Management PFG
“ katekisasi regular, khusus dan
Instrumen
Tim kom.ark sinode gpm
KATEKISASI GEREJA PROTESTAN MALUKU
1. KELOMPOK SASARAN BINA
(1) Katekisasi merupakan pendidikan lanjutan yang diselenggarakan oleh GPM bagi remaja gereja yang
telah menyelesaikan pendidikan SM-TPI; yang bertujuan untuk mempersiapkan remaja bersangkutan
menjadi anggota sidi yang memahami dan melaksanakan tugas panggilannya dalam pembangunan
gereja secara utuh.
(2) Katekisasi Gereja Protestan Maluku adalah mereka yang berusia 16 tahun, terhitung batas tahun
kelahiran 31 Desember tahun berjalan.
(3) Katekisasi dengan ketentuan khusus dilaksanakan kepada warga jemaat, yakni:
a. Telah berkeluarga
b. Berkebutuhan Khusus
c. Berprofesi Khusus
d. Bekerja dalam wilayah kerja tertentu
e. Beralih agama dan/atau denominasi
f. Berada di rumah tahanan dan Lembaga pemasyarakatan
(4) Majelis Jemaat dimungkinkan untuk melaksanakan pendidikan katekisasi
dengan ketentuan khusus kepada anggota gereja yang:
a. Telah Berkeluarga
• Diperuntukkan bagi anggota gereja yang telah menikah namun belum sidi.
• Diperuntukkan bagi anggota gereja yang sudah hidup bersama namun belum
menikah dan belum sidi.
b. Berkebutuhan Khusus
• Diperuntukkan bagi anggota gereja yang disabilitas.
• Diperuntukkan bagi anggota gereja yang berkeinginan sidi namun sementara
berada dalam kondisi sakit permanen.
c. Berprofesi Khusus
• Diperuntukkan bagi anggota gereja yang berprofesi sebagai TNI/POLRI.
d. Bekerja Dalam Wilayah Kerja Tertentu
• Diperuntukkan bagi anggota gereja yang berumur di atas 16 tahun, namun
karena waktu dan lokasi pekerjaannya, baik di dalam maupun di luar jemaat yang
tidak memungkinkan untuk menjalani katekisasi secara regular
• Diperuntukkan bagi sejumlah anggota gereja dalam suatu wilayah kerja tertentu, misalnya di lokasi
perusahan, yang berlokasi di dalam dan/atau berdekatan dengan jemaat dapat membentuk kelompok kelas
khusus katekisasi.
e. Beralih Agama dan/atau Denominasi
• Diperuntukkan bagi pribadi yang karena keputusannya sendiri berkeinginan untuk beralih
agama dan memeluk agama Kristen dan menjadi anggota GPM.
• Diperuntukkan bagi pribadi yang karena keputusannya sendiri berkeinginan untuk
diteguhkan sebagai anggota sidi GPM.
f. Berada di Rumah Tahanan (Rutan) dan/atau Di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)
• Diperuntukkan bagi anggota gereja yang sementara menjadi warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan)
dan/atau Di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)
2. PENANGGUNG JAWAB KATEKISASI
1) Pelaksana Katekisasi adalah Tim Katekeit yang ditunjuk oleh Majelis Jemaat dan ditetapkan dengan SK
Majelis Jemaat.
(2) Tim Katekeit diketuai oleh Ketua Majelis Jemaat, dan terdiri dari Pendeta Jemaat,Pendeta Emeritus,
Pendeta domisili, Penatua/Diaken, Guru PAK, dan Warga Gereja Profesi yang memiliki kompetensi yang
dibutuhkan (misalnya: Dokter/Tenaga kesehatan, Psikolog, dll) sesuai kebutuhan.
