1
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
KATA PENGANTAR
Setiap hal yang kita capai atau hasilkan, atau peroleh atau miliki
membutuhkan respons atau reaksi. Reaksi itu berupa apresiasi, sambutan atau
ungkapan syukur. Hal yang sama juga terwujud disini, yaitu “ungkapan
syukur” kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja yang karena
rahmat-Nya yang besar dan hebat, Sehingga GKI di tanah Papua memasuki
tahun pelayanan 2022 dan telah memiliki suatu buku “pegangan pelayanan
tahun 2022.
GKI di tanah Papua dalam membangun spritualitas internal persekutuan telah
memperhatikan aspek “ritus” menjadi suatu “implikasi iman dalam relasi
personal dengan Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus sebagai Allah
persekutuan Yang esa dan kekal”. Keseluruhan ibadah dalam satu tahun
seperti yang terjadi tahun-tahun sebelumnya juga disiapkan untuk tahun 2022
sehingga keseluruhan pelayanan ibadah tahunan berupa teks Alkitab, tema
dan refleksi atau khotbah dikelolah dengan seksama, sehingga penataan
ibadah untuk seluruh GKI dalam satu jemaat, satu tanggal, pada satu hari
minggu, atau dalam satu minggu pelayanan menggunakan satu teks Alkitab
yang sama dan dibaca berulang-ulang. Diharapkan teks ibadah hari minggu
dapat digunakan untuk berbagai Ibadah dengan cara direfleksikan dalam
ibadah keluarga/Wiyk, ibadah PAM, ibadah PW, Ibadah PKB, dengan
demikian setiap warga jemaat terlibat secara personal dalam seluruh
pelayanan ibadah yang digiatkan. Bila karena kondisi tertentu seseorang
hanya hadir satu kali dalam suatu ibadah yang berlangsung maka setidaknya ia
sudah mendengar bacaan Alkitab yang berlaku dalam minggu berjalan,
demikianlah spritualitas persekutuan dibangun.
Ucapan terima kasih kepada semua Jemaat, Penatua, Syamas, Pendeta, Guru
Jemaat, Penginjil, Badan Pelayan PAR, Badan Pelayan PAM, Badan Pelayan
PW, Badan Pelayan PKB dan semua pihak yang konsisten menggunakan buku
“pegangan pelayanan 2022” ini untuk keperluan pelayanan ibadah, baik
ibadah tatap muka langsung ataupun melalui “live-streaming” yang berlaku
sejak adanya pandemic covid-19. Kita menjadikan ibadah sebagai salah satu
“instrument untuk merealisasikan amanat Yesus “menyembah Allah dalam
Roh dan Kebenaran” (Yohanes 4:24).
i
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Kita sudah memasuki tahun 2022 dan “covid-19” sudah menjadi salah satu
virus yang hidup di dalam dunia, tinggal berdampingan dengan manusia dan
menjadi salah satu dari deretan “sakit-penyakit” yang untuk generasi kita
pernah menjadi “virus yang amat berbahaya dan mematikan”, banyak derai
air-mata, perjuangan untuk kesembuhan, pergumulan melawan covid-19
sudah menjadi “testimoni” yang bervariasi dikisahkan dengan berbagai
persepsi yang mengikutinya, hidup terus dituntut untuk “arif dan bijaksana”,
karena itu selain untuk covid-19 kita tetap mendapat anjuran terapkan
“protocol kesehatan”, yaitu wajib berdoa dan ibadah, mencuci tangan dengan
sabun, gunakan masker dan jaga jarak.
Ucapan terima kasih kepada semua hamba Tuhan yang telah mendoakan
pelayanan tahun 2022 dengan turut serta menulis - mempersiapkan khotbah
yang turut dimuat dalam buku pegangan pelayanan 2022 ini, semoga Allah
Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus mengaruniakan hikmat dan
kepandaian, kekuatan dan kesehatan sebagai berkat yang menyertai semua
hamba Tuhan dan keluarga.
Pilihan tokoh untuk buku pegangan pelayanan 2022 adalah “Ketua Sinode
GKI di TP yang ketiga “Pdt. Willem Maloali”. Kisah hidupnya sebagian sudah
ditulis dalam bentuk “profil” seperti yang terdapat dalam buku pegangan ini.
Kami menyampaikan ucapan terima kepada semua pihak yang sudah
menggunakan buku pegangan pelayanan tahun 2021 dan kami
menyampaikan permohonan maaf untuk beberapa kekurangan yang
ditemukan dalam pelayanan tahun 2021 yang lalu, dan diharapkan diperbaiki
dan diperhatikan dalam tahun pelayanan 2022 ini.
Semoga buku pegangan pelayanan tahun 2022 edisi ke-lima ini menjadi tanda
“GKI bersyukur” bersama BPAS periode 2017-2022 mengakhiri dengan
konsisten menyediakan buku pegangan khotbah, kita doakan agar hal dicapai
GKI di TP ini terus dipertahankan dan diperhatikan oleh BPAS terpilih periode
2022-2027 yang akan datang melalui Sidang Sinode di Waropen tahun 2022.
Allah persekutuan GKI di tanah Papua, Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh
Kudus, Yang Esa dan Kekal memberkati kita semua. Imanuel.
ii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Profil untuk tahun 2022 salah satu tokoh GKI di TP, Ketua Sinode GKI ke-3,
yaitu Pdt. Willem Maloali, banyak inspirasi, petuah dan pengalaman telah
diturunkan darinya dan kita peroleh, sehingga memberikan sisi lain yang unik
dari kehadiran buku pegangan pelayanan tahun 2022 ini.
Pelayanan tahun 2022 melalui buku pegangan ini, kita dapat menemukan
sepintas tentang strategi pengelolaan pelayanan khusus ibadah, yaitu bila
selama ini ibadah kunci bulan naskah teks khotbah tidak pernah dikelolah atau
tidak pernah dimasukkan dalam buku pegangan pelayanan karena itu tidak
tersedia, maka pada tahun pelayanan 2022 kita sudah mengelolahnya
sehingga tersedia di dalam buku pegangan pelayanan ibadah, dengan
demikian sudah memudahkan pelayan ibadah kunci bulan untuk tahun 2022.
Hal unik lainnya yang terus dikembangkan yaitu terkait dengan kitab-kitab
dalam Alkitab yang jarang dikhotbahkan, misalnya Kitab Kidung Agung, pada
iii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
pelayanan ibadah tahun 2022 khusus pada ibadah minggu teks Kidung Agung
menjadi bahagian yang juga sudah dikelolah sehingga tidak ada kesan
pengabaian terhadap teks-teks yang jarang dikhotbahkan. Semoga dengan
memperhatikan pengelolaan ibadah kunci bulan dan pengelolaan Kitab-kitab
yang jarang dikhotbahkan menjadi “alat pemicu” untuk kebangkitan umat
yang “gemar membaca dan merenungkan Firman Tuhan siang dan malam di
negeri Papua”.
Tahun 2022 sebagai tahun prosesi dan alih kepemimpinan gereja yang berlaku
secara periodik sehingga kepada seluruh warga GKI Di Tanah Papua diarahkan
agar dalam setiap ibadah “mendoakan bagi masa depan kepemimpinan GKI
Di Tanah Papua”. Pemimpin GKI Di Tanah Papua yang sudah Tuhan Yesus
sediakan dan akan diproses melalui mekanisme persidangan. Selain pimpinan
pada aras Sinode akan juga diproses pimpinan di aras Klasis dan Jemaat,
sehingga tahun 2022 menjadi tahun “pastoral doa untuk kepemimpinan
internal GKI Di Tanah Papua”.
Pada era kepemimpinan BPAS periode 2017-2022 demikian juga BP. Klasis
periode 2017-2022 dan PHMJ periode 2017-2022 secara tidak terduga hadir
pandemik covid-19, sehingga sebagian agenda yang ditetapkan melalui Sidang
Sinode Waisai, Sidang Klasis dan Sidang Jemaat menghadapi kendala yang
tidak sedikit, selain di lingkup Gereja dan bahkan seluruh dunia menghadapi
hal yang sama, sehingga “pengelolaan ibadah” mendapatkan imbasnya,
ibadah Sebagian digiatkan melalui media virtual khusus untuk jemaat-jemaat
yang berada di zona-merah dan kebanyakkan di wilayah perkotaan dan
sebagian lainnya masih melaksanakan ibadah tatap muka dengan
memperhatikan protokol kesehatan, semua dinamika ini kita temukan dalam
periode kepemimpinan 2017-2022 kita saat ini. Kita harapkan bahwa
pengalaman yang sudah kita capai ini, akan terus mendorong kita untuk
mengembangkan pelayanan secara kreatif, bersinergi dan berdayaguna.
iv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
BPAS GKI Di Tanah Papua menyampaikan ucapan terima kasih kepada Badan
Pekerja Klasis, PHMJ, Badan Pelayan PAR, Badan Pelayan PAM, Badan
Pelayan PW, Badan Pelayan PKB, Penatua, Syamas, Pendeta Guru Jemaat,
Penginjil, Pengajar Dosen STFT GKI I.S. Kijne; Pengajar Dosen dan staf
Universitas Ottow dan Geissler ; Pengajar dan staf SPGJ dan Sekolah Alkitab ;
Pengajar Sekolah Minggu dan Katekisasi dan semua warga GKI di tanah Papua
yang berdomisili di pedalaman, di lembah dan ngarai, di pulau-pulau dan
teluk, di pinggiran sungai dan danau, di perkotaan dan di pinggiran kota,
warga jemaat yang politisi, pengusaha, pejabat, tukang sapu, TNI, POLRI,
Pejuang Kebenaran dan Keadilan, di dalam penjara dan di rumah sakit kita
semua yang tekun “menyembah Tuhan Yesus Kristus” melalui ibadah-ibadah
yang diselenggarakan di lingkungan pelayanan GKI Di Tanah Papua, “karena
persekutuan kita adalah persekutuan dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus”.
Akhir dari sambutan ini, BPAS menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan
Yesus Kristus Kepala Gereja kita dan menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua penulis khotbah yang tersedia dalam buku pegangan pelayanan
tahun 2022 ini. Kita sudah melayani dan sekali lagi terlibat untuk pelayanan
dengan cara menyediakan teks khotbah, Tuhan Yesus senantiasa
mengaruniakan hikmat dan kepandaian, kekuatan dan Kesehatan untuk terus
terlibat memberikan dukungan terhadap pelayanan Tuhan Yesus yang
berlangsung melalui pelayanan GKI Di Tanah Papua.
v
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
DAFTAR ISI
Bagian Kedua : Isi Khotbah Setiap Minggu, Hari Gerejawi & Kunci Bulan
vi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
vii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
viii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
ix
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
x
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
xi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
karena Pdt Zeth tidak pernah mengeyam pendidikan teologi, namanya tidak
ada diangkatan pertama dan kedua yang lulus tahun 1959, dia hanya Pendeta
angkatan saja, tetapi dalam nasehatnya Wem mendengar seperti Yohanes
Pembaptis menasehati Wem tentang “antara Yesus dan Wem, Yesus semakin
besar dan Willem harus semakin kecil, Yesus semakin tinggi Wem semakin
rendah hanya dengan menghayati demikian Yesus nampak dan bekerja dalam
pekerjaanmu dan Yesus sendirilah yang mengangkatmu pada waktunya.
Yohanes dan Yesus hidup pada zaman dan waktu yang sama, karena itu Wem
ingatlah ini dalam semua pekerjaanmu kau harus semakin kecil dan Yesus
semakin besar”, dari hasil pernikahan Wem dan Otha dikaruniai 5 orang anak,
yaitu :
(1) Lince F. Maloali
(2) Maria S. E. Maloali
(3) Janet S. V. Maloali
(4) Hans D. H. Maloali
(5) Susan Maloali
Sampai dengan tahun 2021, Wem
memiliki keluarga besar terdiri dari 5
orang anak, 3 orang menantu, 10 orang
cucu dan 10 orang cicit. Ia menggenapi
firman Tuhan dalam Mazmur 128:6a
“dan melihat anak-anak dari anak-anakmu!”.
Tulisan ini akan menelusuri sebagian jejak perjalanan dan karya ‘pa Maloali’
sehingga penggunaan nama dalam tulisan ini akan mengikuti jejak perjalanan
beliau, nama yang akan digunakan saat penulisan untuk masa lajang,
menggunakan nama “Wem” ; sedangkan penulisan nama untuk masa setelah
menikah dan berkeluarga adalah “pa Maloali”.
2
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
4
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
solidaritas keluarga yang dibentuk dari satu moyang mereka Kabey”. Karena
memiliki pertalian hubungan dengan kampung Hobong sebagai kampung
pusat atau induk yang melebarkan wilayah kekuasaannya dengan lahirkan
kampung lain seperti kampung Ifale, kampung Bujo, kampung Atamali dan
kampung Babrongko. Guru Zending pertama kali dikirim ke Sentani dari pos
Resor Holandia-Nimboran di bukit Mentie Genyem Besar ke kampung Ifar
Besar, namanya Guru Daud Pekade 1 Mei 1928. Saat setelah perang dunia
kedua usai, Guru Sekolah sekaligus Guru Jemaat di Ifar Besar adalah Guru
Socrates Samay, sebelumnya adalah Guru Jemaat Papuling (1934). Wem
menyelesaikan pendidikan Doorpschool selama 3 tahun dari 1944-1947.
Wem sementara sedang jalani
masa-masa di Doorpschool tahun
1944 sejak berusia 10 tahun, kondisi
yang dihadapi oleh Nieuw Guinea
pada masa setelah usai perang
dunia terdapat tiga pengaruh yang
memiliki dampak bagi masa depan
Nieuw Guinea : pengaruh pertama
adalah pembentukkan
pemerintahan sipil Hindia-Belanda
yang dikenal dengan nama NICA “Netherlands Indies Civil Administration”
dibentuk di Australia 3 April 1944, dan orang yang memiliki andil dalam
pembentukkan NICA adalah Gubernur Jendral Hindia-Belanda Letnan
Huberthus Johannes van Mook dan Jendral Douglas Mac Arthur dari Sekutu
yang bertujuan bahwa administrasi Pemerintahan dari Pemerintah Jepang
diserahkan kepada Hindia-Belanda melalui NICA ; pengaruh kedua adalah
pergerakan revolusi di wilayah Hindia-Belanda pimpinan Ir. Soekarno dan
Moh. Hatta tentang keinginan “kaum marhaen” berpisah dari kekuasaan
Belanda, revolusi memuncak dengan pembacaan proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945”. Dan pengaruh ketiga adalah Sekolah Guru di Miei tahun 1946
ditutup dan di Yoka di buka Yoka Institut yang mengurus Sekolah Zending
adalah H. J Teutscher dan di ganti oleh tuan N. van der Stoep. Secara umum
era pasca perang dunia kedua 1944-1963 adalah “era kebangkitan pendidikan”
di Nieuw Guinea.
5
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
6
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
7
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
8
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
9
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Semua pelajar atau ke-18 anak yang sekolah teologia Serui semuanya lulus
pada tahun 1958. Sekolah Teologia diadakan sebagai realisasi atas salah satu
rekomendasi dari proto Sinonde Serui yang diadakan dari tanggal 13-24
September 1954. Kebijakkan mendirikan Sekolah Teologia di Nieuw Guinea
lebih disebabkan karena Nieuw Guinea sudah menuju ke kemandirian, anak-
anak Nieuw Guinea belajar teologi sesuai konteks pelayanan Nieuw Guinea,
sehingga belajar ke Sekolah Teologia Depok, Soe tidak menjadi keharusan,
dulu belajar ke Depok atau Soe sekarang sekolah teologia yang sama seperti di
Depok dan Soe sudah hadir di Nieuw Guinea, dan Nieuw Guinea mengurus
dirinya sendiri dengan caranya sendiri, sebab Soe dan Depok sudah memiliki
masa depannya sendiri bersama Negara Republik Indonesia dan PBB
mengakui secara de facto dan de jure sebagai negara tahun 1950. Sedangkan
Nieuw Guinea bersama dengan Pemerintahan Kerajaan Belanda dibawah
kepemimpinan Gubernur Jendral Nieuw Guinea. Meskipun sudah ada
keputusan tentang pembukaan Sekolah Teologia hal yang sebelumnya
mendapatkan perhatian adalah tempat sekolah, pengelolah atau pengurus
sekolah teologia dan pembiayaannya, pada laporan tahunan gereja reform
Belanda tahun 1953 semua pertanyaan dijawab, bahwa tempat Sekolah
Teologia di Serui, pengurus Sekolah teologia yang pertama adalah Ds. I. S.
Kijne dan D.S. J. P. Kabel dan kemudian Pdt. H. J. Teutscher, pilihan ini
sekaligus sebagai jalan keluar untuk mengatasi masalah keuangan, mereka
selain mengajar di Sekolah Teologia mengajar juga di Sekolah Guru Jemaat.
12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Selain itu Wem juga mengalami perjumpaan dengan “perubahan karena Injil
turut melahirkan tokoh keturunan bumiputera” yang bekerja mengimbangi
kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan dengan bersungguh-sungguh
bekerja, disiplin, tekun dan rajin, kolaborasi sumberdaya dan potensi yang
14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
telah lahir dari proses yang terukur dan teruji dari tantangan zaman pada
masa itu, sebagian tokoh dimaksud, antara lain : “H. Mori-Muzendi (1950) di Sarmi
; S. Liborang (1950) di Hollandia (Jayapura) ; S. Samai (1950) di Hollandia (Jayapura) ; J.
Mandowen (1950) di Biak ; M. Abaa (1950) di Yapen ; F. Huwae (1950) di Yapen Waropen ;
M. Inauri (1950) di Wondama (Miei); A. Worisio (1950) di Wondama (Miei) ; E. Osok
(1950) di Sorong ; F.J.S. Rumainum (1952) di Biak (lulusan Sek. Theol. SoE, Timor), terdapat
Pendeta yang diangkat 1952-1958, yaitu J. Tenlima (1952) di Biak ; D. Auparai (1952) di
Yapen-Waropen ; B. Burwos (1952) di Manokwari ; M. Juewen (1952) di Manokwari ; J.
Fenanlaber (1952) di Sorong ; R. Rumsaur (1952) di Sorong ; J.S. Titiheruw (1952) di
Teminabuan ; E. Wattimury (1952) di Inanwatan ; L. Parinussa (1952) di Inanwatan”
Dan masih banyak nama-nama bumiputera lainnya yang belum disebutkan
namanya disini. Gambaran ini jelas mewakili perubahan dan capaian Nieuw
Guinea pada masa itu. Selain nama dari 18 anak Angkatan pertama yang lulus
tahun 1958, ada juga 11 anak yang lulus dari Sekolah Teologia Serui pada
tahun berikutnya, atau tahun 1959, yaitu :
1. W. Giay dari Resor Nimboran (Genyem)
2. F. Ondi dari Jayapura
3. M. Jochu dari Jayapura
4. M. Koibur dari Resor Biak
5. L. Sabarofek dari Yapen-Waropen
6. I. Marjen dari Resor Manokwari
7. D. Hamadi
8. H. Poey
9. Th. Suangboraro
10. S. Rumere Baliem dari Baliem
11. J. Okoka Sentani dari Sentani
15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
dalam waktu beberapa bulan lagi mereka akan menikah, saat Wem
mendapatkan informasi dari surat itu, ia merasa beban yang dipikulnya
selama ini mempertahankan tunangan yang akan dinikahinya seperti sudah
dibebaskan dan dari Serui tempat ia belajar merelakan tunangannya
menikah. Setelah menyelesaikan sekolah teologi, semua anak diwajibkan
sebelum bekerja sebagai Pendeta menikah lebih dahulu, sehingga apa yang
diharapkan oleh Ny. Kijne dalam percakapan dengan Wem sebenarnya
sebagai doa Ny. Kijne untuk masa depan keluarganya. Sehingga, Wem
sebelum pulang menuju ke rumah Pandita J. P. Kabel meminta dengan
hormat, anak perempuannya dan diantar dengan baik oleh seorang calon
Pendeta seperti dirinya. Beginilah cara Pdt. Kabel merespons, lalu ia
memanggil Ny. Kabel, “Ma… datang kemari dan jawab permintaan anak
Holandia”, saat Ny. Kabel berjumpa dengan Wem, kemudian Wem
menyampaikan permohonan “sebelum pulang ke Holandia, ia akan
membawa serta anak mereka Charlota menjadi tunangan dan isterinya di
masa depan keluarga mereka”. Beginilah cara Ny. Pdt. Kabel menyambut
kabar yang ia dengar sendiri dari seorang laki-laki Holandia yang juga
mereka kenal sangat baik “Hore … saya punya anak perempuan akan
menjadi nyonya Pendeta”, dari sambutan Ny. Pdt. Kabel seperti ini, Wem
beranggapan bahwa Keluarga Pdt. Kabel tidak keberatan dan tidak ada
halangan untuk Wem bertunangan dan menikah atau mengambil Charlota
menjadi isterinya di masa depan yang sudah dimulai hari ini, barangkali hal
ini sudah dipercakapkan antara Ny. Kijne dan Ny. Kabel, pada waktu-
waktu sebelumnya. Saat Wem berangkat dengan tunangannya dari Serui
ke Holandia, kemudian lanjut ke rumah orang tua Wem di Yahim, kerabat
dan tetangga yang melihat Wem datang dengan kekasihnya, beberapa
orang mendahului Wem dan memberitahukan kepada Mama dan Bapa
dari Wem, bahwa Wem anakmu sedang dalam perjalanan menuju ke
rumah, ia datang tidak sendirian, tetapi dengan seorang sahabat
perempuan, mungkin itu kekasihnya, Mama Wem keluar menyambut
kedatangan Wem anaknya dan kekasihnya dengan tangis sukacita karena
lama berpisah dan sekarang saat datang, ia datang sebagai anak yang
sudah mendengar nasehat orang tua, kalau keluar dari rumah untuk
Pendidikan maka waktu pulang, Wem pulang dengan hasilnya yang baik,
yaitu benar-benar sudah selesaikan studi, hal itu bagi seorang Mama sudah
dijaga dengan baik oleh Wem anaknya, karena mama Wem ingat saat
18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
mama bersalin dan melahirkan Wem, bukan di rumah atau di rumah sakit,
tetapi ditengah jalan antara Doyo dan gunung merah sekarang, dan hanya
pertolongan yang datang dari Tuhan secara ajaib, Wem dipelihara Tuhan
sampai sekarang. Setelah berjumpa dengan orang tua Wem, selanjutnya
Wem dan Charlota bersama-sama pergi menjumpai orang tua Charlota
yaitu ayahnya di abe-pantai, karena ibunya sudah meninggal sebelumnya.
