LATAR BELAKANG
Berdasarkan pengakuan GKI gereja ini adalah sebuah persekutuan. Unit terkecil dari
persekutuan tersebut adalah keluarga. Keluarga adalah komunitas basis dalam GKI
di Tanah Papua. Kualitas persekutuan itu sangat tergantung dan ditentukan oleh
kualitas keluarga. Oleh karena itu, jika ingin kualitas persekutuan GKI itu baik dan
terus berkembang, maka keluarga-keluarga dalam gereja ini patut dibina dan terus
menerus didorong pertumbuhannya menuju kedewasan dan kepenuhannya di
dalam Kristus.
Pembinaan keluarga dalam GKI di Tanah Papua memiliki landasan Alkitabiah dan
instituasional. Dasar Alkitabiah mengacu pada Efesus 4:11-16. Pada bagian ini
digambarkan orang-orang kudus, yaitu warga jemaat harus diperlengkapi untuk
pekerjaan pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus sampai mereka mencapai
kedewasaan dan tingkat pertumbuhan sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Sementara itu, tata Gereja GKI di Tanah Papua mengisyaratkan pentingnya peran
anggota jemaat sebagai imamat am orang percaya. Bab IV pasal 11 tata gereja
menyebutkan “anggota-anggota jemaat dipanggil melaksanakan kewajiban mereka
berdasarkan imamat am orang percaya dengan membina dan memelihara
persekutuan serta melaksanakan kesaksian dan pelayanan kasih baik ke dalam
maupun keluar jemaat…”! Dasar institusional ini belum diaplikasikan secara
maksimal dalam praksis pelayanan gereja. Memang tak dapat disangkal, bahwa
warga jemaat selama ini mendapat perhatian dan dilibatkan dalam berbagai
aktivitas pelayanan gereja, namun secara professional mereka belum mendapat
pembinaan yang intensif. Akibatnya, bukan saja peran mereka dalam gereja ini
belum maksimal karena belum diperlengkapi, tetapi juga belum mengalami
pertumbuhan iman. Pada hal masyarakat yang didalamnya warga jemaat menjadi
anggotanya sedang dan terus mengalami perubahan, yang menuntut kwalitas
hidup beriman umat percaya.
Dalam hubungan itu, maka bulan Juli sebagai bulan bina keluarga dalam GKI di
Tanah Papua akan dimanfaat semaksimal mungkin untuk membina keluarga-
keluarga GKI di Tanah Papua untuk diperlengkapi agar dapat berperan aktif dalam
pelayanan dan pembangunan kehidupan bergereja. Pembinaan keluarga ini dapat
berjalan dengan baik, maka harapan pembaruan dan pertumbuhan gereja akan
dapat diwujudkan.
TUJUAN
Penyelenggaraan bulan bina keluarga ini bertujuan;
1. Mendorong pertumbuhan iman anggota jemaat agar mereka mampu
memberikan jawaban-jawaban iman atas berbagai tantangan kehidupan.
2. Memaksimalkan peran serta anggota jemaat dalam pelayanan gereja, baik di
jemaat dan klasis maupun pada level sinode.
3. Membarui pola pelayanan gereja dalam menjawab kebutuhan pelayanan di
tengah masyarakat yang terus mengalami perubahan dalam segala aspek
kehidupan.
4. Memperkuat keluarga dalam jemaat sebagai komunitas basis.
POLA PEMBINAAN
Pembinaan dalam Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua berorientasi pada
pemberdayaan potensi dan profesi. Di jemaat-jemaat tersedia potensi sumber daya
manusia maupun sumber daya alam yang belum diberdayakan dan dikelola secara
maksimal bagi kepentingan pembaruan dan pertumbuhan gereja lokal maupun
sinodal. Jika pontensi yang ada pada jemaat diberdayakan, maka berdampak pada
pertumbuhan gereja, dan GKI di Tanah Papua akan menjadi sebuah persekutuan
yang menyembuhkan (healing community) luka-luka kehidupan dalam gereja
maupun di tengah masyarakat.
MATERI
Materi pembinaan mengandung dua aspek berikut ini:
1. Aspek pemberdayaan
2. Aspek selebrasi
2. Aspek selebrasi:
2.1. Temu-saudara keluarga majelis
2.2. Temu-saudara keluarga BPK
2.3. Temu-saudara keluarga BPAM
PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan bulan keluarga diatur sebagai berikut:
1. Kegiatan pada lngkungan jemaat, klasis dan sinode dibiayai oleh masing-
masing lingkungan.
2. Kegiatan pada lingkungan tertentu yang melibatkan sumber daya dari luar
dibiayai oleh lngkungan berkepentingan.
JADWAL KEGIATAN
Kegiatan bulan keluarga berlangsung dari tanggal 1 s/d 31 Juli 2019. Rincian jadwal
kegiatan diatur oleh setiap jemaat dan klasis sesuai kondisi masing-masing.
PENUTUP
Bulan Bina Keluarga memiliki nilai strategis dalam rangka pembaruan dan
pertumbuhan kehidupan bergereja dalam GKI di Tanah Papua. Bukan saja untuk
pertumbuhan iman, tetapi sekaligus memperlengkapi anggota GKI berperan serta
dalam pelayanan dan pembangunan gereja ini. Oleh karena itu, masing-masing
jemaat dan klasis patut melaksanakan bulan keluarga ini dengan berbagai kegiatan
sebagaimana disebutkan di atas. Tuhan Yesus kepala Gereja, di dalam kuasa Roh
Kudus, menyertai kita dalam pelaksanaa bulan keluarga ini.
PETUNJUK PELAKSANAAN
BULAN BINA KELUARGA
JULI 2019
I. PENDAHULUAN
Keluarga adalah tempat pertama bagi anak atau anggota keluarga mendapatkan
rasa aman dan sukacita. Seluruh anggota keluarga saling melayani dan
menguatkan. Dan sebagai bagian dari masyarakat, keluarga tidak bisa tidak
berjumpa dengan orang lain. Perjumpaan di tengah perubahan masyarakat yang
begitu cepat, kecanggihan teknologi yang sangat tinggi, dan persaingan yang ketat
ini dapat menghasilkan hal-hal yang positif tetapi juga hal-hal negatif.
Pertanyaannya bagaimana keluarga Kristen di tengah-tengah situasi ini? Apakah
nilai-nilai kekristenan tetap dipertahankan dan anggota jemaat mampu
menggarami dunia atau justru sebaliknya?
Sebagai tubuh Kristus, gereja memberi perhatian penting kepada keluarga, sebagai
tempat pertumbuhan nilai-nilai kristiani atau keluarga dilihat sebagai basis
Pekabaran Injil. Proses tersebut dalam keluarga menjadikan anak atau anggota
keluarga menemukan, mewujudkan, menghayati dan membagian nilai-nilai yang
baik, benar dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
Salah satu ruang yang dilihat oleh gereja sebagai inkubator atau tempat
menumbuhkan dan menghidupkan nilai-nilai yang baik itu adalah Bulan Bina
Keluarga. Bulan Bina Keluarga (BBK) adalah Bulan di mana seluruh anggota
keluarga dalam jemaat akan mengalami perjumpaan yang sesungguhnya, yaitu :
Pertama, perjumpaan dengan Tuhan,
Kedua, perjumpaan dengan anggota keluarga di dalam rumah, Ketiga,
perjumpaan dengan jemaat di luar rumah.
Dalam BBK anggota jemaat yang adalah anggota keluarga menjadi subyek dalam
seluruh proses, menjadi orang yang pertama-tama akan terlibat aktif saling
mendorong dan menguatkan. Setiap anggota keluarga saling memperbaiki diri dan
memperhatikan, saling menolong dan berbagi. Jemaat berperan aktif membangun
koinonia atau persekutuan secara bersama demi pembangunan Tubuh Kristus.
Gereja juga memberi kesempatan kepada anggota jemaat selama BBK untuk saling
mengenali berkat-berkat dan panggilan-panggilan hidup beriman dalam
persekutuan, kesaksian dan pelayanan.
4. Kegiatan BBK :
4.1. Tanggal pelaksanaan seluruh kegiatan dalam BBK yaitu Bina Profesi,Bina
Pasutri Pelayan,Bina Iman Keluarga dan Temu-temu saudara ditentukan
masing-masing klasis dan jemaat.
4.2. Materi BBK :
a. Bina Profesi : (dilakukan pada aras Klasis)
o Mama-mama penjual ( Pinang, Sayur, Ikan, Kue, Sagu, dll)
o Tenaga Pengajar (Guru dan Dosen).
Keterangan :
o Untuk Bina profesi, Klasis dan Jemaat mendata dan mengundang
warga jemaat yang adalah mama-mama Penjual dan Tenaga
Pengajar.
o Klasis dan jemaat melaksanakan dua pertemuan ini di waktu yang
berbeda.
o Proses Pelaksanaan:
a. Pembukaan
b. Doa
c. Nyanyian Pujian
d. Perkenalan peserta (metodenya ditentukan masing-masing Klasis
dan Jemaat).
e. Diskusi/Sharing terkait profesi masing-masing (landasan Teologi),
Mengumpulkan cerita dari peserta tentang kekuatiran dan
harapan
f. Penguatan oleh pemateri.
g. Nyanyian
h. Doa Penutup.
4.3. Temu Bina Pasutri Pelayan (dilakukan pada aras Klasis) Proses
Pelaksanaan:
1. Pembukaan.
2. Doa.
3. Nyanyian Pujian
4. Perkenalan peserta (metodenya ditentukan masing-masing Klasis
dan Jemaat).
5. Diskusi/Sharing tentang menjadi keluarga pelayan GKI di Tanah
Papua yang penuh CINTA. (Landasan Teologi, Mengumpulkan
cerita CINTA dari masing-masing Pasutri, pembagian masing-
masing kelompok; istri-istri pelayan, suami-suami pelayan,
perayaan CINTA; masing-masing pasutri saling ungkap perasaan,
saling memaafkan, saling mendoakan dan diakhiri dengan
minum dan makan kue CINTA bersama.
6. Penguatan oleh pemateri.
7. Nyanyian
8. Doa Penutup.
3. Kunjungan Pastoral
- Tanggal dan jam pelaksanaan kegiatan ini ditentukan oleh
masing-masing Jemaat.
- Kunjungan ini dilakukan oleh Majelis Jemaat dengan membagi
tim sesuai kebutuhan dalam Jemaat atau oleh Majelis Jemaat
dalam kelompok/Wijk/Rayon/Sektor.
