PENGANTAR
Kitab Kejadian merupakan kitab pertama yang ditulis di dalam Alkitab. Ini juga
merupakan kitab pertama dari Lima Kitab yang ditulis oleh Musa tetapi atas dikte
langsung oleh Tuhan Allah kepadanya. Kitab ini ditulis dengan tujuan untuk
memberitahukan kepada manusia tentang siapa Tuhan Allah itu, terlebih dalam
keterlibatan Tuhan dengan asal mula untuk segala sesuatu yang ada di dunia ini.
Sejak lama, banyak orang mencoba mencari tahu bagaimana dunia ini dan segala
isinya menjadi ada saat ini. Banyak yang beranggapan bahwa mereka sebenarnya mereka
tidak benar-benar tahu. Namun, tidak sedikit orang telah menyimpulkan bahwa dunia ini
ada dengan sendirinya, atau pun tercipta melalui proses evolusi. Dan orang-orang ini
adalah orang-orang yang tidak percaya dengan adanya Tuhan. Alkitab mengatakan,
Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah." (Mazmur 14:1a). Alkitab
mengatakan dengan keras bahwa orang-orang ini adalah orang bebal (orang bodoh).
Mereka adalah orang yang mencoba berpikir tentang Tuhan yang tidak terbatas dengan
akal dan pikiran manusia yang terbatas adalah orang bodoh.
Faktanya, Alkitab adalah satu-satunya kitab suci di dunia yang mampu
menjelaskan secara terperinci bagaimana dunia itu diciptakan dan Alkitab pun mampu
menjawab pertanyaan tentang asal mula manusia, peradaban manusia, dan segala yang
ada di dunia ini. Terutama dengan membaca kitab Kejadian, seorang dapat menemukan
banyak hal yang menarik akan mendapatkan pelajaran berharga untuk hidupnya. Karena
kitab ini akan mempelajari tentang Tuhan, tentang manusia, tentang dunia, tentang dosa,
tentang peradaban manusia, tentang asal mula bangsa-bangsa, dan terpenting tentang
keselamatan manusia dari dosa. Walaupun kitab ini lebih didominasi oleh bagaimana
awal dunia ini, namun sesungguhnya, kitab ini pun memberikan gambaran kilas tentang
bagaimana dunia ini akan berakhir.
Kitab ini secara dasar terbagi menjadi dua bagian besar. Pasal 1 sampai pasal 11
dalam kitab ini akan membahas tentang Asal Mula Segalanya. Lalu dari beberapa ayat
terakhir di Pasal 11 sampai akhir dari kitab ini pada pasal 50. Kitab ini akan membahas
tentang Bapa-Bapa Iman, dengan empat tokoh utama, Abraham, Ishak, Yakub dan Yusuf.
Tulisan ini dibuat untuk memberikan kilasan sederhana tentang kitab Kejadian,
dengan mengedepankan kisah-kisah kunci dan pengajaran-pengajaran penting untuk
diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.
13 Januari 2017
Zakharia Suhartono
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
CARA PENCIPTAAN
Kita sudah mengetahui bagaimana manusia tercipta. Lalu, pertanyaan lain yang
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
harus dijawab. Bagaimana semua ini tercipta? Perlu diketahui, penciptaan dunia dan
isinya ini adalah penciptaan yang spesial. Cara penciptaan ini tidak bisa dibandingkan
dengan cara penciptaan yang ada di sekitar kita yang diciptakan manusia. Setidaknya, ada
tiga hal yang penting untuk dicatat dalam proses penciptaan ini.
Pertama, Penciptaan ini adalah penciptaan Dari YANG TIDAK ADA
menjadi ADA. Istilah yang disebut Ex-Nihilo oleh para ahli Alkitab mempunyai
pengertian secara harafiah adalah “keluar atau berasal dari yang tidak ada.” Kalau kita
melihat, segala penciptaan yang ada di dunia ini, diciptakan manusia berasal dari sesuatu
yang sudah ada. Misalnya buku. Buku dibuat dari kertas, dimana kertas sendiri terbuat
dari pohon. Cari sesuatu yang manusia ciptakan, tetapi tidak memakai apapun sebagai
bahannya! Kita tidak akan menemukannya. Sedangkan penciptaan yang Tuhan lakukan
itu sangat berbeda. Dari yang TIDAK ADA menjadi ADA. Dulu tidak ada, tiba-tiba
menjadi ada. Seperti, langit. Dulu tidak ada langit, Tuhan ciptakan, lalu langit pun ada.
Ini menunjukan betapa berkuasanya Tuhan itu.
Kedua, Penciptaan ini Dalam waktu 6 hari literal (24 jam=1 hari). Ada ahli
yang mengatakan bahwa, penciptaan dunia ini dilakukan dalam waktu yang sangat
panjang. Mereka mengatakan dalam satu hari di penciptaan adalah waktu yang panjang
namun tidak bisa ditegaskan berapa lama. Ada yang mengatakan 1000 tahun ada yang
mengatakan bahkan lebih. Ini adalah paham yang tidak benar, bahkan sesat. Dengan
mengatakan 1 hari itu panjang, kita meragukan keMahaKuasaan Tuhan. Mereka berpikir
Tuhan itu begitu kecil kuasanya sehingga perlu waktu lama untuk menciptakan segala
sesuatu. Jangan pernah ragu dengan apa yang kita percaya. Jika seorang datang
mengatakan bahwa Allah menciptakan waktu bertahun-tahun, mereka meragukan Tuhan.
Jangan percaya dengan omongan mereka.
Ketiga, Penciptaan ini Dengan Firman yang keluar dari Mulut Allah.
Berbeda dengan apa yang manusia bisa lakukan. Allah menunjukkan bagaimana Allah itu
berkuasa melalui penciptaan ini. Dalam Alkitab dikatakan, “Berfirmanlah Allah…”
maka terjadi apa yang difirmankanNya. Hanya dengan perkataan Allah, segala
sesuatunya telah jadi. Alkitab ini juga merupakan Firman Allah. Maka dengan
mempercayai Alkitab, kita saja dengan membaca apa yang Pencipta katakan kepada kita.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
KESIMPULAN
Di saat banyak ilmuan menemukan banyak teori tentang bagaimana dunia dan
seisinya menjadi ada saat ini, Alkitab memberikan kita jawaban yang benar dengan apa
adanya, bahwa Tuhan yang telah menciptakan dunia kita ini. Karena dengan
mempercayai para ilmuan yang mengatakan bahwa dunia tercipta dan ada dengan
sendirinya, itu sama saja mengatakan kita orang bodoh. Karena mereka menyangkal
adanya Sang Pencipta yang berkuasa menciptakan dunia ini.
Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa langit, bumi, lautan, daratan, tumbuhan,
binatang, bintang, bulan dan matahari semua yang ada tercipta dengan sendirinya? Coba
pikirkan matahari yang tidak pernah bertabrakan dengan bulan, bintang-bintang yang
tetap benderang di langit, dan bumi berputar pada porosnya, apakah itu terjadi dengan
sendirinya? Tidak masuk akal. Hanya orang bodoh yang bisa mempercayainya. Hanya
orang tidak berTuhan yang hidup dengan pikiran seperti itu.
Sebaliknya, penciptaan dunia dan isinya itu sempurna. Diciptakan dengan Firman
Allah, dari yang tidak ada menjadi ada, dan diciptakan dalam waktu 6 hari. Semua
tercipta secara berurutan dengan tepat. Tuhan tidak menciptakan ikan dahulu baru lautan,
atau pun Tuhan tidak akan menciptakan binatang kalau tidak ada daratan. Ini adalah
hikmat Tuhan yang begitu luar biasa di dalam penciptaan ini.
Dan secara rinci penciptaan ini disebutkan di dalam Alkitab. Karena Alkitab
adalah sumber kebenaran. Jangan terlalu naif percaya bahwa kitab suci lain tidak
menjelaskan dengan terperinci karena alasan mereka tidak perlu tahu. Kitab suci lain
tidak mencatat karena kitab suci tersebut buatan tangan manusia, bukan dari Tuhan.
Tetapi Alkitab berasal dari Mulut Allah langsung atau inspirasi langsung dari Allah
kepada para nabi dan rasulNya.
Alkitab itu adalah Firman Allah. Firman Allah yang bermanfaat untuk banyak hal
yang kita butuhkan di dalam dunia ini. Karena Rasul Paulus mengatakan kepada kita
bahwa “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran” (2Timotius 3:16).
Ingin tahu kebenaran tentang apa pun juga yang berhubungan dengan Tuhan,
Alkitab mampu menjawabnya. Banyak orang yang tidak setuju pernyataan ini, namun
orang-orang yang tidak setuju ini tidak tahu dan tidak pernah mempelajari Alkitab secara
utuh. Alkitab berisi ajaran, koreksi, memperbaiki dan mendidik orang dalam kebenaran.
Ingin mengetahui kebenaran itu? Baca Alkitab!
KESIMPULAN
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Banyak hal yang “pertama” yang dibahas dalam pasal ini. Ini sekali lagi
menjelaskan kepada kita bagaimana Alkitab sangat tepat dan benar. Alkitab yang
mencatat dengan tepat apa yang terjadi enam ribu sampai delapan ribu tahun yang lalu,
Alkitab yang sama juga menjelaskan bagaimana untuk mendapatkan hidup kekal. Yaitu
percaya dengan Yesus Kristus.
Kita telah mempelajari bahwa manusia diciptakan berbeda. Mereka sama-sama
memiliki Gambar dan Rupa Allah, tetapi caranya berbeda, laki-laki dan perempuan.
Perlakuan spesial Tuhan dalam penciptaan manusia seharusnya menyadarkan kita
bagaimana kita harus bersikap di dalam hidup. Tuhan yang memberikan kita hidup, tetapi
kita telah mati karena dosa. Apa maksudnya? Saat kita masih tetap hidup dalam dosa, kita
hidup dalam kedagingan kita, maka artinya kita memilih kematian. Tuhan yang telah
menghidupkan kita, tetapi akankah kita memilih kematian?
Tuhan Yesus mengatakan kepada kita, “Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup.
Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui aku.” Yohanes
14:6. Tuhan Yesus menawarkan kehidupan kekal di sorga, tetapi apakah kita memilih
kematian kedua, di neraka?
PERMULAAN DOSA
(BACA: KEJADIAN 3:1-24)
KESIMPULAN
Dosa manusia secara umum ada 3 kategori dan dosa-dosa ini yang merupakan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
dosa yang dilanggar oleh manusia pertama itu. Keinginan daging, keinginan mata dan
keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:16). Menariknya, Yesus juga dicobai oleh iblis dengan
cara yang sama (Matius 4:1-11). Iblis selalu akan mencobai manusia dengan cara yang
sama. Yaitu, ia akan setuju dengan apa yang dikatakan Firman Tuhan, kemudian ia akan
membelokan sedikit Firman Tuhan, lalu saat manusia mulai bingung dan tidak tahu yang
mana Firman Tuhan yang benar dan yang tidak, Iblis akan memutarbalikan Firman
Tuhan.
Adam adalah perwakilan dari semua manusia. Dan karena Adam telah jatuh
kedalam dosa, semua keturunan Adam pun telah jatuh ke dalam dosa. “Jadi sama seperti
oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula
oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar” Roma 5:19. Manusia telah
dikutuk karena ketidaktaatannya. Perempuan harus mengandung dan melahirkan dengan
sakit, laki-laki harus berpeluh dan bekerja keras untuk mendapatkan makanan, tanah
menjadi susah dikelola, dan hidup pun menjadi susah. Jika kita merasakan hal itu semua,
itu artinya kita itu juga manusia berdosa. Dan Upah dari dosa adalah maut. Ketidaktaatan
manusia membuat manusia tidak bisa menikmati hidup kekal, malahan harus menerima
hukuman kekal. Kematian yang dimaksud adalah kematiaan secara fisik, kematian secara
rohani dan kematian kedua di neraka.
Satu-satunya cara untuk menebus dosa adalah dengan dengan penumpahan darah.
Tanpa penumpahan darah, tidak ada penebusan dosa. Allah telah memberi contoh
bagaimana pencurahan darah itu dengan memberikan kulit binatang sebagai pakaian
untuk menutup dosa. Allah telah menjanjikan Sang Juru Selamat, yaitu Yesus Kristus.
Sebuah “benih/keturunan” dari perempuan yang akan menebus dosa manusia pada
Kejadian 3:15. “Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru,
supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan,
sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggara yang telah dilakukan
selama perjanjian yang pertama” (Ibrani 9:15)
Tuhan yang mengasihi manusia, Ia ingin tidak ada seorang manusia pun binasa.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia
bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”
(Yohanes 3:16-17).Ia adalah Anak domba Allah yang disembelih dan mencurahkan
darahnya untuk manusia. Ia adalah Korban yang sempurna, tidak ada cacat cela, yang
mampu memberikan korban sekali untuk selamanya. Ia telah menebus dosa seluruh
manusia.
Sudahkah kita percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat Pribadi anda?
PERSEMBAHAN PERTAMA
(BACA: KEJADIAN 4:1-15)
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Kain : Petani Pertama. Kain merupakan anak laki-laki pertama yang dikandung
oleh seorang wanita pertama, yaitu Hawa. Kain dilahirkan dengan “pertolongan
Tuhan”. Kalau kita mengingat bagaimana Hawa telah dikutuk, maka kita bisa
membayangkan bagaimana perasaannya. Mungkin di zaman modern seperti ini, banyak
yang bisa menjadi penolong untuk para calon ibu. Mereka bisa memberi gambaran apa
yang harus dilakukan saat hamil, apa yang tidak boleh dilakukan, bagaimana
perasaannya? Apa yang perlu disiapkan dan lain sebagainya? Tapi bayangkan, Hawa
sendirian saat itu, tidak ada yang bisa ia tanya. Mungkin ia bertanya pada Adam, tetapi
apakah Adam mampu menjawabnya. Lalu bagaimana ia bisa menghadapinya? Maka,
kesaksiannya akan hal ini memberikan hal yang baik untuk kita. Bagaimana pun juga,
Tuhan tidak akan meninggalkan manusia. Ia sendiri yang akan menjadi penolong buat
kita. Jadi hanya tinggal respon kita saja.
Arti dari nama Kain adalah “yang telah didapatkan” yang ada disinggung pada
ayat pertama. Dan Kain lebih lanjut dijelaskan sebagai Petani pertama, atau orang
pertama di dunia yang mengusahakan tanah dan menumbuhkan macam-macam pohon-
pohonan.
Habel : Peternak Pertama/ Gembala Domba Pertama. Habel merupakan adik
dari Kain. Nama Habel sendiri diartikan beberapa dalam beberapa pengertian yaitu,
“Nafas, Gembala, atau Uap air”, tetapi tampaknya arti Gembala lebih mendekati maksud
nama ini. Karena Habel adalah seorang Gembala pertama di dunia ini.
KESIMPULAN
Kita manusia berdosa, kita pantas untuk dikutuk, tetapi Allah akan tetap menolong
kita untuk dapat mengadapinya, asal kita bertobat dan sungguh-sungguh mencari Allah.
Persembahan yang berkenan kepada Allah bukan dilihat dari ketulusan hati saja,
tetapi dari apa yang Firman Tuhan katakan. Tanpa Kebenaran, Ketulusan Hati sia-sia.
Jangan pakai cara dunia untuk melayani Tuhan, pakai cara Tuhan sendiri yang terdapat
dalam Kitab Suci.
Kita harus senantiasa mengaku dosa kita kepada Tuhan. Allah itu setia, ia akan
mengampuni kita. Tetapi kita pun harus ingat, Allah itu adil, dimana kita harus
menanggung konsekuensi dari dosa kita. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah
setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9).
PENDAHULUAN
Kitab Kejadian adalah kitab pertama yang ditulis oleh Musa. Kitab Kejadian dapat
disebut sebagai kitab permulaan. Setelah mempelajari penciptaan yang sempurna,
permulaan umat manusia, pemulaan dosa, maka selanjutnya adalah sebuah permulaan
dari kependudukan umat manusia dibumi. Allah telah memerintahkan kepada manusia
untuk "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang
yang merayap di bumi." (Kej 1:28), ini adalah nubuat yang Tuhan perintahkan. Tidak
bisa dipungkiri memang, setelah manusia jatuh ke dalam dosa, manusia diusir dari Taman
Eden. Namun, perintah Allah tidak berubah, beranak cucu dan bertambah banyak.
Dalam kejadian 4:16-5:32, Alkitab memberikan rentetan nama-nama yang sekilas
tidak begitu membawa signifikan bagi kita. Namun, Alkitab adalah Firman Allah yang
sempurna, Firman Tuhan yang tidak ada kesalahan. Dengan pelajaran yang lebih tekun
dan teliti, malahan, seseorang yang tertarik dalam mempelajari ayat-ayat ini akan
menemukan sebuah banyak pelajaran penting yang bisa kita pelajari bersama.
PELAJARAN ROHANI
Kejadian pasal 5 adalah rincian garis keturunan Set. Walaupun hanya
menyinggung beberapa nama orang, umur, kematian mereka, namun kita tetap bisa
mengambil pelajaran rohani dari pasal 5. Bagaimana Allah menjaga garis keturunan
Mesias adalah salah satunya.
Hal lain yang kita bisa pelajari adalah mengenai kematian. Kita bisa melihat,
bagaimana setiap dari mereka akhirnya mati. Kematian adalah salah satu bukti dari dosa
yang ada dalam diri manusia. Seperti yang Tuhan katakan kepada Adam dan Hawa. Jika
mereka memakan buah yang dilarang Allah, maka mereka akan mati.
Ada hal yang menarik yang harus kita bisa petik prinsipnya. Kalau kita melihat
umur mereka, mereka hidup ratusan tahun. Allah mengijinkan manusia mempunyai umur
yang panjang saat itu. Tapi tolong mengerti, mereka walaupun berumur tua, saat mereka
berumur 100 tahun tidak sama seperti yang kita tahu saat ini. Allah melambatkan
penuaan yang ada pada mereka. Tapi karena dosa manusia saat itu, Allah akan memotong
umur manusia, setelah Air Bah nantinya menjadi 120 tahun saja (Kejadian 6:3), dan saat
ini Allah memberikan umur kepada manusia 70-80 tahun saja, “Masa hidup kami tujuh
puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah
kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.”
Mazmur 90:10. Apa tujuan Allah memotong umur manusia? Mengingatkan kita
bagaimana kita harus hidup. Kita hidup di dunia sebagai saksi Tuhan. Hidup yang singkat
kita harus kita pakai untuk melayani Tuhan.
Ada hal yang menarik di antara nama-nama ini, kita bisa melihat di ayat 21-24.
Ada pun Henokh, bergaul karib dengan Allah. Lalu ia tidak ada lagi, sebab ia diangkat
oleh Tuhan. Henokh adalah manusia pertama yang tidak mengalami kematian, karena Ia
di angkat oleh Allah. Alasannya, ia bergaul karib dengan Tuhan. Ibrani 11:5 memberi
penjelasan sedikit lagi mengenai Henokh, “Karena iman Henokh terangkat, supaya ia
tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya.
Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada
Allah.” Hidup yang berkenan kepada Allah adalah kesaksian yang dimiliki Henokh. Ini
tidak mengajarkan kita bahwa, kita bisa saja diangkat ke surga karena kita hidup
berkenan dan bergaul karib dengan Allah. Kenapa?
Mari kita bandingkan dengan Nuh, dalam Kejadian 6:9. “Inilah riwayat Nuh: Nuh
adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan
Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.” Nuh dikatakan juga bergaul karib dengan Allah,
lalu mengapa Nuh tidak diangkat ke surga seperti Henokh? Alasannya, Nuh akan dipakai
Tuhan untuk rencana Tuhan yang besar. Nuh tidak diangkat karena diberikan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
kepercayaan untuk meneruskan garis keturunan Mesias. Tuhan mengangkat Henokh,
tetapi bukan Nuh, mengajarkan kita bahwa, selama kita masih di dunia, kita mengemban
tugas seperti Nuh. Untuk melayani Tuhan dan menjadi saksi bagi dunia ini. Seperti
pemazmur katakan dalam Mazmur 25:14, “TUHAN bergaul karib dengan orang yang
takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” Apakah kita
bergaul karib dengan Allah?
KESIMPULAN
Nama-nama dalam garis keturunan Adam menunjukkan bahwa, Allah mempunyai
rencana keselamatan yang besar untuk manusia. Iblis berusaha memotong garis ini, tetapi
Allah selalu melindunginya. Set adalah buyut dari Nuh yang akan mempunyai anak Sem.
Dari Sem akan dilahirkan Abraham, kemudian Ishak, Yakub yang kemudian menjadi
bangsa Israel. Dan dari salah satu anak Yakub, Yehuda akan lahir Raja Daud, dan raja
Daud ini akan menjadi buyut dari Tuhan Yesus Kristus (1 Tawarih 1, Matius 1).
Kematian adalah bukti dari dosa manusia. Setiap orang akan mati, hanya untuk
setiap orang yang percaya, kita tidak mati, tetapi akan tidur. Karena saat kita percaya
kepada Yesus, saat kita menghembuskan nafas kita yang terakhir kali, roh kita akan
terangkat ke surga dan meninggalkan tubuh jasmani kita ini yang tidak cocok dengan
surga. Namun nanti di akhir Zaman, Tuhan akan membangkitkan tubuh kita dan
mengantikan dengan Tubuh Kemuliaan.
Henokh dan Nuh sama-sama bergaul karib dengan Tuhan. Henokh diangkat ke
surga, Nuh dipercayakan untuk mengemban tugas mulia. Kita di bumi mempunyai tugas
yang mulia, kita harus bergaul karib dengan Tuhan, tetapi kita adalah Nuh, yang akan
menjadi saksi Tuhan buat orang lain.
KENAPA? (6:1-6)
“Kenapa Tuhan mendatangkan Air Bah untuk menghancurkan bumi?” Di
zaman Nuh, manusia diperkirakan sudah sangat banyak. Diperkirakan bukan hitungan
ribu, tetapi jutaan penduduk bumi waktu itu. Pada waktu itu juga banyak orang-orang
raksasa, inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala. Zaman purbakala
bukan zaman yang para ilmuwan katakan, jutaan tahun lalu. Tetapi, masa Nuh. Nuh
hidup kira-kira 4000 sampai 6000 tahun yang lalu. Jadi umur bumi itu pun bukan jutaan
tahun lalu.
Kejahatan manusia adalah alasan mengapa Tuhan harus menghukum bumi. “…
kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu
membuahkan kejahatan semata-mata” (Kejadian 6:6). Jika kita melihat Alkitab, ada
sebuah kalimat yang mungkin membuat kita bertanya-tanya, “maka menyesallah
Tuhan,” apakah Tuhan bisa menyesal? Apakah ini membuktikan Tuhan tidak Maha
Kuasa? Sama sekali tidak. Pernyataan ini hanya sebuah ekspresi dari Tuhan yang
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
menyatakan “kenapa mereka melakukan itu?”. Tetapi satu hal yang kita perlu mengerti
dengan baik. Tuhan itu penuh kasih, tetapi Tuhan itu juga adil. Keadilannya berdasar atas
kesucianNya. Allah tidak bisa kompromi dengan dosa. Untuk itulah setiap orang yang
berdosa semuanya harus dihukum. Dan kali ini, Tuhan akan menghukum mereka dengan
AIR BAH.
SIAPA? (6:7-13)
“Siapa saja yang harus terkena Air Bah?” Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan
menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia
maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku
menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." Semua manusia bahkan dengan segala
isi dunia.
Tetapi firman Tuhan katakan, Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Nuh
mempunyai tiga orang putra, Sem, Ham, dan Yafet. Ketiga putranya pun masing-masing
mempunyai seorang istri. Mereka ini adalah orang-orang yang nantinya akan selamat dari
banjir besar tersebut. Ada tiga hal yang kita bisa ketahui, kenapa Nuh mendapat kasih
karunia di mata Tuhan.
Nuh adalah seorang yang benar. Ini menunjukkan apa yang dilakukan selalu
sesuai dengan FIrman Tuhan. Nuh pun seorang yang tidak bercela. Ini menjelaskan
bahwa tidak ada yang bisa mencari kesalahan Nuh, ini bukan berarti ia tidak berdosa.
Dua hal ini dibandingkan dengan kata, “di antara orang sejamannya”, ini benar-benar
menunjukan, tidak ada satupun yang benar dan tidak bercela pada masa Nuh, selain Nuh.
Hal ketiga adalah Nuh hidup bergaul dengan Allah, ini menunjukan ia mempunyai
hubungan yang sangat baik dengan Allah. Ketiga hal ini, alasan mengapa Nuh dilihat
Tuhan.
BAGAIMANA? (6:14-16)
Tetapi bagaimana pun juga, hukuman Allah akan tetap terjadi. Tidak ada yang
bisa menghentikan hukuman Allah. Lalu bagaimana caranya untuk selamat? Percaya dan
Taat adalah kunci. Cara satu-satunya untuk selamat dari air bah adalah dengan membuat
bahtera. Bahtera adalah simbol dari keselamatan yang langka, sebuah langkah iman yang
perlu ditempuh oleh Nuh. Coba kita bayangkan, bagaimana situasi Nuh saat itu? Tuhan
berfirman, Tuhan akan menurunkan hujan yang sangat lebat. Sangat lebat yang akan
menutupi seluruh bumi dan menghabiskan semua nyawa yang ada di bumi. Diperlukan
langkah iman untuk bisa mempercayai bahwa hujan akan turun. Karena sampai saat itu,
belum ada yang namanya hujan. Dalam Kejadian 2, kita telah mengerti bahwa, hujan
belum pernah ada. Kejadian 2:5-6 Firman Tuhan mengatakan, belum ada semak
apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN
Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan
tanah itu; tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan
bumi itu—
Untuk orang sejamannya, Nuh pasti disangka gila. Kenapa? Ia membuah bahtera
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
atau kapal yang sangat besar di atas gunung. Seberapa besarkah bahtera ini? Ilustrasi di
bawah ini bisa memberi gambaran. Kejadian 6:14-16.
Dengan sebegitu besar kapal ini, Nuh membuatnya selama seratus tahun. Kalian
bayangkan selama seratus tahun, Nuh memberitakan kepada semua orang sebangsanya
untuk mempersiapkan diri untuk bertobat.Tetapi mereka tidak mau mendengarkannya.
Bahkan, kalau kita melihat banyak pekerja-pekerja yang mungkin disewa oleh Nuh untuk
membuatnya, mereka tahu bahtera ini dapat menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak
percaya. Mereka tidak percaya akan adanya Tuhan. Banjir adalah sebuah mimpi dan
omong kosong.
Dalam 1 Petrus 3:19-20 dikatakan dan di dalam Roh itu juga Ia pergi
memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara,yaitu kepada roh-roh mereka
yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan
sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu
delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. Kontek ayat ini menjelaskan bahwa,
Roh Kudus bekerja di dalam diri Yesus untuk memenangkan roh/jiwa-jiwa yang tidak
taat. Ini menjelaskan, mereka diberikan pilihan untuk masuk ke dalam bahtera, tetapi
tidak ada yang mau mendengarkannya. Jadi hanya keluarga Nuh yang terlepas dari air
bah ini.
Sama seperti sekarang, kita seperti Nuh. Kita mengabarkan injil dan banyak
orang yang tidak mempercayai kita. Mereka sama seperti orang-orang yang bekerja pada
Nuh, mereka tahu semua tentang bahtera, tetapi akhirnya mereka tidak masuk ke dalam
Bahtera. Intinya satu, siapa yang tidak masuk ke dalam bahtera, mereka akan mati. Dan
banyak yang tahu tentang Yesus Kristus, tetapi mereka tidak mau percaya. Banyak yang
datang ke gereja, tetapi mereka hanya datang tanpa percaya dan berubah hidupnya.
Mereka kenal, tetapi tidak percaya, sama saja hukuman sudah ada di hadapan mereka.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Banyak orang saat ini masih menduga, bahwa air bah yang terjadi di Zaman Nuh,
tidak benar-benar terjadi. Sebagian yang lain mungkin percaya akan air bah, namun
menurut mereka air bah itu hanya sebuah banjir lokal saja dan bukan banjir global di
seluruh dunia. Tetapi, Alkitab benar-benar mencatat sebaliknya, air banjir itu adalah air
banjir yang terjadi di seluruh dunia. Ada beberapa argumentasi dari Dr. Whitcomb yang
perlu dicatat yang membuktikan hal ini.
Air Bah benar-benar terjadi. Edisi lalu telah dijelaskan bagaimana hanya Nuh dan
kelurganya yang selamat dari air bah. Sekarang, apa yang terjadi setelah air bah itu
suruh?
Mungkin ada yang bertanya, kenapa di dunia ini ada banjir kalau Tuhan menepati
janjinya. Itulah sebenarnyapengertian yang keliru. Allah tidak akan menghancurkan
bumi, seluruh bumi dengan air. Banjir lokal dan pelangi justr adalah peringatan akan air
bah itu.
KESIMPULAN
Air Bah adalah banjir global di seluruh dunia dan bukan banjir lokal.
Tuhan berjanji tidak akan ada lagi Air Bah untuk menghukum dunia. Tetapi, 2
Petrus 3:3-7, mengingatkan kita, hari kiamat akan datang segera, yaitu dengan api. Siapa
yang telah percaya kepada Yesus Kristus, tidak akan mengalami hukuman tersebut.
Karena sebelum dunia di hancurkan dengan api. Orang yang percaya kepada Yesus akan
dibangkitkan terlebih dahulu untuk bertemu Tuhan di surga.
Tuhan akan menjaga janjinya, salah satu tandanya, masih ada pelangi. Kalau kita
mengingat pelangi, maka kita dapat mengingat bahwa hukuman air bah benar-benar
menakutkan. Lebih menakutkan bagi mereka yang tidak percaya karena mereka akan
dihukum dengan api dihari pengukuman.
PERMULAAN BANGSA-BANGSA
(BACA: KEJADIAN 9:20-11:9)
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang
puncaknya sampai ke langit,
Marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.
1. Pengunaan kata ganti orang pertama “Kita” sebanyak 5 kali. Ini menunjukan ego
mereka yang besar. Mereka tahu apa yang akan mereka perbuat. Bagi mereka,
semua demi “kita”, dan “kita” akan melakukan apa saja.
2. Mereka berhasrat untuk mendirikan menara untuk mencapai langit, untuk
menyentuh surga, untuk memberikan mereka akses khusus ke Tuhan. Mereka
beranggapan bahwa mereka bisa mencari Tuhan dengan cara mereka sendiri.
3. Mereka mau mencari nama. Mereka mau menyombongkan diri mereka. Mereka
tidak mau berpencar atau terserak ke seluruh bumi. Intinya mereka menentang
Tuhan, mereka tidak mau menuruti apa yang Tuhan telah perintahkan, untuk
memenuhi bumi (Kejadian 9:1). Untuk menghindari hal itu, mereka ingin
memberi tahu Tuhan, bahwa mereka tidak perlu melakukan hal itu.
Maka Tuhan pun menghentikan apa yang mereka yang rencanakan, untuk
menyatukan dunia. Bahasa adalah instrumen yang paling penting untuk menyatukan
dunia. Jika sekelompok orang tidak dapat mengerti satu dengan yang lain, bagaimana
rencana apapun yang mereka rencanakan bisa menjadi sukses? Maka dari itu, Allah
mengacaubalaukan bahasa mereka. Kemungkinan, saat itu dimulai dari 2 bahasa baru.
Sem akan tetap dalam bahasa Ibrani, Yafet and Ham mendapat bahasa yang baru dan
kehilangan bahasa yang lama mereka. Jadi mereka tidak bisa mengerti satu dengan yang
lain. Inilah awal dari perpecahan dari mereka, yang akhirnya terjadi di Pasal 10.
Allah memang menghentikan gerakan penyatuan dunia saat itu, tetapi tidak untuk
yang saat ini. Alkitab dalam berbagai ayat telah menubuatkan bahwa nanti, sebelum
kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kalinya, akan ada Satu Pemerintahan Dunia,
dengan satu mata uang, dengan satu agama, dengan satu pemimpin, Kristus Palsu,
AntiKristus. Ia akan menyatukan dunia, dan akan berhasil. Caranya adalah mengunakan
satu bahasa dunia nantinya, logikanya adalah bahasa Inggris.
KESIMPULAN
Kesombongan dan Keangkuhan akan menjatuhkan kita. Tetapi kesombongan
terhadap Injil lebih menakutkan. Saat kita merasa bahwa kita bisa berbuat sesuatu agar
bisa “cari nama” di hadapan Tuhan dengan segala cara yang kita pikir bisa membawa kita
ke surga, melalui perbuatan baik atau apa pun seperti, “membangun tangga ke surga”.
Semua itu akan sia-sia. Mereka tidak mau menuruti apa yang Tuhan perintahkan kepada
mereka. Firman Tuhan jelas mengatakan, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.Tidak
ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14:6)
Tetapi terkadang kita berpikir, untuk masuk surga, perbuatan baik adalah yang terpenting.
Mencari “nama” ini adalah kesalahan yang membawa kita ke neraka. Lalu apa
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
responmu? Apakah kau mau menerima Yesus sebagi Juru Selamat pribadimu agar
terlepas dari hukuman kedua dengan api?
BAGIAN KE-2
“BAPA-BAPA IMAN”
ABRAHAM I
PANGGILAN ABRAM KEPADA JANJI ALLAH
(BACA: KEJADIAN 11:10-14:24)
PENDAHULUAN (11:10-32)
Kejadian pasal 11:10-26 menjelaskan daftar panjang keturunan Sem. Daftar ini
menjelaskan kepada kita bagaimana Abram nantinya akan mendapatkan hubungan yang
jelas dengan Sem. Seperti yang kita ketahui, Sem adalah salah satu dari anak Nuh, satu
dari delapan orang yang selamat dari banjir besar.
Menara Babel menjadi awal perpecahan bahasa dan bangsa. Keturunan Sem,
Ham dan Yafet berpisah keseluruh penjuru dunia. Oleh karena dari garis keturunan Sem,
Yesus Kristus sang Juru Selamat manusia akan dilahirkan nanti. Maka nubuatan tentang
kedatangan Juru Selamat akan sangat penting saat memulai masa baru dalam rencana
keselamatan yang Tuhan rancangkan.
Kejadian 3:15, menubuatkan tentang Sang Juru Selamat akan datang. Sang
Mesias akan datang dari sebuah bangsa, yaitu bangsa Israel. Namun, sampai saat ini
bangsa Israel belum terbentuk. Dan Kisah Abram ini lah yang merupakan sebuah awal
dari terbentuknya sebuah bangsa pilihan Allah nanti.
Setelah Terah hidup tujuh puluh tahun, ia memperanakkan Abram, Nahor dan
Haran. Inilah keturunan Terah. Terah memperanakkan Abram, Nahor dan Haran, dan
Haran memperanakkan Lot. Ketika Terah, ayahnya, masih hidup, matilah Haran di negeri
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
kelahirannya, di Ur-Kasdim. Abram dan Nahor kedua-duanya kawin; nama isteri Abram
ialah Sarai, dan nama isteri Nahor ialah Milka, anak Haran ayah Milka dan Yiska. Sarai
itu mandul, tidak mempunyai anak. Lalu Terah membawa Abram, anaknya, serta
cucunya, Lot, yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia
berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan,
lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana. Umur Terah ada dua ratus lima
tahun; lalu ia mati di Haran. KEJADIAN 11:26-31
Nama-nama di atas akan sangat penting, saat kita melihat bagaimana kisah ini
dimulai. Terah mempuyai 3 orang putra, Abram salah satunya. Singkat cerita, Terah
membawa Abram, Sarai dan Lot dari Ur-Kasdim ke Haran, lalu menetap disana.
ABRAM DIPANGGIL(12:1-20)
Perjanjian Allah dimulai (1-9). Allah berfirman kepada Abram untuk pergi dari
negerinya, meninggalkan semua yang ada pada keluarganya, lalu menuju ke sebuah
negeri yang akan Tuhan tunjukkan kepadanya. Ini adalah sebuah panggilan yang tidak
mudah. Kenapa tidak mudah? Coba kita pikirkan, Abram harus melepaskan
kenyamannya di rumah sanak saudaranya sendiri, ke sebuah negeri yang kita tahu tidak
dijelaskan di mana? Tetapi inilah yang disebut dengan langkah iman dan ketaatan. Sama
halnya Nuh percaya dan taat akan Firman Tuhan untuk membuat bahtera baginya, walau
dunia menganggapnya gila, Abram juga mempunyai iman yang sama.
Ada dua hal yang dapat kita ketahui kenapa Abram pergi dari negerinya. Dan dua
hal ini dapat menjadi pelajaran buat kita semua.
Allah pun membuat perjanjian terhadap Abram. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan mengenai perjanjian Allah. Pertama, perjanjian Allah adalah perjanjian
yang tidak seimbang, karena perjanjian ini dibuat antara manusia dan Tuhan. Allah
membuat perjanjian, manusia menurut mendapat upah, jika tidak, mendapat sangsi.
Kedua, perjanjian Allah adalah sebuah perjanjian progresif, yaitu perjanjian yang akan
diperjelas dengan seiringnya jalannya waktu.
Saat Abram dipanggil Allah, Abram sedang ada di Haran. Tempat yang
keluarganya punya merupakan tempat yang cukup baik. Karena Abram bukan orang yang
tidak mempunyai tempat tinggal, ia punya tempat tinggal, bahkan ia merupakan keluarga
yang kaya raya. Namun, Yosua 24:2 mencatat bahwa “Dahulu kala di seberang sungai
Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor,
dan mereka beribadah kepada allah lain.” Artinya, dulu mereka adaah penyembah
berhala. Allah tidak mau bangsanya dimulai dari orang-orang penyembah berhala.
Makanya Abram harus keluar.
Di sini dikatakan, “KELUARLAH KAMU dari negeriMU, sanak saudaraMU,
dan rumah bapaMU, ke tanah yang akan diperlihatkan kepada MU”. Untuk melakukan
ini, sama saja Abram harus melepaskan tanahnya, usahanya, rumahnya, harta warisannya,
bahkan negerinya, untuk menjadi seorang pengembara. Karena Tuhan saat itu belum
menunjukan tanah yang akan dimiliki Abraham, baru bilang akan menunjukan. INI
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
ADALAH IMAN. Dan Iman itu selalu berkorban untuk membuktikan imannya. Bukan
hal yang mudah loh meninggalkan segalanya, untuk menjadi pengembara dan orang
asing. Namun Ia percaya bahwa Allah akan menepati janjiNya.
Ibrani 11:1 mengatakan bahwa “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang
kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Untuk percaya Tuhan
itu ada dan perkataanNya itu tepat, itu perlu Iman. Terlebih untuk kita, apakah di antara
kita ada yang melihat sendiri bagaimana Tuhan Yesus di salib? Tidak ada bukan? Tetapi
Iman dapat membuktikan bahwa apa yang dikatakan TUHAN itu benar telah terjadi.
Makanya untuk percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan dan JuruSelamat kita harus
mempunyai Iman. Dan Iman datang dari pendengaran akan Firman Tuhan. Iman ini yang
membawakan kepada Abram ketaatan, untuk pergi keluar dari negerinya. Iman
mengajarkan ia untuk mengorbankan semuanya.
Allah mendeklarasikan sebuah berkat. Aku akan membuat engkau menjadi
bangsa yang besar, Bangsa Israel akan menjadi bangsa yang besar walaupun negaranya
kecil. Dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; Nama Abraham
dan keturunannya akan sangat terkenal dan banyak disinggung oleh dunia, termasuk di
dalam Alkitab. Dan engkau akan menjadi berkat. Ia akan menjadi saluran berkat, dan
kita pun bisa menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati
engkau, dan mengutuk orang-orang (SINGULAR) yang mengutuk
(MERENDAHKAN) engkau, Abraham akan menjadi nama yang masyur dan orang
yang memberkati Abram akan mendapat berkat, tetapi orang yang “merendahkan”
Abraham, akan Tuhan kutuk. Kata mengutuk yang pertama berbeda dengan yang kedua.
Jadi jangan mengutuk bangsa pilihan Allah, Israel. Dan olehmu semua kaum di muka
bumi akan mendapat berkat." Dan inilah nubuatan mesianik yang kita pelajari. Melalui
Abram, Mesias akan dilahirkan. Karena kelahiran Tuhan Yesus merupakan BERKAT
TERBESAR BAGI MANUSIA. Seluruh kaum, suku bangsa, dan pribadi akan diberkati
melalui Abram. Kata “OLEHMU/DALAM MU/MELALUI DIRIMU” artinya DARI
KETURNAN ABRAHAM seluruh dunia akan diberkati.
Abram akan menjadi bangsa yang besar dan namanya akan menjadi sangat
masyhur. Sekarang coba ingat, Abram atau nantinya Abraham, nama ini akan sangat
terkenal sampai saat ini juga bukan? Lalu Allah mengatakan, Allah akan memberkati
orang yang memberkati engkau dan akan mengutuk orang mengutuk engkau. Aplikasi
dari perkataan ini akan banyak sekali. Di satu pihak, sebagai seorang pribadi, Allah
mengatakan bahwa Abram akan menjadi diberkati oleh Allah, Tuhan akan berserta
dengan Abram selalu. Di sisi lain, dalam Bilangan 24:9 “Diberkatilah orang yang
memberkati engkau, dan terkutuklah orang yang mengutuk engkau!" ini akan mengarah
kepada Israel.
Ketika Abram hampir mendekati Sikhem, Tuhan menampakkan dirinya. Ini
adalah pertama kalinya, Tuhan menampakan diri kepada Abram yang dicatat di dalam
Alkitab, selanjutnya Tuhan akan menampakkan diri lagi pada Kejadian 17:1 dan 18:1.
Kita perlu melihat di mana saat ini Abram berada? Karena ini sangat penting. Tuhan
mengatakan bahwa, Tuhan akan memberikan negeri ini kepada keturunan Abram, maka
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
tanah dan negeri yang dimaksud adalah di mana ia berada saat ini. Sikhem terletak di
sebelah utara Israel. Ini akan menjadi tempat untuk cucunya, Yakub tinggal selama
beberapa waktu (Kej 33:18-19), dan di tempat ini Yusuf akan dikuburkan. Di sini
sebutkan orang Kanaan tinggal, orang Kanaan dimaksud dapat juga mengarah kepada
sekelompok orang yang tinggal disekitar ini. Akhirnya, Abram pun pergi ke Betel dan
mendirikan Mezbah. Pendirian mezbah pun menjadi sangat penting, karena di sini lah
Abram memulai memanggil nama Tuhan.
