Anda di halaman 1dari 207

CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

PENGANTAR

Kitab Kejadian merupakan kitab pertama yang ditulis di dalam Alkitab. Ini juga
merupakan kitab pertama dari Lima Kitab yang ditulis oleh Musa tetapi atas dikte
langsung oleh Tuhan Allah kepadanya. Kitab ini ditulis dengan tujuan untuk
memberitahukan kepada manusia tentang siapa Tuhan Allah itu, terlebih dalam
keterlibatan Tuhan dengan asal mula untuk segala sesuatu yang ada di dunia ini.
Sejak lama, banyak orang mencoba mencari tahu bagaimana dunia ini dan segala
isinya menjadi ada saat ini. Banyak yang beranggapan bahwa mereka sebenarnya mereka
tidak benar-benar tahu. Namun, tidak sedikit orang telah menyimpulkan bahwa dunia ini
ada dengan sendirinya, atau pun tercipta melalui proses evolusi. Dan orang-orang ini
adalah orang-orang yang tidak percaya dengan adanya Tuhan. Alkitab mengatakan,
Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah." (Mazmur 14:1a). Alkitab
mengatakan dengan keras bahwa orang-orang ini adalah orang bebal (orang bodoh).
Mereka adalah orang yang mencoba berpikir tentang Tuhan yang tidak terbatas dengan
akal dan pikiran manusia yang terbatas adalah orang bodoh.
Faktanya, Alkitab adalah satu-satunya kitab suci di dunia yang mampu
menjelaskan secara terperinci bagaimana dunia itu diciptakan dan Alkitab pun mampu
menjawab pertanyaan tentang asal mula manusia, peradaban manusia, dan segala yang
ada di dunia ini. Terutama dengan membaca kitab Kejadian, seorang dapat menemukan
banyak hal yang menarik akan mendapatkan pelajaran berharga untuk hidupnya. Karena
kitab ini akan mempelajari tentang Tuhan, tentang manusia, tentang dunia, tentang dosa,
tentang peradaban manusia, tentang asal mula bangsa-bangsa, dan terpenting tentang
keselamatan manusia dari dosa. Walaupun kitab ini lebih didominasi oleh bagaimana
awal dunia ini, namun sesungguhnya, kitab ini pun memberikan gambaran kilas tentang
bagaimana dunia ini akan berakhir.
Kitab ini secara dasar terbagi menjadi dua bagian besar. Pasal 1 sampai pasal 11
dalam kitab ini akan membahas tentang Asal Mula Segalanya. Lalu dari beberapa ayat
terakhir di Pasal 11 sampai akhir dari kitab ini pada pasal 50. Kitab ini akan membahas
tentang Bapa-Bapa Iman, dengan empat tokoh utama, Abraham, Ishak, Yakub dan Yusuf.
Tulisan ini dibuat untuk memberikan kilasan sederhana tentang kitab Kejadian,
dengan mengedepankan kisah-kisah kunci dan pengajaran-pengajaran penting untuk
diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.

13 Januari 2017
Zakharia Suhartono

PENCIPTAAN YANG SEMPURNA


(BACA: KEJADIAN 1:1-31)

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

SANG PENCIPTA (1-2, 26)


Sebuah ciptaan, apapun bentuknya, tentu ada penciptanya. Pernahkah kita
menemukan sebuah benda yang tidak ada penciptanya? Tentu tidak. Pada dasarnya
semua yang ada di sekitar kita, yang kita pakai, yang kita pegang, yang kita gunakan,
semuanya ada penciptanya. Lalu, pertanyaan yang sama juga seharusnya ditanyakan
kepada kita. Bagaimana dengan langit dan bumi, daratan dan lautan, binatang dan
tumbuhan, begitu pula semua yang ada dunia ini. Apakah mungkin semua terjadi dengan
sendirinya? Lalu bagaimana dengan manusia, kita, bagaimana kita tercipta? Apakah kita
ada dengan sendirinya dan tidak ada penciptanya? Bagaimana menemukan jawaban
semua ini? Semua jawaban dapat ditemukan di dalam Alkitab. Dalam buku pertama,
pasal pertama dan ayat pertama dalam Alkitab, kita bisa menjawab pertanyaan, “Siapa
yang telah menciptakan dunia ini?”
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”(1). Dari ayat ini kita telah
mendapatkan jawaban, bahwa Allah sendiri yang mendeklarasikan diri-Nya sebagai
pencipta dunia ini. Tidak ada pada kitab suci manapun, ada pernyataan seperti ini.
Kebanyakan kitab suci lain tidak menjelaskan secara terperinci mengenai penciptaan
dunia dan seisinya, hanya di Alkitab, pernyataan ini muncul. Alkitab memberikan semua
jawaban yang ada mengenai penciptaan langit dan bumi serta seisinya. Ini membuktikan
bahwa hanya Alkitab yang bisa membawa manusia dalam kebenaran. Hanya Alkitab
yang bisa membawa manusia untuk menemukan SANG JURU SELAMAT.
Kita telah mengetahui bahwa Allah sebagai Sang Pencipta. Tetapi, kalau kita
menyelidikinya lebih dalam, kita akan menemukan Kejamakan Pribadi Allah dalam
kreatifitas penciptaan ini. Dalam ayat ke-26, “Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita…”.
Bagaimana kita mengerti kata “kita” yang ada di sini? Kata “Kita” di sini menunjukan
bahwa Tiga Pribadi Allah ikut terlibat di dalam penciptaan. Tiga Pribadi Allah atau
dikenal sebagai Allah Tritunggal adalah Allah Bapa, Allah Putra (Tuhan Yesus Kristus)
and Allah Roh Kudus. Tiga Pribadi ini adalah satu Allah, bukan tiga Allah.
Pada Ayat pertama, kata “Allah” menunjukkan Allah Bapa, pribadi pertama yang
berperan dalam penciptaan. Pada Ayat kedua, kata “Roh Allah” menunjukkan Allah Roh
kudus, pribadi ke-tiga dari Allah Tritunggal bekerja. Pada Ayat ke dua puluh enam, kata
“Kita” mengindikasikan bahwa pribadi ke-dua, Yesus Kristus, juga ada di dalam
penciptakan. Ini sesuai dengan apa yang katakan Injil Yohanes 1:1-3 “Pada mulanya
adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan
tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” Firman
itu adalah Tuhan Yesus. Ini adalah bukti bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan Allah, yang
ikut terlibat dalam penciptaan dunia ini, jauh sebelum Ia datang menjadi manusia untuk
mati di dalam kayu salib untuk menebus dosa manusia.

CARA PENCIPTAAN
Kita sudah mengetahui bagaimana manusia tercipta. Lalu, pertanyaan lain yang
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
harus dijawab. Bagaimana semua ini tercipta? Perlu diketahui, penciptaan dunia dan
isinya ini adalah penciptaan yang spesial. Cara penciptaan ini tidak bisa dibandingkan
dengan cara penciptaan yang ada di sekitar kita yang diciptakan manusia. Setidaknya, ada
tiga hal yang penting untuk dicatat dalam proses penciptaan ini.
Pertama, Penciptaan ini adalah penciptaan Dari YANG TIDAK ADA
menjadi ADA. Istilah yang disebut Ex-Nihilo oleh para ahli Alkitab mempunyai
pengertian secara harafiah adalah “keluar atau berasal dari yang tidak ada.” Kalau kita
melihat, segala penciptaan yang ada di dunia ini, diciptakan manusia berasal dari sesuatu
yang sudah ada. Misalnya buku. Buku dibuat dari kertas, dimana kertas sendiri terbuat
dari pohon. Cari sesuatu yang manusia ciptakan, tetapi tidak memakai apapun sebagai
bahannya! Kita tidak akan menemukannya. Sedangkan penciptaan yang Tuhan lakukan
itu sangat berbeda. Dari yang TIDAK ADA menjadi ADA. Dulu tidak ada, tiba-tiba
menjadi ada. Seperti, langit. Dulu tidak ada langit, Tuhan ciptakan, lalu langit pun ada.
Ini menunjukan betapa berkuasanya Tuhan itu.
Kedua, Penciptaan ini Dalam waktu 6 hari literal (24 jam=1 hari). Ada ahli
yang mengatakan bahwa, penciptaan dunia ini dilakukan dalam waktu yang sangat
panjang. Mereka mengatakan dalam satu hari di penciptaan adalah waktu yang panjang
namun tidak bisa ditegaskan berapa lama. Ada yang mengatakan 1000 tahun ada yang
mengatakan bahkan lebih. Ini adalah paham yang tidak benar, bahkan sesat. Dengan
mengatakan 1 hari itu panjang, kita meragukan keMahaKuasaan Tuhan. Mereka berpikir
Tuhan itu begitu kecil kuasanya sehingga perlu waktu lama untuk menciptakan segala
sesuatu. Jangan pernah ragu dengan apa yang kita percaya. Jika seorang datang
mengatakan bahwa Allah menciptakan waktu bertahun-tahun, mereka meragukan Tuhan.
Jangan percaya dengan omongan mereka.
Ketiga, Penciptaan ini Dengan Firman yang keluar dari Mulut Allah.
Berbeda dengan apa yang manusia bisa lakukan. Allah menunjukkan bagaimana Allah itu
berkuasa melalui penciptaan ini. Dalam Alkitab dikatakan, “Berfirmanlah Allah…”
maka terjadi apa yang difirmankanNya. Hanya dengan perkataan Allah, segala
sesuatunya telah jadi. Alkitab ini juga merupakan Firman Allah. Maka dengan
mempercayai Alkitab, kita saja dengan membaca apa yang Pencipta katakan kepada kita.

PROSES PENCIPTAAN (1-31)


Seperti yang telah disinggung, hanya Alkitab yang secara jelas den terperinci
menceritakan proses penciptaan dunia ini. Tidak ada kitab suci mana pun yang
mempunyai penjelasan ini. Penjelasan yang harus diceritakan kepada manusia lain,
karena dengan penjelasan ini, manusia akan lebih mengenal keMahaKuasaan Tuhan.
Pada dasarnya, penciptaan segala sesuatunya terjadi dalam waktu 6 hari x 24 jam. Di
mana hari ke 7, Tuhan beristirahat. Bukan karena lelah, Tuhan tidak mempunyai rasa
lelah. Tuhan ingin memberi contoh dan menunjukan bahwa pada hari SABAT (Sabat
artinya Istirahat), manusia juga harus beristirahat dari aktifitas duniawinya, lalu beribadah
bersama kepada Tuhan di hari ke-7. Itu sebabnya mengapa banyak orang bekerja hanya
maksimal 6 hari dan hari ke-7, hari Minggu, mereka Libur. Mengapa? Karena mengikuti
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
contoh penciptaan yang Tuhan telah berikan. Bagaimana prosesnya?
Hari pertama (1-5). “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (1).
Penciptaan itu dimulai dari Allah menciptakan langit dan bumi. Di sini dijelaskan bahwa
Allah menciptakan “Langit“– Dalam bahasa Ibrani, kata langit ditulis dalam bentuk
jamak (lebih dari satu). Ini mengindikasikan adanya penciptaan langit tingkat kedua dan
ketiga. Langit itu ada 3 tingkat. Langit yang kita lihat saat ini adalah langit tingkat
pertama. Langit tingkat ketiga adalah Tahta Kerajaan Tuhan bersama para malaikat
(banyak yang mengatakan ini adalah Surga). Ini pun menjelaskan, karena langit tingkat
ketiga diciptakan maka “Para Malaikat” pun diciptakan pada hari pertama (Ayub 38:4-7).
Dan langit tingkat kedua adalah langit di mana bulan dan bintang itu tinggal.
Kemudian Allah menciptakan “Bumi” – Bumi ini berbeda dengan bumi yang kita
pijak saat ini. Saat itu, bumi belum berbentuk dan belum ada isi. Di ayat ke-2 disinggung
bahwa Roh Allah melayang-layang (bergetar - harafiah) di permukaan air. Jadi kita bisa
menyimpulkan, “bumi” saat itu yang tidak berbentuk dan berisi itu seperti gumpalan air .
Kemudian, Allah pun menciptakan “Gelap” - Saat pertama kali diciptakan, langit
dan bumi itu gelap. (Maz 104:20). Gelap disini menjelaskan ketidakadaannya terang.
(Yes 45:7). Makanya, Allah kemudian menciptakan ”Terang” – Terang di ayat 3,
bukanlah terang yang kita tahu dari matahari atau bulan. Ini hanyalah sebuah terang.
“Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan
Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari pertama.”(4-5). Lihat bagaimana Alkitab menjelaskannya, “jadilah petang
jadilah pagi” untuk menunjukkan satu hari telah berlalu.
Hari Kedua (6-8). Allah kemudian menciptakan “Cakrawala” dan memisahkan
air di bawah dengan air di atasnya. Untuk menjelaskannya, coba bayangkan sebuah bola
“bumi” air yang dipisahkan dengan cakrawala (kanopi air) yang berbentuk lapisan air
juga. Ini adalah cakrawala. Kemudian Allah menamakan Cakrawala itu “Langit”. Dan
langit ini adalah langit yang kita sebut atmosfir, langit tingkat pertama. Langit di mana
kita bisa melihat ada awan di sana dan burung-burung terbang di sana.
Tetapi kita harus bisa membedakan antara langit yang dulu dengan langit yang
ada saat ini. Kenapa? Kejadian 2:5-6 “belum ada semak apapun di bumi, belum timbul
tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke
bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; tetapi ada kabut naik ke atas
dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu-“ Hal ini sangat menarik, keadaan
bumi dan langitnya sebelum banjir besar di zaman Nuh berbeda dengan kondisi langit
setelah air Bah. Karena saat itu belum ada hujan, baru ada kabut. Karena lapisan asmosfir
yang ada kebanyakan air.
Hari Ketiga (9-13). “Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah
langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah
demikian.” (9). Allah kemudian memisahkan air di bawah dan berkumpul menjadi satu
tempat. Kemungkinan ada dua bagian dipisahkan. Dua bagian air yang dipisahkan
menjadi dua. Bagian yang kering Allah namakan “Daratan” dan bagian yang lain Allah
sebut dengan “Lautan”.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Sampai saat ini, kita bisa melihat bagaimana Allah bekerja, sangat teratur and
sistematis. Karena setelah itu Allah kemudian menciptakan “Tumbuh-tumbuhan.” Dan
memerintahkan tumbuhan untuk berkembang biak, bertunas, berbiji. Artinya, saat Tuhan
menciptakan Tumbuhan, semua sudah dalam kondisi tumbuh besar. Karena tidak
mungkin untuk mengatakan, “bertunas atau berbiji”, jika masih kecil. Kolerasinya bisa
kita lihat, saat Tuhan menciptakan manusia dan hewan, mereka Tuhan ciptakan dalam
kondisi dewasa atau sudah besar, bukan bayi.
Hari Ke-empat (14-19). Allah menciptakan “Matahari, Bulan dan Bintang-
bintang”. Namun Allah menciptakan dua benda penerang secara khusus, yaitu Matahari
dan Bulan. Karena Matahari dan Bulan diciptakan untuk membedakan antara siang dan
malam. Matahari untuk menunjukkan hari itu siang dan bulan untuk menunjukan hari itu
malam. Namun, bukan hanya karena hal itu, benda penerang ini diciptakan supaya
manusia pun bisa mengukur waktu.
Hari Kelima (20-23). Pada hari ini, Allah menciptakan “BINATANG-
BINATANG Laut besar”, “segala JENIS makhluk hidup di air (air tawar dan air
laut)” and “segala JENIS Burung-burung”. Kita dengan mudah dapat mengambil
kesimpulan bahwa seluruh binatang laut besar (Gurita, Paus dan Dinosaurus air), segala
jenis ikan, dan segala jenis burung diciptakan pada hari ini juga. Sekali lagi, Kejadian
1:22 “Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan
bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di
bumi bertambah banyak." Menjelaskan bahwa, mereka diciptakan dalam kondisi besar,
sehingga memungkinkan mereka untuk berkembang biak dengan mudah.
Hari Ke-enam (24-31). Ada dua ciptaan yang secara khusus disinggung di hari
keenam. Allah menciptakan “SEGALA Binatang Darat” (SEGALA ternak, SEGALA
reptil dan SEGALA binatang buas) dan tentunya kemudian Allah menciptakan Manusia.
Dalam ke-enam hari penciptaan ini, segala sesuatunya telah tercipta dengan
sempurna. Karena Allah mengatakan bahwa semua itu “BAIK”. Tidak ada kesalahan,
tidak ada sesuatu yang tidak baik yang tercipta saat itu. Maka sangatlah tidak tepat jika
ada orang yang mengatakan bahwa saat penciptaan hari tertentu, terjadi hujan meteor
yang membuat dinosaurus punah. Pada kenyataannya, kalau kita pun mau belajar Alkitab
lebih lagi. Kita akan tahu bahwa Alkitab sendiri ada menyinggung soal dinosaurus,
bahkan mahkluk-mahkluk besar tersebut pun bahkan masih ada di zaman Nuh dan Ayub.

PUNCAK PENCIPTAAN (26-27)


Pada hari ke-enam, Tuhan menciptakan manusia. Sekali lagi kalau kita
memikirkan bagaimana Tuhan menciptakan semuanya, kita bisa melihat bagaimana
hikmat Tuhan yang luar biasa itu. Tuhan sengaja menciptakan manusia pada hari terakhir,
di mana sudah ada daratan, lautan, tumbuhan, binatang, benda penerang dan lain
sebagainya sehingga manusia itu bisa hidup. Ini adalah kebijaksanaan yang luar biasa
dari Tuhan.
Sampai saat ini, kita bisa menyimpulkan, tidak ada yang lebih signifikan dari
penciptaan, selain penciptaan Manusia. Manusia diciptakan sebagai puncak ciptaan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Tuhan. Setelah secara berkala, bertahap dan sistematis Allah menciptakan semuanya
yang ada di alam semesta. Terakhir Tuhan menciptakan Manusia. Namun, ada beberapa
hal yang istimewa yang membedakan manusia dengan ciptaan yang lain.
Manusia diciptakan menurut Gambar dan Rupa Allah. Gambar dan Rupa
Allah ini tentu saja bersifat rohani dan bukan berbentuk fisikal. Jadi bukan berarti
manusia itu seperti gambar dan rupa Allah secara fisik. Karena Allah itu roh, Ia tidak
mempunyai bentuk dan rupa apapun. Jadi apa maksudnya Gambar dan Rupa Allah itu?
Pada dasarnya, Allah mempunyai dua macam atribut (1) Yang bisa
dikomunikasikan (diperolah juga oleh manusia) dan (2) yang tidak bisa dikomunikasikan.
Atribut Allah yang Tidak Bisa dikomunikasikan kepada manusia adalah KeMahaTahuan-
Nya, KeMahakuasaan-Nya, dan KeMahaHadiran-Nya. Dan Atribut Allah yang Bisa
dikomunikasikan kepada manusia adalah buah-buah roh, akal, moral, kekudusan.
Kesimpulannya, Manusia diciptakan dengan Gambar dan Rupa Allah, jadi
manusia memiliki akal, moral, kekudusan, dan kehendak bebas. Sehingga manusia
diciptakan tidak sama dengan Binatang. Manusia diciptakan Tuhan adalah untuk
memuliakan Tuhan, bersekutu dan menyembah Tuhan. Binatang tidak bisa
melakukan itu dan tidak mendapat kesempatan yang sama itu. Manusia diciptakan untuk
maksud yang mulia. Walaupun manusia akan jatuh ke dalam dosa, Allah mau datang
untuk menebus umat manusia.
Alasan lain mengapa Manusia itu puncak ciptaan Allah adalah manusia diberi
kuasa and perintah oleh Allah untuk "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di
udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi"(28). Tapi perlu diingat, Allah
tidak memerintahkan manusia untuk menguasai langit kedua seperti yang saat ini banyak
orang lakukan. Banyak orang saat ini mengadakan ekspedisi ke luar angkasa. Sungguh ini
merupakan pelangaran terhadap perintah Tuhan.
Perlu diketahui, manusia diciptakan dari semula untuk menguasai apa pun di
dunia, apa pun itu. Namun saat manusia jatuh dalam dosa, manusia tidak bisa lagi
melakukannya. Sebab manusia dikutuk, tanah menjadi susah dikelola, binatang pun nanti
menjadi takut dengan manusia dan lain sebagainya. Hal ini akan dibahas lebih lagi, pada
bab-bab selanjutnya.
Hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah, Allah memberi perhatian khusus
kepada manusia. “Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala
tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang
buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di
bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa,
Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.”
Tuhan Allah adalah Sang pencipta yang penuh kasih. Ia tidak membiarkan
manusia tidak makan. Ia menyediakan makanan yaitu buah-buahan dan tumbuh-
tumbuhan kepada manusia. Dan perlu diketahui, saat itu manusia tidak makan daging.
Manusia makan daging setelah manusia nanti jatuh ke dalam dosa.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
KESIMPULAN
Di saat banyak ilmuan menemukan banyak teori tentang bagaimana dunia dan
seisinya menjadi ada saat ini, Alkitab memberikan kita jawaban yang benar dengan apa
adanya, bahwa Tuhan yang telah menciptakan dunia kita ini. Karena dengan
mempercayai para ilmuan yang mengatakan bahwa dunia tercipta dan ada dengan
sendirinya, itu sama saja mengatakan kita orang bodoh. Karena mereka menyangkal
adanya Sang Pencipta yang berkuasa menciptakan dunia ini.
Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa langit, bumi, lautan, daratan, tumbuhan,
binatang, bintang, bulan dan matahari semua yang ada tercipta dengan sendirinya? Coba
pikirkan matahari yang tidak pernah bertabrakan dengan bulan, bintang-bintang yang
tetap benderang di langit, dan bumi berputar pada porosnya, apakah itu terjadi dengan
sendirinya? Tidak masuk akal. Hanya orang bodoh yang bisa mempercayainya. Hanya
orang tidak berTuhan yang hidup dengan pikiran seperti itu.
Sebaliknya, penciptaan dunia dan isinya itu sempurna. Diciptakan dengan Firman
Allah, dari yang tidak ada menjadi ada, dan diciptakan dalam waktu 6 hari. Semua
tercipta secara berurutan dengan tepat. Tuhan tidak menciptakan ikan dahulu baru lautan,
atau pun Tuhan tidak akan menciptakan binatang kalau tidak ada daratan. Ini adalah
hikmat Tuhan yang begitu luar biasa di dalam penciptaan ini.
Dan secara rinci penciptaan ini disebutkan di dalam Alkitab. Karena Alkitab
adalah sumber kebenaran. Jangan terlalu naif percaya bahwa kitab suci lain tidak
menjelaskan dengan terperinci karena alasan mereka tidak perlu tahu. Kitab suci lain
tidak mencatat karena kitab suci tersebut buatan tangan manusia, bukan dari Tuhan.
Tetapi Alkitab berasal dari Mulut Allah langsung atau inspirasi langsung dari Allah
kepada para nabi dan rasulNya.
Alkitab itu adalah Firman Allah. Firman Allah yang bermanfaat untuk banyak hal
yang kita butuhkan di dalam dunia ini. Karena Rasul Paulus mengatakan kepada kita
bahwa “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran” (2Timotius 3:16).
Ingin tahu kebenaran tentang apa pun juga yang berhubungan dengan Tuhan,
Alkitab mampu menjawabnya. Banyak orang yang tidak setuju pernyataan ini, namun
orang-orang yang tidak setuju ini tidak tahu dan tidak pernah mempelajari Alkitab secara
utuh. Alkitab berisi ajaran, koreksi, memperbaiki dan mendidik orang dalam kebenaran.
Ingin mengetahui kebenaran itu? Baca Alkitab!

PERMULAAN UMAT MANUSIA


(BACA: KEJADIAN 2:1-25)

SABAT PERTAMA (1-3)


Pasal kedua dalam kitab kejadian ini berfokus kepada apa yang terjadi pada hari
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
ke-enam dan setelah hari ke-enam. Pada dasarnya bagian ini menjelaskan secara
terperinci mengenai apa yang terjadi pada hari ke-enam, namun juga menjelaskan secara
umum keseluruhan penciptaan yang dijelaskan pada pasal pertama.
“Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya”(1) adalah ayat
yang sederhana menyimpulkan atau mengakhiri penjelasan penciptaan yang dijelaskan
pada pasal pertama. Ayat ini juga membuat sebuah indikasi bahwa, hari ke-enam
penciptaan telah selesai atau berakhir. Kata “Diselesaikan” dalam bahasa aslinya
menjelaskan bahwa ciptaan Allah secara fisik telah siap untuk dinikmati manusia atau
ditempati. Segalanya dalam kondisi yang bagus dan baik, tidak ada yang buruk.
Dan pada ayat kedua, Hari Ketujuh mulai dijelaskan. “Ketika Allah pada hari
ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari
ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu“(2). Pada ayat ini diterangkan
bahwa Allah menyelesaikan ciptaan itu. Allah kemudian berhenti atau beristirahat. Hal
ini sama sekali bukan berarti Allah saat itu lelah, Allah itu MahaKuasa dan tidak
mungkin lelah. Kata “Istirahat” di sini mempunyai akar kata dari bahasa Ibrani “Sabat”
yang merupakan alasan di mana manusia harus beristirahat dari aktifitas dunia, dan
memakai hari itu untuk bersekutu, menyembah dan melayani Tuhan (Kel 20:11). Kita
sadar atau tidak, dalam seminggu, terdapat hari minggu (Sabat Kristen) yang akhirnya
dipakai diseluruh kalender dunia. Mengapa? Karena mengikuti apa yang sebenarnya
terjadi di kejadian ini.
Aplikasinya untuk manusia sangat jelas. Jika tidak ada sabat, semua pekerja tidak
ada hari untuk istirahat. Kita tahu Tuhan mencanangkan hari sabat untuk kebaikan umat
manusia, di mana manusia bisa beristrahat dari aktifitas rutinitas sehari-hari dan datang
untuk menyembahNya. Yesus Kristus mengajarkan kepada kita, “Hari Sabat diadakan
untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga
Tuhan atas hari Sabat” (Markus 2:27-28).
Tuhan pun bukan hanya memberikan manusia contoh bagaimana Ia berhenti dari
pekerjaanNya, tetapi juga “…Allah memberkati hari ketujuh itu dan
menguduskannya…”(3). Ayat ini sangat jelas kolerasinya dengan perintah Allah kepada
Musa dalam Sepuluh Hukum Taurat. “Ingat dan kuduskanlah hari sabat!” (Keluaran
20:8).

KONDISI PERTAMA (4-6)


“Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN
Allah menjadikan bumi dan langit,” (4). Sekali lagi, ini bukan merupakan penekanan
mengenai kronologi ke-tujuh hari penciptaan tersebut. Walaupun ada beberapa
komentator mengatakan kata “Riwayat” ini adalah sebuah penutupan sebuah penjelasan
dan beberapa komentaror lainnya mengatakan kata ini menunjukan pembukaan sebuah
penjelasan baru. Namun, sepertinya kata “Riwayat” ini justru bisa berarti keduanya. Di
satu sini kata ini menjelaskan penutupan riwayat penciptaan dunia serta isinya, di sisi lain
kata ini merupakan pembukaan riwayat penjelasan yang berfokus kepada penciptaan
manusia di hari ke-enam.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Di ayat 5-6, keadaan mula-mula bumi dijelaskan dengan mudah. Rumput atau
semak belum ada di bumi dan tumbuh-tumbuhan belum ada di padang. Hal ini
menunjukkan, bumi masih lapang. Bukan berarti tidak ada pohon, tetapi “Semak” and
“Tumbuhan” di sini lebih menunjukkan ke tanaman liar dan tanaman khusus yang biasa
di rawat manusia. Karena “belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu”(5c). Secara
sederhana berarti pohon-pohon memang ada, tetapi bukan pohon-pohon yang
memerlukan manusia untuk memeliharanya. Dan juga belum ada semak duri (benalu
tumbuhan) yang tumbuh menganggu tumbuhan lainnya.
Hujan pun belum ada. Tuhan belum menurunkan Hujan waktu itu. Hujan
pertama kali akan terjadi di Zaman Nuh. Ini sebabnya, dalam cerita Nuh, saat nanti Nuh
mengatakan kepada penduduk bumi untuk masuk ke bahtera karena ada hujan, mereka
banyak yang tidak percaya. Karena bagi mereka hujan itu tidak pernah ada sebelumnya
atau setidaknya mereka belum pernah melihat hujan. Dari sinilah kita bisa melihat iman
Nuh.
Kabut akan “Naik” ke atas dan membasahi seluruh bumi. Penjelasan ini akan
membantu kita mengerti akan kondisi langit bumi saat itu. Air di atas dan air di bawah
yang dipisahkan dengan cakrawala. Tanah sangat subur, karena kabut yang akan berubah
menjadi embun dan membasahi seluruh bumi. Jadi manusia saat itu tidak perlu meniram
tanamannya. Dan kondisi udara saat itu pun sangat sejuk, karena matahari terhalang
karena lapisan air di cakrawala.

MANUSIA PERTAMA (7)


Kita telah mempelajari bahwa manusia tercipta dari Gambar dan Rupa Allah.
Manusia mempunyai moral, kesucian, akal, dan juga kehendak bebas. Namun, dalam ayat
ini, Alkitab akan membahas secara terperinci mengenai penciptaan manusia itu. Kejadian
1:26-31 hanya menjelaskan secara kronologi penciptaan manusia, tetapi di ayat ini,
Alkitab akan menjelaskan dari segi deskriptifnya.
Manusia pertama dibentuk dari debu dan tanah. Tuhan menciptakan manusia
dengan unik dan berbeda, dari sesuatu yang diinjak orang, menjadi ciptaan yang penting.
Saat melihat akun ini kita harus berpikir keras, kenapa kita tidak pernah menghargai
hidup kita? Kita manusia dari debu dan tanah, akan kembali ke tanah. Kenapa kita masih
tidak bersyukur dan mau merusak tubuh yang diciptakan ini dengan hal-hal yang merusak
tubuh kita? Manusia tercipta dari tanah pun menjadi alasan mengapa orang Kristen
melarang kremasi (atau pembakaran mayat). Karena di masa yang akan datang, saat
Tuhan Yesus datang kedua kalinya, semua orang percaya kepadaNya akan dibangkitkan
dari tanah untuk mendapatkan Tubuh Mulia.
Dan menariknya, nama kata manusia di ayat ini berasal dari bahasa asli “Adam”
yang mempunyai akar kata “membuat menjadi merah” atau “membuat jadi darah”.
Tuhan yang menjadikan tanah itu bernyawa dan mempunyai darah oleh hembusan
nafasNya. Tuhan membentuk manusia dan menghembuskan nafas, sehingga manusia bisa
hidup.
Ini menjelaskan kepada kita bagaimana Allah begitu MahaKuasa. Dengan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
menghembuskan nafas saja manusia hidup. Hal ini bukan hanya menunjukan kuasa
Allah, hal ini juga mengajarkan kepada kita betapa spesialnya manusia. Manusia
“dibentuk” and “dihebuskan nafas” secara pribadi oleh Tuhan Allah. Coba bandingkan
dengan hewan, hewan juga makhluk hidup dan diciptakan Allah. Kenapa hewan tidak
diperlakukan dengan cara yang sama? Hal ini membuktikan manusia sebagai ciptaan
yang spesial di mata Tuhan dan mempunyai hubungan yang sangat khusus dengan
Tuhan. Tidak mengherankan bahwa di dalam Alkitab Firman Tuhan berkata, “atau tidak
tahukan kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh
Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milikmu sendiri. Sebab
kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar; karena itu muliakanlah Allah
dengan tubuhmu!” (1 Korintus 6:19-20).
Renungkan sejenak, Tuhan menghembuskan nafas-Nya dan “menjadikan darah”
untuk manusia agar manusia hidup. Namun, saat Adam melakukan dosa, manusia
menjadi mati dalam dosa. Namun Tuhan yang selalu berinisiatif untuk memberikan hidup
ingin menyelamatkan manusia dari kematian kekal, maka Tuhan mengutus Yesus Kristus
untuk “mencurahkan darah” untuk manusia agar manusia dapat hidup kekal. Inilah
keselamatan yang Tuhan tawarkan kepada umat manusia. Maukah kita datang kepada
Tuhan untuk keselamatan yang berharga dan cuma-cuma ini?

TEMPAT PERTAMA (8-14)


Tuhan kemudian membuat sebuah taman, yaitu Taman Eden. Taman Eden ini
adalah tempat pertama manusia. Karena di sanalah, Perjanjian Kerja Adam akan dimulai.
Taman Eden sangat spesial, karena Tuhan pun menumbuhkan berbagai pohon dari bumi
yang baik dan menarik untuk dimakan. Tidak ada yang tahu di mana taman ini berada?
Apalagi semenjak, banjir besar pada masa Nuh menghapus tempat ini. Ada banyak orang
yang mencoba mereka-reka di mana letak taman ini dulu dari penamaan sungai yang ada
disebutkan di ayat-ayat selanjutnya, namun, tetap saja hal itu sulit untuk dipastikan
kebenarannya.
Ada dua pohon khusus yang disebutkan pada ayat 9. Dua pohon khusus ini berada
di tengah-tengah taman. Kedua pohon itu adalah :
Pohon Kehidupan : Pohon ini jika dimakan buahnya, akan memberikan
kehidupan kekal. Kita bisa melihatnya pada Kejadian 3:22, disaat Tuhan mengusir
manusia dari Taman Eden. “Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu
telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka
sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah
pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
Pohon Pengetahuan Tentang yang Baik dan Jahat : Pohon ini jika dimakan
buahnya, orang tersebut akan mati. Kematian ini mencangkup tiga macam kematian yang
dijelaskan di dalam Alkitab. Kematian jasmani (saat roh berpisah dari tubuh), kematian
rohani (kematian akan hal rohani dan jiwa, hidup dalam dosa) dan kematian kedua
(menderita di neraka). Makanya, Allah melarang manusia untuk memakannya. Larangan
ini akan sangat jelas berada di ayat 17. Buah pada pohon ini akan memberikan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
pengetahuan yang bersifat “pengalaman”, yang di mana manusia hanya mempunyai
pengetahuan tentang dosa yang bersifat “konsep”.
Selain kedua nama pohon itu. Dalam ayat-ayat ini disebutkan empat buah nama
sungai. Sungai Pison, kemungkinan dapat dihubungkan dengan kanal di Mesopotamia
yang disebut “Pisanu.” Dijelaskan, sungai ini mengelilingi wilayah Hawila di dataran
negeri Arabia. Tempat penghasil emas, damar bedolah, dan batu krisopras. Sungai
Gihon, kemungkinan dapat dihubungkan dengan kanal di Mesopotamia yang disebut
“Guhana”. Sungai ini mengelilingi tanah Kush. Tanah Kush, dalam perjanjian lama
dihubungkan 3 tempat. (1)Area sekitar daerah timur lembah Tigris. (2)Area dataran Arabia
utara. (3)Etiopia di Afrika utara. Tetapi, dalam kontek ini, pengunaan pertama lebih tepat.
Sungai Tigris, sungai yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan terakhir Sungat Efrat.

PERJANJIAN PERTAMA (15-20)


Tuhan kemudian menempatkan manusia di Taman Eden, untuk mengusahakan
(literal - melayani) dan memelihara (literal-menjaga) taman itu. Dua hal ini adalah
tanggung jawab manusia dalam dominasinya akan dunia ini. Sejak semula, manusia
diciptakan untuk menjadi pelayan dan bukan perusak dunia. Ini adalah pertanda
dimulainya Perjanjian Kerja antara Manusia dengan Tuhan.
Tuhan memberikan sebuah perintah, "Semua pohon dalam taman ini boleh
kaumakan buahnya dengan bebas.”(16). Kita dapat mengerti bahwa, Tuhan memberi
perintah bukan dengan maksud untuk membuat manusia susah, tetapi untuk menguji
manusia. Apakah manusia akan taat atau tidak? Karena ini pun merupakan bagian dari
Perjanjian Kerja antara Manusia dengan Tuhan.
Perintah selanjutnya, saat manusia dibuatkan oleh Tuhan, “Teman” untuk
menjadi “Penolongnya”. Tuhan memerintahkan manusia untuk memberi nama kepada
binatang-binatang yang ditempatkan kepada manusia (19-20). Dari sini kita bisa melihat
semua binatang pada saat ini tidak takut dengan manusia. Karena, Allah membuat
manusia untuk berkuasa atas mereka. Jika sempat kita bertanya kepada diri kita sendiri,
lalu kenapa sekarang binatang takut dengan manusia? Jawabannya karena dosa. Tetapi
pembahasan ini pun akan diketahui di bab-bab selanjutnya.
Selain perintah, Tuhan juga memberikan larangan, “tetapi pohon pengetahuan
tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari
engkau memakannya, pastilah engkau mati" (17). Ujian ini sangat mudah untuk
dimengerti, tetapi tidak mudah untuk diikuti. Manusia boleh makan semua buah, hanya
satu buah yang terdapat di pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat, mereka tidak
boleh makan. Kata “pastilah engkau mati” mempunyai arti harafiah, “mati kamu mati”.
Jika manusia melanggar, manusia akan pasti mati. Mati di sini, merujuk ke semua
kematian. Kematian jasmani, kematian rohani, dan kematian kedua.
Telah disingung sebelumnya, semua bagian di atas adalah Perjanjian Kerja
Manusia dengan Tuhan. Tuhan membuah manusia saat itu dengan hati yang netral, belum
berdosa, namun ia mempunyai kehendak bebas. Ia boleh taat atau tidak. Perjanjian Kerja
sangat sederhana, JIKA IA TAAT (semua perintah dan larangan), IA AKAN
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
MENDAPAT HIDUP KEKAL. Tetapi JIKA IA TIDAK TAAT (semua perintah dan
larangan), IA AKAN MATI. Tentu saja perintah mudah untuk dijalani, tetapi larangan,
sulit untuk diikuti. Apakah Manusia pertama akan berhasil untuk taat atau tidak?

PEREMPUAN PERTAMA (21-22)


Berbeda dengan manusia pertama, perempuan pertama yang diciptakan Tuhan
juga diciptakan dengan cara yang spesial. Dengan ini kita bisa melihat bagaimana
spesialnya manusia. Itu karena manusia diciptakan secara pribadi. Kita juga dapat belajar
bahwa manusia diciptakan dari Gambar dan Rupa Allah itu bukan secara jasmani, tetapi
rohani (Kejadian 1:26). Manusia pertama dan perempuan pertama berbeda cara
pembuatannya. Manusia pertama terbuat dari debu tanah, maka perempuan pertama
terbuat dari tulang rusuk manusia pertama.
Sederhananya, pada ayat 21-22, jelas terlihat bagaimana Allah menciptakan
perempuan. Tuhan membuat manusia tertidur, mengambil salah satu rusuk dari padanya,
lalu menutupnya dengan daging. Dan dari rusuk itu, perempuan dibangunkan-Nya atau
diciptakanNya. Lalu perempuan pun dibawakan kepada manusia. Perempuan diciptakan
untuk menjadi “penolong” karena perempuan adalah bagian dari laki-laki.

PERNIKAHAN PERTAMA (23-25)


Pernikahan itu adalah kudus. Karena Allah yang pertama kali berinisiatif dan
mendirikan rumah tangga yang disebut pernikahan. Sebab Allah yang membawa
perempuan itu sendiri kepada manusia. Dan kemudian suami dan istri akan menjadi satu
daging dalam pernikahan. Tuhan mendirikan pernikahan untuk tujuan rohani, yaitu
membawa persekutuan rumah tangga yang indah di dalam Tuhan serta menjadi saksi bagi
orang lain. Tujuan fisik dari pernikahan tentunya adalah berkembang-biak dan
memenuhi muka bumi.
Ada hal menarik dalam Kejadian 2:23 yang menjelaskan tentang pernikahan.
Kalimat “Inilah dia” adalah seruan manusia saat melihat perempuan. Idenya seperti dia
akhirnya menemukan sesuatu yang telah lama ia cari. Manusia menamainya
“Perempuan”. Dalam Bahasa Ibrani, manusia adalah “Adam”. Namun di saat ini,
perempuan disebut “Isah” dan laki-laki disebut “ish”. Penamaan Hawa baru akan terjadi
di Kejadian 3:20.
Dalam ketiga ayat terakhir, Alkitab pun menjelaskan banyak pengajaran tentang
kriteria dari sebuah pernikahan yang Tuhan telah ciptakan. Pernikahan itu antara Laki-
laki dan Perempuan. Homoseksual itu dosa. Pernikahan sesama jenis adalah sebuah
penghujatan besar terhadap Tuhan (Imamat 18:22) (Ayat 25). Pernikahan itu suci (Ayat
25). Pernikahan itu saling melengkapi (Ayat 23). Dalam pernikahan, laki-laki akan
menjadi kepala rumah tangga. Karena perempuan adalah penolong laki-laki (Ayat 23).
Suami dan Istri akan meninggalkan rumah orangtuanya dan membangun sebuah keluarga
baru (Ayat 24)

KESIMPULAN
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Banyak hal yang “pertama” yang dibahas dalam pasal ini. Ini sekali lagi
menjelaskan kepada kita bagaimana Alkitab sangat tepat dan benar. Alkitab yang
mencatat dengan tepat apa yang terjadi enam ribu sampai delapan ribu tahun yang lalu,
Alkitab yang sama juga menjelaskan bagaimana untuk mendapatkan hidup kekal. Yaitu
percaya dengan Yesus Kristus.
Kita telah mempelajari bahwa manusia diciptakan berbeda. Mereka sama-sama
memiliki Gambar dan Rupa Allah, tetapi caranya berbeda, laki-laki dan perempuan.
Perlakuan spesial Tuhan dalam penciptaan manusia seharusnya menyadarkan kita
bagaimana kita harus bersikap di dalam hidup. Tuhan yang memberikan kita hidup, tetapi
kita telah mati karena dosa. Apa maksudnya? Saat kita masih tetap hidup dalam dosa, kita
hidup dalam kedagingan kita, maka artinya kita memilih kematian. Tuhan yang telah
menghidupkan kita, tetapi akankah kita memilih kematian?
Tuhan Yesus mengatakan kepada kita, “Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup.
Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui aku.” Yohanes
14:6. Tuhan Yesus menawarkan kehidupan kekal di sorga, tetapi apakah kita memilih
kematian kedua, di neraka?

PERMULAAN DOSA
(BACA: KEJADIAN 3:1-24)

KEJATUHAN MANUSIA KE DALAM DOSA (1-13)


Dalam Kejadian 2:16-17 dikatakan “Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini
kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan
bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."”
Ini adalah sebuah perjanjian kerja yang Tuhan berikan kepada manusia. Jika
manusia taat, maka manusia akan dapat menjadi “anak-anak Allah yang kekal”. Sebab
seperti yang kita ketahui bahwa manusia diciptakan dalam Gambar dan Rupa Allah, jadi
manusia sudah cocok untuk masuk surga. Akan tetapi, dalam Perjanjian Kerja ini, jika
manusia tidak taat, maka, manusia akan dihukum dalam penghukuman yang kekal.
Dalam kisah yang paling popular ini, manusia diceritakan harus taat untuk tidak
memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Karena jika manusia
memakannya, makan manusia itu akan mati. Kematian yang dimaksud melingkupi 3 jenis
kematian. Mati secara rohani, mati secara jasmani, dan kematian yang kedua yaitu sebuah
hukuman kekal di neraka. Ya, memang manusia saat itu tidak langsung mati secara fisik.
Karena mereka mati secara rohani terlebih dahulu. Namun setelah itu, manusia akan mati,
baik secara jasmani maupun kekekalan. Prinsip ini sama dengan kita. Saat ini jika kita
masih hidup dalam dosa, itu artinya kita telah mati secara rohani. Sadarkah kita telah mati
secara rohani, dan kematian kedua menanti kita?
Dalam kisah ini, manusia dicobai oleh sang ular, “Iblis”. Iblis memakai tubuh ular
(yang masih ada kaki dan tangannya, karena belum dikutuk) untuk mencobai Hawa. Ada
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
beberapa hal menarik yang kita bisa pelajari dari pencobaan ini.
Pertama, cara Iblis mencobai Hawa. Ada 3 tahap yang iblis pakai untuk
mencobai Hawa: 1) Ya. Iblis mengatakan “Tentulah”. Di dalam Bahasa aslinya,
dijelaskan bahwa Iblis mengatakan, “Ya. Pastinya” yang merupakan persetujuan
terhadap sesuatu. Iblis mencoba membawa Firman Tuhan kepada Hawa. Sebuah
persetujuan terhadap apa yang Firman Tuhan katakan. 2) Ya dan tidak. Iblis kemudian
membuat pernyataan yang meragukan. “Sekali-kali kamu tidak akan mati…”. Iblis
mencoba menganti Firman Tuhan dan membuat Hawa ragu akan hal itu. 3) Tidak. Iblis
memutarbalikan Firman Tuhan dengan mengatakan “tetapi Allah…” Iblis mengubah
semua Firman Tuhan menjadi perkataannya sendiri. Inilah titik akhir dimana jika
manusia tidak mengerti dengan betul Firman Tuhan ia akan tertipu dengan tipu muslihat
Iblis.
Kedua, tawaran Iblis dalam mencobai manusia. Ada 3 jenis dosa. Dan semua
jenis dosa di dalam dunia ini yang manusia lakukan masuk ke dalam semua kategori ini.
Kategori dosa dapat ditemukan dalam 1 Yohanes 2:16, “Sebab semua yang ada di dalam
dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah
berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” Bahkan saat “Adam kedua” yaitu Tuhan
Yesus Kristus datang ke dunia ini, Dia pun juga dicobai dalam 3 jenis atau kategori dosa
(baca Matius 4:1-11).
Mari bahas satu per satu. Keinginan Mata. Di ayat ke-6 kita bisa melihat,
“Perempuan itu melihat…” Dosa ini bermulai dari saat Perempuan itu melihat buah yang
terlarang tersebut. Keinginan Daging. Di ayat yang sama perempuan itu ingin
memakannya, karena “baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya”. Padahal Allah sudah
melarang Hawa untuk memakannya. Keangkuhan Hidup. Ucapan Iblis di ayat ke-5,
memberikan ide mengenai perempuan itu akan “menjadi seperti Allah…” Perempuan ini
ingin agar ia bisa menjadi seperti Allah. Inilah salah satu keangkuhan hidup. Perempuan
itu bukan hanya gagal untuk menuruti perintah Tuhan untuk tidak memakannya, tetapi
juga memberikan kepada Adam.
Ayat ke-7 dengan sangat jelas menjelaskan bagaimana mata manusia terbuka.
Dan mereka mengetahui mereka telanjang dan mereka menjadi malu. Mengapa Adam
tidak langsung mati seperti yang Tuhan katakan? Sebenarnya, setelah Adam
memakannya, manusia telah mati dan berdosa. Kematian kedua dan kematian rohani
terjadi secara langsung kepada Adam, akan tetapi kematian secara fisik baru akan terjadi
setelah 130 tahun (Kejadian 5:3).
Apa itu pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat sehingga mereka yang
memakan buahnya bisa mati? Pada dasarnya manusia pertama kali diciptakan, mereka
diciptakan dengan hati yang netral dan belum teruji. Tidak ada dosa pada diri mereka,
akan tetapi mereka tidak punya pengalaman mengenai apa yang baik dan jahat. Buah itu
membuka mata mereka untuk mengalaminya. Mereka tahu bagaimana rasa bersalah atas
apa yang mereka lakukan, mereka menjadi malu, dan terpenting mereka menjadi orang
berdosa. Dan hukuman dosa adalah maut atau kematian kedua, di neraka. Sebenarnya
tidak ada hal yang benar-benar gaib mengenai pohon ini. Permasalahan yang membawa
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
manusia ke dalam dosa bukan pohon ini sendiri, tetapi karena manusia telah melanggar
perintah Tuhan.
Akhirnya, mereka mencoba menutupi tubuh mereka dengan daun-daunan dan
tiba-tiba Allah datang memanggil mereka. Mereka bersembunyi, mereka ketakutan.
Tuhan pun memanggil mereka lagi. Dalam kisah ini sama sekali tidak memberi sebuah
argumentasi bahwa, bagaimana Tuhan tidak tahu di mana mereka (padahal Ia adalah
Tuhan yang MahaTahu). Di akun ini, Alkitab hanya ingin menekankan bahwa Tuhan
mencari manusia bukan untuk menyangkal keMahatahuan-Nya.
Dengan alasan yang sama, Tuhan bertanya kepada manusia yang memberikan
jawaban atas ketakutan mereka, "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa
engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau
makan itu?" Kejadian 3:11. Respon meraka saling menyalahkan satu dengan yang lain.
Tetapi satu hal yang perlu dicatat, walau pun memang Hawa yang memakan buah
yang dilarang itu pertama kali dan memberikan kepada Adam buah itu, ini bukan berarti
kesalahan berada pada pihak Hawa atau Ular. Adam sebagai kepala rumah tangga
harusnya tidak mendukung Hawa, atau setidaknya memarahinya karena telah
memakannya. Atau membujuk Hawa untuk tidak pernah mendengarkan siapa pun yang
menyarankannya untuk melanggar perintah itu. Namun, bukannya ia melarang, tetapi ia
malah memakannya juga. Ini adalah tanggung jawab terbesar Adam, yang juga sama-
sama mendengar perintah itu.
Tetapi Adam gagal. Karena Adam adalah perwakilan dari semua manusia, maka
semua manusia menjadi berdosa dan mati. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang
semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua
orang menjadi orang benar (Roma 5:19).

HUKUMAN AKAN DOSA MANUSIA (14, 16-24)


Setiap pribadi menjadi pendosa, mereka pun terkena kutuk. Sebuah hukuman
yang harus dijalankan oleh semuanya. Pertama-tama Allah mengutuk Ular, kemudian
Perempuan dan akhirnya Laki-laki.
KUTUK TERHADAP ULAR. Ular dijelaskan pada ayat pertama sebagai
mahkluk yang paling cerdik dari segala binatang di darat. Ular sudah biasa dijadikan
sebagai simbol dari iblis. Tetapi ular sendiri bukan binatang yang jahat, karena Allah
tidak menciptakan sesuatu yang jahat. Segala yang Allah ciptakan adalah baik. Hanya
saja, ular dipakai oleh iblis, Lucifer yang memberontak kepada Tuhan dan membawa ¼
penghuni surga pada hari pertama Allah menciptakan Langit dan Bumi (Yesaya 14:12-
14, Yehezkiel 28:11-19, Wahyu 12:4).
Ular dikutuk atas segala ternak dan binatang hutan dengan kutukan yang
menjelaskan, “…dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah yang
akan kau makan seumur hidupmu,” Kejadian 3:14. Kalimat ini mengindikasikan satu hal
yang sangat jelas bahwa, sebelum kejatuhan manusia ke dalam dosa, ular mempunyai
kaki dan tangan. Dan sejak kejatuhan manusia, ular harus menjadi binatang melata.
KUTUK TERHADAP PEREMPUAN. Ayat 16 menjelaskan beberapa kutuk
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
terhadap perempuan: Mengandung dan Kesakitan dalam melahirkan. Ini adalah kodrat
dari perempuan yang harus mengandung dan melahirkan. Akan tetapi manusia saat ini
mencoba berbagai cara untuk mengakhiri kutukan itu dengan menciptakan banyak hal
agar perempuan saat ini bisa mengandung tanpa rasa sakit, seperti operasi cesar. Ini
bukan berarti tidak boleh, hanya saja operasi harus dipakai hanya dalam keadaan yang
mendesak, bukan sebuah pilihan utama. Ini salah satu pemberontakan manusia terhadap
hukum Allah. Kalau kita merasakan kutuk kesakitan saat melahirkan, ingatlah semua ini
disebabkan oleh dosa. Kalau kita juga terkena kutuk kesakitan saat melahirkan, maka itu
adalah bukti kita manusia berdosa yang butuh sang Juru Selamat.
Ketertundukan Perempuan terhadap laki-laki. Suami akan berkuasa atas
perempuan. Dan hal ini pun hampir dinodai oleh perempuan-perempuan yang ingin
menguasai suaminya. Perempuan kodratnya tunduk dengan suami dan bukan sebaliknya
(Efesus 5:22-24, Kolose 3:18, 1 Petrus 3:1). Dan karena ini juga, perempuan tidak
diijinkan untuk mengajar orang dewasa atau pria, tetapi diijinkan untuk mengajar anak-
anak, remaja dan kaum wanita (1 Timotius 2:12-14).
KUTUK TERHADAP LAKI-LAKI. Karena Adam mendengarkan Hawa, ia pun
terkena kutuk. Dan kutuknya itu juga masih terasa sampai sekarang. Di ayat 17-19 dan 23
kita bisa melihat bagaimana Adam terkena kutukan, antara lain; Susah payah dan
keringat dalam bekerja. Laki-laki harus mencari makan atau nafkah untuk keluarganya
“dengan berpeluh”. Bahkan fasilitas Taman Eden yang dulu bisa dinikmati menjadi
larangan bagi mereka. Tumbuhan yang mudah tumbuh, buah yang hanya cukup dipetik,
menjadi sudah tidak ada lagi. Menariknya, sama seperti perempuan yang dipermudah
dengan teknologi saat ini, tampaknya manusia pun ingin meniadakan kutuk itu dengan
menciptakan AC.
Tanah terkutuk. Tanah yang mereka tahu, lihat dan rasakan sendiri akan berubah.
Munculnya semak duri dan rumput duri akan menyebabkan sebuah tumbuhan sulit
tumbuh, sekaligus menyulitkan Adam dalam mengelolanya. Jika kita mengingat hal ini
juga terjadi kepada kita, maka kita juga adalah manusia berdosa yang membutuhkan
Tuhan.
Di usir dari Taman Eden. Sebagai perwakilan manusia, mereka diusir dari Taman
Eden. Ini merupakan sesuatu hal yang sangat buruk terjadi. Taman Eden adalah symbol
dari keberadaan Allah di tengah-tengah mereka di mana mereka merasakan sekilas
bagaimana surga nanti. Namun simbol itu telah hilang, mereka tidak bisa memakan buah
dari pohon kehidupan. Yaitu kehidupan kekal.

HARAPAN TERBESAR MANUSIA (15, 20-21)


Jika manusia taat kepada perintah Allah untuk tidak memakan buah yang Allah
larang, maka mereka diijinkan untuk memakan buah dari pohon kehidupan. Buah pohon
kehidupan akan membuat mereka hidup selama-lamanya, menikmati warisan surga
sebagai anak-anak Allah. Tetapi, karena mereka melanggar, mereka dihukum untuk
menerima penghukuman kekal.
Seluruh manusia menerima penghukuman kekal itu. Tidak ada hal yang bisa
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
dilakukan oleh manusia untuk mencegah hukuman tersebut. Tetapi hanya satu cara, di
mana manusia bisa terlepas dari hukuman kekal tersebut. Yaitu melalui Sang Juru
Selamat. Kejadian 3:15, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan
perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan
kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Ini adalah Injil pertama yang
terdapat di dalam Alkitab. Allah menjanjikan “keturunan” yang akan meremukan sang
Ular. “Benih” yang akan membawa manusia ke dalam keselamatan. Ayat ini adalah janji
Allah akan dikirimkannya Sang Juru Selamat manusia, yang akan hidup dengan
sempurna menjalani hukum Taurat dan akan mati menebus dosa manusia.
Kitab Kejadian pada khususnya, nanti akan menceritakan Garis Keturunan Mesias
dari Hawa kepada Yesus yang telah lahir. Makanya, Umat Yahudi menantikan Sang Juru
Selamat ini datang sampai saat ini, padahal Juru Selamat manusia telah lahir, mati untuk
dosa manusia dan telah bangkit ke surga. Ia adalah Yesus Kristus. Namun disayangkan
banyak orang yang masih menanti kedatangan Tuhan Yesus yang pertama kali. Tetapi
sebagai orang kristen, kita tahu bahwa Yesus telah datang untuk manusia, dan Ia sudah di
surga, dan Ia pun akan datang kembali untuk kedua kalinya menjemput orang-orang
percaya. Apakah kita di antaranya?
Manusia saat itu mencoba untuk membuat pakaian dengan daun-daunan untuk
menutupi kemaluan mereka, tetapi “…TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit
binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.”
Kejadian 3:21. Apa pentingnya “pakaian dari kulit binatang” ini dan kenapa tidak daun-
daunan saja? Untuk mendapatkan kulit binatang, binatang harus disembelih dahulu, dan
darah binatang itu yang harus tercurah.
Dalam kitab Imamat, Allah akan memperkenalkan sebuah metode di mana
manusia bisa “membayar” atau “menebus” dosanya. Yaitu dengan menyembelih
binatang (domba, kambing, dll), dengan mencurahkan darahnya, untuk dipersembahkan
kepada Tuhan. Dalam kitab Keluaran, Allah pun memperlihatkan pentingnya darah yang
dicurahkan pada tiang-tiang pintu bangsa Israel untuk menghindari kematian hebat di
Mesir (Keluaran 12:1-30). Dengan prinsip yang sama Allah telah memperlihatkan kepada
Kain dan Habel untuk mempersembahkan anak domba dan bukan sayur-sayuran. Ini
adalah hal yang penting yang perlu dicatat.
Allah sendiri akan mengirimkan PutraNya untuk datang ke dunia sebagai Anak
Domba Allah seperti yang dikatakan di dalam Alkitab, “Dan ketika ia melihat Yesus
lewat, ia berkata ‘lihatlah, Anak domba Allah’”(Yohanes 1:36). Anak domba ini telah
akan mati, mencurahkan darahNya, sebagai tanda penebusan bagi dosa-dosa manusia.
Hanya Allah yang bisa menebus manusia dengan sempurna, karena tidak ada orang yang
sempurna di dunia ini. Tidak satu pun. Hanya Anak Domba Allah yang suci, kudus, tidak
bercacat dan tidak berdosa saja yang bisa menebus manusia. Tanpa darah tercurah, tidak
ada penebusan dosa.

KESIMPULAN
Dosa manusia secara umum ada 3 kategori dan dosa-dosa ini yang merupakan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
dosa yang dilanggar oleh manusia pertama itu. Keinginan daging, keinginan mata dan
keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:16). Menariknya, Yesus juga dicobai oleh iblis dengan
cara yang sama (Matius 4:1-11). Iblis selalu akan mencobai manusia dengan cara yang
sama. Yaitu, ia akan setuju dengan apa yang dikatakan Firman Tuhan, kemudian ia akan
membelokan sedikit Firman Tuhan, lalu saat manusia mulai bingung dan tidak tahu yang
mana Firman Tuhan yang benar dan yang tidak, Iblis akan memutarbalikan Firman
Tuhan.
Adam adalah perwakilan dari semua manusia. Dan karena Adam telah jatuh
kedalam dosa, semua keturunan Adam pun telah jatuh ke dalam dosa. “Jadi sama seperti
oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula
oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar” Roma 5:19. Manusia telah
dikutuk karena ketidaktaatannya. Perempuan harus mengandung dan melahirkan dengan
sakit, laki-laki harus berpeluh dan bekerja keras untuk mendapatkan makanan, tanah
menjadi susah dikelola, dan hidup pun menjadi susah. Jika kita merasakan hal itu semua,
itu artinya kita itu juga manusia berdosa. Dan Upah dari dosa adalah maut. Ketidaktaatan
manusia membuat manusia tidak bisa menikmati hidup kekal, malahan harus menerima
hukuman kekal. Kematian yang dimaksud adalah kematiaan secara fisik, kematian secara
rohani dan kematian kedua di neraka.
Satu-satunya cara untuk menebus dosa adalah dengan dengan penumpahan darah.
Tanpa penumpahan darah, tidak ada penebusan dosa. Allah telah memberi contoh
bagaimana pencurahan darah itu dengan memberikan kulit binatang sebagai pakaian
untuk menutup dosa. Allah telah menjanjikan Sang Juru Selamat, yaitu Yesus Kristus.
Sebuah “benih/keturunan” dari perempuan yang akan menebus dosa manusia pada
Kejadian 3:15. “Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru,
supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan,
sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggara yang telah dilakukan
selama perjanjian yang pertama” (Ibrani 9:15)
Tuhan yang mengasihi manusia, Ia ingin tidak ada seorang manusia pun binasa.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia
bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”
(Yohanes 3:16-17).Ia adalah Anak domba Allah yang disembelih dan mencurahkan
darahnya untuk manusia. Ia adalah Korban yang sempurna, tidak ada cacat cela, yang
mampu memberikan korban sekali untuk selamanya. Ia telah menebus dosa seluruh
manusia.
Sudahkah kita percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat Pribadi anda?

PERSEMBAHAN PERTAMA
(BACA: KEJADIAN 4:1-15)

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

DUA ANAK ADAM DAN HAWA (1-2)


Setelah Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden, maka manusia tinggal di dunia
yang penuh susah. Dengan segala kutuk yang ada, mereka pun meninggalkan Taman
Eden. Hidup pun harus terus dijalani, ditambah akan Janji yang Tuhan berikan kepada
mereka akan Sang Juru Selamat yang akan lahir ke bumi dari benih wanita (Kejadian
3:15).
Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah
perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat
seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN." Selanjutnya dilahirkannyalah
Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.
(Kejadian 4:1-2.) Kain dan Habel pun dilahirkan bagi mereka.

Kain : Petani Pertama. Kain merupakan anak laki-laki pertama yang dikandung
oleh seorang wanita pertama, yaitu Hawa. Kain dilahirkan dengan “pertolongan
Tuhan”. Kalau kita mengingat bagaimana Hawa telah dikutuk, maka kita bisa
membayangkan bagaimana perasaannya. Mungkin di zaman modern seperti ini, banyak
yang bisa menjadi penolong untuk para calon ibu. Mereka bisa memberi gambaran apa
yang harus dilakukan saat hamil, apa yang tidak boleh dilakukan, bagaimana
perasaannya? Apa yang perlu disiapkan dan lain sebagainya? Tapi bayangkan, Hawa
sendirian saat itu, tidak ada yang bisa ia tanya. Mungkin ia bertanya pada Adam, tetapi
apakah Adam mampu menjawabnya. Lalu bagaimana ia bisa menghadapinya? Maka,
kesaksiannya akan hal ini memberikan hal yang baik untuk kita. Bagaimana pun juga,
Tuhan tidak akan meninggalkan manusia. Ia sendiri yang akan menjadi penolong buat
kita. Jadi hanya tinggal respon kita saja.
Arti dari nama Kain adalah “yang telah didapatkan” yang ada disinggung pada
ayat pertama. Dan Kain lebih lanjut dijelaskan sebagai Petani pertama, atau orang
pertama di dunia yang mengusahakan tanah dan menumbuhkan macam-macam pohon-
pohonan.
Habel : Peternak Pertama/ Gembala Domba Pertama. Habel merupakan adik
dari Kain. Nama Habel sendiri diartikan beberapa dalam beberapa pengertian yaitu,
“Nafas, Gembala, atau Uap air”, tetapi tampaknya arti Gembala lebih mendekati maksud
nama ini. Karena Habel adalah seorang Gembala pertama di dunia ini.

DUA MACAM PERSEMBAHAN (3-5)


Hasil Tanah : Tanpa Darah. Tentu, sebagai anak-anak dari Adam. Adam sudah
mengajarkan bagaimana memberi sebuah persembahan kepada Allah. Pentingnya darah
yang tercurah pun telah disinggung sebagai persembahan yang sempurna untuk
penebusan dosa. Namun, Kain yang merupakan seorang petani mempersembahkan hasil
tanahnya kepada Tuhan sebagai persembahan. Maka hasilnya, persembahan Kain tidak
diindahkan.
Anak Sulung Kambing Domba : Dengan Darah. Bertolak belakang dengan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Kain, Habel mempersembahkan anak sulung kambing domba miliknya. Dengan
mencurahkan darah, persembahan Habel diindahkan oleh Tuhan.
Pentingnya Darah. Dari cerita ini, kita dapat menyimpulkan bahwa persembahan
Habel adalah persembahan yang benar di mata Allah, sedangkan persembahan Kain
tidak. Hal ini semata-mata bukan karena apa yang dikatakan banyak komentator Alkitab
katakan, mereka berpendapat bahwa, mungkin persembahan Kain ditolak karena, Kain
tidak punya kesungguhan untuk mempersembahkan persembahannya. Mereka
beranggapan bahwa kata “Sebagian” di ayat 3 itu mengindikasikan, Kain
mempersembahkan dengan separuh hatinya, sedangkan Habel mempersembahkan hasil
pertama dari kambing dombanya.
Alasan ini tidak tepat. Seperti yang kita ketahui, Adam telah mengerti bahwa
untuk mendapatkan penebusan dosa, harus ada darah yang tercurah. Ingat bagaimana
Adam dan Hawa saat jatuh ke dalam dosa dan mereka mencoba membuat cawat/ pakaian
dari tumbuh-tumbuhan dan Allah mengantikannya dengan pakaian dari kulit? Ini adalah
bukti bahwa, persembahan mereka harus melibatkan darah.
Adam pasti telah memulai persembahan atau mezbah untuk Allah sejak ia jatuh ke
dalam dosa. Dan Adam pun seharusnya sudah mengajarkan kepada mereka, anak-
anaknya, tentang hal ini. Persembahan kepada Allah mengindikasikan bahwa mereka
sadar bahwa mereka harus terus melihat ke depan akan Anak Domba Allah yang
dijanjikan kepada mereka. “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang
kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.”
(Yohanes 1:29).
Dengan hal ini, seharusnya Kain dan Habel tahu bahwa persembahan yang benar
adalah dengan membawa kambing domba yang melibatkan pencurahan darah. Akan
tetapi Kain, dengan pikiran manusia, mencoba mencari cara lain untuk menyenangkan
Tuhan, meskipun dengan sepenuh hatinya. Masalahnya adalah, Niat Kain mungkin tulus,
tetapi cara Kain Salah.
Di dalam lingkungan Kristen, kita bisa melihat bagaimana hal ini masih terjadi.
Bagaimana banyak gereja, mengunakan cara-cara manusia untuk membuat orang datang
ke gereja. Mereka mencoba mengunakan banyak hal, dari musik, drama, dan semua hal
yang dunia pakai untuk melayani, memuji dan menyembah Tuhan. Walaupun mereka
Tulus, tetapi cara yang mereka pakai salah. Ketulusan bukan alasan untuk kita melakukan
segala sesuatu yang berhubungan dengan penyembahan kita kepada Allah, tetapi hanya
kebenaran. Kita diajarkan bahwa, Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah
aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai korban yang
hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:1-2)
Persembahan yang kudus dan berkenan kepada Allah jelas-jelas bukan cara
manusia. Jika kita melakukan segala pelayanan dan persembahan kita denga “serupa
dengan dunia ini”, maka persembahan kita tidak akan diindahkan Tuhan.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

DUA RESPON KAIN (6-10)


Kemarahan/Pembunuhan. Dimulai dari pikiran manusiawi, kemudian segala
hidupnya berubah. Ini adalah yang terjadi kepada Kain. Saat Allah tidak mengindahkan
persembahannya, Kain bukannya bertobat, ia malahan menjadi marah. Firman TUHAN
kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram. Apakah mukamu tidak akan
berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah
mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa
atasnya." (Kejadian 4:6-7). Seharusnya, Kain menyadari bahwa Tuhan telah
memperingatkannya untuk tidak marah. Respon Kain memperlihatkan bahwa ia tidak
bertobat akan cara manusianya. Ia merasa cara yang dipakainya adalah cara yang benar.
Allah memperingatkan bahwa, dosa itu akan “berkuasa” akan Kain jika kain tidak
berubah.
Tetapi, sepertinya Kain tidak bisa diubah. Rasa marah yang terus-menerus ada
membuatnya semakin iri. Iri hati yang sangat menganggunya akhirnya ia lampiaskan.
Hanya ada satu cara untuk membuat keadaan lebih baik, menurutnya, jika Habel tidak
ada. Karena Habel ada, persembahannya harus ditolak. Maka Kain pun menjadi
pembunuh pertama di dunia ini.
Kebohongan. Tidak berhenti sampai di sana, setelah Kain membunuh Habel lalu
Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak
tahu! Apakah aku penjaga adikku?" (Kejadian 4:9). Dan respon ini membuatnya semakin
terjerumus kedalam jerat dosa yang lebih dalam lagi. Ia pun berbohong. Dan seharusnya
ia sadar bahwa, ia mungkin bisa membohongi manusia, tetapi ia tidak mungkin
membohongi Tuhan. Tuhan Maha Tahu, Maha Kuasa, dan Maha Hadir. Tuhan bertanya,
bukan karena Ia tidak tahu, tetapi karena Ia ingin menguji hati Kain. Sama halnya saat
Allah bertanya kepada Adam dan Hawa di taman Eden setelah mereka jatuh ke dalam
dosa, bukan berarti Allah tidak tahu, tetapi Allah ingin menguji mereka. Karena Allah
kemudian berkata, Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu
berteriak kepada-Ku dari tanah. (Kejadian 4:10)
Kebohongan Kain menjadi penentu hidupnya. Ia telah memilih jalan yang lebar
yang banyak dipakai dunia ini. Seperti yang kita tahu, kebohongan adalah salah satu dosa
yang paling banyak dilakukan, terlebih untuk menutupi dosa yang lain. Sebagai orang
Kristen, kita dituntut untuk selalu jujur, apapun itu. Jika kita mempunyai dosa, akui dan
bertobat, jangan pernah mencoba bergelit dan menghidari penghakiman dosa. “Jika kita
mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala
dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9)

DUA KUTUKAN KEPADA KAIN (11-15)


Tanah yang terkutuk. Allah tentunya akan mengampuni dosa kita, jika kita
sungguh-sungguh bertobat. Akan tetapi kita harus sadar, setiap dosa ada konsekuensinya.
Sama halnya dengan apa yang terjadi kepada Kain. Maka sekarang, terkutuklah engkau,
terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan
memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu;...” (Kejadian 4:11-12a)
Kutukan pertama adalah tanah yang terkutuk. Tidak ada tanah yang bisa
diusahakan melalui dirinya. Ingat bagaimana ia adalah seorang petani, ia mengerti
dengan benar bahwa hasil tanahnya hanya bergantung dari tanah yang baik. Tanah yang
dimilikinya saat ini bukan lagi miliknya, walau pun ia berusaha dengan sepenuh dayanya,
tanahnya itu tidak akan menjadi subur lagi.
Menjadi Pelarian & Pengembara. Selain itu, Firman Tuhan mengatakan bahwa
Kain, “...engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi." (Kejadian 4:12b).
Kutukan kedua ini adalah hasil dari kutukan pertama. Karena ia tidak bisa menghasilkan
apa pun dari tanahnya, maka ia harus menjadi pelarian dan pengembara. Akan banyak
orang yang akan membunuhnya, ia harus pergi dari tempat itu dan tidak menetap lagi.
Sungguh upah dan konsekuensi dosa harus ia tanggung dengan berat. Kini ia
menyadari bahwa hukumannya menjadi sangat sulit. Ia pun mempertanyakan hal ini
kepada Tuhan dan mengadu akan hukumannya yang terlalu besar. Kata Kain kepada
TUHAN: "Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung. Engkau
menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu,
seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu
dengan aku, tentulah akan membunuh aku." (Kejadian 4:13-14).
Tetapi Allah sungguh berbelaskasihan kepada Kain. Ia memberikan sebuah
harapan untuk Kain, akan hidupnya. Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak!
Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat."
Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh
barangsiapapun yang bertemu dengan dia. Tuhan memberikan tanda kepadanya, supaya
orang yang bertemu dengannya tidak membunuhnya. Tanda apa itu? Tidak ada seorang
pun yang tahu. Namun yang kita tahu bahwa, Allah memberi kesempatan kepada kita
untuk bertobat dari dosa.
Ingat konsekuensi dosa akan tetap ada. Allah akan mengampuni dosa kita, tetapi
kita harus menanggung konsekuensinya. Misalnya, kita mencuri, Tuhan tentu akan
mengampuni kita, tetapi kita tetap harus diproses ke pengadilan.

KESIMPULAN
Kita manusia berdosa, kita pantas untuk dikutuk, tetapi Allah akan tetap menolong
kita untuk dapat mengadapinya, asal kita bertobat dan sungguh-sungguh mencari Allah.
Persembahan yang berkenan kepada Allah bukan dilihat dari ketulusan hati saja,
tetapi dari apa yang Firman Tuhan katakan. Tanpa Kebenaran, Ketulusan Hati sia-sia.
Jangan pakai cara dunia untuk melayani Tuhan, pakai cara Tuhan sendiri yang terdapat
dalam Kitab Suci.
Kita harus senantiasa mengaku dosa kita kepada Tuhan. Allah itu setia, ia akan
mengampuni kita. Tetapi kita pun harus ingat, Allah itu adil, dimana kita harus
menanggung konsekuensi dari dosa kita. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah
setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9).

PERDUDUK PERTAMA BUMI


(BACA: KEJADIAN 4:16-5:32)

PENDAHULUAN

Kitab Kejadian adalah kitab pertama yang ditulis oleh Musa. Kitab Kejadian dapat
disebut sebagai kitab permulaan. Setelah mempelajari penciptaan yang sempurna,
permulaan umat manusia, pemulaan dosa, maka selanjutnya adalah sebuah permulaan
dari kependudukan umat manusia dibumi. Allah telah memerintahkan kepada manusia
untuk "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang
yang merayap di bumi." (Kej 1:28), ini adalah nubuat yang Tuhan perintahkan. Tidak
bisa dipungkiri memang, setelah manusia jatuh ke dalam dosa, manusia diusir dari Taman
Eden. Namun, perintah Allah tidak berubah, beranak cucu dan bertambah banyak.
Dalam kejadian 4:16-5:32, Alkitab memberikan rentetan nama-nama yang sekilas
tidak begitu membawa signifikan bagi kita. Namun, Alkitab adalah Firman Allah yang
sempurna, Firman Tuhan yang tidak ada kesalahan. Dengan pelajaran yang lebih tekun
dan teliti, malahan, seseorang yang tertarik dalam mempelajari ayat-ayat ini akan
menemukan sebuah banyak pelajaran penting yang bisa kita pelajari bersama.

ADA APA DENGAN NAMA?


Semua orang akan heran, mengapa banyak nama disebutkan dalam ayat-ayat ini.
Apa pentingnya? Sebenarnya, banyak sekali pelajaran yang bisa kita dapatkan dalam
ayat-ayat ini. Pertama, ini dapat memberitahukan bahwa yang dituliskan Alkitab adalah
kisah nyata. Seseorang bisa menyelidiki semua itu. Semua nama orang, tempat, kejadian,
bisa diselidiki. Alkitab benar-benar Firman Tuhan. Kedua, melihat garis keturunan.
Khususnya saat nanti kita hubungkan dengan garis keturunan Mesias (Matius 1).

DAFTAR KETURUNAN KAIN (4:17-26)


Dalam Kejadian 4:16-26, setelah Kain menjadi pengembara, maka Kain pun
meneruskan keluarganya. Kain menikah dan melahirkan anak yaitu Henokh. Dan Kain
pun mendirikan sebuah kota dengan nama anaknya itu. Kita bisa membayangkan, Kain
merupakan anak pertama yang dilahirkan ke dunia, maka dunia yang sangat besar ini,
dengan sangat mudah ia memilih di mana ia harus tinggal. Lalu Henokh - Irad -
Mehuyael - Metusael - Lamekh. Lamekh mempunyai dua istri, ini adalah manusia
pertama yang berpoligami. Istri pertama, Ada, melahirkan Yabal (Bapa orang yang
berkemah & memelihara ternak) and Yubal (Bapa yang memainkan kecapi dan suling).
Istri kedua, Zila, melahirkan Tubal-Kain (Bapa tukang tembaga dan besi).
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Meskipun kita dapat mendapatkan sebuah ide bahwa mereka adalah orang-orang
pertama yang membentuk sebuah kebudayaan, tetapi kita harus tetap diingatkan bahwa,
kebudayaan mereka akan dilenyapkan dalam Air Bah di zaman Nuh. Bahkan kita dapat
melihat Lamekh, sebuah generasi yang cukup rusak, sebagai orang pertama yang
berpoligami dan melakukan pembunuhan melebihi batas. Ia mengibaratkan dirinya
sebagai seorang yang sama seperti moyangnya, Kain yang tidak bisa dibalaskan. Ini
adalah bentuk keputusan yang salah dari Lamekh. Allah yang membuat batasan tentang
Kain di ayat 15, tetapi dengan pikirannya sendiri Lamekh membuat batasannya sendiri.
Apakah ia pantas dibunuh atau tidak? Kerusakan moral Lamekh, bukti bahwa dosa
manusia sangat besar. Apa yang dilakukan Lamekh sama dengan membuat aturan sendiri.
Melakukan apa yang baik di matanya sendiri.
Kita harus mengingat, Allah telah menjanjikan kepada Hawa, sang Juru Selamat
yang akan lahir dari benih Hawa. Kejadian 3:15. Tetapi, bukan dari garis keturunan Kain.
Seharusnya dari garis keturunan Habel, hanya Habel dibunuh oleh Kain. Maka Allah
memberikan Set kepada Adam dan Hawa. Ini sangat penting, karena dari benih Set,
Yesus akan dilahirkan.
Daftar keturunan ini bukan hanya penting, tetapi mempunyai nilai rohani yang
besar. Bagaimana Allah akan menjaga garis keturunan ini sehingga Mesias bisa
dilahirkan nanti. Iblis juga berusaha untuk memotong Garis keturunan ini sejak semula,
sehingga Mesias tidak bisa dilahirkan. Saat kita mempelajari seluruh garis besar Alkitab
ini, kita akan menemukan bagaimana Rencana Keselamatan Umat manusia itu terlihat
jelas.
Dari Set adalah buyut dari Nuh yang akan mempunyai anak Sem. Dari Sem akan
dilahirkan Abraham, kemudian Ishak, Yakub yang kemudian menjadi bangsa Israel. Dan
dari salah satu anak Yakub, Yehuda akan lahir Raja Daud, dan raja Daud ini akan
menjadi buyut dari Tuhan Yesus Kristus (1 Tawarih 1, Matius 1).

DAFTAR KETURUNAN ADAM (5:1-4)


1 Inilah daftar keturunan Adam. Pada waktu manusia itu diciptakan oleh Allah,
dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah; 2 laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya
mereka. Ia memberkati mereka dan memberikan nama "Manusia" kepada mereka, pada
waktu mereka diciptakan. 3 Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia
memperanakkan seorang laki-laki menurut rupa dan gambarnya, lalu memberi nama Set
kepadanya. 4 Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia
memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 5 Jadi Adam mencapai umur sembilan
ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.

DAFTAR KETURUNAN SET (5:6-8)


6 Setelah Set hidup seratus lima tahun, ia memperanakkan Enos. 7 Dan Set masih
hidup delapan ratus tujuh tahun, setelah ia memperanakkan Enos, dan ia memperanakkan
anak-anak lelaki dan perempuan. 8 Jadi Set mencapai umur sembilan ratus dua belas
tahun, lalu ia mati.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

DAFTAR KETURUNAN ENOS (5:9-11)


9 Setelah Enos hidup sembilan puluh tahun, ia memperanakkan Kenan. 10 Dan
Enos masih hidup delapan ratus lima belas tahun, setelah ia memperanakkan Kenan, dan
ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 11 Jadi Enos mencapai umur
sembilan ratus lima tahun, lalu ia mati.

DAFTAR KETURUNAN KENAN (5:12-14)


12 Setelah Kenan hidup tujuh puluh tahun, ia memperanakkan Mahalaleel. 13
Dan Kenan masih hidup delapan ratus empat puluh tahun, setelah ia memperanakkan
Mahalaleel, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 14 Jadi Kenan
mencapai umur sembilan ratus sepuluh tahun, lalu ia mati.

DAFTAR KETURUNAN MAHALALEEL (5:15-17)


15 Setelah Mahalaleel hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Yared.
16 Dan Mahalaleel masih hidup delapan ratus tiga puluh tahun, setelah ia
memperanakkan Yared, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 17 Jadi
Mahalaleel mencapai umur delapan ratus sembilan puluh lima tahun, lalu ia mati.

DAFTAR KETURUNAN YARED (5:18-20)


18 Setelah Yared hidup seratus enam puluh dua tahun, ia memperanakkan
Henokh. 19 Dan Yared masih hidup delapan ratus tahun, setelah ia memperanakkan
Henokh, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 20 Jadi Yared
mencapai umur sembilan ratus enam puluh dua tahun, lalu ia mati.

DAFTAR KETURUNAN HENOKH (5:21-24)


21 Setelah Henokh hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Metusalah.
22 Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia
memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 23
Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima tahun. 24 Dan Henokh hidup
bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.
DAFTAR KETURUNAN METUSALAH (5:25-27)
25 Setelah Metusalah hidup seratus delapan puluh tujuh tahun, ia
memperanakkan Lamekh. 26 Dan Metusalah masih hidup tujuh ratus delapan puluh dua
tahun, setelah ia memperanakkan Lamekh, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan
perempuan. 27 Jadi Metusalah mencapai umur sembilan ratus enam puluh sembilan
tahun, lalu ia mati.

DAFTAR KETURUNAN LAMEKH (5:28-32)


28 Setelah Lamekh hidup seratus delapan puluh dua tahun, ia memperanakkan
seorang anak laki-laki, 29 dan memberi nama Nuh kepadanya, katanya: "Anak ini akan
memberi kepada kita penghiburan dalam pekerjaan kita yang penuh susah payah di tanah
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
yang telah terkutuk oleh TUHAN." 30 Dan Lamekh masih hidup lima ratus sembilan
puluh lima tahun, setelah ia memperanakkan Nuh, dan ia memperanakkan anak-anak
lelaki dan perempuan. 31 Jadi Lamekh mencapai umur tujuh ratus tujuh puluh tujuh
tahun, lalu ia mati. 32 Setelah Nuh berumur lima ratus tahun, ia memperanakkan Sem,
Ham dan Yafet.