(3) Tim Katekeit diangkat dengan Kriteria sebagai berikut ini:
a. Telah menjadi anggota sidi Gereja Protestan Maluku
b. Tidak sedang menjalani tindak penggembalaan dan pelanggaran sesuai Peraturan
Perundangan Negara.
c. Setia kepada pengajaran Gereja.
d. Berlatar belakang pendidikan teologi dan non-teologi namun ahli dalam bidangnya.
e. Memiliki pengalaman melayani minimal 2 tahun
f. Minimal berusia 25 tahun
(4) Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Katekeit wajib:
a. Mempersiapkan materi ajar sesuai Kurikulum dan Buku Ajar Katekisasi GPM.
b. Membuat program semester dan wajib mengisi jurnal mengajar
c. Setia dan bertanggungjawab menjalankan fungsinya sebagai Katekeit
d. Menciptakan suasana belajar yang partisipatif, adaptif, kreatif, inovatif, sederhana, dinamis, dialogis, akrab,
bersahabat, ramah, menarik dan menyenangkan.
e. Mempunyai komitmen terhadap panggilan pelayanan untuk meningkatkan mutu Katekisasi
f. Memberi teladan dan menjaga nama baik gereja serta panggilan pelayanan sesuai dengan kepercayaan yang
diberikan kepadanya.
g. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan menilai proses dan hasil pembelajaran.
h. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi diri dan kemampuan secara berkelanjutan searah dengan
perkembangan Katekisasi GPM.
i. Tim Katekeit membuat buku penghubung, sebagai media komunikasi tidak langsung dalam rangka menyampaikan
atau memberitahukan hal-hal penting menyangkut perkembangan Katekisan.
j. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif, anti bullying dalam aktivitas belajar mengajar.
k. Memelihara kebersamaan dan memupuk persekutuan dalam tugas pelayanan.
l. Membangun koordinasi dan kerja sama dengan MJ; Seksi PTPU, MJ Sub Seksi ARK Komisi Pelayanan Anak-
Remaja; orang tua, pengurus Unit, dan Wadah Pelayanan.
(5) Rasio Katekeit dan Katekisan
a. Rasio kelas Katekisasi adalah 1 (satu) orang Katekeit mendampingi maksimum 30 orang.
b. Jika di Jemaat jumlah katekisan lebih dari 30 orang, Katekeit wajib membuat kelas pararel
dengan mempertimbangkan efektivitas proses belajar.
Dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas, maka Tim Katekeit wajib mengikuti
pelatihan dan pengembangan minimal 1 kali dalam setahun secara kontinyu sesuai
kebutuhan peningkatan kualifikasi tim katekeit.
5. PENDAFTARAN KATEKISASI
(1) Berdasarkan Akta Alih Status, Remaja yang telah menerima Sertifikat Tanda Tamat Belajar
SM-TPI didaftarkan untuk mengikuti pembinaan lanjutan di Katekisasi.
(2) Pendaftaran Kateksiasi dilakukan dengan mengisi format pendaftaran yang disediakan oleh
Majelis Jemaat.
(3) Majelis jemaat mendata calon katekisan khusus berdasarkan 6 katagori, pada saat
perkunjungan rumah tangga akhir tahun.
(4) Bagi Katekisan berkebutuhan khusus, Majelis Jemaat dan Pengurus Unit mengidentifikasi
latar belakang fisik dan mental dari calon katekisan khusus, dengan tujuan mempersiapkan
langkah-langkah pendampingan.
(5) Nama-nama katekisan dari 6 katagori khusus, disampaikan kepada Tim Katekeit.
(6) Majelis Jemaat bersama Tim katekeit membahas metode pembelajaran, pendampingan yang
efektif.
6. PRA KATEKISASI
(1) Calon Katekisan bersama orang tua diundang oleh Majelis Jemaat untuk percakapan
penggembalaan kepada calon Katekisan dan orang tua.
