Anda di halaman 1dari 168

Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2020

1
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

KATA PENGANTAR

Setiap hal yang kita capai atau hasilkan, atau peroleh atau miliki
membutuhkan respons atau reaksi. Reaksi itu berupa apresiasi, sambutan atau
ungkapan syukur. Hal yang sama juga terwujud disini, yaitu “ungkapan
syukur” kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja yang karena
rahmat-Nya yang besar dan hebat, Sehingga GKI di tanah Papua memasuki
tahun pelayanan 2022 dan telah memiliki suatu buku “pegangan pelayanan
tahun 2022.
GKI di tanah Papua dalam membangun spritualitas internal persekutuan telah
memperhatikan aspek “ritus” menjadi suatu “implikasi iman dalam relasi
personal dengan Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus sebagai Allah
persekutuan Yang esa dan kekal”. Keseluruhan ibadah dalam satu tahun
seperti yang terjadi tahun-tahun sebelumnya juga disiapkan untuk tahun 2022
sehingga keseluruhan pelayanan ibadah tahunan berupa teks Alkitab, tema
dan refleksi atau khotbah dikelolah dengan seksama, sehingga penataan
ibadah untuk seluruh GKI dalam satu jemaat, satu tanggal, pada satu hari
minggu, atau dalam satu minggu pelayanan menggunakan satu teks Alkitab
yang sama dan dibaca berulang-ulang. Diharapkan teks ibadah hari minggu
dapat digunakan untuk berbagai Ibadah dengan cara direfleksikan dalam
ibadah keluarga/Wiyk, ibadah PAM, ibadah PW, Ibadah PKB, dengan
demikian setiap warga jemaat terlibat secara personal dalam seluruh
pelayanan ibadah yang digiatkan. Bila karena kondisi tertentu seseorang
hanya hadir satu kali dalam suatu ibadah yang berlangsung maka setidaknya ia
sudah mendengar bacaan Alkitab yang berlaku dalam minggu berjalan,
demikianlah spritualitas persekutuan dibangun.
Ucapan terima kasih kepada semua Jemaat, Penatua, Syamas, Pendeta, Guru
Jemaat, Penginjil, Badan Pelayan PAR, Badan Pelayan PAM, Badan Pelayan
PW, Badan Pelayan PKB dan semua pihak yang konsisten menggunakan buku
“pegangan pelayanan 2022” ini untuk keperluan pelayanan ibadah, baik
ibadah tatap muka langsung ataupun melalui “live-streaming” yang berlaku
sejak adanya pandemic covid-19. Kita menjadikan ibadah sebagai salah satu
“instrument untuk merealisasikan amanat Yesus “menyembah Allah dalam
Roh dan Kebenaran” (Yohanes 4:24).

i
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Kita sudah memasuki tahun 2022 dan “covid-19” sudah menjadi salah satu
virus yang hidup di dalam dunia, tinggal berdampingan dengan manusia dan
menjadi salah satu dari deretan “sakit-penyakit” yang untuk generasi kita
pernah menjadi “virus yang amat berbahaya dan mematikan”, banyak derai
air-mata, perjuangan untuk kesembuhan, pergumulan melawan covid-19
sudah menjadi “testimoni” yang bervariasi dikisahkan dengan berbagai
persepsi yang mengikutinya, hidup terus dituntut untuk “arif dan bijaksana”,
karena itu selain untuk covid-19 kita tetap mendapat anjuran terapkan
“protocol kesehatan”, yaitu wajib berdoa dan ibadah, mencuci tangan dengan
sabun, gunakan masker dan jaga jarak.
Ucapan terima kasih kepada semua hamba Tuhan yang telah mendoakan
pelayanan tahun 2022 dengan turut serta menulis - mempersiapkan khotbah
yang turut dimuat dalam buku pegangan pelayanan 2022 ini, semoga Allah
Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus mengaruniakan hikmat dan
kepandaian, kekuatan dan kesehatan sebagai berkat yang menyertai semua
hamba Tuhan dan keluarga.
Pilihan tokoh untuk buku pegangan pelayanan 2022 adalah “Ketua Sinode
GKI di TP yang ketiga “Pdt. Willem Maloali”. Kisah hidupnya sebagian sudah
ditulis dalam bentuk “profil” seperti yang terdapat dalam buku pegangan ini.
Kami menyampaikan ucapan terima kepada semua pihak yang sudah
menggunakan buku pegangan pelayanan tahun 2021 dan kami
menyampaikan permohonan maaf untuk beberapa kekurangan yang
ditemukan dalam pelayanan tahun 2021 yang lalu, dan diharapkan diperbaiki
dan diperhatikan dalam tahun pelayanan 2022 ini.
Semoga buku pegangan pelayanan tahun 2022 edisi ke-lima ini menjadi tanda
“GKI bersyukur” bersama BPAS periode 2017-2022 mengakhiri dengan
konsisten menyediakan buku pegangan khotbah, kita doakan agar hal dicapai
GKI di TP ini terus dipertahankan dan diperhatikan oleh BPAS terpilih periode
2022-2027 yang akan datang melalui Sidang Sinode di Waropen tahun 2022.
Allah persekutuan GKI di tanah Papua, Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh
Kudus, Yang Esa dan Kekal memberkati kita semua. Imanuel.

Jayapura 12 Oktober 2021


Tim Penulis.

ii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

SAMBUTAN BPAS GKI DI TANAH PAPUA


TAHUN PELAYANAN 2022

Waniambe, Jousuba – Kasumasa – syowi arweh – swei - taop – poi -


wawawa – dawem– acemo – onomi reimai - basmero – abireso – amole –
kuyake wali-wali - maturnuwun – kuresmanga – mauliate godang – horas –
dangke – majua jua – Syalom.

Melalui GKI di Tanah Papua


Mari kita menyatakan ungkapan syukur kepada Allah Bapa, Tuhan Yesus
Kristus dan Roh Kudus. Allah yang Esa dan kekal. Kita menyadari bersama
bahwa kepemimpinan BPAS periode 2017-2022 sejak terpilih telah bertekat,
konsisten menggairahkan seluruh penatalayanan secara utuh, dan khusus
dalam hubungan dengan pelayanan mingguan, terus mengawasi penyusunan
dan penyediaan “buku pegangan pelayanan” setiap tahun, agar hasilnya dapat
digunakan secara terbuka dalam pelayanan oleh seluruh warga GKI di tanah
Papua, khususnya Penatua, Syamas, Pendeta, Guru Jemaat, Penginjil, Pengajar
Badan Pelayan Unsur dan anggota sidi.

Profil untuk tahun 2022 salah satu tokoh GKI di TP, Ketua Sinode GKI ke-3,
yaitu Pdt. Willem Maloali, banyak inspirasi, petuah dan pengalaman telah
diturunkan darinya dan kita peroleh, sehingga memberikan sisi lain yang unik
dari kehadiran buku pegangan pelayanan tahun 2022 ini.

Pelayanan tahun 2022 melalui buku pegangan ini, kita dapat menemukan
sepintas tentang strategi pengelolaan pelayanan khusus ibadah, yaitu bila
selama ini ibadah kunci bulan naskah teks khotbah tidak pernah dikelolah atau
tidak pernah dimasukkan dalam buku pegangan pelayanan karena itu tidak
tersedia, maka pada tahun pelayanan 2022 kita sudah mengelolahnya
sehingga tersedia di dalam buku pegangan pelayanan ibadah, dengan
demikian sudah memudahkan pelayan ibadah kunci bulan untuk tahun 2022.

Hal unik lainnya yang terus dikembangkan yaitu terkait dengan kitab-kitab
dalam Alkitab yang jarang dikhotbahkan, misalnya Kitab Kidung Agung, pada

iii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

pelayanan ibadah tahun 2022 khusus pada ibadah minggu teks Kidung Agung
menjadi bahagian yang juga sudah dikelolah sehingga tidak ada kesan
pengabaian terhadap teks-teks yang jarang dikhotbahkan. Semoga dengan
memperhatikan pengelolaan ibadah kunci bulan dan pengelolaan Kitab-kitab
yang jarang dikhotbahkan menjadi “alat pemicu” untuk kebangkitan umat
yang “gemar membaca dan merenungkan Firman Tuhan siang dan malam di
negeri Papua”.

Secara keseluruhan, buku pegangan pelayanan tahun 2022 menyediakan 77


teks khotbah, bila dibandingkan dengan buku pegangan pelayanan tahun
2021 tersedia 67 teks khotbah, berarti untuk tahun ini terjadi penambahan
sekitar 10 teks khotbah. Semakin tebal semakin efektif mendukung
penyediaan kebutuhan pelayanan ibadah.

Tahun 2022 sebagai tahun prosesi dan alih kepemimpinan gereja yang berlaku
secara periodik sehingga kepada seluruh warga GKI Di Tanah Papua diarahkan
agar dalam setiap ibadah “mendoakan bagi masa depan kepemimpinan GKI
Di Tanah Papua”. Pemimpin GKI Di Tanah Papua yang sudah Tuhan Yesus
sediakan dan akan diproses melalui mekanisme persidangan. Selain pimpinan
pada aras Sinode akan juga diproses pimpinan di aras Klasis dan Jemaat,
sehingga tahun 2022 menjadi tahun “pastoral doa untuk kepemimpinan
internal GKI Di Tanah Papua”.

Pada era kepemimpinan BPAS periode 2017-2022 demikian juga BP. Klasis
periode 2017-2022 dan PHMJ periode 2017-2022 secara tidak terduga hadir
pandemik covid-19, sehingga sebagian agenda yang ditetapkan melalui Sidang
Sinode Waisai, Sidang Klasis dan Sidang Jemaat menghadapi kendala yang
tidak sedikit, selain di lingkup Gereja dan bahkan seluruh dunia menghadapi
hal yang sama, sehingga “pengelolaan ibadah” mendapatkan imbasnya,
ibadah Sebagian digiatkan melalui media virtual khusus untuk jemaat-jemaat
yang berada di zona-merah dan kebanyakkan di wilayah perkotaan dan
sebagian lainnya masih melaksanakan ibadah tatap muka dengan
memperhatikan protokol kesehatan, semua dinamika ini kita temukan dalam
periode kepemimpinan 2017-2022 kita saat ini. Kita harapkan bahwa
pengalaman yang sudah kita capai ini, akan terus mendorong kita untuk
mengembangkan pelayanan secara kreatif, bersinergi dan berdayaguna.

iv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

BPAS GKI Di Tanah Papua menyampaikan ucapan terima kasih kepada Badan
Pekerja Klasis, PHMJ, Badan Pelayan PAR, Badan Pelayan PAM, Badan
Pelayan PW, Badan Pelayan PKB, Penatua, Syamas, Pendeta Guru Jemaat,
Penginjil, Pengajar Dosen STFT GKI I.S. Kijne; Pengajar Dosen dan staf
Universitas Ottow dan Geissler ; Pengajar dan staf SPGJ dan Sekolah Alkitab ;
Pengajar Sekolah Minggu dan Katekisasi dan semua warga GKI di tanah Papua
yang berdomisili di pedalaman, di lembah dan ngarai, di pulau-pulau dan
teluk, di pinggiran sungai dan danau, di perkotaan dan di pinggiran kota,
warga jemaat yang politisi, pengusaha, pejabat, tukang sapu, TNI, POLRI,
Pejuang Kebenaran dan Keadilan, di dalam penjara dan di rumah sakit kita
semua yang tekun “menyembah Tuhan Yesus Kristus” melalui ibadah-ibadah
yang diselenggarakan di lingkungan pelayanan GKI Di Tanah Papua, “karena
persekutuan kita adalah persekutuan dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus”.

Akhir dari sambutan ini, BPAS menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan
Yesus Kristus Kepala Gereja kita dan menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua penulis khotbah yang tersedia dalam buku pegangan pelayanan
tahun 2022 ini. Kita sudah melayani dan sekali lagi terlibat untuk pelayanan
dengan cara menyediakan teks khotbah, Tuhan Yesus senantiasa
mengaruniakan hikmat dan kepandaian, kekuatan dan Kesehatan untuk terus
terlibat memberikan dukungan terhadap pelayanan Tuhan Yesus yang
berlangsung melalui pelayanan GKI Di Tanah Papua.

Jayapura, 12 Oktober 2021


BADAN PEKERJA AM SINODE GKI DI TANAH PAPUA
Ketua Sekretaris

Pdt. ANDRIKUS MOFU, M.Th Pdt. DANIEL J. KAIGERE, S.Si


NPPG: 01-19661993-0001 NPPG: 01-19641993-0003

v
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................ i


Sambutan BPAS GKI di Tanah Papua ....................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................................ vii
Profil Pdt. Willem Maloali Ketua Sinode GKITP Yang Ketiga (1971-1977) . 1

Bagian Pertama : PENDAHULUAN


Latar Belakang ......................................................................................... 34
Tujuan..................................................................................................... 38
Apa Yang Unik ........................................................................................ 38
Kerangka Khotbah ................................................................................... 39
Pengaturan Nyanyian Pendukung Liturgi ................................................ 40
Petunjuk Penggunaan Buku ..................................................................... 41

Bagian Kedua : Isi Khotbah Setiap Minggu, Hari Gerejawi & Kunci Bulan

JANUARI 2022 Tema : GKI yang Dewasa, Mandiri dan Misioner


01. Sabtu, 1 Januari 2022 Keluaran 3:1-10.
Tema : Hidup Baru Dalam Pembebasan Tuhan - SS .................................... 42
02. Minggu, 2 Januari 2022 Matius 8:23-27.
Tema : Hidup Dalam Kuasa Tuhan – SS .............................................. 45
03. Minggu, 9 Januari 2022 Mazmur 121:1-8.
Tema : TUHAN Penolong Kita – SS ....................................................... 47
04. Minggu 9 Januari 2022 Matius 25:1-13 .
Tema : Kesiapan Hidup Dalam Kerajaan Allah – Perjamuan Kudus Awal
Tahun – SS ......................................................................................... 49
05. Minggu, 16 Januari 2022 Mazmur 33:1-22.
Tema : Bumi Penuh Kasih Setia TUHAN – SS .......................................... 51
06. Minggu, 23 Januari 2022 Ibrani 13:1-3.
Tema : Kasih dan Persaudaraan Yang Rukun – SS .................................... 54
07. Minggu, 30 Januari 2022 Kidung Agung 8:5-7.
Tema : Menyatu Dalam Cinta Tuhan – SS............................................... 56
08. Senin, 31 Januari 2022 Mazmur 119:105.
Tema: Firman Tuhan Penerang Dan Penuntun Jalan Kehidupan.
Ibadah Kunci Bulan Januari 2022 – OY ...................................................... 58

vi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

FEBRUARI 2022 Tema : GKI yang Dewasa, Mandiri dan Misioner


09. Sabtu, 5 Februari 2022 Yohanes 9:1-12.
Tema : Papua dalam Karya Allah, Hut PI di TP, 167 thn – YW .................... 61
10. Minggu, 6 Februari 2022 Ratapan 3:22-26.
Tema : Cinta Tuhan Kekal Bagi Kita. – YW................................................. 65
11. Minggu, 13 Februari 2022 Yehezkiel 28:11-19 ; Yesaya 14:9-17.
Tema : Gambar dari Kesempurnaan, Penuh Hikmat dan maha indah
di Taman Eden – YW ................................................................................ 67
12. Minggu, 20 Februari 2022 Kejadian 1:24-31-2:4-9.
Tema : “Manusia Gambar dan Rupa Elohim di Eden” – YW ...................... 71
13. Minggu, 27 Februari 2022 Kejadian 2:1-24.
Tema : Manusia Dikembalikan Ke Kefanaan Minggu sengsara I – YW.......... 75
14. Senin, 28 Februari 2022 Yesaya 55:10-13.
Tema: Firman Tuhan Adalah Kehendak Tuhan-Kunci Bulan Februari – OY .. 79

MARET 2022 Tema : GKI yang Dewasa, Mandiri dan Misioner


15. Minggu, 6 Maret 2022 Yohanes 1:1-17.
Tema : Inkarnasi bukan re-inkarnasi - Minggu sengsara II – SL .................... 81
16. Minggu, 13 Maret 2022 Roma 5:1-11.
Tema : Manusia Dibenarkan karena Iman Kepada Tuhan Yesus Kristus
- Minggu sengsara III – SL .......................................................................... 85
17. Minggu, 20 Maret 2022 Matius 16:21-28.
Tema : Memikirkan Pikiran dan Kehendak Allah-Minggu sengsara IV-SPH ... 88
18. Minggu, 27 Maret 2022 Lukas 9:43b-45 dan Matius 17:22-23.
Tema : Yesus adalah Anak Manusia -- Minggu sengsara V – SPH ................. 91
19. Kamis, 31 Maret 2022 1Petrus 1:24-25.
Tema: Firman Kekal Dan Hidup Fana. Kunci Bulan Maret – OY .................. 95

APRIL 2022 Tema : GKI yang Dewasa, Mandiri dan Misioner


20. Minggu, 3 April 2022 Zakharia 9:9-10.
Tema : Raja Yang Adil, Jaya dan Lemah Lembut.
Minggu sengsara VI – LM .......................................................................... 97
21. Minggu,10 April 2022 Yohanes 12:20-36.
Tema : Yesus Dimuliakan Dalam Penderitaan-Nya
Minggu sengsara VII – LM ......................................................................... 103
22. Jumat, 15 April 2022 Lukas 23:33-43.
Tema : Bersama Yesus di dalam Firdaus. Jumat Agung – LM ....................... 108
23. Jumat, 15 April 2022 Keluaran 12:1-28.
Tema : Korban Anak Domba Jantan Pembebas Israel Dari Mesir.
Perjamuan Kudus – FSM ............................................................................ 113

vii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

24. Minggu, 17 April 2022 Matius 28:1-10.


Tema : Yesus Bangkit Dari Antara Orang Mati. Paskah I – FSM ................... 117
25. Senin, 18 April 2022 Wahyu 20:1-6.
Tema : Kebangkitan Pertama. Paskah hari ke-2. – FSM ............................... 120
26. Minggu, 24 April 2022 Lukas 24:36-49.
Tema : Tubuh Kebangkitan. Paskah II – FSM .............................................. 124
27. Sabtu, 30 April 2022 Efesus 2:4-8.
Tema : Kristus Sumber Kasih Karunia Kunci Bulan April – IR ....................... 127

MEI 2022 Tema : GKI yang Dewasa, Mandiri dan Misioner


28. Minggu, 1 Mei 2022 1Korintus 15:1-10.
Tema : Kuasa Kebangkitan Kristus Bagi Kita. Paskah III – NK ....................... 130
29. Minggu, 8 Mei 2022 Roma 5:12-21.
Tema : Manusia Memperoleh Kasih Karunia dan Pembenaran Allah
Dalam Kristus. Paskah IV – NK ................................................................... 133
30. Minggu, 15 Mei 2022 Roma 6:1-14.
Tema : Manusia Dibaptis Dalam Kematian Kristus Paskah V – NK ............... 136
31. Minggu, 22 Mei 2022 Yehezkiel 37:1-4
Tema : ALLAH Yang hidup Memberi Kehidupan Paskah VI – NK ................ 139
32. Kamis, 26 Mei 2022 Ibrani 7:26-28 – 8:1-2.
Tema : Yesus Kristus Adalah Imam Besar Yang Sempurna.
Kenaikan Tuhan Yesus – NK................................................................................... 142
33. Minggu 29 Mei 2022 Yeremia 31:31-34.
Tema : Aku Akan Menjadi Allah Mereka dan Mereka Akan Menjadi
Umat-Ku. Paskah VII – NK......................................................................... 145
34. Selasa 31 Mei 2022 Roma 8:15-17.
Tema: Ahli Waris Kekal. Kunci Bulan Mei 2022 – IR ................................... 148

JUNI 2022 Tema : GKI yang Dewasa, Mandiri dan Misioner


35. Minggu, 5 Juni 2022 Roma 8:7-11.
Tema : Perubahan Hidup Berawal Dari Diri Kita Sendiri.
Pentakosta I-MW ...................................................................................... 151
36. Senin, 6 Juni 2022 Efesus 1:15-23.
Tema : Mengenal Kuasa Allah Melalui Doa. Pentakosta Hari ke-2 – MW .... 154
37. Minggu, 12 Juni 2022 Yohanes 4:21-26.
Tema : Menyembah Allah Dalam Roh Dan Kebenaran – MW .................... 160
38. Minggu, 19 Juni 2022 Mazmur 29:1-11.
Tema : Suara Allah dalam Badai – MW ...................................................... 162
39. Minggu, 26 Juni 2022 Filipi 2:1-11.
Tema : Yesus Kristus adalah Tuhan – MW .................................................. 166

viii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

40. Selasa 30 Juni 2022 Mazmur 106:1-5.


Tema: Ahli Waris Kekalberkat Dari Mentaati Hukum Tuhan.
Kunci Bulan Juni 2022. IR ......................................................................... 169

JULI 2022 Tema : GKI yang Dewasa, Mandiri dan Misioner


41. Minggu, 3 Juli 2022 Mazmur 119:25-35.
Tema : Keputusan Untuk Berpaut Pada Firman Di Tengah Hidup
Manusia Yang Terbatas. – JH ............................................................ 172
42. Minggu 3 Juli 2022 Mazmur 40:1-11.
Tema : Syukuri Korban Agung, Dengan Lakukan Kehendak Tuhan.
Perjamuan Kudus Tengah Tahun – JL ......................................................... 177
43. Minggu, 10 Juli 2022 Keluaran 29:38-46.
Tema : Persembahan Perintah Dan Berkat Allah Bagi Umat – JL........... 180
44. Minggu, 17 Juli 2022 Roma 12:1-8.
Tema : Gaya Hidup Kristiani, Ibadah Sejati – JH ................................ 185
45. Minggu, 24 Juli 2022 Bilangan 18:25-32 ; Maleakhi 3:6-12.
Tema : Anugerah Yang Mengubah Ketetapan Menjadi Kesempatan
Untuk Belajar Memberi Persembahan Sempurna – JH ...................... 191
46. Minggu, 31 Juli 2022 Kejadian 4:1-16 dan Ibrani 11:4.
Tema : Persembahan Dan Pekerjaan Berdasarkan Iman – JH ...................... 198
47. Minggu, 31 Juli 2022 Mazmur 22:23-32.
Tema : Janji Tuhan Tentang Masa Depan Dan Anak Cucu.
Kunci Bulan Juli 2022 – JdC ...................................................................... 202

AGUSTUS 2022 Tema : GKI yang Dewasa, Mandiri dan Misioner


48. Minggu, 7 Agustus 2022. 2Korintus 3:1-18.
Tema : Tema : Orang Kristen Adalah Surat Kristus (Ay 2,3) – AR ................ 205
49. Minggu,14 Agustus 2022 Galatia 5:1-15.
Tema : Hiduplah Sebagai Orang Merdeka Dalam Kristus – AR .................... 209
50. Minggu, 21 Agustus 2022 Galatia 4:21-31.
Tema : Anak Perhambaan Dan Anak Perjanjian – AR ............................ 213
51. Minggu, 28 Agustus 2022 Wahyu 21:9-27 ; 22:1-5.
Tema : Yerussalem Sorgawi Hadir Dalam Bangsa Israel Dan Gereja
Sebagai Israel Baru – AR ............................................................................ 216
52. Rabu, 31 Agustus 2022 Hagai 2:5-9.
Tema: Janji Penyertaan Dan Berkat Tuhan Bagi Umat Dan Negeri.
Kunci bulan Agustus 2022 – OY................................................................. 221

ix
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

SEPTEMBER 2022 Tema : GKI yang Dewasa, Mandiri dan Misioner


53. Minggu, 4 Sept 2022 Ayub 37:1-24.
Tema : Allah Diliputi Keagungan Yang Dahsyat – MA ................................. 223
54. Minggu, 11 Sept 2022 Roma 11:1-10.
Tema : Allah Tidak Menolak Umat-Nya Yang Di Pilih-Nya – MA ................ 227
55. Minggu, 18 Sept 2022 Kidung Agung 5:9-16 – 6:1-3.
Tema : Kekasihku TUHANku – MA ........................................................... 231
56. Minggu, 25 Sept 20222Timotius 2:1-13.
Tema : Tuhan Karuniakan Roh Pengertian – MA ........................................ 234
57. Jumat, 30 September 2022 Mazmur 2:6-7.
Tema: Janji Tuhan Tentang Pemeliharaan Bagi Pemimpin.
Kunci Bulan September 2022 – Atj............................................................. 238

OKTOBER 2022 Tema : GKI yang Dewasa, Mandiri dan Misioner


58. Minggu, 2 Oktober 2022 Daniel 2:20-23.
Tema : Allah Sumber Hikmat Dan Kekuatan – AIR ................................ 240
59. Minggu, 9 Oktober 2022 Yeremia 10:1-16.
Tema : Tuhan Semesta Alam – AIR ...................................................... 243
60. Minggu, 16 Oktober 2022 Yesaya 46:1-13.
Tema : Sampai Masa Tuamu Aku Tetap Dia – AIR .................................. 246
61. Minggu, 23 Oktober 2022 Filipi 3:17-21 – 4:1.
Tema : Kewargaan Kita Dari Sorga – AMIR ................................................ 249
62. Rabu, 26 Oktober 2022 Yeremia 33:1-13.
Tema : Tuhan Allah Sumber Pemulihan Papua Dan Dunia – AIR ............ 252
63. Minggu, 30 Oktober 2022 1Timotius 6:2b-10.
Tema : Akar Segala Kejahatan – IR ................................................. 255
64. Senin, 31 Oktober 2022. 1Timotius 2:1-6
Tema : Doa Syafaat Bagi Pemimpin Dan Semua Orang.
Kunci Bulan Oktober 2022 – YN ............................................................... 258

NOVEMBER 2022 Tema : GKI yang Dewasa, Mandiri dan Misioner


65. Minggu, 6 November 2022. 1Tawarik 17:16-27.
Tema : Pengharapan Dan Gaya Hidup Warga Kerajaan Allah – WR ............ 261
66. Minggu, 13 November 2022 Matius 24:3-14.
Tema : Permulaan Penderitaan Pada Zaman Baru (Milenial) – WR ............. 264
67. Minggu, 20 Nov 2022 Matius 24:15-36 (15-28 ; 29-36).
Tema : Tanda-Tanda Kedatangan Yesus – WR............................................ 270

x
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

68. Minggu, 27 Nov 2022 Yohanes 6:25-58.


Tema : Bekerja Untuk Hidup Kekal. Adven I – WR .................................... 275
69. Rabu, 30 November 2022 Wahyu 7:9-12.
Tema: Masa Depan Penyembahan Dan Ibadah Kita.
Kunci Bulan November 2022 – YN ............................................................ 278

DESEMBER 2022 Tema : GKI yang Dewasa, Mandiri dan Misioner


70. Minggu, 4 Desember 2022 Filipi 1:1-11.
Tema : Doa Bagi Persekutuan Jemaat. Adven II – PP .................................. 280
71. Minggu, 11 Des 2022 Yohanes 1:1-12.
Tema : Firman Menjadi Manusia Diwartakan kepada Dunia.
Adven III – YW ......................................................................................... 284
72. Minggu, 18 Des 2022 Roma 1:1-7.
Tema : Yesus Kristus Anak Allah yang Berkuasa. Adven IV – JI .................... 286
73. Minggu, 18 Desember Des 2022 Markus 14:22-25.
Tema : Perjamuan Yang Baru Dalam Kerajaan Allah.
Perjamuan Akhir Tahun – YW ................................................................... 289
74. Sabtu, 24 Desember 2022 Mika 5:1-4.
Tema : Betlehem Tempat Kelahiran Mesias. Malam Kudus. YW .................. 291
75. Minggu, 25 Desember 2022 Matius 1:18-25 – 2:1-12.
Tema : Natal Penggenapan Nubuat Nabi Mika. Natal – NK ....................... 293
76. Senin, 26 Desember 2022 Matius 2:13-23.
Tema : Natal Tantangan dan Harapan. Natal – NK .................................... 297
77. Sabtu, 31 Desember 2022 Mazmur 91:1-11.
Tema : TUHAN Pelindung GKI dan Papua. Kunci Tahun 2022 – YW .......... 300

Bagian ketiga : Penutup .......................................................................... 302

Lampiran : .............................................................................................. 304


Daftar Nama Penulis Khotbah
BPAS periode 2017-2022 dan Peta Pelayanan GKI di TP

xi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

PROFIL DS. WILLEM MALOALI


Ketua Sinode GKI di tanah Papua ke tiga 1971-1977

Memiliki nama lengkap Willem Maloali,


di panggil “pa Maloali” atau “pa Wem”,
tulisan ini sebagiannya akan
menggunakan nama “Wem”. Lahir di
mata jalan Doyo-Sentani, hari Kamis, 27
Desember 1934. Nama orang tua ayah
Bapak Kaleb Maloali (alm) dan ibu
Mama Fransina Sokoy, seorang
perempuan Sentani dari kampung
Hobeibei, (nama dahulu : Siboboi),
sekarang kampung Hobong. Perkawinan
bapak Kaleb dan mama Fransina,
dikaruniakan 7 (tujuh) orang anak, yaitu
: Willem “Kamea” Maloali adalah anak
sulung ; Bartholomeus Maloali ; Socrates
Maloali ; Anatjeh Maloali ; Elisabeth
Maloali ; Ismael Maloali ; Corina Maloali.
Seumur hidupnya ia mengaku asal
kampungnya adalah Yabuai atau sekarang
“kampung Yahim”. Pa Wem menikah
dengan ibu Elisabeth Charlota Yakadewa,
anak dari Bapak Guru Ruben Yakadewa,
Guru didikan Kijne di Miei dan Mama Lince.
Wem menikah di Jemaat Yahim, 10 Agustus
1959 atau menikah pada usia 25 tahun.
Pemberkatan nikah dilakukan oleh Pendeta
non-teologi atau Pendeta angkatan bapak
Pdt. Zeth Taime. Nats pembacaan saat
pemberkatan diambil dari Injil Yohanes
3:30 “Ia harus makin besar, tetapi aku harus
makin kecil.” Kesan Wem tentang refleksi
Pdt Zeth membuat terkagum dan heran,

1
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

karena Pdt Zeth tidak pernah mengeyam pendidikan teologi, namanya tidak
ada diangkatan pertama dan kedua yang lulus tahun 1959, dia hanya Pendeta
angkatan saja, tetapi dalam nasehatnya Wem mendengar seperti Yohanes
Pembaptis menasehati Wem tentang “antara Yesus dan Wem, Yesus semakin
besar dan Willem harus semakin kecil, Yesus semakin tinggi Wem semakin
rendah hanya dengan menghayati demikian Yesus nampak dan bekerja dalam
pekerjaanmu dan Yesus sendirilah yang mengangkatmu pada waktunya.
Yohanes dan Yesus hidup pada zaman dan waktu yang sama, karena itu Wem
ingatlah ini dalam semua pekerjaanmu kau harus semakin kecil dan Yesus
semakin besar”, dari hasil pernikahan Wem dan Otha dikaruniai 5 orang anak,
yaitu :
(1) Lince F. Maloali
(2) Maria S. E. Maloali
(3) Janet S. V. Maloali
(4) Hans D. H. Maloali
(5) Susan Maloali
Sampai dengan tahun 2021, Wem
memiliki keluarga besar terdiri dari 5
orang anak, 3 orang menantu, 10 orang
cucu dan 10 orang cicit. Ia menggenapi
firman Tuhan dalam Mazmur 128:6a
“dan melihat anak-anak dari anak-anakmu!”.

Tulisan ini akan menelusuri sebagian jejak perjalanan dan karya ‘pa Maloali’
sehingga penggunaan nama dalam tulisan ini akan mengikuti jejak perjalanan
beliau, nama yang akan digunakan saat penulisan untuk masa lajang,
menggunakan nama “Wem” ; sedangkan penulisan nama untuk masa setelah
menikah dan berkeluarga adalah “pa Maloali”.

2
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Masa Kecil dan Masa Sekolah


Arti Nama Tanah “Buyakaro”
Seorang pribadi “Willem” oleh orang
tua, nama yang diberikan khusus
“identitas nama tanah” atau dalam
bahasa Sentani “buyakaro” identitas
“Willem” pesonanya dihubungkan
dengan “martabat bunga hias di
pekarangan Nieuw Guinea”, bunga
pekarangan itu diberikan nama dalam
bahasa Sentani “kamea”, dalam bahasa
Latin “Codiaeum variegatum” atau
dalam bahasa Indonesia “tanaman hias
pekarangan bunga “puring”. Tanaman
pekarangan ini identik dengan alam Melanesia, Polinesia dan Mikronesia atau
alam kepulauan di sekitar lautan teduh
“Pasifik”. Bunga puring semarak daunnya
yang warna-warni cerah-ceria
kebanyakkan digunakan dalam suasana
sukacita, tari-tarian, yang diselipkan pada
daun telinga, atau melingkar di kepala
atau tangan dan kaki, atau tangkainya
dipatahkan untuk digoyang-goyang atau
digerakkan mengikuti irama dansa atau Ds. Hogerwaard dan Nyonya Lamme
tarian, atau digunakan sebagai material
dekorasi ruangan, dan berbagai fungsi lainnya.

Tempat Sekolah Rakyat – Doorpsschool


Tahun kelahiran Wem adalah tahun 1934, pada masa ini di Resor Holandia-
Nimboran yang menjadi pemimpin Resor adalah tuan Pandita Hogerwaard,
menggantikan tuan Pandita Jacob Bijkerk yang pindah ke Manokwari,
sedangkan tuan Pandita Georg Schneider sedang mempersiapkan bangunan
rumah zending di Yoka.

3
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Sekitar usia 10 tahun atau 1934-1944


Ifale Wem pertama kali mengenyam
pendidikan Doorpschool Sekolah
Hobong Dasar di pulau Ajau, kampung Ifar
Besar. Pulau Ajau di bagian tengah
danau Sentani, di dalam pulau Ajau
terdapat 3 kampung, yaitu kampung
Ifar Besar
Hobong, kampung Ifar Besar dan
Kampung Ifar Besar, tanda panah tempat Sekolah kampung Ifale (dulu:Ifar Kecil). Mama
atau ibu dari Wem berasal dari
kampung Hobong, karena ibunya dari pulau Ajau maka ia mempunyai alasan
untuk bersekolah Ifar Besar. Di kemudian hari wem menjadi Ketua Sinode GKI
ke-3 dan Ketua DPRD Provinsi Irian Barat hingga menjadi anggota DPR-RI.
Hal menjadi pemimpin tidak salah karena “darah yang mengalir dari kampung
ibunya memberikan karakter kepemimpinan”, sebab sebutan jatidiri kultur
untuk keseluruhan“pertalian solidaritas Ajau yang terdiri dari kampung
Hobong, kampung Ifar Besar, kampung Ifale, kampung Bujo, kampung
Atamali dan kampung Homfolo memiliki nama jatidiri mereka dengan
sebutan “oleu neai rai neai, ubee-wabee”, artinya “keturunan yang memiliki
strategi, mental dan karakter bi-politik” dari kata “ubee-wabee neai”. Figur
Wem bagi pulau Ajau sebenarnya
hadir sebagai jalan yang memicu
dikemudian hari akan hadir dari
pulau Ajau pemimpin politik,
politik-bisnis dan pemimpin gereja
bagi negeri kita tanah Nieuw
Guinea, beberapa tokoh Papua,
seperti Drs. John Ibo mantan Ketua
DPRP dan John Kabey asal dari
kampung Hobong ; Barnabas
Suebu, SH mantan Gubernur Papua
asal dari kampung Ifale (Ifar Kecil) ;
Pdt. Alberth Yoku, S.Th asal dari
kampung Ifar Besar. Kampung Ifar
Besar dalam bahasa setempat dinamakan “Kabeyte Olouwa” atau “pertalian

4
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

solidaritas keluarga yang dibentuk dari satu moyang mereka Kabey”. Karena
memiliki pertalian hubungan dengan kampung Hobong sebagai kampung
pusat atau induk yang melebarkan wilayah kekuasaannya dengan lahirkan
kampung lain seperti kampung Ifale, kampung Bujo, kampung Atamali dan
kampung Babrongko. Guru Zending pertama kali dikirim ke Sentani dari pos
Resor Holandia-Nimboran di bukit Mentie Genyem Besar ke kampung Ifar
Besar, namanya Guru Daud Pekade 1 Mei 1928. Saat setelah perang dunia
kedua usai, Guru Sekolah sekaligus Guru Jemaat di Ifar Besar adalah Guru
Socrates Samay, sebelumnya adalah Guru Jemaat Papuling (1934). Wem
menyelesaikan pendidikan Doorpschool selama 3 tahun dari 1944-1947.
Wem sementara sedang jalani
masa-masa di Doorpschool tahun
1944 sejak berusia 10 tahun, kondisi
yang dihadapi oleh Nieuw Guinea
pada masa setelah usai perang
dunia terdapat tiga pengaruh yang
memiliki dampak bagi masa depan
Nieuw Guinea : pengaruh pertama
adalah pembentukkan
pemerintahan sipil Hindia-Belanda
yang dikenal dengan nama NICA “Netherlands Indies Civil Administration”
dibentuk di Australia 3 April 1944, dan orang yang memiliki andil dalam
pembentukkan NICA adalah Gubernur Jendral Hindia-Belanda Letnan
Huberthus Johannes van Mook dan Jendral Douglas Mac Arthur dari Sekutu
yang bertujuan bahwa administrasi Pemerintahan dari Pemerintah Jepang
diserahkan kepada Hindia-Belanda melalui NICA ; pengaruh kedua adalah
pergerakan revolusi di wilayah Hindia-Belanda pimpinan Ir. Soekarno dan
Moh. Hatta tentang keinginan “kaum marhaen” berpisah dari kekuasaan
Belanda, revolusi memuncak dengan pembacaan proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945”. Dan pengaruh ketiga adalah Sekolah Guru di Miei tahun 1946
ditutup dan di Yoka di buka Yoka Institut yang mengurus Sekolah Zending
adalah H. J Teutscher dan di ganti oleh tuan N. van der Stoep. Secara umum
era pasca perang dunia kedua 1944-1963 adalah “era kebangkitan pendidikan”
di Nieuw Guinea.

5
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Wem ke Sekolah Sambungan JVVS (1947-1950)


Wem yang menyelesaikan Doorpschool kemudian melanjutkan pendidikan ke
Sekolah Sambungan Pria atau Jongens Vervolgsschool (JVVS) di Yoka dari
tahun 1947-1950. JVVS merupakan model sekolah berpola asrama, lama
Pendidikan adalah 3 tahun, untuk perempuan namanya Meisjes Vervolgschool
(MVVS). Wem bersama teman-temannya menerima mata pelajaran pekerjaan
tangan, hidup sehat, menyanyi/music, berkebun, ,menulis, berhitung, Bahasa
Melayu, Bahasa Belanda, ilmu bumi, ilmu botani atau tumbuh-tumbuhan, ilmu
hewan, menggambar dan olahraga. Pada masa Wem mengikuti pendidikan
JVVS Yoka, ada beberapa peristiwa yang berdampak besar bagi Nieuw
Guinea, baik peristiwa diinternal Zending dan peristiwa eksternal politik
pemerintahan, antara lain :

(1) Sejarah Pembentukkan Struktur Pemberdayaan Bumiputera “Resor Wilayah


Atau Klasis”.
Zending UZV Papua di wilayah Resor Holandia-Nimboran, pertama kali
mengadakan konferensi tahunan di Yoka pada tahun 1948. Konferensi
zending di Yoka memutuskan beberapa kebijakkan strategis sebagai jalan
keluar atas krisis dahsyat yang pernah dihadapi oleh Zending sejak hadir di
Nieuw Guinea 1855-1939. Krisis yang disebabkan oleh unsur konflik politik
global dengan persenjataan modern. Bagi UZV segera melakukan
“pemberdayaan bagi kaum bumi putra” pasca-krisis kepemimpinan
zending di masa perang dunia kedua, krisis kepemimpinan itu berkaitan
dengan kevakuman
pelayanan yang terjadi
akibat bencana perang,
saat di mana para
zendeling di tangkap,
sebagian di bunuh,
dipenjarakan,
dihilangkan oleh tentara
Jepang, dan sebagian
lainnya mengungsi ke
Ds. Spreeuwenberg Guru Amos Pasalbessy luar Nieuw Guinea.
Kondisi tanpa Zendeling sama dengan tanpa ibadah, tanpa sakramen,
tanpa buku-buku pelajaran di Sekolah, tanpa Administrasi penyediaan

6
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

tenaga Pengajar yang terkontrol, dan seterusnya. Zendeling


Spreeuwenberg dalam laporannya kepada UZV tanggal 13 Februari 1946 ia
menyatakan untuk mengimbangi kondisi kevakuman pasca perang dunia
kedua usai, turne(melakukan suatu tugas ) sebagai salah satu asset
konsolidasi sekaligus cara lain untuk menyatakan bahwa perwakilan
zendeling yang dimasa perang umat melihat mereka ditangkap, dibunuh
atau mengungsi itu, sekarang karya yang sama digiatkan oleh bumiputera,
salah satunya seperti yang terjadi di Resor Holandia-Nimboran. Ketua
Resor masa Darurat Perang Resor Holandia-Nimboran diangkat dan
dipercayakan kepada Guru Besar Amos Pasalbessy. Ini adalah kepercayaan
dan kebijakkan darurat karena kondisi perang, dalam keseluruhan turne
yang dilakukan di seluruh wilayah Holandia-Nimboran, Spreeuwenberg
menyimpulkan dua kondisi umum yang terjadi : Kondisi pertama :
Keadaan jemaat-jemaat seperti “anak ayam kehilangan induk pelindung
dan pengayomnya” ; kondisi kedua : konflik iman antara terus
mengenakan jubah baru yang dipakaikan oleh Zendeling dengan nama
Injil ataukah melepaskan jubah baru Injil dan kembali mengambil dan
mengenakan jubah lama tradisi dan adat-istiadat moyang. Inilah kondisi
yang begitu nyata dihadapi dan segera dijawab. Tugas utama dan maha
berat justru dihadapi pada masa yang terbuka dan modern ini, dan dalam
keadaan yang demikian bagaimana peran “orang-orang bumiputera
bercerita dengan bahasa bumiputera tentang “kebenaran baju baru Injil
dan kehidupan bermartabat yang mengikutinya, satu solidaritas tanpa
membedakan suku, bangsa dan bahasa”. Spreeuwenberg menyaksikan
pengalaman ini, pengalaman yang dihadapi oleh seorang guru besar
bumiputera Amos Pasalbessy dan bagaimana Tuhan Yesus karuniakan
kepadanya Roh Kudus, hikmat dan kebijaksanaan, dan dengan
kemampuan itu ia loyal dan memiliki semangat juang dan kemampuan
berkomunikasi yang baik dengan jemaat-jemaat di wilayah pelayanan
Resor. Ia harus berani meyakinkan umat untuk “mengubah kegelisahan
menuju kepastian iman didalam Tuhan Yesus dan terang Injil-Nya”.
Pandita Spreeuwenberg memberitahukan kepada jemaat-jemaat bahwa
konferensi UZV Papua akan segera dilaksanakan pada tahun 1948 di
wilayah Holandia-Nimboran pasca perang dunia kedua usai ; dan kondisi
kevakuman pasca perang dunia kedua segera dipercakapkan dan diambil
kebijakkan strategis ; dari pengalaman kerja, turne dan komunikasi yang

7
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

terus dihubungkan dengan jemaat-jemaat seperti yang digiatkan oleh Guru


Besar Amos Pasalbessy sebagai Ketua Resor Darurat Holandia-Nimboran
arah perubahan kebijakkan tentang pembentukkan struktur pemberdayaan
di bawah Resor yang diberi nama “kepanjangan tangan Resor” atau
“Resor Wilayah” atau sekarang lazim dikenal dengan nama “Klasis” segera
dipercakapkan dan dibuat dalam bentuk kebijakkan resmi konferensi
Zending Yoka 1948.
Ketua Resor Holandia-Nimboran tahun 1948 adalah tuan Pandita Jan
Pieter Kabel, melanjutkan kepemimpinan
setelah Spreeuwenberg dan Amos Pasalbessy
untuk masa darurat perang. Konferensi
Zending di Yoka tahun 1948 menghasilkan
beberapa kebijakkan strategis, beberapa
diantaranya : segera mengembangkan
“struktur pemberdayaan bumi putra” sebagai
kepanjangan tangan Resor di wilayah kerja
dan pelayanan Resor. Sejak tahun 1948
“Sejarah Pembentukkan Resor Wilayah”
diamanatkan untuk diberlakukan sebagai
salah satu struktur di bawah Resor.
kemudian dinamakan sebagai “Klasis”. Kepengurusan Resor wilayah atau
Klasis bukan dipilih oleh Jemaat-Jemaat tetapi Ketua Resor Wilayah atau
Klasis ditentukan oleh Resor. Resor memilih seorang Resor Wilayah sebagai
kepanjangan tangan dari Resor yang bekerja di wilayah tertentu dengan
pertimbangan mendasar bahwa ia adalah seorang yang memiliki masa
kerja yang cukup di wilayah dimaksud, ia memiliki hubungan yang baik di
wilayah dimaksud, loyalitas dan pengabdiannya dalam pelayanan ;
memiliki kemampuan membangun hubungan dan komunikasi yang baik ;
ia mengenal wilayah pelayanan dengan baik, dst. Atas dasar pertimbangan
yang demikian inilah Resor menentukan satu orang bumi putera masuk
dijalur “struktur pemberdayaan bumiputera”, dipercayakan sebagai Ketua
Resor Wilayah atau Ketua Klasis, dengan demikian persiapan
kepemimpinan Resor dikemudian hari dipercayakan kepada bumiputera
sudah dimulai, dan memulai dari mempercayakan seorang bumiputera
menjadi pemimpin Resor Wilayah atau Klasis.

8
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

(2) Pemerintahan Nederlands Nieuw Guinea (NNG)


Bila melirik ke belakang sekitar tahun 1936 wilayah Nederlands Nieuw
Guinea dibagi menjadi dua afdeeling, yaitu Afdeeling Nieuw Guinea Utara
dan Afdeeling Nieuw Guinea Barat dan Selatan. Tanggal 15 Juni 1946
setelah perang dunia kedua usai status Nederlands Nieuw Guinea menjadi
Keresidenan sendiri. Tahun 1949 Nederlands Nieuw Guinea menjadi
Gubernemen dan setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) November 1949
Pemerintahan di Nederlands Nieuw Guinea dilaksanakan atas nama Ratu
Belanda dan menjadi bagian dari Kerajaan Belanda. Sehingga sejak tanggal
29 Desember 1949 Gubernur Jendral Pemerintah Nederlands Nieuw
Guinea ditentukan oleh Kerajaan Belanda dan masing-masing Gubernur
Jendral Nederlands Nieuw Guinea yang pertama adalah tuan Jan Pieter
Carel van Eechoud, kemudian diganti oleh Gubernur Jendral NNG kedua
adalah Stephan Lucien Joseph van Waardenburg (1950-1953), Gubernur
Jendral NNG ketiga adalah Jan van Baal (1953-1958), Gubernur Jendral
NNG ke-empat adalah Jan Christoffel Baarspul (1958) dan Gubernur
Jendral NNG ke-lima adalah Pieter Johannes Platteel (1958-1962).

Sebagian peristiwa yang menghadiri dan dialami langsung di negeri Nieuw


Guinea, pada masa antara tahun-tahun Wem mengalami proses
pembentukkan pribadi melalui JVVS di Yoka, hal tentang Nieuw Guinea sudah
menjadi perhatian di rana konflik kepentingan politik global. Barangkali bagi
Wem kecil pada masa itu tidak banyak pahami hal tentang “kepentingan
politik” tetapi suasana yang demikian adalah zamannya yang sedang ia hadapi

9
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

dalam ketidakmengertian yang terbatas sebagai anak sekolah di JVVS Yoka.


Nieuw Guinea dan seluruh proses zaman yang demikian itu, telah turut
membentuk dan melahirkan secara bertahap seorang pribadi Wem yang akan
mejadi pribadi hebat dikemudian hari.