- Kunjungan ini bukanlah ibadah keluarga tetapi merupakan
percakapan bersama keluarga dan tentang pelayanan dalam
gereja. Setelah percakapan, perkunjungan ini diakhiri dengan
menyanyi bersama dan doa oleh Majelis Jemaat. (Jika ada
masalah, Penatua/Syamas dapat memberi info kepada
Pendeta/Guru Jemaat, sehingga dapat melakukan percakapan
pastoral)
4. Pembinaan keluarga
- Materi pembinaan keluarga ditentukan oleh masing-masing
Jemaat. Hal yang perlu diperhatikan:
a. Pada Bulan Juli ada 2 hari yang penting bagi anak-anak yaitu
Hari DOA Syukur PAR GKI Di Tanah Papua, tgl 2 Juli 2019 dan
Hari Anak Nasional, tgl 23 Juli 2019. Untuk itu masing-masing
jemaat akan mengatur kegiatan sesuai dengan kebutuhan
dalam jemaat bersama Badan Pelayan PAR.
b. Pada tanggal 26 juli adalah Hari Doa Syukur PW GKI Di Tanah
Papua. Kegiatan ini disesuaikan dengan rencana di masing-
masing Klasis.
III. PENUTUP
Demikian petunjuk pelaksanaan ini disusun, kiranya semangat keluarga berkumpul,
berjumpa dan menyebar menjadi keluarga yang bertumbuh imannya dan mampu
menularkan nilai-nilai kristiani di dalam masyarakat.
TATA IBADAH DAN RENUNGAN HARIAN KELUARGA
Kesadaran tentang siapa kita sebagai manusia harus dipahami oleh setiap kita dan
bertanya siapa yang menciptakan kita, Alkitab memberi tahukan kepada kita bahwa
Allah sebagai pencipta, manusia tidak diciptakan oleh dirinya sendiri, oleh sebab itu
manusia tidak boleh menjadi tuan atas dirinya sendiri, sebaliknya penciptalah yang
harus menjadi pusat pengarah dan penggerak setiap Manusia.
Manusia bukanlah dari kekekalan, manusia bukan anak sulung tetapi Ia anak
bungsu, Ia diciptakan pada hari terakhir. Allah menciptakan manusia sesuai dengan
rupa-Nya sendiri, pada mulanya manusia itu benar dan kudus, oleh sebab itu, tidak
diragukan lagi, ia sangat berbahagia. Hakekat (pada awalnya) manusia lebih
menyerupai sifat Ilahi dibandingkan dengan sifat mahluk manapun di dunia.
Allah menciptakan dia laki-laki dan perempuan untuk menghibur, menguatkan dan
menjaga satu terhadap yang lain dan berkembang biak. Adam dan Hawa di ciptakan
langsung oleh tangan Allah, keduanya diciptakan serupa dan segambar dengan
Allah. Oleh sebab itu tidak ada perbedaan antara keduanya meskipun mereka
berbeda jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan . Allah memberkati mereka
dan anak-anak-nya .
Bapak/Ibu/saudara/I juga membutuhkan berkat dari Allah untuk keluarga kita, untuk
itu marilah kita datang dan mintalah kepada Allah untuk memberkati keluarga dan
anak-anak kita.
Selanjutnya Allah yang memberi nama kepada Adam dan Hawa yang mengingatkan
dari mana asal usulnya, dan laki-laki dan perempuan menurut kodratnya mereka
adalah satu yang berasal
dari debu (bumi). Ketika adam berumur 130 tahun ia memperanakan Zet, dan Zet
memperanakan Henok seorang yang bergaul baik dengan Allah, meskipun Kain
yang membunuh Habel telah terkutuk dan berdosa tetapi Allah memilih dari
keturunan lain untuk menjadi kelurga yang di berkati Tuhan, dan Adam mecapai
umur 930 tahun dan Ia mati dan kembali kepada Tanah, Keluarga kita adalah
keluarga yang juga diciptakan oleh Allah yang serupa dan segambar dengan-Nya,
untuk itu kita juga harus mengikuti dan mendengar sang pencipta, gunakanlah
hidupmu, menjadi berkat dan bergaul akrab dengan Allah supaya kita di berkati dan
diberikan umur yang panjang dan melihat anak-anak dari anak-anak kita . Amin.
5. Nyanyian ( Persembahan keluarga ) : Oleh Anak
Ny. Rohani 76 : 1-2 “Tuhanku, Berkat-Mu Limpah”
1. Tuhanku berkat-Mu limpah bagai hujan yang deras; Brilah
titiknya menimpa hati kami yang lemas, Akupun, akupun, dan
menimpa akupun.
2. Bapa kami, jangan lalu, ingat akan anak-Mu Aku menyesal
dan malu, ampunkanlah dosaku, Akupun, akupun, ingat
akan dakupun.
6. Doa syukur dan Syafaat ( Doa Bapa kami ) Oleh : Ibu
Douglas MacArthur II, keponakan Jenderal Perang Dunia II, bertugas di departemen
negara, yang pada saat itu John Dulles menjabat sebagai Sekretaris Negara.
Suatu sore, Tuan Dulles menelpon Mac Arthur di rumahnya. Istri Mac Arthur yang
menjawab telepon rumah mereka dan menjelaskan bahwa suaminya tidak berada di
rumah. Istrinya tidak bertanya siapa yang sedang menelpon, ia terus berbicara
dengan nada mengeluh....’ Mac Arthur sedang berada di tempat biasanya
ia berada, di hari kerja, akhir pekan, hari Sabtu, hari Minggu dan malam hari... di
kantornya....!’
Dalam waktu beberapa menit, Tuan Dulles berhasil menghubungi MacArthur melalui
telepon. Ia memberi perintah yang tegas ‘Segera pulang ke rumah Nak ! Rumah
tanggamu sedang runtuh !” Perintah ini terdengar aneh, tetapi sebenarnya
mengungkapkan sesuatu yang dalam berdasarkan pembicaraan Tuan Dulles dengan
istri MacArthur. Suasana dan hubungan dalam rumah tangga MacArthur sedang
dalam bahaya dan masalah. Mac Arthur lupa memberi perhatian bagi keluarganya.
Seluruh harinya ia habiskan
hanya untuk bekerja di luar rumah.
Hari ini pemazmur mengingatkan kita untuk tidak memulai sesuatu yang besar di
luar rumah, tetapi pertama-tama memulai dari atau di dalam rumah. Rumah adalah
tempat perjumpaan seluruh anggota keluarga. Keluarga adalah pondasi yang
menopang arah masa depan kita. Keluarga merupakan pemberian terindah yang
Tuhan anugerahkan dalam kehidupan kita. Keluarga merupakan gambaran dari apa
yang sebenarnya kita ciptakan atau buat; apakah keluarga kita adalah keluarga
yang saling mengasihi, menghormati, saling membantu dan saling menguatkan
atau kah sebaliknya? Apakah sebagai suami dan istri saling memperhatikan atau
justru tidak saling peduli? Apakah sebagai orang tua terhadap anak-anak dan juga
anak-anak kepada orang tua saling mendengarkan dan menopang atau kah tidak?
Ada banyak orang mengejar sukses di luar rumah seperti Mac Arthur, tetapi tidak
mengurus rumah tangganya dengan baik, tidak memberi ruang untuk kebersamaan
dan cinta antar anggota keluarga bertumbuh. Dalam Amsal 11:29a tertulis ‘siapa
yang mengacaukan rumah tangganya akan menangkap angin’. Oleh sebab itu,
belajar dari pemazmur, rumah atau keluarga adalah tempat pertama kita untuk
menunjukkan bahwa Tuhan ada bersama dengan kita. Bangunlah relasi (hubungan)
dan komunikasi (pembicaraan) yang baik, jaga dan rawat lah kasih sayang dalam
keluarga. Seorang suami tetap penuh perhatian kepada istri, saling memberi kabar,
saling memperhatikan, saling menerima setiap kelebihan dan keterbatasan. Orang
tua terus memastikan anak-anak tetap dalam keadaan baik dan dapat menjaga diri
dari segala pengaruh buruk di sekitar. Anak-anak juga mau memberi diri diatur dan
dibimbing oleh orang tua. Di situ lah kita menunjukkan bahwa keluarga kita adalah
cerminan keluarga Allah yang sesungguhnya. Tuhan memberkati. Amin.
mereka kepada orang tua atau juga antara suami-istri, antara anak yang satu
dengan yang lain)
5. Doa Syukur dan Doa Syafaat diakhiri dengan memohon berkat Tuhan
(Oleh Bapak)
TATA IBADAH PAGI/MALAM
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Kamis, 4 Juli 2019
===================================
1. Nyanyian Pembukaan : Oleh Adik
Nyanyian Mazmur 47 : 1-2
1. Bangsa dunia, hai bersoraklah! Tepuk tanganmu bagi Tuhan Hu, dengan
nyanyian puji-pujian. Maha tinggi Hu, firman-Nya teguh. Bumi
gementar; Rajanya besar, segnap dunia patut menyembah.
2. Bangsa lain telah ditaklukan-Nya, pada kita yang aman dan senang,
duduk di negri indah tak terpri. Tanah pilihan di pusakakan bagai milik
sah Yakub, hamba-Nya. Kasih Tuhan Hu itulah teguh.
Nyanyian Rohani 11 : 1-2 “Kami Puji Engkau Hu”
1. Kami puji Engkau, Hu Tuhan yang empunya kuasa. Dibesarkan nama-Mu
oleh sekalian bahasa. Barang dunia fana. PengasihanMu baka.
Kita tentu masih ingat pada saat Indonesia mengalami krisis, dan gereja-gereja
sibuk untuk membagikan sembako dan menjual murah sembako kepada
masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan, bantuan ini dikatakan sangat
membantu tetapi bersifat sementara, Elisa dalam pelayanannya Ia berjumpa
dengan orang kecil dan masyarakat biasa, Ia memberikan sebuah pelayanan yang
mengentaskan. Ketika seorang janda dan anak-anaknya harus dijual sebagai budak
untuk membayar utang-utangnya datang minta pertolongan pada Elisa, dan Ia
menyambutnya dengan empati dan peduli, menyatakan siap membantu. Namun
sang janda harus bekerja bersama-sama dengan anaknya meminjam buli-buli dari
tetangganya. Ini adalah mujizat pertama dari empat mujizat yang dilakukan oleh
Elisa yaitu : memberikan uang kepada seorang janda yang di timpa kemiskinan (4 :
1-7), membangkitkan seorang anak laki-laki yang sudah mati (4 : 32-37),
menyehatkan makanan yang beracun (4 : 38-41, dan memberikan makanan 100
orang (4:42-44), Mujizat-mujizat ini menunjukan kelembutan dan kepedulian Allah
kepada orang-orang yang setia kepada-Nya, Melihat Allah bekerja mencukupkan
kebutuhan pengikut-pengikutnya membantu kita untuk menunjukan keadilan dan
serius-Nya kepada orang yang belum bertobat dalam perspektif yang benar.