Ada salah satu kisah yang menarik dari peran seorang Charlota sejak awal
berjumpa dengan “mama mantunya”, kisah itu berkaitan dengan pelajaran
bahasa. Charlota berjuang belajar bahasa Sentani, dialek Sentani Tengah
dari mama mantu dan, mama mantupun tidak mau ketinggalan juga
belajar bahasa melayu dari anak mantu, Wem berkisah, di dapur hanya
dua orang saja tetapi ada keributan seperti banyak orang, keributan itu
adalah keributan pelajaran bahasa Sentani dan bahasa Melayu, hehe..
dalam beberapa waktu, keduanya sudah fasih berbicara bahasa Sentani
dari pihak anak mantu dan bahasa Melayu dari pihak mama mantu,
asyiiknya mereka…
19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Melayu. Terdapat dua hal besar dilakukan oleh Pd. Maloali sejak ada di
Ransiki. Dua hal besar dimaksud antara lain :
20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Sedangkan warna 7 biru dan di dalam biru ada putih, jumlah seluruhnya
adalah ¾ dari warna yang disimbolkan sebagai “warna keabadian Allah
Bapa, Anak dan Roh Kudus sebagai Allah Pencipta, Juruselamat dan
Pembaharu. Allah yang Esa dan Kekal. Kini menjadi Allah bangsa Nieuw
Guinea.” Warna keabadian itu disimbolkan diatas alam Nieuw Guinea,
terbentang langit yang biru ada awan yang putih, di hamparan Lautan
Pasifik yang teduh ada pulau Nieuw Guinea yang juga menjadi bagian dari
lautan teduh yang biru dan buih ombak yang putih, itulah ¾ warna abadi
Allah di Nieuw Guinea.
Kisah Maloali diantara Pdt. F. J. S. Rumainum, Pdt. H. Bultje dan Pdt. Jan
Mamoribo
Setelah Pdt. Maloali kembali dari Ransiki tahun 1964, ia menjabat sebagai
Sekretaris Resor Holandia-Nimboran pada masa G. A. Lanta sebagai Ketua
Resor, tujuan ia ditarik ke Holandia salah satunya adalah ia dipersiapkan dan
dikirim study di Jepang. Setelah semua syarat keberangkatan disiapkan, ia
menghadap Ketua Sinode Pdt. Rumainum, dan memberitahukan tentang
persiapan keberangkatan, pemberitahuan ini sekaligus sebagai laporan
permohonan pembiayaan perjalanan dan biaya study di Jepang. Respons Pdt.
Rumainum menurut pa Maloali, ia kelihatan sangat tenang dan begitu santai,
lalu membuka laci meja. Pikir Pa Maloali mungkin ia akan membuata
semacam memo atau nota untuk ke juru bayar selanjutnya akan berangkat ke
Jepang, tetapi dari perkataannya diketahui bahwa yang Pdt. Rumainum
keluarkan adalah sebuah amplop berisi “Surat Dari Presiden Soeharto Tentang
Larangan Orang Papua Study Ke Luar Negeri”. Dan memberitahukan bahwa
Pemerintah Republik Indonesia melalui Presiden Soeharto tegas melarang
semua orang Papua studi ke luar negeri. Setelah mendengarkan penjelasan
dari Pdt. Rumainum, Pa Maloali mencoba menahan emosinya dan sedikit
tenang meminta agar Pdt Rumainum memberikan penjelasan kepada Presiden
Soeharto bahwa larangan itu boleh berlaku bagi orang belajar politik
Pemerintahan sedangkan orang dari Gereja dibolehkan pergi study ke luar
negeri, Maloali tambahkan, “agar di masa setelah selesai dari Bapa Rumainum
menjabat sebagai pimpinan Gereja, sudah mempersiapkan warga Gereja yang
22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
berkualitas yang akan bekerja di masa depan Gereja dan Papua, jangan setelah
Bapa selesai menjabat, orang Nieuw Guinea hanya begitu-begitu saja”. Tetapi
Pdt. Rumainum tetap tegas bahwa ini merupakan larangan Pemerintah
Indonesia untuk semua orang Papua. Komunikasi ini mengalami jalan buntu,
dan dengan demikian semua persiapan pa Maloali untuk berangkat dibatalkan
dan situasi ini “menghasilkan kondisi kekecewaan yang berat di pihak pa
Maloali”.
Ada hal yang menarik di sampaikan oleh Pa Maloali tentang kondisi kontras
awal mula bangsa Indonesia mengambil hati orang Nieuw Guinea dengan
iming-iming yang demikian “bangsa Indonesia masuk ke Nieuw Guinea
beritahukan bahwa keturunan Melayu dan Melanesia bersaudara karena
mengalami nasib yang sama, yaitu dijajah oleh Belanda, kita harus mengusir
penjajah Belanda supaya kelak kita hidup sebagai bangsa yang merdeka,
ternyata iming-iming itu berujung kepada dikeluarkannya surat larangan orang
Nieuw Guinea study ke luar negeri”, iming-iming awal Indonesia menurut pa
Maloali “hanya sebuah pembualan dan pembohongan belaka”, kontrasnya
pada masa Gubernur Jendral Nederlands Nieuw Guinea orang Nieuw Guinea
justeru diwajibkan studi mulai dari sekolah pengadaban sampai dengan
sekolah di luar negeri “tidak pernah ada larangan untuk pergi sekolah dan
belajar di mana saja di seluruh dunia” tetapi sekarang bersama dengan suatu
bangsa yang namanya Indonesia, katanya saudara senasib justeru betul-betul
membuat kita bernasib malang dengan mengeluarkan “larangan studi ke luar
negeri bagi orang Nieuw Guinea”. Lanjut Pa Maloali kepada Pa Pdt
Rumainum, … sebagai orang Indonesia kasi tahu kepada orang-orangmu, dan
Presidenmu kalau gereja tidak sama dengan Pemerintah, karena itu kebebasan
untuk memperoleh pendidikan dan ilmu yang baik dan layak dengan study
bagi orang gereja di luar negeri sebagai jalan penting gereja mempersiapkan
SDM untuk masa depan gereja dan Nieuw Guinea selama masih bersama
Indonesia.
Dan semenjak Pa Maloali kecewa atau dikecewakan karena pembatalan studi
keluar negeri, ia meninggalkan kantor Sinode dan mengambil keputusan
sepihak untuk mengembangkan diri dengan jalan menjadi petani kebun coklat
di Doyo Baru. Ia begitu menikmati dengan kebun coklat karena dari kebun
coklat, menjual biji coklat yang diborong oleh Cv. Bintang Mas penghasilan
kotor per-bulan yang diperoleh sebesar Rp. 3.000.000, antara akhir tahun
23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Pada suatu sore Rektor Sekolah Teologi Abepura tuan Pdt. H. Bultje yang
bekerja di Sekolah Teologi Soekarnopoera sebagai Pengajar 1962-1966
mencari pa Maloali ke rumahnya, ia bertemu dengan Ibu Maloali di rumah
dan memberitahukan tujuan kedatangannya, yaitu ingin bertemu dengan pa
Maloali, lalu ibu memanggil pa Maloali yang ada di kebun coklat, setelah pa
Maloali datang ia berjumpa dengan Pdt. H. Bultje, isi pembicaraannya adalah
“Pa Maloali di minta oleh Rektor Sekolah teologia untuk mengajar di Sekolah
Teologia Abepura. Setelah Pdt. Bultje pulang pa Maloali memberitahukan
kepada Ibu Maloali tentang maksud kedatangan Rektor Sekolah Teologia
Abepura, yaitu Sinode mengirim untuk mengajar di Sekolah Teologia. Respons
Mama Maloali adalah “Tuhan memanggilmu kembali dan bersiaplah”,
keesokkan paginya, Mama Maloali pergi ke dealer mobil dan membeli cash 1
buah mobil Toyota merah dan membawanya serta ke rumah, Pa Maloali
sangat kaget dengan kehadiran mobil di rumahnya, pa Maloali bertanya uang
dari mana sampai Mama bisa mengeluarkan mobil ini, Mama
memberitahukan bahwa semua uang dari hasil penjualan coklat sebagiannya
Mama tabung dan ini hasil dari tabungan kita, Bapa gunakan untuk pergi
mengajar di Sekolah Teologia Abepura.
Pdt. Jan Mamoribo menggantikan Pdt. F.J.S Rumainum yang meninggal tahun
1968, ia melanjutkan kepemimpinan Sinode GKI sampai dengan tahun 1971.
Nieuw Guinea pada masa itu namanya adalah Irian Barat. Sebenarnya Pdt. J.
Mamoribo dapat melanjutkan kepemimpinan Sinode untuk periode
selanjutnya, karena jabatan Ketua Sinode yang ia jabat adalah jabatan antar
waktu, tetapi karena ada permintaan secara pribadi untuk masuk arena politik
menjabat Ketua DPR-GR Irian Barat makai ia kemudian menggumuli tentang
figur yang tepat dan yang akan menggantikannya untuk di pilih di Sidang
Sinode IV Biak 1971. Ia mencari sahabatnya yang pernah belajar di sekolah
teologia Serui Angkatan pertama, yaitu Pa Maloali, tetapi ia tidak jumpai di
Yahim, pada masa itu Pdt. Maloali tinggal di Tobati bersama keluarga Guru
Laurens Mano. Di Tobati Pdt Jan Mamoribo bertemu dan bercerita tentang
masa depan GKI dan Sinode GKI, kemudian sahabatnya Pdt. Mamoribo
24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
meminta kesedian Pdt Maloali menjadi Ketua Sinode GKI. Dalam percakapan
ini Pdt. Maloali mengingatkan Ketua Sinode Pdt Jan Mamoribo tentang aturan
GKI, bahwa Ketua Sinode GKI di Irian Barat tidak boleh pilih di jalan, yang
berhak memilih dan di pilih adalah peserta resmi Sidang Sinode. Apalagi, saya
Pdt. Maloali tidak punya hak memilih dan dipilih karena bukan utusan Resor
atau Klasis. Tetapi Pdt Mamoribo menginginkan Pdt Maloali Ketua Sinode
berikut dirinya, sehingga Pdt. Mamoribo menyampaikan kepada sebagian
peserta Sidang Sinode untuk memilih Pdt Maloali. Dan saat pemilihan
berlangsung pada Sidang Sinode GKI ke-4 di Biak tahun 1971, pa Maloali
bukan peserta Sidang Sinode tetapi ia di pilih dengan 79 % suara.
25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
hajar dari dua laki-laki Biak ini dulu baru di lempar ke Neraka”, menurutnya
kisah itu “metafora” bahwa GKI dan Biak dan negeri Nieuw Guinea tidak
akan pernah berubah sampai Tuhan Yesus datang.
26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
lain dari “bekerja dengan damai dari dalam”, atas dasar konsepnya ini, ia
kemudian masuk Golkar dan menjadi Ketua DPRD Propinsi Irian Jaya selama
dua periode dari tahun 1977-1982, Wakil Ketua I DPRD 1982-1987, Anggota
DPR-RI 1987-1992 dan anggota DPR-RI periode 1992-1997.
28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
sebagai mantri di Dok II, Pdt Maloali adalah juga Pengajar Katekisasi
baginya, sejak itu, panglima OPM diliputi oleh rasa takut untuk
membunuh Pendeta dan semua teman-temannya. Karena itu panglima
OPM perintahkan untuk keluarkan sandera dari dalam kubur, yang
mestinya ia diperintahkan untuk membunuh sandera, ia tidak
melakukannya dan ia mencari jalan agar pembunuhan itu dilakukan oleh
sesama anggota OPM dari grup lainnya yang berasal dari Wamena.
(2) Kepala Panglima OPM Region Wamena. setelah para sandera diterima dari
panglima OPM, mantri anak Ansus ileh panglima OPM region Wamena,
selanjutnya kondisi terasa agak berubah, penuh dengan kebengisan dan
saat kematian semakin terasa kian dekat, pada suatu kesempatan Panglima
OPM Region Wamena sedang menyalakan rokok untuk isap, momen ini
oleh Pdt Maloali merasa perlu komunikasi dengannya, lalu Pdt Maloali
mulai bertanya kepadanya, lalu terjadilah komunikasi diantara mereka
berdua, Pdt. Maloali menutur sbb :
Pdt. Maloali : Tuan, pernah tuan ke Holandia?
Panglima OPM Region Wamena : Ya, saya tinggal di Kemiri-Sentani, Bapa
saya Kepala Kehutanan dan Mama Saya Ibu Adolfina Suebu
Pdt. Maloali : ow, kalo begitu, tuan punya mama, saya punya tunangan
pertama, karena saya sekolah lama di Serui, sehingga tuan punya mama
menikah dengan tuan punya Bapa
Panglima OPM Region Wamena : Ya Mama Adolfina itu saya punya
mama, berarti bapa….??
Melalui dialog yang tidak lama di waktu yang sempit tetapi berbobot dan
efektif dan membuahkan hasil yang besar, yaitu perubahan kebijakkan,
semua sandera tidak dibunuh. Menurut Maloali, kami semua akhirnya
diperlakukan dengan tidak ada perbedaan antara OPM dan dan Sandera,
karena kami semua sama-sama dianggap seperti anggota OPM.
Beberapa waktu kemudian Panglima OPM region Wamena bercerita,
sewaktu Bapa Pdt. Maloali datang ke rumah Ibu Adolfina Suebu di
Wamena saat mamanya meninggal, yang jaga rumah waktu itu adalah
saya anak angkat mereka. Kisah ini semakin meluluhkan semua ikhtiar
buruk, lalu panglima OPM Region Wamena turut merencanakan
pengembalian para sandera yang sudah 4 bulan bergerak dari satu tempat
ke tempat lainnya, dan semuanya keluar dalam keadaan selamat.
Kisah dalam profil ini hanya dikisahkan singkat, meskipun banyak hal yang
sudah dikerjakan dan dibuat oleh Almahrum Pdt. Wileem Maloali semasa
hidupnya yang tidak semuanya ditulis dalam profil singkat ini. Semoga,
sepenggal kisah ini menjadi bagian lain yang turut menginspirasi perjalanan
pemimpin di tanah Papua. Dan pemimpin pelayanan Gereja di aras
jemaat, klasis dan Sinode.
29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Sampai akhir hidup tahun 2021 sudah Melihat Pemimpin Sinode GKI dan
Gubernur Papua yang memimpin di masa itu
Papua memiliki seorang tokoh Gereja Ds. Maloali adalah seorang tokoh atau
publik figur yang sangat ideal, karena pengalaman hidupnya menjadi bangun
kisah atau dokumen sejarah hidup yang tak terduga unik tetapi juga
menakjubkan bagi semua kalangan, seorang tokoh yang telah melewati 5
(lima) era yang berbeda, antara lain :
(1) Era pertama adalah “era perkembangan internal gereja” terdiri dari dua
fase, yaitu :
a) fase Zending UZV-ZNHK sampai dengan Sidang Sinode Umum
Holandia Binnen Oktober 1956
b) fase Gereja mandiri GKI di Nieuw Guinea 1956 hingga 2021 ;
Masing-masing era dan fase yang pernah dilewati oleh Pa Maloali dapat
digambarkan ringkas dalam kisah dan gambar tokoh yang mewakili antara lain:
Era zending UZV-ZNHK di Nieuw Guinea sampai tahun 1955
Beberapa tokoh atau figur zendeling atau tuan Pandita, Zuster yang seringkali
nama mereka pa Maloali sebutkan antara lain seperti pada gambar di bawah ini :
30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
era Evangelisch Christelijk op Nederlands Nieuw Guinea atau GKI di tanah Papua
sampai sekarang tahun 2021 atau dari Pdt. F. J. S. Rumainum - Pdt. Andrikus
Mofu, M.Th;
era Transisi Otoritas Eksekutif Sementara PBB - UNTEA dari 1 Oktober 1962 –
1 Mei 1963, dari Jose Rolz Bennett hingga Jalal Abdoh ; dan
31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Demikianlah hidup dan karya Ketua Sinode GKI di Tanah Papua yang ke-3,
pada suatu perjalanan yang dilakukan ke Sorong diantara tahun 2011-2014, pa
Maloali melihat-lihat perkembangan kota Sorong dan ia singgah ke Kantor
Klasis Sorong pada masa itu yang menjabat Ketua Klasis Sorong adalah Pdt.
Andrikus Mofu, ia melihat semua ruangan kantor Klasis dan pemanfaatannya,
kemudian masuk ke ruangan Ketua Klasis dan setelah bercerita “seolah pa
Maloali menyampaikan visi yang tidak terduga kepada pa Ketua Klasis,
demikian “anak sudah kelola Klasis dengan baik, membangun Gedung-gedung
yang representative untuk suatu kantor Gereja, suatu saat bila Tuhan Yesus
memberimu kepercayaan yang lebih besar memimpin Gereja ini, anak
lakukanlah hal yang sama seperti yang anak lakukan di Klasis Sorong anak
lanjutkan dan tata wajah GKI di Tanah Papua dengan membangun gedung
yang representatif digunakan sebagai kantor”.
32
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Semua isi uraian tulisan dalam profil ini disari hasil dari 3 kali wawancara, 5
Juni 2019 ; 9 Februari 2021; 17 April 2021 ; dan dari literatur majalah
Zendingslad der Nederlandsche Hervormde Kerk, diterbitkan sejak tahun
1954-1962 khususnya informasi yang terkait dengan Maloali dan referensi
buku lainnya.
33
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Bagian Satu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki tahun pelayanan gereja tahun 2022, semua warga Gereja
Kristen Injili di Tanah Papua (GKI TP) patut menaikkan syukur kepada
Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gereja karena pada periode
kepemimpinan Sinode GKI TP 2017-2022 Ketua Pdt. Andrikus Mofu,
M.Th, Wakil Ketua Pdt Hizkia Rollo, MM ; Sekretaris Pdt. Daniel Kaigere,
S.Si ; Wakil Sekretaris Syahnur Abas, M.Th dan Bendahara Syamas Ibu
Tresya Numberi, SE. GKI TP secara konsisten mengelola penatalayanan
khusus ibadah hari Minggu, hari raya gerejawi seperti Minggu Adven,
Malam Kudus, Natal, Kunci Tahun, 1 Januari, 5 Februari, Minggu Sengsara,
Jumat Agung, Minggu Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus, Pencurahan Roh
Kudus, HUT GKI Di TP, pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus, dan pada
pelayanan tahun 2022 ditambahkan lagi salah satu bagian pelayanan yang
belum disajikan kerangka khotbahnya selama ini, yaitu ibadah Kunci Bulan.
Memperhatikan keseluruhan penatalayan dimaksud maka buku pegangan
pelayanan tahun 2022 yang sedang dipegang oleh semua hamba Tuhan
dan warga jemaat agak tebal dari buku pegangan pelayanan tahun lalu.
Upaya untuk penyederhanaan isi khotbah pada setiap buku pegangan
pelayanan yang dikeluarkan terus diupayakan meskipun disadari aspek
kekurangan dan keterbatasan kemanusiawian dari pihak penyusun.
Dampak yang diharapkan muncul dari pemberlakuan buku pegangan
pelayanan setiap tahun di lingkungan GKI TP sebagaimana pengaturan
bagian tujuan pada buku pegangan pelayanan tahun 2021 poin (2)
menjadi terasa, antara lain :
(1) Teks ibadah hari minggu diharapkan digunakan sebagai teks yang
berlaku untuk satu minggu pelayanan, sehingga teks yang sama dibaca
dan dibuat refleksi pada ibadah Unsur PAR, PAM, PW, PKB,
Keluarga/Wiyk, Kunci Bulan, Ibadah Syukur untuk mengartikan setiap
satu orang dalam ibadah resmi yang dihadiri pada minggu berjalan,
diingatkan untuk terus-menerus “membaca Firman Tuhan berulang-
ulang”;
34
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
(2) Sebagian Badan Pelayan PAR di tingkat Jemaat yang agak jauh dari
kota, menggunakan teks bacaan yang berlaku bagi jemaat pada ibadah
hari minggu, digunakan sebagai materi pembelajaran Sekolah Minggu ;
(3) Sebagian warga jemaat menyampaikan “kritik” dari rasa “bosan”
membaca satu teks yang sama secara berulang-ulang dan menganggap
membaca berulang-ulang dalam satu minggu sama dengan membatasi
keluasan Firman Tuhan yang terbuka digunakan untuk konteks
pelayanan yang ada, dst
Dinamika pelayanan yang hidup dan berkembang tidak boleh membatasi
dan menekan sisi yang positif dan negatif, tetapi justru karena ada
dinamika maka suatu pelayanan yang hidup, mendapatkan perhatian
untuk dikelola secara arif dan bijaksana.
Memang, dari tahun 2020 sampai dengan 2022 kita sudah menjadi
terbiasa dengan “virus corona”, kehadirannya telah mendorong
pengelolaan pelayanan khusus jemaat-jemaat kotawi yang berada di “zona
merah” untuk berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman,
misalnya jemaat-jemaat kotawi membentuk “tim IT atau Tim Multimedia
Jemaat” dan berkreasi untuk menyuguhkan “pelayanan ibadah virtual”,
sesuatu yang “aneh” dan tidak pernah “terpikirkan sebelumnya” tetapi hari
ini sudah kita bersama memasukinya dan bahkan berpartisipasi. Di sana-sini
sebagian jemaat sudah memiliki akun YouTube, live-streaming, Media
Zoom, dan lainnya, sebagian pengelolaan pelayanan sudah menjangkau
“aspek publik global tanpa batas dan sekat dinding gedung gereja”, ibadah
di dan dari rumah, hal ini memang sudah eranya, gereja dituntut untuk
melakukan pelayanan terbuka ; pelayanan manual atau non-virtual pada
era virtual juga terus digiatkan di sebagian besar jemaat yang secara
karakteristik geografis berada di pinggiran, pesisir dan pedalaman,
pelayanan manual berjalan sebagaimana adanya, sehingga sebagiannya
seperti tidak disentuh oleh yang namanya “corona-virus” dan dampak
yang ditimbulkannya. Memang dinamika ini nampak seperti “kontras”,
tetapi kita dituntut untuk giat dan terus bangkit saling melengkapi dan
saling menguatkan bersama sebagai persekutuan.
Pengelolaan pelayanan pasca-pandemi corona-virus terus digiatkan,
meskipun mentalitas pelayanan telah terbentuk, yaitu antara hari minggu
35
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
36
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
(d) Penggunaan teks sangat variatif, selain satu minggu satu teks dan
perikop, ada yang justru, dua teks dua perikop, dan bahkan teks PL
dan PB yang digunakan dalam satu kali ibadah Minggu.
37
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
B. Tujuan
Memasuki era yang terbuka maka seluruh pelayanan wajib terbuka dan
memudahkan setiap warga jemaat untuk mengakses secara cepat, efisien
dan efektif, sehingga tujuan dari menyediakan buku pegangan pelayanan
GKI TP tahun 2022 dirumuskan sbb :
(1) Seluruh pelayanan Ibadah dalam tahun pelayanan 2022, yaitu ibadah
hari minggu, ibadah Unsur dewasa atau Sidi Jemaat seperti Persekutuan
Anggota Muda (PAM) ; Persekutuan Wanita (PW) dan Persekutuan
Kaum Bapa (PKB), ibadah Keluarga/Kelompok/Wiyk atau suatu
aktivitas ibadah yang terjadi dalam satu jemaat digairahkan untuk
membaca Alkitab secara berulang-ulang dan membuat refleksi atas teks
Alkitab dengan cara atau metode yang berbeda-beda sesuai konteks
pelayanan di jemaat. ;
(2) Agar PHMJ dan BP.PAM, BP.PW, BP.PKB yang baru terpilih untuk
periode 2022-2027 dapat menggunakan buku pegangan pelayanan ini
sebagai panduan standar pelayanan ;
(3) Agar pelayanan GKI TP dengan menyediakan buku pegangan
pelayanan ini dapat pula direplikasi untuk pelayanan pada tubuh
Kristus esa juga terbuka untuk denominasi gereja yang ada di tanah
Papua, tentu yang menyatakan minatnya untuk bersama-sama belajar
dari hal pengelolaan pelayanan ibadah tematik yang berlaku di
kalangan GKI TP.
