Anda di halaman 1dari 65

Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2020

1
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus atas kasih dan rahmat-Nya
sehingga kita dapat melewati tahun 2020 dengan baik, meskipun kita semua
menghadapi berbagai masalah dalam pelayanan kita terutama pandemik
covid 19 yang melanda dunia, termasuk di Indonesia dan tanah Papua.
Pandemik virus corona telah memaksa kita untuk merubah seluruh bentuk
pelayanan dan kerja kita dengan mengikuti pola kebiasaan baru yang tentu
sulit bagi kita, tetapi pola hidup baru yang kini kita alami mengoreksi kita dan
menolong kita untuk segera beradaptasi.

Dalam sejarah perjalanan gereja, kita belum pernah mengalami suatu keadaan
di mana ibadah Minggu yang selama ini berlangsung di Gereja selanjutnya
dilaksanakan di rumah-rumah atau dalam keluarga selama masa pandemic
covid-19 tahun 2020, selain ibadah Minggu, Ibadah unsur dan ibadah
keluarga/wiyk/kelompok juga mengalami hal yang sama, yaitu berlangsung
dalam rumah-keluarga, sebenarnya ibadah di rumah atau keluarga bukanlah
sesuatu yang baru, ini hal yang sudah biasa dilakukan, karena sebelum
pandemic covid-19 sebagian keluarga sangat disiplin dengan ibadah dalam
keluarga, baik waktu pagi atau malam, dengan menggunakan bacaan rutin,
yaitu membaca satu kitab satu pasal secara bersama-sama setiap hari entah
pagi atau malam.

Kami juga berterima kasih kepada semua jemaat-jemaat yang terkena dampak
virus corona bisa langsung beradaptasi dengan menggunakan IT untuk
melakukan pelayanan ibadah secara virtual dan ini dapat berlangsung selama
masa pandemik, untuk jemaat-jemaat di pesisir dan pedalaman yang tidak
terkena pandemik, Ibadah mereka tetap berjalan seperti biasanya dengan
mendapatkan bahan renugan dan tata ibadah yang dikeluarkan tiap bulan
yang di pakai tiap hari di rumah-rumah keluarga dan jemaat, ada juga Bulan
Bina Keluarga (BBK) yang dilaksanakan di semua jemaat, dan program
Jemaat, Klasis dapat menyesuaikan dengan keadaan tersebut. Situasi ini telah
mengajar kita untuk lebih hati-hati dan waspada dalam mengelolah potensi
yang ada dalam menghadapi masa krisis ini.

i
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Kita bersama sebagai persekutuan tetap optimis bahwa Tuhan Yesus Kepala
Gereja GKI di Tanah Papua tidak meninggalkan kita. Tuhan tetap ada
bersama-sama kita. Dengan rahmat Tuhan kita sudah memasuki tahun
pelayanan 2021, khusus untuk pelaksanaan ibadah minggu, seperti tahun lalu,
pelayanan ibadah di dukung dengan disiapkan buku pegangan pelayanan
ibadah yang berisi 67 khotbah tematik, demikian halnya dengan tahun 2021
ke tangan bapak/ibu Pendeta, Penatua-Syamas, Guru Jemaat Penginjil
dihadirkan pula buku pegangan pelayanan yang berisi 67 khotbah untuk
tahun 2021.

Di dalam buku pegangan khotbah tahun 2021, dimunculkan juga profil dari
Ketua Sinode GKI di TP yang kedua : Pdt. Jan Mamoribo semoga semakin
memberikan wawasan baru bagi pembaca.

Kita bersama menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada semua
hamba Tuhan yang terlibat dalam penulisan khotbah edisi ke-4 tahun 2021,
para penulis adalah beberapa pendeta dari lapangan atau Jemaat, Klasis,
Dosen STFT GKI dan dari Kantor Sinode, nama-nama penulis dapat dilihat
pada lampiran buku pegangan ini.

Semoga buku pegangan khotbah edisi ke-empat ini dapat menolong kita
dalam pelayanan ibadah Minggu maupun pengembangannya dalam ibadah
Kelompok/Wiyk/Keluarga dan Unsur-unsur Jemaat.
Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan serta apresiasi kepada semua
pihak yang telah bekerjasama dan mendukung pelayanan di tahun 2020, kami
juga mengharapkan kiranya semangat yang sama akan terus kita tingkatkan
untuk tahun pelayanan 2021. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Jayapura Awal Oktober 2020


Tim Penulis.

ii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

SAMBUTAN BPAS GKI DI TANAH PAPUA


TAHUN PELAYANAN 2021

Syaloom...
Puji dan syukur patut kita naikkan kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala
Gereja, Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI-TP) yang telah memelihara
dan melindungi kita semua sepanjang tahun 2020. Sang Kepala Gereja juga
yang mengantar kita memasuki tahun 2021 dalam keadaan yang baik, meskipun
ada kesulitan dan tantangan yang amat berat dari apa yang kita tidak pernah
harapkan pada tahun pelayanan 2020 lalu mendatangi kita dan dunia.
Kesulitan dan tantangan yang berat itu terkait dengan pandemic covid-19 sejak
bulan Maret 2020, pandemic covid-19 ini berdampak luas, semua pihak
merasakan dampaknya, pihak Pemerintahan, pihak pengusaha dan ekonomi,
pihak praktisi politik dan pihak budaya, dll. Khusus untuk kalangan gereja,
seluruh aktifitas pelayanan ibadah-ibadah, seperti ibadah Minggu, ibadah
Keluarga/Kelompok/Wiyk, ibadah Unsur PAR, PAM, PW dan PKB, ibadah
Sakramen dan pelayanan ibadah lainnya, di mana untuk pertama kalinya
ibadah minggu yang semula di Gereja dialihkan untuk dilaksanakan Bersama
anggota keluarga di rumah, dan kaum awam yang tadinya kurang mendapat
peran, kini mendapatkan peran yang besar untuk melaksanakan fungsi Imamat
Am orang percaya dalam keluarga.

Pandemik Covid 19 benar-benar telah membuka dan menelanjangi seluruh


pekerjaan gereja yang tadinya menganggap telah berjalan baik, namun
melalui pengalaman bersama pandemic covid-19 memaksa semua pihak
berpikir untuk menata ulang dan bertindak cepat dengan menggali dan
menggunakan potensi jemaat yang ada, sehingga ibadah-ibadah dapat
berlangsung secara virtual dengan menggunakan media yang ada, warga
jemaat dengan mudah dapat mengikutinya dari rumah masing-masing
meskipun diakui bahwa banyak kesulitan atau kendala yang dihadapi.
Pelayanan Sakramen dan rapat-rapat yang tadinya berlangsung secara tatap
muka, kini tidak lagi berlangsung seperti biasanya, program-porgram yang
diputuskan dalam sidang-sidang gerejawi di tingkat Jemaat, Klasis dan Sinode

iii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

tidak berjalan secara maksimal, terjadi perubahan-perubahan program dan


kegiataan yang disesuaikan dengan kondisi kekiniaan misalnya dibukanya
rumah diakonia, pemanfaatan lahan pekarangan dan kebun jemaat,
penghematan pembelanjaan, di setiap jemaat, Klasis dan Sinode untuk
mengatasi kondisi ekonomi jemaat karena tidak ada aktivitas ekonomi, hal ini
juga berdampak pada rendahnya pemberian jemaat sejak bulan Maret 2020
sampai akhir tahun 2021.
Di Tahun 2020 menjadi tahun yang kelam dan sulit bagi semua umat manusia,
di mana wabah virus covid 19 telah merenggut nyawa ribuan orang dibelahan
dunia yang meninggal dengan tiba-tiba dan tragis, baik orang kaya, miskin,
berpangkat atau tidak berpangkat semua orang mengalami nasib yang sama,
ada pendeta, penatua, syamas dan warga jemaat yang juga meninggal karena
pandemik, hal ini tentu menjadi pukulan berat bagi kita semua dalam
menghadapi situasi tersebut.
Banyak keputusan yang telah ditetapkan melalui sidang-sidang gerejani di
semua aras mengalami perubahan, tidak berjalan sesuai rencana, semua
aktivitas menjadi terhenti karena sarana-sarana pengerak tidak beroperasi oleh
karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSPB), terjadi lock down
sehingga komunikasi dan trasportasi terputus, sehingga program tahun 2020
tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, seperti RAKER AM Sinode ke- 4
yang tadinya direncanakan berlangsung di bulan Oktober 2020 mengalami
pengunduran waktu ke bulan Maret 2021, perubahan lain juga terjadi di mana
kunjungan-kunjungan dan kegiatan yang harus dilakukan secara langsung
terhenti seketika dan salah satu solusinya, yaitu beralih dengan
menggiatkannya secara virtual.

Semua gambaran yang kami sampaikan di atas adalah keadaan sesungguhnya


yang dialami dan dirasakan oleh jemaat-jemaat perkotaan yang juga
berdampak ke jemaat-jemaat pinggiran kota, pesisir dan pedalaman, meskipun
aktivitas pelayanan ibadah minggu dan unsur masih berjalan seperti biasanya.
Dalam keadaan yang sulit dan terbatas itu BPAS GKITP telah mengeluarkan
tata Ibadah yang digunakan secara rutin di rumah-rumah keluarga sejak
bulan April 2020, Pelaksanaan Bulan Bina Keluarga (BBK) pada bulan
September 2020, pembayaran jaminan hidup para pekerja gereja yang terus
di bayar oleh Sinode GKITP, meskipun situasi ekonomi jemaat dari segi
penerimaan mengalami penurunan. Sinode GKI-TP memiliki tekad bulat untuk

iv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

menerima tenaga pelayan organik gereja yang baru dan menempatkannya ke


Klasis-Klasis se-tanah Papua sejak bulan Oktober 2020, dan hal-hal lain yang
secara perlahan telah dilakukan sepanjang tahun 2020.

Memasuki tahun 2021 yang menjadi sasaran perhatian dengan berfokus pada
Pe gi i a da Dia ia ge e a de ga be f ada e a i a ah a
Da a g ah Ke a aa -M dengan memberikan evaluasi terhadap fokus
e a a a ah 2020 e i, keua ga da e bi aa a g eh a e a
pandemik covid 19 sasaran tersebut belum maksimal dalam pencapaian.

Harapan dan doa kami kiranya situasi dan keadaan kita segera membaik agar
penataan pelayanan dapat berlangsung seperti sedia kala, namun jika situasi
belum juga membaik maka, kita terus beradaptasi dengan budaya baru dalam
masa New normal atau kenormalan baru, mendorong kita semua untuk
menemukan pola pelayan yang lebih baik dan menyentuh umat.
Memasuki tahun 2021 GKI-TP menerbitkan buku pegangan pelayanan Ibadah
67 khotbah tahun 2021 dengan cover profil Ds. Jan Mamoribo Ketua Sinode
ke-2, dengan mengacu dan mengevaluasi penulisan buku pegangan pelayanan
Ibadah 67 Khotbah tahun 2020 dengan profilnya Ds. F. J. S. Rumainum,
harapan kami kiranya setiap tahun akan dikeluarkan buku pegangan khotbah
dengan menghadirkan profil pimpinan Sinode di setiap periode dengan
keberhasilan pekerjaan yang telah dikerjakan selama yang bersangkutan
menjabat, agar melalui profil para pempinan gereja akan memotivasi kita
untuk lebih giat bekerja bagi Tuhan di GKITP.

Buku pegangan pelayanan Ibadah 67 khotbah tahun 2021 yang ditulis oleh
para pendeta yang bekerja di lapangan, jemaat, klasis, dosen dan kantor
sinode telah menjadi sebuah buku yang akan diterbitkan oleh Sinode GKI-TP.

Bahan-bahan khotbah yang di pilih mengikuti 12 bulan dengan 12 tema


bulanan dan sub-tema mingguan dengan variasi mingguan ada yang empat
dan lima minggu, dan pelaksanaan empat kali sakramen Perjamaun Kudus
yakni Awal Tahun, Paskah, Perjamuan Sedunia dan Akhir Tahun dengan
menggunakan bahan khotbah yang telah disiapkan. Buku pengangan
pelayanan ibadah 67 khotbah yang diterbitkan ini kiranya menjadi bahan
dasar dalam pengembangan pemberitaan Firman Tuhan di setiap ibadah
Minggu dan unsur dengan menggunakan pola pelayanan yang berfariasi

v
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

sehingga ibadah tidak monoton tetapi ibadah yang dialogis dan kreatif dengan
memperhatikan konteks pelayanan setempat.

BPAS-GKI.TP menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua


warga GKI, para Pendeta, Penginjil, Guru Jemaat, Penatua, Syamas, BPPG,
Badan Pelayan Unsur PAR, PAM, PW dan PKB, Panitia-panitia di semua aras
dan level pekerjaan dan tempat di mana bapa/ibu/saudara/i berdomisili baik
di kota, pinggiran kota, pesisir dan di pedalam dalam jabatan gerejawi di
semua aras yang telah menopang dan mendukung GKI-TP.

Melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan


kepada semua pihak yang telah kami sebutkan diatas dan juga pihak Adat,
Pemerintah, LSM, Swasta di semua aras dalam GKI-TP yang telah mendukung
GKI-TP selama tahun 2020 kiranya Tuhan Yesus mamberkati, melindungi
Bapak/ibu/saudara/i dan mengantar kita semua mengakhiri tahun 2020 dan
memasuki tahun 2021, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan
kepada keluarga-keluarga yang telah bekerja bagi Tuhan di GKI-TP dan
meninggal dalam pekerjaan gereja, kami sampaikan belasungkawa dan turut
berduka yang dalam dan dalam pengharapan yang penuh kepada Tuhan
Yesus agar kepada keluarga dan kita semua dikaruniakan penghiburan dan
kekuatan kepada Bapak/ibu/saudara/i, dan marilah kita semua maju dalam
pengharapan penuh dengan percaya bahwa Tuhan Yesus sumber berkat akan
membalas jerih-lelah ki a e a Meski aku bekerja tahan sampai berlelah,
tidak cukup kuatku hanya oleh sayangMu, oleh darah-Mu kudus, dapat aku
ditebus Sela a e a aka H -GKI ke-64 dan memasuki masa raya natal
tahun 2020 dan tahun baru 2021, kiranya Tuhan Yesus Kepala Gereja, GKI-TP
Memberkati kita semua,

Jayapura, Awal Oktober 2020


BADAN PEKERJA AM SINODE GKI DI TANAH PAPUA
Ketua Sekretaris

Pdt. ANDRIKUS MOFU, M.Th Pdt. DANIEL J. KAIGERE, S.Si


NPPG : 01010619920284 NPPG : 01010419930315

vi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................... i


Sambutan BPAS GKI di Tanah Papua ....................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................... vii
Profil Pdt. Jan Mamoribo Ketua Sinode GKITP Yang Kedua (1968-1971)... 1

Bagian Pertama : PENDAHULUAN


Latar Belakang ....................................................................................... 15
Tujuan ................................................................................................... 19
Pencapaian ............................................................................................ 19
Kerangka Khotbah .................................................................................. 20
Petunjuk Penggunaan Buku..................................................................... 20

Bagian Kedua : ISI KHOTBAH PER BULAN TAHUN 2021

Januari
TEMA : BERKAT PERJANJIAN DARI ALLAH UNTUK UMAT-NYA
1. Jumat, 1 Januari 2021 Kejadian 12: 1-9
Tema : Berkat Abram untuk semua Bangsa Oleh : NK ....................... 22
2. Minggu, 3 Januari 2021 Kejadian 28 : 10-22
Tema : Tuhan akan Menjadi Allahku, Oleh : EA ............................... 25
3. Minggu, 10 Januari 2021 II Samuel 7 : 1-17
Tema : Kasih setia-Ku tidak akan hilang dari pada-Nya, Oleh : MA .... 28
4. Minggu, 10 Januari 2021 I Korintus 11: 37-34
Tema: Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku Oleh : NK ............ 31
5. Minggu, 17 Januari 2021 Mazmur 105 : 1-45
Tema : Pujilah Allah karena kebaikan-Nya oleh : VR .......................... 33
6. Minggu, 24 Januari 2021 Ulangan 7 : 1- 11
Tema : Allah setia kepada Janji-Nya oleh : MA ................................. 36
7. Minggu, 31 Januari 2021 Ibrani 9 : 11 -28
Tema : Yesus Kristus menjadi Pengantara Perjanjian yang Baru oleh : NS .. 39

vii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Februari
TEMA : INJIL DAN KARYA ALLAH
8. Jumat, 05 Februari 2021 II Timotius 4 : 1- 5
Tema : Kuasailah dirimu dan beritakanlah injil Kristus oleh : AR ...... 42
9. Minggu, 7 Februari 2021 Filipi 1 : 27-310
Tema : Hiduplah Sesuai Injil Kristus dan teguh dalam Iman oleh : AR. 46
10. Minggu, 14 Februari 2021 Kisahpararasul 26: 12-23
Tema : Bangunlah dan berdirilah,aku menetapkan engkau sebagai
pelayan dan saksi oleh : AR .............................................................. 49
11. Minggu, 21 Februari 2021 Matius 16: 21-28
Tema : Orang yang mengikuti teladan penderitaan Yesus menurut
penyangkalan diri dan memikul salib oleh : AR. ................................ 52
12. Minggu, 28 Februari 2021 II Korintus 6: 1- 10
Tema : Sabarlah dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran oleh : AR ...... 56

Maret
TEMA : KEBENARAN VERSUS DUSTA
13. Minggu, 7 Maret 2021 Yohanes 8 : 30-47
Tema : Kebenaran Ilahi yang memerdekakan oleh : SL ...................... 59
14. Minggu, 14 Maret 2021 Yohanes 8 : 48-59
Tema : Firman Hidup melawan maut oleh: SL ................................... 62
15. Minggu, 21 Maret 2021 Yohanes 12 : 20-36
Tema : Perjalan sebiji Gandum oleh : SL............................................ 64
16. Minggu, 28 Maret 2021 Lukas 23 : 13 25 Tema : Vox Populi Vox
Dei ( Suara Rakyat adalah suara Tuhan ) oleh : SL ............................. 66

April
TEMA : YESUS MEMBANGKITKAN PAPUA MELALUI GKI
17. Minggu, 4 April 2021 Markus 15 : 1 -15
Tema : Tersalib tanpa bukti kejahatan oleh : A M K .......................... 70
18. Jumat, 9 April 2021 Yohanes 19 : 16 - 37
Tema : Dia Tertikam dan Tersalib demi penebusan Dunia oleh : Y W .... 73
19. Jumaat, 9 April 2021 Kolose 2:6 15
Tema : Hidup didalam Dia oleh : FB ............................................... 76
20. Minggu, 11 April 2021 Markus 16:1 8
Tema : Yesus telah bangkit oleh : YH ................................................ 79

viii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

21. Senin, 12 April 2021 Yohanes 20 : 11 18


Tema: Kebangkitan dan tangisan Maria Makdalena oleh : AT ............ 82
22. Minggu, 18 April 2021 Wahyu 1 : 9 - 20
Tema : Aku telah mati namum lihat Aku Hidup oleh: PL .................. 84
23. Minggu, 25 April 2021 I Petrus 1 : 3 - 12
Tema : Kebangkitan dan kelahiran kembali dalam Kristus oleh : YD ... 86