Khusus pada ayat 6” Dikatakan bahwa Perempuan itu dan anak-anak laki-lakinya
memgumpulkan bejana-bejana dari tetangga
Secara bijak Paulus meminta kepada Filemeon untuk menerima dan mengampuni
sebagai seorang saudara seiman yang baru dalam Kristus.
Praktek perbudakan di kekaisaran Roma pada waktu itu cukup kuat dan menjadi
beban bagi setiap orang, tetapi Allah dapat mempersekutukan semua orang,baik
budak maupun orang meredeka melalui kuasa kasih-Nya.
Paulus adalah sahabat Filemon maupun onesimus. Dia memiliki otoritas sebagai
rasul untuk memberi tahu Filemon apa yang harus dilakukan. Tetapi Paulus memilih
untuk memohon kepada temanya dengan kasih Kristiani, dan bukan memberikan
perintah tentang apa yang harus di lakukan.
Dari kisah ini kita mau belajar bahwa Filemon menerima Onesimus yang adalah
seorang sahabat dalam Kristus, meskipun onesimus seorang pencuri dan budak
yang telah melukai hatinya, Filemon mendengar nasihat Paulus yang adalah
sahabatnya dan menerima Onesimus sebagai saudara dalam, Tuhan….
Pengampunan dan
pengaruh adalah dua kata yang mesti kita praktekan dalam membangun
persekutuan bersama,
1). Persekutuan dapat terjadi jika kita saling mengampuni antara satu dengan
yang lainnya, sebab tanpa pengampunan kita tidak dapat hidup bersama sebagai
suatu keluarga Kristen, mengampuni yaitu memaafkan dan melupakan kesalahan
orang itu, entah, bapa kepada ibu, atau anak terhadap orang tua, hal ini kita
lakukan karena Kristus telah mengampuni kita, sama seperti Filemon menerima dan
mengampuni onesimus.
2). Paulus punya pengaruh yang besar karena Ia seorang yang memiliki iman dan
wibawa, sehingga Filemon mendengarnya,
Bapak dan Ibu dan seisi rumah harus memiliki iman dan wibawa, sehingga ucapan
dan nasehat kita dapat mempengaruhi orang untuk datang kepada kebenaran
Kristus dalam persekutuan bersama.
Untuk itu marilah kita mendekatkan diri kita kepada Tuhan Yesus Kristus
melalui,doa,pembacaan Firman dan Ketaatan pada-Nya agar kita memiliki hati yang
mengampuni dan pengaruh untuk membawa orang dalam persekutuan bersama
Yesus. Amin.
4. Nyanyian ( Persembahan keluarga ) : Oleh Kakak
Ny. Rohani 129 : 1-2 “Karunia Baik Semua”
1. Karunia baik semua dan segnap hidupku pembrian Tuhan jua dan berkat
tangan-Mu. Setia-Mu, ya Bapa, menjagai langkahku. Tak tersebut berapa
besar anugrah-Mu.
2. Beri di dalam hamba terpasang kasih-Mu. Sedang bertambah-tambah setia
hatiku. Kiranya kugemari segala harta-Mu dan janganlah kucari kekayaan
semu.
5. Doa syukur di ganti ( Doa Bapa kami ) Oleh : Bapak
Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu datanglah kerajaan-Mu,
jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini
makanan kami yang secukpnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami,
seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami: dan janganlah
membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang
jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan Kuasa dan Kemuliaan
sampai selama-lamanya. Amin.
6. Berkat : Ny. Rohani 18 “Anugrah Tuhan Kami Yesus Kristus”
Oleh Bapak (di nyanyikan oleh semua anggota keluarga). 1. Anugrah
Tuhan kami Yesus Kristus,
pengasihan Allah,
Persekutuan dengan Roh kudus
kirannya menyertai kami. Amin
TATA IBADAH PAGI/MALAM
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Sabtu, 6 Juli 2019
===================================
1. Persiapan : Menyalakan Lilin atau Pelita, Lalu Menyanyi 1 Pujian ( Oleh
Seorang Bapak)
Nyanyian Mazmur 138 : 1
1. bernyanyi segnap hatiku, ya Tuhan hu, mazmur pujian, dimuka dewa yang
fana, di dunia ku puji Tuhan, kubersujud ke rumahmu dn hatiku bersuka
ria, memuji nama Tuhanku yang rahmatMu tetap setia
2. Doa Pembukaan & Doa Pembacaan Alkitab ( Seorang Anak ) Trima Kasih
Tuhan, Engkau baik bagi kami, kami boleh di bangunkan untuk melihat hari
baru, kami mohon hikmat, kekuatanMu bagi kami di hari ini, kami juga mau
mendengar firmanMu, berikan hati kami yang sungguh, dan telinga kasih untuk
sungguh mendengar firmanMu, Berkati kami, supaya kami melakukan apa
tugas kami. Amin.
5. Doa Syukur dan Doa syafaat diakhiri dengan doa memohon berkat
Tuhan ( oleh Seorang Bapak).
TATA IBADAH PAGI/MALAM
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Minggu, 7 Juli 2019
===================================
Suatu hari Mahatma Gandhi yang sudah tua hendak menumpang bus. Pada saat ia
menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan.
Pintu tertutup dan bus mulai
bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Lalu,
Mahatma Gandhi dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan
melemparkannya keluar jendela. Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat
kejadian itu, dan bertanya kepadanya, “Aku memperhatikan apa yang Anda
lakukan Pak. Mengapa Anda melemparkan sepatu Anda yang sebelah juga?”
Mahatma Gandhi menjawab, “Supaya siapa pun yang menemukan sepatuku bisa
memanfaatkannya.”
Apa yang dilakukan Mahatma Gandhi bisa saja membingungkan banyak orang….
“Aneh juga…” pasti pikir kita.
Namun dari cerita hidupnya, termasuk jawaban yang diberikan tadi, kita pahami
Mahatma Gandhi adalah seorang yang penuh dengan kerelaan atau kesediaan
untuk melakukan sesuatu bagi orang lain. Rela untuk membantu orang lain, rela
untuk membela sesamanya dan rela untuk memberi. Pemberian Mahatma Gandhi
ada berdasarkan apa yang ada padanya; bukan sesuatu yang ia paksakan dari
tempat lain atau mengorbankan orang lain. Pemberiaannya tidak didasarkan pada
keinginan untuk dipuji, tetapi karena ia penuh ketulusan melakukannya.
Hari ini Firman Tuhan menegaskan tentang pentingnya sebuah kerelaan untuk
memberi. Jemaat di Korintus diingatkan agar mereka berpikir dan selalu mengoreksi
diri terkait motivasi mereka memberi. Paulus mengajar Jemaat untuk tidak asal
dalam memberi. Hal yang perlu dihindari adalah memaksakan diri untuk memberi
atau menyumbang kepada orang lain. Pemaksaan diri bisa membuat seseorang
justru malah berhutang. Ini dilakukan dengan tujuan supaya ia dapat menunjukkan
kalau ia bisa menjadi Donatur atau penyumbang yang baik. Nama jadi terkenal
tetapi justru hidup penuh hutang. Selain itu Paulus juga mengingatkan kita untuk
tidak menahan apa yang seharusnya dapat diberikan bagi orang lain. Amsal 3:27
berkata: “Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak
menerimanya’ padahal engkau mampu melakukannya.”
Belajar dari apa yang dilakukan Mahatma Gandhi dan apa yang ditegaskan oleh
Paulus kita dapat memberi bukan hanya materi atau uang, tetapi juga cinta kasih
dan waktu kita bagi keluarga dan sesama. Kita yakin pasti pemberian itu akan
bermanfaat.
Jalanilah hari dengan terus mengingat bahwa kesediaan berbagi dengan orang lain,
harus dimulai dari diri kita. Buatlah komitmen, kepada siapa hari ini masing-masing
keluarga akan berbagi berkat, berbagi pengetahuan, berbagi talenta, berbagi waktu
untuk mendengarkan, dsbnya. Berbagilah apa yang kita miliki, lihatlah bagaimana
orang lain dikuatkan melalui pemberian kita dan nama Tuhan dimuliakan. Tuhan
menolong. Amin.
(Setelah renungan anggota keluarga saling berbagi ide atau rencana apa yang bisa
dilakukan untuk menolong orang lain di sekitar rumah/dalam jemaat atau juga
melakukan sesuatu di gereja sebagai tanda kesediaan dan kerelaan untuk berbagi)
4. Menyanyi Ny.Kidung Jemaat 424:2 “Yesus Menginginkan daku”
(persembahan Keluarga)
2. Yesus menginginkan daku menolong orang lain, Manis dan
sopan selalu, ketika ku bermain Bersinar, bersinar, itulah
kehendak Yesus, Bersinar, bersinar, aku bersinar terus.
Tema: “TENANGLAH”
Pada waktu akan menghadapi ujian di sekolah atau wawancara kerja seseorang
dapat saja keringat dingin dan gemetar. Kalau sudah begitu, biasanya apa yang
sudah dipelajari atau dipersiapkan hilang begitu saja, dan ketika diambang
ketakutan kita tidak dapat melihat apa pun yang baik. Sewaktu diliputi kecemasan
kita sulit melihat jalan keluar saat dilanda kekuatiran, tak tahu apa yang dapat
dilakukan.
Hal ini terjadi pada para murid setelah semalam suntuk berjuang di perahu
menghadapi terjangan ombak dan badai, mereka tak melihat kehadiran Yesus.
Kelelahan bercampur ketakutan membuat mereka tak dapat berfikir positif, yang
muncul justru pikiran negatif “itu hantu, yang berjalan diatas air”. Ketakutan
membuat iman mereka tak bertumbuh, kepanikan membuat mereka kehilangan
rasa percaya. “Tenanglah... (Tharseo dalam bahasa Yunani)” merupakan kata yang
sering dipakai Yesus untuk menguatkan orang-orang yang tidak percaya.
