Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK

6
"Jangan Abaikan Didikan orang Tua"

Disusun
Agus Mulyanto
Oleh : Laoli
Suwendy Romelius Siagian
Alfon Junsen Royvalent Siadari
Anak dan orang tua adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Orang tua adalah simbol dari anak, apa
yang keluar dari orang tua, maka itulah yang akan ditiru oleh seorang anak. Jika didikan orang tua baik,
maka individu seorang anakpun kemungkinan besar juga akan baik, tetapi jika didikan tersebut kurang
baik maka sangat besar pula kemungkinan anak tersebut akan tumbuh menjadi individu yang buruk.
karena orang tua adalah pendidik pertama yang menentukan pertumbuhan karakter anak dalam
menjalani kehidupan kedepannya. Kita sebagai anak harus selalu menuruti apa yang dikatakan oleh
orang tua, akan tetapi ketika anak ditanya “mengapa harus menuruti orang tua?” sebagian besar anak
menjawab karena takut dimarahi oleh orang tua, yang menyebabkan anak itu akan menangis, bukan
karena memang kewajiban anak terhadap orang tua. Sebagian besar dari orang tua yang mendidik
anaknya dengan cara yang keras beralasan bahwa dengan cara yang keras inilah akan menjadikan anak
lebih disiplin dan penurut. Tapi nyatanya pengertian itu salah, bahwa keras dan tegas itu beda. Melalui
kesempatan kali ini, kami akan menayangkan sebuah film pendek yang akan memotivasi kita. Berikut
cuplikannya......
NARASI Di awal film menceritakan tentang ketidak harmonisannya sebuah keluarga yang di sebabkan
oleh tingkah laku anak yang tidak menghormati orang tuanya. Disini Si anak yang sudah tergoda
dan nyaman dengan kehidupan duniawi. Ia tidak pernah sama sekali menghargai orang tuanya
atau bahkan seolah olah ia tidak butuh keluarganya. Namun tanpa disadarinya ia masih
sepenuhnya bergantung kepada orang tuanya. Sikap tingkah laku Si anak sangatlah tidak baik di
mata orang tuanya, setiap hari ia keluar dari rumah hanya untuk bersenang - senang bersama
temannya. Dan pulang ke rumah hanya untuk makan, dan tidak pernah ada komunikasi sama
sekali dengan keluarga. Orang tuanya begitu sabar menghadapi Si anak walaupun sakit hati,
namun mereka selalu berharap bahwa Si anak dapat berubah.

Suatu waktu kesabaran Si ayah sudah habis, Si ayah pun marah lalu Si ayah menasehati Si anak
agar dia merubah sikap perilakunya kepada orangtua. Pada saat itu, Si ayah berkata “Yang kau
lakukan cuma makan!!”,”Kau lebih baik tidak usah pulang kerumah kalau hanya untuk makan!!”. Si
anak merasa tidak ingin di nasehati, ia merasa tahu apa yang terbaik yang dia lakukan. Dan ia
memutuskan untuk pergi dari rumah itu dan mencoba untuk hidup sendiri.
Setelah itu, Si anak pergi meninggalkan rumahnya hal buruk pun menimpah dia.
Lanjutan Narasi... Ketika pada saat itu, ia bekerja disuatu proyek bangunan ia terjatuh dari atas
bangunan yang tinggi. Dia mengalami kelumpuhan pada saat itu, dia tidak bisa lagi
berbuat apa – apa. Namun, ia masih diberi kesempatan sama Tuhan untuk
melanjutkan hidupnnya. Orang tua begitu sedih melihat keadaan Si anak dan dari sini
kita lihat bahwa kasih sayang orang tua kepada anaknya tiada batasnya sama seperti
kasih Bapa kepada kita anak-anaknya. Orang tua begitu gigih untuk membuat
anaknya bisa berjalan kembali. Si ayah mengulangi masa kecil si anak ketika ia
belajar berjalan.

