1
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
KATA PENGANTAR
Setiap hal yang kita capai atau hasilkan, atau peroleh atau miliki
membutuhkan respons atau reaksi. Reaksi itu berupa apresiasi, sambutan atau
ungkapan syukur. Hal yang sama juga terwujud disini, yaitu “ungkapan
syukur” kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja yang karena
rahmat-Nya yang besar dan hebat, Sehingga GKI di tanah Papua memasuki
tahun pelayanan 2022 dan telah memiliki suatu buku “pegangan pelayanan
tahun 2022.
GKI di tanah Papua dalam membangun spritualitas internal persekutuan telah
memperhatikan aspek “ritus” menjadi suatu “implikasi iman dalam relasi
personal dengan Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus sebagai Allah
persekutuan Yang esa dan kekal”. Keseluruhan ibadah dalam satu tahun
seperti yang terjadi tahun-tahun sebelumnya juga disiapkan untuk tahun 2022
sehingga keseluruhan pelayanan ibadah tahunan berupa teks Alkitab, tema
dan refleksi atau khotbah dikelolah dengan seksama, sehingga penataan
ibadah untuk seluruh GKI dalam satu jemaat, satu tanggal, pada satu hari
minggu, atau dalam satu minggu pelayanan menggunakan satu teks Alkitab
yang sama dan dibaca berulang-ulang. Diharapkan teks ibadah hari minggu
dapat digunakan untuk berbagai Ibadah dengan cara direfleksikan dalam
ibadah keluarga/Wiyk, ibadah PAM, ibadah PW, Ibadah PKB, dengan
demikian setiap warga jemaat terlibat secara personal dalam seluruh
pelayanan ibadah yang digiatkan. Bila karena kondisi tertentu seseorang
hanya hadir satu kali dalam suatu ibadah yang berlangsung maka setidaknya ia
sudah mendengar bacaan Alkitab yang berlaku dalam minggu berjalan,
demikianlah spritualitas persekutuan dibangun.
Ucapan terima kasih kepada semua Jemaat, Penatua, Syamas, Pendeta, Guru
Jemaat, Penginjil, Badan Pelayan PAR, Badan Pelayan PAM, Badan Pelayan
PW, Badan Pelayan PKB dan semua pihak yang konsisten menggunakan buku
“pegangan pelayanan 2022” ini untuk keperluan pelayanan ibadah, baik
ibadah tatap muka langsung ataupun melalui “live-streaming” yang berlaku
sejak adanya pandemic covid-19. Kita menjadikan ibadah sebagai salah satu
“instrument untuk merealisasikan amanat Yesus “menyembah Allah dalam
Roh dan Kebenaran” (Yohanes 4:24).
i
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Kita sudah memasuki tahun 2022 dan “covid-19” sudah menjadi salah satu
virus yang hidup di dalam dunia, tinggal berdampingan dengan manusia dan
menjadi salah satu dari deretan “sakit-penyakit” yang untuk generasi kita
pernah menjadi “virus yang amat berbahaya dan mematikan”, banyak derai
air-mata, perjuangan untuk kesembuhan, pergumulan melawan covid-19
sudah menjadi “testimoni” yang bervariasi dikisahkan dengan berbagai
persepsi yang mengikutinya, hidup terus dituntut untuk “arif dan bijaksana”,
karena itu selain untuk covid-19 kita tetap mendapat anjuran terapkan
“protocol kesehatan”, yaitu wajib berdoa dan ibadah, mencuci tangan dengan
sabun, gunakan masker dan jaga jarak.
Ucapan terima kasih kepada semua hamba Tuhan yang telah mendoakan
pelayanan tahun 2022 dengan turut serta menulis - mempersiapkan khotbah
yang turut dimuat dalam buku pegangan pelayanan 2022 ini, semoga Allah
Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus mengaruniakan hikmat dan
kepandaian, kekuatan dan kesehatan sebagai berkat yang menyertai semua
hamba Tuhan dan keluarga.
Pilihan tokoh untuk buku pegangan pelayanan 2022 adalah “Ketua Sinode
GKI di TP yang ketiga “Pdt. Willem Maloali”. Kisah hidupnya sebagian sudah
ditulis dalam bentuk “profil” seperti yang terdapat dalam buku pegangan ini.
Kami menyampaikan ucapan terima kepada semua pihak yang sudah
menggunakan buku pegangan pelayanan tahun 2021 dan kami
menyampaikan permohonan maaf untuk beberapa kekurangan yang
ditemukan dalam pelayanan tahun 2021 yang lalu, dan diharapkan diperbaiki
dan diperhatikan dalam tahun pelayanan 2022 ini.
Semoga buku pegangan pelayanan tahun 2022 edisi ke-lima ini menjadi tanda
“GKI bersyukur” bersama BPAS periode 2017-2022 mengakhiri dengan
konsisten menyediakan buku pegangan khotbah, kita doakan agar hal dicapai
GKI di TP ini terus dipertahankan dan diperhatikan oleh BPAS terpilih periode
2022-2027 yang akan datang melalui Sidang Sinode di Waropen tahun 2022.
Allah persekutuan GKI di tanah Papua, Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh
Kudus, Yang Esa dan Kekal memberkati kita semua. Imanuel.
ii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Profil untuk tahun 2022 salah satu tokoh GKI di TP, Ketua Sinode GKI ke-3,
yaitu Pdt. Willem Maloali, banyak inspirasi, petuah dan pengalaman telah
diturunkan darinya dan kita peroleh, sehingga memberikan sisi lain yang unik
dari kehadiran buku pegangan pelayanan tahun 2022 ini.
Pelayanan tahun 2022 melalui buku pegangan ini, kita dapat menemukan
sepintas tentang strategi pengelolaan pelayanan khusus ibadah, yaitu bila
selama ini ibadah kunci bulan naskah teks khotbah tidak pernah dikelolah atau
tidak pernah dimasukkan dalam buku pegangan pelayanan karena itu tidak
tersedia, maka pada tahun pelayanan 2022 kita sudah mengelolahnya
sehingga tersedia di dalam buku pegangan pelayanan ibadah, dengan
demikian sudah memudahkan pelayan ibadah kunci bulan untuk tahun 2022.
Hal unik lainnya yang terus dikembangkan yaitu terkait dengan kitab-kitab
dalam Alkitab yang jarang dikhotbahkan, misalnya Kitab Kidung Agung, pada
iii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
pelayanan ibadah tahun 2022 khusus pada ibadah minggu teks Kidung Agung
menjadi bahagian yang juga sudah dikelolah sehingga tidak ada kesan
pengabaian terhadap teks-teks yang jarang dikhotbahkan. Semoga dengan
memperhatikan pengelolaan ibadah kunci bulan dan pengelolaan Kitab-kitab
yang jarang dikhotbahkan menjadi “alat pemicu” untuk kebangkitan umat
yang “gemar membaca dan merenungkan Firman Tuhan siang dan malam di
negeri Papua”.
Tahun 2022 sebagai tahun prosesi dan alih kepemimpinan gereja yang berlaku
secara periodik sehingga kepada seluruh warga GKI Di Tanah Papua diarahkan
agar dalam setiap ibadah “mendoakan bagi masa depan kepemimpinan GKI
Di Tanah Papua”. Pemimpin GKI Di Tanah Papua yang sudah Tuhan Yesus
sediakan dan akan diproses melalui mekanisme persidangan. Selain pimpinan
pada aras Sinode akan juga diproses pimpinan di aras Klasis dan Jemaat,
sehingga tahun 2022 menjadi tahun “pastoral doa untuk kepemimpinan
internal GKI Di Tanah Papua”.
Pada era kepemimpinan BPAS periode 2017-2022 demikian juga BP. Klasis
periode 2017-2022 dan PHMJ periode 2017-2022 secara tidak terduga hadir
pandemik covid-19, sehingga sebagian agenda yang ditetapkan melalui Sidang
Sinode Waisai, Sidang Klasis dan Sidang Jemaat menghadapi kendala yang
tidak sedikit, selain di lingkup Gereja dan bahkan seluruh dunia menghadapi
hal yang sama, sehingga “pengelolaan ibadah” mendapatkan imbasnya,
ibadah Sebagian digiatkan melalui media virtual khusus untuk jemaat-jemaat
yang berada di zona-merah dan kebanyakkan di wilayah perkotaan dan
sebagian lainnya masih melaksanakan ibadah tatap muka dengan
memperhatikan protokol kesehatan, semua dinamika ini kita temukan dalam
periode kepemimpinan 2017-2022 kita saat ini. Kita harapkan bahwa
pengalaman yang sudah kita capai ini, akan terus mendorong kita untuk
mengembangkan pelayanan secara kreatif, bersinergi dan berdayaguna.
iv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
BPAS GKI Di Tanah Papua menyampaikan ucapan terima kasih kepada Badan
Pekerja Klasis, PHMJ, Badan Pelayan PAR, Badan Pelayan PAM, Badan
Pelayan PW, Badan Pelayan PKB, Penatua, Syamas, Pendeta Guru Jemaat,
Penginjil, Pengajar Dosen STFT GKI I.S. Kijne; Pengajar Dosen dan staf
Universitas Ottow dan Geissler ; Pengajar dan staf SPGJ dan Sekolah Alkitab ;
Pengajar Sekolah Minggu dan Katekisasi dan semua warga GKI di tanah Papua
yang berdomisili di pedalaman, di lembah dan ngarai, di pulau-pulau dan
teluk, di pinggiran sungai dan danau, di perkotaan dan di pinggiran kota,
warga jemaat yang politisi, pengusaha, pejabat, tukang sapu, TNI, POLRI,
Pejuang Kebenaran dan Keadilan, di dalam penjara dan di rumah sakit kita
semua yang tekun “menyembah Tuhan Yesus Kristus” melalui ibadah-ibadah
yang diselenggarakan di lingkungan pelayanan GKI Di Tanah Papua, “karena
persekutuan kita adalah persekutuan dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus”.
Akhir dari sambutan ini, BPAS menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan
Yesus Kristus Kepala Gereja kita dan menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua penulis khotbah yang tersedia dalam buku pegangan pelayanan
tahun 2022 ini. Kita sudah melayani dan sekali lagi terlibat untuk pelayanan
dengan cara menyediakan teks khotbah, Tuhan Yesus senantiasa
mengaruniakan hikmat dan kepandaian, kekuatan dan Kesehatan untuk terus
terlibat memberikan dukungan terhadap pelayanan Tuhan Yesus yang
berlangsung melalui pelayanan GKI Di Tanah Papua.
v
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
DAFTAR ISI
Bagian Kedua : Isi Khotbah Setiap Minggu, Hari Gerejawi & Kunci Bulan
vi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
vii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
viii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
ix
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
x
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
xi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
karena Pdt Zeth tidak pernah mengeyam pendidikan teologi, namanya tidak
ada diangkatan pertama dan kedua yang lulus tahun 1959, dia hanya Pendeta
angkatan saja, tetapi dalam nasehatnya Wem mendengar seperti Yohanes
Pembaptis menasehati Wem tentang “antara Yesus dan Wem, Yesus semakin
besar dan Willem harus semakin kecil, Yesus semakin tinggi Wem semakin
rendah hanya dengan menghayati demikian Yesus nampak dan bekerja dalam
pekerjaanmu dan Yesus sendirilah yang mengangkatmu pada waktunya.
Yohanes dan Yesus hidup pada zaman dan waktu yang sama, karena itu Wem
ingatlah ini dalam semua pekerjaanmu kau harus semakin kecil dan Yesus
semakin besar”, dari hasil pernikahan Wem dan Otha dikaruniai 5 orang anak,
yaitu :
(1) Lince F. Maloali
(2) Maria S. E. Maloali
(3) Janet S. V. Maloali
(4) Hans D. H. Maloali
(5) Susan Maloali
Sampai dengan tahun 2021, Wem
memiliki keluarga besar terdiri dari 5
orang anak, 3 orang menantu, 10 orang
cucu dan 10 orang cicit. Ia menggenapi
firman Tuhan dalam Mazmur 128:6a
“dan melihat anak-anak dari anak-anakmu!”.
Tulisan ini akan menelusuri sebagian jejak perjalanan dan karya ‘pa Maloali’
sehingga penggunaan nama dalam tulisan ini akan mengikuti jejak perjalanan
beliau, nama yang akan digunakan saat penulisan untuk masa lajang,
menggunakan nama “Wem” ; sedangkan penulisan nama untuk masa setelah
menikah dan berkeluarga adalah “pa Maloali”.
2
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
4
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
solidaritas keluarga yang dibentuk dari satu moyang mereka Kabey”. Karena
memiliki pertalian hubungan dengan kampung Hobong sebagai kampung
pusat atau induk yang melebarkan wilayah kekuasaannya dengan lahirkan
kampung lain seperti kampung Ifale, kampung Bujo, kampung Atamali dan
kampung Babrongko. Guru Zending pertama kali dikirim ke Sentani dari pos
Resor Holandia-Nimboran di bukit Mentie Genyem Besar ke kampung Ifar
Besar, namanya Guru Daud Pekade 1 Mei 1928. Saat setelah perang dunia
kedua usai, Guru Sekolah sekaligus Guru Jemaat di Ifar Besar adalah Guru
Socrates Samay, sebelumnya adalah Guru Jemaat Papuling (1934). Wem
menyelesaikan pendidikan Doorpschool selama 3 tahun dari 1944-1947.
Wem sementara sedang jalani
masa-masa di Doorpschool tahun
1944 sejak berusia 10 tahun, kondisi
yang dihadapi oleh Nieuw Guinea
pada masa setelah usai perang
dunia terdapat tiga pengaruh yang
memiliki dampak bagi masa depan
Nieuw Guinea : pengaruh pertama
adalah pembentukkan
pemerintahan sipil Hindia-Belanda
yang dikenal dengan nama NICA “Netherlands Indies Civil Administration”
dibentuk di Australia 3 April 1944, dan orang yang memiliki andil dalam
pembentukkan NICA adalah Gubernur Jendral Hindia-Belanda Letnan
Huberthus Johannes van Mook dan Jendral Douglas Mac Arthur dari Sekutu
yang bertujuan bahwa administrasi Pemerintahan dari Pemerintah Jepang
diserahkan kepada Hindia-Belanda melalui NICA ; pengaruh kedua adalah
pergerakan revolusi di wilayah Hindia-Belanda pimpinan Ir. Soekarno dan
Moh. Hatta tentang keinginan “kaum marhaen” berpisah dari kekuasaan
Belanda, revolusi memuncak dengan pembacaan proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945”. Dan pengaruh ketiga adalah Sekolah Guru di Miei tahun 1946
ditutup dan di Yoka di buka Yoka Institut yang mengurus Sekolah Zending
adalah H. J Teutscher dan di ganti oleh tuan N. van der Stoep. Secara umum
era pasca perang dunia kedua 1944-1963 adalah “era kebangkitan pendidikan”
di Nieuw Guinea.
5
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
6
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
7
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
8
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
9
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Semua pelajar atau ke-18 anak yang sekolah teologia Serui semuanya lulus
pada tahun 1958. Sekolah Teologia diadakan sebagai realisasi atas salah satu
rekomendasi dari proto Sinonde Serui yang diadakan dari tanggal 13-24
September 1954. Kebijakkan mendirikan Sekolah Teologia di Nieuw Guinea
lebih disebabkan karena Nieuw Guinea sudah menuju ke kemandirian, anak-
anak Nieuw Guinea belajar teologi sesuai konteks pelayanan Nieuw Guinea,
sehingga belajar ke Sekolah Teologia Depok, Soe tidak menjadi keharusan,
dulu belajar ke Depok atau Soe sekarang sekolah teologia yang sama seperti di
Depok dan Soe sudah hadir di Nieuw Guinea, dan Nieuw Guinea mengurus
dirinya sendiri dengan caranya sendiri, sebab Soe dan Depok sudah memiliki
masa depannya sendiri bersama Negara Republik Indonesia dan PBB
mengakui secara de facto dan de jure sebagai negara tahun 1950. Sedangkan
Nieuw Guinea bersama dengan Pemerintahan Kerajaan Belanda dibawah
kepemimpinan Gubernur Jendral Nieuw Guinea. Meskipun sudah ada
keputusan tentang pembukaan Sekolah Teologia hal yang sebelumnya
mendapatkan perhatian adalah tempat sekolah, pengelolah atau pengurus
sekolah teologia dan pembiayaannya, pada laporan tahunan gereja reform
Belanda tahun 1953 semua pertanyaan dijawab, bahwa tempat Sekolah
Teologia di Serui, pengurus Sekolah teologia yang pertama adalah Ds. I. S.
Kijne dan D.S. J. P. Kabel dan kemudian Pdt. H. J. Teutscher, pilihan ini
sekaligus sebagai jalan keluar untuk mengatasi masalah keuangan, mereka
selain mengajar di Sekolah Teologia mengajar juga di Sekolah Guru Jemaat.
12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Selain itu Wem juga mengalami perjumpaan dengan “perubahan karena Injil
turut melahirkan tokoh keturunan bumiputera” yang bekerja mengimbangi
kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan dengan bersungguh-sungguh
bekerja, disiplin, tekun dan rajin, kolaborasi sumberdaya dan potensi yang
14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
telah lahir dari proses yang terukur dan teruji dari tantangan zaman pada
masa itu, sebagian tokoh dimaksud, antara lain : “H. Mori-Muzendi (1950) di Sarmi
; S. Liborang (1950) di Hollandia (Jayapura) ; S. Samai (1950) di Hollandia (Jayapura) ; J.
Mandowen (1950) di Biak ; M. Abaa (1950) di Yapen ; F. Huwae (1950) di Yapen Waropen ;
M. Inauri (1950) di Wondama (Miei); A. Worisio (1950) di Wondama (Miei) ; E. Osok
(1950) di Sorong ; F.J.S. Rumainum (1952) di Biak (lulusan Sek. Theol. SoE, Timor), terdapat
Pendeta yang diangkat 1952-1958, yaitu J. Tenlima (1952) di Biak ; D. Auparai (1952) di
Yapen-Waropen ; B. Burwos (1952) di Manokwari ; M. Juewen (1952) di Manokwari ; J.
Fenanlaber (1952) di Sorong ; R. Rumsaur (1952) di Sorong ; J.S. Titiheruw (1952) di
Teminabuan ; E. Wattimury (1952) di Inanwatan ; L. Parinussa (1952) di Inanwatan”
Dan masih banyak nama-nama bumiputera lainnya yang belum disebutkan
namanya disini. Gambaran ini jelas mewakili perubahan dan capaian Nieuw
Guinea pada masa itu. Selain nama dari 18 anak Angkatan pertama yang lulus
tahun 1958, ada juga 11 anak yang lulus dari Sekolah Teologia Serui pada
tahun berikutnya, atau tahun 1959, yaitu :
1. W. Giay dari Resor Nimboran (Genyem)
2. F. Ondi dari Jayapura
3. M. Jochu dari Jayapura
4. M. Koibur dari Resor Biak
5. L. Sabarofek dari Yapen-Waropen
6. I. Marjen dari Resor Manokwari
7. D. Hamadi
8. H. Poey
9. Th. Suangboraro
10. S. Rumere Baliem dari Baliem
11. J. Okoka Sentani dari Sentani
15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
dalam waktu beberapa bulan lagi mereka akan menikah, saat Wem
mendapatkan informasi dari surat itu, ia merasa beban yang dipikulnya
selama ini mempertahankan tunangan yang akan dinikahinya seperti sudah
dibebaskan dan dari Serui tempat ia belajar merelakan tunangannya
menikah. Setelah menyelesaikan sekolah teologi, semua anak diwajibkan
sebelum bekerja sebagai Pendeta menikah lebih dahulu, sehingga apa yang
diharapkan oleh Ny. Kijne dalam percakapan dengan Wem sebenarnya
sebagai doa Ny. Kijne untuk masa depan keluarganya. Sehingga, Wem
sebelum pulang menuju ke rumah Pandita J. P. Kabel meminta dengan
hormat, anak perempuannya dan diantar dengan baik oleh seorang calon
Pendeta seperti dirinya. Beginilah cara Pdt. Kabel merespons, lalu ia
memanggil Ny. Kabel, “Ma… datang kemari dan jawab permintaan anak
Holandia”, saat Ny. Kabel berjumpa dengan Wem, kemudian Wem
menyampaikan permohonan “sebelum pulang ke Holandia, ia akan
membawa serta anak mereka Charlota menjadi tunangan dan isterinya di
masa depan keluarga mereka”. Beginilah cara Ny. Pdt. Kabel menyambut
kabar yang ia dengar sendiri dari seorang laki-laki Holandia yang juga
mereka kenal sangat baik “Hore … saya punya anak perempuan akan
menjadi nyonya Pendeta”, dari sambutan Ny. Pdt. Kabel seperti ini, Wem
beranggapan bahwa Keluarga Pdt. Kabel tidak keberatan dan tidak ada
halangan untuk Wem bertunangan dan menikah atau mengambil Charlota
menjadi isterinya di masa depan yang sudah dimulai hari ini, barangkali hal
ini sudah dipercakapkan antara Ny. Kijne dan Ny. Kabel, pada waktu-
waktu sebelumnya. Saat Wem berangkat dengan tunangannya dari Serui
ke Holandia, kemudian lanjut ke rumah orang tua Wem di Yahim, kerabat
dan tetangga yang melihat Wem datang dengan kekasihnya, beberapa
orang mendahului Wem dan memberitahukan kepada Mama dan Bapa
dari Wem, bahwa Wem anakmu sedang dalam perjalanan menuju ke
rumah, ia datang tidak sendirian, tetapi dengan seorang sahabat
perempuan, mungkin itu kekasihnya, Mama Wem keluar menyambut
kedatangan Wem anaknya dan kekasihnya dengan tangis sukacita karena
lama berpisah dan sekarang saat datang, ia datang sebagai anak yang
sudah mendengar nasehat orang tua, kalau keluar dari rumah untuk
Pendidikan maka waktu pulang, Wem pulang dengan hasilnya yang baik,
yaitu benar-benar sudah selesaikan studi, hal itu bagi seorang Mama sudah
dijaga dengan baik oleh Wem anaknya, karena mama Wem ingat saat
18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
mama bersalin dan melahirkan Wem, bukan di rumah atau di rumah sakit,
tetapi ditengah jalan antara Doyo dan gunung merah sekarang, dan hanya
pertolongan yang datang dari Tuhan secara ajaib, Wem dipelihara Tuhan
sampai sekarang. Setelah berjumpa dengan orang tua Wem, selanjutnya
Wem dan Charlota bersama-sama pergi menjumpai orang tua Charlota
yaitu ayahnya di abe-pantai, karena ibunya sudah meninggal sebelumnya.
Ada salah satu kisah yang menarik dari peran seorang Charlota sejak awal
berjumpa dengan “mama mantunya”, kisah itu berkaitan dengan pelajaran
bahasa. Charlota berjuang belajar bahasa Sentani, dialek Sentani Tengah
dari mama mantu dan, mama mantupun tidak mau ketinggalan juga
belajar bahasa melayu dari anak mantu, Wem berkisah, di dapur hanya
dua orang saja tetapi ada keributan seperti banyak orang, keributan itu
adalah keributan pelajaran bahasa Sentani dan bahasa Melayu, hehe..
dalam beberapa waktu, keduanya sudah fasih berbicara bahasa Sentani
dari pihak anak mantu dan bahasa Melayu dari pihak mama mantu,
asyiiknya mereka…
19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Melayu. Terdapat dua hal besar dilakukan oleh Pd. Maloali sejak ada di
Ransiki. Dua hal besar dimaksud antara lain :
20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Sedangkan warna 7 biru dan di dalam biru ada putih, jumlah seluruhnya
adalah ¾ dari warna yang disimbolkan sebagai “warna keabadian Allah
Bapa, Anak dan Roh Kudus sebagai Allah Pencipta, Juruselamat dan
Pembaharu. Allah yang Esa dan Kekal. Kini menjadi Allah bangsa Nieuw
Guinea.” Warna keabadian itu disimbolkan diatas alam Nieuw Guinea,
terbentang langit yang biru ada awan yang putih, di hamparan Lautan
Pasifik yang teduh ada pulau Nieuw Guinea yang juga menjadi bagian dari
lautan teduh yang biru dan buih ombak yang putih, itulah ¾ warna abadi
Allah di Nieuw Guinea.
Kisah Maloali diantara Pdt. F. J. S. Rumainum, Pdt. H. Bultje dan Pdt. Jan
Mamoribo
Setelah Pdt. Maloali kembali dari Ransiki tahun 1964, ia menjabat sebagai
Sekretaris Resor Holandia-Nimboran pada masa G. A. Lanta sebagai Ketua
Resor, tujuan ia ditarik ke Holandia salah satunya adalah ia dipersiapkan dan
dikirim study di Jepang. Setelah semua syarat keberangkatan disiapkan, ia
menghadap Ketua Sinode Pdt. Rumainum, dan memberitahukan tentang
persiapan keberangkatan, pemberitahuan ini sekaligus sebagai laporan
permohonan pembiayaan perjalanan dan biaya study di Jepang. Respons Pdt.
Rumainum menurut pa Maloali, ia kelihatan sangat tenang dan begitu santai,
lalu membuka laci meja. Pikir Pa Maloali mungkin ia akan membuata
semacam memo atau nota untuk ke juru bayar selanjutnya akan berangkat ke
Jepang, tetapi dari perkataannya diketahui bahwa yang Pdt. Rumainum
keluarkan adalah sebuah amplop berisi “Surat Dari Presiden Soeharto Tentang
Larangan Orang Papua Study Ke Luar Negeri”. Dan memberitahukan bahwa
Pemerintah Republik Indonesia melalui Presiden Soeharto tegas melarang
semua orang Papua studi ke luar negeri. Setelah mendengarkan penjelasan
dari Pdt. Rumainum, Pa Maloali mencoba menahan emosinya dan sedikit
tenang meminta agar Pdt Rumainum memberikan penjelasan kepada Presiden
Soeharto bahwa larangan itu boleh berlaku bagi orang belajar politik
Pemerintahan sedangkan orang dari Gereja dibolehkan pergi study ke luar
negeri, Maloali tambahkan, “agar di masa setelah selesai dari Bapa Rumainum
menjabat sebagai pimpinan Gereja, sudah mempersiapkan warga Gereja yang
22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
berkualitas yang akan bekerja di masa depan Gereja dan Papua, jangan setelah
Bapa selesai menjabat, orang Nieuw Guinea hanya begitu-begitu saja”. Tetapi
Pdt. Rumainum tetap tegas bahwa ini merupakan larangan Pemerintah
Indonesia untuk semua orang Papua. Komunikasi ini mengalami jalan buntu,
dan dengan demikian semua persiapan pa Maloali untuk berangkat dibatalkan
dan situasi ini “menghasilkan kondisi kekecewaan yang berat di pihak pa
Maloali”.
Ada hal yang menarik di sampaikan oleh Pa Maloali tentang kondisi kontras
awal mula bangsa Indonesia mengambil hati orang Nieuw Guinea dengan
iming-iming yang demikian “bangsa Indonesia masuk ke Nieuw Guinea
beritahukan bahwa keturunan Melayu dan Melanesia bersaudara karena
mengalami nasib yang sama, yaitu dijajah oleh Belanda, kita harus mengusir
penjajah Belanda supaya kelak kita hidup sebagai bangsa yang merdeka,
ternyata iming-iming itu berujung kepada dikeluarkannya surat larangan orang
Nieuw Guinea study ke luar negeri”, iming-iming awal Indonesia menurut pa
Maloali “hanya sebuah pembualan dan pembohongan belaka”, kontrasnya
pada masa Gubernur Jendral Nederlands Nieuw Guinea orang Nieuw Guinea
justeru diwajibkan studi mulai dari sekolah pengadaban sampai dengan
sekolah di luar negeri “tidak pernah ada larangan untuk pergi sekolah dan
belajar di mana saja di seluruh dunia” tetapi sekarang bersama dengan suatu
bangsa yang namanya Indonesia, katanya saudara senasib justeru betul-betul
membuat kita bernasib malang dengan mengeluarkan “larangan studi ke luar
negeri bagi orang Nieuw Guinea”. Lanjut Pa Maloali kepada Pa Pdt
Rumainum, … sebagai orang Indonesia kasi tahu kepada orang-orangmu, dan
Presidenmu kalau gereja tidak sama dengan Pemerintah, karena itu kebebasan
untuk memperoleh pendidikan dan ilmu yang baik dan layak dengan study
bagi orang gereja di luar negeri sebagai jalan penting gereja mempersiapkan
SDM untuk masa depan gereja dan Nieuw Guinea selama masih bersama
Indonesia.
Dan semenjak Pa Maloali kecewa atau dikecewakan karena pembatalan studi
keluar negeri, ia meninggalkan kantor Sinode dan mengambil keputusan
sepihak untuk mengembangkan diri dengan jalan menjadi petani kebun coklat
di Doyo Baru. Ia begitu menikmati dengan kebun coklat karena dari kebun
coklat, menjual biji coklat yang diborong oleh Cv. Bintang Mas penghasilan
kotor per-bulan yang diperoleh sebesar Rp. 3.000.000, antara akhir tahun
23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Pada suatu sore Rektor Sekolah Teologi Abepura tuan Pdt. H. Bultje yang
bekerja di Sekolah Teologi Soekarnopoera sebagai Pengajar 1962-1966
mencari pa Maloali ke rumahnya, ia bertemu dengan Ibu Maloali di rumah
dan memberitahukan tujuan kedatangannya, yaitu ingin bertemu dengan pa
Maloali, lalu ibu memanggil pa Maloali yang ada di kebun coklat, setelah pa
Maloali datang ia berjumpa dengan Pdt. H. Bultje, isi pembicaraannya adalah
“Pa Maloali di minta oleh Rektor Sekolah teologia untuk mengajar di Sekolah
Teologia Abepura. Setelah Pdt. Bultje pulang pa Maloali memberitahukan
kepada Ibu Maloali tentang maksud kedatangan Rektor Sekolah Teologia
Abepura, yaitu Sinode mengirim untuk mengajar di Sekolah Teologia. Respons
Mama Maloali adalah “Tuhan memanggilmu kembali dan bersiaplah”,
keesokkan paginya, Mama Maloali pergi ke dealer mobil dan membeli cash 1
buah mobil Toyota merah dan membawanya serta ke rumah, Pa Maloali
sangat kaget dengan kehadiran mobil di rumahnya, pa Maloali bertanya uang
dari mana sampai Mama bisa mengeluarkan mobil ini, Mama
memberitahukan bahwa semua uang dari hasil penjualan coklat sebagiannya
Mama tabung dan ini hasil dari tabungan kita, Bapa gunakan untuk pergi
mengajar di Sekolah Teologia Abepura.
Pdt. Jan Mamoribo menggantikan Pdt. F.J.S Rumainum yang meninggal tahun
1968, ia melanjutkan kepemimpinan Sinode GKI sampai dengan tahun 1971.
Nieuw Guinea pada masa itu namanya adalah Irian Barat. Sebenarnya Pdt. J.
Mamoribo dapat melanjutkan kepemimpinan Sinode untuk periode
selanjutnya, karena jabatan Ketua Sinode yang ia jabat adalah jabatan antar
waktu, tetapi karena ada permintaan secara pribadi untuk masuk arena politik
menjabat Ketua DPR-GR Irian Barat makai ia kemudian menggumuli tentang
figur yang tepat dan yang akan menggantikannya untuk di pilih di Sidang
Sinode IV Biak 1971. Ia mencari sahabatnya yang pernah belajar di sekolah
teologia Serui Angkatan pertama, yaitu Pa Maloali, tetapi ia tidak jumpai di
Yahim, pada masa itu Pdt. Maloali tinggal di Tobati bersama keluarga Guru
Laurens Mano. Di Tobati Pdt Jan Mamoribo bertemu dan bercerita tentang
masa depan GKI dan Sinode GKI, kemudian sahabatnya Pdt. Mamoribo
24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
meminta kesedian Pdt Maloali menjadi Ketua Sinode GKI. Dalam percakapan
ini Pdt. Maloali mengingatkan Ketua Sinode Pdt Jan Mamoribo tentang aturan
GKI, bahwa Ketua Sinode GKI di Irian Barat tidak boleh pilih di jalan, yang
berhak memilih dan di pilih adalah peserta resmi Sidang Sinode. Apalagi, saya
Pdt. Maloali tidak punya hak memilih dan dipilih karena bukan utusan Resor
atau Klasis. Tetapi Pdt Mamoribo menginginkan Pdt Maloali Ketua Sinode
berikut dirinya, sehingga Pdt. Mamoribo menyampaikan kepada sebagian
peserta Sidang Sinode untuk memilih Pdt Maloali. Dan saat pemilihan
berlangsung pada Sidang Sinode GKI ke-4 di Biak tahun 1971, pa Maloali
bukan peserta Sidang Sinode tetapi ia di pilih dengan 79 % suara.
25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
hajar dari dua laki-laki Biak ini dulu baru di lempar ke Neraka”, menurutnya
kisah itu “metafora” bahwa GKI dan Biak dan negeri Nieuw Guinea tidak
akan pernah berubah sampai Tuhan Yesus datang.
26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
lain dari “bekerja dengan damai dari dalam”, atas dasar konsepnya ini, ia
kemudian masuk Golkar dan menjadi Ketua DPRD Propinsi Irian Jaya selama
dua periode dari tahun 1977-1982, Wakil Ketua I DPRD 1982-1987, Anggota
DPR-RI 1987-1992 dan anggota DPR-RI periode 1992-1997.
28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
sebagai mantri di Dok II, Pdt Maloali adalah juga Pengajar Katekisasi
baginya, sejak itu, panglima OPM diliputi oleh rasa takut untuk
membunuh Pendeta dan semua teman-temannya. Karena itu panglima
OPM perintahkan untuk keluarkan sandera dari dalam kubur, yang
mestinya ia diperintahkan untuk membunuh sandera, ia tidak
melakukannya dan ia mencari jalan agar pembunuhan itu dilakukan oleh
sesama anggota OPM dari grup lainnya yang berasal dari Wamena.
(2) Kepala Panglima OPM Region Wamena. setelah para sandera diterima dari
panglima OPM, mantri anak Ansus ileh panglima OPM region Wamena,
selanjutnya kondisi terasa agak berubah, penuh dengan kebengisan dan
saat kematian semakin terasa kian dekat, pada suatu kesempatan Panglima
OPM Region Wamena sedang menyalakan rokok untuk isap, momen ini
oleh Pdt Maloali merasa perlu komunikasi dengannya, lalu Pdt Maloali
mulai bertanya kepadanya, lalu terjadilah komunikasi diantara mereka
berdua, Pdt. Maloali menutur sbb :
Pdt. Maloali : Tuan, pernah tuan ke Holandia?
Panglima OPM Region Wamena : Ya, saya tinggal di Kemiri-Sentani, Bapa
saya Kepala Kehutanan dan Mama Saya Ibu Adolfina Suebu
Pdt. Maloali : ow, kalo begitu, tuan punya mama, saya punya tunangan
pertama, karena saya sekolah lama di Serui, sehingga tuan punya mama
menikah dengan tuan punya Bapa
Panglima OPM Region Wamena : Ya Mama Adolfina itu saya punya
mama, berarti bapa….??
Melalui dialog yang tidak lama di waktu yang sempit tetapi berbobot dan
efektif dan membuahkan hasil yang besar, yaitu perubahan kebijakkan,
semua sandera tidak dibunuh. Menurut Maloali, kami semua akhirnya
diperlakukan dengan tidak ada perbedaan antara OPM dan dan Sandera,
karena kami semua sama-sama dianggap seperti anggota OPM.
Beberapa waktu kemudian Panglima OPM region Wamena bercerita,
sewaktu Bapa Pdt. Maloali datang ke rumah Ibu Adolfina Suebu di
Wamena saat mamanya meninggal, yang jaga rumah waktu itu adalah
saya anak angkat mereka. Kisah ini semakin meluluhkan semua ikhtiar
buruk, lalu panglima OPM Region Wamena turut merencanakan
pengembalian para sandera yang sudah 4 bulan bergerak dari satu tempat
ke tempat lainnya, dan semuanya keluar dalam keadaan selamat.
Kisah dalam profil ini hanya dikisahkan singkat, meskipun banyak hal yang
sudah dikerjakan dan dibuat oleh Almahrum Pdt. Wileem Maloali semasa
hidupnya yang tidak semuanya ditulis dalam profil singkat ini. Semoga,
sepenggal kisah ini menjadi bagian lain yang turut menginspirasi perjalanan
pemimpin di tanah Papua. Dan pemimpin pelayanan Gereja di aras
jemaat, klasis dan Sinode.
29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Sampai akhir hidup tahun 2021 sudah Melihat Pemimpin Sinode GKI dan
Gubernur Papua yang memimpin di masa itu
Papua memiliki seorang tokoh Gereja Ds. Maloali adalah seorang tokoh atau
publik figur yang sangat ideal, karena pengalaman hidupnya menjadi bangun
kisah atau dokumen sejarah hidup yang tak terduga unik tetapi juga
menakjubkan bagi semua kalangan, seorang tokoh yang telah melewati 5
(lima) era yang berbeda, antara lain :
(1) Era pertama adalah “era perkembangan internal gereja” terdiri dari dua
fase, yaitu :
a) fase Zending UZV-ZNHK sampai dengan Sidang Sinode Umum
Holandia Binnen Oktober 1956
b) fase Gereja mandiri GKI di Nieuw Guinea 1956 hingga 2021 ;
Masing-masing era dan fase yang pernah dilewati oleh Pa Maloali dapat
digambarkan ringkas dalam kisah dan gambar tokoh yang mewakili antara lain:
Era zending UZV-ZNHK di Nieuw Guinea sampai tahun 1955
Beberapa tokoh atau figur zendeling atau tuan Pandita, Zuster yang seringkali
nama mereka pa Maloali sebutkan antara lain seperti pada gambar di bawah ini :
30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
era Evangelisch Christelijk op Nederlands Nieuw Guinea atau GKI di tanah Papua
sampai sekarang tahun 2021 atau dari Pdt. F. J. S. Rumainum - Pdt. Andrikus
Mofu, M.Th;
era Transisi Otoritas Eksekutif Sementara PBB - UNTEA dari 1 Oktober 1962 –
1 Mei 1963, dari Jose Rolz Bennett hingga Jalal Abdoh ; dan
31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Demikianlah hidup dan karya Ketua Sinode GKI di Tanah Papua yang ke-3,
pada suatu perjalanan yang dilakukan ke Sorong diantara tahun 2011-2014, pa
Maloali melihat-lihat perkembangan kota Sorong dan ia singgah ke Kantor
Klasis Sorong pada masa itu yang menjabat Ketua Klasis Sorong adalah Pdt.
Andrikus Mofu, ia melihat semua ruangan kantor Klasis dan pemanfaatannya,
kemudian masuk ke ruangan Ketua Klasis dan setelah bercerita “seolah pa
Maloali menyampaikan visi yang tidak terduga kepada pa Ketua Klasis,
demikian “anak sudah kelola Klasis dengan baik, membangun Gedung-gedung
yang representative untuk suatu kantor Gereja, suatu saat bila Tuhan Yesus
memberimu kepercayaan yang lebih besar memimpin Gereja ini, anak
lakukanlah hal yang sama seperti yang anak lakukan di Klasis Sorong anak
lanjutkan dan tata wajah GKI di Tanah Papua dengan membangun gedung
yang representatif digunakan sebagai kantor”.
32
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Semua isi uraian tulisan dalam profil ini disari hasil dari 3 kali wawancara, 5
Juni 2019 ; 9 Februari 2021; 17 April 2021 ; dan dari literatur majalah
Zendingslad der Nederlandsche Hervormde Kerk, diterbitkan sejak tahun
1954-1962 khususnya informasi yang terkait dengan Maloali dan referensi
buku lainnya.
33
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Bagian Satu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki tahun pelayanan gereja tahun 2022, semua warga Gereja
Kristen Injili di Tanah Papua (GKI TP) patut menaikkan syukur kepada
Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gereja karena pada periode
kepemimpinan Sinode GKI TP 2017-2022 Ketua Pdt. Andrikus Mofu,
M.Th, Wakil Ketua Pdt Hizkia Rollo, MM ; Sekretaris Pdt. Daniel Kaigere,
S.Si ; Wakil Sekretaris Syahnur Abas, M.Th dan Bendahara Syamas Ibu
Tresya Numberi, SE. GKI TP secara konsisten mengelola penatalayanan
khusus ibadah hari Minggu, hari raya gerejawi seperti Minggu Adven,
Malam Kudus, Natal, Kunci Tahun, 1 Januari, 5 Februari, Minggu Sengsara,
Jumat Agung, Minggu Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus, Pencurahan Roh
Kudus, HUT GKI Di TP, pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus, dan pada
pelayanan tahun 2022 ditambahkan lagi salah satu bagian pelayanan yang
belum disajikan kerangka khotbahnya selama ini, yaitu ibadah Kunci Bulan.
Memperhatikan keseluruhan penatalayan dimaksud maka buku pegangan
pelayanan tahun 2022 yang sedang dipegang oleh semua hamba Tuhan
dan warga jemaat agak tebal dari buku pegangan pelayanan tahun lalu.
Upaya untuk penyederhanaan isi khotbah pada setiap buku pegangan
pelayanan yang dikeluarkan terus diupayakan meskipun disadari aspek
kekurangan dan keterbatasan kemanusiawian dari pihak penyusun.
Dampak yang diharapkan muncul dari pemberlakuan buku pegangan
pelayanan setiap tahun di lingkungan GKI TP sebagaimana pengaturan
bagian tujuan pada buku pegangan pelayanan tahun 2021 poin (2)
menjadi terasa, antara lain :
(1) Teks ibadah hari minggu diharapkan digunakan sebagai teks yang
berlaku untuk satu minggu pelayanan, sehingga teks yang sama dibaca
dan dibuat refleksi pada ibadah Unsur PAR, PAM, PW, PKB,
Keluarga/Wiyk, Kunci Bulan, Ibadah Syukur untuk mengartikan setiap
satu orang dalam ibadah resmi yang dihadiri pada minggu berjalan,
diingatkan untuk terus-menerus “membaca Firman Tuhan berulang-
ulang”;
34
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
(2) Sebagian Badan Pelayan PAR di tingkat Jemaat yang agak jauh dari
kota, menggunakan teks bacaan yang berlaku bagi jemaat pada ibadah
hari minggu, digunakan sebagai materi pembelajaran Sekolah Minggu ;
(3) Sebagian warga jemaat menyampaikan “kritik” dari rasa “bosan”
membaca satu teks yang sama secara berulang-ulang dan menganggap
membaca berulang-ulang dalam satu minggu sama dengan membatasi
keluasan Firman Tuhan yang terbuka digunakan untuk konteks
pelayanan yang ada, dst
Dinamika pelayanan yang hidup dan berkembang tidak boleh membatasi
dan menekan sisi yang positif dan negatif, tetapi justru karena ada
dinamika maka suatu pelayanan yang hidup, mendapatkan perhatian
untuk dikelola secara arif dan bijaksana.
Memang, dari tahun 2020 sampai dengan 2022 kita sudah menjadi
terbiasa dengan “virus corona”, kehadirannya telah mendorong
pengelolaan pelayanan khusus jemaat-jemaat kotawi yang berada di “zona
merah” untuk berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman,
misalnya jemaat-jemaat kotawi membentuk “tim IT atau Tim Multimedia
Jemaat” dan berkreasi untuk menyuguhkan “pelayanan ibadah virtual”,
sesuatu yang “aneh” dan tidak pernah “terpikirkan sebelumnya” tetapi hari
ini sudah kita bersama memasukinya dan bahkan berpartisipasi. Di sana-sini
sebagian jemaat sudah memiliki akun YouTube, live-streaming, Media
Zoom, dan lainnya, sebagian pengelolaan pelayanan sudah menjangkau
“aspek publik global tanpa batas dan sekat dinding gedung gereja”, ibadah
di dan dari rumah, hal ini memang sudah eranya, gereja dituntut untuk
melakukan pelayanan terbuka ; pelayanan manual atau non-virtual pada
era virtual juga terus digiatkan di sebagian besar jemaat yang secara
karakteristik geografis berada di pinggiran, pesisir dan pedalaman,
pelayanan manual berjalan sebagaimana adanya, sehingga sebagiannya
seperti tidak disentuh oleh yang namanya “corona-virus” dan dampak
yang ditimbulkannya. Memang dinamika ini nampak seperti “kontras”,
tetapi kita dituntut untuk giat dan terus bangkit saling melengkapi dan
saling menguatkan bersama sebagai persekutuan.
Pengelolaan pelayanan pasca-pandemi corona-virus terus digiatkan,
meskipun mentalitas pelayanan telah terbentuk, yaitu antara hari minggu
35
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
36
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
(d) Penggunaan teks sangat variatif, selain satu minggu satu teks dan
perikop, ada yang justru, dua teks dua perikop, dan bahkan teks PL
dan PB yang digunakan dalam satu kali ibadah Minggu.
37
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
B. Tujuan
Memasuki era yang terbuka maka seluruh pelayanan wajib terbuka dan
memudahkan setiap warga jemaat untuk mengakses secara cepat, efisien
dan efektif, sehingga tujuan dari menyediakan buku pegangan pelayanan
GKI TP tahun 2022 dirumuskan sbb :
(1) Seluruh pelayanan Ibadah dalam tahun pelayanan 2022, yaitu ibadah
hari minggu, ibadah Unsur dewasa atau Sidi Jemaat seperti Persekutuan
Anggota Muda (PAM) ; Persekutuan Wanita (PW) dan Persekutuan
Kaum Bapa (PKB), ibadah Keluarga/Kelompok/Wiyk atau suatu
aktivitas ibadah yang terjadi dalam satu jemaat digairahkan untuk
membaca Alkitab secara berulang-ulang dan membuat refleksi atas teks
Alkitab dengan cara atau metode yang berbeda-beda sesuai konteks
pelayanan di jemaat. ;
(2) Agar PHMJ dan BP.PAM, BP.PW, BP.PKB yang baru terpilih untuk
periode 2022-2027 dapat menggunakan buku pegangan pelayanan ini
sebagai panduan standar pelayanan ;
(3) Agar pelayanan GKI TP dengan menyediakan buku pegangan
pelayanan ini dapat pula direplikasi untuk pelayanan pada tubuh
Kristus esa juga terbuka untuk denominasi gereja yang ada di tanah
Papua, tentu yang menyatakan minatnya untuk bersama-sama belajar
dari hal pengelolaan pelayanan ibadah tematik yang berlaku di
kalangan GKI TP.
38
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
D. Kerangka Khotbah
Konten yang menjadi pokok utama menyediakan buku pegangan
pelayanan ada pada keseluruhan sistematika yang dianut untuk menyusun
alur kerangka khotbah atau refleksi. Sehingga buku pegangan pelayanan
yang disediakan untuk tahun 2022 konsisten dengan kerangka lazim
dimaksud. Meskipun pengembangannya dalam pelayanan tetap kita akui
bersama bahwa Roh Kudus Tuhan senantiasa menjamah dan
mengubahkan seperti yang Allah kehendaki setiap hamba Tuhan, Penatua,
Syamas, Pendeta, Guru Jemaat, Penginjil atau anggota sidi dalam struktur
Badan Pelayan PAM, PW, PKB yang berpartisipasi menggunakan teks yang
tersedia dalam pelayanan di aras jemaat setiap minggu. Memang sebagian
39
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
40
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Semoga pelayanan yang utuh untuk tahun 2022 menjadi “penyembahan dan
pengagungan yang indah dan mulia dari tanah Papua melalui GKI di TP”
hanya kepada Bapa, Anak dan Roh Kudus, Allah Yang Esa dan Kekal. Allah
yang disembah di tanah Papua dan GKI di tanah Papua selamanya.
Kijne memandu kita melalui Nyanyian Rohani 3:1 “Hormat Bagi Allah Bapa”
Hormat bagi Allah Bapa, hormat bagi Anak-Nya, hormat bagi Roh
Penghibur KETIGANYA YANG ESA, haleluya, haleluya KETIGANYA YANG
ESA.
41
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Bagian Kedua
I. PENDAHULUAN
Teofani atau penyataan diri Allah banyak kali dialami orang-orang tertentu
di lingkungan bangsa Israel. sebagaimana dialami oleh Musa, seorang
penggembala ternak milik mertuanya. Penyataan diri Allah itu ditandai oleh
peristiwa yang acapkali di luar daya nalar manusia, sehingga membuat
kagum dan heran serta mau menyelidikinya. Siapa saja menyaksikan hal-hal
yang luar biasa pasti merasa heran dan ingin tahu, tak terkecuali Musa,
yang mau menyelidiki semak duri yang tak terbakar api. Tindakan Musa
mencari tahu tersebut justru mengantarnya mengalami penyataan diri Allah.