Hari-hari yang kita lewati pun tak mudah, banyak hal dapat membuat kita takut,
kuatir, cemas, panik dan gugup. Di dalam keadaan seperti ini sejumlah pernyataan
negatif dapat kita ungkapkan yang menunjukkan bahwa kita tidak mengenal Yesus
dalam hidup kita. Hari ini kita diingatkan bahwa dalam menghadapi terjangan dan
badai kehidupan dalam keluarga mau pun di tengah masyarakat, kita harus mau
menguasai diri dan menjadi tenang. Ketenangan diri dan hati dapat membuat kita
focus berpikir dan memutuskan apa yang harus dilakukan. Ketenangan diri dan hati
membuat kita dapat berdoa dan memahami siapa Yesus dalam hidup kita.
Ketenangan diri dan hati memampukan kita menghadapi hantaman gelombang
kehidupan.
2. Doa Pembukaan & Doa Pembacaan Alkitab ( oleh seorang Anak) Tuhan
Yesus yang baik... Terimakasih kami telah dijaga dan dilindungi olehMu, Saat ini
akan beribadah, memuji dan memuliakanMu serta berdoa kepadamu. Hadirlah
bersama di sini, Dan kami juga akan membaca dan merenungkan FirmanMu,
Curahkanlah Roh KudusMu atas kami, Supaya kami dapat mengerti dan
melakukannya. Demi nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.
(Setelah renungan orang tua atau anggota keluarga yang dewasa menceritakan
satu pengalaman untuk diketahui dan menjadi pelajaran iman bagi hidup anak-anak
selanjutnya tentang melewati masa-masa hidup yang tidak mudah, tetap percaya
akan kuasa Tuhan dan DIA menjawab pergumulan tepat pada waktunya)
5. Doa Syukur & Doa Syafaat (Doa oleh Bapak Keluarga, Berdoa sambil
berpegangan tangan kiri kanan, dan diakhiri dengan langsung
menyanyi Ny.Roh.18)
TATA IBADAH PAGI/MALAM
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Kamis, 11 Juli 2019
===================================
I Tawarikh 17 : 27
“Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu, supaya
tetap ada dihadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab apa yang Engkau
berkati, ya Tuhan, diberkati untuk selama-lamanya.”
Inilah ungkapan akhir dari doa syukur Daud kepada Tuhan, Daud tidak minta
berkat diawal doanya, sebagai seorang kepala keluarga, sebagai seorang Raja,
pemimpin yang berkuasa bagi umat Israel. Tetapi Dia mengawali doanya dengan
bertanya kepada Tuhan ; siapakah aku ini, ya Tuhan Allah dan siapakah
keluargaku ? (ayat 16). Daud sadar, Dia kecil,terbatas, dia hanya manusia yang
diciptakan oleh Tuhan. Juga siapa keluarganya ? dia tahu keluarganya, keluarga
yang dibangun dalam masalah besar, sampai kehilangan anaknya. Bahkan di
sadar begitu banyak persoalan dan masalah datang silih berganti, mungkin dia
mengambarkan keluarganya, karena kesibukan di lihat dari kacamata manusia
tidak layak, tetapi dari kacamata Tuhan, tidak demikian kuncinya adalah daud
selalu datang kepada Tuhan, daud selalu membuka diri kepada Tuhan,
memberitakan apa yang sudah dia kerjakan setiap hari baik atau buruk. Karena
ketaatan dan kesetiaannya dan dengar-dengaran kepada Tuhan.
Tuhan memberkatinya ; banyak kali orang senang meminta berkat dari Tuhan,
tetapi tidak mau berkomunikasi, mendengar Firman Tuhan (membaca Alkitab)
bahkan menolak tanggung jawabdalam keluarga. Sebagai Bapak kepala keluarga
menasehati anak-anak untuk harus hidup yang benar tetapi Bapak menjadi
teladan, sebagai Ibu yang setia terus melayani seisi rumah, membagi pekerjaan
anak-anak dalam rumah,
sebagai anak-anak yang dengar-dengaran kepada orang tua, rajin belajar, rajin
sekolah, bergaul yang baik. Peran Ibu Bapak untuk tetap mendidik dan mengajar
menjadi contoh dan teladan yang baik bagi seisi rumah. Sorang kepala keluarga
harus belajar dari Daud, bertanya dan membawa keluarga kepada Tuhan. Dengan
ketaatan dan kesetiaan, serta dengar-dengaran maka keluarga akan diberkati. Oleh
keluarga ; Daud dipilih oleh Tuhan menjadi Raja atas Israel untuk menunjukkan
Kuasa dan kebesaran Allah, keluarga kitapun dipilih oleh Allah untuk menjadi berkat
bagi banyak orang. Tetapi semua itu di mulai dari dalam keluarga, perannya ada
pada bapak sebagai kepala keluarga, maka Mazmur 128 : 3 - 4 berkata isterimu
akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu
seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu......
sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan Tuhan.
Mari kita semua, Bapak, Ibu, anak-anak kita terus hidup dalam ketaatan, setia,
saling menegur dan menyapa satu dengan yang lain dalam dengar-dengaran
kepada Firman Tuhan, maka kita menjadi keluarga yang diberkati, Amin.
5. Nyanyian Persembahan “Rohani 76 : 1 dan 6”
6. Doa Syukur dan Syafaat (Doa Bapa kami) oleh Bapak
7. Berkat : (dapat dinyayikan Rohani 18 atau 19)
TATA IBADAH PAGI/MALAM
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Jumat, 12 Juli 2019
===================================
Persiapan : Keluarga duduk dalam lingkaran meja lilin di tengah Lilin
dinyalakan oleh Ibu
Bacaan kita saat ini; Tuhan menyuruh dan memerintahkan orang tua (Bapak)
sebagai kepala keluarga, harus mengajarkan perintah Tuhan. Apa itu isi perintah
Tuhan “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu”.
Mengapa perintah kepada orang tua ? Sebab pendidikan dan pengajaran yang
utama seorang anak itu ada dalam rumah, keluarga. Pembentukkan jiwa anak,
pergaulan anak semua dari dalam rumah. Kalau orang tua (Bapak Ibu) sudah
tidak tahu mengasihi Tuhan dan tidak takut Tuhan bagaimana mungkin anak-
anak dapat bertumbuh dalam pengenalan Tuhan, dan sifat serta tabiat mereka
tidak akan mengambarkan kasih Tuhan. Benar kata Yesus dalam Injil Lukas 6 : 44
Sebab setiap pohon di kenal pada buahnya. Juga dalam Matius 12 : 33 jikalau
suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya... sebab dari buahnya
pohon itu dikenal. Artinya karakter / tabiat, kelakukan dan kebiasaan dan
seorang anak itu tergantung dari pohon (Bapak Ibu). Sejauh mana peran Bapak,
Ibu dalam ketaatan dan dengar-dengaran yang baik kepada Tuhan terjalin dan
terukur dengan baik, dalam perilaku kasih kepada Tuhan akan turun dan berbuah
baik lewat pendidikan kepada anak- anak; misalnya mengajar anak sebelum
tidur, untuk membaca alkitab dan berdoa juga pada waktu bangun pagi,
sebelum makan berdoa, belajar atau sekolah. Melalui pengajaran ini dengan
sendirinya tumbuh kembang menjadi sesuatu yang tertata dengan baik dalam
pertumbuhan sampai dewasa. Kewajiban orang tua berulang-ulang terus dalam
pengajaran, sehingga anak-anak tidak menjadi hilang dari dalam keluarga.
Dewasa ini banyak anak menjadi hilang dari dalam keluarga karena pengaruh
miras, narkoba, seks bebas dan sebagainya, apakah Tuhan tinggalkan anak-anak
ini jawabnya TIDAK.... ini
semua karena kelalaian orang tua (Bapak) yang tidak mengajarkan dan menjadi
contoh dan teladan sesuai dengan Firman Tuhan. Pada hal Firman-Nya haruslah
berulang-ulang, engkau mengajarkan dan membicarakan, bila dirumah, bila
jalan-jalan atau rekreasi atau bila mau tidur ini keharusan dan wajib. Semua kita
harus mengasihi Tuhan dan melakukan perintah-Nya maka Tuhan akan
mengangkat nama kita, keluarga kita, keberhasilan kerja kita untuk menjadi
teladan bagi banyak orang.
Tuhan memberkati Bapak sebagai keluarga yang diberkati. Amin
5. Nyanyian Persembahan “Rohani 16 : 1 dan 2”
6. Doa Syukur dan Syafaat (Doa Bapa kami) oleh Ibu
7. Berkat :
Anugerah yang bersumber dari Allah Bapa, Tuhan lita Yesus Kristus dan dari Roh
Allah, yang hidup memberkati kita sekalian, Amin.
(Keluarga Saling berjabat tangan.... selamat malam)
TATA IBADAH PAGI/MALAM
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Sabtu, 13 Juli 2019
===================================
Penjelasan Teks
Kitab Kejadian berbicara tentang tabiat manusia yang jatuh ke dalam dosa, pertama
Adam dan Hawa, akibat dosa, merasa takut dan malu, lalu lari dan bersembunyi
dari Allah. Tabiat berikut adalah seperti keadaan Kain, yaitu iri hati, muka
masam/sulit senyum, membunuh adiknya Habel dan berusaha menutupi
perbuatannya yang salah. I Yohanes 3:12, mengatakan Kain membunuh karena
rasa benci. Kejadian 4:7, Dosa mengintip, dan karena Kain tidak mendengar suara
Tuhan, akibatnya dosa telah masuk ke dalam hatinya, dan selanjutnya dosa
menguasai hati Kain untuk mewujudkan Keinginan dari dosa itu. ( kata yang
dipakai untuk mengintip adala robes). Efesus 4: 27, bahwa Kemarahan memberi
peluang (menyebabkan celah/membuka pintu bagi Iblis).
Bagian Firman ini berbicara tentang niat untuk memberi persembahan kepada
Tuhan tetapi berakhir dengan kematian/ Pembunuhan, karena Problem Emosi Kain
yang tidak dibereskan. Firman ini juga menasihati Orang tua dan anak-anak agar
menjadi
menjaga hati, membereskan rasa benci, emosi atau kemarahan dan iri hati.
