Anda di halaman 1dari 8

D

I
S
U
S
U
N
Oleh
Nama : Caca Damanik
: Reka Saragih
: Juliana Sinaga
: Jeremi Sinaga
: Jameston Sipayung
Kelas : XI RPL
Guru : Bu Sofia

SMK SWASTA GKPS 1 PEMATANG RAYA

Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “ Tanggungjawab
terhadap Keluarga”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan pembaca.

BAB I
(Pendahuluan)
A. Latar Belakang
Tanggung jawab adalah salah satu ajaran pokok dari agama. Bahwa Tuhan Maha Adil,
maka setiap orang pasti akan mempertanggung jawabkan perbuatannya, sekecil apapun
itu, dan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Balasan bisa di terima kelak di
akhirat, atau sekarang di dunia, atau bahkan dua-duanya, dibalas di dunia dan diakhirat.
Perilaku tanggung jawab harus diterapkan dimana saja kita berada karena ini
merupakan sifat yang terpuji, oleh karena itu kita wajib bertanggung jawab atas segala
bentuk apapun yang kita perbuat, entah itu perbuatan baik ataupun tidak. Bertanggung
jawab berarti kita juga telah berlaku jujur.

B. Rumusan Masalah
A. Anak Dalam Keluarga
B. Tanggung Jawab Anak
C. Taat Kepada Perintah Tuhan (Menghormati Orang Tua)

C. Tujuan
A. Anak Dalam Keluarga
B. Apa Saja Tanggung Jawab Sebagai Anak?
C. Menghormati Orang tua

BAB II
(ISI)
A. Anak Dalam Keluarga
Sebagaimana anda ketahui bahwa keluarga tidak hanya terdiri dari ayah dan ibu, tetapi
juga termasuk di dalamnya anak-anak baik anak laki-laki maupun perempuan. Hal itu
bukan hanya berkaitan dengan status melainkan lebih kepada peran mereka masing-
masing guna menjadi keluarga Kristen yang menjadi berkat bagi lingkungan. Dalam
keluarga khususnya keluarga Kristen, orang tua wajib mendidik dan mengajarkan kepada
anak-anaknya untuk tunduk dan taat pada orang tua. Jika anak-anak tunduk dan taat
kepada orang tua, Alkitab menegaskan bahwa ada janji umur panjang dan berkat-berkat
lain bagi mereka: “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah
demikian. “Hormatilah ayahmu dan ibumu” - ini adalah suatu perintah yang penting,
seperti yang nyata dari janji ini, selanjutnya diungkapkan “supaya kamu berbahagia dan
panjang umurmu di bumi”. Efesus 6:1-3. Melalui penjelasan di atas kita diajarkan bahwa
sebagai bagian dari anggota keluarga Kristen tanggung jawab sebagai anak juga
memainkan peran yang penting demi terciptanya keluarga Kristen yang menjadi berkat
bagi lingkungan. Dengan demikian, jika keluarga Kristen tetap menjaga keharmonisan
dalam rumah tangga sesuai ajaran-ajaran Firman Tuhan, maka keluarga Kristen akan
menjadi berkat bagi semua orang yang menyaksikannya.

B. Tanggung Jawab Anak

Anak-anak berbagi dengan orang tua mereka tanggung jawab dalam


membangun sebuah rumah tangga yang bahagia. Mereka hendaknya mematuhi
perintah-perintah dan bekerja sama dengan anggota keluarga lainnya. Tuhan
tidak senang ketika anak-anak bertengkar (lihat Mosia 4:14).
Tuhan telah memerintahkan anak-anak untuk menghormati orang tua mereka.
Dia berfirman, “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di
tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu” (Keluaran 20:12).
Menghormati orang tua artinya mengasihi dan menghargai mereka. Itu juga
berarti mematuhi mereka. Tulisan suci memberi tahu anak-anak untuk
“[menaati] orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian” (Efesus
6:1).
Presiden Spencer W. Kimball mengatakan bahwa anak-anak hendaknya belajar
untuk bekerja dan berbagi tanggung jawab di rumah dan di kebun. Mereka
hendaknya diberi tugas untuk menjaga rumah rapi dan bersih

C. Taat Kepada Perintah Tuhan (Menghormati Orang Tua)


Keluaran 20:12, "Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah
yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu."

Selama ini, kita diajarkan bahwa kesatuan hati bisa mendatangkan kebaikan bagi orang-
orang di sekitarnya. Itulah kenapa anak yang biasanya tidak bisa menghormati orang
tuanya, maka ia tidak akan bisa menghormati orang lain.
Pdt. Christofer Tapiheru menjelaskan bahwa hukum taurat itu terbagi dari dua loh batu.
Dimana loh yang kedua ini berisi tentang hubungan antar sesama manusia. Bisa kita lihat
disini, kalau dari perintah hukum taurat kedua ini, Tuhan menempatkan perintah untuk
menghormati orang tua di atas perintah-perintah lainnya.
Kalau disandingkan dengan hukum-hukum taurat yang lain pun, hukum ini merupakan
satu-satunya perintah Tuhan yang ada janjinya. Artinya, kalau kita menjalankan perintah
ini, hadiahnya akan kita rasakan langsung di bumi.
  