Dan dalam penyataan diri ini Allah menyatakan diri sebagai Allah yang
kudus yang tak dapat dihampiri. Sekalipun demikian Dia bukan Allah yang
jauh tanpa kepedulian dengan bangsa Israel. Ia bahkan menyatukan diri
dan menjadi Allah para leluhur Israel, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah
Yakub. Dengan menyatakan diri sebagai Allah leluhur Israel, Ia pun
memperhatikan penderitaan dan ratap tangis bangsa itu. Dia adalah Allah
yang jauh dan sekaligus dekat dengan umat-Nya. Allah jauh karena Dia
kudus, sekaligus dekat karena dalam kekudusan itu, Allah peduli dengan
penderitaan umat-Nya. Inilah yang akan kita lihat dalam penjelasan teks
berikut ini.
42
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
43
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir”. (ay
10). Perhatian Allah dinyatakan dalam tindakan pembebasan. Allah
tidak sekedar memperhatikan dan mendengar seruan penderitaan lalu
membiarkan umat-Nya tetap sengsara. Bukan seperti itu Allah Abram,
Allah Izak dan Allah Yakub. Dia adalah Allah pembebas dan pemberi
kehidupan baru, kehidupan di tanah perjanjian yang penuh susu dan
madu (ay 8).
III. PENERAPAN
Pengalaman teofani Musa mengajarkan kita bahwa Allah adalah Allah
yang peduli dengan kehidupan umat-Nya. Dia tidak membiarkan umat-
Nya sendiri mengalami dan menjalani penderitaan dalam hidup ini.
Kebenaran ini patut diimani oleh setiap umat Allah di tengah kondisi
kehidupan yang tidak mudah hari ini.
Kepedulian Allah tersebut diwujudkan dalam pengutusan Musa untuk
melakukan tindakan pembebasan. Hari ini kepedulian dan pembebasan
Allah tersebut dijalankan oleh setiap orang percaya sebagai yang diutus
Allah. Pengutusan untuk kepedulian dan pembebasan tersebut hari ini
diuji dalam situasi masyarakat yang tidak mudah.
44
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Banyak hal yang mengherankan selalu dilakukan Yesus ketika bersama-sama
murid-murid-Nya, seperti meredakan angin ribut dalam bacaan tersebut.
Peristiwa angin ribut diredakan menunjukkan siapa diri Yesus yang
meredakan angin ribut, tetapi juga siapa murid-murid Yesus itu dalam
menghadapi situasi yang berbahaya. Di satu pihak terlihat bahwa dalam
situasi yang berbahaya itu murid-murid merasa terancam, pada pihak yang
lain tindakan Yesus mendatangkan rasa heran bagi murid-murid dan
mempertanyakan “orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun
taat kepada-Nya.
45
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Setiap orang, termasuk orang Kristen, banyak kali berhadapan dan
mengalami persoalan kehidupan yang tidak mudah. Terhadap kondisi
yang demikian mengandalkan kekuatan sendiri bukanlah solusi. Murid-
murid ketika mengalami kondisi yang membinasakan, mereka datang
mohon pertolongan Yesus, sebab Dialah Tuhan yang berkuasa mengatasi
kondisi yang membinasakan. Yesus adalah Tuhan, maka setiap pengikut
Kristus seharusnya tidak takut menghadapi tantangan kehidupan,
melainkan datang kepada Tuhan mohon pertolongan-Nya..
46
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Ketika ada dalam situasi yang membahayakan orang selalu mencari
pertolongan. Sumber pertolongan pun bervariasi, ada yang meminta dari
“orang pintar”, ada pula yang mengandalkan kekuatan hobatan. Bagi
orang yang percaya kepada Allah sumber pertolongannya hanya Allah saja.
Sekalipun di sekitarnya ada yang dianggap dapat menolong, tetapi hanya
Allah yang diandalkan, sebab hanya Dialah penolong yang dapat
membebaskan dari kondisi kehidupan yang tidak mudah. Mengapa
demikian? Ikuti penjelasan di bawah ini.
47
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Dalam situasi kehidupan yang tidak mudah seperti hari ini kita diyakinkan
oleh Daud bahwa pertolongan kita hanya berasal dari Tuhan, sebab Dia
adalah penjaga Israel. Penjagaan dan pertolongan Tuhan itu memiliki tiga
dimensi waktu: dulu, hari ini dan akan datang, karena Tuhan itu menjaga
“keluar masukmu dari sekarang sampai selama-lamanya”. Waktu
“sekarang” berlaku pada masa Daud, dan bagi kita masa lalu, tetapi juga
berlaku pada kita yang mendengar firman itu hari ini, dan akan berlaku
sampai selama-lamanya.
Tetapi penjagaan dan pertolongan Tuhan itu tidak berlaku dengan
sendirinya. Seperti Daud, kita harus selalu bertanya: “dari manakah akan
datang pertolonganku? Penjagaan dan pertolongan Tuhan menuntut
gumul dan juang kita di hadirat Tuhan.
48
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Oleh kematian dan kebangkitan Yesus manusia memiliki masa depan
dalam kerajaan Allah; bahkan di dalam iman kepada Yesus masa depan itu
telah menjadi bagian kehidupan pada masa kini. Dapat dikatakan bahwa
Kerajaan Allah itu sebuah pengharapan eskhatologis yang sudah
dinyatakan. Tindakan penyembuhan orang bisu dirasuk setan yang di
lakukan Yesus misalnya menjadi keterangan bahwa Kerajaan Allah itu
sudah ada. Kata Yesus: “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka
sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Luk 11:20).
Sekalipun demikian Kerajaan Allah itu tetap menjadi pengharapan Kristen,
dan karena itu setiap orang patut mempersiapkan diri untuk
kedatangannya.
49
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
GKI di Tanah Papua dengan visi teologi Kerajaan Allah telah mengaris
bawahi suasana realased eschatology dari Kerajaan Allah. Di satu pihak,
GKI dan segenap warganya, kini dan di sini, sedang menjalani kehidupan
dalam Kerajaan Allah yang sudah datang dalam Yesus Kristus, tetapi
serentak dengan itu, pada pihak yang lain, kita sedang arak-arakan
bersama semua orang percaya menyongsong perayaan akbar perjamuan
kawin dalam Kerajaan Allah. Dalam hal ini, maka standar hidup Kerajaan,
Allah, hidup sempurna tanpa cacat di hadirat Allah, sudah mesti terlihat
dalam kehidupan sehari-hari. Dalil bahwa kita masih hidup di dunia, jadi
tidak mungkin sempurna, bukan prinsip hidup dalam GKI yang
mempunyai visi teologi Kerajaan Allah. Apalagi GKI ini mengaku bahwa ia
bagian dari gereja yang kudus.
50
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Salah satu wujud relasi umat pilihan dengan Allah ialah bersyukur atas
karya keselamatan Allah di antara umat itu. Karena itu para pemimpin
umat selalu mengingatkan dan mengajak umat Allah untuk bersyukur
kepada-Nya. Ajakan ini tentu beralasan, dan ini selalu terletak pada Allah.
Tidak ada sesuatu yang dapat diperhitungkan pada umat untuk menjadi
alasan bersyukur kepada Allah. Ini menjadi karakter hidup umat pilihan
Allah, sebuah pola kehidupan yang teosentris, berpusat pada Allah. Karya
keselamatan Allah di antara umat itu menjadi alasan untuk umat harus
memiliki rasa takut kepada Allah, yaitu umat yang senantiasa menyembah
Allah, sebab rancangan-Nya tidak pernah gagal dan berlangsung turun-
temurun di tengah umat pilihan. Karena itu sudah sepantasnya mereka
berbahagia punya Allah yang kasih-setia-Nya selalu menyertai.
51
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
52
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Memuji dan memuliakan Allah bagi umat Tuhan adalah sebuah
keniscayaan. Bukan karena alasan yang antroposentis, berpusat pada
manusia, melainkan karena Allah. Iman orang Kristen berpusat pada
Allah, karena karya keselamatan-Nya. Karya keselamatan ini adalah
wujud kepedulian Allah dan ini patut disyukuri. Orang Kristen bisa
menggunakan unsur-unsur budaya untuk memuji Allah sebagaimana
disebutkan dalam ajakan Daud bagi bangsa Israel.
53
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Orang Kristen adalah orang berdosa yang dibenarkan Allah dalam Kristus,
dan hidup dalam kasih kepada Allah dan sesama manusia. Kasih ini bukan
kasih duniawi yang dapat dijumpai dalam berbagai tradisi dan kebudayaan,
melainkan kasih sorgawi, kasih Allah, yang dilakukan sekalipun manusia
tidak pantas menerimanya. Dalam tradisi dan budaya tertentu kasih itu
bersifat eksklusif, tetapi kasih Allah berlaku untuk semua orang. Maka
dalam terang kasih Allah semua orang bersaudara, yang diwujudkan dalam
tindakan nyata, seperti memberi tumpangan bagi orang lain. Oleh sebab itu
kasih Kristen adalah kasih persaudaraan!
54
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Mempedulikan orang lain dalam masyarakat bukan hal yang asing, tetapi
peduli dengan semua orang tanpa melihat latar belakang seseorang
merupakan kekecualian. Karena kasih dalam banyak tradisi dan budaya
dipahami dalam kerangka pikir yang eksklusif. Dalam kekristenan
pemahaman yang demikian tidak berlaku, karena kekristenan mendasari
relasi sosial dengan kasih Allah, kasih yang berlaku bagi semua orang
tanpa kecuali. Kasih Allah itu menempatkan semua orang sebagai
saudara. Kasih Kristen adalah kasih persaudaraan. Pengkotakkan sosial
dalam hidup bergereja dan bermasyarakat bukan pola hidup Kristen.
GKI di Tanah Papua menggarisbawahi kasih persaudaraan itu dalam jati
dirinya sebagai koinonia atau persekutuan. Pola pikir eksklusif berupa
kelompokisme berdasarkan suku, budaya dan kepentingan menodai
kekudusan gereja ini. Dalam jati diri sebagai persekutuan, kasih
persaudaraan adalah pola hidup bergereja dan bermasyarakat bagi setiap
warga GKI di Tanah Papua.
55
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Kidung Agung atau juga acap disebut Kidung Salomo merupakan kumpulan
nyanyian dan puisi mengenai relasi cinta seorang laki-laki dan perempuan.
Banyak tafsiran mengenai relasi ini, tetapi dalam kerangka pemberitaan
firman hubungan cinta itu akan ditempatkan dalam kerangka relasi cinta
Kristus dengan umat-Nya.
III. PENERAPAN
Dosa memisahkan manusia dengan Allah, dan tak seorang pun dapat
mempertemukan manusia dengan Allah, karena di dalam kedosaannya
56
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
57
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Kitab Mazmur pasal 119, adalah salah satu sajak terpanjang di dalam
seluruh kitab Mazmur dan juga di dalam Alkitab. Di mana Mazmur ini
memiliki 176 ayat. Keseluruhan Mazmur 119 ini berbicara tentang “Kasih
kepada Tuhan dan Taurat-Nya”. Dalam pengembaraannya di dunia,
pemazmur mengedepankan Taurat atau Firman Tuhan sebagai hal yang
sangat pokok di dalam hidupnya. Kata Taurat perlu dimengerti secara luas.
Di dalam Ulangan 4:5 Taurat mengandung arti ketetapan dan peraturan
yang diberikan Tuhan bagi Israel sebelum memasuki Tanah Kanaan. Yang
dimaksud adalah Pemazmur menyatakan kekagumannya kepada Tuhan
dan segala Firman-Nya bahwa Firman Tuhan itu berkuasa melindungi dan
dia sungguh menambatkan hatinya hanya kepada segala Firman Tuhan
tanpa mempedulikan berbagai situasi sulit yang dihadapinya. Kekaguman
pemazmur akan Taurat atau Firman Tuhan hendak meyakinkan kita
bahwa: Firman Allah mengandung prinsip-prinsip rohani yang akan
membantu kita menjauhi banyak kesusahan, perangkap, dan tragedi yang
disebabkan oleh keputusan dan pilihan yang salah; oleh karena itu, kita
harus menghargai hikmat-Nya dan berpegang teguh pada ketetapan-
ketetapan-Nya dalam segala situasi kehidupan. Yang dimaksud ialah
seluruh wahyu Tuhan serta pernyataannya yang menjadi pemimpin
manusia kepada kebahagiaan dan keselamatan. Pemazmur sungguh
mencintai Taurat sebagai karunia Tuhan yang unggul. Dengan sebulat hati
ia menyerahkan diri kepada Taurat oleh karena dengan jalan itu ia
menyerahkan dirinya kepada Tuhan sendiri.
58
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
59
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Keuntungan yang kita peroleh dari firman Allah. Firman itu tidak saja
menjadi terang bagi mata kita, untuk memuaskan mata serta mengisi
kepala kita dengan pemikiran, tetapi juga menjadi terang bagi kaki kita
dan jalan kita. Firman-Nya membimbing kita dalam menata perilaku kita,
baik untuk memilih jalan kita secara umum, maupun menentukan langkah-
langkah khusus yang perlu kita ambil di jalan itu, supaya kita tidak
menempuh jalan yang salah atau langkah yang menyesatkan. Kita akan
benar-benar merasakan kebaikan Allah kepada kita bahwa Ia telah
memberikan pelita dan terang seperti itu ketika kita menjadikannya
sebagai penuntun bagi kaki kita dan jalan kita.
Mengakhiri bulan pertama di tahun yang baru ini kita yakin dengan
sungguh bahwa perjalanan hidup kita tentu saja telah diterangi dan
dipimpin oleh Firman Tuhan. Sehingga untuk memasuki bulan yang baru di
tahun yang baru ini, kita percaya bahwa kita akan terus dipimpin oleh
Tuhan dengan Firman-Nya. Sehingga apapun situasi yang akan kita hadapi,
Firman Tuhan harus tetap menjadi penerang bagi jalan kehidupan kita.
Firman Tuhan harus tetap menjadi pegangan di dalam seluruh langkah
hidup kita. Di dalam Firman-Nya kita memahami segala kehendak Tuhan
bagi kehidupan kita. Amin.
60
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Perayaan syukur 167 tahun usia Pekabaran Injil di tanah Papua tahun 2022,
kita sedang rayakan dalam suasana pandemic covid-19. Dengan sorotan tema
yang focus kepada kesadaran iman tentang “sejak semula Allah sudah
menentukan Papua tempat berlangsungnya karya Allah”. Dulu tanpa Injil
Papua mendapatkan ejekkan, seperti “negeri kelam, negeri hitam, negeri
penghuni Iblis, negeri orang keriting yang identik dengan kebodohan, negeri
penyedia mahar perbudakkan, kanibal, pengayau, perang suku, pendendam,
bengis, kuasa hobatan, kotor”. Papua itu adalah bangsa Tabi, bangsa Saireri,
bangsa Anim-ha, bangsa Meepago, bangsa Lapago, bangsa Domberai, bangsa
Bomberai. Dan sekarang ini di Papua termasuk di dalamnya ada bangsa
Maluku, bangsa Sangir, bangsa Bugis-Makasar, bangsa Jawa, bangsa Batak
dan semua bangsa yang lain di dunia. Kita datang dari keadaan dahulu
“tanpa Injil” sebagai kondisi “tanpa Allah”
Mengenal karya Allah di Papua kita temukkan jejaknya melalui jejak para
zendeling dan kemudian dilanjutkan oleh goeroe Jemaat. Sebagian nama
zendeling dan goeroe jemaat tercatat di haribaan Tuhan dan di benak
terdalam Papua. Allah yang memilih Gossner dan Heldring, menggerakkan
penginjilan, kemudian terpilih dan diutus Ottow dan Geissler sebagai peletak
dasar terang Injil bagi bangsa Papua. Terang Injil merambat mula-mula dari
Mansinam, kemudian Allah menggerakkan UZV melengkapi penginjilan di
Mansinam Papua dengan mengutus J. L van Hasselt, Jaesrich, Otterspoor,
dari Mansinam terang Injil merambat ke Doreh oleh Jaesrich, Kwawi oleh J.
L van Hasselt, ke Rhoon oleh Beyer, van Balen, Splunder, Bink, ke Moomi
oleh Meeuwig, ke Meoswar oleh Mosche, Rhinnooy, ke Andai oleh
Woelders, Jens, Metz, ke Miei Starenburg, ke Biak oleh Jens, ke Windesi,
Inanwatan oleh Muylwijk, ke Fakfak oleh Bouth, ke Serui, Biak, Sarmi,
Holandia oleh F.J. F van Hasselt kemudian dilanjutkan oleh Jens di Biak,
Bouth ; Bijkerk, Agter de Neef, Schneider di Holandia, di Sarmi oleh Agter de
Neef dan Werkman, di Serui-Yapen oleh Bouth, Agter de Neef dan selain
61
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
para zendeling ada juga sejumlah goeroe jemaat yang turut serta
merambatkan Injil seperti : Johana Rumadas di Andai (1885) ; Josefus
Tomahu Guru Ambon pertama di Kwawi (1894) ; Jonathan Ariks di Amban
(1896) ; Petrus Kafiar di Biak (1897) ; Timotius Awendu Teolog Papua
pertama lulusan Depok 1897 di Mansinam, Apituley di Rhoon 1901, Huwae
di Andai 1908, Tamtelahitu di Kwawi 1909, Polnaya di Samate 1914,
Latumahina di Wariab 1911, Maitimu di Mandori 1911, F. Warin di Pakriki
1909, Tomasoa di Dwar 1909. Amos Pasalbessy di Tablasupa – Tanah Merah
1911, dan masih banyak zendeling dan guru jemaat lainnya yang dipilih dan
dipanggil Tuhan untuk merambatkan terang Injil Tuhan Yesus di negeri yang
disematkan dengan nama negeri Nieuw Guinea.
2.2. Ayat 3 – 7 “orang buta sejak lahir” dan kesembuhannya menjadi alat
kesaksian menyatakan pekerjaan Allah
Kita menemukan lima hal dalam respons Yesus kepada murid-murid-
Nya pada bagian kedua ini, ke-empat hal dimaksud, antara lain :
(1) Respons Yesus. Yesus tidak tertarik tentang hal dosa, apalagi
menuduh dan mencari-cari sebab dari manusia yang berkebutuhan
khusus, tuduhan itu “tidak logis” dan tidak semestinya. Jawaban
Yesus menolak tuduhan dengan mengatakan kata “bukan”,
menariknya kata “bukan” atau “oute” Yesus menggunakan dua kali
sebagai kata konjuksi atau penghubung antara dia si “buta sejak
lahir” dan pengasal si buta atau “orang tua”, keduanya dalam
peristiwa “seorang anak yang lahir buta “tidak dapat dihubungkan
dengan dosa”.
62
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
63
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.3. Ayat 8 – 12 Persepsi sekelompok orang sekitar orang buta yang bisa
melihat karena Yesus.
Tanggapan orang terhadap perubahan yang temukan pada seorang
yang dahulu buta sejak lahir, sekarang melihat seperti sedia kala,
terdapat tiga persepsi :
(1) Persepsi pertama : pertanyaan dengan gaya bahasa sindiran
“bukankah dia ini yang selalu mengemis?”
(2) Persepsi kedua : gaya bahasa pembahasan sebagai sanggahan atau
jawaban atas pertanyaan (bukankah dia ini yg selalu mengemis?),
terdapat dua sikap : sikap pertama adalah mengakui perubahan fisik
dari tidak melihat menjadi melihat dari orang yang mereka kenal
dan ; sikap kedua adalah kelompok yang tidak mengakui perubahan
fisik dari si buta sejak lahir, dan mereka mengemukakan alasan
bahwa “ada orang serupa yang melihat dan tidak buta.
(3) Persepsi ketiga : bila benar ini orang yang dahulu buta, dan ia
sendiri bersaksi tentang kebenaran masa lalunya yang buta, maka
kedua kelompok kembangkan pertanyaan tentang pelaku yang
menjadikan seorang buta dapat melihat sebagaimana adanya,
pertanyaan mereka “bagaimana matamu menjadi melek?”
jawabnya : bukan merujuk ke tugas tabib kesehatan tetapi ia
mengatakan satu pribadi dari kata orang namanya “Yesus”.
III. PENERAPAN
Saat ini GKI dan gereja-gereja di tanah Papua merayakan 167 tahun PI di
tanah Papua, saat yang sama teks hari ini seperti menyadarkan kita
tentang sikap sebagian warga gereja atau warga jemaat yang belum
terbuka melayani orang berkebutuhan khusus atau kaum distabilitas.
Bila zaman Yesus hidup dan berkarya, pertanyaan zaman itu sudah
diwakili oleh para murid Yesus yang menunjukkan bahwa kaum distabilitas
masih disepelekan, bahkan kesembuhan yang dicapai tidak menjadi berita
sukacita seperti yang nyata dari (ayat 8 – 12), maka kita diarahkan oleh
teks hari ini, saat mencapai 167 tahun PI di tanah Papua, segera gereja-
gereja di tanah Papua, khususnya GKI di tanah Papua dituntut untuk
menghadirkan “tanda-tanda kerajaan Allah” dengan mengarahkan
pelayanan khusus kepada kaum distabilitas, semoga pada Sidang Sinode
tahun 2022 ini pemimpin yang terpilih benar-benar menata pelayanan GKI
di Tanah Papua sebagai pelayanan gereja GKI yang ramah kaum difabel.
Amin.
64
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Kita baru saja, merayakan 167 tahun Pekabaran Injil di tanah Papua
sebagai hari kasih karunia Allah yang sudah mendatangi Papua. Secara
spiritual dari kasih karunia Allah itu, telah turut melahirkan Papua untuk
selamanya menjadi anak-Nya yang kekasih. Cara Tuhan memilih Papua
sangat unik, keunikan itu ditemukan dari kisah berikut.
Demi perubahan Papua Allah bekerja di benua biru Eropa, suatu benua yang
sudah mengalami perubahan karena Injil. Di sana Allah berkenan mengubah
jalan kehidupan Gossner, seorang pastor Katolik yang kemudian menjadi
Pendeta di Jerman. Allah berkenan mengubah jalan hidup Carl Wilhelm
Ottow dan Johann Gottlob Geissler anak-anak muda yang mestinya
“menikmati kejayaan kemajuan Jerman”. Allah berkenan memilih Heldring
seorang Pendeta Belanda untuk mengakomodir anak-anak muda Jerman
yang kemudian di kirim ke seluruh wilayah koloni Belanda.
Cinta Tuhan bagi Papua jejaknya dikisahkan dengan baik oleh semua
zendeling yang bekerja di tanah Papua. Kini kasih Tuhan nyata karena
sudah menjadi milik bangsa Papua dan semua bangsa karena “Injil”
kekuatan cinta Tuhan yang mendamaikan dan mempersatukan.
65
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Kita telah memasuki tahun ke-3 sejak 2020 pandemi covid-19, kita mengalami
kasih setia Tuhan nyata. Banyak sekali gerakan membangun mezbah doa
sudah dikerjakan, baik secara persekutuan, secara keluarga dan juga secara
pribadi, baik secara ekumenikal, maupun secara plural bersama agama-agama
lain.
Kita mengalami “kasih setia Tuhan” yang memulihkan pribadi, keluarga,
persekutuan dan hubungan sosial umumnya. Pengagungan kepada Tuhan,
penyembahan kepada Tuhan menjadi satu-satunya arah jalan yang diikuti,
sehingga di jemaat ada Penatua, Syamas dan Pendeta yang berdoa, terjadi
persekutuan doa secara klasis, baik melalui “tim rally doa” maupun tim doa
dan puasa. Demikian juga di aras Sinode. Semua bentuk relasi yang intim
dengan Tuhan benar-benar begitu giat terbangun. Ini merupakan suatu
periode kebangkitan relasi dengan Tuhan yang begitu indah hadir dalam
periode masa covid-19. Keindahan keintiman dengan Tuhan menjadi fondasi
persekutuan yang terus dikuatkan dan lesatari. Kita percaya bahwa “kasih setia
Tuhan yang kekal sampai hari ini masih nyata ada dan berlangsung”.
66
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Bila kita memperhatikan konteks nabi Yehezkiel bernubuat, kita pertama-
tama di dorong untuk mengalami situasi Kerajaan Yehuda sebagai orang
buangan di Babilonia, dan Nabi diangkut ke Babilonia pada tahun + 597SM.
Kitab Yehezkiel secara garis besar terbagi ke dalam 4 bagian utama, yaitu :
(a) Bagian pertama dari pasal 1-3 tentang Panggilan dan Penugasan
Yehezkiel
(b) Bagian kedua dari pasal 4-24 Nubuat tentang Hukuman atas Yehuda
dan Yerusalem
(c) Bagian ketiga dari pasal 25-32 Nubuat tentang hukuman atas bangsa-
bangsa asing
(d) Bagian empat dari pasal 33-48 Nubuat Mengenai Pemulihan
Teks yang di baca hari ini termasuk pada bagian ke-3 nubuat nabi tentang
hukuman Allah bagi bangsa-bangsa asing. Yang sangat menarik dari
bahagian teks yang kita baca ini, terkait dengan personifikasi dari raja Tirus
menjadi simbol figurative yang hendak menggambarkan tentang
kepribadian tertentu tentang sang “gambar dari kesempurnaan di taman
Eden”. Raja Tirus yang dimaksud adalah “Etbaal” atau “Itobalus”. Agak
aneh memang, bila secara harafiah mengkaitkan taman eden dengan raja
Tirus, tetapi peran raja Tirus sepertinya memiliki arti secara spiritual khusus
peristiwa yang bernuansa kekuasaan supranatural, dan kebanyakan figure
supranatural di taman Eden yang dimaksudkan sebagaimana Yesaya 14:12
adalah “helel” artinya “lusifer” atau “cahaya bintang timur”
67
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
68
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Bila hal ini mengisahkan tentang kejatuhan lusifer maka kengerian itu
menjadi alamat bagi tempat ke mana ia di buang. Ia di buang ke
“bumi” (ay 17b) dan api yang kekal adalah kengerian hukuman
berikutnya (ay 18b) ; nabi Yesaya menggambarkan kengerian hukuman
ini pada Yesaya 14:11 “Ke dunia orang mati sudah diturunkan
kemegahanmu dan bunyi gambus-gambusmu; ulat-ulat dibentangkan
sebagai lapik tidurmu, dan cacing-cacing sebagai selimutmu.".
69
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Teks ini membangkitkan kesadaran yang prinsip dan penting bagi berbagai
kalangan, seperti kalangan pejabat yang memiliki mentalitas elitis,
kalangan akademis yang memiliki mentalitas ilmuan, kalangan artis yang
memamerkan aspek kecantikan, kegantengan dan keindahan fisik tertentu,
kalangan orang kaya, kalangan Event Organizer (EO) yang mendesain
keindahan dekorasi dan sistem lighting, dan berbagai kalangan lainnya.
Manusia siapapun layak menikmati semua capaian dari usaha dan kerja
keras yang menghasilkan semuanya menjadi tersedia dan terwujud. Hal
yang diingatkan dari teks ini adalah: “tidak sombong, tidak tinggi hati,
tidak melakukan kekerasan karena merasa sebagai orang berada atau
sebagai tuan atau kaya, tidak boleh undur dari ibadah dan persekutuan
dengan Tuhan, kecantikan dan kegantengan tidak boleh menciptakan
persaingan-perseteruan dengan sesama”
Bila raja Tirus dan kerajaannya pernah jaya, bila malaikat lusifer sebagai
malaikat yang sangat indah dan cantik pernah ada dalam keadaan
sebagaimana adanya, hari ini kisah mereka digambarkan dengan baik,
bahwa akhir kisah mereka adalah kengerian hukuman Allah, hal yang sama
terbuka juga untuk kita yang hidup di era yang modern ini. Amin.
70
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Pada minggu yang lalu kita diajak untuk menemukan sosok Raja Tirus
sebagai pengejawantah dari sosok malaikat lusifer yang cantik dan
sempurna di Eden, maka sebelum memasuki minggu sengsara I pada
minggu depan, kita diajak untuk membaca dari Alkitab kelanjutan kisah di
Eden pada hari ke-6 Allah Pencipta mencipta semesta dan membentuk
manusia menurut gambar dan rupa Elohim.
Teks yang kita baca seluruhnya 30 ayat, keseluruhan kisah yang kita baca
hendak menghubungkan secara utuh penciptaan. Dan penciptaan itu
adalah penciptaan yang menceritakan peristiwa kejadian yang terjadi pada
hari ke-6.
Dua aliran pemikiran penulis kitab Kejadian pasal 1 dan pasal 2 memandu
kita untuk melihat penciptaan secara teori dari versi elohist (E) dan
penciptaan versi yahwist (Y) dengan setting waktu hari ke-6 dan setting
tempat di Eden.
Manusia bertempat tinggal di Eden, Firdaus, Sorga, suatu tempat tinggal
bersama dengan Pencipta yang melahirkannya sebagai “imagodei”.
71
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
72
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
73
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Menemukan suatu rahasia kedirian manusia sebagaimana teks berbicara,
merupakan hal mendasar dan penting perlu terbuka dihayati. Misalnya,
Adam bukan hanya dikaitkan kepada laki-laki, tetapi adam merupakan
“kepribadian” yang di dalamnya melekat “unsur bumi dan unsur nefesy
hayya”, karena itu untuk yang memiliki “nefesy hayya” adalah yang
berkepribadiaan dari pengasalnya yaitu “Pencipta” yaitu “Yahweh
Elohim”.
Minggu depan kita aka nada pada minggu sengsara pertama.
Sesungguhnya, Adam Perjanjian Baru yang adalah Tuhan Yesus Kristus.
Jalan penderitaan, kematian, kebangkitan, naik ke Sorga dan pencurahan
Roh Kudus Allah merupakan jalan “penebusan dari dosa” adalah suatu
kemiripan dengan “menghembuskan “nefesh hayya” lalu periode baru
manusia masuki, yaitu hidup Bersama Allah di Firdaus. Amin.
74
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Kita sudah masuki minggu sengsara yang pertama pada hari ini, minggu 27
Februari 2021. Biasanya minggu sengsara pertama mendapat tema dari
Mazmur 91:51a yang dalam bahasa Latin disebut “invocabit” – bila ia
berseru kepada-Ku.
Sampai 3 tahun masa pandemic covid-19 siapapun kita covid-19 telah
memberikan suatu arti tentang apa itu “berjuang ditengah penderitaan dan
kuasa kematian yang terus membayangi.
Teks Kej 3:1-24 memberikan suatu makna mengenal perubahan identitas
dari bersama dalam kemuliaan Tuhan ke kehidupan diluar kemuliaan
Tuhan, kefanaan, dosa, penderitaan dan maut.
Pada hari minggu 13 Februari 3 minggu lalu telah kita mendengarkan
refleksi dari Yehezkiel 28:11-19 tentang penghuni taman Eden mula-mula,
personifikasi simboliknya diuntukkan bagi Raja dan Kerajaan Tirus, sebagai
“gambar dari kesempurnaan, penuh hikmat dan maha indah di taman
Eden”. Suatu bentuk alegori penokohan yang disamarkan. Makna di balik
itu hendak mengisahkan “helel” sang cahaya bintang fajar yang
diterjemahkan sebagai “malaikat Lucifer” yang di buang. Kisah “Lucifer”
yang di buang dari Eden, kini dalam pembacaan kita hadir dalam bentuk
berbeda “menyerupai ular”, kemudian memprovokasi manusia Hawa
setelah itu Hawa mempengaruhi Adam untuk kemudian akhirnya
menempuh akhir hidup diluar Taman Eden Allah, nasib naas yang dahulu
menimpa Lucifer kini menimpa manusia, di buang dari Eden seperti
dirinya. Kisah ini merupakan adegan yang menegangkan seolah menuntun
kita menyaksikan “pertaruhan dua penghuni Eden” pada sisi lain
pemerannya adalah “Lucifer malaikat yang terbuang” dan pada sisi lain
“manusia Adam dan Hawa sang Gambar Elohim”.
75
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
76
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Manusia laki-laki dan perempuan sudah menjalani kehidupannya setelah
menerima “keadilan TUHAN baginya”. Menanti 2021 tahun saat kita
membaca teks ini, untuk mengartikan tentang “penggenapan TUHAN”
77
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
78
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN.
Yesaya ps 55 ini merupakan bagian kedua dari kitab Yesaya (Pasal 40-55)
yang berisikan tentang Kabar Baik bagi umat Allah di pembuangan. Bagian
ini berisi kata-kata nabi yang berbicara tentang penghiburan dan
pengharapan kepada umat Allah yang saat itu tinggal di pembuangan di
Babel. Di mana pada waktu itu keadaan Yerusalem berada dalam kondisi
hancur atau puing-puing, namun janji Tuhan kepada bangsa itu bahwa
Yerusalem akan dibangun kembali dan umat akan bergembira karena hal
itu. Allah akan memberkati dan melindungi orang-orang yang kembali dari
pembuangan. Bagian ini juga berisi tiga nyanyian lagi tentang ‘hamba
Tuhan yang menderita’.
79
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
malu di hadapan Tuhan kalau dia tidak bisa mendengar dan melakukan
perintah Tuhan. Firman Tuhan yang keluar dari mulut Allah pasti
terlaksana dalam kehendak Allah pula.
2.2 Ayat 12-13, merupakan kata-kata penghiburan yang terakhir kali
diucapkan di hadapan bangsa Israel sebelum mereka keluar dari
pembuangan. Ayat-ayat ini menegaskan kembali janji Tuhan tentang
pembebasan bagi Israel dari pembuangan di Babel bahwa mereka akan
berangkat dengan sukacita (pembebasan yang akan mereka alami akan
memberikan sukacita dan kebahagiaan yang tak terkira bagi bangsa
Israel sebab itulah yang mereka rindukan selama berada di
pembuangan) dan dihantarkan dengan damai, dan yang mestinya
membuat mereka bersukacita adalah karena Tuhan sendirilah yang akan
berjalan di depan mereka dan alam semesta akan turut bergembira
menyambut kepulangan bangsa Israel ke Yerusalem. Di sana Tuhan
sudah menyediakan alam yang subur bagi bangsa Israel, Ia
menumbuhkan pohon-pohon yang subur di padang pasir yang
bertandus bagi bangsa pilihan-Nya (merupakan tanda mujizat), sehingga
mereka akan menikmati anugerah kasih karunia dari Tuhan bagi mereka
dari kesuburan yang sudah Tuhan sediakan bagi mereka. Hal itu
sekaligus akan menjadi tanda kemasyuran bagi Tuhan dan sebagai tanda
abadi yang tidak akan lenyap.
Perjalanan mereka pasti berat karena harus melalui padang belantara
dan bukit-bukit serta gunung-gunung dan sebagainya, tetapi mereka
pasti tidak akan takut atau merasa bersalah dan mengeluh seperti waktu
mereka keluar dari Tanah Mesir, justru mereka akan bersukacita dan
bergembira atas perjalanan yang mereka tempuh dari Babel sebab janji
penyertaan Tuhan sudah menjadi jaminan bagi mereka.
III. PENERAPAN
Karena itu saudara-saudara marilah dengan penuh yakin kita
meninggalkan bulan yang ke dua, bulan Februari, tahun 2022 ini dan
dengan kepastian melangkah bersama Tuhan memasuki bulan yang baru
nanti dengan senantiasa mendengarkan serta melakukan apa yang Tuhan
suruhkan kepada kita. Sebab Firman Tuhan adalah Kehendak Tuhan.
Dengan mendengarkan dan melakukan apa yang Tuhan suruh kepada
kita, berarti kita sudah memahami Firman Tuhan dan melakukannya.
Amin.
80
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENGANTAR
Kita semua pernah mendengar dua kata Bahasa Yunani “Alpha” dan
“Omega”. Alpha adalah abjad pertama (sama dengan “A”) sedangkan
Omega adalah abjad terakhir di dalam Alfabet Yunani (sama dengan “O”
panjang). Makna dari Alpha adalah awal, sedangkan makna dari Omega
adalah akhir. Menurut kitab Wahyu 1:8,17-18 dan Wahyu 22:13, Tuhan
adalah “Yang Awal dan Yang Akhir” dan “Yang Pertama dan Yang
Terkemudian”. Ayat-ayat ini, yang tidak membedakan antara Allah Bapa
dan Tuhan Yesus Kristus, merupakan kegenapan nubuat menurut Yesaya
44:6, 48:12. Pada intinya berarti bahwa Tuhan adalah pemberi kehidupan
sejak semula dan penjamin tujuan kehidupan dalam akhirat. Yesus Kristus
menentukan apakah kehidupan itu berhasil atau tidak. Yesus adalah jalan
kehidupan; dalam kematian pun Yesus-lah kunci untuk membuka pintu
dari tahanan maut.
81
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Firman Allah itu menciptakan tatanan kehidupan dari yang serba kacau
balau dan mati, begitu pula sekarang Firman itu membuka kegelapan
rohani yang meliputi manusia. Firman itu “terang manusia” (Yoh. 1:4b).
Berarti Firman Allah adalah patokan dan orientasi hidup. Dia adalah
terang bagi manusia yang masih dikuasai oleh kegelapan, yaitu kodrat
dunia ini. “Dunia” menurut Injil Yohanes adalah tempat godaan dan
penderitaan - kancah iblis, dosa dan maut yang membelenggu manusia.
Tetapi “kegelapan dunia” itu tidak bisa menguasai terang Firman Allah
(Yoh 1:5).
2.2 Bagian kedua ini tentang Yohanes Pembaptis sebagai utusan Allah yang
bersaksi tentang Firman Allah itu, ayat 6-8. Yohanes Pembaptis adalah
seorang Nabi yang bersaksi tentang Terang Allah, tetapi dia bukan
Terang itu sendiri.
2.3 Bagian tiga kembali berbicara tentang Firman Allah. Firman itu telah
datang ke dalam dunia, tetapi “dunia” (orang yang tidak percaya)
tidak mau menerima-Nya. Sebaliknya, manusia yang percaya kepada
Firman Allah itu diberikan “kuasa” untuk menjadi “anak-anak Allah”,
ayat 12. Puncak bagian ketiga ini ialah ayat 14. Dalam ayat ini
dinyatakan bahwa Firman Allah itu sudah menjadi “manusia”
(sebenarnya “sarks” = “daging” dalam Bahasa Yunani) dan “kita”
(yakni orang-orang percaya) melihat “kemuliaan” Allah di dalam
manusia itu, yaitu Yesus Kristus. Ini sangat mengejutkan bagi kaum
Gnostik maupun Yahudi. Kaum Gnostik adalah orang yang
mempunyai pandangan dunia yang sangat negatif. Apa saja yang
merupakan materi berlawan mutlak dengan yang rohani. Kaum
Gnostik tidak bisa menerima bahwa Firman Allah yang kudus itu bisa
menjelma menjadi manusia. Tetapi, ungkapan itu juga tantangan bagi
orang-orang Yahudi yang percaya bahwa kemuliaan TUHAN tidak
pernah bisa dipandang oleh manusia. Melihat “Kemuliaan TUHAN”
(kavod Adonai) berarti manusia itu harus mati. Kemuliaan Allah adalah
Terang Ajaib yang menyatakan kehadiran TUHAN yang dahsyat,
seperti dahulu di atas Gunung Sinai (Keluaran 24:17, 33:18br.), di
Kemah Suci (Kel 40:34-35) dan Bait Allah di Yerusalem (1 Raja-raja
8:10-11; 2 Tawarikh 7:1-3). Tetapi, menurut Injil, kemuliaan Allah itu
dinyatakan di dalam dunia ini di dalam diri Yesus Kristus.
82
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.4 Bagian keempat (ayat 15-17) kembali kepada Yohanes Pembaptis yang
bersaksi bahwa Yesus, Firman Allah itu, yang sudah ada sejak dahulu
kala, sekarang masuk ke dalam dunia untuk menyatakan kasih karunia
Allah. Dahulu, pada zaman Musa, Allah sudah menyatakan hukum-
Nya. Tetapi sekarang, dalam diri Yesus Kristus, Allah menyatakan kasih
karunia-Nya. Hukum Taurat sudah digenapi di dalam Yesus Kristus
(bnd. Roma 10:4). Hukum penting untuk menegor kesalahan dan
memberikan arahan. Tetapi hukum itu tidak bisa menyelamatkan
karena selalu dilanggar oleh manusia yang berdosa. Makanya, murka
Allah tetap ada. Tetapi di dalam Yesus Kristus Allah menunjukkan kasih
karunia (anugerah dan belas kasihan) kepada orang-orang berdosa,
agar mereka bisa diselamatkan.
III. PENERAPAN
Apakah relevansi nas kita ini untuk kehidupan kita? Sekurang-kurangnya
ada lima hal yang penting, yaitu :
3.1 Pertama-tama kita selalu harus diingatkan bahwa Yesus Kristus adalah
Firman Allah yang hidup dan penuh kekuasaan. Yesus bukan hanya
sekadar Guru teladan yang mengajar sebuah ilmu keselamatan, tetapi
Yesus sendiri adalah Firman penciptaan. Pada mulanya, Firman itu
menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Firman yang sama itu
adalah kekuatan Allah yang bisa mengubah hidup saya yang serba
kacau balau menjadi teratur dan indah. Marilah kita membuka hati
dan pikiran bagi Yesus Kristus, agar kita boleh menjadi “ciptaan baru”
(2 Korintus 5:17). Dengan demikian hidup kita akan sangat berarti dan
berbahagia.
3.2 Kalau kita dikuasai oleh Firman Allah - Yesus Kristus - maka iblis, dosa
dan kematian pun tidak bisa membelenggu kita. Di dalam Yesus Kristus
kita sungguh merdeka (Galatia 5:1).
3.3 Nas ini mengajar bahwa dunia ini yang penuh godaan dan kejahatan
tetap dikasihi Tuhan. Yesus, Sang Anak Allah, tidak segan turun dari
tempat mulia di surga masuk dunia yang gelap ini, karena oleh kasih-
Nya Dia mau menyelamatkan orang-orang pilihan-Nya. Sehingga kita
jangan segan berkecimpung di segala bidang di dunia ini, agar kita
membawa terang kasih Kristus sampai ke pelosok-pelosok agar segala
makhluk bisa mengetahui kasih setia Tuhan itu.
83
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3.4 Siapa yang hidup di dalam Yesus Kristus tidak usah putus asa kalau
melanggar hukum Taurat. Hukum itu memang baik untuk menuntun
kita pada jalan hidup sehari-hari, tetapi kalau karena kelemahan
daging kita melanggar, kita tetap bisa berpengharapan. Karena Yesus
Kristus sudah menyatakan kasih karunia dan anugerah Allah bagi
orang-orang berdosa. Siapa yang sungguh menyesal dan bertobat,
pasti akan diterima kembali di pelukan Bapa di Surga.
3.5 Kalau kita percaya kepada Yesus Kristus, maka kita tidak usah takut
akan penghakiman terakhir pada hari kiamat. Sebagai anak-anak Allah,
kita sudah dibenarkan. Siapa pun yang percaya kepada Yesus Kristus,
dosanya telah diampuni oleh darah-Nya. Yesus Kristus tetap sama
kemarin, hari ini dan besok. DIA adalah Alpha dan Omega, pemberi
kehidupan di bumi ini dan kelak pemegang kunci kehidupan yang
kekal juga.
84
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Di dunia ini memang sering ada penderitaan yang tidak wajar. Orang yang
sangat menjaga kesehatan pun bisa tiba-tiba sakit. Orang yang selalu jujur dan
rajin bisa menjadi korban serangan atau kejahatan. Keadaan seperti itu bisa
menjadikan suasana hati manusia marah, muram, bahkan putus asa.
Tantangan dianggap sebagai siksaan yang tidak adil, padahal tantangan itu
bisa saja menjadi cara Tuhan mau melatih kita untuk bertekun. Dia Bapa
Sorgawi yang baik, yang sudah mempunyai rencana yang baik bagi setiap
orang. Tuhan menganggap kita masing-masing sebagai anak-anak-Nya,
walaupun sebenarnya kita tidak layak menerima kasih karunia yang besar itu.
85
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
musuh Tuhan Yesus Kristus. Menurut ukuran dunia ini, mereka layak
ditolak dan dihancurkan oleh murka Allah. Tetapi, ajaib kasih setia Tuhan.
Waktu itu pun Tuhan sangat mengasihi mereka dan sudah mempersiapkan
keselamatan bagi mereka. Allah sudah memberikan Anak-Nya yang
tunggal, Yesus Kristus, untuk menderita sengsara dan mencurahkan darah-
Nya di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa mereka. Alangkah besar
anugerah-Nya, yang siap menderita dan mati untuk orang-orang durhaka.
Ketika kita masih menjadi “seteru”, pemberontak yang membenci-Nya,
Tuhan sudah membalasnya dengan karya pendamaian di dalam diri Yesus
Kristus.
III. PENERAPAN
Apakah pesan dari nas ini bagi kita dewasa ini? Sekurang-kurangnya ada
tiga hal yang saya mau tegaskan, yaitu:
3.1 Kiranya kita menyadari bahwa kita dibenarkan di hadapan Allah Bapa
oleh Yesus Kristus. Pembenaran itu terjadi seketika kita sungguh percaya
kepada karya keselamatan Allah di dalam diri Yesus Kristus. Kita
memang orang berdosa. Kita sering menyakiti satu sama lain. Kita
sering bertindak tidak adil dan kurang jujur. Perbuatan baik atau derma
besar pun tidak dapat mengimbangi dosa-dosa kita. Namun, karena
kasih setia-Nya, Tuhan sudah memilih kita dan datang untuk
menyelamatkan kita, ketika kita masih memusuhi Dia.
3.2 Iman itu bisa memberikan kekuatan untuk tahan tantangan yang berat.
Sengsara pun, kalau diterima sebagai ujian Tuhan, bisa memperkuat
ketabahan dan pengharapan. Orang percaya tidak takut kepada kuasa
kegelapan, malah seperti Paulus dan Silas kegelapan siksa dan penjara
pun bisa diterangi oleh doa dan puji syukur. Karena Tuhan lebih kuat
dari kuasa-kuasa gaib apa pun juga.
3.3 Tetapi, orang beriman pun bisa menjadi lemah. Dalam tantangan hidup
yang dirasakan terlalu parah, dia bisa putus asa. Seperti satu orang di
dalam sebuah ceritera oleh Michael Shannon (Preaching May/June
2002): dia satu-satunya yang selamat dari sebuah kapal yang
tenggelam di samudera raya. Dia bisa sampai pada sebuah pulau kecil
yang tidak dihuni orang. Di sana dia duduk seorang diri hari demi hari.
Dia sangat menderita lahir dan batin. Setiap waktu dia berdoa agar
Tuhan menolong dia. Dengan susah payah dia berhasil membangun
sebuah gubuk. Di dalamnya dia dapat perlindungan dari hujan dan
86
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
terik matahari. Dia merasa lega sedikit. Satu sore hari dia keluar dari
gubuk untuk mencari makanan. Ketika dia kembali, gubuknya terbakar
habis. Ini saatnya dia tidak bisa tahan lagi. Dia sungguh yakin bahwa
Tuhan tidak peduli pada nasibnya. Dia putus asa, mau mati saja. Dalam
geramnya akhirnya dia tertidur di pantai. Pagi-pagi ada bunyi kapal
besar. Ketika dia naik di atas kapal, dia bertanya bagaimana mereka
tahu dia ada di pulau kecil itu. Nakhoda menjawab, bahwa mereka
melihat tanda asap kemarin sore. Tetapi karena sudah mau gelap
mereka menunggu sampai fajar menyingsing untuk menjemput dia.
Begitulah, Saudara-saudara, Bapa di surga sudah tahu keadaan sulit kita dan
segala kebutuhan kita juga. Dia selalu memperhatikan kita. Dia mendengar
doa. Doa yang penuh suka cita, tetapi juga doa yang mengeluh dalam
kekecewaan dan sengsara, bahkan putus asa yang bikin bisu sekali pun. Tuhan
peduli. Penuh kasih setia Tuhan sudah mempersiapkan keselamatan kita di
dalam Yesus Kristus. Alangkah baik kalau kita percaya itu. Amin
87
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Minggu sengsara ke empat dikenal dengan nama Laetare. “Laetare” adalah
kata dari Bahasa Latin yang berarti “Bersukacita”. Istilah ini diambil dari
kata pertama dalam Yesaya 66:10 “Bersukacitalah bersama-sama
Yerusalem…”Bila warna liturgis dalam minggu-minggu sengsara adalah
warna ungu, di minggu laetare, warna yang lazim dipakai di Gereja
Katolik, Orthodox, Anglikan dan Lutheran adalah warna merah muda,
yang menandakan suasana ceria. Bila di minggu-minggu sengsara, orang
Kristen diajak untuk merenung, mengintrospeksi diri, ada nada sendu di
situ, maka di minggu laetare, jemaat diajak untuk bersukacita. Minggu
laetare juga dikenal dengan istilah “paskah kecil”. Seperti oase yang
ditemukan umat Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun, di mana
mereka bisa bergembira karena mendapatkan air sejuk, maka di minggu
laetare, umat diajak untuk sejenak bergembira, membayangkan paskah
yang akan terjadi di depan.
