Anda di halaman 1dari 5

SOAL-SOAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

KELAS 1 – 6 SEKOLAH DASAR


=========================================

Kelas 1:

Dalam seluruh kehidupannya, Yesus selalu melayani dan membantu orang. Selama Ia
melayani dan membantu orang, Ia tidak pernah membeda-bedakan orang. Orang yang miskin
Ia bantu dan Ia layani, demikian juga dengan orang yang kaya. Lelaki pun Ia layani, tetapi
tidak lupa Ia pun melayani perempuan. Semua dilakukan-Nya dengan adil. Dan seluruh
bentuk pelayanan-Nya adalah tulus tanpa pamrih serta tidak terbatas oleh situasi apa pun.
Kadangkal timbul pertanyaan: dari mana Yesus dapat kekuatan sehingga Ia dapat melayani
dengan tekun dan tulus?
Kalau diteliti lebih jauh, ternyata kekuatan itu Yesus dapat melalui doa. Lihatlah
bahwa Ia selalu berdoa dan menyepi terlebih dahulu sebelum Ia melayani. Dikatakan dalam
Alkitab bahwa Ia selalu mengundurkan diri ke tempat sunyi untuk berdoa. Ia mengadakan
hubungan yang mesra dengan Bapa-Nya di sorga dalam doa-doa-Nya, sehingga Ia
memperoleh kekuatan yang sungguh luar biasa. Oleh sebab itu, pesan dari cerita ini:
Janganlah lupa berdoa dan jangan tinggalkan waktu doamu hanya untuk memuaskan semua
keinginanmu ...

Pertanyaan:
1. Carilah ayat-ayat dalam Alkitab (minimal 3 ayat) yang mengatakan bahwa Yesus
mengundurkan diri untuk berdoa, sebelum Ia melayani!
2. Apa yang didapat oleh Yesus ketika Ia berdoa kepada Allah, berkaitan dengan tugas
pelayanan-Nya?
3. Apa arti Yesus berdoa kepada Allah, Bapa-Nya?
4. Mengapa kita harus berdoa kepada Tuhan? Jelaskan!
5. Kapan kita harus berdoa? Mengapa?
6. Buatlah sebuah doa permohonan agar Tuhan selalu menyertai perjalan hidup kita!

Kelas 2:

Suatu ketika hiduplah seorang anak yang selalu ingin menyenangkan hati setiap orang.
Ia selalu mengisi hidupnya dengan membantu pekerjaan kedua orangtuanya, dan ia pun tidak
pernah segan-segan membantu orang lain apabila ia melihat orang itu memang perlu dibantu.
Ia tidak pernah membedakan mana yang harus dibantu. Secara singkat dapat dikatakan ia
adalah anak yang sangat menyenangkan hati setiap orang.
Suatu ketika, ada seseorang yang merasa penasaran mengapa si anak ini begitu baik
dan selalu menyenangkan hati orang lain. Orang tersebut mendatangi si anak dan kemudian
bertanya, “Nak... Aku senang dan bangga melihat dirimu yang selalu membantu semua orang.
Mengapa engkau mau melakukan hal ini dan untuk siapa engkau melakukan hal ini, Nak?”
Si anak menjawab, “Pak... yang saya lakukan bukanlah untuk diriku sendiri. Aku
seringkali diajarkan untuk membaca Alkitab oleh kedua orangtuaku, dan aku sangat senang
membaca kisah-kisah tentang Yesus. Nah, aku ingin seperti Dia yang selalu membantu dan
melayani setiap orang. Aku ingin meneladani Dia, pak. Dan ketika aku memiliki keinginan
seperti itu, aku merasa ada dorongan yang kuat yang membantu aku untuk melakukan hal ini.
Jadi inilah yang kulakukan, aku hanya mengikuti dorongan yang kuat tersebut, Pak.”
Mendengar jawaban si anak, orang tersebut terdiam dan tercenung. Berarti si anak
melakukan semuanya bukan untuk dirinya sendiri tapi karena dorongan ilahi...
Pertanyaan:
1. Pesan apa yang hendak disampaikan melalui cerita di atas?
2. Siapa yang dimaksud oleh si anak, yang “mendorong” si anak untuk melakukan setiap
perbuatan baik?
3. Ketika si anak melakukan perbuatan baik tanpa dasar pamrih, apakah hal itu berarti
bahwa si anak sudah melakukan hal-hal yang ada dalam buah-buah Roh? Mengapa?
4. Sebutkanlah 9 macam buah-buah Roh Kudus, dan sebutkan perikop mana yang
memuat tentang kesembilan buah-buah Roh Kudus!
5. Apakah kamu bersedia menjadi seperti si anak tersebut? Mengapa berpendapat
demikian?
6. Apa yang akan kamu lakukan untuk menjadikan dirimu baik dan berguna bagi
kehidupan?