Mei
TEMA : KEMULIAAN ALLAH DALAM KARYA ROH KUDUS NYATA
DALAM HIDUP ORANG PERCAYA.
24. Minggu, 2 Mei 2021 Mazmur 108 : 1 14
Tema : Kemuliaan Allah mengatasi bumi oleh : PKL ......................... 89
25. Minggu, 9 Mei 2021 Kolose 2 : 16 3 : 1 - 4
Tema : Hidup yang menyatakan kemuliaan Allah oleh : AT ............... 92
26. Minggu, 16 Mei 2021 Kisah Pararasul 1: 1 - 5
Tema : Yang dikerjakan dan yang diajarkan oleh : A I R ................... 96
27. Kamis, 20 Mei 2021 Kisahpararasul 1 : 6 11
Tema : Bertekun dengan sehati dalam doa oleh : A I R ..................... 99
28. Minggu, 23 Mei 2021 Kisahpararasul 1 : 12 14
Tema : Bertekun dengan sehati dalam doa oleh : A I R........................ 102
29. Minggu, 30 Mei 2021 Kisahpararasul 2 : 1 18
Tema : Dipenuhi Roh Kudus untuk memberitakan Injil Kerajaan
Allah oleh : A I R ............................................................................ 104
30. Senin, 31 Mei 2021 Kisahpararasul, 2 : 32 40
Tema : Injil Allah bagi yang masih jauh oleh : A I R ........................... 107

Juni
TEMA : HIDUP DALAM ROH
31. Minggu, 6 Juni 2021 Kisahpararasul 3 : 1- 10
Tema : Dipulihkan karena nama Yesus oleh : S S ............................... 110
32. Minggu, 13 Juni 2021 Roma 8 : 1-17
Tema : Siapa yang hidup dalam Roh adalah Anak Allah oleh : S S ...... 113
33. Minggu, 20 Juni 2021 I Korintus 2 : 1 5
Tema : Hidup dalam Keyakinan akan Kuasa Roh oleh : S S ................ 116
34. Minggu, 27 Juni 2021 II Timotius 1 : 1 8
Tema : Roh memberikan kasih dan ketertiban oleh : S S .................... 119

ix
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Juli
TEMA : ALLAH BERSAMA DENGAN UMAT-NYA
35. Minggu, 4 Juli 2021 Mazmur 139 : 1-6
Tema : Tuhan itu Maha Tahu. Oleh : J F H ........................................... 122
36. Minggu, 4 Juli 2021 Ibrani 10 : 1-10
Tema : Persembahan yang Sempurna, oleh : EMP ............................. 125
37. Minggu, 11 Juli 2021 Mazmur 139 : 7 - 12
Tema : Tuhan ada di mana-mana, oleh : J F H .................................. 127
38. Minggu, 18 Juli 2021 Kejadian 12 : 10-20
Tema: Allah bertindak di tengah kesulitan, oleh: EMP ....................... 130
39. Minggu, 25 Juli 2021 Keluaran 16 : 1-36
Tema : Berhenti bersungut-sungut, ucapkan Syukur, Oleh : J F H ....... 133

Agustus
TEMA : KEMERDEKAAN SEBAGAI ANUGERAH KRISTUS
40. Minggu, 1 Agustus 2021 Matius 5:13-16
Tema : Status dan identitas gereja sebagai garam dan terang dunia,
oleh : W R ...................................................................................... 136
41. Minggu, 8 Agustus 2021 Yosua 10 : 7-28
Tema : Kesetiaan Allah pada Janji-Nya,oleh: W R ............................. 140
42. Minggu, 15 Agustus 2021 Yohanes 17: 1-26
Tema : Mengasihi sebagai tanda mengenal Allah yang benar, oleh : WR.... 143
43. Minggu, 22 Agustus 2021 Lukas 12 : 35-48
Tema : Sukacita hidup melayani,oleh : W R ...................................... 146
44. Minggu, 29 Agustus 2021 Markus 7 : 1 - 23
Tema : Agama dan Ibadah, oleh W R ............................................... 150

September
TEMA : HIDUP YANG BERSAKSI
45. Minggu, 5 September 2021 I Timotius 6 : 11-16
Tema : Bertandinglah dan rebutlah hidup yang kekal,oleh : M W ..... 153
46. Minggu, 12 September 2021 II Timotius 4: 1-8
Tema : Beritakanlah Injil Kristus,oleh M W........................................ 156
47. Minggu, 19 September 2021 Matius 15 : 21-28
Tema : Iman yang mendatangkan berkat,oleh : M W ........................ 159
48. Minggu, 26 september 2021 Ibrani 6: 9-20
Tema : Pengharapan kita adalah Yesus,oleh: M W ............................ 162

x
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Oktober
TEMA : JATI DIRI YESUS DALAM PERSEKUTUAN GKI DI TANAH PAPUA
49. Minggu, 3 Oktober 2021 I Yohanes 2 : 1-7
Tema : Menjadi pribadi yang melakukan kehendak Allah,oleh: J W ... 164
50. Minggu, 3 Oktober 2021 Kolose 3 : 5 17
Tema : Menjadi pribadi yang mengenakan kasih Kristus, oleh : J W ... 169
51. Minggu, 10 Oktober 2021 Roma 8 : 1-17
Tema: Pribadi yang dipimpin Roh Allah,oleh : J W ........................... 173
52. Minggu, 17 Oktober 2021 I Korintus 2 : 6-16
Tema : Pribadi yang memiliki hikmat Kristus,oleh : J W ..................... 177
53. Minggu, 24 Oktober 2021 Roma 10 : 4-15
Tema : Dipilih Tuhan untuk bersaksi,oleh : J W ................................. 180
54. Selasa, 26 Oktober 2021 II Petrus 1 : 16-21
Tema : Kristus Sang Bintang Timur sudah terbit menyinari Negeri dan
Bangsa Papua, oleh : J W ................................................................. 183
55. Minggu, 31 Oktober 2021 I Yohanes 4 : 7-21
Tema : Papua mengasihi Bangsa-bangsa dengan Kasih Allah, oleh : J W... 188

November
TEMA : KESELAMATAN HANYA BERSUMBER DARI ALLAH
56. Minggu, 7 November 2021 Mazmur 3 : 1-9 Tema : Keselamatan
berasal dari Allah, oleh : J A ............................................................ 192
57. Minggu, 14 November 2021 I Timotius 2 : 1-7 Tema : Allah
berkehendak untuk memberi keselamatan,oleh : J L H ...................... 196
58. Minggu, 21 November 2021 Kisah Para Rasul 4: 1-22 Tema:
Keselamatan hanya dari Kristus,oleh : Y P T ..................................... 199
59. Minggu, 28 November 2021 Yesaya 52 : 1-12 Tema : Menyambut
Keselamatan, oleh: J L ...................................................................... 203

Desember
TEMA : TAAT DAN SETIA DALAM RENCANA ALLAH
60. Minggu, 5 Desember 2021 Yesaya 11: 1-10
Tema : Berharap akan pembaharuan Tuhan, oleh: J L ....................... 207
61. Minggu, 12 Desember 2021 Roma 16 :25-27
Tema : Segala kemuliaan bagi Allah oleh : J L ....................................... 211
62. Minggu, 19 Desember 2021 Yesaya 35: 1-10
Tema : Dia datang menyelamatkan, oleh: H M .................................... 213

xi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

63. Minggu, 19 Desember 2021 Keluaran 24 : 1-11


Tema : Darah Perjanjian, (perjamuan akhir tahun 2020), oleh : FT .... 216
64. Minggu, 24 Desember 2021 Lukas 1: 26-38
Tema: Taat dalam rencana Allah,oleh: A N A ................................... 219
65. Sabtu, 25 Desember 2021 Lukas 1 : 1 - 7
Tema : Adakah tempat bagi-Nya, oleh J L......................................... 223
66. Minggu, 26 Desember 2021 Lukas 2 : 21-40
Tema : Taat melakukan Firman Tuhan, oleh: H M ............................ 227
67. Jumat, 31 Desember 2021 Mazmur 106: 1 12
Tema: Kasih setia Tuhan dalam hidup, oleh : A N A .......................... 230

Bagian Ketiga : PENUTUP


Lampiran-Lampiran
1. Nama-nama Tim Penulis Buku Pegangan 67 Khotbah 2021................ 234
2. Foto BPAS dan Anggota ................................................................... 235
4. Peta Pelayanan GKITP ..................................................................... 236

xii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

PROFIL PDT. JAN MAMORIBO


Ketua Sinode GKI di tanah Papua yang ke-2 tahun 1968 - 1971

Figur atau tokoh GKI yang dipilih untuk melengkapi buku


pegangan pelayanan tahun 2021 adalah Ketua Sinode GKI
di tanah Papua kedua, Domine Jan Mamoribo. Seorang
jongens sederhana, bersahaja yang dikaruniakan Tuhan
dimiliki oleh Nieuw Guinea melalui Evangelisch Christelijk
Kerk op Nieuw Guinea. Sosok Ds Jan Mamoribo lahir di
Kepulauan Raja Ampat, Pulau Ayau, kampung Rutum
pada hari Rabu, 21 September 1932.
Ds. Jan Mamoribo, menikah dengan seorang perempuan
Raja Ampat, dari kampung Arefi, pulau Batanta, yang bertanggal lahir pada
hari Minggu, tanggal 1 Juli 1934, bernama ibu Dorkas Rumfaker, menikah di
Kampung Arefi negeri kelahiran Ibunda, pada hari Kamis 18 Juli 1957 dari
perkawinan ini, mereka dikaruniai lima orang anak, yaitu :
(1) Regina Treda Mamoribo
(2) Ian Dirk Mamoribo
(3) Doortje Maria Mamoribo
(4) Freerk Christian Mamoribo
(5) Hellborgh Dina Welmientje
Riwayat Pendidikan, Ds. Jan Mamoribo, ia
menyelesaikan pendidikan Beschavingschool
di kampung halamannya, kemudian
melanjutkan Pendidikan di Jongens Vervolgschool (JVVS) di Saoka, Sorong,
angkatan pertama tahun 1951. Dari Sorong ia merantau ke Utara Nieuw
Guinea, tepatnya ke Holandia.
Perkembangan Nieuw Guinea pada dasawarsa tahun 1950-1960 adalah
periode yang penting dan sensitif, karena setelah KMB 1949 Belanda
mengakui kedaulatan Indonesia sebagai negara yang mandiri dengan wilayah
teritori Sumatra hingga Ambon. Sedangkan wilayah Nieuw Guinea adalah
wilayah yang dipersiapkan menuju negara yang mandiri dikemudian hari
dengan teritori wilayah yang dinamakan Nederlands Nieuw Guinea. Proses
dan persiapan menuju masa depan Nieuw Guinea yang mandiri sejak itu
mulai dikerjakan dan dipersiapkan secara perlahan dan pasti.

1
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Informasi yang tersaji pada laporan zending (Jaarverslag) tahun 1954 dan buku
Seratus Tahun Zending karya Pdt. Rumainum tentang proto Sinode tahun 1954 di
Serui, menggambarkan kondisi peserta proto synode Serui teridiri dari, utusan 9
resor UZV, utusan umum : pihak pendidikan, kesehatan, pertanian di Nieuw
Guinea dan badan Zending lain yang bekerja di Nieuw Guinea turut hadir
sebagai utusan seperti perwakilan seperti utusan Gereformd, utusan GPM (NZG)
sebagai tamu undangan pada bulan September 1954, yaitu Badan Zending ZNHK
(UZV-Hervomd), Menonit, Reformasi (Gereformd), GPM (NZG) dan lainnya
yang dinamakan P Sin de Se i a al emic e bahan kebijakkan ang
strategis menuju persiapan-persiapan menjemput masa depan Nieuw Guinea
yang mandiri. Sekitar sepul h e min aan -Sin de d a e min aan ang
sangat mendesak, yaitu mendirikan Pendidikan Teologia di Nieuw Guinea setara
dengan pendidikan teologia di Makasar, Soe-Timor dan Batavia ; kedua, setelah
100 tahun Zending membuka isolasi dengan Injil di Nieuw Guinea maka Zending
ZNHK dan semua badan Zending lainnya yang bekerja di Nieuw Guinea sepakat
melahirkan dan mendirikan sebuah lembaga Gereja mandiri bagi seluruh
penduduk di Nieuw Guinea, baik penduduk asli Nieuw Guinea, keturunan Asia
dan Eropa. Peserta proto sinode Serui 1954 antara lain :
a) Utusan dari 9 Resor : Resor Holandia Nimboran : Pdt, R.G. ten Kate, S.H ;
Pdt. A. M. Middag ; Pdt. S. Liborang ; Pdt. Mori Musendi ; Resor Sarmi : Grj.
Hoor ; Grj. Awes ; Resor Yapen-Waropen : Pdt. G. J. Clay ; Pdt. M. Abaa ;
Pdt. F. Huwae ; Resor Biak-Numfor : Pdt. F. J. S. Rumainum ; RSB (PSW)
Brinkman; Pdt. Tenlima ; Pnt, A. Krey ; Resor Miei : Pdt. H van Arkel ; Pdt
Worisio ; Resor Manokwari : Pdt. O. Ewoldt ; Grj. G. Rumaropen ; Resor
Sorong : Pdt. H. L. Beck ; Pdt Osok ; Pnt. Kaihatu ; Resor Teminabuan : Pdt.
H. E. R. Marcus dan Nyonya ; Grj. R. Rumbiak ; Resor Inanwatan : Pdt.
Mossie ; Pdt. Wattimuri
b) Utusan Umum : Persekolahan Kristen : N van der Stoep ; Sekolah Theologia :
Pdt. J. P. Kabel ; Persekolahan : Gr. P. Bothoff ; Nn. Gr. Huis in het Veld ;
Abepura Kota Baru Dalam : Pdt. J. Sierat ; Pent N. van der Stoep
c) Utusan Zending : Dokter Evenhuis ; Kesehatan : Suster Land ; Pertanian : Gr.
J. J. Jansen
d) Penasehat : Dr. G.P. H. Locker (utusan DPINH) ; Pdt. J. Drost (Abepura) ;
Pdt. Den Dulk Jemaat Berbahasa Belanda
e) Tamu-tamu : MAF, Tuan Mellis ; UFM, Rev Veldhuis ; RBMU, Rev Gesswein
; Wakil GPM, Pdt. E. Gijsbers

2
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

f) Penasehat Sidang (Ketua) : Pdt. R. G. ten Kate ; (Sekretaris I) : Pdt. A. M. Middag ;


(Sekretaris II), Pdt. J. Tenlima ; (Anggota Penasihat), Dr. G. P. H. Locker
Realisasi atas hasil proto Sinode Serui hadir dan
didirikan di Nieuw Guinea suatu Gedung
sekolah Teologi, diresmikan 23 September 1954,
sekolah teologi semula menggunakan nama
Ro erdam An Zee (RAZ) ang kem dian
menjadi Theologische Opleiding School te
Seroei. Dua orang pengajar utama di Sekolah
Teologi Serui adalah Ds. I. S. Kijne, Ds. J. P.
Kabel. Domine Jan Mamoribo adalah salah
satu dari 18 orang anak Nieuw Guinea angkatan
pertama yang menempuh Pendidikan di Sekolah
Teologi Serui. Nama dari ke-18 anak Nieuw Bandara Schipol 1962, Pdt. Koibur
Sekeluarga dan Pdt Jan Mamoribo
Guinea dimaksud adalah : Wellem Maloali, sekeluarga
Eliezer Suebu, Silas Chaay, Silas Tokoro, Robert
Julius Quicko, Gustaf Adolof Lanta ; Aleks
Prawar, David Prawar, Gerard Rumwaropen, M. Robaha, Andreas Sawo, R.
Rumpaisum, S. Wabiser, Frits Mirino, Ruben Rumbiak, Jan Mamoribo, A.
Akobiarek, J. Ramandey.
Setelah menyelesaikan Pendidikan teologi Serui tahun 1958, kemudian pada
Oktober 1961 bersama dengan empat orang Papua lainnya, dikirim ke Negeri
Belanda melanjutkan pendidikan, mereka yang dikirim adalah Pdt. Jan
Mamoribo, Origenes Hokoyoku, Pdt. Mesakh Koibur dan Jack Deda, dan
pada satu Desember 1961 belajar di Zendingshogeschool di Oegstgeest atau
Sekolah Tinggi Zending di Oegstgeest untuk jangka waktu tiga tahun. Akibat
konfrontasi politik yang menegang antara Belanda dengan Indonesia terkait
masalah status Nieuw Guinea,
mereka diminta untuk kembali
ke Nieuw Guinea. Bulan
September 1962 Pdt Jan
Mamoribo dan Pdt Mesakh
Koibur bersama keluarga
1. Ny. D. Mamoribo Rumfaker (Gendong anak) 2. Jack Deda kembali dari dari Oegstgeest ke
3. Ny. Beatriks koibur-Rumbino ((Gendong anak) 4. Pdt. M. Koibur Holandia. Pada tahun yang
5. Origenes Hokoyoku 6. Pdt. J. Mamoribo

3
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

sama, 1962, bertempat di aula SMA Gabungan , awal dari kepercayaan


kepemimpinan di Lembaga Pendidikan Kristen di Nieuw Guinea dipercayakan
kepada putra asli Nieuw Guinea sekaligus menjabat sebagai Ketua YPK Pusat
(PUS YPK) yang lahir pada tanggal 8 Maret 1962. Selain menjabat sebagai
Ketua PUS YPK dipercayakan tugas sebagai dosen pada Sekolah Teologia di
Abepura bersama J. Bloomendal. Kemudian tahun berikutnya pada bulan
Oktober 1963 GKI memberikan kepercayaan mewakili GKI menghadiri
konferensi internasional di Philipina, Manila.
Peristiwa yang tidak diduga mendatangi Pdt. Jan Mamoribo sebagai Ketua
PUS YPK, yaitu pada tanggal 27 Januari 1968, Ketua Sinode GKI Irian Barat,
Bapak Pdt. F. J. S. Rumainum meninggal, tidak terduga sisa masa bakti jabatan
Ketua Sinode GKI di Irian Barat antar waktu kemudian dipercayakan atau
dijabat oleh Pdt. J. Mamoribo sekaligus sebagai Ketua Sinode GKI di Irian
Barat yang kedua, sampai dengan GKI di Irian Barat bersidang, yaitu Sidang
Sinode ke V di Sukarnapura dari tanggal 15 27 Oktober 1968. Tema Sidang
Sinode ke-V ah n 1968 adalah GKI di Irian Bara Dalam Arus Politik Masa
Kini . Pada Sidang Sinode ke V, Pd . Jan Mamoribo dipilih menjaba Ke a
Sinode GKI di Irian Barat untuk masa bakti tahun 1968-1971 sebagai Ketua
Sinode Kedua hasil Sidang Sinode ke V di Sukarnapura. Pada masa ini
Gubernur Irian Barat dijabat oleh Frans Kaisepo dan Wakil Gubernur Letkol.
Inf. Mohammad Sarwono. Ini merupakan periode yang sangat menegangkan
karena pada fase kepemimpinan Jan Mamoribo sebagai Ketua Sinode GKI di
Irian Barat yang kedua peristiwa Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) tahun
1969 dilaksanakan. GKI dan kepemimpinan pada periode ini adalah saksi
ma a a as sel r h sel k-beluk peristiwa PEPERA tahun 1969. Untuk menjadi
pengetahuan bersama bahwa Pepera dilaksanakan di delapan tempat yang
berbeda di seluruh Irian Barat, yaitu dimulai dari (1) Merauke, 14 Juli 1969,
dengan 175 orang, (2) Jayawijaya, 16 Juli 1969, dengan 175 orang, (3) Paniai,
175 orang, 19 Juli 1969, (4) Fak-fak, 75 orang, 23 Juli 1969, (5) Sorong, 109
orang, 26 Juli 1969, (6) Manokwari, 75 orang, 29 Juli 1969, (7) Teluk
Cenderawasih, termasuk Yapen-Waropen, 131 orang, 31 Juli 1969 (8)
Jayapura, 110 orang, 2 Agustus 1969 atau setidaknya yang ikut memilih adalah
sekitar + 1.025 orang perwakilan.
Terlepas dari peristiwa Pepera yang berdampak kepada perubahan hidup
bernegara, bahwa dahulu kualitas hidup yang damai, bersahaja, tulus dan
ramah bersama saudara seiman dari berbagai suku bangsa di bawah