Lazimnya, beberapa denominasi gereja tidak melayankan ibadah
pernikahan di minggu-minggu sengsara, tapi pernikahan dapat diadakan di
dalam minggu laetare.
88
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.3 Mat 16:27 Di bahagian ini Yesus mengumumkan jaminan bagi tiap
orang yang mengikuti pola hidup-Nya, meniti di atas jembatan yang
dibangun-Nya. Yesus memberi keterangan mengapa orang percaya
jangan segan menyangkal kepentingan diri, jangan ragu mengikut Dia,
jangan ragu mengangkat salib. Sebab Yesus “akan membalas setiap
orang menurut perbuatannya”. Kematian Yesus yang mau dihindari
Petrus, harus terjadi, agar hal yang lebih besar yaitu rencana Allah
untuk menyelamatkan dunia ini dapat terwujud. Orang percaya
dituntut untuk tidak membelot dari ajaran dan pola hidup Tuhannya.
89
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Dalam kehidupan kita juga sering sama seperti Petrus. Bila Allah bertindak
seperti yang kita yakini dan mau, yaitu bila Dia menunjukkan kuasa-Nya,
mujizat-Nya, pembebasan-Nya, maka kita bisa menerima itu. Tapi bila ada
penderitaan, ada tantangan ada kesengsaraan malah kematian, maka kita
akan bertanya “Allah Engkau dimana?”. Kehidupan yang sesungguhnya, tidak
terdiri dari hal-hal yang baik saja. Dalam kehidupan ada tantangan, ada
halangan, ada penyakit, ada maut. Allah hadir dalam hal-hal yang baik, Allah
juga menyertai kita dalam hal-hal yang tidak menyenangkan seperti
tantangan, masalah, penyakit malah kematian sekalipun. Di minggu sengsara,
ada kesempatan untuk merenungkan makna “kesengsaraan” itu. Mengapa
Yesus harus menderita sengsara? Agar dia bisa menanggung dan mengambil
alih sengsara kita itu. Mengapa Dia harus mati? Agar kematian yang kita akan
alami, bukanlah satu kematian kekal, ada kehidupan sesudah itu.
Terkadang kita tidak rela memikul salib, tapi dapat saja ketidakrelaan itu
membuat orang lain harus memikul salib kita. Ketidakrelaan kita
menanggung beban kita, menyebabkan kita lalu menjadi beban bagi orang
lain, bukan meringankan beban orang lain. Makna minggu sengsara adalah
ini, Yesus rela menanggung sengsara, agar kita ini bebas dari kematian
kekal. Dia hidup bagi orang lain. Dengan begitu, adalah salah, bila setiap
langkah yang kita ayun, keputusan yang kita ambil adalah agar kita aman.
Itu terbalik dengan apa yang dituntut Kristus dari kita. Sebagai pemimpin,
Yesus memberi tahu apa yang akan terjadi dengan diri-Nya. Kejujuran
seorang pemimpin terkadang langka di dunia ini. Kita selalu memberi
gambaran yang positif tentang diri kita, kita ingin orang tahu kita hebat.
Yesus mengatakan apa adanya, apa yang sesungguhnya. Dan ini tidak
dikehendaki bawahan seperti Petrus. Malah Petrus hanya mau mendengar
dan bereaksi pada sebagian berita saja. Dan karena itu reaksinya juga
miring. Petrus tidak peduli lagi pada berita bahwa Yesus akan
dibangkitkan. Jangan seperti Petrus. Berita di minggu laetare ini seharusnya
membuat kita bersukacita, karena ada kebangkitan sesudah kematian, ada
kelepasan sesudah penderitaan.
90
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Minggu sengsara ke lima ini secara liturgis dikenal dengan nama Judica.
“Judica me, Deus" adalah Bahasa Latin yang berarti “Berilah keadilan
kepadaku ya Allah…”. Ini adalah kata-kata awal dari Mazmur 43. Di
Jerman khususnya di Gereja Katolik, malam sebelum hari Minggu Judika
ini, biasanya salib di dalam ruang gereja ditutup dengan kain berwarna
hitam atau ungu. Praktek membungkus salib di minggu Judika ini
bermakna memberi suasana lain; agar jemaat lebih berfokus pada kata-kata
yang disampaikan dalam dua minggu terakhir di periode minggu sengsara
dan tidak pada benda yang ada dalam gedung. Selubung itu juga
bermakna menimbulkan kerinduan akan waktu Paskah di mana keindahan
salib itu akan dinampakkan. Selubung itu tidaklah untuk selamanya,
sementara saja, artinya suasana sendu minggu sengsara itu sementara saja.
Ketika selubung dibuka menjelang paskah pagi, akta ini bermaksud
mengingatkan umat akan kehidupan kita di dunia. Kita hidup dalam dunia
yang “terselubung”, dunia yang sementara. Lewat kematian dan
kebangkitan, keindahan yang sesungguhnya bersama Allah dapat kita alami
selamanya.
2.2 Di dalam Injil Lukas (ayat 45) para murid “tidak mengerti” apa yang
Yesus katakan. Makna kata-kata Yesus tersembunyi bagi mereka. Bahasa
yang dipakai Yesus untuk menerangkan apa yang akan terjadi dengan
diri-Nya juga memang sulit untuk dipahami: “Anak Manusia akan
diserahkan ke dalam tangan manusia”. Bila kalimat ini disampaikan
91
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.3 Ada dua kata kunci di dua Injil ini yang menggambarkan reaksi para
murid sesudah mendengar berita yang disampaikan Yesus. Dalam Injil
Lukas, reaksi para murid adalah “tidak mengerti”. Mereka tidak
mengerti mengapa Yesus harus mati. Harapan mereka adalah Yesus
akan memulihkan kerajaan Daud. Bersama Yesus mereka akan
mengalami ketenaran, kemuliaan, kekuasaan. Yesus mati, berarti
harapan akan kekuasaan dan kemuliaan yang ada dalam satu kerajaan
itu tidak akan terwujud. Mereka tidak mengerti, tidak mau mengerti.
2.4 Dalam Injil Matius, murid-murid “sedih sekali”. Guru mereka, idola
mereka akan mati. Ada rasa kehilangan yang luar biasa. “Hati mereka
sedih sekali”. Kesedihan ini bisa juga karena harapan mereka sebagai
orang Yahudi bahwa Yesus akan memulihkan Kerajaan Daud, akan
membebaskan mereka dari penjajahan Romawi, menjadi sirna dengan
kematian-Nya.
III. PENERAPAN
Yesus mempersiapkan para murid untuk berhadapan dengan waktu ketika
Dia akan dibunuh. Peristiwa yang tragis akan terjadi, mereka akan
kehilangan pemimpin, akan kehilangan orientasi, mereka akan dibenci dan
diburu oleh elite Yahudi dan Romawi. Namun dengan kata-kataNya, Yesus
juga menabur bibit pengharapan di hati mereka, ketika Yesus mengatakan,
pada hari ketiga Dia akan bangkit. Ini gaya memimpin yang patut kita tiru.
Kita tidak harus memberi kata-kata manis dan harapan palsu bagi orang
yang kita pimpin. Kita harus mempersiapkan bawahan kita bahwa tidak
selamanya keadaan akan baik-baik saja. Bisa saja ada perobahan drastis
92
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
yang berakibat buruk bagi mereka. Namun harus ada pengharapan. Tanpa
pengharapan, apa arti hidup ini?
Kedua penginjil mencatat reaksi para murid ketika mereka dipersiapkan
untuk menghadapi masa-masa buruk di depan. Lukas mencatat, “murid-
murid tidak mengerti namun mereka tidak berani bertanya”. Sering kita
sebagai manusia juga bersikap seperti itu - sok tahu, sok jago, malu bila
orang tahu bahwa kita tidak mengerti dan tidak tahu. Kegagalan seseorang
itu bermula di sini, yaitu bila di hati ada keangkuhan untuk mengakui
kekurangan dan ketidaktahuan.
Matius mencatat, para murid memang memahami apa yang dikatakan
Yesus tentang kematian-Nya dan memahami apa yang akan terjadi dengan
Yesus dan dengan mereka. Apa sikap mereka? Matius mencatat “hati
murid-murid itu sedih sekali”. Reaksi mereka memang wajar. Hal itu
disebabkan karena mereka hanya berfokus pada satu sisi dari berita saja
yaitu kematian, tapi tidak pada berita yang lain, yaitu bahwa Yesus akan
dibangkitkan pada hari ketiga.
Hal ini bisa disebabkan juga karena mereka tidak percaya pada
kebangkitan orang mati, seperti lazimnya orang Saduki dalam agama
Yahudi. Mereka hanya memiliki rasa sedih, karena memang mudah
percaya bahwa Yesus akan mati; tapi memang sulit untuk percaya bahwa
Yesus akan bangkit. Mereka tidak bisa membayangkan itu. Para murid
tidak percaya pada dua sisi dari berita yang disampaikan Yesus, bahwa Ia
akan mati, tapi Ia akan bangkit. Mereka hanya percaya pada satu bahagian
saja. Karena itu mereka tidak mampu memiliki gambaran utuh tentang
rencana Allah yang besar dengan dunia ini. Rencana Allah untuk
menyelamatkan dunia ini, dengan jalan lebih dulu mengorbankan Anak-
Nya untuk menebus dunia ini.
Kita bisa saja tidak mengerti kehendak Allah, sedih akan keputusan Allah
dalam hidup kita, karena keinginan kita yang egois, yang dapat saja tidak
sejalan dengan rencana Allah bagi hidup kita. Belajar memahami Allah,
belajar menanti saat Allah bertindak, membutuhkan kepercayaan yang
sungguh pada kemahakuasaan-Nya dan rencana-Nya.
Sebagai orang percaya kita terpanggil untuk percaya pada Firman Allah.
Juga percaya pada elemen dan unsur atau aspek atau bahagian dari Firman
itu yang mungkin sulit untuk dipahami oleh akal kita yang terbatas ini.
Bila kita percaya pada Allah secara utuh, maka kita pasti memahami
93
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
rencana Allah yang besar dengan hidup kita, juga rencana Allah dengan
dunia ini. Bila demikian, maka kita akan beroleh arah, mempunyai
orientasi dalam kehidupan ini, dan tidak tenggelam saja dalam kesedihan
seperti para murid.
Yesus Kristus memang menderita, Dia mati, tapi itu bukan akhir dari
segalanya. Dia hidup. Karena itu di tengah kekelaman dan kepedihan
hidup kita, yakinlah akan ada perobahan, akan ada terang, akan ada
perbaikan. Itulah Tuhan dan Allah kita. Dia tak membiarkan hidup kita
berakhir dalam kemelut dalam kematian. Ada jalan keluar, ada
kebangkitan. Percayalah pada berita ini, maka kita akan memahami
rencana Allah yang besar dengan kita dan dengan dunia di sekitar kita dan
tidak tenggelam dalam kesedihan dan keputusasaan seperti para murid.
94
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Dari tema di atas kita melihat bahwa ada dua hal berbeda yang hendak
kita renungkan dari Firman Tuhan yang kita baca saat ini, yakni Firman
Tuhan yang bersifat Kekal, abadi atau baka dan hidup manusia yang
bersifat fana atau akan hancur, sirna lenyap atau hilang kelak.
95
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Dari penjelasan di atas, maka dapat kita pahami bahwa sifat manusia yang
sangat terbatas sungguh-sungguh membutuhkan sesuatu yang bersifat
kekal. Memang hidup manusia di dunia adalah sangat terbatas dan
sementara saja. Dalam segala keinginan daging di dalam diri manusia,
mesti kita sadari bahwa hidup dan kemampuan manusia sangatlah
terbatas. Segala semarak dan kemuliaan yang Tuhan beri kepada kita pun
limited atau terbatas. Semuanya tidak bersifat kekal. Oleh karena itu,
maka Firman Tuhan harus menjadi bagian yang sangat penting di hidup
kita secara total. Firman Tuhan harus diaplikasikan atau diwujudnyatakan
di dalam hidup manusia agar hidup ini menjadi bermakna. Dan agar
supaya kita lebih berhati-hati dalam mengelola hidup yang Tuhan beri.
Sebab sebagai orang percaya hidup ini dan seluruh kelebihan-kelebihan
yang ada pada kita tidak akan bermakna sama sekali atau akan hampa
tanpa wujud Firman Tuhan di dalamnya.
Mereka yang hidup dari Firman Allah akan terlihat berbeda sifatnya atau
berbeda dalam hal memperlakukan orang lain dari pada mereka yang
hidup di luar Firman Allah. Bahkan mereka yang hidup di dalam Firman
Tuhan akan mengalami ketenangan sebab ada jaminan hidup kekal
bersama Kristus. Sebaliknya mereka yang hidup di luar Firman mestinya
akan mengalami kegelisahan sebab tidak ada jaminan hidup kekal bagi
mereka kelak.
Kita mesti mengenali siapa diri kita? /Siapa saya?/ Siapakah kami?
III. PENERAPAN
Kita semua adalah manusia biasa. Kita berasal dari debu. Kita semua sama
di mata Tuhan. Kita hanya dibedakan dari ciri-ciri diri kita sendiri dan
identitas kita, kita hanya dibedakan dari pekerjaan, kedudukan dan
jabatan kita yang semuanya itu kelak akan lenyap bersama waktu dan
seluruh hidup kita di dunia. Sebab semuanya itu hanya bersifat sementara.
Menyadari akan semuanya itu, maka marilah kita berserah diri di bawah
pimpinan Kuasa Allah dan Firman-Nya agar kita yang fana ini akan
mengalami kekekalan di dalam Kristus Yesus yang menerima kita sebagai
anak-anak-Nya selama kita hidup di dunia maupun saatnya di dalam
keabadian-Nya yang kekal yakni Kerajaan Sorga.
Ingatlah akan Firman-Nya yang mengatakan “Langit dan bumi akan
berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Lukas 21:33), Amin.
96
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Mengharapkan suatu kehidupan masyarakat yang sejahtera, damai dan
makmur adalah kerinduan semua orang, apalagi bila suatu komunitas
tertentu bertahun-tahun berada dalam kondisi yang tertekan. Bila tekanan
politik, sosial dan ekonomi melanda suatu masyarakat tertentu, biasanya
muncul gerakan-gerakan pengharapan (kargoisme) suatu masa yang damai.
Hal ini sering kita jumpai di setiap tempat di dunia ini. Di Papua misalnya,
gerakan kargoisme yang sering disebut Koreri, adalah suatu gerakan
pengharapan akan masa kesejahteraan. Ketika masyarakat merindukan
kondisi sejahtera, mereka pun mengimpikan figur seorang pemimpin
sebagai sosok pembawa kesejahteraan. Hal ini pun dialami dan dirasakan
oleh kurang lebih 50.000 orang Yehuda di Yerusalem, setelah 20 tahun
kembali dari pembuangan di Babel. Ketika Babel runtuh kaum Yehuda
dikuasai penuh oleh kerajaan Persia. Maka, atas izin raja Persia, sejumlah
masyarakat Yehuda kembali ke Yerusalem dibawah bimbingan nabi
Zakaria dan Hagai. Kedua nabi ini dihadirkan Allah untuk mengarahkan
dan memberi semangat bagi bangsa itu guna membangun kembali kota
Yerusalem dan Bait Sucinya. Diperkirakan sekitar tahun 516/515 sM
pembangunan Bait Allah selesai dikerjakan dan ditahbiskan bagi orang-
orang Yehuda. Tampilnya nabi Zakaria (artinya “Allah mengingat) di
tengah-tengah komunitas orang Yehuda memberi inspirasi psikis dan
religius bagi kaum Yehuda; dia hadir tidak saja sebagai motivator
pembangunan Bait Allah dan kota Yerusalem, melainkan pula menjadi
corong profetis akan hadirnya seorang Mesias (pemimpin) damai sejahtera
dan keselamatan seluruh bangsa.
Pembacaan kita saat ini (Zakharia 9:9-10), merupakan nubuat yang
disampaikan saat kaum Yehuda merindukan sosok seorang pemimpin
terkemuka; pemimpin yang kembali mengubah dan mengangkat martabat
bangsanya dari keturpurukan. Allah memakai bibir Zakharia
97
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
98
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
99
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.2 Wibawa dan kuasa yang dimiliki raja Yehuda itu (10)
Kondisi yang dialami kaum Yehuda pada waktu itu tidak saja soal
tekanan politik dari kerajaan Persia, tetapi juga kontra politik antara
kerajaan Israel Utara (Efraim) dan kerajaan Yehuda (Yerusalem). Maka
nabi Zakharia pun menegaskan lewat nubuatnya bahwa raja yang
dinanti-nantikan itu akan bertindak berdasarkan inisiatifnya sendiri
untuk melenyapkan perseturuan di antara mereka. Kereta-kereta
perang Efraim dan kuda-kuda dari Yerusalem menggambarkan tentang
permusuhan di antara kedua kerajaan itu, akan dilenyapkan dengan
keadilan, kejayaan, kelemahlembutan yang dimliki raja itu. Dengan
menungkangi keledai muda, raja itu akan melenyapkan busur-busur
panah di antara dua kerajaan itu; dia pun akan memberitaan damai,
bukan saja untuk Efarim dan yerusalem, tetapi juga seluruh bangsa.
Dengan demikian, raja itu akan memiliki kekuasaan dari laut sampai ke
laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi. Hal ini
menggambarkan tentang wibawa raja itu dan kekuasaannya melebihi
semua raja yang berkuasa pada waktu itu.
Ketika Yesus Kristus (Mesias) hadir dalam dunia, nubuat nabi Zakharia
benar-benar digenapi dalam seluruh tugas dan pekerjaan-Nya.
Pengajaran dan pelayanan Yesus menekankan tentang damai sejahtera,
bukan permusuhan di antara orang-orang Samaria dan Yahudi.
Perhatikan bagaimana keterlibatan Yesus untuk mendamaikan orang-
orang Yahudi dan orang-orang Samaria, yang tergambar dalam cerita
percakapan Yesus dengan perempuan Samaria (Yoh. 4:9), dan
perumpamaan Yesus tentang orang Samaria yang murah hati (Luk.
100
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
3.1 Melalui pembacaan ini kita diingatkan oleh nabi Zakharia bahwa
kedamaian merupakan suatu kebutuhan setiap orang. Tentu saja semua
orang berharap agar dalam kehidupan berjemaat, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, kedamaian itu menjadi impian setiap orang.
Tidak ada seorangpun yang tidak butuh kedamaian; semua orang
tentunya membutuhkannya, baik secara pribadi, keluarga, jemaat dan
masyarakat pada umumnya. Kehadiran nabi Zakharia melalui
nubuatnya ini mengingatkan kita bahwa sekalipun Yesus Kristus, Sang
Raja Damai itu, telah membuktikan kepada dunia tentang nilai
kedamaian, melalui seluruh pengajaran dan pelayanan-Nya hingga
pada kematian-Nya di atas kayu salib, tidak lagi diterjemahkan sebagai
impian, melainkan menjadi tugas dan tanggung jawab setiap orang
percaya. Menciptakan kedamaian di antara sesama merupakan tugas
bersama, tugas Gereja di masa kini. Gereja terpanggil untuk
menyuarakan suara profetis perdamaian, bukan menciptakan konflik di
antara sesama manusia. Kristus Yesus adalah Raja Damai, Raja yang
mendamaikan manusia dengan Allah, dan manusia dengan sesamanya.
3.2 Kehadiran Yesus dalam dunia ini membuktikan kepada dunia bahwa
Dia bukanlah Raja yang menciptakan konflik politik, ekonomi dan
sosial, antar golongan suku dan agama; Dia hadir dengan menunggangi
keledai muda di dalam kerendahan. Kehadiran-Nya sebagai Raja Yang
Adil, Jaya dan Lemah lembut, tidak lain dan tidak bukan hanya untuk
mendamaikan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesamannya.
Ketika keadilan ditegakkan, pengabdian bagi kepentingan orang banyak
101
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
102
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Berbicara tentang kematian adalah suatu topik yang tidak disukai dan
sering dihindari oleh semua orang. Karena kematian adalah hal yang
menakutkan, yang mengerikan. Namun, mau tidak mau, suka ataupun
tidak suka, kita diajak untuk berpikir soal kematian. Ada tiga hal yang tidak
diketahui oleh manusia tentang kematiannya, yaitu kapan ia mati, di mana
ia mati, dan bagaimana ia mati. Tetapi, Yesus Kristus mengetahui tiga hal
ini; Dia tahu kapan, di mana dan bagaimana caranya Ia mati. Sekurang-
kurangnya ada tiga kali Yesus Kristus memberitahukan tentang kematian-
Nya. Yesus tahu bahwa kematian-Nya akan terjadi di atas salib di Golgota
dan kematian-Nya itu dimulai dengan penderitaan yang dialami-Nya di
Yerusalem.
Pembacaan Minggu ini dalam Injil Yohanes 12:20-36 menjelaskan tentang
Yesus memberitahukan kematian-Nya kepada murid-murid-Nya, saat
Filipus dan Andreas mempertemukan beberapa orang Yunani dengan
Yesus. Menurut penjelasan penulis Yohanes bahwa enam hari sebelum
Paskah, Yesus ke Betani untuk melihat Lazarus, dan di sanalah Marta,
saudara perempuan Lazarus, membasuh kaki Yesus dengan minyak
Narwastu yang mahal harganya. Keesokan harinya Yesus diarak-arakan
menuju kota Yerusalem menungkangi seekor keledai muda, sebagaimana
yang dinubuatkan nabi Zakharia dalam kitab Perjanjian Lama (lih Zak.
9:9). Peristiwa Yesus dielu-elukan menuju kota Yerusalem merupakan
momen penting bagi Yesus untuk Ia dimuliakan lewat kematian-Nya.
Kehadiran Yesus memasuki kota Yerusalem menjelang Paskah, memberi
tanda awal kematian-Nya semakin dekat. Menurut informasi penulis
Yohanes, momen itu mengundang perdebatan hangat di kalangan orang-
orang Farisi yang pada waktu berencana menangkap-Nya. Peristiwa itu,
menurut Yohanes, tidak saja dihadiri oleh orang-orang Yahudi, tetapi juga
orang-orang berkebangsaan Yunani yang menganut agama Yahudi. Hal ini
benar-benar mengkhawarkan hati orang-orang Farisi pada waktu, sehingga
103
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
mereka berkata: ”Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak
berhasil, lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia.” (lih. Yoh. 12:19).
104
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
105
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
3.1 Penting belajar dari Filipus dan Andreas yang membuka diri menerima
beberapa orang Yunani untuk bertemu Yesus. Ini merupakan sikap
melayani tanpa pandang perbedaan suku, bahasa dan budaya. Sikap
kedua murid Yesus ini harus menjadi sikap Gereja sekarang ini. Kita
tidak bisa menutup diri dan membatasi orang lain yang pingin bertemu
Yesus; sebab kehadiran Yesus dalam penderitaan dan kematian-Nya
diperuntukan bagi semua orang. Ingat, tindakan keselamatan Allah bagi
dunia ini, bukanlah bersifat partikularistis, melainkan universal, bagi
seluruh bangsa.
106
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3.3 Yesus Kristus adalah Terang Dunia. Terang itu bercahaya untuk
menguah kegelapan menjadi terang. Tidak ada seorang nabi manapun
yang menyebut dirinya sebagai terang; dia hanya sebatas bernubuat
dan memberitakan tentang Terang itu. Tetapi Yesus, menyatakan diri-
Nya adalah Terang itu. Itulah sebabnya, penulis Yohanes dalam
keseluruhan Injilnya ini menekankan tiga dimensi penting tentang
kepercayaan, yaitu: 1) percaya pada segala pengajaran-Nya; 2) setelah
percaya pada pengajaran Yesus, kita diminta untuk menaruh keyakinan
sungguh kepada Yesus Kristus sebagai Terang keselamatan; dan 3) bila
kita sudah menaruh keyakinan kita pada Yesus Kristus, maka kita
diminta untuk terus menerus percaya selama kita masih diberi hidup
dalam dunia ini. Amin.
107
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Ada banyak bentuk hukuman yang selalu diterapkan dalam pemerintahan
kekaisaran Romawi kepada orang yang melakukan kesalahan. Seorang
penjahat bila dijatuhi hukuman mati, baik oleh kaisar ataupun pilatus
(gubernur satu provinsi), biasanya penjahat bersangkutan menempuh jalur
pengadilan secara terbuka. Andaikan seorang dijumpai melakukan
kesalahan yang begitu berat, maka Pilatus ataupun Kaisar langsung
memutuskan bentuk hukuman apa yang harus dijalaninya. Bentuk-bentuk
hukuman yang umum diberlakukan dalam kekaisaran Romawi seperti
hukum bakar dalam perapian, hukum pancung, hukum gantung, hukum
gladiator (perkelahian antara manusia dan hewan buasa), dan hukum salib.
Mengapa harus hukuman salib? Dalam bahasa Yunani, salib disebut
“stauros,” kata kerjanya stauroo yang artinya “saya menyalibkan.” Dalam
bahasa Latin disebut crucifigo yang artinya kayu sulaan sebagai alat untuk
menghukum dan menghukum mati seseorang. Hukum salib merupakan
satu-satunya bentuk hukum yang paling tidak disukai oleh masyarakat
Romawi (termasuk kaum Yahudi). Karena menurut mereka, salib itu
memiliki arti yang sangat hina/jelek, dan terkait dengan kutukan, hukuman
dan kejahatan. Itulah sebabnya, umumnya masyarakat kekaisaran Roma
paling sering menghindar dengan model hukuman itu. Lalu, apa kesalahan
fatal yang dilakukan Yesus, sehingga salib menjadi hukuman-Nya.
Penulis Lukas, dalam tulisannya ini, menjelaskan kepada Teofilus dan
orang-orang Kristen di zamannya bahwa di atas kayu salib terdapat
tanggung jawab yang besar dari Yesus, yaitu: tanggung jawab
pengampunan atas dosa manusia; dan tanggung jawab keselamatan
manusia. Kita akan melihat peran Yesus dalam menjalani kedua tanggung
jawab itu dengan setia dan taat, melalui adegan penyaliban-Nya di atas
tempat yang diberi nama Tengkorak.
108
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
109
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
110
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
3.1 Memperingati kematian Tuhan Yesus di tahun ini, baiknya jangan
dijadikan sebagai rutinitas hari-hari besar gereja umat, melainkan
ekspresi iman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita. Ingat, Golgota (Kalvari)
bukan sekadar sebuah bukit memori yang kita kenang setiap merayakan
Paskah, melainkan sebagai momen hari perenungan penderitaan dan
kematian Kristus bagi keselamatan manusia dari maut. Yesus
membuktikan kasih-Nya kepada dunia dan ketaatan-Nya pada tugas
yang diberikan Bapa-Nya. Ia pun menunjukkan sikap yang mulia pada
dunia, yaitu ketika dihina Ia memberi penghiburan; ketika disiksa Ia
111
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3.2 Kematian Yesus di atas kayu salib-Nya membuktikan kepada dunia dan
manusia bahwa Ia begitu mengasihi dan menghormati kita sebagai
karya ciptaan-Nya yang mulia. Yesus Kristus tidak pingin kita
kehilangan keselamatan kekal. Itulah sebabnya, sejarah perjuangan-Nya
bukanlah sebuah mitos historis, melainkan fakta historis yang
berkesinambungan di segala zaman dan tempat. Pengampunan yang
diberikan kepada manusia bersifat holistis dan berlaku, baik di masa
kini (presentis) dan masa yang akan datang (futuristis). Begitu pula
dengan keselamatan yang diberikan kepada penjahat yang berada di
sisinya. Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini
juga engkau aka nada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”
Hal ini membuktikan bahwa Yesus Kristus memiliki hak penuh dari
Bapa-Nya di sorga untuk menyatakan kepada dunia bahwa Ia
mempunyai hak untuk menyelamatkan setiap orang, bukan saat
seseorang kembali kepada Allah, melainkan berlaku saat ia percaya
kepada Yesus Kristus sebagai Raja atas kehidupannya.
3.3 Peristiwa Jumaat Agung yang sedang kita laksanakan saat ini,
sebenarnya bukan sekedar memperingati kematian Tuhan Yesus, tetapi
momen hari ini menjadi pelajaran berharga bagi setiap orang Kristen
untuk belajar merendahkan dirinya di hadapan Tuhan. Kesombongan
dan kekerasan hati merupakan kebodohan terbesar manusia yang
menganggap dirinya lebih hebat dari Tuhan. Ingat, pengampunan akan
dosa dan keselamatan kita berasal dari Tuhan; Dia yang mengampuni
dan menyelamatkan. Karena itu, kita diajar untuk merendahkan hati,
berharap dan memohon pada Tuhan, agar Ia memberikan kita hati
yang rendah hati untuk menikmati keselamatan yang telah dikaryakan
oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Amin.
112
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Perikop Firman ini adalah sebuah bagian khusus yang berbicara tentang
sejauh mana sejarah paskah dan maknanya bagi umat Israel secara khsusus,
tetapi juga menjadi dasar teologi penebusan dalam khotbah-khotbah para
rasul di Perjanjian Baru (PB). Bagi umat Israel, peristiwa ini merupakan
sebuah peristiwa penting yang dirayakan setiap tahun sebagai hari-hari raya
dalam agama Yahudi. Ada sejumlah hari raya yang dirayakan di Israel, tiga
diantaranya adalah hari raya besar, yaitu hari Paskah-pesakh; hari raya
panen (tujuh minggu) - Sukot dan hari raya pondok – Savout. Kitab Torah
mewajibkan setiap orang Yahudi (laki-laki) wajib beribadah di Bait-Allah
di Yerusalem 3 x dalam setahun (Lih Ul 16:16). Jadi hari raya Paskah
(Pesakh) adalah hari raya utama dalam agama Yahudi. Hari raya ini
dilakukan untuk mengenang tindakan Allah yang ajaib membebaskan umat-
Nya dari belenggu perhambaan raja Firaun selama 430 tahun (kel 14:40-
41). Dengan perkataan lain hari paskah merupakan hari peringatan
kemerdekaan Israel dari perbudakan di mesir, tetapi di sisi lain hari
pengucapan syukur atas kegenapan janji Allah kepada Abram 430 tahun
sebelumnya (Lih Kej 15:13-14; Kel 14:40-41)
113
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
114
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
itu harus siap sedia untuk memberikan penjelasan pada anak-anak apa
bila mereka bertanya tentang hal itu (ay.26-27). Tradisi paskah
membuktikan bahwa setiap kali perayaan paskah dirayakan di rumah
setiap keluarga, sementara jamuan berlangsung biasanya anak-anak
bertanya dan ayah mereka menjelaskan sejarah dan makna paskah itu
kepada anak-anaknya.
Ketika orang Israel menerima perintah dari Musa, lalu mereka mulai
kembali ke rumah-rumah mereka dan mempersiapkan perayaan paskah
sesuai petunjuk yang diberikan oleh Musa (ay.28).
III. PENERAPAN
Dari perikop firman ini ada beberapa kebenaran yang dapat kita terima
dan terapkan dalam kehidupan kita:
3.1 Ada satu sisi yang tidak kelihatan bagi kita adalah “janji Allah” kepada
Abram dalam Kejadian 15:13-14 – Firman TUHAN kepada Abram:
Ketahuilah dengan sesungguhnya orang asing dalam suatu negeri, yang
bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan
dianiaya, empat ratus tahun lama. Tetapi bangsa yang akan
memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan
keluar dan membawa harta benda yang banyak. Janji TUHAN baru
digenapi setelah 430 tahun keturunan Abram diperbudak di Mesir
(bdk. Kel.14:40-41). Hal itu membuktikan bahwa Allah tetap setia
pada janji-Nya walaupun Umat-Nya tidak selalu setia kepada-Nya.
3.2 Inti dari peristiwa paskah dalam Kel.12 ini adalah “anak domba
paskah” sebagai “korban pengganti” atau dalam bahasa Latin Vicariam
victimam. Korban pengganti ini menjadi jadi jaminan bagi kehidupan
dari orang-orang yang mendengar dan melaksanakan perintah Tuhan.
Dari sudut teologi, “anak domba” paskah adalah “lambang” dari Yesus
Kristus, Anak Domba Allah (Yoh.1:29) dan “Anak Domba paskah yang
tersembeli” (1 Kor. 5:7). Ia menderita dan mati sebagai “pengganti”
kita (Yes.53:3-4). Kebenaran ini baru digenapkan dalam diri Yesus
Kristus Tuhan kita.
3.3 Berita utama dari peristiwa paskah adalah “hukuman Allah sudah
lewat”, karena ada yang sudah menggantikan kita. Karena itu, firman
115
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Allah mengatakan: Karena begitu kasih Allah akan dunia ini, sehingga
Ia telah mengaruniakaruniakan anak-Nya tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal (Yoh.3:16).
116
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Kebangkitan Yesus dari antara orang mati adalah sebuah kebenaran yang
menjadi fondasi Iman Kristen sepanjang masa. Dalam Pengakuan Iman
Rasuli setiap minggu kita ucap kalimat ini: yang menderita dibawah
pemrintahan Pontius Pilatus, disalibkan mati dan dikuburkan, turun
kedalam kerajaan maut, pada hari ketiga bangkit pula dari antara orang
mati…Meskipun dalam sejarah teologi, ada banyak pihak yang mencoba
untuk meniadakan fakta sejarah ini. Mula-mula fakta ini disangkal oleh
Mahkamah Agama Yahudi dengan cara menyebarkan hoax bahwa Ia
tidak bangkit melainkan mayatnya dicuri oleh murid-murid-Nya pada
waktu malam (Mat.28:11-15). Beberapa waktu kemudian setelah Yesus ke
surga, timbul teori bahwa perempuan-perempuan yang datang ke kubur
Yesus pada minggu pagi itu, mereka datang ke kubur yang salah.
Beberapa abad kemudian muncul teori yang mengatakan bahwa Yesus
tidak mati melainkan wajah-Nya diubah oleh Allah dengan wajah salah
satu dari murid-Nya. Dan teori ini diterima dan dipercaya oleh umat
Islam, bahkan dijadikan sebagai senjata ampuh untuk memualafkan umat
Kristen. Bagaimanapun juga, Gereja Tuhan tidak pernah digoyahkan
pengakuan imannya tentang kebangkitan Kristus dari antara orang mati.
Ada tiga fakta yang kuat yang memperkokoh kebenaran tentang
kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Fakta-fakta dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Jauh sebelum terjadinya peristiwa kebangkitan Kristus dalam PB, orang-
orang saleh dalam PL telah menubuatkan kebenaran itu (Ay.19:25-26;
Maz.16:10). Tidak mungkin nubuat ini meleset dari kenyataan.
2. Menurut Paulus dalam lapologetikanya pada kaum rasionalis di kota
Korintus yang menolak fakta kebangkitan orang mati, Paulus
meletakkan kebangkitan Kristus sebagai fondasi iman untuk kebangkitan
orang-orang Kristen yang sudah meninggal dunia pada akhir zaman (1
Kor.15:13,20).
3. Sebagai bukti bahwa injil yang diberitakan oleh pemberita injil
sepanjang masa adalah kebenaran (1 Kor.15:15).
117
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Fakta bahwa Yesus sudah bangkit (ay.1-6).
Pada bagian ini penginjil memberikan beberapa fakta yang
membuktikan bahwa benar-benar Kristus sudah bangkit. Saksi mata
pertama yang menyaksikan kebenaran itu adalah perempuan Galilea
yang mengunjungi kubur Yesus pada hari Minggu pagi (ay.1). -- Markus
menyebut nama-nama mereka yaitu Maria Magdalena (asal dari
Magdala); Maria ibu Yakobus dan Salome (Mrk.16:1). Istilah fajar
menyinsing yang digunakan di sini dari bahasa Yunani epiphosko artinya
saat matahari sudah mulai nampak. Mereka melihat sendiri bahwa ada
seorang Malaikat yang sudah menggulingkan batu kubur dan duduk di
atasnya. Pada saat itu para penjaga kubur yang ditempatkan oleh
Mahkamah Agama Yahudi mereka juga menyaksikan peristiwa itu tapi
tidak berdaya (2-4). Malaikat itu memberitahukan kepada para
perempuan itu bahwa Yesus telah disalibkan itu, Ia tidak ada dalam
kubur, Ia sudah bangkit. Ia mengundang para perempuan itu untuk
melihat dari dekat tempat mayat Yesus dibaring sudah kosong (ay.5-6).
Jadi fakta kebangkitan Yesus pada minggu pagi itu disaksikan bukan
hanya para perempuan galilea yang berkunjung ke makam Yesus,
melainkan disaksikan juga oleh semua penjaga kubur yang ditempatkan
oleh Mahkamah Agama Yahudi (Mat.27:62-66). Jadi sangat sukar untuk
menyangkal fakta historis itu.
2.2 Kaum perempuan menjadi saksi pertama dari kebangkitan Kristus (ay.7-10).
Malaikat itu mengutus kaum perempuan yang berkunjung ke kubur
Yesus untuk memberi kesaksian tentang kebangkitan Kristus kepada
murid-Nya (ay.7a). Malaikat bahkan memberitahukan kepada mereka
bahwa Yesus akan mendahului mereka ke Galilea sambil meyakinkan
kata-katanya kepada para perempuan itu (ay.7b). Para perempuan
sangat bersuka cita menerima berita itu dan bersiap-siap kembali ke
Yerusalem untuk bertemu dengan para murid Yesus (ay.8). Tetapi tiba-
tiba Yesus menampakkan diri kepada mereka dan memberikan salam
kepada mereka. Mereka mendekati Yesus, memeluk kaki-Nya serta
menyembah dia (ay.9). Lalu Yesus mengulang lagi pesan yang
disampaikan malaikat kepada mereka. Bahwa Ia akan mendahului para
murid-Nya ke Galilea dan disana Ia akan bertemu dengan mereka
118
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Dari perikop bacaan firman ini ada beberapa kebenaran yang boleh kita
simak bersama.
3.1 Kebangkitan Kristus membuktikan bahwa kebenaran tentang
kebangkitan orang-orang yang saleh yang meninggal dunia adalah
sebuah kebenaran yang pasti. Allah itu setia dalam Janji-Nya, Ia tidak
pernah berdusta (1 Kor. 15:13-14, 20; Tit.1:2). Hal ini menjadi
penghiburan bagi orang-orang percaya (1 Tes. 4: 14,18).
3.2 Kebangkitan Kristus membuktikan bahwa segala kebenaran yang
terdapat di seluruh Alkitab, baik yang tertulis maupun yang diberitakan
oleh para nabi, rasul dan Gereja pada masa kini adalah kebenaran (1
Kor. 15 :17-18).
3.3 Kebangkitan Kristus menjadi credo Gereja dan tidak tergoyahkan
sepanjang masa sampai Kristus datang kembali.
Dari firman ini kita telah belajar beberapa kebenaran penting yang
berkaitan dengan keyakinan kita. Bahwa kebenaran firman Allah yang kita
terima dan dengar adalah kebenaran yang pasti. Salah satu yang paling
penting adalah keyakinan tentang masa depan kita, karena Kristus telah
bangkit dari antara orang mati, Ia menjadi buah sulung bagi kebangkitan
kita. Maka semua orang percaya yang telah meninggal dunia dalam
Kristus, ketika tiba saatnya, mereka juga akan dibangkitkan dari maut
seperti yang terjadi dengan Yesus. Marilah kita menghibur satu dengan
lainnya dengan firman Tuhan ini. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin !
119
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Kitab Wahyu tidaklah mudah dibaca dan tidak mudah untuk
memahaminya, sebab didalamnya rahasia Allah diungkapkan secara
simbolis atau mengunakan lambang dan symbol. Kitab ini disebut juga
kitab Apokalipsi artinya membuka selubung, maknya adalah sesuatu
rahasia yang akan terjadi dimasa depan Tuhan buka untuk diketahui jadi
peristiwa yang akan datang sudah diketahui. Inilah yang Roh Kudus
bukakan kepada Yohanes ketika dia dibuang ke pulau Patmos. Dalam teks
ini berbicara sebuah kehidupan yang akan datang dimana aka nada
kebangkitan orang mati bagi orang-orang yang percaya kepada Kristus
akan dibangkitkan dua kali, inilah yang hendak kita dengar dalam
khotbah kita, dimana kebangkitan Pertama disebutkan, apa itu
kebangkitan pertama? Mari kita telusuri bagian ini.
2. PENJELASAN TEKS
Dalam ayat 1-3, berbicara soal pengikatan iblis, sedangkan ayat 4-6
berbicara soal Orang-orang Kudus bersama Tuhan.
2.1 Ayat 1-3, ayat ini dimulai dengan penglihatan Yohanes dimana
Malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut. Jurang
maut atau sheol atau dunia orang mati yang ada dibawa bumi, kadang
kita mengerti sebagai kubur, dalam pandangan orang yahudi, jurang
ini sangat dalam seolah tanpa batas atau dasarnya. Orang yahudi
percaya bahwa seorang yang meninggal tidak langsung masuk sorga
atau neraka mereka justru lebih dulu dikumpulkan di dunia orang
mati. Jadi, lubang jurang maut adalah tempat roh jahat
dikurung(lih.9:1;Luk.8:31). Kunci dan rantai adalah symbol untuk
menutup membuka dan mengikat, jadi malaikat mengikat Iblis dan
menguncinya nanti akhir zaman baru dibuang kedalam lautan api yang
menyala-nyala. Hal ini yang dijelaskan dalam ayat 2 soal mengunci
dan mengikat tadi, jadi misi malaikat itu adalah menagkap naga atau si
120
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
ular tua ( kej. 3:1-7) kemudian ia mengikat iblis dan setan itu selama
1000 tahun, Menurut alm Eka Dharmaputra, Iblis adalah pengoda,
Iblis seringkali muncul sebagai makhluk yang tidak menakutkan,
kadang ia muncul sebagai sesuatu yang amat menarik, memikat dan
tidak menakutkan, sedangkan setan atau hantu adalah mahluk halus
yang menakutkan dan kadang sukamencuri.Jadi yang ditangkap disini
adalah kuasa kegelapan yang ingn menjauhkan manusia dari Allah.
Jadi pengikatan iblis adalah sebuah tindakan simbolis, sama pula
seperti kerajaan seribu tahun, bukan dimengerti secara harfiah bahwa
hitungannya 1000 tahun, tetapi merujuk pada suatu masa yang lama,
kalau mengacu pada PL maka Kerajaan 1000 tahun mengacu pada
suatu masa yang besar dan mulia, yaitu saat Mesias memerintah dalam
keadilan, dan ketika alam akan dipulihkan keasliannya( lih, mis, Yes
9:6-7;11:1;30:15-33, pasal 35,44,49 dan yer.23:5,6). Kemudian dalam
ayat 3, Iblis dan setan itu dilemparkan kedalam jurang maut kemudian
jurang itu di kemudian jurang maut di segel, tidak bisa orang
membuka materai atau segel itu dan tindakan pembuangan iblis ini
menunjukkan dilucutinya kuasa iblis dan setan.Jadi tujuan dibuang
adalah agar jangan lagi menyesatkan atau mempengaruhi bangsa-
bangsa agar jauh dari Tuhan.
2.2 ayat 4-6, ayat 4 Yohanes melihat orang-orang duduk bersama dengan
tahta Kristus dan diserahkan kuasa untuk menghakimi. Tahta
Penghakiman berlatar Pl Daniel 7:9,22, PB Mat 19:28;Luk.22:30,1
Kor.6:2,. Mereka yang meti martir atau syahid atau dibunuh karena
iman kepada Kristus serta orang yang dan juga orang yang tidak
menyembah patung atau menerima tanda, jadi Yohanes maksudkan
dengan tanda itu bukan barkod, atau chip yang dipasang pada barang
jualan, dalam konteks ayat ini jelas ada pengikut setan yang
menyembah setan dan punya kesadaran utk memakai symbol identis
mereka, jadi bukan angka 666 atau bukan barkod yang orang rebut
itu. Kita tra usah takut hal seperti itu dan tra usah ikut percaya.
Sedangkan dalam ayat 5 dikatakan bahwa tetapi orang-orang mati
yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa 1000 tahun, yohanes
memperlihatkan kontras antara mereka yang baik dan jahat, orang
percaya dan tidak percaya, jadi ayat 5a itu menekankan bahwa yang
121
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
3.1 Kekuatan Setan dan iblis dihancurkan, dan dikalahkan, bukan
hanya pada akhir zaman tetapi Kristus telah mengalahkan lewat
pengorbanan di salib dan telah menang atas kuasa maut tu,
sehingga sengat maut telah dipatahkan ( 1 Kor. 15:54-57), sebab itu
kita juga jangan berupaya untuk menjadi setan dan iblis masa kini,
yang merusak lingkungan, alam dan merusak kehidupan bersama
sebagai makluk hidup. Kadang symbol kekuatan setan iblis ada
pada orang percaya. Kadang kita mempersalhkan Iblis dan setan,
tetapi secara tidak sadar dan sengaja kita menjadi setan dan iblis
ditempat kerja kita, mengambil barang bukan milik kita, mengoda
orang lain dan membawa kehancuran bagi banyak rumah tangga
Kristen.
3.2 Kebangkitan Kristen atapun kebangkitan pertama, membawa kita
mengalami kehidupan yang baru, kita telah di ubah menjadi
manusia yang baru, manusia yang tidak tunduk dan takut pada
kuasa dunia, dalam arti kita tidak perlu takut kepada kuasa
kegelapan, kecuali kita mau menyerahkan diri kepada kuasa itu.
Kita mengalami kebangkitan rohani, diubah jadi baru maka itu
122
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
123
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Tubuh kebangkitan yang didemonstrasikan Yesus setelah Ia bangkit dari
antara orang mati adalah tubuh yang dimuliakan. Secara kualitas beda
dengan tubuh yang dimiliki-Nya sejak lahir. Tubuh itu tunduk pada hokum
dosa, hanya tidak dipengaruhi oleh kuasa dosa. Karena Yesus tidak memiliki
tabiat dosa dari Adam. Tubuh kebangkitan adalah tubuh yang mulia, tidak
dikuasai baik oleh dosa, ruang dan waktu. Rasul Paulus menyebut kualitas
tubuh kebangkitan sebagai “tubuh sorgawi”, sedangkan tubuh yang kita
miliki sekarang ia sebut sebagai “tubuh duniawi” (1 Kor.15:40). Tubuh
duniawi akan diubah pada saat Yesus datang kedua kali dan kita semua
akan memiliki tubuh sorgawi seperti yang dimiliki oleh Yesus ketika Ia
dibangkitkan dari antara orang mati (bdk. 1 Kor.15:51-53) .
2. PENJELASAN
2.1 Tubuh yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu (ay.36-37).
Kualitas tubuh kebangkitan yang Yesus miliki adalah tubuh yang tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu. Kapan saja, di mana saja Ia mau, Ia akan
hadir di sana. Seperti yang terjadi pada murid-murid-Nya yang sedang
bercakap-cakap tentang Yesus. Tiba-tiba Ia muncul di tengah-tengah
mereka sambil memberikan salam (ay. 36). Reaksi yang muncul adalah
semua terkejut dan takut karena menyangka sedang bertemu dengan
hantu (ay.37). Kata “hantu” adalah terjemahan dari bahasa Yunani
pneuma, arti dasar adalah “angin”, “uap” atau “roh”. Sebuah istilah
yang digunakan untuk suatu identitas yang tidak berjasad dan bebas
hambatan. Jadi penampakkan seperti itu sungguh mengejutkan dan
menakutkan. Kata yang dipakai disini dalam bahasa asli adalah
ptoethentes “sangat terkejut” dan emphoboi “dipenuhi dengan rasa
takut”. Penekanannya di sini adalah tubuh kebangkitan yang dimiliki
oleh Yesus beda kualitasnya dengan sebelumnya.
124
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Beberapa kebenaran yang kita simak dari firman ini sebagai pelajaran
berharga bagi iman kita.
125
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Dari firman ini kita belajar tentang sifat dari tubuh kebangkitan Kristus.