(2) Pertemuan Majelis Jemaat bersama Calon Katekisan dan Tim Katekeit untuk
membicarakan:
a. Kontrak Belajar
b. Pelaksanaan Katekisasi
7. PELAKSANAAN KATEKISASI
Dalam pelaksanaan Katekisasi, Katekisan berkewajiban untuk:
(1) Hadir pada setiap waktu tatap muka katekisasi dengan batas minimal kehadiran
80% (atau 34x tatap muka pada semester ganjil dan 18x tatap muka pada semester
genap).
(2) Tatap muka Katekisan minimal 80% sudah termasuk ijin sakit, kegiatan sekolah dan
alasan lain yang dapat diterima.
(3) Katekisan yang tidak mengikuti tatap muka Katekisasi karena:
a. ijin sakit; diwajibkan orang tua memberitahukan secara langsung kepada Majelis
Jemaat.
b. ijin kegiatan sekolah (tugas belajar, praktek, bina bakat dan prestasi, dll);
diwajibkan meminta surat pengantar dari pihak sekolah dan diserahkan kepada
Majelis Jemaat, selanjutnya Majelis Jemaat menyampaikannya kepada Tim Katekeit.
(4) Mengisi/menandatangani absen setiap kali mengikuti tatap muka katekisasi.
(5) Katekisan yang tidak mengikuti katekisasi tanpa alasan tertentu, maka Tim Katekeit
melaporkan kepada Majelis Jemaat untuk ditindak lanjuti.
(6) Wajib mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh Tim Katekeit
(7) Mentaati kontrak belajar yang telah disepakati bersama Tim Katekeit
(8) Memelihara kebersamaan dan memupuk rasa persekutuan diantara sesama
Katekisan dan Tim Katekeit serta warga jemaat di Unit Pelayanan/Sektor.
(9) Berpartisipasi dalam kebaktian GPM (Unit dan Kebaktian Minggu)
(10) Menggunakan busana yang rapih dan sopan.
(11) Jika seorang Katekisan karena sesuatu alasan harus berpindah domisili mengikuti
orang tua diluar Jemaat wajib diberikan Surat Keterangan Katekisasi dan Daftar
Hadir selama mengikuti Ketekisasi.
(12) Katekisan yang masuk dari gereja diluar GPM harus menyertakan Surat Atestase dan
Surat Keterangan Katekisasi dari Gereja asal.
(13) Jika dalam proses belajar, Katekisan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan
aturan dan ajaran Gereja GPM, maka Tim Katekeit bersama Majelis jemaat
mendampingi dan mengambil langkah pastoral.
(14) Membentuk kepengurusan Katekisan untuk mengorganisir potensi diri dan
menumbuhkan jiwa kepemimpinan serta membiasakan diri dalam membuat
keputusan-keputusan penting dalam hidup mereka. Pengurus Katekisasi terdiri dari:
a. Ketua; bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan seluruh aktivitas Katekisan
dan sebagai penghubung Katekisan dengan Tim Katekeit.
b. Sekretaris; betanggung jawab terhadap administrasi aktivitas Katekisasi (daftar
hadir atau absen katekisan, dll)
c. Bendahara; menghitung kolekta katekisan dan merancang kegiatan usaha dana
untuk menopang kegiatan ekstra kurikuler.
8. PELAKSANAAN KATEKISASI KHUSUS
(1) Belajar mengajar/tatap muka bersama Katekisan adalah: proses interaksi dinamis
antara tim Katekeit dan Katekisan.
(2) Dalam kegiatan belajar mengajar Tim Katekeit wajib memperhatikan:
a. Pendalaman teologi sesuai bacaan Alkitab
b. Pemahaman TUP
c. Perumusan TKP sesuai dengan kebutuhan dan konteks
d. Penjabaran materi ajar sesuai TKP
e. Pemilihan metode dan media/alat bantu
f. Bentuk Evaluasi
(3) Kegiatan Belajar Mengajar di Katekisasi dilaksanakan per Semester dengan
pengaturan sebagai berikut:
a. Semester Ganjil: Bulan Mei sampai dengan Oktober
b. Semester Genap: Bulan November sampai dengan April tahun berikut
(4) Kegiatan Awal, meliputi:
a. Penyusunan Program Sajian Semester.
b. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di Gereja/gedung serbaguna/sesuaikan
dengan konteks dan metode yang digunakan.
c. Pertemuan dengan orang tua di awal semester ganjil, minggu I (pertama) bulan Mei.
d. Kebaktian Pembukaan Katekisasi minggu ke-2 Mei tahun berjalan.
