-Pare Jem. Parepare P
64 Pdt. Em. Pither Tangronno' Pare-Pare Emeritus L
65 Pdt. Konia Malauda, S.Th. Pare-Pare Jem. Parepare L
66 Pdt. Martha Pakan, S.Th. Pare-Pare Jem. Imanuel Enrekang L
67 Pdt. Marthen Lius, STh. Pare-Pare Jem. Polewali L
68 Pdt. Roma Bunga, S.Th. Pare-Pare Jem. Soppeng P
69 Pdt. Sumarli Pakanan, S.Th. Pare-Pare Jem. Sion Parepare P
70 Pdt. Victor C. Rantepadang, S.Th., MM Pare-Pare Jem. Pangkajene-Sidenreng L
71 Pdt. Yanto Tangdi, STh. Pare-Pare Jemaat Pasang Lambe L
72 Pdt. Yesaya Tulak, S.Th. Pare-Pare Jem. Sion Parepare L
73 Pdt. Yonathan, M.Th. Pare-Pare Jem. Pinrang L

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 5


No. Nama Klasis Jemaat L/P
74 Pdt. Yusran Lobo, S.Th. Pare-Pare Jem. Moria Redak L
75 Pdt. Adrial Lintin, S.Th. Pulau Jawa Jem. Warakas L
76 Pdt. Amos Pata'dungan, M.Th. Pulau Jawa Jem. Kramat L
77 Pdt. Any Marlin, S.Th. Pulau Jawa Jem. Cimahi P
78 Pdt. Asmen Tonapa, S.Th. Pulau Jawa Jem. Tangerang L
79 Pdt. Azni Toding Pali, S.Th. Pulau Jawa Jem. Warakas P
80 Pdt. Bernadus Baddu, S.Th. Pulau Jawa Jem. Sion Pontianak L
81 Pdt. Bertha Patu, S.Th. MM. Pulau Jawa Jem. Kramat P
82 Pdt. Christian Y. Tandililing, S.Th. Pulau Jawa Jem. Jatiwaringin L
83 Pdt. Daniel Sudirman Dariman, S.Th. Pulau Jawa Jem. Eben Haezer - Bekasi L
84 Pdt. Einarso Dedy Denggo, S.Th. Pulau Jawa Jem. Gunung Putri - Bogor L
85 Pdt. Elyaser Palondongan, S.Th. Pulau Jawa Jem. Surabaya L
86 Pdt. Em. Damaris Palinggi, M. Th. Pulau Jawa Emeritus P
87 Pdt. Em. Marthen Manguling, S.Th. Pulau Jawa Emeritus L
88 Pdt. Em. Simon Mutu, S.Th. Pulau Jawa Emeritus L
89 Pdt. Em.Dr. IP. Lambe Pulau Jawa Emeritus L
90 Pdt. Gustaf A. Mule, S.Th. Pulau Jawa Jem. Sukabumi L
91 Pdt. Henny N. Baan, S.Th. Pulau Jawa Jem. Surabaya P
92 Pdt. Imanuel Bone, S. Th., M.Si. Pulau Jawa Jem. Batam L
93 Pdt. Karia Sirenteng, STh,. MM. Pulau Jawa Jem. Kuala Lumpur (PI-BPS) L
94 Pdt. Kartini Rita Pakonglean, S.Th. Pulau Jawa Jem. Depok P
95 Pdt. Max S. Tandirerung, S.Th. Pulau Jawa Jem. Galaxi L
96 Pdt. Semuel Lobo, S.Th. MM. Pulau Jawa Jem. Batam Centre L
97 Pdt. Vennary K. Yudi, S.Th. Pulau Jawa Jem. Jatiwaringin (Kupang) L
98 Pdt. Winda Nolita Biantong, M.Th. Pulau Jawa Jem. Cikarang P
99 Pdt. Yober Sulu' Padang, S.Th. Pulau Jawa Jem. Bintaro L
100 Pdt. Yoel Tangkedatu, S.Th. Pulau Jawa BPK-PJ, Ketua Klasis L
101 Pdt. Musa Salusu, M.Th. KETUA UMUM - BPSGT L
102 Pdt. Luther Taruk, M.Th. ITGT L
103 Pdt. Anthon Yusuf Sesa, STh. POUK Tonasa L
104 Pdt. Dr. Markus Lolo, M.Th. Dosen STT Intim Mksr L
105 Pdt. Dr. Lydia K. Tandirerung, M.Th., M.A Dosen STT Intim Mksr P
106 Prof. Dr. Ir. Jonathan Parakpak, M.Eng Fasilitator, Penatua Jem. Kota L
107 Pdt. Dr. Septemy E. Lakawa, M.A Fasilitator, Dosen STT Jakarta P

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 6


JADWAL ACARA
KONVENSI PENDETA WILAYAH 4 GEREJA TORAJA
Rabu s/d Minggu tgl 15 s/d 19 Agustus 2018
di Jemaat Batam Centre, Klasis Pulau Jawa
Hari /
Waktu Acara Fasilitator / Pelaksana Moderator
Tanggal
Bendahara Panitia,
12.00 –
Registrasi, Akomodasi & Lunch Sie. Kesekretariatan &
15.00
Sie. Konsumsi
15.00 –
Persiapan Pembukaan Panitia Lokal
17.00
17.00 –
Coffee Break Panitia Lokal
17.30
17.30 – Pembukaan:
19.30
1. Menyanyikan Lagu : Panitia
Indonesia Raya

2. Menyanyikan Lagu :
Panitia
Mars Gereja Toraja

3. Ibadah Pembukaan Ketua PGIW Kepri Pdt. Pinda


Rabu, 15 Agustus 2018

Hamonangan Harahap,
S.Th.
4. Sangkapu’ Pangngan:
1. Ketua Tim Kerja
2. Ketua BPSW 4
3. Pemerintah Kota
Batam
19.30 –
Dinner Panitia Lokal
20.30
Penjelasan Acara Konvensi Ketua I BPSW 4

Fakta Dan Realita Pendeta Gereja


Toraja
20.30 – 1. Pendeta Gereja Toraja Yang Pdt. Calvein Remsi,
22.30 ITGT MTh.
Ideal
2.Regulasi Sinode Menyangkut
Kependetaan (Kepegawaian, BPS Dan Ketua
Umum BPSW 4
Sentralisasi)
22.30 –
Doa Malam Klasis Makassar
23.00
23.00 –
Istirahat Semua
06.00

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 7


Hari /
Waktu Acara Fasilitator / Pelaksana Moderator
Tanggal
06.00 –
Breakfast Semua
08.00
08.00 –
Doa Pagi Klasis Bone
08.30
Prof. Dr (Hon) Ir. Pdt. Agustinus L.
08.30 –
Pendeta di Mata Warga Jemaat Jonathan Parakpak, Pabontong, STh.,
10.30
M.Eng MM.
10.30 –
Coffee Break Semua
11.00
11.00 – Spiritualitas, Profil dan Pdt. DR. Septemy E. Pdt. DR. Johana R.
12.30 Kepemimpinan Pendeta Lakawa, M.A. Tangirerung
12.30 –
Lunch Panitia Lokal
13.00
Kamis, 16 Agustus 2018

Pembagian Kelompok Curhat &


Penjelasan Teknis
 Pendeta dan Keluarga
 Pendeta dan Pejabat Gereja 
13.00 –  Pendeta dan Warga Jemaat Ketua I BPSW 4
13.30
 Pendeta dan Sesama Pendeta 
 Pendeta dan Pelayanannya
 Pendeta dan
Kepemimpinannya
13.30 –
Curhat Dalam Kelompok Ketua & Sek. Kelompok
19.00
19.00 –
Dinner Panitia Lokal
19.30
19.30 – Penyampaian Hasil Curhat
Ketua 1 BPSW 4
22.00 Kelompok
21.00 –
Doa Malam Klasis Pare-Pare
21.15
22.30 –
Istirahat Semua
06.00

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 8


Hari /
Waktu Acara Fasilitator / Pelaksana Moderator
Tanggal
06.00 –
Breakfast Semua
08.00
08.00 – Klasis Makassar
Doa pagi
08.25 Tengah
Peringatan Detik-Detik Proklamasi :
 Menyanyikan : Lagu Indonesia
08.25 – Raya Ketua Umum BPSW 4
09.00
 Hening Cipta / Doa.

Pdt. Karia
09.00 – Realita Terkini Lembaga Alkitab
Tim LAI Sirenteng, STh,.
10.30 Indonesia
MM.
10.30 –
Coffee Break Panitia Lokal
11.00
Jumat, 17 Agustus 2018

11.00 – Ketua I, Katua II dan Pdt. Lukas Dayung,


Pekabaran Injil Konteks Wilayah 4
12.30 Sekum BPSW 4 MTh.
12.30 –
Lunch Panitia Lokal
13.00
13.00 – Pdt. Imanuel Bone,.
Informasi BKGT BKGT
15.00 M.Mis.
15.00 –
Coffee Break Panitia Lokal
16.00
16.00 – Ketua Umum & Ketua
Rekomendasi Konvensi
18.00 1 BPSW 4
18.00 –
Dinner Panitia Lokal
19.30
19.30 –
Informasi Kegiatan Wisata Panitia Lokal
20.30
20.30 –
Bina Akrab Panitia Lokal
22.30
22.00 –
Doa Malam Klasis Makassar Timur
22.20
22.20 –
Istirahat Semua.
06.00
06.00 –
Breakfast Panitia Lokal
08.00
Sabtu,
18 08.00 –
Doa pagi Klasis Pulau Jawa
Agustus 09.00
2018 09.00 –
Wisata Panitia Lokal
selesai

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 9


Hari /
Waktu Acara Fasilitator / Pelaksana Moderator
Tanggal
06.00 –
Breakfast Panitia Lokal
08.00
08.00 – Peserta dan Panitia
Persiapan Ibadah Penutupan
09.00 Lokal
09.00 – Ibadah Penutupan (dalam Ibadah Pdt. Yoel Tangkedatu,
12.00 Jemaat) S.Th.
Minggu, Sepatah kata dari :
19
Agustus 12.00 –  Pimpinan MG. jemaat Batam Pdt. Semuel Lobo,
2018 12.15 Centre S.Th,.MM.
Pdt. Musa Sikombong,
 Ketua Umum BPSW 4
M.Th.
12.15 –
Lunch Panitia
13.00
Sie. Transportasi &
13.00 Sayonara
Peserta

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 10


Konvensi Pendeta Gereja Toraja
Wilayah IV

PANDUAN
PENGEMBANGAN KAPASITAS
PENDETA GEREJA TORAJA

Visi:
MENJADI PENDETA GEREJA TORAJA YANG BERKOMITMEN

Misi:
1. Menumbuh-kembangkan nilai-nilai panggilan untuk dihidupi oleh
setiap pendeta
2. Membentuk karakter pendeta berbasis spiritualitas, integritas, dan
profesionalitas.
3. Membangun penguatan komitmen institusional
4. Memantapkan kompetensi teologi penalaran (academic formation)
pendeta
5. Memantapkan kompetensi pelayanan (practical formation)
pendeta
6. Mendampingi warga gereja dalam peran sosial, politik, hukum,
ekonomi, pluralitas, lingkungan hidup, dan ekumenis.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 11


BAB. I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Panduan Konsep Pengembangan Kapasitas Pendeta ini dibuat berdasarkan
Keputusan Sidang Sinode Am 24 Gereja Toraja No. 16/KEP/SSA-XXIV/GT/VII/2016
tentang Bidang Penggalian Ajaran dan Pengembangan Kapasitas Pendeta. Khusus
dalam Pasal 17 disebutkan, “Menerima rancangan Garis-garis Besar Program
Pengembangan Gereja Toraja Bab III Program Induk Penggalian Ajaran dan
Pengembangan Kapasitas Pelayan menjadi GBPP GT tahun 2016-2021 setelah
diadakan perbaikan”.
Dalam Keputusan No. 19/KEP/SSA-XXIV/GT/VII/2016 tentang Tema, Visi dan
Pokok-pokok Tugas Panggilan Gereja Toraja 2016-2021 serta Visi Strategis 2047,
pada Bab III. B. Butir 1 dan 2. Untuk pelaksanaan keputusan ini Badan Pekerja Sinode
Gereja Toraja menugaskan ITGT untuk menyusun acuan dan arah pengembangan
kapasitas pelayan.
Panduan Pengembangan Kapasitas pendeta telah disahkan sebagai sebuah
dokumen resmi Gereja Toraja dalam Rapat Lengkap BPSGT tanggal 22 Februari 2018
di Tangmentoe.

