Anda di halaman 1dari 7

BAHAN KATEKESE REKAT

“ Menjadi Murid Kristus Yang Berbelaskasih “

IDENTIFIKASI

Tujuan : Mengajak peserta ( anak-anak ) untuk dapat memahami bahwa


Tuhan Yesus adalah Bapa yang Berbelaskasih, memahami makna
Berbelaskasih, serta dapat menjawab panggilan untuk menjadi
murid Kristus yang mampu berbelaskasih kepada orangtua dan
sesama.

Metode : Menyanyi bersama, cerita

Media : Alkitab/ dan alat peraga

Pendekatan/model : Katekese Bentuk Praktis

Hari, Tanggal :

Waktu : 45 Menit

Sumber Bahan : Kitab Suci

LANGKAH-LANGKAH

KATA PENGANTAR

Hallo adik-adik yang terkasih! Apa kabar hari ini? Kalau kakak menanyakan “apa kabar
hari ini?”, adik-adik menjawab “Yes! Yes! Yes! L:uar Biasa!”. Bisa ya? Wah memang kalian
adik-adik kakak yang hebat. Kira-kira ada yang tahu tidak tema hari ini tentang apa? Pasti
penasaran ya? Jadi hari ini kita akan mendengarkan tentang perumpamaan anak yang hilang.
Nanti kakak akan bawakan cerita khusu buat adik-adik kakak yang hebat semuanya.
LAGU PEMBUKA

1. Kasih-Nya seperti sungai


2. Baca Kitab Suci, Doa Tiap Hari

DOA PEMBUKA

Tanda salib

Tuhan Yesus yang Maha Baik, terima kasih atas berkat-Mu hingga hari ini, sehingga kami dapat
berjumpa dalam pertemua BIAK. Ya Bapa berkatilah kami selalu agar kami dapat mengikuti
pertemuan BIAK dari awal hingga akhir dengan baik. bimbinglah kami agar kami dapat
memahami makna dari perumpamaan tentang anak yang hilang semoga dengan perumpamaan
ini iman kita semakin dikuatkan. Doa ini kami mohon kepada-Mu, dengan perantaraan Yesus,
Tuhan kami. Amin.

BACAAN INJIL

LUKAS 15:11-32

Inti Peristiwa (menyajikan dalam bentuk cerita)

Suatu hari Yesus bercerita tentang perumpamaan anak yang hilang. Pada suatu hari
Yesus berkata, ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayah-Nya:
Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta miliki kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya
membagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu
menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta
miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana
kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seoarang
majikan di negeri itu. orang itu menyuruhnya ke lading untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin
mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang
memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang
upahan bapakku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku
akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap
sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah
seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh,
ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari
mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa aku telah
berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi di sebut anak bapa. Tetapi ayah
itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa kemari jubbah yang terbaik, pakaikanlah
itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak
lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukaria. Sebab anakku ini
telah mati dan menjadi hidup kembali.

Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di lading dan
ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu
ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa artinya semuanya itu, jawab
hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia
mendapatkannya kembali dengan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk.
Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah
bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi
kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan
sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan
bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu
untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan
segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu
telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.

Pertanyaan Pendalaman

1. Dalam cerita kakak tadi berdasarkan Injil Lukas 15:11-32, kemanakah anak yang
hilang itu pergi?
(ke luar negeri yang jauh).
2. Perumpamaan apakah yang di ceritakan oleh Yesus?
(Perumpamaan tentang anak yang hilang).
3. Anak yang ke berapa yang hilang dalam cerita kakak tadi?
(Anak sulung).
4. Mengapa anaknya yang sulung marah kepada ayahnya?
(Karena ayahnya membunuh anak lembu tambun untuk adiknya).
5. Apa yang dilakukan anak yang hilang ketika hartanya habis?
(mencari kerja).

PENGAYAAN

Injil Lukas 15:11-32 menceritakan tentang anak yang hilang, si bungsu meninggalkan
rumah dan meminta bagian warisannya kepada bapanya, ia pergi merantau dan berfoya-foya
sehingga habis semua hartanya, singkat cerita, ia kelaparan dan tidak ada seorangpun yang
memberi dia makan, sampai-sampai apa yang menjadi ampas binatang hendak dimakannya. Pada
saat itulah ia mulai menyadari keadaannya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya betapa
banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati
kelaparan.

