Penulis: Yeremia
Yeremia menjadi nabi selama lebih dari empat puluh tahun: dari
tahun ketiga belas Raja Yosia, yaitu tahun 627 SM sampai
penghancuran kota Yerusalem dan permulaan masa pengasingan
dalam tahun 587/6 SM. Yeremia dibesarkan pada masa pemerintahan
Raja Manasye yang membelot dari Tuhan, dan melihat sedikit
perbaikan pada zaman reformasi Yosia, tetapi tidak terjadi pertobatan
secara nasional.
Penulis kitab ini jelas disebut yaitu Yeremia (Yer. 1:1). Setelah
bernubuat selama 20 tahun di Yehuda, Yeremia diperintahkan Allah
untuk menuangkan amanatnya dalam bentuk tertulis; hal ini
dilakukannya dengan mendiktekan nubuat-nubuatnya kepada Barukh,
juru tulisnya yang setia (Yer. 36:1-4). Karena Yeremia dilarang
menghadap raja, Barukh diutus untuk membacakan nubuat-nubuat
itu di rumah Tuhan, dan setelah membacakannya kepada Raja
Yoyakim. Raja itu menunjukkan sikap menghina kepada Yeremia dan
firman Allah dengan menyobek-nyobek kitab gulungan itu dengan
pisau lalu melemparkannya ke dalam api (Yer. 36:22-23). Yeremia
kemudian mendiktekan kembali nubuat- nubuatnya kepada Barukh,
kali ini ia mencantumkan lebih banyak daripada di gulungan pertama.
Kemungkinan besar, Barukh menyusun kitab Yeremia dalam bentuk
terakhirnya segera sesudah wafatnya Yeremia (+585 — 580 SM).
Bentuk & Tujuan
Kitab ini pada dasarnya merupakan kumpulan nubuat-nubuat Yeremia,
yang terutama dialamatkan kepada Yehuda (pasal 2-29), tetapi juga
kepada sembilan bangsa asing lainnya (pasal 46-51); nubuat-nubuat ini
terutama dipusatkan pada hukuman, walaupun ada beberapa yang
membahas pemulihan (lih. khususnya pasal 30-33). Nubuat-nubuat ini
tidak secara teliti disusun menurut kronologi atau tema, sekalipun kitab
ini menyajikan susunan menyeluruh sebagaimana yang tampak dalam
Garis Besar di atas. Sebagian kitab ini ditulis dalam bentuk syair,
sedangkan bagian lainnya dalam bentuk prosa atau cerita. Berita
nubuatnnya terjalin dengan aneka kilasan sejarah dari:
1. Kehidupan pribadi dan pelayanan sang nabi (mis. Yer. 1:1-
19; 34:1-38:28; 40:1-45:5),
2. Sejarah Yehuda terutama selama masa Raja Yosia (Yer. 1:1-6:30),
Yoyakim (Yer. 7:1-20:18), dan Zedekia (Yer. 21:1-25:38; 34:1-22),
termasuk runtuhnya Yerusalem (Yer. 39:1-18),
3. Aneka peristiwa internasional yang melibatkan Babel dan bangsa-
bangsa lainnya (Yer. 25:1-29:32; 46:1-52:34).
Kitab ini ditulis
3. Kitab ini sarat dengan kesedihan, sakit hati, dan ratapan dari
"nabi peratap" itu karena pemberontakan Yehuda. Kendatipun berita
Yeremia itu keras, ia menderita kesedihan dan hancur hati yang
mendalam karena umat Allah; namun kesetiaannya adalah terutama
kepada Allah, dan ia merasa kesedihan yang paling dalam karena hati
Allah terluka.
4. Salah satu kata kunci ialah "murtad," (dipergunakan 8 kali)
dan "tidak setia" (dipakai 9 kali), dan tema yang muncul terus
ialah hukuman Allah yang tidak terelakkan lagi atas
pemberontakan dan kemurtadan.
1. Mesias sebagai gembala yang baik dan tunas Daud yang adil
(Yer. 23:1-8; lih. Mat. 21:8-9; Yoh 10:1-18; 1Kor. 1:30; 2Kor.
5:21);
1. Dosa
Orang mempunyai pengertian yang salah tentang dosa. Dosa
merupakan suatu istilah keagamaan yang diartikan sebagai pengabaian
kewajiban keagamaan. Oleh karena itu, Allah hanya berurusan dengan
apa yang terjadi pada suatu hari dalam seminggu, dan apa yang terjadi
pada enam hari lainnya bukan urusan-Nya! Bacalah dengan saksama
semua pasal dan catatlah semua hal yang dianggap oleh Yeremia
sebagai dosa manusia. Apa yang menjadi pertanda yang umum?
Lihat Yohanes 16:5-11. Apa definisi dosa? Mengapa kita boleh
berharap bahwa percaya kepada Yesus akan mengubah tingkah laku
manusia?
Orang yang berkhotbah mengenai keselamatan boleh jadi
mendapati bahwa dirinya disenangi, tetapi berkhotbah mengenai
penghakiman… mengandung kemungkinan dipukuli dan
dilempari batu serta dipenjarakan. Dapat menawarkan
keselamatan bagi manusia merupakan hal yang indah. Tetapi
hukuman dan penghakiman merupakan sisi lain dari koin yang
sama yang merupakan bagian yang sama pentingnya dengan
berita tentang penyelamatan Allah. Anugerah murahan adalah
surga tanpa neraka, keselamatan tanpa pertobatan, kasih tanpa
keadilan, kerasulan tanpa disiplin.
2. Penyembahan berhala: dosa dan lambang-lambang