Perjalanan Abram yang mengecewakan (10-20). Dapat dikatakan kehidupan
baru Abram dimulai. Ia pun harus menjadi pengembara bersama istrinya. Ia pun pergi
semakin jauh ke tanah Negeb, yang bisa diartikan tanah sebelah selatan. Dan terjadilah
sesuatu yang menakutkan, saat kelaparan terjadi, ia harus mengembara ke Mesir. Mesir
adalah tempat terbaik zaman itu, semua dikarenakan oleh sungai Nil yang menjadi
sumber air yang mengaliri dan menyuburkan tanah itu. Menarik untuk diingat, nanti
cucunya Yakub pun akan menyuruh anak-anaknya ke Mesir karena bencana kelaparan
dan nantinya bangsa Israel pun akan lahir melalui negeri itu.
Alkitab adalah kitab yang sangat jujur. Segala yang dituliskan di dalamnya benar
dan pasti, tidak ada yang ditutup-tutupi. Dan Segala tulisan yang diilhamkan Allah
memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. 2 Timotius 3:16.
Kali ini Abram harus menghadapi sebuah polemik yang sangat berat. Kelaparan
memaksa mereka untuk pergi ke Mesir, namun, Abram menyadari satu hal yang sangat
menakutkan. Istrinya yang bernama Sarai itu cantik parasnya. Saat itu Sarai berumur 65
tahun, berbeda 10 tahun dengan Abram. Tetapi jangan pernah membandingkan umur
mereka saat itu dengan saat ini, penuaan mereka sangat lambat, dan Alkitab pun
mengatakan bahwa Sarai itu sangat cantik paras (Kata ini akan menjadi desripsi yang
sama untuk Rebekah nantinya di Kejadian 24). Saat Abram mencoba berpikir secara
logika, di negeri Mesir, negeri asing ini, wanita cantik biasanya akan dijadikan selir buat
raja di negeri itu. Karena, Abram tidak tinggal di sana untuk satu dua hari tetapi cukup
lama, cepat atau lambat kecantikan Sarai akan menyebar. Ia pun berpikir bahwa
nyawanya terancam. Ia pun membuat kebohongan. Ia menyuruh Sarai mengaku sebagai
Saudara atau Adik Perempuannya. Ada yang menarik, Kejadian 20:12 “Lagipula ia
benar-benar saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak ibuku, tetapi kemudian ia
menjadi isteriku.” Ayat ini menjelaskan bahwa Sarai itu adik tirinya. Lalu apakah
sebenarnya Abram tidak berbohong?
Abram tetap berbohong. Karena demi menyelamatkan hidupnya, ia
menghalalkan segala cara. Dan terlebih, ia lupa bahwa ada Tuhan yang bisa
menolongnya. Ia seharusnya jujur dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Ia
membiarkan logikanya, mengalahkan imannya. Dari sini kita melihat bagaimana
kehidupan kristen itu. Tidak mudah. Tetapi kejujuran adalah sesuatu hal yang harus kita
pertahankan. Jangan percaya akan etika situasi yang mengatakan bahwa kita bisa
berbohong “putih”. Bohong untuk kebaikan. Semua itu tipu daya iblis. Kebohongan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
adalah kebohongan. Dan bohong itu adalah dosa. Dan dosa adalah maut.
Dari kisah ini kita bisa melihat bagaimana iman kita harus terus dibangun. Tapi
tanpa Tuhan bagaimana kita bisa membagun hidup kita yang suci? Tuhan itu suci,
makanya kita pun harus hidup suci. Jika ada yang mengatakan bahwa demi kebaikan kita
boleh berbohong itu sama saja mengatakan Tuhan itu kompromi. Tuhan tidak pernah
kompromi dengan dosa, dosa akan tetap dihukum. Kecil atau besar, dosa adalah tetap
dosa, dan saat kita menyadari ini kita seharusnya sadar bagaimana kita sangat
membutuhkan Juru Selamat. Dosa kita sudah semakin besar dan besar, sebut saja dosa
kebohongan, seberapa banyak kita telah berbohong. Jika iya, maka kita tahu bahwa kita
berdosa, dan orang berdosa masuk neraka. Dan upah dosa adalah Maut. Apakah kita mau
mati dan menderita di neraka? Hanya ada satu cara, yaitu Yesus Kristus. Karena Abram
selamat bukan karena perbuatan baiknya, tetapi karena imannya kepada Yesus Kristus.
Lalu terjadilah apa yang harus terjadi. Sarai di bawa ke tempat Firaun. Dan
karena Abram mendapat suatu keuntungan darinya. Karena Firaun mengira Sarai adik
Abram, maka Abram mendapatkan banyak harta benda dan budak. Dan Tuhan pun
bekerja, membawa tulah kepada Firaun dan seisi istananya. Kenapa Tuhan mendatangkan
tulah pada Firaun? Bukankan semua ini kesalahan Abram? Lalu kenapa Tuhan malah
menghukum Firaun? Jawabannya Ini bukan karena demi Abram, tetapi demi menjaga
garis keturunan Mesias. Tuhan tahu rencana keselamatanNya tidak akan dirusak. Firaun
mengawini wanita cantik tentunya untuk tidur dengan mereka dan apa yang Tuhan
lakukan adalah untuk menjaga agar Sarai tidak tercemarkan. Maka Firaun pun menyadari
hal ini dan memarahi Abram.
Firaun pun mengusir Abram dengan segala yang ia miliki. Segala kepunyaannya
yaitu semua yang Firaun berikan kepada Abram. Dan di pasal selanjutnya, Alkitab akan
mengambarkan bahwa Abram itu sangat kaya. Coba bandingkan, saat ia keluar dari
negerinya ke Mesir karena kelaparan, ia bukan siapa-siapa, tetapi saat ia berbohong,
justru mendapat kekayaan dari Firaun. Apa maksudnya kalau begitu? Kenapa
kebohongannya malah menjadi keuntungan untuknya?
Apa yang dapat kita pelajari dari akun ini? Kekayaan itu bukan berkat, tetapi
tanggung jawab. Ingat baik-baik akun ini akan membuat kita mengerti suatu kenyataan
yang buruk. Karena oleh karena kekayaan ini, akan ada masalah di masa depan mereka.
Lebih tepatnya, Sarai nanti akan menyuruh Abram untuk meniduri Hagar, budak yang ia
dapatkan dari Firaun. Dan itu adalah awal dari sebuah tragedi yang tidak menyenangkan.
Jadi kekayaan Abram bukanlah sebuah sebuah berkat.
KESIMPULAN
Panggilan Tuhan selalu spesial. Tiap orang berbeda dengan yang lainnya.
Panggilan Abram adalah panggilan untuk melayani dan membawa tugas mulia dari Allah
untuk memulai dan mengenapi rencana keselamatan umat manusia. Panggilan kita adalah
untuk percaya. Panggilan ini ditawarkan untuk semua manusia, keselamatan. Prinsipnya
sama, kita pergi meninggalkan apa yang kita yang lama yaitu hidup dalam dosa menuju
kehidupan yang akan ditunjukan Tuhan pada kita. Perintahnya sama, Percaya dan Taat.
Kebohongan adalah dosa. Tidak ada bohong “putih”, tidak ada kebohongan untuk
kebaikan. Dengan mengatkan hal itu, sama halnya mengatakan bahwa Tuhan
mengijinkan kita berbohong selama demi kebaikan. Itu sebuah tipu muslihat iblis.
Bohong adalah bohong. Dan itu dosa. Secara logika kita tahu, Tuhan itu suci, dosa sekecil
apapun, adalah tetap dosa. Kita adalah manusia berdosa yang memerlukan Tuhan yang
dapat memimpin hidup kita. Terlebih, Tuhan yang dapat menghapuskan semua dosa kita.
Yesus Kristus. Ia telah mati untuk menebus kita dari dosa. Masih suka berbohong? Jika
iya, itu tanyanya kita memerlukan Yesus, atau kita akan menderita di neraka.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Tuhan itu setia memegang janjiNya. Ia akan menepati semua janji yang Ia
ucapkan. Ia telah berjanji untuk menjaga Firman Tuhan, maka Firman Tuhan pun terjaga.
Ia berjanji akan selalu menyertai kita, maka Ia kan melakukannya.
Jangan pernah melihat apa yang terlihat saja, lihat apa yang ada di dalamnya! Lot
terjebak dalam pilihannya sendiri. Itu membuatnya sengsara sampai akhir hidupnya.
Banyak agama yang mengajarkan kebaikan, tetapi jangan lihat itu, karena kebaikan tidak
membawa kita ke surga. Hanya percaya Yesus, akan membawa kita ke Surga.
Jangan mengandalkan manusia! Tetapi adalkan selalu Tuhan. Mengandalkan
manusia hanya akan mengecewakan kita, tetapi mengandalkan Tuhan membawa kita ke
dalam sukacita.
ABRAHAM II
PERJANJIAN ALLAH KEPADA ABRAM
(BACA: KEJADIAN 15:1-17:27)
PENDAHULUAN
Rencana keselamatan yang Tuhan Allah buat haruslah berhubungan dengan
Israel. Karena dari bangsa Israel ini, Sang Juru Selamat, Yesus Kristus akan dilahirkan.
Allah telah memberikan sebuah perjanjian kepada Abram, bahwa ia akan menjadi
“bangsa yang besar”. Namun, kita tahu bahwa bagaimana Kejadian 11:31 menyatakan
bahwa ”Sarai itu mandul, tidak mempunyai anak.” Lalu pertanyaannya, bagaimana
Abram bisa menjadi bangsa yang besar kalau Sarai Mandul? Melalui seri ini, kita akan
melihat bagaimana Abram akan mendapat jawaban dari pertanyaan tersebut.
Di zaman Perjanjian Lama, ada 3 cara yang biasa dipakai untuk meneruskan sebuah
keturunan atau hak waris, yaitu:
1. Anak Kandung.
2. Adopsi atau anak angkat. Yaitu dengan mengadopsi anak dari siapapun, terutama
dari hambanya.
3. Sistem Perwakilan/Wali - “Surrogate Mother”. Yaitu dengan mengambil anak
budak yang dipunyainya sebagai anak sendiri. Karena Budak tidak punya hak atas
apa pun, termasuk anak yang dikandungnya. Biasanya cara ini adalah dengan
menikahi budaknya.
Pelajaran hari ini akan berfokus kepada bagaimana Allah akan mengenapi
janjinya. Bagaimana Abram akan diuji imannya mengenai janji akan keturunannya
tersebut.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Keturunannya bukan melalui Adopsi (15:1-3). Abram mendapat penglihatan.
Mungkin ada yang bertanya, apa itu Penglihatan? Penglihatan adalah cara yang Allah
pakai untuk menyampaikan perkataannya kepada manusia. Dahulu, belum ada wahyu
yang tertulis seperti saat ini, Alkitab. Zaman dahulu Allah memakai Penglihatan dan
Mimpi untuk dapat berkomunikasi dengan Allah. Penglihatan didapatkan saat manusia
terjaga dan mimpi saat ia tertidur. Tetapi perlu diingat setelah Alkitab selesai maka
penglihatan dan mimpi itu telah lenyap. Tuhan tidak lagi memakai cara itu untuk
berkomunikasi dengan manusia. Kalau pun Allah mengunakan cara tersebut saat ini,
maka, ada maksud yang benar-benar khusus yang Tuhan ingin sampaikan dalam hidup
orang itu, contoh John Sung, mendapat penglihatan dan mimpi untuk dipakai Tuhan.
Kali ini Allah berbicara melalui penglihatan. Allah menjanjikan sebuah upah,
Abram memikirkan bahwa seberapa besarpun upah itu, ia tidak akan menikmatinya,
tanpa memiliki anak. Anak saat itu sangatlah berharga, orang tanpa anak biasanya akan
terkena cacian karena dianggap telah terkena kutuk oleh Tuhan.
Abram tahu bahwa Sarai sudah tua (umurnya 65 tahun) dan ia pun mandul. Jadi
untuk mendapat keturunan adalah tidak mungkin. Jadi ia sendiri mencoba mencari alasan
dan mengajukan sebuah pernyataan. Sederhananya, ia berpendapat bahwa Eliezer,
hambanya itu yang akan menjadi ahli warisnya. Di sini ia mencoba mengunakan sistem
adopsi.
Tetapi apa jawab Tuhan? Jawab Tuhan sederhana, hanya anak kandunglah yang
akan menjadi ahli warisnya, bukan melalui adopsi. Ini adalah sebuah janji yang Allah
akan tepati. Tetapi Abram memerlukan iman yang besar untuk memercayai hal tersebut.
Keturunannya akan tidak Terhitung Banyaknya (15:4-11). Lalu Allah
mengajak Abram melihat apa yang akan Allah tunjukan mengenai keturunannya. Allah
menyatakan bahwa keturunannya akan sebanyak bintang di langit, kalau ia dapat
menghitung jumlah bintang di langit, ia pun dapat menghitung jumlah keturunannya.
Tetapi Abram bertanya kepada Tuhan, bukan karena meragukan Tuhan. Dari mana ia
akan memiliki keturunan yang dijanjikan itu?
Lalu Allah berfirman bahwa ia harus menyiapkan lembu betina, kambing betina
dan domba jantan masing-masing berumur tiga tahun. Seekor burung tekukur dan anak
burung merpati. Lalu Abram memotongnya menjadi dua semua daging itu, kecuali
burung. Kenapa? Apa maksudnya?
Zaman dahulu, khususnya dalam Perjanjian Lama. Jika seseorang membuat
perjanjian dengan orang lain, sama halnya seperti zaman sekarang, harus ada sebuah
bukti dari perjanjian atau persetujuan. Zaman sekarang kita mengunakan tanda tangan di
atas kertas, tetapi tidak dengan zaman dulu. Bagaimana mereka membuat perjanjian?
Kedua belah pihak harus menyiapkan sebuah korban, mereka harus memotong binatang
untuk dibagi dua, kecuali burung, karena ukurannya kecil tidak dipotong dua. Setelah
membagi dua, mereka harus menempatkan satu di sisi kanan dan lainnya di sisi kiri.
Setelah itu mereka harus melewati tengah-tengah itu dan akhirnya mereka akhiri dengan
makan bersama. Itu adalah cara mereka membuat perjanjian. Apa maksudnya? Mereka
mengerti bahwa dengan cara seperti ini, siapa yang melanggar perjanjian hidupnya akan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
berakhir seperti binatang yang dipotong dua itu, yaitu mati. Mengetahui hal itu, lalu
kenapa Abram tidak melewati tengah-tengah hewan itu? Kita akan mengetahuinya di
ayat-ayat selanjutnya.
Keturunannya akan diperbudak (15:12-16). Abram tertidur lalu Abram
bermimpi. Dan dalam mimpinya Abram menyadari sesuatu yang berbeda. Allah
menubuatkan sebuah hal yang tidak pernah ia duga. Belum juga keturunannya lahir,
tetapi Allah menyatakan bahwa, keturunannya akan menjadi orang asing di suatu negeri,
bahkan diperbudak dan dianiaya selama empat ratus tahun lamanya. Ini adalah nubuat
yang akan terjadi beberapa periode berikutnya, yaitu dimana keturunannya akan
diperbudak di Mesir selama empat ratus tiga puluh tahun lamanya. Tetapi Tuhan tidak
berhenti sampai di sana, Allah pun berjanji bahwa 1) bangsa yang memperbudak Israel
akan dihukum, 2) Abram akan mati tua dengan tenang, 3) Generasi keempat akan
kembali ke negeri ini.
Keturunannya akan mewarisi Negeri Perjanjian (15:17-21). Perjanjian Allah
dan Abram bukan merupakan perjanjian antara dua pihak yang sama, melainkan antara
dua pihak yang tidak seimbang. Perjanjian Allah dan Abram seperti perjanjian tuan dan
hamba. Hamba tidak mempunyai hak untuk mengambil perundingan, ia hanya bisa
menurut apa yang akan tuannya tentukan. Hal yang sama terjadi di sini, lihat bagaimana
bukan Abram yang melewati daging yang dibelah dua itu, tetapi Allah sendiri yang
“lewat” dengan api. Ini merupakan perjanjian Allah berikan kepada Abram. Allah yang
akan mengambil tangung jawab penuh atas perjanjiannya tersebut.
Betapa berharga pelajaran ini, saat mengetahui bagaimana Tuhan sendiri yang
akan melakukan perjanjian itu. Tidak akan andil manusia sedikit pun atas hal ini. Sama
halnya dengan keselamatan kita, Tuhan mengatakan kepada Adam dan Hawa untuk
jangan memakan buah yang dilarangNya, atau mereka akan mati. Dan mereka gagal
melakukannya. Semua manusia menjadi berdosa melalui hal ini. Dan sebagai manusia,
kita tidak bisa melakukan apapun selain menerima bahwa kita harus dihukum. Dan
hukuman itu kekal di neraka.
Seberapa pun upaya manusia, berbuat baik atau beramal, tidak akan dapat
menolong manusia dari hukuman dosa. Maka, harus Allah sendirilah yang melakukan
penebusan itu. Manusia tidak punya andil dalam hal ini. Allah pun menjanjikan Juru
Selamat bagi umat manusia, dan Allah sendiri yang akan menepati janjinya. Ingat
bagaimana Allah menyelamatkan Nuh agar garis keturunan Mesias terjaga? Dengan
melihat ini pun kita akan mengerti bahwa Tuhan sendiri akan menepati janjinya. Yaitu
dengan ketentuan dari Allah sendiri. Ketentuan Allah adalah pasti. Dan kita harus
mematuhi ketentuan tersebut.
Keturunannya bukan melalui Sistem Perwakilan (16:1-16). Seperti ayat-ayat
sebelumnya, Alkitab menjelaskan sekali lagi bahwa Sarai, Istri Abram itu mandul, tidak
beranak. Tetapi Abram harus percaya kepada Tuhan bahwa ia akan mempunyai keturunan
seperti yang telah Tuhan janjikan. Namun di dalam kejadian ini, Abram sekali lagi
mengalami kegagalan dalam imannya menantikan keturunannya. Bagaimana bisa? Sarai
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
tahu sebagai wanita ia merasa telah gagal. Karena bagi mereka, tidak mempunyai anak
adalah sebuah kutukan.
Kita pun yakin bahwa Abram telah menceritakan kepada Sarai bagaimana Allah
telah berjanji akan menjadikan keturunan kepadanya. Maka Sarai mencoba memakai
pikiran manusia untuk memecahkan masalah. Ia pun mengingat bahwa ia mempunyai
Hagar, hamba perempuannya yang di dapat dari mesir. Ingat apa yang terjadi saat Abram
berbohong terhadap Firaun di Mesir dan Abram malahan mendapat harta yang banyak?
“Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, karena ia mengingini perempuan itu, dan
Abram mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan
perempuan, keledai betina dan unta....Sekarang, inilah isterimu, ambillah dan pergilah!
Lalu Firaun memerintahkan beberapa orang untuk mengantarkan Abram pergi,
bersama-sama dengan isterinya dan segala kepunyaannya.” Kejadian 2:16,20. Nah,
salah satu budak perempunnya itu adalah Hagar.
Ada beberapa hal yang akan membuat Abram belajar banyak di dalam hidupnya
di dalam kejadian ini yang bisa kita ingat dan renungkan. Abram mendengarkan Sarai
untuk menghampiri Hagar. Abram bukannya menanyakan kepada Tuhan, ia malah
mempercayai cara istrinya pakai, Istrinya mengunakan logika manusia tanpa memakai
imannya bahwa Tuhan yang telah berjanji Tuhan akan menepatinya. Ini menunjukkan
bahwa iman mereka sangatlah kecil. Mereka tidak mempercayai apa yang Tuhan katakan.
Ingat bagaimana saat Abram bertanya apakah Eliezer yang menjadi hak warisnya? Tuhan
dengan jelas mengatakan bahwa “Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu,
melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu” Yang
diperlukan Abram adalah iman.
Saat keputusan ini diambil, masalah pun datang. Dosa adalah masalah terbesar.
Dengan menghampiri Hagar, Abram telah melakukan poligami. Dan ini adalah sebuah
dosa yang akan mendatangkan konsekuensi. Mungkin kita bertanya, mengapa Tuhan
mengijinkan Abram menikahi Hagar? Ini adalah kehendak permisif Allah, yaitu Allah
mengijinkan manusia untuk melakukan kehendaknya sendiri, tetapi ingat, karena ini tidak
sesuai kehendak Allah hal ini akan menjadi dosa dan akan mendapatkan konsekuensi.
Apa konsekunsi dari kejadian ini? Sejak Hagar mengandung, Hagar memandang
rendah Sarai. Kenapa? Karena Hagar merasa ia menjadi lebih baik dari Sarai yang tidak
dalam mempunyai anak. Maka Sarai pun mengadu kepada Abram. “Penghinaan yang
kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke
pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah
akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau.”
Ini adalah kesalahan Sarai yang harus ditanggung. Dan karena Abram
mengatakan bahwa Hagar dibawah kekuasaan Sarai maka ia menidas Hagar dan ia pun
melarikan diri. Saat Hagar melarikan diri malaikat menampakan diri dan mengatakan
bahwa ia harus kembali kepada Sarai, Hagar akan melahirkan Ismael. Sesuai janji Allah,
Ismael adalah Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti
anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan
melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya. Dan di
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
masa depan, nubuat ini akan menjadi kenyataan. Bagaimana nanti di masa depan
keturunan Ismael dan keturunan Ishak nantinya akan menjadi musuh bebuyutan.
Apa yang kita dapat pelajari dari kejadian ini?
Jangan mengandalkan pikiran manusia. Firman Tuhan mengatakan dalam
Yesaya 55:8-9. “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah
jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah
tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” Rancangan
Tuhan bukanlah rancangan manusia yang terbatas. Pikiran kita terbatas sehingga
terkadang kita tidak menyadari bahwa kita harus senantiasa menanti bagaimana rencana
Tuhan di dalam hidup kita. Terkadang saat kita ada masalah, kita berdoa kepada Tuhan.
Namun, saat kita menyadari doa kita belum dijawab dan masalah kita belum juga tuntas,
kita mencoba mencari cara sendiri. Kita andalkan pikiran kita sendiri. Dan inilah yang
selalu menjadi masalah kita. Kita harus belajar untuk menanti jawaban dan waktu Tuhan
di dalam hidup kita.
Jangan bermain dengan dosa. Kekudusan hidup kita selalu harus kita jaga.
Tuhan tidak menginginkan kita meraih kesempurnaan tetapi terus berjuang menuju
kesucian dan kekudusan hidup kita. Karena sangat jelas, setiap dosa ada konsekunsinya.
Apa pun dosa kita, ingat selalu ada konsekuensi dari perbuatan kita. Makanya jangan
bermain-main dengan dosa. Cepat atau lambat, jika kita masih terus hidup dalam dosa,
dosa akan menghancurkan hidup kita.
KESIMPULAN
Tuhan Allah adalah Allah yang setia akan janji-Nya. Sebagai manusia kita
harus menyadari bahwa di dalam hidup kita, Tuhan akan menepati janji-Nya. Namun dari
mana kita bisa mengetahui janji-janjiNya? Dahulu Tuhan mengunakan penglihatan dan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mimpi. Saat ini, Allah memperlihatkan dan menyatakan janji-Nya di dalam FirmanNya,
Alkitab. Maka kita harus cari tahu janji Allah dalam Firman Tuhan.
Jangan mengandalkan pikiran kita sendiri. Andalkan Tuhan dalam hidup kita.
Saat kita mendapatkan masalah, ingat Tuhan akan menolong. Hanya bagaimana respon
kita terhadap masalah kita? Amsal 3:5-7 “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap
hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam
segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap
dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;”
Jangan main-main dengan dosa. Setiap dosa ada konsekuensinya. Terlebih saat
kita masih belum percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Roma 6:23 “Sebab upah dosa
ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan
kita.“ Kehidupan kekal datangnya dengan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan
dan Juru Selamt kita secara pribadi.
ABRAHAM III
PERJANJIAN ALLAH DALAM KEHENDAKNYA
(BACA: KEJADIAN 18:1-19:38)
PENDAHULUAN
Allah telah menetapkan bahwa anak kandung Abrahamlah yang akan menjadi
hak waris Abraham, seperti yang Tuhan telah janjikan kepada Abraham. Namun,
Abraham harus senantiasa percaya dan setia akan menantikan kehendak Tuhan terjadi
dalam hidupnya. Ini adalah respon yang harus dimiliki oleh Abraham agar dapat bisa
mendapatkan janji Allah.
Dalam seri ini, kita akan belajar tentang bagaimana kita meresponi janji dan
kehendak Allah di dalam hidup kita melalui kehancuran kota Sodom dan Gomora. Kita
pun akan belajar tentang Kehendak Allah yang ada di dalam Hidup kita. Sebelum belajar
lebih lanjut ada baiknya kita mengerti apa itu kehendak Allah? Pdt. Timothy Tow
menemukan ada tujuh aspek dari kehendak Allah. Dengan mengetahui secara singkat,
kita bisa mengerti bagaimana Allah bekerja di dalam hidup kita.
Sebuah Kabar Baik & Respon Sara (18:9-15). Saat sedang makan, Tuhan
bertanya kepada Abraham, di mana istrinya, Sara? Dan lihat kata “firman-Nya”, ini
sangat menjelaskan bahwa pribadi itu adalah Tuhan Allah. Tuhan pun mengulangi janji-
Nya, bahwa Sara akan mendapatkan seorang anak laki-laki. Namun lihat bagaimana
respon Sara? Sara tertawa dan berkata dalam hatinya yang intinya dia tidak mungkin
melahirkan lagi, karena telah mati haid (menopause). Secara kedokteran kita tahu saat
seorang wanita menopause, ia tidak mungkin hamil lagi. Namun, itu seharusnya bukan
permasalahannya.
Permasalahannya adalah Sara tidak mempunyai iman. Ia melihat segala sesuatu
dari sudut pandang manusia, bukan sudut pandang Allah. Allah itu spesialis dalam hal-
hal mustahil. Bahkan, seharusnya Sara sadar bahwa, Allah mengetahui ia tertawa dalam
hati. Di ayat 14 dikatakan, “Adakah sesuatu apapun yang mustahil buat Tuhan?”
Kita tahu jawabannya, tidak ada. Allah bisa menciptakan manusia, apa artinya
menopause? Dan Sara pun menyangkal bahwa ia tertawa, tetapi Tuhan mengatakan
bahwa ia memang tertawa. Nanti, kita akan mengetahui, bahwa anak Sara akan dinamai
Ishak yang artinya tertawa.
Kita belajar dari respon Sara. Allah mempunyai janji yang sempurna dan Allah
pasti menepatinya. Seharusnya Sara melihat hal itu, namun ia tidak. Di dalam hidup kita
Allah mempunyai rencana untuk kita masing-masing. Kita harus tahu bagaimana
meresponi janji dan kehendak Allah di dalam hidup kita ini. Janji dan kehendak Allah
dapat kita temukan dalam Alkitab. Yang harus kita lakukan yaitu percaya dan taat.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Sebuah Kabar Buruk & Respon Abraham (18:16-33). Sebuah kabar buruk
bagi kota Sodom dan Gomora. Allah akan menghancurkan kota tersebut. Karena kota
tersebut sangatlah jahat dan sangat berat dosanya. Kita akan tahu seberapa jahat dosa
orang-orang sodom nanti. Yang pasti Allah sudah memutuskan untuk melenyapkan kota
ini. Jika kita bisa mengingat, siapa yang ada di kota tersebut? Dia adalah Lot, keponakan
Abraham. Ingat bagaimana Abraham dan Lot berpisah? Ingat bagaimana Lot
diselamatkan dari perang? Tetapi Lot tetap ada di kota Sodom.
Di dalam akun ini, kita melihat Abraham bersikap dalam meresponi hukuman
Allah terhadap kota sodom. Kita bisa belajar bagaimana cara berdoa dari cerita ini. Lihat
bagaimana Abraham “bernegosiasi” dengan Allah? Abraham mengetahui siapa itu
Allah (Hakim segenap bumi yang adil) dan siapa itu Abraham (abu dan debu)?
Allah pantas untuk murka dengan dosa, tetapi Abraham mencoba memohon untuk Allah
untuk menyelamatkan kota itu. Abraham pun memberi alasan yang tepat, bukan alasan
yang sembarangan. Ia memohon, jika ada didapati dalam kota itu (50-45-40-30-20,
sampai 10) orang benar atau orang percaya, Tuhan tidak akan menghukum kota Sodom.
Tuhan pun setuju. Tetapi nanti kita tahu, ternyata jumlah orang percaya di kota itu kurang
dari 10. Sesuai perjanjian, Allah harus menghancurkan kota itu.
Kita bisa melihat bagaimana kita berdoa di hadapan Tuhan. Kita harus bisa
menempatkan diri kita saat kita berdoa. Kita harus tahu, kita berdoa kepada Tuhan.
Jangan pernah mengangap remeh doa. Siapa kita dan siapa Tuhan. Terkadang kita dengan
tidak anggap Tuhan dengan penuh penghormatan saat kita berdoa. Lihat bagaimana
Abraham berdoa, dan kita bisa belajar banyak.
Kita pun bisa belajar bagaimana Abraham menanggapi rencana penghukuman
terhadap Sodom dan Gomora. Kita yakin bahwa Abraham sendiri mungkin tahu seberapa
jahat Sodom dan Goroma itu. Tetapi bagaimana Abraham ingin mencoba melepaskan
penghukuman itu kita bisa dapatkan prinsipnya. Prinsipnya adalah, ia punya hati untuk
menyelamatkan orang. Kita tahu di dunia ini banyak orang yang berada dalam dosa. Dan
bagi mereka, hidup tanpa Yesus adalah hidup tanpa harapan. Jika mereka mati, mereka
akan dihukum ke dalam neraka. Apakah kita punya beban yang sama seperti Abraham?
Tentunya kita tidak bisa bernegosiasi seperti Abraham, tetapi kita bisa datang kepada
mereka mengabarkan injilNya. Berdoa kepada Tuhan supaya Tuhan berbelas kasihan
dengan mereka dan menyelamatkan mereka dengan membukakan hati mereka untuk
menerima injil. Inilah prinsip yang kita bisa ambil dari akun ini.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Kedua Malaikat itu disambut baik oleh Lot. Mereka diajak untuk bersinggah. Lot
menjamu mereka dengan baik sampai larut malam. Tiba-tiba, orang-orang lelaki dari
kota Sodom itu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada
yang terkecuali, datang mengepung rumah itu. Semua laki-laki, dari tua dan muda
tidak terkecuali datang. Untuk apa?
Mereka ingin kedua malaikat itu. Supaya mereka bisa “Pakai”. Konotasi dari
kata ini saja sudah bisa menjelaskan apa maksud mereka. Mereka mau memperkosa
kedua malaikat itu. Ingat, malaikat itu laki-laki (tidak ada malaikat perempuan). Jadi satu
kota adalah seorang homoseksual. Mereka mau mensodomi kedua malaikat itu. Ini adalah
dosa yang sangat besar itu. Apa yang alkitab katakan soal dosa kota Sodom? “Sama
seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama
melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah
menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.” Yudas 1:7
Dan “Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan
perempuan, karena itu suatu kekejian.” Imamat 18:22.
Respon Lot (19:6-8). Sambutan penduduk kota Sodom sangat memilukan, tetapi
tidak ada yang lebih parah dari bagaimana Lot memberi respon terhadap penduduk kota
yang ingin memperkosa kedua malaikat tersebut? Bukannya membuat sesuatu yang lebih
masuk akal, ia membiarkan kedua anak perempuannya untuk ditiduri penduduk kota.
Ayah macam apa Lot itu? Tetapi itulah yang terjadi. Ini menjelaskan dan mengajarkan
kita bahwa Lot sendiri tahu bagaimana kota Sodom sangat bobrok, dan mempengaruhi
hidupnya. Tetapi, Lot tetap tinggal di kota ini.
Kita pun terkadang seperti Lot. Kita tahu hidup dalam dosa itu salah. Dosa itu
mematikan dan mendatangkan hukuman, bahkan kematian. Dosa itu akan membuat kita
merasa terbiasa dan melihat dosa sebagai hal yang lumrah. Tetapi, kita tetap mau tinggal
di dalam dosa. Kita tidak mau keluar dari dosa. Ingat, mungkin sekarang dosa kita masih
tertutup, tidak ada yang tahu, tetapi, ingat dosa akan menghancurkan hidup kita, cepat
atau lambat. Namun, saat kita masih ada kesempatan, pergi dari dosa, sejauh-jauhnya.
Respon Kedua Malaikat (19:9-13). Kedua malaikat itu lalu membutakan semua
orang yang ada di sana, dari yang kecil sampai yang besar. Ini pun mungkin akan
menjadi jawaban. Saat hujan belerang nanti terjadi, tidak ada seorang pun yang dapat
melarikan diri. Lalu Malaikat-malaikat itu memerintahkan semua orang untuk pergi,
karena malaikat ini akan menyelamatkan mereka. Sebab Tuhan sudah memutuskan,
untuk menghancurkan kota.
Respon Keluarga Lot (19:14-22). Namun, ajakan para malaikat itu dianggap
sebagai olok-olok bagi kedua bakal menantunya. Dari keluarganya sendiri, mereka
“berlambat-lambat” dan seakan tidak mau pergi dari kota ini. Padahal, Tuhan akan
segera menghancurkan kota itu. Maka kedua malaikat itu tidak punya pilihan lain, secara
harafiah, malaikat itu “menarik paksa” mereka untuk keluar dari kota karena Tuhan
hendak mengasihi dia.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Tuhan terkadang akan “menarik paksa” kita dari dosa dengan cara mencambuk
kita. Tetapi kita harus menerimanya sebagai kehendak Tuhan, sebab Tuhan mengasihi
kita. Bersyukurlah untuk “cambukan” Tuhan untuk kita. Supaya kita bisa lepas dari dosa.
“Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada
anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus
asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-
Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Ibrani 12:5-6.
Malaikat itu pun memperingatkan kepada Lot dan keluarganya, "Larilah,
selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di
manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati
lenyap.” Lot bernegosiasi dengan malaikat, dan malaikat membiarkan ia tinggal di kota
yang disebut Zoar.
Respon Istri Lot (19:23-29). Akhirnya Tuhan menepati janjiNya. Allah
menurunkan hujan belerang dan api ke atas kedua kota. Dan kota itu benar-benar rata
dengan tanah. Namun, istri Lot “menoleh kebelakang”, padahal malaikat sudah
memperingatkan mereka untuk jangan menoleh ke belakang. Akibatnya, istri Lot menjadi
tiang garam. Alasan utama mengapa istri Lot menoleh ke belakang karena di dalam
hatinya, kota Sodom adalah kota yang ia cintai. Ia mengingat bagaimana banyaknya harta
yang ia punyai, nama yang terpandang yang ia punyai, dan ia benar-benar tidak bisa
melepaskannya. Inilah yang membuat ia melihat kembali.
Prinsipnya sama kepada kita, kita terkadang tidak benar-benar lepas tuntas dari
dosa. Kita sering kembali mengingat bagaimana nikmatnya dosa dan bagaimana
menyenangkannya dosa itu. Hidup baru adalah hidup yang harus kita miliki. Dan jika kita
hidup dalam Kristus, kita bisa menghadapi semua cobaan dosa. Karena Tuhan akan
menguatkan kita untuk tidak “menoleh kebelakang lagi” hidup kita yang lama. Hanya
kita harus terlebih dulu punya Yesus di dalam hidup kita, maka kita akan selamat.
Selain itu, mengingat hal ini, Alkitab benar-benar telah memberitahukan kepada
kita. Bahwa kita sudah berada di akhir Zaman. Kenapa? Tuhan Yesus mengatakan,
kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali akan ditandai saat bumi dengan hidup seperti di
Zaman Lot. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum,
mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot
pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan
membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak
Manusia menyatakan diri-Nya. Lukas 17:28-30. Apa maksudnya hidup di zama Lot?
Ingat bagaimana penduduk kota itu, semuanya adalah seorang homoseksual. Kota Sodom
dikenal dengan dosa ini.
Lalu kita coba cek zaman sekarang, bagaimana homoseksual sudah semakin
terang-terangan. Mereka sudah tidak malu lagi menyatakan diri, Homo atau Lesbi. Ini
kenyataan di zaman ini. Dan Alkitab dengan jelas menyatakan, zaman ini akan sama
seperti zaman Sodom dan Gomora. Zaman yang semakin menakutkan, dan Tuhan telah
menubuatkan zaman ini bahkan 2000 tahun yang lalu. Dan kalau kita tahu apa yang
dikatakan Alkitab benar-benar terjadi, lalu mengapa kita tidak mau percaya bahwa Tuhan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Yesus adalah satu-satunya Tuhan yang bisa menyelamatkan hidupmu. Lihat zaman ini
dan lihat apa yang alkitab telah nubuatkan, kita pun akan tahu kebenaran Firman Tuhan.
Respon Putri-putri Lot (19:30-38). Akun ini benar-benar menyedihkan. Kedua
putri Lot sudah sangat duniawi. Pergaulan yang buruk mereka di kota Sodom membuat
mereka menjadi duniawi juga. Ironis memang, kedua putri Lot membuat Lot mabuk
supaya mereka bisa meniduri Lot. Dan anak-anak pun lahir melalui mereka. Yang tua
melahirkan Moab, dan yang muda melahirkan Ben-Ami. Keturunan mereka nantinya
yang akan menjadi musuh-musuh bangsa Israel.
KESIMPULAN
Kita harus tahu bagaimana meresponi kehendak dan janji Allah di dalam hidup
kita. Kita harus tahu bahwa segala sesuatu di dalam hidup kita, Tuhan turut bekerja dalam
segala perkara yang mendatangkan kebaikan untuk kita semua. Kita tahu sekarang,
bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana
Allah. Roma 8:28.
Dari Abraham, kita mendapatkan prinsip berdoa yang benar. Kita harus
mengetahui siapa itu Tuhan dan siapa itu kita? Saat kita mengetahuinya, kita bisa tahu
bagaimana kita menempatkan diri dalam berdoa. Maka sikap doa kita pun benar. Jangan
pernah mengangap enteng doa! Kita harus menghormati Tuhan di dalam doa kita kepada
Tuhan.
Kita harus mempunyai semangat penginjilan yang benar. Kita harus melihat
banyak di sekililing kita masih banyak orang yang jauh dari Tuhan. Kita harus
mengabarkan injilnya. Semangat ini harus selalu ada di dalam hidup kita.
Jangan hidup di dalam dosa! Keluar dari dosa dan jangan kembali kepada dosa.
Karena sekarang kita sudah kembali seperti zaman Sodom. Artinya Tuhan Yesus akan
datang untuk kedua kalinya. Sudahkah kita percaya kepada Tuhan Yesus agar terhindar
dari hukuman Allah yang besar terhadap dunia. "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus
dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." Kisah Para Rasul 16:31.
ABRAHAM IV
PERGEJOLAKAN IMAN ABRAHAM
(BACA: KEJADIAN 20:1-22:24)
PENDAHULUAN
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari
segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Ibrani 11:1. Pengertian ini adalah pengertian yang
sering sekali kita dengar. Ini adalah pengertian yang diberikan oleh Tuhan sendiri untuk
kita. Iman bukan hanya sebuah rasa percaya. Dalam bahasa Inggris iman “Faith” adalah
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
rasa percaya terhadap sesuatu (apa pun itu). Namun menariknya, dalam bahasa Indonesia,
kata iman itu selalu dihubungkan dengan hal rohani. Rasa percaya terhadap jasmani kita
tidak bisa katakan iman. Contohnya: Seperti kita percaya bahwa seorang supir akan
mengendarai bus yang kita tumpangi dengan baik. Rasa percaya ini tidak bisa dibilang
kita mempunyai iman terhadap supir.
Pengertian di atas sangat sempurna untuk mendekripsikan iman kita kepada
Tuhan. Kita tidak bisa melihat Tuhan, tetapi iman bisa membuktikan bahwa Tuhan itu
ada. Kita tidak tahu masa depan, tetapi kita tahu kita mempunyai harapan. Di dalam
Alkitab terdapat dua cara bagaimana iman dinyatakan: (1) Iman yang Subjektif,
berkenaan dengan kepercayaan kita dalam Kristus, dan (2) Iman yang Objektif, Iman
Kristen atau pengajaran-pengajaran yang diajarkan Alkitab.
Iman Kristen adalah Iman yang menyelamatkan. Apa itu iman yang
menyelamatkan? Iman ini terdiri dari tiga buah aspek.
1. Notitia (Mengetahui)
2. Assensus (Menyetujui)
3. Fiducia (Mempercayai)
Mengetahui dan Menyetujui Yesus itu Tuhan, Anak Allah yang datang ke dunia
untuk menebus dosa manusia, tidak pernah cukup (tidak akan menyelamatkan kita) tanpa
Mempercayainya. Seperti banyak orang yang mengaku Kristen tetapi tidak mempercayai
iman Kristen, pada dasarnya mereka bukanlah orang percaya. Hanya dengan
mempercayai Yesus, kita akan selamat.
Berbicara tentang Iman sendiri tidak akan pernah habis, bahkan, Dr Timothy
Tow dalam buku ringkasannya terhadap “Institut Calvin” memberikan setidaknya 43
aspek iman sendiri. Pelajaran ini akan menyorot secara khusus iman Abraham, dan
bagaimana kita bisa belajar dari Bapa Segala Bangsa ini.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Kenapa itu terjadi? Kalau secara logika, kesalahan sepenuhnya adalah kesalahan
Abraham, mengapa sekarang, Abraham yang berbohong, Abimelekh yang harus
menerima hukumannya, malahan Abrahamlah yang menjadi penentu hidup mati
Abimelekh? Jawabannya sederhana, Allah tidak merekomendasikan Abraham. Abraham
tetap berdosa. Namun Allah ingin menunjukkan kepada Abimelekh siapa itu Allah
Abraham? Mengapa ia spesial? Tetapi hal ini juga menunjukkan bagaimana, walaupun
Abraham orang pilihan Allah, Abraham juga bisa jatuh ke lubang yang sama, mengulangi
dosa yang sama. Abraham adalah tetap manusia. Ia nabi tetapi tetap bukan orang yang
sempurna. Alkitab mencatat kejadian ini buat bahan pelajaran kita. Ini adalah alasan lain
mengapa Firman Tuhan itu benar. Firman Tuhan ditulis tanpa cacat dan apa adanya.
