Kita telah merasakan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan
utamadalam masyarakat karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang
menjadi dewasa. Pendidikan yang pertama dan utama adalah pendidikan yang diterima
seorang anak ketika lahir ke dunia adalah dari lingkungan keluarga, orang tua berperan
sebagai pendidik dan anak adalah peserta didik. Orang tua mempunyai tugas dan
tnggung jawab dalam keluarga terhadap pendidikan anak lebih bersikap
menentukan ; watak budi pekerti, latihan ketrampilan, pendidikan kesosialan.
Pendidika Segala hal yang dilakukan oleh orang tua merupakan proses pendidikan bagi
anak karena pada masa-masa ini anak selalu meniru apa yang diperbuat oleh orang tua.
Orang tua dapat membentuk anaknya sesuai keinginannya, jika orang tua ingin anaknya
menjadi baik, maka orang tua harus mencontohkan hal-hal yang baik dalam
kesehariannya baik itu berupa perkataan maupun perbuatan. Sebaliknya, jika orang tua
ingin anaknya menjadi orang yang tidak baik, maka contohkan hal-hal yang tidak baik
pula dalam keseharian orang tua. Akan tetapi, tidak ada orang tua yang menginginkan
anaknya menjadi anak yang tidak baik, tetapi pada kenyataannya, kebanyakan orang tua
tanpa sadar telah menjadikan anaknya menjadi anak yang tidak baik dengan perbuatan
orang tua yang tidak baik pula. Pendidikan dalam lingkungan keluarga adalah modal
penting dalam pendidikan anak ke jenjang selanjutnya.
رهُ ْم7َ 7ا َأ َم77وْ نَ هللاَ َم7ْص ُ دَا ٌد الَيَع7 ةُ ِغالَظٌ ِش7ا َمالَ ِئ َك77َيَاَأيُّهاَالَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا قُوْ ا َأ ْنفُ َس ُك ْم َوَأ ْهلِ ْي ُك ْم نَارًا َوقُوْ ُدهَاالنَّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ ع َْل ْيه
ََويَ ْف َعلُوْ نَ َما يُْؤ َمرُوْ ن
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh orang tua terhadap
anak antara lain sebagai berikut:
Agama islam selalu mengingatkan pemeluknya agar generasi pemeluknya agar generasi
berikutnya lebih baik dari generasi berikutnya. Konsep pendidikan ini telah di
anut gangsa indonesia sehingga dimasukan kedalam GBHN (garis-garis besar
haluan negara). Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara
terus menerus perlu di kembangkan kepada setiap orangtua,mereka juga perlu
dibekali teori-teori pendidikan modern secara perkembangan zaman, pendidikan
yang di berikan dapat di gunakan untuk menghadapi lingkungan yang lambat. Upaya
yang dapat ditempuh untuk dapat meningkatkan kualitas dari orang tua antara lain
dengan cara belajar seumur hidup, sebagai mana yang diajarkan oleh Nabi
muhammad SAW, yaitu : Belajar seumur hidup dan menuntut ilmu itu wajib bagi
setiap Muslim dan Muslimat tanpa kecuali.
Bermacam-macam kepribadian anak yang di lakukan oleh orang tua terhadap anaknya,
bila kepribadian yang diwarnai dengan pelajaran agama yang berkesinambungan,
ini akan dapat membawa anak menjadi anak yang dewasanya manusia tang
berkepribadian muslim, ia akan dapat bergaul dan menyesuaikan diri dengan
teteangga ataupun masyarakat pada umumnya.
Pembentukan sikap sosial ini kadang kala agak terlupakan oleh sebagian orang tua.
Padahal dalam ajaran islam “Hablum Minannas” ini sangat utama karena manusia
makhluk sosial yang memerlukan orang lain dalam kehidupan. Para ahli didik
dewasa ini mengakui besarnya peran seorang ibu dalam mendidik anaknya,
walaupun ibu atau wanita di golong kan pada kaum yang lemah. Meskipun demikian
secara kerohanian wanita adalah maluk Allah yang kuat dalam pendirian dan perinsip
hidup dalam keluarga.