38
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
D. Kerangka Khotbah
Konten yang menjadi pokok utama menyediakan buku pegangan
pelayanan ada pada keseluruhan sistematika yang dianut untuk menyusun
alur kerangka khotbah atau refleksi. Sehingga buku pegangan pelayanan
yang disediakan untuk tahun 2022 konsisten dengan kerangka lazim
dimaksud. Meskipun pengembangannya dalam pelayanan tetap kita akui
bersama bahwa Roh Kudus Tuhan senantiasa menjamah dan
mengubahkan seperti yang Allah kehendaki setiap hamba Tuhan, Penatua,
Syamas, Pendeta, Guru Jemaat, Penginjil atau anggota sidi dalam struktur
Badan Pelayan PAM, PW, PKB yang berpartisipasi menggunakan teks yang
tersedia dalam pelayanan di aras jemaat setiap minggu. Memang sebagian
39
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
40
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Semoga pelayanan yang utuh untuk tahun 2022 menjadi “penyembahan dan
pengagungan yang indah dan mulia dari tanah Papua melalui GKI di TP”
hanya kepada Bapa, Anak dan Roh Kudus, Allah Yang Esa dan Kekal. Allah
yang disembah di tanah Papua dan GKI di tanah Papua selamanya.
Kijne memandu kita melalui Nyanyian Rohani 3:1 “Hormat Bagi Allah Bapa”
Hormat bagi Allah Bapa, hormat bagi Anak-Nya, hormat bagi Roh
Penghibur KETIGANYA YANG ESA, haleluya, haleluya KETIGANYA YANG
ESA.
41
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Bagian Kedua
I. PENDAHULUAN
Teofani atau penyataan diri Allah banyak kali dialami orang-orang tertentu
di lingkungan bangsa Israel. sebagaimana dialami oleh Musa, seorang
penggembala ternak milik mertuanya. Penyataan diri Allah itu ditandai oleh
peristiwa yang acapkali di luar daya nalar manusia, sehingga membuat
kagum dan heran serta mau menyelidikinya. Siapa saja menyaksikan hal-hal
yang luar biasa pasti merasa heran dan ingin tahu, tak terkecuali Musa,
yang mau menyelidiki semak duri yang tak terbakar api. Tindakan Musa
mencari tahu tersebut justru mengantarnya mengalami penyataan diri Allah.
Dan dalam penyataan diri ini Allah menyatakan diri sebagai Allah yang
kudus yang tak dapat dihampiri. Sekalipun demikian Dia bukan Allah yang
jauh tanpa kepedulian dengan bangsa Israel. Ia bahkan menyatukan diri
dan menjadi Allah para leluhur Israel, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah
Yakub. Dengan menyatakan diri sebagai Allah leluhur Israel, Ia pun
memperhatikan penderitaan dan ratap tangis bangsa itu. Dia adalah Allah
yang jauh dan sekaligus dekat dengan umat-Nya. Allah jauh karena Dia
kudus, sekaligus dekat karena dalam kekudusan itu, Allah peduli dengan
penderitaan umat-Nya. Inilah yang akan kita lihat dalam penjelasan teks
berikut ini.
42
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
43
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir”. (ay
10). Perhatian Allah dinyatakan dalam tindakan pembebasan. Allah
tidak sekedar memperhatikan dan mendengar seruan penderitaan lalu
membiarkan umat-Nya tetap sengsara. Bukan seperti itu Allah Abram,
Allah Izak dan Allah Yakub. Dia adalah Allah pembebas dan pemberi
kehidupan baru, kehidupan di tanah perjanjian yang penuh susu dan
madu (ay 8).
III. PENERAPAN
Pengalaman teofani Musa mengajarkan kita bahwa Allah adalah Allah
yang peduli dengan kehidupan umat-Nya. Dia tidak membiarkan umat-
Nya sendiri mengalami dan menjalani penderitaan dalam hidup ini.
Kebenaran ini patut diimani oleh setiap umat Allah di tengah kondisi
kehidupan yang tidak mudah hari ini.
Kepedulian Allah tersebut diwujudkan dalam pengutusan Musa untuk
melakukan tindakan pembebasan. Hari ini kepedulian dan pembebasan
Allah tersebut dijalankan oleh setiap orang percaya sebagai yang diutus
Allah. Pengutusan untuk kepedulian dan pembebasan tersebut hari ini
diuji dalam situasi masyarakat yang tidak mudah.
44
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Banyak hal yang mengherankan selalu dilakukan Yesus ketika bersama-sama
murid-murid-Nya, seperti meredakan angin ribut dalam bacaan tersebut.
Peristiwa angin ribut diredakan menunjukkan siapa diri Yesus yang
meredakan angin ribut, tetapi juga siapa murid-murid Yesus itu dalam
menghadapi situasi yang berbahaya. Di satu pihak terlihat bahwa dalam
situasi yang berbahaya itu murid-murid merasa terancam, pada pihak yang
lain tindakan Yesus mendatangkan rasa heran bagi murid-murid dan
mempertanyakan “orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun
taat kepada-Nya.
45
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Setiap orang, termasuk orang Kristen, banyak kali berhadapan dan
mengalami persoalan kehidupan yang tidak mudah. Terhadap kondisi
yang demikian mengandalkan kekuatan sendiri bukanlah solusi. Murid-
murid ketika mengalami kondisi yang membinasakan, mereka datang
mohon pertolongan Yesus, sebab Dialah Tuhan yang berkuasa mengatasi
kondisi yang membinasakan. Yesus adalah Tuhan, maka setiap pengikut
Kristus seharusnya tidak takut menghadapi tantangan kehidupan,
melainkan datang kepada Tuhan mohon pertolongan-Nya..
46
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Ketika ada dalam situasi yang membahayakan orang selalu mencari
pertolongan. Sumber pertolongan pun bervariasi, ada yang meminta dari
“orang pintar”, ada pula yang mengandalkan kekuatan hobatan. Bagi
orang yang percaya kepada Allah sumber pertolongannya hanya Allah saja.
Sekalipun di sekitarnya ada yang dianggap dapat menolong, tetapi hanya
Allah yang diandalkan, sebab hanya Dialah penolong yang dapat
membebaskan dari kondisi kehidupan yang tidak mudah. Mengapa
demikian? Ikuti penjelasan di bawah ini.
47
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Dalam situasi kehidupan yang tidak mudah seperti hari ini kita diyakinkan
oleh Daud bahwa pertolongan kita hanya berasal dari Tuhan, sebab Dia
adalah penjaga Israel. Penjagaan dan pertolongan Tuhan itu memiliki tiga
dimensi waktu: dulu, hari ini dan akan datang, karena Tuhan itu menjaga
“keluar masukmu dari sekarang sampai selama-lamanya”. Waktu
“sekarang” berlaku pada masa Daud, dan bagi kita masa lalu, tetapi juga
berlaku pada kita yang mendengar firman itu hari ini, dan akan berlaku
sampai selama-lamanya.
Tetapi penjagaan dan pertolongan Tuhan itu tidak berlaku dengan
sendirinya. Seperti Daud, kita harus selalu bertanya: “dari manakah akan
datang pertolonganku? Penjagaan dan pertolongan Tuhan menuntut
gumul dan juang kita di hadirat Tuhan.
48
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Oleh kematian dan kebangkitan Yesus manusia memiliki masa depan
dalam kerajaan Allah; bahkan di dalam iman kepada Yesus masa depan itu
telah menjadi bagian kehidupan pada masa kini. Dapat dikatakan bahwa
Kerajaan Allah itu sebuah pengharapan eskhatologis yang sudah
dinyatakan. Tindakan penyembuhan orang bisu dirasuk setan yang di
lakukan Yesus misalnya menjadi keterangan bahwa Kerajaan Allah itu
sudah ada. Kata Yesus: “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka
sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Luk 11:20).
Sekalipun demikian Kerajaan Allah itu tetap menjadi pengharapan Kristen,
dan karena itu setiap orang patut mempersiapkan diri untuk
kedatangannya.
49
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
GKI di Tanah Papua dengan visi teologi Kerajaan Allah telah mengaris
bawahi suasana realased eschatology dari Kerajaan Allah. Di satu pihak,
GKI dan segenap warganya, kini dan di sini, sedang menjalani kehidupan
dalam Kerajaan Allah yang sudah datang dalam Yesus Kristus, tetapi
serentak dengan itu, pada pihak yang lain, kita sedang arak-arakan
bersama semua orang percaya menyongsong perayaan akbar perjamuan
kawin dalam Kerajaan Allah. Dalam hal ini, maka standar hidup Kerajaan,
Allah, hidup sempurna tanpa cacat di hadirat Allah, sudah mesti terlihat
dalam kehidupan sehari-hari. Dalil bahwa kita masih hidup di dunia, jadi
tidak mungkin sempurna, bukan prinsip hidup dalam GKI yang
mempunyai visi teologi Kerajaan Allah. Apalagi GKI ini mengaku bahwa ia
bagian dari gereja yang kudus.
50
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Salah satu wujud relasi umat pilihan dengan Allah ialah bersyukur atas
karya keselamatan Allah di antara umat itu. Karena itu para pemimpin
umat selalu mengingatkan dan mengajak umat Allah untuk bersyukur
kepada-Nya. Ajakan ini tentu beralasan, dan ini selalu terletak pada Allah.
Tidak ada sesuatu yang dapat diperhitungkan pada umat untuk menjadi
alasan bersyukur kepada Allah. Ini menjadi karakter hidup umat pilihan
Allah, sebuah pola kehidupan yang teosentris, berpusat pada Allah. Karya
keselamatan Allah di antara umat itu menjadi alasan untuk umat harus
memiliki rasa takut kepada Allah, yaitu umat yang senantiasa menyembah
Allah, sebab rancangan-Nya tidak pernah gagal dan berlangsung turun-
temurun di tengah umat pilihan. Karena itu sudah sepantasnya mereka
berbahagia punya Allah yang kasih-setia-Nya selalu menyertai.
51
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
52
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Memuji dan memuliakan Allah bagi umat Tuhan adalah sebuah
keniscayaan. Bukan karena alasan yang antroposentis, berpusat pada
manusia, melainkan karena Allah. Iman orang Kristen berpusat pada
Allah, karena karya keselamatan-Nya. Karya keselamatan ini adalah
wujud kepedulian Allah dan ini patut disyukuri. Orang Kristen bisa
menggunakan unsur-unsur budaya untuk memuji Allah sebagaimana
disebutkan dalam ajakan Daud bagi bangsa Israel.
53
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Orang Kristen adalah orang berdosa yang dibenarkan Allah dalam Kristus,
dan hidup dalam kasih kepada Allah dan sesama manusia. Kasih ini bukan
kasih duniawi yang dapat dijumpai dalam berbagai tradisi dan kebudayaan,
melainkan kasih sorgawi, kasih Allah, yang dilakukan sekalipun manusia
tidak pantas menerimanya. Dalam tradisi dan budaya tertentu kasih itu
bersifat eksklusif, tetapi kasih Allah berlaku untuk semua orang. Maka
dalam terang kasih Allah semua orang bersaudara, yang diwujudkan dalam
tindakan nyata, seperti memberi tumpangan bagi orang lain. Oleh sebab itu
kasih Kristen adalah kasih persaudaraan!
54
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Mempedulikan orang lain dalam masyarakat bukan hal yang asing, tetapi
peduli dengan semua orang tanpa melihat latar belakang seseorang
merupakan kekecualian. Karena kasih dalam banyak tradisi dan budaya
dipahami dalam kerangka pikir yang eksklusif. Dalam kekristenan
pemahaman yang demikian tidak berlaku, karena kekristenan mendasari
relasi sosial dengan kasih Allah, kasih yang berlaku bagi semua orang
tanpa kecuali. Kasih Allah itu menempatkan semua orang sebagai
saudara. Kasih Kristen adalah kasih persaudaraan. Pengkotakkan sosial
dalam hidup bergereja dan bermasyarakat bukan pola hidup Kristen.
GKI di Tanah Papua menggarisbawahi kasih persaudaraan itu dalam jati
dirinya sebagai koinonia atau persekutuan. Pola pikir eksklusif berupa
kelompokisme berdasarkan suku, budaya dan kepentingan menodai
kekudusan gereja ini. Dalam jati diri sebagai persekutuan, kasih
persaudaraan adalah pola hidup bergereja dan bermasyarakat bagi setiap
warga GKI di Tanah Papua.
55
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Kidung Agung atau juga acap disebut Kidung Salomo merupakan kumpulan
nyanyian dan puisi mengenai relasi cinta seorang laki-laki dan perempuan.
Banyak tafsiran mengenai relasi ini, tetapi dalam kerangka pemberitaan
firman hubungan cinta itu akan ditempatkan dalam kerangka relasi cinta
Kristus dengan umat-Nya.
III. PENERAPAN
Dosa memisahkan manusia dengan Allah, dan tak seorang pun dapat
mempertemukan manusia dengan Allah, karena di dalam kedosaannya
56
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
57
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Kitab Mazmur pasal 119, adalah salah satu sajak terpanjang di dalam
seluruh kitab Mazmur dan juga di dalam Alkitab. Di mana Mazmur ini
memiliki 176 ayat. Keseluruhan Mazmur 119 ini berbicara tentang “Kasih
kepada Tuhan dan Taurat-Nya”. Dalam pengembaraannya di dunia,
pemazmur mengedepankan Taurat atau Firman Tuhan sebagai hal yang
sangat pokok di dalam hidupnya. Kata Taurat perlu dimengerti secara luas.
Di dalam Ulangan 4:5 Taurat mengandung arti ketetapan dan peraturan
yang diberikan Tuhan bagi Israel sebelum memasuki Tanah Kanaan. Yang
dimaksud adalah Pemazmur menyatakan kekagumannya kepada Tuhan
dan segala Firman-Nya bahwa Firman Tuhan itu berkuasa melindungi dan
dia sungguh menambatkan hatinya hanya kepada segala Firman Tuhan
tanpa mempedulikan berbagai situasi sulit yang dihadapinya. Kekaguman
pemazmur akan Taurat atau Firman Tuhan hendak meyakinkan kita
bahwa: Firman Allah mengandung prinsip-prinsip rohani yang akan
membantu kita menjauhi banyak kesusahan, perangkap, dan tragedi yang
disebabkan oleh keputusan dan pilihan yang salah; oleh karena itu, kita
harus menghargai hikmat-Nya dan berpegang teguh pada ketetapan-
ketetapan-Nya dalam segala situasi kehidupan. Yang dimaksud ialah
seluruh wahyu Tuhan serta pernyataannya yang menjadi pemimpin
manusia kepada kebahagiaan dan keselamatan. Pemazmur sungguh
mencintai Taurat sebagai karunia Tuhan yang unggul. Dengan sebulat hati
ia menyerahkan diri kepada Taurat oleh karena dengan jalan itu ia
menyerahkan dirinya kepada Tuhan sendiri.
58
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
59
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Keuntungan yang kita peroleh dari firman Allah. Firman itu tidak saja
menjadi terang bagi mata kita, untuk memuaskan mata serta mengisi
kepala kita dengan pemikiran, tetapi juga menjadi terang bagi kaki kita
dan jalan kita. Firman-Nya membimbing kita dalam menata perilaku kita,
baik untuk memilih jalan kita secara umum, maupun menentukan langkah-
langkah khusus yang perlu kita ambil di jalan itu, supaya kita tidak
menempuh jalan yang salah atau langkah yang menyesatkan. Kita akan
benar-benar merasakan kebaikan Allah kepada kita bahwa Ia telah
memberikan pelita dan terang seperti itu ketika kita menjadikannya
sebagai penuntun bagi kaki kita dan jalan kita.
Mengakhiri bulan pertama di tahun yang baru ini kita yakin dengan
sungguh bahwa perjalanan hidup kita tentu saja telah diterangi dan
dipimpin oleh Firman Tuhan. Sehingga untuk memasuki bulan yang baru di
tahun yang baru ini, kita percaya bahwa kita akan terus dipimpin oleh
Tuhan dengan Firman-Nya. Sehingga apapun situasi yang akan kita hadapi,
Firman Tuhan harus tetap menjadi penerang bagi jalan kehidupan kita.
Firman Tuhan harus tetap menjadi pegangan di dalam seluruh langkah
hidup kita. Di dalam Firman-Nya kita memahami segala kehendak Tuhan
bagi kehidupan kita. Amin.
60
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Perayaan syukur 167 tahun usia Pekabaran Injil di tanah Papua tahun 2022,
kita sedang rayakan dalam suasana pandemic covid-19. Dengan sorotan tema
yang focus kepada kesadaran iman tentang “sejak semula Allah sudah
menentukan Papua tempat berlangsungnya karya Allah”. Dulu tanpa Injil
Papua mendapatkan ejekkan, seperti “negeri kelam, negeri hitam, negeri
penghuni Iblis, negeri orang keriting yang identik dengan kebodohan, negeri
penyedia mahar perbudakkan, kanibal, pengayau, perang suku, pendendam,
bengis, kuasa hobatan, kotor”. Papua itu adalah bangsa Tabi, bangsa Saireri,
bangsa Anim-ha, bangsa Meepago, bangsa Lapago, bangsa Domberai, bangsa
Bomberai. Dan sekarang ini di Papua termasuk di dalamnya ada bangsa
Maluku, bangsa Sangir, bangsa Bugis-Makasar, bangsa Jawa, bangsa Batak
dan semua bangsa yang lain di dunia. Kita datang dari keadaan dahulu
“tanpa Injil” sebagai kondisi “tanpa Allah”
Mengenal karya Allah di Papua kita temukkan jejaknya melalui jejak para
zendeling dan kemudian dilanjutkan oleh goeroe Jemaat. Sebagian nama
zendeling dan goeroe jemaat tercatat di haribaan Tuhan dan di benak
terdalam Papua. Allah yang memilih Gossner dan Heldring, menggerakkan
penginjilan, kemudian terpilih dan diutus Ottow dan Geissler sebagai peletak
dasar terang Injil bagi bangsa Papua. Terang Injil merambat mula-mula dari
Mansinam, kemudian Allah menggerakkan UZV melengkapi penginjilan di
Mansinam Papua dengan mengutus J. L van Hasselt, Jaesrich, Otterspoor,
dari Mansinam terang Injil merambat ke Doreh oleh Jaesrich, Kwawi oleh J.
L van Hasselt, ke Rhoon oleh Beyer, van Balen, Splunder, Bink, ke Moomi
oleh Meeuwig, ke Meoswar oleh Mosche, Rhinnooy, ke Andai oleh
Woelders, Jens, Metz, ke Miei Starenburg, ke Biak oleh Jens, ke Windesi,
Inanwatan oleh Muylwijk, ke Fakfak oleh Bouth, ke Serui, Biak, Sarmi,
Holandia oleh F.J. F van Hasselt kemudian dilanjutkan oleh Jens di Biak,
Bouth ; Bijkerk, Agter de Neef, Schneider di Holandia, di Sarmi oleh Agter de
Neef dan Werkman, di Serui-Yapen oleh Bouth, Agter de Neef dan selain
61
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
para zendeling ada juga sejumlah goeroe jemaat yang turut serta
merambatkan Injil seperti : Johana Rumadas di Andai (1885) ; Josefus
Tomahu Guru Ambon pertama di Kwawi (1894) ; Jonathan Ariks di Amban
(1896) ; Petrus Kafiar di Biak (1897) ; Timotius Awendu Teolog Papua
pertama lulusan Depok 1897 di Mansinam, Apituley di Rhoon 1901, Huwae
di Andai 1908, Tamtelahitu di Kwawi 1909, Polnaya di Samate 1914,
Latumahina di Wariab 1911, Maitimu di Mandori 1911, F. Warin di Pakriki
1909, Tomasoa di Dwar 1909. Amos Pasalbessy di Tablasupa – Tanah Merah
1911, dan masih banyak zendeling dan guru jemaat lainnya yang dipilih dan
dipanggil Tuhan untuk merambatkan terang Injil Tuhan Yesus di negeri yang
disematkan dengan nama negeri Nieuw Guinea.
2.2. Ayat 3 – 7 “orang buta sejak lahir” dan kesembuhannya menjadi alat
kesaksian menyatakan pekerjaan Allah
Kita menemukan lima hal dalam respons Yesus kepada murid-murid-
Nya pada bagian kedua ini, ke-empat hal dimaksud, antara lain :
(1) Respons Yesus. Yesus tidak tertarik tentang hal dosa, apalagi
menuduh dan mencari-cari sebab dari manusia yang berkebutuhan
khusus, tuduhan itu “tidak logis” dan tidak semestinya. Jawaban
Yesus menolak tuduhan dengan mengatakan kata “bukan”,
menariknya kata “bukan” atau “oute” Yesus menggunakan dua kali
sebagai kata konjuksi atau penghubung antara dia si “buta sejak
lahir” dan pengasal si buta atau “orang tua”, keduanya dalam
peristiwa “seorang anak yang lahir buta “tidak dapat dihubungkan
dengan dosa”.
62
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
63
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.3. Ayat 8 – 12 Persepsi sekelompok orang sekitar orang buta yang bisa
melihat karena Yesus.
Tanggapan orang terhadap perubahan yang temukan pada seorang
yang dahulu buta sejak lahir, sekarang melihat seperti sedia kala,
terdapat tiga persepsi :
(1) Persepsi pertama : pertanyaan dengan gaya bahasa sindiran
“bukankah dia ini yang selalu mengemis?”
(2) Persepsi kedua : gaya bahasa pembahasan sebagai sanggahan atau
jawaban atas pertanyaan (bukankah dia ini yg selalu mengemis?),
terdapat dua sikap : sikap pertama adalah mengakui perubahan fisik
dari tidak melihat menjadi melihat dari orang yang mereka kenal
dan ; sikap kedua adalah kelompok yang tidak mengakui perubahan
fisik dari si buta sejak lahir, dan mereka mengemukakan alasan
bahwa “ada orang serupa yang melihat dan tidak buta.
(3) Persepsi ketiga : bila benar ini orang yang dahulu buta, dan ia
sendiri bersaksi tentang kebenaran masa lalunya yang buta, maka
kedua kelompok kembangkan pertanyaan tentang pelaku yang
menjadikan seorang buta dapat melihat sebagaimana adanya,
pertanyaan mereka “bagaimana matamu menjadi melek?”
jawabnya : bukan merujuk ke tugas tabib kesehatan tetapi ia
mengatakan satu pribadi dari kata orang namanya “Yesus”.
III. PENERAPAN
Saat ini GKI dan gereja-gereja di tanah Papua merayakan 167 tahun PI di
tanah Papua, saat yang sama teks hari ini seperti menyadarkan kita
tentang sikap sebagian warga gereja atau warga jemaat yang belum
terbuka melayani orang berkebutuhan khusus atau kaum distabilitas.
Bila zaman Yesus hidup dan berkarya, pertanyaan zaman itu sudah
diwakili oleh para murid Yesus yang menunjukkan bahwa kaum distabilitas
masih disepelekan, bahkan kesembuhan yang dicapai tidak menjadi berita
sukacita seperti yang nyata dari (ayat 8 – 12), maka kita diarahkan oleh
teks hari ini, saat mencapai 167 tahun PI di tanah Papua, segera gereja-
gereja di tanah Papua, khususnya GKI di tanah Papua dituntut untuk
menghadirkan “tanda-tanda kerajaan Allah” dengan mengarahkan
pelayanan khusus kepada kaum distabilitas, semoga pada Sidang Sinode
tahun 2022 ini pemimpin yang terpilih benar-benar menata pelayanan GKI
di Tanah Papua sebagai pelayanan gereja GKI yang ramah kaum difabel.