Prinsip yang baik yang harus kita ikuti, dan kesalahan-kesalahan orang di dalamnya yang
harus kita hindari. Maka tepat apa yang 2 Timotius 3:16 katakan, “Segala tulisan yang
diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”
Konsekuensi Dosa (20:9-18). Dosa selalu membawa konsekuensi. Kali ini dosa
Abraham terekspos ke seluruh kerajaan. Abimelekh pun memarahi Abraham. Dan
Abraham beralasan bahwa Sara adalah benar-benar saudaranya. Ia tidak mengatakan
yang sebenarnya demi menyelamatkan nyawanya. Inilah kesalahan Abraham. Ada hal
yang menarik dimana kita bisa temukan. Apakah Sara juga berbohong? Lihat bagaimana
Abraham beralasan, berkatalah aku kepada isteriku: Tunjukkanlah kasihmu kepadaku,
yakni: katakanlah tentang aku di tiap-tiap tempat di mana kita tiba: Ia saudaraku.. Ini
menunjukan Sara juga ikut terlibat dalam kebohongan Abraham. Yang perlu digaris
bawahi adalah, kebohongan satu akan membawa kebohongan yang lain. Keluaran 20:16
mengatakan, jangan membuat saksi dusta atau berbohong. Matius 5:37, "Jika ya,
hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih
dari pada itu berasal dari si jahat." Sederhananya, jangan pernah berbohong.
Kebohongan menunjukkan bagaimana iman Abraham yang lemah. Karena
ketakutan akan nyawanya, ia berbohong dan membuat orang lain juga berbohong. Kita
memang manusia biasa yang tidak terlepas dari cobaan, tapi kita harus selalu mengejar
kesucian kita, bukan kesempurnaan. Tapi iman Abraham yang lemah ini akan menjadi
kuat, karena perjalanan hidupnya akan menumbuhkan imannya tersebut. Sama halnya
kita, kita akan selalu menghadapi banyak masalah, terkadang menyebabkan kita harus
dihadapi tantangan, untuk berbohong atau tidak? Apalagi mungkin hal itu menyangkut
nyawa. Namun, iman kita kepada Tuhan adalah iman yang sejati. Percaya kepada Tuhan,
katakan yang sejujurnya, maka Tuhan akan menolong kita. Karena Tuhan setia, Ia pasti
menolong kita saat kita berjalan sesuai dengan FirmanNya.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
IMAN YANG KUAT (22:1-24)
Iman Abraham Diuji (22:1-2). Abraham mengalami pergejolakan dalam iman
percayanya kepada Tuhan. Dan Tuhan menguji iman Abraham lagi. Kali ini Abraham
akan memilih untuk menuruti Tuhan atau tidak. Penantian terhadap anak waris
mengalami banyak pergejolakan selama bertahun-tahun, dan akhirnya Ishak pun lahir.
Namun, ia tidak pernah menyangka bahwa Tuhan akan mengujinya dengan hal ini. Ia
harus mempersembahkan anaknya sebagai korban bakaran. Tentu ini adalah ujian yang
berat, mengingat Abraham baru saja mempunyai Ishak. Namun apa respon Abraham?
Iman Abraham Teruji (22:3-14). Pagi-pagi sekali, Abraham sudah siap untuk
mempersembahkan Ishak. Dalam bahasa aslinya, ayat-ayat ini mempunyai penekanan
yang sangat penting yang disebut, polisintaton. Istilah ini menjelaskan bahwa semua
kejadian berlangsung dengan pemikiran matang dan direncanakan dengan akal sehat.
Abraham pergi dan membawa bujangnya. Sesampainya di suatu tempat, ia mengatakan
kepada bujangnya, bahwa ia dan Ishak akan ke gunung untuk beribadah. Namun ada hal
yang menarik yang perlu dilihat, ia mengatakan kepada kedua bujangnya bahwa “kami
akan kembali”.
Kenapa ini menarik? Kita tahu apa yang akan Abraham lakukan, ia akan
membunuh anaknya dan mengorbankannya sebagai korban bakaran. Jadi kalau kita
melihat bagaimana kata “kami” dipakai. Ini menunjukkan bahwa, Abraham mempunyai
iman bahwa Ishak akan kembali juga bersama dengan dia. Bahkan saat Ishak bertanya,
dimana korban bakarannya? Abraham menjawab Tuhan akan menyediakannya. Abraham
pun mengikat Ishak dan siap-siap menyembelih anaknya.
Dengan ini kita bisa tahu bahwa Abraham percaya akan kebangkitan dimana saat
Ishak dibunuh, Tuhan akan membangkitkan ia kembali. Ibrani 11:17-18 menjelaskan
dengan sangat fokus, “Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai,
mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan
anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: Keturunan yang berasal
dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu. Karena ia berpikir, bahwa Allah
berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana
ia seakan-akan telah menerimanya kembali.” Ini menunjukan ketaatan Abraham dan juga
imannya kepada Tuhan. Maka Tuhan pun ikut campur tangan. Tuhan mencegah Abraham
dari pengorbanan itu dan menyediakan domba jantan yang tersangkut tanduknya sebagai
gantinya. Untuk itulah nama YEHOVAH JIREH “Allah Menyediakan” disebut.
Abraham percaya akan kebangkitan. Ini adalah hal penting yang harus kita lihat.
Abraham diselamatkan dari dosa bukan karena melakukan perkerjaan baik atau perbuatan
baik. Abraham percaya karena memandang ke masa depannya akan Mesias yang akan
dilahirkan, mati untuk menebus dosa kita dan bangkit pada hari yang ketiga. Seperti Injil
yang dijelaskan dalam 1 Korintus 15:3-4 “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan
kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena
dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia
telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;” Ini adalah iman
Abraham. Iman percaya kepada Yesus Kristus.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Percaya akan kebangkitan akan memberikan kita harapan. Karena siapa yang
percaya kepada Tuhan Yesus mereka akan dibangkitkan pada akhir jaman untuk
diberikan Tubuh kemuliaan. Tubuh yang tidak akan mati, tidak akan merasakan
kesakitan, dan tubuh yang cocok dengan surga. Sesungguhnya aku menyatakan
kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan
diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan
berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat
binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan
yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat
mati.I Korintus 15:51-53.
Hidup di dunia hanya sementara, kita di dunia adalah untuk menjadi saksi Kristus
bagi dunia, menjadi garam dan terang bagi dunia di dalam kegelapan. Setelah waktunya
tiba kita akan kembali ke rumah kita, di surga. Bagi orang kristen, kita tidak perlu takut
akan kematian, karena, mati adalah pulang untuk bertemu dengan Tuhan. Suatu
kebahagiaan yang tiada tara. Karena kita bukan dari dunia ini, kematian adalah harapan,
karena ada kebangkitan. Tuhan kita, Yesus Kristus telah terlebih dahulu bangkit dari
kematian, mengalahkan maut. Makanya, saat kita percaya kepadanya kita tahu bahwa kita
pun akan dibangkitkan kembali. Inilah iman Kristen.
Iman Abraham Terpuji (22:15-24). Iman Abraham pun teruji, dan Allah pun
memuji Abraham dan memberikan janji-janji-Nya kepada Abraham. Abraham diberkati
berlimpah-limpah and keturunan Abraham akan sangat banyak sekali. Dan oleh
keturunannya, semua bangsa menjadi berkat.
Dan bukan hanya itu, seperti yang kita tahu, melalui Abraham, kita bisa melihat
bagaimana nantinya Juru Selamat Umat manusia akan dilahirkan. Perjalanan Abraham
mengajarkan kita banyak hal, terutama iman. Adalah benar bahwa dalam kehidupan kita
tidak bisa lepas dari kelemahan. Kita sering salah dan mengulangi kesalahan kita dan
dosa kita. Tetapi melalui akun ini kita bisa melihat perubahan drastis Abraham. Imannya
terhadap Tuhan melampaui keinginannya. Ia bisa saja beralasan, karena Ishak adalah
anaknya, yang tunggal yang ia sudah nantikan sejak lama. Tetapi ia harus
mengorbankannya. Kita bisa mempelajari sebuah prinsip yang sangat baik untuk
dicontoh. Bukan hanya mengenai Iman, tetapi sebuah ketaatan.
Apakah kita punya iman? Jika ya, Iman yang seperti apa and Iman kepada siapa?
Iman Kristen adalah iman kepada Yesus Kristus, yang menyelamatkan kita dari dosa.
Iman Kristen adalah iman yang penuh dengan harapan. Terutama, harapan akan
kebangkitan. Sudahkah kita mempunyai iman Kristen?
ABRAHAM V
PENDATANG DAN ORANG ASING
(BACA: KEJADIAN 23:1-20)
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
PENDAHULUAN
Manusia hidup di dunia untuk menjadi orang asing dan pendatang. Dari
pengertiannya sendiri, “Orang asing” dimaksudkan adalah orang yang berasal dari
tempat yang lain. Tempat yang sekarang ia tinggalkan adalah bukan rumahnya.
Sedangkan “Pendatang” menjelaskan bahwa, ia orang asing yang sudah menetap di
suatu tempat, tetapi tempat itu bukan miliknya, sebagaimana bukan warga negaranya.
Dari kisah ini kita akan menemukan apa yang terbaik untuk kita sebagai orang asing dan
pendatang.
KESIMPULAN
Akhir hidup manusia memang membawa rasa haru terhadap orang yang
ditinggalkan, tetapi kita tahu bahwa, manusia hidup di dunia ini hanya sebagai seorang
asing dan pendatang. Dunia ini bukan milik kita dan kita tidak boleh hidup sama dengan
dunia. Jadilah saksi Kristus di dalam hidup kita. Karena hidup kita di dunia ini adalah
tempat kita untuk melayani Tuhan dengan hidup kita.
ABRAHAM VI
PERTANGUNGJAWABAN DALAM TUGAS
(BACA: KEJADIAN 24:1-67)
PENDAHULUAN (1-2a)
Tanggung jawab adalah sebuah kualitas yang harus ada pada setiap orang dan
diharapkan ada pada setiap orang. Misalnya seorang pekerja yang bertanggung jawab
akan mendapatkan perhargaan yang lebih baik dari pada pekerja yang pemalas. Seorang
pelajar yang bertanggung jawab akan dipilih oleh gurunya, dari pada seorang pelajar
yang tidak bertanggung jawab. Menjadi seorang yang bertanggung jawab tidaklah
mudah. Perlu pengorbanan dari diri kita sendiri.
Dalam kerohanian prinsipnya sama. Saat kita percaya kepada Tuhan Yesus
Kristus, hidup kita di dunia, kita mempunyai sebuah tanggung jawab terhadap Tugas
mulia. Bukan hanya Amanat Agung yang Tuhan Yesus perintahkan dalam Matius 28,
tetapi kita harus menjadi saksi Tuhan di dalam kehidupan kita semua dan melayani
Tuhan seumur hidup kita dengan apa yang Tuhan telah percayakan kepada kita. Saat kita
menjadi Anak-anak Tuhan kita pun menjadi Pelayan Tuhan di dunia ini yang
mempunyai misi agung untuk dunia. Namun di dalam keseharian kita, apa yang menjadi
respon kita dalam menerima misi itu?
Hari ini kita akan belajar mengenai sebuah tanggung jawab. Kita akan belajar
dari sebuah kisah yang menarik, bagaimana sebuah pencarian Istri membuat sesuatu nilai
rohani yang berharga.
Abraham sudah menjadi tua, tetapi Ia menjadi orang yang kaya raya karena
Tuhan memberkatinya. Di penghujung usianya, ia sadar bahwa anaknya Ishak belum
menikah. Ia pun belum mempunyai cucu. Ia sadar bahwa Ishak bukanlah seorang pria
yang berani, lebih tepatnya seorang pemalu. Dan karena ia mengerti akan hal itu, ia pun
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
meminta pelayannya, yang kemungkinan besar adalah Eliezer (Kejadian 15:2) untuk
mencarikan istri untuk Ishak.
Hari ini fokus akan berpindah kepada hamba Abraham karena tema hari ini
adalah mengenai sebuah tanggung jawab. Setidaknya ada tiga hal yang kita perlu pelajari
dari kisah ini mengenai sebuah tanggung jawab.
1. Kita memerlukan sebuah Komitmen atau Janji bahwa kita akan menyelesaikan
tanggung jawab itu. Dengan sebuah komitmen kita bisa mencoba melakukanya
dengan sekuat tenaga kita tanggung jawab apapun yang diberikan kepada kita.
2. Kita selalu berdoa, untuk menunjukan bagaimana kita mengandalkan Tuhan untuk
memenuhi tanggung jawab itu. Karena saat kita menangungnya, kita akan
memerlukan pertolongan Tuhan karena kelemahan kita.
3. Kita harus memprioritas tanggung jawab kita, dengan mendahulukan tanggung
jawab kita dari pada hal lainnya. Banyak hal yang akan membuat kita menunda
untuk menyelesaikan tanggung jawab kita, namun kita harus tetap memprioritasnya.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
ISHAK
PENERUS DARI JANJI ALLAH
(BACA: KEJADIAN 25:1-26:35)
KELUARGA ISHAK
Keturunan Abraham (25:1-11). Setelah Sara meninggal, kemungkinan besar
Abraham baru mengambil lagi seorang istri, yang bernama Ketura. Ketura pun
melahirkan anak-anak untuk Abraham sebanyak 6 orang putra. Nama tiap orang putra
dicatat, walaupun tidak dijelaskan secara terperinci. Hal yang menarik untuk disimak
adalah bagaimana Abraham memberikan anak-anak dari gundiknya (termasuk Ketura)
hanya sebuah pemberian/hadiah. “Pemberian” atau “gifts” ini tidak sebanding dengan
apa yang diberikan Abraham terhadap Ishak. Firman Tuhan mengatakan Abraham
memberikan “segala harta miliknya kepada Ishak”. Kenapa berbeda? Alasannya
sederhana, karena Ishak adalah keturunan sah dari Abraham. Dan hak atas harta
Abraham harus menjadi milik Ishak.
Abraham pun meninggal pada umur 175 tahun. Abraham datang ke Kanaan pada
umur 75 tahun, itu artinya ia menetap di Kanaan selama 100 tahun sebelum ia
meninggal. Alkitab mencatat bagaimana ia meninggal dunia. “Ia mati pada waktu telah
putih rambutnya, tua dan suntuk umur” menjelaskan suatu fakta bagaimana ia sudah
sangat tua, tetapi tidak sakit. Ia meninggal dengan damai dan tenang. Maka anak-
anaknya, Ishak dan Ismael menguburkan Abraham di gua Makhpela, tempat yang sama
di mana Sara juga dikuburkan. Ishak pun tinggal di dekat sumur Lahai-Roi dan Allah
memberkati Ishak.
Keturunan Ismael (25:12-18). Penjelasan tentang keturunan Ismael hanya
terdapat dalam tujuh ayat ini. Jauh lebih sedikit dengan bagaimana Alkitab menjelaskan
keturunan keluarga Ishak yaitu 364 ayat. Dan pernyataan “Hagar, perempuan Mesir,
hamba Sara itu” menekankan akan status Ismael yang memang tidak superior
dibanding Ishak. Namun, dari Ismael akan lahir 12 raja. Nebayot (28:9; 36:3), Kedar
(Yes 60:7), Adbeel (1 Taw 1:29), Mibsam dan Misyma (1 Taw 4:25), Duma (Yes 21:11),
Masa (Ams 31:1), Hadad, Tema (Yer 25:23), Yetur dan Nafish (1 Taw 5:19), dan
Kedma. Semua nama ini ada disinggung dalam Alkitab. Para pelajar Alkitab
menyimpulkan kebanyakan dari nama yang muncul menjadi lokasi di daerah Arabia.
Keturunan Ishak (25:19-34). Ishak adalah putra tunggal Abraham yang sah
dari Sara, seorang pewaris berkat yang dimiliki Abraham. Namun seperti yang kita tahu
bahwa, berkat yang dimiliki Ishak buka semata-mata harta yang berlimpah yang dimiliki
Abraham. Namun melaluinya, berkat rohani yang sangat berharga yaitu pembawa Garis
Keturunan Mesias yang akan diturunkannya.
Masalah yang sama seperti Sara terjadi juga terhadap Ribka. Ribka mandul
seperti ibu mertuanya yang sudah meninggal tersebut (Kej 11:30). Dan tentu saja
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
keadaan yang sama harus dihadapi oleh mereka. Namun bagaimana Alkitab mencatat
secara singkat kisah ini menjelaskan kepada kita sekali lagi. Percaya kepada Tuhan
adalah kunci bagaimana rencana Tuhan harus berjalan di hidup ini. Tuhan sudah berjanji
akan membuat Abraham menjadi bangsa yang besar melalui keturunannya, maka Ishak
pun harus meyakni janji tersebut. Menariknya, Ishak tidak melakukan apa yang ayahnya
lakukan dengan mencari istri lain, tetapi ia “Berdoa” kepada TUHAN... TUHAN
mengabulkan doanya. Kata “Berdoalah” dalam ayat ini juga sangat unik. Karena ini
adalah kata kerja pertama untuk berdoa, yang satu-satunya terdapat dalam kitab
Kejadian. Dan tentu saja, ini sesuai dengan Firman Tuhan, makanya doa Ishak dijawab
Tuhan.
Kejadian yang sangat unik terjadi dalam kandungan Ribka. Anak-anak yang ada
di dalam kandungan Ribka, bertolak-tolakan. Dalam arti yang sederhana mereka berdua
saling mendorong satu dengan yang lainnya. Maka Ribka pun meminta petunjuk Tuhan
dan Tuhan menjawab dengan suatu nubutan yang penting untuk dicatat.
Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan
berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang
lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda. Tuhan sudah
menetapkan bahwa, dalam kandungan ini ada dua bayi yang nantinya akan menjadi
bangsa. Yang satu akan menjadi bangsa yang lebih kuat dan yang muda akan menjadi
tuan akan yang tua. Satu akan menjadi bangsa Israel dan yang satunya akan menjadi
bangsa Edom. Dalam kehidupan dua bayi kembar ini kita bisa melihat bagaimana
Kehendak Allah dalam KemahakuasaaNya akan berjalan dengan Tanggung Jawab
Manusia, namun kehendak Allah tidak akan berpengaruh dengan Tanggung Jawab
Manusia.
Dalam penjelasan hal ini kita harus mengerti bahwa, Allah mempunyai suatu
kehendak. Setidaknya ada dua garis utama yang ada di dalam Alkitab. Garis keturunan
Mesias yang tidak akan berpengaruh dengan Garis kesaksian Hidup sebagai umat Tuhan.
Tanggung jawab manusia memang dituntut dalam hal ini, tapi bukan berarti tanggung
jawab manusia mempengaruhi kehendak Allah dalam Garis Keturunan Mesias. Contoh
dalam kisah ini akan membawakan kita kepada penjelasan akan hal ini. Tuhan sudah
bernubuat bahwa yang tua akan menjadi hamba yang muda. Bagaimana ini bisa terjadi?
Kita lihat kisahnya.
Dua bayi ini lahir bernama Esau dan Yakub. Firman Tuhan mengatakan bahwa
saat Esau keluar pertama kali, Yakub memegang tumit Esau (arti nama Yakub:
Pemegang Tumit). Dengan ini menjelaskan bahwa, dua bayi ini berebutan untuk keluar.
Esau adalah seorang berbulu, Yakub tidak. Esau menjadi pemburu, Yakub anak
rumahan. Esau kesayangan ayahnya, Yakub kesayangan ibunya. Mereka adalah dua
pribadi yang berbeda.
Namun suatu hari, Esau pulang dari suatu tempat dan merasa sangat lelah, lalu ia
melihat “merah-merahan” (sup daging rusa dimasak dengan kacang merah) yang dibuat
Ishak. Lalu Esau meminta makanan itu kepada Ishak. Ishak pun meminta syarat untuk
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
diberikan “Hak Kesulungan” milik Esau diberikan kepadanya sebagai ganti makanan
itu (Edom=Merah). Esau pun beralasan hak kesulungan itu tidak penting seperti Alkitab
katakan Esau memandang ringan hak kesulungan itu, ia pun menyetujuinya.
Hak kesulungan adalah suatu yang sangat berharga. Di zaman itu khususnya,
putra sulung akan menerima warisan terbesar, berkat terbesar dan garis keturunan
tersuperior. Karena hak kesulungan akan memiliki “double-portion” atau bagian ganda
atas warisan ayahnya. “Tetapi ia harus mengakui anak yang sulung, anak dari isteri
yang tidak dicintai itu, dengan memberikan kepadanya dua bagian dari segala
kepunyaannya, sebab dialah kegagahannya yang pertama-tama: dialah yang
empunya hak kesulungan.” Ulangan 21:17. Dan hal yang paling penting adalah
bagaimana hak kesulungan itu akan membawa, dalam hal ini, Garis Keturunan Mesias.
Kenapa garis keturunan Mesias jatuh ke tangan Yakub yang padahal bukan putra
pertama? Ini karena hal ini. Bagaimana hal kesulungan Esau jatuh kepada Yakub.
Nantinya, Yakub akan mencuri berkat dari Esau dikemudian hari.
Pertanyaannya, lalu bagaimana jika saat itu Esau tidak mau memberi hak
kesulungannya? Jawabannya sederhana. Allah sudah memutuskan dari semula
bagaimana dan siapa yang akan menjadi pembawa garis keturunan ini. Transaksi ini
adalah berdasarkan ketamakan Yakub akan porsi ganda yang didapatkannya, namun
justru apa yang ia lakukan mengenapi nubuatan akan yang Tua akan menjadi hamba
yang muda kemudian harinya. Jadi bagaimana pun, tanggung jawab manusia tidak akan
mempengaruhi rencana Allah dalam rencana keselamatan yang sudah direncanakanNya.
Hal yang sama akan terjadi kepada Yehuda yang akan menjadi pembawa garis keturunan
Mesias dan bukan ketiga kakaknya itu.
KEHIDUPAN ISHAK
Perjanjian Allah Terhadap Ishak (26:1-5). Terjadi kelaparan di negeri di
mana Ishak tinggal. Ini adalah kelaparan kedua setelah apa yang terjadi sebelumnya
dalam masa Abraham (Kej 12:10). Ishak pun mengikuti jejak ayahnya, ke tempat di
mana ayahnya pernah tinggal, di Gerar. Tempat ini adalah tempat di mana Abimelekh
tinggal, tetapi Abimelekh ini berbeda dengan Abimelekh saat Abraham pergi ke Gerar
(Kej 20:1). Abimelekh (artinya: Ayahku adalah Raja) adalah gelar dan bukan nama,
seperti gelar Firaun.
Lalu Tuhan pun menampakan diri kepada Ishak dengan berkata untuk jangan
pergi ke Mesir tetapi tetap tinggal dalam negeri yang Allah tunjukan, dan ia harus
menjadi “orang asing”. Sekali lagi kita mengerti bahwa Ishak tidak boleh menjadi
seperti sepupunya Lot, ia harus tetap menjadi orang asing. Dan Tuhan pun mengulangi
janji yang diberikan kepada Abraham, untuknya.
Pelanggaran Ishak (26:6-11). Seperti yang kita ingat, Abraham telah
berbohong dua kali untuk menyelamatkan nyawanya dengan mengatakan Sara istrinya
itu sebagai adiknya (Kej 12:13;20:2). Nah, ternyata Ishak pun terjebak dalam dilema dan
dosa yang sama seperti ayahnya. Ia takut jika ia mengaku bahwa Ribka yang dikatakan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
elok parasnya itu sebagai istrinya, ia akan dibunuh. Maka ia memperkenalkan Ribka
sebagai saudaranya. Kasus ini sedikit berbeda dengan dua kasus Abraham, kali ini
Abimelekh memergoki Ishak sedang bercumbu dengan Ribka. Maka Ishak pun dipanggil
dan menjelaskan keadaannya. Abimelekh pun memerintahkan untuk tidak ada seorang
pun yang menganggu mereka atau dibunuh.
Tiga kejadian yang sama, tetapi akhirnya berbeda. Firaun terkena tulah,
Abimelekh diperingatkan dalam mimpi dan kali ini Abimelekh melihat sendiri secara
langsung. Apa yang kita dapat pelajari dalam hal ini? Kebohongan akan membawa akhir
yang sama, yaitu hukuman. Sehebat apa pun kita berbohong, akhirnya pasti ketahuan.
Tiga kejadian ini semua atas campur tangan Tuhan, karena kegagalan Abraham dan
Ishak membawa konsekuensi tersendiri untuk mereka. Salah satunya adalah
dipermalukan di muka umum. Allah bisa melakukan apa saja, kebohongan akan terbukti
dengan berbagai cara. Ini sungguh mengajarkan kita bahwa, jangan suka berbohong.
Karena kebohongan kita hanya akan membawa kepada kehancuran kita.
Penyertaan Allah Terhadap Ishak (26:12-25). Ya, Ishak memang berbohong.
Ia pun telah mendapatkan konsekuensi dari perbuatannya. Dalam Tahun itu juga Tuhan
memberkati Ishak sehingga ia mendapatkan hasil seratus kali lipat. Angka ini adalah
angka yang sangat luar biasa bukan? Bahkan Alkitab mengatakan bahwa ia dikatakan
“kaya”, kian lama kian “kaya”, menjadi sangat “kaya”. Tiga kali kata “kaya” itu
muncul. Kekayaan ini berhubungan dengan kumpulan kambing domba, lembu sapi, dan
anak buah, yang pada zaman tersebut adalah bagaimana orang disebut kaya.
Namun kekayaan Ishak membuat orang Filistin iri dan cemburu. Karena
kekayaan Ishak yang begitu mendominasi daerah itu. Maka orang Filistin mengusir Ishak
pergi dari tempat itu, karena kalau Ishak dibiarkan berada di sana terus menerus, usaha
mereka akan menjadi rugi. Ishak pun pergi ke Gerar, lalu membuka kembali sumur-
sumur yang digali Abraham yang telah ditutup oleh orang-orang Filistin (Kej 21:23-34).
Sumur adalah hal yang paling dibutuhkan di zaman tersebut karena sumber mata
air adalah hal yang terpenting. Pengairan dan air minum untuk pribadi dan ternak adalah
dua hal yang paling dibutuhkan, terlebih jika seorang yang mempunyai banyak ternak
seperti Ishak. Sumur yang digali kembali Ishak adalah sumur yang sudah pernah digali
Abraham. Ini menunjukan sifat efisien Ishak akan hal ini. Ia tahu bahwa sumur-sumur
tersebut sudah dipastikan ada airnya, bahkan Alkitab mengatakan airnya sangat banyak.
Namun pengalian ini membawa sebuah masalah. Karena orang Filistin mengaku
bahwa sumur-sumur itu milik mereka. Padahal kalau kita membaca dengan teliti bahwa
sumur-sumur itu telah ditutup oleh orang Filistin sendiri, jadi seharusnya jika mereka
memang mau mengunakannya, mereka tidak perlu menutupnya dari awal bukan? Namun
dengan ketidakadilan ini apa yang dilakukan Ishak? Ia bersedia meninggalkan sumur
yang ia namakan Esek, yang artinya perjuangan/pertengkaran itu. Dan untuk kedua
kalinya, ia mengali sumur lainnya, orang Filistin juga bertengkar dengan Ishak akan itu,
ia pun menamakan sumur itu Sitna yang artinya pemusuhan. Maka untuk ketiga
kalinya, Ishak mengali sumur lainya, dan kali ini tidak ada pertengkaran, ia pun
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
menamakan Rehobot yang artinya kelonggaran. Dan sikapnya ini perlu kita pelajari.
Bagaimana ia tidak terjebak dengan kemarahan dan pertikaian hanya demi hal
yang kita rasa milik dan hak kita saja? Dalam hidup kita akan sering menghadapi hal
serupa dimana situasi yang penuh ketidakadilan, kita dikelilinggi oleh orang yang tidak
suka dengan kita dan menyerang kita serta membuat hidup kita susah. Ishak
mengajarkan kita untuk menyerahkan semuanya kepada Tuhan, seperti yang ia katakan.
Karena Tuhan telah memberi kelonggaran kepadanya. Tuhan mengerti dan mengijinkan
banyak ketidakadlian di dalam hidup kita, namun dengan satu tujuan yaitu membawa
kita lebih dekat lagi dengan Tuhan.
Maka Tuhan pun menampakan diriNya kepada Ishak. Allah menyatakan dirinya
sebagai Allah ayahmu Abraham. Ini adalah wahyu progresif yang akan kita pelajari.
Karena selanjutnya, Allah akan menampakan diri pada Yakub dan mengatakan, “Akulah
Tuhan, Alah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak” (Kej 28:13).Dan di mana Allah
Israel nantinya akan dikenal sebagai Allah Abraham, Ishak dan Yakub. (Kej 50:24)
Perjanjian Dengan Abimelekh (26:26-35). Orang Filistin yang mengusir
mereka pun datang kepada Ishak. Abimelekh, Ahuzat dan Pikhol datang kepada Ishak
dengan tawaran perdamaian, karena kita tahu mereka telah mengusir Ishak dari tanah
mereka. Pernyataan mereka terhadap Ishak perlu kita pelajari dengan baik. Alasan yang
sangat menguatkan kita semua, Kami telah melihat sendiri, bahwa TUHAN
menyertai engkau. Ini adalah sebuah kesaksian hidup Ishak. Harta dan kekayaan Ishak
dimengerti oleh orang-orang Filistin sebagi berkat dari Tuhan, bukan atas usaha pribadi
Ishak. Dan tentu aja ini membuat kita mengerti bagaimana hidup Ishak ini di mata
tetangga dan orang lain. Ia tidak pernah menunjukan bahwa apa pun yang ia miliki
berasal dari usaha dan kemampuannya pribadi, tetapi atas pertolongan Tuhan. Ia pun
menjadi ditakuti dan disegani.
Abimelekh yang seorang raja orang Filistin membawa teman dan kepala
pasukannya menghadap kepada Ishak. Secara logika saja, Ishak berada di daerah sekitar
Abimelekh, adalah haknya untuk melakukan sesukanya terhadap Ishak bahkan
menyerang Ishak dan mengambil semua miliknya pun bukan hal yang mustahil
untuknya. Namun, tiga orang penting ini yang menghadap Ishak dan mengajak sebuah
perjanjian, sama seperti yang pernah Abimelekh sebelumnya lakukan bersama Abraham
(Kej 21). Semua ini bisa terjadi karena pernyataan itu bahwa mereka telah melihat bahwa
Ishak disertai Tuhan. Mereka pun tidak berani macam-macam terhadap Ishak.
Ini mengajarkan betapa luar biasa kesaksian kita untuk orang lain. Bagaimana
orang lain memandang hidup kita bisa terlihat jelas dalam keseharian kita? Apakah kita
adalah orang yang dunia lihat bahwa Tuhan menyertai kita, atau tidak sama sekali?
Rahasia Ishak adalah bagaimana ia membangun hubungan dengan Tuhan. Dengan
doanya, ia mendapatkan anaknya. Tuhan pun menampakan dirinya dua kali untuk
menyatakan berkatnya. Ini jelas menunjukan hubungannya dengan Tuhan sangat dekat.
Akhir dari pasal ini adalah bagaimana Esau menikahi Yudit (artinya Pujian) dan
Basmat (artinya Balsam). Dan tindakan ini membuat kepedihan hati kedua orang tuanya.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Kenapa? Karena mereka adalah orang Het penyembah berhala. Kita tahu, saat Abraham
mencarikan istri untuk Ishak, ia memastikan bahwa istrinya haruslah orang yang sesuai
dengan bangsanya, karena garis keturunan Mesias yang harus diturunkan itu. Tetapi
Esau, memilih pasangan yang tidak seimbang dengannya, seorang penyembah berhala.
Ini sekali lagi menjelaskan hubungan Kehendak Allah yang sudah dinubuatkan bahwa
melalui anak kedualah Garis Keturunan Abraham itu, bukan Esau. Esau tidak dipaksa
untuk melakukan hal itu, tetapi justru dari kesalahannya, nubutan Allah tergenapi.
YAKUB I
PERJALANAN AWAL HIDUP YAKUB
(BACA: KEJADIAN 27:1-28:22)
PENDAHULUAN
Kehidupan Yakub, yang mempunyai arti nama “pemegang tumit” atau secara
figuratif “penipu” adalah merupakan sebuah kisah hidup yang menarik dan mengandung
banyak pelajaran yang dapat ditarik. Ya, memang tidak bisa dipungkiri bahwa kisah
hidupnya diawali dengan banyak hal yang terlihat sangat kacau, karena karakternya yang
duniawi dan penuh tipu muslihat, sebelum ia bertobat dan menjadi percaya kepada
Tuhan. Diawal hidupnya diceritakan, ia menjebak kakaknya untuk menjual hak
kesulungannya dan ia menipu ayahnya untuk mendapat berkat. Ini akan terus
berlangsung sampai nanti akhirnya, ia menemukan seorang yang sama liciknya
dengannya yang akan menjadi beban dalam hidupnya selama 20 tahun, Laban, saudara
ibunya Ribka.
Lalu seorang akan bertanya, bagaimana kisah seorang yang begitu duniawi dapat
diangkat dengan penuh nilai rohani? Lalu bagaimana Tuhan nantinya memakai Yakub
sebagai pembawa garis keturunan Mesias dengan kisah hidupnya ini. Sederhananya,
kisah hidup Yakub jangan dilihat dari sudut pandang bahwa berkat Tuhan ada di atas
kejahatan, tetapi kepanjang-sabaran Tuhan terhadap seorang berdosa sampai akhirnya ia
menjadi Israel sang “Pangeran Allah”. Kisah hidup Yakub akan mengajarkan kita
bagaimana Allah mau memakai manusia berdosa, yang penuh dengan dosa, untuk
mengenapi rencanaNya.
YAKUB II
PEMBENTUKAN KELUARGA
(BACA: KEJADIAN 29:1-30:24)
PENDAHULUAN
Di dalam Alkitab, kita akan menemukan banyak kisah-kisah manusia biasa, di
dalam kehidupan mereka sehari-hari, yang bukan hanya menarik untuk disimak, namun
juga dapat dipelajari dan ditarik nilai rohani untuk kehidupan kita. Ini bukan semata-
mata kisah-kisah ini tidak ada maksudnya, tetapi pada dasarnya, semua kisah ini
berkenaan tentang satu hal dan menuju ke arah satu pribadi, yaitu Juru Selamat umat
Manusia, Yesus Kristus. Dari permulaan kejadian bagaimana Tuhan menciptakan
manusia, bahkan jauh sebelum itu, rencana keselamatan manusia sudah dalam
perencanaan Tuhan. Dan dalam kitab Kejadian, jauh sebelum Tuhan Yesus lahir di
Betlehem, di Kota Daud, di Negeri Israel, adalah sebuah keluarga kecil yang memulai
kehidupan di dunia, Adam dan Hawa.
Kesaksian dari keluarga satu menuju keluarga lainnya berlanjut menuju tiga
pribadi. Tiap pribadi ini mempunyai keluarga masing-masing yang menjadi sorotan
utama lebih dari setengah dari kitab Kejadian. Dimulai dari Keluarga Abraham, yang
mempunyai putra kandung dan pewaris keturunannya, Ishak. Ini adalah kisah penantian
anak dan pengujian iman yang mempunyai banyak pelajaran berharga; Keluarga Ishak,
kisah tersingkat di antara kedua tokoh lainya, sebuah keluarga dengan masalah sendiri
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
namun paling ideal karena hanya terdiri dari suami, istri dan dua anak kembarnya. Lalu
kali ini keluarga Yakub, dengan dua istri, dua hamba perempuan, dua belas putra dan
satu putri.
YAKUB III
PEMBENTUKAN KELUARGA
(BACA: KEJADIAN )
PENDAHULUAN
Hubungan Yakub dan Mertuanya, Laban sangatlah unik. Setelah kita mengetahui apa
yang terjadi, bagaimana Laban menipu Yakub untuk mendapatkan kedua putrinya dan
bagaimana Laban menyebabkan Yakub untuk bekerja selama 14 tahun, padahal
seharusnya hanya 7 tahun. Kita akan melihat bagaimana hubungan mereka yang semakin
menegang dan menyebabkan mereka harus berpisah. Lalu dalam pelajaran ini kita pun
akan melihat bagaimana akhir kisah mereka berdua.
Seberapa pun unik kisah ini, namun kisah ini dituangkan atas diktasi Tuhan kepada Musa
adalah untuk menjadi pelajaran Rohani untuk kita semua. Kita perlu ingat bagaimana
saat ini Yakub masih belum percaya kepada Tuhan. Bukti yang paling nyata adalah
bagaimana Yakub melihat Allah Abraham, dan Allah Ishak bukan sebagai Allahnya,
tetapi “Allah ayahku, Allah Abraham dan Yang Disegani oleh Ishak” (Kej 31:42,53).
Laban pun mengerti bagaimana Yakub melihat Allahnya sebagai “Allah ayahmu” (Kej
31:29). Dengan dasar ini, kita akan melihat bagaimana Yakub akan dibentuk oleh Tuhan
sampai akhirnya ia akan menjadi orang percaya.
Setelah Rahel melahirkan Yusuf, Yakub pun datang kepada Laban untuk mengijinkan ia
pergi dan membawa istri-istrinya dan anak-anaknya untuk kembali ke kampung
halamanya. Pernyataan “ijinkanlah aku pergi” bukanlah semata-mata permintaan untuk
meninggalkan Laban. Tetapi ini adalah pernyataan Yakub untuk lepas dari status hamba
dari Laban. Sebuah status yang tidak lagi bergantung kepada Laban dan lepas dari
tuntutan pekerjaan atas dirinya. Ada dua alasan kenapa Yakub berkata seperti itu;
pertama, karena Yakub telah menyelesaikan kewajibannya untuk bekerja buat
mendapatkan istrinya; kedua, karena Yakub telah bekerja keras kepada Laban. Makanya,
Yakub merasa berhak untuk mendapatkan haknya tersebut.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Namun, jawaban yang diberikan Laban sangat menarik. “Sekiranya aku mendapat
kasihmu! Telah nyata kepadaku, bahwa TUHAN memberkati aku karena engkau”
dan nanti Yakub pun mengulagi hal yang serupa, “TUHAN telah memberkati engkau
sejak aku berada di sini” Ekspresi ini mengambarkan bagaimana Laban dengan sangat
lembut menjawab Yakub. Dan ia mengatakan sesuatu yang sangat menarik untuk
direnungkan. Tuhan memberkati Laban karena Yakub. Inilah yang seharusnya
merupakan sebuah tanda kehadiran orang percaya di tengah kehidupan bermasyarakat
seperti Tuhan memberkati Potifar karena Yusuf (Kej 39:5).
Tetapi kita harus mengerti bahwa dalam kisah ini, Yakub belumlah menjadi orang
percaya. Ya, mungkin Laban merasa diberkati, namun kita harus mengerti bahwa
perkataan Yakub bahwa sejak Yakub berada di sini, Tuhan memberkati Laban, perlu
dipertanyakan motivasinya. Yakub telah mencuri hak kesulungan Esau, menipu ayahnya
Ishak untuk memberkatinya, dan melihat Tuhan menampakkan kepadanya di Betel.
Maka dengan sangat mudah, ia pun percaya bahwa ia akan diberkati oleh Tuhan, bukan
karena ia percaya kepada Tuhan, tetapi karena ia mengerti konsep berkat di masa itu. Ia
percaya apa yang telah Tuhan janjikan bahwa ia akan diberkati akan terjadi, maka ia pun
mengambil kesempatan untuk menyatakan hal serupa kepada Laban. Ia hanya mau
diberkati, tetapi tidak mau percaya kepada Tuhan Sang Pemberi berkat. Pertanyaannya,
apakah kita hanya pencari berkat dan bukan Tuhan?
Setelah Yakub memberi penjelasan mengapa ia layak untuk mendapatkan istri dan
anaknya, Laban pun memberikan respon sebagai jawabannya. Ia malah bertanya apa
yang dapat Ia berikan sebagai upahnya? Maka sebuah perjanjian kerja pun dibentuk.
Sederhananya, Yakub akan bekerja kepada Laban seperti apa yang selama ini ia lakukan,
hanya kali ini ada sebuah permintaan. Yakub menginginkan sebuah syarat. Saat Yakub
memeriksa semua kambing domba itu. Ia akan mendapatkan kambing berbelang atau
bercorak dan domba hitam sebagai upahnya. Di lain pihak Laban akan mendapatkan
yang kambing tidak berbelang dan domba putih. Kita tahu biasanya, para gembala
mengetahui, domba kebanyakan berwarna putih dan kambing itu berwarna coklat atau
hitim. Maka dengan fakta ini seharusnya Yakub akan mendapatkan hasil lebih sedikit.
Maka Laban setuju. Lalu mereka akan mengembalakan kambing domba sesuai dengan
apa yang mereka sepakati. Menariknya, saat Alkitab menjelaskan Laban akan
mendapatkan domba berwarna putih, kata “putih” ini di dalam bahasa Ibrani adalah
Laban.
Kita bisa melihat bagaimana respon Laban. Ya, ia memang setuju, tetapi ia dengan
sangat licik ingin memenangkan perjanjian ini. Maka ia pun melakukan dua hal yang
dapat menyebabkan Laban memperoleh Kambing domba lebih banyak. Caranya adalah
saat itu juga ia memisahkan semua kambing jantan yang berbelang dan domba berwarna
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
hitam dan memberikan kepada anaknya. Hal ini dilakukan supaya binatang jantan itu
tidak dapat kawin dengan kambing betina yang tidak belang, sehingga anak-anak
kambing tersebut tidak jadi belang. Kedua, ia membuat jarak peternakan kambing domba
itu sejarak 3 hari perjalanan, agar kambing dan domba Yakub dan Laban tidak
tercampur.
Yakub akan melakukan banyak cara untuk mendapatkan hasil yang baik. Rencananya
sederhana, ia harus memastikan kambing bercoreng dan domba berwarna hitam menjadi
semakin banyak. Maka ia melakukan hal yang cukup tidak umum, mungkin sebuah
sugesti yang sering dipakai oleh para peternak saat itu. Kita bisa melihat bagaimana
Yakub berusaha membuat kambing jantan kawin dengan kambing betina sehabis minum
air, itulah yang bisa ia lakukan. Kita tidak mengetahui dengan pasti apakah batang
pohon-pohon itu dapat mempengaruhi gen kambing domba, atau ini hanya bentuk
sugesti kepada kambing domba untuk kawin dengan yang belang, karena melihat warna
belang pada dahan itu. Bagaimana pun itu, rencana Yakub sukses dan ia menjadi lebih
banyak mendapatkan hasil dari Laban. Tapi kita akan mengetahui lebih lanjut kenapa
rencana ini bisa berhasil?