(5) Kegiatan Akhir, meliputi:
a. Tes akhir semester
b. Pastoral
c. Malam Pembedahan
d. Sidi
10. PERANGKAT PEMBELAJARAN
(1) Sarana Kegiatan Belajar Mengajar
a. Kegiatan Belajar Mengajar Katekisasi GPM dilaksanakan berdasarkan Kurikulum Inti Katekisasi GPM.
b. Kegiatan belajar mengajar dilakukan 1 minggu 2 X tatap muka
c. Dalam implementasi Kurikulum Inti Katekisasi GPM digunakan Buku Ajar yang memuat uraian materi sesuai
Kurikulum sekaligus menjadi acuan bagi Tim Katekeit mempersiapan materi ajarnya.
d. Penggunaan metode dan media, disesuai dengan kebutuhan Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan.
Bahwa untuk memastikan Katekisasi terselenggara secara efektif dan memberikan dampak positif bagi
pembangunan Jemaat harus dilakukan monitoring dan evaluasi, guna:
(1) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Katekisasi; Tim PFG di masing-masing
aras (Sinode, Klasis dan Jemaat) dapat melaksanakan fungsi monitoring dan evaluasi.
(2) Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berjenjang, Sinode ke Klasis, Klasis ke Jemaat, dan Jemaat
ke Jemaat/ Sektor pada setiap tahun.
(3) Monitoring dan evaluasi dilakukan dilakukan secara tertulis dengan pengisian angket, wawancara,
dan observasi melalui kunjungan lapangan secara periodic tahunan.
(4) Hasil monitoring dan evaluasi setiap tahun dilaporkan dalam sidang gerejawi di
setiap aras kepemimpinan gereja.
(5) Format Monitoring dan Evaluasi Katekisasi terlampir
17. RAPAT TAHUNAN
(1)Rapat Tahunan adalah pertemuan tahunan di Jemaat yang dilaksanakan diakhir Tahun
Ajaran.
(2) Rapat Tahunan bertugas untuk:
a. Menyampaikan perkembangan pelaksanaan kegiatan Katekisasi oleh Majelis Jemaat.
b. Memberikan hasil evaluasi perkembangan Katekisan kepada Tim Katekeit. Jika terjadi
kasuistik pada katekisan, maka perlu membangun komunikasi dengan pihak orang tua.
c. Memberikan hasil evaluasi kehadiran katekisan (minimal 80 %), dengan memperhatikan
ketidakhadiran karena sakit, tugas praktek khusus sekolah, dan tugas belajar.
d. Memberikan hasil evaluasi kehadiran Katekeit.
e. Memberikan hasil evaluasi ketuntasan materi Katekisasi per semester (Ganjil-Genap)
(3) Rapat Evaluasi dihadiri oleh: Majelis Jemaat, Komisi, Tim Katekeit dan orang tua/wali.
18. SUMBER PEMBIAYAAN
(1) Sidi adalah bentuk pengakuan gereja terhadap kedewasaan iman seseorang.
Sedangkan iman itu sendiri bertumbuh dari mendengarkan kitab suci melalui ajaran
gereja yang dipahami dan dihayati sebagai suatu kebenaran iman (2Tim. 3:10-17;
2Ptr.1:5-9).1
(2) Sidi merupakan akta gerejawi sebagai bentuk pengakuan gereja yang dilayankan
berkenan dengan baptisan kudus anak yang diterima oleh seorang anggota baptisan
pada waktu anak-anak dan telah menyelesaikan pendidikan katekisasi, serta tanda
kesediaan untuk bersaksi bagi dunia bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan
Juruselamat.