Amin.
64
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Kita baru saja, merayakan 167 tahun Pekabaran Injil di tanah Papua
sebagai hari kasih karunia Allah yang sudah mendatangi Papua. Secara
spiritual dari kasih karunia Allah itu, telah turut melahirkan Papua untuk
selamanya menjadi anak-Nya yang kekasih. Cara Tuhan memilih Papua
sangat unik, keunikan itu ditemukan dari kisah berikut.
Demi perubahan Papua Allah bekerja di benua biru Eropa, suatu benua yang
sudah mengalami perubahan karena Injil. Di sana Allah berkenan mengubah
jalan kehidupan Gossner, seorang pastor Katolik yang kemudian menjadi
Pendeta di Jerman. Allah berkenan mengubah jalan hidup Carl Wilhelm
Ottow dan Johann Gottlob Geissler anak-anak muda yang mestinya
“menikmati kejayaan kemajuan Jerman”. Allah berkenan memilih Heldring
seorang Pendeta Belanda untuk mengakomodir anak-anak muda Jerman
yang kemudian di kirim ke seluruh wilayah koloni Belanda.
Cinta Tuhan bagi Papua jejaknya dikisahkan dengan baik oleh semua
zendeling yang bekerja di tanah Papua. Kini kasih Tuhan nyata karena
sudah menjadi milik bangsa Papua dan semua bangsa karena “Injil”
kekuatan cinta Tuhan yang mendamaikan dan mempersatukan.
65
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Kita telah memasuki tahun ke-3 sejak 2020 pandemi covid-19, kita mengalami
kasih setia Tuhan nyata. Banyak sekali gerakan membangun mezbah doa
sudah dikerjakan, baik secara persekutuan, secara keluarga dan juga secara
pribadi, baik secara ekumenikal, maupun secara plural bersama agama-agama
lain.
Kita mengalami “kasih setia Tuhan” yang memulihkan pribadi, keluarga,
persekutuan dan hubungan sosial umumnya. Pengagungan kepada Tuhan,
penyembahan kepada Tuhan menjadi satu-satunya arah jalan yang diikuti,
sehingga di jemaat ada Penatua, Syamas dan Pendeta yang berdoa, terjadi
persekutuan doa secara klasis, baik melalui “tim rally doa” maupun tim doa
dan puasa. Demikian juga di aras Sinode. Semua bentuk relasi yang intim
dengan Tuhan benar-benar begitu giat terbangun. Ini merupakan suatu
periode kebangkitan relasi dengan Tuhan yang begitu indah hadir dalam
periode masa covid-19. Keindahan keintiman dengan Tuhan menjadi fondasi
persekutuan yang terus dikuatkan dan lesatari. Kita percaya bahwa “kasih setia
Tuhan yang kekal sampai hari ini masih nyata ada dan berlangsung”.
66
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Bila kita memperhatikan konteks nabi Yehezkiel bernubuat, kita pertama-
tama di dorong untuk mengalami situasi Kerajaan Yehuda sebagai orang
buangan di Babilonia, dan Nabi diangkut ke Babilonia pada tahun + 597SM.
Kitab Yehezkiel secara garis besar terbagi ke dalam 4 bagian utama, yaitu :
(a) Bagian pertama dari pasal 1-3 tentang Panggilan dan Penugasan
Yehezkiel
(b) Bagian kedua dari pasal 4-24 Nubuat tentang Hukuman atas Yehuda
dan Yerusalem
(c) Bagian ketiga dari pasal 25-32 Nubuat tentang hukuman atas bangsa-
bangsa asing
(d) Bagian empat dari pasal 33-48 Nubuat Mengenai Pemulihan
Teks yang di baca hari ini termasuk pada bagian ke-3 nubuat nabi tentang
hukuman Allah bagi bangsa-bangsa asing. Yang sangat menarik dari
bahagian teks yang kita baca ini, terkait dengan personifikasi dari raja Tirus
menjadi simbol figurative yang hendak menggambarkan tentang
kepribadian tertentu tentang sang “gambar dari kesempurnaan di taman
Eden”. Raja Tirus yang dimaksud adalah “Etbaal” atau “Itobalus”. Agak
aneh memang, bila secara harafiah mengkaitkan taman eden dengan raja
Tirus, tetapi peran raja Tirus sepertinya memiliki arti secara spiritual khusus
peristiwa yang bernuansa kekuasaan supranatural, dan kebanyakan figure
supranatural di taman Eden yang dimaksudkan sebagaimana Yesaya 14:12
adalah “helel” artinya “lusifer” atau “cahaya bintang timur”
67
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
68
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Bila hal ini mengisahkan tentang kejatuhan lusifer maka kengerian itu
menjadi alamat bagi tempat ke mana ia di buang. Ia di buang ke
“bumi” (ay 17b) dan api yang kekal adalah kengerian hukuman
berikutnya (ay 18b) ; nabi Yesaya menggambarkan kengerian hukuman
ini pada Yesaya 14:11 “Ke dunia orang mati sudah diturunkan
kemegahanmu dan bunyi gambus-gambusmu; ulat-ulat dibentangkan
sebagai lapik tidurmu, dan cacing-cacing sebagai selimutmu.".
69
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Teks ini membangkitkan kesadaran yang prinsip dan penting bagi berbagai
kalangan, seperti kalangan pejabat yang memiliki mentalitas elitis,
kalangan akademis yang memiliki mentalitas ilmuan, kalangan artis yang
memamerkan aspek kecantikan, kegantengan dan keindahan fisik tertentu,
kalangan orang kaya, kalangan Event Organizer (EO) yang mendesain
keindahan dekorasi dan sistem lighting, dan berbagai kalangan lainnya.
Manusia siapapun layak menikmati semua capaian dari usaha dan kerja
keras yang menghasilkan semuanya menjadi tersedia dan terwujud. Hal
yang diingatkan dari teks ini adalah: “tidak sombong, tidak tinggi hati,
tidak melakukan kekerasan karena merasa sebagai orang berada atau
sebagai tuan atau kaya, tidak boleh undur dari ibadah dan persekutuan
dengan Tuhan, kecantikan dan kegantengan tidak boleh menciptakan
persaingan-perseteruan dengan sesama”
Bila raja Tirus dan kerajaannya pernah jaya, bila malaikat lusifer sebagai
malaikat yang sangat indah dan cantik pernah ada dalam keadaan
sebagaimana adanya, hari ini kisah mereka digambarkan dengan baik,
bahwa akhir kisah mereka adalah kengerian hukuman Allah, hal yang sama
terbuka juga untuk kita yang hidup di era yang modern ini. Amin.
70
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Pada minggu yang lalu kita diajak untuk menemukan sosok Raja Tirus
sebagai pengejawantah dari sosok malaikat lusifer yang cantik dan
sempurna di Eden, maka sebelum memasuki minggu sengsara I pada
minggu depan, kita diajak untuk membaca dari Alkitab kelanjutan kisah di
Eden pada hari ke-6 Allah Pencipta mencipta semesta dan membentuk
manusia menurut gambar dan rupa Elohim.
Teks yang kita baca seluruhnya 30 ayat, keseluruhan kisah yang kita baca
hendak menghubungkan secara utuh penciptaan. Dan penciptaan itu
adalah penciptaan yang menceritakan peristiwa kejadian yang terjadi pada
hari ke-6.
Dua aliran pemikiran penulis kitab Kejadian pasal 1 dan pasal 2 memandu
kita untuk melihat penciptaan secara teori dari versi elohist (E) dan
penciptaan versi yahwist (Y) dengan setting waktu hari ke-6 dan setting
tempat di Eden.
Manusia bertempat tinggal di Eden, Firdaus, Sorga, suatu tempat tinggal
bersama dengan Pencipta yang melahirkannya sebagai “imagodei”.
71
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
72
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
73
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Menemukan suatu rahasia kedirian manusia sebagaimana teks berbicara,
merupakan hal mendasar dan penting perlu terbuka dihayati. Misalnya,
Adam bukan hanya dikaitkan kepada laki-laki, tetapi adam merupakan
“kepribadian” yang di dalamnya melekat “unsur bumi dan unsur nefesy
hayya”, karena itu untuk yang memiliki “nefesy hayya” adalah yang
berkepribadiaan dari pengasalnya yaitu “Pencipta” yaitu “Yahweh
Elohim”.
Minggu depan kita aka nada pada minggu sengsara pertama.
Sesungguhnya, Adam Perjanjian Baru yang adalah Tuhan Yesus Kristus.
Jalan penderitaan, kematian, kebangkitan, naik ke Sorga dan pencurahan
Roh Kudus Allah merupakan jalan “penebusan dari dosa” adalah suatu
kemiripan dengan “menghembuskan “nefesh hayya” lalu periode baru
manusia masuki, yaitu hidup Bersama Allah di Firdaus. Amin.
74
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Kita sudah masuki minggu sengsara yang pertama pada hari ini, minggu 27
Februari 2021. Biasanya minggu sengsara pertama mendapat tema dari
Mazmur 91:51a yang dalam bahasa Latin disebut “invocabit” – bila ia
berseru kepada-Ku.
Sampai 3 tahun masa pandemic covid-19 siapapun kita covid-19 telah
memberikan suatu arti tentang apa itu “berjuang ditengah penderitaan dan
kuasa kematian yang terus membayangi.
Teks Kej 3:1-24 memberikan suatu makna mengenal perubahan identitas
dari bersama dalam kemuliaan Tuhan ke kehidupan diluar kemuliaan
Tuhan, kefanaan, dosa, penderitaan dan maut.
Pada hari minggu 13 Februari 3 minggu lalu telah kita mendengarkan
refleksi dari Yehezkiel 28:11-19 tentang penghuni taman Eden mula-mula,
personifikasi simboliknya diuntukkan bagi Raja dan Kerajaan Tirus, sebagai
“gambar dari kesempurnaan, penuh hikmat dan maha indah di taman
Eden”. Suatu bentuk alegori penokohan yang disamarkan. Makna di balik
itu hendak mengisahkan “helel” sang cahaya bintang fajar yang
diterjemahkan sebagai “malaikat Lucifer” yang di buang. Kisah “Lucifer”
yang di buang dari Eden, kini dalam pembacaan kita hadir dalam bentuk
berbeda “menyerupai ular”, kemudian memprovokasi manusia Hawa
setelah itu Hawa mempengaruhi Adam untuk kemudian akhirnya
menempuh akhir hidup diluar Taman Eden Allah, nasib naas yang dahulu
menimpa Lucifer kini menimpa manusia, di buang dari Eden seperti
dirinya. Kisah ini merupakan adegan yang menegangkan seolah menuntun
kita menyaksikan “pertaruhan dua penghuni Eden” pada sisi lain
pemerannya adalah “Lucifer malaikat yang terbuang” dan pada sisi lain
“manusia Adam dan Hawa sang Gambar Elohim”.
75
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
76
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Manusia laki-laki dan perempuan sudah menjalani kehidupannya setelah
menerima “keadilan TUHAN baginya”. Menanti 2021 tahun saat kita
membaca teks ini, untuk mengartikan tentang “penggenapan TUHAN”
77
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
78
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN.
Yesaya ps 55 ini merupakan bagian kedua dari kitab Yesaya (Pasal 40-55)
yang berisikan tentang Kabar Baik bagi umat Allah di pembuangan. Bagian
ini berisi kata-kata nabi yang berbicara tentang penghiburan dan
pengharapan kepada umat Allah yang saat itu tinggal di pembuangan di
Babel. Di mana pada waktu itu keadaan Yerusalem berada dalam kondisi
hancur atau puing-puing, namun janji Tuhan kepada bangsa itu bahwa
Yerusalem akan dibangun kembali dan umat akan bergembira karena hal
itu. Allah akan memberkati dan melindungi orang-orang yang kembali dari
pembuangan. Bagian ini juga berisi tiga nyanyian lagi tentang ‘hamba
Tuhan yang menderita’.
79
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
malu di hadapan Tuhan kalau dia tidak bisa mendengar dan melakukan
perintah Tuhan. Firman Tuhan yang keluar dari mulut Allah pasti
terlaksana dalam kehendak Allah pula.
2.2 Ayat 12-13, merupakan kata-kata penghiburan yang terakhir kali
diucapkan di hadapan bangsa Israel sebelum mereka keluar dari
pembuangan. Ayat-ayat ini menegaskan kembali janji Tuhan tentang
pembebasan bagi Israel dari pembuangan di Babel bahwa mereka akan
berangkat dengan sukacita (pembebasan yang akan mereka alami akan
memberikan sukacita dan kebahagiaan yang tak terkira bagi bangsa
Israel sebab itulah yang mereka rindukan selama berada di
pembuangan) dan dihantarkan dengan damai, dan yang mestinya
membuat mereka bersukacita adalah karena Tuhan sendirilah yang akan
berjalan di depan mereka dan alam semesta akan turut bergembira
menyambut kepulangan bangsa Israel ke Yerusalem. Di sana Tuhan
sudah menyediakan alam yang subur bagi bangsa Israel, Ia
menumbuhkan pohon-pohon yang subur di padang pasir yang
bertandus bagi bangsa pilihan-Nya (merupakan tanda mujizat), sehingga
mereka akan menikmati anugerah kasih karunia dari Tuhan bagi mereka
dari kesuburan yang sudah Tuhan sediakan bagi mereka. Hal itu
sekaligus akan menjadi tanda kemasyuran bagi Tuhan dan sebagai tanda
abadi yang tidak akan lenyap.
Perjalanan mereka pasti berat karena harus melalui padang belantara
dan bukit-bukit serta gunung-gunung dan sebagainya, tetapi mereka
pasti tidak akan takut atau merasa bersalah dan mengeluh seperti waktu
mereka keluar dari Tanah Mesir, justru mereka akan bersukacita dan
bergembira atas perjalanan yang mereka tempuh dari Babel sebab janji
penyertaan Tuhan sudah menjadi jaminan bagi mereka.
III. PENERAPAN
Karena itu saudara-saudara marilah dengan penuh yakin kita
meninggalkan bulan yang ke dua, bulan Februari, tahun 2022 ini dan
dengan kepastian melangkah bersama Tuhan memasuki bulan yang baru
nanti dengan senantiasa mendengarkan serta melakukan apa yang Tuhan
suruhkan kepada kita. Sebab Firman Tuhan adalah Kehendak Tuhan.
Dengan mendengarkan dan melakukan apa yang Tuhan suruh kepada
kita, berarti kita sudah memahami Firman Tuhan dan melakukannya.
Amin.
80
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENGANTAR
Kita semua pernah mendengar dua kata Bahasa Yunani “Alpha” dan
“Omega”. Alpha adalah abjad pertama (sama dengan “A”) sedangkan
Omega adalah abjad terakhir di dalam Alfabet Yunani (sama dengan “O”
panjang). Makna dari Alpha adalah awal, sedangkan makna dari Omega
adalah akhir. Menurut kitab Wahyu 1:8,17-18 dan Wahyu 22:13, Tuhan
adalah “Yang Awal dan Yang Akhir” dan “Yang Pertama dan Yang
Terkemudian”. Ayat-ayat ini, yang tidak membedakan antara Allah Bapa
dan Tuhan Yesus Kristus, merupakan kegenapan nubuat menurut Yesaya
44:6, 48:12. Pada intinya berarti bahwa Tuhan adalah pemberi kehidupan
sejak semula dan penjamin tujuan kehidupan dalam akhirat. Yesus Kristus
menentukan apakah kehidupan itu berhasil atau tidak. Yesus adalah jalan
kehidupan; dalam kematian pun Yesus-lah kunci untuk membuka pintu
dari tahanan maut.
81
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Firman Allah itu menciptakan tatanan kehidupan dari yang serba kacau
balau dan mati, begitu pula sekarang Firman itu membuka kegelapan
rohani yang meliputi manusia. Firman itu “terang manusia” (Yoh. 1:4b).
Berarti Firman Allah adalah patokan dan orientasi hidup. Dia adalah
terang bagi manusia yang masih dikuasai oleh kegelapan, yaitu kodrat
dunia ini. “Dunia” menurut Injil Yohanes adalah tempat godaan dan
penderitaan - kancah iblis, dosa dan maut yang membelenggu manusia.
Tetapi “kegelapan dunia” itu tidak bisa menguasai terang Firman Allah
(Yoh 1:5).
2.2 Bagian kedua ini tentang Yohanes Pembaptis sebagai utusan Allah yang
bersaksi tentang Firman Allah itu, ayat 6-8. Yohanes Pembaptis adalah
seorang Nabi yang bersaksi tentang Terang Allah, tetapi dia bukan
Terang itu sendiri.
2.3 Bagian tiga kembali berbicara tentang Firman Allah. Firman itu telah
datang ke dalam dunia, tetapi “dunia” (orang yang tidak percaya)
tidak mau menerima-Nya. Sebaliknya, manusia yang percaya kepada
Firman Allah itu diberikan “kuasa” untuk menjadi “anak-anak Allah”,
ayat 12. Puncak bagian ketiga ini ialah ayat 14. Dalam ayat ini
dinyatakan bahwa Firman Allah itu sudah menjadi “manusia”
(sebenarnya “sarks” = “daging” dalam Bahasa Yunani) dan “kita”
(yakni orang-orang percaya) melihat “kemuliaan” Allah di dalam
manusia itu, yaitu Yesus Kristus. Ini sangat mengejutkan bagi kaum
Gnostik maupun Yahudi. Kaum Gnostik adalah orang yang
mempunyai pandangan dunia yang sangat negatif. Apa saja yang
merupakan materi berlawan mutlak dengan yang rohani. Kaum
Gnostik tidak bisa menerima bahwa Firman Allah yang kudus itu bisa
menjelma menjadi manusia. Tetapi, ungkapan itu juga tantangan bagi
orang-orang Yahudi yang percaya bahwa kemuliaan TUHAN tidak
pernah bisa dipandang oleh manusia. Melihat “Kemuliaan TUHAN”
(kavod Adonai) berarti manusia itu harus mati. Kemuliaan Allah adalah
Terang Ajaib yang menyatakan kehadiran TUHAN yang dahsyat,
seperti dahulu di atas Gunung Sinai (Keluaran 24:17, 33:18br.), di
Kemah Suci (Kel 40:34-35) dan Bait Allah di Yerusalem (1 Raja-raja
8:10-11; 2 Tawarikh 7:1-3). Tetapi, menurut Injil, kemuliaan Allah itu
dinyatakan di dalam dunia ini di dalam diri Yesus Kristus.
82
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.4 Bagian keempat (ayat 15-17) kembali kepada Yohanes Pembaptis yang
bersaksi bahwa Yesus, Firman Allah itu, yang sudah ada sejak dahulu
kala, sekarang masuk ke dalam dunia untuk menyatakan kasih karunia
Allah. Dahulu, pada zaman Musa, Allah sudah menyatakan hukum-
Nya. Tetapi sekarang, dalam diri Yesus Kristus, Allah menyatakan kasih
karunia-Nya. Hukum Taurat sudah digenapi di dalam Yesus Kristus
(bnd. Roma 10:4). Hukum penting untuk menegor kesalahan dan
memberikan arahan. Tetapi hukum itu tidak bisa menyelamatkan
karena selalu dilanggar oleh manusia yang berdosa. Makanya, murka
Allah tetap ada. Tetapi di dalam Yesus Kristus Allah menunjukkan kasih
karunia (anugerah dan belas kasihan) kepada orang-orang berdosa,
agar mereka bisa diselamatkan.
III. PENERAPAN
Apakah relevansi nas kita ini untuk kehidupan kita? Sekurang-kurangnya
ada lima hal yang penting, yaitu :
3.1 Pertama-tama kita selalu harus diingatkan bahwa Yesus Kristus adalah
Firman Allah yang hidup dan penuh kekuasaan. Yesus bukan hanya
sekadar Guru teladan yang mengajar sebuah ilmu keselamatan, tetapi
Yesus sendiri adalah Firman penciptaan. Pada mulanya, Firman itu
menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Firman yang sama itu
adalah kekuatan Allah yang bisa mengubah hidup saya yang serba
kacau balau menjadi teratur dan indah. Marilah kita membuka hati
dan pikiran bagi Yesus Kristus, agar kita boleh menjadi “ciptaan baru”
(2 Korintus 5:17). Dengan demikian hidup kita akan sangat berarti dan
berbahagia.
3.2 Kalau kita dikuasai oleh Firman Allah - Yesus Kristus - maka iblis, dosa
dan kematian pun tidak bisa membelenggu kita. Di dalam Yesus Kristus
kita sungguh merdeka (Galatia 5:1).
3.3 Nas ini mengajar bahwa dunia ini yang penuh godaan dan kejahatan
tetap dikasihi Tuhan. Yesus, Sang Anak Allah, tidak segan turun dari
tempat mulia di surga masuk dunia yang gelap ini, karena oleh kasih-
Nya Dia mau menyelamatkan orang-orang pilihan-Nya. Sehingga kita
jangan segan berkecimpung di segala bidang di dunia ini, agar kita
membawa terang kasih Kristus sampai ke pelosok-pelosok agar segala
makhluk bisa mengetahui kasih setia Tuhan itu.
83
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3.4 Siapa yang hidup di dalam Yesus Kristus tidak usah putus asa kalau
melanggar hukum Taurat. Hukum itu memang baik untuk menuntun
kita pada jalan hidup sehari-hari, tetapi kalau karena kelemahan
daging kita melanggar, kita tetap bisa berpengharapan. Karena Yesus
Kristus sudah menyatakan kasih karunia dan anugerah Allah bagi
orang-orang berdosa. Siapa yang sungguh menyesal dan bertobat,
pasti akan diterima kembali di pelukan Bapa di Surga.
3.5 Kalau kita percaya kepada Yesus Kristus, maka kita tidak usah takut
akan penghakiman terakhir pada hari kiamat. Sebagai anak-anak Allah,
kita sudah dibenarkan. Siapa pun yang percaya kepada Yesus Kristus,
dosanya telah diampuni oleh darah-Nya. Yesus Kristus tetap sama
kemarin, hari ini dan besok. DIA adalah Alpha dan Omega, pemberi
kehidupan di bumi ini dan kelak pemegang kunci kehidupan yang
kekal juga.
84
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Di dunia ini memang sering ada penderitaan yang tidak wajar. Orang yang
sangat menjaga kesehatan pun bisa tiba-tiba sakit. Orang yang selalu jujur dan
rajin bisa menjadi korban serangan atau kejahatan. Keadaan seperti itu bisa
menjadikan suasana hati manusia marah, muram, bahkan putus asa.
Tantangan dianggap sebagai siksaan yang tidak adil, padahal tantangan itu
bisa saja menjadi cara Tuhan mau melatih kita untuk bertekun. Dia Bapa
Sorgawi yang baik, yang sudah mempunyai rencana yang baik bagi setiap
orang. Tuhan menganggap kita masing-masing sebagai anak-anak-Nya,
walaupun sebenarnya kita tidak layak menerima kasih karunia yang besar itu.
