Anda di halaman 1dari 7

JUMAT, 07 APRIL 2023 (JUM’AT AGUNG)

KEMATIAN YANG MENYELAMATKAN


YOHANES 19: 16b - 42

LATAR BELAKANG
Adakah Warga Jemaat di Jemaat Exodus yang benar-
benar rela mengorbankan nyawanya demi menolong
orang lain? Jangankan mengorbankan nyawa,
mengorbankan waktu saja rasanya sudah hal yang Susah
dilakukan, apa lagi kita memberi waktu untuk mendengar
orang lain membagi cerita tentang masalah hidupnya,
rasanya kita malas untuk mendengar. Ada juga orang-
orang tertentu yang oleh panggilan nuraninya mereka
juga rela mati untuk orang lain seperti Saudara Riyanto
seorang anggota barisan Anshor serbaguna (Banser)
yang meninggal dunia akibat ledakan bom pada saat misa
natal di Gereja Ebenhaizer, Mojokerto Jawa Timur pada
tanggal,24 Desember 2000, pada malam itu ada sebuah
bingkisan yang mencurigakan di dalam gereja, dan
saudara Riyanto yang ditugaskan untuk menjaga
keamanan malam natal berusaha mengambil bingkisan
itu dan membukanya, dan ada kabel yang keluar dari
bingkisannya dan ia berusaha melemparkan keluar dari
gereja dan keburu meledak dan saudara Riyanto
meninggal, tetapi jemaat dalam gereja selamat oleh
tindakanya. Selain saudara Riyanto mungkin juga ada
orang lain yang juga rela menyerahkan hidupnya mati
demi orang lain. Orang-orang seperti itu adalah orang
langka yang kita temukan. Kalau Riyanto dan teman-
teman lain bisa menyelamatkan orang dari kematian, itu
beda dengan Yesus orang Nasaret, Ia bukan hanya
1
menyelamatkan orang dari kematian, tetapi Ia
menyelamatkan, membebaskan manusia dari dosa dan
mendamaikan manusia dengan Allah dan menyediakan
hidup yang kekal untuk manusia, Itulah perbedaan Yesus
dan Riyanto, tetapi saudara Riyanto telah memberi contoh
dari gambar besar Yesus kepada kita.

PENJELASAN TEKS
Dalam teks Yohanes 19 : 16.b- 42 ada empat perikop
Yaitu, Yesus disalibkan, Yesus Mati, lambung Yesus
ditikam dan Yesus dikuburkan. Dari keempat perikop ini
dirumuskan menjadi satu tema menjadi bahan khotbah
pada perayaan Jumat Agung saat ini yaitu : “Kematian
Yang menyelamatkan” dengan uraian teks sebagai
berikut :

Ayat 16,b-22 Penyaliban, Yesus sendiri memanggul salib


(ayat 17).Disini Yohanes tidak menyangkal bantuan dari
Simon dari Kirena. Tetapi Yohanes menekankan kontrol
Yesus atas kehidupan dan kematian-Nya sendiri; Ia
membawa salib-Nya sendiri. Ia disalibkan ditempat
Tengkorak (dalam bahasa Ibrani Golgota, bahasa latin
Calvaria). Tulisan diatas salib disebut oleh keempat injil
dengan sedikit variasi, tetapi hanya Yohanes yang
menekankan Kerajaan Yesus sedemikian sehingga ada
tiga bahasa, Yunani adalah bahasa laut Tengah, Bahasa
Latin dari Imperium Romawi dan Bahasa Ibrani yang
digunakan oleh orang-orang Yahudi. Yohanes
mengatakan bahwa Kerajaan Yesus bersifat Universal
yang diwartakan dari Salib ke Seluruh dunia. Kekerasan
hati Pilatus untuk membiarkan tulisan seperti apa adanya
2
menandakan sedikit pembalasan terhadap mereka yang
menekannya untuk menjatuhkan hukuman mati kepada
orang yang tak bersalah ini. Biarlah mereka sedikit
dipermalukan oleh tulisan yang mengejek mereka
menurut injil Yohanes.