B. Maksud dan Tujuan


Dengan adanya buku “Pendeta dan Pelayannya dalam Gereja Toraja” yang
merupakan sebuah pedoman Acuan dan Arah Pengembangan Kapasitas Pendeta,
diharapkan berlaku dalam seluruh bidang dan lingkup pelayanan Gereja Toraja,
khususnya yang terkait dengan pengembangan kapasitas pendeta. Sebagai pedoman
dalam menyusun program kerja, bukan hanya dipedomani oleh ITGT serta oleh LPG
lingkup sinode yang terkait dengan pengembangan kapasitas pendeta, melainkan juga
dipedomani pada semua lingkup pelayanan Gereja Toraja (Jemaat, Klasis dan
Wilayah).

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 12


BAB. II
ACUAN TEOLOGIS DAN SOSIOLOGIS
(TINJAUAN PUSTAKA)

A. Siapa Pendeta itu

1. Tinjauan Etimologis
Secara etimologi, istilah pendeta berasal dari bahasa Sansekerta, yakni kata
pandit atau pandita. Penggunaan istilah ini berakar dalam tradisi agama Hindu.
Seorang pandita adalah “Adi Guru, Loka” yakni guru utama dalam masyarakat karena
ia mengetahui dunia ini dan akhirat.

2. Pendeta Menurut Gereja-gereja Protestan


Penggunaan istilah Pendeta untuk membedakannya dari Gereja Katolik serta
dalam rangka kontekstualisasi tugas imamat atau penggembalaan dalam Alkitab atau
tradisi Kristen. Di lingkungan Gereja-gereja Protestan digunakan beberapa istilah, yaitu
domine artinya Tuan atau “pemimpin atau pengatur dalam jemaat”, reverend sebuah
sapaan kehormatan dan gelar untuk pendeta, minister berarti “pelayan gereja”. Istilah
ministry berakar dalam Alkitab, yaitu kata sheret (Ibrani) dan diakonia (Yunani)
keduanya berartinya melayani.
Pendeta menerima urapan ilahi yang di dalamnya terkandung kewibawaan ilahi,
hal mana membedakannya dengan penatua dan diaken.

3. Pendeta dalam Gereja Toraja


Hingga tahun 1942 GZB mengenal empat golongan pekabar Injil, yaitu:
1) Zendeling-leeraar (utusan pekabar Injil atau pendeta),
2) Zendeling-onderwijwer (utusan guru),
3) Zendeling arts (utusan dokter), dan
4) Zending diakon (utusan-mantri perawat).
Kemudian dalam tahun-tahun berikut, para Zendeling leeraar memperoleh status
sebagai pendeta.
Tugas pokok pendeta adalah bertanggung jawab untuk kelangsungan pekabaran
Injil. Kemudian fungsi pendeta lebih diarahkan kepada tugas pemeliharaan dan
pertumbuhan jemaat. Setelah berdiri Gereja Toraja (1947) tugas pendeta disebut
sebagai gembala dalam rangka pemberitaan firman Tuhan, memimpin doa syafaat,
melayani sakramen, menjaga ketertiban dalam jemaat dan menolak ajaran sesat.
Kedudukan dan fungsi seorang pendeta berada dalam kesatuan dengan penatua
dan diaken yang merupakan badan tetap dalam jemaat yang disebut Majelis Gereja
(TGT Bab IV Pasal 31 butir 2 i).

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 13


B. Arti dan Makna Panggilan Pendeta

 Makna Urapan
Syarat utama menjadi pendeta adalah “telah diurapi di tengah-tengah jemaat”
(TGT Bab IV Pasal 30 butir 2. K). Makna urapan pendeta terkandung dan bersumber
dari panggilan Allah atas dirinya. Panggilan Allah (vacatio interna) dinyatakan
melalui Gereja (vacatio eksterna), yang diwujudkan dalam pengurapan pendeta.
Urapan yang diterima oleh seorang pendeta membuat dia memiliki kewibawaan ilahi
atau otoritas dari Allah.
Dalam Perjanjian Lama, yang menerima urapan ilahi adalah imam, raja dan
nabi. Ketika seorang imam diurapi, maka kepadanya diberikan suatu tugas untuk
menjadi perantara umat dengan Allah. Ketika seorang raja diurapi, kepadanya diberi
wewenang untuk menentukan kehidupan dan keselamatan umat. Ketika seorang nabi
diurapi, maka kepadanya diberikan wewenang untuk mengatakan sesuatu sebagai
perkataan Allah sendiri. Urapan ilahi yang diterima itu secara khusus untuk kedudukan
dan fungsi masing-masing.
Makna dan fungsi urapan imam, raja dan nabi kemudian mendapat kepenuhan
di dalam Yesus Kristus, yang datang sebagai Raja, Nabi dan Imam, atau sebagai
Mesias, Yang Diurapi. Setelah Pentakosta, urapan Roh Kudus atas manusia
memungkinkan mereka menerima suatu tugas imamat, yang disebut imamat am orang
percaya. Urapan imamat am orang percaya, tidak meniadakan status yang diberikan
melalui pengurapan kepada orang-orang yang dipilih untuk menjadi pelayan khusus.
Dari kemesiasan Yesus sebagai Yang Diurapi, pengurapan pendeta bermakna
sebagai penugasan mesianik, yakni untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatan
Kristus kepada dunia ini. Pendeta adalah representasi Kristus sepanjang kata dan
perkataannya sesuai kehendak-Nya.
Karena urapan Ilahi yang diterimanya, seorang pendeta mengatakan dan
menyatakan kehendak Allah kepada manusia melalui hidup dan pelayanannya. Dalam
fungsi raja, pendeta harus memelihara dan melindungi umat Allah. Dalam fungsi
imam, dia harus memberi seluruh hidupnya untuk berkarya di bait suci. Dalam fungsi
nabi, dia harus mengatakan dan menyatakan kehendak Allah dalam konteks dimana dia
ditempatkan oleh Allah.
Nilai-nilai pengurapan pendeta dihidupkan dan dicerminkan dalam ibadah
(ritus) pengurapan. Karena itu kesakralan urapan ilahi dalam pengurapan pendeta
menjadi sangat penting dan menentukan.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 14


 Panggilan Terkait Dua Pihak
Pihak Allah yang memanggil dan pihak manusia yang dipanggil. Allah sebagai
pihak yang memanggil, terlebih dahulu memperkenalkan diri-Nya (Kel. 3:16) kepada
yang dipanggil serta menyampaikan maksud dan tujuan-Nya dalam panggilan itu.
Dalam panggilan itu, Allah mempercayai orang yang dipanggil-Nya serta
mempersiapkan mereka melalui Roh Kudus, memperlengkapi dengan kuasa (Mat
28:20) dan memberi talenta atau karisma

Pendeta sebagai pihak yang dipanggil haruslah meyakini dengan sungguh-


sungguh bahwa panggilan atas dirinya itu adalah panggilan ilahi. Respons dalam ritual
pengurapan atas dirinya, diwujudkan dalam memberi diri sepenuhnya melayani dalam
gereja atau jemaat. Ia melayani melebihi sebuah karier. Hidupnya adalah pelayanan.

 Panggilan Gereja dan Panggilan pendeta


Panggilan gereja disebut tugas rasuli. Artinya gereja meneruskan tugas para
rasul, dalam dua hal, yakni:
1) Berdiri atas iman para rasul dan
2) Meneruskan tugas para rasul yakni pemberitaan mengenai Injil Yesus Kristus.
Panggilan gereja adalah panggilan umum, sedang panggilan pendeta adalah
panggilan khusus. Panggilan umum berawal dari undangan Allah kepada manusia
untuk menerima dan percaya kepada Yesus Kristus. Selanjutnya, orang percaya
kepada Kristus itu dipanggil untuk menyaksikan Injil Kristus kepada dunia ini melalui
kata dan perbuatan (Pet. 2 : 4, 5, 9).
Demi terwujudnya panggilan umum orang percaya, pendeta dipanggil untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pembangunan Tubuh Kristus (Efesus 4: 1)
atau sebagai ahli bangunan agar batu-batu hidup itu rapi tersusun, menjadi bait Allah
yang kudus (Ef.2:21)”. Panggilan pendeta dikonkretkan dalam gereja sebagai
persekutuan orang percaya.

 Fungsi Pendeta Terkait dengan institusi Gereja.


Pendeta berkarya atas nama gereja, bukan atas nama dirinya sendiri. Ia harus
melayani sesuai dengan tugas yang diberikan oleh gereja dan fokus pada tugasnya itu.
Ia harus setia atau patuh pada keputusan-keputusan persidangan atau produk-produk
institusional lainnya (PGT, TGT dan lain sebagainya

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 15


C. Pelayanan Pendeta dalam Jemaat

1. Memimpin dan Menyelenggarakan Ibadah


Pendeta sebagai wakil Allah di hadapan umat dan sebagai wakil umat di hadapan
Allah. Menyelenggarakan ibadah-ibadah jemaat yang mencerminkan wajah gereja dan
sekaligus wajah teologi gereja serta untuk membuat jemaat mengalami dan menikmati
perjumpaannya dengan Allah.

2. Memberitakan Firman Allah


Pendeta berbicara atas nama Allah untuk menyampaikan kehendak Allah
kepada manusia. Firman Allah yang disampaikan itu hidup dalam dirinya. Khotbah
dan peri hidupnya menyatu. Ia harus setia berdoa dan membaca firman Tuhan serta
peka terhadap pimpinan Roh Kudus. Hidup lahir baru dan memercayakan hidupnya
kepada Kristus. Sebagai pemberita firman, pendeta mampu membaca tanda-tanda
zaman, yaitu realitas kehidupan manusia dan konteks yang mempengaruhinya.

3. Mengajar
Dalam jemaat mula-mula, ada tiga fungsi yakni sebagai rasul, nabi dan pengajar
(I Kor.12:28-29). Tugas mengajar merupakan bagian yang amat penting dalam
pelayanan Yesus. Yesus disebut Guru Agung, karena Ia mengajar dengan hikmat dan
kuasa Allah (Mat 7: 28-29).
Mengajar adalah salah satu tugas para rasul (Mat.28:20), yang diteruskan kepada
gereja. Gereja yang tidak mengajar, selain meninggalkan tugas rasuli, juga tidak akan
punya masa depan. Cakap mengajar merupakan sebuah kompetensi yang harus
dimiliki seorang pelayan (I Tim 3: 2; II Tim. 2: 24; Titus 2:3).
Pokok penting dari tugas ini ialah menanamkan ajaran Alkitab kepada warga
jemaat, agar kehidupan warga jemaat makin berakar dan tumbuh dalam Kristus, serta
berbuah di dalam dunia.
Katekisasi sidi pada hakikatnya mengajarkan pokok-pokok ajaran Kristen
sebagaimana diterangkan dalam PGT atau merupakan indoktrinasi inti ajaran Kristen
agar para katekisan kokoh dalam keyakinan kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamatnya (Efesus 4: 14,15).
Katekisasi nikah pada intinya penanaman ajaran tentang prinsip-prinsip atau
nilai-nilai Kristiani yang dihidupi oleh sebuah keluarga Kristen.
Katekisasi dalam rangka Baptisan Kudus anak, pada intinya membangun
pemahaman dan kesadaran orang tua tentang tugas, peran dan tanggung jawab orang
tua dalam menanamkan ajaran dan nilai-nilai iman untuk dihidupi oleh anaknya (II
Tim. 1: 5).

