MARET 2024
TRIWULAN I
“TUHAN SUMBER UTAMA PEMBERDAYAAN”
KATA PENGANTAR
Tahun pemberdayaan 2022-2023 sudah kita lewati. Kini GKI di Tanah Papua akan
menapaki satu tahapan perkembangan pelayanan di atas dasar Alkitab dan semua
Peraturan Gereja yang sudah ditetapkan pada Sidang Sinode GKI ke-18 Waropen 2022,
dengan mengemban tema fokus tahun pelayanan 2024 adalah “pemberdayaan”.
Dalam upaya menyediakan Mezbah Penyembahan Keluarga GKI atau Manna GKI tema
fokus tahun pelayanan 2024 “pemberdayaan” di bagi ke dalam empat sub tema triwulan
selama tahun 2024. Masing-masing sub tema dimaksud, sama seperti yang terdapat pada
buku “pegangan pelayanan” atau buku khotbah tahun 2024, yaitu :
(1) Sub tema triwulan I Januari-Februari-Maret 2024 : “TUHAN Sumber utama
pemberdayaan” ;
(2) Sub tema triwulan II April-Mei-Juni 2024 : “Kristus Penebus dan Roh Kudus Pembaharu
Pokok Pemberdayaan Dunia”
(3) Sub tema triwulan III Juli-Agustus-September 2024 : “Injil yang memberdayakan
keutuhan ciptaan”
(4) Sub tema triwulan IV Oktober-November Desember : Melalui Kristus dan Alkitab GKI
menjadi penggerak pemberdayaan pribadi, keluarga dan dunia”
Buku Mezbah Penyembahan Keluarga, disediakan untuk setiap triwulan, dengan tujuan
yang sama sejak awal diadakan sebagaimana Ulangan 6:5-9
(5) Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap kekuatanmu. (6) Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini
haruslah engkau perhatikan, (7) haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada
anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau
sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. (8)
Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu
menjadi lambang di dahimu, (9) dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu
rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
Bahwa semua warga gereja memiliki hak yang sama dalam pelayanan yang berlaku di
lingkungan pelayanan GKI di Tanah Papua. Pelayanan dimaksud berpusat pada “Ibadah
Minggu”, teks bacaan yang di baca oleh pelayan Firman, akan dibaca “berulang-ulang”
pada ibadah Unsur PAM, PW dan PKB, serta Ibadah Rayon dan Ibadah KSP, prinsip ini
memenuhi makna Ulangan 6:5-9, bahwa Firman Tuhan perlu dibaca berulang-ulang. Selain
itu, berlaku “warga Gereja GKI memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan
firman Tuhan”, hak yang sama dimaksud diuntukkan bagi yang menghadiri ibadah minggu
dan yang tidak menghadiri ibadah minggu. Sama-sama mendapatkan hak pelayanan
firman Tuhan sekaligus turut terlibat dalam memenuhi amanat dan prinsip “membaca
berulang-ulang”.
DP2J - Penulis
Arti “Mezbah Penyembahan Keluarga”. Kata Mezbah dari kata Ibrani “Mizbeakh” artinya
tempat tinggi disiapkan untuk korban persembahan” ; Penyembahan, penyembah-
penyembah dari kata “prosekunesan” atau menyembah dari kata “proskunountas”
menyembah dengan bersujud (Yoh 4:20-24), dengan demikian “Mezbah Penyembahan
Keluarga” GKI di Tanah Papua memiliki arti “relasi yang khusus antara semua anggota
keluarga sebagai penyembah kepada Allah dalam Roh dan kebenaran di tempat mezbah-
Nya, yaitu “keluarga Tuhan”.
