Anda di halaman 1dari 5

Kasih Allah yang Berkorban

bagi Si Pemberontak
Pekabaran Injil melalui Pendalaman Alkitab (PIPA) ke-2
Persekutuan Oikumene Fakultas Teknik (POFT)

Pendahuluan
Sudah sekitar 1,5 tahun pandemi COVID-19 di Indonesia membuat kita harus terisolasi di
rumah dan interaksi yang dibatasi media sosial. Tidak jarang saat ini terjadi konflik baik di
keluarga, ketidakstabilan emosi, maupun ketidakbebasan. Coba pilih satu (1) gambar yang
menunjukkan keinginan untuk mencapai hidup dengan kebebasan (freedom) versimu.

Bebas melakukan
Punya Privilege Punya Ability Bebas dari Ketakutan apapun
Jawab : Aku memilih Punya Ability karena ditambah dengan pandemi, kita harus
mampu dalam segala bidang, mau akademis atau non akademis

Pemberontakan / kemarahan bagaimana yang pernah kamu lakukan? Apapun itu,


termasuk ketika kamu tidak mendapatkan kebebasan (baik pemberontakan kepada orang
tua, teman, saudara, diri sendiri, maupun Tuhan).
Jawab : Saat mau nonton konser waaktu SMA, disuruh cepet balik tetapi konsernya juga
baru mulai.

Latar Belakang
Seringkali manusia menginginkan suatu kebebasan tetapi diraih dengan sikap yang
memberontak, baik kepada orang lain, diri sendiri, bahkan Tuhan. Kita akan mempelajari
perumpamaan Injil berjudul Anak yang Hilang, terambil dari Lukas 15:11-32. Kisah yang
dituliskan oleh Lukas ini merupakan ucapan Yesus Kristus kepada para ahli taurat yang
religius, sebagai bentuk cemooh kepadaNya karena menghampiri orang-orang berdosa.
Pemberontakan tidak selalu terjadi pada mereka yang bejat, tetapi juga ada pada kita yang
dalam keadaan baik-baik saja. Mari kita baca Lukas 15:11-32.
1. Apakah yang anak bungsu minta kepada bapanya (ay.12)? Benarkah tindakan tersebut,
mengapa iya/tidak?
Jawab : Tidak, karena bagaimanapun pastinya bapanya sudah mengatur itu untuk
kedepannya.

*Dalam konteks masa itu di zaman Yahudi, bahkan sampai sekarang di Indonesia, pemberian hak
waris hanya terjadi karena seseorang telah mengalami kematian.

2. Setelah mendapatkan hal yang dimintanya, apa yang dilakukan anak bungsu tersebut?
(ay.13). Menurutmu, apa yang sebenarnya anak bungsu cari sehingga ia meninggalkan
bapanya?
Jawab : anak bungsu mencari harta untuk berfoya-foya

3. Harta bapanya telah difoya-foyakan oleh si bungsu dan terjadilah bencana kelaparan di
negeri itu (ay.14). Kemudian, bagaimanakah nasib anak bungsu tersebut? (ay.14-16)
Jawab : Hidupnya sangat melarat, dia bekerja pada seorang majikan dan juga memakan
ampas babi untuk makan

*Ampas babi adalah buah dari pohon polong, yang banyak tumbuh di Palestina dan merupakan
makanan orang miskin. Ampas babi digunakan untuk menggemukkan babi atau ternak.

REFLEKSI
Pemberontakan manusia kepada Tuhan pasti mendatangkan kebinasaan. Dari hidup
anak bungsu, kita dapat melihat bahwa hidup manusia yang meninggalkan Tuhan
karena kesenangan semata akan berakibat pada kesia-siaan hidup. Pernahkah kamu
berpikir bahwa hidup tanpa Tuhan akan berjalan jauh lebih baik dan menarik?
Jawab : Tidak pernah berpikir untuk itu, karena dari kecil juga udah diajarin kalo kita
harus dijalan Tuhan dan dengan Tuhan saja, masih banyak masalah yang belum bisa
saya handle sendiri.