Wem Ke Sekolah Guru Rakyat OVVO (1950-1952) kemudian Bertugas di


Takar
Seperti halnya anak-anak Nieuw Guinea yang lain, Wem kemudian
melanjutkan ke jenjang pendidikan Guru Rakyat atau Opleidingschool Vor
Volksonderwijser (OVVO) yang ada di bawah pengawasan Zending UZV
setingkat kursus yang berada di Serui. Pendidikan di OVVO bertujuan
menyediakan Guru atau Pengajar dalam rangka memenuhi kebutuhan Guru
pada sekolah-sekolah yang sudah di buka dan atau sekolah yang baru akan
dibuka di kampung atau desa. Lulusan dari OVVO mendapatkan akta
mengajar sebagai Guru di Sekolah Kampung.
Setelah Wem menyelesaikan kursus Guru Rakyat dari OVVO tahun 1952,
Wem pertama kali menjadi pengajar dan mendapatkan tugas di kampung

Takar, Rasor Sarmi dari tahun 1952-1953. Pengalaman-pengalaman unik


dialami oleh seorang Guru muda Takar, kisahnya dituturkan pada wawancara
5 Juni 2019, demikian : “di Sarmi setiap perlombaan sepakbola antar klub dan
kampung selalu yang juara adalah klub Polisi, sejak tahun 1952 saat Wem
masuk klub sepakbola Takar, untuk pertamakali Takar mengalahkan klub

10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

sepakbola Polisi Sarmi, semua kampung-kampung bersukacita merayakan


kemenangan ini ; untuk merayakan kemenangan, kaum muda-mudi di setiap
kampung dan juga di kampung Takar mengadakan pesta sambil menari
“lemonipis”, dan kebiasaan di kampung untuk mengumpulkan orang selalu
membunyikan “drum kosong”, di Takar dan juga di kampung lainnya
terdapat dua buah drum, satu drum untuk orang dewasa, dan drum yang
satunya untuk kaum muda-mudi. Sebelum Wem tiba di Takar, Majelis di Sarmi
dan juga di Takar melarang membunyikan drum untuk acara kaum muda-
mudi, Wem sang guru muda menanyakan alasan larangan, majelis
menjelaskan bahwa pesta muda-mudi dilarang dan itu adalah dosa menurut
cara pandang mereka pada masa itu, lalu Wem sang Guru muda memberikan
penjelasan, larangan tentang tindakan amoral dikalangan muda-mudi sepakat
bahwa perilaku amoral dilarang, tetapi dalam lemonipis lagu-lagu yang
dinyanyikan semuanya lahir dari kreativitas anak muda, dengan melihat
alamnya, dengan melihat kebiasaan yang ada, kemudian dilukiskan dalam
bentuk syair. Kreativitas seperti ini adalah talenta atau karunia dari Tuhan, dan
manusia atau gereja atau pemerintah tidak boleh membuat larangan, anak-
anak muda adalah anak-anak kita sendiri, kita bangga dengan hasil kreativitas
mereka. Dengan alasan yang masuk akal selanjutnya kepada Wem sang Guru
muda diberikan persetujuan untuk merayakan pesta kaum muda dan semua
kaum muda-mudi Sarmi di Takar, Masi-Masi, Yamna dan sekitarnya
memberikan dukungan kepada Wem sang guru muda di Takar.”

Wem dan fase Sekolah Teologi di Serui periode 1954-1958


Pada usia 20 tahun seorang guru muda di Takar, yang disiapkan menjadi
pengajar tetap pada Sekolah Guru Penginjil di Ransiki, di pilih menjadi salah
satu dari 18 anak Nieuw Guinea untuk belajar di Sekolah Teologia Serui dan
satu-satunya peserta yang bukan utusan Resort. Dari antara mereka sebelas
anak menggunakan ijazah Sekolah Guru Rakyat lulusan OVVO dan tujuh anak
lainnya menggunakan ijazah PMS, nama-nama 18 anak dimaksud adalah :
1) F. Mirino ijazah Sekolah Guru Rakyat dari Resor Sorong
2) J. Mamoribo lulusan PMS dari Sorong
3) M. Robaha lulusan Sekolah Guru Rakyat dari Yapen
4) S. Rumpaisem lulusan Sekolah Guru Rakyat dari Biak
5) A. Akobiarek lulusan Sekolah Guru Rakyat dari Biak
6) S. Wabiser lulusan Sekolah Guru Rakyat dari Biak
7) A. Prawar lulusan PMS dari Biak

11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

8) A. Sawo lulusan Sekolah Guru Rakyat dari Wandamen


9) J. Marandei lulusan Sekolah Guru Rakyat dari Waropen
10) R. Rumbiak lulusan Sekolah Guru Rakyat dari Ayamaru
11) D. Prawar lulusan PMS dari Inanwatan
12) R. Quiko lulusan PMS dari Manokwari
13) G. Rumwaropen lulusan Sekolah Guru Rakyat dari Manokwari
14) W. Maloali lulusan Sekolah Guru Rakyat perwakilan non-Resor dari Sekolah
Guru Injil di Ransiki
15) S. Chaay lulusan PMS dari Hollandia
16) S. Tokoro lulusan PMS dari Sentani
17) G.A. Lanta lulusan Sekolah Guru Rakyat dari Sentani
18) E. Suebu lulusan PMS dari Sarmi

Semua pelajar atau ke-18 anak yang sekolah teologia Serui semuanya lulus
pada tahun 1958. Sekolah Teologia diadakan sebagai realisasi atas salah satu
rekomendasi dari proto Sinonde Serui yang diadakan dari tanggal 13-24
September 1954. Kebijakkan mendirikan Sekolah Teologia di Nieuw Guinea
lebih disebabkan karena Nieuw Guinea sudah menuju ke kemandirian, anak-
anak Nieuw Guinea belajar teologi sesuai konteks pelayanan Nieuw Guinea,
sehingga belajar ke Sekolah Teologia Depok, Soe tidak menjadi keharusan,
dulu belajar ke Depok atau Soe sekarang sekolah teologia yang sama seperti di
Depok dan Soe sudah hadir di Nieuw Guinea, dan Nieuw Guinea mengurus
dirinya sendiri dengan caranya sendiri, sebab Soe dan Depok sudah memiliki
masa depannya sendiri bersama Negara Republik Indonesia dan PBB
mengakui secara de facto dan de jure sebagai negara tahun 1950. Sedangkan
Nieuw Guinea bersama dengan Pemerintahan Kerajaan Belanda dibawah
kepemimpinan Gubernur Jendral Nieuw Guinea. Meskipun sudah ada
keputusan tentang pembukaan Sekolah Teologia hal yang sebelumnya
mendapatkan perhatian adalah tempat sekolah, pengelolah atau pengurus
sekolah teologia dan pembiayaannya, pada laporan tahunan gereja reform
Belanda tahun 1953 semua pertanyaan dijawab, bahwa tempat Sekolah
Teologia di Serui, pengurus Sekolah teologia yang pertama adalah Ds. I. S.
Kijne dan D.S. J. P. Kabel dan kemudian Pdt. H. J. Teutscher, pilihan ini
sekaligus sebagai jalan keluar untuk mengatasi masalah keuangan, mereka
selain mengajar di Sekolah Teologia mengajar juga di Sekolah Guru Jemaat.

12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Ada kisah yang menarik sekitar “sekolah teologia di Serui”, perkembangan


yang terjadi di Nieuw Guinea Serui juga menjadi informasi yang sampai ke
Angola Afrika suatu wilayah jajahan Portugis, melalui majalah gereja protestan
Portugal, yaitu “Portugal Evangelico” seorang pemuda Angola-Afrika,
namanya “Paulo dos Santos Matoso Neto” anak dari seorang Pendeta
Protestan di Angola Pdt. Santos
Matoso, menulis surat kepada
yang mulia Rektor Fakultas
Teologi Serui tentang
keinginannya untuk mengetahui
lebih banyak terkait dengan
Sekolah Teologia Serui dan ingin
mendaftar dan belajar di Sekolah
Teologia Serui, surat ini
kemudian diterbitkan pada
majalah Zendingsblad der
Nederlandse Hervormde Kerk
tanggal 1 Januari 1956 (hal 13)

Beberapa peristiwa penting yang


terjadi pada satu decade 1950-
1960 merupakan peristiwa yang
“memberikan harapan dan
kepastian tentang kemandirian Nieuw Guinea” ; Sebagian kekuatan Nieuw
Guinea menuju kemandirian ada pada “merawat kebersamaan dalam
keragaman suku bangsa dan bahasa ; budipekerti dan moralitas baik dari dasar
Injil ; disiplin yang kuat ; berintegritas ; berdaya tarik “art” seniman yang
bernyanyi dengan suara baik, berolahraga dengan baik”, menurut Wem semua
ini dicapai karena “ada bangsa lain yang memiliki kualitas kultur hebat yang
telah hadir satu abad lamanya di Nieuw Guinea, dengan tangan dan hatinya
mereka rela merawat dan membimbing dengan hati yang tulus ikhlas dan
dengan niat yang kudus terhadap suatu bangsa yang selama ini dianggap
”bodoh, tertinggal, telanjang, kanibal, okultis dan satu persatu ditarik keluar
menuju kepada hidup yang bermartabat untuk saling mengasihi bukan saling
membunuh, untuk hidup berdamai bukan saling berperang antar suku, untuk
membangun solidaritas bukan saling membenci ; untuk menjadi satu sebagai
anak-anak Allah bukan hidup sendiri dan bercerai-berai”. Bagi Wem, “Tuhan

13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

atas sejarah sudah menentukan waktu yang tepat bersama dengan


Pemerintahan yang tepat, bersama dengan agama yang tepat, bersama
dengan Tuhan yang tepat dan bersama dengan tokoh yang tepat bekerja di
Nieuw Guinea”, Wem mengalami perjumpaan langsung bersama dengan
tokoh keturunan Eropa yang mestinya menurut Wem mereka menikmati
kemajuan di negeri mereka sendiri, tetapi mereka rela mengorbankan
segalanya untuk tinggal beberapa waktu di Nieuw Guinea guna melanjutkan
yang sudah dirintis oleh para pendahulu, mereka yang pernah ada di Nieuw
Guinea pada periode 1950-1960 dikenang karena sebagian dari mereka adalah
guru yang mengubah atau suster dan dokter yang merawat, untuk beberapa
saat hati dan jiwa mereka seperti “mencinta dengan Nieuw Guinea” hanya
sebentar saja jejak kaki mereka dizinkan Tuhan berjejak di Nieuw Guinea
setelah itu derai air mata yang menceritakan perpisahan karena periode emas
ini tak akan pernah terulang “tangan jahil” sudah mulai menebas perlahan dan
pasti semua “fondasi kemandirian Nieuw Guinea”. Mereka yang pernah ada
di periode ini, seperti : “I.S. Kijne (1923-1958) Direktur OVO Mansinam, Miei Rektor Sek.
Theol. Serui, Hollandia ; D.A. ten Haaft (1931-1959) di Miei, Serui, Biak ; F.C. Kamma (1931-
1962) di Genyem, Sorong, Holandia ; Arrie J. Middag (1946-1962) di Sorong, Genyem,
Holandia ; R.G. ten Kate (1946-1961) di Biak, Holandia, Manokwari ; N. van der Stoep (1947-
1963) di Yoka, Tiom (Pengelolah Sekolah) ; J.P. Kabel (1948-1963) di Genyem, Serui,
Holandia (ST) ; H.J. Teutscher (1949-1963) di Serui (ST) dan Holandia (YPK) ; H.L. Beck
(1950-1961) di Sorong, Fakfak ; E. Ewoldt (1950-1955) di Manikwari ; G. Clay (1950-1960 di
Serui, Sorong ; P. de Bruin (1950-1962) di Holoandia (Pengelolah umum sekolah) ; J. Baars
(1951-1959) di Sarmi ; P. Messie (1953-1956) di Teminabuan Steenkool ; H. de Ridder (1955-
1958) di Serui ; H. Woldendorp (1956-1963) di Sorong, Holandia ; E. Gijsbers (1956-1962) di
Ransiki dan Fak-fak ; R. van Alphen (1956-1958) Serui (ST) ; K.A. Schippers (1956-1962) di
Manokwari, Holandia (ST) ; L. Koopmans (1958-1962) di Teminabuan ; A. Rigters (1959-
1963) di Holandia/Sukarnapura ; J.D. Plenter (1959) di Serui (ST) ; Nn. W.A. ten Kate ((1959-
1963) di Bosnik, Holandia ; R.E.H. Marcus (1960-1962) di Teminabuan, Ransiki (Sekolah
Guru Injil) ; H. Bultje (1962-1966) di Sukarnapura 1962 (ST) ; P. Bons (1961-1965) di Sarmi,
Holandia ; M. Vink (1961-1965) di Ransiki Sekolah Guru Injil ; J. Blommendaal (1965-1976) di
Abepura (ST) ; H.J. van der Steeg (1968-1973) Abepura (ST) ; H.J. Visch (1972-1979)
Pembinaan Jemaat GKI pertama ; J. Miedema (1975-1981) di Manokwari ahli Antropologi
Budaya ; F. Hubatka (1976-1981) di Abepura (ST) ahli Antropologi Budaya ; J.H. Buikema di
Manokwari 1976-1981 “Manokwari Pembinaan Jemaat di Kepala Burung”

Selain itu Wem juga mengalami perjumpaan dengan “perubahan karena Injil
turut melahirkan tokoh keturunan bumiputera” yang bekerja mengimbangi
kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan dengan bersungguh-sungguh
bekerja, disiplin, tekun dan rajin, kolaborasi sumberdaya dan potensi yang

14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

telah lahir dari proses yang terukur dan teruji dari tantangan zaman pada
masa itu, sebagian tokoh dimaksud, antara lain : “H. Mori-Muzendi (1950) di Sarmi
; S. Liborang (1950) di Hollandia (Jayapura) ; S. Samai (1950) di Hollandia (Jayapura) ; J.
Mandowen (1950) di Biak ; M. Abaa (1950) di Yapen ; F. Huwae (1950) di Yapen Waropen ;
M. Inauri (1950) di Wondama (Miei); A. Worisio (1950) di Wondama (Miei) ; E. Osok
(1950) di Sorong ; F.J.S. Rumainum (1952) di Biak (lulusan Sek. Theol. SoE, Timor), terdapat
Pendeta yang diangkat 1952-1958, yaitu J. Tenlima (1952) di Biak ; D. Auparai (1952) di
Yapen-Waropen ; B. Burwos (1952) di Manokwari ; M. Juewen (1952) di Manokwari ; J.
Fenanlaber (1952) di Sorong ; R. Rumsaur (1952) di Sorong ; J.S. Titiheruw (1952) di
Teminabuan ; E. Wattimury (1952) di Inanwatan ; L. Parinussa (1952) di Inanwatan”
Dan masih banyak nama-nama bumiputera lainnya yang belum disebutkan
namanya disini. Gambaran ini jelas mewakili perubahan dan capaian Nieuw
Guinea pada masa itu. Selain nama dari 18 anak Angkatan pertama yang lulus
tahun 1958, ada juga 11 anak yang lulus dari Sekolah Teologia Serui pada
tahun berikutnya, atau tahun 1959, yaitu :
1. W. Giay dari Resor Nimboran (Genyem)
2. F. Ondi dari Jayapura
3. M. Jochu dari Jayapura
4. M. Koibur dari Resor Biak
5. L. Sabarofek dari Yapen-Waropen
6. I. Marjen dari Resor Manokwari
7. D. Hamadi
8. H. Poey
9. Th. Suangboraro
10. S. Rumere Baliem dari Baliem
11. J. Okoka Sentani dari Sentani

Kisah-Kisah Wem Selama Di Seroei


(a) Tunangan Wem
Sewaktu Wem berangkat ke Sekolah Teologia Seroei, orang tua Wem
sudah menyiapkan tunangan. Tunangan Wem adalah seorang putri dari
Ifar Kecil sekarang kampung Ifale. Nama tunangannya adalah “Nona
Adolfina Suebu”, saat bertunangan sudah bekerja di kantor perusahaan
telekomunikasi masa itu atau PTT. Tanda ikatan pertunangan oleh orang
tua dan keluarga sudah menyelesaikan sebagian alat pembayaran mas
kawin dan secara adat bila pihak orang tua laki-laki sudah membuat tanda
dengan cara melakukan pembayaran mas kawin untuk tahap pertunangan
dan pihak perempuan sudah menerima “alat pembayaran ikatan

15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

pertunangan” maka pihak keluarga perempuan dan pihak keluarga laki-laki


sepakat bahwa Wem dan Adolfina “resmi bertunangan” dan menanti
saatnya digelar “pesta perkawinan dengan pernikahan di Gereja”.
Sementara merencanakan untuk pemberkatan nikah Wem dipilih untuk
melanjutkan pendidikan kependetaan di Serui sehingga acara pemberkatan
nikah ditunda menanti hingga Wem menyelesaikan sekolah
kependetaannya.

(b) Wem dan Lentera Penerang Seroei di waktu Malam


Seroei ditulis demikian untuk masa itu, suasana akrab, bersahabat dan
disiplin sangat terasa diantara siswa dan pengajar. Setiap siswa
mendapatkan tugas masing-masing, demikian juga Wem mendapatkan
tugas, tugas Wem adalah membersihkan seluruh lentera yang digunakan di
semua rumah dari pengajar jumlahnya ada 17 buah lentera, mengisi
minyak dan mengantar ke masing-masing tempat seperti, misalnya ke
rumah tempat makan di Asrama 4 lentera, ruang tidur 2 lentera. kapel 2
lentera, dan rumah-rumah dosen masing-masing 2 lentera. Semua lentera
biasanya disimpan di gudang yang ada rumah Pdt. Kabel. Di dalam rumah
Pdt. Kabel ada seorang gadis Ormu namanya Charlota Jacadewa, sewaktu-
waktu bila pekerjaannya di rumah Pdt. Kabel sudah selesai dikerjakan dan
ada waktu luang, ia sempatkan diri untuk membantu Wem menyiapkan
lentera bersama-sama. Di Serui kala itu perkumpulan keluarga Holandia
yang merantau ke Serui sudah di bentuk, dan biasanya Charlota juga ikut
dalam perkumpulan ini, demikian juga Wem. Semuanya berjalan biasa dan
konsisten dengan komitmen masing-masing, bahwa bila sudah di pilih
datang ke Serui tempat yang jauh dari kampung halaman dan keluarga
maka sewaktu kembali dari Serui sudah mencapai cita-cita yaitu
menyelesaikan pendidikan dan lulus dengan baik.

(c) Ny. Kijne – Johanna Regina Uitenbogaard Mengubah Arah Tunangan


Kebiasaan Ny. Kijne untuk memanggil anak sekolah adalah dengan
membunyikan tangan atau “bertepuk tangan”. Suatu saat Wem sedang
jalan bersama dengan “pen-frending” dari tunangannya Adolfina Suebu,
nama sahabat pena adalah Agusthina Wardjukur”. Keluarga Wardjukur
sudah menganggap “Wem” sebagai anak mereka, sehingga semua anak-

16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

anak dalam keluarga Wardjukur mengangkat Wem sebagai “kakak”. Ini


terjadi karena tunangan. Dalam perjalanan Ny. Kijne memanggil Wem
dengan tepuk-tangan, lalu Wem berjalan ke rumah Ny. Kijne. Terjadilah
dialog singkat, demikian :
Ny. Kijne : Tadi sedang berjalan dengan siapa, Wem?
Wem : Tadi, saya bersama dengan sahabat penah dari “tunangan saya”
Ny. Kijne : Woouw… Wem, apakah sudah mempunyai tunangan?
Wem : Ya, saya mempunyai tunangan, ia ada di kampung, sewaktu datang
ke sekolah, Bapa, mama dan keluarga saya sudah membayar harta untuk
tanda bertunangan…
Ny. Kijne : Apakah, tunanganmu sudah bekerja?
Wem : Ya, tunangan saya sudah bekerja
Ny. Kijne : bekerja di Dinas atau kantor mana?
Wem : Di telfon kantor, Nyonya, PTT
(saat sedang berbicara dengan Ny. Kijne di lapangan helicopter sudah
mendarat, semua orang berlarian ke lapangan untuk melihat helicopter
dan memungkinkan untuk mengangkat barang akan dengan senang hati
mengangkatnya… pada saat semua anak-anak gadis ke lapangan, anak
piara Pdt. J. P. Kabel, Sarlota juga ikut lari ke lapangan, Ny. Kijne melihat
juga Sarlota berlari)
Ny. Kijne : Wem, kamu lihat siapa yang sedang berlari?
Wem : Sudah Nyonya, itu Sarlota
Ny. Kijne : Wem, dia (Sarlota) perempuan pandai, anak dari direktur
sekolah teologi yang menguasai bahasa Belanda dengan baik, dia akan
banyak membantu kamu di kemudian hari, Sarlota itu yang Wem harus
kawin dan menikah dengan dia.
Wem : …. (terdiam, pikirannya Wem jadi tak menentu… karena Wem
berpikir ke tanda tunangan yang sudah dibuat oleh orang tua, dan
kampung Ifar Besar, Ifar Kecil serta kampung Yahim dan Yobe sudah
menanti untuk rayakan pesta nikah, pikir Wem kalo Ny. Kijne sudah
mengubah, berarti semua pesta tidak akan berlangsung termasuk pesta
nikah)

Beberapa minggu setelah Ny, Kijne mengalihkan tunangan, Wem


mendapatkan kiriman surat dari “Bapade” yang isinya memberitahukan
tentang tunangannya sudah mempunyai pacar atau tunangan lain, dan

17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

dalam waktu beberapa bulan lagi mereka akan menikah, saat Wem
mendapatkan informasi dari surat itu, ia merasa beban yang dipikulnya
selama ini mempertahankan tunangan yang akan dinikahinya seperti sudah
dibebaskan dan dari Serui tempat ia belajar merelakan tunangannya
menikah. Setelah menyelesaikan sekolah teologi, semua anak diwajibkan
sebelum bekerja sebagai Pendeta menikah lebih dahulu, sehingga apa yang
diharapkan oleh Ny. Kijne dalam percakapan dengan Wem sebenarnya
sebagai doa Ny. Kijne untuk masa depan keluarganya. Sehingga, Wem
sebelum pulang menuju ke rumah Pandita J. P. Kabel meminta dengan
hormat, anak perempuannya dan diantar dengan baik oleh seorang calon
Pendeta seperti dirinya. Beginilah cara Pdt. Kabel merespons, lalu ia
memanggil Ny. Kabel, “Ma… datang kemari dan jawab permintaan anak
Holandia”, saat Ny. Kabel berjumpa dengan Wem, kemudian Wem
menyampaikan permohonan “sebelum pulang ke Holandia, ia akan
membawa serta anak mereka Charlota menjadi tunangan dan isterinya di
masa depan keluarga mereka”. Beginilah cara Ny. Pdt. Kabel menyambut
kabar yang ia dengar sendiri dari seorang laki-laki Holandia yang juga
mereka kenal sangat baik “Hore … saya punya anak perempuan akan
menjadi nyonya Pendeta”, dari sambutan Ny. Pdt. Kabel seperti ini, Wem
beranggapan bahwa Keluarga Pdt. Kabel tidak keberatan dan tidak ada
halangan untuk Wem bertunangan dan menikah atau mengambil Charlota
menjadi isterinya di masa depan yang sudah dimulai hari ini, barangkali hal
ini sudah dipercakapkan antara Ny. Kijne dan Ny. Kabel, pada waktu-
waktu sebelumnya. Saat Wem berangkat dengan tunangannya dari Serui
ke Holandia, kemudian lanjut ke rumah orang tua Wem di Yahim, kerabat
dan tetangga yang melihat Wem datang dengan kekasihnya, beberapa
orang mendahului Wem dan memberitahukan kepada Mama dan Bapa
dari Wem, bahwa Wem anakmu sedang dalam perjalanan menuju ke
rumah, ia datang tidak sendirian, tetapi dengan seorang sahabat
perempuan, mungkin itu kekasihnya, Mama Wem keluar menyambut
kedatangan Wem anaknya dan kekasihnya dengan tangis sukacita karena
lama berpisah dan sekarang saat datang, ia datang sebagai anak yang
sudah mendengar nasehat orang tua, kalau keluar dari rumah untuk
Pendidikan maka waktu pulang, Wem pulang dengan hasilnya yang baik,
yaitu benar-benar sudah selesaikan studi, hal itu bagi seorang Mama sudah
dijaga dengan baik oleh Wem anaknya, karena mama Wem ingat saat

18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

mama bersalin dan melahirkan Wem, bukan di rumah atau di rumah sakit,
tetapi ditengah jalan antara Doyo dan gunung merah sekarang, dan hanya
pertolongan yang datang dari Tuhan secara ajaib, Wem dipelihara Tuhan
sampai sekarang. Setelah berjumpa dengan orang tua Wem, selanjutnya
Wem dan Charlota bersama-sama pergi menjumpai orang tua Charlota
yaitu ayahnya di abe-pantai, karena ibunya sudah meninggal sebelumnya.
Ada salah satu kisah yang menarik dari peran seorang Charlota sejak awal
berjumpa dengan “mama mantunya”, kisah itu berkaitan dengan pelajaran
bahasa. Charlota berjuang belajar bahasa Sentani, dialek Sentani Tengah
dari mama mantu dan, mama mantupun tidak mau ketinggalan juga
belajar bahasa melayu dari anak mantu, Wem berkisah, di dapur hanya
dua orang saja tetapi ada keributan seperti banyak orang, keributan itu
adalah keributan pelajaran bahasa Sentani dan bahasa Melayu, hehe..
dalam beberapa waktu, keduanya sudah fasih berbicara bahasa Sentani
dari pihak anak mantu dan bahasa Melayu dari pihak mama mantu,
asyiiknya mereka…

Pa Maloali Periode tahun 1960 hingga 1980


Banyak hal yang “kontras” terjadi di periode ini, berkaitan dengan Nieuw
Guinea dan masa depan emasnya. Pa Maloali menceritakan kisahnya : tahun
1960 ditugaskan ke Sekolah Guru di Ransiki, disana sudah ada Pdt. E. Gijsbers
sejak tahun 1956-1962, dalam laporan Pdt. Gijbers tahun 1960 bahwa tahun
1947 pernah ke Nieuw Guinea waktu itu ia datang mewakili Gereja Maluku,
tahun 1950 ditunjuk menjabat administrator sekolah umum di Maluku, dan
resmi dipindahkan dari dewan misi Belanda ke Gereja Protestan Maluku.
Tahun 1956 setelah datang di Nieuw Guinea, setahun kemudian dipercayakan
mengelolah sekolah di Ransiki tahun 1957 dengan jumlah siswa 32 anak,
tahun 1958 rumah dan sekolah sudah siap dan pembukaan Sekolah Ransiki
oleh Ketua Sinode Evangelische Christelijk Kerk Op Nieuw Guinea, Pdt. F. J. S.
Rumainum. Pendeta W. Maloali dilantik di Ransiki bersama dengan Pdt
Weldendorp, Pdt. Edward Osok dari Sorong, Pdt. Wabiser dari Manokwari
menjadi pengajar di Sekolah Guru di Ransiki, persyaratan yang mereka
rumuskan untuk merekrut peserta didik adalah : anak berusia minimal 18
tahun, laki-laki, tidak pernah menikah dan tidak akan menikah selama
Pendidikan, memiliki kemampuan membaca mandiri dan menulis. Anak yang
di terima proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan bahasa

19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Melayu. Terdapat dua hal besar dilakukan oleh Pd. Maloali sejak ada di
Ransiki. Dua hal besar dimaksud antara lain :

(1) Nama “Lahai-Roy”


Pdt. Maloali termasuk pemikir teologi-praktis yang menawan dan hebat, ia
saat menjadi pengajar diberikan beberapa pelajaran menjadi bagian dari
tanggungjawab asuh, seperti Perjanjian Lama dan Sejarah. Sejak Maloali
menjadi Pengajar, ia mengajar Perjanjian Lama pasal demi-pasal. Sampai
pada pasal 16:13-14, direktur SPGJ Pdt Gijsbers memberikan
tanggungjawab baru untuk memberikan nama bagi sekolah mereka dengan
catatan bahwa tidak boleh menggunakan nama tokoh tertentu tetapi nama
lain dibolehkan asal maknanya sesuai dengan tujuan pendirian sekolah.
Sekembali dari ruang Pdt. Gijsbers Pdt Maloali membuat refleksi yang
menguraikan tentang isi dan makna Kejadian 16:13-14 dalam hubungan
dengan “jatidiri Guru Jemaat yang akan bekerja sebagai hamba Tuhan di
jemaat-jemaat GKI di seluruh tanah Nieuw Guinea”. Pdt Maloali
memberikan nama “Lahai-Roy” yang diambil dari Kejadian 16:13-14.
Refleksi nama “Lahai-Roy” dari Kejadian 16:13b "Engkaulah El-Roi." Sebab
katanya: "Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?" semua
Guru Jemaat yang menjadi hamba Tuhan di Jemaat jangan menganggap
bekerja sendirian, karena di mana saja kita berada Dia adalah yang selalu
“melihat aku”, karena itu bekerjalah dengan benar dan jujur, jangan tidak
displin dan malas, jangan ambil yang bukan hak kita, jangan
memperkatakan perkataan yang menipu, kita ingat “Dia melihat aku”
dalam keadaan apapun kita. Dalam konteks refleksi ini, kemudian Pdt.
Maloali kembangkan teologi pribadinya sebagai “teologi mata Allah”.

Selama tinggal di Ransiki, kemelut politik Belanda-Indonesia semakin besar,


dan dari Ransiki pa Maloali menguraikan tentang arti lambang negara Nieuw
Guinea, hasil uraian itu diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh ibu,
karena Ibu Charlota memiliki kemampuan bahasa Belanda yang baik sebab ia
anak dari Pdt. J.P. Kabel yang di rumahnya menggunakan bahasa sehari-hari
adalah bahasa Belanda. Uraian pa Maloali tentang Bendera Nieuw Guinea
dapat di baca berikut di bawah ini :

20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

(2) Uraian Pa Maloali Tentang Bendera Nieuw Guinea dari Ransiki


Nieuw Guinea di bentuk dengan lambang Nieuw Guinea yang terdiri dari
dua falsafah utama, falsafah yang pertama : Nieuw Guinea saat ini berada
dalam kemelut politik antara Pemerintah Kerajaan Belanda yang sudah
lama membangun, berhadapan dengan Pemerintah Indonesia yang baru
saja diakui oleh Pemerintah Belanda melalui KMB di Den Haag tahun
1949, dan satu tahun kemudian diterima sebagai negara anggota PBB yang
ke-60 pada tanggal 28 September 1950, Indonesia tidak mempunyai
hubungan sejarah dengan Nieuw Guinea tetapi Indonesia mau
berkonfrontosi dengan Pemerintah Belanda terkait masalah Nieuw Guinea,
sementara orang Nieuw Guinea tidak pernah dilibatkan sama sekali,
karena itu hadir pada lambang Nieuw Guinea warna merah, jumlahnya
adalah ¼ warna merah yang artinya “bukan berani” tetapi konfrontasi
politik Belanda-Indonesia. Nieuw Guinea didirikan diatas ¼ kekuasaan
manusia yang dahulu tanpa Nieuw Guinea mereka berpolemik untuk
merebut demi “kepentingan kekuasaan mereka” tetapi sekarang setelah
kemelut berakhir, mereka yang mengakui bersama, yaitu Belanda dan
Indonesia mengakui bahwa Nieuw Guinea kini bebas dan mandiri untuk
membangun dengan ¼ kekuasaan yang ia sendiri miliki belajar dari sejarah
kemelut politik Belanda-Indonesia dimasa lalu.

Di dalam ¼ warna merah bukan “bintang persegi 5 berwarna putih”,


bintang bukan lambang Nieuw Guinea, karena itu bintang memiliki dua
asepek, yang pertama : aspek gerakan kargoisme “identitas sampari” dari
wilayah Saireri dan sebagian wilayah Domberai dan Bomberai, sementara
wilayah lain di Nieuw Guinea misalnya seperti Tabi, wilayah Tabi identitas
mereka identik dengan “tab” atau “matahari”, dan wilayah Anim Ha, La
Pago dan Mee Pago mempunyai penciri identitas budaya yang berbeda
pula ; yang kedua : aspek bintang kejora merupakan identitas “raja
kegelapan Lusifer, Iblis”. Sehingga, lambang bintang putih persegi lima
tidak sejalan dengan warna kebadian biru putih. Pa Maloali menjelaskan
bahwa identitas dari lambang jati diri yang mulia dari Nieuw Guinea ada
pada “burung sorga, burung cenderawasih”, sehingga, burung Sorga yang
diletakkan dalam ¼ merah untuk menjelaskan karena keindahan inilah
Nieuw Guinea menjadi tempat yang rawan “perebutan” antara kekuasaan
yang satu dengan kekuasaan yang lainnya, dan kini burung sorga secara

21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

bebas mengepakkan sayapnya menjadi burung yang berkuasa diatas dasar


¼ kekuasaan untuk menjadi bagian dari sahabat dunia.

Sedangkan warna 7 biru dan di dalam biru ada putih, jumlah seluruhnya
adalah ¾ dari warna yang disimbolkan sebagai “warna keabadian Allah
Bapa, Anak dan Roh Kudus sebagai Allah Pencipta, Juruselamat dan
Pembaharu. Allah yang Esa dan Kekal. Kini menjadi Allah bangsa Nieuw
Guinea.” Warna keabadian itu disimbolkan diatas alam Nieuw Guinea,
terbentang langit yang biru ada awan yang putih, di hamparan Lautan
Pasifik yang teduh ada pulau Nieuw Guinea yang juga menjadi bagian dari
lautan teduh yang biru dan buih ombak yang putih, itulah ¾ warna abadi
Allah di Nieuw Guinea.

Kisah Maloali diantara Pdt. F. J. S. Rumainum, Pdt. H. Bultje dan Pdt. Jan
Mamoribo
Setelah Pdt. Maloali kembali dari Ransiki tahun 1964, ia menjabat sebagai
Sekretaris Resor Holandia-Nimboran pada masa G. A. Lanta sebagai Ketua
Resor, tujuan ia ditarik ke Holandia salah satunya adalah ia dipersiapkan dan
dikirim study di Jepang. Setelah semua syarat keberangkatan disiapkan, ia
menghadap Ketua Sinode Pdt. Rumainum, dan memberitahukan tentang
persiapan keberangkatan, pemberitahuan ini sekaligus sebagai laporan
permohonan pembiayaan perjalanan dan biaya study di Jepang. Respons Pdt.
Rumainum menurut pa Maloali, ia kelihatan sangat tenang dan begitu santai,
lalu membuka laci meja. Pikir Pa Maloali mungkin ia akan membuata
semacam memo atau nota untuk ke juru bayar selanjutnya akan berangkat ke
Jepang, tetapi dari perkataannya diketahui bahwa yang Pdt. Rumainum
keluarkan adalah sebuah amplop berisi “Surat Dari Presiden Soeharto Tentang
Larangan Orang Papua Study Ke Luar Negeri”. Dan memberitahukan bahwa
Pemerintah Republik Indonesia melalui Presiden Soeharto tegas melarang
semua orang Papua studi ke luar negeri. Setelah mendengarkan penjelasan
dari Pdt. Rumainum, Pa Maloali mencoba menahan emosinya dan sedikit
tenang meminta agar Pdt Rumainum memberikan penjelasan kepada Presiden
Soeharto bahwa larangan itu boleh berlaku bagi orang belajar politik
Pemerintahan sedangkan orang dari Gereja dibolehkan pergi study ke luar
negeri, Maloali tambahkan, “agar di masa setelah selesai dari Bapa Rumainum
menjabat sebagai pimpinan Gereja, sudah mempersiapkan warga Gereja yang

22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

berkualitas yang akan bekerja di masa depan Gereja dan Papua, jangan setelah
Bapa selesai menjabat, orang Nieuw Guinea hanya begitu-begitu saja”. Tetapi
Pdt. Rumainum tetap tegas bahwa ini merupakan larangan Pemerintah
Indonesia untuk semua orang Papua. Komunikasi ini mengalami jalan buntu,
dan dengan demikian semua persiapan pa Maloali untuk berangkat dibatalkan
dan situasi ini “menghasilkan kondisi kekecewaan yang berat di pihak pa
Maloali”.

Ada hal yang menarik di sampaikan oleh Pa Maloali tentang kondisi kontras
awal mula bangsa Indonesia mengambil hati orang Nieuw Guinea dengan
iming-iming yang demikian “bangsa Indonesia masuk ke Nieuw Guinea
beritahukan bahwa keturunan Melayu dan Melanesia bersaudara karena
mengalami nasib yang sama, yaitu dijajah oleh Belanda, kita harus mengusir
penjajah Belanda supaya kelak kita hidup sebagai bangsa yang merdeka,
ternyata iming-iming itu berujung kepada dikeluarkannya surat larangan orang
Nieuw Guinea study ke luar negeri”, iming-iming awal Indonesia menurut pa
Maloali “hanya sebuah pembualan dan pembohongan belaka”, kontrasnya
pada masa Gubernur Jendral Nederlands Nieuw Guinea orang Nieuw Guinea
justeru diwajibkan studi mulai dari sekolah pengadaban sampai dengan
sekolah di luar negeri “tidak pernah ada larangan untuk pergi sekolah dan
belajar di mana saja di seluruh dunia” tetapi sekarang bersama dengan suatu
bangsa yang namanya Indonesia, katanya saudara senasib justeru betul-betul
membuat kita bernasib malang dengan mengeluarkan “larangan studi ke luar
negeri bagi orang Nieuw Guinea”. Lanjut Pa Maloali kepada Pa Pdt
Rumainum, … sebagai orang Indonesia kasi tahu kepada orang-orangmu, dan
Presidenmu kalau gereja tidak sama dengan Pemerintah, karena itu kebebasan
untuk memperoleh pendidikan dan ilmu yang baik dan layak dengan study
bagi orang gereja di luar negeri sebagai jalan penting gereja mempersiapkan
SDM untuk masa depan gereja dan Nieuw Guinea selama masih bersama
Indonesia.
Dan semenjak Pa Maloali kecewa atau dikecewakan karena pembatalan studi
keluar negeri, ia meninggalkan kantor Sinode dan mengambil keputusan
sepihak untuk mengembangkan diri dengan jalan menjadi petani kebun coklat
di Doyo Baru. Ia begitu menikmati dengan kebun coklat karena dari kebun
coklat, menjual biji coklat yang diborong oleh Cv. Bintang Mas penghasilan
kotor per-bulan yang diperoleh sebesar Rp. 3.000.000, antara akhir tahun

23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

1960-1970 awal, kualitas ekonomi rumah tangga mengalami kesejahteraan


yang baik dan berakibat kepada pa Maloali seolah-olah melupakan panggilan
dan tugas-tugas kependetaannya.

Pada suatu sore Rektor Sekolah Teologi Abepura tuan Pdt. H. Bultje yang
bekerja di Sekolah Teologi Soekarnopoera sebagai Pengajar 1962-1966
mencari pa Maloali ke rumahnya, ia bertemu dengan Ibu Maloali di rumah
dan memberitahukan tujuan kedatangannya, yaitu ingin bertemu dengan pa
Maloali, lalu ibu memanggil pa Maloali yang ada di kebun coklat, setelah pa
Maloali datang ia berjumpa dengan Pdt. H. Bultje, isi pembicaraannya adalah
“Pa Maloali di minta oleh Rektor Sekolah teologia untuk mengajar di Sekolah
Teologia Abepura. Setelah Pdt. Bultje pulang pa Maloali memberitahukan
kepada Ibu Maloali tentang maksud kedatangan Rektor Sekolah Teologia
Abepura, yaitu Sinode mengirim untuk mengajar di Sekolah Teologia. Respons
Mama Maloali adalah “Tuhan memanggilmu kembali dan bersiaplah”,
keesokkan paginya, Mama Maloali pergi ke dealer mobil dan membeli cash 1
buah mobil Toyota merah dan membawanya serta ke rumah, Pa Maloali
sangat kaget dengan kehadiran mobil di rumahnya, pa Maloali bertanya uang
dari mana sampai Mama bisa mengeluarkan mobil ini, Mama
memberitahukan bahwa semua uang dari hasil penjualan coklat sebagiannya
Mama tabung dan ini hasil dari tabungan kita, Bapa gunakan untuk pergi
mengajar di Sekolah Teologia Abepura.

Pdt. Jan Mamoribo menggantikan Pdt. F.J.S Rumainum yang meninggal tahun
1968, ia melanjutkan kepemimpinan Sinode GKI sampai dengan tahun 1971.
Nieuw Guinea pada masa itu namanya adalah Irian Barat. Sebenarnya Pdt. J.
Mamoribo dapat melanjutkan kepemimpinan Sinode untuk periode
selanjutnya, karena jabatan Ketua Sinode yang ia jabat adalah jabatan antar
waktu, tetapi karena ada permintaan secara pribadi untuk masuk arena politik
menjabat Ketua DPR-GR Irian Barat makai ia kemudian menggumuli tentang
figur yang tepat dan yang akan menggantikannya untuk di pilih di Sidang
Sinode IV Biak 1971. Ia mencari sahabatnya yang pernah belajar di sekolah
teologia Serui Angkatan pertama, yaitu Pa Maloali, tetapi ia tidak jumpai di
Yahim, pada masa itu Pdt. Maloali tinggal di Tobati bersama keluarga Guru
Laurens Mano. Di Tobati Pdt Jan Mamoribo bertemu dan bercerita tentang
masa depan GKI dan Sinode GKI, kemudian sahabatnya Pdt. Mamoribo

24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

meminta kesedian Pdt Maloali menjadi Ketua Sinode GKI. Dalam percakapan
ini Pdt. Maloali mengingatkan Ketua Sinode Pdt Jan Mamoribo tentang aturan
GKI, bahwa Ketua Sinode GKI di Irian Barat tidak boleh pilih di jalan, yang
berhak memilih dan di pilih adalah peserta resmi Sidang Sinode. Apalagi, saya
Pdt. Maloali tidak punya hak memilih dan dipilih karena bukan utusan Resor
atau Klasis. Tetapi Pdt Mamoribo menginginkan Pdt Maloali Ketua Sinode
berikut dirinya, sehingga Pdt. Mamoribo menyampaikan kepada sebagian
peserta Sidang Sinode untuk memilih Pdt Maloali. Dan saat pemilihan
berlangsung pada Sidang Sinode GKI ke-4 di Biak tahun 1971, pa Maloali
bukan peserta Sidang Sinode tetapi ia di pilih dengan 79 % suara.

Perjalanan ke Biak Timur Kampung Anggaduber


Sejak menjadi Sinode GKI ke-4 tahun 1971 di Biak, ia Pdt. Maloali
mempunyai rencana turnei untuk mengenal seluruh wilayah Pelayanan Irian
Barat. Pertama kali ia melakukan kunjungan ke Klasis Biak ke kampung
Anggaduber, Biak Timur, sambutan penduduk kampung disini membuat ia
terkesan, malam hari mereka masuk ke kampung Anggaduber, penduduk
setempat menyiapkan gadis usia antara 17-20 tahun meletakkan “lampu
petromaks” di kepala lalu mereka membuat cela masuk perahu, dengan lampu
disebelah kiri dan kanan menerangi jalan masuk perahu, saat Ketua Sinode
melihat keadaan ini, ia memberitahukan ke motores dan memberhentikan
perahu, lalu ketua Sinode dengan sepatu dan jas malam-malam tercebur ke
dalam air diantara para gadis yang membuat cela dan terang lampu bagi
Ketua Sinode mereka yang mereka sambut masuk, pengantar Ketua Sinode Pdt
dan Penatua mencoba menghalangi Ketua Sinode yang hendak turun ke
dalam air, lalu Pdt. Maloali memberitahukan “lihat mereka jemaat kita,
mereka rela tahan dingin dan gelombang hanya karena mereka memberikan
yang terbaik bagi ketua Sinode mereka, sementara saya menjadi tuan besar, ini
keliru, saya adalah pelayan umat, saya harus mengalami apa yang mereka
alami dan rasakan saat mereka menyambut saya” lalu ia tercebur ke dalam air
dan selanjutnya disambut sesuai tradisi Biak menuju ke tempat inap.
Keesokkan harinya dalam pertemuan bersama dengan Klasis dan Jemaat-
Jemaat di Biak ia menyampaikan pesan tentang “Ke-GKI-an Biak-Numfor”,
demikian pesanya : bangsa Biak adalah GKI … tidak boleh orang Biak keluar
dari GKI, karena di pintu neraka Petrus Kafiar dan Awendu pegang kayu dan
jaga setiap orang Biak yang keluar dari GKI sebelum masuk Neraka dapat

25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

hajar dari dua laki-laki Biak ini dulu baru di lempar ke Neraka”, menurutnya
kisah itu “metafora” bahwa GKI dan Biak dan negeri Nieuw Guinea tidak
akan pernah berubah sampai Tuhan Yesus datang.

Tiga kecenderungan cara berpikir pasca Integrasi


Perjalanan turney ke seluruh wilayah pelayanan ia sebut sebagai perjalanan
turney dari Misol hingga Skouw, dan dari Mapia hingga Kelepom atau
perjalanan Barat Timur dan Utara Selatan. Dari kesluruhan perjalanan itu, Pdt
Maloali menyimpulkan bahwa dalam gereja GKI di Irian Barat terdapat 3
kecenderungan berpikir akibat dari kemelut Belanda Indonesia yang masih
berpengaruh sampai dengan sekarang. Tiga kecenderungan berpikir itu adalah
“biblisisme, sinkretisme dan apatisme”. Keinginan untuk merdeka tetapi
korban dan darah tercurah dimana-mana di semua tempat, karena kecewa
dari imannya lalu ia pergi ke agama adat dulu dan mencampurkannya dengan
keinginan atau kehendaknya sendiri karena jawaban tak kunjung datang lalu
ia menjadi apatis, potret inilah yang menyebabkan alasan untuk tumbuh dan
subur kehidupan “alkoholik”, atau kekerasan terhadap ibu dan anak, atau
mencari jalan lain yang merugikan banyak pihak.

Perjalanan ke Wamena-Polimo-berjumpa dengan Anak Angkat Ibu Adolfina Suebu


Selaku Ketua Sinode perjalanan terjadwal ke Polimo. Setelah sampai di
Wamena disampaikan agenda bahwa Ketua Sinode begitu sampai di Polimo
terlebih dahulu meresmikan satu Jemaat baru di Polimo dan membuka
lapangan terbang di Polimo. Dalam perjalanan ke Polimo mendengar berita
panggilan tentang “ibu Adolfina Suebu isteri dari Kepala Kehutanan dipanggil
turun ke Jayapura karena mama dari ibu Adolfinan Suebu sudah meninggal
dunia. Setelah melakukan tugas peresmian Jemaat dan lapangan terbang di
Polimo, Pdt. Maloali kembali ke Wamena dan langsung pergi ke rumah ibu
Adolfina Suebu untuk memberitahukan perihal panggilan dari radio pada pagi
harinya. Sesampainya di rumah Ibu Adolfina, ia mengetuk pintu, seorang anak
angkat dari Ibu Adolfina keluar dan datang dari arah dalam rumah dan
bertanya, bapa cari siapa? Lalu pa Maloali memperkenalkan diri dan
memberitahukan tentang berita duka ibu dari mama angkat Adolfina Suebu
meninggal dan mama angkat di panggil untuk turun ke Holandia. Anak angkat
ibu Adlfina memberitahu bahwa Ibu dan Bapa sudah mendengar berita duka
dimaksud, dan tadi pagi mereka sudah turun dan pergi ke Holandia-Sentani.
Perjalanan ke Jerman dan Belanda

26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Setelah itu melakukan perjalanan ke Jerman dan Belanda. Di Stuttgart ia


menyampaikan sambutannya tentang “karena Jerman maka orang Nieuw
Guinea berdiri hari ini disini”. Seluruh tanah dan bangsa Jerman telah
memperkenalkan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia bagi
kami, tanpa Jerman kami tanpa Yesus dan Injil-Nya. kami tidak mungkin
berdiri bersama-sama disini. Dari hasil kunjungannya ini hadirkan pendirian
Gedung-gedung di Hawai sebagai “Pusat pengembangan Kader dan
Pembinaan Jemaat PUSPENKA bagi GKI di Irian Barat, dengan mendapat
topangan dana dari "Brood voor de Weteld" dari Stuttgart Jerman dengan
anggaran senilai IBRp 178 juta.

Sidang Sinode ke VII di Sorong tahun 1974


Sejarah yang mungkin dan tidak mungkin terulang dalam perjalanan sejarah
GKI di tanah Papua, Sidang Sinode GKI ke-VII tahun 1974 di Sorong, peserta
Sidang Sinode dalam pemilihan pimpinan Sinode atau Ketua Sinode, seluruh
peserta Sidang Sinode 100% memilih Pdt. Willem Maloali sebagai Ketua
Sinode. Keanehan ini segera diuraikan dan Pdt. Maloali menyimpulkan bahwa
memilih 100% itu karena pada waktu lalu atau periode kepemimpinan yang
sudah berlalu, kepemimpinan yang dipercayakan kepadanya pada Sidang
Sinode keIV di Biak tahun 1971, setelah Sidang Sinode, kita memasuki masa
pekerjaan dan pelayanan, dari apa yang sudah kita kerjakan GKI dan Tuhan
Allah sudah melihat bahwa kita GKI sudah bekerja bekerja di jalan Tuhan
dengan benar, berkreasi dengan baik, menjaga, mengarahkan dan bersungguh-
sungguh bergumul meenjawab sebagian pergumulan dan kebutuhan
pelayanan GKI, sehingga pada saatnya kepercayaan diberikan lagi sebagai
pengakuan bahwa “GKI sudah berjalan di jalan yang benar”, yang dimaksud
dengan GKI adalah Sinode, Klasis dan Jemaat, Penatua, Saymas, Pendeta,
Guru Jemaat, Penginjil, anggota Sida, Sekolah Minggu sebagai satu
persekutuan, dan persekutuan GKI adalah juga persekutuan tubuh Tuhan
Yesus Kristus di dunia Papua.