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 16


Secara umum, pokok-pokok ajaran dalam Katekisasi hendaknya memperlihatkan
implikasi moral etis sebagai prinsip-prinsip kehidupan umat. Mereka belajar menjawab
tantangan-tantangan ril dalam masyarakat sesuai dengan perkembangan zaman.
Seorang pendeta adalah tempat bertanya mengenai berbagai hal dalam kehidupan
sebagai orang beriman. Dalam bahasa Toraja, fungsi ini disebut to dinai ma‟paele.

4. Menggembalakan Umat
Dalam formulir pengurapan pendeta, secara eksplisit pendeta disebut gembala.
Sebagai gembala umat, ia harus dengan sungguh-sungguh mengasihi Yesus. Implikasi
dari mengasihi Yesus adalah a) bahwa mengasihi Yesus merupakan motivasi utama
dalam menggembalakan warga jemaat, dan b) mengasihi Yesus diwujudkan dalam
menggembalakan warga jemaat sebagai domba-domba Kristus (Yoh.21:15-17).
Tugas penggembalaan ini bertujuan agar warga gereja sebagai domba Kristus
tetap terjaga dari berbagai hal yang merusak iman, hidup dalam kasih dan pengharapan
kepada Kristus. Umat sebagai domba mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam
segala kelimpahan (Yoh. 10: 10).

5. Memimpin Jemaat
Dalam perspektif pembangunan jemaat, dibedakan antara kedudukan dan fungsi
pejabat gereja (pendeta, penatua, dan diaken) dan anggota jemaat. Pejabat gereja
adalah pemimpin jemaat. Sedang anggota jemaat adalah subjek atau pelaku dalam
pembangunan jemaat.
Fungsi pejabat gereja sebagai pemimpin jemaat adalah :
1) sosok pemimpin spiritual
2) memberdayakan warga jemaat melalui karisma atau talenta yang dimiliki untuk
melakukan pelayanan bersama dalam jemaat
3) menciptakan dan mengembangkan ruang partisipasi bagi anggota jemaat
sebagai subjek pelayanan.
4) menciptakan hubungan yang baik dan harmonis antar sesama anggota jemaat
untuk mendukung partisipasi mereka dalam jemaat.
5) menggali dan mengomunikasikan makna-makna iman dari setiap kegiatan dan
partisipasi warga jemaat di dalamnya.

Fungsi kepemimpinan pendeta dalam perspektif jabatan gerejawi bersifat kolektif


kolegial. Dalam struktur Majelis Gereja secara otomatis ketuanya adalah pendeta.
Kedudukan dan fungsi pendeta sebagaimana dikemukakan di atas mensyaratkan :
1) Pemimpin yang melayani dan sekaligus hamba yang memimpin.
2) Memiliki trust, dipercaya oleh jemaat. Karena itu dia harus memiliki integritas
3) Mengembangkan gaya kepemimpinan partisipatif.
4) Visioner dan strategic

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 17


5) Mampu memimpin persidangan gerejawi sesuai dengan hakikat dan fungsi
dasarnya.

6. Melakukan Proses Transformasi Adat dan Budaya oleh Injil


Pendeta Gereja Toraja memiliki peran penting dan menentukan untuk
memandu warga jemaat dan orang Toraja dalam melaksanakan adat mereka. Peran itu
melalui proses transformasi adat dan budaya Toraja oleh Injil, untuk menanamkan
nilai-nilai Injili sebagai pendasaran baru adat Toraja dan agar dalam penyelenggaraan
adat warga jemaat menikmati dan menyaksikan Injil.

7. Melakukan Peran Pendampingan dalam Tugas Sosial Gereja


Jemaat sebagai gereja setempat, hadir dan melaksanakan secara penuh tugas
panggilan gereja sesuai misi Allah di dunia. Tugas sosial gereja meliputi bidang sosial,
pluralitas dimensional, ekonomi, politik, kebudayaan dan lingkungan (ekologi).Pendeta
memberdayakan dan mendampingi warga gereja dalam kiprah mereka di berbagai
bidang tugas dan profesi mereka. Tujuannya ialah agar segala sesuatu yang mereka
lakukan dengan perkataan dan perbuatan memperlihatkan iman mereka.
Perbuatan mereka memperlihatkan iman mereka (Yak 2 :18)

D. Pelayanan Pendeta sebagai Kaum Profesional


Profesionalitas pendeta tercermin di dalam integritas, komitmen, dan
kompetensinya. Profesionalitas pendeta pada segi integritas, artinya profesi pendeta
dijiwai atau dihidupi oleh nilai-nilai panggilannya dan spiritualitasnya.
Profesionalitas pendeta pada segi komitmen, artinya pendeta melakukan
panggilan pelayanannya dengan komitmen yang tinggi, yang tampak dalam:

1) Memiliki kesetiaan pada misi gereja sebagaimana yang diamanatkan oleh


Kristus,
2) Bekerja dengan melalui proses, dan
3) Selalu terarah kepada hasil yang diinginkan.

Profesionalitas pendeta pada segi kompetensi (keahlian) mencakup:


a. Kompetensi pengetahuan atau penalaran teologis (academic formation),
b. Kemampuan pada bidang teologi praktis atau pelayanan (practical formation),
dan
c. Relevansi sosiologis, yakni kemampuan pendeta memahami medan yang ia
layani.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 18


E. Karakter Pendeta
Karakter merupakan watak atau sifat yang dimiliki oleh seseorang yang terlihat
dari tindakannya setiap hari. Dari karakternya akan terlihat siapa pendeta itu dan apa
tugas panggilannya. Bahkan dengan melihat dan memperhatikan kehidupan seorang
pendeta, orang lain akan mengetahui kehendak Tuhan sebagaimana dijelaskan dalam
Alkitab.
1. Spiritualitas Pendeta
Spiritualitas pendeta dibangun melalui relasi yang intim dengan Allah (hidup
bergaul dengan Allah). Dari relasi demikian, akan menjadi dasar dan sumber yang
menentukan gaya hidup atau peri hidup seorang pendeta, meliputi perilaku, perbuatan,
penampilan, moral dan keteladanan. Spiritualitasnya merupakan fondasi karakter
sebagai pelayan.
Jalan hidup seorang pendeta adalah jalan salib sebagai puncak spiritualitas
kristiani. Jalan salib ini adalah karakter khas seorang pendeta sebagai pelayan. Dengan
jalan salib itu seorang pendeta rela dipimpin ke tempat yang ia tak ingin tuju, ke tempat
yang ia tidak inginkan, ke tempat yang penuh air mata dan penderitaan.
2. Integritas Pendeta
Integritas adalah konsep yang menunjuk pada konsistensi antara tindakan dengan
nilai dan prinsip. Integritas adalah jantung dari karakter atau yang merupakan
gambaran keseluruhan pribadi seseorang. Khusus bagi seorang pendeta, integritas
adalah modal utama baginya, yang merupakan fondasi untuk membangun rasa
percaya atau trust.
Integritas seorang pendeta pertama-tama lahir dari imannya. Ia meneladankan
imannya yang kuat. Iman dan perbuatannya menyatu. Bahkan dari perbuatan seorang
pendeta, orang dapat melihat imannya (Yak.2:18).
Seorang pendeta juga mutlak memiliki integritas moral. Salah satu tugas pokok
pendeta adalah mengajarkan moralitas Kristiani dengan kata dan perbuatan.
Keteladanan merupakan elemen mendasar dalam karakter pendeta sebagai pelayan
“Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah
lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu” (I Tim. 4:12b;
Titus 2:7; I Pet. 5:3).
Pendeta selalu membuka diri kepada Roh Kudus untuk menerima pembaruan diri
dan dikoreksi. Ia harus menjadi seorang ciptaan baru (II Kor. 5:17) atau hidupnya
serupa dengan Kristus (Fil 3:10).

F. Keutamaan Pendeta Gereja Toraja


Keutamaan adalah virtus (Latin), virtue (Inggris), artinya keperkasaan. Paralel
dengan bahasa Yunani, arête (sempurna).

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 19


1. Matokko
Dalam konteks masyarakat Toraja, kewibawaan seorang pendeta seirng
diungkapkan dengan kata “matokko”. Kata ini dapat diartikan matona‟ pa‟inaan sia
matona‟ pa‟tangngaran. Umpobayu bayunna, sipoinan inanna (kao‟koran).
Ungkapan-ungkapan tersebut pada hakikatnya cerminan dari kewibawaan orang yang
diurapi (ditokko) sebagai pendeta. Kewibawaan ini juga nampak dalam perannya
sebagai to dipa‟paele (tempat bertanya), termasuk dalam peran sebagai pemandu adat.
Kamatokkoan pendeta dari urapannya yang terpancar dalam seluruh hidup dan
pelayanan, akan membuat dia memperoleh pengakuan (legitimasi) dari lingkungan
jemaat dan masyarakat. Dengan demikian kewibawaan pendeta yang diterima dari
urapan ilahi itu, diperkuat dengan kewibawaan dari lingkungan sosialnya.

2. Relasionalitas (Kasiumpuran)
Pemulihan relasi manusia dengan Allah telah terjadi di dalam dan oleh karya
penebusan Yesus Kristus. Pemulihan itu membawa kita pada perjumpaan dalam kasih,
baik secara vertikal (dengan Allah) maupun secara horizontal (dengan sesama
manusia). Dengan berbagai tugas yang diembannya, membuat pendeta sering larut
dalam tugas rutinitasnya. Sibuk dan kadang serba terburu-buru. Hal ini dapat
mengakibatkan sempitnya waktu buat pendeta untuk sungguh-sungguh berdiam diri di
hadapan Allah serta berinteraksi dengan warga gereja.
Yesus mengajar dan menyembuhkan orang sakit adalah sebuah prioritas, namun
berelasi yang intim bersama Bapa adalah juga prioritas (Mat 4: 1-11; Luks 6: 12; Mat.
14: 13, 23; Mark 1: 35; Luk 6: 12). Dengan terus membangun keakraban dengan
Allah, pendeta akan tetap dipimpin oleh kuasa dan kehendak Allah (sumber
kompetensi utama), yakni kuasa Allah yang memberdayakan diri dan membuat
panggilannya menjadi selalu bermakna. Sebagai seorang gembala, ia harus mampu
membangun kedekatan hati dengan sesama pelayan dan dengan anggota jemaat.

3. Visioner
Dokumen tertua yang memuat dan mengajarkan tentang visi secara eksplisit
adalah Alkitab. Visi adalah konsep biblical yang berfungsi menunjukkan arah dan
pimpinan Allah kepada para hamba-hamba-Nya. (Mat 28 : 19 Kis 1: 8 Kis 2 : 17 Wah
4: 1 Amsal 29: 18).
Dalam konteks gerejawi, visi adalah gambaran masa depan yang Allah
komunikasikan kepada para pemimpin umat-Nya berdasarkan pengenalan yang dalam
tentang Allah, diri sendiri (umat), dan lingkungan.
Dengan visionernya, seorang pendeta memimpin jemaat untuk memahami
secara tepat tentang arah dan tujuan jemaat serta apa yang harus dilakukan dalam
jemaat dan bagaimana melakukannya untuk mencapai tujuan itu.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 20


BAB. III
REALITAS MASALAH DAN ANALISIS
(DATA LAPANGAN)

A. Kuantitas Kehadiran Warga Jemaat dalam Ibadah


Gereja bagaikan persekutuan arak-arakan mesianik, mengalami keadaan dimana
tidak sedikit warganya titantan lolanan. Kehadiran warga jemaat dalam mengikuti
ibadah-ibadah memperlihatkan jumlah yang kurang optimal. Ada fenomena titantan
lolanan (kian keluar dari sebuah ikatan).
Titantan lolanan juga terjadi karena pindah ke gereja-gereja denominasi lainnya,
ikut ibadah di jemaat Gereja Toraja tetapi juga masih ikut ibadah di gereja lain.
Penyebabnya seperti sering dikeluhkan bahwa suasana ibadah dalam Gereja Toraja
yang cenderung kaku atau formalistis. Selain itu mereka merasa kurang tersentuh oleh
pelayan pendeta, termasuk khotbah dan penggembalaan.