Kelas 3:

Pada saat Irian Jaya masih dipenuhi dengan suku-suku yang masih belum beradab,
pernah ada sebuah keluarga misionaris yang diutus ke pedalaman Irian Jaya. Di pedalaman
tersebut, keluarga tersebut (terdiri dari ayah, Ibu dan seorang anak) bekerja untuk melayani
para penduduk sekaligus memperkenalkan Yesus Kristus kepada mereka. Pelayanan mereka
sangat baik, sehingga ada banyak orang yang – kemudian – meninggalkan kebiasaan lamanya
yang buruk dan mulai hidup di dalam tata kehidupan yang baru. Namun di samping itu, masih
ada beberapa orang yang tidak mau mengubah jalan hidup mereka.
Pada suatu malam, terjadilah peristiwa yang sangat menggemparkan. Beberapa orang
penduduk mendatangi keluarga misionaris tersebut dan mulai membantai keluarga tersebut.
Kedua orang suami-istri tersebut mati karena dibantai, namun si anak berhasil diselamatkan
oleh salah seorang penduduk yang sudah hidup di dalam hidup yang baru. Dan si anak
kemudian dibawa ke sebuah tempat yang jauh, yaitu ke pulau Ambon.
Ketika si anak mulai dewasa, ia ingin melanjutkan pekerjaan kedua orangtuanya
sebagai seorang misionaris. Dan yang tempat yang dipilih sebagai daerah pelayanannya
adalah pulau Irian Jaya! Dan lembaga misi pun menyetujui keinginan dan hasrat si anak ini.
Sesampai di Irian Jaya, ia mulai melayani dengan setia. Dan suatu hari, ia mendatangi
tempat di mana ia mengalami masa-masa yang sangat menyakitkan, yaitu tempat ketika kedua
orangtuanya di bantai oleh penduduk. Keesokan harinya ia mengadakan sebuah kebaktian di
tempat itu. Dalam kebaktian itu ia mengajarkan tentang pengampuan dan perdamaian.
Khotbahnya begitu menyentuh, sehingga pada saat selesai berkhotbah beberapa orang
penduduk maju ke depan dan mengaku dosa kepada si misionaris muda ini. Mereka mengaku
bahwa merekalah yang membantai kedua orangtua si misionaris muda. Dan apa yang terjadi
kemudian? Setelah mendengar pengakuan itu, si misionaris muda ini terdiam, menangis dan
mengucap syukur kepada Tuhan, lalu ... ia pun mengampuni semua orang yang telah
membantai kedua orangtuanya... Ini adalah sebuah kisah nyata yang sangat luar biasa.

Pertanyaan:
1. Pernahkah kamu mendapatkan sebuah pengampunan? Bagaimana perasaanmu pada
saat kamu diampuni?
2. Apa yang ada dalam pikiranmu ketika kamu merasakan pengampunan itu, tetapi di sisi
lain kamu teringat kepada orang yang pernah melakukan kesalahan kepadamu?
3. Kalau membaca kisah di atas yang dihubungkan dengan pengampunan, menurutmu
mengapa si misionaris muda ini mau mengampuni orang yang telah membantai kedua
orangtuanya?
4. Menurutmu, apakah pengampunan itu? Dan sampai kapan kita harus mengampuni?
5. Ada ungkapan yang mengatakan bahwa ketika kita mengampuni orang lain, maka
Tuhan sedang bertahta dalam diri kita. Setujukah kamu dengan ungkapan tersebut?
Kemukakan alasanmu!
6. Buatlah karangan mengenai pengalaman hidupmu berkaitan dengan pengampunan!