Tema utama pelayanan GKI di Tanah Papua adalah “Pemberdayaan”. Yang dimaksud
dengan pemberdayaan adalah penekanan kepada peningkatan kapasitas dan kapabilitas
pelayan dan anggota jemaat untuk memenuhi kualifikasi yang memadai sesuai tuntutan
zaman“
Pilihan teks Harian : oleh karena acuan tujuan adalah Ulangan 6:5-9, Matius 22:37-40,
maka teks yang digunakan pada ibadah hari Minggu, dikembangkan dan disebarkan pada hari
Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu dalam minggu berjalan. Hal ini menjadi
prinsip amanat Ul 6:5-9, sehingga memungkinkan seorang anggota jemaat selalu
diingatkan akan Firman Tuhan yang disampaikan pada ibadah hari Minggu, tetapi juga,
apabila salah satu anggota keluarga karena sesuatu halangan tidak sempat mengikuti
ibadah Minggu, maka teks yang yang digunakan pada ibadah hari Minggu, oleh warga
jemaat bersangkutan, dapat mengikuti dan baca saat berkesempatan hadir pada ibadah
harian yang berlaku dalam keluarga. Sehingga hak warga jemaat untuk mendapatkan
pelayanan yang sama dengan teks yang sama sudah terpenuhi dengan prinsip pelayanan
yang mengikuti teks ibadah minggu dan akan terus berlaku juga untuk hari berikutnya
dalam minggu berjalan.
Waktu Ibadah : Penyembahan kepada Tuhan dalam bentuk ibadah, dimudahkan dengan
hadirnya “Buku Mezbah Penyembahan Keluarga”. Penentuan waktu ibadah sebaiknya
diadakan pada pagi hari pukul 05.00 ; atau pada malam hari dengan menyesuaikan waktu
ibadah-ibadah rutin yang diberlakukan dalam jemaat. Tentang waktu bersifat fleksibel
disilahkan diatur oleh keluarga masing-masing ;
Tata Ibadah : Tata Ibadah yang digunakan dalam menyusun seluruh unsur tata ibadah
pada Mezbah Penyembahan Keluarga GKI setiap bulan adalah Tata Ibadah Rayon dengan
melakukan adaptasi dan penyesuaian seperlunya untuk sesuaikan dengan karakter ibadah
keluarga. Untuk tahun 2024, Tata Ibadah hanya satu dan ditempatkan pada bagian awal
buku Mezbah Penyembahan Keluarga ini.
Pembagian tugas Ibadah : Silahkan sebelum ibadah atau sesudah ibadah dilakukan
pengaturan pelayan ibadah, siapa saja yang terlibat dalam pelayanan ibadah untuk satu
hari, dan hari berikutnya. Mari bersyukur dengan menerima tanggungjawab pelayanan
maka sukacita persekutuan terus giat dengan keterlibatan secara aktif oleh semua anggota
keluarga.
Doa Persiapan Ibadah : Sebelum ibadah dimulai, semua anggota keluarga yang terlibat
dalam pelayanan, agar melakukan “doa konsistori”, setelah itu barulah ibadah
dilaksanakan.
Persembahan : Ibadah rutin setiap hari adalah persembahan keluarga dalam bentuk satu
orang pribadi anggota keluarga sebagai pribadi yang memiliki kerinduan untuk bersekutu
dengan Tuhan dalam waktu khusus ibadah keluarga, bagi kita, waktu yang disiapkan,
pribadi yang beribadah adalah ibadah persembahan yang mendasar, utama dan yang
terbaik kepada Tuhan. Maka wujudkanlah dengan penuh penyembahan. Mezbah
Penyembahan Keluarga “Tidak Memungut Persembahan”. Prinsip ini sewaktu-waktu akan
mengalami perubahan, bila “diakonia” di tingkat Jemaat, Klasis dan Sinode diperlukan dan
memintakannya apabila terjadi suatu situasi khusus dalam pelayanan warga jemaat atau
umat.
PELAYANAN FIRMAN
Doa : “Kami sekeluarga ingin mendengar FirmanMu..berkatilah dan tuntunlah kami Ya
Allah Roh kudus di saat ini. Amin
Pembacaan Alkitab :
DOA :
Menyanyi Nyanyian Mazmur/Rohani/Suara Gembira/KJ …
BERKAT :
“Kasih karunia dan berkat dari Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus turun ke
dalam rumah ini selamanya. Amin”
Keluarga kekasih. Bagaimana kita menyelamatkan diri kita sendiri pada saat akhir zaman
menurut keluarga? Dalam bacaan kita, dijelaskan bahwa cara menyelamatkan diri dalam
dunia ini adalah dengan melekat pada Tuhan, dengan menyatu dengan Tuhan. Bisa saja,
karena menyatu dengan Tuhan, kita akan alami kehilangan nyawa. Tetapi jika karena
menyatu dengan Tuhan kita kehilangan nyawa, kita tidak akan menyelamatkan diri kita
sendiri. Karena menyatu dengan Tuhan, menyangkal diri, melepaskan keinginan kita,
mengutamakan Tuhan, jika karena Tuhan kita menderita sampai kehilangan nyawa kita,
kita akan menyelamatkan nyawa kita dalam anugerah Tuhan.