Yakub tahu setelah kejadian itu, hubungan keluarga mereka tidak lagi sama. Cara
pandang Laban kepada Yakub pun berubah dan anak-anak Laban mulai membenci
Yakub. Hal ini akan menjadi berbahaya jika hal ini terus berlanjut, bahkan bisa
membawa kepada kematian Yakub. Maka Tuhan mengintervensi hal yang tidak
diinginkan. Ia memerintahkan Yakub untuk pergi kembali ke rumah nenek moyangnya,
rumah Ishak ayahnya. Hal ini bukan hanya sebuah intervensi, tetapi juga rencana Tuhan
yang telah berjanji akan membawa Yakub kembali ke rumahnya (Kej 28:15).
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Maka Yakub mengumpulkan istri-istrinya, dan menjelaskan keadaan yang ada. Pertama,
ayah mereka Laban, sudah tidak suka lagi dengan Yakub, begitupun saudara-saudarnya.
Kedua, ayah mereka telah berlaku curang kepada Yakub dengan menganti upahnya
sebanyak 10 kali padahal ia sudah bekerja keras. Ketiga, ia mengatakan dalam mimpi
Malaikat Allah sendiri telah mengatakan mengenai kambing belang dan domba hitam
akan didapatkan olehnya, karena Tuhan ingin membalaskan perbuatan Laban
terhadapnya. Jadi banyak ternak Laban menjadi miliknya. Keempat, Tuhan, Allah yang
berbicara kepadanya di Betel memerintahkan mereka harus pergi ke rumah nenek
moyang mereka dan pergi dari tempat Laban. Kemudian para istri pun hanya bisa
menjawab bahwa, mereka akan ikut Yakub dan menuruti apa yang Tuhan perintahkan
kepada Yakub. Ini menjelaskan bahwa mereka percaya kepada Allah yang Yakub
ceritakan.
Namun, ada sesuatu yang membuat kita akhirnya mengerti. Domba dan Kambing yang
Yakub dapatkan adalah perbuatan tangan Tuhan. Ini adalah suatu yang ajaib yang terjadi
mengingat apa yang Laban lakukan dengan memisahkan kambing berbelang dan domba
putih terlebih dahulu. Tetapi, Allah menolong Yakub. Yakub memang mencoba dengan
berbagai cara untuk mendapatkan yang ia inginkan, tetapi cara Tuhan yang terbaik.
Melihat kejadian ini kita harus kembali mengingat bagaimana hidup Yakub telah
dipisahkan untuk menjadi yang pusat perhatian. Allah akan berusaha membentuk
hidupnya, sampai akhirnya nanti ia akan tahu siapa Tuhan itu dan percaya kepadaNya.
Awal hidup Yakub, ia selalu berusaha untuk menipu dan menipu, namun ia kena batunya
saat bertemu dengan Laban. Ia pun tertipu sampai akhirnya bekerja sekian lama untuk
Laban. Inilah proses pembentukan iman Yakub, ia memang belum percaya saat ini,
namun masalah demi masalah akan membawanya kepada Tuhan.
Ia mungkin sadar dan sangat sadar bahwa Tuhan akan selalu menyertai dia. Ingat
bagaimana saat di Betel ia bernazar kepada Tuhan, "Jika Allah akan menyertai dan
akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk
dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah
ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.” (Kej 28:20). Dan Allah pun sengaja
mengunakan kata yang sama “Akulah Allah yang di Betel itu”, untuk mengingatkan
bahwa segala kejadian yang ada. Tuhan beserta dia dan mengatur semuanya. Hanya saja,
sampai saat ini ia hanya tahu dan belum percaya.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Yakub pun siap untuk pergi saat Laban tidak ada, karena ayat 19 menjelaskan bahwa,
“Laban telah pergi menggunting bulu domba-dombanya”. Ekspresi ini dapat
dimengerti dalam kontek 1 Sam 25:2, 8,11; 2 Sam 13:23. Ini adalah sebuah acara
perayaan dan perayaan ini akan memakan waktu beberapa hari, dimana bulu-bulu domba
digunting oleh para gembala. Dan ia pun memakai kesempatan ini untuk membawa harta
miliknya. Dan kita harus mengerti yang dibawa oleh Yakub bukan keluarga kecil dan
barang-barang yang kecil tetapi Kejadian 30:43 menjelaskan “Maka sangatlah
bertambah-tambah harta Yakub, dan ia mempunyai banyak kambing domba, budak
perempuan dan laki-laki, unta dan keledai.” Rombongan besar ini akan pergi dengan
segera. Dan perlu diingat, pengertian ini akan membuat kita mengerti bagaimana Laban
akan sangat mudah mengejar mereka nanti.
Rahel mencuri terafim, sebuah berhala berbentuk benda yang dipakai sebagai ayat untuk
penyembahan. Ini adalah sumber masalah baru yang dimiliki. Kita tidak tahu apa tujuan
Rahel melakukan itu, tetapi kita bisa menduga kalau ini mungkin bentuk kepercayaan
Rahel kepada dewa yang dapat membawa keberuntungan di tempat barunya nanti atau
benda yang penting sebagai tanda hak waris dalam keluarga. Apa pun itu, benda itu
sangat penting sehingga Laban menginginkannya.
Setelah tiga hari Laban mengetahuinya, ia pun membawa orang untuk mengejar mereka
dalam tujuh hari perjalanan. Tentu saja seperti yang disingung tadi, mereka tentu
berjalan lebih cepat dari pada Yakub dengan begitu banyak hartanya. Akhirnya Laban
berhasil bertemu dengan Yakub, namun Alkitab mencatat sebelum bertemu dengan
Yakub, Allah menampakan diri kepada Laban dan mengatakan “Jagalah baik-baik,
supaya engkau jangan mengatai Yakub dengan sepatah katapun.” Secara literal adalah
“Hati-hati, jangan mengatakan apa-apa kepada Yakub”, namun dapat dimengerti, jangan
mengucapkan kata yang menyakitkan kepada Yakub. Ini juga penting dilihat dari sudut
pandang yang lain lagi, bagaimana Allah mencegah Laban untuk mengambil tindakan
untuk membunuh Yakub. Maka saat Laban bertemu Yakub, Laban tidak mengatakan hal
yang kasar. Ia hanya ingin meminta kejelasan mengapa Yakub melakukan itu semua dan
mencuri dewa-dewanya. Pada dasarnya Yakub menjelaskan ketakutannya, namun ia
menolak saat dikatakan bahwa ia telah mencuri, mengingat Yakub tidak tahu apa yang
telah dilakukan Rahel.
Laban pun berusaha mencari terafim itu, tetapi tidak dapat menemukannya. Rahel telah
menyembunyikan di bawah pelana untanya dan berbohong dengan mengatakan bahwa ia
sedang haid agar ayahnya tidak dapat menemukannya. Kita melihat bagaimana berhala
telah menjadikannya sangat duniawi. Kita bisa melihat bahwa keberadaan berhalanya itu,
jauh lebih penting daripada anak-anaknya.
Menerima perlakuan itu akhirnya Yakub angkat bicara. Ia membuat banyak pernyataan
yang menyatakan ketidakadilan Laban terhadap hidupnya. Ayat-ayat ini menjelaskan
dengan sangat baik bagaimana ia telah bekerja selama dua puluh tahun (“empat belas
tahun lamanya untuk mendapat kedua anakmu dan enam tahun untuk mendapat
ternakmu”) kepada Laban, dan memberikan pekerjaan yang baik, namun Laban telah
menganti upahnya sebanyak sepuluh kali.
Kali ini kita bisa melihat bahwa Yakub benar-benar mengerti situasi yang ada. Ia benar-
benar menunjukan sikap rendah hati di hadapan Laban. Ini pun mengindikasikan sikap
dewasa dan tanggung jawabnya kepada istri dan anaknya. Bahkan ia menyadari bahwa,
karena pertolongan Tuhan ia disertai dan diperhatikan kesengsaraannya. Namun, iman
percaya bukan hanya membutuhkan kata “Tahu atau Sadar” dan “Menerimanya” sebagai
kebenaran. Iman percaya memerlukan tindakan, yaitu “Percaya”. Yakub tahu siapa Allah
itu, tetapi ia tahu tanpa percaya kepadaNya, makanya ia tidak menyebut kata “Allahku.”
Yakub berada sedikit lagi dalam iman percaya namun tidak disini. Pertanyaan yang sama
perlu direnungkan, apakah kita tahu dan menerimanya sebagai kebenaran saja Injil
Tuhan Yesus itu, tetapi tidak percaya? Hanya iman percaya yang akan membawa kita
kepada keselamatan.
Laban pun mengerti. Ia pun sadar akan kesalahannya. Akhirnya, sebagai pihak yang
lebih tua, Laban pun mengajak Yakub untuk membuat sebuah perjanjian. Adalah
membuat susunan batu atau tugu yang dijadikan sebuah alat perjanjian. Saat itu mereka
tidak mengunakan pena dan kertas untuk melakukannya, pembuatan tugu dengan batu
adalah tanda perjanjian mereka. Laban menamakan tugu itu sebagai Yegar-Sahaduta,
sedangkan Yakub menamainya dengan Galed.
Isi perjanjiannya mengenai dua hal. Pertama, Yakub tidak boleh menikah lagi dan
mencampakan istri-istrinya. Kedua, masing-masing dari mereka tidak boleh melewati
garis menuju tempat kediaman lawannya dengan maksud yang jahat. Sebuah perjanjian
sederhana yang akhirnya disetujui kedua belah pihak. Laban pun mengatakan bahwa
Allah Abraham dan Allah Nahor, Allah ayah mereka, kiranya menjadi hakim antara
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
kita." Sama seperti Yakub, Laban pun mengenal Allah Abraham, tetapi ia tidak
mengenalnya secara pribadi.
KESIMPULAN
Kehidupan Yakub adalah sebuah kehidupan yang menarik untuk diikuti. Namun kita
harus mengerti bagaimana Yakub masih hidup tanpa Tuhan. Ia mungkin tahu siapa itu
Tuhan, ia mengerti bagaimana Tuhan memberkatinya, namun ia gagal untuk percaya.
Pelajaran yang kita dapatkan hari ini adalah, sebagai manusia kita tidak boleh hanya
mencari materi dan berkat saja. Ini adalah hal yang sangat perlu kita hindari. Apa yang
Laban dan Yakub lakukan didasari satu hal. Cinta uang dan harta. Tetapi kita harus
menghindarinya, “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.” (I Tim 6:10)
Kedua, kita belajar bahwa, Iman Percaya bukan hanya tahu dan menerimanya, tetapi
harus juga percaya. Tuhan Yesus berkata, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yohanes
14:6).
Apakah kita percaya?
KEJADIAN 32-33
PENDAHULUAN
Perjanjian Yakub dengan Laban menyelesaikan masalah Yakub dengan Laban. Namun,
kita tahu saat Yakub pulang kepada Ishak, ia harus menyelesaikan masalahnya dengan
Esau, kakaknya yang sudah ia tipu dan ia curi berkatnya. Kisah ini adalah kisah
rekonsiliasi Yakub dengan Esau. Akan tetapi kisah ini bukan hanya membawanya
berdamai dengan Esau, tetapi juga membawanya berdamai dengan Allah.
Yakub tahu dan mengerti bahwa bukanlah sebuah tindakan bijaksana jika ia langsung
secara tiba-tiba datang kepada Esau. Yakub jelas sangat ingat bagaimana ibunya, Ribka
telah mengatakan bahwa Esau akan membunuh Yakub karena apa yang Yakub telah
perbuat kepada Esau. Maka ia pun menyirim utusannya untuk mengecek atau
memastikan bahwa dendam dan kemarahan Esau kepadanya sudah surut. Ia memberikan
instruksi kepada utusannya untuk memberi tahu Esau akan di mana dia berada selama ini
dan apa yang ia miliki saat ini.
Namun saat utusannya kembali, ia menjadi takut dan panik. Karena menurut orang
suruhannya, Esau sedang datang untuk menemui Yakub dengan membawa empat ratus
pasukan. Yang menjadi pikiran Yakub adalah Esau datang untuk membalas dendam
kepadanya. Dan dengan pikiran itu, ia pun membagi rombonganya menjadi dua pasukan.
Uniknya, kata yang sama muncul yaitu Mahanaim.
Tujuannya jelas, supaya jika nanti saat Esau tidak menerimanya, satu kelompok lain bisa
melarikan diri kalau diserang. Namun ia berharap Esau tidak lagi marah dengannya,
Yakub sadar akan kesalahannya. Ia pun mengerti tidak ada yang bisa ia lakukan selain
memohon belas kasihan dari Esau.
Tapi apapun yang ia lakukan, ia mengerti ada pribadi yang mampu menolongnya, yaitu
Tuhan. Maka ia pun berdoa kepada Tuhan. Dari doa Yakub kita bisa mendapatkan
banyak hal yang bisa kita pelajari. 1) Ia masih mengalamatkan doanya kepada Allah
Abraham dan Ishak. Ia tahu bahwa Allah itu adalah Tuhan yang berkuasa atas hidupnya,
hanya ia masih belum menerima Tuhan sebagai Allah Juru Selamat pribadinya (9a). 2) Ia
tahu bahwa Tuhan sendiri yang menyuruh ia pergi dan ia hanya menurutinya (9b). 3) Ia
tahu bahwa ia tidak layak menerima kasih dan kesetiaan Tuhan kepada dirinya.
Bagaimana ia sadar bahwa, Allah ia sudah memberkati dia dari awal perjalanannya
sampai saat ini (10). 4) Ia sadar bahwa hanya Tuhan yang mampu menyelamatkan
hidupnya dari Esau (11). 5) Ia memegang janji Tuhan, ia tahu Tuhan akan memenuhi
janjiNya.
Secara sekilas kita melihat Yakub, “menutut” Tuhan untuk menjawab doanya. Apakah
kita bisa menuntut doa kita kepada Tuhan saat Firman Tuhan berkata, "Mintalah, maka
akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu
akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap
orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu
dibukakan." Matius 7:7-8? Kita harus mengerti akan kontek cerita ini dan kontek ayat
di Matius ini. Saat kita berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan, maka Ia adalah Allah
yang setia yang akan menjawab semua doa kita.
Dalam kisah ini. Kita tahu, Allah mempunyai tujuan dan maksud tersendiri untuk
membiarkan Yakub tetap hidup, karena Yakub adalah penerus garis keturunan Mesias.
Jadi, walaupun misalnya, Yakub tidak memintanya, Tuhan tetap akan melindungi nyawa
Yakub untuk memenuhi kehendakNya.
Mengerti akan hal ini, aplikasi yang dapat kita dapatkan adalah sama. Doa yang akan
dijawab adalah doa yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan cara satu-satunya untuk
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mengerti kehendak Tuhan adalah dengan membacanya dalam Firman Tuhan sendiri. Ini
adalah bukti bahwa kita hidup dengan mencari kehendak Tuhan. Jikalau kamu tinggal
di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu
kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Yoh 15:7.
Walaupun sudah berdoa, Yakub tetap ragu akan apa yang akan terjadi. Ia pun
memerintahkan anak buahnya untuk menyediakan begitu banyak hadiah untuk Esau.
Hadiah yang dijelaskan pada ayat 14-15, menyimpulkan bahwa harta Yakub jauh lebih
banyak dari yang kita kira. Dan hal ini juga menjelaskan bagaimana rombongan ini
sangat lambat saat berjalan waktu Laban mengejar mereka sebelumnya.
Tujuan Yakub menyediakan hadih itu pun jelas, di ayat 20, ia ingin mendamaikan hati
Esau dengan persembahannya itu. Ia pun membiarkan orang yang membawa
persembahan itu berjalan terlebih dahulu, kalau kalau ia pasukan yang pertama
mengalami kegagalan.
Rasa takut Yakub sebenarnya adalah konsekuensi dari kesalahan dan dosanya di masa
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
lalu. Dan ia sadar bahwa, ia harus menerima konsekuensi ini. Hanya ia berusaha dengan
cara manusia untuk memperkecil konsekuensi, namun ia tidak bisa berkuasa atas rasa
takutnya itu. Ini adalah contoh bagaimana kita juga mengalami hal yang sama. Kita lebih
sering merasa takut akan hukuman Tuhan atas dosa kita dari pada takut akan Tuhan. Kita
takut akan konsekuensi dosa, tetapi kita tetap saja melakukan hal-hal itu.
Di dalam Alkitab kita akan menemukan istilah Theophany atau Allah menyatakan atau
menampakan diri kepada manusia dalam wujud manusia. Namun istilah ini lebih sering
dihubungkan dengan Allah Putra, Pribadi kedua Allah Tritunggal yang memakai tubuh
manusia di dalam masa Perjanjian Lama sebelum Incarnasinya sebagai manusia dari
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
perawan Maria. Ini juga disebut sebagai Pre-Incarnasi Kristus.
Sebelumnya ini, Yesus telah menampakan diri kepada Abraham, bersama dua malaikat
(Kej 18). Dan kali ini adalah penampakan diri keduaNya, yaitu kepada Yakub.
Menariknya, dicerita ini kita dapat menemukan bahwa laki-laki itu bergulat dengan
Yakub, dan menyadari bahwa Ia tidak dapat mengalahkannya. Maka ia memukul
pangkal sendi Yakub sehingga terpincang. Laki-laki itu meminta Yakub untuk
mengijinkannya pergi, tetapi Yakub bersikeras untuk tidak membiarkannya pergi sampai
ia memberkati Yakub. Laki-laki itu malah bertanya akan nama Yakub, dan Yakub pun
memberitahukan namanya. Laki-laki itu pun menganti nama Yakub menjadi Israel yang
artinya "Pangeran Allah", karena sudah mengalahkan Allah dan Manusia. Yakub pun
diberkati.
Dari kisah ini apa yang dapat kita pelajari? Apa maksud dari kisah ini sebenarnya?
Kenapa kalau laki-laki ini Kristus Yesus sendiri, mengapa bisa dikalahkan oleh Yakub.
Bukankah Ia adalah Tuhan yang berkuasa, sangatlah mudah tentunya buat Tuhan untuk
mengalahkan Yakub bukan? Lalu kenapa ini bisa terjadi?
Saat kita menerima Injil dan kebenaran Firman Tuhan, di dalam hati kita, kita pada
dasarnya juga bergulat dengan Tuhan melalui perasaan dan pikiran kita. Kita tidak mau
menerima begitu saja mentah-mentah, tetapi kita mau coba melawan perasaan itu. Saat
misalnya kita ingin percaya kepada Injil, ada saja halangan dan rintangan, baik pikiran
dan hal lainya yang mencoba menentang atau menolaknya. Inilah pergulatan yang kita
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
lihat dan kita mengerti dalam cerita ini.
Akhirnya pergulatan ini berakhir dengan keselamatan dari Tuhan, saat Tuhan menganti
namanya menjadi Israel. Ia mendirikan tugu bernama Pneil. Kata ini berasal dari dua
kata. “Pene” artinya Muka, “El” adalah singkatan dari Elohim atau Allah. Maka arti dari
kata ini adalah “Bertemu Muka dengan Allah.” Tetapi, ada sebuah hal yang penting
Yakub singung. Ia bertemu muka dengan Allah, tetapi nyawanya selamat. Allah yang
suci dan penuh kemuliaan tidak bisa dilihat.
Lalu yang paling besar Yakub dapatkan adalah kakinya yang menjadi pincang.
Keluarganya tentu akan heran, seorang yang tadinya bisa berjalan tegak kembali menjadi
pincang. Saat seseorang menjadi orang Kristen, ia akan membuat orang lain menjadi
heran. Karena ada sesuatu yang baru di dalam hidupnya. Yakub memang sering
membuat tugu untuk mengingat perjanjiannya atau apapun. Tetapi kakinya yang pincang
ini akan membawa dampak yang lebih besar, bahkan ia akan mengingatnya seumur
hidupnya, karena ini adalah pergumulan terbesarnya dengan Tuhan. Orang yang sudah
percaya Tuhan akan mengalami atau telah mengalami pergumulan dengan Tuhan, maka
ada yang hal yang selalu akan diingat selalu oleh seseorang, masa terpenting di dalam
hidupnya, saat ia lahir baru.
Apa yang Yakub lakukan adalah sesuatu yang menarik untuk disimak. Setelah Esau
datang, ia kemudian membagi rombongan itu, setidaknya menjadi 3 kelompok dengan
juga membagi anak-anak mereka. Ia mengaturnya dengan menempatkan kedua budaknya
berjalan di muka, di belakang mereka adalah Lea, dan di tempat yang paling belakang
adalah Rahel serta Yusuf. Kita lihat, bagaimana Yakub menyusun rombongan itu,
mengajarkan kita bagaimana perasaan Yakub terhadap mereka.
Secara logika, kalau Esau menyerang mereka, yang pertama akan mati adalah
rombongan paling depan, dan Rahel dan Yusuf rombongan yang bisa saja melarikan diri,
karena "di belakang sekali". Ya, kita mengerti bahwa Yakub sangat menyayangi Rahel
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
dan Yusuf dibanding dengan istri dan anak-anaknya yang lain. Yakub mungkin berpikir
bahkan kalau-kalau Esau benar-benar menyerang, setidaknya yang akan diserangnya
barisan budaknya, barisan Lea, dan baru terakhir barisan Rahel.
Nama Yusuf disebut di sini pun sangat menarik, di mana anak-anak yang lain tidak
disebutkan sama sekali. Kemungkinan besar bahkan dari kejadian inilah, Yakub sudah
menunjukan sikap sayangnya yang begitu spesial kepada Yusuf, dan mungkin saja, dari
kejadian ini, kakak-kakak Yusuf sudah tidak suka dengan Yusuf akan ini.
Kejadian ini akan menjadi awal mula, sebagai latar belakang sebelum Yusuf akan
memulai hidupnya nanti. Tuhan, akan membuat sikap favorit bapaknya kepadanya,
kebencian saudara-saudaranya, untuk membentuk hidup dan memakainya sebagai
saluran berkat untuk Yusuf. Bahkan melaluinya, keluarga Israel untuk dapat pergi ke
tempat di mana mereka akan menjadi sebuah rombongan manusia, untuk keluar agar
menjadi sebuah bangsa, yaitu bangsa Israel. Melalui hal ini kita tahu, hidup manusia
sudah Tuhan atur sedemikian rupa. Latar belakang atau kejadian apapun di dalam hidup
kita tidak ada yang kebetulan, semua Tuhan sudah atur untuk kita di masa akan datang,
untuk membawa kemuliaan bagi namaNya.
Sikap ini perlu kita contoh di dalam hubungan kita dengan Tuhan. Kita telah banyak
melakukan dosa, bahkan dosa yang lebih besar dari Yakub. Kita telah menjadi musuh
Allah karena dosa-dosa kita. Kita layak untuk dihukum dan tidak layak untuk hidup.
Tapi hanya karena Allah begitu mengasihi manusia, ia mengaruniakan anakNya yang
tunggal, untuk menjadi perdamaian antara kita dan Allah. Kristus Yesus telah
ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini
dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-
dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Roma 3:25.
Namun masalahnya, apakah kita mau menerima jalan perdamaian yang Allah berikan?
Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu
dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah
dirimu didamaikan dengan Allah. 2 Korintus 5:20. Yakub telah mendapat damainya
dengan Allah, dan sekarang ia meminta perdamaian dengan Esau. Yaitu dengan
menunjukan sikap tunduk dan rendah hati kepada Esau. Saat kita menerima Kristus
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
sebagai Tuhan kita, maka hidup kita akan merasa damai, bahkan kita mampu untuk
berdamai dengan orang lain. Berbahagialah orang yang membawa damai,karena
mereka akan disebut anak-anak Allah. Matius 5:9.
Esau pun merespon dengan baik permintaan maaf Yakub. Esau sendiri yang datang dan
memeluk Yakub, mereka pun bertangis-tangisan. Lalu Esau bertanya, siapa orang-orang
yang ada di belakangnya, Yakub menjawab dengan penuh kerendahhatian dengan
mengunakan kata "hambamu", yang mempunyai maksud, Esau adalah tuannya. Ini
adalah perkataan yang sering muncul di Alkitab yang juga menjelaskan respek dan
ketertundukan seseorang. Yakub pun membiarkan keluarganya menyapa Esau. Karena
bagaimana pun juga, Esau adalah paman dari mereka semua.
Respon kedua adalah, Esau bertanya kenapa Yakub menyuruh pasukan untuk bertemu
dengan Esau pertama kali? Ini sangat normal, karena masa itu pasukan atau suruhan
orang kepada orang lain, bisa berakhir dengan perang. Ini pun menjelaskan mengapa
Esau pun membawa banyak pasukan, walaupun dengan banyak hadiah yang diberikan
kepadanya. Ini karena Esau pun merasa ragu apakah Yakub benar-benar mau bertemu
dengan Esau atau malah mengajak perang. Maka untuk itulah, ia berpikir lebih baik
untuknya berjaga-jaga dengan pasukannya. Esau pun menjelaskan bahwa ia harus
menolak hadiah itu, tetapi Yakub membujuknya, akhirnya ia menerimanya. Esau pun
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mengajak Yakub dan keluarganya untuk pergi di mana Esau akan mengawalnya.
Yakub pun menjelaskan bahwa sangat tidak mungkin membawa begitu banyak orang
dan rombongan yang begitu besar untuk menyamai kecepatan Esau dan pasukannya
berjalan. Maka, ia membuat alasan yang masuk akal untuk tidak berjalan bersama-sama.
Esau pergi ke Seir, Yakub pergi ke Sukot sebagai tempat pemberhentian sementaranya.
Nama Sukot artinya "Penampungan Sementara". Lalu ia pergi ke kota Salem di
Sikhem dengan membeli sebidang tanah untuk memasang kemahnya dengan harga 100
kesita. Tidak ada yang tahu berapa biaya itu dibanding dengan saat ini, walaupun ada
yang mengatakan 1 kesita adalah harga untuk membeli seekor domba. Sejak saat itu,
Alkitab tidak menyingung Yakub bertemu lagi dengan Esau, kecuali saat menguburkan
Ishak beberapa tahun selanjutnya (Kej 35:29).
Di sanalah Yakub mendirikan mezbah buah Allah. Inilah bukti nyata bahwa Yakub
sudah bertobat dan percaya kepada Tuhan. Ia menamakan tempat itu dengan kata
"Elelohe Israel" yang artinya, "Allah ialah Allah Israel." Ingat bagaimana Tuhan
menganti nama Yakub menjadi Israel, maka kalimat ini dengan sangat jelas memberi
pengertian kepada kita bahwa, Allah yang ia sembah dan percaya bukan hanya Allah
Abraham dan Allah Ishak, tetapi juga Allahnya, Allah Israel.
Bagaimana dengan kita, apakah kita pun menjadikan hidup kita sebagai mezbah Tuhan,
dan mengatakan kepada Tuhan, bahwa Yesus adalah Allahku. Bukan hanya Allah yang
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
kita kenal dan kita tahu di dalam pikiran saja, tetapi juga kita kenal di dalam hati kita,
sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
KEJADIAN 34
PENDAHULUAN
Sebagai manusia, kita terkadang lupa untuk menyadari bahwa walaupun dosa kita telah
diampuni oleh Tuhan, itu bukan berarti konsekuensi dari dosa yang kita diperbuat
menjadi hilang atau dilupakan. Sebaliknya, konsekuensi itu tetap ada menanti kita, hanya
waktunya saja yang kita tidak dapat prediksi. Sama halnya dengan kehidupan manusia
lainnya, Yakub pun harus menanggung banyak konsekuensi atas apa yang ia telah
perbuat. Dalam pasal 34, Yakub harus menanggung perbuatan dosanya, secara spesifik
dosa berpoligami. Tuhan memang mengijinkan perbuatannya untuk berpoligami, tetapi
Tuhan tidak mendukung perbuatan tersebut. Walaupun dalam hal ini Tuhan menyatakan
kehendakNya dalam keluarga Yakub, yaitu menjadikan keluarga Yakub menjadi suku-
suku bangsa Israel. Akan tetapi, konsekuensi dosanya tetap menantinya.
Kedatangan Yakub ke Sikhem dan menetap di sana dan tidak langsung ke Betel adalah
sebuah tindakan yang tidak bijaksana. Saat kita mengingat bahwa Yakub tidak boleh
menetap di mana pun secara permanen, karena sebagai orang asing dan pendatang di
dunia ini, ia tidak harus melakukan hal itu. Akhirnya, karena hal ini, ia pun harus
mengalami banyak hal yang tidak akan ia lupakan selama hidupnya tentang apa yang
akan terjadi di dalam keluarganya.
"Pada suatu kali..." adalah sebuah frase yang menjelaskan bahwa kejadian ini terjadi
setelah beberapa masa setelah Pasal 33. Dina, putri Lea, yang saat ini adalah seorang
remaja putri, diceritakan bahwa ia "pergi" mengunjungi perempuan-perempuan di negeri
itu. Kata “pergi” di sini menjelaskan keinginan Dina untuk melihat dan mengunjungi
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
secara langsung kebiasaan-kebiasaan perempuan di negeri itu. Kemungkinan besar, ini
adalah sebuah kunjungan tidak resmi untuk sebuah even yang banyak anak-anak muda
berkumpul. Ini bukan sebuah acara yang berhubungan dengan hal bersifat rohani, tetapi
sebuah acara festival biasa. Ia pun pergi sendiri ke tempat di mana, perempuan-
perempuan tidak berTuhan berkumpul.
Kedatangan Dina ini membawa sebuah masalah. Seorang pria, yaitu Sikhem (nama yang
sama dengan kota itu) melihat Dina. Sikhem adalah anak Hemor, raja negeri itu. Raja di
sini bukan berarti ia adalah sebuah raja sebuah kerajaan. Kata raja ini adalah seorang
yang menjadi pemimpin atau pun seorang yang mempunyai pengaruh yang cukup besar
di negeri itu. Kata "dilihat" di ayat ini bukan hanya berarti ia melihat dengan mata, tetapi
dalam kontek ini, kata melihat ini lebih tepat dijelaskan dengan "melihat dan menaruh
keinginan untuk memiliki". Maka Dina "dilarikannya dan diperkosanya" jauh dari
tempat itu.
Kalau kita mencoba merenungkan kisah ini, sesungguhnya kita dapat mengerti bahwa hal
yang terjadi terhadap Dina adalah kesalahan Dina sendiri. Sebagai seorang asing dan
pendatang, ia seharusnya tidak ikut-ikutan dengan perempuan-perempun negeri ini. Ia
harus menjadi berbeda dengan dunia ini dan tidak ikut dengan dunia. Ia tahu dirinya
adalah putri dari keluarga yang mempunyai Tuhan yang hidup dan benar. Ia tidak
seharusnya pergi untuk mencari tahu apa yang perempuan-perempuan dunia lakukan.
Kita mengerti di masa remaja, seseorang remaja sedang mencari jati dirinya. Ia ingin
dikenal dan diperhitungkan oleh teman sebayanya. Ia ingin menarik perhatian orang lain
dengan cara yang mereka pikir benar. Masalahnya, banyak orang yang mencoba dan
mengikuti cara dunia untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain. Mereka pikir apa
yang dunia terima dan suka itulah yang harus diperbuat. Bukankah Alkitab berkata dalam
Roma 12:2. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Jangan serupa dengan dunia bukanlah sebuah pilihan, ini adalah sebuah perintah Tuhan
untuk kita semua. Manusia itu adalah makhluk yang mudah terpengaruh, dan pergaulan
dengan dunia bisa mempengaruhi kita. Firman Tuhan mengatakan, Janganlah kamu
sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. 1 Korintus 15:33.
Dengan menghindari pergaulan yang buruk kita bisa mencegah hal-hal buruk terjadi
kepada kita. Dan sangatlah benar dalam cerita ini, bagaimana Dina menjadi rusak gara-
gara hal ini. Ya, mungkin Dina sendiri tidak rusak secara moral, namun kehadirannya di
tempat perempuan-perempuan negeri ini yang tidak mengenal Tuhan membuatnya
menjadi korban pemerkosaan.
Dalam cerita ini sebenarnya ada hal yang menarik. Sikhem, pria yang memperkosa Dina
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
ternyata benar-benar jatuh hati pada Dina. Frase ia "terikat hatinya" menjelaskan
perasaan tulus yang mendalam bahwa ia benar-benar menyukai Dina. Karena kata
“nefes” (hati/jiwa) dalam kalimat ini menunjukan emosi yang mendalam. Tetapi kita
tidak bisa menutup mata bahwa setulus apapun cinta Sikhem, tindakannya terhadap Dina
tidak bisa diterima, walaupun ia akhirnya menenangkan Dina. Dalam hal apa Sikhem
menenangkan hati Dina? Kemungkinan besar dengan mengatakan kepadanya bahwa ia
akan menikahi Dina. Hal ini diperkuat dengan bagaimana Sikhem meminta ayahnya
untuk mengambil Dina sebagai istrinya.
Pertanyaannya, apakah Sikhem orang yang bertanggung jawab? Lalu apa yang ia lakukan
untuk meminang Dina adalah tepat? Secara duniawi, apa yang diperbuat Sikhem memang
sebuah tanggung jawab dan sangat tepat untuknya untuk meminang Dina sebagai rasa
tanggung jawabnya. Namun, tidak semua hal bisa dibuat dan diputuskan dengan semudah
itu. Apalagi saat kita melihat bagaimana keluarga Yakub harus memposisikan dirinya
nanti.
Respon Yakub sebagai seorang ayah sangat tidak pantas untuk dicontoh. Saat Yakub
mendengar (dalam hal ini tidak secara langsung, bisa melalui gosip atau kabar burung,
mau pun melalui orang lain), bahwa putrinya diperkosa, Yakub mendiamkan hal itu. Kata
"mendiamkan" di sini menjelaskan bukan hanya Yakub tidak mengatakan apa-apa,
tetapi juga tidak merespon atau melakukan apa-apa. Sebagai kepala rumah tangga, Yakub
mempunyai hak untuk memutuskan sesuatu. Bahkan ia harus bertindak sesuatu. Tetapi
nyatanya tidak. Ia tidak melakukan apapun sampai anak-anaknya pulang. Sikap pasif
Yakub mungkin beralasan, namun sangatlah tidak tepat untuknya hanya diam. Hanya ada
dua kemungkinan mengapa Yakub mendiamkan hal ini. Pertama, Yakub tidak ingin
terburu-buru mengambil keputusan dan menunggu anak-anaknya pulang untuk
memutuskan masalah ini. Kedua, Yakub tidak mempunyai keberanian untuk mengambil
keputusan dan memilih untuk mendapatkan kedamaian dari pada kehormatan. Tetapi saat
kita melihat kisah ini lebih lanjut, kita bisa melihat jawaban pertama bukan merupakan
jawaban yang tepat.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Hemor pun datang kepada Yakub, untuk berbicara kepada Yakub. Tujuannya adalah
untuk membuat semua masalah menjadi terselesaikan. Namun, saat anak-anak Yakub
pulang, mereka mendengar apa yang telah terjadi terhadap adiknya. Mereka pun merasa
sakit hati dan sangat marah. Mereka beralasan bahwa, hal ini adalah sesuatu yang tidak
patut dilakukan. Walaupun kita tahu bahwa bangsa Israel belum terbentuk, namun apa
yang tuliskan mengenai kata “ISRAEL”, lebih menjelaskan tentang keluarga Yakub.
Respon Yakub dan respon anak-anak Yakub sangat bertolak belakang. Sebagai seorang
ayah, seharusnya ia marah saat mengetahui putrinya dinodai. Tetapi ia tidak merespon
dengan respon yang sama dengan anak-anaknya, seakan-akan ia tidak mempunyai
perasaan sayang kepada anaknya. Apakah karena Dina hanya seorang putri bukan putra?
Apakah karena Dina hanya anak Lea, mengingat Yakub sayang kepada Rahel?
Bagaimana pun itu, sebagai seorang ayah ia harus merespon dengan emosi yang benar.
Jadi apakah orang kristen boleh marah? Ada kesalahan perspektif kebanyakan orang
kristen terhadap emosi yang disebut marah. Banyak orang mengira marah adalah hal
buruk dan dosa. Maka, banyak orang berusaha keras untuk menghilangkan emosi marah
ini dengan berbagai metode. Orang kristen boleh marah. Menjadi marah sendiri bukan
dosa, ini adalah emosi yang keluar dari jiwa kita akan sesuatu. Kita tentu akan marah saat
seorang yang kita kasihi diperlakukan dengan tidak layak. Kita pun akan marah saat
seorang yang kita cintai menghianati kita. Justru kalau kita tidak marah, ada sesuatu yang
tidak beres dengan kita atau kita tidak mencintai orang itu.
Tuhan Yesus sendiri marah ketika bait Allah diperlakukan sebagai tempat mencari uang
(Yoh 2:13-17) dan ketika murid-muridNya menghalagi anak-anak untuk mendekat
kepada Yesus (Mar 10:14). Jadi perasaan marah itu boleh, tetapi Efesus 4:26 menjelaskan
kepada kita bahwa, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa:
Janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.” Artinya, kita harus
menyelesaikan emosi marah kita segera dan jangan biarkan emosi itu menjadi dominan
dalam diri kita dan menyebabkan kita berbuat dosa.
Perlu diingat, Marah dan Pemarah sangatlah berbeda. Alkitab menjelaskan bahwa
Pemimpin gereja bukanlah seorang Pemarah (1 Tim 3:3, Tit 1:7), dan kita semua harus
menghilangkan sikap pemarah kita (Efes 4:31, Kol 3:8) sebab amarah manusia tidak
mengerjakan kebenaran di hadapan Allah (Yak 1:20). Kita boleh marah, tetapi
janganlah jadi pemarah.
Membandingkan dengan firman Tuhan, kita bisa melihat dan mengevaluasi respon
Yakub dan anak-anaknya. Yakub yang hanya diam, merupakan respon yang tidak pantas
dimilikinya sebagai seorang ayah. Walau sikap marah anak-anaknya adalah benar,
menunjukan apa harus dilakukan mereka, akan tetapi tindakan mereka selanjutnya
menyebabkan tragedi yang besar buat hidup mereka.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
c) Respon Hemor terhadap Tragedi ini (34:8-12)
8 Berbicaralah Hemor kepada mereka itu: "Hati Sikhem anakku mengingini
anakmu; kiranya kamu memberikan dia kepadanya menjadi isterinya 9 dan
biarlah kita ambil-mengambil: berikanlah gadis-gadis kamu kepada kami dan
ambillah gadis-gadis kami. 10 Tinggallah pada kami: negeri ini terbuka untuk
kamu; tinggallah di sini, jalanilah negeri ini dengan bebas, dan menetaplah di
sini." 11 Lalu Sikhem berkata kepada ayah anak itu dan kepada kakak-
kakaknya: "Biarlah kiranya aku mendapat kasihmu, aku akan memberikan
kepadamu apa yang kamu minta; 12 walaupun kamu bebankan kepadaku uang
jujuran dan uang mahar seberapa banyakpun, aku akan memberikan apa yang
kamu minta; tetapi berilah gadis itu kepadaku menjadi isteriku."
Hemor, ayah Sikhem adalah seorang yang punya sikap yang baik. Ia mempunyai sebuah
intregritas sebagai pemimpin di tempat itu dengan mendatangi Yakub yang putrinya
telah dinodai oleh putranya. Ia pun membuka sebuah negosiasi dan kesepakatan antara
dua keluarga ini. Kesepakatan ini setidaknya ada 3 hal jika Dina menikah dengan
Sikhem.
Tiga hal yang ditawarkan Hamor sangat menarik untuk diterima. Hamor pun sungguh-
sungguh tanpa motif apa pun untuk memberikannya. Namun, permasalahannya,
Keluarga Yakub adalah keluarga yang dipilih Tuhan untuk memisahkan diri dari dunia
ini. Seperti halnya Abraham yang tidak mengijinkan Ishak menikah dengan perempuan
bangsa lain. Seperti Ishak yang juga tidak membiarkan Yakub untuk mencari istri di
antara saudaranya. Sama halnya Yakub harus bersikap sama mengenai hal ini.
Yakub harus memisahkan diri dengan dunia, maka pernikahan dengan negeri itu
sangatlah tidak sesuai dengan apa yang Tuhan rancangkan dalam Firman Tuhan.
“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang
yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan
kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” 2 Kor 6:13.
Namun, kita pun harus selalu mengingat akan pentingnya keluarga Yakub akan
hubungannya dengan garis keturunan Mesias.
Abraham sudah diperintahkan untuk menjadi orang asing dan pendatang di dunia ini
(Kej 23:4). Maka Yakub pun tidak boleh menetap secara permanen di negeri orang
asing. Bahkan, Yakub tinggal di Sikhem pun merupakan kesalahan, jika tidak, Dina
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mungkin tidak akan diperkosa oleh anak pemimpin negeri itu.
Uang mahar adalah hal yang lumrah dalam sebuah pernikahan. Namun, jika karena
pernikahan ini Yakub mendapatkan uang mahar yang banyak, maka Yakub pun akan
terjebak akan cinta harta. Setidaknya, jika ia menolak pernikahan ini, ia tidak akan
memiliki masalah dengan harta.
Tiga hal yang diberikan kepada Yakub sebenarnya sudah bisa menjadi bahan evaluasi
bagi Yakub untuk tidak menyetujui pernikahan ini. Apapun alasannya, pernikahan ini
tidak boleh berlangsung. Ya, memang dari pihak Sikhem, mereka menunjukan rasa
tanggung jawabnya. Namun, itu bukan alasan untuk Yakub menyetujui pernikahan ini.
Di dalam hidup kita, kita pun terkadang terjebak akan situasi yang membingungkan
seperti ini. Dimana kita harus memilih antara Firman Tuhan atau solusi dunia. Solusi
dunia terkadang lebih mengiurkan dan mudah untuk dilakukan ketimbang menjalankan
hal yang sesuai FIrman Tuhan. Malahan terkadang solusi dunia terlihat baik dan tidak
salah. Sama halnya Yakub, jika ia bukan kaum pilihan Allah. Maka, solusi yang
ditawarkan Hamor tidak salah sama sekali. Namun, karena ia adalah kaum pilihan
Tuhan, solusi itu bertentangan dengan hakikat dan tujuan hidupnya. Kesimpulannya,
apakah kita memilih cara Tuhan atau solusi dunia?
Yakub seharusnya tahu apa yang harus ia lakukan dan harus ia jawab terhadap Hemor.