PELAJARAN ROHANI
Kejadian pasal 5 adalah rincian garis keturunan Set. Walaupun hanya
menyinggung beberapa nama orang, umur, kematian mereka, namun kita tetap bisa
mengambil pelajaran rohani dari pasal 5. Bagaimana Allah menjaga garis keturunan
Mesias adalah salah satunya.
Hal lain yang kita bisa pelajari adalah mengenai kematian. Kita bisa melihat,
bagaimana setiap dari mereka akhirnya mati. Kematian adalah salah satu bukti dari dosa
yang ada dalam diri manusia. Seperti yang Tuhan katakan kepada Adam dan Hawa. Jika
mereka memakan buah yang dilarang Allah, maka mereka akan mati.
Ada hal yang menarik yang harus kita bisa petik prinsipnya. Kalau kita melihat
umur mereka, mereka hidup ratusan tahun. Allah mengijinkan manusia mempunyai umur
yang panjang saat itu. Tapi tolong mengerti, mereka walaupun berumur tua, saat mereka
berumur 100 tahun tidak sama seperti yang kita tahu saat ini. Allah melambatkan
penuaan yang ada pada mereka. Tapi karena dosa manusia saat itu, Allah akan memotong
umur manusia, setelah Air Bah nantinya menjadi 120 tahun saja (Kejadian 6:3), dan saat
ini Allah memberikan umur kepada manusia 70-80 tahun saja, “Masa hidup kami tujuh
puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah
kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.”
Mazmur 90:10. Apa tujuan Allah memotong umur manusia? Mengingatkan kita
bagaimana kita harus hidup. Kita hidup di dunia sebagai saksi Tuhan. Hidup yang singkat
kita harus kita pakai untuk melayani Tuhan.
Ada hal yang menarik di antara nama-nama ini, kita bisa melihat di ayat 21-24.
Ada pun Henokh, bergaul karib dengan Allah. Lalu ia tidak ada lagi, sebab ia diangkat
oleh Tuhan. Henokh adalah manusia pertama yang tidak mengalami kematian, karena Ia
di angkat oleh Allah. Alasannya, ia bergaul karib dengan Tuhan. Ibrani 11:5 memberi
penjelasan sedikit lagi mengenai Henokh, “Karena iman Henokh terangkat, supaya ia
tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya.
Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada
Allah.” Hidup yang berkenan kepada Allah adalah kesaksian yang dimiliki Henokh. Ini
tidak mengajarkan kita bahwa, kita bisa saja diangkat ke surga karena kita hidup
berkenan dan bergaul karib dengan Allah. Kenapa?
Mari kita bandingkan dengan Nuh, dalam Kejadian 6:9. “Inilah riwayat Nuh: Nuh
adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan
Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.” Nuh dikatakan juga bergaul karib dengan Allah,
lalu mengapa Nuh tidak diangkat ke surga seperti Henokh? Alasannya, Nuh akan dipakai
Tuhan untuk rencana Tuhan yang besar. Nuh tidak diangkat karena diberikan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
kepercayaan untuk meneruskan garis keturunan Mesias. Tuhan mengangkat Henokh,
tetapi bukan Nuh, mengajarkan kita bahwa, selama kita masih di dunia, kita mengemban
tugas seperti Nuh. Untuk melayani Tuhan dan menjadi saksi bagi dunia ini. Seperti
pemazmur katakan dalam Mazmur 25:14, “TUHAN bergaul karib dengan orang yang
takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” Apakah kita
bergaul karib dengan Allah?

KESIMPULAN
Nama-nama dalam garis keturunan Adam menunjukkan bahwa, Allah mempunyai
rencana keselamatan yang besar untuk manusia. Iblis berusaha memotong garis ini, tetapi
Allah selalu melindunginya. Set adalah buyut dari Nuh yang akan mempunyai anak Sem.
Dari Sem akan dilahirkan Abraham, kemudian Ishak, Yakub yang kemudian menjadi
bangsa Israel. Dan dari salah satu anak Yakub, Yehuda akan lahir Raja Daud, dan raja
Daud ini akan menjadi buyut dari Tuhan Yesus Kristus (1 Tawarih 1, Matius 1).
Kematian adalah bukti dari dosa manusia. Setiap orang akan mati, hanya untuk
setiap orang yang percaya, kita tidak mati, tetapi akan tidur. Karena saat kita percaya
kepada Yesus, saat kita menghembuskan nafas kita yang terakhir kali, roh kita akan
terangkat ke surga dan meninggalkan tubuh jasmani kita ini yang tidak cocok dengan
surga. Namun nanti di akhir Zaman, Tuhan akan membangkitkan tubuh kita dan
mengantikan dengan Tubuh Kemuliaan.
Henokh dan Nuh sama-sama bergaul karib dengan Tuhan. Henokh diangkat ke
surga, Nuh dipercayakan untuk mengemban tugas mulia. Kita di bumi mempunyai tugas
yang mulia, kita harus bergaul karib dengan Tuhan, tetapi kita adalah Nuh, yang akan
menjadi saksi Tuhan buat orang lain.

PERHANCURAN PERTAMA DUNIA


(BACA: KEJADIAN 6:1-8:22)

KENAPA? (6:1-6)
“Kenapa Tuhan mendatangkan Air Bah untuk menghancurkan bumi?” Di
zaman Nuh, manusia diperkirakan sudah sangat banyak. Diperkirakan bukan hitungan
ribu, tetapi jutaan penduduk bumi waktu itu. Pada waktu itu juga banyak orang-orang
raksasa, inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala. Zaman purbakala
bukan zaman yang para ilmuwan katakan, jutaan tahun lalu. Tetapi, masa Nuh. Nuh
hidup kira-kira 4000 sampai 6000 tahun yang lalu. Jadi umur bumi itu pun bukan jutaan
tahun lalu.
Kejahatan manusia adalah alasan mengapa Tuhan harus menghukum bumi. “…
kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu
membuahkan kejahatan semata-mata” (Kejadian 6:6). Jika kita melihat Alkitab, ada
sebuah kalimat yang mungkin membuat kita bertanya-tanya, “maka menyesallah
Tuhan,” apakah Tuhan bisa menyesal? Apakah ini membuktikan Tuhan tidak Maha
Kuasa? Sama sekali tidak. Pernyataan ini hanya sebuah ekspresi dari Tuhan yang
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
menyatakan “kenapa mereka melakukan itu?”. Tetapi satu hal yang kita perlu mengerti
dengan baik. Tuhan itu penuh kasih, tetapi Tuhan itu juga adil. Keadilannya berdasar atas
kesucianNya. Allah tidak bisa kompromi dengan dosa. Untuk itulah setiap orang yang
berdosa semuanya harus dihukum. Dan kali ini, Tuhan akan menghukum mereka dengan
AIR BAH.

SIAPA? (6:7-13)
“Siapa saja yang harus terkena Air Bah?” Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan
menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia
maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku
menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." Semua manusia bahkan dengan segala
isi dunia.
Tetapi firman Tuhan katakan, Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Nuh
mempunyai tiga orang putra, Sem, Ham, dan Yafet. Ketiga putranya pun masing-masing
mempunyai seorang istri. Mereka ini adalah orang-orang yang nantinya akan selamat dari
banjir besar tersebut. Ada tiga hal yang kita bisa ketahui, kenapa Nuh mendapat kasih
karunia di mata Tuhan.
Nuh adalah seorang yang benar. Ini menunjukkan apa yang dilakukan selalu
sesuai dengan FIrman Tuhan. Nuh pun seorang yang tidak bercela. Ini menjelaskan
bahwa tidak ada yang bisa mencari kesalahan Nuh, ini bukan berarti ia tidak berdosa.
Dua hal ini dibandingkan dengan kata, “di antara orang sejamannya”, ini benar-benar
menunjukan, tidak ada satupun yang benar dan tidak bercela pada masa Nuh, selain Nuh.
Hal ketiga adalah Nuh hidup bergaul dengan Allah, ini menunjukan ia mempunyai
hubungan yang sangat baik dengan Allah. Ketiga hal ini, alasan mengapa Nuh dilihat
Tuhan.

BAGAIMANA? (6:14-16)
Tetapi bagaimana pun juga, hukuman Allah akan tetap terjadi. Tidak ada yang
bisa menghentikan hukuman Allah. Lalu bagaimana caranya untuk selamat? Percaya dan
Taat adalah kunci. Cara satu-satunya untuk selamat dari air bah adalah dengan membuat
bahtera. Bahtera adalah simbol dari keselamatan yang langka, sebuah langkah iman yang
perlu ditempuh oleh Nuh. Coba kita bayangkan, bagaimana situasi Nuh saat itu? Tuhan
berfirman, Tuhan akan menurunkan hujan yang sangat lebat. Sangat lebat yang akan
menutupi seluruh bumi dan menghabiskan semua nyawa yang ada di bumi. Diperlukan
langkah iman untuk bisa mempercayai bahwa hujan akan turun. Karena sampai saat itu,
belum ada yang namanya hujan. Dalam Kejadian 2, kita telah mengerti bahwa, hujan
belum pernah ada. Kejadian 2:5-6 Firman Tuhan mengatakan, belum ada semak
apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN
Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan
tanah itu; tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan
bumi itu—
Untuk orang sejamannya, Nuh pasti disangka gila. Kenapa? Ia membuah bahtera
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
atau kapal yang sangat besar di atas gunung. Seberapa besarkah bahtera ini? Ilustrasi di
bawah ini bisa memberi gambaran. Kejadian 6:14-16.

Keterangan BAHTERA NUH

Terbuat dari kayu Gofir


Panjang 300 hasta
Lebar 50 hasta
Tinggi 30 hasta
Tiga tingkat
Seperti kotak sabun, di buat Hanya
untuk mengapung

Dengan sebegitu besar kapal ini, Nuh membuatnya selama seratus tahun. Kalian
bayangkan selama seratus tahun, Nuh memberitakan kepada semua orang sebangsanya
untuk mempersiapkan diri untuk bertobat.Tetapi mereka tidak mau mendengarkannya.
Bahkan, kalau kita melihat banyak pekerja-pekerja yang mungkin disewa oleh Nuh untuk
membuatnya, mereka tahu bahtera ini dapat menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak
percaya. Mereka tidak percaya akan adanya Tuhan. Banjir adalah sebuah mimpi dan
omong kosong.
Dalam 1 Petrus 3:19-20 dikatakan dan di dalam Roh itu juga Ia pergi
memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara,yaitu kepada roh-roh mereka
yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan
sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu
delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. Kontek ayat ini menjelaskan bahwa,
Roh Kudus bekerja di dalam diri Yesus untuk memenangkan roh/jiwa-jiwa yang tidak
taat. Ini menjelaskan, mereka diberikan pilihan untuk masuk ke dalam bahtera, tetapi
tidak ada yang mau mendengarkannya. Jadi hanya keluarga Nuh yang terlepas dari air
bah ini.
Sama seperti sekarang, kita seperti Nuh. Kita mengabarkan injil dan banyak
orang yang tidak mempercayai kita. Mereka sama seperti orang-orang yang bekerja pada
Nuh, mereka tahu semua tentang bahtera, tetapi akhirnya mereka tidak masuk ke dalam
Bahtera. Intinya satu, siapa yang tidak masuk ke dalam bahtera, mereka akan mati. Dan
banyak yang tahu tentang Yesus Kristus, tetapi mereka tidak mau percaya. Banyak yang
datang ke gereja, tetapi mereka hanya datang tanpa percaya dan berubah hidupnya.
Mereka kenal, tetapi tidak percaya, sama saja hukuman sudah ada di hadapan mereka.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

BERAPA LAMA? (7:1-8:14)


Banjir ini akan terjadi 100 tahun setelah Allah memerintahkan Nuh untuk
membuat bahtera. Kejadian 5:32 mencatat, Setelah Nuh berumur lima ratus tahun, ia
memperanakkan Sem, Ham dan Yafet. Dan Kejadian 7:6 dikatakan, Nuh berumur
enam ratus tahun, ketika air bah datang meliputi bumi.

KRONOLOGI DI BAWAH INI DAPAT MEMBERI KETERANGAN UNTUK


MEMPERMUDAH MENGERTI PROSES BANJIR TERSEBUT.

Ayat Keterangan Hari, Bulan, Tahun


Alkitab
Kej 7:4 Nuh masuk bahtera Hari ke-10, bulan ke-2
Kej Hujan dimulai selama 40 hari dan 10 Hari ke-17, bulan ke-2
7:4,11,12,17 malam
Kej 7:12 Akhir dari hujan 40 hari-40 malam Hari ke-26, bulan ke-3
Kej 7:17-8:3- Air naikdan surut setelah 150 hari, Hari ke-17, bulan ke-7
4 tertandas di gunung Ararat
Kej 8:5 Air semakin surut, sehingga puncak Hari ke-1, bulan ke-10
gunung terlihat
Kej 8:6 Nuh membuka jendela setelah 40 hari Hari ke-11, bulan ke-11
Kej 8:7 Nuh mengirimkan burung gagak Hari ke-11, bulan ke-11
Kej 8:8-9 Nuh mengirimkan merpati pertama, Hari ke-18, bulan ke-11
tetapi kembali karena tidak ada
tempat untuk hinggap
Kej 8:10 Nuh mengirimkan merpati kedua, Hari ke-25, bulan ke-11
merpati itu membawa daun zaitun
segar
Kej 8:12 Nuh mengirimkan lagi merpati ketiga, Hari ke-2, bulan ke-12
dan tidak kembali
Kej 8:13 Tanah mulai kering, umur Nuh 601 Hari ke-1, bulan ke-1,
tahun tahun yang baru
Kej 8:14 Tanah kering Nuh keluar dari bahtera Hari ke-27, bulan ke-2
AKHIRNYA? (8:15-22)
Nuh kemudian keluar dari Bahtera bersama keluarganya. Nuh pun mendirikan
mezbah persembahan dari Tuhan. Ini adalah korban persembahan syukur dari Nuh. Ini
mengingatkan kepadanya, bahwa Allah yang bekerja dalam menyelamatkan manusia.
Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Perbuatan baik tidak akan sanggup
menyelamatkan manusia. Ingat bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup Nuh.
Tuhan menghukum manusia karena dosa manusia, tetapi Nuh mendapatkan kasih
karunia dari Tuhan. Tuhan yang memberi perintah untuk membuat bahtera, Tuhan sendiri
yang mendesign bentuk dan segala detail di bahtera, Tuhan sendiri yang menutup pintu
bahtera, dan Tuhan yang memerintahkan Nuh untuk keluar dari bahtera. Keselamatan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
benar-benar dari Tuhan.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita percaya kepada Tuhan seperti Nuh? Tuhan
memberikan perintah kepada kita, Yohanes 3:16-18 Karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi
dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-
Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah
hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Jika bagi dunia,
Yesus bukan siapa-siapa, tetapi Ia adalah Tuhan yang telah menyelamatkan kita. Kita
percaya kepadaNya, kita tidak berada dalam hukuman. Saat ini jika, Roh Kudus bekerja
dalam hati kita, dan berbisik di telingga kita, “Aku mau percaya”. Jangan pernah
keraskan hati kita! Percaya saja!
Karena jika kita tidak percaya kepadaNya, kita akan dihukum. Dalam akun Nuh
Tuhan memang memberikan janji kepada Nuh sebagai wakil dari umat manusia. “Aku
takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.” Dalam
ayat ini bukan menjelaskan bahwa, Allah tidak akan menghukum dunia lagi. Tetapi
menjelaskan bahwa, nanti, saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, dunia ini
akan dihukum. Bukan “seperti yang telah kulakukan” yang dimaksudkan Air Bah, tetapi
penghakiman dengan api.
Kedatangan Tuhan Yesus telah dijanjikan. Mungkin saat ini banyak yang
bertanya-tanya, “katanya Tuhan Yesus akan datang untuk kedua kalinya. Mana? Kapan?”
Ingat dan baca ayat ini pelan-pelan. Maka kita akan sadar. Firman Tuhan itu benar dan
amin. Tuhan Yesus pasti datang, tetapi pertanyaannya ketika hari kedatangan Tuhan
Yesus tiba, apakah kita percaya padaNya? Karena saat kita percaya, kita akan
diselamatkan, seperti Nuh selamat dari hari kehancuran bumi. Tetapi, jika kita
mengeraskan hati kita untuk percaya, bersiaplah untuk mendapat hukuman Tuhan saat
Tuhan menghancurkan bumi ini dengan api.

PERMULAAN BARU DENGAN PERJANJIAN


(BACA: KEJADIAN 9:1-19)

Banyak orang saat ini masih menduga, bahwa air bah yang terjadi di Zaman Nuh,
tidak benar-benar terjadi. Sebagian yang lain mungkin percaya akan air bah, namun
menurut mereka air bah itu hanya sebuah banjir lokal saja dan bukan banjir global di
seluruh dunia. Tetapi, Alkitab benar-benar mencatat sebaliknya, air banjir itu adalah air
banjir yang terjadi di seluruh dunia. Ada beberapa argumentasi dari Dr. Whitcomb yang
perlu dicatat yang membuktikan hal ini.

1. Kedalaman Air Bah (Kejadian 7:19-20). Alkitab benar-benar mencatat dengan


jelas bahwa kedalaman banjir ini sangat dalam. Bahkan bahtera Nuh berada 15
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
hasta di atas puncak gunung tertinggi (ayat 6:15).
2. Durasi Air Bah. Air bah terjadi selama 371 hari (kurang lebih 1 tahun 10 hari).
Banjir selama itu tidak mungkin banjir lokal.
3. Ukuran Bahtera Dan Kebutuhan akan Bahtera. Ukuran bahtera sangatlah
besarnya. Panjang 300 hasta, Lebar 50 hasta, Tinggi 30 hasta. Untuk ukuran
sebesar itu, mungkinkah banjir lokal yang terjadi. Sangat tidak masuk akal kalau
air bah itu lokal saja, sehingga diperlukan bahtera sebesar itu.
4. Kesaksian dari Petrus (2 Petrus 3:3-7). Rasul Petrus mengatakan bahwa, dulu
bumi dihancurkan oleh air bah. Ini adalah buktinya. “Dan bahwa oleh air itu,
bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. Tetapi oleh firman itu
juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari
penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.” (6-7)

Air Bah benar-benar terjadi. Edisi lalu telah dijelaskan bagaimana hanya Nuh dan
kelurganya yang selamat dari air bah. Sekarang, apa yang terjadi setelah air bah itu
suruh?

PERINTAH DARI SEBUAH JANJI (1-3, 7-11)


Setelah air bah surut, Nuh dan keluarganya keluar dari bahtera. Nuh pun
membuat mezbah untuk persembahan syukur akan kasih karunia Tuhan terhadapnya dan
keluarganya, karena telah terbebas dari hukuman maha dahsyat saat itu. Sudah dipastikan
semua yang ada di hadapan mereka saat ini adalah langit dan bumi yang berbeda dari
yang pernah mereka ketahui. Dan mereka harus memulai hidup mereka yang baru.
Hidup baru pun dimulai dengan berkat dari Tuhan kepada mereka, bahwa Tuhan
tidak akan menghukum dunia dengan cara yang sama. Karena kita tahu bahwa, nanti saat
kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya, dunia akan dimusnahkan dengan api. Hari itu
adalah akhir dari bumi kita ini (2 Petrus 3-7).
Lalu Allah memberikan sebuah perintah yang hampir sama dengan apa yang
Tuhan perintahkan kepada Adam sebelum ia jatuh ke dalam dosa di Kejadian 1:28
"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap di bumi." Tetapi perintah ini tidak benar-benar sama, kenapa?
Coba bandingkan ayat ini dengan Kejadian 9:1-2! Apa yang berbeda? Pernyataan
“taklukkanlah, berkuasalah” telah hilang, berganti “Akan takut dan akan gentar
kepadamu segala binatang” Setelah banjir selesai, binatang akan takut kepada manusia.
Karena manusia akan menjadikan mereka sebagai makanan mereka. Dunia mereka
menjadi sangat sulit, tetapi mereka harus tetap menjalaninya. Mereka harus memulai
semuanya dari awal, benar-benar dari awal.

LARANGAN DARI SEBUAH JANJI (4-6)


Selain perintah, Allah pun membuat larangan terhadap manusia. Pertama, Allah
melarang manusia untuk meminum darah. Karena darah itu bukan hanya simbol dari
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
nyawa, tetapi simbol dari penebusan. Kedua, jangan menumpahkan darah manusia!
Bahkan, hewan yang menyebabkan manusia mati, akan mendapatkan hukuman. Bagian
ini lebih jelas dalam penjelasan di Kitab Keluaran 20:13,21:23, dan Ulangan 19:21)

TANDA PERJANJIAN (12-19)


Tuhan Allah telah memberikan janjinya bahwa Ia tidak akan menghancurkan
bumi dengan air bah lagi. Penjanjian Allah adalah perjanjian yang kekal yang Allah buat
dengan seluruh makhluk hidup. Ada tiga hal yang kita tahu mengenai janji ini:

1. Pembuat Perjanjian : Allah. Allah adalah Tuhan yang tidak mungkin


mengingkari janji-Nya and Allah tidak akan lalai menepati janjiNya.
2. Tanda Perjanjian : Pelangi. Pelangi bukanlah hanya sebuah fenomena alam
yang tercipta dari reflek dari cahaya seperti yang banyak ilmuan katakan.
Pelangi adalah busur yang Tuhan letakkan sebagai tanda perjanjian-Nya
kepada manusia. Selama masih kita lihat pelangi sehabis hujan, kita akan
mengingat air bah. Kalau kita mengingat air bah, maka seharusnya kita
mengingat bahwa dunia akan segera dihukum oleh api. Pertanyaannya Sudah
siapkah kita?
3. Masa Perjanjian : Kekal. Perjanjian ini adalah perjanjian yang abadi, bukan
perjanjian yang hanya diberikan kepada Nuh saja, tetapi juga kepada kita
semua. Kekal pun mempunyai arti, tidak akn berubah sampai selama-lamanya.

Mungkin ada yang bertanya, kenapa di dunia ini ada banjir kalau Tuhan menepati
janjinya. Itulah sebenarnyapengertian yang keliru. Allah tidak akan menghancurkan
bumi, seluruh bumi dengan air. Banjir lokal dan pelangi justr adalah peringatan akan air
bah itu.

KESIMPULAN
Air Bah adalah banjir global di seluruh dunia dan bukan banjir lokal.
Tuhan berjanji tidak akan ada lagi Air Bah untuk menghukum dunia. Tetapi, 2
Petrus 3:3-7, mengingatkan kita, hari kiamat akan datang segera, yaitu dengan api. Siapa
yang telah percaya kepada Yesus Kristus, tidak akan mengalami hukuman tersebut.
Karena sebelum dunia di hancurkan dengan api. Orang yang percaya kepada Yesus akan
dibangkitkan terlebih dahulu untuk bertemu Tuhan di surga.
Tuhan akan menjaga janjinya, salah satu tandanya, masih ada pelangi. Kalau kita
mengingat pelangi, maka kita dapat mengingat bahwa hukuman air bah benar-benar
menakutkan. Lebih menakutkan bagi mereka yang tidak percaya karena mereka akan
dihukum dengan api dihari pengukuman.

PERMULAAN BANGSA-BANGSA
(BACA: KEJADIAN 9:20-11:9)
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

KUTUK TERHADAP BANGSA-BANGSA (9:20-29)


Tidak ada yang tahu, kejadian ini terjadi setelah berapa lama dari air bah. Yang
jelas Alkitab mencatat bahwa, Nuh menjadi petani, lebih khususnya ia adalah petani
anggur pertama. Maka kita bisa mengerti dengan jelas mengapa Nuh bisa menjadi
mabuk? Ia adalah seorang yang pertama mengusahakan anggur. Kita tahu bahwa anggur,
jika tidak diawetkan, maka anggur akan menjadi berakhohol. Ada dua kemungkinan
mengapa hal ini terjadi.
Pertama, Nuh tidak tahu, anggur yang disimpan terlalu lama tersebut
memabukkan, ia orang pertama yang membudidayakannya. Ia pun mungkin meminum
anggur yang telah berakholol dan mabuk. Bukan karena ia ingin mabuk, tetapi menjadi
mabuk karena ketidaktahuannya. Maka ia pun telanjang, karena orang mabuk bisa
melakukan hal apapun. Atau, Kedua, ia memang menikmati kemabukannya. Ia suka
minum anggur dan mabuk. Yang mana yang tepat? Jawabannya yaitu yang kedua, kalau
kita melihat bagaimana Alkitab ini ditulis dalam bahasa aslinya, kita akan menemukan
suatu fakta bahwa, apa yang Nuh lakukan telah direncanakan dengan seksama. Karena
konjangsi “Dan”, pengajar Alkitab menyebutnya “Polisintaton”.
Tetapi, alangkah jahat apa yang dilakukan Kanaan (Ham). Ia melihat aurat Nuh,
tapi bukannya menutupi hal itu, ia malah menceritakan kepada saudaranya. Kita bisa
melihat bagaimana jahat dosa itu? Kanaan pun akan menanggung akibatnya nanti. Akan
tetapi, berbeda dengan Kanaan, kedua saudaranya melakukan hal yang berbeda. Mereka
menutupi aurat ayahnya, berjalan mundur, berpaling muka.
Maka kita bisa melihat kutuk dan berkat yang diucapkan Nuh kepada anak-
anaknya. Perlu diingat, di dalam Perjanjian Lama, berkat dan kutuk yang diucapkan
seorang ayah kepada anaknya, bukan hanya sebuah doa, tetapi SEBUAH NUBUAT.
Itulah yang akan terjadi pada mereka. Kita bisa melihat fakta ini dari cerita-cerita lain di
Alkitab.
KUTUK KEPADA KANAAN “HAM”, ia menjadi hamba yang paling hina
bagi saudara-saudaranya, menjadi hamba Sem. BERKAT KEPADA SEM, ia menjadi
tuan Kanaan, pemilik kemah-kemah yang akan didiami Yafet. BERKAT KEPADA
YAFET, kediamannya akan diluaskan. “Diluaskan” mempunyai ide bahwa ia akan
menjadi negara-negara yang menjajah/koloni.

BANGSA-BANGSA YANG TERBAGI (10:1-32)


Bukanlah tujuan pembelajaran ini untuk mendaftarkan semua nama yang tertera
di bawah ini dan menelurusi siapa mereka. Namun pasal 10 pada kitab ini, mempunyai
banyak hal yang bisa dipelajari bagi mereka yang tertarik mempelajarinya. Hanya,
beberapa hal penting yang dapat kita pelajari akan ditunjukkan dalam catatan ini.
Sebelum melanjutkan, perlu dicatat bahwa, kejadian ini, bagaimana bangsa ini
akan berpencar harus dimengerti dalam kontek pasal 11. Pasal 11 merupakan alasan
mengapa pasal 10 ini bisa terjadi, dimana mereka akan berpencar menurut bahasa
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mereka, menurut tanah mereka, dan menurut bangsa mereka masing-masing.
KETURUNAN NUH (1) Inilah keturunan Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh.
Setelah air bah itu lahirlah anak-anak lelaki bagi mereka. Ini adalah pernyataan
pembukaan untuk menjelaskan bahwa bangsa-bangsa akan dimulai dari Nuh, dimana
garis keturunan Mesias pun akan dibawa olehnya.
KETURUNAN YAFET (2-5). Yafet adalah orang-orang Eropa atau orang Barat
nantinya. Salah satu petunjuknya adalah beberapa nama disebutkan, Magog (saat ini
Rusia), Tubal (saat ini Tololsk), dan Mesekh (saat ini Moskow). Dan kata “bangsa-
bangsa” berasal dari kata “Gentiles” yang selalu dihubungkan dengan negara Barat.
Berkat dari Nuh kepadanya pun bisa kita lihat kembali, ia menjadi negara-negara
penjajah/koloni nantinya. Seperti Belanda yang menjajah Indonesia dulu, mereka adalah
contoh dari keturunan Yafet.
KETURUNAN HAM (6-20). Ham adalah orang-orang di daerah Afrika. Nama
daerah Cush (saat ini Ethiopia) dan Misraim (saat ini Mesir). Mereka adalah bangsa
Kanaan yang akan menjadi hamba dari bangsa besar seperti Sem dan Yafet. Dalam akun
ini ada nama yang perlu digaris bawahi, yaitu Nimrod. Orang inilah yang kemudian
menjadi pemimpin oikumene (pergerakan yang menyatukan semua orang dunia) pertama.
Ayat 10 mengatakan, “Mula-mula kerajaannya terdiri dari Babel”, Babel nantinya akan
menjadi tempat gerakan oikumene pertama.
KETURUNAN SEM (21-32). Sem adalah orang-orang Timur. Kata Eber adalah
orang Ibrani. Bukan hanya orang Ibrani, orang Israel, orang Cina, dan semua orang dari
negara timur tengah dan asia berasal dari Sem. Orang Yahudi pun biasa disebut Semitic,
karena berasal dari namanya itu. Perlu diingat, Sem adalah penerus garis keturunan
Mesias. Peleg contohnya akan menjadi nenek moyang Abraham nantinya.
Perlu dicatat, kutukan terhadap Kanaan, bahwa keturunannya akan menjadi
hamba Sem akan terjadi saat ia akan menyerahkan tanah Kanaan kepada Israel, keturunan
Sem, sebagai Tanah Perjanjian.

PERCERAIBERAIAN BAHASA PARA BANGSA (11:1-9)


Seperti yang telah disinggung, pasal 10 adalah kejadian setelah pasal 11 atau
lebih mudahnya, pasal 11 akan menjelaskan mengapa pasal 10 terjadi, yaitu semua
bangsa terpencar. Dulu, di seluruh bumi, hanya satu bahasa dan satu logat. Adapun
seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. Maka berangkatlah mereka ke sebelah
timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.
Secara logika, mereka mengunakan bahasa Ibrani, karena penduduk bumi yang pertama
adalah anak-anak Nuh setelah keluar dari bahtera.
Tetapi dosa tetap ada, manusia mencoba melakukan sesuatu yang akan membuat
akhir dari persatuan mereka. Dosa itu disebut KEANGKUHAN. Ada tiga hal yang
menunjukan keangkuhan mereka.

 Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
 Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang
puncaknya sampai ke langit,
 Marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.

1. Pengunaan kata ganti orang pertama “Kita” sebanyak 5 kali. Ini menunjukan ego
mereka yang besar. Mereka tahu apa yang akan mereka perbuat. Bagi mereka,
semua demi “kita”, dan “kita” akan melakukan apa saja.
2. Mereka berhasrat untuk mendirikan menara untuk mencapai langit, untuk
menyentuh surga, untuk memberikan mereka akses khusus ke Tuhan. Mereka
beranggapan bahwa mereka bisa mencari Tuhan dengan cara mereka sendiri.
3. Mereka mau mencari nama. Mereka mau menyombongkan diri mereka. Mereka
tidak mau berpencar atau terserak ke seluruh bumi. Intinya mereka menentang
Tuhan, mereka tidak mau menuruti apa yang Tuhan telah perintahkan, untuk
memenuhi bumi (Kejadian 9:1). Untuk menghindari hal itu, mereka ingin
memberi tahu Tuhan, bahwa mereka tidak perlu melakukan hal itu.

Maka Tuhan pun menghentikan apa yang mereka yang rencanakan, untuk
menyatukan dunia. Bahasa adalah instrumen yang paling penting untuk menyatukan
dunia. Jika sekelompok orang tidak dapat mengerti satu dengan yang lain, bagaimana
rencana apapun yang mereka rencanakan bisa menjadi sukses? Maka dari itu, Allah
mengacaubalaukan bahasa mereka. Kemungkinan, saat itu dimulai dari 2 bahasa baru.
Sem akan tetap dalam bahasa Ibrani, Yafet and Ham mendapat bahasa yang baru dan
kehilangan bahasa yang lama mereka. Jadi mereka tidak bisa mengerti satu dengan yang
lain. Inilah awal dari perpecahan dari mereka, yang akhirnya terjadi di Pasal 10.
Allah memang menghentikan gerakan penyatuan dunia saat itu, tetapi tidak untuk
yang saat ini. Alkitab dalam berbagai ayat telah menubuatkan bahwa nanti, sebelum
kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kalinya, akan ada Satu Pemerintahan Dunia,
dengan satu mata uang, dengan satu agama, dengan satu pemimpin, Kristus Palsu,
AntiKristus. Ia akan menyatukan dunia, dan akan berhasil. Caranya adalah mengunakan
satu bahasa dunia nantinya, logikanya adalah bahasa Inggris.

KESIMPULAN
Kesombongan dan Keangkuhan akan menjatuhkan kita. Tetapi kesombongan
terhadap Injil lebih menakutkan. Saat kita merasa bahwa kita bisa berbuat sesuatu agar
bisa “cari nama” di hadapan Tuhan dengan segala cara yang kita pikir bisa membawa kita
ke surga, melalui perbuatan baik atau apa pun seperti, “membangun tangga ke surga”.
Semua itu akan sia-sia. Mereka tidak mau menuruti apa yang Tuhan perintahkan kepada
mereka. Firman Tuhan jelas mengatakan, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.Tidak
ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14:6)
Tetapi terkadang kita berpikir, untuk masuk surga, perbuatan baik adalah yang terpenting.
Mencari “nama” ini adalah kesalahan yang membawa kita ke neraka. Lalu apa

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
responmu? Apakah kau mau menerima Yesus sebagi Juru Selamat pribadimu agar
terlepas dari hukuman kedua dengan api?

BAGIAN KE-2
“BAPA-BAPA IMAN”

ABRAHAM I
PANGGILAN ABRAM KEPADA JANJI ALLAH
(BACA: KEJADIAN 11:10-14:24)

PENDAHULUAN (11:10-32)
Kejadian pasal 11:10-26 menjelaskan daftar panjang keturunan Sem. Daftar ini
menjelaskan kepada kita bagaimana Abram nantinya akan mendapatkan hubungan yang
jelas dengan Sem. Seperti yang kita ketahui, Sem adalah salah satu dari anak Nuh, satu
dari delapan orang yang selamat dari banjir besar.
Menara Babel menjadi awal perpecahan bahasa dan bangsa. Keturunan Sem,
Ham dan Yafet berpisah keseluruh penjuru dunia. Oleh karena dari garis keturunan Sem,
Yesus Kristus sang Juru Selamat manusia akan dilahirkan nanti. Maka nubuatan tentang
kedatangan Juru Selamat akan sangat penting saat memulai masa baru dalam rencana
keselamatan yang Tuhan rancangkan.
Kejadian 3:15, menubuatkan tentang Sang Juru Selamat akan datang. Sang
Mesias akan datang dari sebuah bangsa, yaitu bangsa Israel. Namun, sampai saat ini
bangsa Israel belum terbentuk. Dan Kisah Abram ini lah yang merupakan sebuah awal
dari terbentuknya sebuah bangsa pilihan Allah nanti.
Setelah Terah hidup tujuh puluh tahun, ia memperanakkan Abram, Nahor dan
Haran. Inilah keturunan Terah. Terah memperanakkan Abram, Nahor dan Haran, dan
Haran memperanakkan Lot. Ketika Terah, ayahnya, masih hidup, matilah Haran di negeri
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
kelahirannya, di Ur-Kasdim. Abram dan Nahor kedua-duanya kawin; nama isteri Abram
ialah Sarai, dan nama isteri Nahor ialah Milka, anak Haran ayah Milka dan Yiska. Sarai
itu mandul, tidak mempunyai anak. Lalu Terah membawa Abram, anaknya, serta
cucunya, Lot, yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia
berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan,
lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana. Umur Terah ada dua ratus lima
tahun; lalu ia mati di Haran. KEJADIAN 11:26-31
Nama-nama di atas akan sangat penting, saat kita melihat bagaimana kisah ini
dimulai. Terah mempuyai 3 orang putra, Abram salah satunya. Singkat cerita, Terah
membawa Abram, Sarai dan Lot dari Ur-Kasdim ke Haran, lalu menetap disana.

ABRAM DIPANGGIL(12:1-20)
Perjanjian Allah dimulai (1-9). Allah berfirman kepada Abram untuk pergi dari
negerinya, meninggalkan semua yang ada pada keluarganya, lalu menuju ke sebuah
negeri yang akan Tuhan tunjukkan kepadanya. Ini adalah sebuah panggilan yang tidak
mudah. Kenapa tidak mudah? Coba kita pikirkan, Abram harus melepaskan
kenyamannya di rumah sanak saudaranya sendiri, ke sebuah negeri yang kita tahu tidak
dijelaskan di mana? Tetapi inilah yang disebut dengan langkah iman dan ketaatan. Sama
halnya Nuh percaya dan taat akan Firman Tuhan untuk membuat bahtera baginya, walau
dunia menganggapnya gila, Abram juga mempunyai iman yang sama.
Ada dua hal yang dapat kita ketahui kenapa Abram pergi dari negerinya. Dan dua
hal ini dapat menjadi pelajaran buat kita semua.

Allah pun membuat perjanjian terhadap Abram. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan mengenai perjanjian Allah. Pertama, perjanjian Allah adalah perjanjian
yang tidak seimbang, karena perjanjian ini dibuat antara manusia dan Tuhan. Allah
membuat perjanjian, manusia menurut mendapat upah, jika tidak, mendapat sangsi.
Kedua, perjanjian Allah adalah sebuah perjanjian progresif, yaitu perjanjian yang akan
diperjelas dengan seiringnya jalannya waktu.
Saat Abram dipanggil Allah, Abram sedang ada di Haran. Tempat yang
keluarganya punya merupakan tempat yang cukup baik. Karena Abram bukan orang yang
tidak mempunyai tempat tinggal, ia punya tempat tinggal, bahkan ia merupakan keluarga
yang kaya raya. Namun, Yosua 24:2 mencatat bahwa “Dahulu kala di seberang sungai
Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor,
dan mereka beribadah kepada allah lain.” Artinya, dulu mereka adaah penyembah
berhala. Allah tidak mau bangsanya dimulai dari orang-orang penyembah berhala.
Makanya Abram harus keluar.
Di sini dikatakan, “KELUARLAH KAMU dari negeriMU, sanak saudaraMU,
dan rumah bapaMU, ke tanah yang akan diperlihatkan kepada MU”. Untuk melakukan
ini, sama saja Abram harus melepaskan tanahnya, usahanya, rumahnya, harta warisannya,
bahkan negerinya, untuk menjadi seorang pengembara. Karena Tuhan saat itu belum
menunjukan tanah yang akan dimiliki Abraham, baru bilang akan menunjukan. INI
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
ADALAH IMAN. Dan Iman itu selalu berkorban untuk membuktikan imannya. Bukan
hal yang mudah loh meninggalkan segalanya, untuk menjadi pengembara dan orang
asing. Namun Ia percaya bahwa Allah akan menepati janjiNya.
Ibrani 11:1 mengatakan bahwa “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang
kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Untuk percaya Tuhan
itu ada dan perkataanNya itu tepat, itu perlu Iman. Terlebih untuk kita, apakah di antara
kita ada yang melihat sendiri bagaimana Tuhan Yesus di salib? Tidak ada bukan? Tetapi
Iman dapat membuktikan bahwa apa yang dikatakan TUHAN itu benar telah terjadi.
Makanya untuk percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan dan JuruSelamat kita harus
mempunyai Iman. Dan Iman datang dari pendengaran akan Firman Tuhan. Iman ini yang
membawakan kepada Abram ketaatan, untuk pergi keluar dari negerinya. Iman
mengajarkan ia untuk mengorbankan semuanya.
Allah mendeklarasikan sebuah berkat. Aku akan membuat engkau menjadi
bangsa yang besar, Bangsa Israel akan menjadi bangsa yang besar walaupun negaranya
kecil. Dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; Nama Abraham
dan keturunannya akan sangat terkenal dan banyak disinggung oleh dunia, termasuk di
dalam Alkitab. Dan engkau akan menjadi berkat. Ia akan menjadi saluran berkat, dan
kita pun bisa menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati
engkau, dan mengutuk orang-orang (SINGULAR) yang mengutuk
(MERENDAHKAN) engkau, Abraham akan menjadi nama yang masyur dan orang
yang memberkati Abram akan mendapat berkat, tetapi orang yang “merendahkan”
Abraham, akan Tuhan kutuk. Kata mengutuk yang pertama berbeda dengan yang kedua.
Jadi jangan mengutuk bangsa pilihan Allah, Israel. Dan olehmu semua kaum di muka
bumi akan mendapat berkat." Dan inilah nubuatan mesianik yang kita pelajari. Melalui
Abram, Mesias akan dilahirkan. Karena kelahiran Tuhan Yesus merupakan BERKAT
TERBESAR BAGI MANUSIA. Seluruh kaum, suku bangsa, dan pribadi akan diberkati
melalui Abram. Kata “OLEHMU/DALAM MU/MELALUI DIRIMU” artinya DARI
KETURNAN ABRAHAM seluruh dunia akan diberkati.
Abram akan menjadi bangsa yang besar dan namanya akan menjadi sangat
masyhur. Sekarang coba ingat, Abram atau nantinya Abraham, nama ini akan sangat
terkenal sampai saat ini juga bukan? Lalu Allah mengatakan, Allah akan memberkati
orang yang memberkati engkau dan akan mengutuk orang mengutuk engkau. Aplikasi
dari perkataan ini akan banyak sekali. Di satu pihak, sebagai seorang pribadi, Allah
mengatakan bahwa Abram akan menjadi diberkati oleh Allah, Tuhan akan berserta
dengan Abram selalu. Di sisi lain, dalam Bilangan 24:9 “Diberkatilah orang yang
memberkati engkau, dan terkutuklah orang yang mengutuk engkau!" ini akan mengarah
kepada Israel.
Ketika Abram hampir mendekati Sikhem, Tuhan menampakkan dirinya. Ini
adalah pertama kalinya, Tuhan menampakan diri kepada Abram yang dicatat di dalam
Alkitab, selanjutnya Tuhan akan menampakkan diri lagi pada Kejadian 17:1 dan 18:1.
Kita perlu melihat di mana saat ini Abram berada? Karena ini sangat penting. Tuhan
mengatakan bahwa, Tuhan akan memberikan negeri ini kepada keturunan Abram, maka
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
tanah dan negeri yang dimaksud adalah di mana ia berada saat ini. Sikhem terletak di
sebelah utara Israel. Ini akan menjadi tempat untuk cucunya, Yakub tinggal selama
beberapa waktu (Kej 33:18-19), dan di tempat ini Yusuf akan dikuburkan. Di sini
sebutkan orang Kanaan tinggal, orang Kanaan dimaksud dapat juga mengarah kepada
sekelompok orang yang tinggal disekitar ini. Akhirnya, Abram pun pergi ke Betel dan
mendirikan Mezbah. Pendirian mezbah pun menjadi sangat penting, karena di sini lah
Abram memulai memanggil nama Tuhan.
Perjalanan Abram yang mengecewakan (10-20). Dapat dikatakan kehidupan
baru Abram dimulai. Ia pun harus menjadi pengembara bersama istrinya. Ia pun pergi
semakin jauh ke tanah Negeb, yang bisa diartikan tanah sebelah selatan. Dan terjadilah
sesuatu yang menakutkan, saat kelaparan terjadi, ia harus mengembara ke Mesir. Mesir
adalah tempat terbaik zaman itu, semua dikarenakan oleh sungai Nil yang menjadi
sumber air yang mengaliri dan menyuburkan tanah itu. Menarik untuk diingat, nanti
cucunya Yakub pun akan menyuruh anak-anaknya ke Mesir karena bencana kelaparan
dan nantinya bangsa Israel pun akan lahir melalui negeri itu.

Alkitab adalah kitab yang sangat jujur. Segala yang dituliskan di dalamnya benar
dan pasti, tidak ada yang ditutup-tutupi. Dan Segala tulisan yang diilhamkan Allah
memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. 2 Timotius 3:16.
Kali ini Abram harus menghadapi sebuah polemik yang sangat berat. Kelaparan
memaksa mereka untuk pergi ke Mesir, namun, Abram menyadari satu hal yang sangat
menakutkan. Istrinya yang bernama Sarai itu cantik parasnya. Saat itu Sarai berumur 65
tahun, berbeda 10 tahun dengan Abram. Tetapi jangan pernah membandingkan umur
mereka saat itu dengan saat ini, penuaan mereka sangat lambat, dan Alkitab pun
mengatakan bahwa Sarai itu sangat cantik paras (Kata ini akan menjadi desripsi yang
sama untuk Rebekah nantinya di Kejadian 24). Saat Abram mencoba berpikir secara
logika, di negeri Mesir, negeri asing ini, wanita cantik biasanya akan dijadikan selir buat
raja di negeri itu. Karena, Abram tidak tinggal di sana untuk satu dua hari tetapi cukup
lama, cepat atau lambat kecantikan Sarai akan menyebar. Ia pun berpikir bahwa
nyawanya terancam. Ia pun membuat kebohongan. Ia menyuruh Sarai mengaku sebagai
Saudara atau Adik Perempuannya. Ada yang menarik, Kejadian 20:12 “Lagipula ia
benar-benar saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak ibuku, tetapi kemudian ia
menjadi isteriku.” Ayat ini menjelaskan bahwa Sarai itu adik tirinya. Lalu apakah
sebenarnya Abram tidak berbohong?
Abram tetap berbohong. Karena demi menyelamatkan hidupnya, ia
menghalalkan segala cara. Dan terlebih, ia lupa bahwa ada Tuhan yang bisa
menolongnya. Ia seharusnya jujur dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Ia
membiarkan logikanya, mengalahkan imannya. Dari sini kita melihat bagaimana
kehidupan kristen itu. Tidak mudah. Tetapi kejujuran adalah sesuatu hal yang harus kita
pertahankan. Jangan percaya akan etika situasi yang mengatakan bahwa kita bisa
berbohong “putih”. Bohong untuk kebaikan. Semua itu tipu daya iblis. Kebohongan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
adalah kebohongan. Dan bohong itu adalah dosa. Dan dosa adalah maut.
Dari kisah ini kita bisa melihat bagaimana iman kita harus terus dibangun. Tapi
tanpa Tuhan bagaimana kita bisa membagun hidup kita yang suci? Tuhan itu suci,
makanya kita pun harus hidup suci. Jika ada yang mengatakan bahwa demi kebaikan kita
boleh berbohong itu sama saja mengatakan Tuhan itu kompromi. Tuhan tidak pernah
kompromi dengan dosa, dosa akan tetap dihukum. Kecil atau besar, dosa adalah tetap
dosa, dan saat kita menyadari ini kita seharusnya sadar bagaimana kita sangat
membutuhkan Juru Selamat. Dosa kita sudah semakin besar dan besar, sebut saja dosa
kebohongan, seberapa banyak kita telah berbohong. Jika iya, maka kita tahu bahwa kita
berdosa, dan orang berdosa masuk neraka. Dan upah dosa adalah Maut. Apakah kita mau
mati dan menderita di neraka? Hanya ada satu cara, yaitu Yesus Kristus. Karena Abram
selamat bukan karena perbuatan baiknya, tetapi karena imannya kepada Yesus Kristus.
Lalu terjadilah apa yang harus terjadi. Sarai di bawa ke tempat Firaun. Dan
karena Abram mendapat suatu keuntungan darinya. Karena Firaun mengira Sarai adik
Abram, maka Abram mendapatkan banyak harta benda dan budak. Dan Tuhan pun
bekerja, membawa tulah kepada Firaun dan seisi istananya. Kenapa Tuhan mendatangkan
tulah pada Firaun? Bukankan semua ini kesalahan Abram? Lalu kenapa Tuhan malah
menghukum Firaun? Jawabannya Ini bukan karena demi Abram, tetapi demi menjaga
garis keturunan Mesias. Tuhan tahu rencana keselamatanNya tidak akan dirusak. Firaun
mengawini wanita cantik tentunya untuk tidur dengan mereka dan apa yang Tuhan
lakukan adalah untuk menjaga agar Sarai tidak tercemarkan. Maka Firaun pun menyadari
hal ini dan memarahi Abram.
Firaun pun mengusir Abram dengan segala yang ia miliki. Segala kepunyaannya
yaitu semua yang Firaun berikan kepada Abram. Dan di pasal selanjutnya, Alkitab akan
mengambarkan bahwa Abram itu sangat kaya. Coba bandingkan, saat ia keluar dari
negerinya ke Mesir karena kelaparan, ia bukan siapa-siapa, tetapi saat ia berbohong,
justru mendapat kekayaan dari Firaun. Apa maksudnya kalau begitu? Kenapa
kebohongannya malah menjadi keuntungan untuknya?
Apa yang dapat kita pelajari dari akun ini? Kekayaan itu bukan berkat, tetapi
tanggung jawab. Ingat baik-baik akun ini akan membuat kita mengerti suatu kenyataan
yang buruk. Karena oleh karena kekayaan ini, akan ada masalah di masa depan mereka.
Lebih tepatnya, Sarai nanti akan menyuruh Abram untuk meniduri Hagar, budak yang ia
dapatkan dari Firaun. Dan itu adalah awal dari sebuah tragedi yang tidak menyenangkan.
Jadi kekayaan Abram bukanlah sebuah sebuah berkat.

ABRAM BERPISAH DENGAN LOT (13:1-18)


Perjanjian Abram dengan Lot(1-13). Seperti yang disingung sebelumnya, Lot
adalah keponakan dari Abram. Dan Alkitab menjelaskan bahwa kekayaan Abram sangat
banyak, karena sangat banyaknya, negeri mereka tidak cukup luas buat mereka berdua.
Kita harus mengerti kekayaan di zaman itu bukan uang, tetapi tanah, ternak dan tanaman.
Tidak heran terjadi perkelahian antara gembala Abram dan Lot. Dan hanya ada satu cara,
mereka harus berpisah.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Perlu kita ketahui, saat itu, mendapatkan sebuah negeri cukup mudah, karena jika
ada sebuah tanah yang dapat diolah, selama orang lain tidak memilikinya, mereka boleh
memilikinya. Lalu Abram memberikan sebuah pilihan, kanan atau kiri? Pada dasarnya
sebagai orang yang tertua, Abram mempunyai hak untuk memilih terlebih dahulu, tetapi
Abram membiarkan Lot untuk memilih terlebih dahulu. Dan Lot pun memilih tempat
yang terbaik buatnya. Mengingat ia adalah seorang gembala dan peternak, maka tanaman
dan kambing dombanya sangat memerlukan air. Lot memilih tanah yang banyak airnya,
seperti tanah Tuhan dan seperti tanah Mesir. Ia memilih menuju ke sebelah timur. Abram
pun menetap di Kanaan, tetapi Lot berkemah dekat Sodom.
Kota Sodom adalah kota yang akan dihancurkan Tuhan. Kota penuh dosa di
mana orang-orang di sana sangat jahat di mata Tuhan. Negeri penuh air, namun
membawa kehancuran hidupnya nanti.
Perjanjian Allah terhadap Abram diperbaharui (14-18). Di mana Abram
menetap? Di Tanah Kanaan. Dan Tuhan berfirman, “dari tempat engkau berdiri”, tanah
Kanaan, timur dan barat, utara dan selatan akan diberikan kepadamu dan kepada
keturunanmu untuk selama-lamanya. Dari sini kita telah menemukan jawaban dari
panggilan Abram. Negeri yang akan Tuhan tunjukkan padanya adalah Tanah Kanaan.
Tuhan menjanjikan beberapa hal kepada Abram.
Pertama, Tanah Kanaan akan diberikan untuknya dan keturunannya. Ini adalah
tanah Israel saat ini. Tuhan telah berjanji akan memberikan tanah ini selama-lamanya.
Artinya, selama-lamanya. Tahukah kita, kalau pada saat Yesus datang pertama kali,
orang Yahudi menolak Yesus, bahkan menyalibkan Yesus? Mereka percaya akan adanya
Mesias yang dijanjikan di Kejadian 3:15, tetapi mereka tidak percaya bahwa Mesias itu
adalah Yesus. Karena itulah akhirnya pada tahun 70 Masehi, Israel dimusnahkan karena
menolak Yesus. Tetapi dalam Matius 24 dan Yesaya 12:12, Alkitab mengatakan bahwa
Israel akan bangkit kembali dan saat itu tidak akan ada lagi yang bisa menghancurkan
Israel. Pada tahun 1948, pada 14 Mei, apa yang terjadi yang saat itu mengemparkan
dunia? Israel kembali menjadi bangsa. Dan sejak saat itu, telah terjadi banyak perang
terhadap Israel, salah satunya pada tahun 1967, Yom Kippur, bagaimana negara-negara
tetangga tidak sebanding jumlahnya menyerang Israel, tetapi justru Israel menang? Ini
bukan karena kehebatan Israel, tetapi karena Tuhan telah berjanji akan menjadikan
keturunan Abram menduduki tempat ini, selamanya, bahkan nanti Yesus akan datang
kembali dan memerintah dari Yerusalem. Maka Tuhan tidak akan membiarkan Israel
musnah. Saat ini memang Israel masih belum percaya, tetapi, Alkitab telah bernubuat
bahwa nanti mereka akan percaya. Kedua, keturunan Abram akan seperti debu. Ini
menunjukan jumlah keturunan Abram tidak terhitung jumlahnya.

ABRAM BERTEMPUR DENGAN RAJA-RAJA (14:1-24)


Perang Fisik (1-17). Kejadian di bawah ini tidak akan terlalu lengkap disingung
dan dijelaskan. Kisah ini perlu ada karena untuk memberikan gambaran tentang
bagaimana kehidupan disana. Perang adalah salah satu jalan hidup mereka, dengan
perang mereka dapat wilayah. Dan bukan hanya menujukkan akan perang, kisah ini pun
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
akan membawa beberapa tempat dan karakter yang penting untuk dibahas. Salah satunya
adalah Sodom dan Gomora, di mana di sanalah tempat yang dipilih Lot saat berpisah
dengan pamannya. Akun ini juga menunjukan bahwa jalan yang dipilih Lot yang
membuat awal dari semua permasalahan.
Inti dari kisah ini adalah ada dua sekutu yang saling menyerang satu dengan yang
lain, dan sekutu di mana Lot tinggal yaitu Sodom dan Gomora kalah, maka Lot pun
tertawan oleh musuh. Abram pun mendengar bahwa Lot ditahan maka, ia mengerahkan
orang yang terlatih yang lahir di rumahnya, jumlah orang yang mengikuti Abram untuk
menyerang 318 orang, coba bayangkan seberapa kaya Abram itu? Kemudian singkat
cerita Abram mengalahkan musuh dan membebaskan Lot.
Perang Rohani (18-24). Kemenangan Abram telah memenangkan perang fisik.
Dan ini berdampak kepada bagaimana Raja Salem menyambut Abram. Raja Sodom itu
pun menawarkan sesuatu yang sangat menarik. Abram diminta untuk memberikan
musuh-musuh Sodom kepada raja Sodom, sebagai imbalan, Abram boleh mengambil
seluruh harta benda. Tetapi kita perlu melihat bagaimana Abram meresponnya?
Abram tidak akan mengambil apa pun, supaya Sodom tidak mengatakan bahwa
Ia yang membuat dirinya Kaya. Sungguh seharusnya jawaban ini lah yang harus Abram
jawab saat Firaun memberikan kepadanya harta dulu. Tetapi ia telah belajar dari
kesalahan. Ia telah berubah. Ini adalah respon iman Abram, ia tahu hanya Tuhan yang
memberikan kita berkat. Kita pun harus menjawab seperti itu.
Kita jangan pernah mengandalkan manusia. Jangan pernah mengambil sesuatu
keuntungan dari orang yang nanti akan membawa kita kepada hutang budi. Tuhanlah
yang akan mencukupi kita. Di hidup kita, banyak orang akan datang dengan banyak
agenda terselubung masuk dalam kehidupan kita, ia akan memanfaatkan kita nantinya.
Selalu tanyakan Tuhan, biar Tuhan yang bertindak.

KESIMPULAN
Panggilan Tuhan selalu spesial. Tiap orang berbeda dengan yang lainnya.
Panggilan Abram adalah panggilan untuk melayani dan membawa tugas mulia dari Allah
untuk memulai dan mengenapi rencana keselamatan umat manusia. Panggilan kita adalah
untuk percaya. Panggilan ini ditawarkan untuk semua manusia, keselamatan. Prinsipnya
sama, kita pergi meninggalkan apa yang kita yang lama yaitu hidup dalam dosa menuju
kehidupan yang akan ditunjukan Tuhan pada kita. Perintahnya sama, Percaya dan Taat.
Kebohongan adalah dosa. Tidak ada bohong “putih”, tidak ada kebohongan untuk
kebaikan. Dengan mengatkan hal itu, sama halnya mengatakan bahwa Tuhan
mengijinkan kita berbohong selama demi kebaikan. Itu sebuah tipu muslihat iblis.
Bohong adalah bohong. Dan itu dosa. Secara logika kita tahu, Tuhan itu suci, dosa sekecil
apapun, adalah tetap dosa. Kita adalah manusia berdosa yang memerlukan Tuhan yang
dapat memimpin hidup kita. Terlebih, Tuhan yang dapat menghapuskan semua dosa kita.
Yesus Kristus. Ia telah mati untuk menebus kita dari dosa. Masih suka berbohong? Jika
iya, itu tanyanya kita memerlukan Yesus, atau kita akan menderita di neraka.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Tuhan itu setia memegang janjiNya. Ia akan menepati semua janji yang Ia
ucapkan. Ia telah berjanji untuk menjaga Firman Tuhan, maka Firman Tuhan pun terjaga.
Ia berjanji akan selalu menyertai kita, maka Ia kan melakukannya.
Jangan pernah melihat apa yang terlihat saja, lihat apa yang ada di dalamnya! Lot
terjebak dalam pilihannya sendiri. Itu membuatnya sengsara sampai akhir hidupnya.
Banyak agama yang mengajarkan kebaikan, tetapi jangan lihat itu, karena kebaikan tidak
membawa kita ke surga. Hanya percaya Yesus, akan membawa kita ke Surga.
Jangan mengandalkan manusia! Tetapi adalkan selalu Tuhan. Mengandalkan
manusia hanya akan mengecewakan kita, tetapi mengandalkan Tuhan membawa kita ke
dalam sukacita.

ABRAHAM II
PERJANJIAN ALLAH KEPADA ABRAM
(BACA: KEJADIAN 15:1-17:27)

PENDAHULUAN
Rencana keselamatan yang Tuhan Allah buat haruslah berhubungan dengan
Israel. Karena dari bangsa Israel ini, Sang Juru Selamat, Yesus Kristus akan dilahirkan.
Allah telah memberikan sebuah perjanjian kepada Abram, bahwa ia akan menjadi
“bangsa yang besar”. Namun, kita tahu bahwa bagaimana Kejadian 11:31 menyatakan
bahwa ”Sarai itu mandul, tidak mempunyai anak.” Lalu pertanyaannya, bagaimana
Abram bisa menjadi bangsa yang besar kalau Sarai Mandul? Melalui seri ini, kita akan
melihat bagaimana Abram akan mendapat jawaban dari pertanyaan tersebut.

Di zaman Perjanjian Lama, ada 3 cara yang biasa dipakai untuk meneruskan sebuah
keturunan atau hak waris, yaitu:
1. Anak Kandung.
2. Adopsi atau anak angkat. Yaitu dengan mengadopsi anak dari siapapun, terutama
dari hambanya.
3. Sistem Perwakilan/Wali - “Surrogate Mother”. Yaitu dengan mengambil anak
budak yang dipunyainya sebagai anak sendiri. Karena Budak tidak punya hak atas
apa pun, termasuk anak yang dikandungnya. Biasanya cara ini adalah dengan
menikahi budaknya.

Pelajaran hari ini akan berfokus kepada bagaimana Allah akan mengenapi
janjinya. Bagaimana Abram akan diuji imannya mengenai janji akan keturunannya
tersebut.

PERJANJIAN ALLAH AKAN KETURUNAN ABRAM (15:1-16:16)

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Keturunannya bukan melalui Adopsi (15:1-3). Abram mendapat penglihatan.
Mungkin ada yang bertanya, apa itu Penglihatan? Penglihatan adalah cara yang Allah
pakai untuk menyampaikan perkataannya kepada manusia. Dahulu, belum ada wahyu
yang tertulis seperti saat ini, Alkitab. Zaman dahulu Allah memakai Penglihatan dan
Mimpi untuk dapat berkomunikasi dengan Allah. Penglihatan didapatkan saat manusia
terjaga dan mimpi saat ia tertidur. Tetapi perlu diingat setelah Alkitab selesai maka
penglihatan dan mimpi itu telah lenyap. Tuhan tidak lagi memakai cara itu untuk
berkomunikasi dengan manusia. Kalau pun Allah mengunakan cara tersebut saat ini,
maka, ada maksud yang benar-benar khusus yang Tuhan ingin sampaikan dalam hidup
orang itu, contoh John Sung, mendapat penglihatan dan mimpi untuk dipakai Tuhan.
Kali ini Allah berbicara melalui penglihatan. Allah menjanjikan sebuah upah,
Abram memikirkan bahwa seberapa besarpun upah itu, ia tidak akan menikmatinya,
tanpa memiliki anak. Anak saat itu sangatlah berharga, orang tanpa anak biasanya akan
terkena cacian karena dianggap telah terkena kutuk oleh Tuhan.
Abram tahu bahwa Sarai sudah tua (umurnya 65 tahun) dan ia pun mandul. Jadi
untuk mendapat keturunan adalah tidak mungkin. Jadi ia sendiri mencoba mencari alasan
dan mengajukan sebuah pernyataan. Sederhananya, ia berpendapat bahwa Eliezer,
hambanya itu yang akan menjadi ahli warisnya. Di sini ia mencoba mengunakan sistem
adopsi.
Tetapi apa jawab Tuhan? Jawab Tuhan sederhana, hanya anak kandunglah yang
akan menjadi ahli warisnya, bukan melalui adopsi. Ini adalah sebuah janji yang Allah
akan tepati. Tetapi Abram memerlukan iman yang besar untuk memercayai hal tersebut.
Keturunannya akan tidak Terhitung Banyaknya (15:4-11). Lalu Allah
mengajak Abram melihat apa yang akan Allah tunjukan mengenai keturunannya. Allah
menyatakan bahwa keturunannya akan sebanyak bintang di langit, kalau ia dapat
menghitung jumlah bintang di langit, ia pun dapat menghitung jumlah keturunannya.
Tetapi Abram bertanya kepada Tuhan, bukan karena meragukan Tuhan. Dari mana ia
akan memiliki keturunan yang dijanjikan itu?
Lalu Allah berfirman bahwa ia harus menyiapkan lembu betina, kambing betina
dan domba jantan masing-masing berumur tiga tahun. Seekor burung tekukur dan anak
burung merpati. Lalu Abram memotongnya menjadi dua semua daging itu, kecuali
burung. Kenapa? Apa maksudnya?
Zaman dahulu, khususnya dalam Perjanjian Lama. Jika seseorang membuat
perjanjian dengan orang lain, sama halnya seperti zaman sekarang, harus ada sebuah
bukti dari perjanjian atau persetujuan. Zaman sekarang kita mengunakan tanda tangan di
atas kertas, tetapi tidak dengan zaman dulu. Bagaimana mereka membuat perjanjian?
Kedua belah pihak harus menyiapkan sebuah korban, mereka harus memotong binatang
untuk dibagi dua, kecuali burung, karena ukurannya kecil tidak dipotong dua. Setelah
membagi dua, mereka harus menempatkan satu di sisi kanan dan lainnya di sisi kiri.
Setelah itu mereka harus melewati tengah-tengah itu dan akhirnya mereka akhiri dengan
makan bersama. Itu adalah cara mereka membuat perjanjian. Apa maksudnya? Mereka
mengerti bahwa dengan cara seperti ini, siapa yang melanggar perjanjian hidupnya akan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
berakhir seperti binatang yang dipotong dua itu, yaitu mati. Mengetahui hal itu, lalu
kenapa Abram tidak melewati tengah-tengah hewan itu? Kita akan mengetahuinya di
ayat-ayat selanjutnya.
Keturunannya akan diperbudak (15:12-16). Abram tertidur lalu Abram
bermimpi. Dan dalam mimpinya Abram menyadari sesuatu yang berbeda. Allah
menubuatkan sebuah hal yang tidak pernah ia duga. Belum juga keturunannya lahir,
tetapi Allah menyatakan bahwa, keturunannya akan menjadi orang asing di suatu negeri,
bahkan diperbudak dan dianiaya selama empat ratus tahun lamanya. Ini adalah nubuat
yang akan terjadi beberapa periode berikutnya, yaitu dimana keturunannya akan
diperbudak di Mesir selama empat ratus tiga puluh tahun lamanya. Tetapi Tuhan tidak
berhenti sampai di sana, Allah pun berjanji bahwa 1) bangsa yang memperbudak Israel
akan dihukum, 2) Abram akan mati tua dengan tenang, 3) Generasi keempat akan
kembali ke negeri ini.
Keturunannya akan mewarisi Negeri Perjanjian (15:17-21). Perjanjian Allah
dan Abram bukan merupakan perjanjian antara dua pihak yang sama, melainkan antara
dua pihak yang tidak seimbang. Perjanjian Allah dan Abram seperti perjanjian tuan dan
hamba. Hamba tidak mempunyai hak untuk mengambil perundingan, ia hanya bisa
menurut apa yang akan tuannya tentukan. Hal yang sama terjadi di sini, lihat bagaimana
bukan Abram yang melewati daging yang dibelah dua itu, tetapi Allah sendiri yang
“lewat” dengan api. Ini merupakan perjanjian Allah berikan kepada Abram. Allah yang
akan mengambil tangung jawab penuh atas perjanjiannya tersebut.
Betapa berharga pelajaran ini, saat mengetahui bagaimana Tuhan sendiri yang
akan melakukan perjanjian itu. Tidak akan andil manusia sedikit pun atas hal ini. Sama
halnya dengan keselamatan kita, Tuhan mengatakan kepada Adam dan Hawa untuk
jangan memakan buah yang dilarangNya, atau mereka akan mati. Dan mereka gagal
melakukannya. Semua manusia menjadi berdosa melalui hal ini. Dan sebagai manusia,
kita tidak bisa melakukan apapun selain menerima bahwa kita harus dihukum. Dan
hukuman itu kekal di neraka.
Seberapa pun upaya manusia, berbuat baik atau beramal, tidak akan dapat
menolong manusia dari hukuman dosa. Maka, harus Allah sendirilah yang melakukan
penebusan itu. Manusia tidak punya andil dalam hal ini. Allah pun menjanjikan Juru
Selamat bagi umat manusia, dan Allah sendiri yang akan menepati janjinya. Ingat
bagaimana Allah menyelamatkan Nuh agar garis keturunan Mesias terjaga? Dengan
melihat ini pun kita akan mengerti bahwa Tuhan sendiri akan menepati janjinya. Yaitu
dengan ketentuan dari Allah sendiri. Ketentuan Allah adalah pasti. Dan kita harus
mematuhi ketentuan tersebut.
Keturunannya bukan melalui Sistem Perwakilan (16:1-16). Seperti ayat-ayat
sebelumnya, Alkitab menjelaskan sekali lagi bahwa Sarai, Istri Abram itu mandul, tidak
beranak. Tetapi Abram harus percaya kepada Tuhan bahwa ia akan mempunyai keturunan
seperti yang telah Tuhan janjikan. Namun di dalam kejadian ini, Abram sekali lagi
mengalami kegagalan dalam imannya menantikan keturunannya. Bagaimana bisa? Sarai

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
tahu sebagai wanita ia merasa telah gagal. Karena bagi mereka, tidak mempunyai anak
adalah sebuah kutukan.
Kita pun yakin bahwa Abram telah menceritakan kepada Sarai bagaimana Allah
telah berjanji akan menjadikan keturunan kepadanya. Maka Sarai mencoba memakai
pikiran manusia untuk memecahkan masalah. Ia pun mengingat bahwa ia mempunyai
Hagar, hamba perempuannya yang di dapat dari mesir. Ingat apa yang terjadi saat Abram
berbohong terhadap Firaun di Mesir dan Abram malahan mendapat harta yang banyak?
“Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, karena ia mengingini perempuan itu, dan
Abram mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan
perempuan, keledai betina dan unta....Sekarang, inilah isterimu, ambillah dan pergilah!
Lalu Firaun memerintahkan beberapa orang untuk mengantarkan Abram pergi,
bersama-sama dengan isterinya dan segala kepunyaannya.” Kejadian 2:16,20. Nah,
salah satu budak perempunnya itu adalah Hagar.
Ada beberapa hal yang akan membuat Abram belajar banyak di dalam hidupnya
di dalam kejadian ini yang bisa kita ingat dan renungkan. Abram mendengarkan Sarai
untuk menghampiri Hagar. Abram bukannya menanyakan kepada Tuhan, ia malah
mempercayai cara istrinya pakai, Istrinya mengunakan logika manusia tanpa memakai
imannya bahwa Tuhan yang telah berjanji Tuhan akan menepatinya. Ini menunjukkan
bahwa iman mereka sangatlah kecil. Mereka tidak mempercayai apa yang Tuhan katakan.
Ingat bagaimana saat Abram bertanya apakah Eliezer yang menjadi hak warisnya? Tuhan
dengan jelas mengatakan bahwa “Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu,
melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu” Yang
diperlukan Abram adalah iman.
Saat keputusan ini diambil, masalah pun datang. Dosa adalah masalah terbesar.
Dengan menghampiri Hagar, Abram telah melakukan poligami. Dan ini adalah sebuah
dosa yang akan mendatangkan konsekuensi. Mungkin kita bertanya, mengapa Tuhan
mengijinkan Abram menikahi Hagar? Ini adalah kehendak permisif Allah, yaitu Allah
mengijinkan manusia untuk melakukan kehendaknya sendiri, tetapi ingat, karena ini tidak
sesuai kehendak Allah hal ini akan menjadi dosa dan akan mendapatkan konsekuensi.
Apa konsekunsi dari kejadian ini? Sejak Hagar mengandung, Hagar memandang
rendah Sarai. Kenapa? Karena Hagar merasa ia menjadi lebih baik dari Sarai yang tidak
dalam mempunyai anak. Maka Sarai pun mengadu kepada Abram. “Penghinaan yang
kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke
pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah
akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau.”
Ini adalah kesalahan Sarai yang harus ditanggung. Dan karena Abram
mengatakan bahwa Hagar dibawah kekuasaan Sarai maka ia menidas Hagar dan ia pun
melarikan diri. Saat Hagar melarikan diri malaikat menampakan diri dan mengatakan
bahwa ia harus kembali kepada Sarai, Hagar akan melahirkan Ismael. Sesuai janji Allah,
Ismael adalah Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti
anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan
melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya. Dan di
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
masa depan, nubuat ini akan menjadi kenyataan. Bagaimana nanti di masa depan
keturunan Ismael dan keturunan Ishak nantinya akan menjadi musuh bebuyutan.
Apa yang kita dapat pelajari dari kejadian ini?
Jangan mengandalkan pikiran manusia. Firman Tuhan mengatakan dalam
Yesaya 55:8-9. “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah
jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah
tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” Rancangan
Tuhan bukanlah rancangan manusia yang terbatas. Pikiran kita terbatas sehingga
terkadang kita tidak menyadari bahwa kita harus senantiasa menanti bagaimana rencana
Tuhan di dalam hidup kita. Terkadang saat kita ada masalah, kita berdoa kepada Tuhan.
Namun, saat kita menyadari doa kita belum dijawab dan masalah kita belum juga tuntas,
kita mencoba mencari cara sendiri. Kita andalkan pikiran kita sendiri. Dan inilah yang
selalu menjadi masalah kita. Kita harus belajar untuk menanti jawaban dan waktu Tuhan
di dalam hidup kita.
Jangan bermain dengan dosa. Kekudusan hidup kita selalu harus kita jaga.
Tuhan tidak menginginkan kita meraih kesempurnaan tetapi terus berjuang menuju
kesucian dan kekudusan hidup kita. Karena sangat jelas, setiap dosa ada konsekunsinya.
Apa pun dosa kita, ingat selalu ada konsekuensi dari perbuatan kita. Makanya jangan
bermain-main dengan dosa. Cepat atau lambat, jika kita masih terus hidup dalam dosa,
dosa akan menghancurkan hidup kita.

PERJANJIAN ALLAH DIPERBAHARUI (17:1-27)

Keturunannya adalah dari Perjanjian yang Kekal (17:1-8). Untuk kedua


kalinya, Tuhan menampakkan dirinya kepada Abram. Allah sekali lagi mengatakan
bahwa Abram perlu hidup suci di hadapan Allah. Allah pun menganti nama Abram
menjadi Abraham, yaitu bapa sejumlah besar bangsa. Allah pun mendeklarasikan
perjanjian Allah adalah sebuah perjanjian yang kekal. Kekal di sini dimaksudkan bahwa
perjanjian ini akan terus berlangsung sampai turun temurun. Allah akan menjadi Allah
Abraham dan seluruh tanah Kanaan akan diberikan kepada Abraham. Ingat bagaimana
Abraham dipanggil ke sebuah negeri yang tidak diketahui dimana itu?
Dalam Ibrani 11:8-10 dikatakan “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil
untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia
berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Karena iman ia diam di tanah
yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah
dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia
menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh
Allah.” Kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah adalah
kota Yerusalem. Di mana kota ini akan menjadi kota Allah.
Dalam kitab Wahyu, Yerusalem Baru adalah kota yang Abraham yakini akan
terus ada di mana, Allah akan menjadi Allah keturunannya. Inilah perjanjian Allah yang
kekal. Karena Yerusalem adalah kota Allah. Karena Tuhan akan datang kembali ke dunia
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
untuk memerintah dunia di kota Yerusalem seperti kitab Zakharia 8:3 “Beginilah firman
TUHAN: Aku akan kembali ke Sion dan akan diam di tengah-tengah Yerusalem.
Yerusalem akan disebut Kota Setia, dan gunung TUHAN semesta alam akan disebut
Gunung Kudus.”
Ini perjanjian Allah yang akan kita nantikan juga. Pertanyaanya, apakah kita akan
menjadi penduduk negeri ini? Kalau saat ini kita belum menerima Tuhan Yesus sebagai
Tuhan dan Juru Selamat kita, bagaimana kita bisa menjadi penduduk negeri di mana
Tuhan akan datang kembali untuk memerintah dunia bersama umat-Nya. Karena saat kita
menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita, kita bukanlah umat-Nya.
Keturunannya harus Mengingat Penjanjian Allah (17:9-14). Sunat adalah
tanda perjanjian yang diadakan Tuhan. Saat itu setiap anak lelaki berumur 8 hari harus
disunat. Sama halnya Paskah (Keluaran 12), orang Yahudi akan menjadi sunat sebagai
salah satu sacramen bagi mereka. Namun, itu hanya dipakai saat perjanjian lama. Karena
dalam Perjanjian Baru akan dijelaskan bahwa sebagai orang kristen kita tidak
memerlukan Sunat dan Paskah. Karena kedua sacraman ini memerlukan darah yang
tercurah, dimana saat itu adalah simbol penebusan Tuhan Yesus datang ke dunia,
mencurahkan darah untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Saat ini orang kristen
mengantikan dua sakramen ini dengan Perjamuan Kudus dan Baptisan Air.
Keturunannya adalah Anak Kandungnya (17:15-27). Tuhan bukan hanya
menganti nama Abram menjadi Abraham tetapi juga menganti nama Sarai menjadi Sara,
yang artinya Putri Kerajaan. Tuhan pun mengatakan bahwa Sara akan melahirkan seorang
anak laki-laki untuknya. Tetapi Abraham tertawa. Sekali lagi kita bisa melihat bagaimana
Abraham, menunjukan keragu-raguannya. Ia pun berpikir secara manusia dan tidak
melihat KeMahaKuasaan Tuhan. Ia pun kembali mempertanyakan apakah Ismael yang
akan menjadi ahli warisnya? Dan sekali lagi Tuhan mengatakan tidak, bukan Ismael,
tetapi Ishak. Anak kandung Abraham nantinya. Ismael akan diberkati, tetapi Ishak lah
yang akan menjadi penerus keturunan Abraham. Ia adalah pembawa garis keturunan
Mesias nantinya.
Dari kisah ini kita bisa melihat 3 cara yang dipakai manusia untuk meneruskan
hak warisnya. Dan sesuai dengan Firman Tuhan, anak Abraham bukanlah melalui adopsi
maupun perwakilan, tetapi anak kandungnya sendiri. Iman Abraham memang belumlah
sempurna, tetapi itu menunjukan bahwa ia manusia biasa seperti kita semua. Ia bisa
melakukan kesalahan. Tetapi ia belajar dari kesalahan yang ia lakukan. Dari kisah ini kita
tahu bahwa, Tuhan ingin memperlihatkan siapa Tuhan itu dan bagaimana karakter Tuhan.
Tuhan juga ingin kita belajar dari kesalahan orang untuk kita berhati-hati dalam
menjalani kehidupan.

KESIMPULAN
Tuhan Allah adalah Allah yang setia akan janji-Nya. Sebagai manusia kita
harus menyadari bahwa di dalam hidup kita, Tuhan akan menepati janji-Nya. Namun dari
mana kita bisa mengetahui janji-janjiNya? Dahulu Tuhan mengunakan penglihatan dan

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mimpi. Saat ini, Allah memperlihatkan dan menyatakan janji-Nya di dalam FirmanNya,
Alkitab. Maka kita harus cari tahu janji Allah dalam Firman Tuhan.
Jangan mengandalkan pikiran kita sendiri. Andalkan Tuhan dalam hidup kita.
Saat kita mendapatkan masalah, ingat Tuhan akan menolong. Hanya bagaimana respon
kita terhadap masalah kita? Amsal 3:5-7 “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap
hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam
segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap
dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;”
Jangan main-main dengan dosa. Setiap dosa ada konsekuensinya. Terlebih saat
kita masih belum percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Roma 6:23 “Sebab upah dosa
ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan
kita.“ Kehidupan kekal datangnya dengan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan
dan Juru Selamt kita secara pribadi.

ABRAHAM III
PERJANJIAN ALLAH DALAM KEHENDAKNYA
(BACA: KEJADIAN 18:1-19:38)

PENDAHULUAN
Allah telah menetapkan bahwa anak kandung Abrahamlah yang akan menjadi
hak waris Abraham, seperti yang Tuhan telah janjikan kepada Abraham. Namun,
Abraham harus senantiasa percaya dan setia akan menantikan kehendak Tuhan terjadi
dalam hidupnya. Ini adalah respon yang harus dimiliki oleh Abraham agar dapat bisa
mendapatkan janji Allah.
Dalam seri ini, kita akan belajar tentang bagaimana kita meresponi janji dan
kehendak Allah di dalam hidup kita melalui kehancuran kota Sodom dan Gomora. Kita
pun akan belajar tentang Kehendak Allah yang ada di dalam Hidup kita. Sebelum belajar
lebih lanjut ada baiknya kita mengerti apa itu kehendak Allah? Pdt. Timothy Tow
menemukan ada tujuh aspek dari kehendak Allah. Dengan mengetahui secara singkat,
kita bisa mengerti bagaimana Allah bekerja di dalam hidup kita.

Tujuh Aspek Kehendak Allah:


1. Dekritif (Memutuskan, menciptakan) - Penciptaan dunia (Kej 1)
2. Preseptif (Resep) - Untuk tahu bagaimana kita harus hidup. Hukum Taurat (Maz
119:89-105)
3. Direktif (Mengarahkan) - Melalui mimpi dan penglihatan (Kej 12, Kel 3)
4. Desiratif (Keinginan) - Allah tidak ingin ada yang binasa (Yoh 3:16, 2 Pet 3:9)
5. Kooperatif (Kerja Sama) - Kita terlibat dengan Allah dalam kehendakNya (Kej
24:10)
6. Permisif (Permisi) - Allah mengijinkan sesuatu terjadi kepada manusia (ayub
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
1:6-12)
7. Punitif (Merotan/menghukum) - Untuk yang percaya (Ibr 12:5-6)
Untuk yang tidak percaya (Bil 22:1-22)

KABAR MENGEJUTKAN (18:1-33)


Sang Pembawa Kabar & Respon Abraham (18:1-8). Kisah ini dimulai dengan
bagaimana untuk ketiga kalinya, Tuhan menampakkan diri-Nya kepada Abraham. Saat
Abraham mencoba mengangkat muka, ia melihat tiga pribadi berdiri di depannya. Siapa
ketiga pribadi ini? Untuk menjawabnya, kita bisa melihat bagaimana kontek cerita,
respon Abraham dan apa yang tiga pribadi ini akan sampaikan dan mampu perbuat?
1.Kontek cerita, ketiga pribadi itu datang tiba-tiba setelah Tuhan menampakkan diri-
Nya.
2.Respon Abraham, ketika Abraham melihat mereka, Abraham lalu bersujud sampai ke
tanah (menyembah) dan memanggilnya dengan sebutan tuanku.
3.Apa yang mereka dapat lakukan. Mereka mengetahui tentang Abraham dan mereka
yanga akan memusnahkan kota Sodom dan Gomora.
Ketiga hal ini seharusnya kita bisa menyimpulkan bahwa ketiga pribadi itu
spesial. Mereka itu, Allah (Pribadi kedua yang memakai tubuh manusia. IA memakai
tubuh manusia, bukan lahir jadi manusia. Istilah teologianya disebut Theophany) dan dua
orang malaikat. Abraham pun menjamu ketiga tamu spesialnya itu.

Sebuah Kabar Baik & Respon Sara (18:9-15). Saat sedang makan, Tuhan
bertanya kepada Abraham, di mana istrinya, Sara? Dan lihat kata “firman-Nya”, ini
sangat menjelaskan bahwa pribadi itu adalah Tuhan Allah. Tuhan pun mengulangi janji-
Nya, bahwa Sara akan mendapatkan seorang anak laki-laki. Namun lihat bagaimana
respon Sara? Sara tertawa dan berkata dalam hatinya yang intinya dia tidak mungkin
melahirkan lagi, karena telah mati haid (menopause). Secara kedokteran kita tahu saat
seorang wanita menopause, ia tidak mungkin hamil lagi. Namun, itu seharusnya bukan
permasalahannya.
Permasalahannya adalah Sara tidak mempunyai iman. Ia melihat segala sesuatu
dari sudut pandang manusia, bukan sudut pandang Allah. Allah itu spesialis dalam hal-
hal mustahil. Bahkan, seharusnya Sara sadar bahwa, Allah mengetahui ia tertawa dalam
hati. Di ayat 14 dikatakan, “Adakah sesuatu apapun yang mustahil buat Tuhan?”
Kita tahu jawabannya, tidak ada. Allah bisa menciptakan manusia, apa artinya
menopause? Dan Sara pun menyangkal bahwa ia tertawa, tetapi Tuhan mengatakan
bahwa ia memang tertawa. Nanti, kita akan mengetahui, bahwa anak Sara akan dinamai
Ishak yang artinya tertawa.
Kita belajar dari respon Sara. Allah mempunyai janji yang sempurna dan Allah
pasti menepatinya. Seharusnya Sara melihat hal itu, namun ia tidak. Di dalam hidup kita
Allah mempunyai rencana untuk kita masing-masing. Kita harus tahu bagaimana
meresponi janji dan kehendak Allah di dalam hidup kita ini. Janji dan kehendak Allah
dapat kita temukan dalam Alkitab. Yang harus kita lakukan yaitu percaya dan taat.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Sebuah Kabar Buruk & Respon Abraham (18:16-33). Sebuah kabar buruk
bagi kota Sodom dan Gomora. Allah akan menghancurkan kota tersebut. Karena kota
tersebut sangatlah jahat dan sangat berat dosanya. Kita akan tahu seberapa jahat dosa
orang-orang sodom nanti. Yang pasti Allah sudah memutuskan untuk melenyapkan kota
ini. Jika kita bisa mengingat, siapa yang ada di kota tersebut? Dia adalah Lot, keponakan
Abraham. Ingat bagaimana Abraham dan Lot berpisah? Ingat bagaimana Lot
diselamatkan dari perang? Tetapi Lot tetap ada di kota Sodom.
Di dalam akun ini, kita melihat Abraham bersikap dalam meresponi hukuman
Allah terhadap kota sodom. Kita bisa belajar bagaimana cara berdoa dari cerita ini. Lihat
bagaimana Abraham “bernegosiasi” dengan Allah? Abraham mengetahui siapa itu
Allah (Hakim segenap bumi yang adil) dan siapa itu Abraham (abu dan debu)?
Allah pantas untuk murka dengan dosa, tetapi Abraham mencoba memohon untuk Allah
untuk menyelamatkan kota itu. Abraham pun memberi alasan yang tepat, bukan alasan
yang sembarangan. Ia memohon, jika ada didapati dalam kota itu (50-45-40-30-20,
sampai 10) orang benar atau orang percaya, Tuhan tidak akan menghukum kota Sodom.
Tuhan pun setuju. Tetapi nanti kita tahu, ternyata jumlah orang percaya di kota itu kurang
dari 10. Sesuai perjanjian, Allah harus menghancurkan kota itu.
Kita bisa melihat bagaimana kita berdoa di hadapan Tuhan. Kita harus bisa
menempatkan diri kita saat kita berdoa. Kita harus tahu, kita berdoa kepada Tuhan.
Jangan pernah mengangap remeh doa. Siapa kita dan siapa Tuhan. Terkadang kita dengan
tidak anggap Tuhan dengan penuh penghormatan saat kita berdoa. Lihat bagaimana
Abraham berdoa, dan kita bisa belajar banyak.
Kita pun bisa belajar bagaimana Abraham menanggapi rencana penghukuman
terhadap Sodom dan Gomora. Kita yakin bahwa Abraham sendiri mungkin tahu seberapa
jahat Sodom dan Goroma itu. Tetapi bagaimana Abraham ingin mencoba melepaskan
penghukuman itu kita bisa dapatkan prinsipnya. Prinsipnya adalah, ia punya hati untuk
menyelamatkan orang. Kita tahu di dunia ini banyak orang yang berada dalam dosa. Dan
bagi mereka, hidup tanpa Yesus adalah hidup tanpa harapan. Jika mereka mati, mereka
akan dihukum ke dalam neraka. Apakah kita punya beban yang sama seperti Abraham?
Tentunya kita tidak bisa bernegosiasi seperti Abraham, tetapi kita bisa datang kepada
mereka mengabarkan injilNya. Berdoa kepada Tuhan supaya Tuhan berbelas kasihan
dengan mereka dan menyelamatkan mereka dengan membukakan hati mereka untuk
menerima injil. Inilah prinsip yang kita bisa ambil dari akun ini.