B. Keberadaan dan Fungsi OIG


Keberadaan dan fungsi OIG belum merupakan bagian yang utuh dari jemaat.
Secara organisasional ada keterkotakan atau gab antara OIG dan Majelis Gereja.
Penyusunan program kerja, pelaksanaan program, hingga evaluasi program, umumnya
dilakukan oleh pengurus masing-masing tanpa pendampingan secara langsung oleh
Majelis Gereja. Keterkotakan itu selain melemahkan peran dan tanggung jawab
Majelis Gereja, khususnya pendeta, juga kurang mencerminkan kesatuan jemaat
sebagai Tubuh Kristus. Keberadaan dan fungsi OIG belum dibangun atas pemahaman
ecclesiology yang memadai. Sementara itu, model-model pelayanan dan pembinaan
sejak usia dini khususnya remaja dan pemuda belum mampu menjawab kebutuhan
mereka di tengah perubahan yang begitu cepat.
Pengaruh pergaulan hidup para remaja dan pemuda lebih kuat dipengaruhi dari
samping, teman pergaulannya, bahkan dari dunia maya. Mereka seringkali lebih
memilih kegiatan dengan kelompoknya di luar gereja ketimbang mengikuti kegiatan
ibadah. Fenomena ini telah diprediksi Henry Nouwen sekitar tahun 1980an, bahwa
ciri anak remaja abad 21 adalah lebih mendengar suara dari samping (teman-
temannya) dari pada suara dari atas (lembaga keagamaan, sekolah, pemerintah, orang
tua dsb). Sementara itu, peran keluarga sebagai basis awal pembinaan warga gereja
mengalami berbagai kendala atau masalah.

C. Integritas dan Penghayatan Panggilan Pendeta


Adanya pendeta yang belum menampakkan integritas dan keteladanan, seperti
menyimpang dari nilai-nilai moral dan etik serta nilai-nilai kepelayanan. Selain
masalah moral dan etis, juga adanya pendeta yang kurang rendah hati, kurang sabar

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 21


dari segi emosi, kurang jujur, serta adanya perbuatan atau tindakan yang sering tidak
sesuai dengan iman yang diajarkannya.
Dalam hubungan dengan penghayatan panggilan, ada pendeta yang
meninggalkan jemaat, kurang fokus pelayanannya dalam jemaat, berada di jemaat
sebatas hari sabtu dan minggu, mempersoalkan jaminan hidupnya, motivasi menjadi
pendeta karena akan lebih “cepat mendapatkan pekerjaan”, atau dipomalomo‟mo tu
mendadi pandita dalam arti .
Masalah integritas dan keteladanan pendeta dipengaruhi oleh berbagai faktor,
antara lain kepribadian pendeta yang kurang mendukung, terutama karakter dasar
bawaan, pengaruh penggunaan TIK, dan lain sebagainya.

D. Kapasitas Pendeta dalam Menjawab Kebutuhan Pelayanan

1. Dalam Tugas berkhotbah


Belum optimalnya sebagian pendeta dalam kapasitas berkhotbah. Khotbahnya
melulu cerita sejarah israel, kurang menyentuh atau menggugah hati, pendengar kurang
menangkap apa yang disampaikan dalam khotbahnya (ya manna ia tandai tu apa
napokada do mimbar), kurang dikembangkan dari penggalian makna teks, kurang
menyentuh masalah dan pergumulan keseharian warga jemaat, khotbah lebih
merupakan pesan-pesan moral atau nasihat-nasihat rohani, isi khotbah dan cara
berkhotbah kurang menarik, dan lain sebagainya.
Faktor penyebabnya antara lain dari diri pendeta seperti sering merasa matukkun
(malas) dalam melakukan persiapan khotbah. Volume kegiatan pelayanan dalam
jemaat yang begitu padat membuat pendeta kurang memiliki kesempatan untuk
melakukan persiapkan khotbah. Rendahnya kapasitas pendeta dalam berkhotbah juga
disebabkan oleh kurang memperhatikan konteks, baik pada segi realitas masalah
dalam jemaat maupun latar belakang warga jemaat.
Kondisi yang digambarkan di atas sepertinya terbiarkan. Majelis Gereja atau
anggota jemaat merasa segan untuk secara terbuka menyampaikan masukan kepada
pendeta. Kalaupun warga jemaat memberi masukan, sering pendeta kurang merespons
secara positif. Penyebab lainnya yakni ekspektasi rendah dari Majelis Gereja. Bagi
mereka, yang penting ada pendeta untuk memimpin ibadah-ibadah, hal ini terutama
berlaku di jemaat-jemaat pedesaan.
Masalah seperti digambarkan di atas, terkait pula dengan makin kaburnya apa
sesungguhnya maksud dan tujuan berkhotbah itu (orientasi khotbah).

2. Dalam Tugas Mengajar


Tugas pengajaran umumnya belum optimal dilakukan oleh pendeta. Materi ajar
produk sinode sering kurang optimal digunakan. Di samping itu, kurangnya komitmen

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 22


dan kesempatan pendeta untuk melaksanakannya. Faktor lain adalah makin
menurunnya dukungan orang tua. Terkait dengan itu, dirasa belum optimalnya
kompetensi pendeta dalam melaksanakan tugas mengajar terutama kemampuan dalam
bidang metodik didaktik.
Cakupan pengajaran dalam jemaat belum optimal menjangkau pendampingan
warga jemaat dalam kaitan dengan masalah-masalah sosial dan tugas sosial gereja.

3. Dalam Tugas Menggembalakan Umat


Tugas panggilan pendeta dalam bidang penggembalaan dinilai umumnya masih
kurang menjawab kebutuhan warga jemaat. Pelaksanaan tugas penggembalaan masih
bersifat formalitas dan cukup dangkal. Pendeta kurang menggali akar masalah dan
membimbing untuk menemukan solusi atau penguatan dalam menghadapi masalahnya.
Sebagian pendeta jarang melakukan kunjungan secara rutin ke rumah anggota
jemaat. Alasannya antara lain karena sudah sering bertemu di gereja, sudah dijumpai
saat ada kebaktian di rumanya, taera‟ ku lasae kumua la untandaina‟ masalami,
sangadinna lasaeri komi lako aku. Ada kesan, pendeta membeda-bedakan anggota
jemaat untuk dikunjungi.
Umumnya pendeta masih kurang memiliki kompetensi di bidang pastoral, belum
menjadikan pelayanan penggembalaan sebagai salah satu tugas pokok pendeta.
Disiplin gerejawi ini sering kurang dilaksanakan secara konsisten.

4. Dalam hubungan dengan Konflik dalam Jemaat


Situasi konflik dalam jemaat sering berdampak pada perpecahan jemaat
(mendirikan jemaat baru), melemahnya hubungan interpersonal, pindah ke denominasi
lainnya, kurang aktif berpartisipasi dalam jemaat, apatis, dan sebagainya. Gesekan atau
konflik terjadi sering disebabkan oleh mentalitas feodalistik, kedudukan dalam jemaat
dijadikan sebagai wahana aktualisasi diri, sering dipicu oleh sentimen primordialisme,
dan lain sebagainya.
Dalam menghadapi berbagai bentuk konflik dalam jemaat, peran pendeta sering
lemah sebagai perekat atau sebagai pemberi solusi. Malah ada pendeta yang menjadi
sumber atau bagian dari konflik.

5. Dalam bidang Kepemimpinan – Managerial Jemaat


Dalam realitas jemaat, fungsi kepemimpinan pendeta belum optimal. Umumnya
program kerja merupakan copy paste dari tahun-tahun sebelumnya. Dalam hal ini
jemaat belum mengembangkan program kerja jemaat yang strategis dan visioner.
Masih adanya “pendeta sentris”. Hal ini berdampak pada rendahnya partisipasi
sesama pelayan (penatua dan diaken) dan anggota jemaat. Adanya pendeta yang
mempersepsi diri sebagai penguasa dalam jemaat ketimbang sebagai pelayan. Juga ada

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 23


pendeta yang kurang mampu mengembangkan komunikasi yang efektif, khususnya
komunikasi pastoral dalam konteks budaya Toraja.
Pendeta diposisikan sebagai “pekerjanya Majelis Gereja” atau “pegawainya”
jemaat. Hal ini dikaitkan dengan jaminan hidup pendeta yang diterima dari jemaat.
Pendeta sering dianggap sebagai “pendatang” dalam jemaat.
Realitas sebagaimana digambarkan di atas, dipengaruhi oleh rendahnya
pemahaman dan penghayatan panggilan pendeta sebagai pelayan, melihat tugasnya
secara sempit dalam bingkai pelayanan rutin, kompetensi kepemimpinan dan fungsi
manajerial pendeta yang lemah, serta karakter pendeta yang kurang mendukung fungsi
kepemimpinannya dalam jemaat.

6. Dalam Hubungan dengan Komitmen Institusional


Adanya pendeta yang kurang memahami hakikat institusi gereja sebagai alat
Tuhan dalam memilih dan memanggil dirinya untuk melayani. Bahwa keberadaan dan
fungsinya sebagai pendeta ditentukan oleh Tuhan melalui institusi Gereja (vacatio
externa), belum dihayati secara mendalam.
Hal ini tampak pada diri pendeta yang kurang menghargai wibawa institusi dan
sering tidak setia pada berbagai ketentuan institusional. Pendeta sebagai Ketua Majelis
Gereja, sering kurang memahami bahkan kurang mendukung keputusan-keputusan
secara substansial. Belum memadainya pemahaman dan pengkhayatannya tentang
konsep presbiterial sinodal.
Tentang disiplin gerejawi, pemberlakuannya sering bersifat kompromistis. Dalam
berbagai hal ada pendeta yang sering menghindar dari peran dan tanggung jawab
sebagai pemberi solusi.
Faktor penyebab lainnya karena adanya pendeta kurang rendah hati, kurang
percaya diri, mencari aman, dan lain sebagainya.

7. Relasi Antar Sesama Pendeta


Masalah relasi yang kurang positif antara sesama pendeta, “pada iya kalenamo
tumai kamu pandita sipokada kadake atau sipokada boko‟, ada pendeta yang kurang
peduli kepada sesamanya, kurang nampak sikap dan tindakan sipopa‟di‟ dan kurang
siangkaran, malah sebaliknya saling menjatuhkan, termasuk masalah siopang.
.
E. Konteks Sosial Gereja

1. Adat dan Budaya Toraja


Dalam masyarakat Toraja, aluk merupakan satu kesatuan dengan adat. Aluk
mengandung perintah atau larangan yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia
(aluk sanda pitunna). Dari aluk muncul adat, sebagaimana tersirat dalam ungkapan,

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 24


Ada‟ anakna aluk, Aluk ungkambi‟ ada‟, Aluk untaranak ada‟. Sebaliknya, untuk
terpeliharanya aluk, fungsi adat adalah Ada‟ urrompo aluk.
Seiring dengan perjalanan waktu, adat kian terpisah dari aluk. Hal ini menjadi
pemicu utama terjadi kekaburan makna adat dan budaya. Masing-masing pemimpin
masyarakat lokal memberi interpretasi baru, yang justru membuat adat cenderung
merusak iman warga jemaat atau menyimpang dari nilai-nilai luhur budaya Toraja.