Keluarga kekasih. Memang terdengar tidak masuk akal, kehilangan nyawa tapi
menyelamatkan nyawa. Tapi inilah kebenarannya. Karena iman pada Tuhan, menyangkal
diri, memikul salib, mengikut Tuhan, sampai dengan mati, maka akan menjamin
keselamatan. Sebaliknya karena menyelamatkan nyawa di dunia ini, mencari jalan selamat
yang lain, kita mengamankan diri walau karena itu menyangkal Tuhan, maka kita akan
kehilangan nyawa kita.
Keluarga kekasih. Mari saling menguatkan, saling menolong untuk menjaga iman kita tetap
kepada Tuhan, tetap melekat dengan Tuhan, tetap mengutamakan Tuhan, maka Tuhan
sudah menyelamatkan, karena kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri. Amin.
=========
==========gki menyembah==========
=========
Keluarga kekasih. Dalam hidup di dunia ini, kita sebagai keluarga saat ini, tetapi saat
kedatangan Anak Manusia, kita masing-masing anggota keluarga akan
mempertanggungjawabkan hidup kita. Dalam bacaan kita, dijelaskan oleh Tuhan Yesus,
bahwa saat Anak Manusia datang, setiap orang, masing-masing orang akan menerima
bagiannya. Tidak sama untuk semua, berbeda masing-masing sesuai dengan anugrah Tuhan
yang sama untuk semua, dan respon setiap orang atas anugrah Tuhan itu. Bisa sama-sama
di tempat tidur, ada yang di bawa dan yang lain ditinggal. Bisa sama-sama bekerja di
kilangan, tapi yang seorang dibawa dan yang lain ditinggalkan. Tidak semua karena
bersama di dunia, akan bersama diangkat. Akan ada kematian, kedukaan, kehilangan saat
Anak Manusia itu datang, bagi mereka yang tidak dibawa.
Keluarga kekasih di dalam Tuhan. Dalam hidup di dunia ini, kita saling mengingatkan,
saling mengajak untuk tujuan baik, untuk pekerjaan – pekerjaan kebenaran. Tujuannya
agar seperti kita bersama di dunia ini, kita juga bersama dibawa saat Anak Manusia itu
datang. Hanya terkadang ajakan untuk bersama dalam kebenaran, untuk bersama dalam
jalan-jalan lurus yang Tuhan mau, tidak semua kita sepakat jalani bersama. Ada yang
menolak, tidak mau ikut. Firman ini dengan tegas mengingatkan kita, memotivasi kita,
mari terus bersama dalam yang benar di dunia ini, agar kita pun kedapatan bersama, dalam
saat pengangkatan. Jangan kita di bawa dan yang lain ditinggal, jangan ada duka karena
kita tidak bersama, karena yang lain mengalami kematian kekal, sedang yang lain
kehidupan kekal. Tuhan sayang kita semua, beranugrah bagi kita, menyelamatkan kita seisi
keluarga. Amin.
Selamat bagi kita yang sudah memasuki minggu sengsara Tuhan Yesus Kristus ke-4, mari
kita semakin hidup dalam menyebarkan kasih yang Tuhan Yesus ajarkan kepada sesama
dan dunia.
Saksi mata adalah alat bukti penting dan utama untuk mempertanggungjawabkan suatu
peristiwa atau perkara. Yesus melakukan perjalanan ke sebuah gunung yang tinggi, dan
dalam perjalanan ini, Yesus membawa serta 3 orang murid-Nya, nama mereka adalah
Petrus, Yakobus dan Yohanes. Setelah sampai di bukit, suatu peristiwa yang tidak biasa,
terjadi dan 3 orang murid Yesus ini menjadi saksi mata. Peristiwa itu adalah “Yesus
berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat”.
Perubahan rupa seperti ini, pernah terjadi, tetapi peristiwa itu hanya disaksikan oleh Nabi
Musa seorang diri (Kel 3:2-3) … Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di
dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri
itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana
untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?".
Peristiwa perubahan ke dalam tubuh kemuliaan, yang disaksikan oleh manusia adalah
pada peristiwa Elia terangkat hidup-hidup ke Sorga, dan disaksikan oleh Elisa (2Raj 2:11)
… Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi
dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.
