Anda di halaman 1dari 6

KITAB YEREMIA

PELAKU DAN PERANNYA

1. Raja Yosia

Pada masa pemerintahan raja Yosia, nubuat-nubuatnya berhubungan dengan dua tema
utama dari keterangan tentang panggilan Yeremia, yakmi : penghancuran Yehuda dari arah
utara karena mereka menyembah berhala (Yer 1:13-19) dan kepastian bahwa Allah menjaga
agar firman-Nya terlaksana (ay 11-12). Lewat raja Yosia terjadi pembaharuan keadaan umat
Israel, yang sebelumnya jatuh dalam penyembahan berhala diperbaharui dalam pemerintahan
Yosia. Namun Yeremia hampir tidak menceritakan tentang reformasi Yosia. Raja Yosia mati
secara tragis di Megido pada tahun 609 sM.

2. Raja Yoahas

Setelah kematian Yosia, umat negeri itu mengangkat Yoahas menjadi raja menggantikan
ayahnya (2 Raja-raja 23 : 30). Pemerintahannya berlangsung selama tiga bulan, namun,
secara mendadak ia dibawa ke Mesir karena dianggap tidak setia oleh Firaun Neko, maka
dalam suatu nubuat pendek (Yer 22:10-12) Yeremia menasihati orang yang masih hidup
untuk tidak menangisi kematian Yosia tetapi menangis untuk raja yang dibuang itu “sebab ia
tidak akan kembali lagi, ia tidak lagi akan melihat tanah kelahirannya”

3. Raja Yoyakim

Elyakim-pun menggantikan Yoahas dan segera setelah ia naik tahkta namanya menjadi
Yoyakim. Yoyakim mendesak rakyatnya yntyk percaya akan Rumah Allah dank urban-
kurbannya sebagai pertahanan atas para penyerbu asing. Yoyakim secara terang-terangan
melanggar ketentuan Kitab Perjanjian yang ditemukan oleh ayahnya. Penindasan terhadap
orang asing, janda dan yatim piatu, penumpahan darah, penyembahan berhala ,pencurian,
perzinaan dan bahkan pengurbanan anak-anak adalah dosa yang dilarang keras namun
ternyata dilakukan secara nyata-nyata (Yer 7:5-10,30-31). Maka melalui tindakannya
Yeremia memohon penghukuman Allah yang dijawab-Nya dengan serangan Nebukadnezar.
Bahkan Yoyakim menghancurkan gulungan berisi tuduhan dan ancaman Yeremia (Yer 36).
4. Raja Yoyakhin

Pemerintahannya berlangsung tiga bulan dicatat dalam 2 raja-raja 24:8-17 serbuan


terhadap Yerusalem,penangkapan raja dan keluarganya,perampasan harta Rumah
Allah,pembuangan para prajurit dan ahli pertukangan Yehuda. Pembuangan Yoyakhin terjadi
pada tahun 598 sM, namun melalu peristiwa itu Yeremia melihat benih harapan yang disadari
dalam suatu pengelihatan segera setelah pembuangan.

5. Raja Zedekia

Pemerintahan Zedekia dikuasai oleh para penasihat rohani dan politik yang tidak
mempunyai keahlian maupun kualitas moral. Mereka mendorong Zedekia untuk bersitegang
dengan Yeremia walaupun ia secara umum menghormati nabi itu. Zedekia memberontak
terhadap raja Babel, kemudian terjadilah pengepungan oleh Babel dan pendirian tembok
mengelilingi negeri itu.

6. Gubernur Gedalya

Gedalya ditunjuk oleh Nebukadnezar sebagai gubernur (Yer 40:1-16) dan ia menjadi kaki
tangan dan boneka Babel. Maka kaum nasionalis Yahudi membunuhnya.