Karier Politik dan Pengalaman Menjadi Sandera OPM


Setelah Pdt. Maloali mengakhiri masa kepemimpinan di Sinode ia mulai
merefleksikan semua bentuk perjuangan yang terjadi di tanah Papua berakhir
dengan kematian atau pertumpahan darah dan sebagiannya tidak diketahui
tempat pusara mereka, Sebagian masih terus berjuang di hutan belantara dan
Sebagian lagi membentuk faksi-faksi yang bergerak di berbagai negara,
Australia, Belanda, Vanuatu, Selandia Baru dan lainnya, darah dan air mata
terus mengalir, lalu ia merumuskan untuk dirinya sendiri sebuah “metodologi
perjuangan” yang ia namakan “mencari jalan masuk dengan damai dan
kekeluargaan”. Apa yang ia maksudkan dengan mencari jalan masuk, tidak

27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

lain dari “bekerja dengan damai dari dalam”, atas dasar konsepnya ini, ia
kemudian masuk Golkar dan menjadi Ketua DPRD Propinsi Irian Jaya selama
dua periode dari tahun 1977-1982, Wakil Ketua I DPRD 1982-1987, Anggota
DPR-RI 1987-1992 dan anggota DPR-RI periode 1992-1997.

Penyanderaan di Papua itu suatu tindakan yang agak aneh, bila


memperhatikan perjalanan panjang anak-anak Nieuw Guinea dalam
membangun identitasnya yang beradab. Semua anak-anak Nieuw Guinea yang
ikut pendidikan adalah yang terpilih diantara tahun 1950-1960, mereka
memiliki moralitas dan integritas yang tinggi dan berakhlak mulia, apa yang
terjadi pada tanggal 16 Mei 1978 dua orang pilot helicopter di bunuh dan
helicopter di bakar, sementara Ketua DPRD Provinsi Irian Jaya, Rohaniwan
Katolik Kodan VIII Trikora asal Flores Pater Aloysius Ombos, Komdan Korem
Letkol Ismael, Asisten Inteljen Kodam Fajar Admiral, seorang pengusaha Frans
Leo di sandera di suatu tempat yang disepakati untuk bertemu dengan
pimpinan OPM dari salah satu faksi pimpinan Marthen Tabu dan anak
buahnya. Di sana mereka disandera selama 4 bulan sampai dengan dibebaskan
September 1978. Dua rahasia menaklukkan pimpinan OPM dari dalam hingga
pembebasan sandera kisahnya di buka Pdt Maloali seperti berikut :
(1) Kehidupan dari Lobang Kubur. Lobang kubur disiapkan untuk 4 orang
sandera, yaitu : Pdt. Maloali, Fadjar Admiral, Letkil Ismael dan Aloysius
Ombos. Setelah itu diperintahkan ke-4 orang masuk ke dalam lobang dan
berdiri dengan kedalaman sampai batas leher. Supaya mudah untuk
menebas leher. Menurur Pdt. Maloali dalam keadaan siap ditebas hanya
ada doa pengampunan dan penyerahan agar anak dan isteri Tuhan
pelihara dengan cara Tuhan dan siap menerima jalan kematian ini menuju
ke jalan hidup kekal bersama Tuhan. Pdt. Maloali mengisahkan tentang
“Tuhan itu baik dan dalam keadaan mengintip detik-detik kematian,
Tuhan bekerja dari sudut yang berbeda untuk menolong.” Panglima yang
akan memerintahkan algojo untuk memotong leher para sandera menikah
dengan seorang anak perempuan dari kampung Puai. Dan perempuan ini
adalah cucu dari ibu Wilhelmina Felle perempuan Yahim yang kawin di
Puai. Cucu perempuan dari Ibu Wilhelmina Felle adalah isteri dari
panglima OPM di Arso anak Ansus, cucu ini adalah peserta katekisasi di
Jemaat Harapan Abepura yang diasuh oleh Pdt. Maloali. Saat Pdt Liborang
pergi ke Negeri Belanda, tugas sementara Jemaat harapan Abepura dan
Katekisasi dipercayakan kepada Pdt. Maloali. Isteri dari panglima OPM
berusaha keras dan memerintahkan agar panglima OPM membebaskan
pamannya, Pdt. Maloali, setelah Panglima OPM mendapat keterangan dari
isterinya bahwa Pdt Maloali yang mengajar katekisasi di Harapan Abepura,
kemudian panglima OPM ini berpikir dan ingat sewaktu ia bertugas

28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

sebagai mantri di Dok II, Pdt Maloali adalah juga Pengajar Katekisasi
baginya, sejak itu, panglima OPM diliputi oleh rasa takut untuk
membunuh Pendeta dan semua teman-temannya. Karena itu panglima
OPM perintahkan untuk keluarkan sandera dari dalam kubur, yang
mestinya ia diperintahkan untuk membunuh sandera, ia tidak
melakukannya dan ia mencari jalan agar pembunuhan itu dilakukan oleh
sesama anggota OPM dari grup lainnya yang berasal dari Wamena.
(2) Kepala Panglima OPM Region Wamena. setelah para sandera diterima dari
panglima OPM, mantri anak Ansus ileh panglima OPM region Wamena,
selanjutnya kondisi terasa agak berubah, penuh dengan kebengisan dan
saat kematian semakin terasa kian dekat, pada suatu kesempatan Panglima
OPM Region Wamena sedang menyalakan rokok untuk isap, momen ini
oleh Pdt Maloali merasa perlu komunikasi dengannya, lalu Pdt Maloali
mulai bertanya kepadanya, lalu terjadilah komunikasi diantara mereka
berdua, Pdt. Maloali menutur sbb :
Pdt. Maloali : Tuan, pernah tuan ke Holandia?
Panglima OPM Region Wamena : Ya, saya tinggal di Kemiri-Sentani, Bapa
saya Kepala Kehutanan dan Mama Saya Ibu Adolfina Suebu
Pdt. Maloali : ow, kalo begitu, tuan punya mama, saya punya tunangan
pertama, karena saya sekolah lama di Serui, sehingga tuan punya mama
menikah dengan tuan punya Bapa
Panglima OPM Region Wamena : Ya Mama Adolfina itu saya punya
mama, berarti bapa….??
Melalui dialog yang tidak lama di waktu yang sempit tetapi berbobot dan
efektif dan membuahkan hasil yang besar, yaitu perubahan kebijakkan,
semua sandera tidak dibunuh. Menurut Maloali, kami semua akhirnya
diperlakukan dengan tidak ada perbedaan antara OPM dan dan Sandera,
karena kami semua sama-sama dianggap seperti anggota OPM.
Beberapa waktu kemudian Panglima OPM region Wamena bercerita,
sewaktu Bapa Pdt. Maloali datang ke rumah Ibu Adolfina Suebu di
Wamena saat mamanya meninggal, yang jaga rumah waktu itu adalah
saya anak angkat mereka. Kisah ini semakin meluluhkan semua ikhtiar
buruk, lalu panglima OPM Region Wamena turut merencanakan
pengembalian para sandera yang sudah 4 bulan bergerak dari satu tempat
ke tempat lainnya, dan semuanya keluar dalam keadaan selamat.
Kisah dalam profil ini hanya dikisahkan singkat, meskipun banyak hal yang
sudah dikerjakan dan dibuat oleh Almahrum Pdt. Wileem Maloali semasa
hidupnya yang tidak semuanya ditulis dalam profil singkat ini. Semoga,
sepenggal kisah ini menjadi bagian lain yang turut menginspirasi perjalanan
pemimpin di tanah Papua. Dan pemimpin pelayanan Gereja di aras
jemaat, klasis dan Sinode.

29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Sampai akhir hidup tahun 2021 sudah Melihat Pemimpin Sinode GKI dan
Gubernur Papua yang memimpin di masa itu
Papua memiliki seorang tokoh Gereja Ds. Maloali adalah seorang tokoh atau
publik figur yang sangat ideal, karena pengalaman hidupnya menjadi bangun
kisah atau dokumen sejarah hidup yang tak terduga unik tetapi juga
menakjubkan bagi semua kalangan, seorang tokoh yang telah melewati 5
(lima) era yang berbeda, antara lain :
(1) Era pertama adalah “era perkembangan internal gereja” terdiri dari dua
fase, yaitu :
a) fase Zending UZV-ZNHK sampai dengan Sidang Sinode Umum
Holandia Binnen Oktober 1956
b) fase Gereja mandiri GKI di Nieuw Guinea 1956 hingga 2021 ;

(2) Era kedua adalah “era perkembangan pembangunan politik pemerintahan”


terdiri dari 3 (tiga) fase, yaitu :
a) era Kekuasaan Kerajaan Belanda dibawah Gubernur Jendral Nederlands
Nieuw Guinea,
b) era Otoritas Pemerintahan Sementara PBB-UNTEA
c) masa NKRI di bawah Pemerintahan Provinsi, Gubernur Provinsi Irian
Barat – Papua

Masing-masing era dan fase yang pernah dilewati oleh Pa Maloali dapat
digambarkan ringkas dalam kisah dan gambar tokoh yang mewakili antara lain:
Era zending UZV-ZNHK di Nieuw Guinea sampai tahun 1955
Beberapa tokoh atau figur zendeling atau tuan Pandita, Zuster yang seringkali
nama mereka pa Maloali sebutkan antara lain seperti pada gambar di bawah ini :

30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

era Evangelisch Christelijk op Nederlands Nieuw Guinea atau GKI di tanah Papua
sampai sekarang tahun 2021 atau dari Pdt. F. J. S. Rumainum - Pdt. Andrikus
Mofu, M.Th;

era Transisi Otoritas Eksekutif Sementara PBB - UNTEA dari 1 Oktober 1962 –
1 Mei 1963, dari Jose Rolz Bennett hingga Jalal Abdoh ; dan

Era Pemerintahan Republik Indonesia di bawah Gubernur Provinsi Irian Barat


dari 1961 – 2021 yaitu dari Gubernur Jan Bonay hingga Gubernur Lukas
Enembe.

31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Demikianlah hidup dan karya Ketua Sinode GKI di Tanah Papua yang ke-3,
pada suatu perjalanan yang dilakukan ke Sorong diantara tahun 2011-2014, pa
Maloali melihat-lihat perkembangan kota Sorong dan ia singgah ke Kantor
Klasis Sorong pada masa itu yang menjabat Ketua Klasis Sorong adalah Pdt.
Andrikus Mofu, ia melihat semua ruangan kantor Klasis dan pemanfaatannya,
kemudian masuk ke ruangan Ketua Klasis dan setelah bercerita “seolah pa
Maloali menyampaikan visi yang tidak terduga kepada pa Ketua Klasis,
demikian “anak sudah kelola Klasis dengan baik, membangun Gedung-gedung
yang representative untuk suatu kantor Gereja, suatu saat bila Tuhan Yesus
memberimu kepercayaan yang lebih besar memimpin Gereja ini, anak
lakukanlah hal yang sama seperti yang anak lakukan di Klasis Sorong anak
lanjutkan dan tata wajah GKI di Tanah Papua dengan membangun gedung
yang representatif digunakan sebagai kantor”.

Pa Maloali menghembuskan nafas dan pergi kepada Dia yang, ia namakan


dalam teologi pribadinya, “di sini ku lihat Dia yang melihat aku” – teologi
“mata Allah”. In memorian, Kamis, 8 Juli 2021, jalan Macan Tutul Dok. V –
Holandia, pukul 06.00 sambil menyanyikan Nyanyian Rohani 106 “Terang
Matahari” … (1) terang matahari telah menyinari segala negeri, dan gunung
dan padang dan sawah dan ladang senang berseri ; (2) bersuka sekali kulihat
Kembali terang merekah dan Bapa di Sorga yang Bapaku juga hendak ku

32
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

sembah, …. saat fajar merekah di Holandia dengan tenang Wem menutup


mata untuk berjumpa dengan “Dia yang melihat aku” …

Semua isi uraian tulisan dalam profil ini disari hasil dari 3 kali wawancara, 5
Juni 2019 ; 9 Februari 2021; 17 April 2021 ; dan dari literatur majalah
Zendingslad der Nederlandsche Hervormde Kerk, diterbitkan sejak tahun
1954-1962 khususnya informasi yang terkait dengan Maloali dan referensi
buku lainnya.

Beberapa Gambar pa Maloali …

33
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Bagian Satu

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memasuki tahun pelayanan gereja tahun 2022, semua warga Gereja
Kristen Injili di Tanah Papua (GKI TP) patut menaikkan syukur kepada
Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gereja karena pada periode
kepemimpinan Sinode GKI TP 2017-2022 Ketua Pdt. Andrikus Mofu,
M.Th, Wakil Ketua Pdt Hizkia Rollo, MM ; Sekretaris Pdt. Daniel Kaigere,
S.Si ; Wakil Sekretaris Syahnur Abas, M.Th dan Bendahara Syamas Ibu
Tresya Numberi, SE. GKI TP secara konsisten mengelola penatalayanan
khusus ibadah hari Minggu, hari raya gerejawi seperti Minggu Adven,
Malam Kudus, Natal, Kunci Tahun, 1 Januari, 5 Februari, Minggu Sengsara,
Jumat Agung, Minggu Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus, Pencurahan Roh
Kudus, HUT GKI Di TP, pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus, dan pada
pelayanan tahun 2022 ditambahkan lagi salah satu bagian pelayanan yang
belum disajikan kerangka khotbahnya selama ini, yaitu ibadah Kunci Bulan.
Memperhatikan keseluruhan penatalayan dimaksud maka buku pegangan
pelayanan tahun 2022 yang sedang dipegang oleh semua hamba Tuhan
dan warga jemaat agak tebal dari buku pegangan pelayanan tahun lalu.
Upaya untuk penyederhanaan isi khotbah pada setiap buku pegangan
pelayanan yang dikeluarkan terus diupayakan meskipun disadari aspek
kekurangan dan keterbatasan kemanusiawian dari pihak penyusun.
Dampak yang diharapkan muncul dari pemberlakuan buku pegangan
pelayanan setiap tahun di lingkungan GKI TP sebagaimana pengaturan
bagian tujuan pada buku pegangan pelayanan tahun 2021 poin (2)
menjadi terasa, antara lain :
(1) Teks ibadah hari minggu diharapkan digunakan sebagai teks yang
berlaku untuk satu minggu pelayanan, sehingga teks yang sama dibaca
dan dibuat refleksi pada ibadah Unsur PAR, PAM, PW, PKB,
Keluarga/Wiyk, Kunci Bulan, Ibadah Syukur untuk mengartikan setiap
satu orang dalam ibadah resmi yang dihadiri pada minggu berjalan,
diingatkan untuk terus-menerus “membaca Firman Tuhan berulang-
ulang”;

34
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

(2) Sebagian Badan Pelayan PAR di tingkat Jemaat yang agak jauh dari
kota, menggunakan teks bacaan yang berlaku bagi jemaat pada ibadah
hari minggu, digunakan sebagai materi pembelajaran Sekolah Minggu ;
(3) Sebagian warga jemaat menyampaikan “kritik” dari rasa “bosan”
membaca satu teks yang sama secara berulang-ulang dan menganggap
membaca berulang-ulang dalam satu minggu sama dengan membatasi
keluasan Firman Tuhan yang terbuka digunakan untuk konteks
pelayanan yang ada, dst
Dinamika pelayanan yang hidup dan berkembang tidak boleh membatasi
dan menekan sisi yang positif dan negatif, tetapi justru karena ada
dinamika maka suatu pelayanan yang hidup, mendapatkan perhatian
untuk dikelola secara arif dan bijaksana.
Memang, dari tahun 2020 sampai dengan 2022 kita sudah menjadi
terbiasa dengan “virus corona”, kehadirannya telah mendorong
pengelolaan pelayanan khusus jemaat-jemaat kotawi yang berada di “zona
merah” untuk berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman,
misalnya jemaat-jemaat kotawi membentuk “tim IT atau Tim Multimedia
Jemaat” dan berkreasi untuk menyuguhkan “pelayanan ibadah virtual”,
sesuatu yang “aneh” dan tidak pernah “terpikirkan sebelumnya” tetapi hari
ini sudah kita bersama memasukinya dan bahkan berpartisipasi. Di sana-sini
sebagian jemaat sudah memiliki akun YouTube, live-streaming, Media
Zoom, dan lainnya, sebagian pengelolaan pelayanan sudah menjangkau
“aspek publik global tanpa batas dan sekat dinding gedung gereja”, ibadah
di dan dari rumah, hal ini memang sudah eranya, gereja dituntut untuk
melakukan pelayanan terbuka ; pelayanan manual atau non-virtual pada
era virtual juga terus digiatkan di sebagian besar jemaat yang secara
karakteristik geografis berada di pinggiran, pesisir dan pedalaman,
pelayanan manual berjalan sebagaimana adanya, sehingga sebagiannya
seperti tidak disentuh oleh yang namanya “corona-virus” dan dampak
yang ditimbulkannya. Memang dinamika ini nampak seperti “kontras”,
tetapi kita dituntut untuk giat dan terus bangkit saling melengkapi dan
saling menguatkan bersama sebagai persekutuan.
Pengelolaan pelayanan pasca-pandemi corona-virus terus digiatkan,
meskipun mentalitas pelayanan telah terbentuk, yaitu antara hari minggu

35
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

“ibadah di dan dari rumah” atau “ibadah di gereja” dengan wajib


perhatikan protokol kesehatan “prokes”.
Tahun 2022 tema utama adalah “datanglah Kerajaan-Mu” dengan sub
tema adalah “GKI TP yang Dewasa, Mandiri dan Misioner”, dengan vokus
pelayanan pada apek “Penginjilan dan Diakonia”. Diatas tema dimaksud,
bangunan pelayanan tahunan khusus di GKI TP digiatkan sebagai bagian
dari “pergumulan iman bersama” yang terwujud dengan membuat
pengelompokkan pilihan teks Alkitab, dan secara tematik dibuat
penyesuaian dengan “kalender tahunan gerejawi” yang lazim. Sehingga,
secara keseluruhan dirangkum seperti berikut :
(1) Penggunaan Teks Perjanjian Lama (PL)
(a) Kitab PL yang digunakan untuk refleksi atau khotbah berjumlah 16 Kitab
(b) Teks Alkitab PL yang digunakan sesuai pasal berjumlah 35 teks
perikop, dengan rincian sebarannya sbb :
1) Kejadian 1:24-31-2:4-9 19) Mazmur 91:1-11
2) Kejadian 2:1-24 20) Kidung Agung 8:5-7
3) Kejadian 4:1-16 21) Kidung Agung 5:9-16 – 6:1-3.
4) Keluaran 3:1-10 -1 22) Yesaya 14:9-17
5) Keluaran 12:1-28 23) Yesaya 55:10-13
6) Keluaran 29:38-46 24) Yesaya 46:1-13
7) Bilangan 18:25-32 25) Yeremia 31:31-34
8) 1Tawarik 17:16-27 26) Yeremia 10:1-16
9) Ayub 37:1-24 27)Yeremia 33:1-13
10) Mazmur 121:1-8 - 2 28)Ratapan 3:22-26 -4
11) Mazmur 33:1-22 29) Yehezkiel 28:11-19
12) Mazmur 119:105 30) Yehezkiel 37:1-4
13) Mazmur 29:1-11 31) Daniel 2:20-23
14) Mazmur 106:1-5 32)Mika 5:1-4
15) Mazmur 119:25-35 33)Hagai 2:5-9
16) Mazmur 40:1-11 34)Zakharia 9:9-10
17) Mazmur 22:23-32 35) Maleakhi 3:6-12
18) Mazmur 2:6-7
(c) Teks perikop yang paling banyak digunakan untuk PL adalah dari
kitab Mazmur, sebanyak 10 teks bacaan, sedangkan jumlah satu teks
perikop digunakan dari 8 kitab, terdiri dari kitab 1Tawarikh, Ayub,
Ratapan, Daniel. Mikha, Hagai, Zakharis dan Maleakhi

36
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

(d) Penggunaan teks sangat variatif, selain satu minggu satu teks dan
perikop, ada yang justru, dua teks dua perikop, dan bahkan teks PL
dan PB yang digunakan dalam satu kali ibadah Minggu.

(2) Penggunaan Teks Perjanjian Baru (PB)


(a) Kitab PB yang digunakan untuk refleksi atau khotbah berjumlah 15 Kitab
(b) Teks Alkitab PB yang digunakan sesuai pasal berjumlah 46 teks
perikop, dengan rincian
1) Matius 8:23-27 24) Roma 8:7-11
2) Matius 25:1-13 25) Roma 12:1-8
3) Matius 16:21-28 26) Roma 11:1-10
4) Matius 17:22-23 27) Roma 1:1-7
5) Matius 28:1-10 28) 1Korintus 15:1-10
6) Matius 24:3-14 29) 2Korintus 3:1-18
7) Matius 24:15-36 30) Galatia 5:1-15
8) Matius 1:18-25 – 2:1-12 31) Galatia 4:21-31
9) Matius 2:13-23 32) Efesus 2:4-8
10) Matius 3:1-12 33) Efesus 1:15-23
11) Markus 14:22-25 34) Filipi 2:1-11.
12) Lukas 9:43b-45 35) Filipi 3:17-21 – 4:1.
13) Lukas 23:33-43 36) Filipi 1:1-11
14) Lukas 24:36-49 37) 1Timotius 6:2b-10
15) Yohanes 9:1-12 38) 1Timotius 2:1-6
16) Yohanes 1:1-17 39) 2Timotius 2:1-13
17) Yohanes 12:20-36 40) Ibrani 13:1-3
18) Yohanes 4:21-26 41) Ibrani 7:26-28 – 8:1-2
19) Yohanes 6:25-58 42) Ibrani 11:4
20) Roma 5:1-11 – 13 43) 1Petrus 1: 24-25
21) Roma 5:12-21 44) Wahyu 20:1-6
22) Roma 6:1-14 45) Wahyu 21:9-27 ; 22:1-5
23) Roma 8:15-17 46) Wahyu 7:9-12
Teks perikop yang paling banyak digunakan untuk PB diatas dari 5
perikop adalah kitab Injil Matius 10 perikop ; Injil Yohanes 5 perikop ;
Surat Roma 8 perikop, sedangkan jumlah satu teks perikop, digunakan
dari 5 kitab, terdiri dari Kitab Injil Markus, Surat 1Korintus, 2Korintus,
2Timotius, 1Petrus

37
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

B. Tujuan
Memasuki era yang terbuka maka seluruh pelayanan wajib terbuka dan
memudahkan setiap warga jemaat untuk mengakses secara cepat, efisien
dan efektif, sehingga tujuan dari menyediakan buku pegangan pelayanan
GKI TP tahun 2022 dirumuskan sbb :
(1) Seluruh pelayanan Ibadah dalam tahun pelayanan 2022, yaitu ibadah
hari minggu, ibadah Unsur dewasa atau Sidi Jemaat seperti Persekutuan
Anggota Muda (PAM) ; Persekutuan Wanita (PW) dan Persekutuan
Kaum Bapa (PKB), ibadah Keluarga/Kelompok/Wiyk atau suatu
aktivitas ibadah yang terjadi dalam satu jemaat digairahkan untuk
membaca Alkitab secara berulang-ulang dan membuat refleksi atas teks
Alkitab dengan cara atau metode yang berbeda-beda sesuai konteks
pelayanan di jemaat. ;
(2) Agar PHMJ dan BP.PAM, BP.PW, BP.PKB yang baru terpilih untuk
periode 2022-2027 dapat menggunakan buku pegangan pelayanan ini
sebagai panduan standar pelayanan ;
(3) Agar pelayanan GKI TP dengan menyediakan buku pegangan
pelayanan ini dapat pula direplikasi untuk pelayanan pada tubuh
Kristus esa juga terbuka untuk denominasi gereja yang ada di tanah
Papua, tentu yang menyatakan minatnya untuk bersama-sama belajar
dari hal pengelolaan pelayanan ibadah tematik yang berlaku di
kalangan GKI TP.

C. Apa Yang Unik ?


Pertanyaan ini mengundang sesuatu yang berkaitan dengan “penasaran”,
kira-kira apay a jawabannya. Khusus untuk tahun 2022 pengembangan
buku pegangan pelayanan merespons beberapa masukkan yang berkaitan
dengan dua aspek, yaitu : aspek pertama menggunakan keseluruhan Kitab
Suci atau 66 Kitab PL dan PB tidak terkecuali, sehingga untuk tahun 2022
salah satu kitab yang jarang dikhotbahkan dalam ibadah resmi hari minggu
dijadwalkan, kitab itu adalah “Kitab Kidung Agung” ; aspek kedua :
pengelolaan tema-tema ibadah kunci bulan dalam tahun berjalan, selama
ini yang sudah dikelola adalah ibadah akhir bulan Desember yang
digunakan bertepatan dengan “kunci tahun”. Bila ibadah kunci bulan
Desember sudah disediakan maka sebelas bulan lainnya juga perlu dikelola,
sehingga lahirlah melalui buku pegangan pelayanan 2022 terdapat 11

38
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

khotbah khusus akhir bulan dari Januari sampai dengan November.


Dengan beberapa rinciannya sebagai berikut :
(a) Kitab Kidung Agung
Untuk menggumuli pelayanan GKI TP tahun 2022, Kitab Kidung Agung
digunakan dari 3 pasal dengan waktu ibadah paling banyak dalam 2
minggu, pada bulan Januari dan bulan September. Pasal-pasal
dimaksud, yaitu :
1) Kidung Agung 8:5-7
2) Kidung Agung 5:9-16 – 6:1-3.

(b) Khotbah Kunci Bulan


Tahun 2022 menjadi tahun pertama pelayanan ibadah kunci bulan dari
Januari sampai dengan Desember dibukukan
1) Bulan Januari : Mazmur 119:105
2) Bulan Februari : Yesaya 55:10-13
3) Bulan Maret : 1Petrus 1:24-25
4) Bulan April : Efesus 2:4-8
5) Bulan Mei : Roma 8:15-17
6) Bulan Juni : Mazmur 106:1-5
7) Bulan Juli : Mazmur 22:23-32
8) Bulan Agustus : Hagai 2:5-9
9) Bulan September : Mazmur 2:6-7
10) Bulan Oktober : 1Timotius 2:1-6
11) Bulan November : Wahyu 7:9-12
12) Bulan Desember : Mazmur 91:1-11

D. Kerangka Khotbah
Konten yang menjadi pokok utama menyediakan buku pegangan
pelayanan ada pada keseluruhan sistematika yang dianut untuk menyusun
alur kerangka khotbah atau refleksi. Sehingga buku pegangan pelayanan
yang disediakan untuk tahun 2022 konsisten dengan kerangka lazim
dimaksud. Meskipun pengembangannya dalam pelayanan tetap kita akui
bersama bahwa Roh Kudus Tuhan senantiasa menjamah dan
mengubahkan seperti yang Allah kehendaki setiap hamba Tuhan, Penatua,
Syamas, Pendeta, Guru Jemaat, Penginjil atau anggota sidi dalam struktur
Badan Pelayan PAM, PW, PKB yang berpartisipasi menggunakan teks yang
tersedia dalam pelayanan di aras jemaat setiap minggu. Memang sebagian

39
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

teolog dari kemampuan yang ada padanya tidak lupa melakukan


pendekatan hermeneutic dan homiletika terapan agar pengelolaan
pelayanan mingguan juga menyentuh aspek akademis. Adapun kerangka
khotbah yang terus dipertahankan adalah :
(1) Pendahuluan
(2) Penjelasan Teks
(3) Penerapan
Teks khotbah yang disajikan dalam buku pegangan ini sangat bervariasi
dan agak pendek atau panjang tergantung situasi penulis. Harapannya
adalah setiap pengguna buka diwajibkan untuk menjadikan buku
pegangan ini sebagai salah satu referensi pelayanan, khusus dalam kaitan
dengan teks dan tema terpilih tidak diubah, tetapi dalam rangka refleksi isi
diberikan kebebasan berkreasi dari setiap pelayan ibadah untuk
mengembangkannya lebih lanjut.

E. Pengaturan Nyanyian Pendukung Liturgi


Penyediaan nyanyian pendukung liturgi sebagaimana disyaratkan Pedoman
Pelayan GKI TP tentang penggunaan Nyanyian Mazmur dan Nyanyian
Rohani merupakan buku nyanyian wajib yang digunakan dalam seluruh
pelayanan ibadah yang berlaku di GKI TP. Sehingga, penyediaan nyanyian
pendukung liturgi turut memperhatikan aspek amanat pedoman pelayana
GKI TP dimaksud, sehingga dalam buku pegangan pelayanan diatur secara
teknis demikian :
(1) Khusus ibadah minggu yang diadakan pada hari raya gerejawi seperti :
4 (empat) Minggu Adven, 7 (tujuh) Minggu Sengsara, 7 (tujuh) Minggu
Paskah liturgi ibadah disediakan oleh DP2J GKI di TP
(2) Khusus Ibadah Hari Raya Gerejawi seperti : Malam Kudus, Natal
pertama, Natal kedua, Kunci Bulan. Tahun baru, Jumat Agung,
Kenaikan Tuhan Yesus, Pentakosta I dan Pentakosta II, HUT PI, HUT
GKI liturgi diatur oleh DP2J
(3) Pengaturan Tema Hari Raya Gerejawi diatur oleh BPAS melalui DP2J
Ibadah pada Hari Minggu diluar dari hari gerejawi dapat mengikuti
nyanyian pendukung liturgi yang tersedia dalam buku pegangan
pelayanan ini, tetapi juga nyanyian pendukung liturgi dapat dikreasikan
dengan kondisi setempat, yaitu dapat menggunakan nyanyian bahasa
lokal setempat.

40
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

F. Petunjuk Penggunaan Buku


Kepada semua Penatua, Syamas, Pendeta, Guru Jemaat, Penginjil,
Pengajar, Badan Pelayan PAR, PAM, PW, PKB sebagai pengguna utama
buku pegangan pelayanan tahun 2022 ini, memberikan perhatian terhadap
beberapa petunjuk penggunaan buku, antara lain :
(1) Hati Hamba Yang Menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran
(Yohanes 4:24), hal utama yang terus digiatkan adalah seorang pelayan
Tuhan “didapati memiliki waktu yang tetap, konsisten dan disiplin
memiliki relasi yang intim, akrab dengan Allahnya”.
(2) Bila sudah memiliki atau memperoleh buku pegangan ini : tersedia
waktu membaca paling lama 3 (tiga) menit, inspirasi yang muncul dari
membaca, adaptasikan secara kreatif untuk persiapan pelayanan sesuai
konteks pelayanan ibadah.
(3) Bolehkah Saat Berkhotbah Pelayan Membaca Sesuai/Seperti Yang
Terdapat Dalam Buku Pegangan Pelayanan? Buku ini hanyalah buku
panduan bagi para pelayan ibadah, sangat tidak diwajibkan untuk
berkhotba sesuai/seperti yang terdapat dalam buku ini ;
(4) Yang Memiliki Buku ini : Semua warga GKI di Tanah Papua terbuka
memiliki buku pegangan pelayanan ini, sedangkan yang diwajibkan
untuk miliki adalah Penatua, Syamas, Pendeta, Guru Jemaat, Penginjil,
Pengajar, Badan Pelayan PAR, BP. PAM, BP.PW, BP.PKB. Selain itu, bila
buku ini juga diminati oleh denominasi gereja di luar GKI TP dan ingin
memilikinya maka dapat melakukan komunikasi dengan Badan Pekerja
Klasis atau Badan Pekerja Am Sinode GKI Di Tanah Papua, atau apabila
tersedia di tokoh buku terdekat, dipersilahkan untuk memesan disana.

Semoga pelayanan yang utuh untuk tahun 2022 menjadi “penyembahan dan
pengagungan yang indah dan mulia dari tanah Papua melalui GKI di TP”
hanya kepada Bapa, Anak dan Roh Kudus, Allah Yang Esa dan Kekal. Allah
yang disembah di tanah Papua dan GKI di tanah Papua selamanya.
Kijne memandu kita melalui Nyanyian Rohani 3:1 “Hormat Bagi Allah Bapa”
Hormat bagi Allah Bapa, hormat bagi Anak-Nya, hormat bagi Roh
Penghibur KETIGANYA YANG ESA, haleluya, haleluya KETIGANYA YANG
ESA.

41
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Bagian Kedua

ISI KHOTBAH SETIAP MINGGU,


HARI GEREJAWI DAN KUNCI BULAN TAHUN 2022

TEMA BULAN JANUARI “GKI YANG DEWASA, MANDIRI DAN MISIONER”


SABTU, I JANUARI 2022 – TAHUN BARU 2022
KALENDER GEREJAWI : PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : KELUARAN 3:1-10
TEMA : HIDUP BARU DALAM PEMBEBASAN TUHAN

I. PENDAHULUAN
Teofani atau penyataan diri Allah banyak kali dialami orang-orang tertentu
di lingkungan bangsa Israel. sebagaimana dialami oleh Musa, seorang
penggembala ternak milik mertuanya. Penyataan diri Allah itu ditandai oleh
peristiwa yang acapkali di luar daya nalar manusia, sehingga membuat
kagum dan heran serta mau menyelidikinya. Siapa saja menyaksikan hal-hal
yang luar biasa pasti merasa heran dan ingin tahu, tak terkecuali Musa,
yang mau menyelidiki semak duri yang tak terbakar api. Tindakan Musa
mencari tahu tersebut justru mengantarnya mengalami penyataan diri Allah.
Dan dalam penyataan diri ini Allah menyatakan diri sebagai Allah yang
kudus yang tak dapat dihampiri. Sekalipun demikian Dia bukan Allah yang
jauh tanpa kepedulian dengan bangsa Israel. Ia bahkan menyatukan diri
dan menjadi Allah para leluhur Israel, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah
Yakub. Dengan menyatakan diri sebagai Allah leluhur Israel, Ia pun
memperhatikan penderitaan dan ratap tangis bangsa itu. Dia adalah Allah
yang jauh dan sekaligus dekat dengan umat-Nya. Allah jauh karena Dia
kudus, sekaligus dekat karena dalam kekudusan itu, Allah peduli dengan
penderitaan umat-Nya. Inilah yang akan kita lihat dalam penjelasan teks
berikut ini.

II. PENJELASAN TEKS


2.1 Ayat 1-6: Allah menyatakan diri. Penyataan diri Allah itu diawali dengan
pengalaman Musa melihat semak duri dalam api yang tidak terbakar.
Penglihatan itu mendorong Musa mendekati semak duri tersebut untuk
mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi (ay 1-3). Keingintahuan ini

42
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

justru mengantarnya mengalami perjumpaan dengan Allah yang


kehadiran-Nya ditandai oleh api yang tidak menghanguskan semak duri
itu dan larangan mendekati tempat tersebut, karena tempat itu kudus
(ay 4-5). Kekudusan tempat itu menunjukkan kehadiran Allah. Dimana
saja Allah hadir tempat itu menjadi kudus. Dan mereka yang mendekati
tempat tersebut harus pula menanggalkan kenajisan dan berdiri di tanah
itu dalam kekudusan (ay s). Jadi teofani selalu menuntut dan patut
dijawab dengan hidup kudus, sebab Dia yang menyatakan diri adalah
kudus.
Penyataan diri Allah itu menjadi lebih jelas bagi Musa ketika Allah
sendiri memperkenalkan diri-Nya: “Akulah Allah ayahmu, Allah
Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub” (ay 6). Perkenalan ini
menunjukkan bahwa sekalipun Allah itu kudus dan tak terhampiri oleh
Musa, tetapi Ia adalah Allah yang berkenan menghubungkan dan
menyatukan diri dengan umat Israel melalui leluhur mereka. Jadi teofani
yang dialami Musa merupakan aktualisasi relasi Allah dengan bangsa
Israel yang sudah ada sebelumnya. Penyataan diri Allah ini bukan
sekedar memperkenalkan diri, tetapi sekaligus menyatakan kepedulian
dalam penderitaan serta membebaskan mereka dari penindasan Mesir
sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat berikut ini.

2.2 Ayat 7-10: Allah peduli dan membebaskan umat-Nya


Allah tidak sekedar menjalin hubungan dengan Israel dan menjadikan
mereka umat-Nya, tetapi juga peduli dengan kehidupan bangsa itu.
Kepedulian Allah tersebut dinyatakan dalam pernyataan ini: “Aku telah
memperhatikan dengan sungguh”, demikian firman Allah kepada Musa,
“kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar
seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka; ya,
Aku telah mengetahui penderitaan mereka”(ay 7-8).
Allah sungguh-sungguh menjadi Allah bagi umat-Nya, memperhatikan
dan mendengar seruan mereka yang naik ke takhta-Nya dari dalam
penderitaan. Perhatian yang demikian mendalam terhadap kesengsaraan
umat-Nya diikuti pula dengan tindakan nyata, yakni pembebasan
bangsa Israel dari Mesir. Untuk maksud tersebut, Allah mengutus Musa
ke Firaun dan membawa Israel ke luar dari Mesir. Kepada Musa Allah
berfirman: “Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada

43
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir”. (ay
10). Perhatian Allah dinyatakan dalam tindakan pembebasan. Allah
tidak sekedar memperhatikan dan mendengar seruan penderitaan lalu
membiarkan umat-Nya tetap sengsara. Bukan seperti itu Allah Abram,
Allah Izak dan Allah Yakub. Dia adalah Allah pembebas dan pemberi
kehidupan baru, kehidupan di tanah perjanjian yang penuh susu dan
madu (ay 8).

III. PENERAPAN
Pengalaman teofani Musa mengajarkan kita bahwa Allah adalah Allah
yang peduli dengan kehidupan umat-Nya. Dia tidak membiarkan umat-
Nya sendiri mengalami dan menjalani penderitaan dalam hidup ini.
Kebenaran ini patut diimani oleh setiap umat Allah di tengah kondisi
kehidupan yang tidak mudah hari ini.
Kepedulian Allah tersebut diwujudkan dalam pengutusan Musa untuk
melakukan tindakan pembebasan. Hari ini kepedulian dan pembebasan
Allah tersebut dijalankan oleh setiap orang percaya sebagai yang diutus
Allah. Pengutusan untuk kepedulian dan pembebasan tersebut hari ini
diuji dalam situasi masyarakat yang tidak mudah.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


1) Nyanyian Rohani 16 : 1-3
2) Nyanyian Rohani 76 : 2
3) Nyanyian Rohani 76 : 6
4) Nyanyian Rohani 77 :1
5) Nyanyian Kidung Jemaat 403: 1-3
6) Nyanyian Kidung Jemaat 407: 1-3

44
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 2 JANUARI 2022


KALENDER GEREJAWI : PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : MATIUS 8:23-27
TEMA : HIDUP DALAM KUASA TUHAN

I. PENDAHULUAN
Banyak hal yang mengherankan selalu dilakukan Yesus ketika bersama-sama
murid-murid-Nya, seperti meredakan angin ribut dalam bacaan tersebut.
Peristiwa angin ribut diredakan menunjukkan siapa diri Yesus yang
meredakan angin ribut, tetapi juga siapa murid-murid Yesus itu dalam
menghadapi situasi yang berbahaya. Di satu pihak terlihat bahwa dalam
situasi yang berbahaya itu murid-murid merasa terancam, pada pihak yang
lain tindakan Yesus mendatangkan rasa heran bagi murid-murid dan
mempertanyakan “orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun
taat kepada-Nya.

II. PENJELASAN TEKS


2.1 Ayat 23-25: Murid-murid menyikapi badai
Setelah Yesus melakukan serangkaian mujizat penyembuhan (8:1-17)
lalu Yesus bersama murid-murid menyeberang danau Galilea. Ketika
Yesus sudah ada di perahu bersama murid-murid datanglah angin ribut
mengamuk dengan hebat dan perahu tertimbus gelombang. Dalam
situasi yang berbahaya itu Yesus tidur. Sikap Yesus ini menambah rasa
takut murid-murid terhadap amukan angin dan gembong yang
menimpa perahu dengan hebat. Dalam keadaan terancam murid-murid
terpaksa membangunkan Yesus yang sedang tidur dan memohon:
“Tuhan, tolong, kita binasa” (ayat 25). Sapaan “Tuhan” yang
dikenakan pada Yesus menunjukkan keyakinan murid-murid bahwa di
tengah situasi yang membinasakan itu hanya Yesus yang berkuasa dan
dapat menolong. Dan memang hanya Yesus yang dapat menolong
mereka dari badai yang dasyat itu. Tetapi mengapa dalam situasi yang
mengancam itu murid-murid tidak berdaya. Mari kita ikuti penjelasan
ayat-ayat yang berikut.

2.2 Ayat 26-27: Tindakan Yesus dan tanggapan murid-murid


Menanggapi permintaan murid-murid, Yesus menegor mereka:
“Mengap kamu takut, kamu yang kurang percaya?”. Tegoran Yesus ini

45
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

mengungkap keadaan sesungguhnya para pengikut Yesus. Mereka


sekalipun selalu bersama Yesus dan mendengar pengajaran-Nya tetapi
tidak memiliki iman yang kuat, karena itu takut menghadapi angin
ribut dan gelombang. Rasa takut, bagi Yesus, adalah tanda mereka
kurang percaya kepada-Nya.
Memenuhi permohonan murid-murid Yesus, maka angin ribut dan
gelombang diredakan-Nya, dan ini sekaligus mempertegas sapaan
Tuhan oleh murid-murid, bahwa hanya Tuhan yang dapat menolong
murid-murid dalam situasi yang mengancam keselamatan mereka. Dan
hanya Tuhan yang bisa menundukkan kekuatan alam berupa angin dan
gelombang yang dasyat itu. Rasa heran dan pertanyaan murid-murid:
Orang apakah Dia ini, sehingga angin danau pun taat kepada-Nya,
mempertegas bahwa hanya Yesus yang adalah Tuhan berkuasa
mengatasi keadaan yang membinasakan.

III. PENERAPAN
Setiap orang, termasuk orang Kristen, banyak kali berhadapan dan
mengalami persoalan kehidupan yang tidak mudah. Terhadap kondisi
yang demikian mengandalkan kekuatan sendiri bukanlah solusi. Murid-
murid ketika mengalami kondisi yang membinasakan, mereka datang
mohon pertolongan Yesus, sebab Dialah Tuhan yang berkuasa mengatasi
kondisi yang membinasakan. Yesus adalah Tuhan, maka setiap pengikut
Kristus seharusnya tidak takut menghadapi tantangan kehidupan,
melainkan datang kepada Tuhan mohon pertolongan-Nya..

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI .I.


1) Nyanyian Mazmur 105 : 1-2
2) Nyanyian Kidung Jemaat 36: 1-2
3) Nyanyian Kidung Jemaat 36 :3-4
4) Nyanyian Rohani 84 : 4
5) Nyanyian Rohani 129 : 1-3
6) Nyanian Rohani 134:1-3

46
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 9 JANUARI 2022


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 121:1-8
TEMA : TUHAN PENOLONG KITA

I. PENDAHULUAN
Ketika ada dalam situasi yang membahayakan orang selalu mencari
pertolongan. Sumber pertolongan pun bervariasi, ada yang meminta dari
“orang pintar”, ada pula yang mengandalkan kekuatan hobatan. Bagi
orang yang percaya kepada Allah sumber pertolongannya hanya Allah saja.
Sekalipun di sekitarnya ada yang dianggap dapat menolong, tetapi hanya
Allah yang diandalkan, sebab hanya Dialah penolong yang dapat
membebaskan dari kondisi kehidupan yang tidak mudah. Mengapa
demikian? Ikuti penjelasan di bawah ini.

II. PENJELASAN TEKS


2.1 Ayat 1-2: Tuhan sumber pertolongan Mempertanyakan sumber
pertolongan hal yang biasa. Alam pun dapat dianggap dapat memberi
pertolongan. Tetapi dalam bagian ini ditegaskan bahwa pertolongan itu
hanya dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Pernyataan
“Tuhan yang menjadikan langit dan bumi” mempertegas otoritas Tuhan
dalam memberi pertolongan. Mencari pertolongan di luar Tuhan,
seperti pada gunung-gunung, bukan hanya mustahil, tetapi juga
menentang Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, karena alam ini
bukan tuhan, maka ditegaskan: “pertolonganku ialah dari Tuhan”!
Seperti apa Tuhan menolong? Simak penjelasan teks berikut ini.

2.2 Ayat 3-4 : Tuhan setia menjaga


Tuhan adalah penolong yang setia menjaga umat-Nya. Ia memelihara
perjalanan hidup umat dan tidak membiarkan mereka jatuh.
Pernyataan”: Ia takkan membiarkan kakimu goyah”, menunjukkan
kesetiaan Tuhan mengawal perjalanan hidup ini dan sedikitpun Ia tidak
berpaling dari umat-Nya, karena “penjaga mu tidak akan terlelap”. Jadi
Tuhan tidak hanya setia, tetapi juga konsisten menjaga umat-Nya.

47
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

2.3 Ayat 5-8 : Tuhan menjaga dan menyelamatkan


Kesetiaan Tuhan menjaga dan menolong umat-Nya dipertegas dengan
pernyataan ini: “sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur penjaga
Israel”. Tuhan benar-benar tidak lalai dan tidak pernah alpa menjaga
dan menolong umat-Nya. Penjagaan dan pertolongan Tuhan tersebut
mengandung nilai soteriologis, sebab “matahari tidak menyakiti engkau
pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam”. Dalam seluruh
waktu Tuhan menjaga dan pertolongan-Nya selalu ada. Bahkan Tuhan
akan menyelamatkan dari kecelakaan dan menjaga nyawa atau
kehidupan umat-Nya. Dan seluruh gerak kehidupan -- keluar masuk --
dijaga oleh Tuhan. Penjagaan dan pertolongan itu tidak berlaku hanya
sementara tetapi selama-lamanya. Itulah Tuhan penjaga Israel.

III. PENERAPAN
Dalam situasi kehidupan yang tidak mudah seperti hari ini kita diyakinkan
oleh Daud bahwa pertolongan kita hanya berasal dari Tuhan, sebab Dia
adalah penjaga Israel. Penjagaan dan pertolongan Tuhan itu memiliki tiga
dimensi waktu: dulu, hari ini dan akan datang, karena Tuhan itu menjaga
“keluar masukmu dari sekarang sampai selama-lamanya”. Waktu
“sekarang” berlaku pada masa Daud, dan bagi kita masa lalu, tetapi juga
berlaku pada kita yang mendengar firman itu hari ini, dan akan berlaku
sampai selama-lamanya.
Tetapi penjagaan dan pertolongan Tuhan itu tidak berlaku dengan
sendirinya. Seperti Daud, kita harus selalu bertanya: “dari manakah akan
datang pertolonganku? Penjagaan dan pertolongan Tuhan menuntut
gumul dan juang kita di hadirat Tuhan.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI .II.


1) Nyanyian Rohani 3 : 1-3
2) Nyanyian Rohani 136 :1
3) Nyanyian Rohani 137 :1
4) Nyanyian Rohani 160 : 1 dst
5) Nyanyian Rohani 80 :1
6) Nyanian Kidung Jemaat 424:1-3

48
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 9 JANUARI 2022


KALENDER GEREJAWI : PUTIH – PERJAMUAN KUDUS AWAL TAHUN
PEMBACAAN ALKITAB : MATIUS 25:1-13
TEMA: KESIAPAN HIDUP DALAM KERAJAAN ALLAH

I. PENDAHULUAN
Oleh kematian dan kebangkitan Yesus manusia memiliki masa depan
dalam kerajaan Allah; bahkan di dalam iman kepada Yesus masa depan itu
telah menjadi bagian kehidupan pada masa kini. Dapat dikatakan bahwa
Kerajaan Allah itu sebuah pengharapan eskhatologis yang sudah
dinyatakan. Tindakan penyembuhan orang bisu dirasuk setan yang di
lakukan Yesus misalnya menjadi keterangan bahwa Kerajaan Allah itu
sudah ada. Kata Yesus: “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka
sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Luk 11:20).
Sekalipun demikian Kerajaan Allah itu tetap menjadi pengharapan Kristen,
dan karena itu setiap orang patut mempersiapkan diri untuk
kedatangannya.