KABAR MENAKUTKAN (19:1-38)


Respon Penduduk Sodom (19:1-5). Lot sedang duduk di pintu gerbang. Orang
yang duduk di depan pintu gerbang kota itu menandakan bahwa orang itu adalah orang
penting dan terpandang di kota tersebut. Setidaknya Lot menjadi, mungkin seorang
pejabat di sana. Ini sangat menjelaskan bahwa, Lot juga menjadi orang yang cukup kaya
dan terpandang di kota tersebut. Untuk itu ia tidak mau meninggalkan kota itu, padahal
Abraham sudah menyuruhnya pergi.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Kedua Malaikat itu disambut baik oleh Lot. Mereka diajak untuk bersinggah. Lot
menjamu mereka dengan baik sampai larut malam. Tiba-tiba, orang-orang lelaki dari
kota Sodom itu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada
yang terkecuali, datang mengepung rumah itu. Semua laki-laki, dari tua dan muda
tidak terkecuali datang. Untuk apa?
Mereka ingin kedua malaikat itu. Supaya mereka bisa “Pakai”. Konotasi dari
kata ini saja sudah bisa menjelaskan apa maksud mereka. Mereka mau memperkosa
kedua malaikat itu. Ingat, malaikat itu laki-laki (tidak ada malaikat perempuan). Jadi satu
kota adalah seorang homoseksual. Mereka mau mensodomi kedua malaikat itu. Ini adalah
dosa yang sangat besar itu. Apa yang alkitab katakan soal dosa kota Sodom? “Sama
seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama
melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah
menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.” Yudas 1:7
Dan “Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan
perempuan, karena itu suatu kekejian.” Imamat 18:22.
Respon Lot (19:6-8). Sambutan penduduk kota Sodom sangat memilukan, tetapi
tidak ada yang lebih parah dari bagaimana Lot memberi respon terhadap penduduk kota
yang ingin memperkosa kedua malaikat tersebut? Bukannya membuat sesuatu yang lebih
masuk akal, ia membiarkan kedua anak perempuannya untuk ditiduri penduduk kota.
Ayah macam apa Lot itu? Tetapi itulah yang terjadi. Ini menjelaskan dan mengajarkan
kita bahwa Lot sendiri tahu bagaimana kota Sodom sangat bobrok, dan mempengaruhi
hidupnya. Tetapi, Lot tetap tinggal di kota ini.
Kita pun terkadang seperti Lot. Kita tahu hidup dalam dosa itu salah. Dosa itu
mematikan dan mendatangkan hukuman, bahkan kematian. Dosa itu akan membuat kita
merasa terbiasa dan melihat dosa sebagai hal yang lumrah. Tetapi, kita tetap mau tinggal
di dalam dosa. Kita tidak mau keluar dari dosa. Ingat, mungkin sekarang dosa kita masih
tertutup, tidak ada yang tahu, tetapi, ingat dosa akan menghancurkan hidup kita, cepat
atau lambat. Namun, saat kita masih ada kesempatan, pergi dari dosa, sejauh-jauhnya.

Respon Kedua Malaikat (19:9-13). Kedua malaikat itu lalu membutakan semua
orang yang ada di sana, dari yang kecil sampai yang besar. Ini pun mungkin akan
menjadi jawaban. Saat hujan belerang nanti terjadi, tidak ada seorang pun yang dapat
melarikan diri. Lalu Malaikat-malaikat itu memerintahkan semua orang untuk pergi,
karena malaikat ini akan menyelamatkan mereka. Sebab Tuhan sudah memutuskan,
untuk menghancurkan kota.
Respon Keluarga Lot (19:14-22). Namun, ajakan para malaikat itu dianggap
sebagai olok-olok bagi kedua bakal menantunya. Dari keluarganya sendiri, mereka
“berlambat-lambat” dan seakan tidak mau pergi dari kota ini. Padahal, Tuhan akan
segera menghancurkan kota itu. Maka kedua malaikat itu tidak punya pilihan lain, secara
harafiah, malaikat itu “menarik paksa” mereka untuk keluar dari kota karena Tuhan
hendak mengasihi dia.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Tuhan terkadang akan “menarik paksa” kita dari dosa dengan cara mencambuk
kita. Tetapi kita harus menerimanya sebagai kehendak Tuhan, sebab Tuhan mengasihi
kita. Bersyukurlah untuk “cambukan” Tuhan untuk kita. Supaya kita bisa lepas dari dosa.
“Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada
anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus
asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-
Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Ibrani 12:5-6.
Malaikat itu pun memperingatkan kepada Lot dan keluarganya, "Larilah,
selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di
manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati
lenyap.” Lot bernegosiasi dengan malaikat, dan malaikat membiarkan ia tinggal di kota
yang disebut Zoar.
Respon Istri Lot (19:23-29). Akhirnya Tuhan menepati janjiNya. Allah
menurunkan hujan belerang dan api ke atas kedua kota. Dan kota itu benar-benar rata
dengan tanah. Namun, istri Lot “menoleh kebelakang”, padahal malaikat sudah
memperingatkan mereka untuk jangan menoleh ke belakang. Akibatnya, istri Lot menjadi
tiang garam. Alasan utama mengapa istri Lot menoleh ke belakang karena di dalam
hatinya, kota Sodom adalah kota yang ia cintai. Ia mengingat bagaimana banyaknya harta
yang ia punyai, nama yang terpandang yang ia punyai, dan ia benar-benar tidak bisa
melepaskannya. Inilah yang membuat ia melihat kembali.
Prinsipnya sama kepada kita, kita terkadang tidak benar-benar lepas tuntas dari
dosa. Kita sering kembali mengingat bagaimana nikmatnya dosa dan bagaimana
menyenangkannya dosa itu. Hidup baru adalah hidup yang harus kita miliki. Dan jika kita
hidup dalam Kristus, kita bisa menghadapi semua cobaan dosa. Karena Tuhan akan
menguatkan kita untuk tidak “menoleh kebelakang lagi” hidup kita yang lama. Hanya
kita harus terlebih dulu punya Yesus di dalam hidup kita, maka kita akan selamat.
Selain itu, mengingat hal ini, Alkitab benar-benar telah memberitahukan kepada
kita. Bahwa kita sudah berada di akhir Zaman. Kenapa? Tuhan Yesus mengatakan,
kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali akan ditandai saat bumi dengan hidup seperti di
Zaman Lot. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum,
mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot
pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan
membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak
Manusia menyatakan diri-Nya. Lukas 17:28-30. Apa maksudnya hidup di zama Lot?
Ingat bagaimana penduduk kota itu, semuanya adalah seorang homoseksual. Kota Sodom
dikenal dengan dosa ini.
Lalu kita coba cek zaman sekarang, bagaimana homoseksual sudah semakin
terang-terangan. Mereka sudah tidak malu lagi menyatakan diri, Homo atau Lesbi. Ini
kenyataan di zaman ini. Dan Alkitab dengan jelas menyatakan, zaman ini akan sama
seperti zaman Sodom dan Gomora. Zaman yang semakin menakutkan, dan Tuhan telah
menubuatkan zaman ini bahkan 2000 tahun yang lalu. Dan kalau kita tahu apa yang
dikatakan Alkitab benar-benar terjadi, lalu mengapa kita tidak mau percaya bahwa Tuhan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Yesus adalah satu-satunya Tuhan yang bisa menyelamatkan hidupmu. Lihat zaman ini
dan lihat apa yang alkitab telah nubuatkan, kita pun akan tahu kebenaran Firman Tuhan.
Respon Putri-putri Lot (19:30-38). Akun ini benar-benar menyedihkan. Kedua
putri Lot sudah sangat duniawi. Pergaulan yang buruk mereka di kota Sodom membuat
mereka menjadi duniawi juga. Ironis memang, kedua putri Lot membuat Lot mabuk
supaya mereka bisa meniduri Lot. Dan anak-anak pun lahir melalui mereka. Yang tua
melahirkan Moab, dan yang muda melahirkan Ben-Ami. Keturunan mereka nantinya
yang akan menjadi musuh-musuh bangsa Israel.

KESIMPULAN

Kita harus tahu bagaimana meresponi kehendak dan janji Allah di dalam hidup
kita. Kita harus tahu bahwa segala sesuatu di dalam hidup kita, Tuhan turut bekerja dalam
segala perkara yang mendatangkan kebaikan untuk kita semua. Kita tahu sekarang,
bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana
Allah. Roma 8:28.
Dari Abraham, kita mendapatkan prinsip berdoa yang benar. Kita harus
mengetahui siapa itu Tuhan dan siapa itu kita? Saat kita mengetahuinya, kita bisa tahu
bagaimana kita menempatkan diri dalam berdoa. Maka sikap doa kita pun benar. Jangan
pernah mengangap enteng doa! Kita harus menghormati Tuhan di dalam doa kita kepada
Tuhan.
Kita harus mempunyai semangat penginjilan yang benar. Kita harus melihat
banyak di sekililing kita masih banyak orang yang jauh dari Tuhan. Kita harus
mengabarkan injilnya. Semangat ini harus selalu ada di dalam hidup kita.
Jangan hidup di dalam dosa! Keluar dari dosa dan jangan kembali kepada dosa.
Karena sekarang kita sudah kembali seperti zaman Sodom. Artinya Tuhan Yesus akan
datang untuk kedua kalinya. Sudahkah kita percaya kepada Tuhan Yesus agar terhindar
dari hukuman Allah yang besar terhadap dunia. "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus
dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." Kisah Para Rasul 16:31.

ABRAHAM IV
PERGEJOLAKAN IMAN ABRAHAM
(BACA: KEJADIAN 20:1-22:24)

PENDAHULUAN
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari
segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Ibrani 11:1. Pengertian ini adalah pengertian yang
sering sekali kita dengar. Ini adalah pengertian yang diberikan oleh Tuhan sendiri untuk
kita. Iman bukan hanya sebuah rasa percaya. Dalam bahasa Inggris iman “Faith” adalah
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
rasa percaya terhadap sesuatu (apa pun itu). Namun menariknya, dalam bahasa Indonesia,
kata iman itu selalu dihubungkan dengan hal rohani. Rasa percaya terhadap jasmani kita
tidak bisa katakan iman. Contohnya: Seperti kita percaya bahwa seorang supir akan
mengendarai bus yang kita tumpangi dengan baik. Rasa percaya ini tidak bisa dibilang
kita mempunyai iman terhadap supir.
Pengertian di atas sangat sempurna untuk mendekripsikan iman kita kepada
Tuhan. Kita tidak bisa melihat Tuhan, tetapi iman bisa membuktikan bahwa Tuhan itu
ada. Kita tidak tahu masa depan, tetapi kita tahu kita mempunyai harapan. Di dalam
Alkitab terdapat dua cara bagaimana iman dinyatakan: (1) Iman yang Subjektif,
berkenaan dengan kepercayaan kita dalam Kristus, dan (2) Iman yang Objektif, Iman
Kristen atau pengajaran-pengajaran yang diajarkan Alkitab.
Iman Kristen adalah Iman yang menyelamatkan. Apa itu iman yang
menyelamatkan? Iman ini terdiri dari tiga buah aspek.
1. Notitia (Mengetahui)
2. Assensus (Menyetujui)
3. Fiducia (Mempercayai)
Mengetahui dan Menyetujui Yesus itu Tuhan, Anak Allah yang datang ke dunia
untuk menebus dosa manusia, tidak pernah cukup (tidak akan menyelamatkan kita) tanpa
Mempercayainya. Seperti banyak orang yang mengaku Kristen tetapi tidak mempercayai
iman Kristen, pada dasarnya mereka bukanlah orang percaya. Hanya dengan
mempercayai Yesus, kita akan selamat.
Berbicara tentang Iman sendiri tidak akan pernah habis, bahkan, Dr Timothy
Tow dalam buku ringkasannya terhadap “Institut Calvin” memberikan setidaknya 43
aspek iman sendiri. Pelajaran ini akan menyorot secara khusus iman Abraham, dan
bagaimana kita bisa belajar dari Bapa Segala Bangsa ini.

IMAN YANG LEMAH (20:1-18)


Pengulangan Dosa (20:1-8). Mungkin kita mengingat bagaimana Abraham
berbohong kepada Firaun dengan mengatakan bahwa Sara adalah saudari perempuannya.
Seharusnya Abraham belajar dari kesalahan tersebut dan tidak mengulanginya. Namun
kenyataannya, ia mengulanginya. Kali ini saat ia menetap di Gerar sebagai orang asing.
Ia pun mengulangi dosa yang sama, berbohong. Ia berbohong kepada raja Abimelekh,
karena ia takut, ia akan dibunuh.
Alhasil, Sara diangkat sebagai istri Abimelekh. Tetapi, sekali lagi, Allah
mencegah hal itu lagi karena Sara harus meneruskan Garis Keturunan Mesias, untuk itu
ia harus dijaga. Namun, kali ini caranya berbeda, Allah mencegah Abimelekh melalui
mimpi. Ada hal yang menarik, di dalam mimpi, Abimelekh mengatakan bahwa dia
adalah tidak bersalah, dan itu hal yang benar. Sekali lagi kali ini adalah murni kesalahan
Abraham. Namun, bagaimana Allah beralasan mengenai Abraham harus kita perhatikan.
Allah berfirman bahwa Abraham adalah Nabi. Kedua, ia akan berdoa untuk
Abimelekh. Ketiga, oleh doa Abraham akan membuat Abimelekh hidup.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Kenapa itu terjadi? Kalau secara logika, kesalahan sepenuhnya adalah kesalahan
Abraham, mengapa sekarang, Abraham yang berbohong, Abimelekh yang harus
menerima hukumannya, malahan Abrahamlah yang menjadi penentu hidup mati
Abimelekh? Jawabannya sederhana, Allah tidak merekomendasikan Abraham. Abraham
tetap berdosa. Namun Allah ingin menunjukkan kepada Abimelekh siapa itu Allah
Abraham? Mengapa ia spesial? Tetapi hal ini juga menunjukkan bagaimana, walaupun
Abraham orang pilihan Allah, Abraham juga bisa jatuh ke lubang yang sama, mengulangi
dosa yang sama. Abraham adalah tetap manusia. Ia nabi tetapi tetap bukan orang yang
sempurna. Alkitab mencatat kejadian ini buat bahan pelajaran kita. Ini adalah alasan lain
mengapa Firman Tuhan itu benar. Firman Tuhan ditulis tanpa cacat dan apa adanya.
Prinsip yang baik yang harus kita ikuti, dan kesalahan-kesalahan orang di dalamnya yang
harus kita hindari. Maka tepat apa yang 2 Timotius 3:16 katakan, “Segala tulisan yang
diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”

Konsekuensi Dosa (20:9-18). Dosa selalu membawa konsekuensi. Kali ini dosa
Abraham terekspos ke seluruh kerajaan. Abimelekh pun memarahi Abraham. Dan
Abraham beralasan bahwa Sara adalah benar-benar saudaranya. Ia tidak mengatakan
yang sebenarnya demi menyelamatkan nyawanya. Inilah kesalahan Abraham. Ada hal
yang menarik dimana kita bisa temukan. Apakah Sara juga berbohong? Lihat bagaimana
Abraham beralasan, berkatalah aku kepada isteriku: Tunjukkanlah kasihmu kepadaku,
yakni: katakanlah tentang aku di tiap-tiap tempat di mana kita tiba: Ia saudaraku.. Ini
menunjukan Sara juga ikut terlibat dalam kebohongan Abraham. Yang perlu digaris
bawahi adalah, kebohongan satu akan membawa kebohongan yang lain. Keluaran 20:16
mengatakan, jangan membuat saksi dusta atau berbohong. Matius 5:37, "Jika ya,
hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih
dari pada itu berasal dari si jahat." Sederhananya, jangan pernah berbohong.
Kebohongan menunjukkan bagaimana iman Abraham yang lemah. Karena
ketakutan akan nyawanya, ia berbohong dan membuat orang lain juga berbohong. Kita
memang manusia biasa yang tidak terlepas dari cobaan, tapi kita harus selalu mengejar
kesucian kita, bukan kesempurnaan. Tapi iman Abraham yang lemah ini akan menjadi
kuat, karena perjalanan hidupnya akan menumbuhkan imannya tersebut. Sama halnya
kita, kita akan selalu menghadapi banyak masalah, terkadang menyebabkan kita harus
dihadapi tantangan, untuk berbohong atau tidak? Apalagi mungkin hal itu menyangkut
nyawa. Namun, iman kita kepada Tuhan adalah iman yang sejati. Percaya kepada Tuhan,
katakan yang sejujurnya, maka Tuhan akan menolong kita. Karena Tuhan setia, Ia pasti
menolong kita saat kita berjalan sesuai dengan FirmanNya.

IMAN YANG PENUH HARAPAN (21:1-34)


Allah yang Setia (21:1-7). Kita tahu bahwa Allah itu setia akan janjiNya. Dan
itulah yang Tuhan akan genapi. Setahun setelah kedatangan Tuhan ke kemah mereka,
Sara pun melahirkan. Ini adalah mukjizat yang ajaib dan nyata. Seperti yang kita tahu
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
bahwa Sara sudah mati haid. Ia dapat melahirkan sungguh sebuah karya ajaib. Seperti
yang kita tahu, Allah itu spesialis dengan hal-hal yang tidak mungkin. Sara kemudian
menamai anaknya itu Ishak, artinya tertawa. Ishak pun disunat dihari kedelapan seperti
yang Tuhan telah perintahkan.
Allah yang Sejati (21:8-21). Ishak lahir, semua menyukainya kecuali Hagar.
Sara yang melihat anak Hagar bermain dengan Ishak, lalu menyuruh Abraham untuk
mengusir Hagar dan anaknya itu. Wah, kenapa? Bukankah ia hanya bermain dengan
Ishak? Ada sesuatu yang harus dilihat dengan baik namun kita tidak bisa melihat ini
dalam bahasa Indonesia.
Kata "main" disana bukan dimaksudkan bermain. Dalam bahasa aslinya, kata
"main" (‫ )צ ֵַחֽק‬adalah mempunyai arti yang sama dengan nama Ishak. Ishak (‫)יִצ ְָח֥ק‬
mempunyai arti tertawa. Namun dalam kata ini mempunyai arti
"menertawakan/mengejek/mempermainkan". Jadi Ismael mengejek Ishak, bukan
bermain dengannya. Bahkan Paulus dalam surat ke Galatia mengunakan akar kata yang
sama yang mempunyai arti "menyiksa". Ini adalah alasan mengapa Sara meminta
Abraham untuk mengusirnya.
Sara pun mengatakan bahwa anak Hagar bukanlah hak warisnya. Abraham yang
mendapatkan permintaan itu menjadi kesal. Namun, Allah berbicara kepada Abraham
bahwa apa yang dikatakan Sara adalah benar. Intinya adalah Allah membenarkan "Isi"
dari perkataan Sara. Ishak adalah garis keturunan Abraham. Ia harus dijaga.
Permasalahannya Tuhan tahu siapa Ismael. Allah sendiri mendesripsikan bahwa
Ismael adalah "Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti
anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan
melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya."
Kejadian 16:12. Dan dengan karakternya seperti itu, kita bisa menduga bahwa ia tidak
akan membiarkan Ishak mengambil hak warisnya. Ismael sudah cukup besar dan ia
dengan sangat mungkin akan membunuh Ishak dengan mudah. Apalagi dia sudah mulai
mengejek Ishak. Dalam dunia spiritual, Kita harus melihat bagaimana Iblis memakai
Kain untuk membunuh Habel, Iblis mencoba untuk memutuskan Garis Keturunan
Mesias. Akhirnya, Abraham mengusir Hagar dan anaknya. Hagar hampir saja membuang
anak itu, tetapi Allah mencegahnya. Allah pun berjanji bahwa, Ismael akan menjadi
bangsa yang besar.
Kita dapat belajar bahwa saat Tuhan bekerja, Iblis juga bekerja. Iblis tidak akan
membiarkan rencana keselamatan Allah terhadap manusia berhasil. Dari zaman Kain
Habel sampai bayi Yesus yang hampir dibunuh. Tuhan selalu bekerja untuk menghalangi
rencana tersebut.
Allah yang Sedia (21:22-34). Iman kristen adalah iman yang penuh harapan.
Karena Allah selalu menyediakan apa yang kita perlukan. Kejadian ini adalah saat
Abraham membuat perjanjian dengan Abimelekh. Abimelekh takut kalau Abraham akan
menindasnya, karena Abraham sangat diberkati Tuhan di negeri Abimelekh. Akhirnya
Abraham bersumpah agar tidak menganggu Abimelekh.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
IMAN YANG KUAT (22:1-24)
Iman Abraham Diuji (22:1-2). Abraham mengalami pergejolakan dalam iman
percayanya kepada Tuhan. Dan Tuhan menguji iman Abraham lagi. Kali ini Abraham
akan memilih untuk menuruti Tuhan atau tidak. Penantian terhadap anak waris
mengalami banyak pergejolakan selama bertahun-tahun, dan akhirnya Ishak pun lahir.
Namun, ia tidak pernah menyangka bahwa Tuhan akan mengujinya dengan hal ini. Ia
harus mempersembahkan anaknya sebagai korban bakaran. Tentu ini adalah ujian yang
berat, mengingat Abraham baru saja mempunyai Ishak. Namun apa respon Abraham?
Iman Abraham Teruji (22:3-14). Pagi-pagi sekali, Abraham sudah siap untuk
mempersembahkan Ishak. Dalam bahasa aslinya, ayat-ayat ini mempunyai penekanan
yang sangat penting yang disebut, polisintaton. Istilah ini menjelaskan bahwa semua
kejadian berlangsung dengan pemikiran matang dan direncanakan dengan akal sehat.
Abraham pergi dan membawa bujangnya. Sesampainya di suatu tempat, ia mengatakan
kepada bujangnya, bahwa ia dan Ishak akan ke gunung untuk beribadah. Namun ada hal
yang menarik yang perlu dilihat, ia mengatakan kepada kedua bujangnya bahwa “kami
akan kembali”.
Kenapa ini menarik? Kita tahu apa yang akan Abraham lakukan, ia akan
membunuh anaknya dan mengorbankannya sebagai korban bakaran. Jadi kalau kita
melihat bagaimana kata “kami” dipakai. Ini menunjukkan bahwa, Abraham mempunyai
iman bahwa Ishak akan kembali juga bersama dengan dia. Bahkan saat Ishak bertanya,
dimana korban bakarannya? Abraham menjawab Tuhan akan menyediakannya. Abraham
pun mengikat Ishak dan siap-siap menyembelih anaknya.
Dengan ini kita bisa tahu bahwa Abraham percaya akan kebangkitan dimana saat
Ishak dibunuh, Tuhan akan membangkitkan ia kembali. Ibrani 11:17-18 menjelaskan
dengan sangat fokus, “Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai,
mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan
anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: Keturunan yang berasal
dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu. Karena ia berpikir, bahwa Allah
berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana
ia seakan-akan telah menerimanya kembali.” Ini menunjukan ketaatan Abraham dan juga
imannya kepada Tuhan. Maka Tuhan pun ikut campur tangan. Tuhan mencegah Abraham
dari pengorbanan itu dan menyediakan domba jantan yang tersangkut tanduknya sebagai
gantinya. Untuk itulah nama YEHOVAH JIREH “Allah Menyediakan” disebut.
Abraham percaya akan kebangkitan. Ini adalah hal penting yang harus kita lihat.
Abraham diselamatkan dari dosa bukan karena melakukan perkerjaan baik atau perbuatan
baik. Abraham percaya karena memandang ke masa depannya akan Mesias yang akan
dilahirkan, mati untuk menebus dosa kita dan bangkit pada hari yang ketiga. Seperti Injil
yang dijelaskan dalam 1 Korintus 15:3-4 “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan
kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena
dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia
telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;” Ini adalah iman
Abraham. Iman percaya kepada Yesus Kristus.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Percaya akan kebangkitan akan memberikan kita harapan. Karena siapa yang
percaya kepada Tuhan Yesus mereka akan dibangkitkan pada akhir jaman untuk
diberikan Tubuh kemuliaan. Tubuh yang tidak akan mati, tidak akan merasakan
kesakitan, dan tubuh yang cocok dengan surga. Sesungguhnya aku menyatakan
kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan
diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan
berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat
binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan
yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat
mati.I Korintus 15:51-53.
Hidup di dunia hanya sementara, kita di dunia adalah untuk menjadi saksi Kristus
bagi dunia, menjadi garam dan terang bagi dunia di dalam kegelapan. Setelah waktunya
tiba kita akan kembali ke rumah kita, di surga. Bagi orang kristen, kita tidak perlu takut
akan kematian, karena, mati adalah pulang untuk bertemu dengan Tuhan. Suatu
kebahagiaan yang tiada tara. Karena kita bukan dari dunia ini, kematian adalah harapan,
karena ada kebangkitan. Tuhan kita, Yesus Kristus telah terlebih dahulu bangkit dari
kematian, mengalahkan maut. Makanya, saat kita percaya kepadanya kita tahu bahwa kita
pun akan dibangkitkan kembali. Inilah iman Kristen.
Iman Abraham Terpuji (22:15-24). Iman Abraham pun teruji, dan Allah pun
memuji Abraham dan memberikan janji-janji-Nya kepada Abraham. Abraham diberkati
berlimpah-limpah and keturunan Abraham akan sangat banyak sekali. Dan oleh
keturunannya, semua bangsa menjadi berkat.
Dan bukan hanya itu, seperti yang kita tahu, melalui Abraham, kita bisa melihat
bagaimana nantinya Juru Selamat Umat manusia akan dilahirkan. Perjalanan Abraham
mengajarkan kita banyak hal, terutama iman. Adalah benar bahwa dalam kehidupan kita
tidak bisa lepas dari kelemahan. Kita sering salah dan mengulangi kesalahan kita dan
dosa kita. Tetapi melalui akun ini kita bisa melihat perubahan drastis Abraham. Imannya
terhadap Tuhan melampaui keinginannya. Ia bisa saja beralasan, karena Ishak adalah
anaknya, yang tunggal yang ia sudah nantikan sejak lama. Tetapi ia harus
mengorbankannya. Kita bisa mempelajari sebuah prinsip yang sangat baik untuk
dicontoh. Bukan hanya mengenai Iman, tetapi sebuah ketaatan.
Apakah kita punya iman? Jika ya, Iman yang seperti apa and Iman kepada siapa?
Iman Kristen adalah iman kepada Yesus Kristus, yang menyelamatkan kita dari dosa.
Iman Kristen adalah iman yang penuh dengan harapan. Terutama, harapan akan
kebangkitan. Sudahkah kita mempunyai iman Kristen?

ABRAHAM V
PENDATANG DAN ORANG ASING
(BACA: KEJADIAN 23:1-20)

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
PENDAHULUAN
Manusia hidup di dunia untuk menjadi orang asing dan pendatang. Dari
pengertiannya sendiri, “Orang asing” dimaksudkan adalah orang yang berasal dari
tempat yang lain. Tempat yang sekarang ia tinggalkan adalah bukan rumahnya.
Sedangkan “Pendatang” menjelaskan bahwa, ia orang asing yang sudah menetap di
suatu tempat, tetapi tempat itu bukan miliknya, sebagaimana bukan warga negaranya.
Dari kisah ini kita akan menemukan apa yang terbaik untuk kita sebagai orang asing dan
pendatang.

HARUS MENGERTI HIDUP ADALAH SEMENTARA (23:1-4)


Kematian adalah bukti bahwa manusia berdosa. Sara pun meninggal dunia saat ia
berumur 127 tahun. Ini berarti Ishak berumur sekitar 37 tahun. Dalam ayat ini dengan
jelas Alkitab mencatat bahwa Abraham meratapi dan menangisi Sara.
Pengunaan kata “meratapi dan menangisi” ini menitikberatkan sebuah aksi
yang dilakukan dalam intensi yang sangat besar. Istilah dalam bahasa Indonesia "larut
dalam duka" mungkin dapat mengekpresikan hal ini. Terlebih saat kita tahu bahwa jasad
Sara tentu masih dijaga, karena belum ada tempat untuk menguburnya. Kita bisa
memaklumi bagaimana kehilangan Abraham ini. Mereka sudah hidup berkeluarga lebih
dari 100 tahun, namun kasih mereka tidak pudar ditelan zaman.
Sebagai bentuk dan wujud kasih Abraham, ia mencarikan sebuah tempat
pemakaman. Adalah sebuah hal yang tidak terhormat untuk seseorang tidak dikuburkan
secara baik, makanya Abraham meminta suatu wilayah untuk menguburkan Sara istrinya.
Sebuah bentuk penghormatan yang harus diberikan kepada Sara.
Abraham lalu bangkit dan meninggalkan istrinya. Secara literal ia meninggalkan
jasad istrinya yang masih diratapinya. Ia pun meminta sebuah tempat untuk menguburkan
Sara kepada Bani Het atau keturunan generasi Het. Mereka adalah penduduk lokal yang
tinggal di sana sebelum bangsa Israel dan orang Israel tinggal di sana.
Adalah suatu hal menarik yang dapat kita petik dalam pembukaan dari perkataan
Abraham. “Aku ini orang asing dan pendatang.” Ini adalah sebuah pernyataan yang
agung dari seorang Abraham. Ia bukan hanya mengeluarkan sebuah fakta bahwa ia bukan
menjadi bangsa apapun, tetapi ia pun menyadari bahwa rumahnya bukan di dunia ini
tetapi di surga. Ia tahu bahwa ia hanya seorang “Asing” dan “Pendatang”.
Kita tahu, dari Abrahamlah, bangsa Israel akan terbentuk. Jadi sangatlah tepat
untuk Abraham mengatakan hal ini. Karena kalau ia seperti Lot keponakannya, maka ia
tidak akan membentuk bangsanya. Maka perkataan Abraham ini sangatlah penting untuk
dipelajari. Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri
yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak
mengetahui tempat yang ia tujui. Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu
seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan
Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota
yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. Ibrani 11:8-10.
Kita tahu Abraham menjadi kaya, karena Tuhan memberkatinya. Tetapi ia tidak
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mengambil keputusan apa pun untuk benar-benar tinggal di sana. Ya, walaupun kita tahu
bahwa nanti bangsa Israel akan mendapatkan tanah Kanaan ini. Hal ini sangat
menjelaskan kepada kita bagaimana Abraham mengerti arti hidupnya di dalam dunia ini.
Tugasnya di dunia, di negeri yang bukan kepunyaannya, untuk menjadi saksi untuk orang
lain, pertama sebagai suatu keluarga Kristen.
Sama hal dengan kita semua, kita sebagai manusia yang mengatakan sudah
percaya, maka kita hanyalah orang asing dan pendatang. Rumah kita bukan di dunia
tetapi di surga. Dunia ini adalah tempat kita untuk melayani. Jadi dengan pandangan ini
kita bisa mengerti bahwa kita tidak perlu serupa dengan dunia ini. Janganlah kamu
menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang
berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Roma 12:2. Kita sering kali mengikuti tren
dunia, seakan-akan dunia ini milik kita dan tempat tinggal kita. Sehingga kita pun harus
mencari hal duniawi.
Kenapa harus mencari hal-hal duniawi saat Firman Tuhan menjelaskan
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat
merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya...Tetapi carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Matius 6:19,33. Ini bukan sekedar filosofi, tetapi adalah bagaimana kita harus hidup di
dunia, yaitu sebagai orang asing dan pendatang.
Pandangan kita terhadap dunia ini haruslah berubah. Karena pandangan dunia
dan pandangan Tuhan terhadap dunia ini berbeda. Kalau kita mengerti bagaimana Alkitab
melihat dunia ini, kita pun akan tahu bahwa kita hanyalah seorang asing dan pendatang.
Kitab Pengkotbah yang ditulis oleh Salomo menjelaskan kepada kita bagaimana dunia ini
sebenarnya. Kutipan dari Kitab ini dalam pasal pertama akan memberikan kita gambaran
bagaimana kehidupan manusia di dunia ini?
Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?
Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada.
Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali.
Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam
putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga
menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. Segala sesuatu
menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga
tidak puas mendengar. Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat
akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang
dapat dikatakan: "Lihatlah, ini baru!"? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita
ada. Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih
akan datangpun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.
Pengkotbah 1:3-11. Raja Salomo mengerti bahwa Hidup tanpa Tuhan, adalah hidup
tanpa arti. Mengejar dunia dan yang ada di dalamnya akan mengecewakan. Karena kita
bukan dari dunia ini, tetapi kita hidup di dunia untuk sementara saja, yaitu menjadi saksi
Kristus.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

HARUS MENGERTI HIDUP TIDAK BOLEH BERLEBIHAN (23:5-9)


Lalu Abraham meminta dengan cara hormat tanah untuk menguburkan Sara
dengan cara yang sangat sopan kepada pemilik tanah yaitu Bani Het. Orang-orang Bani
Het mengerti dan tahu siapa itu Abraham, makanya mereka mengatakan Abraham
sebagai “seorang raja agung”. Sebutan ini bukan berarti Abraham adalah raja. Ini adalah
sebuah istilah yang memberikan penjelasan bahwa Abraham sangat terkenal dan
dihormati di daerah itu. Seorang yang cukup disegani di antara mereka. Ini pun
menunjukan status sosial Abraham yang tinggi dan bagaimana ia mempunyai kekayaan
yang sangat banyak. Dalam Kejadian 24:35, dijelaskan bahwa “TUHAN sangat
memberkati tuanku (Abraham) itu, sehingga ia telah menjadi kaya; TUHAN telah
memberikan kepadanya kambing domba dan lembu sapi, emas dan perak, budak laki-
laki dan perempuan, unta dan keledai.”
Bani Het menyetujui hal itu, bahkan tidak menyangkal untuk memberikan daerah
mana saja yang diminta oleh Abraham. Abraham pun bersujud di hadapan Bani Het.
Sujud disini bukan berarti Abraham menyembah Bani Het. Ini adalah sebuah budaya di
tanah Perjanjian Lama, sebagai bentuk hormat dan respek terhadap orang lain. Selain itu
ini pun menunjukan kerendahhatian Abraham. Kita tahu Abraham itu sangat kaya. Tetapi
ia tetap mau memberikan perhormatan untuk orang lain. Sikap Abraham ini harus kita
contoh, karena ia sadar semua kekayaan yang ia miliki semua dari Tuhan. Apa pun itu,
segala kemuliaan buat Tuhan. Dan tidak ada alasan untuk sombong dan tidak mau rendah
hati.
Terkadang kita tahu bahwa kita memiliki sesuatu yang dapat kita banggakan.
Namun, kita harus menyadari bahwa semua yang ada pada diri kita semua itu adalah dari
Tuhan. Jadi kita tidak boleh sombong dan tidak mau merendahkan diri kita saat kita
membutuhkan bantuan orang lain. Sering kita angkuh untuk tidak mau meminta bantuan
orang lain, tetapi kita bisa melihat sikap Abraham yang mau merendahkan dirinya untuk
menyadari kita butuh orang lain.
Abraham pun meminta tanah dan gua yang disebut Makhpela. Ia pun meminta
untuk bertransaksi kepada Efron, pemimpin mereka. Yang menarik adalah gua ini juga
yang nantinya akan menjadi kuburan untuk Abraham sendiri (25:8-10), Ishak, Ribka,
Yakub dan Lea (49:31).

HARUS MENGERTI HIDUP ITU KESAKSIAN(23:5-9)


Efron pun hadir dan menyetujui permintaan Abraham. Tetapi lihat apa respon
Abraham saat Efron mengatakan bahwa ia akan memberikan kepada Abraham soal tanah
itu. Ia memberikan tanggung jawabnya yaitu membayar. Ia tidak mau berhutang kepada
orang lain. Ini menjadi sebuah transaksi yang harus disepakati dengan bayaran yang adil.
Hal ini sungguh mengajarkan bagaimana kita tidak boleh mengambil keuntungan dari
kebaikan orang lain terhadap kita. Apa yang kita harus berikan sebagai tanggung jawab
kita, kita harus memberikannya. Hasilnya kita lihat bagaimana transaksi Abraham dan
Efron berlangsung. Bukan hanya gua yang diberikan kepada Abraham, tetapi juga ladang.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Dan sekali lagi Abraham bersujud di depan semua orang yang merupakan penduduk
negeri itu. Tetapi tentu saja Abraham bukan memintanya, tetapi ia ingin membelinya.
Efron pun memberikan harganya, yaitu 400 syikal perak. Harga ini kemungkinan adalah
harga 8 orang budak laki-laki yang kuat. Harga ini permintaan Efron, bukan Abraham
yang menawarnya. Maka Abraham pun membeli tanah itu sebagai milik pribadinya
sendiri. Dan Abraham pun menguburkan Sara.

KESIMPULAN
Akhir hidup manusia memang membawa rasa haru terhadap orang yang
ditinggalkan, tetapi kita tahu bahwa, manusia hidup di dunia ini hanya sebagai seorang
asing dan pendatang. Dunia ini bukan milik kita dan kita tidak boleh hidup sama dengan
dunia. Jadilah saksi Kristus di dalam hidup kita. Karena hidup kita di dunia ini adalah
tempat kita untuk melayani Tuhan dengan hidup kita.

ABRAHAM VI
PERTANGUNGJAWABAN DALAM TUGAS
(BACA: KEJADIAN 24:1-67)

PENDAHULUAN (1-2a)
Tanggung jawab adalah sebuah kualitas yang harus ada pada setiap orang dan
diharapkan ada pada setiap orang. Misalnya seorang pekerja yang bertanggung jawab
akan mendapatkan perhargaan yang lebih baik dari pada pekerja yang pemalas. Seorang
pelajar yang bertanggung jawab akan dipilih oleh gurunya, dari pada seorang pelajar
yang tidak bertanggung jawab. Menjadi seorang yang bertanggung jawab tidaklah
mudah. Perlu pengorbanan dari diri kita sendiri.
Dalam kerohanian prinsipnya sama. Saat kita percaya kepada Tuhan Yesus
Kristus, hidup kita di dunia, kita mempunyai sebuah tanggung jawab terhadap Tugas
mulia. Bukan hanya Amanat Agung yang Tuhan Yesus perintahkan dalam Matius 28,
tetapi kita harus menjadi saksi Tuhan di dalam kehidupan kita semua dan melayani
Tuhan seumur hidup kita dengan apa yang Tuhan telah percayakan kepada kita. Saat kita
menjadi Anak-anak Tuhan kita pun menjadi Pelayan Tuhan di dunia ini yang
mempunyai misi agung untuk dunia. Namun di dalam keseharian kita, apa yang menjadi
respon kita dalam menerima misi itu?
Hari ini kita akan belajar mengenai sebuah tanggung jawab. Kita akan belajar
dari sebuah kisah yang menarik, bagaimana sebuah pencarian Istri membuat sesuatu nilai
rohani yang berharga.
Abraham sudah menjadi tua, tetapi Ia menjadi orang yang kaya raya karena
Tuhan memberkatinya. Di penghujung usianya, ia sadar bahwa anaknya Ishak belum
menikah. Ia pun belum mempunyai cucu. Ia sadar bahwa Ishak bukanlah seorang pria
yang berani, lebih tepatnya seorang pemalu. Dan karena ia mengerti akan hal itu, ia pun
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
meminta pelayannya, yang kemungkinan besar adalah Eliezer (Kejadian 15:2) untuk
mencarikan istri untuk Ishak.
Hari ini fokus akan berpindah kepada hamba Abraham karena tema hari ini
adalah mengenai sebuah tanggung jawab. Setidaknya ada tiga hal yang kita perlu pelajari
dari kisah ini mengenai sebuah tanggung jawab.

MERESPONI DENGAN SEBUAH KOMITMEN (2b-9)


Eliezer diminta untuk bersumpah untuk mencari istri sesuai dengan apa yang
Abraham katakan. Zaman dulu sumpah adalah sebuah hal yang sangat penting dan orang
tidak boleh main-main dengan sumpahnya. Apalagi sumpah yang diberikan di dalam
nama Tuhan. Kalau sudah disumpahkan, harus dilakukan.
Dalam Perjanjian Lama, Sumpah adalah sebuah hal yang sakral dan mengikat,
karena akan ada konsekuensi jika kita tidak melakukan sumpah kita. Kejadian ini seperti
saat Yosua mengikat janji dan bersumpah di hadapan Tuhan dengan Gibeon (Yosua
9:15) untuk tidak memusnahkan mereka, walaupun itu hanya akal bulus orang Gibeon
terhadap Yosua. Yosua tetap memegang sumpahnya. Namun Saul menyerang Gibeon
saat ia menjadi Raja (2 Samuel 21), menyebabkan Saul dan kelurganya terbunuh. Ini
sebuah konsekuensi.
Pertanyaannya, apakah orang Kristen boleh bersumpah? Matius 5:33-37 berkata
“Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan
bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.Tetapi Aku berkata
kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah
takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi
Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau
bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau
menghitamkan sehelai rambutpun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak,
hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”
Tentu kita boleh bersumpah, contohnya sumpah nikah. Permasalahan yang singgung
dalam ayat ini bukan mengenai sumpahnya, tetapi mengenai motivasinya. Mereka
mencoba membuat alasan untuk menutupi kesalahannya, makanya mereka bersumpah.
Dan dalam penekannanya adalah sebuah sumpah palsu.
Nah, kita pun sering mengikat janji dengan orang lain, walaupun tidak dengan
bersumpah. Apakah kita menepatinya? Apalagi saat kita berjanji di hadapan Tuhan.
Sungguh, kita sering sekali berjanji kepada Tuhan sadar atau tidak. Saat kita berbuat
dosa, kita berjanji tidak akan mengulanginya, tetapi kita mengulanginya. Kita berjanji
setia melayani Tuhan, tetapi kita sibuk dengan urusan pribadi kita atau melayani Tuhan
dengan setengah-setengah. Janji adalah sebuah komitmen. Dan komitmen adalah sebuah
awal dan akhir dari sebuah tindakan dari tanggung jawab kita.
Kalau kita berpikir dengan seksama mungkin Eliezer akan bertanya tanya,
kenapa ia harus melakukan itu? Kenapa Ishak tidak langsung saja mencari istrinya
sendiri? Karena bagaimana kalau calon istri yang akan dibawanya tidak cocok dengan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Ishak? Pada dasarnya, hal ini sering sekali dilakukan pada zaman itu. Dan sebagai
seorang hamba, ia tidak punya hak untuk protes dengan apa pun yang diperintahkan
kepadanya.
Namun, setidaknya ada 3 hal yang dapat kita pelajari mengenai apa yang
Abraham katakan kepada Hamba itu di mana Eliezer harus berjanji kepada Abraham:
1. Calon Istrinya harus masih mempunyai hubungan saudara dengannya. Ini
artinya, calon Istrinya ini harus orang Yahudi. Kenapa hal ini penting? Ini karena
doktrin “Pemisahan Alkitab”. Mereka tidak beleh kawin campur, karena Abraham
nantinya akan menjadi bangsa Israel. Dan sebagai bangsa Israel, mereka harus
memisahkan diri dengan bangsa lain yang merupakan penyembah berhala.
“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang
yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan
kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” 2 Kor
6:13. Tetapi ada hal yang lebih penting lagi yaitu garis keturunan Mesias yang
dibawanya.
2. Calon Istrinya harus datang, Ishak tidak boleh pergi ke sana. Ini adalah syarat
kedua. Dua kali Abraham dengan sangat tegas mengatakan jangan anakku “kembali
ke sana” (ayat 6 & 8), ke tempat di mana Abraham diperintahkan Tuhan untuk
pergi. Abraham pergi dari tempat sanak saudaranya untuk sebuah alasan yang sangat
besar yaitu membuat sebuah bangsa besar. Dan mengingat Ishak adalah putranya
yang akan mewariskan “tugas” ini, maka adalah hal tidak mungkin Ishak kembali ke
negeri asal ayahnya itu. Itu sama saja memulai semua dari nol. Karena, Ishak harus
menjadi ayah dari Yakub nantinya, di mana Yakub akan menjadi Israel. Abraham
mengerti akan hal ini, maka ia mencegah Ishak kembali ke sana, bahkan, ia
mengatakan lebih baik sumpah hambanya itu dilepaskan dari pada Ishak harus
kembali ke sana.
3. Abraham tahu bahwa Allah akan menyertai Eliezer. Karena Abraham tahu janji
Tuhan akan ditepati bahwa Ishak akan mendapatkan Istri di tempat saudaranya. Dan
janji Tuhan itu harus dipercayai oleh Eliezer. Eliezer pun bersumpah mengenai
semua hal itu.

MERESPONI DENGAN SEBUAH DOA (10-27)


Eliezer pun mempersiapkan semua mas kawin yang diperlukan. 10 ekor unta
yang membawa berbagai macam barang berharga pun disiapkan. Ini menunjukan
bagaimana kayanya Abraham itu. Perjalanan ini tidak mudah, karena misi yang
diberikan Abraham pun tidak sesederhanya yang kita kira. Mencari seorang istri untuk
seorang pria pemalu dan ada syarat-syarat yang harus terpenuhi adalah tugas yang sulit.
Sesampainya di luar pintu kota, dekat sebuah sumur, ia pun berhenti. Ia adalah
seorang pelayan yang sangat cerdik, ia tahu di mana tempat yang paling tepat untuk
menemukan anak-anak gadis. Zaman itu, salah satu tempat di mana banyak anak gadis
berkumpul adalah tempat penimbaan air, di mana zaman itu anak-anak perempuan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mempunyai tugas yaitu menimba air untuk keperluan sehari-hari. Nah, walau sudah
menemukan tempat yang tepat, ia tahu hal itu tidak akan mudah. Maka, ia pun berdoa.
Setidaknya ada tiga hal yang patut kita simak dalam doa Eliezer.
Pertama, cara ia mengalamatkan doanya, “Tuhan, Allah tuanku Abraham.”
Gelar ini menunjukan sesuatu yang sangat penting. Ia bekerja dengan Abraham sudah
lama, ia pun pasti banyak sekali melihat bagaimana Allah Abraham telah menolong
Abraham. Kita tidak tahu apakah Eliezer sudah percaya atau belum, tetapi kita yakin
bahwa cara Eliezer berdoa dapat menunjukan kepada kita bagaimana ia yakin bahwa
Tuhan Allah Abraham adalah benar-benar Tuhan. Responnya dengan berdoa pun
seharusnya membuktikan bahwa ia seorang yang percaya.
Kedua, motif dari doanya adalah agar Allah menujukkan kasih setianya kepada
Abraham. Ia tidak egois atau menang sendiri. Semua yang ia doakan demi kepentingan
Abraham.
Ketiga, ia meminta sebuah tanda. Zaman dahulu permintaan tanda adalah
sesuatu hal yang lumrah, seperti Gideon dalam masa hakim-hakim meminta tanda.
Tanda adalah sebuah konfirmasi yang nyata dari Tuhan untuk manusia, karena saat itu
belum ada Alkitab yang ditulis dengan lengkap. Namun sekarang, Alkitab sudah ada di
tangan kita. Apa pun yang kita lakukan, kita bisa langsung konfirmasi dengan Firman
Tuhan. Jika sesuai dengan Firman Tuhan lakukan, jika tidak sesuai jangan lakukan.
Tanda apa yang ia minta? Intinya ada seorang perempuan yang bersedia untuk
memberikan minum kepadanya serta kepada onta-ontanya.
Dan konfirmasi dari Tuhan pun datang. Ribka datang ke sumur itu dan Eliezer
pun meminta air kepada perempuan itu. Dan hasilnya, sesuai yang ia doakan. Tentu ada
hal yang menarik yang perlu disinggung di sini. Apakah menurut kita tanda yang diminta
Eliezer sangat mudah? Bisa saja semua perempuan yang datang melakukan hal itu.
Karena hanya memberi air kepada Eliezer dan memberi minum kepada Unta-untanya.
Namun, kalau kita bermain hitung-hitungan. Kita akan mengetahui, tanda yang
Eliezer minta tidak sesederhana itu. Nah, berapa liter air yang biasa diminum unta? Rata-
rata adalah 130-135 Liter per unta. Berapa liter satu ember air itu, mengingat Ribka
harus menimba air dari sumur dengan ember kayu? Rata-rata ember kayu mampu
menampung 20-30 Liter. Jadi kalau kita menghitung secara matematika, ada 10 unta,
memerlukan 1300 liter air. Jadi jika satu ember 20 liter, maka Ribka harus menimba
sebanyak 65 kali untuk membuat unta-untanya puas minum. Pikirkan sekali lagi apakah
tanda ini tanda yang biasa? Seorang perempuan mampu menimba segitu banyak air
untuk orang lain. Ini adalah hal yang spesial.
Eliezer pun bertanya mengenai siapa gadis ini, dan jawaban pun didapatkan.
Jawaban yang dinantikannya dari awal. Dengan menyebutkan nama Betuel, maka Eliezer
mengetahui bahwa Ribka mempunyai hubungan dengan Abraham. Betuel adalah sepupu
dari Abraham, jadi Ribka adalah keponakan dari Abraham. Dengan hal ini beberapa hal
sudah terpenuhi. Dan respon yang dapat kita lihat jelas adalah bagaimana ia berlutut dan
sujud menyembah Tuhan. Sungguh ini membuktikan kepada kita bagaimana Hamba
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Abraham ini percaya kepada Tuhan.
Syarat pertama sudah selesai, sekarang ia harus memastikan bahwa Ribka harus
ikut bersamanya untuk pulang kepada Abraham.

MERESPONI DENGAN SEBUAH PRIORITAS (28-67)


Tokoh bernama Laban muncul dalam kisah ini. Ia adalah saudara laki-laki dari
Ribka. Nama ini akan kembali muncul saat Yakub anak dari Ishak dan Ribka muncul,
karena anak Laban nanti akan dinikahi Yakub. Namun, dalam kemunculan pertamanya,
kesan pertama yang kita bisa dapat dari Laban adalah bagaimana ia adalah seorang yang
cinta akan harta. Responnya yang cepat ketika melihat anting-anting yang diberikan
Eliezer kepada Ribka membuat ia menghampiri Eliezer. Ia lalu mengundang Eliezer
untuk masuk ke dalam rumahnya. Ia disambut dengan baik, bahkan disuruh untuk
makan. Namun yang menarik adalah bagaimana Eliezer meresponi hal itu. Ia berkata,
"Aku tidak akan makan sebelum kusampaikan pesan yang kubawa ini."
Ia tahu apa itu prioritas. Ia tahu misi apa yang ia jalankan. Ia mengerti bahwa
sebelum tugasnya selesai ia tidak boleh bersantai-santai. Walaupun misinya sudah
hampir selesai, ia sudah menemukan gadis itu berkat pertolongan Tuhan. Namun
sikapnya yang memberi prioritas perlu untuk ditiru dan dicontoh. Menunda untuk taat
sama saja dengan ketidaktaatan. Maka, ia pun menceritakan kisahnya dalam beberapa
ayat untuk menunjukan tujuan kedatangannya.
Laban dan Betuel setuju dengan permintaan Eliezer. Dan sekali lagi Eliezer
menyembah Tuhan sampai ke tanah. Ini pun menunjukan rasa syukurnya kepada Tuhan.
Keesokan harinya, ia pun meminta pulang, tetapi saudaranya menahan gadis itu. Mereka
beralasan ini dan itu sebelum Eliazer dapat membawanya. Tetapi sekali lagi, Eliezer
dapat menunjukan bagaimana ia mengerti yang mana yang menjadi prioritasnya saat ini.
Dan akhirnya karena Eliezer bersikeras, kedua orang itu membiarkan mereka pergi,
setelah Ribka bersedia untuk ikut bersamanya.
Tanggung jawabnya selesai saat Ribka ikut dengannya. Ini adalah pelajaran yang
kita dapatkan dari kisah ini. Ada 3 hal yang harus kita perhatikan saat kita mendapat
sebuah tanggung jawab, sebuah prinsip yang didapat dalam kisah ini.

1. Kita memerlukan sebuah Komitmen atau Janji bahwa kita akan menyelesaikan
tanggung jawab itu. Dengan sebuah komitmen kita bisa mencoba melakukanya
dengan sekuat tenaga kita tanggung jawab apapun yang diberikan kepada kita.
2. Kita selalu berdoa, untuk menunjukan bagaimana kita mengandalkan Tuhan untuk
memenuhi tanggung jawab itu. Karena saat kita menangungnya, kita akan
memerlukan pertolongan Tuhan karena kelemahan kita.
3. Kita harus memprioritas tanggung jawab kita, dengan mendahulukan tanggung
jawab kita dari pada hal lainnya. Banyak hal yang akan membuat kita menunda
untuk menyelesaikan tanggung jawab kita, namun kita harus tetap memprioritasnya.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

ISHAK
PENERUS DARI JANJI ALLAH
(BACA: KEJADIAN 25:1-26:35)

KELUARGA ISHAK
Keturunan Abraham (25:1-11). Setelah Sara meninggal, kemungkinan besar
Abraham baru mengambil lagi seorang istri, yang bernama Ketura. Ketura pun
melahirkan anak-anak untuk Abraham sebanyak 6 orang putra. Nama tiap orang putra
dicatat, walaupun tidak dijelaskan secara terperinci. Hal yang menarik untuk disimak
adalah bagaimana Abraham memberikan anak-anak dari gundiknya (termasuk Ketura)
hanya sebuah pemberian/hadiah. “Pemberian” atau “gifts” ini tidak sebanding dengan
apa yang diberikan Abraham terhadap Ishak. Firman Tuhan mengatakan Abraham
memberikan “segala harta miliknya kepada Ishak”. Kenapa berbeda? Alasannya
sederhana, karena Ishak adalah keturunan sah dari Abraham. Dan hak atas harta
Abraham harus menjadi milik Ishak.
Abraham pun meninggal pada umur 175 tahun. Abraham datang ke Kanaan pada
umur 75 tahun, itu artinya ia menetap di Kanaan selama 100 tahun sebelum ia
meninggal. Alkitab mencatat bagaimana ia meninggal dunia. “Ia mati pada waktu telah
putih rambutnya, tua dan suntuk umur” menjelaskan suatu fakta bagaimana ia sudah
sangat tua, tetapi tidak sakit. Ia meninggal dengan damai dan tenang. Maka anak-
anaknya, Ishak dan Ismael menguburkan Abraham di gua Makhpela, tempat yang sama
di mana Sara juga dikuburkan. Ishak pun tinggal di dekat sumur Lahai-Roi dan Allah
memberkati Ishak.
Keturunan Ismael (25:12-18). Penjelasan tentang keturunan Ismael hanya
terdapat dalam tujuh ayat ini. Jauh lebih sedikit dengan bagaimana Alkitab menjelaskan
keturunan keluarga Ishak yaitu 364 ayat. Dan pernyataan “Hagar, perempuan Mesir,
hamba Sara itu” menekankan akan status Ismael yang memang tidak superior
dibanding Ishak. Namun, dari Ismael akan lahir 12 raja. Nebayot (28:9; 36:3), Kedar
(Yes 60:7), Adbeel (1 Taw 1:29), Mibsam dan Misyma (1 Taw 4:25), Duma (Yes 21:11),
Masa (Ams 31:1), Hadad, Tema (Yer 25:23), Yetur dan Nafish (1 Taw 5:19), dan
Kedma. Semua nama ini ada disinggung dalam Alkitab. Para pelajar Alkitab
menyimpulkan kebanyakan dari nama yang muncul menjadi lokasi di daerah Arabia.
Keturunan Ishak (25:19-34). Ishak adalah putra tunggal Abraham yang sah
dari Sara, seorang pewaris berkat yang dimiliki Abraham. Namun seperti yang kita tahu
bahwa, berkat yang dimiliki Ishak buka semata-mata harta yang berlimpah yang dimiliki
Abraham. Namun melaluinya, berkat rohani yang sangat berharga yaitu pembawa Garis
Keturunan Mesias yang akan diturunkannya.
Masalah yang sama seperti Sara terjadi juga terhadap Ribka. Ribka mandul
seperti ibu mertuanya yang sudah meninggal tersebut (Kej 11:30). Dan tentu saja
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
keadaan yang sama harus dihadapi oleh mereka. Namun bagaimana Alkitab mencatat
secara singkat kisah ini menjelaskan kepada kita sekali lagi. Percaya kepada Tuhan
adalah kunci bagaimana rencana Tuhan harus berjalan di hidup ini. Tuhan sudah berjanji
akan membuat Abraham menjadi bangsa yang besar melalui keturunannya, maka Ishak
pun harus meyakni janji tersebut. Menariknya, Ishak tidak melakukan apa yang ayahnya
lakukan dengan mencari istri lain, tetapi ia “Berdoa” kepada TUHAN... TUHAN
mengabulkan doanya. Kata “Berdoalah” dalam ayat ini juga sangat unik. Karena ini
adalah kata kerja pertama untuk berdoa, yang satu-satunya terdapat dalam kitab
Kejadian. Dan tentu saja, ini sesuai dengan Firman Tuhan, makanya doa Ishak dijawab
Tuhan.
Kejadian yang sangat unik terjadi dalam kandungan Ribka. Anak-anak yang ada
di dalam kandungan Ribka, bertolak-tolakan. Dalam arti yang sederhana mereka berdua
saling mendorong satu dengan yang lainnya. Maka Ribka pun meminta petunjuk Tuhan
dan Tuhan menjawab dengan suatu nubutan yang penting untuk dicatat.
Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan
berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang
lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda. Tuhan sudah
menetapkan bahwa, dalam kandungan ini ada dua bayi yang nantinya akan menjadi
bangsa. Yang satu akan menjadi bangsa yang lebih kuat dan yang muda akan menjadi
tuan akan yang tua. Satu akan menjadi bangsa Israel dan yang satunya akan menjadi
bangsa Edom. Dalam kehidupan dua bayi kembar ini kita bisa melihat bagaimana
Kehendak Allah dalam KemahakuasaaNya akan berjalan dengan Tanggung Jawab
Manusia, namun kehendak Allah tidak akan berpengaruh dengan Tanggung Jawab
Manusia.
Dalam penjelasan hal ini kita harus mengerti bahwa, Allah mempunyai suatu
kehendak. Setidaknya ada dua garis utama yang ada di dalam Alkitab. Garis keturunan
Mesias yang tidak akan berpengaruh dengan Garis kesaksian Hidup sebagai umat Tuhan.
Tanggung jawab manusia memang dituntut dalam hal ini, tapi bukan berarti tanggung
jawab manusia mempengaruhi kehendak Allah dalam Garis Keturunan Mesias. Contoh
dalam kisah ini akan membawakan kita kepada penjelasan akan hal ini. Tuhan sudah
bernubuat bahwa yang tua akan menjadi hamba yang muda. Bagaimana ini bisa terjadi?
Kita lihat kisahnya.
Dua bayi ini lahir bernama Esau dan Yakub. Firman Tuhan mengatakan bahwa
saat Esau keluar pertama kali, Yakub memegang tumit Esau (arti nama Yakub:
Pemegang Tumit). Dengan ini menjelaskan bahwa, dua bayi ini berebutan untuk keluar.
Esau adalah seorang berbulu, Yakub tidak. Esau menjadi pemburu, Yakub anak
rumahan. Esau kesayangan ayahnya, Yakub kesayangan ibunya. Mereka adalah dua
pribadi yang berbeda.
Namun suatu hari, Esau pulang dari suatu tempat dan merasa sangat lelah, lalu ia
melihat “merah-merahan” (sup daging rusa dimasak dengan kacang merah) yang dibuat
Ishak. Lalu Esau meminta makanan itu kepada Ishak. Ishak pun meminta syarat untuk
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
diberikan “Hak Kesulungan” milik Esau diberikan kepadanya sebagai ganti makanan
itu (Edom=Merah). Esau pun beralasan hak kesulungan itu tidak penting seperti Alkitab
katakan Esau memandang ringan hak kesulungan itu, ia pun menyetujuinya.
Hak kesulungan adalah suatu yang sangat berharga. Di zaman itu khususnya,
putra sulung akan menerima warisan terbesar, berkat terbesar dan garis keturunan
tersuperior. Karena hak kesulungan akan memiliki “double-portion” atau bagian ganda
atas warisan ayahnya. “Tetapi ia harus mengakui anak yang sulung, anak dari isteri
yang tidak dicintai itu, dengan memberikan kepadanya dua bagian dari segala
kepunyaannya, sebab dialah kegagahannya yang pertama-tama: dialah yang
empunya hak kesulungan.” Ulangan 21:17. Dan hal yang paling penting adalah
bagaimana hak kesulungan itu akan membawa, dalam hal ini, Garis Keturunan Mesias.
Kenapa garis keturunan Mesias jatuh ke tangan Yakub yang padahal bukan putra
pertama? Ini karena hal ini. Bagaimana hal kesulungan Esau jatuh kepada Yakub.
Nantinya, Yakub akan mencuri berkat dari Esau dikemudian hari.
Pertanyaannya, lalu bagaimana jika saat itu Esau tidak mau memberi hak
kesulungannya? Jawabannya sederhana. Allah sudah memutuskan dari semula
bagaimana dan siapa yang akan menjadi pembawa garis keturunan ini. Transaksi ini
adalah berdasarkan ketamakan Yakub akan porsi ganda yang didapatkannya, namun
justru apa yang ia lakukan mengenapi nubuatan akan yang Tua akan menjadi hamba
yang muda kemudian harinya. Jadi bagaimana pun, tanggung jawab manusia tidak akan
mempengaruhi rencana Allah dalam rencana keselamatan yang sudah direncanakanNya.
Hal yang sama akan terjadi kepada Yehuda yang akan menjadi pembawa garis keturunan
Mesias dan bukan ketiga kakaknya itu.

KEHIDUPAN ISHAK
Perjanjian Allah Terhadap Ishak (26:1-5). Terjadi kelaparan di negeri di
mana Ishak tinggal. Ini adalah kelaparan kedua setelah apa yang terjadi sebelumnya
dalam masa Abraham (Kej 12:10). Ishak pun mengikuti jejak ayahnya, ke tempat di
mana ayahnya pernah tinggal, di Gerar. Tempat ini adalah tempat di mana Abimelekh
tinggal, tetapi Abimelekh ini berbeda dengan Abimelekh saat Abraham pergi ke Gerar
(Kej 20:1). Abimelekh (artinya: Ayahku adalah Raja) adalah gelar dan bukan nama,
seperti gelar Firaun.
Lalu Tuhan pun menampakan diri kepada Ishak dengan berkata untuk jangan
pergi ke Mesir tetapi tetap tinggal dalam negeri yang Allah tunjukan, dan ia harus
menjadi “orang asing”. Sekali lagi kita mengerti bahwa Ishak tidak boleh menjadi
seperti sepupunya Lot, ia harus tetap menjadi orang asing. Dan Tuhan pun mengulangi
janji yang diberikan kepada Abraham, untuknya.
Pelanggaran Ishak (26:6-11). Seperti yang kita ingat, Abraham telah
berbohong dua kali untuk menyelamatkan nyawanya dengan mengatakan Sara istrinya
itu sebagai adiknya (Kej 12:13;20:2). Nah, ternyata Ishak pun terjebak dalam dilema dan
dosa yang sama seperti ayahnya. Ia takut jika ia mengaku bahwa Ribka yang dikatakan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
elok parasnya itu sebagai istrinya, ia akan dibunuh. Maka ia memperkenalkan Ribka
sebagai saudaranya. Kasus ini sedikit berbeda dengan dua kasus Abraham, kali ini
Abimelekh memergoki Ishak sedang bercumbu dengan Ribka. Maka Ishak pun dipanggil
dan menjelaskan keadaannya. Abimelekh pun memerintahkan untuk tidak ada seorang
pun yang menganggu mereka atau dibunuh.
Tiga kejadian yang sama, tetapi akhirnya berbeda. Firaun terkena tulah,
Abimelekh diperingatkan dalam mimpi dan kali ini Abimelekh melihat sendiri secara
langsung. Apa yang kita dapat pelajari dalam hal ini? Kebohongan akan membawa akhir
yang sama, yaitu hukuman. Sehebat apa pun kita berbohong, akhirnya pasti ketahuan.
Tiga kejadian ini semua atas campur tangan Tuhan, karena kegagalan Abraham dan
Ishak membawa konsekuensi tersendiri untuk mereka. Salah satunya adalah
dipermalukan di muka umum. Allah bisa melakukan apa saja, kebohongan akan terbukti
dengan berbagai cara. Ini sungguh mengajarkan kita bahwa, jangan suka berbohong.
Karena kebohongan kita hanya akan membawa kepada kehancuran kita.
Penyertaan Allah Terhadap Ishak (26:12-25). Ya, Ishak memang berbohong.
Ia pun telah mendapatkan konsekuensi dari perbuatannya. Dalam Tahun itu juga Tuhan
memberkati Ishak sehingga ia mendapatkan hasil seratus kali lipat. Angka ini adalah
angka yang sangat luar biasa bukan? Bahkan Alkitab mengatakan bahwa ia dikatakan
“kaya”, kian lama kian “kaya”, menjadi sangat “kaya”. Tiga kali kata “kaya” itu
muncul. Kekayaan ini berhubungan dengan kumpulan kambing domba, lembu sapi, dan
anak buah, yang pada zaman tersebut adalah bagaimana orang disebut kaya.
Namun kekayaan Ishak membuat orang Filistin iri dan cemburu. Karena
kekayaan Ishak yang begitu mendominasi daerah itu. Maka orang Filistin mengusir Ishak
pergi dari tempat itu, karena kalau Ishak dibiarkan berada di sana terus menerus, usaha
mereka akan menjadi rugi. Ishak pun pergi ke Gerar, lalu membuka kembali sumur-
sumur yang digali Abraham yang telah ditutup oleh orang-orang Filistin (Kej 21:23-34).
Sumur adalah hal yang paling dibutuhkan di zaman tersebut karena sumber mata
air adalah hal yang terpenting. Pengairan dan air minum untuk pribadi dan ternak adalah
dua hal yang paling dibutuhkan, terlebih jika seorang yang mempunyai banyak ternak
seperti Ishak. Sumur yang digali kembali Ishak adalah sumur yang sudah pernah digali
Abraham. Ini menunjukan sifat efisien Ishak akan hal ini. Ia tahu bahwa sumur-sumur
tersebut sudah dipastikan ada airnya, bahkan Alkitab mengatakan airnya sangat banyak.
Namun pengalian ini membawa sebuah masalah. Karena orang Filistin mengaku
bahwa sumur-sumur itu milik mereka. Padahal kalau kita membaca dengan teliti bahwa
sumur-sumur itu telah ditutup oleh orang Filistin sendiri, jadi seharusnya jika mereka
memang mau mengunakannya, mereka tidak perlu menutupnya dari awal bukan? Namun
dengan ketidakadilan ini apa yang dilakukan Ishak? Ia bersedia meninggalkan sumur
yang ia namakan Esek, yang artinya perjuangan/pertengkaran itu. Dan untuk kedua
kalinya, ia mengali sumur lainnya, orang Filistin juga bertengkar dengan Ishak akan itu,
ia pun menamakan sumur itu Sitna yang artinya pemusuhan. Maka untuk ketiga
kalinya, Ishak mengali sumur lainya, dan kali ini tidak ada pertengkaran, ia pun
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
menamakan Rehobot yang artinya kelonggaran. Dan sikapnya ini perlu kita pelajari.
Bagaimana ia tidak terjebak dengan kemarahan dan pertikaian hanya demi hal
yang kita rasa milik dan hak kita saja? Dalam hidup kita akan sering menghadapi hal
serupa dimana situasi yang penuh ketidakadilan, kita dikelilinggi oleh orang yang tidak
suka dengan kita dan menyerang kita serta membuat hidup kita susah. Ishak
mengajarkan kita untuk menyerahkan semuanya kepada Tuhan, seperti yang ia katakan.
Karena Tuhan telah memberi kelonggaran kepadanya. Tuhan mengerti dan mengijinkan
banyak ketidakadlian di dalam hidup kita, namun dengan satu tujuan yaitu membawa
kita lebih dekat lagi dengan Tuhan.
Maka Tuhan pun menampakan diriNya kepada Ishak. Allah menyatakan dirinya
sebagai Allah ayahmu Abraham. Ini adalah wahyu progresif yang akan kita pelajari.
Karena selanjutnya, Allah akan menampakan diri pada Yakub dan mengatakan, “Akulah
Tuhan, Alah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak” (Kej 28:13).Dan di mana Allah
Israel nantinya akan dikenal sebagai Allah Abraham, Ishak dan Yakub. (Kej 50:24)
Perjanjian Dengan Abimelekh (26:26-35). Orang Filistin yang mengusir
mereka pun datang kepada Ishak. Abimelekh, Ahuzat dan Pikhol datang kepada Ishak
dengan tawaran perdamaian, karena kita tahu mereka telah mengusir Ishak dari tanah
mereka. Pernyataan mereka terhadap Ishak perlu kita pelajari dengan baik. Alasan yang
sangat menguatkan kita semua, Kami telah melihat sendiri, bahwa TUHAN
menyertai engkau. Ini adalah sebuah kesaksian hidup Ishak. Harta dan kekayaan Ishak
dimengerti oleh orang-orang Filistin sebagi berkat dari Tuhan, bukan atas usaha pribadi
Ishak. Dan tentu aja ini membuat kita mengerti bagaimana hidup Ishak ini di mata
tetangga dan orang lain. Ia tidak pernah menunjukan bahwa apa pun yang ia miliki
berasal dari usaha dan kemampuannya pribadi, tetapi atas pertolongan Tuhan. Ia pun
menjadi ditakuti dan disegani.
Abimelekh yang seorang raja orang Filistin membawa teman dan kepala
pasukannya menghadap kepada Ishak. Secara logika saja, Ishak berada di daerah sekitar
Abimelekh, adalah haknya untuk melakukan sesukanya terhadap Ishak bahkan
menyerang Ishak dan mengambil semua miliknya pun bukan hal yang mustahil
untuknya. Namun, tiga orang penting ini yang menghadap Ishak dan mengajak sebuah
perjanjian, sama seperti yang pernah Abimelekh sebelumnya lakukan bersama Abraham
(Kej 21). Semua ini bisa terjadi karena pernyataan itu bahwa mereka telah melihat bahwa
Ishak disertai Tuhan. Mereka pun tidak berani macam-macam terhadap Ishak.
Ini mengajarkan betapa luar biasa kesaksian kita untuk orang lain. Bagaimana
orang lain memandang hidup kita bisa terlihat jelas dalam keseharian kita? Apakah kita
adalah orang yang dunia lihat bahwa Tuhan menyertai kita, atau tidak sama sekali?
Rahasia Ishak adalah bagaimana ia membangun hubungan dengan Tuhan. Dengan
doanya, ia mendapatkan anaknya. Tuhan pun menampakan dirinya dua kali untuk
menyatakan berkatnya. Ini jelas menunjukan hubungannya dengan Tuhan sangat dekat.
Akhir dari pasal ini adalah bagaimana Esau menikahi Yudit (artinya Pujian) dan
Basmat (artinya Balsam). Dan tindakan ini membuat kepedihan hati kedua orang tuanya.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Kenapa? Karena mereka adalah orang Het penyembah berhala. Kita tahu, saat Abraham
mencarikan istri untuk Ishak, ia memastikan bahwa istrinya haruslah orang yang sesuai
dengan bangsanya, karena garis keturunan Mesias yang harus diturunkan itu. Tetapi
Esau, memilih pasangan yang tidak seimbang dengannya, seorang penyembah berhala.
Ini sekali lagi menjelaskan hubungan Kehendak Allah yang sudah dinubuatkan bahwa
melalui anak kedualah Garis Keturunan Abraham itu, bukan Esau. Esau tidak dipaksa
untuk melakukan hal itu, tetapi justru dari kesalahannya, nubutan Allah tergenapi.

YAKUB I
PERJALANAN AWAL HIDUP YAKUB
(BACA: KEJADIAN 27:1-28:22)

PENDAHULUAN
Kehidupan Yakub, yang mempunyai arti nama “pemegang tumit” atau secara
figuratif “penipu” adalah merupakan sebuah kisah hidup yang menarik dan mengandung
banyak pelajaran yang dapat ditarik. Ya, memang tidak bisa dipungkiri bahwa kisah
hidupnya diawali dengan banyak hal yang terlihat sangat kacau, karena karakternya yang
duniawi dan penuh tipu muslihat, sebelum ia bertobat dan menjadi percaya kepada
Tuhan. Diawal hidupnya diceritakan, ia menjebak kakaknya untuk menjual hak
kesulungannya dan ia menipu ayahnya untuk mendapat berkat. Ini akan terus
berlangsung sampai nanti akhirnya, ia menemukan seorang yang sama liciknya
dengannya yang akan menjadi beban dalam hidupnya selama 20 tahun, Laban, saudara
ibunya Ribka.
Lalu seorang akan bertanya, bagaimana kisah seorang yang begitu duniawi dapat
diangkat dengan penuh nilai rohani? Lalu bagaimana Tuhan nantinya memakai Yakub
sebagai pembawa garis keturunan Mesias dengan kisah hidupnya ini. Sederhananya,
kisah hidup Yakub jangan dilihat dari sudut pandang bahwa berkat Tuhan ada di atas
kejahatan, tetapi kepanjang-sabaran Tuhan terhadap seorang berdosa sampai akhirnya ia
menjadi Israel sang “Pangeran Allah”. Kisah hidup Yakub akan mengajarkan kita
bagaimana Allah mau memakai manusia berdosa, yang penuh dengan dosa, untuk
mengenapi rencanaNya.

ESAU DAN BERKATNYA YANG “DICURI” (27:1-46)


Rencana Ishak untuk memberkati Esau (1-4). Sudah menjadi suatu tradisi
untuk orang Ibrani untuk memberikan berkat kepada anak-anaknya sebelum mereka
meninggal dunia. Tradisi ini bukan hanya dimiliki oleh orang Ibrani, namun beberapa
bagian daerah di Mesopotamia. Seperti yang kita ketahui, kutuk dan berkat yang tercatat
di dalam Perjanjian Lama bukan hanya suatu janji, tetapi itu merupakan suatu nubuatan
yang akan terjadi kemudian hari. Saat kita membaca soal berkat dan kutuk di dalam
Perjanjian Lama kita harus melihatnya dalam kontek yang benar. Sebagai contoh, Nuh
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mengutuk Kanaan dan memberkati Sem dan Yafet (Kej 9:25-27), ini telah menjadi
kenyataan di masa kini. Kutuk dan berkat ini bukan sebuah bentuk kemarahan atau
kesenangan, tetapi ini merupakan rencana besar Tuhan yang terkandung dalam nubutan
itu.
Dikisahkan Ishak sudah tua dan matanya kabur. Dengan kondisi, ini ia berpikir
bahwa ia harus segera memberkati Esau, anak kesayangannya, sebelum ia mati. Ia tetap
memilih Esau untuk dapatkan berkat ini padahal ia tahu akan 3 hal yang membuat Esau
tidak boleh untuk mendapatkan berkat ini. (1) Penjanjian Tuhan telah ditetapkan dan
diberitahukan kepada Ribka mengenai Yakub (Kej 25:23). Sangatlah mungkin hal ini
telah diberitahukan Ribka kepadanya. (2) Ia mungkin juga tahu soal hak kesulungan
Esau yang dijual kepada Yakub, yang menjadikan Yakub berhak atas berkat ini (Kej
25:33). (3) Ia jelas tahu bahwa Esau tidak pantas mendapatkan janji berkat ini karena
Esau telah menikah dengan perempuan kafir yang tidak bertuhan (Kej 26:34-35).
Namun, bagaimana pun juga, ia tetap menyuruh Esau untuk memburu binatang dan
mengolahnya sebagai makanan, untuk mendapatkan berkat sebagai gantinya. Dalam poin
ini Esau pun dapat disalahkan, karena ia tahu, saat ia menjual hak kesulungannya, ia
tidak pantas mendapatkan berkat itu. Namun ia tetap ingin mendapatkannya dengan
menuruti ayahnya.
Terkadang kita lebih melakukan apa yang kita suka daripada apa yang
seharusnya kita lakukan. Perasaan suka sering membawa kita untuk menghiraukan
kebenaran. Seperti Ishak yang menghiraukan rencana Tuhan, padahal ia jelas tahu apa
yang akan ia lakukan bertentangan dengan Tuhan, ia tetap melakukannya.
Pertanyaannya, apakah kita seperti itu? Tuhan dalam Firman-Nya sering mengingatkan
kita akan apa yang harus kita lakukan dan tidak lakukan, apakah kita menghiraukannya
dan melakukan apa yang kita suka saja?
Rencana Ribka untuk menipu Ishak (5-17). Pembicaraan antara Ishak dan
Esau didengarkan oleh Ribka. Ya, seorang bisa saja berargumen bahwa Ribka hanya
ingin mencegah Ishak menentang rencana Tuhan akan Yakub, dengan Ishak memberkati
Esau. Walaupun adalah hal yang benar, bahwa Ishak tidak boleh melakukan itu. Namun,
adalah tetap suatu kesalahan, Ribka dengan mencegah hal itu terjadi mengunakan cara
menipu. Ribka seharusnya berdoa dan meminta pertolongan Tuhan untuk ikut campur
tangan dalam hal ini, tetapi sebaliknya, ia merencanakan suatu rencana bulus yang akan
berhasil.
Ia memanggil Yakub untuk mengambil dua anak kambing untuk Ribka olah
menjadi makanan kesukaan Ishak. Tujuannya supaya Yakub mendapatkan berkat
ayahnya. Namun Yakub menyadari rencana ini sangat mustahil, mengingat Esau berbulu
dan Yakub tidak. Yakub pun takut bahwa bukannya ia mendapat berkat, malahan ia
mendapat kutuk. Seperti yang sudah dibicarakan, ia lebih memilih tidak mendapat berkat
tetapi kutuk. Namun, saat mendengar rencana yang dijelaskan ibunya dan ada sebuah
garansi bahwa ibunyalah yang akan mendapatkan kutuk ini, Yakub pun menurut. Ia pun
menyamar menjadi seperti Esau dengan mengunakan kulit anak kambing (Ini
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
menjelaskan betapa berbulunya Esau itu).
Fakta bahwa Ribka dan Yakub sebenarnya sejalan dengan rencana Allah,
mengenai garis keturunan Mesias dan janji akan bangsa melalui Yakub, tetap saja tidak
membenarkan cara mereka itu. Mereka berdua tetap bersalah dalam hal ini penipuan ini.
Karena inilah, Ribka harus ditakdirkan untuk tidak pernah bertemu lagi dengan Yakub,
anak kesayangannya itu, saat Yakub nanti meninggalkan rumah. Yakub sendiri, ia harus
terasing dua puluh tahun dalam kekuasaan Laban.
Kebenaran tidak bisa dikompromikan. Bagaimana pun sebuah tujuan baik itu
dalam apa yang akan kita lakukan, tidak boleh mengorbankan kebenaran. Ketulusan hati
pun tidak dapat menjadi alasan untuk tidak melakukan kebenaran.
Rincian Berkat Ishak untuk Yakub (18-29). Yakub pun menjalankan aksinya.
Dan sangat tragis, Yakub berbohong berkali-kali. Ia mengaku sebagai Esau dan menipu
ayahnya. Ia bahkan mengunakan nama Tuhan dalam kebohongannya. Saat ini, Yakub
belum percaya. Nanti, Yakub akan mendeklarasikan imannya di bab-bab selanjutnya.
Maka Ishak pun memberkati Yakub. Isi berkat itu:
1. Kelimpahan atas hasil bumi: Embun, tanah gemuk, gandum dan anggur
berlimpah mengambarkan kelimpahan dan kesejahteraan.
2. Kepemimpinan atas seluruh penjuru bumi: Bangsa-bangsa dan suku-suku
bangsa akan tahluk kepadanya. Ini adalah nubuatan yang akan tergenapi di
Millennium.
3. Kepemimpinan akan keluarga: Ia akan menjadi tuan atas saudara-
saudaranya dan anak ibunya.
4. Keamanan dan perlindungan dijanjikan:Siapa yang mengutuk engkau,
terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia.
Rincian Kutuk untuk Esau (30-41). Esau pun kembali dari buruannya. Namun
saat ia dikejutkan akan kenyataan pahit bahwa Yakub telah mencuri berkatnya. Ia pun
“meraung-raung”. Kata ini mempunyai ide ia berteriak dengan sangat keras. Ia pun
meminta ayahnya untuk memberkati ia juga. Tetapi Ishak sadar ia sudah tidak bisa
melakukan apa-apa. Berkat atau kutuk yang telah disampaikan, tidak bisa ditarik
kembali. Esau pun membuat komentar atas perlakuan Yakub. Yakub adalah seorang
penipu yang telah menipunya dua kali, dan hal ini sesuai dengan arti namanya, Yakub.
Esau sekali lagi memaksa Ishak untuk juga memberkatinya, setidaknya ia
meminta supaya ia dapat mendapatkan berkat yang lain. Ishak pun menjelaskan bahwa
itu tidak mungkin. Tidak mungkin ada dua berkat yang sama, dalam kontek ini bisa yang
dibagikan. Sebagai contoh, ia akan menjadi tuan atas saudaranya. Lalu siapa yang akan
menjadi tuan, kalau dua-duanya tuan?
Esau mendapatkan “kutuk” karena beberapa isinya berlawanan dengan apa yang
Yakub dapatkan. Tanah kediaman Esau, akan menjadi tanah yang tidak subur dan jauh
dari mata air. Keturunannya akan menjadi prajurit perang. Ia pun akan menjadi hamba
adiknya. Tetapi ada pengecualian, jika ia berusaha dengan sungguh-sungguh ia pun bisa
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
menjadi berhasil. Edom (keturunan Esau) akan mendapatkan kemerdekaan dari Ibrani
dikemudian hari. Dan karena penghinaan ini, Esau merencanakan pembunuhan kepada
Yakub, setelah Ishak meninggal nanti.
Esau menambahkan daftar kesalahannya. Ia sudah tahu bahwa berkat miliknya
bukan haknya lagi, tetapi ia tidak mau menerimanya. Ia bahkan ingin menyelesaikan
masalah ini dengan dosa yang baru, yaitu membuat rencana untuk membunuh Yakub.
Reaksi Ribka akan rencana Esau (42-46). Ketika Ribka mendengar bahwa
Esau akan membunuh Yakub, ia langsung segera bertindak untuk melindungi anak
kesayangannya tersebut. Antara ia tidak tahu bahwa rencana Esau akan membunuh
Yakub setelah Ishak meninggal atau ia berpikir memang Ishak akan segera meninggal,
bagaimanapun itu ia segera menyuruh Yakub pergi dari rumah menuju Haran, tempat
Laban, kakaknya. Kemungkinan besar, ia tahu hanya tempat Labanlah, tempat yang
paling aman untuk berlindung. Ia pun menyarankan Yakub untuk tinggal "beberapa
waktu", sampai kemarahan Esau mereda. Namun ia tidak sadar bahwa “beberapa waktu”
yg ia pikirkan akan menjadi dua puluh tahun yang tidak akan mempertemukan ia
kembali dengan anaknya.
Adalah sebuah tradisi dimasa itu, di mana sangatlah tidak baik jika sebagai
perempuan, ia sendiri yang menyuruh Yakub pergi. Untuk itu haruslah Ishak yang
menyuruh Yakub pergi. Maka Ribka membuat kepergian Yakub bukan usaha melarikan
diri, namun sebuah misi pencarian istri. Dengan itu, Ribka meminta Ishak untuk
mengirim Yakub pergi untuk mencari istri. Seiring percakapan ini, kita menjadi tahu
alasan lain mengapa pernikahan Esau dengan perempuan Het menimbulkan kepedihan
untuk orang tuanya (Kej 26:34-35).

