Anda di halaman 1dari 18

Pokok Utama : MANUSIA

Pokok Bahasan : Manusia di selamatkan Karna Iman

MINGGU KE-44
Sub Pokok Bahasan : WANITA KANAAN YANG PERCAYA
Bahan Alkitab : MATIUS 15 : 21 - 28
Tujuan Pembelajaran : Supaya anak dapat ,
1. Menyebutkan perempuan Kanaan yang percaya kepada Yesus.
2. Menceritakan kisah perempuan Kanaan yang menjadi percaya.
3. Menyebutkan apa penyebab perecakapan Yesus dengan perempuan Kanaan.
4. Menjelaskan hal iman yang ada dalam diri perempuan Kanaan.
5. Mengakui kuasa Yesus atas dirinya.

MATERI PELAJARAN :

A. UNTUK GURU :

1. Penjelasan Alkitab :

Tirus merupakan sebuah pelabuhan dagang terkenal di Fenesia kuno terletak di sebuah

pulau karang di laut tengah kira-kira 42 km di sebelah selatan Sidon. Kini Tirus adalah

sebuah kota di Libanon Selatan, sebelah selatan Beirut. Sedangkan Kota Sidon yang

berarti “industry perikanan” merupakan kota pelabuhan laut di laut Tengah. Penduduk

Tirus dan Sidon sering datang ke Galilea untuk mendengar Yesus berkhotbah. Kisah

perempuan Kanaan yang menjadi percaya adalah bagian dari bagaimana orang-orang kafir

mau percaya kepada Yesus.

Perempuan Kanaan adalah seorang kafir yang tidak percaya Yesus. Tetapi ketika anaknya

kerasukan setan, ia percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Tuhan dan Penyelamat. Ia

memohon agar Yesus menyembuhkan anaknya dari roh jahat. Yesus melihat adanya iman

dalam diri orang kafir itu. Yesus menyembuhkan anaknya dari roh jahat. Orang kafir ini

dikasihi Tuhan sehingga anaknya diselamatkan.

2. Renungan :

 Yesus datang ke dunia untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Justru untuk

orang yang belum percaya kepada Yesus, kita beritakan damai sejahtera bagi semua

orang.

 Iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, akan membawa segala

pergumulan kita kepada kemenangan.

3. Metode : Cerita

4. Alat Peraga :

5. Buku Penuntun : Sejarah Kerajaan Allah; Tafsiran Injil Matius.

6. Ringkasan Cerita :
 Yesus datang ke daerah Tirus dan Sidon.

 Seorang ibu, orang Kanaan, anaknya kerasukan setan.

 Ia datang kepada Yesus memohon agar Yesus mengusir roh jahat dari anaknya.

 Yesus mengusir roh jahat, lalu keluar dari anaknya. Anaknya sehat kembali.

 Yesus mengusir setan itu, karena iman perempuan Kanaan itu.

B. UNTUK ANAK :

1. Kerangka Cerita :

1.1. Pengasuh menceritakan kisah anak perempuan kanaan dibebaskan Yesus dari roh

jahat.

1.2. Pengasuh mengajak anak untuk percaya kepada Yesus.

2. Aktivitas :

3. Evaluasi :

4. Ayat Hafalan :

C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM) :

N ACARA KEGIATAN WAKTU

O
01 Menyambut anak – anak Anak disambut dengan ucapan selamat

pagi dan mempersilakan masuk dan

duduk pada tempatnya


02 Nyanyi & Ayat hafalan Menyanyi beberapa nyanyian

pembukaan (2/3)lagu,

Melati 1-2 lagu

Menghafal ayat hafalan


03 Percakapan Percakapan dengan anak tentang hal –

hal praktis yang dialami juga


04 Doa Untuk memulai sekolah minggu
05 Persembahan Syukur Menyanyi lagu untuk persembahan
06 Pembelajaran Alkitab Lihat materi Pedoman dan persiapan

mengajar
07 Menyanyi Menyanyi sesuai dengan tema cerita

/pelajaran
08 Atifitas anak (Lihat materi pelajaran)
09 Evaluasi Pelajaran (Lihat materi pelajaran)
10 Doa & Ucapan Selamat Doa, Pengumuman, Jabatan tangan
Matius 15:21-28

Ay 21:

1)   Ay 21 ini diperdebatkan!

a)   Ada yang menganggap bahwa Yesus betul-betul sudah ada di wilayah kafir, diluar
Palestina.

b)   Ada yang menganggap bahwa Yesus hanya mengarah ke sana, tetapi  masih di wilayah
Palestina. Alasannya:

·        Yesus tak mungkin melanggar perintahNya sendiri dalam Mat 10:5,6.

·        Ay 22: ‘datanglah seorang perempuan Kanaan’. Terjemahan


hurufiahnya: ‘came out’ (= keluar). Jadi perempuan itu keluar dari wilayah kafir
itu untuk menemui Yesus. Dan ini menunjukkan bahwa Yesus belum ada di wilayah
kafir itu.

Tetapi, bagaimanapun, pandangan ke 2 ini rasanya tidak cocok dengan Mark 7:31.

2)   ‘Menyingkir’.

Bdk. Mark 7:24 - “Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia
masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya,
tetapi kedatanganNya tidak dapat dirahasiakan”.

Ia tak mau ada yang tahu, tapi toh semua tahu. Bagaimana kehendak Kristus bisa tak
terjadi? Ada 2 kemungkinan:

a)   Itu hanyalah kehendak dari Kristus sebagai manusia, sehingga bisa saja tak terjadi.

b)   Itu kehendakNya sebagai Allah.


Perlu diperhatikan bahwa istilah ‘kehendak Allah’ dalam Kitab Suci bisa menunjuk
pada beberapa hal:

·        Rencana Allah yang kekal. Ini pasti terjadi.