Tubuh yang bebas tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Yaitu tubuh yang
dimuliakan dan berkualitas. Selama kita masih dalam tubuh ini, berat kita
rasakan dalam perjalanan hidup kita sebab banyak keluhan dan
permasalahan yang kita alami dan hadapi. Tetapi Firman Tuhan ini
memberi kekuatan dan penghiburan bahwa semua orang yang percaya
Yesus pasti akan memiliki tubuh kebangkitan itu. Janji Tuhan ini akan
digenapi pada saat Ia datang kedua kalinya. Yang pasti Kristus bangkit Ia
menjadi buah sulung bagi kebangkitan semua orang percaya yang sudah
meninggal dunia. Pada hari kedatangan-Nya, tubuh yang fana ini akan
diubah dan mengenakan tubuh mulia seperti yang dimiliki oleh Yesus pada
waktu Ia bangkit dari antara orang mati. Hiburkanlah seorang dengan yang
lain dengan perkataan-perkataan ini. Tuahan memberkati kita melalui
firman-Nya. Terpuji nama-Nya kini dan selama-lamanya. Amin !
126
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Jemaat yang Tuhan Yesus kasihi.. Pembacaan kita memperlihatkan tentang
keberadaan manusia yang rusak oleh karena dosa, dan dapat dikatakan,
sesungguhnya telah mati, tidak memiliki harapan hidup lagi, tetapi karena
sayang atau kebaikan Kristus Tuhan membuat mereka memiliki
pengharapan hidup. Tentu, mati disini bukanlah mati jasmani saja, tetapi
mati rohani, hidup tapi tidak berarti dan berguna serta jauh dari Tuhan,
sibuk dan lupa Tuhan itulah kematian dalam kehidupan yang sedang
berjalan. Tetapi Kristuslah yang memberikan kehidupan itu, itulah
sebabnya Thema kita berbunyi ‘’Kristus Sumber Kasih Karunia’’ Mengapa
kita mengatakan Kristus Sumber Kasih Karunia? Ada dasarnya?
127
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.2 Kedua, Bukan karena usaha manusia ( ayat 7-8 ), karena dalam Kristus
orang percaya dibangkitkan, maka ayat ini menujukkan pada akhir
zaman alias paroisa nanti bahwa masa yang akan datang anugerah
Kristus atau kasih Kristus melimpah dalam kehidupan kita, bahwa kita
akan diselamtkan, dan keselamatan itu bukan karena kita baik, bukan
karena usaha manusia, tetapi pemberian Allah atau Allah kasih secara
gratis kepada kita. Kita diselamatkan oleh iman atau kepercayaan kita
kepada Kristus. Hal ini juga bukan berarti karena kita diselamatkan
128
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
oleh Kristus dengan Cuma-Cuma jadi kita mau hidup benas, melakukan
kejahatan apapun, terserah atau kita menjadi liar, bukan itu.
Tanggungjawab kita adalah menajaga pemebrian Kristus itu dengan
hidup bertanggungjawab dan hidup menurut kemauanNya bukan
menurut keinginan kita. Jemaat yang Tuhan kasihi, sekali lagi
keselamatan yang dianugerahkan kepada kita, hidup yang Tuhan kasih
bukan karena kita kuat atau hebat, bukan karena hasil usaha kita,
tetapi karena sebab itu sebagai keluarga Kristen, kita mempunya
tanggungjawab untuk hiup secara baik dan kudus, kita sudah mendapat
anugerah Allah, bukan berarti bahwa kita hidup bebas, hidup tanpa
memikirkan tanhggungjawab kita, sebaliknya kita hidup tertib dan
bertanngungjawab. Pada sisi lain, kita melihat bagian ini dalam konteks
akhir bulan ini, bahwa kita ada sampai tepian waktu ini, sama sekali
bukan karena kita tetapi Tuhanlah yang menyertai kita, kita hidup
karena an ugerah, pemeliharaan dan keselamatan dari Tuhan, firman
ini bukan hanya memberikan kepada kita sebuah kepastian jaminan
hidup kekal, tetapi firman ini juga memberikan kepada kita jaminanan
bahwa Kristus sumber kasih karjunia itu akan terus mengaugerahkan
kasih kepada kita, sebagaimana yang sudah kita alami dan akan kita
alami lagi. Amin
129
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Jemaat Tuhan yang Allah kasih, Berbicara tentang kebangkitan orang mati
adalah sebuah pengajaran dan prinsip kekristenan yang tidak mudah
diterima oleh orang-orang Kristen pada zaman Paulus, secara khusus orang-
orang Yunani, mereka percaya pada keabadian jiwa, tetapi mereka tidak
percaya pada kebangkitan tubuh manusia. Bagi mereka kebangkitan itu
tidak mungkin terjadi mengingat fakta bahwa tubuh manusia penuh
kelemahan dan dosa. Dan mereka sangat senang menantikan kematian
sebab melalui kematian jiwa dibebaskan dari tubuh, tetapi kebangkitan
orang mati tidak diharapkan. Mereka juga menolak karena tidak sesuai
dengan nalar pengetahuan dan tidak masuk akal kebangkitan itu, untuk
itulah Rasul Paulus menulis surat ini untuk meyakinkan mereka dengan
mengemukakan beberapa alasan-alasan.
Melalui pasal 15 kita dapat membahas keyakinan agung dari Kekristenan itu
yaitu, Kebangkitan orang mati. Rasul Paulus membuktikan kepastian
tentang kebangkitan Kristus (ayat 1-11 ),dengan kebenaran ini Ia
menyangkal pendapat orang-orang yang mengatakan bahwa tidak ada
kebangkitan orang mati atau kebangkitan kita (ayat 12-19),dari kebangkitan
Kristus dan kebangkitan kita Rasul Paulus mengkokohkan iman jemaat
Korintus dengan beberapa alasan lain (ayat 20-34 ),Ia juga menyanggah
keberatan yang ada tentang kebangkitan itu dengan mengemukakan
beberapa alasan lain (ayat 20-34 ),Ia juga menunjukan betapa hebatnya
perubahan tubuh orang percaya pada saat kebangkitan nanti (ayat 35-50)
dan bagaimana perubahan yang terjadi bagi orang-orang yang masih hidup
pada waktu bunyi nafiri yang terakhir dan bagaimana orang-orang yang
ada didalam kubur dibangkitkan (ayat 51-57) dan pada bagian terakhir
ayat ke 58 merupakan sebuah himbauan dimana Ia meyakinkan umat
Tuhan bahwa mereka harus berdiri teguh, jangan goyah dan giatlah selalu
dalam pekerjaan Tuhan, sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan
dengan Tuhan jeri payahmu tidak sia-sia, ini adalah sebuah pengharapan
itu.
130
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-2 menunjukan pada waktu sekarang bagaimana peristiwa
kebangkitan itu merupakan suatu yang integral dari injil, menunjuk pada
keselamatan yang berkesinambungan dari kuasa dosa didalam kehidupan
orang percaya, atau keselamatan orang percaya dari hari lepas hari dari
kehidupan penduduk Korintus ketika mereka menerima pemberitaan itu
dan menjadi bagian dari jemaat Yesus Kristus. Bagian kedua menjadi sia-sia
saja menjadi percaya, maksud Paulus bahwa iman yang tidak bertahan
terus bukan merupakan iman yang sejati, atau mengandalkan kebangkitan
Mesias itu tidak ada gunanya jika berita tentang kebangkitan Kristus itu
tidak benar. Atau jika Kristus tidak di salibkan dan dibangkitkan maka
keselamatan itu mustahil diperoleh.
2.2. Ayat 3-4 memiliki 3 kebenaran penting yaitu :1).Kristus telah mati kerena
dosa-dosa kita, sesuai dengan kitab suci. Tanpa kebenaran dari berita
ini,maka kematian Kristus sia-sia, dan orang-orang yang percaya
kepadanya masih ada dalam dosa dan tidak punya pengharapan. 2). Ia
telah dikuburkan, dan ini adalah faktanya, meskipun banyak orang
meragukannya. 3).Ia telah dibagkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai
dengan kitab suci. Hal ini terjadi sesuai dengan kitab suci, Yesus mengutip
Nabi Yunus dalam Matius 12:40,tiga hari seperti yang dinubutkan dalam
PL ( Mazmur 16:8-11; Mazmur 110).
2.3. Ayat 5-8 Akan ada selalu orang mengatakan bahwa Yesus tidak bangkit
dari antara orang mati, namun Rasul Paulus mengatakan bahwa banyak
orang menyaksikan kebangkitan itu seperti, Petrus, dua belas murid,
bahkan lebih dari 500 orang beriman Kristen, yang kebanyakan dari
mereka masih hidup sampai Paulus menulis surat ini, meskipun beberapa
orang sudah meninggal; Yakobus (saudara tiri Yesus),semua rasul dan
akhirnya Paulus sendiri dan kebangkitan itu adalah suatu fakta sejarah.
Yakobus adalah saudara tiri Yesus yang pada awalnya tidak percaya
bahwa Yesus adalah Sang Mesias (Yoh 7:5), setelah melihat Yesus bangkit
Ia menjadi orang percaya yang menjadi pemimpin jemaat di Yerusalem.
Mandat penting dari kerasulan Paulus adalah bahwa ia adalah saksi mata
dari kebangkitan Kristus (Kispar 9:3-6).
2.4. Ayat 9-10 “Sebagai seorang Farisi yang sangat giat, Paulus merupakan
musuh jemaat Kristen bahkan sampai menangkap dan menganiaya orang-
orang percaya (Kispar 9:1-3),oleh sebabnya ia merasa tidak layak disebut
Rasul Kristus. Meskipun tidak diragukan bahwa Ia paling berpengaruh
diantara para rasul, Paulus sangat rendah hati. Ia mengetahui bahwa ia
telah bekerja keras dan menyelesaikan banyak hal tetapi itu semua karena
Allah yang telah mencurahkan kasih karunia kepadanya.
131
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.5. Ayat 11 Bahwa bukan dia sendiri saja yang selalu memberitakan injil yang
sama pada segala waktu dan di semua tempat, melainkan semua rasul-
rasul lain juga memberitakan ijil yang sama: Baik aku maupun mereka,
demikian kami mengajar dan kamu menjadi percaya. Baik Petrus maupun
Paulus atau salah satu Rasul lainnya, telah mengubah mereka menjadi
orang Kristen, dan mereka semua memelihara kebenaran yang sama
menceritakan kisah yang sama, memberitakan ajaran yang sama, dan
menegaskan dengan bukti yang sama. Semua sepakat mengenai hal ini
bahwa Yesus Kristus Yang mati, bangkit dan naik ke sorga merupakan inti
sari dari Iman Kristen.
3. PENERAPAN
Apa yang hendak kita dapati dari perikop “Kebangkitan Kristus” dalam
hubungannya dengan Iman percaya kita hari ini.
1. Fakta kebangkitan orang mati kita dapati dari Injil Yesus Kristus yang
menjelaskan kepada kita Tentang Yesus Kristus yang kita Imani itu adalah
Tuhan yang benar-benar mati dan benar -benar hidup/bangkit adalah
sebuah berita penting dalam Injil.
2. Berita tentang kematian, dan kebangkitan adalah sebuah fakta yang
merujuk pada ajaran Kitab Suci, artinya sebelum Yesus mati dan bangkit
telah dituliskan oleh berbagai kitab dalam PL, bahkan pada waktu hidup Ia
juga telah mengatakannya bahwa Ia akan mati dan bangkit pada hari yang
ketiga dan terbukti tertulis dalam beberapa kitab suci dan telah di saksikan
oleh murid-murid dan orang banyak.
3. Intisari dari Injil Kristus adalah Kematian, Kebangkitan dan Naik Ke Sorga
dan akan datang kembali sebagai hakim dan Raja. Inilah berita yang
disampaikan oleh para Rasul yang adalah pelaku dan saksi dari semua
peristiwa ini, dan mau menyampaikan kepada kita untuk tetap giat dan
setia dalam pelayanan dan percaya kepada Kristus, karena semua yang kita
lakukan itu tidak sia-sia.
4. Tugas kita orang percaya hari ini adalah menyampaikan kepada dunia
(pekerjaan kita) dimana kita ada bahwa Yesus Kristus yang kita percaya itu
benar-benar adalah Tuhan dan Mesias yang mati dan telah di bangkitkan
oleh Kuasa Allah, dan itulah berita sukacita yang selalu kita ingat dan
sampaikan kepada semua orang. Amin
132
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Sebagai kelanjutan dari pembacaan Teks Alkitab pada minggu yang lalu
Roma 5 :1-11 dengan perikop “Hasil Pembenaran.” mencatat tentang
berkat-berkat pembenaran, yaitu damai sejahtera, sukacita, pengharapan,
anugerah oleh Roh Kudus. Pada bagian kedua ayat 12-21 dengan perikop
“Adam dan Kristus” atau “Dosa dan Anugerah” dimana Paulus menjelaskan
kepada kita tentang tokoh-tokoh yang kontras pada permulaan yaitu Adam
dan tokoh akhir zaman yaitu Kristus yang bertindak jauh melampaui apa
yang dilakukan oleh Adam. Dan Dunia telah diubah oleh kedua tokoh ini.
Adam melepaskan kekuatan yang bersifat memusuhi kedalam dunia (dosa)
yang mempunyai kekuatan yang mengakibatkan manusia diasingkan dari
Allah dan akibat universal yang mengerikan atas semua ciptaan.
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 12 “Dosa telah masuk oleh satu orang dan dosa itu juga adalah
maut,Adam manusia pertama yang diciptakan Allah,berdosa karena
tidak menaati Allah di Taman Eden ( Kej 2:15-17,3:1-24 ). Manusia
telah diciptakan Allah untuk hidup bersama Allah selamanya,tetapi
dosa Adam mengakibatkan kematian dialami semua manusia. Oleh
Karena Adam semua manusia berdosa dan mati.
2.2 Ayat 14 “ Dari zaman Adam sampai kepada Zaman Musa Allah memilih
untuk memberikan hukum Taurat kepada Musa yang hidup jauh setelah
Adam. Paulus hendak memperlihatkan bahwa manusia sudah tidak setia
lagi kepada Allah,jauh sebelum Allah memberikan hukum Taurat
kepada Musa. Menurut Paulus salah satu fungsi utama Hukum Taurat
adalah untuk memperlihatkan kepada manusia betapa berdosanya
mereka dan betapa mereka membutuhkan pengampunan Allah (
Roma 7:8).
2.3 Ayat 15 “ Karunia Allah tidak sama dengan pelanggaran Adam. Karunia
yang dikatakan Paulus dalam teks ini adalah hidup baru yang Allah
133
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Melalui pembacaan kita dan pereneungan kita saat ini apa yang hendak kita
peroleh dari bagian Firman ini,ada beberapa hal yang penting bagi kita
untuk direnungkan dan dilakukan dalam hidup dan kerja kita tiap hari
yaitu:
3.1 Semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemulian oleh karena
ketidak taatan Adam,dosa telah diwarisi oleh Adam kepada kita,namun
dalam kehidupan setiap hari kita menegaskan apa yang diwariskan itu
melalui pelangaran yang kita buat sendiri sehingga kita juga telah
berdosa oleh ketidak taatan kita. Jadi dosa warisan itu tidak secara
otomatis melekat pada diri kita,tetapi tabiat dosa itulah yang melekat
pada diri kita.
3.2 Mari kita belajar seperti Kristus yang oleh Kekuatan ketaatan Ia dapat
mengalahkan ketidak taatan Adam,merupakan tema utama dalam teks
ini yang mau mengajak kita semua untuk mengecek kembali komitmen
dan kesetian kita pada Kristus,apakah sampai saat ini
134
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
135
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Bapak/Ibu/Saudara/i Yang Tuhan Yesus Kasihi? Kalau kita memperhatikan
seluruh pengajaran dalam kitab PL dan PB memperlihatkan kepada kita
bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang penuh kasih. Allah yang
kita imani itu memberikan kasih karunia-Nya didalam Kristus, bukan supaya
kita bisa terus menerus berbuat dosa dan kemudian mendapatkan
pengampunan. Allah memberikan kasih karunia-Nya didalam Kristus,
supaya kita berhenti berbuat dosa dan hidup dalam kebenaran. Jadi, kita
memang harus melakukan sesuatu, yaitu menyerahkan anggota tubuh kita
kepada Allah untuk menjadi senjata kebenaran. Itulah satu-satunya cara
agar kita tidak lagi berjalan ditempat, dan selalu jatuh di lubang yang sama.
Dalam pasal 6 Paulus mempersoalkan anggapan yang salah bahwa orang
percaya boleh berbuat dosa terus dan tetap aman dari hukuman karena
kasih Karunia Allah dalam Kristus. Paulus menanggapi penyimpangan ajaran
antinomianis: berasal dari bahasa Yunani anti dan nomos. Anti berarti
melawan. Nomos berarti hukum. Antinomianisme berarti anti terhadap
hukum. Ajaran ini mengajarkan bahwa orang-orang Kristen telah
dibebaskan dari hukum Taurat dan tidak perlu melakukan hukum Taurat
lagi karena orang-orang Kristen telah mendapat kasih Karunia Allah.
Sebaliknya Paulus menekankan bahwa mustahil bagaimana mungkin
seseorang menjadi hamba Kristus dan sekaligus menjadi hamba dosa?
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 1- 5 “ Ajaran Paulus tentang pembenaran mengakibatkan salah
pandangan bahwa, makin banyak dosa makin banyak Anugerah,
demikian tuduhan para penentang Paulus. Kalau makin banyak dosa
berarti makin banyak Anugerah kalau begitu kenapa orang tidak terus
hidup dalam dosa? Jawaban Paulus bahwa orang percaya itu menjadi
satu dengan Kristus dalam pemahaman di baptis dalam kematian Kristus.
Dalam Gereja zaman Paulus beranggapan bahwa Baptisan selam
merupakan bentuk baptisan yang lazim; artinya orang-orang Kristen
baru, sepenuhnya dikubur dalam Air, mereka juga memahami baptisan
sebagai lambang kematian dan penguburan merupakan cara hidup
136
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.2 Ayat 6- 10 “ Manusia yang belum lahir baru ini disalibkan bersama
dengan Kristus supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya. Tubuh
ditekankan disini sebagai bagian yang melaksanakan dosa dan
memperbudak manusia. Sebab orang yang sudah mati tidak dapat
melakukan apa-apa, seperti kita telah mati bersama Kristus, kita Juga
bangkit bersama Kristus. Kematian Kristus ada kaitan dengan dosa
manusia dan kemenangan atas maut bersifat permanen dan terjadi sekali
untuk selama-lamanya. Sejak Kristus mati dan hidup, Ia hidup sepenuh-
Nya untuk Allah artinya hidup untuk keuntungan dan kemuliaan Allah
dan Dia telah hidup sebelum-Nya untuk Allah
2.3 Ayat 11-14 “ Kenyataan bahwa kita harus selalu menganggap diri kita
mati terhadap dosa menunjukkan bahwa kemungkinan untuk berbuat
dosa selalu ada, dan menganggap diri kita selalu hidup untuk Allah.
Apabila kita hidup dalam Kristus kita memiliki kuasa untuk mengusir
dosa dari kedudukannya sebagai penguasa dalam hidup kita. Apabila
seorang percaya membiarkan dosa berkuasa, berarti dia menaati
keinginan-keinginan jahat yang dihasilkan oleh dosa. Dan apabila
penguasa kejam yakni dosa, memerintah dalam hati manusia maka
orang-orang berdosa dengan bebas menyerahkan kaki, tangan mata dan
pikiran mereka untuk tujuan kelaliman, dan menyerahkan diri pada
kejahatan.. disini Paulus mengimbau “Serahkanlah dirimu kepada
Allah.....dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu.. untuk menjadi
senjata-senjata kebenaran. Pada ayat 14 dikatakan bahwa Kasih Karunia
yang melimpah itu bersifat sedemikian rupa sehingga kita tidak akan
dikuasai lagi oleh dosa.. Kita sekarang tidak berada di bawah Hukum
Taurat, tetapi di bawah kasih Karunia, Tetapi semua kitab PL memberi
137
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
tahu kita dan memperkenalkan kita tentang dosa, tetapi kita kini ada
dalam hukum Kristus ( Gal 6: 2 dan I Kor 9 :21 ).
3. PENERAPAN
Dari teks pembacaan Alkitab kita dengan Perikop “Mati dan Bangkit
dengan Kristus “dan melalui tema minggu ini ” MANUSIA DIBAPTIS
DALAM KEMATIAN KRISTUS.mengantar kita untuk :
3.1 Kita semua telah dibaptis dengan air yang melambangkan bahwa kita
semua telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam
kematian ,dalam nama Bapa,Anak dan Roh Kudus dan menjadi satu
dalam Kehidupan-Nya, Penderitaan-Nya,Kematian-Nya ,Kebangkitan-
Nya dan hidup yang kekal,itu berati kita berada dalam sebuah
kehidupan yang baru bersama Kristus dan meninggalkan kehidupan
lama kita. Kini kita hidup di dalam Kristus dan untuk Kristus.
3.3 Kita tidak lagi berada di bahwa Hukum Taurat,tetapi kita berada
dibawah kasih Karunia,apakah kita tidak perlu 10 Hukum Tuhan? Rasul
Paulus katakan sekali-kali tidak..ketika kita di bawah HT dosa
merupakan tuan kita,HT tidak menolong kita untuk mengalahkan
dosa,dan kini kita ada didalam Kristus dan Kristus memberikan kuasa
kepada kita untuk menolak dosa dan diberikan Roh Kudus untuk
menolong kita berbuat baik .Amin.
138
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN,
Yehezkiel adalah seorang imam dan seorang nabi sekaligus.Dia di bawa ke
Babel sebagai tawanan dan tinggal di antara orang buangan lain dari Yehuda.
Tuhan memanggil Yehezkiel bukan hanya untuk orang buangan di Babel tetapi
juga untuk orang Yehuda yang masih tinggal di Yerusalem. Pelayanan
Yehezkiel mungkin berlangsung sejak tahun-tahun terakhir kerajaan Yehuda (
593 SM).Sampai pada kira-kira sekitar 570 SM,yaitu beberapa tahun setelah
jatuhnya Yerusalem pada 586 SM. Karena Yehezkiel bernubuat sebelum dan
sesudah peristiwa menyedihkan itu,pesan-pesan yang disampaikannya kadang
berisi penghukuman tetapi juga pemberian harapan.
2. PENJELASAN TEKS
Yehezkiel menubuatkan bahwa bangsa-nya secara politis akan bangkit
kembali,dan kedua bagian bangsa itu akan dipersatukan (ayat 15-28).
2.1 Ayat 1 : “Secara khusus Yehezkiel Pasal 37:1-28 adalah salah satu pasal
yang paling terkenal dalam kitab Yehezkiel tentang penglihatan sang
nabi mengenai sebuah lembah yang penuh dengan tulang-tulang
kering. Ayat 1 ,Kekuasaan TUHAN ...Roh-Nya......lembah ini penuh
dengan tulang-tulang. Pertanyaan kita kapan Yehezkiel menerima
penglihatan akan tulang- belulang yang kering ini tidak diketahui,tetapi
mungkin terjadi setelah sejumlah orang Israel menetap dipembuangan
dan mulai kehilangan pengharapan akan masa depan (37:11),lembah
penuh tulang ini mungkin sama dengan lembah ketika Yehezkiel
mendaptkan penglihatan yang pertama (1:1-3:15). Dari teks ini ada kata
penting yang muncul dalam ayat ini adalah kata Ibarani”ruakh”. Kata
“ruakh”bisa berarti ‘angin” “nafas” atau”roh” dan ketiga-tiganya
muncul dalam penglihatan ini.
2.2 Ayat 2 “Tulang-tulang kering mengartikan suatu bala tentara yang
terbunuh dalam pertempuran,dan bagian ini mengambarkan akan umat
Israel yang tawar hati,dan sama seperti tulang-tulang kering itu.
139
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.3 Ayat 3 “ Anak manusia” uangkapan ini sering ditemukan dalam kitab ini
ketika TUHAN berbicara secara langsung kepada Yehezkiel. Ungkapan
ini hendak memperlihatkan bahwa sekalipun Yehezkiel hanyalah
manusia biasa, tetapi dia adalah orang yang dipanggil TUHAN untuk
berbicara atas nama-Nya kepada Bangsa Israel. Dapatkah tulang-tulang
ini di hidupkan kembali. Jawab Yehezkiel atas pertanyaan TUHAN pada
ayai ini bukanlah ia menjawab “tidak” tetapi justru ia mengakui bahwa
kuasa TUHAN yang kudus dapat membuat segala sesuatu yang tidak
mungkin menjadi mungkin dan inilah tindakan ajaib dari TUHAN.
3. PENERAPAN
Melalui perikop pembacaan “kebangkitan Israel” dan tema renungan pada
minggu ini” ALLAH YANG HIDUP MEMBERI KEHIDUPAN” mengantar kita
untuk :
3.1 Berita tentang Firman Tuhan bukan baru pertama kali kita dengar,tetapi
sudah setiap minggu bahkan setiap waktu dalam Ibadah,para hamba
Tuhan telah menyampaikan Firman kepada semua umat TUHAN,ada
yang mendengar,menyimpang dan melakukan,ada yang mendegar dan
menyimpang, ada yang tidak melakukan,ada juga yang sama sekali
tidak mendengar..seperti tulang-tulang kering yang telah mati...jika
manusia yang hidup tidak mendengar Firman..maka tulang-tulang
kering itu akan mendengar Firman Tuhan.
140
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
141
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN,
Bapak /ibu Jemaat Tuhan Yang Allah Kasih,
Hari ini kita memperingati hari Kenaikan Yesus Kristus ke Sorga,setelah 40
hari setelah kebangkitan Yesus, dimana disaksikan oleh murid-murid-Nya.
Yesus Kristus terangkat naik ke langit dan kemudian hilang dari pandangan
setelah tertutup awan, seperti yang di catat dalam Kis. 1:11.
Peristiwa Yesus terangkat ke Sorga menjadi sebuah peristiwa penting bagi
iman Kristen,banyak orang,baik orang Yahudi maupun orang bukan
Yahudi,bertanya-tanya tentang apa itu kekristenan. Mereka bertanya apa
bukti bahwa agama baru ini memang agama yang sejati. Orang Yahudi
memiliki cerita mujizat penyeberangan Laut Merah,juga perjanjian dengan
Allah di gunung Sinai untuk mendukung iman mereka.
Namun cerita mujizat apa yang orang Kristen miliki untuk mendukung iman
mereka? Orang Yahudi mempunyai ritual ibadah yang indah dengan
seorang imam besar yang mempersembahkan kurban di Bait Suci sehingga
manusia mendapatkan pengampunan. Namum apa yang dimiliki orang
Kristen? Bagaimana iman orang Kristen yang berpusat pada Yesus yang
menawarkan pengampunan dan persahabatan dengan Allah.
Surat kepada orang Ibrani ditulis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
seperti ini. Didalam surat ini penulis memaparkan kepada pembacanya
betapa pentingnya Yesus. Yesus lebih besar dari malaikat manapun (I:5-
14),Lebih besar dari semua Nabi,bahkan lebih besar dari Musa dan Yosua
(2:1-4:14). Yesus adalah seorang Imam Besar yang sempurna karena Dia
tidak berdosa. Dengan mempersembahkan dirin-Nya sendiri. Yesus telah
mempersembahkan pengurbanan sempurna untuk menghapus dosa
manusia, sekali untuk selamanya (9:23-10:18). Dengan kematian,
kebangkitan dan kenaikan-Nya, Dia telah membuka jalan bagi semua orang
untuk datang kepada Allah.
142
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 26 “ Seorang Imam yang kita perlukan,yaitu yang saleh,tanpa
salah,tanpa noda yang terpisah dari orang-orang berdosa” mengapa
kita perlukan seorang Iman yang tak bernoda,tanpa salah? Karena kita
adalah orang berdosa yang tidak mungkin menjadi pengantara, untuk
itu kita memerlukan seseorang yang benar dan sempurna,sebab jika
tidak maka Ia tidak bisa menebus kita. Yesus Kristus adalah Imam besar
yang kita perlukan karena Ia tidak bernoda dan bersalah,Ia sempurna.
Yesus itu sempurna dan tidak ada kecenderungan sedikitpun untuk
berbuat dosa,dosa tidak berdiam dalam dirinya,jika kita banding
dengan orang-orang Kristen saleh lainnya.
3. PENERAPAN
Melalui peristiwa kenaikan Tuhan Yesus Kristus Ke Sorga dan Status-Nya
menjadi Imam Besar yang tidak berulang-ulang membawa persembahan
143
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
144
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Dunia dimana Yeremia hidup adalah sebuah dunia yang penuh dengan
peperangan. Dalam keadaan seperti itulah Yeremia diutus oleh Tuhan
kepada orang Yehuda sejak masa mudannya,mungkin sejak sebelum dia
berumur 20 tahun. Ketika tentara Babel menaklukan Yerusalem,beberapa
orang Yehuda memaksa Yeremia ikut mengungsi ke Mesir,dimana dia terus
menyampaikan firman Tuhan kepada mereka.
Salah satu nubuat Yeremia yang sangat terkenal terdapat dalam Yeremia 31
dengan perikop “Perjanjian Baru”adalah sebuah konsep pemikiran
Alkitabiah yang disampaikan oleh Yeremia untuk sebuah masa depan Israel
dan orang percaya,setelah Allah memberikan Perjanjian lama (perjanjian
Sinai ) kepada umat pilihan. Perjanjian itu merupakan dasar bagi kehidupan
kebangsaan maupun keagamaan Israel. Melalui Nubuat Yeremia
memperlihatkan bahwa Israel telah gagal menepati janjinya dan Allah akan
menetapkan suatu “Perjanjian yang Baru” dengan umat-Nya,Perjanjian
yang baru bukan suatu hukuman yang baru melainkan suatu “hati”yang
baru yang akan menaati hukum Allah. Hal ini seperti yang dikatakan oleh
Tuhan Yesus”Cawan ini adalah perjanjian Baru yang dimeteraikan oleh
darah-Ku ( I Kor 11:25 badingkan lukas 22:20),Dalam surat Ibrani juga
dikatakan bahwa Yesus mempersembahkan diri-Nya sebagai Kurban yang
sempurna dan final untuk menghapus dosa manusia ( Ibrani 7:22;8:7-13).
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 31.” Pada bagian ini dikatakan bahwa Allah berjanji untuk
mengadakan perjanjian yang baru dengan seluruh umat-Nya,baik Israel
maupun Yehuda,yang dilaksanakan oleh dan melalui Yesus Kristus
dalam kematian dan kebangkitan-Nya,(Mat 26:28)dan terjadi
pencurahkan Roh Kudus atas para pengikut-Nya(Yoh 20:22). Dalam
konsep Perjanjian Baru dikatakan bahwa orang diluar Yahudi apabila
145
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.4 Ayat 34 “ Yesaya katakan bahwa kita tidak usah mengajar sesamanya
karena mereka semua akan mengenal Aku” Dalam perjanjian yang baru
semua orang akan mengenal Yesus Kristus secara pribadi dan
mempunyai persekutuan yang akrab dengan-Nya. Semua orang percaya
dapat masuk ke hadapan Allah,dan kehadiran Tuhan dan Tuhan akan
menyertai orang percaya melalui Kuasa Roh Kudus.
Dalam nubuat Yeremia ia berkata bahwa Allah akan mengampuni
kesalahan mereka” Pengampunan dosa dan pendamaian dengan Allah
yang dihasilkannya merupakan dasar dari perjanjian baru, keduanya
berlandaskan pada korban pendamaian Kristus di salib.
146
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Tema “Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku
apa maksudnya bagi kita saat ini:
3.1 Kita akan menjadi Umat Allah dan kita masuk dan terhisap sebagai
anak-anak Abraham dan masuk dalam perjanjian keselamatan itu jika
kita semua percaya pada Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan
Juruselamat kita mak Roh kudus akan menuntun mereka untuk
mengenal siapa Allah itu.
3.2 Yeremia katakan bahwa Perjanjian yang lama itu di tulis pada loh Batu,
tetapi perjanjian yang baru di tulis pada Loh Hati,jadi kalau hati kita
telah digeserkan fungsinya dan membuka peluang bagi sikap iri
hati,kebencian,dendan,amarah dan segala hal yang tidak berkenan
kepada Allah maka,hati bukan lagi menjadi tempat kedudukan Roh
Kudus. Jadi hati kita harus bersih dan bebaskan dari segala masalah agar
menjadi wadah tumbuhnya kuasa Roh Kudus,melalu sikap dan
perbuatan yang baik ( Galatia 5:22-23).
3.3 Yesaya berkata bahwa “Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka
akan menjadi umat-Ku “karena ada kuasa Roh Kudus yang memimpin
mereka untuk memperkenalkan Allah kepada mereka. Kita semua
percaya bahwa kuasa dan kemapuan Roh Kudus dapat mengubah orang
dari yang tidak mengenal menjadi mengenal.
147
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Jemaat yang Tuhan Yesus kasihi. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma,
Paulus menyampaikan kepada umat Tuhan bahwa mereka telah
mengalami perubahan dalam hidup mereka, yang sebelumnya mereka
hidup dalam dosa dan berbagai kejahatan lainnya, serta hidup mereka ada
dalam roh perbudakan, artinya mereka ditawan oleh keinginan duniawi,
kemauan mereka sendiri, tetapi sekarang hidup mereka telah berubah dan
diubah, sehingga mereka bukan lagi hidup dalam roh duniawi, tetapi
mereka hidup dipimpin oleh Roh Allah, dan mereka menjadi anak-anak
Allah, ini perubahan status hidup dari yang fana meenjadi bagian dari
hidup kekal. Karena mereka menjadi anak-anak Allah, maka
statusiwiMenurut Kamus Besar bahasa Indonesia, ahli Waris adalah orang
yang berhak menerima warisan atau harta pusaka. Maka Thema kita
hendak menunjukkan bahwa kita adalah umat yang mendapat atau
memiliki kekayaan yang kekal..
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Jemaat Tuhan, dalam ayat 15 mengatakan kepada jemaat Roma,
bahwa mereka sekarang telah bebas, bahwa mereka tidak lagi
diperbudakan atau menjadi hamba dari roh perbudakan, atau mereka
tidak lagi hidup dalam kuasa dosa dan kejahatan, oleh sebab itu
mereka tidak takut lagi atau mereka sudajh tidak kehilangan sukacita
atau sekarang mereka memiliki hidup yang penuh damai, sebab mereka
telah menerima Roh yakni Roh Kudus dan hal itu menjadikan meraka
anak-anak Allah atau statusnya sebagai anak-anak Allah, itulah
sebabnya oleh pekerjaan Roh Kudus mereka bisa Allah itu Abba atau
Bapa, hal ini mengandung makna bahwa mereka memiliki hubungan
yang erat dengan Allah sebab itu mereka tidak lagi takut untuk berdoa
kepada Allah.
148
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.2 Hal ini seperti yang dijelaskan dalam ayat 16 bahwa Roh itu bersaksi
bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Artinya dalam doa-doa kita, Roh Kudus juga ada bersama dalam doa
itu dan Roh Kudus menolong kita ketika berdoa band Rom 8: 26-7,
jadi karena Roh Kudus diam dalam hati kita, maka kita dapat
melakukan apa yang dikehendakinya.
2.3 Karena hidup dipimpin oleh Roh Kudus dan telah menajdi anak-anak
Allah, maka dalam ayat 17 dikatakan bahwa anak-anak Allah, maka
kita menajdi Ahli waris,gagasan ahli waris itu terdapat dalam
Bil.26:56;Mzr 25:13; Yes. 60:21; Mat 5:5; Mat. 21:38;Gal 3:29,4:7).
Jadi menerima Roh itu adalah jaminan bagi orang percaya( bnd 2
Kor.1:22;5:5;Ef.1:14 ), janji itu kita dapat bersam dengan Kristus,
dengan demikian kita menderita bersama Kristus maka kita juga akan
dimuliakan bersama Kristus artinya kelak kita akan memiliki tempat di
sorga atau keselamatan
3. PENERAPAN
Jemaat yang Tuhan kasihi, Dari Firman Tuhan yang kita baca dimalam hari
ini, maka kita dapat meren ungkan beberapa hal.
3.1 Setiap orang percaya, bapak ibu dan saudara/I serta saya, kita telah
memproleh kelepasan dari roh perbudakan, itu artinya kita tidak lagi
hidup menurut kehendak kita sendiri, kita tidak lagi hidup dalam
kejahatan atau keinginan daging, sebab hidup seperti itu merusak
hubungan kita dengan sesame bahwa dengan Tuhan. Mengapa banyak
orang gelisah, takut dan tidak dekat dengan Tuhan serta malas tahu
dengan persekutuan? Salah satu nya adalah mereka masih hidup dalam
roh perbudakan, sebab itu mereka tidak berani membawa diri untuk
dekat dengan Tuhan dan tidak memanggil Tuhan itu Bapa.
3.2 Setiap orang percaya hidupnya dituntun dan dibimbing oleh Roh
Kudus, itu artinya bahwa Roh Kuduslah yang menguasai hati dan hidup
kita, Roh Kuduslah yang akan menolong dan menopang diri kita. Kita
melihat hidup banyak orang di tuntun oleh roh mammon, membuat
mereka selalu memikirkan uang dan waktu mereka hanya habis untuk
mencari uang, hidup dipimpin oleh roh kecemasan dan roh kekuatiran
sehingga hidup selalu cemas dan kuatir, mereka tidak pernah rasa kuatir
149
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
atau cemas kalau tidak berdoa, tidak membaca Firman Tuhan, pikirnya
itu hal biasa.
3.3 Hal yang paling penting adalah malam ini kita semua bersyukur bahwa
kita adalah anak-anak yang menerima warisan kekal, kalau orang lain
sibuk dengan warisan dunia, misalnya sibuk kumpul uang, sibuk kerja
ini dan kerja itu, tetapi lupa untuk mengerjakan bagian keselamatan
yang Tuhan sedang sediakan maka mereka sesungguhnya sedang
mengejar warisan yang rapuh, mudah rusak dan tidak akan
menyelamatkan mereka kelak. Tidak salah orang bekerja mencari ini
dan itu, tetapi jangan lupa untuk mencari warisan kekal, yakni
keselamatan itu. Kita menerima warisan kekal tidak berarti bahwa kita
tidak menderita, tidak bekerja keras, tetapi sebaliknya kita pasti akan
menderita pula, dan itu adalah salib yang kita pikul bersama Kristus,
banyak orang mau senang saja tetapi tidak mau menderita bersama
Kristus, sesungguhnya seluruh hal yang kita kerjakan itu harus
membawa kita untuk dapat menjadi ahli waris yang kekal. Jemaat
Tuhan, kita bukan hanya disibukkan dengan kesibukan dunia dengan
segala caranya dan lupa untuk mencari keselamatan sebagai warisan
yang kekal itu adalah sebuah kesalahan fatal orang percaya, sebab itu
marilah kita terus dituntun oleh roh dan menjadi anak-anak yang
mewarisi kehidupan kekal. Amin
150
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di
dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap
murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-
kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan
dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--
3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di
bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun
yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran
melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).
Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman
dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom
5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi
dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari
pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat
(pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan
hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan
(pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya
kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam
Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua
bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23).
Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya
pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang,
nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).
151
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 7-8 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah,
karena ia tidak takluk kepada hukum Allah ; hal ini memang tidak
mungkin baginya.
152
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.4. Ayat 11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari
antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah
membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan
menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang
diam di dalam kamu. Ayat 11 Dapat dikatakan sebagai penutup atas
ke 5 teks bacaan di atas dengan perasaan Rasul Paulus yang
sungguh-sungguh meyakinkan pendengar tentang kehidupan di
dalam Roh Allah, jika seseorang meyakini hal itu dengan sungguh-
sungguh maka perubahan hidup akan berlaku dan hal itu dikerjakan
oleh Allah di dalam Roh Kudus. Rasul Paulus hubungkan hal
tersebut dengan Yesus mati, di mana dunia menganggap kematian
Yesus adalah Akhir dari suatu kehidupan, ternyata Yesus Bangkit,
dan itulah perubahan yang dikerjakan Allah dalam diri Kristus dan
berlaku bagi kita manusia masa kini.
3. PENERAPAN
3.1. Ayat 7 dan 8 di atas lebih memperbincangkan hidup dalam daging.
3.2. Ayat 9 dan 10 di atas lebih memperbincangkan hidup dalam Roh
3.3. Ayat 11 Cara Rasul Paulus memberi harapan atas kepercayaan orang
Kristen kepada Yesus
3.4. Untuk keperluan penerapan, silahkan dilihat dalam konteks masing-
masing jemaat, Majelis, para pelayan dan gereja masa kini
153
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan alkitabiah dan
menduduki tempat yang unik di antara surat-surat Paulus. Surat ini tidak
ditulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal atau
persoalan pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan
kesan akan luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan
doa pribadi Paulus. Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena Kristus
(Ef 3:1; Ef 4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma. Ada banyak
persamaan di antara surat ini dengan surat Kolose dan mungkin ditulis
tidak lama sesudah surat Kolose. Kedua surat ini mungkin dibawa secara
serentak ke tujuannya oleh seorang kawan sekerja Paulus yang bernama
Tikhikus (Ef 6:21; bd. Kol 4:7).
Kepercayaan umum ialah bahwa Paulus menulis surat ini dengan maksud
agar sidang pembaca akan lebih luas daripada jemaat di Efesus saja --
mungkin surat ini ditulisnya sebagai surat edaran untuk gereja-gereja di
seluruh propinsi Asia. Pada mulanya mungkin setiap jemaat di Asia Kecil
menyisipkan namanya sendiri di Ef 1:1, sebagai bukti relevansi amanatnya
yang mendalam bagi semua gereja Yesus Kristus yang sejati. Banyak orang
mengira surat Efesus ini adalah surat kepada jemaat di Laodikea yang
disebut Paulus dalam Kol 4:16.
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17. Dengan
tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh
dalam iman, kasih, hikmat, dan penyataan Bapa yang mulia. Dia sungguh-
sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus
Kristus (mis. Ef 4:1-3; Ef 5:1-2). Oleh karena itu, Paulus berusaha untuk
menguatkan iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan
kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan "dalam Kristus"(Ef 1:3-14; Ef
3:10-12) untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef 4:11-16; Ef 5:25-
27) dan untuk setiap orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10; Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-
32; Ef 5:1--6:20).
154
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Sedangkan pokok renungan dalam teks kita saat ini Efesus 1:15-23 ada
dalam satu kesatuan besar pasal, yaitu Efesus 1:1-3:21: pengajaran tentang
keselamatan orang-orang percaya yang mana dalam bagian ini dijelaskan
bahwa keselamatan orang-orang percaya sudah berada dalam rencana
Allah, yaitu terhadap orang-orang yang dipilih-Nya dan orang-orang yang
mau menerima anugerah-Nya di dalam Kristus dengan iman. Dengan tema
besar berdasarkan pasal 1:1-3:21 di atas, jelaslah kita lihat bahwa orang-
orang percaya adalah Gereja yang disebut juga Tubuh Kristus. Dan melalui
Kitab ini juga dijelaskan tentang cara-cara kehidupan Gereja itu. Hal
tersebut bertujuan supaya orang Kristen mengerti bahwa yang
dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja
adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah orang-orang pilihan Allah,
atau kelompok orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai
Juruselamatnya.
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 15; - “tentang kasihmu terhadap” Sejumlah naskah tidak memuat
kata-kata ini. Kalau demikian maka "imanmu" itu tidak hanya mengenai
Kristus, tetapi juga "semua orang kudus". Setelah aku mendengar
tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap
semua orang kudus. Kadang-kadang kita lupa bahwa kita harus
sungguh-sungguh mendoakan orang-orang yang sudah diselamatkan
seperti halnya kita harus sungguh-sungguh mendoakan mereka yang
belum diselamatkan. Iman dan kasih jemaat di Efesus ini merupakan
perangsang bagi Paulus untuk mendoakan agar pertumbuhan rohani
mereka berlanjut terus.
2.3 Ayat 17: Roh di sini adalah sama dengan apa yang sekarang kita sebut
"rahmat" (pembantu). Allah Tuhan kita Yesus Kristus, // Bapa yang
155
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.4 Ayat 18 mata hatimu -- Hati (harafiah: jantung) di sini dianggap sebagai
pusat dan pangkal perasaan, pikiran dan kelakuan manusia. Pandangan
ini sudah terdapat dalam Perjanjian Lama, Kej 8:21; 1Sa 16:7; Maz 17:3;
44:22; Yer 11:20; Maz 51:12,19; Yer 4:4; 31:31-33; Yeh 36:26; Ula
4:29; Maz 105:3; 119:2,20; 1Ra 3:9; Hos 2:16; dll, dan juga dalam
Perjanjian Baru. Allah mengenal hati manusia, Luk 16:15; Kis 1:24; Rom
8:27. Manusia perlu mengasihi Allah dengan segenap hati, Mar 12:29-
30 dsj. Allah mengutus RohNya ke dalam hati orang beriman, Rom
5:5+; 2Ko 1:22; Gal 4:6; Kristus juga diam dalam hati manusia, Efe
3:17. Orang yang hatinya tulus, Kis 2:46; 2Ko 11:3; Efe 6:5; Kol 3:22,
lurus, Kis 8:21, dan suci, Mat 5:8; Yak 4:8, terbuka lebar-lebar bagi
kehadiran dan pengaruh Allah. Dan orang-orang beriman adalah sehati
dan sejiwa, Kis 4:32. Supaya Ia menjadikan mata hatimu terang // Agar
kamu mengerti // Pengharapan apakah yang terkandung dalam
panggilan-Nya // Betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-
Nya, ay (18) Supaya Ia menjadikan mata hatimu terang. "Di dalam
Alkitab hati merupakan pusat dan inti kehidupan yang paling dalam"
. Agar kamu mengerti. Hanya jika Allah menjelaskan kepada kita
barulah kita dapat mengetahui apa yang Ia ingin kita
ketahui. Pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-
Nya. Pengharapan di dalam Alkitab adalah kepastian mutlak tentang
masa depan yang cemerlang. Betapa kayanya kemuliaan bagian yang
ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus. Bandingkan dengan "kekayaan
kasih karunia-Nya" dalam ayat 7 (bdg. juga dengan Ul. 33:3, 4).
2.5 Ayat 19. Dan 20 KUASA-NYA. Betapa hebat kuasa-Nya // bagi kita. 20.
Yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari
antara orang mati // lah yang membangkitkan Kristus dari antara orang
156
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.7 Ayat 22 bawah kaki // sebagai Kepala Segala sesuatu telah diletakkan-
Nya di bawah kaki Kristus // Telah diberikan-Nya // kepada jemaat
sebagai Kepala – ay (22) Segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah
kaki Kristus. Kembali rujukan ke Mazmur 110:1 (bdg. juga Mzm. 8:6).
Ini menunjukkan kemenangan sempurna yang akan dicapai
Kristus. Telah diberikan-Nya (bdg. Yoh. 3:16) kepada jemaat sebagai
Kepala. Di sini baru pertama kali di dalam surat ini Kristus disebut
sebagai Kepala Gereja, suatu kebenaran yang dikembangkan secara
cukup lengkap
157
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Untuk keperluan penerapan teks dalam khotbah sebaiknya kita
memperhatikan singgungan Rasul Paulus di atas sebagaimana dalam
pendahuluan penekanan itu pada orang-orang percaya yang selanjutnya
disebut sebagai gereja dan gereja adalah tubuh Kristus. Beberapa hal yang
perlu kita perhatian adalah sebagai berikut:
3.1. Berdoa dan bekerja, ini sikap iman Kristen. Berdoa kepada orang-
orang kudus (percaya) tetapi juga kepada orang-orang yang belum
diselamatkan. Bekerja berkaitan erat dengan tindakan kepada manusia
lintas agama dan dan budaya (bdk ayat 15)
3.2. Doa bukan sekadar kata semata, tetapi lebih merujuk pada kebutuhan
manusia. Doa sebagai ungkapan syukur atas kenyataan yang dilihat
dan dialami karena hasil kerja. Oleh sebab itu Doa adalah ungkapan
syukur kepada Allah yang memberi pertumbuhan. Dibalik ungkapan
syukur itu doapun memohon agar hikmat Allah terwujud dalam
kehidupan orang yang didoakan (lihat kata supaya Ia menjadikan
mata hatimu terang ayat 18) agar orang yang didoakan pengetahuan
158
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
159
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Kehadiran manusia di dunia ini bukanlah usaha manusia tetapi pekerjaan
Allah. Dunia dan segala isinya termasuk manusia diciptakan oleh Allah.
Manusia diciptakan untuk menjadi patner atau kawan sekerja dengan
Allah. Manusia tidak dapat berkuasa atas dirinya tetapi Allah yang
berkuasa mengatur, menuntun dan memelihara hidup manusia . Oleh
sebab itu manusia harus menyembah kepada Allah saja bukan menyembah
kepada patung-patung, atau ilah-ilah lain. Sikap menyembah kepada Allah
merupakan suatu rasa hormat, ketaatan, dan takut kepadaNya. Bagaimana
percakapan Yesus dengan perempuan Samaria tentang menyembah ?
