Anda di halaman 1dari 37

WORSHIP LEADER,

SINGER DAN PEMUSIK


• Seorang Worship Leader (WL) bukan hanya sekedar berperan sebagai
pemimpin pujian dalam sebuah ibadah atau komsel, namun lebih daripada
itu. Seorang Worship Leader seharusnya berperan sebagai penyembah yang
benar (taken of role to be a true worshiper) yang senantiasa hidup di dalam doa
(Yoh. 4:23), serta berpegang teguh pada kebenaran firman Allah setiap hari
(Fil. 2:13-15).
• Seorang Worship Leader bukan hanya cakap memimpin pujian dan
penyembahan atau memiliki suara yang bagus, tetapi harus menjadi seorang
pribadi penyembah yang dipanggil dan diurapi oleh Allah untuk melayani
dalam sebuah ibadah atau mengaplikasikan pujian dan penyembahan dalam
kehidupan sehari-hari. Mereka yang terpanggil untuk mengambil bagian
dalam pujian dan penyembahan ini, bukan hanya mereka yang pandai
bermain musik atau bernyanyi, namun mereka yang telahmenyerahkan diri
sepenuhnya dan setia untuk melayani dalam bidang pujian dan penyembahan
(Mzm. 57:8-10, Mzm. 108:2-4).
• Seorang Worship Leader bertanggung jawab kepada Tuhan dan Gereja-Nya
dalam rangka melaksanakan tugas pelayanan yang Tuhan percayakan serta
sebagai wujud ucapan syukur atas setiap anugerah yang diberikan-Nya kepada
kita, sesuai dengan talenta dan kapasitas rohani masing-masing.
Persiapan Awal Memimpin Pujian dan
Penyembahan
• Persiapan Diri
• Sebelum mengawali pelayanan pujian dan penyembahan, seorang Worship
Leaderhendaknya mempersiapkan diri dengan baik, dengan cara membangun
hubungan pribadi yang erat bersama Tuhan melalui kehidupan doa yang benar
untuk memohon pengampunan dosa, penyertaan dan hikmat dari Tuhan (Ams.
24:3, Kol. 3:23). Mengapa harus demikian? Karena tanpa penyertaan dan hikmat
dari Tuhan, maka pelayanan kita akan menjadi kacau dan sia-sia (Mzm. 127:1) serta
Tuhan tidak berkenan dengan pelayanan pujian dan penyembahan kita (Kej. 4:4-5,
Hos. 4:6).
• Persiapan doa ini bisa dilakukan secara pribadi maupun dalam kelompok doa
yang telah diagendakan oleh gereja. Betapa pentingnya mengawali setiap
pelayanan dengan doa, sehingga pelayanan pujian dan penyembahan yang
kita lakukan menyenangkan hati Tuhan serta menggerakkan Roh Kudus
untuk melawat setiap jemaat yang hadir dalam ibadah (Rom. 12:1, Kis. 2:1-4).
• Jika hal ini terjadi, maka pemulihan dan mujizat yang datangnya dari Tuhan
akan dinyatakan dalam ibadah, khususnya pada saat pujian dan penyembahan
dinaikkan dengan benar di hadapan Tuhan oleh Worship Leader dan jemaat
(Yos. 6:20, Kis. 12:11-12).
• Persiapan Teknis
• Setelah melakukan persiapan diri dengan baik, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan persiapan secara teknis. Seorang Worship Leader yang baik
hendaknya mempersiapkan beberapa hal teknis agar mampu memimpin
pujian dan penyembahan dengan tertib dan mendatangkan sukacita bersama
dalam ibadah.
Berikut ini merupakan langkah-langkah yang penting untuk
dilakukan seorang Worship Leader sebelum memulai
pelayanan pujian dan penyembahan:
• 1) Mempersiapkan daftar lagu/pujian yang akan dinyanyikan untuk diserahkan
kepada para pemain musik dan petugas OHP/LCD projector.
• 2) Menentukan tema pujian dan penyembahan sebelum memilih susunan lagu atau
jenis musik yang akan dinyanyikan.