4
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

pemerintahan Kerajaan Belanda ; semua impian dan harapan dan kenangan


tiba- iba di elim i oleh a an kelam ang ama g li a ang ekalig
mem enga hi e ilak hid be bang a ang agak aneh ada n an a
kebencian ang lahi da i ke akberda aan . Me ki n demikian masa depan
GKI di Irian Barat terus melaju dalam arus dan gelombang gelora kehidupan.
Tahun 1971 GKI di Irian Barat tengah menggumuli dengan
peristiwa penting yaitu penyelenggaraan Sidang Sinode ke-VI
di Biak, melalui proses pemilihan pada Sidang Sinode ke-VI
pejabat Ketua Sinode ke-III yang terpilih, dan menjabat Ketua
Sinode adalah Pdt. Willem Maloali. Hal lainnya, dalam
hubungan dengan hidup bersama Indonesia, momentum
tahun 1971 adalah tahun ke-4 Irian Barat bersama dengan
GubernurAcub Zainal Indonesia, sementara dinamika politik Indonesia, perubahan
yang terjadi di Indonesia, salah satunya akan terkait dengan
jejak Pdt. J. Mamoribo adalah perubahan nama Lembaga
legislatif yang dahulu menggunakan nama DPRD Gotong
Royong (DPRD-GR) sekarang diganti menjadi DPRD
Provinsi/Kabupaten. Sehingga di Provinsi yang baru 4 tahun
bersama Indonesia, yaitu di Propinsi Irian Barat untuk
pertama kali menggunakan nama DPRD Provinsi Irian Barat
Wagub. Jan Mamoribo dan yang menjabat sebagai Ketua DPRD Provinsi Irian Barat
untuk pertama kali dengan nama DPRD
tanpa DPRD-GR adalah Pdt. Jan
Mamoribo untuk masa jabatan 1971-
1976. Dua tahun setelah Pdt Jan
Mamoribo menjabat Ketua DPRD Irian
Barat, khusus tahun 1973, tepatnya
tanggal 29 Juni 1973 di Irian Barat
ditempatkan seorang Gubernur,
Gubernur Soetran Gubernur dimaksud dikemudian hari ia
sangat dicintai oleh semua kalangan di
Wagub Jan Mamoribo Irian Barat karena kedekatan, hati dan
cintanya kepada orang Irian Barat,
nama Gubernur dimaksud adalah Acub Zaenal. Lowongan untuk jabatan
Wakil Gubernur kemudian dipercayakan kepada Ketua DPRD Provinsi Irian
Barat yang pada saat itu dijabat oleh Pdt. Jan Mamoribo, sehingga sejak tahun

5
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

1973 Pdt. Jan Mamoribo resmi menjabat Wakil Gubernur Irian Barat,
sayangnya Gubernur Acub Zaenal tidak lama menjabat sebagai Gubernur Irian
Barat, tepat tanggal 31 Maret 1975 Gubernur Acub Zaenal ditarik ke Jakarta,
sementara jabatan Gubernur lowong atau kosong, kekosongan jabatan
Gubernur kemudian diisi atau ditempatkan seorang Penjabat Gubernur antar
ak be a a G be Sutran , ia bertugas dari 31 Maret 1975 sampai
dengan 12 Agustus 1975, sedangkan Wakil Gubernur tidak tergantikan dan
masih dijabat oleh Pdt. Jan Mamoribo.
Sidang Sinode ke VII di Sorong tahun 1974 dalam pemilihan pimpinan Sinode,
peserta Sidang Sinode memilih kembali Pdt. Willem Maloali menjabat Ketua
Sinode GKI Irian Barat masa bakti 1974-1977, sementara perkembangan di
pemerintahan pada masa ini, berdasarkan hasil pemilihan DPRD Provinsi Irian
Barat, Golkar sekali lagi memilih Sutran untuk jabatan Gubernur devenitif Irian
Barat dan Pdt. Jan Mamoribo mendampingi dalam jabatan Wakil Gubernur
dilantik tanggal 12 Agustus 1975. Gubernur Sutran menjabat sampai dengan
tahun 1981.
Tahun 1976 Pdt. Jan Mamoribo melakukan perjalanan ke New York melalui
Jakarta, sekembalinya dari New York ke Jakarta, ia dikabarkan sakit dan
diantar ke Rumah Sakit Santo Carolus Jakarta, tidak lama kemudian keluarga
mendapatkan kabar dari rumah sakit tempat ia dirawat bahwa pasien atas
nama Pdt. Jan Mamoribo dinyatakan meninggal dunia, pada hari Selasa, 19
Oktober 1976.
Kisah yang menarik dari Pdt, Jan Mamoribo tentang seorang anak piara dari
Guru Injil Arnold Sawaki yang bertugas di kampung Biroma, Kurima, Polimo.
Saat Ketua Sinode melakukan visitasi ke Kurima, ia melihat seorang anak piara
yang tinggal bersama dengan Guru Arnold Sawaki. Ketua Sinode meminta
agar anak piara itu ikut dan tinggal bersamanya di Sukarnapura Jayapura.
Setelah Ketua Sinode menyelesaikan tugasnya di Kurima, Polimo, saat pulang
Guru Sawaki merelakan anak piaranya dan membawanya kepada Ketua
Sinode, ia ikut pulang ke Sukarnapura. Ia menyelesaiakan pendidikannya
jenjang SD, SMP dan SMU bersama keluarga Pdt. Jan Mamoribo, dan ia
melewati pengalaman Bersama Pdt. Jan mamoribo dari saat menjabat Ketua
Sinode, Ketua DPRD Irian Barat dan Wakil Gubernur. Kisah lucu yang
menyimpan cita-ci a, d a da ha a a da i i a ak ia a i , be a di i i
aa e iha ba a a gka a e ge aka akaia jaba a Waki G be
I ia Ba a e gka de ga i da a ba g Ga da k hadiri upacara

6
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

dan tugas-tugas kenegaraan lainnya, ia terkesima melihat sosok Wakil


Gubernur yang adalah orang tuanya…. suatu saat, si anak piara itu, iseng-iseng
mencoba mengenakan pakaian jabatan Wakil Gubernur itu, dalam suasana
bermain ala anak-anak di rumah orang tua, setelah sekian lama berselang, si
anak piara itu menjadi salah satu figur bangsa Papua yang masuk dalam
deretan pejabat dan tanpa di duga doanya terkabul, ia pernah menjabat
Wakil Gubernur mengikuti jejak ayahnya, Pdt Jan Mamoribo. Dia itu milik
Papua, milik GKI dan milik semua orang Bapak Aleks Hesegem .
Karya tulisan Pdt. Jan Mamoribo yang dapat kita baca berupa buku :
(1) Benteng Jenbekaki
(2) Sejarah Ringkas GKI di Nieuw Guinea
(3) Ketika Tertentu
(4) Kijne-Rumainum Pelopor-Pelopor GKI di Irian Jaya
(5) Ottow dan Geissler Rasul Irian jaya
Salah satu pesan tentang masa depan
Gereja Tuhan di Papua, saat ia
menjabat Ketua Sinode antar waktu,
ia sampaikan kepada peserta dan
tamu undangan Sidang Sinode sebagai
sambutan pada pembukan Sidang
Sinode Umum ke-V di Sukarnapura
tahun 1968, demikian : daerah Irian
Barat dimana terdapat gereja Injili
Kel. Pdt. J. Mamoribo dengan gereja-gereja lain dihadapkan
juga pada masalah-masalah yang
diberi arti khusus ; daerah yang perlu mempunyai perhatian khusus ; perhatian
khusus ; kewenangan khusus dan keuangan khusus, arti kekhususan ini
memberi kestabilan politik, ekonomi dan sosial di daerah ini. Kami mengerti
bahwa persoalan ini menjadi masalah pokok pula dan urgen bagi pemerintah
pusat. Disini juga diminta perhatian dari Gereja bersama-sama dengan Pemerintah
Daerah dapat mencari cara-cara yang baik untuk mengatasi persoalan-persoalan itu
dengan memberi jaminan hidup dalam bidang sosial dan bidang-bidang lainnya
kepada masyarakat….. . barangkali inilah gagasan cikal bakal kemandirian yang
dimulai dari pemberdayaan dan otonomi dalam segala dimensi kehidupan
sosial-umat.
Dengan memperhatikan penegasan sambutan Ketua Sinode GKI yang kedua
ini, kita dapat membayangkan bahwa dari tahun 1968 sampai dengan tahun

7
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2000, sekitar 32 tahun kemudian, Papua menerima UU No 21 tentang


Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. Apa yang digumuli GKI tahun 1968,
eolah m nc l lagi dengan dinamika ang mi ip a a e pa pada ah n
2000. Antara PEPERA dan OTSUS, antara ORDE BARU dan REFORMASI,
antara nama IRIAN dan PAPUA.
Demikianlah seruan GKI sepanjang ma a Ge eja Be ama Peme in ah
mencari cara-cara yang baik untuk mengatasi persoalan-pe oalan ekalig
memberi jaminan hidup dalam bidang social dan bidang-bidang lainnya
kepada ma a aka . Ki an a, dengan memasuki detik-detik akhir
OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA dan menghadapi PANDEMIC
COVID-19 serta mengelolah masa depan pelayanan melalui MEDIA VIRTUAL
DAN NON-VIRTUAL GKI DI TANAH PAPUA e mena a ma a depann a
Bersama ALLAH PERSEKUTUAN, BAPA, ANAK DAN ROH KUDUS, sebagai
ALLAH YANG ESA.

8
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Bagian Satu
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penatalayanan di lingkungan Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua (GKITP)
dari tahun ke tahun memiliki tantangan dan harapan yang beragam.
Semenjak buku pegangan pelayanan tahun 2020 dikeluarkan oleh GKITP
kondisi pelayanan berlangsung normal dan biasa-biasa saja. Begitu
memasuki bulan Maret 2020 di luar dugaan seluruh dunia, seluruh
Indonesia, seluruh Papua menghadapi pandemic covid-19. Pandemic ini
menuntut agar setiap orang bila melakukan aktivitas diluar rumah, maka ia
wajib menggunakan masker, wajib mencuci tangan dan wajib menjaga
jarak-fisik atau tidak boleh bersentuhan langsung dengan orang lain yang
tidak kita kenal atau orang yang kita kenal. Kondisi ini menuntut siapapun
manusia, apapun agamanya, apapun suku-bangsa, bahasa dan ras, bila
hendak hidup lama, dan terhindar dari terpapar virus-covid-19 maka
adat baru di era covid-19 yang bersifat wajib adalah adat wajib cuci
tangan, adat wajib pakai masker dan adat wajib jaga jarak fisik dengan
orang lain . Adat baru inilah yang membedakan seseorang dari adat lama,
bila dalam adat lama seseorang tidak menggunakan masker itu normal,
maka adat baru tahun 2020 adalah wajib memakai masker dan sikap
demikian sangat normal, bila seorang di era covid-19 tidak menggunakan
masker, ia dianggap sebagai orang yang berkelakuan tidak normal .
Dampak yang muncul sejak pandemic covid-19 di lingkungan pelayanan
gereja bersifat dilema sekitar penataan kreasi pelayanan ibadah hari
minggu, ibadah Keluarga, KSP dan Unsur . Muncul berbagai silang
pendapat, ada pihak yang menghendaki pelayanan ibadah di jemaat
berlangsung normal ; dan ada pihak yang menghendaki agar ibadah di
gereja selama masa pandemic di tarik ke rumah-rumah atau keluarga dan
majelis mengelolah pelayanan dengan cara virtual-daring, ofline atau live-
streaming. Menyikapi kondisi dilematis ini maka BPAS GKITP
mengeluarkan himbauan yang sangat jujur, terbuka dan tegas, bahwa
penatalayanan ibadah di aras jemaat dilaksanakan dengan memperhatikan
protocol kesehatan sebagaimana anjuran Tim Gugus Tugas di setiap
Kab/Kota sebagai lembaga yang berwenang dari Pemerintah untuk
penanganan dan pengawasan covid-19 di daerah ; selain itu Jemaat dan

9
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Klasis wajib memperhatikan sistem zona sebagaimana sudah dipetakan


oleh Tim Gugus Tugas Covid-19 di daerah, atas petunjuk peta dan zona
sebaran covid-19 ini maka BPAS GKITP menganjurkan semua bentuk
penatalayanan yang berlangsung pada aras jemaat dikelolah dengan
bijaksana.
Hal pengelolaan ibadah merupakan salah satu dari sekian masalah lainnya
yang hadir setelah pandemic covid-19, sesungguhnya, masih banyak hal
lain yang muncul sebagai masalah yang urgen dan bagaimana bijaksana
mengelolahnya, apalagi setelah sebagian warga jemaat dan juga sebagian
Pendeta, Penatua dan Syamas dikabarkan terpapar covid-19.
Memperhatikan dinamika sosial yang demikian ini, maka seluruh
pelayanan ibadah minggu tahun 2021 mempunyai medan gumul yang
tidak sedikit, sehingga, BPAS GKITP kembali hadirkan suatu buku pegangan
pelayan untuk tahun pelayanan 2021 dengan focus pada aspek
Pe gi i a da Dia ia .
Penatalayanan pelayanan ibadah minggu untuk 52 minggu dan 12 bulan
masing-masing memiliki tema. Baik tema bulanan dan tema mingguan
sesuai tuntutan teks Alkitab ke dalam konteks pelayanan, sehingga setiap
Pelayan Firman diharapkan untuk memperhatikan tema bulanan menjadi
semacam pintu masuk terhadap tema mingguan dalam seluruh pelayanan
pada persekutuan ibadah jemaat, 12 tema dari 12 bulan untuk tahun 2021,
sebagai berikut :
Januari, Tema : Berkat Perjanjian Dari Allah Untuk Umat-Nya
Februari, Tema : Injil dan Karya Allah
Maret, Tema : Kebenaran Versus Dusta
April, Tema : Yesus Membangkitkan Papua Melalui GKITP
Mei, Tema : Kemuliaan Allah, Karya Roh Kudus Nyata Dalam Hidup
Orang Percaya
Juni, Tema : Hidup Dalam Roh
Juli, Tema : Allah Bersama Dengan Umat-Nya
Agustus, Tema : Kemerdekaan Sebagai Anugerah Kristus
September, tema : Hidup Yang Bersaksi
Oktober, Tema : Jati Diri Yesus Dalam Persekutuan GKI di TP
November, Tema : Keselamatan Hanya Bersumber Dari Allah
Desember, Tema : Taat Dan Setia Dalam Rencana Allah

10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Tahun 2021 GKITP Kembali menentukan 67 tema azas solascriptura untuk


setiap Minggu yang dijabarkan setiap satu bulan ditemukan kurang-lebih 4
hingga 7 tema dalam setiap momen ibadah, tentu, setiap tema memiliki
kaitan dengan tema bulanan yang ada,
Bila memperhatikan keseluruhan penggunaan teks Alkitab PL dalam
pelayanan ibadah tahun 2021, secara keseluruhan agak menurun dari
tahun lalu (2020), sedangkan untuk penggunaan teks PB tahun 2021
meningkat dari tahun lalu, tahun 2020.
Untuk tahun 2020 teks PL yang digunakan 11 Kitab, 21 pasal, 20 perikop,
229 ayat, sedangkan tahun 2021 menggunakan teks dari Kitab PL
sebanyak 7 Kitab, 15 pasal, 16 perikop dan 211 ayat. Rincian penggunaan
teks PL dalam pelayanan tahun 2021, seperti berikut :
Jumlah Kitab PL yang digunakan selama tahun 2021 : 7 kitab
Jumlah Pasal PL : 15
Jumlah Perikop PL : 16
Jumlah Ayat : 211
(1) Kejadian, 2 pasal ; 3 perikop ; 32 ayat (bulan Januari, Juli)
(2) Keluaran, 2 pasal ; 2 perikop ; 47 ayat (bulan Juli, Desember)
(3) Ulangan 1 pasal ; 1 perikop ; 11 ayat (bulan Januari)
(4) Yosua 1 pasal ; 1 perikop ; 22 ayat (bln Agustus)
(5) 2Samuel 1 pasal; 1 perikop ; 17 ayat (bulan Januari)
(6) Mazmur 5 pasal ; 5 perikop : 50 ayat (Januari, Mei, Juli, Nov, Des)
(7) Yesaya 3 pasal; 3 perikop ; 32 ayat (bulan November, Desember)
Sepanjang pelayanan tahun 2021 dari 12 bulan, kitab PL digunakan pada
bulan Januari, Mei, Juli, Agustus, November dan Desember artinya,
setidaknya terdapat 6 bulan teks dari PL sudah dibaca dan digunakan
dalam pelayanan. Sedangkan penggunaan kitab PB digunakan merata dari
Januari hingga Desember, artinya kebanyakkan penulis cenderung
memiliki minat yang besar terhadap teks-teks PB. Hal ini terlihat dari
penggunaan teks PB dalam pelayanan tahun 2021 ini.
Memperhatikan penggunaan teks dari Alkitab PB antara tahun 2020 dan
2021, ternyata untuk tahun 2021 penggunaan teks-teks PB meningkat,
untuk tahun 2020 jumlah kitab PB yang digunakan 12, sedangkan tahun
2021 adalah 17 ; jumlah pasal 2020 adalah 39 sedangkan 2021 adalah 45

11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

pasal, jumlah perikop tahun 2020 adalah 46, tahun 2021 adalah 48,
jumlah ayat tahun 2020 483, sedangkan tahun 2021 adalah 545 ayat,
dapat dilihat pada rincian penggunaan teks PB tahun 2021 berikut
dibawah ini :
JUMLAH KITAB PB YANG DIGUNAKAN SELAMA 2020 : 17 KITAB
Jumlah pasal : 45
Jumlah Perikop : 48
Jumlah Ayat : 545
(1) Matius 3 pasal ; 3 perikop ; 19 ayat (bulan Februari, Agustus, September)
(2) Markus 2 pasal ; 2 perikop ; 46 ayat (bulan April dan Agustus)
(3) Lukas 5 pasal ; 5 perikop ; 40 ayat ; (bulan Maret Agustus, Desember)
(4) Yohanes 5 pasal ; 6 perikop 94 ayat ; (bulan Maret, April, Agustus)
(5) Kisah Para Rasul : 4 pasal ; 7 perikop ; 83 ayat ; (bulan Februari, Mei,
Juni, November)
(6) Roma 4 pasal, 4 perikop, 49 ayat (bulan Juni, Oktober, Desember))
(7) I Korintus 3 pasal ; 3 perikop ; 38 ayat (bulan Januari, Juni, Oktober)
(8) 2 Korintus 1 pasal ; 1 perikop ; 10 ayat (bulan Februari)
(9) Filipi 1 pasal ; 1 perikop ; 5 ayat (bulan Februari)
(10) Kolose 4 pasal, 3 perikop, 35 ayat (April, Mei, Oktober
(11) I Timotius : 2 pasal, 2 perikop, 16 ayat (September, November)
(12) 2 Timotius, 3 pasal, 3 perikop, 21 ayat (bulan Februari, Juni, September)
(13) Ibrani 3 pasal, 3 perikop, 40 ayat (bulan Januari, Juli, September)
(14) 1 Petrus : 1 pasal, 1 perikop, 10 ayat (bulan April)
(15) 2 Petrus : 1 pasal, 1 perikop, 6 ayat (bulan Oktober)
(16) 1 Yohanes : 2 pasal, 2 perikop, 21 ayat (bulan Oktober)
(17) Wahyu : 1 pasal, 1 perikop, 12 ayat (bulan April)

Dengan demikian maka keseluruhan teks Alkitab PL dan PB yang


digunakan untuk pelayanan tahun 2021 sebagai berikut :
Jumlah Kitab PL-PB : 24 Kitab
Jumlah Pasal PL-PB : 60 pasal
Jumlah Perikop PL-PB : 64 perikop
Jumlah ayat PL-PB : 756 ayat
Semoga benih yang ditabur, yang ditanam dan yang disiram, Allah
menumbuhkannya bagi kemuliaan Allah di Negeri Papua.