2. Masalah Penyakit Sosial dalam Masyarakat


Kian meningkatnya jenis, intensitas dan modus operandi penyakit sosial dalam
masyarakat, seperti judi, seks bebas, penyalahgunaan napza, fenomena pernikahan
sejenis, korupsi, dan sebagainya; Terkait dengan bahaya Napza (narkotika,
psikotropika dan zat-zat aditif lainnya), kini penyalahgunaannya telah sampai ke
kampung-kampung dan sekolah-sekolah.

3. Meningkatnya budaya kekerasan (cultural violence)


Kekerasan dalam keluarga, kelompok pemuda, dan masyarakat luas juga semakin
meningkat, termasuk yang mengatasnamakan etnis, ras, agama, atau berbagai macam
label primordial lainnya. Ini merupakan ancaman bagi kehidupan beragama,
bermasyarakat dan berbudaya.

4. Masalah Korupsi dan Politik Uang


Praktik korupsi seperti yang diperbuat orang-orang yang dengan mudah
menyalahgunakan jabatan dan kewenangan yang mereka miliki untuk memperkaya diri
sendiri. Demikian pula dengan praktik politik uang (money politics), juga merupakan
salah satu persoalan yang amat perlu diperhatikan. Harus diakui bahwa suara kenabian
yang telah diserukan oleh gereja terhadap masalah ini masih kurang berdampak.

5. Masalah dalam Bidang Lingkungan Hidup


Kesewenang-wenangan manusia mengeksploitasi alam semakin meluas.
Pengrusakan lingkungan, antara lain melalui kegiatan penebangan pohon, perambahan
lahan, serta penggunaan teknologi modern, pupuk kimia dan pestisida.
Sebagian pelayan (pemimpin) dan warga jemaat beranggapan bahwa penataan
lingkungan bukan merupakan urusan gereja. Ada upaya untuk membangun
pemahaman bahwa persoalan-persoalan bidang ekologi merupakan bagian dari
wilayah pengutusan gereja, namun suara mereka ini masih sebatas konsep ataupun
teori.

6. Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi


Patut diakui bahwa perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
telah menjadi berkat, tetapi sekaligus berpotensi menjadi sumber kutuk bagi manusia

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 25


(pada semua umur dan profesi). Masifnya pengaruh buruk TIK kepada warga jemaat,
adalah karena belum adanya atau belum optimalnya filter untuk mengantisipasi atau
mengatasi keadaan termaksud.

7. Konteks Global : Tantangan dan peluang dalam lintas Generasi


Dunia ini semakin canggih dengan perkembangan teknologi yang berjalan cepat.
Setiap perkembangan dan seiring berjalannya waktu, terbentuk satu generasi baru yang
tentu saja memiliki pola pikir dan karakter yang berbeda oleh karena berbagai faktor
sehingga membentuk kepribadian dan bahkan paradigma tersendiri.
Menurut teori generasi sebagaimana dikemukakan berbagai pakar, ada lima
kategori generasi, yaitu : 1) Generasi Baby Boomers (lahir pada 1946-1964), 2)
Generasi X atau The Baby Bust (lahir pada tahun 1965-1980), 3) Generasi Y atau
generasi Millennial (lahir pada tahun 1981-1994), 4) Generasi Z (lahir pada tahun
1995-2010), dan terakhir 5) Generasi Z atau Alpha (lahir pada tahun 2011 ke atas) .
Perbedaan karakteristik setiap generasi mencakup kepribadian, kebiasaan, gaya
hidup, pola pikir, cara bersosial dan masih banyak aspek lainnya dalam kehidupan
manusia.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 26


BAB. IV
ARAH DAN SASARAN POKOK-POKOK
PENGEMBANGAN KAPASITAS PENDETA

A. Umum
1. Pengembangan kapasitas pendeta sebaiknya dilihat dalam proses yang disebut
“dari hulu ke hilir”, yakni dari masa menempuh pendidikan teologi di perguruan
tinggi, masa penyiapan calon pendeta (pelatihan proponen) dan setelah diurapi
menjadi pendeta Gereja Toraja.
2. Dalam rangka pengembangan kapasitas pendeta, perlu perhatian khusus pada
masa-masa awal sebagai pendeta di jemaat (sejak 1 hingga 4 tahun setelah
diurapi), terutama pendalaman TGT dan keputusan persidangan lainnya,
pembentukan karakter pelayan dan pendalaman adat budaya Toraja
3. Dengan mengacu pada Panduan (Acuan dan Arah) Pengembangan Kapasitas
Pendeta, Gereja Toraja melalui Badan Pekerja Sinode akan membuat Kode Etik
Pendeta.
4. Perlunya diciptakan ruang komunikasi dari warga jemaat dalam mendukung
pendeta dan pelayanannya.

B. Khusus
Pada bagian ini akan dipaparkan arah dan sasaran secara khusus pada setiap
bidang pengembangan kapasitas pendeta, baik pengembangan diri maupun
pengembangan kompetensi.
1. Pembentukan karakter pendeta berbasis nilai-nilai panggilan, spiritualitas,
integritas dan profesionalitas
Dalam bagian ini, akan dilakukan :
a) Penggalian secara lebih mendalam nilai-nilai panggilan pendeta dengan
mengacu pada pemahaman tentang pendeta dan tugas panggilannya dalam
kerangka pemantapan penghayatan panggilan pendeta.
b) Peningkatan upaya pembentukan karakter pendeta yang meliputi nilai
panggilan, spiritualitas, integritas, moralitas dan profesionalitas nya.
2. Membangun komitmen institusional
Pada bagian ini, pengembangan kapasitas pendeta diarahkan pada penguatan
komitmen institusional pendeta melalui upaya :
a) Peningkatan pemahaman dan kesadaran pendeta selaku bagian dari sistem
dalam institusi Gereja Toraja.
b) Untuk mendukung ide atau gagasan di atas, diperlukan adanya kode etik
pendeta.
3. Pengembangan kompetensi teologi bidang penalaran (academic formation)
Pada bidang ini, arah pengembangan kapasitas pendeta adalah :

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 27


a) Pemetaan bidang teologi penalaran yang memperlihatkan skala prioritas bagi
pemantapan pengetahuan teologi pendeta secara keseluruhan.
b) Membuat perencanaan pengembangan kompetensi pendeta melalui program
studi lanjut. Perencanaan ini selain menjawab kebutuhan pelayanan dalam
Gereja Toraja, juga untuk menjawab konsep-konsep teologi yang dipandang
belum memadai.
c) Pengembangan kompetensi dalam rangka memampukan pendeta untuk
mengembangkan pada tataran operatif hasil-hasil studi Gereja Toraja (sebagai
konsep pada tataran normatif).
4. Pengembangan kompetensi bidang teologi praktik (practical formation):
ritual, pastoral dan manajemen organisasi gerejawi
a. Ibadah Jemaat
Arah pengembangan kapasitas pendeta dalam bidang ibadah meliputi:
a) Memperlengkapi pejabat gereja dan warga jemaat agar dalam ibadah-
ibadah, warga jemaat sungguh-sungguh mengalami dan menikmati
perjumpaan dengan Allah.
b) Menjadi motivator dan inspirator bagi warga jemaat untuk menghayati
iman mereka melalui ibadah-ibadah jemaat. Peran ini menjadi keharusan
terlebih di tengah perkembangan yang terjadi termasuk dengan
pemanfaatan sarana TIK yang terus berkembang secara pesat.
c) Selaku bagian dari mempersiapkan ibadah, pendeta secara sungguh-
sungguh mempersiapkan diri sendiri untuk berperan sebagai wakil Allah di
hadapan umat dan sebagai wakil umat di hadapan Allah.
b. Pemberitaan Firman
Dalam bagian ini pengembangan kapasitas pendeta diarahkan pada
a) Pemantapan pendeta dalam berkhotbah, meliputi isi, bentuk dan penyajian
yang mampu menjawab kebutuhan warga jemaat lintas generasi.
b) Memperjelas secara utuh dan mendalam maksud dan tujuan khotbah
orientasi khotbah
c. Mengajar
Dalam bidang ini arah pengembangan kapasitas pendeta adalah:
a) Pemantapan fungsi OIG sebagai wadah yang vital dan signifikan
pengajaran dan pembinaan warga gereja.
b) Pemantapan komitmen dan kompetensi pendeta dalam tugas pengajaran
dalam jemaat, khususnya Katekisasi sidi, Katekisasi pernikahan, dan
Katekisasi babtisan kudus anak.
c) Pengembangan model atau metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan,
peluang dan tantang warga gereja.
d) Dalam kaitan dengan proses urbanisasi khususnya terkait dengan
pendidikan anak, pengajaran sejak usia dini untuk membekali para remaja

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 28


dan pemuda. Pembekalan bagi mereka untuk menjalani hidupnya dalam
konteks demikian sangat penting.
e) Pembekalan kepada warga jemaat dalam gerak urban, untuk menanamkan
prinsip-prinsip iman Kristen dalam rangka penguatan di tengah kehidupan
yang makin kompetitif.
f) Dalam hubungan dengan konteks pluralitas multi dimensi, pokok-pokok
ajaran Kristen ditanamkan agar warga gereja mampu memaknai kehadiran
dan tugas panggilannya.
g) Memampukan warga jemaat melakukan adaptasi intercultural secara
berhikmat sehingga jemaat dapat menghadirkan damai sejahtera dan
menjauhkan potensi-potensi ketegangan lintas budaya, suku, lintas agama,
lintas denominational.
d. Penggembalaan
Pada bagian ini, arah pengembangan kapasitas pendeta adalah:
a) Kunjungan rutin ke rumah anggota jemaat secara terprogram, terencana
dan terukur. Profesionalitas pendeta dalam tugas ini dinyatakan dalam
komitmennya yang tinggi, dilakukan dalam proses yang efektif dan
berorientasi pada hasil atau tujuan yang diharapkan (tidak formalistic dan
cenderung dangkal saja)
b) Dalam tugas penggembalaan terhadap anggota jemaat yang sakit, berduka
atau menghadapi berbagai pergumulan lainnya, termasuk dalam
menghadapi berbagai masalah sosial, pendeta hendaknya melakukannya
sebagai hal yang juga merupakan prioritas pelayanannya.
e. Kepemimpinan Jemaat
Pada bagian ini arah pengembangan kapasitas pendeta adalah:
a) Pengembangan acuan eklesiologis dan sosiologis dalam kerangka peningkatan
peran pendeta sebagai pemimpin jemaat
b) Pengembangan acuan eklesiologis dan sosiologis dalam rangka peningkatan
peran dan tanggung jawab Pendeta untuk menjadikan OIG sebagai wadah
yang vital dan signifikan dalam kerangka pemberdayaan anggota jemaat
sebagai subjek dalam membangun persekutuan, kesaksian dan pelayanan
Jemaat.
c) Peningkatan pembentukan karakter kepemimpinan pendeta berbasis
penghayatan panggilan, spiritualitas pelayan, integritas dan profesionalitas.
d) Memampukan pendeta dalam mengembangkan kepemimpinan visioner dan
strategik dalam jemaat.
e) Pemantapan kompetensi bidang komunikasi kepemimpinan dalam jemaat,
termasuk komunikasi pastoral budaya.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 29


f. Transformasi Konflik
Arah pengembangan kapasitas pendeta dalam bidang ini adalah
mengembangkan dan makin memberdayakan tim fasilitator pelatihan
transformasi konflik yang sudah ada untuk menjangkau upaya pelatihan secara
optimal.
g. Transformasi adat dan Budaya
Dalam bidang ini arah pengembangan kapasitas pendeta adalah memiliki
kompetensi dalam bidang transformasi adat dan budaya oleh Injil. Dalam hal ini
pendeta perlu mendalami adat dan budaya serta memiliki kemampuan
mengembangkan dan mengaplikasikan metodologi transformasi adat dan budaya
oleh Injil.