Bagaimana caranya:
1. Terus mendengarkan suara Tuhan melalui pembacaan dan perenungan
Firman Tuhan (Bandingkan Mazmur 1).
2. Belajar terbuka dan jujur mengakui kesalahan/dosa
3. Belajar untuk menjadi sabar, senyum, berbicara/ membangun komunikasi
dengan baik dan belajar berbuat baik (Fasal 4,
Ayat 7: Apakah mukamu tidak akan berseri jika engkau berbuat baik?)
Jadi beribadah itu jaga hati, jaga mulut, jaga tangan dan kaki agar
berpadanan/sesuai dengan Firman Tuhan.
Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana Problem/masalah emosi (kebiasaan marah, tersinggung) di dalam
keluarga. Bagaimana cara membereskan kebiasaan-kebiasaan ini.
2. Bagaimana keterbukaan untuk mengaku dan memperbaiki hal-hal yang
mengganggu hubungan keluarga.
TATA IBADAH PAGI/MALAM
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Minggu, 14 Juli 2019
===================================
Kerajaan Allah berbicara tentang Dominion atau power (kuasa), Nilai-Nilai Yang
Unggul dan Gaya Hidup yang menjadi contoh/teladan. Tentang Kuasa Kerajaan
Surga, Matius 12:28, Di mana Kerajaan Allah hadir, Setan menyingkir, atau Roma
1:16, Injil adalah kekuatan Allah . Kalau Kerajaan Allah ada di dalam Rumah tangga,
tidak akan ada pertengkaran/perkelahian. Kalau masih ada percekcokan di dalam
Keluarga, apakah Kerajaan Allah ada di Rumah kita? Kerajaan Allah juga berbicara
ten htang Nilai-Nilai hidup, dimana nilai-nilai ini harus dilakukan kemudian
diajarkan. Banyak orang senang menjadi pendengar tetapi bukan pelaku Firman,
atau banyak orang senang menasihati/mengajar, tetapi jarang melakukan apa yang
dikatakan (Matius 5:19; Lukas 8:15).
Didalam Kerajaan Allah, tidak ada kepemilikan (Ownership), karena segala sesuatu
termasuk manusia, adalah milik Sang Raja. Maka di dalam Kerajaan Allah ada
istilah Stewardship (Penatalayanan). Peran manusia hanyalah Hamba (Doulos) yang
melayani. Dulu, Para budak itu dijual di Pasar, lalu dibeli. Sang Tuan yang membeli
budak ini berhak melakukan apa saja atas budaknya. Kita juga adalah budak
dosa, tetapi Yesus telah menebus/membeli kita dengan darah dan nyawaNya,
karenanya kita sungguh-sungguh berharga. Sebagai rasa syukur kita, kita harus
melayani Tuhan Yesus. Kalau manusia melayani dengan baik, kita akan
mendapatkan tiga hal, pertama mendapatkan pujian, dikatakan “sungguh baik”,
kedua promosi (setia dalam perkara kecil, akan dipercayakan perkara yang lebih
besar), ketiga, akan turut di dalam sukacita tuannya (turut makan perjamuan
bersama tuan), itulah wujud hidup dalam syalom. Jadi Kerajaan Surga tidak hanya
menyangkut hidup setelah mati, tetapi bagaimana kehidupan kita berdampak di
dunia hari ini, sehingga ada syalom, ada hidup yang baik, damai dan sejahtera.
Kerajaan Allah berbicara tentang nilai-nilai yang unggul. Kalau Kita mengatakan kita
adalah warga Kerajaan Allah, kita juga memiliki sifat dan sikap hidup bekerja keras,
loyal/patuh, setia,rajin, bertanggung jawab. Ada orang mengatakan orang kristen
tidak boleh kaya. Mereka menggunakan contoh Lazarus yang miskin dan masuk
surga. Sebenarnya kata-kata ini adalah kata-kata yang hendak membenarkan sifat
kemalasan. Rasul Paulus mengatakan Pemalas adalah sahabat/teman dari
Perusak/Pengacau. Mengapa kita harus melawan kemiskinan, karena orang malas
dan miskin bisa menjadi orang yang tidak percaya Tuhan/tidak beriman. Orang
miskin selalu minder (rasa rendah diri), iri hati, selalu membenci orang lain yang
rajin dan yang bekerja keras kemudian memiliki hidup yang lebih baik.
Mari kita menjadi orang yang rajin, setia berdoa/mencari Tuhan, bekerja keras,
berfikiran cerdas dan bertanggung jawab dengan waktu, karunia dan semua talenta
yang dianugerahkan Tuhan kepada kita, agar kemudian kita juga mengalami 3 hal di
atas: mendapatkan pujian, Promosi, dan turut di dalam sukacita (hidup dalam
kesejahteraan atau mengalami syalom). Ingat, semua kepercayaan yang diberikan
Tuhan bersifat sementara, kalau kita tidak bisa kelola dengan baik, semuanya akan
diambil Tuhan dari kita lalu diberikan kepada yang lain dan terakhir kita akan diikat
dan dibuang ke neraka (Matius 25:30).
TATA IBADAH PAGI/MALAM
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Senin, 15 Juli 2019
===================================
“KEKUATIRAN”
(Matius 6: 24 - 34)
Firman ini berbicara tentang bahaya kekuatiran. Mengapa, karena orang kuatir
sama dengan Penyembah berhala/Mamon (Harta). Manusia tidak bisa hidup tanpa
uang. Manusia membutuhkan Uang/harta. Uang bukan segala-galanya, tetapi uang
bisa membeli apa saja. Uang bisa beli manusia (orang bisa menjual diri karena
uang, orang bisa dibunuh karena uang). Karenanya Firman Tuhan pekah dan sangat
serius membahas masalah harta benda/kekayaan. Itu berarti orang Kristen juga
harus membuka mata untuk melihat pentingnya harta benda.
Firman ini mau berbicara tentang prioritas. Tidak ada manusia yang luput dari
kekuatiran, tetapi Tuhan dan KerajaanNya yang harus menjadi prioritas utama
dalam kehidupan seorang Kristen. Kerajaan itu begitu penting, sama seperti harta
yang terpendam. Kita harus terus pikir, cari dan temukan, dan Kembangkan. Segala
harta kita, kita tukarkan dengan Kerajaan itu (Matius 13:44-46). Dimana
Harta/kekayaan-mu, disitu hatimu. Kalau kita besarkan kerajaan Allah, kita juga
akan dibesarkan. Ada orang yang mengambur harta, tetapi terus kaya. Ada
konglomerat yang hemat bahkan pelit, tetapi kemudian menjadi konglomelarat.
Mengapa, Karena Yesus mengatakan, Apa yang kita lakukan karena namaNya dan
untuk kerajaanNya, kita akan mendapatkan ganti rugi 100 kali lipat, bahkan
mendapatkan hidup yang sempurna dan kekal.
1. Kita harus investasikan harta kita untuk kerajaan Allah, agar Tuhanlah yang
menjadi Tuan atas Harta kita. Harta tidak boleh menjadi tuan atau berhala
dan menggantikan tempatnya Tuhan. Harta hanya menjadi hamba atau
Pelayan dan alat. Harta harus dipakai untuk mewujudkan kesejahteraan
sesama manusia. Kalau kita menikmati sendiri harta benda itu, kita mau
mengatakan bahwa, karena kekuatan dan kepintaran kita sendiri, semuanya
ini ada. Kita sedikitpun tidak mengakui bahwa Allah yang memberi
kepintaran, kekuatan, kesehatan dan kesungguhan bekerja. Tuhan bilang
untuk Orang seperti ini, silahkan jaga hartamu sendiri. Pasti orang ini tidak
bisa tidur/tidak bisa menikmati hidup karena akan trus kuatir, bagaimana
supaya hartanya aman dan jiwanya selamat. Yesus ingatkan, bahwa di dunia
ada karat, ngengat dan pencuri. Yesus juga mengingatkan bahwa manusia itu
tidak kekela, bisa saja malam ini nyawanya diambil, dan seluruh kekayaan itu
ditinggalkan, lalu orang lain yang nikmati. Alkitab berbicara agar ada
keseimbangan (Yang kaya tidak berkelebihan, yang miskin tidak
berkekurangan, 2 Korintus 8:15).
2. Harta benda tidak kekal. Agar Kekayaan bernilai kekal, maka terlebih dahulu
diserahkan kepada Tuhan. Apa yang diserahkan kepada Tuhan akan diberkati
sehingga berlipat ganda dan berubah menjadi berkat. Kalau Harta tidak
diserahkan kepada Tuhan dan diberkati, bisa menyebabkan bencana.
Uang itu adalah berkat karenanya bersifat netral, tergantung dari Cara
berpikir kita, cara menggunakannya (perlu perubahan mindset). Bahwa nilai
uang dan Tujuan pemanfaatannya harus jelas. Abraham diberkati Tuhan dan
menjadi berkat bagi bangsa-bangsa karena menempatkan Allah pada
prioritas utama dan yang menggunakan hidupnya, bahkan seluruh harta
benda menjadi sesuatu yang bernilai kekal, mewujudkan rencana Allah.
Prioritas Abraham jelas. Tuhan adalah segala-galanya. Ishak pun Abraham
bersedia korbankan. Uang bisa bernilai kekal, mendukung perluasan kerajaan
Allah, mendukung maksud dan rencana Allah, Uang digunakan untuk
penyembahan/memuliakan Allah, dipakai untuk hal-hal yang bersifat
kemanusiaan, menciptakan keadilan dan kesejahteraan.