·        Perintah Allah. Ini bisa tak ditaati / tak terjadi .

·        Apa yang menyenangkan Allah kalau terjadi.  Ini bisa tak terjadi.

Kalau keinginan Yesus dalam Mark 7:24 itu adalah kehendakNya sebagai Allah,
pastilah itu adalah ‘kehendak Allah’ dalam arti ke tiga.

Ay 22:

1)   ‘Perempuan Kanaan’. Rasanya bertentangan dengan Mar 7:26 yang mengatakan bahwa
perempuan itu seorang Yunani, bangsa Siro Fenisia. Penjelasan:

a)   Orang Yahudi biasa menyebut bangsa-bangsa non Yahudi dengan sebutan ‘Yunani’.
Mis: Ro 3:9  Gal 3:28.

b)   Perempuan itu dari Tirus / Sidon yang memang disebut Siro Fenisia. Dan orang
Yahudi menyebut semua penghuni daerah itu dengan sebutan ‘Kanaan’.

2)   Perempuan itu punya problem dan ia datang kepada Yesus / berdoa.

Ini sesuatu yang harus ditiru. Dalam problem besar atau kecil, datanglah kepada Tuhan!

Ay 23-28:

I)    Sikap Yesus terhadap doa perempuan itu.

1)   Tidak menjawab (ay 23a).

·        Ingat ‘tidak menjawab ‘ berbeda dengan ‘tidak mendengar’!

·        Memang dari sudut manusia, apakah ‘Allah tidak menjawab’ atau ‘Allah tidak
mendengar’, kelihatannya sama.

Hanya ada 2 hal yang menyebabkan Allah tidak mendengar doa kita:

a)   Yang berdoa bukan anak Allah.

b)   Ada dosa yang dipertahankan (Yes 59:1-2  Maz 66:18).

Asal 2 hal ini tidak ada dalam hidup saudara, tidak mungkin Allah tak mendengar
doa saudara. Tetapi Ia bisa tidak menjawab doa saudara.

·        Allah tidak menjawab, bukan karena Ia ‘jual mahal’, tetapi karena ia menguji!
Jadi kalau saudara mengalami hal itu teruslah berdoa!
2)   Seakan-akan menolak (ay 24).

a)   Kata-kata Yesus dalam ay 24 ini bukan dusta! Bdk. Mat 10:5,6.

Sebelum Yesus mati dan bangkit, tembok pemisah antara Yahudi dan non Yahudi
belum dihancurkan (bdk. Ef 2:14). Karena itu, pada saat itu, tugas Yesus memang
melayani orang Yahudi (bdk. Ro 15:8). Kalau akhirnya Ia mengabulkan doa
perempuan non Yahudi itu, itu karena Ia sebagai Allah mempunyai kedaulatan dan
berhak melakukan pengecualian. Atau Ia sengaja mengabulkan doa perempuan non
Yahudi itu sebagai suatu petunjuk bahwa nanti Ia akan dinyatakan kepada /
menjadi berkat bagi orang-orang non Yahudi juga.

b)   Jawaban Yesus dalam ay 24 ini aneh!

Rupa-rupanya, setelah Yesus tak menjawab (ay 23a), perempuan itu terus minta
(ini tidak dituliskan / diceritakan), lalu murid-murid mengucapkan ay 23b. Lalu
Yesus mengucapkan ay 24. Tetapi ay 24 tidak berhubungan dengan ay 23b. Ada 2
kemungkinan penjelasan:

1.   Ay 23 berarti murid-murid minta supaya perempuan itu diusir begitu saja,
tanpa dituruti permintaannya. Kalau ini adalah arti yang benar, itu berarti
bahwa jawaban Yesus dalam ay 24 hanya ditujukan kepada perempuan itu dan
Yesus mengabaikan kata-kata murid-murid dalam ay 23b.

2.   Ay 23b berarti bahwa murid-murid minta supaya Yesus mengabulkan doa
perempuan itu supaya perempuan itu lalu pergi dan tidak mengganggu mereka.
Jadi mereka ‘berdoa’ searah dengan permintaan perempuan itu, tetapi
motivasinya egoisme! Kalau ini adalah arti yang benar, maka jawaban Yesus
dalam ay 24 ditujukan kepada murid-murid, dan mungkin sekaligus kepada
perempuan itu.

c)   Yang manapun arti yang benar, kata-kata Yesus dalam ay 24 tetap terlihat
sebagai suatu penolakan.

3)   Seakan-akan menolak dengan keras / kasar (ay 26).

Dalam ay 25 perempuan itu terus minta, sehingga Yesus mengucapkan ay 26 yang
kedengarannya kasar sekali. Tetapi ada hal-hal yang perlu diperhatikan:

a)   ‘Anjing’ merupakan sebutan yang umum / lazim dari orang Yahudi bagi orang non
Yahudi. Hal yang lazim / umum menyebabkan hal itu tidak lagi kasar.

b)   Kata ‘anjing’ dalam bahasa Yunaninya menunjuk bukan pada anjing liar / gladak,
tetapi anjing peliharaan.

c)   Kita tidak tahu bagaimana mimik wajah, sorot mata, nada suara Yesus pada
waktu itu. Dan hal-hal ini sangat mempengaruhi kata-kata Yesus tersebut.
Bisakah saudara bayangkan Yesus mengucapkan kata-kata tersebut dengan mata
melotot, wajah merah, dan nada membentak?

Tetapi, bagaimanapun juga ay 26 tetap kelihatan sebagai penolakan yang keras!

4)   Akhirnya Yesus mengabulkan permintaan perempuan itu (ay 28).