Kisah ini hendak memberikan pelajaran tentang “pemberdayaan”, yaitu “kehidupan ini
ada dalam kendali Tuhan”. Di dalam Kristus perubahan manusia ke dalam tubuh
kemuliaan dapat terjadi dan dialami oleh manusia. inilah suatu inti “pemberdayaan” kita
oleh Allah, bahwa seorang yang ditebus bahwa bumi yang ditebus sudah diberdayakan
oleh Allah. dan Tuhan memberdayakan kehidupan untuk maksud dan tujuan mulia-Nya
yang kudus di alam semesta kita ini dan ke dalam keabadian Tuhan Yesus Kristus.
Maranatha.
Salam dan damai dari Tuhan Yesus Kristus terus hidup dan memancar keluar menjadi
berkat dari kehidupan kita.
Dalam budaya timur khusus di tanah Papua, sebagian suku mempercayai bahwa arwah
orang mati hidup tidak jauh dari hidup profan kita, ada bersama-sama, sebagian lagi
meyakini bahwa arwah orang mati memiliki sifat baik sama seperti sifat orang semasa
hidupnya; dan sebagian lainnya meyakini, arwah orang mati itu setan atau jahat. Sehingga,
dewasa ini tempat pemakaman atau kuburan bagi sebagian orang dipahami sesuai dengan
tingkat keyakinan yang beragam itu. Tetapi dalam teks yang kita baca ini, kita dikagetkan
dengan suatu penyingkapan atau wahyu yang Tuhan Yesus perlihatkan sekaligus ajarkan
kepada ketiga orang murid-Nya dan juga kepada dunia. Pengajaran itu tentang
“kehidupan kekal”. Kehidupan kekal dialami oleh manusia. dan manusia yang
mengalaminya terlebih dahulu adalah “Nabi Musa dan Nabi Elia”. Dua nabi itu kisahnya
tercatat dalam Alkitab. Dan bagaimana Musa dan Elia mendapatkan ijin Tuhan untuk
tampak dan disaksikan oleh mata kepala sendiri dalam keadaan sadar oleh Petrus, Yakobus
dan Yohanes. Musa dan Elia bukan “arwah orang mati” tetapi mereka dalam rahmat
Tuhan melalui Yesus Kristus hadir dalam wujud mengenakan tubuh kemuliaan. Artinya,
apabila kita yang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus pada saat maranatha, kita masih
hidup, maka sama seperti Yesus yang mengalami perubahan wujud, Musa dan Elia yang
juga mengalami perubahan wujud, demikian juga manusia pada saat Maranatha. Inilah
makna mendasar yang Yesus ajarkan kepada dunia dengan menyingkapkan kepada Petrus,
Yakobus dan Yohanes tentang “perubahan ke dalam tubuh kemuliaan”. Amin.
Salam sejahtera dalam nama Tuhan Yesus Kristus bagi kita semua dalam keluarga.
Coba ingat… apakah keadaan seperti yang dialami Petrus pernah seseorang dari antara
kita alami? Atau mungkin teman kita yang alami atau kita mungkin pernah mendengar
cerita dari orang lain yang mempunyai pengalaman dan cerita yang agak mirip, yaitu
tentang sesuatu yang kita katakan kepada orang lain, saat kita mengatakan, kondisi kita
dalam keadaan tidak sadar, atau dalam keadaan tidak fokus, atau dalam keadaan tidak
tahu. Bila kondisi seperti itu pernah dialami oleh siapapun dari antara kita atau pun yang
dialami oleh teman dan sahabat kita. Mari bersama membayangkan kondisi yang dialami
Petrus, saat berhadapan dengan Tuhan Yesus yang baru saja mengalami dua kali
perubahan wujud, rupa, bentuk, yaitu “Petrus menyaksikan Yesus berubah rupa, Yesus
berpindah dari tubuh fana berubah rupa dan masuk ke dalam tubuh kemuliaan sebagai
“lingkup kekekalan yang disingkapkan dan dapat dilihat”, tubuh kekekalan dalam
beberapa waktu sempat ditangkap atau dilihat oleh mata fisik Petrus, Yakobus dan
Yohanes. Setelah itu, Yesus berubah rupa lagi, yaitu kembali ke dalam tubuh fisik dalam
ruang waktu, terbatas dan fana. Peristiwa yang “ajaib ini” begitu menakjubkan, sangat
berdimensi supranatural, ada lingkup kekudusan Tuhan yang menaungi di dalam Yesus
Kristus, sehingga ada alasan untuk mengungkapkan “jiwa ketaksadaran Petrus”, yang
melangkah dengan antusias dan inisiatif yang besar untuk “menangkap kekekalan tubuh
kemuliaan dari Yesus, Musa dan Elia” agar dikurung dalam kemah seperti yang digagasnya,
dari sini seolah ketaksadaran “logis” Petrus mengingatkan kita bahwa “tubuh kemuliaan”
dalam pandangan Petrus dapat dikurung dalam suatu bangun fisik seperti “kemah” untuk
menetap dalam dunia fana kita. Amin.
Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah,
satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
Syalom bagi kita, keluarga yang mendapatkan berkat dalam ibadah ini.
Bila kita merencanakan kegiatan di luar gedung atau ruangan, maka kita membutuhkan
pengeras suara. Fungsi pengeras suara itu adalah suara seseorang pembawa acara, liturgos
atau Pelayan Firman dapat menjangkau peserta yang duduk di tempat yang agak jauh dari
tempat pembawa acara atau pelayan firman berdiri. Kita membayangkan di suatu bukit
yang berjarak cukup antara Petrus, Yakobus dan Yohanes serta tempat penampakkan
antara Yesus, Musa dan Elia ada suara yang keluar dari dalam awan-awan dan suara itu
terdengar jelas mengatakan “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia”. Suara itu
memberikan penegasan bukan tentang Musa dan Elia, tetapi tentang Yesus Kristus. Dalam
kerangka karya Allah di dalam dunia status inkarnasi Yesus disebutkan sebagai “Anak yang
Kukasihi”, suatu jabatan yang kemudian menjadi “milik dari setiap orang yang ada di
dalam dunia tempat di mana Yesus Kristus berkarya sebagai karya Allah, dan manusia
dalam dunia mengaku percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan, maka semua orang
yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus mengenakan status sebagai “anak-anak Allah”.
satu hal yang mendapatkan penegasan dalam “suara yang turun dari dalam awan itu
adalah, manusia menggunakan pancaindera “pendengaran”. Dan panca indera
pendengaran itu “wajib digunakan untuk mendengarkan Dia yang dikasihi Allah”. Amin.
Syalom. Semua anggota keluarga kita menjadi terbaik karena diberkati Tuhan selamanya.
Teks yang kita baca ini memberikan kepada kita dua pesan. Pesan yang pertama : Yesus
melarang mereka untuk menceritakan “penyingkapan” atau “wahyu” yang baru saja
Tuhan karuniakan kepada dunia melalui Petrus, Yakobus dan Yohanes, melihat
keberadaan Yesus yang sesungguhnya, yaitu dari kekekalan, buktinya dari hidup kekal
yang dialami oleh Musa dan Elia, Tuhan Yesus Kristus terhubung sebagai “Sang Kekal”.
Hal kedua berupa pesan masa depan tentang “Anak Manusia bangkit dari antara orang
mati”.
Mari kita menghubungkan dua pesan dimaksud. Pesan yang pertama tentang “tubuh
kemuliaan”, yaitu di dalam Tuhan Yesus Kristus, seseorang dirahmati Allah untuk
mengalami perubahan wujud dari tubuh fana ke tubuh kemuliaan yang terjadi pada masa
“pengangkatan” atau Maranatha. Pesan yang kedua tentang “tubuh kemuliaan” yang
diperoleh dari “Anak manusia yang akan disalibkan, mati, dikuburkan, turun ke dalam
Kerajaan maut, hari ketiga bangkit dari antara orang mati”. Pada bagian kedua ini, Yesus
menegaskan bahwa perubahan ke dalam tubuh kemuliaan dapat terjadi kepada manusia
di dalam dunia, bagi mereka yang percaya kepada Yesus Kristus Tuhan. Pada saat
meninggal, akan mengalami kebangkitan dari antara orang mati, seperti yang terjadi pada
Tuhan Yesus Kristus yang bangkit dari antara orang mati. Amin.
Syalom. Keluarga kita mengalami berkat sukacita dalam ibadah ini. Imanuel.