Samaria dahulunya adalah ibu kota Kerajaan Israel Utara sejak Raja Omri (
1 Raja-raja 16:24). Pada tahun 722 SM ditaklukan oleh Asyur(2 Raja-Raja
17:5), sehingga terjadi asimilasi atau kawin campur. Pada dasarnya terjadi
pertentang dan permisahan antara Yahudi dan Samaria masing-masing
merasa kudus. Alasan inilah yang membuar perempuan Samaria merasa
heran ketika yesus orang Yahudi meminta air kepada
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 21-22 . Kata Yesus :”percayalah kepadaku….”Perempuan Samaria
diminta untuk percaya kepada Yesus, mendengar setiap perkataan yang
diucapkan . Yesus menyatakan siapa diri-Nya dan perbuatan-Nya. Dia
bukanlah orang yang suka berbicara bohong, menyesatkan orang yang
mengikuti Dia. Yesus meminta perhatian dari perempuan Samaria sebab
ada hal penting yang akan disampaiakan-Nya,.Penyembahan yang
biasanya dilakukan , mengalami pengertian baru melalui kata Yesus
“….saatnya akan tiba bahwa kamu menyembah Bapa bukan di gunung
ini dan bukan juga di Yerusalem..” Pada suatu saat terjadi perubahan
bahwa penyembahan kepada Allah tidak terbatas pada suatu tempat
tertentu tetapi dapat menyembah Allah kapan saja dan dimana saja.
Perempuan Samaria diberitahukan oleh Yesus bahwa hendaklah
160
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
mengetahui dengan baik siapa Allah yang disembah. Allah kita adalah
Allah yang hidup sehingga diwaktu manapun kita dapat menyembah
Allah, hanya bagaimana menyembah Allah itu ?
2.2 Ayat 23-24 . “Allah itu Roh dan barangsiapa menyebah Dia harus
menyembah dalam roh dan kebenaran”. Menyembah dalam roh
artinya dalam kesadaran diri dan pengenalan kepada Allah dengan
segenap hati. Menyembah dalam kebenaran, artinya dengan jujur dan
merendahkan diri dalam menyembah secara seremonial dan juga
dalam kehidupan sehari-hari melalui perbuatan kita.
2.3 Ayat 25-26. Perempuan Samaria memahami dengan pikiran yang
terbatas dia tahu bahwa Mesias akan datang yang disebut juga Kristus.
Kedatangan Yesus yang dikenal sebagai Mesias, Kristus sedang
dinantikan, Yesus katakan kepada perempuan Samari itu bahwa
kebenaran itu bukan impian lagi , tetapi telah nyata yaitu Dia yang
sedang berdiri. Yesus yang akan menyelesaikan utang dosa melalui
penyaliban di kayu salib.
3. PENERAPAN
Perenungan yang diperoleh dari teks Alkitab tersebut adalah :
3.1 Kita menyembah Allah karena kita percaya kepada-Nya. Dialah yang
berkuasa atas hidup kita. Jangan sia-siakan kesempatan hidup yang
Allah berikan sebagai anugerah.
3.2 Menyembah kepada Allah dalam roh dan kebenaran tidak terbatas
pada ruang-ruang tertentu.
3.3 Tidak atas batasan waktu untuk menyembah Allah, selama kita hidup
didunia hidup untuk menyambah-Nya.
3.4 Penyembahan kepada Allah menginterpretasikan penolakan terhadap
penyembahan ilah-ilah, dan berhala-berhala.
161
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Manusia selalu terpesona dengan kekuatan. Bagi sebagian laki-laki, suara
mesin mobil yang menderu dengan kencang terdengar seperti alunan
musik yang memberi semangat untuk bekerja.
Bagi beberapa orang yang suka dengan fotografi atau sebagian orang yang
suka melihat fenomena alam yang tidak biasa: angin puting beliung,
gempa bumi, tsunami adalah spot yang bagus untuk di foto setelah badai
berakhir. Makanya, ada banyak orang yang keluar dari rumah sesudah
badai dengan membawa kamera. Mereka takjub dan sekaligus heran,
bagaimana bisa mobil terhampas dan berada di atas atap rumah,
bagaimana bisa pohon yang besar dan berat bisa dibawah oleh air dari
puncak gunung ke perkotaan dsb.
Mereka bertanya-tanya tentang kekuatan besar yang bisa menggerakan
sesuatu yang mustahil bisa dilakukan oleh manusia.
Hal ini membuat manusia sadar, bahwa ada kuasa adikodrati di luar kita
yang mampu melakukan segala sesuatu di luar akal dan nalar kita,
manusia.
Oleh karena itu, hari ini, kita akan belajar mengenai kuasa Allah yang luar
biasa dan bagaimana menghidupi firman-Nya.
2. PENJELASAN TEKS
Puisi yang indah ini (yang juga disebut oleh beberapa ahli Biblis sebagai
Himne/Pujian) ditulis oleh raja Daud. Puisi ini menggambarkan betapa
kuat dan dahsyatnya badai serta Daud memahaminya sebagai suara dan
kekuatan Tuhan itu sendiri Menurut James Montgomery Boice: Mazmur
ini murni adalah sebuah pujian. Dalam Mazmur ini, umat diminta untuk
memuji, mengagumi kekuatan, keindahan dan kedigdayaan Allah.
2.1 Ayat 1-2 Perintah Untuk Menyembah Tuhan
Mazmur ini terkenal karena penekanannya pada nama, "TUHAN"
(YHWH baca Adonay), yang digunakan kurang lebih 18 kali dalam 11
162
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
ayat ini. Orang Israel selalu menyebut nama YHWH sebagai Adonay
karena menganggap bahwa nama tersebut terlalu suci untuk
diucapkan oleh umat. Seperti yang Allah sampaikan dalam Yesaya
42:8: Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; hal inilah juga sekaligus
menunjukan bahwa YHWH (baca: Adonay) adalah penguasa alam
semseta, Allah atas Israel. Jadi tidak ada ilah-ilah di dunia ini yang
sebanding dengan Tuhan Allah Israel. Tidak ada satu kuasapun yang
mampu mengalahkan kuasa Tuhan dalam suara dan firman-Nya. --
(Jadi saat saudara-i membaca Alkitab Perjanjian Lama dan mendapati
kata TUHAN ditulis semua huruf besar, maka kata tersebut adalah
terjemahan dari kata YHWH) Berilah kepada TUHAN kemuliaan
karena nama-Nya: Nama-Nya adalah YHWH (Adonay), ini adalah
panggilan untuk mengenali karakter dan sifat Allah dalam perjanjian-
Nya dengan bangsa Israel. Nama TUHAN itu mulia; oleh karena umat
dipanggil untuk menyembah Tuhan. Menyembah TUHAN dalam
keindahan kekudusan : artinya manusia harus tunduk dalam
kerendahan dirinya akan kebesaran, keindahan, dan kekudusan Allah
yang mahadahsyat.
163
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Ada lirik lagu yang berbunyi demikian: "Bila kulihat bintang gemerlapan,
dan bunyi guruh riuh kudengar. Ya Tuhanku tak putus aku heran, melihat
ciptaan-Mu yang besar. Maka jiwaku pun memuji-Mu, sungguh besar Kau
Allahku." Lirik lagu ini menggambarkan kekaguman penulis kepada Allah
ketika melihat karya ciptaan Tuhan. Ia begitu kagum akan kebesaran
Tuhan sehingga tidak tahan untuk tidak memuji-Nya. Syair dengan judul
asli "O store Gud" ini ditulis oleh Carl Gustaf Boberg. Carl dan Daud
adalah dua penyair yang beda zaman. Akan tetapi mereka memiiki satu
164
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
165
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat menjalani hidupnya seorang
diri. Setiap manusia dalam keseharianya membutuhkan orang lain sebagai
partner entah dalam keluarga (sebagai suami istri, anak dan orang tua atau
sebagai saudara-bersaudar). Hal yang sama juga tampak dalam dunia kerja
dan relasi antar perorangan dalam masyarakat. Begitu pentingnya
persekutuan itu, maka setiap manusia akan merasa seperti dalam dunia
orang mati ketika berada disuatu tempat yang sepi atau tidak mempunyai
teman untuk berkomunikasih. Kesendirian dapat berdampak pada
psikologi seseorang seperti mengalami gangguan jiwa. Walau demikian,
harus juga diakui bahwa dalam berelasi dengan orang lain kita juga dapat
mengalami kekecewaan karena relasi tersebut tidak membawa dampak
yang baik tetapi justru mengecewakan. Hal ini dapat saja terjadi karena
relasi yang terjadi itu dibagun atas pandangan yang keliru yang berdasar
pada kepentingan-kepentingan. Itulah sebabnya jangan kita merasa heran
kalau relasi antara seseorang dengan yang lain dapat berakhir dengan
pertengkaran, saling tuduh-menuduh bahkan juga sumpah untuk tidak
mau berdamai.
Surat Paulus yang dikirim ke Jemaat di Filipi adalah surat yang berisi
nasehatnya berkaitan dengan adanya keretakan dalam persekutuan
Jemaat Filipi karena kepentingan-kepentingan tertentu. Sebagai seorang
Rasul yang dipenjarakan karena Injil Kristus dan bertanggungjawab
terhadap Jemaat di Filipi yang dibangun oleh kasih Allah melalui berita
Injil itu, Rasul Paulus tidak berdiam diri dan membiarkan persekutuan
Jemaat di Filipi mengalami kehancuran. Sebagai Jemaat yang baru saja
berdiri, Rasul Paulus menyadari bahwa kecenderungan menonjolkan diri
dari anggota Jemaat Filipi dapat memicu terjadinya perpecahan dalam
Jemaat sehingga jemaat ini tidak dapat mencerminkan kasih Kristus
senagai dasar dari persekutuan jemaat Filipi.
166
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 1: Rasul Paulus mengajak jemaat Filipi untuk mengarahkan
perhatian mereka kepada Kristus sebagai sumber nasehat, penghiburan
kasih, persekutuan Roh, kasih mesrah dan belas kasihan. Kristus adalah
sumber segalanya karena itu jemaat Filipi tidak mencari kekuatan lain
atau pandangan-pandagan lain sebagai sumber dari nasehat,
penghiburan kasih, persekutuan Roh, kasih mesra dan belas kasihan.
Persekutuan Jemaat Filipi tidak dibangun karena kepentingan
seseorang tetapi karena kasih Allah. Allah adalah dasar dari Jemaat
Filipi.
2.2 Ayat 2-4 Rasul Paulus memberi ketegasan kepada jemaat Filipi sebagai
jemaat yang dibangun atas kasih Allah maka sukacita mereka harus
didasarkan pada sehati sepikir, dalam satu kasih,satu jiwa dan satu
tujuan. Ini adalah syarat mutlak dalam suatu persekutuan. Ketegasan
ini mengisyaratkan ciri khas dari jemaat Kristus tetapi juga menasehati
jemaat Filipi agar tidak meletakkan ambisi dan egois dalam hidup
bersama sebagai jemaat. Ayat 3-4, Rasul Paulus dengan tegas
menandaskan kembali aturan hidup sebagai jemaat yang dibangun atas
kasih Kristus yaitu: “tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian
yang sia-sia dan memperhatikan kepentingannya sendiri” tetapi
hendaklah “hidup saling menghargai dan mementingkan kepentingan
orang lain”
2.3 Ayat 5-8 Rasul Paulus mengarahkan perhatian jemaat kepada Kristus
dan meneladaninya. Frasa “menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus” memiliki makna tinggal/in di dalam
Kristus. Itu berarti seluruh pola pikir , tindak dan tutur kata harus
berpadanan dengan cara Kristus. Tidak ada sosok lain yang diteladani,
hanya Kristus. DIA yang adalah Anak Allah bersedia untuk melepaskan
statusNya sebagai Anak Allah dan mengambil rupa seorang hamba.
Pengosongan dirinya (Kenosis) mengandung makna pengorbanan
untuk keselamatan umat manusia termasuk jemaat Filipi.
167
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Pembacaan ini mengajarkan 3 hal penting yaitu:
3.1. Kristus adalah sumber nasehat, penghiburan kasih, kasih mesra dan
belas kasihan.
3.2. Dasar persekutuan dalam suatu jemaat adalah : sehati sepikir, satu
kasih, satu jiwa dan satu tujuan.
3.3.Jadikan Kristus sebagai dasar berpikir kita dan meneladani cara
hidupNya.
168
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Jemaat Tuhan,
Pernahkah kita memperhatikan orang yang setia berpegang pada
peraturan sebuah lembaga dengan orang yang tidak setia berpegang pada
peraturan? Katakanlah PNS, kalau dia taat dan berpegang teguh pada
aturan maka pasti dia akan mendapat perhatian atau bisa dipromosi untuk
jabatan tertentu, kalau yang tidak setia berpagang pada peraturan? Ya sulit
untuk mendapat jabatan. Hal yang sama juga dalam kehidupan orang
percaya, kalau setia berpegang pada Hukum Tuhan atau perintah Tuhan
maka hidupnya pasti diberkati. Dalam perjalan selama sebulan ini, coba
kita mereflekisakan diri kita, apakah kita berpegang teguh pada Hukum
tuhan atau tidak? Kalau berpegang maka ada yang kita peroleh dan kalau
tidak juga maka apa yang kita peroleh?
169
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
memberikan kita berkat-berkat yang luar biasa dalam hidp kita, kalau
kasih manusia terbatas, maka kasih tuhan tidak terbatas dalam hidup
kita, kasihNya terus mengalir atas kehidupan kita, anugerah Tuhan
tidak bisa kita bayar, kecuali yang kita bisa adalah membawa syukur
kepada Dia.
2.2 Dalam ayat 2-5 meperlihatkan bahwa tidak ada manusia manapun
yang bisa memperlihatkan atau kasih tahu kehebatan Tuhan, atau bisa
memperdengarkan pujian kepada Dia? Sedangkan dalam ayat 3 di
katakana berb ahagialah orang-orang yang berbegang pada hokum,
artinya orang yang taat, setia melakansanakan Hukum adalah orang
yang berbahagia atau orang yang bersukacita. Mereka melakukan
keadilan di segala waktu, artinya bertindak benar dan tepat dalam
segala situasi dan kondisi, keadilan itu perlu. Tentu hokum yang
dimaksud disini adalah perintah Tuhan. Pemazmur kemudian berkata
dan meminta kepada Tuhan sebagaimana dalam ayat 4 agar Tuhan
selalu mengingat kepada dia, demi kebaikan Tuhan kepada umatNya
dan juga meminta Tuhan memperhatikan dia, artinya Tuhan
mengawasi jalan hidup, langkah dan kerjanya sebagai bagian dari
keselamatan dari Tuhan, imbas dari perhatian Tuhan adalah Pemazmur
melihat kasih dan kebaikan Tuhan pada orang-orang pilihan atau kaum
yang percaya kepadaNya maka dia akan bersukacita atau bergembira
bersama umat Tuhan lainnya sebagai bagian dari kepunyaan Tuhan.
Orang yang berpegang pada hokum Tuhan pasti akan mendapat
kebaikan atau berkat dari Tuhan dalam hidup mereka.hal ini membuat
Pemazmur bersukacita dan bermegah di dalam Tuhan bersama umat
kepunyaan Tuhan.Jemaat Tuhan ketika kita berpegang dan taat kepada
hokum Tuhan atau Firman Tuhan maka kita selalu memiliki rasa
sukacita atau gembira, siapa yang mala mini berani bilang saya tidak
berbahagia ketika membaca Firman Tuhan, atau saya tidak bernahagia
ketika dekat dengan Tuhan? Tentu tidak ada seorangpun dari kita yang
berani berkata seperti itu, tetapi sebaliknya kita tetap bernahagia
karena memang hokum Tuhan, dimana kita berbicara yang benar,
bertindak dengan keadilan, tidak selalu adil dalam membuat keputusan
atau ketetapan apapun, tetapi lebih dari pada itu, saudara dan saya
selalu menikmati kemurahan Tuhan, berupa pemeliharaan, berupa
170
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.3 Jemaat Tuhan, apa kesimpulan bagi kita dimalam ini? Pertama, kita
selalu bersyukur atau berterima kasih atas semua kasih dan anugerah
Tuhan dalam hidup kita, kita selalu memiliki sukacita, rasa bahagia
dalam hidup kita sebab kita berpegang teguh pada hokum Tuhan dan
ketiga, bahwa kita pasti akan menikmati kebaikan Tuhan dalam
kehidupan kita dan kita memancarkan kebaikan itu menjadi bukti bagi
orang lain. Amin
171
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Jemaat kekasih Tuhan
Pada 15 April 1912, Kapal Inggris, Titanic tenggelam di Samudera Atlantik
Utara. Kapal yang dirancang pembuat kapal Irlandia, William Pirrie,
dengan 16 kompartemen yang dianggap kedap air, 4 diantarana dapat
tergenang air tanpa menyebabkan kehilangan daya apung, hingga Titanic
dianggap tidak dapat tenggelam. Tapi sejak berangkat 10 April 1912, - 15
April 1912, Titanic tenggelam.
Pada Tahun ini, wisata luar angkasa secara komersil dibuka oleh Virgin
Galatic. di tahun 2021, sudah ada 600 tiket yang terjual dan masuk daftar
tunggu, sedang hanya 400 penerbangan per tahunnya ke luar angkasa,
menurut pemiliknya Rochard Branson. Semua ingin –wisata ke luar
angkasa-, sesuatu yang dulu tidak terpikirkan, tapi kemudian hari ini kita
dijalani. Atas semua pencapaian ini, apa yang ada di dalam pikiran Saudara
sekarang? Bagaimana Saudara memikirkan wisata ke luar angkasa ? Betapa
hebatnya manusia… atau Apa yang susah dan tidak mungkin, ternyata
semua bisa.. luar biasa manusia ?? Pertanyaannya, kepada siapa hari ini
Saudara terpaut ? Kepada kepandaian manusia dan teknologi canggih, atau
masih tetap kepada TUHAN ? Kita renungkan bacaan kita dalam tema,
keputusan untuk berpaut pada firman di tengah hidup manusia yang
terbatas.
2. PENJELASAN TEKS
Jemaat kekasih Tuhan
Bacaan kita saat ini dari Kitab Mazmur. Mazmur adalah ungkapan puisi
yang bersumber dari pengalaman, perasaan dan pergumulan pribadi
seseorang. Apakah itu kepada TUHAN atau kepada orang lain. Setiap
mazmur berdiri sendiri, satu mazmur, berisikan satu pesan khusus. Karena
itu perlu memperhatikan konteks mazmur, bisa dibantu dengan melihat
172
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
catatan kaki pada mazmur yang ada. Tidak semua mazmur ditulis oleh
Daud.
Mazmur 119, bergenre (sasatra )kebijaksanaan, terkait dengan Taurat
TUHAN. Dengan melakukan pengulangan, pemazmur terus menjelaskan
tentang Taurat TUHAN yang menjadi berkat bagi yang percaya, yang
memegang, memelihara, dan melakukannya. Khususnya dalam bacaan
kita, Mazmur 119 : 25-35, secara paralelisme sinonim, setiap ayat,
mengulang pesan yang sama melalui kalimat-kalimat yang berbeda.
2.1. Ayat 25 -29, pemazmur mengungkapkan tentang kehidupan manusia
yang terbatas di satu sisi dan di sisi lain Firman Tuhan yang berkuasa,
yang sesungguhnya meneguhkan perbuatan TUHAN sendiri. Kalimat-
kalimat, jiwaku melekat kepada debu, jalan-jalan hidupku, jiwaku
menangis karena duka hati, jauhkan jalan dusta dari padaku..
semuanya menjelaskan tentang kehidupan manusia yang terbatas,
bergumul. Tapi di ayat yang sama, situasi terbatasnya manusia ini
disambung dengan pernyataan akan kuasa taurat, firman TUHAN.
Hidupkanlah aku sesuai dengan firmanMu, ajarkan ketetapan-
ketetapanMu, mengerti petunjuk titahMu, teguhkan aku dengan
firmanMu, karuniakanlah aku TauratMu. Ada keterbatasan manusia,
tapi ada firman Tuhan yang berkuasa, menghidupkan, meneguhkan,
menjawab setiap situasi terbatas manusia. Ungkapan pemazmur
tentang manusia yang terbatas dan firman Tuhan yang berkuasa dan
menghidupkan ini, dalam Perjanjian Baru, juga diungkapkan Tuhan
Yesus. Saat Tuhan Yesus berkata dalam Matius 4 : 4, bahwa manusia
hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah.
173
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
174
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Jemaat kekasih dalam TUHAN,apakah hari ini, Saudara masih berdoa,
masih beribadah dengan hati syukur pada TUHAN. Masih menyatakan
pujian pada TUHAN atas diri Saudara, atas alam semesta, atas pekerjaan
tangan dan segenap karya Saudara? Apa hari ini, dengan tabuangan dan
deposit di bank, dengan asuransi yang saudara miliki, dengan jaminan
kesehatan yang ada. Dengan rumah lebih dari satu, dengan pekerjaan
anak-anak yang bagus dan gaji yang tinggi, Saudara masih mengakui
TUHAN dan mencari TUHAN ? Atau Saudara cukup tenang dan karena itu
santai saja, karena merasa semuanya sudah mampu saudara jamin dalam
hidup saudara, saudara hanya akan tetap terpaut dan mencari TUHAN,
jika saudara sadar diri terbatas dan bahwa TUHAN yang menggerakkan
semua didalam diri saudara. Wisata sampai ke luar angkasa pun, manusia
tetap tak mampu menjangkau ujung dunia, apalagi surga. Tetap manusia
terbatas dan TUHAN yang maha kuasa.
Berikut dari kesadaran bahwa kita terbatas dan TUHAN maha kuasa,
adalah keputusan untuk memilih terpaut pada TUHAN dan bukan pada
segala hal lainnya. Terpaut pada TUHAN yang adalah sumber segalanya,
bukan terpaut pada kepandaian kita, kerja keras kita, karya ilmiah kita,
harta benda kita, keuangan kita.. Keputusan ini, bukan hanya di atas
kertas, secarik kertas berisikan pengakuan iman kita pada Kristus. Bukan
juga pada batasan liturgika, berdiri dan menyebutkan pengakuan iman
rasuli. Keputusan terpaut pada TUHAN dan pada firmanNya, harus nyata
dalam hidup kita hari lepas hari.
Bagaimana sikap diri kita pribadi akan jam-jam doa kita. bagaimana
pikiran dan sikap kita akan sesama kita, orang tua dan saudara, atau
tetangga disekitar kita. firman TUHAN yang kepadaNya kita terpaut, kita
turuti, kita ikuti. Dan itu harus nampak dalam hubungan kita dengan
sesama, hubungan kita dengan TUHAN. Kekristenan tanpa kasih sejatinya
bukan kekristenan. Kasih tanpa pengorbanan diri sejatinya bukan kasih.
Apa pengorbanan yang telah Saudara lakukan hari ini? Apakah ini sering,
atau lebih sering orang lain yang berkorban untuk Saudara, untuk
175
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
176
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Jemaat yang Tuhan Yesus berkati
Ada banyak bentuk ucapan terima kasih. Bentuknya, nilainya.. ada yang bisa
dibalas persis sama, ada yang bisa dibalas lebih dari pemberian itu. Jika
memberi sesuatu kepada orang dengan kemampuan ekonomi tinggi,
perhatian kita bukan pada nilai barangnya, tapi makna pemberian itu,
misalnya foto kebersamaan diwaktu lampau, atau makanan kesukaan yang
dimasak sendiri lalu dibagikan.
Bagaimana jika kita menyiapkan pemberian untuk TUHAN, yang adalah
pemilik sumber segala sesuatu.... apa yang menurut Saudara Jemaat pantas
kita berikan kepada TUHAN? Mari perhatikan bagaimana Daud menyatakan
syukurnya pada TUHAN, memberi pemberian bagi Allah yang hidup.
2. PENJELASAN TEKS
Mazmur 40, adalah mazmur ucapan syukur individu, yakni Daud yang
bersyukur kepada Allah. Dasar Daud bersyukur dalam bacaan ini, karena ia
mengalami pertolongan TUHAN. Saat Daud berdoa minta tolong terhadap
musuh-musuhnya yang mengejarnya untuk mencabut nyawanya (referensi
silang Mazmur 35:21), dan TUHAN menolong Daud. Ayat 1, memberi
keterangan mazmur ini. Bahwa ini mazmur untuk pemimpin biduan, sebuah
mazmur yang dinyanyikan. Mazmur ini ditulis, disusun oleh Daud.
2.1. Bagian pertama, ayat 2 – 7, Daud menjelaskan tentang kondisinya yang
terancam (lobang kebinasaan, lumpur rawa), dan ia menantikan
TUHAN, berteriak minta tolong pada TUHAN, dan TUHAN
menolongnya, mengubah keadaannya (kaki di atas bukit batu,
menetapkan langkahku). Bahkan mengganti teriak minta tolong, ada
nyanyian baru. Semua yang Daud alami ini, Daud syukuri dan menjadi
kesaksian bagi banyak orang. Daud menyebutkan berbahagia yang
menaruh percaya kepada TUHAN, karena TUHAN melakukan
perbuatan-perbuatan yang ajaib untuk menolong. Tidak ada yang dapat
disejajarkan dengan TUHAN.
177
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.2. Pada bagian kedua, ayat 7 -11, atas perbuatan TUHAN yang menolong
Daud, maka Daud menyatakan syukur pada TUHAN. Tetapi korban
syukur yang TUHAN kehendaki, bukan korban sembelihan, korban
sajian, korban bakaran, korban penghapus dosa. Yang TUHAN
kehendaki sebagai ungkapan syukur adalah kesukaan melakukan
kehendak TUHAN, Taurat TUHAN didalam dada, yang terpancar dari
hidup yang bersaksikan TUHAN. Bukan sekedar suka kehendak TUHAN,
tapi melakukannya. Mengabarkan keadilan, keadilan tidak
disembunyikan, kesetiaan dan keselamatan TUHAN dibicarakan, kasih
dan kebenaran TUHAN disampaikan. Hidup yang menjadi saksi dari
TUHAN dan perbuatan besar TUHAN, itulah yang TUHAN kehendaki
sebagai bentuk syukur Daud atas tolongan TUHAN pada Daud. (secara
lengkap, bagian selanjutnya ayat 12 - 18, menjelaskan ulang point yang
sama, dalam kalimat yang berbeda. Bagaimana Daud dalam
kesesakannya, bermohon tolongan pada TUHAN dan TUHAN
menjawabnya).
3. PENERAPAN
Jemaat yang diberkati TUHAN,Hari ini, kita bersama semua orang percaya,
diundang pada Perjamuan Kudus TUHAN. Setelah menjalani setengah tahun
ini, kita diajak untuk kembali menghayati pengorbanan Kristus bagi kita lewat
makan dan minum dari tubuh dan darah TUHAN.
Sebagaimana Daud, dalam kesesakannya, dari lobang kebinasaan dan lumpur
rawa karena musuh-musuhnya, tetapi TUHAN mendengar teriaknya minta
tolong dan menyelamatkan-nya. Maka Daud bersyukur pada TUHAN. Pun
kita saat menghayati perjamuan kudus TUHAN ini, hendak diingatkan akan
hidup kita yang berdosa dan karena itu harus menanggung hukum dosa, yaitu
kematian. Tetapi dari lobang kebinasaan, TUHAN mengangkat kita, Bapa
memberikan Yesus Kristus mengganti kita, mati untuk kita. TubuhNya,
darahNya, yang diberikan untuk menggantikan saya dan Saudara.
Hari ini kita nikmati segala hal, karena anugrah keselamatan yang Tuhan
Yesus kerjakan. Kita berbahagia karena percaya pada TUHAN, dan percaya
itu memberi selamat bagi kita. Lalu kita hendak bersyukur atas semua
perbuatan TUHAN yang besar ini. Daud mengingatkan kita, syukur kita pada
TUHAN bukan sebatas korban, persembahan benda mati digereja. Bukan itu
! TUHAN kehendaki ungkapan syukur kita adalah suka melakukan kehendak
TUHAN. Taurat, perintah TUHAN ada di dada kita, dan nyata di perbuatan
kita yang menyaksikan TUHAN bagi Jemaah yang besar.
Lebih dari persembahan di meja perjamuan kudus ini, lebih dari pemberian
rutin kita pada gereja untuk pelayanan gereja. Hidup setiap hari kita, dalam
178
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
179
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Saudara kekasih di dalam TUHAN. Sebelum ibadah ini, apa saja yang
saudara siapkan? Pakaian untuk ibadah, Alkitab dan Buku Nyanyian,
sarapan yang enak.. Apakah saudara juga menyiapkan khusus
persembahan Saudara? Atau Saudara baru akan menyiapkan sebentar saat
kita masuki bagian liturgi untuk persembahan Jemaat? Bagaimana catatan
Alkitab tentang persembahan?, akan kita pelajari dari bacaan kita, dengan
tema : Persembahan; perintah dan berkat Allah bagi umat.
2. PENJELASAN TEKS
Secara umum, kita tahu bahwa kitab Keluaran ditulis oleh Musa. Sesuai
nama kitabnya Keluaran, maka isi bagian ini adalah segala hal terkait
perjalanan umat TUHAN keluar dari Mesir dan masuk ke Tanah
Perjanjian. Mulai dari umat Israel ditindas di Mesir, sampai dengan
berbagai peraturan untuk kehidupan umat dan ibadah umat pada
TUHAN.
Khusus dalam bacaan firman kita ini, melanjutkan perintah TUHAN
tentang pentahbisan Harun dan anak-anaknya menjadi imam, maka
TUHAN memberikan perintah tentang persembahan korban bagi
TUHAN.
Saya membagi bagian ini menjadi dua bagian, yakni perintah TUHAN
bagi umat mempersembahkan korban dengan taat, di ayat 38 – 42a, dan
di dalam ketaatan inilah TUHAN bertemu, menyampaikan firmanNya dan
memberkati umat, di ayat 42b - 46.
2.1. Ayat 38 – 42a, perintah TUHAN untuk mempersembahkan korban
dengan taat. TUHAN memberikan perintah untuk mengolah
persembahan, yakni 2 anak domba usia 1 tahun. 1 domba pada pagi
hari dan 1 pada malam hari. Domba usia 1 tahun dipandang sebagai
domba dengan keadaan terbaik. Ia bukan anak domba dan bukan
juga domba dewasa, yang sudah tua. Karena domba mencapai usia
kematangan pada 2 tahun dan domba bisa hidup sampai usia 12
180
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
181
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Ketika TUHAN hadir karena ketaatan umat, maka berkat besar dan
bertambah-tambah akan dimiliki umat. Dikuduskan, diteguhkan dalam
panggilan pelayanan, bahkan TUHAN tetap tinggal dan menjadi
Penjamin bagi umat. Bukan saja di Mesir mereka punya Firaun yang
menyediakan semua makanan dan tempat untuk mereka. Tapi di sini
pun, TUHAN bahkan ada di tengah-tengah mereka, bersama mereka
untuk menguduskan, memberkati dan menyelamatkan umat Israel.
3. PENERAPAN
Saudara kekasih di dalam TUHAN, Dari bagian firman Tuhan kita saat ini, 2
hal yang hendak kita renungkan untuk kita di masa ini.
3.1. Perintah untuk memberi persembahan dengan taat. TUHAN Sang
Pencipta dan Sumber segala kehidupan. Meminta kita memberikan
persembahan bukan karena kekurangan, tapi lebih pada menguji
ketaatan percaya kita. TUHAN punya semuanya, TUHAN menyedia
segalanya. Ia meminta untuk menguji apakah kita sungguh percaya,
lalu taat pada TUHAN. Apa yang TUHAN minta, juga selalu adalah
apa yang ada pada kita. Jumlah yang diminta selalu lebih sedikit dari
apa yang telah TUHAN beri kepada kita. Dalam kesaksian Abraham
mempersembahkan Ishak, TUHAN meminta semuanya, satu-satunya
yang dimilikinya, tapi apakah benar ? Ternyata tidak. Itu untuk
menguji iman percaya Abraham kepada TUHAN, karena TUHAN
menyediakan korban yang sesungguhnya yang harus dipersembahkan
bagi TUHAN (Kejadian 22 :1-19).
3.2. Kita memberi persembahan, tanda kita percaya TUHAN, percaya
TUHAN sudah menyediakan dan akan menyediakan, sehingga kita
tidak takut untuk keluarkan. Toh yang TUHAN minta dalam
perintahNya tidak pernah lebih banyak dari yang kita pakai untuk diri
kita sendiri. Kecuali persembahan sulung, kita memberikan semua.
Tetapi sebenarnya sebelum kita mendapat pekerjaan lalu bisa memberi
persembahan sulung itu, kita sendiri sudah dipelihara TUHAN dengan
caraNya tanpa kita bekerja. Jadi setelah memberi persembahan sulung
pun, TUHAN tetap mampu memelihara kita dengan caraNya, sampai
kita mendapat hasil pekerjaan selanjutnya. Kemudian setelah itu, kita
memberi persembahan persepuluhan.
182
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3.3. Memberi persembahan juga tanda kita yang percaya, taat pada
perintah TUHAN, mengasihi TUHAN. Bagaimana praktek pemberian
persembahan Saudara Jemaat selama ini? Masih taati memberi
persembahan bagi TUHAN? Masih rutin memberi persembahan
persepuluhan, persembahan syukur? Memberi dengan jumlah yang
jujur di hadapan TUHAN? Memberi juga persembahan dalam ibadah-
ibadah lainnya. Seorang Jemaat pernah berkata, “pendeta, kalau
dihitung ternyata kita beri untuk TUHAN itu bisa 20%, karena 10%
untuk persepuluhan, baru persembahan lain-lain, derma, atau saat
ulang tahun, saat sembuh dari sakit, itu juga kalau gabung bisa 10%,
jadi tiap bulan bisa 20%. Lalu saya menjawab, baru yang ibu dan
keluarga pakai berapa persen, 80% kan, tetap lebih banyak yang
keluarga pakai dibandingkan yang diberi untuk TUHAN.”
TUHAN bukan tidak tahu gumul kita sebagai janda atau duda, orang
tua tunggal, atau keluarga dengan pergumulan pendidikan anak-anak,
atau sakit penyakit yang kita derita. TUHAN sedang melihat sejauh
mana kita percaya, percaya penuh pada pemeliharaan TUHAN, lalu
taati perintah TUHAN.. Percayalah, seperti TUHAN panggil Israel
keluar dari Mesir bukan untuk mati di padang gurun, tapi untuk
menikmati kelimpahan susu dan madu disepanjang jalan dan sampai
Tanah Perjanjian. Demikian TUHAN rencanakan bagi kita, seperti
dijelaskan dalam bagian kedua ini.
3.4. Percaya dan taat, menggerakkan berkat besar. Saat kita memberikan
persembahan sesuai perintah TUHAN, saat itu TUHAN mengetahui -
atas pilihan bebas kita manusia-, kita memilih untuk percaya penuh
pada TUHAN. Karena kita percaya penuh pada TUHAN, maka kita
taat dan karena taat itulah, TUHAN memberikan kepada kita lebih
banyak ; Ia firmanNya, rencanaNya bagi kita ke depan. Seperti
perkataan TUHAN YESUS, jika kita setia dalam perkara kecil, kita
dipercayakan perkara besar (Matius 25 : 21). Memberikan
persembahan tanda kesetiaan kita dan buah dari itu adalah perkara
besar yang TUHAN sediakan bagi kita. Jika kita sudah tidak mampu
taat dalam apa yang sudah kita miliki, yang harus kita kelolah, itu saja
kita sudah tidak mampu, maka hal-hal lain, yang lebih besar, bisa jadi
ditahan dari kita.
183
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Saya memberi, karena saya telah lebih dulu diberi. Saya memberi karena
percaya TUHAN memelihara saya sudah memberi dan akan terus
memberi, tanda percaya dan syukur pada TUHAN. Amin.
184
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Pdt. Dr. Eka Darmaputera pernah menulis : ‘ apa yang dikehendaki oleh
Tuhan kita? orang Kristen tidak boleh CUMA LAIN, tetapi LEBIH !
Tunjukkan bahwa sebagai orang Kristen kita punya nilai lebih. “Nilai lebih
itu bukan pada penampilan fisik, tetapi terlihat lebih pada gaya hidup.
Gaya hidup yang dimaksudkan adalah pola tingkah laku sehari-hari di
dalam masyarakat atau dalam relasi dengan sekitar. Gaya hidup inilah yang
membedakan antara seseorang dengan yang lainnya dan menjadi sebuah
karakteristik seseorang secara nyata. Gaya hidup ini dilandasi oleh sistem
nilai atau kepercayaan. Pertanyaan-nya apa kata Firman tentang gaya
hidup seorang Kristen yang sesungguhnya? Apa yang membuat dirinya
terlihat berbeda dengan yang lainnya? Di tengah dunia yang terus berubah
dengan begitu banyak kemajuan sekaligus beragam tantangan, bagaimana
seharusnya hidup seorang Kristen?
Bacaan hari ini memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dengan
menguraikan tentang tindakan Allah, respon manusia kepadaNya dan
keseharian hidup yang memiliki kwalitas sebagai sebuah respon syukur atas
kemurahan Tuhan.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1 – 2, ayat ini dimulai dengan kata ‘ karena itu’ , karena hal-hal
yang disebutkan sebelumnya , maka sebagai respon atau tindak
lanjutnya adalah ada sesuatu yang perlu diperhatikan dan sekaligus
dilakukan, yang disebutkan dalam delapan ayat pada pasal 12 ini.
Untuk perlu diketahui apa yang tertulis pada pasal sebelumnya, Roma
11: 25 – 32. Di sini Rasul Paulus mengungkapkan apa yang menjadi
pokok teologi dalam surat Roma. Hati Israel ditegarkan supaya
mereka menikmati kemurahan Tuhan seperti yang sudah dinikmati
oleh orang-orang bukan Yahudi.
185
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
186
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Jika ibadah yang dilayani oleh para Imam berlangsung di Bait Allah,
saatnya menjalankan ibadah lewat perilaku hidup yang berlangsung
setiap hari. == Selanjutnya nasihat kedua yang di dalamnya ada
sebuah permintaan bernada peringatan dan ajakan sekaligus, yaitu 1.)
Jangan menjadi serupa dengan dunia. Paulus bukan bermaksud untuk
meminta orang-orang di Roma menarik diri dari aktifitas di dunia. Ia
sedang mengingatkan supaya mereka jangan berusaha menyesuaikan
kehidupan dengan kebiasaan dunia, tidak menjadi seperti bunglon yang
warnanya selalu berubah-ubah menurut keadaan dan kondisi sekitar.
Seorang percaya harus memiliki prinsip yang teguh, tidak ikut-ikutan
dan tidak mudah dipengaruhi. Nilai lebih padanya yang berdasar
pada ajaran Kristus, menjadikan dirinya seorang yang berani berbeda
dan benar-benar berbeda. Sebagaimana tertulis dalam I Petrus 4: 4 : ‘
Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan
diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang
sama, dan mereka memfitnah kamu.’ 2). Berubahlah oleh
Pembaharuan budimu. Saat seseorang tidak menjadi serupa dengan
dunia, yang terjadi adalah sebuah perubahan yang dimulai dengan
pembaharuan hidup. Di situlah nilai yang berkwalitas sebagai gaya
hidup sedang diperlihatkan dengan jelas. Kata Metamorphousthe
yang digunakan artinya berubah rupalah kamu. Pembaharuan ini
bukanlah pekerjaan manusia, tetapi Tuhan yang mengubah manusia.
Manusia diminta untuk menggunakan sarana yang telah ditetapkan
dan diperintahkan Allah untuk melakukannya.
Manusia memperlihatkan kesungguhan untuk berbalik kepada Tuhan.
Sebelum dibaharui, hidup seseorang tidak berpusat kepada Allah.
Sedangkan dampak pembaharuan adalah seseorang dapat mengerti
kehendak Allah dan melakukan apa yang baik, yang berkenan dan
yang sempurna. Budi adalah bagian yang mengatur dan
mengendalikan manusia. Oleh sebab itu pembaharuan budi adalah
pembaharuan manusia secara menyeluruh; sifat dan watak dibaharui,
pengertian dicerahkan, pikiran dijernihkan, hati nurani dibersihkan,
kemauan pribadi mengikuti kemauan Tuhan.
187
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
188
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
3.1 Kehidupan sehari-hari seorang Kristen adalah sebuah kehidupan yang
berkwalitas yang dipersembahkan kepada Tuhan. Pdt. Joas Adiprasetya
mengatakan: “ kehidupan adalah sebuah situs perjumpaan antara Allah
yang bertindak dengan cinta, yang lantas direspon dengan penuh syukur
lewat kesediaan ‘ mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan
yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah “ Dengan
demikian seorang Kristen yang telah menerima dan menikmati
kemurahan Tuhan menjalani hidup bukan fokus pada diri tetapi tertuju
kepada Allah. Sebagaimana yang tertulis di dalam Roma 6:11 ‘
demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati
bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus “.
3.2 Ibadah Kristen tidak terbatas atau dibatasi pada jam dan tembok-tembok
rumah ibadah, ibadah Kristen berlanjut dalam dan melalui hidup di
dunia. Meskipun ia bukan berasal dari dunia (band. Yoh.15: 19, 17: 16)
tetapi seorang Kristen masih hidup di dalam dunia ciptaan Tuhan, ia
tidak mengikuti gaya dunia, gaya yang bertentangan dengan kehendak
189
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Tuhan. Ketidak serupaan dengan dunia terlihat melalui gaya hidup yang
berbeda dengan yang lainnya. Gaya hidupnya sesuai dengan standar
dan nilai yang ditetapkan oleh Tuhan melalui FirmanNya. Dalam Filipi 1:
27a tertulis ‘ Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil
Kristus…..’ Gaya hidup ini ditunjukkan kepada orang lain, termasuk
mereka yang tidak seiman. Syair lagu PKJ 264 berkata :
Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan, bila tiada rela sujud dan sungkur?
Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan, bila tiada hati tulus dan syukur?
Ibadah sejati, jadikanlah persembahan. Ibadah sejati: kasihilah sesamamu!
Ibadah sejati yang berkenan bagi Tuhan, jujur dan tulus ibadah murni
bagi Tuhan.
190
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Persembahan ditetapkan Tuhan untuk pemeliharaan hubungan dengan-
Nya, dalam arti kata agar Tuhan menetap di tengah bangsa itu (bd. Kel.
29:38-46). Tentu umat menjadi pihak yang harus aktif atau mati. Begitulah
Hukum Taurat. Keaktifan itu sangat diperankan oleh kaum lewi dan imam.
Dua gagasan rohani yang dikonkritkan melalui persembahan-persembahan
sebagai syarat pemeliharaan hubungan dengan Tuhan, yaitu, kekudusan
dan kesyukuran. Jadi, selain perilaku hidup sehari-hari yang mentaati
Perintah Tuhan, hubungan yang rusak terjalin kembali dalam kekudusan
karena penghapusan dosa berdasarkan korban, dan kesyukuran melalui
persembahan sebagai respon terhadap segala berkat Tuhan, termasuk
Persepuluhan. Awalnya persepuluhan bukan perintah, melainkan gagasan
Abraham sebagai respon syukur (Kej.14:18-19), tapi Yakub bikin janji
sebagai imbalan, jika Tuhan menyertainya (Kej. 28:20-22), dengan
demikian, jika, di zaman Musa, persepuluhan ditetapkan sebagai perintah
maka harus dipahami sebagai resiko dari nazar Yakub, yang menyepelekan
perjanjian Allah dengan kakek dan ayahnya, dan mau mengikat hubungan
dengan Allah secara transaktif.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Bilangan 18:25–32 : Konteks luas adalah peraturan mengenai
kewajiban dan penghasilan Imam dan Orang Lewi. Walau Suku Lewi
yang di dalamnya ada para imam tidak mempunyai warisan tanah
dan hidup dari kebaikan dan kebijaksanaan suku-suku lain, namun
mereka diwajibkan juga untuk memberi persepuluhan. Diluar
keturunan Harun (para imam), suku besar Lewi membantu pekerjaan
Imam. Pembagian kerja di Kemah Suci dibagi menurut ketiga bani
Lewi yakni Gerson, Kehat dan Merari (Kel. 6:16-18; Bil 3:17-37).
Kewajiban yang mereka emban tidak boleh melibatkan pihak lain (Bil
3:38). Tugas mereka yang lain terkait pelayanan keagamaan adalah
sebagai penyanyi dan pemain musik, menjaga dan mengangkut
191
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.5. Ayat 29-30: yang terbaik diantaranya berarti persepuluhan kaum Lewi
itu tidak sembarangan saja diambil melainkan dipilih yang terbaik.
Walaupun dari yang terbaik namun bernilai sama dengan
persembahan bersih yang berasal dari umat. Sebagai bagian kudus :
Kata kudus di sini adalah “miqdas”, yang juga digunakan untuk
192
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.6. Ayat 31-32 : Makan di segala tempat adalah kekhususan bagi kaum
Lewi. Sebagai bagian kudus, (Miqdas) maka, harusnya mengikuti
ketetapan di Ulangan 12:5–7 : segala jenis korban persembahan
apapun termasuk persepuluhan harus dikumpulkan pada suatu tempat
yang akan ditunjukan Tuhan sebagai tempat kediaman Nama-Nya
(tempat kudus). Di sana sanalah orang boleh makan dan bersukaria di
hadapan Tuhan. Namun itu adalah upah Lewi dan praktisnya,
Yerusalem terlalu jauh sehingga, persembahan yang diberikan kepada
orang Lewi diserahkan dulu kepada mereka di tempat, barulah jemaat
pergi ke perayaan di Bait Allah. Tentu saja persepuluhan dari kaum
Lewi harus tetap diantarkan kepada Imam di Bait Allah, sehingga
persembahan itu mewakili persembahan perpuluhan umat “pergi ke
hadapan Tuhan”, apalagi dengan memberi yang terbaik diantaranya,
maka, tidak akan mendatangkan murka yang berakibat kematian.
Cara boleh berubah tapi kualitas harus terjaga.
193
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.8. Ayat 6 – 7 : Allah setia tapi Israel tidak setia : Ketidaksetiaan itu
bukan hal baru tapi sudah sejak nenek moyang mereka. Namun
kesetiaan Allah yang tidak berubah membuat-Nya, mencoba
menyadarkan mereka untuk membuat perbaikan hubungan :
“kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu”. Israel
pura-pura bodoh : "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?"
2.10. Ayat 9 : Israel Sangat Keras Kepala. Mugkin keadaan ekonomi yang
buruk sesudah pulang dari pembuangan, namun pada sisi lain orang
Yahudi ex pembuangan, juga sudah dipengaruhi oleh mereka yang
tinggal dan kawin campur. Mulanya hal itu menjadi alasan mereka
tidak membangun kembali Bait Allah, sampai tampilnya Nabi Hagai.
Namun sesudah pembangunan itu selesai, mereka tidak mengisi
Rumah Tuhan itu dengan persembahan perpuluhan.
194
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
195
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
3.1. Keharusan Jemaat Kristen sebagai Imamat Am (1 Petrus 2:5-10) adalah
memberikan persembahan terbaik : “Dan biarlah kamu juga
dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah
rohani, bagi suatu imamat kudus untuk mempersembahkan
persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah
(1 Pet.2:5). Kita semua wajib memelihara hubungan pribadi dengan
Kristus, dengan cara menjaga kekudusan dan memberikan
persembahan khusus, yang terpilih atau persembahan terbaik dalam
pelayanan untuk memberitakan perbuatan besar Allah di dalam
Kristus.
3.2. Persepuluhan harus konsisten dengan keseluruhan berkat : Apakah
kita sudah memberi kepada Tuhan persepuluhan yang sungguh-
sungguh mewakili keseluruhan berkat ? Ingat !. Berkat bukan hanya
tentang penghasilan atau gaji, bahkan kita bisa hidup walaupun tidak
sempurna sebagaimana “Bapa di Sorga adalah sempurna”, merupakan
berkat yang sangat besar, yang kurang kita perhitungkan. Perpuluhan
seperti apa yang dapat kita berikan untuk mewakili berkat besar ini ?.
Tidak ada, kecuali mempersembahkan seluruh hidup itu juga kepada
Tuhan. Jika tidak, kita semua sebenarnya sangat bercacat-cela dan
patut mati.
3.3. Syukur kepada Allah !, sebab, sifat dan nilai penting persepuluhan
yang mewakili keseluruhan itu, terdapat pada korban Kristus.
Persembahan diri-Nya mewakili keseluruhan kita yang tidak
sempurna ini dan Allah berkenan dengan persembahan Anak-Nya,
sebagaimana yang dinyatakan Bapa saat Yesus di baptis : “Inilah Anak-
Ku yang kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Matius 3:17). Inilah
anugerah pembenaran karena iman kepada korban Kristus,
memungkinkan kita masih boleh hidup sebagai umat-Nya, meski
dengan sangat banyak kecacatan.