85
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
musuh Tuhan Yesus Kristus. Menurut ukuran dunia ini, mereka layak
ditolak dan dihancurkan oleh murka Allah. Tetapi, ajaib kasih setia Tuhan.
Waktu itu pun Tuhan sangat mengasihi mereka dan sudah mempersiapkan
keselamatan bagi mereka. Allah sudah memberikan Anak-Nya yang
tunggal, Yesus Kristus, untuk menderita sengsara dan mencurahkan darah-
Nya di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa mereka. Alangkah besar
anugerah-Nya, yang siap menderita dan mati untuk orang-orang durhaka.
Ketika kita masih menjadi “seteru”, pemberontak yang membenci-Nya,
Tuhan sudah membalasnya dengan karya pendamaian di dalam diri Yesus
Kristus.
III. PENERAPAN
Apakah pesan dari nas ini bagi kita dewasa ini? Sekurang-kurangnya ada
tiga hal yang saya mau tegaskan, yaitu:
3.1 Kiranya kita menyadari bahwa kita dibenarkan di hadapan Allah Bapa
oleh Yesus Kristus. Pembenaran itu terjadi seketika kita sungguh percaya
kepada karya keselamatan Allah di dalam diri Yesus Kristus. Kita
memang orang berdosa. Kita sering menyakiti satu sama lain. Kita
sering bertindak tidak adil dan kurang jujur. Perbuatan baik atau derma
besar pun tidak dapat mengimbangi dosa-dosa kita. Namun, karena
kasih setia-Nya, Tuhan sudah memilih kita dan datang untuk
menyelamatkan kita, ketika kita masih memusuhi Dia.
3.2 Iman itu bisa memberikan kekuatan untuk tahan tantangan yang berat.
Sengsara pun, kalau diterima sebagai ujian Tuhan, bisa memperkuat
ketabahan dan pengharapan. Orang percaya tidak takut kepada kuasa
kegelapan, malah seperti Paulus dan Silas kegelapan siksa dan penjara
pun bisa diterangi oleh doa dan puji syukur. Karena Tuhan lebih kuat
dari kuasa-kuasa gaib apa pun juga.
3.3 Tetapi, orang beriman pun bisa menjadi lemah. Dalam tantangan hidup
yang dirasakan terlalu parah, dia bisa putus asa. Seperti satu orang di
dalam sebuah ceritera oleh Michael Shannon (Preaching May/June
2002): dia satu-satunya yang selamat dari sebuah kapal yang
tenggelam di samudera raya. Dia bisa sampai pada sebuah pulau kecil
yang tidak dihuni orang. Di sana dia duduk seorang diri hari demi hari.
Dia sangat menderita lahir dan batin. Setiap waktu dia berdoa agar
Tuhan menolong dia. Dengan susah payah dia berhasil membangun
sebuah gubuk. Di dalamnya dia dapat perlindungan dari hujan dan
86
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
terik matahari. Dia merasa lega sedikit. Satu sore hari dia keluar dari
gubuk untuk mencari makanan. Ketika dia kembali, gubuknya terbakar
habis. Ini saatnya dia tidak bisa tahan lagi. Dia sungguh yakin bahwa
Tuhan tidak peduli pada nasibnya. Dia putus asa, mau mati saja. Dalam
geramnya akhirnya dia tertidur di pantai. Pagi-pagi ada bunyi kapal
besar. Ketika dia naik di atas kapal, dia bertanya bagaimana mereka
tahu dia ada di pulau kecil itu. Nakhoda menjawab, bahwa mereka
melihat tanda asap kemarin sore. Tetapi karena sudah mau gelap
mereka menunggu sampai fajar menyingsing untuk menjemput dia.
Begitulah, Saudara-saudara, Bapa di surga sudah tahu keadaan sulit kita dan
segala kebutuhan kita juga. Dia selalu memperhatikan kita. Dia mendengar
doa. Doa yang penuh suka cita, tetapi juga doa yang mengeluh dalam
kekecewaan dan sengsara, bahkan putus asa yang bikin bisu sekali pun. Tuhan
peduli. Penuh kasih setia Tuhan sudah mempersiapkan keselamatan kita di
dalam Yesus Kristus. Alangkah baik kalau kita percaya itu. Amin
87
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Minggu sengsara ke empat dikenal dengan nama Laetare. “Laetare” adalah
kata dari Bahasa Latin yang berarti “Bersukacita”. Istilah ini diambil dari
kata pertama dalam Yesaya 66:10 “Bersukacitalah bersama-sama
Yerusalem…”Bila warna liturgis dalam minggu-minggu sengsara adalah
warna ungu, di minggu laetare, warna yang lazim dipakai di Gereja
Katolik, Orthodox, Anglikan dan Lutheran adalah warna merah muda,
yang menandakan suasana ceria. Bila di minggu-minggu sengsara, orang
Kristen diajak untuk merenung, mengintrospeksi diri, ada nada sendu di
situ, maka di minggu laetare, jemaat diajak untuk bersukacita. Minggu
laetare juga dikenal dengan istilah “paskah kecil”. Seperti oase yang
ditemukan umat Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun, di mana
mereka bisa bergembira karena mendapatkan air sejuk, maka di minggu
laetare, umat diajak untuk sejenak bergembira, membayangkan paskah
yang akan terjadi di depan.
Lazimnya, beberapa denominasi gereja tidak melayankan ibadah
pernikahan di minggu-minggu sengsara, tapi pernikahan dapat diadakan di
dalam minggu laetare.
88
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.3 Mat 16:27 Di bahagian ini Yesus mengumumkan jaminan bagi tiap
orang yang mengikuti pola hidup-Nya, meniti di atas jembatan yang
dibangun-Nya. Yesus memberi keterangan mengapa orang percaya
jangan segan menyangkal kepentingan diri, jangan ragu mengikut Dia,
jangan ragu mengangkat salib. Sebab Yesus “akan membalas setiap
orang menurut perbuatannya”. Kematian Yesus yang mau dihindari
Petrus, harus terjadi, agar hal yang lebih besar yaitu rencana Allah
untuk menyelamatkan dunia ini dapat terwujud. Orang percaya
dituntut untuk tidak membelot dari ajaran dan pola hidup Tuhannya.
89
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
Dalam kehidupan kita juga sering sama seperti Petrus. Bila Allah bertindak
seperti yang kita yakini dan mau, yaitu bila Dia menunjukkan kuasa-Nya,
mujizat-Nya, pembebasan-Nya, maka kita bisa menerima itu. Tapi bila ada
penderitaan, ada tantangan ada kesengsaraan malah kematian, maka kita
akan bertanya “Allah Engkau dimana?”. Kehidupan yang sesungguhnya, tidak
terdiri dari hal-hal yang baik saja. Dalam kehidupan ada tantangan, ada
halangan, ada penyakit, ada maut. Allah hadir dalam hal-hal yang baik, Allah
juga menyertai kita dalam hal-hal yang tidak menyenangkan seperti
tantangan, masalah, penyakit malah kematian sekalipun. Di minggu sengsara,
ada kesempatan untuk merenungkan makna “kesengsaraan” itu. Mengapa
Yesus harus menderita sengsara? Agar dia bisa menanggung dan mengambil
alih sengsara kita itu. Mengapa Dia harus mati? Agar kematian yang kita akan
alami, bukanlah satu kematian kekal, ada kehidupan sesudah itu.
Terkadang kita tidak rela memikul salib, tapi dapat saja ketidakrelaan itu
membuat orang lain harus memikul salib kita. Ketidakrelaan kita
menanggung beban kita, menyebabkan kita lalu menjadi beban bagi orang
lain, bukan meringankan beban orang lain. Makna minggu sengsara adalah
ini, Yesus rela menanggung sengsara, agar kita ini bebas dari kematian
kekal. Dia hidup bagi orang lain. Dengan begitu, adalah salah, bila setiap
langkah yang kita ayun, keputusan yang kita ambil adalah agar kita aman.
Itu terbalik dengan apa yang dituntut Kristus dari kita. Sebagai pemimpin,
Yesus memberi tahu apa yang akan terjadi dengan diri-Nya. Kejujuran
seorang pemimpin terkadang langka di dunia ini. Kita selalu memberi
gambaran yang positif tentang diri kita, kita ingin orang tahu kita hebat.
Yesus mengatakan apa adanya, apa yang sesungguhnya. Dan ini tidak
dikehendaki bawahan seperti Petrus. Malah Petrus hanya mau mendengar
dan bereaksi pada sebagian berita saja. Dan karena itu reaksinya juga
miring. Petrus tidak peduli lagi pada berita bahwa Yesus akan
dibangkitkan. Jangan seperti Petrus. Berita di minggu laetare ini seharusnya
membuat kita bersukacita, karena ada kebangkitan sesudah kematian, ada
kelepasan sesudah penderitaan.
90
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Minggu sengsara ke lima ini secara liturgis dikenal dengan nama Judica.
“Judica me, Deus" adalah Bahasa Latin yang berarti “Berilah keadilan
kepadaku ya Allah…”. Ini adalah kata-kata awal dari Mazmur 43. Di
Jerman khususnya di Gereja Katolik, malam sebelum hari Minggu Judika
ini, biasanya salib di dalam ruang gereja ditutup dengan kain berwarna
hitam atau ungu. Praktek membungkus salib di minggu Judika ini
bermakna memberi suasana lain; agar jemaat lebih berfokus pada kata-kata
yang disampaikan dalam dua minggu terakhir di periode minggu sengsara
dan tidak pada benda yang ada dalam gedung. Selubung itu juga
bermakna menimbulkan kerinduan akan waktu Paskah di mana keindahan
salib itu akan dinampakkan. Selubung itu tidaklah untuk selamanya,
sementara saja, artinya suasana sendu minggu sengsara itu sementara saja.
Ketika selubung dibuka menjelang paskah pagi, akta ini bermaksud
mengingatkan umat akan kehidupan kita di dunia. Kita hidup dalam dunia
yang “terselubung”, dunia yang sementara. Lewat kematian dan
kebangkitan, keindahan yang sesungguhnya bersama Allah dapat kita alami
selamanya.
2.2 Di dalam Injil Lukas (ayat 45) para murid “tidak mengerti” apa yang
Yesus katakan. Makna kata-kata Yesus tersembunyi bagi mereka. Bahasa
yang dipakai Yesus untuk menerangkan apa yang akan terjadi dengan
diri-Nya juga memang sulit untuk dipahami: “Anak Manusia akan
diserahkan ke dalam tangan manusia”. Bila kalimat ini disampaikan
91
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.3 Ada dua kata kunci di dua Injil ini yang menggambarkan reaksi para
murid sesudah mendengar berita yang disampaikan Yesus. Dalam Injil
Lukas, reaksi para murid adalah “tidak mengerti”. Mereka tidak
mengerti mengapa Yesus harus mati. Harapan mereka adalah Yesus
akan memulihkan kerajaan Daud. Bersama Yesus mereka akan
mengalami ketenaran, kemuliaan, kekuasaan. Yesus mati, berarti
harapan akan kekuasaan dan kemuliaan yang ada dalam satu kerajaan
itu tidak akan terwujud. Mereka tidak mengerti, tidak mau mengerti.
2.4 Dalam Injil Matius, murid-murid “sedih sekali”. Guru mereka, idola
mereka akan mati. Ada rasa kehilangan yang luar biasa. “Hati mereka
sedih sekali”. Kesedihan ini bisa juga karena harapan mereka sebagai
orang Yahudi bahwa Yesus akan memulihkan Kerajaan Daud, akan
membebaskan mereka dari penjajahan Romawi, menjadi sirna dengan
kematian-Nya.
III. PENERAPAN
Yesus mempersiapkan para murid untuk berhadapan dengan waktu ketika
Dia akan dibunuh. Peristiwa yang tragis akan terjadi, mereka akan
kehilangan pemimpin, akan kehilangan orientasi, mereka akan dibenci dan
diburu oleh elite Yahudi dan Romawi. Namun dengan kata-kataNya, Yesus
juga menabur bibit pengharapan di hati mereka, ketika Yesus mengatakan,
pada hari ketiga Dia akan bangkit. Ini gaya memimpin yang patut kita tiru.
Kita tidak harus memberi kata-kata manis dan harapan palsu bagi orang
yang kita pimpin. Kita harus mempersiapkan bawahan kita bahwa tidak
selamanya keadaan akan baik-baik saja. Bisa saja ada perobahan drastis
92
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
yang berakibat buruk bagi mereka. Namun harus ada pengharapan. Tanpa
pengharapan, apa arti hidup ini?
Kedua penginjil mencatat reaksi para murid ketika mereka dipersiapkan
untuk menghadapi masa-masa buruk di depan. Lukas mencatat, “murid-
murid tidak mengerti namun mereka tidak berani bertanya”. Sering kita
sebagai manusia juga bersikap seperti itu - sok tahu, sok jago, malu bila
orang tahu bahwa kita tidak mengerti dan tidak tahu. Kegagalan seseorang
itu bermula di sini, yaitu bila di hati ada keangkuhan untuk mengakui
kekurangan dan ketidaktahuan.
Matius mencatat, para murid memang memahami apa yang dikatakan
Yesus tentang kematian-Nya dan memahami apa yang akan terjadi dengan
Yesus dan dengan mereka. Apa sikap mereka? Matius mencatat “hati
murid-murid itu sedih sekali”. Reaksi mereka memang wajar. Hal itu
disebabkan karena mereka hanya berfokus pada satu sisi dari berita saja
yaitu kematian, tapi tidak pada berita yang lain, yaitu bahwa Yesus akan
dibangkitkan pada hari ketiga.
Hal ini bisa disebabkan juga karena mereka tidak percaya pada
kebangkitan orang mati, seperti lazimnya orang Saduki dalam agama
Yahudi. Mereka hanya memiliki rasa sedih, karena memang mudah
percaya bahwa Yesus akan mati; tapi memang sulit untuk percaya bahwa
Yesus akan bangkit. Mereka tidak bisa membayangkan itu. Para murid
tidak percaya pada dua sisi dari berita yang disampaikan Yesus, bahwa Ia
akan mati, tapi Ia akan bangkit. Mereka hanya percaya pada satu bahagian
saja. Karena itu mereka tidak mampu memiliki gambaran utuh tentang
rencana Allah yang besar dengan dunia ini. Rencana Allah untuk
menyelamatkan dunia ini, dengan jalan lebih dulu mengorbankan Anak-
Nya untuk menebus dunia ini.
Kita bisa saja tidak mengerti kehendak Allah, sedih akan keputusan Allah
dalam hidup kita, karena keinginan kita yang egois, yang dapat saja tidak
sejalan dengan rencana Allah bagi hidup kita. Belajar memahami Allah,
belajar menanti saat Allah bertindak, membutuhkan kepercayaan yang
sungguh pada kemahakuasaan-Nya dan rencana-Nya.
Sebagai orang percaya kita terpanggil untuk percaya pada Firman Allah.
Juga percaya pada elemen dan unsur atau aspek atau bahagian dari Firman
itu yang mungkin sulit untuk dipahami oleh akal kita yang terbatas ini.
Bila kita percaya pada Allah secara utuh, maka kita pasti memahami
93
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
rencana Allah yang besar dengan hidup kita, juga rencana Allah dengan
dunia ini. Bila demikian, maka kita akan beroleh arah, mempunyai
orientasi dalam kehidupan ini, dan tidak tenggelam saja dalam kesedihan
seperti para murid.
Yesus Kristus memang menderita, Dia mati, tapi itu bukan akhir dari
segalanya. Dia hidup. Karena itu di tengah kekelaman dan kepedihan
hidup kita, yakinlah akan ada perobahan, akan ada terang, akan ada
perbaikan. Itulah Tuhan dan Allah kita. Dia tak membiarkan hidup kita
berakhir dalam kemelut dalam kematian. Ada jalan keluar, ada
kebangkitan. Percayalah pada berita ini, maka kita akan memahami
rencana Allah yang besar dengan kita dan dengan dunia di sekitar kita dan
tidak tenggelam dalam kesedihan dan keputusasaan seperti para murid.
94
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Dari tema di atas kita melihat bahwa ada dua hal berbeda yang hendak
kita renungkan dari Firman Tuhan yang kita baca saat ini, yakni Firman
Tuhan yang bersifat Kekal, abadi atau baka dan hidup manusia yang
bersifat fana atau akan hancur, sirna lenyap atau hilang kelak.
95
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Dari penjelasan di atas, maka dapat kita pahami bahwa sifat manusia yang
sangat terbatas sungguh-sungguh membutuhkan sesuatu yang bersifat
kekal. Memang hidup manusia di dunia adalah sangat terbatas dan
sementara saja. Dalam segala keinginan daging di dalam diri manusia,
mesti kita sadari bahwa hidup dan kemampuan manusia sangatlah
terbatas. Segala semarak dan kemuliaan yang Tuhan beri kepada kita pun
limited atau terbatas. Semuanya tidak bersifat kekal. Oleh karena itu,
maka Firman Tuhan harus menjadi bagian yang sangat penting di hidup
kita secara total. Firman Tuhan harus diaplikasikan atau diwujudnyatakan
di dalam hidup manusia agar hidup ini menjadi bermakna. Dan agar
supaya kita lebih berhati-hati dalam mengelola hidup yang Tuhan beri.
Sebab sebagai orang percaya hidup ini dan seluruh kelebihan-kelebihan
yang ada pada kita tidak akan bermakna sama sekali atau akan hampa
tanpa wujud Firman Tuhan di dalamnya.
Mereka yang hidup dari Firman Allah akan terlihat berbeda sifatnya atau
berbeda dalam hal memperlakukan orang lain dari pada mereka yang
hidup di luar Firman Allah. Bahkan mereka yang hidup di dalam Firman
Tuhan akan mengalami ketenangan sebab ada jaminan hidup kekal
bersama Kristus. Sebaliknya mereka yang hidup di luar Firman mestinya
akan mengalami kegelisahan sebab tidak ada jaminan hidup kekal bagi
mereka kelak.
Kita mesti mengenali siapa diri kita? /Siapa saya?/ Siapakah kami?
III. PENERAPAN
Kita semua adalah manusia biasa. Kita berasal dari debu. Kita semua sama
di mata Tuhan. Kita hanya dibedakan dari ciri-ciri diri kita sendiri dan
identitas kita, kita hanya dibedakan dari pekerjaan, kedudukan dan
jabatan kita yang semuanya itu kelak akan lenyap bersama waktu dan
seluruh hidup kita di dunia. Sebab semuanya itu hanya bersifat sementara.
Menyadari akan semuanya itu, maka marilah kita berserah diri di bawah
pimpinan Kuasa Allah dan Firman-Nya agar kita yang fana ini akan
mengalami kekekalan di dalam Kristus Yesus yang menerima kita sebagai
anak-anak-Nya selama kita hidup di dunia maupun saatnya di dalam
keabadian-Nya yang kekal yakni Kerajaan Sorga.
Ingatlah akan Firman-Nya yang mengatakan “Langit dan bumi akan
berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Lukas 21:33), Amin.
96
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Mengharapkan suatu kehidupan masyarakat yang sejahtera, damai dan
makmur adalah kerinduan semua orang, apalagi bila suatu komunitas
tertentu bertahun-tahun berada dalam kondisi yang tertekan. Bila tekanan
politik, sosial dan ekonomi melanda suatu masyarakat tertentu, biasanya
muncul gerakan-gerakan pengharapan (kargoisme) suatu masa yang damai.
Hal ini sering kita jumpai di setiap tempat di dunia ini. Di Papua misalnya,
gerakan kargoisme yang sering disebut Koreri, adalah suatu gerakan
pengharapan akan masa kesejahteraan. Ketika masyarakat merindukan
kondisi sejahtera, mereka pun mengimpikan figur seorang pemimpin
sebagai sosok pembawa kesejahteraan. Hal ini pun dialami dan dirasakan
oleh kurang lebih 50.000 orang Yehuda di Yerusalem, setelah 20 tahun
kembali dari pembuangan di Babel. Ketika Babel runtuh kaum Yehuda
dikuasai penuh oleh kerajaan Persia. Maka, atas izin raja Persia, sejumlah
masyarakat Yehuda kembali ke Yerusalem dibawah bimbingan nabi
Zakaria dan Hagai. Kedua nabi ini dihadirkan Allah untuk mengarahkan
dan memberi semangat bagi bangsa itu guna membangun kembali kota
Yerusalem dan Bait Sucinya. Diperkirakan sekitar tahun 516/515 sM
pembangunan Bait Allah selesai dikerjakan dan ditahbiskan bagi orang-
orang Yehuda. Tampilnya nabi Zakaria (artinya “Allah mengingat) di
tengah-tengah komunitas orang Yehuda memberi inspirasi psikis dan
religius bagi kaum Yehuda; dia hadir tidak saja sebagai motivator
pembangunan Bait Allah dan kota Yerusalem, melainkan pula menjadi
corong profetis akan hadirnya seorang Mesias (pemimpin) damai sejahtera
dan keselamatan seluruh bangsa.
Pembacaan kita saat ini (Zakharia 9:9-10), merupakan nubuat yang
disampaikan saat kaum Yehuda merindukan sosok seorang pemimpin
terkemuka; pemimpin yang kembali mengubah dan mengangkat martabat
bangsanya dari keturpurukan. Allah memakai bibir Zakharia
97
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
98
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
99
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.2 Wibawa dan kuasa yang dimiliki raja Yehuda itu (10)
Kondisi yang dialami kaum Yehuda pada waktu itu tidak saja soal
tekanan politik dari kerajaan Persia, tetapi juga kontra politik antara
kerajaan Israel Utara (Efraim) dan kerajaan Yehuda (Yerusalem). Maka
nabi Zakharia pun menegaskan lewat nubuatnya bahwa raja yang
dinanti-nantikan itu akan bertindak berdasarkan inisiatifnya sendiri
untuk melenyapkan perseturuan di antara mereka. Kereta-kereta
perang Efraim dan kuda-kuda dari Yerusalem menggambarkan tentang
permusuhan di antara kedua kerajaan itu, akan dilenyapkan dengan
keadilan, kejayaan, kelemahlembutan yang dimliki raja itu. Dengan
menungkangi keledai muda, raja itu akan melenyapkan busur-busur
panah di antara dua kerajaan itu; dia pun akan memberitaan damai,
bukan saja untuk Efarim dan yerusalem, tetapi juga seluruh bangsa.
Dengan demikian, raja itu akan memiliki kekuasaan dari laut sampai ke
laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi. Hal ini
menggambarkan tentang wibawa raja itu dan kekuasaannya melebihi
semua raja yang berkuasa pada waktu itu.
Ketika Yesus Kristus (Mesias) hadir dalam dunia, nubuat nabi Zakharia
benar-benar digenapi dalam seluruh tugas dan pekerjaan-Nya.
Pengajaran dan pelayanan Yesus menekankan tentang damai sejahtera,
bukan permusuhan di antara orang-orang Samaria dan Yahudi.
Perhatikan bagaimana keterlibatan Yesus untuk mendamaikan orang-
orang Yahudi dan orang-orang Samaria, yang tergambar dalam cerita
percakapan Yesus dengan perempuan Samaria (Yoh. 4:9), dan
perumpamaan Yesus tentang orang Samaria yang murah hati (Luk.
100
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
3.1 Melalui pembacaan ini kita diingatkan oleh nabi Zakharia bahwa
kedamaian merupakan suatu kebutuhan setiap orang. Tentu saja semua
orang berharap agar dalam kehidupan berjemaat, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, kedamaian itu menjadi impian setiap orang.