II. PENJELASAN TEKS


2.1 Ayat 1- 4: Dua tipe penantian kerajaan Allah
Sebuah perumpamaan selalu menjelaskan apa yang sesungguhnya akan
terjadi dan bagaimana menyikapinya. Demikian halnya dengan
perumpamaan gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh
yang melukiskan penantian Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga,
sebagaimana disebutkan pada ayat 1 dan 2. Gadis-gadis itu
menggambarkan dua tipe penantian, yakni kesiapan dan ketidaksiapan.
Mereka yang bijaksana dan yang bodoh sama-sama menanti, karena
Kerajaan Sorga itu diperuntukkan bagi semua tanpa kecuali. Hanya saja
cara menanti berbeda, ada yang siap yang disebut sebagai yang
bijaksana, dan ada yang tidak siap disebut sebagai yang bodoh. Gadis
bijaksana menggambarkan kesempurnaan, sedangkan yang bodoh
melukiskan penantian yang tidak sempurna, memiliki pelita tapi tanpa
mempersiapkan minyak. Jadi penantian Kerajaan Allah menuntut
kesempurnaan, karena pemilik kerajaan itu menghendaki
kesempurnaan (Mat 5:48). Setiap orang yang oleh imannya kepada
Kristus telah mengalami kerajaan Sorga sudah harus hidup sempurna.

49
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

2.2 Ayat 5-13: Tantangan dalam penantian


Kepenuhan kehadiran Kerajaan Sorga yang dilukiskan sebagai
“perjamuan kawin”, sepenuhnya ditentukan oleh Allah. Sekalipun
dalam iman kepada Kristus Yesus suasana perjamuan kawin itu sudah
menjadi bagian kehidupan, namun kepenuhannya masih harus
dinantikan tanpa diketahui kapan terjadi. Penantian seperti ini kadang
mengandung risiko kelalaian sebagaimana digambarkan dalam ayat 5.
Karena itu penantian kepenuhan Kerajaan Sorga yang sepenuhnya ada
pada Allah mengandung makna pedagogis untuk selalu hidup
sempurna tanpa cacat di hadirat Allah, agar ketika waktu perjamuan
kawin itu tiba siap merayakan perjamuan itu (ayat 10). Celaka bagi
mereka yang tidak siap karena tidak layak merayakan perjamuan itu.
Jadi setiap saat mereka yang sudah hidup dalam suasana Kerajaan
Sorga sudah mesti menjalani hidupnya sesuai dengan nilai-nilai
kerajaan tersebut. Nasihat “berjaga-jaga” pada ayat 13 mempertegas
makna pedagogis tersebut, setiap orang yang telah mengalami Kerajaan
Sorga karena imannya kepada Kristus harus sempurna tiada bercacat.
Standar hidup Kerajaan Sorga memang demikian, dan siapa saja yang
tidak sesuai dengan standar hidup kerajaan tersebut ditegur seperti
dalam ayat 12: “sesungguhnya aku tidak mengenal kamu”. Sekali lagi
ini mempertegas prinsip kesempurnaan hidup dalam Kerajaan Sorga.

III. PENERAPAN
GKI di Tanah Papua dengan visi teologi Kerajaan Allah telah mengaris
bawahi suasana realased eschatology dari Kerajaan Allah. Di satu pihak,
GKI dan segenap warganya, kini dan di sini, sedang menjalani kehidupan
dalam Kerajaan Allah yang sudah datang dalam Yesus Kristus, tetapi
serentak dengan itu, pada pihak yang lain, kita sedang arak-arakan
bersama semua orang percaya menyongsong perayaan akbar perjamuan
kawin dalam Kerajaan Allah. Dalam hal ini, maka standar hidup Kerajaan,
Allah, hidup sempurna tanpa cacat di hadirat Allah, sudah mesti terlihat
dalam kehidupan sehari-hari. Dalil bahwa kita masih hidup di dunia, jadi
tidak mungkin sempurna, bukan prinsip hidup dalam GKI yang
mempunyai visi teologi Kerajaan Allah. Apalagi GKI ini mengaku bahwa ia
bagian dari gereja yang kudus.

50
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 16 JANUARI 2022


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 33:1-22
TEMA : BUMI PENUH KASIH SETIA TUHAN

I. PENDAHULUAN
Salah satu wujud relasi umat pilihan dengan Allah ialah bersyukur atas
karya keselamatan Allah di antara umat itu. Karena itu para pemimpin
umat selalu mengingatkan dan mengajak umat Allah untuk bersyukur
kepada-Nya. Ajakan ini tentu beralasan, dan ini selalu terletak pada Allah.
Tidak ada sesuatu yang dapat diperhitungkan pada umat untuk menjadi
alasan bersyukur kepada Allah. Ini menjadi karakter hidup umat pilihan
Allah, sebuah pola kehidupan yang teosentris, berpusat pada Allah. Karya
keselamatan Allah di antara umat itu menjadi alasan untuk umat harus
memiliki rasa takut kepada Allah, yaitu umat yang senantiasa menyembah
Allah, sebab rancangan-Nya tidak pernah gagal dan berlangsung turun-
temurun di tengah umat pilihan. Karena itu sudah sepantasnya mereka
berbahagia punya Allah yang kasih-setia-Nya selalu menyertai.

II. PENJELASAN TEKS


2.1 Ayat 1-3: Ajakan memuji Tuhan
Dalam banyak bagian kitab mazmur menunjukkan ajakan kepada umat
Allah untuk memuji Tuhan sebagaimana terdapat pada Mazmur 33.
Ajakan memuji Tuhan itu diungkap dalam kata-kata: “bersorak-
sorailah”, “bersyukurlah” dan “nyanyikanlah”. Bersorak-sorak
menggambarkan suasana hati yang bergembira dan ditujukan kepada
umat pilihan yang disebut sebagai “orang-orang benar dalam Tuhan”.
Keberadaan sebagai orang benar karena ada di dalam Tuhan, di luar
Dia tidak ada kebenaran. Orang yang ada dalam Tuhan pun disebut
sebagai “orang-orang jujur”, dan orang seperti itu memuji Tuhan
adalah sebuah keniscayaan.
Ajakan berikutnya ialah bersyukur. Mempertegas ajakan bersorak-
sorak, bersyukur diwujudkan melalui alat-alat seperti kecapi, gambus.
Memainkan alat-alat tersebut harus dengan sorak-sorai, sehingga
terlihat suasana bersyukur kepada Tuhan. Penggunaan alat-alat itu
harus pula disertai dengan “nyanyian baru”. Sebuah nyanyian

51
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

mengungkapkan pengalaman hidup. Maka pengalaman hidup dalam


karya keselamatan Allah sudah harus melahirkan nyanyian kehidupan
yang baru. Jangan hanya kata-kata dalam nyanyian itu baru, tetapi
praksis kehidupan itu lama; ini sama dengan “latihan lain, main lain”!
Jadi ajakan memuji Tuhan menyentuh segenap aspek kehidupan: kata
dan perbuatan!

2.2 Ayat 4-7: Alasan memuji Tuhan


Umat pilihan itu patut bersorak-sorak, bersyukur dan nyanyikan
nyanyian baru, sebab Allah telah melakukan karya keselamatan di
tengah mereka. Sesuai dengan firman-Nya Allah setia mengerjakan
sesuatu demi kebaikan umat-Nya. Allah menyukai keadilan dan hukum,
sehingga bumi penuh kasih-setia-Nya. Dengan berfirman Allah pun
menciptakan langit dan bumi yang di dalamnya dibentuk air laut dan
samudera raya. Semuanya dikerjakan Allah untuk kehidupan umat
pilihan itu; karenanya mereka patut memuji Allah.

2.3 Ayat 8-11: Ajakan takut akan Tuhan


Allah yang ketika berfirman semua terjadi sesuai perintah-Nya
menunjukkan kemahakuasaan-Nya atas semua bangsa di bumi. Karena
itu bukan hanya bangsa pilihan, Israel yang harus memuji dan takut
kepada Allah, melainkan “semua penduduk dunia” patut gentar
terhadap Allah. Allah dalam kemahakuasaan-Nya dapat
“menggagalkan rencana bangsa - bangsa” dan “meniadakan rencana
suku-suku bangsa”. Sementara itu rencana Allah sendiri tidak
seorangpun dapat menggagalkannya.

2.4 Ayat 12-22: Ajakan berbahagia karena Allah


Bagi bangsa yang Allahnya Tuhan yang mahakuasa itu patut berbahagia
sebab disamping Dia berkuasa atas bangsa - bangsa secara khusus Dia
peduli dengan “suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya
sendiri”. Sekalipun demikian kepedulian Allah merata bagi semua
manusia. “Tuhan memandang dari sorga, Ia melihat semua anak
manusia”. Ini petunjuk kasih setia Tuhan memenuhi seluruh bangsa.
Bagi mereka yang sungguh-sungguh takut dan berharap akan kasih
setia-Nya. Ia “melepaskan jiwa mereka dari pada maut” serta

52
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

“memelihara hidup mereka pada masa kelaparan”. Ini kepedulian dan


pemeliharaan Tuhan yang holistik, menyentuh seluruh aspek
kehidupan. Dan oleh karena Tuhan begitu memperhatikan umatnya,
sebuah pengakuan serta doa dan harapan dicatat di akhir mazmur ini:
“Ya, karena Dia hati kita bersukaria. Sebab kepada nama-Nya yang
kudus kita percaya. Kasih setia-Mu ya Tuhan, kiranya menyertai kami,
seperti kami berharap kepada-Mu”.

III. PENERAPAN
Memuji dan memuliakan Allah bagi umat Tuhan adalah sebuah
keniscayaan. Bukan karena alasan yang antroposentis, berpusat pada
manusia, melainkan karena Allah. Iman orang Kristen berpusat pada
Allah, karena karya keselamatan-Nya. Karya keselamatan ini adalah
wujud kepedulian Allah dan ini patut disyukuri. Orang Kristen bisa
menggunakan unsur-unsur budaya untuk memuji Allah sebagaimana
disebutkan dalam ajakan Daud bagi bangsa Israel.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI .I


1) Nyanyian Rohani 2 :1-2
2) Nyanyian Rohani 138 :1
3) Nyanyian Rohani 138 : 3
4) Nyanyian Rohani 77: 1
5) Nyanyian Kidung Jemaat 387: 1 dst
6) Nyanian Kidung Jemaat 400:1 -3

53
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 23 JANUARI 2022


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : IBRANI 13:1-3
TEMA : KASIH DAN PERSAUDARAAN YANG RUKUN

I. PENDAHULUAN
Orang Kristen adalah orang berdosa yang dibenarkan Allah dalam Kristus,
dan hidup dalam kasih kepada Allah dan sesama manusia. Kasih ini bukan
kasih duniawi yang dapat dijumpai dalam berbagai tradisi dan kebudayaan,
melainkan kasih sorgawi, kasih Allah, yang dilakukan sekalipun manusia
tidak pantas menerimanya. Dalam tradisi dan budaya tertentu kasih itu
bersifat eksklusif, tetapi kasih Allah berlaku untuk semua orang. Maka
dalam terang kasih Allah semua orang bersaudara, yang diwujudkan dalam
tindakan nyata, seperti memberi tumpangan bagi orang lain. Oleh sebab itu
kasih Kristen adalah kasih persaudaraan!

II. PENJELASAN TEKS


2.1 Ayat 1: Ajakan memelihara kasih persaudaraan
Ketika kekristenan mulai berkembang di antara orang Yahudi dan
bukan Yahudi, muncul pertanyaan, apa kekhasan Kristen dibanding
dengan agama sebelumnya? Maka surat Ibrani secara khusus dalam ayat
ini menyebut “kasih persaudaraan”. sebagai karakter kekristenan. Kasih
ini berbeda dengan kasih Yahudi yang eksklusif, karena kasih
persaudaraan berlaku bagi siapa saja tanpa kecuali. Ini kasih yang
berlaku bagi orang Kristen, dan kasih ini harus dipelihara dan
dipertahankan.

2.2 Ayat 2-3: Wujud kasih persaudaraan


Kasih persaudaraan adalah kasih yang implementatif, yang terwujud
dalam tindakan kepada sesama manusia, tanpa melihat latar belakang
orang yang dikasihi. Salah satu wujudnya ialah “memberi tumpangan
kepada orang” lain, siapapun orang itu. Tindakan ini menunjukkan
kualitas kekristenan yang luar biasa, karena dianggap sebagai tindakan
yang dilakukan kepada malaikat. Diingatkan untuk selalu melakukan
hal tersebut. “Jangan kamu lupa memberi tumpangan”. Mengapa?
“sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak
diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat”.

54
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Selain memberi tumpangan, diingatkan juga untuk memperhatikan


“orang-orang hukuman” dan “orang-orang yang diperlakukan
sewenang-sewenang”. Alasan untuk peduli dengan orang-orang
hukuman “karena kamu sendiri adalah orang-orang hukuman”. Sebuah
pernyataan yang menunjukkan kesamaan derajat antara yang
mengasihi dan dikasihi, dan karena itu diantara mereka harus ada rasa
persaudaraan dan kepedulian. Alasan untuk memperhatikan orang-
orang yang diperlakukan sewenang-sewenang adalah “karena kamu
sendiri juga masih hidup di dunia ini”. Harus ada sikap kebersamaan
dan persaudaraan di antara sesama penghuni dunia. Ini sikap Kristen
yang selalu harus diingat dan diberlakukan. Seruan “ingatlah”
menegaskan bahwa sikap kebersamaan dan persaudaraan tidak dapat
diabaikan dalam kehidupan orang Kristen.

III. PENERAPAN
Mempedulikan orang lain dalam masyarakat bukan hal yang asing, tetapi
peduli dengan semua orang tanpa melihat latar belakang seseorang
merupakan kekecualian. Karena kasih dalam banyak tradisi dan budaya
dipahami dalam kerangka pikir yang eksklusif. Dalam kekristenan
pemahaman yang demikian tidak berlaku, karena kekristenan mendasari
relasi sosial dengan kasih Allah, kasih yang berlaku bagi semua orang
tanpa kecuali. Kasih Allah itu menempatkan semua orang sebagai
saudara. Kasih Kristen adalah kasih persaudaraan. Pengkotakkan sosial
dalam hidup bergereja dan bermasyarakat bukan pola hidup Kristen.
GKI di Tanah Papua menggarisbawahi kasih persaudaraan itu dalam jati
dirinya sebagai koinonia atau persekutuan. Pola pikir eksklusif berupa
kelompokisme berdasarkan suku, budaya dan kepentingan menodai
kekudusan gereja ini. Dalam jati diri sebagai persekutuan, kasih
persaudaraan adalah pola hidup bergereja dan bermasyarakat bagi setiap
warga GKI di Tanah Papua.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI .II.


1) Nyanyian Rohani 5 :1-3
2) Nyanyian Kidung Jemaat 26:1
3) Nyanyian Kidung Jemaat 27:1
4) Nyanyian Rohani 133: 1 dst
5) Nyanyian Rohani 77 : 3
6) Nyanyian Rohani 162:1-3

55
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 30 JANUARI 2022


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KIDUNG AGUNG 8:5-7
TEMA : MENYATU DALAM CINTA TUHAN

I. PENDAHULUAN
Kidung Agung atau juga acap disebut Kidung Salomo merupakan kumpulan
nyanyian dan puisi mengenai relasi cinta seorang laki-laki dan perempuan.
Banyak tafsiran mengenai relasi ini, tetapi dalam kerangka pemberitaan
firman hubungan cinta itu akan ditempatkan dalam kerangka relasi cinta
Kristus dengan umat-Nya.

II. PENJELASAN TEKS


Ayat 5-7: Kekuatan cinta
Cinta selalu mendorong orang yang dilanda cinta untuk berjumpa satu
dengan yang lain. Apapun situasi yang harus dilalui tak menghalangi niat
untuk berjumpa. “Siapakah dia yang muncul dari padang gurung”
mengungkap tekat yang kuat kendati melalui “padang gurung” agar bisa
menyatu dengan yang dicintai dan “bersandar pada kekasihnya”. Cinta
menyatukan dan sekaligus menjadi perekat kesatuan itu. Hal ini dengan
puitis dilukiskan seperti ini: “tarulah aku seperti meterai pada hatimu,
seperti meterai pada lenganmu”. Kekuatan cinta untuk menyatu begitu
kuat sehingga tak seorangpun dapat membendungnya. Sama seperti maut
tidak ada yang mampu menghalanginya, demikian juga kekuatan cinta
untuk menyatukan. Hal ini dilukiskan demikian: “karena kekuatan cinta
seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati”. mereka yang
dilanda cinta pun tak kuat memadamkan kobaran api cinta, “sebab
“nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api Tuhan”. Tak seorangpun
yang bisa memadamkan “nyala api Tuhan”, begitu juga nya api cinta.
Bahkan “air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak
dapat menghayutkannya”. Seperti itu pula cinta Allah pada manusia,
sebagaimana dicatat oleh Yohanes (3:16).

III. PENERAPAN
Dosa memisahkan manusia dengan Allah, dan tak seorang pun dapat
mempertemukan manusia dengan Allah, karena di dalam kedosaannya

56
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

manusia tidak memiliki kapasitas untuk menjumpai Allah, Apa yang


mustahil bagi manusia, tidak bagi Allah, dan perjumpaan itu terjadi atas
tindakan Allah, karena cinta-kasih-Nya yang begitu kuat kepada manusia.
Cinta Allah mempertemukan dan menyatukan kembali manusia dengan
khaliknya. Bahkan Allah telah menempel cinta-nya seperti meterai (melalui
Roh Kudus) di dalam hati kita, dan Ia mendiami segenap diri kita (1 Kor
3:16). Kita pun dituntut mencintai Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal
budi (Mat 22:37-39). Seperti seorang laki-laki dan perempuan yang dilanda
cinta demikian pula seharusnya kita menghayati relasi cinta kita kepada
Allah. Amin

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI .I.


1) Nyanyian Rohani 7 : 1-3
2) Nyanyian Rohani 142: 1
3) Nyanyian Rohani 147:3
4) Nyanyian Rohani 80:2
5) Nyanyian Rohani 76 : 1 dst
6) Nyanyian Kidung Jemaat 376:1-2

57
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

SABTU, 31 JANUARI 2022 – IBADAH SYUKUR KUNCI BULAN JANUARI


KALENDER GEREJAWI : MINGGU BIASA - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 119:105
TEMA : FIRMAN TUHAN PENERANG DAN
PENUNTUN JALAN KEHIDUPAN

I. PENDAHULUAN
Kitab Mazmur pasal 119, adalah salah satu sajak terpanjang di dalam
seluruh kitab Mazmur dan juga di dalam Alkitab. Di mana Mazmur ini
memiliki 176 ayat. Keseluruhan Mazmur 119 ini berbicara tentang “Kasih
kepada Tuhan dan Taurat-Nya”. Dalam pengembaraannya di dunia,
pemazmur mengedepankan Taurat atau Firman Tuhan sebagai hal yang
sangat pokok di dalam hidupnya. Kata Taurat perlu dimengerti secara luas.
Di dalam Ulangan 4:5 Taurat mengandung arti ketetapan dan peraturan
yang diberikan Tuhan bagi Israel sebelum memasuki Tanah Kanaan. Yang
dimaksud adalah Pemazmur menyatakan kekagumannya kepada Tuhan
dan segala Firman-Nya bahwa Firman Tuhan itu berkuasa melindungi dan
dia sungguh menambatkan hatinya hanya kepada segala Firman Tuhan
tanpa mempedulikan berbagai situasi sulit yang dihadapinya. Kekaguman
pemazmur akan Taurat atau Firman Tuhan hendak meyakinkan kita
bahwa: Firman Allah mengandung prinsip-prinsip rohani yang akan
membantu kita menjauhi banyak kesusahan, perangkap, dan tragedi yang
disebabkan oleh keputusan dan pilihan yang salah; oleh karena itu, kita
harus menghargai hikmat-Nya dan berpegang teguh pada ketetapan-
ketetapan-Nya dalam segala situasi kehidupan. Yang dimaksud ialah
seluruh wahyu Tuhan serta pernyataannya yang menjadi pemimpin
manusia kepada kebahagiaan dan keselamatan. Pemazmur sungguh
mencintai Taurat sebagai karunia Tuhan yang unggul. Dengan sebulat hati
ia menyerahkan diri kepada Taurat oleh karena dengan jalan itu ia
menyerahkan dirinya kepada Tuhan sendiri.

II. PENJELASAN TEKS


Dari teks Mazmur 119:105 ini, menunjukkan kepada kita dua fungsi dari
Firman itu sendiri, yakni :
2.1. Fungsi Firman Tuhan “Sebagai Pelita”. Bagian ini menerangkan
kepada kita bahwa Firman Tuhan dilambangkan sebagai Pelita dalam

58
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

perjalanan hidup manusia. Itu berarti Firman Tuhan berfungsi sebagai


alat penerang. Pelita di sini adalah benda penerang yang terbuat dari
wadah yang membutuhkan sumbu, minyak dan api. Jika salah satu
dari bagian ini tidak ada, maka benda penerang itu dipastikan tidak
akan menyala atau memancarkan cahayanya. Sebuah pelita atau alat
penerang pasti selalu dibutuhkan di tempat yang gelap. Karena itu di
dalam Perjanjian Baru, Matius 25:1-13, mengajarkan kepada kita
tentang kesiapsiagaan umat percaya dalam menanti kedatangan
Tuhan pada kali ke dua yakni dengan mempersiapkan pelitanya yang
harus lengkap dengan bahan bakar minyak. Betapa pentingnya pelita
yaitu Firman Tuhan dalam kehidupan manusia. Dapatkah kita
membayangkan keberadaan kita di suatu tempat yang gelap tanpa
alat penerang? Kita pasti akan meraba-raba, kita juga pasti akan
tersandung dan akan jatuh, kita juga akan memilih jalan yang salah.

2.2. Fungsi Firman Tuhan sebagai ‘Terang’ (penerang). Dalam fungsinya


yang kedua inipun Firman Tuhan dilambangkan sebagai penerang.
Pelita adalah alat penerang. Setelah kita membutuhkannya, maka kita
akan menyalakannya supaya fungsinya itu benar-benar teraplikasi saat
dibutuhkan di tempat yang gelap. Sifat dari terang itu adalah
menunjuk objek yang tidak terlihat serta membawa kebahagiaan bagi
orang yang tinggal di dalam kegelapan. “Allah sendiri melihat bahwa
terang itu baik lalu dipisahkan-Nya terang dari gelap” (Kej.1:4). Tanpa
penciptaan ini, maka dunia kita akan benar-benar menjadi tempat
yang gelap. Kata terang di sini mengandung makna sebagai sesuatu
yang baik. Adakah kita senang berada di tempat yang gelap?
Meskipun ada manusia yang suka berada di dalam ‘kegelapan’,
namun Sifat manusia pada dasarnya adalah senang berada di tempat
yang terang sebab dia akan merasa bebas berkarya dan beraktifitas
dibandingkan berada di tempat yang gelap. Dari kedua fungsi
tersebut di atas, maka diberi pemahaman dari hikmat Tuhan bahwa
Firman Tuhan itu berfungsi sebagai pelita yang harus selalu ada di
tengah-tengah kehidupan kita sebagai orang-orang percaya, maupun
dalam fungsinya sebagai penerang bagi hidup kita. Firman Allah itu
menunjukkan kepada kita hal yang salah dan yang dapat
membahayakan kita. Pelita dan terang itu membimbing kita dalam
pekerjaan dan jalan kita.

59
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

III. PENERAPAN
Keuntungan yang kita peroleh dari firman Allah. Firman itu tidak saja
menjadi terang bagi mata kita, untuk memuaskan mata serta mengisi
kepala kita dengan pemikiran, tetapi juga menjadi terang bagi kaki kita
dan jalan kita. Firman-Nya membimbing kita dalam menata perilaku kita,
baik untuk memilih jalan kita secara umum, maupun menentukan langkah-
langkah khusus yang perlu kita ambil di jalan itu, supaya kita tidak
menempuh jalan yang salah atau langkah yang menyesatkan. Kita akan
benar-benar merasakan kebaikan Allah kepada kita bahwa Ia telah
memberikan pelita dan terang seperti itu ketika kita menjadikannya
sebagai penuntun bagi kaki kita dan jalan kita.
Mengakhiri bulan pertama di tahun yang baru ini kita yakin dengan
sungguh bahwa perjalanan hidup kita tentu saja telah diterangi dan
dipimpin oleh Firman Tuhan. Sehingga untuk memasuki bulan yang baru di
tahun yang baru ini, kita percaya bahwa kita akan terus dipimpin oleh
Tuhan dengan Firman-Nya. Sehingga apapun situasi yang akan kita hadapi,
Firman Tuhan harus tetap menjadi penerang bagi jalan kehidupan kita.
Firman Tuhan harus tetap menjadi pegangan di dalam seluruh langkah
hidup kita. Di dalam Firman-Nya kita memahami segala kehendak Tuhan
bagi kehidupan kita. Amin.

60
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

TEMA BULAN FEBRUARI: “GKI YANG DEWASA, MANDIRI DAN MISIONER”


SABTU, 5 FEBRUARI 2022
KALENDER GEREJAWI - HUT 167 TAHUN PI DI TANAH PAPUA - MERAH
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 9:1-12
TEMA : PAPUA DALAM KARYA ALLAH

I. PENDAHULUAN
Perayaan syukur 167 tahun usia Pekabaran Injil di tanah Papua tahun 2022,
kita sedang rayakan dalam suasana pandemic covid-19. Dengan sorotan tema
yang focus kepada kesadaran iman tentang “sejak semula Allah sudah
menentukan Papua tempat berlangsungnya karya Allah”. Dulu tanpa Injil
Papua mendapatkan ejekkan, seperti “negeri kelam, negeri hitam, negeri
penghuni Iblis, negeri orang keriting yang identik dengan kebodohan, negeri
penyedia mahar perbudakkan, kanibal, pengayau, perang suku, pendendam,
bengis, kuasa hobatan, kotor”. Papua itu adalah bangsa Tabi, bangsa Saireri,
bangsa Anim-ha, bangsa Meepago, bangsa Lapago, bangsa Domberai, bangsa
Bomberai. Dan sekarang ini di Papua termasuk di dalamnya ada bangsa
Maluku, bangsa Sangir, bangsa Bugis-Makasar, bangsa Jawa, bangsa Batak
dan semua bangsa yang lain di dunia. Kita datang dari keadaan dahulu
“tanpa Injil” sebagai kondisi “tanpa Allah”
Mengenal karya Allah di Papua kita temukkan jejaknya melalui jejak para
zendeling dan kemudian dilanjutkan oleh goeroe Jemaat. Sebagian nama
zendeling dan goeroe jemaat tercatat di haribaan Tuhan dan di benak
terdalam Papua. Allah yang memilih Gossner dan Heldring, menggerakkan
penginjilan, kemudian terpilih dan diutus Ottow dan Geissler sebagai peletak
dasar terang Injil bagi bangsa Papua. Terang Injil merambat mula-mula dari
Mansinam, kemudian Allah menggerakkan UZV melengkapi penginjilan di
Mansinam Papua dengan mengutus J. L van Hasselt, Jaesrich, Otterspoor,
dari Mansinam terang Injil merambat ke Doreh oleh Jaesrich, Kwawi oleh J.
L van Hasselt, ke Rhoon oleh Beyer, van Balen, Splunder, Bink, ke Moomi
oleh Meeuwig, ke Meoswar oleh Mosche, Rhinnooy, ke Andai oleh
Woelders, Jens, Metz, ke Miei Starenburg, ke Biak oleh Jens, ke Windesi,
Inanwatan oleh Muylwijk, ke Fakfak oleh Bouth, ke Serui, Biak, Sarmi,
Holandia oleh F.J. F van Hasselt kemudian dilanjutkan oleh Jens di Biak,
Bouth ; Bijkerk, Agter de Neef, Schneider di Holandia, di Sarmi oleh Agter de
Neef dan Werkman, di Serui-Yapen oleh Bouth, Agter de Neef dan selain

61
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

para zendeling ada juga sejumlah goeroe jemaat yang turut serta
merambatkan Injil seperti : Johana Rumadas di Andai (1885) ; Josefus
Tomahu Guru Ambon pertama di Kwawi (1894) ; Jonathan Ariks di Amban
(1896) ; Petrus Kafiar di Biak (1897) ; Timotius Awendu Teolog Papua
pertama lulusan Depok 1897 di Mansinam, Apituley di Rhoon 1901, Huwae
di Andai 1908, Tamtelahitu di Kwawi 1909, Polnaya di Samate 1914,
Latumahina di Wariab 1911, Maitimu di Mandori 1911, F. Warin di Pakriki
1909, Tomasoa di Dwar 1909. Amos Pasalbessy di Tablasupa – Tanah Merah
1911, dan masih banyak zendeling dan guru jemaat lainnya yang dipilih dan
dipanggil Tuhan untuk merambatkan terang Injil Tuhan Yesus di negeri yang
disematkan dengan nama negeri Nieuw Guinea.

II. PENJELASAN TEKS


2.1. Ayat 1 – 2 Hal buta diperhadapkan dari persepsi Tradisi dan Tuhan
Kata “buta” merupakan kata keterangan akusatif yang memiliki
hubungan dengan orang ketiga laki-laki - “dia” seorang yang sedang
mengalami cacat fisik atau “penderita kebutaan”. Polemik sekitar
distabilitas sepertinya menjadi perdebatan yang dikaitkan dengan
hukum tradisi dan hukum Allah. Status Yesus untuk konteks ini murid-
murid menyebut “Rabi” atau “Guru” atau orang yang memiliki kuasa
atau sumber kuasa natural dan supranatural. Karena itu, murid-murid-
Nya pertanyaan beruntun menggunakan gaya bahasa “tuduhan”,
“seseorang buta sejak lahir, tuduhan para murid Yesus “siapa yang
berbuat dosa?, orang ini atau orang tuanya?”.

2.2. Ayat 3 – 7 “orang buta sejak lahir” dan kesembuhannya menjadi alat
kesaksian menyatakan pekerjaan Allah
Kita menemukan lima hal dalam respons Yesus kepada murid-murid-
Nya pada bagian kedua ini, ke-empat hal dimaksud, antara lain :
(1) Respons Yesus. Yesus tidak tertarik tentang hal dosa, apalagi
menuduh dan mencari-cari sebab dari manusia yang berkebutuhan
khusus, tuduhan itu “tidak logis” dan tidak semestinya. Jawaban
Yesus menolak tuduhan dengan mengatakan kata “bukan”,
menariknya kata “bukan” atau “oute” Yesus menggunakan dua kali
sebagai kata konjuksi atau penghubung antara dia si “buta sejak
lahir” dan pengasal si buta atau “orang tua”, keduanya dalam
peristiwa “seorang anak yang lahir buta “tidak dapat dihubungkan
dengan dosa”.

62
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

(2) Kata “menyatakan” bukan “apokalupto” tetapi kata “panerote”


dari kata “panero”. Menarik untuk diperhatikan dan diulas disini.
Sesungguhnya Yesus Sang “Apokalupto Agung”, bahwa dunia
sebelum Yesus buta melihat Tuhan, dalam Apokalupto Agung
melalui Allah yang telah menjadi manusia, dunia melihat Allah
secara figurative dalam Kristus. Dalam konteks “orang buta sejak
lahir” Yesus menggunakan kata “panerote” sebagai kata kerja
bentuk pengandaian (subjunktiv) untuk orang ketiga tunggal laki-
laki “dia” yang sebentar lagi akan mengalami perubahan bentuk,
yaitu dia sejak lahir tidak melihat akan mendapatkan bentuk
melihat yang sama dengan orang yang melihat sejak lahir. Inilah
penampakan diri dari yang tidak mungkin “buta sejak lahir”
menjadi mungkin “melihat sama seperti manusia yang dapat melihat
pada umumnya” itulah pekerjaan Allah yang berpusat pada Yesus,
dan itulah “panero”.
(3) Waktu bekerja (ay 4). Sikap Yesus menerima kebiasaan pembagian
waktu untuk aktivitas atau waktu kerja bagi manusia yang berlaku
umum, yaitu siang adalah waktu kerja dan malam adalah waktu
istirahat dari bekerja. Ini merupakan bentuk gaya bahasa kiasan,
dengan jalan ini Yesus menjelaskan tentang 4 hal, pertama : waktu
siang berkaitan dengan waktu sekarang ini saat Yesus hadir bersama
para murid ; kedua : mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus
Aku berkaitan dengan kuasa Allah ; ketiga saat malam sebagai
bentuk lain dari kehidupan dunia tanpa mengenal Yesus dan ;
keempat : tidak ada seorangpun yang bekerja waktu malam
memiliki arti yang sama dengan keadaan tanpa kuasa Tuhan
“dynathai ergazesthai” atau bekerja tanpa kuasa Allah ;
(4) Deklarasi Yesus tentang kuasa terang Allah bagi dunia (ay 5). Satu
kata penting yang digunakan dua kali adalah kata “dunia”. Yang
pertama dunia atau “kosmo” adalah “kata benda bentuk dativ”
menunjuk kepada hakekat “dunia ciptaan yang dihuni oleh manusia
berdosa dan fana” ; Yang kedua dunia atau “kosmou” adalah “kata
benda genitive” artinya “dunia mula-mula sejak diciptakan diliputi
oleh Sang Terang tak terbatas”.
(5) Menyatakan pekerjaan Allah (ay 6-7). Fungsi fisiologis mata tidak
berfungsi sejak kelahiran. Apakah dokter atau analis dan apoteker
memberikan hasil diagnosa untuk suatu tindakan medis dengan cara
yang demikian : air ludah dan tanah yang bercampur air ludah,
dioleskan ke mata pasien, lalu terjadilah pertumbuhan fungsi saraf
mata dan hasilnya adalah “pasien buta sejak lahir dapat mengalami
kehidupan terang karena ia sendiri sudah melihat”.

63
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

2.3. Ayat 8 – 12 Persepsi sekelompok orang sekitar orang buta yang bisa
melihat karena Yesus.
Tanggapan orang terhadap perubahan yang temukan pada seorang
yang dahulu buta sejak lahir, sekarang melihat seperti sedia kala,
terdapat tiga persepsi :
(1) Persepsi pertama : pertanyaan dengan gaya bahasa sindiran
“bukankah dia ini yang selalu mengemis?”
(2) Persepsi kedua : gaya bahasa pembahasan sebagai sanggahan atau
jawaban atas pertanyaan (bukankah dia ini yg selalu mengemis?),
terdapat dua sikap : sikap pertama adalah mengakui perubahan fisik
dari tidak melihat menjadi melihat dari orang yang mereka kenal
dan ; sikap kedua adalah kelompok yang tidak mengakui perubahan
fisik dari si buta sejak lahir, dan mereka mengemukakan alasan
bahwa “ada orang serupa yang melihat dan tidak buta.
(3) Persepsi ketiga : bila benar ini orang yang dahulu buta, dan ia
sendiri bersaksi tentang kebenaran masa lalunya yang buta, maka
kedua kelompok kembangkan pertanyaan tentang pelaku yang
menjadikan seorang buta dapat melihat sebagaimana adanya,
pertanyaan mereka “bagaimana matamu menjadi melek?”
jawabnya : bukan merujuk ke tugas tabib kesehatan tetapi ia
mengatakan satu pribadi dari kata orang namanya “Yesus”.

III. PENERAPAN
Saat ini GKI dan gereja-gereja di tanah Papua merayakan 167 tahun PI di
tanah Papua, saat yang sama teks hari ini seperti menyadarkan kita
tentang sikap sebagian warga gereja atau warga jemaat yang belum
terbuka melayani orang berkebutuhan khusus atau kaum distabilitas.
Bila zaman Yesus hidup dan berkarya, pertanyaan zaman itu sudah
diwakili oleh para murid Yesus yang menunjukkan bahwa kaum distabilitas
masih disepelekan, bahkan kesembuhan yang dicapai tidak menjadi berita
sukacita seperti yang nyata dari (ayat 8 – 12), maka kita diarahkan oleh
teks hari ini, saat mencapai 167 tahun PI di tanah Papua, segera gereja-
gereja di tanah Papua, khususnya GKI di tanah Papua dituntut untuk
menghadirkan “tanda-tanda kerajaan Allah” dengan mengarahkan
pelayanan khusus kepada kaum distabilitas, semoga pada Sidang Sinode
tahun 2022 ini pemimpin yang terpilih benar-benar menata pelayanan GKI
di Tanah Papua sebagai pelayanan gereja GKI yang ramah kaum difabel.
Amin.

64
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 6 FEBRUARI 2022


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : RATAPAN 3:22-26
TEMA : CINTA TUHAN KEKAL BAGI KITA

I. PENDAHULUAN
Kita baru saja, merayakan 167 tahun Pekabaran Injil di tanah Papua
sebagai hari kasih karunia Allah yang sudah mendatangi Papua. Secara
spiritual dari kasih karunia Allah itu, telah turut melahirkan Papua untuk
selamanya menjadi anak-Nya yang kekasih. Cara Tuhan memilih Papua
sangat unik, keunikan itu ditemukan dari kisah berikut.
Demi perubahan Papua Allah bekerja di benua biru Eropa, suatu benua yang
sudah mengalami perubahan karena Injil. Di sana Allah berkenan mengubah
jalan kehidupan Gossner, seorang pastor Katolik yang kemudian menjadi
Pendeta di Jerman. Allah berkenan mengubah jalan hidup Carl Wilhelm
Ottow dan Johann Gottlob Geissler anak-anak muda yang mestinya
“menikmati kejayaan kemajuan Jerman”. Allah berkenan memilih Heldring
seorang Pendeta Belanda untuk mengakomodir anak-anak muda Jerman
yang kemudian di kirim ke seluruh wilayah koloni Belanda.
Cinta Tuhan bagi Papua jejaknya dikisahkan dengan baik oleh semua
zendeling yang bekerja di tanah Papua. Kini kasih Tuhan nyata karena
sudah menjadi milik bangsa Papua dan semua bangsa karena “Injil”
kekuatan cinta Tuhan yang mendamaikan dan mempersatukan.

II. PENJELASAN TEKS


2.1 ayat 22-23 TUHAN sumber yang selalu baru kasih, rahmat dan kesetiaan.
Kata “baru” pada ayat (23) merupakan kata keterangan “hadasim”
yang memiliki arti sesuatu yang baru dan itu baru saja diproduksi atau
dikeluarkan, tidak pernah dipakai, bukan hasil dari daur ulang barang
lama; karena pada TUHAN tidak berkesudahan “kasih setia”, pada
TUHAN tidak habis-habis “rahmat” dan pada TUHAN besar
“kesetiaan”.

2.2 ayat 24-25 Jiwa yang berharap dan mencari TUHAN


Kata jiwa terjemahan dari “napsi” kata benda yang menunjukkan
unsur keutuhan tubuh dan keinginan, hasrat, hati dan alam gagasan.
Keutuhan tubuh merupakan bagian kecil dari TUHAN yang maha
besar dan agung. Dari alam jiwa di mana ada ide, hati dan hasrat atau
keinginan seorang manusia menaruh harap dan untuk mengalami
TUHAN.

65
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

2.3 ayat 26 Doa yang menanti dengan diam pertolongan TUHAN


Kata pertolongan TUHAN atau “litsuat Yahweh” merupakan
keberadaan TUHAN, bahwa TUHAN pada diri-Nya adalah “Juru
selamat, Penyelamat, Penolong, Pemelihara, dan Pemenang”. Untuk
TUHAN yang demikian manusia mendatangi atau menghampiri Dia
dengan doa yang terarah kepada-Nya. Sebab kepercayaan Dia ada
pada si pendoa, karena kepercayaan itu benar adanya maka si pendoa
memasukinya dengan “sikap menanti” dan “sikap diam” yang aktif,
yaitu menyembah dan memuliakan Dia.

III. PENERAPAN
Kita telah memasuki tahun ke-3 sejak 2020 pandemi covid-19, kita mengalami
kasih setia Tuhan nyata. Banyak sekali gerakan membangun mezbah doa
sudah dikerjakan, baik secara persekutuan, secara keluarga dan juga secara
pribadi, baik secara ekumenikal, maupun secara plural bersama agama-agama
lain.
Kita mengalami “kasih setia Tuhan” yang memulihkan pribadi, keluarga,
persekutuan dan hubungan sosial umumnya. Pengagungan kepada Tuhan,
penyembahan kepada Tuhan menjadi satu-satunya arah jalan yang diikuti,
sehingga di jemaat ada Penatua, Syamas dan Pendeta yang berdoa, terjadi
persekutuan doa secara klasis, baik melalui “tim rally doa” maupun tim doa
dan puasa. Demikian juga di aras Sinode. Semua bentuk relasi yang intim
dengan Tuhan benar-benar begitu giat terbangun. Ini merupakan suatu
periode kebangkitan relasi dengan Tuhan yang begitu indah hadir dalam
periode masa covid-19. Keindahan keintiman dengan Tuhan menjadi fondasi
persekutuan yang terus dikuatkan dan lesatari. Kita percaya bahwa “kasih setia
Tuhan yang kekal sampai hari ini masih nyata ada dan berlangsung”.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI .I.


1) Nyanyian Mazmur 105:1-2
2) Nyanyian Mazmur 25 :1
3) Nyanyian Mazmur 25 :5
4) Nyanyian Rohani 84:1
5) Nyanyian Rohani 132:1 dst
6) Nyanyian Kidung Jemaat 383:1-2

66
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 13 FEBRUARI 2022


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : YEHEZKIEL 28:11-19 ;
TEMA : GAMBAR DARI KESEMPURNAAN,
PENUH HIKMAT DAN MAHA INDAH
DI TAMAN EDEN

I. PENDAHULUAN
Bila kita memperhatikan konteks nabi Yehezkiel bernubuat, kita pertama-
tama di dorong untuk mengalami situasi Kerajaan Yehuda sebagai orang
buangan di Babilonia, dan Nabi diangkut ke Babilonia pada tahun + 597SM.
Kitab Yehezkiel secara garis besar terbagi ke dalam 4 bagian utama, yaitu :
(a) Bagian pertama dari pasal 1-3 tentang Panggilan dan Penugasan
Yehezkiel
(b) Bagian kedua dari pasal 4-24 Nubuat tentang Hukuman atas Yehuda
dan Yerusalem
(c) Bagian ketiga dari pasal 25-32 Nubuat tentang hukuman atas bangsa-
bangsa asing
(d) Bagian empat dari pasal 33-48 Nubuat Mengenai Pemulihan

Teks yang di baca hari ini termasuk pada bagian ke-3 nubuat nabi tentang
hukuman Allah bagi bangsa-bangsa asing. Yang sangat menarik dari
bahagian teks yang kita baca ini, terkait dengan personifikasi dari raja Tirus
menjadi simbol figurative yang hendak menggambarkan tentang
kepribadian tertentu tentang sang “gambar dari kesempurnaan di taman
Eden”. Raja Tirus yang dimaksud adalah “Etbaal” atau “Itobalus”. Agak
aneh memang, bila secara harafiah mengkaitkan taman eden dengan raja
Tirus, tetapi peran raja Tirus sepertinya memiliki arti secara spiritual khusus
peristiwa yang bernuansa kekuasaan supranatural, dan kebanyakan figure
supranatural di taman Eden yang dimaksudkan sebagaimana Yesaya 14:12
adalah “helel” artinya “lusifer” atau “cahaya bintang timur”

II. PENJELASAN TEKS


2.1 Ayat 11-12 “Gambar dari kesempurnaan, penuh hikmat, maha indah”
Tiga kata yang diurut pada ayat 12b yaitu pertama : “ukelil” kata
keterangan untuk menerangkan orang kedua tunggal laki-laki “engkau”

67
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

gambar dari kesempurnaan ; kedua “hakmah” kata benda untuk


menerangkan “engkau penuh hikmat atau cakap, pandai, mahir” dan ;
ketiga “yopi” kata benda yang menerangkan “engkau maha indah,
tercantik”.

2.2 ayat 13-15a keelokan makhluk di Taman Eden


Nubuat nabi Yehezkiel khusus untuk ayat (13-15a) mengetengahkan
bagian lain dari suatu kisah di taman Eden, tetapi kali ini kisah Eden
hadirkan figur berbeda, yaitu manusia dari latarbelakang non-Yudaisme,
Etbaal atau Itobalus raja Tirus. Eden yang digambarkan disini terdiri dari 9
batu permata dan emas sebagai batu permata ke-10, barangkali 10 batu
permata ini merupakan penggambaran karakter fisik keseluruhan isi
Kerajaan Tirus, keindahan Kerajaan Tirus ini kemudian diumpamakan
atau disandingkan gambarannya dihubungkan mirip seperti Eden. Kata
“hari penciptaanmu” dari kata kerja “hibbaraakha” Raja Tirus sebagai dia
yang terpilih, diutus, dibuat saat pertama kali diangkat menjadi raja.
Sebagai raja agung, tak bercela kata yang diterjemahkan disini adalah kata
keterangan “tamim” artinya raja yang memiliki kesempurnaan”.
Sebagian penafsir dan teolog sepakat bahwa ratapan bagi raja Tirus
sebagaimana teks yang kita baca pasal 28:11-19 sedang menyajikan kisah
“Eden supranatural” dengan si “helel” atau malaikat lusifer sebagai
“ukelil” yaitu “dia gambar dari kesempurnaan, penuh hikmat “hakmah”
dan “yopi” atau maha indah, tercantik dia itulah cahaya bintang timur.
Bila benar bahwa penokohan raja Tirus sebagai alat yang didalamnya
nabi hendak menubuatkan tentang kejadian malaikat lusifer,
keagungannya dan kejatuhannya, maka teks ini sebenarnya sedang
menyajikan awal kejadian atau penciptaan Lusifer sebagai malaikat yang
diterangkan sebagai “gambar dari kesempurnaan, penuh hikmat dan
maha indah” yang keberadaannya di Eden di depan kerub, dalam
kemuliaan Allah dengan sistem lighting alami, yaitu batu-batu bercahaya-
cahaya. Suatu figure yang memiliki aura “penyembahan” karena kerub
searti dengan simbol penyembahan. Sehingga seluruh keindahan lucifer
sejak awal diciptakan sebagai malaikat yang menyajikan kesempurnaan
penyembahan kepada Allah Pencipta. Alkitab kisahkan dunia malaikat
selain “lusifer”, ada juga malaikat Gabriel (Luk 1:19), malaikat Mikhael
(Dan 10:13, 21, 12:1, Yud 9).

68
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

2.3 ayat 15b-19 hukuman dan kejatuhan


Kehebatan, kesuksesan, kepandaian, kecantikan, keluhuran, kejayaan,
kekayaan, kesempurnaan merupakan capaian tertentu dalam dunia
manusia, dan raja Tirus dan kerajaannya menampilkan sebagian dari
capaian dalam dunia manusia yang juga dapat dicapai oleh siapapun,
kemungkinan ini tersedia dan terbuka. Aspek kejatuhan dari
kesuksesan, keluhuran, kejayaan, kepandaian setiap orang juga terbuka
bagi siapapun. Teks ini menyajikan suatu karakter kejatuhan dari
kejayaan dan di dalamnya hadir suatu unsur kengerian. Bagaimana raja
Tirus jatuh dan dicela? Hal apa saja yang menjadikannya jatuh,
beberapa hal disebutkan di bawah ini :
1) engkau penuh kekerasan
2) engkau berbuat dosa
3) engkau dibuang dari gunung Allah
4) kerub yang berjaga membinasakan engkau
5) engkau sombong karena kecantikan mu
6) hikmat mu kau musnahkan demi semarak mu
7) ke bumi kau Ku lempar
8) kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan
9) banyak kesalahanmu
10) kecurangan dalam dagang mu
11) engkau melanggar kekudusan tempat kudusmu
12) Aku menyalakan api dari tengahmu untuk memakan habis engkau
13) Kubiarkan engkau menjadi debu
14) Semua bangsa - bangsa yang mengenal engkau kaget melihat
keadaanmu
15) Akhir hidupmu mendahsyatkan dan lenyap selamanya

Bila hal ini mengisahkan tentang kejatuhan lusifer maka kengerian itu
menjadi alamat bagi tempat ke mana ia di buang. Ia di buang ke
“bumi” (ay 17b) dan api yang kekal adalah kengerian hukuman
berikutnya (ay 18b) ; nabi Yesaya menggambarkan kengerian hukuman
ini pada Yesaya 14:11 “Ke dunia orang mati sudah diturunkan
kemegahanmu dan bunyi gambus-gambusmu; ulat-ulat dibentangkan
sebagai lapik tidurmu, dan cacing-cacing sebagai selimutmu.".