Dalam dirinya, terdapat perasaan halus, kasih sayang melebihi halusnya perasaan dan
kasih sayang laki-laki, mungkin juga dengan sifat kewanitaannya, ia diberi Allah
rahim yaitu suatu tempat yang penuh kedamaian dan kasih sayang serta kua, sehingga
calon bayi yang tidur selama masa kandungan merasa aman didalamnya. Oleh Al-
quran tempat ini disebut: makan hamin, yaitu tempat yang kuat dan kokoh. Dengan
belaian tangan, ciumannya serta kata-katanya yang lemah lembut anaknya dekat
dengannya, anak merasa lebih dekat dan lebih sayang padanya dibanding kedekatannya
dengan kedekatannya dengan ayahnya. Oleh Sigmund Freud kedekatan anak (anak laki-
laki) ini kepada ibunya ini menjadi teori Oedipus Compleks. Yaitu pertentangan antara
anak dan ayah. Oleh karena itu dalam konsep pendidikan Islam kebahagiaan rumah
tangga, lebih banyak berada di pihak ibu, karena ia dapat menciptakan suasana rumah
yang harmonis melalui kasih sayang dan sapaannya yang menyejukan hati anaknya. Kita
dapat mengetahui betapa besarnya peran ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya yang
dapat membuahkan kebahagiaan, kedamaian, keharmonisan, kepatuhan, dan penanaman
nilai luhur serta norma-norma agama. Sosial yang berlaku di masyarkat setempat. Oleh
karena itu Allah menyebutkan dalam Alqur’an bahwa setiap anak wajib di
berbakti, patuh dan berterimakasih kepada orang tuanya :
14. Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang
ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.
Beberapa sifat dan sikap yang mungkin muncul itu antara lain dikemukakan oleh Dr. Sis
Heyster dalam bukunya Ilmu jiwa anak dan masa muda. Dan juga oleh Crijn dan
Reksosiswojo dalam pengantar di dalam prakatek pengajaran dan pendidikan sebagai
berikut, keras hati keras kepala, manja, perasaan takut, dusta, agresif (menyerang
anak la8n), cepat merajuk berkata gagap, ingin menang sendiri, menyembunyikan
milik teman sendiri, dan gangguan anak yang disebut infant terrible.
Sebagai akibat dari perkembangan ilmu tekhnologi dan terbatasnya orang tua
akan mengenai kedua hal tersebut, orang tua tidak mampu lagimendidik
anaknya. Untuk menjalankan tugas-tugas tersebut diperlukan orang lain yang lebih ahli.
Prof. Dr. Sikun Pribadi menyatakan. “Karena orang tua tidak mampu
memberikan pendidikan selanjutnya dalam berbagai kecakapan dan ilmu. Kita
dapat menggambarkan masyarakat tanpa sekolah. Di dalam sekolah bekerja orang-orang
khusus didik untuk keperluan mengajar.
Didalam dunia pendidikan istilah sekolah sudah sangat lazim. Sekolah merupakan salah
satu pusat pendidikan yang diharapkan bisa mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,kepribadian mantap dan mandiri
serta tanggung jawab kemasayarakatan dan kebangsaan.
Sekolah dalam bahasa inggris disebut “School” atau didalam dunia pendidikan Islam
disebut Madrasah adalah sebuah lembaga pendidikan formal, yaitu pendidikan
yang diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah dan sistematis.demikian menurut
pendapat Dr. Hadari Nawawi dalam bukunya Administrasi Pendidikan. Formalitas
pendidikan madrasah molai terangkat ketika adanya usaha pemerintah Indonesia
menghapus warisan kebijakan Belanda yang membedakan antara sistem pendidikan
Madrasah dengan sistem Pendidikan Sekolah biasa.
Di dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sekolah
di difenisikan sebagai “Satuan Pendidikan yang berjenjang dan
berkesinambungan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar”. Sekolah
melakukan pembinaan pendidikan untuk peserta didiknya didasarkan atas
kepercayaan dan tuntutan zaman. Sekoalh sebagai lembaga pendidikan mempunyai
tanggungjawab atas tiga faktor:
Sekolah atau madrasah sebagai lembaga pendidikan sesuai fungsi tugas dan
tujuan pendidikan, harus melak sanakan pembinaan menurut ketentuan yang berlaku.