Kelas 4:

Setelah Yesus bangkit, Ia pernah bertanya kepada Petrus demikian, “Simon, anak
Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?” Petrus menjawab,
“Benar Tuhan, Engkau tahu aku mengasihi Engkau.” Maka Yesus berkata, “Gembalakanlah
domba-domba-Ku.” Namun anehnya, pertanyaan Yesus diajukan sebanyak tiga kali, sehingga
Petrus merasa sedih; dan ia teringat bahwa Ia pernah menyangkal Tuhan Yesus sebanyak tiga
kali. Petrus merasa menyesal karena penyangkalannya tersebut.
Tetapi, meskipun Petrus pernah menyangkal Yesus sebanyak tiga kali; Petrus tetap
diutus untuk menggembalakan domba-domba Tuhan. Hal ini berarti bahwa Tuhan sudah
mengampuni Petrus dan kemudian mempercayakan tugas mulia kepada Petrus. Mengapa
Tuhan melakukan hal ini? Karena Petrus sudah menyesal, bertobat dan menyadari
kesalahannya sehingga ia mau mengubah hidupnya serta memasuki masa-masa kehidupan
baru bersama dengan Tuhan.

Pertanyaan:
1. Bacalah kisah di dalam Alkitab mengenai penyangkalan Petrus terhadap Yesus.
Menurutmu, mengapa Petrus menyangkal Yesus sebanyak tiga kali?
2. Siapakah yang dimaksud oleh Yesus sebagai “domba-domba Kristus”? Mengapa
kamu berpendapat demikian?
3. Jika kamu menjadi Petrus, apa yang akan kamu lakukan terhadap domba-domba
Kristus yang dititipkan kepadamu?
4. Jika pertanyaan Yesus kepada Petrus diajukan kepadamu, “Apakah engkau mengasihi
Aku?” Apakah jawabmu? Dan bagaimana kamu mewujudkan jawabanmu dalam
tingkah lakumu?
5. Pernahkah kamu menyangkal Tuhan Yesus? Kapan dan mengapa?
6. Bagaimana kamu menebus kesalahanmu terhadap Tuhan Yesus?

Kelas 5:

Apakah adik-adik pernah mengamati perubahan wujud dari ulat berubah menjadi
kepompong dan kemudian berubah jadi kupu-kupu? Nah... perubahan wujud itu, menurut
Ilmu Pengetahuan Alam, disebut dengan Metamorfosa. Kalau mau diteliti lebih dalam lagi,
kata metamorfosa itu berasal dari bahasa Yunani dan mengambil kata dasar: Meta + Morfe.
Meta berarti berubah, dan Morfe berarti Inti hidup, jadi metamorfosa berarti berubahnya inti
hidup. Jadi bukan hanya sekadar perubahan wujud, melainkan inti hidupnya mengalami
perubahan yang sangat hebat.
Lihat saja buktinya. Kalau semua seekor ulat itu dipandang merugikan, karena ia
memakan daun-daun dan selalu membuat pohon cepat mati; maka setelah ia mengalami
perubahan inti hidup, ia menjadi kupu-kupu yaitu binatang yang disenangi oleh manusia
karena warnanya indah dan ia pun sekaligus menjadi sarana untuk pembuahan dari beberapa
jenis tumbuh-tumbuhan. Jadi perubahan inti hidup mengandaikan perubahan dari yang buruk
menjadi yang baik dan lebih baik lagi.
Pertobatan Kristen pun seperti halnya seseorang mengalami metamorfosa. Ia yang
semula jahat, berubah menjadi baik dan sangat baik. Ia mengalami perubahan dalam inti
hidupnya. Maukah adik-adik bertobat?

Pertanyaan:
1. Carilah dalam surat-surat Paulus, manakah perikop yang menggambarkan tentang
perubahan yang dialami seseorang melalui pembaharuan budi, yang berarti bahwa ia
mengalami metamorfosa!
2. Apakah yang dapat kamu pelajari dari perikop tersebut? Jelaskan melalui karangan
singkatmu!
3. Isilah titik-titik di bawah ini dengan kesungguhan, melalui tindakan pertobatan yang
hendak kamu lakukan!
Keadaan saya sekarang yang Yang akan saya lakukan Yang ingin saya capai ketika
buruk dan tidak berkenan di untuk mengubah keadaan saya sudah mengalami hidup
hati sesama saya: yang sekarang baru dan pertobatan
Contoh: Malas belajar Belajar setiap hari Menjadi anak yang rajin
1.
2.
3.
4.
5.