YAKUB DAN PERJALANANNYA MENUJU HARAN (28:1-22)


Yakub berangkat (1-9). Bukanlah sebuah hal yang aneh jika Ishak menyetujui
permintaan Ribka. Jelas sekali Ishak tidak tahu menahu soal rencana penipuan itu
sebenarnya dari Ribka. Bagaimana pun, umur Yakub yang sudah pantas menikah itu, 77
tahun, memang mengharuskan ia pergi. Apalagi Ishak tahu perjanjian Allah akan garis
keturunan Mesias juga harus tergenapi melalui Yakub, jika ia menikah. Tetapi ia pun
sadar bahwa Yakub tidak boleh menikah dengan perempuan yang tidak sepadan.
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang
yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan
kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? 2 Kor 6:14.
Perkataan ini sama seperti apa yang Abraham katakan kepada Eliezer mengenai calon
istri Ishak.
Kita tahu, sebelum Mesias dilahirkan, ada dua hal yang perlu dijaga sampai
masa itu, Garis keturunan Mesias dan kesaksian hidup mereka. Dalam masa ini,
kesaksian hidup adalah dalam keluarga. Dengan ini mereka tidak boleh menikah dengan
perempuan bangsa lain yang tidak bertuhan. Untuk membawa kesaksian, sekaligus
mengenapi rencana Tuhan.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Maka Ishak pun menyuruh Yakub pergi menuju Padan-Aram, yang berlokasi
dekat Haran, tempat Laban. Yakub pun dilarang untuk tidak mengambil istri dari antara
orang Kanaan, tetapi harus mengambil istri dari anak-anak Laban. Karena Ishak
menyadari bahwa Yakub adalah sebagai pewaris perjanjian Allah kepada Abraham,
maka isi berkat yang diucapkan Ishak sangat tepat akan hal ini.
Menariknya, Esau yang menyaksikan hal itu membuat sebuah observasi yang
salah. Ia melihat Yakub menuruti ayahnya untuk tidak menikah dengan perempuan
kanaan sama seperti yang telah ia lakukan. Ia pun sadar bahwa Ishak tidak suka dengan
perempuan Kanaan. Maka ia pun melakukan tindakan bodoh dengan mengambil
Mahalat, keturunaan Ismael sebagai istri ketiganya, karena ia berpikir Ismael adalah
anak Abraham. Namun, ia salah kaprah, dengan menikahi Mahalat, ia telah gagal
bertanggung jawab di hadapan Tuhan dan ayahnya, karena Ismael bukan keturunan janji
dari Allah. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa, hanya melalui Yakub garis keturunan
Mesias akan terbawa.
Yakub bermimpi (10-15). Yakub akhirnya berangkat menuju Haran dari
Bersyeba. Jarak yang ditempuh sejauh ini sekitar 3-4 hari perjalanan. Ia pun berhenti
pada malam hari, dengan beralaskan batu ia tertidur di sana (zaman itu batu digunakan
sebagai alas tidur). Ia pun bermimpi. Di dalam mimpinya, ada sebuah tangga yang
berujung ke langit. Ini adalah penjelasan yang mengilustrasikan hubungan antara surga
dan bumi di mana malaikat Tuhan, pembawa pesan Tuhan, datang membawa
pertolongan kepada manusia. Adalah benar apa yang Tuhan Yesus katakan, saat Ia
berkata “Akulah Jalan” kepada Tuhan atau Sang Penghubung antara surga dan bumi
(Yoh 1:51; 14:6; 1 Tim 2:5). Ini sebuah gambaran yang dapat diimplikasikan dalam
mimpi ini.
Lalu di dalam mimpi, Tuhan berkata, “Akulah TUHAN Allah Abraham, dan
Allah Ishak.” Di dalam Alkitab bahasa Indonesia, penterjemah Alkitab akan
mengunakan huruf kapital untuk kata Tuhan jika dalam bahasa aslinya adalah YHWH
(Yahweh). Kata ini mengambarkan Kemahakuasaan Tuhan. Dan ini adalah pertama kali
dari tujuh kali Tuhan menampakan diri-Nya kepada Yakub (31:3; 32:1-2, 24-30; 35:1, 9-
13; 46:1-4).
Perhatikan bagaimana Tuhan memperkenalkan diri-Nya. Ia mengatakan “Akulah
TUHAN, Allah Abraham dan Allah Ishak”. Kenapa tidak mengatakan “Akulah
Allahmu” seperti saat Tuhan mengalamatkan diri-Nya “Allah Abraham, Ishak dan
Yakub” kepada Musa (Kel 3:6). Di sini jelas mengindikasikan bahwa Yakub belum
percaya dan ia masih menganggap Tuhan itu adalah Allah ayah dan kakeknya saja (Kej
32:9).
Tuhan pun memberkati Yakub dengan mengungkapkan kembali perjanjiannya
dengan Abraham. Isi dari berkatNya adalah:
1. Tanah Perjanjian akan didapatkan (13a)
2. Keturunan yang tak terhitung banyaknya (14a)
3. Berkat untuk semua bangsa melalui benih keturunannya (Mesias) (14b)
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
4. Penyertaan Tuhan (15a)
5. Perlindungan Tuhan (15b)
6. Kehadiran Tuhan dan janjiNya membawa kembali ke Mesopotamia (15c)
Yakub bernazar (16-22). Ketika Yakub terbangun, ia benar-benar takjub
dengan apa yang baru saja ia lihat. Ia pun menyadari bahwa adanya Kehadiran Tuhan di
tempat ia berada. Ia menjadi takut dan menarik kesimpulan bahwa tempat ini adalah
pintu gerbang surga. Ia pun menamakan tempat itu Betel (Rumah Allah) dan mendirikan
sebuah tugu untuk mengingat hal itu.
Lalu Yakub pun bernazar. Jika Tuhan Allah menyertainya, melindunginya,
menyediakan apa yang diperlukannya, dan menghantarkannya kembali ke rumahnya,
maka Tuhan akan menjadi Allahnya. Dan tugu yang ia buat ini akan menjadi saksinya.
Segala sesuatu yang diberikan kepadanya akan dibawa kepada Tuhan 1/10 dari
semuanya.
Zaman itu Alkitab belum ditulis, maka salah satu cara untuk mengingat sesuatu
adalah dengan membuat sebuah tugu. Namun, sekarang kita memiliki Alkitab yang
sempurna, perkataan Allah yang sempurna. Namun, apakah kita bersikap seperti Yakub,
yang walaupun belum percaya saat ini, ia mau mengingat akan hal ini.

YAKUB II
PEMBENTUKAN KELUARGA
(BACA: KEJADIAN 29:1-30:24)

PENDAHULUAN
Di dalam Alkitab, kita akan menemukan banyak kisah-kisah manusia biasa, di
dalam kehidupan mereka sehari-hari, yang bukan hanya menarik untuk disimak, namun
juga dapat dipelajari dan ditarik nilai rohani untuk kehidupan kita. Ini bukan semata-
mata kisah-kisah ini tidak ada maksudnya, tetapi pada dasarnya, semua kisah ini
berkenaan tentang satu hal dan menuju ke arah satu pribadi, yaitu Juru Selamat umat
Manusia, Yesus Kristus. Dari permulaan kejadian bagaimana Tuhan menciptakan
manusia, bahkan jauh sebelum itu, rencana keselamatan manusia sudah dalam
perencanaan Tuhan. Dan dalam kitab Kejadian, jauh sebelum Tuhan Yesus lahir di
Betlehem, di Kota Daud, di Negeri Israel, adalah sebuah keluarga kecil yang memulai
kehidupan di dunia, Adam dan Hawa.
Kesaksian dari keluarga satu menuju keluarga lainnya berlanjut menuju tiga
pribadi. Tiap pribadi ini mempunyai keluarga masing-masing yang menjadi sorotan
utama lebih dari setengah dari kitab Kejadian. Dimulai dari Keluarga Abraham, yang
mempunyai putra kandung dan pewaris keturunannya, Ishak. Ini adalah kisah penantian
anak dan pengujian iman yang mempunyai banyak pelajaran berharga; Keluarga Ishak,
kisah tersingkat di antara kedua tokoh lainya, sebuah keluarga dengan masalah sendiri
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
namun paling ideal karena hanya terdiri dari suami, istri dan dua anak kembarnya. Lalu
kali ini keluarga Yakub, dengan dua istri, dua hamba perempuan, dua belas putra dan
satu putri.

YAKUB DAN PERJUANGAN CINTANYA (29:1-30)


Perjumpaan dengan Rahel (1-12). Setelah Yakub bertemu Malaikat Tuhan di
Betel, Yakub pun melanjutkan perjalanannya. Perjalanan ini akan mengantarkan kisah
hidupnya. Di Haran ini, ia akan memulai sebuah intitusi penting dalam hidupnya, sebuah
keluarga. Sudah menjadi kebiasaan para gembala untuk membawa domba-dombanya
menuju sebuah padang rumput dan sebuah mata air untuk memberi domba kambingnya
untuk minum. Dan ini menjadi pemandangan saat Yakub berada di negeri Bani Timur.
Di sana terdapat sebuah sumur dengan batu yang besar. Batu besar itu dipakai untuk
menutupi sumur, tujuannya agar sumur terjaga dari binatang buas. Lalu Yakub pun
bertanya kepada para gembala tersebut, dari manakah mereka? Mereka menjawab dari
Haran. Melihat kesempatan itu, ia lanjut bertanya, apakah mereka mengenal Laban? Dan
ternyata mereka mengenalnya. Untuk memastikan, ia pun bertanya, apakah Laban
“selamat”? Kata selamat ini adalah “Shalom”, mengindikasikan sebuah pernyataan
“apakah dia sehat? Atau baik-baik saja?”
Sejak ini kita diperkenalkan Rahel, di mana para gembala mengalihkan perhatian
Yakub kepada Rahel. “Lihat, anak perempuan Laban, Rahel, datang!” Kemungkinan,
saat ini, Rahel masih jauh berjalan ke arah mereka. Yakub yang dari awal
memperhatikan para gembala itu dan kambing dombanya bertanya, atau lebih tepatnya
memberikan sebuah saran. Hari masih siang, mengapa mereka tidak bekerja? Karena kita
tahu di ayat 2, kambing domba dibuat kumpulan, dan sebagai orang yang mengerti soal
ini, Yakub tahu mereka tidak bekerja dan malas-malasan. Setidaknya, mereka tidak
punya kemauan untuk mendorong batu besar dan memberi minum kambing domba itu.
Dan saat percakapan itu berlangsung, Rahel pun tiba. Rahel diperkenalkan
sebagai seorang gembala wanita. Dan ini adalah pertama kalinya Alkitab
mengindikasikan seorang gembala wanita (lihat Kel 2:16). Setelah Yakub mengulingkan
batu dan memberi minum kambing-domba, Yakub melihat Rahel, anak Laban,
sepupunya itu (Laban itu adalah kakak dari ibunya, Ribka). Dan reaksi Yakub spontan
adalah Yakub mencium Rahel dan menangis dengan suara keras. Kita mungkin akan
bertanya-tanya, mengapa Yakub, belum kenal Rahel, tiba-tiba mencium Rahel. Perlu
dicatat, kata kerja “mencium” di Alkitab pertama kali dipakai, saat Ishak mencium
Yakub yang waktu itu menyamar sebagai Esau (Kej 27:26). “Mencium” di dalam kontek
Alkitab harus dimengerti dengan budaya yang ada. Di dalam kontek Alkitab, “mencium”
ini selalu dalam arti mencium di kening orang yang dicium. Dan dalam Perjanjian Lama
secara khusus menjelaskan, praktek “mencium” secara umum dipakai antara saudara
dekat dan dipakai sebagai ungkapan salam atau pun perpisahan. Dan dalam cerita ini pun
sama, Yakub tahu, Rahel adalah sepupunya. Dan adalah hal yang wajar jika Yakub
melakukan hal itu. Dan, tidak dalam waktu lama, Yakub menceritakan hubungan yang
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
ada antara mereka untuk mengkarifikasikan apa yang telah ia lakukan. Rahel pun pergi
menceritakan kepada Ayahnya, Laban.
Perjumpaan dengan Laban (13-17). Laban pertama dikenalkan dalam
Kejadian 24 saat Eliezer mencari Istri untuk Ishak. Saat ia mendengar tentang Yakub,
keponakannya, ia lalu pergi menyongsong Yakub. Dan seperti yang telah dibahas
sebelumnya, Laban pun mendekap dan mencium Yakub sebagai tanda bahwa mereka
punya hubungan dekat. Yakub pun menceritakan segala hal yang terjadi dan alasan ia
pergi ke tempat Laban. Dan dikatakan, Laban bertanya apa yang Yakub inginkan sebagai
upah karena bekerja dengannya, setidaknya dalam sebulan ini. Sebelum menjawab
pertanyaan itu, Alkitab mengenalkan Laban sebagai ayah dari dua orang putri. Yang satu
bernama Rahel, yang lain bernama Lea. Lea lebih tua, Rahel lebih muda. Lea dikatakan
“tidak berseri matanya” (Bahasa Ibrani mempunyai arti “Lemah” atau “Lembut”
matanya, mengindikasikan bahwa matanya sayu) sedangkan secara kontras dikatakan
Rahel elok sikapnya dan cantik parasnya. Ini adalah sebuah ungkapan yang bisa kita
mengerti “Cantik luar dalam”.
Perjuangan Yakub untuk Rahel (18-21). Yakub “cinta” kepada Rahel. Secara
figuratif, hati Yakub terpaut oleh Rahel. Maka Yakub menjawab pertanyaan itu. Ia mau
bekerja 7 tahun lamanya untuk mendapatkan Rahel sebagai gantinya. Tindakan ini
bukanlah membeli istri, tetapi ini adalah mas kawin yang akan ia berikan untuk
mendapatkan Rahel (Lihat Kej 34:12; Kel 22:17; 1 Sam 18:25). Laban setuju untuk hal
itu. Alasannya pun masuk akal. Maka Yakub pun bekerja tujuh tahun lamanya untuk
mendapatkan Rahel. Dalam Hukum Musa, segala hutang akan dibatalkan kepada
seseorang pada akhir tahun ketujuh (Ulang 15:1;31:10). Menariknya, bagi Yakub tujuh
tahun hanyalah beberapa hari saja. Alasan Yakub merasakan itu, karena cintanya kepada
Rahel.
Mengingat ini, pernahkah kita merenungkan bahwa, kita sebagai manusia bisa
begitu mencintai manusia lainya dan rela melakukan apa saja untuk orang yang kita
cintai. Waktu bersama mereka terasa begitu cepat berlalu dan kita seakan-akan selalu
ingin bersama. Tetapi coba renungkan, bagaimana cinta kita kepada Tuhan? Apakah kita
mau melakukan apa pun untuk Tuhan? Apakah waktu bersama Tuhan terasa begitu cepat
atau terasa begitu lama? Apakah kita selalu ingin dekat dengan Tuhan? Tuhan bukanlah
manusia yang bisa berubah. Ia mengasihi kita semua, dan tidak akan pernah
meninggalkan kita sebagai anak-anak-Nya. Bahkan karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, Ia mengaruniakan Putra-Nya yang Tunggal, untuk menyelamatkan kita dari
dosa (Yoh 3:16). Tetapi, bagaimana kasih dan cinta kita kepada Tuhan? Apakah kita bisa
berkata, Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah
TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.
Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih
baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang
fasik. Dan... Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku
merindukan Engkau, ya Allah. (Maz 27:4; 84:11; 42:2). Apakah kita mempunyai
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
kerinduan yang lebih dari kerinduan kita kepada manusia?
Pernikahan dengan Lea dan Rahel (22-30). Tujuh tahun telah berlalu, Yakub
pun meminta Rahel dari Laban untuk segera dinikahkan dengannya. Maka Laban pun
mengadakan perjamuan nikah setelah menyetujuinya. Namun sebuah hal yang tidak
Yakub duga terjadi. Bukannya memberikan Rahel kepada Yakub, Laban menipu Yakub
dengan memberikan Lea pada malam pernikahannya. Secara sekilas, kita tidak bisa
mengerti bagaimana penipuan ini bisa terjadi atau bagaimana Yakub tidak bisa
membedakan Lea dan Rahel, padahal Yakub sudah mengenal Rahel setidaknya 7 tahun 1
bulan. Bagaimana mungkin Yakub bisa tertipu? Kata kunci “malam” atau waktu gelap
mungkin membantu kita mengerti mengapa Yakub tertipu, ditambah kebudayaan saat
itu. Secara tradisional, pengantin wanita harus memakai pakaian pengantin ditambah
kerudung gelap yang bukan hanya menutupi muka, tetapi hampir seluruh tubuhnya. Ia
pun harus tinggal di tenda yang juga dibiarkan gelap sampai adat atau masa pernikahan
dinyatakan sempurna (Zoondervan Dictionary “Wedding”).
Keesokan harinya, Yakub bangun dan terkejut bahwa perempuan yang
dinikahinya, bukanlah Rahel tetapi Lea. Ia pun protes dan marah kepada Laban. Kalimat
“Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini?” mempunyai konotasi marah, bukan
hanya sebuah pertanyaan semata. Seorang yang menipu ayah dan kakaknya, pun tertipu
oleh Laban. Sebagai alasan, Laban menjelaskan bahwa dalam tradisi keluarga mereka,
haruslah anak yang tua dahulu yang menikah, sebelum yang muda. Lalu Laban
memberikan sebuah kesepakatan lain, yaitu Yakub harus bekerja tujuh tahun lagi untuk
dapat menikahi Rahel. Kali ini, Yakub bisa menikahi Rahel tanpa harus menunggu tujuh
tahun, tetapi tujuh hari. Tujuh hari dari masa perayaan pernikahannya dengan Lea.
Tetapi setelah itu Yakub tetap harus bekerja kepada Laban, tujuh tahun lamanya. Di
tengah penjelasan tentang Lea dan Rahel, disinggung bahwa Laban memberikan Zilpa
dan Bilha sebagai budak perempuan Lea dan Rahel. Mereka berdua juga akan menjadi
kunci, bagaimana keluarga besar Yakub dapat terbentuk.

YAKUB DAN KELUARGA BESARNYA (29:1-30:24; 35:16-18)


Poligami adalah sebuah kata yang berasal dari kata “Polus” (banyak, lebih dari
satu) dan “Gameo” (untuk menikah). Intinya adalah sebuah pernikahan yang lebih dari
satu pasangan, baik suami yang mempunyai banyak istri maupun sebaliknya. Namun,
orang Kristen tidak boleh melakuan sebuah poligami. Tuhan Allah, Pencetus Pernikahan,
menciptakan Hawa (Satu Perempuan) untuk menjadi penolong sepadan untuk Adam
(Kej 2:18). Tuhan membenci Poligami, karena itu adalah dosa. Tuhan Yesus berkata,
Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap
orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia
di dalam hatinya. (Mat 5:27-28). Untuk melihat seseorang dan menginginnya saja sudah
dianggap berzinah, apalagi menikahinya.
Pengakuan Iman Westminster Bab XXIV No.1 menjelaskan hal yang sama,
“Pernikahan adalah antara satu pria dan satu wanita: tidaklah legal untuk seorang pria
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
untuk mempunyai lebih dari satu isteri, maupun untuk seorang wanita mempunyai lebih
dari satu suami, pada waktu yang sama.” Titus 1:6 dan 1 Timotius 3:2 dengan jelas
menyatakan bahwa seorang pemimpin gereja hanya boleh satu isteri, untuk memberikan
contoh teladan kepada jemaat untuk mengikutinya.
Kisah keluarga Yakub dimulai. Dari cerita ini kita akan belajar, sebuah
konsekuensi besar dari pernikahan yang tidak sehat. Tentu saja dalam hal ini Tuhan
mengijinkan semua ini terjadi, namun kita akan melihat bagaimana Tuhan dalam kendali
untuk semuanya. Permasalahan keluarga dengan banyak isteri mungkin bisa terwakili
dengan kisah ini. Namun perlu diingat, kisah ini bukan hanya sebuah kisah sebuah
keluarga besar dengan semua permasalahan yang ada, tetapi juga kita akan melihat
bagaimana respon manusia terhadap rencana Tuhan.
Putra-putra dari Lea (31-35). Di ayat sebelumnya kita mendapatkan sebuah
komentar yang menarik bahwa Yakub lebih mencintai Rahel dari pada Lea. Ayat 31 pun
memberikan sebuah pernyataan serupa, bahwa Lea tidak dicintainya. Maka Tuhan
membuka kandungannya dan membuat ia subur, sedangkan Rahel diijinkan mandul.
Tuhan mempunyai maksud dan tujuan kenapa Ia melakukan hal ini. Kalau kita
mengingat bagaimana Isteri Abraham dan Ishak juga mandul, tetapi Tuhan yang
membukakan kandungan mereka. Ini menjelaskan, anak-anak adalah pemberian Tuhan.
Tuhan bisa saja memberi, namun terkadang Tuhan pun tidak memberikan.
Permasalahannya adalah bagaimana respon kita dalam mensyukuri apa pun yang kita
peroleh. Jika Tuhan mengaruniakan anak, bagaimana kita harus bertanggung jawab
untuk membawa anak-anak kita kepada Tuhan. Jika Tuhan tidak mengaruniakan anak,
bagaimana respon kita terhadap hal itu. Itu yang paling penting.
Cerita berlanjut, anak pertama Yakub adalah Ruben. Mulai dari putra pertama
ini, kita akan melihat bagaimana nama-nama yang ada di dalam Alkitab, khususnya
dalam kitab Kejadian ini akan sangat berkenaan dengan situasi yang sedang berlangsung.
Arti nama Ruben adalah “Lihat, anak laki-laki”. Ini menjelaskan bagaimana Lea ingin
memberitahu kepada Yakub. “Lihat, ini anak laki-laki kepunyaanmu. Sekarang
perhatikan aku, isteri yang tidak diperhatikan olehmu.” Putra kedua bernama Simeon,
artinya “dengar”. Lea ingin Yakub melihat dan mendengar bagaimana Tuhan telah
mendengarkan keluh kesahnya. Putra ketiga bernama Lewi, artinya “menyambung-erat
tersambung”. Lea ingin Yakub lebih erat lagi tersambung dengan dirinya. Putra keempat
bernama Yehuda, artinya “puji atau syukur”. Dan Putra keempat ini yang merupakan
penerus garis keturunan Mesias.
Putra-Putra dari Bilha “Rahel” (30:1-6). Cerita berlanjut saat Rahel
menyadari bahwa ia tidak melahirkan satu anak pun untuk Yakub, bahkan kakaknya Lea
melahirkan empat orang putra, ia menjadi cemburu. Tetapi disinilah kita melihat
bagaimana kurang berimannya Rahel. Setidaknya ada dua hal yang kita bisa lihat dari
sikap Rahel ini. Ia menyalahkan Yakub dan ia membuat keputusan bodoh dengan
menyuruh Yakub memperistri Bilha. Kalau kita mengingat kisah perempuan mandul ini
terjadi sebelumnya. Kepada Sarah dan kepada Ribka. Perbedaan kedua contoh
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
perempuan itu adalah bagaimana saat Ribka mandul, Ishak berdoa kepada Tuhan untuk
memberikannya anak. Sayangnya, Rahel mengikuti jejak Sarah dengan melakukan hal
yang sama dengan Sarah. Memberikan budaknya untuk dinikahi. Ia tidak sabar
menunggu janji Tuhan dan ia tidak berdoa seperti yang dilakukan Hana (1 Sam 1:9-20).
Yakub marah, namun ia tetap menuruti Istrinya. Yakub bersalah juga dalam hal
ini. Maka lahirlah dua putra lain dari Bilha. Yang satu bernama Dan, yang artinya
“Mengadili” dan yang lain bernama Naftali, yang mempunyai arti, “bergulat”.
Putra-Putra dari Zilpa “Lea” (9-13). Ketika Lea tidak melahirkan lagi, Lea
pun mengambil tindakan yang sama dengan Rahel. Ia menyuruh Zilpa untuk menjadi
istri Yakub. Sekali lagi, Yakub tidak mau ambil pusing, dan menikmati dosa
poligaminya. Anak pun terlahir dari Zilpa, seorang bernama Gad. Gad mempunyai arti
“Beruntung”, tetapi juga berasal dari kata kerja “untuk menyerang”, makanya KJV
menterjemahkan dengan kata “pasukan”. Tetapi secara figuratif, kata ini adalah
beruntung. Sedangkan putra selanjutnya yang bernama Asyer mempunyai arti
“bahagia”.
Putra-Putri dari Lea (14-21). Ada sebuah kisah unik yang menghubungkan
kisah ini. Ruben menemukan buah dudaim (ditemukan di Kidung Agung 7:13). Kata
“dudaim” adalah literasi dari kata dalam bahasa Ibrani, “dudaim”. Arti secara harafiah
adalah “tumbuhan cinta”. Bahasa Inggris menterjemahkan kata ini sebagai “mandrake”.
Sebagai pohon dengan daun yang besar berwarna kuning atau ungu. Lalu Ruben
membawa kepada Lea. Lalu Rahel yang kemungkinan percaya bahwa buah itu dapat
menyuburkan kandungannya, meminta kepada Lea buah itu. Namun tentu saja Lea tidak
mau memberikannya. Akhirnya, keputusaan Rahel berujung dengan tindakan anehnya, ia
menyuruh Lea supaya dapat tidur dengan Yakub, sebagai ganti buah dudaim itu.
Lea setuju, saat Yakub pulang, Lea mengatakan bahwa Yakub telah “disewa”
olehnya dengan buah dudaim. Kata “disewa” ini berasal dari kata “sakhar” yang secara
suara berhubungan dengan nama anak Lea kemudian, Ishakar. Sedangkan putra terakhir
Lea dinamakan Zebulon. Ada dua kemungkinan mengenai nama ini, pertama adalah
“mas kawin atau hadiah” dari kata kerja “memberi” atau kedua adalah “hormat atau
menerima”, tetapi sepertinya arti pertama yang lebih tepat. Lalu Lea melahirkan seorang
putri bernama Dina. Nama ini berasal dari kata yang sama dengan nama Dan,
“mengadili”, hanya dalam gender feminine.
Tidaklah biasa nama perempuan disebut di dalam Alkitab, namun, nama Dina
disebut karena berhubungan erat dengan garis keturunan Mesias. Karena dalam cerita
tersendiri di Kejadian pasal 34, cerita Dina akan menjadi penentu mengapa Simeon dan
Lewi dihapus dari garis keturunan Mesias. Dan akun ini akan dijelaskan di pasal 34.
Putra dari Rahel (22-24). Frase “lalu ingatlah Allah akan Rahel” bukan
dimaksudkan bahwa Allah lupa dan baru ingat akan Rahel. Frase ini harus dimengerti
dari sudut pandang yang lain, secara harafiah artinya “lalu Allah menolong Rahel”
dengan mendengarkan permohonan Rahel dan membukakan kandungannya. Dan Yusuf
yang artinya “tambah” pun lahir.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Bagi seorang perempuan, terlebih di zaman itu, tidak dapat melahirkan anak
adalah sebuah kutuk. Tidak heran, banyak perempuan yang kita telah pelajari sejauh ini
mencoba berbagai cara untuk mendapatkan anak. Tetapi yang perlu digaris bawahi
adalah, Tuhan yang memberi, di dalam waktunya Tuhan. Dan Tuhan melakukan itu
semua agar manusia sadar bahwa segala sesuatunya Tuhan yang sudah atur. Bagi Rahel
tentu Yusuf bukan anak satu-satunya, karena Benjamin akan lahir beberapa tahun
kedepan sebagai putra kedua belas Yakub (Kej 35:16-18).
Kedua belas anak Yakub akan menjadi dua belas suku dari bangsa Yakub
“Israel”, dimana Yakub pun akan berganti nama menjadi Israel. Pembentukan keluarga
yang memang terlihat rumit ini bukan hanya mengajarkan tentang bagaimana poligami
itu adalah dosa dan pembawa masalah, tetapi juga mengajarkan kepada kita rencana
besar keselamatan Allah akan dunia ini, di mana di Israel, akan lahir Sang Juru Selamat,
di kota Daud, bernama Yesus Kristus.

YAKUB III
PEMBENTUKAN KELUARGA
(BACA: KEJADIAN )

PENDAHULUAN

Hubungan Yakub dan Mertuanya, Laban sangatlah unik. Setelah kita mengetahui apa
yang terjadi, bagaimana Laban menipu Yakub untuk mendapatkan kedua putrinya dan
bagaimana Laban menyebabkan Yakub untuk bekerja selama 14 tahun, padahal
seharusnya hanya 7 tahun. Kita akan melihat bagaimana hubungan mereka yang semakin
menegang dan menyebabkan mereka harus berpisah. Lalu dalam pelajaran ini kita pun
akan melihat bagaimana akhir kisah mereka berdua.

Seberapa pun unik kisah ini, namun kisah ini dituangkan atas diktasi Tuhan kepada Musa
adalah untuk menjadi pelajaran Rohani untuk kita semua. Kita perlu ingat bagaimana
saat ini Yakub masih belum percaya kepada Tuhan. Bukti yang paling nyata adalah
bagaimana Yakub melihat Allah Abraham, dan Allah Ishak bukan sebagai Allahnya,
tetapi “Allah ayahku, Allah Abraham dan Yang Disegani oleh Ishak” (Kej 31:42,53).
Laban pun mengerti bagaimana Yakub melihat Allahnya sebagai “Allah ayahmu” (Kej
31:29). Dengan dasar ini, kita akan melihat bagaimana Yakub akan dibentuk oleh Tuhan
sampai akhirnya ia akan menjadi orang percaya.

1. YAKUB DAN LABAN (30:25-31:55)


a) Perjanjian Kerja Yakub dengan Laban (30: 25-36)
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
25 Setelah Rahel melahirkan Yusuf, berkatalah Yakub kepada Laban:
"Izinkanlah aku pergi, supaya aku pulang ke tempat kelahiranku dan ke
negeriku. 26 Berikanlah isteri-isteriku dan anak-anakku, yang menjadi upahku
selama aku bekerja padamu, supaya aku pulang, sebab engkau tahu, betapa
keras aku bekerja padamu." 27 Tetapi Laban berkata kepadanya: "Sekiranya
aku mendapat kasihmu! Telah nyata kepadaku, bahwa TUHAN memberkati
aku karena engkau." 28 Lagi katanya: "Tentukanlah upahmu yang harus
kubayar, maka aku akan memberikannya." 29 Sahut Yakub kepadanya:
"Engkau sendiri tahu, bagaimana aku bekerja padamu, dan bagaimana
keadaan ternakmu dalam penjagaanku, 30 sebab harta milikmu tidak begitu
banyak sebelum aku datang, tetapi sekarang telah berkembang dengan sangat,
dan TUHAN telah memberkati engkau sejak aku berada di sini; jadi, bilakah
dapat aku bekerja untuk rumah tanggaku sendiri?" 31 Kata Laban: "Apakah
yang harus kuberikan kepadamu?" Jawab Yakub: "Tidak usah kauberikan apa-
apa kepadaku; aku mau lagi menggembalakan kambing dombamu dan
menjaganya, asal engkau mengizinkan hal ini kepadaku: 32 Hari ini aku akan
lewat dari tengah-tengah segala kambing dombamu dan akan mengasingkan
dari situ setiap binatang yang berbintik-bintik dan berbelang-belang; segala
domba yang hitam dan segala kambing yang berbelang-belang dan berbintik-
bintik, itulah upahku. 33 Dan kejujuranku akan terbukti di kemudian hari,
apabila engkau datang memeriksa upahku: Segala yang tidak berbintik-bintik
atau berbelang-belang di antara kambing-kambing dan yang tidak hitam di
antara domba-domba, anggaplah itu tercuri olehku." 34 Kemudian kata Laban:
"Baik, jadilah seperti perkataanmu itu." 35 Lalu diasingkannyalah pada hari
itu kambing-kambing jantan yang bercoreng-coreng dan berbelang-belang dan
segala kambing yang berbintik-bintik dan berbelang-belang, segala yang ada
warna putih pada badannya, serta segala yang hitam di antara domba-domba,
dan diserahkannyalah semuanya itu kepada anak-anaknya untuk dijaga. 36
Kemudian Laban menentukan jarak tiga hari perjalanan jauhnya antara dia
dan Yakub, maka tetaplah Yakub menggembalakan kambing domba yang
tinggal itu.

Setelah Rahel melahirkan Yusuf, Yakub pun datang kepada Laban untuk mengijinkan ia
pergi dan membawa istri-istrinya dan anak-anaknya untuk kembali ke kampung
halamanya. Pernyataan “ijinkanlah aku pergi” bukanlah semata-mata permintaan untuk
meninggalkan Laban. Tetapi ini adalah pernyataan Yakub untuk lepas dari status hamba
dari Laban. Sebuah status yang tidak lagi bergantung kepada Laban dan lepas dari
tuntutan pekerjaan atas dirinya. Ada dua alasan kenapa Yakub berkata seperti itu;
pertama, karena Yakub telah menyelesaikan kewajibannya untuk bekerja buat
mendapatkan istrinya; kedua, karena Yakub telah bekerja keras kepada Laban. Makanya,
Yakub merasa berhak untuk mendapatkan haknya tersebut.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

Namun, jawaban yang diberikan Laban sangat menarik. “Sekiranya aku mendapat
kasihmu! Telah nyata kepadaku, bahwa TUHAN memberkati aku karena engkau”
dan nanti Yakub pun mengulagi hal yang serupa, “TUHAN telah memberkati engkau
sejak aku berada di sini” Ekspresi ini mengambarkan bagaimana Laban dengan sangat
lembut menjawab Yakub. Dan ia mengatakan sesuatu yang sangat menarik untuk
direnungkan. Tuhan memberkati Laban karena Yakub. Inilah yang seharusnya
merupakan sebuah tanda kehadiran orang percaya di tengah kehidupan bermasyarakat
seperti Tuhan memberkati Potifar karena Yusuf (Kej 39:5).

Tetapi kita harus mengerti bahwa dalam kisah ini, Yakub belumlah menjadi orang
percaya. Ya, mungkin Laban merasa diberkati, namun kita harus mengerti bahwa
perkataan Yakub bahwa sejak Yakub berada di sini, Tuhan memberkati Laban, perlu
dipertanyakan motivasinya. Yakub telah mencuri hak kesulungan Esau, menipu ayahnya
Ishak untuk memberkatinya, dan melihat Tuhan menampakkan kepadanya di Betel.
Maka dengan sangat mudah, ia pun percaya bahwa ia akan diberkati oleh Tuhan, bukan
karena ia percaya kepada Tuhan, tetapi karena ia mengerti konsep berkat di masa itu. Ia
percaya apa yang telah Tuhan janjikan bahwa ia akan diberkati akan terjadi, maka ia pun
mengambil kesempatan untuk menyatakan hal serupa kepada Laban. Ia hanya mau
diberkati, tetapi tidak mau percaya kepada Tuhan Sang Pemberi berkat. Pertanyaannya,
apakah kita hanya pencari berkat dan bukan Tuhan?

Setelah Yakub memberi penjelasan mengapa ia layak untuk mendapatkan istri dan
anaknya, Laban pun memberikan respon sebagai jawabannya. Ia malah bertanya apa
yang dapat Ia berikan sebagai upahnya? Maka sebuah perjanjian kerja pun dibentuk.
Sederhananya, Yakub akan bekerja kepada Laban seperti apa yang selama ini ia lakukan,
hanya kali ini ada sebuah permintaan. Yakub menginginkan sebuah syarat. Saat Yakub
memeriksa semua kambing domba itu. Ia akan mendapatkan kambing berbelang atau
bercorak dan domba hitam sebagai upahnya. Di lain pihak Laban akan mendapatkan
yang kambing tidak berbelang dan domba putih. Kita tahu biasanya, para gembala
mengetahui, domba kebanyakan berwarna putih dan kambing itu berwarna coklat atau
hitim. Maka dengan fakta ini seharusnya Yakub akan mendapatkan hasil lebih sedikit.
Maka Laban setuju. Lalu mereka akan mengembalakan kambing domba sesuai dengan
apa yang mereka sepakati. Menariknya, saat Alkitab menjelaskan Laban akan
mendapatkan domba berwarna putih, kata “putih” ini di dalam bahasa Ibrani adalah
Laban.

Kita bisa melihat bagaimana respon Laban. Ya, ia memang setuju, tetapi ia dengan
sangat licik ingin memenangkan perjanjian ini. Maka ia pun melakukan dua hal yang
dapat menyebabkan Laban memperoleh Kambing domba lebih banyak. Caranya adalah
saat itu juga ia memisahkan semua kambing jantan yang berbelang dan domba berwarna
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
hitam dan memberikan kepada anaknya. Hal ini dilakukan supaya binatang jantan itu
tidak dapat kawin dengan kambing betina yang tidak belang, sehingga anak-anak
kambing tersebut tidak jadi belang. Kedua, ia membuat jarak peternakan kambing domba
itu sejarak 3 hari perjalanan, agar kambing dan domba Yakub dan Laban tidak
tercampur.

b) Penghasilan Yakub dari Laban (30: 25-36)


37 Lalu Yakub mengambil dahan hijau dari pohon hawar, pohon badam dan
pohon berangan, dikupasnyalah dahan-dahan itu sehingga berbelang-belang,
sampai yang putihnya kelihatan. 38 Ia meletakkan dahan-dahan yang
dikupasnya itu dalam palungan, dalam tempat minum, ke mana kambing
domba itu datang minum, sehingga tepat di depan kambing domba itu. Adapun
kambing domba itu suka berkelamin pada waktu datang minum. 39 Jika
kambing domba itu berkelamin dekat dahan-dahan itu, maka anaknya
bercoreng-coreng, berbintik-bintik dan berbelang-belang. 40 Kemudian Yakub
memisahkan domba-domba itu, dihadapkannya kepala-kepala kambing domba
itu kepada yang bercoreng-coreng dan kepada segala yang hitam di antara
kambing domba Laban. Demikianlah ia beroleh kumpulan-kumpulan hewan
baginya sendiri, dan tidak ditempatkannya pada kambing domba Laban. 41
Dan setiap kali, apabila berkelamin kambing domba yang kuat, maka Yakub
meletakkan dahan-dahan itu ke dalam palungan di depan mata kambing domba
itu, supaya berkelamin dekat dahan-dahan itu. 42 Tetapi apabila datang
kambing domba yang lemah, ia tidak meletakkan dahan-dahan itu ke
dalamnya. Jadi hewan yang lemah untuk Laban dan yang kuat untuk Yakub. 43
Maka sangatlah bertambah-tambah harta Yakub, dan ia mempunyai banyak
kambing domba, budak perempuan dan laki-laki, unta dan keledai.

Yakub akan melakukan banyak cara untuk mendapatkan hasil yang baik. Rencananya
sederhana, ia harus memastikan kambing bercoreng dan domba berwarna hitam menjadi
semakin banyak. Maka ia melakukan hal yang cukup tidak umum, mungkin sebuah
sugesti yang sering dipakai oleh para peternak saat itu. Kita bisa melihat bagaimana
Yakub berusaha membuat kambing jantan kawin dengan kambing betina sehabis minum
air, itulah yang bisa ia lakukan. Kita tidak mengetahui dengan pasti apakah batang
pohon-pohon itu dapat mempengaruhi gen kambing domba, atau ini hanya bentuk
sugesti kepada kambing domba untuk kawin dengan yang belang, karena melihat warna
belang pada dahan itu. Bagaimana pun itu, rencana Yakub sukses dan ia menjadi lebih
banyak mendapatkan hasil dari Laban. Tapi kita akan mengetahui lebih lanjut kenapa
rencana ini bisa berhasil?

c) Perintah untuk Meninggalkan Laban (31: 1-16)


1 Kedengaranlah kepada Yakub anak-anak Laban berkata demikian: "Yakub
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
telah mengambil segala harta milik ayah kita dan dari harta itulah ia
membangun segala kekayaannya." 2 Lagi kelihatan kepada Yakub dari muka
Laban, bahwa Laban tidak lagi seperti yang sudah-sudah kepadanya. 3 Lalu
berfirmanlah TUHAN kepada Yakub: "Pulanglah ke negeri nenek moyangmu
dan kepada kaummu, dan Aku akan menyertai engkau." 4 Sesudah itu Yakub
menyuruh memanggil Rahel dan Lea untuk datang ke padang, ke tempat
kambing dombanya, 5 lalu ia berkata kepada mereka: "Telah kulihat dari muka
ayahmu, bahwa ia tidak lagi seperti yang sudah-sudah kepadaku, tetapi Allah
ayahku menyertai aku. 6 Juga kamu sendiri tahu, bahwa aku telah bekerja
sekuat-kuatku pada ayahmu. 7 Tetapi ayahmu telah berlaku curang kepadaku
dan telah sepuluh kali mengubah upahku, tetapi Allah tidak membiarkan dia
berbuat jahat kepadaku. 8 Apabila ia berkata: yang berbintik-bintiklah akan
menjadi upahmu, maka segala kambing domba itu beroleh anak yang
berbintik-bintik; dan apabila ia berkata: yang bercoreng-corenglah akan
menjadi upahmu, maka segala kambing domba itu beroleh anak yang
bercoreng-coreng. 9 Demikianlah Allah mengambil ternak ayahmu dan
memberikannya kepadaku. 10 Pada suatu kali pada masa kambing domba itu
suka berkelamin, maka aku bermimpi dan melihat, bahwa jantan-jantan yang
menjantani kambing domba itu bercoreng-coreng, berbintik-bintik dan
berbelang-belang. 11 Dan Malaikat Allah berfirman kepadaku dalam mimpi
itu: Yakub! Jawabku: Ya Tuhan! 12 Lalu Ia berfirman: Angkatlah mukamu dan
lihatlah, bahwa segala jantan yang menjantani kambing domba itu bercoreng-
coreng, berbintik-bintik dan berbelang-belang, sebab telah Kulihat semua yang
dilakukan oleh Laban itu kepadamu. 13 Akulah Allah yang di Betel itu, di
mana engkau mengurapi tugu, dan di mana engkau bernazar kepada-Ku; maka
sekarang, bersiaplah engkau, pergilah dari negeri ini dan pulanglah ke negeri
sanak saudaramu." 14 Lalu Rahel dan Lea menjawab Yakub, katanya:
"Bukankah tidak ada lagi bagian atau warisan kami dalam rumah ayah kami?
15 Bukankah kami ini dianggapnya sebagai orang asing, karena ia telah
menjual kami? Juga bagian kami telah dihabiskannya sama sekali. 16 Tetapi
segala kekayaan, yang telah diambil Allah dari ayah kami, adalah milik kami
dan anak-anak kami; maka sekarang, perbuatlah segala yang difirmankan
Allah kepadamu."

Yakub tahu setelah kejadian itu, hubungan keluarga mereka tidak lagi sama. Cara
pandang Laban kepada Yakub pun berubah dan anak-anak Laban mulai membenci
Yakub. Hal ini akan menjadi berbahaya jika hal ini terus berlanjut, bahkan bisa
membawa kepada kematian Yakub. Maka Tuhan mengintervensi hal yang tidak
diinginkan. Ia memerintahkan Yakub untuk pergi kembali ke rumah nenek moyangnya,
rumah Ishak ayahnya. Hal ini bukan hanya sebuah intervensi, tetapi juga rencana Tuhan
yang telah berjanji akan membawa Yakub kembali ke rumahnya (Kej 28:15).
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

Maka Yakub mengumpulkan istri-istrinya, dan menjelaskan keadaan yang ada. Pertama,
ayah mereka Laban, sudah tidak suka lagi dengan Yakub, begitupun saudara-saudarnya.
Kedua, ayah mereka telah berlaku curang kepada Yakub dengan menganti upahnya
sebanyak 10 kali padahal ia sudah bekerja keras. Ketiga, ia mengatakan dalam mimpi
Malaikat Allah sendiri telah mengatakan mengenai kambing belang dan domba hitam
akan didapatkan olehnya, karena Tuhan ingin membalaskan perbuatan Laban
terhadapnya. Jadi banyak ternak Laban menjadi miliknya. Keempat, Tuhan, Allah yang
berbicara kepadanya di Betel memerintahkan mereka harus pergi ke rumah nenek
moyang mereka dan pergi dari tempat Laban. Kemudian para istri pun hanya bisa
menjawab bahwa, mereka akan ikut Yakub dan menuruti apa yang Tuhan perintahkan
kepada Yakub. Ini menjelaskan bahwa mereka percaya kepada Allah yang Yakub
ceritakan.

Namun, ada sesuatu yang membuat kita akhirnya mengerti. Domba dan Kambing yang
Yakub dapatkan adalah perbuatan tangan Tuhan. Ini adalah suatu yang ajaib yang terjadi
mengingat apa yang Laban lakukan dengan memisahkan kambing berbelang dan domba
putih terlebih dahulu. Tetapi, Allah menolong Yakub. Yakub memang mencoba dengan
berbagai cara untuk mendapatkan yang ia inginkan, tetapi cara Tuhan yang terbaik.

Melihat kejadian ini kita harus kembali mengingat bagaimana hidup Yakub telah
dipisahkan untuk menjadi yang pusat perhatian. Allah akan berusaha membentuk
hidupnya, sampai akhirnya nanti ia akan tahu siapa Tuhan itu dan percaya kepadaNya.
Awal hidup Yakub, ia selalu berusaha untuk menipu dan menipu, namun ia kena batunya
saat bertemu dengan Laban. Ia pun tertipu sampai akhirnya bekerja sekian lama untuk
Laban. Inilah proses pembentukan iman Yakub, ia memang belum percaya saat ini,
namun masalah demi masalah akan membawanya kepada Tuhan.

Ia mungkin sadar dan sangat sadar bahwa Tuhan akan selalu menyertai dia. Ingat
bagaimana saat di Betel ia bernazar kepada Tuhan, "Jika Allah akan menyertai dan
akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk
dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah
ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.” (Kej 28:20). Dan Allah pun sengaja
mengunakan kata yang sama “Akulah Allah yang di Betel itu”, untuk mengingatkan
bahwa segala kejadian yang ada. Tuhan beserta dia dan mengatur semuanya. Hanya saja,
sampai saat ini ia hanya tahu dan belum percaya.

d) Pelarian Dari Laban (31: 17-35)


17 Lalu bersiaplah Yakub, dinaikkannya anak-anaknya dan isteri-isterinya ke
atas unta, 18 digiringnya seluruh ternaknya dan segala apa yang telah
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
diperolehnya, yakni ternak kepunyaannya, yang telah diperolehnya di Padan-
Aram, dengan maksud pergi kepada Ishak, ayahnya, ke tanah Kanaan. 19
Adapun Laban telah pergi menggunting bulu domba-dombanya. Ketika itulah
Rahel mencuri terafim ayahnya. 20 Dan Yakub mengakali Laban, orang Aram
itu, dengan tidak memberitahukan kepadanya, bahwa ia mau lari. 21
Demikianlah ia lari dengan segala harta miliknya. Ia berangkat, menyeberangi
sungai Efrat dan berjalan menuju pegunungan Gilead. 22 Ketika pada hari
ketiga dikabarkan kepada Laban, bahwa Yakub telah lari, 23 dibawanyalah
sanak saudaranya bersama-sama, dikejarnya Yakub tujuh hari perjalanan
jauhnya, lalu ia dapat menyusulnya di pegunungan Gilead. 24 Pada waktu
malam datanglah Allah dalam suatu mimpi kepada Laban, orang Aram itu,
serta berfirman kepadanya: "Jagalah baik-baik, supaya engkau jangan
mengatai Yakub dengan sepatah katapun." 25 Ketika Laban sampai kepada
Yakub, --Yakub telah memasang kemahnya di pegunungan, juga Laban dengan
sanak saudaranya telah memasang kemahnya di pegunungan Gilead-- 26
berkatalah Laban kepada Yakub: "Apakah yang kauperbuat ini, maka engkau
mengakali aku dan mengangkut anak-anakku perempuan sebagai orang
tawanan? 27 Mengapa engkau lari diam-diam dan mengakali aku? Mengapa
engkau tidak memberitahu kepadaku, supaya aku menghantarkan engkau
dengan sukacita dan nyanyian dengan rebana dan kecapi? 28 Lagipula engkau
tidak memberikan aku kesempatan untuk mencium cucu-cucuku laki-laki dan
anak-anakku perempuan. Memang bodoh perbuatanmu itu. 29 Aku ini
berkuasa untuk berbuat jahat kepadamu, tetapi Allah ayahmu telah berfirman
kepadaku tadi malam: Jagalah baik-baik, jangan engkau mengatai Yakub
dengan sepatah katapun. 30 Maka sekarang, kalau memang engkau harus
pergi, semata-mata karena sangat rindu ke rumah ayahmu, mengapa engkau
mencuri dewa-dewaku?" 31 Lalu Yakub menjawab Laban: "Aku takut, karena
pikirku, jangan-jangan engkau merampas anak-anakmu itu dari padaku. 32
Tetapi pada siapa engkau menemui dewa-dewamu itu, janganlah ia hidup lagi.
Periksalah di depan saudara-saudara kita segala barang yang ada padaku dan
ambillah barangmu." Sebab Yakub tidak tahu, bahwa Rahel yang mencuri
terafim itu. 33 Lalu masuklah Laban ke dalam kemah Yakub dan ke dalam
kemah Lea dan ke dalam kemah kedua budak perempuan itu, tetapi terafim itu
tidak ditemuinya. Setelah keluar dari kemah Lea, ia masuk ke dalam kemah
Rahel. 34 Tetapi Rahel telah mengambil terafim itu dan memasukkannya ke
dalam pelana untanya, dan duduk di atasnya. Laban menggeledah seluruh
kemah itu, tetapi terafim itu tidak ditemuinya. 35 Lalu kata Rahel kepada
ayahnya: "Janganlah bapa marah, karena aku tidak dapat bangun berdiri di
depanmu, sebab aku sedang haid." Dan Laban mencari dengan teliti, tetapi ia
tidak menemui terafim itu.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Yakub pun siap untuk pergi saat Laban tidak ada, karena ayat 19 menjelaskan bahwa,
“Laban telah pergi menggunting bulu domba-dombanya”. Ekspresi ini dapat
dimengerti dalam kontek 1 Sam 25:2, 8,11; 2 Sam 13:23. Ini adalah sebuah acara
perayaan dan perayaan ini akan memakan waktu beberapa hari, dimana bulu-bulu domba
digunting oleh para gembala. Dan ia pun memakai kesempatan ini untuk membawa harta
miliknya. Dan kita harus mengerti yang dibawa oleh Yakub bukan keluarga kecil dan
barang-barang yang kecil tetapi Kejadian 30:43 menjelaskan “Maka sangatlah
bertambah-tambah harta Yakub, dan ia mempunyai banyak kambing domba, budak
perempuan dan laki-laki, unta dan keledai.” Rombongan besar ini akan pergi dengan
segera. Dan perlu diingat, pengertian ini akan membuat kita mengerti bagaimana Laban
akan sangat mudah mengejar mereka nanti.

Rahel mencuri terafim, sebuah berhala berbentuk benda yang dipakai sebagai ayat untuk
penyembahan. Ini adalah sumber masalah baru yang dimiliki. Kita tidak tahu apa tujuan
Rahel melakukan itu, tetapi kita bisa menduga kalau ini mungkin bentuk kepercayaan
Rahel kepada dewa yang dapat membawa keberuntungan di tempat barunya nanti atau
benda yang penting sebagai tanda hak waris dalam keluarga. Apa pun itu, benda itu
sangat penting sehingga Laban menginginkannya.

Setelah tiga hari Laban mengetahuinya, ia pun membawa orang untuk mengejar mereka
dalam tujuh hari perjalanan. Tentu saja seperti yang disingung tadi, mereka tentu
berjalan lebih cepat dari pada Yakub dengan begitu banyak hartanya. Akhirnya Laban
berhasil bertemu dengan Yakub, namun Alkitab mencatat sebelum bertemu dengan
Yakub, Allah menampakan diri kepada Laban dan mengatakan “Jagalah baik-baik,
supaya engkau jangan mengatai Yakub dengan sepatah katapun.” Secara literal adalah
“Hati-hati, jangan mengatakan apa-apa kepada Yakub”, namun dapat dimengerti, jangan
mengucapkan kata yang menyakitkan kepada Yakub. Ini juga penting dilihat dari sudut
pandang yang lain lagi, bagaimana Allah mencegah Laban untuk mengambil tindakan
untuk membunuh Yakub. Maka saat Laban bertemu Yakub, Laban tidak mengatakan hal
yang kasar. Ia hanya ingin meminta kejelasan mengapa Yakub melakukan itu semua dan
mencuri dewa-dewanya. Pada dasarnya Yakub menjelaskan ketakutannya, namun ia
menolak saat dikatakan bahwa ia telah mencuri, mengingat Yakub tidak tahu apa yang
telah dilakukan Rahel.

Laban pun berusaha mencari terafim itu, tetapi tidak dapat menemukannya. Rahel telah
menyembunyikan di bawah pelana untanya dan berbohong dengan mengatakan bahwa ia
sedang haid agar ayahnya tidak dapat menemukannya. Kita melihat bagaimana berhala
telah menjadikannya sangat duniawi. Kita bisa melihat bahwa keberadaan berhalanya itu,
jauh lebih penting daripada anak-anaknya.

e) Pertemuan Kembali dengan Laban (31: 36-42)


154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
36 Lalu hati Yakub panas dan ia bertengkar dengan Laban. Ia berkata kepada
Laban: "Apakah kesalahanku, apakah dosaku, maka engkau memburu aku
sehebat itu? 37 Engkau telah menggeledah segala barangku, sekarang apakah
yang kautemui dari segala barang rumahmu? Letakkanlah di sini di depan
saudara-saudaraku dan saudara-saudaramu, supaya mereka mengadili antara
kita berdua. 38 Selama dua puluh tahun ini aku bersama-sama dengan
engkau; domba dan kambing betinamu tidak pernah keguguran dan jantan dari
kambing dombamu tidak pernah kumakan. 39 Yang diterkam oleh binatang
buas tidak pernah kubawa kepadamu, aku sendiri yang menggantinya; yang
dicuri orang, baik waktu siang, baik waktu malam, selalu engkau tuntut dari
padaku. 40 Aku dimakan panas hari waktu siang dan kedinginan waktu malam,
dan mataku jauh dari pada tertidur. 41 Selama dua puluh tahun ini aku di
rumahmu; aku telah bekerja padamu empat belas tahun lamanya untuk
mendapat kedua anakmu dan enam tahun untuk mendapat ternakmu, dan
engkau telah sepuluh kali mengubah upahku. 42 Seandainya Allah ayahku,
Allah Abraham dan Yang Disegani oleh Ishak tidak menyertai aku, tentulah
engkau sekarang membiarkan aku pergi dengan tangan hampa; tetapi
kesengsaraanku dan jerih payahku telah diperhatikan Allah dan Ia telah
menjatuhkan putusan tadi malam."

Menerima perlakuan itu akhirnya Yakub angkat bicara. Ia membuat banyak pernyataan
yang menyatakan ketidakadilan Laban terhadap hidupnya. Ayat-ayat ini menjelaskan
dengan sangat baik bagaimana ia telah bekerja selama dua puluh tahun (“empat belas
tahun lamanya untuk mendapat kedua anakmu dan enam tahun untuk mendapat
ternakmu”) kepada Laban, dan memberikan pekerjaan yang baik, namun Laban telah
menganti upahnya sebanyak sepuluh kali.

Kali ini kita bisa melihat bahwa Yakub benar-benar mengerti situasi yang ada. Ia benar-
benar menunjukan sikap rendah hati di hadapan Laban. Ini pun mengindikasikan sikap
dewasa dan tanggung jawabnya kepada istri dan anaknya. Bahkan ia menyadari bahwa,
karena pertolongan Tuhan ia disertai dan diperhatikan kesengsaraannya. Namun, iman
percaya bukan hanya membutuhkan kata “Tahu atau Sadar” dan “Menerimanya” sebagai
kebenaran. Iman percaya memerlukan tindakan, yaitu “Percaya”. Yakub tahu siapa Allah
itu, tetapi ia tahu tanpa percaya kepadaNya, makanya ia tidak menyebut kata “Allahku.”
Yakub berada sedikit lagi dalam iman percaya namun tidak disini. Pertanyaan yang sama
perlu direnungkan, apakah kita tahu dan menerimanya sebagai kebenaran saja Injil
Tuhan Yesus itu, tetapi tidak percaya? Hanya iman percaya yang akan membawa kita
kepada keselamatan.

f) Perjanjian Dengan Laban (31: 43-55)


154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
43 Lalu Laban menjawab Yakub: "Perempuan-perempuan ini anakku dan
anak-anak lelaki ini cucuku dan ternak ini ternakku, bahkan segala yang
kaulihat di sini adalah milikku; jadi apakah yang dapat kuperbuat sekarang
kepada anak-anakku ini atau kepada anak-anak yang dilahirkan mereka? 44
Maka sekarang, marilah kita mengikat perjanjian, aku dan engkau, supaya itu
menjadi kesaksian antara aku dan engkau." 45 Kemudian Yakub mengambil
sebuah batu dan didirikannya menjadi tugu. 46 Selanjutnya berkatalah Yakub
kepada sanak saudaranya: "Kumpulkanlah batu." Maka mereka mengambil
batu dan membuat timbunan, lalu makanlah mereka di sana di dekat timbunan
itu. 47 Laban menamai timbunan batu itu Yegar-Sahaduta, tetapi Yakub
menamainya Galed. 48 Lalu kata Laban: "Timbunan batu inilah pada hari ini
menjadi kesaksian antara aku dan engkau." Itulah sebabnya timbunan itu
dinamainya Galed, 49 dan juga Mizpa, sebab katanya: "TUHAN kiranya
berjaga-jaga antara aku dan engkau, apabila kita berjauhan. 50 Jika engkau
mengaibkan anak-anakku, dan jika engkau mengambil isteri lain di samping
anak-anakku itu, ingatlah, walaupun tidak ada orang dekat kita, Allah juga
yang menjadi saksi antara aku dan engkau." 51 Selanjutnya kata Laban kepada
Yakub: "Inilah timbunan batu, dan inilah tugu yang kudirikan antara aku dan
engkau-- 52 timbunan batu dan tugu inilah menjadi kesaksian, bahwa aku tidak
akan melewati timbunan batu ini mendapatkan engkau, dan bahwa engkaupun
tidak akan melewati timbunan batu dan tugu ini mendapatkan aku, dengan
berniat jahat. 53 Allah Abraham dan Allah Nahor, Allah ayah mereka,
kiranya menjadi hakim antara kita." Lalu Yakub bersumpah demi Yang
Disegani oleh Ishak, ayahnya. 54 Dan Yakub mempersembahkan korban
sembelihan di gunung itu. Ia mengundang makan sanak saudaranya, lalu
mereka makan serta bermalam di gunung itu. 55 Keesokan harinya pagi-pagi
Laban mencium cucu-cucunya dan anak-anaknya serta memberkati mereka,
kemudian pulanglah Laban kembali ke tempat tinggalnya.

Laban pun mengerti. Ia pun sadar akan kesalahannya. Akhirnya, sebagai pihak yang
lebih tua, Laban pun mengajak Yakub untuk membuat sebuah perjanjian. Adalah
membuat susunan batu atau tugu yang dijadikan sebuah alat perjanjian. Saat itu mereka
tidak mengunakan pena dan kertas untuk melakukannya, pembuatan tugu dengan batu
adalah tanda perjanjian mereka. Laban menamakan tugu itu sebagai Yegar-Sahaduta,
sedangkan Yakub menamainya dengan Galed.

Isi perjanjiannya mengenai dua hal. Pertama, Yakub tidak boleh menikah lagi dan
mencampakan istri-istrinya. Kedua, masing-masing dari mereka tidak boleh melewati
garis menuju tempat kediaman lawannya dengan maksud yang jahat. Sebuah perjanjian
sederhana yang akhirnya disetujui kedua belah pihak. Laban pun mengatakan bahwa
Allah Abraham dan Allah Nahor, Allah ayah mereka, kiranya menjadi hakim antara
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
kita." Sama seperti Yakub, Laban pun mengenal Allah Abraham, tetapi ia tidak
mengenalnya secara pribadi.

KESIMPULAN

Kehidupan Yakub adalah sebuah kehidupan yang menarik untuk diikuti. Namun kita
harus mengerti bagaimana Yakub masih hidup tanpa Tuhan. Ia mungkin tahu siapa itu
Tuhan, ia mengerti bagaimana Tuhan memberkatinya, namun ia gagal untuk percaya.
Pelajaran yang kita dapatkan hari ini adalah, sebagai manusia kita tidak boleh hanya
mencari materi dan berkat saja. Ini adalah hal yang sangat perlu kita hindari. Apa yang
Laban dan Yakub lakukan didasari satu hal. Cinta uang dan harta. Tetapi kita harus
menghindarinya, “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.” (I Tim 6:10)
Kedua, kita belajar bahwa, Iman Percaya bukan hanya tahu dan menerimanya, tetapi
harus juga percaya. Tuhan Yesus berkata, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yohanes
14:6).
Apakah kita percaya?

KEJADIAN 32-33

PENDAHULUAN

Perjanjian Yakub dengan Laban menyelesaikan masalah Yakub dengan Laban. Namun,
kita tahu saat Yakub pulang kepada Ishak, ia harus menyelesaikan masalahnya dengan
Esau, kakaknya yang sudah ia tipu dan ia curi berkatnya. Kisah ini adalah kisah
rekonsiliasi Yakub dengan Esau. Akan tetapi kisah ini bukan hanya membawanya
berdamai dengan Esau, tetapi juga membawanya berdamai dengan Allah.

2. YAKUB DAN ESAU (32-33)


a) Persiapan Untuk Bertemu Esau (32:1-8)
1 Yakub melanjutkan perjalanannya, lalu bertemulah malaikat-malaikat Allah
dengan dia. 2 Ketika Yakub melihat mereka, berkatalah ia: "Ini bala tentara
Allah." Sebab itu dinamainyalah tempat itu Mahanaim. 3 Sesudah itu Yakub
menyuruh utusannya berjalan lebih dahulu mendapatkan Esau, kakaknya, ke
tanah Seir, daerah Edom. 4 Ia memerintahkan kepada mereka: "Beginilah
kamu katakan kepada tuanku, kepada Esau: Beginilah kata hambamu Yakub:
Aku telah tinggal pada Laban sebagai orang asing dan diam di situ selama ini.
5 Aku telah mempunyai lembu sapi, keledai dan kambing domba, budak laki-
laki dan perempuan, dan aku menyuruh memberitahukan hal ini kepada
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
tuanku, supaya aku mendapat kasihmu." 6 Kemudian pulanglah para utusan itu
kepada Yakub dan berkata: "Kami telah sampai kepada kakakmu, kepada
Esau, dan iapun sedang di jalan menemui engkau, diiringi oleh empat ratus
orang." 7 Lalu sangat takutlah Yakub dan merasa sesak hati; maka
dibaginyalah orang-orangnya yang bersama-sama dengan dia, kambing
dombanya, lembu sapi dan untanya menjadi dua pasukan. 8 Sebab pikirnya:
"Jika Esau datang menyerang pasukan yang satu, sehingga terpukul kalah,
maka pasukan yang tinggal akan terluput."

Pernyataan Yakub pun membawa rombongannya melanjutkan perjalanan, setelah Laban


meninggalkan mereka. Lalu Yakub sampai di suatu tempat dan bertemu dengan
malaikat-malaikat Tuhan. Kemudian Yakub menyebutnya dengan Bala Tentara Allah.
Dulu belum ada foto dan alat tulis untuk mengabadikan sesuatu, untuk membuat mereka
mengingat akan sesuatu hal, baik perjanjian atau pun sumpah yang dikemukakan. Maka,
telah menjadi suatu tradisi orang-orang pada masa itu, saat mereka menamakan suatu
tempat, hal itu dimaksudkan untuk mengingatkan akan sesuatu hal yang penting untuk
mereka. Yakub menamakan tempat itu Mahanaim. Kata ini mempunyai dua maksud,
pertama "Bala Tentara Allah", kedua "Dua Kelompok atau Pasukan".

Yakub tahu dan mengerti bahwa bukanlah sebuah tindakan bijaksana jika ia langsung
secara tiba-tiba datang kepada Esau. Yakub jelas sangat ingat bagaimana ibunya, Ribka
telah mengatakan bahwa Esau akan membunuh Yakub karena apa yang Yakub telah
perbuat kepada Esau. Maka ia pun menyirim utusannya untuk mengecek atau
memastikan bahwa dendam dan kemarahan Esau kepadanya sudah surut. Ia memberikan
instruksi kepada utusannya untuk memberi tahu Esau akan di mana dia berada selama ini
dan apa yang ia miliki saat ini.

Namun saat utusannya kembali, ia menjadi takut dan panik. Karena menurut orang
suruhannya, Esau sedang datang untuk menemui Yakub dengan membawa empat ratus
pasukan. Yang menjadi pikiran Yakub adalah Esau datang untuk membalas dendam
kepadanya. Dan dengan pikiran itu, ia pun membagi rombonganya menjadi dua pasukan.
Uniknya, kata yang sama muncul yaitu Mahanaim.

Tujuannya jelas, supaya jika nanti saat Esau tidak menerimanya, satu kelompok lain bisa
melarikan diri kalau diserang. Namun ia berharap Esau tidak lagi marah dengannya,
Yakub sadar akan kesalahannya. Ia pun mengerti tidak ada yang bisa ia lakukan selain
memohon belas kasihan dari Esau.

b) Pemohonan Yakub Kepada Tuhan (32:9-12)


154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
9 Kemudian berkatalah Yakub: "Ya Allah nenekku Abraham dan Allah
ayahku Ishak, ya TUHAN, yang telah berfirman kepadaku: Pulanglah ke
negerimu serta kepada sanak saudaramu dan Aku akan berbuat baik
kepadamu-- 10 sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan
kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini, sebab aku membawa
hanya tongkatku ini waktu aku menyeberangi sungai Yordan ini, tetapi
sekarang telah menjadi dua pasukan. 11 Lepaskanlah kiranya aku dari tangan
kakakku, dari tangan Esau, sebab aku takut kepadanya, jangan-jangan ia
datang membunuh aku, juga ibu-ibu dengan anak-anaknya. 12 Bukankah
Engkau telah berfirman: Tentu Aku akan berbuat baik kepadamu dan
menjadikan keturunanmu sebagai pasir di laut, yang karena banyaknya tidak
dapat dihitung."

Tapi apapun yang ia lakukan, ia mengerti ada pribadi yang mampu menolongnya, yaitu
Tuhan. Maka ia pun berdoa kepada Tuhan. Dari doa Yakub kita bisa mendapatkan
banyak hal yang bisa kita pelajari. 1) Ia masih mengalamatkan doanya kepada Allah
Abraham dan Ishak. Ia tahu bahwa Allah itu adalah Tuhan yang berkuasa atas hidupnya,
hanya ia masih belum menerima Tuhan sebagai Allah Juru Selamat pribadinya (9a). 2) Ia
tahu bahwa Tuhan sendiri yang menyuruh ia pergi dan ia hanya menurutinya (9b). 3) Ia
tahu bahwa ia tidak layak menerima kasih dan kesetiaan Tuhan kepada dirinya.
Bagaimana ia sadar bahwa, Allah ia sudah memberkati dia dari awal perjalanannya
sampai saat ini (10). 4) Ia sadar bahwa hanya Tuhan yang mampu menyelamatkan
hidupnya dari Esau (11). 5) Ia memegang janji Tuhan, ia tahu Tuhan akan memenuhi
janjiNya.

Secara sekilas kita melihat Yakub, “menutut” Tuhan untuk menjawab doanya. Apakah
kita bisa menuntut doa kita kepada Tuhan saat Firman Tuhan berkata, "Mintalah, maka
akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu
akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap
orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu
dibukakan." Matius 7:7-8? Kita harus mengerti akan kontek cerita ini dan kontek ayat
di Matius ini. Saat kita berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan, maka Ia adalah Allah
yang setia yang akan menjawab semua doa kita.

Dalam kisah ini. Kita tahu, Allah mempunyai tujuan dan maksud tersendiri untuk
membiarkan Yakub tetap hidup, karena Yakub adalah penerus garis keturunan Mesias.
Jadi, walaupun misalnya, Yakub tidak memintanya, Tuhan tetap akan melindungi nyawa
Yakub untuk memenuhi kehendakNya.

Mengerti akan hal ini, aplikasi yang dapat kita dapatkan adalah sama. Doa yang akan
dijawab adalah doa yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan cara satu-satunya untuk
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mengerti kehendak Tuhan adalah dengan membacanya dalam Firman Tuhan sendiri. Ini
adalah bukti bahwa kita hidup dengan mencari kehendak Tuhan. Jikalau kamu tinggal
di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu
kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Yoh 15:7.

c) Persembahan Yakub untuk Esau (32:13-20)


13 Lalu bermalamlah ia di sana pada malam itu. Kemudian diambilnyalah dari
apa yang ada padanya suatu persembahan untuk Esau, kakaknya, 14 yaitu dua
ratus kambing betina dan dua puluh kambing jantan, dua ratus domba betina
dan dua puluh domba jantan, 15 tiga puluh unta yang sedang menyusui beserta
anak-anaknya, empat puluh lembu betina dan sepuluh lembu jantan, dua puluh
keledai betina dan sepuluh keledai jantan. 16 Diserahkannyalah semuanya itu
kepada budak-budaknya untuk dijaga, tiap-tiap kumpulan tersendiri, dan ia
berkata kepada mereka: "Berjalanlah kamu lebih dahulu dan jagalah supaya
ada jarak antara kumpulan yang satu dengan kumpulan yang lain." 17
Diperintahkannyalah kepada yang paling di muka: "Apabila Esau, kakakku,
bertemu dengan engkau dan bertanya kepadamu: Siapakah tuanmu? dan ke
manakah engkau pergi? dan milik siapakah ternak yang di depanmu itu? -- 18
jawablah: milik hambamu Yakub; inilah persembahan yang dikirim kepada
tuanku Esau, dan Yakub sendiripun ada di belakang kami." 19 Begitulah
diperintahkannya baik kepada yang kedua maupun kepada yang ketiga dan
kepada sekalian orang yang berjalan menggiring kumpulan hewan itu,
katanya: "Seperti perkataanku tadilah kamu katakan kepada Esau, apabila
kamu berjumpa dengan dia; 20 dan kamu harus mengatakan juga: Hambamu
Yakub sendiri ada di belakang kami." Sebab pikir Yakub: "Baiklah aku
mendamaikan hatinya dengan persembahan yang diantarkan lebih dahulu,
kemudian barulah aku akan melihat mukanya; mungkin ia akan menerima aku
dengan baik."

Walaupun sudah berdoa, Yakub tetap ragu akan apa yang akan terjadi. Ia pun
memerintahkan anak buahnya untuk menyediakan begitu banyak hadiah untuk Esau.
Hadiah yang dijelaskan pada ayat 14-15, menyimpulkan bahwa harta Yakub jauh lebih
banyak dari yang kita kira. Dan hal ini juga menjelaskan bagaimana rombongan ini
sangat lambat saat berjalan waktu Laban mengejar mereka sebelumnya.

Tujuan Yakub menyediakan hadih itu pun jelas, di ayat 20, ia ingin mendamaikan hati
Esau dengan persembahannya itu. Ia pun membiarkan orang yang membawa
persembahan itu berjalan terlebih dahulu, kalau kalau ia pasukan yang pertama
mengalami kegagalan.

Rasa takut Yakub sebenarnya adalah konsekuensi dari kesalahan dan dosanya di masa
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
lalu. Dan ia sadar bahwa, ia harus menerima konsekuensi ini. Hanya ia berusaha dengan
cara manusia untuk memperkecil konsekuensi, namun ia tidak bisa berkuasa atas rasa
takutnya itu. Ini adalah contoh bagaimana kita juga mengalami hal yang sama. Kita lebih
sering merasa takut akan hukuman Tuhan atas dosa kita dari pada takut akan Tuhan. Kita
takut akan konsekuensi dosa, tetapi kita tetap saja melakukan hal-hal itu.

d) Pergulatan Yakub dengan Allah (32:21-32)


21 Jadi persembahan itu diantarkan lebih dahulu, tetapi ia sendiri bermalam
pada malam itu di tempat perkemahannya. 22 Pada malam itu Yakub bangun
dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas
anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok. 23
Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya.
24 Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan
dia sampai fajar menyingsing. 25 Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak
dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi
pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. 26 Lalu kata
orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut
Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak
memberkati aku." 27 Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?"
Sahutnya: "Yakub." 28 Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan
lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan
manusia, dan engkau menang." 29 Bertanyalah Yakub: "Katakanlah juga
namamu." Tetapi sahutnya: "Mengapa engkau menanyakan namaku?" Lalu
diberkatinyalah Yakub di situ. 30 Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab
katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku
tertolong!" 31 Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah
melewati Pniel; dan Yakub pincang karena pangkal pahanya. 32 Itulah
sebabnya sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutupi
sendi pangkal paha, karena Dia telah memukul sendi pangkal paha Yakub,
pada otot pangkal pahanya.
Bagian ini adalah bagian yang paling menarik dan unik dalam Alkitab, di mana Tuhan
diceritakan bergulat dengan manusia. Apa yang kita baca adalah sebuah kisah yang tidak
pernah terjadi sebelumnya. Setelah menyeberangkan semua barangnya dan anak serta
istrinya ke seberang dari sungai Yabok. Yakub tinggal sendirian. Dan Alkitab
menceritakan bahwa ia bergulat dengan seorang laki-laki sampai fajar menyingsing.
Siapa laki-laki ini?

Di dalam Alkitab kita akan menemukan istilah Theophany atau Allah menyatakan atau
menampakan diri kepada manusia dalam wujud manusia. Namun istilah ini lebih sering
dihubungkan dengan Allah Putra, Pribadi kedua Allah Tritunggal yang memakai tubuh
manusia di dalam masa Perjanjian Lama sebelum Incarnasinya sebagai manusia dari
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
perawan Maria. Ini juga disebut sebagai Pre-Incarnasi Kristus.

Penting untuk membedakan antara Incarnasi, Pre-Incarnasi, dan Re-Incarnasi. Incarnasi


adalah di mana Yesus Kristus akan menjadi manusia membawa keselamatan bagi umat
manusia. Pre(sebelum)-Incarnasi adalah sebelum Yesus menjadi manusia, Ia memakai
tubuh manusia untuk tujuan tertentu. Dan Re-Incarnasi, harus diingat bukan istilah
Alkitab, ini adalah istilah penyembah berhala yang menyatakan bahwa manusia mati dan
lahir sebagai manusia atau makhuk lainnya.

Sebelumnya ini, Yesus telah menampakan diri kepada Abraham, bersama dua malaikat
(Kej 18). Dan kali ini adalah penampakan diri keduaNya, yaitu kepada Yakub.
Menariknya, dicerita ini kita dapat menemukan bahwa laki-laki itu bergulat dengan
Yakub, dan menyadari bahwa Ia tidak dapat mengalahkannya. Maka ia memukul
pangkal sendi Yakub sehingga terpincang. Laki-laki itu meminta Yakub untuk
mengijinkannya pergi, tetapi Yakub bersikeras untuk tidak membiarkannya pergi sampai
ia memberkati Yakub. Laki-laki itu malah bertanya akan nama Yakub, dan Yakub pun
memberitahukan namanya. Laki-laki itu pun menganti nama Yakub menjadi Israel yang
artinya "Pangeran Allah", karena sudah mengalahkan Allah dan Manusia. Yakub pun
diberkati.

Dari kisah ini apa yang dapat kita pelajari? Apa maksud dari kisah ini sebenarnya?
Kenapa kalau laki-laki ini Kristus Yesus sendiri, mengapa bisa dikalahkan oleh Yakub.
Bukankah Ia adalah Tuhan yang berkuasa, sangatlah mudah tentunya buat Tuhan untuk
mengalahkan Yakub bukan? Lalu kenapa ini bisa terjadi?

Jawabannya bukan berhubungan dengan KemahaKuasaan Tuhan. Pergulatan ini adalah


sebuah proses yang harus ditempuh Yakub sampai akhirnya ia sadar bahwa ia harus
mengkuti Tuhan. Pergulatan panjang ini harus terjadi untuk mengukuhkan imannya
sekaligus membuat ia menjadi patuh dan tunduk. Karena semakin sulit untuk
mendapatkan sesuatu dari seseorang, saat mendapatkannya, maka semakin sulit untuk
melepaskannya. Sama halnya dengan Yakub. Yakub berusaha untuk mendapat berkat
dari Tuhan, maka ia memperjuangkannya. Ya, kita tahu keselamatan adalah anugrah
Tuhan, akan tetapi kita juga harus dengan hati kita untuk merasakan "pergumulan"
dengan Tuhan sebelum akhirnya kita percaya. Bukankah begitu?

Saat kita menerima Injil dan kebenaran Firman Tuhan, di dalam hati kita, kita pada
dasarnya juga bergulat dengan Tuhan melalui perasaan dan pikiran kita. Kita tidak mau
menerima begitu saja mentah-mentah, tetapi kita mau coba melawan perasaan itu. Saat
misalnya kita ingin percaya kepada Injil, ada saja halangan dan rintangan, baik pikiran
dan hal lainya yang mencoba menentang atau menolaknya. Inilah pergulatan yang kita
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
lihat dan kita mengerti dalam cerita ini.

Akhirnya pergulatan ini berakhir dengan keselamatan dari Tuhan, saat Tuhan menganti
namanya menjadi Israel. Ia mendirikan tugu bernama Pneil. Kata ini berasal dari dua
kata. “Pene” artinya Muka, “El” adalah singkatan dari Elohim atau Allah. Maka arti dari
kata ini adalah “Bertemu Muka dengan Allah.” Tetapi, ada sebuah hal yang penting
Yakub singung. Ia bertemu muka dengan Allah, tetapi nyawanya selamat. Allah yang
suci dan penuh kemuliaan tidak bisa dilihat.

Lalu yang paling besar Yakub dapatkan adalah kakinya yang menjadi pincang.
Keluarganya tentu akan heran, seorang yang tadinya bisa berjalan tegak kembali menjadi
pincang. Saat seseorang menjadi orang Kristen, ia akan membuat orang lain menjadi
heran. Karena ada sesuatu yang baru di dalam hidupnya. Yakub memang sering
membuat tugu untuk mengingat perjanjiannya atau apapun. Tetapi kakinya yang pincang
ini akan membawa dampak yang lebih besar, bahkan ia akan mengingatnya seumur
hidupnya, karena ini adalah pergumulan terbesarnya dengan Tuhan. Orang yang sudah
percaya Tuhan akan mengalami atau telah mengalami pergumulan dengan Tuhan, maka
ada yang hal yang selalu akan diingat selalu oleh seseorang, masa terpenting di dalam
hidupnya, saat ia lahir baru.

e) Perdamaian Yakub dengan Esau (33:1-3)


1 Yakubpun melayangkan pandangnya, lalu dilihatnyalah Esau datang dengan
diiringi oleh empat ratus orang. Maka diserahkannyalah sebagian dari anak-
anak itu kepada Lea dan sebagian kepada Rahel serta kepada kedua budak
perempuan itu. 2 Ia menempatkan budak-budak perempuan itu beserta anak-
anak mereka di muka, Lea beserta anak-anaknya di belakang mereka, dan
Rahel beserta Yusuf di belakang sekali. 3 Dan ia sendiri berjalan di depan
mereka dan ia sujud sampai ke tanah tujuh kali, hingga ia sampai ke dekat
kakaknya itu.

Apa yang Yakub lakukan adalah sesuatu yang menarik untuk disimak. Setelah Esau
datang, ia kemudian membagi rombongan itu, setidaknya menjadi 3 kelompok dengan
juga membagi anak-anak mereka. Ia mengaturnya dengan menempatkan kedua budaknya
berjalan di muka, di belakang mereka adalah Lea, dan di tempat yang paling belakang
adalah Rahel serta Yusuf. Kita lihat, bagaimana Yakub menyusun rombongan itu,
mengajarkan kita bagaimana perasaan Yakub terhadap mereka.