Sekolah atau madrasah selain harus melakukan pembinaan sesuai ketentuan yang berlaku,
sekolah juga harus bertanggunga jawab melalui pendidik (guru) untuk
melaksanakan program yang trstruktur di dalam kuri- kulum.
Kalau dilembaga pendidikan pendidikannya adalah guru. Maka kalau di masyarakat yang
menjadi pendidikannya adalah orang dewasa yang bertanggung jawab trehadap
pendewasaan anggotanya melalui sosialisasi lanjutan yang diletakan dasar-dasar
oleh keluarga dan juga sekolah sebelum mereka masuk kedalam masyarakat.
Masing-masing anggotanya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab baik secara
sendiri-sendiri atau secara bersama melalui institusi atau lembaga yang dipimpinnya.
Proses pendidikan yang dilakukan oleh ketiga lingkungan tersebut dapat di
kemukakan sebagai berikut, secara mental spiritual dasar-dasar pendidikan diletakan oleh
rumah tangga, dan secara akademik konseptual dikembangkan oleh sekolah sehingga
perkembangan pendidikan anak makin terarah. Betapa eratnya kerjasama yang terpadu
dari ketiga macam lingkungan pendidikan untuk membawa anak kepada tujuan bersama,
yaitu membentuk anak menjadi anggota masyarakat yang baik untuk bangsa, negara, dan
agama.
KESIMPULAN
Tri Pusat Pendidikan adalah tiga unsur penting yang sangat berperan dalam pendidikan
dan menjadi pusat kegiatan pendidikan. Keluarga adalah tempat pertama dan utama
seseorang menerima pendidikan. Akibat dari perkembangan zaman dan keterbatasan
orang tua dalam mendidik anak, maka kegiatan pendidikan juga dilaksanakan disuatu
lembaga yang disebut Sekolah atau Madrasah.
Untuk membentuk kepribadian seorang anak hingga menjadi pribadi yang shaleh, cerdas,
trampil dan mandiri maka diperlukan suatu pola kerjasama yang intensif antara
Keluarga, Sekolah/Madrasah dan Masyarakat. Pola kerjasama awal ditentukan oleh
keluarganya dalam hal ini orang tua anak tersebut, orang tua sebagai pemicu,
pembimbing dan pemerhati utama bagaimana pendidikan anak selanjutnya disekolahnya
ataupun di masyarakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://video.tvone.co.id/arsip/view/36005/2010/04/06/
tawuran_antar_mahasiswa_di_unhas_makassar/ 20/05/10. 22.20 WIB
http://staipuimajalengka.files.wordpress.com/2010/03/pola-kerjasama-tri-pusat-
pendidikan1.pdf 20/05/10. 20.21 WIB
Pendidikan sering dianggap mata uang yang berlaku baik di segala masa maupun di segala tempat.
Anda yang memiliki pendidikan yang matang dan menerapkannya, tentu mendapat banyak sekali
keuntungan dalam hidupnya. Anda mudah mencari kerja, bersosialisasi, mengetahui mana garis benar
dan juga salah serta lainnya. Banyak hal yang dinikmati oleh manusia buah dari sebuah pendidikan.
Mungkin pepatah sebelumnya cukup layak dikatakan untuk sebuah pendidikan, terutama di jaman
Zaman yang seperti ini menuntut setiap anak untuk bisa berpikiran jauh ke depan dan mengetahui
langkah kedepannya meski hanya melihat. Secara psikologi hal tersebut memanglah tidak mungkin,
namun faktanya dengan pendidikan yang benar banyak anak yang bisa berpikiran dewasa dan
memiliki pendidikan yang matang. Umumnya seorang anak memiliki pendidikan awalnya untuk bekal
hidup dan melihat dunia, berasal dari lingkungan terdekatnya yakni keluarga.