69
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

III. PENERAPAN
Teks ini membangkitkan kesadaran yang prinsip dan penting bagi berbagai
kalangan, seperti kalangan pejabat yang memiliki mentalitas elitis,
kalangan akademis yang memiliki mentalitas ilmuan, kalangan artis yang
memamerkan aspek kecantikan, kegantengan dan keindahan fisik tertentu,
kalangan orang kaya, kalangan Event Organizer (EO) yang mendesain
keindahan dekorasi dan sistem lighting, dan berbagai kalangan lainnya.
Manusia siapapun layak menikmati semua capaian dari usaha dan kerja
keras yang menghasilkan semuanya menjadi tersedia dan terwujud. Hal
yang diingatkan dari teks ini adalah: “tidak sombong, tidak tinggi hati,
tidak melakukan kekerasan karena merasa sebagai orang berada atau
sebagai tuan atau kaya, tidak boleh undur dari ibadah dan persekutuan
dengan Tuhan, kecantikan dan kegantengan tidak boleh menciptakan
persaingan-perseteruan dengan sesama”
Bila raja Tirus dan kerajaannya pernah jaya, bila malaikat lusifer sebagai
malaikat yang sangat indah dan cantik pernah ada dalam keadaan
sebagaimana adanya, hari ini kisah mereka digambarkan dengan baik,
bahwa akhir kisah mereka adalah kengerian hukuman Allah, hal yang sama
terbuka juga untuk kita yang hidup di era yang modern ini. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.II.


1) Nyanyian Rohani 9:1-3
2) Nyanyian Rohani 142:1
3) Nyanyian Rohani 142:2
4) Nyanyian Rohani 158: 1 dst
5) Nyanian Rohani 1
6) Nyanian Rohani 80 : 1-3

70
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 20 FEBRUARI 2022


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KEJADIAN 1:24-31 ; 2:4-25
TEMA : MANUSIA GAMBAR DAN RUPA ELOHIM DI EDEN

I. PENDAHULUAN
Pada minggu yang lalu kita diajak untuk menemukan sosok Raja Tirus
sebagai pengejawantah dari sosok malaikat lusifer yang cantik dan
sempurna di Eden, maka sebelum memasuki minggu sengsara I pada
minggu depan, kita diajak untuk membaca dari Alkitab kelanjutan kisah di
Eden pada hari ke-6 Allah Pencipta mencipta semesta dan membentuk
manusia menurut gambar dan rupa Elohim.
Teks yang kita baca seluruhnya 30 ayat, keseluruhan kisah yang kita baca
hendak menghubungkan secara utuh penciptaan. Dan penciptaan itu
adalah penciptaan yang menceritakan peristiwa kejadian yang terjadi pada
hari ke-6.
Dua aliran pemikiran penulis kitab Kejadian pasal 1 dan pasal 2 memandu
kita untuk melihat penciptaan secara teori dari versi elohist (E) dan
penciptaan versi yahwist (Y) dengan setting waktu hari ke-6 dan setting
tempat di Eden.
Manusia bertempat tinggal di Eden, Firdaus, Sorga, suatu tempat tinggal
bersama dengan Pencipta yang melahirkannya sebagai “imagodei”.

II. PENJELASAN TEKS


2.1 Ayat 24-31 Penciptaan Hari Ke-enam.
(a) Elohim dalam beberapa fungsi dalam Penciptaan. Kata berfirmanlah
Allah atau “wayyomer Elohim” ayat (26) pada keseluruhan pasal 1
digunakan sebanyak 8 kali, dalam teks untuk penciptaan hari
pertama hingga hari ke-5 kata wayyomer Elohim digunakan
sebanyak 5 kali sedangkan pada penciptaan hari ke-enam digunakan
sebanyak 3 kali, yaitu pada ayat (24, 26 dan 29) ; kata Allah
menciptakan “wayyibra Elohim” ayat (27) digunakan lagi pada ayat
(21) ; kata Allah memberkati mereka “waybarek otam elohim” ayat
(28) digunakan pada ayat (22) ; kata Allah melihat “wayyar
Elohim” ayat (31) digunakan pada ayat (10,12 dan 21) ; keutuhan
fungsi Allah dalam penciptaan dari hari pertama hingga hari ke-5

71
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

seluruhnya disebutkan pada penciptaan hari ke-6, yaitu


“berfirmanlah Allah, Allah menciptakan, Allah memberkati, Allah
melihat”, dan khusus untuk fungsi “wayyomer Elohim” Firman
Allah muncul tiga kali masing-masing untuk :
(1) Ayat 24. Allah memerintahkan bumi. Bumi yang mendapatkan
perintah Allah untuk “mengeluarkan” segala jenis makhluk yang
hidup “towtse haarets nefesh hayyah”. Dalam pengawasan dan
kendali Allah seolah-olah “bumi mengeluarkan atau mencipta
“nefesh hayyah” kehidupan yang sama dengan bumi dan untuk
bumi, yaitu segala jenis makhluk hidup, ternak, binatang melata
dan segala jenis binatang liar”. Inilah “wayyomer Elohim” ;
(2) Ayat 26. Seolah seperti “Allah memerintahkan Diri Allah
sendiri.” Agar “naaseh adam betsalmenu” manusia dijadikan
sesuai seperti “bara Elohim wayyomer Elohim dan weruakh
Elohim” Pencipta, Firman dan Roh – Kita.
(3) Ayat 29 kata “wayyomer Elohim” pada ayat 29 digunakan
dalam hubungan dengan “leaklah” kata benda untuk makanan
bagi keberlanjutan kehidupan dan perkebangbiakkan manusia,
agaknya istilah “leaklah” pertama kali muncul disini
menerangkan pola mengkonsumsi makanan, yang berasal dari
“tumbuh-tumbuhan berbiji dan pohon buah-buahan”.
(b) Kata “baiklah Kita menjadikan” atau “naaseh” kata kerja dan kata
“menurut gambar dan rupa Kita” atau “betsalmenu” kata benda
kata “Kita” kesatuannya dihubungkan dengan kemunculan Elohim
pada ayat (1, 2, dan 3), yaitu “bara Elohim” Allah Pencipta ;
“weruakh Elohim” Roh Allah ; dan “wayyomer Elohim” Firman
Allah.

2.2 Pasal 2:4-7 Penciptaan Manusia Laki-Laki “Adam”


Kisah penciptaan manusia (pasal 1:26) manusia diterjemahkan dengan
istilah “adam” suatu “pribadi”, tetapi pada (ay 27) istilah yang
digunakan bukan “adam” tetapi manusia berjenis kelamin ; istilah
“zakar” kata benda digunakan untuk menerangkan “dia pribadi laki-
laki” dan ; istilah “uneqebah” kata benda yang digunakan untuk
menerangkan “dan perempuan” atau dia pribadi perempuan.
Sedangkan pada pasal 2:4-7 penciptaan manusia atau Adam tidak

72
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

menggunakan istilah “zakar” seperti pada pasal 1:27, istilah yang


digunakan untuk pribadi manusia laki-laki adalah “Adam”. Menariknya
terkait dengan munculnya dua kepribadian pengasal manusia “adam”.
Kepribadian yang pertama : mempunyai hubungan dengan proses
kejadian manusia yaitu “bumi, tanah dan air” sebagai pengasal fisik.
Kepribadian yang kedua : terkait dengan “haadam lanefesy hayyah”
“pribadi menerima kehidupan” yang datangnya dari “wayiser Yahweh
Elohim” Pengasal atau Sumber Kehidupan yang membentuk”, yaitu
“TUHAN Allah”

2.3 Ayat 8-17 Taman Eden


Tempat tinggal untuk manusia yang diciptakan Yahweh-Elohim adalah
“sebuah taman yang sudah Yahweh Elohim tumbuhkan atau tanami
tanaman. Istilah yang digunakan untuk taman yang sudah ditanami
adalah “wayyita” kata kerja yang menunjukkan suatu taman yang
sudah ditanami, lengkapnya “wayyita Yahweh Elohim”. Tiga karakter
alamiah dari taman itu, karakter pertama: sumber makanan yaitu
pohon buah-buahan yang menarik dan baik untuk dimakan dan di
tengah taman itu terdapat dua pohon yang agak istimewa dan
berbeda, yaitu pohon kehidupan dan pohon pengetahuan baik dan
jahat ; karakter kedua : taman itu dialiri oleh empat sungai, yaitu Pison,
Gihon, Tigris dan Efrat. ; karakter ketiga : damar bedolah dan batu
permata ditemukan disini, yaitu emas dan krisopras.

2.4 Ayat 18-25 Penciptaan pribadi Manusia Perempuan


Pada pasal 1:27 istilah perempuan menggunakan kata “uneqebah”,
tetapi pada pasal 2:18 dengan istilah “ezer kenegdow” digunakan
untuk menjelaskan tentang “hadir seorang pribadi penolong yang
memiliki kepribadian manusia yang beda dengan makhluk hidup lain”,
atau “penolong yang sepadan”. Dan pada pasal 2:22 dan 23 istilah
perempuan digunakan dengan istilah “leissah” dari kata “issah” artinya
perempuan dewasa sebagai isteri. Dalam madah Adam pada ayat 23,
istilah laki-laki tidak menggunakan kata “zakar” juga tidak
menggunakan kata “adam” tetapi menggunakan istilah “meis” kata
benda yang menunjukkan manusia dewasa sebagai suami.

73
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

III. PENERAPAN
Menemukan suatu rahasia kedirian manusia sebagaimana teks berbicara,
merupakan hal mendasar dan penting perlu terbuka dihayati. Misalnya,
Adam bukan hanya dikaitkan kepada laki-laki, tetapi adam merupakan
“kepribadian” yang di dalamnya melekat “unsur bumi dan unsur nefesy
hayya”, karena itu untuk yang memiliki “nefesy hayya” adalah yang
berkepribadiaan dari pengasalnya yaitu “Pencipta” yaitu “Yahweh
Elohim”.
Minggu depan kita aka nada pada minggu sengsara pertama.
Sesungguhnya, Adam Perjanjian Baru yang adalah Tuhan Yesus Kristus.
Jalan penderitaan, kematian, kebangkitan, naik ke Sorga dan pencurahan
Roh Kudus Allah merupakan jalan “penebusan dari dosa” adalah suatu
kemiripan dengan “menghembuskan “nefesh hayya” lalu periode baru
manusia masuki, yaitu hidup Bersama Allah di Firdaus. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.II.


1) Nyanyian Rohani 11: 1-3
2) Nyanyian Rohani 136:1,3
3) Nyanyian Kidung Jemat 36:1,4
4) Nyanyian Rohani 160 : 1dst
5) Nyanyian Rohani 3:1
6) Nyanyian Rohani 144: 1-3

74
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 27 FEBRUARI 2022


KALENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA I
PEMBACAAN ALKITAB : KEJADIAN 3:1-24
TEMA : MANUSIA DAN KAFANAAN

I. PENDAHULUAN
Kita sudah masuki minggu sengsara yang pertama pada hari ini, minggu 27
Februari 2021. Biasanya minggu sengsara pertama mendapat tema dari
Mazmur 91:51a yang dalam bahasa Latin disebut “invocabit” – bila ia
berseru kepada-Ku.
Sampai 3 tahun masa pandemic covid-19 siapapun kita covid-19 telah
memberikan suatu arti tentang apa itu “berjuang ditengah penderitaan dan
kuasa kematian yang terus membayangi.
Teks Kej 3:1-24 memberikan suatu makna mengenal perubahan identitas
dari bersama dalam kemuliaan Tuhan ke kehidupan diluar kemuliaan
Tuhan, kefanaan, dosa, penderitaan dan maut.
Pada hari minggu 13 Februari 3 minggu lalu telah kita mendengarkan
refleksi dari Yehezkiel 28:11-19 tentang penghuni taman Eden mula-mula,
personifikasi simboliknya diuntukkan bagi Raja dan Kerajaan Tirus, sebagai
“gambar dari kesempurnaan, penuh hikmat dan maha indah di taman
Eden”. Suatu bentuk alegori penokohan yang disamarkan. Makna di balik
itu hendak mengisahkan “helel” sang cahaya bintang fajar yang
diterjemahkan sebagai “malaikat Lucifer” yang di buang. Kisah “Lucifer”
yang di buang dari Eden, kini dalam pembacaan kita hadir dalam bentuk
berbeda “menyerupai ular”, kemudian memprovokasi manusia Hawa
setelah itu Hawa mempengaruhi Adam untuk kemudian akhirnya
menempuh akhir hidup diluar Taman Eden Allah, nasib naas yang dahulu
menimpa Lucifer kini menimpa manusia, di buang dari Eden seperti
dirinya. Kisah ini merupakan adegan yang menegangkan seolah menuntun
kita menyaksikan “pertaruhan dua penghuni Eden” pada sisi lain
pemerannya adalah “Lucifer malaikat yang terbuang” dan pada sisi lain
“manusia Adam dan Hawa sang Gambar Elohim”.

75
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

II. PENJELASAN TEKS


2.1 Ayat 1-7 Penghuni Taman Di Eden
(a) Alkitab mengisahkan dalam peristiwa yang berkaitan dengan
“melanggar perintah untuk makan dari buah pohon pengetahuan
tentang baik dan jahat” tiga tokoh diluar Yahweh Elohim adalah
Hawa, Adam dan Ular masing-masing memainkan perannya sendiri-
sendiri. Ular diterjemahkan dengan kata “wehannahas” untuk
waktu sekarang ada dalam keadaan terbatas, Inggrisnya “serpent”,
ular, naga. Keanehan teks ini khusus pada bagian komunikasi yang
terjadi, bagaimana ular berbicara?? Ini sebuah Misteri. Sepertinya
komunikasi terjadi disekitar buah pohon yang fungsinya akan
mengantar manusia ke masa depannya, yaitu akan mengetahui
tentang “baik dan jahat” (ay.5). satu kalimat dari penulis teks ini
pada ayat (7) “maka terbukalah mata mereka berdua” – “ene
wattipaqahnah” – kesadaran tentang “pengetahuan baik dan jahat”.
(b) Kata Allah pada bagian ini oleh Ular menggunakan kata “Elohim”
bukan “Yahweh Elohim”. Sekitar 3 kali ular menggunakan kata
Elohim. Menariknya, identitas “imagodei” manusia dalam
percakapan yang memuncak digunakan Ular untuk menunjukkan
bahwa manusia yang saat ini matanya belum terbuka karena
terbatas, meskipun manusia sudah diciptakan menurut gambar dan
rupa Allah, tetapi manusia belum besar, hebat sama seperti Elohim
pencipta dan gambarnya. Kata yang digunakan pada ay (5) “kamu
akan menjadi seperti Allah” – “wihyitem kelohim” sepertinya ular
sedang berupaya “membuka mata manusia” untuk nyatakan
manusia yang ada saat ini tidak hebat, tidak besar seperti
Penciptanya.
(c) Memang Alkitab tidak memberikan perincian tentang apa arti dua
pohon dalam taman di Eden, yaitu tentang “pengetahuan baik dan
jahat” dan “pohon kehidupan”. Apakah dua aspek ini, yaitu
“pengetahuan dan kekekalan” juga sudah diturunkan kepada
manusia sejak diciptakan atau belum, pada bagian teks ini belum
terkonfirmasi, tetapi bila kita baca pada pada ayat (22) di sana kita
menemukan bahwa “manusia sejak penciptaan berpengetahuan dan
kekal”. Barangkali ini adalah keunggulan manusia yang tidak
dimiliki Lucifer saat ia kehilangan kemuliaan Allah atau terbuang.

76
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

2.2 Ayat 8-13 TUHAN dan Segambarnya


(a) Teks pada bagian ini seluruhnya menggunakan Yahweh Elohim.
(b) Dialog antara Yahweh Elohim dengan manusia yang adalah gambar
dan rupa-Nya tentang “proses mengambil dan makan buah
pengetahuan baik dan jahat”.
(c) Empat kata pada ayat (10) yang penting disini adalah kata “samati”
indera pendengaran dapat mendengar kehadiran Yahweh Elohim.
“aku mendengar”; kata “erom” keterangan tentang “keadaan
telanjang fisik” atau “aku telanjang” ; kata “waira” membuat “aku
takut” ; dan kata “waehabe” Karena-Mu “aku sembunyi”.
2.3 Ayat 14-19 TUHAN dan Keadilan
(a) Satu kali kata Yahweh Elohim digunakan pada ay (14)
(b) Ayat (14) keadilan TUHAN berlaku bagi ular
(c) Ayat (15) Nubuatan tentang perbuatan yang berakibat kepada
kejatuhan manusia, akan dikerjakan TUHAN untuk memulihkan
hubungan manusia dengan Yahweh Elohim
(d) Ayat (16) keadilan TUHAN berlaku bagi perempuan
(e) Ayat (17-19) keadilan TUHAN berlaku bagi manusia Adam

2.4 Ayat 20-24 Perubahan Kehidupan


(a) Kata Yahweh Elohim tiga kali digunakan pada bahagian ini ;
(b) Dari pihak Adam : terjadi pemberian nama kepada manusia “Eva”
atau Hawa sang bunda pelanjut kehidupan (ay 20) - mirip dengan
tugas mula-mula Adam saat memberikan nama kepada makhluk
hidup yang TUHAN Allah ciptakan
(c) Dari pihak Yahweh Elohim : manusia mengalami kehilangan taman
di Eden ; manusia menjadi terbatas ; manusia tidak dapat Kembali
ke kehidupan kekal ; manusia dibatasi dengan kemuliaan Allah
dengan “kerub dan pedang menyala dan menyambar.
(d) Manusia mengusahakan tanah lanjutan dari ayat (17-19)

III. PENERAPAN
Manusia laki-laki dan perempuan sudah menjalani kehidupannya setelah
menerima “keadilan TUHAN baginya”. Menanti 2021 tahun saat kita
membaca teks ini, untuk mengartikan tentang “penggenapan TUHAN”

77
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

bahwa dari “keturunan laki-laki dan perempuan akan meremukkan kepala


si ular” (ay 15).
Adam Perjanjian Baru lahir dari “Roh”. Ia adalah Firman yang telah
menjadi manusia, Ia adalah Penebus dan Juru selamat dunia. Ia penakluk
maut. Ia jalan satu-satunya menuju ke “pohon kehidupan kekal”. Ia sudah
mengubah dunia dengan jalan menebusnya. Seperti manusia pertama
“menerima hembusan Roh Allah demikianlah manusia yang ditebus Kristus
dan dunia dicurahkan dengan Roh Allah Yang Maha Tinggi, Roh Kristus”.
Supaya dengan jalan dan karya Tuhan Yesus Kristus “Sang Adam Perjanjian
Baru”, keturunan-Nya dalam dunia mengalami kehidupan Kristus Yesus
sesuai tuntunan Roh Kudus Allah. Imanuel.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.I.


1) Nyanyian Rohani 49 : 1- 2
2) Nyanyian Rohani 53: 1
3) Nyanyian Rohani 53 :5
4) Nyanyian Rohani 77:3
5) Nyanyian Rohani 56: 1 dst
6) Nyanyian Kidung Jemaat 184: 1-3

78
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

SABTU, 28 FEBRUARI 2022


KALENDER GEREJAWI : KUNCI BULAN DALAM MASA
MINGGU SENGSARA I - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : YESAYA 55:10-13
TEMA : FIRMAN TUHAN ADALAH KEHENDAK TUHAN

I. PENDAHULUAN.
Yesaya ps 55 ini merupakan bagian kedua dari kitab Yesaya (Pasal 40-55)
yang berisikan tentang Kabar Baik bagi umat Allah di pembuangan. Bagian
ini berisi kata-kata nabi yang berbicara tentang penghiburan dan
pengharapan kepada umat Allah yang saat itu tinggal di pembuangan di
Babel. Di mana pada waktu itu keadaan Yerusalem berada dalam kondisi
hancur atau puing-puing, namun janji Tuhan kepada bangsa itu bahwa
Yerusalem akan dibangun kembali dan umat akan bergembira karena hal
itu. Allah akan memberkati dan melindungi orang-orang yang kembali dari
pembuangan. Bagian ini juga berisi tiga nyanyian lagi tentang ‘hamba
Tuhan yang menderita’.

II. PENJELASAN TEKS.


Judul pasal 55 ini sangat menarik untuk kita simak, yakni “Seruan Untuk
Turut Serta Dalam Keselamatan yang Dari Tuhan”. Di dalam pasal ini kita
temukan bahwa kasih Tuhan sungguh nyata bagi bangsa Israel di
pembuangan. Ia sungguh memperhatikan umat-Nya dan kesengsaraan
mereka. Ia memanggil mereka untuk menikmati segala yang mereka
perlukan dengan cuma-cuma. Ia juga memperingatkan umat-Nya agar
memberi perhatian mereka kepada segala ajaran firman-Nya dengan cara
mencari dan berseru kepada Tuhan dengan memberikan contoh pada ayat-
ayat di bawah ini yang merupakan nas bacaan kita di akhir bulan Februari
2022 ini.
2.1 Ayat 10-11, berisi penegasan tentang segala yang difirmankan Tuhan
melalui alam semesta ciptaan-Nya dan mereka taat untuk melakukan
firman Tuhan itu sebagaimana yang disuruhkan Tuhan kepada mereka
dan itu berhasil. Mari kita bandingkan semesta dan manusia….. bahwa
semesta berbeda dengan manusia. Sekali lagi sangat berbeda. Hujan dan
salju adalah benda mati, yang ketika disuruh Tuhan, mereka dengan
taat menjalankannya dan sekali lagi itu berhasil, dengan memberikan
kesuburan di bumi bagi tanaman dan makhluk hidup yang lainnya
termasuk manusia. Apabila kita bandingkan dengan cerita
Perumpamaan tentang talenta (Matius 25:26), maka manusia mestinya

79
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

malu di hadapan Tuhan kalau dia tidak bisa mendengar dan melakukan
perintah Tuhan. Firman Tuhan yang keluar dari mulut Allah pasti
terlaksana dalam kehendak Allah pula.
2.2 Ayat 12-13, merupakan kata-kata penghiburan yang terakhir kali
diucapkan di hadapan bangsa Israel sebelum mereka keluar dari
pembuangan. Ayat-ayat ini menegaskan kembali janji Tuhan tentang
pembebasan bagi Israel dari pembuangan di Babel bahwa mereka akan
berangkat dengan sukacita (pembebasan yang akan mereka alami akan
memberikan sukacita dan kebahagiaan yang tak terkira bagi bangsa
Israel sebab itulah yang mereka rindukan selama berada di
pembuangan) dan dihantarkan dengan damai, dan yang mestinya
membuat mereka bersukacita adalah karena Tuhan sendirilah yang akan
berjalan di depan mereka dan alam semesta akan turut bergembira
menyambut kepulangan bangsa Israel ke Yerusalem. Di sana Tuhan
sudah menyediakan alam yang subur bagi bangsa Israel, Ia
menumbuhkan pohon-pohon yang subur di padang pasir yang
bertandus bagi bangsa pilihan-Nya (merupakan tanda mujizat), sehingga
mereka akan menikmati anugerah kasih karunia dari Tuhan bagi mereka
dari kesuburan yang sudah Tuhan sediakan bagi mereka. Hal itu
sekaligus akan menjadi tanda kemasyuran bagi Tuhan dan sebagai tanda
abadi yang tidak akan lenyap.
Perjalanan mereka pasti berat karena harus melalui padang belantara
dan bukit-bukit serta gunung-gunung dan sebagainya, tetapi mereka
pasti tidak akan takut atau merasa bersalah dan mengeluh seperti waktu
mereka keluar dari Tanah Mesir, justru mereka akan bersukacita dan
bergembira atas perjalanan yang mereka tempuh dari Babel sebab janji
penyertaan Tuhan sudah menjadi jaminan bagi mereka.

III. PENERAPAN
Karena itu saudara-saudara marilah dengan penuh yakin kita
meninggalkan bulan yang ke dua, bulan Februari, tahun 2022 ini dan
dengan kepastian melangkah bersama Tuhan memasuki bulan yang baru
nanti dengan senantiasa mendengarkan serta melakukan apa yang Tuhan
suruhkan kepada kita. Sebab Firman Tuhan adalah Kehendak Tuhan.
Dengan mendengarkan dan melakukan apa yang Tuhan suruh kepada
kita, berarti kita sudah memahami Firman Tuhan dan melakukannya.
Amin.

80
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

TEMA BULAN MARET “GKI YANG DEWASA, MANDIRI DAN MISIONER”


MINGGU, 6 MARET 2022
KALENDER GEREJAWI : UNGU – MINGGU SENGSARA II
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 1:1-17
TEMA : INKARNASI ALLAH BUKAN RE-INKARNASI

I. PENGANTAR
Kita semua pernah mendengar dua kata Bahasa Yunani “Alpha” dan
“Omega”. Alpha adalah abjad pertama (sama dengan “A”) sedangkan
Omega adalah abjad terakhir di dalam Alfabet Yunani (sama dengan “O”
panjang). Makna dari Alpha adalah awal, sedangkan makna dari Omega
adalah akhir. Menurut kitab Wahyu 1:8,17-18 dan Wahyu 22:13, Tuhan
adalah “Yang Awal dan Yang Akhir” dan “Yang Pertama dan Yang
Terkemudian”. Ayat-ayat ini, yang tidak membedakan antara Allah Bapa
dan Tuhan Yesus Kristus, merupakan kegenapan nubuat menurut Yesaya
44:6, 48:12. Pada intinya berarti bahwa Tuhan adalah pemberi kehidupan
sejak semula dan penjamin tujuan kehidupan dalam akhirat. Yesus Kristus
menentukan apakah kehidupan itu berhasil atau tidak. Yesus adalah jalan
kehidupan; dalam kematian pun Yesus-lah kunci untuk membuka pintu
dari tahanan maut.

II. PENJELASAN TEKS


Yohanes 1:1-18 merupakan prakata (prolog) Injil Yohanes. Menurut para
ahli, bagian ini adalah sebuah “himne Kristus” yang dinyanyikan oleh
gereja mula-mula. Bisa dibandingkan dengan himne-himne Kristus yang
lain seperti Efesus 1:3-14, Filipi 2:5b-11 dan Kolose 1:15-20.
Nas kita (Yoh. 1:1-17) bisa dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
2.1 Tentang Firman sebagai kekuatan Sang Pencipta, ayat 1-5. Bagian ini
mengacu pada Kejadian 1. Pada mulanya, Allah menjadikan segala
sesuatu yang ada. Allah “berfirman”, “lalu jadilah terang” (Kej. 1:3).
Yohanes menegaskan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Firman
Allah itu (Yoh. 1:3). Firman itu bukan sekadar sebuah “kata” di dalam
buku yang dapat disimpan di perpustakaan atau di arsip. Tetapi Firman
itu “hidup” (Yoh 1:4). Firman itu mempunyai kekuatan, ia
menggerakkan, ada dinamika, bahkan ada kuasa untuk senantiasa
menciptakan kosmos dari chaos. Sama seperti pada mulanya, ketika

81
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Firman Allah itu menciptakan tatanan kehidupan dari yang serba kacau
balau dan mati, begitu pula sekarang Firman itu membuka kegelapan
rohani yang meliputi manusia. Firman itu “terang manusia” (Yoh. 1:4b).
Berarti Firman Allah adalah patokan dan orientasi hidup. Dia adalah
terang bagi manusia yang masih dikuasai oleh kegelapan, yaitu kodrat
dunia ini. “Dunia” menurut Injil Yohanes adalah tempat godaan dan
penderitaan - kancah iblis, dosa dan maut yang membelenggu manusia.
Tetapi “kegelapan dunia” itu tidak bisa menguasai terang Firman Allah
(Yoh 1:5).
2.2 Bagian kedua ini tentang Yohanes Pembaptis sebagai utusan Allah yang
bersaksi tentang Firman Allah itu, ayat 6-8. Yohanes Pembaptis adalah
seorang Nabi yang bersaksi tentang Terang Allah, tetapi dia bukan
Terang itu sendiri.
2.3 Bagian tiga kembali berbicara tentang Firman Allah. Firman itu telah
datang ke dalam dunia, tetapi “dunia” (orang yang tidak percaya)
tidak mau menerima-Nya. Sebaliknya, manusia yang percaya kepada
Firman Allah itu diberikan “kuasa” untuk menjadi “anak-anak Allah”,
ayat 12. Puncak bagian ketiga ini ialah ayat 14. Dalam ayat ini
dinyatakan bahwa Firman Allah itu sudah menjadi “manusia”
(sebenarnya “sarks” = “daging” dalam Bahasa Yunani) dan “kita”
(yakni orang-orang percaya) melihat “kemuliaan” Allah di dalam
manusia itu, yaitu Yesus Kristus. Ini sangat mengejutkan bagi kaum
Gnostik maupun Yahudi. Kaum Gnostik adalah orang yang
mempunyai pandangan dunia yang sangat negatif. Apa saja yang
merupakan materi berlawan mutlak dengan yang rohani. Kaum
Gnostik tidak bisa menerima bahwa Firman Allah yang kudus itu bisa
menjelma menjadi manusia. Tetapi, ungkapan itu juga tantangan bagi
orang-orang Yahudi yang percaya bahwa kemuliaan TUHAN tidak
pernah bisa dipandang oleh manusia. Melihat “Kemuliaan TUHAN”
(kavod Adonai) berarti manusia itu harus mati. Kemuliaan Allah adalah
Terang Ajaib yang menyatakan kehadiran TUHAN yang dahsyat,
seperti dahulu di atas Gunung Sinai (Keluaran 24:17, 33:18br.), di
Kemah Suci (Kel 40:34-35) dan Bait Allah di Yerusalem (1 Raja-raja
8:10-11; 2 Tawarikh 7:1-3). Tetapi, menurut Injil, kemuliaan Allah itu
dinyatakan di dalam dunia ini di dalam diri Yesus Kristus.

82
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

2.4 Bagian keempat (ayat 15-17) kembali kepada Yohanes Pembaptis yang
bersaksi bahwa Yesus, Firman Allah itu, yang sudah ada sejak dahulu
kala, sekarang masuk ke dalam dunia untuk menyatakan kasih karunia
Allah. Dahulu, pada zaman Musa, Allah sudah menyatakan hukum-
Nya. Tetapi sekarang, dalam diri Yesus Kristus, Allah menyatakan kasih
karunia-Nya. Hukum Taurat sudah digenapi di dalam Yesus Kristus
(bnd. Roma 10:4). Hukum penting untuk menegor kesalahan dan
memberikan arahan. Tetapi hukum itu tidak bisa menyelamatkan
karena selalu dilanggar oleh manusia yang berdosa. Makanya, murka
Allah tetap ada. Tetapi di dalam Yesus Kristus Allah menunjukkan kasih
karunia (anugerah dan belas kasihan) kepada orang-orang berdosa,
agar mereka bisa diselamatkan.

III. PENERAPAN
Apakah relevansi nas kita ini untuk kehidupan kita? Sekurang-kurangnya
ada lima hal yang penting, yaitu :
3.1 Pertama-tama kita selalu harus diingatkan bahwa Yesus Kristus adalah
Firman Allah yang hidup dan penuh kekuasaan. Yesus bukan hanya
sekadar Guru teladan yang mengajar sebuah ilmu keselamatan, tetapi
Yesus sendiri adalah Firman penciptaan. Pada mulanya, Firman itu
menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Firman yang sama itu
adalah kekuatan Allah yang bisa mengubah hidup saya yang serba
kacau balau menjadi teratur dan indah. Marilah kita membuka hati
dan pikiran bagi Yesus Kristus, agar kita boleh menjadi “ciptaan baru”
(2 Korintus 5:17). Dengan demikian hidup kita akan sangat berarti dan
berbahagia.
3.2 Kalau kita dikuasai oleh Firman Allah - Yesus Kristus - maka iblis, dosa
dan kematian pun tidak bisa membelenggu kita. Di dalam Yesus Kristus
kita sungguh merdeka (Galatia 5:1).
3.3 Nas ini mengajar bahwa dunia ini yang penuh godaan dan kejahatan
tetap dikasihi Tuhan. Yesus, Sang Anak Allah, tidak segan turun dari
tempat mulia di surga masuk dunia yang gelap ini, karena oleh kasih-
Nya Dia mau menyelamatkan orang-orang pilihan-Nya. Sehingga kita
jangan segan berkecimpung di segala bidang di dunia ini, agar kita
membawa terang kasih Kristus sampai ke pelosok-pelosok agar segala
makhluk bisa mengetahui kasih setia Tuhan itu.

83
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

3.4 Siapa yang hidup di dalam Yesus Kristus tidak usah putus asa kalau
melanggar hukum Taurat. Hukum itu memang baik untuk menuntun
kita pada jalan hidup sehari-hari, tetapi kalau karena kelemahan
daging kita melanggar, kita tetap bisa berpengharapan. Karena Yesus
Kristus sudah menyatakan kasih karunia dan anugerah Allah bagi
orang-orang berdosa. Siapa yang sungguh menyesal dan bertobat,
pasti akan diterima kembali di pelukan Bapa di Surga.
3.5 Kalau kita percaya kepada Yesus Kristus, maka kita tidak usah takut
akan penghakiman terakhir pada hari kiamat. Sebagai anak-anak Allah,
kita sudah dibenarkan. Siapa pun yang percaya kepada Yesus Kristus,
dosanya telah diampuni oleh darah-Nya. Yesus Kristus tetap sama
kemarin, hari ini dan besok. DIA adalah Alpha dan Omega, pemberi
kehidupan di bumi ini dan kelak pemegang kunci kehidupan yang
kekal juga.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.I.


1) Nyanyian Rohani 127: 1-2
2) Nyanyian Rohani 52:3
3) Nyanyian Rohani 132:5
4) Nyanyian Rohani 181:2
5) Nyanyian Rohani 55: 1 dst
6) Nyanyian Kidung Jemaat 400:1-2

84
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 13 MARET 2022


KALENDER GEREJAWI : UNGU – MINGGU SENGSARA III
PEMBACAAN ALKITAB : ROMA 5:1-11
TEMA : MANUSIA DIBENARKAN KARENA IMAN
KEPADA TUHAN YESUS KRISTUS.

I. PENDAHULUAN
Di dunia ini memang sering ada penderitaan yang tidak wajar. Orang yang
sangat menjaga kesehatan pun bisa tiba-tiba sakit. Orang yang selalu jujur dan
rajin bisa menjadi korban serangan atau kejahatan. Keadaan seperti itu bisa
menjadikan suasana hati manusia marah, muram, bahkan putus asa.
Tantangan dianggap sebagai siksaan yang tidak adil, padahal tantangan itu
bisa saja menjadi cara Tuhan mau melatih kita untuk bertekun. Dia Bapa
Sorgawi yang baik, yang sudah mempunyai rencana yang baik bagi setiap
orang. Tuhan menganggap kita masing-masing sebagai anak-anak-Nya,
walaupun sebenarnya kita tidak layak menerima kasih karunia yang besar itu.

II. PENJELASAN TEKS


Di dalam nas kita, Rasul Paulus menulis kepada orang-orang Kristen di
Roma bahwa mereka sudah dibenarkan oleh Tuhan karena iman mereka.
Siapa saja yang sungguh percaya bahwa Yesus Kristus adalah Juru Selamat,
dia sudah mengambil bahagian di dalam karya keselamatan-Nya. Iman
adalah jalan masuk hati Bapa di surga. Dalam iman kita tahu bahwa Tuhan
itu penuh kasih setia. Kita menyadari bahwa anugerah-Nya amat besar dan
kesadaran itu memberi damai sejahtera di hati.
Paulus menggambarkan orang percaya teladan, yang bisa bertahan dalam
tantangan, bahkan mampu bermegah dalam sengsara sekali pun karena
iman (ayat 3). Tingkat kerohanian seperti itu pernah dicapai oleh Paulus
dan Silas ketika mereka, yang sedang berada di penjara dalam keadaan
telanjang, didera pukulan dan dibelenggu, masih tetap bisa berdoa dan
menyanyikan puji-pujian kepada Allah (baca Kisah 16::22-25). Kekuatan
iman seperti itu bertumbuh dari keyakinan bahwa Tuhan amat baik dan
penuh kasih. Siapa yang percaya seperti itu tidak akan putus asa.
Penderitaan pun tidak meresahkan melainkan justru menimbulkan
ketekunan dan pengharapan.
Tetapi, mulai dalam ayat 6, Paulus juga ingat waktu ia sendiri dan orang-
orang Roma itu masih lemah dan berdosa. Waktu mereka masih menjadi

85
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

musuh Tuhan Yesus Kristus. Menurut ukuran dunia ini, mereka layak
ditolak dan dihancurkan oleh murka Allah. Tetapi, ajaib kasih setia Tuhan.
Waktu itu pun Tuhan sangat mengasihi mereka dan sudah mempersiapkan
keselamatan bagi mereka. Allah sudah memberikan Anak-Nya yang
tunggal, Yesus Kristus, untuk menderita sengsara dan mencurahkan darah-
Nya di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa mereka. Alangkah besar
anugerah-Nya, yang siap menderita dan mati untuk orang-orang durhaka.
Ketika kita masih menjadi “seteru”, pemberontak yang membenci-Nya,
Tuhan sudah membalasnya dengan karya pendamaian di dalam diri Yesus
Kristus.

III. PENERAPAN
Apakah pesan dari nas ini bagi kita dewasa ini? Sekurang-kurangnya ada
tiga hal yang saya mau tegaskan, yaitu:
3.1 Kiranya kita menyadari bahwa kita dibenarkan di hadapan Allah Bapa
oleh Yesus Kristus. Pembenaran itu terjadi seketika kita sungguh percaya
kepada karya keselamatan Allah di dalam diri Yesus Kristus. Kita
memang orang berdosa. Kita sering menyakiti satu sama lain. Kita
sering bertindak tidak adil dan kurang jujur. Perbuatan baik atau derma
besar pun tidak dapat mengimbangi dosa-dosa kita. Namun, karena
kasih setia-Nya, Tuhan sudah memilih kita dan datang untuk
menyelamatkan kita, ketika kita masih memusuhi Dia.
3.2 Iman itu bisa memberikan kekuatan untuk tahan tantangan yang berat.
Sengsara pun, kalau diterima sebagai ujian Tuhan, bisa memperkuat
ketabahan dan pengharapan. Orang percaya tidak takut kepada kuasa
kegelapan, malah seperti Paulus dan Silas kegelapan siksa dan penjara
pun bisa diterangi oleh doa dan puji syukur. Karena Tuhan lebih kuat
dari kuasa-kuasa gaib apa pun juga.
3.3 Tetapi, orang beriman pun bisa menjadi lemah. Dalam tantangan hidup
yang dirasakan terlalu parah, dia bisa putus asa. Seperti satu orang di
dalam sebuah ceritera oleh Michael Shannon (Preaching May/June
2002): dia satu-satunya yang selamat dari sebuah kapal yang
tenggelam di samudera raya. Dia bisa sampai pada sebuah pulau kecil
yang tidak dihuni orang. Di sana dia duduk seorang diri hari demi hari.
Dia sangat menderita lahir dan batin. Setiap waktu dia berdoa agar
Tuhan menolong dia. Dengan susah payah dia berhasil membangun
sebuah gubuk. Di dalamnya dia dapat perlindungan dari hujan dan

86
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

terik matahari. Dia merasa lega sedikit. Satu sore hari dia keluar dari
gubuk untuk mencari makanan. Ketika dia kembali, gubuknya terbakar
habis. Ini saatnya dia tidak bisa tahan lagi. Dia sungguh yakin bahwa
Tuhan tidak peduli pada nasibnya. Dia putus asa, mau mati saja. Dalam
geramnya akhirnya dia tertidur di pantai. Pagi-pagi ada bunyi kapal
besar. Ketika dia naik di atas kapal, dia bertanya bagaimana mereka
tahu dia ada di pulau kecil itu. Nakhoda menjawab, bahwa mereka
melihat tanda asap kemarin sore. Tetapi karena sudah mau gelap
mereka menunggu sampai fajar menyingsing untuk menjemput dia.

Begitulah, Saudara-saudara, Bapa di surga sudah tahu keadaan sulit kita dan
segala kebutuhan kita juga. Dia selalu memperhatikan kita. Dia mendengar
doa. Doa yang penuh suka cita, tetapi juga doa yang mengeluh dalam
kekecewaan dan sengsara, bahkan putus asa yang bikin bisu sekali pun. Tuhan
peduli. Penuh kasih setia Tuhan sudah mempersiapkan keselamatan kita di
dalam Yesus Kristus. Alangkah baik kalau kita percaya itu. Amin

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.II


1) Nyanyian Rohani 54: 1-2
2) Nyanyian Rohani 53: 1,2
3) Nyanyian Kidung Jemaat 383:2
4) Nyanyian Rohani 55: 1 dst
5) Nyanyian Rohani 130 :8
6) Nyanyian Rohani 162: 1-3

87
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 20 MARET 2022


KALENDER GEREJAWI : UNGU – MINGGU SENGSARA IV
PEMBACAAN ALKITAB : MATIUS 16:21-28
TEMA : MINGGU LAETARE - MEMIKIRKAN PIKIRAN
DAN KEHENDAK ALLAH

I. PENDAHULUAN
Minggu sengsara ke empat dikenal dengan nama Laetare. “Laetare” adalah
kata dari Bahasa Latin yang berarti “Bersukacita”. Istilah ini diambil dari
kata pertama dalam Yesaya 66:10 “Bersukacitalah bersama-sama
Yerusalem…”Bila warna liturgis dalam minggu-minggu sengsara adalah
warna ungu, di minggu laetare, warna yang lazim dipakai di Gereja
Katolik, Orthodox, Anglikan dan Lutheran adalah warna merah muda,
yang menandakan suasana ceria. Bila di minggu-minggu sengsara, orang
Kristen diajak untuk merenung, mengintrospeksi diri, ada nada sendu di
situ, maka di minggu laetare, jemaat diajak untuk bersukacita. Minggu
laetare juga dikenal dengan istilah “paskah kecil”. Seperti oase yang
ditemukan umat Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun, di mana
mereka bisa bergembira karena mendapatkan air sejuk, maka di minggu
laetare, umat diajak untuk sejenak bergembira, membayangkan paskah
yang akan terjadi di depan.
Lazimnya, beberapa denominasi gereja tidak melayankan ibadah
pernikahan di minggu-minggu sengsara, tapi pernikahan dapat diadakan di
dalam minggu laetare.

II. PENJELASAN TEKS


2.1 Matius 16: 21-23 Yesus untuk pertama kali memberitahukan kepada
para murid-Nya, bahwa Dia akan menderita, akan dibunuh. Berita ini
mengejutkan bagi para murid yang melihat dalam diri Yesus, seorang
Mesias yang sudah dinubuatkan para nabi sejalan dengan janji Allah.
Yesus dilihat sebagai seorang Mesias yang diharapkan akan
membebaskan mereka dari penjajahan Romawi. Para murid berbahagia
menjadi bahagian dari pembaharuan nasib bangsanya. Jelas,
pemberitahuan Yesus tentang sengsara-Nya itu membuyarkan
gambaran dan harapan mereka. Reaksi Simon Petrus dapat dimengerti.
Baru saja dia mengaku bahwa Yesus adalah “Mesias, Anak Allah yang
hidup” (Mat. 16:16). Simon Petrus percaya pada Yesus, karena itu dia
mengungkapkan pengakuan iman yang pendek tapi bermakna itu.

88
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Yesus memuja dan menggantikan namanya dari Simon menjadi Petrus -


batu karang (Mat 16:18). Tapi kini Yesus menyebutnya “Iblis” malah
mengusir Petrus agar enyah dari hadapan-Nya. Petrus yang adalah batu
karang, berubah menjadi batu sandungan. Petrus hanya terpukau pada
penyampaian bahwa Yesus akan dibunuh. Petrus tahu, pembunuhan
terhadap Yesus dapat terjadi. Sebab gerak gerik Yesus, khotbah-Nya,
perumpamaan-Nya menyebabkan musuhnya banyak. Musuh-Nya
adalah penjajah Romawi, elite Yahudi yaitu kaum Farisi dan Ahli
Taurat. Keterangan Yesus bahwa Dia akan bangkit pada hari ketiga,
tidak berpengaruh pada diri Petrus. Dapat saja Petrus terpengaruh oleh
pendapat kaum Saduki yang tidak percaya akan kebangkitan orang
mati. Petrus terpukau pada Yesus seorang pembuat mujizat. Dia
membayangkan, bersama Yesus, masa depan akan cerah, karena Dia
adalah Mesias, Pembebas. Sayang bahwa Petrus gagal menerima
rencana Allah, bahwa Yesus yang hebat itu, harus menjadi rendah
(serendah-rendah-Nya) agar kita manusia ditinggikan dan diselamatkan.
(Phil. 2)

2.2 Mat. 16:24-26 Reaksi Petrus terhadap pemberitaan sengsara Yesus


dapat dipahami; karena amatlah sulit untuk menjadi pengikut dari
seseorang yang tidak menjanjikan kemudahan. Yesus berkata mengikut
Dia berarti “memikul salib” menanggung penderitaan. Mengikut Yesus
berarti rela “menyangkal diri” artinya rela meniadakan apa yang
diinginkan. Keinginan pribadi mestilah ditinggalkan. Padahal manusia
berlomba memenuhi keinginannya. Yesus bukan saja mengumumkan
bahwa dia akan dibunuh, Dia juga menuntut agar kita jangan
menyayangkan nyawa kita: jangan menipu, jangan mencuri, jangan
menghujat, jangan membunuh demi menyelamatkan diri.

2.3 Mat 16:27 Di bahagian ini Yesus mengumumkan jaminan bagi tiap
orang yang mengikuti pola hidup-Nya, meniti di atas jembatan yang
dibangun-Nya. Yesus memberi keterangan mengapa orang percaya
jangan segan menyangkal kepentingan diri, jangan ragu mengikut Dia,
jangan ragu mengangkat salib. Sebab Yesus “akan membalas setiap
orang menurut perbuatannya”. Kematian Yesus yang mau dihindari
Petrus, harus terjadi, agar hal yang lebih besar yaitu rencana Allah
untuk menyelamatkan dunia ini dapat terwujud. Orang percaya
dituntut untuk tidak membelot dari ajaran dan pola hidup Tuhannya.

89
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

III. PENERAPAN
Dalam kehidupan kita juga sering sama seperti Petrus. Bila Allah bertindak
seperti yang kita yakini dan mau, yaitu bila Dia menunjukkan kuasa-Nya,
mujizat-Nya, pembebasan-Nya, maka kita bisa menerima itu. Tapi bila ada
penderitaan, ada tantangan ada kesengsaraan malah kematian, maka kita
akan bertanya “Allah Engkau dimana?”. Kehidupan yang sesungguhnya, tidak
terdiri dari hal-hal yang baik saja. Dalam kehidupan ada tantangan, ada
halangan, ada penyakit, ada maut. Allah hadir dalam hal-hal yang baik, Allah
juga menyertai kita dalam hal-hal yang tidak menyenangkan seperti
tantangan, masalah, penyakit malah kematian sekalipun. Di minggu sengsara,
ada kesempatan untuk merenungkan makna “kesengsaraan” itu. Mengapa
Yesus harus menderita sengsara? Agar dia bisa menanggung dan mengambil
alih sengsara kita itu. Mengapa Dia harus mati? Agar kematian yang kita akan
alami, bukanlah satu kematian kekal, ada kehidupan sesudah itu.
Terkadang kita tidak rela memikul salib, tapi dapat saja ketidakrelaan itu
membuat orang lain harus memikul salib kita. Ketidakrelaan kita
menanggung beban kita, menyebabkan kita lalu menjadi beban bagi orang
lain, bukan meringankan beban orang lain. Makna minggu sengsara adalah
ini, Yesus rela menanggung sengsara, agar kita ini bebas dari kematian
kekal. Dia hidup bagi orang lain. Dengan begitu, adalah salah, bila setiap
langkah yang kita ayun, keputusan yang kita ambil adalah agar kita aman.
Itu terbalik dengan apa yang dituntut Kristus dari kita. Sebagai pemimpin,
Yesus memberi tahu apa yang akan terjadi dengan diri-Nya. Kejujuran
seorang pemimpin terkadang langka di dunia ini. Kita selalu memberi
gambaran yang positif tentang diri kita, kita ingin orang tahu kita hebat.
Yesus mengatakan apa adanya, apa yang sesungguhnya. Dan ini tidak
dikehendaki bawahan seperti Petrus. Malah Petrus hanya mau mendengar
dan bereaksi pada sebagian berita saja. Dan karena itu reaksinya juga
miring. Petrus tidak peduli lagi pada berita bahwa Yesus akan
dibangkitkan. Jangan seperti Petrus. Berita di minggu laetare ini seharusnya
membuat kita bersukacita, karena ada kebangkitan sesudah kematian, ada
kelepasan sesudah penderitaan.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI .I.