Dalam pernyataan Yesus, kita menemukan kebenaran nubuat Nabi-Nabi di Israel dan
penggenapannya pada zaman Yesus. Penggenapan nubuat pertama tentang “Elia yang
akan datang dan Yesus mengatakan : “Memang Elia sudah datang” (ay 13b); penggenapan
nubuatan yang kedua muncul dalam pernyataan Yesus “bagaimanakah dengan yang ada
tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan?”
(ay 12). Kita bersyukur bahwa Alkitab yang kita gunakan terbukti kebenarannya sebagai
“firman Allah”. Yesus menyatakan dua nubuat yang digenapi adalah salah satu bukti dan
dasar penting dan utama bahwa Alkitab benar-benar adalah Firman Allah. mari kita terus
membaca Alkitab dengan iman. Amin.
=========
==========gki menyembah==========
=========
Bpk/Ibu/anak-anak yang Tuhan Kasihi! Di ayat 19 – 20 adalah jawaban atau petunjuk Yesus
kepada murid yang harus di lakukan.
Pertanyaan :
(1) Sebutkan petunjuk/perintah Tuhan kepada murid – murid sesuai dengan ayat 19.
(2) Apa sikap murid – murid atas perintah Tuhan. Lihat ayat 20.
(3) Teladan apa yang kita belajar dari ayat-ayat ini dalam menjalani kehidupan setiap hari?
=========
==========gki menyembah==========
=========
Apa rasanya seorang guru dihianati muridnya atau sahabat yang berhianat kepada
sahabatnya pasti sakit/kecewa. Yesus ada dalam situasi itu dimana Yesus tahu hati dari salah
satu murid-Nya yang bernama Yudas akan menyerahkan Dia ke tangan tentara orang
Yahudi untuk selanjutnya disalibkan, Yesus berkata “seorang dari antara kamu akan
menyerahkan Aku” Pelajaran untuk kita menjadi murid Tuhan/orang percaya yang setia
untuk melayani Tuhan dengan semua yang Tuhan anugerahkan dalam hidup atau
berdayakan semua potensi yang Tuhan anugerahkan dalam hidup dengan benar dan setia
di setiap situasi apapun sehingga suatu saat kita tidak didapati oleh Tuhan sebagai seorang
murid yang tidak setia /orang percaya yang menyangkal Tuhan atau mungkin juga dapat
menghianati-Nya. Amin.
=========
==========gki menyembah==========
=========
Di ayat ini Murid – murid mulai disadarkan oleh Yesus di antara mereka ada yang
mengkhianati Dia. Untuk itu Murid – murid selain Yudas mulai mengaku satu dengan
lainnya : Bukan aku Ya Tuhan.
Makna penting bagi kita dari firman ini Mengikut/mengasihi/melayani Yesus harus dengan
Sungguh. Cari lagu dan semua keluarga terlibat menyayi lagu yang berkaitan kesetiaan
mau mengasihi/melayani Tuhan dengan sungguh. Contoh : Melayani, melayani lebih
sungguh 2x Tuhan lebih dulu melayani kepadaku, melayani, melayani lebih sugguh.
(Mengasihi mengasihi lebih sungguh 2x, Tuhan lebih dulu mengasihi kepadaku mengasihi,
mengasihi lebih sungguh) atau pujian lain yang keluarga sepakati yang berkomitmen mau
setia dengan Tuhan selamanya.
=========
==========gki menyembah==========
=========
Yesus memberitahu bahwa Ia akan menjalani semua yang Allah Bapa sudah tetapkan bagi-
Nya untuk keselamatan Manusia. Tapi setiap orang yang kompromi dengan kejahatan
akan mempertanggung jawabkan perbuatannya seperti yang dilakukan Yudas. Sekalipun
Yudas bersandiwara seolah - olah bukan dia murid yang menghianati Yesus gurunya tapi
Yesus tahu pengkhianatan Yudas dan dia tidak dapat menyembunyikan di hadapan Yesus.
Pelajaran penting untuk kita. Setiap kita akan mempertanggung jawabkan semua yang kita
lakukan sebagai anak-anak Tuhan/orang percaya. Karena itu persembahkanlah yang
terbaik dengan semua yang kita miliki dengan jujur, iklas, sukacita dalam melayani Tuhan.
Percaya semua yang kita lakukan kelak kita akan menuainya. Amin.