Namun, kita mendapatkan Yakub bukan hanya tidak bertindak, ia pun membiarkan anak-
anaknya bicara. Respon anak-anak Yakub tidak sama dengan Yakub, mereka marah
terhadap Sikhem. Mereka tidak menerima perlakukan Sikhem terhadap adiknya. Maka
mereka pun menjawab, “dengan tipu muslihat”. Seperti yang kita tahu, apabila kita
marah jangan sampai berbuat dosa. Apa yang terjadi terhadap anak-anaknya, kemarahan
mereka sudah menjadi dosa. Dosa pertama mereka adalah MENIPU ATAU
BERDUSTA.
Mereka membuat sebuah alasan bahwa pernikahan ini tidak mungkin terjadi. Alasannya
adalah mereka tidak bisa bersatu karena mereka bukan orang bersunat sedangkan
keluarga Yakub adalah orang-orang bersunat. Ini adalah alasan yang tepat dan alkitabiah
untuk menolak mereka. Di Perjanjian Lama, sunat adalah simbol dari Perjanjian Allah
dengan Manusia. Allah memerintahkan Abraham untuk menyunat setiap laki-laki
sebagai tanda perjanjian Tuhan dengan Abraham. “Inilah perjanjian-Ku, yang harus
kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-
laki di antara kamu harus disunat...Anak yang berumur delapan hari haruslah
disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun menurun...Dan ornag yang tidak
disunat...maka orang itu harus dilenyapkan dari atara orang-orang sebangsanya: ia
telah mengingkari perjanjian-Ku.” Kej 17:10,12,14.
Tetapi permasalahannya, mereka mengunakan alasan ini menjadi suatu tipu muslihat.
Hal ini tidak dapat dibenarkan bahkan merupakan penyalahgunaan Firman Tuhan.
Mereka mengunakan tanda perjanjian antara Tuhan dan Manusia untuk menipu.
Perbuatan mereka sungguh keterlaluan. Menipu sendiri adalah sebuah dosa besar, tetapi
mereka mengunakan hal yang rohani dan kudus untuk menipu orang.
Pernahkah kita terjebak akan cara yang sama dengan yang mereka lakukan?
Mengunakan hal yang kelihatan rohani padahal kita melakukan dosa? Sadar atau tidak,
mungkin kita juga bersalah dalam dosa ini. Kita mungkin pernah mengunakan alasan
pergi ke gereja, padahal kita pergi ke tempat lain. Kita mungkin pernah bilang kita
membutuhkan uang untuk persembahan, tetapi kita gunakan untuk hal lain. Atau banyak
alasan yang kita buat seakan-akan untuk hal rohani, tetapi kita gunakan hal yang
duniawi. Perbuatan ini adalah pelanggaran dari hukum Taurat ke-3, “Jangan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mengunakan nama Tuhan dengan sembarangan” Ya, walaupun kita tidak mengunakan
nama “Tuhan” secara implisit, tetapi kita sudah melanggar hukum ini dengan
mengunakan hal rohani untuk hal duniawi. Ini adalah dosa kedua mereka,
MENGUNAKAN NAMA TUHAN DENGAN SEMBARANGAN.
Singkat cerita, Hemor dan Sikhem pun menyetujui usul ini. Sikhem pun semakin
bersemangat karena ia masih sangat suka dengan Dina. Mereka pun pergi ke pintu
gerbang kota untuk berbicara dengan penduduk di negeri itu. Di dalam Alkitab, saat kita
melihat orang yang berada di pintu gerbang kota, ini menunjukan bagaimana posisi
mereka yang terpandang dan terpengaruh dalam negeri itu. Contoh yang serupa kita bisa
lihat dalam kisah Lot (Kej 19:1).
Mereka pun beragumen dan menjelaskan kepada penduduk kota itu mengenai
keuntungan yang mereka dapatkan jika syarat keluarga Yakub terpenuhi. Mereka dapat
menikahi gadis-gadis dari keluarga Yakub, bahkan dapat menjadi satu bangsa dengan
mereka. Dari sini sebenarnya kita dapat melihat bagaimana, mereka tahu bahwa keluarga
Yakub tidak sembarangan bergabung dengan mereka, apalagi menikah. Maka mereka
melihat bahwa ini adalah kesempatan yang baik untuk mereka.
Akhirnya mereka setuju untuk menyunat setiap laki-laki, yakni setiap orang dewasa di
kota itu. Dan seperti yang kita tahu, tidak seperti zaman sekarang sunat mengunakan
laser, orang yang disunat pada zaman itu harus menderita kesakitan selama beberapa
hari, bahkan sampai seminggu. Kita pun harus sadar, zaman itu belum ada obat untuk
meredakan rasa sakit atau mempercepat pemulihan. Semua laki-laki di tempat itu, secara
literal tidak berdaya.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Dan seperti yang telah direncanakan oleh kakak-kakak Dina, mereka mengunakan
kesempatan ini untuk membunuh penduduk di tempat itu serta menjarah barang-barang
dan ternak mereka semua. Kemarahan mereka menjadikan mereka menjadi Pembunuh
dan Penjarah. Dosa mereka bukan hanya Menipu, Mengunakan Nama Tuhan dengan
sembarangan, tetapi juga Membunuh dan Menjarah.
Nama Simeon dan Lewi disinggung dalam cerita ini dengan sebuah alasan. Sebuah
alasan mengapa nama mereka berdua dihapus dari garis keturunan Mesias. Judah adalah
pemegang garis keturunan Mesias, padahal ia adalah anak keempat. Mengapa? Karena
Ruben, putra tertua dihapus namanya karena ia tidur dengan selir ayahnya Bilha (Kej
35:22). Dan putra kedua dan ketiga, Simeon dan Lewi, dihapus karena pembantaian di
Sihem ini. Akhirnya menjadikan Judah sebagai pemegang garis keturunan Mesias.
Kemarahan mereka berujung dengan kematian banyak orang. Namun perbuatan mereka
tidak bisa lepas dari kesalahan Yakub juga. Sebagai kepala rumah tangga, ia harusnya
menjadi orang yang tepat untuk mencegah hal ini terjadi. Ia seharusnya tahu bahwa,
pernikahan ini memang tidak mungkin terjadi. Ia seharusnya tahu bahwa anak-anaknya
mempunyai motif tersendiri dengan membawa perihal sunat. Ia seharusnya menjadi
penengah dan pengambil keputusan untuk semua ini. Namun, ia gagal sebagai seorang
ayah. Pernikahan poligaminyalah yang mengakibatkan semua masalah ini terjadi.
Kesalahan ini pun akan terjadi dalam hidup raja Daud dan Salomo nantinya.
Hari ini ada dua pelajaran yang dapat diambil dalam cerita ini. 1) Dosa akan membawa
konsekuensi. Yang berbeda adalah ada dosa yang konsekuensinya lebih kecil ada yang
lebih besar. Namun semua dosa mempunyai konsekuensi. Jangan main-main dengan
dosa, konsekuensi itu terkadang hanyalah masalah waktu. Seperti kisah Yakub, ia
mengalami konsekuensi dari perbuatannya, jauh dari masa mudanya. 2) Kemarahan yang
tidak dikendalikan akan berujung dengan dosa. Saat kita marah kita harus
mengendalikannya dan segera menyelesaikannya, atau kemarahan kita akan berujung
dengan tragedi yang kita buat sendiri.
KEJADIAN 35-36
PENDAHULUAN
Kejadian di Sikhem adalah kejadian yang tidak mungkin dilupakan oleh Yakub dan
keluarganya. Pembunuhan dan penjarahan yang dilakukan putra-putra Yakub membawa
konsekuensi besar yang akan berujung panjang. Orang-orang yang berhubungan dengan
mereka, di sekitar mereka sangat marah dan akan melakukan sesuatu pada keluarga
Yakub. Tak elakkan bahwa, keluarga mereka dalam bahaya.
Tetapi tanpa memandang apa yang Yakub dan anak-anaknya perbuat, Allah tetap
mengingat akan Yakub. Ini bukan karena Yakub, tetapi karena Allah ingin memegang
setia janjiNya kepada Yakub. Allah pun bukan menutup sebelah mata akan perbuatan
mereka, karena nanti ada suatu konsekuensi terhadap dosa mereka nanti. Allah pun
bertindak untuk melepaskan Yakub dari situasi ini. Karena rencana keselamatan Allah
harus terjadi di dalam hidup Yakub. Karena tidak mungkin keturunan Yakub berhenti
kalau mereka semua dibunuh. Karena Allah akan membawa keturunan Yakub menjadi
bangsa besar. Maka, Keluarga Yakub harus diselamatkan.
Allah pun memerintahkan kepada Yakub untuk kembali ke Betel. Tempat di mana Yakub
bermimpi mengenai tangga ke langit (28:11-19), tempat ia bersumpah kepada Allah,
bahwa Allah akan menjadi Allahnya jika Allah menyertai dia sampai ia kembali ke
rumah ayahnya dengan selamat (28:20-22). Ke tempat inilah Yakub harus pergi. Jarak
antara Sikhem ke Betel adalah 30 Km.
Menariknya, ada 4 kata perintah dalam Ibrani mengenai perintah Allah ke Yakub.
"Bersiaplah, pergilah, tinggal dan buat altar". Keempat perintah ini haruslah berhubungan
dengan janji Yakub di Betel. Bahwa Yakub berjanji akan membuat Betel sebagai tempat
penyembahan kepada Allah, walau tidak menyebutkan Mezbah. Karena, perintah
keempatlah, perintah paling penting di antara perintah yang lain. Tapi sebelum berangkat,
Yakub melakukan 3 hal yang diperlukan dalam persiapan menuju Betel. Ini karena,
perjalanan mereka ke Betel berhubungan dengan sesuatu yang rohani adanya.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Saat kita melihat daftar list yang baru saja kita baca, kita melihat betapa sulit dan
persiapan yang diperlukan hanya untuk masuk dalam hadirat Tuhan. Banyak hal yang
perlu dipersiapkan, baik secara fisikal maupun rohani. Tetapi sekarang, coba pikirkan,
betapa kita sering membuat banyak hal yang sebaliknya. Betapa kita tidak pernah
menghargai dan menghormati hadirat Tuhan. Kita melakukan sesuatu seenak kita, sesuka
kita, tanpa menghargai hadirat Tuhan. Secara prinsip, seharusnya kita mencontoh
bagaimana orang-orang Perjanjian Lama mempersiapkan diri mereka untuk bertemu
dengan Tuhan. Kita bisa melihat contoh dari cara yang sama di kisah Yosua. Yosua
24:23, Ia berkata: "Maka sekarang, jauhkanlah allah asing yang ada di tengah-
tengah kamu dan condongkanlah hatimu kepada TUHAN, Allah Israel."
Lalu mereka pun memulai proses persiapan tersebut. Mereka pun menyerahkan segala
yang mereka punya, anting-anting dan perhiasan yang berhubungan dengan berhala. Lalu
menguburkan semua itu di pohon, di Sikhem. Setelah mereka melakukan itu, ketakutan
besar meliputi kota-kota di sekeliling mereka. Semua orang ketakutan, karena Tuhan
yang menempatkan rasa takut itu kepada mereka, sehingga tidak ada dari mereka yang
berani menganggu Yakub. Peristiwa ini sama dengan apa yang terjadi waktu Yosua
mengepung kota Yerikho, di mana tidak ada orang yang keluar karena bangsa Israel. Ini
pun terjadi pada 2 Taw 14:14.
Kita melihat sebuah akun pertama bagaimana Tuhan membuat ketakutan begitu saja
terjadi lawan. Ini benar-benar menunjukan bahwa, kemenangan sepenuhnya di tangan
Tuhan. Tuhan mampu melakukan apa aja, karena Ia Maha Kuasa. Yang terpenting adalah
percaya. Ketika kita mempercayakan peperangan kita kepada Tuhan, Tuhan akan
bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan, untuk menolong kita memenangkan
peperangan.
Mereka pun sampai ke Lus. Nama kota sebelum diubah oleh Yakub menjadi Bethel.
"Kejadian 28:19 (TB) Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus."
Menariknya, nama kota "Lus" mempunyai arti "keberangkatan". Seakan mengatakan
bahwa dulu tempat Yakub membuat janji dengan Allah bernama keberangkatan, sebelum
keberangkatannya ke tempat Laban. Dan kali ini mereka pulang kembali ke Betel untuk
membuat mezbah untuk Allah. Dan Yakub menamainya dengan El-Betel. "Allah Betel".
Kemudian Alkitab secara unik menyingung nama Debora, inang pengasuh Ribka yang
meninggal dan dikubur di tempat yang sama. Kisah ini dicatat sebagai sesuatu yang
cukup penting, sebuah kisah untuk memperlihatkan tradisi yang ada di sana.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
b) Penampakan diri Allah kepada Yakub (35:9-15)
9 Setelah Yakub datang dari Padan-Aram, maka Allah menampakkan diri pula
kepadanya dan memberkati dia. 10 Firman Allah kepadanya: "Namamu Yakub;
dari sekarang namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, itulah yang akan
menjadi namamu." Maka Allah menamai dia Israel. 11 Lagi firman Allah
kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa. Beranakcuculah dan bertambah
banyak; satu bangsa, bahkan sekumpulan bangsa-bangsa, akan terjadi dari
padamu dan raja-raja akan berasal dari padamu. 12 Dan negeri ini yang telah
Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu dan
juga kepada keturunanmu." 13 Lalu naiklah Allah meninggalkan Yakub dari
tempat Ia berfirman kepadanya. 14 Kemudian Yakub mendirikan tugu di
tempat itu, yakni tugu batu; ia mempersembahkan korban curahan dan
menuangkan minyak di atasnya. 15 Yakub menamai tempat di mana Allah telah
berfirman kepadanya "Betel".
Allah pun kembali menampakkan diriNya kepada Yakub. Di mana Allah mengulang
kembali pengantian nama Yakub, menjadi Israel "Pangeran Allah". Setelah itu Allah pun
mengulangi perjanjikan yang telah Allah janjikan kepada Abraham dan Ishak. Ada hal
yang perlu digaris bawahi dalam pengulangan ini saat kita membandingkan dengan
Kejadian 17. Di mana dalam Kejadian 17, banyak hal yang sama dengan Kejadian 35 ini.
Pengantian Nama. Dalam Kejadian 17:5, nama Abram digantikan dengan Abraham.
Menariknya, nama Yakub pun berganti menjadi Israel di ayat ini. Ada pepatah
mengatakan, apalah arti sebuah nama? Itu adalah sebuah ungkapan yang salah. Nama
adalah sebuah hal yang penting. Karena nama mewakili seseorang. Sama halnya dengan
sebuah perusahaan. Nama perusahaan adalah citra dari sebuah perusahaan. Bukan
bermaksud memakai pencitraan sebagai dasar pikiran ini. Namun, kita harus melihat
nama itu diberikan dengan sebuah harapan atas pemilik nama itu.
Dalam budaya Ibrani, pemberian nama selalu berhubungan dengan sesuatu yang terjadi
dalam diri orang tersebut. Kita telah melihat itu dalam penamaan semua nama anak
Yakub. Ada situasi dan kondisi yang menyebabkan nama itu diberikan. Contoh terjelas
pun ada di pasal ini, di mana nama anak terakhir Yakub pun akan berganti. Namun,
ketika Tuhan menamakan seseorang, atau menganti nama seseorang. Tuhan mempunyai
maksud atas hal itu. Tuhan mengharapkan perubahan pribadi terhadap diri orang tersebut
atau pun Tuhan menyatakan sebuah nubuat akan nama tersebut. Allah dalam hal ini
menuntut sebuah pembaharuan, seperti Abram menjadi Abraham, Sarai menjadi Sara,
Yakub menjadi Israel, di dalam Perjanjian Baru, Simon menjadi Petrus. Terkadang Allah
pun menganti nama seseroang karena kutukan, contohnya Pasyhur menjadi “Kegetaran-
dari-segala-jurusan” (Yer 20:3).
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Sebagian orang yang bertobat menjadi Kristen, menganti namanya, atau memberi nama
baru (Nama Baptis). Tujuannya jelas, agar bisa mencerminkan kualitas seorang Kristen.
Namun sesungguhnya, Allah bukan mengharapkan kita untuk berganti nama karena kita
telah menjadi Kristen. Tetapi Tuhan mau kita mengalami perubahan di dalam hidup kita.
Menjadi Kristen adalah memakai nama Kristus di dalam hidup kita. Di mana orang lain
nantinya bisa melihat bagaimana kita mencerminkan karakter Kristus dalam setiap sikap
dan perbuatan kita. Kita jangan pernah menyebut diri Kristen, jika kita tidak mempunyai
karakter Kristus di dalam hidup kita. Nama itu begitu penting, terlebih nama Tuhan yang
kita pegang di dalam keseharian kita. Dalam Doa Bapa Kami, kita selalu mengatakan
“Di kuduskan Nama-Mu”, namun kalau sikap hidup kita tidak melakukan yang sesuai
dengan kehedak Tuhan dan tidak hidup dalam kekudusan, maka kita tidak yang
menguduskan Nama Tuhan.
Penyataan Diri Allah. Akulah Allah yang MahaKuasa. Perkataan yang benar-benar
sama ini hanya ada dua kali di dalam seluruh Alkitab. Dan keduanya berada pada kitab
Kejadian. Pertama kali ada terdapat pada Kejadian 17:1, waktu Allah menyatakan
diriNya untuk memberikan tanda perjanjian Allah dengan Abraham berupa sunat. Tuhan
berkata bahwa Ia akan membuat keturunan Abraham sangat banyak jumlahnya. Di mana
keturunan Abraham akan menjadi suku-suku bangsa, karena Abraham adalah Bapa
segala Bangsa. Kedua kali, terdapat pada ayat ini. Isi pernyataannya hampir sama
dengan apa yang dinyatakan kepada Abraham.
Allah yang MahaKuasa menunjukan Allah dapat melakukan apa saja yang Ia kehendaki.
Tidak peduli apapun yang terjadi, kehendak Allah akan tetap terjadi. Saat kita
merenungkan bagaimana Allah yang MahaKuasa yang berjanji kepada Yakub dan
Abraham. Maka kita tidak perlu takut bahwa Allah tidak menepatinya. Kita harus
mengingat bagaimana begitu banyak kejadian yang terjadi sejak Abraham diberikan janji
tersebut oleh Allah. Pertama, Abraham belum mempunyai anak, istrinya mandul. Namun
Allah dengan kemahakuasaaNya membuat Sara melahirkan. Hal yang sama terjadi
dengan Ishak, di mana Ribka juga Mandul. Namun sekali lagi Allah bertindak.
Perjalanan Yakub dari awal sampai akhir di pasal ini juga menjelaskan bagaimana Allah
turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan untuk Yakub. Dan dengan
cara dan janji yang sama, Allah ingin menunjukan bahwa KemahaKuasaan-Nya, tidak
berkurang dan tidak berubah. Ia selalu sama, dulu, sekarang dan sampai selamanya.
Bagaimana hal ini bisa membuat kita menjadi lebih baik? Bagaimana seharusnya kita
bersikap di dalam hidup kita? Kalau kita tahu bahwa, Tuhan kita adalah Allah Yang
MahaKuasa, lalu kenapa kita mesti takut akan banyak hal? Kenapa kita mesti kuatir akan
hidup kita? Tuhan sanggup menolong kita dalam situasi apa pun. Karena Allah bukan
hanya berkuasa, namun MahaKuasa. “Serahkanlah Hidupmu kepada TUHAN dan
percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.” (Maz 37:5)
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Perintah dari Allah. Kejadian 17:6 berkata bahwa “Aku akan membuat engkau beranak
cucu sangat banyak...” Ini menunjukan Allah sendiri yang akan membuat keturunan
Abraham menjadi banyak. Namun kalau kita melihat bagaimana Kejadian 35:11,
“Beranakcuculah dan bertambah banyak...” Kita dalam melihat, pernyataan ini lebih
cocok disebut sebagai sebuah perintah.
Kenapa dua ayat ini berbeda? Kita harus melihat segalanya dari sudut pandang yang
mana. Dalam segala sesuatunya, ada Kemahakuasaan Allah, tetapi tidak lupa, ada
Tanggung Jawab Manusia. Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa, kita harus
mengambil bagian dalam tanggung jawab yang bisa kita lakukan sebagai manusia. Allah
memang berjanji akan membuat bangsa mereka menjadi besar, namun jika mereka tidak
mau menikah, sebagai contoh, itu sama saja mencoba menghalagi rencana Tuhan. Ini
adalah sebuah tanggung jawab dalam diri manusia.
Pemberian Negeri. Dengan membawa nama Abraham dan Ishak, Yakub dijanjikan
sesuatu yang akan diberikan kepadanya. Keturunannya akan diberikan negeri ini. Negeri
yang sedang dipijak oleh Yakub saat ini. Allah akan memberikan negeri ini kepada
keturunan Yakub saat Yosua memimpin orang-orang Israel untuk menyerbu kota
Yerikho. Negeri Kanaan yang penuh susu dan madu. Negeri di mana Tuhan Allah akan
bertahta di sana. Bahkan sebuah negeri yang akan dibangun oleh Tuhan untuk
menjadikan pusat pemerintahan Allah, saat Tuhan Yesus datang untuk ke dua kalinya
nanti.
Allah pun berhenti dan meninggalkan Yakub. Perlu dimengerti saat Alkitab menjelaskan
bahwa Tuhan Allah meninggalkan orang. Ini bukan berarti Allah sudah tidak ada di situ.
Karena kita tahu bahwa Allah itu Maha Hadir, Ia ada di mana-mana. Pernyatakan Allah
meninggalkan Yakub menjelaskan bahwa, Allah telah berhenti memberikan wahyu
khusus kepada Yakub saat itu. Ini benar-benar tidak ada hubungannya dengan Allah
yang bisa meninggalkan manusia. Yakub pun mendirikan sebuah tugu batu. Melakukan
korban dan pengurapan atas batu itu, lalu ia menamai tempat itu Betel.
Mereka pun berangkat dari Betel. Namun, tidak beberapa jauh dari Efrata, sebuah
kejadian yang tidak terduga terjadi. Masa bersalin Rahel telah sampai. Ia harus
melahirkan dan Alkitab mencatat bahwa ia bersalin dengan sangat sukar. Bidan yang
sedang membantunya melahirkan kemudian mengatakan bahwa ia mendapatkan seorang
putra dengan mengungkapkan “Janganlah takut, sekalipun anak laki-laki yang
kaudapat”. Ini menjelaskan, bayi itu sudah berhasil dikeluarkan. Namun, nyawa Rahel
tidak tertolong.
Pernahkah kita berpikir bahwa, hidup kita benar-benar di tangan Tuhan. Rahel sudah
pernah melahirkan Yusuf, dan saat itu dia tidak mengalami apa-apa. Sekarang, ia harus
mengalami sesuatu yang berbeda. Ia harus mengalami proses bersalin yang sangat
menyakitkan sehingga harus mengalami kematian. Ini adalah kisah pertama di dalam
Alkitab yang mencatat tentang seseorang yang mati saat sedang bersalin.
Banyak orang mengatakan bahwa melahirkan adalah suatu kodrat seorang perempuan.
Namun, ada sebuah istilah yang lebih Alkitabiah mengenai hal ini, yaitu, melahirkan
adalah kutuk yang Tuhan berikan kepada seorang perempuan di Taman Eden.
Melahirkan adalah suatu peringatan kepada manusia akan konsekuensi dari dosa.
Melahirkan menjelaskan bahwa, manusia berdosa. Dan tidak ada nama lain di dunia ini
yang mampu menyelamatkan manusia dari dosa, selain nama Yesus Kristus. Sudahkah
kita mempunyai Yesus Kristus di dalam hidup kita?
Rahel menamakan putranya dengan nama Ben-Oni, yang artinya “Putra dari
penderitaanku”. Karena Rahel merasa menderita dalam melahirkannya. Namun, Yakub
menganti nama itu menjadi Benyamin, yang artinya “Putra Tangan Kanan”, implikasi
nama ini adalah Putra yang paling Terhormat. Rahel mati dan dikuburkan di Efrata,
Betlehem. Ia adalah salah satu wanita yang tidak dikuburkan di kuburan keluarga
Abraham. Yakub pun mendirikan tugu di sana untuk mengenang Rahel, istrinya.
Kisah Yakub akan selesai secara pribadi. Ayat 22, menyebut nama Israel dan bukan
Yakub. Mulai saat ini, Alkitab akan menyebut nama Yakub dan Israel bergantian,
tergantung dengan penekanan yang diperlukan. Walaupun namanya akan terus
ditemukan sampai pasal-pasal terakhir dalam kitab Kejadian. Namun, pusat cerita akan
segera berganti ke tangan Yusuf, putra kesebelasnya.
Putra pertamanya Ruben, dicatat meniduri Bilha, budak perempuan Rahel yang
merupakan ibu dari saudara tirinya Dan dan Naftali. Kata “tidur” di sini mengunakan
kata kerja yang dipakai saat anak-anak Lot membuat ayahnya mabuk dan “tidur” dengan
ayahnya (Kej 19:33) dan kata kerja yang sama yang dipakai saat Alkitab menjelaskan
Sikhem “tidur” dengan Dina (Kej 34:2). Penjelasan ini menjelaskan Ruben memaksa
Bilha, tidur dengannya. Dengan melakukan ini Ruben hilang hak kesulungannya,
sehingga Garis Keturunan Mesias akan turun melalui Judah, karena Simeon dan Lewi
pun dihapus namanya karena kejadian di Sikhem. Israel mendengar tentang perbuatan
Ruben, namun terlihat ia tidak bisa berbuat apa-apa. Rahel, istrinya telah mati. Sekarang
budak Istrinya pun telah ditiduri Ruben. Melihat hal ini, kita bisa menduga salah satu
motif Ruben adalah ketidaksukaan Ruben kepada Yakub yang selalu memfavoritkan
Rahel dan Anaknya, dan bukan Lea ibunya. Makanya tidak heran, Ruben meniduri Bilha
dan bukan Zilpa. Bagaimanapun, nanti akhirnya, Ruben akan terkena kutuk oleh Yakub
di Kejadian 49:3-4.
Dengan Benyamin lahir, putra-putra Yakub menjadi lengkap. Makanya, Alkitab sekali
lagi mencatat nama putra-putra Yakub. Kedua belas putra ISRAEL.
Anak-anak Lea ialah Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar dan Zebulon.
Anak-anak Rahel ialah Yusuf dan Benyamin.
Anak-anak Bilha, budak perempuan Rahel ialah Dan serta Naftali.
Anak-anak Zilpa, budak perempuan Lea ialah Gad dan Asyer.
Pasal ini ditutup dengan penjelasan bahwa, Yakub akhirkan pergi ke Mamre, Hebron. Ia
akhirnya kembali ke Ayahnya yang sudah ia tinggalkan lebih dari 20 tahun lamanya.
Ishak pun meninggal karena lanjut usia. Yakub dan Esau pun bertemu, mungkin untuk
terakhir kalinya, untuk menguburkan ayah mereka di “kaum leluhur”, yang di maksud
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Gua Makhpelah.
Pasal 36 adalah sebuah rentetan nama dari keturunan Esau. Ia adalah bapak dari kaum
Edom, yang tinggal di Gua Seir. Setidaknya dalam pasal ini ada 5 bagian dari keturunan
Esau. Penjelasan tentang nama-nama ini tidak akan lepas dari kenyataan bahwa, Alkitab
mencatat nama-nama itu untuk menjelaskan bagaimana Alkitab benar-benar Firman
Tuhan. Nama-nama ini memang sangat banyak dan sulit untuk ditelusuri satu persatu,
tetapi bagaimanapun juga, Kejadian 27:40 harus terus diingat, “Engkau akan hidup dari
pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila
engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari
tengkukmu.”
KEJADIAN 37
PENDAHULUAN
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Kitab Kejadian ditutup dengan kisah hidup Yusuf. 14 pasal terakhir dalam kitab
Kejadian inilah yang akan membawa kisah dari keturunan Abraham pergi ke negeri
asing, Mesir. Dan karena dari Mesirlah akhirnya dua juta orang akan keluar dan
membentuk sebuah bangsa, yaitu bangsa Israel. Itu setelah mereka mengalami
perbudakan dari bangsa Mesir selama bertahun-tahun lamanya.
Kisah Yusuf adalah sebuah kisah luar biasa mengenai seorang pemuda yang penuh rasa
takut akan Tuhan. Yusuf merupakan tokoh Alkitab yang sama seperti Daniel, yang
dimana, Alkitab tidak menyinggung dosanya sama sekali. Tentu Yusuf adalah manusia
yang sama dengan yang manusia lain, penuh dengan dosa yang perlu Juru Selamat.
Namun, Alkitab menunjukan kepada kita melalui kisah ini, bagaimana seorang Kristen,
mampu menjadi kesaksian bagi orang banyak di dunia ini melalui hidupnya. Tentu
bukan sebuah rahasia bagaimana seorang politikus tidak ada yang bersih. Justru, kisah
inilah yang akan membawa kita kepada kesimpulan, Yusuf bisa menjadi seorang
Politikus yang bersih karena rasa takut akan Tuhan.
Dengan mempelajari kisah hidup Yusuf, kita akan mendapatkan banyak pelajaran
berharga bagaimana seorang kristen harus hidup. Bagaimana ia menghadapi banyak
cobaan dan ujian, namun tetapi imannya tidak pernah pudar. Godaan dan cobaan
sempurna yang ada dalam 1 Yohanes 2:16 "Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu
keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari
Bapa, melainkan dari dunia" akan ia hadapi. Namun kisah hidupnya, diakhiri dengan
baik. Ya, walaupun Yusuf bukanlah dari garis keturunan Mesias. Namun, hidup Yusuf
akan sangat erat dengan penjagaan garis keturunan itu tersebut.
Setelah rentetan kematian yang menguncang hidupnya, Yakub pun akhirnya menetap di
negeri Kanaan. Menariknya, tanah inilah yang nantinya akan menjadi milik mereka,
Bangsa Israel dikemudian hari. Walaupun kisah Yakub secara berakhir ditutup, namun,
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Alkitab tetap menyebut nama ini karena kaitannya dengan bangsa Israel. Pendahuluan ini
membuka tokoh baru yang merupakan nenek moyang bangsa Israel
Kita sudah tahu bagaimana sikap Yakub yang memfavoritkan anak akan berdampak
dengan sangat buruk. Sebenarnya ia sendiri sadar hal itu tidak pernah baik. Ia seharusnya
mengerti bahwa, sikap favorit ayahnya, Ishak terhadap Esau juga menjadi bencana, tetapi
ia tidak mau belajar dari kesalahan ayahnya itu. Sebagai orang tua, sikap ini harus
dihindari. Menyayangi anak harus seimbang dan tidak berat sebelah. Karena dengan
sikap favorit itu, hanya akan membawa anak menjadi tidak baik.
Bukan hal yang mengherankan kalau semua saudara Yusuf, iri dan benci kepadanya.
Perlakuan istimewa Yakub kepadanya dari kecil membawanya kepada hal menjadi
kenyataan. Terlebih saat Alkitab mencatat Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar
tentang kejahatan saudara-saudaranya, saudara-saudaranya pun semakin membencinya.
Kalau kita mencoba memikirkan sikap Yusuf ini, apakah kita mendapat kesan Yusuf
sebagai tukang mengadu? Karena seperti biasa, tukang adu selalu dibenci oleh orang
sekitarnya. Apakah sikap Yusuf ini patut dicontoh? Atau malah, ini adalah sikap yang
tidak pantas untuk dicontoh, karena ia mungkin seorang yang selalu mau tahu urusan
orang lain dan mau menjilat ayahnya supaya dapat disayangi?
Prinsip ini yang harus kita bisa lihat dalam hal ini. Melihat bagaimana keseluruhkan kisah
hidup Yusuf, kita bisa menyimpulkan dengan mudah bahwa Yusuf tidak pernah punya
tujuan dan maksud tersembunyi dalam melakukan sesuatu. Maka adalah penting untuk
mengerti bagaimana Yusuf dalam melaporkan kejahatan saudaranya, bukan untuk tujuan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mendapatkan hati ayahnya. Tetapi justru ia tahu, bahwa sikap saudaranya perlu diubah
atau setidaknya Yakub bisa bertindak untuk mengubah mereka. Yusuf pastinya bukan
mau berbuat jahat kepada saudara-saudaranya, akan tetapi ia ingin meluruskan perbuatan
kakak-kakaknya dari kesalahan. Kita bisa melihat dari akhir cerita Yusuf, yang tidak
membalas dendam dengan kakak-kakaknya itu. Namun perbuatan Yusuf itulah yang
dibenci saudara-saudaranya.
Walupun tidak dijelaskan, namun saat kita merenungkan kehidupan Yusuf saat muda ini,
sangatlah tidak enak. Dibenci orang, walaupun dikasihi ayahnya. Mayoritas
membencinya karena kesalahan Yakub akan sikap favoritnya itu dan karena Yusuf
merupakan anak yang sangat jujur. Bagaimana reaksi kita, saat kita melakukan suatu
kejujuran namun banyak orang yang membenci kita? Coba renungkan!
Hidup Yusuf berhubungan dengan mimpi. Dari merosot sampaj menanjaknya hidup
Yusuf, ada hubungannya dengan mimpi. Karena mimpinya, ia akan dijual oleh
saudaranya. Karena mimpi juru minum dan roti, Yusuf lepas dari penjara. Dan karena
Mimpi Firaun, ia menjadi orang kedua di Mesir.
Dua mimpi yang Yusuf katakan jelas membawa dampak yang tidak mengenakan buat
Yusuf. Mimpi pertamanya, Berkas-berkas gandum saudaranya mengelilingi berkas
gandum Yusuf dan sujud menyembah Yusuf. Tanpa penjelasan yang muluk-muluk,
mimpi itu dengan sangat mudah dimengerti bahkan oleh saudara-saudaranya. Tidak heran
mereka berkesimpulan bahwa Saudara-saudara Yusuf akan menyembah Yusuf. Pesan
yang sangat mengena dan membuat saudaranya benar-benar membencinya.
Mimpi keduanya walau tidak spesifik, Matahari, bulan dan 11 bintang akan
menyembahnya. Tentu saja, matahari adalah ayahnya. Bulan adalah ibunya. Dan 11
bintang adalah kesebelas saudaranya. Respon Yakub, walau tidak marah, menjelaskan
bagaimana Yakub tidak suka dengan mimpi tersebut. Yakub pun menegur Yusuf, seakan
berkata, "kenapa kamu bisa memimpikan mimpi semacam itu?"
Bagaimana pun juga, kita tahu mimpi-mimpi Yusuf akan menjadi kenyataan. Tentunya
tidak dalam waktu dekat ini. Saudara-saudaranya iri kepadanya, tetapi Yakub ayahnya,
menyimpan ini di dalam hatinya. Maksudnya, ia masih memikirkan maksudnya, apakah
itu benar-benar akan terjadi atau tidak.
Benarkah mimpi bisa menjadi kenyataan? Apakah orang dapat bermimpi mengenai masa
depan? Akankah Tuhan mengunakan mimpi untuk bertemu dengan manusia? Kita sudah
belajar bahwa, di Zaman Perjanjian Lama, Tuhan mengunakan mimpi untuk
memberitahukan manusia akan sesuatu atau cara Tuhan untuk berkomunikasi dengan
manusia. Banyak nabi Tuhan atau pun Rasul mendapatkan mimpi untuk menulis Alkitab.
Namun, semenjak Alkitab ditulis dengan sempurna, mimpi itu tidak diperlukan lagi.
Banyak orang sekarang mengeluarkan buku mengenai arti mimpi. Apakah kita bisa
mempercayainya? Tentu saja tidak. Mimpi kita saat ini sebenarkan adalah sebuah refleksi
dari segala sesuatu yang pernah kita lihat dan tersimpan di memori. Terkadang adalah
sebuah harapan akan sesuatu. Itu adalah mimpi. Ada kasus mimpi yang benar-benar jadi
kenyataan, namun permasalahannya, kita harus melihat mimpi itu secara luas. Tuhan
tidak perlu lagi memberitahukan manusia mengenai kenyataan di masa depan dengan
mengunakan mimpi.
Yusuf pun pergi ke Dotan. Seorang yang mau melakukan perjalanan dari tempat Yusuf
berada menuju Dotan dengan binatang adalah satu hari perjalanan. Saat dari jauh
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
saudara-saudaranya melihat Yusuf, mereka pun berkomplot untuk membunuh Yusuf dan
mengakhiri kisah Yusuf dengan membunuh dan membuangnya ke dalam sumur dan
membiarkanya mati di sana.
Sebagai saudara tertua yang bertanggung jawab akan keluarga, Ruben mencoba mencari
cara untuk membiarkan Yusuf untuk tidak dibunuh. Ia pun beralasan bahwa, sangat tidak
tepat untuk menumpahkan darah. Lebih baik membuang Yusuf ke dalam sumur dan
membiarkan ia mati di sana. Itu adalah argumen yang Ruben bawa untuk menyelamatkan
Yusuf. Ia pun berpikir, nanti ia akan menyelamatkan Yusuf saat saudara-saudaranya
pergi.
Rencana Ruben disetujui, karena begitu Yusuf datang. Mereka mencopot jubah itu dan
melemparkan Yusuf ke dalam sumur yang tidak berair. Kedalaman sumur dipastikan
cukup dalam sehingga Yusuf tidak mungkin dapat keluar tanpa bantuan orang lain.
Apakah Ruben benar-benar saudara yang baik karena Ia ingin menyelamatkan Yusuf dari
rencana pembunuhan itu? Jikalau pun Ruben dengan maksud tulus mau menyelamatkan
Yusuf, Ruben telah gagal menjadi seorang pemimpin. Ia adalah kakak tertua dalam
keluarga itu. Ia mempunyai hak untuk mengambil keputusan yang baik. Ia hanya seorang
pengecut dan tidak berani bertindak untuk kebenaran. Ia juga seorang pencari muka. Dia
bisa saja langsung melarang semua saudaranya untuk membunuh Yusuf, tanpa harus
bertele-tele membuat rencana anehnya. Ia mampu melakukan itu. Ia hanya tidak
mempunyai keberanian, atau ia mempunyai motif lain.
Ia bisa membuat semua adiknya senang akan dirinya, dan jika ia berhasil menyelamatkan
Yusuf dan mengembalikan ke tangan ayahnya, ia pun bisa membuat ayahnya senang. Ia
ingin membuat senang semua orang, tanpa mempedulikan orang lain. Yang terpenting
adalah dirinya sendiri.
Ia pun bisa saja memarahi adik-adiknya yang ingin melakukan itu. Tetapi ia tidak mau
mencari masalah. Ingat kasus Sikhem, kalau ia pun mau mencegah Simeon dan Lewi
adik kandungnya untuk melakukan pembunuhan itu, kasus di Sikhem pun tak akan
terjadi. Tetapi ia ingin menjaga dirinya, supaya ia disukai orang lain. Ia pun takut
mencegah karena saudara-saudaranya berpikir, ia adalah pengecut. Tidak heran, saat
peristiwa Sikhem, ia tidak terlibat dalam hal itu. Intinya, Ruben adalah seorang yang
hanya mementingkan dirinya sendiri, pengecut dan pencari muka.
Tidak lama setelah itu, mereka pun makan. Kita lihat betapa jahat saudara-saudara Yusu.
Mereka masih bisa makan ketika Yusuf menderita di dalam sumur. Namun, nanti kita
lihat bagaimana Yusuf membalas mereka? Mereka pun melihat orang keturunan Ismael,
para pedagang yang berjalan menuju Mesir. Yehuda tiba-tiba mengeluarkan ide yang
akhirnya disetujui oleh semua orang, mungkin kecuali Ruben. Tidak ada penjelasan di
mana Ruben saat itu, yang jelas ia tidak berada di sana. Yehuda menyarankan untuk
menjual Yusuf. Pendapat ini cukup menarik minat semuanya. Mereka mendapat
keuntungan dan juga tidak melakukan tindakan yang brutal.
Ada hal yang cukup menarik untuk disimak. Di ayat 25 dijelaskan bahwa mereka melihat
orang Ismael yang lewat, namun mereka menjualnya kepada Saudagar-saudagar Midian
di ayat 27. Jadi apa yang sebenarnya terjadi? Sebenarnya persoalan ini sangat sederhana.
Orang Ismael dan Midian adalah kelompok yang sama yang diceritakan di sini. Orang
Midian yang merupakan keturunan Ismael. Jadi tidak ada pertentangan di dalam Alkitab
itu.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Yusuf pun dijual dengan harga 30 syikal perak. Ini adalah harga normal seorang budak
laki-laki muda. Lalu pun Yusuf dibawa ke Mesir. Setelah itu Ruben kembali, untuk
menolong Yusuf. Namun saat ia kembali, ia tidak menemukan Yusuf di sana. Ia pun
mengoyakan pakaiannya sebagai tanda menyesal dan bersalah. Kalau kita melihat respon
Ruben terhadap kejadian ini, kita tahu bagaimana Ruben itu. Sebagai kakak tertua,
tentunya ia merasa bertanggung jawab atas semua ini. Namun, yang paling disesali
adalah mengapa ia tidak mencegah saudara-sudaranya dari awal?
Pepatah mengatakan penyesalan selalu datang terlambat. Namun dalam hal rohani, saat
kita tahu Firman Tuhan dengan benar, maka kita tidak akan berjalan di jalan yang salah.
Saat setiap keputusan kita sesuai dengan perintah Tuhan, maka hidup kita pun tidak akan
ada penyesalan. Karena penyesalan selalu berakhir dengan putusnya harapan. Dan sikap
ini adalah bukan sikap seorang Kristen yang baik. Maka, setiap apa pun yang kita
lakukan, ingat lakukan semuanya sesuai dengan perintah Tuhan.
Yusuf dijual kepada Potifar, pegawai Firaun di Mesir. Firaun adalah sebuah sebutan
untuk raja di Mesir dan bukan nama rajanya. Firaun ini adalah Firaun yang berbeda
dengan Firaun yang melarang Musa untuk pergi dari Mesir. Ini adalah kisah permulaan
hidup Yusuf yang penuh makna dan cerita. Seorang yang terjual oleh saudara-
saudaranya.
KEJADIAN 38
PENDAHULUAN
Walau pun kita tahu bahwa kitab Kejadian Pasal 37-50 menceritakan tentang kehidupan
Yusuf secara khusus. Namun ada satu kisah lain yang tertulis dalam satu pasal di
antaranya, yang tidak menceritakan tentang Yusuf sama sekali. Di mana pasal 38 dari
kitab kejadian ini adalah kisah ini justru merupakan kisah dari seorang pria bernama
Yehuda. Ia adalah kakak Yusuf yang menjual Yusuf kepada saudagar Ismael.