7. Nabi Yeremia

Yeremia dalam kitabnnya membuat Yeremia dikenal lebih baik dari pada nabi-nabi
lainnya yang menulis. Yeremia dilahirkan di desa Anatot di sebelah utara Yerusalem (Yer
1:1; 11:21,23: 29:27; 32:7-9) Anak dari Hilkia seorang imam. Sering dikatakan, keluarga
Hilkia telah dicabut haknya untuk melaksanan jabatan imamat mereka oleh pembaruan
dipimpin Yosia yang menghapuskan tempat pemujaan di luar Yerusalem. Namun hal ini
tidak pasti. Tampaknya keluarga Yeremia adalah keturunan Abyatar, imam yang diusir ke
Anatot oleh Salomo karena keterlibatannya dalam rencana Adonia untuk merebut tahta (1
Raj 2:26). Keadaan dalam rumah tangga Yeremia tidak diketahui, namun pernyataan Ellison,
patut diperhatikan ‘Yeremia mengenal dengan sangat baik nubuat-nubuat para pendahulunya,
terutama Hosea. Hal ini menyatakan bahwa keluarganya mungkin termasuk keluarga-
keluarga yang mempertahankan terang nubuat dalam masa kegelapan’.
Pewarisan ini tidak berarti bahwa keluarga Yeremia selalu mengerti dan menerima
pemberitaannya. Sebaliknya masyakat Anatot, termasuk saudara-saudara dan ayahnya,
menyerang dia dengan segenap tenaga, mungkin karena ia mendukung pembaruan Yosia.

Yosia dan Yeremia kira-kira berumur sama. Yeremia menyebut dirinya seorang pemuda
ketika firman Allah datang pertama kali kepadanya pada tahun ketiga belas pemerintahan
Yosia, kira-kira tahun 627 Sm (Yer 1:2). Jadi, mungkin ia lahir segera setelah tahun 650 Sm.
Panggilannya untuk menjadi nabi terjadi lama sebelum pembaruan Yosia yang diilhami oleh
penemuan kitab Taurat (2 Raja 22:8). Namun tulisan-tulisan Yeremia kebanyakan menganai
peristiwa yang tarjadi sesudah Yosia secara tragis meninggal pada tahun 609 Sm. Pelayanan
Yeremia berlangsung lebih dari empat puluh tahun (sampai sesudah tahun 586 Sm, ketika
Yerusalem jatuh ketangan Nebukadnesar) dan mencakup pemerintahan dari para pengganti
Yosia, yaitu 4 raja terakhir dari Yehuda).

PENULIS DAN WAKTU PENULISAN

Penulis Kitab Yeremia adalah Barukh, (Yeremia 36:4) “Jadi Yeremia memanggil Barukh
bin Neria, lalu Barukh menuliskan dalam kitab gulungan itu langsung dari mulut Yeremia segala
perkataan yang telah difirmankan TUHAN kepadanya.”

Sesudah Yoyakim membakar gulungan pertama itu Yeremia mendiktekan gulungan


kedua yang bahkan lebih panjang (Yer. 36:32) dan mungkin lebih dekat dengan Yeremia 1-25.
Bagian ke dua sebagian besar menceritakan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yeremia
selama pemberitaan Yoyakim dan Zedekia serta sesudah jatuhnya Yerusalem. Cerita-cerita itu
biasanya dianggap diceritakan oleh Barukh. Barukh adalah seorang teman akrab dan rekan
Yeremia yang mencatat peristiwa-peristiwa itu dan menambahkannya pada kumpulan awal yang
ditulis atas perintah Yeremia.

Ada persoalan kritis yang berkenaan dengan penyuntingannya. Seorang penyunting


deutronomik dianggap mengerjakan kembali kitab itu setelah Barukh menyelesaikan bentuk
dasarnya. Meskipun penyunting itu bisa saja terjadi, namun sangat mungkin pula Barukh sendiri
memberi bentuk akhir pada tulisan-tulisan ini.
Tahun penulisan kitab Yeremia kemungkinan besar disusun bentuk terakhirnya sesudah
setelah wafatnya Yeremia yaitu pada tahun 585-580 SM. Namun, sebagian pemberitaan Yeremia
ditulis pada tahun keempat pemerintahan Yoyakim (kira-kira 605 sM).