Orang kaya bisa membangun kerajaannya sendiri, tetapi kerajaannya bersifat
sementara dan akan berakhir tragis (tidak akan ada damai sejahtera, pasti
ada ketidakadilan, penindasan dan pertumpahan darah, karena akan terus
terjadi perampasan kekuasaan). Karenanya mari bersepakat dan bekerja
sama dengan Tuhan, mari bangun kerajaan Tuhan, jangan bangun kerajaan
yang berpusat pada diri sendiri (egosentris). Amin
TATA IBADAH PAGI/MALAM
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Selasa, 16 Juli 2019
===================================
Peristiwa keluaran dari Mesir, tanah perbudakan merupakan peristiwa yang sangat
penting bagi umat Israel karena itu peristiwa keluaran dari tanah Mesir dipandang
sebagai perbuatan ajaib yang dilakukan Allah bagi mereka. Begitu penting dan
ajaibnya peristiwa keluaran/pembebasan dari tanah perbudakan (Mesir), maka
credo Israel memuat tentang peristiwa pembebasan itu. Peristiwa pembebasan dari
perbudakan di Tanah Mesir merupakan bukti nyata dari kehadiran Allah dalam
seluruh kehidupan umat Israel. Penyelamatan Allah bagi umat Israel dari
perbudakan itu nyata dalam ayat 17-18. Melalui kedua ayat ini terlihat peran Allah
untuk melindungi bangsa Israel dari kemungkinan terburuk yakni penyerangan dari
bangsa Fislistin. Harapan akan suatu kemerdekaan hidup baru dimulai sehingga
harapan itu harus dijaga, karena itu jarak yang pendek harus diubah menjadi jarak
yang panjang yang tujuannya adalah gara umat Israel terhindar dari penyerangan
bangsa Filistin. Jarak panjang ini adalah jalan ziarah iman, jalan pengucian atas
penyerahan diri yang sungguh kepada Allah yang telah membebaskan mereka dari
penindasan. Allah yang mengendalikan perjalanan itu. Ayat 21 – 22 “Tuhan berjalan
di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di
jalan. Dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menrangi mereka, sehingga
mereka dapat berjalan siang dan malam hari”. Penyertaan Allah ini memperlihatkan
dengan jelas bagi umat Israel bahwa perjalanan hidup mereka dikendalikan oleh
Allah sendiri. Satu hal yang diminta Allah dari mereka adalah kesungguhan untuk
percaya kepadaNya. Demikian juga hidup kita sebagai keluarga, tentu ada banyak
tantangan yang kita alami dalam setiap perjalan hidup ini. Namun sebagaimana
bangsa Israel, Allah juga minta dari kita untuk percaya sungguh-sungguh
kepadaNya sebagai pengendali hidup ini. Tantangan yang kita alami sebagai
keluarga (bapa, ibu dan anak-anak) merupakan sekolah iman yang hendak
menghantar kita pada pengenalan akan Allah yang senantiasa hadir dalam seluruh
perjalanan hidup kita. Amin.
V. Nyanyian Persembahan Keluarga: Oleh seorang anak
Ny. Rohani 131: 1 “Ya, Tuhan bimbing aku”
Jika kita memperhatikan ucapan bahagia Yesus yang dinyatakan melalui pengajaran-
Nya, maka terkandung di dalamnya adalah suatu pernyataan terhadap apa yang
dilakukan oleh seseorang yang menghanyati keberadaannya di hadapan Allah. Kata
“berbahagia” menunjuk pada hasil dari buah iman seseorang yang sungguh-
sungguh mengasihi Allah dan menampakannya dalam seluruh kehidupannya. Buah
dari iman itu bukan muncul karena paksaan untuk melakukan segala perintah Tuhan
karena setiap orang memiliki kebebasan untuk melakukan perintah-Nya. Walau
demikian, Yesus memperingatkan orang banyak yang datang untuk mendengar
pengajaran-Nya bahwa kehidupan yang kekal hanya dapat diperoleh apabila mereka
mampu menyatakan kasih yang tulus kepada setiap orang. Kasih bukan sekedar
tindakan untuk dipertontonkan melalui tindakan guna perolehan reputasi/pujian,
tetapi merupakan tindakan yang lahir dari kesadaran yang sungguh akan Allah yang
lebih dahulu mengasihi manusia. Ayat 13 – 16 merupakan suatu kesimpulan yang
hendak menegaskan bahwa kehidupan di dalam Kristus harus membuahkan suatu
mentalitas baru yang dapat dicontohi atau diteladani. Mentalitas baru yang
dimaksudkan Yesus disini adalah “menjadi garam dan terang dunia”. Jika Yesus
meminta kita menjadi garam dan terang dunia, maka hidup kita harus dapat
mengubah orang lain kepada pengenalan akan Allah yang telah mengasihi dan
menyelamatkan kita. Jadi, menjadi garam dan terang ada dalam konsep
“mengikuti keteladanan Yesus” yang tidak hanya menunjuk pada kemampuan
kita menaati ajaran dan mengikuti keteladanan-Nya sebagi suatu formalitas, tetapi
harus dinampakan dalam seluruh kehidupan dan relasi kita dengan orang lain
termasuk dalam keluarga antara ibu dan bapa, antara anak-anak dan orang tua.
Kiranya Tuhan memampukan kita melakukan Firman-Nya dalam seluruh kehidupan
kita sebagai keluarga. Amin
V. Nyanyian Persembahan Keluarga: Oleh seorang anak
Ny.Rohani no: 86 bait 1 dan 2 “Tahanlah danBerjuang trus”
1. Tahanlah dan berjuang trus, dalam perjuanagn kudus. Kristuslah
pokok kuatmu dan kemenanganmu tentu.
2. Maju tetap dan capailah, harta kehidupan baka. Upah
perjuangan berat, itu mahkota alhayat.
Daud adalah tokoh yang sangat terkenal dikalangan umat Israel. Sebelum menjadi
raja di Israel. Daud sebenarnya adalah seorang yang biasa, tetapi karena
kerendahan hati dan percayanya kepada Allah maka Daud menjadi seorang yang
terkenal. Dikalangan raja-raja Israel, Daud memiliki integritas dan spiritualitas yang
nampak dalam seluruh kehidupannya sebagai wujud dari iman percayanya kepada
Allah. Teks ini berceritera tentang Daud yang berperang melawan Goliat panglima
perang pasukan Filistin. Pasukan Filistin yang dipimpin Goliat adalah pasukan yang
tangguh dan memiliki alat perang yang lengkap sementara Daud hanya memiliki
alat perang yang sangat sederhana yakni: tongkat dan batu kali. Walau demikian,
Daud tidak merasa takut kepada pasukan Goliat, karena ia percaya bahwa Allahlah
yang akan berperang melawan Goliat. Imannya terungkap jelas dalam ayat 45 –
47. Dalam kehidupan kita seringkali kita berhadapan dengan masalah-masalah
yang datang silih berganti. Kita berdoa, tetapi doa-doa kita sepertinya tidak
dijawab oleh Tuhan. Kita putus asa lalu mencari jalan penyelesaian terhadap
masalah kita dengan cara-cara yang bertentangan dengan kehendak Allah. Bahkan
kitapun dapat menyangkali Allah karena beratnya masalah yang kita hadapi.
Melalui teks ini, setiap keluarga Kristen hendaknya menyadari bahwa Allah kita
adalah Allah yang mampu menyelesaikan masalah kita asalakan kita tetap percaya
kepada-Nya dan menyerahkan masalah kita pada-Nya. Dengan kesadaran iman
akan Allah yang mampu membawa kita melewati masa-masa sulit, maka iman kita
kepada Allah akan terus bertumbuh dan pengenalan akan Allah akan membawa
perubahan bagi kehidupan kita dan cara pandang kita terhadap setiap masalah
yang kita hadapi. Amin.
V. Nyanyian Persembahan Keluarga : Oleh seorang anak laki-laki
Ny.Rohani no: 86 bait 1 dan 2 “Tahanlah danBerjuang trus”
1. Tahanlah dan berjuang trus, dalam perjuanagn kudus. Kristuslah
pokok kuatmu dan kemenanganmu tentu.
2. Maju tetap dan capailah, harta kehidupan baka. Upah
perjuangan berat, itu mahkota alhayat.
VI. Doa syafaat dan berkat : Oleh bapak keluarga.
Terimakasih Tuhan, atas FirmanMu yang telah kami baca dan renungkan dalam
ibadah kami. Kami mohon kiranya FirmanMu memapukan kami melewati hari ini
dalam tuntunamu sehingga hidup kami berkenan di hadapanMu. Berilah kiranya
hidup kami sungguh-sungguh menjadi garam dan terang dimanapun kami
berkarya. Agar oleh FirmanMu, hidup kami bermakna bagi sesama kami. Karena
itu kami mohon berkatMu atas kehidupan kami. Semoga Allah sumber berkat
dan kehidupan senantiasa menyertai kita sekalian. Amin
TATA IBADAH PAGI/MALAM
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Jumat, 19 Juli 2019
===================================
Orang tua adalah figur yang selalu dicontohi anak-anak dalam keluarga. Karena itu
orang tua harus mampu meperlihatkan cara hidup yang benar di hadapan anak-
anaknya agar merekapun dapat bertumbuh sejalan dengan contoh hidup baik yang
mereka peroleh dari orang tua mereka. Anak-anak mendengar, mengamati setiap
perilaku orang tua ketika mereka masih kecil. Dari orang tua mereka belajar hal
yang baik dan buruk. Louis dan Eunike meperlihatkan hal tersebut. Sebagai orang-
orang yang memiliki iman kepada Kristus, mereka berdua mewariskannya kepada
Timotius. Mereka berdua juga menuntun Timotius kepada pengenalan akan Firman
Tuhan dengan mengajarkan Kitab Suci kepadanya. Hal ini merupakan langkah
penting bagi Louis dan Eunike untuk menuntun Timotius kearah pengenalan akan
Kristus. Louis dan Eunike adalah dua perempuan yang memiliki iman yang sungguh
kepada Allah dan mereka menampakannya dalam seluruh kehidupan mereka.
Karena iman dan kehidupan yang baik Eunike (ibu Timotius) dan neneknya Louis,
Timotius juga memiliki hidup yang benar di hadapan Allah. Cara hidup Timotius
merupakan bentukan dari cara hidup yang diwariskan Eunike dan Louis. Mewariskan
Iman melalui cara hidup kita kepada anak anak kita merupakan hadiah terpenting
yang akan membentuk hidup mereka. Karena itu kita sekalian sebagai keluarga
Kristen haruslah hidup kita menjadi contoh dan teladan di antara sesama keluarga.
Amin
V. Nyanyian Persembahan Keluarga: Oleh seorang anak
Ny. Rohani no: 85 bait 4 “Tak kita menerahkan”
4. Di hati kami Tuhan Kau tulis sabda-Mu, Supaya
kami juga setia dan teguh. Kendati gunung
goyah, binasa dunia. Kekallah firman Allah,
selama-lamanya.
VI. Doa syafaat dan berkat : Oleh bapak keluarga.
Terimakasih Tuhan, atas FirmanMu yang telah kami baca dan renungkan dalam
ibadah kami. Kami mohon kiranya FirmanMu memapukan kami melewati hari ini
dalam tuntunamu sehingga hidup kami berkenan di hadapanMu. Berilah kiranya
hidup kami sungguh-sungguh menjadi contoh dan teladan bagi orang lain
dimanapun kami berkarya sehingga hidup kami bermakna bagi sesama kami.