12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Untuk tahun 2021 penyusun atau penulis khotbah yang dilibatkan adalah
sebagian Pendeta GKITP, baik yang bekerja pada aras Sinode, Klasis dan
Dosen STFT GKI I.S.Kijne Abepura. Kiranya tahun-tahun yang akan
datang, semakin banyak Pendeta GKITP yang berminat untuk menulis
khotbah dan menjadi referensi bagi GKITP dalam pelayanan ibadah.

B. Tujuan
Dengan berlakunya secara terbuka dan tertib bahan bacaan yang akan
digunakan pada ibadah minggu yang berlaku di GKITP maka penertiban
bacaan kitab suci bertujuan :
(1) Pelayan fungsional Gereja : Pelayan Firman (Pendeta, Guru Jemaat,
Penginjil dan Pengajar-Dosen STT GKI I.S.Kijne) dan pejabat fungsional
Penatua, Syamas dan Pengajar Katekisasi dan Guru Sekolah Minggu,
pejabat struktur aras Jemaat, Klasis dan Sinode serta Badan Pelayan
Unsur PAR, PAM, PW, PKB, dengan hadirnya buku pegangan
pelayanan 2021 memiliki panduan yang jelas dalam memulai
pelayanan rutin yang berlangsung di lingkungan pelayanan GKITP ;
(2) Anggota Sidi Jemaat, Warga jemaat dan warga Kristiani umumnya :
melalui pelayanan ibadah yang terta dgn baik maka semua pihak pada
aras jemaat, Klasis dan Sinode GKITP dan umat Kristiani umumnya melalui
buku panduan pelayanan ini melalui persekutuan bersama GKI di tanah
Papua diarahkan, dibimbing, diajarkan, didampingi dan memiliki gaya
hidup yang rindu membaca Firman Tuhan secara tertib melalui Ibadah.
Diharapkan dalam satu minggu kita bersama mendapat pengajaran yang
berulang-ulang dari satu Kitab atau teks yang direfleksikan pada hari
Minggu akan terus-menerus merindukan-Nya, tanpa bosan-bosan melalui
ibadah Keluarga/Kelompok/Wiyk dan Ibadah Unsur ;

C. Pencapaian
(1) Penyusun atau Penulis : GKI di tanah Papua mendorong semua pelayan
Firman dengan pengalaman masing-masing pada momen penyusunan
buku pegangan pelayanan yang berisi khotbah tematik untuk satu
tahun selalu berkontribusi dengan cara menulis refleksi teks dalam
bentuk khotbah yang lama kelamahan menjadi seorang pelayan Firman
yang gemar menulis khotbah atau renungan.
(2) Penerima manfaat atau peserta ibadah dan khalayak umum Kristiani :
seluruh warga GKITP dimudahkan untuk akses memperoleh informasi

13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

sekitar buku pegangan pelayanan yang dapat bermanfaat bagi


pelayanan di lingkungan jemaat dan keluarga; selain warga GKITP
terbuka juga untuk warga Kristiani umumnya sebagai penerima manfaat
tidak langsung untuk mengenal pelayanan GKITP dari dokumen buku
pegangan pelayanan yang disediakan resmi oleh GKITP untuk tahun
pelayanan 2021.

D. Kerangka Khotbah
Kerangka khotbah yang dikembangkan disini telah turut
mempertimbangkan kaidah normatif berkhotbah sebagaimana ilmu
berkhotbah atau homiletika, yaitu suatu susunan isi khotbah akan
memperhatikan bentuk khotbah, yaitu bentuk khotbah yang mana yang
diikuti, atau dikemban a , a a a a a ba a
d e ba a be fa e a,e aa e a .
Dengan memperhatikan kaidah normatif ilmu berkhotbah dimaksud maka
kerangka khotbah GKITP untuk tahun pelayanan 2021 masih tetap
dipertahankan dengan struktur yang sama dalam buku terdahulu tahun
2020, struktur khotbahnya, terdiri dari :
(1) Pendahuluan
(2) Penjelasan teks
(3) Penerapan
Dari struktur khotbah yang amat ringkas ini, diberikan ruang dan
kesempatan untuk semua pelayan Firman dan semua pihak yang
menggunakan buku khotbah ini dan menginspirasi untuk menggali lebih
da a da e de a e b a be a a T a .
Sebagaimana Mazmur 119:105 F a -Mu Pelita Bagi Kakiku dan Terang
bagi jalanku. Mari kita selalu mempunya kerinduan untuk bersama
e c a T a de a a ca a, a e a e baca da
ee a F a T a .

E. Petunjuk Penggunaan Buku


Mari kita Bersama-sama memperhatikan petunjuk tekhnis penggunaan
buku pegangan pelayanan tahun 2021, berikut :
(1) Hati Yang Menyembah Allah Dalam Roh Dan Kebenaran : Bersama
kita memiliki niat tulus untuk menyembah Allah sebagaimana Yohanes

14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

4:24 A ah ada ah R h da ba a g ia a e e bah Dia harus


menyembah-N a da a R h da ebe a a . De i ia ah i a
memulainya dalam seluruh persiapan pelayanan.
(2) Apa Yang Perlu Dikerjakan Oleh Pelayan Firman Saat Mempersiapkan
Pelayanan Mingguan Setelah memperoleh buku pegangan pelayanan
tahun 2021 ini!? : seorang pelayan Firman wajib berinovasi, berkreasi
dengan mengembangkan setiap bagian, yaitu pendahuluan, penjelasan
teks dan penerapan sesuai konteks pelayan pelayan firman. Buku
Pegangan Pelayan GKITP tahun 2021 sangat tidak disarankan untuk
digunakan secara apaadanya dalam suatu pelayanan ibadah mingguan,
(3) Siapa yang boleh memiliki buku pegangan pelayanan GKITP tahun
2021?? : mereka yang wajib miliki adalah seluruh anggota sidi warga
GKITP, baik oleh Penatua, Syamas, Pendeta, Guru Jemaat, Penginjil,
Pengajar, Dosen STT, Mahasiswa STT, Vikaris, Badan Pelayan Unsur
PAM, PW, PKB dan anggota Sidi Jemaat. ;
(4) Apakah buku pegangan pelayanan tahun 2021 boleh dimiliki oleh
warga diluar GKITP ?? : Jawab, buku ini disediakan secara terbatas
untuk kebutuhan pelayanan khusus di lingkungan GKITP, warga GKITP
yang wajib memilikinya, bila terdapat minat dari warga gereja atau
umat Kristiani diluar GKITP maka disilahkan untuk berkoordinasi
dengan Badan Pekerja Klasis dan BPAS GKI di tanah Papua. Tidak
dizinkan untuk memperbanyak atau mencetak ulang tanpa izin resmi
BPAS GKITP.

Sebagai Persekutuan koinonia, marturia dan diakonia, GKITP Di Tanah Papua


akan terus berbenah, berinovasi dan berkreasi untuk terbuka dan
memudahkan pelayanan pada era yang semakin menuntut keterbukaan. Kita
semua, mau tidak mau, suka atau tidak suka segera beradaptasi dengan dunia
i a a a digita sebagai pola interaksi baru bagi warga dan umat Tuhan,
karena itulah maka kita semua terdorong untuk terus menata pelayanan
dengan berbagai bentuk pendekatan pelayanan yang sesuai perkembngan
zaman. Ya Roh Kudus Baharuilah dan Sertailah Kami.

15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Bagian Kedua
ISI KHOTBAH PER BULAN TAHUN 2021
Seluruh isi khotbah dalam buku pegangan pelayanan tahun 2021 sepenuhnya
digunakan untuk pelayanan ibadah-ibadah yang berlangsung pada aras
jemaat, yang terutama adalah ibadah Minggu, selanjutnya dikembangkan
dengan teks yang sama pada Ibadah Keluarga/Kelompok/Wyk dan atau
Ibadah Unsur PAM, PW dan PKB.

TEMA BULAN JANUARI BERKAT PERJANJIAN DARI ALLAH UNTUK MANUSIA


JUMAT, 1 JANUARI 2021 -TAHUN BARU
KALENDER GEREJAWI : PERAYAAN TAHUN BARU -PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : KEJADIAN 12 : 1-9
TEMA : BERKAT ABRAM UNTUK SEMUA BANGSA

1. PENDAHULUAN
Tahun 2020 telah kita lewati dengan begitu banyak duka dan air mata
melanda seantero dunia ini, di mana pademik Covid 19 telah merenggut
jutaan orang mati secara mendadak, tragis dan memiluhkan, dikuburkan
secara masal dan tidak tidak seperti lasimnya, banyak orang kehilangan
ayah, ibu, kakak, adik, Istri, suami dan sahabat masih membekas dalam
lubuk hati kita. Tetapi Syukur bagimu Tuhan karena Engkau telah
menghalau dan melindungi saya dan keluargaku memasuki hari pertama di
bulan Januari di tahun 2021, kita semua dalam kepelbagian status akan
menjalani 12 bulan, 52 minggu dan 365 hari secara merata tanpa
terlewatkan sedetikpun. Kita di berikan ruang dan waktu yang sama untuk
hidup dan berkarya, kita di panggil dan di pilih oleh TUHAN untuk sebuah
rencana besar bagi dunia. Oleh sebab itu, setiap kita semestinya menyadari
dan menghayati akan panggilan dan pilihan tersebut .
Upaya untuk memahami kehadiran pribadi setiap orang dalam dunia
menjadi penting agar ia dapat memposisikan dirinya sebagai bagian dalam
e ca a Allah aga ia me jadi be ka bagi ba ak a g. B kan kamu yang
memilih Aku,tetapi Akulah yang memilih kamu, dan Aku telah menetapkan
kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap (
Yoh 15:16).

16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-3 Panggilan Allah kepada Abram untuk pergi ke Tanah
Kanaan Pe iliha Allah ke ada Ab a e aka eb ah i e i, dan
bergantung pada inisiatif (kemauan) dan kehendak bebas Allah untuk
memilih, memanggil dan menyuruh pergi ke suatu negeri yang tidak
disebutkan alamatnya. Abram adalah seorang yang taat dan disebut
sebagai sahabat Allah dan ia harus mengikuti syarat dari Allah yakni
meninggalkan semua kepastian masa lalu yaitu semua saudara, kampung
halamanya, semua kenangan dan memasuki suatu masa depan yang
belum pasti, dengan mencari dan mengikuti petunjuk Allah.
Abram meninggalkan kampung kelahiranya Ur Kasdim mereka tinggal di
k a Ha a di A a -Mesopotamia (padan -Aram ), menuju ke suatu
ege i a g ba a g a i g bagi a. Da Allah a g e a Pe gi
dan Engkau akan menjadi berkat dimana Abram(seorang pribadi), yang
kemudian menjadi suatu keluarga, dan menjadi suatu Bangsa, olehmu
semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat, melalui Abram semua
bangsa mendapat berkat dan Aku akan memberkati orang-orang yang
memberkati engkau,dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau
berkat yang diperoleh Abram itu bersumber dari Allah, Aku akan
membuat Engkau menjadi bangsa yang besar,dan memberkati engkau
serta membuat namamu masyur.
2.2. Ayat 4- 5 : Ketaatan Abram terhadap panggilan, ketaatan kepada Allah
perlu untuk suatu hubungan yang menyelamatkan, bukti dari ketaatan
Abram adalah pergilah meninggalkan rumah dan negrinya dan percaya
pada pemeliharaan, bimbingan dan janji-janji Allah dengan Iman tanpa
ragu-ragu ia mengumpulkan keluarganya dan mulai pengembaraannya. Ia
disebut sebagai sahabat Allah yang taat tanpa memiliki rasa takut dan
prasangka yang jelek ia bergerak menuju karkemis, ditepi sungai Efrat,
Damsyik di Siria digambarkan disekitar sungai Yordan hingga laut
Mediterania dari Siria sampai Mesir dan semua daerah itu disebut sebagai
tanah Kanaan, Kanaan bukanlah negeri yang di janjikan atau disebutkan
kepanya tetapi disitulah Abram menetap (sebuah misteri ) sebab dalam
Alkitab disebut waktu itu orang kanaan diam dinegeri itu jadi sudah ada
orang yang menetap disana sebelum kedatangan orang ibrani.
2.3. Ayat 6 9 : Kedatangannya di Tanah Kanaan, Kanaan bukanlah
sebuah negeri yang suci, karena ada banyak kota-kota kafir yang
mengalami perubahan dan menjadi pusat-pusat pemujaan orang israel,
Pohon tarbantin di More (ayat 6) adalah pohon suci,hal ini
menunjukan bahwa sudah ada ibadah kuno disana sebelum kedatangan
Abram di Sikhem, peristiwa-peristiwa penting yang mempunyai arti
penting dalam PL sering terjadi di sekitar pohon suci yang dipercaya
sebagai tempat penerimaan pewahyuan illah.

17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Di tempat inilah Allah berjanji memberikan Kanaan kepada Abram,dan


pemberian tanah ini tidak terjadi pada waktu Abram masih hidup, dan
Abram juga melanjutkan perjalanan ke selatan dan berhenti di Bethel
dan Ai dan kota-kota kafir inilah Abram mendirikan mezba. Mezba
melambangkan persekutuan dengan Allah dan pengingat akan janji
Allah, bahkan Abram sampai disebuah negeri yang tandus dan kering
yakni Negeb daerah gurun Selatan Palestina yang kering, tanpa air dan
tumbuh tumbu-tumbuhan untuk menghidupkan ternaknya, menuju
semenanjung sinai yang dikaitkan dengan dirinya dan disanalah Abram
berdiam diri dan di negri tersebut dan di negeri ini Abram tidak
mendapatkan apa-apa yang diperlukan.

3. PENERAPAN
Melalui tema, Berkat Abram untuk semua bangsa dapat kita pelajari
empat hal penting :
3.1. Setiap kita di panggil, dan di pilih secara bebas oleh Allah untuk sebuah
maksud besar dan menyuruh kita untuk pergi (tempat tinggal) ke suatu
pekerjaan (profesi) yang sama sekali kita tidak pahami dan mengerti.
3.2. Dalam panggilan yang tidak dipahami oleh kita itu menuntut dari kita
untuk mendengar perintah Allah dan tanpa takut dan ragu untuk
mengambil keputusan meninggalkan masa lalu dan percaya bahwa Allah
yang memanggil kita adalah Allah yang tidak ingkar janji dan akan
memberkati kita dan membuat kita menjadi berkat buat orang lain.
3.3. Kehadiran dan kehidupan kita di suatu tempat dan pekerjaan harus
mampu mengubah situasi dan keadaan yang sulit dan gersang menjadi
tempat aman dan damai meskipun sulit keadaannya.
3.4. Kita harus ingat bahwa akhir dari sebuah perjalanan baik sukses
maupun gagal yang kita alami ditahun 2020 secara khusus tantangan
dalam menghadapi pademik covid 19 yang telah memakan korban dan
semua hal yang kita hadapi di waktu lalu, jangan sampai kita lupa
untuk bersyukur dan membangun mezbah doa sebab melalui mezbah
doa kita memelihara hubungan persekutuan kita dengan Allah dalam
hubungan perjanjian berkat. Amin

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI TAHUN BARU


1. Nyanyian Rohani 106 : 3-4
2. Nyanyian Mazmur 25 : 2
3. Nyanyian Mazmur 25 : 5
4. Nyanyian Rohani 167 : 5
5. Nyanyian Kidung Jemaat : 439 : 1 DST
6. Nyanyian Rohani 162 : 1-3

18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 3 JANUARI 2021


KALENDER GEREJAWI : PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : KEJADIAN 28 : 10-22
TEMA : TUHAN AKAN MENJADI ALLAHKU

1. PENDAHULUAN
Bila kita mengikuti kisah perjalanan hidup Abraham, Ishak dan Yakub,
maka dipastilkan sejarah itu menjadi sebuah kekaguman. Mengapa tidak?
Dalam pikiran kita, bagaimana mungkin mereka di pilih dalam
keterbatasan bahkan Yakub sendiri, dia dipilih pada saat masih ada dalam
dosa yang dilakukannya kepada Esau dan Ishak. Lalu kita bertanya, apakah
ia mendapat perhatian Tuhan dari Yakub sehingga dipilih Allah? Mengapa
sampai dia lebih layak dari Esau? Jawaban singkat kita : Sebab Allah adalah
pribadi yang berkuasa dan bebas dalam e e ka iliha N a. Ia tidak
mengikat dirinya dan bertanggung jawab kepada ia a sehingga bila
Dia menentukan, maka manusia manapun tidak akan mampu untuk
menolakNya.Apakah itu rasional? Ataukah kita dapat mengukur diri Allah
dengan kemampuan kita?