Usah tersebut tidak sia-sia, Tuhan memberi jalan dan mujizat bagi Si anak bisa
berjalan kembali. Dan setelah kejadian ini Si anak baru mengerti dan sadar selama ini
yang ia perbuat kepada orang tuanya sangatlah salah. Si anak ingin merubah sikapnya
jauh menjadi lebih baik lagi untuk menghargai orang tuanya. Akhirnya keluarga
mereka harmonis kembali setelah kehadiran Si anak muncul lagi dalam keluarga itu.
Sudut Pandang Etika Kristen
Di dalam sudut pandang etika kristen Alkitab sudah mengajarkan kita bagaimana peran dan tanggung
jawab orang tua kepada anak, begitupun sebaliknya. Melawan orang tua sepertinya menjadi kebiasaan bagi
banyak anak muda di jaman kita ini. Ada anak-anak yang sudah sulit dinasihati sejak kecil, ada juga yang
mengalami perubahan sikap ketika menjelang dewasa. Anak sering menganggap orang tuanya diktator,
sedangkan orang tua menganggap anaknya pembangkang. Berbeda pendapat dengan orang tua itu tidak
salah, sepanjang sikap yang kita tunjukkan tidak dengan melawan apalagi dengan kekerasan.

Hal menghormati orang tua sangatlah penting dimata Tuhan. Melawan atau membangkang orang tua tidak
pernah mendapat pembenaran di mata Tuhan, apapun alasannya. Hukum tauratyang ke – 5 jelas mengatakan :
"Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut
umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." (Ulangan 5:16). Dan
(Efesus 6 : 1 – 3) firman Tuhan berkata : "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah
demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu. Ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji
ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi."
Mungkin ada diantara kita yang memiliki orang tua yang terlalu keras dalam mendidik anak. Tapi
sekeras-kerasnya mereka mengasuh atau malah sejahat-jahatnya mereka, tentu sedikit banyak ada hal-hal
baik yang kita peroleh dari mereka, itupun pantas untuk dihargai. Diatas segalanya, kasih merupakan inti
dasar etika kekristenan yang harus berlaku tanpa syarat. Jika kepada orang lain saja kita harus mengasihi,
apalagi terhadap orang tua kita sendiri. Jika diantara teman-teman ada yang mengalami kepahitan terhadap
orang tua, mulailah melunakkan hati dan melepaskan pengampunan. Hampiri mereka dan berbesar hatilah.
Mulailah bangun kembali hubungan yang sudah terputus sekian lama dan jadikan iman dan kasih sebagai
dasar untuk semua itu. Jika kita selama ini terlalu sibuk sehingga jarang bertemu atau menghubungi orang
tua kita, ambillah waktu sekarang juga sebelum terlambat. Berusahalah agar mereka bisa bahagia di dalam
menjalani hari – harinya. Sehingga bukan saja mereka akan akan merasa bangga terhadap anak-anaknya,
tapi Tuhan pun akan berkenan dan membuka pintu berkat buat kita anak – anak Nya.
Refleksi Ayat Alkitab

Dalam film ini, Kami mengkaitkan beberpa ayat – ayat Alkitab yang mengutkan hubungan
timbal balik yang benar terhadap anak dan orangtua di antaranya, yaitu :

• Ulangan 5 : 16 “Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan oleh TUHAN,
Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN,
Allahmu, kepadamu.”
• Efesus 6 : 1 – 3 "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah
demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu. Ini adalah suatu perintah yang penting, seperti
yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi."
• Matius 19 : 19 “hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri.”
• Amsal 6 : 20 “Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan
ajaran ibumu”.
Kesimpulan

Keluarga merupakan komunitas kecil dimana di dalamnya terdiri dari keluarga inti ayah, ibu dan
anak. Keluarga adalah wadah dimana pendidikan pertama kali berlangsung. Tumbuh kembang dan
pengetahuan anak akan sangat bergantung pada peran orang tua. Dalam kitab Ulangan 6:4-9 jelas
diperintahkan kepada orang tua untuk memainkan peran mereka orang tua diminta untu mengasihi
Allah dengan segenap hati, jiwa dan dengan segenap kekuatan dan mengajarkan hal itu juga kepada
anak-anaknya setiap waktu. Sebagai pendidik mereka harus terlebih dahulu hidup sesuai dengan
perintah Allah, mengasihi Allah dengan totalitas kehidupannya dan menjadi teladan dalam mengasihi
Allah. Begitu juga dengan anak, jelas diperintahkan kepada kita setiap anak "Hormatilah ayahmu
dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan
baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." (Ulangan 5:16).

Anda mungkin juga menyukai