5. Peran Pendampingan Warga Jemaat


a. Pemanfaatan TIK
Dalam bidang ini arah pengembangan kapasitas pendeta adalah
kemampuan untuk melakukan pendampingan kepada keluarga-keluarga
Kristen serta para remaja dan pemuda. Di tengah kian derasnya arus informasi
termasuk berupa ajaran dari berbagai aliran gereja, pendeta berperan dan
bertanggung jawab menanamkan ajaran yang sehat, baik melalui pengajaran
maupun melalui khotbah.
b. Kiprah Warga Jemaat
Dalam bidang ini arah pengembangan kapasitas pendeta adalah
peningkatan kemampuan melakukan peran pendampingan terhadap warga
jemaat dalam kiprah mereka pada berbagai lapangan hidup dan kerja mereka.
Tugas tersebut terutama, pendampingan di bidang politik atau peran
kebangsaan, tugas karier dalam bidang pemerintahan, bisnis, dan lain
sebagainya

6. Peran dalam Tugas Sosial Gereja


Dalam bidang ini arah pengembangan kapasitas pendeta mengacu pada
kedudukan dan fungsi pendeta sebagai pemimpin terdepan untuk membawa umat
menjadi pelaku-pelaku firman, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-
sama sebagai sebuah persekutuan jemaat. Peran ini dalam kerangka membangun
jemaat misioner, menyaksikan Injil Yesus Kristus, termasuk di dalam tugas-tugas
sosial gereja.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 30


KODE ETIK
PENDETA GEREJA TORAJA

Sebagai hamba Yesus Kristus, yang sekaligus sebagai sahabat Yesus Kristus
dipanggil untuk melayani dalam jabatan pendeta Gereja Toraja, dengan rendah hati
dan penuh rasa syukur berusaha menghayati makna pengurapan saya. Untuk itu saya
akan selalu memelihara janji pengurapan saya di hadapan Tuhan dan Jemaat, melalui
komitmen yang dirumuskan sebagai kode etik pendeta Gereja Toraja. Sebagai pendeta
Gereja Toraja, saya akan menjadikan kode etik ini sebagai budaya hidup saya. Saya
berjanji dan bertanggungjawab untuk:
1. Menjaga kesehatan melalui saya dengan olahraga yang cukup dan kebiasaan
makan yang sehat.
2. Menjaga emosi dan spiritualitas saya melalui doa, renungan firman dengan hati
terbuka, meditasi dan pengucapan syukur.
3. Membangun intelektualitas melalui belajar pribadi, banyak membaca, dan
menghadiri seminar pembinaan.
4. Memperhatikan waktu yang seimbang antara pelayanan kepada jemaat,
perhatian kepada keluarga dan waktu istirahat.
5. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam keuangan saya, dengan membayar
semua hutang tepat waktu, tidak pernah mencari pemberian atau perlakuan yang
istimewa, memberi dengan murah hati untuk kepentingan yang utama, dan
menjaga pola hidup ugahari.
6. Berlaku benar dalam perkataan, tidak pernah membesar-besarkan fakta,
menyalahgunakan pengalaman pribadi, atau meneruskan gosip.
7. Tidak akan membeda-bedakan orang dalam pelayanan dengan menilai ras,
kelas sosial, kepercayaan agama, atau posisi yang berpengaruh baik di gereja
maupun masyarakat.
8. Saya akan berupaya menjadi pemimpin yang melayani dengan meniru gaya
pelayanan Yesus Kristus dan bukan sebagai pemimpin yang berkuasa.
9. Memahami peran unik dari pasangan saya, menyatakan bahwa tanggung jawab
utamanya adalah sebagai istri/suami, dan orang tua dari anak-anak, dan
selanjutnya untuk mendukung pekerjaan gerejawi sebagai istri/suami pendeta.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 31


10. Menghargai anak-anak saya sebagai karunia Allah, dan berusaha untuk
memenuhi kebutuhan pribadi mereka sesuai kemampuan saya tanpa
memaksakan harapan yang semestinya.
11. Mengelola keuangan saya bersama dengan istri/suami saya secara
bertanggungjawab dan selalu mencukupkan diri dengan apa yang ada, serta
tidak berusaha mencari hutang, kecuali jika dipandang sangat perlu.
12. Meyakini bahwa saya menjadi pendeta karena Kristus yang memanggil saya
dan karena itu saya akan melayani jemaat dengan mengutamakan kehendak
Kristus bagi Jemaat dan demi kemuliaan Kristus.
13. Sebagai gembala, saya akan berusaha mengenal anggota jemaat saya dengan
sebaik-baiknya dan seluas-luasnya, mengasihi mereka dengan tulus dan
berusaha untuk menjadi terang bagi mereka, sehingga mereka dapat melihat
jalan apabila dalam kegelapan dan memeroleh pencerahan kalau dalam
kesulitan.
14. Membagi waktu dan energi saya sebagai pendeta, guru, pemberita Firman, dan
administrator melalui kebiasaan kerja.
15. Dalam pekerjaan administrasi dan penggembalaan, saya akan berlaku tidak
memihak dan adil kepada semua warga.
16. Memberi waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri, melalui doa dan
membaca Alkitab, sehingga khotbah saya benar2 berdasar Alkitab, benar
secara teologi, dan jelas ter komunikasikan.
17. Dalam konseling penggembalaan, saya akan menjaga ketat kerahasiaan, kecuali
dalam kasus di mana diharuskan mengungkapkannya untuk mencegah cedera
orang lain dan atau diharuskan oleh hukum.
18. Dalam perkunjungan dan praktik konseling, saya tidak akan berduaan dengan
yang berlawanan jenis kelamin tanpa kehadiran seorang warga yang lain di
dekatnya (sekitarnya).
19. Tidak akan minta bayaran kepada anggota jemaat untuk pelayanan pemberkatan
nikah atau kebaktian-kebaktian lainnya.
20. Tidak akan menerima pekerjaan yang menguntungkan tanpa mendapatkan
persetujuan gereja (misalnya pengurus atau pegawai suatu lembaga/dan
organisasi yang mendapat bayaran yang menguntungkan secara ekonomis).
21. Bila hendak meninggalkan jemaat, saya akan mengutamakan penguatan gereja
melalui pengaturan waktu yang tepat dan persetujuan.
22. Berupaya mendasarkan pelayanan-pelayanan saya pada Firman Tuhan,
Pengakuan Iman Gereja Toraja dan Tata Gereja Toraja.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 32


23. Sebagai pelayan yang diutus oleh Tuhan melalui lembaga Gereja Toraja untuk
melayani, maka saya akan menghormati, menjaga nama baik dan membela
lembaga Gereja Toraja ( Sinode, Wilayah, Klasis dan Jemaat)
24. Sesuai dengan janji pengurapan saya, maka saya akan terbuka mendengar
nasihat dan atau teguran gerejawi apabila dalam pelayanan saya, saya
menyimpang dari yang benar.
25. Berusaha untuk berhubungan dengan semua mitra pendeta, penatua dan diaken,
serta pengurus pelayanan kelompok kategorial. Sebagai mitra dalam karya
Allah, saya akan menghormati pelayanan mereka dan bekerja sama dengan
mereka
26. Dalam kepemimpinan, saya akan mengembangkan kepemimpinan kolektif,
yaitu kerja sama dan pembagian tugas kepada semua rekan Majelis Jemaat.
Dengan berpedoman kepada kepemimpinan Yesus Kristus, maka saya akan
mengutamakan pelayanan dan bukan kekuasaan.
27. Tidak akan melihat pendeta lain sebagai pesaing dalam membangun gereja,
mencari penghormatan dan pengakuan sukses secara statistik.
28. Menghindar dari perkataan yang merendahkan pribadi atau pekerjaan dari
pendeta lain, terkhusus pendahulu atau penerus saya.
29. Menghargai pelayanan dari penerus saya, tidak akan ikut campur dengan cara
apapun terutama dengan jemaat yang semula saya layani.
30. Saya hanya dapat memimpin pelayanan-pelayanan dalam jemaat yang saya
layani dulu, seperti pernikahan, pengucapan syukur, ibadah hari minggu,
pemakaman, dan lain-lain apabila diundang/diminta oleh pendeta yang bertugas
atau Majelis jemaat setempat.
31. Saya akan menerima dengan hormat dan sepatutnya para pendeta yang dulu
pernah melayani bila kembali ke jemaat yang saya layani.
32. Memerhatikan dan menaruh hormat kepada semua pendeta yang lebih senior,
dan saat saya emeritus, saya akan mendukung dan mengasihi pendeta saya.
33. Jujur dan bermurah hati untuk memberi rekomendasi kepada pendeta lain untuk
menduduki jabatan pelayanan di jemaat atau keterangan lain.
34. Bila saya mendapati penyimpangan yang serius dari pendeta lain, saya akan
menghubungi pejabat yang bertanggungjawab (misalnya Pendeta atau BPK,
atau BPS), dan memberi tahu mereka perkara itu.
35. Saya akan menerima tanggungjawab untuk pelayanan masyarakat, mengakui
bahwa seorang pendeta mempunyai pelayanan umum, tanpa mengorbankan
tanggung jawab utama saya sebagai pelayan dalam lembaga gereja toraja.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 33


36. Mendukung moral publik di tengah masyarakat dengan mengerjakan peran
kenabian, dan kesaksian dan pelayanan sosial.
37. Menaati hukum pemerintah kecuali memaksa saya untuk tidak menaati hukum
Allah.
38. Melakukan praktik kehidupan Kristen tanpa mengikatkan diri dalam kegiatan
dan kelompok politik yang tidak etis, tidak Alkitabiah, ataupun tidak bijak.
39. Mencintai, mendukung dan bekerja sama dengan persekutuan beriman, di mana
saya adalah bagian dari gereja yang am, mengakui hutang yang saya dapat dari
denominasi lain karena sumbangannya dalam hidup saya dan jemaat yang saya
layani, melalui pelayanan mereka dalam berbagai bentuk.
40. Bekerja untuk mengembangkan denominasi saya dalam usaha untuk
mengembangkan dan mewujudkan Kerajaan Allah.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 34


LITURGI

KONVENSI PENDETA

WILAYAH IV GEREJA TORAJA

BATAM CENTRE 2018

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 35


IBADAH PEMBUKAAN
Rabu, 15 Agustus 2018

01. Panggilan Beribadah : (duduk)


PL. Salam dalam kasih Tuhan.
Kita bertemu menyaksikan kebaikan TUHAN dalam karya pelayanan kita
di berbagai tempat….Kita hendak merenungkan kembali sejauh mana kita
telah melangkah bersama menata diri, keluarga dan persekutuan gereja
TUHAN dalam perarakan gereja yang esa. Kita rindu semakin dipakai
TUHAN lebih baik lagi, kita rindu menjadi pendeta yang tidak hanya setia
tetapi juga efektif dipakai TUHAN dalam karya pelayanan gereja-NYA.
Kini, saat terbaik TUHAN karuniakan untuk kita maknai bersama
Kini, saat terbaik untuk belajar dari rekan sekerja
Kini, saat terbaik untuk menerima masukan
Kini, saat terbaik untuk mau dikritik oleh jemaat
Semuanya hanya untuk semakin menolong kita menjadi pendeta yang lebih
setia, lebih sukacita, lebih kuat untuk dapat menguatkan jemaat, lebih baik
dan lebih baik lagi dalam mengurus diri, keluarga dan jemaat TUHAN.
Saudara, semua ini kita hendak lakukan dengan penuh kejujuran dan
keterbukaan di hadapan TUHAN.

J. Ya TUHAN, tolonglah kami untuk dapat mengenal kehendakMU lebih baik,


perlengkapi kami lebih dalam untuk terus melayani GerejaMU.
Ya Yesus Kristus Sang Kepala Gereja, kami rindu terus KAU pakai sebagai
rekan sekerjaMU
Ya Roh Kudus, pimpinlah kami supaya kehadiran kami di sini tidak sia-sia.