Ayat 23-24 Pakaian Kristus, adalah bagian yang dilihat


Yohanes sebagai pemenuhan hubungan nubuat
Perjanjian Lama. Pakaian Yesus menunjuk pada Mazmur
22 :19 yang digunakan oleh gereja perdana untuk
menyinggung sengsara Yesus. Penyebutan jubah Yesus
yang tidak dijahit, dan merupakan satu tenunan dari atas
sampai ke bawah rupanya dimaksudkan untuk
memparalelkan dengan pakaian imam besar, yang bentuk
jubahnya demikian. Tetapi persamaan ini masih
diperdebatkan oleh para ahli, karena Yohanes berbicara
mengenai Yesus bukan sebagai imam, melainkan
sebagai Raja.

Ayat 25-27 Ibu Yesus dan Murid terkasih, Dalam keadaan


hampir mati di kayu salib, Yesus peduli terhadap
keluarga-Nya. Dia meminta Yohanes sahabat dekat-Nya
untuk mengurus ibu Yesus, Maria yang suaminya, Yusuf
tentu sudah meninggal saat itu? Dan mengapa Yesus
tidak menyerahkan ibunya kepada adik-adiknya, tetapi
menyerahkan kepada Yohanes yang ada pada saat
Yesus disalibkan. Maria yang hadir dibawah salib juga
menunjukkan peran serta perempuan dalam karya
penyelamat dan gambaran negatif Hawa dalam Perjanjian
Lama telah digantikan oleh Hawa dalam Perjanjian Baru
yakni Maria ibu Yesus yang memberikan kehidupan.
3
Ayat 28-30 Kematian, Bagi Yohanes kematian Yesus
terjadi saat Yesus siap untuk wafat, pada waktu yang
tepat ketika kitab suci sudah terpenuhi. Ucapan “aku
haus” (ayat28) menunjuk pada (Maz 69:22 atau Maz
22:16), kedua mazmur tersebut kerap kali dipergunakan
dalam Perjanjian Baru. Anggur Asam (ayat 29 ) adalah
minuman pahit para serdadu. Tanaman Hisop (ayat 29)
dapat menahan sebuah spons yang dicelupkan pada
anggur. Hal-hal itu dimasukkan disini, mungkin untuk
mengingatkan pembaca Yahudi akan tanaman yang
digunakan orang Israel untuk memerciki pintu dengan
darah domba paskah dalam (keluaran 12:22). Jika
demikian hal ini sangat erat hubungannya apa yang
dinyatakan berikut ini:” Sudah Selesai. (ayat 30).
“Selesai” menunjuk pada pekerjaan yang dilakukan
Yesus, yakni melaksanakan kehendak Bapa, memenuhi
nubuat kitab suci, menyelamatkan umat manusia. Lalu Ia
menundukkan kepalanya dan menyerahkan Nyawanya
(ayat 30). Ungkapan ini sangat unik, merupakan ciri khas
dari keempat injil. Melalui Kematian Yesus telah
melepaskan Kemuliaan Yesus melalui Roh Kudus ke
dalam dunia (Yoh 7;39;19:34;20:22)

Ayat 31-37 Tombak, yang penting nampak dalam ayat 31


menunjukkan bahwa hari itu adalah hari jum’at sore,
dalam mengakhiri Sabat (jadi Paskah Menurut Yohanes)
mulai pada matahari terbenam. Hanya tinggal beberapa
jam tersisa sebelum sabat dimulai sehingga mayat-mayat
itu harus diturunkan, sebagai konsekwensi untuk
mempercepat kematian adalah dengan mematahkan kaki.
Tindakan seperti itu tidak perlu dilakukan kepada Yesus
4
karena Ia telah Wafat. Hanya saja lambungnya ditombak,
sehingga mengalirkan darah dan air dan ini adalah
sebuah kesaksian dari saksi mata yang melihat Yesus
ditombak menurut injil Yohanes (ayat 35). Banyak Bapak
gereja melihat bahwa darah dan air merupakan tanda
perjamuan dan Baptisan, yang merupakan sumber hidup
bagi gereja. Tulang yang patah menunjuk pada Hawa
yang muncul dari sisi Adam yang baru, menurut Yohanes
menunjuk pada kutipan PL. Tidak ada tulang yang
dipatahkan adalah campuran dari (Keluaran 12:46), yang
berbicara mengenai anak domba Paskah, dan (Mazmur
34:21) yang melukiskan perlindungan Allah terhadap
orang benar. Mereka akan memandang kepada Dia yang
telah mereka tikam (ayat 37) menunjuk pada (Zakaria
12:10) dimana penusukan adalah pencurahan roh
kemurahan dan belas kasihan Allah kepada penduduk
Yerusalem.