Dengan dicatatnya cerita ini dalam satu pasal, sungguh menimbulkan sebuah pertanyaan
yang perlu dijawab, “apa pentingnya kisah ini?”. Karena pasal ini bukanlah pasal yang
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mudah dicerna, malahan sulit dimengerti oleh banyak orang-orang kristen yang baru.
Setelah melihat kisah Lewi dan Simeon yang memimpin pembunuhan dan penjarahan,
kisah Ruben yang meniduri ibu tirinya, dan kisah saudara-saudara Yusuf yang menjual
saudaranya. Kisah ini justru menambah banyak tanda tanya besar. Mengapa? Ini karena
di dalam cerita ini terdapat kisah seorang ayah yang akhirnya menikahi istri putranya.
Sejak Kejadian Pasal 3, saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Tuhan sudah
menjanjikan seorang JuruSelamat yang akan lahir dari benih wanita untuk menjadi
penebus umat manusia. “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan
perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan
meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Kej 3:15. Dan
sejak saat itu, Tuhan membentangkan sebuah harapan besar akan lepasnya manusia dari
dosa. Dari garis keturunan Adam akan lahir Sang JuruSelamat. Garis keturunan inilah
yang disebut dengan Garis Keturunan Mesias.
Tuhan memilih Abraham dan menjadikannya Bapa segala Bangsa. Kemudian garis ini
dibawa oleh putranya Ishak dari Sarah, bukan Ismael anak Hagar. Ishak memperoleh
anak kembar, Esau dan Yakub, namun Yakub putra bungsunya yang akhirnya membawa
garis keturunan ini. Dan kisah ini menjelaskan hubungan besar mengapa Yehuda bisa
masuk ke dalam garis keturunan Mesias yang tercatat dalam Matius 1:1-3. “Inilah
silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. 2 Abraham memperanakkan
Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-
saudaranya,Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres
memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram...”
Kisah ini adalah kisah yang menjelaskan bagaimana Yehuda merupakan putra yang
menjadi Garis Keturunan Mesias. Bukan Ruben, bukan Lewi, bukan Simeon, bahkan
bukan Yusuf putra kesayangan Yakub. Kisah ini akan menjadi kunci dari hubungan
antara semua hal itu untuk menjelaskan seberapa penting kisah ini.
Frase “pada waktu itu” menjelaskan apa yang terjadi setelah Yusuf dijual. Namun cerita
tidak fokus terhadap kisah Yusuf, tetapi Yehuda. Yehuda meninggalkan saudara-
saudaranya dan tinggal dengan seorang Adulam (ini merupakan nama tempat di
perbukitan, seorang Adulam maksudnya adalah seorang yang tinggal di sana) yang
bernama Hira. Alkitab tidak membahas dengan rinci kenapa Yehuda pergi, yang jelas
Yehuda tinggal di sana untuk waktu yang cukup lama.
Di sana ia melihat anak perempuan seorang Kanaan bernama Syua, menikahinya dan
mempunyai anak-anak dari perempuan itu. Sesuatu hal yang perlu diperhatikan secara
seksama. Kenapa Yehuda menikahi perempuan Kanaan? Kita sudah mempelajari dari
kisah Abraham, bagaimana ia melarang Ishak untuk menikahi perempuan Kanaan.
Tetapi tampaknya, Yehuda tidak mau peduli dan ambil pusing dengan itu. Ia tetap
menikahi perempuan itu. Hasilnya, Yehuda dikaruniai 3 orang anak. Er (“berjaga-jaga”),
Onan (“kekuatan”) dan Syela (“ditarik keluar dari kandungan/tunas”).
Setelah itu, Alkitab mencatat bahwa Yehuda menjodohkan putranya Er dengan Tamar.
Tentu saja, karena Yehuda masih berada di tempat di mana ia tinggal. Perempuan yang
dinikahkan dengan anaknya pun adalah seorang perempuan Kanaan.
Kesalahan Yehuda sangatlah besar. Ia bukan hanya tidak taat dengan perintah Tuhan
bahwa ia harus menjadi seorang asing dan pedatang. Ia dan keturunannya tidak boleh
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
menikah dengan perempuan lain, yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Ia juga
menurunkan dosa ini kepada anaknya sendiri. Dan sebagai upah dan konsekuensi dari
perbuatannya ini, Yehuda dan anak-anaknya akan menanggung masalah yang sangat
besar.
Kenapa mereka tidak boleh menikah dengan perempuan Kanaan? Di mulai dari
Abraham yang mencarikan istri untuk Ishak dan memerintahkan Eliezer untuk tidak
melakukannya. “Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua dalam
rumahnya, yang menjadi kuasa atas segala kepunyaannya, katanya: "Baiklah
letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu
demi TUHAN, Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi, bahwa engkau
tidak akan mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan
yang di antaranya aku diam...” Kej 24:3-4. Ishak pun melakukan hal yang sama seperti
Ayahnya itu. “Kemudian Ishak memanggil Yakub, lalu memberkati dia serta
memesankan kepadanya, katanya: "Janganlah mengambil isteri dari perempuan
Kanaan.”
Alasan utama adalah pemisahan diri dengan orang-orang yang tidak percaya adalah
karena perempuan Kanaan pada saat itu menyembah berhala. Dengan berteman dengan
orang-orang percaya, kebiasaan orang-orang percaya akan akan dipengaruhi dengan
orang-orang yang tidak percaya. Seperti Firman Tuhan mengatakan kepada kita,
“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” 1
Kor 15:33. Bagaimana lingkungan kita? Apakah lingkungan kita mempengaruhi kita.
Ada orang yang mengatakan, guru akan menikah dengan guru dan dokter pun akan
menikah dengan dokter. Itu sebenarnya cukup benar. Dan kalau kita melihat hal ini, kita
akan mengerti bagaimana pergaulan kita terkadang menentukan masa depan kita. Kita
coba lihat Yehuda, datang ke tempat ini. Untuk apa? Untuk apa ia pergi meninggalkan
ayahnya untuk pergi dengan temannya? Ia justru membawa hal yang buruk untuknya.
Seperti menikah dengan perempuan Kanaan. Sama seperti itu, kita harus mengubah
pergaulan kita untuk menghindari pencobaan dan untuk membuat hidup kita tidak
menjadi rusak.
Er pun menikahi Tamar karena hal itu. Namun, Er, putra pertama Yehuda melakukan hal
yang jahat di mata Tuhan. Maka Tuhan membunuh dia. Hal yang sama terjadi dengan
putra kedua Yehuda. Ketika Er meninggal, ia menyuruh Onan untuk menikahi Tamar
dengan harapan untuk meneruskan keturunan Er. Namun Onan menolak untuk
melakukannya, malahan ia membuang maninya setiap kali ia berhubungan dengan
isterinya. Ia berpikir bahwa jika pun Ia mempunyai anak dengan Tamar, anak itu akan
meneruskan nama Er dan bukan namanya. (Ini adalah salah satu kebudayaan di negeri
itu, mungkin hal yang sama dengan kebudayaan yang ada di Indonesia, disebut “Turun
Ranjang”). Namun hal itu jahat di mata Tuhan. Itu merupakan kekejian buat Tuhan.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Maka Tuhan pun membunuhnya.
Pertanyaan mungkin muncul. Kenapa Tuhan membunuh orang? Kata membunuh yang
ada di dalam Alkitab saat menjelaskan kisah seperti ini, secara sederhana hanyalah kata
yang menjelaskan bahwa Tuhan mencabut nyawanya. Tidak dijelaskan bagaimana
kematian mereka, kemungkinan besar dengan sebuah penyakit. Tuhan yang menentukan
hidup seseorang.
Beberapa ayat di atas menjelaskan banyak hal yang harus kita pikirkan dan renungkan
bersama-sama. Bagaimana hidup kita di mata Tuhan? Apakah kita “Jahat” di mata
Tuhan? Alkitab memang tidak mencatat mengenai apa yang sebenarnya dilakukan oleh
Er dan namun dengan jelas apa yang dilakukan Onan. Namun kesimpulannya adalah,
kita bisa melihat bagaimana hidup dan mati seseorang ditentukan oleh Tuhan. “Takut
akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek.”
Amsal 10:27.
Hanya bagaimana kita harus menyingkapinya? Apakah Tuhan senang dengan hidup kita?
Apakah Tuhan suka dengan apa yang kita lakukan? Coba pikirkan, apakah kita hidup
dalam kehendakNya? Berjalan sesuai dengan Firman Tuhan. Kalau tidak, kita perlu
merenungkan bagaimana seharusnya kita hidup. Tuhan tidak menuntut kita menjadi
manusia sempurna. Tuhan menuntut kita untuk hidup kudus, sama seperti Tuhan yang
kudus. Kita harus hidup dengan hidup yang Takut akan Tuhan. Karena jika kita hidup
dengan perasaan ini, kita tahu bagaimana Tuhan akan menolong hidup kita. Saat kita
hidup berkenan di hadapan Tuhan, maka Tuhan pun akan memberikan kesempatan
kepada kita untuk hidup melayaniNya.
Setelah kejadian yang begitu mengerikan itu. Yehuda pun meminta Tamar untuk kembali
ke rumah orang tuanya. Tamar harus menjanda, sampai Syela anaknya yang terakhir
besar untuk dapat menikahinya. Kita tidak tahu persis apakah yang dilakukan Yehuda
adalah sebuah janji kepada Tamar. Namun, apa yang terlihat, Yehuda hanya ingin
mengusir Tamar dari rumahnya. Ia mungkin merasa dengan menikahi Tamar, kedua
putranya meninggal. Dan ia tidak mau hal yang serupa terjadi kepada putra terakhirnya.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Kemudian Istri Yehuda pun mati. Tidak dijelaskan berapa lama “habis kabung”,
akhirnya Yehuda pergi untuk mengunting bulu-bulu domba. Ini sebuah perayaan dari
sebuah panen hasil ternak yang ia punya. Ia pergi bersama Hira, sahabatnya itu. Ini salah
satu contoh bagaimana pergaulan Yehuda yang menjadi buruk. Karena di tempat ini ia
akan berzinah dengan orang yang disangka wanita penghibur.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Kepergian Yehuda ke Timna terdengar oleh Tamar yang masih menanti-nantikan Syela
untuk menikahinya. Entah siapa orang itu, ia memberitahukan kepada Tamar akan
keberadaan ayah mertuanya itu. Ketika ia melihat bahwa Syela, putra terakhir Yehuda
yang seharusnya dinikahkan dengannya sudah besar. Namun tidak dinikahkan
kepadanya, sesuai janji Yehuda kepadanya.
Tamar merancang sebuah ide untuk menjebak Yehuda. Tamar melepaskan pakaian
jandanya, lalu menyamar menjadi wanita penghibur dengan menutup mukanya. Yehuda
pun menanggapinya, ia mengajak Tamar untuk tidur dengannya. (Tentu, kalau Yehuda
bisa bersimpulan bahwa Tamar seorang wanita penghibur, kemungkinan ada wanita
penghibur lain di tempat itu. Ini pun menjelaskan bagaimana Yehuda hidup, dan ini
pastinya bukan pertama kalinya ia melakukan ini.) Namun Tamar meminta bayaran
layaknya seperti wanita pengibur. Yehuda menjanjikan seekor anak kambing kepadanya.
Namun, Tamar menaruh siasat. Ia meminta sebuah jaminan, agar Yehuda
memberikannya anak kambing itu. Yehuda pun menanyakannya, Tamar meminta Cap
meterai serta kalung dan tongkat yang ada di tangannya. Yehuda pun menyetujuinya.
Keesokan harinya, Tamar lalu pergi meninggalkan Yehuda dan kembali memakai
pakaian jandanya lagi. Yehuda pun mengirim orang untuk menebus barang-barang
miliknya dengan membawa anak kambing. Namun, orang kirimannya tidak dapat
menemuinya. Karena tidak ada perempuan penghibur di sana. Yehuda pun tidak mau
ambil pusing. Ia merelakan tanda pengenalnya, lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Sebenarnya, apa yang telah dilakukan Tamar? Mengapa ia harus melakukan hal itu?
Apakah karena haknya yang terambil, Syela yang seharusnya menjadi suaminya saat
besar tidak diberikan kepadanya? Apakah karena ia merasa ditipu oleh ayah mertuanya?
Apakah ia ingin membalas dendam dengan ayah mertuanya? Apa pun alasannya,
tindakannya untuk menipu Yehuda tidak bisa dicontoh dan diterima. Ia menipu,
melacurkan dirinya.
Di zaman itu, menjadi seorang janda adalah sesuatu yang sangat buruk. Kebanyakan
orang bahkan menganggap menjadi seorang janda adalah sebuah kutuk. Apalagi, kesan
Tamar yang tidak begitu baik. Menikah dua kali, kedua suaminya meninggal dunia. Ini
merupakan salah satu alasan mengapa Tamar ingin kembali ke keluarga Yehuda. Ia ingin
mengembalikan kehormatannya dengan memiliki seorang suami. Ia ingin kembali
mendapatkan masa depan yang lebih baik, mungkin dengan keuangan yang dimiliki
Yehuda. Ia ingin kembali diakui. Bukan sebagai janda yang dianggap terkutuk, tetapi
sebagai seorang yang terhormat. Maka, ia pun melakukan apa saja untuk mengembalikan
hal itu.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Di zaman sekarang, kita melihat berbagai cara yang dilakukan manusia untuk memenuhi
ego mereka. Mereka tidak lagi peduli dengan tata krama, moral, atau apa pun itu selama
mereka mendapat keuntungan. Status sosial menjadi nomer satu, uang menjadi
segalanya. Bagaimana pun caranya, mereka harus mendapatkan segala sesuatu yang
mereka inginkan. Tidak peduli dengan apa pun yang dilakukan, meskipun hal yang
dilakukannya adalah sebuah dosa. Menipu, menjilat, mencuri, dan berbagai cara lainnya
akan ditempuh, selama itu diperlukan. Ini karakter yang didapatkan dari seorang Tamar.
Apakah sebagai orang kristen, kita seperti itu? Bagaimana kita menyingkapi hidup kita?
Masalah boleh saja datang, tetapi itu bukan alasan untuk melakukan hal yang tidak
sesuai dengan kehendak Tuhan. Atau bahkan melakukan hal yang tidak berkenan kepada
Allah hanya karena harta dunia yang menawarkan banyak cerita.
Rencana penipuan yang dilakukan Tamar akan terlihat hasilnya di sini. Kira-kira tiga
bulan setelah kejadian itu. Kabar Tamar melakukan persundalan sampai ke telingga
Yehuda. Tamar itu diceritakan masih merupakan menantunya. Seorang wanita yang
melakukan persundalan, bahkan mempunyai anak karena itu pantas dihukum mati.
Yehuda pun menyuruh orang untuk membawa perempuan itu untuk dibakar.
Namun, sepertinya, kabar ini sengaja diciptakan Tamar untuk membawa Tamar ke
hadapan Yehuda. Ini supaya, rencananya dapat berhasil. Tamar pun telah menyiapkan
segalanya, ia pun memberikan sebuah petunjuk mengenai siapa laki-laki itu. Ia
memberikan cap materai dan kalung serta tongkat kepunyaan Yehuda. Saat Yehuda
melihat barang miliknya, ia pun terkejut dan menyadari kesalahannya. Ia mengakui
bahwa, ini adalah kesalahan Yehuda yang tidak memberikan Syela kepada Tamar sesuai
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
janji yang pernah ia katakan kepada Tamar.
Tamar pun melahirkan dua anak kembar. Uniknya, saat mau melahirkan, seorang dari
anak itu mengeluarkan tangannya. Lalu diikat dengan benang merah ditangannya. Bidan
yang membantu mengandung ini mengatakan bahwa bahwa anak yang mengeluarkan
tangannya itu lebih dulu keluar. Namun saat tangan anak ini masuk lagi tiba-tiba, anak
satu lagi yang keluar duluan. Nama anak ini Peres (“patahan”) dan baru setelah itu anak
keduanya menyusul, ia memberi nama Zerah (“muncul”).
Kisah ini berakhir dengan seperti ini. Namun, kita melihat bagaimana rencana Allah
terlihat jelas dalam hidup Yehuda. Yehuda dan Tamar hanya orang-orang yang berdosa
yang tidak layak mendapat kasih karunia Tuhan. Tapi secara luar biasa Tuhan memakai
mereka untuk membawa garis keturunan Mesias.
Matius 1:1-16.
1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. 2 Abraham
memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan
Yehuda dan saudara-saudaranya, 3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari
Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, 4 Ram
memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason
memperanakkan Salmon, 5 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas
memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, 6 Isai
memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, 7
Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia
memperanakkan Asa, . . .16. Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang
melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
Kita bisa melihat ada 3 nama wanita yang menjadi pembawa garis keturunan Mesias.
Tamar, wanita yang hari ini kita pelajari. Rahab, seorang wanita tunasusila. Dan Rut,
seorang wanita Moab. Mereka adalah wanita-wanita yang jauh dari kata sempurna,
namun Tuhan memakai mereka untuk membawa garis keturunan Mesias.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Tuhan tidak pernah melihat siapa kita, masa lalu kita, apa yang bisa kita kerjakan, apa
yang telah kita lakukan. Tuhan tidak pernah melihat kemampuan kita. Tuhan bukanlah
Tuhan yang memandang muka. Kalau kita memikirkan Tuhan saja memakai orang-orang
seperti ini, ia pastinya mau memakai siapa saja yang berkenan kepadaNya. Siapa saja
yang mau melayani-Nya. Tuhan pun bisa memakai siapa saja untuk kemuliaan Nama-
Nya.
Jangan pernah menganggap diri kita rendah karena masa lalu kita, tetapi sekarang kita
harus melihat dan memandang Tuhan untuk melakukan yang terbaik di masa depan kita.
KEJADIAN 39-40
PENDAHULUAN
Kisah Yusuf adalah sebuah kisah yang penuh dengan pelajaran yang sangat berharga.
Terutama mengenai bagaimana keMahaKuasaan Tuhan yang sangat nyata di dalam
kehidupannya. Kepingan-kepingan kisahnya satu persatu membuka tabir yang sangat
bermakna, bagaimana seluruh hidupnya berada di tangan Tuhan yang berkuasa atas
segalanya. Ia dibenci saudara-saudaranya, dijual oleh mereka ke saudagar Ismael,
difitnah istri majikannya, dimasukan ke dalam penjara, namun akhirnya ia diangkat
menjadi orang kedua di tanah Mesir. Sungguh, kisahnya secara utuh akan membawa
kesimpulan yang sama dengan Yusuf saat berkata kepada saudara-saudaranya.
“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah
mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi
sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” Kejadian 50:20.
Satu hal yang bisa kita lihat dengan jelas tentang diri Yusuf adalah rasa takutnya akan
Tuhan. Dan ini tercermin dengan bagaimana Alkitab mencatat kisah Yusuf ini. Sama
dengan kisah Daniel, Alkitab tidak ada sedikitpun menceritakan tentang keburukannya
atau dosanya. Ini bukan berarti ia manusia sempurna, namun Alkitab dengan sengaja
tidak mencatat hal itu, untuk menunjukan kepada kita bagaimana sebagai orang Kristen,
kita mampu menjadi terang dan garam untuk dunia yang gelap dan membusuk ini.
“Tetapi TUHAN menyertai Yusuf” adalah sebuah pernyataan yang sangat besar,
sekaligus sangat istimewa. Yusuf telah dijual, dan dibeli lagi oleh orang lain. Ia telah
menjadi budak, namun Tuhan menyertainya. Bahkan Alkitab mencatat bagaimana apa
yang dikerjakan oleh Yusuf berhasil. Apa pun yang ia kerjakan. Dari hal yang paling
kecil sampai hal yang paling besar. Tetapi Alkitab tidak berhenti sampai disitu. Firman
Tuhan juga menjelaskan bahwa, tuannya pun dapat melihat bahwa Yusuf disertai Tuhan
dan ia mendapatkan kepercayaan khusus dari tuannya. Dikatakan juga bahwa, Yusuf
menjadi kepala dari segala kepala di rumah itu, bahkan Pofitar tidak perlu melakukan
apa-apa kecuali makanannya sendiri.
Coba kita renungkan, seorang budak yang dibeli dengan harga murah, apa yang bisa ia
lakukan? Apa signifikan dari pekerjaan seorang budak biasa, sehingga tuannya bisa
memperhatikannya? Bagaimana kalau ia seorang yang hanya dijadikan seorang
pembantu yang mengurus hal-hal kecil, bagaimana tuannya bisa melihat apa yang ia
lakukan selalu berhasil? Kita harus selalu ingat bagaimana Tuhan menyertainya,
Tuhanlah juga yang akan mengatur segalanya agar tuannya memperhatikannya. Ini
adalah kemahakuasan Tuhan. Akan tetapi jangan pernah lupa, ada tanggung jawab
manusia di dalamnya. Yusuf pastinya juga sangat rajin dan melakukan segalanya sebaik-
baiknya, dan ini dimulai dari hal yang kecil, sampai akhirnya ia mendapatkan perhatian
tuannya. Ini salah satu contoh yang sangat penting untuk melihat bagaimana tanggung
jawab manusia berjalan sejajar dengan kemahakuasan Tuhan. Kalau Yusuf tidak rajin,
ulet dan tekun, bagaimana juga tuannya tidak akan melihat sesuatu yang spesial darinya.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Ini hal yang perlu kita ingat sama-sama.
Ada beberapa hal yang menarik yang perlu diperhatikan dalam bagaiman kisah Yusuf ini
dimulai. Pertama, kalimat “Tuhan menyertai Yusuf (nya)” yang secara literal adalah
Tuhan bersama dia. Ada sebuah implikasi yang sangat besar dalam pernyataan ini. Kata
ini bukan hanya menunjukan Tuhan selalu ada di dekat seseorang, tetapi Tuhan
mendampingi seseorang seakan-akan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan.
Seperti pasangan yang memang harus terpasang. Inilah artinya Tuhan menyertai
seseorang.
Hal kedua yang perlu diperhatikan baik-baik adalah pada ayat ke-3 “TUHAN membuat
berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya.“ (ayat ini secara literal: Tuhan membuat
yang dikerjakan Tangannya berhasil) dan pada ayat ke-4 “segala miliknya
diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.” Dua kata yang ini “dikerjakannya” dan
“kekuasaan” berasal dari kata yang sama yaitu “TANGAN”. Jadi, kita bisa
menyimpulkan kedua frase ini sangat erat hubungannya. Saat tuannya melihat apa yang
dikerjakan tangan Yusuf berhasil, maka ia menyerahkan segala sesuatu ke tangan Yusuf
dengan harapan yang sama. Dan benar, Firman Tuhan sendiri menjelaskan, “Tuhan
memberkati orang Mesir ini karena Yusuf.” Ini maksudnya, menjadi saluran berkat buat
orang lain. Sebagai catatan kecil, ini juga menjelaskan bagaimana ia menjadi TANGAN
kanan tuannya.
Apa pentingnya Tuhan menyertai seseorang? Apakah keberhasilan? Kita perlu ingat,
bukanlah suatu formula bahwa keberhasilan dalam suatu hal terhadap seseorang itu
adalah sebuah indikasi seseorang disertai oleh Tuhan, atau sebaliknya, jika Tuhan tidak
menyertai seseorang maka seseorang akan selalu gagal. Namun, pelajaran yang berharga
yang kita dapatkan adalah, jika seorang disertai Tuhan ia akan disebut berbahagia. Apa
maksudnya? Alkitab memberikan kita banyak sekali ayat yang membantu kita mengerti
akan bagaimana “SUKSES” di Mata Allah.
Pertama, ia menyukai Firman Tuhan. Ia berjalan bersama Tuhan. Apa yang dilakukannya
sesuai dengan Firman Tuhan. Maka Tuhan pun akan menyertainya. Firman Tuhan
berkata, Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang
tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan
pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan
Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang
menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang
diperbuatnya berhasil. Mazmur 1:1-3.
Seorang yang mengetahui Firman Tuhan akan tahu apa yang terbaik di dalam hidupnya.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Ia mengerti apa yang baik dan apa yang jahat. Ia pun tahu apa yang sesuai atau tidak
dengan Firman Tuhan. Karena Firman Tuhan adalah kunci dari segala pengetahuan.
Teologia (ilmu tentang Allah) adalah ilmu tertinggi di dunia. Firman Tuhan adalah isi
hati Tuhan, perkataan Tuhan, yang diinspirasi dan ditulis untuk manusia. Maka, dengan
merenungkan Firman Tuhan siang dan malam artinya adalah hidup dengan sesuai apa
yang Tuhan mau kita lakukan.
Karena secara logika saja kita bisa mengerti, seorang yang hidupnya sejalan dengan
Tuhan, menaati Firman Tuhan, maka Tuhan Allah yang menginspirasikan FirmanNya
kepada manusia tentu akan berjalan dengan dia. Hasilnya, orang itu akan berbahagia dan
berhasil. Dan keberhasilan ini bukan apa yang dinilai dengan manusia, karena manusia
itu subjektif (Keberhasilan seseorang tidak sama standarnya dengan keberhasilan
manusia lainnya). Tetapi keberhasilan yang dimaksud adalah keberhasilan di mata
Tuhan. Dan itulah yang terpenting di dalam hidup manusia. Janganlah engkau lupa
memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya
engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab
dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Joshua
1:8.
Kedua, ia selalu mengandalkan Tuhan. Apa pun yang ia lakukan, selalu ia mencari
Tuhan. Ini adalah kuncinya. Ia tidak mengandalkan dirinya sendiri, ia mengandalkan
Tuhan. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya
pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan
akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik,
yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak
berhenti menghasilkan buah. Yeremia 7:7-8. Bagaimana pun masalah yang
dihadapinya, ia akan terus mengandalkan Tuhan di dalam hidupnya. Mengandalkan
Tuhan salah satu buktinya adalah dengan berdoa. Doa adalah bukti nyata bahwa kita
tidak mengandalkan diri kita sendiri, tetapi mengandalkan Tuhan. Karena dengan berdoa
senantiasa, kita mengakui bahwa Tuhan memegang kendali atas hidup kita, masa lalu
mau pun masa depan kita. Itu adalah alasan kenapa kita berdoa.
Dua hal ini adalah kunci “sukses” di Mata Tuhan. Di mana kita akan diberkati oleh
Tuhan. Sama seperti Yusuf muda ini, ia sukses di dalam hidupnya. Hal terbesar dalam
kesuksesannya sebenarnya bukan semata-mata karena apa yang dikerjakannya selalu
berhasil. Tetapi juga saat orang lain melihat bahwa “Tuhan bersertanya”. Ini kesuksesan
terbesar di dalam hidupnya. Ia memuliakan Tuhan dalam hidupnya. Bagaimana orang
melihat hidup kita? Apakah orang lain melihat hidup kita sebagai hidup yang penuh
berkat atau sebaliknya? Apakah kita saluran berkat untuk orang lain?
Yusuf itu adalah seorang pria yang tampan dan mempunyai kepribadian yang baik. Kata
“elok” ini adalah kata yang sama saat Alkitab mendeskripsikan ibunya, Rahel di
Kejadian 29:17 “Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
parasnya.” Tidak heran, istri Potifar tertarik dengan Yusuf. Bahkan, bernafsu kepada
Yusuf.
Tidak bisa dipungkiri, banyak orang sependapat untuk mengatakan godaan terbesar laki-
laki adalah “3TA” (harta, tahta, dan wanita). Tetapi ini bukan berarti wanita tidak
terjebak di dalamnya. Hanya kontek cerita Yusuf sepertinya sesuai dengan ketiga hal ini.
Yusuf harus menghadapi cobaan-cobaan yang terbesar terhadapnya. Namun, ia berhasil.
Karena ia takut akan Tuhan.
Istri Potifar akhirnya mencobai Yusuf dan mengajak Yusuf untuk tidur dengannya.
Namun Yusuf menolaknya. Tentu tidak mungkin karena ia jelek atau bukan tipe Yusuf.
Justru kemungkinan ia merupakan tipe wanita Yusuf dan ia pun pastinya cantik (karena
Potifar adalah kepala penjaga kerajaan Mesir, tidak mungkin istrinya tidak cantik). Iblis
akan mencobai manusia sesuai dengan apa yang menjadi kelemahan manusia itu. Ia tidak
akan mencobai orang yang tidak merokok dengan merokok. Tidak suka main judi
dengan judi. Ia tahu bagaimana manusia akan sampai titik terlemah untuk melakukan
dosa itu. Itulah yang terjadi. Yusuf justru digodai seseorang yang pastinya menarik
perhatian Yusuf.
Namun Yusuf menolak. Dan kita harus belajar darinya, bagaimana ia menjawab godaan
itu. Ia tidak bilang bahwa, “jangan, nanti ketahuan”, atau “saya takut ketahuan”, atau
“saya tidak berani”, atau “saya tidak mau mengianati tuan”, atau jawaban-jawaban
sejenisnya. Ia menjawab, “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang
besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" Lihat, ia tidak menjawab dengan melihat
dan mempertimbangkan kepentingannya sendiri, tetapi ia melihat bagaimana hal itu
merupakan dosa terhadap Tuhan. Ini adalah hal yang ia pedulikan. Dan dengan
mentalitas Takut akan Tuhan ini, walau pun ia digodai berulang-ulang, ia tetap tidak
akan melakukan dosa itu.
Sampai hari terakhir, istri Potifar membujuknya lagi saat tidak ada seorang pun di
rumah. Sampai-sampai ia melepaskan baju Yusuf (ingat di jaman tersebut, baju mereka
berlapis-lapis). Yusuf pun tidak mau mengambil kesempatan, ia malahan lari
meninggalkan baju itu. Namun, hari itu, istri Potifar sudah merasa terhina. Ia tidak punya
pilihan lain untuk menunjukan kekesalannya. Ia pun mencoba menfitnah Yusuf. Ia
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
berteriak dan membuat semua orang tahu bahwa Yusuf lah yang ingin memperkosanya.
Ia mengarang cerita menunjukan bahwa Yusuf lari saat ia berteriak dan meninggalkan
bajunya.
Saat tuannya, Potifar pulang dan mendengar cerita itu. Ia menjadi sangat marah.
Pertanyaannya, kepada siapa ia marah? Kepada Yusuf orang kepercayaannya? Atau
kepada siapa? Sekilas kita melihat bahwa Potifar marah kepada Yusuf, padahal
sebenarnya tidak. Kemungkinan besar, Potifar sendiri tahu siapa dan bagaimana istrinya,
ia tahu bahwa itu adalah ulah dari istrinya. Kenapa kita bisa menyimpulkan hal itu?
Pertama, Potifar tidak membunuh Yusuf. Coba kita bayangkan, jika seorang penguasa
mengetahui budaknya yang tidak ada harganya pada zaman itu ingin memperkosa
istrinya, kira-kira apa yang bisa ia lakukan? Tentu saja ia akan membunuhnya. Tetapi
tidak dengan Potifar saat ini. Kedua, Potifar dengan sengaja menempatkan Yusuf ke
dalam penjara. Dan ini bukan kebetulan, ini adalah penjara para tahanan raja. Kenapa
harus di sana? Kenapa tidak di tempat kriminal kecil? Alasannya sederhana, karena
Potifar adalah kepala penjara di sana.
Jadi bukan hal yang mengherankan jika akhirnya kepala penjara itu pun mempercayakan
semua tahanannya ke tangan Yusuf. Karena Tuhan yang menyertai Yusuf dan campur
tangan akan apa yang sebenarnya terjadi di dalam hidup Yusuf.
Pada suatu hari, dua orang ini bermimpi di hari yang sama. Mimpi yang sangat membuat
mereka bersusah hati saat bangun dari tidur mereka. Dan hal ini terlihat oleh Yusuf.
Yusuf pun bertanya kepada mereka dan akhirnya mereka menjawab bahwa mereka
bermimpi, tetapi tidak ada yang bisa mengartikan mimpi mereka. Simak bagaimana
Yusuf menjawab mereka, “Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi?” Yusuf
benar-benar menunjukan bagaimana ia selalu memuliakan nama Tuhan, jawaban
sekaligus ini menunjukan bagaimana ia senantiasa mengandalkan Tuhan, dan ia tahu
bagaimana Tuhan itu sangat berkuasa, bahkan dalam hal mimpi.
Ia mengerti benar bahwa segala sesuatu Tuhan yang mengatur, bahkan mimpi seseorang
Tuhan pun yang mengatur. Tidak peduli seberapa aneh mimpi tersebut, Tuhan tahu dan
mengerti artinya. Tetapi tentu sangatlah tidak Alkitabiah mengatakan bahwa kita boleh
mencoba menerangkan arti mimpi seseorang. Kasus Yusuf, dan tentu saja Daniel yang
dapat mengartikan mimpi adalah kehendak Tuhan. Itu bukan karena mereka bisa
mengartikan, lebih tepatnya Tuhan yang menunjukan kepada mereka arti mimpi tersebut.
Sama halnya dengan hal ini, Yusuf menanyakan mimpi tersebut untuk diartikan.
Mimpinya sederhana, ia melihat pohon anggur dengan tiga carang, bertunas dan
berbunga. Di tangannya terdapat piala raja Firaun (sejenis gelas yang berbentuk seperti
piala, biasa terbuat dari emas atau perak), ia pun memeras anggur itu ke dalam piala itu,
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
dan piala itu diserahkan kepada Firaun. Dan secara sederhana Yusuf pun menjelaskan
bahwa dalam tiga hari, Firaun akan meninggikan dia dan mengembalikan ia
kejabatannya semula.
Yusuf dengan sangat yakin akan kebenaran akan pengenapan mimpi itu. Makanya tidak
heran Yusuf berpesan kepada juru minum itu untuk mengingatnya. Ia pun beralasan
mengapa juru minum harus mengingatnya. Pertanyaannya, apakah Yusuf menuntut balas
budi dan juga mengeluh? Tidak, Yusuf bukan mengeluh atau pun menuntut balas budi.
Tetapi ia hanya mencari kebenaran dan menjunjung tinggi kebenaran itu. Ia hanya ingin
mereka tahu bahwa ia bukan orang yang sebenarnya pantas untuk masuk ke dalam
penjara.
Dalam akun ini kita harus mengingat bahwa Tuhan dengan sengaja menaruh perkataan
ini di mulut Yusuf. Kenapa kita bisa tahu itu? Alasannya adalah Tuhan akan memakai
peristiwa ini untuk membawa Yusuf ke hadapan Firaun untuk mengartikan mimpinya.
Lihat apa yang dikatakan Juru Minum saat nanti Firaun mencari seorang yang bisa
mengartikan mimpi beberapa tahun yang akan datang? “Bersama-sama dengan kami
ada di sana seorang muda Ibrani, hamba kepala pengawal istana itu; kami
menceritakan mimpi kami kepadanya, lalu diartikannya kepada kami mimpi kami
masing-masing” Kejadian 41:12. Pertanyaannya, bagaimana Firaun akan mudah
mencari orang itu? Karena perkataan Yusuf sebelumnya. “Sebab aku dicuri diculik
begitu saja dari negeri orang Ibrani.” Inilah yang menjadi kunci kenapa Allah membuat
Yusuf mengatakannya. Karena hal yang paling diingat Juru Minum bukan bahwa Yusuf
tidak bersalah dan tidak diperlakukan dengan benar, tetapi karena Yusuf orang Ibrani.
Juru roti yang mendengar hal itu pun menceritakan mimpinya, berharap ia dapat arti
mimpi yang juga baik. Inti mimpinya adalah ia menjunjung tiga bakul, dalam bakulnya
ada makanan, namun burung-burung memakannya yang di atas kepalanya. Dan Yusuf
pun mengartikan bahwa tiga hari, ia akan ditinggikan di tiang gantungan dan burung-
burung akan memakan dagingnya.
Ada yang menarik dalam bagaimana Yusuf menjelaskan mimpi. Yusuf mengunakan kata
kerja yang sama untuk menjelaskan kedua mimpi itu (“Meninggikan”). Inti kedua mimpi
itu pun sekilas juga sama, “dalam Tiga hari Firaun akan Meninggikan mereka”, hanya
yang berbeda adalah, sang juru minum ditinggikan dalam arti figuratif, sedangkan juru
roti secara harafiah. Ini menjelaskan kepada kita bahwa, manusia tidak bisa mempunyai
sebuah formula dalam mengartikan mimpi. Jika ada orang atau media yang mengatakan
bisa mengartikan mimpi, itu hanyalah kebohongan besar.
Akhirnya, terjadilah hal seperti yang Yusuf katakan. Pada hari ulang tahun Firaun, ia
mengangkat kembali sang juru minum kejabatannya, dan ia mengantung sang juru roti ke
liang gantungan. Sama seperti apa yang telah diartikan Yusuf. Namun, yang disayangkan
adalah, sang juru minum tidak mengingat Yusuf, bahkan melupakan Yusuf. Kita adalah
makhluk yang mudah lupa. Bukankah begitu? Seberapa kali kita melupakan kebaikan
orang lain? Tapi bukankah kita lebih banyak melupakan kebaikan Tuhan dalam hidup
kita? Betapa kita kurang bersyukur dalam segala hal yang kita punyai.
Perbuatan sang juru minum dalam melupakan Yusuf sangat disayangkan, namun, inilah
yang Tuhan mau terjadi di dalam hidup Yusuf. Dibenci, dijual, difitnah, dipenjara dan
dilupakan. Ini adalah kehidupan Yusuf sampai saat ini. Namun, kita tahu bahwa hidupnya
berada di tangan Tuhan. Apa pun yang terjadi sampai saat ini, Tuhan mau ia belajar
untuk lebih sabar dalam hidupnya.
Di dalam hidup kita, kita harus mengerti bahwa Tuhan selalu ada bersama kita. Saat kita
mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat kita, maka Tuhan Yesus berjanji
akan selalu beserta kita. Ke mana pun kita pergi dan apa pun yang kita lakukan serta
bagaimana pun yang menjadi masa depan kita, percayalah kepadaNya. TUHAN
menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia
jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. Mazmur
37:23-24.
YUSUF -III
Kejadian 41:1-57
Dua tahun sudah berlalu, Yusuf masih tetap di dalam penjara. Harapannya untuk
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
menjadi manusia yang bebas harus dikuburkan olehnya lagi. Karena juru minum yang ia
harapkan untuk menjadi seorang yang dapat membebaskannya, telah melupakan Yusuf.
Bagaimana perasaan kita jika ada orang melupakan kita? Apalagi ada orang yang telah
mengucapkan janji, tetapi melupakannya? Perasaan ini tentu dirasakan Yusuf, namun ia
tidak pernah mengeluh, karena ia tahu bahwa Tuhan pasti mengingatnya.
Manusia dapat melupakan kita, tetapi Tuhan tidak akan pernah melupakan kita.
Manusia dapat mengecewakan kita, tetapi Tuhan tidak akan pernah mengecewakan kita.
Itulah sebabnya, jangan menaruh harapan dengan manusia, tetapi andalkan Tuhan dalam
segala perkara, karena Tuhan akan meluruskan jalan kita.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Mesir di Tangan Yusuf (37-57)
Usul Yusuf diterima, namun Firaun mempunyai kendala di mana ia tidak bisa
menemukan orang yang Yusuf maksud. Namun, FIraun melihat Yusuf, ia tahu bahwa
Yusuf penuh dengan Roh Allah, seseorang yang berbeda dari seluruh orang di Mesir. Ia
adalah orang yang tepat untuk mengemban tugas ini. Lagipula, Yusuf sendiri yang
menjelaskan apa yang harus orang ini lakukan. Maka Yusuf pun diangkat menjadi orang
nomor dua di Mesir. Perbedaan ia dan raja hanya pada tahtanya saja (ayat 40).
Firaun memberikan ia cincin materai untuk melakukan apa saja, ia pun
memberikan kuasa atas seluruh Mesir, sehingga jika ada apa pun yang berkenaan
dengan pengelolaan ekonomi, Yusuf adalah orang yang bertanggung jawab atasnya.
Firaun pun memberi nama baru untuk Yusuf, Zafnat-Paaneh. Ia pun menikahkan Yusuf
dengan Asnat seorang putri dari Potifera, iman di On. Sampai ia pun mempunyai dua
orang putra. Pertama bernama Manasye yang artinya, “lupa” (Allah telah membuat ia
melupakan penderitaannya selama ini). Kedua bernama Efraim yang artinya “berbuah”
(Allah telah membuatku mendapat “buah” dalam negeri sengsara).
Yusuf berumur 30 tahun saat ini (ayat 46). Kalau kita melakukan perhitungan,
Yusuf berumur 17 tahun sesaat ia dijual oleh saudara-saudaranya (Kej 37:2). Maka,
kurang-lebih 13 tahun, termasuk 2 tahun di penjara, hidup Yusuf selama ini. Namun ia
mengerti bahwa semua itu baik untuknya. Jika kita memikirkan secara manusiwi, jika
Yusuf diberi tahu bahwa ia akan menjadi orang nomor 2 di Mesir, hanya harus melewati
13 tahun kesusahan, apakah ia tetap mau melakukannya? Kita tidak tahu. Tetapi
bagaimana dengan kita?
Cerita ini ditutup dengan bagaimana 7 tahun kelaparan sedang terjadi. Bukan
hanya bangsa Mesir, bahkan seluruh dunia menderita kelaparan. Namun, Tuhan akan
memakai kelaparan ini untuk membawa Yakub sekeluarga datang ke Mesir, di mana
Mesir akan menjadi tempat yang akan terbentuknya Bangsa Israel.