1) Nyanyian Rohani 53:1-3
2) Nyanyian Rohani 52:2
3) Nyanyian Rohani 54:4
4) Nyanyian Rohani 128:2
5) Nyanyian Rohani 136 : 1 dst
6) Nyanyian Rohani 55:1-2

90
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 27 MARET 2022


KALENDER GEREJAWI : UNGU – MINGGU SENGSARA V
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 9:43b-45 dan MATIUS 17:22-23
TEMA : MINGGU JUDIKA - YESUS ANAK MANUSIA

I. PENDAHULUAN
Minggu sengsara ke lima ini secara liturgis dikenal dengan nama Judica.
“Judica me, Deus" adalah Bahasa Latin yang berarti “Berilah keadilan
kepadaku ya Allah…”. Ini adalah kata-kata awal dari Mazmur 43. Di
Jerman khususnya di Gereja Katolik, malam sebelum hari Minggu Judika
ini, biasanya salib di dalam ruang gereja ditutup dengan kain berwarna
hitam atau ungu. Praktek membungkus salib di minggu Judika ini
bermakna memberi suasana lain; agar jemaat lebih berfokus pada kata-kata
yang disampaikan dalam dua minggu terakhir di periode minggu sengsara
dan tidak pada benda yang ada dalam gedung. Selubung itu juga
bermakna menimbulkan kerinduan akan waktu Paskah di mana keindahan
salib itu akan dinampakkan. Selubung itu tidaklah untuk selamanya,
sementara saja, artinya suasana sendu minggu sengsara itu sementara saja.
Ketika selubung dibuka menjelang paskah pagi, akta ini bermaksud
mengingatkan umat akan kehidupan kita di dunia. Kita hidup dalam dunia
yang “terselubung”, dunia yang sementara. Lewat kematian dan
kebangkitan, keindahan yang sesungguhnya bersama Allah dapat kita alami
selamanya.

II. PENJELASAN TEKS


2.1 Lukas 43b - 45 - dan Matius 17: 22-23 Kedua bahagian Alkitab ini
berbicara tentang peristiwa yang sama yaitu ketika Yesus untuk kali
kedua memberitahukan para murid-Nya tentang penderitaan yang
akan dihadapi-Nya.

2.2 Di dalam Injil Lukas (ayat 45) para murid “tidak mengerti” apa yang
Yesus katakan. Makna kata-kata Yesus tersembunyi bagi mereka. Bahasa
yang dipakai Yesus untuk menerangkan apa yang akan terjadi dengan
diri-Nya juga memang sulit untuk dipahami: “Anak Manusia akan
diserahkan ke dalam tangan manusia”. Bila kalimat ini disampaikan

91
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

kepada para non-Kristen atau anak-anak muda yang belum banyak


mendalami iman Kristiani, pasti kalimat ini juga tidak dipahami.
Mereka tidak paham bahwa istilah “Anak Manusia” yang dipakai Yesus
itu menunjuk pada diri-Nya. Murid-murid tidak mengerti apa arti
semua itu, namun mereka tidak berani bertanya. Namun dalam catatan
Matius, walaupun Yesus menggunakan kata-kata yang sama “Anak
Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia” ada tambahan
keterangan “mereka akan membunuh Dia”. Tambahan ini membuat
para murid menjadi sedih.

2.3 Ada dua kata kunci di dua Injil ini yang menggambarkan reaksi para
murid sesudah mendengar berita yang disampaikan Yesus. Dalam Injil
Lukas, reaksi para murid adalah “tidak mengerti”. Mereka tidak
mengerti mengapa Yesus harus mati. Harapan mereka adalah Yesus
akan memulihkan kerajaan Daud. Bersama Yesus mereka akan
mengalami ketenaran, kemuliaan, kekuasaan. Yesus mati, berarti
harapan akan kekuasaan dan kemuliaan yang ada dalam satu kerajaan
itu tidak akan terwujud. Mereka tidak mengerti, tidak mau mengerti.

2.4 Dalam Injil Matius, murid-murid “sedih sekali”. Guru mereka, idola
mereka akan mati. Ada rasa kehilangan yang luar biasa. “Hati mereka
sedih sekali”. Kesedihan ini bisa juga karena harapan mereka sebagai
orang Yahudi bahwa Yesus akan memulihkan Kerajaan Daud, akan
membebaskan mereka dari penjajahan Romawi, menjadi sirna dengan
kematian-Nya.

III. PENERAPAN
Yesus mempersiapkan para murid untuk berhadapan dengan waktu ketika
Dia akan dibunuh. Peristiwa yang tragis akan terjadi, mereka akan
kehilangan pemimpin, akan kehilangan orientasi, mereka akan dibenci dan
diburu oleh elite Yahudi dan Romawi. Namun dengan kata-kataNya, Yesus
juga menabur bibit pengharapan di hati mereka, ketika Yesus mengatakan,
pada hari ketiga Dia akan bangkit. Ini gaya memimpin yang patut kita tiru.
Kita tidak harus memberi kata-kata manis dan harapan palsu bagi orang
yang kita pimpin. Kita harus mempersiapkan bawahan kita bahwa tidak
selamanya keadaan akan baik-baik saja. Bisa saja ada perobahan drastis

92
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

yang berakibat buruk bagi mereka. Namun harus ada pengharapan. Tanpa
pengharapan, apa arti hidup ini?
Kedua penginjil mencatat reaksi para murid ketika mereka dipersiapkan
untuk menghadapi masa-masa buruk di depan. Lukas mencatat, “murid-
murid tidak mengerti namun mereka tidak berani bertanya”. Sering kita
sebagai manusia juga bersikap seperti itu - sok tahu, sok jago, malu bila
orang tahu bahwa kita tidak mengerti dan tidak tahu. Kegagalan seseorang
itu bermula di sini, yaitu bila di hati ada keangkuhan untuk mengakui
kekurangan dan ketidaktahuan.
Matius mencatat, para murid memang memahami apa yang dikatakan
Yesus tentang kematian-Nya dan memahami apa yang akan terjadi dengan
Yesus dan dengan mereka. Apa sikap mereka? Matius mencatat “hati
murid-murid itu sedih sekali”. Reaksi mereka memang wajar. Hal itu
disebabkan karena mereka hanya berfokus pada satu sisi dari berita saja
yaitu kematian, tapi tidak pada berita yang lain, yaitu bahwa Yesus akan
dibangkitkan pada hari ketiga.
Hal ini bisa disebabkan juga karena mereka tidak percaya pada
kebangkitan orang mati, seperti lazimnya orang Saduki dalam agama
Yahudi. Mereka hanya memiliki rasa sedih, karena memang mudah
percaya bahwa Yesus akan mati; tapi memang sulit untuk percaya bahwa
Yesus akan bangkit. Mereka tidak bisa membayangkan itu. Para murid
tidak percaya pada dua sisi dari berita yang disampaikan Yesus, bahwa Ia
akan mati, tapi Ia akan bangkit. Mereka hanya percaya pada satu bahagian
saja. Karena itu mereka tidak mampu memiliki gambaran utuh tentang
rencana Allah yang besar dengan dunia ini. Rencana Allah untuk
menyelamatkan dunia ini, dengan jalan lebih dulu mengorbankan Anak-
Nya untuk menebus dunia ini.
Kita bisa saja tidak mengerti kehendak Allah, sedih akan keputusan Allah
dalam hidup kita, karena keinginan kita yang egois, yang dapat saja tidak
sejalan dengan rencana Allah bagi hidup kita. Belajar memahami Allah,
belajar menanti saat Allah bertindak, membutuhkan kepercayaan yang
sungguh pada kemahakuasaan-Nya dan rencana-Nya.
Sebagai orang percaya kita terpanggil untuk percaya pada Firman Allah.
Juga percaya pada elemen dan unsur atau aspek atau bahagian dari Firman
itu yang mungkin sulit untuk dipahami oleh akal kita yang terbatas ini.
Bila kita percaya pada Allah secara utuh, maka kita pasti memahami

93
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

rencana Allah yang besar dengan hidup kita, juga rencana Allah dengan
dunia ini. Bila demikian, maka kita akan beroleh arah, mempunyai
orientasi dalam kehidupan ini, dan tidak tenggelam saja dalam kesedihan
seperti para murid.
Yesus Kristus memang menderita, Dia mati, tapi itu bukan akhir dari
segalanya. Dia hidup. Karena itu di tengah kekelaman dan kepedihan
hidup kita, yakinlah akan ada perobahan, akan ada terang, akan ada
perbaikan. Itulah Tuhan dan Allah kita. Dia tak membiarkan hidup kita
berakhir dalam kemelut dalam kematian. Ada jalan keluar, ada
kebangkitan. Percayalah pada berita ini, maka kita akan memahami
rencana Allah yang besar dengan kita dan dengan dunia di sekitar kita dan
tidak tenggelam dalam kesedihan dan keputusasaan seperti para murid.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.II.


1) Nyanyian Rohani 49 : 1-2
2) Nyanyian Kidung Jemaat 33: 1-2
3) Nyanyian Rohani 144:2
4) Nyanyian Kidung Jemaat 337 : 1 dst
5) Nyanyian Rohani 157:1-2
6) Nyanyian Rohani 56:1-3

94
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

KAMIS, 31 MARET 2022


KALENDER GEREJAWI : KUNCI BULAN DALAM MASA
MINGGU SENGSARA V - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : 1 PETRUS 1: 24-25
TEMA : FIRMAN KEKAL DAN HIDUP FANA

I. PENDAHULUAN
Dari tema di atas kita melihat bahwa ada dua hal berbeda yang hendak
kita renungkan dari Firman Tuhan yang kita baca saat ini, yakni Firman
Tuhan yang bersifat Kekal, abadi atau baka dan hidup manusia yang
bersifat fana atau akan hancur, sirna lenyap atau hilang kelak.

II. PENJELASAN TEKS


Setelah menjelaskan manusia rohani yang menerima penebusan dari Allah
dan mengenakan pembaharuan hidup oleh Firman Allah yang kekal, maka
Rasul Petrus melanjutkan dengan kutipan dari Nabi Yesaya 40:6-8,
tentang sifat kekal dari Firman Allah dan sifat manusia yang fana. Kutipan
ini diberikan oleh Allah melalui Nabi Yesaya bagi bangsa Israel saat
mereka sedang berada di pembuangan Babel dan janji Firman diberikan
kepada mereka tentang pembebasan yang kelak akan dialami bangsa itu
dan Firman itu tetap berlaku dan akan digenapi kelak. Nabi Yesaya
memberi isyarat kepada orang-orang Babel yang menindas orang-orang
Israel yang ditawan di negeri mereka. Hal ini mau menunjukkan kepada
manusia yang serakah, angkuh dan arogan atau sombong bahwa manusia
dan kemuliannya yang bersifat daging, diibaratkan seperti rumput dan
bunga rumput yang sebentar saja tumbuh dan berkembang dan tidak lama
setelah itu akan kering, layu dan gugur, artinya akan hilang dan lenyap
atau akan hancur. Manusia dan segala kuasa yang ada padanya itu adalah
sesuatu yang bersifat sementara saja. Demikianlah hidup manusia yang
tidak bersifat kekal abadi. 1 Petrus menghubungkan Konteks Perjanjian
Lama ke dalam konteks Perjanjian Baru. Bahwa Firman Allah yang kekal
ialah Injil yang disampaikan kepada jemaat sebagai berita keselamatan
bagi semua orang yang hendak menerima Kristus di dalam hidupnya dan
dibaharui agar supaya manusia tidak mengalami hidup yang fana lagi
tetapi mengalami kekekalan di dalam Kristus Yesus.

95
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Dari penjelasan di atas, maka dapat kita pahami bahwa sifat manusia yang
sangat terbatas sungguh-sungguh membutuhkan sesuatu yang bersifat
kekal. Memang hidup manusia di dunia adalah sangat terbatas dan
sementara saja. Dalam segala keinginan daging di dalam diri manusia,
mesti kita sadari bahwa hidup dan kemampuan manusia sangatlah
terbatas. Segala semarak dan kemuliaan yang Tuhan beri kepada kita pun
limited atau terbatas. Semuanya tidak bersifat kekal. Oleh karena itu,
maka Firman Tuhan harus menjadi bagian yang sangat penting di hidup
kita secara total. Firman Tuhan harus diaplikasikan atau diwujudnyatakan
di dalam hidup manusia agar hidup ini menjadi bermakna. Dan agar
supaya kita lebih berhati-hati dalam mengelola hidup yang Tuhan beri.
Sebab sebagai orang percaya hidup ini dan seluruh kelebihan-kelebihan
yang ada pada kita tidak akan bermakna sama sekali atau akan hampa
tanpa wujud Firman Tuhan di dalamnya.
Mereka yang hidup dari Firman Allah akan terlihat berbeda sifatnya atau
berbeda dalam hal memperlakukan orang lain dari pada mereka yang
hidup di luar Firman Allah. Bahkan mereka yang hidup di dalam Firman
Tuhan akan mengalami ketenangan sebab ada jaminan hidup kekal
bersama Kristus. Sebaliknya mereka yang hidup di luar Firman mestinya
akan mengalami kegelisahan sebab tidak ada jaminan hidup kekal bagi
mereka kelak.
Kita mesti mengenali siapa diri kita? /Siapa saya?/ Siapakah kami?

III. PENERAPAN
Kita semua adalah manusia biasa. Kita berasal dari debu. Kita semua sama
di mata Tuhan. Kita hanya dibedakan dari ciri-ciri diri kita sendiri dan
identitas kita, kita hanya dibedakan dari pekerjaan, kedudukan dan
jabatan kita yang semuanya itu kelak akan lenyap bersama waktu dan
seluruh hidup kita di dunia. Sebab semuanya itu hanya bersifat sementara.
Menyadari akan semuanya itu, maka marilah kita berserah diri di bawah
pimpinan Kuasa Allah dan Firman-Nya agar kita yang fana ini akan
mengalami kekekalan di dalam Kristus Yesus yang menerima kita sebagai
anak-anak-Nya selama kita hidup di dunia maupun saatnya di dalam
keabadian-Nya yang kekal yakni Kerajaan Sorga.
Ingatlah akan Firman-Nya yang mengatakan “Langit dan bumi akan
berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Lukas 21:33), Amin.

96
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

TEMA BULAN APRIL “GKI YANG DEWASA, MANDIRI DAN MISIONER”


MINGGU 3 APRIL 2022
KALENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA VI - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : ZAKHARIA 9:9-10
TEMA : RAJA ADIL, JAYA DAN LEMAH LEMBUT

I. PENDAHULUAN
Mengharapkan suatu kehidupan masyarakat yang sejahtera, damai dan
makmur adalah kerinduan semua orang, apalagi bila suatu komunitas
tertentu bertahun-tahun berada dalam kondisi yang tertekan. Bila tekanan
politik, sosial dan ekonomi melanda suatu masyarakat tertentu, biasanya
muncul gerakan-gerakan pengharapan (kargoisme) suatu masa yang damai.
Hal ini sering kita jumpai di setiap tempat di dunia ini. Di Papua misalnya,
gerakan kargoisme yang sering disebut Koreri, adalah suatu gerakan
pengharapan akan masa kesejahteraan. Ketika masyarakat merindukan
kondisi sejahtera, mereka pun mengimpikan figur seorang pemimpin
sebagai sosok pembawa kesejahteraan. Hal ini pun dialami dan dirasakan
oleh kurang lebih 50.000 orang Yehuda di Yerusalem, setelah 20 tahun
kembali dari pembuangan di Babel. Ketika Babel runtuh kaum Yehuda
dikuasai penuh oleh kerajaan Persia. Maka, atas izin raja Persia, sejumlah
masyarakat Yehuda kembali ke Yerusalem dibawah bimbingan nabi
Zakaria dan Hagai. Kedua nabi ini dihadirkan Allah untuk mengarahkan
dan memberi semangat bagi bangsa itu guna membangun kembali kota
Yerusalem dan Bait Sucinya. Diperkirakan sekitar tahun 516/515 sM
pembangunan Bait Allah selesai dikerjakan dan ditahbiskan bagi orang-
orang Yehuda. Tampilnya nabi Zakaria (artinya “Allah mengingat) di
tengah-tengah komunitas orang Yehuda memberi inspirasi psikis dan
religius bagi kaum Yehuda; dia hadir tidak saja sebagai motivator
pembangunan Bait Allah dan kota Yerusalem, melainkan pula menjadi
corong profetis akan hadirnya seorang Mesias (pemimpin) damai sejahtera
dan keselamatan seluruh bangsa.
Pembacaan kita saat ini (Zakharia 9:9-10), merupakan nubuat yang
disampaikan saat kaum Yehuda merindukan sosok seorang pemimpin
terkemuka; pemimpin yang kembali mengubah dan mengangkat martabat
bangsanya dari keturpurukan. Allah memakai bibir Zakharia

97
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

menyampaikan rancangan ilahi di masa depan yang bukan bersifat


partkularistis, melainkan universal. Tetapi, bagi orang Yehuda, nubuat itu
memiliki nilai politik yang begitu kental. Itulah sebabnya, jangan heran,
bila dikemudian hari, ketika Yesus Kristus telah hadir dalam dunia
kekaisaran Romawi, dan saat Ia diarak-arakan menuju kota Yerusalem
(bnd. Mat. 21:5; Yoh. 12:15), semua orang Yahudi yakin dan bersukacita
karena Mesias yang dinubuatkan Zakharia itu telah menjadi nyata di
tengah-tengah pengharapan mereka.

II. PENJELASAN TEKS


Bila dicermati secara baik nubuat nabi Zakharia di fasal 9:9-10 ini, ada dua
hal penting yang tersirat di dalamnya.

2.1 Sukacita datangnya seorang raja Yehuda (ayt. 9)


Dalam nubuatan ini, nabi Zakharia menyampaikan seruannya bagi
seluruh kaum Yehuda, saat setelah pulang dari negeri pembuangan
Babel, agar mereka selalu memiliki semangat pengharapan. Ketika
sekembali dari pembuangan, menurut nabi Zakharia, spiritualitas kaum
Yehuda jangan sampai kendor, melainkan semakin bertambah
pengharapan akan datangnya seorang raja yang besar atas mereka. Bila
saatnya tiba, sosok raja yang dinanti-nantikan itu datang, suasana
sukacita dan nyanyian yang nyaring harus diperdengarkan.
Perhatikan Zakharia menggunakan dua nama tempat yang selalu
dibangga-banggakan oleh seluruh kaum Yehuda, yaitu Sion dan
Yerusalem. Zakharia berkata: “hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai
puteri Yerusalem!” Kata puteri Sion dan puteri Yerusalem merujuk
pada orang-orang Yehuda yang biasanya menyembah Allah di Bait Suci
di bukit Sion dan kaum Yehuda yang mendiami kota Yerusalem, agar
mereka bersorak-sorai menyambut datangnya sang raja itu. Mungkin
saja kaum Yehuda akan bertanya, raja yang bagaimana itu? Zakharia
menyebut tiga karakter dari raja yang akan datang itu, yaitu: adil, jaya,
lemah lembut dan mengendarai seekor keledai beban yang muda.
Sesungguhnya kaum Yehuda pada waktu itu merindukan sosok
pemimpin (raja) yang adil dan menciptakan damai sejahtera bagi
rakyatnya; ia tidak menggunakan kekerasan militernya untuk

98
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

memerintah dengan kejam, melainkan sifat kerendahan hati dalam


kepemimpinannya. ;
Kata Adil menunjukkan bahwa raja itu akan menegakkan hukum bagi
kaum Yehuda dan juga bangsa-bangsa lain, seperti tertulis dalam Yes
42:1,3,4. Mengapa ? Karena keadilan adalah prasyarat pertama seorang
raja dalam kepemimpinannya sebagai dasar bagi damai sejahtera bagi
rakyat dan bangsa-bangsa yang lain . Kata Jaya menunjukkan bahwa
raja itu hadir di tengah-tengah rakyatnya bukan untuk mencelakakan,
melainkan menyelamatkan. Hal ini mau menegaskan bahwa raja yang
dinubuatkan nabi Zakharia adalah seorang pemimpin yang oleh karena
pengorbanannya, ia selalu dikenang di sepanjang masa. Lalu, kata
Lemah lembut menunjukkan bahwa raja itu dalam pemerintahannya
tidak menggunakan kekerasan terhadap rakyatnya dan rakyat bangsa-
bangsa lain. Dengan memiliki karakter lemah lembut, maka raja itu
akan mengorbankan segala kepentingan pribadinya demi kepentingan
rakyatnya; hal ini menunjukkan pada kerendahan hati, bukan
keangkuhan dan kesombongan. Kemudian, kata Mengendarai seekor
keledai muda, menunjukkan pada karakter raja itu bersahaja; ia tidak
menunjukan dirinya sebagai seorang raja yang jauh dari rakyatnya,
tidak seperti raja-raja pada umumnya yang sering menunggangi seekor
kuda perang. Hal ini membuktikan bahwa raja yang dinubuatkan nabi
Zakharia ini adalah raja yang sangat dekat dengan rakyatnya
(merakyat). ;
Ketika hadirnya Yesus Kristus, nubuat nabi Zakharia benar-benar
digenapi lebih dari 500 tahun kemudian pada saat Tuhan Yesus
bersama dengan murid-muridnya memasuki kota
Yerusalem. Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat rajamu datang
kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor
keledai beban yang muda (Mat 21:5). Penulis Injil Matius menjelaskan
bahwa peristiwa itu terjadi agar genaplah apa yang dinubuatkan oleh
nabi Zakharia dalam perjanjian Lama. Kedatangan Yesus ini (Raja,
Mesias) ini begitu berbeda, tidak seperti cara-cara dunia yang penuh
dengan kesombongan, keangkuhan, saling menantang dan
menonjolkan kekuatan. Kehadiran Yesus Kristus sebagai Raja tidak
memakai cara-cara kekerasan dengan menyandang pedang melainkan
dengan keadilan, kelemahlembutan dan damai. Penulis Injil Matius dan

99
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Yohanes menjelaskan bahwa Yesus meminta menunggangi keledai


muda adalah untuk menggenapkan nubuat dari Zakharia yaitu: “Hai
puteri Sion, dengarkanlah dan lihatlah, Raja itu akan masuk ke Sion,
Rajamu datang, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai
beban betina yang muda”. Waktu Yesus memasuki Yerusalem dengan
menaiki keledai, orang Yahudi langsung tahu bahwa inilah sang raja itu,
maka mereka merespon dengan mengutip Mazmur 118:26 “Hosana
bagi Dia Anak Daud, yang datang dalam nama Tuhan, Dia yang maha
tinggi!” Orang-orang itu menghamparkan jubah mereka yang mahal di
jalan sebagai wujud penghormatan kepada Tuhan Yesus.

2.2 Wibawa dan kuasa yang dimiliki raja Yehuda itu (10)
Kondisi yang dialami kaum Yehuda pada waktu itu tidak saja soal
tekanan politik dari kerajaan Persia, tetapi juga kontra politik antara
kerajaan Israel Utara (Efraim) dan kerajaan Yehuda (Yerusalem). Maka
nabi Zakharia pun menegaskan lewat nubuatnya bahwa raja yang
dinanti-nantikan itu akan bertindak berdasarkan inisiatifnya sendiri
untuk melenyapkan perseturuan di antara mereka. Kereta-kereta
perang Efraim dan kuda-kuda dari Yerusalem menggambarkan tentang
permusuhan di antara kedua kerajaan itu, akan dilenyapkan dengan
keadilan, kejayaan, kelemahlembutan yang dimliki raja itu. Dengan
menungkangi keledai muda, raja itu akan melenyapkan busur-busur
panah di antara dua kerajaan itu; dia pun akan memberitaan damai,
bukan saja untuk Efarim dan yerusalem, tetapi juga seluruh bangsa.
Dengan demikian, raja itu akan memiliki kekuasaan dari laut sampai ke
laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi. Hal ini
menggambarkan tentang wibawa raja itu dan kekuasaannya melebihi
semua raja yang berkuasa pada waktu itu.
Ketika Yesus Kristus (Mesias) hadir dalam dunia, nubuat nabi Zakharia
benar-benar digenapi dalam seluruh tugas dan pekerjaan-Nya.
Pengajaran dan pelayanan Yesus menekankan tentang damai sejahtera,
bukan permusuhan di antara orang-orang Samaria dan Yahudi.
Perhatikan bagaimana keterlibatan Yesus untuk mendamaikan orang-
orang Yahudi dan orang-orang Samaria, yang tergambar dalam cerita
percakapan Yesus dengan perempuan Samaria (Yoh. 4:9), dan
perumpamaan Yesus tentang orang Samaria yang murah hati (Luk.

100
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

10:25-37). Kita bisa melihat bagaiman pengajaran dan pelayanan Yesus


benar-benar menekankan tentang damai. Yesus membuktikan diri-Nya
sebagai Raja Damai bukan saja untuk mendamaikan orang-orang
Yahudi dan Samaria, melainkan juga untuk semua suku bangsa.
Kematian-Nya di kayu salib adalah untuk mendamaikan orang-orang
berdosa dengan Allah. Damai itu juga yang diajarkan Yesus kepada
para rasul-Nya membawa damai kepada semua orang. Ia berfirman,
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan
disebut anak-anak Allah” (Matius 5:9).

III. PENERAPAN
3.1 Melalui pembacaan ini kita diingatkan oleh nabi Zakharia bahwa
kedamaian merupakan suatu kebutuhan setiap orang. Tentu saja semua
orang berharap agar dalam kehidupan berjemaat, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, kedamaian itu menjadi impian setiap orang.
Tidak ada seorangpun yang tidak butuh kedamaian; semua orang
tentunya membutuhkannya, baik secara pribadi, keluarga, jemaat dan
masyarakat pada umumnya. Kehadiran nabi Zakharia melalui
nubuatnya ini mengingatkan kita bahwa sekalipun Yesus Kristus, Sang
Raja Damai itu, telah membuktikan kepada dunia tentang nilai
kedamaian, melalui seluruh pengajaran dan pelayanan-Nya hingga
pada kematian-Nya di atas kayu salib, tidak lagi diterjemahkan sebagai
impian, melainkan menjadi tugas dan tanggung jawab setiap orang
percaya. Menciptakan kedamaian di antara sesama merupakan tugas
bersama, tugas Gereja di masa kini. Gereja terpanggil untuk
menyuarakan suara profetis perdamaian, bukan menciptakan konflik di
antara sesama manusia. Kristus Yesus adalah Raja Damai, Raja yang
mendamaikan manusia dengan Allah, dan manusia dengan sesamanya.

3.2 Kehadiran Yesus dalam dunia ini membuktikan kepada dunia bahwa
Dia bukanlah Raja yang menciptakan konflik politik, ekonomi dan
sosial, antar golongan suku dan agama; Dia hadir dengan menunggangi
keledai muda di dalam kerendahan. Kehadiran-Nya sebagai Raja Yang
Adil, Jaya dan Lemah lembut, tidak lain dan tidak bukan hanya untuk
mendamaikan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesamannya.
Ketika keadilan ditegakkan, pengabdian bagi kepentingan orang banyak

101
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

terlaksana dan kepemimpinan yang melayani dijalankan oleh setiap


anak-anak Tuhan di berbagai profesi, kedamaian pasti tercipta. Karena
itu, sebagai orang percaya, mari kita menciptakan kedamaian itu
melalui sikap yang adil, pengabdian yang benar dan pelayanan kita
yang tulus, sebagaimana yang dilakukan Kristus Yesus di dalam
penderitaan dan kematian-Nya, niscaya semua orang akan merasa
damai melalui hidup dan karya kita. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.I.


1) Nyanyian Rohani 48: 1-2
2) Nyanyian Rohani 49:2
3) Nyanyian Kidung Jemaat 183:2
4) Nyanyian Rohani 52: 1 dst
5) Nyanyian Rohani 181:1
6) Nyanyian Kidung Jemat 368:1-4

102
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU 10 APRIL 2022


KALENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA VII - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 12:20-36
TEMA : YESUS DIMULIAKAN DALAM PENDERITAAN-NYA

I. PENDAHULUAN
Berbicara tentang kematian adalah suatu topik yang tidak disukai dan
sering dihindari oleh semua orang. Karena kematian adalah hal yang
menakutkan, yang mengerikan. Namun, mau tidak mau, suka ataupun
tidak suka, kita diajak untuk berpikir soal kematian. Ada tiga hal yang tidak
diketahui oleh manusia tentang kematiannya, yaitu kapan ia mati, di mana
ia mati, dan bagaimana ia mati. Tetapi, Yesus Kristus mengetahui tiga hal
ini; Dia tahu kapan, di mana dan bagaimana caranya Ia mati. Sekurang-
kurangnya ada tiga kali Yesus Kristus memberitahukan tentang kematian-
Nya. Yesus tahu bahwa kematian-Nya akan terjadi di atas salib di Golgota
dan kematian-Nya itu dimulai dengan penderitaan yang dialami-Nya di
Yerusalem.
Pembacaan Minggu ini dalam Injil Yohanes 12:20-36 menjelaskan tentang
Yesus memberitahukan kematian-Nya kepada murid-murid-Nya, saat
Filipus dan Andreas mempertemukan beberapa orang Yunani dengan
Yesus. Menurut penjelasan penulis Yohanes bahwa enam hari sebelum
Paskah, Yesus ke Betani untuk melihat Lazarus, dan di sanalah Marta,
saudara perempuan Lazarus, membasuh kaki Yesus dengan minyak
Narwastu yang mahal harganya. Keesokan harinya Yesus diarak-arakan
menuju kota Yerusalem menungkangi seekor keledai muda, sebagaimana
yang dinubuatkan nabi Zakharia dalam kitab Perjanjian Lama (lih Zak.
9:9). Peristiwa Yesus dielu-elukan menuju kota Yerusalem merupakan
momen penting bagi Yesus untuk Ia dimuliakan lewat kematian-Nya.
Kehadiran Yesus memasuki kota Yerusalem menjelang Paskah, memberi
tanda awal kematian-Nya semakin dekat. Menurut informasi penulis
Yohanes, momen itu mengundang perdebatan hangat di kalangan orang-
orang Farisi yang pada waktu berencana menangkap-Nya. Peristiwa itu,
menurut Yohanes, tidak saja dihadiri oleh orang-orang Yahudi, tetapi juga
orang-orang berkebangsaan Yunani yang menganut agama Yahudi. Hal ini
benar-benar mengkhawarkan hati orang-orang Farisi pada waktu, sehingga

103
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

mereka berkata: ”Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak
berhasil, lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia.” (lih. Yoh. 12:19).

II. PENJELASAN TEKS


2.1 Orang-orang Yunani ingin bertemu Yesus (20-22) Kehadiran beberapa
orang Yunani yang menganut agama Yahudi ke Yerusalem bertujuan
untuk merayakan hari raya Paskah. Namun, menjelang perayaan itu,
momen Yesus dielu-elukan menuju kota Yerusalem menjadi perhatian
publik. Tentu saja peristiwa itu menarik perhatian orang-orang Yunani
itu, sehingga mereka pingin bertemu Yesus. Tentu saja bertemu Yesus di
tengah-tengah kerumunan orang banyak itu amat sulit. Maka, jalan
keluar yang lebih muda ialah berkonfirmasi dengan orang-orang dekat
Yesus, yakni para murid-Nya. Entahlah, mungkin karena ‘Filipus,’
adalah nama Yunani, sehingga orang-orang tersebut lebih akrab
menyampaikan maksud mereka kepadanya. Saat itu Filipus merasa
skeptis, karena ia tidak yakin Yesus mau berbicara dengan orang-orang
Yunani itu, mengingat Ia pernah berkata: “Aku diutus hanya kepada
domba-domba yang hilang dari umat Israel’. Lagi pula, pernah pada
waktu murid-murid diutus untuk memberitakan Injil, Yesus juga
berpesan supaya mereka hanya memberitakan Injil kepada orang Israel.
Karena itu, Filipus pergi kepada Andreas dan Andreas langsung
membawa mereka kepada Yesus. Tentu saja keinginan bertemu Yesus
tidak terlepas dari wibawa dan pengaruh-Nya sebagai seorang Guru
telah tersebar, tidak saja di kalangan orang Yahudi, melainkan juga di
kalangan orang-orang Yunani. Tentang topik apa yang hendak
dibicarakan dengan Yesus, kita tidak tahu, karena penulis Injil Yohanes
tidak meninggalkan referensi tentang hal itu kepada kita. Namun
demikian, kita perlu memberi apresiasi bahwa justru dengan adanya
niat orang-orang Yunani itu, mendorong Yesus mengungkapkan hal
kematian-Nya di depan murid-murid-Nya dan orang-orang banyak
yang ada bersama Yesus pada saat itu.

2.2 Yesus memberitahukan kemuliaan-Nya melalui kematianNya (23-24)


Mendengar penyampaian Filipus dan Andreas, Yesus, secara terbuka
mengumumkan hal kematian-Nya kepada semua orang pada waktu itu.
”Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.” Agar semua orang bisa

104
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

mengerti akan pernyataan itu, Yesus menggunakan perumpamaan biji


gandum. Perumpamaan ini memberi arti bahwa Dia diumpamakan
sebagai satu biji gandum yang dijatuhkan ke dalam tanah dan mati,
namun menghasilkan banyak buah. Hal ini pun mau mengingatkan
para murid Yesus bahwa kematian-Nya akan membuat banyak orang di
segala suku bangsa yang menjadi percaya kepada-Nya; bukan saja
orang-orang Yahudi melainkan juga orang-orang Yunani.

2.3 Nasihat Yesus tentang pengorbanan panggilan pelayanan (25-26)


Setelah berkata demikian, Yesus menjelaskan soal arti pengorbanan
dalam panggilan Tuhan kepada Filipus dan Andreas. Dia berkata:
”Barang siapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya,
tetapi barang siapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan
memeliharanya untuk hidup yang kekal.” (ayt. 25). Siapa yang mau
kehilangan nyawanya tanpa sebab? Iya kan? Sebenarnya, perkataan
Yesus ini mau mengingatkan para murid-Nya bahwa untuk
memberitakan tentang keselamatan kekal itu butuh pengorbanan. Yesus
menyerahkan nyawa-Nya hanya untuk keselamatan manusia, maka
para murid-Nya pun demikian. Semua orang dalam dunia ini akan
diselamatkan melalui pemberitaan Injil, bila tidak dimulai dari
pengorbanan orang yang memberitakan kabar keselamatan itu. Itulah
sebabnya, Yesus lanjut menjelaskan kepada murid-murid-Nya bahwa
untuk melayani-Nya, para murid harus mengikuti-Nya, dengan
garansinya yakni dihormati oleh Allah Bapa.

2.4 Allah memberi tanda tentang kemuliaan Kristus (27-33)


Dalam bagian ayat-ayat ini Yesus berbicara soal kemuliaan-Nya lewat
kematian-Nya. Sebenarnya, sebelum Yesus berdoa di taman Getsemani
saat menyampaikan beban dan rasa takut-Nya di hadapan Allah Bapa,
Yesus sudah sempat menyampaikan kesedihan-Nya sebelum masuk
dalam kanca penderitaan. Namun, apakah penderitaan dan kematian-
Nya harus dibebaskan oleh BapaNya, menurut Yesus, tidak! Mengapa?
Karena kematian-Nya adalah tugas yang diberikan Allah kepada-Nya.
Saat Yesus berseru memuliakan Bapa-Nya, maka terdengar suara dari
sorga bahwa kemuliaan yang diberikan Allah kepada Yesus Kristus itu
bersifat dinamis. Suara Allah dari sorga itu mengundang banyak tafsiran

105
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

orang-orang pada saat itu, sehingga Yesus menegaskan bahwa suara


Allah itu mau mengatakan dua hal penting, yaitu: pertama, bahwa
kematian-Nya adalah untuk menyelamatkan manusia dari kuasa maut,
dan kedua, kematian-Nya itu juga akan membawa banyak orang
datang percaya kepada-Nya, sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia.
Itulah sebabnya, penulis Yohanes menyebut bahwa peristiwa yang
terjadi pada saat itu hendak menyatakan bagaimana Yesus akan mati.

2.5 Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Terang Keselamatan (34-36)


Ketika orang-orang Yahudi membantah pernyataan Yesus tentang
kematian-Nya berdasarkan hukum Taurat bahwa Mesias datang bukan
untuk mati melainkan hidup selama-lamanya, maka bagaimana
mungkin Anak Manusia itu akan ditinggikan? Itulah sebabnya mereka
bertanya: ”Siapakah Anak Manusia itu?” Yesus tidak secara terbuka
menjawab pertanyaan itu, melainkan memberi penjelasan tentang arti
dari terang itu. Secara tersirat Yesus mau mengatakan kepada mereka
bahwa Dia adalah Terang (Kebenaran) untuk menerangi/membenarkan
manusia dari kegelapan/dosa. Oleh sebab itu, Yesus meminta kepada
para murid-Nya dan orang-orang banyak pada waktu itu untuk
percaya kepada Terang/Kebenaran itu. Karena dengan percaya pada
Terang/Keberana (Yesus Kristus) itu mereka akan dibenarkan di dala
terang kebenaran.

III. PENERAPAN
3.1 Penting belajar dari Filipus dan Andreas yang membuka diri menerima
beberapa orang Yunani untuk bertemu Yesus. Ini merupakan sikap
melayani tanpa pandang perbedaan suku, bahasa dan budaya. Sikap
kedua murid Yesus ini harus menjadi sikap Gereja sekarang ini. Kita
tidak bisa menutup diri dan membatasi orang lain yang pingin bertemu
Yesus; sebab kehadiran Yesus dalam penderitaan dan kematian-Nya
diperuntukan bagi semua orang. Ingat, tindakan keselamatan Allah bagi
dunia ini, bukanlah bersifat partikularistis, melainkan universal, bagi
seluruh bangsa.

3.2 Umumnya orang menilai bahwa hukuman yang diberikan kepada


seseorang adalah karena kesalahannya, maka orang tersebut disebut

106
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

salah dan tidak mulia. Mana mungkin karena kesalahannya kita


menyebutnya orang baik. Iyakan? Berbeda dengan Yesus. Tanpa
kesalahan apapun yang kita jumpai di dalam pribadi-Nya, Ia harus
menjalani penderitaan dan kematian. Umat Yahudi menyebut-Nya
Orang yang bersalah karena menentang hukum Taurat, tetapi bagi
Allah, Dia adalah Kebenaran yang membenarkan manusia. Itulah
sebabnya Yesus dimuliakan oleh Bapa-Nya melalui penderitaan dan
kematian-Nya. Penderitaan dan kematian Yesus Kristus memiliki dua
tujuan yang fundamen, yaitu untuk menyelamatkan dosa manusia, dan
membawa semua orang yang diselamatkan itu menjadi milik
kepunyaan-Nya, baik dalam dunia ini sebagai suatu persekutuan
(Gereja), maupun persekutuan bersama Allah dalam kerajaan-Nya
(hidup yang kekal).

3.3 Yesus Kristus adalah Terang Dunia. Terang itu bercahaya untuk
menguah kegelapan menjadi terang. Tidak ada seorang nabi manapun
yang menyebut dirinya sebagai terang; dia hanya sebatas bernubuat
dan memberitakan tentang Terang itu. Tetapi Yesus, menyatakan diri-
Nya adalah Terang itu. Itulah sebabnya, penulis Yohanes dalam
keseluruhan Injilnya ini menekankan tiga dimensi penting tentang
kepercayaan, yaitu: 1) percaya pada segala pengajaran-Nya; 2) setelah
percaya pada pengajaran Yesus, kita diminta untuk menaruh keyakinan
sungguh kepada Yesus Kristus sebagai Terang keselamatan; dan 3) bila
kita sudah menaruh keyakinan kita pada Yesus Kristus, maka kita
diminta untuk terus menerus percaya selama kita masih diberi hidup
dalam dunia ini. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.II.


1) Nyanyian Rohani 55:1-2
2) Nyanyian Rohani 136:1
3) Nyanyian Rohani 95: 3
4) Nyanyian Rohani 133: 1 dst
5) Nyanian Rohani 128:2
6) Nyanyian Rohani 86 : 1-3

107
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

JUMAAT 15 APRIL 2022


KALENDER GEREJAWI : JUMAT AGUNG - HITAM
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 23:33-43
TEMA : BERSAMA YESUS DI DALAM FIRDAUS

I. PENDAHULUAN
Ada banyak bentuk hukuman yang selalu diterapkan dalam pemerintahan
kekaisaran Romawi kepada orang yang melakukan kesalahan. Seorang
penjahat bila dijatuhi hukuman mati, baik oleh kaisar ataupun pilatus
(gubernur satu provinsi), biasanya penjahat bersangkutan menempuh jalur
pengadilan secara terbuka. Andaikan seorang dijumpai melakukan
kesalahan yang begitu berat, maka Pilatus ataupun Kaisar langsung
memutuskan bentuk hukuman apa yang harus dijalaninya. Bentuk-bentuk
hukuman yang umum diberlakukan dalam kekaisaran Romawi seperti
hukum bakar dalam perapian, hukum pancung, hukum gantung, hukum
gladiator (perkelahian antara manusia dan hewan buasa), dan hukum salib.
Mengapa harus hukuman salib? Dalam bahasa Yunani, salib disebut
“stauros,” kata kerjanya stauroo yang artinya “saya menyalibkan.” Dalam
bahasa Latin disebut crucifigo yang artinya kayu sulaan sebagai alat untuk
menghukum dan menghukum mati seseorang. Hukum salib merupakan
satu-satunya bentuk hukum yang paling tidak disukai oleh masyarakat
Romawi (termasuk kaum Yahudi). Karena menurut mereka, salib itu
memiliki arti yang sangat hina/jelek, dan terkait dengan kutukan, hukuman
dan kejahatan. Itulah sebabnya, umumnya masyarakat kekaisaran Roma
paling sering menghindar dengan model hukuman itu. Lalu, apa kesalahan
fatal yang dilakukan Yesus, sehingga salib menjadi hukuman-Nya.
Penulis Lukas, dalam tulisannya ini, menjelaskan kepada Teofilus dan
orang-orang Kristen di zamannya bahwa di atas kayu salib terdapat
tanggung jawab yang besar dari Yesus, yaitu: tanggung jawab
pengampunan atas dosa manusia; dan tanggung jawab keselamatan
manusia. Kita akan melihat peran Yesus dalam menjalani kedua tanggung
jawab itu dengan setia dan taat, melalui adegan penyaliban-Nya di atas
tempat yang diberi nama Tengkorak.

108
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

II. PENJELASAN TEKS


2.1 Situasi yang terjadi di sekitar bukit Tengkorak (33)
Dalam ayat ini penulis Lukas menjelaskan bahwa setelah menempuh
perjalanan dari kota Yerusalem, Yesus dan sejumlah besar orang
Yahudi, imam-imam kepala dan prajurit-prajurit Romawi, tiba di
sebuah bukit yang diberi nama Tengkorak. Di tempat inilah mereka
menyalibkan Yesus bersama dua orang penjahat; yang seorang di
sebelah kanan dan seorang lagi di sebelah kiri Yesus.

2.2 Permohonan pengampunan di atas kayu salibNya (34)


Setelah proses penyaliban bersama kedua orang penjahat itu terlaksana,
lalu terdengar doa Yesus pada saat itu kepada Allah: “Ya Bapa,
ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
(ayt. 34). Ini merupakan perkataan Yesus pertama diantara tujuh
perkataan-Nya di kayu salib. Doa ini diucapkan antara jam 9 pagi hingga
tengah hari. Pertanyaan untuk kita: “Doa itu dimaksudkan kepada siapa?
Tentu saja kepada mereka yang telah menghukum dan menyiksa-Nya,
yakni para imam kepala beserta prajurit-prajurit Roma pada saat itu
melaksanakan keputusan Pilatus, berdasarkan tuntutan orang-orang
Yahudi. Namun secara teologis, doa Yesus itu sesungguhnya
diperuntukkan kepada semua manusia karena kejahatannya, sehingga
Allah dengan cinta kasih-Nya bertindak mengampuni. Semenjak Ia
ditangkap dan diadili, baik di hadapan Kayafas, Hanas, Herodes, Pilatus
dan orang-orang Yahudi, Dia diam, tenang dan tidak berkata apa-apa.
Waktu Dia memikul salib yang berat menuju Kalvari, dan saat dipaku
tangan dan kaki-Nya pada salib it, sedikitpun Yesus tidak bersungut-
sungut, atau mengatakan kata-kata kasar kepada mereka; Dia setia dan
tabah menjalani hukuman itu, seperti seekor domba yang dibawa ke
tempat penyembelihan. (bnd. Yesaya 52:13 – 53:12). Doa Yesus memiliki
arti dalam tentang kasih Allah yang tulus bagi manusia, yaitu
pengampunan dan keselamatan. Peran Yesus benar-benar sempurna
dalam penderitaan dan kematian-Nya. Di dalam doa ini Yesus
membuktikan kepada semua orang yang menghukum-Nya tentang kasih
Allah yang sebenarnya. Oleh karena itu, Doa ini begitu agung bagi setiap
pengikut Kristus, sehingga menginspirasikan Stefanus, salah seorang
martir Gereja mula-mula, saat sebelum mati, ia memanjatkan doa
pengampunan atas anggota-anggota Mahkama Agama Yahudi

109
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

membunuhnya dengan berkata: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini


kepada mereka!” (lih. Kis. 9:60).

2.3 Penderitaan batin di atas kayu salib (34-39)


Dalam bagian ayat-ayat ini penulis Lukas menceritakan kepada Teofilus
tentang penderitaan yang dialami Yesus, setelah Ia mengucapkan doa
kepada Bapa-Nya. Selain penderitaan fisik yang dialami dan dirasakan
Yesus, Dia pun mengalami penderitaan batin (physikis). Orang-orang
Yahudi melihat-Nya bermasa bodoh, seakan-akan Yesus adalah
seorang penjahat kelas kakap. Saat Yesus terpalang pada salib-Nya,
Lukas menjelaskan kepada Teofilus bahwa ada tiga ucapan sindiran
keras terhadap Tuhan Yesus: Pertama, pemimpin-pemimpin agama
Yahudi berkata: “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia
menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang
dipilih Allah.” (ayt. 35). Ucapan ini menunjukkan pada penolakkan
orang Yahudi terhadap kemesiasan Yesus sebagai yang diutus dan
diurapi Allah. Kedua, mewakili pemerintah Roma oleh para prajurit
berkata: “Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah
dirimu.,” dan sebuah tulisan di atas kepada Yesus yang menyebut:
“Inilah raja orang Yahudi!” Pada satu sisi, ucapan ini merupakan
penghinaan terhadap Yesus, seakan-akan gelar jabatan politik itu
merupakan konsep-Nya. Sekalipun kita tahu bahwa Yesus itu adalah
Raja Damai, tetapi Ia bukan raja yang dimengerti secara politik. Di sisi
lain, ucapan itu pun memiliki penghinaan juga terhadap publik
Yahudi. Ketiga, seorang penjahat di samping Yesus berkata:
“Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkan diri-Mu dan kami!”
Ucapan ini tidak jauh berbeda dengan perkataan para pemimpin
agama Yahudi sebelumnya tentang kemesiasan Yesus. Ketiga ucapan
ini boleh dikatakan masuk dalam kategori kekerasa verbal. Apapun
penghinaan yang dirasakan, Yesus tetap tabah menghadapi semuanya
karena Ia pingin menyatakan kepada dunia bahwa Allah begitu
mengasihi manusia.

2.4 Jaminan keselamatan di atas kayu salib (39-43)


Salah seorang dari dua orang pejahat yang disalibkan bersama Yesus,
saat mendengar ucapan yang dilontarkan temannya, ia langsung

110
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

menanggapi: ”Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang


engkau menerima hukuman yang sama?” Mendengar dukungan moril
sang penjahat itu, sedikitpun Yesus tidak berkata-kata, melainkan diam
mendengar semuanya. Namun, ada hal yang menarik perhatian Yesus,
saat penjahat itu mengungkapkan permintaannya: ”Yesus, ingatlah
akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Saat itu pulalah, di
dalam kondisi yang tak berdaya, Yesus menyampaikan kepastian
keselamatan pada orang dengan berkata: ”Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku
di dalam Firdaus.” Apakah karena penjahat tersebut membela Yesus,
sehingga Ia berkata seperti itu? Tidak! Bukan soal dukungan moril
karena senasib, bukan pula soal pembelaan saat Yesus terhina,
melainkan pengakuan iman yang sungguh kepada Yesus sebagai Kristus
(Mesias=”Yang diurapi Allah). Bila para pemuka agama Yahudi,
prajurit-prajurit Romawi dan salah seorang penjahat di samping Yesus,
menghina-Nya sebagai seorang mesias palsu dan raja dadakan, bagi si
penjahat yang satunya, Yesus Kristus adalah Mesias dan Raja
Kebenaran. Hanya penjahat inilah yang berani menyatakan imannya
bahwa Yesus Kristus adalah Raja. Ia ini tidak mengharapkan suatu
jabatan strategis dalam pemerintahan Yesus, tetapi ia ingin mendapat
manfaat dari pemerintahan itu. Yesus mau membuktikan bahwa Dia
tidak sekedar berdoa dan mengampuni dosa manusia, tetapi Ia pun
punya hak mutlah sebagai Tuhan yang menentukan keselamatan setiap
manusia, bukan berdasarkan perbuatan, melainkan iman yang sungguh-
sungguh kepada Yesus Kristus.