Jangan menganggap bahwa bagian ini menunjukkan bahwa doa dapat mengubah
rencana / keputusan Tuhan (bdk. 1Yoh 5:14  Mat 6:10  Mat 26:39-42). Dari tadi
Yesus sebetulnya mau mengabulkan doa perempuan itu. Kalau tadi Ia kelihatannya
menolak, itu hanya karena Ia mau menguji, bukannya sungguh-sungguh menolak doa
perempuan itu. Jadi di sini tidak terjadi perubahan rencana / keputusan Allah!

II)   Cara perempuan itu berdoa.

1)   Ia berdoa dengan kasih.

Kasih itu menyebabkan:

a)   Ia berdoa dengan sungguh-sungguh.

Kalau saudara berdoa, perhatikan selalu apakah saudara berdoa dengan sungguh-
sungguh atau tidak.

b)   Ia tidak malu mengikuti Yesus sambil berteriak-teriak.

c)   Ia rela disebut ‘anjing’.

d)   Ia mau menyembah Yesus.

e)   Ia menyatu dengan anaknya (ay 25: ‘tolonglah aku’, bukan ‘tolonglah anakku’).

Doa perempuan ini timbul dari kasih, sehingga lain sekali dengan doa murid-murid
(ay 23b) yang timbul dari egoisme!

2)   Ia berdoa dengan rendah hati.

Ini terlihat dari:

a)   Ay 22: ‘kasihanilah aku’. Ini menunjukkan bahwa ia bukannya menuntut Tuhan
untuk mengabulkan doanya. Ia tahu bahwa Ia tidak berhak untuk menuntut.

b)   Ia mau mengikuti Yesus sambil berteriak-teriak; ia tidak malu.

c)   Ia mau menyembah Yesus.

d)   Ay 27: ia tidak tersinggung dengan sebutan ‘anjing’ dan ia mau menerima ‘remah-
remah’.
3)   Ia berdoa dengan iman.

Ini terlihat dari:

a)   Ia menyebut Yesus dengan sebutan ‘Tuhan’ dan ‘Anak Daud’.

Ini jelas menunjukkan bahwa ia pernah mendengar tentang Yesus dan ia


menanggapi apa yang ia dengar dengan baik.

b)   Ia yakin bahwa Yesus bisa menyembuhkan. Karena itu ia tidak bertanya apakah
Yesus bisa atau tidak. Ia langsung meminta Yesus untuk menyembuhkan anaknya!

c)   Ia yakin bahwa ‘remah-remah’ (sebagian kecil dari berkat Tuhan) sudah cukup
untuk menyembuhkan anaknya (ay 27).

d)   Yesus memuji imannya (ay 28).

4)   Ia berdoa dengan tekun.

Ketekunannya terlihat dari:

a)   Pada waktu Yesus ‘tidak menjawab’, ia tetap berdoa.

b)   Pada waktu Yesus seakan-akan menolak, ia terus berdoa.

c)   Pada waktu Yesus seakan-akan menolak dengan keras, ia terus berdoa.

Ketekunan dalam doa memang merupakan penekanan utama text / cerita ini. Karena
ketekunannya itulah maka Yesus mengabulkan doanya (bdk. Luk 18:1-8).

Maukah saudara meniru ketekunan perempuan itu dalam berdoa?

-AMIN-
BERKAT KEPADA "ANJING"

Kisah yang dicatat dalam Markus 7:24-29 atau yang dicatat di Matius 15:21-28 adalah kisah

favorit saya, dan perempuan itu adalah tokoh kesukaan saya. Karena dia adalah lambang dari

kita, seorang non Yahudi yang diberi kesempatan olehNya untuk menerima keselamatan

dariNya.

* Matius 15:21-28 Perempuan Kanaan yang percaya 

15:21 Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. 

15:22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru:

"Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan

dan sangat menderita." 

15:23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang

dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-

teriak." 

15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat

Israel." 

15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan,

tolonglah aku." 

15:26 LAI TB, Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan

bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." 

KJV, But he answered and said, It is not meet to take the children's bread, and to

cast it to dogs. 

TR, ο δε αποκριθεις ειπεν ουκ εστιν καλον λαβειν τον αρτον των τεκνων και βαλειν

τοις κυναριοις

Translit interlinear, ho {Ia} de {tetapi} apokritheis {menjawab} eipen {berkata} ouk

{tidak} estin {(itu) adalah} kalon {baik} labein {mengambil} ton arton {roti} tôn teknôn

{anak-anak} kai {dan} balein {melemparkan} tois {kepada} kunariois{anjing-anjing

(kecil/ piaraan)}

Aduh kasar banget, kok bisa sih Tuhan Yesus merujuk orang yang sedang memohon

pertolongan kepadaNya dengan panggilan"anjing". Tidak peduli bagaimana kita melihat hal
ini, yang jelas istilah anjing adalah sebuah penghinaan. Bila demikian, bagaimana kita hendak

menjelaskan penggunaan kata ini oleh Tuhan Yesus? 

Sepintas lalu, jawaban yang diucapkan Tuhan Yesus sangat mengejutkan. Maka, kisah ini

harus dibaca dengan mata hati.

Orang Yahudi itu mirip kayak orang Chinese, kalau Chinese anggep hanya mereka yang orang

"lang" (teng-lang) dan yang lain adalah "setan/ kui" (fan-kui, dsb). Orang Yahudi anggep

cuma bangsa mereka sediri adalah "orang/ manusia" (Ibrani, ‫אדם‬ - "'ADAM";

Yunani, ανθρωπος - "anthrôpos"). sedangkan bangsa-bangsa (orang kafir, ‫גוים‬ - "GOYIM")

lain adalah "anjing" (Ibrani,‫כלב‬ - "KELEV"; Yunani, (κυων - "kuôn").