YUSUF -IV
Kejadian 42:1-38
Setelah Yakub mendapat kabar, bahwa ada gandum di Mesir, berkatalah ia
kepada anak-anaknya: "Mengapa kamu berpandang-pandangan saja?" 2 Lagi
katanya: "Telah kudengar, bahwa ada gandum di Mesir; pergilah ke sana dan
belilah gandum di sana untuk kita, supaya kita tetap hidup dan jangan mati." 3
Lalu pergilah sepuluh orang saudara Yusuf untuk membeli gandum di Mesir. 4
Tetapi Yakub tidak membiarkan Benyamin, adik Yusuf, pergi bersama-sama
dengan saudara-saudaranya, sebab pikirnya: "Jangan-jangan ia ditimpa
kecelakaan nanti." 5 Jadi di antara orang yang datang membeli gandum
terdapatlah juga anak-anak Israel, sebab ada kelaparan di tanah Kanaan. 6
Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu; dialah yang menjual
gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Jadi ketika saudara-saudara Yusuf
datang, kepadanyalah mereka menghadap dan sujud dengan mukanya sampai ke
tanah. 7 Ketika Yusuf melihat saudara-saudaranya, segeralah mereka dikenalnya,
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
tetapi ia berlaku seolah-olah ia seorang asing kepada mereka; ia menegor mereka
dengan membentak, katanya: "Dari mana kamu?" Jawab mereka: "Dari tanah
Kanaan untuk membeli bahan makanan." 8 Memang Yusuf mengenal saudara-
saudaranya itu, tetapi dia tidak dikenal mereka. 9 Lalu teringatlah Yusuf akan
mimpi-mimpinya tentang mereka. Berkatalah ia kepada mereka: "Kamu ini
pengintai, kamu datang untuk melihat-lihat di mana negeri ini tidak dijaga." 10
Tetapi jawab mereka: "Tidak tuanku! Hanyalah untuk membeli bahan makanan
hamba-hambamu ini datang. 11 Kami ini sekalian anak dari satu ayah; kami ini
orang jujur; hamba-hambamu ini bukanlah pengintai." 12 Tetapi ia berkata
kepada mereka: "Tidak! Kamu datang untuk melihat-lihat di mana negeri ini tidak
dijaga." 13 Lalu jawab mereka: "Hamba-hambamu ini dua belas orang, kami
bersaudara, anak dari satu ayah di tanah Kanaan, tetapi yang bungsu sekarang
ada pada ayah kami, dan seorang sudah tidak ada lagi." 14 Lalu kata Yusuf
kepada mereka: "Sudahlah! Seperti telah kukatakan kepadamu tadi: kamu ini
pengintai. 15 Dalam hal ini juga kamu harus diuji: demi hidup Firaun, kamu tidak
akan pergi dari sini, jika saudaramu yang bungsu itu tidak datang ke mari. 16
Suruhlah seorang dari padamu untuk menjemput adikmu itu, tetapi kamu ini harus
tinggal terkurung di sini. Dengan demikian perkataanmu dapat diuji, apakah
benar, dan jika tidak, demi hidup Firaun, sungguh-sungguhlah kamu ini
pengintai." 17 Dan dimasukkannyalah mereka bersama-sama ke dalam tahanan
tiga hari lamanya. 18 Pada hari yang ketiga berkatalah Yusuf kepada mereka:
"Buatlah begini, maka kamu akan tetap hidup, aku takut akan Allah. 19 Jika kamu
orang jujur, biarkanlah dari kamu bersaudara tinggal seorang terkurung dalam
rumah tahanan, tetapi pergilah kamu, bawalah gandum untuk meredakan lapar
seisi rumahmu. 20 Tetapi saudaramu yang bungsu itu haruslah kamu bawa
kepadaku, supaya perkataanmu itu ternyata benar dan kamu jangan mati."
Demikianlah diperbuat mereka. 21 Mereka berkata seorang kepada yang lain:
"Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita itu: bukankah
kita melihat bagaimana sesak hatinya, ketika ia memohon belas kasihan kepada
kita, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya. Itulah sebabnya kesesakan
ini menimpa kita." 22 Lalu Ruben menjawab mereka: "Bukankah dahulu kukatakan
kepadamu: Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu! Tetapi kamu tidak
mendengarkan perkataanku. Sekarang darahnya dituntut dari pada kita." 23 Tetapi
mereka tidak tahu, bahwa Yusuf mengerti perkataan mereka, sebab mereka
memakai seorang juru bahasa. 24 Maka Yusuf mengundurkan diri dari mereka,
lalu menangis. Kemudian ia kembali kepada mereka dan berkata-kata dengan
mereka; ia mengambil Simeon dari antara mereka; lalu disuruh belenggu di depan
mata mereka. 25 Sesudah itu Yusuf memerintahkan, bahwa tempat gandum mereka
akan diisi dengan gandum dan bahwa uang mereka masing-masing akan
dikembalikan ke dalam karungnya, serta bekal mereka di jalan akan diberikan
kepada mereka. Demikianlah dilakukan orang kepada mereka itu. 26 Sesudah itu
merekapun memuat gandum itu ke atas keledai mereka, lalu berangkat dari situ. 27
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Ketika seorang membuka karungnya untuk memberi makan keledainya di tempat
bermalam, dilihatnyalah uangnya ada di dalam mulut karungnya. 28 Katanya
kepada saudara-saudaranya: "Uangku dikembalikan; lihat, ada dalam karungku!"
Lalu hati mereka menjadi tawar dan mereka berpandang-pandangan dengan
gemetar serta berkata: "Apakah juga yang diperbuat Allah terhadap kita!" 29
Ketika mereka sampai kepada Yakub, ayah mereka, di tanah Kanaan, mereka
menceritakan segala sesuatu yang dialaminya, katanya: 30 "Orang itu, yakni yang
menjadi tuan atas negeri itu, telah menegor kami dengan membentak dan
memperlakukan kami sebagai pengintai negeri itu. 31 Tetapi kata kami kepadanya:
Kami orang jujur, kami bukan pengintai. 32 Kami dua belas orang bersaudara,
anak-anak ayah kami; seorang sudah tidak ada lagi, dan yang bungsu ada
sekarang pada ayah kami, di tanah Kanaan. 33 Lalu kata orang itu, yakni yang
menjadi tuan atas negeri itu, kepada kami: Dari hal ini aku akan tahu, apakah
kamu orang jujur: dari kamu bersaudara haruslah kamu tinggalkan seorang
padaku; kemudian bawalah gandum untuk meredakan lapar seisi rumahmu dan
pergilah; 34 lalu bawalah kepadaku saudaramu yang bungsu itu, maka aku akan
tahu, bahwa kamu bukan pengintai, tetapi orang jujur; dan aku akan
mengembalikan saudaramu itu kepadamu, dan bolehlah kamu menjalani negeri ini
dengan bebas." 35 Ketika mereka mengosongkan karungnya, tampaklah ada
pundi-pundi uang masing-masing dalam karungnya; dan ketika mereka beserta
ayah mereka melihat pundi-pundi uang itu, ketakutanlah mereka. 36 Dan Yakub,
ayah mereka, berkata kepadanya: "Kamu membuat aku kehilangan anak-anakku:
Yusuf tidak ada lagi, dan Simeon tidak ada lagi, sekarang Benyaminpun hendak
kamu bawa juga. Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu!" 37 Lalu
berkatalah Ruben kepada ayahnya: "Kedua anakku laki-laki boleh engkau bunuh,
jika ia tidak kubawa kepadamu; serahkanlah dia ke dalam tanganku, maka dia
akan kubawa kembali kepadamu." 38 Tetapi jawabnya: "Anakku itu tidak akan
pergi ke sana bersama-sama dengan kamu, sebab kakaknya telah mati dan hanya
dialah yang tinggal; jika dia ditimpa kecelakaan di jalan yang akan kamu tempuh,
maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang
mati karena dukacita."
Perintah Yakub kepada Anak-anaknya(1-5)
Kelaparan yang melanda dunia saat itu, tidak melupakan tanah Kanaan di mana
Yakub dan putra-putranya tinggal. Setelah cerita berpusat di Mesir sejak pasal 39, cerita
pun kembali lagi ke tanah Kanaan. Di tempat ini, Yakub pun masih tinggal dan tidak
beranjak pergi. Ketika Yakub mengetahui bahwa ada gandum di Mesir, Yakub pun
bersuara. Ia menyuruh anak-anaknya untuk mengambil tindakan, karena Yakub melihat
bahwa anak-anaknya tidak bertindak, tidak bergerak bahkan tidak peduli akan kelaparan
yang terjadi di sana.
Atas perintah itu, maka kesepuluh putra Yakub pun berangkat ke Mesir. Benyamin,
anak terkecil Yakub tidak pergi, karena Yakub yang masih belum terhibur karena ia
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
masih berkabung atas Yusuf yang dikira mati itu. Setelah sekian lamanya, Yakub belum
melupakan Yusuf. Dan inilah ketakutan Yakub untuk melepaskan Benyamin juga.
Kematian seseorang mungkin akan membawa luka buat seseorang, namun dengan
menyesali dan menangisi diri selama bertahun-tahun bukanlah sikap yang patut
dicontoh. Sebagai orang yang sudah percaya, kita tahu bahwa pengharapan terbesar kita
adalah saat kita masuk ke surga, bertemu dengan Allah di surga. Dan kita tahu bahwa
seseorang yang meninggal dan sudah percaya, maka ia akan pergi ke surga. Jika kita
pun telah percaya, kita akan bertemu orang yang kita kasihi di surga.
Apakah kita masih tidak yakin bahwa kita masuk surga? Apakah kita ragu saat kita
nanti mati, kita akan dibangkitkan? Yesus berkata, "Akulah kebangkitan dan hidup;
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (Yohanes
11:25). Tuhan Yesus menjanjikan kepada siapa pun yang percaya kepadanya akan
dibangkitkan dan menerima tubuh mulia. Sebagai orang percaya, jangan pernah takut
untuk mati. Jangan juga menyesali terlalu lama yang sudah mati. Tetapi beritakan injil
kepada yang masih hidup!
Kesimpulan
Hari ini kita belajar bagaimana sebagai orang Kristen, kita tidak boleh seperti
Yakub yang berkabung tanpa henti seakan tidak ada harapan. Padahal, kita mempunyai
harapan yang besar akan Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Kita juga belajar
tentang bagaimana jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi balaslah
kejahatan dengan kebaikan. Lalu terakhir kita belajar tentang konsep dunia tentang
karma. Manusia tidak dapat menentukan hidupnya sendiri, tetapi Tuhan. Karena Firman
mengatakan “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28)
YUSUF -V
Kejadian 43:1-34
YUSUF -VI
Kejadian 44:1-34
Sesudah itu diperintahkannyalah kepada kepala rumahnya: "Isilah karung orang-
orang itu dengan gandum, seberapa yang dapat dibawa mereka, dan letakkanlah
uang masing-masing di dalam mulut karungnya. 2 Dan pialaku, piala perak itu,
taruhlah di dalam mulut karung anak yang bungsu serta uang pembayar gandumnya
juga." Maka diperbuatnyalah seperti yang dikatakan Yusuf. 3 Ketika paginya hari
terang tanah, orang melepas mereka beserta keledai mereka. 4 Tetapi baru saja
mereka keluar dari kota itu, belum lagi jauh jaraknya, berkatalah Yusuf kepada
kepala rumahnya: "Bersiaplah, kejarlah orang-orang itu, dan apabila engkau sampai
kepada mereka, katakanlah kepada mereka: Mengapa kamu membalas yang baik
dengan yang jahat? 5 Bukankah ini piala yang dipakai tuanku untuk minum dan
yang biasa dipakainya untuk menelaah? Kamu berbuat jahat dengan melakukan
yang demikian." 6 Ketika sampai kepada mereka, diberitakannyalah kepada mereka
perkataan Yusuf itu. 7 Jawab mereka kepadanya: "Mengapa tuanku mengatakan
perkataan yang demikian? Jauhlah dari pada hamba-hambamu ini untuk berbuat
begitu! 8 Bukankah uang yang kami dapati di dalam mulut karung kami telah kami
bawa kembali kepadamu dari tanah Kanaan? Masakan kami mencuri emas atau
perak dari rumah tuanmu? 9 Pada siapa dari hamba-hambamu ini kedapatan piala
itu, biarlah ia mati, juga kami ini akan menjadi budak tuanku." 10 Sesudah itu
berkatalah ia: "Ya, usulmu itu baik; tetapi pada siapa kedapatan piala itu, hanya
dialah yang akan menjadi budakku dan kamu yang lain itu akan bebas dari salah."
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
11 Lalu segeralah mereka masing-masing menurunkan karungnya ke tanah dan
masing-masing membuka karungnya. 12 Dan kepala rumah itu memeriksanya
dengan teliti; ia mulai dengan yang sulung sampai kepada yang bungsu; maka
kedapatanlah piala itu dalam karung Benyamin. 13 Lalu mereka mengoyakkan
jubahnya dan masing-masing memuati keledainya, dan mereka kembali ke kota. 14
Ketika Yehuda dan saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah Yusuf, Yusuf
masih ada di situ, sujudlah mereka sampai ke tanah di depannya. 15 Berkatalah
Yusuf kepada mereka: "Perbuatan apakah yang kamu lakukan ini? Tidakkah kamu
tahu, bahwa seorang yang seperti aku ini pasti dapat menelaah?" 16 Sesudah itu
berkatalah Yehuda: "Apakah yang akan kami katakan kepada tuanku, apakah yang
akan kami jawab, dan dengan apakah kami akan membenarkan diri kami? Allah
telah memperlihatkan kesalahan hamba-hambamu ini. Maka kami ini, budak
tuankulah kami, baik kami maupun orang pada siapa kedapatan piala itu." 17 Tetapi
jawabnya: "Jauhlah dari padaku untuk berbuat demikian! Pada siapa kedapatan
piala itu, dialah yang akan menjadi budakku, tetapi kamu ini, pergilah kembali
dengan selamat kepada ayahmu." 18 Lalu tampillah Yehuda mendekatinya dan
berkata: "Mohon bicara tuanku, izinkanlah kiranya hambamu ini mengucapkan
sepatah kata kepada tuanku dan janganlah kiranya bangkit amarahmu terhadap
hambamu ini, sebab tuanku adalah seperti Firaun sendiri. 19 Tuanku telah bertanya
kepada hamba-hambanya ini: Masih adakah ayah atau saudara kamu? 20 Dan kami
menjawab tuanku: Kami masih mempunyai ayah yang tua dan masih ada anaknya
yang muda, yang lahir pada masa tuanya; kakaknya telah mati, hanya dia sendirilah
yang tinggal dari mereka yang seibu, sebab itu ayahnya sangat mengasihi dia. 21
Lalu tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Bawalah dia ke mari kepadaku,
supaya mataku memandang dia. 22 Tetapi jawab kami kepada tuanku: Anak itu
tidak dapat meninggalkan ayahnya, sebab jika ia meninggalkan ayahnya, tentulah
ayah ini mati. 23 Kemudian tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Jika
adikmu yang bungsu itu tidak datang ke mari bersama-sama dengan kamu, kamu
tidak boleh melihat mukaku lagi. 24 Setelah kami kembali kepada hambamu,
ayahku, maka kami memberitahukan kepadanya perkataan tuanku itu. 25 Kemudian
ayah kami berkata: Kembalilah kamu membeli sedikit bahan makanan bagi kita. 26
Tetapi jawab kami: Kami tidak dapat pergi ke sana. Jika adik kami yang bungsu
bersama-sama dengan kami, barulah kami akan pergi ke sana, sebab kami tidak
boleh melihat muka orang itu, apabila adik kami yang bungsu tidak bersama-sama
dengan kami. 27 Kemudian berkatalah hambamu, ayahku, kepada kami: Kamu
tahu, bahwa isteriku telah melahirkan dua orang anak bagiku; 28 yang seorang telah
pergi dari padaku, dan aku telah berkata: Tentulah ia diterkam oleh binatang buas,
dan sampai sekarang aku tidak melihat dia kembali. 29 Jika anak ini kamu ambil
pula dari padaku, dan ia ditimpa kecelakaan, maka tentulah kamu akan
menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena nasib celaka.
30 Maka sekarang, apabila aku datang kepada hambamu, ayahku, dan tidak ada
bersama-sama dengan kami anak itu, padahal ayahku tidak dapat hidup tanpa dia,
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
31 tentulah akan terjadi, apabila dilihatnya anak itu tidak ada, bahwa ia akan mati,
dan hamba-hambamu ini akan menyebabkan hambamu, ayah kami yang ubanan itu,
turun ke dunia orang mati karena dukacita. 32 Tetapi hambamu ini telah
menanggung anak itu terhadap ayahku dengan perkataan: Jika aku tidak
membawanya kembali kepada bapa, maka akulah yang berdosa kepada bapa untuk
selama-lamanya. 33 Oleh sebab itu, baiklah hambamu ini tinggal menjadi budak
tuanku menggantikan anak itu, dan biarlah anak itu pulang bersama-sama dengan
saudara-saudaranya. 34 Sebab masakan aku pulang kepada ayahku, apabila anak itu
tidak bersama-sama dengan aku? Aku tidak akan sanggup melihat nasib celaka
yang akan menimpa ayahku."
Kesimpulan
Yusuf memberikan tiga buah ujian untuk menguji saudara-saudaranya. Dari pasal
42 sampai pasal 44, Alkitab menjelaskan 3 hal yang diuji oleh Yusuf terhadap saudara-
saudaranya. Dan tiga hal ini pun perlu kita pelajari dan kita aplikasikan dalam
kehidupan kita sehari-hari.
Pertama, Yusuf menguji kesetiaan mereka. Apakah mereka bisa memegang janji
mereka. Yusuf mengisi uang kepada karung mereka dan membiarkan mereka
menjemput Benyamin untuk dibawa ke Mesir. Walau pun sempat tertunda, mereka pun
membawa Benyamin sebagai janji mereka kalau mereka kembali ke sana. Dalam ujian
yang pertama mereka pun sebenarnya diuji dengan uang, namun itu tidak menjadi
masalah mereka.
Kedua, Yusuf menguji kebesaran hati mereka. Apakah mereka akan merasa iri
dan cemburu dengan perlakukan Yusuf terhadap adiknya yang memberi makanan lebih
lagi. Mereka pun berbahagia saat adiknya menerima perlakukan istimewa tersebut.
Mereka tidak cemburu.
Ketiga, Yusuf menguji kasih mereka. Apakah mereka menunjukkan kasih mereka
kepada saudaranya yang akan menjadi budak. Sikap mereka yang tanpa perlawanan dan
bersedia menjadi budak Yusuf adalah sikap kasih mereka kepada saudara-saudaranya.
Mereka tidak mencari keuntungan sendiri dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita orang yang setia, berbesar hati, dan juga
mau mengasihi orang lain? Firman Tuhan mengatakan dalam 1 Korintus 13: 4-7.
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari
keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang
lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia
menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu,
sabar menanggung segala sesuatu.”
Salah satu hal lain yang bisa dipelajari dari akun ini adalah bagaimana kita
melihat gambaran Yehuda menanggung kesalahan Benyamin. Melihat pengorbanan
Yehuda, kita mungkin akan melihat kasih Yehuda terhadap adiknya itu. Namun,
pernahkah kita mengingat lagi bagaimana Tuhan Yesus Kristus datang untuk
menanggung dosa kita. Ia Tuhan yang sangat sempurna, namun, mau menderita
sengsara dan mati untuk menebus dosa manusia. “Karena waktu kita masih lemah,
Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh
Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi
mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--. Akan tetapi Allah
menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita,
ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh
darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.” Roma 5:5-9.
Pertanyaannya, sudahkah kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan
dan Juru Selamat pribadi kita?
YUSUF -VII
Kejadian 45:1-28
Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang
berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: "Suruhlah keluar semua orang dari sini."
Maka tidak ada seorangpun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia
memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. 2 Setelah itu menangislah ia
keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana
Firaun. 3 Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih
hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab
mereka takut dan gemetar menghadapi dia. 4 Lalu kata Yusuf kepada saudara-
saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi:
"Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. 5 Tetapi sekarang, janganlah
bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab
untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. 6 Karena
telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang
tidak akan membajak atau menuai. 7 Maka Allah telah menyuruh aku mendahului
kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara
hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. 8 Jadi bukanlah kamu
yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku
sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas
seluruh tanah Mesir. 9 Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah
kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu. 10
Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak
dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu. 11 Di sanalah
aku memelihara engkau--sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi--supaya
engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut
serta dengan engkau. 12 Dan kamu telah melihat dengan mata sendiri, dan
saudaraku Benyamin juga, bahwa mulutku sendiri mengatakannya kepadamu. 13
Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala kemuliaanku di negeri Mesir ini, dan
segala yang telah kamu lihat, kemudian segeralah bawa bapa ke mari." 14 Lalu
dipeluknyalah leher Benyamin, adiknya itu, dan menangislah ia, dan menangis
pulalah Benyamin pada bahu Yusuf. 15 Yusuf mencium semua saudaranya itu
dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah
saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia. 16 Ketika dalam istana Firaun
terdengar kabar, bahwa saudara-saudara Yusuf datang, hal itu diterima dengan baik
oleh Firaun dan pegawai-pegawainya. 17 Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf:
"Katakanlah kepada saudara-saudaramu Buatlah begini: muatilah binatang-
binatangmu dan pergilah ke tanah Kanaan, 18 jemputlah ayahmu dan seisi
rumahmu dan datanglah mendapatkan aku, maka aku akan memberikan kepadamu
apa yang paling baik di tanah Mesir, sehingga kamu akan mengecap kesuburan
tanah ini. 19 Selanjutnya engkau mendapat perintah mengatakan kepada mereka:
Buatlah begini: bawalah kereta dari tanah Mesir untuk anak-anakmu dan isteri-
isterimu, jemputlah ayahmu dari sana dan datanglah ke mari. 20 Janganlah kamu
merasa sayang meninggalkan barang-barangmu, sebab apa yang paling baik di
seluruh tanah Mesir ini adalah milikmu." 21 Demikianlah dilakukan oleh anak-anak
Israel itu. Yusuf memberikan kereta kepada mereka menurut perintah Firaun; juga
diberikan kepada mereka bekal di jalan. 22 Kepada mereka masing-masing
diberikannya sepotong pesalin dan kepada Benyamin diberikannya tiga ratus uang
perak dan lima potong pesalin. 23 Di samping itu kepada ayahnya dikirimkannya
sepuluh ekor keledai jantan, dimuati dengan apa yang paling baik di Mesir, lagipula
sepuluh ekor keledai betina, dimuati dengan gandum dan roti dan makanan untuk
ayahnya dalam perjalanan. 24 Kemudian ia melepas saudara-saudaranya serta
berkata kepada mereka: "Janganlah berbantah-bantah di jalan." 25 Demikianlah
mereka pergi dari tanah Mesir dan sampai di tanah Kanaan, kepada Yakub, ayah
mereka. 26 Mereka menceritakan kepadanya: "Yusuf masih hidup, bahkan dialah
yang menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." Tetapi hati Yakub tetap dingin,
sebab ia tidak dapat mempercayai mereka. 27 Tetapi ketika mereka menyampaikan
kepadanya segala perkataan yang diucapkan Yusuf, dan ketika dilihatnya kereta
yang dikirim oleh Yusuf untuk menjemputnya, maka bangkitlah kembali semangat
Yakub, ayah mereka itu. 28 Kata Yakub: "Cukuplah itu; anakku Yusuf masih
hidup; aku mau pergi melihatnya, sebelum aku mati."
Kejadian pasal 45 merupakan akhir yang indah dari kisah Yusuf. Kita telah
melihat bagaimana Yusuf telah menguji saudara-saudaranya dalam 3 pasal sebelumnya.
Kesetiaan mereka diuji, kesabaran mereka diuji, dan kasih mereka diuji. Dan mereka
berhasil membuktikan pada Yusuf, bahwa mereka sudah berubah. Mereka telah menjadi
orang-orang yang lebih baik dan menjadi saudara yang lebih peduli dengan orang lain.
Secara khusus Yehuda, Ia menjadi orang yang paling berubah secara drastis, karena kita
telah melihat siapa ia sebelumnya di Pasal 38.
Akhirnya, Yusuf sudah tidak bisa menahan emosi dan perasaannya lagi. Perkataan
Yehuda membuat ia tidak bisa menahan emosinya lagi. Ia segera menyuruh seluruh
orang keluar dari ruangan tersebut, kecuali saudara-saudaranya. Karena ia mengunakan
bahasa Mesir, saudara-saudaranya tidak mengerti. Ia ingin masalah ini hanya mereka
yang tahu. Kemudian ia menangis dengan keras, sampai seluruh istana Firaun
mengetahuinya.
Kita mungkin akan bertanya, seberapa keras Yusuf menangis? Bukankah kita baru
saja membaca bahwa ia menyuruh semua orang keluar, tetapi kenapa semua bisa
mendengarnya? Bahkan dikatakan seluruh istana FIraun. Lagipula sangatlah tidak
mungkin kalau istana Firaun sangat kecil sampai seluruh Istana Firaun dengan mudah
mendengarnya? Penjelasan yang paling sederhana adalah tangisan Yusuf terdengar oleh
penjaga yang baru disuruhnya keluar, sebagian dari mereka melaporkan kepada Firaun.
Kita bisa melihat hal ini di ayat 16.
Air mata Yusuf disebut dengan air kebahagiaan. Kebahagian tidak bisa ia ditutupi
dengan apa pun juga. Rasa haru, rasa kasih dan rasa rindu selama 20 tahun lebih
kemudian terpecah dengan air matanya. Ia sudah tidak peduli dengan statusnya, tidak
peduli dengan apa yang harus terjadi nanti.
Kita mungkin sering mengalami hal itu. Namun kita seharusnya tidak bisa
melupakan, kebahagiaan terbesar kita adalah saat kita lahir baru. Saat kita menerima
Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Karena saat kita menerima Tuhan
Yesus sebagi Tuhan dan Juru Selamat Pribadi kita. Saat itu, kita yang merupakan musuh
Allah mendapatkan perdamaian dalam kasihnya. Kita selamat dari perbudakan dosa,
dari hukuman api neraka, menjadi anak terang untuk beroleh hidup yang kekal. Itulah
kebahagian terbesar kita. Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan
kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan
karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh
permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh
Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat
kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak
menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita. Titus 3:4-7.
Tidak ada hal yang lebih besar dan berbahagia di dunia ini kecuali hal ini. Dan
kita tidak mungkin bisa menutupi perasaan kita, bahkan kita ingin membagikan
perasaan kita agar semua orang tahu. Apakah kita seperti itu? Apakah kita hanya
menyimpan sendiri perasaan kita dan tidak mengungkapkannya. Bersaksi adalah kunci
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
dari ungkapan perasaan kita. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan
janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah
menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah. 2 Timotius 1:8.
Yusuf pun memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. Dan kita bisa
membayangkan betapa terkejutnya saudara-saudara Yusuf melihat orang yang ada di
depan mereka adalah adik mereka yang mereka sudah jual dulu. Tidak heran saat Yusuf
meminta mereka mendekat (karena mereka pasti mempunyai jarak yang cukup jauh),
tetapi tidak ada yang berani mendekat. Mereka benar-benar takut dan gemetar. Rasa
takut ini datang dari rasa bersalah mereka terhadap Yusuf. Pastinya lalu mereka berpikir
di dalam hati mereka. Inilah waktunya Yusuf membalas dendam dengan mereka,
bahkan pikir mereka, dia sudah melakukannya dengan menuduh mereka pengintai,
pembohong, bahkan pencuri.
Hidup dalam dosa adalah hidup dalam rasa takut. Kalau kita masih hidup dalam
dosa, apa pun itu, kita akan selalu merasa takut. Kita takut dosa kita ketahuan, kita takut
saat dosa ketahuan kita dipermalukan. Kita takut akan semua hal itu. Hidup kita tidak
tenang karena dosa. Kita tidak boleh takut karena dosa, tetapi takutlah berbuat dosa.
“Badanku gemetar karena ketakutan terhadap Engkau, aku takut kepada
penghukuman-Mu.” Mazmur 119:120. Ketakutan pemazmur ini bukan karena ia takut
kepada hukuman dosa, melainkan ia tidak mau berbuat dosa dalam apa pun yang ia
lakukan.
Tapi kita tahu ini tidaklah benar. Yusuf mengatakan itu bukan karena ia ingin
membalas dendam. Karena di tengah ketakutan mereka, Yusuf berkata lagi. "Marilah
dekat-dekat aku. Aku mohon kepadamu." (kata ini ada dalam bahasa aslinya). Ia
kembali meyakinkan saudara-saudaranya, bahwa ia benar-benar Yusuf. Karena ia bisa
mengetahui apa yang telah dilakukan saudara-saudaranya kepadanya. Bukan karena apa
ingin membalas dendam.
Yusuf Menenangkan Saudaranya (5-8)
Yusuf pun menyampaikan semua yang diperintahkan oleh Firaun kepada saudara-
saudaranya. Mereka diberikan pakaian ganti buat mereka semua, Benyamin
mendapatkan lebih, yaitu uang dan lima potong pakaian. Perbedaan yang kali ini Yusuf
berikan bukan untuk menunjukan sikap favorit. Ia hanya ingin menunjukkan apa yang
belum pernah ia lakukan kepada adik kandungnya itu.
Kepada ayahnya, Yusuf mengirimkan 10 ekor kedelai jantan untuk dimuati apa
yang paling baik di Mesir, dan 10 ekor kedelai betina untuk dimuati gandum dan roti
untuk makanan ayahnya dalam perjalanan. Semua yang diberikan Yusuf adalah untuk
bekal perjalanan mereka pergi, mau pun pulang.
Pesan terakhir Yusuf kepada saudara-saudaranya adalah “Janganlah berbantah-
bantah di jalan!” Maksudnya adalah, mereka jangan saling menyalahkan satu dengan
yang lain, bahkan menyalahkan diri sendiri akan semua yang terjadi. Jangan bilang
“gara-gara kamu” atau “coba kita tidak jual Yusuf” dan lain sebagainya. Yusuf benar-
benar peduli kepada mereka dengan mengatakan itu. Ia tidak ingin mereka saling
meyalahkan. Ia ingin mereka tahu bahwa ia telah memaafkan semua perbuatan mereka
terhadapnya. Yusuf telah melupakan semua itu. Mereka harus tahu itu.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Mereka pun akhirnya tiba di Kanaan, di tempat ayahnya. Mereka menceritakan
kepada Yakub bahwa Yusuf masih hidup. Tetapi Yakub tidak dapat mempercayai anak-
anaknya. Hanya sampai Yakub melihat segala bawaan mereka, Yakub percaya akan
perkataan anak-anaknya itu. Sehingga ia mengatakan “aku mau pergi melihatnya,
sebelum aku mati.”
KELUARGA ISREAL I
Kejadian 46:1-34
Jadi berangkatlah Israel dengan segala miliknya dan ia tiba di Bersyeba, lalu
dipersembahkannya korban sembelihan kepada Allah Ishak ayahnya. 2
Berfirmanlah Allah kepada Israel dalam penglihatan waktu malam: "Yakub,
Yakub!" Sahutnya: "Ya, Tuhan." 3 Lalu firman-Nya: "Akulah Allah, Allah
ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi
bangsa yang besar di sana. 4 Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan
tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; dan tangan Yusuflah yang akan
mengatupkan kelopak matamu nanti." 5 Lalu berangkatlah Yakub dari Bersyeba,
dan anak-anak Israel membawa Yakub, ayah mereka, beserta anak dan isteri
mereka, dan mereka menaiki kereta yang dikirim Firaun untuk menjemputnya. 6
Mereka membawa juga ternaknya dan harta bendanya, yang telah diperoleh mereka
di tanah Kanaan, lalu tibalah mereka di Mesir, yakni Yakub dan seluruh
keturunannya bersama-sama dengan dia. 7 Anak-anak dan cucu-cucunya laki-laki
dan perempuan, seluruh keturunannya dibawanyalah ke Mesir. 8 Inilah nama-nama
bani Israel yang datang ke Mesir, yakni Yakub beserta keturunannya. Anak sulung
Yakub ialah Ruben. 9 Anak-anak Ruben ialah Henokh, Palu, Hezron dan Karmi. 10
Anak-anak Simeon ialah Yemuel, Yamin, Ohad, Yakhin dan Zohar serta Saul, anak
seorang perempuan Kanaan. 11 Anak-anak Lewi ialah Gerson, Kehat dan Merari.
12 Anak-anak Yehuda ialah Er, Onan, Syela, Peres dan Zerah; tetapi Er dan Onan
mati di tanah Kanaan; dan anak-anak Peres ialah Hezron dan Hamul. 13 Anak-anak
Isakhar ialah Tola, Pua, Ayub dan Simron. 14 Anak-anak Zebulon ialah Sered, Elon
dan Yahleel. 15 Itulah keturunan Lea, yang melahirkan bagi Yakub di Padan-Aram
anak-anak lelaki serta Dina juga, anaknya yang perempuan. Jadi seluruhnya, laki-
laki dan perempuan, berjumlah tiga puluh tiga jiwa. 16 Anak-anak Gad ialah
Zifyon, Hagi, Syuni, Ezbon, Eri, Arodi dan Areli. 17 Anak-anak Asyer ialah
Yimna, Yiswa, Yiswi dan Beria; Serah ialah saudara perempuan mereka; dan anak-
anak Beria ialah Heber dan Malkiel. 18 Itulah keturunan Zilpa, yakni hamba
perempuan yang telah diberikan Laban kepada Lea, anaknya perempuan, dan yang
melahirkan anak-anak bagi Yakub; seluruhnya enam belas jiwa. 19 Anak-anak
Rahel, isteri Yakub, ialah Yusuf dan Benyamin. 20 Bagi Yusuf lahir Manasye dan
Efraim di tanah Mesir, yang dilahirkan baginya oleh Asnat, anak perempuan
Potifera, imam di On. 21 Anak-anak Benyamin ialah Bela, Bekher, Asybel, Gera,
Naaman, Ehi, Rosh, Mupim, Hupim dan Ared. 22 Itulah keturunan Rahel, yang
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
telah lahir bagi Yakub, seluruhnya berjumlah empat belas jiwa. 23 Anak Dan ialah
Husim. 24 Anak-anak Naftali ialah Yahzeel, Guni, Yezer dan Syilem. 25 Itulah
keturunan Bilha, yakni hamba perempuan yang diberikan Laban kepada Rahel,
anaknya yang perempuan dan yang melahirkan anak-anak itu bagi Yakub--
seluruhnya berjumlah tujuh jiwa. 26 Semua orang yang tiba di Mesir bersama-sama
dengan Yakub, yakni anak-anak kandungnya, dengan tidak terhitung isteri anak-
anaknya, seluruhnya berjumlah enam puluh enam jiwa. 27 Anak-anak Yusuf yang
lahir baginya di Mesir ada dua orang. Jadi keluarga Yakub yang tiba di Mesir,
seluruhnya berjumlah tujuh puluh jiwa. 28 Yakub menyuruh Yehuda berjalan lebih
dahulu mendapatkan Yusuf, supaya Yusuf datang ke Gosyen menemui ayahnya.
Sementara itu sampailah mereka ke tanah Gosyen. 29 Lalu Yusuf memasang
keretanya dan pergi ke Gosyen, mendapatkan Israel, ayahnya. Ketika ia bertemu
dengan dia, dipeluknyalah leher ayahnya dan lama menangis pada bahunya. 30
Berkatalah Israel kepada Yusuf: "Sekarang bolehlah aku mati, setelah aku melihat
mukamu dan mengetahui bahwa engkau masih hidup." 31 Kemudian berkatalah
Yusuf kepada saudara-saudaranya dan kepada keluarga ayahnya itu: "Aku mau
menghadap Firaun dan memberitahukan kepadanya: Saudara-saudaraku dan
keluarga ayahku, yang tinggal di tanah Kanaan, telah datang kepadaku; 32 orang-
orang itu gembala kambing domba, sebab mereka itu pemelihara ternak, dan
kambing dombanya, lembu sapinya dan segala miliknya telah dibawa mereka. 33
Apabila Firaun memanggil kamu dan bertanya: Apakah pekerjaanmu? 34 maka
jawablah: Hamba-hambamu ini pemelihara ternak, sejak dari kecil sampai
sekarang, baik kami maupun nenek moyang kami--dengan maksud supaya kamu
boleh diam di tanah Gosyen." --Sebab segala gembala kambing domba adalah suatu
kekejian bagi orang Mesir.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Sering kali kita merasa diri kita mampu untuk melakukan ini dan melakukan itu.
Sering kali kita merasa keputusan yang kita ingin ambil adalah benar. Namun, kita tidak
boleh menganggap diri kita bijak dengan melakukan itu. Kita harus ingat bahwa, dalam
segala sesuatu ...nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
dan permohonan dengan ucapan syukur. Filipi 4:6. Menyatakan dalam doa untuk
segala sesuatu itulah yang dimaksud dengan “Takut akan Tuhan”. Orang yang takut
akan Tuhan, memiliki hubungan yang spesial dengan Tuhan. Ini akan membawa rasa
hati-hati akan segala keputusan yang akan di ambil, akankah sesuai dengan Firman
Tuhan atau tidak. Inilah yang harus selalu ada di dalam hati kita saat kita menghadapi
segala sesuatu.
Setelah Allah mengatakan “Jangan Takut!”, Allah pun menjanjikan 3 hal kepada
Yakub akan kepergiannya kali ini. Janji-janji ini sangat penting untuk dilihat,
direnungkan dan melihat bagaimana kita mengaplikasikannya di dalam kehidupan kita.
“Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana.” Janji ini
telah disebutkan oleh Allah kepada Abraham sebelumnya dalam Kejadian 12:2 saat
Abraham dipanggil untuk keluar dari negerinya. Dan janji yang sama diberikan kepada
Yakub saat ini. Ini adalah klarifikasi terakhir Allah kepadanya untuk melihat bagaimana
Allah akan menolongnya. Saat ini keluarga Yakub belum menjadi bangsa. Sebuah
bangsa harus mempunyai lebih dari jutaan orang. Lalu bagaimana ini akan terjadi? Ini
akan terjadi ketika mereka tinggal di Mesir, mereka akan bertambah banyak sampai
jumlah mereka menjadi sebuah bangsa. Kisah ini akan jelas di kitab Keluaran.
“Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga
akan membawa engkau kembali” Ini adalah janji sederhana, namun akan tergenapi
segera. Seperti Allah selalu menyertai Yakub, Ia pun akan membuat perjalanan Yakub
menjadi selamat sampai ke Mesir. Lalu apa yang dimaksud dengan Tuhan akan
membawa kembali Yakub? Ini berkenaan dengan keturunannya nanti. Keturunannya
nanti akan tinggal di Mesir dan bertambah banyak. Namun, Firaun yang tidak mengenal
Yusuf akan menjajah sehingga orang Israel nanti akan meninggalkan Mesir dan akan
kembali ke Tanah Kanaan. Ini hal yang sama yang Stefanus tuangkan dalam kotbahnya
sebelum ia dilempari batu sampai mati.
Stefanus mengatakan, ”Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir. Di situ ia meninggal,
ia dan nenek moyang kita; mayat mereka dipindahkan ke Sikhem dan diletakkan di
dalam kuburan yang telah dibeli Abraham dengan sejumlah uang perak dari anak-anak
Hemor di Sikhem. Tetapi makin dekat genapnya janji yang diberikan Allah kepada
Abraham, makin bertambah banyaklah bangsa itu di Mesir, sampai bangkit seorang
raja lain memerintah tanah Mesir, seorang yang tidak mengenal Yusuf. Raja itu
mempergunakan tipu daya terhadap bangsa kita dan menganiaya nenek moyang kita
serta menyuruh membuang bayi mereka, supaya bangsa kita itu jangan berkembang.”
Kisah Rasul 7:15-19.
“Tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti.” Janji ini
lebih pribadi nilainya dari janji-janji sebelumnya. Allah akan membiarkan hasrat dan
keinginan Yakub tercapai. Ia akan membuat Yakub meninggal di saat ia sudah bertemu
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Yusuf. Ia bahkan akan hidup cukup lama untuk tinggal di Mesir. Janji ini akan tergenapi
di Pasal 50 kitab Kejadian. Ia akan mati dan dikuburkan bersama nenek moyangnya.
Janji Tuhan akan selalu tergenapi. “Jangan Takut!” seharusnya menjadi hasil dari
penyerahan hidup kita kepada Tuhan. Di dalam Alkitab banyak sekali kata “Jangan
takut” yang diberikan kepada umat Allah. Kepada Abram dalam penglihatannya (Kej
15:1), kepada Yosua saat ingin menghadapi perang dengan Ai (Yos 8:1), kepada Elia
saat ia mau menghadap Raja (2 Raj 1:15), kepada umat Tuhan yang tawar hati (Yes
35:4), kepada Nabi Yesaya (Yes 44:2), kepada Nabi Yeremia saat ia dipanggil (Yer
1:8), kepada murid-murid Tuhan Yesus (Mat 14:27), kepada Rasul Paulus (Kis 27:24)
dan kepada semua orang percaya (Mat 10:31).
Pesan sangat jelas untuk kita. Jangan pernah takut dengan apa pun yang kita akan
hadapi di masa depan. Kita tahu bahwa Tuhan pasti akan menolong kita, bagaimana
Tuhan juga telah menolong banyak orang yang tercatat di dalam Alkitab.
Bagian ini merupakan bagian yang cukup panjang. Sekali lagi ini mendaftarkan
banyak nama. Ayat-ayat ini adalah barisan nama yang di bawa Yakub ke Mesir. Nama-
nama ini tersusun berdasarkan istri-istri dan selir-selir Yakub. Rinciannya sebagai
berikut ini:
1. Lea (8-15)= 35 Jiwa termasuk Lea, dikurangi Er and Onan (33 Jiwa)
a) Anak-anak Ruben (Henokh, Palu, Hezron dan Karmi) = 5 Jiwa
b) Anak-anak Simeon (Yemuel, Yamin, Ohad, Yakhin, Zohar, Saul “anak
seorang perempuan Kanaan”) = 7 Jiwa
c) Anak-anak Lewi (Gerson, Kehat dan Merari) = 4 Jiwa
d) Anak-anak Yehuda (Er, Onan, Syela, Peres dan Zerah), tetapi Er dan Onan
mati di tanah Kanaan. Anak Peres, cucu Yakub (Hezron dan Hamul) = 8 - 2
=6 Jiwa
e) Anak-anak Isakhar (Tola, Pua, Ayub dan Simron) = 5 Jiwa
f) Anak-anak Zebulon (Sered, Elon dan Yahleel) = 4 Jiwa
g) Dina = 1 Jiwa
2. Zilpa (16-18) = 17 Jiwa, tidak termasuk Zilpa (16 Jiwa)
a) Anak-anak Gad (Zifyon, Hagi, Syuni, Ezbon, Eri, Arodi dan Areli.) = 8
Jiwa
b) Anak-anak Asyer (Yimna, Yiswa, Yiswi, Beria, Serah ”anak perempuan”),
anak-anak Beria “cucu Yakub”, (Heber dan Malkiel) = 8 Jiwa
3. Rahel (19-22) = 16 Jiwa, tidak termasuk Rahel (14 Jiwa)
a) Anak-anak Yusuf (Manasye dan Efraim) di tanah Mesir, yang dilahirkan
baginya oleh Asnat, anak perempuan Potifera = 4 Jiwa
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
b) Anak-anak Benyamin (Bela, Bekher, Asybel, Gera, Naaman, Ehi, Rosh,
Mupim, Hupim dan Ared.) = 11 Jiwa
4. Bilha (23-25)= 8 Jiwa tidak termasuk Bilha (7 Jiwa)
a) Anak Dan (Husim) = 2 Jiwa
b) Anak-anak Naftali (Yahzeel, Guni, Yezer dan Syilem) = 5 Jiwa
5. Yang Datang Ke Mesir bersama Yakub (tidak termasuk Istri anak-anaknya) adalah 66
Jiwa
6. Seluruh keluarga Yakub di Mesir adalah 70 Jiwa.
Ini adalah salah satu penjelasan yang bisa dipertimbangkan dan dikembangkan
lagi. Ada banyak penjelasan mengenai jumlah hitungan ini. Namun berdasarkan
penjelasan di atas kita menemukan fakta yang menarik. Nama Lea dihitung dalam
perhitungan jumlah 33 Jiwa yang ada di atas. Mengapa dia begitu spesial? Itu karena ia
adalah istri Yakub yang sah yang di mana Garis Keturunan Mesias di bawa. Kita harus
mengingat, bagaimana juga nama wanita tidak sering tercatat? Dan jika mereka tercatat
ada sesuatu yang sangat penting dengan nama-nama tersebut.