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 10-11 : Perjalanan Yakub dari Barsyeba ke Haran Suatu
perjalanan yang cukup jauh, untuk waktu sekarang bila ditempuh
dengan kendaraan bermotor + 1 jam 3 menit dari lembah Yitzhak
Rabin. Tetapi dapat pula melalui rute lain yang dibuat oleh
pemerintah. Akibat dari jauhnya perjalanan tersebut dan dalam
situasi psikis ketakutan karena kesalahannya kepada Esau, membuat
dia kelelahan dan tertidur.
2.2. Ayat 12-15 : Allah yang memperkenalkan diriNya untuk menjadi
Allah Pribadi keturunan Yakub Kata We-hi-neh yang digunakan
memberikan pengertian bahwa di dalam tidur itu, Yakub melihat
(Hi- eh) a a di a aka de ga a aklah aik a
tangga dari Sorga ke bumi. Penampakan atau penglihatan yang
dialami oleh Yakub sebagai suatu mimpi yang tidak biasa, Dan dalam
penglihatan itu, Tuhan Allah memperkenalkan nama-Nya : sebagai
Allah dari setiap keturunan yang ada dalam keluarga Yakub. Allah
yang memperkenalkan diri sebagai Allah yang berkuasa atas
keturunan ini, mengarahkan pikiran Yakub tentang penunjukan
terhadap orang-orang khusus yang diperkenankan oleh Allah dalam
proses Pemanggilan dan Pe iliha Yakub menjadi salah seorang
yang ditetapkan dalam panggilan dan pemilihan Allah terhadap

19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

dirinya, hendak memperkenalkan diri juga kepada seluruh


keturunannya kelak.
Allah mengambil Inisyatif untuk membuat perjanjian dengan Yakub
sebagai ganti perjanjian itu adalah pemberian berkat : Warisan. Berupa
Tanah, keturunan, berkat kepada seluruh bumi karena Yakub,
Penyertaan kemana saja dia pergi, dan membawa dia kembali dalam
kaum keluarganya. Tuhan Allah telah menggunakan otoritas tertinggi-
Nya untuk melakukan Perjanjian dengan Yakub. Perjanjian dengan
memperkenalkan nama-Nya yang suci dan Kudus. Menjadi jawaban
terhadap asumsi setiap orang percaya tentang apa yang mengakibatkan
Allah memilih Yakub dan tidak memilih Esau. Pernyataan diri Allah
sebagai Allah Yakub. Dalam hal ini, Memperkenalkan diri-Nya tidak
tergantung kepada manusia, tidak berdasarkan kecakapan manusia,
tidak bertanggung jawab kepada siapapun
2.3. Ayat 16-19 Pernyataan Iman Yakub Yakub terbangun dari tidurnya,
dia e a aka da a eb ah ke a ia Se gg h a TUHAN
ada di tempat ini, dan aku tidak e ge ah i a . Yakub telah
menyadari akan dirinya. Menyadari kepemilihan Allah terhadap
dirinya sebagai seseorang yang special dan khusus. Seseorang yang
bukan hanya mendapat Warisan dari Allah, tetapi juga akan dipakai
Allah untuk menjadi berkat bagi dunia.
Kepemilihan khusus itu, membuat dirinya bertanggung jawab
kepada Tuhan untuk menjadi berkat bagi dunia sekitar serta
memperkenalkan diri Allah kepada dunia. Untuk itulah Yakub
kemudian mendirikan tugu dari batu tempat alas kepalanya dan
memberikan minyak. Suatu kebiasaan orang dalam memberikan
milik pribadinya yang special kepada Allah. (Kita diingatkan kepada
Zakeus yang memberikan seluruh miliknya kepada Allah. Atau
perempuan yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak dan
rambutnya).
Suatu tanda pemberian khusus yang mengikat dirinya dengan Tuhan
Allah dan sebagai pernyataan Imannya kepada Tuhan atas pemilihan
khusus yang dilakukan Allah kepada diriNya. Juga menjadi tanda
pembersihan diri dari kesalahan yang telah dilakukan Yakub, juga
Zakeus dan Perempuan berzinah.
2.4. Ayat 20-22 : Ikatan Perjanjian Yakub dengan Allah Selanjutnya,
Yakub membuat perjanjian dengan Allah. Sekarang, Yakublah yang
berinisyatif untuk melakukan ikatan diri dengan TUHAN Allah,
dengan cara :
- Memberikan dirinya menjadi milik Allah sepenuhnya dan Allah
menjadi Allah-Nya sepenuhnya

20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

- Betel (Rumah Allah) menjadi tempat kediaman Allah, Rumah Allah


- Memberikan persembahan sepersepuluh kepada Allah.
Ikatan perjanjian yang dilakukannya kemudian menjadi perjanjian
turun temurun sampai dengan generasi kita sekarang ini.

3. PENERAPAN
3.1. Apakah pengenalan diri Allah di dalam kekristenan kita sudah kita
alami secara pribadi? Didalam memulai perjalan di tahun 2021 ini,
apakah Allah yang mengambil inisyatif untuk memperkenalkan
kekudusannya didalam keturunan setiap keluarga telah menjadi
sebuah ikatan perjanjian yang kuat?
Memberikan seluruh diri, keluarga dan persekutuan untuk menjadi
Ahli Waris seperti Yakub tidaklah mudah. Karena kita juga
mendapatkan pengutusan untuk memperbaiki dunia ini, menjadi
berkat bagi dunia ini. Meperbaiki dari berbagai situasi tahun 2020,
khususnya korban Covid 19 dan berbagai penyakit sosial
masyarakat lainnya.
3.2. Menjadikan Allah sebagai Tuhan di dalam diri, membutuhkan
komitmen yang kuat terhadap Allah dari setiap pribadi. Karena
gejolak dunia ini bisa membuat kemitmen kita menjadi runtuh.
Kita baru melangkah dengan Tuhan memasuki tahun 2021.
Barangsiapa menjadi Allah sebagai Tuhannya, maka dia akan
mengalami penyertaan dan perlindungan Tuhan. Hanya kita
diingatkan kembali untuk berkomitman dengan Allah.
3.3. Pemberian khusus berupa persepuluhan adalah komitman iman
setiap orang percaya. Dan menjadikan rumah setiap keluarga
sebagai tempat kediaman Allah. Perjalan panjang sampai selesai
tahun 2021 ada didalam tangan TUHAN ALLAH sehingga kita
sangat memerlukan-Nya. Amin

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu I


1) Nyanyian Rohani 16 : 1-3
2) Nyanyian Mazmur 6 : 1-2
3) Nyanyian Rohani 139 : 1,4
4) Nyanyian Rohani 77 : 3
5) Nyanyian Mazmur 136 : 1 dst
Nyanyian Rohani 131 : 1-3

21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 10 JANUARI 2021


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : II SAMUEL 7:1-17
TEMA : KASIH SETIAKU TIDAK AKAN HILANG DARINYA (15)

1. PENDAHULUAN
Daud berada di Yerusalem dan diberikan tanggung jawab sebagai seorang
raja, yang hidup dalam kemewahan serta mendapat perlindungan dan
keamanan dari Tuhan atas musuh-musuhnya. Dengan apa yang ia miliki,
membuatnya berpikir bahwa Allah mesti menetap secara permanen di
Yerusalem, karena itu niat hati Daud untuk mendirikan Bait Allah, supaya
Allah dapat menetap dan berdiam di Yerusalem dan kerajaan-Nya tetap kuat.
Dengan berpikir bahwa Allah mesti menetap secara permanen di
Yerusalem, maka ada kerinduan hatinya untuk membuat rumah bagi Allah,
sebab Daud melihat bahwa ia diam di dalam rumah dari kayu aras, padahal
tabut Allah diam di bawah tenda. Kerinduannya di sampaikan kepada
Nabi Natan, maka pada ayat 3 : lalu berkatalah Nabi Natan kepada raja,
Baiklah, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab Tuhan
men ertai engkau . Respon dari Nabi Natan, karena melihat kerinduan hati
raja Daud, namun selanjutnya Firman Tuhan datang kepada Nabi Natan
untuk menyampaikan kepada raja Daud : masakan engkau yang
mendirikan rumah bagi-Ku untuk Ku-diami? Selanjutnya Tuhan
menyampaikan bagaimana Ia menyertai umat Israel dan juga menyertai
Daud. Namun bukan Daud yang akan mendirikan rumah bagi Tuhan, tetapi
keturunan Daud sendirilah yang akan mendirikan rumah bagi Tuhan, dan
diayat 15, ada janji penyertaan bagi keturunan Daud yaitu : Tetapi kasih
setiaku tidak akan hilang dari padanya.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1 2 Memberikan gambaran tentang Raja Daud, yang telah
menetap di Yerusalem dan bagaimana Tuhan mengarunikan
keamanan dari musuh-musuhnya, sehingga ia ia menyampaikan
kepada Nabi Natan, untuk melihat bagaimana ia tinggal di rumah
yang terbuat dari kayu aras, yang merupakan kayu yang sangat kuat
dan berkualitas, bagaimana mungkin Allah berdiam di tenda, yang
merupakan tempat tinggal para pengembara, bagi Daud, Rumah

22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

merupakan tempat yang permanen untuk Allah tinggal dan berdiam,


ia menyampaikan maksudnya dan berpikir bahwa Allah dapat di
batasi oleh ruang dan waktu, agar kerajaan-Nya tetap kokoh.
2.2. Ayat 3-5 Melihat kerinduan hati Raja Daud, maka nabi Natan
berkata: Baiklah, merupakan sebuah pernyataan tentang niat yang
lahir dari hati yang rindu untuk melakukan sesuatu yang baik,
bermanfaat serta memiliki kegunaan, lakukanlah segala sesuatu yang
dikandung hatimu, sebab Tuhan menyertai engkau, Namun Firman
Tuhan datang kepada Natan : pergilah, merupakan suatu perintah,
untuk katakalah kepada hambaKu Daud, Firman Tuhan masakan
engkau yang membuat rumah untuk Kudiami? Sebuah pertanyaan dari
Tuhan masakan Daud yang membuat rumah bagiNya.
2.3. Ayat 6-7 Memperlihatkan bagaimana Tuhan menyampaikan bahwa Ia
tidak pernah diam dalam rumah sejak ia menuntun orang Israel
sampai hari ini. Kekuaasan Tuhan tidak terbatas dan hanya di suatu
rumah atau ruang yang terbatas, tetapi kekuasaanNya secara luas dan
menyeluruh yang tidak dapat di jangkau oleh manusia. Kemudian
Tuhan juga berbicara bagaimana Ia tidak pernah berbicara kepada
seorang hakim Israel, Mengapa kamu tidak mendirikan rumah bagiku
dari kayu aras?
2.4. Ayat 8- 11 Memperlihatkan bagaimana Tuhan meminta kepada nabi
Natan untuk menyampaikan kepada Daud, bahwa Ia yang mengambil
Daud, ketika ia menggiring kambing domba, bukan saja mengambil
tetapi memberikan ia menjadi raja atas Israel, menyertai dari segala
musuh, membuat namanya besar. Dan Tuhan juga akan memberikan
keturunan kepadanya.
2.5. Ayat 12-14 Tuhan berbicara tentang Keterbatasan hidup yang akan di
hadapi Daud, terkait dengan umurnya jika sudah genap, ia akan
mendapat perhentian bersama dengan kaum keluarganya. Pada waktu
itulah Tuhan akan membangkitkan keturunannya dan dari
keturunanmulah yang akan mendirikan rumah bagi namaku dan Aku
akan mengokohkan tahta kerajaannya untuk selama-lamanya.
Kemudian Tuhan menyampaikan bahwa Ia sendirilah yang akan
menjadi Bapanya, namun jika ia melakukan kesalahan maka aku sendiri
yang akan menghukumnya dengan rotan. Selanjutnya Tuhan juga
menyampaikan bahwa kasih setia-Nya tidak akan hilang dari padanya.
2.6. Ayat 15-17 Memperlihatkan bagaimana Kasih Setia Tuhan Bagi
Generasi Daud sekalipun Ia melakukan kesalahan, namun rotan dan
dengan pukulan yang akan mendidiknya namun Tuhan
memperlihatkan kasih setia-Nya dengan memberikan keluarga dan
kerajaannya akan kokoh selama-lamanya.

23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3. PENERAPAN
3.1. Kasih setia-Ku tidak akan hilang darinya, Itulah ungkapan janji
penyertaan Tuhan bagi keturunan Daut, ia adalah Raja yang diberikan
segala kelimpahan, oleh Tuhan, sehingga dalam kelimpahan itu ia
memiliki kerinduan hati untuk membangun rumah bagi Tuhan,
kerinduan Daud untuk membatasi Tuhan hanya di Yerusalem, namun
Tuhan tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga apa yang
direncanakan, bukan daud yang akan membangunnya, namun apa
yang di rencanakann daud, justru Tuhan tidak berkenan, sebab
tangan Daud kotor karena membunuh.
3.2. Bukan Saul. Bukan Daud yang akan membangun tetapi keturunannya,
sekalipun keturunannya melakukan kesalahan, ganjaran akan di
berikan dengan rotan dan pukulan, tetapi itu merupakan proses
pendidikan yang diberikan oleh Tuhan, dan tidak membatasi kasih
setia Tuhan bagi generasi Daud.
3.3. Kita merupakan generasi Daud pada masa kini, kita tidak dapat
membatasi kuasa Tuhan hanya oleh ruang dan waktu, rotan dan
pukulan akan selalu mewarnai hidup kita, itulah bagian dari Kasih
setia Tuhan, supaya kita lebih mengenal kasih setianya di dalam
kehidupan kita. Amin

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu II


1) Nyanyian Mazmur 150 : 1-2
2) Nyanyian Rohani 136 : 3
3) Nyanyian Rohani 137 : 4
4) Nyanyian Rohani 144 : 2
5) Nyanyian Kidung Jemaat 403 : 1 dst
6) Nyanyian Rohani 122 : 1-2

24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU,10 JANUARI 2021


KALENDER GEREJAWI : HIJAU DIIKUTI PUTIH-PERJAMUAN AWAL TAHUN
PEMBACAAN ALKITAB : I KORINTUS 11 : 17-34,
TEMA : PERBUATLAH INI MENJADI PERINGATAN
AKAN AKU.

1. PENDAHULUAN
Melakukan sesuatu hal secara berulang-ulang dengan maksud agar kita dapat
mengingatnya dan dapat tertanam dalam hati batin kita agar menjadi sebuah
pengingat terhadap sebuah peristiwa,tetapi juga ada bahaya jika sesuatu
yang berulang-ulang dilakukan tanpa makna akan menjadi sebuah kebiasaan.
Supaya kita tidak jatuh dalam kebiasaan yang tak bermakna maka kita
harus memposisikan diri kita seperti para murid yang pada malam terakhir
sebelum Yesus mengalami penderitaan dan di tangkap duduk dan makan
bersama-sama dengan dia jadi peristiwa perjamuan adalah sebuah peristiwa
reuni dengan Yesus dan membangun kembali memori kita dengan Yesus
dalam sebuah perjamuan terakhir.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 17-34 Perjamuan Tuhan ( ayat 20 ) atau Perjamuan Kudus
melambangkan dan mengambarkan akan kematian Yesus Kristus atas
dosa-dosa manusia dan melalui iman, kita dipersekutukan dengan
Tuhan Yesus Kristus dan semua orang percaya.
2.2. Ayat 18-19 Rasul Paulus mengakui bahwa dalam jemaat ada
perbedaan diantara anggota gereja, dan perbedaan itu apabila di
biarkan akan berkembangan dan menimbulkan perpecahan dan
merusak jemaat, tetapi ia juga mengatakan bahwa perpecahan itu
perlu ada agar kita dapat mengetahui siapakah diantara mereka yang
akan bertahan dalam perpecahan itu.
2.3. Ayat 21-22 Peristiwa perjamuan kudus yang dilakukan pada gereja
mula-mula adalah sebuah pesta atau makan bersama yang diikuti
dengan perayaan perjamuan kudus. Dan praktek ini kemudian
dilakukan di Korintus ada yang makan lebih dahulu dan ada yang dari
belakang dan tidak kebagian (lapar), dan tidak memperlihatkan ciri
kasih dan kebersamaan dalam pesta itu untuk memasuki perjamuan,
sikap ini kemudian Paulus mencela mereka.
2.4. Ayat 24-25 Jemaat mula-mula mengingatkan perjamuan Tuhan
diadakan pada malam perjamuan Paskah (Lukas 22:13-20 ), sama seperti
perayaan pembebasan orang Israel dari Mesir dan pembebasan orang
percaya dari dosa-dosa melalui kematian Yesus. Ada banyak pendapat

25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

a g e ga a a bah a e i a Ye be a a I i ah T b hK maka
ada yang mengatakan itu menunjukan bahwa itu benar-benar tubuh
jasmani Yesus, ada yang mengatakan bahwa roti dan anggur itu tidak
berubah, tetapi Yesus hadir bersama roti dan anggur, tetapi ada yang
mengatakan bahwa roti dan anggur itu hanya lambang.
Tetapi orang-orang Kristen bersepakatan bahwa dalam berbagai
bentuk seperti apapun roti dan anggur itu telah menguatkan iman kita
secara rohani bahwa Kristus telah hadir dalam perjamuan itu. Sebab
dalam PB orang dapat datang kepada Kristus tanpa melalui seorang
imam, jadi PB itu menyempurnakan (Yer 31:31-34). Jadi makan
perjamuan mengingatkan akan kematian Kristus, kedatangan-Nya dan
komitmen kita dalam melayani Dia, Ye aa a Pe b a ah ini,
setiap kali kamu meminumnya, e jadi e i ga a a a A .
2.5. Ayat 27-34 Dalam situasi itu Paulus memberikan beberapa petunjuk
khusus dalam Perjamuan Kudus agar kita dapat mempersiapkan diri
sebelum masuk dalam perjamuan Kudus yaitu, (1) Kita menerima
perjamuan kudus dengan penuh pertimbangan bahwa kita sedang
memberitakan kematian Kristus karena dosa-dosa kita, (2) Kita harus
menerimanya dengan selayaknya,dengan penuh penghormatan dan
penghargaan, (3) kita harus menguji diri kita sendiri, membereskan
setiap dosa yang belum diakui atau sikap dendam yang ada dalam
diri kita sebelum masuk dalam perjamuan, (4) Dalam perjamuan kita
juga harus memikirkan orang lain yang berkekurangan dan terlantar
dan menunggu sampai semua orang hadir dan makan secara tertib
dengan cara yang seragam (11 :33).

3. PENERAPAN :
3.1. Melalui perjamuan kudus kita dingatkan untuk tidak mempersoalkan
perbedaan, identitas dan status sosial dari kepelbagaian kita sambil
kita ingat bahwa Yesus Kristus mati untuk mempersatukan kita.
3.2. Dalam perjamuan ini kita diingatkan untuk saling berbagi dengan tidak
memperhatikan kepentingan sendiri dari pada kepentingan orang lain.
3.3. Perjamuan Kudus mengingatkan kita akan kematian Yesus dalam
menebus dan membaskan kita dari dosa dan berharap akan
kedatangannya melalui ketaatan dalam melayani Tuhan.
3.4. Orang-orang yang datang dalam perjamuan itu harus memiliki
perasaan rindu dalam persekutuan bersama dengan orang-orang
percaya lainnya dan mempersiapkan diri secara baik untuk masuk
dalam Perjamuan Kudus. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI DISIAPKAN PELAYAN SAKRAMEN PK.

26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 17 JANUARI 2021


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 105 : 1- 45
TEMA : PUJILAH ALLAH KARENA KEBAIKANNYA

1. PENDAHULUAN
Waktu hidup manusia di dunia ini, terdiri dari tiga masa, yaitu masa lalu,
masa kini dan masa yang akan datang. Masa lalu adalah masa yang sudah
berlalu, masa kini adalah masa yang sedang berlangsung sedangkan masa
depan adalah masa yang masih dinantikan kedatangan-Nya. Masa kini ada
karena ada masa lalu dan masa depan ditentukan oleh masa kini. Dan hidup
manusia di masa kini dapat terjadi karena segala perbuatan Allah, segala
kebaikan dan pemeliharaan Allah di masa lalu (lampau). Hidup yang sedang
dijalani dalam berbagai peristiwa di masa kini tidak terlepas dari pengendalian
Allah yang maha kuasa, dan masa depan pun ditentukan oleh Allah. Bangsa
Israel dalam perjalanan hidup pribadi maupun sebagai suatu bangsa pun tidak
terlepas dari pertolongan, perlindungan dan penjagaan Allah yang maha kuasa
baik di masa lampau, masa hidup yang ketika itu dijalani maupun masa depan
bangsa itu, seperti yang di tulis dalam kitab Mazmur.