Tarian…. Oleh PPGT Jem. Batam Centre

02. MENYANYI : “Bertemu Dalam KasihNya” (berdiri)


Bertemu dalam kasihNya, berkumpul dalam anugrahNya
Bersukacita semua di dalam rumah Tuhan
Refr: Oh saudaraku dan saudariku
Tuhan cinta dan mengasihi mu
Mari bersukacita semua, di dalam rumah Tuhan

03. Votum
PF. Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi.
J. Amin

Salam :
PF. Salam dari semua orang kudus. Kasih karunia Tuhan menuntun dalam
ibadah ini.
J. Salam bagimu juga.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 36


04. Pengakuan Dosa & Berita Anugerah (duduk)
Pengakuan Dosa :
PF. Jika kami merenungkan perjalanan pelayanan kami sebagai pendeta, tidak
terhitung berapa kali kami melukai hati TUHAN, keluarga kami dan
jemaatMU, kami mohon…….

J. Kasihanilah dan ampunilah kami TUHAN….


Menyanyi:

3 . 5 6 5 6 i 5 . 5 3 5 6 5 5
Su - ci – kan - lah ka – mi ya Tu - han

Berita Anugerah:

PF. TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah
kasih Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan
tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi
setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-
orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-
Nya dari pada kita pelanggaran kita. Amin. (Mazmur 103:8,10-12)

J. Lagu: “T’RIMAKASIH TUHAN”


Terima kasih Tuhan untuk kasih setiaMu
Yang ku alami dalam hidupku
Terima kasih Yesus untuk kebaikanMu
Sepanjang hidupku

Refr : Terima kasih Yesusku buat anugerah yang Kau beri


Sebab hari ini Tuhan adakan syukur bagiMu.

05. Petunjuk Hidup Baru


Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan
rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan
mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan
limpahnya. Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah
jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. (Yesaya 55:7-8)

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 37


06. MENYANYI : “Ajaib benar anugerah” (KJ.401,4)
Ajaib benar anugerah pembaru hidupku!
Ku hilang, buta, bercela; olehnya ku sembuh.

Kudapat janji yang teguh, kuharap sabdaNya


dan Tuhanlah perisaiku tetap selamanya.

07. DOA PEMBACAAN ALKITAB

08. PEMBACAAN ALKITAB :

09. KHOTBAH

10. MENYANYI : “HIDUP INI ADALAH KESEMPATAN”


Hidup ini adalah kesempatan,
Hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-siakan waktu Yang Tuhan b‟ri
Hidup ini hanya sementara

Refr : O.. Tuhan pakailah hidupku, selagi aku masih kuat


Bila saatnya nanti ku tak berdaya lagi
Hidup ini sudah jadi berkat.

11. PERSEMBAHAN :
PL. Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam
lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaat. (Mazmur 111:1)

MENYANYI : “TANGIARA KASUGIRAN”


Tangiara kasugiran kamawatangan tasattuan
Tangiara belanna kamalamburanta napourung anta salama‟

Refr: Mamase lee mamaseNari Puangta, Puang Yesu


Mamase lee mamaseNari Puangta, napagarri‟ tu kasalanta.

Tangiara pamenganta, kamaloloanta tasattuan,


Tangiara belanna pa‟bo‟yo‟-bo‟yo‟ta napourung anta salama‟…refr:

Tangiara kapaissanan sia sarota tasattuan


Tangiara belanna pa‟poraianta napourung anta salama‟… refr:

PS. Jem. Batam Centre

12. PEMBUKAAN ACARA KONVENSI

13. DOA SYAFAAT.


Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 38
14. PENGUTUSAN & BERKAT (berdiri)
Menyanyi : “KU BERSERAH KEPADA ALLAHKU” (NKB.128)
„Ku berserah kepada Allahku di darat pun di laut menderu.
Tiap detik tak berhenti, Bapa sorgawi t‟rus menjagaku.

Refr: „Ku tahu benar „ku dipegang erat,


di gunung tinggi dan samudera;
di taufan g‟lap „ku didekap.
Bapa sorgawi t‟rus menjagaku

PF. Saudara-saudara, bangunlah & pergilah. Teruskanlah perjalanan &


pelayananmu. Percayalah DIA yang telah memanggil dan mengutusmu
sanggup memperlengkapimu.

Terimalah berkatNya:
Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari
engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan
menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai
sejahtera.
J.

15. Menyanyi : “SERIKAT PERSAUDARAAN”(KJ.249)


Serikat persaudaraan, berdirilah teguh!
Sempurnakan persatuan di dalam Tuhanmu
Bersama-sama majulah, dikuatkan iman
Berdamai, bersejahtera, dengan pengasihan

Ibadah Pembukaan Selesai

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 39


IBADAH PENUTUPAN
Minggu, 19 Agustus 2018

BERHIMPUN MENGHADAP ALLAH

01. Prosesi : MENYANYI Pa’pudian 47 : 1, 3 (berdiri)


E ! sang tolinoan mintu‟ bangsa lao sende bangkomi umpudi tu Puang
Sangrambanangko umpekalangkaI‟. Iamo paanNa tae‟ ndoanni Puang
Datu kapu-a tu nnissananni sangullele te lino tiku lao.

Kendek tu Pu-ang dipakarua‟ pa‟gandanganNi To Kumombongta


Ammi pena-nian To Kapenomban. Pa‟rettenganNi tu Datunta dao.
Marua‟ komi mpangrambenanNi. Pangke‟ tonganNi Pu-ang Ma-tu-a.

02. Votum
PF. Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan
bumi.
J. Amin
Salam :
PF. Salam dari semua orang kudus. Kasih karunia Tuhan menuntun dalam
ibadah ini.
J. Salam bagimu juga.

03. Bermazmur :
a. Mazmur 111 : 1-10 (duduk)
Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam
lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah.
Besar perbuatan-perbuatan TUHAN, layak diselidiki oleh semua orang yang
menyukainya.
Agung dan bersemarak pekerjaan-Nya, dan keadilan-Nya tetap untuk selamanya.
Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; TUHAN itu
pengasih dan penyayang.
Diberikan-Nya rezeki kepada orang-orang yang takut akan Dia. Ia ingat untuk
selama-lamanya akan perjanjian-Nya.
Kekuatan perbuatan-Nya diberitakan-Nya kepada umat-Nya, dengan
memberikan kepada mereka milik pusaka bangsa-bangsa.
Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh,
kokoh untuk seterusnya dan selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan
kejujuran.
Dikirim-Nya kebebasan kepada umat-Nya, diperintahkan-Nya supaya
perjanjian-Nya itu untuk selama-lamanya; nama-Nya kudus dan dahsyat.
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya
berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 40


b. Menyanyi : Mazmur 136 : 1, 4, 12
1. Bersyukur dan pujilah Allah kar‟na baiknya.
Karena selamanya kemurahanNya baka.
4. Yang mujizatNya besar, kerjaNya ajaib benar.
Karena selamanya kemurahanNya baka.
12. Israel aman dan senang, sampailah ke seberang
Karena selamanya kemurahanNya baka

04. Perintah Mengasihi : (berdiri)


a. Perintah Mengasihi
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua,
yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan
kitab para nabi."(Matius 22 : 37-40)

b. Menyanyi : “Kasihilah Tuhan Allahmu” (NRI 611)


Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu,
dengan segenap jiwa dan ragamu, dengan seg‟nap akal budimu,
dengan seg‟nap kekuatanmu. Dan kasihilah sesamamu juga.
Hukum yang terutama di dalam Firman Tuhan:
“Mengasihi Tuhan dan sesama.”
Ajarlah kami Tuhan „tuk mengasihiMU, juga mengasihi sesama.

05. Pengakuan Dosa & Berita Anugerah (duduk)


a. Pengakuan Dosa (dalam lagu : “Kapa’rannuangku” NJNE. 11:1-2)

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 41


b. Berita Anugerah:

PF. TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah
kasih Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan
tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi
setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas
orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian
dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.setia. Amin. (Mazmur
103:8,10-12)

J. Lagu: “Terpujilah Allah” (NKB 3:1)


Terpujilah Allah, hikmatNya besar,
begitu kasihNya „tuk dunia cemar,
sehingga dib‟rilah PutraNya Kudus,
mengangkat manusia serta menebus.
Reff:
Pujilah, pujilah! Buatlah dunia bergemar,
bergemar mendengar suaraNya.
Dapatkanlah Allah demi PutraNya,
b‟ri puji padaNya sebab hikmatNya.

06. Persembahan :
a. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita
Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita. (Efesus 5:20)

b. MENYANYI : KP. “Bapa Kupersembahkan Tubuhku”


Bapa, kupersembahkan tubuhku s'bagai persembahan yang hidup
Kudus dan yang berkenan pada-Mu s'bagai ibadah yang sejati
Ku sembah Kau Tuhan (2x)
Ku serahkan hidupku kepada-Mu
Untuk kemuliaan nama-Mu

c. Doa Persembahan

d. Menyanyi : “Kukurre Sumanga’ O Puang” (NJNE. 76)


Kukurre sumanga‟ o Puang tu mintu‟ pa‟kamaseanMi
Tu ta-e‟ ka‟tun-na Mi-bengan. Kurre sumanga‟ o Puang.

I-a-kebu‟tu-mi allo napoparannu penaangku


Tu kaboro‟-Mi tontong ba‟ru. Kurre sumanga‟ o Puang.

I-lan te allo to temo kupudi tu sangam-Mi Puang


Belanna tu pa‟kaboro‟-Mi. Kurre sumanga‟ o Puang.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 42


PEMBERITAAN FIRMAN

07. DOA PEMBACAAN ALKITAB


a. Bacaan 1 : 1 Raja-Raja 3 : 3 -14
b. Bacaan 2 : Efesus 5 : 15 – 21 (Bahan Utama)

c. Bacaan 3 : Yohanes 6 : 51 – 58

08. KHOTBAH

09. Saat Teduh

RESPON JEMAAT

10. Doa Syafaat (diakhiri doa Bapa Kami)

PENGUTUSAN DAN BERKAT


11. Petunjuk Hidup Baru : (berdiri)
Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-
benar minuman. (Yohanes 6:55)
12. Menyanyi : “Kasih Karunia Tuhan Yesus”(NJNE.123)
Kasih karunia Tuhan Yesus, ya, kasih Allah dan Roh Kudus
Beserta kita sampai s‟lamanya. Amin.

Pa‟kamaseanNa Puang Yesu, Ambe‟ sia Panaa Masallo‟


Ussisolangki‟ sa-e-lakona. Amin.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 43


13. Berkat :
PF. Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari
engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan
menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai
sejahtera.
J. Amin.