III. PENERAPAN
3.1 Memperingati kematian Tuhan Yesus di tahun ini, baiknya jangan
dijadikan sebagai rutinitas hari-hari besar gereja umat, melainkan
ekspresi iman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita. Ingat, Golgota (Kalvari)
bukan sekadar sebuah bukit memori yang kita kenang setiap merayakan
Paskah, melainkan sebagai momen hari perenungan penderitaan dan
kematian Kristus bagi keselamatan manusia dari maut. Yesus
membuktikan kasih-Nya kepada dunia dan ketaatan-Nya pada tugas
yang diberikan Bapa-Nya. Ia pun menunjukkan sikap yang mulia pada
dunia, yaitu ketika dihina Ia memberi penghiburan; ketika disiksa Ia

111
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

diam tanpa membalas; ketika dihina dan diolok-olok Ia mengampuni.


Sebagai pengikut Kristus, melalui peristiwa kesengsaraan dan kematian
Tuhan Yesus Kristus di saat ini, kita diminta oleh Lukas melalui
kesaksiannya, untuk membuktikan pengampunan, seperti yang
ditunjukkan Yesus melalui penyaliban dan kematian-Nya di kayu salib.

3.2 Kematian Yesus di atas kayu salib-Nya membuktikan kepada dunia dan
manusia bahwa Ia begitu mengasihi dan menghormati kita sebagai
karya ciptaan-Nya yang mulia. Yesus Kristus tidak pingin kita
kehilangan keselamatan kekal. Itulah sebabnya, sejarah perjuangan-Nya
bukanlah sebuah mitos historis, melainkan fakta historis yang
berkesinambungan di segala zaman dan tempat. Pengampunan yang
diberikan kepada manusia bersifat holistis dan berlaku, baik di masa
kini (presentis) dan masa yang akan datang (futuristis). Begitu pula
dengan keselamatan yang diberikan kepada penjahat yang berada di
sisinya. Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini
juga engkau aka nada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”
Hal ini membuktikan bahwa Yesus Kristus memiliki hak penuh dari
Bapa-Nya di sorga untuk menyatakan kepada dunia bahwa Ia
mempunyai hak untuk menyelamatkan setiap orang, bukan saat
seseorang kembali kepada Allah, melainkan berlaku saat ia percaya
kepada Yesus Kristus sebagai Raja atas kehidupannya.

3.3 Peristiwa Jumaat Agung yang sedang kita laksanakan saat ini,
sebenarnya bukan sekedar memperingati kematian Tuhan Yesus, tetapi
momen hari ini menjadi pelajaran berharga bagi setiap orang Kristen
untuk belajar merendahkan dirinya di hadapan Tuhan. Kesombongan
dan kekerasan hati merupakan kebodohan terbesar manusia yang
menganggap dirinya lebih hebat dari Tuhan. Ingat, pengampunan akan
dosa dan keselamatan kita berasal dari Tuhan; Dia yang mengampuni
dan menyelamatkan. Karena itu, kita diajar untuk merendahkan hati,
berharap dan memohon pada Tuhan, agar Ia memberikan kita hati
yang rendah hati untuk menikmati keselamatan yang telah dikaryakan
oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Amin.

112
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

JUMAT 15 APRIL 2022


KALENDER GEREJAWI : JUMAT AGUNG - PERJAMUAN KUDUS - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : KELUARAN 12:1-28
TEMA : KORBAN ANAK DOMBA JANTAN
PEMBEBAS ISRAEL DARI MESIR

I. PENDAHULUAN
Perikop Firman ini adalah sebuah bagian khusus yang berbicara tentang
sejauh mana sejarah paskah dan maknanya bagi umat Israel secara khsusus,
tetapi juga menjadi dasar teologi penebusan dalam khotbah-khotbah para
rasul di Perjanjian Baru (PB). Bagi umat Israel, peristiwa ini merupakan
sebuah peristiwa penting yang dirayakan setiap tahun sebagai hari-hari raya
dalam agama Yahudi. Ada sejumlah hari raya yang dirayakan di Israel, tiga
diantaranya adalah hari raya besar, yaitu hari Paskah-pesakh; hari raya
panen (tujuh minggu) - Sukot dan hari raya pondok – Savout. Kitab Torah
mewajibkan setiap orang Yahudi (laki-laki) wajib beribadah di Bait-Allah
di Yerusalem 3 x dalam setahun (Lih Ul 16:16). Jadi hari raya Paskah
(Pesakh) adalah hari raya utama dalam agama Yahudi. Hari raya ini
dilakukan untuk mengenang tindakan Allah yang ajaib membebaskan umat-
Nya dari belenggu perhambaan raja Firaun selama 430 tahun (kel 14:40-
41). Dengan perkataan lain hari paskah merupakan hari peringatan
kemerdekaan Israel dari perbudakan di mesir, tetapi di sisi lain hari
pengucapan syukur atas kegenapan janji Allah kepada Abram 430 tahun
sebelumnya (Lih Kej 15:13-14; Kel 14:40-41)

II. PENJELASAN TEKS


2.1 Petunjuk pelaksanaan perayaan Paskah (ayat 1-12)
Pada perikop ini kita dapat melihat petunjuk yang diberikan TUHAN
kepada Musa dan Harun supaya disampaikan kepada umat Israel
bagaimana cara yang tepat untuk mengatur, mempersiapkan dan
merayakan paskah (ayat 1). Paskah dirayakan pada bulan Abib/Nisan
(Maret/April) setiap tahun. Tanggal 10 bulan itu setiap keluarga
menyediakan seekor domba jantan atau kambing yang berusia setahun
(ay 2-5). Domba atau kambing itu dikurung sampai hari ke 14 lalu
disembelih pada hari senja (ay 6). Istilah bahasa Ibrani untuk “hari
senja” ben ha’arbayim artinya waktu diantara “sore hari dan malam”.

113
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Waktu kita di Papua sekitar jam 6.00 petang sebelum malam.


Darahnya diambil sedikit di gosok pada kedua tiang pintu dan ambang
pintu rumah tempat paskah itu dirayakan (ay 17); dagingnya di
panggang lalu dimakan dengan roti dan sayur pahit (ay 8); domba
paskah itu tidak boleh direbus melainkan dipanggang secara utuh (ay
9); sisanya yang tidak dibutuhkan harus dibakar jangan ada sisa yang
tertinggal sampai pagi hari (ay 11). Perayaan itu harus dirayakan dalam
siaga penuh (ay 12).

2.2 Makna Paskah dan penegasannya (Ayat 13-20)


Domba atau kambing yang dikorbankan oleh setiap keluarga Israel
sebagai “domba paskah”, sebenarnya merupakan “wakil” atau
“pengganti” dari anak-anak sulung mereka. Dengan perkataan lain,
anak-anak sulung Israel tidak dibunuh ketika malaikat maut
mengunjungi setiap rumah Mesir. Ia akan “melewati” rumah yang ada
tanda darah di tiang pintu dan diambang pintu rumah, karena darah
menandakan ada yang sudah mati sebagai “penggantinya”. Jadi kata
kerja “pasakh” dalam bahasa Ibrani (ayat 14) mempunyai arti “sudah
lewat” dalam bahasa Inggris pass over. Dalam artian murka Allah sudah
lewat atas keluarga-keluarga yang memiliki tanda darah pada tiang
pintu dan ambang rumah mereka (ay. 12-13). Maka hari ke-14 bulan
Abib/Nisan (Maret-April) Allah sendiri menetapkannya sebagai hari
peringatan tentang pembebasan mereka dari Mesir dan diperingati
sebagai hari besar nasional secara turun temurun (ay.14). Selanjutnya
ditegaskan kembali tentang tata cara yang benar dalam melaksanakan
perayaan paskah. Khususnya membuat roti paskah harus tidak
menggunakan ragi (ay.15-18). Mereka yang tidak menaati petunjuk dan
peraturan ini, harus dilenyapkan dari tengah-tengah bangsa itu (ay.19-
20). Kemudian Musa memberikan perintah kepada bangsa Israel untuk
mempersiapkan perayaan paskah secara berjemaah (ay.21-23)

2.3 Ketetapan Tuhan tentang hari Paskah (ay. 24-28)


Musa berpesan kepada bangsanya, ketika mereka sudah tiba di negeri
akan diberikan TUHAN Allah, maka hari paskah wajib dilaksanakan
sebagai “ketetapan” TUHAN bagi mereka dan anak-anak mereka
selama-lamanya (ay.24-25). Para orangtua sebagai saksi mata peristiwa

114
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

itu harus siap sedia untuk memberikan penjelasan pada anak-anak apa
bila mereka bertanya tentang hal itu (ay.26-27). Tradisi paskah
membuktikan bahwa setiap kali perayaan paskah dirayakan di rumah
setiap keluarga, sementara jamuan berlangsung biasanya anak-anak
bertanya dan ayah mereka menjelaskan sejarah dan makna paskah itu
kepada anak-anaknya.
Ketika orang Israel menerima perintah dari Musa, lalu mereka mulai
kembali ke rumah-rumah mereka dan mempersiapkan perayaan paskah
sesuai petunjuk yang diberikan oleh Musa (ay.28).

III. PENERAPAN
Dari perikop firman ini ada beberapa kebenaran yang dapat kita terima
dan terapkan dalam kehidupan kita:
3.1 Ada satu sisi yang tidak kelihatan bagi kita adalah “janji Allah” kepada
Abram dalam Kejadian 15:13-14 – Firman TUHAN kepada Abram:
Ketahuilah dengan sesungguhnya orang asing dalam suatu negeri, yang
bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan
dianiaya, empat ratus tahun lama. Tetapi bangsa yang akan
memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan
keluar dan membawa harta benda yang banyak. Janji TUHAN baru
digenapi setelah 430 tahun keturunan Abram diperbudak di Mesir
(bdk. Kel.14:40-41). Hal itu membuktikan bahwa Allah tetap setia
pada janji-Nya walaupun Umat-Nya tidak selalu setia kepada-Nya.

3.2 Inti dari peristiwa paskah dalam Kel.12 ini adalah “anak domba
paskah” sebagai “korban pengganti” atau dalam bahasa Latin Vicariam
victimam. Korban pengganti ini menjadi jadi jaminan bagi kehidupan
dari orang-orang yang mendengar dan melaksanakan perintah Tuhan.
Dari sudut teologi, “anak domba” paskah adalah “lambang” dari Yesus
Kristus, Anak Domba Allah (Yoh.1:29) dan “Anak Domba paskah yang
tersembeli” (1 Kor. 5:7). Ia menderita dan mati sebagai “pengganti”
kita (Yes.53:3-4). Kebenaran ini baru digenapkan dalam diri Yesus
Kristus Tuhan kita.

3.3 Berita utama dari peristiwa paskah adalah “hukuman Allah sudah
lewat”, karena ada yang sudah menggantikan kita. Karena itu, firman

115
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Allah mengatakan: Karena begitu kasih Allah akan dunia ini, sehingga
Ia telah mengaruniakaruniakan anak-Nya tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal (Yoh.3:16).

Firman Tuhan ini mengingatkan kepada kita bahwa sesungguhnya


keselamatan dan penebusan umat manusia dari dosa dan kuasa maut
adalh karya Allah sendiri. Ia mengerjakannya didalam Yesus Kristus,
Anak-Nya. Manusia dapat menerima dan menikmatinya sebagai
“karunia” Allah, bukan sebagai jasa, amal baik atau karena kesalehan
manusia itu. Keselamatan dan kehidupan kekal adalah pemberian Allah
kepada orang-orang yang mendengar firman-Nya, menerima dan
melakukannya Sebagaimana dilakukan oleh bangsa Israel di Mesir.
Tuhan memberkati kita melalui firman ini, terpuji nama-Nya sekarang
dan selama-lamanya. Amin !

116
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU 17 APRIL 2022


KALENDER GEREJAWI : PASKAH - MINGGU KE-I - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : MATIUS 28:1-10
TEMA : YESUS BANGKIT DARI ANTARA ORANG MATI

1. PENDAHULUAN
Kebangkitan Yesus dari antara orang mati adalah sebuah kebenaran yang
menjadi fondasi Iman Kristen sepanjang masa. Dalam Pengakuan Iman
Rasuli setiap minggu kita ucap kalimat ini: yang menderita dibawah
pemrintahan Pontius Pilatus, disalibkan mati dan dikuburkan, turun
kedalam kerajaan maut, pada hari ketiga bangkit pula dari antara orang
mati…Meskipun dalam sejarah teologi, ada banyak pihak yang mencoba
untuk meniadakan fakta sejarah ini. Mula-mula fakta ini disangkal oleh
Mahkamah Agama Yahudi dengan cara menyebarkan hoax bahwa Ia
tidak bangkit melainkan mayatnya dicuri oleh murid-murid-Nya pada
waktu malam (Mat.28:11-15). Beberapa waktu kemudian setelah Yesus ke
surga, timbul teori bahwa perempuan-perempuan yang datang ke kubur
Yesus pada minggu pagi itu, mereka datang ke kubur yang salah.
Beberapa abad kemudian muncul teori yang mengatakan bahwa Yesus
tidak mati melainkan wajah-Nya diubah oleh Allah dengan wajah salah
satu dari murid-Nya. Dan teori ini diterima dan dipercaya oleh umat
Islam, bahkan dijadikan sebagai senjata ampuh untuk memualafkan umat
Kristen. Bagaimanapun juga, Gereja Tuhan tidak pernah digoyahkan
pengakuan imannya tentang kebangkitan Kristus dari antara orang mati.
Ada tiga fakta yang kuat yang memperkokoh kebenaran tentang
kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Fakta-fakta dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Jauh sebelum terjadinya peristiwa kebangkitan Kristus dalam PB, orang-
orang saleh dalam PL telah menubuatkan kebenaran itu (Ay.19:25-26;
Maz.16:10). Tidak mungkin nubuat ini meleset dari kenyataan.
2. Menurut Paulus dalam lapologetikanya pada kaum rasionalis di kota
Korintus yang menolak fakta kebangkitan orang mati, Paulus
meletakkan kebangkitan Kristus sebagai fondasi iman untuk kebangkitan
orang-orang Kristen yang sudah meninggal dunia pada akhir zaman (1
Kor.15:13,20).
3. Sebagai bukti bahwa injil yang diberitakan oleh pemberita injil
sepanjang masa adalah kebenaran (1 Kor.15:15).

117
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Fakta bahwa Yesus sudah bangkit (ay.1-6).
Pada bagian ini penginjil memberikan beberapa fakta yang
membuktikan bahwa benar-benar Kristus sudah bangkit. Saksi mata
pertama yang menyaksikan kebenaran itu adalah perempuan Galilea
yang mengunjungi kubur Yesus pada hari Minggu pagi (ay.1). -- Markus
menyebut nama-nama mereka yaitu Maria Magdalena (asal dari
Magdala); Maria ibu Yakobus dan Salome (Mrk.16:1). Istilah fajar
menyinsing yang digunakan di sini dari bahasa Yunani epiphosko artinya
saat matahari sudah mulai nampak. Mereka melihat sendiri bahwa ada
seorang Malaikat yang sudah menggulingkan batu kubur dan duduk di
atasnya. Pada saat itu para penjaga kubur yang ditempatkan oleh
Mahkamah Agama Yahudi mereka juga menyaksikan peristiwa itu tapi
tidak berdaya (2-4). Malaikat itu memberitahukan kepada para
perempuan itu bahwa Yesus telah disalibkan itu, Ia tidak ada dalam
kubur, Ia sudah bangkit. Ia mengundang para perempuan itu untuk
melihat dari dekat tempat mayat Yesus dibaring sudah kosong (ay.5-6).
Jadi fakta kebangkitan Yesus pada minggu pagi itu disaksikan bukan
hanya para perempuan galilea yang berkunjung ke makam Yesus,
melainkan disaksikan juga oleh semua penjaga kubur yang ditempatkan
oleh Mahkamah Agama Yahudi (Mat.27:62-66). Jadi sangat sukar untuk
menyangkal fakta historis itu.

2.2 Kaum perempuan menjadi saksi pertama dari kebangkitan Kristus (ay.7-10).
Malaikat itu mengutus kaum perempuan yang berkunjung ke kubur
Yesus untuk memberi kesaksian tentang kebangkitan Kristus kepada
murid-Nya (ay.7a). Malaikat bahkan memberitahukan kepada mereka
bahwa Yesus akan mendahului mereka ke Galilea sambil meyakinkan
kata-katanya kepada para perempuan itu (ay.7b). Para perempuan
sangat bersuka cita menerima berita itu dan bersiap-siap kembali ke
Yerusalem untuk bertemu dengan para murid Yesus (ay.8). Tetapi tiba-
tiba Yesus menampakkan diri kepada mereka dan memberikan salam
kepada mereka. Mereka mendekati Yesus, memeluk kaki-Nya serta
menyembah dia (ay.9). Lalu Yesus mengulang lagi pesan yang
disampaikan malaikat kepada mereka. Bahwa Ia akan mendahului para
murid-Nya ke Galilea dan disana Ia akan bertemu dengan mereka

118
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

(ay.10). Beberapa hari kemudian para murid Yesus berangkat ke Galilea


sesuai dengan pesan Yesus dan bertemu dengan Yesus disana. Pada
kesempatan itu, Yesus memberikan amanat agung untuk memberitakan
injil-Nya keseluruh bangsa didunia (Mat.28:16-20).

3. PENERAPAN
Dari perikop bacaan firman ini ada beberapa kebenaran yang boleh kita
simak bersama.
3.1 Kebangkitan Kristus membuktikan bahwa kebenaran tentang
kebangkitan orang-orang yang saleh yang meninggal dunia adalah
sebuah kebenaran yang pasti. Allah itu setia dalam Janji-Nya, Ia tidak
pernah berdusta (1 Kor. 15:13-14, 20; Tit.1:2). Hal ini menjadi
penghiburan bagi orang-orang percaya (1 Tes. 4: 14,18).
3.2 Kebangkitan Kristus membuktikan bahwa segala kebenaran yang
terdapat di seluruh Alkitab, baik yang tertulis maupun yang diberitakan
oleh para nabi, rasul dan Gereja pada masa kini adalah kebenaran (1
Kor. 15 :17-18).
3.3 Kebangkitan Kristus menjadi credo Gereja dan tidak tergoyahkan
sepanjang masa sampai Kristus datang kembali.
Dari firman ini kita telah belajar beberapa kebenaran penting yang
berkaitan dengan keyakinan kita. Bahwa kebenaran firman Allah yang kita
terima dan dengar adalah kebenaran yang pasti. Salah satu yang paling
penting adalah keyakinan tentang masa depan kita, karena Kristus telah
bangkit dari antara orang mati, Ia menjadi buah sulung bagi kebangkitan
kita. Maka semua orang percaya yang telah meninggal dunia dalam
Kristus, ketika tiba saatnya, mereka juga akan dibangkitkan dari maut
seperti yang terjadi dengan Yesus. Marilah kita menghibur satu dengan
lainnya dengan firman Tuhan ini. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin !

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.I.


1) Nyanyian Roh 62 : 1-3
2) Nyanyian Roh 138 : 1-2
3) Nyanyian Roh 139 : 4-5
4) Nyanyian Roh 79 : 1-2
5) Nyanyian Roh 66 : 1 –dstnya
6) Nyanyian Roh 190 : 1-3

119
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

SENIN, 18 APRIL 2022


KALENDER GEREJAWI : PASKAH HARI KE-II
PEMBACAAN ALKITAB : WAHYU 20:1-6
TEMA : KEBANGKITAN PERTAMA

1. PENDAHULUAN
Kitab Wahyu tidaklah mudah dibaca dan tidak mudah untuk
memahaminya, sebab didalamnya rahasia Allah diungkapkan secara
simbolis atau mengunakan lambang dan symbol. Kitab ini disebut juga
kitab Apokalipsi artinya membuka selubung, maknya adalah sesuatu
rahasia yang akan terjadi dimasa depan Tuhan buka untuk diketahui jadi
peristiwa yang akan datang sudah diketahui. Inilah yang Roh Kudus
bukakan kepada Yohanes ketika dia dibuang ke pulau Patmos. Dalam teks
ini berbicara sebuah kehidupan yang akan datang dimana aka nada
kebangkitan orang mati bagi orang-orang yang percaya kepada Kristus
akan dibangkitkan dua kali, inilah yang hendak kita dengar dalam
khotbah kita, dimana kebangkitan Pertama disebutkan, apa itu
kebangkitan pertama? Mari kita telusuri bagian ini.

2. PENJELASAN TEKS
Dalam ayat 1-3, berbicara soal pengikatan iblis, sedangkan ayat 4-6
berbicara soal Orang-orang Kudus bersama Tuhan.
2.1 Ayat 1-3, ayat ini dimulai dengan penglihatan Yohanes dimana
Malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut. Jurang
maut atau sheol atau dunia orang mati yang ada dibawa bumi, kadang
kita mengerti sebagai kubur, dalam pandangan orang yahudi, jurang
ini sangat dalam seolah tanpa batas atau dasarnya. Orang yahudi
percaya bahwa seorang yang meninggal tidak langsung masuk sorga
atau neraka mereka justru lebih dulu dikumpulkan di dunia orang
mati. Jadi, lubang jurang maut adalah tempat roh jahat
dikurung(lih.9:1;Luk.8:31). Kunci dan rantai adalah symbol untuk
menutup membuka dan mengikat, jadi malaikat mengikat Iblis dan
menguncinya nanti akhir zaman baru dibuang kedalam lautan api yang
menyala-nyala. Hal ini yang dijelaskan dalam ayat 2 soal mengunci
dan mengikat tadi, jadi misi malaikat itu adalah menagkap naga atau si

120
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

ular tua ( kej. 3:1-7) kemudian ia mengikat iblis dan setan itu selama
1000 tahun, Menurut alm Eka Dharmaputra, Iblis adalah pengoda,
Iblis seringkali muncul sebagai makhluk yang tidak menakutkan,
kadang ia muncul sebagai sesuatu yang amat menarik, memikat dan
tidak menakutkan, sedangkan setan atau hantu adalah mahluk halus
yang menakutkan dan kadang sukamencuri.Jadi yang ditangkap disini
adalah kuasa kegelapan yang ingn menjauhkan manusia dari Allah.
Jadi pengikatan iblis adalah sebuah tindakan simbolis, sama pula
seperti kerajaan seribu tahun, bukan dimengerti secara harfiah bahwa
hitungannya 1000 tahun, tetapi merujuk pada suatu masa yang lama,
kalau mengacu pada PL maka Kerajaan 1000 tahun mengacu pada
suatu masa yang besar dan mulia, yaitu saat Mesias memerintah dalam
keadilan, dan ketika alam akan dipulihkan keasliannya( lih, mis, Yes
9:6-7;11:1;30:15-33, pasal 35,44,49 dan yer.23:5,6). Kemudian dalam
ayat 3, Iblis dan setan itu dilemparkan kedalam jurang maut kemudian
jurang itu di kemudian jurang maut di segel, tidak bisa orang
membuka materai atau segel itu dan tindakan pembuangan iblis ini
menunjukkan dilucutinya kuasa iblis dan setan.Jadi tujuan dibuang
adalah agar jangan lagi menyesatkan atau mempengaruhi bangsa-
bangsa agar jauh dari Tuhan.

2.2 ayat 4-6, ayat 4 Yohanes melihat orang-orang duduk bersama dengan
tahta Kristus dan diserahkan kuasa untuk menghakimi. Tahta
Penghakiman berlatar Pl Daniel 7:9,22, PB Mat 19:28;Luk.22:30,1
Kor.6:2,. Mereka yang meti martir atau syahid atau dibunuh karena
iman kepada Kristus serta orang yang dan juga orang yang tidak
menyembah patung atau menerima tanda, jadi Yohanes maksudkan
dengan tanda itu bukan barkod, atau chip yang dipasang pada barang
jualan, dalam konteks ayat ini jelas ada pengikut setan yang
menyembah setan dan punya kesadaran utk memakai symbol identis
mereka, jadi bukan angka 666 atau bukan barkod yang orang rebut
itu. Kita tra usah takut hal seperti itu dan tra usah ikut percaya.
Sedangkan dalam ayat 5 dikatakan bahwa tetapi orang-orang mati
yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa 1000 tahun, yohanes
memperlihatkan kontras antara mereka yang baik dan jahat, orang
percaya dan tidak percaya, jadi ayat 5a itu menekankan bahwa yang

121
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

menyembah binatang dan menerima tandanya tidak memiliki


kehidupan rohani. Kebangkitan pertama adalah kebangkitan rohani,
seperti juga kematian kedua adalah kematian rohani, jadi kebangkitan
pertama kehidupan kekal dihadapan Allah. Atau dengan kata lain
kebangkitan pertama adalah beralihnya seseorang dari maut kepada
kehidupan yaitu kebangkitan rohani. Sedangkan dalam ayat 6
dikatakan Berbahagia dan kuduslah kata berbahagia merupakan
sebuah garansi atau jaminan bahkwa kematian kedua atau kematian
kekal tidak berkuasa atas kehidupan orang percaya atau Yohanes
menyeubut orang-orang kudus dalam bahasa Yunani hagois artinya
kepunyaan Allah, jadi kekudusan memisahkan orang percaya dengan
tidak percaya, dan sebuah keistimewaan adalah orang kudus dijadikan
imam, mereka adalah imam dalam kerajaan , bandingkan konsep
bagian imam dalam Kel. 19:5b; Yes. 61:6. Orang Kudus adalah imam
karena mereka melayani Allah sebagai imam dan memerintah bersama
Kristus dalam kerajaannya.

3. PENERAPAN
3.1 Kekuatan Setan dan iblis dihancurkan, dan dikalahkan, bukan
hanya pada akhir zaman tetapi Kristus telah mengalahkan lewat
pengorbanan di salib dan telah menang atas kuasa maut tu,
sehingga sengat maut telah dipatahkan ( 1 Kor. 15:54-57), sebab itu
kita juga jangan berupaya untuk menjadi setan dan iblis masa kini,
yang merusak lingkungan, alam dan merusak kehidupan bersama
sebagai makluk hidup. Kadang symbol kekuatan setan iblis ada
pada orang percaya. Kadang kita mempersalhkan Iblis dan setan,
tetapi secara tidak sadar dan sengaja kita menjadi setan dan iblis
ditempat kerja kita, mengambil barang bukan milik kita, mengoda
orang lain dan membawa kehancuran bagi banyak rumah tangga
Kristen.
3.2 Kebangkitan Kristen atapun kebangkitan pertama, membawa kita
mengalami kehidupan yang baru, kita telah di ubah menjadi
manusia yang baru, manusia yang tidak tunduk dan takut pada
kuasa dunia, dalam arti kita tidak perlu takut kepada kuasa
kegelapan, kecuali kita mau menyerahkan diri kepada kuasa itu.
Kita mengalami kebangkitan rohani, diubah jadi baru maka itu

122
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

harus nyata dalam prilaku dan hidup kita. Hubungan dengan


Tuhan dan sesame di pulihkan kembali, kita tidak bisa bilang
kehidupan rohani, sedangkan jasmani kita hancur, kehidupan
rohani itu harus nyata dalam kehidupan jasmani, contoh, berdoa
dan baca Alkitab kuat, setia dan rajin, tetapi juga kuat fitnah,
jatuhkan dan kepo kehidupan orang lain, korupsi, selingkuh pada
hal katanya anak-anak Allah.
3.3 Kabangkitan pertama menunjukkan bahwa kita adalah anak-anak
Tuhan, milik Tuhan yang telah menerima janji untuk menjadi
imam, maka konsukwensinya kita harus menunjukkan jalan yang
baik kepada banyak orang, membawa mereka mengenal Tuhan
dan hidup dalam jalan Tuhan. Maka kita jangan manjadi jembatan
untuk orang menuju kebinasaan.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.II.


1) Nyanyian Rohani 62: 1-3
2) Nyanyian Rohani 64:1
3) Nyanyian Rohani 64 : 3
4) Nyanyian Rohani 66: 1 dst
5) Nyanyian Rohani 80:2
6) Nyanyian Kidung Jemaat 407:1-2

123
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU 24 APRIL 2022


KALENDER GEREJAWI : PASKAH – MINGGU KE-II - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 24:36-49
TEMA : TUBUH KEBANGKITAN

1. PENDAHULUAN
Tubuh kebangkitan yang didemonstrasikan Yesus setelah Ia bangkit dari
antara orang mati adalah tubuh yang dimuliakan. Secara kualitas beda
dengan tubuh yang dimiliki-Nya sejak lahir. Tubuh itu tunduk pada hokum
dosa, hanya tidak dipengaruhi oleh kuasa dosa. Karena Yesus tidak memiliki
tabiat dosa dari Adam. Tubuh kebangkitan adalah tubuh yang mulia, tidak
dikuasai baik oleh dosa, ruang dan waktu. Rasul Paulus menyebut kualitas
tubuh kebangkitan sebagai “tubuh sorgawi”, sedangkan tubuh yang kita
miliki sekarang ia sebut sebagai “tubuh duniawi” (1 Kor.15:40). Tubuh
duniawi akan diubah pada saat Yesus datang kedua kali dan kita semua
akan memiliki tubuh sorgawi seperti yang dimiliki oleh Yesus ketika Ia
dibangkitkan dari antara orang mati (bdk. 1 Kor.15:51-53) .

2. PENJELASAN
2.1 Tubuh yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu (ay.36-37).
Kualitas tubuh kebangkitan yang Yesus miliki adalah tubuh yang tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu. Kapan saja, di mana saja Ia mau, Ia akan
hadir di sana. Seperti yang terjadi pada murid-murid-Nya yang sedang
bercakap-cakap tentang Yesus. Tiba-tiba Ia muncul di tengah-tengah
mereka sambil memberikan salam (ay. 36). Reaksi yang muncul adalah
semua terkejut dan takut karena menyangka sedang bertemu dengan
hantu (ay.37). Kata “hantu” adalah terjemahan dari bahasa Yunani
pneuma, arti dasar adalah “angin”, “uap” atau “roh”. Sebuah istilah
yang digunakan untuk suatu identitas yang tidak berjasad dan bebas
hambatan. Jadi penampakkan seperti itu sungguh mengejutkan dan
menakutkan. Kata yang dipakai disini dalam bahasa asli adalah
ptoethentes “sangat terkejut” dan emphoboi “dipenuhi dengan rasa
takut”. Penekanannya di sini adalah tubuh kebangkitan yang dimiliki
oleh Yesus beda kualitasnya dengan sebelumnya.

2.2 Tubuh yang serupa tapi beda kualitas (ay.38-40).


Salah satu keistimewaan yang terlihat pada tubuh kebangkitan Yesus
adalah Ia masih dapat memperlihatkan fisiknya yang ril. Masih memiliki
kaki, tangan, mulut, dsb. Sedangkan “hantu” tidak memperlihatkan

124
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

unsur-unsur seperti itu. Bahkan Ia memperlihatkan kepada para murid-


Nya (ay.38-40). Tapi nampaknya para murid itu masih belum percaya,
lalu Yesus meminta mereka memberikan ikan goreng kepada-Nya. Ia
mengambil dan memakannya di depan mata mereka (ay.41-43). Semua
ini Ia buat untuk membuktikan bahwa Ia bukan hantu seperti yang
mereka pikirkan.

2.3 Ia memperkenalkan diri-Nya melalui kesaksian PL (ay.44-45).


Yesus memperkenalkan diri-Nya kepada para murid-Nya, Ia menjelaskan
tentang apa yang telah terjadi atas diri-Nya. Bahwa tidak ada suatupun
yang terjadi di luar dari kesaksian Alkitab PL. Yesus menyebut tiga bagian
besar dari susunan kitab PL orang Yahudi, yaitu Torat, Nabi-Nabi dan
Mazmur sebagai ringkasan dari seluruh isi PL (Kejadian-Maleakhi)
(ay.44). Yesus Menjelaskan hal ini sebab sejak Ia ditangkap, disika,
disalibkan dan mati, para murid-Nya merasa bahwa tidak seharusnya hal
itu terjadi pada seorang mesias yang sudah lama mereka nantikan
kedatangannnya. Namun kenyataannya, mereka melihat Yesus sebagai
seorang mesias yang lemah, tak berdaya sehingga mereka semua
meninggalkan Dia. Tetapi setelah Yesus menjelaskan isi Alkitab PL
tentang apa yang terjadi dengan diri-Nya, Sekaligus Ia membuka pikiran
mereka maka mereka semua mengerti isi Kitab Suci tentang apa yang
sudah terjadi atas diri—ya (ay. 45).

2.4 Yesus memberikan pesan-pesan akhir kepada para murid-Nya (ay.46-49)


Yesus mencoba membenahi konsep mereka yang lama tentang mesias
sebagai seorang pahlawan yang gagah perkasa. Namun terjadi pada diri
Yesus adalah seorang mesias yang mengabdi kepada bangsanya sebagai
seorang “hamba” Allah. Ia harus menderita, mati dan bangkit pada hari
ketiga (ay.46). Lagi pula dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan
pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa mulai dari
Yerusalem (ay.47). Yesus menunjuk bahwa mereka itu adalah murid-
murid yang membawa berita itu kepada segala bangsa (ay.48). Karena
itu Ia berpesan mereka harus menantikan janji Bapa, yaitu Roh Kudus,
sampai mereka diperlengkapi dengan kuasa-Nya (ay.49 bdk Kis. 1:8).

3. PENERAPAN
Beberapa kebenaran yang kita simak dari firman ini sebagai pelajaran
berharga bagi iman kita.

125
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

3.1 Tubuh kebangkitan yang diperlihatkan oleh Yesus merupakan sebuah


kebenaran yang sudah dinubuatkan dalam PL. Dalam Ayub 19:25:
Tetapi aku tahu penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit diatas
debu. Bahkan dalam Mazmur 19:10, dikatakan: Sebab engkau tidak
menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang
Kudus-Mu melihat kebinasaan.
3.2 Tubuh kebangkitan Kristus membuktikan bahwa Ia adalah buah sulung
kebangkitan dari semua orang percaya yang telah meninggal dunia (1
Kor.15:20). Kebenaran ini menjadi penghiburan dan kekuatan bagi
semua orang percaya sepanjang zaman.
3.3 Tubuh kebangkitan Kristus membuktikan bahwa ada tubuh baru bagi
orang-orang percaya sesudah kehidupan ini. Selama kita berdiam dalam
tubuh duniawi ini kita mengalami banyak penderitaan dan keluhan. Kita
rindu tubuh baru, tubuh mulia yang bebas dari semua beban kehidupan
(2 Kor.5:2). Dan Firman Tuhan telah menjanjikan hal itu kepada orang-
orang yang percaya kepada-Nya (1 Kor.15:51-55)

Dari firman ini kita belajar tentang sifat dari tubuh kebangkitan Kristus.
Tubuh yang bebas tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Yaitu tubuh yang
dimuliakan dan berkualitas. Selama kita masih dalam tubuh ini, berat kita
rasakan dalam perjalanan hidup kita sebab banyak keluhan dan
permasalahan yang kita alami dan hadapi. Tetapi Firman Tuhan ini
memberi kekuatan dan penghiburan bahwa semua orang yang percaya
Yesus pasti akan memiliki tubuh kebangkitan itu. Janji Tuhan ini akan
digenapi pada saat Ia datang kedua kalinya. Yang pasti Kristus bangkit Ia
menjadi buah sulung bagi kebangkitan semua orang percaya yang sudah
meninggal dunia. Pada hari kedatangan-Nya, tubuh yang fana ini akan
diubah dan mengenakan tubuh mulia seperti yang dimiliki oleh Yesus pada
waktu Ia bangkit dari antara orang mati. Hiburkanlah seorang dengan yang
lain dengan perkataan-perkataan ini. Tuahan memberkati kita melalui
firman-Nya. Terpuji nama-Nya kini dan selama-lamanya. Amin !

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.I.


1) Nyanyian Roh 60 : 1-4
2) Nyanyian Roh 137 : 1-2
3) Nyanyian Roh 139 : 1-2
4) Nyanyian Mzm 136 : 1 – dstnya
5) Nyanyian Roh 77 : 2
6) Nyanyian Roh 190 : 1-3

126
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

SABTU, 30 APRIL 2022


KALENDER GEREJAWI : KUNCI BULAN DALAM MASA
PASKAH MINGGU KE-III - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : EFESUS 2:4-8
TEMA : KRISTUS SUMBER KASIH KARUNIA

1. PENDAHULUAN
Jemaat yang Tuhan Yesus kasihi.. Pembacaan kita memperlihatkan tentang
keberadaan manusia yang rusak oleh karena dosa, dan dapat dikatakan,
sesungguhnya telah mati, tidak memiliki harapan hidup lagi, tetapi karena
sayang atau kebaikan Kristus Tuhan membuat mereka memiliki
pengharapan hidup. Tentu, mati disini bukanlah mati jasmani saja, tetapi
mati rohani, hidup tapi tidak berarti dan berguna serta jauh dari Tuhan,
sibuk dan lupa Tuhan itulah kematian dalam kehidupan yang sedang
berjalan. Tetapi Kristuslah yang memberikan kehidupan itu, itulah
sebabnya Thema kita berbunyi ‘’Kristus Sumber Kasih Karunia’’ Mengapa
kita mengatakan Kristus Sumber Kasih Karunia? Ada dasarnya?

2. PENJELASAN TEKS DAN PENERAPAN


2.1 Pertama RahmatNya melimpah atas kita ( ayat 4-5 ), kalau kita
membaca ayat 3 sudah jelas disana bahwa orang dahulu hidup dalam
hawa nafsu, memikirkan diri sendiri, hidup dalam kejahatan,
melakukan apa saja menurut kemauannya. Sudah kehilangan harapan
hidup, tapi dalam keadaan seperti itu Rahmat Allah atau anugerah
Allah dilimpahkan kepada manusia,dalam PL Yahweh berlimpah
dengan rahmatnya ( Kel. 34:6; mzr 103:8;Yun.4:2 ) tahu kata
melimpah? Melimpah bisa berarti banyak, tanpa batas, kasih yang
melimpah itu memberikan kehidupan atau menghidupankan artinya
manusia yang sudah tidak ada harapan menjadi baik, hidup dalam
kacau balau diubah dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
Kristus, sekalipun kehidupan dahulu telah mati atau dipenuhi dosa,
mati menunjuk tak berarti, tak berguna, tidak bisa apa-apa karena dosa
dan kesalahan, tetapi kasih karunia atau anugerah Tuhan
menyelamatkan manusia, ibarat manusia sudah tengelam dan tidak
bisa timbul lagi, tetapi Tuhan datang dan mengangkat sehingga yang

127
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

sdh tengelam itu menjadi hidup.Itulah kemurahan kasih setiaNya,


Paulus menunjukkan bahwa kasih Allah itu Cuma-Cuma alias gratis tapi
bukan kasih murahan, kasih yang mahal sebab mau menyelamatkan
manusia, bahkan dalam ayat 6 dikatakan bahwa dalam Kristus Yesus
membangkitkan manusia dan memberikan tempat bersama di sorga,
jelas bahwa bagian ini menunjukkan penyelamatan Kristus bagi
manusia agar kelak bisa masuk sorga, nah, membangkitkan ini bukan
saja menujukkan kematian fisik, masuk kubur lalu tunggu waktu
kebangkitan nanti, tetapi kebangkitan ini juga merujuk pada sebuah
perubahan hidup manusia, hidup yang mati dalam arti penuh
kejahatan, tidak tahu Tuhan, hidup dalam dosa, akan diubah agar
mengalami perubahan.(bnd Kol.2:13) Jemaat Tuhan, hari ini kita masih
ada pada akhir bulan ini, kita masih bisa hidup sampai saat ini,
sesungguhnya bukan karena hebat kita, sebab sepanjang bulan kita kita
hidup dalam kesukaan dan kesenangan kita sendiri, hidup dalam
kejahatan dan perbuatan tercela lainnya, tetapi kasih Tuhan melimpah
atas diri kita sehingga kita atau Dia saying ,kita sehingga kita yang tadi
rusak dapat dipulihkan dan diperbaiki kembali, tadinya kita sudah
kecewa dan putus asa dengan hidup ini, tetapi Dia mengubah, dan
memperbaiki kita sehingga kita selamat, selamat bukan hanya soal
masuk sorga, tetapi selamat juga bisa berarti kita melewati masa sukar
dan tantangan dalam bulan ini. Sayangnya banyak orang tidak
menyadari rahmat Tuhan itu, sebab itu banyak yang tidak bisa
bersyukur atas limpahan hidup bagi kita. Banyak orang lpa, bahwa
sesungguhnya mereka hidup tetapi sedang mati, kita yang hidup dalam
dosa, dan bernagai kehidupan jahat lainnya telah dibangkitkan atau
diubah oleh Kristus, kita hadir disini juga karena rahmat Kristus atas kita.

2.2 Kedua, Bukan karena usaha manusia ( ayat 7-8 ), karena dalam Kristus
orang percaya dibangkitkan, maka ayat ini menujukkan pada akhir
zaman alias paroisa nanti bahwa masa yang akan datang anugerah
Kristus atau kasih Kristus melimpah dalam kehidupan kita, bahwa kita
akan diselamtkan, dan keselamatan itu bukan karena kita baik, bukan
karena usaha manusia, tetapi pemberian Allah atau Allah kasih secara
gratis kepada kita. Kita diselamatkan oleh iman atau kepercayaan kita
kepada Kristus. Hal ini juga bukan berarti karena kita diselamatkan

128
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

oleh Kristus dengan Cuma-Cuma jadi kita mau hidup benas, melakukan
kejahatan apapun, terserah atau kita menjadi liar, bukan itu.
Tanggungjawab kita adalah menajaga pemebrian Kristus itu dengan
hidup bertanggungjawab dan hidup menurut kemauanNya bukan
menurut keinginan kita. Jemaat yang Tuhan kasihi, sekali lagi
keselamatan yang dianugerahkan kepada kita, hidup yang Tuhan kasih
bukan karena kita kuat atau hebat, bukan karena hasil usaha kita,
tetapi karena sebab itu sebagai keluarga Kristen, kita mempunya
tanggungjawab untuk hiup secara baik dan kudus, kita sudah mendapat
anugerah Allah, bukan berarti bahwa kita hidup bebas, hidup tanpa
memikirkan tanhggungjawab kita, sebaliknya kita hidup tertib dan
bertanngungjawab. Pada sisi lain, kita melihat bagian ini dalam konteks
akhir bulan ini, bahwa kita ada sampai tepian waktu ini, sama sekali
bukan karena kita tetapi Tuhanlah yang menyertai kita, kita hidup
karena an ugerah, pemeliharaan dan keselamatan dari Tuhan, firman
ini bukan hanya memberikan kepada kita sebuah kepastian jaminan
hidup kekal, tetapi firman ini juga memberikan kepada kita jaminanan
bahwa Kristus sumber kasih karjunia itu akan terus mengaugerahkan
kasih kepada kita, sebagaimana yang sudah kita alami dan akan kita
alami lagi. Amin

129
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

TEMA BULAN MEI “GKI YANG DEWASA, MANDIRI DAN MISIONER”


MINGGU, 1 MEI 2022
KALENDER GEREJAWI : PASKAH III – PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : 1KORINTUS 15 :1-10
TEMA : KUASA KEBANGKITAN KRISTUS BAGI KITA

1. PENDAHULUAN
Jemaat Tuhan yang Allah kasih, Berbicara tentang kebangkitan orang mati
adalah sebuah pengajaran dan prinsip kekristenan yang tidak mudah
diterima oleh orang-orang Kristen pada zaman Paulus, secara khusus orang-
orang Yunani, mereka percaya pada keabadian jiwa, tetapi mereka tidak
percaya pada kebangkitan tubuh manusia. Bagi mereka kebangkitan itu
tidak mungkin terjadi mengingat fakta bahwa tubuh manusia penuh
kelemahan dan dosa. Dan mereka sangat senang menantikan kematian
sebab melalui kematian jiwa dibebaskan dari tubuh, tetapi kebangkitan
orang mati tidak diharapkan. Mereka juga menolak karena tidak sesuai
dengan nalar pengetahuan dan tidak masuk akal kebangkitan itu, untuk
itulah Rasul Paulus menulis surat ini untuk meyakinkan mereka dengan
mengemukakan beberapa alasan-alasan.
Melalui pasal 15 kita dapat membahas keyakinan agung dari Kekristenan itu
yaitu, Kebangkitan orang mati. Rasul Paulus membuktikan kepastian
tentang kebangkitan Kristus (ayat 1-11 ),dengan kebenaran ini Ia
menyangkal pendapat orang-orang yang mengatakan bahwa tidak ada
kebangkitan orang mati atau kebangkitan kita (ayat 12-19),dari kebangkitan
Kristus dan kebangkitan kita Rasul Paulus mengkokohkan iman jemaat
Korintus dengan beberapa alasan lain (ayat 20-34 ),Ia juga menyanggah
keberatan yang ada tentang kebangkitan itu dengan mengemukakan
beberapa alasan lain (ayat 20-34 ),Ia juga menunjukan betapa hebatnya
perubahan tubuh orang percaya pada saat kebangkitan nanti (ayat 35-50)
dan bagaimana perubahan yang terjadi bagi orang-orang yang masih hidup
pada waktu bunyi nafiri yang terakhir dan bagaimana orang-orang yang
ada didalam kubur dibangkitkan (ayat 51-57) dan pada bagian terakhir
ayat ke 58 merupakan sebuah himbauan dimana Ia meyakinkan umat
Tuhan bahwa mereka harus berdiri teguh, jangan goyah dan giatlah selalu
dalam pekerjaan Tuhan, sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan
dengan Tuhan jeri payahmu tidak sia-sia, ini adalah sebuah pengharapan
itu.

130
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-2 menunjukan pada waktu sekarang bagaimana peristiwa
kebangkitan itu merupakan suatu yang integral dari injil, menunjuk pada
keselamatan yang berkesinambungan dari kuasa dosa didalam kehidupan
orang percaya, atau keselamatan orang percaya dari hari lepas hari dari
kehidupan penduduk Korintus ketika mereka menerima pemberitaan itu
dan menjadi bagian dari jemaat Yesus Kristus. Bagian kedua menjadi sia-sia
saja menjadi percaya, maksud Paulus bahwa iman yang tidak bertahan
terus bukan merupakan iman yang sejati, atau mengandalkan kebangkitan
Mesias itu tidak ada gunanya jika berita tentang kebangkitan Kristus itu
tidak benar. Atau jika Kristus tidak di salibkan dan dibangkitkan maka
keselamatan itu mustahil diperoleh.
2.2. Ayat 3-4 memiliki 3 kebenaran penting yaitu :1).Kristus telah mati kerena
dosa-dosa kita, sesuai dengan kitab suci. Tanpa kebenaran dari berita
ini,maka kematian Kristus sia-sia, dan orang-orang yang percaya
kepadanya masih ada dalam dosa dan tidak punya pengharapan. 2). Ia
telah dikuburkan, dan ini adalah faktanya, meskipun banyak orang
meragukannya. 3).Ia telah dibagkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai
dengan kitab suci. Hal ini terjadi sesuai dengan kitab suci, Yesus mengutip
Nabi Yunus dalam Matius 12:40,tiga hari seperti yang dinubutkan dalam
PL ( Mazmur 16:8-11; Mazmur 110).
2.3. Ayat 5-8 Akan ada selalu orang mengatakan bahwa Yesus tidak bangkit
dari antara orang mati, namun Rasul Paulus mengatakan bahwa banyak
orang menyaksikan kebangkitan itu seperti, Petrus, dua belas murid,
bahkan lebih dari 500 orang beriman Kristen, yang kebanyakan dari
mereka masih hidup sampai Paulus menulis surat ini, meskipun beberapa
orang sudah meninggal; Yakobus (saudara tiri Yesus),semua rasul dan
akhirnya Paulus sendiri dan kebangkitan itu adalah suatu fakta sejarah.
Yakobus adalah saudara tiri Yesus yang pada awalnya tidak percaya
bahwa Yesus adalah Sang Mesias (Yoh 7:5), setelah melihat Yesus bangkit
Ia menjadi orang percaya yang menjadi pemimpin jemaat di Yerusalem.
Mandat penting dari kerasulan Paulus adalah bahwa ia adalah saksi mata
dari kebangkitan Kristus (Kispar 9:3-6).
2.4. Ayat 9-10 “Sebagai seorang Farisi yang sangat giat, Paulus merupakan
musuh jemaat Kristen bahkan sampai menangkap dan menganiaya orang-
orang percaya (Kispar 9:1-3),oleh sebabnya ia merasa tidak layak disebut
Rasul Kristus. Meskipun tidak diragukan bahwa Ia paling berpengaruh
diantara para rasul, Paulus sangat rendah hati. Ia mengetahui bahwa ia
telah bekerja keras dan menyelesaikan banyak hal tetapi itu semua karena
Allah yang telah mencurahkan kasih karunia kepadanya.