• 3) Perhatikan pemilihan lagu dalam daftar pujian yang disusun berdasarkan tema,
apakah WL dan jemaat menguasai lagu yang akan dinyanyikan tersebut dengan baik
atau tidak. Jika tidak, maka perlu dipertimbangkan lagi apakah lagu tersebut tidak jadi
dinyanyikan, atau tetap dinyanyikan dengan catatan WL dan singers harus hafal syair lagu yang
dimaksud dan melatih jemaat secara bertahap agar dapat menguasai lagu tersebut dengan baik.
• 4) Memastikan berapa lama pujian dan penyembahan akan berlangsung serta
tentukan alokasi waktu, jika selama aktivitas pujian tersebut memberikan ruang
kesaksian atau kata sambutan tertentu dari jemaat yang sedang dilayani.
• 5) Mengikuti latihan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan
bersama dengan singers (jika hendak menggunakan beberapa singer sebagai
pendukung vokal) dan tim musik.
• 6) Hadir 10-20 menit sebelum ibadah dimulai untuk persiapan diri (doa bersama)
dan persiapan teknis (check sound/microphone dengan pemain musik).
• 7) Beradaptasi dengan suasana gereja dimana liturgi atau acara ibadah akan
diselenggarakan.
• Estimasi jumlah jemaat yang biasa hadir dalam acara ibadah
• Pada prinsipnya jumlah memang tidak memengaruhi kualitas rohani sebuah
pujian dan penyembahan, namun faktor ini perlu mendapat perhatian karena
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat teknis, misalnya dengan kondisi jumlah
jemaat yang banyak, maka WL harus meningkatkan kemampuan penglihatan
untuk memastikan bahwa seluruh jemaat menikmati pujian dan
penyembahan dengan baik, atau mereka hanya sekedar bernyanyi
• Kondisi jemaat
• Apakah mayoritas jemaat berusia tua, muda, atau komposisinya berimbang
antara usia tua dan muda, sehingga WL dapat menyesuaikan lagu pujian dan
ritme musik dengan kondisi jemaat.
• Kapasitas ruang dan sound system pendukung ibadah
• Hal ini berkaitan dengan kapasitas atau volume suara WL pada saat
memberikan instruksi atau ketika menyanyi, agar dapat didengar dengan jelas
oleh jemaat.
• Waktu penyelenggaraan ibadah
• Perhatikan apakah ibadah berlangsung waktu pagi, siang, ataupun malam,
sebab hal ini berkaitan dengan pemilihan nada dasar yang disesuaikan dengan
kondisi pita suaraWorship Leader. Proses adaptasi ini sangat penting, terutama
jika pelayanan tersebut akan dilakukan dalam sebuah komunitas atau
kelompok jemaat yang masih baru dan kita belum mengenal para jemaat
dengan akrab. Hal ini berlaku juga untuk singers atau tim musik yang melayani
di gereja lokal maupun pada saat memenuhi undangan pelayanan di luar
gereja lokal.
• C. Kriteria Seorang Worship Leader
• Untuk menjadi seorang Worship Leader yang baik dan berkenan di hadapan
Tuhan, maka diperlukan kecakapan khusus secara rohani maupun teknis, agar
pelayanan pujian dan penyembahan dapat berlangsung sesuai rencana,
sehingga jemaat diberkati secara rohani melalui pelayanan kita tersebut.
Berikut ini akan diuraikan kriteria secara rohani dan teknis yang hendaknya
dipenuhi oleh seorang Worship Leader.
• Kriteria Rohani
• Ø Lahir baru (II Kor. 5:17, Ef. 4:21-32) serta mengalami buah-buah pertobatan dalam dirinya (Gal. 5:22-23).
• Ø Memiliki karakter Kristus (Fil. 2:1-5).
• Ø Selalu semangat untuk melayani Tuhan (Rom. 12:11) dan hidup dalam pimpinan Roh Kudus (Ef. 5:18b).
• Ø Hidup dalam doa dan penyembahan yang benar setiap hari (Yoh. 4:23, Ef. 5:19-20).
• Ø Mengerti dan melakukan kebenaran firman Tuhan setiap hari (Mzm. 119:105, Mat. 13:23, II Tim. 3:14-
17).