Rupa-rupanya Yesus pun menggunakan terminologi " anjing" untuk merujuk bangsa non-

Yahudi. Namun Tuhan merujuk istilah "anjing" dalam bentuk diminutive (makna

kecil) κυναριον - "kunarion". (Dia tidak menggunakan istilah "kuôn" tetapi mengambil bentuk

diminutive-nya yaitu "kunarion" (anjing kecil/ anjing rumah) ini untuk maksud tertentu.

Tuhan Yesus tidak menggunakan kata yang biasa. Dia menggunakan suatu bentuk

kata "kunarion" yang menunjuk bukan pada anjing-anjing liar di jalanan, melainkan pada

anjing-anjing rumah sebagai binatang kesayangan. Dalam bahasa Yunani, penggunaan bentuk

kata "kunarion" merupakan ciri khas rasa belas kasihan. Yesus Kristus menghilangkan

sengatan yang ada dalam kata "anjing ("kuôn") itu.

Dalam perikop Matius 15:21-28, Tuhan Yesus membandingkan kata-kata : " domba-domba

yang hilang" (τα προβατα τα απολωλοτα - 'ta probata ta apololota', ayat 24), "anak-anak",

(τεκνον - "teknôn", ayat 26 di atas) adalah orang Yahudi sebagai suatu bangsa dan umat

Allah dalam pengertian luas, sedangkan bangsa lain tidak disebut "anak". 

"Roti", (Yunani, αρτος - 'artos') yang dimiliki oleh bangsa Yahudi adalah mujizat Yesus

Kristus dalam pelayanan-Nya menyembuhkan penyakit dan mengusir roh-roh jahat. "Anjing",

("kunarion", harfiah "anjing kecil" atau "anak anjing"), adalah istilah kalangan Yahudi bagi

bangsa kafir. Yesus Kristus tidak berbicara menggunakan suara hati-Nya melainkan

menggunakan ungkapan umum di kalangan Yahudi. Orang Yahudi biasa mengatakan bangsa

kafir sebagai hewan buas di padang, kerbau, kambing dan keledai.

Ada suatu ilustrasi dari Zohar in Exodus:

Seorang raja menyediakan makan malam bagi putra-putranya. Sementara mereka makan

daging yang terhidang, raja ini memberikan tulang-tulang kepada anjing, tetapi karena

putra-putranya tidak menyenangkan hati sang Raja, maka diberikannya daging yang

terhidang kepada anjing-anjing. Demikianlah ketika bangsa Israel melakukan kehendak

Allah, mereka makan sehidangan di meja Allah dan pesta itu disediakan bagi mereka, serta
sisa-sisa makanan diberikan kepada bangsa kafir, tetapi saat mereka tidak melakukan

kehendak Allah, maka pesta itu diberikan buat anjing termasuk segala sisa-sisa makanan.

Dan dari situ Tuhan Yesus mengajar kita semua, bahwa Ia untuk segala bangsa. 

Meski anjing dipandang sebagai binatang hina, namun tanpa diragukan bahwa ada

golongan anjing yang jinak, berkeliaran di rumah-rumah, bermain-main dengan anak-anak

dan menanti-nantikan sisa-sisa makanan yang terbuang. 

Tuhan Yesus, kendati menggunakan istilah "anjing" ("anjing-anjing kecil (KUNARION)")

diperuntukkan bagi perempuan Kanaan yang memohon belas kasianNya, perempuan itu tetap

memohon belas kasihanNya, dan menerima julukan itu, tidak menjadi tersinggung,

sebaliknya ia dengan tulus dan berani menjawab. Tanggapan perempuan Kanaan itu

menunjukkan iman dan kerendahan hatinya, yang merupakan inti dari pengajaran kisah ini :

* Matius 15:27 

LAI TB, Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah

yang jatuh dari meja tuannya." 

KJV, And she said, Truth, Lord: yet the dogs eat of the crumbs which fall from

their masters' table. 

TR, η δε ειπεν ναι κυριε και γαρ τα κυναρια εσθιει απο των ψιχιων των πιπτοντων απο

της τραπεζης των κυριων αυτων

Translit, hê de eipen nai kurie kai gar ta kunaria esthiei apo tôn psikhiôn tôn

piptontôn apo tês trapezês tôn kuriôn autôn

Perempuan Kanaan (Siro-Fenisia, reff Markus 7:26) ini tidak membela diri ataupun

tersinggung dikatakan sebagai "kunarion", namun ia mengambil kesempatan dari setiap kata

yang diucapkan Yesus bahwa anak anjing "kunarion" akan memakan remah-remah ψιχιονo -

"psikhiôn" (juga dalam bentuk diminutive) yang jatuh dari meja κυριων - "kuriôn" / tuan

kecil mereka, yaitu anak-anak tadi. 

Rupanya, Tuhan Yesus menyukai jawaban perempuan ini. Di sini ada iman yang penuh

semangat yang tidak mau mendengar jawaban tidak.

Dalam Markus 7:27 mencatat perkataan Yesus Kristus "biarlah anak-anak kenyang dahulu",

hal ini menimbulkan harapan bagi perempuan itu bahwa gilirannya akan tiba dan ia

memperoleh hasilnya, bahwa Yesus Kristus melakukan penyembuhan bagi anaknya dari jarak

jauh. 

Seorang perempuan dari kalangan kafir ("GOYIM"), keprihatinannya terhadap anak


perempuannya telah membuat dia berani menembus batas-batas budaya, tradisi dan gender

dengan ketabahan dan keberanian. Inilah yang kemudian membuat Tuhan Yesus menjadi

kagum. 

Dalam kejadian itu, terbukti bahwa pelayanan Yesuspun menembus batas-batas kebiasaan

eksklusifitas Yahudi. Pada akhirnya, perempuan yang bukan dari kalangan Yahudi itupun

mendapat belas-kasihan dari Yesus. Perempuan ini telah datang pada alamat yang tepat, dia

memiliki sikap yang benar, dan mendapatkan anugerah-Nya yang telah terbukti mendobrak

pola pikir rasialis bangsa Yahudi masa itu. Yesus berkata : "Hai Ibu, besar imanmu, maka

jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh. 