Secara logika, kalau Esau menyerang mereka, yang pertama akan mati adalah
rombongan paling depan, dan Rahel dan Yusuf rombongan yang bisa saja melarikan diri,
karena "di belakang sekali". Ya, kita mengerti bahwa Yakub sangat menyayangi Rahel
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
dan Yusuf dibanding dengan istri dan anak-anaknya yang lain. Yakub mungkin berpikir
bahkan kalau-kalau Esau benar-benar menyerang, setidaknya yang akan diserangnya
barisan budaknya, barisan Lea, dan baru terakhir barisan Rahel.

Nama Yusuf disebut di sini pun sangat menarik, di mana anak-anak yang lain tidak
disebutkan sama sekali. Kemungkinan besar bahkan dari kejadian inilah, Yakub sudah
menunjukan sikap sayangnya yang begitu spesial kepada Yusuf, dan mungkin saja, dari
kejadian ini, kakak-kakak Yusuf sudah tidak suka dengan Yusuf akan ini.

Kejadian ini akan menjadi awal mula, sebagai latar belakang sebelum Yusuf akan
memulai hidupnya nanti. Tuhan, akan membuat sikap favorit bapaknya kepadanya,
kebencian saudara-saudaranya, untuk membentuk hidup dan memakainya sebagai
saluran berkat untuk Yusuf. Bahkan melaluinya, keluarga Israel untuk dapat pergi ke
tempat di mana mereka akan menjadi sebuah rombongan manusia, untuk keluar agar
menjadi sebuah bangsa, yaitu bangsa Israel. Melalui hal ini kita tahu, hidup manusia
sudah Tuhan atur sedemikian rupa. Latar belakang atau kejadian apapun di dalam hidup
kita tidak ada yang kebetulan, semua Tuhan sudah atur untuk kita di masa akan datang,
untuk membawa kemuliaan bagi namaNya.

Ya, walaupun rombongan telah dibaginya, ia sendiri berjalan di depan rombongan


tersebut. Hal yang kemudian ia lakukan adalah sujud ke tanah sampai tujuh kali, berjalan
dan sujud sampai ia mendekat kepada kakaknya. Ini menunjukan sikap rendah hatinya
menerima konsekuensi. Ini juga sikap yang baik, untuk meminta pengampunan dan belas
kasihan dari Esau.

Sikap ini perlu kita contoh di dalam hubungan kita dengan Tuhan. Kita telah banyak
melakukan dosa, bahkan dosa yang lebih besar dari Yakub. Kita telah menjadi musuh
Allah karena dosa-dosa kita. Kita layak untuk dihukum dan tidak layak untuk hidup.
Tapi hanya karena Allah begitu mengasihi manusia, ia mengaruniakan anakNya yang
tunggal, untuk menjadi perdamaian antara kita dan Allah. Kristus Yesus telah
ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini
dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-
dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Roma 3:25.

Namun masalahnya, apakah kita mau menerima jalan perdamaian yang Allah berikan?
Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu
dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah
dirimu didamaikan dengan Allah. 2 Korintus 5:20. Yakub telah mendapat damainya
dengan Allah, dan sekarang ia meminta perdamaian dengan Esau. Yaitu dengan
menunjukan sikap tunduk dan rendah hati kepada Esau. Saat kita menerima Kristus
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
sebagai Tuhan kita, maka hidup kita akan merasa damai, bahkan kita mampu untuk
berdamai dengan orang lain. Berbahagialah orang yang membawa damai,karena
mereka akan disebut anak-anak Allah. Matius 5:9.

f) Perpisahan Yakub dengan Esau (33:4-12)


4 Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan
diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka. 5 Kemudian Esau
melayangkan pandangnya, dilihatnyalah perempuan-perempuan dan anak-
anak itu, lalu ia bertanya: "Siapakah orang-orang yang beserta engkau itu?"
Jawab Yakub: "Anak-anak yang telah dikaruniakan Allah kepada hambamu
ini." 6 Sesudah itu mendekatlah budak-budak perempuan itu beserta anak-
anaknya, lalu mereka sujud. 7 Mendekat jugalah Lea beserta anak-anaknya,
dan merekapun sujud. Kemudian mendekatlah Yusuf beserta Rahel, dan mereka
juga sujud. 8 Berkatalah Esau: "Apakah maksudmu dengan seluruh pasukan,
yang telah bertemu dengan aku tadi?" Jawabnya: "Untuk mendapat kasih
tuanku." 9 Tetapi kata Esau: "Aku mempunyai banyak, adikku; peganglah apa
yang ada padamu." 10 Tetapi kata Yakub: "Janganlah kiranya demikian;
jikalau aku telah mendapat kasihmu, terimalah persembahanku ini dari
tanganku, karena memang melihat mukamu adalah bagiku serasa melihat
wajah Allah, dan engkaupun berkenan menyambut aku. 11 Terimalah kiranya
pemberian tanda salamku ini, yang telah kubawa kepadamu, sebab Allah telah
memberi karunia kepadaku dan akupun mempunyai segala-galanya." Lalu
dibujuk-bujuknyalah Esau, sehingga diterimanya. 12 Kata Esau: "Baiklah kita
berangkat berjalan terus; aku akan menyertai engkau."

Esau pun merespon dengan baik permintaan maaf Yakub. Esau sendiri yang datang dan
memeluk Yakub, mereka pun bertangis-tangisan. Lalu Esau bertanya, siapa orang-orang
yang ada di belakangnya, Yakub menjawab dengan penuh kerendahhatian dengan
mengunakan kata "hambamu", yang mempunyai maksud, Esau adalah tuannya. Ini
adalah perkataan yang sering muncul di Alkitab yang juga menjelaskan respek dan
ketertundukan seseorang. Yakub pun membiarkan keluarganya menyapa Esau. Karena
bagaimana pun juga, Esau adalah paman dari mereka semua.

Respon kedua adalah, Esau bertanya kenapa Yakub menyuruh pasukan untuk bertemu
dengan Esau pertama kali? Ini sangat normal, karena masa itu pasukan atau suruhan
orang kepada orang lain, bisa berakhir dengan perang. Ini pun menjelaskan mengapa
Esau pun membawa banyak pasukan, walaupun dengan banyak hadiah yang diberikan
kepadanya. Ini karena Esau pun merasa ragu apakah Yakub benar-benar mau bertemu
dengan Esau atau malah mengajak perang. Maka untuk itulah, ia berpikir lebih baik
untuknya berjaga-jaga dengan pasukannya. Esau pun menjelaskan bahwa ia harus
menolak hadiah itu, tetapi Yakub membujuknya, akhirnya ia menerimanya. Esau pun
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mengajak Yakub dan keluarganya untuk pergi di mana Esau akan mengawalnya.

g) Perdamaian Yakub dengan Allah (33:13-20)


13 Tetapi Yakub berkata kepadanya: "Tuanku maklum, bahwa anak-anak ini
masih kurang kuat, dan bahwa beserta aku ada kambing domba dan lembu sapi
yang masih menyusui, jika diburu-buru, satu hari saja, maka seluruh kumpulan
binatang itu akan mati. 14 Biarlah kiranya tuanku berjalan lebih dahulu dari
hambamu ini dan aku mau dengan hati-hati beringsut maju menurut langkah
hewan, yang berjalan di depanku dan menurut langkah anak-anak, sampai aku
tiba pada tuanku di Seir." 15 Lalu kata Esau: "Kalau begitu, baiklah
kutinggalkan padamu beberapa orang dari pengiringku." Tetapi Yakub
berkata: "Tidak usah demikian! Biarlah aku mendapat kasih tuanku saja." 16
Jadi pulanglah Esau pada hari itu berjalan ke Seir. 17 Tetapi Yakub berangkat
ke Sukot, lalu mendirikan rumah, dan untuk ternaknya dibuatnya gubuk-gubuk.
Itulah sebabnya tempat itu dinamai Sukot. 18 Dalam perjalanannya dari
Padan-Aram sampailah Yakub dengan selamat ke Sikhem, di tanah Kanaan,
lalu ia berkemah di sebelah timur kota itu. 19 Kemudian dibelinyalah dari
anak-anak Hemor, bapa Sikhem, sebidang tanah, tempat ia memasang
kemahnya, dengan harga seratus kesita. 20 Ia mendirikan mezbah di situ dan
dinamainya itu: "Allah Israel ialah Allah."

Yakub pun menjelaskan bahwa sangat tidak mungkin membawa begitu banyak orang
dan rombongan yang begitu besar untuk menyamai kecepatan Esau dan pasukannya
berjalan. Maka, ia membuat alasan yang masuk akal untuk tidak berjalan bersama-sama.
Esau pergi ke Seir, Yakub pergi ke Sukot sebagai tempat pemberhentian sementaranya.
Nama Sukot artinya "Penampungan Sementara". Lalu ia pergi ke kota Salem di
Sikhem dengan membeli sebidang tanah untuk memasang kemahnya dengan harga 100
kesita. Tidak ada yang tahu berapa biaya itu dibanding dengan saat ini, walaupun ada
yang mengatakan 1 kesita adalah harga untuk membeli seekor domba. Sejak saat itu,
Alkitab tidak menyingung Yakub bertemu lagi dengan Esau, kecuali saat menguburkan
Ishak beberapa tahun selanjutnya (Kej 35:29).

Di sanalah Yakub mendirikan mezbah buah Allah. Inilah bukti nyata bahwa Yakub
sudah bertobat dan percaya kepada Tuhan. Ia menamakan tempat itu dengan kata
"Elelohe Israel" yang artinya, "Allah ialah Allah Israel." Ingat bagaimana Tuhan
menganti nama Yakub menjadi Israel, maka kalimat ini dengan sangat jelas memberi
pengertian kepada kita bahwa, Allah yang ia sembah dan percaya bukan hanya Allah
Abraham dan Allah Ishak, tetapi juga Allahnya, Allah Israel.

Bagaimana dengan kita, apakah kita pun menjadikan hidup kita sebagai mezbah Tuhan,
dan mengatakan kepada Tuhan, bahwa Yesus adalah Allahku. Bukan hanya Allah yang
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
kita kenal dan kita tahu di dalam pikiran saja, tetapi juga kita kenal di dalam hati kita,
sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

KEJADIAN 34

PENDAHULUAN

Sebagai manusia, kita terkadang lupa untuk menyadari bahwa walaupun dosa kita telah
diampuni oleh Tuhan, itu bukan berarti konsekuensi dari dosa yang kita diperbuat
menjadi hilang atau dilupakan. Sebaliknya, konsekuensi itu tetap ada menanti kita, hanya
waktunya saja yang kita tidak dapat prediksi. Sama halnya dengan kehidupan manusia
lainnya, Yakub pun harus menanggung banyak konsekuensi atas apa yang ia telah
perbuat. Dalam pasal 34, Yakub harus menanggung perbuatan dosanya, secara spesifik
dosa berpoligami. Tuhan memang mengijinkan perbuatannya untuk berpoligami, tetapi
Tuhan tidak mendukung perbuatan tersebut. Walaupun dalam hal ini Tuhan menyatakan
kehendakNya dalam keluarga Yakub, yaitu menjadikan keluarga Yakub menjadi suku-
suku bangsa Israel. Akan tetapi, konsekuensi dosanya tetap menantinya.

Kedatangan Yakub ke Sikhem dan menetap di sana dan tidak langsung ke Betel adalah
sebuah tindakan yang tidak bijaksana. Saat kita mengingat bahwa Yakub tidak boleh
menetap di mana pun secara permanen, karena sebagai orang asing dan pendatang di
dunia ini, ia tidak harus melakukan hal itu. Akhirnya, karena hal ini, ia pun harus
mengalami banyak hal yang tidak akan ia lupakan selama hidupnya tentang apa yang
akan terjadi di dalam keluarganya.

3. TRAGEDI DI SIKHEM (34)


a) Latar Belakang dari Tragedi (34:1-4)
1 Pada suatu kali pergilah Dina, anak perempuan Lea yang dilahirkannya bagi
Yakub, mengunjungi perempuan-perempuan di negeri itu. 2 Ketika itu
terlihatlah ia oleh Sikhem, anak Hemor, orang Hewi, raja negeri itu, lalu Dina
itu dilarikannya dan diperkosanya. 3 Tetapi terikatlah hatinya kepada Dina,
anak Yakub; ia cinta kepada gadis itu, lalu menenangkan hati gadis itu. 4
Sebab itu berkatalah Sikhem kepada Hemor, ayahnya: "Ambillah bagiku gadis
ini untuk menjadi isteriku."

"Pada suatu kali..." adalah sebuah frase yang menjelaskan bahwa kejadian ini terjadi
setelah beberapa masa setelah Pasal 33. Dina, putri Lea, yang saat ini adalah seorang
remaja putri, diceritakan bahwa ia "pergi" mengunjungi perempuan-perempuan di negeri
itu. Kata “pergi” di sini menjelaskan keinginan Dina untuk melihat dan mengunjungi
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
secara langsung kebiasaan-kebiasaan perempuan di negeri itu. Kemungkinan besar, ini
adalah sebuah kunjungan tidak resmi untuk sebuah even yang banyak anak-anak muda
berkumpul. Ini bukan sebuah acara yang berhubungan dengan hal bersifat rohani, tetapi
sebuah acara festival biasa. Ia pun pergi sendiri ke tempat di mana, perempuan-
perempuan tidak berTuhan berkumpul.

Kedatangan Dina ini membawa sebuah masalah. Seorang pria, yaitu Sikhem (nama yang
sama dengan kota itu) melihat Dina. Sikhem adalah anak Hemor, raja negeri itu. Raja di
sini bukan berarti ia adalah sebuah raja sebuah kerajaan. Kata raja ini adalah seorang
yang menjadi pemimpin atau pun seorang yang mempunyai pengaruh yang cukup besar
di negeri itu. Kata "dilihat" di ayat ini bukan hanya berarti ia melihat dengan mata, tetapi
dalam kontek ini, kata melihat ini lebih tepat dijelaskan dengan "melihat dan menaruh
keinginan untuk memiliki". Maka Dina "dilarikannya dan diperkosanya" jauh dari
tempat itu.

Kalau kita mencoba merenungkan kisah ini, sesungguhnya kita dapat mengerti bahwa hal
yang terjadi terhadap Dina adalah kesalahan Dina sendiri. Sebagai seorang asing dan
pendatang, ia seharusnya tidak ikut-ikutan dengan perempuan-perempun negeri ini. Ia
harus menjadi berbeda dengan dunia ini dan tidak ikut dengan dunia. Ia tahu dirinya
adalah putri dari keluarga yang mempunyai Tuhan yang hidup dan benar. Ia tidak
seharusnya pergi untuk mencari tahu apa yang perempuan-perempuan dunia lakukan.

Kita mengerti di masa remaja, seseorang remaja sedang mencari jati dirinya. Ia ingin
dikenal dan diperhitungkan oleh teman sebayanya. Ia ingin menarik perhatian orang lain
dengan cara yang mereka pikir benar. Masalahnya, banyak orang yang mencoba dan
mengikuti cara dunia untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain. Mereka pikir apa
yang dunia terima dan suka itulah yang harus diperbuat. Bukankah Alkitab berkata dalam
Roma 12:2. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Jangan serupa dengan dunia bukanlah sebuah pilihan, ini adalah sebuah perintah Tuhan
untuk kita semua. Manusia itu adalah makhluk yang mudah terpengaruh, dan pergaulan
dengan dunia bisa mempengaruhi kita. Firman Tuhan mengatakan, Janganlah kamu
sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. 1 Korintus 15:33.
Dengan menghindari pergaulan yang buruk kita bisa mencegah hal-hal buruk terjadi
kepada kita. Dan sangatlah benar dalam cerita ini, bagaimana Dina menjadi rusak gara-
gara hal ini. Ya, mungkin Dina sendiri tidak rusak secara moral, namun kehadirannya di
tempat perempuan-perempuan negeri ini yang tidak mengenal Tuhan membuatnya
menjadi korban pemerkosaan.

Dalam cerita ini sebenarnya ada hal yang menarik. Sikhem, pria yang memperkosa Dina
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
ternyata benar-benar jatuh hati pada Dina. Frase ia "terikat hatinya" menjelaskan
perasaan tulus yang mendalam bahwa ia benar-benar menyukai Dina. Karena kata
“nefes” (hati/jiwa) dalam kalimat ini menunjukan emosi yang mendalam. Tetapi kita
tidak bisa menutup mata bahwa setulus apapun cinta Sikhem, tindakannya terhadap Dina
tidak bisa diterima, walaupun ia akhirnya menenangkan Dina. Dalam hal apa Sikhem
menenangkan hati Dina? Kemungkinan besar dengan mengatakan kepadanya bahwa ia
akan menikahi Dina. Hal ini diperkuat dengan bagaimana Sikhem meminta ayahnya
untuk mengambil Dina sebagai istrinya.

Pertanyaannya, apakah Sikhem orang yang bertanggung jawab? Lalu apa yang ia lakukan
untuk meminang Dina adalah tepat? Secara duniawi, apa yang diperbuat Sikhem memang
sebuah tanggung jawab dan sangat tepat untuknya untuk meminang Dina sebagai rasa
tanggung jawabnya. Namun, tidak semua hal bisa dibuat dan diputuskan dengan semudah
itu. Apalagi saat kita melihat bagaimana keluarga Yakub harus memposisikan dirinya
nanti.

b) Respon Yakub terhadap Tragedi ini(34:5-7)


5 Kedengaranlah kepada Yakub, bahwa Sikhem mencemari Dina. Tetapi anak-
anaknya ada di padang menjaga ternaknya, jadi Yakub mendiamkan soal itu
sampai mereka pulang. 6 Lalu Hemor ayah Sikhem, pergi mendapatkan Yakub
untuk berbicara dengan dia. 7 Sementara itu anak-anak Yakub pulang dari
padang, dan sesudah mendengar peristiwa itu orang-orang ini sakit hati dan
sangat marah karena Sikhem telah berbuat noda di antara orang Israel dengan
memperkosa anak perempuan Yakub, sebab yang demikian itu tidak patut
dilakukan.

Respon Yakub sebagai seorang ayah sangat tidak pantas untuk dicontoh. Saat Yakub
mendengar (dalam hal ini tidak secara langsung, bisa melalui gosip atau kabar burung,
mau pun melalui orang lain), bahwa putrinya diperkosa, Yakub mendiamkan hal itu. Kata
"mendiamkan" di sini menjelaskan bukan hanya Yakub tidak mengatakan apa-apa,
tetapi juga tidak merespon atau melakukan apa-apa. Sebagai kepala rumah tangga, Yakub
mempunyai hak untuk memutuskan sesuatu. Bahkan ia harus bertindak sesuatu. Tetapi
nyatanya tidak. Ia tidak melakukan apapun sampai anak-anaknya pulang. Sikap pasif
Yakub mungkin beralasan, namun sangatlah tidak tepat untuknya hanya diam. Hanya ada
dua kemungkinan mengapa Yakub mendiamkan hal ini. Pertama, Yakub tidak ingin
terburu-buru mengambil keputusan dan menunggu anak-anaknya pulang untuk
memutuskan masalah ini. Kedua, Yakub tidak mempunyai keberanian untuk mengambil
keputusan dan memilih untuk mendapatkan kedamaian dari pada kehormatan. Tetapi saat
kita melihat kisah ini lebih lanjut, kita bisa melihat jawaban pertama bukan merupakan
jawaban yang tepat.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Hemor pun datang kepada Yakub, untuk berbicara kepada Yakub. Tujuannya adalah
untuk membuat semua masalah menjadi terselesaikan. Namun, saat anak-anak Yakub
pulang, mereka mendengar apa yang telah terjadi terhadap adiknya. Mereka pun merasa
sakit hati dan sangat marah. Mereka beralasan bahwa, hal ini adalah sesuatu yang tidak
patut dilakukan. Walaupun kita tahu bahwa bangsa Israel belum terbentuk, namun apa
yang tuliskan mengenai kata “ISRAEL”, lebih menjelaskan tentang keluarga Yakub.

Respon Yakub dan respon anak-anak Yakub sangat bertolak belakang. Sebagai seorang
ayah, seharusnya ia marah saat mengetahui putrinya dinodai. Tetapi ia tidak merespon
dengan respon yang sama dengan anak-anaknya, seakan-akan ia tidak mempunyai
perasaan sayang kepada anaknya. Apakah karena Dina hanya seorang putri bukan putra?
Apakah karena Dina hanya anak Lea, mengingat Yakub sayang kepada Rahel?
Bagaimana pun itu, sebagai seorang ayah ia harus merespon dengan emosi yang benar.

Jadi apakah orang kristen boleh marah? Ada kesalahan perspektif kebanyakan orang
kristen terhadap emosi yang disebut marah. Banyak orang mengira marah adalah hal
buruk dan dosa. Maka, banyak orang berusaha keras untuk menghilangkan emosi marah
ini dengan berbagai metode. Orang kristen boleh marah. Menjadi marah sendiri bukan
dosa, ini adalah emosi yang keluar dari jiwa kita akan sesuatu. Kita tentu akan marah saat
seorang yang kita kasihi diperlakukan dengan tidak layak. Kita pun akan marah saat
seorang yang kita cintai menghianati kita. Justru kalau kita tidak marah, ada sesuatu yang
tidak beres dengan kita atau kita tidak mencintai orang itu.

Tuhan Yesus sendiri marah ketika bait Allah diperlakukan sebagai tempat mencari uang
(Yoh 2:13-17) dan ketika murid-muridNya menghalagi anak-anak untuk mendekat
kepada Yesus (Mar 10:14). Jadi perasaan marah itu boleh, tetapi Efesus 4:26 menjelaskan
kepada kita bahwa, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa:
Janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.” Artinya, kita harus
menyelesaikan emosi marah kita segera dan jangan biarkan emosi itu menjadi dominan
dalam diri kita dan menyebabkan kita berbuat dosa.

Perlu diingat, Marah dan Pemarah sangatlah berbeda. Alkitab menjelaskan bahwa
Pemimpin gereja bukanlah seorang Pemarah (1 Tim 3:3, Tit 1:7), dan kita semua harus
menghilangkan sikap pemarah kita (Efes 4:31, Kol 3:8) sebab amarah manusia tidak
mengerjakan kebenaran di hadapan Allah (Yak 1:20). Kita boleh marah, tetapi
janganlah jadi pemarah.

Membandingkan dengan firman Tuhan, kita bisa melihat dan mengevaluasi respon
Yakub dan anak-anaknya. Yakub yang hanya diam, merupakan respon yang tidak pantas
dimilikinya sebagai seorang ayah. Walau sikap marah anak-anaknya adalah benar,
menunjukan apa harus dilakukan mereka, akan tetapi tindakan mereka selanjutnya
menyebabkan tragedi yang besar buat hidup mereka.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
c) Respon Hemor terhadap Tragedi ini (34:8-12)
8 Berbicaralah Hemor kepada mereka itu: "Hati Sikhem anakku mengingini
anakmu; kiranya kamu memberikan dia kepadanya menjadi isterinya 9 dan
biarlah kita ambil-mengambil: berikanlah gadis-gadis kamu kepada kami dan
ambillah gadis-gadis kami. 10 Tinggallah pada kami: negeri ini terbuka untuk
kamu; tinggallah di sini, jalanilah negeri ini dengan bebas, dan menetaplah di
sini." 11 Lalu Sikhem berkata kepada ayah anak itu dan kepada kakak-
kakaknya: "Biarlah kiranya aku mendapat kasihmu, aku akan memberikan
kepadamu apa yang kamu minta; 12 walaupun kamu bebankan kepadaku uang
jujuran dan uang mahar seberapa banyakpun, aku akan memberikan apa yang
kamu minta; tetapi berilah gadis itu kepadaku menjadi isteriku."

Hemor, ayah Sikhem adalah seorang yang punya sikap yang baik. Ia mempunyai sebuah
intregritas sebagai pemimpin di tempat itu dengan mendatangi Yakub yang putrinya
telah dinodai oleh putranya. Ia pun membuka sebuah negosiasi dan kesepakatan antara
dua keluarga ini. Kesepakatan ini setidaknya ada 3 hal jika Dina menikah dengan
Sikhem.

1. Keluarga Yakub dapat menikah dengan orang-orang negeri itu.


2. Keluarga Yakub dapat tinggal bebas dan menetap di negeri itu.
3. Keluarga Yakub dapat meminta uang jujuran dan uang mahar sesuka hati mereka.

Tiga hal yang ditawarkan Hamor sangat menarik untuk diterima. Hamor pun sungguh-
sungguh tanpa motif apa pun untuk memberikannya. Namun, permasalahannya,
Keluarga Yakub adalah keluarga yang dipilih Tuhan untuk memisahkan diri dari dunia
ini. Seperti halnya Abraham yang tidak mengijinkan Ishak menikah dengan perempuan
bangsa lain. Seperti Ishak yang juga tidak membiarkan Yakub untuk mencari istri di
antara saudaranya. Sama halnya Yakub harus bersikap sama mengenai hal ini.

Yakub harus memisahkan diri dengan dunia, maka pernikahan dengan negeri itu
sangatlah tidak sesuai dengan apa yang Tuhan rancangkan dalam Firman Tuhan.
“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang
yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan
kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” 2 Kor 6:13.
Namun, kita pun harus selalu mengingat akan pentingnya keluarga Yakub akan
hubungannya dengan garis keturunan Mesias.

Abraham sudah diperintahkan untuk menjadi orang asing dan pendatang di dunia ini
(Kej 23:4). Maka Yakub pun tidak boleh menetap secara permanen di negeri orang
asing. Bahkan, Yakub tinggal di Sikhem pun merupakan kesalahan, jika tidak, Dina
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mungkin tidak akan diperkosa oleh anak pemimpin negeri itu.

Uang mahar adalah hal yang lumrah dalam sebuah pernikahan. Namun, jika karena
pernikahan ini Yakub mendapatkan uang mahar yang banyak, maka Yakub pun akan
terjebak akan cinta harta. Setidaknya, jika ia menolak pernikahan ini, ia tidak akan
memiliki masalah dengan harta.

Tiga hal yang diberikan kepada Yakub sebenarnya sudah bisa menjadi bahan evaluasi
bagi Yakub untuk tidak menyetujui pernikahan ini. Apapun alasannya, pernikahan ini
tidak boleh berlangsung. Ya, memang dari pihak Sikhem, mereka menunjukan rasa
tanggung jawabnya. Namun, itu bukan alasan untuk Yakub menyetujui pernikahan ini.
Di dalam hidup kita, kita pun terkadang terjebak akan situasi yang membingungkan
seperti ini. Dimana kita harus memilih antara Firman Tuhan atau solusi dunia. Solusi
dunia terkadang lebih mengiurkan dan mudah untuk dilakukan ketimbang menjalankan
hal yang sesuai FIrman Tuhan. Malahan terkadang solusi dunia terlihat baik dan tidak
salah. Sama halnya Yakub, jika ia bukan kaum pilihan Allah. Maka, solusi yang
ditawarkan Hamor tidak salah sama sekali. Namun, karena ia adalah kaum pilihan
Tuhan, solusi itu bertentangan dengan hakikat dan tujuan hidupnya. Kesimpulannya,
apakah kita memilih cara Tuhan atau solusi dunia?

d) Respon anak-anak Yakub terhadap Tragedi ini (34:13-23)


13 Lalu anak-anak Yakub menjawab Sikhem dan Hemor, ayahnya, dengan tipu
muslihat. Karena Sikhem telah mencemari Dina, adik mereka itu, 14
berkatalah mereka kepada kedua orang itu: "Kami tidak dapat berbuat
demikian, memberikan adik kami kepada seorang laki-laki yang tidak bersunat,
sebab hal itu aib bagi kami. 15 Hanyalah dengan syarat ini kami dapat
menyetujui permintaanmu: kamu harus sama seperti kami, yaitu setiap laki-laki
di antara kamu harus disunat, 16 barulah kami akan memberikan gadis-gadis
kami kepada kamu dan mengambil gadis-gadis kamu; maka kami akan tinggal
padamu, dan kita akan menjadi satu bangsa. 17 Tetapi jika kamu tidak
mendengarkan perkataan kami dan kamu tidak disunat, maka kami akan
mengambil kembali anak itu, lalu pergi." 18 Lalu Hemor dan Sikhem, anak
Hemor, menyetujui usul mereka. 19 Dan orang muda itu tidak bertangguh
melakukannya, sebab ia suka kepada anak Yakub, lagipula ia seorang yang
paling dihormati di antara seluruh kaum keluarganya. 20 Lalu pergilah Hemor
dan Sikhem, anaknya itu, ke pintu gerbang kota mereka dan mereka berbicara
kepada penduduk kota itu: 21 "Orang-orang itu mau hidup damai dengan kita,
biarlah mereka tinggal di negeri ini dan menjalaninya dengan bebas; bukankah
negeri ini cukup luas untuk mereka? Maka kita dapat mengambil gadis-gadis
mereka menjadi isteri kita dan kita dapat memberikan gadis-gadis kita kepada
mereka. 22 Namun hanya dengan syarat ini orang-orang itu setuju tinggal
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
bersama-sama dengan kita, sehingga kita menjadi satu bangsa, yaitu setiap
laki-laki di antara kita harus disunat seperti mereka bersunat. 23 Ternak
mereka, harta benda mereka dan segala hewan mereka, bukankah semuanya
itu akan menjadi milik kita? Hanya biarlah kita menyetujui permintaan mereka,
sehingga mereka tetap tinggal pada kita."

Yakub seharusnya tahu apa yang harus ia lakukan dan harus ia jawab terhadap Hemor.
Namun, kita mendapatkan Yakub bukan hanya tidak bertindak, ia pun membiarkan anak-
anaknya bicara. Respon anak-anak Yakub tidak sama dengan Yakub, mereka marah
terhadap Sikhem. Mereka tidak menerima perlakukan Sikhem terhadap adiknya. Maka
mereka pun menjawab, “dengan tipu muslihat”. Seperti yang kita tahu, apabila kita
marah jangan sampai berbuat dosa. Apa yang terjadi terhadap anak-anaknya, kemarahan
mereka sudah menjadi dosa. Dosa pertama mereka adalah MENIPU ATAU
BERDUSTA.

Mereka membuat sebuah alasan bahwa pernikahan ini tidak mungkin terjadi. Alasannya
adalah mereka tidak bisa bersatu karena mereka bukan orang bersunat sedangkan
keluarga Yakub adalah orang-orang bersunat. Ini adalah alasan yang tepat dan alkitabiah
untuk menolak mereka. Di Perjanjian Lama, sunat adalah simbol dari Perjanjian Allah
dengan Manusia. Allah memerintahkan Abraham untuk menyunat setiap laki-laki
sebagai tanda perjanjian Tuhan dengan Abraham. “Inilah perjanjian-Ku, yang harus
kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-
laki di antara kamu harus disunat...Anak yang berumur delapan hari haruslah
disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun menurun...Dan ornag yang tidak
disunat...maka orang itu harus dilenyapkan dari atara orang-orang sebangsanya: ia
telah mengingkari perjanjian-Ku.” Kej 17:10,12,14.

Tetapi permasalahannya, mereka mengunakan alasan ini menjadi suatu tipu muslihat.
Hal ini tidak dapat dibenarkan bahkan merupakan penyalahgunaan Firman Tuhan.
Mereka mengunakan tanda perjanjian antara Tuhan dan Manusia untuk menipu.
Perbuatan mereka sungguh keterlaluan. Menipu sendiri adalah sebuah dosa besar, tetapi
mereka mengunakan hal yang rohani dan kudus untuk menipu orang.

Pernahkah kita terjebak akan cara yang sama dengan yang mereka lakukan?
Mengunakan hal yang kelihatan rohani padahal kita melakukan dosa? Sadar atau tidak,
mungkin kita juga bersalah dalam dosa ini. Kita mungkin pernah mengunakan alasan
pergi ke gereja, padahal kita pergi ke tempat lain. Kita mungkin pernah bilang kita
membutuhkan uang untuk persembahan, tetapi kita gunakan untuk hal lain. Atau banyak
alasan yang kita buat seakan-akan untuk hal rohani, tetapi kita gunakan hal yang
duniawi. Perbuatan ini adalah pelanggaran dari hukum Taurat ke-3, “Jangan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mengunakan nama Tuhan dengan sembarangan” Ya, walaupun kita tidak mengunakan
nama “Tuhan” secara implisit, tetapi kita sudah melanggar hukum ini dengan
mengunakan hal rohani untuk hal duniawi. Ini adalah dosa kedua mereka,
MENGUNAKAN NAMA TUHAN DENGAN SEMBARANGAN.

Singkat cerita, Hemor dan Sikhem pun menyetujui usul ini. Sikhem pun semakin
bersemangat karena ia masih sangat suka dengan Dina. Mereka pun pergi ke pintu
gerbang kota untuk berbicara dengan penduduk di negeri itu. Di dalam Alkitab, saat kita
melihat orang yang berada di pintu gerbang kota, ini menunjukan bagaimana posisi
mereka yang terpandang dan terpengaruh dalam negeri itu. Contoh yang serupa kita bisa
lihat dalam kisah Lot (Kej 19:1).

Mereka pun beragumen dan menjelaskan kepada penduduk kota itu mengenai
keuntungan yang mereka dapatkan jika syarat keluarga Yakub terpenuhi. Mereka dapat
menikahi gadis-gadis dari keluarga Yakub, bahkan dapat menjadi satu bangsa dengan
mereka. Dari sini sebenarnya kita dapat melihat bagaimana, mereka tahu bahwa keluarga
Yakub tidak sembarangan bergabung dengan mereka, apalagi menikah. Maka mereka
melihat bahwa ini adalah kesempatan yang baik untuk mereka.

e) Klimak dari Tragedi (34:24-29)


24 Maka usul Hemor dan Sikhem, anaknya itu, didengarkan oleh semua orang
yang datang berkumpul di pintu gerbang kota itu, lalu disunatlah setiap laki-
laki, yakni setiap orang dewasa di kota itu. 25 Pada hari ketiga, ketika mereka
sedang menderita kesakitan, datanglah dua orang anak Yakub, yaitu Simeon
dan Lewi, kakak-kakak Dina, setelah masing-masing mengambil pedangnya,
menyerang kota itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap laki-laki.
26 Juga Hemor dan Sikhem, anaknya, dibunuh mereka dengan mata pedang,
dan mereka mengambil Dina dari rumah Sikhem, lalu pergi. 27 Kemudian
datanglah anak-anak Yakub merampasi orang-orang yang terbunuh itu, lalu
menjarah kota itu, karena adik mereka telah dicemari. 28 Kambing dombanya
dan lembu sapinya, keledainya dan segala yang di dalam dan di luar kota itu
dibawa mereka; 29 segala kekayaannya, semua anaknya dan perempuannya
ditawan dan dijarah mereka, juga seluruhnya yang ada di rumah-rumah.

Akhirnya mereka setuju untuk menyunat setiap laki-laki, yakni setiap orang dewasa di
kota itu. Dan seperti yang kita tahu, tidak seperti zaman sekarang sunat mengunakan
laser, orang yang disunat pada zaman itu harus menderita kesakitan selama beberapa
hari, bahkan sampai seminggu. Kita pun harus sadar, zaman itu belum ada obat untuk
meredakan rasa sakit atau mempercepat pemulihan. Semua laki-laki di tempat itu, secara
literal tidak berdaya.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

Dan seperti yang telah direncanakan oleh kakak-kakak Dina, mereka mengunakan
kesempatan ini untuk membunuh penduduk di tempat itu serta menjarah barang-barang
dan ternak mereka semua. Kemarahan mereka menjadikan mereka menjadi Pembunuh
dan Penjarah. Dosa mereka bukan hanya Menipu, Mengunakan Nama Tuhan dengan
sembarangan, tetapi juga Membunuh dan Menjarah.

Nama Simeon dan Lewi disinggung dalam cerita ini dengan sebuah alasan. Sebuah
alasan mengapa nama mereka berdua dihapus dari garis keturunan Mesias. Judah adalah
pemegang garis keturunan Mesias, padahal ia adalah anak keempat. Mengapa? Karena
Ruben, putra tertua dihapus namanya karena ia tidur dengan selir ayahnya Bilha (Kej
35:22). Dan putra kedua dan ketiga, Simeon dan Lewi, dihapus karena pembantaian di
Sihem ini. Akhirnya menjadikan Judah sebagai pemegang garis keturunan Mesias.

f) Konsekuensi dari Tragedi (34:30-31)


30 Yakub berkata kepada Simeon dan Lewi: "Kamu telah mencelakakan aku
dengan membusukkan namaku kepada penduduk negeri ini, kepada orang
Kanaan dan orang Feris, padahal kita ini hanya sedikit jumlahnya; apabila
mereka bersekutu melawan kita, tentulah mereka akan memukul kita kalah, dan
kita akan dipunahkan, aku beserta seisi rumahku." 31 Tetapi jawab mereka:
"Mengapa adik kita diperlakukannya sebagai seorang perempuan sundal!"

Kemarahan mereka berujung dengan kematian banyak orang. Namun perbuatan mereka
tidak bisa lepas dari kesalahan Yakub juga. Sebagai kepala rumah tangga, ia harusnya
menjadi orang yang tepat untuk mencegah hal ini terjadi. Ia seharusnya tahu bahwa,
pernikahan ini memang tidak mungkin terjadi. Ia seharusnya tahu bahwa anak-anaknya
mempunyai motif tersendiri dengan membawa perihal sunat. Ia seharusnya menjadi
penengah dan pengambil keputusan untuk semua ini. Namun, ia gagal sebagai seorang
ayah. Pernikahan poligaminyalah yang mengakibatkan semua masalah ini terjadi.
Kesalahan ini pun akan terjadi dalam hidup raja Daud dan Salomo nantinya.

Inilah konsekuensi dari pernikahan poligaminya. Ia tidak bisa mengendalikan anak-


anaknya. Ia tidak memarahi Dina karena keluar untuk pergi mengunjungi perempuan-
perempuan negeri itu. Ia pun tidak punya otoritas penuh saat ia memarahi Simeon dan
Lewi. Bagaimana pun Yakub memarahi anak-anaknya, mereka hanya menjawab dengan
alasan yang sama, harga diri dan kehormatan mereka. Yakub tidak peduli dengan
kehormatan, ia hanya peduli dengan kedamaian. Namun semua telah rusak oleh anak-
anaknya. Sikap Yakub ini mengingatkan kita kepada Imam Eli dan Samuel yang tidak
bisa mendidik anak-anaknya dengan baik. Dan perlu dicatat, saat Yakub tua, Simeon dan
Lewi akan mendapat kutuk dari ayahnya karena perbuatan ini. Maka cerita ini atas
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
diktasi Tuhan dicatat dengan sangat jelas untuk memberikan gambaran luas akan
bagaimana garis keturunan Mesias harus dari Judah, bukan Ruben, Simeon maupun
Lewi.

Hari ini ada dua pelajaran yang dapat diambil dalam cerita ini. 1) Dosa akan membawa
konsekuensi. Yang berbeda adalah ada dosa yang konsekuensinya lebih kecil ada yang
lebih besar. Namun semua dosa mempunyai konsekuensi. Jangan main-main dengan
dosa, konsekuensi itu terkadang hanyalah masalah waktu. Seperti kisah Yakub, ia
mengalami konsekuensi dari perbuatannya, jauh dari masa mudanya. 2) Kemarahan yang
tidak dikendalikan akan berujung dengan dosa. Saat kita marah kita harus
mengendalikannya dan segera menyelesaikannya, atau kemarahan kita akan berujung
dengan tragedi yang kita buat sendiri.

KEJADIAN 35-36

PENDAHULUAN

Kejadian di Sikhem adalah kejadian yang tidak mungkin dilupakan oleh Yakub dan
keluarganya. Pembunuhan dan penjarahan yang dilakukan putra-putra Yakub membawa
konsekuensi besar yang akan berujung panjang. Orang-orang yang berhubungan dengan
mereka, di sekitar mereka sangat marah dan akan melakukan sesuatu pada keluarga
Yakub. Tak elakkan bahwa, keluarga mereka dalam bahaya.

Tetapi tanpa memandang apa yang Yakub dan anak-anaknya perbuat, Allah tetap
mengingat akan Yakub. Ini bukan karena Yakub, tetapi karena Allah ingin memegang
setia janjiNya kepada Yakub. Allah pun bukan menutup sebelah mata akan perbuatan
mereka, karena nanti ada suatu konsekuensi terhadap dosa mereka nanti. Allah pun
bertindak untuk melepaskan Yakub dari situasi ini. Karena rencana keselamatan Allah
harus terjadi di dalam hidup Yakub. Karena tidak mungkin keturunan Yakub berhenti
kalau mereka semua dibunuh. Karena Allah akan membawa keturunan Yakub menjadi
bangsa besar. Maka, Keluarga Yakub harus diselamatkan.

4. AKHIR SEBUAH KISAH (35)


a) Perintah Allah and Respon Yakub (35:1-8)
1 Allah berfirman kepada Yakub: "Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di
situ, dan buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri
kepadamu, ketika engkau lari dari Esau, kakakmu." 2 Lalu berkatalah Yakub
kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan
dia: "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu,
tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu. 3 Marilah kita bersiap dan pergi
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
ke Betel; aku akan membuat mezbah di situ bagi Allah, yang telah menjawab
aku pada masa kesesakanku dan yang telah menyertai aku di jalan yang
kutempuh." 4 Mereka menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang
dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub
menanamnya di bawah pohon besar yang dekat Sikhem. 5 Sesudah itu
berangkatlah mereka. Dan kedahsyatan yang dari Allah meliputi kota-kota
sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar. 6 Lalu sampailah
Yakub ke Lus yang di tanah Kanaan--yaitu Betel--,ia dan semua orang yang
bersama-sama dengan dia. 7 Didirikannyalah mezbah di situ, dan
dinamainyalah tempat itu El-Betel, karena Allah telah menyatakan diri
kepadanya di situ, ketika ia lari terhadap kakaknya. 8 Ketika Debora, inang
pengasuh Ribka, mati, dikuburkanlah ia di sebelah hilir Betel di bawah pohon
besar, yang dinamai orang: Pohon Besar Penangisan.

Allah pun memerintahkan kepada Yakub untuk kembali ke Betel. Tempat di mana Yakub
bermimpi mengenai tangga ke langit (28:11-19), tempat ia bersumpah kepada Allah,
bahwa Allah akan menjadi Allahnya jika Allah menyertai dia sampai ia kembali ke
rumah ayahnya dengan selamat (28:20-22). Ke tempat inilah Yakub harus pergi. Jarak
antara Sikhem ke Betel adalah 30 Km.

Menariknya, ada 4 kata perintah dalam Ibrani mengenai perintah Allah ke Yakub.
"Bersiaplah, pergilah, tinggal dan buat altar". Keempat perintah ini haruslah berhubungan
dengan janji Yakub di Betel. Bahwa Yakub berjanji akan membuat Betel sebagai tempat
penyembahan kepada Allah, walau tidak menyebutkan Mezbah. Karena, perintah
keempatlah, perintah paling penting di antara perintah yang lain. Tapi sebelum berangkat,
Yakub melakukan 3 hal yang diperlukan dalam persiapan menuju Betel. Ini karena,
perjalanan mereka ke Betel berhubungan dengan sesuatu yang rohani adanya.

1. Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu. Perintah ini


mendesripsikan mengenai pembuangan dewa-dewa asing yang mereka punya.
Kemungkinan berupa patung-patung dewa-dewa asing yang mereka dapat dari
jarahan dari kota Sikhem. Walaupun ada kemungkinan lain, yang mungkin
berhubungan dengan patung yang dicuri Rahel dari Laban. Bagaimanapun juga,
perintah ini penting karena ini bagian dari persiapan sebelum bertemu Tuhan.
2. Tahirkanlah dirimu. Penahiran diri berhubungan erat dengan sistem penyucian
yang ada pakai dalam perjanjian lama sebelum mereka berhadapan dengan hadirat
Tuhan(Kel 19:10). Ini meliputi masuk ke dalam kemah (Ima 16:26), pencucian
pakaian (Ima 13:34), dan penahiran ini dibutuhkan karena mereka telah
menyentuh mayat di Sikhem (Bil 31:19-20).
3. Tukarlah pakaianmu. Ini adalah praktek yang dilakukan sebelum berhadapan
dalam penyembahan Tuhan (Ima 6:10-11, 2 Sam 12:20).

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

Saat kita melihat daftar list yang baru saja kita baca, kita melihat betapa sulit dan
persiapan yang diperlukan hanya untuk masuk dalam hadirat Tuhan. Banyak hal yang
perlu dipersiapkan, baik secara fisikal maupun rohani. Tetapi sekarang, coba pikirkan,
betapa kita sering membuat banyak hal yang sebaliknya. Betapa kita tidak pernah
menghargai dan menghormati hadirat Tuhan. Kita melakukan sesuatu seenak kita, sesuka
kita, tanpa menghargai hadirat Tuhan. Secara prinsip, seharusnya kita mencontoh
bagaimana orang-orang Perjanjian Lama mempersiapkan diri mereka untuk bertemu
dengan Tuhan. Kita bisa melihat contoh dari cara yang sama di kisah Yosua. Yosua
24:23, Ia berkata: "Maka sekarang, jauhkanlah allah asing yang ada di tengah-
tengah kamu dan condongkanlah hatimu kepada TUHAN, Allah Israel."

Lalu mereka pun memulai proses persiapan tersebut. Mereka pun menyerahkan segala
yang mereka punya, anting-anting dan perhiasan yang berhubungan dengan berhala. Lalu
menguburkan semua itu di pohon, di Sikhem. Setelah mereka melakukan itu, ketakutan
besar meliputi kota-kota di sekeliling mereka. Semua orang ketakutan, karena Tuhan
yang menempatkan rasa takut itu kepada mereka, sehingga tidak ada dari mereka yang
berani menganggu Yakub. Peristiwa ini sama dengan apa yang terjadi waktu Yosua
mengepung kota Yerikho, di mana tidak ada orang yang keluar karena bangsa Israel. Ini
pun terjadi pada 2 Taw 14:14.

Kita melihat sebuah akun pertama bagaimana Tuhan membuat ketakutan begitu saja
terjadi lawan. Ini benar-benar menunjukan bahwa, kemenangan sepenuhnya di tangan
Tuhan. Tuhan mampu melakukan apa aja, karena Ia Maha Kuasa. Yang terpenting adalah
percaya. Ketika kita mempercayakan peperangan kita kepada Tuhan, Tuhan akan
bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan, untuk menolong kita memenangkan
peperangan.

Mereka pun sampai ke Lus. Nama kota sebelum diubah oleh Yakub menjadi Bethel.
"Kejadian 28:19 (TB) Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus."
Menariknya, nama kota "Lus" mempunyai arti "keberangkatan". Seakan mengatakan
bahwa dulu tempat Yakub membuat janji dengan Allah bernama keberangkatan, sebelum
keberangkatannya ke tempat Laban. Dan kali ini mereka pulang kembali ke Betel untuk
membuat mezbah untuk Allah. Dan Yakub menamainya dengan El-Betel. "Allah Betel".

Kemudian Alkitab secara unik menyingung nama Debora, inang pengasuh Ribka yang
meninggal dan dikubur di tempat yang sama. Kisah ini dicatat sebagai sesuatu yang
cukup penting, sebuah kisah untuk memperlihatkan tradisi yang ada di sana.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
b) Penampakan diri Allah kepada Yakub (35:9-15)
9 Setelah Yakub datang dari Padan-Aram, maka Allah menampakkan diri pula
kepadanya dan memberkati dia. 10 Firman Allah kepadanya: "Namamu Yakub;
dari sekarang namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, itulah yang akan
menjadi namamu." Maka Allah menamai dia Israel. 11 Lagi firman Allah
kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa. Beranakcuculah dan bertambah
banyak; satu bangsa, bahkan sekumpulan bangsa-bangsa, akan terjadi dari
padamu dan raja-raja akan berasal dari padamu. 12 Dan negeri ini yang telah
Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu dan
juga kepada keturunanmu." 13 Lalu naiklah Allah meninggalkan Yakub dari
tempat Ia berfirman kepadanya. 14 Kemudian Yakub mendirikan tugu di
tempat itu, yakni tugu batu; ia mempersembahkan korban curahan dan
menuangkan minyak di atasnya. 15 Yakub menamai tempat di mana Allah telah
berfirman kepadanya "Betel".

Allah pun kembali menampakkan diriNya kepada Yakub. Di mana Allah mengulang
kembali pengantian nama Yakub, menjadi Israel "Pangeran Allah". Setelah itu Allah pun
mengulangi perjanjikan yang telah Allah janjikan kepada Abraham dan Ishak. Ada hal
yang perlu digaris bawahi dalam pengulangan ini saat kita membandingkan dengan
Kejadian 17. Di mana dalam Kejadian 17, banyak hal yang sama dengan Kejadian 35 ini.

Pengantian Nama. Dalam Kejadian 17:5, nama Abram digantikan dengan Abraham.
Menariknya, nama Yakub pun berganti menjadi Israel di ayat ini. Ada pepatah
mengatakan, apalah arti sebuah nama? Itu adalah sebuah ungkapan yang salah. Nama
adalah sebuah hal yang penting. Karena nama mewakili seseorang. Sama halnya dengan
sebuah perusahaan. Nama perusahaan adalah citra dari sebuah perusahaan. Bukan
bermaksud memakai pencitraan sebagai dasar pikiran ini. Namun, kita harus melihat
nama itu diberikan dengan sebuah harapan atas pemilik nama itu.

Dalam budaya Ibrani, pemberian nama selalu berhubungan dengan sesuatu yang terjadi
dalam diri orang tersebut. Kita telah melihat itu dalam penamaan semua nama anak
Yakub. Ada situasi dan kondisi yang menyebabkan nama itu diberikan. Contoh terjelas
pun ada di pasal ini, di mana nama anak terakhir Yakub pun akan berganti. Namun,
ketika Tuhan menamakan seseorang, atau menganti nama seseorang. Tuhan mempunyai
maksud atas hal itu. Tuhan mengharapkan perubahan pribadi terhadap diri orang tersebut
atau pun Tuhan menyatakan sebuah nubuat akan nama tersebut. Allah dalam hal ini
menuntut sebuah pembaharuan, seperti Abram menjadi Abraham, Sarai menjadi Sara,
Yakub menjadi Israel, di dalam Perjanjian Baru, Simon menjadi Petrus. Terkadang Allah
pun menganti nama seseroang karena kutukan, contohnya Pasyhur menjadi “Kegetaran-
dari-segala-jurusan” (Yer 20:3).

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Sebagian orang yang bertobat menjadi Kristen, menganti namanya, atau memberi nama
baru (Nama Baptis). Tujuannya jelas, agar bisa mencerminkan kualitas seorang Kristen.
Namun sesungguhnya, Allah bukan mengharapkan kita untuk berganti nama karena kita
telah menjadi Kristen. Tetapi Tuhan mau kita mengalami perubahan di dalam hidup kita.
Menjadi Kristen adalah memakai nama Kristus di dalam hidup kita. Di mana orang lain
nantinya bisa melihat bagaimana kita mencerminkan karakter Kristus dalam setiap sikap
dan perbuatan kita. Kita jangan pernah menyebut diri Kristen, jika kita tidak mempunyai
karakter Kristus di dalam hidup kita. Nama itu begitu penting, terlebih nama Tuhan yang
kita pegang di dalam keseharian kita. Dalam Doa Bapa Kami, kita selalu mengatakan
“Di kuduskan Nama-Mu”, namun kalau sikap hidup kita tidak melakukan yang sesuai
dengan kehedak Tuhan dan tidak hidup dalam kekudusan, maka kita tidak yang
menguduskan Nama Tuhan.
Penyataan Diri Allah. Akulah Allah yang MahaKuasa. Perkataan yang benar-benar
sama ini hanya ada dua kali di dalam seluruh Alkitab. Dan keduanya berada pada kitab
Kejadian. Pertama kali ada terdapat pada Kejadian 17:1, waktu Allah menyatakan
diriNya untuk memberikan tanda perjanjian Allah dengan Abraham berupa sunat. Tuhan
berkata bahwa Ia akan membuat keturunan Abraham sangat banyak jumlahnya. Di mana
keturunan Abraham akan menjadi suku-suku bangsa, karena Abraham adalah Bapa
segala Bangsa. Kedua kali, terdapat pada ayat ini. Isi pernyataannya hampir sama
dengan apa yang dinyatakan kepada Abraham.

Allah yang MahaKuasa menunjukan Allah dapat melakukan apa saja yang Ia kehendaki.
Tidak peduli apapun yang terjadi, kehendak Allah akan tetap terjadi. Saat kita
merenungkan bagaimana Allah yang MahaKuasa yang berjanji kepada Yakub dan
Abraham. Maka kita tidak perlu takut bahwa Allah tidak menepatinya. Kita harus
mengingat bagaimana begitu banyak kejadian yang terjadi sejak Abraham diberikan janji
tersebut oleh Allah. Pertama, Abraham belum mempunyai anak, istrinya mandul. Namun
Allah dengan kemahakuasaaNya membuat Sara melahirkan. Hal yang sama terjadi
dengan Ishak, di mana Ribka juga Mandul. Namun sekali lagi Allah bertindak.
Perjalanan Yakub dari awal sampai akhir di pasal ini juga menjelaskan bagaimana Allah
turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan untuk Yakub. Dan dengan
cara dan janji yang sama, Allah ingin menunjukan bahwa KemahaKuasaan-Nya, tidak
berkurang dan tidak berubah. Ia selalu sama, dulu, sekarang dan sampai selamanya.

Bagaimana hal ini bisa membuat kita menjadi lebih baik? Bagaimana seharusnya kita
bersikap di dalam hidup kita? Kalau kita tahu bahwa, Tuhan kita adalah Allah Yang
MahaKuasa, lalu kenapa kita mesti takut akan banyak hal? Kenapa kita mesti kuatir akan
hidup kita? Tuhan sanggup menolong kita dalam situasi apa pun. Karena Allah bukan
hanya berkuasa, namun MahaKuasa. “Serahkanlah Hidupmu kepada TUHAN dan
percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.” (Maz 37:5)

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Perintah dari Allah. Kejadian 17:6 berkata bahwa “Aku akan membuat engkau beranak
cucu sangat banyak...” Ini menunjukan Allah sendiri yang akan membuat keturunan
Abraham menjadi banyak. Namun kalau kita melihat bagaimana Kejadian 35:11,
“Beranakcuculah dan bertambah banyak...” Kita dalam melihat, pernyataan ini lebih
cocok disebut sebagai sebuah perintah.

Kenapa dua ayat ini berbeda? Kita harus melihat segalanya dari sudut pandang yang
mana. Dalam segala sesuatunya, ada Kemahakuasaan Allah, tetapi tidak lupa, ada
Tanggung Jawab Manusia. Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa, kita harus
mengambil bagian dalam tanggung jawab yang bisa kita lakukan sebagai manusia. Allah
memang berjanji akan membuat bangsa mereka menjadi besar, namun jika mereka tidak
mau menikah, sebagai contoh, itu sama saja mencoba menghalagi rencana Tuhan. Ini
adalah sebuah tanggung jawab dalam diri manusia.

Pemberian Negeri. Dengan membawa nama Abraham dan Ishak, Yakub dijanjikan
sesuatu yang akan diberikan kepadanya. Keturunannya akan diberikan negeri ini. Negeri
yang sedang dipijak oleh Yakub saat ini. Allah akan memberikan negeri ini kepada
keturunan Yakub saat Yosua memimpin orang-orang Israel untuk menyerbu kota
Yerikho. Negeri Kanaan yang penuh susu dan madu. Negeri di mana Tuhan Allah akan
bertahta di sana. Bahkan sebuah negeri yang akan dibangun oleh Tuhan untuk
menjadikan pusat pemerintahan Allah, saat Tuhan Yesus datang untuk ke dua kalinya
nanti.

Allah pun berhenti dan meninggalkan Yakub. Perlu dimengerti saat Alkitab menjelaskan
bahwa Tuhan Allah meninggalkan orang. Ini bukan berarti Allah sudah tidak ada di situ.
Karena kita tahu bahwa Allah itu Maha Hadir, Ia ada di mana-mana. Pernyatakan Allah
meninggalkan Yakub menjelaskan bahwa, Allah telah berhenti memberikan wahyu
khusus kepada Yakub saat itu. Ini benar-benar tidak ada hubungannya dengan Allah
yang bisa meninggalkan manusia. Yakub pun mendirikan sebuah tugu batu. Melakukan
korban dan pengurapan atas batu itu, lalu ia menamai tempat itu Betel.

c) Persalinan Yang tidak Diduga (35:16-18)


16 Sesudah itu berangkatlah mereka dari Betel. Ketika mereka tidak berapa
jauh lagi dari Efrata, bersalinlah Rahel, dan bersalinnya itu sangat sukar. 17
Sedang ia sangat sukar bersalin, berkatalah bidan kepadanya: "Janganlah
takut, sekali inipun anak laki-laki yang kaudapat." 18 Dan ketika ia hendak
menghembuskan nafas--sebab ia mati kemudian--diberikannyalah nama Ben-
oni kepada anak itu, tetapi ayahnya menamainya Benyamin. 19 Demikianlah
Rahel mati, lalu ia dikuburkan di sisi jalan ke Efrata, yaitu Betlehem. 20 Yakub
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mendirikan tugu di atas kuburnya; itulah tugu kubur Rahel sampai sekarang.

Mereka pun berangkat dari Betel. Namun, tidak beberapa jauh dari Efrata, sebuah
kejadian yang tidak terduga terjadi. Masa bersalin Rahel telah sampai. Ia harus
melahirkan dan Alkitab mencatat bahwa ia bersalin dengan sangat sukar. Bidan yang
sedang membantunya melahirkan kemudian mengatakan bahwa ia mendapatkan seorang
putra dengan mengungkapkan “Janganlah takut, sekalipun anak laki-laki yang
kaudapat”. Ini menjelaskan, bayi itu sudah berhasil dikeluarkan. Namun, nyawa Rahel
tidak tertolong.

Pernahkah kita berpikir bahwa, hidup kita benar-benar di tangan Tuhan. Rahel sudah
pernah melahirkan Yusuf, dan saat itu dia tidak mengalami apa-apa. Sekarang, ia harus
mengalami sesuatu yang berbeda. Ia harus mengalami proses bersalin yang sangat
menyakitkan sehingga harus mengalami kematian. Ini adalah kisah pertama di dalam
Alkitab yang mencatat tentang seseorang yang mati saat sedang bersalin.

Banyak orang mengatakan bahwa melahirkan adalah suatu kodrat seorang perempuan.
Namun, ada sebuah istilah yang lebih Alkitabiah mengenai hal ini, yaitu, melahirkan
adalah kutuk yang Tuhan berikan kepada seorang perempuan di Taman Eden.
Melahirkan adalah suatu peringatan kepada manusia akan konsekuensi dari dosa.
Melahirkan menjelaskan bahwa, manusia berdosa. Dan tidak ada nama lain di dunia ini
yang mampu menyelamatkan manusia dari dosa, selain nama Yesus Kristus. Sudahkah
kita mempunyai Yesus Kristus di dalam hidup kita?

Rahel menamakan putranya dengan nama Ben-Oni, yang artinya “Putra dari
penderitaanku”. Karena Rahel merasa menderita dalam melahirkannya. Namun, Yakub
menganti nama itu menjadi Benyamin, yang artinya “Putra Tangan Kanan”, implikasi
nama ini adalah Putra yang paling Terhormat. Rahel mati dan dikuburkan di Efrata,
Betlehem. Ia adalah salah satu wanita yang tidak dikuburkan di kuburan keluarga
Abraham. Yakub pun mendirikan tugu di sana untuk mengenang Rahel, istrinya.

d) Penutupan usia Ishak (34:5-7)


21 Sesudah itu berangkatlah Israel, lalu ia memasang kemahnya di seberang
Migdal-Eder. 22 Ketika Israel diam di negeri ini, terjadilah bahwa Ruben
sampai tidur dengan Bilha, gundik ayahnya, dan kedengaranlah hal itu kepada
Israel. (35-22b) Adapun anak-anak lelaki Yakub dua belas orang jumlahnya.
23 Anak-anak Lea ialah Ruben, anak sulung Yakub, kemudian Simeon, Lewi,
Yehuda, Isakhar dan Zebulon. 24 Anak-anak Rahel ialah Yusuf dan Benyamin.
25 Dan anak-anak Bilha, budak perempuan Rahel ialah Dan serta Naftali. 26
Dan anak-anak Zilpa, budak perempuan Lea ialah Gad dan Asyer. Itulah anak-
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
anak lelaki Yakub, yang dilahirkan baginya di Padan-Aram. 27 Lalu sampailah
Yakub kepada Ishak, ayahnya, di Mamre dekat Kiryat-Arba--itulah Hebron--
tempat Abraham dan Ishak tinggal sebagai orang asing. 28 Adapun umur Ishak
seratus delapan puluh tahun. 29 Lalu meninggallah Ishak, ia mati dan
dikumpulkan kepada kaum leluhurnya; ia tua dan suntuk umur, maka Esau dan
Yakub, anak-anaknya itu, menguburkan dia.

Kisah Yakub akan selesai secara pribadi. Ayat 22, menyebut nama Israel dan bukan
Yakub. Mulai saat ini, Alkitab akan menyebut nama Yakub dan Israel bergantian,
tergantung dengan penekanan yang diperlukan. Walaupun namanya akan terus
ditemukan sampai pasal-pasal terakhir dalam kitab Kejadian. Namun, pusat cerita akan
segera berganti ke tangan Yusuf, putra kesebelasnya.

Putra pertamanya Ruben, dicatat meniduri Bilha, budak perempuan Rahel yang
merupakan ibu dari saudara tirinya Dan dan Naftali. Kata “tidur” di sini mengunakan
kata kerja yang dipakai saat anak-anak Lot membuat ayahnya mabuk dan “tidur” dengan
ayahnya (Kej 19:33) dan kata kerja yang sama yang dipakai saat Alkitab menjelaskan
Sikhem “tidur” dengan Dina (Kej 34:2). Penjelasan ini menjelaskan Ruben memaksa
Bilha, tidur dengannya. Dengan melakukan ini Ruben hilang hak kesulungannya,
sehingga Garis Keturunan Mesias akan turun melalui Judah, karena Simeon dan Lewi
pun dihapus namanya karena kejadian di Sikhem. Israel mendengar tentang perbuatan
Ruben, namun terlihat ia tidak bisa berbuat apa-apa. Rahel, istrinya telah mati. Sekarang
budak Istrinya pun telah ditiduri Ruben. Melihat hal ini, kita bisa menduga salah satu
motif Ruben adalah ketidaksukaan Ruben kepada Yakub yang selalu memfavoritkan
Rahel dan Anaknya, dan bukan Lea ibunya. Makanya tidak heran, Ruben meniduri Bilha
dan bukan Zilpa. Bagaimanapun, nanti akhirnya, Ruben akan terkena kutuk oleh Yakub
di Kejadian 49:3-4.

Dengan Benyamin lahir, putra-putra Yakub menjadi lengkap. Makanya, Alkitab sekali
lagi mencatat nama putra-putra Yakub. Kedua belas putra ISRAEL.

Anak-anak Lea ialah Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar dan Zebulon.
Anak-anak Rahel ialah Yusuf dan Benyamin.
Anak-anak Bilha, budak perempuan Rahel ialah Dan serta Naftali.
Anak-anak Zilpa, budak perempuan Lea ialah Gad dan Asyer.

Pasal ini ditutup dengan penjelasan bahwa, Yakub akhirkan pergi ke Mamre, Hebron. Ia
akhirnya kembali ke Ayahnya yang sudah ia tinggalkan lebih dari 20 tahun lamanya.
Ishak pun meninggal karena lanjut usia. Yakub dan Esau pun bertemu, mungkin untuk
terakhir kalinya, untuk menguburkan ayah mereka di “kaum leluhur”, yang di maksud
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Gua Makhpelah.

5. DAFTAR KETURUNAN ESAU (36:1-43)


1 Inilah keturunan Esau, yaitu Edom. 2 Esau mengambil perempuan-
perempuan Kanaan menjadi isterinya, yakni Ada, anak Elon orang Het, dan
Oholibama, anak Ana anak Zibeon orang Hewi, 3 dan Basmat, anak Ismael,
adik Nebayot. 4 Ada melahirkan Elifas bagi Esau, dan Basmat melahirkan
Rehuel, 5 dan Oholibama melahirkan Yeush, Yaelam dan Korah. Itulah anak-
anak Esau, yang lahir baginya di tanah Kanaan. 6 Esau membawa isteri-
isterinya, anak-anaknya lelaki dan perempuan dan semua orang yang ada di
rumahnya, ternaknya, segala hewannya dan segala harta bendanya yang telah
diperolehnya di tanah Kanaan, lalu pergilah ia ke negeri lain dan ia
meninggalkan Yakub, adiknya itu. 7 Sebab harta milik mereka terlalu banyak,
sehingga mereka tidak dapat tinggal bersama-sama, dan negeri penumpangan
mereka tidak dapat memuat mereka karena banyaknya ternak mereka itu. 8
Maka menetaplah Esau di pegunungan Seir; Esau itulah Edom. 9 Inilah
keturunan Esau, bapa orang Edom, di pegunungan Seir. 10 Nama anak-
anaknya ialah: Elifas, anak Ada isteri Esau; Rehuel, anak Basmat isteri Esau.
11 Anak-anak Elifas ialah Teman, Omar, Zefo, Gaetam dan Kenas. 12 Timna
adalah gundik Elifas anak Esau; ia melahirkan Amalek bagi Elifas. Itulah
cucu-cucu Ada isteri Esau. 13 Inilah anak-anak Rehuel: Nahat, Zerah, Syama
dan Miza. Itulah cucu-cucu Basmat isteri Esau. 14 Inilah anak-anak
Oholibama, isteri Esau itu, anak Ana anak Zibeon; ia melahirkan bagi Esau:
Yeush, Yaelam dan Korah. 15 Inilah kepala-kepala kaum bani Esau: keturunan
Elifas anak sulung Esau, ialah kepala kaum Teman, kepala kaum Omar, kepala
kaum Zefo, kepala kaum Kenas, 16 kepala kaum Korah, kepala kaum Gaetam
dan kepala kaum Amalek; itulah kepala-kepala kaum Elifas di tanah Edom;
itulah keturunan Ada. 17 Inilah keturunan Rehuel anak Esau: kepala kaum
Nahat, kepala kaum Zerah, kepala kaum Syama dan kepala kaum Miza; itulah
kepala-kepala kaum Rehuel di tanah Edom; itulah keturunan Basmat isteri
Esau. 18 Inilah keturunan Oholibama isteri Esau: kepala kaum Yeush, kepala
kaum Yaelam, kepala kaum Korah; itulah kepala-kepala kaum Oholibama,
isteri Esau, anak Ana. 19 Itulah bani Esau, yakni Edom, dan itulah kepala-
kepala kaum mereka. 20 Inilah anak-anak Seir, orang Hori, penduduk negeri
itu: Lotan, Syobal, Zibeon, Ana, 21 Disyon, Ezer, Disyan; itulah kepala-kepala
kaum orang Hori, anak-anak Seir, di tanah Edom. 22 Anak-anak Lotan ialah
Hori dan Heman, dan saudara perempuan Lotan ialah Timna. 23 Inilah anak-
anak Syobal: Alwan, Manahat, Ebal, Syefo dan Onam. 24 Inilah anak-anak
Zibeon: Aya dan Ana; Ana inilah yang menemui mata-mata air panas di
padang gurun, ketika ia sedang menggembalakan keledai Zibeon ayahnya itu.
25 Inilah anak-anak Ana: Disyon dan Oholibama anak perempuan Ana. 26
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Inilah anak-anak Disyon: Hemdan, Esyban, Yitran dan Keran. 27 Inilah anak-
anak Ezer: Bilhan, Zaawan dan Akan. 28 Inilah anak-anak Disyan: Us dan
Aran. 29 Itulah kepala-kepala kaum orang Hori: kepala kaum Lotan, kepala
kaum Syobal, kepala kaum Zibeon, kepala kaum Ana, 30 kepala kaum Disyon,
kepala kaum Ezer dan kepala kaum Disyan; itulah kepala-kepala kaum orang
Hori, kaum demi kaum, di tanah Seir. 31 Inilah raja-raja yang memerintah di
tanah Edom, sebelum ada seorang raja memerintah atas orang Israel. 32 Di
Edom yang memerintah ialah Bela bin Beor dan kotanya bernama Dinhaba. 33
Setelah Bela mati, Yobab bin Zerah dari Bozra menjadi raja menggantikan dia.
34 Setelah Yobab mati, Husyam, dari negeri orang Teman, menjadi raja
menggantikan dia. 35 Setelah Husyam mati, Hadad bin Bedad menjadi raja
menggantikan dia; dialah yang memukul kalah orang Midian di daerah Moab,
dan kotanya bernama Awit. 36 Setelah Hadad mati, Samla dari Masreka
menjadi raja menggantikan dia. 37 Setelah Samla mati, Saul, dari Rehobot
yang di pinggir sungai, menjadi raja menggantikan dia. 38 Setelah Saul mati,
Baal-Hanan bin Akhbor menjadi raja menggantikan dia. 39 Setelah Baal-
Hanan bin Akhbor mati, Hadar menjadi raja menggantikan dia; kotanya
bernama Pahu dan isterinya bernama Mehetabeel binti Matred binti Mezahab.
40 Inilah nama kepala-kepala kaum Esau menurut kaum dan tempat mereka,
dengan nama mereka masing-masing: kepala kaum Timna, kepala kaum Alwa,
kepala kaum Yetet, 41 kepala kaum Oholibama, kepala kaum Ela, kepala kaum
Pinon, 42 kepala kaum Kenas, kepala kaum Teman, kepala kaum Mibzar, 43
kepala kaum Magdiel dan kepala kaum Iram; itulah kepala-kepala kaum Edom,
menurut tempat kediaman mereka di tanah milik mereka; Edom ialah Esau,
bapa orang Edom.

Pasal 36 adalah sebuah rentetan nama dari keturunan Esau. Ia adalah bapak dari kaum
Edom, yang tinggal di Gua Seir. Setidaknya dalam pasal ini ada 5 bagian dari keturunan
Esau. Penjelasan tentang nama-nama ini tidak akan lepas dari kenyataan bahwa, Alkitab
mencatat nama-nama itu untuk menjelaskan bagaimana Alkitab benar-benar Firman
Tuhan. Nama-nama ini memang sangat banyak dan sulit untuk ditelusuri satu persatu,
tetapi bagaimanapun juga, Kejadian 27:40 harus terus diingat, “Engkau akan hidup dari
pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila
engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari
tengkukmu.”

KEJADIAN 37

PENDAHULUAN

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Kitab Kejadian ditutup dengan kisah hidup Yusuf. 14 pasal terakhir dalam kitab
Kejadian inilah yang akan membawa kisah dari keturunan Abraham pergi ke negeri
asing, Mesir. Dan karena dari Mesirlah akhirnya dua juta orang akan keluar dan
membentuk sebuah bangsa, yaitu bangsa Israel. Itu setelah mereka mengalami
perbudakan dari bangsa Mesir selama bertahun-tahun lamanya.

Kisah Yusuf adalah sebuah kisah luar biasa mengenai seorang pemuda yang penuh rasa
takut akan Tuhan. Yusuf merupakan tokoh Alkitab yang sama seperti Daniel, yang
dimana, Alkitab tidak menyinggung dosanya sama sekali. Tentu Yusuf adalah manusia
yang sama dengan yang manusia lain, penuh dengan dosa yang perlu Juru Selamat.
Namun, Alkitab menunjukan kepada kita melalui kisah ini, bagaimana seorang Kristen,
mampu menjadi kesaksian bagi orang banyak di dunia ini melalui hidupnya. Tentu
bukan sebuah rahasia bagaimana seorang politikus tidak ada yang bersih. Justru, kisah
inilah yang akan membawa kita kepada kesimpulan, Yusuf bisa menjadi seorang
Politikus yang bersih karena rasa takut akan Tuhan.

Dengan mempelajari kisah hidup Yusuf, kita akan mendapatkan banyak pelajaran
berharga bagaimana seorang kristen harus hidup. Bagaimana ia menghadapi banyak
cobaan dan ujian, namun tetapi imannya tidak pernah pudar. Godaan dan cobaan
sempurna yang ada dalam 1 Yohanes 2:16 "Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu
keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari
Bapa, melainkan dari dunia" akan ia hadapi. Namun kisah hidupnya, diakhiri dengan
baik. Ya, walaupun Yusuf bukanlah dari garis keturunan Mesias. Namun, hidup Yusuf
akan sangat erat dengan penjagaan garis keturunan itu tersebut.

A. Yusuf, Dicintai ayahnya Dibenci Saudaranya (37:1-4)


1 Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah
Kanaan. 2 Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas
tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba, bersama-
sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri
ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan
saudara-saudaranya. 3 Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang
lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia
menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. 4 Setelah dilihat oleh
saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua
saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya
dengan ramah.

Setelah rentetan kematian yang menguncang hidupnya, Yakub pun akhirnya menetap di
negeri Kanaan. Menariknya, tanah inilah yang nantinya akan menjadi milik mereka,
Bangsa Israel dikemudian hari. Walaupun kisah Yakub secara berakhir ditutup, namun,
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Alkitab tetap menyebut nama ini karena kaitannya dengan bangsa Israel. Pendahuluan ini
membuka tokoh baru yang merupakan nenek moyang bangsa Israel

Yusuf mempunyai arti nama "Kiranya Allah menambahkan". Diceritakan ia adalah


seorang pemuda berumur 17 tahun. Ia mengembalakan domba bersama saudara tirinya,
anak-anak dari Bilha dan Zilpa. Umur yang cukup muda ini telah menjadi kesayangan
ayahnya, Yakub.

Kita sudah tahu bagaimana sikap Yakub yang memfavoritkan anak akan berdampak
dengan sangat buruk. Sebenarnya ia sendiri sadar hal itu tidak pernah baik. Ia seharusnya
mengerti bahwa, sikap favorit ayahnya, Ishak terhadap Esau juga menjadi bencana, tetapi
ia tidak mau belajar dari kesalahan ayahnya itu. Sebagai orang tua, sikap ini harus
dihindari. Menyayangi anak harus seimbang dan tidak berat sebelah. Karena dengan
sikap favorit itu, hanya akan membawa anak menjadi tidak baik.

Bukan hal yang mengherankan kalau semua saudara Yusuf, iri dan benci kepadanya.
Perlakuan istimewa Yakub kepadanya dari kecil membawanya kepada hal menjadi
kenyataan. Terlebih saat Alkitab mencatat Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar
tentang kejahatan saudara-saudaranya, saudara-saudaranya pun semakin membencinya.

Ia menyampaikan kejahatan saudara-saudaranya. Tentu, tidak dicatat, kejahatan apa yang


dilakukan mereka yang dimaksud dalam Alkitab. Tetapi kita dapat melihat, kejahatan ini
bersifat tindakan jahat semata, bukan tindakan kriminal. Kemungkinan ini adalah sikap-
sikap buruk saudaranya di dalam bekerja, dengan melihat bagaimana Yusuf
diperkenalkan sebagai gembala. Mungkin mereka malas atau tidak becus dalam
menjalankan tugasnya.

Kalau kita mencoba memikirkan sikap Yusuf ini, apakah kita mendapat kesan Yusuf
sebagai tukang mengadu? Karena seperti biasa, tukang adu selalu dibenci oleh orang
sekitarnya. Apakah sikap Yusuf ini patut dicontoh? Atau malah, ini adalah sikap yang
tidak pantas untuk dicontoh, karena ia mungkin seorang yang selalu mau tahu urusan
orang lain dan mau menjilat ayahnya supaya dapat disayangi?

Dalam menyampaikan sebuah kebenaran, ada selalu konsekuensi yang membuntutinya.


Namun, bagaimanapun sebuah kebenaran harus disampaikan, suka atau tidak. Apalagi
sebuah kebenaran yang harus disampaikan dalam hal yang merugikan orang lain. Kita
harus segera mengatakan kebenaran itu.

Prinsip ini yang harus kita bisa lihat dalam hal ini. Melihat bagaimana keseluruhkan kisah
hidup Yusuf, kita bisa menyimpulkan dengan mudah bahwa Yusuf tidak pernah punya
tujuan dan maksud tersembunyi dalam melakukan sesuatu. Maka adalah penting untuk
mengerti bagaimana Yusuf dalam melaporkan kejahatan saudaranya, bukan untuk tujuan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mendapatkan hati ayahnya. Tetapi justru ia tahu, bahwa sikap saudaranya perlu diubah
atau setidaknya Yakub bisa bertindak untuk mengubah mereka. Yusuf pastinya bukan
mau berbuat jahat kepada saudara-saudaranya, akan tetapi ia ingin meluruskan perbuatan
kakak-kakaknya dari kesalahan. Kita bisa melihat dari akhir cerita Yusuf, yang tidak
membalas dendam dengan kakak-kakaknya itu. Namun perbuatan Yusuf itulah yang
dibenci saudara-saudaranya.

Kebencian saudara-saudaranya pun bertambah saat Yakub memberikan Jubah Maha


Indah kepada Yusuf. Jubah Maha Indah ini dijelaskan sebagai jubah yang biasa diberikan
kepada seorang raja (2 Sam 13:18). Di dalam KJV, kata jubah maha indah secara literal,
Jubah yang penuh warna warni. Tidak ada penjelasan mengenai jubah warna warni ini,
namun banyak komentator setuju, jubah ini adalah sebuah jubah yang mahal harganya.
Karena jaman dahulu, untuk mewarnai pakaian, mereka mengunakan tumbuhan atau
binatang yang berwarna tertentu. Sebagai informasi, warna ungu adalah warna termahal
untuk membuatnya. Intinya adalah, Yakub memberikan sebuah jubah spesial untuk Yusuf
yang membuat saudara-saudaranya iri kepadanya, bahkan membenci dan tidak mau
menyapanya dengan ramah.

Walupun tidak dijelaskan, namun saat kita merenungkan kehidupan Yusuf saat muda ini,
sangatlah tidak enak. Dibenci orang, walaupun dikasihi ayahnya. Mayoritas
membencinya karena kesalahan Yakub akan sikap favoritnya itu dan karena Yusuf
merupakan anak yang sangat jujur. Bagaimana reaksi kita, saat kita melakukan suatu
kejujuran namun banyak orang yang membenci kita? Coba renungkan!

B. Yusuf dan Dua Mimpinya (37:5-11)


5 Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada
saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya. 6
Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan
ini: 7 Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu
bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas
kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu." 8 Lalu
saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja
atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah
mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu. 9 Lalu ia
memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-
saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan
sebelas bintang sujud menyembah kepadaku." 10 Setelah hal ini diceritakannya
kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya: "Mimpi
apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud
menyembah kepadamu sampai ke tanah?" 11 Maka iri hatilah saudara-
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.

Hidup Yusuf berhubungan dengan mimpi. Dari merosot sampaj menanjaknya hidup
Yusuf, ada hubungannya dengan mimpi. Karena mimpinya, ia akan dijual oleh
saudaranya. Karena mimpi juru minum dan roti, Yusuf lepas dari penjara. Dan karena
Mimpi Firaun, ia menjadi orang kedua di Mesir.

Dua mimpi yang Yusuf katakan jelas membawa dampak yang tidak mengenakan buat
Yusuf. Mimpi pertamanya, Berkas-berkas gandum saudaranya mengelilingi berkas
gandum Yusuf dan sujud menyembah Yusuf. Tanpa penjelasan yang muluk-muluk,
mimpi itu dengan sangat mudah dimengerti bahkan oleh saudara-saudaranya. Tidak heran
mereka berkesimpulan bahwa Saudara-saudara Yusuf akan menyembah Yusuf. Pesan
yang sangat mengena dan membuat saudaranya benar-benar membencinya.

Mimpi keduanya walau tidak spesifik, Matahari, bulan dan 11 bintang akan
menyembahnya. Tentu saja, matahari adalah ayahnya. Bulan adalah ibunya. Dan 11
bintang adalah kesebelas saudaranya. Respon Yakub, walau tidak marah, menjelaskan
bagaimana Yakub tidak suka dengan mimpi tersebut. Yakub pun menegur Yusuf, seakan
berkata, "kenapa kamu bisa memimpikan mimpi semacam itu?"

Bagaimana pun juga, kita tahu mimpi-mimpi Yusuf akan menjadi kenyataan. Tentunya
tidak dalam waktu dekat ini. Saudara-saudaranya iri kepadanya, tetapi Yakub ayahnya,
menyimpan ini di dalam hatinya. Maksudnya, ia masih memikirkan maksudnya, apakah
itu benar-benar akan terjadi atau tidak.

Benarkah mimpi bisa menjadi kenyataan? Apakah orang dapat bermimpi mengenai masa
depan? Akankah Tuhan mengunakan mimpi untuk bertemu dengan manusia? Kita sudah
belajar bahwa, di Zaman Perjanjian Lama, Tuhan mengunakan mimpi untuk
memberitahukan manusia akan sesuatu atau cara Tuhan untuk berkomunikasi dengan
manusia. Banyak nabi Tuhan atau pun Rasul mendapatkan mimpi untuk menulis Alkitab.
Namun, semenjak Alkitab ditulis dengan sempurna, mimpi itu tidak diperlukan lagi.
Banyak orang sekarang mengeluarkan buku mengenai arti mimpi. Apakah kita bisa
mempercayainya? Tentu saja tidak. Mimpi kita saat ini sebenarkan adalah sebuah refleksi
dari segala sesuatu yang pernah kita lihat dan tersimpan di memori. Terkadang adalah
sebuah harapan akan sesuatu. Itu adalah mimpi. Ada kasus mimpi yang benar-benar jadi
kenyataan, namun permasalahannya, kita harus melihat mimpi itu secara luas. Tuhan
tidak perlu lagi memberitahukan manusia mengenai kenyataan di masa depan dengan
mengunakan mimpi.

C. Yusuf dan Tugas dari Yakub (37:12-24)


12 Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya menggembalakan kambing
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
domba ayahnya dekat Sikhem. 13 Lalu Israel berkata kepada Yusuf: "Bukankah
saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah
engkau kusuruh kepada mereka." Sahut Yusuf: "Ya bapa." 14 Kata Israel
kepadanya: "Pergilah engkau melihat apakah baik keadaan saudara-
saudaramu dan keadaan kambing domba; dan bawalah kabar tentang itu
kepadaku." Lalu Yakub menyuruh dia dari lembah Hebron, dan Yusufpun
sampailah ke Sikhem. 15 Ketika Yusuf berjalan ke sana ke mari di padang,
bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang bertanya kepadanya: "Apakah
yang kaucari?" 16 Sahutnya: "Aku mencari saudara-saudaraku. Tolonglah
katakan kepadaku di mana mereka menggembalakan kambing domba?" 17
Lalu kata orang itu: "Mereka telah berangkat dari sini, sebab telah kudengar
mereka berkata: Marilah kita pergi ke Dotan." Maka Yusuf menyusul saudara-
saudaranya itu dan didapatinyalah mereka di Dotan. 18 Dari jauh ia telah
kelihatan kepada mereka. Tetapi sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah
bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya. 19 Kata mereka seorang
kepada yang lain: "Lihat, tukang mimpi kita itu datang! 20 Sekarang, marilah
kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita
katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti,
bagaimana jadinya mimpinya itu!" 21 Ketika Ruben mendengar hal ini, ia
ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka, sebab itu katanya: "Janganlah
kita bunuh dia!" 22 Lagi kata Ruben kepada mereka: "Janganlah tumpahkan
darah, lemparkanlah dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi
janganlah apa-apakan dia" --maksudnya hendak melepaskan Yusuf dari tangan
mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya. 23 Baru saja Yusuf sampai
kepada saudara-saudaranya, merekapun menanggalkan jubah Yusuf, jubah
maha indah yang dipakainya itu. 24 Dan mereka membawa dia dan
melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair.