• Ø Berusaha untuk senantiasa hidup dalam kekudusan (Ibr. 12:14, Mzm. 15:1-3, 24:4-5, I Ptr. 1:16).
• Kriteria Teknis
• Ø Memiliki talenta vokal yang cukup baik serta selalu membiasakan diri agar tidak menyanyi dengan suara
yang sumbang (fals voice).
• Ø Mengerti pengetahuan dasar tentang musik (nada dasar dan kode/simbol instruksi lagu sebagai sarana
komunikasi antara WL dengan pemain musik pada saatperformance).
• Ø Mampu memimpin pujian dan penyembahan dengan baik (tumbuhkan rasa percaya diri/ berusaha untuk
meminimalisasi rasa gugup/grogi pada saat akan melayani; disinilah salah satu alasan pentingnya doa sebelum
melayani, agar Roh Kudus memampukan kita untuk memimpin dengan tegas dan penuh percaya diri).
• Ø Mampu berkomunikasi dengan baik melalui penggunaan kata-kata yang positif untuk menguatkan iman
dan membangun kehidupan rohani jemaat yang sedang dilayani.
• Ø Mencari dan mengembangkan perbendaharaan lagu pujian (belajar untuk menghafal lirik atau kata-kata
dalam syair lagu, baik lagu pujian dan penyembahan versi lama maupun baru).
Hal-Hal Praktis Yang Harus Diperhatikan
Saat Menjadi Worship Leader
• 1. Cobalah untuk membangun komunikasi yang erat dan hangat dengan
jemaat yang kita layani pada kesempatan pertama dengan penuh kasih dan
tidak terkesan “dibuat-buat”, baik melalui kata-kata pembuka yang
mengakrabkan atau yang menguatkan rohani jemaat, serta jangan lupa
berikan pandangan mata dan senyuman yang manis agar tidak terkesan
bahwa pujian dan penyembahan sedang dalam suasana yang tegang.
• 2. Hindari menggunakan kata-kata atau instruksi yang melemahkan dan
menghakimi jemaat, misalnya menghakimi atau menegur jemaat yang
terlambat datang ibadah pada saat WL sedang memimpin pujian dan
penyembahan, atau menghakimi jemaat mengenai cara mereka ketika memuji
Tuhan.
• Berikut ini adalah beberapa contoh kata-kata positif yang dapat digunakan untuk memotivasi
jemaat:
• Ø “Shaloom.. Saya percaya Allah hadir di sini dan siap memberkati Saudara..!”(dengan memberikan
senyum seraya mengangkat salah satu tangan sebagai ekspresi memberkati).
• Ø “Bapak, ibu, dan saudara sekalian percaya bahwa ada kuasa dalam pujian dan penyembahan saat
ini..?” (dengan memberikan senyum, sambil mengangkat bahu, seraya mengangkat salah satu
tangan menunjukkan ekspresi bertanya kepada jemaat).
• Ø “Saudara yang datang dengan masalah pasti akan pulang dengan membawa pemulihan dan pertolongan
dari Tuhan..” (sambil tersenyum dan menunjukkan ekspresi bahwa selalu ada pengharapan di
dalam Tuhan kepada jemaat sembari mengangkat tangan kanan setinggi kepala dengan posisi
menengadah lalu mengarahkan jari telunjuk ke arah atas).
• 3. Mempersiapkan penampilan yang terbaik untuk Tuhan dan jemaat dengan cara
berpakaian yang rapi dan sopan, rambut disisir dengan rapi dan menarik, serta
tunjukkan ekspresi wajah yang segar, cerah, dan bersih.
• 4. Hindari pertentangan atau kesalahpahaman (miss understanding) dengan singers dan
tim musik agar tidak menimbulkan suasana tegang dan perasaan seolah tidak ada
damai sejahtera selama ibadah berlangsung.
• 5. Berikan instruksi atau komentar lagu dengan jelas disertai senyuman manis, baik
instruksi kepada tim musik (berkaitan dengan kode lagu) maupun kepada jemaat.
• 6. Jika pada saat pujian dan penyembahan berlangsung terjadi kesalahan atau gangguan
secara teknis, maka usahakan pujian dan penyembahan tersebut tetap berlangsung dengan
tertib dan jangan panik.