Tuhan Yesus telah dibuat kagum oleh iman 'seorang kunarion' dan kesederhanaan pola

pikirnya. Pujian semacam ini sangat jarang diucapkan oleh Yesus! 

Melalui kisah ini, Tuhan Yesus meletakkan dasar Kerajaan Allah juga berlaku bagi orang-

orang non-Yahudi. Inilah pertanda dari keseluruhan sejarah kekristenan. Penolakan orang

Yahudi telah menjadi peluang bagi orang-orang non-Yahudi.

Haleluyah!

PERSAHABATAN YANG MENJADI BERKAT


EKSPOSISI MATIUS 15 : 21-28

BAB I PENDAHULUAN

Melihat latar belakang dari penulis, tujuan penulis dari inijil sinooptik memberikan

keterangan dalam penulisan surat-surat mereka, sehingga kita dapat melihat garis besar.

Yang dapat ditarik secara pararel, seperti halnya injil Matius tidak memberikan keterangan

siapakah penulisnya, tetapi dipercaya Matius murid Yesus disebut ‘Lewi’ (Mark 2:14;Luk

27:29). Matius menulis kehidupan Yesus ingin memperlihatkan kepada orang-orang Yahudi

bahwa Yesus adalah mesias anak Allah yang mereka nanti.[1] Markus sendiri sering disebut

dalam perjanjianj baru, dalam (Kis 13:5), Markus memiliki kedekatan dengan Paulus dan

Petrus (I Pet 5:13). Markus menulis berdasarkan informasi Petrus dan paulus. Ditujukan

Orang Romawi yang sedang mengalami aniyaya.[2] KONTEK SEBELUMNYA Diutarakan

dalam kontks sebelumnya menceritakan ketika murid-muridnya melakukan kesalahan dengan

melangar adat istiadat orang Yahudi yang telah dipatenkan, bagi orang-orang dan keturunan

Yahudi  berdasrkan ajaran nenek moyangnya (Ayat2),[3] sehingga hal itu menjadi bahan

keritikan orang Farisi dan ahli Taurat yang memiliki kebencian kepada Yesus, mereka

mengatakan murid-muridmu melakukan kesalahan.  Yesus memberikan pengertian tentang

ajaran yang benar menurut Taurat Allah, dan memberikan penjelasan bahwa mereka

melakukan hal yang lebih salah yang diajarkan Taurat (4-7), tetapi mengikuti adat istiadat

yang pada hakekatnya bukan perintah Allah. Mereka mengikuti semua yang diajarkan adat

istiadat nenek moyang. Tetapi menolak perintah Allah sehingga fisik mereka memuliakan

Allah tetapi hati mereka jauh dari Dia (4-7). Sampai kepada Yesus memberikan penjelasan

bahwa yang najis itu bukan yang masuk tetapi yang kita perkatan yang tidak seturut dengan

perintah Allah itulah yang najis.[4] KONTEK SESUDAHNYA Menujukan perjalanannya,

Yesus setelah meniggalkan daerah Tirus dan Sidon, Pelayanan Yesus mennuju daerah Galelia

sebagai pusat dagang yang besar. Tanah Galelia yang berbukitan, dan tempat peristirahatan

kapal-kapal menjadikan tempat yang strategis Yesus memberitakan.[5] Sehingga banyak

orang yang datang dengan segala pergumulanya (30:31), melihat hal itu orang banyak

menjadi takjub atas apa yang dilakukan oleh Yesus. BAB II ISI Otlain Teks Matius 15 : 21-

28 Kedatangan Yesus dan permohonan perempuan Kanaan (21-22) Respon Yesus Terhadap

Perempuan Kanaan (23-25) Permohonan Perempuan  dan jawaban Yesus (26-27) Peryatan

Yesus atas Iman perempuan Kanaan (28) Analisa Teks berdasrkan Kata, konteks, esposinya

15:21 Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Refensi 7:24

7:25             Menjadi pertanyan yang mendasar bagi kita apakah tujuan pelayanan Yesus
pergi ke Tirus dan Sidon, jikalau Ia, menolak menyembuhkan perempuan Kanaan. Di manakan

kota Tirus dan sidaon, daerah Tirus adalah bandar laut utama di pantai Fenisa, yang

berjarak kira-kira 38 km sebelah selatan Sidon, dan 53 km dari sebelah utara Gunung

karmel.[6]             Daerah Tirus didirikan sekitar Tahun 2700 sM, menurut Herodetus.

Daerah Tirus sendiri adalah daearah yang cukup strtegis dimana daerah ini menjadi daerah

perdagangan barang-barang mewah (Emas, Mutiara, dll) dan tempat singah kapal-kapal,

dapat diperkirakan bahwa keberadan Yesus hanya sekedar singgah istirahat agar dapat

mengasingkan dari pelayanannya selama seharian melayani (7:24),[7] seperti halnya kapal-

kapal lain yang singah di daerah Tirus untuk beristirahat dan berdagang. 15:22 Maka

datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya

Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."

Refensi 7:25 Tetapi waktu istrirahat yang Yesus mau pakai tidak bisa Yesus nikmati,

dikarenakan seseorang perempuan Kanaan yang berteriak minta tolong, karena anaknya

mengalami sakit yang dirasuki iblis. Kedatangan perempuan Kanaan itulah yang membuat

istirahat Yesus tidak dapat bisa Yesus pakai. Perempuan ini berseru kepada Yesus kata

berseru menggunakan evlee,w NIV menterjemahkan Have mercy on me, Belas-Kasih kepada

aku kata itu menggunakan kasus imperfek yang memberikan pengertian hal itu telah selesai

dipakai, jadi perempuan itu berteriak dengan kuat untuk meminta kesembuan untuk anaknya.