Saudara-saudara Yusuf dikatakan pergi mengembalakan domba menuju tempat dekat


Sikhem. Yusuf pun dikirim ke sana untuk melaporkan keadaan domba dan saudara-
saudaranya, lalu Yusuf harus melaporkan kepada Ayahnya. Inilah yang kita bisa mengerti
apa yang sering terjadi. Yusuf selalu pergi dengan tujuan khusus yaitu melaporkan
apapun yang terjadi. Kita bisa menduga, inilah yang tiap hari Yusuf kerjakan dan dari
sinilah ia melaporkan kejahatan saudara-saudaranya. Lihat bagaimana Yusuf tidak dapat
menemui mereka di sana, karena saudara-saudaranya pergi ke Dotan. Satu hal yang
mungkin bisa kita mengerti adalah, saudara-saudaranya seharusnya di Sikhem, ayahnya
pun tahu mereka seharusnya pergi ke daerah tersebut. Lalu mengapa mereka ke Dotan?
Ini mungkin salah satu jenis "kejahatan" yang dimaksudkan.

Yusuf pun pergi ke Dotan. Seorang yang mau melakukan perjalanan dari tempat Yusuf
berada menuju Dotan dengan binatang adalah satu hari perjalanan. Saat dari jauh

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
saudara-saudaranya melihat Yusuf, mereka pun berkomplot untuk membunuh Yusuf dan
mengakhiri kisah Yusuf dengan membunuh dan membuangnya ke dalam sumur dan
membiarkanya mati di sana.

Sebagai saudara tertua yang bertanggung jawab akan keluarga, Ruben mencoba mencari
cara untuk membiarkan Yusuf untuk tidak dibunuh. Ia pun beralasan bahwa, sangat tidak
tepat untuk menumpahkan darah. Lebih baik membuang Yusuf ke dalam sumur dan
membiarkan ia mati di sana. Itu adalah argumen yang Ruben bawa untuk menyelamatkan
Yusuf. Ia pun berpikir, nanti ia akan menyelamatkan Yusuf saat saudara-saudaranya
pergi.

Rencana Ruben disetujui, karena begitu Yusuf datang. Mereka mencopot jubah itu dan
melemparkan Yusuf ke dalam sumur yang tidak berair. Kedalaman sumur dipastikan
cukup dalam sehingga Yusuf tidak mungkin dapat keluar tanpa bantuan orang lain.

Apakah Ruben benar-benar saudara yang baik karena Ia ingin menyelamatkan Yusuf dari
rencana pembunuhan itu? Jikalau pun Ruben dengan maksud tulus mau menyelamatkan
Yusuf, Ruben telah gagal menjadi seorang pemimpin. Ia adalah kakak tertua dalam
keluarga itu. Ia mempunyai hak untuk mengambil keputusan yang baik. Ia hanya seorang
pengecut dan tidak berani bertindak untuk kebenaran. Ia juga seorang pencari muka. Dia
bisa saja langsung melarang semua saudaranya untuk membunuh Yusuf, tanpa harus
bertele-tele membuat rencana anehnya. Ia mampu melakukan itu. Ia hanya tidak
mempunyai keberanian, atau ia mempunyai motif lain.

Ia bisa membuat semua adiknya senang akan dirinya, dan jika ia berhasil menyelamatkan
Yusuf dan mengembalikan ke tangan ayahnya, ia pun bisa membuat ayahnya senang. Ia
ingin membuat senang semua orang, tanpa mempedulikan orang lain. Yang terpenting
adalah dirinya sendiri.

Ia pun bisa saja memarahi adik-adiknya yang ingin melakukan itu. Tetapi ia tidak mau
mencari masalah. Ingat kasus Sikhem, kalau ia pun mau mencegah Simeon dan Lewi
adik kandungnya untuk melakukan pembunuhan itu, kasus di Sikhem pun tak akan
terjadi. Tetapi ia ingin menjaga dirinya, supaya ia disukai orang lain. Ia pun takut
mencegah karena saudara-saudaranya berpikir, ia adalah pengecut. Tidak heran, saat
peristiwa Sikhem, ia tidak terlibat dalam hal itu. Intinya, Ruben adalah seorang yang
hanya mementingkan dirinya sendiri, pengecut dan pencari muka.

D. Yusuf Dijual (37:25-36)


25 Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka,
kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilead
dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke Mesir. 26 Lalu kata Yehuda
kepada saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya kalau kita membunuh
adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? 27 Marilah kita jual dia kepada
orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita,
darah daging kita." Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu.
28 Ketika ada saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari
dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua
puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir. 29 Ketika Ruben
kembali ke sumur itu, ternyata Yusuf tidak ada lagi di dalamnya. Lalu
dikoyakkannyalah bajunya, 30 dan kembalilah ia kepada saudara-saudaranya,
katanya: "Anak itu tidak ada lagi, ke manakah aku ini?" 31 Kemudian mereka
mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan
jubah itu ke dalam darahnya. 32 Jubah maha indah itu mereka suruh antarkan
kepada ayah mereka dengan pesan: "Ini kami dapati. Silakanlah bapa periksa
apakah jubah ini milik anak bapa atau tidak?" 33 Ketika Yakub memeriksa
jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya;
tentulah Yusuf telah diterkam." 34 Dan Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu
mengenakan kain kabung pada pinggangnya dan berkabunglah ia berhari-hari
lamanya karena anaknya itu. 35 Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan
berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya:
"Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam
dunia orang mati!" Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya. 36 Adapun
Yusuf, ia dijual oleh orang Midian itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang
pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja.

Tidak lama setelah itu, mereka pun makan. Kita lihat betapa jahat saudara-saudara Yusu.
Mereka masih bisa makan ketika Yusuf menderita di dalam sumur. Namun, nanti kita
lihat bagaimana Yusuf membalas mereka? Mereka pun melihat orang keturunan Ismael,
para pedagang yang berjalan menuju Mesir. Yehuda tiba-tiba mengeluarkan ide yang
akhirnya disetujui oleh semua orang, mungkin kecuali Ruben. Tidak ada penjelasan di
mana Ruben saat itu, yang jelas ia tidak berada di sana. Yehuda menyarankan untuk
menjual Yusuf. Pendapat ini cukup menarik minat semuanya. Mereka mendapat
keuntungan dan juga tidak melakukan tindakan yang brutal.

Ada hal yang cukup menarik untuk disimak. Di ayat 25 dijelaskan bahwa mereka melihat
orang Ismael yang lewat, namun mereka menjualnya kepada Saudagar-saudagar Midian
di ayat 27. Jadi apa yang sebenarnya terjadi? Sebenarnya persoalan ini sangat sederhana.
Orang Ismael dan Midian adalah kelompok yang sama yang diceritakan di sini. Orang
Midian yang merupakan keturunan Ismael. Jadi tidak ada pertentangan di dalam Alkitab
itu.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Yusuf pun dijual dengan harga 30 syikal perak. Ini adalah harga normal seorang budak
laki-laki muda. Lalu pun Yusuf dibawa ke Mesir. Setelah itu Ruben kembali, untuk
menolong Yusuf. Namun saat ia kembali, ia tidak menemukan Yusuf di sana. Ia pun
mengoyakan pakaiannya sebagai tanda menyesal dan bersalah. Kalau kita melihat respon
Ruben terhadap kejadian ini, kita tahu bagaimana Ruben itu. Sebagai kakak tertua,
tentunya ia merasa bertanggung jawab atas semua ini. Namun, yang paling disesali
adalah mengapa ia tidak mencegah saudara-sudaranya dari awal?

Pepatah mengatakan penyesalan selalu datang terlambat. Namun dalam hal rohani, saat
kita tahu Firman Tuhan dengan benar, maka kita tidak akan berjalan di jalan yang salah.
Saat setiap keputusan kita sesuai dengan perintah Tuhan, maka hidup kita pun tidak akan
ada penyesalan. Karena penyesalan selalu berakhir dengan putusnya harapan. Dan sikap
ini adalah bukan sikap seorang Kristen yang baik. Maka, setiap apa pun yang kita
lakukan, ingat lakukan semuanya sesuai dengan perintah Tuhan.

Kejahatan saudaranya akhirnya berakhir dengan rencana untuk membohongi Yakub.


Yakub yang semasa mudanya membohongi ayah dan kakaknya harus mendapatkan hal
yang serupa. Kini anak-anaknya melakukan hal yang sama. Mereka mencelupkan darah
bintang ke jubah indah Yusuf dan membuat Yusuf seakan-akan mati diterkam binatang.
Yakub yang mendapatkan hal itu tahu dan merespon dengan hal yang sudah dapat
diduga. Yakub berkabung dan tidak ada yang bisa menghiburnya.

Yusuf dijual kepada Potifar, pegawai Firaun di Mesir. Firaun adalah sebuah sebutan
untuk raja di Mesir dan bukan nama rajanya. Firaun ini adalah Firaun yang berbeda
dengan Firaun yang melarang Musa untuk pergi dari Mesir. Ini adalah kisah permulaan
hidup Yusuf yang penuh makna dan cerita. Seorang yang terjual oleh saudara-
saudaranya.

KEJADIAN 38

PENDAHULUAN

Walau pun kita tahu bahwa kitab Kejadian Pasal 37-50 menceritakan tentang kehidupan
Yusuf secara khusus. Namun ada satu kisah lain yang tertulis dalam satu pasal di
antaranya, yang tidak menceritakan tentang Yusuf sama sekali. Di mana pasal 38 dari
kitab kejadian ini adalah kisah ini justru merupakan kisah dari seorang pria bernama
Yehuda. Ia adalah kakak Yusuf yang menjual Yusuf kepada saudagar Ismael.

Dengan dicatatnya cerita ini dalam satu pasal, sungguh menimbulkan sebuah pertanyaan
yang perlu dijawab, “apa pentingnya kisah ini?”. Karena pasal ini bukanlah pasal yang
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mudah dicerna, malahan sulit dimengerti oleh banyak orang-orang kristen yang baru.

Setelah melihat kisah Lewi dan Simeon yang memimpin pembunuhan dan penjarahan,
kisah Ruben yang meniduri ibu tirinya, dan kisah saudara-saudara Yusuf yang menjual
saudaranya. Kisah ini justru menambah banyak tanda tanya besar. Mengapa? Ini karena
di dalam cerita ini terdapat kisah seorang ayah yang akhirnya menikahi istri putranya.

Apa yang sebenarnya merupakan tujuan besar dari kisah ini?

Sejak Kejadian Pasal 3, saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Tuhan sudah
menjanjikan seorang JuruSelamat yang akan lahir dari benih wanita untuk menjadi
penebus umat manusia. “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan
perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan
meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Kej 3:15. Dan
sejak saat itu, Tuhan membentangkan sebuah harapan besar akan lepasnya manusia dari
dosa. Dari garis keturunan Adam akan lahir Sang JuruSelamat. Garis keturunan inilah
yang disebut dengan Garis Keturunan Mesias.

Tuhan memilih Abraham dan menjadikannya Bapa segala Bangsa. Kemudian garis ini
dibawa oleh putranya Ishak dari Sarah, bukan Ismael anak Hagar. Ishak memperoleh
anak kembar, Esau dan Yakub, namun Yakub putra bungsunya yang akhirnya membawa
garis keturunan ini. Dan kisah ini menjelaskan hubungan besar mengapa Yehuda bisa
masuk ke dalam garis keturunan Mesias yang tercatat dalam Matius 1:1-3. “Inilah
silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. 2 Abraham memperanakkan
Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-
saudaranya,Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres
memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram...”

Kisah ini adalah kisah yang menjelaskan bagaimana Yehuda merupakan putra yang
menjadi Garis Keturunan Mesias. Bukan Ruben, bukan Lewi, bukan Simeon, bahkan
bukan Yusuf putra kesayangan Yakub. Kisah ini akan menjadi kunci dari hubungan
antara semua hal itu untuk menjelaskan seberapa penting kisah ini.

B. Yehuda dan anak-anaknya (38:1-5)


1 Pada waktu itu Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya dan menumpang
pada seorang Adulam, yang namanya Hira. 2 Di situ Yehuda melihat anak
perempuan seorang Kanaan; nama orang itu ialah Syua. Lalu Yehuda kawin
dengan perempuan itu dan menghampirinya. 3 Perempuan itu mengandung,
lalu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamai anak itu Er. 4 Sesudah itu
perempuan itu mengandung lagi, lalu melahirkan seorang anak laki-laki dan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
menamai anak itu Onan. 5 Kemudian perempuan itu melahirkan seorang anak
laki-laki sekali lagi, dan menamai anak itu Syela. Yehuda sedang berada di
Kezib, ketika anak itu dilahirkan.

Frase “pada waktu itu” menjelaskan apa yang terjadi setelah Yusuf dijual. Namun cerita
tidak fokus terhadap kisah Yusuf, tetapi Yehuda. Yehuda meninggalkan saudara-
saudaranya dan tinggal dengan seorang Adulam (ini merupakan nama tempat di
perbukitan, seorang Adulam maksudnya adalah seorang yang tinggal di sana) yang
bernama Hira. Alkitab tidak membahas dengan rinci kenapa Yehuda pergi, yang jelas
Yehuda tinggal di sana untuk waktu yang cukup lama.

Di sana ia melihat anak perempuan seorang Kanaan bernama Syua, menikahinya dan
mempunyai anak-anak dari perempuan itu. Sesuatu hal yang perlu diperhatikan secara
seksama. Kenapa Yehuda menikahi perempuan Kanaan? Kita sudah mempelajari dari
kisah Abraham, bagaimana ia melarang Ishak untuk menikahi perempuan Kanaan.
Tetapi tampaknya, Yehuda tidak mau peduli dan ambil pusing dengan itu. Ia tetap
menikahi perempuan itu. Hasilnya, Yehuda dikaruniai 3 orang anak. Er (“berjaga-jaga”),
Onan (“kekuatan”) dan Syela (“ditarik keluar dari kandungan/tunas”).

C. Tamar dan Anak-anak Yehuda (38:6-11)


6 Sesudah itu Yehuda mengambil bagi Er, anak sulungnya, seorang isteri, yang
bernama Tamar. 7 Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah jahat di mata
TUHAN, maka TUHAN membunuh dia. 8 Lalu berkatalah Yehuda kepada
Onan: "Hampirilah isteri kakakmu itu, kawinlah dengan dia sebagai ganti
kakakmu dan bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu." 9 Tetapi Onan tahu,
bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti, sebab itu setiap kali ia
menghampiri isteri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia
jangan memberi keturunan kepada kakaknya. 10 Tetapi yang dilakukannya itu
adalah jahat di mata TUHAN, maka TUHAN membunuh dia juga. 11 Lalu
berkatalah Yehuda kepada Tamar, menantunya itu: "Tinggallah sebagai janda
di rumah ayahmu, sampai anakku Syela itu besar," sebab pikirnya: "Jangan-
jangan ia mati seperti kedua kakaknya itu." Maka pergilah Tamar dan tinggal
di rumah ayahnya.

Setelah itu, Alkitab mencatat bahwa Yehuda menjodohkan putranya Er dengan Tamar.
Tentu saja, karena Yehuda masih berada di tempat di mana ia tinggal. Perempuan yang
dinikahkan dengan anaknya pun adalah seorang perempuan Kanaan.

Kesalahan Yehuda sangatlah besar. Ia bukan hanya tidak taat dengan perintah Tuhan
bahwa ia harus menjadi seorang asing dan pedatang. Ia dan keturunannya tidak boleh
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
menikah dengan perempuan lain, yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Ia juga
menurunkan dosa ini kepada anaknya sendiri. Dan sebagai upah dan konsekuensi dari
perbuatannya ini, Yehuda dan anak-anaknya akan menanggung masalah yang sangat
besar.

Kenapa mereka tidak boleh menikah dengan perempuan Kanaan? Di mulai dari
Abraham yang mencarikan istri untuk Ishak dan memerintahkan Eliezer untuk tidak
melakukannya. “Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua dalam
rumahnya, yang menjadi kuasa atas segala kepunyaannya, katanya: "Baiklah
letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu
demi TUHAN, Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi, bahwa engkau
tidak akan mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan
yang di antaranya aku diam...” Kej 24:3-4. Ishak pun melakukan hal yang sama seperti
Ayahnya itu. “Kemudian Ishak memanggil Yakub, lalu memberkati dia serta
memesankan kepadanya, katanya: "Janganlah mengambil isteri dari perempuan
Kanaan.”
Alasan utama adalah pemisahan diri dengan orang-orang yang tidak percaya adalah
karena perempuan Kanaan pada saat itu menyembah berhala. Dengan berteman dengan
orang-orang percaya, kebiasaan orang-orang percaya akan akan dipengaruhi dengan
orang-orang yang tidak percaya. Seperti Firman Tuhan mengatakan kepada kita,
“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” 1
Kor 15:33. Bagaimana lingkungan kita? Apakah lingkungan kita mempengaruhi kita.

Ada orang yang mengatakan, guru akan menikah dengan guru dan dokter pun akan
menikah dengan dokter. Itu sebenarnya cukup benar. Dan kalau kita melihat hal ini, kita
akan mengerti bagaimana pergaulan kita terkadang menentukan masa depan kita. Kita
coba lihat Yehuda, datang ke tempat ini. Untuk apa? Untuk apa ia pergi meninggalkan
ayahnya untuk pergi dengan temannya? Ia justru membawa hal yang buruk untuknya.
Seperti menikah dengan perempuan Kanaan. Sama seperti itu, kita harus mengubah
pergaulan kita untuk menghindari pencobaan dan untuk membuat hidup kita tidak
menjadi rusak.

Er pun menikahi Tamar karena hal itu. Namun, Er, putra pertama Yehuda melakukan hal
yang jahat di mata Tuhan. Maka Tuhan membunuh dia. Hal yang sama terjadi dengan
putra kedua Yehuda. Ketika Er meninggal, ia menyuruh Onan untuk menikahi Tamar
dengan harapan untuk meneruskan keturunan Er. Namun Onan menolak untuk
melakukannya, malahan ia membuang maninya setiap kali ia berhubungan dengan
isterinya. Ia berpikir bahwa jika pun Ia mempunyai anak dengan Tamar, anak itu akan
meneruskan nama Er dan bukan namanya. (Ini adalah salah satu kebudayaan di negeri
itu, mungkin hal yang sama dengan kebudayaan yang ada di Indonesia, disebut “Turun
Ranjang”). Namun hal itu jahat di mata Tuhan. Itu merupakan kekejian buat Tuhan.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Maka Tuhan pun membunuhnya.

Sebenarnya permasalahan Onan, mengapa ia dibunuh, bukan cuma semata-mata apa


yang ia lakukan, secara tidak langsung dari ketidaktaatannya kepada Tuhan. Kita tahu
bahwa keturunan Yehuda menentukan garis keturunan Mesias. Dengan menolak
memberikan anak, ia secara sadar atau tidak telah menghalang-halangi kehendak Tuhan
dalam hidup Yehuda. Dan akibatnya, Onan pun harus mati dibunuh oleh Tuhan. Sikap
Onan pun harus kita waspadahi, ia mementingkan dirinya sendiri. Karena ia tidak mau
menolong kakaknya untuk meneruskan keturunan kakaknya.

Pertanyaan mungkin muncul. Kenapa Tuhan membunuh orang? Kata membunuh yang
ada di dalam Alkitab saat menjelaskan kisah seperti ini, secara sederhana hanyalah kata
yang menjelaskan bahwa Tuhan mencabut nyawanya. Tidak dijelaskan bagaimana
kematian mereka, kemungkinan besar dengan sebuah penyakit. Tuhan yang menentukan
hidup seseorang.

Beberapa ayat di atas menjelaskan banyak hal yang harus kita pikirkan dan renungkan
bersama-sama. Bagaimana hidup kita di mata Tuhan? Apakah kita “Jahat” di mata
Tuhan? Alkitab memang tidak mencatat mengenai apa yang sebenarnya dilakukan oleh
Er dan namun dengan jelas apa yang dilakukan Onan. Namun kesimpulannya adalah,
kita bisa melihat bagaimana hidup dan mati seseorang ditentukan oleh Tuhan. “Takut
akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek.”
Amsal 10:27.

Hanya bagaimana kita harus menyingkapinya? Apakah Tuhan senang dengan hidup kita?
Apakah Tuhan suka dengan apa yang kita lakukan? Coba pikirkan, apakah kita hidup
dalam kehendakNya? Berjalan sesuai dengan Firman Tuhan. Kalau tidak, kita perlu
merenungkan bagaimana seharusnya kita hidup. Tuhan tidak menuntut kita menjadi
manusia sempurna. Tuhan menuntut kita untuk hidup kudus, sama seperti Tuhan yang
kudus. Kita harus hidup dengan hidup yang Takut akan Tuhan. Karena jika kita hidup
dengan perasaan ini, kita tahu bagaimana Tuhan akan menolong hidup kita. Saat kita
hidup berkenan di hadapan Tuhan, maka Tuhan pun akan memberikan kesempatan
kepada kita untuk hidup melayaniNya.

Setelah kejadian yang begitu mengerikan itu. Yehuda pun meminta Tamar untuk kembali
ke rumah orang tuanya. Tamar harus menjanda, sampai Syela anaknya yang terakhir
besar untuk dapat menikahinya. Kita tidak tahu persis apakah yang dilakukan Yehuda
adalah sebuah janji kepada Tamar. Namun, apa yang terlihat, Yehuda hanya ingin
mengusir Tamar dari rumahnya. Ia mungkin merasa dengan menikahi Tamar, kedua
putranya meninggal. Dan ia tidak mau hal yang serupa terjadi kepada putra terakhirnya.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

D. Yehuda Dan Tamar (38:12-23)


12 Setelah beberapa lama matilah anak Syua, isteri Yehuda. Habis berkabung
pergilah Yehuda ke Timna, kepada orang-orang yang menggunting bulu
domba-dombanya, bersama dengan Hira, sahabatnya, orang Adulam itu. 13
Ketika dikabarkan kepada Tamar: "Bapa mertuamu sedang di jalan ke Timna
untuk menggunting bulu domba-dombanya," 14 maka ditanggalkannyalah
pakaian kejandaannya, ia bertelekung dan berselubung, lalu pergi duduk di
pintu masuk ke Enaim yang di jalan ke Timna, karena dilihatnya, bahwa Syela
telah menjadi besar, dan dia tidak diberikan juga kepada Syela itu untuk
menjadi isterinya. 15 Ketika Yehuda melihat dia, disangkanyalah dia seorang
perempuan sundal, karena ia menutupi mukanya. 16 Lalu berpalinglah Yehuda
mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu serta berkata: "Marilah, aku
mau menghampiri engkau," sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu
menantunya. Tanya perempuan itu: "Apakah yang akan kauberikan kepadaku,
jika engkau menghampiri aku?" 17 Jawabnya: "Aku akan mengirimkan
kepadamu seekor anak kambing dari kambing dombaku." Kata perempuan itu:
"Asal engkau memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya
kepadaku." 18 Tanyanya: "Apakah tanggungan yang harus kuberikan
kepadamu?" Jawab perempuan itu: "Cap meteraimu serta kalungmu dan
tongkat yang ada di tanganmu itu." Lalu diberikannyalah semuanya itu
kepadanya, maka ia menghampirinya. Perempuan itu mengandung dari
padanya. 19 Bangunlah perempuan itu, lalu pergi, ditanggalkannya
telekungnya dan dikenakannya pula pakaian kejandaannya. 20 Adapun
Yehuda, ia mengirimkan anak kambing itu dengan perantaraan sahabatnya,
orang Adulam itu, untuk mengambil kembali tanggungannya dari tangan
perempuan itu, tetapi perempuan itu tidak dijumpainya lagi. 21 Ia bertanya-
tanya di tempat tinggal perempuan itu: "Di manakah perempuan jalang, yang
duduk tadinya di pinggir jalan di Enaim itu?" Jawab mereka: "Tidak ada di
sini perempuan jalang." 22 Kembalilah ia kepada Yehuda dan berkata: "Tidak
ada kujumpai dia; dan juga orang-orang di tempat itu berkata: Tidak ada
perempuan jalang di sini." 23 Lalu berkatalah Yehuda: "Biarlah barang-
barang itu dipegangnya, supaya kita jangan menjadi buah olok-olok orang;
sungguhlah anak kambing itu telah kukirimkan, tetapi engkau tidak menjumpai
perempuan itu."

Kemudian Istri Yehuda pun mati. Tidak dijelaskan berapa lama “habis kabung”,
akhirnya Yehuda pergi untuk mengunting bulu-bulu domba. Ini sebuah perayaan dari
sebuah panen hasil ternak yang ia punya. Ia pergi bersama Hira, sahabatnya itu. Ini salah
satu contoh bagaimana pergaulan Yehuda yang menjadi buruk. Karena di tempat ini ia
akan berzinah dengan orang yang disangka wanita penghibur.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

Kepergian Yehuda ke Timna terdengar oleh Tamar yang masih menanti-nantikan Syela
untuk menikahinya. Entah siapa orang itu, ia memberitahukan kepada Tamar akan
keberadaan ayah mertuanya itu. Ketika ia melihat bahwa Syela, putra terakhir Yehuda
yang seharusnya dinikahkan dengannya sudah besar. Namun tidak dinikahkan
kepadanya, sesuai janji Yehuda kepadanya.
Tamar merancang sebuah ide untuk menjebak Yehuda. Tamar melepaskan pakaian
jandanya, lalu menyamar menjadi wanita penghibur dengan menutup mukanya. Yehuda
pun menanggapinya, ia mengajak Tamar untuk tidur dengannya. (Tentu, kalau Yehuda
bisa bersimpulan bahwa Tamar seorang wanita penghibur, kemungkinan ada wanita
penghibur lain di tempat itu. Ini pun menjelaskan bagaimana Yehuda hidup, dan ini
pastinya bukan pertama kalinya ia melakukan ini.) Namun Tamar meminta bayaran
layaknya seperti wanita pengibur. Yehuda menjanjikan seekor anak kambing kepadanya.
Namun, Tamar menaruh siasat. Ia meminta sebuah jaminan, agar Yehuda
memberikannya anak kambing itu. Yehuda pun menanyakannya, Tamar meminta Cap
meterai serta kalung dan tongkat yang ada di tangannya. Yehuda pun menyetujuinya.

Keesokan harinya, Tamar lalu pergi meninggalkan Yehuda dan kembali memakai
pakaian jandanya lagi. Yehuda pun mengirim orang untuk menebus barang-barang
miliknya dengan membawa anak kambing. Namun, orang kirimannya tidak dapat
menemuinya. Karena tidak ada perempuan penghibur di sana. Yehuda pun tidak mau
ambil pusing. Ia merelakan tanda pengenalnya, lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Sebenarnya, apa yang telah dilakukan Tamar? Mengapa ia harus melakukan hal itu?
Apakah karena haknya yang terambil, Syela yang seharusnya menjadi suaminya saat
besar tidak diberikan kepadanya? Apakah karena ia merasa ditipu oleh ayah mertuanya?
Apakah ia ingin membalas dendam dengan ayah mertuanya? Apa pun alasannya,
tindakannya untuk menipu Yehuda tidak bisa dicontoh dan diterima. Ia menipu,
melacurkan dirinya.

Di zaman itu, menjadi seorang janda adalah sesuatu yang sangat buruk. Kebanyakan
orang bahkan menganggap menjadi seorang janda adalah sebuah kutuk. Apalagi, kesan
Tamar yang tidak begitu baik. Menikah dua kali, kedua suaminya meninggal dunia. Ini
merupakan salah satu alasan mengapa Tamar ingin kembali ke keluarga Yehuda. Ia ingin
mengembalikan kehormatannya dengan memiliki seorang suami. Ia ingin kembali
mendapatkan masa depan yang lebih baik, mungkin dengan keuangan yang dimiliki
Yehuda. Ia ingin kembali diakui. Bukan sebagai janda yang dianggap terkutuk, tetapi
sebagai seorang yang terhormat. Maka, ia pun melakukan apa saja untuk mengembalikan
hal itu.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Di zaman sekarang, kita melihat berbagai cara yang dilakukan manusia untuk memenuhi
ego mereka. Mereka tidak lagi peduli dengan tata krama, moral, atau apa pun itu selama
mereka mendapat keuntungan. Status sosial menjadi nomer satu, uang menjadi
segalanya. Bagaimana pun caranya, mereka harus mendapatkan segala sesuatu yang
mereka inginkan. Tidak peduli dengan apa pun yang dilakukan, meskipun hal yang
dilakukannya adalah sebuah dosa. Menipu, menjilat, mencuri, dan berbagai cara lainnya
akan ditempuh, selama itu diperlukan. Ini karakter yang didapatkan dari seorang Tamar.

Apakah sebagai orang kristen, kita seperti itu? Bagaimana kita menyingkapi hidup kita?
Masalah boleh saja datang, tetapi itu bukan alasan untuk melakukan hal yang tidak
sesuai dengan kehendak Tuhan. Atau bahkan melakukan hal yang tidak berkenan kepada
Allah hanya karena harta dunia yang menawarkan banyak cerita.

E. Yehuda dan Konsekuensi dosanya (38:24-26)


24 Sesudah kira-kira tiga bulan dikabarkanlah kepada Yehuda: "Tamar,
menantumu, bersundal, bahkan telah mengandung dari persundalannya itu."
Lalu kata Yehuda: "Bawalah perempuan itu, supaya dibakar." 25 Waktu
dibawa, perempuan itu menyuruh orang kepada mertuanya mengatakan: "Dari
laki-laki yang empunya barang-barang inilah aku mengandung." Juga
dikatakannya: "Periksalah, siapa yang empunya cap meterai serta kalung dan
tongkat ini?" 26 Yehuda memeriksa barang-barang itu, lalu berkata: "Bukan
aku, tetapi perempuan itulah yang benar, karena memang aku tidak
memberikan dia kepada Syela, anakku." Dan ia tidak bersetubuh lagi dengan
perempuan itu.

Rencana penipuan yang dilakukan Tamar akan terlihat hasilnya di sini. Kira-kira tiga
bulan setelah kejadian itu. Kabar Tamar melakukan persundalan sampai ke telingga
Yehuda. Tamar itu diceritakan masih merupakan menantunya. Seorang wanita yang
melakukan persundalan, bahkan mempunyai anak karena itu pantas dihukum mati.
Yehuda pun menyuruh orang untuk membawa perempuan itu untuk dibakar.

Namun, sepertinya, kabar ini sengaja diciptakan Tamar untuk membawa Tamar ke
hadapan Yehuda. Ini supaya, rencananya dapat berhasil. Tamar pun telah menyiapkan
segalanya, ia pun memberikan sebuah petunjuk mengenai siapa laki-laki itu. Ia
memberikan cap materai dan kalung serta tongkat kepunyaan Yehuda. Saat Yehuda
melihat barang miliknya, ia pun terkejut dan menyadari kesalahannya. Ia mengakui
bahwa, ini adalah kesalahan Yehuda yang tidak memberikan Syela kepada Tamar sesuai
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
janji yang pernah ia katakan kepada Tamar.

F. Yehuda dan Akhir Kisahnya (38:27-30)


27 Pada waktu perempuan itu hendak bersalin, nyatalah ada anak kembar
dalam kandungannya. 28 Dan ketika ia bersalin, seorang dari anak itu
mengeluarkan tangannya, lalu dipegang oleh bidan, diikatnya dengan benang
kirmizi serta berkata: "Inilah yang lebih dahulu keluar." 29 Ketika anak itu
menarik tangannya kembali, keluarlah saudaranya laki-laki, dan bidan itu
berkata: "Alangkah kuatnya engkau menembus ke luar," maka anak itu
dinamai Peres. 30 Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya
telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah.

Tamar pun melahirkan dua anak kembar. Uniknya, saat mau melahirkan, seorang dari
anak itu mengeluarkan tangannya. Lalu diikat dengan benang merah ditangannya. Bidan
yang membantu mengandung ini mengatakan bahwa bahwa anak yang mengeluarkan
tangannya itu lebih dulu keluar. Namun saat tangan anak ini masuk lagi tiba-tiba, anak
satu lagi yang keluar duluan. Nama anak ini Peres (“patahan”) dan baru setelah itu anak
keduanya menyusul, ia memberi nama Zerah (“muncul”).

Kisah ini berakhir dengan seperti ini. Namun, kita melihat bagaimana rencana Allah
terlihat jelas dalam hidup Yehuda. Yehuda dan Tamar hanya orang-orang yang berdosa
yang tidak layak mendapat kasih karunia Tuhan. Tapi secara luar biasa Tuhan memakai
mereka untuk membawa garis keturunan Mesias.

Matius 1:1-16.
1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. 2 Abraham
memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan
Yehuda dan saudara-saudaranya, 3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari
Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, 4 Ram
memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason
memperanakkan Salmon, 5 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas
memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, 6 Isai
memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, 7
Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia
memperanakkan Asa, . . .16. Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang
melahirkan Yesus yang disebut Kristus.

Kita bisa melihat ada 3 nama wanita yang menjadi pembawa garis keturunan Mesias.
Tamar, wanita yang hari ini kita pelajari. Rahab, seorang wanita tunasusila. Dan Rut,
seorang wanita Moab. Mereka adalah wanita-wanita yang jauh dari kata sempurna,
namun Tuhan memakai mereka untuk membawa garis keturunan Mesias.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

Tuhan tidak pernah melihat siapa kita, masa lalu kita, apa yang bisa kita kerjakan, apa
yang telah kita lakukan. Tuhan tidak pernah melihat kemampuan kita. Tuhan bukanlah
Tuhan yang memandang muka. Kalau kita memikirkan Tuhan saja memakai orang-orang
seperti ini, ia pastinya mau memakai siapa saja yang berkenan kepadaNya. Siapa saja
yang mau melayani-Nya. Tuhan pun bisa memakai siapa saja untuk kemuliaan Nama-
Nya.

Pertanyaannya adalah, apakah kita mau melakukannya?


Apakah kita mau menjadi bejana yang siap dibentuk oleh Tuhan untuk kemuliaan nama
Tuhan?

Jangan pernah menganggap diri kita rendah karena masa lalu kita, tetapi sekarang kita
harus melihat dan memandang Tuhan untuk melakukan yang terbaik di masa depan kita.

KEJADIAN 39-40

PENDAHULUAN

Kisah Yusuf adalah sebuah kisah yang penuh dengan pelajaran yang sangat berharga.
Terutama mengenai bagaimana keMahaKuasaan Tuhan yang sangat nyata di dalam
kehidupannya. Kepingan-kepingan kisahnya satu persatu membuka tabir yang sangat
bermakna, bagaimana seluruh hidupnya berada di tangan Tuhan yang berkuasa atas
segalanya. Ia dibenci saudara-saudaranya, dijual oleh mereka ke saudagar Ismael,
difitnah istri majikannya, dimasukan ke dalam penjara, namun akhirnya ia diangkat
menjadi orang kedua di tanah Mesir. Sungguh, kisahnya secara utuh akan membawa
kesimpulan yang sama dengan Yusuf saat berkata kepada saudara-saudaranya.
“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah
mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi
sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” Kejadian 50:20.

Satu hal yang bisa kita lihat dengan jelas tentang diri Yusuf adalah rasa takutnya akan
Tuhan. Dan ini tercermin dengan bagaimana Alkitab mencatat kisah Yusuf ini. Sama
dengan kisah Daniel, Alkitab tidak ada sedikitpun menceritakan tentang keburukannya
atau dosanya. Ini bukan berarti ia manusia sempurna, namun Alkitab dengan sengaja
tidak mencatat hal itu, untuk menunjukan kepada kita bagaimana sebagai orang Kristen,
kita mampu menjadi terang dan garam untuk dunia yang gelap dan membusuk ini.

1. YUSUF DI RUMAH POTIFAR (39:1-23)


A. Yusuf disertai TUHAN (39:1-6a)
1 Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael
yang telah membawa dia ke situ. 2 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia
menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia
di rumah tuannya, orang Mesir itu. 3 Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf
disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang
dikerjakannya, 4 maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani
dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya
diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. 5 Sejak ia memberikan kuasa dalam
rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah
orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala
miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang. 6 Segala miliknya
diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah
lagi mengatur apa-apapun selain dari makanannya sendiri.

Kejadian 37 ditutup dengan menjelaskan...”Adapun Yusuf, ia dijual oleh orang Midian


itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja.”
Dan dengan interupsi cerita Yehuda, kisah Yusuf kembali lagi diceritakan. Ia menjadi
pekerja di tempat Potifar, seorang kepala pengawal raja.

“Tetapi TUHAN menyertai Yusuf” adalah sebuah pernyataan yang sangat besar,
sekaligus sangat istimewa. Yusuf telah dijual, dan dibeli lagi oleh orang lain. Ia telah
menjadi budak, namun Tuhan menyertainya. Bahkan Alkitab mencatat bagaimana apa
yang dikerjakan oleh Yusuf berhasil. Apa pun yang ia kerjakan. Dari hal yang paling
kecil sampai hal yang paling besar. Tetapi Alkitab tidak berhenti sampai disitu. Firman
Tuhan juga menjelaskan bahwa, tuannya pun dapat melihat bahwa Yusuf disertai Tuhan
dan ia mendapatkan kepercayaan khusus dari tuannya. Dikatakan juga bahwa, Yusuf
menjadi kepala dari segala kepala di rumah itu, bahkan Pofitar tidak perlu melakukan
apa-apa kecuali makanannya sendiri.

Coba kita renungkan, seorang budak yang dibeli dengan harga murah, apa yang bisa ia
lakukan? Apa signifikan dari pekerjaan seorang budak biasa, sehingga tuannya bisa
memperhatikannya? Bagaimana kalau ia seorang yang hanya dijadikan seorang
pembantu yang mengurus hal-hal kecil, bagaimana tuannya bisa melihat apa yang ia
lakukan selalu berhasil? Kita harus selalu ingat bagaimana Tuhan menyertainya,
Tuhanlah juga yang akan mengatur segalanya agar tuannya memperhatikannya. Ini
adalah kemahakuasan Tuhan. Akan tetapi jangan pernah lupa, ada tanggung jawab
manusia di dalamnya. Yusuf pastinya juga sangat rajin dan melakukan segalanya sebaik-
baiknya, dan ini dimulai dari hal yang kecil, sampai akhirnya ia mendapatkan perhatian
tuannya. Ini salah satu contoh yang sangat penting untuk melihat bagaimana tanggung
jawab manusia berjalan sejajar dengan kemahakuasan Tuhan. Kalau Yusuf tidak rajin,
ulet dan tekun, bagaimana juga tuannya tidak akan melihat sesuatu yang spesial darinya.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Ini hal yang perlu kita ingat sama-sama.

Ada beberapa hal yang menarik yang perlu diperhatikan dalam bagaiman kisah Yusuf ini
dimulai. Pertama, kalimat “Tuhan menyertai Yusuf (nya)” yang secara literal adalah
Tuhan bersama dia. Ada sebuah implikasi yang sangat besar dalam pernyataan ini. Kata
ini bukan hanya menunjukan Tuhan selalu ada di dekat seseorang, tetapi Tuhan
mendampingi seseorang seakan-akan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan.
Seperti pasangan yang memang harus terpasang. Inilah artinya Tuhan menyertai
seseorang.

Hal kedua yang perlu diperhatikan baik-baik adalah pada ayat ke-3 “TUHAN membuat
berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya.“ (ayat ini secara literal: Tuhan membuat
yang dikerjakan Tangannya berhasil) dan pada ayat ke-4 “segala miliknya
diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.” Dua kata yang ini “dikerjakannya” dan
“kekuasaan” berasal dari kata yang sama yaitu “TANGAN”. Jadi, kita bisa
menyimpulkan kedua frase ini sangat erat hubungannya. Saat tuannya melihat apa yang
dikerjakan tangan Yusuf berhasil, maka ia menyerahkan segala sesuatu ke tangan Yusuf
dengan harapan yang sama. Dan benar, Firman Tuhan sendiri menjelaskan, “Tuhan
memberkati orang Mesir ini karena Yusuf.” Ini maksudnya, menjadi saluran berkat buat
orang lain. Sebagai catatan kecil, ini juga menjelaskan bagaimana ia menjadi TANGAN
kanan tuannya.

Apa pentingnya Tuhan menyertai seseorang? Apakah keberhasilan? Kita perlu ingat,
bukanlah suatu formula bahwa keberhasilan dalam suatu hal terhadap seseorang itu
adalah sebuah indikasi seseorang disertai oleh Tuhan, atau sebaliknya, jika Tuhan tidak
menyertai seseorang maka seseorang akan selalu gagal. Namun, pelajaran yang berharga
yang kita dapatkan adalah, jika seorang disertai Tuhan ia akan disebut berbahagia. Apa
maksudnya? Alkitab memberikan kita banyak sekali ayat yang membantu kita mengerti
akan bagaimana “SUKSES” di Mata Allah.

Pertama, ia menyukai Firman Tuhan. Ia berjalan bersama Tuhan. Apa yang dilakukannya
sesuai dengan Firman Tuhan. Maka Tuhan pun akan menyertainya. Firman Tuhan
berkata, Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang
tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan
pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan
Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang
menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang
diperbuatnya berhasil. Mazmur 1:1-3.

Seorang yang mengetahui Firman Tuhan akan tahu apa yang terbaik di dalam hidupnya.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Ia mengerti apa yang baik dan apa yang jahat. Ia pun tahu apa yang sesuai atau tidak
dengan Firman Tuhan. Karena Firman Tuhan adalah kunci dari segala pengetahuan.
Teologia (ilmu tentang Allah) adalah ilmu tertinggi di dunia. Firman Tuhan adalah isi
hati Tuhan, perkataan Tuhan, yang diinspirasi dan ditulis untuk manusia. Maka, dengan
merenungkan Firman Tuhan siang dan malam artinya adalah hidup dengan sesuai apa
yang Tuhan mau kita lakukan.

Karena secara logika saja kita bisa mengerti, seorang yang hidupnya sejalan dengan
Tuhan, menaati Firman Tuhan, maka Tuhan Allah yang menginspirasikan FirmanNya
kepada manusia tentu akan berjalan dengan dia. Hasilnya, orang itu akan berbahagia dan
berhasil. Dan keberhasilan ini bukan apa yang dinilai dengan manusia, karena manusia
itu subjektif (Keberhasilan seseorang tidak sama standarnya dengan keberhasilan
manusia lainnya). Tetapi keberhasilan yang dimaksud adalah keberhasilan di mata
Tuhan. Dan itulah yang terpenting di dalam hidup manusia. Janganlah engkau lupa
memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya
engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab
dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Joshua
1:8.

Kedua, ia selalu mengandalkan Tuhan. Apa pun yang ia lakukan, selalu ia mencari
Tuhan. Ini adalah kuncinya. Ia tidak mengandalkan dirinya sendiri, ia mengandalkan
Tuhan. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya
pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan
akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik,
yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak
berhenti menghasilkan buah. Yeremia 7:7-8. Bagaimana pun masalah yang
dihadapinya, ia akan terus mengandalkan Tuhan di dalam hidupnya. Mengandalkan
Tuhan salah satu buktinya adalah dengan berdoa. Doa adalah bukti nyata bahwa kita
tidak mengandalkan diri kita sendiri, tetapi mengandalkan Tuhan. Karena dengan berdoa
senantiasa, kita mengakui bahwa Tuhan memegang kendali atas hidup kita, masa lalu
mau pun masa depan kita. Itu adalah alasan kenapa kita berdoa.

Dua hal ini adalah kunci “sukses” di Mata Tuhan. Di mana kita akan diberkati oleh
Tuhan. Sama seperti Yusuf muda ini, ia sukses di dalam hidupnya. Hal terbesar dalam
kesuksesannya sebenarnya bukan semata-mata karena apa yang dikerjakannya selalu
berhasil. Tetapi juga saat orang lain melihat bahwa “Tuhan bersertanya”. Ini kesuksesan
terbesar di dalam hidupnya. Ia memuliakan Tuhan dalam hidupnya. Bagaimana orang
melihat hidup kita? Apakah orang lain melihat hidup kita sebagai hidup yang penuh
berkat atau sebaliknya? Apakah kita saluran berkat untuk orang lain?

B. Yusuf dicobai (39:6b-23)


154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
...Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya. 7 Selang beberapa
waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah
tidur dengan aku." 8 Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya
itu: "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah
ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, 9 bahkan di
rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak
diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya.
Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat
dosa terhadap Allah?" 10 Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk
Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan
bersetubuh dengan dia. 11 Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah
untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun tidak
ada di rumah. 12 Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata:
"Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan
perempuan itu dan lari ke luar. 13 Ketika dilihat perempuan itu, bahwa Yusuf
meninggalkan bajunya dalam tangannya dan telah lari ke luar, 14
dipanggilnyalah seisi rumah itu, lalu katanya kepada mereka: "Lihat,
dibawanya ke mari seorang Ibrani, supaya orang ini dapat mempermainkan
kita. Orang ini mendekati aku untuk tidur dengan aku, tetapi aku berteriak-
teriak dengan suara keras. 15 Dan ketika didengarnya bahwa aku berteriak
sekeras-kerasnya, ditinggalkannyalah bajunya padaku, lalu ia lari ke luar." 16
Juga ditaruhnya baju Yusuf itu di sisinya, sampai tuan rumah pulang. 17
Perkataan itu jugalah yang diceritakan perempuan itu kepada Potifar, katanya:
"Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari itu datang kepadaku untuk
mempermainkan aku. 18 Tetapi ketika aku berteriak sekeras-kerasnya,
ditinggalkannya bajunya padaku, lalu ia lari ke luar." 19 Baru saja didengar
oleh tuannya perkataan yang diceritakan isterinya kepadanya: begini begitulah
aku diperlakukan oleh hambamu itu, maka bangkitlah amarahnya. 20 Lalu
Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat
tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana. 21
Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya,
dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu. 22 Sebab itu kepala
penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan
segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya. 23
Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada
Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat
TUHAN berhasil.

Yusuf itu adalah seorang pria yang tampan dan mempunyai kepribadian yang baik. Kata
“elok” ini adalah kata yang sama saat Alkitab mendeskripsikan ibunya, Rahel di
Kejadian 29:17 “Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
parasnya.” Tidak heran, istri Potifar tertarik dengan Yusuf. Bahkan, bernafsu kepada
Yusuf.

Tidak bisa dipungkiri, banyak orang sependapat untuk mengatakan godaan terbesar laki-
laki adalah “3TA” (harta, tahta, dan wanita). Tetapi ini bukan berarti wanita tidak
terjebak di dalamnya. Hanya kontek cerita Yusuf sepertinya sesuai dengan ketiga hal ini.
Yusuf harus menghadapi cobaan-cobaan yang terbesar terhadapnya. Namun, ia berhasil.
Karena ia takut akan Tuhan.

Ia menjadi orang kesayangan Potifar, segala hal diberikan kepadanya di bawah


kekuasaannya. Ini adalah Tahta (kekuasaan). Ia pun mendapatkan apa yang terbaik, dan
tentu saja tangan kanan Potifar ini pun pasti mempunyai banyak Harta. Namun, ia tetap
setia kepada Tuhan walau pun dengan segala yang ada. Namun, kali ini ia harus digoda
oleh seorang wanita. Istri majikannya.

Istri Potifar akhirnya mencobai Yusuf dan mengajak Yusuf untuk tidur dengannya.
Namun Yusuf menolaknya. Tentu tidak mungkin karena ia jelek atau bukan tipe Yusuf.
Justru kemungkinan ia merupakan tipe wanita Yusuf dan ia pun pastinya cantik (karena
Potifar adalah kepala penjaga kerajaan Mesir, tidak mungkin istrinya tidak cantik). Iblis
akan mencobai manusia sesuai dengan apa yang menjadi kelemahan manusia itu. Ia tidak
akan mencobai orang yang tidak merokok dengan merokok. Tidak suka main judi
dengan judi. Ia tahu bagaimana manusia akan sampai titik terlemah untuk melakukan
dosa itu. Itulah yang terjadi. Yusuf justru digodai seseorang yang pastinya menarik
perhatian Yusuf.

Namun Yusuf menolak. Dan kita harus belajar darinya, bagaimana ia menjawab godaan
itu. Ia tidak bilang bahwa, “jangan, nanti ketahuan”, atau “saya takut ketahuan”, atau
“saya tidak berani”, atau “saya tidak mau mengianati tuan”, atau jawaban-jawaban
sejenisnya. Ia menjawab, “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang
besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" Lihat, ia tidak menjawab dengan melihat
dan mempertimbangkan kepentingannya sendiri, tetapi ia melihat bagaimana hal itu
merupakan dosa terhadap Tuhan. Ini adalah hal yang ia pedulikan. Dan dengan
mentalitas Takut akan Tuhan ini, walau pun ia digodai berulang-ulang, ia tetap tidak
akan melakukan dosa itu.

Sampai hari terakhir, istri Potifar membujuknya lagi saat tidak ada seorang pun di
rumah. Sampai-sampai ia melepaskan baju Yusuf (ingat di jaman tersebut, baju mereka
berlapis-lapis). Yusuf pun tidak mau mengambil kesempatan, ia malahan lari
meninggalkan baju itu. Namun, hari itu, istri Potifar sudah merasa terhina. Ia tidak punya
pilihan lain untuk menunjukan kekesalannya. Ia pun mencoba menfitnah Yusuf. Ia
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
berteriak dan membuat semua orang tahu bahwa Yusuf lah yang ingin memperkosanya.
Ia mengarang cerita menunjukan bahwa Yusuf lari saat ia berteriak dan meninggalkan
bajunya.

Saat tuannya, Potifar pulang dan mendengar cerita itu. Ia menjadi sangat marah.
Pertanyaannya, kepada siapa ia marah? Kepada Yusuf orang kepercayaannya? Atau
kepada siapa? Sekilas kita melihat bahwa Potifar marah kepada Yusuf, padahal
sebenarnya tidak. Kemungkinan besar, Potifar sendiri tahu siapa dan bagaimana istrinya,
ia tahu bahwa itu adalah ulah dari istrinya. Kenapa kita bisa menyimpulkan hal itu?
Pertama, Potifar tidak membunuh Yusuf. Coba kita bayangkan, jika seorang penguasa
mengetahui budaknya yang tidak ada harganya pada zaman itu ingin memperkosa
istrinya, kira-kira apa yang bisa ia lakukan? Tentu saja ia akan membunuhnya. Tetapi
tidak dengan Potifar saat ini. Kedua, Potifar dengan sengaja menempatkan Yusuf ke
dalam penjara. Dan ini bukan kebetulan, ini adalah penjara para tahanan raja. Kenapa
harus di sana? Kenapa tidak di tempat kriminal kecil? Alasannya sederhana, karena
Potifar adalah kepala penjara di sana.

Jadi bukan hal yang mengherankan jika akhirnya kepala penjara itu pun mempercayakan
semua tahanannya ke tangan Yusuf. Karena Tuhan yang menyertai Yusuf dan campur
tangan akan apa yang sebenarnya terjadi di dalam hidup Yusuf.

2. YUSUF DI DALAM PENJARA (40:1-23)


A. Yusuf dan Mimpi Juru Minuman (40:1-15)
1 Sesudah semuanya itu terjadilah, bahwa juru minuman raja Mesir dan juru
rotinya membuat kesalahan terhadap tuannya, raja Mesir itu, 2 maka murkalah
Firaun kepada kedua pegawai istananya, kepala juru minuman dan kepala juru
roti itu. 3 Ia menahan mereka dalam rumah kepala pengawal raja, dalam
penjara tempat Yusuf dikurung. 4 Kepala pengawal raja menempatkan Yusuf
bersama-sama dengan mereka untuk melayani mereka. Demikianlah mereka
ditahan beberapa waktu lamanya. 5 Pada suatu kali bermimpilah mereka
keduanya--baik juru minuman maupun juru roti raja Mesir, yang ditahan
dalam penjara itu--masing-masing ada mimpinya, pada satu malam juga, dan
mimpi masing-masing itu ada artinya sendiri. 6 Ketika pada waktu pagi Yusuf
datang kepada mereka, segera dilihatnya, bahwa mereka bersusah hati. 7 Lalu
ia bertanya kepada pegawai-pegawai istana Firaun yang ditahan bersama-
sama dengan dia dalam rumah tuannya itu: "Mengapakah hari ini mukamu
semuram itu?" 8 Jawab mereka kepadanya: "Kami bermimpi, tetapi tidak ada
orang yang dapat mengartikannya." Lalu kata Yusuf kepada mereka:
"Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya
mimpimu itu kepadaku." 9 Kemudian juru minuman itu menceritakan mimpinya
kepada Yusuf, katanya: "Dalam mimpiku itu tampak ada pohon anggur di
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
depanku. 10 Pohon anggur itu ada tiga carangnya dan baru saja pohon itu
bertunas, bunganya sudah keluar dan tandan-tandannya penuh buah anggur
yang ranum. 11 Dan di tanganku ada piala Firaun. Buah anggur itu kuambil,
lalu kuperas ke dalam piala Firaun, kemudian kusampaikan piala itu ke tangan
Firaun." 12 Kata Yusuf kepadanya: "Beginilah arti mimpi itu: ketiga carang itu
artinya tiga hari; 13 dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau dan
mengembalikan engkau ke dalam pangkatmu yang dahulu dan engkau akan
menyampaikan piala ke tangan Firaun seperti dahulu kala, ketika engkau jadi
juru minumannya. 14 Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik
nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal
ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini. 15 Sebab
aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sinipun aku tidak
pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak dimasukkan ke dalam
liang tutupan ini."
Saat membaca kisah ini, kita harus mengingat, Yusuf berada di dalam penjara khusus
para tahanan raja Mesir. Alkisah, raja Firaun marah kepada dua orang pegawainya dan
membuat dua orang ini harus masuk ke dalam penjara di mana Yusuf juga dipenjarakan.
Yang satu seorang Juru Roti raja yang biasa membuatkan roti kerajaan, yang lain adalah
seorang Juru Minuman yang bertugas untuk menyediakan segala jenis minuman. Yusuf
pun di tempatkan di sana bersama mereka.

Pada suatu hari, dua orang ini bermimpi di hari yang sama. Mimpi yang sangat membuat
mereka bersusah hati saat bangun dari tidur mereka. Dan hal ini terlihat oleh Yusuf.
Yusuf pun bertanya kepada mereka dan akhirnya mereka menjawab bahwa mereka
bermimpi, tetapi tidak ada yang bisa mengartikan mimpi mereka. Simak bagaimana
Yusuf menjawab mereka, “Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi?” Yusuf
benar-benar menunjukan bagaimana ia selalu memuliakan nama Tuhan, jawaban
sekaligus ini menunjukan bagaimana ia senantiasa mengandalkan Tuhan, dan ia tahu
bagaimana Tuhan itu sangat berkuasa, bahkan dalam hal mimpi.

Ia mengerti benar bahwa segala sesuatu Tuhan yang mengatur, bahkan mimpi seseorang
Tuhan pun yang mengatur. Tidak peduli seberapa aneh mimpi tersebut, Tuhan tahu dan
mengerti artinya. Tetapi tentu sangatlah tidak Alkitabiah mengatakan bahwa kita boleh
mencoba menerangkan arti mimpi seseorang. Kasus Yusuf, dan tentu saja Daniel yang
dapat mengartikan mimpi adalah kehendak Tuhan. Itu bukan karena mereka bisa
mengartikan, lebih tepatnya Tuhan yang menunjukan kepada mereka arti mimpi tersebut.
Sama halnya dengan hal ini, Yusuf menanyakan mimpi tersebut untuk diartikan.

Mimpinya sederhana, ia melihat pohon anggur dengan tiga carang, bertunas dan
berbunga. Di tangannya terdapat piala raja Firaun (sejenis gelas yang berbentuk seperti
piala, biasa terbuat dari emas atau perak), ia pun memeras anggur itu ke dalam piala itu,
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
dan piala itu diserahkan kepada Firaun. Dan secara sederhana Yusuf pun menjelaskan
bahwa dalam tiga hari, Firaun akan meninggikan dia dan mengembalikan ia
kejabatannya semula.

Yusuf dengan sangat yakin akan kebenaran akan pengenapan mimpi itu. Makanya tidak
heran Yusuf berpesan kepada juru minum itu untuk mengingatnya. Ia pun beralasan
mengapa juru minum harus mengingatnya. Pertanyaannya, apakah Yusuf menuntut balas
budi dan juga mengeluh? Tidak, Yusuf bukan mengeluh atau pun menuntut balas budi.
Tetapi ia hanya mencari kebenaran dan menjunjung tinggi kebenaran itu. Ia hanya ingin
mereka tahu bahwa ia bukan orang yang sebenarnya pantas untuk masuk ke dalam
penjara.

Dalam akun ini kita harus mengingat bahwa Tuhan dengan sengaja menaruh perkataan
ini di mulut Yusuf. Kenapa kita bisa tahu itu? Alasannya adalah Tuhan akan memakai
peristiwa ini untuk membawa Yusuf ke hadapan Firaun untuk mengartikan mimpinya.
Lihat apa yang dikatakan Juru Minum saat nanti Firaun mencari seorang yang bisa
mengartikan mimpi beberapa tahun yang akan datang? “Bersama-sama dengan kami
ada di sana seorang muda Ibrani, hamba kepala pengawal istana itu; kami
menceritakan mimpi kami kepadanya, lalu diartikannya kepada kami mimpi kami
masing-masing” Kejadian 41:12. Pertanyaannya, bagaimana Firaun akan mudah
mencari orang itu? Karena perkataan Yusuf sebelumnya. “Sebab aku dicuri diculik
begitu saja dari negeri orang Ibrani.” Inilah yang menjadi kunci kenapa Allah membuat
Yusuf mengatakannya. Karena hal yang paling diingat Juru Minum bukan bahwa Yusuf
tidak bersalah dan tidak diperlakukan dengan benar, tetapi karena Yusuf orang Ibrani.

B. Yusuf dan Mimpi Juru Roti (40:16-23)


16 Setelah dilihat oleh kepala juru roti, betapa baik arti mimpi itu, berkatalah
ia kepadanya: "Akupun bermimpi juga. Tampak aku menjunjung tiga bakul
berisi penganan. 17 Dalam bakul atas ada berbagai-bagai makanan untuk
Firaun, buatan juru roti, tetapi burung-burung memakannya dari dalam bakul
yang di atas kepalaku." 18 Yusuf menjawab: "Beginilah arti mimpi itu: ketiga
bakul itu artinya tiga hari; 19 dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan
engkau, tinggi ke atas, dan menggantung engkau pada sebuah tiang, dan
burung-burung akan memakan dagingmu dari tubuhmu." 20 Dan terjadilah
pada hari ketiga, hari kelahiran Firaun, maka Firaun mengadakan perjamuan
untuk semua pegawainya. Ia meninggikan kepala juru minuman dan kepala
juru roti itu di tengah-tengah para pegawainya: 21 kepala juru minuman itu
dikembalikannya ke dalam jabatannya, sehingga ia menyampaikan pula piala
ke tangan Firaun; 22 tetapi kepala juru roti itu digantungnya, seperti yang
ditakbirkan Yusuf kepada mereka. 23 Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala
juru minuman itu, melainkan dilupakannya.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

Juru roti yang mendengar hal itu pun menceritakan mimpinya, berharap ia dapat arti
mimpi yang juga baik. Inti mimpinya adalah ia menjunjung tiga bakul, dalam bakulnya
ada makanan, namun burung-burung memakannya yang di atas kepalanya. Dan Yusuf
pun mengartikan bahwa tiga hari, ia akan ditinggikan di tiang gantungan dan burung-
burung akan memakan dagingnya.

Ada yang menarik dalam bagaimana Yusuf menjelaskan mimpi. Yusuf mengunakan kata
kerja yang sama untuk menjelaskan kedua mimpi itu (“Meninggikan”). Inti kedua mimpi
itu pun sekilas juga sama, “dalam Tiga hari Firaun akan Meninggikan mereka”, hanya
yang berbeda adalah, sang juru minum ditinggikan dalam arti figuratif, sedangkan juru
roti secara harafiah. Ini menjelaskan kepada kita bahwa, manusia tidak bisa mempunyai
sebuah formula dalam mengartikan mimpi. Jika ada orang atau media yang mengatakan
bisa mengartikan mimpi, itu hanyalah kebohongan besar.

Akhirnya, terjadilah hal seperti yang Yusuf katakan. Pada hari ulang tahun Firaun, ia
mengangkat kembali sang juru minum kejabatannya, dan ia mengantung sang juru roti ke
liang gantungan. Sama seperti apa yang telah diartikan Yusuf. Namun, yang disayangkan
adalah, sang juru minum tidak mengingat Yusuf, bahkan melupakan Yusuf. Kita adalah
makhluk yang mudah lupa. Bukankah begitu? Seberapa kali kita melupakan kebaikan
orang lain? Tapi bukankah kita lebih banyak melupakan kebaikan Tuhan dalam hidup
kita? Betapa kita kurang bersyukur dalam segala hal yang kita punyai.

Perbuatan sang juru minum dalam melupakan Yusuf sangat disayangkan, namun, inilah
yang Tuhan mau terjadi di dalam hidup Yusuf. Dibenci, dijual, difitnah, dipenjara dan
dilupakan. Ini adalah kehidupan Yusuf sampai saat ini. Namun, kita tahu bahwa hidupnya
berada di tangan Tuhan. Apa pun yang terjadi sampai saat ini, Tuhan mau ia belajar
untuk lebih sabar dalam hidupnya.

Di dalam hidup kita, kita harus mengerti bahwa Tuhan selalu ada bersama kita. Saat kita
mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat kita, maka Tuhan Yesus berjanji
akan selalu beserta kita. Ke mana pun kita pergi dan apa pun yang kita lakukan serta
bagaimana pun yang menjadi masa depan kita, percayalah kepadaNya. TUHAN
menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia
jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. Mazmur
37:23-24.

YUSUF -III
Kejadian 41:1-57

Dua tahun sudah berlalu, Yusuf masih tetap di dalam penjara. Harapannya untuk
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
menjadi manusia yang bebas harus dikuburkan olehnya lagi. Karena juru minum yang ia
harapkan untuk menjadi seorang yang dapat membebaskannya, telah melupakan Yusuf.
Bagaimana perasaan kita jika ada orang melupakan kita? Apalagi ada orang yang telah
mengucapkan janji, tetapi melupakannya? Perasaan ini tentu dirasakan Yusuf, namun ia
tidak pernah mengeluh, karena ia tahu bahwa Tuhan pasti mengingatnya.
Manusia dapat melupakan kita, tetapi Tuhan tidak akan pernah melupakan kita.
Manusia dapat mengecewakan kita, tetapi Tuhan tidak akan pernah mengecewakan kita.
Itulah sebabnya, jangan menaruh harapan dengan manusia, tetapi andalkan Tuhan dalam
segala perkara, karena Tuhan akan meluruskan jalan kita.

Mimpi Firaun (1-7 & 17-24)


Kejadian 41 dibuka dengan bagaimana Raja Firaun bermimpi. Mimpi yang cukup
aneh dan unik adanya. Di dalam mimpinya, ia sedang berdiri di tepi sungai Nil. Sungai
Nil adalah sungai yang menjadi tempat sumber mata air di daerah itu. Di masa itu,
sumber air selalu menjadi komoditas utama sebuah negeri, di mana peternakan dan
pertanian di daerah sekitar itu mengandalakan irigasi dari sungai ini. Kalau kita
mengingat, waktu terjadi kelaparan di negerinya, Abraham pun pergi ke Mesir untuk
tinggal di sana sampai keadaan menjadi lebih baik (Kej 12:10-20).
Di tepi sungai itu ada 7 ekor lembu yang tampak gemuk dan terlihat bagus
rupanya. Tetapi tiba-tiba ada 7 ekor lembu yang kurus dan buruk rupanya keluar dari
sungai Nil itu. Bahkan, dalam seumur hidupnya Firaun tidak pernah melihat lembu
sekurus itu (ayat 19). Tentu ini mengejutkan Firaun, bagaimana dari dalam air ada
lembu bisa keluar dari dalam ini? Namun, yang lebih mengejutkan lagi adalah
bagaimana 7 ekor lembu yang kurus itu memakan 7 ekor lembu yang gemuk. Lembu
yang gemuk masuk ke dalam perut lembu yang kurus, tetapi tidak terlihat perubahan
pada lembu yang kurus itu (ayat 21). Seharusnya, lembu itu menjadi gemuk, tetapi
tidak. Dan Firaun pun terjaga dengan keterkejutannya.
Ia tertidur lagi, dan kembali bermimpi. Mimpi kedua, ia melihat sebuah tangkai
gandum dengan 7 bulir gandum yang baik dan bernas, namun ia pun melihat tangkai
lain yang juga mempunyai 7 bulir yang buruk dan layu tumbuh. Nasib yang sama terjadi
dengan 7 bulir yang baik, 7 bulir yang buruk memakan 7 bulir yang baik. Dan akhirnya,
Firaun pun terbangun lagi dari tempat tidurnya. Perasaan gundah pun seketika
menyerangnya sehingga ia segera ingin menunggu datang pagi.

Mimpi Yang tak dapat Mengerti (8-13)


Keesokan harinya, di pagi hari, Firaun pun gelisah dan tidak tenang. Tentu saja
alasannya adalah karena mimpinya tersebut. Yang jelas, Firaun pun sering bermimpi
seperti bagaimana manusia kebanyakan. Namun, ia mengerti bahwa kali ini sangatlah
berbeda. Mimpinya ini sangat jelas dalam ingatannya dan ia tahu ada sesuatu yang
penting mengenai mimpi tersebut.
Ia pun memanggil semua ahli dan semua orang berilmu di Mesir untuk
mengartikan mimpinya. Semua orang terbaik dan terpilih dari satu bangsa Mesir, di
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mana negeri itu merupakan negeri dengan peradaban yang sangat maju saat itu. Namun,
faktanya, tidak ada seorang pun yang dapat mengartikan mimpi tersebut, atau pun tidak
ada seorang pun yang berani berpura-pura tahu, karena jika mereka menjelaskan
mimpinya dengan tebakan saja, nyawa mereka bisa menjadi taruhannya.
Dan waktu pun tiba, setelah dua tahun berlalu, akhirnya sang Juru Minum angkat
bicara. Ia mungkin ingat bagaimana Firaun murka dan menahan ia ke dalam penjara,
maka ia pun mencoba untuk mencegah hal itu terjadi lagi. Tidak heran, ia mengakui
kesalahannya dulu sebelum memulai. “Hari ini aku merasa perlu menyebut (mengingat)
kesalahanku dahulu” (ayat 9). “Mengingat” di sini menunjukkan bahwa ia mengingat
kembali pernah kejadian dua tahun lalu yang telah ia lupakan. Dan kali ini, ia kembali
mengingat “seorang muda Ibrani” yang menolongnya dulu. Maka ia pun menceritakan
apa yang telah terjadi dulu dan bagaimana Yusuf mampu menterjemahkan kedua mimpi
itu, serta bagaimana mimpi-mimpi itu telah menjadi kenyataan (ayat 9-13).

Mimpi Yang Diartikan (14-36)


Firaun pun memanggil “seorang muda ibrani” yang sang Juru Minum telah
singgung. Firaun tidak mempunyai pilihan lain. Ia percaya kepada apa yang dikatakan
sang Juru Minum tersebut. Maka, Yusuf pun akhirnya dipanggil.
Tidak pernah terbayang di dalam hidup Yusuf, dalam seketika ia “naik”, seketika
ia “turun”, dan kemudian “naik” kembali. Jika kita mau merenungkan kehidupan Yusuf
sampai saat ini, kehidupan yang “naik & turun” inilah yang dapat kita simpulkan
menjadi jalan hidupnya. Ia menjadi anak kesayangan ayahnya, seketika saja, ia dijual
oleh saudara-saudaranya. Ia diangkat menjadi kepala pelayan di rumah Potifar, seketika
saja, ia difitnah oleh istri tuannya dan masuk ke dalam penjara. Dan akhirnya, dari
dalam penjara, seketika saja, ia nanti akan diangkat menjadi orang kedua di Mesir.
Tentu saja, kesimpulan yang paling tepat adalah Tuhan yang menentukan langkah
hidupnya. Tuhan yang telah menetap apa saja yang harus Yusuf hadapi di dalam
hidupnya.
Sama seperti itu, hidup kita pun sudah Tuhan tetapkan. Masa lalu kita, masa kini,
dan masa depan kita yang ada di hadapan kita, Tuhan telah tetapkan sejak semula. Tidak
ada sesuatu hal pun yang lepas dalam kendali Tuhan. Jika kita mengalami kesulitan di
dalam hidup kita, percayalah, Tuhan membawa semua itu dengan tujuan yang baik
untuk kita. Ya, kita memang tidak bisa melihatnya, tetapi dengan mata iman kita, kita
bisa tahu bahwa Tuhan yang bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan
bagi semua orang yang mengasihi Tuhan dan terpanggil dalam rencana Tuhan (dari
Roma 8:28).
Jangan pernah kuatir hari esok kita! Masalah, pergumulan, cobaan, dan apa pun itu
datang ke dalam hidup kita atas kehendak Tuhan. Untuk beberapa dari kita, Tuhan pakai
kesulitan itu untuk membentuk karakter kita. Untuk beberapa dari kita yang lain, Tuhan
pakai masalah di dalam hidup kita agar kita selalu berdoa. Dan untuk kita semua, Tuhan
pakai segala sesuatu untuk membuat iman kita terhadapNya semakin bertumbuh hari
demi hari.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Yusuf pun dibawa ke hadapan Firaun, setelah dipakaikan pakaian yang rapi yang
layak untuk menghadap raja. Firaun pun tidak basa-basi, ia mendengar dari Juru Minum
bahwa hanya dengan mendengar saja, Yusuf dapat mengartikan mimpi. Tetapi,
perhatikan apa yang menjadi jawaban Yusuf. “Bukan sekali-kali aku, melainkan
Allah...” (ayat 16). Yusuf sadar sekali bahwa, semua yang mampu ia lakukan adalah
karena Allah. Ia menyebut nama “Allah” dengan maksud mendeklarasikan
kemahakuasaan. Ia sadar, Allah adalah pencipta langit dan bumi, dan ia pun yang
mampu untuk mengartikan mimpi. Sikap Yusuf ini menunjukan bagaimana, Yusuf tidak
pernah mencari kemuliaan dirinya sendiri, melainkan kemuliaan Allah yang terutama. Ia
tahu ia bukan siapa-siapa, kalau bukan Tuhan yang menolongnya.
Firaun pun menceritakan mimpinya, dan di akhir perkataannya, ia memberitahukan
kepada Yusuf bahwa tidak ada seorang pun yang mampu mengartikan mimpinya
tersebut (ayat 17-24). Yusuf pun menjawab dengan cara yang sangat penting. “Kedua
mimpi itu sama. Tuhan telah memberitahukan (memperlihatkan) kepada tuanku Firaun
apa yang hendak dilakukan-Nya” (ayat 25, 28). “Tuhan memperlihatkan apa yang
hendak Ia lakukan” adalah sebuah pernyataan yang luar biasa. Tidak ada kesempatan
yang lebih baik lagi dari pada Tuhan menunjukkan kehendakNya di dalam hidup
seseorang. Namun, kita tahu bahwa Tuhan masih menunjukkan kehendakNya di dalam
hidup orang percaya. Hanya, bukan melalui mimpi lagi, tetapi melalui Firman Tuhan. Ia
menuliskan janji-janjiNya dan kehendak-kehendakNya di dalam hidup seseorang di
dalam Firman Tuhan. Tentu saja basisnya bukan orang per orang, tetapi secara prinsip
akan sama. Ini adalah luar biasanya Firman Tuhan. Mungkin ayat yang sama yang
disampaikan, namun orang akan menerima dengan cara yang berbeda sesuai dengan
latar belakang dan pengalaman orang tersebut. Jadi jika kita ingin tahu apa yang Tuhan
kehendaki kita lakukan sebagai orang percaya, bacalah Firman Tuhan tentu saja disertai
dengan doa.
Yusuf pun akhirnya menjelaskan arti mimpi itu. Intinya 7 tahun Kelimpahan di
negeri Mesir dan kemudian akan disusul dengan 7 tahun Kelaparan. Pada tahun
kelaparan ini, tidak akan ada sisa-sisa dari Kelimpahannya, karena akan sangat hebat
kelaparan itu. Ini akan terjadi sesuai dengan kehendak Allah, seperti yang Tuhan telah
tetapkan (ayat 29-32). Jika, perkataan Yusuf selesai sampai di sana, Firaun pasti akan
menjadi makin sangat takut. Coba renungkan! Bagaimana jika kita tahu apa yang Tuhan
hendak lakukan di dalam hidup kita? Tentu tidak akan mudah. Misalnya, kita tahu
bahwa 10 tahu mendatang kita akan tetap sehat, tetapi pada tahun ke-11 kita akan jatuh
sakit mematikan. Jadi, siapa bilang mengetahui masa depan itu sesuatu yang baik? Lalu
kenapa banyak orang mencoba ramalan dan horoskop dan lain sebagainya?
Atas pimpinan Tuhan, Yusuf bukan hanya menjelaskan masalah yang akan terjadi.
Ia pun memberikan saran yang baik kepada Firaun mengenai apa yang harus ia lakukan.
Inti saran ini adalah mencari seseorang yang berakal budi dan bijaksana dalam mengatur
perekonomian saat tahun kelimpahan, untuk dapat bertahan di tahun kelaparan (ayat 33-
26).

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Mesir di Tangan Yusuf (37-57)
Usul Yusuf diterima, namun Firaun mempunyai kendala di mana ia tidak bisa
menemukan orang yang Yusuf maksud. Namun, FIraun melihat Yusuf, ia tahu bahwa
Yusuf penuh dengan Roh Allah, seseorang yang berbeda dari seluruh orang di Mesir. Ia
adalah orang yang tepat untuk mengemban tugas ini. Lagipula, Yusuf sendiri yang
menjelaskan apa yang harus orang ini lakukan. Maka Yusuf pun diangkat menjadi orang
nomor dua di Mesir. Perbedaan ia dan raja hanya pada tahtanya saja (ayat 40).
Firaun memberikan ia cincin materai untuk melakukan apa saja, ia pun
memberikan kuasa atas seluruh Mesir, sehingga jika ada apa pun yang berkenaan
dengan pengelolaan ekonomi, Yusuf adalah orang yang bertanggung jawab atasnya.
Firaun pun memberi nama baru untuk Yusuf, Zafnat-Paaneh. Ia pun menikahkan Yusuf
dengan Asnat seorang putri dari Potifera, iman di On. Sampai ia pun mempunyai dua
orang putra. Pertama bernama Manasye yang artinya, “lupa” (Allah telah membuat ia
melupakan penderitaannya selama ini). Kedua bernama Efraim yang artinya “berbuah”
(Allah telah membuatku mendapat “buah” dalam negeri sengsara).
Yusuf berumur 30 tahun saat ini (ayat 46). Kalau kita melakukan perhitungan,
Yusuf berumur 17 tahun sesaat ia dijual oleh saudara-saudaranya (Kej 37:2). Maka,
kurang-lebih 13 tahun, termasuk 2 tahun di penjara, hidup Yusuf selama ini. Namun ia
mengerti bahwa semua itu baik untuknya. Jika kita memikirkan secara manusiwi, jika
Yusuf diberi tahu bahwa ia akan menjadi orang nomor 2 di Mesir, hanya harus melewati
13 tahun kesusahan, apakah ia tetap mau melakukannya? Kita tidak tahu. Tetapi
bagaimana dengan kita?
Cerita ini ditutup dengan bagaimana 7 tahun kelaparan sedang terjadi. Bukan
hanya bangsa Mesir, bahkan seluruh dunia menderita kelaparan. Namun, Tuhan akan
memakai kelaparan ini untuk membawa Yakub sekeluarga datang ke Mesir, di mana
Mesir akan menjadi tempat yang akan terbentuknya Bangsa Israel.

YUSUF -IV
Kejadian 42:1-38
Setelah Yakub mendapat kabar, bahwa ada gandum di Mesir, berkatalah ia
kepada anak-anaknya: "Mengapa kamu berpandang-pandangan saja?" 2 Lagi
katanya: "Telah kudengar, bahwa ada gandum di Mesir; pergilah ke sana dan
belilah gandum di sana untuk kita, supaya kita tetap hidup dan jangan mati." 3
Lalu pergilah sepuluh orang saudara Yusuf untuk membeli gandum di Mesir. 4
Tetapi Yakub tidak membiarkan Benyamin, adik Yusuf, pergi bersama-sama
dengan saudara-saudaranya, sebab pikirnya: "Jangan-jangan ia ditimpa
kecelakaan nanti." 5 Jadi di antara orang yang datang membeli gandum
terdapatlah juga anak-anak Israel, sebab ada kelaparan di tanah Kanaan. 6
Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu; dialah yang menjual
gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Jadi ketika saudara-saudara Yusuf
datang, kepadanyalah mereka menghadap dan sujud dengan mukanya sampai ke
tanah. 7 Ketika Yusuf melihat saudara-saudaranya, segeralah mereka dikenalnya,
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
tetapi ia berlaku seolah-olah ia seorang asing kepada mereka; ia menegor mereka
dengan membentak, katanya: "Dari mana kamu?" Jawab mereka: "Dari tanah
Kanaan untuk membeli bahan makanan." 8 Memang Yusuf mengenal saudara-
saudaranya itu, tetapi dia tidak dikenal mereka. 9 Lalu teringatlah Yusuf akan
mimpi-mimpinya tentang mereka. Berkatalah ia kepada mereka: "Kamu ini
pengintai, kamu datang untuk melihat-lihat di mana negeri ini tidak dijaga." 10
Tetapi jawab mereka: "Tidak tuanku! Hanyalah untuk membeli bahan makanan
hamba-hambamu ini datang. 11 Kami ini sekalian anak dari satu ayah; kami ini
orang jujur; hamba-hambamu ini bukanlah pengintai." 12 Tetapi ia berkata
kepada mereka: "Tidak! Kamu datang untuk melihat-lihat di mana negeri ini tidak
dijaga." 13 Lalu jawab mereka: "Hamba-hambamu ini dua belas orang, kami
bersaudara, anak dari satu ayah di tanah Kanaan, tetapi yang bungsu sekarang
ada pada ayah kami, dan seorang sudah tidak ada lagi." 14 Lalu kata Yusuf
kepada mereka: "Sudahlah! Seperti telah kukatakan kepadamu tadi: kamu ini
pengintai. 15 Dalam hal ini juga kamu harus diuji: demi hidup Firaun, kamu tidak
akan pergi dari sini, jika saudaramu yang bungsu itu tidak datang ke mari. 16
Suruhlah seorang dari padamu untuk menjemput adikmu itu, tetapi kamu ini harus
tinggal terkurung di sini. Dengan demikian perkataanmu dapat diuji, apakah
benar, dan jika tidak, demi hidup Firaun, sungguh-sungguhlah kamu ini
pengintai." 17 Dan dimasukkannyalah mereka bersama-sama ke dalam tahanan
tiga hari lamanya. 18 Pada hari yang ketiga berkatalah Yusuf kepada mereka:
"Buatlah begini, maka kamu akan tetap hidup, aku takut akan Allah. 19 Jika kamu
orang jujur, biarkanlah dari kamu bersaudara tinggal seorang terkurung dalam
rumah tahanan, tetapi pergilah kamu, bawalah gandum untuk meredakan lapar
seisi rumahmu. 20 Tetapi saudaramu yang bungsu itu haruslah kamu bawa
kepadaku, supaya perkataanmu itu ternyata benar dan kamu jangan mati."
Demikianlah diperbuat mereka. 21 Mereka berkata seorang kepada yang lain:
"Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita itu: bukankah
kita melihat bagaimana sesak hatinya, ketika ia memohon belas kasihan kepada
kita, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya. Itulah sebabnya kesesakan
ini menimpa kita." 22 Lalu Ruben menjawab mereka: "Bukankah dahulu kukatakan
kepadamu: Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu! Tetapi kamu tidak
mendengarkan perkataanku. Sekarang darahnya dituntut dari pada kita." 23 Tetapi
mereka tidak tahu, bahwa Yusuf mengerti perkataan mereka, sebab mereka
memakai seorang juru bahasa. 24 Maka Yusuf mengundurkan diri dari mereka,
lalu menangis. Kemudian ia kembali kepada mereka dan berkata-kata dengan
mereka; ia mengambil Simeon dari antara mereka; lalu disuruh belenggu di depan
mata mereka. 25 Sesudah itu Yusuf memerintahkan, bahwa tempat gandum mereka
akan diisi dengan gandum dan bahwa uang mereka masing-masing akan
dikembalikan ke dalam karungnya, serta bekal mereka di jalan akan diberikan
kepada mereka. Demikianlah dilakukan orang kepada mereka itu. 26 Sesudah itu
merekapun memuat gandum itu ke atas keledai mereka, lalu berangkat dari situ. 27
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Ketika seorang membuka karungnya untuk memberi makan keledainya di tempat
bermalam, dilihatnyalah uangnya ada di dalam mulut karungnya. 28 Katanya
kepada saudara-saudaranya: "Uangku dikembalikan; lihat, ada dalam karungku!"
Lalu hati mereka menjadi tawar dan mereka berpandang-pandangan dengan
gemetar serta berkata: "Apakah juga yang diperbuat Allah terhadap kita!" 29
Ketika mereka sampai kepada Yakub, ayah mereka, di tanah Kanaan, mereka
menceritakan segala sesuatu yang dialaminya, katanya: 30 "Orang itu, yakni yang
menjadi tuan atas negeri itu, telah menegor kami dengan membentak dan
memperlakukan kami sebagai pengintai negeri itu. 31 Tetapi kata kami kepadanya:
Kami orang jujur, kami bukan pengintai. 32 Kami dua belas orang bersaudara,
anak-anak ayah kami; seorang sudah tidak ada lagi, dan yang bungsu ada
sekarang pada ayah kami, di tanah Kanaan. 33 Lalu kata orang itu, yakni yang
menjadi tuan atas negeri itu, kepada kami: Dari hal ini aku akan tahu, apakah
kamu orang jujur: dari kamu bersaudara haruslah kamu tinggalkan seorang
padaku; kemudian bawalah gandum untuk meredakan lapar seisi rumahmu dan
pergilah; 34 lalu bawalah kepadaku saudaramu yang bungsu itu, maka aku akan
tahu, bahwa kamu bukan pengintai, tetapi orang jujur; dan aku akan
mengembalikan saudaramu itu kepadamu, dan bolehlah kamu menjalani negeri ini
dengan bebas." 35 Ketika mereka mengosongkan karungnya, tampaklah ada
pundi-pundi uang masing-masing dalam karungnya; dan ketika mereka beserta
ayah mereka melihat pundi-pundi uang itu, ketakutanlah mereka. 36 Dan Yakub,
ayah mereka, berkata kepadanya: "Kamu membuat aku kehilangan anak-anakku:
Yusuf tidak ada lagi, dan Simeon tidak ada lagi, sekarang Benyaminpun hendak
kamu bawa juga. Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu!" 37 Lalu
berkatalah Ruben kepada ayahnya: "Kedua anakku laki-laki boleh engkau bunuh,
jika ia tidak kubawa kepadamu; serahkanlah dia ke dalam tanganku, maka dia
akan kubawa kembali kepadamu." 38 Tetapi jawabnya: "Anakku itu tidak akan
pergi ke sana bersama-sama dengan kamu, sebab kakaknya telah mati dan hanya
dialah yang tinggal; jika dia ditimpa kecelakaan di jalan yang akan kamu tempuh,
maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang
mati karena dukacita."
Perintah Yakub kepada Anak-anaknya(1-5)

Kelaparan yang melanda dunia saat itu, tidak melupakan tanah Kanaan di mana
Yakub dan putra-putranya tinggal. Setelah cerita berpusat di Mesir sejak pasal 39, cerita
pun kembali lagi ke tanah Kanaan. Di tempat ini, Yakub pun masih tinggal dan tidak
beranjak pergi. Ketika Yakub mengetahui bahwa ada gandum di Mesir, Yakub pun
bersuara. Ia menyuruh anak-anaknya untuk mengambil tindakan, karena Yakub melihat
bahwa anak-anaknya tidak bertindak, tidak bergerak bahkan tidak peduli akan kelaparan
yang terjadi di sana.
Atas perintah itu, maka kesepuluh putra Yakub pun berangkat ke Mesir. Benyamin,
anak terkecil Yakub tidak pergi, karena Yakub yang masih belum terhibur karena ia
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
masih berkabung atas Yusuf yang dikira mati itu. Setelah sekian lamanya, Yakub belum
melupakan Yusuf. Dan inilah ketakutan Yakub untuk melepaskan Benyamin juga.
Kematian seseorang mungkin akan membawa luka buat seseorang, namun dengan
menyesali dan menangisi diri selama bertahun-tahun bukanlah sikap yang patut
dicontoh. Sebagai orang yang sudah percaya, kita tahu bahwa pengharapan terbesar kita
adalah saat kita masuk ke surga, bertemu dengan Allah di surga. Dan kita tahu bahwa
seseorang yang meninggal dan sudah percaya, maka ia akan pergi ke surga. Jika kita
pun telah percaya, kita akan bertemu orang yang kita kasihi di surga.
Apakah kita masih tidak yakin bahwa kita masuk surga? Apakah kita ragu saat kita
nanti mati, kita akan dibangkitkan? Yesus berkata, "Akulah kebangkitan dan hidup;
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (Yohanes
11:25). Tuhan Yesus menjanjikan kepada siapa pun yang percaya kepadanya akan
dibangkitkan dan menerima tubuh mulia. Sebagai orang percaya, jangan pernah takut
untuk mati. Jangan juga menyesali terlalu lama yang sudah mati. Tetapi beritakan injil
kepada yang masih hidup!