2. PENJELASAN TEKS
Mazmur ini terdiri dari 45 ayat, yang di dalamnya pemazmur
mengungkapkan berbagai peristiwa dan pengalaman bangsa Israel bersama
dengan Tuhan Allah, di masa lampau ;
2.1. Ayat 1-6, Merupakan sebuah ajakan kepada kaum keturunan Abraham
dan Yakub, serta orang-orang pilihan-Nya, (6) agar ; mereka memuji dan
memuliakan Tuhan dalam nyanyian mazmur (2) memperkenalkan
segala perbuatan Tuhan kepada segala bangsa (1) mereka juga diajak
untuk membicarakan namaNya (2) dan bermegah didalam Tuhan (3),
serta selalu mencari Tuhan dan kekuatan-Nya (4) Mereka diminta untuk
selalu ingat perbuatan- perbuatan ajaib yang dilakukan oleh Tuhan dan
penghukuman-penghukuman yang diucapkanNya (5)
2.2. Ayat 7-11, dimulai dengan sebuah penegasan keyakinan, pengakuan
iman bahwa ; Dialah Tuhan, Allah kita, dan di seluruh bumi berlaku
penghukuman-Nya, (7). Allah telah mengikat perjanjian dengan
umat-Nya melalui Abraham, Ishak, dan Yakub, (8-10) Perjanjian yang
diikat itu menjadi ketetapan yang bersifat abadi. Tidak ada seorang

27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

pun yang dapat menggagalkan atau pun membatalkannya karena


Allah sendiri yang mengikatnya. Sekalipun umat Allah berulang kali
melakukan dosa dan kegagalan dihadapan Tuhan, namun perjanjian
Allah dengan umat-Nya tidak akan berubah, sebab Allah sendiri yang
menjaminnya. Dalam perjanjian itu, terkandung janji Allah bagi umat-
Nya tentang tanah perjanjian yang akan menjadi milik pusaka bagi
umat Allah, (11).
2.3. Ayat 12-15, menceriterakan kisah pemeliharaan Tuhan kepada umat
pilihan-Nya, ketika jumlah mereka masih kecil, (12-13). Tuhan tidak
membiarkan bangsa-bangsa lain mengusik dan menindas mereka, (14-
15). Jika ada bangsa lain yang menindas atau mengusik umat pilihan
Tuhan dan nabi-nabi-Nya maka Tuhan sendiri akan bertindak
menghukum bangsa-bangsa itu, (14).
2.4. Ayat 16-22, secara singkat mengisahkan sejarah bangsa Israel pada
masa Yusuf. Ketika akan terjadi bencana kelaparan di Tanah
Palestina, Yusuf di utus dengan cara yang sulit di terima menurut
logika kita, (17-18). Namun Allah mempunyai rencana yang indah
dibalik semua itu. Yusuf diutus untuk dapat mengatasi, krisis ekonomi
yang akan terjadi di Tanah Palestina itu.
2.5. Ayat 23-36, Merupakan bagian yang menjelaskan pertambahan
jumlah orang Israel di Mesir dan pembebasan mereka dari Mesir.
Melalui peristiwa yang dialami oleh Yususf, selanjutnya ia menjadi
pemimpin yang disegani karena kearifannya. Pada masa itu Israel
(Yakub dan anak-anaknya) datang dan menetap di Mesir, (23). Tuhan
membuat mereka bertumbuh subur dan berkembang-biak di sana,
Tuhan membuat mereka semakin banyak di negeri itu, (24). Hal itu
menimbulkan kecemasan bagi orang-orang Mesir, sehingga timbul rasa
benci disertai penindasan, (25). Mereka dijadikan budak, dipaksa
untuk melakukan kerja paksa yang tidak berperikemanusiaan. Maka
diutuslah Musa dan Harun untuk membebaskan mereka dari Mesir
(26-27). Untuk itu mereka mengadakan banyak mujisat dan
perbuatan ajaib atas nama Tuhan,(28-36).
2.6. Ayat 37-38, dalam bagian ini dikisahkan tentang pembebasan Israel
dari Tanah Mesir. Dalam proses pembebasan itu mereka membawa
serta emas dan perak (37), bahkan mereka pergi tanpa dihalangi oleh
orang-orang Mesir, sebab kepergian bangsa Israel merupkan
pembebasan juga bagi orang-orang Mesir yang mulai ketakutan,(38).

28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.7. Ayat 39-45, pada bagian ini mengisahkan perjalanan pembebasan yang
dialami oleh bangsa Israel. Tuhan tetap memelihara umatNya. Tanda-
tanda penyertaan Tuhan, dapat terlihat pada ayat-ayat sebelumnya
namun diantaranya juga dalam bentuk tiang awan, (39), melalui
makanan ; burung puyuh dan manna, (40) serta minuman, (41). Semua
itu Allah lakukan, karena Allah tidak pernah lupa akan perjanjianNya
dengan umatNya, yaitu melalui Abraham, bapa leluhur. Tuhan setia
pada janji-Nya dengan tetap memelihara umat-Nya, (43-44), agar umat
Tuhan pun tetap setia mengikuti ketetapan Tuhan,(45)

3. PENERAPAN
Firman Tuhan dalam kitab Mazmur 105 : 1-45, memperlihatkan kepada kita
bahwa:
3.1. Allah setia dan selalu ingat pada janjiNya kepada umat pilihan-Nya
3.2. Umat Israel diingatkan supaya tetap percaya bahwa Allah itu Tuhan.
Allah mengasihi mereka dengan kasih yang kekal, melalui ikatan
perjanjian kepada nenek m ang me eka. Begi j ga ke ada ki a .
3.3. Karena kasih-Nya kekal, maka bangsa Israel diminta untuk bersyukur
selalu kepada Tuhan, mencari Tuhan dan kekuatan-Nya serta di tuntut
untuk tetap mengikuti ketetapan Tuhan selamanya.
3.4. Demikian pula, sebagai orang percaya kita perlu menoleh ke belakang
melihat perjalanan hidup kita bersama dengan Tuhan maka kita
diingatkan bahwa Allah setia memelihara hidup kita dengan demikian
seharusnya kita berterima kasih selalu pada Tuhan, dengan mencari
Tuhan dan kekuatan-Nya, memuji dan memuliakan Tuhan selalu,
serta memperkenalkan segala perbuatan Tuhan kepada segala bangsa,
membicarakan nama-Nya dan bermegah di dalam Tuhan karena kita
tentu telah mengalami banyak kebaikan yang Tuhan kerjakan dalam
hidup kita di masa yang telah be lal da i hid ki a .. T han
berkati kita dengan FirmanNya. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu I


1) Nyanyian Mazmur 105 : 1-2
2) Nyanyian Kidung Jemaat 35 : 1
3) Nyanyian Kidung Jemaat 35 : 2
4) Nyanyian Rohani 79 : 1- 2
5) Nyanyian Rohani 129 : 1-3
6) Nyanyian Kidung Jemaat 438 : 1-3

29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 24 JANUARI 2021


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : ULANGAN 7:1-11
TEMA : ALLAH SETIA KEPADA JANJINYA

1. PENDAHULUAN
Israel adalah bangsa pilihan Allah, sebagai bangsa pilihan, bukan berarti
Israel akan hidup bebas, tanpa rambu-rambu yang akan mengingatkan
perjalan hidup mereka, tentu ada aturan supaya Israel dapat melihat
bagaimana hidup yang berkwalitas, sebagai bangsa pilihan Allah, hidup
kwalitas seperti apa? Dengan menyadari bahwa Israel hanyalah bangsa
yang kecil dari segala bangsa, yang hidup hanya pada kemurahan Tuhan.
Sebagai bangsa yang kecil Allah menunjukan kasih setianya dengan
menumpas bangsa-bangsa yang memiliki ketahan dan kukuatan lebih
kuat dari Israel, dengan memberikan kemenangan kepada mereka
dengan memukul kalah musuh-musuhnya. Israel juga diminta untuk
hidup kudus dengan tidak bergaul dengan bangsa-bangsa lain, sebab bisa
saja Israel gagal dalam melaksanakan apa yang harus dilaksanakan dan
jatuh pada penyembahan berhala, untuk itu ia diminta untuk tetap setia
kepada Tuhan, dengan hidup kudus dan setia kepada Allah dan tetap
menujukan kasih setiaNya.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-2. Memperlihatkan ketegasan yang disampaikan kepada Israel,
bagaimana penyertaan dan kasih setia Allah yang membawa Israel
masuk ke negeri yang telah di janjikan kepada nenek moyangnya,
serta mendudukinya, tidak hanya menyertai, tetapi Ia juga menghalau
banyak bangsa dari depannya, walaupun Israel merupakan suku yang
sangat kecil dari segi jumlah tidak sebanding dengan bangsa lain yang
banyak jumlahnya, serta kuat dalam pertahanan, Namun israel di
perlihatkan untuk melihat bagaimana Allah mengasihi mereka supaya
hidup sebagai bangsa pilihan, bukan berrti Israel diajarkan untuk
membenci bangsa lain, tetapi sebagai bangsa pilihan hidup dalam
kesetiaan dan ketaatan serta kekudusan, oleh sebab itu Israel diminta
untuk menunjukan siapa dirinya sebagai umat yang kecil dalam sikap
hidupnya, Israel juga dilarang untuk mengadakan perjanjian, sebab
Israel merupakan bangsa yang gagal dalam melaksanakan perintah.

30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.2. Ayat 3 4 Berbicara tentang beberapa Larangan kepada Israel


untuk tidak kawin mengawini dengan mereka, mengapa karena
Israel merupakan bangsa Pilihan, sebagai bangsa pilihan memiliki
hubungan yang erat, seperti hubungan ikatan pernikahan antara
Allah dan Israel, didalam hubungan pernikahan ini, Israel diminta
untuk setia dan tidak bergaul dengan mereka, karena Israel bisa saja
gagal dalam menjaga relasinya dengan Tuhan dan beribadah
kepada allah mereka. Selanjutnya, jika Israel gagal dalam bergaul,
penghukuman juga akan diberikan kepada mereka, sehingga israel
diminta untuk tetap menjaga relasinya dengan Tuhan dalam sebuah
hubungan yang akrab dan dekat denganNya.
2.3. Ayat 5 8 Selanjutnya sebagai bangsa Pilihan, Israel diminta untuk
hidup dalam kesetiaan dan Kekudusan, maka ada perintah yang
mesti dilakukan yaitu : mesba-mesba mereka harus di robohkan,
tugu-tugu berhala harus di remukan, tiang-tiang berhala harus di
hancurkan, patung-patung berhala harus di bakar habis. Mengapa
karena Israel bisa saja tidak setia dan taat serta tidak menjaga
kekudusan mereka dan akan masuk dalam sebuah penyembahan
berhala, maka untuk menjaga hidup yang setia dan kudus, maka
mesbah harus di robohkan, maka dengan begitu Israel akan tetap
setia kepada Tuhan yang membawah mereka keluar dari tanah
perbudakan untuk hidup di negeri yang telah dijanjikan kepada
mereka.
2.4. Ayat 9- 11 Memperlihatkan, bagaimana Allah itu setia, memegang
perjanjian dan kasih setiaNya, kepada orang-orang yang mengasihi
dan berpegang pada perintahNya, perjanjian dan kasih setianya
tidak dibatasi pada generasi tertentu, tetapi sampai beribu-ribu
keturunan, selanjutnya, setiap orang yang membenci-Nya, Ia
langsung mengadakan pembalasan, untuk itu Israel diminta untuk
berpegang pada perintah: ketetapan dan peraturan, bukan saja
untuk di pegang, tetapi hal yang terpenting adalah untuk dilakukan
sebagai bangsa pilihan.

3. PENERAPAN
Allah setia kepada janjiNya, dengan mengantar umat Israel masuk ke
Negeri yang telah dijanjikan kepada nenek moyangnya, kemudian Israel

31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

diingatkan bahwa ia hanyalah bangsa yang kecil, yang tidak memiliki


kekuatan dan pertahanan yang kuat, namun karena kasih Allah dapat
menghalau segala musuhnya. Jika kita dapat memasuki Tahun 2021, kita
juga diingatkan bahwa kita adalah umat ciptaan yang sangat kecil,
penyertaan dan perlindungan Tuhan boleh menyertai kita, apalagi di akhir
tahun 2019 sampai tahun 2020, dunia dilanda oleh Badai yaitu Virus
C d 19, e a i kita boleh melihat kasih Allah menyertai kita memasuki
Tahun yang baru, untuk itu kita juga diingatkan untuk menjaga dan
membangun relasi kita dengan Tuhan. Karena Ia adalah Allah yang setia
kepada janjiNya, janji tentang perlindungan yang tidak dibatasi oleh
generasi-generasi tertentu, untuk itu segala peraturan yang mengatur dan
mengarahkan hidup kita mesti kita Ingat serta melakukannnya. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu II


1. Nyanyian Rohani 11:1-2
2. Nyanyian Rohani 136:1-2
3. Nyanyian Rohani 137:1
4. Nyanyian Rohani 77:4
5. Nyanyian Rohani 133: 1-dst
6. Nyanyian Rohani 181:1-4

32
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 31 JANUARI 2020


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : IBRANI 9 : 11 28
TEMA : YESUS KRISTUS MENJADI PENGANTARA
PERJANJIAN BARU

1. PENDAHULUAN
Dalam tubuh manusia, darah sangat penting. Darah menyangkut soal
hidup. Ada orang yang dapat hidup karena bantuan (donor) darah orang
lain. Tidak sedikit orang yang harus cuci darah untuk tetap hidup. Dalam
kehidupan berbangsa, ada para pahlawan yang rela berkorban darah dan
nyawa demi masa depan bangsa. Itu membuktikan bahwa pengorbanan
darah sangat berharga dan bermakna.
Hari ini kita akan belajar dan melihat bahwa pengorbanan darah Yesus
lebih lagi berharga dan bermakna dalam kehidupan manusia.

2. PENJELASAN TEKS
Dari perikop pembacaan ini, kita akan melihat beberapa hal yang tercatat
disini :
2.1. Kemah Suci merupakan tempat yang dikhususkan. Artinya ada
kesakralan terlihat disini. Umat Israel tidak bisa melihatnya biasa saja,
tapi umat Israel harus memandangnya sebagai bentuk kehadiran Allah
di tengah-tengah mereka (ay.11-12).
2.2. Pada masa Perjanjian lama jalan menuju tempat kudus itu belum
terbuka. Para Imam yang masuk kedalam Kemah Suci membutuhkan
darah domba jantan dan darah lembu muda untuk menyucikan yang
najis. Tapi dalam masa Perjanjian Baru jalan menuju tempat kudus
telah terbuka dan darah Yesus sendirilah yang menyucikan manusia
dari dosanya. Artinya darah Yesus menjadi jalan atau pengantara
umat kembali berkenan kepada Allah. Dengan demikian siapa saja
dapat datang kepada Allah, tanpa lagi ada jurang pemisah karena
dosa manusia. (ay.13-15).
2.3. Hanya melalui kematian si pembuat wasiat maka harta warisan bisa
diturunkan kepada ahli warisnya (ay. 16-17). Darah melambangkan
kematian. Darah domba dan lembu yang dikorbankan melambangkan
pengampunan dosa bagi semua orang yang menerimanya dengan

33
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

iman (ay.18-22). Darah Kristus yang dicurahkan merupakan warisan,


yaitu keselamatan, yang diberikan-Nya kepada semua orang yang
percaya kepada-Nya. Kematian Kristus mengampuni dosa dan
menyucikan hidup.

3. PENERAPAN
Dari penjelasan teks diatas, maka yang yang mau disampaikan buat kita,
adalah :
3.1. Membangun kemah suci ditengah kehidupan berjemaat, pribadi dan
keluarga. Dalam hal ini kita perlu melihat kemah suci dalam konteks
kita sekarang, adalah gedung gereja. Pada jaman sekarang kesakralan
Rumah Tuhan tidak lagi terlihat. Orang tidak lagi melihat gereja
sebagai bentuk kehadiran Allah ditengah-tengah Jemaat. Tapi orang
melihat gereja hanya sebagai gedung yang didalam ada otoriter, ajang
penonjolan diri, ajang argumentasi, tapi orang juga mempergunakan
gereja sebagai sarana untuk mendapatkan sesuatu dari apa yang sudah
dia lakukan didalamnya, sehingga seenaknya menyalahgunakan
keuangan gereja, tapi gereja juga tidak jarang dijadikan sebagai
tempat untuk menyatakan isi hati kepada lawan jenis. Kemah Suci
sudah menjadi rusak karena kepentingan-kepentingan manusia.
3.2. Kemah Suci dapat juga kita lihat dengan keluarga yang membangun
Mesbah Doa di tengah-tengah keluarga. Mesbah Doa yang di bangun
disetiap keluarga, perlu sadari adalah karena seluruh anggota keluarga
menginginkan kehadiran Allah di tengah-tengah keluarga. Karena itu
ini harus di lihat bukan sebagai sebuah rutinitas tapi harus di lihat
sebagai suatu sikap yang rindu untuk mendekatkan diri dan mengenal
Yesus lebih baik lagi.
3.3. Tidak ada lagi sekat atau jurang pemisah antara Allah dan manusia,
karena sesungguhnya Yesus telah menjadi jalan menuju kepada
keselamatan. Pengorbanan yang di bayar Yesus melalui darah-Nya
begitu besar dan mahal. Dia memberi hidup-Nya kepada setiap orang
yang percaya kepada-Nya, oleh sebab itu kita tidak boleh sia-siakan
pengorbanan-Nya. Apa yang harus kita lakukan ? Hiduplah berkenan
kepada-Nya atau dengan kata lain ada perubahan hidup didalam
Yesus dan layanilah Yesus dengan kekudusan tubuh kita dan

34
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

saksikanlah pengorbanan-Nya kepada orang lain agar mereka pun


mengalami pengampunan dan penyucian Yesus.
3.4. Warisan keselamatan telah disediakan kepada ahli warisnya artinya
warisan keselamatan itu akan diberikan kepada setiap orang yang
percaya kepada-Nya. Dengan demikian yang menjadi persyaratan
menjadi ahli waris adalah orang yang mempunyai hubungan yang
dekat, dia sudah mengenal dan dekat dengan Yesus. Di sini
membuktikan bahwa hanya orang yang dekat dengan Yesus, yang
mengenal Yesus dan yang melakukan kehendak Yesus sajalah yang
mendapatkan warisan itu. Apakah kita tergolong disitu ? Kalau belum
termasuk, mari kita mulai benahi hidup pribadi, keluarga dan
persekutuan kita di tahun yang baru ini. Udanglah Yesus masuk dalam
hidup pribadi, keluarga dan persekutuan kita, sehingga Kristuslah yang
berkarya dalam seluruh kehidupan kita. Dan kita dapat menikmati
anugerah dan berkat-berkat Tuhan ditahun yang penuh rakhmat ini.
Tuhan Yesus menolong dan memberkati ! AMIN.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu.I.