Menyadari keadaan sungguh penting dan menjadi kata junci dalam kehidupan si bungsu.
Sebagian orang justru saat menghadapi persoalan, pergumulan justru menjauh dari Tuhan,
bahkan jatuh dalam dosa. Kebanyakan orang saat menghadapi persoalan, lebih memilih sikap
menyerah, mengasihani diri bahkan menjadi terpuruk. Sebagian orang saat diberhadapkan
dengan persoalan dan pergumulan, mereka akan menyalahkan orang, menyalahkan keadaan,
menyalahkan diri sendiri bahkan menyalahkan Tuhan. namun berbeda dengan si bungsu, saat ia
menghadapi kelaparan, ia sadar (ia ingat akan rumahnya, ingat akan bapanya). Setiap persoalan
yang terjadi di dalam hidup kita, membuat kita sadar bahwa kita perlu Tuhan, menyadari bahwa
selama ini kita sudah menjauh dariNya, kita harus kembali kepada-Nya, menbali mencari
hadiratNya, datang kepadaNya, kembali bersekutu bersama saudara seiman.
Dalam perumpamaan ini Tuhan mengajar bahwa hidup dalam dosa dan mementingkan
diri sendiri, dalam pengertiannya yang terdalam, merupakan pemisah dari kasih, persekutuan,
dan kekuasaan Allah. Orang yang berdosa atau orang yang mundur dari iman adalah seperti anak
bungsu yang dengan memburu kesenagan dosa, memboroskan karunia-karunia jasmani, mental,
dan rohani yang diberikan oleh Allah. Hal ini menghasilkan kekecewaan dan kesedihan, kadang
kala keadaan pribadinya memalukan, dan ia selalu kehilangan hidup yang benar dan sejati yang
hanya dapat ditemukan dalam hubungan yang benar dengan Allah.

PENYAMPAIAN UNTUK ANAK

1. Kita diingatkan untuk menjadi murid Yesus yang penuh dengan belaskasihan, yaitu
selalu mewartakan kasih kepada sesame kita tanpa memandang siapa orang yang akan
kita kasihi itu.
2. Kita tidak boleh bersikap seperti anak bungsu yang menghabiskan harta
kekayaan ayahnya dan berfoya-foya demi kesenangannya.
3. Dengan mewartakan kasih kepada kita dapat menjadi murid-murid Yesus yang penuh
akan belas kasihan dan mampu membuat kita selalu dapat mewartakan kasih.

LAGU TEMA

Kasih Lemah Lembut

AYAT HAFALAN

Kelas Kecil : “ Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita”. ( 1 Yoh 4:19 )

Kelas Besar : “ Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh

Kudus menyertai kamu sekalian. ( 2 Korintus 13:14 )


PERUTUSAN

Kelas Kecil : “ Aku rajin membaca Kitab Suci dan berbuat kasih setiap hari”.

Kelas Besar : “ Aku akan melakukan perbuatan yang sesuai dengan kasih setiap hari”.

PROGRAM DUA MENIT AJARAN IMAN

Adik-adik, hari ini kita telah mendengarkan firman Allah yang berbicara tentang
perumpamaan anak yang hilang. Melalui bacaan Injil tadi, Tuhan Yesus mengajak kita untuk
dapat mendengarkan dan melaksanakan firman-Nya. Karena bagi Tuhan Yesus, setiap kita
mendengarkan firman Allah, maka kita akan berbahagia bersama-Nya. Sebagai murid-murid
Kristus, kita harus belajar seperti anak sulung yang tidak pernah berdosa terhadap ayahnya dan
tidak menghabiskan harta kekayaan ayahnya. Maka dari itu kita sebagai murid-murid Kristus
kita harus bisa mengikuti sikap anak sulung dan kita harus berbuat kasih kepada sesama kita.

LAGU PENUTUP

Terlalu Besar

DOA PENUTUP

Tanda Salib

Tuhan yang Mahabaik, teima kasih atas segala berkat-Mu yang boleh kami terima hingga saat ini
sehingga kami boleh mengikuti pertemuan BIAK dari awal sampai berakhirnya. Ya Bapa
mampukanlah kami agar kami dapat selalu mewartakan kasih kepada sesame kami tanpa pilih
kasih. Bimbinglah kami agar kami dapat mengasihi sesame kami, sehingga kami dapat menjadi
berkat bagi sesame kami. Doa ini kami mohonkan kepada-Mu, dengan perantaraan Yesus, Tuhan
kami. Amin.

Tanda salib
LAMPIRAN

Alat Peraga

Anda mungkin juga menyukai