3.4. Persepuluhan harus mengandung motive syukur atas tiga hal : Bukan
hanya karena berkat penghasilan, tapi juga dan sangat penting, atas
tiga hal yang dilakukan Yesus, yaitu : Bahwa Ia oleh kematian-Nya
telah memperbaiki hubungan kita dengan Allah. Sekarang dan nanti,
ia melindungi kita dari murka Allah, dan Ia sebagai Guru dan Gembala
196
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
197
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Memberi persembahan sudah merupakan kebiasaan dalam hidup orang
Kristen, bahkan hal itu sudah berakar jauh dari masa hidup Kain dan Habel.
Namun apa yang sudah merupakan tradisi dapat saja menjadi kering dan
tidak berkenan kepada Allah. Karena itu dari kisah persembahan Kain dan
Habel dapat diambil pengajaran, bagaimana memberi persembahan
terbaik, berdasarkan iman. Hal ini terutama dengan meneladani
persembahan diri Kristus dan menjadikan segala sesuatu yang kita kerjakan
sebagai persembahan kepada Allah.
2. PEMAHAM TEKS
2.1. Ayat 1 – 2 Kelahiran Kain dan Habel serta pekerjaan mereka. Kain
menjadi petani dan Habel menjadi peternak. Walaupun telah terusir
namun manusia itu menyadari dan mengakui keterlibatan Tuhan
dalam kelahiran anak-anaknya.
198
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
199
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
a. Kain dan Habel memulai tradisi persembahan syukur atas hasil
pekerjaan baik dalam sejarah umat Allah maupun bagi gereja, namun
sekaligus mengingatkan kita tentang dua nilai yang berbeda, ketika
persembahan didasarkan pada akal semata dan disasarkan pada iman.
Yang dengan akal terlihat sembrono dan yang dengan iman terbimbing
oleh hikmat untuk memberi yang terpilih dan terbaik.
b. Tuhan tidak kekurangan dan kelaparan untuk dibantu dengan makanan
atau uang persembahan kita. Tuhan ingin melihat bagaimana kita
mewujudkan rasa syukur kepada-Nya dengan memberi yang terbaik
meski karena itu kita menjadi lebih repot, lebih berpikir dan lebih
berkorban waktu dan tenaga, sebagaimana yang dilakukan Habel.
c. Persembahan syukur dalam iman yang mendorong pengorbanan lebih
itu bukan hanya mempersembahkan hasil terbaik tapi
mempersembahkan keseluruhan pekerjaan, sebagaimana kata Rasul
Paulus di Kolose 3:17 “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan
perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan
Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” Dan
hal itu meneladani pekerjaan Yesus Kristus yang memberi seluruh
hidupnya untuk melayani kehendak Bapa dalam menyelamatkan kita.
d. Yesus tidak hanya mempersembahkan hasil terbaik, tapi seluruh diri dan
pekerjaan-Nya sejak awal dalam ketaatan sampai mati, itulah sebabnya
Allah sangat meninggikan Dia (Filipi 2:8-9). Jika memiliki pekerjaan,
mulailah untuk menyadari bahwa pekerjaan tersebut adalah untuk
200
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
201
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Setiap Pengalaman hidup akan mendorong kita untuk belajar memaknai
dan memahami hidup itu sendiri karena setiap peristiwa itu memiliki nilai
dan makna tentang arti hidup itu . semakin banyak pengalaman hidup
yang kita alami itu akan membuat kita semakin kaya akan pandangan
hidup itu . bulan Juli kembali menjadi pengalaman kita . pengalaman
pribadi, keluarga dan persekutuan , pengalaman hidup tetapi juga
pengalaman iman . bulan juli , bulan dimana tiap keluarga diajar untuk
mandiri secara iman , memperkuat dasar iman keluarga dengan doa .
bulan ini semua orang belajar berdoa . bulan ini juga kita mengalami
sukacita iman yang luar biasa perjumpaan dengan Tuhan terjadi di setiap
keluarga dan persekutuan kita . ada banyak hal yang kita hadapi kadang-
kadang kita kuatir tentang masa depan tentang anak ,cucu kita , tetapi
disitulah awal pengalaman iman ini terjadi , dan karena itu pengalaman di
bulan ini mengajarkan bahwa ada janji Tuhan tentang anak cucu dan
masa depan , jaminan hidup dan masa depan kita hanya datang dari
Tuhan sumber pertolongan.
2. PENJELASAN TEKS
Mazmur 22 dapat kita kategorikan dalam 2 bagian (1).Ayt 2-22 sebagai
doa permohonan,(2).Ayat 23-32 sebagai Ucapan Syukur
2.1. Pada bagian kedua dari Mazmur 22 :23-32 , Daud menjabarkan
tentang kepastian janji Allah dalam hidup orang percaya. Daud
menegaskan bagaimana Allah mendengarkan jeritan umat-Nya yang
menderita sebagai jawaban atas seruan doa mereka (25). Karena itu, ia
mengajak umat untuk memuji Allah (23), mendorong mereka yang
takut akan TUHAN untuk melakukan hal yang sama yaitu memuji Dia
bukan hanya karena kebesan-Nya ,tetapi juga karena kasih karunia dan
kepeduliaan-Nya. Sebab Ia tidak memandang hina orang-orang yang
sengasar dan tertindas , sebaliknya Ia mau mendengar ketika mereka
minta tolong.
202
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.2. Ayat (24-25 ).Daud mengingatkan umat bahwa Tuhan tidak pernah
meninggalkan umat-Nya . ketika kesetiaan Tuhan memenuhi
perjuangan kita yang terdalam ,hasilnya adalah ibadah. Daud memuji
Tuhan dihadapan umat dan membayar Nazarnya dihadapan orang-
orang yang takut akan Dia,sebagai wujud pengakuan bahwa mereka
takut dan menghormati akan keberadaan Allah. , Daud juga
bernubuat bahwa suatu kelak semua bangsa akan memuji
Tuhan,dengan keyakinan bahwa segala bangsa suatu saat akan
berbalik kepada Allah dan menyembah Dia. Ia menyatakan bahwa
anak cucunya akan beribadah kepada Tuhan dan menceritakan
tentang karya dan kebaikan Tuhan kepada Generasi yang akan datang
2.3. Ayat ( ayt 26-27 ), bukan hanya itu saja Daud juga berkarya agar semua
orang dari segala bangsa, suku,ras,orang kaya, orang miskin ,orang yang
berdosa yang ada diatas bumi ini ,diajak untuk datang memuji dan
memuliakan Tuhan, hingga akhirnya anak cucu dan semua angkatan dari
generasi ke generasi memberitakan keadilan Tuhan
2.4. Ayat ( 28-32). Daud menjalankan misinya , oleh karena ia telah
merasakan besarnya tekanan penderitaan yang dialaminya dan seiring
dengan itu ia telah lebih dahulu menerima anugerah Tuhan.
3. PENERAPAN
3.1. Nats ini memberikan pelajaran kepada kita semua ketika kita akan
mengakhiri bulan ini bahwa pencobaan,penderitaan , kekuatiran dalam
hidup ini tidak akan pernah menghalangi kita untuk terus berharap dan
bersyukur kepada Tuhan, tidak ada hal apapun yang akan menghalangi
kita semua untuk tetap setia kepada Tuhan dalam doa dan pujian kita,
sebab kesetiaan dan janji Tuhan dari awal tidak akan pernah berubah
dan karena itu dalam Roh-Nya, biarlah hati kita percaya dengan
sungguh , bulan ini akan berakhir , namun janji dan kesetiaan Tuhan
tidak akan berakhir. Percaya kita kepada janji Tuhan tentang anak cucu
dan masa depan juga jangan berakhir.
3.2. Dalam situasi sulit yang kita hadapi ,Tuhan tidak akan meninggalkan
kita justru Tuhan ulur tangan dan melindungi kita, Tuhan mendengar
setiap doa dan permohonan kita.kita juga diingatkan bahwa kita hidup
didalam dunia ini ,kita tetap saling mendoakan satu dengan lain. Dalam
hidup ini juga jangan kita kuatir, karena Tuhan juga mempercayakan
tangan-tangan kita untuk terus terulur dan berbagi hidup satu dengan
203
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
yang lain, ini cara kita memiliki Kristus. Itu cara kita memiliki hidup
yang sesunguhnya. kita tidak tahu masa depan anak-anak kita , kita
tidak tahu kapan masalah dan pergumulan keluarga akan menjadi
semakin baik, belajarlah dari Daud untuk memuji Tuhan, dan
membawa keluarga kita memuji Dia, janganlah hanya kita memandang
kepada semua masalah yang kita hadapi tetapi kita belajar memandang
kepada Tuhan yang mengasihi dan selalu peduli kepada kita.
204
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Surat 2 Korintus merupakan surat yang bersifat pribadi dari Paulus dan
Timotius yang ditujukan kepada mereka yang disebut Jemaat Allah di
Korintus, dan orang kudus di Akhaya (1:2,3). Mengapa mereka yang berada
di Korintus di sapa Paulus jemaat Allah? Karena mereka adalah persekutuan
yang terbentuk oleh kuasa Roh Kudus melalui pemberitaan Injil Kristus.
Demikian juga mereka disebut Orang Kudus yang berada di Akhaya karena
mereka sudah diselamatkan dan dikuduskan oleh Darah Kristus sehingga
telah menjadi orang yang dikhususkan, disendirikan, diperkaum dengan
Kristus untuk memberitakan perbuatan-perbuatan keselamatan-Nya. Kota
Korintus adalah salah satu kota besar pada zaman penjajahan Romawi di
selatan Yunani yang dipilih sebagai ibukota provinsi Akhaya. Nama Akhaya
yang dipakai dalam Alkitab Perjanjian Lama meliputi kota Korintus (Kis
18:12). Mengapa perlu mengetahui arti suatu kota dan kedudukan kota
dalam hubungan dengan pemberitaan Injil? Karena kota dengan
perkembangannya, kemajuannya sangat berpengaruh terhadap pola hidup,
pola pikir dan kebutuhan manusia. Hal yang terpenting adalah
berpengaruh terhadap penghayatan iman kepada Allah dan pengakuan
terhadap kebenaran Allah.Berdasarkan kenyataan ini, maka maksud dan
tujuan Paulus menulis surat ini adalah: (1) Mengungkapkan perasaan dan
kepercayaannya ketika menghadapi bahaya dan putus asa menghadapi
fitnahan dan ketidaksetiaan saat ia menjalankan tugasnya sebagai rasul. (2)
Surat ini adalah pembelaan Paulus terhadap beberapa rasul palsu yang
menyusup ke dalam jemaat Korintus untuk kepentingan diri sendiri. Mereka
ini berusaha mencemarkan nama Paulus dan Injil yang diberitakannya.
Hidup mereka tidak mencerminkan hidup yang dikehendaki Allah.
205
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-3: Berbicara tentang perbedaan pandangan, tujuan atau misi
antara Paulus dengan orang-orang lain, yaitu para penentang Paulus
dari pihak Yahudi, atau rasul-rasul palsu. kepada jemaat Korintus
Paulus katakan: kami tidak memuji diri kami, seperti orang-orang lain,
yaitu rasul-rasul palsu, para penentang dari pihak Yahudi yang
menunjukan surat pujian agar mempengaruhi jemaat Korintus.
Mereka ini mempersenjatai diri dengan surat-surat dan pergi ke
Korintus untuk menjatuhkan nama Paulus (ayat 1). Selanjutnya, Paulus
katakan kepada jemaat Korintus, kamu adalah surat pujian kami yang
tertulis dalam hati, dikenal dan dapat dibaca semua orang. Artinya
orang Korintus adalah saksi dari pelayanan Paulus. Kamu adalah surat
Kristus yang ditulis dalam pelayanan kami, bukan dengan tinta yang
dapat dihapus tetapi dengan Roh Allah yang hidup. Bukan pada loh-
loh batu seperti halnya dengan Perjanjian Lama (Kel 31:18), melainkan
loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia (Yer 31:33; Yeh 36:26)
yang hanya dicapai oleh tindakan Allah yang dapat dilihat orang
(ayat 2,3). Jadi bagi Paulus, hidup dan perbuatan manusia adalah alat
kesaksian yang utama tentang Kristus dan kebenaran-Nya.
2.2. Ayat 4-6: Pengakuan dan keyakinan Paulus bahwa semua yang ia
kerjakan bukan oleh kekuatan, kesanggupannya, tetapi dikerjakan
oleh kasih karunia Allah dalam dirinya. Perubahan hidup orang
Korintus menguatkan keyakinan Paulus akan panggilan Allah (ayat 4).
Tapi ia tidak menuntut penghargaan atas buah pelayanannya, karena
itu bukan pekerjaannya sendiri, melainkan pekerjaan Allah dalam
dirinya. Allah yang memberi pertumbuhan dan buah dari pelayanan
manusia (ayat 5). Jadi tidak pantas bermegah atau mendapat pujian.
Kasih karunia Allah yang menjadikan kita pelayan-pelayan perjanjian
baru bukan hukum yang tertulis, tetapi Roh. Kata perjanjian adalah
hubungan yang ditawarkan Allah kepada manusia. Manusia tidak
dapat memulai atau merubahnya, tetapi hanya menerima atau
menolaknya. Sedangkan Kata baru berarti baru dalam mutu, kualitas
(Yun. kainos) dan bukan baru dalam waktu (Yun. neos). Mengapa?
Karena hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.
Artinya, hukum yang tertulis berasal dari manusia, terbatas dan tidak
menjamin keselamatan. Tak mungkin dicapai tanpa bantuan. Tetapi
perjanjian yang baru, ditetapkan Kristus (1 Kor 11:25). Manusia
memerlukan kecakapan rohani, hikmat untuk mematuhi dan
melakukannya (ayat 6).
206
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.3. Ayat 7-11: Paulus membuat tiga (3) pertentangan: huruf dan Roh (ayat
7,8), penghukuman dan pembenaran (ayat 9), pudar dan tidak pudar
(ayat 11). Fungsi pelayanan Musa adalah mendidik sikap moral
manusia, tetapi memimpin kepada kematian. Sebab hukum moral itu
jika tidak ditaati, maka hubungan dengan Allah terputus (Rm 7:9-11).
Cahaya muka Musa cemerlang (Kel 34:29) bersama Tuhan di gunung
Sinai pada saat hukum Taurat diberikan, tapi tidak abadi, bersifat
sementara, akan pudar yang dilambangkan sifat sementara pelayanan
yang lama (ayat 7). Pelayanan yang baru memiliki Allah sebagai
pekerjanya. Artinya, karena Roh ada dalam hati manusia, maka
pelayanan itu disertai kemuliaan yang lebih besar dari pelayanan yang
lama (ayat 8). Pelayanan yang memimpin kepada pembenaran, lebih
mulia dari segala pelayanan. Artinya, pelayanan itu harus membawa
orang untuk menemukan kebenaran dan hidup sebagai orang yang
telah dibenarkan Allah (ayat 9). Paulus menyadari dan
membandingkan kualitas kemuliaan duniawi, pengalaman duniawi
yang dulu tidak ada artinya dari kemuliaan sorgawi yang dikerjakan
Roh Allah. Yesus adalah kemuliaan yang tidak pudar (ayat 10,11).
207
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Pembacaan kita menegaskan banyak makna, nilai, pesan dan petunjuk
hidup yang perlu diperhatikan:.
3.1. Perubahan sifat dan kehidupan merupakan pujian yang dibutuhkan
sebagai saksi Kristus, supaya melalui diri kita orang lain melihat,
memaknai dan memuliakan Allah (Mat 5:16; 7:12). Percaya berarti
mewakili Kristus di dalam dunia menjadi saksi dalam pemikiran,
perkataan, dan perbuatan yang dilihat semua orang.
3.2. Kemampuan, prestasi yang kita miliki berasal dari kasih karunia Allah.
Oleh karena itu, tak pantas membanggakan prestasi kemanusiaan kita
sambil melupakan kasih karunia Allah yang bekerja dalam diri kita.
3.3. Ketika kita berbicara, melakukan kebenaran Allah, maka ada tantangan
yang kita hadapi. Tetapi nilai tetap sebagai pengikut Kristus adalah kita
dipanggil menjadi surat kiriman Kristus yang hidup, yang terbuka
untuk dibaca dunia. Kita menjadi surat, hidup kita ditulis oleh Roh,
bukan tinta duniawi yang dibuat tangan manusia.
3.4. Orang percaya adalah surat terbuka bagi Yesus Kristus. Setiap orang
Kristen, suka atau tidak suka, merupakan surat atau iklan bagi Allah.
Kehormatan Kristus ada pada para pengikut-Nya, ada di wajah kita.
Hal ini tidak ditulis dengan tinta, tetapi oleh Roh Allah dalam daging,
dalam tubuh, dalam hati kita. Menjadi surat Kristus berarti menjadi
saksi Kristus melalui cara hidup dan perbuatan yang dapat dilihat dan
dicontohi otang lain. Hidup kita harus memantulkan sinar terang kasih
Allah.
3.5. Banyak kemuliaan, banyak kebenaran, banyak roh di dalam dunia,
tetapi hanya satu kemuliaan, satu kebenaran dan satu Roh yang
menghidupkan dan menyelamatkan, yaitu yang datangnya dari Allah,
Yesus Kristus dan Roh Kudus. Kemuliaan kemanusiaan kita, atau
selubung yang menyelubungi pikiran kita, hati kita, perbuatan kita,
hidup kita yang bertentangan dengan kebenaran kemuliaan Allah, harus
dibaharui dalam Roh, agar hidup kita sungguh-sungguh menjadi surat
Kristus yang benar, jangan kita menjadi surat palsu.
208
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Kata merdeka secara politis berarti keadaan berdiri sendiri, bebas, lepas,
tidak terjajah lagi. Jadi sifat suatu kemerdekaan berarti berdiri diatas kaki
sendiri tanpa tekanan terhadap hak, kebebasan serta nilai-nilai
kemanusiaan. Merdeka menurut kesaksian Alkitab atau merdeka dalam
Yesus Kristus berarti hidup tidak dikuasai dosa, hidup bukan untuk diri
sendiri, tetapi hidup untuk memuliakan Allah. Bagaimana kita tahu bahwa
kita adalah orang merdeka? Yang membuat kita merdeka adalah kebenaran
Allah yang nyata dalam diri Kristus, Ia menderita, mati dan bangkit. Itulah
kebenaran Allah yang memerdekakan manusia. Hal ini disaksikan pula
dalam Yohanes 8:30-36, “Kebenaran yang memerdekakan.” Secara khusus
ayat 32, “…kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan
memerdekakan kamu.” Mengapa Paulus berbicara kemerdekaan Kristen?
Masalahnya adalah soal cara pandang kaum Yahudi antara Injil dan hukum
Taurat. Kaum Yahudi banyak yang menjadi Kristen, namun masih berpaut
pada adat-istiadat dan hukum Taurat. Mereka mengklaim bahwa janji-janji
Allah dan segala anugerah-Nya hanya untuk mereka dan bangsa lain tidak,
terutama golongan kafir. Jika seorang kafir mau menjadi Kristen, ia terlebih
dahulu harus di-Yahudi-kan, menjalani sunat dan mematuhi seluruh hukum
Taurat. Bagi Paulus hal ini bertentangan dengan iman Kristen. Bagi kaum
Yahudi keselamatan manusia tergantung pada kemampuan, usahanya
menjalankan hukum Taurat tanpa ada bantuan dari siapa pun. Menurut
Paulus, keselamatan adalah anugerah semata-mata, bukan apa yang
manusia buat bagi Allah, tetapi apa yang Allah buat bagi manusia. Kaum
Yahudi mengatakan hukum Taurat merupakan sarana tertinggi. Mereka
bergantung sepenuhnya pada hukum Taurat. Mereka membantah
pandangan Paulus. Bagi mereka, Taurat yang mengantarkan manusia
kepada anugerah. Paulus menegaskan bahwa Kristus adalah satu-satunya
jalan kepada anugerah. Kristus yang telah memerdekakan kita dari dosa
dan maut, diluar Kristus tidak ada kemerdekaan (Yoh 3:16)
209
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1: Penegasan bahwa Kristus satu-satunya yang memerdekakan
kita. Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu, berdiri teguh dan
jangan menyerah kalah kepada kuk perhambaan duniawi. Sebab
Kemerdekaan Kristen berdasarkan penebusan karena anugerah Allah.
Kuk dalam Perjanjian Lama adalah gambaran dari hukum Taurat (Yer
5:5; Kis 15:10).
2.2. Ayat 2-3: Tentang sunat. Sunat dipandang mutlak oleh orang Yahudi
untuk kesetiaan kepada Taurat dan memperoleh keselamatan. Paulus
memandang sunat adalah tindakan manusia untuk memperoleh
kebenaran. Keselamatan dari Kristus tidak ditambah dengan Taurat,
tetapi tanpa Taurat. Paulus katakan, Kristus tidak berguna bagimu jika
kamu menyunatkan dirimu sebagai syarat pembenaran, syarat
keselamatan dan syarat kemerdekaan. Jika kamu di sunat, kamu wajib
melakukan seluruh hukum Taurat (apakah mungkin?).
2.3. Ayat 4-6: Penegasan tentang hidup di dalam kasih karunia dan
kebenaran Allah yang memerdekakan, bukan hukum Taurat dan
sunat. Kalau hidup menurut kebenaran hukum Taurat, maka hidup
diluar kasih karunia, terlepas dari Kristus, dan anugerah itu tidak
berhasil (ayat 4). Kebenaran yang memerdekakan tidak dicapai oleh
usaha kita, melainkan pemberian Allah dalam Kristus. Kita menantikan
kebenaran Allah, karena Roh dan iman yang kita miliki (ayat 5).
Ungkapan di dalam Kristus Yesus berarti hidup yang dipersatukan
dengan Kristus oleh iman. Jadi bersunat atau tidak, tidak punya arti,
yang terpenting adalah iman dan kasih yang benar kepada Allah.
Sebab, arti kekristenan bersumber pada hubungan pribadi dengan
Yesus Kristus berdasarkan iman dan kasih (ayat 6).
2.4. Ayat 7-10: Pengaruh, ajakan dari penghasut (kalangan Yahudi), dan
pengganggu kepercayaan yang membuat orang Kristen tidak
melakukan kebenaran. Paulus sadarkan bahwa dulu kamu
berkembang maju, berlomba dengan baik tetapi sekarang kenapa
kamu berbalik dari kebenaran, dari Injil? Siapa yang menghasut kamu?
(ayat 7). Ajakan Paulus agar hidup berpusat pada Kristus dan
kebenaran-Nya, jangan mengikuti ajakan dan ajaran para penyesat
(ayat 8). Ragi merupakan gambaran atau simbolis terhadap dosa,
segala hal yang menyesatkan dan merusak kehidupan sebagaimana
210
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
3.1. Kemerdekaan Kristen bersumber dari karya Allah dalam Yesus Kristus.
Melalui Yesus Kristus, Allah bertindak mencari dan bertemu dengan
kita, bukan kita yang mencari dan bertemu dengan Dia. Yesus Kristus
telah menderita dan mati untuk menebus dosa kita, Ia telah
membebaskan kita dari dosa dan maut. Inilah kemerdekanan Kristen
211
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
212
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Paulus mengambil cerita dalam Perjanjian Lama mengenai: Abraham, Sara,
Hagar, Ismael dan Ishak sebagai gambaran untuk mengemukakan
pandangannya. Abraham dan Sara sudah lanjut usia dan belum mempunyai
anak. Sara kemudian memberikan hamba perempuannya kepada Abraham,
namanya Hagar supaya melahirkan anak bagi Abraham. Hagar melahirkan
anak laki-laki dan dinamainya Ismael. Allah datang dengan janjinya, bahwa
Sara juga akan melahirkan seorang anak laki-laki. Berita ini sukar dipercaya,
Bagi Abraham dan Sara tidak mungkin terjadi. Tetapi pada waktunya,
lahirlah Ishak. Cerita ini menunjukkan bahwa Ismael diperanakan menurut
daging, sedangkan Ishak menurut janji Allah. Sara adalah perempuan
merdeka, Hagar adalah seorang hamba perempuan. Paulus menjadikan
cerita ini sebuah kiasan. Hagar menjadi kiasan untuk Perjanjian Lama dalam
hukum Taurat yang disampaikan di gunung Sinai, di tanah Arab, yaitu
tanah keturunan Hagar.
Anak Hagar lahir atas kehendak manusia, maka mentaati hukum Taurat,
menjadi cara terbaik bagi manusia. Sebaliknya Sara menjadi kiasan untuk
Perjanjian Baru dalam Kristus. Perjanjian Baru adalah cara baru yang
dipakai Allah untuk bersekutu dengan manusia. Cara ini tidak melalui
hukum Taurat, melainkan melalui anugerah, melalui Yesus Kristus. Anak
Sara dilahirkan sebagai anak merdeka sesuai janji Allah. Semua keturunanya
adalah orang-orang merdeka. Meskipun cerita ini aneh bagi kita namun
terkandung kebenaran yang besar. Orang yang membuat hukum Taurat
sebagai pegangan hidupnya, memiliki martabat seorang hamba. Orang
yang berpegang teguh pada anugerah Allah, ia akan merdeka, bahkan
sudah menjadi orang merdeka. Yang membenarkan kita di hadapan Allah
bukan pelaksanaan hukum Taurat, tetapi kuasa dari kasih Allah.
213
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
makna hukum Taurat yang dibacakan setiap hari Sabat. Mereka tidak
mendengar, dan mematuhi apa sebenarnya yang dikatakan hukum
Taurat.
2.2. Ayat 22-23: Kesaksian tentang kedua anak Abraham, yaitu Ismael dari
Hagar, dan Ishak dari Sara. Ismael dari perempuan hambanya
(Hagar), dan Ishak dari perempuan merdeka (Sara), (ayat 22). Ismael
diperanakkan menurut daging, dan Ishak menurut janji (ayat 23).
Orang-orang Yahudi yang membanggakan diri karena keturunan
alamiah dari Abraham sebenarnya tidak lebih baik dari Ismael. Anak-
anak anugerah adalah ahli waris yang benar dari Abraham. Jadi
Hagar (Ismael) adalah simbol keturunan alamiah atau keturunan
daging, dan Sara (Ishak) adalah simbol keturunan perjanjian anugerah.
Hagar dan Sara, Ismael dan Ishak adalah simbol Yahudi dan bukan
Yahudi, simbol Taurat dan Injil.
2.3. Ayat 24-27: Kiasan yang menjelaskan dua perempuan yang mewakili
dua perjanjian yang dibuat Allah. Hagar: Taurat, dan Sara: anugerah.
Kedua perempuan itu ditentukan Allah. Tapi Hagar melahirkan anak-
anak perhambaan (ayat 24). Sara melahirkan anak-anak merdeka dari
perjanjian. Hagar mewakili gunung Sinai di tanah Arab di mana
hukum Taurat diberikan, dan sama dengan Yerusalem sekarang
(Yudaisme), yaitu Yerusalem yang keturunannya berada dalam
perhambaan (ayat 25). Yerusalem sorgawi adalah perempuan
merdeka ibu kita (ayat 26). Yerusalem sorgawi berarti Yerusalem
rohani, Yerusalem dari kerajaan sorgawi Allah, persekutuan anak-anak
dalam iman. Janji Allah digenapi menghasilkan keturunan Yerusalem
yang baru. Hal ini dinyatakan dalam diri Sara (ayat 27).
2.4. Ayat 28-31: Tentang anak-anak perjanjian dan anak-anak keturunan
daging. Orang Kristen adalah anak-anak perjanjian, bukan hukum
Taurat. Kedudukan di hadapan Allah bukan atas dasar keturunan
alamiah atau keturunan daging, melainkan atas perjanjian anugerah.
Anak-anak perjanjian diperanakkan dari kemerdekaan yang
dihadirkan Kristus. Ahli waris Abraham tidak mengabdi kepada hukum
Taurat, melainkan pada kebenaran Injil yang memerdekakan dalam
Yesus Kristus. Kita bukan anak-anak dari hamba perempuan (Hagar),
melainkan anak-anak perempuan merdeka (Sara).
III. PENERAPAN
3.1 Hagar dan Sara, Ismael dan Ishak adalah kiasan atau gambaran tentang
dua perjanjian yang dibuat Allah sendiri. Hagar dan Ismael mewakili
Taurat dalam Perjanjian Lama. Sedangkan Sara dan Ishak mewaliki
janji anugerah Allah dalam Perjanjian Baru. Orang Yahudi hidup di
bawah hukum Taurat tetapi mereka tidak melakukannya. Kekristenan
214
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
lahir dari janji Allah dari garis iman Perjanjian Lama dalam diri
Abraham, Sara, dan Ishak. Itu berarti kekristenan berpusat pada Yesus
Kristus (Yoh 3:16) dan Injil (Rm 1:16,17).
3.2 Kita tidak hidup di bawah hukum Taurat, tetapi dibawah Injil yang
bersumber pada Kristus. Kita harus menghindari moralitas orang
Yahudi terhadap Taurat. Injil jangan hanya menjadi simbol, menjadi
kiasan kekristenan tanpa makna. Injil jangan digunakan sebagai topeng
yang melindungi kebebasan duniawi dan dosa kita. Kita tidak boleh
bangga menjadi Kristen dan orang yang memiliki Injil. Tetapi kita
harus bertanggung jawab hidup menurut Injil dan melakukan Injil.
Karena Injil adalah identitas anak-anak perjanjian. Kita adalah anak-
anak perjanjian, bukan anak-anak perhambaan atau anak-anak daging.
Jangan kita mau diperhamba atau diperbudak oleh Taurat baru yang
diciptakan manusia. Jangan kita mudah disesatkan oleh berbagai arus
pengajaran yang menyesatkan.
3.3 Orang diluar bangsa Yahudi, harus di-Yahudi-kan dulu berdasarkan
aturan Taurat baru layak menjadi bagian dari persekutuan Yahudi yang
menerima keselamatan. Bagi kekristenan, hal itu tidak berlaku. Sebab
keselamatan bukan prestasi atau usaha manusia. Keselamatan adalah
anugerah Allah bagi manusia. Karena itu, sebagai pengikut Kristus,
orang yang beriman kepada Allah Tritunggal adalah jaminan
keselamatan dan jminan sebagai pewaris persekutuan bersama Allah.
Jadi ketaatan kepada Injil bukan sebagai syarat mencari keselamatan
atau usaha pembenaran, tetapi merupakan syarat pertanggungjawaban
keselamatan yang telah kita miliki. Bagi Kekritenan, Taurat hanya
sebagai penunjuk yang mengarahkan, bukan alat keselamatan atau
pembenaran. Sebab Kita sudah diselamatkan, kita sudah dibenarkan
Allah dalam diri Anak-Nya Yesus Kristus. Tugas kita saat ini adalah
terpanggil untuk hidup sebagai anak-anak perjanjian. Jangan kita
hidup seperti anak-anak perhambaan atau anak-anak daging (Ef 5:8,
moto GKI).
215
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Kitab wahyu adalah kitab yang berisi penglihatan rasul Yohanes ketika ia di
hukum dan dibuang ke pulau Patmos (sekarang nama Patino). Patmos
adalah sebuah pulau kecil di laut Aegea. Pulau ini merupakan bagian dari
wilayah Yunani, luasnya 34,6 km2 . Di Patmos Yesus menunjukkan 16
penglihatan atau gambar tentang yang terjadi dimasa depan. Penglihatan-
penglihatan itu berisi bagaimana nanti nama Allah disucikan, kerajaan-Nya
datang, dan kehendaknya terjadi di bumi seperti di sorga (Yerusalem baru).
Yohanes di buang ke Pulau Patmos karena firman dan kesaksiannya tentang
Yesus. Dari Patmos, kitab Wahyu di kirim sebagai surat edaran kepada
ketujuh jemaat Kristen di Asia-Kecil. Ketujuh surat itu mengandung banyak
pelajaran bagi kekristenan di segala zaman. Kata wahyu artinya membuka
atau menyingkapkan pernyataan rencana-rencana Allah yang tersembunyi
sehingga dapat diketahui.
Kitab Wahyu penuh dengan kutipan Perjanjian lama tentang Israel. Hal ini
berkaitan dengan gereja dalam Perjanjian Baru sebagai kelanjutan dari
Israel. Kitab ini ditulis pada masa kaisar Domitianus (81-96 M), ketika
kaisar Nero memimpin bangsa Romawi. Kitab wahyu ditulis dengan
menggunakan bahasa simbol, bahasa lambang untuk menyingkapkan suatu
rahasia suci. Jadi gaya bahasa yang digunakan dalam Kitab wahyu berisi
penglihatan, lambang, tanda, bilangan serta yang berkaitan dengan
pengajaran Tuhan kepada bangsa Yahudi. Dalam kekristenan wahyu berarti
petunjuk dari Allah yang diturunkan kepada para nabi dan rasul. Jadi
wahyu kepada Yohanes hendak memberitahukan hal-hal yang terjadi di
masa depan. Dengan begitu, ke tujuh jemaat atau umat Allah di sagala
zaman dan tempat tetap menjaga hubungan dalam Roh dengan Allah,
tetap memelihara iman, hidup dalam pengharapan yang sungguh
menantikan Yerusalem sorgawi yang baru.
216
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 9-11: Memberi kesaksian tentang kota yang turun dari sorga,
datang ke bumi dalam kerajaan Allah. Kota itu penuh kemuliaan Allah.
Seorang dari ketujuh malaikat (duta, utusan Allah) memegang ketujuh
cawan. Ketujuh cawan adalah gambaran dari tujuh malapetaka bagi
mereka yang menolak Yesus Kristus atau menolak untuk berbalik
kepada-Nya (bertobat). Ketujuh malapetaka itu terdapat dalam Wahyu
16:1-21. Lalu malaikat itu menunjukkan kepada Yohanes pengantin
perempuan, mempelai Anak Domba. Pengantin perempuan, mempelai
Anak Domba merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan
hubungan Kristus dengan gereja. Dengan demikian, gereja digambarkan
sebagai mempelai yang dipinang, dilamar Kristus. Gereja adalah
pengantin perempuan Kristus (ayat 9). Di atas sebuah gunung roh
menunjukan kepadanya kota yang kudus, Yerusalem yang turun dari
sorga, dari Allah. Penglihatan ini menggambarkan kuasa pemerintahan
Allah, yaitu kerajaan Allah, kerajaan sorga yang datang ke bumi
membawa kedamaian. Yerusalem artinya kota damai (ayat 10). Kota
itu penuh kemuliaan Allah. Itu yang digambarkan, sama seperti
permata yang indah, permata yaspis, dan jernih seperti Kristal.
Kesaksian ini menggambarkan kemuliaan, kuasa Allah melebihi
kemuliaan dan kuasa duniawi. Kemuliaan dan kuasa sorgawi itu yang
dinyatakan bkepada umat-Nya di bumi (ayat 11).
2.2. Ayat 12-15: Kota sorgawi yang dibangun Allah di bumi dalam
kehidupan dua belas suku Israel dan gereja sebagai Israel baru Tembok
yang besar dan tinggi, menggambarkan perlindungan, kedamaian dan
keamanan bagi penghuni kota untuk memelihara berkat dan karunia
Allah. Pintu gerbang dua belas buah, setiap pintu di atasnya ada dua
belas malaikat, dan tertulis nama kedua belas suku Israel (ayat 12).
Dan dua belas pintu gerbang adalah gambaran 12 suku Israel (ayat
13). Angka dua belas menunjuk pada dua belas suku Israel yang
berasal Allah, hubungan istimewa Allah dan umat-Nya. Tetapi juga
menunjuk kepada gereja sebagai Israel baru dalam karya Yesus Kristus.
Jadi hanya melalui Yesus Kristus, Israel dan gereja sebagai alat
keselamatan dapat masuk ke kota Allah (ayat 12,13). Kota itu punya
dua belas batu dasar. Ini menggambarkan dua belas rasul dari Allah,
yang sesuai dengan dua belas suku Israel (Ayat 14). Tongkat pengukur
217
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
218
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
3.1. Yohanes mengerti dan menangkap pewahyuan dari Yesus karena dia
mempunyai hubungan yang luar biasa dengan-Nya sehingga dia
dikuasai Roh pada saat dia berdoa, dan mendengar suara Tuhan. Kita
pun diberi pewahyuan oleh Tuhan, tetapi tidak semua orang dapat
menangkap dan mengertinya. Mengapa? Karena kita tidak punya
kemauan, pendengaran kita tidak pekah terhadap suara Tuhan, tidak
dikuasai Roh, tidak ada kerendahan hati, kita tidak belajar memahami
kebenaran Injil dengan sungguh-sungguh dan tidak takut akan Tuhan.
3.2. Yerusalem yang baru adalah gambaran pengikut Yesus, pengantin
perempuan Yesus. Yerusalem baru disebut juga penganten
perempuan calon isteri anak domba (Why 21:9). Dalam gambaran
simbolis, anak domba dimaksudkan adalah Yesus Kristus (Yoh 1:29,
Why 5:12). Calon istri anak domba atau pengantin perempuan
Kristus adalah orang percaya yang tinggal bersama Yesus di sorga.
Alkitab menyamakan hubungan Yesus dan orang percaya seperti
hubungan suami isteri (Ef 5:23-25, 2 Kor 11:2). Selain itu, Yerusalem
baru punya 12 fondasi yang bertuliskan masing-masing nama dari ke
12 rasul (Why 21:14). Ini artinya orang Kristen yang dipilih untuk
hidup di sorga dibangun di atas fondasi, yaitu rasul-rasul dan nabi-
nabi (Ef 2:20).
3.3. Yerusalem yang baru adalah bagian dari suatu pemerintahan kota
Yerusalem yang adalah ibu kota Israel, tempat raja Daud dan
puteranya Salomo serta keturunannya memerintah (1 Taw 29:23).
219
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
220
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN.
Kitab Hagai adalah kitab yang hanya terdiri atas 2 pasal sehingga kitab ini
tergolong sebagai salah satu kitab terpendek di dalam Alkitab. Nabi Hagai
tergolong sebagai Nabi kecil di antara 11 Nabi yang lain. Sesuai dengan
namanya, kitab ini bercerita tentang perintah Tuhan melalui nabi Hagai
untuk membangun kembali Bait Suci sebagai rumah Tuhan. Meskipun sangat
pendek kisah di dalam kitab ini namun isinya sangat jelas dan menarik untuk
dibaca sebab mengandung panggilan dan perintah Tuhan untuk membangun
kembali Bait suci di Yerusalem yang telah runtuh oleh tentara Babel.
Sehingga Bait Suci itu tertinggal begitu saja dalam reruntuhan selama bangsa
Israel ditawan di Babel. Dan saat mereka kembali ke Yerusalem, Tuhan
menginginkan mereka untuk kembali memperhatikan keberadaan Bait Suci
yang runtuh itu. Akibat dari mereka tidak memperhatiakn pembangunan Bait
Suci tersebut adalah mereka tidak akan mengalami berkat-berkat Tuhan di
dalam kehidupan mereka. Namun apabila mereka mau memperhatikan dan
mau membangun Bait Suci tersebut maka pastilah berkat-berkat itu akan jauh
dari umat tersebut. Itu adalah suatu janji Tuhan bagi umat Israel melalui
pimpinan negeri itu dan melalui pemuka agama mereka akni, Imam Besar
Yosua Bin Yosadak dan nabi Hagai sendiri.
Karena semua pemimpin tersebut dan umat Tuhan dipimpin oleh Roh Tuhan
sendiri (Ay.5), maka mereka sekalian tergerak hati untuk bergotong royong
membangun kembali Bait Suci itu. Alah bahkan menjanjikan penyertaanNya
bagi umatNya dalam pekerjaan pembangunan Bait SuciNya.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 5-7, Tuhan Allah meneguhkan janji penyertaanNya bagi bangsa
Israel dengan mengingatkan mereka kembali tentang janji itu pada
waktu mereka keluar dari mesir. Bahwa RohNya tinggal diantara
mereka karena itu Ia mengingatkan bangsa Israel untuk Jangn takut
untuk melakukan pekerjaan Tuhan, sebab ditengah kekurangan dan
221
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Sekarang kita mengerti bahwa orang yang memperhatikan pembangunan
rumah Tuhan hidupnya pasti akan diberkati Tuhan Allah yang Maha Kaya.
Sebaliknya orang yang tidak peduli dengan pembnagunan rumah Tuhan dia
tidak akan mengalami berkat tetapi bisa saja kutukkan dari Tuhan.
Demikianlah kita sekalian sebagai umat percaya bahwa Tuhan
menghenddaki agar kita semua memperhatikan pembangunan rumah
Tuhan di dalam persekutuan kita baik pembangunan secara fisik, tetapi juga
pembangunan rohani umat Tuhan yang ada di dalam persekutuan kita.
Sebab dengan demikian Tuhan Allah akan memerintahkan berkat-
berkatNya atas hidup kita sekalian. Janji penyertaan Tuhan bersifat kekal
selama-lamanya. Karena itu kita tidak bisa menghalangi apa yang Ia
janjikan bagi orang-orang pilihaNya termasuk kita sekalian sebagai
pengikkutNya. Allah akan memberkati tempat di mana kita berada, dan
memberkati umatNya. Itu janji Firman Tuhan.
Marilah kita setia menjalankan segala kehendak Tuhan bagi kita memasuki
bulan yang baru dan percaya bahwa berkat Tuhan aka menjadi bagian kita
yang setia kepada Tuhan dalam bulan yang hendak kita masuki nanti sambal
mengingat akan Tuhan kita selama kita hidup dengan mengedepankan
kehendak Tuhan di dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati kita
sekalian. Amin.
222
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Pada suatu hari seorang pemuda tiba-tiba harus kehilangan pekerjaannya.
Ia begitu kecewa, stress, putus asa dan frustasi. Ia kemudian bertanya
kepada Tuhan : bukankah Tuhan berfirman bahwa setiap orang yang
percaya kepada Tuhan akan diberkati oleh Tuhan. Bukankah rancangan
Tuhan adalah rancangan kasih karunia dan damai sejahtera. Mengapa
saya harus kehilangan pekerjaan saya, apakah Tuhan tidak mengasihi
saya? Apakah Tuhan tidak peduli dengan saya? Saya telah kehilangan
pendapatan saya untuk menafkahi hidup saya. Tuhan Yesus jawablah
pertanyaan saya!
Ketika belum juga ia mendapatkan jawaban Tuhan kepadanya, ia
kemudian berlari ke rumah seorang Pendeta tua sambil berteriak-
teriak….Bpk Pdt biasa berkhotbah mengatakan bahwa Tuhan Yesus
mengasihi umat-Nya, Tuhan Yesus sanggup melakukan apa saja bagi
orang percaya untuk mendatangkan kebaikan bagi umat-Nya. Mengapa
saya harus kehilangan pekerjaan saya? Bukankah Tuhan sanggup bekerja
supaya saya tetap memiliki pekerjaan itu? Pemuda ini dalam frustasinya,
ia belum juga melihat Pak Pdt tua itu keluar dari rumahnya dan
menjawab keluh kesahnya itu. Dalam emosinya itu pemuda tersebut
memukul pintu rumah pak Pendeta tsb. Mendengar keributan itu pak
Pendeta kemudian membuka pintu rumahnya dan keluar melihat apa
yang sementara terjadi. Pemuda tersebut terus berteriak menyampaikan
keluh kesahnya. Bapak Pendeta belum juga mendengar apa yang ia
teriakkan itu. Pak Pendeta kemudian mengangkat tangannya memanggil
pemuda tersebut dan menyuruhnya duduk dekat kakinya, sambil bertanya
tentang apa yang diteriaknya. Ketika itu barulah pak Pendeta
mendengarkan semua keluh kesahnya, dan kemudian memberi nasehat
kepadanya.
223
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2. PENJELASAN TEKS
Ayub 37:1-24 Mendiskripsikan Allah yang berkuasa atas seluruh jagad
raya. Allah memberi tanda pada tangan manusia yang terikat (Ayub
37:7), seluruh isi bumi gentar dengan perasaan terkejut dan takut. Allah
berkuasa melakukan segala hal, setiap yang Ia katakana pasti terjadi. Tak
seorang pun mampu menahan kekuatannya. Segala yang Allah
perintahkan pasti terealisasi, manusia tak punya daya menolak.
2.1 Ayat 12 Membuka kesadaran kita, bahwa kita sangatlah kecil dan
lemah. Apapun kehebatan kita di dunia ini sungguh jauh dari kuasa
dan kekuatan Allah. Ketika Allah menghendaki kilat dan petir pun
menuju ke segala arah, maka pasti hal itu terjadi sesuai dengan
pimpinan dan perintah-Nya. Gambaran kekuasaan dan keagungan ini
sudah seharusnya memberi kontribusi kepada kita untuk lebih
menghargai dan menghormati sesama kita, sebab belum tentu kita
lebih hebat dan tangguh dari orang lain . Bahwa sesungguhnya kita
kecil dan lemah namun Allah mengangkat kita dari ketidakberdayaan
dengan tangan kuasa dan kasih-Nya sehingga hidup kita menjadi
berarti. Dalam dunia premodern, setiap gejala alam selalu dikaitkan
secara langsung dengan kegiatan dewa- dewi tertentu.
Hubungan sebab akibat yang mekanis ini dipakai Elihu untuk
menjelaskan kaitan Allah dengan penderitaan Ayub. Bagi Elihu, semua
gejala alam yang dahsyat, yang menakutkan, dan yang tidak mampu
dikendalikan manusia merupakan manifestasi kebesaran dan
224
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
225
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Sebagai orang percaya yang dipanggil, dipilih dan ditebus oleh Allah,
jujur harus kita katakan bahwa belajar mengerti rencana Allah dalam
kehidupan kita bukanlah sesuatu yang mudah, semudah membalik
telapak tangan, apalagi ketika kita berhadapan dengan pergumulan dan
tantangan. Ayub adalah seorang yang saleh dan takut Tuhan. Awal
penderitaannya, ia masih tegar dan konsisten dalam percayanya kepada
Tuhan. Namun semakin lama penderitaan itu, Ayub-pun tergoda dan
mempertanyakan bahkan menyalahkan Tuhan atas apa yang
menimpanya.
Pertanyaannya: Bagaimana supaya kita bisa mengenal dan mengetahui
maksud Allah dibalik penderitaan yang kita alami? Ada beberapa hal
yang perlu kita perhatikan dan lakukan:
3.1 Mencari Tuhan dan berusaha mengenal-Nya dengan baik, supaya
kita dapat mengetahui apa yang menjadi keinginan-Nya dan perlu
kita lakukan dalam kehidupan ini.
3.2 Taat dan setia menjalani kehidupan ini dalam rencana dan
kehendak-Nya.
3.3 Ketika kita tidak mampu mengerti kehendak Allah dalam
pergumulan yang kita hadapi, datanglah pada Tuhan, duduklah di
kaki-Nya, biarlah Dia bekerja dengan cara-Nya menjelaskan
kepadamu.
Kadang Tuhan berbicara kepada kita secara perlahan bahkan
berbisik,maka duduklah di kaki-Nya. Amin
226
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Allah memiliki kehendak bebas dalam menentukan pilihan-Nya. Oleh
karena itulah, Rasul Paulus dalam suratnya pasal 1-11 menekankan tentang
kesatuan orang Yahudi dan non-Yahudi dalam pembenaran iman dalam
Yesus Kristus. Sebelum kedatangan Yesus Kristus kedua golongan itu
terpisah. Bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan, umat Allah. Hukum Taurat
dan sunat merupakan tanda pemilihan itu. Oleh karya Yesus Kristus,
pemisahan itu ditiadakan. Kini orang Yahudi dan non-Yahudi bersama-sama
menjadi umat Allah, yang dikaruniai Roh Allah. Tanda masuknya adalah
baptisan. Menurut Rasul Paulus, kesatuan itu terwujud karena pemberitaan
Injil dalam lingkungan orang Yahudi maupun non-Yahudi. Rasul Paulus
terpanggil untuk menunaikan tugas pemberitaan Injil itu, khususnya bagi
bangsa non-Yahudi. Adapun pokok utama pasal 11 yaitu ayat 2 ‘Allah tidak
menolak umat-Nya yang telah dikenal-Nya dari semula’.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1: Rasul Paulus sekali lagi, setelah di pasal 10:18-19 kembali
mengajukan pertanyaan ‘adakah Allah mungkin telah menolak umat-
Nya?’ Pertanyaan itu mengandung nilai positif, bahwa keputusan itu
ada ditangan Allah, Allah memiliki kehendak bebas untuk
menentukannya. Oleh karena itu, masih ada harapan bagi umat Israel,
ditandai dengan kata ‘mungkin’. Adanya harapan itu, diperkuat
dengan jawaban Rasul Paulus yang tegas ‘sekali-kali tidak!’ Penegasan
Rasul Paulus didasari atas kepercayaannya kepada Allah, sebagaimana
yang telah ia alami dan rasakan dalam pengalaman hidup, sehingga
menjadi kesaksian hidup. Hal itu nampak dari penyebutan identitas
kebangsaannya bahwa ‘aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan
Abraham, dari suku Benyamin’. Adanya pernyataan Rasul Paulus
tentang identitas kebangsaannya ini hendak menunjukkan bahwa ia
juga orang Israel, tapi Israel yang benar-benar percaya kepada Allah
227
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
228
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.4. Sebaliknya, kalau oleh kasih karunia Allah, maka itu menjadi jaminan
bahwa Allah akan memelihara dan menyertai sebagai orang pilihan,
bahkan ketergantungan hidup kepada Allah akan semakin besar.