Dan sesungguhnya, dari dalam rentetan nama ini kita juga bisa melihat banyak hal
yang bisa diselidiki dan renungkan. Karena nama-nama yang tertuang di dalamnya
mengajarkan kita bagaimana Allah mengatur segala sesuatu yang ada. Apa yang dicatat
Alkitab adalah hal yang penting. Sebagai contoh yang paling nyata adalah bagaimana
Alkitab mencatat Dosa Er and Onan? Ini untuk mengingatkan kita akan dosa yang
mereka lakukan sangatlah besar (Kejadian 38).
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Setelah itu Yakub menyuruh Yehuda untuk berjalan lebih dahulu menuju Gosyen,
supaya Yusuf datang ke Gosyen. Kita harus mengerti bahwa tempat di mana Yusuf
tinggal itu berbeda dengan tanah Gosyen yang akan diberikan kepada mereka.
Akhirnya mereka pun bertemu, setelah Yusuf berangkat juga ke Gosyen. Mereka
pun bertemu dan berpeluk-pelukan. Tanpa menunda, Yusuf akhirnya harus
menyelesaikan tugas terakhirnya, yaitu memelihara kemurnian keluarganya. Apa
maksudnya? Dan kenapa harus ia lakukan? Dengan sangat jelas Yusuf mengetahui
bahwa, keluarganya tidak boleh kawin campur dengan bangsa Mesir yang merupakan
penyembah berhala. Ini adalah perintah yang diberikan kepada nenek moyangnya. Dan
ia harus membuat hal itu terlaksanakan. Bagaimana caranya?
Saat itu Yusuf mengatakan bahwa ia akan segera bertemu dengan Firaun untuk
melaporkan kepada Firaun bahwa mereka telah sampai. Dan Yusuf akan menjelaskan
kepada Firaun bahwa seluruh keluarganya adalah seorang gembala. Dan Ia pun
menyuruh saudara-saudaranya beserta ayahnya untuk mengatakan hal yang sama. Jika
Firaun memanggil mereka untuk menghadap, mereka harus menekan diri bahwa mereka
adalah seorang gembala dan itu sudah menjadi profesi mereka sejak turun temurun.
Frase terakhir menjelaskan semuanya, “Sebab segala gembala kambing domba
adalah suatu kekejian bagi orang Mesir”. Orang Mesir menganggap seorang gembala
sama halnya dengan budak. Kasta yang rendah. Dan untuk itulah mereka tidak mungkin
menikahi kaum dari keluarga Yusuf. Dengan inilah, keluarga Yusuf akan menjadi
murni, tanpa kawin campur dengan bangsa Mesir. Sehingga nanti, saat keturunan
mereka menjadi banyak, mereka akan menjadi bangsa Israel yang murni tanpa kawin
campur.
Di akhir kisah ini kita benar-benar jadi mengerti dan melihat sendiri bagaimana
Allah bekerja di dalam hidup manusia secara luar biasa. Ia menjadikan segala sesuatu
untuk mengikuti dan menjadi sesuai dengan rencananya. Jika tidak ada kelaparan,
Yakub tidak mungkin akan pindah ke Mesir. Dan jika mereka tidak ke Mesir, mereka
akan mati dan rencana keselamatan yang ada, akan hilang.
Tuhan pun punya rencana yang indah untuk hidup kita. Hanya bagaimana kita
bisa melihatnya dari sudut pandang Tuhan? Apa pun rencana hidup kita selanjutnya?
Apa yang akan kita kerjakan? Kita harus menyerahkan semua itu kepada Tuhan. Karena
Tuhan adalah pengatur hidup kita.
KELUARGA ISREAL II
Kejadian 47:1-31
Kemudian pergilah Yusuf memberitahukan kepada Firaun: "Ayahku dan saudara-
saudaraku beserta kambing dombanya, lembu sapinya dan segala miliknya telah datang
dari tanah Kanaan, dan sekarang mereka ada di tanah Gosyen." 2 Dari antara saudara-
saudaranya itu dibawanya lima orang menghadap Firaun. 3 Firaun bertanya kepada
saudara-saudara Yusuf itu: "Apakah pekerjaanmu?" Jawab mereka kepada Firaun:
"Hamba-hambamu ini gembala domba, baik kami maupun nenek moyang kami." 4 Lagi
kata mereka kepada Firaun: "Kami datang untuk tinggal di negeri ini sebagai orang
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
asing, sebab tidak ada lagi padang rumput untuk kumpulan ternak hamba-hambamu ini,
karena hebat kelaparan itu di tanah Kanaan; maka sekarang, izinkanlah hamba-
hambamu ini menetap di tanah Gosyen." 5 Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf:
"Ayahmu dan saudara-saudaramu telah datang kepadamu. 6 Tanah Mesir ini terbuka
untukmu. Tunjukkanlah kepada ayahmu dan kepada saudara-saudaramu tempat menetap
di tempat yang terbaik dari negeri ini, biarlah mereka diam di tanah Gosyen. Dan jika
engkau tahu di antara mereka orang-orang yang tangkas, tempatkanlah mereka menjadi
pengawas ternakku." 7 Yusuf membawa juga Yakub, ayahnya, menghadap Firaun. Lalu
Yakub memohonkan berkat bagi Firaun. 8 Kemudian bertanyalah Firaun kepada Yakub:
"Sudah berapa tahun umurmu?" 9 Jawab Yakub kepada Firaun: "Tahun-tahun
pengembaraanku sebagai orang asing berjumlah seratus tiga puluh tahun. Tahun-tahun
hidupku itu sedikit saja dan buruk adanya, tidak mencapai umur nenek moyangku, yakni
jumlah tahun mereka mengembara sebagai orang asing." 10 Lalu Yakub memohonkan
berkat bagi Firaun, sesudah itu keluarlah ia dari depan Firaun. 11 Yusuf menunjukkan
kepada ayahnya dan saudara-saudaranya tempat untuk menetap dan memberikan kepada
mereka tanah milik di tanah Mesir, di tempat yang terbaik di negeri itu, di tanah
Rameses, seperti yang diperintahkan Firaun. 12 Dan Yusuf memelihara ayahnya,
saudara-saudaranya dan seisi rumah ayahnya dengan makanan, menurut jumlah anak-
anak mereka. 13 Di seluruh negeri itu tidak ada makanan, sebab kelaparan itu sangat
hebat, sehingga seisi tanah Mesir dan tanah Kanaan lemah lesu karena kelaparan itu. 14
Maka Yusuf mengumpulkan segala uang yang terdapat di tanah Mesir dan di tanah
Kanaan, yakni uang pembayar gandum yang dibeli mereka; dan Yusuf membawa uang
itu ke dalam istana Firaun. 15 Setelah habis uang di tanah Mesir dan di tanah Kanaan,
datanglah semua orang Mesir menghadap Yusuf serta berkata: "Berilah makanan
kepada kami! Mengapa kami harus mati di depanmu? Sebab tidak ada lagi uang." 16
Jawab Yusuf: "Jika tidak ada lagi uang, berilah ternakmu, maka aku akan memberi
makanan kepadamu sebagai ganti ternakmu itu." 17 Lalu mereka membawa ternaknya
kepada Yusuf dan Yusuf memberi makanan kepada mereka ganti kuda, kumpulan
kambing domba dan kumpulan lembu sapi dan keledainya, jadi disediakannyalah bagi
mereka makanan ganti segala ternaknya pada tahun itu. 18 Setelah lewat tahun itu,
datanglah mereka kepadanya, pada tahun yang kedua, serta berkata kepadanya: "Tidak
usah kami sembunyikan kepada tuanku, bahwa setelah uang kami habis dan setelah
kumpulan ternak kami menjadi milik tuanku, tidaklah ada lagi yang tinggal yang dapat
kami serahkan kepada tuanku selain badan kami dan tanah kami. 19 Mengapa kami
harus mati di depan matamu, baik kami maupun tanah kami? Belilah kami dan tanah
kami sebagai ganti makanan, maka kami dengan tanah kami akan menjadi hamba
kepada Firaun. Berikanlah benih, supaya kami hidup dan jangan mati, dan supaya tanah
itu jangan menjadi tandus." 20 Lalu Yusuf membeli segala tanah orang Mesir untuk
Firaun, sebab orang Mesir itu masing-masing menjual ladangnya, karena berat
kelaparan itu menimpa mereka. Demikianlah negeri itu menjadi milik Firaun. 21 Dan
tentang rakyat itu, diperhambakannyalah mereka di daerah Mesir dari ujung yang satu
sampai ujung yang lain. 22 Hanya tanah para imam tidak dibelinya, sebab para imam
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mendapat tunjangan tetap dari Firaun, dan mereka hidup dari tunjangan itu; itulah
sebabnya mereka tidak menjual tanahnya. 23 Berkatalah Yusuf kepada rakyat itu: "Pada
hari ini aku telah membeli kamu dan tanahmu untuk Firaun; inilah benih bagimu,
supaya kamu dapat menabur di tanah itu. 24 Mengenai hasilnya, kamu harus berikan
seperlima bagian kepada Firaun, dan yang empat bagian lagi, itulah menjadi benih
untuk ladangmu dan menjadi makanan kamu dan mereka yang ada di rumahmu, dan
menjadi makanan anak-anakmu." 25 Lalu berkatalah mereka: "Engkau telah memelihara
hidup kami; asal kiranya kami mendapat kasih tuanku, biarlah kami menjadi hamba
kepada Firaun." 26 Yusuf membuat hal itu menjadi suatu ketetapan mengenai tanah di
Mesir sampai sekarang, yakni bahwa seperlima dari hasilnya menjadi milik Firaun;
hanya tanah para imam tidak menjadi milik Firaun. 27 Maka diamlah Israel di tanah
Mesir, di tanah Gosyen, dan mereka menjadi penduduk di situ. Mereka beranak cucu
dan sangat bertambah banyak. 28 Dan Yakub masih hidup tujuh belas tahun di tanah
Mesir, maka umur Yakub, yakni tahun-tahun hidupnya, menjadi seratus empat puluh
tujuh tahun. 29 Ketika hampir waktunya bahwa Israel akan mati, dipanggilnyalah
anaknya, Yusuf, dan berkata kepadanya: "Jika aku mendapat kasihmu, letakkanlah
kiranya tanganmu di bawah pangkal pahaku, dan bersumpahlah, bahwa engkau akan
menunjukkan kasih dan setia kepadaku: Janganlah kiranya kuburkan aku di Mesir, 30
karena aku mau mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangku. Sebab itu
angkutlah aku dari Mesir dan kuburkanlah aku dalam kubur mereka." Jawabnya: "Aku
akan berbuat seperti katamu itu." 31 Kemudian kata Yakub: "Bersumpahlah kepadaku."
Maka Yusufpun bersumpah kepadanya. Lalu sujudlah Israel di sebelah kepala tempat
tidurnya.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
bersifat duniawi. Dan hasilnya bukan hanya kita menjadi manusia lebih baik, namun
juga melalui hidup kita nama Tuhan Allah akan dimuliakan.
Dan Sebagai orang yang sudah percaya, kita sudah tahu kalau kita sudah bisa
langsung ke surga. Karena Surga adalah tempat tinggal kita yang kekal. Di dunia ini kita
harus tinggal sebagai Orang Asing dan Pengembara (Pendatang dan Perantau). Kita
memang hidup di dunia ini, namun jangan hidup untuk mengasihi dengan dunia.
Rasul Yohanes dengan sangat gamblang juga mengatakan, “Janganlah kamu mengasihi
dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan
Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu
keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari
Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi
orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” (1 Yohanes 2:15-
17).
Apakah maksud semua itu? Keinginan daging adalah semua apa yang ada di dunia
ini. Kesenangan dunia, kenikmatan dunia, dan segala yang ada di dunia yang bisa
membuat kita melupakan Tuhan kita. Itu semua adalah hal-hal yang harus kita jauhkan.
Karena semua yang ada di dunia bukan berasal dari Bapa, tapi dari dunia. Dan Firman
Tuhan mengatakan bahwa Iblis itu “raja dunia ini”.
Roma 12:1-2 mengajarkan juga bahwa, kita memang hidup di dunia, tetapi
janganlah kita serupa dengan dunia. “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan
Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Menyerupai dunia adalah mengikuti apa yang menjadi tren masa kini. Perkataan
manusia mendominasi dunia ini. Segala yang ada ditawarkan untuk semua manusia.
Namun kita tahu bahwa tanpa pembaharuan budi kita, kita tidak akan pernah tahu apa
yang baik yang merupakan kehendak Allah.
Ini adalah maksud dari seorang Pengembara dan Orang Asing. Dan sangatlah
penting untuk mengerti bahwa kita hanya menetap sementara di dunia, karena sama
seperti yang Firman Tuhan jelaskan dalam Ibrani 11:13-16, “Dalam iman mereka
semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan
itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang
mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. Sebab
mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu
tanah air. Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah
mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air
sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah
mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.” Jadi kita punya tanah air yang sebenarnya,
yaitu surga. Apakah kita memilih surga? Atau dunia ini?
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Yakub hidup 130 tahun. Umur 130 tahun untuk kita bukanlah “tahun-tahun yang
sedikit” seperti yang Yakub katakan. Namun kita harus melihat apa yang ia bandingkan,
atau lebih tepatnya siapa yang ia bandingkan? Yakub menjelaskan bahwa ia
membandingkan dirinya dengan nenek moyangnya. Ia berumur 130, dan kita tahu
bahwa umur Abraham 175 tahun dan umur ayahnya, Ishak 180 tahun. Jadi kalau ia
membandingkan, umurnya cukup sedikit.
Namun, pertanyaannya apakah kita tahu berapa umur kita? Alkitab mencatat bahwa
“Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan
kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan
kami melayang lenyap.” (Mazmur 90:10). Kita hidup saat ini, maka umur manusia akan
berkurang secara drastis. Lihat bagaimana Abraham, Ishak dan Yakub mempunyai umur
beratus tahun. Kalau kita bisa hidup 70 tahun, kita sudah bersyukur. Jadi hidup kita itu
singkat dan sedikit adanya.
Lalu bagaimana menyingkapinya? “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama,
bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, 16
dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” (Efesus 5:15).
Mempergunakan waktu dengan baik adalah jawabannya. Seberapa banyak waktu kita
terbuang hanya untuk melakukan hal-hal yang berdosa? Maka kita harus bertobat
segera, dan mencoba mempergunakan waktu kita untuk Tuhan. Berdoalah kepada
Tuhan, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati
yang bijaksana.” (Mazmur 90:12).
Yakub hidup dengan buruk. Kata “buruk” di ayat ini lebih tepat diartikan dengan
kata “sulit”. Hidup Yakub yang 130 tahun yang ia katakan adalah hidup yang sulit. Kita
tahu dengan benar siapa Yakub dari kitab Kejadian. Kita pun tahu awal hidupnya
sampai akhirnya. Kita tahu bagaimana gara-gara kesalahannya, saudaranya ingin
membunuhnya. Ia pun dibohongi oleh mertuanya, Laban. Ia sempat hidup dengan anak-
anak yang membuat banyak masalah. Ia pun ditinggalkan anak-anak tersayang. Dan
hidup ini yang ia katakan sebagai hidup yang sulit.
Apakah hidup kita sulit? Tentu saja, di dalam hidup kita kita tidak selalu bilang
bahwa kita itu senang. Terkadang kita harus menyetujui apa yang Yakub katakan,
bahwa hidup kita pun sulit. Sebenarnya, hal ini harus kita harapkan di dalam hidup kita.
Karena Alkitab tidak pernah berkata, menjadi Kristen akan senang terus, malahan
Alkitab mengatakan bahwa kita harus pikul salib. Kita harus selalu menyadari bahwa,
kesulitan yang kita hadapi justru akan membawa kita kepada Tuhan. Apa pun yang kita
hadapi, kita harus bersandar penuh dengan Tuhan sebagai penolong kita di saat susah.
Setelah menjawab pertanyaan itu, Firaun memberkati Yakub dan memerintahkan
Yusuf untuk membawa keluarganya untuk tinggal di Gosyen. Dan Firman Tuhan
mengatakan bahwa Yusuf memelihara mereka dan berserta ternak mereka. Mereka
hidup dengan cukup tanpa harus merasakan kelaparan yang luar biasa tersebut.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Namun sayangnya, kebahagiaan keluarga Yakub ini tidak menghapus ironi yang
terdapat di seluruh negeri. Bangsa Mesir menerima dampak buruk dari kelaparan
tersebut. Yusuf memungut uang untuk membeli gandum yang ada di lumbung gandum
kerajaan, ini Yusuf lakukan karena, bagaimana pun banyaknya gandum mereka, kalau ia
memberikan secara cuma-cuma, pastilah akan cepat habis. Maka Yusuf dengan
bijaksana menjual gandum tersebut.
Karena kelaparan tersebut berlangsung sangat lama, maka sebagian besar orang-
orang Mesir pun kehabisan uang. Maka, Yusuf pun meminta ternak mereka sebagai
barter untuk gandum. Akan tetapi, di tahun kedua, ternak mereka pun telah habis dijual.
Mereka datang lagi kepada Yusuf. Mereka pun meminta Yusuf untuk membeli mereka
sebagai budak dan membeli tanah mereka, agar mereka hidup. Akhirnya, Yusuf pun
memperkerjakan mereka untuk mengelola tanah namun dengan syarat mereka harus
memberikan seperlima hasil mereka kepada Firaun, akan tetapi empat bagian lainnya
diberikan kepada mereka untuk modal benih dan makanan untuk anak-anak mereka.
Keputusan tersebut dianggap sangatlah bijaksana, karena itu mereka pun berterima
kasih kepada Yusuf, kata mereka, “Engkau telah memelihara hidup kami.” Sejak itulah
ketetapan seperlima bagian hasil panen harus diberikan kepada Firaun dipakai bangsa
ini.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
KEJADIAN 49:1-33
Kemudian Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata: "Datanglah berkumpul, supaya
kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu alami di kemudian hari. 2 Berhimpunlah
kamu dan dengarlah, ya anak-anak Yakub, dengarlah kepada Israel, ayahmu. 3 Ruben,
engkaulah anak sulungku, kekuatanku dan permulaan kegagahanku, engkaulah yang
terutama dalam keluhuran, yang terutama dalam kesanggupan. 4 Engkau yang membual
sebagai air, tidak lagi engkau yang terutama, sebab engkau telah menaiki tempat tidur
ayahmu; waktu itu engkau telah melanggar kesuciannya. Dia telah menaiki petiduranku!
5 Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan. 6 Janganlah
kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kiranya rohku bersatu
dengan perkumpulan mereka, sebab dalam kemarahannya mereka telah membunuh
orang dan dalam keangkaraannya mereka telah memotong urat keting lembu. 7
Terkutuklah kemarahan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan
mereka, sebab berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-
anak Yakub dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel. 8 Yehuda, engkau
akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu,
kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. 9 Yehuda adalah seperti anak singa: setelah
menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan
berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani
membangunkannya? 10 Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun
lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya,
maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. 11 Ia akan menambatkan keledainya pada
pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci
pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur. 12 Matanya akan
merah karena anggur dan giginya akan putih karena susu. 13 Zebulon akan diam di tepi
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
pantai laut, ia akan menjadi pangkalan kapal, dan batasnya akan bersisi dengan Sidon.
14 Isakhar adalah seperti keledai yang kuat tulangnya, yang meniarap diapit bebannya,
15 ketika dilihatnya, bahwa perhentian itu baik dan negeri itu permai, maka
disendengkannyalah bahunya untuk memikul, lalu menjadi budak rodi. 16 Adapun Dan,
ia akan mengadili bangsanya sebagai salah satu suku Israel. 17 Semoga Dan menjadi
seperti ular di jalan, seperti ular beludak di denai yang memagut tumit kuda, sehingga
penunggangnya jatuh ke belakang. 18 Aku menanti-nantikan keselamatan yang dari
pada-Mu, ya TUHAN. 19 Gad, ia akan diserang oleh gerombolan, tetapi ia akan
menyerang tumit mereka. 20 Asyer, makanannya akan limpah mewah dan ia akan
memberikan santapan raja-raja. 21 Naftali adalah seperti rusa betina yang terlepas; ia
akan melahirkan anak-anak indah. 22 Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang
muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi
tembok. 23 Walaupun pemanah-pemanah telah mengusiknya, memanahnya dan
menyerbunya, 24 namun panahnya tetap kokoh dan lengan tangannya tinggal liat, oleh
pertolongan Yang Mahakuat pelindung Yakub, oleh sebab gembalanya Gunung Batu
Israel, 25 oleh Allah ayahmu yang akan menolong engkau, dan oleh Allah Yang
Mahakuasa, yang akan memberkati engkau dengan berkat dari langit di atas, dengan
berkat samudera raya yang letaknya di bawah, dengan berkat buah dada dan kandungan.
26 Berkat ayahmu melebihi berkat gunung-gunung yang sejak dahulu, yakni yang
paling sedap di bukit-bukit yang berabad-abad; semuanya itu akan turun ke atas kepala
Yusuf, ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya. 27
Benyamin adalah seperti serigala yang menerkam; pada waktu pagi ia memakan
mangsanya dan pada waktu petang ia membagi-bagi rampasannya." 28 Itulah semuanya
suku Israel, dua belas jumlahnya; dan itulah yang dikatakan ayahnya kepada mereka,
ketika ia memberkati mereka; tiap-tiap orang diberkatinya dengan berkat yang
diuntukkan kepada mereka masing-masing. 29 Kemudian berpesanlah Yakub kepada
mereka: "Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di
sisi nenek moyangku dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu, 30 dalam gua yang
di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan, ladang yang telah dibeli
Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik. 31 Di situlah
dikuburkan Abraham beserta Sara, isterinya; di situlah dikuburkan Ishak beserta Ribka,
isterinya, 32 dan di situlah juga kukuburkan Lea; ladang dengan gua yang ada di sana
telah dibeli dari orang Het." 33 Setelah Yakub selesai berpesan kepada anak-anaknya,
ditariknyalah kakinya ke atas tempat berbaring dan meninggallah ia, maka ia
dikumpulkan kepada kaum leluhurnya.
1. Ruben (3-4)
Nubuatan tentang benar-benar antiklimak di mana Yakub terlebih dahulu menyatakan
sukacita besarnya akan kelahiran Ruben. Ruben merupakan “anak sulung” yang
adalah permulaan kegagahan dan kekuatan Israel. Ini membuktikan bahwa ia adalah
anak pertama yang lahir. Namun, Ruben akan menjadi orang yang “tidak terutama”
yaitu, karena ia kehilangan hak kesulungannya oleh sebab ia tidur dengan Bilha, selir
ayahnya (Kej 35:22). Yakub menyebut Ruben “membual sebagai air.” Secara literal,
kata ini berarti “air yang terlampau mendidih”. Ini menjelaskan karakter emosi Ruben
yang tidak stabil. Kata yang sama juga bisa diartikan dengan seorang yang sombong
dan sembrono (Hak 9:4, Zef 3:4). Nubuatan ini benar adanya saat kita melihat bahwa
suku Ruben tidak menonjol di bangsa Israel nantinya, tidak ada seorang pun yang
cukup berpengaruh yang lahir dari garis keturunannya. Suku ini bahkan semakin tidak
penting saat di zaman nabi Yesaya, ketika sang nabi meratap tentang tanah timur dari
sungai Yordan, namun tidak menyebut suku ini sama sekali.
3. Yehuda (8-12)
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Berkat atas Yehuda adalah berkat terpanjang kedua setelah Yusuf. Hal ini sangat
penting mengingat bagaimana Yehuda akan menjadi suku yang besar. Bahkan di saat
kerajaan Israel terpecah menjadi dua, bangsa Selatan diberi nama atas suku Yehuda.
Tidak ada kutuk keluar dari mulut Yakub mengenai Yehuda, walaupun kita tahu
Yehuda adalah orang yang terlibat dalam penjualan Yusuf, dan ia juga melakukan
zinah dengan menantunya Tamar. Istilah dari “tanganmu akan menekan tengkuk
musuhmu” menjelaskan bahwa ia akan menang di medan peperangan. Dan frase
“Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan
dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan
takluk bangsa-bangsa” menjelaskan dengan baik bahwa Kerajaan Yehuda akan
menjadi kerajaan yang penting, sampai “dia datang yang berhak atasnya”. Ini
mengambarkan kedatangan Mesias. Karena kata ini berhubungan dengan “anak
singa”, yang merupakan gambaran Tuhan Yesus di dalam Injil Matius sebagai
seorang Raja. Kita tahu juga bahwa garis keturunan Mesias ada di dalam
keturunannya. Ayat 11 dan 12 akhirnya menjelaskan keadaan yang tenang dan
tentram nanti dibawah pemerintahan Mesias yang kedua kalinya. (Baca Yes 11:1-9,
Yeh 34:23-31 dan Amos 9:11-15).
4. Zebulon (13)
Walau pun dalam nubuatan ini Zebulon akan tinggal “tepi pantai laut”, namun tidak
berarti secara literal. Menurut Yosua 19:10-16, suku ini mendapatkan bagian yang
tidak sampai Mediterania dan tidak juga menyentuh Sidon secara langsung. Namun,
kita tahu dari Ulangan 33:18-19, tempat di mana suku ini berada merupakan rute
utama dari daerah timur, menjadikan suku ini penghubung penting antara selatan dan
utara. Tanah suku ini akan menjadi negeri yang banyak berhubungan dengan bangsa
lainnya.
5. Isakhar (14-15)
Suku ini adalah suku yang nantinya akan menjadi kuat, namun tidak secara militer
namun secara khusus dalam bidang pertanian atau penyediaan makanan. Jika Zebulon
lebih berurusan dengan bangsa luar, Isakhar akan menyumbang tenaga di bangsa
sendiri. Pengenapan nubuat ini terjadi di Zaman Yosua, suku ini secara khusus
menunjukan diri sebagai suku yang berani dan mempunyai komitmen yang baik (Hak
5:14-18). Dan suku ini juga menjadi suku yang banyak menyumbang prajurit di masa
pemerintahan raja Daud.
6. Dan (16-18)
Nama Dan sendiri berarti “hakim/menghakimi”. Suku ini akan dinubuatkan untuk
“menghakimi” orang-orang Israel. Suku Dan nantinya akan mendapatkan posisi
penting dari peradilan di bangsa Israel. Tidak heran, Samson yang merupakan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
keturunan suku ini akan menjadi hakim untuk bangsa Israel (Hak 13:2). Namun, saat
suku ini gagal untuk merebut wilayah yang diberikan kepada mereka, 600 keluarga
harus pindah ke Utara dan mulai menyembah berhala (Hak 18). Karena moral rohani
mereka yang tidak baik inilah yang menjadikan Yakub bernubuat bahwa Dan “seperti
ular beludak.” Dan hal ini juga menyebabkan nama suku ini dihapus dalam Wahyu 7.
7. Gad (19)
Yakub sangat sedikit menjelaskan tentang suku ini. Ia hanya memberikan penjelasan
bahwa suku ini akan sering terkena serangan. Maka, keputusan Suku ini untuk tinggal
di Trans-Yordan inilah yang membuat mereka mudah untuk diserang.
8. Asyer (20)
Yakub bernubuat bahwa suku ini akan mendapatkan tanah yang subur dan produktif.
Nubuat ini terlaksana saat Yosua memberikan suku ini bagian di bukit Karmel,
sebelah barat dari Mediterania dan sebelah utara wilayah Tirus. Dan suku ini
menghasilkan bahan-bahan yang diberikan Raja Salomo kepada raja Hiram (1 Raja
5:11).
9. Naftali (21)
Yakub bernubuat bahwa Naftali akan memiliki wilayah pegunungan dan lingkungan
yang memiliki “anak-anak yang indah”. Tidak akan infomasi yang lebih jelas selain
bagaimana bersama suku Zebulon, Naftali memperlihatkan keberanian dan
kepahlawanan suku ini dalam konflik besar dengan negeri Kanaan (Hak 5:18).
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
suku-suku lain sudah “hilang” dan meninggalkan Israel menuju Eropa dan Amerika
Selatan.
Akhir Hidup Yakub (28-33)
Setelah mengucapkan semua hal itu, Yakub akhirnya berpesan untuk terakhir
kalinya kepada mereka semua. Ia meminta mereka untuk menguburkannya di Gua
Makhpela, tempat di mana Abraham membeli tanah tersebut kepada suku Het. Di sana
adalah kuburan keluarga Yakub. Dan akhirnya, Yakub pun meninggal dan dikuburkan
di tanah yang ia sebutkan tersebut.
Kesimpulan
Dari kisah inilah kedua belas suku bangsa Israel akan terbentuk. Karena dengan
melihat kisah ini kita tahu apa yang sebenarnya telah terjadi di masa lalu. Namun
kenapa kitab Kejadian ini ditulis semua karena sebuah harapan yang Tuhan berikan
kepada umat manusia. Harapan yang dituliskan agar manusia mengerti rencana
keselamatan Allah yang besar terhadap manusia telah ada sejak dahulu kala.
Semenjak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Seluruh manusia mendapatkan
dosa warisan dari Adam. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa telah mati karena
dosa, dan neraka (kematian kekal) yang akan menjadi ujung jalan manusia setelah mati
di dunia. Namun, karena begitu besar kasih Allah akan manusia (Yohanes 3:16). Ia
menjanjikan seorang Juru Selamat, (Kejadian 3:15) yaitu Mesias yang akan lahir di
Kota Betlehem Efrata (Mikha 5:1-2), di Yerusalem, sebagai orang Yahudi, bangsa
Israel. Untuk disalibkan seperti orang berdosa, yang padahal tanpa dosa, untuk
mengantikan hukuman kita orang yang berdosa. Semuanya ini berhubungan dengan
keselamatan kita. Ini adalah alasan utama mengapa kita harus mempelajari bangsa
Israel, terutama bagaimana bangsa ini dibentuk oleh Tuhan sendiri.
Tidak ada bangsa di dunia ini, selain bangsa Israel yang dibentuk oleh Tuhan
sendiri. Yang dipakai oleh Tuhan untuk mendatangkan Mesias ke dunia. Maka dengan
mempelajari seluruh kisah di kitab Kejadian, sampai saat ini khususnya. Kita melihat
bagaimana perjalanan Yakub, yang berganti mana Israel menjadi kumpulan keluarga
Israel, sampai akhirnya menjadi bangsa Israel.
KELUARGA ISRAEL IV
Kejadian 50:1-26
Lalu Yusuf merebahkan dirinya mendekap muka ayahnya serta menangisi dan mencium
dia. 2 Dan Yusuf memerintahkan kepada tabib-tabib, yaitu hamba-hambanya, untuk
merempah-rempahi mayat ayahnya; maka tabib-tabib itu merempah-rempahi mayat
Israel. 3 Hal itu memerlukan empat puluh hari lamanya, sebab demikianlah lamanya
waktu yang diperlukan untuk merempah-rempahi, dan orang Mesir menangisi dia tujuh
puluh hari lamanya. 4 Setelah lewat hari-hari penangisan itu, berkatalah Yusuf kepada
seisi istana Firaun: "Jika kiranya aku mendapat kasihmu, katakanlah kepada Firaun, 5
bahwa ayahku telah menyuruh aku bersumpah, katanya: Tidak lama lagi aku akan mati;
dalam kuburku yang telah kugali di tanah Kanaan, di situlah kaukuburkan aku. Oleh
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
sebab itu, izinkanlah aku pergi ke sana, supaya aku menguburkan ayahku; kemudian
aku akan kembali." 6 Lalu berkatalah Firaun: "Pergilah ke sana dan kuburkanlah
ayahmu itu, seperti yang telah disuruhnya engkau bersumpah." 7 Lalu berjalanlah Yusuf
ke sana untuk menguburkan ayahnya, dan bersama-sama dengan dia berjalanlah semua
pegawai Firaun, para tua-tua dari istananya, dan semua tua-tua dari tanah Mesir, 8 serta
seisi rumah Yusuf juga, saudara-saudaranya dan seisi rumah ayahnya; hanya anak-
anaknya serta kambing domba dan lembu sapinya ditinggalkan mereka di tanah Gosyen.
9 Baik kereta maupun orang-orang berkuda turut pergi ke sana bersama-sama dengan
dia, sehingga iring-iringan itu sangat besar. 10 Setelah mereka sampai ke Goren-Haatad,
yang di seberang sungai Yordan, maka mereka mengadakan di situ ratapan yang sangat
sedih dan riuh; dan Yusuf mengadakan perkabungan tujuh hari lamanya karena ayahnya
itu. 11 Ketika penduduk negeri itu, orang-orang Kanaan, melihat perkabungan di Goren-
Haatad itu, berkatalah mereka: "Inilah perkabungan orang Mesir yang amat riuh." Itulah
sebabnya tempat itu dinamai Abel-Mizraim, yang letaknya di seberang Yordan. 12
Anak-anak Yakub melakukan kepadanya, seperti yang dipesankannya kepada mereka.
13 Anak-anaknya mengangkut dia ke tanah Kanaan, dan mereka menguburkan dia
dalam gua di ladang Makhpela yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu,
untuk menjadi kuburan milik, yaitu ladang yang di sebelah timur Mamre. 14 Setelah
ayahnya dikuburkan, pulanglah Yusuf ke Mesir, dia dan saudara-saudaranya dan semua
orang yang turut pergi ke sana bersama-sama dengan dia untuk menguburkan ayahnya
itu. 15 Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah
mereka: "Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalaskan sepenuhnya kepada
kita segala kejahatan yang telah kita lakukan kepadanya." 16 Sebab itu mereka
menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf: "Sebelum ayahmu mati, ia telah
berpesan: 17 Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya
kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat
kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba
Allah ayahmu." Lalu menangislah Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya. 18
Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya serta berkata: "Kami
datang untuk menjadi budakmu." 19 Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah
takut, sebab aku inikah pengganti Allah? 20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang
jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan
maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu
bangsa yang besar. 21 Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan
anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati
mereka dengan perkataannya. 22 Adapun Yusuf, ia tetap tinggal di Mesir beserta kaum
keluarganya; dan Yusuf hidup seratus sepuluh tahun. 23 Jadi Yusuf sempat melihat anak
cucu Efraim sampai keturunan yang ketiga; juga anak-anak Makhir, anak Manasye,
lahir di pangkuan Yusuf. 24 Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: "Tidak lama
lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar
dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham,
Ishak dan Yakub." 25 Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya:
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
"Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-
tulangku dari sini." 26 Kemudian matilah Yusuf, berumur seratus sepuluh tahun.
Mayatnya dirempah-rempahi, dan ditaruh dalam peti mati di Mesir.
Tangisan Yusuf (1-14)
Sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa. Kematian adalah momok yang sangat
besar untuk umat manusia. Semua manusia akan mengalami akhir dari hidupnya yaitu
kematian. Kematian adalah bukti bahwa manusia semua berdosa. Alkitab sendiri
mengatakan bahwa, “Sebab upah dosa ialah maut” (Roma 6:23a). Tidak ada seorang
pun bisa lepas dari kematian, tidak seorang pun. Namun, Firman Tuhan memberikan
harapan kepada manusia. Firman Tuhan menjelaskan bahwa Tuhan Yesus telah datang
ke dunia untuk menebus dosa manusia. Jadi barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan
pernah mati, tetapi tertidur. "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan
yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan
hal ini?" (Yoh 11:15-16).
Kematian fisik yang akan dialami oleh manusia mungkin adalah sebuah hal yang
menakutkan untuk semua orang. Namun, orang percaya tidak perlu takut lagi akan hal
itu. Karena, suatu hari nanti, saat Tuhan Yesus datang kedua kali, seluruh umat manusia
akan dibangkitkan kembali untuk menerima tubuh mulia. Dan akhirnya kita akan
menempati surga. Seperti yang diajarkan dalam Firman Tuhan, “Karena jikalau kita
percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa
mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama
dengan Dia. Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang
masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka
yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu
malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari
sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita
yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam
awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya
bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan
perkataan-perkataan ini” (I Thes 4:14-18). Ini adalah janji yang diberikan bagi semua
orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Kematian tidak akan ada pada mereka, karena
kematian pertama kita, saat kita dikuburkan adalah “tidur” untuk orang percaya.
Bagaimana pun juga, kita melihat sebuah kisah kematian tercatat. Tokoh besar,
bapa sebuah bangsa, akhirnya menghebuskan nafas terakhirnya. Yusuf pun menangisi
ayahnya itu. Saat Yusuf bersujud dan menciumi muka ayahnya, itu adalah bentuk
penghormatan terakhir terhadap ayahnya. Ia pun segera memerintahkan tabib-tabib
untuk mengawetkan mayat ayahnya tersebut. Yaitu dengan cara merempah-rempahi
mayat Israel.
Di zaman itu, kegiatan merempah-rempahi mayat sangatlah umum. Banyak orang
melakukannya, terutama terhadap para Firaun. Perlu diperhatikan bahwa mereka
merempah-rempahi dalam waktu 40 hari lamanya. Ini adalah yang kita kenal dengan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
istilah “mumi”. Dan orang Mesir menangisi Yakub selama 70 hari lamanya. Ini adalah
sebuah penghormatan besar, mengingat di zaman itu, Firaun yang meninggal pun akan
ditangisi selama 72 hari.
Setelah habis masa penangisan itu, Yusuf kemudian berkata kepada orang Mesir
untuk menyampaikan kepada Firaun. Bahwa ayahnya telah berpesan untuk
menguburkan mayatnya di tanah Kanaan. Maka, Yusuf menyampaikan permintaan
ayahnya. Ingat, kalau kita melihat bagaimana pesan Yakub, sebenarnya Yusuf tidak
memberitahukan seluruh alasan Yakub. Di Kejadian 47:29 Yakub berkata, “Janganlah
kiranya kuburkan aku di Mesir” namun Yusuf tidak mengatakan apa-apa soal ini. Ia
tahu bahwa hal itu tidak diperlukan untuk dikatakan.
Firaun pun menyetujui permintaan tersebut. Maka Yusuf membawa semua
pegawai Firaun, para tua-tua dari istananya, dan semua tua-tua dari tanah Mesir, serta
seluruh keluarganya. Hanya anak-anaknya dan ternaknya yang tinggal di Gosyen. Dan
ini adalah sebuah iring-iringan yang sangat besar. Mereka akhirnya sampai di Goren-
Haatad dan mengadakan perkabungan selama 7 hari. Ketika penduduk di sana melihat
rombongan yang besar dan tangisan yang begitu riuh, mereka menamakan tempat itu
dengan nama Abel-Mizraim (Padang Rumput Mesir. Namun Abel artinya “menangis”).
Setelah itu mereka membawa mayat Yakub ke gua Makhpela, tempat yang telah
dibeli Abraham dari Efron. Kuburan kelurga yang berada di ladang yang di sebelah
timur Mamre. Akhirnya setelah ritual itu selesai mereka pun pulang kembali ke tanah
Mesir.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
2. Ia tahu rencana Allah (ayat 20).
Jawaban kedua Yusuf adalah perkataan yang sangat luar biasa. Perkataan ini
menjelaskan kemahakuasaan Tuhan dan pemeliharaan Tuhan terhadap umatNya. Ini
adalah sebuah gambaran iman Yusuf akan bagaimana Tuhan berkerja di dalam
hidupnya. Dan ini adalah contoh iman yang harus ditiru oleh kita semua. Yusuf berkata,
“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah
mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi
sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. ”
Pikiran Tuhan yang tidak terbatas. Rencana Tuhan tak terselami. Kemahakuasaan
Tuhan yang tidak ada seorang pun bisa mengerti. “O, alangkah dalamnya kekayaan,
hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan
sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran
Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang
pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya? Sebab
segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan
sampai selama-lamanya!” (Roma 11:33-36). Ini adalah dasar pikiran Yusuf yang
mengerti kemahakuasaan Pikiran Tuhan. Ia tahu segala sesuatu adalah baik. Karena
Tuhan adalah Allah yang baik untuk hidupNya.
Dengan mengetahui kemahakuasaan Tuhan, ia juga tahu bahwa, apa yang telah ia
alami selama ini. Kebencian saudara-saudaranya kepadanya, dijual menjadi budak di
Mesir, difitnah melakukan hal yang tidak ia lakukan, dimasukan ke dalam penjara,
dilupakan oleh orang lain. Semua hal itu adalah baik dan indah untuknya. Karena ia
tahu, “bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan
bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah.” (Roma 8:28).
Ia tahu kebenaran ini. Ia pun hidup dalam kebenaran ini selama hidupnya. Itu semua
karena ia tahu bahwa Allah yang baik akan selalu merencanakan yang terbaik kepada
anak-anakNya. Seperti itulah yang harus kita renungkan. Tuhan selalu memperhatikan
kita, bahkan rambut kepala kita pun terhitung semua oleh Allah (Matius 10:30). Hanya
terkadang manusia tidak pernah bisa melihat dan mengetahui rencana Allah sekarang,
saat ini. Karena “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia
memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami
pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” Itulah iman yang dimiliki
oleh Yusuf yang harus kita tiru.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Tuhan untuk memelihara keluarganya. Karena kalau ia melakukan itu, ia telah
menghalangi rencana Tuhan akan hidup keluarganya tersebut.
Makanya, dengan ketaatannya menjalankan perintah Tuhan. Ia mampu mengatakan
bahwa, “aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu” tanpa rasa dendam
sedikit pun. Ini adalah wujud hubungan Yusuf yang baik kepada Tuhan. Karena Yusuf
mengasihi Tuhan. “Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita
menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia
tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada
kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh
sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.”
(I Yohanes 2:3-5).
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
154