Ayat 38-42. Pemakaman, Keempat injil menyebutkan


partisipasi Yusuf dari Arimatea dalam pemakaman Yesus
(Mat 27:57-60,Mrk 16 :43-46,Lukas 23:50-53), Namun
hanya (Matius 27:60) yang menjelaskan bagaimana
makam baru itu dapat dipergunakan, yakni makam itu
milik Yusuf. Dan hanya Yohanes yang memperkenalkan
Nikodemus. Bagi Yohanes kedua orang ini adalah orang
Kristen yang diam-diam sedang membebaskan diri dari
kelegaan ketakutan mereka. Tindakan mereka yang
berani merupakan pembenaran, sebagaimana yang
dinyatakan dalam (Yohanes 12:32, Apabila Aku
ditinggikan dari bumi, Aku akan menaruh setiap orang
datang kepada-Ku). sejumlah besar minyak mur dan
5
minyak gaharu (ayat 39) yang digunakan dalam
pemakaman Yesus menunjuk pada pemakaman Yesus
sebagai Raja.

PENERAPAN
Dari tema “Kematian yang menyelamatkan” mengantar
kita untuk memaknai pesan Yesus kepada kita melalui injil
Yohanes sebagai berikut :
1. Penyaliban Yesus menunjukan keteguhan Iman dan
Ketaatan-Nya untuk memanggul salib menuju
Golgota, mengajarkan kepada kita semua untuk tidak
panik dan takut yang berlebihan ketika menghadapi
ketidak-pastian dan kecemasan hidup.
2. Pakaian Kristus, menunjukkan simbol dan status serta
kedudukan Yesus sebagai Imam Besar dan Raja yang
tidak disadari dikenakan kepadanya oleh Pilatus,
menunjukan kebesaran Kristus sebagai Imam dan
Raja yang kita sembah dan yakini menunjukkan
kebesaran dan keyakinan kita kepada Yesus sebagai
Imam Besar dan Raja yang menyelamatkan kita.
3. Kematian yang menyelamatkan adalah sebuah contoh
dari Tuhan Yesus yang memberikan hidup dan
matinya untuk keselamatan kita, dengan demikian kita
juga diminta supaya dapat memberikan hidup dan
kehidupan kita kepada Tuhan melalui karya dan
pengabdian kita dimana saja kita berada dan bekerja.
Kita tidak melihat akan status dan jabatan yang dapat
mempengaruhi kerja kita, tetapi kita melihat
bagaimana pekerjaan yang kita lakukan itu
memberikan perubahan dan pertumbuhan atau tidak
(bukan soal pelitanya tetapi yang penting adalah
6
terangnya, bukan soal jenis pekerjaannya tetapi yang
lebih penting adalah pengaruhnya bagi banyak orang
itu yang penting).
4. Kalau Saudara Riyanto seorang Bansor (muslim) bisa
melakukan tindakan penyelamatan kepada saudara
yang buakn seiman, mengapa kita tidak dapat lakukan
kepada saudara kita seiman dalam jemaat kita? Mari
belajar dan bertindak jangan biarkan keadaan menjadi
tidak menentu,lakukanlah kebaikan dan lihatlah
bahwa Tuhan akan bekerja melebihi yang kita kerja.

Anda mungkin juga menyukai