Untuk anak, keluarga bukan hanya sekedar saudara atau orang yang memiliki satu darah sama dan
memiliki DNA yang sama. Namun keluarga merupakan satu-satunya tempat untuk anak-anak
berlindung dan mempertahankan diri dari hal yang membahayakan. Mereka mungkin hanya bisa
menilai mana hal yang menakutkan atau tidak, bukan hal yang baik dan buruk.
Anak akan bisa berpikir baik dan buruk tergantung dari didikan atau binaan keluarga, yang notabene
merupakan lingkungan terkecil, terdekat dan juga orang-orang yang paling didengar oleh anak-anak.
Begitupun masalah pendidikan (Baca: Psikologi Pendidikan ). Berikut ini, 10 peran keluarga dalam
pendidikan anak :
1). Menjadi Guru
Guru tak hanya ditemukan di sekolah, mereka yang bisa mengajar orang lain merupakan guru.
Namun, ada guru yang dianggap baik karena mengajarkan hal baik atau justru sebaliknya. Peran
pertama keluarga tentu menjadi guru bagi sang anak, dimana anak ketika membuka mata. Maka
keluargalah yang membantu menjelaskan apa yang anak lihat, hingga mereka beranjak menjadi anak-
anak yang sudah mengerti akan hal di dunia. Namun peranan keluarga tidak berhenti juga, setiap
anggota pasti bisa dan mungkin menjadi guru dari anggota lain yang masih anak (Baca: Cara
2). Menjadi Teman
Siapa yang mengatakan bahwa pendidikan yang kaku dan aneh bisa menjamin anak tersebut memiliki
pendidikan yang baik dan pribadi yang juga baik. Orang tua bisa berperan menjadi teman ketika
berbicara mengenai pendidikan anak (Baca: Cara Menghilangkan Trauma Pada Anak). Pihak keluarga
lainya pun seperti itu, dimana mereka bisa saja membiasakan diri untuk menjadi teman anak-anak
dalam belajar. Seringkali anak merasa takut dan malas jika belajar diawasi dengan keluarga, terutama
mereka yang sudah bersekolah dan sudah tahu akan suasana sekolah serta teman. Jadilah teman
3). Seorang hakim
Selain menjadi teman atau guru, keluarga juga bisa menjadi seorang hakim bagi anak tersebut
(Baca: Gangguan Mental Pada Anak). Hakim disini dimaksudkan bahwa mereka harus bisa membantu
menentukan hal yang anak-anak tidak mengerti atau tidak ketahui. Terutama demi kebaikan anak
tersebut dan orang banyak. Selain itu, ada juga hal yang paling fatal jika peranan ini tidak
dilaksanakan, dimana anak mungkin tidak tahu dengan jelas mana hal yang diperbolehkan atau tidak
diperbolehkan oleh keluarga.Terkadang menjadi hakim merupakan hal utama yang dibutuhkan dalam
sebuah keluarga.
4). Pengawas
Sebagai keluarga, mengawasi merupakan fungsi utama dari keluarga untuk anak (Baca: Faktor
Penyebab Kenakalan Anak). Dimana pengawasan merupakan hal utama yang harus dilakukan bahkan
sampai anak sudah menjadi dewasa, bahkan hingga anak sudah siap melepas diri atau mandiri. Namun
sayangnya beberapa pihak keluarga terkadang terlalu berlebihan dalam mengawasi anaknya hingga
mereka tidak bisa berkembang dengan baik, bahkan anak cenderung tertutup dan tidak senang
bersosialisasi dan belajar akan hal baru. Cobalah buat batasan dengan jelas tanpa menyebabkan
Mengontrol dan mengatur anak-anak mungkin menjadi hal buruk bagi sebagian orang, namun kontrol
diharuskan dalam pendidikan anak (Baca: Cara Mengatasi Anak Pemarah). Memang hal tersebut
adalah peranan keluarga yang dilakukan sejak awal. Sejak dini anak-anak harus diatur dan
didisplinkan untuk bisa mengatur waktu dengan baik, sehingga besar nanti mereka akan terbiasa
dengan hal yang teratur. Nah, mengatur anak merupakan salah satu peran keluarga dalam pendidikan
6). Merangkul Anak
Merangkul anak mungkin terdengar mudah, namun kenyataanya bahkan hingga anak dewasa dan telah
meninggalkan keluarga inti untuk menikah. Banyak keluarga yang tidak bisa saling merangkul.