Dengan demikian, secara tidak langsung Rasul Paulus hendak
menekankan bahwa bukan perbuatan melakukan Hukum Taurat
didalam Perjanjian Lama yang utama, tetapi oleh kasih karunia Allah
didalam Yesus Kristus yang telah berkorban untuk penebusan dosa
dan penyelamatan. Oleh kasih karunia itulah, maka dalam mega
mendung hukuman-Nya yang mengancam ada pelangi kasih karunia-
Nya.
2.5. Ayat 7-10: Berisikan kesimpulan dari ayat 1-6 yaitu: 1. ‘Israel tidak
memperoleh apa yang dikejarnya’, yang dikejar adalah kedudukan
sebagai umat Allah. Tetapi, mereka tidak mendapatkannya sebab
‘manusia dibenarkan karena iman, bukan karena ia melakukan Hukum
Taurat’ (3:28; bnd. 9:31). 2. ‘tetapi orang-orang yang terpilih telah
memperolehnya’. Orang-orang terpilih yang dimaksudkan disini
adalah orang-orang yang dipilih oleh karena kasih karunia Allah, yang
disebut sisa-sisa Israel. 3. ‘orang-orang lain yang telah tegar hatinya’.
Orang-orang yang tegar hati yaitu orang-orang Israel yang tetap keras
hati, bebal dan melawan Allah. Sehingga kepada mereka, ayat 8-10
Rasul Paulus menghubungkan rencana Allah yang akan terjadi bagi
mereka, sebagaimana sudah lebih dulu ada didalam Ul. 29:4; Yes. 6:9-
10, 29:10; Maz. 69:23-24; yaitu hari-hari mereka akan suram dan
gelap.
3. PENERAPAN
Berdasarkan penjelasan teks diatas, maka pelajaran yang bisa kita pelajari
dan terapkan yaitu:
3.1. Sebagaimana umat Israel, banyak orang menyebut dirinya Kristen,
tetapi belum tentu semua orang Kristen adalah orang pilihan. Karena,
orang Kristen pun ada yang tidak setia, taat dan melawan Allah,
bahkan lebih suka hidup menurut keinginan kedagingan
kemanusiaannya. Kemerosotan iman dan akhlak orang Kristen itu
sudah mulai merajalela didalam kehidupan bergereja. Namun, masih
ada orang kristen yang juga termasuk ‘7.000 orang’ yang masih setia
kepada Allah. Setia melayani dan menyembah Allah. Tetapi janganlah
229
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
230
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Kehidupan sebuah pernikahan tentu akan memperlihat pasangan suami
istri, begitu saling mengenal antara satu dengan yang lain, ada istri yang
dapat memahami karakter dan kebutuhan dari suaminya, sehingga ia dapat
mengungkapkan apa yang sebenarnya di butuhkan oleh pasangannya,
misalnya jika suaminya memiliki karakter yang ingin di puji, maka tentu
bagian ini akan membuat sang kekasihnya akan mengerti dan mengetahu
bahwa ternyata sang istri begitu mengenalnya secara baik. Setiap
kepribadiaan membutuhkan apresiasi untuk dirinya. Selanjutnya bagian ini
mengkisahkan tentang sang mempelai wanita yang memuji kekasihnya sang
mempelai laki-laki. Dan dengan tulus ia mengungkapkan ungkapan pujian
tentang suaminya.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Sebelum melihat ayat 9, terlebih dahulu kita melihat pasal sebelumnya
yang memperlihatkan bagaimana mempelai perempuan yang sedang
sakit asmara, dalam kesakitan asmaranya itu, sang mempelai wanita
kini sedang memperlihatkan bagaimana sang kekasihnya yang telah
pergi, (5:6), sehingga ia sedang berbicara tentang kekasihnya kepada
putri-putri Yerusalem dengan menanyakan kepada mereka dengan
pertanyaan Apakah kelebihan kekasihmu dari kekasih yang lain?
Pertanyaan ini diajukan sebanyak dua kali, dan melanjutkannnya
dengan kalimat, sehingga kau sumpahi kami begini? Mengapa
pertanyaan ini diungkapkan karena melihat putri-putri Yerusalem
setelah kembali dari pembuangan, untuk memulai kehidupan yang
diliputi kemurnian dan kesucian hanya sebagian dari bangsa itu.
Pertanyaan ini sekaligus, sang pempelai wanita mau menyampaikan
bagaimana kelebihan dari sang kekasihnya.
2.2. Ayat 10-16 Bagian ini memperlihatkan bagaimana mempelai wanita
mengungkapkan tentang kekasihnya, yang memiliki kekuatan yang
231
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Dari pembacaan ini ada 3 bagian yang menjadi refleksi bagi kita yaitu :
3.1. Sebagai orang-orang Kristen, tentu kita akan menunjukan kepada
orang lain bagaimana hubungan dan relasi kita sebagai suami dan istri
sama orang lain, yang di dalamnya menunjukan kelebihan dari
kekasih atau suami kita, bagian ini melukiskan tentang hubungan kita
dengan Tuhan, ibarat kekasih atau sang mempelai laki-laki, bagaimana
232
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
233
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Surat I dan II Timotius adalah surat penggembalaan yang ditulis oleh rasul
Paulus yang ditujukan kepada anak rohaninya Timotius yang menjadi
gembala di jemaat Efesus, untuk menasehati Timotius agar tetap setia dan
kuat dalam melaksanakan tugas pemberitaan injil. Tugas ini tidaklah
mudah karena ia dipanggil untuk ikut menderita bersama dengan Yesus
dalam pekerjaan-Nya. Dalam melayani Tuhan ia tidak hanya melihat
mujizat tetapi ia juga akan mengalami pergumulan, tantangan, masalah
dan penderitaan, oleh sebab itu rasul Paulus meminta Timotius untuk tetap
kuat menjalani panggilannya untuk melayani Tuhan, karena kekuatan
diberikan sebagai kasih karunia Allah bagi mereka yang tetap
mengandalkan Tuhan, tetap berserah dan yang tidak mundur, bahkan
Tuhan memberikan pengertian dalam segala sesuatu agar kita kuat
menghadapi penderitaan karena nama Yesus .
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-7 Ayat 1, penderitaan adalah sesuatu yang ingin dihindari oleh
manusia, karena tidak ada manusia yang mau menderita,bahkan
dalam pelayananpun kita mengharapkan kita melayani dalam damai
sejahtera dan sukacita bukan menderita, dalam ayat 3 rasul Paulus
meminta Timotius untuk ikutlah menderita, pertanyaannya mengapa
Timotius harus turut ikut dalam penderitaan itu? pada ayat 1 rasul
Paulus menasehati Timotius “jadilah kuat oleh kasih karunia dalam
Kristus Yesus, rasul Paulus mau menguatkan Timotius bahwa ketika
kita datang pada Yesus, ketika kita berserah padanya dalam pelayanan
kita, ketika kita mengandalkan Dia maka kita akan dimampukan oleh
Tuhan untuk ikut dalam penderitaan karena memberitakan injil
Kristus, karena jikalau kita mengandalkan kekuatan, kemampuan kita
maka kita pasti akan mundur ketika penderitaan itu kita alami.
2.2. Ayat 2, Injil Tuhan harus diteruskan dan tugas Timotius adalah
memuridkan orang lain, dalam ayat ini rasul Paulus meminta Timotius
234
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
untuk meneruskan apa yang telah ia dengar dan pelajari dari Timotius
kepada orang-orang lain yang dapat dipercaya yang juga dapat
mengajar ini berbicara tentang pemuridan.
2.3. Ayat 3-7, Paulus memberikan tiga gambaran kepada Timotius tentang
bagaimana menjadi kuat dalam penderitaan, yakni: pertama, seperti
seorang prajurit yang baik, yang berjuang dengan komitmen penuh
kepada Kristus Yesus yang memiliki-Nya (3-4). Kedua, seperti seorang
olahragawan yang bertanding sesuai aturan untuk memperoleh
mahkota (5, band. 1 kor. 9:24-25). Ketiga, seperti seorang petani yang
bekerja keras dan menikmati hasilnya (6). Berjuang, bertanding, dan
bekerja keras merupakan tiga hal yang dinasihatkan Paulus kepada
Timotius untuk dilakukan agar ia menjadi pelayan Tuhan yang kuat
dan tangguh menghadapi penderitaan. Selain itu, Paulus menegaskan
bahwa dalam segala sesuatu yang dialami Timotius, Tuhan akan
memberikan hikmat dan pengertian yang dibutuhkannya (7).
2.4. Ayat 8-10 Paulus adalah bukti nyata dari Anugerah dan kekuatan
Allah itu. Karena pemberitaan injil yang diberitakan, Paulus telah
mengalami banyak penderitaan. Namun dengan Anugerah dan
kekuatan Allah, ia sabar menanggung semua penderitaan itu. Dan
semua penderitaan tidak dapat membelenggu firman Allah.semua
penderitaan karena mengiring dan mengikut Yesus ada upah yaitu
keselamatan dan kemuliaan kekal.
2.5. Ayat 11-13 Paulus menguatkan Timotius dengan janji kesetiaan Tuhan
yang tidak pernah berubah.
3. PENERAPAN
3.1. Dalam menjalani tugas pelayanan,memberitakan Injil ,kita pasti akan
menghadapi tantangan dan pergumulan, bukankan Tuhan Yesus
berkata bahwa Ia mengutus kita seperti domba ke tengah serigala
(Lukas 10:3) itu berarti setiap kita pasti akan menghadapi penderitaan
karena nama Yesus tetapi Tuhan Yesus menjanjikan kita
penyertaan,kekuatan didalam kasih karunianya sehingga kita akan
menjadi kuat untuk tetap berpegang teguh pada pengakuan dan
pelayanan kita,dan agar kita tidak menyimpang kejalan lain ketika kita
menderita karena nama Yesus . Rasul Paulus menasehatkan dalam
235
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
236
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3.6. Ada upah bagi mereka yang setia menderita dalam memberitakan
Injil, upah itu adalah keselamatan dan kehidupan kekal yang Allah
Anugerahkan bagi setiap kita yang setia ,yang taat dan tekun. Inilah
yang menjadi kerinduan kita bahwa keselamatan dan kemuliaan kekal
menjadi harta yang ternilai. Paulus memberi peneguhan serta
semangat kepada Timotius agar senantiasa bertekun dalam melakukan
segala sesuatu yang dapat menyenangkan hatinya.
Apabila ia terus bertekun ditengah penderitaan, maka dia yang telah
menderita lebih dulu; mati disalibkan; bangkit dari antara orang mati
dan pada akhirnya dia menjadi raja yang akan menghakimi orang
yang hidup dan yang telah mati, akan memberikan mahkota
ketekunan itu padanya, yaitu ikut memerintah bersama-sama dengan
dia selama-lamanya. Pesan Paulus kepada Timotius harus menjadi
acuan semangat bagi kita untuk mendapatkan mahkota itu. Mahkota
yang hanya bisa didapat dengan terus bertekun dalam melakukan
segala hal yang menyenangkan hatinya meski kita harus menderita.
Saat penderitaan datang, pandanglah salibnya agar kembali ingat akan
penderitaannya sehingga kita menjadi bersemangat kembali. Ingatlah
bahwa kasih setia Tuhan tidak berkesudahan akan mengiringi setiap
hamba-hambanya dalam melayani dia. Roh pengertian dan kekuatan
adalah karunia Allah bagi mereka yang tekun dan setia ,yang sabar
dan teguh . Tuhan Yesus memberkati. Amin
237
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN.
Persekutuan yang diberkati oleh Tuhan, dalam ibadah kita pada saat ini,
kita membaca dan merenungkan Mazmur 2 : 6 – 7 dengan Tema
perenungan Janji Tuhan tentang pemeliharaan bagi pemimpin, Tema
perenungan ini merupakan kepastian dan jaminan dari Tuhan bagi seorang
pemimpin (percaya). Sebelum kita membahas lebih lanjut Mazmur 2 : 6 –
7, penting bagi kita untuk mengetahui kalau Mazmur 2 yang memberikan
gambaran penolakan oleh umat Tuhan yang ditujukan kepada Raja.
Mazmur ini memberikan harapan bahwa Allah sendiri akan bertindak
menolong para pemimpin yang diurapinya. Mari kita melihat teks Mazmur
2 : 6-7 dan apa yang hendak disampaikan kepada kita dalam tema
perenungan Janji Tuhan tentang pemeliharaan bagi pemimpin.
2. PENJELASAN TEKS.
2.1. Ayat 6. Pernyataan tentang reaksi Tuhan atas permufakatan suku-suku
bangsa dan raja dunia dalam melawan Tuhan dan pemimpin yang
diurapi oleh Tuhan. Mazmur 2 ini adalah Mazmur Mesias, yaitu yang
menubuatkan tentang kedatangan mesias Allah, Yesus Kristus. Mesias
artinya “yang diurapi” dan dipakai untuk Yesus yang diurapi Allah
untuk menebus Israel dan memerintah atas kerajaan Allah. Dalam ayat
ini memberitahukan kepada kita siapakah sebenarnya raja Israeel itu.
Bukan manusia yang melantik raja Israel, tetapi Tuhan sendiri. Tuhan
menyebutnya “raja-Ku”, artinya yang Kurajakan. Bukan disembaran
tempat raja Israel dilantik, tetapi “di Sion,gunung-Ku yang Kudus”.
Sion sebagai kota kediaman Allah. Pernyataan ayat 6 ini kalau kita
merenungkanya dalam hubunganya dengan nyanyian-nyanyian Sion:,
Sion adalah, Kota Raja besar” (Maz. 48:3). Dari sion merajai, “Dia
yang dasyat bagi raha-raja bumi”( Maz. 76 : 13). Dari penjelasan ini
kita dapat mengerti mengapa Allah membuat pernyataan dan reaksi
238
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN.
3.1. Penjelasan teks diatas menolong kita memahami dan menemukan
pesan penting dari Allah dalam Mazmur. 2 : 6 – 7.
3.2. Janji Tuhan, mengingatkan kita tentang hal penting yang harus
dilakukan oleh kita sebagai anak-anak Allah. Agar kita tidak boleh
melawan Tuhan atas keputusanya yang Ia buat bagi kita. Karna
didalam keputusan-Nya ada janji dan kesetiaan-Nya yang akan Dia
berikan kepada kita.
Pemeliharaan setiap kita yang adalah anak-anak Allah diminta untuk
melakukan kewajiban yang dituntut oleh Allah bagi kita yaitu taat dan setia
kepada-Nya supaya janji pemeliharaan-Nya bagi kita digenapi bagi kita. Amin.
239
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Nama Daniel berarti “Allah adalah Hakimku”. Rupa-rupanya Daniel
merupakan salah seorang anggota rombongan orang-orang buangan
pertama yang dibawa ke Babel tahun 606 S.M. Dalam kitab Daniel pasal 2,
dikisahkan Raja Nebukadnezar diliputi ketakutan yang menggelisahkan
sehingga tidak dapat tidur akibat mimpinya (2:1).Semua ahli nujum,
sihir,jampi istana dipanggil untuk menjelaskan arti mimpi raja. Namun
semua tidak dapat menjelaskan maknanya. Daniel dengan keyakinan yang
kokoh akan Allah Israel Sumber Hikmat dan Kekuatan memberanikan diri,
menghadap Raja Nebukadnezar meminta waktu agar dapat menjelaskan
arti mimpi raja.Daniel percaya Hananya,Misael,dan Azarya sahabat
sebangsanya, yang memiliki Allah yang hidup akan mendukung dalam
menaikkan doa Syafaat kepada Allah Israel yang mampu memecahkan
segala perkara sebelum manusia berpikir dan berkata. Letak
keberhasilannya, yakni adanya persekutuan yang harmonis dalam
menaikkan doa dan pujian. Allah yang dihampiri adalah Allah Yang Kudus,
bersemayam di Sorga. Mereka menghampiri dalam kekudusan dan
kebenaran yang telah memberi pengetahuan dan kepandaian, dan Daniel
sendiri pengertian penglihatan dan mimpi ( 1:17 ) Bagi Dialah yang hendak
mereka hampiri Sumber Hikmat.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 20 : Daniel menaikkan pujian. Allah semesta Alam, khalik langit
dan bumi yang patut dipuji kebesaran-Nya, nama-Nya
dimasyurkan sekarang dan selama-lamanya (Mazmur 113:2) Sekalipun
berada dalam pembuangan dan penindasan Babel, tetapi Tuhan Allah
tidak melupakan mereka, Ia menyertai dengan memberi hikmat dan
kekuatan untuk menjawab, menjalani keadaan apapun dalam istana
raja.
240
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Daniel seorang muda yang mempunya karakter yang baik, tidak bercela
dan memiliki sifat luar biasa, sehingga mendapat kedudukan dalam istana, ia
berasal dari keturunan bangsawan (Pasal 1:3-4). Bersama ketiga kawannya :
Hananya, Misael dan Azarya (1:6) mempertahankan kehidupan yang suci,
dan takut kepada Allah, sehingga Allah mengaruniakan pengetahuan,
kepandaian tentang berbagai tulisan dan hikmat (1:17). Ketaatan dan
kekudusan hidup sebagai anak-anak pilihan Allah mengharuskan, kita untuk
memainkan peran selamat pada situasi sekarang ini, untuk tidak menjadi
sama dengan dunia ini. Daniel dan ketiga kawan adalah pemuda yang suka
berdoa dan mempunyai pendirian yang teguh.
Dalam keteguhan itulah Allah turut bekerja melalui Raja diberi waktu untuk
mencari makna mimpi dari Allah di Surga (ayat 16,18). Daniel tidak bekerja
sendiri ,bersama tiga sahabat, tidak diketahui berapa lama berdoa,yang
pasti mereka sunguh-sungguh berdoa. Betapa hebatnya kuasa doa orang-
oarang yang bersatu,sama hebatnya kuasa doa orang-orang yang bersatu
menyelamatkan Petraus dari penjara (Kis.12:5-19). Bagaimana dengan
doa-doa orang persekutuan kita saat ini juga doa-doa orang muda kita,
benarkah isi doa kita penuh ucapan syukur bersatu dalam kemuliaan yang
menggetarkan hati Tuhan? Sehingga memberi hikmat dan kekuatan untuk
menjawab tantangan zaman? Penting untuk menjadi perenungan bagi kita.
241
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
242
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Israel adalah umat pilihan Allah, sejak semula Allah menetapkan sebagai
umat kepunyaan-Nya. Sebagai milik kepunyaan Allah, Israel harus
menampakkan kehidupan yang berbeda dari bangsa-bangsa lain. Dengan
perilaku hidup yang benar dengan mencerminkan sifat dan karakter yang
menggambarkan kasih Allah yang sempurna. Namun, Israel dalam
kenyataannya, tidak berlaku setia kepada Allah Pemberi hidup yang
menuntun mereka keluar dari tanah mesir, dan yang memimpin mereka di
padang gurun yang tidak dapat dilintasi oleh seorang manusia, bahkan
untuk mendiami padang gurun yang gersang. Perilaku umat ini selalu
menyakiti hati Allah dan murtad. Israel menukarkan kemuliannya dengan
apa yang tidak berguna (Yer. 2: 1-37).
Pada fasal 10:1-16,Allah mengingatkan agar mereka tidak tidak boleh
mengikuti kebiasaan bangsa lain menyamakan allah-allah mereka yang
dibuat dari bahan-bahan alam kemudian disembah, dapatkah menjawab
kebutuhan sipengukir? Allah Israel, TUHAN SEMESTA ALAM, menjadikan
bumi dengan kekuatan-Nya.
243
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
244
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
3.1. Yeremia, seorang nabi yang dipanggil oleh Tuhan untuk
memperingatkan Israel agar selalu hidup dalam kekudusan.
Berulangkali ia mengingatkan mereka bahwa, Allah Tuhan mereka,
bersemayam di Sorga, Ia Tuhan Semesta Alam dan Ia
memperhatikan segala tingkah langkah mereka. Umat Tuhan lebih
memilih kekafiran menjadi bagian ritual mereka ditengah ibadah
kepada baal serta berhala-berhala. Dalam kondisi demikian
Yeremia mengingatkan karya kasih Tuhan yang telah
menyelamatkan nenek moyang mereka dari Mesir. Menetapkan
mereka menjadi suatu bangsa yang besar. Bagaimana dengan kita
yang telah ditetapkan menjadi milik Tuhan yang ditebus dengan
darah Kristus, menjadi umat kudus ?
3.2. Dalam bagian ini Yeremia menyampaikan bahwa Allah sangat
menentang penyembahan berhala. Mereka dengan begitu
mudahnya menukarkan Allah yang hidup dengan allah yang mati
buatan tangan manusia. Yang dibuat tangan manusia tidak dapat
disembah menjadi kekuatan, justru penyembahan berhala
membawa kepada kehancuran, yakni murka Allah kepada mereka
yang menyembah berhala akan dibinasakan. Apakah kita juga
sering menukar Allah yang hidup dengan kehidupan yang tidak
memuliakan Dia sebagai penyembah berhala? Ingat!! Tuhan Allah
kita adalah Allah yang hidup, Abadi, Tuhan Semesta Alam.
Hampirilah DIA dalam KEKUDUSAN dan
KEHORMATAN.Amin
245
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Nama Yesaya berarti “Keselamatan Yehova”. Ia dipanggil oleh Allah dan
sebagai nabi pertama bertugas di Yehuda untuk menuliskan dan berbicara
kepada orang Israel, tentang penghukuman dan Kasih Karunia Tuhan. Israel
sedang berada dibawah perhambaan akibat ketidak setiaan mereka kepda
Allah Israel, yang selalu setia dan menjaga setiap kehidupan generasi demi
generasi dari umat-Nya. Namun apa yang dapat dibalaskan Israel kepada
Allah, menyakitkan hati Tuhan, yakni selalu hidup dalam penyembahan
berhala, dengan mengikuti trend/gaya dari bangsa yang ada disekitarnya.
Di dalam pembuangan mereka tidak berbalik mencari Tuhan Allah, tetapi
menyembah berhala. Allah tidak pernah lupa kepada umat perjanjian-Nya
Israel adalah hamba-Nya, Ia membentuk mereka dan tak akan melupakan
(44:21) telah menghapuskan dosa pemberontakan mereka, kembalilah
kepada Allah yang telah menebus israel (44:22). Sampai masa tua Dia tetap
Allah Israel yang menjaga dan menggendong dalam situasi apapun.
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 1-2 : dewa-dewa sembahan yang tak berdaya ...Dewa bel; dewa
kepercayaan bangsa babel adalah dewa tertinggi menurut Yeremia
50:2 telah direbut dan dipatahkan kekuatannya, demikian juga
dengan dewa Nebo: dewa pengetahuan, dewa khusus astronomi.
Kedua dewa tersebut tidak dapat menolong dan menyelamatkan
Babel. Para dewa ini dipikul sebagai tawanan diatas hewan sebagai
yang kalah perang, tak berdaya.
2.2 Ayat 3-4 : Mengingatkan Israel yang dibentuk oleh Tuhan Allah, Israel
diingatkan sejak dari semula dari keturunan Yakub ditentukan oleh
Allah sendiri sebagai kepunyaan-Nya (44:21) sejak dari dalam rahim
dan tidak akan dilupakan. Sekalipun dalam perjalanan usia hidup
mereka sampai tua dalam ketidaktaatan dan kesetiaan kepada Allah,
tetapi Ia tetap setia menjaga dan menggendong, demi penyelamatan.
246
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.3 Ayat 5-7 : Allah Israel hidup dan berkuasa tak terbanding ....Allah tidak
dapat disejajarkan dengan dewa-dewa buatan tangan manusia. Disini
kelihatan perbandingan dan perbedaan yang begitujauh. Dalam ayat 1
jelas sekali bahwa para dewa dipikul sebagai lambang kekalahan,
bahkan dipahat dari emas oleh para ahli, diam dan tak bergerak, baal
ini digendong oleh manusia yang memahat, diam tak bersuara, dia
didudukkan lalu disembah dan dipuji, baal ini tidak dapat memahami
hati si pembuat, dan tak mampu menyelamatkan. Ini sangat bertolak
belakang dengan Allah Israel, Allah yang hidup yang membentuk
kehidupan, menggendong umat- Nya, memahami isi hati mereka dan
menjawab persoalan. Ia kekal abadi kasih-Nya.
2.4 Ayat 8-11 : Israel diperingatkan Allah adalah Allah .....Allah menegaskan
kepada umat-Nya agar mengingat, bawa Allah tetap memperkenalkan
Kuasa-Nya kekal tak terbandingi agar Israel harus menjadi umat yang
malu, yang tak tahu berterimakasih atas kebaikan-Nya yang hanya
memberontak. Dari semula Dia tetap Allah. Dialah yang
memperkenalkan diri-Nya kepada Musa, AKU ADALAH AKU,
(keluaran 3:14) Allah Abraham,Allah Ishak dan Allah Yakub, tidak
dapat diganti dan ditukar oleh kekuatan apapun di alam semesta bagi
israel. Menyingkapkan segala sesautu yang rahasia disingkapkan karena
Dialah Allah diatas segala zaman. Akulah Tuhandan tidak ada yang lain
Aku telah mempersenjatai engkau sekalipun engkau tidak mengenal
Aku (45:5). Segala kehendak dan keputusan Allah terlaksana dan tak
ada yang dapat membatalkan.
2.5 Ayat 12-13 : Tuhan akan memberikan keselamatan.... Merupakan teguran
bagi umat Tuhan untuk berbalik dan kembali mendengar suara-Nya
karena kecongkakan mereka sendiri dalam menentukan jalan hidup
itulah, Allah membuang mereka. Saat berada dalam pembuangan
mereka tidak dapat menyelamatkan diri sendiri, berhala yang mereka
sembahpun tidak dapat melepaskan, hidup dalam penindasan jauh
dari kebenaran Tuhan yang membebaskan. Sekarang, Tuhan
menyatakan Ia sendirilah, yang akan membebaskan mereka, serta
menyatakan Kemuliaan-Nya kembali terpancar diatas umat-Nya Israel.
247
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Menjadi bagian perenungan penting bagi kita sebagai umat Allah disaat ini,
Pesan Firman Tuhan :
3.1. Allah itu Setia. Ia setia dan berpegang teguh pada janji-jani-Nya, setiap
Firman yang disampaikan pasti digenapi, Israel adalah satu- satunya
bangsa dipanggil dan ditetapkan untuk menyatakan rencana-Nya.
Kemana saja mereka berada Ia menjaga selalu mengingat akan
perjanjian-Nya, Ia tidak saja setia pada janji-Nya tetapi juga menepati
janji-Nya. Yesaya mengisahkan, Israel adalah bukti dari ketidak setiaan
kepada panggilan Allah, tidak menjadi berkat. Menukarkan kebaikan
Allah dengan mengingkari perjanjian kasih setia. Akibat pengingkaran
mendatangkan murka Tuhan bagi seluruh bangsa. Bagaimana dengan
kesetiaan kita sebagai gereja, apakah setia kepada panggilan Tuhan
menjadi berkat?
3.2. Sampai masa tuamu aku tetap Dia.,Kekekalan janji setia Tuhan, tidak
sama dengan dewa-dewa. KetikaBabel kalah dewa buatan ini diangkut
dan dipikul oleh para ahli pahat yang memahat dan mengukir. Dewa
sembahan ini dipikul menjadi beban. Tidak demikian dengan Allah
Israel, sejauh apapun umat pergi meninggalkan dan lari dari hadapan-
Nya, mata Tuhan pencipta tetap mengawasi. Bahkan ketika tidak lagi
mampu untuk berjalan karena amarah Tuhan yang menghukum
mereka, tetapi Tangan-Nya yang cukup panjang diulurkan untuk
menggapai umat- Nya yang memberontak ini dengan mengangkat
dan menggendongsampai memutih rambut, Ia tetap kekal abadi.
Mari kita belajar untuk terus hidup dalam takut akan Tuhan, dengan
memberi hidup dalam tuntunan tangan kasih Tuhan. Ia tidak pernah
melupakan kita, penegasan ayat 5 : “kepada siapa kamu hendak
mnyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan
aku’ sehingga kami sama?”Kesetiaan Allah tidak akan pernah berubah,
sekalipun kita tidak setia. Kita tidak akan pernah menggugurkan
Firman-Nya. Ia menggenapi-Nya. Amin
248
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Filipi pada waktu itu merupakan salah satu kota penguasaan Romawi dan
sekaligus menjadi pangkalan militer Romawi yang terkenal di negara bagian
Makedonia. Akibat dari pendudukan Romawi yang cukup lama disana,
maka banyak orang Filipi yang ikut menjadi warga negara Roma. Ada satu
kebanggaan bagi mereka apabila memiliki kewargaan Roma, yaitu memiliki
berbagai fasilitas. Kemudahan bahwa hak-hak untuk melakukan banyak hal,
mereka menjadi orang yang ditakuti dan disegani karena menyandang
predikat/ gelar sebagai orang Romawi.
Status ini membedakan mereka dengan orang lain. Status sebagai warga
negara Romawi membuat mereka menyalah gunakan haknya sebagai
warga negara, mencemarkan diri dengan banyak hal yang bertentangan
dengan ajaran Injil. Nama Filipi berasal dari seorang raja Makedonia, yaitu
Filipus II yang melakukan penyerangan antara tahun 360-356 SM dan
berhasil menaklukkan kota itu.
Penduduknya terdiri dari para budak, veteran perang, penduduk pribumi.
Sedangkan kelompok orang-orang Yahudi ditemukan sangat sedikit
jumlahnya. Jemaat Filipi didirikan oleh Paulus, anggota jemaatnya terdiri
dari orang-orang Kristen bukan Yahudi (Kis. 16:13b), orang-orang yang
sudah menjadi Kristen (Kis. 16:13), dan orang-orang yang takut akan Tuhan
(Kis. 16:34). Surat ini ditulis oleh Paulus saat berada di dalam penjara di
kota Roma. Tujuan penulisan surat Filipi untuk memberikan nasehat karena
terjadi suatu perpecahan, baik internal (di dalam), yaitu dikalangan Diaken
Euodia Sintike, soal kerendahan hati (Egoisme) dan ancaman perpecahan
dari luar (eksternal) lawan-lawan dari Paulus terkait pemahaman sesat atau
Gnostis.
249
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 17 – 19 “ Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Filipi untuk hidup
mengikuti teladan sebagai Pengikut Kristus, karena banyak orang yang
hidup sebagai seteru salib Kristus. Yang dimaksud dengan seteru-seteru
adalah orang-orang yang mengaku percaya, tetapi mencemarkan Injil
dengan cara hidup yang tidak susila dan mengikuti ajaran sesat
memutar balikkan Injil. Menggunakan nama Tuhan untuk kepentingan
perut, segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan perut itulah
yang menjadi Tuhan, kelihatan terhormat, mulia. Penjelasan teks
menjelaskan sesungguhnya aib bagi mereka, fokus hidup pada
perkara-perkara duniawi.
3. PENERAPAN
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, warga negara adalah penduduk
dalam sebuah negara berdasarkan keturunan, tempat kelahiran. Mereka
punya hak dan kewajiban penuh sebagai warga negara itu. Sedangkan
kewarganegaraan dikenal dengan kata Citizenship, artinya keanggotaan
yang menunjukkan hubungan atau ikatan negara dengan warga negara.
Konsep kewarganegaraan pertama kali muncul di kota-kota Yunani
kuno. Ini sebagai reaksi ketakutan soal perbudakan. Bangsa Romawi
pertama kali menggunakan kewarganegaraan sebagai alat untuk
membedakan penduduk kota Roma dari orang-orang yang wilayahnya
telah ditaklukkan dan disatukan oleh Roma. Ketika kekaisaran terus
bertumbuh,
Orang-orang Romawi memberikan kewarganegaraan kepada sekutu di
seluruh Italia dan provinsi Romawi lainnya. Sebagai warga negara
memiliki identitas. Identitas khusus seperti falsafah hidup, kartu tanda
penduduk, memiliki hak dan kewajiban, ada aturan-aturan juga sanksi-
250
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
251
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Fasal ini berbicara tentang pemulihan umat Israel dan Yehuda. Dalam situasi
yang demikian Yeremia bergumul bagi penderitaan bangsanya. Penderitaan
yang begitu panjang dan hebat akibat dosa mereka yang meluluh lantahkan
seluruh kehidupan mereka.Di tengah situasi pergumulan yang berat, mereka
dikepung oleh Babel. Yeremia sendiri menjadi tawanan dari Raja Zedekia
datanglah firman Tuhan kepada Yeremia, bahwa Tuhan Allah Israel akan
menyatakan kasih-Nya, Ia sendirilah yang akan memulihkan mereka.
Yeremia menyadari bahwa tidak mudah bangsanya terbebas dari belenggu
penjajahan. Namun kasih setia Tuhan lah yang mampu membebaskan dan
memulihkan mereka.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-2: Firman Tuhan datang kepad Yeremia Di saat Yeremia masih
terkurung di pelataran sebagai tawanan raja Zedekia, akibat
menubuatkan kejatuhan Yerusalem ke tangan babel dan Zedekia akan
menjadi tawanan Babel (32:3).Firman Tuhan datang kepadanya.Tuhan
pencipta Alam Semesta sekarang berdaulat penuh atas ciptaan-Nya.
2.2. Ayat 3. Yeremia mengetahui bahwa Yehuda akan jatuh, namun ia
diminta oleh Tuhan agar ia berseru memohon kepada-Nya. -
Berserulah, Allah kehendaki Yeremia memanggil-Nya, dengan suara
nyaring, dan menarik perhatian Allah kepadanya.Hanya Dia yang
akan menjawab penderitaan Yeremia, dan membuka semua rahasia
besar kepada Yeremia, sehingga dia dapat memahami situasi kedepan.
2.3. Ayat 4-6 :Tuhan sendirilah yang akan bertindak dan berperang
melawan bangsa yang menaklukan kota-kota Yehuda dan
merobohkan semua bangunan, termasuk istana raja. Israel sdh di hajar
oleh para musuh dan menjadi tidak berdaya, dipukul kalah oleh
Babel. semua ini terjadi karena dosa pemberontakan kepada Allah.
252
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
3.1. Dosa menyebabkan terputusnya hubungan manusia dengan Tuhan,
Allah penciptanya. Ketika hubungan itu terputus, kerusakan dan
kehancuran terjadi dimana-mana. Manusia saling melukai,
perampasan hak hidup sesama bahkan sampai kepada saling
membinasakan. Alampun turut berdampak, tanah menjadi kering,
dan tidak dapat memberikan hasil yang baik pada setiap tumbuhan,
ternak tidak dapat menghasilkan susu dan daging.Tuhan menjadi
begitu jauh dari umat kepunyaan-Nya. Israel adalah contoh,
bagaimana hidup dalam dosa, akibat pem berontakkannya kepada
Allah. Mereka di hukum dan Allah mengijinkan mereka hidup dalam
pembuangan.
3.2. Bertobat. Berbalik dari semua kejahatan dosa, tinggalkan, kembalilah
kepada Allah dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan mengampuni
segala dosa dan pelanggaran umat-Nya. Terkadang Allah
mengijinkan segala sesuatu terjadi dalam hidup umat-Nya,bila hidup
253
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
254
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Menghalalkan segala cara untuk memperkaya diri sendiri merupakan
tindakan kejahatan yang tidak dapat dibenarkan. Situasi problematik
seperti itu terjadi pada jemaat di efesus. Secara harfiah guru-guru palsu di
efesus menjalankan ibadah untuk memperoleh kekayaan berlimpah-
limpah. Mereka di dorong oleh keserakahan sebagai motivasi yang utama
dan mengajarkan bahwa dengan kekayaan itu menandakan bahwa Allah
setuju dengan pengajaran mereka. Tetapi keberadaan mereka dikecam oleh
Rasul Paulus, bukan saja karena telah menggunakan ibadah sebagai sarana
untuk memperoleh keuntungan. Tetapi juga menyampaikan ajaran lain
atau menyimpang dari ajaran Kristus dan menciptakan ketidak nyamanan
dalam kehidupan jemaat.
Karena kecenderungan yang ada pada mereka untuk mencari- cari soal
dan bersilat kata. Itu sebabnya Paulus menulis surat kepada timotius di
Efesus. Supaya mewaspadai ajaran yang sesat dan memberitakan ajaran
yang benar, sesuai dengan perkataan Kristus dan agar Timotius berhati-hati
terhadap segala bentuk ketamakan yang berpotensi menjerat kehidupan
seorang hamba Tuhan terhadap motivasi yang keliru dalam melayani
Tuhan. Dengan demikian jemaat diarahkan pada tujuan ibadah yang benar
(Band. 1Tim. 4:8), yang telah diselewengkan oleh para guru palsu untuk
kepentingannya sendiri. Sebab akar segala kejahatan adalah cinta uang, hal
itu ditulis oleh Paulus dalam suratnya kepada timotius dan jemaat. Sebagai
peringatan dalam kehidupan dan pelayanan yang diembankan oleh Tuhan.
Sehingga jemaat semakin cinta Tuhan, bukan cinta uang. Yang dapat
menimbulkan berbagai pencobaan bahkan menyebabkan orang
menyimpang dari iman dan menuju pada penderitaan dan penyesalan. Jika
semata mata digunakan untuk memperoleh kekayaan dan kesenangan
duniawi.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 2b, Yang dimaksudkan semuanya ini adalah petunjuk petunjuk
yang diberikan sebelumnya. Tentang iman yang sejati yang harus
dihidupkan bagi jemaat dan setiap pribadi.
2.2. Ayat 3-5, merupakan permohonan Paulus agar yang diajarkan selalu
merupakan doktrin yang benar yakni perkataan sehat sesuai perkataan
255
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Tuhan kita Yesus Kristus, yang merupakan inti dan pokok dari
doktrin sesuai dengan ibadah kita (band I Timotius 3: 16). Tetapi
kecenderungan guru-guru sesat itu digambarkan sebagai penyakit
karna suka mencari soal dan bersilat kata, berlagak tahu dan
mmenyombongkan diri untuk menunjukan bahwa mereka lebih
pintar dari orang lain. Sehingga menyebabkan dengki , cedera,
Fitna, curiga. Paulus dengan tegas memberitahukan Timotius bahwa
sifat sifat ajaran sesat dari orang orang yang berlagak tahu dan
mencari kesalahan orang lain itu, dalam ayat 5 adalah sebagai guru-
guru palsu yang dipandang sebagai orang-orang yang tidak lagi
berpikiran sehat. Karena menyampaikan ajaran lain yang palsu.
Sebab hati dan kehidupannya telah dirusak oleh dosa sehingga
tidak melakukan ibadah dengan motivasi yang baik, melainkan
dengan egois untuk mencari kehormatan dan mencari keuntungan
materiil (mengira ibadah itu sumber keuntungan).
2.3. Ayat 6 – 8, Rasul Paulus membenarkan bahwa ibadah itu kalau
disertai rasa cukup memberi keuntungan besar tetapi keuntungan
besar itu bukan terfokus pada kebutuhan jasmani tetapi
kebutuhan dalam rohani (Band I Timotius 4 : 8) ini menunjukan
bahwa rasa cukup bukan merupakan syarat untuk memperoleh
keuntungan rohani melainkan akibat dari keuntungan rohani itu
sendiri. Rasa Cukup dalam bahasa asli berarti mencukupkan
dengan apa yang ada pada dirinya sendiri. Sebagaimana teladan
Rasul Paulus dengan hidup mencukupkan diri dengan apa yang ada
padanya. Hal itu diperkuat pada ayat 7 – 8, yang menyatakan
“sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun
tidak dapat membawa apa-apa keluar asal ada makanan dan
pakain, cukuplah. Paulus menekankan rasa cukup itu dalam arti
diwujudkan dengan sikap sudah puasnya seseorang kalau ia sudah
memperoleh makanan, pakaian dan tempat tinggal. Jadi kalau orang
sudah memperoleh sandang, pangan, dan tempat berteduh yang
diperlukan itu sudah memadai. Rasul Paulus mengembangkan
pemikiran bahwa orang seharusnya merasa puas dengan mendapat
makanan, pakaian dan tempat tinggal. Ia menganggap sebagai
kebodohan jika ada orang yang memusatkan perhatian semata
matapada kekayaan sebagai tujuan hidup.
2.4. Ayat 9 - 10, Rasul Paulus mengecam orang yang kaya, tetapi juga
mereka yang ingin kaya. Karna membuat seseorang memusatkan
perhatian dan perjuangan kepada kekayaan meterial dan
melupakan kekayaan yang lain . Orang-orang seperti itu mudah
jatuh dalam pencobaan atau jerat iblis. Karna iblis menawarkan
256
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
3.1. Para hamba Tuhan harus memberitakan ajaran yang benar sesuai
perkataan Kristus dan berwaspada terhadap ajaran lain yang
berpotensi menyesatkan jemaat Tuhan .
3.2. Orang Kristen dianjurkan untuk membangun kehidupan peribadatan
yang disertai rasa cukup sebagai pola hidup mencukupkan diri dengan
apa yang padamu (Matius 6 : 11). Sehingga kehidupannya menjadi
ibadah yang dipenuhi oleh sukacita dan damai sejahtera yang
bersifat kekal.
3.3. Kehidupan berjemaat harus terhindar dari penyakit yang suka mencari-
cari soal dan bersilat kata (saling mempertahankan kebenaran atau
Pendapat). Sebab hal itu dilakukan oleh orang- orang yang tidak lagi
berpikiran sehat dan kehilangan kebenaran.
3.4. Terhadap kesemuanya itu orang Kristen diingatkan bahwa sebagai
alat tukar uang tidak mengandung dosa, dengan uang orang dapat
berbuat baik. Tapi cinta uang adalah akar segalakejahatan, karena
cinta uang dengan mudah dapat membawa seorang pada cara-cara
yang salah untuk mendapatkannya bahkan membuat orang
menyimpang dari iman, perintah dan kehendak Tuhan dan pada
akhirnya menuju pada kesusahan dan penyesalan .
257
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Timotius adalah anak rohani rasul Paulus yang sah di dalam iman (I Tim
1:2), yang dipilih karena memiliki ketaatan dan hati nurani yang murni
(1:18) untuk melanjutkan pembinaan termasuk pengorganisasian jemaat di
Efesus dalam menghadapi munculnya ajaran-ajaran lain atau sesat (1:3).
Surat ini tidak semata-mata merupakan surat pribadi (pastoral) Paulus
kepada Timotius, tetapi berisi juga petunjuk-petunjuk praktis teologis
tentang bagaimana Timotius menangani tugas-tugas kejemaatan dan
sekaligus dapat mendorong jemaat agar menjadi pendoa syafaat bagi
semua orang, terutama bagi para pemimpin negara dan pembesar lainnya
termasuk pemimpin gereja agar jemaat dapat hidup tenang dan tentram
dalam menjalankan peribadatannya, sehingga dihormati dan dihargai oleh
semua orang serta berkenan kepada Allah (2:1-1-3).
2. PENJELASAN TEKS
Teks I Timotius 2:1-6 terdiri atas tiga bagian, yakni :
2.1. Ayat 1-2 : Doa Syafaat dan ucapan Syukur : Dalam suratnya kepada
Timotius, nasihat pertama yang Paulus berikan kepadanya adalah
tentang doa dan ucapan syukur . Ia menasihati Timotius termasuk
jemaat Efesus untuk menaikkan permohonan, doa syafaat, dan ucapan
syukur kepada semua orang. Sedangkan hal kedua, Paulus menasihati
Timotius dan tentu jemaat Efesus juga agar mendoakan pemimpin
dalam hal ini adalah raja-raja dan pembesar kekaisaran Romawi.
Nasihat ini didasari pada kondisi penganiayaan yang dialami umat
Kristen dan kekhawatiran Paulus tentang penginjilan dan masa depan
gereja Tuhan pada masa kepemimpinan kaisar Nero yang sangat
membenci Kekristenan. Oleh karena itu ia menasihati Timotius dan
jemaat agar tekun berdoa bagi Semua orang tanpa terkecuali dan juga
berdoa secara khusus bagi pemimpin dan pembesar negara sebagai
258
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Teolog Warren W. Wiersbe berkata, bahwa doa adalah pelayanan jemaat
yang paling fital untuk mengubah dunia. Martin Luther pernah berkata:
"Menjadi orang Kristen tanpa doa adalah sama tidak mungkinnya dengan
hidup tanpa bernafas". Dua pernyataan tersebut hendak mengatakan
kepada kita bahwa doa sangat penting dalam pelayanan gereja dan
kehidupan orang percaya (Kristen). Dalam teks Alkitab yang kita baca,
ditemukan bahwa Rasul Paulus memberi nasihat kepada Timotius agar
Timotius dan jemaat Efesus harus menaikan permohonan dalam doa syafaat
dan ucapan syukur untuk semua orang dan secara khusus kepada pemimpin
dan pembesar negara agar gereja dapat terpelihara, tenang dan tentram
menjalankan aktifitas pelayanannya, terutama dalam menjalankan misi
pekabaran Injil. Sebagai warga jemaat GKI Di Tanah Papua, kita dinasihati
Rasul Paulus untuk berdoa bagi semua orang dan secara khusus bagi
pemimpin dan pembesar-pembesar negara.
Kita dinasihatkan untuk tidak hanya berdoa bagi diri sendiri saja, tetapi
wajib mendoakan semua orang agar misi gereja tercapai yaitu menjadikan
segala bangsa menjadi murid Yesus (Mat 28:19-20). Dalam konteks GKI Di
Tanah Papua, kita sebagai warga gereja sudah sepatutnya harus mengucap
259
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
syukur kepada Tuhan karena Tuhan telah memilih dan menetapkan hamba-
hambaNya ke dalam jabatan struktural Sinode GKI Di Tanah Papua untuk
bekerja dan melayani Tuhan dan jemaat. Tugas kita sebagai warga gereja
adalah berdoa bagi mereka, agar Tuhan terus memperlengkapi mereka
dengan hikmat dan RohNya, sehingga mereka cakap dalam memimpin dan
dipakai Tuhan secara luar biasa untuk mengubah dunia di sekitar kita
(Papua) dan Indonesia serta dunia secara menyeluruh, agar melalui mereka
dan gereja Tuhan yang mereka pimpin dapat melaksanakan misi Allah dan
menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah, sehingga banyak orang menjadi
percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dan
diselamatkan. Mari, teruslah berdoa bagi semua orang karena hal itulah
yang dikehendaki Allah yang wajib kita lakukan dalam hidup berkeluarga,
berjemaat, berbangsa dan bernegara. Amin
260
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Kehidupan umat Israel setelah kembali dari pembuangan di Babel, memiliki
pengharapan Mesianik yang kuat terhadap Seorang Raja untuk memulihkan
kembali kerajaan Israel. Kedua, Pengharapan akan pembangunan kembali
Bait Allah. Pengharapan tentang seorang Mesias ini memberi tempat yang
istimewa bagi sosok Raja Daud. Dua pengharapan ini terlihat di dalam
Kitab Tawarik terletak setelah Samuel dan Raja-raja. Karena pentingnya
figur Raja Daud yang menonjol di dalam Kitab Tawarik, maka semua cacat
cela Daud di dalam Kitab Samuel diperbaiki oleh Tawarik. Penantian atau
pengharapan Mesianik ( Raja Mesias yang dinantikan Israel sama dengan
Raja Daud). Raja Daud ini dinilai positif berkaitan dengan sikapnya
terhadap Bait Allah. Raja Mesianik sebagaimana Raja Daud, akan
membangun kejayaan Israel Juga Bait Allah. Peran-peran para Imam juga
sangat ditekankan di dalam Kitab ini.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 16-18 Allah selalu hadir secara dekat dan membimbing umat,
melalui Kemah pertemuan. Itu Sebabnya umat Israel merindukan agar
Bait Allah dapat dibangun kembali. Daud datang ke kemah pertemuan
dan menyampaikan permohonan serta rencananya kepada Allah. Daud
ingin membangun Bait Allah, tetapi mendapatkan Jawaban dari
Tuhan, bahwa anaknya Salomo yang akan membangun Bait Allah.