• 7. Hindarilah pengulangan lagu yang terlalu sering agar jemaat tidak bosan atau jenuh,
sehingga jemaat merasa enggan dan menjadi turun semangatnya untuk memuji Tuhan.
• 8. Berusahalah peka terhadap kehendak Roh Kudus untuk suatu perubahan berkaitan
dengan sikap dan berbagai ekspresi atau bersikap fleksibel ketika sedang memimpin pujian
dan penyembahan agar tercipta suasana ibadah yang hidup, penuh sukacita, semangat, dan
harmonis serta jemaat dapat merasakan jamahan kuasa Roh Kudus secara pribadi atas hidup
mereka.
• 9. Hindari kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik seperti terlalu sering menutup
mata, gerakan tangan yang kurang baik (misalnya tangan diletakkan di saku, tangan
diletakkan di belakang punggung, atau tangan menggaruk-garuk kepala),
membelakangi jemaat, dan gerak refleks mata yang sering berkedip-kedip.
• 10. Berikan komentar terhadap lagu seperlunya saja, sesuaikan dengan lirik lagu
serta suasana pujian dan penyembahan pada saat itu.
• 11. Jangan biarkan suasana menjadi vakum (kosong tanpa ekspresi)
karena WL seolah kehabisan kata-kata atau sedang berusaha untuk meminimalisasi
perasaan gugup atau grogi yang terlalu lama.
• 12. Buatlah kesepakatan dengan tim musik dan singers mengenai instruksi atau
kode tangan (hand signal) berkaitan dengan pemilihan nada dasar,
pengulangan lagu (intro, middle, atau ending) menaikkan nada (overtone),
memperlambat atau mempercepat tempo lagu, tinggi rendahnya volume
suara, memberikan coda ataubridge (variasi tertentu dalam gaya bermusik),
menunjuk hanya satu alat musik saja yang bunyi (drum only, keyboard only, guitar
only, saxsophone only).
• Di dalam buku Bob Kauflin, seorang worship leader dan dosen praise & worship mengenai peranan
seorang worship leader. Beliau menulis seperti ini:
• An effective corporate worship leader, aided and led by the Holy Spirit, skillfully combines biblical truth with music to magnify
the worth of God and the redemptive work of Jesus Christ,thereby motivating the gathered church to join him in proclaiming
and cherishing the truth about God and seeking to live all of life for the glory of God.
• (Seorang worship leader yang efektif, dengan pertolongan dan pimpinan Roh Kudus, dengan ahli
memadukan kebenaran Alkitab dan musik, mengagungkan pribadi Tuhan, dan karya penebusan Yesus
Kristus.
• Dengan begitu, dia memotivasi jemaat yang berkumpul untuk bergabung dengannya dalam
memproklamasikan dan merayakan kebenaran Tuhan dan mengejar kehidupan yang memuliakan Tuhan)
Dari definisi Kauflin, seorang worship
leader seharusnya memiliki kemampuan dan
karakteristik sebagai berikut:

1. Dituntun oleh Roh Kudus
• 2. Memahami kebenaran Alkitab
• 3. Punya kemampuan bermusik
• 4. Punya Kemampuan Menjadi Motivator
• 5. Punya kerinduan untuk menghidupi seluruh kehidupannya untuk
kemuliaan Tuhan
PERSIAPAN SEORANG WORSHIP
LEADER
• 1. Persiapan Rohani
• a) Setia dalam waktu doa.
• b) Membaca Firman Tuhan.
• c) Penyembahan pribadi.
• d) Selalu menjaga kekudusan.
• e) Doa dan puasa secara khusus.
• f) Pemurnian motivasi, merendahkan diri.
• 2. Persiapan Teknis
• a) Worship Leader harus mengetahui thema setiap nyanyian Pujian atau
Penyembahan yang disusunnya.
• b) Pemilihan lagu, apakah kita menguasai lagu tersebut? dan apakah jemaat
mengenal lagu tersebut?
• c) Menjaga kualitas vocal, latihan pernafasan.
• d) Persiapan team, latihan bersama team musik & Singer.
• e) Berapa waktu yang tersedia, termasuk kesaksian atau kata sambutan
persembahan, pengumuman.