Perempuan ini sendiri berasal dari kanaan dapat dikatakan bahwa orang dari kanaan juga

disebut juga orang Amori yang tinggal dipegunungan Palestina (Bil 13:29; Yos 5:1; 11:3)

Orang Kanaan adalah anak Ham cucu Nuh (Kej 9:18, 22-27) orang-orang inilah yang tinggal

di daerah Kanaan,[8] dalam Markus sendiri dijelaskan Siro-Fenisia yang menjadi pertanyan

bagi kita kenapa perempuan ini ada didaerah Sidon apakah ia mengikuti Yesus, ataukah ia

memang tinggal di Sidon. Keberadan orang Kanaan ada di daerah Sidon karena adanyanya

usaha untuk merebut kota Sidon, timbulah perang dengan orang Filistin, yang merampok

Sidon kira-kira 1150 sM dan penduduk itu lari dan tinggal di Tirus dataran kota Sidon.[9]

Ada yang mengatakan keberadan oran Siro-Fenisia nenek moyang mereka adalah seorang

pelaut yang melintasi teluk Persia melaui laut merah, dan kegiatanya mendirikan kota

Sidon[10],  keagaman orang Siro-Fenisia adalah penyembah berhala Baal, dewa kesuburan,

dan dewa penyembuhan (Melek, Adonis, Esyamun).[11] Seruan perempuan Kanaan yang

tinggal di daerah Sidon  yang menggungkapkan ‘ "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, ini

menujukan keakraban nenek moyang mereka antatra orang Kanaan yang tinggal di Tirus

dengan Nenek moyang orang Yahudi, yang menujuk kepada kebesaran dan kehebatan Daud

saat menjadi raja. Hal itu dibuktikan dengan kerjasama Raja Hiram I untuk membanggun
istana raja Daud dengan menyediakan bahan-bahan untuk membanggun Istana Raja di

Yerusalem.[12]  Menjadi kebiasan bagi orang Yahudi menceritakan Taurat itu secara turun-

temurun kemungkinan besar bahwa kedatangan seorang penyelamat itu diceritakan sehingga

didengar oleh orang Siro-Persia atau orang Sidon yang bekerjasama dalam pembanggunan

istana Daud. Perempuan ini menyebut Yesus anak Daud, perempuan ini juga pasti mendengar

tentang silsilah Yesus yang berasal dari Daud, dan telah mendengar tentang muzizat yang

dilakukan oleh Yesus dalam menyembuhkan banyak orang, dan kuasa yang dimiliki Yesus

dalam memenerikan kebebasan dari banyak masalah, yang utama bahwa perempuanh ini

mengetahui bahwa Yesus inilah yang dijanjiakan oleh orang-orang Yahudi yang akan menjadi

pembebas seperti yang diberitakan oleh orang-orang Daud.[13] Hal itu yang menjadi seruan

yang dalam, bagi perempuan Kanaan yang telah mengetahui bahwa Yesus dari keturunan

Daud yang memiliki kuasa yang mampu menyembukan segala penyakit terlebih juga mampu

menyembuhkan anaknya yang kerasukan setan, yang membuat anaknya menderita. 15:23

Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta

kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."15:24 Jawab

Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."15:25 Tetapi

perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku. Refensi

"7:26  Permohonaan untuk meminta belas kasihan Yesus, untuk menyembuhkan anaknya dari

setan yang telah merasuk dalam diri anaknya tidak mendapatkan respon dari Yesus jika kita

melihat respon Yesus adalah tidak memberikan jawaban apapun dengan menyatakan ‘tidak

menjawabnya’ tidak menjawab ini menggunakan kata Yunani ouvk avpekri,qh Tindakan Yang

tidak mau menjawab sama sekali, dengan menggunakan kasus Aorist tetapi bersifat pasif.

Ini menujuk kepada kesempatan Yesus kepada Perempuan ini untuk memperlihatkan

kesungguhan, ketidak mauan Yesus bukan hal yang paten untuk tidak menyatakan

kesembuhan bagi anak perempuan Kanaan. Bahkan kita melihat tindakan murid-murid yang

berbicara kepada Yesus, surulah wanita ini diam. Hal ini adalah satu peryataan para murid-

muridnya tentang tindakan Yesus dengan cepat menolong orang yang membutukan, tetapi

dalam hal perempuan Kanaan Yesus tidak menolong sehingga menjadikan pertayaan bagi

murid-murid sehingga mengatakan sesuatu surulah perempuan ini pergi.[14] Murid-murid

Yesus melihat kejadian itu mengaharapkan Yesus untuk dapat menagambil Tindakan

pertolongan kepada wanita ini agar, kebutuhan atau permohonan yang dinginkan cepat

diselesaikan oleh Yesus, yang dapat menyelesaikan masalah itu. Tindakan itulah yang

diharpkan oleh murid-muridnya.[15] Yesus menaggapi pertanyan para Murid dengan

menjelaskan bahwa  ‘Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel’
Hal ini merujuk kepada perintah (Matius 10:6) Bahwa Tujuan Allah adalah memberikan

keselamatan kepada orang-orang Yahudi atau umat pilihan Allah, sehingga Yesus tidak

memberikan respon kepada orang Kanaan. Orang-orang dari Yahudi menggangap bahwa

orang-orang Kanaan adalah orang Kafir atau orang yang sangat rendah di pandangan orang

Yahudi.[16] Hal itulah Yesus beridiri pada Kontks Budaya, karena murid-murid Yesus adalah

orang berasal dari keturunan orang Yahudi, sehingga Yesus memperlihatkan Ke Yahudianya

kepada para Muridnya kepada orang yang dianggap Kafir dan hina bagi orang Yahudi, apakah

murid-muridnya yang pada hakekatnya adalah orang Yahudi memiliki belas kasihan kepada

sesamnya bahkan orang yang paling rendah dari pandangan mereka, dan Yesus melihat

keteguhan iman wanita untuk memperoleh kesembuhan bagi anaknya, dengan Yesus

menyatakan Misinya. Seperti halnya kita melihat (23) para Murid merespon tindakan Yesus

yang tidak memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan pertolonganya.