1. Nyanyian Mazmur 150 : 1 2
2. Nyantian Mazmur 6 : 1
3. Nyanyian Rohani 183
4. Nyanyian Rohani 119 : 1 7
5. Nyanyian Rohani 77 : 4
6. Kidung Jemaat 356 : 1 - 2

35
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

JUMAT 05 FEBRUARI 2021


KALENDER GEREJAWI : MERAH
PEMBACAAN ALKITAB : II TIMOTIUS 4 : 1 5
TEMA : KUASAILAH DIRIMU DAN BERITAKANLAH
INJIL KRISTUS (ayat 5)

1. PENDAHULUAN
Pembacaan 2 Timotius 4:1-5 e a a Pesan Pastoral Pa e ada
Timotius (pasal 1:2) yang berisi nasehat, himbauan, serta peringatan berkenaan
dengan tugas pemberitaan Injil yang dilakukannya. Paulus memohon kepada
T , Pe a Pa a Pe a a a . Ka a e a be a
jangan tinggalkan, jangan abaikan, jangan lupakan panggilan pelayananmu
yang bersumber dari Allah, yaitu panggilan pelayanan untuk memberitakan
Injil Kristus. Pa e e a a a da a a a 1, D ada a A a da
K Ye a be e a e ada de a -sun .
Mengapa Paulus berpesan kepada Timotius agar memenuhi panggilan
pelayanannya dengan sungguh-sungguh?
Karena yang memanggil untuk pelayanan pemberitaan Injil adalah Allah,
bukan manusia. Jadi panggilan untuk melayani mencerminkan hubungan
Allah dan orang percaya yang di panggil atau di pilih, di lindungi dan
dipercayakan menyaksikan nama dan kuasa-Nya melalui pelayanan
pemberitaan Injil. Paulus dalam Perjanjian Baru sering menggunakan kata
panggilan sebagai undangan dari Allah kepada seseorang atau kelompok
orang untuk dilibatkan dalam pelayanan pemberitaan Injil. Karena itu,
panggilan pelayanan mempersatukan manusia dengan Allah. Panggilan
seseorang menunjukkan bahwa Allah yang telah memanggilnya. Dengan
demikian orang yang di panggil Allah adalah orang yang diposisikan
sebagai pelaku pelayanan untuk memberitakan Injil. Jadi panggilan
pelayanan menuntut ketaatan, penyerahan diri dan kepercayaan untuk
melakukan pelayanan yang dipercayakan Allah, Yesus Kristus dan Roh
Kudus. Inilah alasan Paulus berpesan kepada Ti : Penuhilah
Panggilan Pelayananmu.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1. Ayat ini berisi pernyataan dan penegasan rasul Paulus mengenai
kebenaran yang mendasari pesannya kepada Timotius. Paulus

36
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

menyakinkan bahwa pesan panggilan pelayanan tidak bersumber atau


berasal dari dirinya, tidak bersumber atau berasal dari ide dan temuan
oleh pengetahuan manusia, tetapi bersumber dari Allah. Itulah
sebabnya, Paulus memulai perikop ini dengan mengatakan :
Dihada a A ah da K i Ye a g aka e ghakimi orang
yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-
gg h de i e a aa -Nya dan kerajaan-Nya. A a i i
mengandung beberapa makna dan prinsip kebenaran;
1) Paulus penyampaikan pesan beralaskan kuasa Allah dan Kristus
Yesus, bukan atas nama dan bukan berdasarkan kebenarannya,
kehendaknya sendiri.
2) Paulus tidak saja menyebut nama Allah dan Kristus Yesus yang
menjadi dasar pesannya, tetapi juga menyakinkan Timotius bahwa
Allah dan Kristus Yesus berkuasa menghakimi orang yang hidup
dan yang mati. Hal ini menyatakan pembelaan Paulus terhadap
kebenaran pesan pastoralnya kepada Timotius.
3) Paulus menyampaikan pesan ini bukan dengan terpaksa, atau asal-
asal saja, tetapi berdasarkan kebenaran yang nyata dalam karya
keselamatan Allah dalam diri Kristus Yesus. Karena itu, Paulus
be ka a: ak berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi:
penyataan-Nya dan demi: kerajaan-N a.

2.2. Ayat 2. Ayat ini berisi pernyataan Paulus, atas nama Allah dan Kristus
Yesus, atas kuasa Allah dan Kristus Yesus yang menghakimi orang
hidup dan yang mati, demi penyataan Allah dan demi kerajaan Allah,
maka Paulus menasihati dan mengarahkan Timotius;
1) Beritakanlah firman. Bagi Paulus, memberitakan firman bukan
sekedar tugas, tetapi merupakan hak setiap orang percaya yang
telah menerima anugerah keselamatan Allah. Jadi siapa yang hidup
dalam Kristus Yesus adalah pemberita Injil (Firman). Karena itu,
memberitakan firman adalah hak Timotius sebagai orang yang telah
diselamatkan.
2) Siap sedialah: baik atau buruk waktunya. Bagi Paulus Firman atau
Injil harus diberitakan dalam segala waktu, baik atau buruk. Karena
itu, Timotius harus mempersiapkan diri dalam segala waktu,

37
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

apapun keadaannya untuk memberitakan firman. Sebab


memberitakan Firman adalah panggilan setiap orang percaya.
3) Nyatakan yang salah. Paulus berpesan, Timotius tidak boleh
membenarkan suatu kesalahan. Apa yang salah harus dinyatakan
salah. Sikap ini adalah keadilan yang sesuai dengan keadilan dan
kebenaran Allah. Timotius tidak boleh menyenangkan hati orang
yang bersalah untuk mencari pujian atau popularitas dengan cara
membenarkan suatu kesalahan. Timotius tidak boleh bersepakat
dengan kesalahan karena hubungan suku, keluarga dan
persahabatan.
4) Tegorlah dan nasihatilah dengan: kesabaran dan pengajaran. Bagi
Paulus, Timotius mempunyai wibawa atas kebenaran Firman untuk
menegor dan menasihati siapa saja yang menyimpang dari
kebenaran Allah. Tetapi tegoran dan nasihat itu harus disampaikan
dengan kesabaran dan berisi pengajaran yang mendidik supaya
dapat diterima dan membaharui kehidupan.

2.3. Ayat 3. Mengapa Paulus memesan agar Timotius menegor dan


menasihati dengan kesabaran dan pengajaran? Supaya jangan orang
menolak dan meninggalkan didikan Firman yang diberitakan. Karena
akan datang waktunya;
1) Orang tidak lagi menerima ajaran sehat, yaitu ajaran yang tidak
bersumber pada kebenaran firman Allah.
2) Orang mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk:
memuaskan keinginan telinganya. Orang lebih suka mengikuti
guru-guru atau pengajar-pengajar yang mengajar keinginan,
kepuasan, dan kesenangan duniawi.
2.4. Ayat 4. Mereka yang di maksud dalam ayat 3, memalingkan
telinganya dari kebenaran dan membuka telinganya bagi dongeng.
Orang tidak lagi mau mendengar dan hidup menurut kebenaran
Allah, tetapi lebih suka mendengar dongeng.
2.5. Ayat. 5. Ayat merupakan nasihat kepada Timotius, bahwa di tengah
berbagai tantangan yang di hadapi harus tetap; (1) Menguasai diri
dalam segala hal. )2) Sabar menderita. (3) Lakukan pekerjaan
pemberita Injil. (4) Tunaikan tugas pelayanan.

38
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3. PENERAPAN
Bertepatan dengan perayaan syukur dalam rangka memperingati pekerjaan
pekabaran Injil Yesus Kristus yang ke-165 tahun (5 Februari 1855 5
Februari 2020), maka PESAN FIRMAN ALLAH bagi: Gereja Kristen Injili di
Tanah Papua, bagi para Pelayaan, dan seluruh warga jemaat, bahwa :
3.1 Injil adalah kekuatan Allah (Rm 1:16) yang telah menghadirkan
peradaban baru bagi penduduk tanah Papua. Dahulu kita adalah anak-
anak gelap, tetapi karena Injil kita telah memperoleh gelar kehormatan
yang baru: sekarang kita adalah anak-anak terang di dalam Tuhan (Ef
5:8). Perayaan 165 tahun pekabaran Injil di tanah Papua memanggil
kita untuk hidup sebagai anak-anak terang berdasarkan Injil Kristus.
3.2 Perayaan syukur 165 tahun pekabaran Injil di tanah Papua hari ini
memberi hak bagi GKI, para pelayan dan warga jemaat untuk
BERITAKAN FIRMAN, BERITAKAN INJIL: baik atau tidak baik
waktunya, nyatakan apa yang salah, tegor dan nasihati sesama dengan
segala kesabaran dan pengajaran menurut Injil.
3.3 Hari ini kita mendengar Injil, kita dipersatukan oleh Injil. Tetapi kelak
akan datang waktunya, orang tidak lagi mau mendengar Injil, tidak
mau bersekutu, tidak mau menerima ajaran sehat, mereka akan
mengikuti guru-guru, para pengajar duniawi untuk memuaskan
keinginan telinga mereka. Inilah peringatan bagi kita, agar menguasai
diri menurut Injil, dan beritakan Injil terhadap sesama.
3.4 Di zaman yang terus berubah dan penuh tantangan, terbuka lebar
peluang banyak orang berbalik dari kebenaran Firman dan hidup
dalam kebenaran dongeng, kebenaran dan kesenangan yang
ditawarkan oleh manusia. Injil yang telah kita terima dan percayai
adalah kekuatan Allah.
3.5 Menjadi GKI, menjadi pelayan GKI dan warga jemaat GKI yang di
bangun atas Injil, tidak berarti aman dan tanpa masalah. Gereja, warga
jemaat akan menghadapi tantangan baru yang besar dan kompleks.
Karena itu, 165 tahun memberi pesan dan memanggil kita untuk:
menguasai diri kita dalam segala hal, sabar menderita, giat dalam
pekerjaan pemberita Injil, dan tunaikan tugas pelayanan dengan penuh
takut kepada Tuhan. Amin.
NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI
DISESUAIKAN DENGAN LITURGI HARI RAYA GEREJAWI

39
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU 07 FEBRUARI 2021


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : Filipi 1:27-30
TEMA : HID LAH E AI INJIL K I DAN
EG H DALAM IMAN ( 27)

1. PENDAHULUAN
Perikop pembacaan kita Filipi 1:27-30 merupakan bagian dari surat kiriman
Paulus kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus atau jemaat, para
penilik jemaat dan diaken (pasal 1:1). Kemudian hal yang menonjol dalam
surat ini adalah nasihat-nasihat kepada jemaat, para penilik jemaat dan
diaken yang berada di Filipi. Pertanyaan bagi kita, mengapa nasehat-
nasehat amat penting bagi orang-orang kudus atau jemaat, para penilik dan
diaken di Filipi?
Nasehat pada umumnya selalu berhubungan dengan hal yang baik. Nasehat
selalu berisi: teguran, petunjuk, ajakan, pelajaran, anjuran yang besifat baik
kepada seseorang atau kelompok orang agar hidupnya terpelihara, tertata
dan berada pada jalan yang baik, yang benar dan sesuai. Mengapa yang
baik, yang benar dan yang sesuai merupakan isi dan tujuan dari sebuah
nasehat? Karena semua yang baik, yang benar dan yang sesuai, itu yang
dikehendaki Allah bagi hidup manusia. Sedangkan berjuang berarti: suatu
tindakan untuk mencapai tujuan, merebut sesuatu dengan seluruh tenaga,
dan berusaha sekuat tenaga walaupun ada tantangan dan bahaya.
Dalam perikop pembacaan ini, Paulus menasihati jemaat, para penilik dan
diaken, supaya tetap berjuang. Tetap berjuang berarti jangan berhenti,
jangan abaikan, jangan lupakan, tetapi terus kerjakan, terus lakukan
walaupun ada tantangan dan bahaya yang di hadapi. Apa yang harus
diperjuangkan? Jemaat, para penilik dan diaken di Filipi berjuang untuk
apa? Mereka dinasihati supaya dalam situasi apapun, tetap menjaga,
memelihara dengan sekuat tenaga: berdiri dalam satu roh, sehati sejiwa
berjuang untuk iman yang timbul dari berita Injil.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 27. Paulus menasihati jemaat, para penilik dan diaken di Filipi
supaya hidup, bertingkah laku, berpikir dan berbuat sepadan atau
sesuai, seimbang dengan nilai-nilai kebenaran Injil Kristus. Paulus sangat

40
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

merindukan hal ini sehingga ia mengatakan, apabila aku datang, aku


melihat kemajuan hidupmu dalam Injil, dan apabila aku tidak datang,
aku mendengar, bahwa hidupmu teguh berdiri dalam satu roh, sehati
sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari berita Injil, dan kamu
tidak hidup dalam perpecahan, pertentangan, permusuhan, dan
perbedaan yang merusak persekutuan, iman dan Injil Kristus.
2.2. Ayat 28. Ayat ini merupakan penegasan lanjutan dari ayat 28 yang
berisi nasihat Paulus kepada jemaat, para penilik dan diaken supaya
jangan gentar, jangan takut, jangan kecut dan tawar hati, jangan
kuatir terhadap lawan. Paulus menonjolkan perbedaan, bahwa bagi
mereka yang melawan kamu, menentang kamu, hidup di luar Injil,
memaknai: teguh berdiri dalam satu roh, sehati sejiwa berjuang untuk
iman yang timbul dari berita Injil, merupakan tanda kebinasaan.
Tetapi bagi kamu tanda keselamatan yang datang dari Allah. Allah
menghendaki orang percaya hidup dalam kesatuan roh, sehati sejiwa
dalam iman yang ditimbulkan oleh berita Injil. Allah tidak
menghendaki hidup dalam perpecahan dan pertentangan.
2.3. Ayat 29. Ayat ini berisi penjelasan Paulus berkenan dengan mereka
yang dasar hidupnya berciri perpecahan, tidak ada kesatuan roh,
tidak sehati sejiwa, tidak beriman, dan hidup di luar Injil. Menghadapi
lawan-lawan, penentang-penentang, jemaat, para penilik dan diaken,
harus memelihara kesatuan roh, sehati sejiwa, beriman, hidup
menurut Injil. Jangan mudah dipengaruhi, jangan gentar, sebab kamu
dikaruniakan bukan saja untuk percaya, melainkan juga menderita
untuk Dia. Penderitaan orang percaya adalah tanda hidup dari iman
yang mengikuti teladan penderitaan Kristus. Penderitaan bukan nasib
buruk, bukanlah kegagalan hidup orang percaya. Inilah tanda yang
membedakan antara jemaat, para penilik dan diaken di Filipi dengan
lawan-lawan mereka.
2.4. Ayat 30. Ayat ini berisi pengalaman iman dan kehidupan Paulus yang
mau diperlihatkan sebagai contoh atau teladan bagi jemaat, para
penilik, dan diaken di Filipi. Itulah sebabnya, Paulus mengatakan yang
kamu alami, itu sama seperti yang dulu kamu lihat pada diriku, dan
sekarang kamu dengar tentang aku. Jadi Paulus memberi dirinya
menjadi contoh, teladan yang hidup supaya mereka pun hidup
menurut Injil dan teguh dalam iman seperti dirinya.

41
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3. PENERAPAN
Hidup sesuai dengan Injil dan teguhkan dalam Iman menunjuk kehidupan
yang didasarkan pada pola hidup seperti berikut:
3.1 Hidup kekristenan harus sepadan dengan Injil Kristus. Teguh berdiri
dalam satu roh, sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari
berita Injil, dan tidak hidup dalam perpecahan, pertentangan,
permusuhan, dan perbedaan yang merusak persekutuan, iman dan Injil
Kristus.
3.2 Orang Kristen dipanggil bukan hanya untuk percaya, tetapi juga
menderita karena Injil, menderita karena Yesus Kristus. Karena Yesus
telah memberi teladan dalam hal penderitaan. Itulah sebabnya,
menderita karena kebenaran, karena Injil adalah tanda hidup iman
kepada Yesus Kristus.
3.3 Jangan menderita karena berbuat jahat atau melakukan perbuatan yang
menyimpang dari kebenaran Injil.
3.4 Kebenaran Injil adalah kebenaran mutlak (kebenaran absolut) bagi
kehidupan Kristen. Itulah sebabnya, sekali percaya Injil dan menjadi
pengikut Kristus, hendaknya berpegang teguh, terikat, hidup menurut
Injil. Jangan melepaskan Injil Kristus karena didorong oleh situasi,
kepentingan, dan kesenangan pribadi.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI: MINGGU .I.


1) Mazmur 136:1,4
2) Mazmur 25:5
3) Rohani 132:5
4) Rohani 128:2
5) Rohani 132:1-7
6) Rohani 173:1-3

42
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU 14 FEBRUARI 2021


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KISAH PARA RASUL 26:12-23
TEMA : BA G AH DAN BERDIRILAH, AKU
MENETAPKAN ENGKAU SEBAGAI PELAYAN DAN
SAKSI (ayat 16)

1. PENDAHULUAN
Pengalaman Paulus bukan sekedar pengalaman biasa atau pengalaman yang
bersifat duniawi, melainkan pengalaman surgawi atau pengalaman yang
berhubungan dengan Tuhan. Paulus menyadari hidup masa lalunya yang
membenci para pengikut Kristus. Paulus mengejar dan rencana membunuh
mereka, hidupnya tidak beriman kepada Tuhan, hidupnya berlangsung di
luar kebenaran dan kehendak Tuhan. Tetapi Tuhan punya rencana besar
baginya sehingga terjadi mujizat di kota Damsyik, yaitu Tuhan bertindak
berjumpa dengannya dan membawanya pada jalan kebenaran. Atas dasar
kuasa Tuhan, hidup Paulus dibarui serta dipanggil untuk hidup dan berjalan
dalam kebenaran Tuhan. Itulah sebabnya, Paulus meninggalkan hidup lama
sebagai pemberontak terhadap Tuhan, dan memasuki hidup baru sebagai
rasul Tuhan yang amat setia memberitakan kebenaran dan menyerahkan
seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan. Pengalaman inilah yang kemudian
disebut pertobatan dan panggilannya. Arti pertobatan dan panggilan?
a) Pertobatan
Dalam Perjanjian Lama, ada dua kata Ibrani untuk pertobatan, yaitu nahum
dan shub. Kata nahum artinya: sedih dan memiliki keinginan kuat untuk
berubah. Sedangkan kata shub artinya: perubahan pikiran tentang dosa,
keputusan untuk meninggalkan dosa dan taat kepada Tuhan. Dalam
Perjanjian Baru, kata Yunani untuk pertobatan, yaitu metanoia. Artinya:
berputar atau berbalik 180 derajat, berhenti berjalan menuju suatu arah
atau tujuan tertentu, dan berjalan atau berbalik ke arah yang berlawanan.
b) Panggilan
Dalam Perjanjian Lama, kata Ibrani untuk Panggilan ialah qara. Dalam
Perjanjian Baru, kata Yunani kalein. Kata Kletos-memanggil, dan
klesis=panggilan. Jadi panggilan dalam Alkitab berarti: Tuhan
memanggil seseorang atau kelompok orang untuk diutus melayani dalam
suatu fungsi dan tujuan.