• f) Tingkat pengenalan atau penguasan Lagu.
• g) Kondisi atau keadaan Jemaat yang akan kita layani.
• Ø Kita mengenal dengan baik.
• Ø Cari informasi tentang usia mayoritas Jemaat.
• Ø Bagaimana karakter jemaat di tempat atau daerah tersebut.
• Ø Berapa jumlah jemaat yang ada.
3. Bagaimana Fasilitas Tempat Dan Waktu
• a) Fasilitas penunjang (Sound system, musik, AC, dll).
• b) Kondisi tempat (besar / kecil).
• c) Waktu (pagi / siang / sore / malam).

HAL–HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN SAAT MENJADI
WORSHIP LEADER
• 1. Bangun Komunikasi Yang Erat Dengan Jemaat Pada Kesempatan
Pertama :
• a) Penuh kasih bukan dibuat-buat.
• b) Kata-kata pembuka yang mengakrabkan dan menguatkan.
• c) Pandangan mata dan senyuman.
• 2. Hindari Kata-Kata Yang Melemahkan Dan Menghakimi Jemaat.
• Memotivasi dan membangun jemaat dengan kata-kata yang positif, seperti :
• Ø “Saya percaya Allah hadir di sini dan siap memberkati Saudara…”
• Ø “Ada kuasa dalam hadirat Allah ……”
• Ø “Saudara yang datang dengan masalah pasti akan pulang dengan kelepasan ……”
• Jangan menghakimi keterlambatan jemaat.
• Jangan menghakimi cara jemaat memuji, jangan paksakan jemaat untuk sama
seperti kita.
• Gunakan kata-kata iman : “ Saya percaya ………”
• 3. Persiapkan Penampilan Yang Baik :
• a) Pakaian rapi dan sopan.
• b) Rambut rapi.
• c) Wajah segar, cerah dan bersih.
• 4. Hindari pertentangan dengan pemusik atau singers yang menimbulkan ketidak-sejahteraan suasana ibadah :
• a) Beri aba-aba atau komando yang jelas dan disertai dengan senyum.
• b) Kalau terjadi kesalahan, jalan (untuk membangun kepercayaan diri seluruh team).
• c) Ingat! kita sedang menyembah terus dan memuji Allah, dan sedang membangun komunikasi yang akrab dengan Allah.

• 5. Hindari pengulangan lagu terlalu banyak, yang dapat menjenuhkan.
• 6. Fleksibel dalam memimpin dan peka terhadap kehendak Roh Kudus
untuk suatu perubahan-perubahan sikap dan berbagai gaya dalam memimpin
sehingga membawa suasana yang hidup, meriah, indah dan penuh kuasa
Roh Kudus.
• 7. Hindari banyak bicara, komentar disaat lagu sedang dinyanyikan,
sebaiknya gunakan kata-kata, komentar-komentar yang tepat pada saat jeda
lagu.
• 8. Hindari kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik :
• a) Terlalu sering menutup mata.
• b) Kebiasan gerakan tangan yang kurang baik.
• c) Membelakangi jemaat.
• d) Refleks mata berkedip-kedip.
• 9. Jangan biarkan suasana vakum untuk beberapa waktu.
• 10. Seringlah mengkoreksi penampilan saudara.
• a) Gaya di panggung, cara berdiri, gerakan tangan.
• b) Cara memegang microphone.
• c) Pengucapan istilah dan komentar
• 11. Perhatikan nada dasar lagu yang PAS, tidak ketinggian, juga tidak
kerendahan (perhatikan nada dasar Asli dari Pencipta Lagunya).
• 12. Perhatikan “Intro” dan “Ending” setiap lagu, sehingga tepat dengan
iramanya, juga pada saat “Interlude” jika ada.
• 13. Pengulangan lagu yang wajar sesuaikan dengan situasi Jemaat.
• 14. Kuasai Aba-aba (Hand Signals).
• Nada dasar.
• Pengulangan.
• Overtone.
• Perlambat / Percepat tempo.
• Perkeras / perhalus suara.
• Pengulangan coda.
• Acapela.
• Drums Only.
• Piano / keyboards only.

Anda mungkin juga menyukai