Peryatan dari Yesuslah yang menimbulkan keteguhan dari perempuan Kanaan ini untuk tetap

memperoleh kesembuhan bagi anaknya dari Yesus. Sehingga dikatakan perempuan itu

datang dan mendekati Yesus dan sujud. Kata sujud sendiri menggunakan proskune,w dalam

NIV worshipped yang berarti memuja. Dalam pengertian orang Yahudi menyembah dengan

menggunakan kata proskune,w yang berarti menyembah dengan keadan tubuh

membungkukan bahkan sampai menjatuhkan diri (Kej17:3 ;Bil 16:4 ;I Raj 18:39) kepada

orang atau pribadi yang disembah.[17] 15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut

mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."

Tindakan perempuan Kanaan yang tidak pernah mau menyerah dengan apa yang ia butuhkan

pada saat itu, yaitu kesembuhan anaknya dari cengngraman iblis, yang telah membuat

menderita. Keteguhan iman perempuan ini. Menimbulkan respon bagi Yesus karena melihat

iman wanita ini yang semakin berkembang,[18]sehingga Yesus memberikan respon dengan

jawabaan walau itu menujuk kepada tidak adanya kesempatan kesembuhan bagi orang diluar

Yahudi atau umat pilihan Allah. Respon Yesus bagi perempuan Kanaan adalah jawabaan yang

berdiri pada kontks budaya Yahudi, dengan menempatkan Yesus pada porsi yang tinggi dan

terhormat seperti halnya pandangan orang Yahudi sendiri. Kata Yesus ‘Tidak patut

mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak, Masalah besar yang besar yang muncul

adalah masalah soal hidup, hal itu diperumpamakan dengan roti. Roti yang berarti hidup ini,

bahkan dalam NIV Study Bible menjelaskan tentang roti yang dimaksud berkat perjanjian

Allah bagi bangsa Yahudi[19] dikatakan roti yang telah disediakan atau roti yang siap

dimakan yang ada diatas meja itu. Hanya disediakan dan dimakan oleh anggota keluarga

yaitu menujuk kepada bangsa Israel bukan orang di luar Yerusalem.[20] Bahakan ketidak
patutaan bagi orang diluar Israel ditunjukan dengan Kata anjing, anjing sendiri

menggunakan kata kuna,rion kunarion yang berarti Anjing Piaran atau anjing kecil.[21]yang

menjadi pertanyan bagi kita kenapa Yesus menggunakan kata anjing bagi manusia dalam

kontks masalah kesembuhan bagi orang siro-Fenisia, apakah Yesus tidak memiliki etika

kemanusia, apalagi pada jamaan Yesus ilmu filsafat saat itu merebak dalam jamaanya yang

dipengaruhi oleh pemerintahan Yunani. Kata Anjing sendiri yang berarti kunarion, bagi

orang-orang Siro-Fenisia tidaklah hal yang buruk apalagi dalam kontks kesembuhan para ahli

arkeologi Siro-Fenisia anjing adalah bintang yang sangat baik dalam sebagai lambang dewa

kesembuhan dari Siro-Fenisia, bagi orang-orang Siro-fenisia kesembuhan dari penyakit itu

mereka bisa dapat dari dewa kesembuhan yaitu dewa Esymun yang dilambangkan oleh anjing

‘kunario’.[22] Kesembuhan yang dipakai oleh Siro-Fenisia dengan menggunakan anjing

berdasarkan sejarah, Anjing dikaitkan dengan suatu ibadah kesembuhan. Di Askelon para

ahli menemukan kuburan anjing yang berisi 1. 500 jasad anjing, baik hanya bagian-bagainya

saja ataupun jasad yang masih lengkap hal ini halnya dikaitkan dengan ilah-ilah Fenisia.

Bahkan tiap anjing dikuburkan dengan teliti dengan cara menguburkan dalam posisi miring

didalam tanah yang dangkal, tembikar yang sebesar rahim yang didalamnya anjing-anjing

ditempatkan untuk dikuburkan, jasad anjing ini diperkirakan sekitar abad 5 sM.[23] Anjing-

anjing yang dimaksut adalah anjing kecil atau anjing piaraan ‘kunario’ anjing ini sejarahnya

melakukan penyembuhan dengan proses penyembuhan dengan naluri anjing dengan

melakukan jilatan-jilatan pada luka-luka penderita. Hal ini menyiratkan dengan kekuatan

penyembuhan. Steger menduga bahwa ibadat Askelon menggunakan anjing, seperti ibadat

Gua Mesopotamia (Dewi kesembuhan), dan ibadat Fenisia di Kition.[24] Sehingga hal ini

menujuk tentang kebiasan dan kegunaan anjing, selain cara pandang orang Yahudi bagi orang

kafir atau orang Yunani sebagai Anjing. Kita dapat mengerti bahwa Yesus berdiri dalam

kontks budaya sehingga perkatan-perkatan itu tidak menjadikan satu hal  yang menghina

bagi pribadi perempuan itu. Yesus ingin menekankan bahwa anjing itu bukan ketidak layakan

perempuan itu menerima makanan atau kesembuhan melaikan Yesus ingin membicarakan

bahwa anak-anak, atau dengan maksud bahwa orang israel dahulu yang harus menerima injil

atau kabar baik dan pembebasan, sehingga nantinya bagi orang-orang diluar Isreal akan

mendaptkan sesuatu ada waktunya.[25] Sehingga kata anjing bagi wanita ini adalah

menyatakan hal yang baik dalam kontks kesembuhan, bericara makan dan anjing. Yang

berarti makan adalah kesembuhan itu dan anjing menujuk kepada kekuatan magis yang

dipercaya oleh orang Siro-Fenisia, seperti halnya Yesus memberikan kesembuhan itu bisa

kamu dapat diluar Aku secara teologis. Dalam kontks budaya kedudukan yang rendah. 15:27
Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari

meja tuannya." Ketika Yesus memberikan jawaban kepada perempuan ini berdasarkan

dengan jawabaan berdasarkan kontks budaya pada masa itu dan kontks kesembuhan.