Karena itu kami mohon berkatMu atas kehidupan kami. Semoga Allah sumber
berkat dan kehidupan senantiasa menyertai kita sekalian. Amin
TATA IBADAH PAGI/MALAM
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Sabtu, 20 Juli 2019
===================================
Ada kisah tentang seorang pembuat sepatu. Walaupun hidupnya miskin, namun ia
begitu bahagia. Setiap hari ia bernyanyi gembira. Siang malam ia selalu bernyanyi.
Di sebelah rumah tukang sepatu tinggallah seorang kaya raya. Setiap hari
pekerjaannya hanyalah menghitung uang yang begitu banyak. Begitu banyaknya
hingga ia merasa takut kehilangan dan tidak memiliki ketenangan.
Orang kaya tersebut merasa terganggu dengan nyanyian pembuat sepatu. Ia ingin
membungkam mulutnya, tetapi bagaimana caranya? Akhirnya, ia menemukan
sebuah cara. Dipanggilnya pembuat sepatu itu dan diberinya satu tas berisi uang.
Tukang sepatu melotot melihat isi tas itu. Selama hidup, ia belum pernah melihat
uang sebanyak itu. Dihitungnya uang dalam tas itu.
“Wah banyak sekali. Dimana aku harus menyimpannya?”
Ia merasa takut jika uang itu hilang. Ia pun meletakkan uang tersebut di kolong
tempat tidur.
“ah, tempat ini tidak aman. Bagaimana jika kuletakkan di langit-langit kamarku?
Tetapi, di sana banyak tikusnya. Bagaimana jika di kandang saja, pasti tidak ada
yang tahu.”
Tukang sepatu itu kebingungan dengan uangnya sehingga ia kehilangan
ketenangan dan lupa untuk bernyanyi. Semalaman ia tidak dapat tidur. Akhirnya,
pagi-pagi ia menuju rumah orang kaya itu dan berkata:
“Ambillah kembali uangmu ini. Uang ini membuat aku menjadi khawatir dan sakit.
Lebih baik aku menjadi pembuat sepatu seperti dulu.”
Sejak saat itu pembuat sepatu makin giat bekerja dan hidupnya bahagia. Ia kembali
seperti dulu dan selalu menyanyi setiap bekerja. Menyanyi memang penting,
seperti yang dilihat oleh pemazmur. Ia menaikkan ungkapan syukur atas apa yang
Tuhan Allah perbuat dalam hidupnya. Saat menghadapi lawannya atau orang-orang
merencanakan kejahatan atas hidupnya. Mereka berperang melawannya,
mengejar, hendak mencabut nyawa, memasang jebakan, merendahkannya dan
sejumlah kejahatan lainnya. Dalam doanya Ia memohon Tuhan akan
melepaskannya dari situasi sulit ini dan di tengah bahaya sekalipun, nyanyian
syukur terus ia persembahkan kepada Tuhan. Itu artinya hambatan, tantangan dan
persoalan tidak akan membatasi dirinya untuk menceritakan kepada orang lain
siapa itu Tuhan Allahnya. Dalam Mazmur 105:2 tertulis ‘Bernyanyilah bagiNya,
bermazmurlah bagiNya, percakapkanlah segala perbuatanNya yang ajaib’
Marilah, hari ini sebagai keluarga, kita membangun komitmen bersama untuk mau
sungguh-sungguh menyanyi. Perhatikanlah di dalam ibadah-ibadah, banyak orang
datang tetapi tidak mau menyanyi. Mereka beribadah tetapi memilih diam dan
menikmati orang lain menyanyi. Padahal kita tahu bahwa menyanyi adalah salah
satu cara kita bersaksi tentang perbuatan atau tindakan Allah bagi hidup kita.
Marilah menyanyi bagi Tuhan. Menyanyi dengan sungguh-sungguh dalam seluruh
peribadahan dan sesuai dengan apa yang tertera dalam tata ibadah. Kita pun ingat
bahwa hidup kita pun adalah sebuah nyanyian. Nyanyian yang baik, disenangi dan
menguatkan banyak orang. Saksikanlah cara hidup yang memuliakan nama Tuhan
sekarang dan selamanya. Tuhan memampukan kita. Amin.
5. Doa Syukur dan Doa syafaat diakhiri dengan doa memohon berkat
Tuhan ( Oleh Seoorang Anak)
TATA IBADAH PAGI/MALAM
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Selasa, 23 Juli 2019
===================================
Mazmur ini berbicara tentang perubahan Gereja dan masyarakat dimulai dari
kehidupan suatu keluarga. Dan Kehidupan keluarga itu sendiri dimula dari
kehidupan seorang Ayah. Inilah berkat dari seorang Laki-Laki yang takut akan
Tuhan. Kita ingat, bahwa dosa satu orang laki-laki yang bernama Adam
mengakibatkan kehancuran seluruh dunia.
Seorang Laki-Laki yang takut akan Tuhan, yang bekerja keras dan hidup dari hasil
keringatnya, akan mengalami berkat-berkat, yaitu Isterinya seperti Pohon Anggur
yang subur. Anggur itu simbol kemuliaan, Sukacita, tetapi juga dipakai oleh Yesus
sebagai simbol dari darahNya yang mengampuni dosa. Itu berarti Isteri memiliki
karakter yang luhur, memancarkan kemuliaan/kehormatan suami, tunduk dan taat
kepada suami, selalu menjadi pemaaf/pengampun, isteri yang sehat/subur dan
memberinya kenikmatan tetapi juga menghasilkan/tidak mandul). Ada banyak Laki-
laki yang jatuh dalam dosa korupsi karena tekanan atau godaan isteri. Anak-Anaknya
menjadi Tunas Pohon Zaitun sekeliling Meja Tuhan. Zaitun itu simbol ketahanan
iman, moral dan fisik. Pohon Zaitun berumur sangat panjang (ratusan tahun),
akarnya sangat dalam, minyaknya mengandung lemak jenuh yang dapat
menghancurkan lemak di dalam tubuh, mengandung omega 3 dan 6 untuk
kesehatan jantung, juga vitamin E yang tinggi untuk kesehatan kulit. Omega 3 dan 6
hanya ada pada ikan di laut, tetapi juga ada pada dua tumbuhan ini yaitu Zaitun dan
Buah Merah di Papua. Zaitun juga dipakai sebagai minyak urapan, untuk mengurapi
Nabi, Raja dan Imam. Sungguh membanggakan karena anak-anak dari laki-laki yang
takut Tuhan dan hidup dari hasil keringatnya,Selalu dipenuhi berkat Tuhan (anak-
anaknya berada di sekeliling meja Tuhan),anak-anaknya memiliki ketahanan fisik,
moral dan intelektual, menjadi orang mulia dan terkenal. Laki-Laki ini juga akan
berumur panjang (Ia melihat anak-anak dari anak-anaknya/melihat cucu cicinya).
Laki-Laki yang takut akan Tuhan, yang bekerja keras, dan hanya hidup dari hasil
keringatnya, tidak hanya memiliki keluarga yang bahagia dan berumur panjang,
tetapi kehidupannya secara pribadi dan kehidupan seluruh rumah tangganya
(dirinya, isteri dan anak-anaknya yang hebat-hebat ini) juga akan mempengaruhi
persekutuan hidup berjemaat (Jemaat atau gereja disimbolkan dengan Sion), dan
masyarakat kota (Kota disimbolkan dengan Yerusalem). Jadi suami yang takut
Tuhan, mandiri dan produktif dari sisi moral dan ekonomi, akan menghasilkan juga
Rumah tangga yang mandiri, produktif/ menjadi berkat, juga menghasilkan Jemaat
dan Masyarakat yang mandiri dan produktif/ jadi berkat.
Firman ini menekankan peran suami-isteri, untuk membentuk rumah tangga yang
bahagia, memiliki pendapat yang halal secara ekonomi tetapi juga kehidupan
Rohani yang baik. Kedua orang tua meskipun mencari nafkah, terutama suami,
tetapi tidak lalai terhadap tanggung jawabnya sebagai Imam di dalam Rumah
tangga, yaitu mengajarkan keluarga.
TATA IBADAH PAGI/MALAM
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Rabu, 24 Juli 2019
===================================
2. Doa Pembukaan & Doa Pembacaan Alkitab ( Seorang Anak ) Hari ini,
kami boleh ada untuk menikmati kehidupan, itu karna kasihMu yang besar
bagi kami, berilah hari ini menjadi suka cita dan berkat terus melimpah di
hidup kami, berkati Firman, supaya kami terus bertumbuh dalam iman dan
pengharapan Amin.
5. Doa Syukur dan Doa syafaat diakhiri dengan doa memohon berkat
Tuhan ( oleh seorang ibu)
TATA IBADAH PAGI/MALAM
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Kamis, 25 Juli 2019
===================================
2. Doa Pembukaan & Doa Pembacaan Alkitab ( Seorang Anak ) Kami datang
kepadaMu Tuhn, karna Engkau baik bagi kami, trima kasih untuk Anugrah hidup
yang Engkau bri bagi kami sekelurga di hari ini. berikan kami hati yang penuh
sukacita dan damai sejahtra, agar kami juga membagi sukacita dan
damaisejahtera bagi orang lain berkati kami dengan FirmanMu, supaya kami
terus menjadi alat pemberita injil bagi orang banyak. Amin.
5. Doa Syukur dan Doa syafaat diakhiri dengan doa memohon berkat
Tuhan (seorang ibu)
TATA IBADAH PAGI/MALAM
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Jumat, 26 Juli 2019
===================================
1. Tuhan Allah hadir dalam rumah ini; Hai sembah sujud di sini.
Diam dengan hormat, tunduklah semua, tubuh serta jiwa juga.
T’rimalah sabdaNya. Minta diberkati Dan serahkan hati.