43
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2. PENJELASAN TEKS
Paulus tanpa ragu-ragu dan penuh keterbukaan, kejujuran, menceriterakan
pertobatan dan penggilannya.
2.1. Ayat 12-13. Ayat ini dimulai dengan kalimat, Da da a keadaa
de ikia . Yang dimak d de ga Keadaa de ikia ia ah keadaan
yang dikemukakan dalam ayat 10 dan 11. Melalui surat kuasa dan tugas
dari imam-imam kepala, maka ia ke Damsyik untuk menganiaya orang-
orang Kristen. Ditengah jalan cahaya turun dari langit meliputi dia dan
teman-temannya melihat cahaya itu lebih terang dari matahari (12-13).
2.2. Ayat 14-15. Cahaya itu membuat mereka semua rebah atau jatuh ke
tanah. Pada saat itu, Paulus mendengar suara yang ditujukan
kepadanya: Saulus-saulus mengapa engkau menganiaya Aku? Ia
menjawab suara itu, Siapa Engkau, Tuhan? Tuhan me ja ab, Ak ah
Ye a g ka a ia a i .
2.3. Ayat 16-17. Yesus menyapanya, tetapi sekarang bangunlah dan
berdirilah, Yesus menampakkan diri kepadanya, dan menetapkannya
menjadi pelayan dan saksi tentang: (1) segala sesuatu yang telah dilihat
pada Yesus, dan (2) yang diperlihatkan Yesus kepadanya. (3) Aku
mengasingkan engkau dari bangsa ini dan bangsa-bangsa lain. (4) Aku
mengutus engkau kepada mereka.
2.4. Ayat 18. Ayat ini berisi tujuan pemanggilan dan pengutusan Paulus ke
tengah orang-orang yang belum percaya, yang percaya tetapi kembali
hidup dalam kegelapan atau kuasa iblis. Panggilan Paulus adalah: (1)
Membuka mata mereka. (2) Membawa mereka dari gelap ke terang;
dan dari kuasa iblis kepada Allah. (3) Supaya mereka beriman, dosa
mereka diampuni dan memperoleh keselamatan.
2.5. Ayat 19-23. Dalam ayat-ayat ini Paulus menyampaikan pembelaan
kepada raja Agripa bahwa pertobatan dan panggilannya didasarkan
pada penglihatan dari sorga (ayat 19). Dalam pembelaannya
menjelaskan yang dialami dan dilakukannya: (1) taat pada penglihatan
yang berasal dari sorga atau dari Tuhan. (2) beritakan kepada orang-
orang Yahudi di Damsyik, Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan
kepada bangsa-bangsa lain. Tujuannya: supaya mereka bertobat seperti
dirinya, dan berbalik kepada Allah, serta melakukan pekerjaan-
pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu (ayat 20). Pembaruan
hidupnya atau pertobatannya dan pemberitaannya, maka orang Yahudi
menangkapnya dan mencoba membunuhnya (ayat 21). Tetapi
terpelihara oleh pertolongan Allah sehingga tetap hidup dan bersaksi
kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Hal ini menegaskan
bahwa yang disampaikan, diberitakan tidak berbeda atau tidak lain dari

44
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

yang telah diberitahukan nabi-nabi dan Musa (ayat 22), yaitu Mesias
harus: (1) menderita sengsara, (2) yang pertama bangkit dari antara
orang mati, (3) memberitakan terang kepada bangsa Yahudi dan
bangsa-bangsa lain (ayat 23)

3. PENERAPAN
3.1 Barangsiapa memberontak terhadap kebenaran Allah, menganiaya sesama
manusia, tidak luput dari pandangan Allah. Sama halnya dengan Paulus
tidak luput dari pandangan Yesus. Yesus punya maksud dan tujuan kepada
Paulus dan dengan kita dimasa kini pasti ada perbedaan. Disatu pihak bisa
untuk jadi alat yang dipakai Yesus, tapi bisa saja seseorang dihukum atau
binasa karena kejahatanya. Melakukan kejahatan kepada sesama manusia,
berarti melakukannya kepada Yesus, sebagaimana Paulus. Karena sesama
manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, segambar dengan-Nya.
3.2 Allah punya kuasa merubah, membarui setiap orang untuk maksud dan
tujuan-Nya tanpa dipikirkan atau diketahui sebelumnya. Itulah sebabnya,
setiap orang percaya harus hidup taat, setia dan dengar-dengaran
terhadap panggilan Allah. Tidak boleh memberi diri dan kesempatan
kepada iblis menguasai hidup kita.
3.3 Karena pertobatan dan pemberitaan Injil, maka orang Yahudi menangkap
dan mencoba membunuh-Nya. Pengalaman Paulus membenarkan bahwa
di masa kini orang percaya di benci karena Kristus dan Injil-Nya.
3.4 Sama halnya dengan Paulus, maka orang percaya di masa kini
membutuhkan pertobatan, pembaruan hidup agar berkenan di hadapan
Allah. Sebab tanpa pertobatan, pengampunan dosa tidak terjadi.
3.5 Bangunlah dan berdirilah, aku menetapkan engkau sebagai pelayan dan
saksi. Inilah panggilan Paulus, tetapi karena Injil yang sama diberitakan
Paulus, maka Yesus menyapa kita demikian: Bangunlah dan berdirilah,
Aku menetapkan engkau sebagai pelayan dan saksi.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu II


1) Rohani 106:2,3
2) Rohani 159:3
3) Rohani 137:1,2
4) Rohani 166:2
5) Kidung Jemaat 403:1-4
6) Kidung Jemaat 426:1,4

45
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU 21 FEBRUARI 2021 (MINGGU SENGSARA I)


KALENDER GEREJAWI : UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : MATIUS 16:21-28
TEMA : O ANG ANG MENGIK I ELADAN
PENDERITAAN YESUS DI TUNTUT
PENYANGKALAN DIRI DAN MEMIKUL
SALIBN A ( 24)

1. PENDAHULUAN
Injil Matius 16:21-28 berbicara tentang dua hal pokok, yaitu:
pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus, dan syarat-syarat
mengikuti Dia (Yesus). Penderitaan yang di alami Yesus merupakan rencana
Allah Bapa menghadirkan keselamatan bagi manusia. Jadi penderitaan
Yesus bukanlah tanda kegagalan-Nya melaksanakan kehendak Allah Bapa
di dalam dunia, melainkan merupakan jalan yang harus Ia tempuh secara
sadar memenuhi kehendak Allah Bapa untuk menyatakan kesetiakawanan-
Nya dengan manusia yang berdosa dan terhilang di dalam dunia. Karena
melalui jalan penderitaan, Ia menghadirkan pengampunan dosa,
pembebasan dan keselamatan bagi manusia. Penderitaan Yesus mempunyai
tiga sisi penting bagi manusia, (1) Penderitaan Yesus adalah bukti hidup dari
tindakan penyelamatan Allah bagi manusia. (2) Penderitaan Yesus adalah
dasar tegaknya iman Kristen, dasar pengampunan dosa, dan dasar
keselamatan manusia. (3) penderitaan Yesus menjadi teladan bagi orang
percaya untuk mengikuti jejak-Nya.
Itulah sebabnya, gereja merayakan penderitaan atau sengsara Yesus bukan
sebagai tradisi yang membudaya dalam gereja, melainkan merayakannya
sebagai tanda syukur atas karya Allah bagi manusia, dan sekaligus
memanggil gereja, orang percaya untuk bersedia mengikuti jejak
penderitaan Yesus karena kebenaran. Jadi penderitaan Yesus adalah
kebenaran yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh karya keselamatan
Allah. Maka itulah, gereja Tuhan menerima pemberitahuan pertama
tentang penderitaan Yesus, dan dipanggil untuk mengikuti teladan
penderitaannya sebagai tanda hidup pengikut Yesus.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Bagian Pertama: (Ayat 21-23) Bagian ini berisi pemberitahuan Yesus
kepada murid-murid-Nya tentang penderitaan yang di tanggung atau
terjadi atas diri-Nya di Yerusalem. Murid-murid-Nya tidak
mengetahui, tetapi sebagai anak Allah, Yesus telah mengetahui
rencana Allah atas diri-Nya.

46
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.2. Ayat 21. Penderitaan Yesus disebabkan atau terjadi permufakatan jahat
dari pihak: tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli-ahli taurat. Sesudah
Yesus menderita, lalu dibunuh tetapi Allah Bapa membangkitkan-Nya
pada hari ketiga, dari antara orang mati. Kesaksian ini membenarkan
bahwa keilahian-Nya tidak berakhir atau dikuasai oleh pemderitaan dan
kematian. Karena penderitaan dan kematian merupakan jalan yang harus
di tempuh agar rencana Allah di genapi.
2.3. Ayat 22. Menanggapi pemberitahuan Yesus dalam ayat 21, maka
Petrus menegor Yesus, kiranya penderitaan tidak menimpa Engkau.
Inilah pandangan Petrus secara manusiawi. Petrus tidak mengetahui
jalan hidup Yesus dan rancangan Allah.
2.4. Ayat 23. Menanggapi pikiran Petrus dalam ayat 22, Yesus melihat Petrus
dan be ka a En ahlah ibli . Engka jangan menjadi penghalang bagi-
Ku, sebab engkau bukan memikirkan yang dipikirkan Allah, tetapi yang
dipikirkan manusia. Hal ini membuktikan bahwa manusia punya
keterbatasan dan tidak dapat menyelami, mengetahui secara sempurna
pikiran Allah yang dinyatakan dalam diri Yesus Kristus.
2.5. Bagian Kedua: (Ayat 24-28) Bagian ini berisi penegasan Yesus untuk
menyadarkan ketidaktahuan murid-murid mengenai jalan hidup-Nya yang
telah diatur oleh Allah, tetapi juga Yesus menegaskan bahwa menjadi
murid-Nya tidak berarti berjalan pada jalan lurus tanpa hambatan,
tantangan, kesulitan atau penderitaan. Seorang murid tidak hanya
menerima yang enak-enak saja, tetapi juga siap menderita karena Yesus.
2.6. Ayat 24. Berdasarkan dialog dalam ayat 21-23, maka Yesus berbicara
jauh lebih dalam dan luas kepada murid-murid-Nya. Setiap orang
yang mau mengikuti Aku harus memenuhi tiga syarat berikut:
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku.
2.7. Ayat 25. Mengapa menjadi murid atau pengikut Yesus harus
menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Yesus? Karena menurut
Yesus, apapun usaha murid-murid-Nya atau manusia untuk
mempertahankan hidupnya, tetap kehilangan nyawanya dan segala
sesuatu dalam hidupnya. Karena itu Yesus berkata: orang yang hidup
untuk dirinya dan berusaha menyelamatkan nyawanya, pasti
kehilangan nyawanya. Tetapi orang yang kehilangan nyawa karena
Aku, diberi hidup baru dalam Kerajaan sorga, kerajaan Allah.

47
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.8. Ayat 26. Yesus mengatakan tidak ada gunanya seorang menguasai
seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya atau hidupnya. Tidak ada
jaminan apapun untuk menggantikan nyawanya atau hidupnya. Segala
sesuatu dalam hidupnya telah berlalu, telah hilang lenyap. Pernyataan
Yesus ini menyadarkan para murid bahwa jika hidup untuk diri sendiri,
kebenaran sendiri, dan untuk duniawi, maka seseorang kehilangan
segala-galanya, termasuk nyawa atau hidup. Jika kehilangan nyawa atau
hidup, maka semuanya hilang lenyap dan tidak berarti. Karena itu,
selama masih hidup di dunia, lakukanlah kebenaran dan percaya
sungguh-sungguh karya keselamatan-Nya dan melakukan perintah-Nya.
2.9. Ayat 27. Ayat ini menjelaskan bahwa walaupun Yesus mengalami
berbagai penderitaan dan perlawanan dari dunia yang mengancam
hidup-Nya, Yesus tidak sendirian. Sebagai Anak Allah, maka walaupun
Yesus menderita, dibunuh, mati dan disalibkan, tetapi Yesus masuk
dalam kemuliaan Bapa-Nya dan diringi malaikat-malaikat. Dan pada
waktunya, setiap orang yang hidupnya melakukan dosa, perbuatan
jahat, akan dibalasnya sesuai yang pernah dilakukannya. Ayat ini
menegaskan pola hidup yang dibangun berdasarkan kebenaran dan
kehendak Allah. Orang beriman tidak hidup untuk dirinya sendiri,
tetapi terutama bagi Allah dan sesama manusia.
2.10. Ayat 28. Ayat ini berisi pemberitaan Yesus tentang kepastian
kedatangan-Nya yang kedua. Pada kedatangan pertama, Yesus sebagai
bayi, datang dalam kerendahan. Tetapi pada kedatangan kedua, Yesus
datang sebagai Raja dalam kerajaan-Nya. Pemberitaan ini bermaksud
tidak hidup untuk diri sendiri, kebenaran duniawi, tetapi harus hidup
menurut kehendak Kerajaan Allah. Ayat ini mengingatkan manusia
bahwa ada hari penghakiman, manusia jangan hidup lupa diri. Ada
penguasa-penguasa dunia, tetapi Allah adalah penguasa mutlak
sejarah dunia ini selama-lamanya. Sebagai Raja di atas segala raja,
Yesus datang untuk menghukum orang yang tidak percaya, orang
yang menolak untuk melakukan kebenaran-Nya, dan menjemput,
membawa orang yang percaya, orang yang hidup dan melakukan
kebenaran ke dalam Kerajaan-Nya.

48
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3. PENERAPAN
3.1 Jangan berkompromi, bersepakat, bermufakat untuk mengorbankan
kepentingan orang lain. Jangan kompromi untuk mematikan
kebenaran, keadilan yang patut dijunjung, dan dinikmati orang lain.
Sama seperti permufakatan jahat dari pihak: tua-tua, imam-imam
kepala, dan ahli-ahli taurat untuk membunuh Yesus.
3.2 Kebenaran, kehendak Allah harus mendasari pemikiran dan perbuatan
setiap orag percaya.
3.3 Menjadi murid Yesus, orang percaya berarti taat, patuh dan
melaksanakan perintah-Nya. Demikian juga, mengikuti Yesus tidak
berarti berjalan di jalan yang mulus, yang enak saja, tetapi menghadapi
berbagai tantang. Tetapi dalam tantangan itu, Allah bermaksud orang
percaya belajar mendewasakan dan memperkuat iman kepada-Nya.
Atau orang percaya belajar tahan uji: menyangkal diri, memikul salib
dan mengikuti Dia.
3.4 Orang percaya hidup dalam dunia bukan hanya untuk dirinya sendiri,
tetapi juga untuk Tuhan dan sesama. Seperti Yesus berkorban untuk
manusia. Dia tidak hidup untuk diri-Nya sendiri. Karena Yesus
membayar dosa manusia dengan seluruh hidup-Nya, maka setiap
perbuatan manusia kelak dihakimi. Yesus sebagai Raja menghakimi
perbuatan manusia pada kedatangan-Nya yang kedua. Inilah tuntutan
yang hendak menyadarkan kita di hari ini supaya perbuatan-perbuatan
yang tidak berkenan dengan kebenaran dan kekudusan Allah harus
ditinggalkan atau dibaharui.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu.I.


1) Rohani 49:1,2
2) Rohani 52:3 (Merendahkan diri dan Mengaku Dosa)
3) Mazmur 65:2 (Pemberitaan Keampunan)
4) Kidung Jemaat 387:2 (Pengakuan Iman)
5) Rohani 129:1-3/ Rohani 158:1-6 (Persembahan)
6) Rohani 86:2,3 (Penutup)

49
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU 28 FEBRUARI 2021 (MINGGU SENGSARA II)


KALENDER GEREJAWI : UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : II KORINTUS 6:1-11
TEMA : ABARLAH DALAM PENDERITAAN,
KESESAKAN DA KE KA A ( 4)

1. PENDAHULUAN
Perikop 2 Korintus 6:1-10 berisi kesaksian mengenai rasul Paulus dalam
pelayanannya. Paulus mempunyai sejarah kehidupan yang pada mulanya
membenci umat Allah, menolak kebenaran Allah, dan hidup dalam
kebenarannya sendiri yang bersifat duniawi. Tetapi oleh kasih dan anugerah
Allah, maka ia telah mengalami pertobatan, hidupnya dibaharui menjadi
pelayan Allah, hamba Allah yang setia, hidup dalam kebenaran Allah, dan
melayani Allah dengan sepenuh hidupnya, tidak setengah-setengah.
Berdasarkan pembaruan hidup atau pertobatan serta penghayatan terhadap
kasih dan anugerah Allah yang menyelamatkannya, maka hidupnya
dijadikan sebagai teladan untuk menyakinkan jemaat-jemaat dan orang
yang mendengar kesaksiannya bahwa sungguh-sungguh telah dibaharui
Allah dan ia telah dipakai sebagai alat pelayanan oleh Allah Bapa, Yesus
Kristus dan Roh Kudus. Hal ini bertujuan agar hidup dan pemberitaannya
dapat dipercaya, dan diterima sebagai kebenaran yang bersumber dari
Allah. Tetapi juga, supaya keselamatan yang peroleh menjadi milik orang
lain yang percaya dan menerima pelayanannya atau pemberitaannya. Jadi
Pelayanan Paulus berarti penyerahan diri seutuhnya (segenap hidup)
kepada Allah sebagai jawaban atas keselamatan-Nya yang diperoleh dalam
diri Yesus Kristus.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Bagian Pertama: Ayat 1-3. Bagian ini berisi nasehat Paulus kepada
teman-teman sekerjanya, kepada jemaat di Korintus agar tidak
membuat sia-sia, mengabaikan, dan membuat tidak berguna kasih
karunia keselamatan Allah yang telah diterima dengan cuma-cuma.
Allah telah memberikan keselamatan pada waktu yang berkenan atau
dikehendak. Ada waktu Allah tidak berkenan. Itulah sebabnya, jangan
sia-siakan anugerah keselamatan yang telah diterima dari pihak Allah,
Yesus Kristus dan Roh Kudus.

50
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.2. Bagian Kedua: Ayat 4-7 Bagian ini berisi penjelasan sekaligus pembelaan
terhadap tugas pelayanan yang dilakukan Paulus dan teman-teman
sekerja yang setia melakukan panggilan pelayanan dengan penuh
kesungguhan dan kesetiaan sebagai pelayan Allah. Sikap dan
penghayatan diri sebagai pelayan Allah harus nyata dalam pelayanan:
penuh sabar dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran (ayat 4);
menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, berjerih payah,
berjaga-jaga dan berpuasa (ayat 5); dalam kemurnian hati, pengetahuan,
kesabaran, kemurahan hati, dalam Roh kudus dan kasih yang tidak
munafik (ayat 6); dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah
berdasarkan keadilan sebagai dasar pembelaan (ayat 7).
2.3. Bagian ketiga: Ayat 8-10 Bagian ini menjelaskan tuduhan-tuduhan
yang negatif, kesangsian serta penolakan terhadap kehadiran dan
keberadaan Paulus dan teman-temannya dalam tugas pelayanan
mereka, namun karena penyertaan Allah, maka mereka dipercaya,
mereka tidak mati, mereka tetap bersukacita, dan memiliki segala
sesuatu di dalam Kristus Yesus.
Ayat 8, Ketika dihina, diumpat, dianggap sebagai penipu, namun
dipercaya. Ayat 9, tidak dikenal namun terkenal, hampir mati tetapi
hidup, dihajar, tapi tidak mati. Ayat 10, mereka tetap bersukacita,
mereka memperkaya banyak orang yang berkekurangan, dan mereka
memiliki segala sesuatu. Semua ini terjadi karena kesetiaan, kesungguhan,
penyerahan diri secara utuh untuk pelayanan terhadap Allah dan sesama
sehingga mereka dilindungi dan memiliki kelimpahan surgawi yang
memampukan mereka untuk terus hidup dan berkarya menjadi berkat
bagi sesama maupun musuh-musuh mereka.

3. PENERAPAN
Pesan atau amanat firman yang patut dihayati, dihidupkan, dilakukan dan
menjadi kekayaan rohani bagi gereja atau jemaat di masakini berdasarkan
pengalaman iman dan pelayanan Paulus di jemaat Korintus, sebagai berikut;
3.1. Hidup yang kita jalani ini bukan sekedar kesempatan, melainkan yang
lebih utama adalah kasih karunia Allah atau anugerah Allah. Hidup
dan perbuatan kita harus dipertanggungjawabkan kepada Allah. Kasih
karunia yang terbesar bagi kita ialah Yesus Kristus telah mati menebus
dosa kita. Karena itu jangan kita sia-siakan kasih karunia itu.

51
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3.2. Berdasarkan kasih karunia Allah, maka semua orang percaya adalah
pelayan. Panggilan pelayanan dalam keluarga, jemaat, dan gereja
merupakan tanggung jawab semua orang percaya sesuai kasih karunia
yang diberikan Allah.
3.3. Dalam hidup dan pelayanan kita, diperlukan kesabaran dalam
penderitaan, kesesakan dan kesukaran, serta berbagai tantangan
kehidupan. Sebab iman kita bertumbuh, kuat dan tahan uji dalam
penderitaan, kesesakan dan kesukaran.
3.4. Pengalaman Paulus dan teman-teman sekerjanya seperti dalam ayat 8-
10, menggambarkan hal yang kita hadapi sebagai akibat dari status
sebagai murid Yesus yang melayani. Semua itu bukan tanda kegagalan
atau kekalahan, melainkan bagian dari kasih karunia Allah agar kita
kuat bekerja melayani Allah dan sesama.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu.II.


1) Rohani 48:1
2) Rohani 136:1,2
3) Kidung Jemaat 36:1,2
4) Rohani 94:4
5) Rohani 160:1-5/ Kidung Jemaat 393 1-3
6) Kidung Jemaat 363:1,2

52

Anda mungkin juga menyukai