131
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

2.5. Ayat 11 Bahwa bukan dia sendiri saja yang selalu memberitakan injil yang
sama pada segala waktu dan di semua tempat, melainkan semua rasul-
rasul lain juga memberitakan ijil yang sama: Baik aku maupun mereka,
demikian kami mengajar dan kamu menjadi percaya. Baik Petrus maupun
Paulus atau salah satu Rasul lainnya, telah mengubah mereka menjadi
orang Kristen, dan mereka semua memelihara kebenaran yang sama
menceritakan kisah yang sama, memberitakan ajaran yang sama, dan
menegaskan dengan bukti yang sama. Semua sepakat mengenai hal ini
bahwa Yesus Kristus Yang mati, bangkit dan naik ke sorga merupakan inti
sari dari Iman Kristen.

3. PENERAPAN
Apa yang hendak kita dapati dari perikop “Kebangkitan Kristus” dalam
hubungannya dengan Iman percaya kita hari ini.
1. Fakta kebangkitan orang mati kita dapati dari Injil Yesus Kristus yang
menjelaskan kepada kita Tentang Yesus Kristus yang kita Imani itu adalah
Tuhan yang benar-benar mati dan benar -benar hidup/bangkit adalah
sebuah berita penting dalam Injil.
2. Berita tentang kematian, dan kebangkitan adalah sebuah fakta yang
merujuk pada ajaran Kitab Suci, artinya sebelum Yesus mati dan bangkit
telah dituliskan oleh berbagai kitab dalam PL, bahkan pada waktu hidup Ia
juga telah mengatakannya bahwa Ia akan mati dan bangkit pada hari yang
ketiga dan terbukti tertulis dalam beberapa kitab suci dan telah di saksikan
oleh murid-murid dan orang banyak.
3. Intisari dari Injil Kristus adalah Kematian, Kebangkitan dan Naik Ke Sorga
dan akan datang kembali sebagai hakim dan Raja. Inilah berita yang
disampaikan oleh para Rasul yang adalah pelaku dan saksi dari semua
peristiwa ini, dan mau menyampaikan kepada kita untuk tetap giat dan
setia dalam pelayanan dan percaya kepada Kristus, karena semua yang kita
lakukan itu tidak sia-sia.
4. Tugas kita orang percaya hari ini adalah menyampaikan kepada dunia
(pekerjaan kita) dimana kita ada bahwa Yesus Kristus yang kita percaya itu
benar-benar adalah Tuhan dan Mesias yang mati dan telah di bangkitkan
oleh Kuasa Allah, dan itulah berita sukacita yang selalu kita ingat dan
sampaikan kepada semua orang. Amin

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.I.


1. Nyanyian Rohani 62 : 1-3
2. Nyanyian Rohani 66 : 3
3. Nyanyian Rohani 64 : 3
4. Nyanyian Rohani 79 : 1-2
5. Kidung Jemaat 403 : 1- 4
6. Kidung Jemaat 426 : 1-3

132
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 8 MEI 2022


KALENDER GEREJAWI : MINGGU PASKAH IV – PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : Roma 5 :12-21
TEMA : MELALUI KRISTUS KASIH KARUNIA
DAN PEMBENARAN BERLAKU BAGI MANUSIA

1. PENDAHULUAN
Sebagai kelanjutan dari pembacaan Teks Alkitab pada minggu yang lalu
Roma 5 :1-11 dengan perikop “Hasil Pembenaran.” mencatat tentang
berkat-berkat pembenaran, yaitu damai sejahtera, sukacita, pengharapan,
anugerah oleh Roh Kudus. Pada bagian kedua ayat 12-21 dengan perikop
“Adam dan Kristus” atau “Dosa dan Anugerah” dimana Paulus menjelaskan
kepada kita tentang tokoh-tokoh yang kontras pada permulaan yaitu Adam
dan tokoh akhir zaman yaitu Kristus yang bertindak jauh melampaui apa
yang dilakukan oleh Adam. Dan Dunia telah diubah oleh kedua tokoh ini.
Adam melepaskan kekuatan yang bersifat memusuhi kedalam dunia (dosa)
yang mempunyai kekuatan yang mengakibatkan manusia diasingkan dari
Allah dan akibat universal yang mengerikan atas semua ciptaan.

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 12 “Dosa telah masuk oleh satu orang dan dosa itu juga adalah
maut,Adam manusia pertama yang diciptakan Allah,berdosa karena
tidak menaati Allah di Taman Eden ( Kej 2:15-17,3:1-24 ). Manusia
telah diciptakan Allah untuk hidup bersama Allah selamanya,tetapi
dosa Adam mengakibatkan kematian dialami semua manusia. Oleh
Karena Adam semua manusia berdosa dan mati.
2.2 Ayat 14 “ Dari zaman Adam sampai kepada Zaman Musa Allah memilih
untuk memberikan hukum Taurat kepada Musa yang hidup jauh setelah
Adam. Paulus hendak memperlihatkan bahwa manusia sudah tidak setia
lagi kepada Allah,jauh sebelum Allah memberikan hukum Taurat
kepada Musa. Menurut Paulus salah satu fungsi utama Hukum Taurat
adalah untuk memperlihatkan kepada manusia betapa berdosanya
mereka dan betapa mereka membutuhkan pengampunan Allah (
Roma 7:8).
2.3 Ayat 15 “ Karunia Allah tidak sama dengan pelanggaran Adam. Karunia
yang dikatakan Paulus dalam teks ini adalah hidup baru yang Allah

133
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

berikan kepada mereka yang percaya kepada Yesus Kristus,Dia yang


telah membawa pengampunan dan menjadikan
manusia”dibenarkan”Yakni diterima oleh Allah.Pelanggaran Adam telah
membawa penghukuman dan kematian.
2.4 Ayat 19 “ Ketidak taatan Adam di perbandingkan dengan ketaan
Kristus. Pada ayat sebelumnya Paulus mengunakan bahasa hukum yakni
penghukuman disatu pihak dan pembenaran dipihak yang lain. Paulus
mengunakan kata(Yunani )”Kathistenti” atau ”menjadi”merupakan
bagian dari bahasa hukum,dalam pengertian bagaimana semua orang
“menjadi” orang berdosa dan dalam pengertian bagaimana semua
orang” menjadi “ orang benar? Lalu Paulus berkata karena ketaatan
Kristus semua orang akan ditetapkan menjadi orang benar dan
menjangkau semua orang yang terkena pengaruh ketidak taatan Adam.
2.5 Ayat 21 “ Dosa berkuasa dalam alam maut....Kasih Karunia akan
berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal ,oleh Yesus Kristus
,Tuhan kita,tanpa karya penyelamatan oleh Yesus,dosa akan terus
berkuasa dalam hidup manusia. Namum dalam Kasih-Nya Allah telah
mengutus Yesus untuk mengampuni dan menawarkan hidup kekal (
Roma 2 : 7 )

3. PENERAPAN
Melalui pembacaan kita dan pereneungan kita saat ini apa yang hendak kita
peroleh dari bagian Firman ini,ada beberapa hal yang penting bagi kita
untuk direnungkan dan dilakukan dalam hidup dan kerja kita tiap hari
yaitu:
3.1 Semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemulian oleh karena
ketidak taatan Adam,dosa telah diwarisi oleh Adam kepada kita,namun
dalam kehidupan setiap hari kita menegaskan apa yang diwariskan itu
melalui pelangaran yang kita buat sendiri sehingga kita juga telah
berdosa oleh ketidak taatan kita. Jadi dosa warisan itu tidak secara
otomatis melekat pada diri kita,tetapi tabiat dosa itulah yang melekat
pada diri kita.
3.2 Mari kita belajar seperti Kristus yang oleh Kekuatan ketaatan Ia dapat
mengalahkan ketidak taatan Adam,merupakan tema utama dalam teks
ini yang mau mengajak kita semua untuk mengecek kembali komitmen
dan kesetian kita pada Kristus,apakah sampai saat ini

134
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Bapak/Ibu/Saudara/i masih tetap berpegang pada janji kita ataukah


sudah mulai kendor? Pertanyaan ini penting untuk direnungkan...dan
uji dalam kehidupan sehari-hari apakah kita masih setia pada
Istri/Suami dan berpegang pada janji kita kepada sesama,kepada anak
kita bahkan kepada orang lain.
3.3 Dosa dan kematian yang di alamatkan kepada manusia oleh karena
Dosa Adam ,telah mendapat Kasih Karunia dan Pembenaran dari Allah
melalui Kristus harus direspons dengan tidakan mengasihi Allah dan
Sesama,menjadi dasar dalam aktfitas kita tiap-tiap hari,sebab jika tidak
ada kasih yang mendasari tindakan kita maka kita akan menyia-yiakan
anugerah keselamatan yang di lakukan oleh Tuhan Yesus Kristus kepada
kita. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.II.


1. Nyanyian Rohani 63 : 1-2
2. Nyanyian Rohani 136 : 1-2
3. Nyanyian Rohani 137 : 1-2
4. Nyanyian Mazmur 136 : 1 dst
5. Nyanyian Rohani 84 : 1
6. Kidung Jemaat 427 : 1 dan 4

135
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 15 MEI 2022


KALENDER GEREJAWI : MINGGU PASKAH V – PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : Roma 6:1-14
TEMA : DIBAPTIS DALAM KEMATIAN KRISTUS.

1. PENDAHULUAN
Bapak/Ibu/Saudara/i Yang Tuhan Yesus Kasihi? Kalau kita memperhatikan
seluruh pengajaran dalam kitab PL dan PB memperlihatkan kepada kita
bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang penuh kasih. Allah yang
kita imani itu memberikan kasih karunia-Nya didalam Kristus, bukan supaya
kita bisa terus menerus berbuat dosa dan kemudian mendapatkan
pengampunan. Allah memberikan kasih karunia-Nya didalam Kristus,
supaya kita berhenti berbuat dosa dan hidup dalam kebenaran. Jadi, kita
memang harus melakukan sesuatu, yaitu menyerahkan anggota tubuh kita
kepada Allah untuk menjadi senjata kebenaran. Itulah satu-satunya cara
agar kita tidak lagi berjalan ditempat, dan selalu jatuh di lubang yang sama.
Dalam pasal 6 Paulus mempersoalkan anggapan yang salah bahwa orang
percaya boleh berbuat dosa terus dan tetap aman dari hukuman karena
kasih Karunia Allah dalam Kristus. Paulus menanggapi penyimpangan ajaran
antinomianis: berasal dari bahasa Yunani anti dan nomos. Anti berarti
melawan. Nomos berarti hukum. Antinomianisme berarti anti terhadap
hukum. Ajaran ini mengajarkan bahwa orang-orang Kristen telah
dibebaskan dari hukum Taurat dan tidak perlu melakukan hukum Taurat
lagi karena orang-orang Kristen telah mendapat kasih Karunia Allah.
Sebaliknya Paulus menekankan bahwa mustahil bagaimana mungkin
seseorang menjadi hamba Kristus dan sekaligus menjadi hamba dosa?

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 1- 5 “ Ajaran Paulus tentang pembenaran mengakibatkan salah
pandangan bahwa, makin banyak dosa makin banyak Anugerah,
demikian tuduhan para penentang Paulus. Kalau makin banyak dosa
berarti makin banyak Anugerah kalau begitu kenapa orang tidak terus
hidup dalam dosa? Jawaban Paulus bahwa orang percaya itu menjadi
satu dengan Kristus dalam pemahaman di baptis dalam kematian Kristus.
Dalam Gereja zaman Paulus beranggapan bahwa Baptisan selam
merupakan bentuk baptisan yang lazim; artinya orang-orang Kristen
baru, sepenuhnya dikubur dalam Air, mereka juga memahami baptisan
sebagai lambang kematian dan penguburan merupakan cara hidup

136
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

lama. Keluar dari Air melambangkan kebangkitan menuju kehidupan


baru bersama Kristus. Jika kita menganggap kehidupan lama penuh
dengan dosa yang kita miliki telah mati dan dikuburkan, kita memiliki
motif yang kuat untuk menentang. Kita bisa secara sadar menganggap
keinginan dan godaan dari sifat lama itu seolah-olah semuanya telah
mati. Lalu kita bisa terus menikmati kehidupan baru kita yang indah
bersama Yesus, Jadi kematian Kristus adalah korban yang
menghilangkan dosa dan kita di Baptis dalam kematiannya dan kita
menjadi satu dalam Kristus, kita menjadi manusia seperti Kristus, kita
menderita seperti Kristus, kita mati seperti Kristus dan Kita juga di
bangkitkan seperti Kristus dan Hidup kekal Seperti Kristus. (lih Gal, 3:27
dan Kol 2:12 ; 3:1-4 ).

2.2 Ayat 6- 10 “ Manusia yang belum lahir baru ini disalibkan bersama
dengan Kristus supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya. Tubuh
ditekankan disini sebagai bagian yang melaksanakan dosa dan
memperbudak manusia. Sebab orang yang sudah mati tidak dapat
melakukan apa-apa, seperti kita telah mati bersama Kristus, kita Juga
bangkit bersama Kristus. Kematian Kristus ada kaitan dengan dosa
manusia dan kemenangan atas maut bersifat permanen dan terjadi sekali
untuk selama-lamanya. Sejak Kristus mati dan hidup, Ia hidup sepenuh-
Nya untuk Allah artinya hidup untuk keuntungan dan kemuliaan Allah
dan Dia telah hidup sebelum-Nya untuk Allah

2.3 Ayat 11-14 “ Kenyataan bahwa kita harus selalu menganggap diri kita
mati terhadap dosa menunjukkan bahwa kemungkinan untuk berbuat
dosa selalu ada, dan menganggap diri kita selalu hidup untuk Allah.
Apabila kita hidup dalam Kristus kita memiliki kuasa untuk mengusir
dosa dari kedudukannya sebagai penguasa dalam hidup kita. Apabila
seorang percaya membiarkan dosa berkuasa, berarti dia menaati
keinginan-keinginan jahat yang dihasilkan oleh dosa. Dan apabila
penguasa kejam yakni dosa, memerintah dalam hati manusia maka
orang-orang berdosa dengan bebas menyerahkan kaki, tangan mata dan
pikiran mereka untuk tujuan kelaliman, dan menyerahkan diri pada
kejahatan.. disini Paulus mengimbau “Serahkanlah dirimu kepada
Allah.....dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu.. untuk menjadi
senjata-senjata kebenaran. Pada ayat 14 dikatakan bahwa Kasih Karunia
yang melimpah itu bersifat sedemikian rupa sehingga kita tidak akan
dikuasai lagi oleh dosa.. Kita sekarang tidak berada di bawah Hukum
Taurat, tetapi di bawah kasih Karunia, Tetapi semua kitab PL memberi

137
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

tahu kita dan memperkenalkan kita tentang dosa, tetapi kita kini ada
dalam hukum Kristus ( Gal 6: 2 dan I Kor 9 :21 ).

3. PENERAPAN
Dari teks pembacaan Alkitab kita dengan Perikop “Mati dan Bangkit
dengan Kristus “dan melalui tema minggu ini ” MANUSIA DIBAPTIS
DALAM KEMATIAN KRISTUS.mengantar kita untuk :
3.1 Kita semua telah dibaptis dengan air yang melambangkan bahwa kita
semua telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam
kematian ,dalam nama Bapa,Anak dan Roh Kudus dan menjadi satu
dalam Kehidupan-Nya, Penderitaan-Nya,Kematian-Nya ,Kebangkitan-
Nya dan hidup yang kekal,itu berati kita berada dalam sebuah
kehidupan yang baru bersama Kristus dan meninggalkan kehidupan
lama kita. Kini kita hidup di dalam Kristus dan untuk Kristus.

3.2 Manusia yang telah di baptis dalam kematian Kristus,dosanya telah


dimatikan dan Ia tidak berbuat dosa lagi,tetapi jika Ia berbuat dosa itu
terjadi karena keinginan pribadinya yang kuat dimana Ia menyerahkan
dirinya untuk dikuasai oleh dosa. Tetapi di dalam Kristus semua bagian
tubuh kita dipakai sebagai alat untuk melayani Tuhan.

3.3 Kita tidak lagi berada di bahwa Hukum Taurat,tetapi kita berada
dibawah kasih Karunia,apakah kita tidak perlu 10 Hukum Tuhan? Rasul
Paulus katakan sekali-kali tidak..ketika kita di bawah HT dosa
merupakan tuan kita,HT tidak menolong kita untuk mengalahkan
dosa,dan kini kita ada didalam Kristus dan Kristus memberikan kuasa
kepada kita untuk menolak dosa dan diberikan Roh Kudus untuk
menolong kita berbuat baik .Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.I.


1. Nyanyian Rohani 66 : 1-3
2. Nyanyian Mazmur 25: 1
3. Nyanyian Mazmur 25 ; 5
4. Nyanyian Rohani 85 : 2
5. Kidung Jemaat 450 : 1 dst
6. Kidung Jemaat 440 : 1-2

138
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 22 MEI 2022


KALENDER GEREJAWI : MINGGU PASKAH VI – PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : YEHEZKIEL 37:1-4
TEMA : ALLAH YANG HIDUP MEMBERI KEHIDUPAN

1. PENDAHULUAN,
Yehezkiel adalah seorang imam dan seorang nabi sekaligus.Dia di bawa ke
Babel sebagai tawanan dan tinggal di antara orang buangan lain dari Yehuda.
Tuhan memanggil Yehezkiel bukan hanya untuk orang buangan di Babel tetapi
juga untuk orang Yehuda yang masih tinggal di Yerusalem. Pelayanan
Yehezkiel mungkin berlangsung sejak tahun-tahun terakhir kerajaan Yehuda (
593 SM).Sampai pada kira-kira sekitar 570 SM,yaitu beberapa tahun setelah
jatuhnya Yerusalem pada 586 SM. Karena Yehezkiel bernubuat sebelum dan
sesudah peristiwa menyedihkan itu,pesan-pesan yang disampaikannya kadang
berisi penghukuman tetapi juga pemberian harapan.

2. PENJELASAN TEKS
Yehezkiel menubuatkan bahwa bangsa-nya secara politis akan bangkit
kembali,dan kedua bagian bangsa itu akan dipersatukan (ayat 15-28).
2.1 Ayat 1 : “Secara khusus Yehezkiel Pasal 37:1-28 adalah salah satu pasal
yang paling terkenal dalam kitab Yehezkiel tentang penglihatan sang
nabi mengenai sebuah lembah yang penuh dengan tulang-tulang
kering. Ayat 1 ,Kekuasaan TUHAN ...Roh-Nya......lembah ini penuh
dengan tulang-tulang. Pertanyaan kita kapan Yehezkiel menerima
penglihatan akan tulang- belulang yang kering ini tidak diketahui,tetapi
mungkin terjadi setelah sejumlah orang Israel menetap dipembuangan
dan mulai kehilangan pengharapan akan masa depan (37:11),lembah
penuh tulang ini mungkin sama dengan lembah ketika Yehezkiel
mendaptkan penglihatan yang pertama (1:1-3:15). Dari teks ini ada kata
penting yang muncul dalam ayat ini adalah kata Ibarani”ruakh”. Kata
“ruakh”bisa berarti ‘angin” “nafas” atau”roh” dan ketiga-tiganya
muncul dalam penglihatan ini.
2.2 Ayat 2 “Tulang-tulang kering mengartikan suatu bala tentara yang
terbunuh dalam pertempuran,dan bagian ini mengambarkan akan umat
Israel yang tawar hati,dan sama seperti tulang-tulang kering itu.

139
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Yehezkiel melihat tulang-tulang itu sungguh amat banyak bertaburan di


lembah itu. Lihat tulang-tulang itu amat kering ....ayat 5,Roh Tuhan
menghembuskan nafas hidup kepada tulang-tulang itu,dan dia melihat
tulang-tulang itu hidup kembali.

2.3 Ayat 3 “ Anak manusia” uangkapan ini sering ditemukan dalam kitab ini
ketika TUHAN berbicara secara langsung kepada Yehezkiel. Ungkapan
ini hendak memperlihatkan bahwa sekalipun Yehezkiel hanyalah
manusia biasa, tetapi dia adalah orang yang dipanggil TUHAN untuk
berbicara atas nama-Nya kepada Bangsa Israel. Dapatkah tulang-tulang
ini di hidupkan kembali. Jawab Yehezkiel atas pertanyaan TUHAN pada
ayai ini bukanlah ia menjawab “tidak” tetapi justru ia mengakui bahwa
kuasa TUHAN yang kudus dapat membuat segala sesuatu yang tidak
mungkin menjadi mungkin dan inilah tindakan ajaib dari TUHAN.

2.4 Ayat 4 “ Tulang-tulang kering tersebut melambangkan kondisi Bangsa


itu yang mati rohani. “inilah yang akan terjadi ketika Tuhan benar-
benar memberikan pengampunan. Ia akan memulihkan semua yang
hancur ketika Ia menghukum mereka.

3. PENERAPAN
Melalui perikop pembacaan “kebangkitan Israel” dan tema renungan pada
minggu ini” ALLAH YANG HIDUP MEMBERI KEHIDUPAN” mengantar kita
untuk :
3.1 Berita tentang Firman Tuhan bukan baru pertama kali kita dengar,tetapi
sudah setiap minggu bahkan setiap waktu dalam Ibadah,para hamba
Tuhan telah menyampaikan Firman kepada semua umat TUHAN,ada
yang mendengar,menyimpang dan melakukan,ada yang mendegar dan
menyimpang, ada yang tidak melakukan,ada juga yang sama sekali
tidak mendengar..seperti tulang-tulang kering yang telah mati...jika
manusia yang hidup tidak mendengar Firman..maka tulang-tulang
kering itu akan mendengar Firman Tuhan.

3.2 Allah berjanji bahwa Ia akan memulihkan dan mempersatuhkan Israel,Ia


juga dapat memulihkan setiap pribadi,keluarga dan gereja...betapapun
kering atau mati semua upaya kita..kita tidak boleh

140
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

menyerah..berdoalah untuk pemulihan..sebab Allah sanggup dan


mampu menghidupkan yang kering menjadi hidup...yang kehilangan
harapan mendapat harapan,yang kehilangan kasih sayang mendapat
kasih sayang..yang kehilangan masa depan mendapatkan masa depan
dan yang merasa telah mati upayanya pasti dihidupkan kembali karena
Allah kita adalah Allah yang hidup,Dia bukan Allah yang mati. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.II


1. Nyanyian Rohani 60 :1-2
2. Nyanyian Mazmr 32 : 1
3. Nyanyian Mazmur 32:2
4. Kidung Jemaat 393 :1-3
5. Kidung Jemeat 407:3
6. Nyanyian Rohani 190: 1-3

141
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

KAMIS, 26 MEI 2022


KALENDER GEREJAWI : KENAIKAN TUHAN YESUS – PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : IBRANI 7:26-8: 1-2
TEMA : YESUS KRISTUS ADALAH IMAM BESAR
YANG SEMPURNA.

1. PENDAHULUAN,
Bapak /ibu Jemaat Tuhan Yang Allah Kasih,
Hari ini kita memperingati hari Kenaikan Yesus Kristus ke Sorga,setelah 40
hari setelah kebangkitan Yesus, dimana disaksikan oleh murid-murid-Nya.
Yesus Kristus terangkat naik ke langit dan kemudian hilang dari pandangan
setelah tertutup awan, seperti yang di catat dalam Kis. 1:11.
Peristiwa Yesus terangkat ke Sorga menjadi sebuah peristiwa penting bagi
iman Kristen,banyak orang,baik orang Yahudi maupun orang bukan
Yahudi,bertanya-tanya tentang apa itu kekristenan. Mereka bertanya apa
bukti bahwa agama baru ini memang agama yang sejati. Orang Yahudi
memiliki cerita mujizat penyeberangan Laut Merah,juga perjanjian dengan
Allah di gunung Sinai untuk mendukung iman mereka.
Namun cerita mujizat apa yang orang Kristen miliki untuk mendukung iman
mereka? Orang Yahudi mempunyai ritual ibadah yang indah dengan
seorang imam besar yang mempersembahkan kurban di Bait Suci sehingga
manusia mendapatkan pengampunan. Namum apa yang dimiliki orang
Kristen? Bagaimana iman orang Kristen yang berpusat pada Yesus yang
menawarkan pengampunan dan persahabatan dengan Allah.
Surat kepada orang Ibrani ditulis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
seperti ini. Didalam surat ini penulis memaparkan kepada pembacanya
betapa pentingnya Yesus. Yesus lebih besar dari malaikat manapun (I:5-
14),Lebih besar dari semua Nabi,bahkan lebih besar dari Musa dan Yosua
(2:1-4:14). Yesus adalah seorang Imam Besar yang sempurna karena Dia
tidak berdosa. Dengan mempersembahkan dirin-Nya sendiri. Yesus telah
mempersembahkan pengurbanan sempurna untuk menghapus dosa
manusia, sekali untuk selamanya (9:23-10:18). Dengan kematian,
kebangkitan dan kenaikan-Nya, Dia telah membuka jalan bagi semua orang
untuk datang kepada Allah.

142
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 26 “ Seorang Imam yang kita perlukan,yaitu yang saleh,tanpa
salah,tanpa noda yang terpisah dari orang-orang berdosa” mengapa
kita perlukan seorang Iman yang tak bernoda,tanpa salah? Karena kita
adalah orang berdosa yang tidak mungkin menjadi pengantara, untuk
itu kita memerlukan seseorang yang benar dan sempurna,sebab jika
tidak maka Ia tidak bisa menebus kita. Yesus Kristus adalah Imam besar
yang kita perlukan karena Ia tidak bernoda dan bersalah,Ia sempurna.
Yesus itu sempurna dan tidak ada kecenderungan sedikitpun untuk
berbuat dosa,dosa tidak berdiam dalam dirinya,jika kita banding
dengan orang-orang Kristen saleh lainnya.

2.2 Ayat 27 “ Pada zaman PL binatang korban dipotong-potong ,lalu dicuci


lemaknya,dibakar, darahnya di percikkan dan daginnya dimasak. Darah
di tuntut sebagai pendamai untuk dosa,dan Allah menerima darah
binatang untuk menutupi dosa bangsa Israel ( Imamat 17:11) . Dalam PB
Yesus sendirilah yang menjadi korban-Nya,Yesus dalam statusnya
sebagai Imam Besar tidak berpihak dan punya kepenting. Ia tidak harus
mempersembahkan persembahan bagi diri-Nya. Dalam tindakannya Ia
tidak melakukan agar orang lain mengasihi diri-Nya,seandai-nya
tindakan pengorban diri-Nya supaya dikasihani maka Ia tidak layak
menjadi pengantara. Oleh sebab itu semua tindakan Yesus sebagai
pengantar,terbebas dari kepentingan kelompok atau kepentingan
dirinya,tetapi Ia melakukan untuk menebus semua manusia tanpa
terkecuali.

2.3 Ayat 28 “ Perjanjian Lama adalah hukum yang menyangkut orang-


orang lemah sebagai imam besar,yang tak cakap untuk mencapai tujuan
yang sebenarnya sebagai pelayanan imamat.Peraturan yang baru yang
mengantikan Hukum Taurat ditetapkan dengan sumpah Allah sendiri.
Peraturan itu mengankat seorang yang Ilahi,benar-benar anak Allah,dan
seorang yang karena menjadi daging,mati,bangkit dan Naik Ke Sorga
dan menjadi Seorang Imam Besar yang sempurna.

3. PENERAPAN
Melalui peristiwa kenaikan Tuhan Yesus Kristus Ke Sorga dan Status-Nya
menjadi Imam Besar yang tidak berulang-ulang membawa persembahan

143
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

untuk diri-Nya dan untuk orang lain,tetapi Ia mempersembahkan diri-Nya


sekali dan selama-lamanya untuk penebusan manusia. Ia adalah Korban
yang sempurna tanpa dosa,lalu apa yang kita dapati dari pelajaran ini?
3.1 Yesus Kristus yang terangkat ke Sorga dan di saksikan oleh para murid
(Kis 1:11 ),memberikan gambaran kepada kita bahwa hanya orang yang
benar,tak bernoda dan bersalah yang dapat menjadi perantara antara
orang berdosa dengan Allah yang maha suci dan sempurna dan Dia
adalah Yesus, Yesus berkata “ Karena itu haruslah kamu sempurna,sama
seperti Bapamu yang disorga adalah sempurna ( Matius 5:48 ).

3.2 Semua upaya dan kerja,serta persembahan dan pengorbanan kita,tidak


dapat mengantikan posisi Yesus, sebab Yesus tidak hanya mengorbankan
diri-Nya saja tetapi mengorbankan Nyawanya. Ia adalah Korban yang
semprna dan terakhir dari semua upaya manusia,untuk itu yang palain
penting bagi kita adalah Iman percaya kita kepada Tuhan Yesus,dan
semua kerja dan pengorbanan kita adalah sebuah uangkapan ucapan
Syukur kita atas pergorbanan dan upaya Allah melalui Yesus untuk
menyelamatkan kita,untuk itu marilah kita mepersembahkan diri kita
sebagai persembahan yang hidup ( Roma 12:1), Amin.

Catatan: Liturgi disiapkan Pan Hari-hari Gerejawi.

144
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

MINGGU, 29 MEI 2022


KALENDER GEREJAWI : PASKAH MINGGU KE VII – PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : YEREMIA 31 : 31-34
TEMA : AKU AKAN MENJADI ALLAH MEREKA
DAN MEREKA AKAN MENJADI UMATKU.

1. PENDAHULUAN
Dunia dimana Yeremia hidup adalah sebuah dunia yang penuh dengan
peperangan. Dalam keadaan seperti itulah Yeremia diutus oleh Tuhan
kepada orang Yehuda sejak masa mudannya,mungkin sejak sebelum dia
berumur 20 tahun. Ketika tentara Babel menaklukan Yerusalem,beberapa
orang Yehuda memaksa Yeremia ikut mengungsi ke Mesir,dimana dia terus
menyampaikan firman Tuhan kepada mereka.
Salah satu nubuat Yeremia yang sangat terkenal terdapat dalam Yeremia 31
dengan perikop “Perjanjian Baru”adalah sebuah konsep pemikiran
Alkitabiah yang disampaikan oleh Yeremia untuk sebuah masa depan Israel
dan orang percaya,setelah Allah memberikan Perjanjian lama (perjanjian
Sinai ) kepada umat pilihan. Perjanjian itu merupakan dasar bagi kehidupan
kebangsaan maupun keagamaan Israel. Melalui Nubuat Yeremia
memperlihatkan bahwa Israel telah gagal menepati janjinya dan Allah akan
menetapkan suatu “Perjanjian yang Baru” dengan umat-Nya,Perjanjian
yang baru bukan suatu hukuman yang baru melainkan suatu “hati”yang
baru yang akan menaati hukum Allah. Hal ini seperti yang dikatakan oleh
Tuhan Yesus”Cawan ini adalah perjanjian Baru yang dimeteraikan oleh
darah-Ku ( I Kor 11:25 badingkan lukas 22:20),Dalam surat Ibrani juga
dikatakan bahwa Yesus mempersembahkan diri-Nya sebagai Kurban yang
sempurna dan final untuk menghapus dosa manusia ( Ibrani 7:22;8:7-13).

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 31.” Pada bagian ini dikatakan bahwa Allah berjanji untuk
mengadakan perjanjian yang baru dengan seluruh umat-Nya,baik Israel
maupun Yehuda,yang dilaksanakan oleh dan melalui Yesus Kristus
dalam kematian dan kebangkitan-Nya,(Mat 26:28)dan terjadi
pencurahkan Roh Kudus atas para pengikut-Nya(Yoh 20:22). Dalam
konsep Perjanjian Baru dikatakan bahwa orang diluar Yahudi apabila

145
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

mereka percaya,menyerahkan diri kepada Yesus Kristus,adalah Mesias


dan Juruselamat daan memiliki Iman yang sungguh kepada Yesus Kristus
maka mereka masuk menjadi anak-anak Abraham.

2.2 Ayat 32 Menurut Yeremia bahwa“Perjanjian Baru diperlukan karena


yang lama tidak memadai. Sedangkan yang lama ditulis pada loh batu,
dan Yeremia bernubuat bahwa Perjanjian yang Baru itu akan di tulis
pada loh hati umat Allah (ayat 33,dan badingkan II Kor 3 ),karena
didalam hati manusia bersemayam kediaman Roh Kudus,Perjanjian
yang Baru akan disertai dengan kuasa dan kasih karunia yang cukup
bagi semua orang untuk hidup benar di hadapan Allah.

2.3 Ayat 33 “ Dalam Perjanjian Baru dikatakan bahwa,Taurat itu di taruh


dalam batin mereka”Untuk memahami secara khusus ciri Perjanjian Baru
ialah ada karunia Allah berupa hati dan tabiat yang baru untuk semua
orang yang percaya kepada Kristus supaya mereka secara spontan dapat
mengasihi dan menaati Tuhan (Yeh 11:19-20 dan Ibrani 8:10),
Kemampuan untuk menanggapi kuasa dan kehendak Tuhan berasal
dan digerakan oleh kuasa Roh Kudus, sebab Roh Kudus itu berdiam
dalam diri orang percaya dan dipembaharuan melalui kelahiran baru
yang dihasilkan oleh-Nya, Yang menjadi ukuran bahwa kita adalah
umat PB adalah harus hidup menurut standar kebenaran yang
bersumber dari Allah.

2.4 Ayat 34 “ Yesaya katakan bahwa kita tidak usah mengajar sesamanya
karena mereka semua akan mengenal Aku” Dalam perjanjian yang baru
semua orang akan mengenal Yesus Kristus secara pribadi dan
mempunyai persekutuan yang akrab dengan-Nya. Semua orang percaya
dapat masuk ke hadapan Allah,dan kehadiran Tuhan dan Tuhan akan
menyertai orang percaya melalui Kuasa Roh Kudus.
Dalam nubuat Yeremia ia berkata bahwa Allah akan mengampuni
kesalahan mereka” Pengampunan dosa dan pendamaian dengan Allah
yang dihasilkannya merupakan dasar dari perjanjian baru, keduanya
berlandaskan pada korban pendamaian Kristus di salib.

146
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

3. PENERAPAN
Tema “Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku
apa maksudnya bagi kita saat ini:
3.1 Kita akan menjadi Umat Allah dan kita masuk dan terhisap sebagai
anak-anak Abraham dan masuk dalam perjanjian keselamatan itu jika
kita semua percaya pada Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan
Juruselamat kita mak Roh kudus akan menuntun mereka untuk
mengenal siapa Allah itu.

3.2 Yeremia katakan bahwa Perjanjian yang lama itu di tulis pada loh Batu,
tetapi perjanjian yang baru di tulis pada Loh Hati,jadi kalau hati kita
telah digeserkan fungsinya dan membuka peluang bagi sikap iri
hati,kebencian,dendan,amarah dan segala hal yang tidak berkenan
kepada Allah maka,hati bukan lagi menjadi tempat kedudukan Roh
Kudus. Jadi hati kita harus bersih dan bebaskan dari segala masalah agar
menjadi wadah tumbuhnya kuasa Roh Kudus,melalu sikap dan
perbuatan yang baik ( Galatia 5:22-23).

3.3 Yesaya berkata bahwa “Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka
akan menjadi umat-Ku “karena ada kuasa Roh Kudus yang memimpin
mereka untuk memperkenalkan Allah kepada mereka. Kita semua
percaya bahwa kuasa dan kemapuan Roh Kudus dapat mengubah orang
dari yang tidak mengenal menjadi mengenal.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.I


1) Nyanyian Rohani 72: 1-2
2) Nyanyian Rohani 142:1
3) Nyanyian Rohani 144:2
4) Nyanyian Rohani 79:1-2
5) Kidung Jemaat 403: 1-3
6) Nyanyian Rohani 84 :1
7) Kidung Jemaat 426 : 1-3

147
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

SELASA, 31 MEI 2022


KALENDER GEREJAWI : MINGGU AKHIR DALAM MINGGU
PASKAH - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : ROMA 8:15-17
TEMA : AHLI WARIS KEKAL

1. PENDAHULUAN
Jemaat yang Tuhan Yesus kasihi. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma,
Paulus menyampaikan kepada umat Tuhan bahwa mereka telah
mengalami perubahan dalam hidup mereka, yang sebelumnya mereka
hidup dalam dosa dan berbagai kejahatan lainnya, serta hidup mereka ada
dalam roh perbudakan, artinya mereka ditawan oleh keinginan duniawi,
kemauan mereka sendiri, tetapi sekarang hidup mereka telah berubah dan
diubah, sehingga mereka bukan lagi hidup dalam roh duniawi, tetapi
mereka hidup dipimpin oleh Roh Allah, dan mereka menjadi anak-anak
Allah, ini perubahan status hidup dari yang fana meenjadi bagian dari
hidup kekal. Karena mereka menjadi anak-anak Allah, maka
statusiwiMenurut Kamus Besar bahasa Indonesia, ahli Waris adalah orang
yang berhak menerima warisan atau harta pusaka. Maka Thema kita
hendak menunjukkan bahwa kita adalah umat yang mendapat atau
memiliki kekayaan yang kekal..

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Jemaat Tuhan, dalam ayat 15 mengatakan kepada jemaat Roma,
bahwa mereka sekarang telah bebas, bahwa mereka tidak lagi
diperbudakan atau menjadi hamba dari roh perbudakan, atau mereka
tidak lagi hidup dalam kuasa dosa dan kejahatan, oleh sebab itu
mereka tidak takut lagi atau mereka sudajh tidak kehilangan sukacita
atau sekarang mereka memiliki hidup yang penuh damai, sebab mereka
telah menerima Roh yakni Roh Kudus dan hal itu menjadikan meraka
anak-anak Allah atau statusnya sebagai anak-anak Allah, itulah
sebabnya oleh pekerjaan Roh Kudus mereka bisa Allah itu Abba atau
Bapa, hal ini mengandung makna bahwa mereka memiliki hubungan
yang erat dengan Allah sebab itu mereka tidak lagi takut untuk berdoa
kepada Allah.

148
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

2.2 Hal ini seperti yang dijelaskan dalam ayat 16 bahwa Roh itu bersaksi
bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Artinya dalam doa-doa kita, Roh Kudus juga ada bersama dalam doa
itu dan Roh Kudus menolong kita ketika berdoa band Rom 8: 26-7,
jadi karena Roh Kudus diam dalam hati kita, maka kita dapat
melakukan apa yang dikehendakinya.
2.3 Karena hidup dipimpin oleh Roh Kudus dan telah menajdi anak-anak
Allah, maka dalam ayat 17 dikatakan bahwa anak-anak Allah, maka
kita menajdi Ahli waris,gagasan ahli waris itu terdapat dalam
Bil.26:56;Mzr 25:13; Yes. 60:21; Mat 5:5; Mat. 21:38;Gal 3:29,4:7).
Jadi menerima Roh itu adalah jaminan bagi orang percaya( bnd 2
Kor.1:22;5:5;Ef.1:14 ), janji itu kita dapat bersam dengan Kristus,
dengan demikian kita menderita bersama Kristus maka kita juga akan
dimuliakan bersama Kristus artinya kelak kita akan memiliki tempat di
sorga atau keselamatan

3. PENERAPAN
Jemaat yang Tuhan kasihi, Dari Firman Tuhan yang kita baca dimalam hari
ini, maka kita dapat meren ungkan beberapa hal.
3.1 Setiap orang percaya, bapak ibu dan saudara/I serta saya, kita telah
memproleh kelepasan dari roh perbudakan, itu artinya kita tidak lagi
hidup menurut kehendak kita sendiri, kita tidak lagi hidup dalam
kejahatan atau keinginan daging, sebab hidup seperti itu merusak
hubungan kita dengan sesame bahwa dengan Tuhan. Mengapa banyak
orang gelisah, takut dan tidak dekat dengan Tuhan serta malas tahu
dengan persekutuan? Salah satu nya adalah mereka masih hidup dalam
roh perbudakan, sebab itu mereka tidak berani membawa diri untuk
dekat dengan Tuhan dan tidak memanggil Tuhan itu Bapa.

3.2 Setiap orang percaya hidupnya dituntun dan dibimbing oleh Roh
Kudus, itu artinya bahwa Roh Kuduslah yang menguasai hati dan hidup
kita, Roh Kuduslah yang akan menolong dan menopang diri kita. Kita
melihat hidup banyak orang di tuntun oleh roh mammon, membuat
mereka selalu memikirkan uang dan waktu mereka hanya habis untuk
mencari uang, hidup dipimpin oleh roh kecemasan dan roh kekuatiran
sehingga hidup selalu cemas dan kuatir, mereka tidak pernah rasa kuatir

149
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

atau cemas kalau tidak berdoa, tidak membaca Firman Tuhan, pikirnya
itu hal biasa.

3.3 Hal yang paling penting adalah malam ini kita semua bersyukur bahwa
kita adalah anak-anak yang menerima warisan kekal, kalau orang lain
sibuk dengan warisan dunia, misalnya sibuk kumpul uang, sibuk kerja
ini dan kerja itu, tetapi lupa untuk mengerjakan bagian keselamatan
yang Tuhan sedang sediakan maka mereka sesungguhnya sedang
mengejar warisan yang rapuh, mudah rusak dan tidak akan
menyelamatkan mereka kelak. Tidak salah orang bekerja mencari ini
dan itu, tetapi jangan lupa untuk mencari warisan kekal, yakni
keselamatan itu. Kita menerima warisan kekal tidak berarti bahwa kita
tidak menderita, tidak bekerja keras, tetapi sebaliknya kita pasti akan
menderita pula, dan itu adalah salib yang kita pikul bersama Kristus,
banyak orang mau senang saja tetapi tidak mau menderita bersama
Kristus, sesungguhnya seluruh hal yang kita kerjakan itu harus
membawa kita untuk dapat menjadi ahli waris yang kekal. Jemaat
Tuhan, kita bukan hanya disibukkan dengan kesibukan dunia dengan
segala caranya dan lupa untuk mencari keselamatan sebagai warisan
yang kekal itu adalah sebuah kesalahan fatal orang percaya, sebab itu
marilah kita terus dituntun oleh roh dan menjadi anak-anak yang
mewarisi kehidupan kekal. Amin

150
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Bagian Ketiga

PENUTUP

Tahun 2022 adalah tahun pergumulan kepemimpinan GKI secara periodic, di


aras Jemaat akan terbentuk PHMJ periode 2022-2027 ; pada aras Klasis akan
terbentuk BP. Klasis periode 2022-2027 ; dan pada aras Sinode akan
terbentuk BPAS GKI TP periode 2022-2027. Karena itu sebagaimana
pedoman penggembalaan GKI di TP ; dan Pedoman Pelayanan GKI TP
mengamanatkan bahwa “ibadah adalah penggembalaan atau pastoral”,
sehingga kepada seluruh warga GKI di TP diseruhkan untuk memasuki tahun
2022 sebagai “tahun pastoral kepemimpinan internal GKI TP”, maka di mana
saja dalam semua bentuk ibadah, baik ibadah hari Minggu, Ibadah
Keluarga/Kelompok/Wiyk, Ibadah KSP, Ibadah Unsur PAR, PAM, PW dan PKB
semua warga GKI memiliki satu pokok doa yang utama adalah
“mengagungkan Tuhan Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja” mengaruniakan
kepada GKI di TP seorang pemimpin yang Tuhan kehendaki bagi masa depan
pelayanan gereja di tanah Papua dan di dunia.

Hindarilah “rancangan yang memiliki kesan kelakuan Iblis” dengan jalan


menggunakan praktek “money politik” atau “kampanye hitam” sebelum
menjadi calon pemimpin, atau sedang mempersiapkan diri, ataupun yang
terproses melalui mekanisme sidang menjadi bakal calon dan calon pemimpin.
ciptakanlah suasana saling mendoakan, saling memberikan motivasi diantara
sesama para hamba Tuhan yang siap sehingga terdapat kesan bahwa hamba-
hamba Tuhan, anak-anak Tuhan di GKI TP dalam momen pemilihan melalui
mekanisme Sidang, benar-benar hadirkan suasana penuh perdamaian, penuh
solidaritas, penuh Roh Kudus Allah hadir menjamah GKI dan Pemimpinnya,
sehingga siapapun yang terpilih adalah yang dipilih Tuhan bagi masa depan
GKI di TP untuk periode 2022-2027.

Kita mendapatkan nasihat dari Amsal 19:20-21


“Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di
masa depan. Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan
TUHANlah yang terlaksana.”

302
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Roh Kudus Allah sudah ada di zaman kita,


Menjadi “pembaharu” GKI di tanah Papua, sekaligus sebagai pembaharu
pemimpin dan GKI di TP bagi dunia. Melengkapi doa Pemazmur 60:14
“Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia
sendiri akan menginjak-injak para lawan kita”

“Tampil bersama Allah”.

Jousuba – Kasumasa – maturnuwun – kuresmanga – arweh – swei


Taop – poi – wawawa – dawem – horas – acemo
Mauliate godang – dangke – onomi reimai – basmero – abireso – amole
Majua-jua – kuyake wali-wali

303
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

Lampiran-Lampiran

Nama-nama Tim Penulis Buku Pegangan 77 Khotbah 2022

NO NAMA ALAMAT JABATAN KODE


01 Pdt. Dr. Sostenes Sumihe, M.Th Jayapura Ketua Tim 10 dan SS
Amandemen Tata
Gereja GKI
02 Pdt. Sien Latuputty, D.Th Jayapura Ketua STFT GKI SL
I.S.Kijne
03 Pdt. Jean Haurissa, M.Si Sorong Pelayan Jemaat JH
04 Pdt. Nelson Kapitarau, S.Th, MM Jayapura Kantor Sinode NK
05 Pdt. Yohan Wally, S.Th, M.Mis Sentani Kantor Sinode YW
06 Pdt. Dr. A. Rumbewas, S.Ag, M.Th Jayapura Dosen AR
07 Pdt. Dr. Martha Wospakrik, M.Th Jayapura Dosen AW
08 Pdt. Merry Apiem, S.Si Teol Salatiga Tim 10 MA
09 Pdt. Amelia I.Rumbiak, S.Th, MM Jayapura Klasis Port Numbai AIR
10 Pdt. Wellem Rumbiak, S.Th, MM Sentani Sinode WR
11 Pdt. Luckius Matuy, S.Th Jayapura Pelayan Jemaat LM
12 Pdt. Frits Soparue Mambrasar, S.Th Jayapura Kantor Sinode FSM
13 Pdt. Izaak Rahail, S.Th Sentani Pelayan Jemaat IR
14 Pdt. Olivia Yahuy, S.Th Sentani Kantor Sinode OY
15 Pdt. Joice da Costa, S.Th Sentani Kantor Sinode JdC
16 Pdt. Paul Papare, S. Th, Jayapura Kantor Sinode PP
17 Pdt. Yohanes Ibo, S.Th Sentani Pelayan Jemaat JI
18 Pdt. Yantje Numberi, S.Th Mimika Klasis Mimika YN
19 Pdt. Jessy Leimena, S.Th Rateng Pelayan Jemaat JL
20 Pdt. Sonia Parera-Hummel Jayapura Dosen SPH
21 Pdt. Andreas Thoe, S.Th Jayapura Pelayan Jemaat ATj
22 Pdt. Anike Mirino, S.Th. Jayapura Klasis Port Numbai AMIR

304
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

BADAN PEKERJA AM SINODE GKI DI TANAH PAPUA


PERIODE 2017-2022

Pdt. Syahnur Abbas, M.Pd Sy. Thresya I. Numberi, SE


Wakil Sekretaris Sinode Bendahara Sinode
Pdt. Daniel J. Kaigere, S.Si Pdt. Hiskia Rollo, S.Th., MM
Sekretaris Sinode Wakil Ketua Sinode

Pdt. Andrikus Mofu, M.Th


Ketua Sinode

305
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

ANGGOTA BADAN PEKERJA AM SINODE GKI

Pdt. Abraham Abisay, M.Th Pdt. Daniel Mofu, S.Th Pdt. Michael Kapisa, M.Si Pdt. Handry W. D Kakiay, S.Th
Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV

Pdt. Pubelius Manuaron, S.Th Pdt. Roberth J. Nandoteray, S.Th Pnt. Nimbrod Sesa, S.IP MM
Wilayah V Wilayah VI Wilayah VII

Pdt. Ishak S. Maran, S.Th Pdt. Petrus Womsior, S.Th Pdt. Samuel P. Usior, M.Th Pdt. Genos Burdam, M.Th
Wilayah VIII Wilayah IX Wilayah X Wilayah XI

306
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2022

PETA WILAYAH PELAYANAN


GKI DI TANAH PAPUA

307

Anda mungkin juga menyukai