Tidak ada seorangpun yang tidak butuh kedamaian; semua orang
tentunya membutuhkannya, baik secara pribadi, keluarga, jemaat dan
masyarakat pada umumnya. Kehadiran nabi Zakharia melalui
nubuatnya ini mengingatkan kita bahwa sekalipun Yesus Kristus, Sang
Raja Damai itu, telah membuktikan kepada dunia tentang nilai
kedamaian, melalui seluruh pengajaran dan pelayanan-Nya hingga
pada kematian-Nya di atas kayu salib, tidak lagi diterjemahkan sebagai
impian, melainkan menjadi tugas dan tanggung jawab setiap orang
percaya. Menciptakan kedamaian di antara sesama merupakan tugas
bersama, tugas Gereja di masa kini. Gereja terpanggil untuk
menyuarakan suara profetis perdamaian, bukan menciptakan konflik di
antara sesama manusia. Kristus Yesus adalah Raja Damai, Raja yang
mendamaikan manusia dengan Allah, dan manusia dengan sesamanya.
3.2 Kehadiran Yesus dalam dunia ini membuktikan kepada dunia bahwa
Dia bukanlah Raja yang menciptakan konflik politik, ekonomi dan
sosial, antar golongan suku dan agama; Dia hadir dengan menunggangi
keledai muda di dalam kerendahan. Kehadiran-Nya sebagai Raja Yang
Adil, Jaya dan Lemah lembut, tidak lain dan tidak bukan hanya untuk
mendamaikan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesamannya.
Ketika keadilan ditegakkan, pengabdian bagi kepentingan orang banyak
101
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
102
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Berbicara tentang kematian adalah suatu topik yang tidak disukai dan
sering dihindari oleh semua orang. Karena kematian adalah hal yang
menakutkan, yang mengerikan. Namun, mau tidak mau, suka ataupun
tidak suka, kita diajak untuk berpikir soal kematian. Ada tiga hal yang tidak
diketahui oleh manusia tentang kematiannya, yaitu kapan ia mati, di mana
ia mati, dan bagaimana ia mati. Tetapi, Yesus Kristus mengetahui tiga hal
ini; Dia tahu kapan, di mana dan bagaimana caranya Ia mati. Sekurang-
kurangnya ada tiga kali Yesus Kristus memberitahukan tentang kematian-
Nya. Yesus tahu bahwa kematian-Nya akan terjadi di atas salib di Golgota
dan kematian-Nya itu dimulai dengan penderitaan yang dialami-Nya di
Yerusalem.
Pembacaan Minggu ini dalam Injil Yohanes 12:20-36 menjelaskan tentang
Yesus memberitahukan kematian-Nya kepada murid-murid-Nya, saat
Filipus dan Andreas mempertemukan beberapa orang Yunani dengan
Yesus. Menurut penjelasan penulis Yohanes bahwa enam hari sebelum
Paskah, Yesus ke Betani untuk melihat Lazarus, dan di sanalah Marta,
saudara perempuan Lazarus, membasuh kaki Yesus dengan minyak
Narwastu yang mahal harganya. Keesokan harinya Yesus diarak-arakan
menuju kota Yerusalem menungkangi seekor keledai muda, sebagaimana
yang dinubuatkan nabi Zakharia dalam kitab Perjanjian Lama (lih Zak.
9:9). Peristiwa Yesus dielu-elukan menuju kota Yerusalem merupakan
momen penting bagi Yesus untuk Ia dimuliakan lewat kematian-Nya.
Kehadiran Yesus memasuki kota Yerusalem menjelang Paskah, memberi
tanda awal kematian-Nya semakin dekat. Menurut informasi penulis
Yohanes, momen itu mengundang perdebatan hangat di kalangan orang-
orang Farisi yang pada waktu berencana menangkap-Nya. Peristiwa itu,
menurut Yohanes, tidak saja dihadiri oleh orang-orang Yahudi, tetapi juga
orang-orang berkebangsaan Yunani yang menganut agama Yahudi. Hal ini
benar-benar mengkhawarkan hati orang-orang Farisi pada waktu, sehingga
103
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
mereka berkata: ”Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak
berhasil, lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia.” (lih. Yoh. 12:19).
104
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
105
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
3.1 Penting belajar dari Filipus dan Andreas yang membuka diri menerima
beberapa orang Yunani untuk bertemu Yesus. Ini merupakan sikap
melayani tanpa pandang perbedaan suku, bahasa dan budaya. Sikap
kedua murid Yesus ini harus menjadi sikap Gereja sekarang ini. Kita
tidak bisa menutup diri dan membatasi orang lain yang pingin bertemu
Yesus; sebab kehadiran Yesus dalam penderitaan dan kematian-Nya
diperuntukan bagi semua orang. Ingat, tindakan keselamatan Allah bagi
dunia ini, bukanlah bersifat partikularistis, melainkan universal, bagi
seluruh bangsa.
106
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3.3 Yesus Kristus adalah Terang Dunia. Terang itu bercahaya untuk
menguah kegelapan menjadi terang. Tidak ada seorang nabi manapun
yang menyebut dirinya sebagai terang; dia hanya sebatas bernubuat
dan memberitakan tentang Terang itu. Tetapi Yesus, menyatakan diri-
Nya adalah Terang itu. Itulah sebabnya, penulis Yohanes dalam
keseluruhan Injilnya ini menekankan tiga dimensi penting tentang
kepercayaan, yaitu: 1) percaya pada segala pengajaran-Nya; 2) setelah
percaya pada pengajaran Yesus, kita diminta untuk menaruh keyakinan
sungguh kepada Yesus Kristus sebagai Terang keselamatan; dan 3) bila
kita sudah menaruh keyakinan kita pada Yesus Kristus, maka kita
diminta untuk terus menerus percaya selama kita masih diberi hidup
dalam dunia ini. Amin.
107
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Ada banyak bentuk hukuman yang selalu diterapkan dalam pemerintahan
kekaisaran Romawi kepada orang yang melakukan kesalahan. Seorang
penjahat bila dijatuhi hukuman mati, baik oleh kaisar ataupun pilatus
(gubernur satu provinsi), biasanya penjahat bersangkutan menempuh jalur
pengadilan secara terbuka. Andaikan seorang dijumpai melakukan
kesalahan yang begitu berat, maka Pilatus ataupun Kaisar langsung
memutuskan bentuk hukuman apa yang harus dijalaninya. Bentuk-bentuk
hukuman yang umum diberlakukan dalam kekaisaran Romawi seperti
hukum bakar dalam perapian, hukum pancung, hukum gantung, hukum
gladiator (perkelahian antara manusia dan hewan buasa), dan hukum salib.
Mengapa harus hukuman salib? Dalam bahasa Yunani, salib disebut
“stauros,” kata kerjanya stauroo yang artinya “saya menyalibkan.” Dalam
bahasa Latin disebut crucifigo yang artinya kayu sulaan sebagai alat untuk
menghukum dan menghukum mati seseorang. Hukum salib merupakan
satu-satunya bentuk hukum yang paling tidak disukai oleh masyarakat
Romawi (termasuk kaum Yahudi). Karena menurut mereka, salib itu
memiliki arti yang sangat hina/jelek, dan terkait dengan kutukan, hukuman
dan kejahatan. Itulah sebabnya, umumnya masyarakat kekaisaran Roma
paling sering menghindar dengan model hukuman itu. Lalu, apa kesalahan
fatal yang dilakukan Yesus, sehingga salib menjadi hukuman-Nya.
Penulis Lukas, dalam tulisannya ini, menjelaskan kepada Teofilus dan
orang-orang Kristen di zamannya bahwa di atas kayu salib terdapat
tanggung jawab yang besar dari Yesus, yaitu: tanggung jawab
pengampunan atas dosa manusia; dan tanggung jawab keselamatan
manusia. Kita akan melihat peran Yesus dalam menjalani kedua tanggung
jawab itu dengan setia dan taat, melalui adegan penyaliban-Nya di atas
tempat yang diberi nama Tengkorak.
108
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
109
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
110
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
III. PENERAPAN
3.1 Memperingati kematian Tuhan Yesus di tahun ini, baiknya jangan
dijadikan sebagai rutinitas hari-hari besar gereja umat, melainkan
ekspresi iman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita. Ingat, Golgota (Kalvari)
bukan sekadar sebuah bukit memori yang kita kenang setiap merayakan
Paskah, melainkan sebagai momen hari perenungan penderitaan dan
kematian Kristus bagi keselamatan manusia dari maut. Yesus
membuktikan kasih-Nya kepada dunia dan ketaatan-Nya pada tugas
yang diberikan Bapa-Nya. Ia pun menunjukkan sikap yang mulia pada
dunia, yaitu ketika dihina Ia memberi penghiburan; ketika disiksa Ia
111
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3.2 Kematian Yesus di atas kayu salib-Nya membuktikan kepada dunia dan
manusia bahwa Ia begitu mengasihi dan menghormati kita sebagai
karya ciptaan-Nya yang mulia. Yesus Kristus tidak pingin kita
kehilangan keselamatan kekal. Itulah sebabnya, sejarah perjuangan-Nya
bukanlah sebuah mitos historis, melainkan fakta historis yang
berkesinambungan di segala zaman dan tempat. Pengampunan yang
diberikan kepada manusia bersifat holistis dan berlaku, baik di masa
kini (presentis) dan masa yang akan datang (futuristis). Begitu pula
dengan keselamatan yang diberikan kepada penjahat yang berada di
sisinya. Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini
juga engkau aka nada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”
Hal ini membuktikan bahwa Yesus Kristus memiliki hak penuh dari
Bapa-Nya di sorga untuk menyatakan kepada dunia bahwa Ia
mempunyai hak untuk menyelamatkan setiap orang, bukan saat
seseorang kembali kepada Allah, melainkan berlaku saat ia percaya
kepada Yesus Kristus sebagai Raja atas kehidupannya.
3.3 Peristiwa Jumaat Agung yang sedang kita laksanakan saat ini,
sebenarnya bukan sekedar memperingati kematian Tuhan Yesus, tetapi
momen hari ini menjadi pelajaran berharga bagi setiap orang Kristen
untuk belajar merendahkan dirinya di hadapan Tuhan. Kesombongan
dan kekerasan hati merupakan kebodohan terbesar manusia yang
menganggap dirinya lebih hebat dari Tuhan. Ingat, pengampunan akan
dosa dan keselamatan kita berasal dari Tuhan; Dia yang mengampuni
dan menyelamatkan. Karena itu, kita diajar untuk merendahkan hati,
berharap dan memohon pada Tuhan, agar Ia memberikan kita hati
yang rendah hati untuk menikmati keselamatan yang telah dikaryakan
oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Amin.
112
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
I. PENDAHULUAN
Perikop Firman ini adalah sebuah bagian khusus yang berbicara tentang
sejauh mana sejarah paskah dan maknanya bagi umat Israel secara khsusus,
tetapi juga menjadi dasar teologi penebusan dalam khotbah-khotbah para
rasul di Perjanjian Baru (PB). Bagi umat Israel, peristiwa ini merupakan
sebuah peristiwa penting yang dirayakan setiap tahun sebagai hari-hari raya
dalam agama Yahudi. Ada sejumlah hari raya yang dirayakan di Israel, tiga
diantaranya adalah hari raya besar, yaitu hari Paskah-pesakh; hari raya
panen (tujuh minggu) - Sukot dan hari raya pondok – Savout. Kitab Torah
mewajibkan setiap orang Yahudi (laki-laki) wajib beribadah di Bait-Allah
di Yerusalem 3 x dalam setahun (Lih Ul 16:16). Jadi hari raya Paskah
(Pesakh) adalah hari raya utama dalam agama Yahudi. Hari raya ini
dilakukan untuk mengenang tindakan Allah yang ajaib membebaskan umat-
Nya dari belenggu perhambaan raja Firaun selama 430 tahun (kel 14:40-
41). Dengan perkataan lain hari paskah merupakan hari peringatan
kemerdekaan Israel dari perbudakan di mesir, tetapi di sisi lain hari
pengucapan syukur atas kegenapan janji Allah kepada Abram 430 tahun
sebelumnya (Lih Kej 15:13-14; Kel 14:40-41)
113
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
114
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
itu harus siap sedia untuk memberikan penjelasan pada anak-anak apa
bila mereka bertanya tentang hal itu (ay.26-27). Tradisi paskah
membuktikan bahwa setiap kali perayaan paskah dirayakan di rumah
setiap keluarga, sementara jamuan berlangsung biasanya anak-anak
bertanya dan ayah mereka menjelaskan sejarah dan makna paskah itu
kepada anak-anaknya.
Ketika orang Israel menerima perintah dari Musa, lalu mereka mulai
kembali ke rumah-rumah mereka dan mempersiapkan perayaan paskah
sesuai petunjuk yang diberikan oleh Musa (ay.28).
III. PENERAPAN
Dari perikop firman ini ada beberapa kebenaran yang dapat kita terima
dan terapkan dalam kehidupan kita:
3.1 Ada satu sisi yang tidak kelihatan bagi kita adalah “janji Allah” kepada
Abram dalam Kejadian 15:13-14 – Firman TUHAN kepada Abram:
Ketahuilah dengan sesungguhnya orang asing dalam suatu negeri, yang
bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan
dianiaya, empat ratus tahun lama. Tetapi bangsa yang akan
memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan
keluar dan membawa harta benda yang banyak. Janji TUHAN baru
digenapi setelah 430 tahun keturunan Abram diperbudak di Mesir
(bdk. Kel.14:40-41). Hal itu membuktikan bahwa Allah tetap setia
pada janji-Nya walaupun Umat-Nya tidak selalu setia kepada-Nya.
3.2 Inti dari peristiwa paskah dalam Kel.12 ini adalah “anak domba
paskah” sebagai “korban pengganti” atau dalam bahasa Latin Vicariam
victimam. Korban pengganti ini menjadi jadi jaminan bagi kehidupan
dari orang-orang yang mendengar dan melaksanakan perintah Tuhan.
Dari sudut teologi, “anak domba” paskah adalah “lambang” dari Yesus
Kristus, Anak Domba Allah (Yoh.1:29) dan “Anak Domba paskah yang
tersembeli” (1 Kor. 5:7). Ia menderita dan mati sebagai “pengganti”
kita (Yes.53:3-4). Kebenaran ini baru digenapkan dalam diri Yesus
Kristus Tuhan kita.
3.3 Berita utama dari peristiwa paskah adalah “hukuman Allah sudah
lewat”, karena ada yang sudah menggantikan kita. Karena itu, firman
115
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Allah mengatakan: Karena begitu kasih Allah akan dunia ini, sehingga
Ia telah mengaruniakaruniakan anak-Nya tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal (Yoh.3:16).
116
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Kebangkitan Yesus dari antara orang mati adalah sebuah kebenaran yang
menjadi fondasi Iman Kristen sepanjang masa. Dalam Pengakuan Iman
Rasuli setiap minggu kita ucap kalimat ini: yang menderita dibawah
pemrintahan Pontius Pilatus, disalibkan mati dan dikuburkan, turun
kedalam kerajaan maut, pada hari ketiga bangkit pula dari antara orang
mati…Meskipun dalam sejarah teologi, ada banyak pihak yang mencoba
untuk meniadakan fakta sejarah ini. Mula-mula fakta ini disangkal oleh
Mahkamah Agama Yahudi dengan cara menyebarkan hoax bahwa Ia
tidak bangkit melainkan mayatnya dicuri oleh murid-murid-Nya pada
waktu malam (Mat.28:11-15). Beberapa waktu kemudian setelah Yesus ke
surga, timbul teori bahwa perempuan-perempuan yang datang ke kubur
Yesus pada minggu pagi itu, mereka datang ke kubur yang salah.
Beberapa abad kemudian muncul teori yang mengatakan bahwa Yesus
tidak mati melainkan wajah-Nya diubah oleh Allah dengan wajah salah
satu dari murid-Nya. Dan teori ini diterima dan dipercaya oleh umat
Islam, bahkan dijadikan sebagai senjata ampuh untuk memualafkan umat
Kristen. Bagaimanapun juga, Gereja Tuhan tidak pernah digoyahkan
pengakuan imannya tentang kebangkitan Kristus dari antara orang mati.
Ada tiga fakta yang kuat yang memperkokoh kebenaran tentang
kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Fakta-fakta dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Jauh sebelum terjadinya peristiwa kebangkitan Kristus dalam PB, orang-
orang saleh dalam PL telah menubuatkan kebenaran itu (Ay.19:25-26;
Maz.16:10). Tidak mungkin nubuat ini meleset dari kenyataan.
2. Menurut Paulus dalam lapologetikanya pada kaum rasionalis di kota
Korintus yang menolak fakta kebangkitan orang mati, Paulus
meletakkan kebangkitan Kristus sebagai fondasi iman untuk kebangkitan
orang-orang Kristen yang sudah meninggal dunia pada akhir zaman (1
Kor.15:13,20).
3. Sebagai bukti bahwa injil yang diberitakan oleh pemberita injil
sepanjang masa adalah kebenaran (1 Kor.15:15).
117
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Fakta bahwa Yesus sudah bangkit (ay.1-6).
Pada bagian ini penginjil memberikan beberapa fakta yang
membuktikan bahwa benar-benar Kristus sudah bangkit. Saksi mata
pertama yang menyaksikan kebenaran itu adalah perempuan Galilea
yang mengunjungi kubur Yesus pada hari Minggu pagi (ay.1). -- Markus
menyebut nama-nama mereka yaitu Maria Magdalena (asal dari
Magdala); Maria ibu Yakobus dan Salome (Mrk.16:1). Istilah fajar
menyinsing yang digunakan di sini dari bahasa Yunani epiphosko artinya
saat matahari sudah mulai nampak. Mereka melihat sendiri bahwa ada
seorang Malaikat yang sudah menggulingkan batu kubur dan duduk di
atasnya. Pada saat itu para penjaga kubur yang ditempatkan oleh
Mahkamah Agama Yahudi mereka juga menyaksikan peristiwa itu tapi
tidak berdaya (2-4). Malaikat itu memberitahukan kepada para
perempuan itu bahwa Yesus telah disalibkan itu, Ia tidak ada dalam
kubur, Ia sudah bangkit. Ia mengundang para perempuan itu untuk
melihat dari dekat tempat mayat Yesus dibaring sudah kosong (ay.5-6).
Jadi fakta kebangkitan Yesus pada minggu pagi itu disaksikan bukan
hanya para perempuan galilea yang berkunjung ke makam Yesus,
melainkan disaksikan juga oleh semua penjaga kubur yang ditempatkan
oleh Mahkamah Agama Yahudi (Mat.27:62-66). Jadi sangat sukar untuk
menyangkal fakta historis itu.
2.2 Kaum perempuan menjadi saksi pertama dari kebangkitan Kristus (ay.7-10).
Malaikat itu mengutus kaum perempuan yang berkunjung ke kubur
Yesus untuk memberi kesaksian tentang kebangkitan Kristus kepada
murid-Nya (ay.7a). Malaikat bahkan memberitahukan kepada mereka
bahwa Yesus akan mendahului mereka ke Galilea sambil meyakinkan
kata-katanya kepada para perempuan itu (ay.7b). Para perempuan
sangat bersuka cita menerima berita itu dan bersiap-siap kembali ke
Yerusalem untuk bertemu dengan para murid Yesus (ay.8). Tetapi tiba-
tiba Yesus menampakkan diri kepada mereka dan memberikan salam
kepada mereka. Mereka mendekati Yesus, memeluk kaki-Nya serta
menyembah dia (ay.9). Lalu Yesus mengulang lagi pesan yang
disampaikan malaikat kepada mereka. Bahwa Ia akan mendahului para
murid-Nya ke Galilea dan disana Ia akan bertemu dengan mereka
118
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Dari perikop bacaan firman ini ada beberapa kebenaran yang boleh kita
simak bersama.
3.1 Kebangkitan Kristus membuktikan bahwa kebenaran tentang
kebangkitan orang-orang yang saleh yang meninggal dunia adalah
sebuah kebenaran yang pasti. Allah itu setia dalam Janji-Nya, Ia tidak
pernah berdusta (1 Kor. 15:13-14, 20; Tit.1:2). Hal ini menjadi
penghiburan bagi orang-orang percaya (1 Tes. 4: 14,18).
3.2 Kebangkitan Kristus membuktikan bahwa segala kebenaran yang
terdapat di seluruh Alkitab, baik yang tertulis maupun yang diberitakan
oleh para nabi, rasul dan Gereja pada masa kini adalah kebenaran (1
Kor. 15 :17-18).
3.3 Kebangkitan Kristus menjadi credo Gereja dan tidak tergoyahkan
sepanjang masa sampai Kristus datang kembali.
Dari firman ini kita telah belajar beberapa kebenaran penting yang
berkaitan dengan keyakinan kita. Bahwa kebenaran firman Allah yang kita
terima dan dengar adalah kebenaran yang pasti. Salah satu yang paling
penting adalah keyakinan tentang masa depan kita, karena Kristus telah
bangkit dari antara orang mati, Ia menjadi buah sulung bagi kebangkitan
kita. Maka semua orang percaya yang telah meninggal dunia dalam
Kristus, ketika tiba saatnya, mereka juga akan dibangkitkan dari maut
seperti yang terjadi dengan Yesus. Marilah kita menghibur satu dengan
lainnya dengan firman Tuhan ini. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin !
119
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Kitab Wahyu tidaklah mudah dibaca dan tidak mudah untuk
memahaminya, sebab didalamnya rahasia Allah diungkapkan secara
simbolis atau mengunakan lambang dan symbol. Kitab ini disebut juga
kitab Apokalipsi artinya membuka selubung, maknya adalah sesuatu
rahasia yang akan terjadi dimasa depan Tuhan buka untuk diketahui jadi
peristiwa yang akan datang sudah diketahui. Inilah yang Roh Kudus
bukakan kepada Yohanes ketika dia dibuang ke pulau Patmos. Dalam teks
ini berbicara sebuah kehidupan yang akan datang dimana aka nada
kebangkitan orang mati bagi orang-orang yang percaya kepada Kristus
akan dibangkitkan dua kali, inilah yang hendak kita dengar dalam
khotbah kita, dimana kebangkitan Pertama disebutkan, apa itu
kebangkitan pertama? Mari kita telusuri bagian ini.
2. PENJELASAN TEKS
Dalam ayat 1-3, berbicara soal pengikatan iblis, sedangkan ayat 4-6
berbicara soal Orang-orang Kudus bersama Tuhan.
2.1 Ayat 1-3, ayat ini dimulai dengan penglihatan Yohanes dimana
Malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut. Jurang
maut atau sheol atau dunia orang mati yang ada dibawa bumi, kadang
kita mengerti sebagai kubur, dalam pandangan orang yahudi, jurang
ini sangat dalam seolah tanpa batas atau dasarnya. Orang yahudi
percaya bahwa seorang yang meninggal tidak langsung masuk sorga
atau neraka mereka justru lebih dulu dikumpulkan di dunia orang
mati. Jadi, lubang jurang maut adalah tempat roh jahat
dikurung(lih.9:1;Luk.8:31). Kunci dan rantai adalah symbol untuk
menutup membuka dan mengikat, jadi malaikat mengikat Iblis dan
menguncinya nanti akhir zaman baru dibuang kedalam lautan api yang
menyala-nyala. Hal ini yang dijelaskan dalam ayat 2 soal mengunci
dan mengikat tadi, jadi misi malaikat itu adalah menagkap naga atau si
120
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
ular tua ( kej. 3:1-7) kemudian ia mengikat iblis dan setan itu selama
1000 tahun, Menurut alm Eka Dharmaputra, Iblis adalah pengoda,
Iblis seringkali muncul sebagai makhluk yang tidak menakutkan,
kadang ia muncul sebagai sesuatu yang amat menarik, memikat dan
tidak menakutkan, sedangkan setan atau hantu adalah mahluk halus
yang menakutkan dan kadang sukamencuri.Jadi yang ditangkap disini
adalah kuasa kegelapan yang ingn menjauhkan manusia dari Allah.