Perlakuan Yusuf terhadap Saudara-saudaranya (6-17)


Yusuf dikatakan telah menjadi “mangkubumi”, sebuah istilah yang mencerminkan
bahwa Yusuf sangat berkuasa di tanah Mesir, sebagai orang kedua di Mesir setelah
Firaun. Ia pun menjadi orang yang berkuasa untuk menjual gandum kepada orang-
orang. Tanpa ijin darinya, seorang tidak bisa membeli gandum di tempatnya.
Saudara-saudaranya pun datang ke tempat itu. Mereka datang dan bersujud kepada
Yusuf sampai ke tanah (ini sebuah penghormatan, bukan penyembahan). Tentu orang-
orang Ibrani sangat mudah dikenali dengan melihat saat itu mereka berada di Mesir.
Yusuf pun mengenali orang-orang yang datang itu bukan orang mesir. Bahkan Yusuf
pun mengenali bahwa mereka itu adalah saudara-saudaranya. Bagi Yusuf, untuk
mengenai mereka tidak menjadi masalah, karena wajah kesepuluh saudaranya tidak
akan berubah banyak. Namun, sebaliknya, sangatlah tidak mungkin untuk saudara-
saudaranya untuk mengenali Yusuf. Pertama, karena mereka telah menganggap Yusuf
telah mati. Kedua, kerena Yusuf berpakaian dan berpenampilan sebagai orang Mesir.
Namun Yusuf pura-pura tidak mengenali mereka, bahkan Yusuf membentak dan
menegor mereka saat menanyai asal usul mereka. (Tentu saja, saat itu ia memakai
seorang penerjemah karena ia mengunakan bahasa Mesir untuk berkomunikasi.) Dan
saat itu juga ia teringat mimpi yang pernah ia mimpikan belasan tahun yang lalu
(Kejadian 37:5-11) bahwa saudara-saudaranya akan menunduk kepadanya. Walaupun
belum sepenuhnya mimpinya terpenuhi, namun, ini sudah menandakan mimpinya
terwujud.
Yusuf pun membuat tuduhan kepada saudara-saudaranya itu bahwa, mereka datang
untuk memata-matai bangsa Mesir. Tentu, hal itu lumrah, mengingat di zaman itu
peperangan bisa terjadi karena sumber daya alamnya. Ini pertama kalinya Yusuf
menuduh saudara-saudaranya sebagai mata-mata. Setidaknya, ia akan melakukannya
sampai tiga kali dalam pasal ini. Lalu, pertanyaan yang muncul mungkin adalah,
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mengapa Yusuf memperlakukan saudaranya seperti itu? Apakah untuk membalas
dendam?
Tentu saja, secara sekilas orang akan berpikir bahwa Yusuf ingin membalas
dendam dengan perlakukan saudara-saudaranya dulu kepadanya. Namun, saat kita
melihat kontek cerita ini ini secara menyeluruh. Kita akan menemukan bahwa,
jawabannya adalah tidak. Apa yang Yusuf lakuan mempunyai tujuan yang sangat jelas.
Ia ingin menguji saudara-saudaranya untuk melihat apakah saudara-saudaranya sudah
berubah atau belum. Dan hal ini dapat dilihat seiring cerita ini berjalan.
Kita tahu Tuhan Yesus mengajarkan dalam kotbah di bukit bahwa “Janganlah
kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang
menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang
hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.”
(Matius 5:39-40). Intinya adalah, balaslah kejahatan dengan kebaikan. Apapun yang
orang lain lakukan pada kita, kita harus lakukan yang baik untuk mereka. Karena inilah
perintah yang Tuhan Yesus berikan. “Janganlah membalas kejahatan dengan
kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! (Roma 12:17).
Tuduhan yang diberikan kepada suadara-saudaranya tentu saja membawa
kepanikan yang tidak terelakan di antara mereka semua. Mereka tidak dapat melakukan
apa-apa kecuali memberikan alasan yang tepat dan membuktikan bahwa mereka bukan
mata-mata. Maka mereka pun menjelaskan bahwa, mereka bukan mata-mata karena
“hamba-hambamu ini dua belas orang, kami bersaudara, anak dari satu ayah di tanah
Kanaan, tetapi yang bungsu sekarang ada pada ayah kami, dan seorang sudah tidak
ada lagi”(ayat 13). Mereka secara tidak terang-terangan mengatakan bahwa Yusuf
sudah mati, atau setidaknya itu yang mereka pikirkan.
Yusuf pun menunjukan sikap tidak percayanya. Karena Yusuf membuat sebuah
syarat yang harus dipenuhi dan untuk membuktikan omongan mereka, mereka harus
diuji. Mereka harus menyuruh seorang dari mereka kembali ke Kanaan dan membawa
Benjamin ke Mesir. Karena kalau mereka tidak melakukan hal itu, berarti mereka benar-
benar pengintai.
Sangat jelas kalau Yusuf sebenarnya sangat memperhatikan saudara-saudaranya. Ia
tidak siap untuk menyuruh satu orang untuk pergi menjemput Benyamin, sedangkan ia
tahu bahwa di tanah Kanaan sedang terjadi kelaparan. Tidak bijak hanya mengirim satu
orang dan yang lainnya di penjara. Ia berpikir bahwa Yakub dan keluarganya
memerlukan mereka. Pertama, kalau hanya satu orang ini yang membawa gandum, itu
tidak akan cukup untuk mereka semua. Kedua, jarak dan perjalanan yang beberapa hari
akan menjadi kendala untuk rencana ini. Maka Yusuf mempertimbangkan rencana ini,
sementara mereka semua di masukan ke dalam penjara.

Perjanjian Yusuf dengan Saudara-saudaranya (18-28)


Setelah tiga hari, Yusuf mendapatkan rencana yang baru. “buatlah begini, maka
kamu akan tetap hidup, aku takut akan Allah” (ayat 18). Perkataan “aku takut akan
Allah” mengambarkan bahwa Yusuf adalah pria yang penuh hormat yang tidak akan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
melanggar janjinya. Perjanjian yang Yusuf berikan adalah seperti ini. Mereka akan
kembali ke Kanaan untuk membawa makanan yang diperlukan, sementara satu orang
tetap di Mesir sebagai jaminan bahwa mereka harus kembali dengan membawa
Benyamin. Ini dilakukan untuk membuktikan bahwa perkataan mereka benar.
Memenuhi janji adalah salah satu pelajaran penting yang kita harus catat. Apakah
kita takut Allah, saat kita mengucapkan janji kita kepada orang lain. Orang mengatakan
bahwa “janji adalah hutang”. Ini sebenarnya tepat. Apa yang kita katakan, harus kita
lakukan. Kalau tidak, kita sama saja mengucapkan saksi dusta (Keluaran 20:16). Kita
telah berbohong. Dan berbohong itu adalah dosa. Tidak ada di dunia ini dosa yang kecil
atau besar. Bagaimana pun juga dosa adalah dosa. Dosa membawa kematian. “ Sebab
upah dosa adalah Maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23)
Dan menariknya setelah Yusuf mengatakan hal itu, mereka saling berkata satu
dengan yang lainnya, bahwa mereka telah menanggung dosa karena apa yang mereka
perbuat terhadap Yusuf. Mereka mengingat bahwa Yusuf yang saat itu meminta belas
kasihan untuk tidak dijual, namun mereka tidak mengubrisnya. Mereka menyimpulkan
semua yang terjadi ini adalah karena perbuatan itu.
Ruben pun tidak tinggal diam. Ia adalah pria yang paling egois dan tidak mau
disalahkan di atara ke dua belas putra Yakub. Ia pun bersuara bahwa, ia sebenarnya
sudah mencegah untuk tidak melakukan dosa terhadap Yusuf. Tetapi kalau kita
mengingat apa yang Ruben lakukan, sepertinya ia tidak melakukan apa-apa saat semua
saudaranya ingin membunuh Yusuf, kecuali menyarankan untuk membuarkan Yusuf di
sumur itu. Ia sebagai kakak tertua seharusnya mempunyai otoritas untuk mengatakan
tidak dari awal. Tetapi sepertinya, bukan itu yang Ruben lakukan. Sekarang, ia menjadi
orang yang tidak mau disalahkan dalam hal ini dengan melihat perkataannya itu.
Ada hal yang menarik yang perlu dibahas mengenai apa yang saudara-saudaranya
katakan. Apakah yang dikatakan saudara-saudara Yusuf itu penjelasan tentang apa yang
disebut dengan Karma? Karena, karma adalah sesuatu hal buruk yang diperoleh karena
sesuatu tindakan yang dilakukan di masa lalu. Apa yang Alkitab katakan soal karma?
Apakah karma itu benar-benar ada?
Konsep karma adalah konsep tidak ada di Alkitab. Ada tiga alasan mengapa
konsep ini adalah konsep yang salah. Pertama, Doktrin Allah yang berkepribadian.
Allah Kristen adalah Allah yang mempunyai kepribadian. Karena Allah seorang pribadi,
Allah yang menentukan segala sesuatu yang ada di dunia ini. Ia tidak tinggal diam
membiarkan segala sesuatunya berjalan dengan sendirinya. “Karena mata-Nya
mengawasi jalan manusia, dan Ia melihat segala langkahnya;” (Ayub 34:21).
Konsep karma membuat manusia menentukan hidupnya sendiri. Secara logika
dengan mempercayai kalau manusia melakukan sesuatu yang buruk lalu mendapatkan
balasan akan sesuatu yang buruk itu atau sebaliknya dalam waktu tertentu, maka itu
sama saja mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada. Itu sama saja mengatakan bahwa
Tuhan tidak mengatur hidup manusia. Itu sama saja mengatakan bahwa Tuhan itu tidak
berkuasa atas manusia. Dan semua ini, bukanlah konsep yang Alkitab ajarkan. Karena
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Alkitab mengajarkan Tuhan yang menciptakan manusia, dan tidak meninggalkan
manusia. Tuhan yang mengatur hidup manusia, karena Tuhan telah menentukan sejak
awal hidup manusia itu. Apa pun yang terjadi di dalam hidup manusia telah Tuhan atur
dan tentukan. “Langkah orang ditentukan oleh TUHAN, tetapi bagaimanakah manusia
dapat mengerti jalan hidupnya?” (Amsal 20:24). Karena “Aku tahu, ya TUHAN, bahwa
manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak
berkuasa untuk menetapkan langkahnya.”(Yeremia 10:23).
Kedua, dengan mengutip sebuah kisah di Yohanes, “Waktu Yesus sedang lewat, Ia
melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya:
"Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia
dilahirkan buta?" Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi
karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.”( Yohanes 9:1-3).
Jelas sekali, segala sesuatu yang terjadi di dalam dunia ini bukan karena karma. Seorang
lahir sehat atau sakit, cacat atau sempurna, laki-laki atau perempuan, semua telah Tuhan
tentukan. Karena Allah harus menyatakan perkerjaanNya dalam diri seseorang. “karena
di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di
bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik
pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”
(Kolose 1:16). Jadi, jikalau kita menderita akan sesuatu di dalam dunia ini, kita harus
mengerti bahwa Tuhan yang telah mengijinkan penderitaan itu masuk ke dalam hidup
kita. Tujuannya supaya kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam hidup kita. Bagaimana
dengan reinkarnasi (lahir kembali)? Firman Tuhan dengan jelas mengatakan, “Dan
sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu
dihakimi,” (Ibrani 9:27).
Konsep karma juga mengatakan, orang lain yang melakukan (misalnya orang tua)
tetapi anak yang menanggungnya. Tetapi Firman Tuhan mengatakan, “Orang yang
berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan
ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan
menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.
Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang
pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia
tidak akan mati.” (Yehezkiel 18:20-21). Alasan ketiga, semua orang menanggung
dosanya sendiri. Jika setiap orang menanggung dosanya sendiri, maka konsep karma
orang tua kepada anak pun tidak benar.
Namun, kita jelas harus membedakan antara karma dan dosa. Karena karma itu
tidak ada, tetapi dosa itu ada. Semenjak manusia pertama jatuh ke dalam dosa, manusia
dikutuk. Perempuan harus terkutuk dengan menderita dalam melahirkan, laki-laki harus
berpeluh dalam pekerjaan, tanah pun menjadi terkutuk menjadi susah diolah, dan
terpenting adalah akibat dosa. Manusia mati, berpisah dengan Allah, dan menjadi
musuh Allah. Satu-satunya cara untuk diperdamaikan dengan Allah adalah dengan
percaya kepada Tuhan Yesus. “Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh
darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita,
yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!” (Roma
5:9-10). Apakah hidup kita mau diperdamaikan dengan Allah? Percayalah kepada
Kristus.
Kembali ke kisah Yusuf. Seperti yang tadi telah disinggung bahwa Yusuf memakai
penerjemah, padahal ia bisa mendengar dan mengerti apa yang mereka katakan.
Akhirnya, Yusuf tidak tahan lalu pergi meninggalkan mereka, dan menangis. Inilah
yang menjadi salah satu bukti bahwa Yusuf tidak punya maksud jelek atau pun balas
dendam dengan saudara-saudaranya itu.
Yusuf memutuskan untuk menahan Simeon, lalu membiarkan yang lainnya pergi.
Yusuf pun memerintahkan untuk mengisi tempat gandum, namun uang-uang mereka
pun di kembalikan ke dalam setiap karungnya. Tidak hanya itu Yusuf pun memberikan
mereka bekal di jalan. Sekali lagi, ini bukti perlakukan Yusuf yang tulus membantu
saudara-saudaranya.
Mereka pun berangkat, tanpa mengetahui bahwa uang mereka telah dikembalikan.
Ketika mereka bermalam, seseorang mengecek karungnya, dan betapa terkejutnya
mereka melihat bahwa uang mereka dikembalikan. Saat mengetahui hal itu mereka
menjadi “tawar hati” dan “gemetar”. Dua kata ini menjelaskan perasaan hancur.
Mereka benar-benar tidak tahu harus berbuat apa lagi. Menemukan uang di sana bisa
membuat mereka dituduh bahwa mereka tidak membayar uang gandum itu. Mereka pun
kemungkinan memikirkan Simeon yang saat itu di penjara. Tidak heran mereka
bergumam, “apakah juga yang diperbuat Allah terhadap kita?”
Bukankah kita pun sering mengucapkan hal ini ketika ada hal buruk terjadi kepada
kita? Mungkin tidak dengan kata-kata yang sama. Ini adalah bentuk keluhan kita kepada
Tuhan yang seakan-akan berbuat salah kepada kita atau Tuhan telah salah mengambil
keputasan terhadap hidup kita. Seharusnya ini bukanlah sikap kita. Karena kita harus
bersyukur senantiasa dan mengerti bahwa segala sesuatunya sudah dalam kendali
Tuhan. Kerena Tuhan turut bekerja dalam segala hal untuk kebaikan kita semua.

Pengaduan saudara-saudarannya ke Yakub (29-38)


Mereka pun kembali kepada Yakub. Dengan berat hati, mereka pun menjelaskan
semua hal yang dialami mereka sampai saat ini. Mereka pun mengeluarkan dan
mengosongkan gandum mereka, dan mereka menemukan uang yang ada di dalam
karung itu utuh. Mereka pun makin ketakutan karena hal itu. Yakub pun membuat
sebuah komentar yang sangat jelas. Bahwa mereka telah membuat ia kehilangan anak-
anaknya. Yakub mengerti semua ini dalam hal ini, Yusuf telah mati setelah mencari
mereka, lalu Simeon yang harus di penjara (mereka takut untuk kembali karena uang
yang bisa membuat mereka disangka pencuri), dan sekarang Yakub harus merelakan
Benyamin untuk pergi, dan itu hal yang tidak mungkin ia lakukan. Ini adalah bentuk
penolakan bahwa Benyamin tidak boleh ikut, apa pun yang terjadi. Bahkan, ia
menganggap Simeon sebagai korban, yang penting Benyamin tidak mati.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Lalu sebagai saudara tertua, Ruben, yang seharusnya menjadi orang yang paling
bijak saat itu, malahan mengeluarkan perkataan yang menunjukan siapa itu Ruben. Ia
berkata bahwa, jika Yakub mengijinkan mereka pergi membawa Benyamin, jika
Benyamin tidak kembali, maka Yakub boleh membunuh kedua anak Ruben.
Di dunia ini ayah macam apa Ruben itu? Demi kepentingan dirinya sendiri, ia mau
mengorbankan kedua anaknya. Lagi pula apakah Yakub segila itu, membunuh cucunya
sendiri? Ruben adalah contoh orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri tetapi
ingin dianggap paling banyak bertindak. Sikapnya ini akan dibandingkan dengan
Yehuda nanti di pasal selanjutnya.
Apakah kita Ruben? Seorang yang mementingkan dirinya sendiri, tetapi ingin
menjadi orang yang penting? Firman Tuhan berkata, “karena itu sempurnakanlah
sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu
tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih
utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan
kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (Filipi 2:2-4)

Kesimpulan
Hari ini kita belajar bagaimana sebagai orang Kristen, kita tidak boleh seperti
Yakub yang berkabung tanpa henti seakan tidak ada harapan. Padahal, kita mempunyai
harapan yang besar akan Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Kita juga belajar
tentang bagaimana jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi balaslah
kejahatan dengan kebaikan. Lalu terakhir kita belajar tentang konsep dunia tentang
karma. Manusia tidak dapat menentukan hidupnya sendiri, tetapi Tuhan. Karena Firman
mengatakan “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28)

YUSUF -V
Kejadian 43:1-34

Yehuda Membujuk Yakub (1-14)

Kepulangan putra-putra Yakub dengan membawa gandum memang menolong


kelaparan yang ada di Tanah Kanaan, namun hal itu tidak berlangsung lama. Ini karena
kelaparan yang terjadi di negeri itu sangat “hebat sekali”. Gandum yang mereka punya
pun telah habis dimakan oleh mereka. Karena secara logika saja, seberapa banyak
gandum yang bisa dibawa ke-sepuluh putra Yakub untuk menghidupi keluarga besar
Yakub? Apalagi kalau mengingat mereka bukan hanya satu keluarga saja. Mereka
mempunyai budak laki-laki dan perempuan yang bekerja kepada mereka, mereka itu
pun memerlukan makan.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Maka Israel pun berkata kepada ke-sepuluh putranya untuk membeli kembali
gandum dari negeri Mesir. Namun, Yehuda mengingatkan kepada Yakub bahwa hal itu
tidaklah memungkinkan, mengingat bagaimana penguasa Mesir yang telah menahan
Simeon, mengharapkan kehadiran Benyamin untuk membuktikan bahwa mereka bukan
mata-mata.
Yehuda akhirnya meminta kembali ijin untuk membawa ikut serta Benyamin ke
Mesir, karena tanpa adik terkecil mereka, mereka tidak bisa menunjukan muka mereka
di sana. Untuk kembali ke Mesir tanpa Benyamin, itu sama saja menyerahkan nyawa
mereka ke tangan orang-orang Mesir.
Yakub kembali menyalahkan mereka. Karena menurut Yakub, mereka seharusnya
tidak membawa nama Benyamin dalam urusan ini. Kalau saja nama Benyamin tidak
muncul, mungkin masalah ini tidak akan datang kepada mereka. Namun, Yehuda
menjelaskan bahwa mereka tidak punya pilihan lain, mereka harus menjawab seluruh
pertanyaan yang datang kepada mereka. Mereka tidak mungkin berbohong, lagipula
mereka tidak pernah menyangka bahwa jawaban itu akan membawa mereka kepada
masalah ini.
Seperti yang kita telah pelajari di pasal 42. Ruben, kakak tertua keluarga itu telah
meminta kepada Yakub untuk mengijinkan mereka membawa Benyamin untuk pergi ke
Mesir. Dan sebagai taruhannya, nyawa kedua anak Ruben, ia korbankan untuk mati jika
mereka tidak membawa kembali Benyamin dengan hidup. Tentu saja, negosiasi bodoh
yang dilakukan oleh orang yang mementingkan dirinya sendiri tidak dapat diterima oleh
akal sehat. Bagaimana Yakub bisa membunuh cucunya jika anaknya telah mati?
Namun, Yehuda memberikan sebuah ide lain dalam hal ini. Sebagai orang yang
menjadi pemimpin keluarga saat ini (secara moral, ia mempunyai hak ini. Ruben tidur
dengan selir ayahnya, Simeon dan Lewi terlibat pembantaian di Sikhem, mereka
“kehilangan” hak moral akan hal yang terjadi). Yehuda meminta ijin kepada Yakub
untuk membawa Benyamin, “Biarkanlah anak itu pergi bersama-sama dengan aku;...
Akulah yang menanggung dia; engkau boleh menuntut dia dari padaku; jika aku tidak
membawa dia kepadamu dan menempatkan dia di depanmu, maka akulah yang berdosa
terhadap engkau untuk selama-lamanya.” Kita harus mengingat, Yehuda juga
mempunyai dua orang putra sama seperti Ruben, namun, ia tidak mengorbankan
anaknya, malahan ia sendiri yang menjadi jaminan untuk nyawa Benyamin. Sikap
Yehuda inilah yang membedakannya dengan Ruben.
Yehuda adalah orang yang berani bertanggung jawab dengan apa yang menjadi
konsekuensi dari perbuatannya. Kesalahannya menjual Yusuf pun mungkin mendasari
sikap ini. Dan sikap ini yang perlu kita contoh. Sikap penuh tanggung jawab, bukan
seperti sikap Ruben yang egois yang mengorbankan anak-anaknya demi kepentingannya
sendiri. Jangan seorangpun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah
tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain. (1 Cor 10:24)
Desakan Yehuda sebenarnya sangat realistik, mengingat apa yang dikatakannya,
“supaya kita tetap hidup dan jangan mati, baik kami maupun engkau dan anak-anak
kami.” Karena kalau Yakub masih kukuh dengan keputusannya, mereka semua akan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mati kelaparan. Ini menjadi sorotan yang penting dalam hidup Yehuda. Ia memikirkan
kehidupan keluarganya, walaupun harus mengorbankan nyawanya. Dengan sikap
Yehuda yang bersikeras, Yakub pun tidak dapat berkata hal yang lain. Ia memberikan
ijin kepada putra-putranya untuk membawa Benyamin pergi ke Mesir. Yakub pun
memerintahkan untuk membawa dua kali lipat uang mereka, membawa beberapa
rempah, biji-bijian, dan kacang-kacangan untuk mempersembahkan kepada penguasa
Mesir.
Yakub pun mengeluarkan perkataan yang penting untuk diperhatikan. Ia
mengatakan bahwa, “Allah Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu menaruh belas
kasihan kepadamu, supaya ia membiarkan saudaramu yang lain itu beserta Benyamin
kembali. Mengenai aku ini, jika terpaksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah juga
kehilangan.” Perkataan ini bukanlah sebuah keputusasaannya, ini justru menunjukan
imannya, bahwa Allah yang MahaKuasa, akan menolong mereka.
Perlu diingat, bagaimana kata “Allah MahaKuasa” ini diperkenalkan di Alkitab.
Saat Allah menampakan diri kepada Abraham (17:1), saat Ishak memberkati Yakub
untuk pergi ke tempat Laban (28:3), lalu saat Allah sendiri menampakan diri kepadanya
di Lus (35:11). Setelah itu, hanya Yakub yang akan mengunakan gelar tiga kali,
termasuk dalam pasal ini. Ini menunjukan bagaimana Yakub, berserah kepada Tuhan,
atas segala yang terjadi di dalam hidupnya itu.

Yehuda dan Saudara-saudaranya ke Mesir(15-23)


Setelah mempersiapkan segala sesuatunya, mereka pun pergi ke Mesir. Sesampai
di sana mereka disambut oleh Yusuf. Akan tetapi sesuatu hal yang mereka tidak sangka-
sangka terjadi. Yusuf memerintahkan anak buahnya untuk membawa mereka untuk
makan ke dalam rumahnya. Di zaman itu, jika seorang mengajak makan ke dalam
rumah, itu merupakan suatu kehormatan yang sangat besar. Namun, kali ini mereka
“ketakutan” karena mereka berprasangka buruk terhadap hal ini. Mereka berpikir bahwa
ini adalah jebakan yang disiapkan orang Mesir untuk menipu dan menangkap mereka
karena perihal uang itu. Mungkin mereka sengaja dipisahkan dari tempat umum untuk
dibunuh. Lagipula mereka berpikir, mana mungkin seorang Mesir berbuat baik kepada
mereka tanpa maksud tersembunyi.
Setelah mereka sampai depan pintu rumah Yusuf, mereka mencoba bertanya, atau
setidaknya membela diri mereka di hadapan orang Mesir. Mereka memberi alasan
dalam ketakutan mereka bahwa mereka telah membayar dengan harga yang benar saat
itu, hanya mereka tidak sadar bahwa ada seseorang yang menaruh uang di karung
mereka itu. Penjaga pintu itu pun menjawab dengan mengatakan hal yang menarik. Ia
mengatakan bahwa, Allah mereka dan Allah bapa mereka yang telah memberikan uang
itu kepada mereka, dari pihak Mesir sendiri mereka sudah mendapatkan bayaran yang
setimpal. Saat itu juga, Simeon dikeluarkan sebagai bukti semua berjalan dengan baik.
Mendengar jawaban orang Mesir ini kita bisa menduga satu hal. Tidaklah mungkin
seorang Mesir akan mengunakan cara itu untuk menjawab mereka, kecuali karena
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
penjaga ini telah mendapat pengaruh yang baik dari Yusuf yang selalu membawa nama
Allah di dalam hidupnya. Bagaimana kita menjadi pengaruh bagi orang lain? Seberapa
besar kita bisa membuat orang melihat bahwa ada Allah di dalam hidup kita. “Ia
memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan
melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN.” (Maz 40:4).

Yehuda dan Saudaranya diundang Makan(24-30)


Setelah sampai di rumah Yusuf, mereka dicuci kakinya dan keledai mereka pun
diberi makan. Ini adalah bentuk adat istiadat yang mereka lakukan pada saat itu. Dan
ketika Yusuf tiba pada siang hari untuk makan siang, saudara-saudaranya menyediakan
persembahan kepada Yusuf sambil bersujud di kaki Yusuf. Ini tentu mengingatkan
Yusuf kembali akan mimpinya, bagaimana saudara-saudaranya akan bersujud
kepadanya (37:6-9).
Saudara-saudaranya masih bersiap mengharapkan hal terburuk yang akan terjadi
terhadap mereka, namun mereka justru dikejutkan dengan keramahan Yusuf terhadap
mereka dengan menanyakan keadaan ayah mereka. Kehangatan Yusuf makin terasa saat
Yusuf melihat adik kandungnya. Ia pun mengucapkan berkat terhadap Benyamin. Dan
karena Yusuf belum bisa mengungkapkan identitasnya, maka Yusuf pun bergegas pergi
dari situ, ia tidak dapat menahan rasa harunya. Ia pergi ke kamarnya, lalu menangis di
sana. Ini adalah rasa haru sekaligus bahagia bagaimana ia bertemu kembali dengan adik
kandungnya. Namun, terlebih rasa haru dan syukur kepada Tuhan karena saudara-
saudaranya terlihat sudah berubah dari apa yang ia kenal sebelumnya.

Yusuf menguji saudaranya (31-34)


Setelah mencuci mukanya, Yusuf kembali ke ruang makan dan memerintahkan
untuk menyajikan makanan. Sebagai tangan kanan Firaun, perdana menteri besar, Yusuf
duduk di meja khususnya. Sedangkan tamu-tamu dari bangsa Mesir duduk dalam meja
tersendiri, dan saudara-saudara Yusuf duduk dalam kumpulan mereka sendiri. Hal ini
terjadi karena, orang Mesir tidak boleh duduk bersama bangsa lain, apalagi bagi mereka
bangsa lain mempunyai derajat yang sangat di rendah di bawah mereka. Ini sebuah
kekejian bagi bangsa Mesir. (Namun, nanti Tuhan akan memakai tradisi ini untuk
membawa bangsa Israel menjadi bangsa yang murni tanpa kawin campur dari bangsa
Mesir).
Tetapi ada hal yang mengerankan dari penyusunan meja makan ini. Mereka duduk
disusun dengan urutan dari yang paling tua sampai yang paling muda. Tentu saja ini ide
Yusuf melakukan ini, tujuannya untuk melihat bagaimana mereka harus sadar ada
perkerjaan Tuhan dalam segala hal. Tentu dari sudut pandang saudara-saudaranya, hal
ini sangat mengejutkan, mereka mungkin berpikir bagaimana mereka bisa tahu, siapa
yang paling muda dan siapa yang tertua.
Dan ujian Yusuf selanjutnya dijelaskan di ayat terakhir, bagaimana Yusuf dengan
sengaja memberi porsi lima kali lebih banyak kepada Benyamin dari saudara yang
lainnya. Ia ingin mengetahui apakah sikap favoritsmnya terhadap Benyamin akan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mempengaruhi saudara-saudaranya. Kita tentu mengingat lebih jelas bagaimana sikap
ini, yang ditunjukan Yakub terhadap Yusuf telah membuat Yusuf dibenci saudara-
saudaranya, bahkan karena ini ia dijual. Maka dengan cara memperlihatkan hal yang
sama, bagaimana saudara-saudaranya bersikap. Apakah mereka sudah berubah?
Pernyataan terakhir menjadi kunci dari jawaban atas ujian Yusuf. Lalu minumlah
mereka dan bersukaria bersama-sama dengan dia. Ini menunjukan bahwa, saudara-
saudaranya telah berubah. Mereka tidak menunjukan ketidaksukaan mereka lagi, tetapi
mereka ikut bersukacita. Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan
menangislah dengan orang yang menangis! (Roma 12:15).
Kesimpulan
Kelaparan berkelanjutan yang menimpa mereka memaksa Yakub untuk mengijinkan
Yehuda untuk memimpin rombongan ini lagi, tentunya dengan membawa Benyamin.
Yehuda dipercaya karena sikap tangung jawabnya yang perlu dicontoh, yang berlawanan
sekali dengan Ruben yang mementingkan dirinya sendiri. Sesampai di Mesir, sekali lagi,
Yusuf memberi ujian kepada saudara-saudaranya untuk mengetahui apakah saudara-
saudaranya masih iri hati dan cemburu akan sikap favorit yang ditunjukan oleh Yusuf.
Namun, mereka berhasil membuktikan diri mereka dengan bersukacita bersama-
sama.Namun, Yusuf masih punya ujian terakhir, sebelum ia menunjukkan dirinya kepada
saudara-saudaranya.

YUSUF -VI
Kejadian 44:1-34
Sesudah itu diperintahkannyalah kepada kepala rumahnya: "Isilah karung orang-
orang itu dengan gandum, seberapa yang dapat dibawa mereka, dan letakkanlah
uang masing-masing di dalam mulut karungnya. 2 Dan pialaku, piala perak itu,
taruhlah di dalam mulut karung anak yang bungsu serta uang pembayar gandumnya
juga." Maka diperbuatnyalah seperti yang dikatakan Yusuf. 3 Ketika paginya hari
terang tanah, orang melepas mereka beserta keledai mereka. 4 Tetapi baru saja
mereka keluar dari kota itu, belum lagi jauh jaraknya, berkatalah Yusuf kepada
kepala rumahnya: "Bersiaplah, kejarlah orang-orang itu, dan apabila engkau sampai
kepada mereka, katakanlah kepada mereka: Mengapa kamu membalas yang baik
dengan yang jahat? 5 Bukankah ini piala yang dipakai tuanku untuk minum dan
yang biasa dipakainya untuk menelaah? Kamu berbuat jahat dengan melakukan
yang demikian." 6 Ketika sampai kepada mereka, diberitakannyalah kepada mereka
perkataan Yusuf itu. 7 Jawab mereka kepadanya: "Mengapa tuanku mengatakan
perkataan yang demikian? Jauhlah dari pada hamba-hambamu ini untuk berbuat
begitu! 8 Bukankah uang yang kami dapati di dalam mulut karung kami telah kami
bawa kembali kepadamu dari tanah Kanaan? Masakan kami mencuri emas atau
perak dari rumah tuanmu? 9 Pada siapa dari hamba-hambamu ini kedapatan piala
itu, biarlah ia mati, juga kami ini akan menjadi budak tuanku." 10 Sesudah itu
berkatalah ia: "Ya, usulmu itu baik; tetapi pada siapa kedapatan piala itu, hanya
dialah yang akan menjadi budakku dan kamu yang lain itu akan bebas dari salah."
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
11 Lalu segeralah mereka masing-masing menurunkan karungnya ke tanah dan
masing-masing membuka karungnya. 12 Dan kepala rumah itu memeriksanya
dengan teliti; ia mulai dengan yang sulung sampai kepada yang bungsu; maka
kedapatanlah piala itu dalam karung Benyamin. 13 Lalu mereka mengoyakkan
jubahnya dan masing-masing memuati keledainya, dan mereka kembali ke kota. 14
Ketika Yehuda dan saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah Yusuf, Yusuf
masih ada di situ, sujudlah mereka sampai ke tanah di depannya. 15 Berkatalah
Yusuf kepada mereka: "Perbuatan apakah yang kamu lakukan ini? Tidakkah kamu
tahu, bahwa seorang yang seperti aku ini pasti dapat menelaah?" 16 Sesudah itu
berkatalah Yehuda: "Apakah yang akan kami katakan kepada tuanku, apakah yang
akan kami jawab, dan dengan apakah kami akan membenarkan diri kami? Allah
telah memperlihatkan kesalahan hamba-hambamu ini. Maka kami ini, budak
tuankulah kami, baik kami maupun orang pada siapa kedapatan piala itu." 17 Tetapi
jawabnya: "Jauhlah dari padaku untuk berbuat demikian! Pada siapa kedapatan
piala itu, dialah yang akan menjadi budakku, tetapi kamu ini, pergilah kembali
dengan selamat kepada ayahmu." 18 Lalu tampillah Yehuda mendekatinya dan
berkata: "Mohon bicara tuanku, izinkanlah kiranya hambamu ini mengucapkan
sepatah kata kepada tuanku dan janganlah kiranya bangkit amarahmu terhadap
hambamu ini, sebab tuanku adalah seperti Firaun sendiri. 19 Tuanku telah bertanya
kepada hamba-hambanya ini: Masih adakah ayah atau saudara kamu? 20 Dan kami
menjawab tuanku: Kami masih mempunyai ayah yang tua dan masih ada anaknya
yang muda, yang lahir pada masa tuanya; kakaknya telah mati, hanya dia sendirilah
yang tinggal dari mereka yang seibu, sebab itu ayahnya sangat mengasihi dia. 21
Lalu tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Bawalah dia ke mari kepadaku,
supaya mataku memandang dia. 22 Tetapi jawab kami kepada tuanku: Anak itu
tidak dapat meninggalkan ayahnya, sebab jika ia meninggalkan ayahnya, tentulah
ayah ini mati. 23 Kemudian tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Jika
adikmu yang bungsu itu tidak datang ke mari bersama-sama dengan kamu, kamu
tidak boleh melihat mukaku lagi. 24 Setelah kami kembali kepada hambamu,
ayahku, maka kami memberitahukan kepadanya perkataan tuanku itu. 25 Kemudian
ayah kami berkata: Kembalilah kamu membeli sedikit bahan makanan bagi kita. 26
Tetapi jawab kami: Kami tidak dapat pergi ke sana. Jika adik kami yang bungsu
bersama-sama dengan kami, barulah kami akan pergi ke sana, sebab kami tidak
boleh melihat muka orang itu, apabila adik kami yang bungsu tidak bersama-sama
dengan kami. 27 Kemudian berkatalah hambamu, ayahku, kepada kami: Kamu
tahu, bahwa isteriku telah melahirkan dua orang anak bagiku; 28 yang seorang telah
pergi dari padaku, dan aku telah berkata: Tentulah ia diterkam oleh binatang buas,
dan sampai sekarang aku tidak melihat dia kembali. 29 Jika anak ini kamu ambil
pula dari padaku, dan ia ditimpa kecelakaan, maka tentulah kamu akan
menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena nasib celaka.
30 Maka sekarang, apabila aku datang kepada hambamu, ayahku, dan tidak ada
bersama-sama dengan kami anak itu, padahal ayahku tidak dapat hidup tanpa dia,
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
31 tentulah akan terjadi, apabila dilihatnya anak itu tidak ada, bahwa ia akan mati,
dan hamba-hambamu ini akan menyebabkan hambamu, ayah kami yang ubanan itu,
turun ke dunia orang mati karena dukacita. 32 Tetapi hambamu ini telah
menanggung anak itu terhadap ayahku dengan perkataan: Jika aku tidak
membawanya kembali kepada bapa, maka akulah yang berdosa kepada bapa untuk
selama-lamanya. 33 Oleh sebab itu, baiklah hambamu ini tinggal menjadi budak
tuanku menggantikan anak itu, dan biarlah anak itu pulang bersama-sama dengan
saudara-saudaranya. 34 Sebab masakan aku pulang kepada ayahku, apabila anak itu
tidak bersama-sama dengan aku? Aku tidak akan sanggup melihat nasib celaka
yang akan menimpa ayahku."

Yusuf and Ujian Terakhirnya (1-12)

Setelah makan bersama penguasa Mesir dengan penuh sukacita, saudara-saudara


Yusuf tidak akan pernah menyangka dengan apa yang akan terjadi kepada mereka.
Segalanya terlihat terkendali, bahkan dapat dikatakan misi mereka kedua kali ke Mesir
sangatlah sukses. Mereka mendapatkan gandum yang mereka perlukan, tuduhan
terhadap mereka pun telah ditiadakan, Simeon telah dibebaskan, lalu Benyamin pun
dapat pulang kembali bersama mereka, bahkan mendapat perlakuan istimewa dari sang
penguasa. Semua benar-benar terlihat baik, dan sangat menyenangkan. Namun mereka
tidak menyadari ada sesuatu yang sangat buruk akan segera terjadi.
Yusuf telah memberikan ujian mengenai “anak favorit”, namun, ujian Yusuf
belum berakhir. Karena Yusuf menyiapkan satu lagi ujian yang akan menunjukkan
bagaimana saudara-saudaranya telah berubah. Yusuf menyuruh anak buahnya untuk
mengisi gandum ke dalam karung orang-orang itu beserta uang di dalam mulut karung
itu. Setelah itu, piala Yusuf (gelas perak) harus ditaruh ke dalam karung Benyamin, adik
bungsunya itu.
Keesokan harinya, setelah mereka bersiap-siap dan pergi meninggalkan kota. Di
saat mereka belum jauh keluar dari kota itu, Yusuf menyuruh anak buahnya untuk
mengejar mereka semua dengan menyampaikan pesan dengan mengatakan “mengapa
kamu membalas yang baik dengan yang jahat? Bukankah ini piala yang dipakai tuanku
untuk minum dan yang biasa dipakainya untuk menelaah? Kamu berbuat jahat dengan
melakukan demikian”. Anak buah Yusuf pun melakukan apa yang disuruh Yusuf dan
mengatakan semua itu kepada saudara Yusuf.
Ketika hal tersebut disampaikan kepada saudara-saudaranya, betapa terkejutnya
mereka. Karena mereka tahu bahwa tidak melakukan hal yang dimaksud. Tentu dalam
kasus ini kita tahu apa yang Yusuf rencanakan, namun, mereka tidak tahu sama sekali
apa intensi Yusuf akan hal ini. Mereka hanya bisa menjawab bahwa hal yang anak buah
Yusuf tuduhkan tidaklah benar.
Di tengah keadaan terdesak, dan karena mereka yakin bahwa mereka bersih.
Seorang dari mereka menjawab sesuatu yang membuat mereka menyesal mengatakan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
hal itu. “Pada siapa dari hamba-hambamu ini kedapatan piala itu, biarlah ia mati, juga
kami ini akan menjadi budakmu”. Mereka tahu mereka tidak bersalah, mereka tahu
tidak mungkin ada dari seorang dari mereka yang akan melakukan perbuatan itu, maka
mereka berani mengatakan hal itu.
Namun, anak buah Yusuf mempunyai kesepakatan lain. Hanya kepada orang yang
kedapatan piala itu saja yang akan menjadi budak bangsa Mesir, yang lain akan bebas
dan kembali ke negeri mereka. Mereka pun setuju untuk diperiksa. Dan betapa
terkejutnya mereka bahwa di dalam karung Benyaminlah, piala perak itu ditemukan.
Di dalam hidup kita, terkadang ada orang yang mengatakan sesuatu yang buruk
tentang kita atau pun menuduh kita dengan hal yang tidak benar. Apalagi orang yang
memberitahukan kepada kita adalah teman kita. Bagaimana kita harus menyikapi hal
ini?
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mendengar. “Hai saudara-saudara
yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar,
tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah
manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.” Yakobus 1:19. Kita
dengarkan dahulu penjelasannya, jangan terburu-buru mengambil keputusan, atau
bahkan marah.
Hal kedua yang harus dilakukan adalah mempertimbangkan. Jika memang itu
tidak benar, jelaskan dengan baik-baik. Tetapi jika hal itu benar, akui kesalahan itu dan
berubah. Jangan menganggap diri ini dari sudut pandang sendiri. Orang yang bisa
melihat kita itu siapa. “Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi
siapa mendengarkan nasihat, ia bijak.” Amsal 12:15.
Hal ketiga yang harus dilakukan adalah menerima masukan. Jangan angkuh
dengan apa yang kita punya. Jangan merasa sombong dan tidak menerima saat orang
menegur kita. Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran, tetapi mereka yang
mendengarkan nasihat mempunyai hikmat.” Amsal 13:10.

Yehuda dan Saudara-saudaranya Menghadap Yusuf (13-17)


Mereka pun mengoyakkan jubah mereka, ini melambangkan kepiluan dan
kesedihan mereka yang besar. Kalau kita melihat kembali, pada ujian pertama dan
kedua, mereka tidak mengoyakkan pakaian mereka, walaupun masalah yang mereka
hadapi sangat besar. Tetapi kali ini, mereka melakukan ini.
Ekspresi ini hanya terdapat dua kali dalam kitab Kejadian. Ekspresi
“mengoyakkan pakaian” ini pertama kali terdapat pada Kejadian 37:34, waktu Yakub
menerima kabar kematian Yusuf. Dan ekspresi ini muncul sekali lagi di sini. Ini
menunjukan kepada kita bagaimana mereka sangat kehilangan, walau Benyamin belum
ditangkap secara resmi, namun mereka seakan-akan sudah kehilangan Benyamin.
Dalam hal ini, kita pun bisa melihat bagaimana sikap saudara-saudaranya sudah
berubah. Dalam perjanjian, hanya orang yang ditemukan piala tersebut yang akan
menjadi budak. Artinya mereka bersepuluh boleh pulang dan tidak perlu menjadi budak.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Namun mereka tidak memikirkan hal itu. Mereka peduli dengan Benyamin dan
mengingat janji mereka dengan ayahnya. Dengan mengoyakkan pakaian mereka,
mereka menunjukkan sikap kasih yang sangat besar kepada Benyamin. Ini sebanding
dengan bagaimana Yakub juga melakukan hal itu terhadap Yusuf dulu dua puluh tahun
lalu.
Akhirnya mereka pun kembali ke kota. Ketika Yehuda (perhatikan bagaimana
fokus dalam ayat ini adalah Yehuda) dan saudara-saudaranya menghadap Yusuf.
Mereka bersujud sampai ke tanah. Yusuf pun bertanya, perbuatan apa yang mereka
lakukan? Apakah mereka tidak tahu bahwa Yusuf bisa menelaah.
Menelaah adalah salah satu kebiasaan yang dilakukan orang Mesir, yaitu
melakukan hal gaib seperti mencari tahu sesuatu dengan mengunakan kuasa kegelapan.
Namun, Alkitab sama sekali tidak mengatakan bahwa Yusuf memang melakukan itu,
apa yang ia lakukan adalah untuk menunjukan bahwa ia benar-benar penguasa Mesir
yang kebanyakan melakukan itu. Sebagai orang percaya, Yusuf tidak akan melakukan
perbuatan tersebut.
Respon Yehuda perlu dipuji. Ia mengatakan bahwa “Apakah yang akan kami
katakan kepada tuanku? Apakah yang akan kami jawab? Dan dengan apakah kami akan
membenarkan diri kami? Allah telah memperlihatkan kesalahan hamba-hambamu
ini.” Apa yang Yehuda jawab sama sekali bukan untuk membela diri atas tuduhan
mencuri itu. Ia tahu bahwa Benyamin tidak mencurinya.
Ini adalah kesimpulan yang ia buat dengan melihat bagaimana kejadian-kejadian
yang menimpa mereka ini adalah bagaimana Allah memberikan konsekuensi atas apa
yang menjadi dosa mereka di masa lalu. Jauh di dalam lubuk hati Yehuda, ia menyadari
bahwa apa yang pernah mereka lakukan terhadap Yusuf adalah sesuatu kesalahan dari
sikap mereka dulu. Makanya Yehuda pun mengatakan bahwa mereka semua siap
menanggung akibat dari “pencurian” ini, tanpa memandang siapa pun yang mencuri
benda itu.
Karena sebagai manusia kita masih sering sekali melakukan dosa dan terus
mengulanginya lagi. Untuk itu kita perlu untuk mengaku dosa dan meminta
pengampunan dari Tuhan. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala
kejahatan. 1 Yohanes 1:9.
Tuhan selalu akan mengingatkan kita bahwa selalu ada konsekuensi dari dosa kita.
Tentu saat kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, Tuhan telah mengampuni dosa
kita. Kita sudah mendapatkan keselamatan. Namun, jika kita melakukan dosa lagi,
bukan berarti keselamatan kita hilang. Tetapi ada beberapa konsekuensi jika kita terus
melakukan dosa dan tidak mau bertobat.
Pertama, Doa kita tidak akan dijawab. “Seandainya ada niat jahat (dosa)
dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.” Mazmur 66:18. Hubungan kita
dengan Tuhan akan terganggu. Kita jadi tidak bisa berdoa dengan baik. Karena doa kita
tidak akan jauh hanya sebatas atap rumah kita saja.
Kedua, Kesaksian Hidup kita akan rusak. Saat kita bilang kita ini orang
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Kristen, kita mengatakan bahwa, dengan melihat hidup kita orang bisa melihat Kristus.
Kita seharusnya menjadi saksi buat orang lain. Namun jika hidup kita di dalam dosa,
kita hanya akan menjadi batu sandungan untuk orang lain.
Ketiga, Tuhan akan mendisiplin kita. Tuhan mengasihi manusia. Ia mencintai
manusia seperti ayah mencintai anaknya. Makanya, saat manusia berada di dalam dosa,
Tuhan akan mencambuk kita untuk membawa kita kembali kepadanya. “Cambukan” ini
terkadang merupakan salah satu konsekuensi kita. “Dan sudah lupakah kamu akan
nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku,
janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia
menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus menanggung
ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang
tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus
diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.”
Ibrani 12:5-8.
Jawaban Yusuf mungkin tidak pernah diduga. Yusuf meminta hanya orang yang
bersalah yang harus dihukum, itu artinya Benyamin yang harus menjadi budak di
bangsa Mesir. Dan ini adalah ujian yang sebenarnya. Ini adalah ujian akhir yang akan
menjelaskan apakah saudara-saudaranya sudah benar-benar berubah.
Sikap mereka memperlihatkan hati mereka. Mereka bisa saja mengatakan bahwa,
“sudah biarkan saja, yang penting kita bebas dan pulang ke rumah kita. Biarkan
Benyamin menanggung akibat perbuatannya tersebut. Jangan gara-gara dia, kita juga
ikut susah.” Dan kemudian mereka bisa mengatakan kepada ayahnya, “Benyamin, anak
kesayangan ayah itu mencuri. Ia sekarang dihukum di Mesir.” Tetapi tidak. Mereka
tidak menjawab seperti itu. Mereka justru terdiam, bahkan Yehuda pun mengambil alih
kepemimpinan mereka.

Yehuda Membela Benyamin (18-34)


Perkataan Yehuda dalam membela Benyamin ini adalah salah satu dari ucapan
permohonan yang luar paling biasa yang tercatat di dalam Alkitab. Yehuda
mengatakannya dengan penuh hormat, namun dengan penuh perasaan. Kata-kata yang
benar, namun dengan penuh emosi yang mendalam. Martin Luther mengomentari
perkataan ini, “Aku berharap aku mengetahui bagaimana cara berdoa kepada Allah
yang sama seperti Yehuda memohon kepada Yusuf”
Inti perkataan Yehuda adalah seperti ini. Mereka mempunyai seorang ayah yang
sudah tua, dan mempunyai dua putra kesayangan. (Yehuda tidak menyangkal bahwa
ayah mereka lebih mengasihi kedua putranya itu, namun kali ini ia tidak menunjukan
sikap kesal akan perbedaan yang Yakub perbuat). Salah satu putranya telah mati dan
hanya tinggal satu yang hidup. Saat Yusuf bertanya mengenai keluarga, mereka
menjelaskan semua ini. Namun saat Yusuf meminta untuk menbawa adik bungsunya,
ayahnya tidak bisa berpisah dari anaknya itu. Makanya, mereka tidak kembali dalam
waktu yang lama. Lalu karena mereka memerlukan gandum, mereka harus kembali lagi,
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
hanya dengan syarat untuk membawa Benyamin ke Mesir. Untuk dari itu, Yehuda harus
menanggung Benyamin, karena kalau Benyamin tidak kembali, ayahnya akan mati
karena sedih.
Akhirnya, kesimpulan yang dibuat oleh Yehuda adalah ia siap menanggung
kesalahan yang dilakukan Benyamin dengan menjadi budak mengantikan adiknya itu.
Alasannya ia tidak sanggup untuk melihat nasib celaka kepada ayahnya kalau Benyamin
tidak kembali ke pangkuan ayahnya, Yakub.
Ini adalah sikap Yehuda yang harus dipuji. Ini sikap tanggung jawab yang
sebenarnya. Kalau kita membandingkan Yehuda, di pasal 37 and 38. Dengan Yehuda
saat ini. Kita melihat bagaimana Yehuda telah berubah dengan drastis.
Ia yang hanya mau mementingkan dirinya sendiri, sekarang menjadi orang yang
mementingkan orang lain. Ia adalah orang yang menyarankan Yusuf untuk dijual
menjadi budak. Sekarang ia mau menjadi budak untuk menanggung adiknya itu. Ia telah
berubah menjadi seorang laki-laki yang bertanggung jawab dan yang bisa dipegang
perkataannya.
Perkataan Yehuda ini menjadi sebuah rekonsiliasi antara Yusuf dengan saudara-
saudaranya. Ini juga menjadi penentu dari keberlangsungan bangsa Israel nantinya. Dan
ini pun yang menjadi alasan yang menyebabkan Yehuda menjadi garis keturunan
Mesias.

Kesimpulan
Yusuf memberikan tiga buah ujian untuk menguji saudara-saudaranya. Dari pasal
42 sampai pasal 44, Alkitab menjelaskan 3 hal yang diuji oleh Yusuf terhadap saudara-
saudaranya. Dan tiga hal ini pun perlu kita pelajari dan kita aplikasikan dalam
kehidupan kita sehari-hari.
Pertama, Yusuf menguji kesetiaan mereka. Apakah mereka bisa memegang janji
mereka. Yusuf mengisi uang kepada karung mereka dan membiarkan mereka
menjemput Benyamin untuk dibawa ke Mesir. Walau pun sempat tertunda, mereka pun
membawa Benyamin sebagai janji mereka kalau mereka kembali ke sana. Dalam ujian
yang pertama mereka pun sebenarnya diuji dengan uang, namun itu tidak menjadi
masalah mereka.
Kedua, Yusuf menguji kebesaran hati mereka. Apakah mereka akan merasa iri
dan cemburu dengan perlakukan Yusuf terhadap adiknya yang memberi makanan lebih
lagi. Mereka pun berbahagia saat adiknya menerima perlakukan istimewa tersebut.
Mereka tidak cemburu.
Ketiga, Yusuf menguji kasih mereka. Apakah mereka menunjukkan kasih mereka
kepada saudaranya yang akan menjadi budak. Sikap mereka yang tanpa perlawanan dan
bersedia menjadi budak Yusuf adalah sikap kasih mereka kepada saudara-saudaranya.
Mereka tidak mencari keuntungan sendiri dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita orang yang setia, berbesar hati, dan juga
mau mengasihi orang lain? Firman Tuhan mengatakan dalam 1 Korintus 13: 4-7.
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari
keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang
lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia
menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu,
sabar menanggung segala sesuatu.”
Salah satu hal lain yang bisa dipelajari dari akun ini adalah bagaimana kita
melihat gambaran Yehuda menanggung kesalahan Benyamin. Melihat pengorbanan
Yehuda, kita mungkin akan melihat kasih Yehuda terhadap adiknya itu. Namun,
pernahkah kita mengingat lagi bagaimana Tuhan Yesus Kristus datang untuk
menanggung dosa kita. Ia Tuhan yang sangat sempurna, namun, mau menderita
sengsara dan mati untuk menebus dosa manusia. “Karena waktu kita masih lemah,
Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh
Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi
mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--. Akan tetapi Allah
menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita,
ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh
darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.” Roma 5:5-9.
Pertanyaannya, sudahkah kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan
dan Juru Selamat pribadi kita?

YUSUF -VII
Kejadian 45:1-28
Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang
berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: "Suruhlah keluar semua orang dari sini."
Maka tidak ada seorangpun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia
memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. 2 Setelah itu menangislah ia
keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana
Firaun. 3 Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih
hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab
mereka takut dan gemetar menghadapi dia. 4 Lalu kata Yusuf kepada saudara-
saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi:
"Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. 5 Tetapi sekarang, janganlah
bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab
untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. 6 Karena
telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang
tidak akan membajak atau menuai. 7 Maka Allah telah menyuruh aku mendahului
kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara
hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. 8 Jadi bukanlah kamu
yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku
sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas
seluruh tanah Mesir. 9 Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah
kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu. 10
Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak
dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu. 11 Di sanalah
aku memelihara engkau--sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi--supaya
engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut
serta dengan engkau. 12 Dan kamu telah melihat dengan mata sendiri, dan
saudaraku Benyamin juga, bahwa mulutku sendiri mengatakannya kepadamu. 13
Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala kemuliaanku di negeri Mesir ini, dan
segala yang telah kamu lihat, kemudian segeralah bawa bapa ke mari." 14 Lalu
dipeluknyalah leher Benyamin, adiknya itu, dan menangislah ia, dan menangis
pulalah Benyamin pada bahu Yusuf. 15 Yusuf mencium semua saudaranya itu
dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah
saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia. 16 Ketika dalam istana Firaun
terdengar kabar, bahwa saudara-saudara Yusuf datang, hal itu diterima dengan baik
oleh Firaun dan pegawai-pegawainya. 17 Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf:
"Katakanlah kepada saudara-saudaramu Buatlah begini: muatilah binatang-
binatangmu dan pergilah ke tanah Kanaan, 18 jemputlah ayahmu dan seisi
rumahmu dan datanglah mendapatkan aku, maka aku akan memberikan kepadamu
apa yang paling baik di tanah Mesir, sehingga kamu akan mengecap kesuburan
tanah ini. 19 Selanjutnya engkau mendapat perintah mengatakan kepada mereka:
Buatlah begini: bawalah kereta dari tanah Mesir untuk anak-anakmu dan isteri-
isterimu, jemputlah ayahmu dari sana dan datanglah ke mari. 20 Janganlah kamu
merasa sayang meninggalkan barang-barangmu, sebab apa yang paling baik di
seluruh tanah Mesir ini adalah milikmu." 21 Demikianlah dilakukan oleh anak-anak
Israel itu. Yusuf memberikan kereta kepada mereka menurut perintah Firaun; juga
diberikan kepada mereka bekal di jalan. 22 Kepada mereka masing-masing
diberikannya sepotong pesalin dan kepada Benyamin diberikannya tiga ratus uang
perak dan lima potong pesalin. 23 Di samping itu kepada ayahnya dikirimkannya
sepuluh ekor keledai jantan, dimuati dengan apa yang paling baik di Mesir, lagipula
sepuluh ekor keledai betina, dimuati dengan gandum dan roti dan makanan untuk
ayahnya dalam perjalanan. 24 Kemudian ia melepas saudara-saudaranya serta
berkata kepada mereka: "Janganlah berbantah-bantah di jalan." 25 Demikianlah
mereka pergi dari tanah Mesir dan sampai di tanah Kanaan, kepada Yakub, ayah
mereka. 26 Mereka menceritakan kepadanya: "Yusuf masih hidup, bahkan dialah
yang menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." Tetapi hati Yakub tetap dingin,
sebab ia tidak dapat mempercayai mereka. 27 Tetapi ketika mereka menyampaikan
kepadanya segala perkataan yang diucapkan Yusuf, dan ketika dilihatnya kereta
yang dikirim oleh Yusuf untuk menjemputnya, maka bangkitlah kembali semangat
Yakub, ayah mereka itu. 28 Kata Yakub: "Cukuplah itu; anakku Yusuf masih
hidup; aku mau pergi melihatnya, sebelum aku mati."

Yusuf Menyatakan Diri (1-4)


154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

Kejadian pasal 45 merupakan akhir yang indah dari kisah Yusuf. Kita telah
melihat bagaimana Yusuf telah menguji saudara-saudaranya dalam 3 pasal sebelumnya.
Kesetiaan mereka diuji, kesabaran mereka diuji, dan kasih mereka diuji. Dan mereka
berhasil membuktikan pada Yusuf, bahwa mereka sudah berubah. Mereka telah menjadi
orang-orang yang lebih baik dan menjadi saudara yang lebih peduli dengan orang lain.
Secara khusus Yehuda, Ia menjadi orang yang paling berubah secara drastis, karena kita
telah melihat siapa ia sebelumnya di Pasal 38.
Akhirnya, Yusuf sudah tidak bisa menahan emosi dan perasaannya lagi. Perkataan
Yehuda membuat ia tidak bisa menahan emosinya lagi. Ia segera menyuruh seluruh
orang keluar dari ruangan tersebut, kecuali saudara-saudaranya. Karena ia mengunakan
bahasa Mesir, saudara-saudaranya tidak mengerti. Ia ingin masalah ini hanya mereka
yang tahu. Kemudian ia menangis dengan keras, sampai seluruh istana Firaun
mengetahuinya.
Kita mungkin akan bertanya, seberapa keras Yusuf menangis? Bukankah kita baru
saja membaca bahwa ia menyuruh semua orang keluar, tetapi kenapa semua bisa
mendengarnya? Bahkan dikatakan seluruh istana FIraun. Lagipula sangatlah tidak
mungkin kalau istana Firaun sangat kecil sampai seluruh Istana Firaun dengan mudah
mendengarnya? Penjelasan yang paling sederhana adalah tangisan Yusuf terdengar oleh
penjaga yang baru disuruhnya keluar, sebagian dari mereka melaporkan kepada Firaun.
Kita bisa melihat hal ini di ayat 16.
Air mata Yusuf disebut dengan air kebahagiaan. Kebahagian tidak bisa ia ditutupi
dengan apa pun juga. Rasa haru, rasa kasih dan rasa rindu selama 20 tahun lebih
kemudian terpecah dengan air matanya. Ia sudah tidak peduli dengan statusnya, tidak
peduli dengan apa yang harus terjadi nanti.
Kita mungkin sering mengalami hal itu. Namun kita seharusnya tidak bisa
melupakan, kebahagiaan terbesar kita adalah saat kita lahir baru. Saat kita menerima
Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Karena saat kita menerima Tuhan
Yesus sebagi Tuhan dan Juru Selamat Pribadi kita. Saat itu, kita yang merupakan musuh
Allah mendapatkan perdamaian dalam kasihnya. Kita selamat dari perbudakan dosa,
dari hukuman api neraka, menjadi anak terang untuk beroleh hidup yang kekal. Itulah
kebahagian terbesar kita. Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan
kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan
karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh
permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh
Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat
kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak
menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita. Titus 3:4-7.
Tidak ada hal yang lebih besar dan berbahagia di dunia ini kecuali hal ini. Dan
kita tidak mungkin bisa menutupi perasaan kita, bahkan kita ingin membagikan
perasaan kita agar semua orang tahu. Apakah kita seperti itu? Apakah kita hanya
menyimpan sendiri perasaan kita dan tidak mengungkapkannya. Bersaksi adalah kunci
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
dari ungkapan perasaan kita. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan
janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah
menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah. 2 Timotius 1:8.
Yusuf pun memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. Dan kita bisa
membayangkan betapa terkejutnya saudara-saudara Yusuf melihat orang yang ada di
depan mereka adalah adik mereka yang mereka sudah jual dulu. Tidak heran saat Yusuf
meminta mereka mendekat (karena mereka pasti mempunyai jarak yang cukup jauh),
tetapi tidak ada yang berani mendekat. Mereka benar-benar takut dan gemetar. Rasa
takut ini datang dari rasa bersalah mereka terhadap Yusuf. Pastinya lalu mereka berpikir
di dalam hati mereka. Inilah waktunya Yusuf membalas dendam dengan mereka,
bahkan pikir mereka, dia sudah melakukannya dengan menuduh mereka pengintai,
pembohong, bahkan pencuri.
Hidup dalam dosa adalah hidup dalam rasa takut. Kalau kita masih hidup dalam
dosa, apa pun itu, kita akan selalu merasa takut. Kita takut dosa kita ketahuan, kita takut
saat dosa ketahuan kita dipermalukan. Kita takut akan semua hal itu. Hidup kita tidak
tenang karena dosa. Kita tidak boleh takut karena dosa, tetapi takutlah berbuat dosa.
“Badanku gemetar karena ketakutan terhadap Engkau, aku takut kepada
penghukuman-Mu.” Mazmur 119:120. Ketakutan pemazmur ini bukan karena ia takut
kepada hukuman dosa, melainkan ia tidak mau berbuat dosa dalam apa pun yang ia
lakukan.
Tapi kita tahu ini tidaklah benar. Yusuf mengatakan itu bukan karena ia ingin
membalas dendam. Karena di tengah ketakutan mereka, Yusuf berkata lagi. "Marilah
dekat-dekat aku. Aku mohon kepadamu." (kata ini ada dalam bahasa aslinya). Ia
kembali meyakinkan saudara-saudaranya, bahwa ia benar-benar Yusuf. Karena ia bisa
mengetahui apa yang telah dilakukan saudara-saudaranya kepadanya. Bukan karena apa
ingin membalas dendam.
Yusuf Menenangkan Saudaranya (5-8)

Lalu Yusuf menenangkan pikiran mereka dengan mengucapkan "jangan bersusah


hati dan jangan menyesali diri". Ungkapan yang sama dalam bahasa aslinya, “bersusah
hati dan menyesal diri” pernah dialami saudara-saudaranya di Kejadian 34 ayat 7,
dengan cara yang berbeda “sakit hati dan marah.” Yusuf ingin mereka tahu bahwa
mereka tidak boleh mengeluarkan emosi yang sama. Jangan karena ini, mereka marah
dan sakit hati terhadap diri mereka masing-masing.
Dua hal inilah yang Yusuf tahu yang menjadi beban dalam diri saudara-
saudaranya. Tentu saja kalau Yusuf melihat semua yang terjadi dari sudut pandang
manusia, ia akan mengatakan, "sekarang waktunya kalian merasakan susah dan kalian
akhirnya akan menyesali perbuatan yang kalian lakukan." Namun, hal ini tidak terjadi
dalam pikiran Yusuf. Yusuf melihat segala yang terjadi dalam sudut pandang Allah. Ia
tahu apa yang terjadi di dalam hidupnya adalah penyertaan Allah. Segala sesuatu yang
terjadi adalah baik untuk hidup Yusuf.
Ia tahu bahwa mereka haruslah tidak menyesal, katanya "Karena kamu menjual
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului
kamu." Ia tahu Bahwa Allah yang membawa Yusuf ke Mesir. Pernyataan Yusuf "Allah
yang menyuruh Yusuf" diulang sebanyak tiga kali dengan tiga alasan yang berbeda.
Kata “menyuruh” ini dalam bahasa aslinya mempunyai arti seperti seorang yang pergi
karena mengemban suatu misi khusus ke suatu tempat.
Pertama, KENYATAAN YANG ADA. Sebab untuk memelihara kehidupanlah
Allah menyuruh aku mendahului kamu. Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam
negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai (5-6).
Alasan ini karena Yusuf yang mengetahui mimpinya, akan ada 7 tahun kelaparan di
seluruh dunia. Dan saat ini baru dua tahun kelaparan terjadi, masih ada 5 tahun lagi.
Maka Allah menyuruh Yusuf pergi dengan tujuan untuk “memelihara kehidupan”. Kata
“memelihara” ini mempunyai maksud menjaga agar tidak mati atau busuk. Yusuf
disuruh Tuhan untuk memastikan keluarga ini tetap hidup.
Kedua, TUJUANNYA. Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu
untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu,
sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Yusuf pun mempunyai tujuan
“menjamin” kelanjutan keturunan. Kata “menjamin” adalah “membangun duhulu”.
Idenya Yusuf akan dipakai untuk memastikan bahwa keturunannya akan berlanjut. Dan
“memelihara” merupakan kalimat yang menjelaskan bahwa Yusuf akan melanjutkan
hidup mereka.
Ketiga, CARANYA. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi
Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas
seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. Bagaimana cara Tuhan
memelihara kehidupan mereka, menjamin kelanjutan keturunan mereka dan
membiarkan mereka tetap hidup? Yaitu dengan cara menempatkan Yusuf sebagai
“bapa” bagi Firaun. Maksudnya adalah seorang yang mempunyai kuasa sejajar dengan
Firaun.
Mungkin buat saudara-saudaranya menjual Yusuf adalah untuk menyingkirkan
Yusuf, karena kebencian mereka dan rasa iri mereka. Namun, Tuhan justru mengunakan
hal itu sebagai cara untuk menyelamatkan keluarga mereka semua. Inilah yang disebut
dengan kemahakuasaan Tuhan.
Kita bisa melihat dengan jelas saat ini bagaimana kisah Yusuf mengajarkan kita
bahwa Tuhan yang selalu bertindak dalam segala hal. Ia telah menetapkan langkah-
langkah tiap orang dari manusia dan menjadikan semua perbuatan manusia untuk
memenuhi kehendak-Nya.
“Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan
arah langkahnya “ Amsal 16:9. Kata “menentukan” di sini menjelaskan bahwa, Tuhan
telah memutuskan dari semula. Lalu kata “langkah” ini dalam bahasa Ibrani berasal dari
akar kata “Pipa”. Kita tahu apa itu pipa air bukan? Coba lihat bagaimana air mengalir
mengikuti pipa air, tidak peduli bagaimana pun bentuk pipa, kemana pun arah pipanya,
air akan mengalir sesuai dengan tempatnya. Hidup manusia di tangan Tuhan seperti pipa
air ini. Tuhan telah menentukan “pipa air” setiap kita. Yang kita perlukan hanyalah
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
percaya kepada Tuhan untuk mengarahkan hidup kita kepadaNya.

Yusuf Menyuruh Saudaranya Kembali (9-15)

Yusuf pun menyuruh saudara-saudaranya kembali kepada Yakub, dan segera


mengatakan kepadanya bahwa Yusuf masih hidup, dan bahkan Allah telah menetapkan
ia sebagai tuan atas seluruh Mesir. Yusuf tidak pernah lupa akan nama Allah dalam
hidupnya. Ia tahu sukses yang ia dapatkan adalah dari Allah. Sebuah pernyataan kecil
yang bermakna besar, bagaimana seorang yang mengasihi Allah, tahu bahwa segala
yang terjadi di dalam hidupnya, Tuhan berserta dia.
Yusuf memberikan alasan kepada mereka bahwa mereka harus kembali membawa
Yakub beserta seluruh keluarga mereka, serta kambing domba, lembu sapi, dan segala
milik keluarga mereka ke tanah Gosyen. Tanah yang dipercaya berada dekat sungai Nil.
Di sini juga Yusuf tinggal. Di Gosyenlah Yusuf berjanji akan “memelihara” mereka
(secara literal: memberi mereka makan). Karena kelaparan yang akan berlangsung lima
tahun lagi.
Setidaknya dari perkataan Yusuf kita belajar banyak kata “memelihara”. Tiga kali
kata ini muncul dalam pasal ini (7, 11, dan 12), namun ketiga kata “memelihara” ini
mempunyai kata yang berbeda di dalam bahasa aslinya. Kata “memelihara” akan
muncul lagi 3 kali yaitu di pasal 47 dan 50 dengan kontek yang sama. Ini mengajarkan
kepada kita tentang bagaimana Tuhan memelihara hidup manusia.
Pemeliharaan manusia erat hubungannya dengan doktrin providen (penyediaan).
Ini adalah pengajaran yang menjelaskan bagaimana segala yang ada di dunia ini
dipelihara oleh Tuhan. Providen berasal dari kata “sebelum” dan “melihat”. Artinya
Tuhan sejak semula telah melakukan apa pun dalam kendalinya. Ada dua macam
Penyediaan:
Penyediaan Umum. Ini adalah penyediaan Tuhan terhadap semua makhluk, baik
manusia, untuk orang baik atau orang jahat, atau pun untuk hewan dan tumbuhan.
Penyediaan merata, tidak pandang bulu. “Karena dengan demikianlah kamu menjadi
anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat
dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang
tidak benar.” Mat 5:45 dan “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak
menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun
diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-
burung itu?” Mat 6:26.
Penyediaan Khusus. Ini adalah penyediaan Tuhan terhadap anak-anak Tuhan,
orang percaya. Terlihat sangat ajaib dan secara langsung. Contohnya dalam kehidupan-
kehidupan orang percaya. Salah satunya seperti yang baru saja kita pelajari, di dalam
kehidupan Yusuf. Bagaimana Tuhan telah menjadikan semua baik untuknya.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Akhirnya, Yusuf meminta mereka pergi untuk membawa ayahnya dengan
memberitahukan apa yang mereka telah lihat. Lalu Yusuf pun memeluk Benyamin adik
kandungnya, mereka menangis karena haru. Kemudian Yusuf pun memeluk saudara-
saudaranya. Mereka pun akhirnya bercakap-cakap dengan dia.

Yusuf Menghadap Firaun (16-20)

Kabar mengenai Yusuf menemui saudara-saudaranya telah sampai di telinga


Firaun. Dan ketika mereka mendengarkan kabar ini, seluruh istana Firaun senang
mendengar kabar ini. Kita bisa melihat bagaimana Yusuf disukai banyak orang.
Sikapnya dan karakternya sangat luar biasa menarik sehingga banyak orang yang
menyukainya. Ia pun kemungkinan memperlihatkan kesaksianya kepada Firaun dan
seluruh bangsa Mesir.
Lalu Firaun memanggil Yusuf. Ia mengatakan kepada Yusuf agar memerintahkan
suadara-saudara Yusuf untuk memuati binatang-binatangnya (maksudnya alat
transportasi yang mereka pakai) dan pergi kembali ke tanah Kanaan. Lalu mereka harus
menjemput Yakub dan seisi rumahnya untuk pindah ke Mesir. Firaun berjanji akan
memberikan apa yang baik dari Mesir sehingga mereka bisa merasakan kesuburan tanah
Mesir.
Mereka pun harus membawa semuanya datang, tanpa perlu merasa sayang untuk
meninggalkan segala sesuatu dari rumah mereka, atau pun barang-barang mereka.
Karena Firaun berjanji akan memberikan segala yang terbaik di Mesir untuk mereka
semua sebagai gantinya.

Yusuf Menyampaikan Perintah Firaun (21-28)

Yusuf pun menyampaikan semua yang diperintahkan oleh Firaun kepada saudara-
saudaranya. Mereka diberikan pakaian ganti buat mereka semua, Benyamin
mendapatkan lebih, yaitu uang dan lima potong pakaian. Perbedaan yang kali ini Yusuf
berikan bukan untuk menunjukan sikap favorit. Ia hanya ingin menunjukkan apa yang
belum pernah ia lakukan kepada adik kandungnya itu.
Kepada ayahnya, Yusuf mengirimkan 10 ekor kedelai jantan untuk dimuati apa
yang paling baik di Mesir, dan 10 ekor kedelai betina untuk dimuati gandum dan roti
untuk makanan ayahnya dalam perjalanan. Semua yang diberikan Yusuf adalah untuk
bekal perjalanan mereka pergi, mau pun pulang.
Pesan terakhir Yusuf kepada saudara-saudaranya adalah “Janganlah berbantah-
bantah di jalan!” Maksudnya adalah, mereka jangan saling menyalahkan satu dengan
yang lain, bahkan menyalahkan diri sendiri akan semua yang terjadi. Jangan bilang
“gara-gara kamu” atau “coba kita tidak jual Yusuf” dan lain sebagainya. Yusuf benar-
benar peduli kepada mereka dengan mengatakan itu. Ia tidak ingin mereka saling
meyalahkan. Ia ingin mereka tahu bahwa ia telah memaafkan semua perbuatan mereka
terhadapnya. Yusuf telah melupakan semua itu. Mereka harus tahu itu.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Mereka pun akhirnya tiba di Kanaan, di tempat ayahnya. Mereka menceritakan
kepada Yakub bahwa Yusuf masih hidup. Tetapi Yakub tidak dapat mempercayai anak-
anaknya. Hanya sampai Yakub melihat segala bawaan mereka, Yakub percaya akan
perkataan anak-anaknya itu. Sehingga ia mengatakan “aku mau pergi melihatnya,
sebelum aku mati.”

KELUARGA ISREAL I
Kejadian 46:1-34
Jadi berangkatlah Israel dengan segala miliknya dan ia tiba di Bersyeba, lalu
dipersembahkannya korban sembelihan kepada Allah Ishak ayahnya. 2
Berfirmanlah Allah kepada Israel dalam penglihatan waktu malam: "Yakub,
Yakub!" Sahutnya: "Ya, Tuhan." 3 Lalu firman-Nya: "Akulah Allah, Allah
ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi
bangsa yang besar di sana. 4 Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan
tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; dan tangan Yusuflah yang akan
mengatupkan kelopak matamu nanti." 5 Lalu berangkatlah Yakub dari Bersyeba,
dan anak-anak Israel membawa Yakub, ayah mereka, beserta anak dan isteri
mereka, dan mereka menaiki kereta yang dikirim Firaun untuk menjemputnya. 6
Mereka membawa juga ternaknya dan harta bendanya, yang telah diperoleh mereka
di tanah Kanaan, lalu tibalah mereka di Mesir, yakni Yakub dan seluruh
keturunannya bersama-sama dengan dia. 7 Anak-anak dan cucu-cucunya laki-laki
dan perempuan, seluruh keturunannya dibawanyalah ke Mesir. 8 Inilah nama-nama
bani Israel yang datang ke Mesir, yakni Yakub beserta keturunannya. Anak sulung
Yakub ialah Ruben. 9 Anak-anak Ruben ialah Henokh, Palu, Hezron dan Karmi. 10
Anak-anak Simeon ialah Yemuel, Yamin, Ohad, Yakhin dan Zohar serta Saul, anak
seorang perempuan Kanaan. 11 Anak-anak Lewi ialah Gerson, Kehat dan Merari.
12 Anak-anak Yehuda ialah Er, Onan, Syela, Peres dan Zerah; tetapi Er dan Onan
mati di tanah Kanaan; dan anak-anak Peres ialah Hezron dan Hamul. 13 Anak-anak
Isakhar ialah Tola, Pua, Ayub dan Simron. 14 Anak-anak Zebulon ialah Sered, Elon
dan Yahleel. 15 Itulah keturunan Lea, yang melahirkan bagi Yakub di Padan-Aram
anak-anak lelaki serta Dina juga, anaknya yang perempuan. Jadi seluruhnya, laki-
laki dan perempuan, berjumlah tiga puluh tiga jiwa. 16 Anak-anak Gad ialah
Zifyon, Hagi, Syuni, Ezbon, Eri, Arodi dan Areli. 17 Anak-anak Asyer ialah
Yimna, Yiswa, Yiswi dan Beria; Serah ialah saudara perempuan mereka; dan anak-
anak Beria ialah Heber dan Malkiel. 18 Itulah keturunan Zilpa, yakni hamba
perempuan yang telah diberikan Laban kepada Lea, anaknya perempuan, dan yang
melahirkan anak-anak bagi Yakub; seluruhnya enam belas jiwa. 19 Anak-anak
Rahel, isteri Yakub, ialah Yusuf dan Benyamin. 20 Bagi Yusuf lahir Manasye dan
Efraim di tanah Mesir, yang dilahirkan baginya oleh Asnat, anak perempuan
Potifera, imam di On. 21 Anak-anak Benyamin ialah Bela, Bekher, Asybel, Gera,
Naaman, Ehi, Rosh, Mupim, Hupim dan Ared. 22 Itulah keturunan Rahel, yang
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
telah lahir bagi Yakub, seluruhnya berjumlah empat belas jiwa. 23 Anak Dan ialah
Husim. 24 Anak-anak Naftali ialah Yahzeel, Guni, Yezer dan Syilem. 25 Itulah
keturunan Bilha, yakni hamba perempuan yang diberikan Laban kepada Rahel,
anaknya yang perempuan dan yang melahirkan anak-anak itu bagi Yakub--
seluruhnya berjumlah tujuh jiwa. 26 Semua orang yang tiba di Mesir bersama-sama
dengan Yakub, yakni anak-anak kandungnya, dengan tidak terhitung isteri anak-
anaknya, seluruhnya berjumlah enam puluh enam jiwa. 27 Anak-anak Yusuf yang
lahir baginya di Mesir ada dua orang. Jadi keluarga Yakub yang tiba di Mesir,
seluruhnya berjumlah tujuh puluh jiwa. 28 Yakub menyuruh Yehuda berjalan lebih
dahulu mendapatkan Yusuf, supaya Yusuf datang ke Gosyen menemui ayahnya.
Sementara itu sampailah mereka ke tanah Gosyen. 29 Lalu Yusuf memasang
keretanya dan pergi ke Gosyen, mendapatkan Israel, ayahnya. Ketika ia bertemu
dengan dia, dipeluknyalah leher ayahnya dan lama menangis pada bahunya. 30
Berkatalah Israel kepada Yusuf: "Sekarang bolehlah aku mati, setelah aku melihat
mukamu dan mengetahui bahwa engkau masih hidup." 31 Kemudian berkatalah
Yusuf kepada saudara-saudaranya dan kepada keluarga ayahnya itu: "Aku mau
menghadap Firaun dan memberitahukan kepadanya: Saudara-saudaraku dan
keluarga ayahku, yang tinggal di tanah Kanaan, telah datang kepadaku; 32 orang-
orang itu gembala kambing domba, sebab mereka itu pemelihara ternak, dan
kambing dombanya, lembu sapinya dan segala miliknya telah dibawa mereka. 33
Apabila Firaun memanggil kamu dan bertanya: Apakah pekerjaanmu? 34 maka
jawablah: Hamba-hambamu ini pemelihara ternak, sejak dari kecil sampai
sekarang, baik kami maupun nenek moyang kami--dengan maksud supaya kamu
boleh diam di tanah Gosyen." --Sebab segala gembala kambing domba adalah suatu
kekejian bagi orang Mesir.