Tetapi Tuhan akan membangun turunan bagi Daud dan memberkati
Keluarga Daud serta mengokohkan Tahtanya. Tuhan akan
menghadirkan kerajaan Mesias yang kekal lewat tahta Daud. Daud
menyambut janji Allah dengan sikap rendah hati Daud sadar bahwa
kejayaan dan keharuman namanya, tidak terjadi karena prestasinya.
Daud merasa dirinya sesungguhnya tidak layak (Siapakah aku ini...).
261
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Mengapa Sang Mesias yang dijanjikan bagi Israel, harus lahir melalui
keturunannya.
2.2. Ayat 19 -27 Daud sadar bahwa dirinya hanyalah alat. Daud tidak boleh
melawan Allah di dalam penentuan dan pilihan. Daud bersyukur,
bahwa Allahlah berhak menentukan siapapun dan juga berkuasa
memulihkan bangsaNya dan Daud serta keluargaNya memimpin
bangsa pilihan Allah serta menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain
melalui mengalami berkat keselamatan yang dibawakan oleh Sang
Mesias, yang selalu disebut dengan gelar, Anak Daud. Daud mengucap
syukur karena : Allah Israel tidak sama dengan illah bangsa-bangsa lain,
demikian juga bangsa Israel tidak sama dengan bangsa-bangsa lain.
Sebagai bangsa pilihan, Allah sendiri yang memulihkan bangsa ini dan
memakai bangsa ini untuk melakukan perkara-perkara besar, menjadi
terang bagi bangsa-bangsa. Daud mengucap syukur karena Allah selalu
dan tetap setia pada segala janjiNa, meskipun Daud dan umat ini selalu
tidak setia.
3. PENERAPAN
Pembacaan ini menekankan dua hal yang penting, tentang Sang Mesias dan
penyembahan yang benar.
3.1. Pembacaan ini menekankan sikap penantian terhadap Kerajaan Mesias,
sebagai peristiwa yang sudah terjadi, sedang dan akan memenuhi
kepenuhannya sebagai peristiwa yang akan terjadi di masa depan.
Pembacaan ini dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan kita, dimana
Yesus hendaknya menjadi Raja di dalam kehidupan kita saat ini. Allah
memiliki pilihan atas diri dan kehidupan kita, hendak menjadikan kita
alat di tanganNya. Sehingga sangat Penting untuk hidup dengan nilai-
nilai dan gaya hidup kerajaan Allah, sebagai tanda bahwa Yesuslah
yang merajai kehidupan kita.
3.2. Kerinduan Umat Israel akan Bait Allah secara fisik diubah Allah, bahwa
Ibadah yang benar, seperti kata-kata Yesus Kepada seorang Wanita
Samaria, bahwa ibadah yang benar tidak menyangkut tempat atau
gedung, tetapi berkaitan dengan pemulihan hidup dan penempatan
Yesus sebagai pusat kehidupan dan mewujudkan penyembahan di
262
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
263
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Perikop firman ini adalah salah satu bagian integral dari pengajaran Yesus
tentang eskatologi, khususnya menyangkut masa depan bangsa Israel
(Mat.21:1-26:46). Sedangkan bagian yang akan direnungkan adalah salah
satu sub bagian dari itu yang berbicara tentang tanda-tanda menjelang
zaman baru ( 24:1-26:46). Yesus berbicara mengenai tanda-tanda zaman
sebagai respon-Nya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh para murid-
Nya (ay.3). Jadi pasal 24:1-25:46 disampaikan oleh Yesus ketika mereka
duduk bersantai di bukit Zaitun, setelah keluar dari Bait Allah (ay.3).
Masalah eskatologis yang dibahas oleh Yesus dalam fasal 24 dan 25, karena
dipicu oleh kekaguman para murid-Nya terhadap Bait Allah yang dibangun
oleh raja Herodes. Jika dilihat dari segi seni bangunan, kita dapat
mengatakan bahwa Bait Allah di Yerusalem merupakan salah satu ikon
bangsa Yahudi (ay.1). Yesus menanggapi hal itu di ayat 2, namun tanggapan
Yesus itu merupakan sebuah nubuat yang benar-benar terjadi dalam sejarah
dunia. Jenderal Titus dari Roma pernah menumpas orang-orang Yahudi
yang memberontak melawan pemerintah Romawi. Ia bukan saja
mengalahkan musuh-musuhnya, tetapi juga menghancurkan tembok kota
dan Bait Allah di Yerusalem. Peristiwa itu terjadi pada bulan September
tahun 70 abad I Masehi. Sejak itu, orang-orang Yahudi kehilangan Bait
Allah sampai sekarang.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Pertanyaan tentang akhir zaman (ayata.3). Respon Yesus terhadap rasa
kagum para murid pada Bait Allah mereka (ayat.1). Ia menjawabnya
dengan sebuah nubuatan (ayat. 2), ditanggapi oleh para murid-Nya
dengan sebuah pertanyaan - “Katakanlah kepada kami, bilamanakah
itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda
kesudahan dunia?”(ayat.3). Pertanyaan para murid seolah-olah
mendesak Yesus supaya Ia memberikan jawaban yang definitif tentang
hari dan waktu terjadinya peristiwa itu, tanda-tanda kedatangan-Nya
264
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
dan tanda-tanda kesudahan dunia ini. Pertanyaan para murid Yesus jika
ditinjau dari pemberitaan injil-injil Sinopsis, bisa dimengerti dari dua
sudut pandang, yaitu historis dan eschatologis. Secara historis sudah
digenapi pada tahun 70, yaitu Bait Allah yang mega dihancurkan oleh
tentara Roma pada tahun 70 Masehi. Secara eskatologis sementara
sedang menuju ke arah itu. Hal itu dijelaskan pada ayat-ayat
selanjutnya (24:4-25:46).
265
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1945. Yang lebih menakutkan lagi perang pada era teknologi canggih
sekarang. Amerika dan sekutunya (NATO) melawan dua negara yaitu
Rusia dan China. Rusia karena aneksasi wilayah Krimea dari Ukraina,
dan China karena mencaplok kawasan Laut China Selatan yang
dimiliki oleh 9 negara Asean. Sampai sekarang masih disengketakan,
belum ada penyelesaiannya.
Ketiga. Kelaparan (ay.7b). Kelaparan bukan saja sebuah pengalaman
umum, tetapi lebih dari itu adalah sebuah bencana kehidupan. Ada
tiga faktor umun sebagai penyebabnya: (a) Karena kondisi alam yang
tandus, misalnya gurun Saudi Arabia di Asia; dan gurun Sahara di
Afrika Selatan, dll. (b) Karena akibat perang, misalnya di Iraq, Siria,
Afganistan, Palestina,dll. (c) Karena sistim pemerintahan yang korup,
misalnya 5 negara Asean: Myanmar, Kamboja, Timor Leste, Vietnam,
Laos, Filipina dan Indonesia. Fenomena seperti itu menurut Yesus
adalah tanda-tanda akhir zaman.
Keempat. Gempa bumi (ay.7c-8). Yesus mengatakan, “dan gempa
bumi di berbagai tempat” (ay.7c). Gempa bumi tidak terjadi di satu
tempat saja, tetapi di berbagai tempat. Badan Meterologi dan
Klimatologi (BMKG) melaporkan bahwa di Indonesia beberapa kali
dengan dampak yang luas. Misalnya di Aceh tahun 2004 tercatat
gempa dengan 9,1 dan 9,3 skala richter yang menimbulkan
gelombang sunami setinggi 30 meter. Pulau Nias tahun 2005 gempa
dengan 8,7 skala richter getarannya terasa sampai di Bangkok sekitar
1000 km. Di Pangandaran (Jawa) tahun 2006, gempa dengan 7,7
skala richter yang menimbulkan gelombang sunami setinggi 21 meter.
Di Padang tahun 2009 dengan 7,6 skala richter meluluhlantakkan
kota Padang dan beberapa kota lain di Sumatera Barat. Donggala,
Palu tahun 2018, menimbulkan sunami 1,5-3 meter tingginya.
Akibatnya 2.113 orang meninggal 1.309 orang yang hilang dan 4.612
yang dirawat di beberapa Rumah Sakit. Menurut laporan BMKG,
selama 5 tahun terakhir, gempa bumi di Indonesia meningkat.
Fenomena ini bukan suatu fenomena alam semata, melainkan salah
satu tanda dari akhir zaman ini. Semua ini baru mulai (8).
Kelima. Penganiayaan terhadap orang-orang Kristen (ay.9). Kisah Para
Rasul menceriterakan bahwa penganiayaan terhadap orang Kristen,
pengadilan palsu serta pembunuhan, mula-mula dialami oleh jemaat
Kristen di Yerusalem di bawah provokasi Saul (Kis.7:58-8:1). Sejarah
mencatat pada abad I Masehi banyak orang Kristen disiksa dan
266
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
267
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Ada beberapa kebenaran yang dapat kita simak dari firman ini menyangkut
kehidupan kita kini dan ke depan.
3.1. Apa yang dikatakan oleh Yesus hal itu pasti akan digenapi tepat pada
waktunya. Keruntuhan Bait Allah yang megah di ayat 2, telah digenapi
37 tahun setelah nubuat ini. Jenderal Titus dari Roma ketika
melancarkan operasi tumpas terhadap para pemberontak orang-orang
Yahudi, ia merobohkan Bait Allah dan menghancurkannya pada tahun
268
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
269
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Perikop firman yang terdapat pada pasal 24:1-25:46 merupakan jawaban
Yesus terhadap pertanyaan para murid-Nya ketika mereka duduk beristirahat
di bukit zaitun. Hampir satu hari penuh Ia mengajar orang banyak di Bait
Allah (21:23-23:39). Pasal 24:1 memberitahukan Yesus keluar dari Bait Allah,
sementara itu para murid-Nya mendekati Dia seraya menunjuk kepada-Nya
kemegahan Bait Allah yang dibangun oleh raja Herodes (24:1). Tetapi
tanggapan Yesus justru sebaliknya. Ia mengatakan:”Kamu melihat semuanya
itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan
dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan” (ay.2).
Setelah mereka meninggalkan pelataran Bait Allah, mereka berjalan kaki ke
arah timur menuju ke Bukit Zaitun. Setelah Yesus duduk di atas Bukit Zaitun,
murid-murid-Nya mendekati Dia dan mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan kata-kata Yesus di ayat 2. Para murid Yesus mengajukan
tiga pertanyaan krusial di ayat 3: (a) “bilamanakah itu akan terjadi?’; (b)
“apakah tanda kedatangan-Mu?”; (c) dan apakah tanda kesudahan dunia?
Dan ketiga pertanyaan itu dijawab oleh Yesus dalam satu kesatuan
pengajaran eskatologis yang terdapat pada pasal 24:4-25:46. Pertanyaan
pertama dijawab pada ayat 4-26. Bagian yang akan dibicarakan hari ini
termasuk jawaban terhadap pertanyaan kedua yang dimulai dari ayat 24:27-
25:29. Sedangkan pertanyaan ketiga Yesus jawab dalam pasal 25:31-46.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Hidup bebas tanpa norma (ay.37-39). Pada ayat-ayat ini Yesus
memberikan sebuah contoh tentang tanda-tanda kedatangan-Nya yang
kedua kali atau yang kita kenal dengan istilah parousia dalam bahasa
Yunani. Yesus menggunakan sebuah contoh kehidupan manusia pada
zaman Nuh – “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian
pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia”(ay.37). Pada
zaman Nuh keadaan manusia dilihat dari segi peradaban, tidak beda
dengan kehidupan manusia zaman ini. Makan, minum, kawin-mawin
dan lain sebagainya, merupakan kegiatan yang umum yang dilakukan
oleh manusia pada waktu sebelum Nuh diminta membuat bahtera
270
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
271
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
272
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Ada beberapa kebenaran penting yang dapat kita boleh simak tentang
peristiwa parousia melalui firman ini.
3.1. Kebenaran tentang kedatangan Yesus kedua kali atau Parousia, adalah
suatu peristiwa yang benar dan pasti. Jangan sampai warga jemaat
diragukan oleh provokasi pemberitaan yang tidak sesuai dengan ajaran
Yesus. Sebab Yesus sendiri yang berjanji: “Di rumah Bapa-Ku ada
banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya
kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku,
supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Yoh.14:2-3).
273
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3.2. Yesus tidak pernah menyampaikan tentang hari, jam, tanggal, bulan
dan tahun tentang kedatangan-Nya. Ia hanya memberitahukan
kepada para murid-Nya (kepada kita) tentang tanda-tanda
kedatangan-Nya yang kedua kalinya. Oleh sebab itu, warga jemaat
jangan terprovokasi dengan perhitungan matematis tentang kronologi
kedatangan-Nya yang sangat marak dewasa ini. Yesus sendiri pernah
mengatakan bahwa Ia sendiri dan para malaikat di surga tidak tahu,
hanya Allah, Sang Bapa saja yang tahu (Mat.24:36).
3.3. Persiapan kita sebagai anggota sidi jemaat yang beriman kepada-Nya,
hidup suci dan benar di hadapan-Nya, serta setia pada segala
perintah-Nya. Hal-hal ini menjadi modal dasar bagi kita untuk
diangkat ke surga pada hari kedatangan-Nya itu.
3.4. Dan selalu siap siaga menantikan kedatangan-Nya, setiap saat dan di
setiap kesibukan kita sehari-hari. Firman Tuhan ini mengajar kita
tentang kebenaran dan kepastian mengenai kedatangan Tuhan Yesus
kedua kalinya. Berita ini bukan suatu dongeng, ceritera fiksi atau suatu
kisah mitos masa lalu. Melainkan sebuah kebenaran yang disampaikan
oleh Yesus sendiri. Kita diberikan jaminan bahwa yang benar-benar
beriman kepada-Nya, ia akan diangkat ke surga bersama-sama dengan
Dia sesuai dengan janji-Nya. Oleh sebab itu, kita wajib berjaga-jaga dan
bersiap-siap selalu baik pada waktu pagi, maupun di waktu malam.
Baik pada waktu sibuk bekerja atau pada waktu duduk santai di
rumah. Karena kita tidak tahu kapan Ia datang. Kewajiban kita adalah
waspada selalu dalam proses penantian itu. Jangan seperi gadis-gadis
yang bodoh, melainkan jadilah seperti gadis-gadis yang bijaksana.
Ketika tiba saatnya, mereka berbahagia karena disambut masuk ke
kemuliaan kekal yang sediakan bagi mereka yang beriman kepada-
Nya (Mat.25:1-10). Tuhan memberkati kita semua lewat firman ini.
Terpujilah Dia, kini dan selama-lamanya. Amin !
274
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Injil Yohanes ditulis tahun 90 di Efesus untuk orang-orang Kristen Yunani.
Injil Yohanes lebih banyak mengangkat tema-tema tentang Yesus sebagai
pemenuhan dari perayaan-perayaan keagamaan Israel, sehingga Injil
memberi tempat bagi empat perayaan penting agama Yahudi. Yohanes juga
menggunakan ceritera mujizat untuk masuk ke dalam diskusi tentang Yesus
sebagai Terang Dunia, Roti kehidupan atas kebangkitan hidup. Injil
Yohanes menekankan betapa besarnya kasih Allah bagi seisi dunia , Yesus,
yang adalah logos (sebagaimana di dalam prolog) datang ke dunia supaya
ada keslamatan.Allah mengampuni dosa kita lewat kematian AnakNya,
sebagai mujizatNya yang terbesar.
2. PENJELASAN TEKS
Peristiwa mujizat Yesus mengubah roti ini berkaitan dengan peristiwa
Paskah. Yesus menyatakan diri sebagai Roti yang memberikan kehidupan
bagi dunia. Yesus menggunakan mujizat memberi makan 5000 sebagai
batu loncatan untuk masuk ke dalam Diskusi tentang diriNya sebagai roti
kehidupan. Manusia makan roti duniawi akan lapar lagi, tetapi Yesus
adalah roti atau makanan yang memberi hidup yang kekal.
2.1. Ayat 25 - 26 Yesus mengatakan didalam ayat 26, bahwa manusia
mengikutiNya karena ingin mendapatkan kehidupan secara
duniawi/memenuhi kebutuhan perutnya. Yesus mengatakan, Aku
bukan tukang roti. Akulah roti yang turun dari surga. Yesus
mengetahui bahwa manusia hanya membutuhkan roti dari dunia
(makanan untuk hidup sehari-hari di dunia saja). Akibatnya manusia,
gagal mengenal kebenaran, gagal mendengar Firman yang memberi
hidup kekal ( Yohanes 2:25).
2.2. Ayat 27 – 29 Yesus mengajak manusia untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan keselamatan, melalui percaya, yaitu percaya kepada-
Nya,sebagai Percaya yang benar. Sebab ada juga orang yang percaya,
tetapi bisa saja percaya kepada obyek yang salah. Mengapa percaya
275
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
276
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Ada beberapa kebenaran penting yang dapat kita boleh simak tentang
peristiwa dimana Yesus menyebut dirinya sebagai Roti Hidup :
3.1. Orang banyak mengikuti Yesus dengan berbagai motifasi,ada yang
mengikuti Yesus karena mau mendengar Firman tetapi ada yang mau
mengikuti Yesus karena mau makan Roti,lihat mujizat Yesus...hal ini
juga menjadi tantangan bagi kita saat ini,apakah kita ikut Yesus karena
ingin lihat mujizat-nya atau ajaran-Nya.?
3.2. Kita diminta untuk terus percaya kepada Yesus, sebab Yesuslah yang
memberikan kehidupan yang kekal. Yesuslah makanan yang
memelihara kehidupan rohani kita untuk bertahan menghadapi segala
persoalan atau pencobaan dari si jahat. Yesuslah roti yang turun dari
surga (Firman yang menjadi manusia melalui peristiwa inkarnasi).
Melalui kemanusiaan dan kematianNya, manusia mengalami
pengampunan dosa, sebab tidak ada jalan lain untuk manusia
memperoleh keselamatan.
3.3. Dosa kerakusan membuat manusia melupakan perkara-perkara
rohani. Mereka tersandung, tidak mengerti perkara-perkara kekal.
Manusia bisa mencukupkan diri dengan apa yang Tuhan sediakan,
tetapi ingin memperoleh seluruh dunia ini, akhirnya kehilangan
nyawanya.
3.4. Dialah Firman yang menjadi manusia, supaya menyelamatkan
manusia, dan membawa manusia kembali ke surga. Peristiwa
inkarnasi Allah juga dirayakan di dalam sakramen perjamuan kudus.
Bahwa Yesus memberi kehidupanNya bagi manusia, melalui perayaan
perjamuan kudus yang menunjuk kepada kematianNya di Golgota,
supaya manusia diselamatkan dan mengalami kekekalan bersamaNya
di surga.Amin
277
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Wahyu 7:1-17 secara keseluruhan berisikan suatu visi penulis kitab ini
mengenai klaim keselamatan yang bersifat universal. Keselamatan dari Allah
di dalam Yesus Kristus bukan hanya menjadi milik suatu bangsa saja, tetapi
milik semua bangsa dan kaum dan bahasa. Pernyataan ini membuktikan
bahwa keselamatan yang Allah sediakan itu bersifat umum dan terbuka
bagi dunia. Allah tidak memiliki sifat pilih kasih, tetapi sifat Kasih-Nya yang
Agung itu milik semua dan semua dapat menikmatinya dalam karya
keselamatan yang dianugerahkan bagi dunia. Hal inilah yang disaksikan
Yohanes sebagai seorang buangan di Pulau Patmos yang menyaksikan
banyak orang yang tak terhitung jumlahnya berdiri di hadapan takhta Allah
dan sedang beribadah memuliakan Tuhan Allah dan Anak Domba yang
sedang duduk di atas takhta agung melebihi keagungan para pembesar
dunia, disembah dan dimuliakan oleh segala kaum dan bangsa.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 9-10 : Penyembahan Orang-orang Kudus di Sorga. Yohanes
dalam penglihatannya melihat sebuah pemandangan di sorga tentang
suatu persekutuan orang banyak dari segala bangsa yang diselamatkan
oleh iman kepada Kristus. Penglihatan tersebut terkait erat dengan
penganiayaan yang dilakukan oleh Kaisar Nero dan Kaisar Domitianus
terhadap gereja Tuhan masa itu. Mereka memakai jubah putih
melambangkan tanda kemenangan yang diberikan Tuhan Allah atas
mereka yang setia memelihara iman sampai akhir hidup mereka.
Sedangkan memegang daun palem melambangkan sukacita mereka
karena diselamatkan dan hendak mengelu-elukan Anak Domba Allah
dalam sebuah peribadatan dan penyembahan agung bagi kemuliaan
Allah (bd Yohanes 12:13 ; Maz 47:2-3).
2.2. Ayat 11-12 Semua Makhluk Menyembah Allah : Segala makhluk
yang ada di Sorga tersungkur hormat menyembah Tuhan Allah sambil
menaikan puji-pujian yang menyatakan keagungan dan
278
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Teks Pembacaan Firman Tuhan kita berbicara tentang perjumpaan orang-
orang kudus dari segala kaum dan bangsa dan bahasa di kerajaan Sorga.
Dalam teks ini dijelaskan bahwa mereka yang berjumpa di Sorga itu adalah
orang-orang yang dikaruniakan kemenangan oleh Tuhan akibat
mempertahankan iman mereka kepada Tuhan Yesus Sang Anak Domba
Allah dalam situasi dan kondisi tersulit sekalipun. Tugas mereka di Sorga
adalah beribadah, menyembah, memuji, memuliakan dan mengagungkan
Tuhan. Bukan hanya mereka saja, tetapi semua makhluk di Sorgapun
melakukan hal yang sama.
Bagaimana dengan kita sebagai warga Gereja Kristen Injili di Tanah Papua
yang oikumenis; terdiri dari segala kaum, bangsa dan bahasa? Apakah kita
juga merupakan bagian dari perkumpulan orang banyak dari segala kaum
dan bangsa yang berdiri di hadapan takhta Allah di Sorga, beribadah
menyembah-Nya dan memuliakan Dia? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, kita perlu kembali mengoreksi sejauh mana iman yang kita miliki
dan bagaimana kita menerapkan iman itu dalam hidup sehari-hari bahkan
sampai menghadapi pencobaan. Tentu kita semua rindu untuk menjadi
bagian dari suatu perkumpulan besar orang-orang percaya yang
memperoleh kemenangan dan hidup dalam kemuliaan bersama Bapa di
sorga nanti, hal itu ditentukan dari bagaimana hubungan kita dengan
Tuhan Yesus hari ini dan kedepannya.
Melalui firman Tuhan yang kita baca dan renungkan disaat ini, hendaklah
kita semua kembali melihat dan bertanya pada diri kita, apakah saya sudah
beribadah, menyembah dan meuliakan Tuhan dengan benar ataukah tidak.
Bila cara dan model ibadah kita masih biasa-biasa saja, hendaklah kita
rubah. Ibadah kita ke depannya harus menyembah Tuhan dengan baik dan
benar serta sungguh-sungguh memuliakan dan mengagungkan nama-Nya.
Baiklah mulai saat ini, rajinlah beribadah dan menyembah Tuhan, muliakan
Dia dengan sorak-sorai dan jadilah pemenang dalam segala pergumulan
iman. Jangan bosan-bosan membaca dan mendengar firman Tuhan, sebab
iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma
10:17). Tuhan memberkati. Amin
279
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Syalom! Sukacita dan damai sejahtera Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai
kita. Selamat Memasuki dan merayakan Masa Raya Advent II. Kita percaya
bahwa perjumpaan saat ini adalah karena kepenuhan belas kasihan-Nya
kepada kita yang berkelimpahan. Khotbah kita beradasarkan bacaan kita
Filipi 1:1-11 bertemakan “Ucapan Syukur Dan Doa Bagi Persekutuan
Jemaat.” Surat Filipi adalah bagian dari surat-surat Rasul Paulus yang
dikirimkan kepada kepada semua orang kudus, penilik jemaat dan diaken
dalam Kristus Yesus di Filipi. Doa Paulus sungguh menyejukkan hati untuk
semua orang kudus, penilik jemaat dan diaken dalam Kristus Yesus di Filipi.
Mereka berdoa supaya kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa
kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai mereka semua.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ucapan Syukur (1:1-3) Paulus mengucap syukur (eucharisteo) setiap
kali dia mengingat mereka. Ini adalah suatu pengakuan pribadinya
terhadap Tuhan sebagai Allahku yang menunjukkan kedekatannya
dengan Tuhan. Karena Allah, Paulus ada di tengah-tengah kehidupan
Jemaat Filipi dan menjadi bagian dalam persekutuan Jemaat Filipi. Ia
adalah pendiri Jemaat Filipi (bamd. Kisah P. Rasul 16:4-40). Betapa
bagian ini menunjukan suatu kedekatan Paulus dengan Tuhan selama
keadaan yang sulit dipenjara.
2.2. Sikap Ucapan Syukur Paulus pada Orang Filipi (1:4) Doa Paulus bagi
orang Filipi lahir dari kasihnya yang kuat, dalam dan pribadi terhadap
Tuhan dan mereka (1:7-8). Dia ingin orang Filipi mengetahui kalau dia
sering mendoakan mereka dan setiap kali dia mendoakan mereka, dia
melakukannya dengan ucapan syukur dan sukacita. “setiap kali aku
mengingat kamu” menunjukan bahwa Paulus tidak hanya berpikir
tentang berdoa tiap ada kesempatan, walau memang dia
280
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
281
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
282
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
3.1. Masa raya Advent adalah waktu yang terbaik bagi kita untuk saling
mendoakan sebagai sesame orang percaya. Sebagai ucapan syukur atas
kasih Tuhan kepada kita.
3.2. Dengan saling mendoakan dalam kasih, kita terus menjaga hubungan
kita yang akrab dengan Tuhan dan dengan sesama kita.
3.3. Masa raya Advent juga harus menjadi waktu yang tepat bagi kita untuk
melakukan pembaharuan hubungan kasih kita dengan sesama yang
selama ini merenggang, waktu untuk memperbaiki komitmen iman kita
dalam hidup bersama sebagai orang percaya sambil menantikan
kedatangan Tuhan Yesus Kristus.
283
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Kita pada minggu adven ke-3 ini mendapatkan teks penting yang
mengajarkan kita tentang arti suatu “penyataan”. Firman yang telah
menjadi manusia” atau “inkarnasi Allah”. Teks ini terbagi ke dalam tiga
bahagian besar, meskipun mungkin bisa saja kita membagi dengan runut
kepada kebutuhan uraian yang kita uraikan dari persepsi berbeda dengan
pembagian yang mungkin lebih dari 3 bahagian atau lebih. Tetapi untuk
tahun ini perkenankan kita secara terbatas menemukan tiga bahagian
dimaksud, yaitu :
a) Aspek kekekalan dan keilahian Firman dari ayat 1-5
b) Aspek peran Yohanes Pembaptis dari ayat 6-9
c) Aspek penyataan
Inilah tiga bahagian yang selanjutnya akan diuraikan bagi kita.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-5 tentang Keilahian Firman. Kata logos khusus pada ayat (1) saja
ditulis sebanyak tiga kali dan satu kali ditulis dalam hubungan dengan
“Theos” Tuhan atau Allah. Theos sesungguhnya adalah “phos” terang
dan “phainei” cahaya. Dia penyebab utama segala sesuatu menjadi dan
dan ada. Dia tanpa kegelapan dan kegelapan tidak menguasainya.
2.2. Ayat 6-9 tentang Kesaksian Yohanes Pembaptis. Jalan menuju percaya
butuh dua alat, yaitu “saksi” atau “martyrian” dan ‘kesaksian” atau
“martyrese” dalam bentuk manusia Yohanes pembatis.
2.3. Ayat 10-11 Penyataan-Nya. Dunia menjadi dua, dunia yang didalamnya
Sebagian manusia mengenal Dia dan Sebagian manusia tidak mengenal
Dia. Tetapi Logos Theou pada dirinya adalah untuk dunia, karena itu
“semua orang yang “menerima-Nya” atau “elabon” yaitu yang
“percaya” atau “pisteuousin” diberi-Nya kuasa dalam nama Firman
yang menjadi manusia adalah Tuhan Yesus Kristus. Dialah pusat
keselamatan manusia dosa dalam dunia.
284
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Kebenaran inkarnasi Allah, kebenaran pengajaran tentang “Allah
Penyataan”. Kebenaran pengajaran tentang Allah yang esa, yaitu Bapa,
Anak dan Roh Kudus, adalah periode baru bagi tatanan iman dan
kepercayaan yang hadir ke dalam dunia melalui “Logos Theou”. Amin.
285
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN.
Surat ini dari Paulus yang dikirim kepada orang Kristen di Roma. Paulus
dengan terang dan tegas menyatakan bahwa dia seorang hamba Kristus
Yesus, dia dipanggil lalu diberi tugas sebagai rasul, dia dikuduskan untuk
memberitakan Injil Allah.
Dengan demikian Paulus menegaskan bahwa dia bukan tuan atau semacam
bos atau seperti seorang pemimpin yang diketahui secara umum. Dia
adalah hamba ( Yunaninya Doulos / huperetes ) kedudukannya sangat-
sangat rendah dari tuannya dan dari siapapun juga. Namun dia dengan
wibawa tuannya memegang teguh tanggungjawab tugasnya, sebab dia
dikuduskan, dikhususkan, dipisahkan untuk suatu pekerjaan yang besar
yaitu “memberitakan Injil Allah.
2. PENJELASAN TEKS
Roma pasal 1 terdiri dari 32 ayat, dan Lembaga Alkitab Indonesia
membaginya dalam tiga perikop. Salam (1:1-7), Paulus ingin ke Roma (1:8 –
15), Injil itu kekuatan Allah (1: 16 – 17) dan Hukuman Allah atas kefasikan
dan kelaliman manusia (1: 18 – 32). Teks asli dalam Bahasa Yunani tidak
mempunyai pembagian seperti ini, namun pembagian ini lebih
memudahkan pembaca untuk menangkap makna dan pesan utama. Pokok
pembacaan minggu adven ke IV ini diambil dari bagian pertama dari
Roma pasal 1 ayat 1 sampai 7 dengan judul “Salam.”
Dalam bagian ini Paulus secara sungguh-sungguh menjelaskan dengan
terang tentang siapa dirinya. Penjelasan ini penting sekali karena pada
waktu itu, tidak banyak orang yang tahu atau kenal siapa sesungguhnya
Paulus. Oleh karena itu mereka harus diberitahu. Penegasan ini juga perlu,
sehingga jemaat benar-benar menerima berita Injil yang sejati bukan injil
286
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Zaman sekarang orang yang bukan Kristen mungkin tidak tahu siapa Paulus.
Kebanyakkan pemuka atau pengajar agama Islam lebih melihat Paulus
sebagai pendiri agama Kristen dan mereka menganggap dia mengubah dan
menghilangkan banyak pokok pengajaran yang asli, sehingga agama kristen
dianggap sebagai agama buatan manusia. Orang Kristen sudah mengetahui
Paulus sesuai dengan pernyataannya sendiri (Kisah 9: 1 – 18). Dia yang
dulunya Saulus, telah ditangkap oleh Yesus, diubah dan dikhususkan untuk
tugas yang lebih berat. Jadi kebanyakkan orang Kristen telah mengakui dan
menerima status Paulus sebagai rasul Kristus Yesus selain 12 rasul atau murid
Yesus (Tidak termasuk Yudas).
Salah satu pokok inti berita dari kitab Roma adalah “Injil itu kekuatan Allah
yang menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus
sebagai satu-satunya Tuhan dan juruselamat pribadinya (bdk Roma 1:16-17).
Dengan pernyataan ini Paulus memastikan dan menegaskan bahwa setiap
orang yang sudah mendengar berita Injil Kerajaan Allah tidak serta merta
langsung memperoleh keselamatan. Memang keselamatan adalah anugerah
Allah, hadiah gratis, suatu pemberian Allah yang cuma-Cuma namun
pengertian anugerah atau gratis atau Cuma-Cuma tidak dapat dipahami
sebagai tanpa sikap kesungguhan hati. Perlu keputusan batin yang terdalam
yang melampau segala ukuran logika yaitu, percaya dengan segenap hati.
Dengan masa raya minggu-minggu adven, iman percaya kita diingatkan
lagi, bahwa “kamu adalah orang-orang yang dikasihi Allah, sudah dipanggil
dan dijadikan orang-orang kudus.”
287
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
288
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Teks kita untuk minggu adven V dan perjamuan akhir tahun dari Markus
14:22-25 terbagi ke dalam tiga bahagian besar, masing-masing bagian
berkaitan dengan :
1.1. Pada waktu dan suasana yang genting, pengajaran Yesus tentang Hidup
bersama dengan-Nya di masa depan, ia katakan dengan simbol
perjamuan tubuh dan roti kini adalah simbol penderitaan fisik,
didalam perjamuan ini pengajarannya berpusat pada diri Yesus ;
1.2. Demikian halnya dengan cawan kini sama dengan cawan masa depan
yang berpusat pada Yesus
1.3. Pokok anggur yang kini dari mana buah anggur di ambil untuk
menghasilkan minuman, Yesus adalah Pokok bagi masa depan dunia
yang hidup. Dia adalah pusat kehidupan datang dan pergi.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 22 roti dan simbol pengorbanan tubuh. Dalam satu ayat terdapat
dua kata kerja yang penting yaitu “mengambil” dari kata “labon” dan
“ambillah” dari kata “labate” sesuatu yang dikeluarkan dari sumber
atau dari dirinya. Inilah tubuh-Ku
2.2. ”Ayat 23 cawan dan anggur simbol pengucapan syukur. Kata kerja
yang diterjemahkan untuk “mengucap syukur” – eucharistesas lagi-lagi
bersumber dari dirinya “inilah darh-Ku”. Darah perjanjian yang
ditumpahkan.
2.3. Ayat 25 perjamuan kini simbol perjamuan masa depan. Masa depan
bersama Yesus benar-benar ada dan masa depan itu adalah “Kerajaan
Allah”. Tempat bersama Allah.
289
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Hari ini, kita merayakan sakramen Perjamuan Kudus mungkin dengan tidak
hikmah yang dalam karena sudah biasa atau “kebiasaan gerejawi”. Tetapi
Alkitab mengajarkan kepada kita symbol sakramen hari ini Yesus yang
ajarkan tentang Perjamuan masa depan bersama-Nya seperti yang kita
lakukan sekarang dengan sakramen Perjamuan Kudus akhir tahun ini.
Imanuel.
290
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Terdapat dua bahagian dari teks kita hari ini, yaitu : bagian pertama dari
ayat (1-3) tentang nabi menubuatkan masa depan Yehuda dengan
pemimpin mereka yang akan lahir di Betlehem ; bagian kedua ayat (4)
kekuasaan pemimpin. Kita bersama pada tahun 2022 ini sekali lagi
mendapatkan kekuatan tentang kebenaran nubuat Nabi tentang peristiwa
“Natal”. Bahwa sama seperti kesaksian Alkitab tentang Betlehem Efrata
tempat hadirnya “pemimpin Yehuda dari sejak purbakala, sejak dahulu
kala” maka sesungguhnya “ Dialah TUHAN” seperti yang dikatakan nabi
pada ayat (3) menggembalakan dalam kekuatan TUHAN dan mewujudkan
kemegahan nama TUHAN.Siapapun bangsa-bangsa termasuk bangsa Asyur
(ay 4) maka kedahsyatan TUHAN akan hadir.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-3 Nubuatan Betlehem Tempat Kelahiran Pemimpin kaum
Yehuda. Kata-kata seperti “bangkit bagimu seorang yang akan
memerintah Israel” ; “dari sejak purbakala, dahulu kala” pada ayat (1)
dan “menggembalakan mereka ; “kekuatan TUHAN” ; “kemegahan
nama TUHAN Allah” hendak memberikan suatu arah bahwa nabi
sedang menubuatkan tentang sesuatu yang melebihi Israel atau
Yehuda, meskipun seting tempat dan lokasi disebutkan Betlehem-
Efrata sebagai tempat berlangsungnya peristiwa “kehadiran TUHAN”
di dalam dunia.
291
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Malam Natal tahun 2022 terus kita rayakan dengan suasana yang kita juga
sadari bersama tentang “pandemic virus korona”. Kepada kita hari ini
diingatkan bahwa “pemimpin yang lahir di Betlehem Efrata adalah
pemimpin yang menjaga umat-Nya dan memberinya kesejahteraan,
kedamaian dan kenyamanan”. Kasih Tuhan meliputi kita bersama dalam
merayakan malam Natal 2022. Imanuel.
292
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Bapak/Ibu jemaat Yang Tuhan Yesus kasihi...Hari ini kita merayakan natal
lagi dan sesungguhnya apa arti natal itu bagi kita ,kata natal berasal dari
bahasa Portugis yang berarti kelahiran adalah hari raya umat Kristen yang
diperingati setiap tahun oleh umat Kristen pada tanggal 25 Desember untuk
memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dalam sebuah
kebaktian malam pada tanggal,24 Desember dan kebaktian pagi
tanggal,25 Desember. Beberapa gereja di luar Kristen Protestan seperti
Gereja Ortodoks mereka memperingati hari kelahiran Yesus pada tanggal,6
januari atau sering disebut hari Epivani,Yunani Epihaneia atau
Teofani,artinya Hari Raya Penampakan Tuhan dalam wujud manusia.
Perayaan Natal mengacu pada Penggenapan Nubuat Nabi Mikha 5:1”tetapi
engkau,Hai Betlehem Efrata,hai yang terkecil diantara kaum-kaum
Yehuda,dari padamu akan bangkit bagiku seorang yang akan memerintah
Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala,sejak dahulu kala.
Ramalan tentang Raja besar yang akan muncul dari keturunan Daud dan
akan membawa kedamaian bagi bangsa Yehuda dan dunia itu lahir di
sebuah kota kecil bernama Betlehem dan Alkitab Perjanjian Baru
menyaksikan kebenaran Nubuat Itu ( Matius 2:1)
2. PENJELASAN TEKS
Misteri kelahiran Kristus atau disebut Inkarnasi (Allah yang menjadi
manusia) adalah untuk dipuja bukan untuk memuaskan rasa ingin tahu
manusia. Kita perlu tahu bagaimana cara Roh bekerja dalam penciptaan
manusia maupun alam semesta,bahkan pengkhotbah 11 : 5 bagaimana
perempuan-perempuan yang mengandung merupakan pekerjaan Allah.
293
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
294
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
295
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Dari teks Firman ini apa yang kita dapati dalam pereyaan Natal kali ini,ada
beberapa hal yang perlu kita renungkan dan lakukan yaitu :
3.1. Nubuat para nabi dan Janji Allah untuk keselamatan umat manusia
adalah sesuatu yang pasti dan tidak pernah gagal,meskipun nubuat nabi
Mikha itu tergenapi setelah 700 tahun,tetapi Allah tidak menginginkan
manusia itu binasa,manusia itu harus diselamatkan. Waktu 700 tahun
bagi manusia adalah sesuatu yang lama tetapi bagi Allah 1000 tahun itu
sama dengan 1 hari dan 1 hari itu sama dengan 1000 tahun,mari pegang
janji Tuhan dan jalani hidupmu.
3.2. Yusuf adalah seorang yang tulus hati,demikian juga Maria seorang
wanita yang baik-baik,mereka berdua rela mengorbankan ikatan janji
nikah mereka,dan harga diri dan perasaan mereka untuk orang lain
karena mereka taat dan setia pada perintah Tuhan, jika mereka dapat
melakukan seperti itu mengapa kita tidak...natal adalah waktu dimana
kita membagi dan memberi dari apa yang kita punya untuk orang
lain,waktu untuk memafkan dan mengampuni,waktu untuk mendengar
apa yang Tuhan mau kita lakukan.
3.3. Bapak Ibu kita semua percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan,Juru
Selamat,Ia adalah Immanuel yang menyertai kita dan Roh Kudus yang
menuntun kita tidak pernah gagal dalam maksud dan rencana.-Nya,
Kita percaya kita yakin bahwa apa yang dilakukan oleh Roh Kudus
tidak pernah gagal,Kita semua perlu memiliki kepekaan untuk
mendengar suara Roh Kudus agar kita memberi diri untuk dipimpin
oleh-Nya agar kita dapat melakukan perkara-perkara besar yang
menurut dunia tidak mungkin tetapi bagi Tuhan itu mungkin.
3.4. Cara Allah bekerja mengalahkan kekuatan manusia (Herodes),dengan
melahirkan seorang Raja ditempat yang terpencil dan diakui oleh para
majus,menunjukkan bahwa jika Allah ingin memakai seseorang untuk
sebuah maksud besar maka Allah akan menggunakan kuasan-Nya
sampai maksud itu tercapai..itulah cara Allah bekerja untuk sebuah
maksud besar bagi setiap orang. Amin
296
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Tema perayaan natal ke dua tahun ini yaitu “ Natal Tantangan dan
Harapan” mengapa tema ini diangkat untuk mendasari khotbah kita pagi
ini dan apa maknanya bagi kita saat ini. Bapak/Ibu/saudara/i Tantangan
dan harapan adalah dua sisi yang sama ibarat sekeping mata uang,yang
selalu menghiasi hidup manusia. Ketika manusia ada dalam
kandungan,lahir, bertumbuh dewasa sampai Ia meninggal pasti
diperhadapkan dengan tantangan hidup,baik tantangan yang datang dari
Internal dirinya tetapi juga dari eksternal diluar dirinya. Jadi sepanjang masi
ada kehidupan pasti ada tantangan mengapa? karena dunia tempat kita
tinggal adalah dunia yang penuh dosa,dan dunia ini bukan tempat tinggal
kita yang aman,tempat tinggal kita yang aman yaitu di sorga dan itulah
harapan kita,bahwa dibalik penderitaan dan tantangan yang kita hadapi
kita yakin bahwa ada janji Tuhan buat kita yaitu Sorga yang kekal.
Yesus yang adalah Tuhan dan Juru selamat manusia,Anak Allah yang suci
yang diutus oleh Allah kedunia juga mengalami tantangan,mulai dari dalam
Kandungan Ibunya Maria,Ayahnya Yusuf yang mau menolaknya,sampai
tidak ada tempat yang layak buat Yesus lahir, bahkan sebuah kandang yang
hina,bahkan sesudah lahirpun Yesus mendapatkan tantangan mau dibunuh
oleh Herodes. Mengapa Yesus harus mengalami semua tantangan ini?
bukankah Ia adalah Anak Allah dan tidak semestinya mendapat
tantangan,tetapi dibalik semuanya ini sesungguhnya ada maksud Allah
supaya Allah yang Suci turun menjadi sama dengan manusia agar dapat
merasahkan bagaimana manusia menghadapi beratnya tantangan hidup
dan bagaimana Yesus dapat menolong mereka.
297
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 13 “ Nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi”
peristiwa ini adalah mimpi atau visi kedua yang di terima Yusuf dari
Allah. Dalam mimpi yang pertama di katakan bahwa Anak yang
dikandung oleh Maria itu dari Roh Kudus Ia adalah Mesias ( Mat 1:20-
21 ). Dan mimpi kedua memberi tahukan kepada Yusuf bagaimana
melindungi nyawa anak itu . Meskipun Yesus bukan ayah
biologisnya,tetapi Yusuf bertanggung jawab atas keselamatan dan
Kesejahteraa-Nya. Kita lihat bagaimana usaha Herodes untuk
membunuh Yesus,dan cara dan tindakan Allah untuk melindungi sang
bayi.
2.2. Ayat 14 “ Yusuf bagun dari tidurnya diambilnya anak itu serta Ibu-Nya
malam itu juga,memperlihatkan adanya kerjasama antara Allah dan
Yusuf ( ayat 13,19,20,22 ),dan perlu adanya ketaatan dan tuntunan
dan perlindungan Allah untuk lari meninggalkan Negeri meuju ke
Mesir. Yesus mengawali hidupnya dengan menjadi orang
Asing/pengunsi ke negeri orang,sebagai manusia kita juga
menginginkan agar Allah menghukum Herodes agar Yusuf,Maria dan
Bayi Yesus tidak perlu mengungsi,tetapi apa yang kita pikirkan
berbeda dengan apa yang menjadi rencana Allah.
2.3. Ayat 15 “ Pergi ke Mesir dan menetap disana bukanlah sesuatu hal yang
aneh sebab ada beberapa perkampungan orang Yahudi dibeberapa Kota
besar di Mesir. Dan perkampungakn-perkampungan ini telah
berkembang selama masa pembuangan ( Lihat Yer 43-44 ). Ada
persamaan yang menarik antara penyingkiran ke Mesir dan sejarah
Israel,sebagai suatu bangsa yang baru lahir,Israel menyingkir ke Mesir
seperti yang dialami oleh Yesus sebagai anak Allah memimpin Israel
Keluar ( Hosea 11:1 ),Allah membawa Yesus pulang,dari kedua peristiwa
ini menunjukkan karya Allah yang menyelamatkan Umat-Nya.
3. PENERAPAN
Melalui Pembacaan Alkitab kita pada saat ini dengan Tema renungan :”
Natal Tantangan dan Harapan “mau mengantar kita untuk memahami
beberapa hal penting bagi kita dalam perayaan natal kedua ini yaitu:
3.1. Alkitab berkata bahwa “ Manusia yang lahir dari perempuan singkat
umurnya dan penuh kegelisahan/tantangan ( ayub 14:1). Tantangan
298
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
299
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Kita hendak akhiri tahun 2022, pandemic virus korona tinggal beberapa
menit lagi berusia 3 tahun ada di dalam dunia, dan kita yang hidup pada
zaman ini, mau tidak mau, sudah menerima keadaan ini, yaitu dunia hidup
dengan virus corona, artinya virus corona mendapatkan tempat yang sama
dengan virus penyebab penyakit lainnya, seperti malaria, TBC,kanker, dst,
dan hidup di dalam dunia. Kita sudah melewati 52 Minggu dan 365 hari
dalam tahun 2022 beberapa menit ke depan kita akan masuk tahun yang
baru tahun 2023. Kita pasti mempunyai kisah sendiri-sendiri sepanjang 365
hari ini tentang perlindungan yang kuat dari Tuhan atas hidup kita. Tuhan
yang melindungi kita sepanjang tahun 2022 adalah Tuhan kita yang hidup
dan kekal, Ia tidak terlelap, Ia adalah penjaga dan pemelihara kita
selamanya.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-4 Pemeliharaan khusus Tuhan Sorga. Pemazmur menulis
“orang” dalam Bahasa Ibrani dari kata kerja “yoseb” artinya orang
siapa saja pelindungnya adalah “El-Elyon” Yang Maha Tinggi dan El
Syaday” Yang Maha Kuasa. Bila ada musuh masuk ke kota Dia adalah
Penyelamat yang andalan dan patut dipercaya sebagai tempat
pelindung dan kubu pertahanan. Dialah Pelepas dan penyembuh dari
sakit penyakit dan penyakit sampar, Ia Setia dan kesetiaan-Nya adalah
perisai dan pagar tembok pelindung.
2.2. Ayat 5-8 Pelepasan dan Pemeliharaan yang istimewa. Karena Dia
adalah El-Elyon dan El-Syaday maka keistimewaan pemeliharaan
untuk hari-hari perjalanan hidup, seperti “menonton dengan mata
sendiri keadilan-Nya mengadili” sebagai jalan pemeliharaan.
Demikianlah pemazmur mengungkapkan tidak usah takut terhadap
kedahyatan malam, panah yang terbang, penyakit sampar, penyakit
menular, semuanya rebah dan engkau penontonnya, karena ada El-
Elyon dan El-Syadai Pelindung kita.
300
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Hari ini 31 Desember kita akan kunci tahun 2022 dalam ibadah syukur,
sesungguhnya pemegang kunci atas tahun dan masa adalah Sang Pemelihara
kita, Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus. Mari kita merayakan syukur, dan
naikkan permohonan yang sungguh karena ada Tuhan Yesus kita menjadi
saksi mata dari berakhirnya tahun 2022. Amin
301
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Bagian Ketiga
PENUTUP
302
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
303
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Lampiran-Lampiran
304
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
305
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Pdt. Abraham Abisay, M.Th Pdt. Daniel Mofu, S.Th Pdt. Michael Kapisa, M.Si Pdt. Handry W. D Kakiay, S.Th
Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV
Pdt. Pubelius Manuaron, S.Th Pdt. Roberth J. Nandoteray, S.Th Pnt. Nimbrod Sesa, S.IP MM
Wilayah V Wilayah VI Wilayah VII
Pdt. Ishak S. Maran, S.Th Pdt. Petrus Womsior, S.Th Pdt. Samuel P. Usior, M.Th Pdt. Genos Burdam, M.Th
Wilayah VIII Wilayah IX Wilayah X Wilayah XI
306
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
307