Jadi pengikatan iblis adalah sebuah tindakan simbolis, sama pula
seperti kerajaan seribu tahun, bukan dimengerti secara harfiah bahwa
hitungannya 1000 tahun, tetapi merujuk pada suatu masa yang lama,
kalau mengacu pada PL maka Kerajaan 1000 tahun mengacu pada
suatu masa yang besar dan mulia, yaitu saat Mesias memerintah dalam
keadilan, dan ketika alam akan dipulihkan keasliannya( lih, mis, Yes
9:6-7;11:1;30:15-33, pasal 35,44,49 dan yer.23:5,6). Kemudian dalam
ayat 3, Iblis dan setan itu dilemparkan kedalam jurang maut kemudian
jurang itu di kemudian jurang maut di segel, tidak bisa orang
membuka materai atau segel itu dan tindakan pembuangan iblis ini
menunjukkan dilucutinya kuasa iblis dan setan.Jadi tujuan dibuang
adalah agar jangan lagi menyesatkan atau mempengaruhi bangsa-
bangsa agar jauh dari Tuhan.
2.2 ayat 4-6, ayat 4 Yohanes melihat orang-orang duduk bersama dengan
tahta Kristus dan diserahkan kuasa untuk menghakimi. Tahta
Penghakiman berlatar Pl Daniel 7:9,22, PB Mat 19:28;Luk.22:30,1
Kor.6:2,. Mereka yang meti martir atau syahid atau dibunuh karena
iman kepada Kristus serta orang yang dan juga orang yang tidak
menyembah patung atau menerima tanda, jadi Yohanes maksudkan
dengan tanda itu bukan barkod, atau chip yang dipasang pada barang
jualan, dalam konteks ayat ini jelas ada pengikut setan yang
menyembah setan dan punya kesadaran utk memakai symbol identis
mereka, jadi bukan angka 666 atau bukan barkod yang orang rebut
itu. Kita tra usah takut hal seperti itu dan tra usah ikut percaya.
Sedangkan dalam ayat 5 dikatakan bahwa tetapi orang-orang mati
yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa 1000 tahun, yohanes
memperlihatkan kontras antara mereka yang baik dan jahat, orang
percaya dan tidak percaya, jadi ayat 5a itu menekankan bahwa yang
121
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
3.1 Kekuatan Setan dan iblis dihancurkan, dan dikalahkan, bukan
hanya pada akhir zaman tetapi Kristus telah mengalahkan lewat
pengorbanan di salib dan telah menang atas kuasa maut tu,
sehingga sengat maut telah dipatahkan ( 1 Kor. 15:54-57), sebab itu
kita juga jangan berupaya untuk menjadi setan dan iblis masa kini,
yang merusak lingkungan, alam dan merusak kehidupan bersama
sebagai makluk hidup. Kadang symbol kekuatan setan iblis ada
pada orang percaya. Kadang kita mempersalhkan Iblis dan setan,
tetapi secara tidak sadar dan sengaja kita menjadi setan dan iblis
ditempat kerja kita, mengambil barang bukan milik kita, mengoda
orang lain dan membawa kehancuran bagi banyak rumah tangga
Kristen.
3.2 Kebangkitan Kristen atapun kebangkitan pertama, membawa kita
mengalami kehidupan yang baru, kita telah di ubah menjadi
manusia yang baru, manusia yang tidak tunduk dan takut pada
kuasa dunia, dalam arti kita tidak perlu takut kepada kuasa
kegelapan, kecuali kita mau menyerahkan diri kepada kuasa itu.
Kita mengalami kebangkitan rohani, diubah jadi baru maka itu
122
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
123
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Tubuh kebangkitan yang didemonstrasikan Yesus setelah Ia bangkit dari
antara orang mati adalah tubuh yang dimuliakan. Secara kualitas beda
dengan tubuh yang dimiliki-Nya sejak lahir. Tubuh itu tunduk pada hokum
dosa, hanya tidak dipengaruhi oleh kuasa dosa. Karena Yesus tidak memiliki
tabiat dosa dari Adam. Tubuh kebangkitan adalah tubuh yang mulia, tidak
dikuasai baik oleh dosa, ruang dan waktu. Rasul Paulus menyebut kualitas
tubuh kebangkitan sebagai “tubuh sorgawi”, sedangkan tubuh yang kita
miliki sekarang ia sebut sebagai “tubuh duniawi” (1 Kor.15:40). Tubuh
duniawi akan diubah pada saat Yesus datang kedua kali dan kita semua
akan memiliki tubuh sorgawi seperti yang dimiliki oleh Yesus ketika Ia
dibangkitkan dari antara orang mati (bdk. 1 Kor.15:51-53) .
2. PENJELASAN
2.1 Tubuh yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu (ay.36-37).
Kualitas tubuh kebangkitan yang Yesus miliki adalah tubuh yang tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu. Kapan saja, di mana saja Ia mau, Ia akan
hadir di sana. Seperti yang terjadi pada murid-murid-Nya yang sedang
bercakap-cakap tentang Yesus. Tiba-tiba Ia muncul di tengah-tengah
mereka sambil memberikan salam (ay. 36). Reaksi yang muncul adalah
semua terkejut dan takut karena menyangka sedang bertemu dengan
hantu (ay.37). Kata “hantu” adalah terjemahan dari bahasa Yunani
pneuma, arti dasar adalah “angin”, “uap” atau “roh”. Sebuah istilah
yang digunakan untuk suatu identitas yang tidak berjasad dan bebas
hambatan. Jadi penampakkan seperti itu sungguh mengejutkan dan
menakutkan. Kata yang dipakai disini dalam bahasa asli adalah
ptoethentes “sangat terkejut” dan emphoboi “dipenuhi dengan rasa
takut”. Penekanannya di sini adalah tubuh kebangkitan yang dimiliki
oleh Yesus beda kualitasnya dengan sebelumnya.
124
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Beberapa kebenaran yang kita simak dari firman ini sebagai pelajaran
berharga bagi iman kita.
125
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Dari firman ini kita belajar tentang sifat dari tubuh kebangkitan Kristus.
Tubuh yang bebas tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Yaitu tubuh yang
dimuliakan dan berkualitas. Selama kita masih dalam tubuh ini, berat kita
rasakan dalam perjalanan hidup kita sebab banyak keluhan dan
permasalahan yang kita alami dan hadapi. Tetapi Firman Tuhan ini
memberi kekuatan dan penghiburan bahwa semua orang yang percaya
Yesus pasti akan memiliki tubuh kebangkitan itu. Janji Tuhan ini akan
digenapi pada saat Ia datang kedua kalinya. Yang pasti Kristus bangkit Ia
menjadi buah sulung bagi kebangkitan semua orang percaya yang sudah
meninggal dunia. Pada hari kedatangan-Nya, tubuh yang fana ini akan
diubah dan mengenakan tubuh mulia seperti yang dimiliki oleh Yesus pada
waktu Ia bangkit dari antara orang mati. Hiburkanlah seorang dengan yang
lain dengan perkataan-perkataan ini. Tuahan memberkati kita melalui
firman-Nya. Terpuji nama-Nya kini dan selama-lamanya. Amin !
126
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Jemaat yang Tuhan Yesus kasihi.. Pembacaan kita memperlihatkan tentang
keberadaan manusia yang rusak oleh karena dosa, dan dapat dikatakan,
sesungguhnya telah mati, tidak memiliki harapan hidup lagi, tetapi karena
sayang atau kebaikan Kristus Tuhan membuat mereka memiliki
pengharapan hidup. Tentu, mati disini bukanlah mati jasmani saja, tetapi
mati rohani, hidup tapi tidak berarti dan berguna serta jauh dari Tuhan,
sibuk dan lupa Tuhan itulah kematian dalam kehidupan yang sedang
berjalan. Tetapi Kristuslah yang memberikan kehidupan itu, itulah
sebabnya Thema kita berbunyi ‘’Kristus Sumber Kasih Karunia’’ Mengapa
kita mengatakan Kristus Sumber Kasih Karunia? Ada dasarnya?
127
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.2 Kedua, Bukan karena usaha manusia ( ayat 7-8 ), karena dalam Kristus
orang percaya dibangkitkan, maka ayat ini menujukkan pada akhir
zaman alias paroisa nanti bahwa masa yang akan datang anugerah
Kristus atau kasih Kristus melimpah dalam kehidupan kita, bahwa kita
akan diselamtkan, dan keselamatan itu bukan karena kita baik, bukan
karena usaha manusia, tetapi pemberian Allah atau Allah kasih secara
gratis kepada kita. Kita diselamatkan oleh iman atau kepercayaan kita
kepada Kristus. Hal ini juga bukan berarti karena kita diselamatkan
128
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
oleh Kristus dengan Cuma-Cuma jadi kita mau hidup benas, melakukan
kejahatan apapun, terserah atau kita menjadi liar, bukan itu.
Tanggungjawab kita adalah menajaga pemebrian Kristus itu dengan
hidup bertanggungjawab dan hidup menurut kemauanNya bukan
menurut keinginan kita. Jemaat yang Tuhan kasihi, sekali lagi
keselamatan yang dianugerahkan kepada kita, hidup yang Tuhan kasih
bukan karena kita kuat atau hebat, bukan karena hasil usaha kita,
tetapi karena sebab itu sebagai keluarga Kristen, kita mempunya
tanggungjawab untuk hiup secara baik dan kudus, kita sudah mendapat
anugerah Allah, bukan berarti bahwa kita hidup bebas, hidup tanpa
memikirkan tanhggungjawab kita, sebaliknya kita hidup tertib dan
bertanngungjawab. Pada sisi lain, kita melihat bagian ini dalam konteks
akhir bulan ini, bahwa kita ada sampai tepian waktu ini, sama sekali
bukan karena kita tetapi Tuhanlah yang menyertai kita, kita hidup
karena an ugerah, pemeliharaan dan keselamatan dari Tuhan, firman
ini bukan hanya memberikan kepada kita sebuah kepastian jaminan
hidup kekal, tetapi firman ini juga memberikan kepada kita jaminanan
bahwa Kristus sumber kasih karjunia itu akan terus mengaugerahkan
kasih kepada kita, sebagaimana yang sudah kita alami dan akan kita
alami lagi. Amin
129
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Jemaat Tuhan yang Allah kasih, Berbicara tentang kebangkitan orang mati
adalah sebuah pengajaran dan prinsip kekristenan yang tidak mudah
diterima oleh orang-orang Kristen pada zaman Paulus, secara khusus orang-
orang Yunani, mereka percaya pada keabadian jiwa, tetapi mereka tidak
percaya pada kebangkitan tubuh manusia. Bagi mereka kebangkitan itu
tidak mungkin terjadi mengingat fakta bahwa tubuh manusia penuh
kelemahan dan dosa. Dan mereka sangat senang menantikan kematian
sebab melalui kematian jiwa dibebaskan dari tubuh, tetapi kebangkitan
orang mati tidak diharapkan. Mereka juga menolak karena tidak sesuai
dengan nalar pengetahuan dan tidak masuk akal kebangkitan itu, untuk
itulah Rasul Paulus menulis surat ini untuk meyakinkan mereka dengan
mengemukakan beberapa alasan-alasan.
Melalui pasal 15 kita dapat membahas keyakinan agung dari Kekristenan itu
yaitu, Kebangkitan orang mati. Rasul Paulus membuktikan kepastian
tentang kebangkitan Kristus (ayat 1-11 ),dengan kebenaran ini Ia
menyangkal pendapat orang-orang yang mengatakan bahwa tidak ada
kebangkitan orang mati atau kebangkitan kita (ayat 12-19),dari kebangkitan
Kristus dan kebangkitan kita Rasul Paulus mengkokohkan iman jemaat
Korintus dengan beberapa alasan lain (ayat 20-34 ),Ia juga menyanggah
keberatan yang ada tentang kebangkitan itu dengan mengemukakan
beberapa alasan lain (ayat 20-34 ),Ia juga menunjukan betapa hebatnya
perubahan tubuh orang percaya pada saat kebangkitan nanti (ayat 35-50)
dan bagaimana perubahan yang terjadi bagi orang-orang yang masih hidup
pada waktu bunyi nafiri yang terakhir dan bagaimana orang-orang yang
ada didalam kubur dibangkitkan (ayat 51-57) dan pada bagian terakhir
ayat ke 58 merupakan sebuah himbauan dimana Ia meyakinkan umat
Tuhan bahwa mereka harus berdiri teguh, jangan goyah dan giatlah selalu
dalam pekerjaan Tuhan, sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan
dengan Tuhan jeri payahmu tidak sia-sia, ini adalah sebuah pengharapan
itu.
130
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-2 menunjukan pada waktu sekarang bagaimana peristiwa
kebangkitan itu merupakan suatu yang integral dari injil, menunjuk pada
keselamatan yang berkesinambungan dari kuasa dosa didalam kehidupan
orang percaya, atau keselamatan orang percaya dari hari lepas hari dari
kehidupan penduduk Korintus ketika mereka menerima pemberitaan itu
dan menjadi bagian dari jemaat Yesus Kristus. Bagian kedua menjadi sia-sia
saja menjadi percaya, maksud Paulus bahwa iman yang tidak bertahan
terus bukan merupakan iman yang sejati, atau mengandalkan kebangkitan
Mesias itu tidak ada gunanya jika berita tentang kebangkitan Kristus itu
tidak benar. Atau jika Kristus tidak di salibkan dan dibangkitkan maka
keselamatan itu mustahil diperoleh.
2.2. Ayat 3-4 memiliki 3 kebenaran penting yaitu :1).Kristus telah mati kerena
dosa-dosa kita, sesuai dengan kitab suci. Tanpa kebenaran dari berita
ini,maka kematian Kristus sia-sia, dan orang-orang yang percaya
kepadanya masih ada dalam dosa dan tidak punya pengharapan. 2). Ia
telah dikuburkan, dan ini adalah faktanya, meskipun banyak orang
meragukannya. 3).Ia telah dibagkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai
dengan kitab suci. Hal ini terjadi sesuai dengan kitab suci, Yesus mengutip
Nabi Yunus dalam Matius 12:40,tiga hari seperti yang dinubutkan dalam
PL ( Mazmur 16:8-11; Mazmur 110).
2.3. Ayat 5-8 Akan ada selalu orang mengatakan bahwa Yesus tidak bangkit
dari antara orang mati, namun Rasul Paulus mengatakan bahwa banyak
orang menyaksikan kebangkitan itu seperti, Petrus, dua belas murid,
bahkan lebih dari 500 orang beriman Kristen, yang kebanyakan dari
mereka masih hidup sampai Paulus menulis surat ini, meskipun beberapa
orang sudah meninggal; Yakobus (saudara tiri Yesus),semua rasul dan
akhirnya Paulus sendiri dan kebangkitan itu adalah suatu fakta sejarah.
Yakobus adalah saudara tiri Yesus yang pada awalnya tidak percaya
bahwa Yesus adalah Sang Mesias (Yoh 7:5), setelah melihat Yesus bangkit
Ia menjadi orang percaya yang menjadi pemimpin jemaat di Yerusalem.
Mandat penting dari kerasulan Paulus adalah bahwa ia adalah saksi mata
dari kebangkitan Kristus (Kispar 9:3-6).
2.4. Ayat 9-10 “Sebagai seorang Farisi yang sangat giat, Paulus merupakan
musuh jemaat Kristen bahkan sampai menangkap dan menganiaya orang-
orang percaya (Kispar 9:1-3),oleh sebabnya ia merasa tidak layak disebut
Rasul Kristus. Meskipun tidak diragukan bahwa Ia paling berpengaruh
diantara para rasul, Paulus sangat rendah hati. Ia mengetahui bahwa ia
telah bekerja keras dan menyelesaikan banyak hal tetapi itu semua karena
Allah yang telah mencurahkan kasih karunia kepadanya.
131
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.5. Ayat 11 Bahwa bukan dia sendiri saja yang selalu memberitakan injil yang
sama pada segala waktu dan di semua tempat, melainkan semua rasul-
rasul lain juga memberitakan ijil yang sama: Baik aku maupun mereka,
demikian kami mengajar dan kamu menjadi percaya. Baik Petrus maupun
Paulus atau salah satu Rasul lainnya, telah mengubah mereka menjadi
orang Kristen, dan mereka semua memelihara kebenaran yang sama
menceritakan kisah yang sama, memberitakan ajaran yang sama, dan
menegaskan dengan bukti yang sama. Semua sepakat mengenai hal ini
bahwa Yesus Kristus Yang mati, bangkit dan naik ke sorga merupakan inti
sari dari Iman Kristen.
3. PENERAPAN
Apa yang hendak kita dapati dari perikop “Kebangkitan Kristus” dalam
hubungannya dengan Iman percaya kita hari ini.
1. Fakta kebangkitan orang mati kita dapati dari Injil Yesus Kristus yang
menjelaskan kepada kita Tentang Yesus Kristus yang kita Imani itu adalah
Tuhan yang benar-benar mati dan benar -benar hidup/bangkit adalah
sebuah berita penting dalam Injil.
2. Berita tentang kematian, dan kebangkitan adalah sebuah fakta yang
merujuk pada ajaran Kitab Suci, artinya sebelum Yesus mati dan bangkit
telah dituliskan oleh berbagai kitab dalam PL, bahkan pada waktu hidup Ia
juga telah mengatakannya bahwa Ia akan mati dan bangkit pada hari yang
ketiga dan terbukti tertulis dalam beberapa kitab suci dan telah di saksikan
oleh murid-murid dan orang banyak.
3. Intisari dari Injil Kristus adalah Kematian, Kebangkitan dan Naik Ke Sorga
dan akan datang kembali sebagai hakim dan Raja. Inilah berita yang
disampaikan oleh para Rasul yang adalah pelaku dan saksi dari semua
peristiwa ini, dan mau menyampaikan kepada kita untuk tetap giat dan
setia dalam pelayanan dan percaya kepada Kristus, karena semua yang kita
lakukan itu tidak sia-sia.
4. Tugas kita orang percaya hari ini adalah menyampaikan kepada dunia
(pekerjaan kita) dimana kita ada bahwa Yesus Kristus yang kita percaya itu
benar-benar adalah Tuhan dan Mesias yang mati dan telah di bangkitkan
oleh Kuasa Allah, dan itulah berita sukacita yang selalu kita ingat dan
sampaikan kepada semua orang. Amin
132
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Sebagai kelanjutan dari pembacaan Teks Alkitab pada minggu yang lalu
Roma 5 :1-11 dengan perikop “Hasil Pembenaran.” mencatat tentang
berkat-berkat pembenaran, yaitu damai sejahtera, sukacita, pengharapan,
anugerah oleh Roh Kudus. Pada bagian kedua ayat 12-21 dengan perikop
“Adam dan Kristus” atau “Dosa dan Anugerah” dimana Paulus menjelaskan
kepada kita tentang tokoh-tokoh yang kontras pada permulaan yaitu Adam
dan tokoh akhir zaman yaitu Kristus yang bertindak jauh melampaui apa
yang dilakukan oleh Adam. Dan Dunia telah diubah oleh kedua tokoh ini.
Adam melepaskan kekuatan yang bersifat memusuhi kedalam dunia (dosa)
yang mempunyai kekuatan yang mengakibatkan manusia diasingkan dari
Allah dan akibat universal yang mengerikan atas semua ciptaan.
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 12 “Dosa telah masuk oleh satu orang dan dosa itu juga adalah
maut,Adam manusia pertama yang diciptakan Allah,berdosa karena
tidak menaati Allah di Taman Eden ( Kej 2:15-17,3:1-24 ). Manusia
telah diciptakan Allah untuk hidup bersama Allah selamanya,tetapi
dosa Adam mengakibatkan kematian dialami semua manusia. Oleh
Karena Adam semua manusia berdosa dan mati.
2.2 Ayat 14 “ Dari zaman Adam sampai kepada Zaman Musa Allah memilih
untuk memberikan hukum Taurat kepada Musa yang hidup jauh setelah
Adam. Paulus hendak memperlihatkan bahwa manusia sudah tidak setia
lagi kepada Allah,jauh sebelum Allah memberikan hukum Taurat
kepada Musa. Menurut Paulus salah satu fungsi utama Hukum Taurat
adalah untuk memperlihatkan kepada manusia betapa berdosanya
mereka dan betapa mereka membutuhkan pengampunan Allah (
Roma 7:8).
2.3 Ayat 15 “ Karunia Allah tidak sama dengan pelanggaran Adam. Karunia
yang dikatakan Paulus dalam teks ini adalah hidup baru yang Allah
133
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Melalui pembacaan kita dan pereneungan kita saat ini apa yang hendak kita
peroleh dari bagian Firman ini,ada beberapa hal yang penting bagi kita
untuk direnungkan dan dilakukan dalam hidup dan kerja kita tiap hari
yaitu:
3.1 Semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemulian oleh karena
ketidak taatan Adam,dosa telah diwarisi oleh Adam kepada kita,namun
dalam kehidupan setiap hari kita menegaskan apa yang diwariskan itu
melalui pelangaran yang kita buat sendiri sehingga kita juga telah
berdosa oleh ketidak taatan kita. Jadi dosa warisan itu tidak secara
otomatis melekat pada diri kita,tetapi tabiat dosa itulah yang melekat
pada diri kita.
3.2 Mari kita belajar seperti Kristus yang oleh Kekuatan ketaatan Ia dapat
mengalahkan ketidak taatan Adam,merupakan tema utama dalam teks
ini yang mau mengajak kita semua untuk mengecek kembali komitmen
dan kesetian kita pada Kristus,apakah sampai saat ini
134
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
135
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Bapak/Ibu/Saudara/i Yang Tuhan Yesus Kasihi? Kalau kita memperhatikan
seluruh pengajaran dalam kitab PL dan PB memperlihatkan kepada kita
bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang penuh kasih. Allah yang
kita imani itu memberikan kasih karunia-Nya didalam Kristus, bukan supaya
kita bisa terus menerus berbuat dosa dan kemudian mendapatkan
pengampunan. Allah memberikan kasih karunia-Nya didalam Kristus,
supaya kita berhenti berbuat dosa dan hidup dalam kebenaran. Jadi, kita
memang harus melakukan sesuatu, yaitu menyerahkan anggota tubuh kita
kepada Allah untuk menjadi senjata kebenaran. Itulah satu-satunya cara
agar kita tidak lagi berjalan ditempat, dan selalu jatuh di lubang yang sama.