Keluarga Yang Tuhan Kasihi, Makan bersama kerap menjadi momen yang sangat berharga
dalam keluarga, apalagi ketika baru pertama kali bertemu dengan orang-orang yang lama
tidak berjumpa, sebagai keluarga yang baru bertemu biasanya kita membuat makan makan
bersama dalam keluarga sebagai momen penting untuk membangun rasa kebersamaan
sebelum mereka akan kembali. Sama halnya makan bersama pada meja perjamuan untuk
memperingati peristiwa penting, salah satunya adalah perpisahan.
Sebelum berpisah biasanya, kita berkumpul bersama dengan keluarga. Tentu saja hal
yang paling utama pertemuan itu bukan soal makan saja tetapi biasanya kesempatan itu kita
pakai untuk berbicara dari hati ke hati sebagai keluarga yang lama tidak bertemu.
Bacaan ini menjelaskan bahwa Yesus pun melakukan hal serupa sebelum disalib dan
berpisah dengan murid-murid-Nya. Ia menggunakan perjamuan makan Paskah terakhir
untuk mencurahkan isi hati-Nya. Yesus memberi tahu mereka bahwa saat-saat penderitaan-
Nya sebagai Anak Manusia akan segera tiba. Yesus tidak menjadikan momen makan Paskah
terakhir itu sebagai acara perpisahan saja, Ia juga menyampaikan sebuah pengajaran
penting, bukan hanya kepada murid-murid-Nya, tetapi bagi setiap orang percaya kepada
Yesus. Yesus berpesan agar perjamuan Paskah terus dilakukan untuk memperingati
penderitaan-Nya. Roti melambangkan tubuh Kristus dan anggur adalah darah-Nya yang
tertumpah bagi isi dunia.
Perjamuan Kudus adalah momen bagi orang percaya termasuk keluarga kita untuk
mengingat karya anak manusia. Perjamuan Kudus juga menjadi momen bagi kita untuk
mengingat janji kedatangan Yesus kembali. Dengan mengingat semua itu, kita tetap hidup
dalam kebenaran Allah. Mari kita menjalani kehidupan dengan percaya kepada Kristus
dengan terus mengingat pengorbanan dan karya keselamatan-Nya di setiap kehidupan
kita, dan tetap setia kepada Tuhan selama kita masih menantikan kedatangan-Nya kembali.
Tuhan menolong kita semua, Amin.
=========
==========gki menyembah==========
=========
Keluarga yang Tuhan Kasihi, Bacaan kita saat ini adalah lanjutan dari Lukas 22 : 14 -19
yang menceriterakan Yesus sangat rindu Ia makan paskah bersama-sama dengan para murid
sebelum Ia menderita, karena Yesus katakan Ia tidak akan makan lagi sampai Ia beroleh
kegenapan dalam kerajaan Allah, dengan demikian Yesus mengambil Roti, mengucap
syukur, memecah-mecahkannya dan memberikan kepada mereka, kata-Nya “Inilah tubuh-Ku
yang diserahkan bagi kamu perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku. Demikian Ia
mengambil sebuah cawan mengucap syukur dan berkata cawan ini adalah Perjanjian
Baru oleh darah-Ku yang ditumpahkan bagi kamu (ayat 6-20). Yesus mau katakan bahwa
keselamatan itu dari kematian-Nya sebagai korban bagi mereka yang telah menerima roti dan
memberikan makna baru pada cawan yang disimbolkan dengan darah perjanjian yang
dicurahkan bagi jemaat sebagai umat kepunyaan Allah. Perjamuan makan dan minum
mengikatkan Yesus dan murid-murid-Nya, bahwa Ia mendekati manusia dengan hati-Nya,
dan manusia berjanji untuk taat kepada Yesus untuk memelihara hukum- Nya. Yesus katakan
perbuatlah ini, menjadi peringatan akan Aku. Yesus tau begitu mudahnya manusia
melupakan apa yang telah di ucapkanya, namun, mari bersama keluarga …… kita
membuat komitmen untuk tidak melupakan kebaikan dan pengorbanan Yesus Kristus
dalam hidup kita selamanya, Amin.