14. Menyanyi : “Elshaddai”


Tak usah kutakut, Allah menjagaku
tak usah kubimbang Yesus p'liharaku
Tak usah kususah Roh Kudus hiburku
Tak usah kucemas Dia memberkatiku
El Shaddai (2X) Allah Maha Kuasa
Dia Besar (2X) El Shaddai mulia
El Shaddai (2X) Allah Maha Kuasa
BerkatNya berlimpah El Shadaai

Ibadah selesai

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 44


KUMPULAN
KIDUNG PUJIAN

KONVENSI PENDETA

WILAYAH IV GEREJA TORAJA

BATAM CENTRE 2018

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 45


KUMPULAN KIDUNG PUJIAN
1. MARS GEREJA TORAJA

2. HYMNE GEREJA TORAJA

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 46


3. BAPA ENGKAU SUNGGUH BAIK
Bapa engkau sungguh baik kasih-Mu melimpah di hidupku
Bapa ku berterima kasih berkat-Mu hari ini yang kau sediakan bagiku
Kunaikkan syukurku buat hari yang kau b‟ri
tak habis-habisnya kasih dan rahmat-Mu
s‟lalu baru dan tak pernah terlambat pertolongan-Mu
besar setia-Mu di s‟panjang hidupku

4. JANGAN LELAH
Jangan lelah bekerja di ladangNya Tuhan
Roh Kudus yang b‟ri kekuatan yang mengajar dan menopang
Tiada lelah Bekerja bersamaMu Tuhan
Yang selalu mencukupkan Akan segalanya

Refr :
Ratakan tanah bergelombang, timbunlah tanah yang berlubang
Menjadi siap dibangun di atas dasar iman…

5. S’GALA PUJI SYUKUR


Segala puji syukur hanya bagiMu Tuhan
Sebab Kau yang layak dipuji
Kami mau bersorak tinggikan namaMu. Haleluya
Soraklah Haleluya (2x) Haleluya....O...O...O
Soraklah Haleluya (2x) Haleluya, Haleluya

6. KASIH SETIAMU YANG KURASAKAN


Kasih setia-Mu yang kurasakan lebih tinggi dari langit biru
kebaikan-Mu yang t'lah Kau nyatakan lebih dalam dari lautan
Berkat-Mu yang telah kuterima sempat membuatku terpesona
apa yang tak pernah kupikirkan itu yang Kau sediakan bagiku

Refr :
siapakah aku ini Tuhan jadi biji mata-Mu
dengan apakah kubalas Tuhan s‟lain puji dan sembah Kau

7. KASIHMU TIADA DUANYA


Belum pernah ada kasih didunia Sanggup menerima diriku apa adanya
Selain kasihMu Yesus Sungguh tiada lagi, kasih seperti ini
Sanggup mengubahkan hidupku menjadi baru, selain kasihMu Yesus

Refr :
Kau kukagumi dalam hati KasihMu tiada duanya
Sampai kini kuakui KasihMu tiada duanya

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 47


8. ADA SATU SOBATKU
Ada satu sobatku yang setia
Tak pernah Dia tinggalkan diriku
Di waktu aku susah, waktuku sendirian
Dia selalu menemani diriku

Nama-Nya Yesus, nama-Nya Yesus


Nama Yesus yang menghibur hatiku (2x)

9. ALLAH PEDULI
Banyak perkara yang tak dapat kumengerti
mengapakah harus terjadi di dalam kehidupan ini.
Satu perkara yang kusimpan dalam hati
tiada satu pun 'kan terjadi tanpa Allah peduli

Refr :
Allah mengerti, Allah peduli segala persoalan yang kita hadapi
tak akan pernah dibiarkannya kubergumul sendiri
s'bab Allah mengerti

10. BAGAI RAJAWALI (DIBAWA KEPAK SAYAPMU)


Aku ingin selalu berada di hadirat-Mu
aku ingin selalu berlindung dalam naungan-Mu
di bawah kepak sayap-Mu, kau bawaku terbang tinggi
melintasi langit biru bagaikan rajawali

Refr :
Bagai rajawali melintasi gunung tinggi
bagai rajawali melintasi badai hidup
di bawah kepak sayap-Mu, kau bawaku terbang tinggi
melintasi langit biru bagaikan rajawali.

11. BESAR ANUG’RAHMU


Ku ada sebagaimana ku ada berdiri menghadap tahta-mu bapa
semua kar'na anug'rah-mu yang t'lah s'lamatkanku
Ku hidup dalam s'gala kelimpahan ku layak untuk melayani tuhan
semua kar'na anug'rah-mu tercurah bagiku

Refr :
Besar anug'rah-muberlimpah kasih-mu
Semakin hari, s'makin bertambah besar anug'rah-Mu

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 48


12. BERTEMU DALAM KASIHNYA
Bertemu dalam KasihNya
berkumpul dalam anugrahNya
bersukacita semua di dalam rumah Tuhan

Refr :
oh.. saudaraku dan saudariku Tuhan cinta dan mengasihimu
mari bersuka cita semua di dalam rumah Tuhan

13. BETAPA BAIKNYA ENGKAU TUHAN


Betapa baiknya Engkau Tuhan Kasihmu tiada berkesudahan
Betapa mulia kasihmu Yesus jiwaku di selamatkan
Hosanna kumemuji Tuhan hosanna ku tinggikan Dia
Hosanna, hosanna , hosanna

14. DATANG KE HADIRAT TUHAN


Datang ke hadirat Tuhan dengan hati yang penuh sukacita
Datang ke hadirat Tuhan dengan senyum dan muka yang gembira
Tanggalkan beban dan kesedihan yang ada di dalam hatimu
Kenakan jubah pujian sambut hadirnya sang Raja

Refr :
Dan gunung-gunung pun bersoraksorai memuji Dia
Dan pohon-pohon pun bertepuk tangan memuji Dia
S'kalian kita di sini berkumpul dan memuji Dia
Yesus Tuhan Raja, Dialah yang bertahtah di atas pujian

15. DIA HANYA SEJAUH DOA


Bila kau rasa gelisah di hatimu
Bila kalang kabut tak menentu hidupmu
Ingat masih ada seorang penolong bagimu
Yesus tak pernah jauh darimu

Bila coban menggodai hatimu


Bila sengsara menimpa keadaanmu
Ingat Yesus takkan pernah jauh darimu
Dia selalu pedulikan kamu

Refr :
Berseru memanggil namaNYA
Berdoa Diakan segra menghampiri dirimu
Percaya Dia tak jauh darimu
Dia hanya sejauh doa

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 49


16. HANYA DEKAT ALLAH SAJA
Hanya dekat allah saja aku tenang
dari padaNyalah keselamatanku
hanya dia gunung batuku
hanya dia kota bentengku
aku tidak akan goyah s‟lama-lamanya

17. HARI INI KURASA BAHAGIA


Hari ini ku rasa bahagia
Berkumpul bersama saudara seiman
Tuhan Yesus mempersatukan kita
Tanpa memandang di antara kita

Bergandengan tangan dalam kasih dalam satu hati


Berjalan dalam terang kasih Tuhan
Kau sahabatku, kau saudara ku
Tiada yang dapat memisahkan kita

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 50


SUSUNAN PANITIA KONVENSI PENDETA
WILAYAH IV GEREJA TORAJA
TAHUN 2018

Penanggung Jawab: Penasihat:


Badan Pekerja Sinode Wilayah IV Badan Pekerja Klasis Pulau Jawa

Pembantu Umum:
Pdt. Semuel Lobo, STh.MM
Pnt. Yohanis Sampe Kendek

Ketua: Wakil Ketua:


Pnt. Budi Mardiyanto Pnt. Agustina Massa

Sekretaris: Wakil Sekretaris:


Pnt. Maria Bilang Pnt. Yuliana R. Tarukallo

Bendahara: Wakil Bendahara:


Pnt. Natalia Sari Kende‟ Dkn. Nelly Tandibau

Sie Kesekretariatan: Sie Konsumsi:


 Yacob Pata’ba (Koord.)  Pnt. Agneta Wenas (Koord.)
 Pnt. Onesimus Tandek Sedo  Dkn. Rina Manda
 Richard Satria Palamba  Dkn. Margaretha Patasik
 Delfina Bongga  Dkn. Hatijah
 Ny. Emy Sapan Paseru
Sie Acara:  Ny. Yulia Tanawali
 Pnt. Adolfina Lewa (Koord.)  Ny. Ester Irma P. Linggi Allo
 Pnt. Kristiani Rantelino  Ny. Christina Batara Amriany
 Pnt. Serlina Bontong  Ny. Agus Mardiyanto Pindan
 Ny. Anti Paliling Tandi  Ny. Herlina Alexander Rede
 Maria Sampe
Sie Dana:
 Pither Duallo (Koord.) Sie Perlengkapan & Akomodasi:
 Dkn. Wempi Menda  Dkn. Mathius Tangibara (Koord.)
 Daniel Rembon Sari  Dkn. Anthon Tandilimbong
 Abraham Pasimak  Yusuf Seleng
 David Sarira  Tiwan Dawenan
 Samuel Sampe  Musa Sammak
 Simon Marthen  Deryanto
 Kornelius Pariu  Matius Aco
 Ny. Agus Tangma’ti Marannu  Frenki Sumbung

Sie Transportasi: Sie Keamanan:


 Dkn. Yulius Tandirerung (Koord.)  Simon Massolo (Koord.)
 Dkn. Yuliana Pirade Mangiri’  Yusuf Pasambo
 Pnt. Albertin Pirade
 Dkn. Adriana Sea
 Marson Tandirerung
 Ny. Kuswati Raba

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 51


Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 52
Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 53
Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 54
SELAYANG PANDANG TENTANG
GEREJA TORAJA JEMAAT BATAM CENTRE

Cikal bakal jemaat Batam Centre dimulai ketika jemaat Batam membuka
tempat kebaktian hari minggu di sektor Batam Centre pada tanggal 04 April 2011
bertempat gedung gereja GBKP di depan Perumahan Bida Asri 2. Kemudian pada
tanggal 2 Juli 2012 tempat ibadah pindah ke gedung gereja GKOI Legenda sampai
bulan Maret 2017.
Pemekaran jemaat Batam menjadi 2 yaitu jemaat Batam dan jemaat Batam
Centre diputuskan dalam Sidang Klasis Pulau Jawa tanggal, 20-22 April 2012 nomor:
11/KEP/SKPJ-XIV/GT/IV/2012 pasal 8 pemekaran jemaat Batam menjadi dua jemaat,
yang pengesahannya dimandatkan kepada Rapat Kerja I atas nama Sidang Klasis XIV.
Dalam Rapat Kerja I di jemaat Warakas, tanggal 7 Desember 2012
ditetapkanlah bahwa Jemaat Batam Centre resmi berdiri sebagai jemaat dewasa dengan
keputusan nomor: 07/RK.I/KPJ-GT/XII/2012.
Keputusan itu ditindaklanjuti oleh BPS Gereja Toraja dengan mengeluarkan sertifikat
pendirian jemaat Batam Centre dengan nomor: 045/BPS-GT/P.1/XII/2012 tanggal, 16
Desember 2012 yang kemudian diperingati setiap tahun sebagai hari ulang tahun
Jemaat Batam Centre.
Tahun ini Jemaat Batam Centre baru akan merayakan ulang tahunnya yang ke 6.

Jemaat Batam Centre terbagi dalam 4 Sektor pelayanan dengan jumlah Kepala
Keluarga sebanyak 127 KK , 482 jiwa, yaitu :
1. Sektor Taman Raya – Punggur 46 Kepala Keluarga.
Pria : 122 Jiwa.
Wanita : 89 Jiwa.
2. Sektor Mediterania 28 Kepala Keluarga.
Pria : 45 Jiwa
Wanita : 39 Jiwa
3. Sektor Legenda 27 Kepala Keluarga
Pria : 56 Jiwa
Wanita : 39 Jiwa
4. Sektor Bengkong 25 Kepala Keluarga
Pria : 56 Jiwa
Wanita : 36 Jiwa

Sekarang ini Jemaat Batam Centre beribadah di Gedung Sosialisasi Tongkonan


Bangsa yang beralamat di Jl. Pemuda nomor 7 Batam Centre, dan dilayani oleh 1 orang
pendeta, 20 orang penatua, 13 orang diaken dan 15 orang pelayan/guru SMGT.
Demikian selayang pandang tentang Jemaat Batam Centre yang menjadi tempat
pelaksanaan Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja tahun 2018.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 55


PENUTUP

Demikian buku panduan sederhana ini kami susun


untuk dapat menjadi pegangan bagi panitia dan peserta
dalam melaksanakan Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja
Toraja di Jemaat Batam Centre (Sahid Batam Centre Hotel
& Convention – Kota Batam).
Harapan kami semoga semua acara yang telah
ditetapkan boleh berlangsung dalam tuntunan dan
penyertaan Tuhan.
Kami mohon maaf jika kehadiran buku panduan ini
belum mampu memenuhi harapan semua pihak.
Kurre sumanga’ – Puang umpassakeki’ sola nasang.

Salama’

Panitia Konvensi Pendeta


Wilayah IV Gereja Toraja
Tahun 2018.

Konvensi Pendeta Wilayah IV Gereja Toraja - 2018 Buku Panduan - Halaman 56

Anda mungkin juga menyukai