Kisah penciptaan langit dan bumi memberi kesaksian bahwa pada mulanya Tuhan
Allah menciptakan Adam (manusia laki-laki). Kemudian Tuhan Allah melihat tidak
baik manusia itu (Adam) hidup seorang diri. Maka Tuhan Allah berfirman: Aku akan
menjadikan penolong baginya, yaitu seorang perempuan (Eva atau Hawa). Inilah
amanat Tuhan Allah yang melahirkan perjumpaan dan persekutuan hidup antara
laki-laki dan perempuan, yakni Adam dan Hawa untuk melaksanakan tujuan dan
maksud Tuhan Allah di dalam dunia. Dari perjumpaan dan persekutuan inilah, Adam
dan Hawa dipersatukan sebagai satu tubuh, sebagai suami isteri yang disebut
bapak dan ibu. Istilah bapak dan ibu merupakan gelar kehormatan dalam satu
keluarga berhubungan dengan anak-anak. Dalam hidup sehari-hari, sebutan bapak
dan ibu selalu keluar dari mulut anak-anak. Itulah sebabnya, suatu keluarga terdiri
dari Bapak, Ibu dan Anak-anak. Tugas dan tanggung jawab seorang laki-laki yang
menyandang gelar kehormatan sebagai bapak dan seorang perempuan yang
menyandang gelar sebagai seorang ibu adalah: mendidik, merawat, menuntun, dan
membimbing anak-anak kepada kehidupan yang baik serta pada jalan kebenaran
Tuhan Allah. Mengapa orangtua harus bertanggung jawab terhadap anak-anak?
Tuhan Allah sendiri yang memerintahkan dan memberi amanat ini kepada orangtua,
bapak-ibu. Sebab anak-anak yang dilahirkan, merekalah yang akan mewarisi nama
keluarga, dan meneruskan janji-janji Tuhan Allah untuk meneruskan rencana
penciptaan dan penyelamatan-Nya di dalam dunia. Karena itu tidak ada untuk
mengabaikan anak-anak dalam keluarga, terlantarkan mereka, tanpa
memperhatikan mereka. Kita berdosa jika kita tidak memperhatikan dan
bertanggung jawab terhadap anak-anak. Dengan demikian, kita memerlukan
kesadaran dan pengertian baru tentang tugas panggilan kita sebagai orangtua
dalam membina anak-anak dalam keluarga. Dalam kenyataan ada keluarga Kristen
yang tidak atau belum punya anak, selalu berdoa, pergi ke dokter dan bergumul
untuk mendapatkan anak. Dan ada keluarga Kristen yang mempunyai anak-anak
tapi kurang memberi perhatian kepada mereka. Atau di masakini banyak bapak-ibu,
keluarga-keluarga Kristen yang dengan sengaja atau tidak tidak sengaja
mengabaikan, terlantarkan anak-anaknya, tanpa pemeliharaan, didikan, tuntunan
serta perhatian kepada mereka. Untuk itu kita diingatkan bahwa mengabaikan
anak-anak dalam keluarga berarti mengabaikan perintah Tuhan Allah, dan itulah
kesalahan atau dosa bagi orangtua, bagi bapak dan ibu, sebab mengabaikan tugas
dan tanggung jawab dari Tuhan Allah. Merekalah pewaris masa depan, pewaris
keluarga yang telah ditetapkan Tuhan Allah. Selaku keluarga Kristen kita harus
menyadari bahwa adanya keluarga di dalam dunia adalah kehendak-Nya (Kej 2:18,
24) untuk melaksanakan kehendak Tuhan Allah di dalam dunia lewat pekerjaan dan
tanggung jawab yang kita lakukan tiap-tiap hari. Melalui keluarga dan anak-anak
Tuhan Allah melaksanakan kehendaknya di dalam dunia. Jadi setiap keluarga
Kristen, bapak dan ibu memikul tanggung jawab untuk sama-sama mendidik,
mengasuh anak-anak dengan penuh pengertian dan kasih, orangtua harus sanggup
menciptakan kedamaian dan kesejahteraan bagi seisi keluarga. Anak-anak adalah
pewaris keluarga, masa depan dan pewaris janji Tuhan Allah. Anak adalah berkat
Tuhan Allah yang terbesar dalam keluarga. Marilah kita mengasihi, menghormati
dan memelihara anak-anak kita, jangan kita siasiakan hidup mereka. Sebab
merekalah pewaris keluarga, masa depan dan pewaris janji Tuhan Allah. AMIN
Pemuda : Marilah kita mengucap syukur kepada Tuhan yang telah menjaga
kita disepanjang hari ini dengan memuliakan Tuhan, kita
menaikan Nyanyian Pujian Mazmur 136 : 1 dan 2 “Bersyukur
dan Pujilah”
1. Bersyukur dan Pujilah Allah karna baik-Nya Reff : Karena
selamanya kemurahan-Nya baka
2. Puji Allah, tiadalah ilah yang setarah-Nya
Reff : Karena selamanya kemurahan-Nya baka
Nyanyian Mazmur 105 : 1
1. Ucap Syukur dan Pujin Hua ,dengan sembayang dan berdoa,
Dan muliakan nama-Nya, masyurkan perbuatan Nya segala
bangsa mendengar, mujizat Allah yang besar
1. Bagi Yesus kita juga suka rajin bekerja Kita tak terlalu
muda bagi kerajaan-Nya. Sampai kini Yesus masih,
ada hadir di Jemaat
dan begitu p’rintah kasih bukan p’rintah yang berat.
2. Anak-anak jadi juga hambah dalam kasih-Nya.
Bagi kita tidak sukar kata pengajaran-Nya Susah
tidak mengatasi kuasa Yesus di Jemaat
Dan begitu p’rintah kasih bukan p’rintah yang berat
IV. DOA PERSEMBAHAN DAN SYAFAAT SEKALIGUS BERKAT
(Oleh Bapak)
TATA IBADAH PAGI/MALAM
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Minggu, 28 Juli 2019
===================================
I. SAAT TEDUH : SEMUA TELAH BERKUMPUL
MENYANYI :
Bapa: Syaloom… kita telah berkumpul sebagai keluarga, mari kita sambut Tuhan
masuk kedalam rumah kita, dengan berdiri dan menaikan puji-pujian
Rohani 94 : 1 dan 3 “Berhimpun Semua Menghadap Tuhan”
6. Doa Syukur dan Doa Syafaat (Doa Bapa Kami): (oleh seorang anak)
7. Nyanyian Penutup: Rohani 86 : 2 “Maju tetap dan capailah”
2. Maju tetap dan capailah Harta
kehidupan baka . Upah
perjuangan berat itu mahkota
alhayat.
Terpujilah Allah Bapa di dalam sorga yang telah menyelamatkan kami melalui
Yesus Kristus dan terus menuntun kami dengan kuasa Roh Kudus. Berilah kami
kemampuan untuk mengerti dan melakukan Firman kebenaran-Mu yang
menghidupkan dan menyelamatkan kami. Baharui kelemahan kami oleh hikmat-
Mu sehinnga kami layak untuk membaca dan merenungkan Firman-Mu dengan
penuh sukacita dalam nama Yesus Firman Hidup. Amin.
4. Pembacaan Alkitab dan Renungan:
a) Pembacaan Alkitab: Yosua 24:14-15 (dibaca oleh bapak)
b) Renungan: oleh bapak
6. Doa Syukur dan Doa Syafaat (Doa Bapa Kami): (oleh bapak)
“Tuhan, kami telah mempersiapkan hati dan pikiran untuk membaca dan
merenungkan FirmanMu, tolong kami lewat Kuasa Roh KudusMU sehingga
kami mengerti dan akan semakin bertumbuh dan berbuah di dalam-Mu.
Berfirmanlah karena kami sudah siap mendengar. Amin.”
7. RENUNGAN
9. DOA SYUKUR DAN DOA SYAFAAT (Oleh 1 Majelis dan 1 Anggota Sidi Jemaat
yang telah ditunjuk)
10. BERKAT : Menyanyi Ny. Rohani 19 (Berdiri)
Tata Ibadah Subuh Bersama
BBK
Sabtu, 13 Juli 2019
1. Persiapan Ibadah :
- Menyalakan Lilin ibadah
-SAAT BERIBADAH KEPADA TUHAN-
Pelayan : Kiranya ibadah bersama dalam Bulan Bina Keluarga ini jadi
dalam Nama
Bapa, Anak dan Roh Kudus
Semua : Amin .
7. RENUNGAN
1. Persiapan Ibadah :
- Menyalakan Lilin ibadah
2. Doa Pembukaan
Pelayan :
Ya Tuhan Allah, Terimakasih kami telah melewati malam, Bangun pagi, datang
ke rumahmu yang kudus... Kami hendak beribadah, mengagungkan
KebesaranMu dan mendalami KebenaranMu..... biarlah ibadah ini terjadi dalam
TuntunanMu, ya Kristus... dalam NamaMu kami berdoa.
4. Puji-pujian
Pelayan : Pujilah TUHAN, Hai jiwaku...Haleluya !
Jemaat Laki-laki (Bapak2 & Anak2 Laki2) : Menyanyi Pujian
‘Haleluya...Haleluya..”
7. RENUNGAN
8. PEMBERIAN PERSEMBAHAN : Menyanyi Ny. SG 27: 1 & 3
“Sudah kah kau hitung Bintang”
1. Sudahkah kau hitung bintang yang di langit gemerlap? B'rapa
jangkrik riang riang dalam hutan yang gelap? Dari ribu ribuannya
Tuhan jua tahu namanya
yang diingatNya tetap yang diingatNya tetap
2. Sudahkah kau tahu berapa anak-anak meyembah dan
memanggil Allah Bapa di seluruh dunia? Akan ribu-ribuannya
diberiNya kasihanNya, Saya pun dilihatNya, saya pun
dilihatNya
11. Berkat
Pelayan : Sebelum pulang, terimalah berkat Tuhan :
1. Persiapan Ibadah :
- Menyalakan Lilin ibadah
- SAAT BERIBADAH KEPADA TUHAN-
5. PUJI-PUJIAN
(Bagian ini diisi dengan kesaksian Pujian, jemaat yang hadir dalam ibadah.
Pelayan memberi kesempatan kepada Kelompok Pujian berdasarkan unsur atau
juga Wijk/Rayon/Sektor)
‘Tuhan kami yang Maha Kuasa, Tuhan telah memberi FirmanMu menjadi
lampu bagi kaki kami dan terang di jalan kami... Berilah oleh Roh Kudus,
telinga kami mendengar dan hati kami rindu betul akan FirmanMu.
Berilah FirmanMu menjadi kesukaan kami. Berilah kami bertumbuh-tumbuh
dalam kasihMu dengan kenal betul kepada Tuhan dan Juruselamat kami
Yesus Kristus. Amin
10. DOA SYUKUR DAN DOA SYAFAAT (diakhiri dengan menyanyi Ny.Rohani
18.)