LATAR BELAKANG SOSIAL DAN POLITIK KITAB YEREMIA.

Pada masa pemerintahan raja Yosia, Yehuda berada dalam dosa penyembahan berhala
yang menjerumuskan mereka ke dalam penghukuman. Korupsi dan pemberontakan
mendatangkan hukuman dari luar dimana Sion, kota Allah yang agung akan dirampas oleh para
penyerbu dari utara (mungkin bangsa Skit). Namun,terjadi reformasi yang digadang oleh Yosia

Masuk pemerintahan Yoahas, Firaun Nekho yang bertekad untuk membantu Asyur yang
terancam, dan untuk mencegah bangkitnya kekuasaan Babel, merasa bahwa Yoahas bukanlah
raja bawahan yang setia. Ia tidak mau mengambil resiko munculnya pemberontakan di Yehuda
dan gangguan terhadap jalur suplai dan komunikasinya.

Digantikan oleh Yoyakim, Israel masuk dalam dosa dan penindasan serta penganiayaan
oleh raja yang kejam. Dalam waktu singkat Yoyakim berhasil menghancurkan reformasi
ayahnya. Nekho yang telah menang di Megido sekarang menguasai Yehuda dan tetangganya.
Yoyakim bergabung dalam persekutuan yang dipimpin Mesir yang berusaha untuk menahan
kekuasaan Babel yang sedang bangkit di bawah pemerintahan Nebukadnezar. Pada tahun 605
sM tentara Babel mengalahkan pasukan Nekho di Karkemis. Kemenangan di Karkemis membuat
Babel menjadi penguasa utama yang tanpa belas kasihan menindas bangsa-bangsa yang lebih
kecil. Pada tahun 601 sM, Yoyakim mencoba membebaskan diri dari kekuasaan Babel.
Kegagalan Nebukadnezar untuk menaklukan Mesir mendorong Yehuda untuk melepaskan diri
dari Babel. Akhirnya, Nebukadnezar mengirim gerombolan orang Kasdim, Aram, Moab dan
Amon untuk melawan Yehuda (2 Raj 24:2). Tiga tahun kemudian Nebukadnezar sendiri yang
menyerbu Yehuda dan mengepung Yerusalem.

Setelah pembuangan Yoyakhin, bangsa Yehuda kehilangan pemimpin dalam politik,


agama dan ekonomi. Maka Zedekia naik tahkta dan berniat untuk memberontakk terhadap Babel
meskipun dicegat oleh Yeremia namun tidak didengarkan. Zedekia memihak kepada Mesir,
sehingga Nebukadnezar menyerbu Yehuda dan mengepung Yerusalem (588 sM)
TANTANGAN-TANTANGAN YANG DIALAMI ISRAEL

Dalam masa pemerintahan Yosia,terjadi korupsi dan pemberontakan yang tentunya


menyusahkan umat Israel. Ditambah pada masa Yoyakim, terjadi penindasan dan penganiayaan.
Di bawah kekuasaan Babel, umat Israel tidak memiliki kebebasan sepenuhnya. Kerajaan berada
dalam keadaan siap untuk mengalami kekacauan pada masa pemerintahan Zedekia, jatuhnya
Yerusalem, perampasan Rumah Allah dan penawanan Zedekia terjadi seperti yang dinubuatkan
Yeremia.

POKOK TEOLOGI KITAB YEREMIA

i. Kekuasaan Tuhan Allah dalam Sejarah

Yeremia menegaskan bahwa semua peristiwa di Yehuda,Mesir,dan Babel lebih ditentukan


oleh kekuasaan Allah daripada politik manusia. Ini disampaikan kepada Yoyakim dan Zedekia.
Kekuasaan Allah dalam sejarah terlihat ketika Ia memakai bangsa-bangsa-bangsa untuk
melaksanakan kehendak-Nya.