Terutama jika mereka terbentur masalah keluarga seperti merawat orang tua atau masalah warisan dan
harta.
Kasih sayang merupakan salah satu hal yang bisa diajarkan pada anak oleh pihak keluarga, terutama
keluarga inti seperti ayah, ibu dan kakak atau adik. Merangkul anak menjadi peranan besar yang
dibutuhkan anak dari keluarga. Mereka yang tidak tahu dunia luar, pasti membutuhkan rangkulan
keluarga.
7). Membimbing Anak
Apakah penting keluarga membimbing anak ? jawabannya sangatlah penting. Kepribadian dan jalan
pikir setiap anak berbeda. Mungkin ada beberapa anak yang masih bisa bertahan di keadaan yang
sangat tidak baik, namun ada juga anak yang terpengaruh jika tidak dibimbing kearah yang lebih baik.
Membimbing anak merupakan hal utama yang harus dilakukan setiap orang tua, atau keluarga.
Membimbing anak memang gampang-gampang mudah, dimana anak-anak merupakan tahapan dari
perkembangan manusia dan belum tahu apapun, sehingga mereka harus diberikan bimbingan dan juga
Pendidikan merupakan gerbang utama untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Meskipun ada
faktor lain yang mempengaruhi, banyak juga yang menganggap bahwa pendidikan merupakan poin
utama untuk bisa menggapai kehidupan yang lebih baik selanjutnya. Begitupun pilihan pendidikan
Membantu rencana pendidikan anak merupakan poin selanjutnya peran keluarga untuk pendidikan
anak. Mereka mungkin merasa bingung dan tidak tahu dengan pilihan, memang pilihan kembali pada
masing-masing anak (Baca: Pola Asuh Anak Usia Dini). Namun orang tua berhak memberikan
penjelasan atas masing-masing pilihan mereka. Misalnya anak memilih untuk berkarir dan bercita-cita
menjadi Pilot atau Masinis. Silahkan anda jelaskan kelebihan dan kekurangan keduanya tanpa
memaksa mereka. Hal ini merupakan peranan yang paling dibutuhkan oleh banyak anak-anak.
Membangun lingkungan sosial anak merupakan hal yang paling dibutuhkan dalam keluarga. Banyak
anak yang harus menghadapi keluarga yang hancur atau berantakan, dan hal tersebut berpengaruh
pada sosialisasi anak dan kepribadian mereka (Baca: Tipe Kepribadian Melankolis). Selain itu,
membangun sosial bisa berasal dari sikap keluarga ke sesama anggota ataupun pada anggota di
keluarga besar. Dengan bersikap baik tentu anakpun akan mengikuti untuk membangun dunia sosial
Menciptakan lingkungan yang baik merupakan poin terakhir yang diberikan sebuah keluarga. Ikan
hias akan berasal dari kolam ikan indah, namun ikan paus berasal dari lautan luas. Anda bebas
memilih ingin memberikan lingkungan yang baik atau tidak pada anak-anak. Namun resiko haruslah
anda tanggung, ketika mereka harus menghadapi lingkungan yang tidak baik. Terutama jika mereka
masih usia sangat belia dan harus menghadapi hal yang dianggap belum sanggup ditanggung seorang
anak (Baca: Psikologi Anak). Sehingga, usahakanlah anda menciptakan lingkungan yang baik ketika
Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak sebenarnya lebih besar dibanding ke sepuluh poin diatas.
keluarga bisa dikatakan sebagai hal membahagiakan yang bisa didapatkan oleh manusia. Hanya
keluarga yang bisa memberikan pendidikan terbaik, pelajaran terbaik dan kasih sayang terbesar pada
manusia. Khusunya anak-anak yang masih belum tahu seperti apa dunia dan belum bisa menentukan
dengan jelas harus melakukan apa mereka, atau harus memilih hal yang baik dan buruk secara tepat.