Yakub ke Mesir (1-7)

Setelah rekonsiliasi mereka dengan Yusuf, saudara-saudaranya kembali ke tanah


Kanaan untuk menjemput Yakub. Ini sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Yusuf
kepada mereka. Walau Yakub sempat tidak mempercayai kenyataan yang dikatakan
anak-anaknya, namun akhirnya harus mengakui kenyataan yang baru saja ia dengarkan.
Ia pun segera bergegas untuk pergi. Ia mau melihat dan bertemu dengan Yusuf, sebelum
dia mati.
Namun, ia sadar bahwa ia tidak bisa sembarangan pergi begitu saja, mengingat
apa yang Tuhan telah katakan bahwa Tanah Kanaan adalah tanah perjanjian yang
diberikan Tuhan kepadanya, juga kepada keturunannya. Ia pun tahu apa yang harus ia
lakukan. Ia membawa seluruh barangnya yang bisa dibawa untuk pergi ke Bersyeba. Di
sini ia mempersembahkan korban sembelihan kepada Tuhan. Ia melakukan ini sebagai
bentuk pertanyaan atau konfirmasi kepada Tuhan, apakah ini harus ia lakukan?
Dan konfirmasi dari Tuhan pun ia dapatkan dalam sebuah penglihatan. Allah
memulainya dengan mengatakan "Akulah Allah, Allah ayahmu." Kata “ayahmu” di sini
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
maksudnya mengarah ke Abraham dan Ishak, bukan hanya Ishak. Di Alkitab kita harus
mengerti penyataan "Ayah atau Bapa" bisa berarti nenek moyang (Namun kembali lagi
kita harus melihat kontek ceritanya terlebih dahulu). Kata pembukaan "Akulah Allah"
adalah melambangkan KeMahakuasaan Tuhan. Pernyataan yang sama juga disampaikan
Yesus dalam Perjanjian Baru dalam Tujuh "Aku adalah". Ini membuktikan bagaimana
Yesus adalah Allah.
Setelah mengatakan itu, Allah mengatakan "Janganlah Takut!". Kita bisa melihat,
pernyataan ini mengambarkan bagaimana sebenarnya perasaan Yakub saat ingin
meninggalkan Kanaan. Ia takut Tuhan tidak berkenan dengan keinginannya itu. Ia
berpikir ia tidak boleh meninggalkan tanah Kanaan sampai ia mati.
Inilah yang Yakub rasakan. Ia takut bukan semata-mata karena ia takut akan apa
yang akan terjadi esok, atau apa yang akan terjadi di dalam dirinya. Ingatan akan
kakeknya Abraham yang juga ke Mesir dan “diusir” oleh Firaun karena ia berbohong
(Kej 12:10-10) mungkin ada di dalam pikiran Yakub.
Lalu perintah Allah kepada Ayahnya, Ishak mungkin terngiang dalam pikirannya,
yang tercatat dalam Kejadian 26:1-3. “Maka timbullah kelaparan di negeri itu. --Ini
bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu
Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin. Lalu TUHAN
menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di
negeri yang akan Kukatakan kepadamu. Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing,
maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan
kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati
sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu.”
Ini menjadi alasan mengapa kepergiannya ke Mesir adalah sesuatu keputusan
yang sangat besar. Kalau saja, ia hanya pergi mengunjungi dan kembali lagi nanti, tentu
bukan menjadi masalah yang serius. Namun, ia harus pindah ke Mesir. Tentu ini
berbeda. Makanya, Yakub berdoa dengan mempersembahkan korban, untuk meminta
“restu” dari Tuhan. Allah pun menjawab Yakub. Allah memberitahukan bahwa
kepergiannya ke Mesir adalah hal yang sesuai dengan Firman Tuhan.
Sering kali di dalam hidup kita, kita menghadapi sebuah masa di mana kita tidak
yakin akan masa depan, kita tidak yakin akan apa yang akan terjadi, dan di saat itu juga
kita dihadapkan akan sebuah pilihan. Namun, bagaimana seharusnya kita bertindak saat
kita menghadapi hal tersebut? Bagaimana untuk mengambil keputusan yang sulit?
Firman Tuhan dalam Amsal 3:5-7 mengatakan, “Percayalah kepada TUHAN
dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah
engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah
kejahatan;” Dalam mengambil sebuah keputusan, kita membutuhkan rasa percaya
kepada Tuhan. Artinya menyerahkan segala keputusan itu di dalam tangan Tuhan,
karena Dialah yang akan meluruskan jalan, artinya membuat jalan sesuai dengan
rencanaNya.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Sering kali kita merasa diri kita mampu untuk melakukan ini dan melakukan itu.
Sering kali kita merasa keputusan yang kita ingin ambil adalah benar. Namun, kita tidak
boleh menganggap diri kita bijak dengan melakukan itu. Kita harus ingat bahwa, dalam
segala sesuatu ...nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
dan permohonan dengan ucapan syukur. Filipi 4:6. Menyatakan dalam doa untuk
segala sesuatu itulah yang dimaksud dengan “Takut akan Tuhan”. Orang yang takut
akan Tuhan, memiliki hubungan yang spesial dengan Tuhan. Ini akan membawa rasa
hati-hati akan segala keputusan yang akan di ambil, akankah sesuai dengan Firman
Tuhan atau tidak. Inilah yang harus selalu ada di dalam hati kita saat kita menghadapi
segala sesuatu.
Setelah Allah mengatakan “Jangan Takut!”, Allah pun menjanjikan 3 hal kepada
Yakub akan kepergiannya kali ini. Janji-janji ini sangat penting untuk dilihat,
direnungkan dan melihat bagaimana kita mengaplikasikannya di dalam kehidupan kita.
“Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana.” Janji ini
telah disebutkan oleh Allah kepada Abraham sebelumnya dalam Kejadian 12:2 saat
Abraham dipanggil untuk keluar dari negerinya. Dan janji yang sama diberikan kepada
Yakub saat ini. Ini adalah klarifikasi terakhir Allah kepadanya untuk melihat bagaimana
Allah akan menolongnya. Saat ini keluarga Yakub belum menjadi bangsa. Sebuah
bangsa harus mempunyai lebih dari jutaan orang. Lalu bagaimana ini akan terjadi? Ini
akan terjadi ketika mereka tinggal di Mesir, mereka akan bertambah banyak sampai
jumlah mereka menjadi sebuah bangsa. Kisah ini akan jelas di kitab Keluaran.
“Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga
akan membawa engkau kembali” Ini adalah janji sederhana, namun akan tergenapi
segera. Seperti Allah selalu menyertai Yakub, Ia pun akan membuat perjalanan Yakub
menjadi selamat sampai ke Mesir. Lalu apa yang dimaksud dengan Tuhan akan
membawa kembali Yakub? Ini berkenaan dengan keturunannya nanti. Keturunannya
nanti akan tinggal di Mesir dan bertambah banyak. Namun, Firaun yang tidak mengenal
Yusuf akan menjajah sehingga orang Israel nanti akan meninggalkan Mesir dan akan
kembali ke Tanah Kanaan. Ini hal yang sama yang Stefanus tuangkan dalam kotbahnya
sebelum ia dilempari batu sampai mati.
Stefanus mengatakan, ”Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir. Di situ ia meninggal,
ia dan nenek moyang kita; mayat mereka dipindahkan ke Sikhem dan diletakkan di
dalam kuburan yang telah dibeli Abraham dengan sejumlah uang perak dari anak-anak
Hemor di Sikhem. Tetapi makin dekat genapnya janji yang diberikan Allah kepada
Abraham, makin bertambah banyaklah bangsa itu di Mesir, sampai bangkit seorang
raja lain memerintah tanah Mesir, seorang yang tidak mengenal Yusuf. Raja itu
mempergunakan tipu daya terhadap bangsa kita dan menganiaya nenek moyang kita
serta menyuruh membuang bayi mereka, supaya bangsa kita itu jangan berkembang.”
Kisah Rasul 7:15-19.
“Tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti.” Janji ini
lebih pribadi nilainya dari janji-janji sebelumnya. Allah akan membiarkan hasrat dan
keinginan Yakub tercapai. Ia akan membuat Yakub meninggal di saat ia sudah bertemu
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Yusuf. Ia bahkan akan hidup cukup lama untuk tinggal di Mesir. Janji ini akan tergenapi
di Pasal 50 kitab Kejadian. Ia akan mati dan dikuburkan bersama nenek moyangnya.
Janji Tuhan akan selalu tergenapi. “Jangan Takut!” seharusnya menjadi hasil dari
penyerahan hidup kita kepada Tuhan. Di dalam Alkitab banyak sekali kata “Jangan
takut” yang diberikan kepada umat Allah. Kepada Abram dalam penglihatannya (Kej
15:1), kepada Yosua saat ingin menghadapi perang dengan Ai (Yos 8:1), kepada Elia
saat ia mau menghadap Raja (2 Raj 1:15), kepada umat Tuhan yang tawar hati (Yes
35:4), kepada Nabi Yesaya (Yes 44:2), kepada Nabi Yeremia saat ia dipanggil (Yer
1:8), kepada murid-murid Tuhan Yesus (Mat 14:27), kepada Rasul Paulus (Kis 27:24)
dan kepada semua orang percaya (Mat 10:31).
Pesan sangat jelas untuk kita. Jangan pernah takut dengan apa pun yang kita akan
hadapi di masa depan. Kita tahu bahwa Tuhan pasti akan menolong kita, bagaimana
Tuhan juga telah menolong banyak orang yang tercatat di dalam Alkitab.

Keluarga Yakub (8-27)

Bagian ini merupakan bagian yang cukup panjang. Sekali lagi ini mendaftarkan
banyak nama. Ayat-ayat ini adalah barisan nama yang di bawa Yakub ke Mesir. Nama-
nama ini tersusun berdasarkan istri-istri dan selir-selir Yakub. Rinciannya sebagai
berikut ini:

1. Lea (8-15)= 35 Jiwa termasuk Lea, dikurangi Er and Onan (33 Jiwa)
a) Anak-anak Ruben (Henokh, Palu, Hezron dan Karmi) = 5 Jiwa
b) Anak-anak Simeon (Yemuel, Yamin, Ohad, Yakhin, Zohar, Saul “anak
seorang perempuan Kanaan”) = 7 Jiwa
c) Anak-anak Lewi (Gerson, Kehat dan Merari) = 4 Jiwa
d) Anak-anak Yehuda (Er, Onan, Syela, Peres dan Zerah), tetapi Er dan Onan
mati di tanah Kanaan. Anak Peres, cucu Yakub (Hezron dan Hamul) = 8 - 2
=6 Jiwa
e) Anak-anak Isakhar (Tola, Pua, Ayub dan Simron) = 5 Jiwa
f) Anak-anak Zebulon (Sered, Elon dan Yahleel) = 4 Jiwa
g) Dina = 1 Jiwa
2. Zilpa (16-18) = 17 Jiwa, tidak termasuk Zilpa (16 Jiwa)
a) Anak-anak Gad (Zifyon, Hagi, Syuni, Ezbon, Eri, Arodi dan Areli.) = 8
Jiwa
b) Anak-anak Asyer (Yimna, Yiswa, Yiswi, Beria, Serah ”anak perempuan”),
anak-anak Beria “cucu Yakub”, (Heber dan Malkiel) = 8 Jiwa
3. Rahel (19-22) = 16 Jiwa, tidak termasuk Rahel (14 Jiwa)
a) Anak-anak Yusuf (Manasye dan Efraim) di tanah Mesir, yang dilahirkan
baginya oleh Asnat, anak perempuan Potifera = 4 Jiwa
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
b) Anak-anak Benyamin (Bela, Bekher, Asybel, Gera, Naaman, Ehi, Rosh,
Mupim, Hupim dan Ared.) = 11 Jiwa
4. Bilha (23-25)= 8 Jiwa tidak termasuk Bilha (7 Jiwa)
a) Anak Dan (Husim) = 2 Jiwa
b) Anak-anak Naftali (Yahzeel, Guni, Yezer dan Syilem) = 5 Jiwa
5. Yang Datang Ke Mesir bersama Yakub (tidak termasuk Istri anak-anaknya) adalah 66
Jiwa
6. Seluruh keluarga Yakub di Mesir adalah 70 Jiwa.

Penjelasan bisa dilihat di tabel ini


Nam Yang Jumlah Penjelasan
a Dicatat yang
Istri/ dan namany
Selir dihitung a
di tercatat
Alkitab
Lea 33 Jiwa 35 Jiwa Lea termasuk, Tidak termasuk Er
and Onan
Zilpa 16 Jiwa 17 Jiwa Tidak termasuk Zilpa
Rahe 14 Jiwa 16 Jiwa Tidak temasuk Rahel dan Asnat
l
Bilha 7 Jiwa 8 Jiwa Tidak termasuk Bilha
70 Jiwa 74 Jiwa

Ini adalah salah satu penjelasan yang bisa dipertimbangkan dan dikembangkan
lagi. Ada banyak penjelasan mengenai jumlah hitungan ini. Namun berdasarkan
penjelasan di atas kita menemukan fakta yang menarik. Nama Lea dihitung dalam
perhitungan jumlah 33 Jiwa yang ada di atas. Mengapa dia begitu spesial? Itu karena ia
adalah istri Yakub yang sah yang di mana Garis Keturunan Mesias di bawa. Kita harus
mengingat, bagaimana juga nama wanita tidak sering tercatat? Dan jika mereka tercatat
ada sesuatu yang sangat penting dengan nama-nama tersebut.
Dan sesungguhnya, dari dalam rentetan nama ini kita juga bisa melihat banyak hal
yang bisa diselidiki dan renungkan. Karena nama-nama yang tertuang di dalamnya
mengajarkan kita bagaimana Allah mengatur segala sesuatu yang ada. Apa yang dicatat
Alkitab adalah hal yang penting. Sebagai contoh yang paling nyata adalah bagaimana
Alkitab mencatat Dosa Er and Onan? Ini untuk mengingatkan kita akan dosa yang
mereka lakukan sangatlah besar (Kejadian 38).

Yakub bertemu Yusuf (28-34)

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Setelah itu Yakub menyuruh Yehuda untuk berjalan lebih dahulu menuju Gosyen,
supaya Yusuf datang ke Gosyen. Kita harus mengerti bahwa tempat di mana Yusuf
tinggal itu berbeda dengan tanah Gosyen yang akan diberikan kepada mereka.
Akhirnya mereka pun bertemu, setelah Yusuf berangkat juga ke Gosyen. Mereka
pun bertemu dan berpeluk-pelukan. Tanpa menunda, Yusuf akhirnya harus
menyelesaikan tugas terakhirnya, yaitu memelihara kemurnian keluarganya. Apa
maksudnya? Dan kenapa harus ia lakukan? Dengan sangat jelas Yusuf mengetahui
bahwa, keluarganya tidak boleh kawin campur dengan bangsa Mesir yang merupakan
penyembah berhala. Ini adalah perintah yang diberikan kepada nenek moyangnya. Dan
ia harus membuat hal itu terlaksanakan. Bagaimana caranya?
Saat itu Yusuf mengatakan bahwa ia akan segera bertemu dengan Firaun untuk
melaporkan kepada Firaun bahwa mereka telah sampai. Dan Yusuf akan menjelaskan
kepada Firaun bahwa seluruh keluarganya adalah seorang gembala. Dan Ia pun
menyuruh saudara-saudaranya beserta ayahnya untuk mengatakan hal yang sama. Jika
Firaun memanggil mereka untuk menghadap, mereka harus menekan diri bahwa mereka
adalah seorang gembala dan itu sudah menjadi profesi mereka sejak turun temurun.
Frase terakhir menjelaskan semuanya, “Sebab segala gembala kambing domba
adalah suatu kekejian bagi orang Mesir”. Orang Mesir menganggap seorang gembala
sama halnya dengan budak. Kasta yang rendah. Dan untuk itulah mereka tidak mungkin
menikahi kaum dari keluarga Yusuf. Dengan inilah, keluarga Yusuf akan menjadi
murni, tanpa kawin campur dengan bangsa Mesir. Sehingga nanti, saat keturunan
mereka menjadi banyak, mereka akan menjadi bangsa Israel yang murni tanpa kawin
campur.
Di akhir kisah ini kita benar-benar jadi mengerti dan melihat sendiri bagaimana
Allah bekerja di dalam hidup manusia secara luar biasa. Ia menjadikan segala sesuatu
untuk mengikuti dan menjadi sesuai dengan rencananya. Jika tidak ada kelaparan,
Yakub tidak mungkin akan pindah ke Mesir. Dan jika mereka tidak ke Mesir, mereka
akan mati dan rencana keselamatan yang ada, akan hilang.
Tuhan pun punya rencana yang indah untuk hidup kita. Hanya bagaimana kita
bisa melihatnya dari sudut pandang Tuhan? Apa pun rencana hidup kita selanjutnya?
Apa yang akan kita kerjakan? Kita harus menyerahkan semua itu kepada Tuhan. Karena
Tuhan adalah pengatur hidup kita.

KELUARGA ISREAL II
Kejadian 47:1-31
Kemudian pergilah Yusuf memberitahukan kepada Firaun: "Ayahku dan saudara-
saudaraku beserta kambing dombanya, lembu sapinya dan segala miliknya telah datang
dari tanah Kanaan, dan sekarang mereka ada di tanah Gosyen." 2 Dari antara saudara-
saudaranya itu dibawanya lima orang menghadap Firaun. 3 Firaun bertanya kepada
saudara-saudara Yusuf itu: "Apakah pekerjaanmu?" Jawab mereka kepada Firaun:
"Hamba-hambamu ini gembala domba, baik kami maupun nenek moyang kami." 4 Lagi
kata mereka kepada Firaun: "Kami datang untuk tinggal di negeri ini sebagai orang
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
asing, sebab tidak ada lagi padang rumput untuk kumpulan ternak hamba-hambamu ini,
karena hebat kelaparan itu di tanah Kanaan; maka sekarang, izinkanlah hamba-
hambamu ini menetap di tanah Gosyen." 5 Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf:
"Ayahmu dan saudara-saudaramu telah datang kepadamu. 6 Tanah Mesir ini terbuka
untukmu. Tunjukkanlah kepada ayahmu dan kepada saudara-saudaramu tempat menetap
di tempat yang terbaik dari negeri ini, biarlah mereka diam di tanah Gosyen. Dan jika
engkau tahu di antara mereka orang-orang yang tangkas, tempatkanlah mereka menjadi
pengawas ternakku." 7 Yusuf membawa juga Yakub, ayahnya, menghadap Firaun. Lalu
Yakub memohonkan berkat bagi Firaun. 8 Kemudian bertanyalah Firaun kepada Yakub:
"Sudah berapa tahun umurmu?" 9 Jawab Yakub kepada Firaun: "Tahun-tahun
pengembaraanku sebagai orang asing berjumlah seratus tiga puluh tahun. Tahun-tahun
hidupku itu sedikit saja dan buruk adanya, tidak mencapai umur nenek moyangku, yakni
jumlah tahun mereka mengembara sebagai orang asing." 10 Lalu Yakub memohonkan
berkat bagi Firaun, sesudah itu keluarlah ia dari depan Firaun. 11 Yusuf menunjukkan
kepada ayahnya dan saudara-saudaranya tempat untuk menetap dan memberikan kepada
mereka tanah milik di tanah Mesir, di tempat yang terbaik di negeri itu, di tanah
Rameses, seperti yang diperintahkan Firaun. 12 Dan Yusuf memelihara ayahnya,
saudara-saudaranya dan seisi rumah ayahnya dengan makanan, menurut jumlah anak-
anak mereka. 13 Di seluruh negeri itu tidak ada makanan, sebab kelaparan itu sangat
hebat, sehingga seisi tanah Mesir dan tanah Kanaan lemah lesu karena kelaparan itu. 14
Maka Yusuf mengumpulkan segala uang yang terdapat di tanah Mesir dan di tanah
Kanaan, yakni uang pembayar gandum yang dibeli mereka; dan Yusuf membawa uang
itu ke dalam istana Firaun. 15 Setelah habis uang di tanah Mesir dan di tanah Kanaan,
datanglah semua orang Mesir menghadap Yusuf serta berkata: "Berilah makanan
kepada kami! Mengapa kami harus mati di depanmu? Sebab tidak ada lagi uang." 16
Jawab Yusuf: "Jika tidak ada lagi uang, berilah ternakmu, maka aku akan memberi
makanan kepadamu sebagai ganti ternakmu itu." 17 Lalu mereka membawa ternaknya
kepada Yusuf dan Yusuf memberi makanan kepada mereka ganti kuda, kumpulan
kambing domba dan kumpulan lembu sapi dan keledainya, jadi disediakannyalah bagi
mereka makanan ganti segala ternaknya pada tahun itu. 18 Setelah lewat tahun itu,
datanglah mereka kepadanya, pada tahun yang kedua, serta berkata kepadanya: "Tidak
usah kami sembunyikan kepada tuanku, bahwa setelah uang kami habis dan setelah
kumpulan ternak kami menjadi milik tuanku, tidaklah ada lagi yang tinggal yang dapat
kami serahkan kepada tuanku selain badan kami dan tanah kami. 19 Mengapa kami
harus mati di depan matamu, baik kami maupun tanah kami? Belilah kami dan tanah
kami sebagai ganti makanan, maka kami dengan tanah kami akan menjadi hamba
kepada Firaun. Berikanlah benih, supaya kami hidup dan jangan mati, dan supaya tanah
itu jangan menjadi tandus." 20 Lalu Yusuf membeli segala tanah orang Mesir untuk
Firaun, sebab orang Mesir itu masing-masing menjual ladangnya, karena berat
kelaparan itu menimpa mereka. Demikianlah negeri itu menjadi milik Firaun. 21 Dan
tentang rakyat itu, diperhambakannyalah mereka di daerah Mesir dari ujung yang satu
sampai ujung yang lain. 22 Hanya tanah para imam tidak dibelinya, sebab para imam
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
mendapat tunjangan tetap dari Firaun, dan mereka hidup dari tunjangan itu; itulah
sebabnya mereka tidak menjual tanahnya. 23 Berkatalah Yusuf kepada rakyat itu: "Pada
hari ini aku telah membeli kamu dan tanahmu untuk Firaun; inilah benih bagimu,
supaya kamu dapat menabur di tanah itu. 24 Mengenai hasilnya, kamu harus berikan
seperlima bagian kepada Firaun, dan yang empat bagian lagi, itulah menjadi benih
untuk ladangmu dan menjadi makanan kamu dan mereka yang ada di rumahmu, dan
menjadi makanan anak-anakmu." 25 Lalu berkatalah mereka: "Engkau telah memelihara
hidup kami; asal kiranya kami mendapat kasih tuanku, biarlah kami menjadi hamba
kepada Firaun." 26 Yusuf membuat hal itu menjadi suatu ketetapan mengenai tanah di
Mesir sampai sekarang, yakni bahwa seperlima dari hasilnya menjadi milik Firaun;
hanya tanah para imam tidak menjadi milik Firaun. 27 Maka diamlah Israel di tanah
Mesir, di tanah Gosyen, dan mereka menjadi penduduk di situ. Mereka beranak cucu
dan sangat bertambah banyak. 28 Dan Yakub masih hidup tujuh belas tahun di tanah
Mesir, maka umur Yakub, yakni tahun-tahun hidupnya, menjadi seratus empat puluh
tujuh tahun. 29 Ketika hampir waktunya bahwa Israel akan mati, dipanggilnyalah
anaknya, Yusuf, dan berkata kepadanya: "Jika aku mendapat kasihmu, letakkanlah
kiranya tanganmu di bawah pangkal pahaku, dan bersumpahlah, bahwa engkau akan
menunjukkan kasih dan setia kepadaku: Janganlah kiranya kuburkan aku di Mesir, 30
karena aku mau mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangku. Sebab itu
angkutlah aku dari Mesir dan kuburkanlah aku dalam kubur mereka." Jawabnya: "Aku
akan berbuat seperti katamu itu." 31 Kemudian kata Yakub: "Bersumpahlah kepadaku."
Maka Yusufpun bersumpah kepadanya. Lalu sujudlah Israel di sebelah kepala tempat
tidurnya.

Yakub Bertemu Firaun (1-12)


Setelah Yusuf yakin bahwa semua keluarganya datang dan sudah mendapatkan
persinggahan sementara. Yusuf kemudian mengumumkan kepada Firaun bahwa Ayah
dan saudara-saudaranya beserta ternak mereka telah datang. Lima orang saudaranya,
yang kemungkinan yang paling baik untuk mewakili mereka pun datang menghadap
Firaun sebagai representasi dari keluarga Yusuf.
Tentu saja dengan seorang penterjemah, Firaun bertanya kepada saudara-saudaranya
yang datang menghadap itu, “Apakah pekerjaanmu?” Kita sudah tahu dalam Kejadian
46:33-34 bagaimana Yusuf sendiri sudah memberitahukan kepada saudara-saudaranya
apa yang harus menjadi jawabannya. Dan kita sudah tahu alasannya, karena Yusuf tidak
mau keluarganya bergabung dengan bangsa Mesir dan ia berharap mendapatkan tanah
Gosyen sebagai tempat tinggal.
Dengan sangat jelas juga, saudara-saudaranya menjawab “hamba-hambamu ini
gembala domba, baik kami mau pun nenek moyang kami.” Pernyataan ini sangat cukup
untuk memberikan pengertian kepada Firaun bahwa mereka tidak mungkin bercampur
dengan bangsa Mesir. Dan pernyataan saudara-saudaranya yang mengatakan bahwa
“kami datang untuk tinggal di negeri ini sebagai orang asing”, menambah nilai yang
baik akan persetujuan Firaun. Setidaknya, Firaun akan mengira-ngira bahwa mereka
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
tidak akan tinggal selamanya. Lagipula, Firaun juga sudah berhutang banyak jasa
dengan Yusuf. Maka dari itulah, Firaun memberikan mereka ijin untuk tinggal di tanah
Gosyen, yang dikatakan sebagai tempat terbaik di negeri Mesir. (Gosyen adalah tempat
yang sangat cocok untuk berternak, karena terletak di sebelah timur sungai Nil.)
Di tempat inilah mereka akan tinggal, namun tidak seperti yang mereka sendiri
katakan bahwa mereka hanya tinggal seperti orang asing, yang tidak akan tinggal
selamanya, atau dalam waktu lama. Justru, kita tahu bahwa mereka akan tinggal di sana
selama 400 tahun lamanya sebelum Musa membawa mereka keluar dari Mesir.
Dalam pertemuan yang berbeda, Yusuf pun membawa ayahnya untuk bertemu
dengan Firaun. Di sana Yakub meminta berkat kepada Firaun. Pada dasarnya,
permintaan berkat ini bukan secara langsung tertuju kepada Firaun, melainkan ia
meminta Tuhan memberkati raja dan negeri itu.
Yakub pun ditanya sebuah pertanyaan yang menarik, “Sudah berapa tahun
umurmu?”. Kita harus mengerti bahwa di dalam Perjanjian Lama, khususnya pada kitab
Kejadian. Umur manusia sangatlah panjang dan tingkat penuaan mereka pun sangat
berbeda, dengan saat ini. Dengan hanya melihat sekilas, seseorang tidak akan pernah
mengetahui berapa sebenarnya umur seseorang jika hanya melihat fitur yang ada di
muka atau tubuhnya.
Jawaban Yakub pun sangat menarik untuk kita pelajari. “Tahun-tahun
pengembaraanku sebagai orang asing berjumlah seratus tiga puluh tahun. Tahun-
tahun hidupku itu sedikit saja dan buruk adanya, tidak mencapai umur nenek
moyangku, yakni jumlah tahun mereka mengembara sebagai orang asing” Kita harus
menyimak beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari pernyataan Yakub ini.
Yakub adalah seorang pengembara dan orang asing. Kita tahu bahwa
“pengembara” adalah orang yang hanya datang dan tinggal sebentar di suatu tempat,
sedangkan “orang asing” adalah orang yang datang ke suatu tempat, menetap, namun
tidak menjadi warga di daerah tersebut. Inilah yang menjadi gambaran yang ingin
Yakub citrakan pada dirinya.
Dan menariknya, hidup kita sebagai manusia di dunia juga sama. Kita adalah
Pengembara dan Orang asing. Apa maksudnya? Rasul Petrus dalam suratnya pun
menjelaskan, “Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai
pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang
berjuang melawan jiwa. Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-
bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana,
mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan
Allah pada hari Ia melawat mereka.” (1 Petrus 2:11-12).
Firman Tuhan katakan dengan sangat jelas, “Jauhkan diri” dari keinginan-keinginan
daging. Seorang Perantau dan Orang asing akan tidak tertarik lagi dengan sesuatu yang
ada di tempat ia kunjungi, karena tempat itu bukan tujuan utamanya. Kita adalah
makhluk rohani, maka secara otomatis, kita akan tidak menyukai “hal-hal duniawi”.
Kita harus menginginkan sesuatu yang bersifat rohani dan menjauhkan diri dari yang

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
bersifat duniawi. Dan hasilnya bukan hanya kita menjadi manusia lebih baik, namun
juga melalui hidup kita nama Tuhan Allah akan dimuliakan.
Dan Sebagai orang yang sudah percaya, kita sudah tahu kalau kita sudah bisa
langsung ke surga. Karena Surga adalah tempat tinggal kita yang kekal. Di dunia ini kita
harus tinggal sebagai Orang Asing dan Pengembara (Pendatang dan Perantau). Kita
memang hidup di dunia ini, namun jangan hidup untuk mengasihi dengan dunia.
Rasul Yohanes dengan sangat gamblang juga mengatakan, “Janganlah kamu mengasihi
dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan
Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu
keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari
Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi
orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” (1 Yohanes 2:15-
17).
Apakah maksud semua itu? Keinginan daging adalah semua apa yang ada di dunia
ini. Kesenangan dunia, kenikmatan dunia, dan segala yang ada di dunia yang bisa
membuat kita melupakan Tuhan kita. Itu semua adalah hal-hal yang harus kita jauhkan.
Karena semua yang ada di dunia bukan berasal dari Bapa, tapi dari dunia. Dan Firman
Tuhan mengatakan bahwa Iblis itu “raja dunia ini”.
Roma 12:1-2 mengajarkan juga bahwa, kita memang hidup di dunia, tetapi
janganlah kita serupa dengan dunia. “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan
Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Menyerupai dunia adalah mengikuti apa yang menjadi tren masa kini. Perkataan
manusia mendominasi dunia ini. Segala yang ada ditawarkan untuk semua manusia.
Namun kita tahu bahwa tanpa pembaharuan budi kita, kita tidak akan pernah tahu apa
yang baik yang merupakan kehendak Allah.
Ini adalah maksud dari seorang Pengembara dan Orang Asing. Dan sangatlah
penting untuk mengerti bahwa kita hanya menetap sementara di dunia, karena sama
seperti yang Firman Tuhan jelaskan dalam Ibrani 11:13-16, “Dalam iman mereka
semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan
itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang
mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. Sebab
mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu
tanah air. Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah
mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air
sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah
mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.” Jadi kita punya tanah air yang sebenarnya,
yaitu surga. Apakah kita memilih surga? Atau dunia ini?
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Yakub hidup 130 tahun. Umur 130 tahun untuk kita bukanlah “tahun-tahun yang
sedikit” seperti yang Yakub katakan. Namun kita harus melihat apa yang ia bandingkan,
atau lebih tepatnya siapa yang ia bandingkan? Yakub menjelaskan bahwa ia
membandingkan dirinya dengan nenek moyangnya. Ia berumur 130, dan kita tahu
bahwa umur Abraham 175 tahun dan umur ayahnya, Ishak 180 tahun. Jadi kalau ia
membandingkan, umurnya cukup sedikit.
Namun, pertanyaannya apakah kita tahu berapa umur kita? Alkitab mencatat bahwa
“Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan
kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan
kami melayang lenyap.” (Mazmur 90:10). Kita hidup saat ini, maka umur manusia akan
berkurang secara drastis. Lihat bagaimana Abraham, Ishak dan Yakub mempunyai umur
beratus tahun. Kalau kita bisa hidup 70 tahun, kita sudah bersyukur. Jadi hidup kita itu
singkat dan sedikit adanya.
Lalu bagaimana menyingkapinya? “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama,
bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, 16
dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” (Efesus 5:15).
Mempergunakan waktu dengan baik adalah jawabannya. Seberapa banyak waktu kita
terbuang hanya untuk melakukan hal-hal yang berdosa? Maka kita harus bertobat
segera, dan mencoba mempergunakan waktu kita untuk Tuhan. Berdoalah kepada
Tuhan, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati
yang bijaksana.” (Mazmur 90:12).
Yakub hidup dengan buruk. Kata “buruk” di ayat ini lebih tepat diartikan dengan
kata “sulit”. Hidup Yakub yang 130 tahun yang ia katakan adalah hidup yang sulit. Kita
tahu dengan benar siapa Yakub dari kitab Kejadian. Kita pun tahu awal hidupnya
sampai akhirnya. Kita tahu bagaimana gara-gara kesalahannya, saudaranya ingin
membunuhnya. Ia pun dibohongi oleh mertuanya, Laban. Ia sempat hidup dengan anak-
anak yang membuat banyak masalah. Ia pun ditinggalkan anak-anak tersayang. Dan
hidup ini yang ia katakan sebagai hidup yang sulit.
Apakah hidup kita sulit? Tentu saja, di dalam hidup kita kita tidak selalu bilang
bahwa kita itu senang. Terkadang kita harus menyetujui apa yang Yakub katakan,
bahwa hidup kita pun sulit. Sebenarnya, hal ini harus kita harapkan di dalam hidup kita.
Karena Alkitab tidak pernah berkata, menjadi Kristen akan senang terus, malahan
Alkitab mengatakan bahwa kita harus pikul salib. Kita harus selalu menyadari bahwa,
kesulitan yang kita hadapi justru akan membawa kita kepada Tuhan. Apa pun yang kita
hadapi, kita harus bersandar penuh dengan Tuhan sebagai penolong kita di saat susah.
Setelah menjawab pertanyaan itu, Firaun memberkati Yakub dan memerintahkan
Yusuf untuk membawa keluarganya untuk tinggal di Gosyen. Dan Firman Tuhan
mengatakan bahwa Yusuf memelihara mereka dan berserta ternak mereka. Mereka
hidup dengan cukup tanpa harus merasakan kelaparan yang luar biasa tersebut.

Yusuf dan Rakyat Mesir (13-26)

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Namun sayangnya, kebahagiaan keluarga Yakub ini tidak menghapus ironi yang
terdapat di seluruh negeri. Bangsa Mesir menerima dampak buruk dari kelaparan
tersebut. Yusuf memungut uang untuk membeli gandum yang ada di lumbung gandum
kerajaan, ini Yusuf lakukan karena, bagaimana pun banyaknya gandum mereka, kalau ia
memberikan secara cuma-cuma, pastilah akan cepat habis. Maka Yusuf dengan
bijaksana menjual gandum tersebut.
Karena kelaparan tersebut berlangsung sangat lama, maka sebagian besar orang-
orang Mesir pun kehabisan uang. Maka, Yusuf pun meminta ternak mereka sebagai
barter untuk gandum. Akan tetapi, di tahun kedua, ternak mereka pun telah habis dijual.
Mereka datang lagi kepada Yusuf. Mereka pun meminta Yusuf untuk membeli mereka
sebagai budak dan membeli tanah mereka, agar mereka hidup. Akhirnya, Yusuf pun
memperkerjakan mereka untuk mengelola tanah namun dengan syarat mereka harus
memberikan seperlima hasil mereka kepada Firaun, akan tetapi empat bagian lainnya
diberikan kepada mereka untuk modal benih dan makanan untuk anak-anak mereka.
Keputusan tersebut dianggap sangatlah bijaksana, karena itu mereka pun berterima
kasih kepada Yusuf, kata mereka, “Engkau telah memelihara hidup kami.” Sejak itulah
ketetapan seperlima bagian hasil panen harus diberikan kepada Firaun dipakai bangsa
ini.

Yakub dan Yusuf (27-31)


Setelah tujuh belas tahun kemudian, mereka sudah hidup di tanah Gosyen. Mereka
pun dikatakan beranak cucu dan bertambah banyak jumlah mereka. Umur Yakub saat
ini adalah 147 tahun. Dan ia sangat mengetahui bahwa ajalnya sudah akan tiba. Maka ia
berpesan kepada Yusuf saat ia menyuruh meletakan tangan di pangkal pahanya
(Kejadian yang sama saat Abraham menyuruh pelayannya untuk pergi mencari istri
untuk Ishak), dan untuk bersumpah bahwa setelah Yakub mati, ia ingin dikuburkan
bersama nenek moyangnya, yaitu di Gua Makhpela, di dekat Hebron. Di tempat di mana
Abraham membeli tanah tersebut. Di sanalah Abraham, Sara, Ishak, Ribka, Lea dan
Yakub telah dan akan dikuburkan.
Terakhir, Alkitab mencatat bahwa Israel bersujud di sebelah tempat tidurnya untuk
berdoa. Ia telah mengetahui bagaimana semua impiannya terlaksana, sama seperti saat
ia memulai perjalanan hidupnya, ia juga ingin mengakhiri hidupnya dengan bersekutu
dengan Tuhan dan meminta pertolongan Tuhan. Ia bersujud dan berdoa untuk hal-hal
yang penting yang perlu diputuskan. Dan itu mengenai apa yang akan terjadi dalam
pasal-pasal terakhir kitab Kejadian ini.

KELUARGA ISRAEL III


Kejadian 48:1-22
Sesudah itu ada orang mengatakan kepada Yusuf: "Ayahmu sakit!" Lalu dibawanyalah
kedua anaknya, Manasye dan Efraim. 2 Ketika diberitahukan kepada Yakub: "Telah
datang anakmu Yusuf kepadamu," maka Israel mengumpulkan segenap kekuatannya
dan duduklah ia di tempat tidurnya. 3 Berkatalah Yakub kepada Yusuf: "Allah, Yang
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Mahakuasa telah menampakkan diri kepadaku di Lus di tanah Kanaan dan memberkati
aku 4 serta berfirman kepadaku: Akulah yang membuat engkau beranak cucu, dan Aku
akan membuat engkau bertambah banyak dan menjadi sekumpulan bangsa-bangsa; Aku
akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu untuk menjadi miliknya sampai
selama-lamanya. 5 Maka sekarang kedua anakmu yang lahir bagimu di tanah Mesir,
sebelum aku datang kepadamu ke Mesir, akulah yang empunya mereka; akulah yang
akan empunya Efraim dan Manasye sama seperti Ruben dan Simeon. 6 Dan
keturunanmu yang kauperoleh sesudah mereka, engkaulah yang empunya, tetapi dalam
pembagian warisan nama mereka akan disebutkan berdasarkan nama kedua saudaranya
itu. 7 Kalau aku, pada waktu perjalananku dari Padan, aku kematian Rahel di tanah
Kanaan di jalan, ketika kami tidak berapa jauh lagi dari Efrata, dan aku
menguburkannya di sana, di sisi jalan ke Efrata" --yaitu Betlehem. 8 Ketika Israel
melihat anak-anak Yusuf itu, bertanyalah ia: "Siapakah ini?" 9 Jawab Yusuf kepada
ayahnya: "Inilah anak-anakku yang telah diberikan Allah kepadaku di sini." Maka kata
Yakub: "Dekatkanlah mereka kepadaku, supaya kuberkati mereka." 10 Adapun mata
Israel telah kabur karena tuanya, jadi ia tidak dapat lagi melihat. Kemudian Yusuf
mendekatkan mereka kepada ayahnya: dan mereka dicium serta didekap oleh ayahnya.
11 Lalu berkatalah Israel kepada Yusuf: "Tidak kusangka-sangka, bahwa aku akan
melihat mukamu lagi, tetapi sekarang Allah bahkan memberi aku melihat
keturunanmu." 12 Lalu Yusuf menarik mereka dari antara lutut ayahnya, dan ia sujud
dengan mukanya sampai ke tanah. 13 Setelah itu Yusuf memegang mereka keduanya,
dengan tangan kanan dipegangnya Efraim, yaitu di sebelah kiri Israel, dan dengan
tangan kiri Manasye, yaitu di sebelah kanan Israel, lalu didekatkannyalah mereka
kepadanya. 14 Tetapi Israel mengulurkan tangan kanannya dan meletakkannya di atas
kepala Efraim, walaupun ia yang bungsu, dan tangan kirinya di atas kepala Manasye--
jadi tangannya bersilang, walaupun Manasye yang sulung. 15 Sesudah itu
diberkatinyalah Yusuf, katanya: "Nenekku dan ayahku, Abraham dan Ishak, telah hidup
di hadapan Allah; Allah itu, sebagai Allah yang telah menjadi gembalaku selama
hidupku sampai sekarang, 16 dan sebagai Malaikat yang telah melepaskan aku dari
segala bahaya, Dialah kiranya yang memberkati orang-orang muda ini, sehingga
namaku serta nama nenek dan bapaku, Abraham dan Ishak, termasyhur oleh karena
mereka dan sehingga mereka bertambah-tambah menjadi jumlah yang besar di bumi."
17 Ketika Yusuf melihat bahwa ayahnya meletakkan tangan kanannya di atas kepala
Efraim, hal itu dipandangnya tidak baik; lalu dipegangnya tangan ayahnya untuk
memindahkannya dari atas kepala Efraim ke atas kepala Manasye. 18 Katanya kepada
ayahnya: "Janganlah demikian, ayahku, sebab inilah yang sulung, letakkanlah tangan
kananmu ke atas kepalanya." 19 Tetapi ayahnya menolak, katanya: "Aku tahu, anakku,
aku tahu; ia juga akan menjadi suatu bangsa dan ia juga akan menjadi besar kuasanya;
walaupun begitu, adiknya akan lebih besar kuasanya dari padanya, dan keturunan
adiknya itu akan menjadi sejumlah besar bangsa-bangsa." 20 Lalu diberkatinyalah
mereka pada waktu itu, katanya: "Dengan menyebutkan namamulah orang Israel akan
memberkati, demikian: Allah kiranya membuat engkau seperti Efraim dan seperti
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Manasye." Demikianlah didahulukannya Efraim dari pada Manasye. 21 Kemudian
berkatalah Israel kepada Yusuf: "Tidak lama lagi aku akan mati, tetapi Allah akan
menyertai kamu dan membawa kamu kembali ke negeri nenek moyangmu. 22 Dan
sekarang aku memberikan kepadamu sebagai kelebihanmu dari pada saudara-
saudaramu, suatu punggung gunung yang kurebut dengan pedang dan panahku dari
tangan orang Amori."

Kesaksian Israel (1-7)


Kabar bahwa Yakub sakit sampai ke telinga Yusuf. Ia pun mendatangi ayahnya
dengan membawa kedua putranya untuk datang, yaitu Manasye dan Efraim. Maka Israel
dengan mengunakan seluruh kekuatannya berusaha untuk duduk di tempat tidurnya
untuk memberkati kedua cucunya tersebut.
Ada hal menarik sebelum ia memberkati kedua anak itu. Ia memberikan kesaksian
tentang bagaimana Tuhan telah menolong hidupnya. Ia memulai semua kesaksiannya
dengan menyebutkan nama “Allah Yang MahaKuasa”. Ini adalah gelar Allah yang
hanya enam kali disebut di Kitab Kejadian. Pertama kali saat Allah berjanji kepada
Abraham untuk menjadikan keturunannya bangsa yang besar (17:1). Kedua kali
disebutkan oleh Ishak yang memberkati Yakub untuk pergi menuju rumah Laban karena
Yakub akan segera di bunuh oleh Esau (28:3). Ketiga kali yaitu saat Allah menampakan
diri kepada Yakub dan menganti namanya menjadi Israel (35:11). Keempat kali adalah
saat Yakub merestui Benyamin untuk dibawa ke Mesir oleh kakak-kakaknya (43:14).
Dan Kejadian ini adalah kali kelima Yakub menyebutkan, sebelum ia menyebutkan lagi
saat memberkati Yusuf (49:25).
Alasan kenapa Yakub menyebutkan nama ini adalah penting. Karena ini
menunjukkan bagaimana ia mengerti bahwa karena Allah, ia masih boleh mendapatkan
berkat yang tiada terduga ini. Ia masih dapat melihat sendiri bagaimana kedua belas
putranya selamat hingga saat ini. Hal ini juga dipakai oleh Yakub untuk mengingatkan
anak-anaknya akan janji Tuhan yang akan ditepati di dalam hidup keturunannya nanti.
Dan hal ini juga merupakan dasar mengapa ia harus selalu mengingat kebaikan Tuhan.
Ia bukan hanya mempunyai iman yang kuat, ia juga mempunyai rasa syukur yang luar
biasa. Di hari tuanya ia tidak melupakan Tuhan.
Setelah itu Yakub melakukan langkah iman, pertama yaitu dengan menjadikan
Manasye dan Efraim anak-anaknya. Ini yang membuat kedua nama anak ini akan
menjadi bagian dari kedua belas suku Israel. Kedua, ia memberkati Manasye dan
Efraim. Ini langkah iman Yakub yang dituangkan oleh penulis kitab Ibrani. “Karena
iman maka Yakub, ketika hampir waktunya akan mati, memberkati kedua anak Yusuf,
lalu menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya.” Ibrani 11:21.

Manasye dan Efraim (8-22)


Ada hal yang menarik dari pemberian berkat yang terjadi saat ini. Walau pun
Yusuf sudah berusaha untuk mengatur yang terbaik agar ayahnya yang matanya sudah
rabun itu tidak salah memberkati orang. Bagaimana ia membuat Efraim ada di sebelah
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
kiri ayahnya dan Manasye sebelah kanan ayahnya untuk ditadahkan tangan. Namun,
Yakub ternyata menyilangkan tangannya. Bahkan Yusuf akhirnya mencoba
membetulkan posisi tangan ayahnya. Tapi semua itu tidak mendapatkan hasil. Karena
Yakub tetap bersikeras dengan pendapatnya.
Zaman itu, peletakan tangan kanan biasanya hanya untuk anak sulung. Ini
menjelaskan berkat yang lebih utama dari tangan yang kiri. Makanya, bagi Yusuf,
Manasyelah yang merupakan anak pertama darinya yang harusnya berada di kanan.
Namun kenyataannya tidak. Ayahnya menyilangkan tangannya. Pertanyaannya
mengapa Yakub melakukan hal itu?
Kita mungkin mengingat bagaimana Yakub telah menipu ayahnya yang juga
rabun untuk mendapatkan berkat kesulungan. Jika kita menganggap bahwa Yakub
menyilangkan tangannya karena takut tertipu dengan cara yang pernah ia lakukan, itu
sama sekali salah besar. Yakub mengerti benar apa itu iman. Ia tahu hal yang Tuhan
telah tanamkan di dalam hatinya mengenai nubutan ini. Ia hanya mengikuti kehendak
Tuhan. Seperti yang ia katakan kepada Yusuf di ayat 19 “Aku tahu anakku, aku tahu...”
Ini adalah kepastian dari Yakub akan apa yang ia lakukan tersebut.
Ada hal yang kita bisa lihat di sini. Coba kita lihat bagaimana Alkitab menjelaskan
urutan penyebutan nama dalam kitab Kejadian 49. Di ayat 5, 13, dan 14, nama yang
pertama kali disebut bukanlah Manasye, si sulung. Namun Efraim-lah yang disebut
pertama kali dalam ayat-ayat itu. Dan hal ini bukan kebetulan. Alkitab sangat jelas dan
dengan sengaja melakukan hal itu supaya penekanan akan hal ini terlihat. Bahwa
Efraim-lah yang harus menjadi unggul dibanding kakaknya. (Efraim akan menjadi nama
lain Kerajaan Utara).
Pola ini telah kita lihat di beberapa tokoh di kitab Kejadian. Bagaimana Habel
sang adik lebih unggul dari Kain. Bagaimana Ishak lebih baik dari Ismael yang telah
lahir duluan. Lalu bagaimana Yakub sendiri yang lebih unggul dari kakaknya Esau. Ini
semua menjelaskan bahwa Tuhan selalu memberikan anugrah kepada manusia. Di mana
dalam semua kejadian di atas, tidak ada seorang pun pantas mendapatkan hal
kesulungan karena mereka semua adik. Namun, ternyata sebaliknya, Allah justru
menempatkan “adik-adik” ini untuk memperoleh hak kesulungan dari kakaknya.
Keselamatan Manusia juga sama. Hanya karena Anugerah dan Karunia Tuhanlah
kita dipilih oleh Tuhan. Sama seperti Tuhan memilih Yakub, bukan Esau. Tuhan
memilih Efraim, bukan Manasye. Dengan hal yang sama kita semua dipilih Tuhan
untuk memperoleh keselamatan dan menjadikan kita umet pilihan Tuhan. Semua itu
hanya karena anugrah Tuhan. Dan bukan hasil kerja keras kita sendiri.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

KEJADIAN 49:1-33
Kemudian Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata: "Datanglah berkumpul, supaya
kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu alami di kemudian hari. 2 Berhimpunlah
kamu dan dengarlah, ya anak-anak Yakub, dengarlah kepada Israel, ayahmu. 3 Ruben,
engkaulah anak sulungku, kekuatanku dan permulaan kegagahanku, engkaulah yang
terutama dalam keluhuran, yang terutama dalam kesanggupan. 4 Engkau yang membual
sebagai air, tidak lagi engkau yang terutama, sebab engkau telah menaiki tempat tidur
ayahmu; waktu itu engkau telah melanggar kesuciannya. Dia telah menaiki petiduranku!
5 Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan. 6 Janganlah
kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kiranya rohku bersatu
dengan perkumpulan mereka, sebab dalam kemarahannya mereka telah membunuh
orang dan dalam keangkaraannya mereka telah memotong urat keting lembu. 7
Terkutuklah kemarahan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan
mereka, sebab berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-
anak Yakub dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel. 8 Yehuda, engkau
akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu,
kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. 9 Yehuda adalah seperti anak singa: setelah
menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan
berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani
membangunkannya? 10 Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun
lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya,
maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. 11 Ia akan menambatkan keledainya pada
pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci
pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur. 12 Matanya akan
merah karena anggur dan giginya akan putih karena susu. 13 Zebulon akan diam di tepi
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
pantai laut, ia akan menjadi pangkalan kapal, dan batasnya akan bersisi dengan Sidon.
14 Isakhar adalah seperti keledai yang kuat tulangnya, yang meniarap diapit bebannya,
15 ketika dilihatnya, bahwa perhentian itu baik dan negeri itu permai, maka
disendengkannyalah bahunya untuk memikul, lalu menjadi budak rodi. 16 Adapun Dan,
ia akan mengadili bangsanya sebagai salah satu suku Israel. 17 Semoga Dan menjadi
seperti ular di jalan, seperti ular beludak di denai yang memagut tumit kuda, sehingga
penunggangnya jatuh ke belakang. 18 Aku menanti-nantikan keselamatan yang dari
pada-Mu, ya TUHAN. 19 Gad, ia akan diserang oleh gerombolan, tetapi ia akan
menyerang tumit mereka. 20 Asyer, makanannya akan limpah mewah dan ia akan
memberikan santapan raja-raja. 21 Naftali adalah seperti rusa betina yang terlepas; ia
akan melahirkan anak-anak indah. 22 Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang
muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi
tembok. 23 Walaupun pemanah-pemanah telah mengusiknya, memanahnya dan
menyerbunya, 24 namun panahnya tetap kokoh dan lengan tangannya tinggal liat, oleh
pertolongan Yang Mahakuat pelindung Yakub, oleh sebab gembalanya Gunung Batu
Israel, 25 oleh Allah ayahmu yang akan menolong engkau, dan oleh Allah Yang
Mahakuasa, yang akan memberkati engkau dengan berkat dari langit di atas, dengan
berkat samudera raya yang letaknya di bawah, dengan berkat buah dada dan kandungan.
26 Berkat ayahmu melebihi berkat gunung-gunung yang sejak dahulu, yakni yang
paling sedap di bukit-bukit yang berabad-abad; semuanya itu akan turun ke atas kepala
Yusuf, ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya. 27
Benyamin adalah seperti serigala yang menerkam; pada waktu pagi ia memakan
mangsanya dan pada waktu petang ia membagi-bagi rampasannya." 28 Itulah semuanya
suku Israel, dua belas jumlahnya; dan itulah yang dikatakan ayahnya kepada mereka,
ketika ia memberkati mereka; tiap-tiap orang diberkatinya dengan berkat yang
diuntukkan kepada mereka masing-masing. 29 Kemudian berpesanlah Yakub kepada
mereka: "Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di
sisi nenek moyangku dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu, 30 dalam gua yang
di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan, ladang yang telah dibeli
Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik. 31 Di situlah
dikuburkan Abraham beserta Sara, isterinya; di situlah dikuburkan Ishak beserta Ribka,
isterinya, 32 dan di situlah juga kukuburkan Lea; ladang dengan gua yang ada di sana
telah dibeli dari orang Het." 33 Setelah Yakub selesai berpesan kepada anak-anaknya,
ditariknyalah kakinya ke atas tempat berbaring dan meninggallah ia, maka ia
dikumpulkan kepada kaum leluhurnya.

Nubuatan kepada Ke-12 Putra Yakub (1-28)


Setelah memberkati Manasye dan Efraim, Yakub pun memanggil kedua belas
Putranya untuk memberitahukan “apa yang akan kamu (anak-anaknya) alami di
kemudian hari.” Ini adalah berkat atau kutuk yang diucapkan Yakub kepada putra-
putranya. Ini adalah sebuah nubutan akan masa depan hidup mereka nantinya. Dan
kepastian ini didapatkan dengan pengucapan berkat atau kutuk oleh Yakub.
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Seperti yang pernah kita bahas, kutuk dan berkat yang diucapkan oleh orang tua di
zaman tersebut akan terjadi sesuai apa yang dikatakan. Perkataan itu tidak dapat ditarik
kembali, dibatalkan atau pun ditukar. Makanya, kita tidak pernah bisa lupa alasan
mengapa Yakub ingin mendapatkan berkat ganda atas anak sulung dengan menipu
Ishak. Ini juga menjadi penyebab, kenapa Yusuf tidak menyukai berkat Manasye dan
Efraim tertukar. Ini semua penyebab hak kesulungan seseorang sangatlah penting pada
zaman tersebut.
Berikut ini adalah berkat atau kutuk (hanya untuk beberapa putranya) yang
diberikan Yakub kepada putra-putranya tersebut.

1. Ruben (3-4)
Nubuatan tentang benar-benar antiklimak di mana Yakub terlebih dahulu menyatakan
sukacita besarnya akan kelahiran Ruben. Ruben merupakan “anak sulung” yang
adalah permulaan kegagahan dan kekuatan Israel. Ini membuktikan bahwa ia adalah
anak pertama yang lahir. Namun, Ruben akan menjadi orang yang “tidak terutama”
yaitu, karena ia kehilangan hak kesulungannya oleh sebab ia tidur dengan Bilha, selir
ayahnya (Kej 35:22). Yakub menyebut Ruben “membual sebagai air.” Secara literal,
kata ini berarti “air yang terlampau mendidih”. Ini menjelaskan karakter emosi Ruben
yang tidak stabil. Kata yang sama juga bisa diartikan dengan seorang yang sombong
dan sembrono (Hak 9:4, Zef 3:4). Nubuatan ini benar adanya saat kita melihat bahwa
suku Ruben tidak menonjol di bangsa Israel nantinya, tidak ada seorang pun yang
cukup berpengaruh yang lahir dari garis keturunannya. Suku ini bahkan semakin tidak
penting saat di zaman nabi Yesaya, ketika sang nabi meratap tentang tanah timur dari
sungai Yordan, namun tidak menyebut suku ini sama sekali.

2. Simeon dan Lewi (5-7)


Kejadian di Sikhem, di mana kedua bersaudara ini membunuh orang-orang Sikhem
karena Sikhem telah memperkosa Dina adalah sorotan dari kutuk ini (Kej 34:25). Hal
ini adalah hal yang tidak akan dilupakan oleh Yakub. Kedua bersaudara ini harus
menerima akibat dari apa yang mereka perbuat. Dan nubutan ini “aku akan membagi-
bagikan mereka di antara anak-anak Yakub, dan menyerakkan mereka di antara
anak-anak Israel” menjelaskan bahwa suku mereka akan berpencar dan terpecah
belah. Pengenapan nubuatan ini terjadi di zaman Musa dan Yosua sebelum bangsa
Israel memasuki tanah Kanaan. Dalam hitungan Musa yang kedua kali, suku Simeon
menjadi suku terlemah (Bil 26:14), dan ketika Musa memberkati bangsa ini, ia tidak
menyebut suku ini (Bil 33:8). Namun berbeda dengan suku Lewi, oleh karena kasih
karunia Tuhan dan juga karena keberanian mereka untuk berada di pihak Tuhan (baca
Kel 32:1-26), mereka “dipencar” dengan cara yang berbeda. Mereka mendapat 48
kota khusus untuk mereka di seluruh bagian bangsa Israel (Yos 21:1-42). Mereka juga
menjadi pengajar Hukum Taurat untuk bangsa Israel.

3. Yehuda (8-12)
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Berkat atas Yehuda adalah berkat terpanjang kedua setelah Yusuf. Hal ini sangat
penting mengingat bagaimana Yehuda akan menjadi suku yang besar. Bahkan di saat
kerajaan Israel terpecah menjadi dua, bangsa Selatan diberi nama atas suku Yehuda.
Tidak ada kutuk keluar dari mulut Yakub mengenai Yehuda, walaupun kita tahu
Yehuda adalah orang yang terlibat dalam penjualan Yusuf, dan ia juga melakukan
zinah dengan menantunya Tamar. Istilah dari “tanganmu akan menekan tengkuk
musuhmu” menjelaskan bahwa ia akan menang di medan peperangan. Dan frase
“Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan
dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan
takluk bangsa-bangsa” menjelaskan dengan baik bahwa Kerajaan Yehuda akan
menjadi kerajaan yang penting, sampai “dia datang yang berhak atasnya”. Ini
mengambarkan kedatangan Mesias. Karena kata ini berhubungan dengan “anak
singa”, yang merupakan gambaran Tuhan Yesus di dalam Injil Matius sebagai
seorang Raja. Kita tahu juga bahwa garis keturunan Mesias ada di dalam
keturunannya. Ayat 11 dan 12 akhirnya menjelaskan keadaan yang tenang dan
tentram nanti dibawah pemerintahan Mesias yang kedua kalinya. (Baca Yes 11:1-9,
Yeh 34:23-31 dan Amos 9:11-15).

4. Zebulon (13)
Walau pun dalam nubuatan ini Zebulon akan tinggal “tepi pantai laut”, namun tidak
berarti secara literal. Menurut Yosua 19:10-16, suku ini mendapatkan bagian yang
tidak sampai Mediterania dan tidak juga menyentuh Sidon secara langsung. Namun,
kita tahu dari Ulangan 33:18-19, tempat di mana suku ini berada merupakan rute
utama dari daerah timur, menjadikan suku ini penghubung penting antara selatan dan
utara. Tanah suku ini akan menjadi negeri yang banyak berhubungan dengan bangsa
lainnya.

5. Isakhar (14-15)
Suku ini adalah suku yang nantinya akan menjadi kuat, namun tidak secara militer
namun secara khusus dalam bidang pertanian atau penyediaan makanan. Jika Zebulon
lebih berurusan dengan bangsa luar, Isakhar akan menyumbang tenaga di bangsa
sendiri. Pengenapan nubuat ini terjadi di Zaman Yosua, suku ini secara khusus
menunjukan diri sebagai suku yang berani dan mempunyai komitmen yang baik (Hak
5:14-18). Dan suku ini juga menjadi suku yang banyak menyumbang prajurit di masa
pemerintahan raja Daud.

6. Dan (16-18)
Nama Dan sendiri berarti “hakim/menghakimi”. Suku ini akan dinubuatkan untuk
“menghakimi” orang-orang Israel. Suku Dan nantinya akan mendapatkan posisi
penting dari peradilan di bangsa Israel. Tidak heran, Samson yang merupakan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
keturunan suku ini akan menjadi hakim untuk bangsa Israel (Hak 13:2). Namun, saat
suku ini gagal untuk merebut wilayah yang diberikan kepada mereka, 600 keluarga
harus pindah ke Utara dan mulai menyembah berhala (Hak 18). Karena moral rohani
mereka yang tidak baik inilah yang menjadikan Yakub bernubuat bahwa Dan “seperti
ular beludak.” Dan hal ini juga menyebabkan nama suku ini dihapus dalam Wahyu 7.

7. Gad (19)
Yakub sangat sedikit menjelaskan tentang suku ini. Ia hanya memberikan penjelasan
bahwa suku ini akan sering terkena serangan. Maka, keputusan Suku ini untuk tinggal
di Trans-Yordan inilah yang membuat mereka mudah untuk diserang.

8. Asyer (20)
Yakub bernubuat bahwa suku ini akan mendapatkan tanah yang subur dan produktif.
Nubuat ini terlaksana saat Yosua memberikan suku ini bagian di bukit Karmel,
sebelah barat dari Mediterania dan sebelah utara wilayah Tirus. Dan suku ini
menghasilkan bahan-bahan yang diberikan Raja Salomo kepada raja Hiram (1 Raja
5:11).

9. Naftali (21)
Yakub bernubuat bahwa Naftali akan memiliki wilayah pegunungan dan lingkungan
yang memiliki “anak-anak yang indah”. Tidak akan infomasi yang lebih jelas selain
bagaimana bersama suku Zebulon, Naftali memperlihatkan keberanian dan
kepahlawanan suku ini dalam konflik besar dengan negeri Kanaan (Hak 5:18).

10. Yusuf (22-26)


Nubutan akan Yusuf merupakan Nubuatan yang terindah di antara semua nubutan
yang ada sebelumnya. Untaian kata-kata indah ini memperlihatkan kemakmuran,
kejayaan dan berkat akan ada padanya. Walau pun namanya tidak ada dalam ke-12
suku Israel, namun kedua anaknya mengantikan hal ini. Yang paling menarik akan
nubutan Yusuf adalah kenyataan bahwa, hidup Yusuf dan keturuananya akan selalu
disertain Tuhan. Lihat bagaimana Gelar-gelar Allah terdapat di dalam ayat-ayat ini.
Sebagai Allah yang MahaKuat, Pelindung Yakub, Gunung Batu Israel, dan Allah
yang Maha Kuasa, ini mengambarkan penyertaan Tuhan terhadapnya.

11. Benyamin (27-28)


Keterangan akan “Srigala” kemungkinan adalah gambaran kekuatan suku Benyamin
di medan peperangan. Walau suku ini melawan yang lainnya dalam melindungi
kejahatan di Gibeah (Hak 20,21), namun kita tahu bahwa, Ehud (Hak 3:15), raja Saul
(1 Sam 9:1), bahkan rasul Paulus (Rom 11:1) merupakan keturunan dari suku ini. Ada
yang mengatakan bahwa keterangan yang ada di dalam nubutan Benyamin ada
kaitannya dengan bertahannya suku mereka sampai zaman Perjanjian Baru, di mana

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
suku-suku lain sudah “hilang” dan meninggalkan Israel menuju Eropa dan Amerika
Selatan.
Akhir Hidup Yakub (28-33)
Setelah mengucapkan semua hal itu, Yakub akhirnya berpesan untuk terakhir
kalinya kepada mereka semua. Ia meminta mereka untuk menguburkannya di Gua
Makhpela, tempat di mana Abraham membeli tanah tersebut kepada suku Het. Di sana
adalah kuburan keluarga Yakub. Dan akhirnya, Yakub pun meninggal dan dikuburkan
di tanah yang ia sebutkan tersebut.

Kesimpulan
Dari kisah inilah kedua belas suku bangsa Israel akan terbentuk. Karena dengan
melihat kisah ini kita tahu apa yang sebenarnya telah terjadi di masa lalu. Namun
kenapa kitab Kejadian ini ditulis semua karena sebuah harapan yang Tuhan berikan
kepada umat manusia. Harapan yang dituliskan agar manusia mengerti rencana
keselamatan Allah yang besar terhadap manusia telah ada sejak dahulu kala.
Semenjak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Seluruh manusia mendapatkan
dosa warisan dari Adam. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa telah mati karena
dosa, dan neraka (kematian kekal) yang akan menjadi ujung jalan manusia setelah mati
di dunia. Namun, karena begitu besar kasih Allah akan manusia (Yohanes 3:16). Ia
menjanjikan seorang Juru Selamat, (Kejadian 3:15) yaitu Mesias yang akan lahir di
Kota Betlehem Efrata (Mikha 5:1-2), di Yerusalem, sebagai orang Yahudi, bangsa
Israel. Untuk disalibkan seperti orang berdosa, yang padahal tanpa dosa, untuk
mengantikan hukuman kita orang yang berdosa. Semuanya ini berhubungan dengan
keselamatan kita. Ini adalah alasan utama mengapa kita harus mempelajari bangsa
Israel, terutama bagaimana bangsa ini dibentuk oleh Tuhan sendiri.
Tidak ada bangsa di dunia ini, selain bangsa Israel yang dibentuk oleh Tuhan
sendiri. Yang dipakai oleh Tuhan untuk mendatangkan Mesias ke dunia. Maka dengan
mempelajari seluruh kisah di kitab Kejadian, sampai saat ini khususnya. Kita melihat
bagaimana perjalanan Yakub, yang berganti mana Israel menjadi kumpulan keluarga
Israel, sampai akhirnya menjadi bangsa Israel.

KELUARGA ISRAEL IV
Kejadian 50:1-26
Lalu Yusuf merebahkan dirinya mendekap muka ayahnya serta menangisi dan mencium
dia. 2 Dan Yusuf memerintahkan kepada tabib-tabib, yaitu hamba-hambanya, untuk
merempah-rempahi mayat ayahnya; maka tabib-tabib itu merempah-rempahi mayat
Israel. 3 Hal itu memerlukan empat puluh hari lamanya, sebab demikianlah lamanya
waktu yang diperlukan untuk merempah-rempahi, dan orang Mesir menangisi dia tujuh
puluh hari lamanya. 4 Setelah lewat hari-hari penangisan itu, berkatalah Yusuf kepada
seisi istana Firaun: "Jika kiranya aku mendapat kasihmu, katakanlah kepada Firaun, 5
bahwa ayahku telah menyuruh aku bersumpah, katanya: Tidak lama lagi aku akan mati;
dalam kuburku yang telah kugali di tanah Kanaan, di situlah kaukuburkan aku. Oleh
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
sebab itu, izinkanlah aku pergi ke sana, supaya aku menguburkan ayahku; kemudian
aku akan kembali." 6 Lalu berkatalah Firaun: "Pergilah ke sana dan kuburkanlah
ayahmu itu, seperti yang telah disuruhnya engkau bersumpah." 7 Lalu berjalanlah Yusuf
ke sana untuk menguburkan ayahnya, dan bersama-sama dengan dia berjalanlah semua
pegawai Firaun, para tua-tua dari istananya, dan semua tua-tua dari tanah Mesir, 8 serta
seisi rumah Yusuf juga, saudara-saudaranya dan seisi rumah ayahnya; hanya anak-
anaknya serta kambing domba dan lembu sapinya ditinggalkan mereka di tanah Gosyen.
9 Baik kereta maupun orang-orang berkuda turut pergi ke sana bersama-sama dengan
dia, sehingga iring-iringan itu sangat besar. 10 Setelah mereka sampai ke Goren-Haatad,
yang di seberang sungai Yordan, maka mereka mengadakan di situ ratapan yang sangat
sedih dan riuh; dan Yusuf mengadakan perkabungan tujuh hari lamanya karena ayahnya
itu. 11 Ketika penduduk negeri itu, orang-orang Kanaan, melihat perkabungan di Goren-
Haatad itu, berkatalah mereka: "Inilah perkabungan orang Mesir yang amat riuh." Itulah
sebabnya tempat itu dinamai Abel-Mizraim, yang letaknya di seberang Yordan. 12
Anak-anak Yakub melakukan kepadanya, seperti yang dipesankannya kepada mereka.
13 Anak-anaknya mengangkut dia ke tanah Kanaan, dan mereka menguburkan dia
dalam gua di ladang Makhpela yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu,
untuk menjadi kuburan milik, yaitu ladang yang di sebelah timur Mamre. 14 Setelah
ayahnya dikuburkan, pulanglah Yusuf ke Mesir, dia dan saudara-saudaranya dan semua
orang yang turut pergi ke sana bersama-sama dengan dia untuk menguburkan ayahnya
itu. 15 Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah
mereka: "Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalaskan sepenuhnya kepada
kita segala kejahatan yang telah kita lakukan kepadanya." 16 Sebab itu mereka
menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf: "Sebelum ayahmu mati, ia telah
berpesan: 17 Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya
kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat
kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba
Allah ayahmu." Lalu menangislah Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya. 18
Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya serta berkata: "Kami
datang untuk menjadi budakmu." 19 Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah
takut, sebab aku inikah pengganti Allah? 20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang
jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan
maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu
bangsa yang besar. 21 Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan
anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati
mereka dengan perkataannya. 22 Adapun Yusuf, ia tetap tinggal di Mesir beserta kaum
keluarganya; dan Yusuf hidup seratus sepuluh tahun. 23 Jadi Yusuf sempat melihat anak
cucu Efraim sampai keturunan yang ketiga; juga anak-anak Makhir, anak Manasye,
lahir di pangkuan Yusuf. 24 Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: "Tidak lama
lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar
dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham,
Ishak dan Yakub." 25 Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya:
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
"Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-
tulangku dari sini." 26 Kemudian matilah Yusuf, berumur seratus sepuluh tahun.
Mayatnya dirempah-rempahi, dan ditaruh dalam peti mati di Mesir.
Tangisan Yusuf (1-14)
Sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa. Kematian adalah momok yang sangat
besar untuk umat manusia. Semua manusia akan mengalami akhir dari hidupnya yaitu
kematian. Kematian adalah bukti bahwa manusia semua berdosa. Alkitab sendiri
mengatakan bahwa, “Sebab upah dosa ialah maut” (Roma 6:23a). Tidak ada seorang
pun bisa lepas dari kematian, tidak seorang pun. Namun, Firman Tuhan memberikan
harapan kepada manusia. Firman Tuhan menjelaskan bahwa Tuhan Yesus telah datang
ke dunia untuk menebus dosa manusia. Jadi barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan
pernah mati, tetapi tertidur. "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan
yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan
hal ini?" (Yoh 11:15-16).
Kematian fisik yang akan dialami oleh manusia mungkin adalah sebuah hal yang
menakutkan untuk semua orang. Namun, orang percaya tidak perlu takut lagi akan hal
itu. Karena, suatu hari nanti, saat Tuhan Yesus datang kedua kali, seluruh umat manusia
akan dibangkitkan kembali untuk menerima tubuh mulia. Dan akhirnya kita akan
menempati surga. Seperti yang diajarkan dalam Firman Tuhan, “Karena jikalau kita
percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa
mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama
dengan Dia. Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang
masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka
yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu
malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari
sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita
yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam
awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya
bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan
perkataan-perkataan ini” (I Thes 4:14-18). Ini adalah janji yang diberikan bagi semua
orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Kematian tidak akan ada pada mereka, karena
kematian pertama kita, saat kita dikuburkan adalah “tidur” untuk orang percaya.
Bagaimana pun juga, kita melihat sebuah kisah kematian tercatat. Tokoh besar,
bapa sebuah bangsa, akhirnya menghebuskan nafas terakhirnya. Yusuf pun menangisi
ayahnya itu. Saat Yusuf bersujud dan menciumi muka ayahnya, itu adalah bentuk
penghormatan terakhir terhadap ayahnya. Ia pun segera memerintahkan tabib-tabib
untuk mengawetkan mayat ayahnya tersebut. Yaitu dengan cara merempah-rempahi
mayat Israel.
Di zaman itu, kegiatan merempah-rempahi mayat sangatlah umum. Banyak orang
melakukannya, terutama terhadap para Firaun. Perlu diperhatikan bahwa mereka
merempah-rempahi dalam waktu 40 hari lamanya. Ini adalah yang kita kenal dengan
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
istilah “mumi”. Dan orang Mesir menangisi Yakub selama 70 hari lamanya. Ini adalah
sebuah penghormatan besar, mengingat di zaman itu, Firaun yang meninggal pun akan
ditangisi selama 72 hari.
Setelah habis masa penangisan itu, Yusuf kemudian berkata kepada orang Mesir
untuk menyampaikan kepada Firaun. Bahwa ayahnya telah berpesan untuk
menguburkan mayatnya di tanah Kanaan. Maka, Yusuf menyampaikan permintaan
ayahnya. Ingat, kalau kita melihat bagaimana pesan Yakub, sebenarnya Yusuf tidak
memberitahukan seluruh alasan Yakub. Di Kejadian 47:29 Yakub berkata, “Janganlah
kiranya kuburkan aku di Mesir” namun Yusuf tidak mengatakan apa-apa soal ini. Ia
tahu bahwa hal itu tidak diperlukan untuk dikatakan.
Firaun pun menyetujui permintaan tersebut. Maka Yusuf membawa semua
pegawai Firaun, para tua-tua dari istananya, dan semua tua-tua dari tanah Mesir, serta
seluruh keluarganya. Hanya anak-anaknya dan ternaknya yang tinggal di Gosyen. Dan
ini adalah sebuah iring-iringan yang sangat besar. Mereka akhirnya sampai di Goren-
Haatad dan mengadakan perkabungan selama 7 hari. Ketika penduduk di sana melihat
rombongan yang besar dan tangisan yang begitu riuh, mereka menamakan tempat itu
dengan nama Abel-Mizraim (Padang Rumput Mesir. Namun Abel artinya “menangis”).
Setelah itu mereka membawa mayat Yakub ke gua Makhpela, tempat yang telah
dibeli Abraham dari Efron. Kuburan kelurga yang berada di ladang yang di sebelah
timur Mamre. Akhirnya setelah ritual itu selesai mereka pun pulang kembali ke tanah
Mesir.

Iman Yusuf (15-21)


Dengan kematian Yakub, saudara-saudara Yusuf menjadi takut bahwa perlakuan
Yusuf akan berubah terhadap mereka. Mereka takut selama ini Yusuf baik dengan
mereka karena Yakub masih hidup. Mereka meragukan kemurnian hati Yusuf dalam
merawat mereka beberapa tahun ini. Mereka berdiskusi dan sepakat untuk
menyampaikan kepada Yusuf akan pesan ayahnya terhadap Yusuf, bahwa Yusuf akan
mengampuni kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan dahulu. Mereka pun siap untuk
menerima apa pun perlakuan Yusuf saat mereka mengatakan, “Kami datang untuk
menjadi budakmu.”
Konsekuensi selalu menghantui orang yang bersalah. Rasa takut akan selalu ada
menyerang hati nurani orang yang melakukan kesalahan. Inilah yang kita dapat lihat
dalam kejadian ini. Namun pengampunan adalah obat dari rasa bersalah. Pengampuan
Tuhan adalah hal terpenting dari umat manusia. Karena seperti kita yang diampuni oleh
Tuhan, kita adalah orang yang berbahagia. Seperti yang Firman Tuhan telah jelaskan
dalam Mazmur 103:8-14, “TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar
dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya
Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak
dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas
bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh
timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. Seperti
154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang
yang takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu. ”
Ini jugalah yang harus dilakukan oleh kita orang yang percaya. “Sabarlah kamu
seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang
seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni
kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” (Kolose 3:13).
Ini adalah satu dari beberapa aspek atas jawaban Yusuf terhadap saudara-
saudaranya. Ini adalah hasil hikmat dari bagaimana pengetahuannya tentang Allah
membuat ia bisa merespon seperti hal ini. Kita akan melihat cara pandangnya terhadap
Tuhan yang merubah cara pikir Yusuf tersebut. Karena ada tiga hal yang ia ketahui
tentang Allah yang telah membuatnya seperti ini. Dan tiga hal ini harus juga kita
pelajari dan panuti di dalam hidup kita ini.

1. Ia tahu pribadi Allah (ayat 19).


Saat Yusuf mendengar pernyataan mereka, Yusuf mengatakan kepada saudara-
saudaranya, “apakah aku ini penganti Allah?”. Saat itu ia mengerti akan siapa dia itu. Ia
mengerti bahwa segala yang terjadi di dalam hidupnya, bahwa Allah yang mengaturnya.
Ia tahu bahwa ia juga manusia berdosa, sama seperti saudara-saudaranya. Ia tahu ia pun
sering diampuni Tuhan, ia tidak punya hak untuk membalaskan dendam.
Firman Tuhan dalam Roma 12:19 mengatakan, “Saudara-saudaraku yang kekasih,
janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka
Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut
pembalasan, firman Tuhan. ” Tuhan itu Allah yang adil. Ia akan menghukum orang
yang bersalah, tetapi Ia juga akan mengampuni orang yang benar-benar bertobat dan
mengaku salah. Hanya Allah yang punya hak untuk membalaskan apa yang manusia
lakukan. Karena pembalasan Allah adalah adil. Hal ini sangat jelas diketahui oleh
Yusuf. Ia sangat mengerti bahwa apa pun yang saudaranya lakukan kepadanya, ia tidak
boleh membalaskan dendam. Biarlah Tuhan yang akan membalas segalanya, dan ia tahu
hal itu.
Sebagai manusia orang tentu pernah melakukan kesalahan kepada kita. Namun,
Tuhan ingin melihat respon kita. Kita tahu dalam Doa Bapa Kami, Tuhan Yesus
mengajarkan untuk berdoa, “ampunilah akan kesalahan kami, seperti juga kami
mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Artinya sangat sederhana. Tuhan
sudah mengampuni kita, maka, jika ada orang yang bersalah kepada kita, apa pun itu.
Jika orang itu meminta pengampunan kita, maka kita tidak punya hak untuk tidak
mengampuninya. Bukankah kita selalu seperti itu? Kita bersalah kepada Tuhan, dan
Tuhan selalu mengampuni kita? Apakah kita bisa mengatakan bahwa kita tidak bisa
mengampuni? Kalau kita mengatakan itu, maka kita adalah orang yang egois.
“Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi
usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua
orang.” (1 Thess 5:15).

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
2. Ia tahu rencana Allah (ayat 20).
Jawaban kedua Yusuf adalah perkataan yang sangat luar biasa. Perkataan ini
menjelaskan kemahakuasaan Tuhan dan pemeliharaan Tuhan terhadap umatNya. Ini
adalah sebuah gambaran iman Yusuf akan bagaimana Tuhan berkerja di dalam
hidupnya. Dan ini adalah contoh iman yang harus ditiru oleh kita semua. Yusuf berkata,
“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah
mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi
sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. ”
Pikiran Tuhan yang tidak terbatas. Rencana Tuhan tak terselami. Kemahakuasaan
Tuhan yang tidak ada seorang pun bisa mengerti. “O, alangkah dalamnya kekayaan,
hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan
sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran
Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang
pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya? Sebab
segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan
sampai selama-lamanya!” (Roma 11:33-36). Ini adalah dasar pikiran Yusuf yang
mengerti kemahakuasaan Pikiran Tuhan. Ia tahu segala sesuatu adalah baik. Karena
Tuhan adalah Allah yang baik untuk hidupNya.
Dengan mengetahui kemahakuasaan Tuhan, ia juga tahu bahwa, apa yang telah ia
alami selama ini. Kebencian saudara-saudaranya kepadanya, dijual menjadi budak di
Mesir, difitnah melakukan hal yang tidak ia lakukan, dimasukan ke dalam penjara,
dilupakan oleh orang lain. Semua hal itu adalah baik dan indah untuknya. Karena ia
tahu, “bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan
bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah.” (Roma 8:28).
Ia tahu kebenaran ini. Ia pun hidup dalam kebenaran ini selama hidupnya. Itu semua
karena ia tahu bahwa Allah yang baik akan selalu merencanakan yang terbaik kepada
anak-anakNya. Seperti itulah yang harus kita renungkan. Tuhan selalu memperhatikan
kita, bahkan rambut kepala kita pun terhitung semua oleh Allah (Matius 10:30). Hanya
terkadang manusia tidak pernah bisa melihat dan mengetahui rencana Allah sekarang,
saat ini. Karena “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia
memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami
pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” Itulah iman yang dimiliki
oleh Yusuf yang harus kita tiru.

3. Ia tahu perintah Allah (ayat 21).


Hal terakhir yang membuat ia dapat mengatakan hal itu. Itu karena ia mengetahui
apa yang Allah ingin ia lakukan. Ia tahu janji Allah untuk membuat keluarganya
menjadi bangsa yang besar. Dan ia adalah alat yang dipakai Allah untuk mengenapi
rencana itu. Ia tidak boleh karena kepentingan dirinya sendiri, atas dasar emosinya dan
perasaannya sendiri untuk membalas dendam contohnya, ia mengabaikan perintah

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN
Tuhan untuk memelihara keluarganya. Karena kalau ia melakukan itu, ia telah
menghalangi rencana Tuhan akan hidup keluarganya tersebut.
Makanya, dengan ketaatannya menjalankan perintah Tuhan. Ia mampu mengatakan
bahwa, “aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu” tanpa rasa dendam
sedikit pun. Ini adalah wujud hubungan Yusuf yang baik kepada Tuhan. Karena Yusuf
mengasihi Tuhan. “Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita
menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia
tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada
kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh
sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.”
(I Yohanes 2:3-5).

Harapan Yusuf (22-26)


Kitab Kejadian diakhiri oleh kematian Yusuf. Yusuf hidup selama 110 tahun dan
menurut orang mesir, umur itu adalah umur yang baik bagi bangsa mesir. Yusuf sempat
melihat cicitnya lahir. Dan Yusuf pun berkata kepada saudaranya, termasuk anak
cucunya sebuah pernyataan iman. Ia tahu bahwa ia akan mati, tetapi ia sangat tahu
bahwa Allah akan memperhatikan semua orang Israel. Ia pun mengetahui janji Allah
bahwa, mereka tidak akan selamanya tinggal di Mesir, melainkan akan di bawa ke tanah
Kanaan yang dijanjikan Allah kepada Abraham, Ishak dan Yakub.
Ini adalah pengharapan yang ia miliki akan janji Tuhan yang akan terpenuhi. Ia
sangat meyakini bahwa ketika bangsa Israel nanti keluar dari bangsa Mesir, makanya, ia
pun meminta mereka untuk bersumpah untuk membawa tulang-tulang Yusuf untuk
dikuburkan di tanah Kanaan (lihat Yosua 24:32).
Sangatlah jelas bahwa ini adalah bentuk iman dan pengharapan Yusuf yang tertuang
dalam kitab Ibrani 11:22 “Karena iman maka Yusuf menjelang matinya memberitakan
tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang tulang-belulangnya.

Kitab pertama di dalam Alkitab diakhiri dengan kata “peti mati”. Ini untuk
mengingatkan kita akan dosa yang telah ada pada manusia. Awal kitab Kejadian Allah
menciptakan segalanya dengan sempurna, namun karena dosa, manusia harus
mengalami kematian. Hanya ada satu cara untuk melepaskan kita dari dosa, yaitu
dengan percaya kepada Tuhan Yesus yang telah dijanjikan sejak dahulu kala.

154
CATATAN DALAM KITAB KEJADIAN

154

Anda mungkin juga menyukai