Lalu, bagaimana cara kita menghormati ayah dan ibu yang sesuai dengan kata Alkitab?
Yuk simak caranya di bawah.
1. Mengikuti perkataan dan perintah mereka
Buat kita yang merasa sudah besar, mengikuti perkataan atau perintah orang tua itu bisa
menjadi sesuatu yang cukup sulit. Kita sudah bisa menilai mana baik atau buruknya
sesuatu. Apalagi dengan jiwa yang masih muda, kita cenderung suka mencoba sesuatu
yang baru.
Sebagai orang tua, terkadang mereka masih khawatir dan memperlakukan kita sebagai
anak-anak. Sementara kita merasa sudah bisa mengurusi urusan sendiri. Namun, ingat
deh, kalau orang tua itu punya pengalaman yang jauh lebih banyak daripada kita.
Mereka sudah merasakan pahit, manis, getirnya kehidupan. Karena kasihnya yang besar
buat kita, orang tua pengin yang terbaik buat kita. Sehingga jangan heran kalau orang tua
bersikap protektif pada kita. Kita mungkin bisa tahu lebih banyak daripada orang tua,
tetapi mereka punya hikmat dan kebijaksanaan.
Amsal 4:1-4, “Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan
perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian, karena aku memberikan ilmu yang
baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku. Karena ketika aku masih
tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku,
aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku;
berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup.”
 
2. Menyenangkan hati orang tua
Prioritas kita sekarang bisa bermacam-macam. Tetapi, semua itu tidak terlepas dari karir
yang bagus dengan pendapatan yang bagus juga. Karena kita sudah mencurahkan yang
kita punya buat mengejar materi, tanpa sadar kita jadi merasa kalau orang tua juga
membutuhkan materi semata.
Iya, nggak salah kok kalau kita membelikan orang tua materi berupa rumah, mobil, atau
barang berharga lainnya. Namun, ingatlah selalu kalau mereka juga perlu waktu kita.
Siapa kita sekarang ini, nggak terlepas dari mereka yang mau berjuang keras buat kita.
Sesekali, kunjungilah orang tua. Atau kalau memang belum memungkinkan, sering-
sering meneleponnya. Kapan terakhir kali kita mengatakan kalau kita mengasihi orang
tua kita? Kalau sampai tidak ingat, kenapa nggak mencoba untuk mengatakannya
sekarang? Mereka pasti senang dengan ucapan kita itu.

 
3. Tidak memperlakukan orang tua dengan buruk
Pemberitaan sekarang ini banyak menceritakan soal bagaimana seorang anak tega
memperlakukan orang tuanya dengan buruk. Ada orang tua yang diusir, atau malah ada
anak yang tega membunuh orang tuanya. Padahal, Allah sendiri yang berkata kalau kita
harus menghormati orang tua, agar kita bisa mendapatkan ‘hadiah’ itu.
Mungkin kita merasa nggak pernah melakukan kekerasan pada orang tua, tetapi coba
ingat-ingat lagi, pernahkah kita menyakitinya dengan ucapan? Ibu atau ayah mungkin
sekarang ini sudah sakit-sakitan atau pikun.
Ingat lho, firman Tuhan bilang dalam Imamat 20:9, “Apabila ada seseorang yang
mengutuki ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati; ia telah mengutuki ayahnya
atau ibunya, maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri.
 
4. Memelihara orang tua di usia senja mereka
Orang tua kita pernah bekerja keras buat menghidupi kita, anaknya. Kini, ketika mereka
sudah tidak lagi mampu karena sudah berumur, maka giliran kita yang mengurusi
mereka. Mereka mengurusi kita dengan penuh kasih, sampai akhirnya bisa seperti
sekarang ini.
Bukankah sudah sangat pantas kalau kita perlu merawat orang tua dengan baik? Mereka
sudah nggak lagi bisa bekerja, tetapi mereka sudah memberikan yang terbaik buat kita
sebagai anak-anaknya.
Alkitab mengatakan kalau menghormati orang tua bisa membuat kita panjang umur (Kel
20:12). Dengan umur yang panjang tersebut, kita jadi bisa melihat keturunan seperti
anak-cucu, bahkan cicit-cicit kita kelak. 
BAB III
(Penutup)
A. Kesimpulan
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum
bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Disebut demikian
karena manusia merupakan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia
memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab. Manusia juga memiliki peranan
dalam konteks sosial, individual, maupun teologis.
Allah telah menciptakan manusia lengkap dengan segala peralatannya, diberi hidup, akal
dan budi. Semua pemberian itu harus dipelihara. Terhadap hidup, manusia dituntut
tanggung jawabnya disamping menggunakan akal dan budinya itu sebagaimana
mestinya, juga dituntut menanggung resiko akibat dari perbuatan akal budinya.

B. Saran
Apabila kita sudah ber-rumah tangga maka kita sebagai anggota rumah tangga
bertanggung jawab untuk menjadikan rumah tangga kita sebagai keluarga yang selalu
berserah kepada Tuhan, Serta mendidik anggota keluarga dengan didikan yang
berlandaskan kekristenan.
Daftar Pustaka

https://firmansyam22.blogspot.com/2015/11/makalah-tanggung-jawab-terhadap-
keluarga.html
https://www.jawaban.com/read/article/id/2019/09/28/80/190927111801/
cara_menghormati_orang_tua_versi_alkitabbiar_kita_sukses_di_dunia_ini
https://text-id.123dok.com/document/8yd22mdgq-peran-anak-dalam-keluarga-kristen-yang-
menjadi-berkat.html
http://pecintamakalah.blogspot.com/2015/06/tanggungjawab-terhadap-keluarga-dan.html

Anda mungkin juga menyukai