20. PEMBINAAN MENJELANG SIDI
(1) Pastoral
a. Perkunjungan Majelis Jemaat ke Calon Sidi Gereja
b. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan tidak boleh bersifat menghakimi Calon
Katekisan dan membuat Katekisan takut berbicara.
c. Pokok percakapan pastoral:
• Persiapan menjadi anggota sidi
• Dukungan keluarga bagi calon sidi
• Menerapkan pola hidup ugahari pada acara Peneguhan Sidi Gereja (menghindari
pemborosan)
• Majelis Jemaat mengarahkan orang tua calon sidi gereja jika berniat melakukan syukur
Peneguhan Sidi, diharapkan tidak dilakukan pada Jumat Agung.
• Bagi katekisan dengan kekhususunan bentuk percakapan disesuaikan dengan
kondisi calon sidi.
(2) Malam Pembedahan
a. Tata Kebaktian malam pembedahan disiapkan LPJ GPM.
b. Melibatkan Orang tua /wali dan saksi Baptis.
c. Pokok percakapan:
• Kepercayaan diri sebagai warga Jemaat yang dewasa dalam Iman
• Memberikan kesempatan secara terbuka bagi Calon Sidi untuk mengemukakan
apa saja yang dirasakan.
• Pengakuan seorang anak terhadap papa, mama/ orang tua wali.
• Menyatakan komitmen dihadapan orang tua/wali dan saksi baptis.
d. Malam pembedahan bagi calon sidi dengan kekhususan disesuaikan dengan
konteks dan kondisi calon Sidi.
e. Terhadap point d, ada beberapa catatan bagi pelaksanaan malam pembedahan,
yakni:
• Teknis pembedahan disepakati antara MJ dan Tim Katekeit dengan
mempertimbangkan kondisi katekisan, khususnya katekisan berkebutuhan khusus.
• Tata kebaktian malam pembedahan ketekesasi khusus, disiapkan oleh LPJ
dengan memperhatikan kondisi katekisan.
• Pokok percakapan:
- Kepercayaan diri sebagai warga Jemaat yang dewasa dalam Iman
- Suami Istri Beriman
- Pengampunan
- Kepercayaan dan Keberhargaan Diri
- Pertobatan dan Penyangkalan Diri
- Refleksi Diri
- Komitmen menjadi anggota Gereja Protesta Maluku
(3) Latihan prosesi Calon sidi
a. Prosesi masuk.
b. Bagi yang berkebutuhan khusus, akan didampingi oleh orang tua dan Majelis,
atau disesuaikan dengan situasinya.
c. Lagu-lagu pujian yang dinyanyikan oleh calon sidi.
d. Bagi calon sidi yang berkebutuhan khusus, MJ yang mendampingi menyanyi.
e. Calon sidi berkebutuhan khusus, pengakuan dihadapan jemaat didampingi oleh
orang tua dan disesuaikan dengan ragam disabilitasnya.
f. Hari Sabtu menjelang hari Minggu peneguhan menjadi malam pergumulan bagi
calon sidi, papa, mama dan keluarga yang berlangsung di rumah masing-masing.
(4) Penyerahan Calon sidi dari Tim Katekeit kepada Majelis jemaat dilakukan melalui
doa pada hari Jumat menjelang hari Minggu peneguhan Sidi.
(5) Sidi
a. Kebaktian Peneguhan Sidi
b. Penyerahan Surat Sidi
21. PEMBINAAN PASCA SIDI
(1) Majelis Jemaat berkoordinasi dengan Pengurus Cabang AMGPM untuk mengatur
alih status Sidi Baru ke AMGPM.
(2) Alih status ke AMGPM dilakukan dalam kebaktian Syukur Paskah.
Demikian …dankje banyak - banyak Tuhan Yesus memberkati