4. Di tengah keterpurukannya, anak bungsu akhirnya menyadari bahwa ada banyak orang
upahan bapanya yang memiliki makanan berlimpah-limpah (ay.17).
● Apa rencana anak bungsu pada saat itu? (ay.18-19)
Jawab : Bangkit dan pergi kepada bapanya bahwa dia sydah berdosa dan dia
memohon aar dia mejadi hamba bapanya lagi

● Tindakan apa yang pada akhirnya dilakukan oleh anak bungsu? (ay.20)
Jawab : Melakukan semua yang sudah direncanakn dari awal

5. Di tengah rasa keberdosaan dan ketidaklayakan yang dihadapi anak bungsu, justru sang
bapa sangat bersukacita menyambutnya. Bagaimana tindakan bapa terhadap
kepulangan si bungsu? (ay. 20-23)
Jawab : bapanya lari kearah anaknya, mencium dan merangkul serta memberikan
pakaian terbaik buat anaknya dan memberikan santapan lezat

*Sang bapa lari ke tengah jalan dengan mengangkat jubahnya, merupakan tindakan memalukan bagi
seorang lelaki pada saat itu. Anaknya datang sehabis menjaga babi yang dalam tradisi Yahudi najis
secara fisik dan rohani, membuat sang bapa yang pun menjadi najis karena telah memeluknya.

Inilah kabar baik yang kita butuhkan. Seperti tindakan bapa yang berbelas kasih
kepada anak bungsu, demikianlah tindakan Tuhan Yesus Kristus yang mengasihi setiap
dari kita, meskipun kita dalam keadaan penuh berdosa.

Roma 3:23-24 (TB)


Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh
kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus
Yesus.

Yesaya 30:18 (TB)


Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada
kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang
adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!

Melalui Tuhan Yesus Kristus, kita mengalami apa yang anak bungsu alami, yaitu
penerimaan dan penyambutan yang penuh kasih sayang dan kebaikanNya, meskipun
kita telah memberontak dan meninggalkan Tuhan, asalkan kita mau mengakui dan
bertobat dari segala kesalahan dan dosa kita.

6. Namun, sukacita sang bapa tidak sama dirasakan oleh anak sulung. Bagaimana respon
anak sulung terhadap kepulangan adiknya? (ay.28-30)
Jawab : Anak sulung marah dan tidak mau masuk, sedangkan dia yang sudah bertahun-
tahun melayani bapa, tetapi dia belom menerima apapun dari bapa dan dia jelek-jelekin
anak bungsu

7. Anak sulung marah kepada bapanya dan merasa lebih layak diistimewakan. Bagaimana
tanggapan lemah lembut bapa terhadap anak sulung? (ay.31-32)
Jawab : bapanya berkata bahwa anak sulung selalu Bersama dia dan segala kepunyaan
bap aitu kepunyaan anak sulung juga, dan mengajak bersukacita atas kepulangan
adiknya

8. Menurutmu, apa yang salah dari pemahaman anak sulung terkait ketaatannya? (ay.29a)
Apakah motivasi anak sulung melayani bapanya?
Jawab : Berharap sesuatu atau imbalan dari segala yg dilakukannya

REFLEKSI
1. Berdasarkan kisah ini, anak yang manakah dirimu? Anak sulung atau bungsu?
Ceritakanlah satu sama lain!
Jawab : Sepertinya aku akan menjadi anak sulung, tetapi aku tidak mikir gitu di aslinya ,
maksudnya aku masih sering iri ke kakak yang jago dalam segala hal nya.

2. Apakah bentuk kasih bapa kepada anak bungsu dan kepada anak sulung berbeda?
Jawab : Tidak ada bedanya, tetapi bapanya beda dalam aplikasiinnya, jadi anak sulung
bisa berpikir beda gitu dari pemikiran bapanya.

APLIKASI
Bagaimana kisah ini memberi kamu pengharapan atau peringatan? Apa yang akan kamu
lakukan mulai saat ini? Mari sharingkan!
Jawab : Kisah ini memberi aku dua duanya, peringatan dan pengharapan. Pegharapan nya
sejauh apapun aku pergi atau melakukan kesalahan, aku masih berharap Tuhan selalu
membukakan hati dan jalan lagi kepada aku untuk memberi pengampunan ulang. Kalau
peringatan, lebih gaboleh insecure sama orang karena kita punya part terbaik juga dalam
diri kita.

Maukah kamu mengakhiri hidupmu yang mungkin sedang melupakan atau meninggalkan
Tuhan, dengan percaya kepada kasih sayang dan pengorbanan Tuhan Yesus Kristus
kepadamu? Sampaikan apa yang kamu rindu Tuhan kerjakan di hidupmu! Mari berdoa.

VISI POFT
Menghasilkan alumni Kristen yang berakar kuat dalam Firman Tuhan, mengandalkan
penuh pertolongan Roh Kudus, serta menjalankan fungsinya sebagai garam dan terang
bagi lingkungan sekitar.
MISI POFT
4P (Penginjilan, Pemuridan, Pelipatgandaan, Pengutusan)

Anda mungkin juga menyukai