Sehingga perempuan ini menempatkan dirinya kepada aspek budaya pula dari sudut pandang

orang Yahudi, ‘Benar Tuhan’ kata benar sendiri memiliki arti yang sangat dalam ada satu dua

naskah yang menghilangaklan kata nai “benar” begitupula UBS; P45 naskah yang kuarang

jelas sehingga tidak mungkin mentukan ada tindakan nai, kata kurie (Tuhan) disini bukan

sekedar Tuan tetapi bukan hanya sebutan yang penuh iman “Tuhan” di dalamnya terungkap

rasa hormat bagi Dia yang lebih besar, yang kepada-Nya ia bersujud berhadapan dengan

Yesus ia bersikap tunduk dan pasrah dibagai seorang hamba yang tidak memiliki harga untuk

dapat dipertimbangkan untuk permohonannya.[26]  Permohonan yang diminta oleh

perempuan ini bukanlah satu permohonan yang besar dan sulit untuk dikabulkan oleh Yesus

sebagai orang yang empunya jawabaan itu. Yaitu remah-remah dari roti itu, kata remah-

remah sendiri memakai kata yici,on psichion yang berarti remah-remah kecil atau serpihan

roti yang kecil, sehingga hal itu sangat mudah bagi Yesus untuk memberikanya dengan

melemparkan serpihan yang tidak akan mengurangi bagian dari anak-anak. Karena remah-

remah terkadang dijatuhkan oleh anak-anak hal itulah yang menjadi jelah bagi wanita untuk

mendaptakan bagian dari roti itu dengan penuh tekad dan keberanian itu.[27] 15:28 Maka

Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu

seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh. Jawaban perempuan

Kanaan (Siro-Fenisia), ini yang penuh dengan keberanian dan tekad untuk mendapatkan

kesembuhan ditengah-tengah ketidak adanya kesempatan, untuk memperoleh kesembuhan

bagi anaknya. Membuat Yesus menjadi menerima keberadanya perempuan itu untuk

memperoleh kesembuhan, kesempatan itu dikarenakan anak-anak yang makan dengan

sembarangan atau sembrono sehingga roti itu terbuang. Anak-anak yang tidak menghargai

makanan sehingga Yesus memberikan kesempatan itu kepada di luar anak-anak untuk

mendapatkan makanan itu ini juga anugrah bagi orang diluar Yahudi (Rom 1:16 b karena Injil

adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang

Yahudi, tetapi juga orang Yunani.).[28]             Dapat dilihat juga dari peryatan Yesus

kepada perempuan ini dalam interliner dikatan enkau kehendaki dengan menggunakan kata 

qe,lw thelo {thel'-o} or eqe,lw ethelo yang diartikan menghendaki, Yesus menyatakan apa

jawaban dengan memberikan apa yang dibutuhkan itu karena ketundukanya dan keyakinanya

kepada Yesus yang memberi jawaban atas kebutuhan yang mendesak bagi seorang ibu yang

tidak kuat melihat anaknya menderita karena cengraman iblis dan kesembuhan itu sendiri
dilakukan diluar dimana banyaknya orang bukan Yahudi.[29] Seketika itu sembulah anaknya

yang telah lama tercengram dengan kuasa setan yang mendiami tubuh anaknya.                                            

BAB III MAKNA TEOLOGIS Secara tologis dapat saya ambil ketika saya mengeposisikan

Matius 15:21-28, begitu sangat menakjubkan bagi saya karena selain Yesus berkuasa, Yesus

maha kasih. Yang menakjubkan saya Yesus adalah pribadi yang sejarawan dan mengerti

budaya di daerah sekitr, itu saya katan diluar Yesus sebagai pribadi yang maha tahu, tetapi

berdasarkan Yesus berdaskan kemanusian yang sepenuhnya. Saya ingin mengutarakan makna

teologis yang saya ambil dari kemanusian Kristus dalam kontks percakapan kesembuhan

yang dilakukan oleh Yesus. Pada saat Yesus mengatakan anjing yang berarti kuna,rion

kunarion, atau yang dapat dikatakan dengan arti anjing kecil atau anjing peliharan,

sepertinya perkatan ini adalah perkataan yang tidak beretika jika dilihat dalam kontks

budaya kita atau budaya Yahudi yang merendahkan suku diluar Yahudi. Tetapi Yesus

mengatakan anjing bagi orang siro-Fenisia yang menggangap anjing sesuatu yang berharga

berdaskan kekuatan megis yang dimiliki sehingga Yesus tidak membuat wanita itu jatuh dan

direndahkan dan Yesus juga dapat mensejajarkan dengan keberadan murid-murid-Nya yang

orang Yahudi. Makna teologis membuat saya belajar dari Yesus yang dapat menempatkan

kata pada kontks budaya setempat sehingga dalam pelayanan saya secara kontkstual agar

dalam segala perkatan tidak menjadikan satu bomerang tetapi menjadikan berkat bagi

orang yang akan mendengar injil dari saya, sehingga mereka dapat menerima apa yang saya

beritakan berdasarkan bahasa-bahasa yang mereka gunakan.

Anda mungkin juga menyukai