Dalam pasal 6 Paulus mempersoalkan anggapan yang salah bahwa orang
percaya boleh berbuat dosa terus dan tetap aman dari hukuman karena
kasih Karunia Allah dalam Kristus. Paulus menanggapi penyimpangan ajaran
antinomianis: berasal dari bahasa Yunani anti dan nomos. Anti berarti
melawan. Nomos berarti hukum. Antinomianisme berarti anti terhadap
hukum. Ajaran ini mengajarkan bahwa orang-orang Kristen telah
dibebaskan dari hukum Taurat dan tidak perlu melakukan hukum Taurat
lagi karena orang-orang Kristen telah mendapat kasih Karunia Allah.
Sebaliknya Paulus menekankan bahwa mustahil bagaimana mungkin
seseorang menjadi hamba Kristus dan sekaligus menjadi hamba dosa?
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 1- 5 “ Ajaran Paulus tentang pembenaran mengakibatkan salah
pandangan bahwa, makin banyak dosa makin banyak Anugerah,
demikian tuduhan para penentang Paulus. Kalau makin banyak dosa
berarti makin banyak Anugerah kalau begitu kenapa orang tidak terus
hidup dalam dosa? Jawaban Paulus bahwa orang percaya itu menjadi
satu dengan Kristus dalam pemahaman di baptis dalam kematian Kristus.
Dalam Gereja zaman Paulus beranggapan bahwa Baptisan selam
merupakan bentuk baptisan yang lazim; artinya orang-orang Kristen
baru, sepenuhnya dikubur dalam Air, mereka juga memahami baptisan
sebagai lambang kematian dan penguburan merupakan cara hidup
136
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.2 Ayat 6- 10 “ Manusia yang belum lahir baru ini disalibkan bersama
dengan Kristus supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya. Tubuh
ditekankan disini sebagai bagian yang melaksanakan dosa dan
memperbudak manusia. Sebab orang yang sudah mati tidak dapat
melakukan apa-apa, seperti kita telah mati bersama Kristus, kita Juga
bangkit bersama Kristus. Kematian Kristus ada kaitan dengan dosa
manusia dan kemenangan atas maut bersifat permanen dan terjadi sekali
untuk selama-lamanya. Sejak Kristus mati dan hidup, Ia hidup sepenuh-
Nya untuk Allah artinya hidup untuk keuntungan dan kemuliaan Allah
dan Dia telah hidup sebelum-Nya untuk Allah
2.3 Ayat 11-14 “ Kenyataan bahwa kita harus selalu menganggap diri kita
mati terhadap dosa menunjukkan bahwa kemungkinan untuk berbuat
dosa selalu ada, dan menganggap diri kita selalu hidup untuk Allah.
Apabila kita hidup dalam Kristus kita memiliki kuasa untuk mengusir
dosa dari kedudukannya sebagai penguasa dalam hidup kita. Apabila
seorang percaya membiarkan dosa berkuasa, berarti dia menaati
keinginan-keinginan jahat yang dihasilkan oleh dosa. Dan apabila
penguasa kejam yakni dosa, memerintah dalam hati manusia maka
orang-orang berdosa dengan bebas menyerahkan kaki, tangan mata dan
pikiran mereka untuk tujuan kelaliman, dan menyerahkan diri pada
kejahatan.. disini Paulus mengimbau “Serahkanlah dirimu kepada
Allah.....dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu.. untuk menjadi
senjata-senjata kebenaran. Pada ayat 14 dikatakan bahwa Kasih Karunia
yang melimpah itu bersifat sedemikian rupa sehingga kita tidak akan
dikuasai lagi oleh dosa.. Kita sekarang tidak berada di bawah Hukum
Taurat, tetapi di bawah kasih Karunia, Tetapi semua kitab PL memberi
137
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
tahu kita dan memperkenalkan kita tentang dosa, tetapi kita kini ada
dalam hukum Kristus ( Gal 6: 2 dan I Kor 9 :21 ).
3. PENERAPAN
Dari teks pembacaan Alkitab kita dengan Perikop “Mati dan Bangkit
dengan Kristus “dan melalui tema minggu ini ” MANUSIA DIBAPTIS
DALAM KEMATIAN KRISTUS.mengantar kita untuk :
3.1 Kita semua telah dibaptis dengan air yang melambangkan bahwa kita
semua telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam
kematian ,dalam nama Bapa,Anak dan Roh Kudus dan menjadi satu
dalam Kehidupan-Nya, Penderitaan-Nya,Kematian-Nya ,Kebangkitan-
Nya dan hidup yang kekal,itu berati kita berada dalam sebuah
kehidupan yang baru bersama Kristus dan meninggalkan kehidupan
lama kita. Kini kita hidup di dalam Kristus dan untuk Kristus.
3.3 Kita tidak lagi berada di bahwa Hukum Taurat,tetapi kita berada
dibawah kasih Karunia,apakah kita tidak perlu 10 Hukum Tuhan? Rasul
Paulus katakan sekali-kali tidak..ketika kita di bawah HT dosa
merupakan tuan kita,HT tidak menolong kita untuk mengalahkan
dosa,dan kini kita ada didalam Kristus dan Kristus memberikan kuasa
kepada kita untuk menolak dosa dan diberikan Roh Kudus untuk
menolong kita berbuat baik .Amin.
138
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN,
Yehezkiel adalah seorang imam dan seorang nabi sekaligus.Dia di bawa ke
Babel sebagai tawanan dan tinggal di antara orang buangan lain dari Yehuda.
Tuhan memanggil Yehezkiel bukan hanya untuk orang buangan di Babel tetapi
juga untuk orang Yehuda yang masih tinggal di Yerusalem. Pelayanan
Yehezkiel mungkin berlangsung sejak tahun-tahun terakhir kerajaan Yehuda (
593 SM).Sampai pada kira-kira sekitar 570 SM,yaitu beberapa tahun setelah
jatuhnya Yerusalem pada 586 SM. Karena Yehezkiel bernubuat sebelum dan
sesudah peristiwa menyedihkan itu,pesan-pesan yang disampaikannya kadang
berisi penghukuman tetapi juga pemberian harapan.
2. PENJELASAN TEKS
Yehezkiel menubuatkan bahwa bangsa-nya secara politis akan bangkit
kembali,dan kedua bagian bangsa itu akan dipersatukan (ayat 15-28).
2.1 Ayat 1 : “Secara khusus Yehezkiel Pasal 37:1-28 adalah salah satu pasal
yang paling terkenal dalam kitab Yehezkiel tentang penglihatan sang
nabi mengenai sebuah lembah yang penuh dengan tulang-tulang
kering. Ayat 1 ,Kekuasaan TUHAN ...Roh-Nya......lembah ini penuh
dengan tulang-tulang. Pertanyaan kita kapan Yehezkiel menerima
penglihatan akan tulang- belulang yang kering ini tidak diketahui,tetapi
mungkin terjadi setelah sejumlah orang Israel menetap dipembuangan
dan mulai kehilangan pengharapan akan masa depan (37:11),lembah
penuh tulang ini mungkin sama dengan lembah ketika Yehezkiel
mendaptkan penglihatan yang pertama (1:1-3:15). Dari teks ini ada kata
penting yang muncul dalam ayat ini adalah kata Ibarani”ruakh”. Kata
“ruakh”bisa berarti ‘angin” “nafas” atau”roh” dan ketiga-tiganya
muncul dalam penglihatan ini.
2.2 Ayat 2 “Tulang-tulang kering mengartikan suatu bala tentara yang
terbunuh dalam pertempuran,dan bagian ini mengambarkan akan umat
Israel yang tawar hati,dan sama seperti tulang-tulang kering itu.
139
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.3 Ayat 3 “ Anak manusia” uangkapan ini sering ditemukan dalam kitab ini
ketika TUHAN berbicara secara langsung kepada Yehezkiel. Ungkapan
ini hendak memperlihatkan bahwa sekalipun Yehezkiel hanyalah
manusia biasa, tetapi dia adalah orang yang dipanggil TUHAN untuk
berbicara atas nama-Nya kepada Bangsa Israel. Dapatkah tulang-tulang
ini di hidupkan kembali. Jawab Yehezkiel atas pertanyaan TUHAN pada
ayai ini bukanlah ia menjawab “tidak” tetapi justru ia mengakui bahwa
kuasa TUHAN yang kudus dapat membuat segala sesuatu yang tidak
mungkin menjadi mungkin dan inilah tindakan ajaib dari TUHAN.
3. PENERAPAN
Melalui perikop pembacaan “kebangkitan Israel” dan tema renungan pada
minggu ini” ALLAH YANG HIDUP MEMBERI KEHIDUPAN” mengantar kita
untuk :
3.1 Berita tentang Firman Tuhan bukan baru pertama kali kita dengar,tetapi
sudah setiap minggu bahkan setiap waktu dalam Ibadah,para hamba
Tuhan telah menyampaikan Firman kepada semua umat TUHAN,ada
yang mendengar,menyimpang dan melakukan,ada yang mendegar dan
menyimpang, ada yang tidak melakukan,ada juga yang sama sekali
tidak mendengar..seperti tulang-tulang kering yang telah mati...jika
manusia yang hidup tidak mendengar Firman..maka tulang-tulang
kering itu akan mendengar Firman Tuhan.
140
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
141
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN,
Bapak /ibu Jemaat Tuhan Yang Allah Kasih,
Hari ini kita memperingati hari Kenaikan Yesus Kristus ke Sorga,setelah 40
hari setelah kebangkitan Yesus, dimana disaksikan oleh murid-murid-Nya.
Yesus Kristus terangkat naik ke langit dan kemudian hilang dari pandangan
setelah tertutup awan, seperti yang di catat dalam Kis. 1:11.
Peristiwa Yesus terangkat ke Sorga menjadi sebuah peristiwa penting bagi
iman Kristen,banyak orang,baik orang Yahudi maupun orang bukan
Yahudi,bertanya-tanya tentang apa itu kekristenan. Mereka bertanya apa
bukti bahwa agama baru ini memang agama yang sejati. Orang Yahudi
memiliki cerita mujizat penyeberangan Laut Merah,juga perjanjian dengan
Allah di gunung Sinai untuk mendukung iman mereka.
Namun cerita mujizat apa yang orang Kristen miliki untuk mendukung iman
mereka? Orang Yahudi mempunyai ritual ibadah yang indah dengan
seorang imam besar yang mempersembahkan kurban di Bait Suci sehingga
manusia mendapatkan pengampunan. Namum apa yang dimiliki orang
Kristen? Bagaimana iman orang Kristen yang berpusat pada Yesus yang
menawarkan pengampunan dan persahabatan dengan Allah.
Surat kepada orang Ibrani ditulis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
seperti ini. Didalam surat ini penulis memaparkan kepada pembacanya
betapa pentingnya Yesus. Yesus lebih besar dari malaikat manapun (I:5-
14),Lebih besar dari semua Nabi,bahkan lebih besar dari Musa dan Yosua
(2:1-4:14). Yesus adalah seorang Imam Besar yang sempurna karena Dia
tidak berdosa. Dengan mempersembahkan dirin-Nya sendiri. Yesus telah
mempersembahkan pengurbanan sempurna untuk menghapus dosa
manusia, sekali untuk selamanya (9:23-10:18). Dengan kematian,
kebangkitan dan kenaikan-Nya, Dia telah membuka jalan bagi semua orang
untuk datang kepada Allah.
142
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 26 “ Seorang Imam yang kita perlukan,yaitu yang saleh,tanpa
salah,tanpa noda yang terpisah dari orang-orang berdosa” mengapa
kita perlukan seorang Iman yang tak bernoda,tanpa salah? Karena kita
adalah orang berdosa yang tidak mungkin menjadi pengantara, untuk
itu kita memerlukan seseorang yang benar dan sempurna,sebab jika
tidak maka Ia tidak bisa menebus kita. Yesus Kristus adalah Imam besar
yang kita perlukan karena Ia tidak bernoda dan bersalah,Ia sempurna.
Yesus itu sempurna dan tidak ada kecenderungan sedikitpun untuk
berbuat dosa,dosa tidak berdiam dalam dirinya,jika kita banding
dengan orang-orang Kristen saleh lainnya.
3. PENERAPAN
Melalui peristiwa kenaikan Tuhan Yesus Kristus Ke Sorga dan Status-Nya
menjadi Imam Besar yang tidak berulang-ulang membawa persembahan
143
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
144
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Dunia dimana Yeremia hidup adalah sebuah dunia yang penuh dengan
peperangan. Dalam keadaan seperti itulah Yeremia diutus oleh Tuhan
kepada orang Yehuda sejak masa mudannya,mungkin sejak sebelum dia
berumur 20 tahun. Ketika tentara Babel menaklukan Yerusalem,beberapa
orang Yehuda memaksa Yeremia ikut mengungsi ke Mesir,dimana dia terus
menyampaikan firman Tuhan kepada mereka.
Salah satu nubuat Yeremia yang sangat terkenal terdapat dalam Yeremia 31
dengan perikop “Perjanjian Baru”adalah sebuah konsep pemikiran
Alkitabiah yang disampaikan oleh Yeremia untuk sebuah masa depan Israel
dan orang percaya,setelah Allah memberikan Perjanjian lama (perjanjian
Sinai ) kepada umat pilihan. Perjanjian itu merupakan dasar bagi kehidupan
kebangsaan maupun keagamaan Israel. Melalui Nubuat Yeremia
memperlihatkan bahwa Israel telah gagal menepati janjinya dan Allah akan
menetapkan suatu “Perjanjian yang Baru” dengan umat-Nya,Perjanjian
yang baru bukan suatu hukuman yang baru melainkan suatu “hati”yang
baru yang akan menaati hukum Allah. Hal ini seperti yang dikatakan oleh
Tuhan Yesus”Cawan ini adalah perjanjian Baru yang dimeteraikan oleh
darah-Ku ( I Kor 11:25 badingkan lukas 22:20),Dalam surat Ibrani juga
dikatakan bahwa Yesus mempersembahkan diri-Nya sebagai Kurban yang
sempurna dan final untuk menghapus dosa manusia ( Ibrani 7:22;8:7-13).
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 31.” Pada bagian ini dikatakan bahwa Allah berjanji untuk
mengadakan perjanjian yang baru dengan seluruh umat-Nya,baik Israel
maupun Yehuda,yang dilaksanakan oleh dan melalui Yesus Kristus
dalam kematian dan kebangkitan-Nya,(Mat 26:28)dan terjadi
pencurahkan Roh Kudus atas para pengikut-Nya(Yoh 20:22). Dalam
konsep Perjanjian Baru dikatakan bahwa orang diluar Yahudi apabila
145
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.4 Ayat 34 “ Yesaya katakan bahwa kita tidak usah mengajar sesamanya
karena mereka semua akan mengenal Aku” Dalam perjanjian yang baru
semua orang akan mengenal Yesus Kristus secara pribadi dan
mempunyai persekutuan yang akrab dengan-Nya. Semua orang percaya
dapat masuk ke hadapan Allah,dan kehadiran Tuhan dan Tuhan akan
menyertai orang percaya melalui Kuasa Roh Kudus.
Dalam nubuat Yeremia ia berkata bahwa Allah akan mengampuni
kesalahan mereka” Pengampunan dosa dan pendamaian dengan Allah
yang dihasilkannya merupakan dasar dari perjanjian baru, keduanya
berlandaskan pada korban pendamaian Kristus di salib.
146
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
3. PENERAPAN
Tema “Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku
apa maksudnya bagi kita saat ini:
3.1 Kita akan menjadi Umat Allah dan kita masuk dan terhisap sebagai
anak-anak Abraham dan masuk dalam perjanjian keselamatan itu jika
kita semua percaya pada Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan
Juruselamat kita mak Roh kudus akan menuntun mereka untuk
mengenal siapa Allah itu.
3.2 Yeremia katakan bahwa Perjanjian yang lama itu di tulis pada loh Batu,
tetapi perjanjian yang baru di tulis pada Loh Hati,jadi kalau hati kita
telah digeserkan fungsinya dan membuka peluang bagi sikap iri
hati,kebencian,dendan,amarah dan segala hal yang tidak berkenan
kepada Allah maka,hati bukan lagi menjadi tempat kedudukan Roh
Kudus. Jadi hati kita harus bersih dan bebaskan dari segala masalah agar
menjadi wadah tumbuhnya kuasa Roh Kudus,melalu sikap dan
perbuatan yang baik ( Galatia 5:22-23).
3.3 Yesaya berkata bahwa “Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka
akan menjadi umat-Ku “karena ada kuasa Roh Kudus yang memimpin
mereka untuk memperkenalkan Allah kepada mereka. Kita semua
percaya bahwa kuasa dan kemapuan Roh Kudus dapat mengubah orang
dari yang tidak mengenal menjadi mengenal.
147
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Jemaat yang Tuhan Yesus kasihi. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma,
Paulus menyampaikan kepada umat Tuhan bahwa mereka telah
mengalami perubahan dalam hidup mereka, yang sebelumnya mereka
hidup dalam dosa dan berbagai kejahatan lainnya, serta hidup mereka ada
dalam roh perbudakan, artinya mereka ditawan oleh keinginan duniawi,
kemauan mereka sendiri, tetapi sekarang hidup mereka telah berubah dan
diubah, sehingga mereka bukan lagi hidup dalam roh duniawi, tetapi
mereka hidup dipimpin oleh Roh Allah, dan mereka menjadi anak-anak
Allah, ini perubahan status hidup dari yang fana meenjadi bagian dari
hidup kekal. Karena mereka menjadi anak-anak Allah, maka
statusiwiMenurut Kamus Besar bahasa Indonesia, ahli Waris adalah orang
yang berhak menerima warisan atau harta pusaka. Maka Thema kita
hendak menunjukkan bahwa kita adalah umat yang mendapat atau
memiliki kekayaan yang kekal..
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Jemaat Tuhan, dalam ayat 15 mengatakan kepada jemaat Roma,
bahwa mereka sekarang telah bebas, bahwa mereka tidak lagi
diperbudakan atau menjadi hamba dari roh perbudakan, atau mereka
tidak lagi hidup dalam kuasa dosa dan kejahatan, oleh sebab itu
mereka tidak takut lagi atau mereka sudajh tidak kehilangan sukacita
atau sekarang mereka memiliki hidup yang penuh damai, sebab mereka
telah menerima Roh yakni Roh Kudus dan hal itu menjadikan meraka
anak-anak Allah atau statusnya sebagai anak-anak Allah, itulah
sebabnya oleh pekerjaan Roh Kudus mereka bisa Allah itu Abba atau
Bapa, hal ini mengandung makna bahwa mereka memiliki hubungan
yang erat dengan Allah sebab itu mereka tidak lagi takut untuk berdoa
kepada Allah.
148
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
2.2 Hal ini seperti yang dijelaskan dalam ayat 16 bahwa Roh itu bersaksi
bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Artinya dalam doa-doa kita, Roh Kudus juga ada bersama dalam doa
itu dan Roh Kudus menolong kita ketika berdoa band Rom 8: 26-7,
jadi karena Roh Kudus diam dalam hati kita, maka kita dapat
melakukan apa yang dikehendakinya.
2.3 Karena hidup dipimpin oleh Roh Kudus dan telah menajdi anak-anak
Allah, maka dalam ayat 17 dikatakan bahwa anak-anak Allah, maka
kita menajdi Ahli waris,gagasan ahli waris itu terdapat dalam
Bil.26:56;Mzr 25:13; Yes. 60:21; Mat 5:5; Mat. 21:38;Gal 3:29,4:7).
Jadi menerima Roh itu adalah jaminan bagi orang percaya( bnd 2
Kor.1:22;5:5;Ef.1:14 ), janji itu kita dapat bersam dengan Kristus,
dengan demikian kita menderita bersama Kristus maka kita juga akan
dimuliakan bersama Kristus artinya kelak kita akan memiliki tempat di
sorga atau keselamatan
3. PENERAPAN
Jemaat yang Tuhan kasihi, Dari Firman Tuhan yang kita baca dimalam hari
ini, maka kita dapat meren ungkan beberapa hal.
3.1 Setiap orang percaya, bapak ibu dan saudara/I serta saya, kita telah
memproleh kelepasan dari roh perbudakan, itu artinya kita tidak lagi
hidup menurut kehendak kita sendiri, kita tidak lagi hidup dalam
kejahatan atau keinginan daging, sebab hidup seperti itu merusak
hubungan kita dengan sesame bahwa dengan Tuhan. Mengapa banyak
orang gelisah, takut dan tidak dekat dengan Tuhan serta malas tahu
dengan persekutuan? Salah satu nya adalah mereka masih hidup dalam
roh perbudakan, sebab itu mereka tidak berani membawa diri untuk
dekat dengan Tuhan dan tidak memanggil Tuhan itu Bapa.
3.2 Setiap orang percaya hidupnya dituntun dan dibimbing oleh Roh
Kudus, itu artinya bahwa Roh Kuduslah yang menguasai hati dan hidup
kita, Roh Kuduslah yang akan menolong dan menopang diri kita. Kita
melihat hidup banyak orang di tuntun oleh roh mammon, membuat
mereka selalu memikirkan uang dan waktu mereka hanya habis untuk
mencari uang, hidup dipimpin oleh roh kecemasan dan roh kekuatiran
sehingga hidup selalu cemas dan kuatir, mereka tidak pernah rasa kuatir
149
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
atau cemas kalau tidak berdoa, tidak membaca Firman Tuhan, pikirnya
itu hal biasa.
3.3 Hal yang paling penting adalah malam ini kita semua bersyukur bahwa
kita adalah anak-anak yang menerima warisan kekal, kalau orang lain
sibuk dengan warisan dunia, misalnya sibuk kumpul uang, sibuk kerja
ini dan kerja itu, tetapi lupa untuk mengerjakan bagian keselamatan
yang Tuhan sedang sediakan maka mereka sesungguhnya sedang
mengejar warisan yang rapuh, mudah rusak dan tidak akan
menyelamatkan mereka kelak. Tidak salah orang bekerja mencari ini
dan itu, tetapi jangan lupa untuk mencari warisan kekal, yakni
keselamatan itu. Kita menerima warisan kekal tidak berarti bahwa kita
tidak menderita, tidak bekerja keras, tetapi sebaliknya kita pasti akan
menderita pula, dan itu adalah salib yang kita pikul bersama Kristus,
banyak orang mau senang saja tetapi tidak mau menderita bersama
Kristus, sesungguhnya seluruh hal yang kita kerjakan itu harus
membawa kita untuk dapat menjadi ahli waris yang kekal. Jemaat
Tuhan, kita bukan hanya disibukkan dengan kesibukan dunia dengan
segala caranya dan lupa untuk mencari keselamatan sebagai warisan
yang kekal itu adalah sebuah kesalahan fatal orang percaya, sebab itu
marilah kita terus dituntun oleh roh dan menjadi anak-anak yang
mewarisi kehidupan kekal. Amin
150
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Bagian Ketiga
PENUTUP
302
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
303
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Lampiran-Lampiran
304
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
305
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
Pdt. Abraham Abisay, M.Th Pdt. Daniel Mofu, S.Th Pdt. Michael Kapisa, M.Si Pdt. Handry W. D Kakiay, S.Th
Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV
Pdt. Pubelius Manuaron, S.Th Pdt. Roberth J. Nandoteray, S.Th Pnt. Nimbrod Sesa, S.IP MM
Wilayah V Wilayah VI Wilayah VII
Pdt. Ishak S. Maran, S.Th Pdt. Petrus Womsior, S.Th Pdt. Samuel P. Usior, M.Th Pdt. Genos Burdam, M.Th
Wilayah VIII Wilayah IX Wilayah X Wilayah XI
306
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022
307