Tuhan yang mahakuasa ini juga berhak mengubah rencana-Nya, ia tidak terikat seperti
dugaan Yehuda ( Yer 18 : 7-10 ). Yeremia memakai prinsip berkat dan hukuman sebagaimana
berlaku pada Israel dalam Ulangan 27-28, dan ia memperluasnya hingga meliputi kebebasan
Allah dalam hubungan-Nya dengan bangsa-bangsa pada umumnya.

Kekuasaan Allah dalam sejarah dinyatakan dalam penghukuman kepada bangsa-bangsa


secara langsung, contoh nyata dalam nubuat-nubuat Yeremia tentang bangsa-bangsa asing ( Yer
46-51 ). Pada umumnya Allah menyatakan hukuman-Nya lewat serangan militer (Yer 51:1-40)
sebagaimana Ia telah meruntuhkan tembok Yerikho ( Yos 6 ) dan mengalahkan pasukan Midian (
Hak 6-7 ).

ii. Taurat lama dan baru

Yeremia melihat dosa-dosa perorangan maupun dosa-dosa bangsa Israel sebagai pelanggaran
terhadap hukum perjanjian. Begitupun seluruh rakyat Yehuda baik rakyat maupun pemimpin
telah mengingkari perjanjian Allah dengan nenek moyang mereka. Untuk memperbaiki keadaan
harus ada perjanjian yang baru yang cukup luas jangkauannya belum mencapai tujuannya dengan
antara Allah yang mahakuasa dan umat-Nya Israel: "Maka Aku akan menjadi Allah mereka dan
mereka akan menjadi umat-Ku" (Yer 31:33) Seperti perjanjian yang lama, perjanjian yang baru
juga diprakarsai oleh Tuhan (ay 31), suatu ungkapan dari kekuasaan-Nya.

Kebutuhan dan harapan akan perubahan total yang diawali dengan hukum baru yang ditulis
dalam hati yang baru, membentuk pandangan Yeremia akan masa depan. "Tunas adil" akan
dibangkitkan sebagai pewaris sah dari takhta Daud. Keadilan dan keamanan akan menandai
pemeriantahan itu (Yer 23:5-6). Semua ini berasal dari campur tangan Allah dalam rahmat-Nya.
Nama raja yang dijanjikan menyatakan hal itu: "Tuhan keadilan kita". Allah akan menjaga hak-
hak umat-Nya." Perjanjian yang baru, dengan tauratnya yang baru, serta raja baru yaitu Mesias
(walaupun Yeremia tidak mempergunakan istilah itu) berpadu untuk membentuk gambaran
Yeremia tentang masa yang akan datang, yakni: hubungan pribadi yang baik dengan Allah dan
masa depan bangsa yang cerah."

iii. Iman pribadi yang kuat

Panggilan Yeremia meyakinkan dia akan perhatian Allah secara pribadi "Sebelum Aku
membentuk engkau dalam rahim ibumu. Aku telah mengenal engkau," dan "Aku menyertai
engkau untuk melepaskan engkau” (ay 5,8; bnd ay 19). Perjumpaannya dengan firman Allah
selama berpuluh-puluh tahun masa pelayanannya telah meyakinkan dia akan keteguhan dan
kuasa Allah dalam melaksanakan rencana-Nya. Keyakinannya bahwa anugerah Allah akan
mengubah masa depan Israel diperkuat oleh bimbingan Allah yang penuh kasih namun tegas
dalam kehidupannya sendiri. Tidak ada apa pun dalam keadaan politik maupun dalam situasi
keagamaan saat itu yang dapat mendorong optimisme seperti itu. Sumbernya hanyalah
kepercayaannya yang mendalam kepada Tuhan perjanjian itu.

Anda mungkin juga menyukai