=========
==========gki menyembah==========
=========
Keluarga yang Tuhan Kasihi, Firman Tuhan ini menjelaskan kepada kita bahwa pada saat
Yesus makan perjamuan malam bersama murid-murid ada orang yang menyerahkan Yesus
juga duduk bersama dengan Yesus di meja perjamuan. Yesus tahu bahwa sebagai Anak
Manusia, Ia harus pergi untuk suatu tugas mulia, yaitu keselamatan bagi manusia, dunia
dan segala isinya, karena Yesus Juruselamat dunia, tetapi celakalah dia yang menyerahkan
Yesus. Di samping itu para murid mempersoalkan siapa yang paling terbesar di antara
mereka, sepertinya jabatan menjadi penting sehingga para murid tidak lagi melihat
penderitaan Yesus tetapi saling bertengkar di antara mereka.
Yesus mengingatkan dan menasihati para murid bahwa siapa yang terbesar di antara kamu
hendaklah menjadi yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. Ia mengajarkan
bahwa besar yang sejati dalam kerajaan Allah adalah ketika menjadi yang paling muda dan
menjadi pemimpin yang melayani. Menjadi yang paling muda berarti memiliki sikap
banyak mendengar dan menghormati orang lain. Sedangkan menjadi seorang pelayan
berarti memiliki sikap kerelaan dan rendah hati untuk melayani orang lain, sehingga kita
hidup bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi bersam dan bersama sesama.
Yesus mengingatkan agar kita menaruh belas kasihan kepada sesama kita yang malang
hidupnya. Ketika kita melihat orang yang lapar dan haus, kita harus memberinya makan
dan minum. Artinya, tanggung jawab untuk memperhatikan dan berbelaskasihan kepada
para janda, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin adalah panggilan kita sebagai orang-
orang yang telah menerima belas kasihan dan anugerah Allah. Tuhan memberkati dan
menolong kita dalam rumah ini, Amin.
=========
==========gki menyembah==========
=========
Ketika Yesus dan para murid tiba di bukit Zaitun, Yesus menyampaikan kepada para murid
: “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan?”.
Kita hendak belajar bersama, lewat diskusi dengan pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang kita pahami tentang pencobaan?
2. Apa yang perlu kita lakukan kita menghadapi pencobaan?. Mengapa?
(Masing-masing diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat) dan (Sesudah semua
menyampaikan pendapat)
=========
==========gki menyembah==========
=========
Sikap Yesus saat berdoa adalah tidak memaksa atau mengikuti keinginan-Nya tetapi tetap
dalam ketaatan dan kerendahan hati terus bermohon kepada Bapa-Nya. Ini nampak pada
kata-kata Yesus “Ya Bapa, jikalau Engkau mau“ juga “bukanlah kehendak-Ku melainkan
kehendak-Mulah yang terjadi”. Dari isi doa Yesus ini, kita temukan arti sesungguhnya
jawaban Allah adalah “jalan keselamatan manusia dan dunia tidak ada jalan lain yang
dikehendaki Bapa, inilah jalan satusatunya yang Allah kehendaki. Amin.
=========
==========gki menyembah==========
=========
Sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus, ajaran dan teladan yang diberikan oleh
Yesus Tuhan kita adalah kejahatan dibalas dengan kebaikan. Artinya, tugas kita adalah
selalu berbuat baik kepada siapapun. Pembalasan adalah hak Tuhan dan bukan hak kita.
Tidak hanya itu, kita pun diminta untuk berdoa dan memberkati orang-orang yang berbuat
jahat kepada kita. Ini kita tahu dengan sangat jelas. Tetapi prakteknya sangat sulit, sebab
kita cenderung mengikuti perasaan dan kemauan diri kita sendiri tetapi kita tetap menyebut
diri sebagai pengikut Yesus.
Pada Alkitab yang kita baca di saat ini, jelas bagi kita bahwa Yesus tetap menyatakan kasih
dan kuasaNya kepada mereka/rombongan yang datang untuk menangkapNya. Bahkan
ketika para murid bertanya : “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang
?” juga seorang dari para murid menyerang hamba Imam Besar sampai telinga kanannya
putus, Yesus justru menenangkan para murid dengan berkata : “Sudahlah itu” lalu Yesus
menyembuhkan telinga hamba Imam Besar itu.
Hidup dan keteladanan yang Yesus nyatakan adalah selalu tentang kebaikan. Karena itu,
mari kita isi dan warnai seluruh kehidupan ini dengan selalu menyatakan kebaikan bagi
siapa saja yang kita jumpai sebagai tanda syukur kita atas pengorban Kristus bagi kita.
Amin.
=========
==========gki menyembah==========
=========