Anda di halaman 1dari 16

CARA YANG EFEKTIF UNTUK

MEMIMPIN PUJIAN
(WORSHIP LEADER)
Definisi Worship Leader/Pemimpin Pujian

Seorang Worship Leader (WL) bukan hanya


sekedar berperan sebagai pemimpin pujian dalam
sebuah ibadah atau komsel, namun lebih daripada
itu. Seorang Worship Leader seharusnya berperan
sebagai penyembah yang benar (taken of role to be a
true worshiper) yang senantiasa hidup di dalam doa
(Yoh. 4:23). 
Pemimpin penyembahan memegang pimpinan
atas seluruh jemaat, pemusik, dan para
penyanyi.

Perhatian pemimpin penyembahan terbagi atas


2 bidang:
1. Aspek musikal kebaktian=> pemusik dan
penyanyi.
2. Aspek spiritual => seluruh jemaat.
Persiapan Awal Memimpin Pujian dan Penyembahan

1. Persiapan Diri

Seorang Worship Leader mempersiapkan diri


dengan cara membangun hubungan pribadi
yang erat bersama Tuhan melalui kehidupan
doa yang benar untuk memohon pengampunan
dosa, penyertaan dan hikmat dari Tuhan.
2. Persiapan Teknis

• Mempersiapkan daftar lagu yang akan dinyanyikan


untuk diserahkan kepada : LCD projector.
• Menentukan tema pujian dan penyembahan
sebelum memilih susunan lagu atau jenis musik
yang akan dinyanyikan.
• Perhatikan pemilihan lagu dalam daftar pujian
yang disusun berdasarkan tema, apakah WL dan
jemaat menguasai lagu yang akan dinyanyikan
tersebut dengan baik atau tidak.
• Memastikan berapa lama pujian dan penyembahan akan
berlangsung serta tentukan alokasi waktu, jika selama
aktivitas pujian tersebut memberikan ruang kesaksian
atau kata sambutan tertentu dari jemaat yang sedang
dilayani.
• Mengikuti latihan sesuai dengan waktu dan tempat yang
telah ditentukan bersama dengan singers (jika hendak
menggunakan beberapa singer sebagai pendukung vokal)
dan tim musik.
• Hadir 10-20 menit sebelum ibadah dimulai untuk
persiapan diri (doa bersama) dan persiapan teknis (check
sound/microphone dengan pemain musik).
• Beradaptasi dengan suasana gereja dimana liturgi atau
acara ibadah akan diselenggarakan.
3. Estimasi jumlah jemaat yang biasa hadir dalam
acara ibadah.

4. Kondisi jemaat.

5. Kapasitas ruang dan sound system pendukung


ibadah.

6. Waktu penyelenggaraan ibadah.


Kriteria Seorang Worship Leader

Untuk menjadi seorang Worship Leader yang


baik dan berkenan di hadapan Tuhan, maka
diperlukan kecakapan khusus secara rohani
maupun teknis, agar pelayanan pujian dan
penyembahan dapat berlangsung sesuai rencana,
sehingga jemaat diberkati secara rohani melalui
pelayanan kita tersebut.
1. Kriteria Rohani
• Lahir baru (II Kor. 5:17, Ef. 4:21-32) serta
mengalami buah-buah pertobatan dalam dirinya
(Gal. 5:22-23).

• Memiliki karakter Kristus (Fil. 2:1-5).

• Selalu semangat untuk melayani Tuhan (Rom.


12:11) dan hidup dalam pimpinan Roh Kudus (Ef.
5:18b).
• Hidup dalam doa dan penyembahan yang benar
setiap hari (Yoh. 4:23, Ef. 5:19-20).

• Mengerti dan melakukan kebenaran firman Tuhan


setiap hari (Mzm. 119:105, Mat. 13:23, II Tim.
3:14-17).

• Berusaha untuk senantiasa hidup dalam kekudusan


(Ibr. 12:14, Mzm. 15:1-3, 24:4-5, I Ptr. 1:16).
2. Kriteria Teknis
• Memiliki talenta vokal yang cukup baik serta selalu
membiasakan diri agar tidak menyanyi dengan suara yang
sumbang (fals voice).
• Mengerti pengetahuan dasar tentang musik (nada dasar
dan kode/simbol instruksi lagu sebagai sarana komunikasi
antara WL dengan pemain musik pada saat performance).
• Mampu memimpin pujian dan penyembahan dengan baik
(tumbuhkan rasa percaya diri/ berusaha untuk
meminimalisasi rasa gugup/grogi pada saat akan
melayani; disinilah salah satu alasan pentingnya doa
sebelum melayani, agar Roh Kudus memampukan kita
untuk memimpin dengan tegas dan penuh percaya diri).
• Mampu berkomunikasi dengan baik melalui
penggunaan kata-kata yang positif untuk
menguatkan iman dan membangun kehidupan
rohani jemaat yang sedang dilayani.

• Mencari dan mengembangkan perbendaharaan


lagu pujian (belajar untuk menghafal lirik atau
kata-kata dalam syair lagu, baik lagu pujian dan
penyembahan versi lama maupun baru).
Hal-Hal Praktis Yang Harus Diperhatikan Saat Menjadi Worship Leader

• Cobalah untuk membangun komunikasi yang erat


dan hangat dengan jemaat yang kita layani pada
kesempatan pertama dengan penuh kasih dan tidak
terkesan dibuat-buat.
• Hindari menggunakan kata-kata atau instruksi
yang melemahkan dan menghakimi jemaat.
• Mempersiapkan penampilan yang terbaik untuk
Tuhan dan jemaat.
• Hindari pertentangan atau kesalahpahaman
(miss understanding) dengan singers dan tim
musik agar tidak menimbulkan suasana tegang
dan perasaan seolah tidak ada damai sejahtera
selama ibadah berlangsung.

• Berikan instruksi atau komentar lagu dengan jelas.

• Jika pada saat pujian dan penyembahan berlangsung


terjadi kesalahan atau gangguan secara teknis, maka
usahakan pujian dan penyembahan tersebut tetap
berlangsung dengan tertib dan jangan panik.
• Hindarilah pengulangan lagu yang terlalu sering
agar jemaat tidak bosan atau jenuh.

• Berusahalah peka terhadap kehendak Roh Kudus


untuk suatu perubahan.

• Hindari kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik.


• Berikan komentar terhadap lagu seperlunya saja,
sesuaikan dengan lirik lagu serta suasana pujian
dan penyembahan pada saat itu.

• Jangan biarkan suasana menjadi vakum (kosong


tanpa ekspresi).

• Buatlah kesepakatan dengan tim musik


dan singers mengenai instruksi.

Anda mungkin juga menyukai