Kelas 6:

Suatu ketika, ada seorang (misionaris) pekabar Injil terdampar di sebuah pulau
terpencil karena kapal yang dinaikinya hancur diterpa badai. Ketika sadar ia mendapati
dirinya berada di sebuah rumah yang terbuat dari daun kelapa, dan ia melihat dirinya sedang
dikelilingi oleh beberapa orang yang masih berpakaian primitif. Ia terduduk secara mendadak,
dan mulai merasa takut karena ia berpikir ia berada di dalam bahaya. Namun salah seorang
penduduk itu berkata, ”Jangan takut, Bapa. Kami bukan lagi bangsa primitif, dan kami sudah
mengenal Tuhan karena beberapa waktu yang lalu ada seseorang yang seperti Bapa datang ke
tempat ini untuk memperkenalkan Tuhan Yesus. Nah... kami sangat senang ketika
menemukan Bapa terdampar di tempat ini. Maukah Bapa mengajarkan kami “Doa Bapa
Kami”, karena doa itu begitu indah dan sudah diajarkan oleh teman Bapa yang datang lebih
dulu; namun kami lupa urutan-urutannya.”
“Lha... kalau lupa urutan-urutannya, lantas bagaimana kalian berdoa?” Tanya si
misionaris yang sudah merasa lega karena ia tidak berada di dalam bahaya.
“Kami hanya mengucapkan... Bapa yang ada di sorga, Engkau Bertiga, Kami bertiga
... Jadilah kehendak-Mu, Amin” Jawab penduduk tersebut. Mendengar hal ini, si misionaris
tersenyum dan ia pun kemudian mengajarkan Doa Bapa Kami dengan sungguh-sungguh.
Setelah beberapa lama, penduduk mulai hafal kembali Doa Bapa Kami dan tidak lama
berselang si misionaris, dengan dibantu oleh para penduduk, berhasil menghubungi teman-
temannya di pulau lain dan kemudian ia pun dijemput oleh teman-temannya.
Tiga tahun telah berlalu. Dalam sebuah perjalanannya untuk mengabarkan Injil, si
misionaris kembali melewati pulau tempat ia terdampar dahulu dan ia teringat bahwa ia telah
mengajarkan Doa Bapa Kami kepada penduduk itu. Ia merasa senang dan bangga bahwa ia
berhasil mengajarkan Doa Bapa Kami dengan sempurna. Ketika ia berdiri di buritan kapan
dan memandang ke pulau tersebut, mendadak ia melihat ada tiga buah sinar berjalan dari
pantai dan menghampiri kapal. Setelah ia teliti dengan seksama, ia melihat bahwa ketiga buah
sinar tersebut berasal dari tiga buah obor yang dibawa oleh tiga orang penduduk pulau itu, dan
mereka berjalan di atas air.
Ketika si misionaris sedang terpaku, mendadak salah seorang yang datang berkata,
“Bapa.. kami senang bahwa Bapa mau melewati pulau kami ini lagi. Kami mohon agar Bapa
mengajarkan kami kembali Doa Bapa Kami, karena kami sudah lupa lagi urutan doa yang
indah itu. Bersediakan Bapa mengajarkan?”
Si misionaris diam, terpukau dan malu. Setelah berhasil menguasai diri, ia berkata,
“Saudara-saudaraku... pulanglah kalian ke tempat kalian dan biarlah kalian melafalkan Doa
Bapa Kami demikian: Bapa yang ada di sorga, Engkau Bertiga, Kami bertiga ... Jadilah
kehendak-Mu, Amin” ...

Pertanyaan:
1. Apa maksud dari cerita di atas?
2. Menurutmu, apakah doa itu? Jelaskan menurut pendapatmu sendiri!
3. Apakah sebuah doa merupakan sebuah hafalan belaka? Mengapa?
4. Bagaimana pendapatmu tentang Doa Bapa Kami, bukankah itu doa yang dihafal?
Mengapa berpendapat demikian?
5. Menurutmu, apakah setiap doa kita didengar oleh Tuhan? Jelaskan!
6. Mengapa dalam setiap doa tidak selalu dikabulkan? Jelaskan pendapatmu!

- fip -

Anda mungkin juga menyukai